panduan penanganan masalah

19
1 PANDUAN PENETAPAN DAN PENANGANAN LOKASI BERMASALAH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI 2012

Upload: deivie

Post on 14-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

masalah

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

1

PANDUANPENETAPAN DAN PENANGANAN

LOKASI BERMASALAH

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKATMANDIRI PERDESAAN

DIREKTORAT JENDERALPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI2012

Page 2: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

2

DAFTAR ISI

Cover : .......................................................................................Daftar Isi : .......................................................................................

A. Latar Belakang : .........................................................B. Tujuan : .........................................................C. Lingkup : .........................................................D. Dasar Kebijakan : .........................................................E. Sanksi : .........................................................F. Kriteria/Parameter : .........................................................G. Mekanisme Penetapan Lokasi

Bermasalah: .........................................................

H. Penanganan Lokasi Bermasalah : .........................................................I. Peranan para Pihak : .........................................................J. Daftar Distribusi : .........................................................

LAMPIRAN I Alur Penetapan Lokasi Potensi Bermasalah : ................................LAMPIRAN II Alur Penetapan Lokasi Potensi Bermasalah : ................................LAMPIRAN III Peran Para Pihak : ................................

Page 3: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

3

A. LATAR BELAKANG

Penanganan masalah PNPM Mandiri Perdesaan dan program-program pendukungnyaseperti: PNPM Generasi, PNPM LMP, PNPM Integrasi, PNPM Perbatasan, PNPM PaskaBencana, PNPM Respek Papua, PNPM Paska Krisis dan PNPM BKPG selalu diupayakanuntuk ditangani oleh pelaku setempat, di mana permasalahan terjadi. Hal ini bertujuansebagai upaya dari pemberdayaan kepada masyarakat, di mana masyarakat diharapkanmampu menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi secara mandiri di kemudianhari.Untuk membantu upaya penanganan tersebut, maka ditetapkan aturan main (rules of thegame) mengenai jenjang dan mekanisme penanganan masalah, mulai dari upaya-upayayang bersifat informal/non litigasi hingga penanganan melalui jalur formaillitigasi.Upaya penanganan masalah baik menggunakan jalur informal/non litigasi maupunformal/litigasi tidak selalu dapat berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkanbanyaknya faktor yang dapat mempengaruhi jalannya proses penanganan masalah, baikyang terjadi di masyarakat maupun di luar masyarakat. Faktor-faktor tersebut, diharapkandalam upaya penanganan masalah menjadi dasar/strategi dalam penyelesaian masalah.Berangkat dari hal tersebut, maka ditetapkanlah strategi lain yang diharapkan dapatmenggugah semua pihak untuk berpartisipasi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab(sense of responsibility) atas upaya penanganan masalah. Strategi dimaksud adalahdengan penetapan lokasi tersebut menjadi "Lokasi Potensi Bermasalah" dan "LokasiBermasalah" yang sesuai dengan jenjang wilayah yaitu Kecamatan, Kabupaten, danProvinsi. Penetapan Lokasi Potensi Bermasalah dan Lokasi Bermasalah adalah salahsatu upaya penanganan masalah by punishment, di mana dalam jangka waktu tertentuapabiJa lokasi dimaksud tidak dapat mencapai target progres penanganan yangdiharapkan maka lokasi tersebut akan ditetapkan sebagai lokasi potensi bermasalah danlokasi bermasalah bagi lokasi yang tidak tertangani dengan baik.Mengingat hal tersebut diatas dan dampak yang akan ditanggung oleh suatu lokasi(Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi) atas penetapan tersebut, maka diperlukanprosedur yang menjadi "Panduan" dalam menetapkan dan menangani "Lokasi PotensiBermasalah" dan "Lokasi Bermasalah",

B. TUJUANPanduan penetapan dan penanganan lokasi bermasalah bertujuan untuk:

1. Mendorong upaya penanganan masalah di lokasi Kecamatan, Kabupaten, danProvinsi yang berdasarkan hasil evaluasi, progres penanganannya lamban danberlarut-larut;

2. Sebagai upaya pembelajaran kepada masyarakat dan pemerintah daerah tentangpentingnya arti tanggung jawab atas upaya pemberdayaan, termasuk dalampenanganan masalah;

3. Sebagai salah satu instrumen evaluatif bagi lokasi maupun cal on lokasi PNPMMandiri Perdesaan dan program-program pendukungnya;

4. Menciptakan mekanisme pemberian hukuman/sanksi bagi lokasi program yang tidaktaat aturan.

C. LINGKUP

Panduan ini berlaku untuk program PNPM Mandiri Perdesaan dan program pendukungyang berada pada lokasi PNPM Mandiri Perdesaan.

