pada siswa kelas iv sd muhammadiyah (plus) kota...
TRANSCRIPT
i
PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE
PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH (PLUS)
KOTA SALATIGA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh:
ENDANG TRI WAHYUNI
NIM 115 11 042
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
ii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 2 Telp. (0298) 323706.323433 Fax
323433Salatiga 50721
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Endang Tri Wahyuni
NIM : 115 11 042
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : S1-Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE
INTELLIGENCE SISWA KELAS IV DI SD
MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA
TAHUN 2015
telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan.
Salatiga, 10 Agustus2015
Pembimbing,
Fatchurrohman, M. Pd.
NIP. 19710309 200003 1005
iii
SKRIPSI
PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCESISWA
KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA
TAHUN 2015
DISUSUN OLEH
ENDANG TRI WAHYUNI
NIM:115 11 042
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan
Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M. Pd.
Sekretaris Penguji : Fatchurrohman, M. Pd.
Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M. Pd.
Penguji II : Mufiq, M. Phil.
Salatiga, 29 Agustus 2015
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1 002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Endang Tri Wahyuni
NIM : 115 11 042
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : S1-Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat-pendapat atau temuan
dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 11Agustus 2015
Yang menyatakan,
Endang Tri Wahyuni
NIM. 115 11 042
v
MOTTO HIDUP
“Tak ada pribadi biasa-biasa saja di dunia ini, tak ada pula anak yang bodoh,
semua anak adalah bintang dengan segala jenis kecerdasan yang dimiliki”.
PERSEMBAHAN
UntukMamak dan Bapak tercinta (Mamak Ngatirah dan Bapak Lanjar) dan kakak-
kakakku (Mbak Nanik dan Mas Ali, Mbak Etik dan Mas Nogil) tak lupa ponakan
tercinta (dek Fina, dek Rindy, dan dek Tamam)yang menjadi inspirasi dan
semangatku, dan semoga selalu diberi Rahmad-Nya.
Untuk simbah dan keluarga besar tercinta yang menjadi inspirasi dan semangatku
pula.
vi
KATA PENGANTAR
Segenap rasa puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang dengan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, skripsi dengan judul
Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga Tahun 2015ini bisa terselesaikan.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Rasulullah
Muhammad SAW, manusia inspiratif penuh keteladanan yang senantiasa
dinantikan syafa’atnya di hari kiamat. Tidak lupa shalawat dan salam juga
disampaikan kepada keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa
istiqomah di jalan kebaikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis juga menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang
senantiasa memberikan wejangan inspirasinya.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
KeguruanIAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua JurusanPendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI)IAIN Salatiga.
vii
4. Bapak Fatchurrohman, M. Pd. selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalamproses
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Rasimin, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik penulis yang
dengan kesabarannya, membimbing penulis dari waktu ke waktu.
6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu penulis serta kakak-kakak dan ponakan yang selalu
memberikan doa dan dukungannya kepada penulis.
8. Keluarga besar TPQ Darul Amal Salatiga yang menjadi inspirasi penulis.
9. Sahabat dan adik-adik perjuangan di wisma Safira, Najwa, dan Najma yang
telah membersamai dalam setiap waktu.
10. Sahabat perjuangan di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI) Salatiga. Tetaplah dalam semangat nafas perjuangan.
11. Sahabat perjuangan di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal IAIN
Salatiga. Tetaplah dalam semangat nafas perjuangan.
12. Sahabat perjuangan teman-teman PGMI angkatan 2011, terkhusus kelas B.
Terima kasih kawan dan tetaplah dalam semangat nafas perjuangan.
13. Sahabat inspiratif di masa senang dan sedih yang senantiasa memberikan
semangat kepada penulis yang tidak disebut satu per satu oleh penulis.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis. Terima
kasih atas dorongan, semangat, motivasi, dan inspirasinya.
viii
Terima kasih atas kebersamaan selama ini, penulis hanya bisa turut do’a
semoga Allah Swt meridhoi setiap langkah dan mencatatnya sebagai amal
sholeh.Jazakumullahu bi ahsanil jaza’.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik secara substantif ataupun
teknis. Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak agar bisa menjadi evaluasi dan perbaikan untuk ke depannya. Semoga
skripsi ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca semua khususnya kepada
pribadi penulis.
Salatiga, 11 Agustus 2015
Penulis
Endang Tri Wahyuni
ix
ABSTRAK
Wahyuni, Endang Tri. 2015. Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV
di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Tahun 2015.Skripsi.
Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Fatchurrohman, M. Pd.
Kata Kunci: Multiple Intelligence.
Multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh
setiap individu. Siswa dipandang sebagai individu yang utuh dan unik yang
memiliki berbagai macam potensi dan kecerdasan yang bisa digali, ditumbuhkan,
dilejitkan dan dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)
Multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun
2015, 2) Pengembangan multiple intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga tahun 2015, 3) Prestasi yang telah dicapai pada siswa dari
multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015, 4)
Faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan multiple
intelligence pada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti mendapatkan data
menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Tahap-tahap penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, dan
analisis data.
Hasil penelitian ini adalah: 1)a. Multiple intelligencepada siswa di SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah segala jenis kecerdasan yang dimiliki
oleh individu (siswa) yang terus digali, ditumbuhkan, dilejitkan, dan
dikembangkan. banyak jenis kecerdasan yang dikembangkan, meliputi kecerdasan
matematik, linguistik, visual-spasial, dll.b. Tujuan pengembangannya adalah
untuk melenjitkan dan maksimalkan setiap kecerdasan yang dimiliki siswanya
hingga menjadi siswa yang berprestasi dibidangnya. 2) Pengembangan multiple
intelligencepada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, meliputi a.
Model pembelajaran bersifat “fun learning” belajar yang menyenangkan dan
siswa berperan aktif., b. Media, alat, dan sumber ajar yang digunakan adalah
media cetak dan elektronik, buku, dan lingkungan., c. Banyak kegiatan tambahan
yang diberikan guna menunjang pengembangan multiple intelligencemaupun
proses pembelajaranseperti outing class, field trip, ekstrakulikuler, ekstra bakat
dan minat dll.,d. Selama belajar di SD Muhammadiyah siswa merasa senang., e.
Kegiatan yang diikuti siswa sudah sesuai dengan potensi yang dimiliki. 3) Prestasi
yang telah diraih oleh siswa cukup banyak, baik di bidang akademik maupun non
akademik. 4) a. Faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple
intelligence pada siswa di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah SDM
dan fasilitas yang telah memenuhi., b. Faktor yang menghambat adalah adanya
x
Ujian Nasional dan kurang terfasilitasinya kecerdasan siswa setelah ke jenjang
berikutnya., c. Upaya untuk mengatasi faktor penghambat adalah memberi jam
tambahan pada setiap level kelas, meningkatkan mutu dan kompetensi guru, dan
memberi piagam penghargaan kepada siswa.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ v
KATA PENGANTAR........................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Fokus Penelitian.............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 4
D. Kegunaan Penelitian ....................................................... 5
E. Penegasan Istilah ............................................................ 5
F. Metode Penelitian ........................................................... 7
G. Sistematika Penulisan...................................................... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Multiple Intelligence ...................................................... 18
1. Pengertian Multiple Intelligence .............................. 18
2. Jenis-Jenis Multiple Intelligence .............................. 20
xii
3. Cara Mengembangkan Multiple Intelligence ........... 34
B. Anak Usia SD ................................................................. 44
1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD ............ 44
2. Cara Anak Belajar ..................................................... 45
BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Umum SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. 49
B. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga .................................................................... 78
1. MI dan Tujuan Pengembangan Multiple Intelligence di
SD Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga.................... 80
2. Pengembangan Multiple Intelligence di SD
Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga......................... 80
3. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah
(Plus)Kota Salatiga .................................................... 86
4. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam
Mengembangkan Multiple Intelligence di SD
Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga........................ 87
BAB IV PEMBAHASAN
A. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga ................................................................... 91
B. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus)Kota Salatiga ......................................................... 94
C. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga............................................................. 100
D. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam
Mengembangkan Multiple Intelligence di SD
Muhammadiyah (Plus)Kota Salatiga........................ 103
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 108
B. Saran .......................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 113
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan ..................................................... 15
Tabel 1.2 Tahap Pekerjaan lapangan ............................................ 16
Tabel 1.3 Tahap Analisis Data ..................................................... 16
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kode Penelitian
2. Pedoman Penelitian
3. Transkip Wawancara
4. Reduksi Data
5. Foto
6. Surat Keterangan Penelitian
7. Surat Tugas Pembimbing Sekripsi
8. Satuan Kredit Kegiatan (SKK)
9. Lembar Bimbingan Sekripsi
10. Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidkan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. (Hamalik, 2010:3)
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Pendidikan juga merupakan kerja budaya yang menuntut peserta didik untuk
selalu mengembangkan potensi dan daya kreativitas yang dimilikinya agar tetap
bertahan dalam kehidupannya.
Setiap anak memiliki potensi dan kecerdasan masing-masing untuk
dikembangkan. Kecerdasan seseorang itu selalu berkembang (dinamis), tidak statis.
Di dalam dunia pendidikan pemahaman makna kecerdasan sering dikatakan bahwa
orang cerdas adalah dia yang pandai di bidang akademik. Seiring berjalannya waktu
kecerdasan tidak lagi dibatasi pada satu paradigma saja tetapi makna kecerdasan
sangatlah luas. Seorang anak dianggap cerdas tidak hanya dia yang pandai di bidang
akademik saja melainkan ada bidang lain yang ia ungguli. Tuhan telah menciptakan
2
manusia dalam sebaik-baik bentuk dan berbeda dengan makhluk lainnya. Hal ini
ditandai dengan diberinya manusia akal dan nafsu, sehingga manusia memiliki
banyak potensi yang perlu kita hargai dan syukuri dengan mengembangkan apa yang
telah diberikan Tuhan kepadanya.
Allah SWT berfirman dalam surat At-Tiin ayat 4 yang artinya:
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
.”
Selain itu Allah juga berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 70:
لناهم ن الطيبات وفض منا بني آدم وحملناهم في البر والبحر ورزقناهم م على ولقد كر
ن خل م قنا تفضيال كثير م -
"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut
mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan
kelebihan yang sempurna.”
Dalam pendidikan yang humanis, peserta didik dipandang sebagai makhluk
unik yang memiliki berbagai macam potensi dan kecerdasan yang dengan
kecerdasan berbeda-beda. Kecerdasan yang berbeda-beda sering disebut dengan
multiple intelligence. Multiple intelligence sering disebut dengan kecerdasan
majemuk, yang mana teori ini dikemukakan oleh Howard Gardner. Gardner
mengubah tiga paradigma mendasar tentang kecerdasan, yaitu kecerdasan tidak
dibatasi tes formal; kecerdasan itu multidimensi; dan kecerdasan proses discovering
ability (Chatib, 2010:70-76).
Dalam multiple intelligence disarankan untuk mempromosikan kemampuan
atau kelebihan seorang anak dan mengubur ketidakmampuan atau kelemahan anak.
Saat ini, belum semua sekolah tingkat dasar bisa memahami dan memberikan
fasilitas yang mendukung guna mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh
3
peserta didiknya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah unggulan yang mampu
mengembangkan kecerdasan siswanya sehingga banyak prestasi yang diraih baik di
bidang akademik maupun non akademik. Misalnya di bidang akademik juara II OSN
Matematika 2015 tingkat Kecamatan Sidomukti, juara II OSN IPA 2015 tingkat
Kecamatan Sidomukti dan di bidang non akademik (bidang olah raga) juara I Tae
Kwondo U.28 tahun 2015 tingkat Nasional, juara II adzan tingkat kecamatan
Sidomukti, dan lain sebagainya.
Berlandaskan dari latar belakang itu penulis mengangkat judul
“PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS
IV DI SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015”.
B. Fokus Penelitian
Kaitannya dengan judul penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang akan
diungkap oleh penulis, yaitu:
1. Apa saja multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga tahun 2015?
2. Bagaimana cara pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015?
3. Apa saja prestasi yang telah diraih oleh siswa dari multiple intelligence di SD
Muhammadiyah Kota Salatiga tahun 2015?
4. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan
multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
tahun 2015?
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga tahun 2015.
2. Mengetahui cara pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga tahun 2015.
3. Mengetahui prestasi yang telah diraih oleh siswa dari multiple intelligence di
SD Muhammadiyah Kota Salatiga tahun 2015.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam
pengembangan multiple intelligence siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga tahun 2015.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritik
Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan
pengembangan khazanah kajian keilmuan teoritis terkait pengembangan
kecerdasan dan potensi anak terutama di dalam dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga pendidikan dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di lembaga terkait.
b. Bagi para pengembang mutu pendidikan dapat menjadi bahan masukan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan selanjutnya untuk meningkatkan
prestasi anak bangsa.
c. Bagi para pendidik bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk terus
berkarya dalam meningkatkan dan melejitkan kecerdasan peserta didik.
5
d. Bagi siswa sebagai pengalaman yang baru dalam proses belajar sehingga
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
e. Bagi penulis dapat mengembangkan kemampuan meneliti suatu
permasalahan dan menemukan solusinya.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan membatasi ruang
lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa pengertian
yang terkandung dalam judul skripsi di atas, yaitu:
1. Pengembangan
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia pengembangan adalah
membuat jadi luas, menjadikan besar, menjadikan merata, menjadikan maju
menjadikan sempurna (Fajri dan Senja, 2005:447).
Sedang menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2002 pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi
baru. Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara
perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap. Pengertian pengembangan
dalam penelitian di sini adalah proses atau cara yang memberikan hasil..
2. Multiple Intelligence
Multiple intelligence berasal dari bahasa Inggris, dari kata multiple
berarti perkalian dan intelligence berarti kecerdasan (Echols dan Shadily
2010:388 dan 326). Jadi, multiple intelligence adalah kecerdasan yang
6
bermacam-macam. Dalam penelitian ini multiple intelligence adalah kecerdasan
majemuk atau kecerdasan ganda yang diiliki oleh setiap anak (Diantaranya
adalah kecerdasan linguistik, matematik, visual-spasial, musikal, kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, naturalis dan emosional spiritual).
3. Siswa kelas IV
Siswa kelas IV adalah istilah bagi peserta didik untuk kategori Sekolah
Dasar (SD) yang duduk di kelas IV. Kelas IV termasuk kelas tinggi pada SD,
selain kelas V dan VI.
4. Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan
sebuah lembaga pendidikan formal yang berbasis Islam tingkat dasar yang
berada di Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
Jadi, pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga adalah proses pengembangan kecerdasan majemuk siswa yang
berada di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga kelas IV.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena meneliti fenomena
yang ada di lapangan atau masyarakat dan memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang
yang dipermasalahkan (Asmani, 2011:66).
Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
7
dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan
naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang
fenomena dalam suatu layar yang berkonteks khusus (Moleong, 2008:5).
2. Kehadiran Peneliti
Hubungan peneliti dengan subjek dalam penelitian kualitatif peneliti
secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah
dan hal itu tergantung pada situasi (Moleong, 2004:30).
Jadi pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak diperlukan.
Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah
peneliti itu sendiri. Moleong (2008:168) mengemukakan kedudukan peneliti
dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana,
pelaksana pengumpulan data, analisis penafsiran data, dan pada akhirnya ia
menjadi pelapor hasil penelitiannya.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga. Penelitian dilakukan dalam rentang waktu Mei-Agustus 2015.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini meliputi:
a. Data utama atau data primer yakni data yang diperoleh langsung dari tempat
penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2011:157)
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan.
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai. Data
utama dalam penelitian ini penulis dapatkan dari Kepala Sekolah, guru (guru
8
kesiswaan, guru kurikulum dan guru kelas IV) dan sebagian siswa kelas IV
SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
b. Data ke dua atau data sekunder yakni data tambahan yang berasal dari
sumber tertulis dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Data ke dua ini digunakan peneliti
untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang didapat dari data utama.
Misalnya data prestasi siswa.
5. Metode Pengumpulan Data
Salah satu tahapan yang penting dalam penelitian adalah alat
pengumpulan data (instrumen penelitian). Karenanya diperlukan istrumen
pengumpulan data yang sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186)
Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur
yakni peneliti melakukan wawancara dengan membawa sederetan
pertanyaan yang lengkap dan terperinci sesuai dengan informasi yang ingin
didapatkan.
Wawancara dilakukan kepada informan yakni Bapak Sutomo (Kepala
Sekolah), Bapak Marijo (kaur kurikulum), Ibu Wiwik Widyastuti (kaur
kesiswaaan), Ibu Syafi’ah Isnaini (guru kelas IV), Aura Sangkurnia (siswa
kelas IV) dan pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang akan diteliti
9
dan untuk menggali data tentang pengembangan multiple intelligence di SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara
sistemik terhadap gejala sosial maupun psikologik melalui penglihatan dan
pencatatan secara langsung (Sabari, 2010:380).
Untuk mengetahui pengembangan multiple inteligence siswa kelas IV
di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, peneliti menggunakan observasi
nonpartisipan karena peneliti tidak ikut dalam kegiatan masyarakat atau
kelompok komunitas sasaran penelitian
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari katadokumen yang artinya barang-barang
tertulis (Arikunto, 1993:149). Dokumentasi adalah metode pengumpulan
data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku,
majalah, notulen rapat, kitab, undang-undang, dan lain-lainnya. Dokumen
sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam
banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2011:217).
Dokumen yang digunakan meliputi denah lokasi sekolah, profil
sekolah, sejarah sekolah, brosur sekolah, visi misi sekolah, program kegiatan
ekstra dan prestasi yang berkaitan dengan multiple intelligence. Dokumen
digunakan peneliti untuk memperkuat dan melengkapi berbagai macam
informasi yang ditemukan selama proses penelitian dilaksanakan.
10
Masa pengumpulan data
REDUKSI DATA
Antisipasi Selama Pasca
PENYAJIAN DATA
Selama Pasca
Pasca Selama
PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI
= A N A L I S I S
6. Analisis data
Menurut Bogdan dan Briklen (dalam Moleong, 2011:248)
mendefinisikan analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Adapun tujuan utama analisis data dalam penelitian kualitatif ialah
mencari makna di balik data melalui pengakuan subyek pelakunya (Kasiram,
2010:355).
Secara rinci dalam proses analisis data digambarkan sebagai berikut:
Gambar Komponen analisis data: model alir
Ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif menurut Miles
dan Huberman (dalam Emzir, 2011: 129), yaitu:
11
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam penelitian ini reduksi data
dapat dilakukan dengan cara menyusun ringkasan, membuang yang tidak
perlu, memberi kode bagian yang penting dan sebagainya hingga laporan
penelitian ini selesai.
Ada beberapa hal yang menjadi kaitan dengan reduksi data yaitu
klasifikasi data yang telah dikumpulkan, dipisah-pisahkan kemudian
dikelompokkan menurut permasalahannya. Dilanjutkan dengan interpretasi
data yang berfungsi untuk menganalisis data lebih lanjut, data
dikelompokkan kemudian diasumsikan oleh peneliti dengan landasan tujuan
penelitian.
b. Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan
konfigurasi yang utuh. Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti
secara terus menerus selama proses penelitian..
7. Pengecekan Keabsahan data
Pengecekan keabsahan data (Moleong, 2011:324-332) merupakan upaya
agar hasil penelitian yang disajikan valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
12
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang
didasarkan atas sejumlah kriteria yaitu derajat kepercayaan (credibility),
keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian
(comfirmability). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik ketekunan
pengamatan peneliti dan triangulasi.
a. Ketekunan Pengamatan Peneliti
Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci. Teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara
rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif dan penelaahan secara rinci
tersebut dapat dilakukan. Melalui teknik ini, peneliti berusaha setekun
mungkin untuk mengamati setiap unsur yang relevan dengan penelitian
untuk dapat ditelaah secara rinci dan berkesinambungan. Misalnya peneliti
sering ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
b. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data-data yang ada. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi dengan sumber data, yakni membandingkan
dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dicapai
dengan:
13
1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil wawancara
informan lain. Misalnya membandingkan hasil wawancara kepala
sekolah dengan kaur kesiswaan.
2) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan. Misal
membandingkan hasil wawancara guru kesiswaan dengan pengamatan
yang dilakukan peneliti.
3) Membandingkan data wawancara dengan dokumen. Peneliti
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang didapat.
Melalui teknik triangulasi setiap data yang didapatkan akan dibandingkan
dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
8. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap penelitian secara umum terdiri atas tahap pra lapangan, tahap
pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data (Moleong, 2011:127).
a. Tahap Pra-lapangan
Tahap pra lapangan adalah tahap di mana ditetapkannya apa saja yang
harus dilakukan sebelum seorang peneliti masuk ke lapangan obyek studi
(Kasiram, 2010:281). Ada tujuh hal yang harus dilakukan dan dimiliki
peneliti dalam tahap pra lapangan yakni:
1. Menyusun rancangan penelitian.
2. Memilih lapangan penelitian.
3. Mengurus perijinan.
4. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.
5. Memilih dan memanfaatkan informan.
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian.
14
7. Persoalan etika penelitian.
Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan
Waktu Kegiatan
April Menyusun proposal penelitian
Mei Mengurus perijinan
Mei Observasi
Mei Memilih dan memanfaatkan informan
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti mempersiapkan dirinya untuk
menghadapi lapangan penelitian dengan mamahami latar penelitian dan
persiapan diri, memasuki lapangan, berperan sambil mengumpulkan data.
Tabel 1.2 Tahap Pekerjaan Lapangan
Waktu Kegiatan
Mei Memasuki lapangan
Mei-Juni Mengumpulkan data
c. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data bermaksud mengorganisasikan data dalam hal ini
mengatur urutan data, memberikan kode, dan mengkategorikannya. Analisis
ini bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi konsep, proposisi, kategori atau variabel yang berguna
untuk membangun teori subtantif.
Tabel 1.3 Tahap Analisis Data
Waktu Kegiatan
Mei Menemukan dan menyajikan data
Agustus Menarik kesimpulan
15
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan
terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji maka perlu adanya
sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan
runtut.
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika
penulisan skripsi.
Bab II : Kajian Pustaka
Berisi tentang pembahasan mengenai pengembangan multiple intelligence.
Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian
Bab ini berisi tentang kondisi umum SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga dan penyajian data.
Bab IV: Pembahasan
Bab ini berisi pembahasan tentang konsep multiple intelligence, pengembangan
multiple intelligence, capaian prestasi siswa, faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat dalam pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga.
Bab V : Penutup
Penulisan skripsi ini diakhiri kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Multiple Intelligence
1. Pengertian Multiple Intelligence
Definisi cerdas tidaklah sesempit yang kita pikirkan selama ini.
Setiap manusia sesungguhnya memiliki keunikan tersendiri yang berbeda
satu sama lain. Kita tidak bisa mendefinisikan manusia cerdas dari asumsi
yang sama. Setiap orang memiliki keunggulan masing-masing di
bidangnya.
