pandangan islam dan kesehatan tentang merawat pasien

Upload: daru-kristiyono

Post on 10-Oct-2015

131 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

new

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    1/15

    PANDANGAN ISLAM DAN KESEHATAN TENTANG MERAWAT

    PASIEN

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Islam sangat memperhatikan dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang

    sakit dan meningkatkan kesehatan. Anjuran islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi

    islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat , sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan

    kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman.Jadi walaupun seseorang sudah menjaga

    kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang

    diluar kemampuannya menghindari.

    Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit, maka profesi keperawatan tidak bisa dihindari

    karena keperawatan sangat dibutuhkan secara tradisional sampai pada yang semi modern dan

    super modern.Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan

    pelayanan medis.Pelayanan kesehatan ialah kegiatan yang dilakukan oleh pranata sosial atau

    pranata politik terhadap keseluruhan masyarakat sebagai tujuannya.Sedangkan pelayanan medis

    ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan,pengobatan dan pemulihan kesehatan yang

    dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara para ahli pelayanan medis dengan individu

    yang membutuhkannya.

    Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional sesua fungsi dan tujuan

    dari asuhan keperawatan dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan yang

    bermutu dan sesuai dengan syariat islam

    B. TUJUAN

    Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum

    dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satutugas mata kuliah Pendidikan Agama.

    Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :

    1.menjelaskan tentang tata cara merawat pasien menurut islam dan kesehatan.

    2.Menjadi perawat profesional dengan bertindak sesuai fungsi dan tujuan dari asuhan

    keperawatan.

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    2/15

    3.Mewujudkan pelayanan kesehatan sesuai dengan syariat islam dalam masayarakat.

    C. RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana pandangan islam dan kesehatan tentang etika merawat pasien?

    2. Bagaimana tata cara merawat pasien menurut islam dan kesehatan?

    3. Apakah tujuan merawat pasien menurut kesehatan?

    4. Bagaimana tata cara beribadah untuk orang sakit?

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Dimensi keperawatan dalam Islam

    ISLAM menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna

    menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama

    untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu

    menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi

    http://blogs.unpad.ac.id/fik_ceria3/?p=33http://blogs.unpad.ac.id/fik_ceria3/?p=33
  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    3/15

    Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya

    seseorang. Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang

    terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang

    Kami rezekikan kepadamu (QS al-Baqarah: l68, l72).

    Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga makanan yang

    sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran atau takarannya.

    Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan. Sebagian

    besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut kita sangat

    berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad Saw adalah

    memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus proporsional, yakni masing-masing

    sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim)..

    Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan

    masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari

    iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan,

    seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur

    yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya, dan Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah),

    yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan

    semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari

    lingkungan yang kotor.Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan pekerjaan,

    dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad dan

    ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat

    membahayakan diri sendiri dan orang lain. Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke

    dalam kebinasaan (al-Baqarah:: l95). Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang

    juga berasal dari pekerjaan dan risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar

    disebabkan kurangnya pengamanan dan perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan

    udara juga seringkali diwarnai kecelakaan, sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan

    lalu lintas ini tergolong besar setelah wabah penyakit dan peperangan.

    Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih

    besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari. Termasuk di sini

    karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan pengaruh

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    4/15

    global yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam memberi

    peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena

    kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia

    merasakan sakit.

    B. PERSPEKTIF KEPERAWATAN

    Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan, maka profesi keperawatan tidak

    bisa dihindari. Kapan dan di mana pun, keperawatan sangat dibutuhkan, baik yang dilakukan

    secara sederhana dan tradisional sampai pada yang semi modern dan supermodern.

    Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan medis. Di

    dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan kesehatan diartikan sebagai pelayanan yang

    diterima seseorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu

    gangguan kesehatan tertentu (KBBI, l990: 504). Menurut Benjamin Lumenta (l989: l5),

    pelayanan kesehatan ialah kegiatan yang sama, yang dilakukan oleh pranata sosial atau pranata

    politik terhadap keseluruhan masyarakat sebagai tujuannya. Pelayanan kesehatan merupakan

    kegiatan makrososial yang berlaku antara pranata atau lembaga dengan suatu populasi,

    masyarakat atau komunitas tertentu.