Page 4: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

4

D. DASAR KEBIJAKAN

Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Pengaduan dan Masalah (SOP PPM) yangtelah dikeluarkan melalui Surat Dirjen PMD Nomor 337/3230/PMD, tanggal 15 Juli2010, dan telah disempurnakan dengan Surat Dirjen PMD Nomor 414.2/4424/PMD,tanggal 28 September 2010.

E. SANKSI

No. STATUS LOKASI TINGKATAN SANKSI

1. Lokasi PotensiBermasalah (Penetapanlokasi potensi bermasalahdilakukan pada awal tahun)

Kecamatan Penundaan penyaluran danaBLM kegiatan dari UPK ke desaatau ke rekening Pokja termasukpenundaan perguliran danabergulir

Kabupaten Surat Peringatan dari PMDkepada Bupati

Provinsi Surat Peringatan dari PMDkepada Gubernur

2. Lokasi Bermasalah(Penetapan LokasiBermasalah dilakukan padatriwulan akhir)

Kecamatan 1. Penundaan pelaksanaankegiatan/pending (tidakdiperkenankan melakukanpencairan dana BLM dariKPPN ke UPK danpenyaluran dana BLMKegiatan dari UPK ke desaatau rekening Pokja);

2. Penghentian program tahunberjalan dengan pencabutanalokasi dana BLM;

3. Tidak dialokasikan anggaranatau tidak dicantumkan lagisebagai lokasi PNPMMandiri Perdesaan danpada tahun anggaranberikutnya

Kabupaten 1. Penundaan pencairan danaBLM yang bersumber dariAPBN;

2. Pengurangan alokasi danaBLM untuk tahun berikutnya;

3. Tidak dialokasikan dana padatahun anggaran berikut;

4. Penghentian program diKabupaten hinggadinyatakan keluar dari

Page 5: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

5

Lokasi Bermasalah

Propinsi Penghentian program di Provinsihingga dinyatakan keluar dariLokasi Bermasalah

F. KRITERIA/PARAMETER

Dalam menentukan penetapan lokasi bermasalah berdasarkan jenjang wilayah, makalokasi yang dinyatakan dalam status Lokasi Potensi Bermasalah dan Lokasi Bermasalahterdiri dari 3 (tiga) jenjang yaitu: Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi.

No. StatusLokasi

Tingkatan Kriteria Indikator Keterangan

1. LokasiPotensibermasalah

Kecamatan 1. CakupandanDampakmasalah

1.

G. MEKANISME PENETAPAN LOKASI BERMASALAH

Mekanisme penetapan lokasi bermasalah pada PNPM Mandiri Perdesaan dan program-program pendukungnya adalah sebagai berikut:

1. Lokasi Potensi Bermasalahi. Konsultan Manajemen Nasional (KMN) melalui Spesialis Penanganan Pengaduan

Nasional (SP2N) melakukan kajian dan analisis laporan bulanan dari provinsiterhadap satu lokasi yang terdapat satu atau lebih masalah, jika dalam jangkawaktu 90 (sembi/an puluh) hari sejak dilaporkan tidak ada tindakan atau langkahpenanganan kongkrit yang dilakukan. Lokasi dimaksud dimasukkan dalam ancar-ancar lokasi potensi bermasalah. Masalah dapat berupa penyimpangan prinsip &prosedur dan intervensi negatif yang berdampak tertundanya program atauberkurangnya kualitas dan volume pekerjaan atau turunnya kepercayaanmasyarakat atau dampak serius lainnya, pelanggaran safeguards, penyimpangandana yang nilai kumulatif penyimpangan dananya sama dengan atau lebih dari Rp40 juta atau saldo minimal yang belum dikembalikan sebesar Rp 40 juta.

ii. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak masalah dilaporkan tidakada tindakan atau langkah penanganan kongkrit yang dilakukan, KoordinatorProvinsi harus melakukan penundaan pencairan dan penyaluran dana di lokasiyang bersangkutan sambil menunggu penetapan lebih lanjut dari Satker PNPMMandiri Perdesaan Pusat.

Page 6: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

6

iii. Ancar-ancar lokasi potensi bermasalah diumpan balikkan kepada provinsi (KMProvinsi dan Satker Provinsi) oleh KMN untuk dikaji. Setelah 2 (dua) minggu, hasilumpan balik dari Provinsi (melalui KM Provinsi) dikirimkan ke KMN untukdilakukan analisa oleh tim KMN dalam waktu 3 hari kerja.

iv. Hasil analisa, disusun dalam daftar lokasi yang direkomendasikan dalam statusLokasi Potensi Bermasalah oleh Team Leader KMN, untuk kemudian ditetapkanoLeh Satker PNPM Mandiri Perdesaan Direktorat Jenderal PMD, KementerianDalam Negeri sebagai Lokasi Potensi Bermasalah paling lambat 2 (dua) minggusetelah diusulkan.

v. Lokasi yang ditetapkan sebagai Lokasi Potensi Bermasalah dilarang melakukanpenyaluran dana BLM Kegiatan ke desa.

vi. Fasilitator tingkat kecamatan yang mengetahui adanya masalah yang dapatmenjadikan kecamatan terse but masuk Potensi Bermasalah dilarangmenandatangani dokumen pencairan dan penyaluran dana sampai mendapatpetunjuk lebih lanjut dari tingkat di atasnya

vii. Evaluasi akan dilakukan dalam kurun waktu triwulan kedua. Jika dalam waktutriwulan kedua tidak ada perkembangan penanganan, maka masih diberikanwaktu pada triwulan ketiga.

