p5 bab3
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 p5 bab3
1/9
Reaktor Batch Non Adiabatis
Model dan Komputasi Proses
BAB III
METODE PENYELESAIAN
1.1
Pemodelan Kasus
1.1.1 Neraca Massa Reaktor Batch
Pada reaktor batch tidak ada aliran yang masuk dan keluar
reaktor selama reaksi berlangsung. Sehingga persamaan diatas
dapat disederhanakan menjadi:
= ×
− = − ×
1.1.2 Kinetika Reaksi
Reaksi pembentukan amyl mercaptan dari amyl chloride dan
sodium hydrosulfide merupakan reaksi bimolekular irreversible,
dengan reaksi utama sebagai berikut:
C5H11Cl + NaSH C5H11SH + NaCl
= + - Kecepatan aliran
reaktan A masuk
reaktor
Kecepatan aliran
reaktan A Keluar
reaktor
Kecepatan
perubahan reaktan
A karena reaksi
Akumulasi A
dalam reaktor
= Kecepatan
Perubahan reaktan
A karena reaksi
Akumulasi A
dalam reaktor
k 1
Reaktan:
C5H11Cl 1,2 mol/liter
NaSH 1,8 mol /liter
Volume total teaktan = 150 liter
Perbandingan mol reaktan
C5H11Cl : NaSH = 1 : 3
Produk utama:
C5H11SH dan NaCl
Produk reaksi samping:
(C5H11)2S dan H2S
Air Pendingin
Ta = 300 K
-
8/19/2019 p5 bab3
2/9
Reaktor Batch Non Adiabatis
Model dan Komputasi Proses
A + B C + D
Reaksi sampih yang terjadi adalah:
2C5H11SH (C5H11)2S + H2S
2C E + F
Sehingga persamaan kecepatan reaksinya adalah sebagai berikut:
− = 1 − = 1
= 1 − 2 1
2 1
2
= 1
= 2 = 2 1.1.3 Stoikhiometri
Dengan menganggap A (C5H11Cl) sebagai reaktan pembatas
maka stoikhiometri reaksi tersebut dapat disusun sebagai berikut:
A + B C + D
Awal : NA0 NB0 0 0
Reaksi : NA0 XA NA0 XA NA0 XA NA0 XA
Sisa : (NA0 – NA0 XA) (NB0 – NA0 XA) (NA0 XA) (NA0 XA)
C ½ E + ½ F
Awal : NA0 XA 0 0
Reaksi : NA0 XA XA ½ NA0 XA XA ½ NA0 XA XA
Sisa : NA0 XA (1 – Xa) ½ NA0 XA XA ½ NA0 XA XA
Sehingga stoikhiometri mol produk sisa reaksi adalah sebagai
berikut:
NA = NA0 (1 - XA)
NB = NA0 (M - XA)
NC = NA0 XA (1 – XA)
ND = NA0 XA
NE = 0,5 NA0 XA XA
NF = 0,5 NA0 XA XA
k 2
-
8/19/2019 p5 bab3
3/9
Reaktor Batch Non Adiabatis
Model dan Komputasi Proses
Untuk reaksi cair-cair maka volume dianggap konstan,
sehingga berlaku juga persamaan berikut:
CA = CA0 (1 - XA)
CB = CA0 (M - XA)
CC = CA0 XA (1 – XA)
CD = CA0 XA
CE = 0,5 (CA0 XA) XA
CF = 0,5 (CA0 XA) XA
Dengan = 0 0 =0 0
1.1.4 Kombinasi
Untuk menyelesaikan persoalan yang ada maka persamaan
neraca massa, kecepatan reaksi, dan stokhiometri dikombinasikan
menjadi persamaan tunggal sebagai berikut:
− = − ×
−[ 0(1 − )]
= 1 ×
0 = 1 [ 0(1 − )][ 0(− )] ×
0 = 1 02
(1 − )(− ) = 1 0(1 − )(− )
1.1.5 Neraca Panas Reaktor Batch Non Adibatis
Pada reaktor batch tidak ada aliran massa yang masuk dan
keluar reaktor selama operasi berlangsung. Kecepatan kerja berupa
pengadukan (Ws) dianggap sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Sehingga energi yang masuk adalah panas dari sekeliling yang
