pancasila

207

Click here to load reader

Upload: amartha-m-yusuf

Post on 01-Jan-2016

302 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pancasila

1

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangPendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk

menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatubangsa.

Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan melalui BABXIII, Pasal 31 ayat (2), bahwa pendidikan yang dimaksud harusdiusahakan dan diselenggarakan oleh Pemerintah, sebagai “Satusistem pengajaran Nasional”.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2Tahun 1989, pengertian “Satu sistem pengajaran Nasional”diperluas menjadi “Satu sistem Pendidikan Nasional”. Perluasanpengertian ini memungkinkan tidak membatasi perhatian padapengajaran saja, melainkan juga memperhatikan unsur-unsurpendidikan yang berhubungan dengan pertumbuhan kepribadianmanusia Indonesia, yang bersama-sama merupakan perwujudanbangsa Indonesia sebagai bangsa yang bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, memelihara budi pekerti manusia danmemegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

2. Landasan Pendidikan Pancasilaa. Landasan Historis

Jati diri bangsa Indonesia berkembang melalui suatuproses sejarah yang cukup panjang sejak zaman kerajaanKutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lainyang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnyaberjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsayang merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yangtersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa.Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalamperjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya,

Page 2: Pancasila

2

yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat, dan karakterbangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh parapendiri negara bangsa Indonesia dirumuskan dalam suaturumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputilima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasiladan menjadi kepribadian bangsa.

Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa initerutama dalam masa reformasi, bangsa Indonesia harusmemiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidakterombang - ambing di tengah - tengah masyarakatinternasional. Dengan lain perkataan bangsa Indonesia harusmemiliki nasionalisme serta kebangsaan yang kuat. Hal inidapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atauhegemoni ideologi melainkan suatu kesadaran berbangsa danbernegara yang berakar pada sejarah bangsa.

Jadi, secara historis bahwa nilai-nilai kepribadian bangsaIndonesia secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesiasendiri. Sehingga asal nilai-nilai tersebut tidak lain adalahdari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsaIndonesia sebagai kausa materialis kepribadian. Oleh karenaitu, berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupanbangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilaikepribadiannya. Atas dasar pengertian dan alasan historisinilah sangat penting bagi para generasi penerus bangsaterutama kalangan intelektual kampus untuk mengkaji,memahami dan mengembangkan berdasarkan pendekatanilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki suatu kesadaranserta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilaiyang dimilikinya sendiri.

b. Landasan KulturalSetiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki kepribadiannyasendiri agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulanmasyarakat internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas

Page 3: Pancasila

3

serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain.Negara komunisme dan liberalisme meletakkan dasar filsafatnegaranya pada suatu konsep ideologi tertentu, misalnyakomunisme mendasarkan ideologinya pada suatu konseppemikiran Karl Marx.

Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesiamendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yangdimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilaikenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalamkepribadiannya, bukanlah hanya merupakan suatu hasilkonseptual seorang saja melainkan merupakan suatu hasilkarya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat darinilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesiasendiri melalui proses refleksi filosofis para pejuang sepertipara patriot.

Satu-satunya karya besar bangsa Indonesia yang sejajardengan karya besar bangsa lain di dunia ini adalah hasilpemikiran tentang bangsa dan negara yang mendasarkan padakepribadiannya sendiri. Oleh karena itu, para generasipenerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus sudahseharusnya untuk mendalami secara dinamis dalam artimengembangkannya sesuai dengan tuntutan zaman.

c. Landasan YuridisLandasan yuridis pendidikan Pancasila di Perguruan

Tinggi tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 37 telahmenetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur danjenjang pendidikan, wajib memuat Pendidikan Kepribadian(Agama, Kewarganegaraan dan Bahasa). Demikian juga didalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentangPendidikan Tinggi Pasal 13 ayat (2) ditetapkan bahwakurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh MenteriPendidikan dan Kebudayaan. Secara lebih terinci perkuliahan

Page 4: Pancasila

4

Pendidikan Kepribadian diatur dalam Surat KeputusanDirektur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen PendidikanNasional Republik Indonesia Nomor 265/Dikti/Kep/2000yang merupakan penyempurnaan lebih lanjut dari kurikulumKeputusan Dirjen Dikti Nomor 356/Dikti/Kep/1995. DalamSurat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 265/Dikti/Kep/2000tersebut dijelaskan Pasal 1, bahwa mata kuliah PendidikanKepribadian yang mencakup unsur Filsafat Pancasila, agama,dan kewarganegaraan, merupakan salah satu komponen yangtidak dapat dipisahkan dari kelompok Mata Kuliah Umumdalam suatu susunan Kurikulum Inti Perguruan Tinggi. Pasal2, menjelaskan bahwa mata kuliah Pendidikan Kepribadianadalah mata kuliah wajib untuk diambil oleh setiapmahasiswa pada perguruan tinggi untuk Program Diplomadan Program Sarjana.

d. Landasan FilosofisPendidikan Kepribadian berlandaskan pada Filsafat

Pancasila. Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara danpandangan filosofis bangsa Indonesia. Oleh karena itu sudahmerupakan suatu keharusan moral untuk secara konsistenmerealisasikannya dalam setiap aspek kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkanpada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwabangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegaramendasarkan pada nilai-niai yang tertuang dalam sila-silaPancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsaIndonesia sebelum mendirikan negara. Secara filosofis,bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagaibangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal iniberdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalahmakhluk Tuhan Yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu negaraadalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat(merupakan unsur pokok negara), sehingga secara filosofisnegara berpersatuan dan berkerakyatan. Konsekuensinya

Page 5: Pancasila

5

rakyat adalah merupakan dasar ontologis demokrasi, karenarakyat merupakan asal mula kekuasaan negara.

Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidupbernegara nilai-nilai kepribadian Pancasila merupakan dasarfilsafat negara. Konsekuensinya dalam setiap aspekpenyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilaiPancasila termasuk sistem peraturan perundang-undangan diIndonesia. Oleh karena itu, dalam realisasi kenegaraantermasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatukeharusan bahwa Pancasila merupakan sumber nilai dalampelaksanaan kenegaraan, baik dalam Pembangunan Nasional,Ekonomi, Politik, Hukum, Sosial Budaya, maupunpertahanan dan keamanan.

3. Tujuan Pendidikan PancasilaTujuan Pendidikan Pancasila yang mencakup unsur Filsafat

Pancasila di Perguruan Tinggi, adalah untuk :a. Dapat memahami, menghayati dan melaksanakan jiwa

Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945 dalamkehidupannya sebagai warganegara Republik Indonesia;

b. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragammasalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiranyang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945;

c. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilaidan norma Pancasila, sehingga mampu menanggapiperubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan Ipteks danpembangunan;

d. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikirmemecahkan masalah, dan mengambil keputusan denganmenerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai Pancasila.

Page 6: Pancasila

6

Pendidikan Pancasila yang berhasil, akan membuahkan sikapmental bersifat intelejen, penuh tanggungjawab dari peserta didikdengan perilaku yang :a. Beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;b. Berperikemanusiaan yang adil dan beradab;c. Mendukung persatuan bangsa;d. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan

bersama di atas kepentingan perorangan;e. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial.

Melalui Pendidikan Pancasila, warganegara RepublikIndonesia diharapkan mampu : “Memahami, menganalisis danmenjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakatbangsanya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti digariskan dalam PembukaanUUD 1945. Pada saatnya dapat menghayati Filsafat danIdeologi Pancasila, sehingga menjiwai tingkah lakunya selakuwarganegara Republik Indonesia dalam melaksanakanprofesinya”.

Page 7: Pancasila

7

BAB IIPANCASILA DALAM KONTEKS

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

1. Latar BelakangBangsa-bangsa yang mendiami kawasan Nusantara dalam

sejarah pra-nasionalnya pernah menyaksikan masa kejayaanbeberapa negara kerajaan. Di antaranya yang paling ternamaialah Sriwijaya dan Majapahit, dua negara merdeka yangdipimpin oleh putera-putera negara-negara itu sendiri. Sriwijayamengalami masa jayanya selama kurang lebih 600 tahun (tahun600 – 1300). Kerajaan ini tidak saja menguasai bagian BaratKepulauan Nusantara, ia juga mengembangkan hubungan-hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Cina dan India.Majapahit yang kemudian muncul menggantikannya mencapaipuncak kejayaannya pada pertengahan abad 14. Wilayahkekuasaannya meliputi hampir seluruh Indonesia sekarang ini,ditambah dengan beberapa bagian dari Malaysia. Kerajaan inijuga mengembangkan hubungan-hubungan dengan dunia luar,seperti : Cina, Campa, Kamboja, Amman dan Siam.

Runtuhnya Majapahit, munculnya banyak kerajaan besar dankecil, membuka peluang masuk dan meluasnya pengaruhkekuasaan imperialisme dan kolonialisme Barat. Bangsa-bangsadi Nusantara yang tadinya memiliki kerajaan-kerajaan sendiriyang merdeka memasuki masa gelap yang panjang. Walapunsebentar-sebentar petir dan kilat membelah dan menyinarisejenak alam mendung yang meliputi kepulauan Nusantara,digalakkan oleh berbagai pemberontakan, perlawanan,pertempuran dan peperangan melawan kekuasaan asing didorongoleh kehendak merebut kembali kemerdekaan yang telah hilang.

2. Kehidupan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Page 8: Pancasila

8

a. Nenek moyang bangsa Indonesia telah membangunkebudayaan dan cara hidupnya sendiri. Mereka hidup terpisahdi tanah air Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau itu.Karena hidupnya terpisah mereka memiliki adat-istiadat,kebiasaan dan tata cara hidup mereka yang berbeda-beda,namun masih banyak persamaannya. Tepatlah bila dikatakanbahwa bangsa Indonesia ini merupakan Bangsa yangBhinneka Tunggal Ika. Artinya, bangsa Indonesia hidupdengan cara berbeda tetapi sebenarnya bangsa Indonesiaadalah satu, yaitu Satu Bangsa dan satu nenek moyang.

b. Sejak beribu-ribu tahun yang lampau nenek moyang bangsaIndonesia hidup berkelompok-kelompok. Kehidupan merekadiatur secara kekeluargaan.Cara kekeluargaan inilah yang menjamin adanya rasapersatuan, musyawarah dan keadilan sosial bagi seluruhkelompok.Mereka ikut berdukacita bila ada anggota kelompok yangmeninggal dunia dan ikut pula mengurus pemakaman. Ituadalah meunjukkan adanya sifat dan rasa kemanusiaan.Mereka bekerjasama menyelenggarakan kepentingankelompok atau suku atau desa yang menunjukkan sifatpersatuan. Mereka bermusyawarah dalam memilih kepalasuku atau kepala desa atau menyelesaikan permasalahan,bekerjasama mengerjakan ladang atau sawah serta memetikhasil bersama dan menerima bagiannya menurut jasa masing -masing. Itu adalah perwujudan rasa keadilan sosial. Itulahbenih-benih Pancasila yang telah tersimpan dalam jiwamereka sejak lama.

c. Nenek moyang bangsa Indonesia percaya bahwa setiapmanusia yang hidup ini terdiri dari dua hal yaitu : Jasmanidan rohani.Agar manusia itu tetap hidup maka baik jasmani maupunrohaninya harus diberi makan. Untuk memelihara jasmaniorang perlu bahan makanan, misalnya nasi, ubi, air dan lain-lain. Untuk memelihara rohani seseorang perlu makanan lain,

Page 9: Pancasila

9

yaitu yang dinamakan semangat. Orang asing menamakannyaAnima. Apabila bangsa Indonesia kekurangan bahanmakanan, jasmani bangsa Indonesia akan mati. Apabilabangsa Indonesia kekurangan anima, jiwa atau rohani bangsaIndonesia akan sakit pula. Kepercayaan nenek moyangbangsa Indonesia ini dinamakan Animisme.Disamping itu nenek moyang bangsa Indonesia percaya pulabahwa alam sekitar bangsa Indonesia ini penuh dengankekuatan atau daya, yang harus diperhatikan sungguh-sungguh. Daya atau kekuatan itu dinamakan Mana.Orang asing menamakannya Dinamis. Daya atau Mana inidapat mencabut secara mendadak Anima seseorang. Bilaterjadi demikian orang akan mati. Misalnya orang matidisambar petir, atau kena wabah penyakit, dilanda banjir,gunung meletus dan sebagainya. Jadi mana dapat menjadimusuh bagi seseorang. Walaupun demikian Mana ini dapatdijadikan teman atau sahabat yang dapat membantu seseorangasal saja orang mengetahui cara-caranya.Kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia demikian itudinamakan Dinamisme. Tetapi siapakah yang berada dibelakang Mana ini, siapa yang menguasai Mana ini? Merekapercaya akan adanya kekuatan tertinggi yang menyebabkanadanya segala sesuatu ini. Ketika nenek moyang bangsaIndonesia mulai mencari kekuatan tertinggi itu maka merekapada hakikatnya mulai percaya akan adanya Yang MahaKuasa, Yang Maha Tunggal / Esa, ialah yang merupakan SilaPertama dari Pancasila.Jadi kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia yang tertuaadalah Animisme/Dinamisme.Jika bangsa Indonesia meninjau lagi pikiran-pikiran yang adadalam zaman kebudayaan Indonesia Purbakala, maka jelaslahbahwa benih Pancasila telah ada dalam jiwa bangsaIndonesia. Itulah bukti bahwa Pancasila merupakanpandangan hidup bangsa Indonesia yang sudah berurat

Page 10: Pancasila

10

berakar dalam sejarah pertumbuhan dan perkembanganbangsa Indonesia sendiri.

3. Kejayaan Bangsa IndonesiaPada sekitar permulaan Tarikh Masehi, Budhisme dan

Hinduisme tiba di Indonesia. Seorang musafir Cina bernama FaHian memberitakan pada tahun 414 tentang adanya orang-orangpenganut agama Budha maupun Hindu di Indonesia. Merekahidup berdampingan secara damai. Bukti bahwa toleransi dalamkeagamaan seperti yang dimaksud oleh Sila Pertama dariPancasila mereka junjung baik-baik. Mereka mendirikanBorobudur yang bersifat Budha, dan mendirikan candiPrambanan yang bersifat Hindu, tanpa saling mengganggu dantanpa saling merusak. Bahkan daerah Prambanan terdapat candi-candi Hindu berdampingan dengan candi Budha. Inimenunjukkan adanya kebebasan beragama di antara mereka, diantara orang-orang Indonesia di zaman dulu.

a. Kerajaan SriwijayaPada abad ke VII berdirilah Kerajaan Sriwijaya yang

berpusat di Sumatera Selatan, yang merupakan KerajaanBesar dan kuat di Indonesia. Kekuatan dan kehidupannyadidasarkan atas kekuasaannya di laut, sehingga dapat disebutsebagai kerajaan Maritim. Kapal-kapalnya menguasai lautseluruh Nusantara dan lautan sekitarnya. Hal inimenunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesiamerupakan pelaut-pelaut ulung yang berlayar sampai kepulau Madagaskar di Afrika Selatan.

Kerajaan Sriwijaya menganut agama Budha, dimanaagama Budha dipelajari sedemikian rupa/mendalam sehinggaSriwijaya menjadi pusat agama Budha di Asia Tenggara.Banyak peziarah Cina sebelum ke India singgah di Sriwijayalebih dahulu, mereka memperdalam pengetahuannya tentangagama Budha sebelum pergi ke India. Sriwijaya sendiri

Page 11: Pancasila

11

mengirim pendeta-pendetanya ke India untuk memperdalampengetahuannya, dan mendirikan asrama-asrama di India. Inimenunjukkan bahwa Sriwijaya menganggap hidup beragamaitu penting bagi rakyatnya.

b. Kerajaan MajapahitPada abad ke XIII kedudukan Sriwijaya digantikan oleh

Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur.Wilayah Majapahit yang meliputi tidak hanya seluruh

Nusantara tetapi sampai jauh di luar Nusantara. JikaSriwijaya berupa negara maritim saja, maka Majapahitmerupakan baik negara Maritim maupun Agraria. TampukPemerintahan dipegang ketat-ketat oleh pemerintah pusat.Disinilah letak rahasia suksesnya Majapahit, sehinggamenjadi besar dan berwibawa.

Puncak kebesarannya dicapai di bawah pemerintahanRaja Hayam Wuruk (1350 – 1389) dengan Maha Patihnyayang terkenal Gajah Mada (1319 – 1364). Kebesarannya inidapat dibaca dalam buku kuno karangan Mpu Prapanca yangberjudul “Negarakertagama” (1365).

Politik luar negeri Majapahit adalah “politik damai”artinya Majapahit ingin hidup damai dengan negara-negaratetangganya. Prapanca dalam bukunya tersebut menyebutnyadengan istilah Mitreka Satata yang berarti persahabatanyang sederajat. Tetapi di dalam negeripun Majapahitmenjalankan politik perdamaian dalam hidup keagamaan. Inidapat dibaca dalam bukunya Mpu Tantular yang berjudul“Sutasoma”. Mpu Tantular menyebutnya dengan istilahBhinneka Tunggal Ika, tanhana dharma mangruwa, yangberarti : berbeda-beda namun tetap satu, tak ada peraturanyang bersifat dualisme. Ini merupakan falsafah agama yangmenunjukkan ke-Esa-an Tuhan. Toleransi dalam kehidupanberagama dipegang teguh, bahkan mempersatukan agamayang terbesar pada zaman itu, yaitu agama Budha dan agamaShiwa menjadi satu agama, yang disebut agama Shiwa-Budha.

Page 12: Pancasila

12

Ternyata baik Sriwijaya maupun Majapahit telahmempraktikan apa yang terkandung dalam Sila PertamaPancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, ialah toleransidalam hidup beragama.

Yang menarik pula ialah kenyataan bahwa kata Pancasilaterdapat juga dalam Buku Negarakertagama maupun BukuSutasoma.

Prapanca dan Tantular mengartikan sebagai lima dasaruntuk menuju kemajuan. Oleh karena itu Sriwijaya danMajapahit dapat dipandang sebagai penjelmaan gagasantentang Negara Persatuan Indonesia. Karena kebanggaanakan Sriwijaya dan Majapahit tidak dapat lepas darikebanggaan akan Pancasila bangsa Indonesia.

4. Masa PenjajahanPada abad ke-XV orang kulit putih sampai di Asia, dan pada

permulaan abad ke-XVI mereka menampakkan dirinya diperairan Indonesia. Mulailah terbayang lembaran hitam sejarahIndonesia yang dilakukan oleh orang kulit putih.

Mula-mula datang adalah bangsa Portugis (1512), disusulBelanda (1596) dan kemudian Inggris (1811). Tercatat tigasetengah abad lamanya Belanda menjajah Indonesia, yangberakhir pada tanggal 8 Maret 1942. Pada tahun 1942 Jepangdatang dan Belanda pergi.

a. PortugisPada tahun 1512 berlayarlah tiga kapal Portugis dari Malakamemasuki perairan Indonesia, yang dipimpin oleh Antoniod’Areu. Pada zaman itu Indonesia terkenal sebagai tanah asalrempah-rempah, seperti lada, cengkeh dan pala yang sangatdigemari di Eropa. Harganya sangat tinggi dan perdaganganrempah-rempah sangat menguntungkan. Mereka tahu bahwaasal rempah-rempah ialah Maluku. Pada tahun 1512 tersebutPortugis mulai merebut Ternate, kemudian seluruh Malukudijajahnya. Mereka bertingkahlaku seperti bangsa yang tidak

Page 13: Pancasila

13

kenal Tuhan saja, mereka memperlakukan orang Malukutanpa perikemanusiaan yang berarti melanggar budi nuranibangsa Indonesia. Rakyat Maluku serentak melawan Portugisyang dipimpin oleh Raja Baabullah. Pada tahun 1570penjajah Portugis dapat diusir keluar dari Maluku.

b. Belanda/VOCPada tahun 1596 Belanda tiba di Indonesia, dimana merekajuga mencari rempah - rempah. Mereka kemudian mendirikanpersatuan (Verenigde) antara perseroan - perseroan(compagnie) yang berdagang di Indonesia (Oost - Indie).Sehingga persatuan tersebut bernama : “Verenigde OostIndiche Compagnie” disebut VOC.Dengan VOC ini Belanda menjadi kuat, lalu mereka merebutJayakarta dari tangan Banten yang kemudian namanya digantimenjadi Batavia (1619). Banten berusaha merebutnyakembali, namun gagal. Kemudian Mataram di bawahpemerintahan Sultan Agung dua kali menyerang Bataviasecara besar-besaran, tetapi juga gagal. Mereka gagal karenatidak bersatu, sebaliknya Belanda bersatu dalam VOCsehingga kuat.Dari Batavia Belanda meluaskan jajahannya denganmenggunakan taktik “Devide et Impera”, yang berarti cerai-beraikan mereka kemudian baru dikuasai. Dengan taktik inimaka sedikit demi sedikit mereka menguasai kerajaan-kerajaan Indonesia. Sedangkan dalam menghadapi Belandaini bangsa Indonesia justru cerai-berai, tidak bersatu.Sebagai contoh bangsa Indonesia lihat di Sulawesi SelatanRaja Gowa Hasanuddin bermusuhan dengan Raja Bone AruPalaka, Belanda datang memukul dan menguasainya (1669).Di Banten Sultan Ageng Tirtayasa bertengkar dengan SultanHaji, puteranya sendiri. Belanda masuk dan menguasainya(1683).Di Mataram Amangkurat I bermusuhan dengan Trunojoyo,Amangkurat III dengan Pangeran Puger, dan Mangkubumi

Page 14: Pancasila

14

dengan Mas Sahid. Belanda menerkam dan habislah riwayatMataram (1755). Masih banyak lagi contoh lainnya.

c. InggrisKetika Inggris mengancam Indonesia, Belanda mengirimGubernur Jenderal Daendels ke Indonesia untukmempertahankannya (1803). Deandels orangnya kasar, rakyatIndonesia diperas baik kekayaan maupun keringatnya untukpertahanan melawan Inggris.Pada tahun 1811 Inggris berhasil merebut Indonesia, danmulailah penjajahan Inggris di Indonesia. Lord Minto,Gubernur Jenderal Inggris di India mengirim Raffles keIndonesia sebagai Letnan Gubernur, Raffles orang yangbijaksana, ia sebenarnya menginginkan jajahan Indonesiauntuk selama-lamanya, tetapi pada tahun 1916 ia perintahkanmenyerahkan Indonesia kembali kepada Belanda, sehinggakembali Indonesia dijajah Belanda.

d. Belanda/Pemerintahan Hindia BelandaVOC telah dibubarkan pada tahun 1800, sehingga Indonesialangsung diperintah dari negeri Belanda, dan membentukPemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Tercatat selamatiga setengah abad Indonesia dijajah Belanda. RakyatIndonesia menderita, rakyat Indonesia dijadikan lembu perahuntuk membayar hutang negeri Belanda, untuk mengisi kasnegara dan untuk pembangunan negeri Belanda.Untuk itu Belanda menciptakan Sistem Tanam Paksa yangmemperkaya Belanda dan sebaliknya menyengsarakan rakyatIndonesia. Bangsa Indonesia berontak, karena penjajahanmembuat rakyat Indonesia sengsara dan mengalamikemiskinan yang tak kenal perikemanusiaan dan keadilan.Penjajahan melanggar budi nurani bangsa Indonesia.Setelah melalui perjuangan yang panjang, maka pada tanggal20 Mei 1908 “Budi Utomo” didirikan dan merupakan “HariKebangkitan Nasional”. Pelopornya ialah dr. Sudiro Husodo

Page 15: Pancasila

15

dari Yogyakarta dan pendirinya ialah dr. Sutomo dariSurabaya.Budi Utomo bergerak dalam lapangan pendidikan dankebudayaan. Ini merupakan reaksi terhadap Politik Ethikayang dilakukan oleh Belanda yang tujuannya hanya untukkepentingan Belanda.Sebagai reaksi terhadap imperialisme ekonomi Belanda,maka pada tahun 1911, Haji Samanhudi di Surakartamendirikan “Sarekat Dagang Islam” yang kemudian menjadi“Sarekat Islam” pada tahun 1913 di bawah pimpinan H.O.S.Tjokroaminoto. Sarekat Islam merupakan suatu Partai Politikdan merupakan reaksi terhadap imperialisme politik Belanda.Kemudian pada tahun 1912 berdiri lagi suatu partai politik,yaitu “Indische Partij” di Bandung. Pendirinya ialah dr.E.F.S. Douwes Dekker n.l. dr. Setia Budi Danudirja, dr.Tjipto Mangunkusumo, dan RM Suwardi Surdjadiningrat (n.l.Ki Hadjar Dewantara).Indische Partij secara terang-terangan menuntut kemerdekaanIndonesia.Pada tahun 1928 didirikanlah Partai Nasional Indonesia olehIr. Soekarno, yang menuntut satu Indonesia yang Merdeka.Ditengah-tengah kancah perjuangan melawan penjajahanBelanda untuk menuntut kemerdekaan, pada tanggal 28Oktober 1928 berkumpulah para pemuda Indonesia di Jakartamelaksanakan Kongres Pemuda. Pada kongres tersebut itulahmereka mencetuskan isi hati mereka tentang persatuanIndonesia, yang dikenal sebagai “Sumpah Pemuda”, yaitu :

1. Satu Bangsa - Bangsa Indonesia2. Satu Tanah Air - Tanah Air Indonesia3. Satu Bahasa - Bahasa Indonesia

Pada tahun 1939, partai-partai politik bersatu dalam“Gabungan Politik Indonesia” (GAPI). GAPI menuntut bukankemerdekaan penuh bagi Indonesia, tetapi hanya

Page 16: Pancasila

16

“Berpemerintahan Sendiri” (Self - Government) bagiIndonesia. Sungguh suatu tuntutan yang sangat moderat, tidakringan dan tidak berat. Tetapi ini hanya sebagai siasat sajauntuk dapat secepatnya menuju Indonesia merdeka. Denganberpemerintahan sendiri berarti Indonesia mendapat wakilyang mayoritas. Mayoritas inilah yang akan memutuskanIndonesia Merdeka. Tetapi Belanda tetap berkepala batu,Belanda menolak tuntutan GAPI yang moderat itu.

e. JepangPada tahun 1942 Jepang datang dan Belanda pergi, Jepangberteriak : “Hakka-ichi-u”, dunia sebagai suatu keluarga besarnegara-negara.Bangsa Indonesia setuju, karena azas kekeluargaan termasukbudi nurani bangsa Indonesia. Tetapi jika Jepangmenambahkan kata-kata: “… dengan Jepang sebagai kepalakeluarga”, bangsa Indonesia tidak setuju. Itulah namanyaimperialisme Jepang.“Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”, teriak Jepang.Bangsa Indonesia setuju, tetapi kalau praktiknya semuanyaitu untuk Jepang, bangsa Indonesia tolak.“Tiga A”! teriak Jepang, artinya “Jepang pelindung Asia,Jepang cahaya Asia, Jepang pemimpin Asia”. Itu bangsaIndonesia tidak setuju, sebab itu imperialisme Jepang.Dengan tersiarnya gerakan Tiga A itu maka Jepangmenunjukkan sifatnya yang sungguh-sungguh sebagai“Imperialis”.Kenyataannya tiga setengah tahun penjajahan Jepang lebihmengerikan daripada tiga setengah abad penjajahan Belanda.Segala kekayaan Indonesia dikuras habis. Bangsa Indonesiadihina dan dibiarkan berpakaian goni atau bagor. Tenagakerjanya diperas habis-habisan.Pada waktu itu Jepang berperang melawan Sekutu yangterdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Australia, Cinadan kawan-kawannya.

Page 17: Pancasila

17

f. Pahlawan Pejuang KemerdekaanSejarah perjuangan bangsa-bangsa yang kelak akan menjadihanya satu bangsa Indonesia itu, cukup ditaburi oleh nama-nama para pahlawan pejuang kemerdekaan, seperti ThomasMatulessi, Pattimura, Tuanku Imam Bonjol, TuankuPasaman, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, SunanGunung Jati, Sultan Baabullah, Sultan Hasanuddin, SultanAgeng Tirtayasa, Dipati Ukur, Trunojoyo, Pangeran Antasari,Sisingamangaraja, I Gusti Ketut Jelantik, Cokorda, TeukuUmar, Cut Nyak Dien, Tengku Cik Di Tiro, Panglima Polim,Supriyadi, Muradi, Zainal Mustafa, Tengku Abdul Jalil, danlain-lain, terlalu banyak untuk disebut satu persatu. Selaindari pejuang bersenjata, tidak pula kalah banyaknya pejuangkemerdekaan tidak bersenjata, seperti Wahidin Sudirohusodo,Kyai H. Dahlan, Haji Samanhudi, HOS Tjokroaminoto,Raden Ajeng Kartini, Ki Hadjar Dewantara, Haji Agus Salim,Muhammad Syafei, dr. Tjipto Mangunkusumo, MuhammadHusni Thamrin, Abikusno Tjokrosuyoso, Ir. Soekarno, Drs.Muhammad Hatta, Sutan Syahrir, dan lain-lain.Tiga ratus tahun lebih dominasi kekuasaan Barat dipeloporioleh VOC berlangsung di Kepulauan Nusantara ini, yangkemudian dilanjutkan oleh sekitar tiga setengah tahunkekuasaan pendudukan tentara Jepang selama Perang Pasifik,tidak berhasil memadamkan semangat perjuangan rakyat. Apiperjuangan tetap bersemi di dada para pemuda, menunggusaat yang tepat untuk meledak keluar merebut kembalimahkota kemerdekaan dan kedaulatan yang telah hilang.Secercah peluang yang terbuka dengan menyerahnya Jepangkepada tentara Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, secepatkilat disambar oleh para Pemuda Indonesia untuk menyatakankemerdekaan bangsa.

5. Proklamasi Kemerdekaan

Page 18: Pancasila

18

Pada tahun 1945, kedudukan Jepang makin terjepit, yangkemudian Bom Atom Amerika Serikat dijatuhkan di Nagasakidan Hiroshima. Jepang menyerah kalah pada tanggal 14 Agustus1945.

Jepang kalah, Sekutu belum datang, tidak ada kekuasaan lagiyang menggenggam Indonesia. Inilah waktu yang baik untukmencetuskan keinginan bangsa Indonesia menjadi kenyataan.Keinginan yang sudah berabad-abad diidam-idamkan : IndonesiaMerdeka!!

Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 pagi,dinyatakan “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” keseluruhdunia, yang bunyinya adalah sebagai berikut :

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaanIndonesia.

Hal-hal mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnya.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

Indonesia Merdeka! Inilah hasil puncak perjuangan bangsaIndonesia.

Dengan Proklamasi ini bangsa Indonesia dapat mengatur danmembangun Indonesia menurut kehendak bangsa Indonesiasendiri.

Page 19: Pancasila

19

Pada tanggal 18 Agustus 1945 Undang-Undang Dasardisahkan oleh pemimpin-pemimpin Indonesia, yang bangsaIndonesia kenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945. DalamPembukaannya tercantum secara resmi mengapa dan bagaimanabangsa Indonesia mendirikan Negara Indonesia Merdeka. Karenaitu Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapatdipisahkan, merupakan satu kesatuan. Pembukaan UUD 1945tidak lain adalah merupakan Pernyataan Kemerdekaan yangterperinci.

Di dalam Pembukaan UUD 1945 itu tercantum Lima DasarNegara Indonesia Merdeka, yang bangsa Indonesia namakanPANCASILA, yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan/Perwakilan5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Itulah rumusan Pancasila yang resmi/otentik, yang secarahukum tidak dapat dirubah, terlekat pada kelangsungan NegaraProklamasi 17 Agustus 1945.

6. Perumusan Pancasila sebagai bagian dari proses PembuatanUUD 1945.

a. Saat menjelang akhir penjajahan di IndonesiaAdapun penyusunan dan perumusan Pancasila Dasar

Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 berlangsung padabagian akhir zaman Penjajahan Jepang. Sebelumnya PemerintahHindia Belanda yang menjajah Indonesia selama beratus-ratustahun lamanya pada tanggal 8 Maret 1942 telah menyerah kalahkepada tentara Jepang yang menyerbu Indonesia dalam PerangDunia II. Semenjak tanggal itu seluruh daerah Hindia Belanda

Page 20: Pancasila

20

berada di bawah kekuasaan Tentara Jepang sebagai DaerahPerang (Terra-Belica) karena pendudukan Jepang (Accupatiebelli) dan sejak itu pula habislah masa penjajahan Belanda diTanah Air Indonesia, namun dimulai pula masa penjajahanPemerintahan Militer Jepang di Indonesia.

Dalam rangka merangkul bangsa-bangsa Asia yangnegerinya mereka duduki, orang Jepang telah memberikan“kemerdekaan” kepada Bangsa Birma dan Bangsa Philipina.Kedua bangsa itu didahulukan, karena negerinya merupakan frontterdepan : Birma (Myanmar) untuk menghadapi Inggris,sedangkan Philipina untuk menghadapi Amerika Serikat. KepadaIndonesia pemberian kemerdekaan ditunda karena Indonesiaternyata tidak jadi merupakan front menghadapi Australia.Kepada bangsa Indonesia pada tanggal 7 September 1944Perdana Menteri Koiso atas nama Pemerintah Jepang telahmengeluarkan janji politik “Kemerdekaan Indonesia dikemudianhari” (yang menurut rencananya akan diberikan pada tanggal 24Agustus 1945). Perlu diketahui kemerdekaan dan janjikemerdekaan yang diberikan dalam rangka “Asia Timur Raya”yang dipimpin oleh Jepang sebagai “Saudara Tua”.

Hal ini dilakukan dalam rangka terakhir strateginya tatkalakekalahan Jepang sudah diambang pintu, sehingga memerlukandukungan dalam usaha perangnya. Menurut strateginya itu,mereka akan mengadakan pertahanan terakhir di Indonesia danbertolak dari situ akan berusaha memperoleh perdamaian yangmerupakan hasil negosiasi.

b. Pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usahaPersiapan Kemerdekaan Indonesia)

Dalam rangka janji politik pemberian “kemerdekaan”, makapada tanggal 29 April 1945 Pemerintah Militer Jepang diIndonesia telah membentuk suatu Badan yang diberi nama“Dokuritsu Zyumbi Tjosakai“ atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Page 21: Pancasila

21

BPUPKI ini pada tanggal 28 Mei 1945 dilantik olehPanglima Tentara ke-16 Jepang di Jawa, yaitu Letnan JenderalKumakici Harada.

Adapun tujuan atau tugas dari Badan ini ialah menyelidikihal-hal yang penting mengenai kemerdekaan Indonesia sertamenyusun segala sesuatu sebagai bahan untuk diperbincangkankepada suatu Badan lain yang kemudian akan dibentuk, yangbertugas mengambil keputusan tentang bahan yang mengenaikemerdekaan itu.

Adapun susunan keanggotaan BPUPKI adalah sebagaiberikut :

Ketua : Dr. KRT Radjiman WidiodiningratKetua Muda : Raden Pandji Soeroso – merangkap Kepala

Kantor / Kepala SekretariatKetua Muda : Itjibangase – seorang Jepang sebagai

kehormatan (tidak aktif)

Anggota :1. Ir. Soekarno2. Mr. Moh. Yamin3. Dr. R. Koesoemah Atmadja4. R. Abdoelrahim Pratikrama5. R. Aris6. K.H. Dewantara7. Ki Bagoes Hadikoesoemo8. BPH Bintoro9. AK Moezakir10. BPH Poeroebojo11. RAA Wiranatakoesoema12. RR Asharsoetedjo Moenandar13. Oei Tjang Tjoi14. Drs. Moh. Hatta15. Oei Tjong Hauw16. H. Agoes Salim

Page 22: Pancasila

22

17. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo18. RM Margono Djojohadikoesoemo19. KH Abdoel Halim20. KH Maskoer21. R. Soedirman22. Prof. Dr. PAH Djajadiningrat23. Prod. Dr. Soepomo24. Prof. Ir. R. Rooseno25. Mr. R. Pandji Singgih26. Ny. Maria Ulfah Santoso27. RMTA Soerjo28. R. Roeslan Wongsokoesoemo29. Mr. R. Sosanto Tirtoprodjo30. Ny. RSS Soenarjo Mangioenpeospito31. Dr. R. Boentaran32. Liem Koen Hian33. Mr. J. Latuharhary34. Mr. R. Hindromartono35. R. Soekarjo Wirjopranoto36. Hadji A. Sanoesi37. AM Dasaad38. Mr. Tan Eng Hoa39. IR. MP. R. Soerachman Tjokropranoto40. RA Soemitro Kolopaking Poerbonegoro41. KRM TH Woerjaningrat42. Mr. A. Soebardjo43. Prof. Dr. Djaenal Asikin Widjajakoesoema44. Abikoesno Tjokrosoejoso45. Parada Harahap46. Mr. RM Sartono47. KHM Mansoer48. Drs. KRMA Sastrodiningrat49. Dr. Soewandi50. KHA Wachid Hasjim51. PF Dahler

Page 23: Pancasila

23

52. Dr. Soekiman53. Mr. KRMT Wongsonegoro54. R. Oto Iskandar Dinata55. A. Baswedan56. Abdul Kadir57. Dr. Samsi58. Mr. AA Maramis59. Mr. R. Samsudin60. Mr. R. Sastromoeljono

Anggota lainnya sebanyak 60 (enam puluh) orang bangsaIndonesia, di antaranya 4 orang keturunan Cina, seorangketurunan Belanda dan seorang keturunan Arab.BPUPKI ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

- Bagian Perundingan diketuai oleh KRT RadjimanWidiodiningrat

- Bagian Tata Usaha diketuai oleh R.P. Soeroso dan WakilnyaMR. A.G. Pringgodigdo

BPUPKI hanya menjalani 2 kali masa sidang, yaitu :

Masa Sidang ke-I : dari 29 Mei s/d 1 Juni 1945Masa Sidang ke-II : dari 10 Juni s/d 16 Juni 1945

Pada sidang pertama dalam kata Pembukaannya, Ketua Dr.Radjiman meminta pandangan para anggota mengenai dasarnegara Indonesia Merdeka yang akan dibentuk itu. Ternyata adatiga anggota yang memenuhi permintaan Ketua tersebut, yaituMr. Muhammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno. Didalam pidatonya mereka menyampaikan konsep-konsep dasarnegara sebagai berikut :1) Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945) :

a) Peri Kebangsaanb) Peri Kemanusiaan

Page 24: Pancasila

24

c) Peri Ketuhanand) Peri Kerakyatane) Kesejahteraan RakyatIni dikemukakan beliau secara lisan, kemudian secara tertulismengajukan rumusan yang lain, yaitu :1) Ketuhanan Yang Maha Esa2) Kebangsaan Persatuan Indonesia3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2) Prof. Mr. Soepomo (31 Mei 1945)a) Persatuanb) Kekeluargaanc) Keseimbangan Lahir dan Batind) Musyawarahe) Keadilan Rakyat

3) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)a) Kebangsaanb) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaanc) Mufakat atau Demokrasid) Kesejahteraan Sosiale) Ketuhanan Yang Maha Esa

Rumusan ini oleh beliau atas petunjuk seorang ahli bahasadinamakan Pancasila.

Pancasila ini oleh beliau dapat diperas menjadi Trisila, yaitu :a) Socio – Nationalismeb) Socio – Demokratiec) Ke-Tuhanan

Selanjutnya oleh beliau Trisila dapat diperas menjadi Ekasila,yaitu : Gotong Royong.

Page 25: Pancasila

25

Setelah selesai persidangan pertama BPUPKI, rupanya telahdibentuk suatu Panitia Kecil (8 orang anggota) di bawahpimpinan Ir. Soekarno, yang terdiri dari :a) Ir. Soekarnob) Drs. Muhammad Hattac) Sutardjo Kartohadikusumod) Wachid Hasjime) Ki Bagus Hadikusumof) Otto Iskandardinatag) Mr. Muhammad Yaminh) A.A. Maramis.

Panitia Kecil ini bertugas menampung saran-saran, usul-usuldan konsepsi-konsepsi para anggota yang oleh Ketua telahdiminta untuk diserahkan melalui Sekretariat.

Pada rapat pertama persidangan ke-II BPUPKI pada tanggal10 Juli 1945 Panitia Kecil ini diminta laporan oleh Ketua,Radjiman yang telah pula dipenuhi oleh ketuanya Ir. Soekarno.