2. Lokasi Bermasalah

i. Berdasarkan hasil evaluasi triwulan ketiga dari Lokasi Potensi bermasalah, jikatidak dilakukan penanganan secara memadai sesuai yang diatur dalam SOPPengelolaan Pengaduan dan Masalah, maka Satker PNPM Mandiri PerdesaanDirektorat Jenderal PMD, Kementerian Dalam Negeri menetapkan Lokasi PotensiBermasalah menjadi Lokasi Bermasalah.Mekanisme penetapan Lokasi Bermasalah tersebut di atas, dapat digambarkandalam bagan alur Penetapan Lokasi Bermasalah sebagaimana pada lampiran 1

H. PENANGANAN LOKASI BERMASALAH

Dalam melakukan penanganan Lokasi Potensi Bermasalah dan Lokasi Bermasalahdilakukan beberapa tahapan:

1. Lokasi Potensi Bermasalahi. Penanganan masalah penyimpangan dana dilakukan sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) Pengelolaan Pengaduan dan Masalah.ii. Berdasarkan hasil progres penanganan yang dilakukan, maka Satker

Kabupaten/Provinsi menyampaikan kepada Satker Pusat - Ditjen PMD yangditembuskan ke KMN, bahwa penanganan di lokasi Potensi Bermasalah sudah adaprogres yang signifikan yang dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung danmeminta agar dapat dikeluarkan dari lokasi Potensi Bermasalah.

iii. KMN melakukan evaluasi untuk melihat progres dan perkembangan penanganan dilapangan, jika progres dan perkembangan penanganan cukup signifikan, kemudiandiajukan dan ditetapkan oleh Satker PNPM Mandiri Perdesaan Direktorat JenderalPMD untuk dikeluarkan dari lokasi Potensi Bermasalah.

Page 7: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

7

iv. Lokasi Potensi Bermasalah diberikan kesempatan penanganan dalam 2 x triwulandengan dua evaluasi.a. Evaluasi Pertama. Dalam kurun waktu triwulan kedua, Apabila hasil evaluasi

menunjukkan kemajuan yang berarti (progres penanganan signifikan/sesuaidengan rekomendasi dan target yang sudah disepakati dan ditetapkan), makalokasi tersebut akan dikeluarkan dari status lokasi potensi bermasalah, namunjika hasil evaluasi tidak menunjukkan adanya kemajuan (progres penanganantidak signifikan/tidak sesuai dengan rekomendasi dan target yang sudahdisepakati dan ditetapkan), maka lokasi tersebut diberikan kesempatan untukmelakukan upaya-upaya penanganan masalah hingga 3 (tiga) bulanberikutnya, dengan diberikan sanksi penundaan penyaluran dana ELM kedesa.

b. Evaluasi Kedua. Dalam kurun waktu triwulan ketiga. Apabila hasil evaluasimenunjukkan kemajuan yang berarti (progres penanganan signifikan/sesuaidengan rekomendasi dan target yang sudah disepakati dan ditetapkan), makalokasi terse but akan dikeluarkan dari status lokasi potensi bermasalah.Namun jika hasil evaluasi tidak menunjukkan adanya kemajuan (progrespenanganan tidak signifikan/tidak sesuai dengan rekomendasi dan target yangsudah disepakati dan ditetapkan), maka lokasi tersebut langsung diajukan danditetapkan oleh Satker PNPM Mandiri Perdesaan Direktorat lenderal PMDsebagai Lokasi Bermasalah.