    Sedangkan pelayanan medis ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan

    penyakit, semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan

    atas dasar hubungan individual antara para ahli pelayanana medis dengan individu yangmembutuhkannya. Pelayanan medis ini merupakan kegiatan mikrososial yang berlaku antara

    orang perorangan (Lumenta, l989: l5). Al Purwa Hadiwardoyo (l989: l6) menambahkan,

    pelayanan medis mengandung semangat pelayanan dan usaha maksimal dengan mengutamakan

    kepentingan pasien dan mengandung nilai ethos yang tidak egoistis dan materialistis.

    Dengan demikian, pelayanan kesehatan lebih bersifat hubungan antarlembaga atau institusi

    kesehatan dengan kelompok masyarakat yang lebih bersifat massal, sedangkan pelayanan medis

    lebih bersifat hubungan individual antara pemberi layanan medis, dalam hal ini dokter,

    paramedis dan perawat dengan pengguna, pasien atau orang yang membutuhkan pelayanan

    medis, dengan lebih menekankankan kepada ethos kerja profesional dan tidak materialistis.

    Dalam tulisan ini, perbedaan istilah di atas tidak terlalu dipersoalkan, karena muaranya juga

    sama, yakni mencegah penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Lumenta mengatakan,

    pelayanan kesehatan dan pelayanan medis mempunyai tujuan yang sama, yakni memenuhi

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    5/15

    kebutuhan individu atau masyarakat untuk mengatasi, menetralisasi atau menormalisasi semua

    masalah atau semua penyimpangan terhadap keadaan kesehatan, atau semua masalah dan

    penyimpangan terhadap keadaan medis normatif.

    Karena itu pranata sosial atau politik, seperti ormas kepemudaan, keagamaan dan partai politik,

    memang bisa saja memberikan pelayanan kesehatan, misalnya untuk meningkatkan pengabdian

    pada masyarakat, bakti sosial dan sejenisnya, tetapi tetap harus bekerjasama dengan institusi dan

    pemberi layanan medis yang profesional. Sebab tanpa melibatkan para profesional di bidang

    kesehatan dan medis, pelayanan yang diberikan tidak akan berhasil, bahkan akan

    kontraproduktif. Di tengah tingginya tuntutan kepada profesionalisme kerja sekarang serta daya

    kritis masyarakat yang juga meningkat, setiap pekerjaan harus dijalankan secara profesional.

    Terlebih pekerja di bidang kesehatan dan medis, sebab pekerjaan ini sangat berisiko dan

    berkaitan dengan hidup matinya manusia, yang dalam sumpah dunia kedokteran, harus

    dilindungi dan diselamatkan sejak calon manusia itu masih berada di dalam perut ibunya.

    C. MULIANYA PROFESI PERAWAT

    Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout (l973: l24), banyak

    sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali menuntut perlunya profesi

    keperawatan. Perintah untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah

    mengasingkan diri terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh,

    dll, menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnyapara perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang

    pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang

    mengabdi di dalamnya. Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat,

    sepanjang ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang

    mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas

    tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-thib).

    Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan keperawatan

    merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan

    Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai

    penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran

    dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada

    manausia apa yang tidak diketahuinya. Allah berfirman: Iqra wa rabbukal akram, alladzi allama

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    6/15

    bil qalam, allamal insana ma lam yalam (Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang

    mengajar manusia dengan perantaraan qalam (baca tulis), dan Dia mengajarkan kepada manusia

    segala apa yang tidak diketahuinya. QS al-Alaq: 3-5). Melalui ayat ini Allah menyuruh

    mempelajari alam semesta beserta segenap organisme dan anorganisme yang ada di dalamnya

    dengan nama dan kemuliaan Tuhan, melalui baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb.

    Ini terbukti dengan semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan kesehatan, semakin

    terungkap tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya.

    Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah perintah agama

    kepada masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang diwakili oleh beberapa institusi untuk

    melayani kebutuhan kesehatan dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang

    tanpa kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban ini

    merupakan tugas negara untuk menjamin kebutuhan bangsa akan para dokter dan perawat dalam

    berbagai bidang spesialisiasi. Dalam Islam hal ini merupakan kewajiban negara terhadap

    warganegaranya.

    Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran sebagai cara, pasien adalah tuan,

    dokter dan perawat sebagai pelayannya. Peraturan-peraturan, jadwal-jadwal, waktu dan

    pelayanan harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menentukan keadaan pasien dan

    ditempatkan paling atas dengan kesejahteraan dan kesenangan yang pantas.

    Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien, tidak membedakansiapa dan apa dia. Seorang pasien berada pada tempat perlindungan karena penyakitnya dan

    bukan karena kedudukan sosialnya, kekuasaan atau hubungan pribadinya. Karena itu dokter dan

    perawat mengemban tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah

    dengan namaTuhan, berjanji untuk mengingat Tuhan dalam profesinya, melindungi jiwa manusia

    dalam semua tahap dan semua keadaan, melakukan semampu mungkin untuk

    menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit dan kecemasan.

    Allah berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari pembalasan, siapa saja yang

    menolong saudaranya di dunia. Walaupun kematian merupakan hak prerogatif Allah

    menentukannya, namun manusia diberi kewenangan yang maksimal untuk mengatasi

    penyakitnya dengan bantuan dokter dan perawat. Itu sebabnya terhadap penyakit yang parah

    sekalipun, dokter dan perawat tetap melakukan usaha maksimal dan memberi semangat hidup

    para pasien bersangkutan.

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    7/15

    Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan di atas, tidak hanya sebatas dasar teoritis,

    melainkan sudah pula dipraktikkan dalam realitas kehidupan di masa lalu. Di masa-masa awal

    perkembangan Islam dikenal sejumlah wanita yang mengabdikan dirinya di bidang keperawatan,

    di antaranya Rufaidah, ia berjasa mendirikan rumah sakit pertama di zaman Nabi Muhammad

    Saw guna menampung dan merawat orang-orang sakit, baik karena penyakit maupun terluka

    dalam peperangan Kalau di Eropa dikenal nama Jean Henry Dunant, dokter Swiss yang melalui

    Konferensi Jenewa l864 diakui sebagai Bapak Palang Merah Interasional, diikuti oleh Florence

    Nightingale sebagai Ibu Perawat Dunia pertama, maka Rufaidah-lah yang dianggap sebagai

    Nightingale dalam Islam.

    Para Khalifah Abbasiyah juga banyak memiliki dokter dan perawat istana yang mendapatkan

    kedudukan istimewa turun temurun. Jurjis ibnu Bakhti, Hunain bin Ishak dan keturunannya

    merupakan para dokter dan perawat yang handal. Bazmi Alim, bukan saja aktif dalam dunia

    keperawatan, tapi juga membangun rumah sakit Yamki Baghcha di Istanbul-Turki, dan masih

    banyak lagi. Figuritas Ibnu Sina (Avicenna) dan Abubakar al-Razi (Razez) yang dianggap

    pelopor ilmu kedokteran dengan karya-karya tulis monumentalnya di bidang keperawatan medis,

    semakin memacu banyaknya masyarakat yang terjun dalam profesi keperawatan, baik pria

    maupun wanita.

    D. KESIAPAN MENGABDI MASYARAKAT

    Sekarang sejumlah akademi dan perguruan tinggi semakin banyak membina mahasiswanya yangberorientasi kepada profesi keperawatan. Kondisi ini tentu patut disambut gembira, sebab tenaga

    keperawatan di daerah kita, apalagi di perdesaan dan pedalaman masih sangat kurang. Untuk

    lebih memberikan kesiapan fisik dan mental dalam menekuni profesi keperawatan, kiranya

    penting digarisbawahi hal-hal mendasar berikut:

    Pertama, hendaklah profesi keperawatan yang disandang dijadikan sebagai profesi yang

    sebenarnya. Menurut pakar pendidikan, Ahmad Tafsir (l996), suatu pekerjaan dapat dipandang

    sebagai pekerjaan profesional apabila:

    1. Memiliki keahlian khusus untuk profesi tersebut, dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan

    kompetensi aplikatif untuk membantu klien atau pasien. Ini berarti para perawat harus terus

    meningkatkan ilmu, keahlian dan pengalamannya, baik melalui pembelajaran teoritis maupun

    praktis. Di tengah semakin majunya dunia kedokteran dan keperawatan, tentu menuntut setiap

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    8/15

    orang yang menggelutinya tidak boleh berhenti untuk menambah ilmu dan skill-nya untuk

    disumbangkan kepada masyarakat.

    2. Profesi dipilih karena panggilan hidup yang akan dijalani sepenuh waktu, jadi bukan profesi

    terpaksa yang akan dijalani sambil lalu. Ketika sudah memantapkan hati menjadi perawat,

    haruslah all out menggeluti bidang ini sampai akhir dengan motivasi yang tulus ikhlas dan penuh

    pengabdian. Dengan motivasi dan dedikasi tinggi, tentu jenjang karier dan prospeknya akan terus

    meningkat.

    3. Profesi haruslah untuk kepentingan masyarakat, bukan individu dan golongan. Ini berarti

    prinsip yang mendasari profesi keperawatan adalah kepentingan masyarakat yang membutuhkan

    pertolongan, tanpa boleh membedakan status orang yang diberikan pelayanan.

    4. Profesi juga memiliki organisasi dan kode etik tertentu, ini berarti para perawat mestilah

    merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari institusi dan organisasi yang mewadahinya,

    sekaligus sadar untuk menaati kode etik yang berlaku.

    5. Sebuah profesi pada dasarnya memiliki otonomi, tapi juga tetap terbuka menjalin kerjasama

    dengan pihak lain yang terkait. Ini berarti para perawat, meskipun di satu sisi yakin akan

    kemampuannya, tapi untuk efektivitas pekerjaannya, ia harus tertap terbuka dan proaktif

    bekerjasama dengan para pihak yang dapat menunjang kesuksesan layanan keperawatan. Jadi

    dalam profesi terkandung persyaratan pemilikan kompetensi personal berupa kepribadian terpuji,

    kompetensi profesional berupa keahlian, serta kompetensi sosial berupa semangat pengabdianyang tinggi untuk masyarakat.

    Kedua, dalam menjalankan tugas keperawatan hendaknya dibarengi dengan kecermatan, kehati-

    hatian dan kewaspadaan guna meminimalisasi risiko negatif yang mungkin timbul. Seringnya

    mencuat kasus malapraktik akhir-akhir ini haruslah dijadikan pelajaran bagi segenap insan

    keperawatan, dokter dan paramedis, untuk lebih hati-hati dan cermat dalam melakukan

    pekerjaan. Agama menggariskan beberapa sikap waspada yang perlu direnungi bagi para

    perawat. Sayyid Sabiq mengatakan, dalam memberikan perawatan medis, hendaknya paramedis

    menjalankan tugas sesuai bidang keahliannya.

    Para ulama sepakat, bahwa orang yang memberikan perawatan yang di luar keahliannya, lalu

    menimbulkan kecacatan atau risiko yang menambah berat penyakit pasiennya, maka dia harus

    bertanggung jawab sesuai kadar bahaya yang ditimbulkannya, dan risiko tersebut dapat ditebus

    dengan ganti rugi dari hartanya sendiri, bukan harta negara atau institusi. Tetapi jika paramedis

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    9/15

    berbuat kekeliruan, sedangkan ia seorang memiliki ilmu dan keahlian cukup, maka risiko yang

    timbul, juga harus dibayarkan kepada korban. Dalam hal ini ada yang berpendapat diambil dari

    hartanya, ada pula berpendapat diambil dari harta negara atau institusi tempatnya bekerja. Imam

    Malik berpendapat, paramedis tidak perlu dituntut apa-apa, karena kesalahan itu di luar

    kemauannya, dan perawatan yang diberikan beserta risikonya sudah seizin pasien sendiri atau

    keluarganya.

    Adanya keharusan bertanggung jawab tidak lain untuk melindungi jiwa manusia dan

    mengingatkan paramedis atau perawat agar lebih cermat dan hati-hati dalam menjalankan

    pekerjaannnya, sebab pekerjaannya berkaitan langsung dengan jiwa manusia. Ketika seorang

    pasien meninggal, tidak hanya keluarga kehilangan anggotanya, tapi bisa pula kehilangan

    pengasuh, pengayom dan pemimpin keluarga, penopang ekonomi keluarga, kehilangan orang

    tercinta, kehilangan harapan hidupnya dan sebagainya.

    Ketiga, para perawat hendaknya lebih proaktif ketika mengabdikan dirinya kepada masyarakat,

    tidak pasif menunggu orang sakit datang ke rumah sakit saja. Kita semua mengetahui bahwa

    UNDP setiap tahun mengukur peringkat kualitas hidup manusia, human development index

    (HDI), di mana HDI rakyat Indonedia selalu yang terendah dibanding bangsa-bangsa di dunia

    dan di Asia Tenggara. Rendahnya derajat kesehatan merupakan salah satu indikator kriteria yang

    digunakan UNDP. Dipastikan masyarakat yang kualitas kesehatannya rendah tersebut berada

    pada level ekonomi menengah ke bawah. Mereka ini baru berobat atau terpaksa datang ke rumahsakit sesudah penyakitnya parah. Oleh karenanya, para perawat hendaknya proaktif turun ke

    lapangan, sehingga potensi penyakit di masyarakat dapat dihindari. Bukankah dalam pengobatan

    berlaku prinsip, lebih baik mencegah daripada mengobati.***

    E. ASUHAN KEPERAWATAN ISLAM

    Pada zaman Nabi perawat dapat diberi nama Al Asiyah dari kata Aasa yang berarti

    mengobati luka, dengan tugas utama memberi makanan dan memberikan obat. Pelayanan

    kesehatan telah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW dengan seorang perawat wanita

    yang pertama yang bernama Rufaidah. Islam sangat menghargai seorang petugas kesehatan

    karna petugas ini adalah petugas kemanusiaan yang sangat mulia.

    Pelayanan kesehatan adalah memberi pelayanan kesehatan kepada orang yang

    membutuhkan baik itu berupa asuhan keperawatan atau pelayanan kepada pasien. Hubungan

    antara petugas kesehatan dan pasien adalah sebagai penjual jasa dan pemakai jasa.

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    10/15

    Antara petugas kesehatan dan pasien terjadi akad Hijrah. Akad Hijrah adalah suatu akad

    dimana satu pihak memanfaatkan Barang, Tenaga, Pikiran dan Keahlian.Islam sangat

    memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan Fisik, Mental maupun kesehatan lingkungan.

    F. HAK DAN KEWAJIBAN ANTARA PERAWAT DENGAN PASIEN.

    v kewajiban petugas keperawatan

    melaksanakan tugas sesuai dengan sumpah jabatan

    memberikan pelayanan dengan baik

    menetapkan tarip yang terjangkau oleh masyarakat

    mengusahakan keringanan biaya

    bertanggung jawab atas kematian /penderitaan dan kerugian pasien yang disebabkan oleh

    kesalahan perawat

    melimdungi pasien dari sasaran propaganda agama lain

    menyampaikan wasiat pasien yang meninggal kapada keluarganya

    membantu pemakaman jenazah secepat mungkin

    menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan ajaran agama.

    v HakHak petugas keperawatan

    Mendapatkan Gaji dan Honorer

    Mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah

    Mendapat perlindungan hukum Melindungi pasien dari ancaman luar kehidupan keselamatan jiwanya.

    Menolak pelanyanan kesehatan yang bertentangan dengan ajaran Agama

    Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia.akan

    tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keprawatan yang dilakukan sesuai dengan syariah

    islam,yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam.dalam Al-

    Quran disebutkan bahwa:

    bertolong-tolonglah kamun dalam hal kebaikan,dan janganlah kamu bertolong-tolong

    dalam hal keburukan atau kejahatan.

    Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran menganjurkan untuk membantu

    orang orang yang sedang kesulitan dalam hal ini adalah pada keadaan sakit.seperti yang

    dicontohkan oleh rufaidah di zaman Rasulullah Saw.sebagai perumpamaan dalam penerapan

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    11/15

    asuhan keperawatan yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam islam.misalnya adalah

    bagaimana cara bersuci dan shalat bagi pasien yang sedang sakit.

    Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 185:

    artinya : allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran

    bagimu(QS.Al-baqarah;185)

    G. TATA CARA BERIBADAH BAGI ORANG YANG SAKIT

    Tata Cara Bersuci Bagi Orang Yang Sakit

    1. diwajibkan bersuci dengan air, berwudhu jika berhadats kecil dan mandi jika berhadats besar

    2. Jika tidak bisa dengan air karena dikhawtirkan dapat memperlambat kesembuhan, maka boleh

    tayamum

    3. Bila tidak mampu bersuci sendiri maka dapat dibantu orang lain

    4. Jika pada tubuh terdapat luka yang digips atau dibalut maka cukup mengusap balutan tadi

    dengan air

    5. Cara bertayamum ialah memukulkan dua tangannya ketanah yang suci sekali pukulan, kemudian

    mengusap wajahnya lalu mengusap telapak tangannya

    6. Jika sebagian tubuh yang harus disucikan terluka, maka dibasuh dengan air jika membahayakan

    cukup diusap sekali saja jika membahayakan juga maka bias bertayamum

    7. Dibolehkan bertayamum pada dinding yang mengandung debu yang suci

    8. Jika tidak mungkin bertayamum diatas tanah atau dinding atau tempat lain yang mengandungdebu maka boleh menggunakan sapu tangan

    9. Orang yang sakit juga wajib membersihkan tubuhnya dari najis, jika tidak mungkin maka ia solat

    apa adanya, dan solatnya sah

    10. Orang yang sakit wajib menggunakan pakaian yang suci dalam melaksanakan solat jika tidak

    memungkainkan maka solat apa adanya dan solatnya sah

    11. orang yang sakit juga wajib solat ditempat yang suci jika tidak mungkin maka cara sholat

    ditempat apa adanya dan sholatnya sah.

    Tata Cara Shalat Bagi Orang Sakit

    1. Diwajibkan berdiri meskipun tidak tegak atau bersandar pada dinding atau bertumpu pada

    tongkat

    2. Bila tidak mampu berdiri maka hendaklah solat dengan duduk

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    12/15

    3. Bila tidak mampu duduk maka solat dengan berbaring miring dengan bertumpu pada sisi tubuh

    sebelah kanan menghadap kiblat

    4. Jika tidak mampu berbaring maka dapat dengan telentang dan kaki menuju arah kiblat dan

    kepala agak ditinggikan

    5. Jika tidak mampu juga maka solat dengan menggunakan isyarat tubuh seperti kepala jika kepala

    tidak mampu maka dengan mata

    6. Jika memang semua itu tidak mampu maka dapat solat didalam hati

    7. Jika orang sakit merasa kesulitan mengerjakan solat pada waktunya, maka dibolehkan menjamak

    Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa dalam bulan suci rhamadan

    1. Orang yang sedang bepergian (musafir)

    Selama bepergian tersebut tidak untuk maksiat dan sesuai dengan ketentuan ukum islam maka

    diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan dapat menggantinya dihari yang lain sesuai dengan

    puasa yang ditinggalkannya.

    2. Orang yang sakit

    Sakit yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa adalah yang mengakibatkan bahaya bagi jiwa,

    atau bertanmbahnya penyakit baginya, atau dikhawatirkan terlambatnya kesembuhan akibat dari

    puasa tersebut dan dapat menggantinya dihari yang lain sesuai dengan puasa yang

    ditinggalkannya.

    3. Wanita yang haid dan nifasWajib mengganti dihari yang lain dan jika wanita tersebut berpuasa maka puasanya tidak sah.

    4. Orang yang sudah lanjut usia

    Orang yang lanjut usia dan perempuan tua yang tidak mampu berpuasa hendaknya memberi

    makanan setiap hari, satu orang miskin

    5. Wanita yang hamil dan menyusui

    Allah meringankan bagi mereka untuk tidak berpuasa, dan termasuk dari golongan hambanya

    yang lemah adalah wanita hamil dan menyusui.

    Para pemimpin rumah sakit-rumah tidak boleh menugaskan seorang perawat laki-laki dan

    seorang perawat wanita untuk piket dan jaga malam bersama, ini suatu kesalahan dan

    kemungkaran besar, dan ini artinya mengajak kepada perbuatan keji. Jika seorang laki-laki hanya

    berduaan dengan seorang wanita di suatu tempat, tidak bisa dijamin aman dari godaan setan

    untuk melakukan perbuatan keji dan sarana-sarananya.

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    13/15

    Karena itu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

    Tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepian dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya)

    kecuali yang ketiganya setan"

    Menurut islam kesehatan yang bersifat (Prepentif) lebih diutamakan dari pada Kuratif

    (pengobatan).

    Hak dan kewajiban petugas kesehatan lebih besar dari pada hak dan kewajiban pasien karna hak

    dan kewajiban petugas kesehatan bertanggung jawab atas jiwa dan raga pasien.

    Menurut islam bahwasan orang sakit wajib melakukan berobat untuk mengobati penyakit

    nya.sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.

    berobatlah kamu, hai hamba hamba Allah! Sebab sesungguhnya Allah SWT tidak membuat

    penyakit kecuali membuat pula obat nya, selain itu penyakitnya, ialah sakit tua.(Hadis riwayat

    Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)

    Menurut hukum islam, seseorang yang melakukan praktek kedokteran dan pengobatan,

    sedangkan ia bukan ahlinya, misalnya, ia Kunter (dukun yang melakukan praktek dokter

    seperti operasi), atau Terkun (dokter yang melakukan praktek dukun)

    Seperti ia tidak memberikan resep obat kepada pasiennya yang sesuai dengan disiplin ilmu

    kedokteran yang ia pelajari, tetapi ia harus bertanggung jawab atas kerugian pasien nya,

    jiwa/materialnya. Hal ini berdasarkan sabda Hadis Nabi :

    Barang siapa melakukan praktek kedokteran/pengobatan, sedangkan ia bukan ahlinya, maka iaharus bertanggung jawab menggung kerugian.

    kemudian ketika memberikan pelayanan perawatan bagi pasien yang perempuan

    hendaknya dirawat oleh perawat perempuan.begitu juga sebaliknya,pasien laki-laki dirawat oleh

    perawat laki-laki pula.

    ruang lingkup itu mencakup berbagai aspek dan keadaan yang sesuai dengan kaidah dan

    aturan dalam islam.misalnya :

    Tata cara dan aturan tentang alat kontrasepsi atau KB

    1. Proses dan pasca melahirkan

    2. Transplantasi organ tubuh

    3. Tranfusi darah

    4. Aturan dan cara pengadopsian anak

    5. Dan lain sebagainya.

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    14/15

    Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional sesuai fungsi dan tujuan

    dari asuhan keperawatan.dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan yang

    bermutu dan sesuai dengan syariah islam.

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dalam padangan agama islam merawat pasien merupakan tugas mulia,baik secara

    tersurat maupun tersirat agama islam sangat menuntut akan hadirnya peran perawan(rufidah) ditengah masyarakat. Dalam mengabdi kepada masyarakat diperlukan kesiapan-kesiapan tertentu

    yang harus dimiliki oleh perawat antara lain profesi keperawatan dijadikan sebagai profesi yang

    sebenarnya,dalam menjalankan tugas harus memperhatikan aspek-aspek meliputi

    ketelitian,kecermatan dan kewaspadaaan guna meminimalisir resiko negatif yang mungkin akan

    timbul. Serta rasa tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi dalam menghadapi segala

    tindakan yang dilakukan. Sebagai seorang perawat harus proaktif dalam menjalankan tugas yang

    diembannya bukan sebagai penunggu pasien yang sakit ketika datang ke rumah sakit.

    B. Saran

    Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan aspek-aspek hati-hati,teliti,dan

    cekatan serta tanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukan.

    Menganjurkan pasien utuk tidak lupa melaksanakan mewajiban sebagai umat muslim.

  • 5/20/2018 Pandangan Islam Dan Kesehatan Tentang Merawat Pasien

    15/15

    Sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan perawat maupun petugas kesehatan yang lain tidak

    boleh meninggalkan sholat.

    Memegang teguh prinsip perawat profesional.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.kreasimahasiswa.page.tl/MATERI-AGAMA-ISLAM.htm

    Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba

    Medika: Jakarta

    Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

    Anonim2009.sejarah perkembangan keperawatan di dunia,dalam di akses selasa 24 agustus 2010

    pukul 10:15am

    http://www.yousaytoo.com/makalah-sejarah-keperawatan/488956http://www.yousaytoo.com/makalah-sejarah-keperawatan/488956http://www.yousaytoo.com/makalah-sejarah-keperawatan/488956