Howard Gardner adalah seorang Guru Besar yang menggagas
tentang teori multiple intelligence (kecerdasan majemuk). Teori tersebut
mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia psikologi dan dunia
pendidikan yang mengatakan bahwa semua anak adalah sama, sehingga
semua anak harus dididik dengan cara yang sama, mata pelajaran yuang
sama dan harus meiliki cita-cita yang sama.
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan
untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk yang bermacam-
macam dan dalam situasi yang nyata. (Suparno, 2004:17)
Menurut Gardner (1993:14) arti dari multiple intelligence di sini
adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah, untuk mendapatkan
jawaban yang spesifik dan untuk belajar materi baru dengan cepat dan
efisien. Intelligence has the ability to solve problems, to find the
19
answers to specific questions, and to learn new material quickly and
efficiently.
Manusia sangatlah sempurna dibanding dengan makhluk ciptaan
Allah lainnya, karena kesempurnaan yang dimiliki manusia itulah, dengan
berbagai potensi yang melekat padanya, Allah menjadikan manusia
sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi. Kekuatan fisik, kematangan
hati, serta kecerdasan dalam berfikir, adalah bekal yang Allah berikan agar
manusia bisa menjalankan amanahnya sebagai khalifah di muka bumi ini
(Afra, 2007:92). Hal ini sebagaimana yang telah disampaikan Allah Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30:
سفك وإذ قال ربك للمالئكة إني جاعل في األرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها وي
س لك قال إني أعلم ما ال تعلمون ماء ونحن نسبح بحمدك ونقد ٠٣-الد -
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Apakah
Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah
di sana, sedang kami bertasbih memuji-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh,
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Melalui kecerdasan yang dimiliki masing-masing individu
diharapkan dalam pendidikan ini bisa memandang manusia sebagai subyek
yang bebas merdeka untuk menentukan arah hidupnya dengan penuh rasa
tanggungjawab. Manusia bertanggungjawab penuh atas hidupnya sendiri
dan atas hidup orang lain. Oleh karena itu, di dalam pendidikan tidak boleh
memaksakan kehendak kepada anak. Para pendidik membantu siswa untuk
20
mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu
mengenali dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan mewujudkan
segala potensi yang ada pada diri mereka.
Selain pengertian di atas Gardner (dalam Lutfitati, 2008:26-27) juga
menyebutkan bahwa kecerdasan majemuk mempunyai karakteristik konsep
sebagai berikut:
a. Semua intelligensi itu berbeda-beda.
b. Semua kecerdasan dalam manusia dalam kadar yang berbeda.
c. Adanya indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan.
d. Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan
yang dimiliki.
e. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan, dan
dikembangkan secara optimal.
f. Semua kecerdasan-kecerdasan tersebut bekerjasama mewujudkan
aktivitas yang dilakukan individu.
g. Semua jenis kecerdasan ditemukan di semua lintas kebudayaan di
dunia dan kelompok usia.
h. Kecerdasan dapat diekspresikan melalui profesi dan hobi.
2. Jenis-Jenis Multiple Intelligence
Berikut adalah delapan jenis kecerdasan yang dimaksudkan oleh
Howard Gardner (Maksum, 2014:27-37) dan (Semiawan, 2010:78-79):
21
a. Kecerdasan matematika dan logika
Kecerdasan matematika dan logika, yaitu kemampuan untuk
berfikir logis, sistematis, menghitungan, melakukan penalaran yang
benar, dan menggunakan angka dengan baik. Kecerdasan ini juga
meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil,
fungsi logika dan kemampuan abstraksi-abstraksi lainnya. Inilah
kecerdasan yang memuat kemampuan seseorang anak berfikir secara
induktif dan deduktif. Anak-anak dengan kecerdasan matematika dan
logika yang tinggi cenderung menyenangi kegiatan analisis dan
mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.
Kecerdasan seperti ini biasanya menggeluti profesi, seperti
insinyur, ahli ekonomi, ilmuwan, akuntan, detektif, ahli teknik, ahli
statistika, dan pekerjaan-pekerjaan yang banyak melibatkan angka.
Contoh orang yang memiliki kemampuan ini adalah Albert Einstein,
John Dewey, Sediatmo, dan Wishnu Prasetya (anak berbakat yang
meraih gelar Doktor dengan predikat Cum Laude pada tahun 1995 di
negeri Belanda dalam bidang matematika dan informatika).
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan matematika dan logis
sebagai berikut:
1) Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.
2) Menikmati penggunaan bahasa komputer atau program software
logika.
22
3) Suka mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis, misalnya
mengapa hujan turun? Di mana ujung langit? Dan sebagainya.
4) Ahli dalam permainan-permainan strategi, seperti catur, halma, dan
sebagainya.
5) Mampu menjelaskan masalah secara logis.
6) Suka merancang eksperimen untuk pembuktian sesuatu.
7) Menghabiskan waktu dengan permainan logika, seperti teka-teki.
8) Suka menyusun dalam kategori atau hierarki.
9) Mudah memahami hukum sebab dan akibat
10) Berprestasi dalam pelajaran berhitung, seperti pelajaran
matematika dan IPA.
b. Kecerdasan bahasa atau linguistik
Kecerdasan linguistik, yaitu kemampuan untuk membaca, menulis,
berkomuniksi, berkemampuan untuk menggunakan bahasa dan kata-
kata baik secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk yang
berbeda untuk mengekspresikan gagasannya. Selain itu kecerdasan ini
juga meliputi kemampuan memanipulasi struktur bahasa, semantik atau
makna bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, dimensi pragmatik atau
penggunaan praktis bahasa, menemonik atau hafalan, eksplansi dan
metabahasa.
Menurut Thomas Amstrong (Afra, 2007:145), dalam kehidupan
sekolah, kecerdasan linguistik menempati proporsi hingga 2/3 bagian.
Tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan seperti ini adalah Charles
23
Dicken, Abraham Lincoln, Winston Churchill, dan Sutan Takdir
Alisyahbana.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan linguistik sebagai
berikut:
1) Suka menulis kreatif.
2) Suka mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon.
3) Sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil.
4) Suka membaca di waktu senggang.
5) Mengeja kata dengan tepat dan mudah.
6) Menyukai pantun lucu dan permainan kata.
7) Suka mengisi teka-teki silang.
8) Menikmati dengan cara mendengarkan.
9) Memiliki kosakata yang luas.
10) Unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis, dan
berkomunikasi).
c. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal, yaitu kemampuan untukmengkomposisikan
musik, menyanyi dan menghargai musik, memiliki kepekaan terhadap
suara nonverbal yang berada di sekelilingnya (nada dan birama). Selain
itu juga berkemampuan mengapresiasikan berbagai bentuk musikal,
membedakan, mengubah, dan mengekspresikannya. Contoh tokoh yang
memiliki kemempuan ini adalah Mozart, Leonard Bernstein, Mochtar
Embut, Irawati Soediarso, dan Rudi Laban.
24
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal sebagai
berikut:
1) Suka memainkan alat musik.
2) Mudah mengingat melodi suatu lagu.
3) Lebih mudah belajar dengan iringan musik.
4) Suka mengoleksi kaset-kaset atau CD lagu-lagu.
5) Suka bernyanyi untuk diri sendiri dan orang lain.
6) Mudah mengikuti irama musik.
7) Mempunyai suaran yang bagus untukbernyanyi.
8) Peka terhadap suara-suara atau bunyi-bunyi di lingkungannya.
9) Memberikan reaksi yang kuat terhadap berbagai jenis musik.
10) Berprestasi atau menyukai pelajaran musik.
d. Kecerdasan visual spasial
Kecerdasan visual spasial, yaitu kemampuan untuk berpikir
melalui gambar, memvisualisasikan hasilmasadepan, mengimajinasikan
sesuatu dengan penglihatan, kemampuan seorang anak untuk
memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek
dan ruang. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap warna,
garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur. Profesi yang biasa
digeluti orang yang memiliki kecerdasan ini adalah arsitek, artis,
pemahat, pemotret, perencana strategik, dll. Contoh tokoh yang
memiliki kemampuan ini adalah Picasso dan Columbus.
25
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan visual spasial, antara
lain:
1) Memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan
sesuatu.
2) Mudah membaca peta, grafik, dan diagram.
3) Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya.
4) Senang melihat film, slide, foto-foto, atau karya seni lainnya.
5) Sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki jigsaw, maze
atau sejenisnya.
6) Suka melamun atau berfantasi.
7) Membangun kontruksi tiga dimensi, seperti bangunan lego.
8) Mencoret-coret di atas kertas .
9) Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata atau
uraian.
10) Menonjol dalam mata pelajaran seni.
e. Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan kinestetik, yaitu suatu kecerdasan di mana saat
menggunakannya seseorang mampu atau terampil menggunakan
anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti, berlari, menari,
membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni, dan hasta karya
(Amstrong, 2002:3). Contoh tokoh yang memiliki kecerdasan ini adalah
Charlie Chaplin, Michael Jordan, dan Yayuk Basuki.
26
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:
1) Banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu.
2) Aktif dalam kegiatan fisik, seperti berenang, bersepeda, hiking,
skateboard.
3) Perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajari.
4) Menikmati kegiatan melompat, lari, gulat, atau kegiatan fisik
lainnya.
5) Memperlihatkan ketrampilan dalam bidang kerajinan tangan, seperti
kerajinan kayu, menjahit, mengukir, dll.
6) Pandai menirukan gerakan, kebiasaan, atau perilaku orang lain.
7) Bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya.
8) Menikmati kegiatan dengan tanah liat,melukis dengan jari atau
kegiatan kotor lainnya.
9) Suka bongkar pasang benda.
10) Berprestasi dalam mata pelajaran olah raga, mekanik atau hal yang
bersifat kompetitif.
f. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan untuk bekerja secara
efektif dengan orang lain, memiliki empatidan pengertian, menghayati
motivasi dan tujuan seseorang. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh
guru, politisi, dan pemimpin agama. Contoh tokoh yang memiliki
kemampuan ini adalah Gandhi, Ronald, dan Reagan.
27
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah:
1) Mempunyai banyak teman baik di sekolah maupun di
lingkungannya.
2) Suka bersosialisasi dimanapun berada.
3) Sangat mengenal lingkungannya.
4) Banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah.
5) Berperan sebagai penengah ketika terjadi pertikaian atau konflik di
antara teman.
6) Menikmati berbagai permainan kelompok.
7) Berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain.
8) Sering dijadikan penasehat.
9) Sangat menikmati pekerjaan orang lain.
10) Berbakat menjadi pemimpin dan unggul dalam mata pelajaran ilmu
sosial.
g. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk melakukan
analisis diri, refleksi, menilai keberhasilan orang lain, dan memahami
diri, seperti ahli filsafat, psikolog, dan konselor. Contoh tokoh yang
memiliki kecerdasan ini adalah Plato dan Mrs. Roosevelt.
Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal adalah:
1) Memperlihatkan sikap independen dan kemauan yang kuat.
2) Bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahan dirinya.
28
3) Memberikan reaksi keras terhadap topik-topik kontroversial
terhadap dirinya.
4) Bekerja atau belajar dengan baik seorang diri.
5) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
6) Kecenderungan mempunyai pandangan yang lain dari pandangan
umum.
7) Banyak belajar kesalahan masa lalu.
8) Dengan tepat mengekspresikan perasaannya.
9) Berpikirfokus dan terarah pada pencapaian tujuan.
10) Banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.
h. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan mengenal flora dan
fauna serta mencintai alam, seperti dalam ilmu biologi. Contoh tokoh
yang memiliki kemampuan ini adalah Darwin dan Mendel.
Berikut ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan naturalis:
1) Suka dan akrab dengan hewan peliharaan.
2) Suka berjalan-jalan dialam terbuka.
3) Menunjukkan kepekaan terhadappanorama alam.
4) Suka berkebun.
5) Memperlihatkan kesadaran ekologis yang tinggi.
6) Meyakini makhluk lain perlu dilindungi.
7) Menyukai bunga atau tanaman lainnya.
29
8) Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan
hidup.
i. Kecerdasan Emosional Spiritual
Di samping konsep kecerdasan yang lebih terfokus pada
kemampuan kognitif, berkembang pula konsep kecerdasan yang lebih
terarah pada segi emosional dan spiritual, “emotional intelligence” dan
“spiritual intelligence”. Konsep ini muncul, bahwa kecerdasan
intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan orang
menuju sukses. (Sukmadinata, 2007:260)
Dalam bahasa latin, emosi berasal dari kata movere yang berarti
“menggerakkan atau bergerak”. Kata tersebut kemudian ditambah
awala “e-“ untuk memberi arti “bergerak menjauh” (Goleman, 1997:7).
Maksud bergerak menjauh di sini setiap emosi mempunyai
kecenderungan untuk bertindak atau memberikan reaksi.
Goleman mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kapasitas
dalam mengenali perasaaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, dalam
memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi-emosi dengan baik dalam
diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain (Waryanti,
2011:33). Muallifah (2010:118) menuturkan bahwa kecerdasan
emosional merupakan reaksi kompleks yang saling ada keterkaitan
secara mendalam dan dibarengi perasaan. Kecerdasan ini merupakan
representasi dari beberapa kemampuan yang dimiliki individu untuk
mengendalikan potensi diri sendiri termasuk emosinya dan berusaha
30
mengekspresikan emosi diri sendiri secara tepat, memotivasi diri
sendiri, mengenali orang lain, dan membina hubungan dengan orang
lain.
Goleman mengkategorikan ciri-ciri dari orang yang memiliki
kecerdasan emosional ini menjadi lima, yaitu:
1) Mampu mengenali wilayah emosi diri sendiri
2) Mampu mengelola emosi
3) Mampu memotivasi diri sendiri
4) Mampu mengenali emosi orang lain
5) Mampu membina hubungan dengan orang lain. (Goleman,
1997:58-59 dan Muallifah, 2010:118)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil beberapa poin
kesimpulan sebagai berikut:
1) Emosi merupakan pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, dan mental.
2) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk
mengendalikan atau menjinakkan pikiran, perasaan, nafsu, dan
mental.
3) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
4) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk membina
hubungan dan menjalin kerjasama dengan orang lain.
Dari beberapa poin di atas, penulis menyimpulkan tentang definisi
dari kecerdasan emosional yaitu kemampuan yang dimiliki seorang
31
individu untuk mengendalikan atau menjinakkan pikiran, perasaan,
nafsu, dan mental guna kaitannya untuk menyesuaikan diri dengan
orang lain serta untuk membina hubungan dan menjalin kerjasama
dengan orang lain. Membina hubungan dengan orang lain ini
diantaranya yaitu mampu memahami perasaan orang lain.
Kecerdasan emosional ini memiliki beberapa manfaat dalam
kehidupan. Beberapa manfaat dari memiliki kecerdasan ini antara lain
sebagai berikut:
1) Kecerdasan emosi membuat seseorang tidak terjebak dalam
kecemasan dan depresi.
2) Kecerdasan emosi memunculkan perilaku altruisme atau empati.
3) Kecerdasan emosi menumbuhkan optimisme.
Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan diri yang
memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di
balik kejadian tertentu. (Muhaimin, 2010:31)
Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual mempunyai ciri-ciri
berikut:
1) Memiliki kesadaran yang tinggi.
2) Memiliki kualitas hidup yang bersumber pada visi masa depan dan
pedoman nilai-nilai kebenaran yang kokoh.
3) Memiliki kemampuan untuk menghindari hal-hal yang tidak
penting.
4) Memiliki kemampuan untuk menemukan tujuan, tugas, dan makna
32
hidup.
5) Memiliki kemampuan untuk mendorong atau berbuat baik kepada
orang lain. (Syarbini, 2010:81)
Kecerdasan spiritual ini memiliki beberapa manfaat dalam
kehidupan. Beberapa manfaat ketika seseorang memiliki kecerdasan ini
antara lain sebagai berikut:
1) Menjadikan diri tidak dipenjara oleh egoisme yaitu suatu
kekeliruan yang membuat kita egois, cinta materi, serba aku.
2) Membuat seseorang berbaik sangka kepada orang lain.
3) Membantu seseorang meyakini lebih dalam ajaran agamanya.
4) Membantu seseorang menghadapi masalah, baik dan jahat,
hidup dan mati, serta asal usul sejati dari penderitaan dan
keputusaan. (Nasution, 2009:6)
Kecerdasan emosional spiritual adalah gabungan dari dua
kecerdasan diri, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Sementara Ary Ginanjar menuliskan tentang kecerdasan emosional
spiritual adalah bagaimana bisa mengatur tiga komponen, yaitu iman,
islam, dan ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. (Agustian,
2010:xv)
Ciri-ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosional spiritual
adalah adanya sebuah konsistensi (istiqamah), kerendahan hati
(tawadhu’), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan atau
33
keikhlasan (sincerity), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun),
integritas dan penyempurnaan (ihsan). (Agustian, 2010:276)
Dari penjelasan tersebut, penulis merumuskan beberapa indikator
untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional spiritual. Indikator
tersebut antara lain yaitu:
1) Berlaku rendah hati di hadapan orang lain:
a) Bertegur sapa ketika bertemu orang lain.
b) Mendengarkan dan menghargai orang lain yang sedang
berbicara atau berpendapat.
2) Bertawakkal kepada Allah dalam menyelesaikan masalah:
a) Menambah amal ibadah, doa, dan usaha ketika ada masalah.
b) Menyerahkan hasil usaha kepada Allah SWT.
3) Melakukan kebaikan dengan tulus:
a) Tidak mengharapkan imbalan atau pujian dalam melakukan
sesuatu.
b) Membantu orang tua meskipun tidak diminta.
4) Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh:
a) Belajar dengan serius meskipun tidak dalam masa ujian.
b) Membantu orang lain dengan maksimal, tidak setengah-
setengah. (Sabiq, 2015:11-12)
34
3. Cara Mengembangkan Multiple Intelligence
a. Kecerdasan matematika dan logika
Sujiono dan Sujiono (2004:288-290) menguraikan cara
mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak adalah
sebagai berikut:
1) Menyelesaikan puzzle, permainan ular tangga, domino, dan lain-
lain. Permainan ini akan membantu anak dalam latihan mengasah
kemampuan memecahkan berbagai masalah dengan menggunakan
logika.
2) Mengenal bentuk geometri, dapat dimulai dengan kegiatan
sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan menggantung
berbagai bentuk geometri dalam berbagai warna di atas tepat tidur
maupun di ruang belajar atau kelas pada anak usia sekolah.
3) Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu.
4) Eksplorasipikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan,olan
rdengan obr ngan, misalnya mengaitkan pola hubungan sebab
akibat atau perbandingan, permainan tebak-tebakan angka, dan
sebagainya.
5) Pengenalan pola, permainan penyusunan pola tertentu dengan
menggunakan kancing warna-warni, pengamatan atas kejadian
sehari-hari sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya
sebagai hubungan sebab akaibat
35
6) Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika,
dapat mengikutsertakan anak belanja, membantu mengecek barang
yang sudah masuk dalam kereta belanjaan, mencermati berat ukuran
barang yang kita beli, memilih dan mengelompokkan sayur-mayur
maupun buah yang akan dimasak oleh ibu di dapur.
b. Kecerdasan bahasa atau linguistik
Sujiono dan Sujiono (2004:285-288) menguraikan bahwa materi
program dalam kurikulum yang mengembangkan keceerdasan
linguistik, antara lain pengenalan abjad, bunyi, ejaan, membaca,
menulis, menyimak, berbicara atauberdiskusi dan menyampaikan
laporan secara lisan, serta bermain games atau mengisi teka-teki silang
sederhana.
Kiat untuk mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak
sejak usia dini, antara lain dapatdilakukan dengan cara-cara berikut ini:
1) Mengajak anak berbicara sejak bayi, anak memiliki pendengaran
yang cukup baik sehinggasangat dianjurkan sekali berkomunikasi
dan menstimulasi anak dengan mengajaknya berbicara.
2) Membacakan cerita atau mendongeng sebelum tidur atau dapat
dilakukan kapan saja sesuai situasi dan kondisi.
3) Bermain mengenalkan huruf abjad dapat dilakukan sejak kecil,
seperti bermain huruf-huruf sandpaper (amplas), anak belajar
mengenali huruf dengan cara melihat dan menyentuhnya, di
samping mendengarkan setiap huruf yang diucapkan oleh orang tua
36
atau guru. Seiring dengan pemahaman anak akan huruf dan
penggunaannya, yaitu dengan bermain kartu bergambar berikut
kosa katanya.
4) Merangkai cerita, sebelum dapat membaca tulisan, anak-anak
umumnya gemar “membaca gambar”. Berikan anak potongan
gambar dan biarkan anak mengungkapkan apa yang ia pikirkan
tentang gambar itu.
5) Berdiskusi tentang berbagai hal yang ada di sekitar anak. Bertanya
tentang yang ada di lingkungan sekitar, misalnya mungkin anak
mempunyai pendapat sendiri tentang binatang peliharaan rumah.
Apapun pendapatnya, orang dewasa harus menghargai isi
pembicaraannya.
6) Bermain peran, ajaklah anak melakukan suatu adegan seperti yang
pernah ia alami, misalnya saat berkunjung ke dokter. Bermain
peran ini dapat membantu anak mencobakan berbagai peran sosial
yang diamatinya.
7) Memperdengarkan dan perkenalkanlah laguanak-anak, ajaklah
anak ikut bernyanyi dengan penyanyi yang mendendangkan lagu
dari kaset yang diputar. Kegiatan ini sangat menggembirakan anak,
selain mempertajam pendengaran anak, memperdengarkan lagu
juga menuntut anak untuk menyimak setiap lirik yang dinyanyikan
yang kemudian anak menirukan lagu tersebut dan juga menambah
kosa kata dan pemahaman arti kata bagi anak.
37
c. Kecerdasan musikal
Sujiono dan Sujiono (2004:298-300) menguraikan cara
mengembangkan kecerdasan musikal pada anak berikut ini:
1) Beri kesempatan pada anak untuk melihat kemampuan yang ada
pada diri mereka, buat mereka lebih percaya diri. Misalnya,
langkah pertama beri pertanyaan “siapa yangsuka musik?”dan
selanjutnya “siapa yang suka memainkan alat musik dan
bernyanyi?” setelah itu kembangkan pemahaman anak tentang
musik.
2) Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukan dan
dikembangkan dalam kecerdasan musikal, misalnya “career
day”di mana para musisi para musisi profesional menceritakan
“kecerdasan musiknya”, karya wisata di mana anak diajak ke
stasiun radio untuk memutarkan lagu-lagu, biografi dari musisi
terkenal, paduan suara, dan lain-lain.
3) Pengalaman empiris yang praktis, buatlah penghargaan terhadap
karya-karya yang dihasilkan anak, seperti buat rak pameran seni
atau buat pentas seni.
4) Ajak anak menyanyikan lagu-lagu dengan syair sederhana dengan
irama dan birama yang mudah diikuti.
Stimulasi untuk kecerdasan musikal, antara lain dengan:
1) Meminta anak menciptakan sendiri lagu-lagu, rap, atau senandung.
Dilakukan dengan merangkum, menggabungkan, atau menerapkan
38
makna dari yang mereka pelajari, lengkapi dengan alat musik atau
perkusi.
2) Diskografi, mencari lagu, lirik, atau potongan lagu dan
mendiskusikan pesan yang ingin disampaikan dari lagu tersebut.
3) Konsep musikal, nada musik yang digunakan sebagai alat kreatif
untuk mengekspresikan konsep, pola, atau skema pelajaran.
4) Musik suasana, gunakan rekaman musik yang membangun suasana
hati yang cocok untuk pelajaran atau unit tertentu.
d. Kecerdasan visual spasial
Sujiono dan Sujiono (2004:292-295) menguraikan bagaimana
cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak sebagai
berikut:
1) Mencoret-coret, untuk mampu menggambar, anak memulainya
dengan tahapan mencoret terlebih dahulu. Pada dasarnya kegiatan
mencoret yang sejak dini merupakan sarana anak mengekspresikan
diri. Kegiatan ini dalam melatih koordinasi tangan, mata anak.
2) Menggambar dan melukis. Biarkan anak menggambar atau melukis
apa yang ia inginkan sesuai imajinasi dan kreativitasnya karena
menggambar dan melukis merupakan ajang bagi anak untuk
mengekspresikan diri.
3) Kegiatan membuat prakarya atau kerajinan tangan menuntut
kemampuan anak memanipulasi bahan. Kreativitas dan imajinasi
39
anak pun terlatih karenanya. Selain itu dapat membangun
kepercayaan diri anak.
4) Mengunjungi berbagai tempat, dapat memperkaya pengalaman
visual anak, seperti mengajaknya ke museum, kebun binatang, dan
lainnya.
5) Melakukan permainan konstruktif dan kreatif, sejumlah permainan
seperti membangun kontruksi dengan menggunakan balok, mazes,
puzzle dan lain sebagainya.
6) Mengatur dan merancang. Kejelian anak untuk mengatur dan
merancang, juga dapat diasah dengan mengajaknya dalam kegiatan
mengatur ruang kelas, ruang di rumah, seperti latihan menata
tempat tidurnya. Kegiatan ini juga melatih anak untuk
meningkatkan kepercayaan diri anak, bahwa ia mampu memutuskan
sesuatu.
e. Kecerdasan kinestetik
Sujiono dan Sujiono (2004:290-292) menguraikan cara
menstimulasi kecerdasan fisik pada anak, antara lain sebagai berikut:
1) Menari. Anak-anak pada dasarnya menyukai musik dan tari. Untuk
mengasah kecerdasan fisik ini dapat dilakukan dengan mengajak
anak untuk menari bersama karena menari menuntut
keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan, dan kelenturan
otot.
40
2) Bermain peran/drama. Melalui kegiatan bermain peran, kecerdasan
gerakan tubuh anak juga dapat terangsang. Kegiatan ini menuntut
bagaimana anak menggunakan tubuhnya menyesuaikan dengan
perannya, bagaimana ia harus berekspresi, termasuk juga gerakan
tangan. Kemampuan sosialisasinya pun berkembang karena ia
dituntut dapat bekerja sama dengan orang lain.
3) Latihan ketrampilan fisik. Berbagai latihan fisik dapat membantu
meningkatkan ketrampilan motorik anak, tentunya latihan tersebut
disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, aktivitas berjalan di atas
papan titian. Aktivitas ini dapat dilakukan saat anak berusia 3-4
tahun. Selain melatih kekuatan otot, aktivitas ini juga melatih untuk
belajar keseimbangan.
4) Olahraga. Berbagai kegiatan olahraga dapat meningkatkan
kesehatan dan juga pertumbuhan. Olahraga harus dilakukan sesuai
dengan perkembangan motorik anak, seperti berenang, sepak bola
mini, main tenis, bulu tangkis ataupun senam. Seluruh cabang
olahraga pada dasarnya merangsang kecerdasan gerakan tubuh,
mengingat hampir semuanya menggunakan anggota tubuh.
f. Kecerdasan interpersonal
Sujiono dan Sujiono (2004:297-298) menguraikan bahwa cara
mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak, yakni:
1) Mengembangkan dukungan kelompok
2) Menetapkan aturan tingkah laku
41
3) Memberi kesempatan bertanggung jawab di rumah
4) Bersama-sama menyelesaikan konflik
5) Melakukan kegiatan sosial di lingkungan
6) Menghargai perbedaan pendapat antara anak dengan teman
sebayanya
7) Menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya
lingkungan sosial
8) Melatih kesabaran menunggu giliran
9) Berbicara serta mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih
dahulu
g. Kecerdasan intrapersonal
Sujiono dan Sujiono (2004:295-297) menguraikan cara
mengembangkan kecerdasan intrapersonal pada anak sebagai berikut:
1) Menciptakan citra diri positif, “aku anak baik”, “saya anak yang
rajin membantu ibu”, dan lain-lain.
2) Pendidik dapat memberikan self image citra diri yang baik pada
anak yaitu dengan menampilkan sikap yang angat namun tegas
sehingga anak tetap dapat memiliki sikap hormat.
3) Ciptakan suasana serta situasi dan kondisi yang kondusif di rumah
dan sekolah yang mendukung pengembangan kemampuan
intrapersonal dan penghargaan diri anak.
4) Menuangkan isi hati dalam jurnal pribadi, setiap anak tentu
memiliki suasana hati yang dialaminya pada suatu saat tertentu.
42
Agar anak terbiasa dan mampu mencurahkan isi hatinya, beri
kegiatan semisal mengisi buku harian. Anak dapat menuangkan isi
hatinya dalam bentuk tulisan maupun gambar.
5) Bercakap-cakap memperbincangkan kelemahan, kelebihan dan
minat anak. Pendidik dapat menanyakan pada anak dengan suasana
santai, hal-hal apa saja yang ia rasakan sebagai kelebihannya dan
dapat ia banggakan, serta kegiatan apa yang saat ini ia minati.
Bantu anak untuk menemukan kekurangan dirinya, semisal sikap-
sikap negatif yang sebaiknya diperbaiki.
6) Membayangkan diri di masa datang, lakukan perbincangan dengan
anak semisal anak ingin seperti apabila besar nanti, dan apa yang
akan dilakukan bila dewasa nanti.
7) Mengajak berimajinasi jadi tokoh sebuah cerita. Biar anak berperan
menjadi salah satu tokoh cerita yang tengah digemari.
h. Kecerdasan naturalis
Sujiono dan Sujiono (2004:300-301) menguraikan cara
mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak, yaitu:
1) Beri kesempatan pada anak didik untuk mengetahui kemampuan
yang ada pada dirinya.
2) Ceritakan “kondisi akhir” sebagai keteladana dan inspirasi bagi
mereka.
3) Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukkan ke dalam
kecerdasan naturalis, misalnya “career day” di mana para dokter
43
hewan dan ahli binatang menceritakan tentang kecerdasan
naturalisnya.
4) Karya wisata ke kebun binatang, pengalaman empiris praktis,
misalnya mengamati alam dan makhluk hidup.
i. Kecerdasan emosional spiritual
Sujiono dan Sujiono (2004:122) menguraikan bahwa cara untuk
mengembangkan kecerdasan ini pada anak antara lain:
1) Melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan perilaku baik
lisan, tulisan maupun perbuatan, melalui cerita atau dongeng untuk
menggambarkan perilaku baik buruk.
2) Mrngamati berbagai berbagai bukti-bukti kebesaran Sang Pencipta
seperti beragam binatang dan aneka tumbuhan serta kekayaan alam
lainnya.
3) Mengenalkan dan mencontohkan kegiatan keagamaan secara nyata.
4) Membangun sikap toleransi kepada sesama sebagai makhluk
ciptaan Tuhan.
Adapun program stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan
spiritual pada anak usia dini dapat dilakukan melalui program
keteladanan dari orang tua atau orang dewasa sehingga anak terbiasa
untuk meniru perilaku baik yang dilihat, melalui program pembiasaan
agar anak-anak benar-benar dapat menginternalisasi suatu kegiatan,
melalui kegiatan spontan berupa pengawasan terhadap perilaku anak
sehari-hari dan melalui pemberian penguatan, dan penghargaan untuk
44
memotivasi anak dalam melakukan berbagai kegiatan keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Anak Usia SD
1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua yaitu
kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua,
dan tiga sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam.
masa kelas-kelas rendah kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 dan 10
tahun. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10
tahun sampai umur 12 atau 13 tahun . Erikson (dalam Nana, 2003: 118)
menyebutkan pada tahap anak sekolah ini ditandai oleh kemampuan
menciptakan sesuatu dan rendah diri (industry-inferiorly).
Menurut Piaget (dalam Majid, 2014:7-8), kematangan bio-
psikologis seseorang memiliki tingkatan-tingkatan. Tingkatan
perkembangan intelektual memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain:
Tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap berpikir pra-konseptual
(2-4 tahun) yang ditandai dengan mulainya adaptasi terhadap simbol, mulai
dari tingkah laku berbahasa, aktivitas imitasi dan permainan. Kemudian
pada tahap berpikir intuitif (4-7 tahun)ditandai oleh berpikir pralogis yaitu
antara operasional konkret dengan prakonseptual. Pada tahap ini
perkembangan ingatan siswa didik sudah mulai mantap, tapi kemanapun
berpikir deduktif dan induktif masih lemah/belum mantap.
45
Perkembangan intelektual siswa sekolah dasar berada pada tahap
operasional konkret (7-11 tahun) yang ditandai oleh kemampuan berpikir
konkret dan mendalam, mampu mengklasifikasi dan mengontrol
persepsinya. Pada tahap ini, perkembangan kemampuan berpikir siswa
sudah mantap, kemampuan skema asimilasinya sudah lebih tinggi dalam
melakukan suatu koordinasi yang konsisten antar skema (Muhibin,
1995:67).
Berdasarkan tahapan tersebut, siswa sekolah dasar kelas I-VI
memiliki tingkatan intelektual operasional konkret dan siswa kelas enam
memiliki tingkatan operasional formal.
2. Cara Anak Belajar
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada
rentang usia tersebut anak mulai menunjukan perilaku belajar sebagai
berikut:
a. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek
situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur
secara serentak.
b. Mulai berpikir secara operasional.
c. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda.
d. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan,
prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab-
akibat.
46
e. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas,
dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut,
kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
a. Konkret
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal
yang konkret yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan
diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai sebab siswa
dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan
yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan
kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
b. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-
milah konsep dari berbagai disiplin ilmu. Hal ini melukiskan cara
berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi
bagian.
c. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang
secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih
kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diperhatikan
47
mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan
serta kedalaman materi (Majid, 2014:9-10).
Pada masa 6-12 tahun , dunia anak lebih banyak di sekolah dan
lingkungan sekitar. Ada tiga dorongan besar yang dialami oleh anak
pada masa ini yaitu:
a. Dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok
sebaya (peer group).
b. Dorongan fisik untuk melakukan berbagai permainan dan kegiatan
yang menuntut keterampilan atau gerak fisik.
c. Dorongan mental untuk masuk dunia konsep, pemikiran dan
simbol-simbol orang dewasa.
Adapun tugas perkembangan yang dituntut pada masa ini adalah:
a. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan.
b. Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri
sebagai individu yang sedang berkembang.
c. Belajar berkawan dengan teman sebaya.
d. Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau wanita.
e. Belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar
yaitu membaca, menulis dan berhitung.
f. Pengembangan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
g. Pengembangan moral, nilai dan hati nurani.
h. Memiliki kemerdekaan pribadi.
48
i. Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok social.
(Sukmadinata, 2003:111)
Pada rentang usia sekolah dasar anak mulai menunjukkan perilaku
belajar sebagai berikut:
a. Mulai memandang dunia secara objektif.
b. Mulai berpikir secara operasional
c. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda.
d. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan, prinsip
ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat.
e. Memahami konsep volume zat cair, panjang, lebar, dan luas benda.
Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran
yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah
atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. (Desmita,
2010:35)
49
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
C. Kondisi Umum SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
1. Sejarah berdirinya SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan sebuah lembaga
pendidikan yang berada di bawah naungan lembaga Muhammadiyah cabang
Salatiga. Sebagaimana lembaga pendidikan Islam lainnya, SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memberikan perhatian yang lebih
terhadap Pendidikan Agama Islam di samping mata pelajaran umum
lainnya.
Latar belakang dari berdirinya SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga adalah SD Muhammadiyah yang dulunya HIS Muhammadiyah
merupakan amal usaha monumental sebagai cikal bakal perkembangan
Muhammadiyah di Salatiga. Masa dulu sekolah ini telah melahirkan banyak
kader. Namun setelah memasuki era Orde Baru, sejak mulai tahun 80-an
ketika pemerintah mengembangkan SD Inpres, sekolah tersebut mulai
mundur dan secara perlahan menuju kematian karena kurangnya animo dari
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut. Sejak tahun
90-an pimpinan daerah sudah memikirkan solusinya tetapi selalu gagal.
Menyikapi kondisi semacam itu akhirnya pada tahun 2002 PDM
(Pimpinan Daerah Muhammadiyah) bersama para mantan pimpinan
mengadakan rapat untuk mengambil keputusan di antara dua pilihan yaitu
50
ditutup atau dikembangkan secara revolusioner dengan mengubahnya
menjadi SD Unggulan, dengan segala konsekuensi pendanaannya.
Kebijakan jatuh pada pilihan ke dua, yang selanjutnya dibentuk Tim
Pengembang Pendidikan Muhammadiyah (Desember 2002), terdiri dari
para tokoh Muhammadiyah dan pakar pen-didikan, yang diketuai oleh
Achmadi. Dari kerja tim kemudian di-putuskan SD Muhammadiyah
tersebut menjadi SD Muhammadiyah Plus.
Selanjutnya melihat perkembangan SD Muhammadiyah Plus cukup
besarnya minat dari orangtua murid untuk dapat diterima di SD
Muhammadiyah Plus, maka Tim Pengembang merasa perlu untuk
mengembangkan lokasi baru yang cukup memadai. Alhamdulillah harapan
tersebut sudah terkabul dengan membeli tanah di daerah Togaten,
Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Salatiga. Sekarang SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga berada di Jl. Suropati no. 14 Togaten, Mangunsari,
Kecamatan Sidomukti 50721, Salatiga yang sebelumnya berada di Jalan
Adisucipto Kalicacing.
2. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
Pembina : Pengurus Daerah Muhammadiya (PDM)
Kota Salatiga
Penyelenggara : Tim Peneliti dan Pengembangan (PLPM)
Direktur : Drs. H. Djumadi
Kepala Sekolah : Sutomo, M. Ag.
51
Waka Sekolah : Ainul Huri, S. PdI.
Kaur Kurikulum : Marijo, S. PdI.
Kaur Kesiswaan : Wiwik Widyastuti, S. Pd.
Kaur Ismuba : Suharwono, S. PdI.
Kaur Sarpras : Buhtari, S. Si.
Kaur Humas : Endra g. H, S.Si.
Kaur Admin dan Ketenag. : Triyono, S. PdI.
b. Data Sekolah
Nama Sekolah : SD Muhammadiyah (Plus)
Alamat Sekolah : Jl. Suropati No. 14 Togaten Salatiga Telp. 0298
322441
RT / RW : 01 / 05
Dukuh : Togaten
Kelurahan : Mangunsari
Kecamatan : Sidomukti
Kab/Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 50721
Status Sekolah : Swasta
Status Akreditasi : A
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Kurikulum : KTSP
52
c. Data Personalia
SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memiliki 36 orang guru
pengajar dan 12 orang karyawan dengan rincian sebagai berikut:
Daftar Nama Tenaga Pendidik Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama Pendidik Jab. Tanggal
Lahir L/P Ijazah
Mulai
Bekerja
1 Sutomo, M.Ag. KS 23-01-1977 L S 2 2004 01-07-2005
2 Ainul Huri, S.PdI Waka Sek. 18-05-1975 L S 1 2003 01-07-2005
3 Triyono, S.PdI Kaur Admin +
Ketenag. 15-05-1979 L S 1 2005 01-07-2005
4 Suharwono, S.PdI. Kaur ISMUBA 22-02-1981 L S 1 2007 01-07-2004
5 Marijo, S.PdI Kaur
Kurikulum 08-09-1983 L S 1 2008 13-07-2009
6 Buhtari, S.Si Kaur Sarpras 05-04-1972 L S 1 1997 02-02-2007
7 Wiwik Widyastuti,
S.Pd.
Kaur
Kesiswaan 05-10-1980 P S 1 2003 20-07-2010
8 Endra Gunawan
H., S.Si. Guru 12-11-1985 L S 1 2009 13-07-2009
9 Drs. M. A.
Wahyudi A. Guru 10-08-1967 L S 1 1992 01-07-2004
10 S.W. Hasthanti,
S.Pd. Guru 22-12-1968 P S 1 2002 01-07-2004
11 Sri Haryuningsih,
S.PdI. Guru 07-07-1979 P S 1 2002 01-07-2004
12 S. Zulaekah, S.Pd.
PGSD Guru 23-05-1977 P S 1 2003 01-08-2004
53
13 Dwi Wuryandari,
S.Pd. Guru 13-11-1983 P S 1 2006 02-02-2007
14 Ida Sulistyaningati,
S.Pd. Guru 12-12-1982 P S 1 2006 02-02-2007
15 Norra Rizkasari,
S.T. Guru 14-05-1982 P S 1 2006 02-02-2007
16 Fikri Gunawan,
S.P. Guru 10-01-1980 L S 1 2003 01-11-2007
17 Fulatul Anisa,
S.Pd. Guru 17-04-1981 P S 1 2007 30-07-2008
18 Riyani Maunah,
SE Guru 21-04-1984 P S 1 2007 30-07-2008
19 Siti Rahayu O.G,
S.PdI Guru 17-08-1979 P S 1 2003 30-07-2008
20 Rifa Asqowi, S.PdI Guru 05-09-1977 L S 1 2004 30-07-2008
21 Puji Lestari B.,
M.Pd.. Guru 06-12-1987 P S 2 2014 20-07-2010
22 Khanif Nurul Laili,
S.PdI Guru 05-3-1985 P S 1 2010 01-03-2011
23 Henny Widhi A.,
S.PdI Guru 23-11-1988 P S 1 2010 01-03-2011
24 Okta Fiana Safitri,
S.Pd. Guru 05-10-1987 P S 1 2010 01-03-2011
25 Muttaqin, M.PdI Guru 08-07-1985 L S 2 2014 01-10-2009
26 Ani Irawanti, S,Pd. Guru 01-02-1988 P S 1 2011 01-07-2011
27 Ana Irawanti, S.Pd Guru 01-02-1988 P S 1 2010 16-07-2012
28 Vera Atmawati,
S.Pd Guru 19-02-1987 P S 1 2012 15-07-2013
54
29 Ina Dinawati, S.S Guru 26-08-1988 P S 1 2010 15-07-2013
30 Shafiah Isnaini,
S.Si Guru 26-06-1986 P S 1 2011 15-07-2013
31 Alfina Febri S.,
S.Pd Guru 04-02-1987 P S 1 2011 15-07-2013
32 Wulan Ariyanti,
S.PdI Guru 1-02-1083 P S1 2007 1-07-2014
33 Endah Nova
Astuti, S.Pd. Guru 09-11-1989 P S1 2012 1-07-2014
34 Vera Dwi Utami,
S.Pd. Guru 12-09-1990 P S1 2013 1-07-2014
35 Alda Indrawan,
SPd Guru 30-04-1990 L S1 2012 1-07-2014
36 Ria Amalia
Sholehah, SPd.SD Guru 21-10-1991 P S1 2014 1-07-2014
Daftar Nama Tenaga Kependidikan Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama Tenaga
Kependidikan Jab. Tanggal L/P Ijazah Bekerja
1 Sumarna SC 19-06-1958 L SLTA 1980 01-07-2007
2 Sugimin CS 08-08-1948 L SD 1962 01-07-2007
3 Sunarno PJG 12-12-1959 L SD 1971 01-07-2007
4 Joko Retno Sutrisno CS 09-09-1968 L SMEA 1984 01-07-2007
5 Wiwin Tri H., S.HI TU 02-05-1979 L S.1 2006 01-10-2009
6 Aris Sunandar CS 01-01-1980 L SMP 01-11-2009
7 Neniek Maslikah, SE TU 14-04-1981 P S1 2012 04-01-2010
8 Sri Wardani,SE TU 09-11-1978 P S1 2002 01-05-2010
9 Nurul Hidayati, S.PdI TU ’24-02-1982 P S1 2008 16-07-2012
55
10 Yuniyah Winarti,
A.Ma.Pust
Pustaka-
wan 14-6-1977 P D2 2013 1 Juli 2014
11 Inas Septa Hidayati,
AMd.E,Sy TU 25-9-991 P D3 2013 1 Juli 2014
12 Erfa Jumian CS 26-9-1992 L SMA 2011 1 Juli 2014
(sumber: Dokumen SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga)
Keterangan:
SC = Steering Commite
CS = Custemer Service
TU = Tata Usaha
PJG = Penjaga
Berdasarkan dari data di atas, diketahui bahwa tenaga pengajar di
SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga telah mendapatkan titel S1,
bahkan ada beberapa yang telah mendapatkan titel S2. Hal ini sesuai
dengan harapan pemerintah yang menyebutkan bahwa tenaga pengajar di
sekolah tingkat dasar minimal lulusan S1.
d. Data Siswa
SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan salah satu
sekolah yang mempunyai daya tarik yang besar terhadap masyarakat kota
Salatiga dan sekitarnya untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah
tersebut karena kualitas yang tidak diragukan lagi.
Berikut data jumlah siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
tahun pelajaran 20014/2015
No Kelas Rombel Jml Siswa
L P Total Jml
56
1
Abu Bakar Ash Shidiq
4
18 16 34
136
Umar Bin Khatab 19 15 34
Utsman Bin Affan 16 18 34
Ali Bin Abi Thalib 18 16 34
2
Zaid Bin Tsabit
4
18 20 38
151
Kholid Bin Walid 17 21 38
Salman Al Farizi 21 17 38
Thoriq Bin Ziyad 20 17 37
3
Ibnu Sina
4
18 12 30
114
Al Ghozali 17 13 30
Al Khawarizmi 16 14 30
Ibnu Rusd 14 10 24
4
Hj. Supartinah
3
15 15 30
94 Prof. H. Achmadi 17 15 32
Ali Munawar 18 14 32
5
Amin Rais
2
14 16 30
62
Ahmad Dahlan 16 16 32
6
Al Kindi
3
16 14 30
73 Al Farabi 17 13 30
Al Rumi 7 6 13
20 332 298 630 630
57
3. Visi dan Misi
Visi:
Pusat keunggulan di bidang IMTAQ dan IMTEK yang berkarakter
kebangsaan dan peduli lingkungan. (The centre of “faithand devetion” and
“science and tecnology” excellence with nationalism and environmental
caring based”.
Misi:
a. Menumbuhkan sikap kemandirian dalam beribadah.
(The grow and attitude of being independent in worship).
b. Membentuk pribadi sopan dalam bersikap, santun dalam berucap, dan
berempati.
(To forma personality which is polite inattitude, mannered in saying
and emphatic).
c. Menghargai dan membentuk karakter peserta didik.
(To appreciate and form the character of student).
d. Mengembangkan budaya lokal dan kreativitas peserta didik.
(To develop local culture and students creativity).
e. Menciptakan, menumbuhkan budaya bersih dan sehat serta memelihara
lingkungan hidup.
(The create, grow clean,and healthy culture and keep the living
environment).
f. Menumbuhkan belajar mandiri.
(The grow self study).
58
g. Mengembangkan budaya disiplin dan berprestasi.
(The develop disclipene and highly achieved culture).
h. Menggali, menumbuhkan, dan melejitkan potensi peserta didik.
(To dig, grow, and publish students potency).
i. Memberikan bekal dasar ketrampilan TIK dan berbahasa asing.
(The give basic skill of Information Technology and foreign language).
j. Meraih posisi sekolah bertaraf internasional.
(To achieve international standard school).
Selain Visi dan Misi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
memiliki tujuan, yaitu: mengusahakan terbentuknya pelajar muslim yang
beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta
tanah air, berguna bagi masyarakat dan negara.
4. Sarana Prasarana dan Fasilitas
Luas lahan SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga memang tidak
terlalu luas. Meskipun begitu, keterbatasan lahan ini tidak terlalu
berpengaruh terhadap aktivitas belajar mengajar. Siswa di sekolah ini masih
mempunyai tempat yang cukup untuk belajar sekaligus bermain. Sekolah
ini memiliki sarana prasarana dan fasilitas yang sudah cukup lengkap.
Adapun sarana prasarana dan fasilitas tersebut adalah sebagai berikut:
59
Daftar Sarana Prasarana
SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga
No Nama Barang Jumlah Keterangan
1 Meja siswa 570 Buah
2 Kursi siswa 570 Buah
3 Meja guru 30 Buah
4 Kursi guru 30 Buah
5 Meja Ka. Sekolah 1 Buah
6 Kursi Ka. Sekolah 1 Buah
7 Meja kursi tamu 2 Unit
8 Meja kursi kantin 6 Unit
9 Lemari Kelas 19 Buah
10 Lemari Kantor 3 Buah
11 Lemari Raport 3 Buah
12 Lemari Sarpras 4 Buah
13 Rak Buku 6 Buah
14 Rak tropy 1 Buah
15 Komputer Kantor 7 Buah
16 Komputer Siswa 31 Buah
17 Printer 6 Buah
18 Laptop Kantor 6 Buah
19 Meja Kantor 4 Buah
60
20 Kursi Kantor 4 Buah
21 Kipas Angin 42 Buah
22 AC 4 Buah
23 Kulkas 1 Buah
24 File kabinet 1 Buah
25 Sound System 3 Unit
26 Ruang kelas 19 Unit
27 Ruang UKS 1 Unit
28 Ruang Guru 1 Unit
29 Ruang Perpustakaan 1 Unit
30 Ruang Lab Komputer 1 Unit
31 Kamar Mandi 10 Unit
32 Halaman/Lapangan 1 Unit
33 Parkir 1 Unit
34 Ruang sirkulasi 1 Unit
35 Kantin sehat 1 Unit
36 Wastafel 9 Unit
37 Tempat wudhu 2 Unit
38 Gudang 1 Unit
39 Dapur 1 Unit
40 Kursi Tunggu 2 Unit
(Dokumen SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga)
61
5. Kegiatan Ekstrakurikuler
Selain kegiatan belajar mengajar di kelas, dalam menggali potensi
dan bakat siswanya SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
mengembangkan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler. Siswa bebas
memilih kegiatan sesuai dengan keinginannya. Antusias siswa begitu tinggi
untuk mengikuti berbagai kegiatan tambahan ini.
Kegiatan ekstrakulikuler rutin dilaksanakan setelah jam sekolah
selesai. Pengampu kegiatan ekstrakulikuler adalah guru yang berkompeten
atau pihak luar yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut. Selain
kegiatan ekstrakulikuler siswanya juga dikembangkan bakat dan prestasi
yang mana hal ini siswa dipilih langsung oleh guru berdasarkan pengamatan
sejak siswa duduk di kelas 1.
Berikut kegiatan ekstrakurikuler SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga 2014/2015:
No Ekstra-
kulikuler
Jadwal Pendam-
ping
Pelatih Tempat Siswa
1. Mewarnai Senin
13.00-14.30
Riyani dan
Agus
Dewi Aula Kelas
1-2
2. Futsal
Senin
14.00-15.00
15.00-16.00
Muttaqin,
Fikri G,
dan Rifa
Asqowi
Said Gedung
futsal
arena
(Kemiri)
Kelas
1-2
Kelas
3-5
3. Paduan
suara
Senin
14.00-15.30
Dwi
Wuryani,
Wulan
Aula Kelas
3-5
62
Ariyanti
4. Seni tari Rabu
13.00-14.00
Selasa
14.00-15.00
Ida S. Dan
Verra Dwi
U.
Wido Aula Kelas
1-2
Kelas
3-5
5. Tapak suci Selasa
14.00-15.30
Buhtari Lapangan
sekolah
Kelas
5
6. Badminton Selasa
14.00-15.30
Triyono,
Wiwin T.
Alda Gedung
KORPRI
Kelas
3-5
7. Robotika Rabu
14.00-15.00
Endra
Gunawan
Tim
robotika
Kelas
4-5
8. TIK Rabu
10.30-12.00
Rifa
Asqowi
Ruang
kelas
Kelas
4-5
9. Pramuka Kamis
14.00-15.30
Harwana,
Heni, dan
Ana I.
Pelatih Lapangan
sekolah
Kelas
4
10. Macapat Kamis
14.00-15.30
Ina D. Ruang
kelas
Kelas
3-5
11. Drumband Jum’at 13.00-
14.30
Ainul H.,
Alfina, Siti
Z.
Anwar Sekolah
Lap.
Kembang
-arum
Kelas
3-5
12. Kidsband Jum’at 15.00-
16.00
Wiwin TH Ryan Kantin Kelas
3-5
13. Tilawah Jum’at 13.00-
14.30
Siti N., Ina
D.
Ruang
kelas
Kelas
1-5
14. Kaligrafi Jum’at 10.30-
12.00
Suharwono Ruang
kelas
Kelas
63
3-5
Berikut kegiatan bakat dan prestasi SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga:
No Kegiatan Jadwal Pendamping
1 Matematika Senin, 14.00-15.30
Rabu, 14.00-15.30
Fulatul A., Vera A., Endah N.
2 IPA Senin, 14.00-15.30
Rabu, 14.00-15.30
Syafiah, Wulan A, Okta F.
3 Cipta Puisi, Pidato Jum’at,
11.00-12.30
Ani I., Puji L.
4 Bahasa Inggris Selasa, 14.00-15.30 Sri W., Wiwik W.
5 CCQ Rabu, 14.00-15.30 Siti R., Khanif Nur L.
6 Dacil/Pidato Rabu, 14.00-15.30 Marijo
7 Dokter kecil Rabu, 14.00-15.30 Norra R.
8 Adzan Rabu, 14.00-15.30 Ainul Huri
9 Batik Jum’at,
14.00-15.30
Sri R.
10 Pantomim Jum’at,
14.00-15.30
Muttaqin
6. Prestasi
SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga merupakan salah satu
lembaga pendidikan Islam yang unggul dalam prestasi banyak. Berbagai
prestasi, baik dalam kejuaran mata pelajaran umum, olahraga maupun
64
agama telah diraih SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Prestasi ini
tidak hanya diraih oleh siswanya akan tetapi guru dan karyawannya juga.
Berikut berbagai prestasi yang diraih SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga (2014-2015):
No Juara Lomba Tingkat Waktu Nama Peserta
1 II Mewarnai
Gambar
Honda “Tour
Ramadhan
1435 H”
Kota Salatiga
Sabtu, 19
Juli 2014
Sekar Wicitra
Tuwuh
Karanasih
2 III Mewarnai
Gambar
Honda “Tour
Ramadhan
1435 H”
Kota Salatiga
Sabtu, 19
Juli 2014
Elmecca Adisti
Naula Mumtaz
3 II Menabuh
Bedug
Honda “Tour
Ramadhan
1435 H”
Kota Salatiga
Sabtu, 19
Juli 2014
Wimar Bakti
Wicaksono
4 IV Menulis Cerpen
KKPK
Tema; Aku
dan Olahraga
Tingkat
Nasional
Selasa, 2
Sept 2014
Aisya Sabrina
Rahma
5 III Kepala SD/MI
Berprestasi
Pemilihan
Guru,KepSek
Berprestasi
dan Guru
PLB
Berdedikasi
Tingkat Kota
Salatiga
Jum’at, 29
Agust
2014
Sutomo, M.Ag
6 I LSBK(lomba
sekolah
berkarakter)
UPT
Disdikpora
Kec
Sidomukti
11
September
2014
SDMPLUS
65
7 I Pildacil Pildacil Tk.
Jateng UKM
Rebana
Modern
20-Sep-14 Wildan
Mauzakawali
Saptian
8 II Pidato Pentas PAIS
Propinsi
30 Sept - 2
Okt 2014
Wildan
Mauzakawali
Saptian
9 III Tae Kwon Do
(U.28)
Salatiga Cup 27-Sep-14 Arleondiro
Astungkara
Haidar M
10 III Tae Kwon Do
(U.28)
Salatiga Cup 27-Sep-14 Abimanyu Dwi
Saputra
11 III Tae Kwon Do
(U.33)
Salatiga Cup 27-Sep-14 Arya Restu
Bayu Aji
12 II Tae Kwon Do
(putri)
Salatiga Cup 27-Sep-14 Nabila Luthfi
Putri Salsabila
13 II Tae Kwon Do
(U.28)
Salatiga Cup 27-Sep-14 Haikal
Fakhreza
Hariyuda
14 I Tae Kwon Do
(U.26)
Salatiga Cup 27-Sep-14 Haikal Fakhrezi
Hariyuda
15 I Perputakaan UPT
Disdikpora
Kec
Sidomukti
30
September
2014
Perpustakaan
SDMPLUS
16 II Display
Drumband
Lomba
Drumband tk.
Kota Salatiga
11
Oktober
2014
Tim Marching
Band
17 I Gitapati Lomba
Drumband tk.
Kota Salatiga
11
Oktober
2014
Nasywa
Aurellia
Zahrani
18 Har III Mewarnai Lomba
Menggambar
TK SD 3-4
12
Oktober
2014
Biona
66
19 I Khat &
Kaligrafi pa
MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Ariq Naufal
Fahri Wiratno
20 I Khat &
Kaligrafi pi
MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Yunia Puspa
Rianti
21 I TIKI pi MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Mayrizkia Devi
Safira
22 I LKHI pi MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Nasywa
Aurellia
Zahrani
23 I Khitabah pa MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Wildan
Mauzakawali
Saptian
24 II Khitabah pi MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Dian Janan
Thahirah
25 II TIKI pa MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Alvian Tegar
Wiranda
26 II Adzan MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
M. Haromain
Syah Maidan
27 III MTQ pa MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Syaulan Al
Falaahi Atmaja
28 III MTQ pi MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Fajri Nur
Hidayah
29 III Cerita Islami pa MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Rahmadani
Angger S
30 III CCQ (Mapel
PAI)
MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
Gazza Amru
Septian
67
2014
31 III LKHI pa MAPSI Kota
Salatiga
14
Oktober
2014
Fadhil
Muhammad
Zaki
32 I Tae Kwon Do
(U.28)
Kejuaraan
Tae Kwon
Do Nasional
di Kendal
17
Oktober
2014
Haikal
Fakhreza
Hariyuda
33 I Tae Kwon Do
(U.26)
Kejuaraan
Tae Kwon
Do Nasional
di Kendal
17
Oktober
2014
Haikal Fakhrezi
Hariyuda
34 II Tae Kwon Do
(U.28)
Kejuaraan
Tae Kwon
Do Nasional
di Kendal
17
Oktober
2014
Abimanyu Dwi
Saputra
35 II Tae Kwon Do
(U.28)
Kejuaraan
Tae Kwon
Do Nasional
di Kendal
17
Oktober
2014
Muhammad
Saddam
36 II Jingle CTPS DKK
Kecamatan
Sidomukti
18
Oktober
2014
Tim Jingle
37 III Mewarnai
melengkapi
Lomba dan
pentas seni
Eben Hezer
19
Oktober
2014
Elmecca Adisti
Naula Mumtaz
38 I Lomba
Komputer
Lomba dan
pentas seni
Eben Hezer
19
Oktober
2014
Elmecca Adisti
Naula Mumtaz
39 II Badminton
Beregu
Djarum
Foundation
Se Kota
Salatiga
29
Oktober
2014
Aura dan Tiwi
40 I Tae Kwon Do
(U.28)
Kejuaraan
Tae Kwon
Do Nasional
14
November
Abimanyu Dwi
Saputra
68
di Jakarta 2014
41 I Menggambar Semarang 16
November
2014
Chika yuta
42 I Siswa
Berprestasi
Putra
SDN Dukuh
1 Salatiga
19
November
2014
Angger
43 III Siswa
Berprestasi
Putra
SDN Dukuh
1 Salatiga
19
November
2014
Afif G
44 II Siswa
Berprestasi
Putri
SDN Dukuh
1 Salatiga
19
November
2014
Nasywa
45 I Mewarnai Dies Natalis
SMP 6
Salatiga
23
November
2014
Elmecca Adisti
Naula Mumtaz
46 I Menggambar Dies Natalis
SMP 6
Salatiga
23
November
2014
Chika yuta
47 II Siswa
Berprestasi
(PA)
Kota Salatiga 29
November
2014
Angger
48 I Badminton
Anak Pi Madya
Salatiga Cup
2014
14-17
Desember
2014
Aura
49 I Badminton
Usia Dini Pi
Utama
Salatiga Cup
2014
14-17
Desember
2014
Aura
50 II Badminton
Anak Pi Utama
Salatiga Cup
2014
14-17
Desember
2014
Aura
51 II Sempoa
Foundation 1A
Semarang 18 Januari
2015
Gavi
52 I Khithabah Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
28 Januari Wildan
69
Putra Kec
Sidomukti
2015
53 II Khithabah Putri Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Nadine
54 I MTQ Putra Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Shaulan
55 I MTQ Putri Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Fajri
56 I TIK Islami
Putra
Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Tegar
57 I TIK Islami
Putri
Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Devi Shafira
58 I Khat Putra Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Ariq
59 I Khat Putri Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Puspa Rianti
60 I Macapat Putra Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Davala
61 II Macapat Putri Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
28 Januari
2015
Azzahra
70
Sidomukti
62 I Cerita Islami
Putra
Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Angger
63 I Cerita Islami
Putri
Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Shafna
64 II Adzan Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Wimar
65 I Tartil Putra Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Randy
66 I Shalat Putra Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Rafqi
67 III CCQ Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kec
Sidomukti
28 Januari
2015
Wildan
68 I Tae Kwon Do
(U.28)
Kejuaraan
Tae Kwon
Do Nasional
di Magelang
30 Januari
2015
Haikal
Fakhreza
Hariyuda
69 I Tae Kwon Do
(U.26)
Kejuaraan
Tae Kwon
Do Nasional
di Magelang
30 Januari
2015
Haikal Fakhrezi
Hariyuda
70 III Tae Kwon Do
(U.28)
Kejuaraan
Tae Kwon
Do Nasional
30 Januari
2015
Ilham
71
di Magelang
71 I Menggambar Gramedia
damn
Persipda
31 Januari
2015
Chika yuta
72 Har I Mewarnai Gramedia
damn
Persipda
31 Januari
2015
Lathifa
73 Har I Dongeng B
Ingris
Gramedia
damn
Persipda
1 Februari
2015
Naila Apsari
74 Har III Dongeng B
Ingris
Gramedia
damn
Persipda
1 Februari
2015
Alifianisa
Anggun
75 I Melengkapi
Gambar
Lounching
FKPAI Kota
Salatiga
1 Februari
2015
Elmecca
76 II Menggambar Lounching
FKPAI Kota
Salatiga
1 Februari
2015
Chika Yutha
77 I Khithabah
Putra
Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Wildan
78 I MTQ Putri Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Fajri
79 I TIK Islami
Putra
Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Tegar
80 I TIK Islami
Putri
Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Devi Shafira
81 I Khat Putra Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Ariq
72
82 I Khat Putri Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Puspa Rianti
83 I Cerita Islami
Putra
Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Angger
84 III Cerita Islami
Putri
Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Shafna
85 III Adzan Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Wimar
86 I Tartil Putra Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Randy
87 I Shalat Putra Pekan Maulid
Nabi 1436 H.
Kota Salatiga
4 Februari
2015
Rafqi
88 II OSN
Matematika
Kejuaraan
OSN Kec.
Sidomukti
9 Feb
2015
Afif
89 II OSN Sains Kejuaraan
OSN Kec.
Sidomukti
9 Feb
2015
Angger
90 II Tae Kwon Do
(U.28)
Kejuaraan
POPDA
Salatiga
24 Feb
2015
Abimanyu Dwi
Saputra
91 III Tae Kwon Do
(U.30)
Kejuaraan
POPDA
Salatiga
24 Feb
2015
Ilham Akbar
Ramadhan
92 I Badminton Kejuaraan
POPDA
Salatiga
26 Feb
2015
Aura Sang
Kurnia
39 II Tenis Lapangan Kejuaraan
POPDA
27 Feb
2015
Farhan
Firmansyah
73
Salatiga Utomo
94 I LCC Kejuaraan
LCC Kec.
Sidomukti
30 Maret
2015
Afif, Angger,
Arsya
95 II Marathon 2
KM
Kejuaraan
Marathon
11 April
2015
Abi
96 I Pildacil UIN
DIY
Piala Rektor 12 April
2015
Wildan
97 I Pildacil
UNWIDA
Klaten
Piala Rektor 19 April
2015
Wildan
98 I Kepsek
Berprestasi
Disdikpora
Kota Salatiga
26 April
2015
Sutomo, M.Ag
99 I Membatik FLS2N 13 Mei
2015
Kayra
100 I Cipta Puisi FLS2N 13 Mei
2015
Arba
101 I Pidato B. Ind. FLS2N 13 Mei
2015
Nasywa
102 I Gambar
Bercerita
FLS2N 13 Mei
2015
Chika
103 III Tilawah MTQ Pelajar 19 Mei
2015
Farah Laili
104 I Menyanyi
Tunggal
Lomba Seni
Nasionalisme
25 Mei
2015
Alya
105 II Pidato B Ind FLS2N 26 Mei
2015
Nasywa
106 III Cipta Puisi FLS2N 26 Mei
2015
Arba
107 II Membatik FLS2N 26 Mei
2015
Kayra
108 I Gambar FLS2N 26 Mei Chika
74
Bercerita 2015
109 II Badminton
anak Putri
Utama
Djarum
Foundatoin
2015
29 Mei
2015
Aura Sang
Kurnia
110 I Badminton
anak Putri
Madya
Djarum
Foundatoin
2015
29 Mei
2015
Aura Sang
Kurnia
111. III Pidato PAI Kemenag
Kota Salatiga
(Pentas PAI)
10 Mei
2015
Arya Restu
Bayu Aji
112. III Pidato PAI Kemenag
Kota Salatiga
(Pentas PAI)
10 Mei
2015
Nadine Benita
113. III MHQ Kemenag
Kota Salatiga
(Pentas PAI)
10 Mei
2015
Farah Laili
114. II Adzan dan
Iqomah
Festival
Khazanah
Hati Beriman
13 Mei
2015
M. H. Syah
Maidan
115. I Asmaul Husna Festival
Khazanah
Hati Beriman
13 Mei
2015
Eryca, Rana,
Tsaqif, Danish
Selain siswa dan Kepala Sekolah yang berprestasi, berikut beberapa prestasi yang
diraih SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga:
Prestasi Guru
No Nama Guru Bidang Tahun Nas/Prov/Kab Juara
1,2,3 Bukti Fisik
1. Buhtari Alat Peraga
Edukatif
2015 Kota Salatiga I Piagam
2. Syafiah
Isnaini
Alat Peraga
Edukatif
2015 Kota Salatiga II Piagam
75
Prestasi sekolah dalam bidang inovasi pembelajaran
A
kreditasi sekolah
P
P
Penghargaan yang diterima sekolah
3. Dwi
Wuryandari
Alat Peraga
Edukatif
2015 Kota Salatiga III Piagam
4. Ainul Huri Guru
Berprestasi
2015 Kecamatan
Sidomukti
I Piagam
No Bidang Inovasi
Pembelajaran
Bentuk
Inovasi Tahun Nas/Prov/Kab
Juara
1,2,3
Bukti
Fisik
1. Endra Gunawan
Hermanto
Pembelajar-
an Berbasis
IT “ Power
Point”
2015 Kota Salatiga 1 Piagam
dan FC
modul
No Lembaga yang Menilai / memberi
nilai akreditasi
Nilai
Akreditasi Keterangan
Bukti
Fisik
1. Badan Akredirasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-S/M)
88 A Sertifikat
No Penghargaan yang diperoleh Tahun
Instansi yang
memberi
penghargaan
Bukti Fisik
1. Perpustakaan Kecamatan
Sidomukti
2014 UPT Disdikpora
Kecamatan Sidomukti
Kota Salatiga
Piagam
2. Sekolah Berkarakter
Kecamatan Sidomukti
2014 UPT Disdikpora
Kecamatan Sidomukti
Kota Salatiga
Piagam
3. Perpustakaan Kota Salatiga 2014 Disdikpora Kota
Salatiga
Piagam
76
PenePenghargaan Sistem Informasi Akademik
(
d
(
d
o
k
u
m
(
D
o
k
u
m
(
(
Dokumen SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga)
7. Kurikulum
Kurikulum yang dipakai di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum memuat
mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri (Mulyasa, 2008:50).
Mata pelajaran itu meliputi Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan, Bahasa Jawa, Pendidikan
Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan, juga mata pelajaran
pendidikan agama yang meliputi Fikih, Aqidah Akhlak, Qur’an Hadis dan
juga mata pelajaran ke-Muhammadiyah-an.
4. Sekolah Berkarakter Kota
Salatiga
2014 Disdikpora Kota
Salatiga
Tropy
No Jenis Program yang
dikembangkan Tahun Hasil yang dicapai Bukti Fisik
1. Facebook Sekolah 2012/2013 Facebook Sekolah Alamat
2. Hot sport (Wi-fi) 2012/2013 Hot sport (Wi-fi) Hot sport
(Wi-fi)
3. SMS Gateway 2013/2014 SMS Gateway Gambar
halaman
SMS
Gateway
4. Whats App 2014/2015 Whats App Gambar
halaman
Whats App
77
Pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus di asuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta
didik. Pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikulum. Di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
pengembangan diri dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
8. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata
pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu (Sanjaya, 2008:170).
Standar kompetensi yang harus dicapai siswa selama belajar di SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga antara lain:
a. Melaksanakan sholat dengan tertib dan bacaan yang benar.
b. Manghafal ayat-ayat pilihan dan memahami maknanya.
c. Menghafal 50-70 hadist pilihan dan memahami maknanya.
d. Pengenalan kosa kata dan dialog pendek dalam Bahasa Arab maupun
Inggris, serta kemampuan berkomunikasi untuk percakapan harian
tingkat dasar.
e. Pengenalan konsep dasar matematika, sosial, sains, dan apresiasi
teknologi.
f. Mengaplikasikan komputer untuk belajar mandiri.
g. Memiliki life skill yang dibutuhkan dalam lingkungan pergaulan di
masyarakat.
78
D. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
1. MI dan Tujuan Pengembangan Multiple Intelligence di SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
Hasil penelitian mengenai Multiple Intelligence dapat dilihat dari
hasil wawancara sebagai berikut:
“Bahwa setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing belum tentu
antara anak satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang sama, jadi MI
itu kami pahami bahwa setiap anak memiliki kecerdassan berbeda. Seperti
kecerdasan linguistik, matematis, kinestetik dan lainnya”.(S/MI/R/20-05-
2015/09.00 WIB).
Sumber lain yakni W dan SI juga berpendapat tentang Multiple
Intelligence.
“MI bagi anak itu perlu, dalam arti kita tidak fokus pada satu hal,
terutama pada akademik saja. Artinya banyak macam kecerdasan yang
dimiliki setiap anak.”(W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
“MI itu merupaka macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak, di
mana kita sebagai guru harus bisa mengenal macam kecerdasan anak yang
berbeda-beda. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kan,
biasanya kalau orang umum beranggapan bahwa anak ini cerdas karena
akademisnya bagus, padahal cerdas itu tidak hanya diukur secara
akademiknya saja melainkan di bidang lain juga, misalnya cerdas di
bidang olahraga, bahasa dan lainnya. Jadi kita sebagai guru harus bisa
mengenal kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak dan membantu
mengembangkannya.”(SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB).
Hal yang tidak berbeda jauh juga diutarakan oleh M.
“Pada dasarnya multiple intelligence merupakan kecerdasan
majemuk atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik dari berbagai aspek.”
(M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB).
Menurut hasil wawancara, tujuan pengembangan Multiple Intelligence
di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah:
79
“Untuk tujuan pengembangannya di SD Muhammadiyah (Plus)
Salatiga tentu kita menyadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang
berbeda. Jadi kita mengembangkan MI agar kita di dalam menentukan
pembelajaran itu sesuai dengan bakat minat atau kecerdasannya, sehingga
anak mudah menerima pembalajaran yang kita sampaikan.”(S/TMI/R/20-
05-2015/09.00 WIB).
Adapun narasumber lain yakni SI, W, dan M memberikan keterangan
yang lebih rinci terkait tujuan MI di sekolah tersebut.
“Biar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa melejit dan
berprestasi, ujung-ujungnya kan berprestasi yang diharapkan. Pada
awalnya anak belum tahu dia cerdas di bidang apa, pada akhirnya bisa
tahu. Sehingga dengan adanya MI inilah dalam KBM maupun lainnya bisa
kita fasilitasi. Misalnya ada jam tambahan berupa ekstrakulikuler maupun
yang lainnya. (SI/TMI/R/20-05-2015/10.30 WIB).
“Tujuan menggunakan MI untuk anak, bisa menggali kemampuan
anak, misal di bidang akan akademik tidak terlalu meninjol, pasti pada
pribadi anak tetap memiliki kemampuan lain yang menonjol, jadi bisa kita
lejitkan agar anak bisa confident.”(W/TMI/R/20-05-2015/10.10 WIB)
“Tujuannya untuk mengarahkan anak sesuai dengan kecerdasan
masing-masing, karena setiap anak memiliki kecenderungan masing-
masing. Mengidentifikasi anak melalui observasi secara langsung, test,
checklist dengan orangtua, kemudian kita kembangkan bakat mereka
(peserta didik)”.(M/TMI/R/20-05-2015/12.30 WIB)
2. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga
Hasil penelitian tentang pengembangan Multiple Intelligence di SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga, peneliti dapatkan dari proses
wawancara dan juga observasi.
a. Model Pembelajaran
80
Adapun model pembelajaran yang dilaksanakan di SD
Muhammadiyah (Plus) Salatiga dapat diketahui dari hasil wawancara
sebagai berikut:
“Model pembelajarannya bervariatif. Banyak program-program
yang dilaksanakan seperti outing class, dengan permainan-permainan,
fun learning. Semua hal tersebut dilaksanakan agar anak merasa
nyaman dan senang dalam belajar.”(M/MP/R/20-05-2015/12.30 WIB)
Selain itu narasumber lain W, SI, dan S juga menjelaskan tentang
model pembelajaran yang tidak jauh beda.
“Membuat anak fun learning, tidak hanya teks book, bisa
mendengarkan, visual, gerak, anak bisa melakukan secara langsung.
Jadi memanfaatkan cara belajar anak, seperti audio, visual, dan
kinestetik. Sehingga anak tidak merasa belajar secara
underpreasure.”(W/MP/R/20-05-2015/10.10 WIB)
“Kita menggunakan fun learning, itu maksudnya belajar yang
menyenangkan, misal di kelas bisa diskusi, permainan, belajar langsung
dengan lingkungan, jadi anak yang penting fun dulu agar bisa menyerap
segala materi yang kita jelaskan.” (SI/MP/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Jadi untuk pembelajaranya tentunya dalam mempermudah itu
kita dengan model yg “fun” menyenangkan. Apapun yang kita ajarkan
jika dengan menyenangkan, teknik apapun dengan cara apapun anak
akan mudah menerima dan memahami.”
Selain dari wawancara, peneliti juga melakukan observasi lapangan
untuk mengetahui model pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Observasi peneliti lakukan pada
hari Kamis tanggal 21 Mei 2014 di Kelas IV Ali Munawar.
Setelah seorang siswa memimpin doa, guru membuka pelajaran
dengan bertanya kabar kepada siswa. Pada saat itu guru akan
menyampaikan mata pelajaran IPA pada materi gaya. Guru menunjukkan
81
beberapa benda yang ada di kelas. Guru akan menyampaikan bahwa gaya
dapat mengubah bentuk benda. Pada saat itu salah satu benda yang
ditunjukkan adalah meja. Gaya yang diberikan pada kayu membuat kayu
berubah bentuk menjadi sebuah meja. Siswa mampu ikut aktif dalam
proses pembelajaran tersebut. Misalnya siswa antusias dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh Bu Syafi’ah selaku guru kelas IV yang
mengampu IPA. Bu Syafi’ah meminta anak-anak untuk menyebutkan
contoh benda lain yang ada di kelas maupun sekitarnya yang berubah
bentuk akibat gaya (P/MP/21-05-2015).
Selain itu ada kegiatan pembiasaan pagi. Kegiatan pagi merupakan
program rutin yang dilakukan setiap hari. Pembiasaan pagi dimulai jam
07.00-08.30 WIB. Sebelum proses pembelajaran dimulai para siswa
dibiasakan untuk mengaji (membaca Iqra’ dan Al-Qur’an), hafalan
hadits-hadits, surat-surat pendek (juz 30), shalat dhuha dan lain
sebagainya. (P/LP/22-05-2015). Setelah selesai siswa dan guru memulai
proses belajar. mengajarmasuk ke dalam kelas dan memulai
pembelajaran. Guru membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi
atau pertanyaan pembuka kepada siswa untuk pengkondisian.
Selanjutnya guru menyampaikan materi menggunakan metode yang
sesuai dengan materi yang disampaikan. Setelah penyampaian materi
selesai maka guru melakukan evaluasi. Setelah kegiatan belajar selesai
guru mengkondisikan siswa untuk melakukan sholat Dzuhur berjamaah.
(P/LP/22-05-2015)
82
b. Media, alat dan sumber ajar
Guru di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menggunakan
berbagai macam media, alat peraga, dan sumber ajar dalam proses belajar
mengajar. Berdasarkan wawancara, diketahui media dan alat peraga yang
digunakan adalah:
“Media yang ada di lingkungan sekitar bisa kita manfaatkan,
selain TV, LCD yang ada di sekolah dan sumber belajar bisa didapatkan
tidak hanya dari buku bisa juga dari internet.”(W/ASA/R/20-05-
2015/08.15 WIB)
“Saya kan mengampu IPA ya, jadi kita sering menggunakan LCD,
alat peraga (misalnya berupa ada organ tubuh, mineral-mineral, tulang-
tulang dll), anak langsung terjun ke alam. Misal o ini lho proses batuan.
Insyaallah untuk alat media, alat, dan sumber belajar sudah mencukupi.
Seiring dengan kemajuan zaman kita juga menggunakan media internet
untuk menunjang proses pembelajaran, misal dengan gambar animasi
sehingga anak merasa senang. Diharapkan semua itu bisa memenuhi
gaya belajar anak yang berbeda-beda, seperti visual yang suka dengan
gambar, audio yang suka mendengarkan, dan kinestetik yang suka
bergerak.” (SI/ASA/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Menurut saya media-media pembelajaran berbasis IT di sini
sudah lumayan maju. Namun kami juga menyadari bahwa media
tersebut bukanlah satu-satunya yang terbaik. Jadi tidak menutup
kemungkinan bagi kami untuk menggunakan model pembelajaran lain,
seperti outing class ke alam nyata.” (M/ASA/R/20-05-2015/12.30 WIB)
Hal yang tidak jauh berbeda juga disampaikan oleh S.
“Untuk memberikan fasilitas MI ini adalah kita harus
menyesuaikan dengan kecerdasan siswa yang tentunya dengan
menggunakan alat sesuai. Contohnya dengan alat IT misalnya LCD, TV,
dan lingkungan lingkungan sekitar.” (S/ASA/R/20-05-2015/09.00 WIB)
83
c. Kegiatan di Luar Kelas atau Kegiatan Tambahan
Menurut hasil wawancara, kegiatan di luar kelas atau kegiatan
tambahan dalam pengembanan MI di SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga adalah sebagai berikut:
Untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan anak, kami
mewadainya dengan 20 macam kegiatan ekstra. Baik itu di bidang
akademik maupun lainnya. Misalnya ada sains, badminton dan
lainnya.”(M/KT/R/20-05-2015/12.30 WIB)
“Kita mengadakan “outing class” belajar di luar. Misal untuk
menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan, minimal
kita mengajak anak-anak berkunjung ke kelurahan agar anak bisa tahu
struktur di kelurahan, kita juga bisa mengajak anak ke gedung DPRD
biar anak tidak bosen. Kita sesuaikan dengan materinya.” (SI/KT/R/20-
05-2015/10.35 WIB)
Sedangkan menurut sumber lain:
“Ada outing class untuk memberikan pengalaman secara langsung
pada anak, selain itu juga ada jam tambahan untuk anak, dan ada
ekstra. Di sini kita memiliki dua program yaitu berupa ekstra yang murni
pilihan anak akan tetapi tetap kita arahkan, seperti ekstra badminton dan
lainnya dan bakat prestasi. Dalam bakat prestasi ini kita para guru yang
memilihkan serta mengarahkan, seperti sainsclub dan lainnya.”
(W/KT/R/20-05-2015/10.10 WIB)
“Ada banyak kegiatan di luar, setiap kelas ada outing class dan
fieldtrip. Outing class seperti belajar di taman, di kebun, di rumah
tetangga. Kalau fieldtrip misalya di DPRD, di pusat pengembangan susu
nasional, di hotel, di ramayana, ke museum, di masjid agung jawa
tengah, naik pesawat ke Jakarta, dll.”
“Untuk kegiatan tambahan misalnya pemetaan anak-anak yang
sesuai dengan kecerdasannya. Misal ada klub bahasa, siswa berprestasi
untuk sains, matematika, dll. Untuk non akademik adan band kids,
badminton, futsal, renang, bela diri. Itu dimulai dari kelas 3.”
(S/KT/R/20-05-2015/09.00 WIB)
84
Peneliti juga melakukan observasi pada tanggal 20 Mei 2015 untuk
mengetahui kegiatan tambahan dalam pembelajaran. Hasil pengamatan
salah satunya yaitu TIK Islami yang diperuntukan untuk kelas IV dan V.
Dalam mengikuti TIK Islami ini siswa terlihat antusias. (P/KT/20-05-
2015).
d. Perasaan Siswa
Dalam mengikuti kegiatan sekolah, tentu banyak hal yang
dirasakan siswa. Baik itu senang bosan dan sebainya. Menurut hasil
wawancara terkait yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di
sekolah didapat hasil seperti berikut:
“Anak-anak sini merupakan anak-anak yang aktif. Mereka merasa
interest atau tertarik dan mereka selalu merasa ingin tahu, tentunya
dengan hal itu mereka merasa senang.”(W/PS/R/20-05-2015/10.10 WIB)
“Menurut kami, anak-anak sangat merasa senang. Karena anak-
anak diberikan pilihan sejak awal, tanpa kami paksa. Justru anak-anak
sangat semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah baik di dalam
maupun di luar kelas.”(M/PS/R/20-05-2015/12.30 WIB)
Sumber lain mengatakan:
“Anak-anak sangat senang, karena itu sesuai bakat dan
kecerdasan anak. Tidak dipaksakan. Kalau ada yang belum
teridentifikasi, itu merupakan hal yanng wajar. Tentunya yang secara
umum bisa dikenali itu kita arahkan, kalau belum diidentifikasi, kita gali
terus.”(M/PS/R/20-05-2015/09.00 WIB)
“Menurut saya anak-anak merasa senang, terpacu, dan antusias.
Misal, mereka bertanya: “Kok bisa gini ya bu?”meski ada satu dua yang
tidak itu sudah lumrah. Hal ini disebabkan anak dari awal telah
dipetakan dalam bidang bakat berprestasi yang berbeda dengan
ekstrakurikuler dimana anak memilih sendiri apa yang diminati yang
sesuai dengan bakat masing-masing. Misalnya anak ini senang menari
maka bisa ikut ekstra menari dan lain sebagainya.”(SI/PS/R/20-05-
2015/10.35 WIB)
85
Peneliti juga melakukan observasi ke dalam kelas-kelas. Terlihat
siswa begitu antusias mengikuti kegiatan di sekolah. Baik itu di dalam
maupun di luar kelas. Anak-anak merasa senang karena dalam mengikuti
kegiatan siswa tidak dipaksa, selain itu kata beberapa siswa gurunya
enak-enak dan tidak galak. Jadinya mereka mudah menerima pelajaran
atau hal yang disamapaikan oleh guru.
e. Kesesuaian Kegiatan dengan Kecerdasan Siswa
Menurut hasil wawancara, kesesuaian kegiatan yang diikuti siswa
dengan kecerdasan yang dimiliki adalah sebagai berikut:
“Menurut saya sudah sesuai karena dari awal sudah dipetakan,
sudah disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki anak.
Tentunya dalam hal ini kami juga bekerjasama dengan orang tua, karena
orang tualah yang lebih tahu kelebihan anaknya dibanding kita. Dalam
hal ini pemetaan dilakukan pada awal masuk kelas 3, kemudian kelas 4
dilakukan pembinaan, dan kelas 5 pematangan sehingga anak siap untuk
mengikuti berbagai jenis perlombaan, seperti LCC, pidato, TIK, dan lain
sebagainya.”(SI/KK/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Untuk sesuai dan tidaknya alhamdulillah saat ini dari 20 ekstra
itu dirasa sudah sesuai. Idealnya bisa lebih dari itu. Satu minggu dibagi
menjadi bermacam-macam ekstra itu. Kami mengupayakan memotivasi
dan memfasilitasi kecerdasan anak.”(S/KK/R/20-05-2015/09.00 WIB)
Hal senada juga disampaikan oleh nara sumber lainnya.
“Kalau program dari sekolah itu sudah disesuaikan, namun jika
orangtua memaksakan dalam pemilihan-pemilihannya itu sudah di luar
kendali sekolahan. Tapi biasanya kita sampaikan kesesuaian anak dalam
bidangnya.”(M/KK/R/20-05-2015/12.30 WIB)
“Insyaallah sudah, untuk kelas I dan II baru penyesuian, pemetaan
kita lakukan sejak kelas 3, kelas 4 pembinaan dan pembidikan, dan kelas
V pematangan.”(W/KK/R/20-05-2015/10.10 WIB)
86
3. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga
Menurut hasil wawancara, prestasi yang telah diraih siswa SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah:
“Secara umum anak-anak sudah punya target hafalan juz 30,
secara khusus anak-anak mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan
bidangnya.”(W/CP/R/20-05-2015/10.00 WIB)
“Pada tahap kelas IV merupakan tahap pembinaan, tetapi sudah
ada yang diikutkan lomba. Salah satunya lomba badminton. Selain itu
anak sudah berani maju ke depan dan lain sebagainya. Hanya ada satu
anak yang mungkin secara mental belum berani dan diperlukan
penanganan khusus.” (SI/CP/R/20-05-2015/10.30 WIB)
“Menurut kami prestasinya lebih bagus, karena dalam beberapa
tahun ini, SD Muhammadiyah selalu menjuarai berbagi kompetensi.”
(M/CP/R/20-05-2015/12.30 WIB)
Dari sumber lain S menyatakan:
“Di kelas III naik kelas IV itu tahapan identifikasi. Kalau prestasi
itu ukurannya adalah kejuaraan ya kami sesuaikan. Tidak semua prestasi
itu dilombakan. Capaiannya itu disesuaikan. Kalau ada anak yang
bahasanya bagus ya capaiannya adalah ketika dia bisa berbahasa
dengan baik.”(S/CP/R/20-05-2015/09.00 WIB)
Hasil pengamatan mengenai prestasi yang telah dicapai siswa SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah:
Sekolah ini banyak sekali menjuarai berbagai jenis perlombaan
dari tingkat kecamatan hingga nasional baik itu dalam bidang akademik
maupun non akademik. Salah satu contoh di bidang akademik juara II
OSN Matematika 2015 tingkat Kecamatan Sidomukti oleh Muhammad
Afif Griyadana dan di bidang non akademik (bidang olah raga) juara I
87
Tae Kwondo U.23 tahun 2015 tingkat Nasional oleh Haekal Fakhreza
Hariyuda.
4. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam
Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga
Menurut hasil wawancara, faktor pendukung dalam
mengembangkan MI di SD Muhammadiyah (Plus0 Kota Salatiga adalah:
Faktor yang mendukung salah satunya SDM yaitu bagaimana
mengidentifikasi dan melayani multiple intelligent. Faktor lainnya ada
manajemen, program, sistem dalam mengembangkan MI itu
sendiri.”(S/FPD/R/20-05-2015/09.00 WIB)
Sedang dari sumber lain menyatakan:
“Tentunya faktor yang mendukung adalah SDM yang telah
terpenuhi, dengan kembalinya ke kurikulum KTSP dalam proses belajar
mengajar guru yang mengampu mata pelajaran bukanlah guru kelas tapi
guru mata pelajaran yang sesuai, adapun mata pelajaran di kelas IV
antara lain ada Matematika, IPA, IPS, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Pkn, Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab.
Selain SDM yang mendukung, didukung pula dengan adanya fasilitas
yang sudah memadai, diantaranya Lab. IPA, Perpustakaan, dan
lainnya.” (SI/FPD/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Sarana yang mendukung dengan adanya SDM, siswa yang
banyak sehingga banyak bakat yang ditemukan dan guru yang cukup
banyak pula memiliki bakat masing-masing sehingga mampu melejitkan
bakat atau kecerdasan darimasing-masing anak, selain SDM juga
didukung dengan adanya sarana prasarana pada tiap level yang telah
tersedia di sekolah.” (W/FPD/R/20-05-2015/10.10 WIB)
“Faktor yang mendukung misalnya dukungan yayasan yang
memiliki pemahaman yang sama tentang penciptaan sekolah yang
nyaman dan menyenangkan. Didukung juga dengan potensi guru-guru
yang dikembangkan dengan pelatihan dan berbagai kompetensi.”
(M/FPD/R/20-05-2015/12.30 WIB)
88
Hasil pengamatan mengenai faktor pendukung pengembangan MI
adalah:
SD Muhammadiyah memiliki SDM yang mendukung, selain
siswanya yang banyak sehingga banyak pula jenis kecerdasan yang bisa
dikembangkan, para gurunya pun cukup banyak yang multi talent di
bidangnya masing-masing dan ada pula yang berprsetasi dalam kompetisi
tertentu. Hal ini tidak terlepas dari teladan seorang pemimpin yaitu
Kepala Sekolah Bapak Sutomo, M. Ag., yang tahun 2015 ini juga
menjuarai Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Provinsi Jawa Tengah
yang mana akan memberikan semangat baru pada seluruh SDM di SD
Muhammadiyah baik siswa, guru, maupun karyawannya. Selain prestasi
para guru dan siswanya karyawan di SD Muhammadiyah pun tidak mau
kalah, hal ini dibuktikan dengan prestasi yang diperoleh dari kantin sehat
dan perpustakaan yang dimilikinya. Jadi dari SDM di SD
Muhammadiyah saling mendukung dalam mencapai prestasinya baik itu
dari Kepala Sekolah, guru, siswa, karyawan, orang tua, maupun
masyarakat sekitar.
Selain SDM faktor yang mendukung dalam mengembangkan MI di
sini adalah sarana prasarana yang telah disediakan dari lembaga sekolah.
Mulai dari alat dan fasilitas olah raga, IPA, IPS, bahasa, TIK dan banyak
lainnya.(P/FPD/21-05-2015)
Adapun faktor penghambat dalam pengembangan MI adalah:
89
“Faktor yang menghambat adalah kurikulum nasional, karena
memilki standar nasional. Sedangkan kami tidak hanya mengembangkan
akademisi anak.”(M/FPH/R/20-05-2015/12.35 WIB)
“Kita terhambat oleh kebijakan pemerintah, seperti UN. Padahal
UN ini khusus pada akademik, jadi mau tak mau kita harus mengikuti.
Kalau ada anak bagus di olahraga atau seni padahal tidak ada UN di
bidang olahraga.”(S/FPH/R/20-05-2015/09.00 WIB)
Menurut sumber lain:
“Pada akhirnya karena kita merupakan sekolah formal yang
mengikuti program pemerintah, output dilihat dari hasil UN, jadi kita
ingin mengembangkan keseluruhan MI itu tetap harus tetap mengejarkan
pada UN terutama pada anak-anak yang di bidang akademiknya dirasa
kurang, meskipun dia memiliki kecerdasan di bidang
lainnya.”(W/FPH/R/20-05-2015/10.10 WIB)
“Kalau faktor yang menghambat selama ini, saya rasa berasal
dari luar, seperti perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013
yang mana anak hanya terfokus pada materi yang sedikit beberapa mata
pelajaran dijadikan satu sehingga anak tidak bisa mengembangkan
bakat yang dimiliki. Selain itu di SD ini kecerdasan anak sudah dilejitkan
tetapi setelah lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya tidak
terfasilitasi. Berikutnya harus bisa memenuhi standar pemerintah
barulah kita melejitkan kecerdasan anak.” (SI/FPH/R/20-05-2015/10.35
WIB)
Berbagai macam faktor penghambat yang muncul berusaha untuk
diatasi. Menurut hasil wawancara, upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan tersebut adalah:
“Kita berusaha memfasilitasi anak dengan memberi piagam
penghargaan dengan apa yang telah diraih, guru harus bisa membuat
anak enjoy dengan wajib memotifasi peserta didiknya, karena kunci
KBM di kelas adalah anak dekat, hormat, dan nyaman dengan kita
sebagai guru.”(SI/CMH/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Kita memberi jam tambahan di setiap level, tidak hanya di kelas
VI, tentu tanpa mengesampingkan pengembangan bakat atau kecerdasan
lain pada anak.”(W/CMH/R/20-05-2015/10.10 WIB)
90
Hal senada juga disampaikan oleh nara sumber lain yakni:
“Kita atasi dengan teknik penambahan jam. Agar anak yang lemah
di akademik anak tetap bisa mengikuti UN dengan baik dan
mendapatkan hasil yang maksimal.”(S/CMH/R/20-05-2015/09.00 WIB)
“Kita inovasi kurikulum. Karena SD kita swasta, maka kita
meramu atau menginovasi berbagai kurikulum dan menyesuaikannya.
Mengadakan training dan pelatihan bagi SDM lama dan baru.”
(M/CMH/R/20-05-2015/12.30 WIB)
91
BAB IV
PEMBAHASAN
5. Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
Gardner (dalam Sukmadinata, 2007:258-259) mendefinisikan
kecerdasan sebagai kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kehidupannya, kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk
dipecahkan, dan kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu
yang bermanfaat di dalam kehidupannya.
Howard Gardner (dalam Chatib, 2009:56) menyebutkan delapan
macam kecerdasan yang dimiliki oleh individu, yaitu kecerdasan linguistik,
matematis logis, visual spasial, musikal, kinestetis, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis. Begitu pula yang saat ini dikembangkan di SD
Muhammadiyah banyak kecerdasan yang dimiliki oleh siswanya seperti yang
telah disebutkan oleh Gardner.
Di samping konsep kecerdasan yang lebih terfokus pada kemampuan
kognitif, berkembang pula konsep kecerdasan yang lebih terarah pada segi
emosional dan spiritual, “emotional intelligence” dan “spiritual intelligence”.
Konsep ini muncul, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup
untuk menghantarkan orang menuju sukses. Menurut Daniel Goleman, 1995
(dalam Sukmadinata, 2007:260) pengembangan kecerdasan emosional, orang-
orang sukses selain memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tetapi juga
92
memiliki stabilitas emosi, motivasi kerja yang tinggi, mampu mengendalikan
stres, tidak mudah putus asa, dan lainnya.
Konsep kecerdasan yang multi ini tidak terlepas dari pendidikan yang
humanis. Baharudin dan Makin (2011:23) menyatakan bahwa pendidikan
yang humanistik mampu memperkenalkan apresiasi yang tinggi kepada
manusia sebagai makhluk Allah yang mulia dan bebas serta dalam batas-batas
eksistensinya yang hakiki dan sebagai khalifatullah.
SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menghargai perbedaan yang
dimiliki oleh siswanya dengan terus membantu menggali, melayani, dan
melejitkan atau mengembangkan setiap kecerdasan dan potensi yang dimiliki
oleh setiap siswanya. Siswa menjadi titik tolak dan tujuan dari
penyelenggaraan pendidikan. Di antara jenis kecerdasan yang dikembangkan
di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah kecerdasan linguistik,
matematis, kinestetik, visual-spasial, musikal, interpersonal, intrapersonal,
naturalis, dan emosional spiritual.
Adapun tujuan pengembangan multiple intelligence adalah agar anak
mengenal potensi dirinya sehingga bisa dilejitkan yang kemudian bisa
berprestasi hingga tercapai apa yang menjadi tujuan setiap individu.
Sabri (1996:36) mengatakan bahwa tujuan penting dalam mengetahui
berbagai aspek yang terdapat dalam kecerdasan jamak adalah diharapkan para
pendidik dapat memberlakukan anak sesuai engan cara-cara dan gaya
belajarnya masing-masing.
93
Selain itu Samples (1999:75) juga berpendapat bahwa pemahaman
yang mendalam terhadap kecerdasan individu masing-masing anak dan gaya
belajar mereka akan membantu para pendidik dalam menghadapi anak
terutama dalam mengajari anak-anak dengan cara yang paling sesuai
dengannnya atau dengan cara yang paling mudah untuk mereka dapat
menguasai suatu pelajaran atau pekerjaan, menangkap informasi atau konsep
atau berbagai keterampilan secara lebih cepat.
SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga dengan visinya berusaha
mencetak generasi yang unggul di bidang IMTAQ dan IMTEK yang
berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan selaras dengan misi yang
dimiliki salah satunya yaitu menggali, menumbuhkan, dan melejitkan potensi
peserta didik. Hal ini juga selaras dengan tujuan pendidikan SD/MI
(Hidayatullah, 2010:6-7):
1. Kemampuan membedakan yang benar dan yang salah; baik dan buruk.
2. Kemampuan menghargai dan berbagi pengalaman serta mengutamakan
kepentingan orang lain.
3. Kemampuan membangun persaudaraan dan persahabatan.
4. Rasa ingin tahu terhadap berbagai hal.
5. Kemampuan berfikir dan mengekspresikan diri.
6. Rasa percaya dan bangga terhadap hasil karyanya.
7. Suka berkompetisi.
8. Sikap kebiasaan hidup sehat.
9. Mencintai Indonesia.
94
Untuk mewujudkan banyak tujuan ini terlihat dalam proses belajar
mengajar, maupun lingkungan di SD Muhammadiyah (Plus) sendiri. Sebelum
proses belajar dimulai ada pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan di
sekolah tersebut seperti mengaji bersama perkelas, hafalan surat-surat pendek
maupun hadits, berjabat tangan dengan guru, shalat dhuha dan yang lainnya.
lingkungannya pun terlihat bersih dengan disediakan keranjang-keranjang
sampah untuk melatih siswa maupun seluruh civitas sekolah agar menjaga
lingkungannya dengan membuang sampah pada tempatnya, selain itu sekolah
juga terlihat rindang dengan pohon-pohon yang di tanam, dan yang tak kalah
penting adanya kantin sehat yang menyediakan jajanan sehat bagi seluruh
warga sekolah, pelayanan makan siang yang tentu gizinya terjamin, serta di
lingkungan sekolah juga disediakan wastafel yang digunakan untuk
pembiasaan cuci tangan.
6. Pengembangan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang diselenggarakan di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga pada dasarnya berusaha untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Hal ini sering disebut dengan fun learning, yang
merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang jika dilakukan dapat membuat
hati senang (Suyanto, 2008:121). Hal ini bertujuan agar peserta didik mudah
95
menyerap apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga tercapai tujuan suatu
proses pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yang dipakai antara lain
diskusi, permainan, belajar langsung dengan lingkungan dan lainnya.
Model pembelajaran yang dilaksanakan menciptakan suasana yang
ceria dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan karakter anak usia SD yand
membutuhkan lingkungan belajar yang menyenangkan, memberi rasa aman,
dan nyaman. Demikian siswa tidak akan merasa takut dan tertekan. Ketika
siswa merasa nyaman dan fun maka siswa akan terlibat secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan mudah untuk menerima materi pelajaran.
Beberapa model pembelajar yang dipakai di SD Muhammadiyah
(Plus) Salatiga diantaranya adalah diskusi, permainan, dan belajar langsung
dengan lingkungan serta team teaching. Salah satu bentuk belajar langsung
dengan lingkungan adalah saat siswa belajar tentang batuan. Siswa
dimintauntuk mencari batuan di sekitar sekolah kemudian diminta untuk
mengelompokkan berdasarkan jenis-jenis batuan tersebut. Team teaching
merupakan model pengajaran beregu yang bisa diartikan sebagai kelompok
yang beranggotakan dua orang guru atau lebih yang bekerja sama untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran bagi
kelompok peserta didik yang sama. Jadi di SD Muhammadiyah untuk satu
rombongan belajar atau satu kelasnya dipegang oleh dua orang guru, sedang
untuk penyampaian materi pelajaran disamapaikan oleh masing-masing
guru sesuai dengan bidangnya.
96
Model team teaching dilaksanakan dari kelas satu hingga enam
mengingat jumlah siswa yang cukup banyak sehingga banyak pula karakter
yang dimiliki oleh masing-masing anak dan membutuhkan tenaga ekstra
agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Diharapkan dengan
model team teaching guru lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Model-model pembelajaran tersebut mampu menciptakan suasana
humanis bagi siswa dan mampu menarik partisipasi siswa. Suasana itu
dibangun sejak awal mulai pembelajaran. Hal ini karena menit-menit
pertama dalam proses belajar adalah waktu yang terpenting untuk satu jam
pembelajaran selanjutnya (Chatib, 2011:77). Partisipasi siswa menunjukkan
siswa bukanlah sekadar objek pendidikan yang menerima ilmu dari guru. Ia
mampu menjadi subjek pendidikan yang merdeka.
Suasana dan tata ruang kelas di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga
bervariasi dan berbeda-beda di setiap kelas. Hal ini disesuaikan dengan
kebutuhan kelas atau materi apa yang akan disampaikan oleh guru. Jadi
peserta didik tidak bosan dengan suasana kelas yang monoton. Selain itu
suasana menyenangkan juga ditimbulkan dari berbagai macam hiasan hasil
karya siswa yang dipajang di ruang kelas maupun di luar kelas yang berupa
mading. Hal itu juga merupakan salah satu bentuk penghargaan atas kerja
siswa, dengan demikian siswa menjadi terpacu untuk berprestasi lebih baik
lagi.
97
2. Media, alat, dan sumber ajar
Media yang digunakan dalam pembelajaran berupa media
elektronik (LCD) maupun cetak seperti buku, flash card, gambar berwarna.
Alat ajar antara lain berupa kit Matematika, kit IPA, alat peraga lainnya.
Adapun sumber ajar berasal dari buku, internet, dan lingkungan.
Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau
pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
berkomunikasi dengan siswa dengan peserta didik (Danim, 1995:97).
Adapun manfaat adanya media antara lain untuk:
1. Membantu menyederhanakan proses pembelajaran.
2. Membangkitkan motivasi atau minat belajar siswa.
3. Menjelaskan konsep baru agar siswa dapat memahami tanpa kesulitan
dan salah pengertian.
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif. (Suyanto,
2008:101).
Media merupakan salah satu hal yang bisa mendukung pencapaian
tujuan pendidikan. Media yang digunakan yang digunakan berupa media
elektronik yakni LCD untuk melihat film, gambar, atau presentasi materi
pelajaran. Alat ajar berupa kit Matematika, kit IPA, alat peraga lainnya
memberikan kemudahan bagi guru untuk menyampaikan materi ajar. Siswa
bisa praktek secara langsung sehingga lebih berbekas dalam ingatannya.
Penggunaan media dan alat ajar sesuai dengan karakter siswa usia SD yang
98
lebih mudah memahami hal yang bersifat konkret menuju hal abstrak.
Misalnya guru memutarkan kaset berkaitan dengan pelajaran bahasa
Indonesia berkaitan dengan mendengarkan. Kemudian anak diminta untuk
mencatat apa yang telah disampaikan.
Sumber ajar yang dipakai meliputi buku, internet, dan lingkungan.
Buku menjadi sumber ajar yang utama. Internet membantu guru
memberikan bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan zaman dan lebih
menarik. Sumber ajar lain yang tidak kalah penting adalah lingkungan.
Lingkungan sangat baik menjadi sumber ajar karena memberi pengalaman
secara langsung kepada siswa. Lingkungan merupakan sumber ajar yang
bersifat konkret. Siswa bisa langsung mengamati dan berinteraksi. Hal ini
akan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Berdasarkan pengamatan media, alat, dan sumber mengajar di SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga sudah memenuhi gaya belajar setiap
anak, yaitu gaya belajar visual yang membutuhkan visualisasi tentang
sesuatu yang sedang dipelajari, yaitu menggunakan slide, gambar, bagan,
tabel dan sebagainya. Gaya belajar mendengar atau audio, yaitu gaya belajar
yang mengandalkan pada pendengaran sebagai alat utama menyerap
informasi atau pengetahuan. Gaya belajar logika, gaya belajar ini sering
menyukai teka-teki, strategy games, suka bereksperimen, dan lainnya.
3. Kegiatan tambahan
Banyak kegiatan tambahan guna menunjang proses pembelajaran
di SD Muhammadiyah, salah satunya adalah belajar di luar kelas “outing
99
class”. Misalnya untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur
pemerintahan siswa diajak berkunjung ke kelurahan, kantor DPRD, dan
lainnya. Siswa bisa mengamatidan belajar secara langsung tidak hanya
sekedar teori abstrak, yang diharapkan siswa dapat lebih paham materi yang
disampaikan. Selain itu pada bulan ramadhan SD Muhammadiyah
menyelenggarakan serangkaian kegiatan ramadhan yang dimulai dari
Selasa,7- Sabtu, 11 Juli 2015. Untuk kelas I-III kegiatan berupa nyantri di
sekolah pada Selasa-Kamis. Kelas IV dan V pesantren kilat di Empat
Sebelas. Sedangkan kelas VI kegiatan berupa home stay pada hari Jum’at
hingga Sabtu bertempat di Nanggulan Salatiga. Hari Sabtunya dilanjut
dengan baksos di Gunungsari. Kegiatan ini bertujuan agar anak memiliki
jiwa yang peduli dan berbagi terhadap sesama.
Selain dalam menunjang proses belajar mengajar guna mendukung,
mengembangkan, melejitkan banyak macam kecerdasan siswanya SD
Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga menyelenggarakan banyak kegiatan
tambahan yang berupa ekstrakulikuler dan bakat prestasi. Kegiatan
ekstrakulikuler diantaranya mewarnai, futsal, paduan suara, seni tari,
badminton, tapak suci, robotika, TIK, macapat, pramuka, drumband,
kidsband, tilawah, dan kaligrafi. Untuk kegiatan Bakat dan Minat
diantaranya matematika, IPA, cipta puisi, pidato, CCQ, Bahasa Inggris,
Dacil, dokter kecil, adzan, membatik, dan pantomim.
100
4. Perasaan siswa
Perasaan siswa adalah apa yang dirasakan siswa SD
Muhammadiyah baik dalam proses belajar mengajar maupun yang lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara baik ke beberapa guru
maupun siswa didapat bahwa siswa merasa senang bersekolah di SD
tersebut karena gurunya tidak galak dan disana banyak teman. Salah satu
siswa yang peneliti wawancara adalah Aura Sang Kurnia siswa kelas IV
yang menyukai pelajaran Bahasa Arab dan IPA, dan dia mengikuti ekstra
badminton dan manjadi juara II tingkat Kota Salatiga. Dia merasa senang
bersekolah di SD ini.
5. Kesesuaian kecerdasan siswa
Kesesuaian kegiatan ekstra, minat dan bakat yang diikuti siswa
sudah sesuai. Hal ini berdasarkan sumber bahwa ekstrakulikuler yang
diikuti siswa tanpa ada paksaan, siswa diminta memilih sendiri apa yang
ingin diikuti berdasarkan minat dan bakatnya dengan bimbingan guru.
Pada saat kelas I dan II baru penyesuaian, kelas III dilakukan
pemetaan dan pembidikan, kelas IV pembinaan, dan kelas V adalah tahap
pematangan di mana anak siap untuk mengikuti berbagai lomba dan lainnya.
7. Prestasi yang Telah Diraih Siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga
Banyak prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga baik di bidang akademik maupun non akademik. Di bidang
101
akademik misalnya menjuarai lomba LCC tingkat Kecamatan Sidomukti pada
tanggal 30 Maret 2015 yang diraih oleh Afif, Angger, dan Arsya. Di bidang
non akademik misalnya juara 1 membatik pada tangga 30 Mei 2015 oleh
Kayra.
Selain itu prestasi siswa SD Muhammadiyah tidak hanya
ditunjukkan dengan menjuarai lomba, akan tetapi terlihat dari keberanian dan
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar itu juga merupakan prestasi
yang perlu diapresiasi. Tahun 2015 ini SD Muhammadiyah (Plus) menduduki
peringkat 3 untuk nilai UN se-Salatiga. Segala prestasi yang diraih siswa tidak
terlepas dari hubungan timbal balik antara guru dan siswanya.
Di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga, guru berperan sebagai:
1. Pendidik
Guru sebagai pendidik berarti guru tidak hanya bertugas untuk
mentransfer ilmu yang ia miliki kepada siswa tetapi juga mendidik siswa
menjadi manusia yang berakhlak mulia. Guru memberikan teladan yang
baik kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik berupa tutur kata
maupun tingkah laku.
2. Pembimbing
Guru sebagai pembimbing berarti guru memberikan arahan kepada
siswa dalam proses belajar mengajar. Ia mampu menggali dan menjelajahi
kemampuan siswa. Menemukan keunggulan dan kelemahan siswa. Guru
tidak hanya membimbing siswa untuk berhasil dalam akademik tetapi juga
membimbing untuk menjadi pribadi yang berakhlak baik.
102
3. Motivator
Guru sebagai motivator berarti guru mampu memberi dorongan
dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Guru tidak
mengeluarkan kata-kata buruk kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Setiap kata yang keluar selalu memotivasi siswa.
4. Fasilitator
Guru sebagai fasilitator yakni menunjukkan jalan keluar jika ada
hambatan dalam proses berpikir siswa. Guru menjadi sosok yang
berpengaruh untuk mengantar kesuksesan siswa.
Hal senada disampaikan Munif Chatib dalam Gurunya Manusia
(2011:66-76) menyebutkan ciri guru yang humanis adalah:
a. Memandang positif pada siswa didiknya.
b. Mengajar dengan hati.
c. Memahami kemapuan dalam arti luas.
d. Mampu menjelajahi kemampuan siswa.
e. Menjadi fasilitator bagi siswa.
Sebagai subjek dalam pendidikan siswa mempunyai peran yang
sangat penting. Dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah, guru
mengemas pembelajaran dalam bentuk permainan yang menarik, seperti
pemaparan di atas. Desmita (2010:35) menyebutkan guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam
103
kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran.
Siswa mempunyai keberanian untuk bertanya kepada guru tentang
hal yang tidak mereka mengerti. Keberanian itu muncul karena adanya
kedekatan emosional diantara guru dan siswa. Hal ini terbangun sejak
sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai. Ketika siswa datang ke
sekolah, guru telah memposisikan diri mereka sebagai orang tua siswa di
sekolah. Mereka menyambut kedatangan siswa dengan senyum hangat,
jabat tangan. Hal yang terlihat sederhana ini menjadi tali pengikat yang
begitu kuat antara seorang guru dan siswa di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga.
8. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam
Mengembangkan Multiple Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam mengembangkan multiple intelligence di
SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah:
a. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh SD Muhammadiyah
baik itu guru, siswa, maupun karyawan. Guru yang mempunyai
komitmen dan wawasan tentang konsep pendidikan yang baik. Guru
menjadi faktor yang penting mengingat mereka adalah fasilitator,
motivator sekaligus pembimbing bagi siswa. Pemahaman terhadap
104
konsep pendidikan yang baik dan komitmen tinggi membuat guru
mampu untuk melayani siswanya dengan baik. Ia akan memberikan
perhatian dengan penuh ketika siswa mengalami masalah. Selain itu,
guru juga mempunyai kreativitas untuk mendesain pembelajaran yang
memberikan rasa nyaman bagi siswa. Siswa yang banyak yang dimiliki
SD Muhammadiyah menyebabkan pula semakin banyak kecerdasan,
bakat, dan minat yang ada yang siap untuk dikembangkan.
b. Fasilitas yang cukup baik.
Fasilitas yang dimiliki oleh SD Muhammadiyah sudah cukup baik dan
lengkap. Hal ini mendukung bagi guru untuk memberikan
pembelajaran yang baik bagi siswa. Seperti LCD, lapangan, alat
peraga, laboratorium komputer, lab. IPA, dan sebagainya.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang dialami dalam mengembangkan multiple
intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga lebih pada faktor
eksternal atau dari luar yaitu:
a. Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan siswa menuju jenjang
selanjutnya ternyata memberikan efek kurang baik terhadap upaya
penerapan pendidikan humanistik. UN yang lebih menitikberatkan
pada aspek kognitif siswa tentu tidak selaras dengan konsep
pendidikan humanistik yang memandang siswa sebagai pribadi yang
unik dengan beragam potensi. Pendidikan humanistik yang terkesan
105
penuh dengan suasana senang ditakutkan tidak mampu mengejar
materi yang akan diujikan dalam ujian akhir nasional. Akibatnya masih
ada kecenderungan untuk memberikan porsi yang lebih untuk
pembelajaran kognitif siswa.
b. Kurang tersalurkannya kecerdasan siswa setelah lulus dari SD
Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Tidak semua jenjang sekolah tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP) menyediakan fasilitas guna
menunjang atau melejitkan kemampuan peserta didiknya.
3. Cara Mengatasi Faktor Penghambat Pengembangan Multiple
Intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
Upaya untuk mengatasi hambatan dalam pengembangan multiple
intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah:
a. Memberi jam tambahan di setiap level
Dalam hal ini sekolah memberikan jam tambahan di setiap level
atau kelas, dari level bawah kelas I hingga level atas kelas VI. Jam
tambahan diberikan dengan tujuan agar dalam mengembangkan
kecerdasan siswanya, sekolah tidak serta merta mengesampingkan satu
jenis kecerdasan saja, dengan harapan semua kecerdasan yang dimilki
siswa dapat terfasilitasi sehingga bisa dilejitkan dengan maksimal, baik
itu dalam hal kecerdasan akademik maupun di luar akademik. Selain itu
hal ini juga bertujuan agar siswa yang lemah dalam bidang akademik
bisa mengejar ketertinggalannya hingga bisa terjadi keseimbangan
antara akademik maupun non akademik.
106
b. Peningkatan mutu dan kompetensi guru
Peran guru tentunya tidak bisa dilepaskan dalam pengembangan
setiap kecerdasan siswanya. Oleh karena itu peningkatan mutu dan
kompetensi guru mutlak dilakukan agar menghasilkan peserta didik
yang bermutu pula. Dalam peningkatan mutu ini, SD Muhammadiyah
mengadakan training atau pelatihan bagi guru ataupun karyawannya.
Selain itu guru juga dituntut agar lebih kreatif dalam pembelajaran dan
terus berinovasi agar segala apa yang disampaikan kepada peserta didik
menjadi pelajaran yang bermakna. Salah satu bukti bentuk peningkatan
mutu dan kompetensi guru di SD Muhammadiyah adalah beberapa
prestasi yang diraih oleh guru di sekolah tersebut, diantaranya oleh
Bapak Ainul Huri yang menjadi juara II guru berprestasi tingkat
kecamatan Sidomukti, Ibu Syafiah Isnaini guru IPA kelas IV yang
meraih juara II dalam ajang alat peraga edukatif tingkat Kota Salatiga,
dan lain sebagainya. Hal ini terus memacu para SDM di SD tersebut
untuk terus berprestasi dalam setiap bidang terutama dalam
mencerdaskan peserta didiknya.
c. Memberi piagam penghargaan kepada siswa
Salah satu hal yang dilakukan SD Muhammadiyah adalah
memberikan piagam kepada siswanya dengan prestasi yang telah diraih.
Hal tersebut bertujuan agar prestasi siswa yang telah dilejitkan di SD
lebih bisa dikembangkan ketika siswa sudah lulus dan melanjutkan ke
jenjang berikutnya. Kecerdasan siswa bisa dikembangkan tidak hanya
107
melalui sekolah formal yang siswa ikuti, tetapi orang tua bisa
mendukung anaknya dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki
dengan cara mengikutkan les yang sesuai dengan kecerdasan yang
dimiliki. Tentunya tanpa adanya paksaan agar anak menjalani dengan
enjoy atau menyenangkan sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada
akhirnya harus ada kerjasama antara sekolah dengan pihak orang tua,
sekolah dengan siswanya, maupun orang tua dengan anaknya sehingga
terjadi hubungan timbal balik yang saling mendukung.
108
BAB V
PENUTUP
9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:
1. Multiple Intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga
a. Multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga adalah banyak jenis kecerdasan yang dimiliki oleh
masing-masing siswanya yang terus digali, dihargai, dilayani,
dilejitkan, dan terus dikembangkan agar menjadi insan kamil (manusia
yang sesungguhnya). Adapun jenis kecerdasan yang dikembangkan di
SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga adalah kecerdasan linguistik,
matematik, visual-spasial, musikal, kinestetik, interpersonal,
intrapersonal, naturalis dan emosional spiritual.
b. Tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga adalah untuk mengarahkan siswanya sesuai
dengan kecerdasan yang dimiliki dengan cara menggali,
menumbuhkan, dan melejitkan potensi yang dimiliki peserta didik agar
menjadi siswa yang unggul dalam bidangnya.
109
2. Pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) kota
Salatiga
a. Model pembelajaran di SD Muhammadiyah Plus pada dasarnya
berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenankan
“fun learning” dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran yang beragam sesuai kebutuhan
dan kreativitas guru.
b. Media, alat ajar, dan sumber ajar sesuai dengan materi yang akan
disampaikan seperti LCD, buku panduan belajar, internet, alat peraga
IPA, IPS, dan juga lingkungan.
c. Banyak kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan yang disediakan
atau difasilitasi sekolah guna mengembangkan setiap kecerdasan yang
dimilki siswanya, diantaranya robotika, olimpiade MIPA, club bahasa,
marching band, tapak suci, khitobah, menggambar, pramuka, dokter
kecil, klinik kompetensi, kaligrafi, menari, renang, futsal, seni peran,
badminton, mewarnai, TIK, murotal, rebana, outing class, home stay,
field trip, character building, qurban dan manasik haji, pentas seni,
pesantren ramadhan.
d. Siswa merasa senang, nyaman, antusias, dan terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
e. Kegiatan yang diikuti siswa sudah sesuai dengan kecerdasan atau
potensi yang dimiliki karena dalam mengikuti kegiatan siswa diminta
untuk memilih sendiri tanpa ada paksaan dan dengan arahan guru.
110
Untuk kelas I dan II adalah proses adaptasi atau penyesuaian
lingkungan, kelas III pemetaan, kelas IV pembidikan dan pembinaan,
dan kelas V pematangan kecerdasan.
3. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
Banyak siswa di SD Muhammadiyah yang meraih prestasi dari
kecerdasan yang dikembangkan di sekolah maupun luar sekolah. Prestasi
yang tidak hanya siswa yang mendapat piala atau piagam penghargaan
tetapi prestasi yang dipandang, dihargai dari banyak sisi. Siswa yang
berani berbicara di hadapan umum, siswa yang bersikap sopan santun itu
juga siswa berprestasi. Hal itu tentunya tidak terlepas untuk siswa yang
menjuarai dalam bidang-bidang tertentu baik secara akademik maupun
non akademik salah satunya adalah Aura Sang Kurnia siswa kelas IV yang
menjuarai badminton tingkat Kota Salatiga.
4. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
a. Faktor pendukung sebagai berikut:
1) Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi.
2) Fasilitas yang baik dan memenuhi.
b. Faktor penghambat sebagai berikut:
1) Adanya program pendidikan dari pemerintah berupa UN yang
hanya menitikberatkan pada aspek kognitif siswa.
2) Kurang tersalurkannya potensi siswa setelah lulus dari SD.
111
c. Cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat:
1) Memberi jam tambahan di setiap level.
2) Peningkatan mutu dan kompetensi guru.
3) Memberi piagam penghargaan kepada siswa
10. Saran
1. Bagi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
Multiple intelligence merupakan banyak kecerdasan yang dimiliki
setiap masing-masing individu. Bisa dikatakan multiple intelligence adalah
ruh yang dimiliki setiap individu yang perlu digali, ditumbuhkan, dan
dikembangkan terutama pada dunia pendidikan. Sudah sepatutnya, SD
Muhammadiyah (Plus) Salatiga terus meningkatkan dalam pengembangan
setiap kecerdasan yang dimiliki siswanya, hal ini sesuai dengan salah satu
misi yang dimiliki SD Muhammadiyah yaitu menggali, menumbuhkan,
dan melejitkan potensi peserta didik. Diharapkan dengan hal tersebut SD
Muhammadiya bisa melahirkan siswa yang unggul di bidang IMTAQ dan
IPTEK yang berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan, yang akan
menjadi masa depan Indonesia di masa yang mendatang.
2. Bagi masyarakat
Anak merupakan aset bagi orang tua maupun bangsa. Setiap anak
memiliki kecerdasan, kelebihan masing-masing yang tetap harus dihargai
dan dikembangkan. Sudah selayaknya masyarakat memberikan dukungan
pada setiap individu yang ingin berkembang dengan segala kelebihan
tanpa memandang kekurangan yang dimiliki, selain itu diharapkan
112
masyarakat juga memberikan dukungan kepada sekolah yang ingin
mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh anak bangsa tanpa
memandang sebelah mata.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hendaknya diadakan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk
mengetahui lebih dalam mengenai multiple intelligence. Agar kita sebagai
manusia semakin bisa mengenal, memahami, dan menghargai segala
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki setiap individu yang merupakan
anugrah dari Sang Pencipta untuk hamba-Nya yang harus selalu disyukuri.
113
DAFTAR PUSTAKA
Afra, Afifah. 2007. And the Star is Me !. Surakarta: Indiva Media Kreasi.
Akhmad, Nur. 2013. Implementasi Pendidikan Humanistik pada Anak Kelas Rendah di
MI Ma’arif Mangunsari Sidomukti Salatiga Semester Genap Tahun 2013. Skripsi
tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga.
Agustian, Ary Ginanjar. 2010. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quetiont. Jakarta: Arga Wijaya Persada.
Amstrong, Thomas. 2002. Sekolah Sang Juara: Menerapkan Multiple Intelligence,
terjemahan Yudhi Murtanto. Bandung: Kaifa.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.
Jogjakarta: Diva Press.
Baharuddin dan Moh. Makin. 2011. Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori, dan Aplikasi
Praktis dalam Dunia Pendidikan). Yogyakarta: Ar Ruz Media.
Chatib, Munif. 2010. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa Mizan Pustaka.
. 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa Mizan Pustaka.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 2010. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia Senja. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Difa Publiser.
Gardner, Howard . 1993. Multiple Intelligence: The Theory in Practice. USA: Basic
Books.
Goleman, Daniel. 1997. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
114
Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki
Press.
Lutfiati, Hanifah. 2008. Konsep Multiple Intelligence dan Implementasinya dalam PAI di
Kelas 3 SD IT Assalamah Ungaran. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan
PAI IAIN Walisongo.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Maksum, Muhammad. 2014. Menjadi Guru Idola. Klaten: Cable Book.
Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muallifah. 2010. Keajaiban Shalat Tahajud. Yogyakarta: Starbooks.
Muhaimin, Akhmad. 2010. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual bagi Anak.
Yogyakarta: Kata Hati.
Mulyasa. 2008. KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, Ahmad Taufik. 2009. Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul Husna
Merengkuh Kebahagiaan dan Kesukesan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sabiq, Ahmad Fikri. 2015. Hubungan antara Intensitas Pelaksanaan Shalat Tahajud dan
Puasa Sunah dengan Kecerdasan Emosional Spiritual pada Mahasiswa Aktivis
LDK IAIN Salatiga Tahun 2015. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan PAI
IAIN Salatiga.
Sabri, Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Samples, Bob. 1999. Revolusi Belajar untuk Anak. Bandung: Kaifa.
115
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Semiawan, Conny R. 2010. Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana.
Jakarta Barat: PT. Indeks Permata Puri Media.
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogjakarta:
Pustaka Pelajar.
Sudarman, Danim. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sujiono, Bambang dan Yuliani Nurani Sujiono. 2004. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia
Dini. Jakarta: Elex Media Computindo.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
. 2007. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Maestro.
Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisus.
Suyatno, Kasihani K. E. 2008. English for Young Learners. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syarbini, Amirulloh dan Iis Nur’aeni Afgandi. 2010. Dasyatnya Puasa Sunah Kunci
Utama Meraih Sukses Dunia dan Akhirat. Jakarta: Ruang Kata.
Waryanti, Sesilia Dwi Rini. 2011. Analisis Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan. FEB Undip.
Wojowasito dan Poerwadarminta. 1991. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Bandung:
Hasta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
Kode Penelitian
Program Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV
di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
1. Informan
a. Sutomo (Kepala Sekolah) : S
b. Marijo (kaur kurikulum) : M
c. Wiwik Widyastuti (kaur kesiswaan) : W
d. Shafiah Isnaini (guru kelas IV) : SI
2. Metode
a. Wawancara : W
b. Pengamatan : P
c. Dokumentasi : D
3. Kategori
a. Multiple Intelligence : MI
b. Tujuan Multiple Intelligence : TMI
c. Model Pembelajaran : MP
d. Langkah Pembelajaran : LP
e. Alat, Media, dan Sumber ajar : ASA
f. Perasaan Siswa : PS
g. Kesesuaian Kegiatan : KK
h. Capaian Prestasi : CP
i. Faktor Pendukung : FPD
j. Faktor Penghambat : FPH
k. Cara Mengatasi Hambatan : CMH
2
Pedoman Wawancara
Program Pengembangan Multiple Intelligence Siswa Kelas IV
di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga Tahun 2015
Hasil Wawancara
Kode Responden :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Daftar Pertanyaan (untuk Guru):
1. Multiple Intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga.
a. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu tentang multiple intelligence?
b. Apa tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga?
2. Pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga.
a. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini?
b. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan
multiple intelligence di sini?
c. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam
pengembangan multiple intelligence di sini?
d. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di
dalam maupun di luar kelas?
3
3. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
(kelas IV).
Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik
maupun non akademik?
4. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
a. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan
multiple intelligence di sini?
b. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligence di sini?
c. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam
mengembangkan multiple intelligence di sini?
Daftar pertanyaan (untuk siswa):
1. Bagaimana perasaannya sekolah di SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga?
2. Bagaimana dengan pembelajaran di SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga?
4
Hasil Wawancara
Kode Responden : S
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 09.00
Daftar Pertanyaan :
5. Multiple Intelligenceyang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga.
c. Bagaimana pendapat Bapak tentang multiple intelligence?
“Bahwa setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing belum tentu
antara anak satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang sama,
jadi MI itu kami pahami bahwa setiap anak memiliki kecerdassan
berbeda”.
d. Apa tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga?
“Untuk tujuan pengembangannya di SD Muhammadiyah (Plus)
Salatiga tentu kita menyadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan
yang berbeda. Jadi kita mengembangkan MI agar kita di dalam
menentukan pembelajaran itu sesuai dengan bakat minat atau
kecerdasannya, sehingga anak mudah menerima pembalajaran yang
kita sampaikan”.
6. Pengembangan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga.
e. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini?
“Jadi untuk pembelajaranya tentunya dalam mempermudah itu kita
dengan model yg “fun” menyenangkan. Apapun yang kita ajarkan
5
jikadengan menyenangkan, teknik apapun dengan cara apapun anak
akan mudah menerima dan memahami”.
f. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan
multiple intelligence di sini?
“Untuk memberikan fasilitas MI ini adalah kita harus menyesuaikan
dengan kecerdasan siswa yang tentunya dengan menggunakan alat
sesuai.Contohnya dengan alat IT misalnya LCD, TV, danlingkungan
lingkungan sekitar”.
g. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam
pengembangan multiple intelligence di sini?
“Ada banyak kegiatan di luar, setiap kelas ada outing class dan
fieldtrip. Outing class seperti belajar di taman, di kebun, di rumah
tetangga. Kalau fieldtrip misalya di DPRD, di pusat pengembangan
susu nasional, di hotel, di ramayana, ke museum, di masjid agung
jawa tengah, naik pesawat ke jakarta, dll”.
“Untuk kegiatan tambahan misalnya pemetaan anak-anak yang
sesuai dengan kecerdasannya. Misal ada klub bahasa, siswa
berprestasi untuk sains, matematika, dll. Untuk non akademik adan
band kids, badminton, futsal, renang, bela diri. Itu dimulai dari kelas
3”.
h. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di
dalam maupun di luar kelas?
“Anak-anak sangat senang, karena itu sesuai bakat dan kecerdasan
anak. Tidak dipaksakan.Kalau ada yang belum teridentifikasi, itu
merupakan hal yanng wajar. Tentunya yang secara umum bisa
dikenali itu kita arahkan, kalau belum diidentifikasi, kita gali terus”.
i. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan
kecerdasan atau potensi yang dimiliki?
6
“Untuk sesuai dan tidaknya alhamdulillah saat ini dari 20 ekstra itu
dirasa sudah sesuai. Idealnya bisa lebih dari itu.Satu minggu dibagi
menjadi bermacam-macam ekstra itu. Kami mengupayakan
memotivasi dan memfasilitasi kecerdasan anak”.
7. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
(kelas IV).
Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik
maupun non akademik?
“Di kelas III naik kelas IV itu tahapan identifikasi. Kalau prestasi itu
ukurannya adalah kejuaraan ya kami sesuaikan. Tidak semua prestasi itu
dilombakan. Capaiannya itu disesuaikan. Kalau ada anak yang bahasanya
bagus ya capaiannya adalah ketika dia bisa berbahasa dengan baik”.
8. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
d. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan
multiple intelligence di sini?
Faktor yang mendukung salah satunya SDM yaitu bagaimana
mengidentifikasi dan melayani multiple intelligent. Faktor lainnya ada
manajemen, program, sistem dalammengembangkan MI itu sendiri”.
e. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligence di sini?
“Kita terhambat oleh kebijakan pemerintah, seperti UN. Padahal UN
ini khusus pada akademik, jadi mau tak mau kita harus
mengikuti.Kalau ada anak bagus di olahraga atau seni padahal tidak
ada UN di bidang olahraga”.
f. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam
mengembangkan multiple intelligence di sini?
7
“Kita atasi dengan teknik penambahan jam. Agar anak yang lemah di
akademik anak tetap bisa mengikuti UN dengan baik dan
mendapatkan hasil yang maksimal”.
8
Hasil Wawancara
Kode Responden :M
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 12.30
Daftar Pertanyaan :
9. Multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga.
a. Bagaimana pendapat Bapak tentang multiple intelligence?
“Pada dasarnya multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk
atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik dari berbagai aspek”.
b. Apa tujuanpengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga?
“Tujuannya untuk mengarahkan anak sesuai dengan kecerdasan
masing-masing, karena setiap anak memiliki kecenderunganmasing-
masing. Mengidentifikasi anakmelalui observasi secara langsung, test,
checklist dengan orangtua, kemudian kita kembangkan bakat mereka
(peserta didik)”.
10. Pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga.
j. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini?
“Model pembelajarannya bervariatif. Banyak program-program yang
dilaksanakan seperti outing class, dengan permainan-permainan, fun
learning. Semua hal tersebut dilaksanakan agar anak merasa nyaman
dan senang dalam belajar”.
k. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan
multiple intelligence di sini?
9
“Menurut saya media-media pembelajaran berbasis IT di sini sudah
lumayan maju. Namun kami juga menyadari bahwa media tersebut
bukanlah satu-satunya yang terbaik. Jadi tidak menutup kemungkinan
bagi kami untuk menggunakan model pembelajaran lain, seperti
outing class ke alam nyata”.
l. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam
pengembangan multiple intelligence di sini?
“Ya ada, untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan anak,
kami mewadainya dengan 20 macam kegiatan ekstra.Baik itu di
bidang akademik maupun lainnya. Misalnya ada sains, badminton dan
lainnya”.
m. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di
dalam maupun di luar kelas?
“Menurut kami, anak-anak sangat merasa senang. Karena anak-anak
diberikan pilihan sejak awal, tanpa kami paksa. Justru anak-anak
sangat semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah baik di dalam
maupun di luar kelas”.
n. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan
kecerdasan atau potensi yang dimiliki?
“Kalau program dari sekolah itu sudah disesuaikan, namun jika
orangtua memaksakan dalam pemilihan-pemilihannya itusudah di luar
kendali sekolahan. Tapi biasanya kita sampaikan kesesuaian anak
dalam bidangnya”.
11. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
(kelas IV).
Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik
maupun non akademik?
“Menurut kami prestasinya lebih bagus, karena dalam beberapa tahun ini
SD Muhammadiyah selalu menjuarai berbagi kompetensi”.
10
12. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
g. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan
multiple intelligence di sini?
“Faktor yang mendukung misalnya dukungan yayasan yang memiliki
pemahaman yang sama tentang penciptaan sekolah yang nyaman dan
menyenangkan. Didukung juga dengan potensi guru-guru yang
dikembangkan dengan pelatihan dan berbagai kompetensi”.
h. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligence di sini?
“Faktor yang menghambat adalah kurikulum nasional, karena
memilki standar nasional. Sedangkan kami tidak hanya
mengembangkan akademisi anak”.
i. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam
mengembangkan multiple intelligence di sini?
“Kita inovasi kurikulum. Karena SD kita swasta, maka kita meramu
atau menginovasi berbagai kurikulum dan menyesuaikannya.
Mengadakan training dan pelatihan bagi SDM lama dan baru”.
11
Hasil Wawancara
Kode Responden :W
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 10.10
Daftar Pertanyaan :
13. Multiple intelligenceyang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga.
a. Bagaimana pendapat Ibu tentang multiple intelligence?
“MI bagi anak itu perlu, dalam arti kita tidak fokus pada satu hal,
terutama pada akademik saja. Artinya banyak macam kecerdasan
yang dimiliki setiap anak”.
b. Apa tujuanpengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga?
“Tujuan menggunakan MI untuk anak, bisa menggali kemampuan
anak, misal di bidang akan akademik tidak terlalu meninjol, pasti pada
pribadi anak tetap memiliki kemampuan lain yang menonjol, jadi bisa
kita lejitkan agar anak bisa confident”.
14. Pengembangan multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota
Salatiga.
o. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini?
“Membuat anak fun learning, tidak hanya teks book, bisa
mendengarkan, visual, gerak, anak bisa melakukan secara langsung.
Jadi memanfaatkan cara belajar anak, seperti audio, visual, dan
kinestetik. Sehingga anak tidak merasa belajar secara
underpreasure”.
p. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan
multiple intelligence di sini?
12
“Media yang ada di lingkungan sekitar bisa kita manfaatkan, selain
TV, LCD yang ada di sekolah dan sumber belajar bisa didapatkan
tidak hanya dari buku bisa juga dari internet”.
q. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam
pengembangan multiple intelligence di sini?
“Ada outing class untuk memberikan pengalaman secara langsung
pada anak, selain itu juga ada jam tambahan untuk anak,dan ada
ekstra. Di sini kita memiliki dua program yaitu berupa ekstra yang
murni pilihan anak akan tetapi tetap kita arahkan, seperti ekstra
badminton dan lainnya dan bakat prestasi. Dalam bakat prestasi ini
kita para guru yang memilihkan serta mengarahkan, seperti sainsclub
dan lainnya”.
r. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di
dalam maupun di luar kelas?
“Anak-anak sini merupakan anak-anak yang aktif. Mereka merasa
interest atau tertarik dan mereka selalu merasa ingin tahu, tentunya
dengan hal itu mereka merasa senang”.
s. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan
kecerdasan atau potensi yang dimiliki?
“Insyaallah sudah, untuk kelas I dan II baru penyesuian, pemetaan
kita lakukan sejak kelas 3, kelas 4 pembinaan dan pembidikan, dan
kelas V pematangan”.
15. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
(kelas IV).
Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik
maupun non akademik?
“Secara umum anak-anak sudah punya target hafalan juz 30, secara
khusus anak-anak mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan bidangnya”.
13
16. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligencedi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
j. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan
multiple intelligence di sini?
“Sarana yang mendukung dengan adanya SDM, siswa yang banyak
sehingga banyak bakat yang ditemukan dan guru yang cukup banyak
pula memiliki bakat masing-masing sehingga mampu melejitkan bakat
atau kecerdasan darimasing-masing anak, selain SDM juga didukung
dengan adanya sarana prasaranapada tiap level yang telah tersedia di
sekolah”.
k. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligence di sini?
“Pada akhirnya karena kita merupakan sekolah formal yang
mengikuti program pemerintah, output dilihat dari hasil UN, jadi kita
ingin mengembangkan keseluruhan MI itu tetap harus tetap
mengejarkan pada UN terutama pada anak-anak yang di bidang
akademiknya dirasa kurang, meskipun dia memiliki kecerdasan di
bidang lainnya”.
l. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam
mengembangkan multiple intelligence di sini?
“Kita memberi jam tambahan di setiap level, tidak hanya di kelas VI,
tentu tanpa mengesampingkan pengembangan bakat atau
kecerdasanlain pada anak”.
14
Hasil Wawancara
Kode Responden : SI
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 10.35
Daftar Pertanyaan :
17. Multiple intelligence yang dikembangkan di SD Muhammadiyah (Plus)
Kota Salatiga?
a. Bagaimana pendapat Ibu tentang multiple intelligence?
“MI itu merupakan macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak, di mana
kita sebagai guru harus bisa mengenal macam kecerdasan anak yang
berbeda-beda. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kan,
biasanya kalau orang umum beranggapan bahwa anak ini cerdas karena
akademisnya bagus, padahal cerdas itu tidak hanya diukur secara
akademiknya saja melainkan di bidang lain juga, misalnya cerdas di
bidang olahraga, bahasa dan lainnya. Jadi kita sebagai guru harus bisa
mengenal kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak dan membantu
mengembangkannya”.
b. Apa tujuan pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga?
“Biar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa melejit dan berprestasi,
ujung-ujungnya kan berprestasi yang diharapkan. Pada awalnya anak
belum tahu dia cerdas di bidang apa, pada akhirnya bisa tahu. Sehingga
dengan adanya MI inilah dalam KBM maupun lainnya bisa kita fasilitasi.
Misalnya ada jam tambahan berupa ekstrakulikuler maupun yang lainnya”.
18. Bagaimana pengembangan multiple intelligence di SD Muhammadiyah
(Plus) Kota Salatiga.
t. Bagaimana model pembelajaran yang berlangsung di sini?
15
Kita menggunakan fun learning, itu maksudnya belajar yang menyenangkan,
misal di kelas bisa diskusi, permainan, belajar langsung dengan
lingkungan, jadi anak yang penting fun dulu agar bisa menyerap segala
materi yang kita jelaskan”.
u. Apa saja media, alat, dan sumber ajar yang digunakan pengembangan
multiple intelligence di sini?
“Saya kan mengampu IPA ya, jadi kita sering menggunakan LCD, alat
peraga (misalnya berupa ada organ tubuh, mineral-mineral, tulang-tulang
dll), anak langsung terjun ke alam. Misal o ini lho proses batuan.
Insyaallah untuk alat media, alat, dan sumber belajar sudah mencukupi.
Seiring dengan kemajuan zaman kita juga menggunakan media internet
untuk menunjang proses pembelajaran, misal dengan gambar animasi
sehingga anak merasa senang. Diharapkan semua itu bisa memenuhi gaya
belajar anak yang berbeda-beda, seperti visual yang suka dengan gambar,
audio yang suka mendengarkan, dan kinestetik yang suka bergerak”.
v. Adakah kegiatan di luar kelas atau kegiatan tambahan dalam pengembangan
multiple intelligence di sini?
“Ya seperti tadi, kita mengadakan “outing class” belajar di luar. Misal
untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan,
minimal kita mengajak anak-anak berkunjung ke kelurahan agar anak bisa
tahu struktur di kelurahan, kita juga bisa mengajak anak ke gedung DPRD
biar anak tidak bosen. Kita sesuaikan dengan materinya”.
w. Apa yang dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah baik di
dalam maupun di luar kelas?
“Menurut saya anak-anak merasa senang, terpacu, dan antusias. Misal,
mereka bertanya: “Kok bisa gini ya bu?” meski ada satu dua yang tidak itu
sudah lumrah. Hal ini disebabkan anak dari awal telah dipetakan dalam
bidang bakat berprestasi yang berbeda dengan ekstrakurikuler dimana
anak memilih sendiri apa yang diminati yang sesuai dengan bakat masing-
masing. Misalnya anak ini senang menari maka bisa ikut ekstra menari dan
lain sebagainya”.
16
x. Apakah kegiatan yang diikuti siswa sudah disesuaikan dengan kecerdasan
atau potensi yang dimiliki?
“Menurut saya sudah sesuai karena dari awal sudah dipetakan, sudah
disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki anak. Tentunya
dalam hal ini kami juga bekerjasama dengan orang tua, karena orang
tualah yang lebih tahu kelebihan anaknya dibanding kita. Dalam hal ini
pemetaan dilakukan pada awal masuk kelas 3, kemudian kelas 4 dilakukan
pembinaan, dan kelas 5 pematangan sehingga anak siap untuk mengikuti
berbagai jenis perlombaan, seperti LCC, pidato, TIK, dan lain
sebagainya”.
19. Prestasi yang telah diraih siswa SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
(kelas IV).
Apa saja prestasi yang telah diraih siswa kelas IV baik di bidang akademik
maupun non akademik?
“Pada tahap kelas IV merupakan tahap pembinaan, tetapi sudah ada yang
diikutkan lomba. Salah satunya lomba badminton. Selain itu anak sudah berani
maju ke depan dan lain sebagainya. Hanya ada satu anak yang mungkin
secara mental belum berani dan diperlukan penanganan khusus”.
20. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam mengembangkan
multiple intelligence di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga.
a. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam mengembangkan multiple
intelligence di sini?
“Tentunya faktor yang mendukung adalah SDM yang telah terpenuhi,
dengan kembalinya ke kurikulum KTSP dalam proses belajar mengajar
guru yang mengampu mata pelajaran bukanlah guru kelas tapi guru mata
pelajaran yang sesuai, adapun mata pelajaran di kelas IV antara lain ada
Matematika, IPA, IPS, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Pkn, Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. Selain SDM yang
17
mendukung, didukung pula dengan adanya fasilitas yang sudah memadai,
diantaranya Lab. IPA, Perpustakaan, dan lainnya”.
b. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan multiple
intelligence di sini?
“Kalau faktor yang menghambat selama ini, saya rasa berasal dari luar,
seperti perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang mana
anak hanya terfokus pada materi yang sedikit beberapa mata pelajaran
dijadikan satu sehingga anak tidak bisa mengembangkan bakat yang
dimiliki. Selain itu di SD ini kecerdasan anak sudah dilejitkan tetapi
setelah lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya tidak terfasilitasi.
Berikutnya harus bisa memenuhi standar pemerintah barulah kita
melejitkan kecerdasan anak”.
c. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam
mengembangkan multiple intelligence di sini?
“Kita berusaha memfasilitasi anak dengan memberi piagam penghargaan
dengan apa yang telah diraih, guru harus bisa membuat anak enjoy
dengan wajib memotifasi peserta didiknya, karena kunci KBM di kelas
adalah anak dekat, hormat, dan nyaman dengan kita sebagai guru”.
18
Reduksi Data
Program Pengembangan Multiple Intelligence pada Siswa Kelas IV
di SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga
Reduksi Data 1
Kode Responden : S
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 09.00
“Bahwa setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing belum tentu
antara anak satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang sama, jadi MI itu
kami pahami bahwa setiap anak memiliki kecerdassan berbeda”.(S/MI/R/20-05-
2015/09.00 WIB).
“Untuk tujuan pengembangannya di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga
tentu kita menyadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Jadi
kita mengembangkan MI agar kita di dalam menentukan pembelajaran itu sesuai
dengan bakat minat atau kecerdasannya, sehingga anak mudah menerima
pembalajaran yang kita sampaikan”. (S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB).
“Jadi untuk pembelajaranya tentunya dalam mempermudah itu kita
dengan model yg “fun” menyenangkan. Apapun yang kita ajarkan jikadengan
menyenangkan, teknik apapun dengan cara apapun anak akan mudah menerima
dan memahami”. (S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB).
“Untuk memberikan fasilitas MI ini adalah kita harus menyesuaikan
dengan kecerdasan siswa yang tentunya dengan menggunakan alat
19
sesuai.Contohnya dengan alat IT misalnya LCD, TV, danlingkungan lingkungan
sekitar”. (S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB).
“Ada banyak kegiatan di luar, setiap kelas ada outing class dan fieldtrip.
Outing class seperti belajar di taman, di kebun, di rumah tetangga. Kalau
fieldtrip misalya di DPRD, di pusat pengembangan susu nasional, di hotel, di
ramayana, ke museum, di masjid agung jawa tengah, naik pesawat ke jakarta,
dll”. Untuk kegiatan tambahan misalnya pemetaan anak-anak yang sesuai
dengan kecerdasannya. Misal ada klub bahasa, siswa berprestasi untuk sains,
matematika, dll. Untuk non akademik adan band kids, badminton, futsal, renang,
bela diri. Itu dimulai dari kelas 3”.(S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB).
“Anak-anak sangat senang, karena itu sesuai bakat dan kecerdasan anak.
Tidak dipaksakan.Kalau ada yang belum teridentifikasi, itu merupakan hal yanng
wajar. Tentunya yang secara umum bisa dikenali itu kita arahkan, kalau belum
diidentifikasi, kita gali terus”.(S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB).
“Untuk sesuai dan tidaknya alhamdulillah saat ini dari 20 ekstra itu
dirasa sudah sesuai. Idealnya bisa lebih dari itu.Satu minggu dibagi menjadi
bermacam-macam ekstra itu. Kami mengupayakan memotivasi dan memfasilitasi
kecerdasan anak”.(S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB).
“Di kelas III naik kelas IV itu tahapan identifikasi. Kalau prestasi itu
ukurannya adalah kejuaraan ya kami sesuaikan. Tidak semua prestasi itu
dilombakan. Capaiannya itu disesuaikan. Kalau ada anak yang bahasanya bagus
ya capaiannya adalah ketika dia bisa berbahasa dengan baik”. (S/MI/R/20-05-
2015/09.00 WIB).
“Faktor yang mendukung salah satunya SDM yaitu bagaimana
mengidentifikasi dan melayani multiple intelligent. Faktor lainnya ada
manajemen, program, sistem dalammengembangkan MI itu sendiri”.(S/MI/R/20-
05-2015/09.00 WIB).
20
“Kita terhambat oleh kebijakan pemerintah, seperti UN. Padahal UN ini
khusus pada akademik, jadi mau tak mau kita harus mengikuti. Kalau ada anak
bagus di olahraga atau seni padahal tidak ada UN di bidang
olahraga”.(S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB).
“Kita atasi dengan teknik penambahan jam. Agar anak yang lemah di
akademik anak tetap bisa mengikuti UN dengan baik dan mendapatkan hasil yang
maksimal”. (S/MI/R/20-05-2015/09.00 WIB).
21
Reduksi Data 2
Kode Responden :M
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 12.30
“Pada dasarnya multiple intelligence merupakan kecerdasan majemuk
atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik dari berbagai aspek”. (M/MI/R/20-
05-2015/12.30 WIB).
“Tujuannya untuk mengarahkan anak sesuai dengan kecerdasan masing-
masing, karena setiap anak memiliki kecenderunganmasing-masing.
Mengidentifikasi anakmelalui observasi secara langsung, test, checklist dengan
orangtua, kemudian kita kembangkan bakat mereka (peserta didik)”. (M/MI/R/20-
05-2015/12.30 WIB).
“Model pembelajarannya bervariatif. Banyak program-program yang
dilaksanakan seperti outing class, dengan permainan-permainan, fun learning.
Semua hal tersebut dilaksanakan agar anak merasa nyaman dan senang dalam
belajar”. (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB).
“Menurut saya media-media pembelajaran berbasis IT di sini sudah
lumayan maju. Namun kami juga menyadari bahwa media tersebut bukanlah
satu-satunya yang terbaik. Jadi tidak menutup kemungkinan bagi kami untuk
menggunakan model pembelajaran lain, seperti outing class ke alam nyata”.
(M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB).
“Ya ada, untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan anak, kami
mewadainya dengan 20 macam kegiatan ekstra.Baik itu di bidang akademik
22
maupun lainnya. Misalnya ada sains, badminton dan lainnya”. (M/MI/R/20-05-
2015/12.30 WIB).
“Menurut kami, anak-anak sangat merasa senang. Karena anak-anak
diberikan pilihan sejak awal, tanpa kami paksa. Justru anak-anak sangat
semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah baik di dalam maupun di luar
kelas”. (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB).
“Kalau program dari sekolah itu sudah disesuaikan, namun jika orangtua
memaksakan dalam pemilihan-pemilihannya itusudah di luar kendali sekolahan.
Tapi biasanya kita sampaikan kesesuaian anak dalam bidangnya”. (M/MI/R/20-
05-2015/12.30 WIB).
“Menurut kami prestasinya lebih bagus, karena dalam beberapa tahun
ini SD Muhammadiyah selalu menjuarai berbagi kompetensi”. (M/MI/R/20-05-
2015/12.30 WIB).
“Faktor yang mendukung misalnya dukungan yayasan yang memiliki
pemahaman yang sama tentang penciptaan sekolah yang nyaman dan
menyenangkan. Didukung juga dengan potensi guru-guru yang dikembangkan
dengan pelatihan dan berbagai kompetensi”. (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB).
“Faktor yang menghambat adalah kurikulum nasional, karena memilki
standar nasional. Sedangkan kami tidak hanya mengembangkan akademisi
anak”. (M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB).
“Kita inovasi kurikulum. Karena SD kita swasta, maka kita meramu atau
menginovasi berbagai kurikulum dan menyesuaikannya. Mengadakan training
dan pelatihan bagi SDM lama dan baru”.(M/MI/R/20-05-2015/12.30 WIB).
23
Reduksi Data 3
Kode Responden :W
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 10.10
“MI bagi anak itu perlu, dalam arti kita tidak fokus pada satu hal,
terutama pada akademik saja. Artinya banyak macam kecerdasan yang dimiliki
setiap anak”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB)
“Tujuan menggunakan MI untuk anak, bisa menggali kemampuan anak,
misal di bidang akan akademik tidak terlalu meninjol, pasti pada pribadi anak
tetap memiliki kemampuan lain yang menonjol, jadi bisa kita lejitkan agar anak
bisa confident”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
“Membuat anak fun learning, tidak hanya teks book, bisa mendengarkan,
visual, gerak, anak bisa melakukan secara langsung. Jadi memanfaatkan cara
belajar anak, seperti audio, visual, dan kinestetik. Sehingga anak tidak merasa
belajar secara underpreasure”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
“Media yang ada di lingkungan sekitar bisa kita manfaatkan, selain TV,
LCD yang ada di sekolah dan sumber belajar bisa didapatkan tidak hanya dari
buku bisa juga dari internet”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
“Ada outing class untuk memberikan pengalaman secara langsung pada
anak, selain itu juga ada jam tambahan untuk anak,dan ada ekstra. Di sini kita
memiliki dua program yaitu berupa ekstra yang murni pilihan anak akan tetapi
tetap kita arahkan, seperti ekstra badminton dan lainnya dan bakat prestasi.
Dalam bakat prestasi ini kita para guru yang memilihkan serta mengarahkan,
seperti sainsclub dan lainnya”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WI
24
“Anak-anak sini merupakan anak-anak yang aktif. Mereka merasa
interest atau tertarik dan mereka selalu merasa ingin tahu, tentunya dengan hal
itu mereka merasa senang”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
“Insyaallah sudah, untuk kelas I dan II baru penyesuian, pemetaan kita
lakukan sejak kelas 3, kelas 4 pembinaan dan pembidikan, dan kelas V
pematangan”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
“Secara umum anak-anak sudah punya target hafalan juz 30, secara
khusus anak-anak mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan bidangnya”.
(W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
“Sarana yang mendukung dengan adanya SDM, siswa yang banyak
sehingga banyak bakat yang ditemukan dan guru yang cukup banyak pula
memiliki bakat masing-masing sehingga mampu melejitkan bakat atau kecerdasan
darimasing-masing anak, selain SDM juga didukung dengan adanya sarana
prasaranapada tiap level yang telah tersedia di sekolah”.(W/MI/R/20-05-
2015/10.00 WIB).
“Pada akhirnya karena kita merupakan sekolah formal yang mengikuti
program pemerintah, output dilihat dari hasil UN, jadi kita ingin
mengembangkan keseluruhan MI itu tetap harus tetap mengejarkan pada UN
terutama pada anak-anak yang di bidang akademiknya dirasa kurang, meskipun
dia memiliki kecerdasan di bidang lainnya”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
“Kita memberi jam tambahan di setiap level, tidak hanya di kelas VI,
tentu tanpa mengesampingkan pengembangan bakat atau kecerdasanlain pada
anak”. (W/MI/R/20-05-2015/10.00 WIB).
25
Reduksi Data 4
Kode Responden : SI
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 10.35
“MI itu merupakan macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak, di mana
kita sebagai guru harus bisa mengenal macam kecerdasan anak yang berbeda-
beda. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Kan, biasanya kalau
orang umum beranggapan bahwa anak ini cerdas karena akademisnya bagus,
padahal cerdas itu tidak hanya diukur secara akademiknya saja melainkan di
bidang lain juga, misalnya cerdas di bidang olahraga, bahasa dan lainnya. Jadi
kita sebagai guru harus bisa mengenal kecerdasan yang dimiliki masing-masing
anak dan membantu mengembangkannya”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Biar anak mengenal potensi dirinya sehingga bisa melejit dan
berprestasi, ujung-ujungnya kan berprestasi yang diharapkan. Pada awalnya
anak belum tahu dia cerdas di bidang apa, pada akhirnya bisa tahu. Sehingga
dengan adanya MI inilah dalam KBM maupun lainnya bisa kita fasilitasi.
Misalnya ada jam tambahan berupa ekstrakulikuler maupun yang lainnya”.
(SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Kita menggunakan fun learning, itu maksudnya belajar yang
menyenangkan, misal di kelas bisa diskusi, permainan, belajar langsung dengan
lingkungan, jadi anak yang penting fun dulu agar bisa menyerap segala materi
yang kita jelaskan”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Saya kan mengampu IPA ya, jadi kita sering menggunakan LCD, alat
peraga (misalnya berupa ada organ tubuh, mineral-mineral, tulang-tulang dll),
anak langsung terjun ke alam. Misal o ini lho proses batuan. Insyaallah untuk
26
alat media, alat, dan sumber belajar sudah mencukupi. Seiring dengan kemajuan
zaman kita juga menggunakan media internet untuk menunjang proses
pembelajaran, misal dengan gambar animasi sehingga anak merasa senang.
Diharapkan semua itu bisa memenuhi gaya belajar anak yang berbeda-beda,
seperti visual yang suka dengan gambar, audio yang suka mendengarkan, dan
kinestetik yang suka bergerak”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Ya seperti tadi, kita mengadakan “outing class” belajar di luar. Misal
untuk menunjang mata pelajaran IPS tentang struktur pemerintahan, minimal kita
mengajak anak-anak berkunjung ke kelurahan agar anak bisa tahu struktur di
kelurahan, kita juga bisa mengajak anak ke gedung DPRD biar anak tidak bosen.
Kita sesuaikan dengan materinya”.(SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Menurut saya anak-anak merasa senang, terpacu, dan antusias. Misal,
mereka bertanya: “Kok bisa gini ya bu?” meski ada satu dua yang tidak itu sudah
lumrah. Hal ini disebabkan anak dari awal telah dipetakan dalam bidang bakat
berprestasi yang berbeda dengan ekstrakurikuler dimana anak memilih sendiri
apa yang diminati yang sesuai dengan bakat masing-masing. Misalnya anak ini
senang menari maka bisa ikut ekstra menari dan lain sebagainya”.(SI/MI/R/20-
05-2015/10.35 WIB)
“Menurut saya sudah sesuai karena dari awal sudah dipetakan, sudah
disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki anak. Tentunya dalam
hal ini kami juga bekerjasama dengan orang tua, karena orang tualah yang lebih
tahu kelebihan anaknya dibanding kita. Dalam hal ini pemetaan dilakukan pada
awal masuk kelas 3, kemudian kelas 4 dilakukan pembinaan, dan kelas 5
pematangan sehingga anak siap untuk mengikuti berbagai jenis perlombaan,
seperti LCC, pidato, TIK, dan lain sebagainya”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Pada tahap kelas IV merupakan tahap pembinaan, tetapi sudah ada
yang diikutkan lomba. Salah satunya lomba badminton. Selain itu anak sudah
27
berani maju ke depan dan lain sebagainya. Hanya ada satu anak yang mungkin
secara mental belum berani dan diperlukan penanganan khusus”. (SI/MI/R/20-
05-2015/10.35 WIB)
“Tentunya faktor yang mendukung adalah SDM yang telah terpenuhi,
dengan kembalinya ke kurikulum KTSP dalam proses belajar mengajar guru yang
mengampu mata pelajaran bukanlah guru kelas tapi guru mata pelajaran yang
sesuai, adapun mata pelajaran di kelas IV antara lain ada Matematika, IPA, IPS,
Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pkn, Al Islam,
Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. Selain SDM yang mendukung, didukung
pula dengan adanya fasilitas yang sudah memadai, diantaranya Lab. IPA,
Perpustakaan, dan lainnya”.(SI/MI/R/20-05-2015/10.35 WIB)
“Kalau faktor yang menghambat selama ini, saya rasa berasal dari luar,
seperti perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang mana anak
hanya terfokus pada materi yang sedikit beberapa mata pelajaran dijadikan satu
sehingga anak tidak bisa mengembangkan bakat yang dimiliki. Selain itu di SD
ini kecerdasan anak sudah dilejitkan tetapi setelah lulus dan melanjutkan ke
jenjang selanjutnya tidak terfasilitasi. Berikutnya harus bisa memenuhi standar
pemerintah barulah kita melejitkan kecerdasan anak”. (SI/MI/R/20-05-
2015/10.35 WIB)
“Kita berusaha memfasilitasi anak dengan memberi piagam penghargaan
dengan apa yang telah diraih, guru harus bisa membuat anak enjoy dengan wajib
memotifasi peserta didiknya, karena kunci KBM di kelas adalah anak dekat,
hormat, dan nyaman dengan kita sebagai guru”. (SI/MI/R/20-05-2015/10.35
WIB)
28
DOKUMENTASI
SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga
Ekstra menari
Kegiatan olah raga
Belajar TIK
DOKUMENTASI
29
Sholat dhuhur berjamaah
Belajar IPA
Kaligrafi
Marching band
30
Tapak suci
Membaca IQRA’
Mewarnai
Manasik haji
31
Belajar dengan berdiskusi
Field trip
Upacara
Tim berprestasi
32
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Endang Tri Wahyuni
Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 26 Desember 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Congol Rt. 01/02, Jagoan, Sambi, Boyolali.
Pendidikan :
TK Pertiwi Jagoan lulus tahun 1999
SD N Jagoan 1 lulus tahun 2005
SMP N 01 Sambi lulus tahun 2008
SMA N 1 Simo lulus tahun 2011
Pengalaman Organisasi :
ROHIS SMA N 1 Simo
FOSIPMI Kecamatan Simo
LDK Darul Amal STAIN Salatiga sebagai Ketua Bid. Nisa’ II tahun 2014
KAMMI Salatiga sebagai Sekertaris Umum tahun 2014