panduan pengembangan kurikulum ptki mengacu pada...

235
Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SN-Dikti Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan PengembanganKurikulum PTKIMengacu pada KKNIdan SN-Dikti

Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan IslamDirektorat Jenderal Pendidikan IslamKementerian Agama RepublikIndonesia

Page 2: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama
Page 3: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

i

KATA PENGANTARDIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Swt. Shalawat dan salamsemoga dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw. Dengan ucapansyukur kepada-Nya, Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI DirektoratPendidikan Tinggi Keagamaan Islam rampung tersusun.

Panduan ini berisi tentang berbagai ketentuan penyusunan kurikulumyang dapat dijadikan pedoman dalam rangka menyusun kurikulum programstudi di lingkungan PTKI di bawah naungan Kementerian Agama RI. Tahapanpenyusunan kurikulum yang dimaksud, mulai dari tahapan merancangkurikulum, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran serta penetapankelulusan dengan memperhatikan Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia danPeraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik IndonesiaNomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Adapunpenetapan kelulusan mahasiswa memperhatikan Peraturan Menteri Agama RINomor 1 tahun 2016 tentang Ijazah, Transkrip Akademik, dan SuratKeterangan Pendamping Ijazah.

Ucapan terimakasih dan penghargaan disampaikan kepada tim penulisbuku panduan ini dan semua pihak atas dedikasinya dalam penulisan naskahbuku panduan ini. Panduan ini masih jauh dari kesempurnaan. Berbagai pihakdapat berkontribusi untuk memberikan saran, masukan, dan koreksi bagipenyempurnaannya. Semoga buku panduan ini bermanfaat bagi semua pihakterutama pengelola PTKI dalam rangka mewujudkan pembelajaran yangbermutu di PTKI serta memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Jakarta, Mei 2018

Direktur JenderalPendidikan Islam

Ttd

Prof. Dr. Phil. Kamarudin Amin, MANIP. 196901051996031003

Page 4: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama
Page 5: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. iDaftar Isi ......................................................................................................... iiDaftar Tabel Bagan dan Gambar ............................................................... ii

BAB I PENDAHULUANA. Dasar Pemikiran ........................................................................ 1B. Dasar Hukum............................................................................. 4C. Tujuan dan Sasaran ................................................................... 4

BAB II TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUMA. Tahapan Penyusunan Kurikulum .......................................... 6B. Penetapan Profil Lulusan ......................................................... 7C. Penetapan Capaian Pembelajaran (CP) .................................. 10D. Penetapan Bahan Kajian .......................................................... 17E. Penentuan Mata Kuliah ........................................................... 25F. Penetapan Besaran Sistem Kredit Semester (SKS) Mata

Kuliah ......................................................................................... 26G. Penyusunan Struktur Kurikulum........................................... 29H. Sistematika Penyusunan Kurikulum ..................................... 32

BAB III DESKRIPSI RINCI CAPAIAN PEMBELAJARANA. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana ................ 34B. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Profesi ................. 35C. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Magister.............. 36D. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Doktor................. 38

BAB IV TAHAP PEMBELAJARANA. Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ........... 40B. Proses Pembelajaran.................................................................. 44C. Penilaian...................................................................................... 48

BAB V TAHAP EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN .......... 52BAB VI PELAPORAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ............ 53BAB VII PENUTUP .................................................................................... 54

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 55

Page 6: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

iii

DAFTAR TABEL, BAGAN, DAN GAMBAR

TABELTabel 1 Contoh Rumusan Profil Lulusan ................................................. 7Tabel 2 Profil dan Deskripsi Profil Lulusan S1 PAI .................................. 8Tabel 3 Rujukan Capaian Pembelajaran .................................................. 10Tabel 4 Contoh Rumusan CP Unsur Pengetahuan Prodi PAI .............. 11Tabel 5 Keterkaitan Capaian Pembelajaran dengan Struktur

Keilmuan Prodi PAI .................................................................... 19Tabel 6 Contoh Bahan Kajian Unsur Sikap.............................................. 23Tabel 7 Penentuan Bahan Kajian dan Bobotnya ..................................... 23Tabel 8 Penamaan Mata Kuliah berdasarkan Pengelompokkan

Bahan Kajian .................................................................................. 25Tabel 9 Jumlah SKS Minimum Setiap Jenjang ........................................ 26Tabel 10 Perhitungan SKS Mata Kuliah ..................................................... 27Tabel 11 Ketentuan SKS................................................................................ 28Tabel 12 Urutan Mata Kuliah ..................................................................... 29Tabel 13 Struktur Mata Kuliah Setiap Semester ...................................... 30Tabel 14 Contoh Penyajian Struktur Mata Kuliah dengan Cara Seri ... 31Tabel 15 Contoh Penyajian Struktur Mata Kuliah dengan Cara Paralel 32Tabel 16 Sistematika Dokumen Kurikulum ............................................. 32Tabel 17 Komponen Rencana Pembelajaran Semester ............................ 40Tabel 18 Penjelasan Setiap Komponen RPS .............................................. 41Tabel 19 Format Rancangan Tugas Mahasiswa ........................................ 43Tabel 20 Penjelasan Format Tugas Mahasiswa ......................................... 43Tabel 21 Ragam Pembelajaran SCL ............................................................ 46Tabel 22 Prinsip-Prinsip Penilaian ............................................................. 48Tabel 23 Kelulusan Mahasiswa Program Sarjana, Profesi, Magister, dan

Doktor ............................................................................................ 50

BAGANBagan 1 Tahapan Penyusunan Kurikulum Program Studi .................... 6Bagan 2 Penetapan Profil Lulusan .............................................................. 9Bagan 3 CP dan Bahan Kajian ..................................................................... 24

Page 7: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Dasar PemikiranIkhtiar mewujudkan pendidikan tinggi yang mampu melahirkan

lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sesuaidengan harapan masyarakat dan dunia kerja terus diupayakan. LahirnyaPeraturan Presiden Nomor 08 Tahun 2012 tentang Kerangka KualifikasiNasional Indonesia berupaya mendekatkan dunia pendidikan denganpelatihan kerja dan pengalaman kerja. Dengan kata lain, lulusan pendidikantinggi setidaknya memiliki capaian pembelajaran sebagaimana capaiankompetensi yang dimiliki seseorang yang mengikuti pelatihan kerja ataupengalaman kerja. Karena itu, tujuan dari Peraturan Presiden tersebut adalahmenyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidangpendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangkapemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonseia, selanjutnya disebut KKNI,disusun sebagai respons dari ratifikasi Indonesia tahun 2007 terhadapkonvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan diploma dan pendidikantinggi (the International Convention on the Recognition of Studies, Diplomas andDegrees in Higher Education in Asia and the Pasific) yang disahkan padatanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30 Januari 2008. KKNItersebut berguna untuk melakukan penilaian kesetaraan capaianpembelajaran serta kualifikasi tenaga kerja baik yang akan belajar ataubekerja di Indonesia ataupun ke luar negeri. Dengan kata lain, KKNI menjadiacuan mutu pendidikan Indonesia ketika disandingkan dengan pendidikanbangsa lain. Lulusan pendidikan tinggi Indonesia dapat disejajarkan denganlulusan pendidikan di luar negeri melalui skema KKNI. Di lain pihak, lulusanluar negeri yang akan masuk ke Indonesia dapat pula disejajarkan capaianpembelajarannya dengan KKNI yang dimiliki Indonesia.

Posisi KKNI menjadi penting seiring dengan perkembangan teknologidan pergerakan manusia. Kesepakatan pasar bebas di wilayah Asia Tenggaratelah memungkinkan pergerakan tenaga kerja lintas negara. Karenanya,penyetaraan capaian pembelajaran di antara negara anggota ASEAN menjadisangat penting. Selain itu, revolusi industri 4.0 merupakan tantangan bagiperguruan tinggi. Lulusan perguruan tinggi diharapkan memiliki kesiapanuntuk menghadapi era di mana teknologi dan kecerdasan artifisial dapatmenggantikan peran-peran manusia.

Di sisi lain, perubahan Institut Agama Islam Negeri menjadi UniversitasIslam Negeri di berbagai tempat menyisakan tugas perguruan tinggikeagamaan Islam untuk menyelesaikan konsep dan penerapan integrasi ilmu

Page 8: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

2

agama dan ilmu pengetahuan. Integrasi tersebut merupakan distingsi utamaantara perguruan tinggi agama dengan perguruan tinggi umum.

Terkait dengan kondisi tersebut, implementasi KKNI dalampengembangan kurikulum PTKI menjadi suatu keniscayaan dengan tetapmemperhatikan aspek kekhususan dari PTKI. Dengan begitu, lulusan PTKIdiharapkan dapat memenuhi tuntutan pasar kerja dan kebutuhanstakeholders lainnya dan dapat berkiprah dalam kehidupan sosialkemasyarakatan dan pergaulan internasional dengan menunjukkan karaktersebagai professional muslim. Lulusan PTKI juga dapat disejajarkan denganlulusan lain baik tingkat nasional ataupun internasional.

Dengan adanya KKNI, rumusan kemampuan dinyatakan dalam istilah“capaian pembelajaran” (learning outcomes). Kemampuan tersebut tercakup didalamnya atau merupakan bagian dari capaian pembelajaran (CP).Penggunaan istilah kompetensi yang digunakan dalam pendidikan tinggiselama ini setara dengan capaian pembelajaran yang digunakan dalam KKNI.Akan tetapi, karena di dunia kerja penggunaan istilah kompetensi diartikansebagai kemampuan yang sifatnya lebih terbatas, terutama yang terkaitdengan uji kompetensi dan sertifikat kompetensi, maka selanjutnya dalamkurikulum pernyataan “kemampuan lulusan” digunakan istilah capaianpembelajaran. Di samping hal tersebut, di dalam kerangka kualifikasi didunia internasional, untuk mendeskripsikan kemampuan setiap jenjangkualifikasi digunakan istilah “learning outcomes”.

Gambar 1Aspek Capaian Pembelajaran Menurut KKNI dan SNPT

Keterangan: Aspek capaian pembelajaran dalam KKNI meliputi sikapdan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan,kewenangan dan tanggung jawab. Adapun capaian pembelajaranmenurut SNPT meliputi sikap, pengetahuan, keterampilan umum, danketerampilan khusus.

1 2 3 4 5 67 8 9

Page 9: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

3

Dalam kerangka pengembangan kurikulum pada perguruan tinggikhususnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), tujuan pengembangankurikulum dengan mengacu pada KKNI dan Standar Nasional PendidikanTinggi (SNPT) adalah:1. Mendorong operasionalisasi visi, misi, dan tujuan ke dalam muatan

dan struktur kurikulum serta pengalaman belajar bagi mahasiswa untukmencapai peningkatan mutu dan aksesibilitas lulusan ke pasarkerja nasional dan internasional;

2. Membangun proses pengakuan yang akuntabel dan transparanterhadap capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikanformal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja yangdiakui oleh dunia kerja secara nasional dan/atau internasional;

3. Meningkatkan kontribusi capaian pembelajaran yang diperoleh melaluipendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerjadalam pertumbuhan ekonomi nasional;

4. Mendorong perpindahan mahasiswa, dan tenaga kerja antara negaraberbasis pada kesetaraan kualifikasi.

5. Menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melaluipendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalamankerja;

6. Menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaian pembelajaran yangdiperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan ataupengalaman kerja;

7. Menyetarakan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang diperolehmelalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan ataupengalaman kerja;

8. Mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi sumberdayamanusia dari negara lain yang akan bekerja di Indonesia dalam bidangilmu keislmanan;

9. Memperoleh korelasi positif antara mutu luaran, capaian pembelajarandan proses pendidikan;

10. Mendorong penyesuaian capaian pembelajaran dan penyetaraanmutu lulusan pada tingkat kualifikasi yang sama dalam skala nasionaldan internasional;

11. Menjadi pedoman pokok bagi dalam mengembangkan mekanismepengakuan terhadap hasil pembelajaran yang sudah dimiliki (recognitionof prior learning) atau kekayaan pengalaman yang dimiliki seseorang;

12. Menjadi jembatan saling pengertian antara perguruan tinggi danpengguna lulusan sehingga secara berkelanjutan membangun kapasitasdan meningkatkan daya saing bangsa terutama dalam sektorsumberdaya manusia;

Page 10: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

4

13. Memberi panduan bagi pengguna lulusan untuk melakukanpenyesuaian kemampuan atau kualifikasi dalam mengembangkanprogram-program belajar sepanjang hayat (life long learning programs);

14. Menjamin terjadinya peningkatan aksesibilitas sumberdaya manusiaIndonesia ke pasar kerja nasional dan internasional;

15. Memperoleh pengakuan negara-negara lain baik secara bilateral, regionalmaupun internasional tanpa meninggalkan ciri dan kepribadian bangsaIndonesia;

16. Memfasilitasi pengembangan mekanisme mobilitas akademik untukmeningkatkan saling pengertian dan solidaritas dan kerjasamapendidikan tinggi antar negara di dunia.

Dengan demikian, dalam rangka implementasi KKNI dipandang perluuntuk dibuatkan pedoman penyusunan kurikulum mengacu pada KKNI danSNPT. Pedoman ini diharapkan melahirkan kesamaan pola dan langkahdalam penyusunan kurikulum program studi di lingkungan PTKI.

B. Dasar Hukum1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional;2. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi;3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;4. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional PendidikanTinggi;

5. Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2016 tentang Ijazah, TranskipAkademik, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah Perguruan TinggiKeagamaan

6. Permenristek Dikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar PendidikanGuru.

7. Peraturan Direktur Jenderal Nomor 2500 Tahun 2018 Tentang StandarKompetensi Lulusan dan Capaian Pembelajaran Program Studi JendangSarjana Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dan Fakultas AgamaIslam Pada Perguruan Tinggi.

C. Tujuan dan Sasaran1. TujuanTujuan panduan ini adalah:

a. Acuan penyusunan kurikulum di setiap program studi di lingkunganPTKI.

b. Acuan pengendalian, pengawasan, dan penjaminan mutu terhadapimplementasi kurikulum di setiap program studi di lingkungan PTKI.

Page 11: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

5

2. Sasarana. Rektor/Ketua yang selanjutnya akan menetapkan kebijakan

pengembangan kurikulum pada PTKI.b. Dekan/Direktur Pascasarjana/Ketua Jurusan yang selanjutnya

menetapkan kebijakan pengembangan kurikulum di lingkunganfakultas/jurusan/program pascasarjana.

c. Ketua Program Studi untuk menyusun dan mengembangkankurikulum sesuai dengan program studinya.

d. Dosen untuk mengembangkan perencanaan, proses, dan penilaianpembelajaran yang sejalan dengan CP lulusan yang telah ditetapkan.

Page 12: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

6

BAB IITAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

A. Tahapan Penyusunan KurikulumKurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yangdigunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. Tahapan yangdilakukan oleh pengelola program studi dalam menyusun danmengembangkan kurikulum adalah sebagai berikut:1. Penetapan Profil Lulusan2. Penetapan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)3. Penetapan Bahan Kajian4. Penentuan Mata Kuliah5. Penetapan Besaran SKS Mata Kuliah6. Penyusunan Struktur Kurikulum7. Proses Pembelajaran8. Penilaian9. Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester

Bagan 1Tahapan Penyusunan Kurikulum Program Studi

Page 13: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

7

PTKI dapat mengembangkan kurikulum dengan memperhatikan corevalues yang menjadi paradigma keilmuan PTKI, visi, misi, dan tujuan. Corevalues tersebut tergambar pada deskripsi profil lulusan.

Pengembangan kurikulum tersebut dapat dimulai dengan analisisSWOT, penetapan visi keilmuan Program Studi yang mendukung visi dan misiperguruan tinggi, melakukan analisis kebutuhan, serta mempertimbangkanmasukan pemangku kepentingan dan asosiasi profesi/keilmuan. Rumusancapaian pembelajaran lulusan yang dihasilkan dari analisis profil lulusanharus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam SNPT dan KKNI.

B. Penetapan Profil LulusanPenetapan profil lulusan merupakan rumusan peran yang dapat

dilakukan oleh lulusan program studi berdasarkan bidang keahlian ataukesesuaiannya dengan bidang kerja tertentu setelah menyelesaikan studinya.Profil dapat ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap kebutuhan pasarkerja yang dibutuhkan pemerintah dan dunia usaha serta industri, jugakebutuhan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Profiltersebut disusun bersama oleh program studi sejenis sehingga disepakatisebagai rumusan profil yang berlaku secara nasional. Dalam rumusan profiltersebut termuat peran-peran yang memerlukan “kemampuan” yang harusdimiliki.

Profil lulusan menjadi pembeda suatu program studi dengan programstudi lainnya. Profil lulusan dinyatakan dengan kata benda yang menunjukanperan dan fungsi lulusan setelah lulus dari suatu program studi, bukanjabatan ataupun jenis pekerjaan. Namun demikian, dengan mengidentifikasijenis pekerjaan dan jabatan, penentuan profil lulusan dapat dilakukandengan mudah. Program studi dapat menambahkan profil lulusan sebagaipenciri PTKI sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkannya, misalnyailmuwan muslim dan problem solver, dan sebagainya. Profil tersebut tidakboleh keluar dari bidang keilmuan/keahlian program studi. Contoh: ProgramStudi Hukum Ekonomi Syariah tidak boleh memiliki profil lulusan sebagaiguru PAI walaupun dalam kenyataan lulusan Program Studi tersebut adayang menjadi guru.

-Tabel 1

Contoh Rumusan Profil Lulusan

Contoh Profil yang Benar Contoh Profil yang Salah

Komunikator Anggota DPR

Pengelola projek Pemasaran

Page 14: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

8

Manajer Birokrat

Konsultan sekolah Pegawai Negeri

Peneliti Staf HRD

Pendidik Guru PAI

Penyuluh Mandor

Kurator Ketua, bendahara, sekretaris

Analis Ekonomi Syari’ah,Kebijakan Fiskal dan Moneter

Teller Bank

Penyusunan Profil Lulusan dapat mengikuti langkah-langkah berikut:1. Melakukan studi pelacakan (tracer study) kepada pengguna potensial yang

sesuai dengan bidang studi, salah satunya dengan mengajukanpertanyaan berikut: berperan sebagai apa sajakah lulusan program studitertentu? Jawaban dari pertanyaan ini menunjukkan “sinyal kebutuhanpasar” atau market signal.

2. Mengidentifikasi peran lulusan berdasarkan tujuan diselenggarakannyaprogram studi sesuai dengan visi dan misi.

3. Membuat kesepakatan antar program studi yang sama sehingga adapenciri umum program studi.

Berikut adalah contoh rumusan profil lulusan dan deskripsinya: “Profil utamalulusan Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah sebagai pendidikmata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah/madrasah (SD/MI,SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK), peneliti, dan pengembang bahan ajar PAI yangberkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir di bidangnya sertamampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab berlandaskan ajaran danetika keislaman, keilmuan dan keahlian”. Penjabaran dari profil tersebut dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 2Profil dan Deskripsi Profil Lulusan S1 PAI

No Profil Lulusan Deskripsi Profil Lulusan1 Pendidik/Praktisi

PendidikanSarjana pendidikan yang memiliki kemampuankerja, penguasaan pengetahuan, kemampuanmanajerial dan tanggung jawab sebagaipendidik dalam bidang mata pelajaranPendidikan Agama Islam pada sekolah (SD,SMP, SMA/SMK) dan rumpun bidang matapelajaran Pendidikan Agama Islam di

Page 15: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

9

madrasah (MI, MTs, MA/MAK) yangberkepribadian baik, berpengetahuan luas danmutakhir di bidangnya serta mampumelaksanakan tugas dan bertanggung jawabberlandaskan ajaran dan etika keislaman,keilmuan dan keahlian

2 Asisten PenelitiPendidikan

Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuankerja, penguasaan pengetahuan, kemampuanmanajerial dan tanggung jawab sebagai asistenpeneliti dalam bidang Pendidikan Agama Islamyang berkepribadian baik, berpengetahuan luasdan mutakhir di bidangnya serta mampumelaksanakan tugas dan bertanggung jawabberlandaskan ajaran dan etika keislaman,keilmuan dan keahlian.

3 Pengembang BahanAjar

Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuankerja, penguasaan pengetahuan, kemampuanmanajerial dan tanggung jawab sebagaipengembang bahan ajar dalam bidangPendidikan Agama Islam padasekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTs,SMA/MA/SMK/MAK) yang berkepribadianbaik, berpengetahuan luas dan mutakhir dibidangnya serta mampu melaksanakan tugasdan bertanggung jawab berlandaskan ajarandan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.

Penentuan kemampuan profil lulusan dapat melibatkan pemangkukepentingan untuk memberikan kontribusi sehingga diperoleh konvergensidan konektivitas antara institusi pendidikan dengan pemangku kepentingansebagai pengguna lulusan. Pelibatan tersebut berfungsi juga untuk menjaminmutu lulusan. Penetapan kemampuan lulusan harus mencakup empat unsuryang dijadikan sebagai capaian pembelajaran lulusan (CPL), yakni unsursikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus.

Kaitan antara profil lulusan dengan capaian pembelajaran dapatdilihat pada diagram di bawah ini:

Bagan 2Penetapan Profil Lulusan

Profil Lulusan

Capaian PembelajaranLulusan

Peran lulusan program studi atau fungsinya dimasyarakat setelah lulus

Kemampuan sesuai dengan profil lulusan, (sesuaiKKNI, SNPT, Visi dan Misi PTKI)

Page 16: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

10

C. Penetapan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)Tahapan penetapan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) wajib

merujuk kepada jenjang kualifikasi KKNI, terutama yang berkaitan denganunsur keterampilan khusus (kemampuan kerja) dan penguasaanpengetahuan dan merujuk pada SNPT yang berkaitan dengan rumusan sikapdan keterampilan umum. Rumusan dalam KKNI dan SNPT merupakanstandar minimal. Program studi dapat menambahkan rumusan kemampuanuntuk memberi ciri lulusan perguruan tingginya. Deskripsi CP yangditetapkan oleh gabungan program studi dapat diusulkan kepada DirektoratJenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama dan ditetapkan sebagairujukan Program Studi sejenis. Deskripsi tersebut sebagai kriteria minimalcapaian pembelajaran lulusan pada lingkungan PTKI.

Berikut ini adalah rujukan dalam merumuskan Capaian PembelajaranLulusan Program Studi:

Tabel 3Rujukan Capaian Pembelajaran Lulusan

No Unsur Rujukan Keterangan1 Sikap Sesuai dengan SNPT Lihat Lampiran SNPT

pada PermenristekdiktiNomor 44 Tahun 2015

2 KeterampilanUmum

Sesuai dengan SNPT Lihat Lampiran SNPTpada PermenristekdiktiNomor 44 Tahun 2015

3 KeterampilanKhusus

Sesuai dengan levelKKNI dalammerumuskanketerampilan khusus

Merujuk padaLampiran PerpresNomor 8 Tahun 2012

4 Pengetahuan Sesuai dengan level KKNI Merujuk padaLampiran PerpresNomor 8 Tahun 2012

Keterangan: Penetapan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Lulusanmerujuk pada Peraturan Direktur Jenderal Nomor 2500 Tahun 2018 TentangStandar Kompetensi Lulusan dan Capaian Pembelajaran Program StudiJendang Sarjana Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dan FakultasAgama Islam Pada Perguruan Tinggi.

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Deskripsi CP unsur Sikap dan Keterampilan Umum diambil dari dari SNPT

bagian lampiran sesuai dengan jenjang program studi. Deskripsi yangtertera pada lampiran tersebut merupakan standar minimal dan dapat

Page 17: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

11

dikembangkan maupun ditambah dengan deskripsi capaian penciri PTKIdan Program Studi (termasuk unsur hak dan tanggung jawab).

2. Unsur keterampilan khusus dan pengetahuan dapat merujuk padadeskripsi KKNI unsur kemampuan dan pengetahuan sesuai denganjenjangnya dan dapat ditambah penciri PTKI serta Program Studi.Contohnya Jenjang S1 sesuai dengan jenjang 6 KKNI, untuk jenjangS2 sesuai dengan jenjang 8 KKNI dan S3 sesuai dengan jenjang 9 KKNI.

3. Untuk Program Studi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dalammerumuskan CPL, selain merujuk pada ketentuan di atas, juga dapatmengacu pada Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang StandarPendidikan Guru.

CPL yang dirumuskan harus jelas, dapat diamati, diukur dan dicapaidalam proses pembelajaran, serta dapat didemonstrasikan dan dinilaipencapaiannya. Perumusan CPL yang baik dapat dipandu dengan jawabanatas pertanyaan-pertanyaan diagnostik sebagai berikut:1) Apakah CPLdirumuskan sudah berdasarkan SNPT, khususnya bagian sikap danketerampilan umum?; 2) Apakah CPL dirumuskan sudah berdasarkan levelKKNI khususnya bagian keterampilan khusus dan pengetahuan?; 3) ApakahCPL menggambarkan visi, misi perguruan tinggi, fakultas, atau programstudi?; 4) Apakah CPL dirumuskan berdasarkan profil lulusan?; 5) Apakahprofil lulusan sudah sesuai dengan kebutuhan bidang kerja atau pemangkukepentingan?; 6) Apakah CPL dapat dicapai dan diukur dalam pembelajaranmahasiswa?; 7) bagaimana mencapai dan mengukurnya?; 8) Apakah CPLdapat ditinjau dan dievaluasi setiap berkala?; 9) Bagaimana CPL dapatditerjemahkan ke dalam ‘kemampuan nyata’ lulusan yang mencakuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diukur dan dicapai dalammata kuliah?

Berikut adalah contoh turunan profil lulusan pada CP PengetahuanProgram Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) program sarjana denganmerujuk deskripsi KKNI Level 6.

Tabel 4Contoh Rumusan CP Unsur Pengetahuan Program Studi PAI

Profil Lulusan CP Unsur PengetahuanPendidik/PraktisiPendidikan

1. Menguasai konsep-konsep teoritis dan landasankeilmuan pendidikan secara mendalam sebagaititik tolak dalam pengembangan potensikeagamaan peserta didik untuk mencapaistandar kompetensi yang ditetapkan.

2. Menguasai substansi kajian keilmuan Pendidikan

Page 18: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

12

Agama Islam (Qur’an-Hadis, Akidah-Akhlak,Fiqih, dan Sejarah dan Kebudayaan Islam) secaraluas, mendalam, dan mutakhir untukmembimbing peserta didik memenuhi standarkompetensi yang ditetapkan.

3. Menguasai teori-teori pembelajaran PendidikanAgama Islam dan mampu memformulasikan danmengimplementasikannya secara proseduraldalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam disekolah/madrasah.

4. Menguasai konsep integrasi keilmuan, agama,sains dan keindonesiaan dalam pembelajaranPendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah.

5. Menguasai konsep kepemimpinan pendidikandalam rangka menggerakkan dan membudayaanpengamalan ajaran agama Islam danpembentukan perilaku akhlak mulia peserta didikdi sekolah/madrasah

Rumusan CP Unsur pengetahuan di atas merupakan penjabaran darirumusan unsur pengetahuan pada KKNI level 6, yaitu: “Menguasai konsepteoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritisbagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam,serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural”.

Adapun rumusan lengkap mengenai CP yang mencakup unsur sikap,pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus, dapatdicontohkan sebagai berikut:

UNSUR SIKAPDeskripsi Capaian Pembelajaran Bidang Sikap dan Tata Nilai1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan

sikap religius;2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas

berdasarkan agama, moral, dan etika;3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,

memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara danbangsa;

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan

Page 19: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

13

kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap

masyarakat dan lingkungan;7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara;8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang

keahliannya secara mandiri;10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan

kewirausahaan;11. Memahami dirinya secara utuh sebagai Sarjana Pendidikan;12. Mampu beradaptasi, bekerja sama, berkreasi, berkontribusi, dan

berinovasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada kehidupanbermasyarakat serta memiliki wawasan global dalam perannya sebagaiwarga dunia; dan

13. Memiliki integritas akademik, antara lain kemampuan memahami artiplagiarisme, jenis-jenisnya, dan upaya pencegahannya, sertakonsekuensinya apabila melakukan plagiarisme.

14. Menampilkan diri sebagai pribadi yang stabil, dewasa, arif dan berwibawaserta berkemampuan adaptasi (adaptability), fleksibiltas (flexibility),pengendalian diri, (self direction), secara baik dan penuh inisitaif di tempattugas;

15. Bersikap inklusif, bertindak obyektif dan tidak deskriminatif berdasarkanpertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakangkeluarga dan status sosial ekonomi;

16. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga, percaya diri dancinta menjadi pendidik bidang pendidikan agama Islam pada satuanpendidikan sekolah/madrasah (SD/MI/SMP/MTs/ SMA/MA/SMK/MAK);

17. Menunjukkan sikap kepemimpinan (leadership), bertanggungjawab(accountability) dan responsibilitas (responsibility) atas pekerjaan di bidangpendidikan agama Islam secara mandiri pada satuan pendidikansekolah/madrasah (SD/MI/SMP/MTs/ SMA/MA/SMK/MAK);

18.Menginternalisasi semangat kemandirian/kewirausahaan dan inovasi dalampembelajaran bidang pendidikan agama Islam pada satuan pendidikansekolah/madrasah (SD/MI/SMP/MTs/ SMA/MA/SMK/MAK)

UNSUR PENGETAHUANDeskripsi Capaian Pembelajaran Bidang Pengetahuan1. Menguasai pengetahuan tentang filsafat pancasila, kewarganegaraan,

wawasan kebangsaan (nasionalisme) dan globalisasi;2. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah dalam menyampaikan

gagasan ilmiah secara lisan dan tertulis dengan menggunakan bahasa

Page 20: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

14

Indonesia yang baik dan benar dalam perkembangan dunia akademik dandunia kerja;

3. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah berkomunikasi baik lisanmaupun tulisan dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris dalamperkembangan dunia akademik dan dunia kerja;

4. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah dalam mengembangkanpemikiran kritis, logis, kreatif, inovatif dan sistematis serta memilikikeingintahuan intelektual untuk memecahkan masalah pada tingkatindividual dan kelompok dalam komunitas akademik dan non akademik;

5. Menguasai pengetahuan dasar-dasar keislaman sebagai agama rahmatan lil‘alamin

6. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah integrasi keilmuan (agamadan sains) sebagai paradigma keilmuan;

7. Menguasai langkah-langkah mengidentifikasi ragam upaya wirausaha yangbercirikan inovasi dan kemandirian yang berlandaskan etika Islam,keilmuan, profesional, lokal, nasional dan global.

8. Menguasai secara mendalam karakteristik peserta didik dari aspek fisik,psikologis, sosial, dan kultural untuk kepentingan pembelajaran;

9. Memberikan layanan pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) yangmendidik kepada peserta didik sesuai dengan karakteristiknya;

10.Memfasilitasi pengembangan potensi relegius peserta didik secaraoptimal;

11.Menguasai landasan filosofis, yuridis, historis, sosiologis, kultural,psikologis, dan empiris dalam penyelenggaraan pendidikan danpembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam);

12.Menguasai konsep, instrumentasi, dan praksis psikologi pendidikan danbimbingan sebagai bagian dari tugas pembelajaran PAI (Pendidikan AgamaIslam);

13.Menguasai teori belajar dan pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam);14.Memilih secara adekuat pendekatan dan model pembelajaran, bahan ajar,

dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran PAI;15.Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam perencanaan

pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran, evaluasi pembelajaran danpengelolaan pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam);

16.Memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajaran berdasarkanpenilaian proses dan penilaian hasil belajar PAI (Pendidikan Agama Islam);

17.Menguasai tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian dalamkurikulum satuan pendidikan pada mata pelajaran PAI (Pendidikan AgamaIslam);

18.Melakukan pendalaman bidang kajian PAI (Pendidikan Agama Islam)sesuai dengan lingkungan dan perkembangan jaman;

Page 21: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

15

19.Menguasai integrasi teknologi, pedagogi, muatan keilmuan dan/ataukeahlian, serta komunikasi dalam pembelajaran PAI (Pendidikan AgamaIslam);

20.Mengembangkan kurikulum untuk mata pelajaran PAI(Pendidikan Agama Islam) sesuai dengan bidang tugas dan mengelolakurikulum tingkat satuan pendidikan;

21.Menguasai konsep, metode keilmuan, substansi materi, struktur, dan polapikir keilmuan Al-qur’an-Hadits sebagai sub keilmuan dari PAI (PendidikanAgama Islam);

22.Menguasai konsep, metode keilmuan, substansi materi, struktur, dan polapikir keilmuan Akidah-Akhlak sebagai sub keilmuan dari PAI (PendidikanAgama Islam);

23.Menguasai konsep, metode keilmuan, substansi materi, struktur, dan polapikir keilmuan Sejarah Kebudayaan Islam sebagai sub keilmuan dari PAI(Pendidikan Agama Islam);

24.Menguasai konsep, metode keilmuan, substansi materi, struktur, dan polapikir keilmuan Ushul Fikih-Fikih sebagai sub keilmuan dari PAI (PendidikanAgama Islam);

25.Menguasai teori kewirausahaan dalam kerangka pengembanganpembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) yang kreatif dan inovatif;

26.Menguasai teori kepemimpinan pendidikan untuk memposisikan danmengembangkan PAI (Pendidikan Agama Islam) sebagai ibu dalampelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah

UNSUR KETERAMPILAN UMUMDeskripsi Capaian Pembelajaran Bidang Keterampilan Umum1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam

kontek pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologiyang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai denganbidang keahliannya

2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur sebagaipendidik, peneliti dan pengembang bahan ajar PAI

3. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmupengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilaihumaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara, danetika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritikseni,

4. Mampu menyusun deskripsi saintifik, hasil kajiannya dalam bentuk skripsiatau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruantinggi

5. Mampu mengambil keputusan secara tepat, dalam konteks penyelasaianmasalah di bidang keahliannya berdasarkan hasil analisis informasi dan data

Page 22: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

16

6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja denganpembimbing, kolega dan sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya

7. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok melakukansupervise dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskankepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya

8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang beradadi bawah tanggungjawabnya dan mampu mengelola pembelajaran secaramandiri

9. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamanahkan, danmenemukan kembali data untuk menjamin kesahihan mencegah plagiasi

10.Menunjukkan kemampuan literasi informasi, media dan memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan keilmuan dankemampuan kerja;

11.Mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan menggunakanbahasa Arab dan Inggris dalam perkembangan dunia akademik dan duniakerja;

12.Mampu berkolaborasi dalam team, menunjukkan kemampuan kreatif(creativity skill), inovatif (innovation skill), berpikir kritis (critical thinking) danpemecahan masalah (problem solving skill) dalam pengembangan keilmuandan pelaksanaan tugas di dunia kerja:

13.Mampu membaca al-Qur’an berdasarkan ilmu qira’at dan ilmu tajwid14.Mampu menghafal dan memahami isi kandungan al-Qur’an juz 30 (Juz

Amma)15.Mampu melaksanakan ibadah dan memimpin ritual keagamaan dengan

baikUNSUR KETERAMPILAN KHUSUS

Deskripsi Capaian Pembelajaran Bidang Keterampilan Khusus1. Mampu menerapkan kurikulum mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di

sekolah/madrasah sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip dalampengembangan kurikulum;

2. Mampu mengembangkan perangkat pembelajaran Pendidikan Agama Islamdisekolah/madrasah secara baik dan tepat;

3. Mampu mengembangkan media , alat dan bahan ajar pembelajaranPendidikan Agama Islam;

4. Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik, kreatif dan inovatif padaPendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah;

5. Mendiseminasikan karya akademik dalam bentuk publikasi yangdiunggah dalam laman perguruan tinggi dan/atau jurnal bereputasi;

6. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi informasi dalamkonteks pengembangan keilmuan dan implementasi bidang keahliansecara efektif dan berdaya guna untuk pembelajaran Pendidikan Agama

Page 23: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

17

Islam di sekolah/madrasah;7. Mampu memfasilitasi pengembangan potensi keagamaan peserta didik untuk

mengaktualisasikan kemampuan beragama dalam kehidupan nyata disekolah/madrasah dan di masyarakat;

8. Mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dalampelaksanaan tugas pembelajaran Pendidikan Agama Islam disekolah/madrasah, di komunitas akademik maupun dan di masyarakat;

9. Mampu melaksanakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil pembelajaranPendidikan Agama Islam secara tepat, serta mampu memanfaatkannya untukkeperluan pembelajaran;

10.Mampu melaksanakan tindakan reflektif berdasarkan prosedur danmetodologi penelitian ilmiah untuk peningkatan kualitas pembelajaranPendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah;

11.Mampu menerapkan langkah-langkah pengembangan keilmuan dankeprofesian secara berkelanjutan, mandiri maupun kolektif dalam kerangkamewujudkan diri sebagai pendidik sejati dan pembelajar;

12.Mampu menghafal ayat-ayat al-Qur’an dan hadis -hadis pendidikan

Rumusan CP dengan seluruh unsurnya sebagaimana dicontohkan diatas merupakan standar minimal. PTKI dapat mengembangkannya sesuaidengan visi, misi, dan penciri khusus perguruan tinggi. Tabel 18 tentang RPSadalah contoh pengembangan CP tersebut.

Capaian pembelajaran bidang sikap, pengetahuan, dan keterampilantersebut tidak saja dicapai melalui pembelajaran melalui mata kuliah, tetapijuga melalui kegiatan kemahasiswaan lainnya. CPL tersebut dapatditampilkan di dalam SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). Setiapprogram studi harus melengkapi profil lulusan dan capaian pembelajarannyasesuai dengan core values, visi, misi, dan tujuan PTKI.

D. Penetapan Bahan KajianLangkah selanjutnya setelah penetapan CP adalah penentuan bahan

kajian. Beberapa hal yang diperhatikan dalam perumusan bahan kajian diantaranya adalah sebagai berikut:1. Rumusan bahan kajian dapat dianalisis pada awalnya berdasarkan unsur

pengetahuan dari CPL yang telah dirumuskan. Unsur pengetahuan iniseyogyanya menggambarkan batas dan lingkup bidang keilmuan/keahlianyang merupakan rangkaian bahan kajian minimal yang harus dikuasaioleh setiap lulusan Program Studi.

2. Bahan kajian ini dapat berupa satu atau lebih cabang ilmu beserta rantingilmunya, atau sekelompok pengetahuan yang telah terintegrasi dalam

Page 24: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

18

suatu pengetahuan baru yang sudah disepakati oleh forum Program Studisejenis sebagai ciri bidang ilmu Program Studi tersebut.