Panitia Kecil, seperti yang dilaporkan oleh ketuanya, padatanggal 22 Juni 1945 mengambil prakarsa untuk mengadakanpertemuan dengan 38 anggota BPUPKI, yang sebagian diantaranya sedang menghadiri sidang Cuo Sangiin (sebuah badanpenasehat yang dibentuk oleh Pemerintah Pendudukan Jepang).Pertemuan ini oleh Ir., Soekarno ditegaskan merupakan “rapatpertemuan antara Panitia Kecil dengan anggota yang diambil darianggota “Dokuritsu Zyumbi Tyosakai”. Pada pertemuan ini telahditampung lebih lanjut saran-saran dan usul-usul lisan dari pihakanggota BPUPKI.

Pada pertemuan tersebut, itulah membentuk sebuah panitiakecil lain, yang kemudian terkenal dengan sebutan “PanitiaSembilan”, yang terdiri atas :

a) Ir. Soekarnob) Drs. Muhammad Hattac) Mr. A.A. Maramis

Page 26: Pancasila

26

d) Abikusno Tjokrosujosoe) H. Agus Salimf) Mr. Achmad Subardjog) KH Wachid Hasjimh) Abdul Kahar Muzakiri) Mr. Muhammad Yamin

Panitia Sembilan ini dibentuk karena kebutuhan untukmencari modus antara apa yang disebut “golongan Islam” denganapa yang disebut “golongan kebangsaan” mengenai soal agamadan negara. Persoalan ini rupanya sudah timbul selamapersidangan pertama, dan mungkin sudah ada sebelumnya.

Panitia berhasil mencapai modus itu yang diberi bentuk suaturancangan pembukaan hukum dasar, inilah yang kemudiandikenal dengan nama (oleh Yamin) sebagai “Piagam Jakarta” (22Juni 1945).

Dalam “Piagam Jakarta” ini termaktub pula konsepsirumusan dasar negara, yang berbunyi sebagai berikut :

a) Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islambagi pemeluk-pemeluknya.

b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.c) Persatuan Indonesia.d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Panitia Sembilan, yaitu Piagam Jakarta diterima baikdan dioper oleh Panitia Kecil dan dilaporkan kepada sidang plenoBPUPKI.Dengan demikian dapat dikatakan, yaitu rumusan dasar negarayang terdapat di Piagam Jakarta merupakan konsep resmi dasarnegara bagi Indonesia Merdeka.

Dalam persidangan ke-II BPUPKI yang berlangsung daritanggal 10 Juli s/d 16 Juli 1945 dibentuklah sebuah Panitia

Page 27: Pancasila

27

Perancang Undang-Undang Dasar yang beranggotakan 19 orangsebagai berikut :

1) Ir. Soekarno (Ketua) 11) Latuharhary2) A.A. Maramis 12) Susanto Tirtoprodjo3) Otto Iskandardinata 13) Sartono4) Poeroebojo 14) Wongsonegoro5) H. Agus Salim 15) Wuryaningrat6) Achmad Subardjo 16) Singgih7) Supomo 17) Tan Eng Hoa8) Maria Ulfah Santoso 18) Husain Djajadiningrat9) Wachid Hasjim 19) Sukiman10) Padara Harahap

Kepada Panitia (19 anggota) inilah segala persoalan undang-undang dasar termasuk soal pembukaan atau preambulenya.

Dalam rapatnya pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia PerancangUndang-Undang Dasar dengan suara bulat menyetujui isipreambule yang diambil dari Piagam Jakarta. Selanjutnyadibentuk sebuah “Panitia Kecil Perancang Undang-UndangDasar” (7 anggota) yang bertugas menyusun Undang-UndangDasarnya sendiri (Batang Tubuh), yang terdiri dari :

a) Prof. Dr. Supomo (Ketua)b) Wongsonegoroc) Achmad Subardjod) A.A. Maramise) Singgihf) Agus Salimg) Sukiman

Dua hari kemudian, pada tanggal 13 Juli 1945, Panitia Keciltelah dapat melaporkan hasil kerjanya pada Sidang lengkapPanitia Perancang Undang-Undang Dasar kemudian dibentukpula “Panitia Penghalus Bahasa”, terdiri dari :

Page 28: Pancasila

28

a) Husein Djajadiningratb) Agus Salimc) Supomo

Tugasnya untuk menyempurnakan dan menyusun kembalirancangan Undang-Undang Dasar yang sudah dibahas itu.

Pada tanggal 14 Juli 1945 rapat pleno BPUPKI dalam rangkapersidangan ke-II dilanjutkan untuk menerima laporan PanitiaPerancang Undang-Undang Dasar, dimana Ir. Soekarno selakuKetua melaporkan tiga hasil Panitia, yaitu :

a) Pernyataan Indonesia Merdekab) Pembukaan Undang-Undang Dasarc) Undang-Undang Dasarnya sendiri (Batang Tubuh)

Adapun konsep pernyataan Indonesia Merdeka disusun denganmengambil tiga alinea pertama Piagam Jakarta dengan sisipanyang panjang, terutama di antara alinea pertama dan alineakedua.

Setelah melalui pembahasan yang mendalam dalam rapat-rapat pleno tanggal 14, 15 dan 16 Juli 1945 dengan mengalamiperubahan-perubahan yang disetujui bersama, RancanganUndang-Undang Dasar diterima seluruhnya oleh BPUPKI padatanggal 16 Juli 1945.

c. Pembentukan PPKI/Dokuristsu Zyumbi InkaiDengan selesainya BPUPKI menyusun Rancangan Undang-

Undang Dasar maka selesailah sudah tugas dari BPUPKI.Bersamaan dengan keadaan-keadaan perang yang makin

memburuk bagi pihak Jepang dan sebelum Jepang menyerah,Pemerintah Jepang di Indonesia membubarkan BPUPKI, danpada tanggal 9 Agustus 1945 membentuk “Dokuritsu ZyumbiInkai” atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (disingkatPPKI), dengan susunan sebagai berikut :

Page 29: Pancasila

29

1) Ketua : Ir. Soekarno2) Wakil Ketua : Drs. Moh. Hatta3) Anggota : Prof. Dr. Soepomo4) Anggota : Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat5) Anggota : RP Soeroso6) Anggota : M. Sutardjo Kartohadikoesoemo7) Anggota : KH A. Wahid Hasyim8) Anggota : Ki Bagus Hadikusumo9) Anggota : R. Oto Iskandar Dinata10) Anggota : Abdul Kadir11) Anggota : Soerjohamidjojo12) Anggota : BPH Poeroebojo13) Anggota : Yap Tjwan Bing14) Anggota : Latuharhary15) Anggota : Dr. Amir16) Anggota : Abd. Abbas17) Anggota : Moh. Hassan18) Anggota : AH Hamidan19) Anggota : Ratulangi20) Anggota : Andi Pengeran21) Anggota : Gusti Ketut Pudja

Pada tanggal 15 Agustus 1945 (bertepatan denganmenyerahnya Jepang pada Sekutu), anggota PPKI ditambahdengan 6 orang :

1) Wiranata Kusumah2) Ki Hajar Dewantara3) Mr. Kasman4) Sajoeti Melik5) Mr. Iwa Koesoema Soemantri6) Mr. Soebardjo

Sebelum PPKI dapat bekerja, Jepang telah mengalamikejatuhan Bom Atom di Nagasaki dan Hiroshima dan pada

Page 30: Pancasila

30

tanggal 15 Agustus 1945 resmi Jepang menyerah kalah padaSekutu.

Sekutu sebelum datang ke Indonesia untuk ambil alihIndonesia dari tangan Jepang, Bangsa Indonesia menyatakankemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945 dengan suatuProklamasi. Proklamasi itu merupakan sumber segala sumber didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sehari kemudian, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKIdinyatakan sebagai Badan Nasional dengan 27 anggotamengadakan sidangnya yang pertama.

Pada sidang pertama itu telah diambil keputusan-keputusansebagai berikut :1) Menetapkan dan mensahkan Pembukaan Undang-Undang

Dasar (1945), yang bahan-bahannya hampir seluruhnyadiambil dari Rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasaryang disusun oleh Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni1945;

2) Menetapkan dan mensahkan Undang-Undang Dasar (1945),yaitu Batang Tubuh yang bahan-bahannya hampir seluruhnyadiambil dari Rancangan Undang-Undang Dasar pada 16 Juli1945;

3) Memilih Ketua PPKI Ir. Soekarno dan Wakil Ketua PPKIDrs. Muhamaad Hatta masing-masing menjadi Presiden danWakil Presiden Republik Indonesia;

4) Ditetapkan pula, pekerjaan Presiden untuk sementara waktudibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Perlu diketahui, bahwa Sila Pertama Pancasila yangtermaktub dalam Rancangan Pembukaan UUD yang diterimaoleh BPUPKI pada tanggal 16 Juli 1945 yang berasal dariPiagam Jakarta yang berbunyi :

“Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagipemeluk-pemeluknya”, pada tanggal 18 Agustus 1945 dirubahbunyinya menjadi :

Page 31: Pancasila

31

“Ketuhanan Yang Maha Esa”

Perubahan tersebut adalah disebabkan adanya keberatan daribangsa Indonesia di wilayah bagian Timur yang beragamaNasrani.

Dengan demikian rumusan Pancasila yang disahkan padatanggal 18 Agustus 1945 adalah rumusan yang otentik, sebagaiberikut :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab3) Persatuan Indonesia4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

d. Rumusan Pancasila dalam UUD Sementara 1950Setelah rumusan otentik ini tercapai, ternyata dalam masa

berikutnya mengalami perubahan lagi. Perubahan itu erathubungannya dengan perkembangan politik Nasional ketika itu.Hal ini terjadi di dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikatmaupun dalam Undang-Undang Dasar Sementara 1950.

Adapun rumusannya adalah sebagai berikut :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa2) Perikemanusiaan3) Kebangsaan4) Kerakyatan5) Keadilan sosial.

Dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, makaberlakulah kembali UUD 1945. Ini berarti rumusan Pancasilakembali seperti apa yang tercantum dalam Pembukaan UUD1945 dan memang inilah rumusan yang sah, resmi, otentik yangsecara hukum tidak dapat dirubah.

Page 32: Pancasila

32

Oleh karena dalam masyarakat pernah terjadi adanyaketidakseragaman mengenai tata urutan dan rumusan sila-siladalam penulisan/pembacaan/pengucapan Pancasila, serta padaawal Orde Baru yang terpampang di kantor-kantor masihmenggunakan rumusan Pancasila seperti dalam MukaddimahKonstitusi RIS maupun UUDS 1950, hal demikian perluditertibkan.

Berdasarkan itu telah dikeluarkan Instruksi Presiden RepublikIndonesia Nomor 12 Tahun 1968 tanggal 13 April 1968, yangmenginstruksikan kepada Menteri Negara dan PimpinanLembaga/Badan Pemerintah lainnya untuk menggunakanrumusan dan urutan-urutan lima sila dari Pancasila sepertitercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.

Dengan instruksi Presiden ini, maka dapatlah dikatakansebagai permulaan tafsir yang benar terhadap Pancasila dasarnegara.

Penggunaan rumusan Pancasila sebagai dasar negara, yangmenyimpang dari Pembukaan UUD 1945 adalah tidak benar,menghambat dan merugikan usaha pelaksanaan Pancasila (danUUD 1945) secara murni dan konsekuen. Dengan rumusan yangberbeda-beda akan mudah menimbulkan perbedaan dalampengertian/penafsiran. Dasar pengertian tentang Pancasila yangmurni berpangkal pada status Pembukaan UUD 1945.

Page 33: Pancasila

33

BAB IIIKEDUDUKAN DAN PERANAN PANCASILA

1. Kedudukan PancasilaSegala sesuatu dibuat oleh manusia yang sadar, tentu ada

tujuannya. Juga pembuatan atau perumusan Pancasilamempunyai tujuan, yaitu pertama-tama untuk dijadikan sebagaiDasar Negara. Fakta sejarah membuktikan hal ini, yaitu dimanadalam persidangan pertama Badan Penyelidik Usaha-usahaPersiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ada tiga tokohanggotanya (Yamin, Soepomo dan Ir. Soekarno) semua berbicaratentang dasar negara sebagai jawaban atas permintaan Ketua,yaitu Dr. Radjiman Widiodiningrat untuk mengemukakanpandangan mengenai dasar negara apa jika Indonesia Merdeka.

Rumusan dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, setalahdibahas kembali, diperoleh konsensus untuk dijadikan dasarnegara dan dituangkan di dalam Pembukaan UUD 1945menunjukkan lima azas dalam Pancasila itu sebagai untuk DasarNegara.

Dasar Negara bangsa Indonesia ini yang terdiri dari lima azasatau dikenal dengan Sila digali dari kepribadian dan falsafahhidup bangsa Indonesia, sehingga Pancasila di samping sebagaiDasar Negara, juga sebagai falsafah hidup atau PandanganHidup bangsa Indonesia.

Pengertian Dasar Negara sering disebut dengan istilah-istilahlain, misalnya : Dasar Falsafah Negara, philosophische gronslag,statsidee, ideologi negara dan sebagainya.

Sedangkan pandangan hidup sering disebut sebagai falsafahhidup, pegangan hidup, pedoman hidup, dan ada pula denganistilah asing way of life, weltanschauung dan sebagainya.

Dapat diambil kesimpulan, bahwa pengertian dan kedudukanPancasila mencakup dua pengertian/kedudukan pokok, yaitu :

Page 34: Pancasila

34

- Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia;- Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

2. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar NegaraPengertian Pancasila sebagai Dasar Negara ini penting sekali

dan mutlak, karena ini tercantum dalam hukum positif yangtertinggi, yaitu dalam Pembukaan UUD 1945. SedangkanPembukaan UUD 1945 itu merupakan Pokok Kaidah Negarayang fundamental, yang mempunyai kedudukan yuridis-konstitusional kuat sekali sehingga dengan jalan hukum tidakdapat dirubah. Selanjutnya mengenai Pancasila sebagai DasarNegara ini dapat diberikan penjelasan lebih lanjut sebagaiberikut:

a. Pancasila sebagai Dasar Negara berarti Pancasiladipergunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraannegara, dan dalam hal ini Pancasila sebagai Dasar Negaramerupakan “Sumber dari segala sumber hukum” dalamnegara Republik Indonesia;

b. Pancasila sebagai Dasar Negara adanya sejak tanggal 18Agustus 1945, yaitu saat disahkannya Pembukaan UUD 1945oleh PPKI, dimana tercantum Pancasila Dasar Negara;

c. Pancasila sebagai Dasar Negara yang merupakan sumber darisegala sumber hukum itu dijabarkan ke dalam peraturanperundang-undangan Republik Indonesia, sehinggamempunyai sanksi hukum terhadap pelanggarannya;

d. Pancasila sebagai Dasar Negara tercantum di dalamPembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yangfundamentil secara hukum tidak dapat dirubah.- Hal tidak dapat dirubah ini akan dijelaskan tersendiri.

3. Pengertian Pancasila Sebagai Pandangan HidupPancasila sebagai Pandangan Hidup biasa juga disebut

Falsafah Hidup. Pandangan Hidup merupakan : Kristalisasi daninstitusionalisasi daripada nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa

Page 35: Pancasila

35

yang diyakini kebenarannya, sehingga menimbulkan tekad untukmewujudkannya.

Pandangan hidup suatu bangsa adalah penting, karena denganpandangan hidup suatu bangsa akan berdiri kokoh danmengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapai.Dengan pandangan hidup, bangsa akan memandang persoalanyang dihadapinya dan menentukan arah serta memecahkannyasecara tepat. Tanpa memiliki pandangan hidup, suatu bangsaakan merasa terombang-ambing dalam menghadapi persoalanbesar yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupunpersoalan besar umat manusia dalam pergaulan masyarakatbangsa-bangsa di dunia.

Dalam pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasarmengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung dasarpikiran terdalam, dan gagasan mengenai wujud kehidupan yangdianggap baik.

Selanjutnya Pancasila sebagai Pandangan Hidup dapat diberipenjelasan lebih lanjut sebagai berikut :a. Pancasila sebagai Pandangan Hidup berarti Pancasila

digunakan sebagai pedoman hidup, pedoman untuk bersikapdan bertingkahlaku dalam kehidupan sehari-harinya dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

b. Pancasila sebagai Pandangan Hidup adanya sejak dahulu, iatumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh danberkembangnya bangsa Indonesia itu sendiri;

c. Pancasila sebagai Pandangan Hidup mempunyai sanksi sosialatau sanksi moral;

d. Pancasila sebagai Pandangan Hidup sudah tidak mungkindipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, karena sudahmerupakan “Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia”.

4. Beberapa Peranan Lainnya dari PancasilaSetelah bangsa Indonesia bahas tentang dua kedudukan

pokok Pancasila, perlu dibahas beberapa sebutan yang

Page 36: Pancasila

36

merupakan peranan atau fungsi daripada Pancasila lainnya, yaitusebagai berikut :

a. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia.Istilah jiwa menunjukkan adanya hidup. Tanda-tanda hidupantara lain adalah tumbuh, berkembang, bergerak, berubahdan sebagainya.Ini diartikan bahwa dengan Pancasila bangsa Indonesia dapatmengembangkan dirinya, dapat mengadakan perubahan-perubahan menuju kemajuan demi kebahagiaan dankesejahteraan hidup rakyat Indonesia. Dengan Pancasilabangsa Indonesia mendinamisasikan dirinya agar dapat hidupyang lebih baik sesuai dengan tuntutan keadaan zaman.Istilah kepribadian berarti kesesuaian dengan hakikatkepribadian. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesiakarangan Poerwodarminto, pribadi berarti diri manusia ataudiri sendiri. Istilah kepribadian dalam tulisan ini diambil dariistilah Psikologi Kepribadian yang merupakan salah satucabang ilmu Psikologi. Para pakar memberinya nama sebagaicharakterologie atau charakterkunde atau The Science ofCharacter atau typologie. Ada yang memberinya nama ThePsychology of Personality, The Psychology of Character,Theory of Personality dan lain-lain istilah lagi. Di dalambahasa Indonesia istilah-istilah yang digunakan adalah ilmuwatak atau ilmu perangai atau karakterologi, psikologikepribadian dan teori kepribadian. Dalam tulisan ini istilahyang dianggap tepat adalah psikologi kepribadian ataudisingkat dengan kepribadian.

1) Pengertian Umum Dari KepribadianUmum berpendapat, bahwa seseorang itu dikatakan

“berkepribadian” apabila orang tersebut memiliki sifat-sifat yang baik, seperti peramah, bermuka manis,berbadan tegap dan harmonis, dan sifat-sifat baik lainnya.

Page 37: Pancasila

37

Sebaliknya seseorang yang tidak mempunyai sifat-sifatyang baik dikatakan “tidak berkepribadian”.

Dengan batasan seperti itu sudah jelas mempunyaikelemahan, di antaranya sebagai berikut :a) Bahwa penyebab baku dari tindakan seseorang

seringkali lebih penting daripada kesan-kesan yangditimbulkan oleh penyebab baku itu sendiri. Memangbenar, bahwa apa yang sering nampak padatingkahlaku lahiriah menunjukkan apa yang berada dibalik tingkahlaku itu. Lahir sama dengan bathinnya,tetapi sering juga terjadi yang sebaliknya. Misalnya,hampir setiap penipu akan selalu bersikap ramah,lemah lembut terhadap mangsanya;

b) Jika orang hendak memahami seseorang denganseksama maka tidak cukup hanya memperhatikansecara lahir, akan tetapi harus memeriksa lebih lanjutapa yang terletak di balik itu semua.

Jadi, jika dilakukan pendekatan (approach) ataskepribadian orang lain dengan cara-cara seperti di atas,maka belum diperoleh lukisan tentang kepribadian yangsebenarnya. Yang diperoleh baru lukisan luarnya saja,sedangkan hakikatnya sama sekali belum terlihat. Bahkankadang-kadang kita memperoleh lukisan luar yang justrubertentangan dengan hakikat kepribadian yangsebenarnya. Sebab kepribadian memang mempunyaipengertian yang lebih luas. Kepribadian bukan hanyamencakup sifat-sifat yang positif, sifat-sifat yang menarikataupun segala sesuatu yang nampak secara lahiriyah,tetapi juga meliputi dynamika, yakni mekanisme yangmenggerakkan seseorang untuk berbuat seperti yang iaperbuat.

2) Defenisi Kepribadian

Page 38: Pancasila

38

Perihal kepribadian itu, banyak definisi yangdirumuskan oleh para ahli, tetapi pada umumnya merekasependapat mengenai substansinya dan hanya berbedapada perumusannya. Agar tidak mengalami kesulitandalam menangkap pengertiannya, maka berikut ini akandisajikan sebuah definisi yang dipergunakan dalampsikologi modern, yakni :

a) Kepribadian ialah :(1) Kecenderungan berbuat, berpikir atau merasakan

dengan cara tertentu;(2) Kecenderungan ini tersusun di dalam suatu

sistem yang dinamis, yang bersifat unik danberbeda bagi setiap orang;

(3) Bersifat psikho-phisis;(4) Merupakan resultante dari keturunan (hereditas)

dan lingkungan;(5) Merupakan produk (antara faktor sosial dan

faktor individu bersama-sama);(6) Bukan semata-mata merupakan sejumlah sifat-

sifat, tetapi merupakan totalitas dan integritasdari sejumlah sifat;

(7) Di samping itu ia juga mencakup segala sesuatuyang kita identifikasikan.

b) Pertanyaan yang sering timbul ialah apakah perbedaanantara “personality” dengan “self” (kepribadiandengan diri pribadi).

Perbedaannya terletak pada :(1) Bahwa kepribadian itu menyangkut

karakteristik-karakteristik motif-motif danreaksi-reaksi yang ada pada atau diperlihatkanseseorang;

(2) Sedangkan self hanya menggambarkan pendapatdan perasaan seseorang mengenai dirinya. Jadi

Page 39: Pancasila

39

self itu hanya merupakan satu segi yang kecilsaja dari kepribadian.

3) Segi-segi KepribadianSegi-segi yang dimaksud adalah :a) Self. Secara singkat dapat dirumuskan bahwa self

adalah taksiran, perkiraan dan perasaan seseorangmengenai siapa dia, apa dia dan di mana dia berada.Sedangkan kepribadian adalah lebih dari itu.Kepribadian adalah organisasi yang dinamis darisistem psikhophisis individu yang menentukanpenjesuaian dirinya terhadap lingkungannya secaraunik.

Dalam batasan kepribadian di atas ada 4 hal yangperlu dijelaskan, yakni :1) Dinamis. Ini berarti bahwa kepribadian itu selalu

berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang bersangkutandan perubahan tersebut tetap dalam batas-batasbentuk polanya;

2) Organisasi sistem. Ini mengandung pengertian,bahwa kepribadian itu merupakan suatukeseluruhan yang bulat;

3) Psikhopisis. Ini berarti bahwa kepribadian itubukan bersifat phisik dan bukan pula bersifatpsikhis semata, akan tetapi mempunyai sifatkedua-duanya;

4) Unik. Ini berarti bahwa kepribadian antara orangyang satu tidak ada yang sama dengan kepribadianorang yang lain.

Tidak ada dua kepribadian atau lebih yang persissama. Di atas telah dikatakan bahwa kepribadian(personality) meliputi juga self dan bahkan lebih dariitu. Kepribadian tidak hanya mencakup pendapat dan

Page 40: Pancasila

40

perasaan seseorang tentang dirinya, tetapi mencakuptingkah lakunya dan kecenderungannya untukbertingkah laku dengan cara tertentu.

Self mencakup bagaimana keadaan jasmaniindividu yang bersangkutan menurut sepanjang yangdiketahuinya atau menurut hematnya. Sedangkankepribadian mencakup juga bagaimana hakikatjasmani itu menurut pandangan objektif orang lain.Self mencakup abilitas intelektuil, achievement danmotive, tetapi dalam pengertian menurut pandanganindividu yang bersangkutan. Sedangkan personality(kepribadian) juga mencakup hal-hal yang sama tetapimenurut hakikatnya. Jadi jika dirumuskan secararingkas, maka kelebihan personality atas self itu ialahkarena self hanya mencakup hal-hal menurutperkiraan, pendapat dan perasaan individu tentangdirinya sedangkan personality juga mencakup hal-halitu menurut hakikatnya.

b) Personality traits yaitu kecenderungan-kecenderungan umum kita yang beraneka-ragamuntuk mengevaluasi situasi-situasi dengan cara-caratertentu dan kemudian bertindak sesuai dengan hasilevaluasi tersebut.

c) Intelligence (kecerdasan) yakni kesiagaan abilitasbelajar, kecepatan melihat hubungan-hubungan,kesanggupan memutuskan sesuatu dengan cepat dantepat dan kesanggupan menghimpun data daninferensi-inferensi untuk kemudian menarik suatukesimpulan.

d) Appearance and Impressions : Appearance andImpressions merupakan yang cukup penting darikepribadian. Memang diakui ada perbedaan pendapat

Page 41: Pancasila

41

antara yang satu dengan yang lain tentang appearanceyang bagaimanakah yang dapat menimbulkanimpressions yang menyenangkan. Tetapi semuasependapat bahwa kedua hal ini merupakan suatuaspek kepribadian.

e) Kesehatan : Bahwa kesehatan merupakan salah satusegi dari kepribadian tidaklah perlu disangsikan dantidak perlu penjelasan lebih lanjut.

f) Tinggi, berat dan bentuk tubuh : Ketiga faktor inisangat berhubungan erat dengan appearance danimpressions walaupun sering pula bahwa dua orangyang mempunyai tinggi, berat dan bentuk badan yangserupa tapi appearance-nya berlainan dan karenanyamenimbulkan impressions yang berlainan pula,

g) Sikap terhadap orang lain : Beberapa sikap kitaterhadap orang lain seringkali mencerminkanbagaimana sikap kita terhadap diri kita sendiri. Akantetapi janganlah kita selalu mengira bahwa setiapsikap kita terhadap orang lain senantiasa merupakanusaha untuk mempertahankan dan menaikkan hargadiri. Kepribadian mencakup seluruh sikap yang adapada diri seseorang.

h) Knowledge : Pengetahuan yang kita miliki merupakanunsur dari kepribadian kita. Jumlah dan kedalamanpengetahuan kita akan ikut menentukan peranan kitadi dalam jabatan yang kita pangku,penerimaan/tanggapan masyarakat terhadap diri kita,minat, reaksi dan sebagainya.

i) Skills : Kecakapan seseorang sangat mempengaruhibagaimana pandangan orang lain terhadap diri kita,bahkan yang lebih penting juga ialah bahwa

Page 42: Pancasila

42

kecakapan itu juga mempengaruhi pandangan kitaterhadap diri kita sendiri.

j) Values (nilai) : Ini sangat mempengaruhi kepribadiankita. Sering dari segi kepribadian ini disebut“character”. Dalam banyak hal sering antarakepribadian dengan karakter itu disamakan sajaartinya. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan, yaknibahwa character itu adalah salah satu segikepribadian yang menyangkut soal-soal baik dan tidakbaik, ethik dan moral.

k) Emotional Tone dan Control : Sering kita jumpaiseseorang yang pesimis, kemudian kita jumpai yanglain yang selalu optimis. Yang lain kita jumpai selalulamban dan seterusnya dan seterusnya.

l) Masalah Emotional Tone yang merupakan suatu segidari kepribadian ini sering pula diberi istilah“temperamen” istilah mana dipergunakan waktumelukiskan nada emosi yang terjadi pada seseorang.

m) Roles (peranan) : Peranan ini juga mempunyaipengaruh yang penting atas kepribadian kita. Hal inidapat kita lihat pada seorang sarjana kedokteran, yangpada suatu ketika menjadi khotib di mesjid. Padawaktu ia menjadi khotib, akan memperlihatkantindakan yang berbeda dengan pada waktu ia berperansebagai seorang dokter. Demikian juga tingkahlakukita sewaktu menjadi murid.

Kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-cirikhas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsaIndonesia dari bangsa lain.

Page 43: Pancasila

43

Unsur-unsur Pancasila adalah unsur-unsur kepribadianbangsa Indonesia. Karena itu adalah logik bila Pancasilamerupakan kepribadian bangsa Indonesia.Dengan demikian Pancasila sebagai jiwa dan kepribadianbangsa Indonesia, berarti dengan Pancasila akan hidupdan berkembang menuju kemajuan berlandaskankepribadian bangsa Indonesia.

b. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa IndonesiaSecara historis, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsayang disepakati pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakanperjanjian luhur dari seluruh bangsa Indonesia. Dan dalamkenyataan Pancasila baik sebagai dasar negara maupunsebagai pandangan hidup telah disepakati oleh bangsaIndonesia baik sebelum maupun sesudah ProklamasiKemerdekaan bangsa Indonesia. Di dalam tiga Undang-Undang Dasar yang pernah berlaku di Indonesia selalumencantumkan Pancasila sebagai dasar negara (walaupundengan rumusan yang berbeda). PKI dengan G-30-S / PKI /1965-nya yang akan menghancurkan Pancasila dapaidigagalkan dan dihancurkan oleh kekuatan Pancasila denganpendukung-pendukungnya. Semuanya membuktikan bangsaIndonesia tetap menjunjung dan membela Pancasila. Danmemang sebagai Perjanjian Luhur harus bangsa Indonesiajunjung tinggi.

c. Pancasila sebagai Sarana Pemersatu Bangsa Indonesia.Bangsa Indonesia dapat dikalahkan oleh penjajah antara lainkarena bangsa Indonesia waktu itu tidak bersatu, sedangkanpihak penjajah (Belanda) justru menggunakan politik “Devideet impera”, yaitu politik memecah belah. Bangsa Indonesiadipecah belah, diadu domba satu sama lain. Perpecahan diantara mereka telah membuktikan kelemahan mereka sendirisehingga gagal untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia.Karena itu mereka harus mau bersatu, untuk itu harus ada

Page 44: Pancasila

44

pedoman sebagai pengikat. Lebih-lebih bangsa Indonesiadianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa yang sangatmajemuk, baik ditinjau dari segi etnis, suku, adat-istiadat,bermacam-macam bahasa daerah, bahkan bermacam-macamkepercayaan.Pedoman tersebut tidak lain adalah Pancasila. DenganPancasila mereka terhimpun menjadi satu. “BhinnekaTunggal Ika” di bawah naungan Pancasila. Dengan Pancasilaterbukti bangsa Indonesia dapat bersatu, hal ini dikagumidunia, oleh bangsa-bangsa lain. Karena itu logiklah bilaPancasila sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia.Dengan meninjau sila-sila Pancasila satu demi satu, makadapatlah disimpulkan, bahwa dasar hidup, tujuan hidup dancita-cita perjuangan kebangsaan dari berbagai golonganmasyarakat yang ada di Indonesia terhimpun di dalamnya.Tiap-tiap golongan masyarakat diberi tempat yang layak dialam Indonesia merdeka, tidak ada golongan yangditinggalkan atau dilupakan. Pancasila menghimpun semuagolongan/aliran di Indonesia.

Page 45: Pancasila

45

BAB IVPENAFSIRAN PANCASILA

1. Penafsiran KonstitusionalSampai dengan awal Orde Baru rumusan Pancasila yang

terpampang di Kantor-kantor Pemerintah, di kelurahan-kelurahanmaupun di pintu-pintu gerbang Desa adalah rumusan Pancasilasebagaimana terdapat di dalam Mukaddimah Konstitusi RIS atauMukaddimah UUDS 1950. Bahkan di dalam buku-buku atautulisan-tulisan terdapat bermacam-macam rumusan, ada yangmirip dengan rumusan konsep dasar negara dari Ir. Soekarno,Yamin dan sebagainya. Hal yang demikian adalah tidak benardan bisa menimbulkan tafsir yang berbeda-beda pula sehinggadapat merugikan pelaksanaan Pancasila (dan UUD 1945_ secaramurni dan konsekuen. Untuk itu perlu ditertibkan, dansehubungan dengan itu telah dikeluarkan Instruksi PresidenNomor 12 Tahun 1968 tanggal 13 April 1968. Isinya adalahmenginstruksikan agar sila-sila dalam Pancasila harus dibaca /diucapkan sesuai tata urutan dan rumusan sebagaimana tercantumdi dalam Pembukaan UUD 1945.

Dengan keluarnya Instruksi Presiden tersebut, dapatdikatakan sebagai permulaan tafsir yang benar terhadap PancasilaDasar Negara.

Penafsiran Pancasila haruslah bersumber dan berdasarkanPembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Karena Pembukaandan Batang Tubuh UUD 1945 mengandung nilai-nilai dasar danazas perwujudan Pancasila yang telah disepakati bersama olehbangsa Indonesia.

Dengan kata lain, penafsiran Pancasila yang dapatdipertanggungjawabkan adalah penafsiran secara Yuridis-Konstitusional.

Page 46: Pancasila

46

Meskipun dasar penafsiran bangsa Indonesia adalah yuridis-konstitusional, tetapi dalam cara penafsiran adalah secara uraiantafsiran tersebut harus dapat diterima oleh akal sehat dan sejauhmungkin dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula.Adanya tinjauan dari sudut lain (selain yuridis-konstitusional),apakah itu berdasarkan ilmiah, filosofis ataukah religius maupunberdasarkan pengalaman sehari-hari, memang diperlukan sebagaipelengkap yang memperkuat dasar tinjauan yang bersifat yuridis-konstitusional tadi.

2. Dua Tafsir Pokok Pancasila sebagai Dasar NegaraAda dua hal yang perlu diketahui sehubungan dengan

Pancasila Dasar Negara, yang kedua hal tersebut merupakan duatafsir pokok terhadap Pancasila Dasar Negara, yaitu :

a. Pancasila Dasar Negara secara umum tidak dapat dirubah(melekat pada kelangsungan negara Proklamasi 17 Agustus1945);

b. Pancasila memenuhi syarat sebagai “Dasar Filsafat Negara(Philosophiche-grondslag).

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

Ad.a. Pancasila Dasar Negara Secara Hukum Tidak DapatDirubah.Pancasila yang resmi, sah (otentik) adalah Pancasila yangtercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.Ditinjau dari segi hukum (Ketatanegaraan), PembukaanUUD 1945 memenuhi syarat sebagai “Pokok KaidahNegara yang Fundamentil” (Staatsfundamental-norm).Adapun yang dimaksud dengan Pokok Kaidah Negarayang Fundamentil adalah : Suatu pernyataan lahirsehubungan dengan terbentuknya negara yang dalam halterjadinya dibentuk oleh “Pembentuk Negara” (Founding-Fathers) sebagai penjelmaan kehendaknya, untuk

Page 47: Pancasila

47

menentukan dasar-dasar negara yang dibentuk, dan dalamhal isinya memuat dasar-dasar negara yang dibentuk,yaitu azas politik, azas kerohanian, tujuan negara danmerupakan sumber hukum daripada Undang-UndangDasar Negara.Suatu Pokok Kaidah Negara yang Fundamentil dari suatunegara itu, dalam pengertian hukum mempunyaiHAKIKAT dan KEDUDUKAN yang TETAP, KUATdan TAK BERUBAH bagi negara yang dibentuk. Dengankata lain “Dengan jalan hukum tidak dapat dirubah atauditiadakan”.Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18Agustus 1945 berlandaskan Proklamasi 17 Agustus 1945merupakan Pernyataan Kemerdekaan yang terperinciadalah memenuhi syarat sebagai Pokok Kaidah Negarayang Fundamentil seperti tersebut di atas.Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan lahirnyaNegara Republik Indonesia yang dibuat oleh pembentuknegara (PPKI), dan Pembukaan UUD 1945 yang isinyamemuat azas kerohanian (Pancasila), azas politik(Republik yang berkedaulatan rakyat), tujuan negara(melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruhtumpah darah Indonesia dan untuk memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial), lagipula menetapkan adanya suatu Undang-Undang DasarNegara Indonesia.Dengan demikian Pembukaan UUD 1945 yangmerupakan Pokok Kaidah Negara Yang Fundamentilmempunyai kedudukan tetap, tidak dapat dirubah atauditiadakan, terlekat pada kelangsungan hidup NegaraProklamasi Republik Indonesia.Soal yang tidak dapat dirubah ini sesuai dengan prinsiphukum, yaitu bahwa yang dapat merubah atau

Page 48: Pancasila

48

meniadakan suatu peraturan hukum hanya penguasa yangmenetapkan atau derajat/tingkatnya sama atau lebih tinggidari penguasa yang menetapkan. Semua penguasa yangdibentuk setelah negara ada (dibentuk) hanyaberkedudukan sebagai alat perlengkapan negara(termasuk MPR), maka kedudukannya atau derajatnya dibawah Pembentuk Negara (Founding-Fathers). Sehinggapenguasa yang ada di dalam negara Republik Indonesiaini tidak berhak untuk merubah atau meniadakanPembukaan UUD 1945.Hal tidak dirubah ini (pengertian ilmiah) juga dianut atauditegaskan oleh MPRS yang dengan Ketetapannya NomorXX/MPRS/1966 jo. TAP MPR Nomor V/MPR/1973 danTAP MPR Nomor IX/MPR/1978 dengan tegasditandaskan sebagai berikut “Pembukaan Undang-UndangDasar 1945 sebagai Pernyataan Kemerdekaan yangterperinci yang mengandung cita-cita luhur dariProklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan yangmemuat Pancasila sebagai Dasar Negara, merupakansuatu rangkaian dengan Proklamasi 17 Agustus 1945, danoleh karena itu tidak dapat dirubah oleh siapapun juga,termasuk MPR hasil pemilihan umum, yang berdasarkanPasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar berwenangmenetapkan dan merubah Undang-Undang Dasar, karenamerubah isi Pembukaan, berarti pembubaran Negara”.Dalam kedudukan yang demikian itu Pembukaan UUD1945 merupakan dasar dan sumber hukum dari BatangTubuhnya.

Menurut Prof. Dr. Notonagoro, SH., yaitu bahwaPembukaan UUD 1945 tidak lain merupakan “IjabKabul”-nya Negara Republik Indonesia yangdiproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, sehinggaberlaku untuk selamanya (einmalig).

Dengan demikian jelas sudah bahwa PembukaanUUD 1945 baik dilihat sebagai Pokok Kaidah Negara

Page 49: Pancasila

49

Yang Fundamentil, atau dilihat sebagai PernyataanKemerdekaan yang terperinci, maupun sebagai IjabKabulnya Negara Republik Indonesia secara hukum tidakdapat dirubah, terletak pada kelangsungan hidup NegaraProklamasi 17 Agustus 1945.

Dikaitkan dengan Pancasila Dasar Negara yangtercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, maka dengansendirinya Pancasila Dasar Negara Republik Indonesiajuga secara hukum tidak dapat dirubah.

Ad.b. Pancasila merupakan “Dasar Filsafat Negara”Pancasila yang termuat di dalam Pembukaan UUD

1945, pertama-tama adalah dimaksudkan sebagai DasarNegara yang mempunyai predikat atau kualifikasi (karenamemenuhi syarat) sebagai “Dasar Filsafat Negara” ataubahasa asingnya disebut sebagai “Philosophiche-Grondslag).

Sebagai Dasar Filsafat Negara, maka :1). Sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang

bulat dan utuh.Sila-sila Pancasila satu sama lain saling kait mengaityang sangat erat, yang tidak dapat dipisahkan hinggamerupakan satu kesatuan yang tunggal. Kesatuannyaitu bersifat organis, bisa dibedakan tapi tidak dapatdipisahkan, maka tidak satu silapun boleh ditiadakanatau dilupakan. Oleh karena cara menulisnya harusdalam satu kata, yaitu “Pancasila” (bukan Panca Sila).Menurut Prof. Dr. Notonagoro, SH., menegaskanpentingnya tiap-tiap bagian (maksudnya sila-silaPancasila) bagi keseluruhan, sehingga masing-masingmerupakan bagian-bagian yang mutlak harus ada.Karena menurut beliau, apabila dihilangkan satubagian saja, hilanglah juga Pancasila sebagaikeseluruhan. Seperti manusia terdiri atas tubuh danjiwa, dua unsur dalam dirinya lain jenisnya, saling

Page 50: Pancasila

50

bertentangan, akan tetapi di dalam bersama-samamewujudkan manusia, menjadi tidak bertentanganlagi, melainkan justru bersatu dalam kesatuan yangtidak dapat dipisahkan. Karena apabila dipisahkanhilanglah kedudukannya dan fungsi jiwa dan tubuhtersebut. Akibatnya sila-sila Pancasila tidak dapatberdiri sendiri-sendiri, apalagi dilaksanakan sendiri-sendiri.

2). Sila-sila Pancasila merupakan suatu susunan yangbertingkat (Hierarkhis-sistimatis).

