panduan identifikasi

Upload: david-perdana

Post on 06-Mar-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

TRANSCRIPT

PANDUANSASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RS(IDENTIFIKASI PASIEN)

RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG AMPEKYARSI SUMATERA BARATJl. M. Natsir No 01 Pasaman Baru-Simpang AmpekPasaman Barat telp 0753-7464051BAB IPENDAHULUAN1. Latar Belakang

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit, yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan disetiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan, dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates 2400 tahun yang lalu yaitu primum, non nocere (first, do no ham). Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadi kejadian tidak diharapkan KTD (adverse event) apabila tidak dilakukan dengan hati - hati.Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan terjadinya KTD. Pada tahun 2000 Institut of Medicine di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang mengagetkan banyak pihak : TO ERR IS HUMAN, building a safer health system. Laporan itu mengemukan penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York. Di Utah dan Colorado ditemukan KTD (adverse event) sebesar 2,9%, dimana 6,6% diantaranya meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah 3,7% dengan angka kematian 13,6%. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap diseluruh Amerika yang berjumlah 33,6% juta per tahun berkisar 44.000-98.000 per tahun. Publikasi WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia ditemukan KTD dengan rentang 3,2% - 16,6%. Dengan data data tersebut, berbagai negara segera melakukan penelitian dan mengembangkan sistem keselamtan pasien. Di Indonesia data tentang KTD apalagi kejadian nyaris cedera (near miss) masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan mal praktek, yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) telah mengambil inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah langkah persiapan pelaksanaan pasien rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien rumah sakit. Mengingat keselamatan pasien sudah menjdi tuntutan masyarakat dan berdasarkan atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di RSI Ibnu Sina Simpang Ampek perlu dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan RSI Ibnu Sina Simpang Ampek terutama di dalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.1.1 Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien1.1.1 Tujuan Umum : Sebagai pedoman bagi manajemen RSI Ibnu Sina Simpang Ampek untuk dapat melaksanakan program keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.1.1.2 Tujuan Khusus : Sebagai acuan yang jelas bagi manajemen RSI Ibnu Sina Simpang Ampek di dalam mengambil keputusan terhadap keselamatan pasien. Sebagai acuan bagi para dokter untuk dapat meningkatkan keselamatan pasien. Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah. 1.2 Manfaat Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas dan citra yang baik bagi RSI Ibnu Sina Simpang Ampek. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggungjawab dan rasa nilai kemanusiaan terhadap keselamatan pasien di RSI Ibnu Sina Simpang Ampek. Dapat meningkatkan kepercayaan antara dokter dan pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan. Mengurangi terjadinya KTD. BAB II

PENGERTIAN IDENTIFIKASI PASIENKetepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan berhubungan dengan keselamatan pasien. Kesalahan karena keliru merupakan hal yang amat tabu dan sangat berat hukumnya. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi dalam semua aspek diagnosis dan pengobatan. Perlu proses kolaboratif untuk memperbaiki proses identifikasi untuk mengurangi kesalahan identifikasi pasien. Tidak semua pasien rumah sakit dapat mengungkapkan identitas secara lengkap dan benar. Beberapa keadaan seperti pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sadar sepenuhnya, bertukar tempat tidur atau kamar atau lokasi dalam rumah sakit atau kondisi lain dapat menyebabkan kesalahan dalam identifikasi pasien. Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal pasien masuk rumah sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu dan konfirmasi dalam segala proses di rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk darah atau sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan. Sebelum memberikan pengobatan dan tindakan atau prosedur . Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan salah tindakan medis. Penyusunan kebijakan dan atau prosedur ini harus dikerjakan untuk berbagai pihak agar hasilnya dipastikan dapat mengatasi semua permasalahan identifikasi yang mungkin terjadi.PENGERTIANIdentifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan memepersamakan keterangan tersebut dengan individu seseorang.Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima perawatan medis. Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien

BAB IIIKEPATENAN IDENTIFIKASI PASIENSISTEMATIKA1. Identifikasi pasien (rawat jalan/rawat inap) Identifikasi pemberian obat Identifikasi pemberian transfusi darah dan / produk darah Identifikasi pemeriksaan penunjang (laboratorium dan radiologi) Identifikasi pasien yang tidak dapat berkomunikasi Identifikasi bayi baru lahir Identifikasi tidak memungkinkan pemasangan gelang identitas 2. Identifikasi resiko pasien melalui gelang resiko3. Prosedur pemasangan gelang identitas pasienIDENTIFIKASI PASIEN Suatu proses kegiatan pengecekan identitas pasien selama proses pelayanan di RS Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 (dua) identitas pasien (nama lengkap dan tanggal lahir) Nomor kamar dan tempat tidur tidak boleh dipakai untuk melakukan identifikasi. Kapan kita akan melakukan identifikasi pasien ? Sebelum melakukan tindakan invasif di ruangan ranap/rajal (one day care/haemodialisa/thalasemia, dll) Sebelum pemberian obat Sebelum pengambilan sampel darah Sebelum pemberian transfusi darah dan produk darah Sebelum dilakukan pemeriksaan penunjangIdentifikasi pasian saat pemberian obatVerifikasi oleh 2 orang perawat dengan sistem 7 benar1. Benar nama obat (cocok dengan instruksi dokter)2. Benar dosis (klarifikasi pada pencatatan pemberian obat)3. Benar waktu (cocokkan waktu pemberian yang ada pada pencatatan program pengobatan dan jam yang ada)4. Benar cara5. Banar pasien6. Benar informasi7. Benar dokumentasiPengambilan Sampel DarahLabel identitas dipasang sesudah pengambilan spesimen saat itu juga di depan pasien (nama, tanggal, nomor rekam medis)Identifikasi Saat Pemberian Transfusi Darah1. Verifikasi oleh 2 orang dengan menggunakan cheklist pemberian transfusi2 langkah dalam pengecekan cheklist pemberian transfusi darah : Cocokkan produk darah dengan instruksi dokter pada rekam medis, formulir permintaan darah, kantong darah dengan kartu label. Bila langkah pertama belum ada kecocokan, maka perlu diberikan verifikasi kembali.2. Cocokkan produk darah, kartu label dengan identitas pasien.3. Isi cheklist pemberian transfusi. Langkah pertama lihat no RM, sesuaikan dengan daftar cheklistPelaksanaan Identifikasi Salam Perkenalan Jelaskan tujuan Berikan pertanyaan terbuka

BAB IVPENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Rumah Sakit

Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi kesalahan identifikasi. Pencatatan dan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) Persi Pelaporan insiden terdiri dari :a) Pelaporan internal yaitu mekanisme/alur pelaporan KPRS di internal RSI Ibnu Sina Simpang Ampekb) Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari RSI Ibnu Sina Simpang Ampek ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Panitia mutu dan kerja keselamatan pasien RSI Ibnu Sina Simpang Ampek melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada direktur rumah sakit secara berkala.

BAB VMONITORING DAN EVALUASI

1. Seluruh jajaran manajemen RSI Ibnu Sina Simpang Ampek secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi program identifikasi pasien sasaran keselamatan pasien.2. Panitia sasaran keselamatan pasien RSI Ibnu Sina Simpang Ampek secara berkala (paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi kejadian yang tidak diharapkan di RS Ibnu Sina Simpang Ampek.3. Panitia keselamatan pasien di RSI Ibni Sina Simpang Ampek melakukan evaluasi kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak lanjutnya.