2. Lokasi Bermasalahi. Penanganan masalah implementasi dilakukan sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur (SOP) Pengelolaan Pengaduan dan Masalah.Sedang untuk kabupaten bermasalah yang terkait dengan DDUB, makapenanganannya dengan menyediakan DDUB pada tahun anggaran berjalan. DiLokasi Bermasalah wajib dibentuk Tim Penanganan Masalah (TPM) pada setiaplevel pemerintah mulai dari tingkat desa sampai tingkat provinsi.

ii. Berdasarkan hasil progres penanganan yang dilakukan, maka SatkerKabupaten/Provinsi menyampaikan kepada Satker Pusat - Ditjen PMD, bahwapenanganan di lokasi bermasalah sudah ada progres yang signifikan yangdilengkapi dengan bukti-bukti pendukung dan meminta agar dapat dikeluarkansebagai lokasi bermasalah.

iii. Dari hasil penanganan masalah yang dilaporkan oleh Satker kabupaten/provinsi,maka Satker Pusat-Ditjend PMD akan melakukan evalusi untuk melihat progres danperkembangan penanganan di lapangan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Evaluasi

Lokasi Bermasalah akan diberikan kesempatan 3 x 1 bulan untuk fokus dalamupaya penanganan dan menyelesaikan masalahnya, dengan pelaksanaanevaluasi sebagai berikut:1) Dalam kurun waktu 1 (satu) bulan pertama akan dilakukan evaluasi pertama.

Apabila hasil evaluasi menunjukkan kemajuan yang berarti (progrespenanganan signifikan/sesuai dengan rekomendasi dan target yang sudahdisepakati dan ditetapkan), maka lokasi tersebut akan dikeluarkan dari statuslokasi bermasalah. Namun jika hasil evaluasi tidak menunjukkan adanyakemajuan (progres penanganan tidak signifikan/tidak sesuai denganrekomendasi dan target yang sudah disepakati dan ditetapkan), maka lokasitersebut diberikan kesempatan untuk melakukan upaya-upaya penanganan

Page 8: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

8

masalah hingga 1 (satu) bulan berikutnya, dengan diberikan sanksipenundaan pelaksanaan kegiatan/pending.

2) Dalam kurun waktu 1 (satu) bulan kedua, akan dilakukan evaluasi kedua.Bila hasil evaluasi menunjukkan kemajuan yang berarti (progres penanganansignifikan), maka lokasi tersebut akan dikeluarkan dari status lokasibermasalah, yang disertai dengan pembukaan penundaan pelaksanaankegiatan/pending. Namun jika hasil evaluasi tidak menunjukkan adanyakemajuan (progres penanganan tidak signifikan), maka lokasi tersebutdiberikan kesempatan untuk melakukan upaya-upaya penanganan masalahhingga 1 (satu) bulan berikutnya, dengan tetap diberikan sanksi penundaanpelaksanaan kegiatan/pending.

3) Dalam kurun waktu I (satu) bulan ketiga akan dilakukan evaluasi ketiga. Bilahasil evaluasi menunjukkan kemajuan yang berarti (progres penanganansignifikan), maka lokasi tersebut akan dikeluarkan dari status lokasibermasalah, yang disertai dengan pembukaan penundaan pelaksanaankegiatanlpending. Jika hasil evaluasi menunjukkan tidak ada kemajuan(progres penanganan tidak signifikan), maka akan diberlakukan sanksi lebihlanjut yaitu penghentian pelaksanaan program.

4) Perpanjangan masa pending/masa penyelesaian masalah lebih dari 3 (tiga)bulan hanya dimungkinkan terhadap masalah di lokasi tertentu yangberdasarkan analisa dan kondisi objektif membutuhkan waktu penangananlebih dari 3 (tiga) bulan dengan tetap dilakukan evaluasi secara periodiksampai mendapatkan penetapan keluar dari lokasi bermasalah ataumendapatkan sanksi lebih lanjut.

5) Untuk lokasi kecamatan phase out, evaluasi tetap dilakukan sebagaimanaalur diatas.

Evaluasi atas lokasi bermasalah dalam setiap tahapan dilakukan olehPemerintah Daerah (TK-PNPM MPd) dan Konsultan (Konsultan Provinsi danKMN). Hasil evaluasi disampaikan kepada Satker PNPM - MPd Pusat DirektoratJenderal PMD, Kementerian Dalam Negeri tembusan KMN setiap bulan padaminggu pertama, dengan disertai berkas/dokumen dan bukti pendukungpenyelesaian masalah.

b. Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi untuk mengkaji dan menganalisa, apakah suatu lokasibermasalah dapat direkomendasikan keluar dari status bermasalah adalahsebagai berikut:

1) Prosedur pelaksanaan program di lokasi bermasalah telah diperbaiki sesuaiaturan dan mekanisme program; dan

2) Jumlah dana telah dikembalikan minimal 80% dari dana yang diselewengkan.Jika pengembalian dana melalui kompensasi harta, minimal sampai padatahap adanya SKM (Surat Kuasa Menjual). Tidak diperbolehkanpengembalian dana yang diselewengkan melalui sumber yang tidak sah(seperti pinjaman dari Suplayer/Kepala Desa/pihak lain dengan janji akandibayar kembali dari dana BLM); dan

3) Hasil kegiatan dapat dinikmati oleh masyarakat sesuai dengan rencana danperuntukkannya; dan

4) Masalah yang selesai minimal 50% dari jumlah masalah yang ada di satulokasi (Kecamatan I Kabupaten I Provinsi); dan