Kalau ditinjau keseluruhan susunan dari Pancasila,mulai dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampaidengan Sila Keadilan Sosial, maka tampaklah bahwakelima sila-sila tersebut menunjukkan suatu rangkaianurutan-urutan yang bertingkat-tingkat.

Susunan sila-sila Pancasila yang hierarkhis-sistimatis itu dapat digambarkan sebagai berikut :a). Sila Pertama adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”,

sehingga dalam memahami dan meyakiniPancasila bangsa Indonesia mulai dari TuhanYang Maha Esa, Tunggal, Maha Kuasa, sebagaiPencipta seluruh alam semesta beserta segalaisinya;

b). Kemudian menyusul Manusia, karena merupakanmakhluk ciptaan Tuhan yang tinggi. Sila ini lebihsempit luasnya, tetapi lebih banyak isi sifatnya,yang dalam sila kedua dirumuskan sebagai sila“Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”.

c). Kemudian Manusia hidup berkelompok-kelompokmembentuk bangsa, di antaranya BangsaIndonesia. Maka munculah masalah bangsa yangdirumuskan sebagai sila “Persatuan Indonesia”.

d). Bangsa atau Nation diartikan sebagai kelompokmanusia yang hidup di dalam negara. Karena di

Page 51: Pancasila

51

dalam negara perlu ditentukan cara-cara mengaturpenghidupan bangsa tersebut, maka bagi bangsaIndonesia lahirlah cara musyawarah untukmufakat, yang disebut sebagai sila “Kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan”.

e). Karena setiap negara, setiap bangsa bertujuanmencapai kemakmuran dan kesejahteraan, makatujuan ini bagi bangsa Indonesia dirumuskandalam sila kelima sebagai “Keadilan Sosial bagiseluruh rakyat Indonesia”.

Dari urutan dan contoh-contoh di atas jelaslah,apakah yang dimaksud dengan susunan sila-sila yangmerupakan suatu rangkaian susunan yang bertingkat-tingkat (hierarkhies-sistimatis).

Tetap berturut-turut, tidak meloncat-loncat bahkanmenunjukkan bahwa di antara kelima-lima silatersebut terdapat suatu hubungan yang saling megikatdan logis, dengan berpokok pangkal kepada silaKetuhanan Yang Maha Esa. Akibatnya sila-silaPancasila tidak dapat dibolak-bali tata urutannya.

3). Hubungan Timbal-balik antara Sila-sila PancasilaRangkaian susunan Pancasila yang bertingkat-

tingkat yang telah diuraikan di atas, menyebabkanhubungan yang saling mengikat dan logis antara Sila-sila Pancasila, sehingga setiap pembicaran mengenaisesuatu sila harus mengikut sertakan sila-sila yanglain secara lengkap.

Hubungan yang timbal balik tersebut yang tetapbertingkat-tingkat dapat digambarkan atau dinyatakansebagai berikut :a). Sila Pertama Ketuhahan Yang Maha Esa adalah

meliputi dan menjiwai sila Kemanusiaan yang adil

Page 52: Pancasila

52

dan beradab, sila Persatuan Indonesia, silaKerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, dan sila Keadilan Sosial bagi seluruhrakyat Indonesia;

b). Sila Kedua Kemanusiaan yang adil dan beradabadalah diliputi dan dijiwai oleh sila KetuhananYang Maha Esa, meliputi dan menjiwai sila-silaPersatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan / perwakilan, dan sila KeadilanSosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

c). Sila Ketiga Persatuan Indonesia diliputi dandijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi danmenjiwai sila Kerakyatan yang dipimpin olehhikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, dan sila Keadilan Sosial bagi seluruhrakyat Indonesia;

d). Sila Keempat Kerakyatan yang dipimpin olehhikmat kebijaksanaan dalam dalampermusyawaratan / perwakilan, diliputi dan dijiwaioleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan yang adil dan beradab, PersatuanIndonesia, meliputi dan menjiwai sila KeadilanSosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

e). Sila Kelima Keadilan Sosial bagi seluruh rakyatIndonesia, diliputi dan dijiwai oleh sila-silaKetuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yangadil dan beradab, Persatuan Indonesia, danKerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

Page 53: Pancasila

53

kebijaksanaan dalam dalam permusyawaratan /perwakilan.

Demikian yang dimaksud dengan hubungantimbal-balik antara sila-sila Pancasila dalam kaitannyadengan susunan yang hierarkhis-sistimatis.

Dan itulah yang dimaksud dengan Pancasilamerupakan atau memenuhi syarat sebagai “DasarFilsafat Negara” dan tidak semua Dasar Negara didunia ini merupakan “Dasar Filsafat Negara”.

Page 54: Pancasila

54

BAB VPANCASILA SEBAGAI FILSAFAT DAN

IDEOLOGI NASIONAL

1. Pancasila sebagai Filsafata. Salah satu kelebihan manusia yang tidak dimiliki oleh

makhluk-makhluk Tuhan lainnya adalah keingintahuannyayang sangat dalam terhadap segala sesuatu di alam semestaini. Sesuatu yang diketahui oleh manusia itu disebutpengetahuan.Ditilik dari sumber perolehannya, pengetahuan itu dapatdibedakan dalam beberapa macam. Apabila pengetahuan itudiperoleh melalui indera manusia, disebut pengetahuaninderawi (pengetahuan biasa). Jika pengetahuan tersebutdikembangkan mengikuti metode dan sistem tertentu sertabersifat universal, disebut pengetahuan ilmiah. Selanjutnyaapabila pengetahuan itu diperoleh melalui perenungan yangsedalam-dalamnya (kontemplasi) sampai kepada hakikatnya,maka munculah pengetahuan filsafat.

b. Falsafah atau filsafat berasal dari kata Yunani : “Philos” dan“sophia”. Philos artinya mencari atau mencintai; sedangsophia artinya kebijakan atau kebenaran.Jadi kata majemuk : “Philosophia” kira-kira berarti : “dayaupaya pemikiran manusia untuk mencari kebenaran dankebijakan”.Dari istilah tersebut jelaslah bahwa orang yang berfalsafahialah orang yang mencintai kebenaran atau mencarikebenaran, bukan memiliki kebenaran. Falsafah adalah hasilpemikiran manusia secara teratur dan sedalam-dalamnyadalam usaha menemukan hakikat sesuatu atau kebenaranyang sedalam-dalamnya.

Page 55: Pancasila

55

Apabila falsafah bertujuan untuk menemukan kebenaran yangsedalam-dalamnya, maka falsafah hidup bertujuan untukmenemukan kebenaran yang sedalam-dalamnya yang dapatdipergunakan sebagai pegangan hidup dan pedoman hidupagar bangsa Indonesia mendapatkan kebahagiaan, yaitukebahagiaan lahir batin, dunia akhiran;

c. Falsafah Pancasila sebagai falsafah hidup, ialah filsafat yangdipergunakan sebagai pegangan, pedoman atau petunjuk olehbangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. FalsafahPancasila adalah falsafah untuk diamalkan dalam hidupsehari-hari, dalam segala bidang kehidupan danpenghidupannya.Falsafah Pancasila yang berasal/digali dari kepribadianbangsa Indonesia merupakan ciri-ciri khas dari bangsaIndonesia. Falsafah Pancasila adalah hakikat pencerminankebudayaan bangsa Indonesia, yaitu hakikat pencerminan dariperadaban, keadaban kebudayaan, cermin keluhuran budi dankepribadian yang berurat-berakar dalam sejarah pertumbuhandan perkembangan sendiri.Berhubung dengan itu apa yang baik dan adil untuk sesuatubangsa/negara belum tentu baik dan adil untuk bangsa /negara lain, karena keadaannya suatu negara tidak samadengan sesuatu negara lainnya. Tiap negara mempunyaikeistimewaan sendiri-sendiri berhubungan dengan riwayatdan corak masyarakat serta pengalaman dalam perjuangan.Karena itu masing-masing negara mempunyai pandanganhidup atau dasar falsafah sendiri, misalnya :

1) PerancisBerdasarkan pada cita-cita Revolusi abad XVII :a) Humanite : Kemanusiaanb) Fraternite : Persaudaraanc) Egalite : Persamaan

Page 56: Pancasila

56

atau

a) Liberte : Kemerdekaanb) Fraternite : Persaudaraanc) Egalite : Persamaan

2) RusiaMarxistisch Historisch Materialistisch – Weltanschauung

3) JepangTenno Kodo Sei Shin

4) Tiongkok (Sun Yat Sen)San Min Chui : a) Nasionalisme (Minstsu)

b) Demokrasi (Munchuan)c) Sosialisme (Min Sheng)

5) Muangthai Mendasarkan pada : For the survival of the king, the

people and the Nation dan pada ajaran Agama Budha Mempunyai 4 azas :

a) Kemerdekaanb) Perdamaianc) Kesetiaan Rakyat pada Rajad) Nasionalisme

6) MalaysiaRukun negara :a) Kepercayaan pada Tuhanb) Kesetiaan pada Raja dan Negarac) Penegakan pada UUD = Keluhuran Perkembangan

Konstitusid) Penegakan Hukum = Kedaulatan Undang-Undange) Penegakan Kelakuan dan Moral = Kesopanan dan

Kesusilaan

Page 57: Pancasila

57

7) SingapuraLima Prinsip : a) Demokrasi

b) Perdamaianc) Kemajuand) Keadilane) Persamaan

8) PhilipinaLima Prinsip :

a) Nasionalismeb) Demokrasic) Keadilan Sosiald) Persamaane) Kehidupan yang lebih baik dan

kebebasan yang sebesar-besarnya

9) Amerika Serikat- Berdasarkan pada : “Declaration of Independence”

Hasil pemikiran penganjurkemerdekaan bangsa Amerika,Thomas Jefferson (1776).

- Dua dasar yang penting :a) Equality – Persamaanb) Freedom – Kebebasan

Demikian beberapa contoh dasar falsafah dari beberapanegara sebagai bahan perbandingan.

2. Pancasila Sebagai Ideologi Nasionala. Hakikat dan Fungsinya

Ideologi dapat dirumuskan sebagai komplekspengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan menjadilandasan bagim seseorang (atau masyarakat) untukmemahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan

Page 58: Pancasila

58

sikap dasar untuk mengolahnya – (SoeryantoPoespowardojo).

Pada hakikatnya ideologi tidak lain adalah hasil refleksimanusia berkat kemampuannya mengadakan distansiterhadap dunia kehidupannya.

Antara keduanya, yaitu ideologi dan kenyataan hidupmasyarakat terjadi hubungan dialektis, sehingga berlangsungpengaruh timbal-balik yang terwujud dalam interaksi yang disatu pihak memacu ideologi makin realistis dan di lain pihakmendorong masyarakat makin mendekati bentuk yang ideal.

Ideologi Negara adalah erat hubungannya dengan DasarNegara.

Apabila Dasar Negara menekankan kepada pengertianpondamen-pondamennya negara sebagai Perubahan Bangsa,maka ideologi negara lebih menekankan kepada keseluruhanpancarannya pondamen-pondamen itu ke dalam cita-cita yangmengisi Perumahan Bangsa itu.

Ideologi ini bersumber pada falsafah, kalau falsafahadalah hakikat sesuatu, maka ideologi adalah pemikiran yangberkaitan dengan gagasan bertindak. Jadi ideologi didahuluioleh falsafah, jelasnya renungan falsafah lebih dahulu.Apabila sudah mengendap, renungan falsafah itu melahirkanpandangan hidup yang berisi nilai-nilai. Nilai-nilai inilahyang dijadikan ideologi untuk diwujudkan dalam kehidupan.Dan apabila dimantapkan dalam organisasi kenegaraan iamenjadi Dasar Negara. Jadi urut-urutannya adalah sebagaiberikut : Falsafah – pandangan hidup – ideologi – dasarnegara.

Sesuai dengan semangat yang terbaca dalam PembukaanUUD 1945, Ideologi Pancasila yang merupakan Dasar Negaraitu berfungsi baik dalam menggambarkan tujuan negaraRepublik Indonesia maupun dalam proses pencapaian tujuannegara tersebut.

Ini berarti bahwa tujuan negara yang secara materialdirumuskan sebagai : “Melindungi segenap bangsa Indonesia

Page 59: Pancasila

59

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, danikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” harusmengarah kepada terwujudnya masyarakat yang adil danmakmur dan sejahtera sesuai dengan semangat dan nilai-nilaiPancasila.

Demikian pula proses pencapaian tujuan tersebut danperwujudannya melalui perencanaan, kebijaksanaan dankeputusan politik harus tetap memperhatikan dan bahkanmerealisasikan dimensi-dimensi yang mencerminkan watakdan ciri wawasan Pancasila.

b. Pancasila Sebagai Ideologi PersatuanSalah satu peranan Pancasila yang menonjol sejak

permulaan penyelenggaraan negara Republik Indonesiaadalah fungsinya dalam mempersatukan seluruh rakyatIndonesia menjadi Bangsa yang berkepribadian dan percayapada diri sendiri.

Oleh karena itu, kondisi masyarakat sejak permulaanhidup kenegaraan adalah serba majemuk. Indonesiamerupakan negara kepulauan yang terdiri dari + 17 ribu pulaudan terletak di antara 2 benua dan 2 samudera serta beradapada posisi khatulistiwa, memiliki lebih dari 360 kelompoketnis beserta identitas kultural masing-masing dan lebih dari250 bahasa daerah serta 560 suku bangsa. MasyarakatIndonesia bersifat multi etnis, multi religius dan multiideologi. Kemajemukan tersebut meunjukkan adanyaberbagai unsur yang saling berinteraksi.

Berbagai unsur dalam bidang-bidang kehidupanmasyarakat budaya untuk membangun bangsa yang kuat,namun sebaliknya dapat memperlemah kekuatan bangsadengan berbagai percekcokan serta perselisihan.

Dengan melihat situasi bangsa demikian itu, makamasalah pokok yang pertama-tama harus diatasi pada itu

Page 60: Pancasila

60

adalah bagaimana menggalang persatuan dan kekuatanbangsa yang sangat dibutuhkan untuk mengawalipenyelenggaraan negara. Dengan perkataan lain National andCharacter Building merupakan prasyarat dan tugas utamayang harus dilaksanakan. Dalam konteks politik inilahPancasila dipersepsikan sebagai Ideologi Persatuan.

Pancasila diharapkan mampu memberikan jaminan akanterwujudnya misi politik itu karena merupakan hasil rujukannasional, dimana masing-masing kekuatan sosial masyarakatmerasa terikat dan ikut bertanggungjawab atas masa depanbangsa dan negaranya.

Dengan demikian Pancasila berfungsi pula sebagai acuanbersama, baik dalam memecahkan perbedaan sertapertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik,maupun dalam memagari seluruh unsur dan kekuatan politikuntuk bermain di dalam lapangan yang disediakan olehPancasila dan tidak melanggar dengan keluar pagar.

c. Pancasila Sebagai Ideologi TerbukaFungsi Pancasila untuk orietasi ke depan mengharuskan

bangsa Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yangsedang dihadapinya.

Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi danlajunya sarana komunikasi membuat dunia semakin kecil danmenguatkan interdependensi di kalangan bangsa-bangsa didunia. Ini berarti bahwa pembangunan nasional tidak hanyaditentukan oleh faktor-faktor dalam negeri melainkan banyakdipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait secara mondial.

Bangsa Indonesia yang sedang sibuk membangun denganusaha memecahkan masalah dalam negeri seperti kemiskinan,kesenjangan sosial dan lain sebagainya mau tidak mau ikutterseret ke dalam jaringan politik dunia, yang semakindipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan ekonomi raksasa,globalisasi ekonomi jelas memberikan dampaknya yangcukup jauh, baik dalam bentuk ancaman ketergantungan yang

Page 61: Pancasila

61

mempersulit usaha bangsa menuju kemandirian, maupundalam bentuk pemupukan modal di kalangan kelompok elityang tidak selalu sejalan dengan kebijakan pemerataankesejahteraan. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwabangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan survival, yaitutantangan memiliki cara hidup dan tingkat kehidupan yangwajar secara manusiawi dan adil.

Tantangan itu hanya bisa diatasi apabila bangsa Indonesiadisatu pihak tetap mempertahankan identitasnya dalam ikatanpersatuan nasional dan dilain pihak mampu mengembangkandinamikanya, agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsalain.

Dinamika tersebut mengandalkan kemampuan untukmengadakan adaptasi terhadap proses kehidupan yang barudan menjalankan inovasi untuk menciptakan kualitas kerjadan kualitas produk yang makin baik.

Daya saing masyarakat hanya akan meningkat, apabilaselalu dipupuk sikap yang rasional dan kritis serta krativitasdi kalangan masyarakat.

Untuk menjawab tantangan tersebut jelaslah Pancasilaperlu tampil sebagai Ideologi Terbuka, karena kertutupanhanya akan membawa kepada kemandegan.

Keterbukaan bukan berarti mengubah nilai-nilai dasarPancasila, tetapi mengeksplisitkan wawasannya secara lebihkonkrit, sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajamuntuk memecahkan masalah-masalah yang baru. Nilai-nilaidasar yang telah diletakkan oleh para pendiri negara berupaProklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945, yang merupakan sumbergagasan seluruh cipta, rasa, karsa dan karya bagi segenapupaya dalam melanjutkan perjuangan bangsa untukmewujudkan kepentingan dan tujuan nasional BangsaIndonesia. Jadi nilai-nilai dasar Pancasila tidak boleh dirubah,yang boleh berubah adalah nilai operasionalnya (nilai

Page 62: Pancasila

62

instrumental), yaitu nilai-nilai yang merupakan pengamalan,pengembangan dan pengkaryaan dari nilai dasar.

Pancasila sebagai ideologi terbuka memberikan landasanyang kuat bagi tumbuhnya pola sikap, pola pikir dan polatindak yang bersifat tradisional menuju berkembangnya cipta,rasa dan karsa yang maju dan mandiri untuk menyongsongdinamika kehidupan sesuai perubahan-perubahan yangdinamis.

Suatu ideologi adalah terbuka, sejauh tidak dipaksakandari luar, tetapi terbentuk justru atas kesepakatan masyarakat,sehingga merupakan milik masyarakat. Sebaliknya ideologitertutup memutlakan pandangan secara totaliter, sehinggamasyarakat tidak mungkin memilikinya. Sebaliknyamasyarakat dan bahkan martabat manusia akan dikorbankanuntuknya.

Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilaiyang bersifat mendasar dan tidak langsung bersifatoperasional. Oleh karena itu setiap kali harus dieksplisitkan.Eksplisitasi dilakukan dengan menghadapkannya padaberbagai masalah yang selalu silih berganti melalui refleksiyang rasional, sehingga terungkap makna rasionalnya.Dengan demikian jelaslah bahwa penjabaran ideologidilaksanakan melalui interprestasi dan reinterprestasi yangkritis.

Disitulah dapat ditunjukkan kekuatan ideologi terbuka halyang tidak didapatkan dalam ideologi tertutup karenamemiliki sifat dinamis dan tidak akan membeku. Sebaliknyaideologi tertutup mematikan cita-cita atau nilai-nilai dasardan hanya menunjukkan sebagai fosil-fosil mati.

Dalam menjabarkan nilai-nilai dasar Pancasila menjadisemakin operasional dan dengan demikian semakinmenunjukkan fungsinya bagi bangsa Indonesia dalammenghadapi berbagai masalah dan tantangan dewasa ini,perlu diperhatikan beberapa dimensi yang menunjukkan cirikhas dalam orientasi Pancasila.

Page 63: Pancasila

63

Ada tiga dimensi sekurang-kurangnya yang perludiperhatikan, yaitu :1) Dimensi Teleologis, yaitu menunjukkan bahwa

pembangunan mempunyai tujuan, yaitu mewujudkan cita-cita Proklamasi 1945. Hidup bukanlah ditentukan olehnasib, tertapi tergantung pada rakhmat Tuhan Yang MahaEsa dan usaha manusia. Dengan demikian dimensi inimenimbulkan dinamika dalam kehidupan bangsa.Manusia mempunyai cita-cita, mempunyai semangat danmempunyai niat ataupun tekad. Oleh karena itu manusiamampun mewujudkan cita-cita, semangat, niat ataupuntekadnya itu ke dalam kenyataan dengan daya kreasinya;

2) Dimensi Etis, ciri ini menunjukkan bahwa dalamPancasila, manusia dan martabat manusia mempunyaikedudukan yang sentral. Seluruh proses pembangunandiarahkan untuk mengangkat derajat manusia, melaluipenciptaan mutu kehidupan yang manusiawi. Ini berartibahwa pembangunan yang manusiawi harus mewujudkankeadilan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupannya.Di lain pihak manusiapun dituntut untukbertanggungjawab atas usahanya dan pilihan yangditentukannya. Dimensi etis menuntut pembangunan yangbertanggungjawab;

3) Dimensi Integral-Integratif, yaitu menempatkan manusiatidak secara individualisme melainkan dalam konteksstrukturalnya.Manusia adalah pribadi, namun juga relasi. Oleh karenaitu manusia harus dilihat dalam keseluruhan sistem, yangmeliputi masyarakat, dunia dan lingkungannya.Pembangunan diarahkan bukan saja kepada peningkatankualitas manusia, melainkan juga kepada peningkatankualitas strukturnya. Hanya dengan wawasan yang utuhdemikian itu keseimbangan hidup bisa terjamin.

Page 64: Pancasila

64

Berdasarkan uraian di atas, perlu diciptakan strukturproses berikut ini dalam bidang-bidang kehidupanmasyarakat, yaitu :- Pertama, perlunya dinamisasi kehidupan masyarakat,

agar tumbuh mekanisme sosial yang mampumenanggapi permasalahan dengan daya-daya inovasi,kreasi dan kompetisi;

- Kedua, perlunya demokratisasi masyarakat yangmampu membentuk setiap warganegara menjadidewasa dan mampu bertindak berdasarkan keputusanpribadi dan tanggungjawab pribadi. Kedewasaandemokrasi tercermin dalam kesanggupan sikap insaniuntuk melihat masalah di lingkungannya,menganalisanya, mengambil keputusan dan beranimelaksanakan pilihannya secara bertanggungjawab;

- Ketiga, perlu terjadinya fungsionalisasi ataurefungsionalisasi lembaga-lembaga pemerintah danlembaga-lembaga masyarakat.Suatu sistem kehidupan mempunyai bagian-bagianyang menjalankan fungsinya masing-masing. Tidakberfungsinya satu bagian akan mengganggukelancaran seluruh sistem, sehingga tidak berjalansecara wajar.Namun beban yang berkelebihan pada satu bagianakan mengganggu pula arus gerak sistem secarakeseluruhan. Untuk itu diperlukan kooperasi dankoordinasi yang hidup seimbang di antara bagian-bagian sistem masyarakat;

- Keempat, perlu dilaksanakan institusionalisasi nilai-nilai yang membuat seluruh mekanisme masyarakatberjalan dengan wajar dan sehat. Kekuatan dandinamika kehidupan masyarakat tercipta bukan sajadalam penghayatan nilai-nilai luhur tersebut,melainkan harus disertai dengan pelembagaan nilai-nilai luhur tersebut dalam berbagai bidang kehidupan,

Page 65: Pancasila

65

sehingga terjadi hubungan yang saling mendukungantara actor (sebagai pelaku) dan structure (sebagaijaringan yang mengkondisikannya).

3. Pandangan Integralistik Dalam Filsafat Pancasila

a. Pidato Prof. Dr. Mr. Soepomo dalam Sidang BadanPenyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI) tertanggal 31 Mei 1945, dimana dialah satu-satunya anggota badan tersebut yang secara makromemberikan pilihan ideologi sebelum masuk kepadasubstansi ideologi yang sekarang bangsa Indonesia namakanPancasila.Soepomo menunjukkan tiga pilihan ideologi, yaitu (1) fahamindividualisme, (2) faham kolektivisme dan (3) fahamintegralistik.Beliau dengan sangat meyakinkan menolak fahamindividualisme dan kolektivisme, dan menyarankan fahamintegralistik, yang dinilai lebih sesuai dengan semangatkekeluargaan yang berkembang di daerah pedesaan bangsaIndonesia. Faham integralistik merupakan kerangkakonsepsional makro dari apa yang sudah menjiwai rakyatbangsa Indonesia di kesatuan masyarakat yang kecil-kecil itu;

b. Sebagaimana diketahui Drs. Muhammad Hatta yang jugamenolak faham individualisme dan kolektivismemengemukakan reservasinya terhadap faham integralistikyang dikemukakan Soepomo, antara lain ia khawatir kalaufaham integralistik itu sampai menjurus pada kekuasaannegara yang mutlak dapat menindas rakyat secara sewenang-wenang sebagaimana antara lain diperlihatkan oleh fasismeNazi Jerman.Untuk itu Hatta mengusulkan agar Negara Indonesia barunanti menjamin sejumlah hak waganegara sebagai individuseperti hak berserikat dan berkumpul dan hak mengeluarkanpendapat atau buah pikiran. Usul Hatta itu ternyata dapat

Page 66: Pancasila

66

diterima. Berdasarkan itu faham integralistik yang akhirnyaditerima secara tegas mengandung nilai-nilai demokrasi yangseharusnya memang sudah menjiwai faham integralistikkekeluargaan yang dianut oleh masyarakat desa bangsaIndonesia. Hal ini perlu, agar bangsa bangsa Indonesia tidaksampai terjerumus menafsirkan faham integralistik itusebagaimana yang pernah dilakukan oleh sebagianmasyarakat Eropa.Koreksi Hatta tersebut sekaligus mempertegas perbedaanfaham integralastik kekeluargaan bangsa Indonesia yangdijiwai nilai-nilai demokrasi yang bersumber atau berakardari kehidupan masyarakat desa bangsa Indonesia denganfaham integralistik Barat yang pernah menjelmakankekuasaan fasisme yang otoriter dan totaliter.

c. Sekarang kita menyadari betapa benarnya Soepomo (danHatta). Individualisme dalam bentuknya yang sering tidaklagi dipergunakan orang, dengan berkembangnya pahamtanggungjawab sosial di negara-negara liberal. Fahamkolektivisme atau faham komunisme dewasa ini mengalamikrisis yang hebat, yang tidak pernah mereka alami selama 70tahun berdirinya negara-negara komunis. Kita yang mencobamenerapkan semangat kekeluargaan dalam rangka fahamintegralistik yang terwujud dalam Pancasila dan UUD 1945secara murni dan konsekuen sejak tahun 1966, berhasilmewujudkan kerangka awal dari masyarakat adil dan makmuryang kita cita-citakan.

Page 67: Pancasila

67

BAB VIPANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI

2. Pengertian Nilai, Moral dan Normaa. Nilai menurut Kamus Poerwadarminto berarti : sifat-sifat atau

hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Prof.Dardji Darmodiharjo, SH dalam salah satu tulisannya yangberjudul “Filsafat Pancasila” menyatakan : Nilai (value)termasuk dalam pokok bahasan penting dalam filsafat.Persoalan nilai dibahas dalam salah satu cabang filsafat, yaituAksiologi (Filsafat Nilai). Nilai biasanya digunakan untukmenunjuk kata benda yang abstrak, yang dapat diartikansebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).Selanjutnya dikatakan, menilai berarti menimbang, yaknisuatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatudengan sesuatu yang lain, yang kemudian dilanjutkan denganmemberikan keputusan.Keputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positif(berguna, indah, baik dan seterusnya) atau sebaliknya,bernilai negatif. Hal ini dihubungkan dengan unsur-unsuryang ada pada manusia, yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa dankepercayaannya.Dengan demikian nilai dapat diartikan sebagai sifat ataukualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupanmanusia, baik lahir maupun batin. Bagi manusia, nilaidijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap danbertingkahlaku, baik disadari maupun tidak disadari.

b) Moral menurut Kamus Poerwodarminto berarti : Ajarantentang baik – buruknya perbuatan dan kelakuan (akhlak,kewajiban dan sebagainya).

Page 68: Pancasila

68

Menurut Prof. Notonagoro, SH., moral (nilai kebaikan) yangbersumber pada kehendak (karsa) manusia.

c) Norma menurut Kamus Poerwodarminto berarti : Ukuran(untuk menentukan sesuatu) ; ugeran.Dalam diktat “Kepemimpinan Kejuangan” yang dikeluarkanoleh Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) UPN“Veteran” Jakarta tahun 1997, norma diartikan sebagaiberikut : “Petunjuk-petunjuk, kaidah-kaidah, aturan-aturanyang mengatur tingkahlaku yang harus dijalankan dalamkehidupan sehari-hari yang merupakan kesadaran atas sikapluhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi”.

2. Nilai Dasar, Nilai Instrumen dan Nilai Praksisa. Nilai Dasar, adalah nilai yang dituju atau diinginkan oleh

semua manusia, yang didasarkan pada kodrat manusia, yangmerupakan pencerminan kemanusiaan, yang satu sama lainsaling terkait, yang selalu diperjuangkan oleh umat manusiakarena dianggap sebagai sesuatu yang berharga yang dapatmemberikan kepuasan batin.Dikaitkan dengan materi Pendidikan Pancasila, maka yangdianggap nilai-nilai dasar adalah nilai-nilai yang telahdiletakkan oleh para pendiri negara berupa ProklamasiKemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Nilai dasar tersebut menjadi sumber gagasan seluruh cipta,rasa, karsa dan karya bagi segenap upaya dalam melanjutkanperjuangan bangsa untuk mewujudkan kepentingan dantujuan nasional bangsa Indonesia.Nilai-nilai dasar Pancasila tidak boleh berubah, yang bolehberubah adalah nilai operasionalnya, yaitu nilai-nilai yangmerupakan pelaksanaan/pengamalan, pengembangan danpengkaryaan dari nilai dasar.

Page 69: Pancasila

69

b. Nilai Instrumental, adalah keseluruhan nilai yang dipedomanidi dalam sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial budayaserta sistem Hankam, yang bersumber pada Nilai Dasar danbersifat berubah.Nilai Instrumental ini adalah nilai yang terdapat di dalam :Peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, GBHNdan Ketetapan MPR lainnya, kebijaksanaan-kebijaksanaan,maupun hukum positif lainnya.

c. Nilai Praksis, adalah nilai implisit yang terkandung dalamsikap, perilaku serta perbuatan manusia sehari-hari, yangmerupakan perwujudan dari pengamalan nilai-nilai dasar dannilai-nilai instrumental.Nilai Praksis ini berupa sikap perilaku yang berkaitan dengan:Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Kecintaan kepada Tanah Air, Kepribadian Bangsa. Semangatbersaing dalam Kemitraan dan Disiplin Nasional.

2. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa danNegara Republik Indonesiaa. Seorang filsuf Indonesia, Prof. Notonagoro, SH., membagi

nilai dalam tiga macam nilai pokok, yaitu :1) Nilai Material, apabila sesuatu itu berguna bagi unsur

jasmani manusia.2) Nilai Vital, jika ia berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan (beraktivitas).3) Nilai Kerohanian, apabila ia berguna bagi rohani

manusia.Nilai kerohanian ini dapat dibedakan lebih lanjut menjadi:a) Nilai kebenaran atau kenyataan, yang bersumber pada

unsur akal (rasio) manusia.b) Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa

(estetis) manusia.

Page 70: Pancasila

70

c) Nilai Religius, yang bersumber pada kepercayaanmanusia dengan disertai penghayatan melalui akal danbudi nuraninya.

Jadi, yang mempunyai nilai itu tidak hanya sesuatu yangberwujud (benda materiil) saja, tetapi juga sesuatu yang tidakberwujud (imaterial). Bahkan sesuatu yang imaterial ituseringkali mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mutlakbagi manusia, seperti nilai religius.Manusia menggunakan penilaian terhadap sesuatu yangbersifat rohaniah menggunakan budi nuraninya dengandibantu oleh indera, akal, perasaan, kehendak dankeyakinannya.Dalam bidang pelaksanaannya (operasional), nilai-nilai inidijabarkan dalam ukuran yang normatif, yang lazim disebutnorma atau kaidah.

ii. Nilai-nilai Pancasila, sebagaimana dinyatakan dalamKetetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, pada hakikatnyaadalah pandangan hidup, kesadaran dan cita hukum serta cita-cita moral luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watakbangsa Indonesia yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telahdimurnikan dan dipadatkan oleh Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia (PPKI) menjadi Dasar NegaraRepublik Indonesia.Dalam hubungannya dengan pengertian nilai seperti di atas,Pancasila tergolong nilai kerohanian, tetapi nilai kerohanianyang mengakui adanya nilai material dan vital. Denganperkataan lain, Pancasila yang tergolong nilai kerohanian itudi dalamnya terkandung pula nilai-nilai lain secara lengkapdan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran/kenyataan,estetis, etis maupun nilai religius. Hal ini dapat dibuktikandari sila-sila Pancasila dari sila yang pertama sampai dengankelima yang tersusun secara sistematis, hierarkhis dan bulatutuh.

Page 71: Pancasila

71

iii. Nilai-nilai Pancasila juga mempunyai sifat objektif dansekaligus sifat subjektif.Objektif, berarti sesuai dengan objeknya, umum, danuniversal yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Rumusandari sila-sila Pancasila itu sendiri menunjukkan adanya sifat-sifat yang abstrak, umum dan universal. Inti dari nilai-nilaiPancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupanbangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain, baikdalam adat, kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan, maupundalam hidup keagamaan dan lain-lainnya.Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,dimana Pembukaan menurut Ilmu Hukum, memenuhi syaratsebagai pokok kaidah negara yang fundamental, tidak dapatdiubah oleh orang atau lembaga manapun kecuali pembentuknegara, in casu PPKI yang sekarang sudah tidak ada lagi. Iniberarti nilai-nilai Pancasila akan abadi dan objektif.Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (diperkuat olehKetetapan MPR No. V/MPR/1973 jo. Ketetapan MPR No.ix/MPR/1978) tetap berlaku, yang di dalamnya ditegaskan,bahwa Pembukaan UUD 1945 (yang dijiwai Pancasila) tidakdapat diubah secara hukum, juga tidak dapat diubah olehMPR hasil Pemilu, karena mengubah Pembukaan UUD 1945berarti membubarkan negara (yang diproklamirkan tanggal 17Agustus 1945).Subjektif, yaitu nilai-nilai Pancasila juga bersifat dalam artikeberadaan nilai-nilai itu bergantung pada bangsa Indonesiasendiri. Penjelasannya adalah sebagai berikut : Nilai-nilaiPancasila timbul dari bangsa Indonesia, sebagai hasilpenilaian dan pemikiran filsafat bangsa Indonesia.Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup)bangsa Indonesia yang paling sesuai, yang diyakini bangsaIndonesia sebagai petunjuk yang paling baik, benar, adil danbijaksana dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara. Nilai-nilai Pancasila mengandung keempat macam

Page 72: Pancasila

72

nilai kerohanian seperti disebut di atas, yang manifestasinyasesuai dengan sifat budi nurani bangsa Indonesia.Nilai-nilai Pancasila itu bagi bangsa Indonesia menjadilandasan atau dasar serta motivasi segala perbuatannya, baikdalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupankenegaraan.Dengan perkataan lain, nilai-nilai Pancasila yang merupakandas Sollen diwujudkan menjadi das Sein (kenyataan).

4. Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasilaa Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.

Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung suatu pengertian,kepercayaan dan keyakinan dari bangsa Indonesia tentangadanya Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Tunggal, sebabpertama dari segala sesuatu (causa prima); Maha Kuasa danlain-lain sifatnya yang Maha Sempurna. Ketaqwaan bangsaIndonesia ajaran-ajaran-Nya. Karena itu bangsa Indonesiapercaya bahwa Sila Ketuhanan Yang Maha Esa akanmemberi bimbingan dalam segala gerak cara dan wujudmasyarakat yang makmur dan berkeadilan sosial yang dicita-citakan.Selanjutnya Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkansifat bangsa Indonesia yang percaya bahwa ada kehidupanlain di masa nanti setelah kehidupan kita di dunia sekarang.Hal ini memberikan dorongan untuk mengejar nilai-nilai yangdianggap luhur yang akan membuka jalan bagi kehidupanyang baik di masa yang akan datang (akhirat).Hal ini menyebabkan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esadianggap sebagai sumber pokok dari nilai-nilai kehidupanbangsa Indonesia, termasuk sumber pokok atau norma dasardari segala peraturan-peraturan masyarakat, yang mengaturhubungan antara manusia dengan manusia, baik sebagaiperseorangan maupun sebagai anggota kelompok masyarakat,dan hubungan antar umat dan penciptanya.

Page 73: Pancasila

73

Atas dasar pikiran dan keyakinan inilah, maka pengakuanbangsa Indonesia terhadap hak-hak azasi manusia, yanghakikatnya bersumber pula pada prinsip Ketuhanan YangMaha Esa, yang sebagai pencipta manusia di dunia ini yangtelah membekalinya dengan sejumlah hak-hak azasi semenjakia dilahirkan, seperti hak hidup, hak menyatakan pendapat,hak untuk mencapai tingkat hidup yang lebih layak, hakuntuk memeluk agamanya menurut keyakinan dankepercayaan masing-masing dan lain-lain (sebagaimanatersebut aturan-aturan tentang hubungan berbangsa danbernegara dalam Pasal 27, 31, 32, 33 dan 34 UUD 1945).Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa juga dinyatakanoleh bangsa Indonesia di dalam Pembukaan UUD 1945 alineaketiga yang berbunyi : “atas berkat rahmat Allah Yang MahaKuasa … maka rakyat Indonesia menyatakan dengan inikemerdekaannya”. Hal ini mengandung suatu pengertian,bahwa kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesiasemata-mata bukan sekedar hasil perjuangan, lebih dari itusesungguhnya karena berkat rahmat dari Tuhan Yang MahaEsa.Selanjutnya Pasal 29 UUD 1945 : Ayat (1) menyatakan“Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.Kalimat ini mengandung (nilai-nilai pengertian akanpengakuan) ketaqwaan dan keimanan bangsa dan manusiaIndonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang bersifat kekal,berdiri sendiri, Maha Kuasa, Maha Tahu dan lain-lain sifatyang Maha Sempurna. Selanjutnya ayat (2) menyatakan“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untukmemeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadatmenurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Hal ini berarti :

1. bahwa negara tidak hanya memberi kebebasan tetapi jugaperlindungan, pengamanan kepada setiap pemeluk agama,yang agamanya telah diakui oleh nehara, untuk memeluk,

Page 74: Pancasila

74

memelihara dan menyebarkan agama serta kepercayaanyang telah diwahyukan Tuhan kepada utusan-utusan-Nya;

2. sebaliknya, dari para pemeluk masing-masing agama dankepercayaan yang resmi, diharapkan dapat menahandirinya dengan jalan saling menjaga, saling menghormatisatu sama lain dengan cara memelihara dan membinakerukunan umat beragama, sehingga dari kerukunan inidiharapkan dapat berkembang usaha bersamamenjalankan pembangunan dan kemajuan yang dibimbingoleh Ketuhanan Yang Maha Esa;

3. akhirnya Pasal 29 ayat (2) tersebut mengandungpengertian bahwa pemerintah akan melarang danmembendung semua bentuk aktivitas yang bersifat antiagama, juga semua bentuk aktivitas yangmenyelewengkan atau meniadakan kepercayaan kepadaTuhan Yang Maha Esa.

b Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan BeradabPerkataan “Kemanusiaan” dalam sila kedua ini, berarti : sifat-sifat manusia yang menunjukkan ciri-ciri khas atauidentitasnya manusia itu sendiri. Seperti sifat manusia sebagaimakhluk yang berakal dan berbudi, yang memilikikemampuan cipta, rasa dan karsa, dan lain-lain sifat yangluhur. Maka “Kemanusiaan Indonesia”, seperti yangdimaksud sila kedua secara keseluruhan mempunyai arti :bahwa sifat manusia (Indonesia) adalah memperlakukanmanusia lain secara adil, tidak sewenang-wenang, perlakuanhanya bisa dilaksanakan karena telah mencapai peradabanyang sudah tinggi nilainya.Itulah sebabnya mengapa sila Kemanusiaan yang adil danberadab mewajibkan kepada manusia (Indonesia), untuksenantiasa menunjung tinggi norma-norma hukum dan moralhingga memperlakukan sesama manusia, bahkan makhluk-makhluk hewani secara adil dan beradab, menurut norma-norma tersebut.