3. Bahan kajian merupakan unsur-unsur keilmuan program studi. Bahankajian dapat ditentukan berdasarkan struktur isi disiplin ilmu (body ofknowledge), teknologi, dan seni program studi.

4. Program studi dengan melibatkan dosen dapat mengurai bahan kajiantersebut menjadi lebih rinci pada tingkat penguasaan, keluasan dankedalamannya. Bahan kajian ini kemudian menjadi standar isipembelajaran yang memiliki tingkat kedalaman dan keluasan yangmengacu pada CPL sesuai dengan kurikulum yang dikembangkansebagaimana tercantum dalam SNPT pasal 9, ayat (2) Standar NasionalPendidikan Tinggi Tahun 2015.

5. Keluasan adalah banyaknya Sub Pokok Bahasan yang tercakup dalambahan kajian. Misalnya dalam bahan kajian tentang “karakteristikpeserta didik” terdapat 10 sub pokok bahasan, maka keluasan bahankajian tersebut dapat ditetapkan sebesar 10.

6. Kedalaman bahan kajian adalah tingkat kedalaman bahan kajian dilihatdari tingkat capaian pembelajaran pada sub pokok bahasan. Hal ini dapatdidasarkan pada gradasi pengetahuan menurut taksonomi Bloom, yaitu:mengetahui = 1, memahami = 2, menerapkan =3, dan menganalisis =4, mengevaluasi = 5, mengkreasi = 6. Misalnya untuk kemampuanmemahami materi “karakteristik peserta didik” kedalamannya adalah 2.

Tingkat kedalaman dan keluasan bahan kajian sesuai CP pengetahuan perjenjang lulusan yang umumnya digunakan di PTKI adalah sebagai berikut:1. Jenjang Sarjana (S1)/Level 6: menguasai konsep teoritis bidang

pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum dan konsepteoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan keterampilantersebut secara mendalam.

2. Jenjang Pendidikan Profesi/Level 7: menguasai teori aplikasi bidangpengetahuan dan keterampilan tertentu.

3. Jenjang Magister (S2) / Level 8: menguasai teori dan teori aplikasibidang pengetahuan tertentu berdasarkan pendekatan kajian interdan multi disiplin.

4. Jenjang Doktor (S3)/ Level 9: menguasai filosofi keilmuan bidangpengetahuan dan keterampilan tertentu berdasarkan pendekatankajian inter, multi, dan trans disiplin.

Page 25: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

19

Untuk merumuskan bahan kajian berdasarkan CP sebagaimana diasumsikanpada point 2 dan 3 dapat menggunakan model berikut:

Tabel 5Keterkaitan Capaian Pembelajaran dengan Struktur Keilmuan Program Studi

PAI

Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Berdasarkan Struktur IlmuFi

lsaf

at

Kem

ampu

anB

ahas

aK

uri

kulu

mTe

ori

Pen

didi

kan

Teor

iPe

mbe

laja

ran

Psik

olog

iPe

ndi

dika

nPe

nel

itia

n

Mod

elPe

mbe

laja

ran

Ilmu

Kei

slam

an/K

onte

n P

AI

Eva

luas

iPe

ndi

dika

n

Man

ajem

enPe

mbe

laja

ran

Sos

iolo

giPe

ndi

dika

nM

edia

Pem

bela

jara

n

1. Menguasai berbagaikonsep teoritis danfilosofis pendidikanumum dan Islamsebagai landasandan kerangka acuandalam pelaksanaanPendidikan AgamaIslam disekolah/madrasah

√ √

2. Menguasai teoripenelitian bidangPendidikan AgamaIslam dalamkerangkamelakukan tindakanreflektif untukpeningkatankualitas danlangkah-langkahinovatif dalampembelajaran PAI disekolah/madrasah

√ √ √ √

3. Menguasaikarakteristik pesertadidik dari aspekfisik, spiritual,sosial, kultural,emosional danintelektual untukkeperluanpembelajaranPendidikan AgamaIslam disekolah/madrasah.

√ √

Page 26: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

20

4. Menguasai teoribelajar dan prinsip-prinsippembelajaran yangmendidik dalampelaksanaanpembelajaranPendidikan AgamaIslam disekolah/madrasah.

√ √ √

5. Menguasaisubstansi materi,struktur, konsepdan pola pikirkeilmuanPendidikan AgamaIslam yangmencakup bidangkeilmuan al-qur’an-hadits, akidah-akhlak, ushul fikih-fikih, dan sejarahkebudayaan Islam.

√ √ √

6. Menguasai teoripengembangankurikulum, mediadan sumber belajar,serta penilaian danevaluasi matapelajaranPendidikan AgamaIslam disekolah/madrasah

√ √ √ √ √

7. Menguasai teorikewirausahaandalam pendidikandalam kerangkapengembanganpembelajaranPendidikan AgamaIslam yang kreatifdan inovatif

8. Menguasai teorikepemimpinanpendidikan untukmemposisikan danmengembangkanPendidikan AgamaIslam disekolah/madrasahsebagai ibu dalam

Page 27: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

21

pelaksanaanpendidikan karakterdisekolah/madrasah

9. Mampu menerapkankurikulum mataPelajaranPendidikan AgamaIslam disekolah/madrasahsesuai denganprosedur danprinsip-prinsipdalampengembangankurikulum

√ √ √ √

10.Mampumelaksanakanpembelajaran yangmendidik padaPendidikan AgamaIslam disekolah/madrasah

√ √ √ √

11.Mampumemanfaatkanteknologi informasidan komunikasisecara efektif danberdaya guna untukpembelajaranPendidikan AgamaIslam disekolah/madrasah

12.Mampumemfasilitasipengembanganpotensi keagamaanpeserta didik untukmengaktualisasikankemampuan dankeMampuanberagama dalamkehidupan nyata disekolah/madrasahdan di masyarakat

√ √

13.Mampuberkomunikasisecara efektif,empatik, dan santundalam pelaksanaantugas pembelajaran

Page 28: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

22

Pendidikan AgamaIslam disekolah/madrasahdan di komunitasakademik maupundengan masyarakatumum

14.Mampumelaksanakanpenilaian danevaluasi proses danhasil pembelajaranPendidikan AgamaIslam secara tepat,serta mampumemanfaatkannyauntuk keperluanpembelajaran

√ √

15.Mampumelaksanakantindakan reflektifdan pemanfaatanteknologi informasidan komunikasiuntuk peningkatankualitaspembelajaranPendidikan AgamaIslam disekolah/madrasah

√ √ √

16.Mampu menerapkanlangkah-langkahpengembangankeprofesian dankeilmuan secaraberkelanjutan,mandiri dan kolektifmelaluipengembangan diridan pemanfaatanteknologi informasidan komunikasidalam kerangkamewujudkan kinerjadiri sebagai pendidiksejati

√ √ √ √

Tabel di atas menggambarkan hubungan antara CP dengan strukturkeilmuan Program Studi yang dinyatakan dalam bentuk cabang atau rantingilmu seperti tertera di bawah kolom “bahan kajian”.

Page 29: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

23

Tabel 6Contoh Bahan Kajian Unsur Sikap

Capaian Pembelajaran Bahan Kajian

Panc

asila

Kew

arga

nega

raan

Bhs.

Indo

nesi

a

Al-Q

uran

Kja

ian

Had

itsA

khla

k

Fiqi

h

Tari

kh

Aki

dah

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa dan mampu menunjukkan sikapreligius;

√ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaandalam menjalankan tugasberdasarkan agama, moral, dan etika;

√ √ √

3. Berkontribusi dalam peningkatanmutu kehidupan bermasyarakat,berbangsa, bernegara, dan kemajuanperadaban berdasarkan Pancasila;

√ √ √ √

4. Berperan sebagai warga negara yangbangga dan cinta tanah air, memilikinasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;

√ √ √ √ √ √

Dst…

Untuk menentukan bobot bahan kajian, dapat menggunakan contoh berikut:

Tabel 7Penentuan Bahan Kajian dan Bobotnya

Capaian PembelajaranNo Bahan Kajian

Keluasan

Kedalaman Bobot

Contoh CP Bidang Pengetahuan:Menguasai teori pengembangankurikulum, media dan sumber

belajar, serta penilaian dan evaluasimata pelajaran Pendidikan Agama

1 TeoriKurikulum

6 2 12

2 SejarahKurikulum

4 2 8

3 ModelKurikulum

8 3 24

Page 30: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

24

Capaian PembelajaranNo Bahan Kajian

Keluasan

Kedalaman Bobot

Islam di sekolah/madrasah 4 ImplementasiKurikulum

8 3 24

5 Teori media 2 2 46 Klasifikasi

Media6 2 12

7 PengetahuanRancanganMedia

8 3 24

8 Teori Penilaian 2 2 49 Penilaian

Sikap3 3 9

10 PenilaianPengetahuan

3 3 9

11 PenilaianKeterampilan

3 3 9

12 PenyusunanInstrumenPenilaian

12 3 36

Jumlah 65 31 175

Berdasarkan tabel di atas, untuk mencapai 1 (satu) CP pengetahuandiperlukan keluasan 65 dengan tingkat kedalaman 31. Jumlah bobot untukmencapai CP tersebut adalah 175. Tabel di atas merupakan salah satucontoh penurunan bahan kajian pada salah satu CP. Mata kuliah dapatditurunkan pula dari beberapa CP sesuai dengan singgungan bahan kajianyang disusun (Dikti, 2013)

Bagan 3CP dan Bahan Kajian

Page 31: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

25

E. Penentuan Mata KuliahSetelah bahan kajian ditentukan bobot keluasan dan kedalamannya

pada setiap CP yang ditentukan, langkah selanjutnya adalah penyusunanmata kuliah. Dalam menentukan mata kuliah, terdapat beberapa hal yangdapat diperhatikan antara lain:1. Pola penentuan mata kuliah dapat dilakukan dengan mengelompokkan

bahan kajian yang setara, kemudian memberikan nama padakelompok bahan kajian tersebut;

2. Nama mata kuliah disesuaikan kelazimannya dalam program studisejenis. Hal tersebut didasarkan atas kesamaan rumusan CPL padaprogram studi.

Penentuan nama mata kuliah dapat dicontohkan sebagai berikut:Tabel 8

Penamaan Mata Kuliah berdasarkan Pengelompokkan Bahan Kajian

No Bahan KajianKeluaSan

KedalaMan

BobotNama Mata

KuliahBebanMata

Kuliah1 Teori Kurikulum 6 2 12 Pengembangan

Kurikulum2 Sejarah Kurikulum 4 2 8 683 Model Kurikulum 8 3 244 Implementasi

Kurikulum8 3 24

Jumlah 685 Teori media 2 2 4 Media

Pembelajaran6 Klasifikasi Media 6 2 12 407 Pengetahuan

Rancangan Media8 3 24

Jumlah 408 Teori Penilaian 2 2 4 Evaluasi

Pendidikan9 Penilaian Sikap 3 3 9 6710 Penilaian

Pengetahuan3 3 9

11 Penilain Keterampilan 3 3 912 Penyusunan

Instrumen Penilaian12 3 36

Tabel 8 di atas menggambarkan bahwa untuk mencapai CPL tertentu yaitu“Menguasai teori pengembangan kurikulum, media dan sumber belajar, sertapenilaian dan evaluasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam disekolah/madrasah” membutuhkan 3 mata kuliah dengan bobotnya masing-masing. Mata kuliah yang muncul untuk CPL ini adalah Pengembangan

Page 32: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

26

Kurikulum, Media Pembelajaran, dan Evaluasi Pendidikan. Selanjutnya,penamaan mata kuliah yang lain disusun berdasarkan CP yang lain yangmerupakan deskripsi lengkap dari unsur CP pada profil lulusan tertentu.

F. Penetapan Besaran Sistem Kredit Semester (SKS) Mata KuliahPenentuan besaran SKS Mata Kuliah dapat dilakukan dengan cara

membagi beban mata kuliah dengan beban total mata kuliah untuk seluruhCP dikalikan dengan minimum jumlah SKS setiap jenjang (misalnya sarjana,magister, dan doktor). Formulasi perhitungan SKS dapat mengikuti polaseperti ini:

= ℎKeterangan:1. Beban MK (Mata Kuliah) merupakan jumlah total beban bahan kajian yang

dikelompokkan menjadi mata kuliah;2. Beban total MK adalah jumlah total beban mata kuliah pada seluruh CP

yang ditetapkan3. Jumlah SKS total jenjang merupakan jumlah SKS minimum yang

ditetapkan yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk mencapai CPlulusan sesuai jenjang.

Berdasarkan poin 3 di atas, program studi dapat memperhatikan aturan yangditetapkan oleh SNPT (Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentangSNPT), yaitu sebagai berikut:

Tabel 9Jumlah SKS Minimum Setiap Jenjang

No Jenjang Lama Studi Maksimum Jumlah SKSMinimum

1 Sarjana S1 7 Tahun 1442 Magister (S2) 4 Tahun 363 Doktor (S3) 7 Tahun 42

Page 33: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

27

Perhitungan SKS Mata kuliah dapat dicontohkan sebagai berikut:

Tabel 10Perhitungan SKS Mata Kuliah

CP Bahan KajianKeluaSan

KedalaMan Bobot

Nama MataKuliah

BebanMata

Kuliah

Jumlah SKSMata Kuliah

Menguasai teoripengembangan

kurikulum, mediadan sumberbelajar, sertapenilaian danevaluasi mata

pelajaranPendidikan Agama

Islam disekolah/madrasah

TeoriKurikulum

6 2 12 PengembanganKurikulum

68 Jumlah SKS=(68/320) x144= 30,6 SKSdapatdibulatkanmenjadi 31SKS

SejarahKurikulum

4 2 8

ModelKurikulum

8 3 24

ImplementasiKurikulum

8 3 24

Teori media 2 2 4 MediaPembelajaran

40 Jumlah SKS=(40/320) x144= 18 SKS

KlasifikasiMedia

6 2 12

PengetahuanRancanganMedia

8 3 24

TeoriPenilaian

2 2 4 EvaluasiPendidikan

67

PenilaianSikap

3 3 9

PenilaianPengetahuan

3 3 9

PenilainKeterampilan

3 3 9

PenyusunanInstrumenPenilaian

12 3 36

CP 2…………………

BK 2.1 x X X A Xx

BK 2.2 x X x B XxBK 2.3 x X x C Xx

Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst.JumlahTotal

320

Page 34: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

28

Berdasarkan tabel di atas, jumlah SKS mata kuliah PengembanganKurikulum adalah:= 144 = 30,6

Dapat dibulatkan menjadi 31 SKSSetiap program studi pada PTKI, untuk mewadahi profil dan

r u m u s a n capaian pembelajaran l u l u s a n sebagai penciri kompetensi,dapat memasukkan mata kuliah penciri CPL tersebut. Adapun mata kuliahwajib yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentangPendidikan Tinggi, yang harus dimasukkan oleh setiap program studi padaPTKI yaitu: 1) Agama, 2) Pancasila; 3) Kewarganegaraan; dan 4) BahasaIndonesia. Kajian agama pada PTKI dikembangkan menjadi beberapa matakuliah sesuai dengan CPL yang ditentukan.

Takaran waktu pembelajaran yang dibebankan pada mahasiswa perminggu per semester dalam proses pembelajaran yang disebut dengan SKSdiatur menurut Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang SNPT, yaitusebagai berikut:

Tabel 11Ketentuan SKS

No Jenis Pembelajaran Pengaturan Takaran Waktu1 kuliah, responsi, atau

tutoriala. kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit per

minggu per semester;b. kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam

puluh) menit per minggu per semester; danc. kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per

minggu per semester2 seminar atau bentuk

lain yang sejenisa. kegiatan tatap muka 100 (seratus) menit per

minggu per semester; danb. kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per

minggu per semester.3 sistem blok, modul,

atau bentuk lainsesuai dengan kebutuhan dalam memenuhicapaian pembelajaran

4 praktikum, praktikstudio, praktikbengkel, praktiklapangan, penelitian,pengabdian kepadamasyarakat,dan/atau prosespembelajaran lainyang sejenis

170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu persemester.

Page 35: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

29

Program studi dapat menentukan masa studi maksimal dan beban belajarmahasiswa, misalnya untuk S1, dengan cara menghitungnya seperti polaberikut:

Berdasarkan hitungan tersebut, maka dalam 1 semester mahasiswa hanyadapat mengambil beban belajar sebesar 16,9-19,06 SKS. Dengan begitu,mahasiswa dalam 1 semester hanya dapat mengambil beban belajar sebesar16,9–19,06 SKS. Meski demikian, ada dispensasi untuk pengambilan bebanbelajar lebih dari jumlah SKS tersebut dengan memperhatikan PermenristekDikti No 44 tahun 2015 tentang SNPT Pasal 18, yaitu:1. Beban belajar mahasiswa program sarjana yang berprestasi akademik

tinggi, setelah 2 (dua) semester pada tahun akademik yang pertama dapatmengambil maksimum 24 (dua puluh empat) SKS per semester padasemester berikut.

2. Untuk “mahasiswa program magister, yang berprestasi akademik tinggidapat melanjutkan ke program doktor, setelah paling sedikit 2 (dua)semester mengikuti program magister, tanpa harus lulus terlebih dahuludari program magister tersebut”.

Terkait dengan penentuan jumlah SKS secara keseluruhan, programstudi dapat mempertimbangkan masa studi tercepat yang akan digunakan,misalnya 8 semester. Maka jumlah maksimum SKS keseluruhan dapatdihitung menjadi: 16,9 SKS/smt x 8 smt = 135,5 SKS ditambah SKS layananbimbingan skripsi 6 SKS dan KKN 3 SKS menjadi 144,5 SKS atau 19,06SKS/smt x 8 smt = 152,5 SKS. Jika program studi menetapkan 144 SKS yangakan ditempuh selama 8 semester, maka perhitungan SKS mata kuliahseperti tertera pada tabel 10 dengan formula: beban MK dibagi total bebanmata kuliah dikalikan total SKS yang harus ditempuh (144).G. Penyusunan Struktur Kurikulum

Mata kuliah disusun dan diberikan kode serta beban SKS. Penyusunanstruktur mata kuliah sesuai dengan urutan keterkaitan bahan kajian padaCP. Adapun penentuan kode mata kuliah dapat dilakukan dengan menyusunberdasarkan kriteria tertentu. Misalnya dengan menuliskan angka awal kodeberdasarkan jenjang kualifikasi dalam KKNI, misalnya S1= 6…, S2= 8…, danS3= 9 … Tabel berikut dapat dijadikan contoh struktur mata kuliah.

Tabel 12Urutan Mata Kuliah

No Nama Mata Kuliah Kode Jumlah SKS1

Beban belajar normal mahasiswa: 8-9 jam/hari 1 SKS perkuliahan/responsi= 170 menit = 2,83 jam 8 jam/hari x 6 hari/mg = 48 jam/mg dibagi 2,83 jam/sks= 16,9

SKS/mg/smt, atau 9 jam/hari x 6 hari/mg = 54 jam/mg dibagi 2,83 jam/sks = 19,06

SKS/mg/smt

Page 36: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

30

23456789dstJumlah

Sebaran mata kuliah setiap semester disusun berdasarkan maksimal bebanyang dapat diambil oleh mahasiswa. Struktur mata kuliah dapat disajikansebagai berikut:

Tabel 13Struktur Mata Kuliah Setiap Semester

Semester I Semester II

No Matakuliah SKS No Matakuliah SKS

1 1

2 2

Dst Dst

Jumlah SKS Jumlah SKS

Semester III Semester IV

No Mata Kuliah SKS No Mata Kuliah SKS

1

2

Dst

Jumlah SKS Jumlah SKS

Semester V Semester VI

No Mata Kuliah SKS No Mata Kuliah SKS

1

2

Dst

Jumlah SKS Jumlah SKS

Semester VII Semester VIII

No Mata Kuliah SKS No Mata Kuliah SKS

Page 37: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

31

1 1

2 2

Dst Dst

Jumlah SKS Jumlah SKS

Program studi dapat menetapkan mata kuliah dalam semester dengan duacara, yaitu:1. Cara serial didasarkan pada pertimbangan adanya struktur atau logika

keilmuan/keahlian yang dianut, yaitu pandangan bahwa suatupenguasaan pengetahuan tertentu diperlukan untuk mengawalipengetahuan selanjutnya (prasyarat)

2. Cara paralel didasarkan pada pertimbangan proses pembelajaran.Pendekatan yang digunakannya adalah pembelajaran secara terintegrasibaik keilmuan maupun proses pembelajaran supaya mendapatkan hasilbelajar yang lebih baik.

Berikut adalah contoh penyajian struktur mata kuliah dengan cara seri yangmembutuhkan prasyarat kompetensi mata kuliah.

Tabel 14Contoh Penyajian Struktur Mata Kuliah dengan Cara Seri

Semester I Semester II

No Matakuliah SKS No Matakuliah SKS

1 Teologi 2 1 Bahasa Inggris 4

2 Fiqh I 4 2 Bahasa Arab II 3

3 Bahasa Indonesia 2 3 Tafsir 4

4 Pend. Pancasila &Kewarganegaraan

2 4 Studi Al-Hadits 3

5 Studi Al-Qur’an 4 5 Psikologi Perkembangan 6

6 Bahasa Arab I 3 6

Jumlah SKS 18 Jumlah SKS 20

Semester III Semester IV

No Mata Kuliah SKS No Mata Kuliah SKS

1 Psikologi Pendidikan 4 1 Media Pembelajaran PAI 6

2 Filsafat Ilmu 3 2 Desain & Perenc.Pembelajaran PAI

8

3 Materi PAISMP/MTs/MA/SMA

6 3 Hadits Tarbawi 3

4 Pengembangan 6 4 Tafsir Tarbawi 3

Prasyarat

Prasyarat

Prasyarat

Page 38: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

32

Kurikulum PAI

Jumlah SKS 19 Jumlah SKS 20

Tabel 15Contoh Penyajian Struktur Mata Kuliah dengan Cara Paralel

Semester 1 Semester 2CP Utama: Penguasan Bahasa CP Utama: Penguasaan Metodologi

No Mata Kuliah SKS No Mata Kuliah SKS1 Bahasa Indonesia 2 1 Ushul Fikih 32 Bahasa Arab 4 2 Kaidah Fikih 33 Bahasa Inggris 4 3 Metodologi Penelitian 24 Komputer 2 4 Metodologi Penelitan

Hukum2

5 Ilmu Tasawuf 2 5 Ulumul Qur’an 36 Filsafat Hukum 3 6 Ulumul Hadis 37 Islam dan Ilmu

Pengetahuan2 7 Tafsir Ahkam 2

19 18

Program studi harus menetapkan CP utama tiap semester. Mata kuliahdisebar untuk mendukung CP tersebut.

H. Sistematika Penyusunan KurikulumDokumen kurikulum program studi yang telah dikembangkan dengan

mengacu pada KKNI dan SNPT diadministrasikan. Bentuk pendokumentasiankurikulum dapat mengambil contoh berikut:

Tabel 16Sistematika Dokumen Kurikulum

BAGIAN AWAL A. Cover Depan dengan memuat pernyataan1. Kurikulum Program Studi…………2. Logo PTKI

B. Kata PengantarC. Lembar Pengesahan yang ditandatangani oleh

Rektor/Dekan/Ketua PTKID. Daftar IsiE. Daftar Tabel, Bagan, dan GambarF. Profil Program Studi

1. Nama Program Studi2. Jenjang3. Sejarah Singkat Program Studi

BAGIAN ISI A. PendahuluanB. Landasan Kurikulum

Page 39: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

33

C. Struktur Kurikulum1. Visi, Misi, dan Tujuan2. Profil Lulusan3. Capaian Pembelajaran4. Pemetaan Bahan Kajian5. Struktur Mata Kuliah dan SKS6. Sebaran Mata Kuliah7. Rencana Pembelajaran Semester8. Proses pembelajaran9. Penilaian

D. Laporan Akademik (Ijazah, Transkip Akademik,SKPI)

E. PenutupBAGIAN AKHIR Daftar Rujukan

Lampiran-Lampiran

Page 40: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

34

BAB IIIDESKRIPSI RINCI CAPAIAN PEMBELAJARAN

Capaian pembelajaran lulusan merujuk pada KKNI dan SNPT. BerikutCPL unsur sikap dan keterampilan umum untuk jenjang S1, PendidikanProfesi, S2, dan S3.

A. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana (S1)SIKAP1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap

religius;2. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas

berdasarkan agama,moral, dan etika;3. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;4. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki

nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;5. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan

kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;6. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap

masyarakat dan lingkungan;7. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;8. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;9. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang

keahliannya secara mandiri; dan10.menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.KETERAMPILAN UMUM1. mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam

konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan danteknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yangsesuai dengan bidang keahliannya;

2. mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur;3. mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu

pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilaihumaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara danetika ilmiah dalam rangka meng-hasilkan solusi, gagasan, desain ataukritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentukskripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam lamanperguruan tinggi;

4. menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalambentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam

Page 41: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

35

laman perguruan tinggi;5. mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian

masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dandata;

6. mampu memelihara dan mengembang-kan jaringan kerja denganpembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;

7. mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok danmelakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yangditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;

8. mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yangberada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaransecara mandiri; dan

9. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, danmenemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegahplagiasi.

B. Capaian Pembelajaran Lulusan Program ProfesiSIKAP1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap

religius;2. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas

berdasarkan agama,moral, dan etika;3. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;4. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki

nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;5. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan

kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;6. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap

masyarakat dan lingkungan;7. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;8. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;9. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang

keahliannya secara mandiri; dan10. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan

kewirausahaan.KETERAMPILAN UMUM1. mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang

spesifik dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara denganstandar kompetensi kerja profesinya;

2. mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan

Page 42: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

36

pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dankreatif;

3. mampu mengomunikasi-kan pemikiran/argumen atau karya inovasi yangbermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang dapatdipertang-gungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepadamasyarakat terutama masyarakat profesinya;

4. mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dankeputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinyasendiri dan oleh sejawat;

5. mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khususmelalui pelatihan dan pengalaman kerja;

6. mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan programstrategis organisasi;

7. mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah padabidang profesinya

8. mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalammenyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya

9. mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja denganmasyarakat profesi dan kliennya

10.mampu bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuaidengan kode etik profesinya

11.mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri;12.mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan

nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi ataupengembangan kebijakan nasional pada bidang profesinya; dan

13.mampu mendokumen-tasikan, menyimpan, mengaudit, mengaman-kan,dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluanpengembangan hasil kerja profesinya

Deskripsi rinci program profesi di atas dapat digunakan sebagai salahsatu acuan Program Pendidikan Profesi Guru.

C. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Magister (S2)

SIKAP1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap

religius;2. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas

berdasarkan agama,moral, dan etika;3. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,

Page 43: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

37

berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;4. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki

nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;5. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan

kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;6. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap

masyarakat dan lingkungan;7. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;8. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;9. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang

keahliannya secara mandiri; dan10. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaanKETERAMPILAN UMUM1. mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif

melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain atau karya seni dalam bidangilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkannilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya, menyusun konsepsiilmiah dan hasil kajian berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiahdalam bentuk tesis atau bentuk lain yang setara, dan diunggah dalamlaman perguruan tinggi, serta makalah yang telah diterbitkan di jurnalilmiah terakreditasi atau diterima di jurnal internasional;

2. mampu melakukan validasi akademik atau kajian sesuai bidangkeahliannya dalam menyelesaikan masalah di masyarakat atau industriyang relevan melalui pengembangan pengetahuan dan keahliannya;

3. mampu menyusun ide, hasil pemikiran, dan argumen saintifik secarabertanggung jawab dan berdasarkan etika akademik, sertamengkomunikasikannya melalui media kepada masyarakat akademik danmasyarakat luas

4. mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang menjadi obyekpenelitiannya dan memposisikan ke dalam suatu peta penelitian yangdikembangkan melalui pendekatan interdisiplin atau multidisiplin;

5. mampu mengambil keputusan dalam konteks menyelesaikan masalahpengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan danmenerapkan nilai humaniora berdasarkan kajian analisis ataueksperimental terhadap informasi dan data

6. mampu mengelola, mengembangkan dan memelihara jaringan kerjadengan kolega, sejawat di dalam lembaga dan komunitas penelitian yanglebih luas

7. mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri; dan8. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan

menemukan kembali data hasil penelitian dalam rangka menjamin

Page 44: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

38

kesahihan dan mencegah plagiasi.

D. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Doktor (S3)SIKAP1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap

religius;2. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas

berdasarkan agama,moral, dan etika;3. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;4. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki

nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;5. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan

kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;6. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap

masyarakat dan lingkungan;7. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;8. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;9. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang

keahliannya secara mandiri; dan10. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaanKETERAMPILAN UMUM1. mampu menemukan atau mengembangkan teori/konsepsi/ gagasan

ilmiah baru, memberikan kontribusi pada pengembangan sertapengamalan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang memperhatikandan menerapkan nilai humaniora di bidang keahliannya, denganmenghasilkan penelitian ilmiah berdasarkan metodologi ilmiah, pemikiranlogis, kritis, sistematis, dan kreatif;

2. mampu menyusun penelitian interdisiplin, multidisiplin atau transdisiplin,termasuk kajian teoritis dan/atau eksperimen pada bidang keilmuan,teknologi, seni dan inovasi yang dituangkan dalam bentuk disertasi, danmakalah yang telah diterbitkan di jurnal internasional bereputasi

3. mampu memilih penelitian yang tepat guna, terkini, termaju, danmemberikan kemaslahatan pada umat manusia melalui pendekataninterdisiplin, multidisiplin, atau transdisiplin, dalam rangkamengembangkan dan/atau menghasilkan penyelesaian masalah di bidangkeilmuan, teknologi, seni, atau kemasyarakatan, berdasarkan hasil kajiantentang ketersediaan sumberdaya internal maupun eksternal;

4. mampu mengembangkan peta jalan penelitian dengan pendekataninterdisiplin, multidisiplin, atau transdisiplin, berdasarkan kajian tentangsasaran pokok penelitian dan konstelasinya pada sasaran yang lebih luas

Page 45: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

39

5. mampu menyusun argumen dan solusi keilmuan, teknologi atau seniberdasarkan pandangan kritis atas fakta, konsep, prinsip, atau teori yangdapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika akademik, sertamengkomunikasikannya melalui media massa atau langsung kepadamasyarakat

6. mampu menunjukkan kepemimpinan akademik dalam pengelolaan,pengembangan dan pembinaan sumberdaya serta organisasi yang beradadibawah tanggung jawabnya;

7. mampu mengelola, termasuk menyimpan, mengaudit, mengaman-kan,dan menemukan kembali data dan informasi hasil penelitian yang beradadibawah tanggung jawabnya; dan

8. mampu mengembangkan dan memelihara hubungan kolegial dankesejawatan di dalam lingkungan sendiri atau melalui jaringan kerjasamadengan komunitas peneliti diluar lembaga

Deskripsi rinci Capaian Pembelajaran Lulusan unsur keterampilan khususdan pengetahuan dikembangkan oleh program studi berdasarkan level 6(sarjana), 7 (profesi), 8 (magister), dan 9 (doktor) pada KKNI sesuai denganbidang ilmu. Program studi dapat mengembangkan CPL tersebut sesuaidengan visi, misi, dan tujuan PTKI masing-masing. Program Studi umum,seperti Pendidikan Matematika, Pendidikan IPS, dan sebagainya pada PTKImenyusun CP unsur sikap dan keterampilan umum disesuaikan dengan CPyang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Page 46: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

40

BAB IVTAHAP PEMBELAJARAN

A. Penyusunan Rencana Pembelajaran SemesterRencana kegiatan belajar mahasiswa dituangkan dalam bentuk rencana

pembelajaran semester (RPS) atau nama lainnya yang disusun oleh dosenatau tim dosen. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ini merupakankegiatan atau tindakan mengkoordinasikan komponen-komponenpembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, carapenyampaian kegiatan (metode, model dan teknik) serta cara menilainyamenjadi jelas dan sistematis, sehingga proses belajar mengajar selama satusemester menjadi efektif dan efisien.

Komponen RPS berdasarkan SNPT terdiri dari : a) nama program studi,nama dan kode mata kuliah, semester, SKS, nama dosen pengampu; b)capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; c)kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untukmemenuhi capaian pembelajaran lulusan; d) bahan kajian yang terkaitdengan kemampuan yang akan dicapai; e) metode pembelajaran; f) waktuyang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;g) pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugasyang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester; h) kriteria,indikator, dan bobot penilaian; dan i) daftar referensi yang digunakan.Tabel berikut dapat menjadi model RPS.

Tabel 17Komponen Rencana Pembelajaran Semester

Mata Kuliah:……………………..Kode :……….……………..

SKS :………..…....

Program Studi :…………………….. Semester : ……………Kode Mata Kuliah : ………………… Dosen :…………………...

Capaian Pembelajaran mata kuliah (CPMK):...................................................................................................

Minggu/Pertemua

n Ke-

Kemampuan Akhir

yangDiharapka

n

BahanKajian(MateriPelajara

n)

MetodePembelajara

n

Waktu

Belajar

(menit)

Pengalaman Belajar

Indikatordan

KreteriaPenilaian

BobotNilai

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

(7)

Daftar Referensi: …………………………………………………….

Page 47: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

41

Pengisian format di atas dengan memperhatikan contoh berikut.

Tabel 18Penjelasan Setiap Komponen RPS

No Komponen Penjelasan1 Capaian

Pembelajaran matakuliah (CPMK)

CPMK adalah rumusan capaian pembelajaranmata kuliah yang diperoleh dari hasil analisisCPL dan bahan kajian. CPMK memuat unsursikap, ketrampilan umum, ketrampilankhusus, dan pengetahuan.Contoh pada mata kuliah Metodologi StudiIslamSikap:(diambil dari CPL Bidang Sikap dan tata nilai)a. Mahasiswa mampu menunjukan

ketakwaan dan mampu menunjukkansikap religius sebagai muslim, mukmin,dan muhsin;

b. Mahasiswa mampu menunjukkan sikaptoleran, moderat, dan menjunjung tingginilai kemanusiaan dalam menjalankantugas berdasarkan nilai, moral, dan etikaIslami;

Pengetahuan:(diambil dari CPL Bidang Pengetahuan)a. Mahasiswa mampu menjelaskan teori

tentang manusia, alam semesta, danlingkungan menurut Islam

b. Mahasiswa mampu menderivasikan teorikeislaman pada landasan filosofis strukturkeilmuan

Keterampilan:(diambil dari CPL Bidang Keterampilan)a. Mahasiswa mampu merancang desain

kaitan antara teori keislaman denganlandasan keilmuan

b. Mahasiswa mampu menyajikan gagasanpenting kaitan antara teori keislamandengan landasan keilmuan

2 Minggu/PertemuanKe

Menunjukan kapan suatu kegiatandilaksanakan, yakni mulai minggu ke 1 sampaike 16 (satu semester) (bisa 1/2/3/4mingguan).

3 Kemampuan Akhiryang Diharapkan

Rumusan kemampuan di bidang kognitif,psikomotorik, dan afektif diusahakan lengkapdan utuh (hard skills & soft skills). Hal inimerupakan tahapan kemampuan yangdiharapkan sehingga CP dari mata kuliah initercapai di akhir semester.Pada aspek kognitif, seperti: menganalisis

Page 48: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

42

komponen teori masuknya Islam di Indonesia.Asepek Afektif, seperti menilai positif terhadapkomponen teori masuknya Islam di Indonsia.Aspek Psikomotor, seperti merancanginfografis masuknya Islam di Indonesia.

4 Bahan Kajian(Materi Belajar)

Bisa diisi pokok bahasan/sub pokok bahasan,atau topik bahasan.Bahan kajian dikembangkan berdasarkantipologi pengetahuan yang terdiri dari:a. Pengetahuan Faktual, misalnya sajian fakta

tentang masuknya Islam dalam beberapasumber literatur

b. Pengetahuan Konseptual, misalnya definisi,teori, dan klasifikasi terkait denganmasuknya Islam di Indonesia

c. Pengetahuan Prosedural, misalnya langkah-langkah dan mekanisme masuk danpenyebaran Islam di Indonesia.

d. Pengetahuan Metakognitif, misalnya analisisreflektif mengenai masuk dan penyebaranIslam di Indonesia

5 MetodePembelajaran

Dapat berupa: diskusi kelompok, simulasi,studi kasus, pembelajaran kolaboratif,pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasisproyek, pembelajaran berbasis masalah, ataumetode pembelajaran lain, atau gabunganberbagai bentuk. Pemilihan metodepembelajaran didasarkan pada keniscayaanbahwa dengan metode pembelajaran yangdipilih mahasiswa mencapai kemampuan yangdiharapkan

6 Waktu Belajar Takaran waktu yang menyatakan beban belajardalam satuan SKS (satuan kredit semester).Satu SKS setara dengan 170 (seratus tujuhpuluh) menit kegiatan belajar per minggu persemester.

7 PengalamanBelajar

Kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswayang dirancang oleh dosen agar yangbersangkutan memiliki kemampuan yang telahditetapkan (tugas, survai, menyusun paper,melakukan praktek, studi banding, dsb)

8 Indikator danKriteria Penilaian

Indikator merupakan penciri yang dapatmenunjukkan pencapaian kemampuan yangdicanangkan, meliputi: kognitif, afektif danpsikomotor.Ketiga indikator tersebut dapat berupa kriteriapenilaian kualitatif dan kriteria penilaiankuantitatif.

Page 49: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

43

Kriteria penilaian merupakan ketentuan yangditetapkan oleh dosen yang berkaitan denganpenciri kemampuanDemikian pula kriteria penilaian dapat berupakriteria penilaian kualitatif dan kriteriapenilaian kuantitatif.Kriteria penilaian kualitatif, seperti: ketepatananalisis, kerapian sajian, Kreatifitas ide,kemampuan komunikasi dan yang sejenis.Kriteria penilaian kuantitatif, seperti:banyaknya kutipan acuan/unsur yang dibahas,kebenaran hitungan, dan yang sejenis.

9 Bobot Nilai Disesuaikan dengan waktu yang digunakanuntuk membahas atau mengerjakan tugas,atau besarnya sumbangan suatu kemampuanterhadap pencapaian CP mata kuliah ini.

Dalam hal pengalaman belajar, dosen dapat memperkuat pengalamanmahasiswa dengan memberikan penugasan. Rancangan penugasan tersebutdapat merujuk pada model berikut.

Tabel 19Format Rancangan Tugas Mahasiswa

Mata Kuliah : …………………………….Semester/Tahun Akademik: ……………………………Sks : ……………………………………………Minggu Ke : …………………………………………….Tugas Ke : ……………………………………………Dosen : ……………………………………………..