Page 9: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

9

5) Pelaku dan pihak yang lalai dalam menangani masalah diberikan sanksisesuai dengan tingkat kesalahannya; dan

6) Pemerintah daerah terlibat secara langsung dalam proses penangananmasalah, sesuai dengan target penanganan yang sudahditentukan/direncanakan di dalam Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL),seperti:

i. Memfasilitasi audit I investigasi (tim audit atau tim ahli), dan/atauii. Ada tindakan tegas terhadap pelaku aparat birokrasi sesuai jenjang

struktural, termasuk menonaktifkan yang bersangkutan dari segalakegiatan PNPM dan/atau

iii. Adanya dukungan oleh aparat birokrasi terhadap pelimpahan masalahke proses hukum.

7) Untuk kabupaten yang dinyatakan bermasalah, jika setengah ditambah 1(satu) dari jumlah kecamatan bermasalah, dalam waktu 3 (tiga) bulansetelah evaluasi, masalah se1esai atau keluar dari kecamatan bermasalahsetelah 6 (enam) bulan ditetapkan;

8) Sedang untuk provinsi yang dinyatakan bermasalah, jika setengahditambah 1 (satu) dari jumlah kabupaten bermasalah, dalam waktu 3 (tiga)bulan setelah evaluasi, masalah selesai atau keluar dari kabupatenbermasalah setelah 6 (enam) bulan ditetapkan.

iv. Jika hasil evaluasi menunjukkan progres yang signifikan dan sesuai denganrencana penanganannya, maka Ditjend PMD akan mengeluarkan surat pencabutanlokasi bermasalah yang langsung diberikan kepada BupatilGubemurMekanisme Penanganan dan evaluasi lokasi bermasalah tersebut di atas, dapatdigambarkan dalam bagan alur sebagaimana pada lampiran 2

I. PERANAN ANTAR PIHAK

Para Pihak yang terlibat dalam Penetapan dan Penanganan Lokasi Bermasalah antaralain:

• Satker Pusat/Ditjend PMD• Konsultan Managemen Nasional (KMN/NMC)• Konsultan Manajemen Wilayah (KMW/RMC)• Koordinator Provinsi (Korprov)• Satker Provinsi dan Satker Kabupaten• Fasilitator Kabupaten

Peran dan Fungsi para pihak yang terlibat dapat dilihat pada Lampiran 3

J. DAFTAR DISTRIBUSI• Satker Pusat, Provinsi, Kabupaten, Camat dan PloK• PSF• TLRMC• SP2M (NMC, RMC dan Provinsi)• FasKab (P,T,K)• FK dan FT• BKAD• UPK• TPM

Page 10: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

10

LAMPIRAN 1

Page 11: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

11

Page 12: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

12

Page 13: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

13

Lampiran 3

Page 14: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

14

PERANAN ANTAR PIHAK

1.1. Hubungan Antar Pihak Dalam Penetapan Lokasi Bermasalah

Para pihak yang terlibat dan fungsinya:

• Satker Pusat/Ditjen PMD: Berwenang secara kebijakan untuk menetapkan lokasiPotensi bermasalah dan lokasi bermasalah;

• Konsultan Manajemen Nasional (KMN): Menyusun rekomendasi penetapanlokasi potensi bermasalah dan rekomendasi lokasi bermasalah berdasarkanprogres penanganan;

• Konsultan Manajemen Wilayah (KMW): Bersama dengan Korprovmensosialisasikan lokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah yang telahditetapkan dan verifikasi lokasi yang masuk dalam daftar ancar-ancar lokasipotensi bermasalah;

• Satker Provinsi dan Kabupaten: Bersama-sama dengan KMW-Korprovmelakukan kaj ian dan analisa terhadap daftar ancar-ancar lokasi potensibermasalah.

Hubungan Para Pihak:

Satker Pusat:

1. Mengeluarkan Surat Penetapan Lokasi Potensi Bermasalah dan Lokasi statusbermasalah berdasarkan rekomendasi yang disampaikan oleh KMN.

2. Menyampaikan surat penetapan kepada Gubernur dan Bupati lokasi PNPMMandiri Perdesaan yang ditetapkan dalam status potensi bermasalah danstatus bermasalah.

Konsultan Manajemen Nasional (KMN):

1. KMN melakukan kajian dan analisis dari masalah-masalah yang terekap dalamMatrik Masalah berdasarkan kriteria/parameter lokasi potensi bermasalah.Merumuskan hasil kajian dalam bentuk daftar ancar-ancar (Long list) lokasipotensi bermasalah.

2. Hasil kajian dan analisis KMN diumpanbalikkan ke Korprov dengan tembusankepada KMW, untuk mendapatkan tanggapan lebih lanjut berdasarkan kondisiterakhir dari ancar-ancar lokasi potensi bermasalah.

3. Menerima hasil umpan balik dari KMW-Korprov serta melakukan kajian dananalisis lebih lanjut dari hasil umpan balik yang dilakukan.

4. Melakukan kajian, analisis dan review terhadap usulan lokasi potensibermasalah dari KMW-Korprov.

5. Menyusun daftar lokasi yang direkomendasikan dalam Status Lokasi PotensiBermasalah kepada Satker Pusat.

Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)

1. Mengkoordinasikan daftar ancar-ancar lokasi potensi bermasalah yangdisampaikan oleh Korprov untuk kemudian dilakukan verifikasi terhadap daftartersebut.

Page 15: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

15

2. Bersama dengan Satker Provinsi dan Korprov, melakukan sosialisasi lokasiyang ditetapkan dalam status lokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalahbeserta dampak yang menyertainya kepada Satker Provinsi dan Kabupaten

3. Memastikan penanganan lokasi potensi bermasalah telah sesuai denganprosedur yang ditetapkan.

Satker Provinsi:

1. Bersama-sama dengan KMW-Korprov, Satker Kabupaten dan Faskabmelakukan kajian dan analisis terhadap lokasi yang masuk dalam daftar ancar-ancar lokasi potensi bermasalah sesuai dengan kondisi terakhir.

2. Bersama-sama dengan KMW-Korprov dapat mengusulkan lokasi potensibermasalah kepada KMN di luar lokasi yang ada di dalam daftar ancar-ancarlokasi potensi bermasalah, yang sudah memenuhi kriteria.

3. Bersama-sama dengan KMW-Korprov mensosialisasikan lokasi yangditetapkan dalam status lokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah.

KMWKorprov:

1. Bersama-sama dengan Satker Provinsi, Satker Kabupaten dan Faskabmelakukan kajian dan analisis secara berjenjang sesuai dengan kondisi terakhirdari lokasi yang masuk dalam daftar ancar-ancar lokasi potensi bermasalah.

2. Maksimal dalam dua minggu hasil kajian dan analisis lebih lanjut sudahdikirimkan ke KMN dan Satker Provinsi dengan tembusan Satker Kabupatendan Faskab.

3. Korprov dapat mengusulkan lokasi potensi bermasalah di luar lokasi yang adadi dalam daftar ancar-ancar dan menyampaikan usulan tersebut kepada KMN,yang disertai dengan hasil kajian (dasar-dasar dan alasan) dengan tembusanke Satker Provinsi dan Kabupaten.

4. Bersama-sama dengan Satker Provinsi, Satker Kabupaten dan FasilitatorKabupaten mensosialisasikan lokasi yang ditetapkan dalam status lokasipotensi bermasalah dan lokasi bermasalah.

Satker Kabupaten:

1. Bersama-sama dengan Fasilitator Kabupaten melakukan kajian dan analisisterhadap lokasi yang masuk dalam ancar-ancar lokasi potensi bermasalahsesuai dengan kondisi terakhir.

2. Bersama-sama Fasilitator Kabupaten dapat mengusulkan lokasi potensibermasalah di luar lokasi yang ada di dalam daftar ancar-ancar danmenyampaikan usulan tersebut kepada Satker Provinsi dengan lengkap yangdisertai dasar-dasar dan alasannya.

3. Bersama-sama dengan Satker Provinsi, KMW-Korprov dan FasilitatorKabupaten mensosialisasikan lokasi yang ditetapkan dalam status lokasipotensi bermasalah dan lokasi bermasalah.

Fasilitator Kabupaten:

1. Bersama-sama dengan Satker Kabupaten melakukan kajian dan anal isisterhadap lokasi yang masuk dalam daftar ancar-ancar lokasi potensibermasalah sesuai dengan kondisi terakhir.

Page 16: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

16

2. Dapat mengusulkan lokasi potensi bermasalah di luar lokasi yang ada di dalamdaftar ancar-ancar dan menyampaikan usulan tersebut kepada KMW-Korprovdengan tembusan Satker Kabupaten dengan lengkap yang disertai dasar-dasardan alasannya.

3. Bersama-sama dengan Satker Provinsi, KMW-Korprov dan Satker Kabupatenmensosialisasikan lokasi yang telah ditetapkan dalam status lokasi potensibermasalah dan lokasi bermasalah.

1.2. Hubungan Antar Pihak Dalam Penyelesaian Lokasi Potensi Bermasalah danLokasi Bermasalah

Para pihak yang terlibat fungsinya:

• Satker PusatlDitjend PMD: Berwenang secara kebijakan untuk menerbitkansurat pemulihan/pencabutan lokasi dari status lokasi potensi bermasalah danlokasi masalah.

