panca sila
DESCRIPTION
xxTRANSCRIPT
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 1/40
http://menuez-
muaniz.blogspot.com/2012/04/pancasila-
sebagai-paradigma-kehidupan.html
niesa_choirun
Minggu, 15 April 2012
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,
BERBANGSA, DAN BERNEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama batang tubuh UUD
1945. Sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia, Pancasila mengalami berbagai macam
interpretasi dan manipulasi politik. Karena hal tersebut Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai
dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi
dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu. Pancasila sebagai paradigma
dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan
berpikir; atau jelasnya sebagaisistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan
sekaligus kerangka arah/tujuan bagi „yang menyandangnya. Yang menyandangnya itu di
antaranya: (a) bidang politik, (b) bidang ekonomi, (c) bidang sosial budaya, (d) bidang hukum,
(e) bidang kehidupan antar umat beragama, Memahami asal mula Pancasila.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 2/40
Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara (LPPKB) telah berhasil
menyusun Pedoman Umum Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara, namun masih
perlu dirumuskan ke dalam Paradigma yang secara operasional dapat digunakan sebagai
pedoman dan model baik dalam merumuskan kebijakan publik maupun sebagai acuan kritik,
untuk menentukan mana yang sesuai atau yang tidak sesuai dengan Pancasila.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Paradigma secara luas?
1. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai paradigma pembangunan?
2. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik?
3. Bagaimanakah peran Pancasila Sebagai Pembangunan Ekonomi?
6. Bagaimanakah peran Pancasila Sebagai Pembangunan Sosial Budaya?
7. Bagaimanakah Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia?
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengrtian Paradigma secara luas
2. Untuk mengetahui Pancasila sebagai paradigma pembangunan
3. Untuk mengetahui Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik
4. Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Pembangunan Ekonomi
5. Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Pembangunan Sosial Budaya
6. Untuk mengetahui Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 3/40
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paradigma dalam arti luas
Paradigma secara sederhana dapat diartikan sebagai kerangka pikir untuk melihat suatu
permasalahan. Pengertian paradigma berkembang dari definisi paradigma pengetahuan yang
dikembangkan oleh Thomas Kuhn dalam rangka menjelaskan cara kerja dan mengembangkan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu alam. Paradigma pengetahuan merupakan perspektif
intelektual yang dalam kondisi normal memberikan pedoman kerja terhadap ilmuwan yang
membentuk „masyarakat ilmiah‟ dalam disiplin tertentu.
Robert Winslow menambahkan pengertian paradigma ilmiah sebagai gambaran intelektual yang
daripadanya dapat ditentukan suatu subjek kajian. Perspektif intelektual inilah yang kemudian
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 4/40
akan membentuk ilmu pengetahuan normal (normal science) yang mendasari pembentukan
kerangka teoritis terhadap kajian-kajian ilmiah.
George Ritzer memberikan pengertian paradigma sebagai gambaran fundamental
mengenai subjek ilmu pengetahuan. Paradigma memberikan batasan mengenai apa yang harus
dikaji, pertanyaan yang harus diajukan, bagaimana harus dijawab dan aturan-aturan yang harus
diikuti dalam memahami jawaban yang diperoleh.
Paradigma ialah unit konsensus yang amat luas dalam ilmu pengetahuan dan dipakai
untuk melakukan pemilahan masyarakat ilmu pengetahuan (sub-masyarakat) yang satu dengan
masyarakat pengetahuan yang lain. Paradigma membantu para ilmuwan dan teoritisi intelektual
untuk memandu, mengintegrasikan dan menafsirkan karya mereka agar terhindar dari penciptaan
informasi yang acak dan tidak beraturan.
Menurut Kuhn, tidak ada sejarah kehidupan yang dapat diinterpretasikan tanpa sekurang-
kurangnya beberapa bentuk teori dan keyakinan metodologik implicit yang berkaitan satu sama
lain yang memungkinkan untuk melakukan seleksi, evaluasi dan bersikap kritis. Meskipun
terlihat terlalu bernuansa akademis, sebenarnya paradigma tidak menjadi bahan kaji atau
dominasi para kaum intelektual untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, paradigma juga
mungkin diterapkan pada ranah-ranah kehidupan sosial yang lain. Sebenarnya Kuhn
mendapatkan gagasannya mengenai paradigma tersebut dari dunia sejarah dan sastra yang
kemudian diterapkannya ke dalam domain ilmu-ilmu alam yang pada waktu itu dianggap sebagai
satu-satunya ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah. Sedangkan cabang ilmu pengetahuan yang
sekarang telah dianggap sebagai ilmu, dulunya hanya dianggap sebagai seni saja misalnya
sejarah, sastra, dan politik.
3
2.2 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Untuk mencapai tujuan hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara Indonesia
melaksanakan pembangunan nasional. Hal ini sebagai perwujudan praksis dalam meningkatkan
harkat dan martabatnya. Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan
nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai pada sila-sila Pancasila.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 5/40
Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia,
sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka tidak berlebihan
apabila pancasila menjadi landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam
melaksanakan pembangunan.
Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat
manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis
tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a. susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga
b. sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial
c. kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.
Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat
dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan.
Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.
Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
2.3
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan
politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu
menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem
politik demokrasi bukan otoriter. Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan
atas asas kerakyatan (sila IV Pancasila).
4
Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral daripada
sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 6/40
dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan,
dan moral keadilan.
Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara dikembangkan atas
dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral. Pancasila
sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa Pancasila bersifat sosial-politik
bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam
Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat secara berurutan-terbalik:
Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama, dan
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan keputusan
Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan
konsep mempertahankan persatuan. Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan
pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu direkonstruksi
kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup masyarakat tradisional(berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan masyarakat purna
industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral baru masyarakat
informasi adalah:
1. Nilai toleransi
2. Nilai transparansi hukum dan kelembagaan
3. Nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata)
4. Bermoral berdasarkan konsensus (Fukuyama dalam Astrid: 2000:3)
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan politik negara terutama dalam proses reformasi
dewasa ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 7/40
sehingga, praktik-praktik yang menghalalkan segala cara dengan memfitnah, memprovokasi
menghasut rakyat yang tidak berdosa untuk diadu domba harus segera diakhiri.
5
2.4 Pancasila Sebagai Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan kemanusiaan (
sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam humanistis akan
menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai
hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan.
Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang
hanya
menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi demikian
juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui kepemilikan
individu. Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai subjek. Oleh
karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan pembangunan ekonomi
yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar
pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi
Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan.
Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan
bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan,
penderitaan, dan kesengsaraan warga negara. Pancasila sebagai paradigma pengembangan
ekonomi lebih mengacu pada Sila Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih
mengacu pada pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini
menunjuk pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi
atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 8/40
Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik/kebijakan ekonomi harus untuk sebesarbesar
kemakmuran/kesejahteraan rakyat yang harus mampu mewujudkan perekonomian nasional yang
lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat (tidak lagi yang seperti selama Orde Baru yang
telah berpihak pada ekonomi besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih
memberikan kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup
koperasi, usaha kecil, dan usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional.
Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Ekonomi Kerakyatan
akan mampu mengembangkan program-program kongkrit pemerintah daerah di era otonomi
daerah yang lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan
pembangunan daerah.
6
Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakan daerah/rakyat
dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan partisipatif. Dalam
Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratis berperanan memaksakan
pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga atau meningkatkan kepastian
hukum.
2.5 Pancasila Sebagai Pembangunan Sosial Budaya
Dalam pembangunan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas
sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
Pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai
makhlukyang berbudaya. Pancasila juga merupakan sumber normatif bagi peningkatan
humanisasi dalam bidang sosial budaya.
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari
hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu
meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 9/40
Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan
bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.
Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan
derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo
menjadi human. Berdasarkan sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya
dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di
seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.
Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai
kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga
bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan,
kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma-baru dalam pembangunan
nasional berupa paradigma pembangunan berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan
pelaksanaannya perlu diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang
terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu
secara berimbang (Sila Kedua). Hak budaya komuniti dapat sebagai
perantara/penghubung/penengah antara hak negara dan hak asasi individu. Paradigma ini dapat
mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukan
masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia.
7
Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada otonomi suku bangsa
tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal/daerah dengan pembangunan regional dan
pembangunan nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan
kemerataan (Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan
sanggup menegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga).
Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai
puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan - kebudayaan di
daerah:
(1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan
komuniti
setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
(2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 10/40
Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun
golongannya;
(3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat
majemuk
di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;
(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
masyarakat
majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat
relevan
untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;
(5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang
membangkitkan
semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
2.6
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab
tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan.
Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh
komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).
8
Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan
sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 11/40
Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban
warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari
rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara dan
bela negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima
bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.
Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada
falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah konstitusi, yang di
dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu:
(1) Adanya perlindungan terhadap HAM,
(2) Adanya susunan ketatanegaraan
negara yang mendasar, dan
(3) Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar.
Sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya terdapat rumusan Pancasila, Pembukaan UUD
1945 merupakan bagian dari UUD 1945 atau merupakan bagian dari hukum positif. Dalam
kedudukan yang demikian, ia mengandung segi positif dan segi negatif. Segi positifnya,
Pancasila dapat dipaksakan berlakunya (oleh negara); segi negatifnya, Pembukaan dapat diubah
oleh MPR sesuai dengan ketentuan Pasal 37 UUD 1945. Hukum tertulis seperti UUD termasuk
perubahannya, demikian juga UU dan peraturan perundang-undangan lainnya, harus mengacu
pada dasar negara (sila - sila Pancasila dasar negara).
Dalam kaitannya dengan „Pancasila sebagai paradigma pengembangan hukum‟, hukum
(baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh
bertentangan dengan sila-sila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 12/40
9
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan perwujudan atau
penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila.
Artinya, substansi produk hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk
kepentingan rakyat dan merupakan perwujuan aspirasi rakyat). Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa
yang ramah dan santun, bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata
dunia internasional.
Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari
beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi
kemerdekaan Republik Indonesia kita. Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai
dipertanyakan oleh banyak kalangan karena ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa
Agama. Ketika bicara peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan
umat muslim, hal ini karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat muslim
di Indonesia memang terdapat beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang
diperbuat oleh umat Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakan
merefresentasikan umat muslim.
Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama perspektif
Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:
1. Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu
komunitas (ummatan wahidah).
2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 13/40
3. Islam dan komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsi:
a. Bertentangga yang baik
b. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama
c. Membela mereka yang teraniaya
d. Saling menasehati
e. Menghormati kebebasan beragama.
Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:
10
1) Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi yang
didasarkan atas suku dan agama;
2) pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam menyelesaikan
masalah
bersama serta saling membantu dalam menghadapi musuh bersama. Dalam “Analisis
dan
Interpretasi Sosiologis dari Agama” (Ronald Robertson, ed.) misalnya, mengatakan
bahwa
hubungan agama dan politik muncul sebagai masalah, hanya pada bangsa-bangsa yang
memiliki heterogenitas di bidang agama.
Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakan kondisi kesetabilan
politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai nilai-nilai tertinggi (ultimate
value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan mulai dan semakin jauh dari kompromi.
Dalam beberapa tahap dan kesempatan masyarakat Indonesia yang sejak semula bercirikan
majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang mencoba untuk membina kerunan antar
masayarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan sosial budaya seperti “Pela” di Maluku,
“Mapalus” di Sulawesi Utara, “Rumah Bentang” di Kalimantan Tengah dan “Marga” di
Tapanuli, Sumatera Utara, merupakan bukti-bukti kerukunan umat beragama dalam masyarakat.
Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia yang saat ini
sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog Vertikal. Dialog Horizontal
adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai saling pengertian,
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 14/40
pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasar manusia yang indeterminis
dan interdependen. Identitas indeterminis adalah sikap dasar manusia yang menyebutkan bahwa
posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya, posisi manusia yang bukan sebagai benda
mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal budi, yang kreatif, yang berbudaya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai paradigma mempunyai
kaitan yang erat dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena Pancasila
mempunyai peran yang sangat penting dalam berbagai bidang seperti dalam bidang hukum,
ekonomi, sosial budaya, dan juga pembangunan
Pancasila sebagai paradigma bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ini dimaksudkan
untuk dipergunakan sebagai acuan setiap warganegara utamanya para penyelenggara negara dan
pemerintahan dalam menentukan kebijakan, melaksanakan kegiatan dan mengadakan evaluasi
hasilnya serta dalam menghadapi berbagai dinamika perubahan. Paradigma Kehidupan Bangsa
Indonesia ini akan dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk yang lebih rinci sehingga akan
memudahkan bagi imple- mentasinya.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 15/40
12
BAB IV
DAFTAR RUJUKAN
Pranowo, Ir. 2010. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi (Online),(http://www.gudangmateri.com/2010/09/pancasila-sebagai-paradigma-reformasi.html,)
diakses 14 Februari 2012
Suwono, Adji. 2010. Paradigma dalam Ilmu Pendidikan (Online),
(http://www.gudangmateri.com/2010/07/paradigma-dalam-ilmu-pendidikan.html) diakses 14
Februari 2012
Sanjaya Ade. 2010. Pancasila Sebagai Paradigma (Online),(http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/04/pancasila-sebagai-paradigma.html) diakses 15
Februari 2012
Suwahyono.2008. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan (Online),
(http://exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan/) diakses
15 Februari 2012
Kaelan M.S, Prof. DR. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:Paradigma Press
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 16/40
http://bukikgodang.blogspot.com/2012/05/pa
ncasila-sebagai-paradigma-dalam.html
berbagi ilmu
Senin, 21 Mei 2012
Pancasila Sebagai Paradigma dalam Kehidupan Bermasyarakat
Bab I
Pendahuluan
1. Latar belakang
Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi Negara Indonesia. Kehidupan NKRI ini
tergantung kepada seberapa besar penghargaan warga Negara terhadap Pancasila, baik dari segi
pengkajian dan pegamalan Pancasila itu sendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai tertib hukum tertinggi keberadaan Pancasila tidak dapat diganggu gugat, karena
merubah dan mengamandemen Pancasila sama halnya dengan membubarkan NKRI yang
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Memang fakta sejarah membuktikan berkali kali
konstitusi Negara ini diubah-ubah, dimulai dengan keluarnya peraturan pemerintah yang
mengganti sistem presidensil dengan system parlementer, hingga ditetapkannya konstitusi RIS
yang RI merupakan salah satu Negara bagian saja dari Negara Federal tersebut,sebagai akibat
ditandatanganinya perjanjian KMB. Seiring bergulirnya waktu konstitusi RIS pun akhirnya
diubah. Dengan diadakannya pemilu 1955, yang salah satu tujuannya adalah memilih anggota
konstituante. Dewan Konstituante diberi mandat untuk menyusun konstitusi baru bagi Negara,
namun rencana pembentukan dasar Negara baru itupun gagal, seiring dengan keluarnya dekrit
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 17/40
presiden 5 Juli 1959, yang menyatakan kembali ke UUD 1945.Suatu pembuktian bahwa rakyat
Indonesia membutuhkan Pancasila untuk merekat persatuan diantara mereka.
Berbagai pelanggaran terhadap Pancasila muncul dalam kurun waktu setelah dekrit presiden
tersebut, dengan adanya istilah Nasakom, praktek penyalahgunaan wewenang, dan tindakan
komunisme yang jelas-jelas melanggar sila pertama dari Pancasila. Sekali lagi Pancasila
memperlihatkan kesaktiannya, dengan keluarnya SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret)
sebagai buntut dari aksi G30S/PKI.
Kekuasaan orde lama berakhir, dimulailah era baru yang dikenal dengan orde baru, 32 tahun
orde baru berkuasa dengan berbagai prestasi yang telah terukir. Namun jauh dibalik itu semua
terdapat pemerkosaan dari makna sila sila Pancasila, yang ditafsirkan sendiri oleh pihak
penguasa, nilai nilai luhur Pancasila diselewengkan sedemikian rupa dengan dalil menjunjung
tinggi Pancasila, namun sebenarnya menginjak-injak nilai-nilai Pancasila.
Kebobrokan yang disimpan rapat akan terungkap juga dan menguap kepermukaan.
Mengakibatkan sebuah gerakan masa yang dilatarbelakangi oleh krisis berkepanjangan dan
praktek KKN.
Mahasiswa sebagai gerakan terdepan menuntut perubahan, memaksa penguasa orde baru
meletakkan jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998, sebuah gerakan reformasi menuntut
penyelenggaraan Negara yang sesuai dengan nilai Pancasila secara murni dan konsekuen.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa keberadaan Pancasila tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI ini.
2. Tujuan penulisan
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 18/40
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : Mengetahui hakikat Pancasila sebagai paradigma
kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sekaligus sebagai pemenuhan tugas
pada mata kuliah Pancasila
Bab II
Pembahasan
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA
A. Pengertian Paradigma
Paradigma adalah sumber, nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan
tujuan dari suatu perkembangan.
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek
pembagunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila.
1. Pancasila sebagai Paradigma Pembanguna Iptek
Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan kepada moral Ketuhanan
dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan,
dibuktikan dan diciptakan, tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan
manusia dan sekitarnya.
Sila ke dua memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan iptek
haruslah beradab.
Sila Persatuan Indonesia , Iptek diarahkan demi kepentingan umat manusia.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 19/40
Sila keempat mendasari pengembangan iptek secara demokratis, kebebasan untuk
mengembangkan iptek, dan menghormati serta meghargai kebebasan orang lain.
Sila ke lima, Iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan.
2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSUBUDHANKAM
a. Pancasila sebagai paradigma pengembangan bidang politik
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi harus mendasarkan pada
moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila, sehingga praktek-praktek politik yang
menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.
b.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi
Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja, melainkan demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa. Ekonomi harus mendasarkan kepada
kemanusiaan yaitu demi kesejahteraan kemanusiaan, sehingga kita harus menghindari monopoli
dan hal lainnya yang menimbulkan penindasan.
c. Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya
Nilai nilai sosial budaya yang dikembangkan adalah yang berdasarkan nilai nilai kemanusiaan,
nilai Ketuhanan serta nilai keberadaban.
d. Pancasila sebagai paradigma pengembangan hankam
Dasar dasar kemanusiaan yang beradab basis moralitas pertahanan dan keamanan Negara, harus
mendasarkan pada tujuan demi terjaminnya harkat dan martabat manusia, bukan untuk
kekuasaan.
e. Pancasila sebagai paradigma pengembangan kehidupan beragama
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 20/40
Pancasila telah memberikan dasar dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa Indonesia
untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di Negara Indonesia ini. Manusia wajib
untuk beribadah kepada tuhan dalam wilayah Negara dimana mereka hidup.
C. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi
Reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan Negara dalam suatu sistem Negara di bawah
nilai-nilai Pancasila, bukan menghancurkan dan membubarkan bangsa dan Negara Indonesia
1) Gerakan reformasi
Disebabkan oleh krisis berkepanjangan, serta praktek KKN
a)
Gerakan reformasi dan ideology Pancasila
Syarat gerakan reformasi :
i. Dilakukan karena adanya suatu penyimpangan.
ii. Harus dengan suatu cita-cita yang jelas
iii. Dilakukan dengan berdasar suatu kerangka struktural tertentu.
iv. Dilakukan kearah dan keadaan yang lebih baik.
v. Dilakukan dengan suatu dasar moral dan etika sebagai manusia yang berketuhanan yang
Maha Esa, serta terjaminnya persatuann dan kesatuan bangsa.
b) Pancasila sebagai dasar cita cita reformasi
Dapat diuraikan sebgai berikut :
i. Reformasi yang sesuai sila pertama yaitu gerakan kearah perubahan harus mengarah kepada
suatu kondisi yang lebih baik bagi kehidupan manusia sebagai makhluk tuhan.
ii. Berdasarkan sila kedua, reformasi harus dilakukan dengan dasar-dasar nilai manusia yang
bermartabat.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 21/40
iii. Berdasarkan sila ketiga, reformasi harus berdasarkan nilai persatuan, harus menjamin tetap
tegaknya NKRI
iv. Jiwa reformasi harus berakar pada asas kerakyatan.
v. Visi reformasi harus jelas, yaitu terwujudya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Pancasila sebagai paradigma reformasi hukum
Dapat diuraikan sebgai berikut :
i. Pancasila sebagi sumber nilai perubahan hukum
Reformasi hukum dewasa ini selain Pancasila sebagai paradigma pembaruan hukumnya, juga
diambilkan dari sumber norma dan sumber nilai, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan
nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila.
ii. Dasar yuridis reformasi hokum
Dasar yuridisnya adalah : Tap no.XX/MPRS/1966, yang menyatakan bahwa Pancasila sebagai
sumber hukum di Indonesia, yang berarti sebagai sumber produk serta proses penegakan hukum
di Indonesia.
iii. Pancasila sebagai paradigma reformasi pelaksanaan hukum
Pelaksanaan hukum harus berdasarkan pada suatu nilai sebagai landasan operasionalnya.
Reformasi pada dasarnya untuk mengembalikan hakikat dan fungsi Negara pada tujuan semula
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia.
3) Pancasila sebagai paradigma reformasi politik
Prinsip demokrasi dalam pancasila adalah bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat.
Rakyat adalah asal mula kekuasaan Negara, oleh karena itu paradigma ini harus menjadi dasar
dalam reformasi politik.
Reformasi atas system politik
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 22/40
Ditandai dengan adanya :
o Perubahan susunan keanggotaan MPR
o Perubahan susunan kenggotaan DPR,DPRD I, DPRD II.
o Reformasi partai politik
Reformasi atas kehidupan politik
Reformasi kehidupan politik juga dilakukan dengan meletakan cita-cita kehidupan kenegaraan
dan kebangsaan dalam suatu kesatuan waktu yaitu nilai masa lalu, masa kini dan kehidupan masa
datang.
4) Pancasila sebagai paradigma reformasi ekonomi
Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi yang berbasis pada ekonomi
kerakyatan yang berdasarkan nilai-nilai pancasila adalah sebagai berikut :
o Keamanan pangan dan pengembalian kepercayaan.
o Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi
o Transformasi struktur
D. Aktualisasi Pancasila
Dapat dibedakan atas dua macam : aktualisasi objektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam bebagai
kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara. Aktualisasi subjektif adalah
aktualisasi Pancasila pada setiap individu.
E. Tridharma Perguruan Tinggi
Meliputi :
o Pendidikan tinggi
Tugas pendidikan tinggi adalah :
Menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan akademik
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 23/40
Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan
o Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan telaah yang taat kaidah, bersifat objektif dalam upaya untuk
menemukan kebenaran dan atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian.(pasal 3 ayat 3 PP.60 Th. 1999.
Intelektual yang melakukan penelitian haruslah bermoral Ketuhanan dan kemanusiaan.
o Pengabdian kepada masyarakat
Pasal 3 ayat (1) PP.60 Th. 1999 bahwa yang dimaksud dengan pengabdian kepada masyarakat
adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan
sumbangan demi kemajuan masyarakat.
F. Budaya Akademik
Ciri masyarakat ilmiah sebagai budaya akademik : kritis, kreatif, objektif, analitis, konstruktif,
dinamis, dialogis, menerima kritik, menghargai prestasi ilmiah/ akademik, bebas dari prasangka,
menghargai waktu, memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, berorientasi kemasa depan,
kesejawatan/ kemitraan,
G. Kampus Sebagai Morakl force Pengembangan Hukum dan HAM
Sikap masyarakat kampus tidak boleh tercemar oleh kepentingan kepentigan polotik penguasa
sehingga benar-benar luhur dan mulia, dasar pijakan kebenaran masyarakat kampus adalah
kebenaran yang bersumber pada hati nurani serta sikap moral yang luhur yang bersumber pada
Ketuhanan dan kemanusiaan.
Dalam penegakan HAM mahasiswa sebagai kekuatan moral harus bersifat objektif dan benar
benar berdasarkan kebenaran moral demi harkat dan martabat manusia.
Bab III
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 24/40
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
I. Pancasila menjadi dasar atau paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia.
II. Setiap perubahan yang dilakukan di NKRI harus sesuai dengan nilai nilai yang terkandung
dalam sila sila Pancasila.
III. Mahasiswa sebagai manusia yang terpelajar harus terlepas dari intervensi politik penguasa, dan
harus bertindak sesuai dengan hati nurani yang selaras dengan nilai nilai Pancasila.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 25/40
Daftar Pustaka
Kaelan, 2010, Pendidkan Pancasila, Paradigma Offset, Yogyakarta.
