panas pelarutan

16
PANAS PELARUTAN I. TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan : 1) Dapat menentukan panas pelarutan CuSO 4 5H 2 O dan CuSO 4. 2) Dapat menghitungpanas reaksi dengan menggunakan hokum Hess. II. ALAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN · Alat yang digunakan 1) Calorimeter 2) Mortar 3) Thermometer 100°C 4) Gelas ukur 100 ml 5) Stopwatch 6) Pipet ukur 10 ml, 25 ml 7) Bola karet 8) Kaca arloji 9) Spatula 10) Batang pengaduk 11) Botol aquadest 12) Pipet tetes · Bahan kimia yang digunakan 1) CuSO 4 5H 2 O 2) Air aquadest

Upload: raanisapujiyanti

Post on 18-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kimifus

TRANSCRIPT

PANAS PELARUTAN

I. TUJUANSetelah melakukan percobaan ini diharapkan :1) Dapat menentukan panas pelarutan CuSO45H2O dan CuSO4.2) Dapat menghitungpanas reaksi dengan menggunakan hokum Hess.

II. ALAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan1) Calorimeter2) Mortar3) Thermometer 100C4) Gelas ukur 100 ml5) Stopwatch6) Pipet ukur 10 ml, 25 ml7) Bola karet8) Kaca arloji9) Spatula10) Batang pengaduk11) Botol aquadest12) Pipet tetes Bahan kimia yang digunakan1) CuSO45H2O2) Air aquadest

III. DASAR TEORIPerubahan entalpi yang menyertai peluruhan suatu senyawa disebut panas pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai pencampuran secara kimia. Energy ionisasi bila senyawa yang dilarutkan mengalami peristiwa ionisasi. Pada umumnya panas pelarutan untuk garam-garam netral dan tidak mengalami disosia adlah positife. Sehingga reaksinya isotermis atau larutan akan menjadi dingin dan proses pelarutan berlangsung secara adiabatis.Panas hidrasi, khususnya dalam system berair, biasanya negative dan relative besar. Perubahan entalpi pada pelarutan suatusenyawa tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutannya temperature dan konsentrasi awal dan akhir dari larutannya.Jadi panas pelarutan standar didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada temperature 25C, dan tekanan atmosfir.Kalor pelarutan adalah entalpi dari suat larutan pada suhu T relative terhadap larutan dan zat terlarut murni pada suhu T0 dinyatakan sebagai : H = n1H1 + n2H2 + n2HS2Dimana :- H = entalpi dari n1 + n2 mol pelarut dari komponen 1 dan 2 pada suhu T relative terhadap suhu T0.- H1 dan H2 = entalpi molal dari komponen 1 dan 2 murni pada suhu relative terhadap temperature T0.- dHS2 = panas pelarutan integral dari komponen 2 dan suhu T. pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (II) Sulfat 5H2O dan tembaga (II) Sulfat anhidrat. Dengan menggunakan hokum Hess dapat dihitung panas reaksi : CuSO4(s) + aq CuSO45H2OMenurut hokum Hess bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak tergantung kepada jalannya reaksi tetapi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir dari suatu reaksi.Sebagai contoh penggunaan hokum Hess : CuSO4(s) + aq CuSO4(aq) dH = a kj CuSO45H2O + aq CuSO4(aq) + 5H2O(aq) dH = b kjSehingga : CuSO45H2O(s) + aq CuSO4(aq) + 5H2O(aq) dH = (a-b) kjIV. CARA KERJA

Menentukan tetapan harga kalorimater1) memasukkan air aquadest ke dalam calorimeter sebanyak 50 ml.2) suhu air dalam calorimeter diukur dan dicatat (t1).3) Memanaskan air sebanyak 50 ml ke dalam gelas piala sekitar 10C diatas temperature kamar (t2).4) Menuangkan dengan segara air panas ke dalam calorimeter.5) Diaduk dan dicatat suhu campuran yang merupakan suhu tertinggi. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi1) Memasukkan 10 ml air aquadest ke dalam calorimeter sebanyak 100 ml dan diaduk.2) Suhu mula-mula dicatat dan setiap 30 detik sampai suhu tidak berubah.3) Menambahkan 5 gr CuSO45H2O ke dalam calorimeter dan diaduk.4) Mencatat perubahan suhu setiap 30 detik sampai 5 menit.5) Mengurangi langkah pertama sampai keempat menggunakan serbuk CuSO4 anhidrat.

V. DATA PENGAMATAN

Table Menentukan tetapan calorimeter

parametert1Ct2Ct3C

306090120150180210240270300

50 ml H2O28

50 ml + H2O38

50 ml + (t1 C)+ 10343333333332.532323232

Table menentukan panas pelarutan Parametert4Ct5C

306090120150180210240270300

H2O30

H2O + CuSO45H2O31313130.530.530.530.530.530.530.5

H2O + CuSO431313232323232323232

VI. PERHITUNGAN Menentukan tetapan calorimeterM = = 1 gr/ml = 50 grt3 = 33.76CQlepas = QterimaQair panas = Qdingin + Qkalorimeterm 2 - t3) + k (t3 - t1)k = k = k = k = -55.41 j/ Menentukan panas pelarutan CuSO4 = m t5 t4 ) + k (t5 t4 ) m = 5 gr= 5 gr = -43.35 j CuSO45H2O = m t5 t4 ) + k (t5 t4 ) m = 5 gr= 5 gr = - 34.41 j -0.03441 kj

Menentukan panas reaksiCuSO4(s) + H2O CuSO4(aq) dH = - 0.04335 kjCuSO4(aq) + 5H2O(aq) CuSO45H2O + H2O dH = - 0.03441 kj CuSO4(s) + 5H2O(aq) CuSO45H2O dH = (-0.04335 kj) + (0.03441) kj = 0.00859 kj

VII. ANALISA PERCOBAANDari percobaan yang telah kami lakukan mengenai PANAS PELARUTAN pada saat melakukan pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang didapatkan konstan. Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi CuSO4 harus dikeringkan ke dalam oven untuk menghilanhkan hidrat yang terkandung di dalamnya sampai berubah warna dari biru menjadi putih dan kemudian memasukkan ke dalam desikator untuk mendinginkan.Untuk menentukan t3 didapatkan dari penarikan garis lurus kurva pada grafik sehingga didapatkan suhu t3 = 33.76 dan tetapan calorimeternya = -55.41 j/ dari jumlah panas reaksi yang dihasilkan sebesar 0.00859 kj.Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi dapat juga ditentukan dengan menggunakan Hukum Hess.

VIII. KESIMPULANDari percobaan, pengamatan, dan analisa dapat disimpulkan : Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu sisitem apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan di dalam n1 mol pelrut pada thermometer. Factor-faktor yang mempengaruhi entalpi, yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat terlarut dan pelarutnya, konsentrasi awal dan akhr larutan. Tetapan calorimeter (k) : -55.41 j/ . Panas pelarutan : - CuSO4 = - 0.04335 kj= +0.03441 kj dH dari reaksi : 0,00859 kj

IX. DAFTAR PUSTAKAjobseet. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.

Humidifitas (kelembaban) adalah nilai kuantitas air yang terkandung dalam udara lembab. Nilai tersebut dapat ditampilkan sebagai Humiditas absolut (mv) Rasio Humidifitas dan Humidifitas relatif 0. Humiditas absolut mv: total massa uap air yang terkandung dalam suatu sistem campuran udara lembab dalam suatu kuantitas volume tertentu. Humiditas relatif (lebih dikenal dalam meteorologi sebagai relatif humiditi-RH) adalah nilai perbandingan antara tekanan parsial uap air aktual terhadap tekanan parsial uap air pada keadaan saturasi dengan suhu yang sama (suhu tabung kering).Rasio humiditas (Humiditas spesifik) xv didefinisikan sebagai rasio jumlah massa air yang terkandung dalam setiap satuan massa udara kering. Rasio humiditas dalam udara lembab memiliki nilai antara xv = 0 (udara kering) dan nilai maksimum xv = xvs (udara saturasi atau jenuh). Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara pada suhu tertentu dibandingkan dengan uap air maksimum yang udara mampu menahan tanpa itu kondensasi, pada suhu tertentu. Kelembaban relatif yang dinyatakan sebagai persentase dan dihitung dengan cara berikut :

Humiditas saturasi didefinisikan melalui persamaan :Hs = PsP-Ps x 1828,9 Dimana : Hs = Humiditas saturasi ( kg/kg dry air) Ps = Tekanan uap air pada suhu ts P = Tekanan absolut

Persen relatif humiditas ( % RH ) persamaannya :%RH = 100 xPPs Dimana %RH = % Humiditas saturasi Ps = Tekanan uap air pada suhu ts P = Tekanan absolutTermometer bola basah ( wet-bulb ) merupakan suhu yang didapat bila udara didinginkan pada tekanan konstan sampai jenuh ( 100% kelembaban ) oleh penguapan air dengan panas laten yang berasal dari udara tersebut.Temperatur bola kering merupakan suhu yang diperoleh dari pengukuran suhu yang terjaga dari sinar matahari dan embun ( udara bebas )Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang di kandung oleh hawa tergantung pada temperatur.Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelembapan :1. Ketingian TempatApabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi karena suhunya rendah dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin tinggi dan kelembabannya pun menjadi rendah.2. Kerapatan Udara Kerapatan udara.Ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara padadaerah tertentu rapat maka kelembabanya tinggi. Sedangkan apabila kerapatan udara di suatu daerah renggang maka tinggkat kelembabannya juga rendah. Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian tempat juga saling berkaitan..3. Tekanan Udara.Tekanan udara juga mempengaruhi kelembaban udara dimana apabila takanan udara pada suatu daerah tinggi makakelembabanya juga tinggi,hal ini disebabkan oleh kapasitas lapang udaranya yang rendah. 4. Radiasi Matahari.Dimana adanya radiasi matahari ini menyebabkan terjadinya penguapan air di udara yang tingkatannya tinggi sehingga kelembaban udaranya semakin besar. 5. AnginAdanya angin ini memudahkan proses penguapan yang terjadi pada air laut menguap ke udara. Besarnya tingkat kelembaban ini dapat berubah menjadi air dan terjadi pembentukan awan. 6. SuhuApabila suhu suatu tempat tinggi maka kelembabanya rendah dan sebaliknya apabila suhu rendah maka kelembaban tinggi. Dimana hal ini antara suhu dan kelembaban ini juga berkaitan dengan ketinggian tempat.7. Kerapatan VegetasiJika tumbuhan tersebut kerapatannya semakin rapat maka kelembabannya juga tinggi hal ini di sebabkan oleh adanya seresah yang menutupi pada permukaan tanah sangat besar sehingga berpengaruh pada kelembabannya.Bahkan sebaliknya apabila kerapatannya jarang maka tinggkat kelembabannya juga rendah karena adanya seresah yang menutupi permukaan tanah ini sedikiT

II. DATA PENGAMATAN

Percobaan I

No PercobaanTemperaturWaktu (menit)Temperatur Bola KeringTemperatur Bola Basah

1a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

2a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

3a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C52C

4a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

5a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C50C

6a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C29C29C53C

7a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

8a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C38C29C52C

9a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C30C29C54C

10a. Temperatur awalb. Temperatur akhir529C28C29C54C

III. PERHITUNGAN

Berdasarkan percobaan III diperoleh perhitungan secara teoritis :Dik : Dari tabel Vapor Pressure T = 34C , Ps = 39,898 mmHg P = 760 mmHg ( 1 atm = 760 mmHg) Humiditas SaturasiHs = PsP-Ps x 1828,9

Hs = 39,898 mmHg760-39,898mmHg x 1828,9Hs = 39,898 mmHg720,102 mmHg x 1828,9 = 0,034 kg/kg dry air

Berdasarkan tabel vapor pressure saatT bola kering 53C = 107,20 mmHg T bola basah 28C = 29,870 mmHg %RH = 100 xPPs =100 x29,870 mmHg107,20 mmHg = 27,86

IV. ANALISIS DATA

Pada percobaan kali ini untuk mengamati kandungan air yang ada dalam udara, untuk menentukan nilai relatif humiditas ( RH) dan nilai humiditas saturasi. Percobaan dilakukan hingga 3 kali, masing-masing selama 5 menit untuk melihat pergerakan nilai pada skala termometer baik untuk temperatur bola basah maupun bola kering. Pada percobaan I dengan pengukuran temperatur bola basah menggunakan tissue yang dililitkan pada ujung termometer, menimbulkan hasil yang nilai temperatur bola basahnya tidak menemui titik potong dengan temperatur bola keringnya ( saat pembacaan melalui grafik ) sehingga tidak dapat menentukan berapa nilai humiditas saturasinya maupun %RH pada kondisi tersebut. Penyebabnya karena bahan berupa tissue yang digunakan terlalu tebal saat melapisi permukaan ujung termometer, karenanya hembusan udara dari blower tidak berpengaruh dalam penentuan temperatur bola basah dalam percobban I ini. Untuk percobaaan ke II dan III bahan diganti dengan menggunakan kasa. Hal ini dikarenakan kasa memiliki pori-pori kecil yang dapat terjaga kelembabannya dibandingkan dengan tissue. Namun pada percobaan II hasil yang diperoleh masih belum terpenuhi. Kondisi suhu yang tidak stabil ,baik pada temperatur bola kering maupun temperatur bola basah membuat diharuskan adanya percobaan III. Hasil yang diperoleh memperlihatkan suhu yang dihasilkan telah stabil, dimana pada temperatur bola basah diperoleh pada suhu 34 C dan temperatur bola kering pada suhu 53 C. Temperatur bola basah yang didapat lebih kecil dari temperatur bola kering karena dipengaruhi oleh kelembaban tisue yang dililitkan di ujung termometer. Temperatur bola basah dan bola kering mengalami kenaikan suhu yang disebabkan oleh suhu udara yang dihembuskan oleh blower dari alat temperatur measurement Dalam menentukan nilai relatif humiditas maupun humiditas saturasi dapat dilakukan dengan pembacaan grafik dan perhitungan. Melalui pembacaan grafik, diperoleh %RH 30 % dengan nilai humiditas saturasi 0,027 kg/kg dry air. Sedangkan melalui perhitungan dengan memasukkannya dalam persamaan, diperoleh hasil yang tak jauh berbeda dengan hasil pembacaan grafik, dimana untuk %RH 27,86% dan nilai humiditasnya 0,034 kg/kg dry air. Perbedaan ini dikarenakan, masing-masing metode baik pembacaan grafik dan perhitungan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada metode perhitungan hanya sekedar memasukkan data ke persamaan dan terpaku pada rumus, tanpa kesulitan dalam pembacaan. Pada pembacaan grafik, diperlukan tingkat ketelitian dalam melihat dan membaca grafik, khususnya dalam menemukan titik perpotongan garis antara bola basah dan bola kering, sehingga diperoleh hasil yang sesuai