• Konsultan Manajemen Nasional (KMN): Menyusun rekomendasi, target danrencana penanganan lokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah.- Melakukan kajian terhadap progres penanganan lokasi potensi

bermasalah dan lokasi bermasalah.- Menyusun rekomendasi status penanganan lokasi potensi bermasalah

dan lokasi bermasalah.

• Konsultan Manajemen Wilayah (KMW): Bersama-sama dengan Korprovuntuk melakukan pelaporan dan fasilitasi penanganan lokasi potensibermasalah lokasi bermasalah.

• Satker Provinsi dan Kabupaten:- Mendukung percepatan proses penanganan masalah di lokasi potensi

bermasalah dan Iokasi bermasalah.- Melakukan evaluasi terhadap progres dan target penanganan lokasi

potensi bermasalah dan lokasi bermasalah.

• KMW-Korprov:

- Menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) penanganan lokasipotensi bermasalah dan lokasi bermasalah.

- Melakukan kajian dan analisis, serta evaluasi terhadap progrespenanganan lokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah.

- Mendukung fasilitasi penanganan masalah.- Melaporkan progres penanganan lokasi potensi bermasalah dan lokasi

bermasalah.

• Fasilitator Kabupaten dan Fasiitator Kecamatan:

- Memfasilitasi penanganan masalah sesuai dengan target, rekomendasidan rencana penanganan yang sudah disusun dalam RKTL.

- Melaporkan hasil penanganan masalah berdasarkan progres di lapangan.

Hubungan Antar Pihak:

Page 17: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

17

Pada prinsipnya status lokasi potensi bermasalah diberikan kesempatan 2 x triwulandan lokasi bermasalah diberikan waktu 3 x I bulan untuk dapat menyelesaikanpermasalahannya.Satker Pusat:

1. Satker Pusat berwenang secara kebijakan dalam menerbitkan suratpemulihan/pencabutan lokasi dari status lokasi potensi bermasalah dan lokasibermasalah;

2. Satker Pusat menerbitkan surat pemulihan/pencabutan lokasi dari status lokasipotensi bermasalah dan lokasi bermasalah berdasarkan rekomendasi yangdisampaikan oleh KMN;

3. Satker Pusat memerintahkan kepada KMN untuk melakukan supervisi,pemantauan, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjutpenanganan lokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah;

4. Satker Pusat dengan dibantu KMN memantau dan menyelesaikan tindak lanjutpenanganan lokasi potensi bermasalah bermasalah dan lokasi bermasalah.

Konsultan Manajemen Nasional (KMN):

1. KMN menyusun rekomendasi dan target penanganan lokasi potensibermasalah dan lokasi bermasalah;

2. KMN bersama-sama Satker Provinsi, KMW-Koprov, Satker Kabupaten danFaskab membahas rekomendasi dan target penanganan, untuk disepakatitermasuk jangka waktu penanganan;

3. KMN atas persetujuan Satker Pusat melakukan supervisi, monitoring dan tindaklanjut penanganan lokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah;

4. KMN membuat dan melaporkan hasil supervisi, monitoring dan tindak lanjutpenanganan lokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah kepada SatkerPusat;

5. KMN menerima laporan progres dan tindak lanjut penanganan lokasi potensibermasalah dan lokasi bermasalah yang disampaikan oleh KMW -Korprov;

6. KMN melakukan kajian, analisis dan evaluasi terhadap progres penangananlokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah, serta mereview usulanrekomendasi dari KMW -Korprov;

7. Hasil kajian dan evaluasi dijadikan dasar untuk penyusunan rekomendasi statuspenanganan lokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah; sertamenyampaikan rekomendasi kepada Satker Pusat;

8. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh KMN dalam bentuk evaluasi ada 2 :a) apakah progres penanganan menunjukkan kemajuan yang berarti

(signifikan) sehingga direkomendasikan untuk keluar dari status lokasipotensi bermasalah atau keluar dari status lokasi bermasalah.

b) progres penanganan menunjukkan tidak ada kemajuan (stagnan)sehingga masih tetap dalam status lokasi potensi bermasalah ataumenjadi status lokasi bermasalah dan tetap dalam status lokasibermasalah ;

9. Dalam pelaksanaan tindak lanjut penanganan lokasi potensi bermasalah danlokasi bermasalah, KMN berkoordinasi dan bekerja sama dengan KMW-Korprov.

Page 18: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

18

Satker Provinsi:

1. Bersama-sama dengan KMN, KMW-Korprov, Satker Kabupaten dan Faskabmembahas rekomendasi dan target penanganan untuk disepakati, termasukjangka waktu penanganan;

2. Memberikan dukungan penanganan masalah terkait dengan rekomendasi dantarget penanganan yang sudah disepakati;

3. Menerima laporan progres dan tindak lanjut penanganan lokasi potensibermasalah dan lokasi bermasalah yang disampaikan oleh Satker Kabupatendan KMW -Korprov;

4. Berdasarkan hasil dan progres penanganan, Satker Provinsi bersama-samadengan KMW-Korprov menganalisis dan mengevaluasi progres penangananmasalah, apakah sudah sesuai dengan target dan rekomendasi yang sudahdisepakati.