Page 75: Pancasila

75

Pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 mewujudkan silakedua ini lebih konkrit mengenai hak-hak azasi warganegaradan penduduk seperti tercantum dalam Pasal 27, 28, 29, 30,31 dan 34 yang antara lain berbunyi : Tiap-tiap warganegaraberhak atas pekerjaan/penghidupan yang layak bagikemanusiaan; berhak atas jaminannya kemerdekaanberserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisandan tulisan dan sebagainya; berhak atas terpeliharanya fakirmiskin dan anak-anak terlantar oleh negara.

c Sila Ketiga : Persatuan IndonesiaPersatuan Indonesia berarti persatuan bangsa Indonesia yangmendiami wilayah Indonesia. Maksudnya ialah, bahwa rakyatIndonesia sebagai keseluruhan mempunyai tempat tersendiridi atas bumi ini, sebagai tanah air dan tumpah darahnya.Persatuan Indonesia mempunyai arti yang cukup luas dan inidiilhami oleh adanya “Sumpah Pemuda” pada tanggal 28Oktober 1928 sebagai salah satu bukti kesadaran dalamberbangsa, yang berbunyi :

“Satu Bangsa - Bangsa Indonesia”“Satu Tanah Air - Tanah Air Indonesia”“Satu Bahasa - Bahasa Indonesia”

Dengan demikian dapat diartikan bahwa sila ini tidakmenghendaki adanya perpecahan baik sebagai bangsa,maupun sebagai negara. Hal ini telah dinyatakan pula sebagaikarunia Tuhan, hingga bagi bangsa Indonesia telah menjadisuatu kenyataan yang memang sudah seharusnya. Karena itu,walaupun bangsa Indonesia terdiri atas bermacam-macamsuku dan keturunan bangsa, berdiam di atas suatu wilayahluas yang terdiri dari beribu-ribu pulau, tetapi karena sifatkesatuan ini, maka tidak dapat dibagi-bagi, jadi utuh, satu dantidak terpecah-pecah utuh menyeluruh.

Page 76: Pancasila

76

Persatuan Indonesia ini bukanlah suatu faktor yang statis,tetapi merupakan suatu faktor yang dinamis dalam kehidupanke arah pematangan persatuan nasional. Sebab tingkatpematangan dari persatuan nasional atau bangsa tersebut,barulah mencapai puncaknya dan wujudnya yang konkritdalam bentuk Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesiapada tanggal 17 Agustus 1945. Adapun makna dariProklamasi Kemerdekaan tersebut, ialah bahwa :1) Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan seterusnya;2) Bangsa Indonesia mendirikan Negara Kesatuan Republik

Indonesia;3) Bangsa Indonesia akan mewujudkan kesejahteraan hidup

dan turut serta dalam menyelenggarakan perdamaiandunia.

Ketiga hal inilah merupakan benar-benar perwujudandaripada Persatuan Nasional.Nasionalisme sebagai salah satu aspek atau segi PersatuanIndonesia, dinyatakan dalam Penjelasan Umum UUD 1945dengan kata-kata, bahwa “Negara mengatasi segala fahamgolongan, mengatasi segala faham perseorangan, Negaramenurut pengertian Pembukaan itu menghendaki persatuan,meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya”.Nasionalisme Indonesia tidak saja mengatasi faham,golongan, suku bangsa dan lain-lain, tetapi juga membinatumbuhnya persatuan dan kesatuan, sebagai suatu bangsayang utuh dan tidak terpecah-pecah.Nasionalisme Indonesia bukan merupakan suatu nasionalismeyang sempit, yang sering dinamakan chauvinisme, yangselalu mengagung-agungkan bangsanya sendiri. Sikap yangdemikian ini akan menyebabkan sikap agresif dan sifatmenjajah, suka memandang rendah bangsa lain yang akhirnyamenumbuhkan sifat rasialisme. Jadi nasionalisme Indonesiabukanlah nasionalisme yang sempit, tetapi nasionalisme yang

Page 77: Pancasila

77

dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa danKemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

d Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh HikmatKebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / PerwakilanSila keempat ini mempunyai arti, bahwa rakyat dalammenjalankan kedaulatan/kekuasaannya, melalui sistemperwakilan.Sedangkan keputusan-keputusan diambil dengan musyawarahyang dipimpin oleh (rasio) yang sehat serta penuh rasatanggungjawab, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupunkepada rakyat yang diwakilinya.Sila Kerakyatan ini merupakan sendi penting daripada azaskekeluargaan, karena Pancasila sendiri tidaklah lahir darisumber asing, tetapi digali dari sifat kepribadian Indonesia,yaitu kekeluargaan yang harmonis, dimana terdapat adanyakeseimbangan antara kepentingan individu dengankepentingan keseluruhan atau masyarakat.Sila keempat ini menjadi azas/prinsip daripada demokrasiPancasila, yang digambarkan sebagai suatu faham demokrasi,yang bersumber, berasal dari pandangan hidup bangsaIndonesia, dan digali dari kepribadian bangsa Indonesiasendiri.Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 memuat norma dasar ataulandasan pokok daripada Demokrasi Pancasila, yangberbunyi: “Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukansepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”. Iniberarti, bahwa permusyawaratan dari rakyat harus dilakukanmelalui badan-badan perwakilan yang telah ditentukan olehUUD 1945, seperti MPR, DPR dan DPRD.Demokrasi Pancasila hanya bisa diwujudkan melaluimusyawarah dan mufakat, yang prinsipnya adalah sebagaiberikut :1) bahwa hakikat dari musyawarah untuk mufakat adalah

bersumber kepada faham Kerakyatan yang dipimpin oleh

Page 78: Pancasila

78

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan;

2) bahwa untuk memutuskan sesuatu haruslah berdasarkankehendak rakyat dengan melalui hikmat kebijaksanaan,yang artinya, haruslah senantiasa berdasarkan pikiran ataurasio yang sehat dengan pula mempertimbangkanpersatuan dan kesatuan bangsa dan kepentingan umum;

3) bahwa tujuan akhir daripada tata cara musyawarah di atasdimaksudkan untuk mencapai keputusan berdasarkankebulatan pendapat atau mufakat.

Lalu bagaimana kalau keputusan berdasarkan musyawarahmufakat tersebut tidak bisa dicapai?Prinsipnya dalam Demokrasi Pancasila, memang berlakumusyawarah untuk mencapai mufakat. Tetapi bila keputusanberdasarkan mufakat di atas tidak mungkin diusahakan baikkarena pendirian dari sebagian peserta tidak mungkindidekatkan lagi, maupun karena waktunya memangmendesak, maka barulah diambil keputusan berdasarkansuara terbanyak, yang mana memang diperbolehkan UUD1945 Pasal 2 ayat (3) dan Pasal 6 ayat (2) UUD 1945menyatakan bahwa “Segala keputusan MPR ditetapkandengan suara terbanyak, dan bahwa Presiden dan WakilPresiden dipilih oleh MPR dengan suara terbanyak”.Ini berarti bahwa UUD 1945 tidak melarang, bahkanmembolehkan dan memungkinkan sistem suara terbanyakdigunakan. Namun dalam pelaksanaannya, penentuan dengansuara terbanyak melalui voting adalah upaya terakhir.

e Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat IndonesiaSila Keadilan Sosial ini berarti, bahwa keadilan tersebutberlaku di segala bidang kehidupan masyarakat, baik materiilmaupun spirituil. Maksudnya, bahwa setiap orang Indonesiamendapat perlakuan yang adil, baik di bidang hukum, politik,sosial, ekonomi, kebudayaan dan bidang-bidang lain. Adapun

Page 79: Pancasila

79

perwujudan dan pelaksanaan daripada Keadilan Sosial tidakbisa dilepaskan dari tujuan dan cara-cara mencapai tujuantersebut. Salah satu jalan yang dipandang paling ampuhdalam pelaksanaan sila kelima ini ialah, jalan melalui azaskekeluargaan yang selaras (harmonis). Sebab kekeluargaanmerupakan suatu azas yang digali dari sifat-sifat kepribadianbangsa Indonesia sendiri. Maka untuk mencapai keadilansosial ini, kita harus menempuh cara-cara kekeluargaan dibidang materiil (kebendaan) maupun di bidang spirituil(kerohanian).1) Bidang Materiil : Pasal 33 ayat (1), (2), dan (3) UUD

1945 menggambarkan tujuan Pembangunan Nasional kitaadalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil makmuryang merata, baik materiil maupun spirituil berdasarkanPancasila.Pasal 33 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Perekonomiandisusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azaskekeluargaan”, memuat azas demokrasi ekonomi. Artinyademokrasi ekonomi ini mencita-citakan agar produksidikerjakan oleh semua dan untuk semua, di bawahpimpinan dan pengawasan anggota masyarakat. Denganmaksud, agar kemakmuran masyarakatlah yangdiutamakan dan bukan kemakmuran perseorangan.Akhirnya pasal ini berkesimpulan, bahwa bagi rakyatyang umumnya tidak bermodal, maka bentuk koperasimerupakan bentuk perusahaan yang paling sesuai danpaling baik untuk menjalankan usaha-usaha ekonominya.Pasal 33 ayat (2) menyatakan bahwa “Cabang-cabangproduksi yang penting bagi negara dan menguasai hajathidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Perkataan“dikuasai” disini bukanlah berarti, dimiliki, tetapi suatupengertian, bahwa Negara diberi wewenang untukmengatur dan menyelenggarakan penggunaan cabang-cabang produksi yang dianggap menguasai hajat hiduporang banyak.

Page 80: Pancasila

80

Sedangkan cabang-cabang produksi yang kurang vital,dapat diserahkan kepada badan-badan atau perusahaanswasta, dengan pengaturan dan bimbingan yang baik daripemerintah.Badan-badan swasta tersebut dapat turut aktif membantuterwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.Pasal 33 ayat (3) manyatakan, bahwa “Bumi dan air sertakekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasaiNegara dan dipergunakan sebesar - besarnya untukkemakmuran rakyat”.Di sini perkataan “dikuasai” berarti, bahwa Negaramengatur hak-hak yang dapat dimiliki oleh seseorang atasbumi, air, dan kekayaan alam tersebut, serta segalaperbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang yangbersangkutan dengan bumi, air dan kekayaan alam itu.Maksudnya “turut mengatur” disini, agar pemerintahakhirnya bisa mengusahakan tercapainya kemakmuranrakyat yang sebesar-besarnya.Akhirnya perlu dijelaskan, bahwa latar belakang seluruhPasal 33 ini ialah : disatu pihak harus dihindari sistem“freefight liberalism” yang bisa menumbuhkanpenghisapan terhadap manusia atau bangsa lain; sedang dilain pihak harus dihindarkan sistem “etatisme” ataudominasi di bidang ekonomi oleh negara besertaaparaturnya.

2) Bidang Spirituil : Pasal-pasal 31, 32 dan seterusnyadisebutkan : Keadilan Sosial yang hendak dicapai dibidang spirituil adalah keadilan yang menyangkut bidang-bidang kebudayaan, pendidikan, agama, kesehatan danlain-lain bidang. Hal tersebut dalam UUD 1945 diuraikanlebih lanjut yaitu :- Tentang bidang kebudayaan antara lain disebutkan,

bahwa “usaha kebudayaan harus menuju ke arahkemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak

Page 81: Pancasila

81

menolak bahan-bahan baku dari kebudayaan asingyang dapat dikembangkan atau memperkayakebudayaan, bangsa sendiri dan seterusnya”.

- Tentang pendidikan dikatakan, bahwa : tiap-tiapwarganegara berhak mendapat pengajaran danPemerintah mengusahakan dan menyelenggarakansatu sistem pengajaran nasional yang diatur denganundang-undang.Pendidikan hakikatnya merupakan suatu usaha yangsadar untuk mengembangkan kepribadian dankemampuan di dalam maupun di luar sekolah danberlangsung seumur hidup. Pendidikan berlangsungseumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkunganrumah-tangga, sekolah dan masyarakat.Karena itu pendidikan adalah tanggungjawab bersamaantara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

5. Empat Puluh Lima Butir Nilai untuk Pedoman, Penghayatandan Pengamalan Pancasila

a. Sila Kesatu : Ketuhanan Yang Maha Esa1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan

ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa;2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dankepercayaannya masing – masing menurut dasarkemanusiaan yang adil dan beradab;

3) Mengembangkan sikap hormat menghormati danbekerjasama antara pemeluk agama dan penganutkepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan YangMaha Esa;

Page 82: Pancasila

82

4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umatberagama dan berkepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa;

5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esaadalah masalah yang menyangkut hubungan pribadimanusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayaidan diyakininya;

6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasanmenjalankan ibadah sesuai dengan agama dankepercayaan masing-masing;

7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaanterhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

b. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab1) Mengakui memperlakukan manusia sesuai dengan harkat

dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan

kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakansuku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya;

3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;4) Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira;5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap

orang lain;6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;8) Berani membela kebenaran dan keadilan;9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari

seluruh umat manusia;10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan

bekerjasama dengan bangsa lain.

c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta

kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai

Page 83: Pancasila

83

kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dangolongan;

2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negaradan bangsa apabila diperlukan;

3) Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa;4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan

bertanah air Indonesia;5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar

Bhinneka Tunggal Ika;7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan

bangsa.

d. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh HikmatKebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan1) Sebagai warganegara dan warga masyarakat, setiap

manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dankewajiban yang sama;

2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan

untuk kepentingan bersama;4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh

semangat kekeluargaan;5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan

yang dicapai sebagai hasil masyawarah;6) Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima

dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah;7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama

di atas kepentingan pribadi atau golongan;8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai

dengan hati nurani yang luhur;9) Keputusan yang diambil harus dapat

dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YangMaha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat

Page 84: Pancasila

84

manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan,mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentinganbersama;

10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yangdipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.

e. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh RakyatIndonesia1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dankegotong-royongan;

2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama;3) Menjaga keseimbangan antata hak dan kewajiban;4) Menghormati hak orang lain;5) Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar

dapat berdiri sendiri;6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang

bersifat pemerasan terhadap orang lain;7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat

pemborosan dan gaya hidup mewah;8) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang

bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum;9) Suka bekerja keras;10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat

bagi kemanusiaan dan kesejahteraan bersama;11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan

kemajuan yang merata dan keadilan sosial.

Page 85: Pancasila

85

BAB VIIPENGAMALAN PANCASILA

1. Bentuk Pelaksanaan PancasilaPancasila baik sebagai Dasar Negara maupun sebagai

Pandangan Hidup supaya mempunyai arti dan makna dalamkehidupan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara maka perlu pelaksanaannya.Pelaksanaannya baik oleh Pejabat/Penguasa negara maupun olehsetiap warganegara maupun penduduk Indonesia.

Jika pelaksanaan Pancasila tersebut dilakukan dengan penuhkesadaran dan rasa tanggungjawab, jadi bukan karena terpaksaatau merasa takut, maka pelaksanaan tersebut dinamakanpengamalan. Jadi bobot/nilai pengamalan lebih tinggi dari hanyapelaksanaannya.

Pelaksanaan/pengamalan Pancasila dibedakan dalam (dua)bentuk pelaksanaan, yaitu :a. Pelaksanaan Objektif;b. Pelaksanaan Subjektif.

Ad.a. Pelaksanaan Objektif, adalah pelaksanaan yang dilakukanoleh Penguasa negara yang berwenang dengan caramenjabarkan Pancasila tersebut ke dalam PeraturanPerundang-undangan (misalnya MPR menetapkanKetetapan MPR, DPR dan Presiden membuat Undang-Undang dan sebagainya).Pelaksanaan objektif Pancasila sebagai Dasar Negaramutlak harus dilakukan, sedangkan pelaksanaan objektifPancasila sebagai Pandangan Hidup tdak mutlak harusdilakukan. Pemerintah (Orde Baru) pernah merasa perlumaka dikeluarkanlah Ketetapan MPR No. II/MPR/1978tentang P-4 (Ekaprasetia Pancakarsa) yang sekarang telah

Page 86: Pancasila

86

dicabut. Dengan demikian dicabutnya TAP tentang P-4tersebut adalah tidak menjadi masalah, karena tidakmutlak harus ada.

Ad.b. Pelaksanaan Subjektif, adalah pelaksanaan yang harusdilakukan oleh setiap warganegara Indonesia (dimanapunia berada) dan penduduk dengan cara mematuhimelaksanakan setiap peraturan perundang-undangan yangada. Sebagai Dasar Negara maka setiap warganegarawajib taat kepada semua peraturan yang bersumber padaPancasila yang berfungsi sebagai “Sumber dari segalasumber hukum”. Sebagai Pandangan Hidup setiapwarganegara hendaknya bersikap dan bertingkahlakusesuai dengan norma-norma luhur Pancasila.

2. Pengamalan Pancasila sebagai Dasar NegaraPengamalan Pancasila berarti, pelaksanaan Pancasila dalam

wujud tingkah laku, tindak tanduk atau perbuatan-perbuatan yangnyata. Dasar Negara berarti, peraturan-peraturan pokok yangdigunakan sebagai landasan untuk mengatur kehidupan negara,Pengamalan Pancasila sebagai Dasar Negara berarti PelaksanaanPancasila dalam wujud tingkah laku, tindak tanduk ataupunperbuatan-perbuatan sesuai dengan peraturan perundang yangberlaku dalam negara bangsa Indonesia. Pengamalan Pancasilasebagai Dasar Negara mengandung keharusan-keharusan ataupunlarangan-larangan yang harus dilaksanakan oleh setiapwarganegara, baik pejabat maupun masyarakat pada umumnya.Sebab, pengamalan Pancasila sebagai dasar negara mengadungsanksi-sanksi hukum. Artinya bilamana tingkah laku, tindaktanduk ataupun perbuatan-perbuatan bangsa Indonesiabertentangan dengan Pancasila sebagai Dasar Negara, makabangsa Indonesia dikenai sanksi hukum.

Pancasila sebagai Dasar Negara, berarti pula Pancasilasebagai Norma Dasar Republik Indonesia. Perkataan “NormaDasar” terdiri dari kata “Norma”, yang berarti “Hukum” atau

Page 87: Pancasila

87

“Kaidah” dan kata “Dasar”, yang berarti “Pokok” atau“Pondamen”, jadi Norma Dasar berarti hukum pokok atau kaidahpokok. Karena itu yang dimaksud dengan Pancasila sebagaiNorma Dasar Negara Republik Indonesia ialah Pancasila yangmenjadi hukum pokok dalam negara bangsa Indonesia. Artinya,semua peraturan perundangan yang berlaku dalam negara bangsaIndonesia bersumber pada Pancasila dan sah berlaku jika tidakbertentangan dengan Pancasila. Dengan pengertian tersebut,maka Pancasila merupakan “Sumber dari segala sumber hukum”.

Oleh karena itu semua peraturan perundangan di NegaraRepublik Indonesia adalah bersumber pada Pancasila, makasetiap warganegara yang menjalankan dan mematuhi semuaperaturan yang ada secara teoritis ia telah mengamalkanPancasila sebagai Dasar Negara. Sebagai Dasar Negara,pengamalan Pancasila pada hakikatnya adalah merupakanpenjabaran nilai-nilai Pancasila di dalam berbagai ketentuannegara guna pengaturan pelaksanaan berbagai macam pola danbidang kehidupan, agar benar-benar sesuai dan dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, yaitu :

Pertama, nilai Pancasila yang termaktub di dalam PembukaanUUD 1945 telah dijabarkan secara merata pada pasal-pasal dalamBatang Tubuh UUD 1945;

Kedua, jabaran nilai Pancasila yang termaktub dalam pasal-pasaltersebut dijabarkan lebih lanjut di dalam ketetapan-ketetapanMPR, termasuk di dalamnya Ketetapan mengenai Garis-garisBesar Haluan Negara (GBHN), yang merupakan pedomanpelaksanaannya;

Ketiga, jabaran yang merupakan pedoman pelaksanaan tersebut,masih diperlukan lagi adanya penjabaran lebih jauh/lanjut danterperinci yang mengatur pelaksanaan seluruh bidang kegiatandalam kehidupan;

Page 88: Pancasila

88

Keempat, setelah kesemuanya diatur berdasarkan Pancasilaseperti tersebut di atas, diperlukan partisipasi dari seluruh wargamasyarakat untuk mematuhinya, mengembangkan danmengamankannya. Hanya dengan jalan demikianlah, makapengamalan Pancasila ini dapat berhasil, karena di dalamnyaterlibat secara dinamis serta bersama-sama Pemerintah danseluruh warga masyarakat.

3. Pengamalan Pancasila sebagai Pandangan HidupMengingat bahwa Pancasila di samping sebagai Dasar Negara

juga merupakan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, yangberarti dipergunakan sebagai pedoman hidup dalam hidup sehari-hari; maka ia meliputi hal-hal yang sangat luas, termasuk bidangkerohanian. Seperti telah disebut di atas, sebagai pedoman MPRpernah mengeluarkan Ketetapan No. II/MPR/1978 tentang P-4,namun ketetapan tersebut sudah dicabut.

Pangkal tolak penghayatan dan pengamalan Pancasila ialahkemauan dan kemampuan manusia Indonesia dalammengendalikan diri dan kepentingannya agar dapat melaksanakankewajibannya sebagai warganegara dan warga masyarakat.

Dengan kesadaran dan pangkal tolak yang demikian tadi,maka sikap hidup manusia Pancasila adalah :

a. Kepentingan pribadinya tetap diletakkan dalam kesadarankewajiban sebagai makhluk sosial dalam kehidupanmasyarakatnya;

b. Kewajibannya terhadap masyarakat dirasakan lebih besar darikepentingan pribadinya.

Karena merupakan pengamalan Pancasila, maka dalammewujudkan sikap hidup tadi manusia dituntut oleh kelima siladari Pancasila, yaitu – Oleh rasa Ketuhanan Yang Maha Esa, olehrasa perikemanusiaan, yang adil dan beradab, oleh kesadaranuntuk memperkokoh persatuan Indonesia, oleh sikap yangmenjunjung tinggi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

Page 89: Pancasila

89

kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dan untukmewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pengamalan Pancasila tidak lain bertujuan mewujudkankehidupan pribadi dan kehidupan bersama yang kita cita-citakan,kehidupan yang kita anggap baik. Dan untuk merasakankehidupan yang lebih baik itulah tujuan akhir dari pembangunanbangsa dan negara bangsa Indonesia. Sama halnya dengan bangsalain, bangsa Indonesia juga terdiri dari kelompok-kelompokmasyarakat besar dan kecil, setiap kelompok masyarakat darikeluarga-keluarga, dan setiap keluarga terdiri dari pribadi-pribadi. Karena itu membangun bangsa dan negara berdasarkanPancasila, berarti membangun manusia-manusia Pancasila.

4. Pengamalan Pancasila sebagai Paradigma Pembangunana. Pengertian Paradigma

Dalam beberapa kamus ditemukan beberapa pengertianparadigma, yaitu antara lain : Contoh, - Tasrip, - Teladan, -Pedoman. Dalam kamus ilmiah Populer, yang ditulis olehPius A. Partanto & MD AlBarry, terbitan : Arkola, Surabaya,disebutkan: Paradigma dipakai untuk menunjukkan GugusanSistem Pemikiran, Bentuk Kasus dan Pola Pemecahannya.

Berdasarkan kutipan tersebut di atas, dapatlahdisimpulkan pengertian Paradigma sebagai berikut :Paradigma adalah suatu pedoman dasar/pokok untuk dipakaidalam menghadapi segala aspek kehidupan dengan segalapermasalahannya untuk dipecahkan, sehingga tercapai suatutujuan.

b. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan NasionalSebagaimana telah disepakati, bahwa pengamalan

Pancasila melalui pelaksanaan Pembangunan Nasional,dalam rangka mencapai Tujuan Nasional. Tujuan Nasionalseperti ditegaskan dalam alinea ke-IV Pembukaan UUD1945, yang menjadi cita-cita Kemerdekaan Negara RepublikIndonesia.

Page 90: Pancasila

90

Cita-cita bangsa Indonesia tidak mungkin tercapai tanpapembangunan. Jadi, hanya pembangunanlah sarana untukmencapai cita-cita yang mulia, yang sekaligus menjadi tujuannasional itu. Selanjutnya sebagai petunjuk untuk melakukanpembangunan, perlu adanya rambu-rambu yang harus ditaati.Untuk itu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), sebagaipenjelmaan seluruh rakyat Indonesia, menetapkan norma-norma pembangunan itu dalam bentuk Garis-garis BesarHaluan Negara (GBHN).

Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatankualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang dilakukansecara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan Nasional,dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi serta memperhatikan tantangan perkembanganglobal. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadianbangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkankehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan,sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Pembangunan Nasional tersebut adalah dalam rangkamencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalamPembukaan UUD 1945.

Pembangunan nasional telah digariskan, bahwa semuaupaya pembangunan diusahakan mencapai hasil danpemerataan serta stabilitas di segala bidang, baik ideologi,politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dankeamanan.

Keseluruhan semangat, arah, dan garis pembangunandilaksanakan sebagai pengamalan semua sila Pancasila secaraserasi dan sebagai kesatuan utuh, yang meliputi :

1) Pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang antaralain mencakup tanggungjawab bersama dari seluruhgolongan beragama dan kepercayaan terhadap TuhanYang Maha Esa, untuk secara terus menerus dan bersama-sama meletakkan landasan spirituil, moral, dan etik yang

Page 91: Pancasila

91

kokoh bagi pembangunan nasional sebagai pengamalanPancasila;

2) Pengamalan Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,yang antara lain mencakup peningkatan martabat sertahak dan kewajiban asasi warganegara, serta penghapusanpenjajahan, kesengsaraan, dan ketidakadilan dari mukabumi;

3) Pengamalan Sila Persatuan Indonesia, yang antara lainmencakup peningkatan pembinaan bangsa di semuabidang kehidupan manusia, masyarakat, bangsa, dannegara, sehingga rasa kesetiakawanan semakin kuatdalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuanbangsa;

4) Pengamalan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yangantara lain mencakup upaya makin menumbuhkan danmengembangkan sistem politik demokrasi Pancasila yangmakin mampu memelihara stabilitas nasional uangdinamis, mengembangkan kesadaran dan tanggungjawabpolitik warganegara, serta menggairahkan rakyat dalamproses politik;

5) Pengamalan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyatIndonesia, yang antara lain mencakup upaya untukmengembangkan pertumbuhan ekonomi yang cukuptinggi yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunandan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanyakemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh rakyatIndonesia dalam sistem ekonomi yang disusun sebagaiusaha bersama berdasar atas azas keseluruhan.

Nilai-nilai dasar yang telah diletakkan oleh para pendirinegara berupa Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila, danUUD 1945, merupakan nilai dasar yang menjadi sumbergagasan seluruh cipta, rasa, karsa, dan karya bagi segenapupaya dalam melanjutkan kepentingan dan tujuan nasional

Page 92: Pancasila

92

bangsa Indonesia. Dari nilai-nilai dasar ini dijabarkan lebihlanjut menjadi nilai instrumental, dan lebih lanjut menjadinilai-nilai praksis.

Nilai dasar Pancasila tidak boleh berubah, yang bolehberubah adalah nilai operasionalnya, yaitu nilai instrumentaldan nilai praksis yang merupakan pengamalan,pengembangan dan pengkaryaan dari nilai dasar.

GBHN merupakan Nilai Instrumental, sebagai landasanoperasional Pemnbangunan Nasional, ini berarti GBHNtersebut akan dijabarkan lebih lanjut ke dalam peraturan-peraturan lainnya sebagai peraturan pelaksanaan sepertiKeputusan Presiden dan seterusnya.

c. Visi dan MisiDalam beberapa GBHN disebutkan tentang hakikat

pembangunan nasional sebagai pembangunan manusiaIndonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesiaseluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan danpedoman pembangunan nasional.

Pembangunan nasional dilaksanakan merata diseluruhtanah air dan tidak hanya untuk suatu golongan atau sebagiandari masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat, serta harusbenar-benar dapat dirasakan seluruh rakyat sebagai perbaikantingkat hidup yang berkeadilan sosial, yang menjadi tujuandan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.

Sejalan dengan itu, tepatlah apabila dikatakan bahwatujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkansuatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata materiildan spirituil berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalamwadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasanaperi kehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamisdalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat,tertib dan damai. Dalam rangka melaksanakan pembangunannasional sebagai pengamalan Pancasila, maka bangsa

Page 93: Pancasila

93

Indonesia mempunyai Visi dan Misi, yaitu sebagai berikut(GBHN Tahun 1999) :

1) VisiTerwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalamwadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yangdidukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri,beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmupengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yangtinggi serta berdisiplin.

2) MisiUntuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan,ditetapkan misi sebagai berikut :a) Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;b) Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;c) Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam

kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kualitaskeimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang MahaEsa dalam kehidupan dan mantapnya persaudaraanumat beragama yang berakhlak mulia, toleran, rukundan damai;

d) Penjaminan kondisi aman, damai, tertib danketentraman masyarakat;

e) Perwujudan sistem hukum nasional, yang menjamintegaknya supremasi hukum dan hak azasi manusiaberlandaskan keadilan dan kebenaran;

f) Perwujudan kehidupan sosial budaya yangberkepribadian, dinamis, kreatif, dan berdayatahanterhadap pengaruh globalisasi;

Page 94: Pancasila

94

g) Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatanekonomi nasional, terutama pengusaha kecil,menengah, dan koperasi dengan mengembangkansistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu padamekanisme pasar yang berkeadilan, berbasis padasumber daya alam dan sumber daya manusia yangproduktif, mandiri, maju, berdaya saing, berwawasanlingkungan dan berkelanjutan;

h) Perwujudan otonomi daerah dalam rangkapembangunan daerah dan pemerataan pertumbuhandalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

i) Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai olehmeningkatnya kualitas kehidupan yang layak danbermartabat, serta memberi perhatian padatercukupinya kebutuhan dasar, yaitu sandang, pangan,papan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja;

j) Perwujudan aparatur negara yang berfungsi melayanimasyarakat, profesional, berdayaguna, produktif,transparan, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

k) Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasionalyang demokratis dan bermutu guna memperteguhakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasankebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin danbertanggungjawab, berketrampilan serta menguasaiilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangkamengembangkan kualitas manusia Indonesia;

l) Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat,bermartabat, bebas dan proaktif bagi kepentingannasional dalam menghadapi perkembangan global.

Untuk melaksanakan pembangunan nasional, danberdasarkan visi dan misi tersebut di atas, maka perluadanya arah kebijaksanaan dalam segala bidang, yaitumeliputi : Hukum, Ekonomi, Politik (Politik DalamNegeri, Politik Luar Negeri Penyelenggara Negara, serta

Page 95: Pancasila

95

Komunikasi, Informasi dan Media Massa), Agama,Pendidikan, Sosial dan Budaya (Kesehatan danKesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Kesenian, danPariwisata, Kedudukan dan Peranan Perempuan, Pemudadan Olah Raga), Pembangunan Daerah, Sumber DayaAlam dan Lingkungan Hidup, Pertahanan dan Keamanan.

5. Aktualisasi Pancasila Dalam Aspek Ekonomia. Misi Pembangunan Ekonomi

Seperti dimaklumi, pembangunan nasional yang kitalaksanakan meliputi berbagai aspek, yaitu aspek ekonomi,sosial busaya, politik dan pertahanan dan keamanan.

Pembangunan ekonomi mempunyai kedudukan yangamat penting, karena keberhasilan di bidang ekonomi dapaymenyediakan sumber daya yang lebih luas bagi pembangunanbidang lainnya, yang amat penting bagi tercapainya tujuannasional melalui pembangunan nasional, sehinggaterwujudnya masyarakat yang adi, dan makmur meratamateriil dan spirituil, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Seperti telah disebutkan di depan, bahwa bangsaIndonesia mempunyai Visi dan Misi. Salah satu misi yaitu dibidang ekonomi sebagai : “Pemberdayaan masyarakat danseluruh kekuatan ekonomi nasional terutama pengusaha kecil,menengah, dan koperasi, dengan mengembangkan sistemekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasaryang berkeadilan, berbasis pada sumber daya alam dansumber daya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdayasaing, berwawasan lingkungan, berkelanjutan”.

b. UUD 1945 dan Pembangunan di Bidang EkonomiUUD 1945 menegaskan di dalam Pembukaannya, bahwa

salah satu tujuan nasional adalah untuk memajukankesejahteraan umum.

Penegasan tersebut tidak terlepas dari pokok pikiran yangterkandung di dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu bahwa

Page 96: Pancasila

96

negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia.

Karena Pembukaan UUD 1945 beserta seluruh pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalamnya menjiwai BatangTubuh UUD 1945, maka tujuan itupun dijabarkan lebih lanjutdalam pasal-pasal seperti di dalam Pasal 23, 27 serta Pasal 33.Namun demikian, di antara pasal-pasal tersebut yang palingpokok dan melandasi usaha pembangunan di bidang ekonomiadalah Pasal 33 UUD 1945.

Mengenai Pasal 33 ini, penjelasan UUD 1945 menyatakan: “Dalam Pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi,produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawahpimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat.Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukankemakmuran orang-seorang. Sebab itu perekonomian disusunsebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi.

Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi,kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabangproduksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajathidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak,tampuk produksi jatuh ke tangan orang-seorang yangberkuasa dan rakyat banyak yang ditindasnya.

Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hiduporang banyak boleh ada di tangan orang-seorang.

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalambumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab ituharus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pasal 33 UUD 1945 merupakan pasal yang amat pentingkarena pasal ini menjadi landasan dan pangkal tolak bagipembangunan ekonomi. Bahwa masalah perekonomiandicantumkan dalam satu pasal di bawah Bab mengenaiKesejahteraan Sosial, mempunyai makna yang dalam danmenunjukkan dengan jelas bahwa tujuan ekonomi nasional

Page 97: Pancasila

97

adalah untuk kesejahteraan sosial dan kemakmuran bagiorang banyak, dan bukan untuk orang-orang atau suatugolongan. Dalam Pasal 33 ini ditegaskan pula azas demokrasiekonomi dalam perekonomian Indonesia.

Berdasar Pasal 33 UUD 1945 tersebut dalam beberapaGBHN digariskan, bahwa pembangunan bidang ekonomididasarkan pada demokrasi ekonomi, dan karenanyamasyarakat harus memegang peranan aktif dalam kegiatanpembanguan. Sedangkan pemerintah berkewajibanmemberikan pengarahan dan bimbungan terhadappertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim yang sehatbagi perkembangan dunia usaha. Sebaliknya dunia usahaperlu memberikan tanggapan terhadap pengarahan danbimbingan serta menciptakan iklim tersebut dengan kegiatanyang nyata.

Pembangunan ekonomi harus selalu mengarah padamantapnya ekonomi nasional berdasarkan Pancasila danUUD 1945 yang disusun untuk mewujudkan DemokrasiEkonomi yang harus dijadikan dasar pelaksanaanpembangunan, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersamaberdasarkan atas azas kekeluargaan;

2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara danyang menguasai hajat orang banyak dikuasai oleh negara;

3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyatdikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

4) Sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan untukpermufakatan lembaga perwakilan rakyat, danpengawasan terhadap kebijaksanaannya ada padaLembaga Perwakilan Rakyat pula;

5) Perekonomian daerah dikembangkan secara serasi danseimbang antar daerah dalam satu kesatuan perekonomian

Page 98: Pancasila

98

nasional dengan mendayagunakan potensi dan peran sertadaerah secara optimal dalam rangka mewujudkanWawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;

6) Warganegara memiliki kebebasan dalam memilihpekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akanpekerjaan dan penghidupan yang layak abgi kemanusiaan;

7) Hak milik perseorangan diakui dan pemanfaatannya tidakboleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat;

8) Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warganegaradikembangkan sepenuhnya dalam batas yang tidakmerugikan kepentingan umum.

Dalam Demokrasi Ekonomi yang berdasarkan Pancasilaharus dihindarkan hal-hal sebagai berikut :

1) Sistem free fight liberalism yang menumbuhkaneksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain, yang dalamsejarahnya di Indonesia telah menimbulkan danmempertahankan kelemahan struktural ekonomi nasionaldan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia;

2) Sistem etatisme dalam arti bahwa negara beserta aparaturekonomi negara bersifat dominan, mendesak, danmematikan potensi serta daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara;

3) Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomipada satu kelompok, dalam berbagai bentuk monopoli danmonopsoni yang merugikan masyarakat dan bertentangandengan cita-cita keadilan sosial.

c. Arah Kebijakan Pembangunan di Bidang EkonomiDalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun

1999 – 2004, yaitu Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999,menetapkan arah kebijakan di bidang ekonomi sebagaiberikut :

Page 99: Pancasila

99

1) Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yangbertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan denganprinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhanekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitashidup, pembangunan berwawasan lingkungan danberkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang samadalam berusaha dan bekerja, perlindungan hak-hakkonsumen, serta perlakuan yang adil bagi seluruhmasyarakat;

2) Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil sertamenghindarkan terjadinya struktur pasar monopolistikdan berbagai struktur pasar yang distorsif, yangmerugikan masyarakat;

3) Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksiketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruhhambatan yang mengganggu mekanisme pasar, melaluiregulasi, layanan publik, subsidi dan insentif, yangdilakukan secara transparan dan diatur dengan undang-undang;

4) Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan ataskemanusiaan yang adil bagi masyarakat, terutama bagifakir-miskin dan anak-anak terlantar denganmengembangkan sistem dana jaminan sosial melaluiprogram pemerintah serta menumbuhkembangkan usahadan kreativitas masyarakat yang pendistribusiannyadilakukan dengan birokrasi yang efektif dan efisien sertaditetapkan dengan undang-undang;

5) Mengembangkan perekonomian yang berorientasi globalsesuai kemajuan teknologi dengan membangunkeunggulan kompetitif berdasarkan keunggulankomparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuaikompetensi dan produk unggulan di setiap daerah,terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan,pertambangan, pariwisata, serta industri kecil dankerajinan rakyat;

Page 100: Pancasila

100

6) Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secaraterkoordinasi dan sinergis guna menentukan tingkat sukubunga wajar, tingkat inflasi terkendali, tingkat kurs rupiahyang stabil realistis, menyediakan fasilitas publik yangmemadai dan harga terjangkau, serta memperlancarperizinan yang transparan, mudah, murah, dan cepat;

7) Mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikanprinsip transparansi, disiplin, keadilan, efisiensi,efektivitas, untuk menambah penerimaan negara danmengurangi ketergantungan dana dari luar negeri;

8) Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan,efisiensi, dan meningkatkan penerapan peraturanperundangan sesuai dengan standar internasional dandiawasi oleh lembaga independen;

9) Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeripemerintah untuk kegiatan ekonomi produktif yangdilaksanakan secara transparan, efektif dan efisien.Mekanisme dan prosedur peminjaman luar negeri barudengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan diaturdengan undang-undang;

10) Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, daninvestasi dalam rangka meningkatkan daya saing globaldengan membuka aksesibilitas yang sama terhadapkesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat danseluruh daerah melalui keunggulan kompetitif terutamaberbasis keunggulan sumber daya alam dan sumber dayamanusia dengan menghapus segala perlakuandiskriminatif dan hambatan;

11) Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dankoperasi agar lebih efisien, produktif dan berdaya saingdengan menciptakan iklim berusaha yang konduktif danpeluang usaha yang seluas-luasnya. Bantuan fasilitas darinegara diberikan secara selektif terutama dalam bentukperlindungan dari persaingan yang tidak sehat, pendidikan

Page 101: Pancasila

101

dan pelatihan, informasi bisnis dan teknologi, permodalandan lokasi berusaha;

12) Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien,transparan, dan profesional terutama yang usahanyaberkaitan dengan kepentingan umum yang bergerakdalam penyediaan fasilitas publik, industri pertahanan dankeamanan, pengelolaan aset strategis, dan kegiatan usahalainnya yang tidak dilakukan oleh swasta dan koperasi.Keberadaan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Negaraditetapkan dengan undang-undang;

13) Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentukketerkaitan usaha yang saling menunjang danmenguntungkan antara koperasi, swasta dan Badan UsahaMilik Negara, serta antara usaha besar, menengah dankecil dalam rangka memperkuat struktur ekonominasional;

14) Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasispada keragaman sumber daya bahan pangan,kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamintersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutuyang dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkaudengan memperhatikan tingkat pendapatan petani dannelayan, serta peningkatan produksi yang diatur denganundang-undang;

15) Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumberenergi dan tenaga listrik yang relatif murah dan ramahlingkungan dan secara berkelanjutan yang pengelolaannyadiatur dengan undang-undang;

16) Mengembangkan kebijakan pertanahan untukmeningkatkan pemanfaatan dan penggunaan tanah secaraadil, transparan, dan produktif dengan mengutamakanhak-hak rakyat setempat, termasuk hak ulayat danmasyarakat adat, serta berdasarkan tata ruang wilayahyang serasi dan seimbang;

Page 102: Pancasila

102

17) Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan saranadan prasarana publik, termasuk transportasi,telekomunikasi, energi dan listrik, dan air bersih gunamendorong pemerataan pembangunan, melayanikebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau, sertamembuka keterisolasian wilayah pedalaman danterpencil;

18) Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh danterpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dankemandirian tenaga kerja, peningkatan pengupahan,penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja dankebebasan berserikat;

19) Meningkatkan kuantitas dan kualitas kompetensi,perlindungan dan pembelaan tenaga kerja yang dikelolasecara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasitenaga kerja;

20) Meningkatkan penguasaan, pengembangan danpemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi termasukteknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha, terutamausaha kecil, menengah dan koperasi guna meningkatkandaya saing produk yang berbasis sumber daya lokal;

21) Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepatproses pengentasan masyarakat dari kemiskinan danmengurangi pengangguran, yang merupakan dampakkrisis ekonomi;

22) Mempercepat penyelematan dan pemilihan ekonomi gunamembangkitkan sektor riil terutama bagi pengusaha kecil,menengah dan koperasi melalui upaya pengendalian lajuinflasi, stabilitas kurs rupiah pada tingkat yang realistis,dan suku bunga yang wajar serta didukung olehtersedianya likuiditas sesuai kebutuhan;

23) Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaradengan mengurangi defisit angaran melalui peningkatandisiplin anggaran, pengurangan subsidi dan pinjaman luarnegeri secara bertahap, peningkatan penerimaan pajak

Page 103: Pancasila

103

progresif yang adil dan jujur, serta penghematanpengeluaran;

24) Mempercepat rekapitulasi sektor perbankan danrestrukturisasi utang swasta secara transparan agarperbankan nasional dan perusahaan swasta menjadi sehat,terpercaya, adil, dan efisien dalam melayani masyarakatdan kegiatan perekonomian;

25) Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama asetyang berasal dari likuiditas perbankan dan perusahaan,dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitassecara transparan dan pelaksanaannya dikonsultasikandengan Dewan Perwakilan Rakyat, pengelolaan asetnegara diatur dengan undang-undang;

26) Melakukan renegosiasi dan mempercepat restrukturisasiutang luar negeri bersama-sama dengan Dana MoneterInternasional, Bank Dunia, lembaga keuanganinternasional lainnya, dan negara donor denganmemperhatikan kemampuan bangsa dan negara, yangpelaksanaannya dilakukan secara transparan dandikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat;

27) Melakukan secara proaktif negosiasi dan kerjasamaekonomi bilateral dan multilateral dalam rangkameningkatkan volume dan nilai ekspor, terutama darisektor industri yang berbasis sumber daya alam, sertamenarik investasi finansial dan investasi asing langsungtanpa merugikan pengusaha nasional;

28) Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan UsahaMilik Daerah terutama yang usahanya berkaitan dengankepentingan umum. Bagi Badan Usaha Milik Negarayang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umumdidorong untuk privatisasi melalui pasar modal.

Arah kebijaksanaan pembangunan di bidang ekonomi iniyang merupakan bagian dari GBHN 1999 – 2004 dalampelaksanaannya dituangkan dalam Program Pembangunan

Page 104: Pancasila

104

Nasional Lima Tahun (PROPENAS) yang memuat uraiankebijakan secara rinci dan terukur yang ditetapkan olehPresiden bersama Dewan Perwakilan Rakyat.

Selanjutnya PROPENAS dirinci dalam RencanaPembangunan Tahunan (REPETA) yang memuat AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan ditetapkanPresiden bersama Dewan Perwakilan Rakyat.

Dengan demikian dapat diharapkan aktualisasi Pancasiladalam aspek ekonomi terwujud secara bertahap, sehinggasalah satu tujuan nasional, yaitu memajukan kesejahteraanumum terwujud.

6. Aktualisasi Pancasila Dalam Aspek Hukum dan Hak AzasiManusiaa. Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum

Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang SumberTertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan PeraturanPerundang-undangan Republik Indonesia, menyatakanbahwa: Pancasila merupakan “Sumber dari segala hukum”.

Selanjutnya menurut ketetapan MPRS tersebut di atasmengenai Pembukaan UUD 1945 dikatakan sebagai berikut :“Pembukaan UUD 1945 sebagai Pernyataan Kemerdekaanyang terperinci yang mengandung cita-cita luhur dariProklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan yang memuatPancasila sebagai Dasar Negara merupakan suatu rangkaiandengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan olehkarena itu tidak dapat dirubah oleh siapapun juga, termasukMPR hasil pemilihan umum, yang berdasarkan Pasal 3 danPasal 37 Undang-Undang Dasar berwenang menetapkan danmerubah UUD karena merubah isi Pembukaan berartipembubaran negara”.

Dalam kedudukannya yang dmikian tadi, PembukaanUUD 1945 merupakan dasar dari sumber hukum dari BatangTubuhnya.

Page 105: Pancasila

105

Dengan demikian semua Peraturan Perundang-undanganRepublik Indonesia, harus bersumber dan tidak bolehbertentangan dengan Pancasila sebagai Dasar Negara.

Adapun bentuk-bentuk perundang-undangan RepublikIndonesia menurut UUD 1945, ialah sebagai berikut :

1) UUD 19452) Ketetapan MPR3) Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang4) Peraturan Pemerintah5) Keputusan Presiden6) Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya, seperti :

- Peraturan Menteri- Instruksi Menteri- Dan lain-lain

b. Pembukaan UUD 1945 Mengandung Empat Pokok PikiranPembukaan UUD 1945 mengandung empat pokok

pikiran, yang apabila diamati tidak lain merupakan sila-silaPancasila itu sendiri, yaitu sebagai berikut :

1) Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negarapersatuan adalah negara yang melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasisegala faham golongan dan perorangan, mengatasi segalaagama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Pokok pikiran ini jelas identik dengan sila ke-3 Pancasila;

2) Pokok pikiran kedua menyatakan, bahwa negarabertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatdalam rangka mewujudkan negara yang merdeka, bersatu,berdaulat, adil dan makmur.Dalam hal ini, negara berkewajiban memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

Page 106: Pancasila

106

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Pokok pikiran kedua ini identik dengan sila ke-5Pancasila;

3) Pokok pikiran ketiga menegaskan, bahwa negaraberkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan danpermusyawaratan/perwakilan. Negara Indonesiaberkedaulatan rakyat, mempunyai sistem pemerintahandemokrasi yang kita sebut demokrasi Pancasila.Ini jelas merupakan perwujudan Sila ke-4 Pancasila;

4) Pokok pikiran keempat menyatakan, bahwa negaraberdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasarkemanusiaan yang adil dan beradab. Negara Indonesiabukan negara atheis, tetapi bukan pula negara teokrasi.Negara Indonesia menjunjung tinggi keberadaan semuaagama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Hal ini merupakan perwujudan dari sila ke-1 dan ke-2Pancasila.

Jelaslah bagi kita, bahwa keempat pokok pikiran yangterkandung dalam Pembukaan UUD 1945 tidak lain memuatlima sila dari Pancasila. Mengapa urutan pokok-pokokpikiran tersebut tidak sama dengan rumusan Pancasila dalamalinea ke-4 Pembukaan UUD 1945, dapatlah dijelaskansebagai berikut :

Pokok-pokok pikiran tersebut berangkat dari pertanyaantentang dasar-dasar untuk membangun Indonesia merdeka.Modal dasar yang pertama tentu saja persatuan. Pokokpikiran ini sesuai dengan faham negara persatuan(integralistik, kekeluargaan) yang kita anut, yakni negarayang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya,yang mengatasi segala faham golongan dan fahamperseorangan. Pokok pikiran pertama ini merupakan syaratmutlak untuk membangun Indonesia merdeka itu, atautepatnya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh

Page 107: Pancasila

107

rakyat Indonesia (pokok pikiran kedua). Dalam rangkamewujudkan keadilan tersebut, harus dijunjung tinggi azaskedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan danpermusyawaratan/perwakilan (pokok pikiran ketiga).Akhirnya, tidak kalah pentingnya, bahwa semua yangdilaksanakan dan dihasilkan dalam pembangunan Indonesiamerdeka itu harus berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esamenurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (pokokpikiran keempat).

Empat pokok pikiran di atas, kemudian tercermin dalamPembukaan UUD 1945, yang susunannya dibuat dalam empatalinea. Pada alinea keempat, pokok-pokok pikiran itudicantumkan dalam suatu pola susunan yang filosofis,sehingga menjadi sistematis, hierarkis, dan bulat utuh.Susunan inilah yang menjadi dasar negara, Pancasila.

Lebih jauh lagi, dalam penjelasan UUD 1945 dituangkan,bahwa undang-undang dasar menciptakan pokok-pokokpikiran yang terkandung dalam Pembukaan dalam pasal-pasalnya. Kalimat dalam Penjelasan UUD 1945 tersebutsecara eksplisit menegaskan keterkaitan antara pokok-pokokpikiran dalam Pembukaan (yang tidak lain adalah Pancasila)dan Batang Tubuh UUD 1945 (tanpa mengabaikan pula bunyipenjelasannya).

Ini berarti, bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandungdalam Pembukaan UUD 1945 (Pancasila) dijelmakan dalampasal-pasal Batang Tubuh UUD 1945. Dengan demikian,apabila kita ingin menjabarkan lebih lanjut Pancasila, tidakdijabarkan langsung dari sila-sila itu, tetapi harus terlebihdahulu melalui Pembukaan dan pasal-pasal dalam BatangTubuh UUD 1945.

Page 108: Pancasila

108

c. Hak Azasi Manusia (HAM)Hak Azasi Manusia ialah hak-hak dasar yang dimiliki

pribadi manusia secara modrat. Ini berarti bahwa hak itumerupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia.Oleh karena hak azasi tidak dapat dipisahkan dari pribadimanusia.

Hak Azasi Manusia meliputi hak hidup, hak kemerdekaan(kebebasan), dan hak memiliki sesuatu. Hal ini kemudianberkembang menurut tingkat kemajuan kebudayaan.

Hingga dewasa ini, Hak Azasi Manusia itu meliputi berbagaibidang sebagai berikut :

1) Hak azasi pribadi, hak kemerdekaan memeluk agama,beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menyatakan pendapat, dan kebebasanberorganisasi atau berpartai politik;

2) Hak azasi ekonomi atau harta milik, yaitu hak dankebebasan memiliki sesuatu, baik membeli dan menjualsesuatu, dan hak mengadakan suatu perjanjian ataukontrak;

3) Hak azasi mendapatkan pengayoman dan perlakuan yangsama dalam keadilan hukum dan pemerintahan. Hak itudisebut hak persamaan hukum;

4) Hak azasi politik, yaitu hak diakui dalam kedudukansebagai warganegara yang sederajat. Oleh karena itu,setiap warganegara wajar mendapat hak ikut serta dalampemerintahan, yakni hak memilih dan dipilih, mendirikanpartai politik atau organisasi, serta mengadakan petisi dankritik atau saran;

5) Hak azasi sosial dan kebudayaan, yaitu hak kebebasanmendapat pendidikan dan hak mengembangkankebudayaan yang disukai;

Page 109: Pancasila

109

6) Hak azasi perlakuan tata cara peradilan dan perlindunganhukum, seperti hak mendapat perlakuan yang wajar danadil dalam penggeledahan (razia, penangkapan, peradilan,dan pembelaan hukum).

Bidang-bidang ini berkembang menurut kemajuan pemikirandan kebudayaan manusia. Misalnya, pada saat ini dikenaladanya hak melakukan atau tidak melakukan pengendaliankelahiran dalam rangka keluarga berencana. Ini berarti bahwaNegara menghormati kebebasan pribadi warganegaranya.Meskipun keluarga berencana tetap menjadi programpemerintah, pelaksanaannya tidak dapat dipaksakan kepadarakyat. Maka dalam hal ini, kesadaran setiap warganegarasendiri untuk melaksanakannya diharapkan.

Dengan demikian, warganegara menyadari kewajibannyadalam kehidupan bernegara, yang kondisinya sekarangmemerlukan pelaksanaan keluarga berencana demi masadepan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Hak azasi manusia tidaklah dapat dilaksanakan secara mutlak.Ini berarti bahwa pelaksanaannya harus berdasarkanketentuan yang berlaku seperti Undang-Undang Dasar danPeraturan Perundang-undangan lainnya.

Jika pelaksanaan mutlak, pastilah hak-hak azasi kita dapatmelanggar atau berbenturan dengan hak-hak azasi orang lain.Kita wajib menyadari bahwa hak-hak azasi kita berbatasandengan hak-hak azasi orang lain. Kesadaran akan adanyabatas dengan hak-hak azasi orang lain merupakan kewajiban.Dengan demikian, terdapat keseimbangan timbal-balik, yaknikesadaran akan hak dan kewajiban.

Perjuangan Penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) tidakhanya berlangsung dalam tataran nasional dari masing-

Page 110: Pancasila

110

masing negara, melainkan sudah pada tataran internasional.Hal ini telah terwujud dalam rumusan “Piagam PerserikatanBangsa-Bangsa” tahun 1945, dan “Deklarasi Sedunia tentangHak-hak Manusia” (Universal Declaration of Human Rights)tahun 1948.Indonesia yang sejak tahun 1950 menjadi anggotaPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ini tentu saja juga tidakmungkin melepaskan diri dari ikatan kewajiban hukuminternasional.

Sebenarnya dalam masyarakat Indonesia juga berkembangkesadaran akan hak azasi manusia, seperti dapat kita lihat dariperjuangan kemerdekaan oleh tokoh-tokoh pahlawan kitasepanjang zaman penjajahan. Hal ini merupakan buktikesadaran akan harga diri untuk membela hak azasi.Kesadaran ini telah berkembang sejak tahun 1908 yangberpuncak pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.Proklamasi ini kemudian dituangkan atau diPerinci di dalamPembukaan UUD 1945.

Oleh karena itulah, Pembukaan UUD 1945 merupakanintisari ajaran hak azasi manusia Indonesia. Pembukaan UUD1945 dapat kita katakan sebagai “Piagam Hak Azasi ManusiaIndonesia”.

Dengan demikian Aktualisasi Pancasila di bidang Hukum danHAM, terwujud dalam Pembukaan UUD 1945, kemudiantercermin atau terjabar dalam pasal-pasal Batang Tubuh UUD1945 yang menyuratkan dan menyiratkan pengakuan-pengakuan akan HAM.

Prinsip-prinsip atau dasar-dasar pikiran tentang hak-hakazasi manusia di dalam Pembukaan UUD 1945 secara garisbesar adalah sebagai berikut :

Page 111: Pancasila

111

1) Kemerdekaan Indonesia sesungguhnya adalah berkatrahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini adalah prinsipmeyakini dan mengakui bahwa kemerdekaan nasional dankemerdekaan pribadi warganegara Indonesia adalahanugrah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, bangsaIndonesia dan pribadi warganegaranya berkewajibanselalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2) Segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahIndonesia dilindungi. Ini berarti prinsip bahwakemerdekaan nasional mengayomi kemerdekaanwarganegara, segenap golongan, dan lapisan masyarakat;

3) Negara memajukan kesejahteraan umum danmencerdaskan kehidupan bangsa. Ini berarti prinsippengakuan dan jaminan hak-hak azasi kesejahteraansosial dan ekonomi serta sosial budaya warganegara;

4) Negara ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Iniberarti prinsip pengakuan hak-hak azasi manusia ataumenghormati kemerdekaan setiap bangsa di dunia,perdamaian hidup dan kesejahteraannya;

5) Negara Republik Indonesia adalah negara hukumberdasarkan Pancasila. Oleh karena itu, Lembaga Negaradan Pemerintah Indonesia berkewajiban menegakkanhukum dan keadilan demi hak-hak azasi warganegara,keadilan dan kebenaran.

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, dijabarkan hak azasiwarganegara dan kewajibannya dalam pasal-pasal BatangTubuh UUD 1945 yang merupakan pedoman dalammengamalkan jiwa, semangat, nilai dan isi ajaran Pancasilasebagai salah satu kesatuan yang bulat dan utuh.

Adapun uraian secara terperinci adalah sebagai berikut :

Page 112: Pancasila

112

1) Pasal 27 ayat (1) ayat (1) menyatakan : “Segalawarganegara bersamaan kedudukannya di dalam hukumdan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.Ini merupakan pengakuan dan jaminan hak kesamaansemua warganegara dalam hukum dan pemerintahan. Halini juga berarti bahwa semua warganegara, baik pejabatmaupun bukan pejabat, baik kaya maupun miskin harusmendapat perlakuan yang sama dalam bidang hukum.Dengan kata lain siapa yang bersalah harus dihukum.Meskipun demikian, tiap orang yang diadili tetapmempunyai hak membela diri yang dilakukan olehterdakwa sendiri atau oleh pembela. Kebebasan danjaminan membela hak azasi atau membela diri dipengadilan akan selalu kita saksikan dalam kehidupansehari-hari. Demikian pula halnya dengan bidangpemerintahan, siapapun boleh menjabat suatu jabatanpemerintahan asalkan memenuhi persyaratan jabatan itu.Sebaliknya, semua warganegara mempunyai kewajibanmentaati semua undang-undang dan peraturan-peraturannegara. Semua warganegara berkewajiban patuh dan taatkepada pemerintahan negara;

2) Pasal 27 ayat (2) menyatakan : “Tiap-tiap warganegaraberhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagikemanusiaan”.

Ini adalah pengakuan dan jaminan martabat manusia.Oleh karena itu, ia berhak memperoleh pekerjaan danmencapai penghidupan yang layak sebagai manusia.

Semangat dan isi Pasal 27 ini adalah pengamalan silakedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, silakeempat, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dansila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia. Kesadaran akan jaminan persamaan hak azasi

Page 113: Pancasila

113

mengakui hak manusia untuk mendapat kehidupan yanglayak, adil sejahtera;

3) Pasal 28 menyatakan : “Kemerdekaan berserikat danberkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dantulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.

Ini merupakan pengakuan dan jaminan hakkemerdekaan menyatakan pendapat atau pikiran dan hakmendirikan perkumpulan (partai, organisasi) danberserikat. Pelaksanaan hak-hak ini di dalam hidupbernegara diatur dengan undang-undang.

Semangat dan isi Pasal 28 itu merupakan pengamalansila kedua dan keempat, yaitu mengakui dan menjaminhak azasi manusia atas dasar kesamaan dalam bidangpolitik, organisasi, dan dalam pengajuan pendapat;

4) Pasal 29 ayat (2) menyatakan : “Negara menjaminkemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memelukagamanya masing-masing dan untuk beribadat menurutagama dan kepercayaannya itu”.

Ini merupakan pernyataan hak zasi pribadi dalammemilih dan memeluk, agama, sesuai dengankeyakinannya.

Semangat dan isi Pasal 29 ayat (2) merupakanpengamalan sila pertama, kedua dan keempat, sebabkesadaran beragama adalah wujud keyakinan terhadapKetuhanan Yang Maha Esa, pengakuan kesamaan hakmanusia atas dasar azas kemanusiaan yang adil danberadab. Pengakuan persamaan hak melaksanakanperibadatan merupakan wujud azas kerakyatan ataudemokrasi;

Page 114: Pancasila

114

5) Pasal 30 ayat (1) menyatakan : “Tiap-tiap warganegaraberhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaannegara”.

Pasal 30 ayat (2) menyatakan : “Syarat-syarat tentangpembelaan negara diatur dengan undang-undang”.

Pasal 30 tersebut merupakan pengakuan dan jaminanhak dan sekaligus kewajiban membela negara. Jadi,membela negara bukan saja merupakan suatu hakmelainkan juga merupakan kewajiban.

Semangat dan isi Pasal 30 itu merupakan pengamalansila kedua, ketiga dan keempat. Cinta bangsa dan tanahair, yang mendorong kita membela atau memperthankanNegara merupakan kewajiban luhur seorang warganegara;

6) Pasal 31 ayat (1) menyatakan : “Tiap-tiap warganegaraberhak mendapat pengajaran”. Pasal 31 ayat (2)menyatakan : “Pemerintah mengusahakan danmenyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yangdiatur dengan undang-undang”.

Ini merupakan pengakuan dan jaminan hakmemperoleh pengajaran. Dalam hubungan ini, kita dapatmenuntut Pemerintah agar mengadakan sekolah, baikumum maupun kejuruan, dengan mengingat kemampuanpembiayaan dan perlengkapan yang dapat disediakanPemerintah. Selanjutnya ayat (2) mewajibkan Pemerintahmengusahakan dan menyelenggarakan sati sistispengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”.

7) Pasal 32 menyatakan : “Pemerintah memajukankebudayaan nasional Indonesia”.

Pemerintah berkewajiban mengusahakan agarkebudayaan nasional dapat maju dan berkembang,sedangkan warganegara berhak ikut sertamengembangkan kebudayaan nasional itu sesuai dengankemampuan dan keinginan.

Page 115: Pancasila

115

Semangat dan sisi Pasal 31 dan Pasal 32 itumerupakan pengamalan sila kedua, keempat dan kelimakarena pasal-pasal itu menjamin hak azasi manusia dalambidang sosial dan budaya;

8) Pasal 33, ayat :a) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasarkan atas azas kekeluargaan;b) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara

dan yang menguasai hajat hidup orang banyakdikuasai oleh negara;

c) Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakanuntuk sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

Pasal 33 menunjukkan bahwa rakyat atau setiapwarganegara berhak ikut serta dalam kegiatanperekonomian yang diusahakan bersama, seperti koperasi.Disamping itu, rakyatpun berhak ikut menikmati hasil-hasil yang dicapai Pemerintah bersama rakyat dalampembangunan Negara sesuai dengan darma bhaktinyakepada Negara.

Semangat dan isi Pasal 33 adalah pengamalanPancasila sebagai kebulatan dengan keyakinan bahwaTuhan Yang Maha Esa menciptakan bumi dan isinyauntuk manusia. Oleh karena itu, semua warganegaraIndonesia berhak menikmatinya secara adil dan merata.Dengan demikian, wajarlah apabila bumi dan air sertakekayaan di dalamnya diatur oleh Negara;

9) Pasal 34 menyatakan : “Fakir miskin dan anak-anak yangterlantar dipelihara oleh Negara”.

Ini berarti Pemerintah berkewajiban memelihara fakirmiskin dan anak-anak terlantar, sesuai dengankemampuan dan pembiayaan yang dapat disediakannya.

Page 116: Pancasila

116

Dengan kata lain, fakir miskin dan anak-anak terlantarberhak dipelihara sesuai dengan kemampuan Pemerintah.

Semangat dan isi pasal itu merupakan pengamalanPancasila terutama sila pertama, kedua dan ketiga, yangberwujud cinta kepada sesama warganegara demikejayaan bangsa dan negara. Sila keempat dan kelimahanya mungkin terlaksana jika bangsa Indonesia dijiwaioleh Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini adalah jiwa danmoral Pancasila, yang dalam kehidupan kita sehari-haritampak dalam sikap kita dan pengamalan azas-azasnya,yang antara lain adalah sebagai berikut :

a) Mengakui harkat dan martabat manusia sebagaimakhluk Tuhan Yang Maha Esa;

b) Mengaku bahwa kita semua sama dan sederajat,mengemban kewajiban dan memiliki hak-hak yangsama, serta menghormati sesama manusia tanpamembedakan keturunan, agama, kepercayaan, jeniskelamin, kedudukan sosial, warna kulit, suku, ataubangsa;

c) Mengembangkan sikap saling cinta sesama manusia,sikap tenggang rasa, dan sikap tidak sewenang-wenang terhadap orang lain;

d) Selalu suka bekerjasama, hormat menghormati, danselalu berusaha menolong sesama manusia;

e) Mengembangkan sikap berani membela kebenarandan keadilan serta sikap jujur dan adil;

f) Menyadari bahwa manusia sama sederajatnyasehingga manusia Indonesia merasa dirinya sebagaibagian seluruh umat manusia.

Semua sikap ini dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa,yang menjadi landasan pengamalan azas-azas hak azasimanusia. Sikap dasar ini melandasi tindakan dan

Page 117: Pancasila

117

tingkahlaku bangsa Indonesia dalam pergaulan, baikdengan sesama warganegara maupun dengan bangsa lain.

7. Aktualisasi Pancasila Dalam Aspek Kesadaran Bela Negaraa. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RepublikIndonesia.

Undang-undang yang dirancang oleh Departemen Pertahanandan Keamanan dan Markas Besar TNI ini merupakankerangka yuridis dari penjabaran Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ke dalam bidang pertahanan dankeamanan. Undang-undang ini mengacu pada pasal-pasalUndang-Undang Dasar 1945, yaitu : Pasal 5 ayat (1), Pasal10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 17, Pasal 20 ayat (1) dan Pasal30.

Ada tiga hal penting dalam Undang-Undang No. 20Tahun 1982 tersebut, yaitu :1) Perlawanan Rakyat Semesta;2) Sistem Pertahanan Rakyat Semesta; dan3) Pengelolaan Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta.

Ad.1) Perlawanan Rakyat Semesta adalah kesadaran tekad,sikap dan pandangan seluruh rakyat Indonesia untukmenangkal, mencegah, menggagalkan dan menumpassetiap ancaman yang membahayakan NegaraKesatuan Republik Indonesia yang berdasarkanPancasila dan UUD 1945 dengan mendayagunakansegenap sumber daya nasional dan prasarana nasional.Dengan rumusan ini, tercerminlah kebersamaan danfaham integralistik dalam bidang pertahanan dankeamanan, bukan saja mengenai manusianya sendiri,tetapi juga dengan seluruh sumber daya dan prasarananasional. Amat penting dalam hubungan ini adalahkonsep bangsa Indonesia mengenai perang dan damai.

Page 118: Pancasila

118

Penjelasan UUD No. 20 Tahun 1982 menegaskan,bagi bangsa Indonesia, perang adalah jalan terakhirdan hanya dilakukan bila semua usaha untukpenyelesaian sengketa secara damai telah ditempuhdan ternyata tidak berhasil. Perang hanya dilakukandalam keadaan terpaksa untuk mempertahankankemerdekaan, kedaulatan, serta kepentingan nasionaldan sedapat mungkin diusahakan agar wilayahnasional tidak menjadi ajang perang. Hal iniselanjutnya menyebabkan bahwa pertahanankeamanan negara bersifat defensif aktif di bidangpertahanan, dan preventif aktif di bidang keamanan;

Ad.2) Untuk mewujudkan konsep tersebut di atas,disusunlah Sistem Pertahanan Keamanan RakyatSemesta, yaitu tatanan segenap komponen kekuatanpertahanan keamanan negara, yang terdiri dari rakyatsebagai komponen dasar, Angkatan Bersenjata besertaCadangan Tentara Nasional Indonesia sebagaikomponen utama, Perlindungan Masyarakat sebagaikomponen khusus, dan sumber daya alam, sumberdaya buatan, dan prasarana nasional sebagaikomponen pendukung.Peranan rakyat dalam sistem Pertahanan RakyatSemesta ini dicantumkan dengan jelas dalam Pasal 17UU No. 20 Tahun 1982 tersebut, yang bunyinyasebagai berikut :(1) Hak dan kewajiban warganegara yang diwujudkan

dengan keikutsertaan dalam upaya bela negaratidak dapat dihindarkan, kecuali menurutketentuan-ketentuan yang ditetapkan denganundang-undang;

(2) Upaya bela negara merupakan kehormatan yangdilakukan oleh setiap warganegara dengan secaraadil dan mewrata.

Page 119: Pancasila

119

Ad.3) Pengelolaan Pertahanan Keamanan Negara dilakukansecara nasional dan ditujukan untuk menjamin sertamendukung kepentingan nasional dan semuakebijaksanaan nasional. Presiden memegangkekuasaan tertinggi atas Tentara Nasional IndonesiaAngkatan Darat, Tentara Nasional IndonesiaAngkatan Laut, Tentara Nasional Indonesia AngkatanUdara, maupun atas pengelolaan pertahanankeamanan negara.Dalam menetapkan kebijaksanaan pertahanankeamanan negara, Presiden dibantu oleh DewanPertahanan Keamanan Nasional(WANHAMKAMNAS)

b. Undang-Undang No. 2 Tahun 1988 tentang Prajurit AngkatanBersenjata Republik Indonesia

Dalam undang-undang ini dibedakan antara prajuritsukarela dan prajurit wajib, serta prajurit yang berdinas purnawaktu dan yang berdinas penggal waktu, sehingga seluruhnyadikenal lima suku prajurit ABRI/TNI, yaitu :1) Prajurit sukarela berdinas purna waktu yang panjang,

disebut sebagai “Prajurit Karir”;2) Prajurit sukarela yang berdinas untuk waktu sekurang-

kurangnya 5 tahun disebut sebagai “Prajurit SukarelaDinas Pendek”;

3) Prajurit Sukarela penggal waktu, disebut sebagai “PrajuritCadangan Sukarela”;

4) Prajurit Wajib berdinas dua tahun penuh disebut sebagai“Prajurit Wajib”;

5) Prajurit Penggal Waktu selama-lamanya 5 tahun disebutsebagai “Prajurit Cadangan Wajib”.

Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1988 ini ada perubahanrumusan sumpah prajurit, khususnya hubungan antara prajuritdengan Pemerintah.

Page 120: Pancasila

120

Dalam rumusan baru ini, menjadi sebagai berikut :

Sumpah Prajurit

Demi Allah saya bersumpah/berjanji :1. Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik

Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

2. Bahwa saya akan tunduk kepada hukum dan memegangteguh disiplin keprajuritan;

3. Bahwa saya akan taat kepada atasan dengan tidakmembantah perintah atau putusan;

4. Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban denganpenuh rasa tanggungjawab kepada tentara dan NegaraKesatuan Republik Indonesia;

5. Bahwa saya akan memegang teguh segala rahasia tentarasekeras-kerasnya.

Rumusan dalam kalimat pertama Sumpah Prajurit tersebutdi atas dan berdasarkan Penjelasan UU No. 2 Tahun 1988tersebut, menegaskan sebagai berikut : “Yang dimaksuddengan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesiayang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945mencakup pengertian setia kepada rakyat dan pemerintahyang berideologi Pancasila dan menjalankan kewajibannyamenurut Undang-Undang Dasar 1945”.

Dalam rumusan ini terasa adanya perubahan mendasar,dari kesetiaan tanpa syarat kepada pemerintah menjadi yangbersifat ideologi, dan mengukur keabsahan ideologipemerintah itu sebagai syarat kesetiaan.

Adapun rumusan Sumpah Prajurit yang lama berdasarkanUndang-Undang No. 16 Tahun 1953 bunyinya adalah sebagaiberikut :

Page 121: Pancasila

121

Sumpah Prajurit

1. Setia kepada Pemerintah dan tunduk kepada Undang-Undang dan Ideologi negara;

2. Tunduk kepada Hukum Tentara;3. Menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa

tanggungjawab kepada Tentara dan Negara RepublikIndonesia;

4. Memegang teguh teguh disiplin tentara, berarti tunduk,setia, hormat serta taat kepada atasan dengan tidakmembantah perintah atau putusan;

5. Memegang segaka rahasia tentara sekeras-kerasnya.

Page 122: Pancasila

122

BAB VIIIUNDANG-UNDANG DASAR DI INDONESIA

1. Pengertian UUDUndang-Undang Dasar Negara adalah peraturan perundang-

undangan negara yang tertinggi tingkatnya dalam negara danmerupakan hukum dasar negara yang tertulis.

Hukum Dasar Negara meliputi keseluruhan sistemketatanegaraan berupa kumpulan peraturan-peraturan yangmembentuk negara dan mengatur atau memerintahnya. HukumDasar Negara mengatur susunan organisasi suatu negara,membatasi tugas dan wewenang lembaga-lembaga negara sertahubungan-hubungan baik vertikal maupun horizontal antaralembaga-lembaga negara itu. Peraturan-peraturan itu sebagiantertulis, sebagian tidak tertulis dalam bentuk “usages,understandings, customs and conversation”. Bagian yang tertulisbiasa disebut Undang-Undang Dasar atau Konstitusi.

Untuk menyelidiki Hukum Dasar (droit constitutionnel) suatunegara tidak cukup hanya menyelidiki pasal-pasal Undang-Undang Dasarnya (loi constitutionnel) saja, akan tetapi harusjuga menyelidiki bagaimana suasana kebatinannya (geistlichenHinteergrund) yaitu latar belakang kerohanian daripada Undang-Undang Dasar itu.

Undang-Undang Dasar negara maupun tidak dapatdipahamkan kalau hanya dibaca teksnya saja. Untuk dapatmengerti sungguh-sungguh tentang maksud Undang-UndangDasar suatu negara harus diketahui dalam suasana apa teks itudibuat, dengan demikian dapat dimengerti apa yang menjadimaksud dari Undang-Undang Dasar itu dan aliran pikiran apayang menjadi dasar bagi Undang-Undang Dasar tersebut.

Pada umumnya Undang-Undang Dasar itu tidak memuatperaturan yang mendetail tentang urusan negara, melainkan

Page 123: Pancasila

123

hanya norma fundamentil saja yang harus dilengkapi denganUndang - Undang, Peraturan Pemerintah, instruksi dansebagainya. Tidak mungkin disusun suatu Undang-Undang Dasaryang bersifat universal karena adanya berbagai perbedaan dalammasing-masing negara, misalnya dalam bidang kepercayaan,tradisi, susunan penduduk, taraf kulturil dan sebagainya. Karenaitu UUD negara yang satu berbeda dengan UUD negara yanglain. Namun setidak-tidaknya UUD harus memuat ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hal-hal berikut :

Bentuk negara dan organisasinya : Monarki atau republik, negarafederal atau negara kesatuan, pembagian wilayah dalamdaerah-daerah;

Susunan pengangkatan dan wewenang pemerintah dalam artiluas: badan legislatif, badan eksekutif dan badan yudikatif,pemilihan dan sistemnya;

Hak-hak fundamentil warganegara dan badan-badan hukumtermasuk bidang politik;

Dan lain-lain yang bersifat mendasar.

2. Beberapa Cara Terjadinya Undang-Undang DasarNegara-negara modern memperoleh Undang-Undang Dasar

mereka dengan melalui salah satu cara sebagai berikut :

Cara Pemberian (Grant)Undang-Undang Dasar yang memperolah dengan carapemberian terdapat pada negara-negara yang berbentukKerajaan. Negara-negara Monarki yang mula-mula bersifatabsolut, lambat laun sebagai akibat timbulnya fahamdemokrasi berubah sifatnya menjadi negara Monarki yangKonstitusional. Raja-raja dari negara-negara Monarkikemudian seorang demi seorang memberikan Undang-Undang Dasar kepada rakyatnya, dimana ia berjanji akanmenjalankan kekuasaannya dalam batas-batas yag

Page 124: Pancasila

124

diperkenankan oleh Undang-Undang Dasar yang diberikanitu;

Melalui Suatu RevolusiSalah satu cara untuk menggulingkan suatu pemerintahanyang tidak disenangi rakyatnya ialah melalui revolusi denganmengadakan perebutan kekuasaan (coup de’Etat). Pemerintahyang baru akibat revolusi lalu membuat Undang-UndangDasar yang diusahakan mendapat persetujuan rakyatnya;

Dengan Pembuatan (Deliverate Creation)Dalam hal ini pembuatan suatu Undang-Undang Dasardilakukan setelah suatu negara baru didirikan (walaupunkonsep disusun sebelum negara resmi berdiri). NegaraAmerika Serikat adalah negara yang pertama membuatUndang-Undang Dasar tertulis.Konstitusi Amerika Serikat disusun oleh Majelis Konstituantedi kotan Philadephia ada 1 Maret 1781 dan disahkan pada 17September 1787 oleh Sidang Konstituante tersebut. Negara-negara baru di Eropa kemudian mengikuti jejak AmerikaSerikat membuat Undang-Undang Dasar sendiri. NegaraIndonesia-pun Undang-Undang Dasarnya dibuat dengan carademikian, hal mana sudah dijelaskan dimuka.

3. Undang-Undang Dasar Yang Pernah Berlaku di RepublikIndonesia

Semenjak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai wsekarangNegara Republik Indonesia telah mengalami 3 macam Undang-Undang Dasar dalam 4 masa berikutnya, yaitu sebagai berikut :

Pertama : UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18Agustus 1945 dinyatakan berlaku di seluruhWilayah Indonesia. Sejak tanggal tersebut sampaidengan mulai berlakunya Konstitusi RIS pada saatpengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949,

Page 125: Pancasila

125

jelas UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan denganbaik, karena kita memang sedang dalam pancaroba,dan usaha membela dan mempertahankankemerdekaan yang baru saja kita proklamasikan,sedang pihak kolonialis Belanda justru inginmenjajah kembali bekas jajahannya yang telahmerdeka itu. Segala perhatian bangsa dan negaradiarahkan untuk memenangkan perangkemerdekaan.

Sistem Pemerintahan dan kelembagaan yang ditentukandalam UUD 1945 jelas belum dapat dilaksanakan. Dalam kurunwaktu ini sempat diangkat anggota DPR Sementara, sedangkanMPR dan DPR belum dapat dibentuk. Waktu itu masih terusdiperlakukan ketentuan Aturan Peralihan Pasal IV yangdinyatakan bahwa : “Sebelum MPR, DPR dan DPA dibentukmenurut UUD ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presidendengan bantuan Komite Nasional”.

Ada suatu penyimpangan konstitusional yang prinsipil yangdapat dicatat dalam kurun waktu 1945 – 1949 itu, ialahperubahan sistem kabinet Presidentil menjadi sistem kabinetparlementer. Berdasarkan usul Badan Pekerja Komite NasionalIndonesia Pusat (BPKNIP) pada tanggal 11 November 1945,yang kemudian disetujui oleh Presiden dan diumumkan denganMaklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945, sistem kabinetpresidentil tersebut diganti dengan sistem kabinet parlementer.

Sejak saat itu kekuasaan Pemerintah (eksekutif) dipegangoleh Perdana Menteri sebagai pimpinan Kabinet, dengan paraMenteri sebagai anggota Kabinet. Secara bersama-sama atausendiri, Perdana Menteri dan para Menteri bertanggungjawabkepada KNIP, yang berfungsi sebagai DPR, tidakbertanggungjawab kepada Presiden sesuai dengan sistem UUD1945. Dengan penyimpangan sistem ini jelas pengaruhnyaterhadap stabilitas politik dan stabilitas pemerintahan.

Page 126: Pancasila

126

Kedua : Konstitusi RIS yang berlaku dari 27 Desember 1949sampai dengan 17 Agustus 1950. Belanda mengakuiKemerdekaan Indonesia namun kita, pihak RepublikProklamasi terpaksa menerima berdirinya NegaraIndonesia yang lain dari yang kita proklamirkanpada tanggal 17 Agustus 1945 dan didirikanberdasarkan UUD 1945 yang kita tetapkan padatanggal 18 Agustus 1945. Negara KesatuanRepublik Indonesia terpaksa menjadi NegaraFederal Republik Indonesia Serikat berdasarkanKonstitusi RIS. Untunglah Negara Federasi RIS inihanya berlangsung sangat singkat. Berkat kesadaranpada Pemimpin RIS dengan dipelopori olehpimpinan-pimpinan yang republik, maka padatanggal 17 Agustus 1950 Negara Federal RISkembali menjadi Negara Kesatuan RepublikIndonesia, tetapi dengan landasan UUD lain dariUUD 1945. Negara Kesatuan RI (NKRI) telahmenetapkan UUD Sementara (UUDS) 1950;

Ketiga : UUDS 1950 yang berlaku dari 17 Agustus 1950sampai 5 Juli 1959. Menurut UUD ini sistempemerintahan yang dianut adalah sistemPemerintahan Parlementer, bukan sistem Presidentil.Menurut Sistem Pemerintahan Parlementer itu makaPresiden dan Wakil Presiden adalah sekedarPresiden Konstitusional dan tidak dapat diganggugugat.Para Menteri bertanggungjawab kepada Parlemen.Penentuan sistem yang demikian ini sebenarnyabersumber pada landasan pemikiran yang lain dariyang terkandung dalam UUD 1945. UUDS 1950yang menurut sistem Parlemen berpijak padalandasan pemikiran demokrasi liberal yangmengutamakan pada kebebasan individu, sedangkan

Page 127: Pancasila

127

UUD 1945 yang menganut Sistem Presidentilberpijak pada landasan Demokrasi Pancasila, yangterintikan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan,dimana Presiden bertanggungjawab kepada MPR.Pelaksanaan dari UUDS 1950 dan akibat-akibatnyajelas telah kita rasakan dan kita saksikan bersama,berupa kekacauan baik bidang politik, keamananmaupun ekonomi.Konstituante yang berdasarkan UUDS 1950bertugas menyusun UUD yang tetap, ternyata telahmengalami kemacetan total dan bahkan mempunyaiakibat yang membahayakan keutuhan bangsa dannegara, maka dengan dasar alasan tersebut dengandukungan dari sebagian terbesar rakyat Indonesiadikeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959tentang kembali kepada UUD 1945.

Keempat : UUD 1945 berlaku kembali sejak 5 Juli 1959sampai sekarang, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dapatdilihat sebagai usaha untuk mengadakan koreksiterhadap masa lampau yaitu masa berlakunyaKonstitusi RIS dan UUDS 1950.Latar belakang yang lebih mendalam adalah ekses-ekses pelaksanaan demokrasi liberal ala UUDS1950 yang sebenarnya bertentangan dengan jiwaDemokrasi kekeluargaan atau Demokrasi Pancasila.

Adapun pertimbangan untuk kembali ke UUD 1945 (melaluiDekrit Presiden 5 Juli 1959) antara lain adalah sebagai berikut :

a. UUD 1945 merupakan Dokumen Historis atas dasar manaperjuangan dimulai dan yang dapat dipakai untuk landasanguna menyelesaikan perjuangan pada tingkatan sekarang(yaitu dalam tahun 1959);

Page 128: Pancasila

128

b. UUD 1945 adalah cukup demokratis dan sesuai dengankepribadian bangsa Indonesia;

c. UUD 1945 menjamin ada pemerintahan yang stabil selama 5tahun;

d. UUD 1945 unsur golongan fungsional dapat dimasukkandalam MPR, MPR dan DPA.

Pelaksanaan UUD 1945 sejak 5 Juli 1959 sampai sekarangdapat dibedakan dalam 3 kurun waktu, yaitu :

Kurun waktu antara 1959 – 1965 dikenal Orde Lama; Kurun waktu antara 1966 sampai 21 Mei 1998 dikenal

dengan Orde Baru; Kurun waktu antara Mei 1998 sampai sekarang

dikenal dengan Orde Reformasi.

Dalam masa Orde Lama maupun Orde Baru banyak terdapatpenyimpangan-penyimpangan terhadap UUD 1945 :

a. Lembaga-lembaga Negara seperti MPR, DPR, DPA dan BPKbelum dibentuk berdasarkan undang-undang sepertiditentukan dalam UUD 1945 (bersifat sementara);

b. Presiden selaku pemegang kekuasaan eksekutif danpemegang kekuasaan legislatif bersama-sama dengan DPRtelah menggunakan kekuasaan itu dengan tidak semestinya(membentuk undang-undang tanpa persetujuan DPR);

c. MPRS telah mengambil keputusan untuk mengangkatseseorang sebagai Presiden seumur hidup (Pasal 7 UUD 1945masa jabatan Presiden adalah 5 tahun);

d. Hak budget DPR tidak berjalan, artinya Pemerintah tidakmengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) APBNuntuk mendapat persetujuan DPR sebelum berlakunya tahunanggaran yang bersangkutan. Bahkan dalam tahun 1960Presiden waktu itu telah membubarkan DPR, karena DPRtidak menyetujui RAPBN yang diajukan oleh Pemerintah;

Page 129: Pancasila

129

e. Dalam rangka memperkokoh kekuasaannya, Presiden telahmengangkat para Ketua/Wakil Ketua MPRS, DPR-GR,Mahkamah Agung, dan Ketua/Wakil Ketua DPA sebagaiMenteri, padahal menteri adalah jabatan eksekutif danmerupakan pembantu Presiden.

Masa Orde Baru : Penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD1945, antara lain :

a. Telah menyalahi komitmen, bahwa Orde Baru akanmenjalankan UUD 1945 secara murni dan konsekkuen;

b. Telah menempatkan ABRI di MPR/DPR, melalui peraturanperundang-undangan yang mengingkari UUD 1945 (anggotaMPR/DPR adalah dipilih bukan diangkat);

c. Membatasi kebebasan warganegara dalam berpolitik danberpendapat antara lain kepada yang berpandangan berbedadengan Orde Baru. Puncak dari penyimpangan-penyimpangan Orde Lama ditadai dengan pemberontakanyang gagal oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpinanAidit yang dikenal dengan peristiwa G-30-S/PKI yangdilanjutkan dengan meningkatnya tuntutan rakyat dengan TriTuntutan Rakyat (Tritura) yaitu :

1) Bubarkan PKI2) Bersihkan Kabinet dari unsur-unsur PKI3) Turunkan harga

Puncak dari penyelenggaraan Orde Baru ditandai olehmeningkatnya demonstrasi yang menamakan Orde Reformasidengan tuntutan antara lain :

Mundur dan adili Soeharto beserta kroni-kroninya Bersihkan pemerintah dari unsur KKN Hapus Dwifungsi ABRI

Page 130: Pancasila

130

Aksi demonstrasi yang berkembang hampir diseluruh negeriini mencapai puncaknya pada tanggal 21 Mei 1998 denganmundurnya Soeharto sebagai Presiden dan diganti oleh BJHabibi sebagai Presiden.

4. Pancasila Sumber Tertib Hukum Republik IndonesiaYang dimaksud dengan Tertib Hukum (Legal Order,

Reehtsordnung) adalah keseluruhan peraturan hukum secarabersama yang menunjukkan atau memenuhi 4 syarat, yaitu :a. Adanya kesatuan subjek (penguasa) yang mengadakan

peraturan-peraturan hukum;b. Adanya kesatuan azas kerohanian yang meliputi (menjadi

dasar daripada) keseluruhan peraturan-peraturan hukum itu;c. Ada kesatuan wilayah dimana keseluruhan hukum itu

berlaku;d. Ada kesatuan waktu dalam mana keseluruhan peraturan-

peraturan hukum itu berlaku.

Dalam alinea keempat dalam Pembukaan Undang-UndangDasar 1945, jelas terdapat 4 hal yang menJadi syarat bagi adanyaTertib Hukum (Republik Indonesia), yaitu :

Dengan adanya Pancasila, maka ada kesatuan azaskerohanian.

Dengan disebutkannya seluruh tumpah darah Indonesia, adakesatuan daerah.

Dengan disebutkannya … “disusunlah kemerdekaan bangsaIndonesia dalam bentuk negara”, maka timbulah suatu masa baruyang terpisah dari waktu yang lampau dan merupakan jangkawaktu yang berlangsung terus.

Dengan demikian maka peraturan-peraturan hukum yang adadalam negara Republik Indonesia mulai saat berdirinya NegaraRepublik Indonesia itu merupakan suatu tertib hukum, yaituTertib Hukum Indonesia.

Page 131: Pancasila

131

Dalam hal ini Pancasila adalah Sumber Tertib Hukum NegaraRepublik Indonesia. Ini berarti bahwa semua hukum danperaturan-peraturan dari Negara Republik Indonesia harusbersumber pada Pancasila, dan untuk dapat berlaku tidak bolehbertentangan dengan Pancasila.

Dalam tertib hukum dapat diadakan pemabgian susunan yanghierarkis (bertingkat-tingkat), dimana Undang-Undang Dasar(UUD) tidak merupakan peraturan hukum yang tertinggi. Di atasUUD masih ada dasar pokok bagi Undang-Undang Dasar atauhukum dasar yang tidak tertulis (konvensi) yang dalamhakikatnya terpisah dari UUD atau konvensi, yaitu apa yangdinamakan POKOK KAIDAH NEGARA YANGFUNDAMENTIL (Staatsfundamental-norm).

Adapun yang dimaksud dengan suatu Pokok Kaidah Negarayang fundamental adalah :

Suatu pernyataan lahir sehubungan dengan terbentuknyanegara yang dalam hal terjadinya dibentuk oleh “PembentukNegara (founding-fathers) sebagai penjelmaan kehendaknya,untuk menentukan dasar-dasar negara yang dibentuk; dan dalamhal isinya memuat dasar-dasar negara yang dibentuk, yaitu azaspolitik, azas kerohanian, tujuan negara dan merupakan sumberhukum dan Undang-Undang Dasar Negara.

Suatu pokok kaidah negara yang fundamentil dari suatunegara itu, dalam pengertian hukum mempunyai HAKIKAT danKEDUDUKAN yang TETAP, KUAT dan TAK BERUBAH baginegara yang dibentuk.

Dengan kata lin : “Dengan jalan hukum tidak dapat dirubahatau ditiadakan” (einmalig).

5. Pembukaan UUD 1945 Merupakan Pokok Kaidah NegaraYang Fundamental

Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18Agustus 1945 berlandaskan Proklamasi 17 Agustus1945merupakan Pernyataan Kemerdekaan yang terperinci adalah

Page 132: Pancasila

132

memenuhi syarat sebagai Pokok Kaidah Negara yangFundamentil seperti di atas.

Pembukaan UUD 1945 itu menurut sejarah terjadinya,ditentukan oleh Pembukaan Negara (PPKI) sebagai penjelmaankehendaknya yang dalam hakikatnya dipisahkan (rencananyadibahas oleh suatu Panitia Hukum Dasar) dari Undang-UndangDasar direncanakan oleh Panitia Perancang Undang-UndangDasar, dan menurut isinya memuat azas kerohanian Negara(Pancasila azas politik Negara Republik yang berkedaulatanrakyat), tujuan Negara (melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutmelaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial), lagi pula menetapkanadanya suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, jadiPembukaan dalam segala sesuatunya memang memenuhi syarat-syarat mutlak bagi suatu pokok kaidah negara yang fundamentalmenurut pengertian ilmiah.

Oleh karena Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagaisuatu Pokok Kaidah Negara yang Fundamentil, maka PembukaanUUD 1945 mempunyai kedudukan tetap, tidak dapat diubah atauditiadakan, terletak pada kelangsungan hidup Negara ProklamasiRepublik Indonesia dan pada hakikatnya terpisah dan berada diatas Undang-Undang Dasar (Batang Tubuh).

Soal tidak dapat dirubah ini sesuai dengan prinsip hukumbahwa yang dapay mengubah atau meniadakan suatu peraturanhukum hanya penguasa yang menetapkan atau derajatnya samaatau lebih tinggi dari penguasa yang menetapkan.

Semua penguasa negara yang dibentuk setelah negara ada(dibentuk) hanya berkedudukan sebagai alat perlengkapan negara(termasuk MPR), maka kedudukannya atau derajatnya di bawahPembentuk Negara. Sehingga penguasa yang ada di dalam negaraRepublik Indonesia ini tidak berhak untuk meniadakan ataumengubah Pembukaan UUD 1945.

Page 133: Pancasila

133

Hal tidak dapat dirubah ini (pengertian ilmiah) juga dianutatau ditegaskan oleh MPRS yang dengan ketetapannya No. XX /MPRS/1966 yang dinyatakan tetap berlaku oleh TAP MPR No.V/MPR/1973 jo. TAP MPRA No. IX/MPR/1978 dengan tegasditandaskan sebagai berikut :

“Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai PernyataanKemerdekaan yang terperinci yang mengandung cita-cita luhurdari Proklamasi 17 Agustus 1945 dan yang memuat Pancasilasebagai Dasar Negara, merupakan satu rangkaian denganProklamasi 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak dapatdiubah oleh siapapun juga, termasuk MPR hasil pemilihanumum, yang berdasaran Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-UndangDasar berwenang menetapkan dan merubah Undang-UndangDasar, karena mengubah isi Pembukaan berarti pembubarannegara”.

Dalam kedudukannya yang demikian tadi Pembukaan UUD1945 merupakan dasar dan Sumber Hukum dari Batang Tubuh.

6. Undang-Undang Dasar 1945c. Pengertian, Kedudukan dan Sifat UUD 1945

Yang dimaksud Undang-Undang Dasar 1945 adalahkeseluruhan naskah yang terdiri dari :

1) Pembukaan;2) Batang Tubuh, yaitu pasal-pasal Undang-Undang Dasar

1945 yang terdiri dari 16 Bab yang terperinci dalam 37pasal, 1 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturantambahan;

3) Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945

Naskahnya yang resmi telah dimuat dan disiarkan dalam“Berita Republik Indonesia” suatu penerbitan resmiPemerintah Republik Indonesia yang terbit pada tanggal 15Februari 1946 (Berita Republik Indonesia Tahun II Tahun1946 No. 7).

Page 134: Pancasila

134

Sebagaimana telah dijelaskan UUD 1945 itu telahdisahkan oleh Sidang Panitia Persiapan KemerdekaanIndonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.

Yang dimaksud dengan undang-undang dasar dalamUndang-Undang Dasar 1945 adalah hukum dasar yangtertulis. Dari Pengertian ini dapatlah dijabarkan, bahwasebagai hukum, maka Undang-Undang Dasar adalahmengikat ; mengikat pemerintah; mengikat setiap lembaganegara dan juga lembaga masyarakat dan juga mengikatsetiap warganegara Indonesia dimana saja berada dan setiappenduduk yang ada di wilayah negara Indonesia. Sebagaihukum, Undang-Undang Dasar berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang dapat dan harusdilaksanakan dan ditaati.

Undang-Undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkanhukum dasar. Sebagai hukum dasar, maka Undang-UndangDasar itu sendiri merupakan sumber hukum. Setiap produkhukum seperti undang-undang, peraturan atau keputusanpemerintah, bahkan setiap tindakan kebijaksanaan pemerintahharuslah berlandaskan, bersumberkan pada peraturan yanglebih tinggi, yang pada akhirnya dapatdipertanggungjawabkan pada ketentuan-ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam kedudukannya yang demikian itu, Undang-UndangDasar dalam kerangka tata urutan atau tingkat norma hukumyang berlaku, merupakan hukum yang menempati kedudukantertinggi.

Dalam hubungan ini, Undang-Undang Dasar jugamempunyai fungsi sebagai alat kontrol, alat mengecek apakahnorma hukum yang lebih rendah yang berlaku itu sesuai atautidak dengan ketentuan Undang-Undang Dasar.

Dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dijelaskanoleh pembentuk Undang-Undang Dasar, mengapa Undang-Undang Dasar bersifat singkat, hanya memuat 37 pasal,ditambah dengan 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat Aturan

Page 135: Pancasila

135

Tambahan. Sifat Undang-Undang Dasar yang singkat itu jugadikemukakan dalam penjelasan, bahwa :

1) Undang-Undang Dasar itu cukup, apabila telah memuataturan-aturan pokok saja, hanya memuat garis-garis besarsebagai instruksi kepada Pemerintah dan lain-lainpenyelenggara Negara untuk menyelenggarakan tugasnya;

2) Undang-Undang Dasar yang singkat itu menguntungkanbagi negara seperti Indonesia ini, yang masih harus terusberkembang, harus terus hidup secara dinamis, masihterus akan mengalami perubahan-perubahan;

Dengan aturan-aturan yang tertulis, yang hanya memuataturan-aturan pokok itu akan merupakan aturan yang luwes,kenyal, tidak mudah ketinggalan zaman.

Selain itu Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 jugamenetapkan bahwa semangat para penyelenggara negara,penyelenggara Undang-Undang Dasar 1945 itulah yangsangat penting. Oleh sebab itu setiap penyelenggara negara disamping harus mengetahui teks Undang-Undang Dasar 1945,harus juga menghayati semangat Undang-Undang Dasar1945. Dengan semangat penyelenggara yang baik,pelaksanaan dari, aturan pokok yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945, meskipun hanya singkat, akan baiksesuai dengan maksud ketentuannya.

d. Makna Pembukaan Undang-Undang Dasar 19451) Makna Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bagi

Perjuangan Bangsa Indonesia.Apabila Undang-Undang Dasar 1945 itu merupakansumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku diIndonesia, maka Pembukaan UUD 1945 merupakansumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekadbangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari cita-citahukum dan cita moral yang ingin ditegakkan baik dalam

Page 136: Pancasila

136

lingkungan nasional, maupun dalam hubungan pergaulanbangda-bangsa di dunia.Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dankhidmat dalam empat alinea itu, setiap alinea dan kata-katanya mengandung arti dan makna yang sangat dalam,mempunyai nilai-nilai yang universal dan lestari.Universal karena mangandung nilai-nilai yang dijunjungtinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumilestari karena ia mampu menampung dinamikamasyarakat, dan akan tetap menjadi landasan perjuanganbangsa dan negara selama bangsa Indonesia tetap setiakepada negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

2) Makna alinea-alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar1945.Alinea Pertama dari Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945, yang berbunyi : “Bahwa sesungguhnyaKemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan olehsebab itu amak penjajahan di atas dunia harusdihapuskan karena tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan” menunjukkanketeguhan dan kuatnya pendirian bangsaIndonesia menghadapi masalah kemerdekaanlawan penjajahan. Dengan perkataan itu bukansaja bangsa Indonesia bertekad untuk merdeka,tetapi Indonesia akan tetap berdiri di barisanpaling depan untuk menentang dan menghapuskanpenjajahan di atas dunia.

Alinea ini mengungkapkan suatu dalil objektif, yaitubahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaandan perikeadilan dan oleh karenanya harus ditentang dandihapus agar semua bangsa di dunia ini dapatmenjalankan hak kemerdekaannya yang merupakan hak

Page 137: Pancasila

137

azasinya. Disitulah letak moral luhur dari pernyataankemerdekaan Indonesia.

Alinea ini juga mengandung suatu pernyataansubjektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untukmembebaskan diri dari penjajahan.

Dalil tersebut di atas meletakkan tugas kewajibankepada bangsa/pemerintah Indonesia untuk senantiasaberjuang melawan setiap bentuk penjajahan danmendukung kemerdekaan setiap bangsa.

Pendirian yang demikian itu yang tercantum dalamPembukaan UUD akan tetap menjadi landasan pokokdalam mengendalikan politik luar negeri kita.

Alinea Kedua yang berbunyi : “Dan perjuangankemerdekaan Indonesia telah sampailah kepadasaat yang berbahagia dengan selamat sentosamengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintungerbang Kemerdekaan Negara Indonesia, yangmerdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.Menunjukan kebanggaan dan penghargaan kitaatas perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Sertaadanya kesadaran bahwa keadaan sekarang tidakdapat dipisahkan dari keadaan kemarin danlangkah yang kita ambil sekarang akanmenentukan keadaan yang akan datang.

Alinea ini menunjukkan adanya ketepatan danketajaman penilaian :

a) Bahwa perjuangan pergerakan di Indonesia, telahsampai pada tingkat yang menentukan;

b) Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harusdimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan;

c) Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakantujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan

Page 138: Pancasila

138

mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,berdaulat, adil dan makmur.

Alinea Ketiga yang berbunyi : “Atas berkat rahmat AllahYang Maha Kuasa dan dengan didorong olehkeinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaanyang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakandengan ini kemerdekaannya”.

Bukan saja menegaskan lagi apa yang menjadimotivasi riil dan materiil bangsa Indonesia untukmenyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadikeyakinan / kepercayaannya, menjadi motivasispiritualnya, bahwa maksud dan tindakannya menyatakankemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa.Dengan ini digambarkan bahwa bangsa Indonesiamendambakan kehidupan materiil dan spirituil,keseimbangan kehidupan di dunia dan di akhirat.

Alinea Keempat berbunyi : “Kemudian daripada itu untukmembentuk suatu pemerintahan negara Indonesiayang melindungi segenap bangsa Indonesia danseluruh tumpah darah Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskankehiduan bangsa, dan ikut melaksanakanketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial, makadisusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itudalam suatu Undang-Undang Dasar NegaraIndonesia, yang terbentuk dalam suatu susunannegara Republik Indonesia yang berkedaulatanrakyat dengan berdasarkan : Ketuhanan YangMaha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

Page 139: Pancasila

139

permusyawarat/perwakilan, serta denganmewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia.

Alinea ini merumuskan dengan padat sekali tujuandan prinsip-prinsip dasar untuk mencapai tujuan bangsaIndonesia setelah menyatakan dirinya merdeka itu.

Tujuan perjuangan negara Indonesia dirumuskandengan : “Negara Indonesia yang melindungi segenapbangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”dan untuk “memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehiduan bangsa” dan “ikut melaksanakanketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Sedangkan prinsipdasar yang harus dipegang teguh untuk mencapai tujuanitu adalah dengan : menyusun kemerdekaan kebangsaanIndonesia ini dalam suatu Undang-Undang Dasar NegaraIndonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan NegaraRepublik Indonesia yang berkedaulatan rakyat danberdasarkan kepada Pancasila.

3) Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945Sesuai dengan Penjelasan UUD 1945, Pembukaan

UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsungdengan UUD 1945 itu sendiri, ialah bahwa PembukaanUUD 1945 itu mengandung pokk-pokok pikiran yangdiciptakan dan dijelmakan dalam Batang Tubuh UUD1945, yaitu dalam pasal-pasalnya.

Ada 4 (empat) pokok pikiran yang sifat dan maknanyasangat dalam yaitu :

a) Pokok pikiran pertama : “Negara … begitu bunyinya…” melidungi segenap bangsa Indonesia dan seluruhtumpah darah Indonesia dengan berdasar ataspersatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi

Page 140: Pancasila

140

seluruh rakyat Indonesia”. Dalam Pembukaan iniditerima aliran pengertian negara persatuan, negarayang melindungi dan meliputi segenap bangsaseluruhnya, rumusan ini menunjukkan pokok pikiranPersatuan;

b) Pokok pikiran kedua : “Negara hendak mewujudkankeadilan bagi seluruh rakyat”. Ini merupakan pokokpikiran Keadilan Sosial;

c) Pokok pikiran ketiga, yang terkandung dalam“Pembukaan” ialah negara berkedaulatan rakyat,berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan /perwakilan. Ini merupakan pokok pikiran KedaulatanRakyat;

d) Pokok pikiran keempat yang terkandung dalam :“Pembukaan” ialah negara berdasar atasKetuhananYang Maha Esa, menurut dasarkemanusiaan yang adil dan beradab. Ini menegaskanpokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa danKemanusiaan yang adil dan beradab.

4) Hubungan Pembukaan dan Batang TubuhSesuai dengan penjelasan UUD 1945, Pembukaan

UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsungdengan UUD 1945 itu sendiri. Pembukaan UUD 1945mengandung pokok-pokok pikiran yang kemudian pokokpikiran tersebut diciptakan ke dalam pasal-pasal UUD1945 itu sendiri. Juga dengan memperhatikan nilai-nilaiyang terkadung dalam Pancasila, Pembukaan UUD 1945memuat falsafah dasar negara Pancasila dan UUD 1945adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan normayang terpadu.

c. Batang Tubuh UUD 1945

Page 141: Pancasila

141

Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari 16 Bab terperincidalam 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat AturanTambahan, seperti diputuskan dan disahkan dalam sidangPanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) padatanggal 18 Agustus 1945 dan diumumkan dengan resmidalam Berita Republik Indonesia 15 Februari 1946 (Tahun IINo. 7).

Dalam penyusunan UUD negara-negara di dunia memangterdapat dua pemikiran mengenai sifat suatu UUD, yaituselengkap mungkin atau cukup singkat saja. Sebagai contihnegara-negara yang menganut pemikiran pertama adalah :

1) Konstitusi negara Myanmar (dahulu Birma) terdiri dari234 pasal;

2) Konstitusi negara Panama 291 pasal;3) Konstitusi negara India mencapai 395 pasal.

Sedangkan Negara Indonesia termasuk yang menganutpemikiran kedua dengan hanya 37 pasal. Walaupun UUD1945 singkat namun suatu sistem yang utuh karena memuataturan-aturan pokok yang dapat memberikan petunjuk-petunjuk jelas kepada Lembaga-Lembaga Negara berwenanguntuk menyelenggarakan pemerintahan dan membuatperaturan perundang-undangan yang lebih rendah sebagaipenjabaran dan pelaksanaan selanjutnya yang (relatif) lebihmudah membuatnya, mengubah atau mencabutnya kembali,seperti membuat Undang-Undang.

Dengan dipenuhi syarat mengikat, utuh, singkat dan supelserta tidak mudah usang, UUD 1945 mampu menampungdinamika pertumbuhan masyarakat kita tanpa mengabaikankebutuhan akan kepastian hukum. Seperti pendapat ahlihukum dari Perancis sebagai pelopor konstitusi di dunia yangmengatakan bahwa konstitusi merupakan karya manusia yangdihasilkan dari penggalian dalam :

Page 142: Pancasila

142

1) Filsafat oleh karena perumusan-perumusan dalamkonstitusi dapat dikembalikan kepada beberapa sendiyang terletak di bidang filsafat;

2) Seni, oleh karena kata-kata atau bahasa hukum yangdigunakan haruslah demikian tegas, jelas dan gamblang.Dimana jumlah kata-kata atau kalimat yang sesingkatmungkin tetapi dapat secara jelas melukiskan apa yangdimaksudkan;

3) Ilmu Pengetahuan, oleh karena memuat logika dan tidakterdapat pertentangan-pertentanan di dalamnya.

Diproyeksikan pada pengertian tersebut di atas, maka jelasUndang-Undang Dasar 1945 adalah sesuai dengan pendapatahli-ahli hukum tersebut, karena :

1) UUD 1945 Merupakan hasil yang diangkat dari filsafatbangsa Indonesia, yaitu Pancasila;

2) Bahasa hukum yang digunakan dalam konstitusiIndonesia (UUD 1945) dapat dipandang sebagai hasilseni; bangsa Indonesia dapat merasa pasti bahwa justrukemampuan merumuskan Undang-Undang Dasar 1945secara singkat tetapi padat, mantap dalam pasal-pasalyang ringkas, mau tidak mau suka tidak suka merupakanbukti adanya karya seni yang mengagumkan;

3) Untuk melahirkan dan mengkristalisasi falsafah Pancasilayang menjiwai UUD 1945, bangsa Indonesia telahmenggali atau menggunakan berbagai cabang ilmupengetahuan, misalnya sejarah, kebudayaan, teknologidan lain sebagainya. Di samping di dalam pasal-pasalnyatidak terjadi pertentangan-pertentangan dan mempunyailogika. Juga perlu diingat bahwa Undang-Undang Dasar1945 di samping merupakan endapan daripada pandanganhidup bangsa Indonesia sendiri, juga mendapat pengaruhdari pemikiran-pemikiran yang menggerakanperkembangan konstitusi di dunia. Sehingga sebagai

Page 143: Pancasila

143

suatu Undang-Undang Dasar bagi suatu negara, UUD1945 cukup mempunyai bobot yang dapat menjemputmasa depan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.Lebih-lebih UUD 1945 memberikan landasan strukturalyang kokoh yang menjamin pemerintaan yang stabil.Sehingga jelaslah UUD 1945 cocok untuk masa kinimaupun masa yang akan datang.

Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari 16 Babterperinci dalam 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan dan 2ayat Aturan Tambahan merupakan suatu konstitusi yangsingkat tetapi supel. Artinya UUD 1945 hanya memuataturan-aturan pokok saja, hanya memuat garis-garis besarsaja sebagai instruksi atau pedoman bagi PemerintahPusat dan lain-lain penyelenggara negara untukmenyelenggarakan kehidupan Negara dan kesejahteraansosial. Dari aturan pokok ini kemudian dilengkapi danjabarkan lebih lanjut dalam perundang-undangan lainnya.

Adapun tata urutan peraturan-peraturan RepublikIndonesia sesuai dengan UUD 1945 sebagaimanaditegaskan di dalam Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 adalah sebagai berikut :

1) Undang-Undang Dasar 1945 beserta2) Ketetapan MPR3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah pengganti UU4) Peraturan Pemerintah5) Keputusan Presiden6) Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya, seperti :

a) Peraturan Menterib) Instruksi Menteric) Dll.

Penjelasan :

1) UUD 1945

Page 144: Pancasila

144

Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal UUD sebagaimana telah diubah oleh MPRtanggal 19 Oktober 1999, adalah ketentuan-ketentuanyang tertinggi tingkatnya yang pelaksanaannyadilakukan dengan ketatapan MPR, Undang-Undangatau Keputusan Presiden;

2) Ketetapan MPRKetetapan MPR adalah merupakan ketentuan-ketentuan yang memuat garis-garis besar dalambidang legisatif atau eksekutif Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar

dalam bidang legislatif dilaksanakan denganUndang-Undang;

Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besardalam bidang eksekutif dilaksanakan denganKeputusan Presiden (Keppres).

3) Undang-Undang (UU)Undang-Undang adalah untuk melaksanakan UUDatau Ketetapan MPR (dalam bidang legislatif).Dalam hal ikhwal kepentingan yang memaksa,Presiden berhak menetapkan peraturan Pemerintahpengganti Undang - Undang (Perpus), denganketentuan sebagai berikut :a) Peraturan Pemerintah itu harus mendapat

persetujuan DPR dalam persidangan yang berikut;b) Jika tidak mendapat persetujuan, maka Peraturan

Pemerintah itu harus dicabut.

4) Peraturan Pemerintah (PP)Adapun memuat aturan-aturan umum untukmelaksanakan Undag-Undang;

5) Keputusan Presiden (Keppres)

Page 145: Pancasila

145

Keputusan Presiden berisi keputusan yang bersifatkhusus (einbalig) adalah untuk melaksanakanketentuan UUD yang bersangkutan, Ketetapan MPRdalam bidang eksekutif atau Peraturan Pemerintah,

6) Peraturan Pelaksana lainnyaHarus dengan tegas berdasar dan bersumber padaperaturan perundangan yang lebih tinggi.Sesuai dengan prinsip hukum (dalam negara hukum),maka setiap peraturan perundangan harus berdasardan bersumber dengan tegas pada peraturan-peraturanperundangan yang berlaku, yang lebih tinggitingkatnya.

Prinsip hukum ini terkenal denan istilah/faham “Stufenbauder Reechtsordnung” (Dari Hans Kelsen).

d. Tentang KonvensiKonvensi adalah Hukum Dasar yang tidak tertulis yang

menurut penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan“Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalampraktik penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis”.Jadi di samping Undang-Undang Dasar 1945 mengenalHukum Dasar yang tertulis, juga UUD 1945 mengenalHukum Dasar yang tidak tertulis (konvensi).

Untuk dapat dikatakan sebagai suatu konvensi haruslahmemenuhi syarat sebagai berikut :

1) Materi atau tindakan tidak bertentangan dengan UUD1945 dan biasanya merupakan aturan-aturan sebagaipelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul daripraktik kenegaraan, karena aturan tersebut tidak terdapatdalam UUD;

2) Telah dipraktikan secara berkali-kali dan terus menerusdalam penyelenggaraan negara, untuk waktu yang cukuplama;

Page 146: Pancasila

146

3) Diterima baik oleh masyarakat hukumnya (rechtmilieu).

Sebagai Hukum Dasar (yang tidak tertulis) makakedudukan konvensi sama dengan UUD (hukum dasartertulis). Namun konvensi punya kelemahan, yaitu jikadilanggar / tidak dipraktikan lagi sanksi tidak dapatditetapkan; tegasnya tidak ada sanksi hukum. Untuk jelasnya,dapat dijelaskan sebagai berikut : Sebagai hal yang sudahdianggap konvensi adalah Pidato Kenegaraan Presiden didepan Sidang MPR setiap tanggal 16 Agustus bertepatan puladengan permulaan sidang DPR yang berisi laporanpelaksanaan tugas Pemerintah dalam tahun yang lewat danarah kebijaksanaan ke depan dalam tahun yang bersangkutan.Seandainya pada suatu ketika Presiden tidak melakukannyalagi, maka Presiden tidak dapat dituntut secara hukum danMPR tidak dapat meminta pertanggungjawabannya. Paling-paling akan menimbulkan tanggapan-tanggapan darimasyarakat, anggota-anggota DPR atau dari Media Massa.Sebagaimana halnya dengan konvensi Jenewa, betapa seringnegara-negara seperti Israel, Afrika Selatan melanggarketentuan-ketentuan Konvensi Jenewa. Terhadap pelanggarantersebut, apakah PBB khususnya penandatangan KonvensiJenewa dapat menerapkan sanksi (secara efektif)?

Mengenai konvensi selain pidato kenegaraan tersebut diatas, sampai sekarang dapat dikemukakan contoh-contohlainnya sebagai berikut :

1) Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untukmufakat (bulat).Salah satu ciri dari Demokrasi Pancasila adalahkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam hal inijelaslah perlu musyawarah/perwakilan. Dalam hal inijelaslah adanya musyawarah dalam pengambilan

Page 147: Pancasila

147

keputusan. Meskipun UUD 1945 (Pasal 2 ayat (3))menetapkan bahwa MPR mengambil keputusanberdasarkan suara terbanyak, namun dalam praktikkenegaraan selama ini khususnya semasa Orde Baruselalu diusahakan untuk mengambil keputusanberdasarkan musyawarah mufakat. Tetapi di masareformasi Keputusan diambil dengan suara terbanyak;

2) Penyampaian pertanggungjawaban Presiden pada akhirmasa jabatannya di depan Sidang MPR yang telahberlangsung 6 kali serta penilaian ataspertanggungjawaban tersebut;

3) Prakarsa Presiden untuk menyiapkan bahan-bahan GBHNjauh sebelum sidang MPR itu berlangsung untukdisampaikan kepada MPR pada waktu peresmiannya,sehingga MPR dengan Badan Pekerjanya dapatmembahasnya, memusyawarahkannya dan dapatmengambil keputusan tepat pada waktunya;

4) Ratifikasi perjanjian-perjanjian oleh DPR.Menurut Pasal 11 UUD 1945, Presiden denganpersetujuan DPR membuat perjanjian dengan negara lain.Namun menurut praktik penyelenggaraannya yang telahberlangsung cukup lama, yang diajukan kepada DPRuntuk mendapatkan ratifikasi hanyalah perjanjian-Perjanjian yang terpenting saja, seperti treatis, danagreements tertentu, selanjutnya yang lain-laindiratifikasikan dengan keputusan Presiden.

Selanjutnya apakah Hukum Adat itu dapat dikatakansebagai konvensi?

Menurut pengertian hukum, Hukum Adat termasukhukum tidak tertulis, tetapi bukan atau tidak dapat disebutsebagai Konvensi karena tidak timbul dalam praktikkenegaraan.

Page 148: Pancasila

148

Berlakunya hanya untuk daerah atau suku tertentu saja,tidak berlaku secara nasional. Misalnya Hukum Adat Minang,Hukum Adat Jawa dan sebagainya.

e. Isi Batang Tubuh UUD 1945Undang-Undang Dasar yang terdiri dari 37 pasal

ditambah dengan 4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat AturanTambahan, yang mengandung semangat dan merupakanperwujudan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalamPembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakanrangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu.

Batang Tubuh UUD 1945 mengandung isi pokok yangPada dasarnya dibedakan dalam :1) Pasal-pasal yang berisi pengaturan sistem Pemerintah

Negara, termasuk pengaturan tentang kedudukan, tugas,wewenang, dan hubungan Kelembagaan Negara;

2) Pasal-pasal yang berisi tentang hubungan negara denganwarganegara dan penduduknya;

3) Hal-hal lain, yang meliputi :a) Pasal 35 tentang Bendera Negara Republik Indonesia,

yaitu Sang Merah Putih;b) Pasal 36 tentang Bahasa Negara, yaitu Bahasa

Indonesia;c) Pasal 37 tentang kemungkinan untuk perubahan

Undang-Undang Dasar.

Penjabaran Lebih Lanjut dari isi Batang Tubuh UUD 1945adalah :

1) Sistem Pemerintahan Negara

Page 149: Pancasila

149

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dijelaskandengan terang dan sistematis dalam penjelasan UUD 1945dan dikenal dengan 7 (tujuh) kunci pokok sebagai berikut:

a) Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum(rechts staat)Negara Indonesia berdasar atas hukum, tidakberdasarkan atas kekuasaan (machsstaat). Inimengandung arti bahwa negara, termasuk didalamnya, lembaga-lembaga negara yang lain dalammelaksanakan tindakan-tindakan apapun harusdilandasi oleh hukum. Tekanan pada hukum (recht)disini dihadapkan sebagai lawan dari kekuasaan(macht). Prinsip dari sistem ini di samping akantampak dalam rumusan pasal-pasalnya, jelas sejalandan merupakan pelaksanaan dari pokok-pokok pikiranyang terkandung dalam Pembukaan, yang diwujudkanoleh cita-cita hukum (rechts idee) yang menjiwaiUUD 1945 dan hukum dasar yang tidak tertulis;

b) Sistem KonstituionalPemerintahan berdasar atas sistem konstitusi (hukumdasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yangtidak terbatas).Sistem ini memberikan ketegasan bahwa carapengendalian Pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi, yang dengan sendirinya jugaoleh ketentuan-ketentuan dan hukum lain yangmerupakan produk konstitusional, seperti garis-garisbesar dari haluan negara, UU dan sebagainya;

c) Kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan MPR.“Kedaulatan Rakyat dipegang oleh suatu badan,bernama MPR, sebagai penjelmaan seluruh rakyatIndonesia”. Sebagai pemegang kekuasaan yang

Page 150: Pancasila

150

tertinggi, MPR mempunyai tugas dan wewenang yangsangat menentukan jalannya negara dan bangsa, yaituberupa :

1) menetapkan UUD2) menetapkan garis-garis besar haluan negara3) mengangkat Presiden dan Wakil Presiden

d) Presiden ialah penyelenggara Pemerintah Negara yangtertinggi di bawah Majelis.Penjelasan UUD 1945 menyatakan :“Di bawah MPR, Presiden ialah penyelenggarapemerintah negara yang tertinggi. Dalam menjalankanpemerintahan negara, kekuasaan dan tanggungjawabadalah di tangan Presiden (connentration of powerand responsibility upon the President)”.

e) Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR.Juga dijelaskan dalam Penjelasan UUD 1945 sebagaiberikut:“Di samping Presiden adalah MPR. Presiden harusmendapat persetujuan DPR untuk membentuk UU(Gesetgebung) dan untuk menetapkan anggaranpendapatan dan belanja negara (Staatsbeggrooting).Oleh karena itu Presiden harus bekerjasama denganDewan, akan tetapi Presiden tidak bertanggungjawabkepada Dewan, artinya kedudukan Presiden tidaktergantung dari Dewan”.

f) Menteri Negara ialah pembantu Presiden, MenteriNegara tidak bertanggungjawab kepada DPR.Penjelasan UUD 1945 menyatakan :“Presiden mengangkat dan memberhentikan Menteri-menteri Negara, Menteri-menteri itu tidakbertanggungjawab kepada DPR. Kedudukannya tidak

Page 151: Pancasila

151

tergantung dari Dewan, akan tetapi tergantung dariPresiden. Mereka ialah Pembantu Presiden”.

g) Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.Penjelasan UUD 1945 menyatakan : “MeskipunKepala Negara tidak bertanggungjawab kepada MPR,ia bukan “diktator”, artinya kekuasaan tidak takterbatas. Di atas telah ditegaskan bahwa iabertanggungjawab kepada MPR. Kecuali itu harusmemperhatikan sungguh-sungguh suara DPR”. Jugasetelah masa Orde Reformasi berkuasa, melaluiKetetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN,MPR menugaskan kepada Presiden untukmenyampaikan laporan pelaksanaan GBHN setiaptahun dalam sidang tahunan MPR-RI.

2) Kelembagaan Negaraa) Majelis Permusyawaratan Rakyat

(1) Kedudukan, Tugas, dan Wewenang MajelisMajelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

selanjutnya disebut Majelis melaksanakantugasnya berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Majelis adalah penjelmaan seluruh rakyatIndonesia dan merupakan Lembaga TertinggiNegara, pemegang dan pelaksana sepenuhnyakedaulatan rakyat.

Majelis sesuai UUD 1945 mempunyai tugas :a) Menetapkan Undang-Undang Dasar (Pasal 3

UUD 1945);b) Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara

(Pasal 3 UUD 1945);c) Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil

Presiden (Pasal 6 ayat 2).

Page 152: Pancasila

152

Selain itu Majelis juga mempunyai wewenangsebagai berikut :a) Membuat putusan-putusan yang tidak dapat

dibatalkan oleh Lembaga Negara yang lain,termasuk penetapan garis-garis besar haluannegara;

b) Memberikan penjelasan yang bersifatpenafsiran terhadap putusan-putusan Majelis;

c) Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnyamengangkat Presiden dan Wakil Presiden;

d) Meminta pertanggungjawaban dari Presidenmengenai pelaksanaan garis-garis besar haluannegara dan menilai pertanggungjawabantersebut;

e) Mencabut kekuasaan dan memberhentikanPresiden dalam masa jabatannya apabilaPresiden sungguh-sungguh melanggar garis-garis besar haluan negara dan atau Undang-Undang Dasar;

f) Mengubah Undang-Undang Dasar;g) Menetapkan Peraturan Tata Tertib Majelis;h) Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih

dari dan oleh anggota;i) Mengambil/memberikan keputusan terhadap

anggota yang melanggar sumpah/janjianggota.

b) Keanggotaan MajelisAnggota Majelis adalah pengemban dan pengutara

Amanat Rakyat yang berbudi pekerti luhur serta setiakepada Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Pasal 2 ayat (1) UUD 1945, makaMajelis terdiri dari seluruh anggota DewanPerwakilan Rakyat (DPR) ditambah Utusan-utusanDaerah-daerah dan golongan-golongan, menurut

Page 153: Pancasila

153

aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.Dengan komposisi yang demikian itu, diharapkanMajelis benar-benar mencerminkan pengejawantahanseluruh golongan dan lapisan masyarakat.

Keanggotaan Majelis diresmikan secaraadministratif dengan Keputusan Presiden selakuKepala Negara. Sebelum memangku jabatannyaanggota bersumpah / berjanji bersama-sama yangpengucapannya dipandu oleh Ketua MahkamahAgung dalam Rapat Paripurna untuk peresmiananggota yang dihadiri oleh anggota-anggota yangsudah ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dipimpin oleh tiga orangyang masing-masing diambil dari partai politik peraihsuara terbesar kesatu, kedua, dan ketiga dalamPemilihan Umum.

Setiap anggota berhak mengikuti semua kegiatanMajelis. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinyasebagai anggota, setiap anggota mempunyai :

a) Hak suara;b) Hak bicara;c) Hak usul dan menyokong usul perubahan terhadap

rancangan ketetapan/keputusan Majelis;d) Hak menilai kebijaksanaan Presiden pada Sidang

Umum/Sidang Istimewa;e) Hak mencalonkan dan memilih Presiden dan

Wakil Presiden.

Anggota tidak dapat dituntut di muka pengadilankarena pernyataan-pernyataan yangdikemukakan dalamrapat-rapat Majelis, baik yang diajukan secara lisanmaupun tertulis, kecuali jika mereka menyebarluaskanapa yang disepakati dalam surat tertutup untukdirahasiakan atau hal-hal yang dimaksud oleh ketentuan-

Page 154: Pancasila

154

ketentuan mengenai pengumuman rahasia negara dalamperaturan perundang-undangan yang berlaku.

Tiap anggota wajib tergabung dalam salah satu fraksiyang ada dalam Majelis.

c) Alat-alat Kelengkapan MajelisMajelis mempunyai alat-alat kelengkapan sebagai

berikut :

a) Pimpinan Majelis;b) Badan Pekerja Majelis;c) Komisi Majelis;d) Panitia Ad Hoc Majelis.

Badan Pekerja Majelis dan Komisi Majelis dapatmembentuk alat kelengkapannya.

Ad. a) Pimpinan Majelis, merupakan satu kesatuanPimpinan yang bersifat kolektif.Pimpinan Majelis terdiri atas seorang ketua dansebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang wakil ketuayang mencerminkan fraksi-fraksi partai politik,TNI/Polri, dan Utusan Golongan.Ketua Majelis dipilih oleh anggota Majelis daricalon Pimpinan yang diajukan oleh fraksi-fraksiberdasarkan suara terbanyak. Calon pimpinanyang tidak terpilih sebagai Ketua Majelisditetapkan sebagai Wakil-wakil Ketua Majelis.

Ad. b) Badan Pekerja Majelis, terdiri atas sembilan puluhorang anggota yang susunannya mencerminkanperimbangan jumlah anggota fraksi dalam Majelis.Anggota tersebut ditunjuk oleh fraksi yangbersangkutan.

Page 155: Pancasila

155

Tugas Badan Pekerja Majelis :

a) Mempersiapkan Rancangan Acara danRancangan Putusan-putusan Sidang Umum,Sidang Tahunan, atau Sidang Istimewa;

b) Memberi saran dan pertimbangan kepadaPimpinan Majelis menjelang Sidang Umum,Sidang Tahunan, atau Sidang Istimewa;

c) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan olehMajelis sebagaimana dimaksud pada butir adan b tersebut di atas;

d) Membantu Pimpinan Majelis dalam rangkamelaksanakan tugas-tugas Pimpinan Majelissesuai dengan ketentuan peraturanperundangan-undangan.

Badan Pekerja Majelis beerja secara terusmenerus selama masa jabatannya.

Dalam rangka membantu tugas-tugasPimpinan Majelis, Pimpinan Majelis dapatmengundang Badan Pekerja Majelis untukmengadakan rapat.

Badan Pekerja Majelis dapat membentukPanitia Ad Hoc yang merupakan alat kelengkapanBadan Pekerja Majelis. Pembentukannyadituangkan dalam putusan Badan Pekerja Majelis.

Ad. c) Komisi Majelis. Majelis membentuk komisi-komisi Majelis sesuai dengan acara rapat-rapatselama Sidang Umum, Sidang Tahunan, danSidang Istimewa.Komisi Majelis dapat membentuk Sub-sub Komisiyang merupakan Alat Kelengkapan KomisiMajelis, bertugas memusyawarahkan danmengambil keputusan mengenai soal-soal yang

Page 156: Pancasila

156

menjadi acara Sidang Komisi-Komisi Majelismemberikan pertanggungjawaban kepada RapatParipurna Majelis tentang hasil kerja masing-masing. Tiap Komisi Majelis dibantu oleh sebuahSekretariat.Setiap anggota Majelis harus menjadi anggotasalah satu komisi Majelis kecuali PimpinanMajelis.

Ad. d) Panitia Ad Hoc Majelis. Dapat dibentuk olehMajelis untuk melakukan tugas-tugas tertentuapabila diperlukan dalam masa sidang.Pimpinan Panitia Ad Hoc Majelis dan anggotanyaditetapkan oleh Pimpinan Majelis setelahmendengar pendapat fraksi-fraksi Majelis.

d) Persidangan dan Rapat-rapat Majelisa) Persidangan Majelis

Rapat-rapat Paripurna Majelis pada suatu masatertentu disebut masa Sidang.Macam-macam Sidang Majelis :(1) Sidang Umum Majelis, adalah sidang yang

diadakan pada permulaan masa jabaankeanggotaan Majelis;

(2) Sidang Tahunan Majelis, adalah sidang yangdiadakan setiap tahun;

(3) Sidang Istimewa, adalah sidang yang diadakan diluar Sidang Umum dan Sidang Tahunan.Majelis mengadakan Sidang Tahunan untukmendengar pidato Presiden mengenai pelaksanaanKetetapan Majelis dan/atau membuat putusanMajelis.Rancangan acara sidang disampaikan olehPimpinan Majelis kepada Rapat Paripurna Majelisuntuk disahkan.

Page 157: Pancasila

157

b) Rapat-rapat MajelisMajelis mengenal 7 jenis rapat, yaitu :(1) Rapat Paripurna Majelis;(2) Rapat Gabungan Pimpinan Majelis dengan

Pimpinan-pimpinan Komisi/Panitia Ad HocMajelis;

(3) Rapat Pimpinan Majelis;(4) Rapat Badan Pekerja Majelis;(5) Rapat Komisi Majelis;(6) Rapat Panitia Ad Hoc Majelis;(7) Rapat Fraksi Majelis.

Badan Pekerja Majelis mengenal Rapat Panitia AdHoc Badan Pekerja Majelis. Komisi Majelis mengenalRapat Sub-Komisi Majelis.

e) Pengambilan Keputusan MajelisPengambilan putusan pada asasnya diusahakan sejauh

mungkin dengan musyawarah untuk mencapai mufakat;apabila hal ini tidak mungkin, putusan diambilberdasarkan suara terbanyak.

Mufakat dan/atau putusan yang diambil berdasarkansuara terbanyak sebagai hasil musyawarah, haruslahbermutu tinggi yang dapat dipertanggungjawabkan dantidak bertentangan dengan Pancasila dan cita-citaProklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagaitermaktub dalam Pembukaan, Batang Tubuh, danPenjelasan UUD 1945.a) Putusan Berdasarkan Mufakat

(1) Hakikat musyawarah untuk mufakat dalamkemurniannya adalah suatu tata cara khas yangbersumber pada inti paham kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan / perwakilan untuk merumuskan

Page 158: Pancasila

158

dan/atau memutuskan sesuatu hal berdasarkankehendak rakyat, dengan jalan mengemukakanhikmat kebijaksanaan yang tiada lain ialah pikiran(ratio) yang sehat yang mengungkapkan danmempertimbangkan persatuan dan kesatuanbangsa, kepentingan rakyat sebagaimana yangmenjadi tujuan pembentukan pemerintahan negaratermasuk dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, pengaruh-pengaruh waktu,oleh semua wakil/utusan yang mencerminkanpenjelmaan seluruh rakyat, untuk mencapaiputusan berdasarkan kebulatan pendapat (mufakat)yang ditikadkan untuk dilaksanakan secara jujurdan bertanggungjawab;

(2) Segala putusan diusahakan dengan caramusyawarah untuk mufakat di anara semua fraksi;

(3) Apabila yang tersebut titik 2) di atas tidak dapatsegera terlaksana, Pimpinan Rapat dapatmengusahakan/berdaya upaya agar rapat dapatberhasil mencapai mufakat.

Putusan berdasarkan mufakat adalah sah apabiladiambil dalam Rapat yang daftar hadirnya telahditanda-tangani oleh lebih dari separuh jumlahanggota yang terdiri atas unsur semua fraksi(kuorum), kecuali untuk menetapkan Garis-garisBesar Haluan Negara (GBHN dan Perubahan Undang-Undang Dasar.

b) Putusan Berdasarkan Suara TerbanyakPutusan berdasarkan suara terbanyak diambil

apabila putusan berdasarkan mufakat sudah tidakmungkin diusahakan karena adanya pendirian darisebagian peserta musyawarah yang tidak dapat

Page 159: Pancasila

159

didekatkan lagi atau karena faktor waktu yangmendesak.

Pengambilan putusan berdasarkan suara terbanyakadalah sah apabila :(1) Diambil dalam rapat yang daftar hadirnya telah

ditanda-tangani oleh sekurang-kurangnya 2/3 (duaper tiga) jumlah anggota rapat (kuorum);

(2) Disetujui oleh lebih dari separuh jumlah anggotayang hadir yang memenuhi kuorum.

c) Bentuk-bentuk Putusan MajelisPembuatan putusan-putusan Majelis adalah

sebagai berikut :(1) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat –

adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatanhukum mengikat ke luar dan ke dalam Majelis;

(2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat –adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatanhukum mengikat ke dalam Majelis

f) Proses Pembuatan Putusan-putusan MajelisPembuatan putusan-putusan Majelis dilakukan

melalui empat tingkat pembicaraan, kecuali untuk laporanPertanggungjawaban Presiden dan hal-hal lain yangdianggap perlu oleh Majelis.

Tingkat-tingkat tersebut adalah sebagai berikut :

a) Tingkat I :Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis terhadapbahan-bahan yang masuk dan hasil dari pembahasantersebut merupakan Rancangan Ketetapan/KeputusanMajelis sebagai bahan pokok Pembicaraan Tingkat II;

b) Tingkat II :

Page 160: Pancasila

160

Pembahasan oleh Rapat Paripurna Majelis yangdidahului oleh penjelasan Pimpinan dan dilanjutkandengan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi;

c) Tingkat III :Pembahasan oleh Komisi/Panitia Ad Hoc terhadapsemua hasil pembicaraan Tingkat I dan II. Hasilpembahasan pada Tingkat III ini merupakanRancangan Ketetapan/Keputusan Majelis;

d) Tingkat IV :Pengambilan Putusan oleh Rapat Paripurna Majelissetelah mendengar laporan dari Pimpinan Komisi /Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu dengankata terakhir dari fraksi-fraksi.Sebelum dilakukan pembicaraan Tingkat II dan IIIdapat didahului dengan rapat-rapat fraksi.

g) Presiden dan Wakil Presiden3) Presiden adalah kepala negara. Hal ini dinyatakan dalam

Penjelasan UUD 1945 mengenai sistem pemerintahannegara, yang menyangkut kekuasaan dan wewenangMajelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).Dalam penjelasan itu ditegaskan bahwa MPR mengangkatKepala Negara (Presiden) dan Wakil Kepala Negara(Wakil Presiden).Selanjutnya disebutkan bahwa Presiden ialah mandatarisdari Majelis dan berwajib menjalankan haluan negaramenurut garis-garis besar yang telah ditetapkan olehMajelis. Presiden sebagai mandataris MPR tidak berada disamping (tidak neben), tetapi berada di bawah(untergeordnet) Majelis;

Page 161: Pancasila

161

4) Menurut Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, Presiden RepublikIndonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurutUndang-Undang Dasar.Hal ini berarti Presiden adalah Kepala KekuasaanEksekutif dalam negara. Di dalam menjalankankewajibannya, Presiden dibantu oleh satu orang WakilPresiden. Undang-undang Dasar tidak menetapkanpembagian tugas yang rinci antara Presiden dan WakilPresiden. Ketetapan MPR menentukan hubungan kerjaantara Presiden dan Wakil Presiden diatur dan ditentukanoleh Presiden dengan dibantu oleh Wakil Presiden;

5) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan WakilPresiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR.Jika MPR atau DPR tidak dapat mengadakan sidang,Presiden dan Wakil Presiden bersumpah/berjanjidihadapan Pimpinan MPR dengan disaksikan olehpimpinan Mahkamah Agung.Dalam hal Presiden meninggal, berhenti, atau tidak dapatmelakukan kewajibannya (berhalangan tetap) dalam masajabatannya, sesuai Pasal 8 UUD 1945, ia diganti olehWakil Presiden sampai habis masa jabatannya. Sebelummemegang jabatan presiden, ia bersumpah atau berjanjidihadapan DPR. Jika DPR untuk maksud tidak mungkinmengadakan rapat, Wakil Presiden sebelum memegangjabatan Presiden bersumpah atau berjanji dihadapanMahkamah Agung.Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannyaselama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembalidalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masajabatan (Pasal 7 UUD 1945 sesudah dirubah oleh MPRtanggal 10 Oktober 1999).

Page 162: Pancasila

162

6) Pasal 5 ayat (1) setelah perubahan menyatakan : Presidenberhak mengajukan rancangan undang-undang kepadaDewan Perwakilan Rakyat, sedangkan Pasal 20 ayat (2)menyebutkan : Setiap rancanan undang-undang dibahasoleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untukmendapat persetujuan bersama.Dari ketentuan tersebut, jelas bahwa kecuali memegangkekuasaan eksekutif, Presiden Republik Indonesia(bersama DPR) juga menjalankan kekuasaan legislatif.Selanjutnya Pasal 14 UUD 1945 menyatakan :a) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan

memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung;b) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan

memperhatikan pertimbangan Dewan PerwakilanRakyat.

Pasal 14 tersebut merupakan hak prerogatif Presidendi bidang yudikatif.

Dengan demikian, ini berarti pula UUD 1945 tidakmenganut (sepenuhnya) ajaran Trias Politika dariMontesquieu.

Ajaran Montesquieu (Trias Politika) dikenal teori“Pemisahan Kekuasaan” (separation of Powers) antarakekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. SedangkanUUD 1945 mengenal “Pembagian Kekuasaan”(Distribution of Powers) dengan tidak menekannya padapemisahan kekuasaan.

7) Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa Presidenberhak menetapkan Peraturan Pemerintah penggantiUndang-Undang (Pasal 22 ayat (1)) yang mempunyaikekuatan yang sama dengan Undang-Undang walaupunbelum mendapat persetujuan DPR sebelumnya PenjelasanPasal 22).

Page 163: Pancasila

163

Ketentuan itu menurut Penjelasan UUD 1945 memangperlu diadakan supaya keselamatan negara dapat dijaminoleh Pemerintah dalam keadaan kegentingan yangmemaksa untuk bertindak cepat dan tepat(noodverordeningsrecht). Tetapi, peraturan pemerintahpengganti undang-undang itu sesudah ditetapkan dandijalankan harusmendapat persetujuan DPR dalampersidangan yang berikut (Pasal 22 ayat (2)). Bilakemudian Dewan tidak memberikan persetujuan, Presidenharus mencabut peraturan tersebut (Pasal 22 ayat (3)).

8) Sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan, Presidenberwenang menetapkan Peraturan Pemerintah untukmenjalankan Undang-Undang (pouvoir reglementair) –Pasal 5 ayat (2)).Pasal 6 ayat (1) UUD 1945 menetapkan bahwa : Presidenialah orang Indonesia asli. Ini merupakan syarat bagijabatan Presiden, dan tampak seperti eksepsi(perkecualian) dari Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yangmenyatakan bahwa : Segala warganegara bersamaankedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan danwajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengantidak ada kecualinya. Jadi tidak menghendaki adanyadiskriminasi di anatar sesama warganegara.Sehubungan dengan itu (syarat asli) bagi Presiden, lalubagaimana dengan Wakil Presiden. Sesuai Pasal 8 UUD1945 yang telah disebut di depan, dimana jika Presidenberhalangan tetap, maka Wakil Presidenmenggantikannya menjadi Presiden. Ini berarti WakilPresiden harus Indonesia asli.

9) Pasal 10 sampai dengan Pasal 15 UUD 1945 adalahmengatur kekuasaan Presiden selaku Kepala Negara.Adapun bunyi pasal-pasal tersebut adalah sebagai berikut(setelah ada perubahan) :

Page 164: Pancasila

164

Pasal 10 : Presiden memegang kekuasaan yangtertinggi atas Angkatan Darat, AngkatanLaut dan Angkatan Udara;

Pasal 11 : Presiden dengan persetujuan DewanPerwakilan Rakyat menyatakan perang,membuat perdamaian dan perjanjiandengan negara lain;

Pasal 12 : Presiden menyatakan keadaan bahaya.Syarat-syarat dan akibatnya keadaanbahaya ditetapkan dengan undang-undang;

Pasal 13 : (1) Presiden mengangkat duta dan konsul.(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden

memperhatikan pertimbangan DewanPerwakilan Rakyat.

(3) Presiden menerima penempatan dutanegara lain dengan memperhatikanpertimbangan Dewan PerwakilanRakyat.

Pasal 14 : (1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasidengan memperhatikan pertimbanganMahkamah Agung.

(2) Presiden memberi amnesti dan abolisidengan memperhatikan pertimbanganDewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 15 : Presiden memberi gelar, tanda jasa, danlain-lain tanda kehormatan, yang diaturdenan undang-undang.

Page 165: Pancasila

165

10) Seperti telah disinggung di muka, Presiden sebagaiKepala Negara dan Kepala Pemerintahan dibantu olehseorang Wakil Presiden, di samping itu, sesuai denganketentuan Pasal 17, Presiden dibantu oleh Menteri-menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.Meskipun sama-sama sebagai pembantu Presiden, jelasada perbedaan yang mendasar antara kedudukan WakilPresiden dan para menteri. Wakil Presiden diangkat olehMPR, oleh karena itu kedudukannya tidak tergantungpada Presiden, seperti halnya para menteri. Namun,sebagai pembantu Presiden, Wakil Presiden tidak bolehmengambil kebijaksanaan yang tidak sesuai dengankebijaksanaan Presiden. Dalam rangka ini dalamKetetapan-ketetatapan MPR telah mengatur hubungankerja antara Presiden dan Wakil Presiden sertapersyaratan bagi Wakil Presiden yang harus dapatbekerjasama dengan Presiden.

h) Dewan Pertimbangan AgungDewan Pertimbangan Agung (DPA) merupakan Lembaga

Tinggi Negara penasehat Pemerintah. Dewan iniberkewajiban memberikan jawaban atas pertanyaan Presidendan berhak mengajukan usul serta wajib mengajukanpertimbangan kepada Pemerintah.

Susunan Dewan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 16ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 ditetapkanpengaturannya oleh undang-undang.

Undang-undang yang mengatur Dewan PertimbanganAgung adalam UU No. 3/1967 jo. UU No. 4/1978.

Anggota-anggota DPA terdiri atas unsur-unsurmasyarakat, seperti tokoh-tokoh politik, golongan, daerah,ataupun nasional.

Pengangkatan anggota-anggota Dewan dilakukan denganKeputusan Presiden setelah mendengar Pimpinan MPR untukmasa jabatan 5 tahun dan mereka berhenti bersama-sama.

Page 166: Pancasila

166

Jumlah anggota Dewan Pertimbangan Agung, termasukpimpinan, sesuai UU No. 4/1978 adalah 45 orang.

i) Dewan Perwakilan Rakyat1) Keanggotaan dan Pimpinan DPR.

Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya disebut DPRadalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana yangdimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.Anggota adalah hasil Pemilihan Umum dan pengangkatan(Anggota TNI/Polri).Keanggotaan DPR diresmikan secara administrasi denganKeputusan Presiden sebagai Kepala Negara. Masa jabatananggota DPR adalah 5 (lima) tahun, dan berakhirbersama-sama pada saat anggota DPR yang barumengucapkan sumpah/janji.Pimpinan DPR terpisah dari Pimpinan MPR, hal inidilakukan dalam pemberdayaan MPR maupun DPR.Pimpinan DPR bersifat kolektif, terdiri atas seorang Ketuadan sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang Wakil Ketuayang mencerminkan fraksi-fraksi berdasarkan urutanbesarnya jumlah anggota fraksi.

2) Tugas, Wewenang dan Hak DPR.DPR, sebagai Lembaga Tinggi Negara, merupakanwahana, untuk melaksanakan demokrasi berdasarkanPancasila.DPR mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :a) Bersama-sama dengan Presiden membentuk Undang-

Undang;b) Bersama-sama dengan Presiden menetapkan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);c) Melaksanakan Pengawasan terhadap :

1) Pelaksanaan Undang-Undang;2) Pelaksanaan APBN;

Page 167: Pancasila

167

3) Kebijakan Pemerintah sesuai dengan jiwa UUD1945 dan Ketetapan MPR.

d) Membahas hasil pemeriksaan ataspertanggungjawaban keuangan negara yangdiberitahukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)yang disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR, untukdipergunakan sebagai bahan pengawasan;

e) Membahas untuk meratifikasi dan/atau memberipersetujuan atas pernyataan perang, pembuatanperdamaian dan perjanjian dengan negara lain yangdilakukan Presiden;

f) Menampung dan menindaklanjuti aspirasi danpengaduan masyarakat;

g) Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan oleh KetetapanMPR dan/atau Undang-Undang kepada DPR.

Untuk melaksanakan tugas dan wewenang tersebut,DPR mempunyai hak :

a) Meminta keterangan kepada Presiden;b) Mengadakan penyelidikan;c) Mengadakan perubahan atas rancangan undang-

undang;d) Mengajukan pernyataan pendapat;e) Mengajukan rancangan undang-undang;f) Mengajukan/menganjurkan seseorang untuk jabatan

tertentu jika ditentukan oleh suatu peraturanperundang-undangan;

g) Menentukan anggran DPR.

Selain itu, sebagai anggota, maka anggota DPR jugamempunyai hak untuk :

a) Mengajukan pertanyaan;b) Protokoler;

Page 168: Pancasila

168

c) Keuangan/administrasi.

Pelaksanaan hak, wewenang maupun hak anggotaDPR tersebut di atas diatur dalam Peraturan Tata TertibDPR.

Pasal 20 UUD 1945 (setelah dirubah oleh MPRtanggal 19 Oktober 1999, ayat (1) berbunyi : DewanPerwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentukundang-undang. Padahal sebelum dirubah ayat (1)tersebut berbunyi : Tiap-tiap undang-undangmenghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.Sebaliknya Pasal 5 ayat (1) UUD 1945 sebelum dirubahberbunyi : Presiden berhak mengajukan rancanganundang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.Dengan memperhatikan perubahan oleh MPR terhadapPasal 5 ayat (1) jo. Pasal 20 UUD 1945 tersebut di atas,berarti terjadi perubahan serta pergeseran kekuasaan yangsangat prinsipiil dan memang logis. Kalau selama ini(sebelum ada perubahan) Presiden/Pemerintah lebihdominan membentuk undang-undang, sedang DPR(anggota) melalui Pasal 21 dapat/berhak mengajukanrancangan undang-undang (hal inisiatif), dan padakenyataannya tidak pernah menggunakan hak inisiatiftersebut, sehingga rancangan undang-undang selaludatang dari pihak Pemerintah (eksekutif). Denganperubahan ini maka Presiden/Pemerintahlah yang dapatberinisiatif mengajukan rancangan undang-undangan.Sebaliknya DPR-lah yang lebih dominan membentukundang-undang, tentu saja juga dengan persetujuanPresiden, hal ini logis, karena DPR adalah LembagaLegislatif.

3) Alat Kelengkapan DPR.Alat kelengkapan DPR terdiri atas :a) Pimpinan;

Page 169: Pancasila

169

b) Komisi dan Sub-Komisi;c) Badan Musyawarah, Badan Urusan Rumah Tangga,

Badan Kerjasama Antar Parlemen, dan badan lainyang dianggap perlu;

d) Panitia-panitia.Selain itu, DPR membentuk fraksi-fraksi.

j) Badan Pemeriksa KeuanganBadan Pemeriksa Keuangan merupakan Lembaga Tinggi

Negara dengan tugas khusus untuk memeriksatanggungjawab tentang keuangan negara, yangnhasilpemeriksaannya diberitahukan kepada Dewan PerwakilanRakyat (Pasal 23 ayat (5) UUD 1945). Badan ini terlepas daripengaruh dan kekuasaan Pemerintah, tetapi tidak berdiri diatas Pemerintah.

Badan Pemeriksa Keuangan memeriksa semuapelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN). Hasil pemeriksaan Badan ini diberitahukan kepadaDewan Perwakilan Rakyat guna dipakai sebagai bahanpenilaian atas pengawasan dan bahan pembahasan RancanganAnggaran Pendapat dan Belanja Negara tahun berikutnya.

Undang-Undang yang mengatur Badan PemeriksaKeuangan ialah UU No. 5 Tahun 1973. Di dalam undang-undang ini ditetapkan tugas Badan Pemeriksa Keuangan itu,ialah :

1) Memeriksa tanggungjawab Pemerintah tentang keuangannegara;

2) Memeriksa semua pelaksanaan Anggaran Pendapatan danBelanja Negara.

Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan berdasarkanperaturan perundang-undangan.

Badan tersebut terdiri atas seorang Ketua merangkapanggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, dan lima

Page 170: Pancasila

170

orang anggota. Untuk setiap lowongan keanggotaan BadanPemeriksa Keuangan, oleh Dewan Perwakilan Rakyatdiusulkan tiga orang calon untuk diangkat oleh Presiden.

Dalam undang-undang tersebut juga ditetapkan bahwaanggota Badan Pemeriksa Keuangan diangkat untuk masajabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali setiap kali untuk5 tahun. Persyaratan untuk menjadi anggota, antara lainadalah tekah berusia 35 tahun dan mempunyai kecakapan danpengalaman dalam bidang keuangan dan administrasi negara.

Anggota Badan Pemeriksa Keuangan berhenti /diberhentikan, antara lain karena mencapai usia 65 tahun.

k) Mahkamah AgungMahkamah Agung (MA) dan badan peradilan lainnya

adalah pemegang kekuasaan kehakiman yang merdeka.Artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Salahsatu jaminan bagi kebebasan kekuasaan kehakiman itu, antaralain pada jaminan kedudukan hakim yang harus diatur denganundang-undang (Pasal 25 UUD 1945).

Undang-undang yang mengatur kekuasaan kehakimanialah UU No. 14 Tahun 1970. Dalam Undang-Undang No. 14Tahun 1970 Ketentuan-ketentuan Pokok KekuasaanKehakiman, disebutkan bahka kekuasaan kehakimanmerupakan kekuasaan yang merdeka untukmenyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dankeadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranyanegara berdasarkan hukum Republik Indonesia.

Selanjutnya, dikatakan bahwa penyelenggaraankekuasaan kehakiman diserahkan kepada badan peradilanyang ditetapkan dengan undang-undang dengan tugas pokokmenerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiapperkara yang diajukan kepadanya.

Adapun lingkungan kekuasaan kehakiman berdasarkanmasing-masing undang-undangnya, terdiri dari :

Page 171: Pancasila

171

1) Peradilan Militer (UU No. 5/1950);2) Peradilan Umum (UU No. 2/1986);3) Peradilan Tata Usaha Negara (UU No. 5/1986);4) Peradilan Agama (UU No. 7/1989).

Mahkamah Agung merupakan peradilan tertinggi. Ituberarti bahwa terhadap putusan yang diberikan pada tingkatterakhir oleh badan peradilan lain, dapat dimintakan kasasikepada Mahkamah Agung. Di samping itu, MahkamahAgung melakukan pengawasan tertinggi terhadappenyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan.

Badan-badan peradilan tersebut di atas secaraorganisatoris, administratif, dan finansiil berada di bawahdepartemen masing-masing, dan secara teknis berada dibawah Mahkamah Agung. Mahkamah Agung mempunyaiorganisasi, administrasi, dan keuangan sendiri.

Susunan, kekuasaan, dan hukum acara pada MahkamahAgung diatur dalam UUD No. 14/1985, sebagaipenyempurnaan dari UU No. 13 Tahun 1965 tentangPeradilan dalam Lingkungan Peradilan Umum danMahkamah Agung. Menurut undang-undang ini susunanMahkamah Agung terdiri atas pimpinan, hakim anggota,panitera, dan sekretaris jenderal. Pimpinan Mahkamah Agungterdiri dari :

1) Seorang Ketua;2) Seorang Wakil Ketua;3) Beberapa orang Ketua Muda.

Hakim Agung diangkat oleh Presiden dari daftar namayang diusulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Untuk setiaphakim agung diusulkan dua orang calon.

Adapun persyaratan untuk menjadi hakim agungdikerketat yaitu usianya minimal 50 tahun, sebelumnya 35

Page 172: Pancasila

172

tahun, 5 tahun pengalaman menjadi ketua pengadilan tinggiatau 10 tahun sebagai hakim pengadilan tinggi; hakim agungberhenti pada usia 65 tahun sebelumnya 60 tahun.

Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985tentang Mahkamah Agung menyatakan dalam Pasal 31sebagai berikut :a) Mahkamah Agung mempunyai wewenang menguji secara

materiil hanya terhadap peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang;

b) Mahkamah Agung berwenang menyatakan tidak sahsemua peraturan perundang-undangan dari tingkat yanglebih rendah daripada undang-undang atas alasanbertentangan dengan peraturan perundang-undangan yanglebih tinggi;

c) Putusan tentang pernyataan tidak sahnya peraturanperundang-undangan tersebut dapat diambil denganpemeriksaan dalam tingkat kasasi. Pencabutan peraturanperundang-undangan yang dinyatakan tidak sah tersebut,dilakukan segera oleh instansi yang bersangkutan.

Perlu pula diketahui bahwa dalam sistem peradilanmenurut undang-undang tentang ketentuan-ketentuan PokokKekuasaan Kehakiman (UU No. 14 Tahun 1970), peradilandilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.

Dalam hal peradilan segala campur tangan oleh pihak laindi luar kekuasaan kehakiman dilarang. Semua pengadilanmemeriksa dengan sebuah majelis yang terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang hakim, kecuali ditentukan lain olehundang-undang.

Dari uraian mengenai sistem pemerintahan negara dankelembagaan negara terlihat, bahwa UUD 1945 tidakmenganut ajaran Trias Politika, yaitu yang mengajarkantentang pemisahan yang tegas antara fungsi eksekutif,legislatif dan yudikatif. Namun, UUD 1945 juga mengaturpembagian kekuasaan atau fungsi negara di antara lembaga-

Page 173: Pancasila

173

lembaga negara secara jelas yang dapatdipertanggungjawabkan secara konstitusional, demokratis danberdasarkan hukum/undang-undang.

Kekuasaan Negara yang tertinggi dipegang oleh MajelisPermusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegangkedaulatan rakyat. Kekuasaan pemerintahan negara ataueksekutif dipegang oleh Presiden yang berada langsung dibawah MPR. Dewan Perwakilan Rakyat memegangkekuasaan membentuk undang-undang. Presiden berhakmengajukan rancangan undang-undang kepada DPR. Setiaprancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan Presidenuntuk mendapat persetujuan bersama.

Jadi kekuasaan legislatif berada di tangan DPR danPresiden, dimana Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama (DPR dan Presiden)untuk menjadi undang-undang.

Kekuasaan kehakiman atau yudikatif dilakukan olehMahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman, yangberkedudukan merdeka, dalam arti terlepas dari pengaruhkekuasaan Pemerintah. Kesemuanya itu diatur denganundang-undang.

7. Pemerintahan Daeraha. Latar Belakang Dibentuknya Pemerintahan Daerah

Pasal 18 UUD 1945 dengan penjelasannya, menyatakan :1) Daerah Indonesia dibagi dalam daerah propinsi dan

daerah propinsi akan dibagi dalam daerah yang lebihkecil;

2) Daerah-daerah itu bersifat otonom atau bersifat daerahadministrasi belaka, yang pengaturannya ditetapkandengan Undang-Undang;

3) Di daerah yang bersifat otonom diadakan badanperwakilan daerah, karena di daerahpun pemerintahanakan bersendi atas dasar musyawarah.

Page 174: Pancasila

174

Adanya Pasal 18 itu diperlukan karena wilayahRepublik Indonesia sangat luas. Sebagai perbandingan, jikawilayah Indonesia ini, baik daratan maupun lautan disatukan,maka wilayah Republik Indonesia ini sama luasnya denganNegara Amerika Serikat yang begitu luas. Kalau daratannyasaja maka bisa menutup seluruh negara di Eropa.Berdasarkan kenyataan itulah maka wilayah RepublikIndonesia perlu dibagi dalam daerah besar dan kecil, denganmempunyai pemerintahan sendiri (Pemerintah Daerah).

Amerika Serikat untuk mengatasi wilayahnya yang luastersebut membentuk Negara Federasi/Negara Serikat.Sedangkan Pembentuk Negara (Founding Fathers) kita telahbersepakat membentuk Negara Kesatua.

Karena itu di dalam Penjelasan Pasal 18 UUD 1945tersebut menyatakan sebagai berikut : “Oleh karena NegaraIndonesia itu suatu eenheids staat, maka Indonesia tak akanmempunyai daerah di dalam lingkungannya yang bersifatstaat juga”.

b. Prinsip - prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan DaerahBentuk Pemerintahan Daerah

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yangbegitu luas, maka tidak mungkin Pemerintah diselenggarakansecara Sentralisasi, semua diatur oleh Pusat. Berdasarkan itumaka ditentukanlah prinsip penyelenggaraan PemerintahDaerah.

Adapun prinsip penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,adalah :

1) Digunakannya azas desenralisasi, dekonsentrasi danTugas Pembantuan;

2) Penyelenggaraan azas desentralisasi secara utuh dan bulatyang dilaksanakan di daerah kabupaten dan daerah kota;

Page 175: Pancasila

175

3) Azas tugas pembantuan yang dapat dilaksanakan didaerah Propinsi, daerah Kabupaten, daerah Kota danDesa.

Adapun pengertian desentralisasi, dekonsentrasi dantugas pembantuan adalah sebagai berikut :

1) Desentralisasi adalah penyerahann wewenangpemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonomdalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dariPemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintahdan/atau perangkat pusat di daerah;

3) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintahkepada daerah atau desa, dan dari daerah ke desa untukmelaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaansarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengankewajiban melaporkan pelaksanaannya kepada yangmenugaskan.

Catatan : Jika menyebut kata/istilah Pemerintah, maka yangdimaksud adalah Pemerintah Pusat. Sedangkankata Daerah, maka yang dimaksud adalah DaerahOtonom.

c. Bentuk Pemerintahan DaerahWilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi

dalam daerah-daerah yang bersifat otonom, yaitu :1) Propinsi;2) Kabupaten;3) Kota.

Ketiga daerah otonom tersebut masing-masing berdirisendiri dan tidak mempunyai hubungan hierarki satu samalain.

Page 176: Pancasila

176

Daerah propinsi berkedudukan juga sebagai wilayahadministrasi.

Kewenangan Daerah mencakup kewenanan dalamseluruh bidang pemerintah, kecuali kewenangan dalambidang politik, luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,moneter, fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.

Daerah Propinsi berkedudukan sebagai Daerah Otonom(azas desentralisasi) dan sekaligus wilayah administrasi (azasdekonsentrasi) yang melaksanakan kewenangan PemerintahPusat yang didelegasikan kepada Gubernur.

Pemberian kedudukan Propinsi sebagai Daerah Otonomdan sekaligus sebagai Wilayah Administrasi dilakukandengan pertimbangan :1) Untuk memelihara hubungan yang serasi antara Pusat dan

Daerah dalam kerangka Negara Kesatuan RepublikIndonesia;

2) Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah yang bersifatlintas Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sertamelaksanakan kewenangan Otonomi Daerah yang belumdapat dilaksanakan oleh Daerah Kota;

3) Untuk melaksanakan tugas-tugas Pemerintahan tertentuyang dilimpahkan dalam rangka pelaksanaan azasdekonsentrasi.

d. Susunan Pemerintahan Daerah dan Hak DPRDSusunan Pemerintah Daerah Otonom meliputi Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Daerah.DPRD dipisahkan dari Pemerintah Daerah dengan maksuduntuk lebih memberdayakan DPRD dan meningkatkanpertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepada rakyat.

Oleh karena itu, hak-hak DPRD cukup luas dandiarahkan untuk menyerap serta menyalurkan aspirasimasyarakat menjadi kebijakan Daerah dan melakukan fungsipengawasan.

Page 177: Pancasila

177

Setiap Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerahsebagai Kepala Eksekutif yang dibantu oleh seorang WakilKepala Daerah.

1) Kepala Daeraha) Kepala Daerah Propinsi disebut Gubernur, yang

karena jabatannya adalah juga sebagai WakilPemerintah (Pusat).Dalam menjalankan tugas dan kewenangannyasebagai Kepala Daerah, Gubernur bertanggungjawabkepada DPRD Propinsi.Tata cara pelaksanaan pertanggungjawaban sebagaiKepala Daerah ditetapkan dengan peraturan TataTertib DPRD sesuai pedoman yang ditetapkan olehPemerintah.Dalam kedudukan sebagai Wakil Pemerintah,Gubernur berada di bawah dan bertanggungjawabkepada Presiden.Tata cara pelaksanaan pertanggungjawaban sebagaiwakil pemerintah ditetapkan oleh Pemerintah (Pusat).

b) Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati dan KepalaDaerah Kota disebut Walikota.Dalam menjalankan tugas dan kewenanan sebagaiKepala Daerah Bupati / Walikota bertanggungjawabkepada DPRD Kabupaten/Kota. Tata carapertanggungjawaban ditetapkan dalam peraturan TataTertib DPRD sesuai dengan pedoman yang ditetapkanoleh Pemerintah (Pusat).Dalam menyelenggarakan Otonomi Daerah di DaerahKabupaten/Kota, Bupati dan Walikota berkewajibanmemberikan laporan kepada Presiden melalui MenteriDalam Negeri dalam rangka pembinaan danpengawasan.

Page 178: Pancasila

178

2) Wakil Kepala Daeraha) Di setiap Daerah terdapat Wakil Kepala Daerah yang

dilantik oleh Presiden atau pejabat yang ditunjukbersamaan dengan pelantikan Kepala Daerah.Wakil Kepala Daerah mempunyai tugas :

(1) Membantu Kepala Daerah dalam melaksanakankewajibannya;

(2) Mengkoordinasikan kegiatan instansipemerintahan di daerah;

(3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikanoleh Kepala Daerah.

Wakil Kepala Daerah bertanggungjawab kepadaKepala Daerah. Wakil Kepala Daerah melaksanakantugas dan wewenang Kepala Daerah apabila KepalaDaerah berhalangan.

b) Apabila Kepala Daerah berhalangan tetap, jabatanKepala Daerah diganti oleh Wakil Kepala Daerahsampai habis masa jabatannya. Apabila Wakil KepalaDaerah berhalangan tetap, jabatan Wakil KepalaDaerah tidak diisi.Apabila Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerahberhalangan tetap, Sekretaris Daerah melaksanakantugas Kepala Daerah untuk sementara waktu.

Dalam hal ini DPRD menyelenggarakan pemilihanKepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selambat-lambatnya dalam waktu 3 bulan.

3) Perangkat DaerahPerangkat Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah,

Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah lainnya sesuaikebutuhan Daerah.

Page 179: Pancasila

179

a) Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah.- Sekretaris Daerah Propinsi diangkat oleh

Gubernur atas persetujuan DPRD dari PegawaiNegeri Sipil (PNS) yang memenuhi syarat.Sekretaris Daerah Propinsi karena jabatannyaadalah Sekretaris Wilayah Administrasi;

- Sekretaris Daerah Kabupaten atau SekretarisDaerah Kota diangkat oleh Bupati atau Walikotaatas persetujuan DPRD dari PNS yang memenuhisyarat.