Undang Undang Dasar Republik Indonesia dan perubahannya
Soekarno, Di Bawah Bendera Refolusi
Pembelajaran Tata Negara SMA
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 26/40
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
KEHIDUPAN DALAMBERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN
BERNEGARA
03.19 |
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT,
BERBANGSA, DAN BERNEGARA
A. Pengertian Paradigma
Awalnya istilah Paradigma berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama yang
kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam
dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of
Scientific Revolution (1970: 49). Inti sari paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar danasumsi teoritis yang umum dan dijadikan sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dengan adanya kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial kemudian dikembangkanlah
metode baru yang berdasar pada hakikat dan sifat paradigma ilmu, yaitu manusia yang disebut
metode kualitatif. Kemudian berkembanglah istilah ilmiah tersebut dalam bidang manusia serta
ilmu pengetahuan lain misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya, serta bidang-bidang lainya.
Dalam kehidupan sehari hari paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung arti
sebagai sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, tolak ukur, parameter serta
arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu termasuk
bidang pembangunan, reformasi, maupun pendidikan. Dengan demikian paradigma menempati
posisi dan fungsi yang strategis dalam proses kegiatan. Perencanaan, pelaksanaan dan hasil-
hasilnya dapat diukur dengan paradigma tertentu yang diyakini kebenaranya.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 27/40
B. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil dan
makmur. Pembangunan nasional merupakan perwujudan nyata dalam meningkatkan harkat dan
martabat manusia indonesia sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan tujuan negara yang
tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dengan rincian sebagai berikut:
Tujuan negara hukum formal, adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia
Tujuan negara hukum material dalam hal ini merupakan tujuan khusus atau nasional, adalah
memajukan kesejahteraan umum,dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan Internasional, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang perwujudanya terletak pada tatanan
pergaulan masyarakat internasional.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi
bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus berdasar pada hakikat nilai sila-sila
Pancasila yang didasari oleh ontologis manusia sebagai subjek pendukung pokok negara. Dan initerlihat dari kenyataan obyektif bahwa pancasila dasar negara dan negara adalah organisasi
(persekutuan hidup) manusia. Dalam mewujudkan tujuan negara melalui pembangunan nasional
yang merupakan tujuan seluruh warganya maka dikembalikanlah pada dasar hakikat manusia
“monopluralis” yang unsurnya meliputi : kodrat manusia yaitu rokhani (jiwa) dan raga, sifat
kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk TuhanYME. Kedudukan Pancasila
sebagai paradigma pembangunan nasional harus mmperlihatkan konsep berikut ini :
Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa
Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional
Pancasila merupakan arah pembangunan nasioanl
Pancasila merupakan etos pembangunan nasional
Pancasila merupakan moral pembangunan
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 28/40
Masyarakat Indonesia yang sedang mengalami perkembangan yang amat pesat karena
dampak pembangunan nasional maupun rangsangan globalisasi, memerlukan pedoman bersama
dalam menanggapi tantangan demi keutuhan bangsa. Oleh sebab itu pembangunan nasional
harus dapat memperlihatkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Hormat terhadap keyakinan religius setiap orang
Hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau subjek (manusia seutuhnya)
Sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia maka pembangunan nasional
harus meliputi aspek jiwa, seperti akal, rasa dan kehendak, raga (jasmani), pribadi, sosial dan
aspek ketuhanan yang terkristalisasi dalam nilai-nilai pancasila. Selanjutnya dijabarkan dalam
berbagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bidang kehidupan agama. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung arti atas segala aspek
pembangunan yang harus mencerminkan nilai-nilai pancasila.
1. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek
Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan salah satu
syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern.
Pengembangan dan penguasaan iptek menjadi sangat penting, manakala dikaitkan dengankehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun demikian pengembangan iptek bukan
semata-mata untuk mengejar kemajuan meterial melainkan harus memperlihatkan aspek-aspek
spiritual. Artinya, pengembangan iptek harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan
batin. Dengan pemikiran diatas dapat kita ketahui adanya tujuan essensial daripada iptek, yaitu
demi kesejahteraan umat manusia, sehingga pada hakikatnya iptek itu tidak bebas nilai,
melainkan terikat oleh nilai.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka
pikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Sebagai bangsa yang memiliki pandangan
hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan iptek harus didasarkan atas
paradigma pancasila. Apabila kita melihat sila demi sila menunjukkan sistem etika dalam
pembangunan iptek.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 29/40
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,
perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Sila ini menempatkan
manusia di alam semesta bukan merupakan pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik
dari alam yang diolahnya (T. Jacob, 1986), dapat disimpulkan berdasarkan sila ini iptek selalu
mempertimbangkan dari apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, adakah kerugian bagi
manusia.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan bahwa iptek haruslah bersifat beradab dan
bermoral, sehingga terwujud hakikat tujuan iptek yaitu, demi kesejahteraan umat manusia.
Bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia melainkan harus diabdikan demi
peningkatan harkat dan martabat manusia.
Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa indonesia bahwa rasa
nasionalime bangsa indonesia akibat dari adanya kemajuan iptek, dengan iptek persatuan dan
kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah
diberbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek. Oleh sebab itu iptek
harus dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya
dapat dikembangkan dalam hubungan manusia indonesia dengan masyarakat internasional.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
mendasari pengembangan iptek secara demokratis. Disini ilmuwan tidak hanya ditempatkan
untuk memiliki kebebasan dalam pengembangan iptek, namun juga harus ada saling
menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan bersikap terbuka untuk menerima
kritikan, atau dikaji ulang dan menerima perbandingan dengan penemuan teori lainya.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, iptek didasarkan pada keseimbangan keadilan
dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubunganya dengan dirinya
sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat
bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkunganya (T. Jacob, 1986).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila harus merupakan sumber nilai, kerangka pikir
serta basis moralitas bagi pengembangan iptek.