5. Menyampaikan laporan hasil anal isis dan evaluasi kepada Gubernur danSatker Pusat.

KMW-Korprov:

1. Bersama-sama dengan KMN, Satker Provinsi, Satker Kabupaten dan Faskabmembahas rekomendasi dan target penanganan untuk disepakati, termasukjangka waktu penanganan;

2. Menyusun langkah-langkah penanganan tindak lanjut untuk selanjutnyadisampaikan kepada KMN dengan tembusan ke Satker Provinsi;

3. KMW-Korprov melakukan supervisi dan monitoring tindak lanjut penangananlokasi potensi bermasalah dan lokasi bermasalah secara berjenjang;

4. KMW-Korprov melakukan koordinasi dan fasilitasi kepada Satker Provinsiterhadap tindak lanjut penanganan lokasi potensi bermasalah dan lokasibermasalah;

5. Memberikan dukungan penanganan masalah terkait dengan rekomendasi dantarget penanganan yang sudah disepakati kepada Faskab;

6. KMW-Korprov melaporkan hasil tindak lanjut atas penanganan lokasi potensibermasalah dan lokasi bermasalah dalam bentuk "Laporan dua MingguanPerkembangan Penanganan Lokasi Potensi Bermasalah dan LaporanMingguan Perkembangan Penanganan Lokasi Bermasalah" dan disampaikankepada Satker Pusat dan Satker Provinsi dengan tembusan ke KMN;

7. KMW-Korprov bersama-sama dengan Satker Provinsi melakukan kajian,analisis dan evaluasi terhadap terhadap progres penanganan lokasi potensibermasalah dan lokasi bermasalah, serta usulan rekomendasi status lokasipotensi bermasalah/lokasi bermasalah dan menyampaikan hasil analisa danevaluasinya kepada Satker Pusat dengan tembusan KMN;

8. KMW-Korprov melakukan konsolidasi laporan tindak lanjut yang dilakukan olehFaskab dan FKlFT serta melaporkan kepada KMN dengan tembusan ke SatkerPusat dan Satker Provinsi.

Page 19: PANDUAN PENANGANAN MASALAH

19

Satker Kabupaten:

1. Bersama-sama dengan KMN, Satker Provinsi, KMW-Korprov dan Faskabmembahas rekomendasi dan target penanganan untuk disepakati, termasukjangka waktu penanganan;

2. Satker Kabupaten memberikan dukungan penanganan masalah terkait denganrekomendasi dan target penanganan yang sudah disepakati;

3. Menerima laporan progres dan tindak lanjut penanganan lokasi potensibermasalah dan lokasi bermasalah yang disampaikan oleh Faskab dan FK;

4. Berdasarkan hasil dan progres penanganan, Satker Kabupaten menyusunlaporan progres penanganan dan mengirimkannya kepada Bupati dan SatkerProvinsi, yang ditembuskan KMW -Korprov.

Fasilitator Kabupaten:

1. Bersama-sama dengan KMN, Satker Provinsi, KMW-Korprov dan SatkerKabupaten, membahas rekomendasi dan target penanganan untuk disepakati,termasuk jangka waktu penanganan;

2. Menyusun langkah-langkah penanganan tindak lanjut;3. Faskab bersama-sama FKlFT melakukan fasilitasi penanganan masalah sesuai

dengan target dan rekomendasi yang sudah dibahas bersama;4. Faskab melakukan supervisi dan monitoring tindak lanjut penanganan lokasi

potensi bermasalah Ilokasi bermasalah secara berjenjang;5. Melakukan koordinasi dan fasilitasi kepada Satker Kabupaten terhadap tindak

lanjut penanganan lokasi potensi bermasalah Ilokasi bermasalah;6. Menerima laporan tindaklanjut penanganan yang difasilitasi FK;7. Faskab melaporkan hasil tindak lanjut atas penanganan lokasi bermasalah

dalam bentuk "Laporan dua Mingguan untuk Perkembangan PenangananLokasi potensi Bermasalah dan Laporan Mingguan PerkembanganPenanganan Lokasi Bermasalah" dan disampaikan kepada Satker Kabupatendan KMW-Korprov dilengkapi dengan bukti-bukti hasil penanganan;

8. Memberikan dukungan penanganan masalah terkait dengan rekomendasi dantarget penanganan yang sudah disepakati kepada FK.

Khusus untuk lokasi kabupaten dan provinsi bermasalah, para pihak yang terlibatdalam penetapan, dan evaluasi adalah Satker Pusat dan Konsultan ManajemenNasional (KMN)