panduan kelembagaan kawasan konservasi perairan, · pdf filepanduan teknis khusus yang akan...

27
Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil SUPLEMEN PEDOMAN E-KKP3K

Upload: hacong

Post on 30-Jan-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

iPanduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Panduan KelembagaanKawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

SUPLEMEN PEDOMAN E-KKP3K

Page 2: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

ii Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil iiiPanduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL .............................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................................iii

PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1

DOKUMEN PENDUKUNG EKKP3K ................................................................................................ 3

UNIT ORGANISASI PENGELOLA DAN SUMBERDAYA MANUSIA .................................................. 4

LEVEL MERAH .............................................................................................................................. 6

LEVEL KUNING ............................................................................................................................. 6

LEVEL HIJAU .............................................................................................................................. 10

LEVEL BIRU .............................................................................................................................. 14

Kompetensi Sikap Kerja dan Kepribadian ............................................................................... 16

Kompetensi Kebijakan, Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi .......................... 17

Kompetensi Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat ............................ 17

Kompetensi Pengelolaan Habitat dan Jenis Ikan ..................................................................... 18

Kompetensi untuk bidang Penilaian Kondisi Biofisik KKP ....................................................... 19

Kompetensi Bidang Penilaian Sosial-Ekonomi dan Budaya KKP ............................................. 20

LEVEL EMAS .............................................................................................................................. 20

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) ............................................................................................... 22

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator-indikator yang digunakan dalam, Panduan Teknis EKKP3K ........................... 1

Tabel 2. Tiga Aspek Teknis EKKP3K dalam Strategi dan Program Kegiatan ............................... 2

Tabel 3. Nomor, kode dan Bidang Kompetensi SDM Pengelola Kawasan

Konservasi Perikanan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil ................................................... 9

Tabel 4. Kompetensi dasar SDM Organisa Pengelola Kawasan Konservasi ............................. 12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Unit Organisasi Pengelola dan SDM dalam tiap tingkat Kawasan Konservasi

dari EKKP3K ............................................................................................................. 5

Gambar 2. Contoh Struktur Unit Organisasi dengan Jumlah SDM Minimum ............................. 7

Gambar 3. Contoh Struktur Unit Organisasi Pengelola Minimum Pada Level HIJAU ............... 10

Gambar 4 Contoh Struktur Unit Organisasi Pengelola Minimum Kawasan Konservasi

Level BIRU ............................................................................................................. 15

Gambar 5. Aktivitas pada Kompetensi Sikap Kerja dan Kepribadian ........................................ 16

Gambar 6. Contoh Struktur Unit Organisasi Minimum Pada Level Emas ................................. 21

Page 3: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

iv Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 1Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

1

PENDAHULUAN Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Nomor

KEP.44/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Evaluasi Efektifitas Pengelolaan Kawasan

Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, disingkat menjadi E-KKP3K, bahwa dalam

rangka pengelolaan kawasan secara berkelanjutan perlu disusun sebuah pedoman teknis. Adapun

pedoman teknis yang akan disusun ini akan menggunakan indikator-indikator yang telah

ditetapkan sebelumnya. Pedoman teknis EKKP3K ini juga merupakan alat ukur target

pembangunan 20 juta ha Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pada

tahun 2020 yang dibarengi dengan ketersediaan manfaat langsung bagi masyarakat.

Tabel 1. Indikator-indikator yang digunakan dalam, Panduan Teknis EKKP3K

PERINGKAT KRITERIA

MERAH (1) Kawasan Konservasi Diinisiasi

Usulan Inisiatif Identifikasi dan Inventarisasi kawasan Pencadangan Kawasan

KUNING (2) Kawasan Konservasi Didirikan

Unit Organisasi Pengelola dengan SDM Rencana Penglolaan dan Zonasi Sarana dan Prasarana Pendukung Pengelolaan Dukungan pembiayaan pengelolaan

HIJAU (3) Kawasan Konservasi Dikelola Minimum

Pengesahan rencana pengelolaan dan zonasi SOP pengelolaan Pelaksanaan rencana pengelolaan dan zonasi Penetapan Kawasan konservasi Perairan

BIRU (4) Kawasan Konservasi Dikelola Optimum

Penataan batas kawasan Pelembagaan Pengelolaan sumberdaya kawasan Pengelolaan social ekonomi dan budaya

EMAS (5) Kawasan Konservasi Mandiri

Peningkatan kesejahteraan masyarakat Pendanaan berkelanjutan

Tujuan penulisan pedoman teknis EKKP3K ini adalah untuk menyediakan perangkat bagi

pengambil kebijakan dalam menentukan prioritas pengembangan pengelolaan efektif kawasan.

Pedoman teknis ini juga sebagai perangkat yang dapat digunakan oleh pengelola untuk

merencanakan kegiatan peningkatan kinerja serta perangkat evaluasinya.

Page 4: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

2 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 3Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

2

Pedoman teknis ini tentunya memiliki ruang lingkup dari tiga aspek, yakni tata kelola,

Sumberdaya, dan Sosial ekonomi Budaya, yang masing-masing dari aspek tersebut memiliki

strategi dan program kegiatan, yang dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2. Tiga Aspek Teknis EKKP3K dalam Strategi dan Program Kegiatan

Aspek Strategi dan Program Kegiatan

Tata Kelola Peningkatan sumberdaya manusia

Penatakelolaan kelembagaan

Peningkatan kapasitas infrastruktur

Penyususnan peraturan pengelolaan

kawasan

Pengembangan organisasi/kelembagaan

masyarakat

Pengembangan kemitraan

Pembentukan jejaring kawasan

konservasi perairan

Pengembangan system pendanaan

berkelanjutan, dan

Monev

Sumberdaya Perlindungan habitat dan populasi ikan

Rehabilitasi habitat dan populasi ikan

Penelitian dan pengembangan

Pemanfaatan SDI

Pariwisata alam dan asa lingkungan

Pengawasan dan pengendalian, dan

Monev

Sosial Ekonomi Budaya Pengembangan sosek masyarakat

Pemberdayan masyarakat

Pelestarian adat dan budata, dan

Monev

3

Sebagai perangkat untuk evaluasi peringkat dan tingkat pengelolaan, maka evaluasi dilaksanakan

secara periodik dengan jangka waktu tertentu. Panduan teknis khusus yang akan diperdalam dan

dijelaskan lebih lanjut dalam tulisan ini adalah panduan yang termasuk dalam aspek Tata Kelola.

Tujuan dari penulisan buku panduan dari aspek tata kelola ini tentu saja tidak terpisahkan dari

prinsip utama pengelolaan dimana ketiga aspek tersebut dapat bersinergi dan menuju

pengelolaan yang berkelanjutan.

Metode penilaian E-KKP3K ini mengakomodasi metode-metode evaluasi efektivitas kawasan

yang telah berkembang dipadukan dengan tahapan pengelolaan kawasan konservasi. E-KKP3K

diharapkan menjadi sebuah alat untuk mengevaluasi efektivitas yang sekaligus dapat dijadikan

alat ukur sendiri bagi pengelola kawasan konservasi perairan untuk menyelesaikan tahapan-

tahapan pengelolaan kawasan yang perlu dilakukan dalam rangka menuju efektivitas

pengelolaan/kemandirian pengelolaan KKP/KKP3K.

DOKUMEN PENDUKUNG EKKP3K Selain penggunaan buku panduan EKKP3K yang telah disusun, dan telah dapat digunakan, ada

kebutuhan lain yang mendesak yang juga harus dilaksanakan, yaitu dokumen pendukung

EKKP3K. Dokumen ini selain pelengkap dari buku panduan juga untuk mengakomodir evaluasi

suatu kawasan baru yang akan ditetapkan sebagai kawasan perlindungan. Dokumen pendukung

EKKP3K ini disusun selain juga sebagai pelengkap juga membahas tiap poin dari tiga (3) aspek

yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya sehingga lebih komprehensif.

Penulisan dokumen pelengkap EKKP3K untuk aspek tata kelola ini sebagai perangkat untuk

mengkaji efektivitas pengelolaan kawasan. Data awal serta informasi-informasi yang telah

diperoleh akan disusun sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah untuk dipahami dan

diakses. Data tentang aspek tata kelola ini dapat berupa informasi tentang status hukum dari

sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian resmi, dan lain-

lain), status perencanaan zonasi pengelolaan, kerangka kerja bagi badan pengelola, hak dan

tanggung jawab, rencana pendanaan berkelanjutan, infrastruktur yang telah ada maupun rencana,

analisis pemangku kepentingan, dan lain-lain. Data patrol dan pengawasan, termasuk data

pelanggaran yang terjadi, pemeliharaan papan tanda dan pelampung perbatasan, dan kegiatan-

Page 5: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

4 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 5Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

4

kegiatan lain yang ditunjukkan untuk meningkatkan dukungan setempat terhadap kawasan

konservasi, juga dapat dianggap sebagi data untu aspek tata kelola.

Dokumen pelengkap EKKP3K ini disusun untuk memperjelas semua aspek dan bagian-

bagiannya sehingga lebih mudah untuk digunakan dan dapat diaplikasikan di mana saja dengan

tujuan awal pada pencapaian target luasan kawasan konservasi di tahun 2020 nanti. Bentuk

suplemen yang sederhana diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh semua

pemangku kepentingan dari berbagai lapisan atau tingkat pendidikan.

UNIT ORGANISASI PENGELOLADAN SUMBERDAYA MANUSIA Organisasi Pengelola merupakan salah satu unit dari aspek tata kelola. Organisasi pengelola yang

dimaksud dalam dokumen ini adalah institusi atau lembaga baik yang didirikan oleh pemerintah

maupun bukan pemerintah, yang berfungsi sebagai pengelola kawasan konservasi. Sedangkan

Sumberdaya Manusia (SDM) adalah manusia sebagai pengelola di kawasan konservasi. Unit

Organisasi Pengelola dan SDM pada tiap tingkat pengelolaan kawasan konservasi dapat dilihat

pada gambar berikut:

5 G

amba

r 1.

Uni

t Org

anis

asi P

enge

lola

dan

SD

M d

alam

tiap

ting

kat K

awas

an K

onse

rvas

i dar

i EK

KP3

K

Kaw

asan

Did

irika

n

Kaw

asan

Dik

elol

a M

inim

um

Kaw

asan

dik

elol

a O

ptim

um

Kaw

asan

Man

diri

Kaw

asan

Diin

isias

i

Belu

m a

da

orga

nisa

si pe

ngel

ola

Ada

orga

nisa

si pe

ngel

ola

Org

anisa

si pe

ngel

ola

min

imum

Org

anisa

si Pe

ngel

ola

optim

um

Org

anisa

si Pe

ngel

ola

man

diri

dan

berk

elan

juta

n

Su

dah

ada

orga

nisa

si pe

ngel

ola

O

rgan

isasi

peng

elol

a m

emili

ki S

DM y

ang

dite

tapk

an d

enga

n SK

Jum

lah

SDM

pen

gelo

la d

i un

it or

gani

sasi

peng

elol

a m

emad

ai u

ntuk

men

jala

nkan

or

gani

sasi

SD

M p

enge

lola

tela

h m

egik

uti p

elat

ihan

das

ar

kons

erva

si

Jm

l SDM

pad

a un

it O

rgan

isasi

peng

elol

a se

suai

dgn

fung

si pe

ngel

olaa

n (p

enga

was

an,

mon

itorin

g sd

a, so

sekb

ud)

Ku

alifi

kasi

min

imum

SDM

tela

h m

engi

kuti

2 ko

mpe

tens

i m

inim

um (b

erik

ut

pere

ncan

aan,

mon

ev,

peng

awas

an, p

enel

itian

, m

onito

ring

sda,

sose

kbud

)

Tela

h m

engi

nisia

si ke

mio

traa

n dg

n pe

man

gku

kepe

ntin

gan

Ku

alifi

kasi

SDM

pad

a un

it or

gani

sasi

peng

elol

a se

suai

de

ngan

kom

pete

nsi y

ang

dibu

tuhk

an

Ke

mitr

aan

deng

an p

eman

gku

kepe

ntin

gan

tela

h be

rjala

n de

ngan

bai

k da

n be

rdam

pak

posit

if

Page 6: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

6 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 7Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

6

LEVEL MERAH Pada level MERAH, kawasan masih berupa kawasan yang diinisiasi. Pada tingkat ini belum ada

unit organisasi pengelola. Tidak adanya unit organisasi pengelola juga berarti belum ada SDM

pengelola kawasan tersebut. Pada tahap ini juga merupakan tahap persiapan unit organisasi

pengelola serta SDMnya yang dilengkapi dengan dokumen-dokumen inisiasi.

