pancasila sebagai ideologi nasional

Upload: anggraeni-citra-s

Post on 10-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi Nasional

TRANSCRIPT

1. Latar BelakangPancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan dengan ideologi besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan. Di satu sisi terkadang perbedaan tersebut terasa dekat dan tipis, tetapi di sisi lainnya perbedaan tersebut sangat jauh dan sangat berbeda.

Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat praksis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya menuntu misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong menolong, saling menghormati antar sesama manusia, lebih mengutamakan kepantingan umum daripada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan dan sebagainya, melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit, harus melaksanakan ini dan itu, dan bahkan seringkali menuntut dengan mutlak orang harus bersikap dan bertindak tertentu.

Lalu sejauh mana Perwujudan Pancasila dalam pelaksanaan fungsinya sebagai ideologi nasional telah dilakukan dan apakah posisi ideologi bangsa Indonesia saat ini sudah sesuai pada koridor yang sesungguhnya atau cenderung eksplisit ke paham-paham lain selain Pancasila? Itulah yang dikaji dalam makalah ini.2. Rumusan MasalahDari latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut :A. Mengapa Pancasila dapat dijadikan sebagai Ideologi Nasional Bangsa Indonesia?B. Bagaimana menanamkan Ideologi Nasional Pancasila pada Bangsa Indonesia?C. Apakah Perwujudan Pancasila dalam pelaksanaan fungsinya sebagai Ideologi Nasional telah dilakukan?D. Perbandingan Ideologi Nasional Pancasila dikaitkan dengan ideologi-ideologi besar dunia seperti liberalisme, komunisme dan fasisme?3. PembahasanA. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa Indonesia

Masalah ideologi Pancasila tidak dapat dilepaskan dari proses sejarah Indonesia. Ideologi mendasari negara Republik Indonesia, ketika diproklamasikan pada pertengahan abad kedua puluh ini.Rumusan Pancasila sebagai dasar negara RI dimulai ketika dibentuk Badan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Kemudian BPUPKI mulai membicarakan dasar negara yang nantinya akan menjadi dasar negara RI. Muh. Yamin. Supomo, Soekarno telah membicarakan masalah dasar negara yang diinginkan. Soekarno mengetengahkan usul tentang dasar negara yang berjumlah 5 azas, yang diberi nama Pancasila. Inilah tahap pertama pembicaraan tentang gagasan dasar negara. Kemudian dibentuklah panitia sembilan yang merumuskan dasar negara yang kemudian tercantum dalam Piagam Jakarta.

Kelahiran Pancasila sebagai dasar filsafat negara pada tahun 1945, telah menjadikan filsafat tersebut sebagai rumusan filosofis yang dicantumkan dalam UUD 1945, Konstituante RIS, UUDS 1950 dan UUD 1945 setelah dilakukan perubahan/amandemen. Dari kenyataan ini membuktikan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat negara telah mengalami babak final dan tidak akan dipermasalahkan lagi. Selanjutnya dengan berdasarkan Filsafat Pancasila, maka dirumuskanlah Ideologi Pancasila dan dijadikan Sistem Ideologi Pancasila yang berusaha untuk mewujudkan dalam kenyataan pada bangsa Indonesia agar dapat mewujudkan tujuan nasional yang tercantum pada pembukaan UUD 1945. Jika kita perhatikan dengan seksama, maka pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 adalah Pancasila. Dengan kata lain, ideologi Pancasila adalah ideologi nasional. Dengan demikian, Ideologi Pancasila tidak hanya dijadikan kajian dan wacana pemikiran, tetapi juga diaplikasikan dalam kenyataan di masyarakat guna mewujudkan Masyarakat Pancasila yang dicita-citakan.

Pendapat dari beberapa penulis pada buku Pancasila sebagai ideologi yang disunting oleh Oetojo Oesman dan Alfian, sebagai berikut :

a) Soerjono Poespowardojo, menegaskan bahwa salah satu peranan Pancasila yang menonjol sejak permulaan penyelenggaraan negara Republik Indonesia adalah fungsinya dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi bangsa yang berkepribadian dan percaya pada diri sendiri. Selain itu, Pancasila mampu memberikan orientasi dalam pembangunan, wawasan ke depan dengan konsep-konsep yang secara subtansiil dieksplisitasikan dari nilai-nilai dasar dari Pancasila.

b) M. Sastrapratedja, menyatakan bahwa ideologi juga mempunyai sifat futuristik, karena memberikan gambaran masa depan yang utopis. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan nilai-nilai yang dicita-citakan dan ingin diwujudkan.

Abdurrahman Wahid, menegaskan bahwa kesepakatan luhur bangsa kita itu akhirnya dirumuskan sebagai ideologi bangsa dan falsafah negara. Ideologi bangsa, artinya setiap warga negara RI terikat oleh ketentuan-ketentuannya yang sangat mendasar, yang tertuang dalam Pancasila. Selo Sumardjan, menyatakan bahwa rumusan Pancasila seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 perlu dilestarikan tanpa perubahan, dan perlu dilakukan pembauran dengan adat istiadat tiap suku, sehingga kelima sila yang dahulu diangkat dari kebudayaan-kebudayaan di Indonesia pulang kembali kepada sumber-sumber asalnya.

c) Alfian, menjelaskan bahwa Pancasila memiliki kualitas yang tinggi sebagai suatu ideologi antara lain karena ia mengandung tiga dimensi yang diperlukan untuk itu, yaitu :

Dimensi Realitas

Dimensi Idealisme

Dimensi Fleksibilitas / Pengembangan

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai sistem ideologi yang ditetapkan oleh bangsa Indonesia sebagai ideologi bangsa dan negara RI. Dengan demikian, maka pilihan ideologi ini telah menjadi pilihan bangsa Indonesia sendiri sebagaimana bangsa lain di dunia menentukan ideologinya sendiri.

Sebagai suatu ideologi nasional, maka pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religious yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara. Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi Nasional. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi Nasional berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu, Pancasila tidak hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. Karena ciri khas itu, maka Pancasila memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

B. Menanamkan Ideologi Nasional Pancasila pada Bangsa IndonesiaIdeologi Pancasila seharusnya dimiliki dan dihayati serta diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Agar hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya usaha yang terencana, karena menanamkan ideologi Pancasila di dalam hati sanubari manusia atau rakyat Indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah.

Cara menyosialisasikan UUD hasil amendemen dan upaya penanaman ideologi kebangsaan dapat dilakukan melalui penataran P4 yang di Masa Orde Baru pernah diterapkan, ideologi Pancasila dapat secara terencana, teratur dan sistematik diajarkan, sehingga benar-benar mengenai sasaran yang dituju. Setelah mengikuti penataran itu, diharapkan agar pandangan hidup, sikap hidup dan perbuatan hidup menjadi makin kokoh, karena ideologi Pancasila telah menjiwainya. Apa yang tercantum dalam ketetapan No. II/MPR/1978 bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia benar-benar merupakan kenyataan. Dengan modal pribadi yang demikian, bangsa Indonesia akan mampu mandiri dan sanggup menjawab berbagai tantangan baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar. Namun, penanaman ideologi dengan melalui penataran P4 memiliki banyak kekurangan jika harus dilakukan di masa sekarang ini. Cara yang tepat adalah dengan cara memberikan materi ajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan atau Pancasila di jalur pendidikan formal, terutama di perguruan tinggi. Selain itu, disesuaikan dengan gaya belajar anak didik zaman sekarang yang sudah lebih kritis. Harapannya, penanaman akan pemahaman ideologi Pancasila dan UUD 1945 bisa menjadi sebuah gerakan bersama demi menjaga Indonesia agar tidak terpuruk karena pengaruh perkembangan global.C. Perwujudan Pancasila dalam Pelaksanaan Fungsinya sebagai Ideologi NasionalIdeologi Pancasila secara operasionaltercantum dalam ketetapan No. II/MPR/1983 dan 1978 tentang GBHN.1. Pelaksanaan ciri cinta damai

Usaha dan peranan Indonesia dalam ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi, melalui forum-forum dan kerjasama bilateral, regional, dan internasional. Perlu juga adanya peningkatan perjuangan Indonesia di dunia internasional mengenai hal yang menyangkut kepentinan nasional, seperti memantapkan pelaksanaan Wawasan Nusantara, memperluas pasar ekspor Indonesia, dll.

2. Pelaksanaan ciri KetuhananKehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan, sehingga terbina kerukunan antar umat beragama, sekaligus sebagai usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa.3. Pelaksanaan ciri Kemanusiaan

4. Pelaksanaan ciri Persatuan

Memelihara dan mengembangkan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, baik di bidang politik maupun ekonomi.

5. Pelaksanaan ciri Kerakyatan6. Pelaksanaan ciri Keadilan

Pelaksanaan pembangunan selain meningkatkan pendapatan nasional, sekaligus harus menjamin pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat.D. Perbandingan Ideologi Nasional Pancasila dikaitkan dengan Ideologi-ideologi Besar Dunia seperti Liberalisme, Komunisme dan Fasisme1. Ideologi PancasilaPokok-pokok Ideologi Pancasila adalah sebagai berikut :

a) Nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, hakekatnya bersifat universal.

b) Percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esac) Mengakui eksistensi Tuhan Yang Maha Esa dan eksistensi manusia.d) Mengakui bahwa kemerdekaan hak segala bangsa dan karenanya penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

e) Penegasan bahwa rakyat harus merdeka, bersatu, berdaulat, dan diperlakukan secara adil guna mewujudkan kemakmuran bersama.

f) Negara sebagai sarana mencapai tujuan nasional melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

g) Menjunjung tingi, melindungi, membela dan memperjuangkan tegaknya hak asasi manusia, serta anti terhadap penjajahan dan penindasan terhadap manusia.

h) Menempatkan rakyat pada posisi pemegang kedaulatan yang tertinggi.

i) Mengakui adanya lembaga perwakilan sebagai representasi perwakilan rakyat di seluruh negara dan sejauh mungkin dilakukan permusyawaratan secara bijaksana dalam proses pengambilan keputusan demi kepentingan bersama.

j) Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan suku, ras dan asal-usul.

k) Berusaha mewujudkan masyarakat Pancasila sebagai tujuan akhir masyarakat yang dicita-citakan melalui pembangunan nasional dan daerah.2. Ideologi Liberalisme

Liberal berarti tidak dibatasi atau tidak terikat oleh ajaran yang telah ada dalam filsafat politik/agama atau bebas dalam pendapat. Liberalisme bersumber dari teori John Locke yang mengemukakan bahwa manusia itu diberi oleh alam hak-hak tertentu yang harus dijamin oleh suatu konstitusi dan dilindungi oleh pemerintah. Pemerintah harus memakai sistem perwakilan sehingga harus demokratis.Pokok-pokok Ideologi Liberalisme, antara lain :

a) Percaya terhadap Tuhan sebagai pencipta

b) Percaya terhadap persamaan dasar semua manusia

c) Memperlakukan pemikiran orang lain sama.

Dalam penyelesaian masalah dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan.

d) Pemerintahan dilakukan dengan persetujuan yang diperintah.e) Pemerintah berlandaskan hukum

Untuk mewujudkannya diperlukan adanya hukum tertinggi, persamaan di muka hukum dan persamaan sosial.

f) Negara adalah alat, yaitu negara dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.

g) Menolak dogmatisme, karena pengetahuan berasal dari pengalaman, sehingga kebenarannya akan berubah.3. Ideologi Komunisme

Gagasan dari pemikir Ideologi Komunis adalah :

a) Negara adalah alat untuk menindas kelas yang satu melawan kelas yang lain.

b) Agama candu masyarakat, karena sistem agama di tangan kelas yang dominan.c) Perjuangan klas melahirkan revolusi (revolusi politik dan sosial) yang dilakukan dengan cara kekerasan.

d) Partai (komunis) sebagai organisasi, inkarnasi, atau pelembagaan kesadaran kelas, partai harus siap mengendalikan revolusi dan mengambil kekuasaan.

e) Setelah revolusi ada periode transisi singkat yang dinamakan Diktatur Proletariat, yang ditandai oleh konsolidasi kekuasaan proletar melalui hilangnya kelas dominan dan kelas-kelas kecil secara perlahan-lahan dan masuknya mereka dari kelas proletar.

4. Ideologi Fasisme

Tokoh : Adolf Hitler, dengan pokok-pokok ajaran sebagai berikut :

a) Irrasionalisme, dimana menolak penerapan nalar dan sains pada masalah sosial dan menggunakan mitos, emosi dan kebencian sebagai sarana manipulasi. Manusia hanya dapat dipimpin dan dimanipulasi.

b) Darwinisme Sosial, ialah teori sosial yang memandang kehidupan sebagai pertarungan untuk bertahan hidup.

c) Nasionalisme, ras adalah nomor satu, sedangkan bangsa adalah nomor dua. Setiap individu harus loyal, dedikasi dan cinta kepada bangsanya, terutama ras pada bangsa tersebut, sehingga ras dan bangsa saling berkaitan erat.

d) Negara adalah sarana untuk mengekspresikan atribut-atribut bangsa, nasionalisme atau ras, tetapi negara adalah suatu organisasi formal yang kaku, dan masyarakat adalah organisme yang hidup.

e) Prinsip kepemimpinan, negara adalah mekanisme untuk memaksakan keyakinan fasis. Menurut prinsip ini, setiap orang harus mutlak tunduk tehadap pemimpin.f) Rasialisme, mengagungkan rasnya sendiri (ras kulit putih).

g) Anti komunisme4. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Pancasila sebagai Ideologi Nasional adalah suatu hal yang mutlak dan harus dijalani dengan konsekuen. Pancasila sebagai suatu ideologi sedapat mungkin tidak dijadikan sesuatu yang sifatnya Utopis dan Pragmatis belaka namun harus bisa bersifat universal dan tetap, yang penjabaran realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara dinamis reformatif yang senantiasa mampu melakukan perubahan sesuai dengan dinamika aspirasi masyarakat. Namun sesuatu yang harus dihayati adalah keeksplisitan Ideologi Pancasila jangan diarahkan ke arah yang merusak nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Ideologi Pancasila harus tetap pada koridornya sebagai jiwa bangsa Indonesia yang luhur. DAFTAR PUSTAKA

1. Sunoto. 1989. Filsafat Sosial dan Politik Pancasila. Yogyakarta: Andi Offset.2. Fauzi, Achmad.(ed.). 2003. Pancasila: Tinjauan dari Konteks Sejarah, Filsafat, Ideologi Nasional dan Ketatanegaraan Republik Indonesia. Malang: Brawijaya University Press.3. Srijanti. dkk. 2008. Etika Berwarganegara (edisi 2). Jakarta: Salemba Empat.4. Dekker, Nyoman. 1997. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa. Malang: IKIP Malang.5. Kaelan, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.6. Sutrisno, Slamet. 2006. Filsafat dan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Andi Offset.Nyoman Dekker. 1997. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa. Malang: IKIP Malang, h. 5.

Achmad Fauzi(ed.). 2003. Pancasila. Malang: Brawijaya University Press, h. 103.

Sunoto. 1989. Filsafat Sosial dan Politik Pancasila. Sunoto. Yogyakarta: Andi Offset, h. 104.

Achmad Fauzi, loc. cit.

Achmad Fauzi(ed.). 2003. Pancasila. Malang: Brawijaya University Press, h. 103-104.

Kaelan, Ahmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma, h. 30.

Kaelan, Ahmad. loc. cit.

Sunoto. 1989. Filsafat Sosial dan Politik Pancasila. Yogyakarta: Andi Offset, h. 113.

Achmad Fauzi(ed.). op. cit., h. 108.

Achmad Fauzi(ed.). op. cit., h. 105.

Achmad Fauzi(ed.). op. cit., h. 106.

Achmad Fauzi(ed.). log. cit.

Achmad Fauzi(ed.). op. cit., h. 107.

11