1 Tujuan Tugas : ……………………..2 Uraian Tugas : ……………………..

a. Objek Tugas : ……………………..b. Batasan Pengerjaan Tugas : ……………………..c. Metode/cara dan acuan tugas : ……………………..d. Deskripsi luaran tugas : ……………………..

3 Kriteria Penilaiana. ……………………….. : …………… %b. ………………………… : …………… %c. ………………………….. : …………… %

Tabel 20Penjelasan Format Tugas Mahasiswa

Page 50: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

44

No Unsur Penjelasan1 Tujuan Tugas Rumusan kemampuan yang diharapkan dapat

dicapai oleh mahasiswa bila ia berhasilmengerjakan tugas ini (hard skill dan soft skill).

2 Objek Tugas Berisi deskripsi obyek material yang akandipelajari dalam tugas ini (misal teori manusiamenurut Islam)

3 Batasan PengerjaanTugas

Uraian besaran, tingkat kerumitan, dan keluasanmasalah dari obyek material yang harusdipelajari, tingkat ketajaman dan kedalamanstudi. Misalnya teori manusia menurut filosofMuslim, Bisa juga ditetapkan hasilnya harusdipresentasi di forum diskusi/ seminar

4 Metode/cara danacuan tugas

Berupa petunjuk tentang teori/teknik/alat yangsebaiknya digunakan, alternative langkah-langkah yang bisa ditempuh, data dan bukuacuan yang wajib dan yang disarankan untukdigunakan, ketentuan dikerjakan secarakelompok/individual

5 Deskripsi luaran tugas Adalah uraian tentang bentuk hasil studi/ kinerjayang harus ditunjukkan/disajikan (misal hasilstudi tersaji dalam paper minimum 20 halamantermasuk skema, tabel dan gambar, denganukuran kertas kuarto, diketik dengan type danbesaran huruf yang tertentu, dan mungkindilengkapi sajian dalam bentuk CD dengan formatpowerpoint).

6 Kriteria Penilaian Berisi butir-butir indikator yang dapatmenunjukan tingkat keberhasilan mahasiswadalam usaha mencapai kemampuan yang telahdirumuskan

B. Proses PembelajaranPembelajaran memiliki karakteristik interaktif, holistik, integratif,

saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat padamahasiswa.1. Interaktif adalah capaian pembelajaran lulusan diraih dengan

mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen.

Page 51: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

45

2. Holistik adalah proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikiryang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dankearifan lokal maupun nasional.

3. Integratif adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melaluiproses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaianpembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan programmelalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.

4. Saintifik adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui prosespembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga terciptalingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidahilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dankebangsaan.

5. Kontekstual adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui prosespembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuanmenyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.

6. Tematik adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melaluiproses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuanprogram studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melaluipendekatan transdisiplin.

7. Efektif adalah capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasilguna dengan mementingkan internalisasi materi secara baik danbenar dalam kurun waktu yang optimum.

8. Kolaboratif adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui prosespembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individupembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, danketerampilan.

9. Berpusat pada mahasiswa adalah capaian pembelajaran lulusan diraihmelalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangankreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, sertamengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukanpengetahuan.

10. Penerapan ICT dalam pembelajaran, salah satunya menggunakanpembelajaran hybrid learning. Pembelajaran ini menggabungkan gayapembelajaran konvensional dengan penguasaan ICT.

Pemilihan strategi pembelajaran harus mempertimbangkankesesuaiannya untuk pencapaian pembelajaran lulusan. Sebagai contoh,kemampuan presentasi tidak mungkin bisa dicapai melalui kuliah/ceramahdan ujian tulis. Dengan demikian capaian pembelajaran harus menjadi dasardalam pemilihan bentuk/strategi pembelajarannya.

Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa menjadi prinsip yangutama, sedangkan prinsip pembelajaran yang lain akan melengkapi.

Page 52: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

46

Pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah Student Centered Learning(SCL). Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan memberikankesempatan kepada mahasiswa untuk mencapai hasil belajar sesuai denganCPL yang diharapkan. Dalam hal ini dosen menjadi fasilitator pembelajaran.Ciri metode pembelajaran SCL adalah sebagai berikut:1. dosen berperan tidak hanya sebagai narasumber tetapi juga sebagai

fasilitator dan motivator;2. mahasiswa harus menunjukkan kinerja, yang bersifat kreatif yang

mengintergrasikan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afeksi secarautuh;

3. proses interaksinya menitikberatkan pada “method of inquiry anddiscovery”;

4. sumber belajarnya bersifat multi demensi, artinya bisa didapat dari manasaja;

5. lingkungan belajarnya harus terancang dan kontekstual.

Model pembelajaran SCL beragam. Berikut beberapa alternatifnya.Tabel 21

Ragam Pembelajaran SCL

No MetodePembelajara

n

Aktivitas Dosen Aktivitas Mahasiswa

1 Small GroupDiscussion

a. membentuk kelompok(5-10)

b. memilih bahandiskusi

c. mepresentasikanpaper danmendiskusikan dikelas

a. Membuat rancangan bahan dikusidan aturan diskusi.

b. Menjadi moderator dan sekaligusmengulas pada setiap akhir sesiondiskusi mahasiswa.

2 Simulasi a. Mempelajari danmenjalankan suatuperan yangditugaskankepadanya.

b. atau mempraktikkan/mencoba berbagaimodel (komputer)yang telah disiapkan

a. Merancang situasi/ kegiatan yangmirip dengan yang sesungguhnya,bisa berupa bermain peran, modelkomputer, atau berbagai latihansimulasi.

b. Membahas kinerja mahasiswa.

3 Discovery mencari, mengumpulkan, a. Menyediakan data, atau petunjuk

Page 53: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

47

Learning dan menyusun informasiyang ada untukmendeskripsikan suatupengetahuan.

(metode) untuk menelusuri suatupengetahuan yang harusdipelajari oleh mahasiswa.

b. Memeriksa dan memberi ulasanterhadap hasil belajar mandirimahasiswa

4 Self-DirectedLearning

merencanakan kegiatanbelajar, melaksanakan,dan menilai pengalamanbelajarnya sendiri.

sebagai fasilitator, memberi arahan,bimbingan, dan konfirmasi terhadapkemajuan belajar yang telahdilakukan individu mahasiswa

5 CooperativeLearning

Membahas danmenyimpulkan masalah/tugas yang diberikandosen secaraberkelompok

e. Merancang dan dimonitor prosesbelajar dan hasil belajar kelompokmahasiswa.

f. Menyiapkan suatu masalah/kasus atau bentuk tugas untukdiselesaikan oleh mahasiswasecara berkelompok.

6 Collaborative Learning

a. Bekerja sama dengananggota kelompoknyadalam mengerjakantugas

b. Membuat rancanganproses dan bentukpenilaian berdasarkankonsensuskelompoknya sendiri.

a. Merancang tugas yang bersifatopen ended.

b. Sebagai fasilitator dan motivator.

7 ContextualInstruction

a. Membahas konsep(teori) kaitannyadengan situasi nyatau

b. Melakukan studilapang/ terjun didunia nyata untukmempelajarikesesuaian teori.

a. Menjelaskan bahan kajian yangbersifat teori dan mengkaitkannyadengan situasi nyata dalamkehidupan sehari-hari, atau kerjaprofesional, atau manajerial, atauentrepreneurial.

b. Menyusun tugas untuk studimahasiswa terjun ke lapangan

8 ProjectBasedLearning

a. Mengerjakan tugas(berupa proyek) yangtelah dirancang secarasistematis.

b. Menunjukan kinerjadan mempertanggungjawabkan hasil

a. Merancang suatu tugas (proyek)yang sistematik agar mahasiswabelajar pengetahuan danketrampilan melalui prosespencarian/ penggalian (inquiry),yang terstruktur dan kompleks.

b. Merumuskan dan melakukan

Page 54: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

48

kerjanya di forum. proses pembimbingan danasesmen.

9 ProblemBasedLearning

Belajar dengan menggali/mencari informasi(inquiry) sertamemanfaatkan informasitersebut untukmemecahkan masalahfaktual/ yang dirancangoleh dosen.

a. Merancang tugas untuk mencapaiCP tertentu

b. Membuat petunjuk (metode) untukmahasiswa dalam mencaripemecahan masalah yang dipiliholeh mahasiswa sendiri atau yangditetapkan.

10 Dst Dst dst

C. PenilaianStandar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang

penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhancapaian pembelajaran lulusan. Penilaian tersebut mencakup: 1) prinsippenilaian; 2) teknik dan instrumen penilaian; 3) mekanisme dan prosedurpenilaian; 4) pelaksanaan penilaian; 5) pelaporan penilaian; dan 6) kelulusanmahasiswa.1. Prinsip Penilaian

Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif,akuntabel, dan transparan. Berikut ini adalah penjelasannya.

Tabel 22Prinsip-Prinsip Penilaian

Prinsip Penjelasan

EdukatifMemotivasi untuk:a. Memperbaiki rencana dan cara belajarnya;b. Meraih capaian pembelajarnya;

Otentika. Berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan;b. Hasil belajar yang mencerminkan kemampuan

mahasiswa;

Objektif

a. Penilaian yang standarnya disepakati antara dosen danmahasiswa;

b. Bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yangdinilai;

AkuntabelPenilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dankriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dandipahami oleh mahasiswa.

Transparana. Penilaian yang prosedural;b. Hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku

kepentingan;

Page 55: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

49

2. Teknik dan Instrumen PenilaianTeknik penilaian terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes

tertulis, tes lisan, dan angket. Instrumen penilaian terdiri atas penilaianproses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk portofolioatau karya desain. Adapun hasil akhir penilaian merupakan integrasi antaraberbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.

Penilaian ranah sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,penilaian antar mahasiswa (mahasiswa menilai kinerja rekannya dalam satubidang atau kelompok), dan penilaian aspek pribadi yang menekankan padaaspek beriman, berakhlak mulia, percaya diri, disiplin dan bertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar,serta dunia dan peradabannya.

Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, danketerampilan khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dariberbagi teknik dan instrumen penilaian. Penilaian pengetahuan tersebutdapat berbentuk tes tulis dan tes lisan yang secara teknis dapat dilaksanakansecara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung maksudnya adalahdosen dan mahasiswa bertemu secara tatap muka saat penilaian, misalnyasaat seminar, ujian skripsi, tesis dan disertasi. Sedangkan secara tidaklangsung, misalnya menggunakan lembar-lembar soal ujian tulis. Adapunpenilaian ranah keterampilan melalui penilaian kinerja yang dapatdiselenggarakan melalui praktikum, praktek, simulasi, praktek lapangan, danlainnya yang memungkinkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuanketerampilannya.

3. Mekanisme dan Prosedur PenilaianMekanisme penilaian terdiri atas:

a. Menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen,kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilaisesuai dengan rencana pembelajaran.

b. Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik,instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsippenilaian memberikan umpan balik dan kesempatan untukmempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa, dan

c. Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secaraakuntabel dan transparan.

Prosedur penilaian mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberiantugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, danpemberian nilai akhir. Prosedur penilaian pada tahap perencanaan dapatdilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.4. Pelaksanaan Penilaian

Page 56: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

50

Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran.Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan oleh:a. Dosen pengampu atau tim dosen pengampu.b. Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan

mahasiswa, dan/atauc. Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan

pemangku kepentingan yang relevan.Adapun pelaksanaan penilaian untuk program doktor, PTKI wajibmenyertakan tim penilai eksternal dari perguruan tinggi yang berbeda.

5. Pelaporan PenilaianPelaporan penilaian dinyatakan dalam kualifikasi keberhasilan

mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah yang dinyatakan dalamkisaran:

a. huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik;b. huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik;c. huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup;d. huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; ataue. huruf E setara dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang.

PTKI dapat menggunakan huruf antara dan angka antara untuk nilaipada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat). Hasil penilaian diumumkan kepadamahasiswa setelah satu tahap pembelajaran sesuai dengan rencanapembelajaran.

Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semesterdinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS). Indeks prestasi semester(IPS) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkanperkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks matakuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambildalam satu semester.

Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir programstudi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK). Indeks prestasikumulatif (IPK) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan caramenjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuhdan sks mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliahyang diambil yang telah ditempuh.

6. Kelulusan MahasiswaMahasiswa yang telah lulus berhak mendapatkan Pernyataan

Kelulusan. Pernyataan tersebut mengikuti pola di bawah ini.

Tabel 23Kelulusan Mahasiswa Program Sarjana, Profesi, Magister, dan Doktor

Page 57: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

51

No Jenjang Pernyataan Kelulusan IPK PredikatKelulusan

1 Sarjana Apabila telah menempuh seluruh beban belajar yangditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusanyang ditargetkan oleh program studi dengan indeksprestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan2,00 (dua koma nol nol).

2,76-3,00 Memuaskan3,01-3,50 Sangat

Memuaskan>3,50 Pujian Pujian

2 Profesi,Magister (S2)Doktor (S3)

Dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruhbeban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaianpembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh programstudi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besaratau sama dengan 3,00 (tiga koma nol).

3,00-3,50 Memuaskan

3,51-3,75 SangatMemuaskan

>3,75 Pujian

Mahasiswa PTKI yang dinyatakan lulus berhak memperoleh:a. Ijazah, bagi lulusan program sarjana, program magister, dan program

doktor;b. Sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi;c. Gelar; dand. Surat keterangan pendamping ijazah (SKPI). (contoh SKPI terlampir)

Page 58: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

52

BAB VTAHAP EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN

Dalam kerangka pengelolaan pembelajaran, sesuai dengan SNPT, PTKIberkewajiban:1. melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam

setiap mata kuliah;2. menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi, standar

proses, standar penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka mencapaicapaian pembelajaran lulusan;

3. melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademik danbudaya mutu yang baik;

4. melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalamrangka menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran; dan

5. melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai sumberdata dan informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan danpengembangan mutu pembelajaran.

Kegiatan evaluasi program pembelajaran digunakan sebagai tolok ukurkeberhasilan dan perbaikan mutu pembelajaran atau pengembangankurikulum program studi. Salah satu bentuk evaluasi program pembelajaranyang dapat dilakukan adalah penyebaran angket kepada mahasiswa sebelumkegiatan pembelajaran selesai di setiap semester. Hasilnya ditabulasi dandianalisis untuk melihat keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukanoleh dosen atau sekelompok dosen di setiap mata kuliah. Hasil analisis inidapat digunakan untuk evaluasi diri dan perbaikan terutama pada prosespembelajaran.

Evaluasi dengan sistem angket dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan. Dimulai dengan kegiatan merencanakan bentuk angket, penyebaranangket pada mahasiswa, pengolahan hasil angket, analisis dan pembahasanhasil analisis, pembuatan rekomendasi, dan diakhiri pembuatan laporan.

Page 59: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

53

BAB VIPELAPORAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Pelaporan prestasi belajar mahasiswa PTKI dinyatakan dalam bentukijazah, transkrip akademik, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).Dalam pelaporan tersebut, PTKI dapat merujuk pada Peraturan MenteriAgama Nomor 1 Tahun 2016 tentang Ijazah, Transkrip Akademik, dan SuratKeterangan Pendamping Ijazah Perguruan Tinggi Keagamaan.

Untuk memenuhi standar nasional dan memberikan kepastian hukumbagi pihak-pihak yang terkait, setiap PTKI harus mencantumkan NomorInduk Registrasi Masuk (NIRM) dan Nomor Induk Registrasi Lulus (NIRL)sesuai dengan peraturan teknis Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT),juga dapat ditelusuri dalam SIVIL (Sistem Informasi Validasi Lulusan), danPIN (Penomoran Ijazah Nasional).

Page 60: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

54

BAB VIIPENUTUP

Pengembangan kurikulum pada PTKI merupakan implementasiregulasi, tuntutan, tantangan, dan kebutuhan masing-masing PTKI dalammeningkatkan mutu pendidikan secara kontinyu. Panduan ini diharapkanmenjadi acuan praktis sehingga dapat membantu pengelola program studidan dosen PTKI dalam penyusunan kurikulum sesuai dengan KKNI danSNPT.

Pengelola program studi dan dosen PTKI diharapkan dapat memahamidan mengaplikasikan Panduan ini secara optimal dalam kerangkapenyusunan kurikulum. Sebagai tindak lanjut dari Panduan ini, program studidan PTKI dapat menyusun petunjuk teknis pembelajaran, penyusunan bahanajar, praktikum, dan penilaian.

Page 61: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

55

DAFTAR RUJUKAN

Bruce Joyce, M. Weil, & E. Calhoun. 2009. Models of Teaching (8 ed.). NewJersey: Pearson Education,Inc

Ditjen Dikti. 2014. Buku Panduan Kurikulum Pendidikan Tinggi DirektoratPembelajaran dan Kemahasiswaan. Jakarta: Kementerian PendidikanDan Kebudayaan

Ditjen Pembelajaran dan Mahasiswa. 2016. Buku Panduan PenyusunanKurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta: Kementerian Riset Teknologi danPendidikan Tinggi.

Ditjen Pendidikan Islam. 2013. Petunjuk Teknis Pengembangan KurikulumBerbasis Kompetensi Yang Merujuk Pada Kerangka Kualifikasi NasionalIndonesia. Jakarta: Kementerian Agama

Peraturan Direktur Jenderal Nomor 2500 Tahun 2018 Tentang StandarKompetensi Lulusan dan Capaian Pembelajaran Program StudiJendang Sarjana Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam danFakultas Agama Islam Pada Perguruan Tinggi.

Peraturan Menteri Agama RI Nomor 1 tahun 2016 tentang Ijazah, TranskripAkademik, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah

Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik IndonesiaNomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 TentangKerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;

Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi;Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

Page 62: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

56

Lampiran 1Contoh SKPI

No. SKPI/……./…/2018

UNIVERSITAS ………………………………………………………..

SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH

Diploma Supplement

01. DESKRIPSI SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH (SKPI)

01. Diploma Suplement Description

Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) ini mengacu pada KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional PendidikanTinggi (SNPT) serta Peraturan Menteri Agama Repulik Indonesia Nomor 1tahun 2016 tentang Ijazah, Transkrip Akademik, dan Surat KeteranganPendamping Ijazah Perguruan Tinggi Keagamaan. Tujuan dari SKPI iniadalah menjadi dokumen yang menyatakan kemampuan kerja,penguasaan pengetahuan, dan sikap/moral pemegangnya.

Terjemah ke dalam bahasa inggris

02. INFORMASI TENTANG IDENTITAS DIRI PEMEGANG SKPI

02. Information identifying the Holder of Diploma Supplement

NAMA LENGKAP

Full Name

TAHUN MASUK DAN LULUS

Year of Completion

………………………. …………………………..

TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR NOMOR SERI IJAZAH

Logo PTKI

Page 63: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

57

Date and Place of Birth Diploma Number

Bandung, …………………………

Gowa, ……………………....................

NOMOR INDUK MAHASISWA

Student Identification Number

GELAR DAN SINGKATAN

Name of Qualification

……………………………………Sarjana ……………………………………

Terjemah ke dalam bahasa inggris

03. INFORMASI TENTANG IDENTITAS PENYELENGGARA PROGRAM

03. Information identifying The Awarding Institution

SK PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

Awarding Institution’s License

PERSYARATAN PENERIMAAN

Entry Requirements

No..........

No..........

Lulus SMA/MA/SMK Sederajat

Terjemah ke dalam bahasa inggris

NAMA PERGURUAN TINGGI

Awarding Institution

Universitas……………………………..

Terjemah ke dalam bahasa inggris

FAKULTAS

Faculty

BAHASA PENGANTAR KULIAH

Language of Instruction

Indonesia

Indonesian

PROGRAM STUDI

Major

Tarbiyah dan Keguruan PAI

Terjemah ke dalam bahasa inggris Terjemah ke dalam bahasa inggris

SISTEM PEMBELAJARAN

Learning System

SISTEM PENILAIAN

Grading System

KELAS: Reguler

Class :Regular

Skala 1-4; A=4, B=3, C=2, D=1

Scale1-4; A=4, B=3, C=2, D=1

PROGRAM PENDIDIKAN

Academic Programe

Akademik dan Sarjana (Strata 1)

Academic & Bachelor Degree

LAMA STUDI REGULER

Regular Length of Study

8 Semester

8 Semesters

Page 64: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

58

JENJANG KUALIFIKASI SESUAI KKNI Level ofQualification in the National QualificationFramework

Level 6

JENIS DAN JENJANG PENDIDIKAN LANJUTAN

Access to Further Study

Program Magister dan Doktoral

Master & Doctorl Program

STATUS PROFESI (BILA ADA)

Professional Status (If Applicable)

04. INFORMASI TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONALINDONESIA (KKNI)

04. Information of Indonesian Qualification Framework

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia(KKNI) adalah kerangka penjenjangankualifikasi dan kompetensi tenaga kerjaIndonesia yang menyandingkan,menyetarakan, dan mengintegrasikan sektorpendidikann dengan sektor pelatihan danpengalaman kerja dalam suatu skemapengakuan kemampuan kerja yangdisesuaikan dengan struktur di berbagaisektor pekerjaan. KKNI merupakanperwujudan mutu dan jati diri BangsaIndonesia terkait dengan sistempendidikan nasional, sistem pelatihan kerjanasional serta sistem penilaian kesetaraancapaian pembelajaran (learning outcomes)nasional, yang dimiliki Indonesia untukmenghasilkan sumberdaya manusia yangbermutu dan produktif.KKNI merupakansistem yang berdiri sendiri dan merupakanjembatan antara sektor pendidikan danpelatihan untuk membentuk SDM nasionalberkualitas dan bersertifikat melalui skemapendidikan formal, non formal, in formal,pelatihan kerja atau pengalaman kerja.Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaianpembelajaran yang disepakati secaranasional, disusun berdasarkan ukuran hasilpendidikan dan/atau pelatihan yangdiperoleh melalui pendidikan formal,nonformal, informal, atau pengalaman kerja.

Terjemahkan ke dalam bahasa Inggris

05. INFORMASI TENTANG CAPAIAN PEMBELAJARAN

05. Information Identifying the Learning Outcomes

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN A. LEARNING OUTCOMES

CAPAIAN PEMBELAJARAN BIDANG SIKAPDAN TATA NILAI

ATTITUDE LEARNING OUTCOMES

Page 65: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

59

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa danmampu menunjukkan sikap religius;

2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalammenjalankan tugas berdasarkan agama, moral,dan etika;

3. Berkontribusi dalam peningkatan mutukehidupan bermasyarakat, berbangsa,bernegara, dan kemajuan peradabanberdasarkan Pancasila;

4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dancinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasatanggung jawab pada negara dan bangsa

5. Dst

Terjemah ke dalam bahasa inggris

CAPAIAN PEMBELAJARAN BIDANGPENGETAHUAN

KNOWLEDGE LEARNING OUTCOMES

1. Menguasai secara mendalam karakteristikpeserta didik dari aspek fisik, psikologis, sosial,dan kultural untuk kepentingan pembelajaran;

2. Memberikan layanan pembelajaran PAI(Pendidikan Agama Islam) yang mendidikkepada peserta didik sesuai dengankarakteristiknya;

3. Memfasilitasi pengembangan potensi relegiuspeserta didik secara optimal;

4. Menguasai landasan filosofis, yuridis, historis,sosiologis, kultural, psikologis, dan empirisdalam penyelenggaraan pendidikan danpembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam);

5. Menguasai konsep, instrumentasi, dan praksispsikologi pendidikan dan bimbingan sebagaibagian dari tugas pembelajaran PAI(Pendidikan Agama Islam);

6. Menguasai teori belajar dan pembelajaran PAI(Pendidikan Agama Islam);

7. Memilih secara adekuat pendekatan danmodel pembelajaran, bahan ajar, dan penilaianuntuk kepentingan pembelajaran PAI;

8. Menerapkan teknologi informasi dankomunikasi dalam perencanaan pembelajaran,penyelenggaraan pembelajaran, evaluasipembelajaran dan pengelolaan pembelajaranPAI (Pendidikan Agama Islam);

9. Memperbaiki dan/atau meningkatkankualitas pembelajaran berdasarkanpenilaian proses dan penilaian hasil belajarPAI (Pendidikan Agama Islam);

10. Dst..

Terjemah ke dalam bahasa inggris

CAPAIAN PEMBELAJARAN BIDANGKETERAMPILAN UMUM

GENERAL SKILS LEARNINGOUTCOMES

1. Mampu menunjukkan kinerja mandiri,bermutu dan terukur sebagai pendidik,peneliti dan pengembang bahan ajar PAI

2. Mampu mengkaji implikasi pengembanganatau implementasi ilmu pengetahuan danteknologi yang memperhatikan dan

Terjemah ke dalam bahasa inggris

Page 66: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

60

menerapkan nilai humaniora sesuai dengankeahliannya berdasarkan kaidah, tata cara,dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkansolusi, gagasan, desain atau kritik seni,

3. Mampu menyusun deskripsi saintifik, hasilkajiannya dalam bentuk skripsi atau laporantugas akhir, dan mengunggahnya dalamlaman perguruan tinggi

4. Mampu mengambil keputusan secara tepat,dalam konteks penyelasaian masalah dibidang keahliannya berdasarkan hasil analisisinformasi dan data

CAPAIAN PEMBELAJARAN BIDANGKETERAMPILAN KHUSUS

SPESIFIC SKILS LEARNINGOUTCOMES

13. Mampu menerapkan kurikulum mataPelajaran Pendidikan Agama Islam disekolah/madrasah sesuai dengan prosedurdan prinsip-prinsip dalam pengembangankurikulum;

14. Mampu mengembangkan perangkatpembelajaran Pendidikan Agama Islamdisekolah/madrasah secara baik dan tepat;

15. Mampu mengembangkan media , alat danbahan ajar pembelajaran Pendidikan AgamaIslam;

16. Mampu melaksanakan pembelajaran yangmendidik, kreatif dan inovatif pada PendidikanAgama Islam di sekolah/madrasah;

17. Mendiseminasikan karya akademikdalam bentuk publikasi yang diunggahdalam laman perguruan tinggi dan/ataujurnal bereputasi

18. Dst.

Terjemah ke dalam bahasa inggris

B. AKTIVITAS, PRESTASI, DAN KEGIATANPemegang SKPI ini memiliki perestasi dan telahmengikuti program:1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran PAI

Tahun 2062. Juara I Lomba Penyusunan Naskah Buku PAI

tahun 2017.3. Sertifikasi Bahasa Asing Tingkat Advance Tahun

20164. Dst

B. ACTIVITIES, ACHIEVEMENTS,AND AWARDSTerjemahkan ke dalam bahasa Inggris

06. SKEMA TENTANG SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

06. SCHEME OF THE INDONESIAN HIGHER EDUCATION SYSTEM

Page 67: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Panduan Pengembangan Kurikulum PTKIMengacu pada KKNI dan SNPT

61

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia,yang selanjutnya disingkat KKNI adalahkerangka penjenjangan kualifikasi kom-petensi yang dapat menyandingkan,menyetarakan, dan meng-integrasikan antarabidang pen-didikan dan bidang pelatihankerja serta pengalaman kerja dalam rangkapemberian pengakuan kompetensi kerja sesuaidengan struktur pekerjaan di berbagai bidang.

Terjemahkan ke dalam bahasa Inggris

KKNI merupakan perwujudan mutu dan jatidiri bangsa Indonesia terkait dengan sistempendidikan dan pelatihan nasional yangdimiliki Indonesia.

Terjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaianpembelajaran yang disepakati secara nasional,disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikandan/atau pelatihan yang diperoleh melaluipendidikan formal, nonformal ataupengalaman kerja.

Terjemahkan ke dalam bahasa Inggris

07. PENGESAHAN SKPI

07. SKPI Legalization

Jakarta, ………………………Jakarta, …………………Rektor/Ketua/Dekan …………………..Rector/Chairman/Dean Faculty of…………………….

Nama Rektor/Ketua/DekanNIP: ……………………………

Page 68: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama
Page 69: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAMNOMOR 706 TAHUN 2018

TENTANGPANDUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI

PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang : a. bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional untuk setiapprogram studi merupakan rambu-rambu untuk menjaminstandar kompetensi lulusan sesuai dengan program studi yangditempuh;

b. bahwa dalam penyusunan kurikulum program studi padaPerguruan Tinggi Keagamaan Islam, perlu dibuat suatupanduan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan DirekturJenderal Pendidikan Islam tentang Panduan PengembanganKurikulum Program Studi Pada Perguruan Tinggi KeagamaanIslam;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang PendidikanTinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5336);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentangPenyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan PerguruanTinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5500);

4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012 Nomor 24);

Page 70: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang OrganisasiKementerian Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 8);

6. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang KementerianAgama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 168);

7. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

8. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TENTANGPANDUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PADAPERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM.

KESATU : Menetapkan Panduan Pengembangan Kurikulum Program StudiPada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam sebagaimana tercantumdalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariKeputusan ini.

KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU mengacupada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Standar NasionalPendidikan Tinggi.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2 Februari 2018

DIREKTUR JENDERALPENDIDIKAN ISLAM,

KAMARUDDIN AMIN

Page 71: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 8 TAHUN 2012

TENTANG

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan

Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja

Nasional perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem

Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4637);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL

INDONESIA.

Page 72: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:

1. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya di-singkat

KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang

dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara

bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja

dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan

struktur pekerjaan di berbagai sektor.

2. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui

internalisasi pengetahuan, sikap, ketrampilan, kompetensi, dan

akumulasi pengalaman kerja.

3. Penyetaraan adalah proses penyandingan dan pengintegrasian capaian

pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan kerja, dan

pengalaman kerja.

4. Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang

menyatakan kedudukannya dalam KKNI.

5. Pengalaman kerja adalah pengalaman melakukan pekerjaan dalam

bidang tertentu dan jangka waktu tertentu secara intensif yang

menghasilkan kompetensi.

6. Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat

kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji

kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia,

Standar Internasional, dan/atau Standar Khusus.

7. Sertifikat kompetensi kerja adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh

lembaga sertifikasi profesi terakreditasi yang menerangkan bahwa

seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

8. Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu

yang diakui oleh masyarakat.

Page 73: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

BAB II

JENJANG DAN PENYETARAAN

Pasal 2

(1) KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari

jenjang 1 (satu) sebagai jenjang terendah sampai dengan jenjang 9

(sembilan) sebagai jenjang tertinggi.

(2) Jenjang kualifikasi KKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:

a. jenjang 1 sampai dengan jenjang 3 dikelompokkan dalam

jabatan operator;

b. jenjang 4 sampai dengan jenjang 6 dikelompokkan dalam

jabatan teknisi atau analis;

c. jenjang 7 sampai dengan jenjang 9 dikelompokkan dalam

jabatan ahli.

(3) Setiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakup nilai-nilai sesuai

deskripsi umum sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan

Presiden ini.

Pasal 3

Setiap jenjang kualifikasi pada KKNI memiliki kesetaraan dengan capaian

pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan, pelatihan kerja atau

pengalaman kerja.

Pasal 4

(1) Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan atau

pelatihan kerja dinyatakan dalam bentuk sertifikat.

(2) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk ijazah dan

sertifikat kompetensi.

(3) Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bentuk

pengakuan atas capaian pembelajaran yang diperoleh melalui

pendidikan.

(4) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

merupakan bentuk pengakuan atas capaian pembelajaran yang

diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kerja.

Page 74: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

(5) Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pengalaman kerja

dinyatakan dalam bentuk keterangan yang dikeluarkan oleh tempat

yang bersangkutan bekerja.

Pasal 5

Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pen-didikan

dengan jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas:

a. lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1;

b. lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang

2;

c. lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;

d. lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4;

e. lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5;

f. lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah

setara dengan jenjang 6;

g. lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan

jenjang 8;

h. lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9;

i. lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8;

j. lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9.

Pasal 6

(1) Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pelatihan

kerja dengan jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas:

a. lulusan pelatihan kerja tingkat operator setara dengan jenjang 1,

2, dan 3;

b. lulusan pelatihan kerja tingkat teknisi/analis setara dengan

jenjang 4, 5, dan 6;

c. lulusan pelatihan kerja tingkat ahli setara dengan jenjang 7, 8,

dan 9.

(2) Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pelatihan

kerja dengan jenjang kualifikasi pada KKNI dilakukan dengan

sertifikasi kompetensi.

Page 75: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

Pasal 7

(1) Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui

pengalaman kerja dengan jenjang kualifikasi pada KKNI mem-

pertimbangkan bidang dan lama pengalaman kerja, tingkat

pendidikan serta pelatihan kerja yang telah diperoleh.

(2) Lama pengalaman kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditentukan oleh masing-masing sektor atau subsektor.

(3) Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui

pengalaman kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan sertifikasi kompetensi.

Pasal 8

(1) Pengakuan dan penyetaraan kualifikasi pada KKNI dengan

kerangka kualifikasi negara lain atau sebaliknya, baik secara

bilateral maupun multilateral dilakukan atas dasar perjanjian kerja

sama saling pengakuan yang diatur sesuai dengan keten-tuan

peraturan perundang-undangan.

(2) Perjanjian kerja sama saling pengakuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur oleh lembaga yang berwenang menge-luarkan

notifikasi dan perjanjian kerja sama saling pengakuan.

BAB III

PENERAPAN KKNI

Pasal 9

(1) Penerapan KKNI pada setiap sektor atau bidang profesi dite-tapkan

oleh kementerian atau lembaga yang membidangi sektor atau

bidang profesi yang bersangkutan sesuai dengan kewe-nangannya.

(2) Penerapan KKNI pada setiap sektor atau bidang profesi seba-

gaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada deskripsi jenjang

kualifikasi KKNI sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan

Presiden ini.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan KKNI diatur oleh

Menteri yang membidangi ketenagakerjaan dan Menteri yang

membidangi pendidikan baik secara bersama-sama atau sendiri-

sendiri sesuai bidang tugasnya masing-masing.

Page 76: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 10

(1) Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden ini, penjenjangan

kualifikasi kompetensi pada sektor atau bidang profesi yang telah

ada dilakukan penyesuaian dengan mengacu pada Peraturan

Presiden ini dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun.

(2) Dalam hal penjenjangan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) telah terikat oleh perjanjian internasional atau telah diatur

dengan peraturan perundangan-undangan yang lebih tinggi

dilakukan harmonisasi dan/atau konversi.

(3) Penyesuaian penjenjangan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan harmonisasi dan/atau konversi kualifikasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui forum

konvensi yang diinisiasi oleh kementerian yang membidangi

ketenagakerjaan dan kementerian yang membidangi pendidikan

dengan melibatkan pemangku kepentingan.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 17 Januari 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 17 Januari 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

Page 77: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 24

LAMPIRAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 8 TAHUN 2012

TANGGAL 17 Januari 2012

DESKRIPSI JENJANG KUALIFIKASI KKNI

JENJANG KUALIFIKASI

URAIAN

Deskripsi umum

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalammenyelesaikan tugasnya.

c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air sertamendukung perdamaian dunia.

d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulianyang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, danagama serta pendapat/temuan original orang lain.

f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untukmendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

1

Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan, dan tanggung jawab atasannya.

Memiliki pengetahuan faktual.

Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

2

Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.

Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih penyelesaian yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain.

Page 78: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

JENJANG KUALIFIKASI

URAIAN

3

Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.

Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.

Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

4

Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik dengan menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode yang sesuai dari beberapa pilihan yang baku, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan mampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang kerjanya.

Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.

5

Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

6 Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.

Page 79: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

JENJANG KUALIFIKASI

URAIAN

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

7

Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.

Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner.

Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.

8

Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.

Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner.

Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.

9

Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.

Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi, dan transdisipliner.

Page 80: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

JENJANG KUALIFIKASI

URAIAN

Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 17 Januari 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Page 81: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 8 TAHUN 2012

TANGGAL 17 Januari 2012

DESKRIPSI JENJANG KUALIFIKASI KKNI

JENJANG KUALIFIKASI

URAIAN

Deskripsi umum

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya.

c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia.

d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.

f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan, dan tanggung jawab atasannya.

Memiliki pengetahuan faktual. 1

Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.

Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih penyelesaian yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.

2

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain.

Mampu …

Page 82: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

JENJANG KUALIFIKASI

URAIAN

Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.

Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.

Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya.

3

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik dengan menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode yang sesuai dari beberapa pilihan yang baku, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan mampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang kerjanya.

Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif.

4

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain....

Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

5

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

6 Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.

Menguasai …

Page 83: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

JENJANG

KUALIFIKASI

URAIAN

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.

Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner.

7

Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.

Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.

Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner.

8

Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional....

Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.

9 Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi, dan transdisipliner.

Mampu …

Page 84: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

- 4 -

JENJANG KUALIFIKASI

URAIAN

Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 17 Januari 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya

Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Kabinet,

Agus Sumartono, S.H., M.H.

Page 85: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2012

TENTANG

PENDIDIKAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan kepada

Pemerintah untuk mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional

yang meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan

bangsa untuk kemajuan peradaban serta

kesejahteraan umat manusia;

b. bahwa pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem

pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan

ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora

serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa

Indonesia yang berkelanjutan;

c. bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam

menghadapi globalisasi di segala bidang, diperlukan

pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan

intelektual, ilmuwan, dan/atau profesional yang

berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis,

berkarakter tangguh, serta berani membela

kebenaran untuk kepentingan bangsa;

d. bahwa . . .

Page 86: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 2 -

d. bahwa untuk mewujudkan keterjangkauan dan

pemerataan yang berkeadilan dalam memperoleh

pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan dengan

kepentingan masyarakat bagi kemajuan,

kemandirian, dan kesejahteraan, diperlukan

penataan pendidikan tinggi secara terencana, terarah,

dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek

demografis dan geografis;

e. bahwa untuk menjamin penyelenggaraan pendidikan

tinggi diperlukan pengaturan sebagai dasar dan

kepastian hukum;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,

dan huruf e perlu membentuk Undang-Undang

tentang Pendidikan Tinggi;

Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 31 Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

BAB I . . .

Page 87: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 3 -

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara.

2. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program

diploma, program sarjana, program magister,

program doktor, dan program profesi, serta program

spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan

tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

3. Ilmu Pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan

yang digali, disusun, dan dikembangkan secara

sistematis dengan menggunakan pendekatan

tertentu, yang dilandasi oleh metodologi ilmiah

untuk menerangkan gejala alam dan/atau

kemasyarakatan tertentu.

4. Teknologi adalah penerapan dan pemanfaatan

berbagai cabang Ilmu Pengetahuan yang

menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan dan

kelangsungan hidup, serta peningkatan mutu

kehidupan manusia.