2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSOSBUD HANKAM
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 30/40
Dalam bidang kenegaraan penjabaran pembangunan dituangkan dalam GBHN yang
dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapainya, bidang tersebut meliputi
POLEKSOSBUD HANKAM. Dalam mewujudkan tujuan seluruh warga harus kembali berdasar
pada hakikat manusia yaitu monopluralis, yang artinya meliputi berbagai unsur yaitu rokhani-
jasmani, individu-makhluk sosial, serta manusia sebagai pribadi-makhluk Tuhan YME. Maka
hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pengembangan POLEKSOSBUD HANKAM,
guna membangun martabat manusia itu sendiri.
a. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik
Politik sangat berperan penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, karena
sistem politik negara harus berdasarkan hak dasar kemanusiaan, atau yang lebih dikenal dengan
hak asasi manusia. Sehingga sistem politik negara pancasila mampu memberikan dasar-dasar
moral, diharapakan supaya para elit politik dan penyelenggaranya memiliki budi pekerti yang
luhur, dan berpegang pada cita-cita moral rakyat yang luhur. Sebagai warga negara indonesia
manusia harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik, bukan sekedar objek politik yang
diharapkan kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Karena Pancasila sebagai paradigma dalam berpolitik, maka sistem politik di
indonesia berasaskan demokrasi, bukan otoriter.
Berdasar pada hal diatas, pengembangan politik di indonesia harus berlandaskan atas moral
ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan, apabila
pelaku politik baik warga negara maupun penyelenggaranya berkembang atas dasar moral
tersebut maka akan menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral yang baik.
b. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mandasarkan pada moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal ini untuk
menghindari adanya pengembangan ekonomi yang cenderung mengarah pada persaingan bebas,
yaitu yang terkuat dialah yang akan menang, seperti yang pernah terjadi pada abad ke-18, yaitu
tumbuhnya perekonomian kapitalis. Dengan adanya kejadian pada abad ke-18 tersebut, maka
eropa pada awal abad ke-19 bereaksi untuk merubah perkembangan ekonomi tersebut menjadi
sosialisme komunisme, yang berjuang untuk nasib rakyat proletar yang sebelumnya ditindas oleh
kaum kapitalis.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 31/40
Ekonomi yang humanistik mendasarkan pada tujuan demi mensejahterakan rakyat luas,
sistem ekonomi ini di kembangkan oleh mubyarto, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan saja
melainkan demi kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh bangsa. Tujuan ekonomi adalah
memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera, oleh sebab itu kita harus
menghindarkan diri dari persaingan bebas, monopoli dan yang lainnya yang berakibat pada
penderitaan manusia dan penindasan atas manusia satu dengan lainnya.
c. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Sosial Budaya
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang Pancasila berdasar pada
hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, yang diharapkan menghasilkan manusia yang berbudaya
dan beradab.
Dalam rangka melakukan reformasi disegala bidang, hendaknya indonesia berdasar pada
sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa indonesia itu sendiri
yaitu nilai pancasila yang merupakan sumber normatif bagi peningkatan humanisasi khususnya
dalam bidang sosial budaya. Sebagai kerangka kesadaran pancasila dapat merupakan dorongan
untuk ;
1. Universalisasi, yaitu melepaskan simbol-simbol dari keterkaitan struktur
2. Transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual
(koentowijoyo,1986)
Dengan demikian proses humanisasi universal akan dehumanisasi serta aktualisasi nilai hanya
demi kepentingan kelompok sosial tertentu yang diharapkan mampu menciptakan sistem sosial
budaya yang beradab.
Berdasar sila Persatuan Indonesia pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar
penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah
nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Pengakuan serta penghargaan
terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa sangat diperlukan sehingga
mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa, dengan demikian pembangunan
sosial budaya tidak akan menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan
ketidakadilan sosial.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 32/40
d. Pancasila sebagai Paradigma Hankam
Salah satu tujuan bernegara adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya terletak
pada penyelenggara negara semata, akan tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas
dasar tersebut sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen
bangsa. Sistem partahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (sishankamrata).
Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan
negara. Maka dari itu pertahanan dan keamanan negara harus mendasarkan pada tujuan demi
terjaminya harkat dan martabat manusia, terutama secara rinci terjaminya hak-hak asasi manusia.
Dengan adanya tujuan tersebut maka pertahanan keamanan negara harus dikembangkan
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, guna mencapai tujuan yaitu demi
tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan YME (sila II), Pancasila juga
harus mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga sebagai warga negara (Sila III),
pertahanan keamanan harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan
kemanusiaan (sila IV) dan akhirnya pertahanan keamanan haruslah diperuntukkan demi
terwujudnya keadilan keadilan dalam hidup masyarakat atau terwujudnya suatu keadilan sosial,
dan diharapkan negara benar-benar meletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai negara
hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas kekuasaan sehingga mengakibatkan
suatu pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
e. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan Beragama
Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia mengalami adanya suatu kemunduran, yaitu
kehidupan beragama yang tidak berkemanusiaan. hal ini dapat kita lihat adanya suatu kenyataan
banyak terjadinya konflik sosial pada masalah-masalah SARA, terutama pada masalah agama,
sebagai contoh tragedi di Ambon, Poso, Medan, Mataram, Kupang, dan masih banyak lagi
daerah yang lain yang terlihat semakin melemahnya toleransi dalam kehidupan beragama
sehingga menyimpang dari asas kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa untuk dapat
hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia tercinta ini. Sebagai
makhluk Tuhan YME manusia wajib untuk beribadah kepada Tuhan YME dimanapun mereka
hidup. Akan tetapi Tuhan menghendaki kehidupan manusia yang penuh kedamaian dengan hidup
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 33/40
berdampingan, saling menghormati, meskipun Tuhan menciptakan adanya perbedaan,
berbangsa-bangsa, bergolong-golong, berkelompok, baik sosial, politik, budaya maupun etnis
tidak lain untuk kehidupan yang damai berdasar pada kemanusiaan.
Dalam Pokok Pikiran IV, negara menegaskan bahwa, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini berarti bahwa kehidupan dalam
negara berdasar pada nilai-nilai ketuhanan, dengan memberikan kebebasan atas kehidupan
beragama atau dengan menjamin atas demokrasi dibidang agama. Setiap agama memiliki dasar-
dasar ajaran yang sesuai dengan keyakinan masing-masing dengan mendasarkan pergaulan
kehidupan dalam beragama atas nilai-nilai kemanusiaan yang beradab dan berdasar bahwa
pemeluk agama adalah bagian dari umat manusia di dunia. Maka sudah seharusnya negara
Indonesia mengembangkan kehidupan beragama ke arah terciptanya kehidupan bersama yang
penuh toleransi, saling menghargai berdasar pada nilai kemanusiaan yang beradab.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
KEHIDUPAN DALAM
BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DANBERNEGARA
03.19 |
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT,
BERBANGSA, DAN BERNEGARA
A. Pengertian Paradigma
Awalnya istilah Paradigma berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama yang
kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam
dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 34/40
Scientific Revolution (1970: 49). Inti sari paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan
asumsi teoritis yang umum dan dijadikan sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dengan adanya kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial kemudian dikembangkanlah
metode baru yang berdasar pada hakikat dan sifat paradigma ilmu, yaitu manusia yang disebut
metode kualitatif. Kemudian berkembanglah istilah ilmiah tersebut dalam bidang manusia serta
ilmu pengetahuan lain misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya, serta bidang-bidang lainya.
Dalam kehidupan sehari hari paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung arti
sebagai sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, tolak ukur, parameter serta
arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu termasuk
bidang pembangunan, reformasi, maupun pendidikan. Dengan demikian paradigma menempati
posisi dan fungsi yang strategis dalam proses kegiatan. Perencanaan, pelaksanaan dan hasil-
hasilnya dapat diukur dengan paradigma tertentu yang diyakini kebenaranya.
B. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil dan
makmur. Pembangunan nasional merupakan perwujudan nyata dalam meningkatkan harkat dan
martabat manusia indonesia sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan tujuan negara yang
tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dengan rincian sebagai berikut:
Tujuan negara hukum formal, adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia
Tujuan negara hukum material dalam hal ini merupakan tujuan khusus atau nasional, adalah
memajukan kesejahteraan umum,dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan Internasional, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang perwujudanya terletak pada tatanan
pergaulan masyarakat internasional.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi
bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus berdasar pada hakikat nilai sila-sila
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 35/40
Pancasila yang didasari oleh ontologis manusia sebagai subjek pendukung pokok negara. Dan ini
terlihat dari kenyataan obyektif bahwa pancasila dasar negara dan negara adalah organisasi
(persekutuan hidup) manusia. Dalam mewujudkan tujuan negara melalui pembangunan nasional
yang merupakan tujuan seluruh warganya maka dikembalikanlah pada dasar hakikat manusia
“monopluralis” yang unsurnya meliputi : kodrat manusia yaitu rokhani (jiwa) dan raga, sifat
kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk TuhanYME. Kedudukan Pancasila
sebagai paradigma pembangunan nasional harus mmperlihatkan konsep berikut ini :
Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa
Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional
Pancasila merupakan arah pembangunan nasioanl
Pancasila merupakan etos pembangunan nasional
Pancasila merupakan moral pembangunan
Masyarakat Indonesia yang sedang mengalami perkembangan yang amat pesat karena
dampak pembangunan nasional maupun rangsangan globalisasi, memerlukan pedoman bersama
dalam menanggapi tantangan demi keutuhan bangsa. Oleh sebab itu pembangunan nasional
harus dapat memperlihatkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Hormat terhadap keyakinan religius setiap orang
Hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau subjek (manusia seutuhnya)
Sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia maka pembangunan nasional
harus meliputi aspek jiwa, seperti akal, rasa dan kehendak, raga (jasmani), pribadi, sosial dan
aspek ketuhanan yang terkristalisasi dalam nilai-nilai pancasila. Selanjutnya dijabarkan dalam
berbagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bidang kehidupan agama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung arti atas segala aspek
pembangunan yang harus mencerminkan nilai-nilai pancasila.
1. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek
Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan salah satu
syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern.
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 36/40
Pengembangan dan penguasaan iptek menjadi sangat penting, manakala dikaitkan dengan
kehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun demikian pengembangan iptek bukan
semata-mata untuk mengejar kemajuan meterial melainkan harus memperlihatkan aspek-aspek
spiritual. Artinya, pengembangan iptek harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan
batin. Dengan pemikiran diatas dapat kita ketahui adanya tujuan essensial daripada iptek, yaitu
demi kesejahteraan umat manusia, sehingga pada hakikatnya iptek itu tidak bebas nilai,
melainkan terikat oleh nilai.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka
pikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Sebagai bangsa yang memiliki pandangan
hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan iptek harus didasarkan atas
paradigma pancasila. Apabila kita melihat sila demi sila menunjukkan sistem etika dalam
pembangunan iptek.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,
perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Sila ini menempatkan
manusia di alam semesta bukan merupakan pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik
dari alam yang diolahnya (T. Jacob, 1986), dapat disimpulkan berdasarkan sila ini iptek selalu
mempertimbangkan dari apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, adakah kerugian bagi
manusia.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan bahwa iptek haruslah bersifat beradab dan
bermoral, sehingga terwujud hakikat tujuan iptek yaitu, demi kesejahteraan umat manusia.
Bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia melainkan harus diabdikan demi
peningkatan harkat dan martabat manusia.
Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa indonesia bahwa rasa
nasionalime bangsa indonesia akibat dari adanya kemajuan iptek, dengan iptek persatuan dan
kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah
diberbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek. Oleh sebab itu iptek
harus dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya
dapat dikembangkan dalam hubungan manusia indonesia dengan masyarakat internasional.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
mendasari pengembangan iptek secara demokratis. Disini ilmuwan tidak hanya ditempatkan
untuk memiliki kebebasan dalam pengembangan iptek, namun juga harus ada saling
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 37/40
menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan bersikap terbuka untuk menerima
kritikan, atau dikaji ulang dan menerima perbandingan dengan penemuan teori lainya.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, iptek didasarkan pada keseimbangan keadilan
dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubunganya dengan dirinya
sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat
bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkunganya (T. Jacob, 1986).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila harus merupakan sumber nilai, kerangka pikir
serta basis moralitas bagi pengembangan iptek.
2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSOSBUD HANKAM
Dalam bidang kenegaraan penjabaran pembangunan dituangkan dalam GBHN yang
dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapainya, bidang tersebut meliputi
POLEKSOSBUD HANKAM. Dalam mewujudkan tujuan seluruh warga harus kembali berdasar
pada hakikat manusia yaitu monopluralis, yang artinya meliputi berbagai unsur yaitu rokhani-
jasmani, individu-makhluk sosial, serta manusia sebagai pribadi-makhluk Tuhan YME. Maka
hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pengembangan POLEKSOSBUD HANKAM,
guna membangun martabat manusia itu sendiri.
a. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik
Politik sangat berperan penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, karena
sistem politik negara harus berdasarkan hak dasar kemanusiaan, atau yang lebih dikenal dengan
hak asasi manusia. Sehingga sistem politik negara pancasila mampu memberikan dasar-dasar
moral, diharapakan supaya para elit politik dan penyelenggaranya memiliki budi pekerti yang
luhur, dan berpegang pada cita-cita moral rakyat yang luhur. Sebagai warga negara indonesia
manusia harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik, bukan sekedar objek politik yang
diharapkan kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Karena Pancasila sebagai paradigma dalam berpolitik, maka sistem politik di
indonesia berasaskan demokrasi, bukan otoriter.
Berdasar pada hal diatas, pengembangan politik di indonesia harus berlandaskan atas moral
ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan, apabila
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 38/40
pelaku politik baik warga negara maupun penyelenggaranya berkembang atas dasar moral
tersebut maka akan menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral yang baik.
b. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mandasarkan pada moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal ini untuk
menghindari adanya pengembangan ekonomi yang cenderung mengarah pada persaingan bebas,
yaitu yang terkuat dialah yang akan menang, seperti yang pernah terjadi pada abad ke-18, yaitu
tumbuhnya perekonomian kapitalis. Dengan adanya kejadian pada abad ke-18 tersebut, maka
eropa pada awal abad ke-19 bereaksi untuk merubah perkembangan ekonomi tersebut menjadi
sosialisme komunisme, yang berjuang untuk nasib rakyat proletar yang sebelumnya ditindas oleh
kaum kapitalis.
Ekonomi yang humanistik mendasarkan pada tujuan demi mensejahterakan rakyat luas,
sistem ekonomi ini di kembangkan oleh mubyarto, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan saja
melainkan demi kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh bangsa. Tujuan ekonomi adalah
memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera, oleh sebab itu kita harus
menghindarkan diri dari persaingan bebas, monopoli dan yang lainnya yang berakibat pada
penderitaan manusia dan penindasan atas manusia satu dengan lainnya.
c. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Sosial Budaya
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang Pancasila berdasar pada
hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, yang diharapkan menghasilkan manusia yang berbudaya
dan beradab.
Dalam rangka melakukan reformasi disegala bidang, hendaknya indonesia berdasar pada
sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa indonesia itu sendiri
yaitu nilai pancasila yang merupakan sumber normatif bagi peningkatan humanisasi khususnya
dalam bidang sosial budaya. Sebagai kerangka kesadaran pancasila dapat merupakan dorongan
untuk ;
1. Universalisasi, yaitu melepaskan simbol-simbol dari keterkaitan struktur
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 39/40
2. Transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual
(koentowijoyo,1986)
Dengan demikian proses humanisasi universal akan dehumanisasi serta aktualisasi nilai hanya
demi kepentingan kelompok sosial tertentu yang diharapkan mampu menciptakan sistem sosial
budaya yang beradab.
Berdasar sila Persatuan Indonesia pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar
penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah
nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Pengakuan serta penghargaan
terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa sangat diperlukan sehingga
mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa, dengan demikian pembangunan
sosial budaya tidak akan menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan
ketidakadilan sosial.
d. Pancasila sebagai Paradigma Hankam
Salah satu tujuan bernegara adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya terletak
pada penyelenggara negara semata, akan tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas
dasar tersebut sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen
bangsa. Sistem partahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (sishankamrata).
Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan
negara. Maka dari itu pertahanan dan keamanan negara harus mendasarkan pada tujuan demi
terjaminya harkat dan martabat manusia, terutama secara rinci terjaminya hak-hak asasi manusia.
Dengan adanya tujuan tersebut maka pertahanan keamanan negara harus dikembangkan
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, guna mencapai tujuan yaitu demi
tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan YME (sila II), Pancasila juga
harus mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga sebagai warga negara (Sila III),
pertahanan keamanan harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan
kemanusiaan (sila IV) dan akhirnya pertahanan keamanan haruslah diperuntukkan demi
terwujudnya keadilan keadilan dalam hidup masyarakat atau terwujudnya suatu keadilan sosial,
dan diharapkan negara benar-benar meletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai negara
7/16/2019 Panca Sila
http://slidepdf.com/reader/full/panca-sila-56338632876b5 40/40
hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas kekuasaan sehingga mengakibatkan
suatu pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
e. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan Beragama
Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia mengalami adanya suatu kemunduran, yaitu
kehidupan beragama yang tidak berkemanusiaan. hal ini dapat kita lihat adanya suatu kenyataan
banyak terjadinya konflik sosial pada masalah-masalah SARA, terutama pada masalah agama,
sebagai contoh tragedi di Ambon, Poso, Medan, Mataram, Kupang, dan masih banyak lagi
daerah yang lain yang terlihat semakin melemahnya toleransi dalam kehidupan beragama
sehingga menyimpang dari asas kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa untuk dapat
hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia tercinta ini. Sebagai
makhluk Tuhan YME manusia wajib untuk beribadah kepada Tuhan YME dimanapun mereka
hidup. Akan tetapi Tuhan menghendaki kehidupan manusia yang penuh kedamaian dengan hidup
berdampingan, saling menghormati, meskipun Tuhan menciptakan adanya perbedaan,
berbangsa-bangsa, bergolong-golong, berkelompok, baik sosial, politik, budaya maupun etnis
tidak lain untuk kehidupan yang damai berdasar pada kemanusiaan.
Dalam Pokok Pikiran IV, negara menegaskan bahwa, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini berarti bahwa kehidupan dalam
negara berdasar pada nilai-nilai ketuhanan, dengan memberikan kebebasan atas kehidupan
beragama atau dengan menjamin atas demokrasi dibidang agama. Setiap agama memiliki dasar-
dasar ajaran yang sesuai dengan keyakinan masing-masing dengan mendasarkan pergaulan
kehidupan dalam beragama atas nilai-nilai kemanusiaan yang beradab dan berdasar bahwa
pemeluk agama adalah bagian dari umat manusia di dunia. Maka sudah seharusnya negara
Indonesia mengembangkan kehidupan beragama ke arah terciptanya kehidupan bersama yang
penuh toleransi, saling menghargai berdasar pada nilai kemanusiaan yang beradab.