masuk sistem, sedangkan akumulasi energi dalam reaktor berasal
Kecepatan aliran
panas masuk
reaktor
- Kecepatan kerja
yang diberikan ke
reaktor
+
Kecepatan energi
yang ditambahkan kereaktor karena aliran
massa
-
Kecepatan energi
yang keluar reaktorkarena aliran massa
keluar reaktor
Kecepatan
akumulasi energi
dalam reaktor
= =
-
8/19/2019 p5 bab3
4/9
Reaktor Batch Non Adiabatis
Model dan Komputasi Proses
panas reaksi serta dari enthalpi produk hasil reaksi. Dalam
persamaan dapat dituliskan sebagai berikut:
=
∆10
− +
∆20
−+
(
)
Dengan nilai
Q = UA (Ta – T)
ni = mol produk hasil reaksi
Cpi = Kapasitas panas produk hasil reaksi
Sehingga persamaan diatas menjadi sebagai berikut:
UA (Ta
– T) =
∆0
− +
(
)
=
UA Ta – T − ∆10− + ∆20 ( )
1.2 Algoritma Penyelesaian
Dari pemodelan reaktor diperoleh dua persamaan utama sebagai
berikut:
dX A
dt = k 1 CA0 (1 − XA)(M − XA) Persamaan 1. =
UA Ta – T−∆10− +∆20 ( ) Persamaan 2.
Sedangkan perubahan konsentrasi reaktan dan produk dapat
dirumuskan sebagai berikut:
= − 1 02(1 − )(− ) Persamaan 3. = − 1 0
2(1 − )(− ) Persamaan 4.
= 1 021 − − − 20,5 0 14 Persamaan 5.
= 1 021 − − Persamaan 6.
dC E
dt = k 2 CA0 XA(1 − XA) Persamaan 7.
dC F
dt = k 2 CA0 XA(1 − XA) Persamaan 8.
Dengan nilai
-
8/19/2019 p5 bab3
5/9
Reaktor Batch Non Adiabatis
Model dan Komputasi Proses
1 = 10 exp −1 1
0 −1
2 = 20 exp −2 1
0 −1
10 = exp−1 0
20 = exp−2 0
= 0 + , = 0 0
=
ℎ
− = (, )
Delapan persamaan tersebut memiliki variabel yang bergantung satu
sama lain. Sehingga kedelapan persamaan tersebut harus diselesaikan
secara simultan. Penyelesaian persamaan diferensial simultan dengan
scilab dapat dilakukan dengan memanfaatkan subprogram “ode” yang
telah tersedia dalam scilab (Sasongko, 2010).
Setelah itu dibuat grafik antara waktu dengan konversi, suhu, dan
konsentrasi dengan waktu. Sehingga dapat diketahui waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai koversi yang diinginkan dan suhu yang telah
dicapai pada waktu tersebut.
-
8/19/2019 p5 bab3
6/9
Reaktor Batch Non Adiabatis
Model dan Komputasi Proses
1.3 Logika Pemrograman
1. Menentukan variabel-variabel yang diperlukan dalam perhitungan
seperti konsentrasi awal (C0), suhu pendingin (Ta), suhu umpan
(T0), kapasitas panas (Cp), panas reaksi (ΔHR1 dan ΔHR2),
koefisien perpindahan panas menyeluruh (UA), energi aktivasi (E1
dan E2), konstanta gas ideal (R).
Mulai
C0, Ta, T0, Cp, ΔHR1,
ΔHR2, UA, E1, E2, R
10 = −10
20
= −2
0
function ydot = fungsi(t,y)
ydot(1)
.
.
ydot(8)
end unction
y0 = [0;298;ca0;cb0;cc0;cd0;ce0;cf0]
t0 = 0
t = 0:10:300
ydot=ode(y0,t0,t,fungsi)
Selesai
-
8/19/2019 p5 bab3
7/9
Reaktor Batch Non Adiabatis
Model dan Komputasi Proses
2. Mengitung konstanta kecepatan reaksi (k 1 dan k 2) pada suhu
umpan.