5. Humaniora adalah disiplin akademik yang mengkaji

nilai intrinsik kemanusiaan.

6. Perguruan . . .

Page 88: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 4 -

6. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang

menyelenggarakan Pendidikan Tinggi.

7. Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat

PTN adalah Perguruan Tinggi yang didirikan

dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.

8. Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat

PTS adalah Perguruan Tinggi yang didirikan

dan/atau diselenggarakan oleh masyarakat.

9. Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya

disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan

Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

10. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut

kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk

memperoleh informasi, data, dan keterangan yang

berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian

suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.

11. Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan

sivitas akademika yang memanfaatkan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan

kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan

kehidupan bangsa.

12. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa

dengan dosen dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

13. Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik

yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.

14. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan

dengan tugas utama mentransformasikan,

mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan,

Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.

15. Mahasiswa . . .

Page 89: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 5 -

15. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang

Pendidikan Tinggi.

16. Masyarakat adalah kelompok warga negara

Indonesia nonpemerintah yang mempunyai

perhatian dan peranan dalam bidang Pendidikan

Tinggi.

17. Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan

dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan

metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis

pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau

pendidikan vokasi.

18. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan

standar yang meliputi standar nasional pendidikan,

ditambah dengan standar penelitian, dan standar

pengabdian kepada masyarakat.

19. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,

adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang

kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

20. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau

walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

21. Kementerian adalah perangkat pemerintah yang

membidangi urusan pemerintahan di bidang

pendidikan.

22. Kementerian lain adalah perangkat pemerintah yang

membidangi urusan pemerintahan di luar bidang

pendidikan.

23. Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang

selanjutnya disingkat LPNK adalah lembaga

pemerintah pusat yang melaksanakan tugas

pemerintahan tertentu.

24. Menteri . . .

Page 90: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 6 -

24. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

Pasal 2

Pendidikan Tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka

Tunggal Ika.

Pasal 3

Pendidikan Tinggi berasaskan:

a. kebenaran ilmiah;

b. penalaran;

c. kejujuran;

d. keadilan;

e. manfaat;

f. kebajikan;

g. tanggung jawab;

h. kebhinnekaan; dan

i. keterjangkauan.

Pasal 4

Pendidikan Tinggi berfungsi:

a. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;

b. mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif,

responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan

kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan

c. mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

dengan memperhatikan dan menerapkan nilai

Humaniora.

Pasal 5 . . .

Page 91: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 7 -

Pasal 5

Pendidikan Tinggi bertujuan:

a. berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan

berbudaya untuk kepentingan bangsa;

b. dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu

Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi

kepentingan nasional dan peningkatan daya saing

bangsa;

c. dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

melalui Penelitian yang memperhatikan dan

menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi

kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan

kesejahteraan umat manusia; dan

d. terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis

penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat

dalam memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB II

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI

Bagian Kesatu

Prinsip dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi

Pasal 6

Pendidikan Tinggi diselenggarakan dengan prinsip:

a. pencarian kebenaran ilmiah oleh Sivitas Akademika;

b. demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif

dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

agama, nilai budaya, kemajemukan, persatuan, dan

kesatuan bangsa;

c. pengembangan . . .

Page 92: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 8 -

c. pengembangan budaya akademik dan pembudayaan

kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika;

d. pembudayaan dan pemberdayaan bangsa yang

berlangsung sepanjang hayat;

e. keteladanan, kemauan, dan pengembangan kreativitas

Mahasiswa dalam pembelajaran;

f. pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa dengan

memperhatikan lingkungan secara selaras dan

seimbang;

g. kebebasan dalam memilih Program Studi berdasarkan

minat, bakat, dan kemampuan Mahasiswa;

h. satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka

dan multimakna;

i. keberpihakan pada kelompok Masyarakat kurang

mampu secara ekonomi; dan

j. pemberdayaan semua komponen Masyarakat melalui

peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian

mutu layanan Pendidikan Tinggi.

Pasal 7

(1) Menteri bertanggung jawab atas penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi.

(2) Tanggung jawab Menteri atas penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) mencakup pengaturan, perencanaan, pengawasan,

pemantauan, dan evaluasi serta pembinaan dan

koordinasi.

(3) Tugas dan wewenang Menteri atas penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi meliputi:

a. kebijakan umum dalam pengembangan dan

koordinasi Pendidikan Tinggi sebagai bagian dari

sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan

tujuan Pendidikan Tinggi;

b. penetapan . . .

Page 93: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 9 -

b. penetapan kebijakan umum nasional dan

penyusunan rencana pengembangan jangka

panjang, menengah, dan tahunan Pendidikan

Tinggi yang berkelanjutan;

c. peningkatan penjaminan mutu, relevansi,

keterjangkauan, pemerataan yang berkeadilan, dan

akses Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan;

d. pemantapan dan peningkatan kapasitas

pengelolaan akademik dan pengelolaan sumber

daya Perguruan Tinggi;

e. pemberian dan pencabutan izin yang berkaitan

dengan penyelenggaraan Perguruan Tinggi kecuali

pendidikan tinggi keagamaan;

f. kebijakan umum dalam penghimpunan dan

pendayagunaan seluruh potensi masyarakat untuk

mengembangkan Pendidikan Tinggi;

g. pembentukan dewan, majelis, komisi, dan/atau

konsorsium yang melibatkan Masyarakat untuk

merumuskan kebijakan pengembangan Pendidikan

Tinggi; dan

h. pelaksanaan tugas lain untuk menjamin

pengembangan dan pencapaian tujuan Pendidikan

Tinggi.

(4) Dalam hal penyelenggaraan pendidikan tinggi

keagamaan, tanggung jawab, tugas, dan wewenang

dilaksanakan oleh menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang agama.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab

Menteri atas penyelenggaraan Pendidikan Tinggi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tugas dan

wewenang Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua . . .

Page 94: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 10 -

Bagian Kedua

Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Paragraf 1

Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik, dan

Otonomi Keilmuan

Pasal 8

(1) Dalam penyelenggaraan Pendidikan dan

pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

berlaku kebebasan akademik, kebebasan mimbar

akademik, dan otonomi keilmuan.

(2) Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

Sivitas Akademika melalui pembelajaran dan/atau

penelitian ilmiah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai

agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban dan kesejahteraan umat manusia.

(3) Pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan

mimbar akademik, dan otonomi keilmuan di

Perguruan Tinggi merupakan tanggung jawab pribadi

Sivitas Akademika, yang wajib dilindungi dan

difasilitasi oleh pimpinan Perguruan Tinggi.

Pasal 9

(1) Kebebasan akademik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 ayat (1) merupakan kebebasan Sivitas

Akademika dalam Pendidikan Tinggi untuk

mendalami dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi secara bertanggung jawab melalui

pelaksanaan Tridharma.

(2) Kebebasan . . .

Page 95: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 11 -

(2) Kebebasan mimbar akademik sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (1) merupakan wewenang profesor

dan/atau Dosen yang memiliki otoritas dan wibawa

ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan

bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan

dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya.

(3) Otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 ayat (1) merupakan otonomi Sivitas

Akademika pada suatu cabang Ilmu Pengetahuan

dan/atau Teknologi dalam menemukan,

mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau

mempertahankan kebenaran ilmiah menurut kaidah,

metode keilmuan, dan budaya akademik.

Paragraf 2

Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pasal 10

(1) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan

kumpulan sejumlah pohon, cabang, dan ranting Ilmu

Pengetahuan yang disusun secara sistematis.

(2) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. rumpun ilmu agama;

b. rumpun ilmu humaniora;

c. rumpun ilmu sosial;

d. rumpun ilmu alam;

e. rumpun ilmu formal; dan

f. rumpun ilmu terapan.

(3) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditransformasikan, dikembangkan, dan/atau

disebarluaskan oleh Sivitas Akademika melalui

Tridharma.

Paragraf 3 . . .

Page 96: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 12 -

Paragraf 3

Sivitas Akademika

Pasal 11

(1) Sivitas Akademika merupakan komunitas yang

memiliki tradisi ilmiah dengan mengembangkan

budaya akademik.

(2) Budaya akademik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan seluruh sistem nilai, gagasan,

norma, tindakan, dan karya yang bersumber dari

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sesuai dengan asas

Pendidikan Tinggi.

(3) Pengembangan budaya akademik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan interaksi

sosial tanpa membedakan suku, agama, ras,

antargolongan, jenis kelamin, kedudukan sosial,

tingkat kemampuan ekonomi, dan aliran politik.

(4) Interaksi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilakukan dalam pembelajaran, pencarian kebenaran

ilmiah, penguasaan dan/atau pengembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi serta pengembangan

Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah.

(5) Sivitas Akademika berkewajiban memelihara dan

mengembangkan budaya akademik dengan

memperlakukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

sebagai proses dan produk serta sebagai amal dan

paradigma moral.

Pasal 12

(1) Dosen sebagai anggota Sivitas Akademika memiliki

tugas mentransformasikan Ilmu Pengetahuan

dan/atau Teknologi yang dikuasainya kepada

Mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar dan

pembelajaran sehingga Mahasiswa aktif

mengembangkan potensinya.

(2) Dosen . . .

Page 97: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 13 -

(2) Dosen sebagai ilmuwan memiliki tugas

mengembangkan suatu cabang Ilmu Pengetahuan

dan/atau Teknologi melalui penalaran dan penelitian

ilmiah serta menyebarluaskannya.

(3) Dosen secara perseorangan atau berkelompok wajib

menulis buku ajar atau buku teks, yang diterbitkan

oleh Perguruan Tinggi dan/atau publikasi ilmiah

sebagai salah satu sumber belajar dan untuk

pengembangan budaya akademik serta pembudayaan

kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika.

Pasal 13

(1) Mahasiswa sebagai anggota Sivitas Akademika

diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki

kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri

di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual,

ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional.

(2) Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

secara aktif mengembangkan potensinya dengan

melakukan pembelajaran, pencarian kebenaran

ilmiah, dan/atau penguasaan, pengembangan, dan

pengamalan suatu cabang Ilmu Pengetahuan

dan/atau Teknologi untuk menjadi ilmuwan,

intelektual, praktisi, dan/atau profesional yang

berbudaya.

(3) Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan

mengutamakan penalaran dan akhlak mulia serta

bertanggung jawab sesuai dengan budaya akademik.

(4) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan Pendidikan

sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan

kemampuannya.

(5) Mahasiswa dapat menyelesaikan program Pendidikan

sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan

tidak melebihi ketentuan batas waktu yang

ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.

(6) Mahasiswa . . .

Page 98: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 14 -

(6) Mahasiswa berkewajiban menjaga etika dan menaati

norma Pendidikan Tinggi untuk menjamin

terlaksananya Tridharma dan pengembangan budaya

akademik.

Pasal 14

(1) Mahasiswa mengembangkan bakat, minat, dan

kemampuan dirinya melalui kegiatan kokurikuler dan

ekstrakurikuler sebagai bagian dari proses

Pendidikan.

(2) Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilaksanakan melalui organisasi kemahasiswaan.

(3) Ketentuan lain mengenai kegiatan kokurikuler dan

ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dalam statuta Perguruan Tinggi.

Bagian Ketiga

Jenis Pendidikan Tinggi

Paragraf 1

Pendidikan Akademik

Pasal 15

(1) Pendidikan akademik merupakan Pendidikan Tinggi

program sarjana dan/atau program pascasarjana

yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan

cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

(2) Pembinaan, koordinasi, dan pengawasan pendidikan

akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berada dalam tanggung jawab Kementerian.

Paragraf 2 . . .

Page 99: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 15 -

Paragraf 2

Pendidikan Vokasi

Pasal 16

(1) Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi

program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk

pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai

program sarjana terapan.

(2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat dikembangkan oleh Pemerintah sampai

program magister terapan atau program doktor

terapan.

(3) Pembinaan, koordinasi, dan pengawasan pendidikan

vokasi berada dalam tanggung jawab Kementerian.

Paragraf 3

Pendidikan Profesi

Pasal 17

(1) Pendidikan profesi merupakan Pendidikan Tinggi

setelah program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa

dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan

keahlian khusus.

(2) Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi

dan bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian

lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang

bertanggung jawab atas mutu layanan profesi.

Bagian Keempat . . .

Page 100: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 16 -

Bagian Keempat

Program Pendidikan Tinggi

Paragraf 1

Program Sarjana, Program Magister, dan Program Doktor

Pasal 18

(1) Program sarjana merupakan pendidikan akademik

yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan

menengah atau sederajat sehingga mampu

mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

melalui penalaran ilmiah.

(2) Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau

ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki

dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu

mengembangkan diri menjadi profesional.

(3) Program sarjana wajib memiliki Dosen yang

berkualifikasi akademik minimum lulusan program

magister atau sederajat.

(4) Lulusan program sarjana berhak menggunakan gelar

sarjana.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai program sarjana

diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 19

(1) Program magister merupakan pendidikan akademik

yang diperuntukkan bagi lulusan program sarjana

atau sederajat sehingga mampu mengamalkan dan

mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan/atau

Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah.

(2) Program . . .

Page 101: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 17 -

(2) Program magister sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) mengembangkan Mahasiswa menjadi

intelektual, ilmuwan yang berbudaya, mampu

memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja

serta mengembangkan diri menjadi profesional.

(3) Program magister wajib memiliki Dosen yang

berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau

yang sederajat.

(4) Lulusan program magister berhak menggunakan gelar

magister.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai program magister

diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 20

(1) Program doktor merupakan pendidikan akademik

yang diperuntukkan bagi lulusan program magister

atau sederajat sehingga mampu menemukan,

menciptakan, dan/atau memberikan kontribusi

kepada pengembangan, serta pengamalan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran dan

penelitian ilmiah.

(2) Program doktor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mengembangkan dan memantapkan Mahasiswa

untuk menjadi lebih bijaksana dengan meningkatkan

kemampuan dan kemandirian sebagai filosof

dan/atau intelektual, ilmuwan yang berbudaya dan

menghasilkan dan/atau mengembangkan teori

melalui Penelitian yang komprehensif dan akurat

untuk memajukan peradaban manusia.

(3) Program doktor wajib memiliki Dosen yang

berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau

yang sederajat.

(4) Lulusan . . .

Page 102: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 18 -

(4) Lulusan program doktor berhak menggunakan gelar

doktor.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai program doktor

diatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 2

Program Diploma, Magister Terapan, dan Doktor Terapan

Pasal 21

(1) Program diploma merupakan pendidikan vokasi yang

diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah

atau sederajat untuk mengembangkan keterampilan

dan penalaran dalam penerapan Ilmu Pengetahuan

dan/atau Teknologi.

(2) Program diploma sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi praktisi yang

terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan

bidang keahliannya.

(3) Program diploma sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) terdiri atas program:

a. diploma satu;

b. diploma dua;

c. diploma tiga; dan

d. diploma empat atau sarjana terapan.

(4) Program diploma sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi

akademik minimum lulusan program magister atau

sederajat.

(5) Pada program diploma satu sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) huruf a dan program diploma dua

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dapat

menggunakan instruktur yang berkualifikasi

akademik minimum lulusan diploma tiga atau

sederajat yang memiliki pengalaman.

(6) Lulusan . . .

Page 103: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 19 -

(6) Lulusan program diploma berhak menggunakan gelar

ahli atau sarjana terapan.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai program diploma

diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 22

(1) Program magister terapan merupakan kelanjutan

pendidikan vokasi yang diperuntukkan bagi lulusan

program sarjana terapan atau sederajat untuk

mampu mengembangkan dan mengamalkan

penerapan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi

melalui penalaran dan penelitian ilmiah.

(2) Program magister terapan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) mengembangkan Mahasiswa menjadi

ahli yang memiliki kapasitas tinggi dalam penerapan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada profesinya.

(3) Program magister terapan wajib memiliki Dosen yang

berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau

yang sederajat.

(4) Lulusan program magister terapan berhak

menggunakan gelar magister terapan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai program magister

terapan diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 23

(1) Program doktor terapan merupakan kelanjutan bagi

lulusan program magister terapan atau sederajat

untuk mampu menemukan, menciptakan, dan/atau

memberikan kontribusi bagi penerapan,

pengembangan, serta pengamalan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi melalui penalaran dan penelitian

ilmiah.

(2) Program . . .

Page 104: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 20 -

(2) Program doktor terapan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) mengembangkan dan memantapkan

Mahasiswa untuk menjadi lebih bijaksana dengan

meningkatkan kemampuan dan kemandirian sebagai

ahli dan menghasilkan serta mengembangkan

penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui

penelitian yang komprehensif dan akurat dalam

memajukan peradaban dan kesejahteraan manusia.

(3) Program doktor terapan wajib memiliki Dosen yang

berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau

yang sederajat.

(4) Lulusan program doktor terapan berhak

menggunakan gelar doktor terapan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai program doktor

terapan diatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 3

Program Profesi dan Program Spesialis

Pasal 24

(1) Program profesi merupakan pendidikan keahlian

khusus yang diperuntukkan bagi lulusan program

sarjana atau sederajat untuk mengembangkan bakat

dan kemampuan memperoleh kecakapan yang

diperlukan dalam dunia kerja.

(2) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang

bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain,

LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung

jawab atas mutu layanan profesi.

(3) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

menyiapkan profesional.

(4) Program . . .

Page 105: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 21 -

(4) Program profesi wajib memiliki Dosen yang

berkualifikasi akademik minimum lulusan program

profesi dan/atau lulusan program magister atau yang

sederajat dengan pengalaman kerja paling singkat

2 (dua) tahun.

(5) Lulusan program profesi berhak menggunakan gelar

profesi.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai program profesi

diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 25

(1) Program spesialis merupakan pendidikan keahlian

lanjutan yang dapat bertingkat dan diperuntukkan

bagi lulusan program profesi yang telah

berpengalaman sebagai profesional untuk

mengembangkan bakat dan kemampuannya menjadi

spesialis.

(2) Program spesialis sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi

bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain,

LPNK dan/atau organisasi profesi yang bertanggung

jawab atas mutu layanan profesi.

(3) Program spesialis sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) meningkatkan kemampuan spesialisasi dalam

cabang ilmu tertentu.

(4) Program spesialis wajib memiliki Dosen yang

berkualifikasi akademik minimum lulusan program

spesialis dan/atau lulusan program doktor atau yang

sederajat dengan pengalaman kerja paling singkat

2 (dua) tahun.

(5) Lulusan program spesialis berhak menggunakan gelar

spesialis.

(6) Ketentuan . . .

Page 106: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 22 -

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai program spesialis

diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Paragraf 4

Gelar Akademik, Gelar Vokasi, dan Gelar Profesi

Pasal 26

(1) Gelar akademik diberikan oleh Perguruan Tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan akademik.

(2) Gelar akademik terdiri atas:

a. sarjana;

b. magister; dan

c. doktor.

(3) Gelar vokasi diberikan oleh Perguruan Tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan vokasi.

(4) Gelar vokasi terdiri atas:

a. ahli pratama;

b. ahli muda;

c. ahli madya;

d. sarjana terapan;

e. magister terapan; dan

f. doktor terapan.

(5) Gelar profesi diberikan oleh Perguruan Tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan profesi.

(6) Gelar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

ditetapkan oleh Perguruan Tinggi bersama dengan

Kementerian, Kementerian lain, LPNK dan/atau

organisasi profesi yang bertanggung jawab terhadap

mutu layanan profesi.

(7) Gelar profesi terdiri atas:

a. profesi; dan

b. spesialis.

(8) Ketentuan . . .

Page 107: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 23 -

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai gelar akademik,

gelar vokasi, atau gelar profesi diatur dalam

Peraturan Pemerintah.

Pasal 27

(1) Selain gelar doktor sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 26 ayat (2) huruf c, Perguruan Tinggi yang

memiliki program doktor berhak memberikan gelar

doktor kehormatan kepada perseorangan yang layak

memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-

jasa yang luar biasa dalam Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi dan/atau berjasa dalam bidang

kemanusiaan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai gelar doktor

kehormatan diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 28

(1) Gelar akademik, gelar vokasi, atau gelar profesi hanya

digunakan oleh lulusan dari Perguruan Tinggi yang

dinyatakan berhak memberikan gelar akademik, gelar

vokasi, atau gelar profesi.

(2) Gelar akademik, gelar vokasi, atau gelar profesi hanya

dibenarkan dalam bentuk dan inisial atau singkatan

yang diterima dari Perguruan Tinggi.

(3) Gelar akademik dan gelar vokasi dinyatakan tidak sah

dan dicabut oleh Menteri apabila dikeluarkan oleh:

a. Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi yang

tidak terakreditasi; dan/atau

b. perseorangan, organisasi, atau penyelenggara

Pendidikan Tinggi yang tanpa hak mengeluarkan

gelar akademik dan gelar vokasi.

(4) Gelar profesi dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh

Menteri apabila dikeluarkan oleh:

a. Perguruan . . .

Page 108: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 24 -

a. Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi yang

tidak terakreditasi; dan/atau

b. perseorangan, organisasi, atau lembaga lain yang

tanpa hak mengeluarkan gelar profesi.

(5) Gelar akademik, gelar vokasi, atau gelar profesi

dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh Perguruan

Tinggi apabila karya ilmiah yang digunakan untuk

memperoleh gelar akademik, gelar vokasi, atau gelar

profesi terbukti merupakan hasil jiplakan atau

plagiat.

(6) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara

Pendidikan Tinggi yang tanpa hak dilarang

memberikan gelar akademik, gelar vokasi, atau gelar

profesi.

(7) Perseorangan yang tanpa hak dilarang menggunakan

gelar akademik, gelar vokasi, dan/atau gelar profesi.

Bagian Kelima

Kerangka Kualifikasi Nasional

Pasal 29

(1) Kerangka Kualifikasi Nasional merupakan

penjenjangan capaian pembelajaran yang

menyetarakan luaran bidang pendidikan formal,

nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam

rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan

struktur pekerjaan diberbagai sektor.

(2) Kerangka Kualifikasi Nasional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menjadi acuan pokok dalam penetapan

kompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikan

vokasi, dan pendidikan profesi.

(3) Penetapan kompetensi lulusan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

Bagian Keenam . . .

Page 109: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 25 -

Bagian Keenam

Pendidikan Tinggi Keagamaan

Pasal 30

(1) Pemerintah atau Masyarakat dapat

menyelenggarakan pendidikan tinggi keagamaan.

(2) Pendidikan tinggi keagamaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berbentuk universitas, institut, sekolah

tinggi, akademi dan dapat berbentuk ma’had aly,

pasraman, seminari, dan bentuk lain yang sejenis.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendidikan tinggi

keagamaan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketujuh

Pendidikan Jarak Jauh

Pasal 31

(1) Pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar

mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui

penggunaan berbagai media komunikasi.

(2) Pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) bertujuan:

a. memberikan layanan Pendidikan Tinggi kepada

kelompok Masyarakat yang tidak dapat mengikuti

Pendidikan secara tatap muka atau reguler; dan

b. memperluas akses serta mempermudah layanan

Pendidikan Tinggi dalam Pendidikan dan

pembelajaran.

(3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam

berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung

oleh sarana dan layanan belajar serta sistem

penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan

Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(4) Ketentuan . . .

Page 110: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 26 -

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan

pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan

Menteri.

Bagian Kedelapan

Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus

Pasal 32

(1) Program Studi dapat dilaksanakan melalui

pendidikan khusus bagi Mahasiswa yang memiliki

tingkat kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran dan/atau Mahasiswa yang memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

(2) Selain pendidikan khusus sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) Program Studi juga dapat dilaksanakan

melalui pendidikan layanan khusus dan/atau

pembelajaran layanan khusus.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Program Studi yang

melaksanakan pendidikan khusus sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan pendidikan layanan

khusus dan/atau pembelajaran layanan khusus

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam

Peraturan Menteri.

Bagian Kesembilan

Proses Pendidikan dan Pembelajaran

Paragraf 1

Program Studi

Pasal 33

(1) Program pendidikan dilaksanakan melalui Program

Studi.

(2) Program . . .

Page 111: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 27 -

(2) Program Studi memiliki kurikulum dan metode

pembelajaran sesuai dengan program Pendidikan.

(3) Program Studi diselenggarakan atas izin Menteri

setelah memenuhi persyaratan minimum akreditasi.

(4) Program Studi dikelola oleh suatu satuan unit

pengelola yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.

(5) Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mendapatkan akreditasi pada saat memperoleh izin

penyelenggaraan.

(6) Program Studi wajib diakreditasi ulang pada saat

jangka waktu akreditasinya berakhir.

(7) Program Studi yang tidak diakreditasi ulang

sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat dicabut

izinnya oleh Menteri.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai metode

pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

pemberian izin Program Studi sebagaimana dimaksud

pada ayat (3), dan pencabutan izin Program Studi

sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diatur dalam

Peraturan Menteri.

Pasal 34

(1) Program Studi diselenggarakan di kampus utama

Perguruan Tinggi dan/atau dapat diselenggarakan di

luar kampus utama dalam suatu provinsi atau di

provinsi lain melalui kerja sama dengan Perguruan

Tinggi setempat.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan

Program Studi di kampus utama Perguruan Tinggi

dan/atau di luar kampus utama sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Menteri.

Paragraf 2 . . .

Page 112: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 28 -

Paragraf 2

Kurikulum

Pasal 35

(1) Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.

(2) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikembangkan oleh setiap Perguruan

Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang

mencakup pengembangan kecerdasan intelektual,

akhlak mulia, dan keterampilan.

(3) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah:

a. agama;

b. Pancasila;

c. kewarganegaraan; dan

d. bahasa Indonesia.

(4) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan

kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

(5) Mata kuliah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilaksanakan untuk program sarjana dan program

diploma.

Pasal 36

Kurikulum pendidikan profesi dirumuskan bersama

Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau

organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu

layanan profesi dengan mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan Tinggi.

Paragraf 3 . . .

Page 113: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 29 -

Paragraf 3

Bahasa Pengantar

Pasal 37

(1) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara wajib

menjadi bahasa pengantar di Perguruan Tinggi.

(2) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa

pengantar dalam program studi bahasa dan sastra

daerah.

(3) Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa

pengantar di Perguruan Tinggi.

Paragraf 4

Perpindahan dan Penyetaraan

Pasal 38

(1) Perpindahan Mahasiswa dapat dilakukan antar:

a. Program Studi pada program Pendidikan yang

sama;

b. jenis Pendidikan Tinggi; dan/atau

c. Perguruan Tinggi.

(2) Ketentuan mengenai perpindahan Mahasiswa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam

Peraturan Menteri.

Pasal 39

(1) Lulusan pendidikan vokasi atau lulusan pendidikan

profesi dapat melanjutkan pendidikannya pada

pendidikan akademik melalui penyetaraan.

(2) Lulusan pendidikan akademik dapat melanjutkan

pendidikannya pada pendidikan vokasi atau

pendidikan profesi melalui penyetaraan.

(3) Ketentuan . . .

Page 114: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 30 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyetaraan lulusan

pendidikan vokasi atau lulusan pendidikan profesi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

penyetaraan lulusan pendidikan akademik

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam

Peraturan Menteri.

Pasal 40

(1) Lulusan Perguruan Tinggi negara lain dapat

mengikuti Pendidikan Tinggi di Indonesia setelah

melalui penyetaraan.

(2) Ketentuan mengenai penyetaraan lulusan Perguruan

Tinggi negara lain sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 5

Sumber Belajar, Sarana, dan Prasarana

Pasal 41

(1) Sumber belajar pada lingkungan pendidikan tinggi

wajib disediakan, difasilitasi, atau dimiliki oleh

Perguruan Tinggi sesuai dengan Program Studi yang

dikembangkan.

(2) Sumber belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat digunakan secara bersama oleh beberapa

Perguruan Tinggi.

(3) Perguruan Tinggi menyediakan sarana dan prasarana

untuk memenuhi keperluan pendidikan sesuai

dengan bakat, minat, potensi, dan kecerdasan

Mahasiswa.

Paragraf 6 . . .

Page 115: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 31 -

Paragraf 6

Ijazah

Pasal 42

(1) Ijazah diberikan kepada lulusan pendidikan akademik

dan pendidikan vokasi sebagai pengakuan terhadap

prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu program

studi terakreditasi yang diselenggarakan oleh

Perguruan Tinggi.

(2) Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diterbitkan oleh Perguruan Tinggi yang memuat

Program Studi dan gelar yang berhak dipakai oleh

lulusan Pendidikan Tinggi.

(3) Lulusan Pendidikan Tinggi yang menggunakan karya

ilmiah untuk memperoleh ijazah dan gelar, yang

terbukti merupakan hasil jiplakan atau plagiat,

ijazahnya dinyatakan tidak sah dan gelarnya dicabut

oleh Perguruan Tinggi.

(4) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara

Pendidikan Tinggi yang tanpa hak dilarang

memberikan ijazah.

Paragraf 7

Sertifikat Profesi dan Sertifikat Kompetensi

Pasal 43

(1) Sertifikat profesi merupakan pengakuan untuk

melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan

pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh

Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Kementerian,

Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi

yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi,

dan/atau badan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(2) Sertifikat . . .

Page 116: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 32 -

(2) Sertifikat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bersama dengan

Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau

organisasi profesi yang bertanggung jawab terhadap

mutu layanan profesi, dan/atau badan lain sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara

Pendidikan Tinggi yang tanpa hak dilarang

memberikan sertifikat profesi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat profesi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam

Peraturan Pemerintah.

Pasal 44

(1) Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan

kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan

keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki

prestasi di luar program studinya.

(2) Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja

sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan,

atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada

lulusan yang lulus uji kompetensi.

(3) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dapat digunakan sebagai syarat untuk

memperoleh pekerjaan tertentu.

(4) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara

Pendidikan Tinggi yang tanpa hak dilarang

memberikan sertifikat kompetensi.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat kompetensi

diatur dalam Peraturan Menteri.

Bagian Kesepuluh. . .

Page 117: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 33 -

Bagian Kesepuluh

Penelitian

Pasal 45

(1) Penelitian di Perguruan Tinggi diarahkan untuk

mengembangkan Ilmu pengetahuan dan Teknologi,

serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

daya saing bangsa.

(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Sivitas Akademika sesuai dengan

otonomi keilmuan dan budaya akademik.

(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan berdasarkan jalur kompetensi dan

kompetisi.

Pasal 46

(1) Hasil Penelitian bermanfaat untuk:

a. pengayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta

pembelajaran;

b. peningkatan mutu Perguruan Tinggi dan kemajuan

peradaban bangsa;

c. peningkatan kemandirian, kemajuan, dan daya

saing bangsa;

d. pemenuhan kebutuhan strategis pembangunan

nasional; dan

e. perubahan Masyarakat Indonesia menjadi

Masyarakat berbasis pengetahuan.

(2) Hasil Penelitian wajib disebarluaskan dengan cara

diseminarkan, dipublikasikan, dan/atau dipatenkan

oleh Perguruan Tinggi, kecuali hasil Penelitian yang

bersifat rahasia, mengganggu, dan/atau

membahayakan kepentingan umum.

(3) Hasil . . .

Page 118: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 34 -

(3) Hasil Penelitian Sivitas Akademika yang diterbitkan

dalam jurnal internasional, memperoleh paten yang

dimanfaatkan oleh industri, teknologi tepat guna,

dan/atau buku yang digunakan sebagai sumber

belajar dapat diberi anugerah yang bermakna oleh

Pemerintah.

Bagian Kesebelas

Pengabdian Kepada Masyarakat

Pasal 47

(1) Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kegiatan

Sivitas Akademika dalam mengamalkan dan

membudayakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

untuk memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa.

(2) Pengabdian kepada Masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam berbagai

bentuk kegiatan sesuai dengan budaya akademik,

keahlian, dan/atau otonomi keilmuan Sivitas

Akademika serta kondisi sosial budaya masyarakat.

(3) Hasil Pengabdian kepada Masyarakat digunakan

sebagai proses pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi, pengayaan sumber belajar, dan/atau

untuk pembelajaran dan pematangan Sivitas

Akademika.

(4) Pemerintah memberikan penghargaan atas hasil

Pengabdian kepada Masyarakat yang diterbitkan

dalam jurnal internasional, memperoleh paten yang

dimanfaatkan oleh dunia usaha dan dunia industri,

dan/atau teknologi tepat guna.

Bagian Keduabelas . . .

Page 119: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 35 -

Bagian Keduabelas

Kerja sama Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pasal 48

(1) Perguruan Tinggi berperan aktif menggalang kerja

sama antar Perguruan Tinggi dan antara Perguruan

Tinggi dengan dunia usaha, dunia industri, dan

Masyarakat dalam bidang Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat.

(2) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat

mendayagunakan Perguruan Tinggi sebagai pusat

Penelitian atau pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi.

(3) Perguruan Tinggi dapat mendayagunakan fasilitas

Penelitian di Kementerian lain dan/atau LPNK.

(4) Pemerintah memfasilitasi kerja sama dan kemitraan

antar Perguruan Tinggi dan antara Perguruan Tinggi

dengan dunia usaha dan dunia industri dalam bidang

Penelitian.

Bagian Ketigabelas

Pelaksanaan Tridharma

Pasal 49

(1) Ruang lingkup, kedalaman, dan kombinasi

pelaksanaan Tridharma dilakukan sesuai dengan

karakteristik dan kebutuhan setiap jenis dan program

Pendidikan Tinggi.

(2) Ketentuan mengenai ruang lingkup, kedalaman, dan

kombinasi pelaksanaan Tridharma sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Menteri.

Bagian Keempatbelas . . .

Page 120: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 36 -

Bagian Keempatbelas

Kerja Sama Internasional Pendidikan Tinggi

Pasal 50

(1) Kerja sama internasional Pendidikan Tinggi

merupakan proses interaksi dalam pengintegrasian

dimensi internasional ke dalam kegiatan akademik

untuk berperan dalam pergaulan internasional tanpa

kehilangan nilai-nilai keindonesiaan.

(2) Kerja sama internasional harus didasarkan pada

prinsip kesetaraan dan saling menghormati dengan

mempromosikan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan

nilai kemanusiaan yang memberi manfaat bagi

kehidupan manusia.

(3) Kerja sama internasional mencakup bidang

Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada

Masyarakat.

(4) Kerja sama internasional dalam pengembangan

Pendidikan Tinggi dapat dilakukan, antara lain,

melalui:

a. hubungan antara lembaga Pendidikan Tinggi di

Indonesia dan lembaga Pendidikan Tinggi negara

lain dalam kegiatan penyelenggaraan Pendidikan

yang bermutu;

b. pengembangan pusat kajian Indonesia dan budaya

lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di luar

negeri; dan

c. pembentukan komunitas ilmiah yang mandiri.

(5) Kebijakan nasional mengenai kerja sama

internasional Pendidikan Tinggi ditetapkan dalam

Peraturan Menteri.

BAB III . . .

Page 121: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 37 -

BAB III

PENJAMINAN MUTU

Bagian Kesatu

Sistem Penjaminan Mutu

Pasal 51

(1) Pendidikan Tinggi yang bermutu merupakan

Pendidikan Tinggi yang menghasilkan lulusan yang

mampu secara aktif mengembangkan potensinya dan

menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi

yang berguna bagi Masyarakat, bangsa, dan negara.

(2) Pemerintah menyelenggarakan sistem penjaminan

mutu Pendidikan Tinggi untuk mendapatkan

Pendidikan bermutu.

Pasal 52

(1) Penjaminan mutu Pendidikan Tinggi merupakan

kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu

Pendidikan Tinggi secara berencana dan

berkelanjutan.

(2) Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan melalui penetapan, pelaksanaan,

evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar

Pendidikan Tinggi.

(3) Menteri menetapkan sistem penjaminan mutu

Pendidikan Tinggi dan Standar Nasional Pendidikan

Tinggi.

(4) Sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan

pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Pasal 53 . . .

Page 122: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 38 -

Pasal 53

Sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) terdiri atas:

a. sistem penjaminan mutu internal yang dikembangkan

oleh Perguruan Tinggi; dan

b. sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan

melalui akreditasi.

Bagian Kedua

Standar Pendidikan Tinggi

Pasal 54

(1) Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas:

a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang

ditetapkan oleh Menteri atas usul suatu badan

yang bertugas menyusun dan mengembangkan

Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan

b. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh

setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada

Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan satuan

standar yang meliputi standar nasional pendidikan,

ditambah dengan standar penelitian, dan standar

pengabdian kepada masyarakat.

(3) Standar Nasional Pendidikan Tinggi dikembangkan

dengan memperhatikan kebebasan akademik,

kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan

untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.

(4) Standar Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b terdiri atas sejumlah standar

dalam bidang akademik dan nonakademik yang

melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(5) Dalam . . .

Page 123: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 39 -

(5) Dalam mengembangkan Standar Pendidikan Tinggi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

Perguruan Tinggi memiliki keleluasaan mengatur

pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(6) Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan Standar

Pendidikan Tinggi secara berkala.

(7) Menteri mengumumkan hasil evaluasi dan penilaian

Standar Pendidikan Tinggi kepada Masyarakat.

(8) Ketentuan mengenai evaluasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (6) diatur dalam Peraturan Menteri.

Bagian Ketiga

Akreditasi

Pasal 55

(1) Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan

Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan untuk menentukan kelayakan Program

Studi dan Perguruan Tinggi atas dasar kriteria yang

mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(3) Pemerintah membentuk Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi untuk mengembangkan sistem

akreditasi.

(4) Akreditasi Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.

(5) Akreditasi Program Studi sebagai bentuk

akuntabilitas publik dilakukan oleh lembaga

akreditasi mandiri.

(6) Lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud

pada ayat (5) merupakan lembaga mandiri bentukan

Pemerintah atau lembaga mandiri bentukan

Masyarakat yang diakui oleh Pemerintah atas

rekomendasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi.

(7) Lembaga . . .

Page 124: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 40 -

(7) Lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud

pada ayat (6) dibentuk berdasarkan rumpun ilmu

dan/atau cabang ilmu serta dapat berdasarkan

kewilayahan.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan

Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (4), dan lembaga akreditasi

mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur

dalam Peraturan Menteri.

Bagian Keempat

Pangkalan Data Pendidikan Tinggi

Pasal 56

(1) Pangkalan Data Pendidikan Tinggi merupakan

kumpulan data penyelenggaraan Pendidikan Tinggi

seluruh Perguruan Tinggi yang terintegrasi secara

nasional.

(2) Pangkalan Data Pendidikan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai sumber

informasi bagi:

a. lembaga akreditasi, untuk melakukan akreditasi

Program Studi dan Perguruan Tinggi;

b. Pemerintah, untuk melakukan pengaturan,

perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan

evaluasi serta pembinaan dan koordinasi Program

Studi dan Perguruan Tinggi; dan

c. Masyarakat, untuk mengetahui kinerja Program

Studi dan Perguruan Tinggi.

(3) Pangkalan Data Pendidikan Tinggi dikembangkan dan

dikelola oleh Kementerian atau dikelola oleh lembaga

yang ditunjuk oleh Kementerian.

(4) Penyelenggara . . .

Page 125: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 41 -

(4) Penyelenggara Perguruan Tinggi wajib menyampaikan

data dan informasi penyelenggaraan Perguruan Tinggi

serta memastikan kebenaran dan ketepatannya.

Bagian Kelima

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi

Pasal 57

(1) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi merupakan

satuan kerja Pemerintah di wilayah yang berfungsi

membantu peningkatan mutu penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi.

(2) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh Menteri.

(3) Menteri menetapkan tugas dan fungsi lembaga

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan

kebutuhan.

(4) Menteri secara berkala mengevaluasi kinerja lembaga

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAB IV

PERGURUAN TINGGI

Bagian Kesatu

Fungsi dan Peran Perguruan Tinggi

Pasal 58

(1) Perguruan Tinggi melaksanakan fungsi dan peran

sebagai:

a. wadah pembelajaran Mahasiswa dan Masyarakat;

b. wadah pendidikan calon pemimpin bangsa;

c. pusat . . .

Page 126: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 42 -

c. pusat pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi;

d. pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk

mencari dan menemukan kebenaran; dan

e. pusat pengembangan peradaban bangsa.

(2) Fungsi dan peran Perguruan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui

kegiatan Tridharma yang ditetapkan dalam statuta

Perguruan Tinggi.

Bagian Kedua

Bentuk Perguruan Tinggi

Pasal 59

(1) Bentuk Perguruan Tinggi terdiri atas:

a. universitas;

b. institut;

c. sekolah tinggi;

d. politeknik;

e. akademi; dan

f. akademi komunitas.

(2) Universitas merupakan Perguruan Tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat

menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai

rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan

jika memenuhi syarat, universitas dapat

menyelenggarakan pendidikan profesi.

(3) Institut merupakan Perguruan Tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat

menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah

rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi

tertentu dan jika memenuhi syarat, institut dapat

menyelenggarakan pendidikan profesi.

(4) Sekolah . . .

Page 127: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 43 -

(4) Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat

menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu

rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi

tertentu dan jika memenuhi syarat, sekolah tinggi

dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

(5) Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai

rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan

jika memenuhi syarat, politeknik dapat

menyelenggarakan pendidikan profesi.

(6) Akademi merupakan Perguruan Tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu

atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau

Teknologi tertentu.

(7) Akademi Komunitas merupakan Perguruan Tinggi

yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat

diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu atau

beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau

Teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal

atau untuk memenuhi kebutuhan khusus.

Bagian Ketiga

Pendirian Perguruan Tinggi

Pasal 60

(1) PTN didirikan oleh Pemerintah.

(2) PTS didirikan oleh Masyarakat dengan membentuk

badan penyelenggara berbadan hukum yang

berprinsip nirlaba dan wajib memperoleh izin Menteri.

(3) Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dapat berbentuk yayasan, perkumpulan, dan

bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(4) Perguruan . . .

Page 128: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 44 -

(4) Perguruan Tinggi yang didirikan harus memenuhi

standar minimum akreditasi.

(5) Perguruan Tinggi wajib memiliki Statuta.

(6) Perubahan atau pencabutan izin PTS dilakukan oleh

menteri sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendirian PTN dan

PTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai

dengan ayat (5) serta perubahan atau pencabutan izin

PTS sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur

dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Keempat

Organisasi Penyelenggara Perguruan Tinggi

Pasal 61

(1) Organisasi penyelenggara merupakan unit kerja

Perguruan Tinggi yang secara bersama melaksanakan

kegiatan Tridharma dan fungsi manajemen sumber

daya.

(2) Organisasi penyelenggara sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas unsur:

a. penyusun kebijakan;

b. pelaksana akademik;

c. pengawas dan penjaminan mutu;

d. penunjang akademik atau sumber belajar; dan

e. pelaksana administrasi atau tata usaha.

(3) Organisasi penyelenggara Perguruan Tinggi diatur

dalam Statuta Perguruan Tinggi.

Bagian Kelima . . .

Page 129: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 45 -

Bagian Kelima

Pengelolaan Perguruan Tinggi

Pasal 62

(1) Perguruan Tinggi memiliki otonomi untuk mengelola

sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan

Tridharma.

(2) Otonomi pengelolaan Perguruan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan

dasar dan tujuan serta kemampuan Perguruan

Tinggi.

(3) Dasar dan tujuan serta kemampuan Perguruan Tinggi

untuk melaksanakan otonomi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dievaluasi secara mandiri oleh

Perguruan Tinggi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi dasar dan

tujuan serta kemampuan Perguruan Tinggi untuk

melaksanakan otonomi sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 63

Otonomi pengelolaan Perguruan Tinggi dilaksanakan

berdasarkan prinsip:

a. akuntabilitas;

b. transparansi;

c. nirlaba;

d. penjaminan mutu; dan

e. efektivitas dan efisiensi.

Pasal 64

(1) Otonomi pengelolaan Perguruan Tinggi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 62 meliputi bidang akademik

dan bidang nonakademik.

(2) Otonomi . . .

Page 130: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 46 -

(2) Otonomi pengelolaan di bidang akademik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

penetapan norma dan kebijakan operasional serta

pelaksanaan Tridharma.

(3) Otonomi pengelolaan di bidang nonakademik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

penetapan norma dan kebijakan operasional serta

pelaksanaan:

a. organisasi;

b. keuangan;

c. kemahasiswaan;

d. ketenagaan; dan

f. sarana prasarana.

Pasal 65

(1) Penyelenggaraan otonomi Perguruan Tinggi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dapat

diberikan secara selektif berdasarkan evaluasi kinerja

oleh Menteri kepada PTN dengan menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum atau

dengan membentuk PTN badan hukum untuk

menghasilkan Pendidikan Tinggi bermutu.

(2) PTN yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) memiliki tata kelola dan kewenangan

pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) PTN badan hukum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) memiliki:

a. kekayaan awal berupa kekayaan negara yang

dipisahkan kecuali tanah;

b. tata kelola dan pengambilan keputusan secara

mandiri;

c. unit . . .

Page 131: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 47 -

c. unit yang melaksanakan fungsi akuntabilitas dan

transparansi;

d. hak mengelola dana secara mandiri, transparan,

dan akuntabel;

e. wewenang mengangkat dan memberhentikan

sendiri Dosen dan tenaga kependidikan;

f. wewenang mendirikan badan usaha dan

mengembangkan dana abadi; dan

g. wewenang untuk membuka, menyelenggarakan,

dan menutup Program Studi.

(4) Pemerintah memberikan penugasan kepada PTN

badan hukum untuk menyelenggarakan fungsi

Pendidikan Tinggi yang terjangkau oleh Masyarakat.

(5) Ketentuan mengenai penyelenggaraan otonomi PTN

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 66

(1) Statuta PTN ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

(2) Statuta PTN Badan Hukum ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah.

(3) Statuta PTS ditetapkan dengan surat keputusan

badan penyelenggara.

Pasal 67

Penyelenggaraan otonomi perguruan tinggi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 64 pada PTS diatur oleh badan

penyelenggara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 68

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Perguruan

Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dan Pasal

65 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Keenam . . .

Page 132: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 48 -

Bagian Keenam

Ketenagaan

Paragraf 1

Pengangkatan dan Penempatan

Pasal 69

(1) Ketenagaan perguruan tinggi terdiri atas:

a. Dosen; dan

b. tenaga kependidikan.

(2) Dosen dan tenaga kependidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diangkat dan ditempatkan di

Perguruan Tinggi oleh Pemerintah atau badan

penyelenggara.

(3) Setiap orang yang memiliki keahlian dan/atau

prestasi luar biasa dapat diangkat menjadi Dosen

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 70

(1) Pengangkatan dan penempatan Dosen dan tenaga

kependidikan oleh Pemerintah dilakukan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pengangkatan dan penempatan Dosen dan tenaga

kependidikan oleh badan penyelenggara dilakukan

berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) wajib memberikan gaji pokok serta tunjangan

kepada Dosen dan tenaga kependidikan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Menteri . . .

Page 133: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 49 -

(4) Menteri dapat menugasi Dosen yang diangkat oleh

Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di

PTN untuk peningkatan mutu Pendidikan Tinggi.

(5) Pemerintah memberikan insentif kepada Dosen

sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan Dosen

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan pemberian

insentif kepada Dosen sebagaimana dimaksud pada

ayat (5) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 71

(1) Pemimpin PTN dapat mengangkat Dosen tetap sesuai

dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi atas

persetujuan Pemerintah.

(2) PTN memberikan gaji pokok dan tunjangan kepada

Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Pemerintah memberikan tunjangan jabatan

akademik, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan

kehormatan kepada Dosen tetap sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan Dosen

tetap pada PTN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 2

Jenjang Jabatan Akademik

Pasal 72

(1) Jenjang jabatan akademik Dosen tetap terdiri atas

asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan profesor.

(2) Jenjang . . .

Page 134: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 50 -

(2) Jenjang jabatan akademik Dosen tidak tetap diatur

dan ditetapkan oleh penyelenggara Perguruan

Tinggi.

(3) Dosen yang telah memiliki pengalaman kerja 10

(sepuluh) tahun sebagai Dosen tetap dan memiliki

publikasi ilmiah serta berpendidikan doktor atau

yang sederajat, dan telah memenuhi persyaratan

dapat diusulkan ke jenjang jabatan akademik

profesor.

(4) Batas usia pensiun Dosen yang menduduki jabatan

akademik profesor ditetapkan 70 (tujuh puluh)

tahun dan Pemerintah memberikan tunjangan

profesi serta tunjangan kehormatan.

(5) Menteri dapat mengangkat seseorang dengan

kompetensi luar biasa pada jenjang jabatan

akademik profesor atas usul Perguruan Tinggi.

(6) Ketentuan mengenai jenjang jabatan akademik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemberian

tunjangan profesi serta tunjangan kehormatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dan

pengangkatan seseorang dengan kompetensi luar

biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur

dalam Peraturan Menteri.

Bagian Ketujuh

Kemahasiswaan

Paragraf 1

Penerimaan Mahasiswa Baru

Pasal 73

(1) Penerimaan Mahasiswa baru PTN untuk setiap

Program Studi dapat dilakukan melalui pola

penerimaan Mahasiswa secara nasional dan bentuk

lain.

(2) Pemerintah . . .

Page 135: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 51 -

(2) Pemerintah menanggung biaya calon Mahasiswa yang

akan mengikuti pola penerimaan Mahasiswa baru

secara nasional.

(3) Calon Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) yang telah memenuhi persyaratan akademik

wajib diterima oleh Perguruan Tinggi.

(4) Perguruan Tinggi menjaga keseimbangan antara

jumlah maksimum Mahasiswa dalam setiap Program

Studi dan kapasitas sarana dan prasarana, Dosen

dan tenaga kependidikan, serta layanan dan sumber

daya pendidikan lainnya.

(5) Penerimaan Mahasiswa baru Perguruan Tinggi

merupakan seleksi akademis dan dilarang dikaitkan

dengan tujuan komersial.

(6) Penerimaan Mahasiswa baru PTS untuk setiap

Program Studi diatur oleh PTS masing-masing atau

dapat mengikuti pola penerimaan Mahasiswa baru

PTN secara nasional.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerimaan

Mahasiswa baru PTN secara nasional diatur dalam

Peraturan Menteri.

Pasal 74

(1) PTN wajib mencari dan menjaring calon Mahasiswa

yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang

mampu secara ekonomi dan calon Mahasiswa dari

daerah terdepan, terluar, dan tertinggal untuk

diterima paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari

seluruh Mahasiswa baru yang diterima dan tersebar

pada semua Program Studi.

(2) Program Studi yang menerima calon Mahasiswa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

memperoleh bantuan biaya Pendidikan dari

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi,

dan/atau Masyarakat.

Pasal 75 . . .

Page 136: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 52 -

Pasal 75

(1) Warga negara asing dapat diterima menjadi

Mahasiswa pada Perguruan Tinggi.

(2) Penerimaan Mahasiswa warga negara asing

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

memenuhi persyaratan:

a. kualifikasi akademik;

b. Program Studi;

c. jumlah Mahasiswa; dan

d. lokasi Perguruan Tinggi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan

penerimaan Mahasiswa warga negara asing

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam

Peraturan Menteri.

Paragraf 2

Pemenuhan Hak Mahasiswa

Pasal 76

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Perguruan

Tinggi berkewajiban memenuhi hak Mahasiswa yang

kurang mampu secara ekonomi untuk dapat

menyelesaikan studinya sesuai dengan peraturan

akademik.

(2) Pemenuhan hak Mahasiswa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dengan cara memberikan:

a. beasiswa kepada Mahasiswa berprestasi;

b. bantuan atau membebaskan biaya Pendidikan;

dan/atau

c. pinjaman dana tanpa bunga yang wajib dilunasi

setelah lulus dan/atau memperoleh pekerjaan.

(3) Perguruan . . .

Page 137: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 53 -

(3) Perguruan Tinggi atau penyelenggara Perguruan

Tinggi menerima pembayaran yang ikut ditanggung

oleh Mahasiswa untuk membiayai studinya sesuai

dengan kemampuan Mahasiswa, orang tua

Mahasiswa, atau pihak yang membiayainya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemenuhan hak

Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sampai dengan ayat (3) diatur dalam Peraturan

Menteri.

Paragraf 3

Organisasi Kemahasiswaan

Pasal 77

(1) Mahasiswa dapat membentuk organisasi

kemahasiswaan.

(2) Organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki

fungsi untuk:

a. mewadahi kegiatan Mahasiswa dalam

mengembangkan bakat, minat, dan potensi

Mahasiswa;

b. mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis,

keberanian, dan kepemimpinan, serta rasa

kebangsaan;

c. memenuhi kepentingan dan kesejahteraan

Mahasiswa; dan

d. mengembangkan tanggung jawab sosial melalui

kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.

(3) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) merupakan organisasi intra Perguruan

Tinggi.

(4) Perguruan Tinggi menyediakan sarana dan prasarana

serta dana untuk mendukung kegiatan organisasi

kemahasiswaan.

(5) Ketentuan . . .

Page 138: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 54 -

(5) Ketentuan lain mengenai organisasi kemahasiswaan

diatur dalam statuta perguruan tinggi.

Bagian Kedelapan

Akuntabilitas Perguruan Tinggi

Pasal 78

(1) Akuntabilitas Perguruan Tinggi merupakan bentuk

pertanggungjawaban Perguruan Tinggi kepada

Masyarakat yang terdiri atas:

a. akuntabilitas akademik; dan

b. akuntabilitas nonakademik.

(2) Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib diwujudkan dengan

pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(3) Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sistem

pelaporan tahunan.

(4) Laporan tahunan akuntabilitas Perguruan Tinggi

dipublikasikan kepada Masyarakat.

(5) Sistem pelaporan tahunan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) diatur sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Bagian Kesembilan

Pengembangan Perguruan Tinggi

Paragraf 1

Umum

Pasal 79

(1) Pemerintah memfasilitasi kerja sama antar Perguruan

Tinggi dan antara Perguruan Tinggi dengan dunia

usaha, industri, alumni, Pemerintah Daerah,

dan/atau pihak lain.

(2) Pemerintah . . .

Page 139: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 55 -

(2) Pemerintah mengembangkan sistem pengelolaan

informasi Pendidikan Tinggi.

(3) Pemerintah mengembangkan sistem pembinaan

berjenjang melalui kerja sama antar Perguruan

Tinggi.

(4) Pemerintah mengembangkan sumber pembelajaran

terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh Sivitas

Akademika.

(5) Pemerintah mengembangkan jejaring antar Perguruan

Tinggi dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Paragraf 2

Pola Pengembangan Perguruan Tinggi

Pasal 80

(1) Pemerintah mengembangkan secara bertahap pusat

unggulan pada Perguruan Tinggi.

(2) Pemerintah mengembangkan paling sedikit 1 (satu)

PTN berbentuk universitas, institut, dan/atau

politeknik di setiap provinsi.

(3) PTN sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan berbasis Tridharma sesuai dengan

potensi unggulan daerah untuk mendukung

kebutuhan pembangunan nasional.

Pasal 81

(1) Pemerintah bersama Pemerintah Daerah

mengembangkan secara bertahap paling sedikit 1

(satu) akademi komunitas dalam bidang yang sesuai

dengan potensi unggulan daerah di kabupaten/kota

dan/atau di daerah perbatasan.

(2) Akademi . . .

Page 140: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 56 -

(2) Akademi komunitas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan berbasis kebutuhan daerah

untuk mempercepat kemajuan dan kesejahteraan

masyarakat.

Pasal 82

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan

Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79

sampai dengan Pasal 81 diatur dalam Peraturan Menteri.

BAB V

PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN

Bagian Kesatu

Tanggung Jawab dan Sumber Pendanaan Pendidikan

Tinggi

Pasal 83

(1) Pemerintah menyediakan dana Pendidikan Tinggi

yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara.

(2) Pemerintah Daerah dapat memberikan dukungan

dana Pendidikan Tinggi yang dialokasikan dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 84

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam pendanaan

Pendidikan Tinggi.

(2) Pendanaan Pendidikan Tinggi yang diperoleh dari

Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat diberikan kepada Perguruan Tinggi dalam

bentuk:

a. hibah . . .

Page 141: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 57 -

a. hibah;

b. wakaf;

c. zakat;

d. persembahan kasih;

e. kolekte;

f. dana punia;

g. sumbangan individu dan/atau perusahaan;

h. dana abadi Pendidikan Tinggi; dan/atau

i. bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 85

(1) Perguruan Tinggi dapat berperan serta dalam

pendanaan Pendidikan Tinggi melalui kerja sama

pelaksanaan Tridharma.

(2) Pendanaan Pendidikan Tinggi dapat juga bersumber

dari biaya Pendidikan yang ditanggung oleh

Mahasiswa sesuai dengan kemampuan Mahasiswa,

orang tua Mahasiswa, atau pihak lain yang

membiayainya.

Pasal 86

(1) Pemerintah memfasilitasi dunia usaha dan dunia

industri dengan aktif memberikan bantuan dana

kepada Perguruan Tinggi.

(2) Pemerintah memberikan insentif kepada dunia usaha

dan dunia industri atau anggota Masyarakat yang

memberikan bantuan atau sumbangan

penyelenggaraan Pendidikan Tinggi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 87 . . .

Page 142: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 58 -

Pasal 87

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan

hak pengelolaan kekayaan negara kepada Perguruan

Tinggi untuk kepentingan pengembangan Pendidikan

Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Bagian Kedua

Pembiayaan dan Pengalokasian

Pasal 88

(1) Pemerintah menetapkan standar satuan biaya

operasional Pendidikan Tinggi secara periodik dengan

mempertimbangkan:

a. capaian Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

b. jenis Program Studi; dan

c. indeks kemahalan wilayah.

(2) Standar satuan biaya operasional Pendidikan Tinggi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar

untuk mengalokasikan anggaran dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara untuk PTN.

(3) Standar satuan biaya operasional sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar oleh

PTN untuk menetapkan biaya yang ditanggung oleh

Mahasiswa.

(4) Biaya yang ditanggung oleh Mahasiswa sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) harus disesuaikan dengan

kemampuan ekonomi Mahasiswa, orang tua

Mahasiswa, atau pihak lain yang membiayainya.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar satuan

biaya operasional Pendidikan Tinggi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Menteri.

Pasal 89 . . .

Page 143: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 59 -

Pasal 89

(1) Dana Pendidikan Tinggi yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 dialokasikan

untuk:

a. PTN, sebagai biaya operasional, Dosen dan tenaga

kependidikan, serta investasi dan pengembangan;

b. PTS, sebagai bantuan tunjangan profesi dosen,

tunjangan kehormatan profesor, serta investasi dan

pengembangan; dan

c. Mahasiswa, sebagai dukungan biaya untuk

mengikuti Pendidikan Tinggi.

(2) Dana Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a untuk PTN badan hukum diberikan

dalam bentuk subsidi dan/atau bentuk lain sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Ketentuan mengenai bentuk dan mekanisme

pendanaan pada PTN badan hukum diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

(4) Dana Pendidikan Tinggi yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

bantuan dana yang disediakan oleh Pemerintah

daerah untuk penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di

daerah masing-masing sesuai dengan kemampuan

daerah.

(5) Pemerintah mengalokasikan dana bantuan

operasional PTN dari anggaran fungsi Pendidikan.

(6) Pemerintah mengalokasikan paling sedikit 30% (tiga

puluh persen) dari dana sebagaimana dimaksud pada

ayat (5) untuk dana Penelitian di PTN dan PTS.

(7) Dana Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

dikelola oleh Kementerian.

BAB VI . . .

Page 144: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 60 -

BAB VI

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI OLEH

LEMBAGA NEGARA LAIN

Pasal 90

(1) Perguruan Tinggi lembaga negara lain dapat

menyelenggarakan Pendidikan Tinggi di wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Perguruan Tinggi lembaga negara lain sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sudah terakreditasi dan/atau

diakui di negaranya.

(3) Pemerintah menetapkan daerah, jenis, dan Program

Studi yang dapat diselenggarakan Perguruan Tinggi

lembaga negara lain sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

(4) Perguruan Tinggi lembaga negara lain sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib:

a. memperoleh izin Pemerintah;

b. berprinsip nirlaba;

c. bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Indonesia

atas izin Pemerintah; dan

d. mengutamakan Dosen dan tenaga kependidikan

warga negara Indonesia.

(5) Perguruan Tinggi lembaga negara lain sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib mendukung

kepentingan nasional.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perguruan Tinggi

lembaga negara lain sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) sampai dengan ayat (5) diatur dalam

Peraturan Menteri.

BAB VII . . .

Page 145: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 61 -

BAB VII

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 91

(1) Masyarakat berperan serta dalam pengembangan

Pendidikan Tinggi.

(2) Peran serta Masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan cara:

a. menentukan kompetensi lulusan melalui organisasi

profesi, dunia usaha, dan dunia industri;

b. memberikan beasiswa dan/atau bantuan

Pendidikan kepada Mahasiswa;

c. mengawasi dan menjaga mutu Pendidikan Tinggi

melalui organisasi profesi atau lembaga swadaya

masyarakat;

d. menyelenggarakan PTS bermutu;

e. mengembangkan karakter, minat, dan bakat

Mahasiswa;

f. menyediakan tempat magang dan praktik kepada

Mahasiswa;

g. memberikan berbagai bantuan melalui tanggung

jawab sosial perusahaan;

h. mendukung kegiatan Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat;

i. berbagi sumberdaya untuk pelaksanaan

Tridharma; dan/atau

j. peran serta lainnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB VIII . . .

Page 146: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 62 -

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 92

(1) Perguruan Tinggi yang melanggar ketentuan Pasal 8

ayat (3), Pasal 18 ayat (3), Pasal 19 ayat (3), Pasal 20

ayat (3), Pasal 21 ayat (4), Pasal 22 ayat (3), Pasal 23

ayat (3), Pasal 24 ayat (4), Pasal 25 ayat (4), Pasal 28

ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), atau ayat (7), Pasal

33 ayat (6), Pasal 35 ayat (3), Pasal 37 ayat (1), Pasal

41 ayat (1), Pasal 46 ayat (2), Pasal 60 ayat (5), Pasal

73 ayat (3) atau ayat (5), Pasal 74 ayat (1), Pasal 76

ayat (1), Pasal 78 ayat (2), atau Pasal 90 ayat (5)

dikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara bantuan biaya Pendidikan

dari Pemerintah;

c. penghentian sementara kegiatan penyelenggaraan

Pendidikan;

d. penghentian pembinaan; dan/atau

e. pencabutan izin.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam

Peraturan Menteri.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 93

Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan

Tinggi yang melanggar Pasal 28 ayat (6) atau ayat (7),

Pasal 42 ayat (4), Pasal 43 ayat (3), Pasal 44 ayat (4),

Pasal 60 ayat (2), dan Pasal 90 ayat (4) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau

pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu

miliar rupiah).

BAB X . . .

Page 147: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 63 -

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 94

Penyelenggaraan Perguruan Tinggi oleh Kementerian lain

dan LPNK diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 95

Sebelum terbentuknya lembaga akreditasi mandiri,

akreditasi program studi dilakukan oleh Badan Akreditasi

Nasional Perguruan Tinggi.

Pasal 96

Lembaga layanan Pendidikan Tinggi harus sudah

dibentuk paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-

Undang ini diundangkan.

Pasal 97

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

a. izin pendirian Perguruan Tinggi dan izin

penyelenggaraan Program Studi yang sudah

diterbitkan dinyatakan tetap berlaku.

b. pengelolaan Perguruan Tinggi harus menyesuaikan

dengan ketentuan Undang-Undang ini paling lambat

2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

c. pengelolaan Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik

Negara dan Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik

Negara yang telah berubah menjadi Perguruan Tinggi

yang diselenggarakan Pemerintah dengan pola

pengelolaan keuangan badan layanan umum

ditetapkan sebagai PTN Badan Hukum dan harus

menyesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang ini

paling lambat 2 (dua) tahun.

d. pengelolaan . . .

Page 148: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 64 -

d. pengelolaan keuangan Perguruan Tinggi Badan

Hukum Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam

huruf c mengikuti Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum sampai dengan diterbitkannya

peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 98

(1) Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini

harus ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun

terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

(2) Peraturan Pemerintah tentang bentuk dan mekanisme

pendanaan PTN Badan Hukum ditetapkan paling

lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini

diundangkan.

Pasal 99

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua

peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301) yang berkaitan dengan

Pendidikan Tinggi dinyatakan masih tetap berlaku

sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam

Undang-Undang ini.

Pasal 100

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar . . .

Page 149: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 65 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Undang-Undang ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Disahkan di Jakarta

Pada tanggal 10 Agustus 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal 10 Agustus 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 158

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

Asisten Deputi Perundang-undangan

Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

ttd.

Wisnu Setiawan

Page 150: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 66 -

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2012

TENTANG

PENDIDIKAN TINGGI

I. UMUM

Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tujuan sebagaimana

diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu “…melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial...”.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan agar

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan bangsa yang diatur dalam undang-undang. Selain itu

pada Pasal 31 ayat (5) mengamanahkan agar Pemerintah memajukan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai

agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta

kesejahteraan umat manusia.

Melalui . . .

Page 151: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 67 -

Melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, negara telah memberikan kerangka yang jelas

kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan nasional yang

sesuai dengan amanat Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Meskipun demikian masih

memerlukan pengaturan agar Pendidikan Tinggi dapat lebih berfungsi

dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan

memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora untuk

pemberdayaan dan pembudayaan bangsa.

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan nasional, tidak dapat

dilepaskan dari amanat Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Di samping itu, dalam rangka

menghadapi perkembangan dunia yang makin mengutamakan basis

Ilmu Pengetahuan, Pendidikan Tinggi diharapkan mampu

menjalankan peran strategis dalam memajukan peradaban dan

kesejahteraan umat manusia.

Pada tataran praktis bangsa Indonesia juga tidak terlepas dari

persaingan antarbangsa di satu pihak dan kemitraan dengan bangsa

lain di pihak lain. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing

bangsa dan daya mitra bangsa Indonesia dalam era globalisasi,

diperlukan Pendidikan Tinggi yang mampu mewujudkan dharma

pendidikan, yaitu menghasilkan intelektual, ilmuwan dan/atau

profesional yang berbudaya, kreatif, toleran, demokratis, dan

berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran demi

kepentingan bangsa dan umat manusia. Dalam rangka mewujudkan

dharma Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, diperlukan

Pendidikan Tinggi yang mampu menghasilkan karya Penelitian dalam

cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dapat diabdikan bagi

kemaslahatan bangsa, negara, dan umat manusia.

Perguruan . . .

Page 152: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 68 -

Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan

Tinggi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, harus memiliki

otonomi dalam mengelola sendiri lembaganya. Hal itu diperlukan agar

dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Perguruan

Tinggi berlaku kebebasan akademik dan mimbar akademik, serta

otonomi keilmuan. Dengan demikian Perguruan Tinggi dapat

mengembangkan budaya akademik bagi Sivitas Akademika yang

berfungsi sebagai komunitas ilmiah yang berwibawa dan mampu

melakukan interaksi yang mengangkat martabat bangsa Indonesia

dalam pergaulan internasional.

Perguruan Tinggi sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa, dengan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi untuk memajukan kesejahteran umum dan keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Huruf a

Yang dimaksud dengan "asas kebenaran ilmiah" adalah

pencarian, pengamatan, penemuan, penyebarluasan dan

pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang

kebenarannya diverifikasi secara ilmiah.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “asas penalaran” adalah

pencarian, pengamatan, penemuan, penyebarluasan dan

pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang

mengutamakan kegiatan berpikir.

Huruf c . . .

Page 153: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 69 -

Huruf c

Yang dimaksud dengan “asas kejujuran” adalah

pendidikan tinggi yang mengutamakan moral akademik

Dosen dan Mahasiswa untuk senantiasa mengemukakan

data dan informasi dalam Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi sebagaimana adanya.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah

Pendidikan Tinggi menyediakan kesempatan yang sama

kepada semua warga negara Indonesia tanpa memandang

suku, agama, ras dan antargolongan, serta latar belakang

sosial dan ekonomi.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “asas manfaat” adalah Pendidikan

Tinggi selalu berorientasi untuk kemajuan peradaban dan

kesejahteraan umat manusia.

Huruf f

Yang dimaksud dengan "asas kebajikan" adalah

Pendidikan Tinggi harus mendatangkan kebaikan,

keselamatan dan kesejahteraan dalam kehidupan Sivitas

Akademika, Masyarakat, bangsa, dan negara.

Huruf g

Yang dimaksud dengan "asas tanggung jawab" adalah

Sivitas Akademika melaksanakan Tridharma serta

mewujudkan kebebasan akademik, kebebasan mimbar

akademik, dan/atau otonomi keilmuan, dengan

menjunjung tinggi nilia-nilai agama dan persatuan

bangsa serta peraturan perundang-undangan.

Huruf h

Yang dimaksud dengan "asas kebhinnekaan" adalah

Pendidikan Tinggi diselenggarakan dalam berbagai

cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan

memperhatikan dan menghormati kemajemukan

Masyarakat Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Huruf i . . .

Page 154: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 70 -

Huruf i

Yang dimaksud dengan “asas keterjangkauan” adalah

bahwa Pendidikan Tinggi diselenggarakan dengan biaya

Pendidikan yang ditanggung oleh Mahasiswa sesuai

dengan kemampuan ekonominya, orang tua atau pihak

yang membiayainya untuk menjamin warga negara yang

memiliki potensi dan kemampuan akademik memperoleh

Pendidikan Tinggi tanpa hambatan ekonomi.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Karya penelitian antara lain berupa invensi dan inovasi

dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mampu

meningkatkan taraf hidup untuk menjadi bangsa yang

maju.

Pasal 6

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e . . .

Page 155: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 71 -

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Yang dimaksud dengan “sistem terbuka” adalah

penyelenggaraan Pendidikan Tinggi memiliki sifat

fleksibilitas dalam hal cara penyampaian, pilihan dan

waktu penyelesaian program, lintas satuan, jalur dan

jenis Pendidikan (multi entry multi exit system).

Yang dimaksud dengan “multimakna” adalah Pendidikan

yang diselenggarakan dengan berorientasi pada

pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan

kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “akademik” dalam “kebebasan

akademik” dan “kebebasan mimbar akademik” adalah

sesuatu yang bersifat ilmiah atau bersifat teori yang

dikembangkan dalam Pendidikan Tinggi dan terbebas dari

pengaruh politik praktis.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 9 . . .

Page 156: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 72 -

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “Dosen yang memiliki otoritas dan

wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan

bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan

dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya” adalah Dosen

yang telah memiliki kualifikasi doktor atau setara.

Profesor merupakan jabatan akademik tertinggi pada

Perguruan Tinggi yang mempunyai wewenang

membimbing calon doktor.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Rumpun ilmu agama merupakan rumpun Ilmu

Pengetahuan yang mengkaji keyakinan tentang

ketuhanan atau ketauhidan serta teks-teks suci

agama antara lain ilmu ushuluddin, ilmu syariah,

ilmu adab, ilmu dakwah, ilmu tarbiyah, filsafat

dan pemikiran Islam, ekonomi Islam, ilmu

pendidikan agama Hindu, ilmu penerangan

agama Hindu, filsafat agama Hindu, ilmu

pendidikan agama Budha, ilmu penerangan

agama Budha, filsafat agama Budha, ilmu

pendidikan agama Kristen, ilmu pendidikan

agama Katholik, teologi, misiologi, konseling

pastoral, dan ilmu pendidikan agama Khong Hu

Cu.

Huruf b . . .

Page 157: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 73 -

Huruf b

Rumpun ilmu Humaniora merupakan rumpun

Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami

nilai kemanusiaan dan pemikiran manusia,

antara lain filsafat, ilmu sejarah, ilmu bahasa,

ilmu sastra, ilmu seni panggung, dan ilmu seni

rupa.

Huruf c

Rumpun ilmu sosial merupakan rumpun Ilmu

Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami

hubungan antar manusia dan berbagai fenomena

Masyarakat, antara lain sosiologi, psikologi,

antropologi, ilmu politik, arkeologi, ilmu wilayah,

ilmu budaya, ilmu ekonomi, dan geografi.

Huruf d

Rumpun ilmu alam merupakan rumpun Ilmu

Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami alam

semesta selain manusia, antara lain ilmu

angkasa, ilmu kebumian, biologi, ilmu kimia, dan

ilmu fisika.

Huruf e

Rumpun ilmu formal merupakan rumpun Ilmu

Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami

sistem formal teoritis, antara lain ilmu komputer,

logika, matematika, statistika, dan sistema.

Huruf f

Rumpun ilmu terapan merupakan rumpun Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi yang mengkaji dan

mendalami aplikasi ilmu bagi kehidupan manusia

antara lain pertanian, arsitektur dan

perencanaan, bisnis, pendidikan, teknik,

kehutanan dan lingkungan, keluarga dan

konsumen, kesehatan, olahraga, jurnalistik,

media massa dan komunikasi, hukum,

perpustakaan dan permuseuman, militer,

administrasi publik, pekerja sosial, dan

transportasi.

Ayat (3) . . .

Page 158: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 74 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Dalam hal pendidikan akademik rumpun ilmu agama,

tanggung jawab penyelenggaraan dilakukan oleh menteri

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

agama berkoordinasi dengan Menteri.

Pasal 16

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “pendidikan vokasi” adalah

pendidikan yang menyiapkan Mahasiswa menjadi

profesional dengan keterampilan/kemampuan kerja

tinggi.

Kurikulum pendidikan vokasi disiapkan bersama dengan

Masyarakat profesi dan organisasi profesi yang

bertanggung jawab atas mutu layanan profesinya agar

memenuhi syarat kompetensi profesinya.

Dengan demikian pendidikan vokasi telah mencakup

pendidikan profesinya.

Ayat (2) . . .

Page 159: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 75 -

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 17

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Kerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK,

dan/atau organisasi profesi, antara lain penetapan

standar kompetensi, penetapan kualifikasi lulusan,

penyusunan kurikulum, penggunaan sumber belajar, dan

uji kompetensi.

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “berbudaya” adalah sikap dan

perilaku yang senantiasa berdasarkan sistem nilai,

norma, dan kaidah Ilmu Pengetahuan, yang menjunjung

tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20 . . .

Page 160: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 76 -

Pasal 20

Ayat (1)

Mahasiswa program magister yang memiliki kemampuan

luar biasa dapat melanjutkan ke program doktor setelah

sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun mengikuti program

magister tanpa harus lulus program magister terlebih

dahulu.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “sederajat” adalah kompetensi

dengan mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7) . . .

Page 161: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 77 -

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Ayat (1)

Mahasiswa program magister terapan yang memiliki

kemampuan luar biasa dapat melanjutkan ke program

doktor terapan setelah paling sedikit (1) satu tahun

mengikuti program magister tanpa harus lulus program

magister terlebih dahulu.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 24

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Program profesi merupakan tanggung jawab dan

kewenangan Kementerian, Kementerian lain, LPNK,

dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas

mutu layanan profesi. Oleh karena itu, Perguruan Tinggi

hanya dapat menyelenggarakannya bekerja sama dengan

Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau

organisasi profesi.

Program . . .

Page 162: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 78 -

Program profesi dapat menggunakan nama lain yang

sederajat seperti program profesi dokter, insinyur,

apoteker, notaris, psikolog, guru/pendidik, wartawan

sesuai ketentuan Kementerian, Kementerian lain, LPNK,

dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas

mutu layanan profesi.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Program spesialis dapat menggunakan nama lain yang

sederajat dan memiliki tingkatan, antara lain program

dokter spesialis dan subspesialis, program insinyur

profesional pratama, madya, dan utama, sesuai

ketentuan Kementerian, Kementerian lain, LPNK,

dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas

mutu layanan profesi.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6) . . .

Page 163: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 79 -

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Gelar profesi antara lain digunakan oleh profesi dokter yang

disingkat dr., profesi apoteker disingkat apt., dan profesi

akuntan disingkat Akt.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31 . . .

Page 164: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 80 -

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Izin Program Studi yang berkaitan dengan ilmu agama

diberikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang agama.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Pencabutan izin Program Studi yang berkaitan dengan

ilmu agama dilakukan oleh menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

agama.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35 . . .

Page 165: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 81 -

Pasal 35

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “mata kuliah agama”

adalah pendidikan untuk membentuk Mahasiswa

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “mata kuliah Pancasila”

adalah Pendidikan untuk memberikan

pemahaman dan penghayatan kepada Mahasiswa

mengenai ideologi bangsa Indonesia.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “mata kuliah

kewarganegaraan” adalah pendidikan yang

mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka

Tunggal Ika untuk membentuk Mahasiswa

menjadi warga negara yang memiliki rasa

kebangsaan dan cinta tanah air.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “kegiatan kurikuler” adalah

serangkaian kegiatan yang terstruktur untuk mencapai

tujuan Program Studi.

Yang . . .

Page 166: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 82 -

Yang dimaksud dengan “kegiatan kokurikuler” adalah

kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa secara

terprogram atas bimbingan dosen, sebagai bagian

kurikulum dan dapat diberi bobot setara satu atau dua

satuan kredit semester.