LEVEL KUNING Masuk pada level KUNING, sudah ada unit organisasi pengelola yang dibuktikan dengan

adanya dokumen struktur organisasi dan/atau uraian Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) dari

orang perorangan atau unit organisasi pada pengelolaan kawasan. Organisasi pengelola adalah

lembaga struktural yang dibentuk khusus yang memiliki tugas dan fungsi serta tanggung jawab

pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang ditetapkan dengan

keputusan bupati/gubernur/menteri sesuai dengan kewenangan. Organisasi pengelola ini dapat

berkembang sesuai dengan fungsinya tanpa pengembangan struktur, yang disesuaikan dengan

perencanaan pengelolaan. Contoh tugas dan fungsi pengelolaan kawasan adalah tanggung jawab

pengelolaan kawasan konservasi yang menjadi bagian TUPOKSI Seksi Pengawasan Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil (K9).

SDM pada unit organisasi pada level KUNING yang tertera pada struktur organisasi juga telah

ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) yang dibuktikan dengan dokumen penetapan atau SK

kepala daerah atau menteri atau kepala unit organisasi (K10). Disesuaikan kembali dengan

rencana pengelolaan, jumlah SDM pada unit organisasi pengelola ini cukup untuk menjalankan

organisasi dengan TUPOKSI organisasi yang memenuhi standard yang telah ditatpkan oleh

pemerintah dan jumlah SDM sesuai dengan kebutuhan minimum (K11).

Berdasarkan fungsi dan kepentingan dalam level ini, jumlah minimum SDM dalam organisasi

pengelola terdiri dari lima (5) orang yang dijelaskan dalam struktur organisasi.Struktur paling

sederhana organisasi pengelola kawasan adalah adanya Ketua atau Kepala Organisasi Pengelola

(1 orang), bidang Tata Usaha (1 orang), , dan Pelaksana Operasional (3 orang yang terdiri

ketua/kepala bidang operasional, 1 orang sub bidang potensidan 1 orang lagi sub bidang

konservasi dan rehabilitasi).Contoh struktur organisasi pengelola sederhana pada level ini dapat

dibuat sebagai berikut: 7

Gambar 2. Contoh Struktur Unit Organisasi dengan Jumlah SDM Minimum

Penjelasan tugas dan fungsi masing-masing SDM pada struktur unit organisasi minimum adalah

sebagai berikut:

Contoh tugas ketua atau kepala organisasi pengelola:

- Melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perikanan dan kelautan di wilayah

otoritasnya berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan,

- Memberikan pelayanan umum bidang kelautan dan perikanan, termasuk pesisir dan

pulau-pulau kecil, perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan usaha di bidang kelautan

dan perikanan di wilayahnya,

- Melakukan pemantauan, pelaporan bidang kelautan dan perikanan di wilayah yang

dipimpin,

- Pelaksana kesetariatan dinas,

- Menyiapkan organisasi pengelola serta seluruh komponen yang ada dalam organisasi

pengelola ini untuk berkembang dan naik menjadi kawasan pengelolaan minimum.

Ketua/Kepala Organisasi Pengelola

potensi konservasi dan rehabilitasi

Bidang Tata Usaha

Bidang Operasional

Page 7: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

8 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 9Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

8

Tugas dan fungsi Bidang Tata Usaha mencakup bidang-bidang kesetariatan dan administrasi

organisasi. Pada level ini, bidang tata usaha juga dapat berlaku pada tugas keuangan khusunya

pada jumlah minimum SDM dalam organisasi. Adapun contoh tugas umum bidang tata Usaha

adalah sebagai berikut:

- Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pengkoordinasian penyelenggaraan

tugas secara terpadu untuk pelayanan administrasi dan pelaksanaan program,

- Melakukan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu untuk pelayanan

keuangan, dan

- Melakukan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu untuk pelayanan

bidang umum dan kepegawaian.

Bidang pelaksana operasional dalam organisasi pengelola di level ini dapat dibagi menjadi dua

sub bidang, yakni sub bidang potensi dan sub bidang konservasi dan rehabilitasi. Untuk

ketua/kepala bidang operasional bertugas mengatur bidang operasional dan membuat laporan

yang diserahkan pada ketua unit organisasi. Contoh tugas umum Bidang Operasional antara lain:

- Melakukan perencanaan dan pelaksaan pelayanan, koordinasi pengelolaan potensi

sumberdaya kelautan dan perikanan di kawasan, termasuk sumberdaya pesisir dan pulau-

pulau kecil, perikanan tangkap dan budidaya,

- Pelaksanaan koordinasi eklplorasi, eksploitasi, konservasi dan rehabilitasi kekayaan

perairan (danau, sungai, rawa, dan payau, dan wilayah perairan lainnya).

SDM pada unit organisasi pengelola pada level ini juga telah mengikuti satu (1) pelatihan dasar

konservasi sesuai dengan TUPOKSInya yang dibuktikan dengan adanya laporan pelatihan atau

sertifikat atau bukti lainnya (K12). Jenis-jenis pelatihan untuk konservasi antara lain: Pelatihan

Dasar-Dasar Pengelolaan KKP (dikenal dengan nama MPA 101), Penyusunan Rencana

Pengelolaan KKP (MPA Management Plan) dan Perencanaan Perikanan Berkelanjutan di KKP

(MPA Sustainable Fisheries).

Berdasarkan hasil dari lokakarya tentang kompetensi minimum yang diselenggarakan oleh

National Oceanic and Atmospheric Administration(NOAA) bekerja sama dengan Pusat Pelatihan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Puslat BPSDM-KP) Direktorat Konservasi

Kawasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Dit KKJI –

9

KP3K) serta USAID dalam bentuk program Coral Triangle Support Partnership Indonesia

(USAID-CTSP Indonesia) yang kemudian dilanjutkan sebagai program USAID-Marine

Protected Area Governance (USAID-MPAG), diketahui ada jenis-kenis kompetensi atau

kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh SDM pengelola kawasan konservasi. Kompetensi-

kompetensi dasar tersebut dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3. Nomor, kode dan Bidang Kompetensi SDM Pengelola Kawasan Konservasi

Perikanan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Nomor Kode Bidang Kompetensi (Competence Categories)

1 01 GEN General Personal Work Skills

2 13 PAM Protected Areas Policies, Planning and Management

3 12 DEV Sustainable Development and Communities

4 10 CON Conservation Management of Ecosystem, Habitats and Species

5 05 COM Communication

6 17 AEP Awareness Education and Public Relation

7 16 REC Recreation and Tourism

8 07 PRO Project Development and Management

9 11 SOC Socio-Economic and Cultural Assessment

10 09 NAT Natural Resources Assessment

11 04 TRA Staff Development and Training

12 02 FIN Financial and Physical Resources Management

13 08 FLD Field Craft

14 15 ENF Enforcement

15 06 TEC Technology and Information

16 14 SIT Site Management

17 03 HRM Human Resources Management

Page 8: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

10 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 11Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

10

Pada level KUNING, yang merupakan tahapan Kawasan Konservasi Didirikan, dari semua

kompetensi dasar yang disebutkan pada table di atas dapat memenuhi kompetensi prioritas yang

didasarkan pada urgency, regularity dan accountability untuk mengelola kawasan dapat

dikelompokkan menjadi:

1. Sikap Kerja dan Kepribadian

2. Kebijakan, Perencanaan, dan Pengelolaan Kawasan

3. Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat

4. Pengelolaan Kawasan dan Jenis Ikan

LEVEL HIJAU Masuk pada level HIJAU, unit organisasi pengelola memiliki jumlah SDM yang sesuai dengan

fungsi pengelolaan, termasuk pengawasan, monitoring sumberdaya dan sosekbud yang dapat

dibuktikan lewat dokumen dan/atau laporan terkait dengan fungsi SDM pengelolaan (H20).

Pada level ini contoh struktur organisasi minimum adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Contoh Struktur Unit Organisasi Pengelola Minimum Pada Level HIJAU

Ketua/Kepala Organisasi Pengelola

Bidang Fungsional

Keahlian Keterampilan

Bidang Operasional

Potensi Konservasi dan Rehabilitasi

Bidang Kesetariatan

dan Tata Usaha

Bidang Keuangan

11

Secara umum, tugas dan fungsi tiap jabatan yang ada pada level KUNING yang telah disebutkan

sebelumnya berlaku sama pada level HIJAU. Hanya saja untk bidang pengawasan, monitoring

sumberdaya, dan sosekbud merupakan tanggung jawab di Bidang Operasional dan Bidang

Fungsional. Pada level ini Bidang Keuangan terpisah dari Bidang Kesetariatan dan Tata Usaha.

Tugas umum dari bidang keuangan adalah melaksanakan penyusunan rencana kegiatan,

pengkoordinasian, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengelolaan

administrasi keuangan, termasuk pelaporan pertanggungjawaban keuangan.

Bidang Fungsional keahlian wajib dilandasi oleh pengetahuan, metodologi dan teknis analisis

yang didasarkan atas disiplin ilmu berdasarkan sertifikasi setara dengan keahlian yang ditetapkan

berdasarkan akreditasi tertentu. Sedangkan bidang funsional keterampilan mengedepankan tugas

yang menggunakan prosedur dan teknik kerja tertentu serta dilandasi kewenangan penangan

berdasrkan sertifikasi yang ditentukan.

Kualifikasi SDM pada unit organisasi pengelola di level ini memiliki minimal dua (2)

kompetensi pengelolaan yang dibutuhkan, termasuk perencanaan, monitoring dan evaluasi,

pengawasan, penelitian, monitoring sumberdaya dan social ekonomi budaya (H21). Memenuhi

kebutuhan ini, jenis-jenis kompetensi yang dibutuhkan dapat dilihat pada table berikut ini:

Page 9: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

12 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 13Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

12

Tab

el 4

. Kom

pete

nsi d

asar

SD

M O

rgan

isa

Peng

elol

a K

awas

an K

onse

rvas

i

Nom

or

Bida

ng k

ompe

tens

i ya

ng d

ibut

uhka

n un

tuk

mel

aksa

naka

nstra

tegi

pe

ngem

bang

an

kele

mba

gaan

KK

P

Bida

ng k

ompe

tens

i yan

g di

butu

hkan

un

tukm

elak

sana

kans

trate

gipe

ngem

bang

an

sum

ber d

aya

KK

P

Bida

ng

kom

pete

nsi

yang

di

butu

hkan

un

tuk

mel

aksa

naka

n st

rate

gi

peng

emba

ngan

so

sial

-eko

nom

i K

KP

Bida

ng

kom

pete

nsi y

ang

dibu

tuhk

an

untu

k m

elak

sana

kan

3 st

rate

gi g

ener

ik

peng

elol

aan

KK

P

Bida

ng

kom

pete

nsi

berd

asar

kan

urge

ncy,

re

gula

rity

da

nacc

ount

abili

ty

1 G

ener

al P

erso

nal

Wor

k Sk

ills

Gen

eral

Per

sona

l Wor

k Sk

ills

Gen

eral

Pe

rson

al W

ork

Skill

s

Gen

eral

Pe

rson

al W

ork

Skill

s*

Gen

eral

Per

sona

l W

ork

Skill

s*

2 Pr

ojec

t Dev

elop

men

t an

d M

anag

emen

t Pr

otec

ted

Area

s Pol

icie

s, Pl

anni

ng a

nd

Man

agem

ent

Awar

enes

s Ed

ucat

ion

and

Publ

ic R

elat

ion

Prot

ecte

d Ar

eas

Polic

ies,

Plan

ning

and

M

anag

emen

t**

Nat

ural

Re

sour

ces

Asse

ssm

ent

3 Su

stai

nabl

e D

evel

opm

ent a

nd

Com

mun

ities

Con

serv

atio

n M

anag

emen

t of E

cosy

stem

, H

abita

ts a

nd S

peci

es

Soci

o-Ec

onom

ic

and

Cul

tura

l As

sess

men

t

Sust

aina

ble

Dev

elop

men

t an

d C

omm

uniti

es**

*

Con

serv

atio

n M

anag

emen

t of

Ecos

yste

m,

Hab

itats

and

Sp

ecie

s***

*

4 C

omm

unic

atio

n N

atur

al R

esou

rces

Ass

essm

ent

Com

mun

icat

ion

Con

serv

atio

n M

anag

emen

t of

Ecos

yste

m,

Hab

itats

and

Sp

ecie

s***

*

Soci

o-Ec

onom

ic

and

Cul

tura

l As

sess

men

t

13

5 Pr

otec

ted

Area

s Po

licie

s, Pl

anni

ng

and

Man

agem

ent

Fiel

d C

raft

Sust

aina

ble

Dev

elop

men

t an

d C

omm

uniti

es

Com

mun

icat

ion

Sust

aina

ble

Dev

elop

men

t and

C

omm

uniti

es**

*

6 Fi

nanc

ial a

nd

Phys

ical

Res

ourc

es

Man

agem

ent

Site

Man

agem

ent

Aw

aren

ess

Educ

atio

n an

d Pu

blic

Rel

atio

n

Prot

ecte

d Ar

eas

Polic

ies,

Plan

ning

and

M

anag

emen

t**

Page 10: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

14 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 15Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

14

Satu hal penting pada organisasi pengelola pada level HIJAU adalah sudah adanya inisiasi untuk

kerjasama dengan pemangku kepentingan lain yang dapat dibuktikan dengan adanya laporan

kegiatan komunikasi antar pemangku kepentingan (H22). Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan

di tingkat ini contohnya adalah FGD atau Focus Discussion Group yang dilakukan secara

terbuka. FGD dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan serta strategis

pelaksanaan pemenuhan kebutuhan yang berasarkan karakteristik kawasan dan juga manusianya

sebagai pelaksana.

LEVEL BIRU Unit organisasi pengelola pada level BIRU sudah masuk pada tingkat pengelolaan kawasan

optimum. Pada tingkat ini, organisasi pengelola kawasan telah bekerja berdasarkan tugas dan

fungsinya masing-masing sehingga lebih fokus dan padat karya.Pada level ini kualifikasi SDM

pada unit organisasi pengelola sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan (B41). Hal ini dapat

dibuktikan lewat dokumen dan/atau laporan terkait dengan kapasitas SDM pengelolaan (bidang

perencanaan, monitoring evaluasi, pengawasan, penelitian, monitoring sumberdaya, dan

sosekbud) dan/atau setifikat pelatihan atau ijasah. Contoh struktur unit organisasi pengelola

minimum pada level ini dapat dilihat pada gambar berikut:

15

Gambar 4. Contoh Struktur Unit Organisasi Pengelola Minimum Kawasan Konservasi

LevelBIRU

Pada level ini, SDM telah mengikuti semua pelatihan kompetensi dasar, antara lain:

1. Sikap Kerja dan Kepribadian

2. Kebijakan, Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi

3. Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat

Ketua/Kepala Organisasi Pengelola

Sekretariat

Umum dan Kepegawaian

Program dan evaluasi

Keuangan

Pemberdayaan Masy Pesisir

Konservasi dan pengendalian SD

Bina pesisir laut & pulau-pulau kecil

Pesisir & Pulau-pulau kecil

Pengawasan & Pengelolaan SD Ikan

Sarana Perikanan Tangkap

Prasarana Perikanan Tangkap

Perikanan Tangkap

Pengelolaan SD Perikanan Budidaya

Pengelolaan bdbaya payau & laut

Pengelolaan budidaya A.Tawar

Perikanan Budidaya

Pengolahan Hasil & Pemasaran

Pelayanan Usaha Perikanan

Usaha Perikanan

Jabatan Fungsional

Ketrampilan Keahlian

15

Gambar 4. Contoh Struktur Unit Organisasi Pengelola Minimum Kawasan Konservasi

LevelBIRU

Pada level ini, SDM telah mengikuti semua pelatihan kompetensi dasar, antara lain:

1. Sikap Kerja dan Kepribadian

2. Kebijakan, Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi

3. Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat

Ketua/Kepala Organisasi Pengelola

Sekretariat

Umum dan Kepegawaian

Program dan evaluasi

Keuangan

Pemberdayaan Masy Pesisir

Konservasi dan pengendalian SD

Bina pesisir laut & pulau-pulau kecil

Pesisir & Pulau-pulau kecil

Pengawasan & Pengelolaan SD Ikan

Sarana Perikanan Tangkap

Prasarana Perikanan Tangkap

Perikanan Tangkap

Pengelolaan SD Perikanan Budidaya

Pengelolaan bdbaya payau & laut

Pengelolaan budidaya A.Tawar

Perikanan Budidaya

Pengolahan Hasil & Pemasaran

Pelayanan Usaha Perikanan

Usaha Perikanan

Jabatan Fungsional

Ketrampilan Keahlian

Page 11: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

16 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 17Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

16

4. Pengelolaan Kawasan dan Jenis ikan

5. Penilaian Kondisi Biofisik Kawasan Konservasi Perairan

6. Penilaian Kondisi Sosial-Ekonomi Kawasan Konservasi Perairan

Kompetensi Sikap Kerja dan Kepribadian

Kompetensi bidang Sikap Kerja dan Kepribadian, SDM mampu (a). mendemonstrasikan sikap

yang positif dan percaya diri saat bekerja, (b). menjaga hubungan yang baik antar kolega dan

bekerja sebagai sebuah tim yang utuh, (c). berkomunikasi dengan kolega kerja secara sederhana

namun efektif, (d). bekerja sesuai dengan instruksi kerja, penjelasan, peraturan dan prosedur

kerja, (e). mengikuti prosedur keamanan kerja, kenyamanan lingkungan kerja di tempat kerja, (f).

menjaga kerahasiaan informasi yang sensitive, (g). mengidentifikasi dan melaporkan kecurangan,

(h). paham akan sensitifitas terhadap adat istiadat dan isu gender, (i). menjaga dengan baik

standard kerja personal, (j). menjaga dan menguragi beban personal, (k). melakukan CPR dan

pertolongan pertama dengan menggunakan tehnik baku. Keseluruhan ketrampilan personal ini

dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Aktivitas pada Kompetensi Sikap Kerja dan Kepribadian

17

Kompetensi Kebijakan, Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi

Keterampilan yang diperoleh pada kompetensi Kebijakan, Perencanaan dan Pengelolaan

Kawasan Konservasi dapat diberikan pada tiga tingkat operator atau SDM, yaitu tingkat

Supervisor Tehnis, Tingkat Manager atau Tehnis yang lebih tinggi, dan tingkat Direktur. Pada

tingkat Supervisor, ketrampilan yang diperoleh antara lain pemahaman dan pelaksanaan

peraturan yang terkait, serta implementasi, pengawasan, mengulas dan update akan tujuan dan

kegiatan rencana manajemen kawasan KKP. Untuk tingkat manajerial, ketrampilan yang

diperoleh adalah: a. koordinasi desain system zonasi kawasan KKP agar sesuai dengan

konservasi dan tujuan lainnya; b. mengawali pembangunan rencana manajemen konservasi di

kawasan KKP; c. nogosiasi dengan pihak setempat untuk mendukung manajemen dan kawasan

KKP; d. berkontribusi akan informasi dan rekomendasi untuk rencana, peraturan dan evaluasi;

e.memantau efektifitas menajemen kawasan KKP. Pada tingkat Direktur, ketrampilan yang juga

diperoleh adalah: 1. Memulakan peningkatan peraturan konservasi sumberdaya dan manajemen

kawasan KKP di dalam negri dan internasional; 2. Memulai desain jejaring kawasan konservasi,

berikut system dan strategi-strateginya; 3. Merencanakan dan menegosiasikan batas-batas

kawasan konservasi dan inisiasi konservasi; 4. Membangun dan mengimplementasi system

manajemen alternative kawasan KKP; 5. Mengatur proses formasi batas kawasan konservasi,

rasionalisasi dan kawasan cadangan; 6. Ikut berkontribusi pada pembanguna dan peningkatan

peraturan yang terkait tentang kawasan konservasi.

Kompetensi Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat

Untuk bidang kompetensi Pembangunan Masyarakat dan Pengembangan yang Berkelanjutan

diberikan pada SDM Terampil, Supervisor Tehnis, dan Manager atau Kepala Teknisi. Untuk

SDM Terampil, hal-hal yang diberikan antara lain: 1. Mengatur kelompok-kelompok yang ada di

masyarakat; 2. Mengatur pertemuan, kegiatan dan diskusi; 3. Menyediakan informasi, tata cara

dan asistensi untuk konservasi berbasis masyarakat dan pemanfaatan berkelanjutan; 4.

Memantau kesesuaian kesepakatan dengan pelaksanaan di lapangan. Sedangkan untuk tingkat

Teknis atau Supervisor, ketrampilan yang diperoleh juga meliputi: 1. Masukan dari masyarakat

akan perencanaan, membuat keputusan dan manajerial diberlakukan; 2. Melakukan negosiasi

Page 12: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

18 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 19Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

18

konservasi masyarakat dengan kesepakatan menajemen; 3. Merencanakan, berkoordinasi dan

memfasilitasi kapasitas masyarakat akan aktivitas pembangunan; 4. Meningkatkan pembangunan

jejaring dan organisasi masyarakat; 5. Memberikan saran untuk manajemen dan pemanfaatan

sumberdaya alam berbasis masyarakat yang berkelanjutan; 6. Memberikan saran tatakelola

pendanaan berbasis masyarakat; 7. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat untuk melaksanakan

konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan; 8. Memberikan saran yang spesifik tentang tatacara

komunikasi (sesuai dengan keahlian dan pengalaman individu). Sedangkan pada tingkat Manajer,

tambahan ketrampilannya adalah: 1. Mampu mendesain dan bernegosisasi dengan komponen-

komponen masyarakat yang berintegrasi antara kegiatan konservasi dan aktivitas pembangunan;

2. Membuat perjanjian akan akses dan pemanfaatan sumberdaya; 3. Menyelesaikan klaim tanah

dan memformulasikan alokasi kepemilikan tanah; 4. Penyelesaian konflik yang berkaitan dengan

kawasan konservasi, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya; 5. Mengidentifikasi dan

memobilisasi bantuan sumberdaya dari pihak luar, dukungan serta financial untuk masyarakat

local.

Kompetensi Pengelolaan Habitat dan Jenis Ikan

Kompetensi Pengelolaan Habitat dan Jenis Ikan memiliki empat (4) level, yaitu level pekerja,

level SDM terlatih, level Teknisi/Supervisor, dan Level Manajer. Pada level pekerja, hal-hal

yang menjadi kegiatannya antara lain: 1. Mengontrol/memindahkan tanaman; 2. Melakukan

pencakokan, menanam dan merawat pohon dan anakan; 3. Melakukan pengecekan dan mengisi

ulang stasiun pemberian makan untuk binatang liar; 4. Merawat hewan yang ditangkap

/dibudidaya. Level SDM terlatih bertugas: 1. Melakukan pengawasan pada habitat buatan atau

sarang buatan lainnya, merestorasi serta menjaga; 2. Mengawasi aktivitas jenis infasif (tidak

termasuk menembak); 3. Membantu menangkap atau mobilisasi, perawatan, dan memindahkan

hewan; 4. Menjaga dan mengoperasikan peralatan dan infrastruktur yang ada; 5. Memisahkan

hewan-hewan menggunakan peralatan pemadam. Untuk level Teknisi/supervisor, bertugas pada:

1. Menspesifikasi kebutuhan manajemen untuk dan mengarahkan manajmen habitat dan

ekosistem; 2. Menspesifikasi dan mengevaluasi kuota yang tepat dan berkelanjutan untuk

pemanfaatan sumberdaya alam; 3. Menspesifikasi perhitungan khushs untuk bantuan

perlindungan, penyelamatan atau penyembuhan spesies utama; 4. Merencanakan evaluasi dan

19

memantau pengelolaan jenis-jenis invasive dan permasalahan konflik antara hewan dan manusia;

5. Merencanakan dan memantau penangkapan hewan, pemindahannya, perawatan dan

pengelolaannya; 6. Merencanakan, menspesifikasi dan mengevaluasi kuota yang berkelanjutan

untuk kegiatan olahraga berburu atau memancing. Sedangkan pada level Manajer, hal-hal yang

dilaksanakan antara lain: 1. Merencanakan, mengelola dan mengevaluasi konservasi spesies dan

habitat dan kegiatan pemulihan; 2. Membuat desain indicator yang berbasis program monitoring

biofisik; 3. Merencanakan, mengelola dan mengevaluasi lepasliar spesies; 4. Merencanakan,

mengelola dan mengevaluasi alokasi, pengambilan dan pemantauan hewan; 5. Merencanakan,

mengelola dan mengevaluasi konservasi hewan dan kegiatan pembenihan (pemijahan); 6.

Merencanakan, mengelola dan mengevaluasi lokasi ex-situ kegiatan konservasi.

Kompetensi untuk bidang Penilaian Kondisi Biofisik KKP

Kompetensi untuk bidang Penilaian Kondisi Biofisik KKP dibagi pada empat level, yaitu level

Pekerja, SDM Terlatih, Teknisi/Supervisor, dan Manajerial. Pada level Pekerja, kegiatan yang

dilakukan antara lain: mampu mengidentifikasi vegetasi biasa dan khusus dan tipe habitat, jenis

tanaman dan jenis-jenis hewan; dokumentasi akurat dan pelaporan observasi hewan; membantu

kegiatan sesnsus, monitoring dan kegiatan survey lapangan lainnya; dapat membaca jejak dan

tanda spesies utama. Untuk Level Teknisi, kegiatannya antara lain: melaksanakan survey

bersupervisi tentang satwa liar, habiatat, sumberdaya alam dan fitur fisik lansekap;

mengumpulkan, menyiapkan dan merawat specimen flora dan fauna di lapangan;

mendokumentasi dan melaporkan kegiatan survey dan data monitoring; menggunakan bantuan

identifikasi untuk mengidentifikasi tumbuhan dan hewan; menggunakan dan merawat peralatan

penelitian. Sedangkan pada Level Teknisi/Supervisor, yang dilakukan adalah: mengatur dan

mengepalai kegiatan survey biofisik dan monitoring; mengoperasikan peralatan survey yang

khusus; mengalisis, menerjemahkan dan mempresentasikan hasil survey dan monitoring;

melakukan identifikasi (taksonomi) khusus, survey habitat dan ekosistem (sesuai dengan

keahlian dan pengalaman individu); melakukan pengumpulan spesiemn khusus; dapat

menerjemahkan data pemetaan. Manajer atau Teknisi Khusus bertugas untuk mendesian riset

biofisik, survey, penelitian dan metode monitoring serta program; dan mengalisis dan

menentukan nilai dari jasa ekologis.

Page 13: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

20 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 21Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

20

Kompetensi Bidang Penilaian Sosial-Ekonomi dan Budaya KKP

Kompetensi Bidang Penilaian Sosial-Ekonomi dan Budaya KKP terbagi pada tiga level, yaitu

SDM Terlatih, Teknisi/Supervisor, dan Level Manajer. Pada SDM Terlatih mampu melakukan

survey masyarakat berbasis social ekonomi, budaya dan pemanfaatan sumberdaya alam di

lapangan dengan menggunakan teknik-teknik dasar. Sedangkan pada Level Teknisi/Supervisor

mampu malakukan analisis stakeholders; merencanakan dan mensupervisi serta memfasilitasi

aktivitas pengumpulan informasi social ekonomi dan kependudukan; mengalisis dan

mempresentasikan data hasil survey; melaksanakan evaluasi etnografi dan peninggalan budaya

dan melaksanakan program monitoring. Untuk level Manajer sudah mampu untuk melakukan

penelitian sosio-ekonomi dan budaya serta program monitoringnya; membuat metodologi untuk

survey sosio-ekonomi dan budaya; serta mampu melakukan analisa ekonomi.

LEVEL EMAS Masuk pada level EMAS,unit organisasi pengelola telah optimum dan mandiri. Pada tingkat ini

pula organisasi pengelola masuk pada tingkatan sustainable, yang artinya telah dapat

melaksanakan kemitraan dengan baik dan mandiri dan berdampak positif pada masyarakat

(E69). Kemajuan kemitraan dengan stakeholders dibuktikan dengan laporan kegiatan, dan

memberikan dampak positif baik pada organisasi pengelola itu sendiri maupun kepada

masyarakat. Contoh struktur unit organisasi pengelola minimum pada level ini sama dengan pada

level BIRU, seperti pada gambar berikut ini:

21

Gambar 6. Contoh Struktur Unit Organisasi Minimum Pada Level Emas

Dampak positif dari kemitraan yang berjalan harus dapat dirasakan baik oleh unit organisasi

pengelola dan SDMnya, masyarakat, juga kawasan konservasi. Selain dari laporan hasil kegiatan,

survei jajak pendapat dan pemantauan biofisik untuk melihat adanya perubahan positif dapat

dilakukan.

Ketua/Kepala Organisasi Pengelola

Sekretariat

Umum dan Kepegawaian

Program dan evaluasi

Keuangan

Pemberdayaan Masy Pesisir

Konservasi dan pengendalian SD

Bina pesisir laut & pulau-pulau kecil

Pesisir & Pulau-pulau kecil

Sarana Perikanan Tangkap

Prasarana Perikanan Tangkap

Perikanan Tangkap

Pengelolaan SD Perikanan Budidaya

Pengelolaan bdbaya payau & laut

Pengelolaan budidaya A.Tawar

Perikanan Budidaya

Pengolahan Hasil & Pemasaran

Pelayanan Usaha Perikanan

Usaha Perikanan

Jabatan Fungsional

Ketrampilan Keahlian

Pengawasan dan Pengelolaan SD Ikan

21

Gambar 6. Contoh Struktur Unit Organisasi Minimum Pada Level Emas

Dampak positif dari kemitraan yang berjalan harus dapat dirasakan baik oleh unit organisasi

pengelola dan SDMnya, masyarakat, juga kawasan konservasi. Selain dari laporan hasil kegiatan,

survei jajak pendapat dan pemantauan biofisik untuk melihat adanya perubahan positif dapat

dilakukan.

Ketua/Kepala Organisasi Pengelola

Sekretariat

Umum dan Kepegawaian

Program dan evaluasi

Keuangan

Pemberdayaan Masy Pesisir

Konservasi dan pengendalian SD

Bina pesisir laut & pulau-pulau kecil

Pesisir & Pulau-pulau kecil

Sarana Perikanan Tangkap

Prasarana Perikanan Tangkap

Perikanan Tangkap

Pengelolaan SD Perikanan Budidaya

Pengelolaan bdbaya payau & laut

Pengelolaan budidaya A.Tawar

Perikanan Budidaya

Pengolahan Hasil & Pemasaran

Pelayanan Usaha Perikanan

Usaha Perikanan

Jabatan Fungsional

Ketrampilan Keahlian

Pengawasan dan Pengelolaan SD Ikan

Page 14: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

22 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 23Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

22

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Dalam sebuah lembaga, SDM dapat dikelompokkan menjadi SDM yang terlatih (skilled) dan

SDM yang belum terlatih (non-skilled). SDM yang terlatih adalah SDM yang memiliki

kecakapan dan keterampilan khusus sesuai dengan kebutuhan dan proyeksi organisasi dan dapat

bekerja secara independen dan efisien. Sedangkan SDM yang belum terlatih adalah SDM yang

tidak memiliki kecakapan dan keterampilan khusus pada organisasi dan tidak memiliki

kemampuan untuk bekerja secara independen. SDM belum terlatih bekerja pada tingkat kesulitan

yang rendah dan kegiatan yang sederhana saja.

Umumnya, SDM yang berada dalam organisasi pengelola adalah bagian dari aparatur negara

atau pegawai negeri sipil yang memiliki pengetahuan pada bidangnya. Oleh karena itu sikap

profesionalisme dan pengabdian pada negara sangat diperlukan dalam menjalankan tugas untuk

memperoleh hasil yang efisien dan efektif. Untuk meningkatkan kualitas SDM kawasan

konservasi perairan, beberapa tindakan dapat dilakukan antara lain:

1. formasi dan pengadaan pegawai

2. pembinaan karier

3. pendidikan dan pelatihan

4. kepemimpinan

5. penggajian dan kesejahteraan

6. administrasi kepegawaian yang baik

Pengadaan kepegawaian dilakukan dengan perencaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan

dan pengangkatan menjadi PNS. Tahapan-tahapan ini termasuk pemetaan jabatan yang juga

menentukan jumlah personil yang diperlukan dan tugas-tugasnya. Secara prinsip, pengadaan

kepegawaian dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan organisasi yang mengutamakan kualitas,

bukan hanya kuantitas. Apabila beban organisasi sudah tidak mampu lagi menampung beban

kerja yang dilaksanakan oleh SDM yang ada akibat luas wilayah atau beban pekerjaan yang

berkembang pesat, maka pengembangan organisasi diperbolehkan. Tentu saja penambahan

jumlah pegawai ini ditetapkan oleh Badan Kepegawaian Negara dan Menteri Pengelolaan

Aparatur Negara, dikarenakan adanya penambahan beban anggaran negara yang walaupun

pengelolaannya dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi pengelola.

23

Pembinaan karir pada lingkup PNS dilaksanakan dalam bentuk jabatan atau pangkat. Pangkat

adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat sesorang PNS dalam rangkaian susunan

kepegawaian yang digunakan sebagai dasar penggajian. Di PNS terdapat 4 golongan dan 17

pangkat dalam system penggajian. Penaikan pangkat adalah penghargaan atau pengabdian PNS

bersangkutan terhadap negara. Sedangkan jabatan adalah kedudkan yang menujukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka susunan suatu organisasi negara.

Jabatan ini dapt dibagi menjadi dua jenis, jaitu jabatan structural dan jabatan fungsional.

Jabatan structural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan

hakdalam rangka memimpinsatu satuan organisasi negara.Jabatan struktural terbagi atas 4

tingkatan atau Eselon, yang Eselon I, Eselon II, Eselon III dan Eselon IV.Pada umumnya

pegawai yang akan dipromosikan pada satu jabatan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai

dengan kompetensi dan harus memenuhi persyaratan pendidikan, jenjang kepangkatan yang

ditetapkan dan prestasi kerja serta persyaratan objektif lainya yang baik sehingga setelah

dipromosikan pada satujabatan yang lebih tinggiakan terjadi peningkatan kinerja. Secara teknis

syarat syarat administrasinya diatur dalam peraturan perundangan kepegawaian yang antara lain

menyatakan pangkat dan golongan, memperhatikan daftar urutan kepangkatan (DUK), telah

mengikuti diklat strukturaldan persyaratan lainnya yang mendukung.

Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab,wewenang dan

hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada

keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsional ini terbagi lagi

menjadi dua, yaitu jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan.yang

dihimpun dalam rumpun jabatan fungsional dan ditetapkan oleh Peraturan Presiden Jabatan

Fungsional dan Angka Kreditnya ditetapkan oleh MENPAN. Pemangku jabatan fungsional

diberi tunjangan jabatanfungsional menurut peraturan perundangan. Untuk mengembangankan

jabatan fungsional setiap kelembagaan baik di Pemerintah Pusat atau pun di Daerah dilakukan

berdasarkan kebutuhan tugas dan fungsi organisasi. Dalam memenui kebutuhan tersebut dapat

menggunakan rumpun yang telah yang telah ditetapkan dalam Keputusan Presiden Republik

Indonesia N0 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. Jenis

rumpun jabatan fungsional dibentuk dan disusun menggunakan perpaduan pendekatan antara

Page 15: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

24 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 25Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

24

jabatan dan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas

dan fungsi jabatan dalam rangka pelaksanan tugas umum pemerintahan.

Kriteria jabatan fungsional ada 5, yaitu:

1. Mempunyai metodelogi, teknis analisis, teknis dan prosedur kerja yang didasarkan atas

disiplin ilmu pengetahuandan/atau pelatihan teknis dengan sertifikasi.

2. Memiliki etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi.

3. Dapat disusun dalam jenjang jabatan berdasarkan tingkat keahlian bagi jabatan

fungsional keahlian dan tingkat keterampilan bagi jabatan fungsional keterampilan.

4. Pelaksanaan tugas bersifat mandiri.

5. Diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan tugas fungsi organisasi induk.

Berdasarkan kriterianya, jabatan fungsional ini pun kemudian dapat dibagi lagi menjadi dua

kategori, yaitu jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. Jabatan

fungsional keahlian memiliki kualifikasi profesi pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknlogi sesuai dengan keahliannya. Tugas utama jabatan

fungsional keahlian meliputi pengembangan ilmu pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu

dan seni, untukpemecahan masalah, pemberian pengajaran dengan cara yang

sistematik.Persyaratan pelaksanaan tugas jabatan fungsional Keahlian adalah sebagai berikut :

1. Mensyaratkan kualifikasi profesional dengan pendidikan serendah randahnya

berijasah Sarjana (Strata 1)

2. Meliputi kegiatan yang berkaitan denganpenelitian dan pengembangan, peningkatan

dan penerapan konsep dan teori serta metode operasional dan penerapan disiplin ilmu

pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan fungsional yang

bersangkutan.

3. Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan profesinya.

Untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tingkat keahlian profesinya dinyatakan dalam

Bobot jabatan, yakni nilai kumulatif faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya jenjang

jabatan yang ditentukan antara lain oleh pendidikan, pengalaman, upaya fisik, dan mental yang

diperlukan untuk melakukan kegiatan dalam suatu jabatan. Berdasarkan bobot ini, Jabatan

Fungsional keahlian dibagi dalam 4 (empat) jenjang jabatan yaitu:

25

1. Jenjang Utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang yang tugas dan

fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mengsyaratkan kualifikasi

profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya,

Golongan IV /d sampai dengan Pembina Utama, golongan IV / e.

2. Jenjang Madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi

utamanya bersifat strategis sektoral yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat

tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan

Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

3. Jenjang Muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi

utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional

tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai

dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

4. Jenjang Pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi

utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikas profesional tingkat dasar

dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan

Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

Sedangkan pada jabatan fungsional keterampilan adalah jabatan yang mengedepankan

kualifikasi teknis atau penunjang professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya

mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di satu bidang ilmu pengetahuan atau lebih. Tugas

utama jabatan fungsional keterampilan meliputi pelaksanaan kegiatan teknis yang berkaitan

dengan penerapan konsep dan metode operasional dibidang ilmu pengetahuan tersebut serta

pemberian pengajaran ditingkat pendidikan tertentu.

Jabatan fungsional keterampilan pelaksanaan tugasnya adalah:

1) Mensyaratkan kualifikasi teknisi profesional dan /atau penunjang profesional dengan

pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau Sekolah Menengah

Kejuruan dan setinggi-tingginya setingkat Diploma III (D-3).

2) Meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penetapan konsep atau

metode operasional dari suatu bidang profesi.

3) Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan profesinya.

Page 16: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

26 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 27Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

26

Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, jabatan fungsional keterampilan dibagi menjadi

4 (empat) jenjang jabatan, yaitu:

1) Jenjang Penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi

utamanya sebagai pembimbing, pengawas dan penilai pelaksanaan pekerjaan pejabat

fungsional tingkat dibawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis

operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan

mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang

III/d.

2) Jenjang Pelaksana Lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas

dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan dan mensyaratkan pengetahuan

dan pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu

pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu

cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda,

golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

3) Jenjang Pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi

utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis

operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan

kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan

Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d

4) Jenjang Pelaksana Pemula, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas

dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan teknis

operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan

kepangkatan Pengatur Muda, golongan ruang II/a.

Konsep dasar untuk membuat jabatan fungsional dan penjenjangannya harus disetujui oleh

MenPAN dan disahkan melalui Keputusan Presiden.Jumlah Jabatan Fungsional yang diberikan

kepada PNS pemangku jabatan fungsional hingga saat ini sekitar 101 jenis. Beberapa

diantaranya yang utama dan banyak dimiliki PNS adalah :

1. Jabatan Fungsional Guru termasuk dalam rumpun Jabatan Pendidikan; instansi

pembinanya adalah Kemendiknas dan diatur dengan Keppres No. 3 Tahun 2003 dan

SK MenPAN Nomor 84 tahun 1993.

27

2. Jabatan Fungsional Dosen, termasuk dalam rumpun jabatan Pendidikan

Tinggi;instansi pembina jabatan fungsional ini adalah Kemendiknas dan diatur

dengan Keppres Nomor 9 tahun 2001 dan dan Surat Keputusan Menkowaspan nomor

28/KEP/MK.Waspan/8/1999.

3. Jabatan Fungsional Widyaswara merupakan jabatan fungsional yang termasuk dalam

rumpun jabatan Pendidikan Lainnya. Instansi pembina jabatan fungsional ini adalah

Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan diatur dengan Keppres Nomor 4 Tahun

2003 dan SK MenPan Nomor 01/KEP/M.PAN/2001.

4. Jabatan Fungsional Peneliti, merupakan jabatan fungsional yang termasuk rumpun

jabatan Matematika, Stastitika.Instansi pembina jabatan fungsional ini adalah

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)dan diatur dengan Keppres Nomor 103

Tahun 2000 dan SK MenPan Nomor 01/MENPAN/1983.

Dalam sistematika kepegawaian PNS, juga dikenal proses mutasi. Mutasi adalah pemindahan

seorang PNS dari suatu unit kerja atau organisasi ke unit kerja lainya. Dasar yang digunakan

untuk menentukan mutasi pegawai diantaranya adalah; lamanya masa kerja disuatu bidang

pekerjaan, kebutuhan organisasi, penyegaranorganisasi, penyesuaian pengetahuan atau

keterampilan, serta alasan khusus lainya seperti (ikut suami pagi pegawai, bagi perempuan).

Biasanya mutasi ini dilaksanakan setiap 2 tahun, maksimal 4 tahun, yang didasarkan

berdasarkan usulan suatu unit kerja.

Peningkatan mutu PNS dilakukan terutama melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).Tujuan

dari diklat umumnya adalah disamping untuk meningkatkan semangat pengabdian,mutu,

keahlian, dan keterampilan serta profesional PNS, juga ditujukan untuk mewujudkan pola pikir

yang luas dan berwawasan nusantara.

Pendidikan dan Latihan PNS diatur dalam pasal 31 Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 yang

menyebutkan bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan

pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan PNS.Diklat PNS juga diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan jabatan

PNS.Dalam pasal 2 PP 101 Tahun 2000 disebutkan tujuan Diklat adalah :

Page 17: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

28 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 29Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

28

1) Meningkatkan pengetahuan, keahlian,keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan

tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS

sesuaidengan kebutuhan instansi.

2) Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu danperekat persatuan

dan kesatuan bangsa.

3) Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,

pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.

4) Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas

pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik.

Diklat yang dikembangkan bagi PNS selama ini ada dua macam, yaitu Diklat Prajabatan dan

Diklat Dalam Jabatan. Diklat Prajabatan merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS), dengan tujuan agar dapat terampil melaksanakan tugas yang dipercayakan

kepadanya.Disamping itu Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberi pengetahuan dalam

rangkapembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, pengetahuan dasar

tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya

agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.Diklat ini

dilaksanaan untuk seluruh CPNS Golongan I, Golongan II dan Golongan III.

Pendidikan dan pelatihan dalam jabatan adalah suatu pelatihan yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu,keahlian, kemampuan dan keterampilan.Diklat ini disebut juga Diklat

Kepemimpinan, sehingga jenis ini merupakan persyaratan kompentensi kepemimpinan aparatur

pemerintah yang diusulkan sesuai dengan jabatan struktural promosinya. Diklat ini merupakan

pembinaan perkembangan karir PNS. Diklat dalam jabatandibedakan lagi menjadi:

1) Diklat Kepemimpinan, yang bertujuan mencapai persyaratan kompentensi kepemimpinan

sesuai dengan jenjang jabatan struktural.