3.
Menentukan fungsi atau persamaan diferensial yang akan dihitung.
4.
Menentukan kondisi awal y0 dan t0 serta kisaran waktu yang
inginkan.
5.
Menyelesaikan persamaan diferensial secara simultan dengan
menggunakan subprogram “ode”.
6. Menampilkan hasil perhitungan di console dan grafik.
1.4 Bahasa Pemrograman
clear clc
disp(' TUGAS BESAR MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI PROSES2015') disp('===================================================================
=============================' )
disp('PERANCANGAN DAN SIMULASI DESAIN REAKTOR BATCH NON-ADIABATISPADA PROSES PEMBUATAN AMYL MERCAPTAN') disp('') disp(' Disusun Oleh:')
disp('')
disp(' M. Akhsanil Aluladi 21030113130141') disp(' Suari Angrumdiah 21030113130120') disp('')
disp('') disp(' JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK')
disp(' UNIVERSITAS DIPONEGORO') disp(' SEMARANG') disp(' 2015')
disp('================================================================================================' ) v=150 //basis volume total reaktan car =1.2 //konsentrasi umpan C5H11Cl
cbr =1.8 //Konsentrasi umpan NaSH vb=(3*v*(car /cbr ))/(1+(3*(car /cbr ))) //mencari volume reaktan NaSH va=v-vb //mencari volume reaktan C5H11Cl na0=car *va //mencari mol C5H11Cl
nb0=na0*3 //mencari mol NaSH
M=nb0/na0 //perbandingan mol NaSH:C5H11Cl nc0=0 //mol produk C5H11SH mula2 nd0=0 //mol produk NaCl mula2
ca0=na0/v //konsentrasi C5H11Cl di dalam reaktor cb0=nb0/v //konsentrasi NaSH di dalam reaktor cc0=nc0/v //konsentrasi C5H11SH di dalam reaktor
cd0=nd0/v //konsentrasi NaCl di dalam reaktor
ce0=0 cf0=0 Ta=300 //suhu air pendingin reaktor Tr =298 //suhu umpan masuk reaktor
cpa=188.412 //kapasitas panas C5H11Cl
cpb=-50.9 //kapasitas panas NaSH cpc=141.21 //kapasitas panas C5H11SH cpd=50 //kapasitas panas NaCl
cpe=1.003 //kapasitas panas amyl sulfide cpf =100.3 //kapasitas panas hydrogen sulfide
dHr1=-70677852 //Panas Reaksi1
-
8/19/2019 p5 bab3
8/9
Reaktor Batch Non Adiabatis
Model dan Komputasi Proses
dHr2=14313600 //Panas Reaksi2 UA=250000 //Koefisien perpindahan panas menyeluruh x luar area perpindahan panas E1=25000 E2=40000
A=1000 R =8.314
k10=A*exp(-E1/(R *Tr )) //konstanta kecepatan reaksi pada suhu umpan k20=A*exp(-E2/(R *Tr )) //konstanta kecepatan reaksi pada suhu umpan
function ydot=fungsi(t, y) //menghitung persamaan secara simultan ydot(1)=(k10*exp((-E1/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*ca0*(1-y(1))*(M-y(1)) ydot(2)=(UA*(Ta-y(2)))-((dHr1*((k10*exp((-E1/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*(ca0^2)*(1-y(1))*(M-y(1)))*v)+(dHr2*(((k10*exp((-E1/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*(ca0^2)*(1-y(1))*(M-y(1)))-((k20*exp((-
E2/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*((0.5*ca0*y(1)*y(1))^0.25)))*v))/((na0*(1-y(1))*cpa)+(na0*(M-y(1))*cpb)+(na0*y(1)*(1-y(1))*cpc)+(na0*y(1)*cpd)+(0.5*na0*y(1)*y(1)*cpe)+(0.5*na0*y(1)*y(1)*cpf )) ydot(3)=-((k10*exp((-E1/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*(ca0^2)*(1-y(1))*(M-y(1)))
ydot(4)=-((k10*exp((-E1/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*(ca0^2)*(1-y(1))*(M-y(1))) ydot(5)=((k10*exp((-E1/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*(ca0^2)*(1-y(1))*(M-y(1)))-((k20*exp((-E2/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*((0.5*ca0*y(1)*y(1))^0.25)) ydot(6)=((k10*exp((-E1/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*(ca0^2)*(1-y(1))*(M-y(1)))
ydot(7)=((k20*exp((-E2/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*ca0*y(1)*(1-y(1))) ydot(8)=((k20*exp((-E2/R )*((1/Tr )-(1/y(2)))))*ca0*y(1)*(1-y(1))) endfunction
y0=[0;298;ca0;cb0;cc0;cd0;ce0;cf0 ]
t0=0 t=0:3:130 ydot=ode(y0,t0,t,fungsi) t=t'
y=ydot'
Vreaktor =v+0.3*v
disp('Reaksi Utama: C5H11Cl + NaSH ---> C5H11SH + NaCl') disp('Reaksi Samping: C5H11Cl ---> (C5H11)2S + H2S')
disp(car,'Konsentrasi Umpan C5H11Cl (mol/liter)=') disp(cbr,'Konsentrasi Umpan NaSH (mol/liter)=') disp(M,'Perbandingan mol Reaktan (NaSH:C5H11Cl) =')
disp(v,'Basis Volume Total Reaktan (liter) =') disp(Vreaktor,'Volume Reaktor yang Digunakan (liter) =') disp(Tr,'Suhu Umpan Reaktor (Kelvin)=') disp(Ta,'Suhu Pendingin Reaktor (Kelvin)=')
disp('Simulasi Hasil Percobaan Reaksi Menggunakan Reaktor Batch Non Adiabatis:') disp(' Tabel Hubungan Waktu Tinggal dengan Konversi, Suhu, dan Konsentrasi' ) disp('----------------------------------------------------------------------------------------------------------------') disp(' Waktu Konversi Suhu C C5H11Cl C NaSH C C5H11SH C NaCl C
(C5H11)2S C H2S')
disp('----------------------------------------------------------------------------------------------------------------') disp([t,y]) disp('----------------------------------------------------------------------------------------------------------------')
clf subplot(2,2,1)
plot2d(t,y(:,1),5)
legend('Konversi') xtitle('Gambar 1. Profil Hubungan Waktu Tinggal dengan Konversi','Waktu (Menit)','Konversi')
subplot(2,2,2)
plot2d(t,y(:,2),4)
legend('Suhu') xtitle('Gambar 2. Profil Hubungan Waktu Tinggal dengan Suhu','Waktu (Menit)','Suhu (K)')
subplot(2,2,3) plot2d(t,y(:,3),3)
plot2d(t,y(:,4),2)
-
8/19/2019 p5 bab3
9/9
Reaktor Batch Non Adiabatis
Model dan Komputasi Proses
plot2d(t,y(:,5),5) plot2d(t,y(:,6),7) legend(['Konsentrasi C5H11Cl','Konsentrasi NaSH','Konsentrasi C5H11SH','Konsentrasi NaCl']) xtitle('Gambar 3. Profil Hubungan Waktu Tinggal dengan Konsentrasi Reaktan dan Produk
Utama','Waktu (Menit)','Konsentrasi (mol/liter)')
subplot(2,2,4) plot2d(t,y(:,7),6)
plot2d(t,y(:,8),-1) legend(['Konsentrasi (C5H11)2S','Konsentrasi H2S']) xtitle('Gambar 4. Profil Hubungan Waktu Tinggal dengan Produk Reaksi Samping','Waktu(Menit)','Konsentrasi (mol/liter)')
disp(t(22),'Berdasarkan tabel dan grafik, waktu yang diperlukan untuk mencapai 90% sekitar(menit) =') disp(y(22,2),'Suhu didalam reaktor yang telah dicapai pada waktu tersebut sekitar (Kelvin)' )