Yang dimaksud dengan “kegiatan ekstrakurikuler” adalah

kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa sebagai

penunjang kurikulum dan dapat diberi bobot setara satu

atau dua satuan kredit semester.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Ayat (1)

Sumber belajar dapat berbentuk antara lain, alam

semesta, lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif,

rumah sakit pendidikan, laboratorium, perpustakaan,

museum, studio, bengkel, stadion, dan stasiun penyiaran.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 167: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 83 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “sertifikat profesi” antara lain

sertifikat pendidik yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi

yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk

meneyelenggarakan program pengadaan tenaga pendidik

sebagaimana diatur dalam undang-undang yang

mengatur mengenai guru dan dosen.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 44

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “keahlian dalam cabang ilmunya”

adalah kemampuan seseorang yang diakui oleh

Masyarakat karena keahlian praktis, seperti potong

rambut, desain grafis, montir, dan bentuk keahlian

praktis lainnya.

Yang dimaksud dengan “prestasi di luar program

studinya” adalah keahlian lain yang tidak berkaitan

langsung dengan program studinya, seperti Mahasiswa

kedokteran yang meraih juara renang, Mahasiswa teknik

mesin yang terampil dalam jurnalistik atau fotografi, dan

sebagainya.

Ayat (2) . . .

Page 168: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 84 -

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 45

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “penelitian dilaksanakan

berdasarkan jalur kompetensi” adalah Penelitian yang

diberikan kepada Dosen yang memiliki kualifikasi

akademik lulusan program doktor tanpa melalui

kompetisi.

Yang dimaksud dengan “penelitian berdasarkan jalur

kompetisi” adalah Penelitian yang diberikan kepada

Dosen dengan cara berkompetisi.

Pasal 46

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “wajib disebarluaskan” adalah

Penelitian yang didanai oleh Pemerintah dan/atau

Pemerintah Daerah.

Yang . . .

Page 169: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 85 -

Yang dimaksud dengan “hasil Penelitian yang bersifat

rahasia, menganggu, dan/atau membahayakan

kepentingan umum” adalah Penelitian yang sifat dan

hasilnya berkaitan dengan rahasia atau keselamatan

negara sehingga tidak dapat atau tidak boleh diketahui,

dimiliki, dan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak berhak.

Dipublikasikan artinya bahwa hasil Penelitian dimuat

dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi dan/atau buku

yang telah diterbitkan oleh Perguruan Tinggi atau

penerbit lainnya dan memiliki International Standard Book

Number (ISBN).

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup Jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54 . . .

Page 170: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 86 -

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “sesuai dengan kebutuhan”

adalah kebutuhan yang didasarkan pada karakteristik

atau profil Perguruan Tinggi di wilayah tertentu.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

Pasal 60

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pendirian PTS yang menyelenggarakan pendidikan

keagamaan mendapatkan izin menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

agama.

Yang . . .

Page 171: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 87 -

Yang dimaksud dengan “prinsip nirlaba” adalah prinsip

kegiatan yang tujuannya tidak untuk mencari laba,

sehingga seluruh sisa hasil usaha dari kegiatan harus

ditanamkan kembali ke Perguruan Tinggi untuk

meningkatkan kapasitas dan/atau mutu layanan

Pendidikan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63

Huruf a

Yang dimaksud dengan “prinsip akuntabilitas” adalah

kemampuan dan komitmen untuk

mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang

dijalankan Perguruan Tinggi kepada semua pemangku

kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Akuntabilitas antara lain dapat

diukur dari rasio antara Mahasiswa dan Dosen,

kecukupan sarana dan prasarana, penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu, dan kompetensi lulusan.

Huruf b . . .

Page 172: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 88 -

Huruf b

Yang dimaksud dengan “prinsip transparansi” adalah

keterbukaan dan kemampuan menyajikan informasi yang

relevan secara tepat dan akurat kepada pemangku

kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “prinsip nirlaba” adalah prinsip

kegiatan yang tujuannya tidak untuk mencari laba,

sehingga seluruh sisa hasil usaha dari kegiatan harus

ditanamkan kembali ke Perguruan Tinggi untuk

meningkatkan kapasitas dan/atau mutu layanan

pendidikan.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “prinsip penjaminan mutu”

adalah kegiatan sistemik untuk memberikan layanan

Pendidikan Tinggi yang memenuhi atau melampaui

standar nasional pendidikan tinggi serta peningkatan

mutu pelayanan pendidikan secara berkelanjutan.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “efektivitas dan efisiensi” adalah

kegiatan sistemik untuk memanfaatkan sumber daya

dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi agar tepat

sasaran dan tidak terjadi pemborosan.

Pasal 64

Cukup jelas.

Pasal 65

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 173: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 89 -

Ayat (3)

Huruf a

PTN Badan Hukum dapat memanfaatkan

kekayaan berupa tanah dan hasil

pemanfaatannya menjadi pendapatan PTN Badan

Hukum.

Kekayaan berupa tanah tersebut tidak dapat

dipindahtangankan atau dijaminkan kepada

pihak lain.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Ayat (4)

PTN badan hukum merupakan PTN yang sepenuhnya

milik negara dan tidak dapat dialihkan kepada

perseorangan atau swasta. Untuk melaksanakan fungsi

Pendidikan Tinggi yang berada dalam lingkup tanggung

jawab Kementerian, Pemerintah memberikan kompensasi

atau menanggung sebagian biaya yang telah dikeluarkan

oleh PTN badan hukum.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 66 . . .

Page 174: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 90 -

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67

Cukup jelas.

Pasal 68

Cukup jelas.

Pasal 69

Ayat (1)

Huruf a

Dosen terdiri atas Dosen tetap dan Dosen tidak

tetap.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “tenaga kependidikan”

adalah anggota Masyarakat yang mengabdikan

diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan Pendidikan Tinggi antara lain,

pustakawan, tenaga administrasi, laboran dan

teknisi, serta pranata teknik informasi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “orang yang memiliki keahlian

dan/atau prestasi luar biasa” adalah dimaksudkan untuk

memenuhi Dosen pada semua program Pendidikan Tinggi

terutama pada program diploma satu dan program

diploma dua.

Ketentuan peraturan perundang-undangan yang

dimaksud adalah undang-undang yang mengatur

mengenai guru dan dosen.

Pasal 70 . . .

Page 175: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 91 -

Pasal 70

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Perjanjian kerja atau kesepakatan kerja memuat tentang

gaji pokok, penghasilan yang melekat pada gaji,

penghasilan lain dan jaminan kesejahteraan sosial serta

maslahat tambahan sesuai dengan undang-undang yang

mengatur mengenai guru dan dosen.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 71

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “dosen tetap” adalah Dosen yang

tidak diangkat oleh Pemerintah (bukan pegawai negeri

sipil/bukan aparatur sipil negara).

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 72

Cukup jelas.

Pasal 73 . . .

Page 176: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 92 -

Pasal 73

Ayat (1)

Pola penerimaan Mahasiswa secara nasional dan bentuk

lain hanya berlaku bagi Mahasiswa program sarjana dan

program diploma.

Yang dimaksud dengan “bentuk lain” adalah pola

penerimaan Mahasiswa baru yang dilakukan secara

mandiri oleh Perguruan Tinggi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 74

Cukup jelas.

Pasal 75

Cukup jelas.

Pasal 76

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) . . .

Page 177: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 93 -

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “beasiswa” adalah

dukungan biaya Pendidikan yang diberikan

kepada Mahasiswa untuk mengikuti dan/atau

menyelesaikan Pendidikan Tinggi berdasarkan

pertimbangan utama prestasi dan/atau potensi

akademik.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “bantuan biaya

pendidikan” adalah dukungan biaya Pendidikan

yang diberikan kepada Mahasiswa untuk

mengikuti dan/atau menyelesaikan Pendidikan

Tinggi berdasarkan pertimbangan utama

keterbatasan kemampuan ekonomi.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “pinjaman dana tanpa

bunga” adalah pinjaman yang diterima oleh

Mahasiswa tanpa bunga untuk mengikuti

dan/atau menyelesaikan Pendidikan Tinggi

dengan kewajiban membayar kembali setelah

lulus dan mendapatkan pendapatan yang cukup.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 77

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal 79 . . .

Page 178: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 94 -

Pasal 79

Cukup jelas.

Pasal 80

Cukup jelas.

Pasal 81

Cukup jelas.

Pasal 82

Cukup jelas.

Pasal 83

Cukup jelas.

Pasal 84

Cukup jelas.

Pasal 85

Cukup jelas.

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Hak pengelolaan kekayaan negara dapat berbentuk antara lain,

hak pengelolaan lahan, laut, pertambangan, perkebunan, hutan,

dan museum.

Pasal 88

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “Standar satuan biaya operasional”

adalah biaya penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di luar

investasi dan pengembangan. Biaya investasi antara lain

biaya pengadaan sarana dan prasarana serta sumber

belajar.

Ayat (2) . . .

Page 179: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 95 -

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 89

Ayat (1)

Huruf a

Anggaran untuk PTN dialokasikan oleh

Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dan/atau oleh Pemerintah daerah

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Huruf b

Anggaran untuk PTS dialokasikan oleh

Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dan/atau oleh Pemerintah daerah

dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah

dalam bentuk, antara lain hibah, bantuan

program kegiatan Pendidikan, Penelitian, dan

Pengabdian kepada Masyarakat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain bantuan pendanaan, PTS dapat

memperoleh bantuan tenaga Dosen yang diangkat

oleh Pemerintah.

Huruf c . . .

Page 180: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 96 -

Huruf c

Dukungan biaya untuk mengikuti Pendidikan

Tinggi bagi Mahasiswa dapat diberikan dalam

bentuk beasiswa, bantuan atau membebaskan

biaya Pendidikan, dan/atau pinjaman dana tanpa

bunga.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan “dana bantuan operasional”

adalah dana Kementerian di luar Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang dialokasikan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara untuk membantu biaya

operasional layanan Tridharma.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 90

Cukup jelas.

Pasal 91

Cukup jelas.

Pasal 92

Cukup jelas.

Pasal 93

Cukup jelas.

Pasal 94 . . .

Page 181: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

- 97 -

Pasal 94

Cukup jelas.

Pasal 95

Cukup jelas.

Pasal 96

Cukup jelas.

Pasal 97

Cukup jelas.

Pasal 98

Cukup jelas.

Pasal 99

Cukup jelas.

Pasal 100

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5336

Page 182: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

SALINAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 73 TAHUN 2013

TENTANG

PENERAPAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

BIDANG PENDIDIKAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan

Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Bidang Pendidikan Tinggi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);

Page 183: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

2

 

6. Peraturan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 5/P Tahun 2013;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PENERAPAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PENDIDIKAN TINGGI.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang pendidikan. 2. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. 3. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Pasal 2

(1) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang pendidikan tinggi

merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan capaian pembelajaran dari jalur pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam jenis dan jenjang pendidikan tinggi.

(2) Penjenjangan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk memfasilitasi pendidikan seseorang yang mempunyai pengalaman kerja atau memiliki capaian pembelajaran dari pendidikan nonformal atau pendidikan informal untuk: a. menempuh pendidikan formal ke jenjang/tingkat yang lebih tinggi

dan/atau; b. mendapatkan pengakuan kualifikasi lulusan jenis pendidikan tertentu

dari perguruan tinggi. (3) Pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

kursus atau pelatihan yang dilakukan secara terstuktur oleh lembaga kursus atau lembaga pelatihan.

(4) Pendidikan informal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pendidikan yang dilakukan secara mandiri, oleh keluarga, atau lingkungan.

Pasal 3

(1) Capaian pembelajaran pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan

pengalaman kerja dapat disetarakan dengan jenjang kualifikasi tertentu pada pendidikan tinggi.

(2) Penyetaraan capaian pembelajaran pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan pengalaman kerja pada pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan terhadap capaian pembelajaran peserta didik yang telah memiliki ijazah SMA/SMK/MA/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan.

(3) Penyetaraan capaian pembelajaran pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan pengalaman kerja pada pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberlakukan mulai dari jenjang kualifikasi 3 (tiga) sebagai jenjang paling rendah sampai dengan jenjang kualifikasi 9 (sembilan) sebagai jenjang paling tinggi.

Page 184: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

3

 

(4) Jenjang kualifikasi 3 (tiga) sampai jenjang kualifikasi 9 (sembilan) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai kesetaraan dengan jenjang pandidikan formal sebagai berikut: a. jenjang 3 setara dengan lulusan diploma 1; b. jenjang 4 setara dengan lulusan diploma 2; c. jenjang 5 setara dengan lulusan diploma 3; d. jenjang 6 setara dengan lulusan diploma 4 atau sarjana terapan dan

sarjana; e. jenjang 7 setara dengan lulusan pendidikan profesi; f. jenjang 8 setara dengan lulusan magister terapan, magister, atau

spesialis satu; g. jenjang 9 setara dengan lulusan pendidikan doktor terapan, doktor

atau spesialis dua. (5) Capaian pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.

(6) Capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh proses pendidikan tinggi mengacu pada standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi.

Pasal 4

(1) Pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari

pengalaman kerja, pendidikan nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal dilakukan melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau (RPL).

(2) RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk: a. mengakui capaian pembelajaran yang diperoleh individu melalui

pendidikan nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat;

b. mengakui capaian pembelajaran yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh kementerian dan/atau lembaga di luar pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama sebagai dasar pemberian gelar yang setara; dan

c. mengakui tenaga ahli yang kualifikasinya setara dengan kualifikasi magister atau doktor sebagai dosen.

Pasal 5

(1) Kriteria penyelenggara yang berwenang melaksanakan RPL untuk

memfasilitasi pembelajaran sepanjang hayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a: a. program studi telah 2 (dua) kali secara berturutan dan pada saat

pengusulan masih terakreditasi B dari badan akreditasi nasional yang berwenang atau badan akreditasi internasional yang setara;

b. lulusan terserap di dunia kerja atau berwirausaha berdasarkan studi pelacakan selama 3 (tiga) tahun secara berturutan;

c. memperoleh surat dukungan dari asosiasi profesi atau asosiasi industri yang memiliki badan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan telah beroperasi paling sedikit 5 (lima) tahun untuk bidang keahlian yang sesuai dengan program studi; dan

d. lolos uji portofolio perencanaan penyelenggaraan RPL yang dilakukan oleh tim pakar yang ditugaskan oleh Direktur Jenderal.

Page 185: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

4

 

(2) Prosedur pengusulan izin penyelenggara RPL untuk memfasilitasi pembelajaran sepanjang hayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a mencakup: a. Perguruan tinggi mengajukan proposal penyelenggaraan RPL dengan

melampirkan: 1. dokumen evaluasi diri perguruan tinggi dan program studi; 2. surat keputusan ijin program studi; 3. surat keputusan akreditasi program studi; 4. dokumen studi pelacakan lulusan; dan 5. surat dukungan dari asosiasi profesi atau asosiasi industri yang

memiliki badan hukum sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan telah beroperasi paling sedikit 5 (lima) tahun untuk bidang keahlian yang sesuai dengan program studi.

b. Direktur Jenderal menugaskan tim pakar untuk melakukan uji kelayakan proposal.

c. Direktur Jenderal menetapkan perguruan tinggi yang telah lolos assesmen/uji kelayakan sebagai penyelenggara RPL.

(3) Menteri dapat menugaskan perguruan tinggi tertentu yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan RPL.

(4) Penyelenggaraan RPL dievaluasi secara berkala setiap 3 (tiga) tahun oleh Direktur Jenderal.

(5) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Menteri dapat mencabut penyelenggaraan RPL.

Pasal 6

(1) Perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b wajib memenuhi kriteria: a. peserta didik yang merupakan calon pegawai di kementerian/lembaga

yang membawahi perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan tersebut dan memiliki ikatan dinas;

b. program pendidikan telah 2 (dua) kali secara berturutan dan pada saat pengusulan masih terakreditasi atau tersertifikasi dari suatu lembaga akreditasi atau lembaga sertifikasi nasional atau internasional yang setara;

c. penyelenggara dapat membuktikan bahwa capaian pembelajaran lulusannya sesuai kualifikasi pada jenjang KKNI bidang pendidikan tinggi tertentu berdasarkan uji kompetensi kerja dan evaluasi kinerja lulusan;

d. penyelenggara mempunyai sistem informasi akademik yang dapat diakses oleh Direktorat Jenderal untuk keperluan evaluasi akademik;

e. sudah memiliki sumber daya untuk menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan rasio dosen dan mahasiwa sebesar 1:12 (satu banding dua belas) berkualifikasi magister atau setara dari program studi yang relevan;

f. lolos uji portofolio perencanaan penyelenggaraan RPL yang dilakukan oleh tim pakar yang ditugaskan oleh Direktur Jenderal.

Page 186: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

5

 

(2) Prosedur pengusulan izin penyelenggaraan RPL bagi penyelenggara pendidikan tinggi di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama sebagai dasar untuk memberikan gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b mengajukan proposal penyelenggaraan RPL untuk uji kelayakan.

b. proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a wajib berisi: 1. Evaluasi diri perguruan tinggi dan program studi; 2. Dokumen capaian pembelajaran lulusan sesuai dengan standar

kompetensi lulusan pada standar nasional pendidikan tinggi; 3. Analisis uji kesetaraan terhadap capaian pembelajaran lulusan yang

setara dengan jenjang kualifikasi tertentu pada KKNI bidang pendidikan tinggi.

4. Lampiran yang minimal terdiri atas: a) dokumen data peserta didik adalah calon pegawai/pegawai di

instansi yang membawahi perguruan tinggi tersebut dan memiliki ikatan dinas;

b) dokumen yang menyatakan bahwa program pendidikan telah 2 (dua) kali secara berturutan dan pada saat pengusulan masih terakreditasi atau tersertifikasi dari suatu lembaga akreditasi atau lembaga sertifikasi nasional atau internasional yang setara;

c) akses kepada sistem informasi akademik yang dapat diakses oleh Direktorat Jenderal untuk keperluan evaluasi akademik;

d) dokumen data dosen berkualifikasi magister atau setara dari program studi yang relevan dengan rasio dosen dan mahasiwa sebesar 1:12 (satu banding dua belas).

c. Direktur Jenderal menugaskan tim pakar untuk melakukan uji kelayakan proposal;

d. Direktur Jenderal menetapkan perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b yang telah lolos uji kelayakan sebagai penyelenggara perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan yang dapat memberikan ijazah dan gelar tertentu.

(3) Perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan yang dapat memberikan ijazah dan gelar tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dievaluasi secara berkala setiap 2 (dua) tahun oleh Direktur Jenderal.

(4) Berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri dapat mencabut izin perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan untuk memberikan gelar.

Pasal 7

(1) Penyetaraan capaian pembelajaran tenaga ahli sebagai dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c hanya dapat diusulkan oleh perguruan tinggi yang: a. memerlukan pendidik dengan keahlian tertentu yang langka; b. memerlukan pendidik yang keahliannya tidak dapat dihasilkan oleh

program studi yang telah ada;

Page 187: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

6

 

c. memerlukan pendidik dengan pengalaman praktis yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan kompetensi mahasiswa; dan

d. lolos uji portofolio perencanaan penyelenggaraan RPL yang dilakukan oleh tim pakar yang ditugaskan oleh Direktur Jenderal.

(2) Prosedur pengusulan izin penyelenggaraan RPL untuk mengakui tenaga ahli sebagai dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c mencakup: a. perguruan tinggi mengajukan proposal penyelenggaraan RPL sesuai

dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal untuk uji kelayakan;

b. proposal sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib berisi: 1. Evaluasi diri perguruan tinggi dan program studi; 2. Analisis kebutuhan dosen sesuai dengan rencana strategis

perguruan tinggi dan peraturan perundang-undangan; 3. Rencana pengembangan dosen; 4. Analisis uji kesetaraan terhadap calon dosen yang dilakukan oleh

senat Akademik terkait capaian pembelajaran yang setara dengan jenjang kualifikasi 8 atau 9 pada KKNI bidang pendidikan tinggi dengan melampirkan: a) ijazah calon dosen pada pendidikan sebelumnya; b) bukti kredibilitas institisi pendidikan tinggi yang mengeluarkan

ijazah dalam bentuk pernyataan akreditasi program studi atau perguruan tinggi pendidikan penyelenggara;

c) sertifikat kompetensi kerja dari asosiasi profesi atau asosiasi industri yang memiliki badan hukum sesuai dengan peraturan perundangan dan telah beroperasi minimal selama 5 (lima) tahun, untuk bidang keahlian yang sesuai dengan program studi;

d) surat dukungan dari asosiasi profesi atau asosiasi industri yang memiliki badan hukum sesuai dengan peraturan perundangan dan telah beroperasi minimal selama 5 (lima) tahun, untuk bidang keahlian yang sesuai dengan program studi.

e) surat keterangan berkelakuan baik dari calon dosen; f) bagi calon dosen berkeahlian langka dan belum ada asosiasi

profesinya harus menyertakan pernyataan keahlian dari sejawat pada profesi yang relevan.

c. Direktur Jenderal menugaskan tim pakar untuk melakukan uji kelayakan proposal;

d. Direktur Jenderal menetapkan perguruan tinggi yang telah lolos uji kelayakan sebagai penyelenggara RPL bagi tenaga ahli.

(3) Perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e dievaluasi secara berkala setiap 3 (tiga) tahun oleh Direktur Jenderal.

(4) Direktur Jenderal berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat mencabut izin Perguruan tinggi sebagai penyelenggara RPL bagi tenaga ahli.

Pasal 8

(1) Calon peserta didik dengan pendidikan formal, nonformal atau informal

dari negara asing dan akan melanjutkan studi di pendidikan tinggi di Indonesia dapat menyetarakan capaian pembelajaran yang diperolehnya pada perguruan tinggi yang telah memperoleh ijin menyelenggarakan RPL.

Page 188: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

7

 

(2) Calon dosen dengan pendidikan formal, nonformal atau informal dari negara asing dan akan menjadi dosen di perguruan tinggi di Indonesia dapat menjadi dosen pada perguruan tinggi setelah perguruan tinggi tersebut memperoleh ijin penyelenggaraan RPL penyetaraan tenaga ahli sebagai dosen.

Pasal 9

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Peraturan Menteri ini ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 10

(1) Dalam menjamin mutu KKNI bidang pendidikan tinggi, Direktorat Jenderal mempunyai tugas dan fungsi: a. mengevaluasi kesesuaian perangkat KKNI bidang pendidikan tinggi

mencakup peraturan, diskriptor, panduan, mekanisme sosialisasi, dokumen standar implementasi dan aspek pendukung lainya, dan melakukan penyesuaian, pengubahan atau pengembangan;

b. secara berkala meninjau ulang deskriptor untuk ke 9 (sembilan) jenjang kualifikasi yang terdapat dalam KKNI bidang pendidikan tinggi dengan memperhatikan dan mengantisipasi perkembangan yang terjadi pada bidang ketenagakerjaan di dalam maupun di luar negeri;

c. mengkaji kesetaraan sistem kualifikasi internasional dengan KKNI bidang pendidikan tinggi dan menyampaikan hasil kajian kepada Direktur Jenderal untuk disampaikan pada pihak yang berkepentingan;

d. melakukan proses referensi posisi kerangka kualifikasi negara lain atau kerangka kualifikasi regional terhadap KKNI bidang pendidikan tinggi;

e. melakukan proses referensi kualifikasi sumber daya manusia pada berbagai sektor baik nasional maupun internasional terhadap kualifikasi yang terdapat pada KKNI bidang pendidikan tinggi;

f. berkoordinasi dengan kementerian teknis, Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) atau lembaga akreditasi lainnya yang diakui oleh pemerintah baik pada tingkat nasional maupun internasional, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), atau lembaga lain yang menyusun standar pendidikan atau standar kompetensi kerja dan diakui oleh pemerintah baik pada tingkat nasional maupun internasional, lembaga sertifikasi kompetensi, lembaga sertifikasi profesi, asosiasi profesi, asosiasi industri, baik pada tingkat nasional maupun internasional serta badan atau lembaga lain di tingkat nasional yang terkait dengan penjaminan mutu sumber daya manusia pada level kualifikasi 3 sampai dengan 9.

(2) Dalam penerapan KKNI bidang pendidikan tinggi oleh pemangku kepentingan, Direktorat Jenderal mempunyai tugas dan fungsi: a. melakukan sosialisasi KKNI bidang pendidikan tinggi dan strategi

implementasinya kepada para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan di bidang pengembangan sumberdaya manusia;

b. mewajibkan perguruan tinggi untuk menerbitkan surat keterangan pendamping ijazah yang menjelaskan kualififikasi lulusan sesuai dengan jenjang KKNI bidang pendidikan tinggi;

c. mendorong kementerian teknis dan pemangku kepentingan untuk memberi penghargaan pada lulusan perguruan tinggi berbasis pada kualifikasi;

Page 189: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

8

 

d. menyusun dan mensosialisasikan profil pendidikan tinggi indonesia yang mencakup informasi program studi yang kualifikasi lulusannya sesuai dengan jenjang kualifikasi pada KKNI bidang pendidikan tinggi;

e. berkoordinasi dengan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara, kementerian teknis dan lembaga negara lainnya.

(3) Dalam menerapkan KKNI di bidang kurikulum pendidikan tinggi, Direktorat Jenderal mempunyai tugas dan fungsi: a. memberikan masukan, konsultasi, pembimbingan/pendampingan,

mendorong dan memfasilitasi terjadinya proses penerapan KKNI bidang pendidikan tinggi di perguruan tinggi pendidikan tinggi;

b. menyusun kebijakan, regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi yang mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi;

c. mengevaluasi pelaksanaan kurikulum oleh program studi terhadap pencapaian jenjang kualifikasi pada KKNI bidang pendidikan tinggi;

d. mengevaluasi deskripsi capaian pembelajaran minimal yang diusulkan oleh program studi sebagai dasar penetapan standar kompetensi lulusan program studi oleh Menteri;

e. mengevaluasi secara berkala deskripsi capaian pembelajaran minimal yang diusulkan oleh program studi sebagai dasar penetapan standar kompetensi lulusan program studi oleh Menteri;

f. mengevaluasi secara berkala deskripsi capaian pembelajaran program studi yang telah ditetapkan sebagai standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi untuk digunakan sebagai rujukan nasional bagi program pendidikan terkait;

g. bersama tim pakar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b, Pasal 6 ayat (2) huruf c, dan Pasal 7 ayat (2) huruf c, menjamin akuntabilitas dan kompatibilitas substansi proposal penyelengaraan RPL dan usulan capaian pembelajaran dari program studi; dan

h. berkoordinasi dengan BAN-PT atau lembaga akreditasi lainnya yang diakui oleh pemerintah baik pada tingkat nasional maupun internasional, BSNP, atau lembaga lain yang menyusun standar pendidikan atau standar kompetensi kerja dan diakui oleh pemerintah baik pada tingkat nasional maupun internasional, lembaga sertifikasi kompetensi, lembaga sertifikasi profesi, asosiasi profesi, asosiasi industri, baik pada tingkat nasional maupun internasional serta badan atau lembaga lain di tingkat nasional yang terkait dengan penjaminan mutu sumber daya manusia pada level kualifikasi 3 sampai dengan 9.

(4) Dalam menerapkan KKNI bidang pendidikan tinggi, perguruan tinggi mempunyai tugas dan fungsi: a. setiap program studi wajib menyusun deskripsi capaian pembelajaran

minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan jenjang.

b. setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan kebijakan, regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b.

c. setiap program studi wajib mengembangkan sistem penjaminan mutu internal untuk memastikan terpenuhinya capaian pembelajaran program studi.

Page 190: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

9

 

Pasal 11

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 Juni 2013

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 13 Juni 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 831 Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD. Muslikh, S.H. NIP 195809151985031001

Page 191: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 49 TAHUN 2014

TENTANG

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 52 ayat (3)

dan Pasal 54 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar Nasional Pendidikan

Tinggi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 158 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5336);

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 91,Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5007);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 Penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5500);

Page 192: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-2-

7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan

Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian

Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang

Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun

2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian

Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara;

9. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia;

10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P

Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet

Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali

diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 41/P

Tahun 2014;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR NASIONAL

PENDIDIKAN TINGGI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Standar Nasional Pendidikan Tinggi, adalah satuan standar yang meliputi

Standar Nasional Pendidikan, ditambah dengan Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

2. Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang

pembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi di perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Standar Nasional Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistem penelitian pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat adalah kriteria minimal tentang sistem pengabdian kepada masyarakat pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat

menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur

pekerjaan di berbagai sektor.

Page 193: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-3-

6. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. 7. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, program profesi, program spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa

Indonesia. 8. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan tinggi.

9. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu

jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

10. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 11. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode

ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi.

12. Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

13. Satuan Kredit Semester, yang selanjutnya disingkat sks, adalah takaran waktu kegiatan belajar yang di bebankan pada mahasiswa per minggu per

semester dalam proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu program studi.

14. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat. 15. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri

dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain, pustakawan, tenaga administrasi, laboran dan teknisi, serta pranata teknik informasi.

16. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

17. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasal 2

(1) Standar Nasional Pendidikan Tinggi terdiri atas:

a. Standar Nasional Pendidikan;

b. Standar Nasional Penelitian; dan

c. Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

(2) Standar Nasional Pendidikan, Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.

Page 194: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-4-

Pasal 3

(1) Standar Nasional Pendidikan Tinggi bertujuan untuk:

a. menjamin tercapainya tujuan pendidikan tinggi yang berperan strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan

dan teknologi dengan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan;

b. menjamin agar pembelajaran pada program studi, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Standar

Nasional Pendidikan Tinggi; dan

c. mendorong agar perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melampaui kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan.

(2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi wajib:

a. dipenuhi oleh setiap perguruan tinggi untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional;

b. dijadikan dasar untuk pemberian izin pendirian perguruan tinggi dan izin pembukaan program studi;

c. dijadikan dasar penyelenggaraan pembelajaran berdasarkan kurikulum pada program studi;

d. dijadikan dasar penyelenggaraan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat;

e. dijadikan dasar pengembangan dan penyelenggaraan sistem penjaminan

mutu internal;

f. dijadikan dasar penetapan kriteria sistem penjaminan mutu eksternal melalui akreditasi.

(3) Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) wajib dievaluasi dan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan, sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

global oleh badan yang ditugaskan untuk menyusun dan mengembangkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

BAB II

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan

Pasal 4

(1) Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:

a. standar kompetensi lulusan;

b. standar isi pembelajaran;

c. standar proses pembelajaran;

d. standar penilaian pembelajaran;

e. standar dosen dan tenaga kependidikan;

f. standar sarana dan prasarana pembelajaran;

Page 195: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-5-

g. standar pengelolaan pembelajaran; dan

h. standar pembiayaan pembelajaran.

(2) Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan dalam menyusun, menyelenggarakan, dan mengevaluasi kurikulum.

Bagian Kedua

Standar Kompetensi Lulusan

Pasal 5

(1) Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran

lulusan.

(2) Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan

sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran.

(3) Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) wajib:

a. mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI; dan

b. memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.

Pasal 6

(1) Sikap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui

proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.

(2) Pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan

penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses

pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.

(3) Keterampilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan

kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran,

pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran, mencakup:

a. Keterampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang wajib

dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis pendidikan tinggi; dan

b. Keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program

studi.

(4) Pengalaman kerja mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3) berupa pengalaman dalam kegiatan di bidang tertentu pada jangka

waktu tertentu, berbentuk pelatihan kerja, kerja praktik, praktik kerja lapangan atau bentuk kegiatan lain yang sejenis.

Page 196: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-6-

Pasal 7

(1) Rumusan sikap dan keterampilan umum sebagai bagian dari capaian

pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (3) huruf a, untuk setiap tingkat program dan jenis pendidikan tinggi,

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(2) Rumusan sikap dan keterampilan umum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat ditambah oleh perguruan tinggi.

(3) Rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai bagian dari capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat

(1) dan ayat (3) huruf b, wajib disusun oleh:

a. forum program studi sejenis atau nama lain yang setara; atau

b. pengelola program studi dalam hal tidak memiliki forum program studi sejenis.

(4) Rumusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) yang

merupakan satu kesatuan rumusan capaian pembelajaran lulusan diusulkan kepada Direktur Jenderal untuk ditetapkan menjadi capaian

pembelajaran lulusan. (5) Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat

(4) dikaji dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal sebagai rujukan program

studi sejenis.

(6) Ketentuan mengenai penyusunan, pengusulan, pengkajian, penetapan rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud ayat (5)

diatur dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

Bagian Ketiga Standar Isi Pembelajaran

Pasal 8

(1) Standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran.

(2) Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada capaian pembelajaran lulusan.

(3) Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada program profesi, spesialis, magister, magister terapan, doktor, dan doktor terapan, wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat.

Pasal 9

(1) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) untuk setiap program pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran

lulusan dari KKNI.

(2) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

a. lulusan program diploma satu paling sedikit menguasai konsep umum, pengetahuan, dan keterampilan operasional lengkap;

b. lulusan program diploma dua paling sedikit menguasai prinsip dasar pengetahuan dan keterampilan pada bidang keahlian tertentu;

Page 197: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-7-

c. lulusan program diploma tiga paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum;

d. lulusan program diploma empat dan sarjana paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara

umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam;

e. lulusan program profesi paling sedikit menguasai teori aplikasi bidang

pengetahuan dan keterampilan tertentu;

f. lulusan program magister, magister terapan, dan spesialis satu paling sedikit menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu;

g. lulusan program doktor, doktor terapan, dan spesialis dua paling sedikit menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan keterampilan

tertentu.

(3) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat kumulatif dan/atau integratif.

(4) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam bahan kajian yang

distrukturkan dalam bentuk mata kuliah.

Bagian Keempat

Standar Proses Pembelajaran

Pasal 10

(1) Standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian

pembelajaran lulusan.

(2) Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

a. karakteristik proses pembelajaran;

b. perencanaan proses pembelajaran;

c. pelaksanaan proses pembelajaran; dan

d. beban belajar mahasiswa.

Pasal 11

(1) Karakteristik proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a terdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.

(2) Interaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua

arah antara mahasiswa dan dosen.

(3) Holistik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan

luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional.

(4) Integratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian

pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam

satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.

Page 198: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-8-

(5) Saintifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang

mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.

(6) Kontekstual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang

disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.

(7) Tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian

pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan

permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin.

(8) Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan

internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum.

(9) Kolaboratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan

kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(10) Berpusat pada mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses

pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan

kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.

Pasal 12

(1) Perencanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain.

(2) Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara

mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.

(3) Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain paling sedikit

memuat;

a. nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama

dosen pengampu;

b. capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;.

c. kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran

untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;

d. bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;

e. metode pembelajaran;

f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;

g. pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;

Page 199: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-9-

h. kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan

i. daftar referensi yang digunakan.

(4) Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain wajib ditinjau dan disesuaikan secara berkala dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Pasal 13

(1) Pelaksanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf c berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu.

(2) Proses pembelajaran di setiap mata kuliah dilaksanakan sesuai Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain dengan karakteristik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.

(3) Proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Penelitian.

(4) Proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Pengabdian kepada

Masyarakat.

Pasal 14

(1) Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan dengan beban belajar yang terukur.

(2) Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah

untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

(3) Metode pembelajaran sebagaimana dinyatakan pada ayat (2) yang dapat

dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah antara lain: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah,

atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

(4) Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan diwadahi dalam suatu bentuk pembelajaran.

(5) Bentuk pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa:

a. kuliah;

b. responsi dan tutorial;

c. seminar; dan

d. praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan;

(6) Bentuk pembelajaran selain yang dimaksud pada ayat (5), bagi program pendidikan diploma empat, program sarjana, program profesi, program magister, program magister terapan, program spesialis, program doktor,

dan program doktor terapan, wajib ditambah bentuk pembelajaran berupa penelitian.

Page 200: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-10-

(7) Bentuk pembelajaran berupa penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) merupakan kegiatan mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam

rangka pengembangan pengetahuan dan keterampilannya serta meningkatkan kesejahteran masyarakat dan daya saing bangsa.

(8) Bentuk pembelajaran selain yang dimaksud pada ayat (5), bagi program pendidikan diploma empat, program sarjana, program profesi, dan program spesialis wajib ditambah bentuk pembelajaran berupa pengabdian kepada

masyarakat.

(9) Bentuk pembelajaran berupa pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (8) merupakan kegiatan mahasiswa di bawah

bimbingan dosen dalam rangka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Pasal 15

(1) Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (sks).

(2) Satu sks setara dengan 160 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester.

(3) Setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 (satu) sks.

(4) Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam belas) minggu.

Pasal 16

(1) 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi dan tutorial, mencakup:

a. kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu

per semester;

b. kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 50 (lima puluh) menit per minggu per semester; dan

c. kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per

semester.

(2) 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis, mencakup:

a. kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester; dan

b. kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per

semester.

(3) 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat,

dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara, adalah 160 (seratus enam puluh) menit per minggu per semester.

Pasal 17

(1) Beban normal belajar mahasiswa adalah 8 (delapan) jam per hari atau 48 (empat puluh delapan) jam per minggu setara dengan 18 (delapan belas)

sks per semester, sampai dengan 9 (sembilan) jam per hari atau 54 (lima puluh empat) jam per minggu setara dengan 20 (dua puluh) sks per semester.

Page 201: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-11-

(2) Untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, mahasiswa wajib menempuh beban belajar

paling sedikit:

a. 36 sks untuk program diploma satu;

b. 72 sks untuk program diploma dua;

c. 108 sks untuk program diploma tiga;

d. 144 sks untuk program diploma empat dan program sarjana;

e. 36 sks untuk program profesi;

f. 72 sks untuk program magister, magister terapan, dan spesialis satu; dan

g. 72 sks untuk program doktor, doktor terapan, dan spesialis dua.

(3) Masa studi terpakai bagi mahasiswa dengan beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut:

a. 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun untuk program diploma satu;

b. 2 (dua) sampai 3 (tiga) tahun untuk program diploma dua;

c. 3 (tiga) sampai 4 (empat) tahun untuk program diploma tiga;

d. 4 (empat) sampai 5 (lima) tahun untuk program diploma empat dan

program sarjana;

e. 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun untuk program profesi setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma empat;

f. 1,5 (satu koma lima) sampai 4 (empat) tahun untuk program magister, program magister terapan, dan program spesialis satu setelah

menyelesaikan program sarjana atau diploma empat; dan

g. paling sedikit 3 (tiga) tahun untuk program doktor, program doktor terapan, dan program spesialis dua.

(4) Beban belajar mahasiswa berprestasi akademik tinggi setelah dua

semester tahun pertama dapat ditambah hingga 64 (enam puluh empat) jam per minggu setara dengan 24 (dua puluh empat) sks per semester.

