panca sila

34
IDEOLOGI PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila Kelompok : Annisa Hasta Pratiwi (135040201111245) Ruli Rohmatul Hidayah (135040201111285) Puji Shandila (135040201111322) Indah Kusumaning Putri (135040201111349) Kelas : N

Upload: triwulansari

Post on 11-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Panca Sila

IDEOLOGI PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Kelompok :

Annisa Hasta Pratiwi (135040201111245)

Ruli Rohmatul Hidayah (135040201111285)

Puji Shandila (135040201111322)

Indah Kusumaning Putri (135040201111349)

Kelas : N

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2015

Page 2: Panca Sila

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita

yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai

sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham. Dalam suatu

negara ideologi sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan ideologi digunakan

negara sebagai landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-

kejadiannya dalam alam sekitarnya. Ideologi membantu suatu negara dalam

membuka wawasan yang memberikan makna dan menunjukkan tujuan dalam

kehidupan bernegara. Selain itu, ideologi juga berguna sebagai bekal dan jalan

suatu negara untuk menemukan identitasnya. Ideologi merupakan sebuah

kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong negara untuk melakukan

kegiatannya dan mencapai tujuan negara.

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,

bukan terbentuk secara otodidak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang

sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun

terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa

Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan

dengan ideologi besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan. Di satu sisi

terkadang perbedaan tersebut terasa dekat dan tipis, tetapi di sisi lainnya

perbedaan tersebut sangat jauh dan sangat berbeda. 

Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan

yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga

bersifat praktis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena

ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang

menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit

bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya menuntun

misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong menolong, saling

menghormati antar sesama manusia, lebih mengutamakan kepentingan umum

daripada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan dan sebagainya,

melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit, harus

Page 3: Panca Sila

melaksanakan ini dan itu, dan bahkan seringkali menuntut dengan mutlak orang

harus bersikap dan bertindak tertentu.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk

dapat memahami ideologi serta dapat membandingkan ideologi-ideologi besar

dunia dengan pancasila.

Page 4: Panca Sila

BAB II. ISI

2.1 Pengertian Ideologi

Ideologi dilihat dari kata yang tersimpul di dalamnya yaitu ide berarti pikiran.

Kata ini dapat pula secara sederhana diartikan yaitu apa yang dipikirkan,

diinginkan atau dicita-citakan. Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani “idea”

dan “logos”. idea mengandung arti mengetahui pikiran, melihat dengan budi.

Adapun kata logos mengandung arti gagasan, pengertian, kata, dan ilmu.  Jadi,

ideologi dapat diartikan suatu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas,

pendapat, atau kejadian yang memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup.

Selain itu, ideologi didefinisikan bermacam-macam menurut para ahli,

diantaranya:

Descartes, ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia.

Francis Bacon, ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu

konsep hidup.

Machiavelli, ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki

oleh penguasa.

Thomas H., ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan

pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.

M. Sastraprateja, ideologi adalah sebagai perangkat gagasan atau

pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu

sistem yang teratur.

Karl Marx, ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan

kesejahteraan bersama dalam masyarakat.

Kirdi Dipoyuda mengartikan ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-

gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan

kehidupannya baik individual maupun sosial, termasuk kehidupan negara.

W White, memberikan pengertian bahwa ideologi adalah soal cita-cita

politik atau doktrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakat atau

sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan.

Ali Syariati, mendefinisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan dan

gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial,

suatu bangsa atau suatu ras tertentu.

Page 5: Panca Sila

C.C. Rodee menegaskan ideologi adalah sekumpulan gagasan yang secara

logis berkaitan dan mengidentifikasikan nilai-nilai yang memberi

keabsahan bagi institusi dan pelakunya.

Alfian, menyatakan ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai

yang menyeluruh dan mendalam ten tang bagaimana cara yang sebaiknya,

yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku

bersama dalam berbagai segi kehidupan.

Destutt de Tracy mengartikan ideologi sebagai "science of ideas" di mana

di dalamnya ideologi dijabarkan sebagai sejumlah program yang

diharapkan membawa perubahan institusional (lembaga) dalam suatu

masyarakat.

Harold H. Titus, mendefinisikan ideologi adalah sebagai suatu istilah yang

dipergunakan untuk sekelompok cita-cita. mengenai berbagai macam

masalah politik dan ekonomi serta filsafat sosia serta filsafat sosial yang

dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis tentang cita-cita yang

dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

Murdiono, ideologi adalah kompleks pengetahuan dan nilai yang secara

keseluruhan menjad landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk

memahami jagad raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar

untuk mengelolanya.

Soerjanto Poespowardojo, merumuskan ideologi sebagai kompleks

pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi

seseorang (atau masyarakat) untuk memahami jagat raya dan bumi

seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.

2.2 Penggolongan Ideologi

Menurut Tim Kreatif (2010), ideologi secara umum dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu:

a. Ideologi terbuka

Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Ideologi ini

memiliki ciri sebagai berikut.

Page 6: Panca Sila

Merupakan kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat (falsafah). Jadi

bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan kesepakatan

masyarakat.

Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri, ia

milik seluruh rakyat, dan bisa digali serta ditemukan dalam kehidupan

mereka.

Isinya tidak langsung operasional, sehingga setiap generasi baru dapat dan

perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam

situasi kekinian  mereka.

Tidak pernah membatasi kebebasan dan tanggung jawab masyarakat,

melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung

jawab sesuai dengan falsafah itu.

Mengahargai pluralitas, sehingga dapat diterima masyarakat yang berasal

dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

b. Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak, ideologi ini memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan

cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah

masyarakat.

Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan

dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma dan berbagai segi

masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.

Bersifat Totaliter, artinya mencakup / mengurusi semua bidang kehidupan.

Karena itu ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai

bidang informasi dan pendidikan sebab kedua bidang tersebut merupakan

sarana efektif untuk memengaruhi perilaku masyarakat.

Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak

dihormati.

Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk

berkorban bagi ideologi tersebut.

Page 7: Panca Sila

Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi juga tuntutan konkret

dan operasional yang keras, mutlak dan total.

2.3 Dimensi Ideologi

Menurut Pranowo (2013) ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi

realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.

Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai

yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga

mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah

milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam

dirinya.

Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam

berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila

bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi

realitas.

Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan

memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis,

demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara,

memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

2.4 Fungsi Ideologi

Struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan

landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian alam

sekitarnya

Orientasi dasar dengan membuka wawasan dan memberikan makna serta

menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia

Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk

melangkah dan bertindak

Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya

Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk

menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan

Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati,

serta melakukan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma

yang terkandung di dalamnya.

Page 8: Panca Sila

Membentuk identitas atau kepribadian (ciri) suatu bangsa

Mempersatukan sesama dalam perbedaan

Mempersatukan orang dari berbagai agama yang dianut

Mengatasi berbagai pertentangan, konflik atau ketegangan sosial dalam

Negara

Pembentukan solidariatas antara warga negara.

2.5 Pancasila Sebagai Ideologi

Rumusan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia dimulai

ketika dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia. Para anggota badan itu yang bersidang pada tanggal 29, 30 Mei dan 1

Juni 1945 membicarakan dasar negara yang nantinya akan menjadi dasar negara

Republik Indonesia. Muh. Yamin, Soepomo, Soekarno, telah berbicara tentang

masalah dasar negara yang diinginkan. Soekarno mengetengahkan usul tentang

dasar negara yang jumlahnya lima asas, yang diberi nama Pancasila. Inilah tahap

pertama pembicaraan tentang gagasan dasar negara. Kemudian setelah itu,

dibentuklah panitia kecil yang merumuskan dasar negara itu. Rumusan yang

dicapai adalah rumusan seperti yang tercantum di dalam Piagam Jakarta tanggal

22 Juni 1945. Selanjutnya tahap akhir dari rumusan dasar negara itu baru tuntas

pada tanggal 18 Agustus 1945 ketika Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

bersidang dan mengesahkan UUD 1945 (Dekker, 1997)

Pancasila sebagai dasar negara merupakan norma dasar yang fundamental.

Karena kedudukannya sebagai norma dasar yang fundamental, maka ia tidak

dapat diubah secara hukum oleh siapa pun juga termasuk MPR pilihan rakyat.

Betapa kuat dan luhurnya kedudukan Pancasila dapat dilihat sebutan yang

tercantum dalam TAP MPR No. II/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila. Di sana disebutkan bahwa Pancasila sebagai jiwa bangsa,

kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa dan dasar negara. Seluruh sebutan

itu menunjukkan betapa tingginya kedudukan Pancasila itu di dalam kehidupan

kita sebagai bangsa. Isinya merupakan nilai-nilai luhur bangsa yang telah terurai

di dalam pengalaman kehidupannya (Dekker, 1997).

Sistem nilai itu seperti disebutkan di atas tercantum di dalam Pembukaan

UUD 1945. Dengan lain perkataan dapat disebutkan bahwa Pancasila itu

Page 9: Panca Sila

merupakan sistem nilai kehidupan bangsa yang kemudian dirumuskan di dalam

Pembukaan UUD 1945. Walaupun rumusan Pancasila itu dalam tiga UUD yang

pernah berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS (1949), UUDS

(1950), ada bedanya, tetapi tidak mengubah inti dari Pancasila tersebut. Hanya

saja sila-sila Pancasila yang dirumuskan dalam UUD 1945 lebih diberikan

pembatasannya, seperti Kemanusiaan yang adil dan beradab dan tidak Peri-

Kemanusiaan, Persatuan Indonesia dan tidak Kebangsaan, ataupun Kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

dan tidak “Kerakyatan”, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan tidak

“Keadilan sosial” saja (Dekker, 1997).

2.6 Pancasila dan Ideologi Dunia

a) Ideologi Fascis

Menurut Eberstein (dalam Dekker, 1997) Fascisme ialah pengorganisasian

pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh keditaktoran suatu partai, yang

berwatak atau bercorak nasionalist, racialist, militerist dan imperialist. Terdapat

unsur-unsur sebagai berikut.

1. Tidak mempercayai pikiran (Distrust of Reason)

Ajaran Fascisme menyanggah atau memungkiri hasil-hasil pikiran

manusia. Ia menolak suatu tradisi rasional dalam kebudayaan dan pandangan

Barat yang berakar dari kebudayaan Yunani, ajaran Monotheisme Yahudi dan

ajaran Kristen. Fascisme tidak mempercayai akan kemampuan akal manusia,

bahkan anti rational di dalam mengurus persoalan-persoalan manusia. Oleh karena

itu ditekankan dalam ajarannya tentang irratinalisme, sentimentalisme, dan unsur-

unsur yang tidak terkontrol (nafsu) dari manusia.

Dalam ideologi Fascist terutama ditanamkan suatu kepercayaan (taboo)

yang tidak bisa dibantah atau didiskusikan tentang kebenaran dari pada ras,

kerajaan, dan pimpinan. Kepercayaan yang tidak sebenarnya (taboo) di dalam

suatu grup atau bangsa ialah disebabkan bahwa grup tersebut tidak dapat

menghadapi keadaan yang sebenarnya, sehingga sebagai jalan untuk

memecahkannya mencari perlindungan sementara kepada taboo.

2. Menyanggah Persamaan Dasar Manusia (Denial of Basic Human Equality)

Page 10: Panca Sila

Penyanggahan prinsip ini merupakan petunjuk daripada pergerakan

Frascis. Prinsip ketidaksamaan (inequality) ini dijadikan suatu ideal, yang harus

ditujukan kepada seluruh manusia. Oleh karena itu ideologi Fascisme menolak

akal manusia dan memungkiri akan peradaban Barat. Dengan demikian dalam

pandangan Fascisme laki-laki lebih tinggi derajatnya daripada wanita, bangsa

sendiri lebih tinggi dari bangsa lain.

3. Etika Tingkah Laku Didasarkan atas Kebohongan dan Kekerasan (Code of

Behaviour in Lines and Violence)

Di dalam pergaulan manusia baik dengan bangsa sendiri atau dengan

bangsa lain didasarkan atas kebohongan dan kekerasan. Dalam pandangan

demokrasi, politik merupakan mekanisme untuk menyelesaikan secara damai

masalah-masalah sosial. Sebaliknya dalam pandangan Fascist, politik ditandai

dengan friend-enemy relations.

4. Pemerintahan Dilakukan oleh Golongan Elite (Goverment by Elite)

Fascisme dimana pun juga akan menentang ajaran demokrasi bahwa

rakyat bisa mengurus atau memerintah dirinya sendiri. Fascisme berpendapat

bahwa yang berhak dan dapat memerintah ialah segolongan kecil dari pada

penduduk yang mempunyai status sosial. Mereka inilah yang baik bagi

masyarakat keseluruhan dan mempraktikannya. Prinsip ini berselarasan dengan

prinsip ketidaksamaan (inequality).

5. Totalisatianisme (Totalitarianism)

Totalisatianisme dalam Fascisme bukan saja di dalam sistem

pemerintahan, tetapi merupakan way of life dalam segala sektor kehidupan dalam

masyarakat baik politik maupun non politik. Sebagai contoh dalam kehidupan

kekeluargaan, wanita itu dipandang rendah derajatnya, yang hanya mempunyai

tugas menyusui, memasak dan mengurus rumah tangga. Lain itu wanita dijadikan

ternak untuk melahirkan anak-anak tanpa melalui perkawinan.

6. Rasialisme dan imperialisme (Racialism and Imperialism)

Dalam ideologi Fascisme, Imperialisme merupakan ajaran atau doktrin

yang harus dilakukan sebagai perwujudan dari pada prinsip inequality. Di dalam

bangsa sendiri ada inequality yaitu antara golongan elite dan rakyat lainnya yang

Page 11: Panca Sila

diperintah. Oleh karena itu bangsa Jerman mempunyai pendirian sebagai bangsa

yang terpilih di dunia yang ditakdirkan untuk memimpin dunia.

7.Oposisi terhadap hukum dan ketertiban internasional (Opposition to

international law and order)

Bagi negara non Fascist, perang itu dianggap sebagai sumber tragis yang

harus dihapuskan. Tapi sebaliknya bagi kaum Fascist perang itu dijadikan suatu

ideal. Dalam Fascisme menghendaki adanya pemerintahan dengan kekerasan,

oleh karena itu setiap lembaga internasional yang mengatur hubungan

internasional antara bangsa dan menegakkan hukum dan ketertiban internasional

akan merupakan gangguan bagi Fascisme. Perekonomian diatur dalam gabungan

perusahaan (modal) dan buruh yang dikuasai atau diawasi oleh negara. Dans etiap

gabungan perusahaan mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan.

b) Ideologi Komunis

Ideologi komunis atau komunisme merupakan perlawanan besar pertama

dalam abad ke-20 terhadap sistem ekomomi yang kapitalalis dan liberal. Menurut

Azzam (2013) komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan

bersama atas alat-alat produksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk

tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan

semua orang sama. Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dlam

bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan

ideologi komunias yang berseifat doktriner. Jadi, menurut ideologi komunis,

kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan

bangsa (kolektivisme). Menurut Sukarna (2013) yang dimaksud ideologi komunis

sistem politik sosial ekonomi dan kebudayaan berdasarkan berdasarkan ajaran

Marxisme-Leninisme.

Menurut Azzam (2013) ciri-ciri adalah sebagai berikut.

1. Ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang

komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada.

Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka,

keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.

2. Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. terbukti dari

ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.

Page 12: Panca Sila

3. Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya

proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.

4. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution

(revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka,

komunisme sering disebut go international.

5. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang

makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk

menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang bertugas mem-bersihkan

kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan

dengan demokrasi

6. Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu

partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina,

PKI, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di

negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi,

komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.

Menurut Azzam (2013) kebaikan dari ideologi komunisme menganggap

semua orang itu sama, sehingga dalam ajarannya komunisme memprogramkan

tercapainya masyarakat yang makmur dan masyarakat komunis tanpa kelas dan

juga mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat

melawan tuan tanah dan kapitalis. Karena ajarannya itu, banyak rakyat jelata yang

miskin sangat tertarik untuk menganut ideologi komunisme tersebut. Hal itu

bukan disebabkan karena propaganda ajarannya saja, tetapi juga karena tindakan-

tindakan nyata untuk mencukupi kebutuhan material mereka. Contohnya RRC.

Rakyat Cina berjumlah lebih dari 1,1 milyar. Kita tidak pernah dengar kelaparan

dan ketelanjangan di Cina. Karena komunisme disana mampu memenuhi janji

memakmurkan rakyat, komunisme di Cina laku. Namun, supaya tetap laku,

komunisme Cina mengalami liberalisasi. Secara fisik dapat mencermati busana

pemimpin RRC sekarang, bukan jas tutup lagi seperti Mao Zedong dan Chou En

Lai, melainkan jas buka seperti Bill Clinton atau Antony Blair. Dalam bidang

ajaran, RRC juga mengadakan lilberalisasi, seperti merebaknya kebebasan

beragama dan beribadah. Jadi komunisme asli tidak ada lagi.

Page 13: Panca Sila

Keburukan dari ideologi komunisme bersifat atheis (tidak mengimani

Tuhan dan tidak mengangap Tuhan itu ada), kurang menghargai mamnusia

sebagai individu, tidak menghormati HAM, dan lain-lain (Azzam, 2013).

c) Ideologi Liberal

Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik

yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang

utama (Saputra, 2009). Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada

abad pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan dua karakteristik

berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi

kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam system ini bersifat statis dan

sukar berubah.

Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja

dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV).

Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint),

karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan

gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan

ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan

oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya

pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki

adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha

pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang

transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh

karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya

kapitalisme.

Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem

demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan

mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak

dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi

sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan

yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari

kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan

Page 14: Panca Sila

rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum

minoritas.

Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme

adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan

individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat

mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu

untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang

melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus

dilakukan.

Menurut Baliyono (2013) ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut.

1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.

2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk

kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.

3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan

yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat

keputusan diri sendiri.

4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.

5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian

terbesar individu berbahagia.

6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh

kekuasaan manapun.

Menurut Baliyono (2013) terdapat beberapa kelebihan serta kekurangan

dalam ideologi Libralisme seperti berikut. Kelemahan ideologi liberalisme:

1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas,

pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan

pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.

2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga

yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.

3. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.

4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya

oleh individu yang sering terjadi

Page 15: Panca Sila

5. Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit

untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media

komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat

sesuai misi kepentingan mereka.

Kelebihan ideologi liberalisme:

1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan

ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.

2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini

mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.

3. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya

diserahkan kepada masyarakat.

4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang

bermutu tidak akan laku di pasar.

5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas

motif mencari keuntungan.

6. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita

ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-kritik

tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah.

7. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.

Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideologi liberalisme

Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador,

Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan

Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba,

Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan

Suriname. Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme

di benua lainnya.

d) Ideologi Islam

Ideologi Islam lahir berdasar akidah Islam. Islam dilahirkan dari proses

berfikir yang menghasilkan keyakinan yang teguh terhadap keberadaan (wujud)

Allah sebagai Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan, alam semesta dan seluruh

isinya, termasuk manusia. Darinya lahir keyakinan akan keadilan dan kekuasaan

Allah Yang Maha Tahu dan Maha Pengatur, Allah telah mewahyukan aturan

Page 16: Panca Sila

hidup, yaitu syariat Islam yang sempurna dan diperuntukkan bagi manusia.

Syariat Islam tersebut bersumber pada Al Qur'an dan Al Hadist.

Dari keyakinan ini tumbuhlah keyakinan akan adanya rasul dari golongan

manusia, yang menuntun dan mengajarkan manusia untuk mentaati penciptanya,

dan meyakini akan adanya hari perjumpaan dengan Allah SWT. Aturan hidup

yang dimaksud merupakan aturan hidup yang bersumber dari wahyu Allah.

Aturan ini mengatur berbagai cara hidup manusia yang berlaku dimana saja dan

kapan saja, tidak terikat ruang dan waktu. Dari peraturan yang mengikat individu

ataupun masyarakat dan bahkan sistem kenegaraan, seluruhnya ada diatur dalam

Islam.

Jadi agama Islam mempunyai peraturan hidup. Seperti Hukum Mu’amalah

(Sistem Ekonomi Islam, Sistem Pentadbiran, Sistem Sosial, Pendidikan Islam)

dan Hukum Uqubat (Hudud, Qisas, Takzir dan Mua’lafat) merupakan peraturan

hidup sesama manusia. Manakala peraturan manusia dengan diri sendiri seperti

makan minum dan pakaian serta peraturan manusia dengan Allah mencakupi

ibadah dan aqidah. Peraturan ini yang diciptakan oleh Allah biasanya dipanggil

syarak. Disamping itu Muhammad itu pesuruh Allah, Al Quran itu kalam Allah

dan seperti pembaca sedia maklum tentang Rukun Iman & Rukun Islam.

Ciri-ciri ideologi Islam menurut wahyu Allah SWT kepada Rasulullah

SAW.

a. Dasar kepemimpinan ideologis: La ilaha illallah (menyatukan antara

hukum Allah SWT dengan kehidupan).

b. Kesesuaian dengan fitrah: Islam menetapkan manusia itu lemah. Jadi,

segala aturan apapun harus berasal dari Allah SWT lewat wahyu-Nya.

c. Pembuat hukum dan aturan: Allah SWT lewat wahyu-Nya. Akal manusia

berfungsi menggali fakta dan memahami hukum dari wahyu.

d. Fokus: Individu merupakan salah satu anggota masyarakat. Individu

diperhatikan demi kebaikan masyarakat, dan masyarakat untuk kebaikan

individu.

e. Ikatan perbuatan: Seluruh perbuatan terikat dengan hukum syaro'.

Perbuatan baru bebas dilakukan bila sesuai dengan hukum syaro'.

Page 17: Panca Sila

f. Tujuan tertinggi yang hendak dicapai: Ditetapkan oleh Allah SWT,

sebagaimana telah dibahas.

g. Tolok ukur kebahagiaan: Mencapai ridho Allah SWT, yang terletak dalam

ketaatan dalam setiap perbuatan.

h. Kebebasan pribadi dalam berbuat: Distandarisasi oleh hukum syaro'. Bila

sesuai, bebas dilakukan. Bila tidak, maka tidak boleh dilakukan.

i. Pandangan terhadap masyarakat: Masyarakat merupakan kumpulan

individu yang memiliki perasaan dan pemikiran yang satu serta diatur oleh

hukum yang sama.

j. Dasar perekonomian: Setiap orang bebas menjalankan perekonomian

dengan membatasi sebab pemilikan dan jenis pemiliknya. Sedangkan

jumlah kekayaan yang dimiliki tidak boleh dibatasi.

k. Kemunculan sistem aturan: Allah SWT telah menjadikan bagi manusia

sistem aturan untuk dijalankan dalam kehidupan yang diturunkan pada

Nabi Muhammad SAW. Manusia hanya memahami permasalahan, lalu

menggali hukum dari Al Qur'an dan As Sunnah.Tolok ukur: Halal dan

haram.

l. Penerapan hukum: Atas dasar ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan

penerapan dari masyarakat.

Selain ciri-ciri diatas, ideologi Islam juga memiliki beberapa karakteristik.

Antara lain:

a. Ide Aqidah 'aqliyyah: Rukun iman.

b. Etika: Jalan yang Lurus

c. Penyelesaian masalah hidup: Identetan hukum dalam ibadah, sosial

masyarakat, ekonomi, pemerintah, pendidikan, pengadilan, dan akhlak.

d. Metode Penerapan: Khilafah Islamiyah.

e. Penjagaan: Hukum Islam.

f. Penyebarluasan ideologi: Dakwah dan jihad.

Penganut ideologi Islam percaya jika sebelum kehidupan adalah berasal

dari Allah SWT, saat kehidupan bertujuan untuk mendapatkan ridha-Nya, dan

setelah meninggal kembali kepada-Nya dengan pertanggungjawaban. Penerapan

ideologi Islam memandang masyarakat sebagai individu yang terkait dan tidak

Page 18: Panca Sila

dapat dipisahkan dari jama’ah ibarat satu bahagian anggota tubuh. Serta jamaah

pula tidak dapat dipisahkan dari individu-individu. Masyarakat itu terdiri daripada

manusia, pemikiran, perasaan dan peraturan (sistem) yang mengikat perbuatan

dan tingkah laku. Ideologi Islam mulai dijelmakan dalam sistem pemerintahan

Islam sejak tahun 622 Masehi di Madinah oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Sepanjang riwayatnya, ideologi ini mampu memberikan solusi dan kemakmuran

bagi masyarakatnya. Namun, ideologi Islam tak lagi diterapkan sejak 3 Maret

1924, saat runtuhnya khilafah Turki Utsmani. Sejak saat itu, Islam sebagai

ideologi tak lagi diterapkan secara menyeluruh.

e) Ideologi Pancasila

Nilai – nilai Pancasila sebagai Ideologi

Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai Ketuhanan , Kemanusiaan ,

Persatuan, Kerayakyatan dan Keadilan. Nilai ini merupakan nilai dasar bagi

kehidupan kenegaraan , kebangsaan dan kemasyarakatan. Nilai Pancasila

tergolong nilai kerohanian yang didalamnya terkandung nilai lainnya secara

lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran(kenyataan) ,

nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi

bersifat objektif dan subjektif.

Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif maksudnya:

a. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam.

b. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan

bangsa Indonesia.

c. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok

kaidah negara yang mendasar.

Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, bahwa keberadaan

nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia itu sendiri.

Hal itu dapat dijelaskan karena:

a. Nilai –nilai Pancasila itu timbul dari bang sa Indonesia.

b. Nilai- nilai Pancasila merupakan oandanga hidup bangsa Indonesia.

c. Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung nilai- nilai kerohanian.

d. Nilai – nilai Pancasila didalamnya merupakan nilai  yang digali , tumbuh

dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia.

Page 19: Panca Sila

e. Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan Undang-Undang dasar

mengandung isi yang mewajibkan pemerintah , penyelenggara negara

termasuk pengurus partai dan golongan fungsional untuk memelihara budi

pekerti kemanusiaan yang luhur dang memegang cita-cita moral rakyat yang

luhur.

Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila berarti sikap yang baik

dalam menanggapi dan mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, dalam

setiap tindakan dan perilaku sehari-hari. Walaupun kenyataannya melaksanakan

nilai-nilai Pancasila tidaklah mudah, bangsa Indonesia harus tetap berusaha

melakukannya. Berikut ini diuraikan secara singkat contoh pelaksanaan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan silanya masing-

masing.

1. Pelaksanaan Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Dalam sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” terkandung nilai ketuhanan dan

keagamaan. Maka, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan

penyelenggaraan negara, harus dijiwai dengan nilai-nilai sila tersebut. Hal-hal

yang dapat kita lakukan antara lain:

a. Mewujudkan kehidupan religious yang sejati.

b. Mengusahakan terwujudnya ketakwaan warga negara dan masyarakat

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Menjalankan pemerintahan negara dengan prinsip-prinsip etika, kebenaran,

dan keadilan.

2. Pelaksanaan Sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”

Sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”mengandung nilai utama

kemanusiaan. Pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, dengan begitu, harus

dapat perlakukan warga negara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.

Karena itu, penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, harus dilakukan

dengan prinsip-prinsip sebagai brerikut.

a. Menghormati hak-hak asasi manusia

b. Memecahkan berbagai masalah hidup warga Negara dengan cara yang adil.

c. Membina sikap saling tolong antarwarga.

3. Pelaksanaan Sila “Persatuan Indonesia”

Page 20: Panca Sila

Dalam sila “Persatuan Indonesia” terkandung nilai persatuan dan

nasionalisme religius. Yang dimaksud nasionalisme religius adalah semangat

kebangsaan yang dilandasi dengan moral keagamaan dan ketuhanan. Hal-hal yang

harus dilakukan dalam kehidupan berbangsan dan bernegara antara lain:

a.Mengakui keragaman suku sebagai kekayaan bangsa.

b. Menciptakan kerukunan hidup antarsuku yang ada di Indonesia.

c. Menjaga persatuan bangsa

4. Pelaksanaan Sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikamt Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan Perwakilan”

Sila keempat ini, mengandung nilai kerakyatan dan demokrasi. Rakyat dan

demokrasi saling terkait dan harus diperjuangkan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegera. Karena itu, terkait dengan pelaksanaan sila keempat dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, hal-hal yang harus di lakukan sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan rakyat untuk mengajukan kritik dan saran dalam

pelaksanaan pembangunan.

b. Mewujudkan adanya lembaga perwakilan rakyat yang aspiratif.

5. Pelaksanaan Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

Dalam sila kelima ini, terkandung nilai keadilan dan pemerataan sosial.

Artinya, keadilan merupakan hal yang akan dan harus di wujudkan dalam

kehidupan masyarakat secara merata dan menyeluruh. Terkait dengan pelaksanaan

sila kelima ini, hal-hal yang harus dilakukan antara lain:

a. Melaksanakan pembangunan yang merata di semua lapisan masyarakat dan

wilayah Negara.

b. Memberikan perlakuan yang sama dan adil kepada warga negara dalam

berbagai bidang dan sektor ke hidupan.

Page 21: Panca Sila

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia memiliki kekayaan budaya, suku, ras dan agama. Untuk

menyatukan keberagaman karakter dan pandangan hidup rakyatnya, dibutuhkan

pedoman tetap dalam pelaksanaan berbangsa dan bernegara. Apabila

dibandingkan dengan beberapa ideologi yang telah berkembang di dunia, Ideologi

Pancasila merupakan ‘pandangan hidup’ yang paling tepat untuk diterapkan di

tanah air karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bersumber dari kondisi

wilayah dan pola kehidupan masyarakat Indonesia sendiri yang menjunjung tinggi

nilai kesatuan, kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan bersama.

3.2 Saran

Demi mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yaitu keadilan dan

kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, sudah selayaknya kita selalu

menggali nilaiyang terdapat dalam Pancasila untuk diterapkan di kehidupan

sehari-hari.

Page 22: Panca Sila

DAFTAR PUSTAKA

Azzam, M.C. 2013. Ideologi Komunisme.

http://azzamkasep.blogspot.com/2013/01/ideologi-komunisme.html.

Diakses tanggal 25 Februari 2015.

Baliyono, P. 2013. Ideologi Liberalisme.

http://priyobaliyono.blogspot.com/2013/09/pengertian-ideologi-

liberalisme.html. Diakses tanggal 25 Februari 2015.

Dekker, Nyoman. 1997. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa. IKIP Malang.

Pranowo, D. 2013. Ideologi. http://suryanusa.blogspot.com/p/ideologi.html.

Diakses tanggal 25 Februari 2015.

Saputra, T.A. 2009. Ideologi. http://eaznotalone.blogspot.com/2009/05/

pendahuluan-ideologi-adalah-kumpulan.html. Diakses tanggal 25

Februari 2015.

Sukarna. 1974. Ideologi Suatu Studi Politik. Bandung: Penerbit Alumni.

Tim Kreatif. 2010. PKN untuk SMA dan MA kelas XII semester 1. Maestro