panduan identifikasi pasien

4
PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN A. Pendahuluan Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan berhubungan dengan keselamatan pasien. Kesalahan karena keliru merupakan hal yang amat tabu dan sangat berat hukumnya. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi dalam semua aspek diagnosis dan pengobatan. Perlu proses kolaboratif untuk memperbaiki proses identifikasi uuntuk mengurangi kesalahan identifikasi pasien. Tidak semua pasien rumah sakit dapat mengungkapkan identitas secara lengkap dan benar. Beberapa keadaan seperti pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sadar sepenuhnya, bertukar tempat tidur atau kamar atau lokasi dalam rumah sakit atau kondisi lain dapat menyebabkan kesalahan dalam identifikasi pasien. Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal pasien masuk rumah sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu dan konfirmasi dalam segala proses di rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk darah atau sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan. Sebelum memberikan pengobatan dan tindakan atau prosedur . Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan salah tindakan medis. Penyusunan kebijakan dan atau prosedur ini harus dikerjakan untuk berbagai pihak agar hasilnya dipastikan dapat mengatasi semua permasalahan identifikasi yang mungkin terjadi. B. Pengertian Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti – bukti dari seseorang sehingga kita

Upload: permatamedika

Post on 14-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

etr

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

A. Pendahuluan

Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan berhubungan dengan

keselamatan pasien. Kesalahan karena keliru merupakan hal yang amat tabu dan sangat berat

hukumnya. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi dalam semua aspek diagnosis dan

pengobatan. Perlu proses kolaboratif untuk memperbaiki proses identifikasi uuntuk

mengurangi kesalahan identifikasi pasien. Tidak semua pasien rumah sakit dapat

mengungkapkan identitas secara lengkap dan benar. Beberapa keadaan seperti pasien dalam

keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sadar sepenuhnya, bertukar tempat tidur atau

kamar atau lokasi dalam rumah sakit atau kondisi lain dapat menyebabkan kesalahan dalam

identifikasi pasien.

Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal pasien masuk rumah sakit

yang kemudian identitas tersebut akan selalu dan konfirmasi dalam segala proses di rumah

sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk darah atau sebelum

mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan. Sebelum memberikan pengobatan

dan tindakan atau prosedur . Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi

pasien yang nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak

sesuai dengan kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan

salah tindakan medis.

Penyusunan kebijakan dan atau prosedur ini harus dikerjakan untuk berbagai pihak agar

hasilnya dipastikan dapat mengatasi semua permasalahan identifikasi yang mungkin terjadi.

B. Pengertian

Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti –

bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan

tersebut dengan individu seseorang.

Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima perawatan medis.

Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara

pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah dalam pemberian

pelayanan kepada pasien.

C. Tujuan

Tujuan identifikasi pasien antara lain :

1. Untuk memberikan identitas pada pasien.

2. Untuk membedakan pasien.

3. Untuk menghindari kesalahan medis ( mal praktek ).

Page 2: PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

D. Kebijakan

Kebijakan identifikasi pasien di RSU Permata Medika Kebumen adalah dengan

menggunakan dua cara, yaitu :

1. Dengan menyebutkan nama pasien, umur, alamat dan nomor registrasi.

2. Dengan mengunakan gelang identitas pasien

a. Gelang warna pink untuk pasien perempuan.

b. Gelang warna biru untuk pasien laki – laki.

c. Gelang warna merah untuk pasien mempunyai riwayat alergi.

d. Gelang warna kuning untuk pasien mempunyai resiko jatuh.

e. Gelang warna ungu untuk pasien do not resucitate.

Identifikasi pasien tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

Identifikasi pasien juga dilakukan pada pasien koma atau tidak sadar, pasien dengan

gangguan jiwa, dan pasien yang tanpa identitas.

Kebijakan identifikasi tersebut juga dilakukan di lokasi berbeda dalam rumah sakit

seperti pelayanan rawat inap, UGD, VK (kamar bersalin), dan kamar operasi.

Identifikasi pasien dilakukan pada saat :

1. Pada saat sebelum pemberian obat.

2. Pada saat pemberian darah atau produk darah.

3. Pada saat sebelum pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.

4. Pada saat sebelum pemberian pengobatan dan tindakan atau prosedur.

Saat pemasangan gelang identifikasi petugas harus :

1. Jelaskan manfaat gelang pasien.

2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang.

3. Meminta pasien untuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan atau

memberi obat, memberikan pengobatan tidak mengkonfirmasi nama dan mengecek

gelang identifikasi.

E. Identifikasi Pasien Khusus

1. Prosedur identifikasi neonatus

a. Neonatus harus menggunakan dua gelang identifikasi setiap saat ( detail yang sama

pada dua anggota gerak yang berbeda yaitu anggota gerak atas dan anggota gerak

bawah ).

b. Gelang pasien neonatus berisi identifikasi ibu yang melahirkan pasien jika nama

pasien belum teregistrasi.

c. Setelah nama neonatus teregistrasi, identifikasi mengenai ibu pasien dapat diganti

dengan identifikasi pasien tersebut.

d. Gelang identifikasi warna pink untuk bayi perempuan dan warna biru untuk laki –

laki.

Page 3: PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

2. Prosedur identifikasi pasien anak

a. Gelang identifikasi anak berisi nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir dan

nama orang tua atau wali pasien.

b. Gelang identifikasi untuk bayi perempuan pink dan biru untuk laki – laki.

3. Prosedur identifikasi pasien dengan alergi

a. Pasien harus di pastikan memilik riwayat alergi atau tidak sebelum di rawat inap.

b. Gelang identifikasi alergi berwarna merah dikenakan di salah satu pergelangan

tangan dan harus dicatumkan nama alergen dengan jelas.

c. Data alergi harus terdokumentasi di rekam medis pasien.

d. Satu gelang alergi dapat memuat maximal 3 (tiga) identifikasi alergi pasien, jika

lebih dari tiga alergi dapat ditambahkan gelang identifikasi alergi baru sesuai

dengan kelipatan tiga.

e. Jika ditemukan alergi baru, gelang identifikasi alergi baru harus dikenakan.

4. Prosedur identifikasi pasien dengan resiko jatuh

a. Pasien dengan resiko jatuh adalah pasien dengan agitasi, agresi, delirium yang

belum membaik, geriatri dan pasien lain dengan kebutuhan kekang.

b. Gelang identifikasi pasien dengan resiko jatuh berwarna kuning yang dikenakan di

salah satu pergelangan tangan dengan mencantumkan nama pasien, jenis kelamin,

nomor rekam medis, dan umur.

c. Pasien agitasi, agresi dan kebutuhan kekang yang beresiko membahayakan dirinya

dan merusak gelang yang dikenakan dipergelangan tangan dapat dikenakan di

pergelangan kaki dan apabila pasien sudah membaik dan tenang, gelang tidak perlu

dipindahkan.