(5) Mahasiswa yang memiliki prestasi akademik tinggi dan berpotensi menghasilkan penelitian yang sangat inovatif sebagaimana ditetapkan

senat perguruan tinggi dapat mengikuti program doktor bersamaan dengan penyelesaian program magister paling sedikit setelah menempuh

program magister 1 (satu) tahun.

Bagian Kelima

Standar Penilaian Pembelajaran

Pasal 18

(1) Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

(2) Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

a. prinsip penilaian;

b. teknik dan instrumen penilaian;

c. mekanisme dan prosedur penilaian;

Page 202: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-12-

d. pelaksanaan penilaian;

e. pelaporan penilaian; dan

f. kelulusan mahasiswa.

Pasal 19

(1) Prinsip penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan

yang dilakukan secara terintegrasi.

(2) Prinsip edukatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu:

a. memperbaiki perencanaan dan cara belajar; dan

b. meraih capaian pembelajaran lulusan.

(3) Prinsip otentik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

(4) Prinsip objektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian

yang didasarkan pada stándar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.

(5) Prinsip akuntabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa.

(6) Prinsip transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua

pemangku kepentingan.

Pasal 20

(1) Teknik penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket.

(2) Instrumen penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b terdiri atas penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian

hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain.

(3) Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi.

(4) Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan

keterampilan khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagi teknik dan instrumen penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2).

(5) Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.

Pasal 21

(1) Mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf

c, terdiri atas:

a. menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai

sesuai dengan rencana pembelajaran;

b. melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen,

kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19;

Page 203: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-13-

c. memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa; dan

d. mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan.

(2) Prosedur penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf c mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal,

observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir.

(3) Prosedur penilaian pada tahap perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian

ulang.

Pasal 22

(1) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf d dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran.

(2) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan oleh:

a. dosen pengampu atau tim dosen pengampu;

b. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa; dan/atau

c. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan.

(3) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk

program spesialis dua, program doktor, dan program doktor terapan wajib menyertakan tim penilai eksternal dari perguruan tinggi yang berbeda.

Pasal 23

(1) Pelaporan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf e berupa kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu

mata kuliah yang dinyatakan dalam kisaran:

a. huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik;

b. huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik;

c. huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup;

d. huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; atau

e. huruf E setara dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang.

(2) Perguruan tinggi dapat menggunakan huruf antara dan angka antara untuk nilai pada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat).

(3) Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap

pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.

(4) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS).

(5) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi

dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK).

(6) Indeks prestasi semester (IPS) sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan

perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil dalam satu semester.

Page 204: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-14-

(7) Indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan

perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang

diambil yang telah ditempuh.

(8) Mahasiswa berprestasi akademik tinggi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (5) adalah mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi

semester (IPS) lebih besar dari 3,50 (tiga koma lima nol) dan memenuhi etika akademik.

Pasal 24

(1) Mahasiswa program diploma dan program sarjana dinyatakan lulus apabila

telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua

koma nol).

(2) Kelulusan mahasiswa dari program diploma dan program sarjana

dinyatakan dengan predikat memuaskan, sangat memuaskan, atau pujian dengan kriteria:

a. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila

mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol);

b. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan

apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol); atau

c. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma nol).

(3) Mahasiswa program profesi, program spesialis, program magister, program

magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program

studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00 (tiga koma nol).

(4) Kelulusan mahasiswa dari program profesi, program spesialis, program magister, program magister terapan, program doktor, program doktor terapan, dinyatakan dengan predikat memuaskan, sangat memuaskan,

dan pujian dengan kriteria:

a. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila

mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,00 (tiga koma nol) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol);

b. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan

apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,51(tiga koma lima satu) sampai dengan 3,75 (tiga koma tujuh lima); atau

c. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai

indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,75 (tiga koma tujuh lima).

(5) Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh ijazah, gelar atau

sebutan, dan surat keterangan pendamping ijazah sesuai dengan peraturan perundangan.

Page 205: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-15-

Bagian Keenam Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

Pasal 25

Standar dosen dan tenaga kependidikan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran

lulusan.

Pasal 26

(1) Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan

pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5.

(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

tingkat pendidikan paling rendah yang harus dipenuhi oleh seorang dosen dan dibuktikan dengan ijazah.

(3) Kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dengan sertifikat pendidik, dan/atau sertifikat profesi.

(4) Dosen program diploma satu dan program diploma dua harus

berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan instruktur yang berkualifikasi akademik paling rendah lulusan diploma

tiga yang memiliki pengalaman relevan dengan program studi dan paling rendah setara dengan jenjang 6 (enam) KKNI).

(5) Dosen program diploma tiga dan program diploma empat harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan

dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI).

(6) Dosen program sarjana harus berkualifikasi akademik paling rendah

lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan

dengan program studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI)

(7) Dosen program profesi harus berkualifikasi akademik paling rendah

lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, serta dapat

menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi, yang berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI).

(8) Dosen program magister dan program magister terapan harus berkualifikasi akademik lulusan doktor atau doktor terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi

yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (delapan) KKNI).

(9) Dosen program spesialis satu dan spesialis dua harus berkualifikasi lulusan spesialis dua, lulusan doktor atau lulusan doktor terapan yang relevan dengan program studi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2

(dua) tahun.

Page 206: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-16-

(10) Dosen program doktor dan program doktor terapan:

a. harus berkualifikasi akademik lulusan doktor atau doktor terapan yang

relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan

berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI;

b. yang menjadi pembimbing utama, harus sudah pernah memublikasikan paling sedikit 2 karya ilmiah pada jurnal internasional terindeks yang

diakui oleh Direktorat Jenderal.

(11) Penyetaraan atas jenjang 6 (enam) KKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jenjang 8 (delapan) KKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (5), (6), dan

(7), dan jenjang 9 (sembilan) KKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dan ayat (10) dilakukan oleh Direktur Jenderal melalui mekanisme

rekognisi pembelajaran lampau.

Pasal 27

(1) Penghitungan beban kerja dosen didasarkan antara lain pada:

a. kegiatan pokok dosen mencakup:

1. perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses pembelajaran;

2. pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran;

3. pembimbingan dan pelatihan;

4. penelitian; dan

5. pengabdian kepada masyarakat;

b. kegiatan dalam bentuk pelaksanaan tugas tambahan; dan

c. kegiatan penunjang.

(2) Beban kerja dosen sebagaimana dinyatakan pada ayat (1) paling sedikit 40

jam per minggu.

(3) Beban kerja pada kegiatan pokok dosen sebagaimana dinyatakan pada ayat (1) huruf a paling sedikit setara dengan mengelola 12 sks beban

belajar mahasiswa, bagi dosen yang tidak mendapatkan tugas tambahan antara lain berupa menjabat struktural.

(4) Beban kerja pada kegiatan pokok dosen sebagaimana dinyatakan pada

ayat (1) huruf a disesuaikan dengan besarnya beban tugas tambahan, bagi dosen yang mendapatkan tugas tambahan antara lain berupa menjabat

struktural.

(5) Beban kerja dosen dalam membimbing penelitian terstuktur dalam rangka penyusunan skripsi/tugas akhir, tesis, disertasi, atau karya

desain/seni/bentuk lain yang setara paling banyak 10 mahasiswa.

(6) Beban kerja dosen mengacu pada nisbah dosen dan mahasiswa yang

diatur dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 28

(1) Dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap.

(2) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dosen berstatus sebagai pendidik tetap pada 1 (satu) perguruan tinggi dan tidak

menjadi pegawai tetap pada satuan kerja dan/atau satuan pendidikan lain.

Page 207: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-17-

(3) Jumlah dosen tetap pada perguruan tinggi paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah seluruh dosen.

(4) Jumlah dosen tetap yang ditugaskan secara penuh waktu untuk menjalankan proses pembelajaran pada setiap program studi paling sedikit

6 (enam) orang.

(5) Dosen tetap untuk program spesialis dua, program doktor atau program doktor terapan paling sedikit memiliki 2 (dua) orang guru besar atau profesor.

(6) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib memiliki keahlian dibidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada program studi.

Pasal 29

(1) Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan program diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan ijazah sesuai dengan

kualifikasi tugas pokok dan fungsinya.

(2) Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi tenaga administrasi.

(3) Tenaga administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki

kualifikasi akademik paling rendah SMA atau sederajat.

(4) Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus wajib memiliki

sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya.

Bagian Ketujuh

Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Pasal 30

Standar sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan isi dan proses

pembelajaran dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

Pasal 31

(1) Standar prasarana pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 paling sedikit terdiri atas:

a. lahan;

b. ruang kelas;

c. perpustakaan;

d. laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi;

e. tempat berolahraga;

f. ruang untuk berkesenian;

g. ruang unit kegiatan mahasiswa;

h. ruang pimpinan perguruan tinggi;

i. ruang dosen;

j. ruang tata usaha; dan

k. fasilitas umum.

(2) Fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k antara lain:

jalan, air, listrik, jaringan komunikasi suara dan data.

Page 208: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-18-

Pasal 32

(1) Lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf a harus berada dalam lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat untuk menunjang

proses pembelajaran

(2) Lahan pada saat perguruan tinggi didirikan wajib dimiliki oleh penyelenggara perguruan tinggi.

Pasal 33

Kriteria prasarana pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf

a sampai dengan huruf k diatur lebih lanjut dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 34

(1) Bangunan perguruan tinggi harus memiliki standar kualitas minimal kelas

A atau setara.

(2) Bangunan perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan keselamatan,

kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya memadai dan instalasi, baik limbah domestik maupun limbah khusus, apabila diperlukan.

(3) Standar kualitas bangunan perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) didasarkan pada peraturan menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Pasal 35

(1) Standar sarana pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 paling sedikit terdiri atas:

a. perabot;

b. peralatan pendidikan;

c. media pendidikan;

d. buku, buku elektronik, dan repositori;

e. sarana teknologi informasi dan komunikasi;

f. instrumentasi eksperimen;

g. sarana olahraga;

h. sarana berkesenian;

i. sarana fasilitas umum;

j. bahan habis pakai; dan

k. sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.

(2) Jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan rasio penggunaan sarana sesuai dengan karakteristik metode dan bentuk pembelajaran, serta harus menjamin

terselenggaranya proses pembelajaran dan pelayanan administrasi akademik.

Page 209: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-19-

Pasal 36

(1) Perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat

diakses oleh mahasiswa yang berkebutuhan khusus.

(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain

pelabelan dengan tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara, lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda, jalur pemandu (guiding block) di jalan atau koridor di lingkungan kampus, peta/denah kampus atau

gedung dalam bentuk peta/denah timbul, dan toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi roda.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sarana dan prasarana bagi mahasiswa yang berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

Bagian Kedelapan

Standar Pengelolaan Pembelajaran

Pasal 37

(1) Standar pengelolaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pembelajaran pada tingkat program studi.

(2) Standar pengelolaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar isi

pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, serta standar sarana dan prasarana pembelajaran.

Pasal 38

(1) Program studi wajib :

a. melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam

setiap mata kuliah;

b. menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi, standar proses, standar penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai capaian pembelajaran lulusan;

c. melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademik dan

budaya mutu yang baik;

d. melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran; dan

e. melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai sumber

data dan informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan dan pengembangan mutu pembelajaran;

(2) Perguruan tinggi wajib:

a. menyusun kebijakan, rencana strategis, dan operasional terkait dengan

pembelajaran yang dapat diakses oleh sivitas akademika dan pemangku kepentingan, serta dapat dijadikan pedoman bagi program studi dalam melaksanakan program pembelajaran;

b. menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan jenis dan program

pendidikan yang selaras dengan capaian pembelajaran lulusan;

c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan program studi dalam melaksanakan program pembelajaran secara berkelanjutan dengan

sasaran yang sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi;

Page 210: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-20-

d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan program studi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;

e. memiliki panduan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, penjaminan mutu, dan pengembangan kegiatan pembelajaran dan

dosen;

f. menyampaikan laporan kinerja program studi dalam menyelenggarakan program pembelajaran paling sedikit melalui pangkalan data pendidikan

tinggi.

Bagian Kesembilan

Standar Pembiayaan Pembelajaran

Pasal 39

(1) Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun

dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5.

(2) Biaya investasi pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bagian dari biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pendidikan

tinggi.

(3) Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bagian dari biaya pendidikan tinggi yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biaya dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan operasional pembelajaran, dan biaya

operasional tidak langsung.

(4) Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan per mahasiswa per tahun yang disebut dengan standar satuan

biaya operasional pendidikan tinggi.

(5) Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi bagi perguruan tinggi negeri ditetapkan secara periodik oleh Menteri dengan mempertimbangkan:

a. jenis program studi;

b. tingkat akreditasi perguruan tinggi dan program studi

c. indeks kemahalan wilayah;

(6) Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi dasar bagi setiap perguruan tinggi untuk

menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB) perguruan tinggi tahunan dan menetapkan biaya yang ditanggung oleh mahasiswa.

Pasal 40

Perguruan tinggi wajib:

(1) mempunyai sistem pencatatan biaya dan melaksanakan pencatatan biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sampai pada satuan program studi;

(2) melakukan analisis biaya operasional pendidikan tinggi sebagai bagian dari penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan perguruan tinggi yang

bersangkutan; dan (3) melakukan evaluasi tingkat ketercapaian standar satuan biaya pendidikan

tinggi pada setiap akhir tahun anggaran.

Page 211: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-21-

Pasal 41

(1) Badan penyelenggara perguruan tinggi atau perguruan tinggi wajib mengupayakan pendanaan pendidikan tinggi dari berbagai sumber di luar

sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang diperoleh dari mahasiswa.

(2) Komponen pembiayaan lain di luar SPP, antara lain:

a. hibah;

b. jasa layanan profesi dan/atau keahlian;

c. dana lestari dari alumni dan filantropis; dan/atau

d. kerja sama kelembagaan pemerintah dan swasta.

(3) Perguruan tinggi wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam menggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan

dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.

BAB III

STANDAR NASIONAL PENELITIAN

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian

Pasal 42

Ruang lingkup Standar Nasional Penelitian terdiri atas:

a. standar hasil penelitian;

b. standar isi penelitian;

c. standar proses penelitian;

d. standar penilaian penelitian;

e. standar peneliti;

f. standar sarana dan prasarana penelitian;

g. standar pengelolaan penelitian; dan

h. standar pendanaan dan pembiayaan penelitian.

Bagian Kedua

Standar Hasil Penelitian

Pasal 43

(1) Standar hasil penelitian merupakan kriteria minimal tentang mutu hasil

penelitian.

(2) Hasil penelitian di perguruan tinggi harus diarahkan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.

(3) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah semua luaran

yang dihasilkan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode

ilmiah secara sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik.

Page 212: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-22-

(4) Hasil penelitian mahasiswa, selain harus mememenuhi ketentuan pada

ayat (2), harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan

serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.

(5) Hasil penelitian yang tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau tidak membahayakan kepentingan umum atau nasional wajib

disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat.

Bagian Ketiga Standar Isi Penelitian

Pasal 44

(1) Standar isi penelitian merupakan kriteria minimal tentang kedalaman dan

keluasan materi penelitian.

(2) Kedalaman dan keluasan materi penelitian sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan.

(3) Materi pada penelitian dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berorientasi pada luaran penelitian yang berupa penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah, model,

atau postulat baru.

(4) Materi pada penelitian terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus

berorientasi pada luaran penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi

masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri.

(5) Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan mencakup materi

kajian khusus untuk kepentingan nasional.

(6) Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan harus memuat

prinsip-prinsip kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan masa mendatang.

Bagian Keempat Standar Proses Penelitian

Pasal 45

(1) Standar proses penelitian merupakan kriteria minimal tentang kegiatan penelitian yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

(2) Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis

sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik.

(3) Kegiatan penelitian harus mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan.

(4) Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka melaksanakan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi, selain harus

mememenuhi ketentuan pada ayat (2) dan ayat (3), juga harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi

ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.

(5) Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam

besaran satuan kredit semester sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat 3.

Page 213: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-23-

Bagian Kelima

Standar Penilaian Penelitian

Pasal 46

(1) Standar penilaian penelitian merupakan kriteria minimal penilaian

terhadap proses dan hasil penelitian.

(2) Penilaian proses dan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian paling sedikit:

a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi peneliti agar

terus meningkatkan mutu penelitiannya;

b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria yang bebas dari

pengaruh subjektivitas;

c. akuntabel, yang merupakan penilaian penelitian yang dilaksanakan

dengan kriteria dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh peneliti; dan

d. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil

penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

(3) Penilaian proses dan hasil penelitian, selain memenuhi prinsip penilaian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), juga harus memperhatikan

kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses

penelitian.

(4) Penilaian penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan

instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran

ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil penelitian.

(5) Penilaian penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam rangka

penyusunan laporan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi diatur

berdasarkan ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.

Bagian Keenam

Standar Peneliti

Pasal 47

(1) Standar peneliti merupakan kriteria minimal kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian.

(2) Peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki kemampuan

tingkat penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman

penelitian.

(3) Kemampuan peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan:

a. kualifikasi akademik; dan

b. hasil penelitian.

(4) Kemampuan peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menentukan kewenangan melaksanakan penelitian

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan melaksanakan penelitian

diatur dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

Page 214: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-24-

Bagian Ketujuh

Standar Sarana dan Prasarana Penelitian

Pasal 48

(1) Standar sarana dan prasarana penelitian merupakan kriteria minimal sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi

dan proses penelitian dalam rangka memenuhi hasil penelitian. (2) Sarana dan prasarana penelitian sebagaimana yang dimaksud pada ayat

(1) merupakan fasilitas perguruan tinggi yang digunakan untuk

memfasilitasi penelitian paling sedikit terkait dengan bidang ilmu program studi.

(3) Sarana dan prasarana penelitian sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) merupakan fasilitas perguruan tinggi yang dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat

(4) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan

keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan.

Bagian Kedelapan

Standar Pengelolaan Penelitian

Pasal 49

(1) Standar pengelolaan penelitian merupakan kriteria minimal tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta

pelaporan kegiatan penelitian.

(2) Pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola

penelitian.

(3) Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah lembaga

penelitian, lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi.

Pasal 50

(1) Kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) wajib:

a. menyusun dan mengembangkan rencana program penelitian sesuai dengan rencana strategis penelitian perguruan tinggi;

b. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan mutu internal penelitian;

c. memfasilitasi pelaksanaan penelitian;

d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian;

e. melakukan diseminasi hasil penelitian;

f. memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan perolehan hak kekayaan

intelektual (HKI); dan

g. memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi.

h. melaporkan kegiatan penelitian yang dikelolanya.

Page 215: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-25-

(2) Perguruan tinggi wajib: a. memiliki rencana strategis penelitian yang merupakan bagian dari

rencana strategis perguruan tinggi; b. menyusun kriteria dan prosedur penilaian penelitian paling sedikit

menyangkut aspek peningkatan jumlah publikasi ilmiah, penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan jumlah dan mutu bahan ajar;

c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi penelitian dalam menjalankan program penelitian secara berkelanjutan;

d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi

penelitian dalam melaksanakan program penelitian;

e. memiliki panduan tentang kriteria peneliti dengan mengacu pada

standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian;

f. mendayagunakan sarana dan prasarana penelitian pada lembaga lain melalui program kerja sama penelitian;

g. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana penelitian; dan

h. menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi penelitian dalam menyelenggarakan program penelitian paling sedikit melalui pangkalan data pendidikan tinggi;

Bagian Kesembilan Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian

Pasal 51

(1) Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian merupakan kriteria

minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian.

(2) Perguruan tinggi wajib menyediakan dana penelitian internal.

(3) Selain dari anggaran penelitian internal perguruan tinggi, pendanaan

penelitian dapat bersumber dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga

lain baik di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat.

(4) Pendanaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan

untuk membiayai:

a. perencanaan penelitian;

b. pelaksanaan penelitian;

c. pengendalian penelitian;

d. pemantauan dan evaluasi penelitian;

e. pelaporan hasil penelitian; dan

f. diseminasi hasil penelitian.

(5) Mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian diatur berdasarkan

ketentuan di perguruan tinggi.

Pasal 52

(1) Perguruan tinggi wajib menyediakan dana pengelolaan penelitian.

(2) Dana pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

digunakan untuk membiayai:

a. manajemen penelitian yang terdiri atas seleksi proposal, pemantauan

dan evaluasi, pelaporan penelitian, dan diseminasi hasil penelitian;

b. peningkatan kapasitas peneliti; dan

c. insentif publikasi ilmiah atau insentif hak kekayaan intelektual (HKI).

Page 216: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-26-

BAB IV STANDAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 53

Ruang lingkup Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas:

a. standar hasil pengabdian kepada masyarakat;

b. standar isi pengabdian kepada masyarakat;

c. standar proses pengabdian kepada masyarakat;

d. standar penilaian pengabdian kepada masyarakat;

e. standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;

f. standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat;

g. standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan

h. standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.

Bagian Kedua

Standar Hasil Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 54

(1) Standar hasil pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal

hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan,

dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

(2) Hasil pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah:

a. penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan

keahlian sivitas akademik yang relevan;

b. pemanfaatan teknologi tepat guna;

c. bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau

d. bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.

Bagian Ketiga

Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat

Pasal 55

(1) Standar isi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat.

(2) Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada standar hasil pengabdian kepada masyarakat.

(3) Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari hasil penelitian atau

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Page 217: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-27-

(4) Hasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi:

a. hasil penelitian yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan oleh masyarakat pengguna;

b. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka memberdayakan masyarakat;

c. teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat;

d. model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomedasi kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia

usaha, industri, dan/atau Pemerintah; atau

e. hak kekayaan intelektual (HKI) yang dapat diterapkan langsung oleh

masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri.

Bagian Keempat

Standar Proses Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 56

(1) Standar proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria

minimal tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan.

(2) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa:

a. pelayanan kepada masyarakat;

b. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang

keahliannya;

c. peningkatan kapasitas masyarakat; atau

d. pemberdayaan masyarakat.

(3) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) wajib mempertimbangkan standar mutu, menjamin keselamatan kerja,

kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan

lingkungan.

(4) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa

sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran harus mengarah pada

terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan

dan peraturan di perguruan tinggi.

(5) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa

dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16 ayat (3)

(6) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus diselenggarakan secara

terarah, terukur, dan terprogram.

Bagian Kelima

Standar Penilaian Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 57

(1) Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria

minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada

masyarakat.

Page 218: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-28-

(2) Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip

penilaian paling sedikit:

a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi pelaksana agar

terus meningkatkan mutu pengabdian kepada masyarakat;

b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria penilaian dan

bebas dari pengaruh subjektivitas;

c. akuntabel, yang merupakan penilaian yang dilaksanakan dengan kriteria

dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh pelaksana pengabdian

kepada masyarakat; dan

d. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil

penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

(3) Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat selain

memenuhi prinsip penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus

memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar

proses pengabdian kepada masyarakat.

(4) Kriteria minimal penilaian hasil pengabdian kepada masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. tingkat kepuasan masyarakat;

b. terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada

masyarakat sesuai dengan sasaran program;

c. dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat

secara berkelanjutan;

d. terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta

pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi; atau

e. teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat

dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.

(5) Penilaian pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dengan

menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat

mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil

pengabdian kepada masyarakat.

Bagian Keenam

Standar Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 58

(1) Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria

minimal kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Pelaksana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan.

(3) Kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan:

a. Kualifikasi akademik;

b. Hasil pengabdian kepada masyarakat.

Page 219: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-29-

(4) Kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menentukan kewenangan melaksanakan

pengabdian kepada masyarakat.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan melaksanakan pengabdian

kepada masyarakat diatur dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

Bagian Ketujuh Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 59

(1) Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan

kriteria minimal tentang sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka

memenuhi hasil pengabdian kepada masyarakat

(2) Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan fasilitas perguruan tinggi yang

digunakan untuk memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat paling sedikit yang terkait dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang dikelola perguruan tinggi dan area sasaran kegiatan.

(3) Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan fasilitas perguruan tinggi yang

dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan penelitian.

(4) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan

keamanan.

Bagian Kedelapan Standar Pengelolaan Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 60

(1) Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria

minimal tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Pengelolaan pengabdian kepada masyarkat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola pengabdian kepada masyarakat.

(3) Kelembagaan pengelola pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah lembaga pengabdian kepada masyarakat, lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk

lainnya yang sejenis sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi.

Pasal 61

(1) Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib:

a. menyusun dan mengembangkan rencana program pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan rencana strategis pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi;

b. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat;

Page 220: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-30-

c. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;

d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian

kepada masyarakat;

e. melakukan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat;

f. memfasilitasi kegiatan peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat;

g. memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada

masyarakat yang berprestasi;

h. mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat pada lembaga lain melalui kerja sama; dan

i. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat.

j. menyusun laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya.

(2) Perguruan tinggi wajib:

a. memiliki rencana strategis pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari rencana strategis perguruan tinggi;

b. menyusun kriteria dan prosedur penilaian pengabdian kepada masyarakat paling sedikit menyangkut aspek hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan

ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa;

c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi

pengabdian kepada masyarakat dalam menjalankan program pengabdian kepada masyarakat secara berkelanjutan;

d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi pengabdian kepada masyarakat dalam melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat;

e. memiliki panduan tentang kriteria pelaksana pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu pada standar hasil, standar isi, dan standar proses pengabdian kepada masyarakat;

f. mendayagunakan sarana dan prasarana pada lembaga lain melalui kerja sama pengabdian kepada masyarakat;

g. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; dan

h. menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi pengabdian kepada

masyarakat dalam menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat paling sedikit melalui pangkalan data pendidikan tinggi.

Bagian Kesembilan

Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 62

(1) Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat

merupakan kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.

Page 221: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-31-

(2) Perguruan tinggi wajib menyediakan dana internal untuk pengabdian kepada masyarakat.

(3) Selain dari dana internal perguruan tinggi, pendanaan pengabdian kepada masyarakat dapat bersumber dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga

lain, baik di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat.

(4) Pendanaan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen atau instruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk membiayai:

a. perencanaan pengabdian kepada masyarakat; b. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat; c. pengendalian pengabdian kepada masyarakat;

d. pemantauan dan evaluasi pengabdian kepada masyarakat; e. pelaporan pengabdian kepada masyarakat; dan

f. diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat.

(5) Mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat diatur berdasarkan ketentuan di perguruan tinggi.

Pasal 63

(1) Perguruan tinggi wajib menyediakan dana pengelolaan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Dana pengelolaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) digunakan untuk membiayai: a. manajemen pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas seleksi

proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, dan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; serta

b. peningkatan kapasitas pelaksana.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 64

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini:

a. rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 ayat (3) yang belum dikaji dan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, perguruan tinggi dapat menggunakan rumusan

pengetahuan dan keterampilan khusus yang disusun secara mandiri untuk proses penjaminan mutu internal di perguruan tinggi dan proses penjaminan mutu eksternal melalui akreditasi;

b. lahan dan bangunan perguruan tinggi yang digunakan melalui perjanjian sewa menyewa wajib menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 32 ayat (2)

paling lama 10 (sepuluh) tahun;

c. pengelolaan dan penyelenggaraan perguruan tinggi wajib menyesuaikan dengan ketentuan peraturan menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun;

d. Peraturan Menteri yang terbit sebelum peraturan ini dinyatakan masih berlaku selama tidak bertentangan dan belum diganti sesuai dengan Peraturan Menteri ini.

Page 222: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-32-

BAB VI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 65

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA, TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 769

Salinan sesuai dengan aslinya,

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD.

Ani Nurdiani Azizah

NIP. 19581201 198603 2 001

Page 223: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

LA

MPIR

AN

PE

RA

TU

RA

N M

EN

TE

RI

PE

ND

IDIK

AN

DA

N K

EB

UD

AYA

AN

R

EPU

BLIK

IN

IDO

NE

SIA

NO

MO

R

49 T

AH

UN

2014

TE

NTA

NG

S

TA

ND

AR

NA

SIO

NA

L P

EN

DID

IKA

N T

ING

GI

A.

RU

MU

SA

N S

IKA

P

Seti

ap lu

lusan

pro

gra

m p

en

did

ikan

akadem

ik, vokasi, d

an

pro

fesi h

aru

s m

em

ilik

i sik

ap s

ebagai beri

ku

t:

a.

bert

akw

a k

epada T

uh

an

Yan

g M

ah

a E

sa d

an

mam

pu

men

un

jukkan

sik

ap r

eligiu

s;

b.

men

jun

jun

g t

inggi n

ilai kem

an

usia

an

dala

m m

en

jala

nkan

tu

gas b

erd

asark

an

agam

a,m

ora

l, d

an

eti

ka;

c.

berk

on

trib

usi

dala

m

pen

ingkata

n

mu

tu

keh

idu

pan

berm

asyara

kat,

berb

an

gsa,

bern

egara

, dan

kem

aju

an

pera

daban

berd

asark

an

Pan

casila;

d.

berp

era

n sebagai

warg

a n

egara

yan

g ban

gga dan

cin

ta ta

nah

air

, m

em

ilik

i n

asio

nalism

e sert

a ra

sa ta

nggu

ngja

wab pada

negara

dan

ban

gsa;

e.

men

gh

arg

ai kean

ekara

gam

an

bu

daya, pan

dan

gan

, agam

a, dan

keperc

ayaan

, sert

a p

en

dapat

ata

u t

em

uan

ori

sin

al ora

ng lain

;

f.

bekerj

a s

am

a d

an

mem

ilik

i kepekaan

sosia

l sert

a k

epedu

lian

terh

adap m

asyara

kat

dan

lin

gku

ngan

;

g.

taat

hu

ku

m d

an

dis

iplin

dala

m k

eh

idu

pan

berm

asyara

kat

dan

bern

egara

;

h.

men

gin

tern

alisasi n

ilai, n

orm

a, dan

eti

ka a

kadem

ik;

i.

men

un

jukkan

sik

ap b

ert

an

ggu

ngja

wab a

tas p

ekerj

aan

di bid

an

g k

eah

lian

nya s

ecara

man

dir

i;

j.

men

gin

tern

alisasi sem

an

gat

kem

an

dir

ian

, keju

an

gan

, dan

kew

irau

sah

aan

.

Page 224: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-2-

B.

RU

MU

SA

N K

ETE

RA

MPIL

AN

UM

UM

PR

OG

RA

M D

IPLO

MA

SA

TU

, D

IPLO

MA

DU

A,

DA

N D

IPLO

MA

TIG

A

DIP

LO

MA

SA

TU

D

IPLO

MA

DU

A

DIP

LO

MA

TIG

A

Lu

lusan

Pro

gra

m D

iplo

ma S

atu

wajib

mem

ilik

i kete

ram

pilan

-um

um

sebagai

beri

ku

t:

Lu

lusan

Pro

gra

m D

iplo

ma D

ua w

ajib

mem

ilik

i kete

ram

pilan

-um

um

sebagai

beri

ku

t:

Lu

lusan

Pro

gra

m D

iplo

ma T

iga w

ajib

mem

ilik

i kete

ram

pilan

-um

um

sebagai

beri

ku

t:

a. m

am

pu

mela

ksan

akan

sera

ngkaia

n

tugas s

pesifik

den

gan

men

ggu

nakan

ala

t, in

form

asi, d

an

pilih

an

pro

sedu

r kerj

a y

an

g t

epat

dari

bebera

pa p

ilih

an

yan

g b

aku

;

a. m

am

pu

men

yele

saik

an

pekerj

aan

den

gan

tu

gas y

an

g b

erl

ingku

p lu

as

dala

m b

idan

g y

an

g s

pesifik

, m

en

gan

alisis

in

form

asi secara

terb

ata

s,

dan

mem

ilih

meto

de y

an

g s

esu

ai dari

bebera

pa p

ilih

an

yan

g b

aku

;

a.

mam

pu

men

yele

saik

an

pekerj

aan

berl

ingku

p lu

as d

an

men

gan

alisis

data

den

gan

bera

gam

meto

de y

an

g s

esu

ai,

baik

yan

g b

elu

m m

au

pu

n y

an

g s

udah

baku

;

b. m

am

pu

men

un

jukkan

kin

erj

a

berm

utu

dan

teru

ku

r dari

hasil k

erj

a

yan

g s

ebagia

n m

eru

pakan

hasil k

erj

a

sen

dir

i m

ela

lui pen

gaw

asan

tid

ak

lan

gsu

ng;

b. m

am

pu

men

un

jukkan

kin

erj

a b

erm

utu

dan

teru

ku

r dari

hasil k

erj

a y

an

g

selu

ruh

nya m

eru

pakan

hasil k

erj

a

sen

dir

i, t

an

pa p

en

gaw

asan

;

b.

mam

pu

men

un

jukkan

kin

erj

a b

erm

utu

dan

teru

ku

r;

c.

mam

pu

mem

ecah

kan

masala

h

pekerj

aan

den

gan

sifat

dan

kon

teks

yan

g lazim

, sert

a d

ilaksan

akan

m

ela

lui bim

bin

gan

;

c.

mam

pu

mem

ecah

kan

masala

h p

ekerj

aan

den

gan

sifat

dan

kon

teks y

an

g lazim

,

sert

a d

ilaksan

akan

dan

bert

an

ggu

ng

jaw

ab s

ecara

man

dir

i ata

s h

asiln

ya;

c.

mam

pu

mem

ecah

kan

masala

h

pekerj

aan

den

gan

sifat

dan

kon

teks

yan

g s

esu

ai den

gan

bid

an

g k

eah

lian

te

rapan

nya d

idasark

an

pada p

em

ikir

an

lo

gis

, in

ovati

f, d

an

bert

an

ggu

ng jaw

ab

ata

s h

asiln

ya s

ecara

man

dir

i;

d. m

am

pu

men

yu

su

n lapora

n t

ert

ulis

dala

m lin

gku

p t

erb

ata

s

d.

mam

pu

men

yu

su

n lapora

n h

asil d

an

pro

ses k

erj

a s

ecara

aku

rat

dan

sah

ih

sert

a m

en

gom

un

ikasik

an

nya s

ecara

efe

kti

f kepada p

ihak lain

yan

g

mem

bu

tuh

kan

;

Page 225: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-3-

DIP

LO

MA

SA

TU

D

IPLO

MA

DU

A

DIP

LO

MA

TIG

A

d. m

am

pu

bekerj

a s

am

a d

an

berk

om

un

ikasi den

gan

cara

dan

bah

asa y

an

g s

esu

ai den

gan

eti

ka

dala

m lin

gku

ngan

kerj

an

ya;

e.

mam

pu

bekerj

a s

am

a, berk

om

un

ikasi,

men

gam

bil in

isia

tif yan

g d

iperl

ukan

dala

m k

on

teks p

ela

ksan

aan

pekerj

aan

ya;

e.

mam

pu

bekerj

a s

am

a,

berk

om

un

ikasi,

dan

beri

novati

f dala

m p

ekerj

aan

nya;

e.

mam

pu

bert

an

ggu

ngja

wab p

ada

pekerj

aan

sen

dir

i dan

dapat

dib

eri

ta

nggu

ng jaw

ab a

tas m

utu

dan

ku

an

tita

s h

asil k

erj

a o

ran

g lain

yan

g

seta

ra;

f. m

am

pu

bert

an

ggu

ngja

wab p

ada

pekerj

aan

sen

dir

i dan

dapat

dib

eri

ta

nggu

ng jaw

ab a

tas m

utu

dan

ku

an

tita

s h

asil k

erj

a o

ran

g lain

;

f. m

am

pu

bert

an

ggu

ngja

wab a

tas

pen

capaia

n h

asil k

erj

a k

elo

mpok d

an

m

ela

ku

kan

su

perv

isi dan

evalu

asi

terh

adap p

en

yele

saia

n p

ekerj

aan

yan

g

dit

ugaskan

kepada p

ekerj

a y

an

g b

era

da

di baw

ah

tan

ggu

ngja

wabn

ya;

g. m

am

pu

mela

ku

kan

pro

ses e

valu

asi dir

i te

rhadap k

elo

mpok k

erj

a y

an

g b

era

da

dib

aw

ah

tan

ggu

ng jaw

abn

ya,

dan

m

en

gelo

la p

en

gem

ban

gan

kom

pete

nsi

kerj

a s

ecara

man

dir

i;

f. m

am

pu

men

doku

men

tasik

an

, m

en

yim

pan

, m

en

gam

an

kan

, dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

un

tuk

men

jam

in k

esah

ihan

;

g. m

am

pu

men

doku

men

tasik

an

, m

en

yim

pan

, m

en

gam

an

kan

, dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

un

tuk

men

jam

in k

esah

ihan

;

h. m

am

pu

men

doku

men

tasik

an

, m

en

yim

pan

, m

en

gam

an

kan

, dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

un

tuk

men

jam

in k

esah

ihan

dan

men

cegah

pla

gia

si;

Page 226: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-4-

C.

RU

MU

SA

N K

ETE

RA

MPIL

AN

UM

UM

PR

OG

RA

M D

IPLO

MA

EM

PA

T/S

AR

JA

NA

TE

RA

PA

N D

AN

PR

OG

RA

M S

AR

JA

NA

DIP

LO

MA

EM

PA

T /

SA

RJA

NA

TE

RA

PA

N

SA

RJA

NA

Lu

lusan

Pro

gra

m D

iplo

ma E

mpat/

Sarj

an

a T

era

pan

wajib m

em

ilik

i

kete

ram

pilan

um

um

sebagai beri

ku

t:

Lu

lusan

Pro

gra

m S

arj

an

a w

ajib m

em

ilik

i kete

ram

pilan

um

um

sebagai beri

ku

t:

a. m

am

pu

men

era

pkan

pem

ikia

n logis

, kri

tis,

inovati

f, b

erm

utu

, dan

teru

ku

r dala

m m

ela

ku

kan

pekerj

aan

yan

g s

pesifik

di bid

an

g

keah

lian

nya s

ert

a s

esu

ai den

gan

sta

ndar

kom

pete

nsi kerj

a b

idan

g

yan

g b

ers

an

gku

tan

;

a. m

am

pu

men

era

pkan

pem

ikir

an

lo

gis

, kri

tis,

sis

tem

ati

s,

dan

in

ovati

f dala

m k

on

teks p

en

gem

ban

gan

ata

u

imple

men

tasi ilm

u p

en

geta

hu

an

dan

tekn

olo

gi yan

g

mem

perh

ati

kan

dan

men

era

pkan

nilai h

um

an

iora

yan

g

sesu

ai den

gan

bid

an

g k

eah

lian

nya;

b. m

am

pu

men

un

jukkan

kin

erj

a m

an

dir

i, b

erm

utu

dan

teru

ku

r;

b. m

am

pu

men

un

jukkan

kin

erj

a m

an

dir

i, b

erm

utu

, dan

teru

ku

r;

c.

mam

pu

men

gkaji k

asu

s p

en

era

pan

ilm

u p

en

geta

hu

an

dan

tekn

olo

gi yan

g m

em

perh

ati

kan

dan

men

era

pkan

nilai h

um

an

iora

sesu

ai den

gan

bid

an

g k

eah

lian

nya d

ala

m r

an

gka m

en

gh

asilkan

pro

toty

pe, pro

sedu

r baku

, desain

ata

u k

ary

a s

en

i, m

en

yu

su

n

hasil k

ajian

nya d

ala

m b

en

tuk k

ert

as k

erj

a, spesifik

asi desain

, ata

u e

sai sen

i, d

an

men

gu

nggah

nya d

ala

m lam

an

perg

uru

an

tin

ggi;

c.

mam

pu

men

gkaji im

plikasi pen

gem

ban

gan

ata

u

imple

men

tasi ilm

u p

en

geta

hu

an

tekn

olo

gi yan

g

mem

perh

ati

kan

dan

men

era

pkan

nilai h

um

an

iora

sesu

ai

den

gan

keah

lian

nya b

erd

asark

an

kaid

ah

, ta

ta c

ara

dan

eti

ka ilm

iah

dala

m r

an

gka m

en

gh

asilkan

solu

si,

gagasan

, desain

ata

u k

riti

k s

en

i, m

en

yu

su

n d

eskri

psi

sain

tifik h

asil k

ajian

nya d

ala

m b

en

tuk s

kri

psi ata

u

lapora

n t

ugas a

kh

ir,

dan

men

gu

nggah

nya d

ala

m lam

an

perg

uru

an

tin

ggi;

Page 227: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-5-

DIP

LO

MA

EM

PA

T /

SA

RJA

NA

TE

RA

PA

N

SA

RJA

NA

d. m

am

pu

men

yu

su

n h

asil k

ajian

ters

ebu

t di ata

s d

ala

m b

en

tuk

kert

as k

erj

a, spesifik

asi desain

, ata

u e

sai sen

i, d

an

m

en

gu

nggah

nya d

ala

m lam

an

perg

uru

an

tin

ggi;

d. m

en

yu

su

n d

eskri

psi sain

tifik h

asil k

ajian

ters

ebu

t di

ata

s d

ala

m b

en

tuk s

kri

psi ata

u lapora

n t

ugas a

kh

ir,

dan

m

en

gu

nggah

nya d

ala

m lam

an

perg

uru

an

tin

ggi;

e.

mam

pu

men

gam

bil k

epu

tusan

secara

tepat

berd

asark

an

pro

sedu

r

baku

, spesifik

asi desain

, pers

yara

tan

kesela

mata

n d

an

keam

an

an

kerj

a d

ala

m m

ela

ku

kan

su

perv

isi dan

evalu

asi pada

pekerj

aan

nya;

e.

mam

pu

men

gam

bil k

epu

tusan

secara

tepat

dala

m

kon

teks p

en

yele

saia

n m

asala

h d

i bid

an

g k

eah

lian

nya,

berd

asark

an

hasil a

nalisis

in

form

asi dan

data

;

f. m

am

pu

mem

elih

ara

dan

men

gem

ban

gkan

jari

ngan

kerj

a s

am

a

dan

hasil k

erj

a s

am

a d

idala

m m

au

pu

n d

i lu

ar

lem

bagan

ya;

f. m

am

pu

mem

elih

ara

dan

men

gem

ban

gkan

jari

ngan

kerj

a

den

gan

pem

bim

bin

g,

kole

ga,

seja

wat

baik

di

dala

m

mau

pu

n d

i lu

ar

lem

bagan

ya;

g. m

am

pu

bert

an

ggu

ngja

wab a

tas p

en

capaia

n h

asil k

erj

a k

elo

mpok

dan

mela

ku

kan

su

perv

isi dan

evalu

asi te

rhadap p

en

yele

saia

n

pekerj

aan

yan

g d

itu

gaskan

kepada p

ekerj

a y

an

g b

era

da d

i baw

ah

ta

nggu

ngja

wabn

ya;

g.

mam

pu

bert

an

ggu

ngja

wab a

tas p

en

capaia

n h

asil k

erj

a

kelo

mpok d

an

mela

ku

kan

su

perv

isi dan

evalu

asi

terh

adap p

en

yele

saia

n p

ekerj

aan

yan

g d

itu

gaskan

kepada p

ekerj

a y

an

g b

era

da d

i baw

ah

tan

ggu

ngja

wabn

ya;

h. m

am

pu

mela

ku

kan

pro

ses e

valu

asi dir

i te

rhadap k

elo

mpok k

erj

a

yan

g b

era

da d

ibaw

ah

tan

ggu

ng jaw

abn

ya, dan

mam

pu

men

gelo

la

pem

bela

jara

n s

ecara

man

dir

i;

h. m

am

pu

mela

ku

kan

pro

ses e

valu

asi dir

i te

rhadap

kelo

mpok k

erj

a y

an

g b

era

da d

ibaw

ah

tan

ggu

ng

jaw

abn

ya, dan

mam

pu

men

gelo

la p

em

bela

jara

n s

ecara

m

an

dir

i;

i. m

am

pu

men

doku

men

tasik

an

, m

en

yim

pan

, m

en

gam

an

kan

, dan

m

en

em

ukan

kem

bali d

ata

un

tuk m

en

jam

in k

esah

ihan

dan

men

cegah

pla

gia

si;

i. m

am

pu

men

doku

men

tasik

an

, m

en

yim

pan

, m

en

gam

an

kan

, dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

un

tuk

men

jam

in k

esah

ihan

dan

men

cegah

pla

gia

si;

Page 228: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-6-

D.

RU

MU

SA

N K

ETE

RA

MPIL

AN

UM

UM

PR

OG

RA

M M

AG

ISTE

R D

AN

PR

OG

RA

M M

AG

ISTE

R T

ER

APA

N

MA

GIS

TE

R

MA

GIS

TE

R T

ER

APA

N

Lu

lusan

Pro

gra

m M

agis

ter

wajib m

em

ilik

i kete

ram

pilan

-um

um

sebagai beri

ku

t:

Lu

lusan

Pro

gra

m M

agis

ter

Tera

pan

wajib m

em

ilik

i

kete

ram

pilan

-um

um

sebagai beri

ku

t:

a.

mam

pu

men

gem

ban

gkan

pem

ikir

an

lo

gis

, kri

tis, sis

tem

ati

s, dan

kre

ati

f m

ela

lui pen

eliti

an

ilm

iah

, pen

cip

taan

desain

ata

u k

ary

a

sen

i dala

m b

idan

g ilm

u p

en

geta

hu

an

dan

tekn

olo

gi yan

g

mem

perh

ati

kan

dan

men

era

pkan

nilai h

um

an

iora

sesu

ai den

gan

bid

an

g k

eah

lian

nya, m

en

yu

su

n k

on

sepsi ilm

iah

dan

hasil

kajian

nya b

erd

asark

an

kaid

ah

, ta

ta c

ara

, dan

eti

ka ilm

iah

dala

m

ben

tuk t

esis

, dan

mem

ublikasik

an

tu

lisan

dala

m ju

rnal ilm

iah

tera

kre

dit

asi ti

ngkat

nasio

nal dan

men

dapatk

an

pen

gaku

an

in

tern

asio

nal berb

en

tuk p

resen

tasi ilm

iah

ata

u y

an

g s

eta

ra;

a.

mam

pu

men

gem

ban

gkan

pem

ikir

an

logis

, kri

tis,

sis

tem

ati

s,

dan

kre

ati

f dala

m p

en

era

pan

tekn

olo

gi yan

g

mem

perh

ati

kan

dan

men

era

pkan

nilai h

um

an

iora

sesu

ai bid

an

g k

eah

lian

nya d

ala

m r

an

gka m

en

gh

asilkan

pro

toti

pe,

kary

a d

esain

, pro

du

k s

en

i, a

tau

in

ovasi

tekn

olo

gi bern

ilai ta

mbah

, m

en

yu

su

n k

on

sepsi ilm

iah

kary

an

ya b

erd

asark

an

kaid

ah

, ta

ta c

ara

, dan

eti

ka

ilm

iah

dala

m b

en

tuk t

esis

, d

an

mem

ublikasik

an

tu

lisan

dala

m ju

rnal keilm

uan

tera

kre

dit

asi ti

ngkat

nasio

nal dan

men

dapatk

an

pen

gaku

an

in

tern

asio

nal

berb

en

tuk p

am

era

n a

tau

yan

g s

eta

ra;

b.

mam

pu

mela

ku

kan

validasi akadem

ik a

tau

kajian

sesu

ai bid

an

g

keah

lian

nya d

ala

m m

en

yele

saik

an

masala

h d

i m

asyara

kat

ata

u

indu

str

i yan

g r

ele

van

mela

lui pen

gem

ban

gan

pen

geta

hu

an

dan

keah

lian

nya;

b. m

am

pu

mela

ku

kan

validasi akadem

ik a

tau

kajian

sesu

ai bid

an

g k

eah

lian

nya d

ala

m m

en

yele

saik

an

m

asala

h d

i m

asyara

kat

ata

u in

du

str

i yan

g r

ele

van

mela

lui pen

gem

ban

gan

pen

geta

hu

an

dan

keah

lian

nya;

c.

mam

pu

men

yu

su

n ide, h

asil p

em

ikir

an

, dan

arg

um

en

sain

tifik

secara

bert

an

ggu

ng jaw

ab d

an

berd

asark

an

eti

ka a

kadem

ik, sert

a

men

gkom

un

ikasik

an

nya m

ela

lui m

edia

kepada m

asyara

kat

akadem

ik d

an

masyara

kat

luas;

c.

mam

pu

men

yu

su

n ide, pem

ikir

an

, dan

arg

um

en

tekn

is

secara

bert

an

ggu

ng jaw

ab d

an

berd

asark

an

eti

ka

akadem

ik, sert

a m

en

gkom

un

ikasik

an

nya m

ela

lui m

edia

kepada m

asyara

kat

akadem

ik d

an

masyara

kat

luas;

Page 229: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-7-

MA

GIS

TE

R

MA

GIS

TE

R T

ER

APA

N

d. m

am

pu

men

gid

en

tifikasi bid

an

g k

eilm

uan

yan

g m

en

jadi obyek

pen

eliti

an

nya d

an

mem

posis

ikan

ke d

ala

m s

uatu

peta

pen

eliti

an

yan

g d

ikem

ban

gkan

mela

lui pen

dekata

n in

terd

isip

lin

ata

u

mu

ltid

isip

lin

;

d. m

am

pu

men

gid

en

tifikasi bid

an

g k

eilm

uan

yan

g m

en

jadi

obyek p

en

eliti

an

nya d

an

mem

osis

ikan

ke d

ala

m s

uatu

skem

a p

en

yele

saia

n m

asala

h y

an

g lebih

men

yelu

ruh

dan

bers

ifat

inte

rdis

iplin

ata

u m

ult

i dis

iplin

;

e.

mam

pu

men

gam

bil k

epu

tusan

dala

m k

on

teks m

en

yele

saik

an

masala

h p

en

gem

ban

gan

ilm

u p

en

geta

hu

an

dan

tekn

olo

gi yan

g

mem

perh

ati

kan

dan

men

era

pkan

nilai h

um

an

iora

berd

asark

an

kajian

an

alisis

ata

u e

ksperi

men

tal te

rhadap in

form

asi dan

data

;

e.

mam

pu

men

gam

bil k

epu

tusan

dala

m k

on

teks

men

yele

saik

an

masala

h p

en

era

paan

tekn

olo

gi yan

g

mem

perh

ati

kan

dan

men

era

pkan

nilai h

um

an

iora

berd

asark

an

kajian

ekperi

men

tal te

rhadap in

form

asi

dan

data

;

f.

mam

pu

men

gelo

la, m

en

gem

ban

gkan

dan

mem

elih

ara

jari

ngan

kerj

a d

en

gan

kole

ga, seja

wat

di dala

m lem

baga d

an

kom

un

itas

pen

eliti

an

yan

g lebih

lu

as;

f. m

am

pu

men

gelo

la,

men

gem

ban

gkan

dan

men

ingkatk

an

mu

tu k

erj

a s

am

a b

aik

di le

mbagan

ya m

au

pu

n lem

baga

lain

, d

en

gan

men

gu

tam

akan

ku

alita

s h

asil d

an

kete

pata

n w

aktu

men

yele

saik

an

pekerj

aan

;

g.

mam

pu

men

ingkatk

an

kapasit

as p

em

bela

jara

n s

ecara

man

dir

i;

g.

mam

pu

men

ingkatk

an

kapasit

as p

em

bela

jara

n s

ecara

man

dir

i;

h.

mam

pu

men

doku

men

tasik

an

, m

en

yim

pan

, m

en

gam

an

kan

, dan

m

en

em

ukan

kem

bali d

ata

hasil p

en

eliti

an

dala

m r

an

gka

men

jam

in k

esah

ihan

dan

men

cegah

pla

gia

si;

h. m

am

pu

men

doku

men

tasik

an

, m

en

yim

pan

,

men

gam

an

kan

, dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

pro

toty

pe,

kary

a d

esain

ata

u p

rodu

k s

en

i dala

m r

an

gka

men

jam

in k

esah

ihan

dan

men

cegah

pla

gia

si;

Page 230: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-8-

E.

RU

MU

SA

N K

ETE

RA

MPIL

AN

UM

UM

PR

OG

RA

M D

OK

TO

R D

AN

PR

OG

RA

M D

OK

TO

R T

ER

APA

N

DO

KTO

R

DO

KTO

R T

ER

APA

N

Lu

lusan

Pro

gra

m D

okto

r w

ajib m

em

ilik

i kete

ram

pilan

-um

um

sebagai beri

ku

t:

Lu

lusan

Pro

gra

m D

okto

r Tera

pan

wajib m

em

ilik

i

kete

ram

pilan

-um

um

sebagai beri

ku

t:

a. m

am

pu

men

em

ukan

ata

u m

en

gem

ban

gkan

teori

/kon

sepsi/

gagasan

ilm

iah

baru

mem

beri

kan

kon

trib

usi pada

pen

gem

ban

gan

sert

a p

en

gam

ala

n ilm

u p

en

geta

hu

an

dan

/ata

u

tekn

olo

gi yan

g m

em

perh

ati

kan

dan

men

era

pkan

nilai h

um

an

iora

di bid

an

g k

eah

lian

nya, den

gan

men

gh

asilkan

pen

eliti

an

ilm

iah

berd

asark

an

meto

dolo

gi ilm

iah

, pem

ikir

an

logis

, kri

tis, sis

tem

ati

s,

dan

kre

ati

f;

a. m

am

pu

men

em

ukan

, m

en

cip

takan

, dan

mem

beri

kan

kon

trib

usi baru

pada p

en

gem

ban

gan

, sert

a p

en

gam

ala

n

ilm

u p

en

geta

hu

an

dan

/ata

u t

ekn

olo

gi yan

g

mem

perh

ati

kan

dan

men

era

pkan

nilai h

um

an

iora

di

bid

an

g k

eah

lian

nya,

den

gan

men

gh

asilkan

kary

a d

esain

, pro

toti

pe,

ata

u in

ovasi te

kn

olo

gi bern

ilai ta

mbah

ata

u

dapat

dig

un

akan

un

tuk p

en

yele

saia

n m

asala

h

berd

asark

an

pem

ikir

an

logis

, kri

tis,

kre

ati

f, d

an

ari

f;

b. m

am

pu

men

yu

su

n p

en

eliti

an

in

terd

isip

lin

, m

ult

idis

iplin

ata

u

tran

sdis

iplin

, te

rmasu

k k

ajian

teori

tis d

an

/ata

u e

ksperi

men

pada

bid

an

g k

eilm

uan

, te

kn

olo

gi, s

en

i dan

in

ovasi yan

g d

ihasilkan

nya

dala

m b

en

tuk d

isert

asi, s

ert

a m

em

ublikasik

an

2 t

ulisan

pada

jurn

al ilm

iah

nasio

nal dan

in

tern

asio

nal te

rin

deks;

b. m

am

pu

men

yu

su

n k

on

sepsi ilm

iah

dan

hasil k

ajian

ata

s

hasil k

ary

an

ya b

erd

asark

an

kaid

ah

, ta

ta c

ara

, dan

eti

ka

ilm

iah

dala

m b

en

tuk d

isert

asi, s

ert

a m

em

ublikasik

an

2

tulisan

ten

tan

g k

on

sepsi ilm

iah

dan

hasil k

ajian

ata

s

hasil k

ary

an

ya p

ada ju

rnal ilm

iah

nasio

nal dan

in

tern

asio

nal te

rin

deks d

en

gan

mem

perh

ati

kan

aspek

legal yan

g t

erk

ait

den

gan

hasil p

en

eliti

an

nya;

c.

mam

pu

mem

ilih

pen

eliti

an

yan

g t

epat

gu

na, te

rkin

i, t

erm

aju

, dan

mem

beri

kan

kem

asla

hata

n p

ada u

mat

man

usia

mela

lui

pen

dekata

n in

terd

isip

lin

, m

ult

idis

iplin

, ata

u t

ran

sdis

iplin

, dala

m

ran

gka m

en

gem

ban

gkan

dan

/ata

u m

en

gh

asilkan

pen

yele

saia

n

masala

h d

i bid

an

g k

eilm

uan

, te

kn

olo

gi, s

en

i, a

tau

kem

asyara

kata

n, berd

asark

an

hasil k

ajian

ten

tan

g k

ete

rsedia

an

c.

mam

pu

mem

ilih

pen

eliti

an

yan

g t

epat

gu

na,

terk

ini,

term

aju

, dan

mem

beri

kan

kem

asla

hata

n p

ada u

mat

man

usia

den

gan

men

gik

uts

ert

akan

aspek k

eekon

om

ian

mela

lui pen

dekata

n in

terd

isip

lin

, m

ult

idis

iplin

, ata

u

tran

sdis

iplin

, dala

m r

an

gka m

en

gh

asilkan

pen

yele

saia

n

Page 231: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-9-

DO

KTO

R

DO

KTO

R T

ER

APA

N

su

mberd

aya in

tern

al m

au

pu

n e

kste

rnal;

masala

h t

ekn

olo

gi pada in

du

str

i yan

g r

ele

van

, ata

u s

en

i;

d. m

am

pu

men

gem

ban

gkan

peta

jala

n p

en

eliti

an

den

gan

pen

dekata

n

inte

rdis

iplin

, m

ult

idis

iplin

, ata

u t

ran

sdis

iplin

, berd

asark

an

kajian

te

nta

ng s

asara

n p

okok p

en

eliti

an

dan

kon

ste

lasin

ya p

ada s

asara

n

yan

g lebih

lu

as;

d. m

am

pu

men

gem

ban

gkan

str

ate

gi pen

gem

ban

gan

te

kn

olo

gi ata

u s

en

i den

gan

pen

dekata

n in

terd

isip

lin

, m

ult

idis

iplin

, ata

u t

ran

sdis

iplin

, berd

asark

an

kajian

ten

tan

g s

asara

n p

okok p

en

eliti

an

dan

kon

ste

lasin

ya

pada s

asara

n y

an

g lebih

lu

as;

e.

mam

pu

men

yu

su

n a

rgu

men

dan

solu

si keilm

uan

, te

kn

olo

gi ata

u

sen

i berd

asark

an

pan

dan

gan

kri

tis a

tas fakta

, kon

sep, pri

nsip

, ata

u t

eori

yan

g d

apat

dip

ert

an

ggu

ngja

wabkan

secara

ilm

iah

dan

eti

ka a

kadem

ik, sert

a m

en

gkom

un

ikasik

an

nya m

ela

lui m

edia

m

assa a

tau

lan

gsu

ng k

epada m

asyara

kat;

e.

mam

pu

men

yu

su

n a

rgu

men

dan

solu

si keilm

uan

, te

kn

olo

gi ata

u s

en

i berd

asark

an

pan

dan

gan

kri

tis a

tas

fakta

, kon

sep,

pri

nsip

, ata

u t

eori

yan

g d

apat

dip

ert

an

ggu

ngja

wabkan

secara

ilm

iah

dan

eti

ka

akadem

ik,

sert

a m

en

gkom

un

ikasik

an

nya m

ela

lui m

edia

massa a

tau

lan

gsu

ng k

epada m

asyara

kat;

f. m

am

pu

men

un

jukkan

kepem

impin

an

akadem

ik d

ala

m

pen

gelo

laan

,pen

gem

ban

gan

dan

pem

bin

aan

su

mberd

aya s

ert

a

org

an

isasi yan

g b

era

da d

ibaw

ah

tan

ggu

ng jaw

abn

ya;

f. m

am

pu

men

un

jukkan

kepem

impin

an

akadem

ik d

ala

m

pen

gelo

laan

, pen

gem

ban

gan

dan

pem

bin

aan

su

mberd

aya s

ert

a o

rgan

isasi yan

g b

era

da d

ibaw

ah

ta

nggu

ng jaw

abn

ya;

g. m

am

pu

men

gelo

la, te

rmasu

k m

en

yim

pan

, m

en

gau

dit

, m

en

gam

an

kan

, dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

dan

in

form

asi h

asil

pen

eliti

an

yan

g b

era

da d

ibaw

ah

tan

ggu

ng jaw

abn

ya;

g.

mam

pu

men

gelo

la,

term

asu

k m

en

yim

pan

, m

en

gau

dit

, m

en

gam

an

kan

, dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

dan

info

rmasi h

asil p

en

eliti

an

yan

g b

era

da d

ibaw

ah

ta

nggu

ng jaw

abn

ya;

h. m

am

pu

men

gem

ban

gkan

dan

mem

elih

ara

hu

bu

ngan

kole

gia

l dan

keseja

wata

n d

i dala

m lin

gku

ngan

sen

dir

i ata

u m

ela

lui ja

rin

gan

kerj

a s

am

a d

en

gan

kom

un

itas p

en

eliti

dilu

ar

lem

baga.

h. m

am

pu

men

gem

ban

gkan

dan

mem

elih

ara

hu

bu

ngan

kole

gia

l dan

keseja

wata

n d

idala

m lin

gku

ngan

sen

dir

i ata

u m

ela

lui ja

rin

gan

kerj

a s

am

a d

en

gan

kom

un

itas

pen

eliti

di lu

ar

lem

baga;

Page 232: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-10-

F.

RU

MU

SA

N K

ETE

RA

MPIL

AN

UM

UM

PR

OG

RA

M P

RO

FE

SI,

PR

OG

RA

M S

PE

SIA

LIS

SA

TU

, D

AN

PR

OG

RA

M S

PE

SIA

LIS

DU

A

PR

OFE

SI

SPE

SIA

LIS

SA

TU

S

PE

SIA

LIS

DU

A

Lu

lusan

Pro

gra

m P

rofe

si w

ajib m

em

ilik

i kete

ram

pilan

um

um

sebagai beri

ku

t:

Lu

lusan

Pro

gra

m S

pesia

lis S

atu

wajib

mem

ilik

i kete

ram

pilan

um

um

sebagai

beri

ku

t:

Lu

lusan

Pro

gra

m S

pesia

lis D

ua w

ajib

mem

ilik

i kete

ram

pilan

um

um

sebagai

beri

ku

t:

a.m

am

pu

bekerj

a d

i bid

an

g k

eah

lian

pokok

un

tuk jen

is p

ekerj

aan

yan

g s

pesifik

dan

mem

ilik

i kom

pete

nsi kerj

a y

an

g m

inim

al

seta

ra d

en

gan

sta

ndar

kom

pete

nsi kerj

a

pro

fesin

ya;

a.m

am

pu

bekerj

a d

i bid

an

g k

eah

lian

pokok/pro

fesi u

ntu

k jen

is p

ekerj

aan

yan

g s

pesifik

dan

kom

ple

ks s

ert

am

em

ilik

i kom

pete

nsi kerj

a y

an

g

min

imal seta

ra d

en

gan

sta

ndar

kom

pete

nsi pro

fesi yan

g b

erl

aku

secara

nasio

nal/

inte

rnasio

nal;

a.

mam

pu

bekerj

a d

i bid

an

g k

eah

lian

pokok/pro

fesi u

ntu

k jen

ispekerj

aan

yan

g s

pesifik

dan

kom

ple

ks s

ert

a m

em

ilik

i

kom

pete

nsi kerj

a y

an

g s

eta

raden

gan

sta

ndar

kom

pete

nsi pro

fesi

yan

g b

erl

aku

secara

in

tern

asio

nal;

b.m

am

pu

mem

bu

at

kepu

tusan

yan

g

indepen

den

dala

m m

en

jala

nkan

pekerj

aan

pro

fesin

ya b

erd

asark

an

pem

ikir

an

logis

,kri

tis, sis

tem

ati

s, dan

kre

ati

f;

b.m

am

pu

mem

bu

at

kepu

tusan

yan

g

indepen

den

dala

m m

en

jala

nkan

pekerj

aan

pro

fesin

ya b

erd

asark

an

pem

ikir

an

logis

, kri

tis,

sis

tem

ati

s,

kre

ati

f, d

an

kom

pre

hen

sif;

b.

mam

pu

mem

bu

at

kepu

tusan

yan

g

indepen

den

dala

m m

en

jala

nkan

pekerj

aan

pro

fesin

ya b

erd

asark

an

pem

ikir

an

logis

, kri

tis,

sis

tem

ati

s,

kre

ati

f, k

om

pre

hen

sif,

dan

ari

f;

c.

mam

pu

men

yu

su

n lapora

n a

tau

kert

as

kerj

a a

tau

men

gh

asilkan

kary

a d

esain

di

bid

an

g k

eah

lian

nya b

erd

asark

an

kaid

ah

ran

can

gan

, pro

sedu

r baku

, dan

kode e

tik

c.

mam

pu

men

yu

su

n lapora

n h

asil s

tudi

seta

ra t

esis

yan

g h

asiln

ya d

isu

su

ndala

m b

en

tuk p

ublikasi pada ju

rnal

ilm

iah

pro

fesi yan

g t

era

kre

dit

asi

c.

mam

pu

men

yu

su

n lapora

n h

asil

stu

di seta

ra d

isert

asi yan

g h

asiln

ya

dis

usu

n d

ala

m b

en

tuk p

ublikasi

pada t

erb

itan

ju

rnal ilm

iah

pro

fesi

Page 233: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-11-

PR

OFE

SI

SPE

SIA

LIS

SA

TU

S

PE

SIA

LIS

DU

A

pro

fesi yan

g dapat

dia

kses o

leh

m

asyara

kat

akadem

ik;

nasio

nal dan

in

tern

asio

nal, a

tau

m

en

gh

asilkan

kary

a d

esain

yan

g

spesifik

besert

a d

eskri

psin

ya

berd

asark

an

meto

da a

tau

kaid

ah

desain

dan

kode e

tik p

rofe

si yan

g

dia

ku

i ole

h m

asyara

kat

pro

fesi pada

tin

gkat

nasio

nal dan

in

tern

asio

nal;

yan

g t

era

kre

dit

asi ti

ngkat

nasio

nal

dan

in

tern

asio

nal, a

tau

terb

itan

berk

ala

ilm

iah

yan

g m

em

en

uh

i

syara

t dia

kre

dit

asi ti

ngkat

nasio

nal

dan

in

tern

asio

nal, a

tau

men

gh

asilkan

kary

a d

esain

spesifik

besert

a d

eskri

psin

ya b

erd

asark

an

m

eto

de a

tau

kaid

ah

ran

can

gan

dan

kode e

tik p

rofe

si yan

g d

iaku

i ole

h

masyara

kat

pro

fesi pada t

ingkat

nasio

nal dan

in

tern

asio

nal;

d. m

am

pu

men

gom

un

ikasik

an

pem

ikir

an

/arg

um

en

ata

u k

ary

a in

ovasi

yan

g b

erm

an

faat

bagi pen

gem

ban

gan

pro

fesi dan

kew

irau

sah

aan

, yan

g d

apat

dip

ert

an

ggu

ngja

wabkan

secara

ilm

iah

dan

eti

ka p

rofe

si, k

epada m

asyara

kat

teru

tam

a m

asyara

kat

pro

fesin

ya;

d. m

am

pu

men

gom

un

ikasik

an

hasil

kajian

, kri

tik, apre

sia

si, a

rgu

men

, ata

u

kary

a in

ovasi yan

g b

erm

an

faat

bagi

pen

gem

ban

gan

pro

fesi, k

ew

irau

sah

aan

, dan

kem

asla

hata

n m

an

usia

, yan

g

dapat

dip

ert

an

ggu

ngja

wabkan

secara

ilm

iah

dan

eti

ka p

rofe

si, k

epada

masyara

kat

um

um

mela

lui berb

agai

ben

tuk m

edia

;

d.

mam

pu

men

gom

un

ikasik

an

hasil

kajian

, kri

tik,

apre

sia

si, a

rgu

men

, ata

u k

ary

a in

ovasi yan

g b

erm

an

faat

bagi pen

gem

ban

gan

pro

fesi, d

an

kem

asla

hata

n m

an

usia

, yan

g d

apat

dip

ert

an

ggu

ngja

wabkan

secara

ilm

iah

dan

eti

ka p

rofe

si, k

epada

masyara

kat

um

um

mela

lui berb

agai

ben

tuk m

edia

;

e.

mam

pu

mela

ku

kan

evalu

asi secara

kri

tis

terh

adap h

asil k

erj

a d

an

kepu

tusan

yan

g

dib

uat

dala

m m

ela

ksan

akan

pekerj

aan

nya

ole

h d

irin

ya s

en

dir

i dan

ole

h s

eja

wat;

e.

mam

pu

mela

ku

kan

evalu

asi secara

kri

tis t

erh

adap h

asil k

erj

a d

an

kepu

tusan

yan

g d

ibu

at

dala

m

mela

ksan

akan

pekerj

aan

pro

fesin

ya

baik

ole

h d

irin

ya s

en

dir

i, s

eja

wat,

ata

u

sis

tem

in

sti

tusin

ya;

e.

mam

pu

mela

ku

kan

evalu

asi secara

kri

tis t

erh

adap h

asil k

erj

a d

an

kepu

tusan

yan

g d

ibu

at

dala

m

mela

ksan

akan

pekerj

aan

pro

fesin

ya b

aik

ole

h d

irin

ya

sen

dir

i, s

eja

wat,

ata

u s

iste

m

insti

tusin

ya;

f. m

am

pu

men

ingkatk

an

keah

lian

kepro

fesia

nn

ya p

ada b

idan

g y

an

g k

hu

su

s

f. m

am

pu

men

ingkatk

an

keah

lian

kepro

fesia

nn

ya p

ada b

idan

g y

an

g

f.

mam

pu

men

ingkatk

an

keah

lian

kepro

fesia

nn

ya p

ada b

idan

g y

an

g

Page 234: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-12-

PR

OFE

SI

SPE

SIA

LIS

SA

TU

S

PE

SIA

LIS

DU

A

mela

lui pela

tih

an

dan

pen

gala

man

kerj

a;

kh

usu

s m

ela

lui pela

tih

an

dan

pen

gala

man

kerj

a d

en

gan

m

em

pert

imban

gkan

kem

uta

kh

iran

bid

an

g p

rofe

sin

ya d

i ti

ngkat

nasio

nal,

regio

nal, d

an

in

tern

asio

nal;

kh

usu

s m

ela

lui pela

tih

an

dan

pen

gala

man

kerj

a d

en

gan

m

em

pert

imban

gkan

kem

uta

kh

iran

bid

an

g p

rofe

sin

ya d

i ti

ngkat

nasio

nal, r

egio

nal, d

an

inte

rnasio

nal;

g.m

am

pu

men

ingkatk

an

mu

tu s

um

ber

daya

un

tuk p

en

gem

ban

gan

pro

gra

m s

trate

gis

org

an

isasi;

g. m

am

pu

men

ingkatk

an

mu

tu s

um

ber

daya u

ntu

k p

en

gem

ban

gan

pro

gra

mstr

ate

gis

org

an

isasi;

g.

mam

pu

men

ingkatk

an

mu

tusu

mber

daya u

ntu

k p

en

gem

ban

gan

pro

gra

m s

trate

gis

org

an

isasi;

h.m

am

pu

mem

impin

su

atu

tim

kerj

a u

ntu

km

em

ecah

kan

masala

h p

ada b

idan

g

pro

fesin

ya;

h.

mam

pu

mem

impin

su

atu

tim

kerj

au

ntu

k m

em

ecah

kan

masala

h b

aik

pada b

idan

g p

rofe

sin

ya,

mau

pu

nm

asala

h y

an

g lebih

lu

as d

ari

bid

an

gpro

fesin

ya;

h.

mam

pu

mem

impin

su

atu

tim

kerj

au

ntu

k m

em

ecah

kan

masala

h b

aik

pada b

idan

g p

rofe

sin

ya,

mau

pu

nm

asala

h y

an

g lebih

lu

as d

ari

bid

an

g p

rofe

sin

ya;

i.m

am

pu

bekerj

a s

am

a d

en

gan

pro

fesi la

inyan

g s

ebid

an

g d

ala

m m

en

yele

saik

an

masala

h p

ekerj

aan

bid

an

g p

rofe

sin

ya;

i.m

am

pu

bekerj

a s

am

a d

en

gan

pro

fesi

lain

yan

g s

ebid

an

g m

au

pu

n y

an

g t

idak

sebid

an

g d

ala

m m

en

yele

saik

an

masala

h p

ekerj

aan

yan

g k

om

ple

ks

yan

g t

erk

ait

den

gan

bid

an

g p

rofe

sin

ya;

i.m

am

pu

bekerj

a s

am

a d

en

gan

pro

fesi la

in y

an

g s

ebid

an

g m

au

pu

n

yan

g t

idak s

ebid

an

g d

ala

mm

en

yele

saik

an

masala

h p

ekerj

aan

yan

g k

om

ple

ks y

an

g t

erk

ait

den

gan

bid

an

g p

rofe

sin

ya;

j.m

am

pu

men

gem

ban

gkan

dan

mem

elih

ara

jari

ngan

kerj

a d

en

gan

masyara

kat

pro

fesi

dan

klien

nya;

j.m

am

pu

men

gem

ban

gkan

dan

mem

elih

ara

jari

ngan

kerj

a d

en

gan

masyara

kat

pro

fesi dan

klien

nya;

j.m

am

pu

men

gem

ban

gkan

dan

mem

elih

ara

jari

ngan

kerj

a d

en

gan

masyara

kat

pro

fesi dan

klien

nya;

k.m

am

pu

bert

an

ggu

ngja

wab a

tas p

ekerj

aan

di bid

an

g p

rofe

sin

ya s

esu

ai den

gan

kode

eti

k p

rofe

sin

ya;

k.

mam

pu

bert

an

ggu

ngja

wab a

tas

pekerj

aan

di bid

an

g p

rofe

sin

ya s

esu

ai

den

gan

kode e

tik p

rofe

sin

ya;

k.

mam

pu

bert

an

ggu

ngja

wab a

tas

pekerj

aan

di bid

an

g p

rofe

sin

ya

sesu

ai den

gan

kode e

tik p

rofe

sin

ya;

Page 235: Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada ...mpi.uinsgd.ac.id/.../12/panduan-pengembangan-kurikulum.pdfPanduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan SNPT 2 agama

-13-

PR

OFE

SI

SPE

SIA

LIS

SA

TU

S

PE

SIA

LIS

DU

A

l.m

am

pu

men

ingkatk

an

kapasit

as

pem

bela

jara

n s

ecara

man

dir

i;l.

mam

pu

men

ingkatk

an

kapasit

as

pem

bela

jara

n s

ecara

man

dir

i dan

tim

yan

g b

era

da d

i baw

ah

tan

ggu

ngja

wabn

ya;

l.m

am

pu

men

ingkatk

an

kapasit

as

pem

bela

jara

n d

idi sen

dir

i dan

tim

yan

g b

era

da d

i baw

ah

tan

ggu

ngja

wabn

ya;

m.

mam

pu

berk

on

trib

usi dala

m e

valu

asi

ata

u p

en

gem

ban

gan

kebijakan

nasio

nal

dala

m r

an

gka p

en

ingkata

n m

utu

pen

did

ikan

pro

fesi ata

u p

en

gem

ban

gan

kebijakan

nasio

nal pada b

idan

g

pro

fesin

ya;

m.m

am

pu

berk

on

trib

usi dala

m e

valu

asi

ata

u p

en

gem

ban

gan

kebijakan

nasio

nal dala

m r

an

gka p

en

ingkata

nm

utu

pen

did

ikan

pro

fesi ata

upen

gem

ban

gan

kebijakan

nasio

nal

pada b

idan

g p

rofe

sin

ya;

m.m

am

pu

berk

on

trib

usi dala

mevalu

asi ata

u p

en

gem

ban

gan

kebijakan

nasio

nal dala

m r

an

gka

pen

ingkata

n m

utu

pen

did

ikan

pro

fesi ata

u p

en

gem

ban

gan

kebijakan

nasio

nal pada b

idan

gpro

fesin

ya;

n.m

am

pu

men

doku

men

tasik

an

,m

en

yim

pan

, m

en

gau

dit

, m

en

gam

an

kan

,dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

dan

info

rmasi u

ntu

k k

eperl

uan

pen

gem

ban

gan

hasil k

erj

a p

rofe

sin

ya;

n.

mam

pu

men

doku

men

tasik

an

,m

en

yim

pan

, m

en

gau

dit

,m

en

gam

an

kan

, dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

sert

a in

form

asi u

ntu

kkeperl

uan

pen

gem

ban

gan

hasil k

erj

a

pro

fesin

ya.

n.

mam

pu

men

doku

men

tasik

an

,m

en

yim

pan

, m

en

gau

dit

,m

en

gam

an

kan

, dan

men

em

ukan

kem

bali d

ata

sert

a in

form

asi u

ntu

kkeperl

uan

pen

gem

ban

gan

hasil

kerj

a p

rofe

sin

ya.

ME

NTE

RI

PE

ND

IDIK

AN

DA

N K

EB

UD

AYA

AN

RE

PU

BLIK

IN

DO

NE

SIA

,

TTD

.

MO

HA

MM

AD

NU

H

Salin

an

sesu

ai den

gan

aslin

ya,

Kepala

Bir

o H

uku

m d

an

Org

an

isasi

Kem

en

teri

an

Pen

did

ikan

dan

Kebu

dayaan

,

TTD

.

An

i N

urd

ian

i A

ziz

ah

NIP

. 19581201 1

98603 2

001