Sekretaris Daerah berkewajiban membantu KepalaDaerah dalam menyusun kebijakan serta membinahubungan kerja dengan dinas, lembaga teknis, danunit pelaksana lainnya.Sekretaris Daerah bertanggungjawab kepada KepalaDaerah.Apabila Sekretaris Daerah berhalangan melaksanakantugasnya, tugas Sekretaris Daerah dilaksanakan olehpejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah;

b) Dinas Daerah adalah unsur pelaksana PemerintahanDaerah. Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinasyang diangkat oleh Kepala Daerah dari PNS yangmemenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.Kepala Dinas bertanggungjawab kepada KepalaDaerah melalui Sekretaris Daerah;

c) Lembaga Teknis dapat dibentuk di daerah sesuaidengan kebutuhan daerah;

d) Kecamatan merupakan perangkat daerah Kabupatendan daerah Kota yang dipimpin oleh KepalaKecamatan yang disebut Camat;

e) Kelurahan merupakan perangkat Kecamatan yangdipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah.Lurah diangkat dari PNS yang memenuhi syarat olehBupati atau Walikota atas usul Camat.

Page 180: Pancasila

180

Lurah menerima pelimpahan sebagian kewenanganPemerintahan dari Camat.Lurah bertanggungjawab kepada Camat.Pembentukan Kelurahan ditetapkan dengan PeraturanDaerah.

4) Pemerintah DaerahDesa dapat dibentuk, dihapus, dan/atau digabung

dengan memperhatikan asal-usulnya atas prakarsamasyarakat dengan persetujuan Pemerintah Kabupatendan DPRD, yang ditetapkan dengan Pweraturan Daerah.

Di Desa dibentuk Pemerintah Desa dan BadanPerwakilan Desa, yang merupakan Pemerintah Desa.

a) Pemerintahan Desa terdiri atas Kepala Desa (atauyang disebut dengan nama lain) dan Perangkat Desa.Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk Desadari calon yang memenuhi syarat denganmendapatkan dukungan suara terbanyak danditetapkan oleh Badan Perwakilan Desa dan disahkanoleh Bupati.Masa jabatan Kepala Desa paling lama sepuluh tahun,yaitu dua kali masa jabatan, terhitung mulai tanggalditetapkan.Tugas dan kewajiban Kepala Desa, adalah :(1) memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;(2) membina kehidupan masyarakat desa;(3) membina perekonomian desa;(4) memelihara ketentraman dan ketertiban

masyarakat desa;(5) mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;(6) mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan

dan dapat menunjuk kuasa hukumnya.

Page 181: Pancasila

181

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban itu, KepalaDesa bertanggungjawab kepada rakyat melalui BadanPerwakilan Desa atau menyampaikan laporanmengenai pelaksanaan tugasnya kepada Bupati.

b) Badan Perwakilan Desa. Sebagai perwujudandemokrasi, di desa dibentuk Badan Perwakilan Desa(atau sebutan lain) sebagai lembaga legislatif danpengawasan dalam hal pelaksanaan peraturan desa,Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, danKeputusan Kepala Desa.Badan Perwakilan Desa berfungsi mengayomi adatistiadat, membuat peraturan desa, menampung danmenyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukanpengawasan terhadap penyelenggaraan PeerintahanDesa.Anggota Badan Perwakilan Desa dipilih dari dan olehpenduduk desa yang memenuhi persyaratan.Pimpinan Badan Perwakilan Desa dipilih dari danoleh anggota. Badan Perwakilan Desa bersamadengan Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa.Pelaksanaan Peraturan Desa ditetapkan denganKeputusan Kepala Desa.

Page 182: Pancasila

182

BAB IXHUBUNGAN NEGARA DENGAN

WARGANEGARA DAN PENDUDUK

1. Siapa Warganegara.Pasal 26 ayat 1 mengatur siapa-siapa saja yang termasuk

warganegara dari RI. Dengan tegas dinyatakan bahwa yangmenjadi warganegara adalah orang-orang bangsa Indonesia aslidan orang-orang bangsa lain, misalnya peranakan Belanda,peranakan Tionghoa, peranakan Arab yang bertempat tinggal diIndonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikapsetia kepada Negara RI yang disahkan dengan UU sebagaiwarganegara.

Mengenai syarat-syarat menjadi warganegara juga harusditentukan dengan UU (Pasal 26 ayat 2), yaitu :a. UU No. 62 tahun 1958 tentang Kewarganegara;b. UU No. 3 tahun 1976 tentang Perubahan atas

kewarganegaraan;c. UU No. 14 tahun 1959 tentang Paspor.

2. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan.Negara RI menganut azas bahwa setiap warganegara

mempunyai kedudukan yang sama dihadapan hukum danPemerintah. Ini sebagai konsekuensi prinsip kedaulatan rakyatyang bersifat kerakyatan.

Pasal 27 ayat 1 menyatakan kesamaan kedudukanwarganegara di dalam hukum dan Pemerintahan danberkewajiban menjunjung hukum dan Pemerintahan dengan tidakada kecualinya. Hal ini menunjukkan adanya keseimbanganantara hak dan kewajiban, dan tidak ada diskriminasi di antarawarganegara baik mengenai haknya maupun mengenaikewajibannya. Inilah prinsip pokok yang dianut oleh UUD 1945.

Page 183: Pancasila

183

Namun ada satu hal seperti telah disinggung di depan, yaituadanya ketentuan bahwa untuk menjadi Presiden harus orangIndonesia asli. Hal ini dapat dipahami sebagai satu-satunyapengecualian dari prinsip pokok yang dianut oleh UUD 1945tersebut.

Begitu juga mengenai ketetapan MPR No. III/MPR/1973yang mengharuskan calon Wakil Presiden harus orang Indonesiaasli dapat dimengerti sebagai konsekuensi dari bunyi Pasal 6 ayat1 UUD 1945 jo. Pasal 8 UUD 1945 yang mengatur bahwaapabila Presiden tidak dapat melakukan kewajibannya(berhalangan tetap) dalam masa jabatannya, maka ia akan digantioleh Wakil Presiden sampai habis masa waktunya.

Pada negara-negara maju seperti Amerika Serikat yangsering dipandang sebagai negeri hukum dan negara demokrasiyang paling terkemuka, pembatasan semacam ini sudah lamaberlku di negaranya, khususnya terhadap warganegara AmerikaSerikat keturunan Yahudi, Negro dan sebagainya. Sehingga bagimereka pembatasan semacam itu sudah dianggap merupakansuatu kewajaran yang tidak dipersoalkan lagi latar belakangnya.

Sebenarnya memahami Pasal 6 ayat 1 UUD 1945 tidaklahterlalu sukar apabila kita mengerti tentang proses terjadinya UUD1945 tersebut pada waktu zaman perjuangan kemerdekaan dulu.

Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa memahami UUD1945 tidak cukup hanya menyelidiki pasal-pasalnya saja, tetapiharus memahami juga bagaimana terjadinya dan suasana apaUUD 9145 itu dibuat. Melalui pemahaman itu baru akan dapatdimengerti maksud UUD 1945 serta pokok-pokok pikiran apayang melandasinya.

Sebagaimana diketahui pada masa penjajahan Belanda diIndonesia berlaku hukum kolonial yang membagi pendudukmenjadi tiga golongan besar (Pasal 163 ayat 1 Indische staatsregeling) yaitu : Golongan Eropa, golongan Timur Asing dangolongan Bumi Putera (penduduk asli). Adanya pembedaantersebut mengakibatkan orang yang satu dengan orang

Page 184: Pancasila

184

(golongan) lain dalam lingkungan suatu negara, tunduk dandiatur oleh hukum yang berbeda sesuai dengan golongannya.

Dari ketiga golongan penduduk tersebut, golongan BumiPutera dianggap golongan yang paling rendah tingkatkedudukannya. Hal ini tercermin pada kenyataan dimana hakuntuk mendapat kesempatan dan perlakuan sama bagi pendudukasli sangat dibatasi, malah diperketat sedemikian rupa agarjangan sampai mengancam dominasi dan kedudukan pemerintahkolonial khususnya kedudukan penduduk keturunan Belanda.

Akibat dari perlakuan yang tidak adil selama beberapagenerasi ini, akhirnya lama kelamaan menimbulkan rasa kurangpercaya pada bangsa Indonesia untuk bisa mengurus danmemerintah diri sendiri, yang justru sangat diinginkan olehPemerintah Belanda tumbuh pada rakyat Indonesia gunamemperlanggeng pemerintahan kolonialnya.

Dalam suasana serba tertekan dan dibatasi pada waktu itudapatlah dipahami munculnya perkataan “asli” pada Pasal 6 ayat1 UUD 1945 sebagai ungkapan keberanian rakyat Indonesiauntuk memimpin diri sendiri sebagai bangsa yang merdeka danberdaulat yang berkedudukan sejajar dengan bangsa lain.Sehingga pencantuman perkataan penduduk asli sebagaipersyaratan menjadi Presiden, menunjukkan bahwa rakyatIndonesia telah mendobrak rasa kurang percaya diri sendiri yangselama berusaha ditanamkan oleh pemerintah kolonial melaluianggapan bahwa bangsa Indonesia (penduduk asli) belum mampuuntuk merdeka dengan pemerintahan sendiri.

Kesadaran dan kepercayaan terhadap kemampuan bangsasendiri untuk mereka memperkuat keyakinan tokoh-tokoh yangmerancang dan mensahkan UUD 1945, bahwa yang bisamemahami dan menghayati sepenuhnya apa yang menjadi tujuanrakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan hanyalahpenduduk Bumi Putera yang telah mengalami penindasan danpenderitaan selama beberapa abad di zaman penjajahankolonial. Sehingga dengan demikian untuk jabatan Presiden yangmempunyai peranan dan tanggungjawab yang sangat besar

Page 185: Pancasila

185

terhadap kehidupan bangsa dirasa perlu membuat persyaratankhusus agar supaya orang yang menduduki jabatan tersebut dapatdipertanggungjawabkan kesadaran dan kesungguhannya dalammelaksanakan cita-cita perjuangan nasional.

3. Hak Atas Pekerjaan dan Penghidupan Yang Layak.Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa tiap-tiap warganegara

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal inimemancarkan azas keadilan sosial dan kerakyatan.

4. Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul.Pasal 28 menetapkan hak warganegara dan penduduk untuk

berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisandan tulisan dan sebagainya, yang akan diatur dengan UU.

Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia adalahbersifat demokratis. Sebagai pelaksanaan pasal ini terdapat didalam :a. UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik;b. UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum;c. UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan

MPR, DPR, DPRD.

5. Kemerdekaan Memeluk Agama.Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyatakan : “Negara

berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Selanjutnya dalampenjelasan dinyatakan bahwa ayat ini menyatakan kepercayaanbangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pasal 29 ayat 2 menyatakan : “Negara menjaminkemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanyamasing-masing dan beribadat menurut agama dankepercayaannya”. Kebebasan agama merupakan salah satu hakyang paling azasi di antara hak-hak azasi manusia, karenakebebasan beragama itu langsung bersumber pada martabatmanusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hak kebebasanberagama bukan pemberian negara atau bukan pemberian

Page 186: Pancasila

186

golongan. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang MahaEsa itu berdasarkan keyakinan hingga tidak dapat dipaksakan danmemang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esaitu sendiri tidak memaksa setiap manusia untuk memeluk agamadan menganutnya.

6. Hak dan Kewajiban Pembelaan Negara.Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan hak dan kewajiban

setiap warganegara ikut serta dalam usaha bela negara. Ayat 2menyatakan pengaturannya lebih lanjut dilakukan dalam UU.

Untuk pelaksanaannya telah dikeluarkan UU No. 20 Tahun1982 tentang Ketentuan-ketentuan pokok Pertahanan KeamananNegara Repiblik Indonesia. Undang-Undang ini sebagaipengganti UU No. 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan NegaraRepublik Indonesia yang disusunnya berdasarkan UUDS 1950yang sudah dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembanganketatanegaraan RI serta pertumbuhan ABRI.

7. Hak Mendapat Pengajaran.Sesuai dengan tujuan RI yang tercermin dalam alinea ke 4

Pembukaan UUD 1945, bahwa Pemerintah Negara Indonesiaantara lain berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa, makaPasal 31 ayat 1 menetapkan bahwa tiap-tiap warganegara berhakmendapat pengajaran.

Untuk maksud itu UUD mewajibkan pemerintahanmengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaranNasional yang diatur dengan UU Pasal 31 ayat 2.

Pelaksanaan pasal ini telah ada beberapa UU yaitu antaralain :a. UU No. 4 Tahun 1950 tentang Pendidikan Dasar;b. UU No. 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi;c. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional;d. PP No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;e. Dan lain-lain yang sehubungan dengan pendidikan.

Page 187: Pancasila

187

8. Kebudayaan Nasional Indonesia.Pasal 32 menetapkan agar Pemerintah memajukan

Kebudayaan Nasional Indonesia. Penjelasan UUD 1945memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa itu ialah“Kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya rakyatIndonesia seluruhnya “termasuk” kebudayaan lama dan asli yangterdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah diseluruh Indonesia”.

Dalam penjelasan UUD tu juga ditunjuk ke arah manakebudayaan itu harus diusahakan, yaitu menunjuk ke arahkemajuan adat budaya dan persatuan dengan tidak menolakbahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapatmemperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsasendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsaIndonesia.

Salam satu unsur budaya yang penting yang ditunjukkandalam Penjelasan UUD (Pasal 36) adalah Bahasa Daerah, yangakan tetap dihormati dan dipelihara oleh Negara.

9. Kesejahteraan Sosial.Pasal 33 dan 34 UUD 1945 mengatur kesejahteraan sosial.

Pasal 33 yang terdiri 3 ayat menyatakan :a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

azas kekeluargaan;b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara;c. Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuksebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 33 ditetapkan sebagaiberikut :

Page 188: Pancasila

188

Dalam Pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi,produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinanatau penilikan anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatyang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Sebab ituperekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atasazas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ituadalah koperasi. Perekonomian nerdasar atas demokrasi ekonomi,kemakmuran bagi semua orang. Sebab tu cabang-cabangproduksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajathidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak,tampak produksi jatuh ke tangan orang-orang yang berkuasa danrakyat yang banyak ditindasnya.

Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orangbanyak boleh ada ditangan orang-seorang.

Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumiadalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harusdikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnyakemakmuran rakyat.

Pasal 33 ini merupakan pasal yang penting dan esensial,karena pasal menyangkut pelaksanaan daripada demokrasiekonomi dan keadilan sosial. Semangat mewujudkan keadilansosial terpancar pula di dalam pasal berikutnya, yaitu Pasal 34yang mengatur bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantardipelihara oleh Negara.

Page 189: Pancasila

189

BAB XLAMBANG-LAMBANG PERSATUAN INDONESIA

1. BenderaPasal 35 UUD 1945 menetapkan Bendera Negara Republik

Indonesia, yaitu Sang Saka Merah Putih.

2. Bahasa NasionalPasal 36 UUD 1945 menetapkan Bahasa Negara / Bahasa

Nasional, ialah Bahasa Indonesia.

3. Lagu KebangsaanLagu Kebangsaan sebagaimana halnya dengan Lambang

Negara tidak diatur di dalam UUD 1945, namun LambangNegara dan Bahasa Nasional kedudukannya sama denganBendera dan Bahasa, yaitu sama –sama sebagai piranti-piranti.

Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” ditetapkan denganPeraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958 (Lembaran NegaraNo. 72 Tahun 1958).

4. Lambang Negaraa. Dasar Hukum Lambang Negara “Garuda Pancasila”.

Setiap negara mempunyai Lambang Negara, yangmenggambarkan kedaulatan, kepribadian dan kemegahandaripada Negara tersebut.UUD 1945 tidak mengatur tentang lambang negara. LambangNegara Republik Indonesia “Garuda Pancasila” disusunberdasarkan Pasal 3 UUDS 1950. Dalam tahun 1950Pemerintah RI membentuk suatu Panitia Khusus untukmenciptakan suatu Lambang Negara RI. Setelah diadakanpenyelidikan dengan seskama dan melalui berbagai konsep,maka akhirnya terciptalah Lambang Negara “Garuda

Page 190: Pancasila

190

Pancasila” yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 1951 tanggal 17 Oktober 1951 serta dimuat dalamLembaran Negara No. 111 Tahun 1951. Kemudiandikeluarkan pula peraturan tentang penggunaan daripadaLambang Negara tersebut dalam Peraturan Pemerintah No. 43Tahun 1958 tanggal 10 Juli 1958.

b. Persyaratan Lambang.Menurut Ilmu Heraldika (Heraldiek, Heraldry) yaitu

suatu cabang dari ilmu sejarah; yang mempelajari dan artilukisan, lencana, simbol atau lambang umumnya. Tiap-tiaplambang yang sempurna jika tiga bagian, yaitu :1) Adanya Candra Sengkala2) Adanya Perisai3) Adanya Seloka atau Sesanti.

Ad. 1) Candra Sengkala : Candra, artinya – melukiskan – menjadikan (to

describle). Sengkala, artinya – waktu – peristiwa yang terjadi. Candra Sengkala dapat diartikan – melukiskan

waktu atau mengingatkan suatu peristiwa.Candra Sengkala ini lazimnya dilukiskan dalambentuk “Binatang”.

Ad. 2) Perisai :Pada perisai juga biasanya ada lukisan/gambar yangmempunyai arti/makna.

Ad. 3) Seloka atau Sesanti :Biasanya berwujud motto.

Selanjutnya menurut Ilmu Heraldika suatu Lambang itusempurna dan baik apabila bentuknya selain harus ada tiga

Page 191: Pancasila

191

bagian seperti tersebut di atas, juga harus sederhana namuntelah mencakup sejumlah pengertian dan tujuan.

c. Lambang Negara “Garuda Pancasila”.Dalam Lambang Negara Republik Indonesia, Candra

Sengkala terlukis dalam bentuk Burung Sakti Elang Rajawaliatau lebih dikenal dengan nama burung Garuda.

Burung Garuda atau Burung Elang Rajawali merupakanburung mithologi yang melambangkan pembangunan danperlindungan di lingkungan seluruh bangsa Austronesia,seperti :

Kerajaan Kedah menggunakan Lambang Garudasebagai lambang pemeliharaan (Dalam bukuMarowangsa Kerajaan Kedah)

Kerajaan Merina di Madagaskar pada masa dahulumenggunakan pula Lambang Garuda yang disebut“Vurumahery” artinya Burung Sakti (Vuru = Burung;Mahery = Sakti).

Perisai yang tergantung di leher Burung Garudamemuat/terbagi dalam lima ruangan yang masing-masingmemuat lambang dari masing-masing Sila Pancasila, karenaitu disebut pula Perisai Pancasila.

Lambang-lambang tersebut oleh Panitia Negaraperumus/pencipta Lambang Negara (yang antara lain Prof.Muhammad Yamin, SH) telah diambil sebagai contoh adalahlambang-lambang yang ditemukan di atas meterai-meteraiyang berasal dari Majapahit.

Seloka atau Sesanti yang tertulis di pita yangtercengkeram oleh cakar Burung Garuda adalah Seloka yangdipetik dari buku “Sutasoma” karangan Mpu Tantular yangberbunyi “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya : “Walaupunberbeda-beda, namun tetap satu”.

Page 192: Pancasila

192

Dengan demikian jelaslah bahwa Lambang Negara“Garuda Pancasila” telah sesuai dengan syarat-syarat yangditentukan oleh Ilmu Heraldika.

d. Arti dan Makna Simbol Lambang Negara “GarudaPancasila”.

Selain memenuhi syarat, juga Lambang Negara “GarudaPancasila” adalah sempurna, karena bentuknya cukupsederhana, tetapi mencakup sejumlah pengertian, yaitusebagai berikut :

1) Burung Garuda :Adalah lambang kekuasaan dan kekuatan serta lambangtenaga pembangunan dan pemeliharaan seluruh bangsaIndonesia. Burung yang berwarna kuning emasmelambangkan kemegahan bangsa dan negara Indonesia.Jumlah helai bulu :

Pada tiap sayapnya = 17 Pada ekor = 8 Kecil-kecil di bawah perisai = 19 Kecil-kecil di leher = 45

Ini melukiskan atau mengingatkan Hari ProklamasiKemerdekaan Negara 17 Agustus 1945.

2) Perisai :Adalah melambangkan Perjuangan dan Perlindungan bagibangsa Indonesia. Perisai terbadi dalam lima ruangan,yang masing-masing melambangkan Sila-sila, Pancasila,yaitu sebagai berikut :a) Nur Cahaya (bintang persegi lima), melambangkan

Sial Ketuhanan Yang Maha Esa.b) Rantai dengan bermata bulan (pria) dan persegi empat

(wanita) secara silih berganti adalah mengandung

Page 193: Pancasila

193

dasar humanisme yang dalam, melambangkan SilaKemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

c) Pohon Beringin, pohon rindang yang melindungirakyat dan tempat rakyat berteduh/berlindung,melambangkan Sila Persatuan Indonesia.

d) Kepala Banteng, adalah lambang tenaga rakyat danmenunjukkan dasar atau Sila Kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan.

e) Kapas dan Padi, marupakan lambang sandang danpangan yang berarti tujuan kemakmuran dengan rasakeadilan, jadi sebagai lambang Sila Keadilan Sosialbagi seluruh rakyat Indonesia.

3) Seloka atau Sesanti :“Bhinneka Tunggal Ika” yang dipetik dari kalimat

dalam buku Sutasoma hasil karya Mpu Tantular padazaman kerajaan Majapahit abad ke-XIV. Artinya“Berbeda-beda, namun tetap satu” atau “Berbeda dalamkesatuan”.

Dalam buku Sutasoma seloka ini lengkapnyaberbunyi :

“Bhinneka Tunggal Ika, tanhana dharmamangruwa”, yang artinya “Berbeda-beda tetapi satu, takada peraturan yang bersifat dualisme”. Kitab Sutasomamemang pada dasarnya merupakan renungan falsafahyang berusaha membuktikan adanya pandanganmonotheisme atau ke-Esa-an Tuhan. Dalam kitab itudisusun sistem falsafah tentang pengertian ke-Esa-anTuhan yang disebut Siwa-Budha dan yang secara historistumbuh dari dua agama yang pada hakikatnya salingbertentangan.

Dengan demikian motto “Bhinneka Tunggal Ika”yang semula mengandung pengertian falsafah agamamenjadi pengertian falsafah politik ketatanegaraan

Page 194: Pancasila

194

Republik Indonesia yang mencita-citakan persatuan dankesatuan bangsa dan negara Indonesia.

Selain daripada itu : Garis melintang di tengahperisai adalah menggambarkan Katulistiwa yangmelintasi pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, danIrian Jaya. Selanjutnya warna merah putih dalam perisaimerupakan warna Sang Saka Merah Putih.

Secara keseluruhan, Lambang Negara RepublikIndonesia “Garuda Pancasila” melambangkan : Jiwa dantradisi-tradisi serta cita-cita Bangsa Indonesia yang telahdengan gemilang mendapat/mencapai kemerdekaannyapada tanggal 17 Agustus 1945 untuk secara pemusatanpikiran, pemusatan gerak dalam mencapai cita-citapembangunan demi kemakmuran bangsa dan kejayaannegara, sekaligus mencapai masyarakat adil dan makmurberdasarkan Pancasila.

Page 195: Pancasila

195

BAB XIPERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

ATURAN PERALIHAN DAN ATURAN TAMBAHAN

1. Perubahan Undang-Undang Dasar.Pasal terakhir UUD 1945, yaitu Pasal 37 mengatur tentang

Perubahan Undang-Undang Dasar, yang berbunyi :

(1) Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota Majelis PermusyawaratanRakyat harus hadir;

(2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota yang hadir.

Undang-Undang Dasar wajib kita junjung tinggi, karena iamerupakan modal dan ketentuan yang kita buat sendiri. DenganUUD 1945 itu Rakyat Indonesia telah berjuang dan menang,dengan UUD 1945 ini pulalah Republik kita tegakkan danperjuangkan serta keadilan, kebenaran dan demokrasi kiralaksanakan.

Akan tetapi bagaimanapun juga Undang-Undang Dasartetap merupakan alat untuk mencapai tujuan kita, yaknimasyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengandemikian perlulah diberi jalan keluar untuk memungkinkanperubahan jika kemudian hari memang perlu dirasakan untukmengadakan perubahan. Jalan untuk mengadakan perubahan ituadalah sesuai dengan sistematika hukum pada umumnya dankhususnya bagi suatu Undang-Undang Dasar. Namun perubahanUUD 1945 hanya berlaku bagi Batang Tubuhnya, sedangkanPembukaan UUD 1945 tidak dapat dirubah (lihat penjelasantentang Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negarayang Fundamental, dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966).

Page 196: Pancasila

196

Pada masa Pemerintahan Orde Baru, yang telah bertekaduntuk tidak merubah UUD 1945, walaupun hanya pasal-pasalnya(Batang Tubuh). Hal tersebut tercermin di dalam Ketetapan-ketetapan MPR masa Orde Baru).

Pada masa Orde Reformasi sekarang ini, berdasarkantuntutan reformasi yang didengungkan oleh sebagian besar rakyatIndonesia melalui MPR yang merupakan hasil Pemilu Reformasitelah sepakat untuk mengadakan perubahan-perubahan.

Sebekum berakhir Sidang Umum MPR tahun 1999, MPRpada tanggal 19 Oktober 1999 telah mengadakan PerubahanPertama UUD 1945, selanjutnya berdasarkan ketetapan MPR No.IX/MPR/1999, Badan Pekerja MPR mendapat tugas untukmelanjutkan perubahan UUD 1945.

Adapun Perubahan Pertama MPR tanggal 19 Oktober 1999,adalah sebagai berikut :

Pasal 5 ayat (1) :Semula berbunyi : Presiden memegang kekuasaan membentuk

Undang-Undang dengan persetujuan DewanPerwakilan Rakyat.

Dirubah menjadi : (1) Presiden berhak mengajukan rancanganUndang-undang kepada Dewan PerwakilanRakyat. Ayat (2) tetap.

Pasal 7 :Semula berbunyi : Presiden dan Wakil Presiden memegang

jabatannya selama masa lima tahun, dansesudahnya dapat dipilih kembali.

Dirubah menjadi : Presiden dan Wakil Presiden memegangjabatan selama lima tahun, dan sesudahnyadapat dipilih kembali dalam jabatan yangsama, haya untuk satu kali masa jabatan.

Pasal 9 :Semula tanpa ayat, dan berbunyi :

Page 197: Pancasila

197

Sebelum memangku jabatannya, Presidendan Wakil Presiden bersumpah menurutagama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan MajelisPermusyawaratan Rakyat atau DewanPerwakilan Rakyat sebagai berikut : ---dilanjutkan dengan isi sumpah dan janji.

Dirubah menjadi : (1) tetap seperti di atas(2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyatatau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapatmengadakah sidang, Presiden dan WakilPresiden bersumpah menurut agama atauberjanji dengan sungguh-sungguh dihadapanpimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyatdengan disaksikan oleh PimpinanMahkamah Agung.

Jadi perubahan Pasal 9 hanya ada tambahanayat (2)

Pasal 13 :Semula berbunyi : (1) Presiden mengangkat duta atau konsul

(2) Presiden menerima duta negara lain

Dirubah menjadi : (1) tetap(2) Dalam hal mengangkat duta, Presidenmemperhatikan pertimbangan DewanPerwakilan Rakyat.(3) Presiden menerima penempatan dutanegara lain dengan memperhatikanpertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 14 :

Page 198: Pancasila

198

Semula berbunyi : Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi danrehabilitasi (tanpa ayat)

Dirubah menjadi : (1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasidengan memperhatikan pertimbanganMahkamah Agung(2) Presiden memberi amnesti dan abolisidengan memperhatikan pertimbanganDewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 15 :Semula berbunyi : Presiden memberi gelaran, tanda jasa, dan

lain-lain tanda kehormatan

Dirubah menjadi : Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur denganundang-undang.

Pasal 17 :Semula berbunyi : (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri

negara(2) Menteri - menteri itu diangkat dandiberhentikan oleh Presiden(3) Menteri - menteri itu memimpindepartemen pemerintahan

Dirubah menjadi : (1) tetap(2) … kata diperhentikan dirubah menjadidiberhentikan(3) Setiap menteri membidangi urusantertentu dalam pemerintahan

Pasal 20 :Semula berbunyi : (1) Tiap-tiap undang-undang menghendaki

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Page 199: Pancasila

199

(2) Jika sesuatu rancangan undang-undangtidak mendapat persetujuan DewanPerwakilan Rakyat, maka rancangan taditidak boleh dimajukan lagi dalampersidangan Dewan Perwakilan Rakyat masaitu.

Dirubah menjadi : (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegangkekuasaan membentuk undang-undang(2) Setiap rancangan undang-undang dibahasoleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presidenuntuk mendapat persetujuan bersama(3) Jika rancangan undang-undang itu tidakmendapat persetujuan bersama, rancanganundang-undang itu tidak boleh diajukan lagidalam persidangan Dewan PerwakilanRakyat masa itu(4) Presiden mengesahkan rancanganundang-undang yang telah disetujui bersamauntuk menjadi undang-undang

Pasal 21 :Semula berbunyi : (1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan

Rakyat berhak memajukan rancanganundang-undang(2) Jika rancangan itu, meskipun disetujuioleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidakdisahkan oleh Presiden, maka rancangan taditidak boleh dimajukan lagi dalampersidangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Dirubah menjadi : Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhakmengajukan usul rancangan undang-undang.--- tanpa ayat.

Page 200: Pancasila

200

Demikian perubahan pertama oleh MPR pada tanggal 19 Oktober1999, dan sesuai dengan TAP MPR No. IX/MPR/1999, yangmenugaskan Badan Pekerja MPR untuk melanjutkan perubahan-perubahan UUD 1945.

2. Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan.Di dalam UUD 1945 terdapat Aturan Peralihan dan Aturan

Tambahan sebagai berikut :

a. Aturan Peralihan, terdiri dari 4 pasal :Pasal I : Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

mengatur dan menyelenggarakan kepindahankepada Pemerintah Indonesia.

Pasal II : Segala badan negara dan peraturan yang adamasih berlaku, selama belum diadakan yangbaru menurut Undang-Undang Dasar ini.

Pasal III : Untuk pertama kali Presiden dan WakilPresiden dipilih oleh Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia.

Pasal IV : Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat,Dewan Perwakilan Rakyat, dan DewanPertimbangan Agung dibentuk menurutUndang-Undang Dasar ini, segalakekuasaannya dijalankan oleh Presiden denganbantuan sebuah komite nasional.

b. Aturan Tambahan, terdiri dari 2 ayat :(1) Dalam enam bulan sesudah akhirnya peperangan Asia

Timur Raya, Presiden Indonesia mengatur danmenyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalamUndang-Undang Dasar ini;

(2) Dalam enam bulan sesudah Majelis PermusyawaratanRakyat dibentuk, Majelis itu bersidang untuk menetapkanUndang-Undang Dasar.

Page 201: Pancasila

201

Aturan Peralihan tersebut adalah termasuk dalam lingkunganHukum Transitor, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu masaperalihan (peralihan dari suatu Pemerintahan Negara kepadaPemerintahan Negara yang lain/baru). Aturan Peralihan inidiperlukan untuk mencegah kekosongan atau kevakuman hukumakibat Proklamasi 17 Agustus 1945 yang menjadi tonggakpemisah antara tata hukum kolonial dan tata hukum nasional.

Adanya Aturan Tambahan itu menunjukkan bahwa Undang-Undang Dasar yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 olehPanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) semuladimaksudkan sebagai Undang-Undang Dasar yang bersifatsementara. Dan wewenang untuk menetapkan UUD RepublikIndonesia berada di tangan MPR hasil Pemilihan Umum (Pasal 3UUD 1945). Namun oleh proses sejarah dan proses hukum,melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang dikukuhkan oleh TAPMPRS No. XX/MPRS/1966 jo. TAP MPR No. V/MPR/1973,UUD 1945 telah kehilangan sifatnya yang “sementara” itu.

Mengenai Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan tidak perludipermasalahkan lagi, karena kecuali Pasal II Aturan Peralihanyang menyangkut kedudukan peraturan-peraturan yang masihberlaku, pasal-pasal lainnya dan Aturan Tambahan sudah tidakberlaku atau tidak mempunyai fungsi lagi sekarang ini. Namuntidak perlu dihilangkan, karena mempunyai nilai historis.

Demikian pokok-pokok uraian mengenai ini Batang TubuhUndang-Undang Dasar 1945 berikut perubahan-perubahan yangsudah terjadi.

Page 202: Pancasila

202

BAB XIIP E N U T U P

1. Bangsa Indonesia wajib bersyukur kehadirat Tuhan Yang MahaEsa yang telah memberi rakhmat kepada bangsa Indonesia berupaPancasila sebagai Dasar Negara, Ideologi, Kepribadian Bangsadan Pandangan Hidup seluruh bangsa Indonesia.Kenyataan menunjukkan, dan pengalaman selama ini memberipelajaran kepada kita semua, bahwa dengan Pancasila bangsaIndonesia telah mampu bertahan terhadap berbagai macamgangguan dan rongrongan baik dari dalam maupun dari luar yangmencoba mengganggu dan bahkan berusaha untukmenghancurkan kelanggengan hidup bangsa Indonesia.Dengan kenyataan yang demikian itu, bangsa Indonesia menjadilebih yakin bahwa Pancasila adalah merupakah satu-satunyaKebenaran Nasional yang paling pokok dan paling hakiki bagiseluruh warga bangsa Indonesia.Karenanya adalah wajib bagi kita semua memegang teguh danmembelanya dengan cara memahami, menghayati, mengamalkanserta mencintai dan mengamankannya.

2. Dengan didorong oleh keinginan luhur dan rasa syukur yangsedalam-dalamnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsaIndonesia bertekad untuk tetap berjuang dan mengabdi demitegak dan jayanya Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.Reformasi yang menuju terbentuknya Masyarakat Indonesia Barusebagaimana kita cita-citakan bersama harus tetap berlandaskankepada nilai-nilai luhur yang bersumber pada kepribadian danpandangan hidup bangsa Indonesia sendiri.Pasal 1 Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 (tentangPencabutan P-4), bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam

Page 203: Pancasila

203

Pembukaan UUD1945 harus dilaksanakan secara konsistendalam kehidupan bernegara.Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 (tentang GBHN)menyebutkan, bahwa bangsa Indonesia tetap konsisten dalampengalaman Pancasila sebagai misi demi tercapainya visi bangsaIndonesia masa depan.

3. Bangsa Indonesia juga bersyukur, bahwa “Founding Fathers)yang begitu “Genius” telah dapat menciptakan suatu Undang-Undang Dasar, yang di dalam pembukaannya telah terumussecara padat dan khidmat yang setiap alinea dan kata-katanyamengandung arti dan makna yang sangat mendalam, mempunyainilai-nilai yang universal dan lestari.Pembukaan UUD 1945 selain memuat nilai-nilai luhur, sebagaiPernyataan Kemerdekaan yang terperinci, juga ditinjau secarahukum (ilmiah) memenuhi syarat sebagai suatu “Pokok KaidahNegara yang Fundamentil”, oleh karena itu dengan jalan hukumtidak dapat dirubah, terlekat pada kelangsungan NegaraProklamasi 17 Agustus 1945.

4. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 yang mempunyaisifat “Singkat tetapi Supel”, namun suatu sistem yang utuhkarena aturan-aturan pokok yang dapat memberikan petunjuk-petunjuk jelas kepada Lembaga-lembaga Negara yang berwenanguntuk menyelenggarakan pemerintahan dan membuat peraturanperundang-undangan yang lebih rendah sebagai penjabaran danpelaksanaan selanjutnya yang lebih mudah membuat, merubahatau mencabutnya kembali, seperti undang-undang.Dengan dipenuhinya syarat mengikat, utuh, singkat dan supelserta tidak mudah usang, UUD 1945 mampu menampungdinamika pertumbuhan masyarakat Indonesia tanpa mengabaikankebutuhan dan kepastian hukum.

5. Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan UUD1945 diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara

Page 204: Pancasila

204

yang berkedaulatan rakyat dan demokratis denganmengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkanPancasila dan UUD 1945.Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunannasional dalam segala aspek kehidupan bangsa, olehpenyelenggara negara, yaitu Lembaga Tertinggi dan LembagaTinggi Negara bersama-sama segenap rakyat Indonesia diseluruhwilayah Negara Republik Indonesia.Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitasmanusia, dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secaraberkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, denganmemanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sertamemperhatikan tantangan perkembangan global.Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dannilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsayang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, dan kokohkekuatan moral dan etika.

6. Untuk melaksanakan pembangunan nasional, disusunlah arahpenyelenggaraan negara dalam bentuk Garis-garis Besar HaluanNegara (GBHN), yang membuat konsepsi penyelenggaraannegara yang menyeluruh untuk membangun tatanan kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta mewujudkankemajuan di segala bidang yang menempatkan bangsa Indonesiasederajat dengan bangsa lain di dunia.Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) adalah haluan negaratentang penyelenggaraan negara dalam garis-garis besar sebagaipernyataan kehendak rakyat secara menyeluruh dan terpadu yangditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk limatahun guna mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.Garis-garis Besar Haluan Negara disusun atas dasar landasan idiilPancasila dan landasan konstitusional Undang-Undang Dasar1945.

Page 205: Pancasila

205

DAFTAR PUSTAKA

. 1974. Pancasila Dasar Falsafah Negara. PantjuranTudjuh, Jakarta

.1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila.Pantjuran Tudjuh, Jakarta

A.K. Pringgodigdo. 1949. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. PTDian Rakyat, Jakarta

Abdulgani Ruslan. 1998. Pancasila dan Reformasi. MakalahSeminar Nasional KAGAMA, 8 Juli 1998 di Yogyakarta

Besar Abdulkadir.1995. Cita Negara Persatuan Indonesia. BP-7Pusat, Jakarta

BP-7 Pusat. 1988. Ketetapan-ketetapan MPR Republik Indonesia.Jakarta

. 1994. Bahan Penataran P-4, Pancasila / P-4. Jakarta

. 1994. Bahan Penataran P-4, Undang-Undang Dasar1945. Jakarta

Budiyono Kabul. 2007. Nilai-nilai Kepribadian dan PerjuanganBangsa Indonesia. Alfabeta, Bandung

Cooley Charles Horton D. 1922. Sociology Theory and SocialResearch. Dalam KJ Veeges, Realitas Sosial. Gramedia,Jakarta

Page 206: Pancasila

206

Dardji Darmodihardjo. 1979. Pancasila Suatu Orientasi Singkat. PNBalai Pustaka, Jakarta

Dardji Darmodihardjo. 1996. Penjabaran Nilai-nilai Pancasiladalam Sistem Hukum Indonesia. Penerbit, Rajawali, Jakarta

Kaelan. 2001. Pendidikan Pancasila. Paradigma, Yogyakarta

Kuntowojoyo. 1997. Agama dan Demokrasi di Indonesia. DalamRiza Norma Arfani (Ed.). Demokrasi IndonesiaKontemporer. CV Rajawali, Jakarta

Notonagoro, 1959. Pembukaan UUD 1945 (Pokok KaidahFundamental Negara Indonesia). UGM, Yogyakarta

Poespoprodjo Wasito, dkk. 1999. Logika Ilmu Menalar. RemajaKarya, Bandung

Pranarka, AWM. 1985. Sejarah Pemikiran tentang Pancasila. CSIS,Jakarta

Pusat Studi Pancasila UGM. 1999. Reformasi dalam PerspektifFilsafat Hukum, Politik, Keamanan, Globalisasi danPembangunan Ekonomi. Jurnalistik Filsafat Pancasila No.3, Yogyakarta

Sartono Kartodirdjo. 1992. Kebudayaan Pembangunan dalamPerspektif Sejarah. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta

Soediman Prawirohardjo. 1970. Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila.Penerbit Alumni, Bandung

Page 207: Pancasila

207

Soeroso Prawirohardjo, dkk (cd). 1987. Pancasila sebagai OrientasiIlmu. PT BP Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta

Sri Soeprapto. 1988. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.LP3UGM, Yogyakarta

Suwarno, PJ. 1993. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. PenerbitKanisius. Yogyakarta

Wibisono Siswonuhardjo Koento. 1998. Pancasila dalam PerspektifGerakan Reformasi : Aspek Sosial Budaya. MakalahDiskusi Panel pada Pusat Studi Pancasila, UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta