pandangan guru terhadap relevansi syukur dan …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_moh....

77
PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN KESEHATAN MENTAL (Studi Kasus di Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo) SKRIPSI OLEH MOHAMAD TAUFIKURROHMAN 210311187 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2018

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN

KESEHATAN MENTAL

(Studi Kasus di Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo)

SKRIPSI

OLEH

MOHAMAD TAUFIKURROHMAN

210311187

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2018

Page 2: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

ii

ABSTRAK

Taufikurrohman, Mohamad. 2018. Pandangan Guru Terhadap Relevansi Syukur

Dan Kesehatan Mental (Studi Kasus di Madrasah Miftahul Huda Mayak

Tonatan Ponorogo). Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.

Pembimbing, Pryla Rochmahwati, M.Pd.

Kata Kunci :Syukur, Kesehatan Mental

Syukur merupakan salah satu betuk tazkiyatun nafsi (pembersihan

jiwa) yang sangat pokok. Jika seorang hamba mensyukuri apa adanya, maka

hati akan terasa nyaman, tentram dan nikmat. Namun apabila tidak bersyukur

terhadap apa yang dimiliki, maka akan terasa gelisah, karena dihinggapi rasa

tidak puas. Jiwa dan pikiran akan terhasut oleh perasaan ambisi yang

berlebihan. Sehingga akan menjadikan manusia jauh dari pencipta-Nya.

Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pandangan Guru Madrasah

Miftahul Huda Mayak terhadap relevansi syukur dan kesehatan mental

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana Pandangan

Guru Madrasah Miftahul Huda Tentang Syukur? (2) Bagaimana Pandangan

Guru Madrasah Miftahul Huda Tentang Kesehatan Mental? (3) Bagaimana

Pandangan Guru Madrasah Miftahul Huda Tentang Relevansi Syukur dan

Kesehatan Mental?

Penelitian ini temasuk penelitian kualitatifberjenis studi kasus dengan

teknik menggumpulkan data wawancara, observasi, dan dokumentasi.

sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan (verification).

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan (1) Syukur adalah

kondisi di mana seseorang merasakan perasaan senang atau puas terhadap apa

yang diterimanya, sehingga syukur memunculkan kondisi psikologi positif

yang dapat menguatkan dan meningkatkan kesehatan mental. (2) Dampak

syukur mendorong orang untuk berprilaku sesuai dengan norma-norma sosial

yang menyebabkan dia lebih mudah diterima secara sosial. (3) Bersyukur

mendorong individu umtuk kembali kepada kebaikan, serta ekspresi

bersyukur menghargai kedermawanan, sehingga memungkinkan mereka

membantu lagi di waktu yang akan datang. (4) Syukur merupakan

pengalaman kekaguman yaitu tahap seseorang menerima dan menyetujui

perbuatan dari pemberi kemudian menimbulkan perasaaan senang karena

menjadi pribadi yang menguntungkan atau bermanfaat.

Page 3: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi atas nama saudara:

Nama : MOHAMAD TAUFIKURROHMAN

NIM : 210311187

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI

SYUKUR DAN KESEHATAN MENTAL (Studi Kasus di

Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo)

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam ujian munaqosah.

Pembimbing,

Pryla Rochmawati, M.Pd.

NIP. 198103162011012003

Tanggal, __ Juli 2018

Mengetahui;

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,

Kharisul Wathon, M. Pd. I

NIP. 197306252003121002

Page 4: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

iv

KEMENTRIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

PENGESAHAN

Skripsi atas nama saudara :

Nama : MOHAMAD TAUFIKURROHMAN

NIM : 210311187

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI

SYUKUR DAN KESEHATAN MENTAL (Studi Kasus di

Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo)

telah dipertahankan pada sidang munaqosah di Institut Agama Islam Negeri

Ponorogo pada :

Hari : Senin

Tanggal : 30 Juli 2018

dan telah diterima sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Guruan Agama Islam, pada :

Hari : Senin

Tanggal : 30 Juli 2018

Ponorogo, 30 Juli 2018

Mengesahkan

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Dr. Ahmadi, M.Ag.

NIP. 196512171997031003

Tim Penguji:

1. Ketua Sidang : Kharisul Wathon, M. Pd. I (___________________)

2. Penguji I : Dr. Sutoyo, M.Ag. (___________________)

3. Penguji II : Pryla Rochmahwati, M.Pd. (___________________)

Page 5: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya perkembangan sains dan ilmu pengetahuan

teknologi (IPTEK) yang makin marak dewasa ini, telah membawa kemajuan

dan perubahan di berbagai bidang kehidupan manusia, yang berdampak pada

kebudayaan modern. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini di satu sisi

membawa dampak positif seperti kemudahan-kemudahan dibidang transportasi,

telekomunikasi, serta informasi dan sebagainya. Di sisi lain kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi juga akan membawa dampak negatif, berbagai

problem kemanusiaan yang sangat mencemaskan bermunculan di mana-mana,

seperti pencemaran lingkungan hidup, degradasi moral, kriminalitas dan

persoalan-persoalan kemanusiaan yang lain.

Di samping persoalan di atas, adanya ilmu pengetahuan dan teknologi

yang semakin modern juga akan membawa manusia pada kehidupan yang serba

materi (Materialistik) yang pada akhirnya akan menimbulkan Dehumanisasi

(pengingkaran kemanusiaan) yang dapat berwujud dengan tindakan kekerasan,

penindasan, korupsi, kesewenang-wenangan yang pada akhirnya akan muncul

problem kejiwaan seperti rasa takut, ketegangan, keresahan batin dan berbagai

gangguan kejiwaan yang lain.

Dr. Kartini Kartono, seorang Psikolog mengatakan bahwa :

Page 6: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

2

“Masyarakat modern yang memburu keuntungan komersial dan penuh

kompetisi itu banyak mengandung unsur eksplosif, akibatnya tidak

sedikit penduduknya yang menderita ketegangan syaraf dan mengalami

stress atau tekanan-tekanan batin, yang meledak menjadi Simptom

penyakit mental. Kebudayaan modern yang penuh rivalitas dan pacuan

ini menampilkan diri dalam bentuk Kebudayaan Eksposif; yaitu satu

“High Tension Cultur”, di mana orang-orangnya dengan luapan emosi

dan ketegangan batin yang tinggi asyik berebut-rebutan dan berlomba-

lomba memperoleh kemewahan material”.1

Kekurangan kebutuhan kejiwaan (rohani) bagi manusia akan sangat

berbahaya dari pada kurang kebutuhan jasmani, sebab rohani, kejiwaan

merupakan penyebab utama berjalannya fungsi-fungsi kejiwaan lainnya seperti

pikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan dan keyakinan hidup berubah menjadi

pertentangan dalam diri yang mengakibatkan ketidak seimbangan fungsi-fungsi

tubuh, yang pada gilirannya membawa pengaruh buruk apabila tidak segera

diatasi bahkan akan menjalar menjadi gangguan kejiwaan pun mengakibatkan

penyakit jiwa.

Mengingat arti penting kesehatan jiwa (mental) bagi manusia dalam

menghadapi kehidupannya, maka agama yang termanifestasi dalam ajaran-

ajaranya, seperti sholat, sabar dan juga syukur, dapat membantu mengatasi

problema kejiwaan di kalangan Ahli Jiwa, Psikiatri, dan Ahli Agama. Agama

sebagai bagian dari salah satu alternatif mengatasi problem kejiwaan telah

banyak sekali membantu mengatasi masalah-masalah kesehatan mental.

1 Kartini Kartono dan dr. Jenny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental Dalam Islam,

(Bandung: Mandar Maju, Cet IV, 1989), 22.

Page 7: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

3

Islam dengan memberikan konsep-konsep mujarab dari ajarannya

memberi jalan keluar/solusi alternatif bagi umatnya terhadap permasalahan

yang dialami. Al-Qur'an telah memberikan berbagai macam terapi kejiwaan,

juga sebagai pegangan hidup telah mengenalkan berbagai macam ajaran dan

petunjuk serta nasehat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup manusia baik

yang berhubungan dengan Allah (Habluminallah), dan yang berkaitan erat

dengan hubungan sesama manusia (Hablumminannas) maupun hubungan

manusia dengan lingkungan sekitarnya.

Salah satu konsep mujarab tersebut adalah Syukur. Selama ini ajaran

Syukur telah banyak ditinggalkan oleh umat Islam sendiri. Indikasi hal itu

adalah adanya kecendrungan umat Islam yang terkungkung pada pemikiran

materialistik, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi dan

kemewahan dunia.

Bersyukur merupakan salah satu sikap terpuji yang harus dimiliki oleh

seorang muslim. Pribadi muslim mempunyai timbangan-timbangan yang

dalam, yang dengan timbangan tersebut dapat diketahui kadar keimanannya.

Manakala seorang muslim mendapatkan nikmat (karunia), ia segera bersyukur

dan senantiasa menjaga hak-haknya, serta meyakini bahwa semua itu adalah

anugerahnya.2

Syukur merupakan salah satu betuk tazkiyatun nafsi (pembersihan

jiwa) yang sangat pokok. Jika seorang hamba mensyukuri apa adanya, maka

2Ahmad Umar Hasyim, Menjadi Muslim Kaffah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004), 369.

Page 8: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

4

hati akan terasa nyaman, tentram dan nikmat. Namun apabila tidak bersyukur

terhadap apa yang dimiliki, maka akan terasa gelisah, karena dihinggapi rasa

tidak puas. Jiwa dan pikiran akan terhasut oleh perasaan ambisi yang

berlebihan. Sehingga akan menjadikan manusia jauh dari pencipta-Nya.3

Di Madrasah Miftahul Huda sendiri dengan bisyarah yang tidak

seberapa besar para pendidik tetap semangat dan penuh kesyukuran

mengabdikan diri dan mesyiarkan ilmu yang dimlilki. Hal tersebut dibuktikan

dengan keaktifan para pengajar walupun jarak yang harus ditempuh olehnya

tidaklah dekat, semisal ada seorang guru dari daerah Magetan, Sooko, dan

Slahung. Berbicara tentang hal tersebut berbagai latar belakang pengajar (guru),

baik dari segi pendidikan, pegaulan, dan lain sebagainya pastilah akan

menimbulkan persepsi atau pandangan yang beragam. Keberagaman pandangan

itulah yang menarik peneliti untuk memunculkan kedalam sebuah tulisan.

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang terencana dalam penyusunan Skripsi tentang:

“Pandangan Guru Terhadap Relevansi Syukur Dan Kesehatan Mental

(Studi Kasus Di Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo)”

3Asep Akhmad Hidayat, Mata Air Bening ketenanga Jiwa (bandung: Marja, 2013) 155.

Page 9: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

5

B. Identifikasi Dan Fokus Penelitian

1. Identikasi Masalah

Dari pemaparan di atas, maka ditemukan hal-hal yang menarik dan dapat

diidentifikasi yaitu kesenjangan social kemasyarakatan yang disebabkan

karena pengaruh arus globalisasi yang berimplikasi pada maindset manusia

sebagai yang tidak mengenal dirinya dan Tuhan-Nya.

2. Fokus Penelitian

Berangkat dari latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan pada

hubungan anatara pemahaman tentang syukur yang berimplikasi pada

kesehatan mental pendidik di Madrasah Miftahul Huda.

C. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, maka perlu adanya

rumusan masalah. Penulis membatasi pembahasan dalam beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pandangan Pendidik Madrasah Miftahul Huda Tentang Syukur?

2. Bagaimana Pandangan Pendidik Madrasah Miftahul Huda Tentang

Kesehatan Mental?

3. Bagaimana Pandangan Pendidik Madrasah Miftahul Huda Tentang

Relevansi Syukur dan Kesehatan Mental?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yangingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 10: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

6

1. Untuk mendeskripsikan Pandangan pendidik Madrasah Miftahul Huda

tentang Syukur.

2. Untuk mendeskripsikan pandangan pendidik Madrasah Miftahul Huda

tentang kesehatan mental.

3. Untuk mendeskripsikan pandanga pendidik Madrasah Miftahul Huda

tentang relevansi syukur dan kesehatan mental.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

khazanah keilmuan dan dapat memberikan pemahaman tentang Syukur dan

relevansinya terhadap kondisi mental pendidik Madrasah Miftahul Huda.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Lembaga pendidikan Islam, dapat dijadikan referensi dalam

peningkatan mutu pendidikan Islam.

b. Peneliti, yaitu menambah wawasan dan pengetahuan serta tambahnya

pengalaman ketika penelitian berlangsung.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penulisan hasil penelitian dan agar dapat dicerna

secara runtut, diperlukan sebuah sistematika pembahasan. Dalam laporan

penelitian ini, akan dibagi menjadi 5 bab yang masing-masing bab terdiri dari

Page 11: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

7

sub-bab yang saling berkaitan satu sama lain. Sistematika selengkapnya sebagai

berikut:

Bab I berisi pendahuluan yang menggambarkan secara umum kajian ini,

yang isinya terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kajian teori dan telaah hasil penelitian terdahulu,

metode penelitian, dan sistematika pembahasan dengan demikian merupakan

pengantar penelitian ini.

Bab II berisi tentang kajian teori dan telaah hasil penelitian terdahulu.

Bab III berisi tentang metode penelitian

Bab IV berisi deskripsi data.

BAB V berisi tentang analisis penulis terhadap pandangan pendidik

terhadap syukur dan kesehatan mental Madrasah Miftahul Huda Mayak

Ponorogo.

Bab VI berisi penutup, yang meliputi kesimpulan dari penelitian ini dan

saran-saran.

Page 12: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

8

BAB II

TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI

A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Disamping memanfaatkan toeri yang relevan dengan bahasan ini, penulis

juga melakukan telaah hasil penelitian terdahulu yang jenis penelitiannya ada

dengan penelitian ini. Diantara penelitian-penelitian tesebut adlah sebagai

berikut:

1. M. Shunhaji. 2011. KONSEP QANÂ‟AH MENURUT HAMKA DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP KESEHATAN MENTAL (PERSPEKTIF

BIMBINGAN KONSELING ISLAM). Skripsi. Fakultas Dakwah Institut

Agama Islam Negeri WalisongoSemarang. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa menurut Hamka, qanâ‟ah adalah sikap yang menerima

apa adanya, tetapi dalam pengertian tetap harus berusaha. Konsep qanâ‟ah

Hamka menuntut adanya keikhlasan hati dalam menerima apa yang ada

dengan disertai ikhtiar maksimal. Qanâ‟ah menurut Hamka terkandung lima

sikap mental, yaitu: rela (riḍa), memohon tambahan yang pantas dan

berusaha, sabar, tawakal, dan tidak tertarik tipu daya dunia (zuhud).

Berdasarkan keterangan tersebut, menjadi petunjuk bahwa konsep Hamka

tentang qanâ‟ah apabila diamalkan maka akan membentuk mental seseorang

menjadi sehat. Atas dasar itu perluadanya bimbingan dan konseling Islam

untuk membantu individu agar bias menerapkan qanâ‟ah sehingga dapat

membangun kesehatan mental individu dari perasaan iri, dengki, tamak, dan

Page 13: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

9

sifat negatif lainnya. Bimbingan dan konseling Islam sangat penting untuk

membantu individu memahami peran, fungsi, dan arti penting qanâ‟ah dalam

memelihara kesehatan mental seseorang.

2. Siti Ernawati. 2009. KONSEP SABAR MENURUT M. QURAISH SHIHAB

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi.

Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Disimpulkan Konsep M. Quraish Shihab yang menyuruh manusia untuk

sabar sangat relevan dengan kesehatan mental karena dengan sabar maka

dapat membentuk manusia yang bermental sehat. Al-Quran mengajak kaum

muslimin agar berhias diri dengan kesabaran. Sebab, kesabaran mempunyai

faedah yang besar dalam membina jiwa, memantapkan kepribadian,

meningkatkan kekuatan manusia dalam menahan penderitaan,

memperbaharui kekuatan manusia dalam menghadapi berbagai problem

hidup, beban hidup, musibah, dan bencana, serta menggerakkan

kesanggupannya untuk terus-menerus berjihad dalam rangka meninggikan

kalimah Allah SWT. Apabila seseorang bersabar dalam memikul kesulitan

dan musibah hidup, bersabar dalam gangguan dan permusuhan orang lain,

bersabar dalam beribadah, dan taat kepada Allah SWT, maka mentalnya akan

sehat. Sabar dalam melawan syahwat, bersabar dalam bekerja dan berkarya,

ia tergolong orang yang memiliki kepribadian yang matang, seimbang,

paripurna, kreatif, dan aktif. Selain itu, ia juga menjadi orang yang terlindung

dari kegelisahan dan aman dari gangguan-gangguan kejiwaan.

Page 14: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

10

Perbedaan antara penelitian terdahulu diatas dengan penelitian sekarang

adalah penulis mencoba mengkaji pandangan pendidik tentang syukur dalam

hubungannya dengan kesehatan mental.

B. Kajian Teori

1. Syukur

a. Pengertian Syukur

Secara bahasa (etimologi) kata “syukur” adalah kata serapan dari

Bahasa Arab “ًشُكْرا”. Kata syukur adalah bentuk mashdar dari kata

kerja syakara – yasykuru – syukran – wa syukranan dalam susunan

bahasa arab:

كْرًا - يشَْكرًَ َ-شَكَرََ( كْرَانًََ-ش )ش

yang berasal dari Fi‟il Madhi “syakara” yang berarti membuka.4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ini diartikan sebagai: (1)

rasa terima kasih kepada Allah, dan (2) untunglah (menyatakan lega,

senang dan sebagainya).5

Secara istilah syukur adalah ungkapan terima kasih kepada Allah

dengan cara melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan

memanfaatkan semua anugerah-Nya dengan benar.6

Ada juga yang

4 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), 734.

5Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 1994), 967. 6Heri Jauhari Muchtar, Fiqh Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 29.

Page 15: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

11

mendefinisikan bahwa syukur adalah keadaan seseorang

mempergunakannikmat yang telah diberikan Allah kepada kebaikan.

Misalnya tangandigunakan untuk mencari rizki yang halal, akal

digunakan untuk mencari ilmu yang berguna, dan lain sebagainya.7

Secara lebih luas para ulama yang mendefinisikan syukur

sebagai berikut:

1) Sayyid, syukur adalah mempergunakan semua nikmat yang

telah diberikan Allah.

2) Ibnu Alan as-Sidiqi, syukur adalah pengakuan atas nikmat dan

suka membantu.

3) Ibnu Ujaibah, syukur adalah kebahagiaan hati atas nikmat yang

diperoleh, dibarengi dengan pengarahan seluruh anggota tubuh.8

4) Abu Uthman, syukur adalah mengetahui kelemahan syukur itu

sendiri.

5) Hamdun al-Qassar, syukur adalah memperhatikan dirinya meskipun

tidak diundang.

6) Abu Bakar al-Waraq, syukur adalah memperhatikan pemberian

dan menjaga kehormatan.

7) Syibli, syukur adalah memperhatikan Dzat yang memberikan

nikmat bukan pada kenikmatan-Nya.9

7 Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawwuf ( Surabaya: Bina Ilmu, 1995), 71.

8Syaikh Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf, terjemahan Khairul Amru Harahap dan Afrizal

Lubis, (Jakarta: Qisthi Press, 2011), 267.

Page 16: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

12

8) Ar-Raghibal-Isfahani, syukur mengandung arti gambaran dalam

benak tentang nikmat dan menempatkannya ke permukaan.10

9) Abu Ali Daqaq, syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang

telah diberikan Allah kepadanya dengan kedudukannya.11

10) Imam Ghazali, syukur adalah menggunakan nikmat Allah sesuai

dengan maksud pemberian-Nya.12

Dapat peneliti simpulkan bahwa syukur adalah ridha dan

menerima apa yang telah diberikan oleh Sang Maha Pemberi nikmat,

bagi orang yang bersyukur ia harus mengetahui hakikat dari nikmat

yang ia syukuri, diakui dengan ucapan dan dibenarkan dengan hati,

bentuk syukur tersebut diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang

baik, sifat tidak menerima dengan ridha apa yang telah diberikan

merupakan bentuk dari lawan sifat syukur yakni sifat kufur.

b. Syukur dalam Al-Qur‟an

1) Surat Al-Baqarah, Ayat 152:

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat

(pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah

kamu mengingkari (nikmat)-Ku.13

9Abul Qasim Abdul Karim Hawazinal-Qusyairian- Naisaburi, Risalah Qusyairiyah: Sumber

Kajian Ilmu Tasawuf, terj.Umar Faruq (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), 245. 10

Quraish Syihab, Wawasan Al-Qur’an (Jakarta: Mizan, 2013), 125. 11

Supiana dan Karman, Materi Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2008), 233. 12

lyas Ismail, Pilar-Pilar Taqwa: Doktrin, Pemikiran, Hikmat, dan Pencerahan

Spiritual(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), 235.

Page 17: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

13

Pada prinsipnya segala bentuk kesykuran harus ditunjukan

kepada Allah SWT. Namun demikian, walaupun kesyukran harus

ditujukan kepad Allah bukan berarti terdapat larangan bersyukur

kepada mereka yang menjadi perantara kehadiran nikmat Allah.14

2) Surat Ibrahim, Ayat 7:

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah

(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka

Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".15

Satu hal yang menarik untuk disimak dari ayat tersebut

adalah kesyukuran dihadapkan dengan janji yang pasti lagi tegas dan

bersumber dari-Nya langsung. Akan tetapi kekufuran hanya

diisyaratkan dengan siksa tanpa adanya penegasan bagi manusia

yang tidak bersyukur atas nikmat-Nya. dalam penafsiran yang lain

siksa tersebut berupa rasa lapar, cemas dan takut.

3) Surat Al-Dhuha, ayat 11:

13

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: 2016), 478. 14

Quraish Syihab, Wawasan Al-Qur‟an (Jakarta: Mizan, 2013), 289. 15

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: 2016), 456.

Page 18: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

14

Artinya: “dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu

siarkan ".16

Hakikat syukur adalah ”menampakkan nikmat”, dan hakikat

kekufuran adalah menyembunyikannya. Menampakkan nikmat dapat

diwujudkan dengan penggunaan nikmat tersebut pada tempat yang

sesuai dengan kehendak dari Dzat pemberi nikmat tersebut. Serta

dengan menyebut-nyebut nikmat dan pemberinya dengan lisan.17

c. Dimensi Syukur

Menurut Umar Faruq, syukur terbagi menjadi tiga. Pertama,

syukur dengan lisan, yakni mengakui kenikmatan yang telah diberikan

oleh Allah Swt dengan sikap merendahkan diri. Kedua, syukur dengan

badan, yakni bersikap selalu sepakat dan melayani (mengabdi) kepada

Alla Swt. Ketiga syukur dengan hati yakni mengasingkan diri di

hadapan Allah Swt dengan konsisten menjaga keagungan-Nya. Syukur

dengan lisan adalah syukurnya orang yang berilmu. Ini dapat

direalisasikan dengan bentuk ucapan. Syukur dengan badan adalah

syukurnya orang yang beribadah. Ini dapat direalisasikan dengan bentuk

perbuatan. Syukur dengan hati adalah syukurnya orang yang ahli

16

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: 2016), 904. 17

Quraish Syihab, Wawasan Al-Qur’an (Jakarta: Mizan, 2013), 290.

Page 19: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

15

ma‟rifat. Ini dapat direalisasikan dengan semua hal ikhwal secara

konsisten.18

Hakikat syukur pada dasarnya adalah mencakup syukur secara

lisan maupun penegasan dalam hati atas anugerah dan rahmat Allah

SWT. Syukur dengan lisan berupa pengakuan atas anugerah dalam

derajat kepasrahan, syukurnya anggota badan adalah mengambil sikap

serta dan mengabdi (ibadah) kepada Allah, dan syukurnya hati adalah

dengan mengundurkan diri ke tataran persaksian dengan terus-menerus

melaksanakan pengabdian. 19

Ulya Alwi Ubaid dalam bukunya menjelaskan syukur sebagai

bentuk pujian seorang hamba yang diungkapkan untuk memuji Dzat

yang memberi kenikmatan atas limpahan kebaikan yang dianugerahkan

kepadanya. Syukur seorang hamba mempunyai tiga rukun, yang tanpa

tiga rukun tersebut seorang hamba belum dikatakan bersyukur. Tiga

rukun tersebut adalah:

1) Mengakui nikmat yang diterima secara batin

2) Menceritakan nikmat yang diterima secara dzahir.

3) Menggunakan nikmat yeng diterima untuk ketaatan kepada Allah.20

18

Umar Faruq, Risalah Qusyairiyah: Sumber Kajian Ilmu Tasawuf(Jakarta: Pustaka Amani,

2007), 245. 19

Asep Akhmad Hidayat, Mata Air Bening Ketenangan Jiwa 17 Cara Mencari Ketentraman

dan Kemuliaan (ESQ Perspektif Tasawuf) (Bandung: Marjaa, 2012), 155-156. 20

Ulya Alwi Ubaid, Sabar dan Syukur (Jakarta: Amzah, 2012), 171.

Page 20: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

16

Syukur bersifat responsif dan ekspresif, semua berpendapat

bahwa syukur merupakan bentuk ekspresi atas nikmat Allah dengan cara

yang baik. Tidak adanya ekspresi atau tidak adanya respon atas nikmat

Allah, maka disebut kufur. Yang dimaksud kufur adalah menutupi rasa

bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Syukur juga melibatkan sifat

ridha. Orang yang telah ridha dengan kenikmatan adalah orang yang

bersyukur. 21

d. Manfaat Syukur

Mendayagunakan segenap potensi untuk mengubah kehidupan

menjadi lebih baik adalah salah satu bentuk syukur kepada Allah swt

atas nikmat anggota tubuh dan potensi luar biasa yang telah

dikaruniakan oleh Allah swt. Kemudian, Men-syukur-i kesehatan yang

ada pada diri dengan mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupan

ini. Yang nantinya akan membuat diri melakukan apa yang bisa

dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu mengubah diri

menjadi lebih baik. Syukur menuntun diri untuk tetap berbaik sangka

terhadap Allah swt dalam segala hal yang terjadi pada kehidupan ini,

sehingga mampu menggerakkan hati untuk ikhlas menerima ketetapan

21

Ahmad Rusdi, Jurnal Ilmiah penelitian Psikologi: Kajian Empiris dan Non-Empiris, vol. 2

No. 2, (Jakarta: Universitas Islam Indonesia, 2016), 42.

Page 21: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

17

Allah swt. Sehingga mengarahkan seseorang untuk menerima

kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. 22

Selain itu, nilai dalam ajaran syukur mengarahkan untuk selalu

memaknai setiap peristiwa dalam kehidupan dengan sudut pandang

positif. Maka mampu meningkatkan kemampuan untuk berpikir positif

dan memiliki evaluasi diri yang bagus serta membangun konsep diri

yang lebih positif. Secara psikologis rasa syukur dapat memberikan

kepuasan pada diri sendiri sehingga mampu menghilangkan perasaan

resah ketika gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan. Dan juga,

Syukur mengandung arti mengenali semua nikmat yang telah Allah swt

karuniakan, termasuk didalamnya yakni dengan mengenali potensi

potensi yang Allah swt anugerahkan pada diri ini, yang nantinya akan

menumbuhkan optimisme yang membuat diri bersemangat menghadapi

tantangan. Maka dengan perasaan ber-syukur menumbuhkan rasa tidak

takut gagal dan berani mencoba hal baru sehingga tidak bersikap

pesimis terhadap kompetisi, dan meningkatkan rasa percaya diri.23

Manfaat syukur itu kembali pada orang yang ber-syukur,

kebaikan yang ada kembali pada mereka yang ber-syukur, sebagaimana

dalam surat An-Naml ayat 40.

22

Aura Husna (Neti Suriana), Kaya dengan Bersyukur: Menemukan Makna Sejati Bahagia

dan Sejahtera dengan Mensyukuri Nikmat Allah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013),154. 23

Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan

Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja) (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), 139.

Page 22: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

18

Sayyid Quthb yang dikutip oleh Ahmad Yani, menyatakan empat

manfaat ber-syukur, yakni:24

1) Menyucikan Jiwa

2) Mendorong jiwa untuk beramal saleh

3) Menjadikan orang lain ridha

4) Memperbaiki dan memperlancar interaksi sosial

Manfaat syukur lainnya, disebutkan oleh Aura Husna sebagai

berikut:

1) Menuntun hati untuk ikhlas

2) Menumbuhkan optimisme

3) Memperbaiki kualitas hidup

4) Membentuk hubungan persahabatan yang lebih bai

5) Mendatangkan pertolongan Allah swt.25

Dalam metode bimbingan ruhani, Frankl menekankan realisasi

nilai-nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap

penderitaan yang dialami manusia. Dalam pandangan Islam, sikap

positif tersebut antara lain qonaah, sabar, syukur dan tawakal. Dengan

menunjukkan sikap-sikap tersebut, seorang muslim dapat mengambil

24

Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan

Umat, (Bandung: Mizan, 1996), 218. 25

Aura Husna (Neti Suriana), Kaya dengan Bersyukur: Menemukan Makna Sejati Bahagia

dan Sejahtera dengan Mensyukuri Nikmat Allah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013),

Page 23: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

19

hikmah dan menemukan makna dibalik musibah atau penderitaan yang

dialaminya, sehingga dapat merasakan kebermaknaan hidup.

Rasa syukur merupakan kecenderungan seseorang menunjukan

respon terhadap segala yang terjadi di sekitarnya dengan adanya rasa

terima kasih terhadap orang lain. Rasa syukur pada diri seseorang

biasanya ditunjukan dengan sikap positif terhadap lingkungannya seperti

memberi kenyamanan dengan perasaan cinta dan kasih sayang terhadap

orang lain, memiliki niat baik untuk berbagi dan sebagainnya.

Syukur merupakan salah satu bentuk dari ekspresi kebahagiaan

yang berhubungan dengan kesejahteraan. Syukurmerupakan elemen

penting serta fundamental dalam meningkatkan kesejahteraan.

Disamping itu aktifitas bersyukur dapat memelihara dan

mempertahankan kesejahteraan psikologis pada diri seseorang. Dengan

demikian syukur merupakan salah satu bentuk dari emosi positif yang

bertolak belakang dengan emosi negatif seperti marah, cemas,cemburu,

dan bentuk emosi negatif lainnya.

Rasa syukur dapat dicirikan sebagai konsep moral dan pro-

sosial, serta ekspresi yang memiliki implikasi potensial untuk kepuasan

hidup dan kesejahteraan. Konsep kebersyukuran berlakutermasuk dalam

pada setiap situasi tergantung bagaiamana individu memposisikan

kebersyukuran sebagaisebuah solusi. Syukur memiliki relevansi yang

tak terbantahkan untuk kedua pemahaman dan pengembangan dari

Page 24: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

20

kedua kesejahteraan dan kepuasan hidup, bahkan pada hasil penelitian

yang relevan saat ini akan tampil lebih valid sebagai prediktor

kesejahteraan psikologis. Bersyukur bisa membuat seseorang lebih baik

dan bijak, seseorang yang lebih bijaksana dapat menciptakan

keharmonisan antara dirinya dengan lingkungan dan komunitasnya.

Dalam penelitian lain, aktivitas bersyukur menjadikan seseorang merasa

bahagia, optimistis dan merasakan kepuasan hidup. 26

2. Kesehatan Mental

a. SecaraEtimologi

Secara etimologi, kesehatan mental yang biasanya disebut

mental hygiene, berasal dari dua kata yaitu mental dan hygeia. Hygeia

adalah nama dewi kesehatan Yunani. Dan hygiene berarti “ilmu

kesehatan”. Sedangkan mental (dari kata latin mens, mentis) artinya:

jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat. Mental hygiene dalam hal ini sering

disebut pula sebagai psiko hygiene. Psyche (dari kata yunani psuche)

artinya: nafas, asas kehidupan, hidup, jiwa, roh, sukma, semangat. Jadi

pengertian kesehatan mental secara etimologi adalah jiwa yang sehat

atau ilmu yang mempelajari tentang kesehatan jiwa.

b. Secara Terminologi

26

Eko Kristanto, Perbedaan Tingkat Kebersyukuaran pada Laki-laki dan

Perempuan,SeminarASEAN2nd Psycology and Humanity, Psycology Forum UMM,19-20 Februari

(Malang: Universitas Muhammadiyah, 2016), 129.

Page 25: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

21

Adapun pengertian kesehatan mental secara terminologi,

beberapa pakar memberikan definisi yang berbeda-beda. Berikut ini

adalah rumusan-rumusan pengertian kesehatan mental menurut pakar-

pakar tersebut :

1) Kartini Kartono

“Hygiene mental adalah ilmu kesehatan jiwa yang

mempermasalahkan kehidupan kerohanian yang sehat, dengan

memandang pribadi manusia sebagai satu totalitas psiko-fisik yang

kompleks”.

2) Abdul Aziz El-Quussy

“Kesehatan mental adalah keserasian yang sempurna atau integrasi

antara fungsi-fungsi jiwa yang bermacam-macam, disertai

kemampuan untuk menghadapi kegoncangan-kegoncangan jiwa

yang ringan, yang biasa terjadi pada orang, disamping secara positif

dapat merasakan kebahagiaan dan kemampuan”.

3) M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky

“Mental yang sehat adalah integrasinya jiwa muthmainnah (jiwa

yang tenteram), jiwa radhiyyah (jiwa yang meridloi), dan jiwa

mardhiyyah (jiwa yang diridloi)”.

4) Zakiah Daradjat

“Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-

sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian

diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan

keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup

bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat”.

5) Jalaluddin

“Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-

prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk

mempertinggi kesehatan rohani. Orang yang sehat mentalnya ialah

Page 26: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

22

orang yang dalam ruhani atau dalam hatinya selalu merasa tenang,

aman, dan tentram.”27

6) Tamami

“Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian, keharmonisan,

dan integralitas kepribadian yang mencakup seluruh potensi manusia

secara optimal dan wajar. 28

Dari beberapa definisi di atas, secara umum dapat disimpulkan

bahwa kesehatan mental adalah integrasi keserasian antara fungsi-fungsi

kejiwaan yang perasaan tentram dan mampu menyesuaikan diri

lingkungannya, sehingga mampu menghadapi goncangan-goncangan

kejiwaan dengan berlandaskan keimanan danketakwaan untuk mencapai

hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.

c. Tanda-Tanda Kesehatan Mental

Untuk mengetahui sehat dan tidaknya mental seseorang, pada

tahun 1959, Organisasi Kesehatan Dunia merumuskan kriteria jiwa atau

mental yang sehat, adalah sebagai berikut :

1) Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,

meskipun kenyataan itu buruk baginya.

2) Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.

3) Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.

4) Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.

27

Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 154. 28

Tamami HAG. Psikologi Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 87-88.

Page 27: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

23

5) Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling

memuaskan.

6) Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk

dikemudian hari.

7) Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan

konstruktif.

8) Mempunyai rasa kasih sayang yang besar

Kriteria jiwa yang sehat menurut WHO tersebut, belum

memasukkan elemen agama. Oleh karena itu, pada tahun 1984, WHO

menyempurnakan batasan sehat dengan menambah satu elemenspiritual

(agama), sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan sehat adalah

tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologis dan sosial, tetapijuga sehat

dalam arti spiritual atau agama (empat dimensi sehat: biopsiko-sosio-

spiritual).

d. PengertianGangguan Mental

Berdasarkan pengertian kesehatan mental yang dikemukakan

oleh Zakiah Daradjat, Yahya Jaya menjelaskan bahwa penyesuaian diri

meliputi:

Pertama, Penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri,

adalah dalam arti usaha seseorang untuk menyesuaikan diri secara sehat

terhadapdirinya, yang mencakup di dalam pembangunan dan

pengembangan seluruh potensi dan daya yang terdapat dalam diri, serta

Page 28: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

24

kemampuan dalam memanfaatkan potensi dan daya seoptimal mungkin

sehingga penyesuaian diri membawa kepada kesejahteraan dan

kebahagiaan diri sendiri dan orang lain.

Kedua, penyesuaian diri yang sehat dengan lingkungan dan

masyarakat, merupakan tuntutan kepada seseorang untuk meningkatkan

keadaan masyarakatnya dan keadaan dirinya sendiri sebagai anggota.

Dalam hal ini ia tidak hanya memenuhi tuntutan masyarakat dan

mengadakan perbaikan di dalamnya, tetapi juga dapat membangun dan

mengembangkan dirinya sendirisecara serasi dalam masyarakat

tersebut.29

Zakiah Daradjat membagi keabnormalan (penyakit mental)

tersebut menjadi dua bagian, yakni neurosa dan psikosa. Neurosa

berkaitan dengan gangguan kejiwaan pada perasaan, dan psikosa pada

gangguan pikiran. Perbedaan antara psikosa dan neurosa terletak pada

perasaan, pikiran dan kepribadian penderita. Neurosis yang terganggu

hanya perasaannya, karena itu ia masih merasakan kesukaran yang

dihadapinya sehingga kepribadiannya tidak memperlihatkan kelainan

yang berarti dan masih berada dalam alam kenyataan.30

29

Skripsi, Bakhtiyar Zain, Pemikiran Viktor E. Frankl Tentang Logoterapi dan Implikasinya

Terhadap Kesehatan Mental (Analisis Bimbingan Konseling Islam), (Semarang: Institut Agama Islam

Negeri (Iain) Walisongo, 2005), 177. 30

Ibid., 178.

Page 29: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

25

Sebaliknya, manusia kadang-kadang tidak dapat menyesuaikan

diridengan situasi yang penuh dengan berbagai konflik, masalah dan

cobaan yang dihadapinya. Artinya dia tidak bisa bersikap tenang dan

cenderung tidak bisa menerima keadaan dirinya, serta mengalami

ketegangan batin.Jika konflik dan ketegangan batin ini tidak

mendapatkan penyaluran serta penyelesaian yang baik, dan berlangsung

dalam jangka waktu yang lama,maka akan menimbulkan macam-macam

bentuk gangguan atau kekalutan mental. Kekalutan mental ini sifatnya

bisa ringan; akan tetapi juga bisa serius, sehingga memerlukan

perawatan di rumah sakit jiwa dan bimbingan khusus.

Menurut Islam, indikasi orang yang tidak sehat mentalnya antara

lain adalah pemarah, pendendam, pendengki (hasad), takabur (sombong,

angkuh), suka pamer (riya‟), membanggakan diri sendiri („ujub),

berburuk sangka (su‟udzan), was-was, pendusta (kadzib), rakus dan

serakah, berputus asa, pelupa (lalai), pemalas, kikir (bathil), dan

hilangnya perasaanmalu.

Menurut Frankl, penyebab utama gangguan mental yang di

derita seseorang adalah kegagalan manusia modern memperoleh arti

kehidupan. Kehidupan modern telah mengabaikan keinginan manusia

untuk mencari arti atau dasar hidup yang sesungguhnya.31

Upaya

manusia untuk mencari makna hidup bisa menimbulkan ketegangan

31

Malik B.Badri, Dilema Psikolog Muslim (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), 74.

Page 30: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

26

batin, bukan keseimbangan batin. Tetapi ketegangan seperti itu justru

merupakan pra syarat yang sangat dibutuhkan bagi tercapainya

kesehatan mental. Frankl percaya bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia

ini yang bisa lebih efektif membantu seseorang untuk bertahan hidup,

bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun, selain kesadaran bahwa

hidupnya memiliki makna.32

Kesehatan mental seseorang didasarkan pada ketegangan dengan

tingkatan tertentu; yaitu tingkatan ketegangan yang sudah dicapainya

dan tingkatan yang masih harus dicapainya, atau kesenjangan diantara

kondisi seseorang pada saat tertentu dengan kondisi yang seharusnya

dicapai. Ketegangan seperti itu merupakan bagian tak terpisahkan dari

manusia, dan karena itu sangat diperlukan bagi kesehatan mental.33

Jadi, kita tidak perlu ragu-ragu menantang manusia untuk

menemukan potensi makna hidup yang harus dipenuhinya. Dengan cara

itulah kita bisa memicu keinginannya untuk mencari makna hidupnya

yang masih tersembunyi. Salah jika kita beranggapan bahwa yang

dibutuhkan manusia untuk mencapai kesehatan mental adalah

keseimbangan, atau yang dalam ilmu biologi disebut dengan istilah

homeostatis, yaitu sebuah kondisi tanpa tekanan. Yang dibutuhkan

32

Skripsi Bakhtiyar Zain, Pemikiran Viktor E. Frankl Tentang Logoterapi dan Implikasinya

Terhadap Kesehatan Mental (Analisis Bimbingan Konseling Islam), (Semarang: Institut Agama Islam

Negeri (Iain) Walisongo, 2005, 133. 33

Ibid., 133.

Page 31: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

27

manusia bukan kondisi tanpa tekanan melainkan upaya dan perjuangan

untuk meraih sasaran yang bermakna, sebuah tugas yang dipilih dengan

bebas. Yang dibutuhkan manusia bukan menghilangkan tekanan dengan

ongkos apapun, melainkan panggilan untuk mencari makna hidup yang

potensial yang harus dia penuhi. Yang dibutuhkan manusia bukan

kondisi homeostatis, tetapi sesuatu yang dinamakan Frankl sebagai

noodinamik, yaitu dinamika eksistensi atau kehidupan yang terletak

diantara dua kutub medan ketegangan; kutub pertama mewakili makna

yang harus dipenuhi manusia, sedangkan kutub lain mewakili orang

yang harus memenuhi makna tersebut. Jadi, jika para terapis ingin

memperkuat kesehatan mental pasien mereka, mereka tidak boleh ragu-

ragu untuk menciptakan sejumlah ketegangan yang logis dengan

mengajak si pasien untuk meninjau kembali makna hidupnya.34

Suatu kepribadian yang sehat mengandung tingkat ketegangan

tertentu antara apa yang telah dicapai atau diselesaikan, suatu jurang

pemisah antara siapa kita dan bagimana seharusnya kita. Ini berarti

bahwa orang-orang sehat selalu memperjuangkan tujuan yang

memberikan arti bagi kehidupan. Orang-orang ini terus menerus

berhadapan dengan tantangan untuk memperoleh maksud baru yang

harus dipenuhi. Dan perjuangan yang terus menerus ini menghasilkan

kehidupan yang penuh semangat dan gembira. Kemungkinan lain tidak

34

Ibid., 134.

Page 32: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

28

berusaha mencari menyebabkan suatu kekosongan eksistensial dan

menyebabkan kita merasa bosan, masa bodoh, dan tanpa tujuan.

Kehidupan tidak mempunyai arti; kita tidak mempunyai alasan untuk

meneruskan kehidupan.35

Frankl juga mengakui peran agama dalam kesehatan mental,

meskipun menurutnya hubungan antar agama dan kesehatan mental

tidak merupakan hubungan kausalitas langsung, seperti dijelaskan dalam

skema berikut ini:

Mental health Salvation & Faith

Psychotherapy Religion

Tujuan psikoterapi pada umumnya adalah mengembangkan

kehidupan dengan mental yang sehat (mental health), sedangkan tujuan

akhir agama adalah mengembangkan keimanan (faith) danpenyelamatan

ruhani (spiritual salvation). Walaupun keduanya mempunyai tujuan

yang berbeda, yang satu berdimensi psikologis dan yang lain berdimensi

spiritual, tetapi keduanya mungkin berkaitan dalam hal akibat

sampingnya. Seseorang yang beriman diharapkan sehat mentalnya,

walaupun mungkin tidak selalu demikian. Sebaliknya seseorang yang

sehat mentalnya diharapkan akan lebih terbuka baginya untuk beriman,

sekalipun tidak selalu demikian kenyataannya. Dengan kata lain,

35

Ibid., 135.

Page 33: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

29

seorang beriman belum tentu sehat mentalnya, dan orang yang sehat

mentalnya belum tentu beriman.36

Mental mempunyai pengertian yang sama dengan jiwa, nyawa,

roh, dan semangat. Ilmu kesehatan mental merupakan ilmu kesehatan

jiwa yang mempersalahkan kehidupan rohani yang sehat, dengan

memandang pribadi manusia sebagai satu totalitas psiko fisik yang

kompleks. Kesehatan mental ialah pondamen (pondasi) yang harus

ditegakkan orang dalam dirinya guna mendapatkan kesehatan mental

dan terhindar dari gangguan kejiwaan. Diantara prinsip tersebut adalah:

1) Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri. Memiliki

gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri (self image)

merupakan dasar dan syarat utama untuk mendapatkan kesehatan

mental.

2) Keterpaduan atau integrasi diri.

3) Perwujudan diri.

4) Berkemampuan menerima orang lain, melakukan aktivitas social,

dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal.

5) Berminat dalam tugas dan pekerjaan.

6) Memiliki agama, cita-cita dan falsafah hidup.

36

Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju Psikologi Islami

(Yogyakarta: Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 2001), 131.

Page 34: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

30

7) Pengawasan diri terhadap hawa nafsu atau dorongan yang

bertentangan dengan hukum, baik hukum agama, Negara, adat

maupun aturan moral dalam hidupnya.

8) Rasa benar dan bertanggung jawab, hal ini penting karena setiap

individu ingin babas dari rasa dosa, salah dan kecewa.37

Mental sakit (suffering) dalam hal ini,mental sakit merupakan

lawan dari mental sehat dalam agama yaitu penderitaan. Terkait dengan

penderitaan ini, penderitaan dapat dibagi 2:

1) Faktor dari luar

a) Malapetaka/musibah Musibah yang serius dapat

menggoncangkan kejiwaan seseorang. keguncangan jiwa ini

sering menimbulkan kesadaran pada diri manusia, berbagai

macam interpretasi untuk mereka waktu sehatnya kurang

memiliki pengalaman dan kesadaran agama yang cukup

umumnya menafsirkan musibah sebagai peringatan Tuhan

kepada dirinya.

b) Kontemplasi kejahatan Orang yang menekuni kehidupan

dilingkungan dunia hitam, baik sebagai pelaku maupun sebagai

pendukung kejahatan umumnya akan mengalami keguncangan

batin dan rasa berdosa. perasaan itu mereka tutupi dengan perbuatan

37

Masyhuri, Prinsip-Prinsip Tazkiyah Al-Nafs Dalam Islam Dan Hubungannya Dengan

Kesehatan Mental, Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 2 Juli-Desember 2012, 98-99.

Page 35: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

31

yang bersifat kompensatif. Seperti melupakan sejenak minuman

keras, berjudi, maupun berfoya-foya. Namun upaya untuk

menghilangkan keguncangan batin sering tidak berhasil. Karena itu

jiwa mereka menjadi labil dan terkadang dilampiaskan dengan

tindakan yang brutal, pemarah, mudah tersinggung, dan berbagai

tindakan negatif lainnya.

2) Faktor intern

a) Watak merupakan salah satu unsur dalam membentuk

kepribadian manusia sehingga dapat tercermin dari kehidupan

kejiwaan seseorang.

b) Penyakit saraf Orang yang menderita penyakit saraf ini

menunjukkan kelainan dalam sikap dan tingkahlakunya.

keagamaan dan pengalaman keagamaan yang ditampilkan

tergantung dari segi gejala yang mereka derita. misal; para

schizoprenia, Paranoia, Psychostenia dan gangguan jiwa

lainnya.

c) Konfik dan keraguan Konflik kejiwaan yang terjadi pada diri

seorang mengenaikeagamaan mempengaruhi sikap

keagamaannya. konflik dan keraguan ini dapat mempengaruhi

sikap seseorang terhadap agama seperti taat, fanatik ataupun

agnostik sampai ke atheis.

Page 36: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

32

d) Jauh dari Tuhan Orang yang dalam kehidupannya jauh dari

ajaran agama, lazimnya akan merasa dirinya lemah dan

kehilangan pegangan saat menghadapi cobaan. hal ini

menyebabkan terjadi semacam perubahan sikap keagamaan

pada diri seseorang.38

Sementara itu, Sururin menjelaskan kesehatan mental dengan

beberapa pengertian: 1). Terhindarnya seseorang dari gangguan dan

penyakit jiwa (neorosis dan psikosis). 2). Kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, dan masyarakat

serta lingkungan dimana ia hidup. 3). Terwujudnya keharmonisan yang

sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai

kesanggupan untuk mengatasi problem yang bisa terjadi dari

kegelisahan dan pertengkaran batin (konflik). 4). Pengetahuan dan

perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan

potensi, bakat dan pembawaan semaksimal mungkin. Sehingga

membawa kebahagiaan diri dan orang lain, terhindar dari gangguan dan

penyakit jiwa.39

38

Ulin Nihayah, Peran Komunikasi Interpersonal Untuk Mewujudkan Kesehatan Mental Bagi

Konseling, Islamic Communication Journal Voll. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016, 37-38. 39

Sururin. Ilmu Jiwa Agama (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), 142-143.

Page 37: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

33

e. Tolak Ukur dan Kriteria Kesehatan Mental

Daradjat menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah seseorang

terganggu mentalnya atau tidak bukanlah hal yang mudah, sebab tidak

mudah diukur, diperiksa ataupun dideteksi dengan alat-alat ukur seperti

halnya dengan kesehatan jasmani/badan. Bisa dikatakan bahwa

kesehatan mental adalah relatif, dalam arti tidak terdapat batas-batas

yang tegas antara wajar dan menyimpang, maka tidak ada pula batas

yang tegas antara kesehatan mental dengan gangguan kejiwaan.40

Keharmonisan yang sempurna di dalam jiwa tidak ada, yang diketahui

adalah seberapa jauh kondisi seseorang dari kesehatan mental yang

normal. Meskipun demikian ada beberapa ahli yang berusaha

merumuskan tolok ukur kesehatan mental seseorang, salah satunya

adalah Sadli. Ia mengemukakan tiga orientasi dalam kesehatan mental,

yakni: Pertama, orientasi Klasik: Seseorang dianggap sehat bila ia tak

mempunyai keluhan tertentu, seperti: ketegangan, rasa lelah, cemas,

yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau “rasa tak sehat”

serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Kedua, orientasi

penyesuaian diri: Seseorang dianggap sehat secara psikologis bila ia

mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang

lain serta lingkungan sekitarnya. Ketiga, orientasi pengembangan

potensi: Seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan mental, bila ia

40

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 6.

Page 38: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

34

mendapat kesempatan untuk mengembang-kan potensialitasnya menuju

kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya

sendiri.41

Bastaman memberikan tolak ukur kesehatan mental, dengan

kriteria-kriteria sebagai berikut: 1) Bebas dari gangguan dan penyakit-

penyakit kejiwaan. 2) Mampu secara luwes menyesuaikan diri dan

menciptakan hubungan antar pribadi yang bermanfaat dan

menyenangkan. 3) Mengembangkan potensi-potensi pribadi (bakat,

kemampuan, sikap, sifat, dan sebagainya) yang baik dan bermanfaat

bagi diri sendiri dan lingkungan. 4) Beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan dan berupaya menerapkan tuntutan agama dalam kehidupan

sehari-hari.42

Dari berbagai ciri orang yang memiliki mental yang sehat

sebagaimana dijelaskan di atas, penelitian ini memilih ciri kesehatan

mental yang dikemukakan Bastaman dengan alasan bahwa tolak ukur

kesehatan mental ini sesuai dengan kajian peniliti seperti keserasian

dengan ketaatan beribadah, potensi diri serta keterkaitannya dengan

lingkungan dan atas hasil diskusi dari berbagai pihak. Pendapat yang

dikemukakan Bastaman ini akan dijadikan dasar dalam membuat skala

kesehatan mental dengan memberikan tolok ukur kesehatan mental

41

H. D. Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islami. (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1985), 132. 42

Ibid.,134.

Page 39: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

35

secara operasional sesuai kriteria-kriteria: 1). Bebas dari gangguan dan

penyakit-penyakit kejiwaan; 2). Mampu secara luwes menyesuaikan diri

dan menciptakan hubungan antar pribadi yang bermanfaat dan

menyenangkan; 3). Mengembangkan potensi-potensi pribadi (bakat,

kemampuan, sikap, sifat, dan sebagainya) yang baik dan bermanfaat

bagi dirinya sendiri dan lingkungannya; 4). Beriman dan bertakwa

kepada Tuhan dan berupaya menerapkan tuntunan agama dalam

kehidupan sehari-hari.

Kartini Kartono berpendapat ada tiga prinsip pokok untuk

mendapatkan kesehatan mental, yaitu:

1) Pemenuhan kebutuhan pokok.

2) Kepuasan

3) Posisi dan status sosial.

Dalam usaha untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan hidup,

seseorang kadang-kadang mendapat halangan dan rintangan, bahkan

mengalami jalan buntu. Kondisi ini akan mengganggu ketenangan,

bahkan dapat mengganggu keseimbangan mentalnya. Kegagalan dalam

usaha untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan itu ada yang berasal

dan dalam dirinya, yaitu kegagalan penyesuaian dalam dirinya, dan ada

pula yang berasal dari luar dirinya.43

43

Skripsi Siti Ernawati, Konsep Sabar Menurut M. Quraish Shihab dan Hubungannya

dengan Kesehatan Mental, (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2009), 21

Page 40: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

36

Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan dan keinginan manusia

beraneka ragam, sesuai dengan tingkat kehidupan, lingkungan, dan

tingkat rasa kepuasannya. Di samping itu, ada kebutuhan yang dirasakan

harus ada pada setiap orang, yaitu rasa ingin disayang, rasa aman, harga

diri, ingin tahu, dan ingin sukses. Apabila salah satu kebutuhan yang

dirasakan harus ada itu tidak terpenuhi secara wajar akan timbul rasa

tidak senang pada diri seseorang. Kadar ketidaksenangan itu sesuai

dengan keadaan jiwanya, lingkungannya, dan banyak sedikitnya

kebutuhan tersebut terpenuhi. Ketidaksenangan inilah yang dapat

menimbulkan kecemasan dan mengganggu keseimbangan mental

seseorang.44

Seorang pedagang yang mengalami kegagalan dalam

perniagaannya atau pegawai yang gagal menduduki jabatan, tentu

merasa tidak senang dan kecewa. Kekecewaan tersebut akan

mengganggu keseimbangan mental. Makin tinggi tingkat kekecewaan

itu makin berat gangguan keseimbangan mental tersebut. Hal ini dapat

membawanya melakukan apa saja demi menghilangkan kekecewaan

tersebut, bahkan ada yang bunuh diri, jika mentalnya tidak sehat dan

kuat. Tetapi, jika mentalnya atau jiwanya sehat dan kuat, apa pun

masalah yang dihadapinya, ia akan selalu tenang dan mampu

44

Dadang Hawari, Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi(Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2002), 140-145.

Page 41: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

37

mengendalikan diri. Kegagalan baginya bukan membuatnya putus asa

apalagi bunuh diri, tetapi menjadi pelajaran berharga dan memacu

dirinya untuk lebih giat dan gigih berusaha mencapai sukses. Karena itu,

kesehatan mental sangat penting bagi seseorang agar ia dapat

menghadapi dan mengatasi problema kehidupan dengan jiwa yang

tenang, tenteram, dan damai.

3. Syukur dan Kesehatan Mental

Tsang, Rowatt dan Buechsel menyimpulkan bahwa pengalaman

bersyukur memiliki potensi untuk mempengaruhi secara positif terhadap

kesehatan mental dan fisik, bahkan berfungsi untuk menguatkan ikatan sosial,

komunitas dan keagamaan. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dinyatakan

pula bahwa bersyukur mendorong individu umtuk kembali kepada kebaikan,

serta ekspresi bersyukur menghargai kedermawanan,sehingga memungkinkan

mereka membantu lagi di waktu yang akan datang. Penelitian Watkins

Woodward, Stone dan Kolts, menyimpulkan bahwa kepribadian bersyukur

berkorelasi negatif dengan depresi, agresireligiusitas yang dangkal, kebencian

(dendam) dan narcisistik. Selanjutnya Rowatt dan Buechsel menyatakan

bahwa kepribadian bersyukur berkaitan dengan sifat-sifat positif, selanjutnya

orang yang bersyukur cenderung bahagia dan memiliki kepribadian suka

membantu, lebih memaafkan dan lebih tidak depresif dibandingkan dengan

orang yang tidak bersyukur.

Page 42: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

38

Orang-orang yang bersyukur adalah orang-orang yang memiliki level

lebih tinggi dalam emosi-emosi positif dan kepuasan hidup serta lebih rendah

dalam emosi-emosi negatif seperti kecemasan, depresi dan iri hati.

Selanjutnya orang yang bersyukur lebih berorientasi prososial, lebih empatik,

memaafkan, suka menolong dan memberi bantuan kepada orang lain.45

45

Quratul Uyun, Kebersyukuran dan Kesehatan Mental: Studi Metaa Analisis, jurnal

Psikolog, Vol. 1 No. 1, (Bandung: UII, Mei, 2015), 47-48.

Page 43: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatandan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, dalam hal ini Moleong menjelaskan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.46

Pendekatan kualitatif ini memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai

sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil,

analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif,

dan ma’na merupakan hal yang esensial.

Jenis penelitian yang diguanakan adalah studi kasus, yaitu suatu

deskripsi intensif dan analisi fenomena tertentu atau satuan social seperti

individu, kelompok,institusi atau masyarakat. Studi kasus dapat digunakan

secara tepat dalam bnayak bidang. Disamping itu merupakan penyelidikan

pendiaikan secara rinci satu setting, satu subjek tunggal, satu kumpulan

dokumen atau satu kejadian tertentu.

B. Kehadiran Peneliti

Ciri khas peneliti kualitatif tidak bisa dipisahkan dari pengamatan

berperan namun peran peneliti yang menentukan keseluruhan scenarionya.

46

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000), 3.

Page 44: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

40

Sebagai pengamat peneliti brperan serta dalam kehidupan sehari-hari subjeknya

pada setiap situasi yang diinginkan untuk dpat difahaminya. Kehadiran peneliti

didini merupakan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis

penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Adapun

penelitian ini dilakukan oleh penulis di Madrasah Miftahul Huda Mayak

dengan responden pendidik.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan

Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Indonesia. Peneliti memilih tempat tersebut

karena peneliti tertarik dengan kesemangatan para pengajar (guru) dalam

memenuhi tanggungjawabnya menyebarkan ilmu. Karea semangat dan

loyalitas tersebut menunjukkan tingkat kesyukuran seorang guru atas nikmat

ilmu yang diberikan Allah SWT.

D. Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data yang

ssuai dengan focus penelitian. Sumber data utama penelitian ini adalah kata-

kata dan tindakan, sedangkan sumber data tertulis, foto dan statistik sebagai

data tambahan, yang meliputi data kelembagaan, data dari responden

(pendidik) di Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo.

Page 45: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

41

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah interview, observasi,

dan dokumentasi.47

1. Teknik wawancara

Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan yang mana dua orang atau lebih bertatab muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan.48

Dewasa ini teknik wawancara banyak dilakukan di Indonsia

sebab merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam setiap akan

observasi. Meskipun daftar pertanyaan telah lanjur dibuat sempurna oleh

peneliti, namun tetap kuncinya terletak pada para pewawancara.Adapun

tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan informasi dan bukanya

untuk merubah ataupun mempengaruhi pendapat responden.49

Sebagaimana bentuk-bentuk pertanyaan dalam wawancara ada dua

yaitu:

a. Wawancara yang bersifat tertutup terdiri dari pertanyaan-pertanyaan

yang bentuknya sedemikian rupa sehingga kemungkinan jawaban

responden maupun informan (pemberi informasi/keterangan) amat

terbatas.

47

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 158 48

Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) 83. 49

Ibid, 86.

Page 46: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

42

b. Wawancara yang bersifat terbuka terdiri dari pertanyaan-pertanyaan

yang sedemikian rupa bentuknya sehingga responden/informan

diberikan kebebasan dalam menjawab

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terbuka

karena dengan cara demikian sesuai dengan peneliti kualitatif yang

biasanya berpandangan berbukti, jadi para subjek atau pelaku kejadian

mengetahui pula maksud dari wawancara tersebut.50

Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancarai:

a. Kepala Madin untuk mengetahui lebih lanut terkait dengan profil

Madin tersebut.

b. Ustadz untuk mengetahui latar belakang pengembangan kepribadian

Muslim santri berbasis hukuman edukatif.

2. Teknik observasi

Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses

yang tersesat dan sebagai proses biologis, dan psikologis. Dua diantaranya

yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.51

Penggunaan teknik-teknik observasi tergantung sekali kepada

situasi dimana observasi diadakan. Adapun teknik-teknik tersebut yaitu:

a. Observasi partisipan atau nonpartisipan.

b. Observasi sistematik atau nonsistematik.

50

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal.137. 51

Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), 152

Page 47: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

43

c. Observasi eksperimental atau noneksperimental.

Dalam penelitian ini menggunakan tekhnik observasi yang

pertama yakni bertindak sebagai partisipan. Dimana peneliti mengamati

aktivitas-aktivitas sehari-hari objek penelitian, karakteristik fisik situasi dan

bagaimana perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut.52

Hasil observasi, dicatat dalam cacatan lapangan, sebab catatan

lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.

Dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif jantungnya adalah catatan

lapangan pada penelitian ini bersifat deskriptif. Artinya catatan lapangan

ini berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan dan

pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan fokus

penelitian.

Pada observasi ini, peneliti akan mengambil data dan hukuman

edukatif yang diterapkan dalam rangka mengembangkan kepribadian

Muslim santri di lingkungan madin Mifathul Huda.

3. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari

sumber insani, sumber ini terdiri sumber dokumen dan rekaman.53

Rekaman sebagai setiap tulisan atau pertanyaan yang diarsipkan oleh

individual ataupun organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu

52

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 1997), 161. 53

Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian jilid II, 226

Page 48: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

44

peristiwa atau memenuhi acaunting. Sedangkan “dokumen” digunakan

untuk mengacu atau bukan selain dari rekaman, yaitu tidak diarsipkan

secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, catatan

khusus, foto dan sebagainya,

Teknik dokumentasi ini sengaja digunakan dalam penelitian ini

mengingat (1) sumber ini selalu tersedia dan murah terutama ditinjau dari

kosumsi waktu, (2) rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi

yang kaya secara kontekstual relevan dan mendasar dalam konteksnya. (3)

sumber ini sering merupakan pertanyaan yang legal yang dapat memenuhi

akuntabilitas. Hasil pengupulan data melalui cara dokumentasi ini dicatat

dalam format traskip dokumentasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi untuk

mengetahui data umum tentang Madin Miftahul Huda, serta perkembangan

kepribadian Muslim santri yang ada di Madin Putra Mifathul Huda.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan

hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi

orang lain.54

54

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), hal

104.

Page 49: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

45

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

konsep Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, dan datanya menjadi jenuh. Aktivitas dalam analisis

data, meliputi data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut55

:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.56

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dalam penelitian kualitatif beberapa jenis bentuk penyajian

datanya adalah bentuk uraian singkat, bagan dan sebagainya.57

55

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D,

(Bandung: Alfabeta, 2012), 338. 56

Ibid, 338. 57

M. Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),

308.

Page 50: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

46

3. Penarikan Kesempulan (Conclusion Drawing)

Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah penarikan

kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang

diharapkan adalah berupa temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Adapun uji keabsahan data dilakukan dengan metode triangulasi.

Triangulasi yang penulis gunakan ada dua jenis, yaitu triangulasi teknik dan

triangulasi sumber.58

Dimana penulis menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama yang

dinamakan triangulasi teknik. Sedangkan triangulasi sumber berarti, untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi pasif,

wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Tujuan dari triangulasi adalah untuk

mengecek data-data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi agar data

yang diperoleh valid.

58

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D,

330.

Page 51: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

47

H. Tahapan-tahapan Penelitian

Tahap - tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan

ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan

hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah :

1. Tahap pra lapangan, yang meliputi: menyusun rancangan penelitian,

memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai

keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan

perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian..

2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: memahami latar penelitian dan

persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan

data.

3. Tahap analisis data, yang meliputi: analisis selama dan setelah pengumpulan

data.

4. Tahap penulisan hasil laporan penelitian.

Page 52: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

48

BAB IV

DESKRIPSI DATA

A. Deskripsi Data Umum

1. Sejarah Berdirinya Madin Miftahul Huda59

Madrasah Diniyah Miftahul Huda berdiri tahun 1967. Berdirinya

Madrasah Diniyah Miftahul Huda ini tidak terlepas dari keberadaan Pondok

Pesantren Darul Huda. Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan

Ponorogo pada awal berdirinya mempunyai pengertian yang sangat sederhana

sekali, yaitu sebagai tempat pendidikan yang mempelajari ilmu pengetahuan

agama Islam di bawah bimbingan seorang kyai atau guru. Sejalan dengan

perkembangn jaman tuntutan masyarakat dewasa ini, lembaga pesantren

masih tetap bertahan dalam pendidikan salafiyah dan modern, bahkan

semakin eksis berkembang, baik dari segi jumlah santrinya, tujuannya,

maupun sistem pendidikan yang diselenggarakan.

Pondok Pesantren Darul Huda merupakan salah satu pondok

pesantren yang merupakan metode salafiyyah dan haditsah, berdiri tahun

1968 di bawah asuhan KH. Hasyim Sholeh. Metode salaf yang digunakan di

Pondok Pesantren Darul Huda adalah metode sorogan, wetonan, dan sekolah

diniyah Miftahul Huda. Sedangkan metode modern yang dimaksudkan adalah

adanya penyelenggaraan sekolah formal kurikulum Departemen Agama.

59

Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 01/D/23-V/2017 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 53: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

49

Dengan metode tersebut santri Pondok Pesantren Darul Huda diharapkan

dapat mempelajari ilmu agama secara utuh.

Untuk menjawab tantangan dan tuntutan jaman serta terdorong untuk

berperan aktif melaksanakan program pemerintah dalam membangun manusia

seutuhnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pondok Pesantren Darul

Huda mendirikan Madrasah Diniyah Miftahul Huda dengan jenjang sekolah

persiapan selama satu tahun, ibtidaiyyah selama enam tahun, Tsanawiyah

selama tiga tahun dan Madrasah Aliyah selama tiga tahun. Kemudian karena

adanya beberapa faktor yang memungkinkan untuk menarik minat santri,

maka sekitar tahun 2001 sistem pendidikan di Madrasah Diniyah Miftahul

Huda diubah dengan jenjang selama enam tahun. Hal ini dimaksudkan untuk

santri yang memulai pendidikan di Pondok Pesantren Darul Huda, sejak di

Tsanawiyah, yang kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Darul Huda

juga selesai Madrasah Diniyah Miftahul Huda.

2. Visi dan Misi Madin Miftahul Huda60

Bagi setiap lembaga pastilah mempunyai visi, misi untuk mewujudkan

tujuan dari lembaga tersebut. Adapun visi dan misinya yaitu:

a. Visi : Berilmu, beramal, dan bertaqwa dengan dilandasi akhlaq al-

karimah.

60

Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 02/D/23-V/2017 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 54: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

50

b. Misi : Menumbuhkan budaya ilmu, amal dan Taqwa disertai akhlaq

al-karimah pada jiwa santri dalam pengabdiannya pada Agama dan

masyarakat.

3. Letak Geografis Madin Miftahul Huda61

Lokasi Madrasah Diniyah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo

secara geografis terletak di Kota Ponorogo, tepatnya di jalan Ir. H. Juanda Gg

IV nomor 38 Ponorogo, tepatnya di Dusun Mayak, Kelurahan Tonatan,

Kecamatan Kota Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.

Adapun batasan lokasi tersebut adalah:

Sebelah Utara : dibatasi oleh jalan Menur Ronowijayan

Sebelah Selatan : dibatasi oleh kantor Kementerian Agama

Sebelah Timur : dibatasi oleh jalan Suprapto

Sebelah Barat : dibatasi oleh jalan Ir. H. Juanda Gg. VI

Letak Madrasah Diniyah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo

dari Kecamatan Kota Ponorogo sekitar kurang lebih 1 km, sedangkan dari

Kabupaten Ponorogo sekitar kurang lebih 3 km.

4. Struktur Madin Miftahul Huda62

Dalam suatu lembaga pendidikan perlu adanya penataan kestrukturan

untuk memudahkan dalam membagi tugas dalam suatu organisasi, begitu pula

61

Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 03/D/23-V/2017 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 62

Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 04/D/23-V/2017 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 55: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

51

dalam sekolah. Dengan adanya stuktur dalam sekolah, kewenangan masing-

masing unit saling bekerja sama dan membantu untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan.

Adapun struktur organisasi Madin Miftahul huda Mayak adalah

sebagai berikut:

a. Pimpinan Yayasan : KH. Abdussami‟ Hasyim

b. Kepala Madin Mifathul Huda : Ust. H. Ahmad Saifuddin Rofi‟i

c. WaKa. Kurikulum : Ust. H. Abdul „Adhim

d. WaKa. Kesiswaan : Ust. „Izzuddin Abdul Aziz

e. WaKa. Tata Usaha : Ust. Ahmad Hamrofi

f. Dewan Asatidz/Ustadzat

g. Siswa/Siswi

5. Keadaan Dewan Asatidz/Ustadzat dan Santri63

a. Keadaan Dewan Asatidz/Ustadzat

Keadaan Asatidz/Ustadzat dan tenaga pengajar di Madin Miftahul

Huda berjumlah ± 183 orang. Tenaga pengajar yang ada memiliki latar

belakang pendidikan yang berbeda, baik yang berasal dari lulusan Madin

Miftahul Huda, alumni Pondok-pondok Salaf di Jawa seperti Pondok Al

Anwar Sarang, pondok Lirboyo Kediri, Pondok Ploso Kediri dan beberapa

63

Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 04/D/23-V/2017 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 56: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

52

Universitas/Perguruan Tinggi. Adapun untuk rinciannya sebagaimana

terlampir.

b. Keadaan Jumlah Santri/Siswa

Jumlah santri Madin Miftahul Huda baik putra maupun putri ±

4.835 mulai dari jenjang kelas 1, EXP, 2, 3, 4, 5 dan 6. Adapun untuk

rinciannya sebagaimana terlampir.

6. Sarana dan Prasarana64

Adapun sarana dan prasarana suatu lembaga mutlak harus ada dan

harus memenuhi kebutuhan pendidikan. Fasilitas berfungsi untuk

kelangsungan kegiatan belajar mengajar, sehingga santri yang belajar dapat

menimba ilmu sesuai dengan tujuan yang diinginkan pihak madrasah dan juga

diri mereka sendiri. Data sarana dan prasarana Madin Miftahul Huda

sebagaimana terlampir.

B. Deskripsi Data Khusus

1. Pandangan Pendidik Madrasah Miftahul Huda tentang Syukur

Sebelum kita masuk pada pembahasan tentang pandangan Pendidik

Madrasah Miftahul Huda Mayak tentang syukur terlebih dahulu kita

membahas tentang makna syukur antara lain sebagi berikut:

Syukur adalah ridha dan menerima apa yang telah diberikan oleh Sang

Maha Pemberi nikmat, bagi orang yang bersyukur ia harus mengetahui

64

Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 06/D/23-V/2017 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 57: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

53

hakikat dari nikmat yang ia syukuri, diakui dengan ucapan dan dibenarkan

dengan hati, bentuk syukur tersebut diwujudkan melalui tindakan-tindakan

yang baik, sifat tidak menerima dengan ridha apa yang telah diberikan

merupakan bentuk dari lawan sifat syukur yakni sifat kufur.

Hakikat syukur adalah ”menampakkan nikmat”, dan hakikat kekufuran

adalah menyembunyikannya. Menampakkan nikmat dapat diwujudkan

dengan penggunaan nikmat tersebut pada tempat yang sesuai dengan

kehendak dari Dzat pemberi nikmat tersebut. Serta dengan menyebut-nyebut

nikmat dan pemberinya dengan lisan.65

Syukur merupakan salah satu bentuk

dari ekspresi kebahagiaan yang berhubungan dengan kesejahteraan. Syukur

merupakan elemen penting serta fundamental dalam meningkatkan

kesejahteraan. Disamping itu aktifitas bersyukur dapat memelihara dan

mempertahankan kesejahteraan psikologis pada diri seseorang. Dengan

demikian syukur merupakan salah satu bentuk dari emosi positif yang

bertolak belakang dengan emosi negatif seperti marah, cemas,cemburu, dan

bentuk emosi negatif lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat di pahami bahwa dengan bersykur

manusia mampu memahami nikmat yang sebenarnya dan sifat syukur

merupakan bentuk dari emosi positif yang berimplikasi terhadap kesehatan

mental, karena dengan bersyukur manusia akan lebih merasakan ketenangan

jiwanya dan tidak mudah mengalami gangguan jiwa atau emosi negatif seperti

65

Ibid., hlm. 290.

Page 58: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

54

marah, cemas, cemburu. Yang mana emosi negatif tersebut dapat

menyebabkan manusia kufur nikmat. Sedangkan sifat yang berlawanan

dengan syukur adalah kufur yang dapat diartikan sebagai sifat tidak menerima

dengan ridha apa yang telah diberikan.

Madrasah Miftahul Huda merupakan salah satu Madrasah Diniyah

terbesar yang berada di daerah Kabupaten Ponorogo. Jumlah peserta didik

dalam setiap tahunnya mengalami perkembangan yang cukup banyak. Dengan

jumlah peserta didik yang banyak tersebut memberikan konsekuensi akan

jumlah pendidik yang dibutuhkan oleh Madrasah. Madrasah memberdayakan

produk lokal untuk menjadi pendidik guna memenuhi kebutuhan yang ada.

Dengan latar belakang pendidik yang berbeda beda, tentunya akan

melahirkan pola pikir dan pandangan yang berbeda-beda sesuai dengan gaya

dan karakter masing-masing. Berkaitan dengan hal tersebut akan kami

paparkan mengenai perspektif masing-masing pendidik tentang makna dari

syukur.

Nikmat yang diberikan Allah kepada manusia didunia ini sangatlah

banyak. Sungguhpun kita mampu menghitung jumlah bintang yang ada di

alam raya ini, kita tetap tidak akan mampu menghitung nikmat yang telah

diberikan Allah kepada kita. Contoh kecil adalah nikmat memiliki tubuh yang

sehat, bagaimana tubuh ini berjalan secara sistematis dan padu antara anggota

satu dan anggota lainnya. Sebagai mana yang dikatakan oleh Ust. Misnan Ali

(salah satu Ustadz yang mengampu mata pelajaran Tauhid):

Page 59: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

55

“Menjadi manusia merupakan suatu nikmat yang amat besar.

Bagaimana tidak. Seluruh aktifitas yang ada dalam tubuh kita, bisa

berjalan otomatis dan terstruktur sehingga kita dapat melihat,

berbicara, mendengar dan lain sebagainya. Kalau dihitung dengan

hitungan matematika tidak akan cukup dengan bilangan 0 sampai 10.

Kalau diibaratkan seperti itu.”66

Dari hasil wawancara dengan pendidik lain di Madrasah Miftahul

Huda Mayak juga dapat peneliti temukan tentang pandangan syukur dari

pendidik yang memiliki relevansi dengan kesehatan mental yakni seperti yang

diungkapkan oleh Ustadh Miftahul Ni‟am:

“Jika saya ditanya tentang syukur saya bisa menjawabnya dengan

singkat saja, misalkan saja saya sebagai pengajar di Pondok Mayak ini

diminta oleh romo Yai namun hati saya sebenarnya kepingin berada di

luar tidak di sini lagi, dengan anggapan di luar lebih ini dan itu, namun

dengan seiring berjalannya waktu saya menerima tugas dan tanggung

jawab yang diberikan kepada saya, dan akhirnya saya masih berada di

sini, dan ternyata masih diberikan banyak kenikmatan selama saya

masih di Pondok Mayak, dan semakin lama ternyata saya bisa

menerima dengan lapang dada dan tidak terbebani sama sekali selama

berada di Pondok Mayak selain bisa kembali menuntut ilmu,

menambah pengalaman, dan banyak lagi nikmat lain yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu.67

Dari wawancara di atas peneliti dapat merefleksikan tentang

pandangan syukur dari para pendidik di Pondok Darul Huda Mayak yang

memiliki relevansi dengan kesehatan mental yakni segala sesuatu yang di

jalani baik dan buruknya itu tergantung dari yang menjalani yakni jika kita

semakin bersyukur dengan apa yang ada dan mampu menerimanya dengan

lapang hati hikmah yang di dapatkan dari hal tersebut adalah ketenangan hati,

66

Misnan Ali, wawancara, Ponorogo, 1 Juni 3018. 67

Miftahul Ni‟am, wawancara, Ponorogo 1 Juni 2018.

Page 60: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

56

qona‟ah dan perasangka yang baik tentang apa yang telah dijalani. Dan hal

demikian, tentu sangat berpengaruh terhadap pikiran yang kemudian

berimplikasi pada kesehatan mental dan perilaku seseorang.

2. Pandangan Pendidik Madrasah Miftahul Huda tentang Kesehatan Mental

Secara umum dapat kita pahami dari beberapa paparan teori yang telah

di sebutkan terdahulu bahwa kesehatan mental adalah integrasi keserasian

antara fungsi-fungsi kejiwaan yang perasaan tentram dan mampu

menyesuaikan diri lingkungannya, sehingga mampu menghadapi goncangan

goncangan kejiwaan dengan berlandaskan keimanan dan ketakwaan untuk

mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.

Kriteria jiwa atau mental yang sehat menurut WHO, adalah sebagai

berikut :1) Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,

meskipun kenyataan itu buruk baginya,2) memperoleh kepuasan dari hasil

jerih payah usahanya, 3) merasa lebih puas memberi dari pada menerima,4)

secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas. 5) berhubungan dengan orang

lain secara tolong menolong dan saling memuaskan 6) menerima kekecewaan

untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk dikemudian hari, 7) menjuruskan

rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif, 8)

mempunyai rasa kasih sayang yang besar.68

68

Ibid.,Skripsi, Bakhtiyar Zain, Pemikiran Viktor E. Frankl Tentang Logoterapi dan

Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental (Analisis Bimbingan Konseling Islam), 177.

Page 61: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

57

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan tentang pandangan

pendidik terhadap kesehatan mental dapat peneliti paparkan wawancara

dengan ustadh Fathur sebagai berikut:

Kesehatan mental berarti mental yang sehat, kalau menurut saya

sendiri mental yang sehat dapat kita lihat pada orang yang dapat

menjalani segala aktivitas dengan senang, ridha dan menerima apapun

yang ada, sehingga seseorang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan

dan kondisi meskipun pada awalnya mungkin ada saja yang belum bisa

menerima keadaan dan kondisi yang menurutnya tidak membuatnya

senang.69

Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat di pahami bahwa syukur

menurut pandangan pendidik merupakan salah satu bentuk ungkapan dan

realisasi seseorang terhadap apa yang diterima dan dijalani dengan perasaan

senang ridho, qanaah dan kemudian mampu beradaptasi dengan lingkungan

dengan baik.

Salah satu penelitian yang telah menguji pengaruh pemaafan dan

syukur terhadap tinggi rendahnya kesehatan mental, telah dilakukan oleh

Toussaint dan Friedman yang menemukan korelasi positif antara pemaafan

dengan kesejahteraan psikologis dan berkorelasi negatif dengan tekanan

emosional. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa kemampuan

syukur berhubungan positif dengan kesejahteraan psikologis dan berkorelasi

negatif dengan tekanan emosional.

Kesehatan mental diartikan sebagai terwujudnya keserasian antara

fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan

69

Fatkhurrahman, wawancara, Ponorogo, 15 juni 2018.

Page 62: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

58

dirinya dan lingkungannya. Data ini diperoleh melalui alat ukur modifikasi

penulis terhadap alat ukur Mental Health Inventory (MHI-38) yang telah

dibuat oleh Veit dan Ware. Aspek yang diungkap oleh alat ukur ini adalah

kondisi kesehatan mental positif (perasaan positif secara umum, kondisi

emosional atau rasa cinta, dan kepuasan hidup) dan kondisi kesehatan mental

negatif (kecemasan, depresi, dan hilangnya kontrol perilaku dan emosi). Alat

ukur ini berupa skala likert yang jawabannya berupa pilihan dengan enam

alternatif jawaban.70

Jadi dapat dipahami bahwa Syukur dapat dipahami merupakan kondisi

di mana seseorang merasakan perasaan senang atau puas terhadap apa yang

diterimanya, sehingga syukur memunculkan kondisi psikologi positif yang

dapat menguatkan dan meningkatkan kesehatan mental. Seorang individu

dapat dikatakan mempunyai kesehatan mental yang baik jika ia mempunyai

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi dan tingkat stress yang rendah.

3. Pandangan Pendidik Madrasah Miftahul Huda tentang Relevansi Syukur dan

Kesehatan Mental

Ada beberapa alasan mengapa syukur dapat meningkatkan kesehatan

mental di tempat kerja, yaitu syukur dapat mengurangi perasaan bosan yang

biasanya menjadi pemicu stres bagi para pekerja serta meningkatkan kepuasan

bekerja, mendorong perilaku prososial di tempat kerja dan memberikan

70

Rahmat Aziz dkk, “Kontribusi Bersyukur dan Memaafkand dalam Mengembangkan

Kesehatan Mental di Tempat Kerja”, Psikologi dan Kesehatan Mental, Vol 2(1), Juni 2017,

35-36.

Page 63: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

59

persepsi positif di tempat kerja. Secara moral, syukur dapat menstimulasi

orang untuk berprilaku moral, yaitu perilaku yang memotivasi untuk

menghargai dan memahami orang lain seperti empati dan simpati. Syukur

dapat memelihara hubungan interpersonal yang harmonis.71

Dari hasil wawancara dengan pendidik di Pondok Darul Huda Mayak

tentang hubungan syukur dengan kesehatan mental dapat di paparkan sebagai

berikut:

Kesehatan mental memang erat kaitannya dengan syukur, terutama

kita yang berada di lingkungan pondok ini, mengapa demikian... ya

karena dengan adanya syukur dalam hati masing-masing pendidik

terutama saya sendiri ini secara tidak langsung dapat kita rasakan

dampaknya, semisal kita tidak bersyukur pasti yang ada di dalam hati

ini hanya buruk sangka dan merasa tidak tenang, dan bisa saja

kemudian kita malah ngersulo bahasa kita atau tidak terima dengan

keadaan yang ada.72

Pada kesempatan lain peneliti juga mewawancarai ustadz Afif yang

mengajar di Pondok Darul Huda Mayak mengungkapkan:

Kita itu di pondok ini bukan semata-mata sebagai pendidik yang hanya

memiliki tugas mengajar dan pulang dengan membawa gaji, lebih dari

itu, kita mengajar di pondok ini adalah sebagai bentuk pengabdian dan

manut dawuh yai, semisal kita memiliki angan lain seperti keluar dari

pondok untuk mencari sesuatu yang menurut kita lebih sedangkan dari

pihak pondok masih menginginkan kita masih berkhidmah di pondok

pasti sebagian dari kita ada yang terpaksa pada awalnya, namun

dengan berjalannya waktu kita akan dapat menerima dan memahami

mengapa kita masih dikehendaki di sini bukan di tempat lain, yang

kemudian kita akan menerima dan menyesuaikan diri dengan situasi

dan kondisi yang ada.73

71

Aziz, “Aplikasi Model Rasch dalam Pengujian Alat Ukur Kesehatan Mental di

Tempat Kerja”, Psikoislamika, 12(2). Juli 2015, 1-16. 72

Misnan Ali, wawancara,Ponorogo, 16 Juli 2018. 73

Afif, wawancara, Ponorogo 16 Juli 2018.

Page 64: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

60

Dari hasil wawancara di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa rasa

syukur berdampak pada kesehatan mental seseorang, dengan adanya rasa

syukur pada diri seseorang akan menimbulkan perilaku yang positif dari

adanya pengaruh syukur tersebut. Perilaku-perilaku yang mencerminkan

syukur tersebut dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi hubungan

interpersonal dan menimbulkan emosi positif yang merupakan bagian dari

konstruk syukur.

Page 65: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

61

BAB V

ANALISIS DATA

A. Pandangan Pendidik Madrasah Miftahul Huda tentang Syukur

Dari hasil wawancara, Ustadz Misnan Ali menjelaskan bahwa syukur

merupakan keniscayaan yang menjadi keharusan setiap manusia. Syukur

mempunyai andil yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sebagai

seorang hamba yang diberi kenikmatan sudah sepantasnya menyanjungkan

pujian kepada orang/Dzat yang telah memberi nikmat. Syukur adalah

menampakkan bentuk semua nikmat dengan ucapan (memuji dan mengakui

nikmat), dengan hati (ridho atas nikmat) dan dengan anggota badan (melakukan

ketaqwaan) kepada Dzat yang telah memberi nikmat.

Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Ghazali terkait dengan syukur.

Beliau mengatakan bahwa syukur adalah menggunakan nikmat Allah sesuai

dengan maksud pemberian-Nya. Menggunakan nikmat sesuai dengan maksud

pemberian-Nya berarti ridho atas nikmat, memuji nikmat dan menggunkan

nikmat dalam ketaatan kepada Allah SWT. Mendayagunakan segenap potensi

untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik adalah salah satu bentuk syukur

kepada Allah swt atas nikmat anggota tubuh dan potensi luar biasa yang telah

dikaruniakan oleh Allah swt. Syukur menuntun diri untuk tetap berbaik sangka

terhadap Allah SWT dalam segala hal yang terjadi pada kehidupan ini, sehingga

mampu menggerakkan hati untuk ikhlas menerima ketetapan Allah SWT.

Page 66: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

62

Sehingga mengarahkan seseorang untuk menerima kekurangan-kekurangan yang

ada pada dirinya.

Ustadz Miftahul Ni’am menyatakan pandangannya tentang syukur ridho

atas nikmat dan menggunakannya dijalan Allah SWT. Menurut Umar Faruq,

dalam bukunya mengatakan syukur terbagi menjadi tiga. Pertama, syukur

dengan lisan, yakni mengakui kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah Swt

dengan sikap merendahkan diri. Kedua, syukur dengan badan, yakni bersikap

selalu sepakat dan melayani (mengabdi) kepada Alla Swt. Ketiga syukur dengan

hati yakni mengasingkan diri di hadapan Allah Swt dengan konsisten menjaga

keagungan-Nya. Syukur dengan lisan adalah syukurnya orang yang berilmu. Ini

dapat direalisasikan dengan bentuk ucapan. Syukur dengan badan adalah

syukurnya orang yang beribadah. Ini dapat direalisasikan dengan bentuk

perbuatan. Syukur dengan hati adalah syukurnya orang yang ahli ma’rifat. Ini

dapat direalisasikan dengan semua hal ikhwal secara konsisten

.Dari beberapa uraian diatas di atas dapat dipahami tentang pandangan

pendidik tentang syukur yaitu ridho atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Dengan lisan yang selalu memuji, dan hati yang selalu ikhlas dan anggota badan

yang selalu ta’at kepada Allah.

B. Pandangan Pendidik Madrasah Miftahul HudaTentang Kesehatan Mental

Seorang individu dikatakan mempunyai kesehatan mental yang baik jika

ia mempunyai tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi dan tingkat stress

yang rendah. Ustad Afif dalam keterangannya menjelaskan bahwa kesehatan

Page 67: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

63

mental adalah menjalani segala aktivitas dengan senang, ridha dan menerima

apapun yang ada, sehingga seseorang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan

dan kondisi meskipun pada awalnya mungkin ada saja yang belum bisa

menerima keadaan dan kondisi yang menurutnya tidak membuatnya senang.

Kesehatan mental juga dapat diartikan sebagai kesesuaian antara raga, hati, dan

fikiran manusia sehingga bisa terintegrasi dengan baik dengan lingkungannya.

Zakiah Daradjat dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa kesehatan

mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-

fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya

dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk

mencapai hidup bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat.

Bastaman memberikan tolak ukur kesehatan mental, dengan kriteria-

kriteria sebagai berikut: 1) Bebas dari gangguan dan penyakit-penyakit kejiwaan.

2) Mampu secara luwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan antar

pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan. 3) Mengembangkan potensi-potensi

pribadi (bakat, kemampuan, sikap, sifat, dan sebagainya) yang baik dan

bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan. 4) Beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan dan berupaya menerapkan tuntutan agama dalam kehidupan sehari-hari.

Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa kesehatan mental

adalah integrasi keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan yang perasaan tentram

dan mampu menyesuaikan diri lingkungannya, sehingga mampu menghadapi

Page 68: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

64

goncangan-goncangan kejiwaan dengan berlandaskan keimanan dan ketakwaan

untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.

C. Pandangan Pendidik Madrasah Mfitahul HudaTentang Relevansi Syukur

dan Kesehatan Mental

Dari hasil wawancara dengan pendidik lain di Madrasah Miftahul Huda

Mayak Ustadz Miftahul Ni’am berpadangan bahwa syukur dan kesehatan mental

mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal tersebut dapat dilihat dari prilaku

seseorang yang selalu penuh kesyukuran. Mereka memandang bahwa kehidupan

yang dijalaninya adalah sebuah keniscayaan atas apa yang Allah berikan.

Pandang positif dan sikap positif ini merupakan salh satu bentuk pembersihan

hati, sebagai mana dalam maqam-maqam tasawwuf. Tazkiyatun Nafs adalah

saratbmuthlaq kesehatan mental.

Segala sesuatu yang di jalani baik dan buruknya itu tergantung dari yang

menjalani, yakni jika kita semakin bersyukur dengan apa yang ada dan mampu

menerimanya dengan lapang hati hikmah yang di dapatkan dari hal tersebut

adalah ketenangan hati, qona’ah dan perasangka yang baik tentang apa yang

telah dijalani. Dan hal demikian, tentu sangat berpengaruh terhadap pikiran yang

kemudian berimplikasi pada kesehatan mental dan perilaku seseorang.

Tsang, Rowatt dan Buechsel menyimpulkan bahwa pengalaman

bersyukur memiliki potensi untuk mempengaruhi secara positif terhadap

kesehatan mental dan fisik, bahkan berfungsi untuk menguatkan ikatan sosial,

komunitas dan keagamaan.

Page 69: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

65

Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dinyatakan pula bahwa

bersyukur mendorong individu untuk kembali kepada kebaikan, serta ekspresi

bersyukur menghargai kedermawanan, sehingga memungkinkan mereka

membantu lagi di waktu yang akan datang. kepribadian bersyukur berkorelasi

negatif dengan depresi, agresireligiusitas yang dangkal, kebencian (dendam)

dan narcisistik. Kepribadian bersyukur berkaitan dengan sifat-sifat positif,

selanjutnya orang yang bersyukur cenderung bahagia dan memiliki

kepribadian suka membantu, lebih memaafkan dan lebih tidak depresif

dibandingkan dengan orang yang tidak bersyukur.

Orang-orang yang bersyukur adalah orang-orang yang memiliki level

lebih tinggi dalam emosi-emosi positif dan kepuasan hidup serta lebih rendah

dalam emosi-emosi negatif seperti kecemasan, depresi dan iri hati.

Selanjutnya orang yang bersyukur lebih berorientasi prososial, lebih empatik,

memaafkan, suka menolong dan memberi bantuan kepada orang lain.

Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat di pahami bahwa syukur

menurut pandangan pendidik merupakan salah satu bentuk ungkapan dan

realisasi seseorang terhadap apa yang diterima dan dijalani dengan perasaan

senang ridho, qanaah dan kemudian mampu beradaptasi dengan lingkungan

dengan baik.

Berbagai penjelasan mengenai syukur dan kesehatan mental telah

peneliti paparkan di atas, dan pendangan pendidik tentang relevansi syukur

dan kesehatan mental telah peneliti paparkan, dari data dan teori yang ada

Page 70: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

66

mengenai syukur dan kesehatan mental tersebut dapat peneliti temukan

adanya relevansi antara syukur dan kesehatan mental diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Syukur adalah kondisi di mana seseorang merasakan perasaan senang

atau puas terhadap apa yang diterimanya, sehingga syukur memunculkan

kondisi psikologi positif yang dapat menguatkan dan meningkatkan

kesehatan mental. Seorang individu dikatakan mempunyai kesehatan

mental yang baik jika ia mempunyai tingkat kesejahteraan psikologis

yang tinggi dan tingkat stres yang rendah.

2. Selanjutnya dampak syukur mendorong orang untuk berprilaku sesuai

dengan norma-norma sosial yang menyebabkan dia lebih mudah diterima

secara sosial. Kondisi tersebut memberikan rasa sejahtera secara sosial

sebagai salah satu konstruk kesehatan mental selain kesejahteraan

psikologi.

3. Bersyukur mendorong individu umtuk kembali kepada kebaikan, serta

ekspresi bersyukur menghargai kedermawanan, sehingga memungkinkan

mereka membantu lagi di waktu yang akan datang.

4. Syukur merupakan pengalaman kekaguman yaitu tahap seseorang

menerima dan menyetujui perbuatan dari pemberi kemudian

menimbulkan perasaaan senang karena menjadi pribadi yang

menguntungkan atau bermanfaat.

Page 71: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

67

5. Syukur memiliki relevansi yang tak terbantahkan pada kesejahteraan dan

kepuasan hidup.

Jadi dapat kita pahami bahwa syukur merupakan pengalaman

kekaguman yaitu tahap seseorang menerima dan menyetujui perbuatan dari

pemberi kemudian menimbulkan perasaaan senang karena menjadi pribadi

yang menguntungkan atau bermanfaat. Syukur secara langsung ditimbulkan

oleh emosi positif, yaitu rasa kagum dan menyenangkan sehingga lebih

mudah menciptakan kondisi sejahterah secara psikologi. Sehingga orang yang

pandai bersyukur akan berdampak secara positif terhadap kesehatan

mentalnya.

Page 72: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

68

BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis paparkan tesebut,

maka dapat diambil sebuah kesimpulan. Pandangan pendidik tentang relevansi

syukur dan kesehatan mental diantaranya sebagai berikut:

1. Pandangan pendidik tentang syukur yakni kondisi di mana seseorang

merasakan perasaan senang atau puas terhadap apa yang diterimanya,

sehingga syukur memunculkan kondisi psikologi positif yang dapat

menguatkan dan meningkatkan kesehatan mental. Selain itu kemampuan

seseorang dalam bersyukur berhubungan positif dengan kesejahtreaan

psikologis dan berkorelasi negatif dengan tekanan emosional.

2. Kesehatan mental adalah integrasi keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan

yang perasaan tentram dan mampu menyesuaikan diri lingkungannya,

sehingga mampu menghadapi goncangan-goncangan kejiwaan dengan

berlandaskan keimanan dan ketakwaan untuk mencapai hidup yang bermakna

dan bahagia di dunia dan akhirat.

3. Relevansi antara syukur dan kesehatan mental diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Syukur adalah kondisi di mana seseorang merasakan perasaan senang atau

puas terhadap apa yang diterimanya, sehingga syukur memunculkan

Page 73: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

69

kondisi psikologi positif yang dapat menguatkan dan meningkatkan

kesehatan mental.

b. Dampak syukur mendorong orang untuk berprilaku sesuai dengan norma-

norma sosial yang menyebabkan dia lebih mudah diterima secara sosial.

c. Bersyukur mendorong individu umtuk kembali kepada kebaikan, serta

ekspresi bersyukur menghargai kedermawanan, sehingga memungkinkan

mereka membantu lagi di waktu yang akan datang.

d. Syukur merupakan pengalaman kekaguman yaitu tahap seseorang

menerima dan menyetujui perbuatan dari pemberi kemudian menimbulkan

perasaaan senang karena menjadi pribadi yang menguntungkan atau

bermanfaat.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan peneliti, sebagai bahan pertimbangan bagi

pihak-pihak terkait, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala Madin

Diharapkan kepada kepala Madin untuk lebih memberikan motivasi

dan arahan kepada seluruh pendidik yang ada di Pondok Darul Huda Mayak,

agar dalam mengemban tugas di pondok sebagai pendidik terus ditingkatkan

sebagai bentuk rasa syukur dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

terhadap pondok serta dapat terus meningkatkan kinerja para pendidik.

Page 74: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

70

2. Bagi Dewan Asatidz

Diharapkan kepada seluruh dewan Asatidz agar lebih memperhatikan

dan meningkatkan pengembangan diri menjadi pribadi yang dapat

bermanfaat bagi yang lain serta mampu beradaptasi dengan lingkungan

pondok dengan segala bentuk aktivitas dan tuntutan sebagai pendidik,

sebagai salah satu bentuk rasa syukur dan kemudian akan memunculkan

kondisi psikologi positif yang dapat menguatkan dan meningkatkan

kesehatan mental.

Page 75: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya

dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja). Bandung: PT. Refika

Aditama, 2009.

an-Naisaburi, Abul Qasim Abdul Karim Hawazin al-Qusyairi. Risalah Qusyairiyah:

Sumber Ka jia n Ilmu Tasa wuf, terj. Umar Faruq. Jakarta: Pustaka Amani,

2007.

Aziz, Rahmat dkk. “Kontribusi Bersyukur dan Memaafkand dalam Mengembangkan

Kesehatan Mental di Tempat Kerja”, Psikologi dan Kesehatan Mental, Vol

2(1). Juni 2017.

Aziz. “Aplikasi Model Rasch dalam Pengujian Alat Ukur Kesehatan Mental di

Tempat Kerja”, Psikoislamika, 12(2). Juli 2015.

B.Badri, Malik. Dilema Psikolog Muslim. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994.

Bahreisy, Fauzi Faizal. Terjemah Kitab Al-Hikam Karya Sekh Ibnu Atho’illah.

Jakarta: Zaman, 2011.

Bastaman, H. D. Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islami.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1985.

Bastaman, Hanna Djumhana. Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju Psikologi

Islami. Yogyakarta: Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 2001.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, 1994

Ernawati, Siti. Konsep Sabar Menurut M. Quraish Shihab dan Hubungannya dengan

Kesehatan Mental. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2009

Faruq, Umar. Risalah Qusyairiyah: Sumber Kajian Ilmu Tasawuf. Jakarta: Pustaka

Amani, 2007.

Ghony, M. Djunaidi. Metode Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2012).

Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach. (Yogyakarta: Andi Offset, 1989).

Page 76: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

Hasyim, Ahmad Umar. Menjadi Muslim Kaffah. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004.

Hawari, Dadang. Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2002.

Hidayat, Asep Akhmad. Mata Air Bening Ketenangan Jiwa 17 Cara Mencari

Ketentraman dan Kemuliaan (ESQ Perspektif Tasawuf). Bandung: Marjaa, tt.

Husna, Aura. Kaya dengan Bersyukur: Menemukan Makna Sejati Bahagia dan

Sejahtera dengan Mensyukuri Nikmat Allah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2013.

Isa, Syaikh Abdul Qadir. Hakekat Tasawuf, terj. Khairul Amru Harahap dan Afrizal

Lubis. Jakarta: Qisthi Press, 2011.

Ismail, Lyas. Pilar-Pilar Taqwa: Doktrin, Pemikiran, Hikmat, dan Pencerahan

Spiritual. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Kartono, Kartini. dan dr. Jenny Andari. Hygiene Mental dan Kesehatan Mental

Dalam Islam. Bandung: Mandar Maju, Cet IV, 1989.

Kristanto, Eko. Perbedaan Tingkat Kebersyukuaran pada Laki-laki dan Perempuan,

Seminar ASEAN 2nd Psycology and Humanity. Psycology Forum UMM: 19-20

Februari. Malang: Universitas Muhammadiyah, 2016.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003).

Masyhuri. Prinsip-Prinsip Tazkiyah Al-Nafs Dalam Islam Dan Hubungannya

Dengan Kesehatan Mental, Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 2. Juli-

Desember 2012.

Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000).

Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000.

Muchtar, Heri Jauhari. Fiqh Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Rake Sarasin,

1998).

Page 77: PANDANGAN GURU TERHADAP RELEVANSI SYUKUR DAN …etheses.iainponorogo.ac.id/4640/1/210311187_MOH. TAUFIKURROHMAN.pdfDAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL. Skripsi. Fakultas Ushuluddin

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progresif,

1997.

Narbuko, Cholid & Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara,

2005).

Nihayah, Ulin. Peran Komunikasi Interpersonal Untuk Mewujudkan Kesehatan

Mental Bagi Konseling, Islamic Communication Journal Voll. 01, No. 01.

Mei-Oktober 2016.

Rusdi, Ahmad. Jurnal Ilmiah penelitian Psikologi: Kajian Empiris dan Non-Empiris,

vol. 2 No. 2. Jakarta: Universitas Islam Indonesia, 2016.

Shihab, Muhammad Quraish. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai

Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R &

D. (Bandung: Alfabeta, 2012).

Supiana dan Karman. Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008.

Sururin. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004.

Tamami HAG. Psikologi Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Ubaid, Ulya Alwi. Sabar dan Syukur. Jakarta: Amzah, 2012.

Uyun, Quratul. Kebersyukuran dan Kesehatan Mental: Studi Metaa Analisis, jurnal

Psikolog, Vol. 1 No. 1. Bandung: UII, Mei, 2015.

Zahri, Mustafa. Kunci Mema hami Ilmu Tasawwuf. Surabaya: Bina Ilmu, 1995.

Zain, Bakhtiyar. Pemikiran Viktor E. Frankl Tentang Logoterapi dan Implikasinya

Terhadap Kesehatan Mental (Analisis Bimbingan Konseling Islam). Semarang:

Institut Agama Islam Negeri (Iain) Walisongo, 2005).