2) Diklat Fungsional, yang bertujuan mencapai persyaratankompentensi yang sesuai dengan

jenis dan jenjang jabatan fungsional masing masing.Jenis dan jenjang diklatnya untuk

masing-masing jabatan fungsional ditetapkan oleh instansi pembina jabatan yang

bersangkutan.

3) Diklat Teknis, yang bertujuan memberikan keterampilan dan atau penguasaan

pengetahuan teknis yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan tugas pokok

29

instansi bersangkutan dan pengetahuan yang berkenaan dengan bidang pelayanan teknis

yang bersifat umum administrasi dan manajemen yang keberadaanya menunjang tugas

pokok. Diklat dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompentensi teknis yang

diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Diklat ini dilaksanakan berjenjang yang

ditetapkan oleh instansi bersangkutan.

Berdasarkan pengalaman selama ini, jenis diklat dalam jabatan yang terlaksana secara rutin dan

terarah adalah jenis diklat kepemimpinankarena orientasi pegawai lebih banyak menjadi pejabat

struktural. Dua jenis diklat lainya, yakni Diklat Fungsional dan Diklat Teknis, walaupun lebih

dibutuhkan dalam bekerja, tetapi jarang diadakan dengan alasanklasik keterbatasan dana.

Pendidikan dan pelatihan fungsional dan teknis merupakan sesuatu yang penting dalam

pengelolaan pembangunan, karena unsur pendidikan dan pelatihan merupakan kunci pencapaian

ilmupengetahuan, teknologi dan rekayasa yang diperlukan dalam menujupembangunan yang

berkelanjutan. Hal ini disebabkan keberhasilan suatu pembangunan tergantung pada SDM yang

melaksanakannya.

Dalam Pengelolaan KKP, Diklat Teknis yang dilaksanakan harus mampu memenuhi kebutuhan

tenaga yang dapat melakukan perlindungan, pengamanan, pemanfaatan yang berkelanjutan

terhadap ekosistem-ekosistem in situ, jenis biota endemik yang spesifik atau khas kawasan

Indonesia yang memiliki ciri keaslian, kelangkaan, ancaman laju kepunahan,keutuhan kawasan

dan ekosistem,keindahan, nilai sejarah, dan kepentingan ekonomi-sosial lainnya.

Pada level KUNING diharapkan pula semua SDM yang ada dalam organisasi pengelola tersebut

telah memeiliki SK. Penjelasan pasal 17 Undang Undang no 43 tahun 1999menyebutkan bahwa

jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tanggung jawab,wewenang dan hak seorang PNS

dalam kerangka susunan suatu satuan organisasi negara. Jabatan dalam birokrasi pemerintah

adalah jabatan karier yang berarti jabatan yang hanya diduduki oleh PNS.Penempatan PNS

dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan

kompetensi,prestasi kerja danjenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat

obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin,golongan, suku, agama dan ras.Pengangkatan

dalam jabatan struktural diatur oleh kebijakan melalui PP Nomor 100 tahun 2000 tentang

pengangkatan PNS dalam jabatan struktural.Dengan demikian penempatan PNS yang akan

Page 18: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

30 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 31Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

30

menduduki jabatan struktural KKP disesuikan dengan struktur organisasi KKP dan kompetensi

keahlian yang terkait dengan ilmu pengetahuan dibidang kelautan dan konservasi.Oleh karena

organisasi kelembagaannya telah terbentuk, secara kewajiban,sudah ditetapkan pejabat yang

bertanggung jawab memangku dan melaksanakan tugas dan fungsi pada Balai dan Loka KKPN,

terlepas dari kapasitas pegawai yang menduduki.

31

Petu

gas

atau

peg

awai

yan

g di

tunj

uk u

ntuk

men

gelo

la k

awas

an d

alam

org

anis

asi p

enge

lola

ters

ebut

juga

dite

mpa

tkan

ses

uai d

enga

n

kom

pete

nsin

ya.

Berik

ut a

dala

h m

atrik

s Je

nis

dan

Ting

kat

Kom

pete

nsi

untu

k Se

tiap

Kat

egor

i po

sisi

per

soni

l da

lam

man

ajem

en

kons

erva

si.

No

Jeni

s Kom

pete

nsi

Ting

kat K

ompe

tens

i unt

uk S

etia

p K

ateg

ori P

osis

i Per

soni

l

Man

ajer

KK

P

Kep

ala

Seks

i

Ran

ger

Off

icer

(Sta

f)

Out

reac

h

Off

icer

(Sta

f)

Mon

itori

ng

Off

icer

(Sta

f)

Out

reac

h

Spec

ialis

t

(Fun

gsio

nal)

Plan

ning

Spec

iali

st

(Fun

gsio

nal)

Scie

nce

Spec

iali

st

(Fun

gsio

nal)

Tena

ga

Adm

inis

trasi

1 Pe

renc

anaa

n

Peng

elol

aan

Lanj

utan

M

adya

M

adya

D

asar

D

asar

D

asar

La

njut

an

Das

ar

2 Ilm

u K

elau

tan

Mad

ya

Das

ar

Das

ar

Das

ar

Mad

ya

Das

ar

Mad

ya

Lanj

utan

3 Pe

libat

an M

asya

raka

t D

asar

M

adya

La

njut

an

**

Lanj

utan

Lanj

utan

D

asar

D

asar

D

asar

**

4 Pe

nyad

aran

Mas

yara

kat

dan

Kom

unik

asi

Das

ar

Mad

ya

Das

ar

Lanj

utan

D

asar

La

njut

an

Das

ar

Das

ar

5 H

ukum

da

n K

ebija

kan

Peng

elol

aan

KK

P

Lanj

utan

La

njut

an

Lanj

utan

D

asar

D

asar

La

njut

an

Lanj

utan

D

asar

6 M

onito

ring,

Con

trol a

nd

Surv

eila

nce

=

Peng

awas

an

Lanj

utan

La

njut

an

Lanj

utan

Mad

ya

D

asar

D

asar

Page 19: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

32 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 33Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

32

7 O

pera

sion

al

Peng

elol

aan

Kaw

asan

***

Lanj

utan

La

njut

an

Lanj

utan

D

asar

La

njut

an

D

asar

D

asar

8 Te

knol

ogi I

nfor

mas

i D

asar

D

asar

D

asar

Mad

ya

Mad

ya

Das

ar**

9 Pe

ngel

olaa

n

Sum

berd

aya

Man

usia

Das

ar

Das

ar

10

Mon

itorin

g da

n

Peni

laia

n Ef

ektiv

itas

Peng

elol

aan

Das

ar

Mad

ya

Das

ar

La

njut

an

D

asar

La

njut

an

11

Co-

man

agem

ent

Lanj

utan

M

adya

Das

ar

La

njut

an

Das

ar

12

Adm

inis

trasi

da

n

Peng

elol

aan

Keu

anga

n

Mad

ya

Das

ar

Mad

ya*

*

13

Pem

anfa

atan

Sum

berd

aya

untu

k

kegi

atan

eko

nom

i

Das

ar

Mad

ya

M

adya

M

adya

M

adya

M

adya

M

adya

14

Kel

emba

gaan

La

njut

an

Mad

ya

Das

ar**

D

asar

**

Das

ar**

D

asar

**

Das

ar**

D

asar

**

Das

ar**

33

Pengembangan kawasan perairan yang dikelola menuju 20 juta hektar kawasan konservasi

perairan di tahun 2020 membutuhkan pengembangan kapasitas SDM. Pengembangan kapasitas

ini telah diawali dengan terlaksananya pelatihan untuk 32 orang pelatih di bidang pengelolaan

pada bulan juni-Juli 2010 lalu. Pelatihan-pelatihan yang diberikan antara lain: Dasar-Dasar

Pengelolaan Kawasan Konservasi (MPA-101), Perencanaan Pengelolaan KKP (MPA

Management Planning), dan pelatihan Perencaan Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

(Sustainable Fisheries Management in MPA).

Ketiga pelatihan ini adalah pelatihan dasar kompetensi bagi para SDM untuk membangun atau

mengelola suatu kawasan konservasi. Jenis-jenis kompetensi yang dimiliki oleh SDM harus pula

menyesuaikan dengan profil kawasan konservasi perairan tersebut. Profil kawasan meliputi:

kondisi kawasan, tujuan pengelolaannya, luas, jenis sumber daya target pengelolaan, social-

ekonomi, dan status tata kelola. Hasil dari lokakarya yang diadakan juga menujukkan bahwa

standard kompetensi khusus yang dimiliki oleh SDm pengelola dapat digolongkan berdasarkan

tingkat kesegeraan (urgency), pengulangan atau keteraturan (regularity) dan

pertanggungjawaban (accountability).

Pelatihan keterampilan khusus adalah pelatihan yang diberikan guna peningkatan kapasitas SDM.

Peningkatan kapasitas dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan efektifitas produksi

SDM. Pemberian pelatihan sebagai bagian dari manajemen SDM juga merupakan penghargaan

dan penigkatan kesejahteraan dalam hubungannya dengan peningkatan karir. Pemberian

pelatihan juga merupakan peningkatan pengetahuan dan edukasi agar dapat diaplikasikan dan

berbagi pengetahuan antar SDM yang ada di organisasi tersebut.

Merujuk pada hasil lokakarya peningkatan kompetensi petugas pengelola kawasan konservasi,

diperoleh hasil prioritas peningkatan kompetensi yang wajib dimiliki oleh petugas pengelola

kawasan konservasi perairan, antara lain:

1. Sikap kerja dan kepribadian (General Work Skill)

2. Kebijakan, perencaan dan pengelolaan KKP(Protected Areas Policies, Planning and

Management)

Page 20: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

34 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 35Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

34

3. Membangun Masyarakat dan pengembangan yang berkelanjutan (Sustainable

Development and Communities)

4. Pengelolaan Konservasi Ekosistem, Habitat dan Spesies (Conservation Management of

Ecosystem, Habitats and Species)

Keempat prioritas ini merupakan kompetensi minimum petugas pengelola kawasan konservasi

dan paling tidak petugas pada level KUNING telah memperoleh salah satu dari pelatihan

tersebut.

Pada level HIJAU,jumlah SDM pada unit organisasi pengelola sesuai dengan fungsi pengelolaan,

termasuk pengawasan, monitoring sumberdaya dan sosekbud). Melihat struktur minimum

organisasi pengelola, pada level ini telah ada jabatan fungsional. Dalam Peraturan Kementerian

Kelautan dan Perikanan Nomor Per 23/Mei/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Bab IV Pasal 14 disebutkan

KelompokJabatan Fungsional KKP mempunyai tugas melaksanakan pemangkuan,pemanfaatan

dan pengawasan KKP serta kegiatan yang lain yang sesuai dengan tugas masing masing jabatan

fungsional berdasarkan perundang undangan yang berlaku. Pada pasal 15 dari bab yang sama

diperjelas bahwa:

1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Pengawasan Perikanan,Penyidik PNS,

Penyuluh Perikanan, Arsiparis, Pranata KomputerStatistik,Pustakawan dan jabatan

fungsional yang diatur berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku,

2. Masing masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh tenaga fungsional

yang ditetapkan oleh kepala.

3. Jumlah pejabat fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) ditentukan berdasarkan

kebutuhan dan beban kerja,

4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana disebut ayat (1) diatur sesuai peraturan

perundangan yang berlaku.

Pada Level HIJAU, kualifikasi minimum yang harus dimiliki oleh petugasnya adalah minimal

telah memperoleh dua jenis pelatihan kompetensi khusus pengelolaan kawasan perairan, yang

termasuk perencanaan, monitoring evaluasi, pengawasan, penelitian, monitoring sumberdaya,

35

dan sosekbud. Artinya, dari keempat prioritas kompetensi minimum pada level sebelumnya,

telah diikuti minimal dua di level HIJAU.

Pada level BIRU, kualifikasi SDM pada unit organisasi pengelola sesuai dengan kompetensi

yang dibutuhkan. Pada level ini, jenis jabatan fungsional tentunya terdapat tiga tantangan utama,

yaitu tantangan manajemen, tantangan teknis, dan tantangan social. Pada umumnya kawasan

konservasi perairan terletak di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang merupakan

wilayah yang rawan terhadap terjadinya pemanfaatan berlebih sebagai ekses dari minimum

pengawasan. Selain itu, tidak adanya system tata ruang atau zonasi pengelolaan terpadu yang

mengedepankan koordinasi, sinkronisai, integrasi dan simplikasi juga belum dijalankan. Oleh

karena itu, pada level ini perlu adanya jabatan fungsional bidang Keahlian Perencanaan

Konservasi.

Contoh rincian tugas dan fungsi Jabatan Fungsional Perencaan Konservasi tingkat Ahli adalah

sebagai berikut:

1. Menyusunan rencana wilayah pesisir, PPK dan untuk penambahan jumlah dan luas

KKP.

2. Mengumpulkan data dan informasi ekosistem perairan dan pesisir,kondisi sosial

ekonomi serta budaya masyarakat pesisir.

3. Menganalis dan melakukan penilaiankeanekaragaman hayati KKP.

4. Melakukan analisis sosial ekonomi dan lingkungan sumberdaya perairan untuk

penyusunan rencana dan program.

5. Menyusun rencana pengelolaan KKP untuk berbagai kepentingan, seperti wisata bahari.

6. Mengolah data dan informasi dengan menggunakan teknik GIS.

7. Menentukan kesesuaian lingkungan untuk kawasan konservasi.

8. Menyusun dan menetapkan kategoriKKP.

9. Melakukan perencanaan zonasi untuk pengelolaan KKP.

10. Melakukan perencanaan rehabilitasi habitat dan ekosistem perairan yang rusak dan

tercemar.

11. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan perencanan penyusunan rencana KKP.

12. Mengkomunikasikan gagasan pengembangan KKP.

13. Menganalisis dan memecahkan masalah kebijakan konservasi.

Page 21: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

36 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 37Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

36

14. Menganalisis potensi optimum sumberdaya KKP yang berkelanjutan.

15. Menganalisis kapasitas daya dukung dan keserasian antar kegiatan yang boleh

dilakukan di KKP.

16. Menganalisis kapasitas KKP dalam menerima limbah dan pengaruh pemanasan global.

17. Melakukan kerjasama dan koordinasi kebijakan.

18. Melakukan pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur KKP.

19. Melakukan analisisketerkaitan pengelolaan pesisir terpadu, dan rencana pengelolaan

dan zonasi KKP.

20. Merencanakan kegiatan pengelolaan KKP.

21. Menyusun pedoman dan petunjuk pengelolaan KKP.

22. Menyiapan dan melakukan pelatihan pengelolaan.

23. Mengelola peluang untuk pengembangan kebijakan.

24. Mengkomunikasikan program KKP dengan semua pemangku kepentingan terkait.

25. Menyiapkanpedoman dan kriteria baku KKP.

26. Menelaah peta dan data terkait perubahan peruntukan kawasan.

27. Membangun sistem informasi pemantauan.

28. Membuat bahan konsultasi publik untuk perencanaan zonasi.

Sedangkan contoh tugas dan kegiatan Jabatan Fungsional Perencanaan Konservasi tingkat

Terampil adalah sebagai berikut:

1. Membantu perencana konservasi tingkat ahli dalam menyusun perencanaan

pengelolaan dan zonasi KKP.

2. Melakukan survai lapangan pengumpulan data dan informasi ekosistem perairan dan

kependudukan.

3. Mencari informasi dan merekam informasi.

4. Melaksanakan hasil perencanaan.

5. Melaksanakan inovasi baru dilapangan.

6. Melakukan analisis teknis penyusunan rencana zonasi.

7. Melakukan analisis kondisi ekosistem mangrove

8. Melakukan analisis kondisi ekosistem padang lamun.

9. Melakukan analisis kondisi ekosistem trumbu karang

37

10. Memecahkan masalah teknis dilapangan.

11. Melaksanakan hasil teknologi dan replikasi kegiatan konservasi dilapangan.

12. Merencanakan dan mengelola kegiatan lapangan.

13. Melakukan analisis kesesuaian zona dan lingkungan dengan teknikoverlaypada

analisis GIS.

14. Membuat peta zonasi peruntukan pemanfaatan kawasandengan menafsirkan peta citra

untuk zonasi.

15. Menelaah peta dan data ekosistem untuk penetapan fungsi.

16. Menelaah peta dan data terkait jenis-jenis peruntukan zona.

17. Melakukan penyajian dan pemutakhiran data dan peta internet sesuai kajian

surveilapangan.

18. Mengidentifikasi dan mengkaji zona penyangga (buffer zone) dan pemanfaatannya

untuk sistem informasi.

19. Membuat proyeksi titik ukur dalam rangka pengukuran kawasan sesuai peta

dilapangan.

20. Membuat laporan persiapan perencanan.

Pada tingkat ini, jabatan fungsional keahlian lain yang diperluan juga adalah Pengendalian dan

Evaluasi. Contoh tugas dan kegiatan jabatan ini adalah:

1. Mengumpulkan bahan bahan referensi dalam rangka inventarisasi ekosistem kawasan

dan sosial budaya.

2. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis untuk inventarisasi kawasan.

3. Membuat rancangan model sampling sesuai tujuan inventarisasi.

4. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis teknis untuk inventarisasi sosial budaya dan

stake holder masyarakat.

5. Melakukan inventarisasi stakeholder dan sosial budaya.

6. Melakukan analisis teknis pengendalian dan evaluasi.

7. Melakukan koordinasi dan integrasi pengendalian dan evalusi.

8. Mengelola survei pengendalian dan evaluasi penilaian KKP.

9. Menguji hasil pemantauan dan evalusi dilapangan.

10. Mengolah data dan menghitung hasil evaluasi dan menafsirkanya secara digital.

Page 22: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

38 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 39Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

38

11. Membuat laporan hasil pengendalian, pemantauan dan evaluasi.

12. Melakukan supervisi dalam rangka pemasangan titik kontrol.

13. Melakukan evaluasi lapangan secara berkala.

14. Melakukan sosialisasi zonasi dan batas.

15. Memantau perencanaan kegiatan.

16. Memantau areal model pengembangan pemanfaatan untuk ekonomi.

17. Mengelola sistem jaringan hardware dan software pemantauan.

18. Menentukan status kawasan (luas, letak dan batas).

19. Melakukan penilaian kondisi ekosistem perairan pesisir.

20. Melakukan penilaian batas batas peruntukan dan pemanfaatan zona.

21. Membuat pertimbangan teknis penataan zona.

22. Melaksanakan pemantauan kebijakan pengelolaan kawasan.

23. Memantau dampak setiap pelaksanaan kegiatan pengelolaan.

24. Membuat konsep unit pengelolaan KKP.

25. Membuata standar dan kriteria Unit Pengelola KKP.

26. Melakukan kajian terhadap perubahan perubahan pemanfaatan zona.

27. Membuat laporan perubahan peruntukan zona.

28. Membuat Laporan perubahan perubahan kondisi ekosistem (luas, Jenis, alih

penggunaan dan lainya).

29. Identifikasi dan analisa bukti bukti kerusakan kawasan.

30. Penilaian penerapan hukum dan peraturan perundangan sesuai dengan apa yang

dilarang apa yang tidak dilarang.

31. Menilai kemajuan pencapaian hasil pengelolaan KKP.

32. Pendidikan dan pengajaran

Tentunya, Pengendalian dan Evaluasi ini dalam jabatan fungsional tingkat terampil juga

memiliki tugas dan kegiatan yang antara lain meliputi:

1. Mengumpulkan data dalam rangka inventarisasi ekosistem kawasan.

2. Melakukan entri data, konsistensi data dan pemberian kode data hasil inventarisasi

ekosistem.

39

3. Melakukan digitasi peta sistem informasi ekosistem mangrove, lamun dantrumbu

karang.

4. Melakukan studi sosial budaya masyarakat,

5. Menganalisis bentuk bentukbudaya dan lembaga masyarakat.

6. Membuat laporan awal kondisi kawasan berdasarkan pemantauan dan evaluasi.

7. Menafsir citra dan potret udara serta dari internet terhadap kawasan.

8. Melakuan penentuan batas peta dilapangan dan sosialisasinya.

9. Melakukan pemantauan berkala kondisi kawasan .

10. Menghitung potensi hasil inventarisasi kawasan.

11. Melakukan pengukuran dan pemasangan titik kontrol GPS.

12. Membuat deskripsi titik pengendalian dan evaluasi.

13. Membuat peta penetapan fungsi zona.

14. Melakukan validasi data ekosistem secara berkala.

15. Menghitung potensi kawasan dari sisi sumberdaya dan jasa.

16. Mengevaluasi ekosistem yang rusak dalam rangka rehabilitasi.

17. Melaporkan dan menyajikan hasil evaluasi dalam bentuk narasi dan peta.

18. Melakukan penyajian dan pemutakhiran data lapangan melalui survey dan peta

internet.

19. Mengidentifikasi jenis perusakan dan pencemaran kawasan.

20. Melakukan orientasi lapangan.

21. Sosialisasi hukum dan peraturan perundangan.

22. Memastikan semua program sesuai dengan harapan.

23. Membuat laporan pengelolaan kawasan.

Jabatan fungsional keahlian lain di level ini tentunya adalah di bidang social ekonomi. Jabatan

fungsional keahlian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat memiliki tugas dan kegiatan antara lain:

1. Inovasi dan menganalisis insentif konservasi dalam rangka menumbuhkan motivasi

Pemerintah dan organisasi masyarakat.

2. Mengelola program pemberdayaan masyarakat.

3. Menggalang dukungan dari luar kawasan untuk ikut melindungi KKP.

4. Mengembangkan teknis kerjasama kolaborasi.

Page 23: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

40 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 41Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

40

5. Melaksanakan teknis co-management pengelolaan .

6. Mendorong dan mengembangkan pengelolaan yang bertanggung jawab.

7. Mengembangkan rangsangan rehabilitasi habitat dan populasi.

8. Mengidentifikasi produk sumber daya alam untuk konsumsi langsung.

9. Mengidentifikasi produk sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi tidak

langsung.

10. Mendorong dan mengembangkan infrastruktur dalam rangka mendukung pengelolaan

konservasi.

11. Mengelola kegiatan pariwisata untuk mendukung kegiatan konservasi.

12. Mengelola sumberdaya masyarakat terlibat konservasi.

13. Melakukan pelatihan dan bimbinganteknis konservasi.

14. Mengelola lokakarya terkait konservasi.

15. Mengkoordinasikan kegiatan KKP untuk pengembangan kegiatan ekonomi

masyarakat berbasis konservasi.

16. Mengelola ekonomi masyarakat berbasis jasa konservasi.

17. Menyusun instrumen identifikasi potensi KKP.

18. Menganalisa data potensi KKP untuk pengembangan ekonomi.

19. Menyusun rancangan usaha pemberdayaan masyarakat.

20. Menyusun berbagai materi jenis usaha berbasis potensi KKP.

21. Membuat berbagai jenis usaha berbasis potensi KKP dalam bentuk brosur, booklet.

22. Melakukan temu karya dengan pengusaha, LSM dan Pemerintah Daerah.

23. Melakukan konsultasi kepada perorangan, kelompok sasaran.

24. Menumbuhkan dan mengembangkan kelompok kelompok usaha baru.

25. Menyusun dan menyiapkan bahan bahan kebijakan mendukung

pengembangkanpartisipasi masyarakat.

26. Membuat karya tulis hasil survei, pengkajian, praktek lapangan dan lainya dalam

bentuk buku dan makalah.

27. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dalam pertemuan ilmiah.

28. Mengkaji dan memperkenalkan produk jasa berbasis sumberdaya alam.

29. Mengembangakan keanekaan kegiatan kegiatan rekreasi alam.

41

Sedangkan tugas dan kegiatan jabatan fungsional ketrampilan Pemberdayaan Masyarakat dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1. Membantu jabatan fungsional keahlian dalam melaksanakan pengembangan insentif

pemberdayaan masyarakat mengelola KKP.

2. Menerapkan penemuan hasil penelitian dalam dalam pengelolaan KKP.

3. Menerapkan pola ekonomi berbasis lingkungan dalam mencegah perilaku merusak

sumberdaya KKP.

4. Melakukan penilaian pemangku kepentingan terkait KKP.

5. Melakukan teknis kolaborasi dalam pengelolaan KKP.

6. Mengelola kawasan konservasi untuk berbagai kepentingan.

7. Sosialisasi dan penyuluhan pentingnya KKP.

8. Melaksanakan prinsip prinsip pengelolaan KKP berbasis ekonomi dan budaya.

9. Mengelola KKP berbasis wisata dan lingkungan.Melaksanakan praktek konservasi.

10. Mengelola program penyuluhan, pelatihan masyarakat didalam dan sekitar kawasan.

11. Melakukan temu karya, temu usaha, temu wicara masyarakat.

12. Melaksanakan widya karya kelompok masyarakat.

13. Memberikan konsultasi/pemecahan masalah kepada kelompok dan perorangan.

14. Membuat dan mengembangkan model pemberdayaan masyarakat di KKP.

15. Mengadakan lomba antar kelompok berbasis jenis insentif dan kelompok.

16. Mengembangkan kemitraan kerja kelompok dengan perusahaan didaerah dan nasional

baik asing maupun lokal.

17. Menulis makalah dan karya ilmiah berbasis pengalaman lapangan dan penelitian.

18. Mengembangkan teknologi tepat guna dibidang usaha ekonomi konservasi.

19. Melakukan pelatihan dan mengajar di bidang konservasi.

20. Mencari bahan bahan inovatif ekonomi dan konservasi dari literatur asing , Indonesia dan

internet untuk dipraktekan.

21. Menjadi anggota organisasi profesi di bidang P3K dan konservasi.

22. Menumbuhkembangkan kelompok kelompok masyarakat konservasi.

23. Mengembangkan wirausaha wirausaha yang mendukung kawasan konservasi.

24. Menyiapkan bahan dan menyusun materi konservasi untuk tayangan media cetak dan

elektronik.

Page 24: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

42 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 43Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

42

25. Menumbuhkan dan menggalang kemitraan usaha kelompok dengan dunia usaha.

26. Membangunjejaring kerja kelompok lokal dan nasional.

27. Menyusun proposal proposal untuk mendapat dukungan/bantuan pengelolaan konservasi.

28. Membuat laporan hasil kerja.

Standar kompetensi untuk SDM di wilayah konservasi dijelaskan lewat Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan No 9/PERMEN-KP/2013 tentang Standar Kompetensi Kerja Khusus

Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan. Pada level BIRU, standard kompetnsi

minimum yang dimiliki oleh pengelola selain telah memenuhi 4 prioritas kompetensi pada level

sebelumnya, juga dapat memenuhi kompetensi baru, antara lain:

1. penilaian biofisik kawasan konservasi perairan (Natural Resources Assesment)

2. Penilaian Kondisi Sosial-Ekonomi Kawasan Konservasi Perairan (Socio-Economic and

Cultural Assessment)

3. Komunikasi (Communication)

4. Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat (Awareness Educatioan and Public Relation)

Sikap kerja dan kepribadian (General Work Skills) merupakan persyaratan utama sehingga wajar

jika bidang ini masuk menjadi kompetensi yang diprioritaskan. Selanjutnya, tiga bidang

kompetensi prioritas lain, yaitu; Kebijakan, Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi,

Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat, dan Pengelolaan Kawasan dan

Jenis ikan merupakan bagian dari tugas inti (core business) pengelola Kawasan Konservasi

Perairan. Tiga jenis bidang kompetensi dapat dianggap sebagai jawaban terhadap kekhawatiran

bahwa pengelolaan kawasan konservasi perairan hanya berorientasi pada perlindungan

keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, pada level utama, yaitu KUNING dan HIJAU, petugas

pengelola KKP diharapkan minimal telah menerima pelatihan kompetensi minimal tersebut,

untuk dapat naik ke level berikutnya. Yang artinya pada level BIRU, keempat kompetensi dasar

tersebut telah diperoleh dan dapat ditampahkan kompetensi lainnya.

Pada level BIRU, petugas pengelola KKP diharapkan tidak hanya mampu melindungi

keanekaragaman hayati dan sumber daya yang terdapat di dalam KKP, tetapi juga mempu

mengelola kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat di KKP dan sekitarnya. Hal

ini sekaligus untuk membuktikan bahwa kegiatan konservasi mendukung kegiatan ekonomi yang

43

menjadi sumber mata pencaharian masyarakat. Kompetensi untuk melakukan penilaian Kondisi

Biofisik Kawasan Konservasi Perairan (Natural Resources Assessment) dan Kondisi Sosial-

Ekonomi Kawasan Konservasi Perairan (Socio-Economic and Cultural Assessment) sangat

dibutuhkan untuk menentukan garis dasar (baseline) dan penilaian keluaran (outcome) dari

sejumlah strategi pengelolaan, atau untuk mengukur perkembangan sumber daya dan masyatakat

serta keefektivan dari strategi-strategi yang disusun.

Dua bidang kompetensi prioritas selanjutnya yaitu Komunikasi (Communication) dan

Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat (Awareness Education and Public Relation)sangat terkait

dengan bidang kompetensi Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat

(Sustainable Development and Communities). Pada level BIRU, selain telah terjalin kemitraan,

juga diharapkan telah terinisiasi kemandirian pengelolaan yang nantinya dapat berkelanjutan

menuju level EMAS.

Dalam rangka mengatur kelompok jabatan fungsional yang memiliki jenjang jabatan dan

pangkat yang disesuaikan dengan profesionalisme dan karir, maka berikut usulan jabatan

fungsional yang diusulkan untuk pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan.

1. Jenjang Jabatan fungsional Ketrampilan Perencanaan Konservasi

No Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat Golongan

Ruang

1 Perencana Konservasi Pelaksana Pemula Pengatur Muda II/a

2 Perencana Konservasi Pelaksana Pengatur Muda Tk I II/b

Pengatur II/c

Pengatur Tk I II/d

3 Perencana Konservasi Pelaksana Lanjutan Penata Muda III/a

Penata Muda Tk I III/b

4 Perencana Konservasi Penyelia Penata III/c

Penata Tk I III/d

2. Jenjang Jabatan fungsional Keahlian Perencanaan Konservasi

Page 25: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

44 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 45Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

44

No Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat Golongan

Ruang

1 Perencana Konservasi Pertama Penata Muda III/a

Penata Muda Tingkat I III/b

2 Perencana Konservasi Muda Penata III/c

Penata Tingkat I III/d

3 Perencana Konservasi Madya Pembina IV/a

Pembina Tingkat I IV/b

Pembina Utama Muda IV/c

4 Perencana Konservasi Utama Pembina Utama Madya, IV/d

Pembina Utama, IV/e

3. Jenjang Jabatan Fungsional Ketrampilan Pengendali dan Evaluasi Konservasi

No Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat Golongan

Ruang

1 Pengendali dan Evaluasi Konservasi

Pemula

Pengatur Muda II/a

2 Pengendali dan Evaluasi Konservasi

Pelaksana

Pengatur Muda Tingkat

I

II/b

Pengatur II/c

Pengatur Tingkat I II/d

3 Pengendali dan Evaluasi Konservasi

Pelaksana Lanjutan

Penata Muda III/a

Penata Muda tingkat I III/b

4 Pengendali dan Evaluasi Konservasi

Penyelia

Penata III/c

Penata Tingkat I III/d

4. Jenjang Jabatan Fungsional Keahlian Pengendali dan Evaluasi Konservasi

45

No Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat Golongan

Ruang

1 Pengendali dan Evaluasi Konservasi

Pertama

Penata Muda III/a

Penata Muda tingkat I III/b

2 Pengendali dan Evaluasi Konservasi

Muda

Penata III/c

Penata Tingkat I III/d

3 Pengendali dan Evaluasi Konservasi

Madya

Pembina IV/a

Pembina Tingkat I IV/b

Pembina Utama Muda IV/c

4 Pengendali dan Evaluasi Konservasi

Utama

Pembina Utama

Madya

IV/d

Pembina Utama IV/e

5. Jenjang Jabatan Fungsional Ketrampilan Pemberdayaan Masyarakat

No Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat Golongan

Ruang

1 Insentifdan Pemberdayaan Masyarakat

Pemula

Pengatur Muda II/a

2 Insentifdan Pemberdayaan Masyarakat

Pelaksana

Pengatur Muda Tingkat

I

II/b

Pengatur II/c

Pengatur Tingkat I II/d

3 Insentifdan Pemberdayaan Masyarakat

Pelaksana Lanjutan

Penata Muda III/a

Penata Muda Tingkat I III/b

4 Insentifdan Pemberdayaan Masyarakat Penata III/c

Page 26: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

46 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 47Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

46

Penyelia

Penata Tingkat I III/d

6. Jenjang Jabatan Fungsional keahlian Pemberdayaan Masyarakat

No Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat Golongan

Ruang

1 Insentif dan Pemberdayaan Masyarakat

Pertama

Penata muda III/a

Penata Muda Tingkat I III/b

2 Insentifdan Pemberdayaan Masyarakat Penata III/c

Penata Tingkat I III/d

3 Insentifdan Pemberdayaan Pembina IV/a

Pembina Tingkat I IV/b

Pembina Utama Muda IV/c

4 Insentifdan Pemberdayaan Masyarakat

Utama

Pembina Utama madya IV/d

Pembina Utama IV/e

Page 27: Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, · PDF filePanduan teknis khusus yang akan diperdalam dan ... sebuah kawasan konservasi (berupa Surat Keputusan, penunjukkan, pendirian

48 Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 49Panduan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil