dokumen kurikulum sd plus nurul hidayah
DESCRIPTION
Dokumen Kurikulum Sd Plus Nurul HidayahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Kurikulum SD Plus Nurul Hidayah disusun dengan mengacu pada Standar Isi dan
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Penyusunan KTSP berpedoman pada
panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan Pendidikan (BSNP) dan
ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Penyusunan KTSP sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi yang ada
di daerah dan untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan dalam bidang akademis
maupun non akademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan iptek yang
dilandasi iman dan takwa.
Sesuai dengan pemikiran tersebut di atas SD Plus Nurul Hidayah berusaha menyusun
kurikulum pengembangan yang semaksimal mungkin dapat menampung semua potensi
stakeholders di SD Plus Nurul Hidayah. Karena SD Plus Nurul Hidayah memiliki tiga
program pendidikan, yaitu Reguler, Akselerasi, maka pengembangan kurikulum yang
dilakukan mengarah ke pengembangan yang spesifik, khususnya untuk program akselerasi.
Pengembangan kurikulum SD Plus Nurul Hidayah Permendiknas No. 22 Tahun 2006
tentang standar isi, dan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi
lulusan, yang menuntut setiap sekolah melakukan pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Pengembangan kurikulum meliputi standar kompetensi, tujuan, KTSP, silabus,
RPP dan bahan ajar yang berkualitas internasional.
Pendidikan teknologi dasar merupakan bagian penting dalam kurikulum SD Plus
Nurul Hidayah, selain juga mengajarkan budaya lintas bangsa agar wawasan
internasionalnya tidak hanya keilmuan, tetapi juga manusia dan budayanya.
1
Hal ini penting untuk menunjang dalam persaingan dan berkolaborasi secara global dengan
bangsa-bangsa lain di dunia, dimana sangat penting bisa memahami manusia dan budaya
lintas bangsa tersebut.
Pengembangan kurikulum SD Plus Nurul Hidayah diantaranya ditempuh melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mangadopsi/mengadaptasi bagian kurikulum internasional dari sekolah-sekolah
yang ada di Indonesia atau bagian kurikulum yang berlaku di negara-negara
tertentu.
b. bekerja sama dan menggalang partisipasi, serta dukungan dari berbagai lembaga
pendidikan di dalam dan luar negeri.
c. Memberdayakan warga sekolah dan komite sekolah serta stakeholders yang ada.
Kurikulum tersebut selanjutnya dalam uraian ini akan disebut sebagai Kurikulum SD
Plus Nurul Hidayah. Adapaun gambaran umum mengenai SD Plus Nurul Hidayah dan
Kurikulum akan dapat dilihat dalam uraian selanjutnya.
B. Dasar
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18
ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2),
(3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14),
(15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8);
Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal
13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5);
Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
3. Standar Isi
SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar
2
dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap
mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan
menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.
4. Standar Kompetensi Lulusan
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
C. Latar Belakang SD Plus Nurul Hidayah
Rintisan Sekolah Dasar Plus Nurul Hidayah merupakan salah satu wujud upaya
peningkatan mutu pendidikan pada sekolah dasar, yang keberadaannya sesuai amanat
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Penyelenggaraan SD Plus Nurul Hidayah didasari oleh tuntutan kebutuhan pembangunan
bangsa di masa yang akan datang agar memiliki kemampuan kompetitif dengan bangsa-
bangsa lain di dunia. Untuk itu anak harus dipersiapkan sedini mungkin melalui proses
pendidikan di sekolah dasar yang memperhatikan perbedaan potensi kecerdasan, kecakapan,
bakat dan minat peserta didik, sehingga out-put yang dihasilkan relevan dengan kebutuhan,
baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan masyarakat dan pembangunan bangsa
di berbagai sektor, baik lokal, nasional, maupun internasional.
Selain itu, SD Plus Nurul Hidayah juga didasari filosofi eksistensialis, yaitu
keyakinan bahwa pendidikan harus menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik
seoptimal mungkin melalui proses pendidikan yang berkualitas berahlakul karimah dan
pro perubahan (kreatif, inovatif, eksperimentatif), serta menumbuhkembangkan bakat, minat
dan kemampuan peserta didik.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18
ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2),
(3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3
3. Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang
Pemerintah Pusat dan Daerah;
6. Peraturan Pemrintah Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2004-2009
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14),
(15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8);
Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal
13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5);
Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
8. Keputusan Mendiknas RI No.44/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL).
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan
kepmendiknas nomor 22 dan 23 tahun 2006.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 tahun 2007 tentang perubahan
permendiknas nomor 24 tahun 2006.
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik Guru.
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 tahun 2007 tentang Standar Sarana
dan Prasarana untuk SD/MI.
18. Rencana Strategis Depdiknas tahunn 2005=2009.
19. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Depdiknas tahun 2005-2009.
E. Tujuan Penyusunan Kurikulum SD Plus Nurul Hidayah
Dalam rangka menciptakan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing secara
internasional diperlukan sistim kurikulum yang memadai. Oleh karena itu Kurikulum SD
Plus Nurul Hidayah ini disusun untuk menjadi acuan guru dalam menyelengarakan kegiatan
belajar mengajarnya (semua mapel yang diajarkan sesuai dengan standar kurikulum nasional
sekolah dasar dan pengembangan sesuai dengan potensi di SD Plus Nurul Hidayah ditambah
dengan penguatan pada mata pelajaran matematik, sain, dan bahasa Inggris serta penguatan
pada unsur budaya lokal).
F. Prinsip Pengembangan KTSP SD Plus Nurul Hidayah
Pengembangan Kurikulum SD Plus Nurul Hidayah tetap mengacu pada
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, dan Permendiknas No. 23 Tahun 2006
tentang standar kompetensi lulusan, yang menuntut setiap sekolah melakukan pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum meliputi standar
kompetensi, tujuan, KTSP, silabus, RPP dan bahan ajar yang berkualitas internasional.
Alur pengembanngan kurikulum SD Plus Nurul Hidayah adalah dengan dengan cara
memetakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang terdapat di
dalam Standar Isi Pendidikan kemudian dipadukan dengan dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran dari kurikulum jenjang sekolah dasar di negara Singapura.
Kemudia dari pemetaan maka dianalisa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
relevan di adopsi untuk memperkaya kurikulum SD Plus Nurul Hidayah.
5
BAB II
ANALISIS KONTEKS
(SITUASI DAN KONDISI SEKOLAH)
A. SITUASI / KONDISI DAN HARAPAN SEKOLAH
1. KURIKULUM
Sebagai acuan dalam operasional, SD Plus Nurul Hidayah
a. Program Reguler dan Akselerasi mengacu pada PP No. 22 Tahun 2006, yaitu
dengan:
1) Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2) Memenuhi Standar Isi (SI)
3) Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
c. Aspek kurikulum :
2) Karakteristik Kurikulum SBI.
3) Mengembangkan kreatifitas, pemahaman dan kemampuan inovasi peserta didik
sehingga menjadi pemikir yang kreatif mampu memecahkan masalah dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
4) Mengembangkan kemampuan komunikasi peserta didik dengan sekurang-
kurangnya satu bahasa asing ( bahasa Inggris )
5) Menerapkan bidang ICT sebagai daya saing di dunia internasional.
6) SKL yang lebih tinggi dari SKL SNP. SKL masih sama dengan reguler.
7) Standar isi : SK, KD tidak ada penambahan.
8) Standar Proses yang berbeda dengan standar proses SNP. Ada proses pengembangan
dalam KBM dengan media ICT.
Harapan ke depan :
Kurikulum yang digunakan berdasar pada:
1. Sistem administrasi akademik berbasis ICT.
2. Mengadaptasikan SNP dengan kurikulum salah satu negara OECD dan atau negara
maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
6
2. KESISWAAN
a. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru di SD Plus Nurul Hidayah didasarkan pada kriteria atau
syarat-syarat tertentu. Pada dasarnya masuk SD tidak diperlukan adanya seleksi atau tes,
akan tetapi karena jumlah calon peserta yang mendaftar melebihi kapasitas daya tampung
sekolah, maka SD Plus Nurul Hidayah memberlakukan sistem seleksi atau tes masuk.
Adapun seleksi/tes yang dilaksanakan meliputi tes kematangan/kesiapan dan psikotes.
b. Pembinaan Siswa
Pada saat ini SD Plus Nurul Hidayah memiliki dua program pembinaan
siswa, yaitu :
1) Pembinaan bakat dan minat siswa dengan mnenyelenggarakan berbagai kegiatan
ekstrakurikuler, meliputi pramuka, bola basket, bola volley, sepak takrow, pencak
silat, teater, karawitan, dan ensambel musik (termasuk angklung dan kolintang).
Harapan ke depan
Sistem penerimaan siswa baru mengacu pada rambu-rambu penyelenggaraan SBI antara
lain:
a. Penerimaan Siswa Baru (PSB) dilaksanakan berdasarkan kriteria yang jelas, tegas,
dan berbasis ICT
b. Tes penerimaan siswa baru meliputi: Tes Tertulis dalam bahasa Inggris, Interview
dalam Bahasa Inggris dan Psikotes
Program pembinaan, pengembangan, pembimbingan siswa, dan penanganan masalah
khusus dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru BP.
3. TENAGA PENDIDIK (Guru dan Kepala Sekolah)
Dari 10 orang guru yang ada, yang memiliki kualifikasi akademik S-1 sebanyak
7 orang, 3 orang diantaranya Masih melaksanakan perkuliahan di Perguruan Tinggi S-1.
7
4. TENAGA KEPENDIDIKAN (Tenaga Administrasi dan Keuangan)
Kepala Tata Usaha telah memiliki kualifikasi (tingkat pendidikan) minimal S-1
bidang administrasi pendidikan, namun belum memiliki kemampuan Bahasa Inggris .
Tenaga Keuangan dan Administrasi telah memiliki pengalaman kerja sebagai
tenaga administrasi minimal 5 tahun dengan kualifikasi pendidikan akuntansi dan
memiliki kemampuan mengoperasikan komputer, terdiri dari S-1 = 1 orang, D-3 = 2
orang.
Harapan ke depan :
Kepala Tata Usaha memiliki kualifikasi (tingkat pendidikan) minimal S1,
meningkatkan SDM dengan kursus-kursus bidang administrasi pendidikan yang
menunjang profesi. Semua tenaga Tata Usaha mampu menggunakan Bahasa Inggris
dengan baik TOEFL/TOEC/EPT atau sejenisnya minimal 400. TOEFL/TOEC/EPT atau
sejenisnya minimal 400.
Tenaga Keuangan dan Administrasi memiliki pengalaman kerja sebagai tenaga
administrasi minimal 5 tahun. Untuk meningkatkan kualitas kerja harus dapat
mengoperasikan komputer dan menambah personil dengan kualifikasi (tingkat
pendidikan) minimal D3 bidang akuntansi dan mampu berbahasa Inggris
TOEFL/TOEC/EPT atau sejenisnya minimal 400. Perlu penambahan tenaga
administrasi khusus menangani SBI.
5. SARANA PRASARANA
a. Umum
SD Plus Nurul Hidayah berada di lingkungan pesantren, menjadikan suasana
kegiatan belajar menjadi suasana religi dan mendukungsiswa untuk lebih
memperdalam tentang keilmuan beragama yang baik, yang menjadikan siswa
mempunya watak atau karakter yang berakhlakul karimah, aktif, kreatif dan mampu
bersaing dengan dengan yang lainya.
Harapan ke depan :
Dengan luas tanah yang dimiliki sekarang ini, maka pengembangan lahan waktu
mendatang adalah dengan pengembangan ke atas. Ruang kelas yang berukuran luas
8
56 m², jumlah siswa tiap kelas menyesuaikan dengan luas ruang kelas yang dimiliki,
maksimal 30 siswa disesuaikan dengan standar pengelolaan. Sedangkan tiap ruang
kelas SBI dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis ICT yaitu sarana audio
sehingga pemanfaatan ICT dapat lebih dirasakan oleh peserta didik.
b. Perpustakaan
tersedia perpustakaan untuk menambah wawasan siswa, namun jumlah buku
yang tersedia belum banyak. Penyediaan computer untuk administrasi sedang di
usahakan di sediakan di perpustakaan.
Harapan ke depan :
Penambahan buku referensi dan jumlah buku yang berbahasa Inggris serta
berlangganan jurnal, bahasa arab , majalah, buletin, surat kabar (Indonesia dan
Inggris). Pelayanan perpustakaan dengan sistem komputerisasi dan ruang baca yang
luas, nyaman serta sarana dan prasarana yang memadai. Tersedianya akses internet
yang terhubung dengan jaringan sehingga dapat diakses dengan mudah oleh siswa.
Untuk kepentingan tersebut perlu penambahan petugas/tenaga perpustakaan yang
profesional. Penambahan buku referensi dan jumlah buku yang berbahasa Inggris
serta berlangganan jurnal, majalah, buletin, surat kabar (Indonesia dan Inggris).
Pelayanan perpustakaan dengan sistem komputerisasi dan ruang baca yang
luas, nyaman serta sarana dan prasarana yang memadai. Tersedianya akses internet
yang terhubung dengan jaringan sehingga dapat diakses dengan mudah oleh siswa.
Untuk kepentingan tersebut perlu penambahan petugas/tenaga perpustakaan yang
profesional.
d. Pusat Sumber Belajar dan Riset Guru
SD Plus Nurul Hidayah belum memiliki ruang belajar dan riset guru ini
dilengkapi dengan sarana multimedia (komputer) jaringan internet, buku pelajaran,
audio visual, dll.
Harapan ke depan :
Perlu pengadaan ruang pusat belajar dan riset guru yang dilengkapi dengan
sarana multimedia (komputer) jaringan internet, buku pelajaran, audio visual, dll.
e. Laboratorium IPA dan Bahasa
Sekolah belum memiliki Laboratorium IPA dan Bahasa.
9
Harapan ke depan :
Dengan adanya dukungan pemerintah, masyarakat harapan untuk membangun
laboratorium bahsa dan IPA.
f. Ruang multimedia, aula, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olahraga, klinik, dan
sebagainya
Sekolah belum memiliki ruang multimedia, aula, ruang unjuk seni budaya,
fasilitas olahraga, dan klinik.
Harapan ke depan :
Perlu memiliki ruang multimedia, aula, unjuk seni budaya, fasilitas olahraga,
klinik, dan sebagainya.
g. Sarana ibadah yang memadai dan sesuai dengan agama masing-masing
warga sekolah
Sekolah memiliki ruang ibadah untuk Agama Islam (1 mushola),
Harapan ke depan :
Perlu memiliki sarana ibadah yang memadai.
6. PEMBIAYAAN
Sumber pembiayaan berasal dari APBN, APBD , Yayasan , , dan masyarakat
serata. Komposisinya lebih besar dari masyarakat dibandingkan dengan APBN sudah
dikelola secara transparan, efisien, dan akuntable sesuai dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah namun belum maksimal.
Harapan ke depan
Sumber dana dari APBN dan APBD lebih optimal sehingga dapat mewujudkan
sekolah yang bertaraf Internasional baik sarana prasarana sekolah maupun SDM-nya.
B. PROGRAM KERJA
1. Program Jangka pendek
a. Pelatihan SDM Guru dan TU dalam bidang IT, Bahasa Inggris,
b. Peningkatkan Sarana Prasarana yang menunjang
c. Menambah wawasan Guru dengan cara study banding
10
d. pengenalkan siswa dalam pembelajaran IT dan Bhs Inggris, Budaya, etika hidup
bermasyarakat
e. membuat kurikulum sesuai dengan standar Internasional
f. sossialisasi ke Masyarakat
g. Penerimaan siswa baru dengan seleksi yang standar SDBI
2. Program Jangka Menengah
a. Peningkatkan pelatihan guru dalam bindang IT, Internet dan Bahasa Inggris
b. Jaringan Internet dapat diakses di kelas
c. Menambah referensi buku yang menunjang program SDBI
d. Proses pembelajaran sudah berbasih IT dan Bahasa Inggris
e. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang budaya Indonesi
f. Meningkatkan wawasan Hidup siswa dan tentang budi pekerti dalam bermasyarakat
g. pengolahan administrasi dengan IT
h. Pemberdayaan stakeholder / kemampuan masyarakat
3. Program Jangka Panjang
a. Guru sudah menguasai IT, dan mencapaian Toefl 450
b. Proses pembelajaran sepenuhnya sudah menggunakan ICT
c. Proses pembelajaran menggunakan, Bahasa Indonesia ,Bhs Inggris dan Bhs Arab
d. Sistem penilaian sudah sesuai dengan standar Internasional
e. adanya kerja sama dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
4. Proses Pembelajaran
Dalam pemenuhan standar proses, maka diupayakan hal-hal sebagai berikut:
Menjadi teladan bagi sekolah lainnya
Diperkaya dengan model pembelajaran unggul atau negara maju lainnya
Menerapkan pembelajaran berbasis ICT pada semua mata pelajaran
Pembelajaran mata pelajaran Sains dan Matematika menggunakan Bahasa
Inggris, namun pembelajaran mata pelajaran lain, selain bahasa asing harus
menggunakan Bahasa Indonesia.
Tahfidulqu’an
Prinsip pembelajaran : PAIKEM. Metode bervariasi sesuai dengan materi pembelajaran.
Pembelajaran Sains dan Matematika dengan pengantar Bahasa Inggris, belum untuk
menyampaikan konsep.
11
Perencanaan penggunaan Pembelajaran yang menggunakan bahasa asing lainnya yaitu
bahasa arab, inggris dan Jepang. Sekolah sedang dalam proses penyusunan program yang
menumbuhkan kreativitas siswa dan guru berupa workshop keterampilan dan diwujudkan
dalam program pengembangan diri (teater, musik, karawitan, dan beberapa cabang
olahraga). Penerapan strategi PBM yang digunakan adalah PAIKEM, namun beberapa
strategi yang akan diupayakan antara lain: student centered, reflective learning, active
learning, enjoyable and joyful learning, coperative learning, quantum learning, learning
revolution, dan contextual learning. Sedangkan pembelajaran holistik (holistic learning)
belum sepenuhnya terlaksana dengan maksimal karena kurangnya kesempatan untuk
koordinasi guru tentang pembelajaran holistik.
Penggunaan dua bahasa (Bilingual) sudah berjalan tetapi dalam tahapan kegiatan kelas
belum menyangkut konsep/materi pelajaran (di kelas I sampai III). Bilingual akan
diterapkan secara dalam kegaitan menyapa, memberi salam, menyuruh anak maju, membuka
dan menutup kelas.
Moving Class belum dilaksanakan, karena jumlah ruang dan guru yang dibutuhkan
belum memungkinkan di samping itu SD pada khususnya secara birokrasi masih
menggunakan guru pamong/guru kelas. Dan belum mengetahui sistem manajemen dalam
penataan guru, ruang kelas. Pengembangan network secara nasional sekarang ini sudah
dilaksanakan, antara lain dengan ISI, UNS, dan SPA (Singapore Piaget Academy) sebagai
sister school. Sedangkan secara internasional masih dalam perencanaan.
5. Kegiatan Pengembangan
a. Mengembangkan peserta didik menjadi manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan menjadi warga negara
yang demokratis.
b. Kegiatan Keagamaan : Tahfidul Qu’an CQ ( Cinta Qur’an ), TPA, Pesantren Kilat,
Perayaan Hari Besar Agama.
c. Peduli terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya Indonesia. Bakti sosial untuk
korban bencana alam. Pembelajaran seni budaya tradisi, tari, gamelan.
d. Melatih peserta didik untuk disiplin dan bermotifasi tinggi agar mampu bersaing di
dunia internasional.
e. Menyusun tata tertib sekolah, pemberian sangsi dan penghargaan, pembinaan siswa.
f. Mengembangkan kreatifitas, pemahaman dan kemapuan inovasi peserta didik
sehingga menjadi pemikir yang kreatif, mampu memecahkan masalah, dan menjadi
12
pembelajar sepanjang hayat. Penyelenggaraan workshop secara rutin di perpustakan
sekolah.
g. Mengadakan pentas seni secara berkala.
h. Mengembangkan kemampuan komunikasi peserta didik dengan sekurang-kurangnya
satu bahasa asing dan bidang ICT sebagai daya saing di dunia internasional.
Pengajaran Bahasa Jepang dan pembelajaran komputer.
i. Menyiapkan peserta didik menjadi warga dunia yang bangga terhadap budaya
bangsanya dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap budaya bangsa lain, mampu
berfikir kritis dan holistik, memecahkan masalah, mandiri, dan dapat bekerja sama.
Pengembangan budaya lokal, karawitan dan tari.
j. Membantu peserta didik belajar bagaimana strategi dan ketrampilan belajar yang
bermakna.
k. Membuat kelompok belajar, melatih diskusi kelompok.
l. Menyiapkan peserta didik dengan ketrampilan dan pengetahuan tertentu untuk
menlanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan selanjutnya seperti riset, komunikasi,
dan penulisan karya ilmiah.
m. Mengadakan outbound, outing class, studi wisata, mendatangkan nara sumber.
f. Penilaian
Penilaian yang dilakukan telah memenuhi standar penilaian, namun belum
diperkaya dengan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau
negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
Penilaian hasil belajar peserta didik sudah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut: sahih, sistematis, objektif, beracuan kriteria, adil, akuntabel, terpadu , terbuka,
menyeluruh, dan berkesinambungan.
Penilaian hasil belajar menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan siswa. Sedangkan observasi dilaksanakan dalam
bentuk outing class.
Instrumen penilaian hasil belajar telah memenuhi persyaratan: (a) substansi, (b)
konstruksi, dan (c) bahasa akan tetapi belum optimal. Pelaporan hasil penilaian masih
dalam Bahasa Indonesia tetapi belum menggunakan Bahasa Inggris
13
g. Pengelolaan
Pembelajaran keagamaan dibimbing oleh orang tua murid pada hari Senin, Kamis,
dan Sabtu setelah jam sekolah. Pada kegiatan ini koordinatornya adalah guru
kelas/paralel/mata pelajaran.
Kesadaran lintas budaya nasional dan internasional dikembangkan melalui kegiatan
pentas seni setiap tahun pada jeda tengah semester kedua.
Penerapan prinsip kesetaraan gender dalam segala aspek pengelolaan sekolah
diwujudkan dalam bentuk, pemilihan ketua kelas bukan harus laki-laki, dan pemimipin
upacara boleh laki/perempuan, dan dalam pelaksanaan olahraga semua pesera didik
dapat main bola kaki.
14
BAB III
VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Visi
Unggul dalam prestasi, beriman dan taqwa, berbudaya, cerdas, trampil, dan berbudi pekerti
luhur
B. Misi
Berdasarkan visi mempunyai misi untuk :
1. membekali siswa dalam hal budi pekerti luhur dan terpuji sesuai dengan nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia,
2. memberdayakan potensi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kecerdesan sosial dan
kecerdasan religius siswa
3. meningkatkan kemampuan daya saing siswa pada tingkat internasional.
Visi dan Misi tersebut di atas diharapkan melahirkan lulusan yang mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut:
1. Siswa yang mempunyai integritas moral yang tinggi sesuai dengan kaidah agama yang
diyakini
2. Pemecah masalah
3. Pembelajar sepanjang hidup yang mandiri
4. Pribadi yang bertanggung jawab
5. Pemikir yang kreatif
6. Komunikator yang efektif dan efisien (dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing)
7. Siswa yang mampu bekerjasama dengan orang lain baik sebagai anggota atau pemimpin
kelompok
8. Siswa yang mempunyai keterampilan menggunakan sarana ICT untuk menunjang
studinya
9. Siswa yang mampu mempunyai kebiasaan membaca dan menulis yang baik dan
sekaligus pembaca dan penulis yang baik
10. Siswa yang menguasai materi pelajaran yang ditunjukkan dengan kelulusan Ujian
Nasional dan dimungkinkan ujian bersertifikat international untuk matapelajaran wajib
11. Siswa yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik, dan kultural
15
C. Tujuan Sekolah
Berdasarkan visi dan misi di atas mempunyai tujuan sekolah seperti berikut:
1. Meningkatnya pelayanan akademik terhadap siswa.
2. Meningkatnya kerjasama antara pemangku kepentingan (stake holders)
3. Terbinanya kultur sekolah yang mendukung terciptanya sekolah sebagai tempat
pembelajaran (learning school).
4. Terbinanya kultur sekolah yang mendukung terciptanya warga sekolah yang mempunyai
etos kerja dan standar pencapaian yang tinggi.
5. Meningkatnya kualitas sarana prasarana untuk menunjang proses pembelajaran.
D. Penggunaan Bahasa Inggris dalam Kegiatan Belajar Mengajar
SD Plus Nurul Hidayah memutuskan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar dalam dalam kegiatan belajar mengajar beberapa matapelajaran yaitu sain,
matematika dan bahasa Inggris sendiri. Untuk pelajaran sain dan matematika penggunaan
bahasa Inggris secara bertahap akan digunakan mulai dari kelas IV seperi tergambar dalam
tabel di bawah ini :
Penggunaan Bahasa Inggris dalam mata pelajaran
Mapel
% Bahasa Inggris pada kelas
1 2 3 4 5 6
CE EML CE EML CE EML CL EML CL EML CE EML
Sain - - - - - - 50 25 100 50 100 100
Matematik - - - - - - 50 25 100 50 100 100
B. Inggris 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Catatan:
1. CE : Classroom English atau bahasa Inggris untuk tujuan pengelolaan kelas seperti
menyapa siswa, mengabsen, mengecek kesiapan siswa, meminta siswa untuk tidak
ramai, menyuruh siswa untuk mengerjakan sesuatu, dll.
2. EML : English for the main lesson atau bahasa Inggris untuk tujuan mengelola materi ajar
sehingga terjadi pembelajaran di kelas, seperti mendiskripsikan , menerangkan dan
mendiskusikan konsep.
3. Dari kelas satu mapel Bahasa Inggris sudah menggunakan pengantar bahasa Inggris.
16
Untuk menunjang mapel sain dan matematika, kurikulum bahasa Inggris disusun
selain menggunakan pendekatan kompetensi juga menggunakan pendekatan lintas
kurikulum (English acrross the curriculum). Pendekatan kedua ini untuk meghubungkan
antara matapelajaran bahasa Inggris dengan matapelajaran Sain dan Matematika.
Disamping itu, kegiatan pembelajaran bahasa Inggris diselenggarakan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kegiatan (activities- based teaching )
yang mengedepankan situasi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
17
BAB IVSTRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Mata Pelajaran
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap
mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur
kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata
pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
seperti tertera pada Tabel 3. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan ke- butuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstra- kurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
2. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan "IPA Terpadu" dan "IPS
Terpadu".
3. Pembelajaran pada Kelas I-III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada
Kelas IV-VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
4. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
18
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
5. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
6. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Adapun muatan kurikulum SD Plus Nurul Hidayah seperti ketentuan tersebut tersusun
dalam tabel berikut.
NO KOMPONEN
KELAS DAN ALOKASI WAKTU
I II III IV - VI
A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6 8
4. Matematika 6 6 6 8
5. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 4 4
7. Seni Budaya dan Keterampilan 2 2 3 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2 2 3 4
B Muatan Lokal
9. Bahasa Arab - - 2 2
10. Bahasa Inggris - 2 2 2
11. Tahfidulqur’an - - - 2
C Pengembangan Diri
12. Komputer B B B B
13. Pramuka B B B B
14. Seni Tari dan Musik B B B B
JUMLAH 24 26 34 44
B. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
19
Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah. Sekolah dapat menyelenggarakan satu
mata pelajaran muatan lokal setiap semester atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu
tahun.
Muatan lokal yang diterapkan di Pramuka adalah seperti berikut.
1. Bahasa Arab
Muatan lokal Arab Melayu wajib bagi semua siswa kelas III hingga kelas VI. Alokasi
waktu adalah 2 jam pelajaran.
2. Bahasa Inggris
Muatan lokal Bahasa Inggris wajib bagi seluruh siswa dan hanya diajarkan di kelas II
sampai kelas VI. Alokasi waktu yang diperlukan adalah 2 jam pelajaran.
3. Komputer
Muatan lokal Bahasa Inggris wajib bagi seluruh siswa dan hanya diajarkan di kelas V
sampai kelas VI. Alokasi waktu yang diperlukan adalah 2 jam pelajaran.
Berikut adalah tabel alokasi waktu untuk mata pelajaran muatan lokal yang
diselenggarakan di SD Plus Nurul Hidayah.
No Mata Pelajaran Muatan LokalAlokasi Waktu (JP)
I II III IV V VI
1 Bahasa Arab - - 2 2 2 2
2 Bahasa Inggris - 2 2 2 2 2
3 Tahfiddzulqu’an - - - 2 2 2
C. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengem- bangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik.
20
Pengembangan diri di SD Plus Nurul Hidayah terdiri atas:
1. Pramuka
2. Komputer
3. Seni Musik
Program tersebut dilaksanakan 1 dalam seminggu. Hari Sabtu dilaksanakan
untuk kegiatan pramuka. Sementara, untuk pelaksanaan kegiatan Seni Tari dan Seni Musik diatur
oleh guru Pembina masing-masing.
D. Pengaturan Beban Belajar
Pengaturan beban belajar SD Plus Nurul Hidayah ditetapkan sebagai berikut.
SATUAN PENDIDIKAN
KELAS
SATU JAM –PEL
TATAP MUKA
(MENIT )
JUMLAH JAM
PEMBEL PER
MINGGU
MINGGU EFEKTIF PER TH
PELAJARAN
WAKTU PEMBELAJA
RAN PER TAHUN
JUMLAH JAM PER
TAHUN @ 60
MENITSD 1 S/D
III30 KELAS 36 KELAS Kelas :
I. 28 I. 1241 I. 620II . 29 II. 1285 II 642III. 32 III 1418 III 827
IV s/dVI
35 36 36 IV – VI 1596 IV – VI 931
E. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil
belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75 %. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan minimal
sebagai target pencapaian kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu
mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan
ideal.
21
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian
kompetensi (TPK) di SD Negeri 013 Pintu Gobang Kari.
NO KOMPONENKETUNTASAN
BELAJAR
A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 70
2. Pendidikan Kewarganegaraan 71
3. Bahasa Indonesia 75
4. Matematika 70
5. Ilmu Pengetahuan Alam 70
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70
7. Seni Budaya dan Keterampilan 70
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
72
B Muatan Lokal
9. Bahasa Arab 72
10. Bahasa Inggris 70
11. Tahfidulqura’an 72
C Pengembangan Diri
12. Pramuka B
13. Komputer B
14. Seni tari dan Musik B
F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
I. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.
1. Kriteria Kenaikan Kelas SD Plus Nurul Hidayah
Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai tes tengah
semester, dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata setiap
siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai dengan standar ketuntasan belajar (SKB)
SD Plus Nurul Hidayah
22
2. Nilai rapor di kelasnya masing-masing.
b. Penentuan Kenaikan Kelas
1. Siswa yang naik kelas ditentukan oleh sekolah dalam suatu rapat Dewan Guru dengan
mempertimbangkan SKB, sikap/penilaian/budi pekerti, dan kehadiran siswa yang
bersangkutan.
2. Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik kelas
3. Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.
2. Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan
Hasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian. Hasil ujian dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan dengan kriteria sebagai
berikut.
1) Memiliki rapor kelas VI;
2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran yang
diujikan, menimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00.
b. Penentuan Kelulusan
1) Siswa yang lulus ditentukan oleh sekolah dalam suatu rapat Dewan Guru dengan
mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/ prilaku/budi pekerti siswa yang
bersangkutan, dan memenuhi kriteria kelulusan.
2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah dan rapor sampai dengan semester 2 kelas VI
sekolah dasar.
3) Siswa yang tidak lulus tidak diberi ijazah dan mengulang di kelas terakhir.
23
BAB VKALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada setiap jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pengajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
A. Alokasi Waktu
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu, meliputi jumlah
jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional dan/atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan. Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan/atau organisasi penyelenggara
pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus. Sekolah/madrasah atau sekolah pada daerah
tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur
keagamaan sendiri tanpa me- ngurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif. Bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu
secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif dan waktu pembelajaran efektif. Hari
libur umum/nasional atau penetapan libur serentak untuk jenjang dan jenis pendidikan
disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/ Kota. Permulaan tahun
pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan.
B. Penetapan Kalender Pendidikan
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
24
dan/atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serempak untuk
satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada do- kumen standar isi
dengan memerhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
5. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum.
6. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 (satu) tahun pelajaran adalah 210 (dua ratus sepuluh)
hari, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
7. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu
untuk kelas I-III (dengan model pembelajaran tematik) adalah 26-28 jam pelajaran,
sedangkan untuk kelas IV-VI adalah 36 jam pelajaran.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kalender pendidikan SD Plus Nurul Hidayah adalah
seperti berikut.
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1 Minggu Efektif Belajar
34 – 38 Minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap
2 Jeda tengah semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu setiap semester
3 Jeda antar semester Maksimum 2 minggu
Antara semester 1 dan 2 Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
4 Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih lama dapat mengaturnya sendiri tanpa mengu- rangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
5 Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu
6 Hari libur mum/ nasional
Maksimum 2 minggu
Disesuaikan dengan peraturan pemerintah
25
7 Hari libur khusus Maksimum 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing- masing
8 Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
26
27