p2km metode dignan

48
PENERAPAN METODE DIGNAN DALAM MENGANALISA KONDISI WILAYAH KEC. PORONG KAB. SIDOARJO Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah perencanaan dan evaluasi P2KM pada semester gasal ini DisusunOleh : Kelompok 6 Kelas A Alih Jenis Kesehatan Masyarakat Umum (Sore) 1. Andrea T Pradana 101211123083 2. Bintang Cahyoadi Wicaksono 101211123092 3. Enny Mar’atus Sholihah 101211123087 4. Fitri Saraswati 101211123091 5. Razvi Yudatama 101211123088 6. Ritma Sari Wulandari 101211123095

Upload: razvi-yudatama

Post on 06-Aug-2015

602 views

Category:

Documents


36 download

TRANSCRIPT

Page 1: p2km Metode Dignan

PENERAPAN METODE DIGNAN DALAM

MENGANALISA KONDISI WILAYAH KEC. PORONG KAB. SIDOARJO

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah perencanaan dan evaluasi P2KM pada semester gasal ini

DisusunOleh :

Kelompok 6 Kelas A

Alih Jenis Kesehatan Masyarakat Umum (Sore)

1. Andrea T Pradana 101211123083

2. Bintang Cahyoadi Wicaksono 101211123092

3. Enny Mar’atus Sholihah 101211123087

4. Fitri Saraswati 101211123091

5. Razvi Yudatama 101211123088

6. Ritma Sari Wulandari 101211123095

7. Sischa Yuli Hartanti 101211123084

8. Siska Ludiah Pramita 101211123035

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2012

Page 2: p2km Metode Dignan

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkah dan rahmahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah

mengenai metode Dignan dalam menganalisa kondisi wilayah Porong untuk memenuhi

tugas perencanaan dan evaluasi P2KM di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Airlangga Surabaya.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, akhirnya kami berharap semoga

makalah ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi semua pembaca pada

umumnya.

Surabaya, 22 Nopember 2012

Penulis

Page 3: p2km Metode Dignan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab

masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk

mencapai suatu tujuan. Oleh sebab itu, dalam membuat perencanaan promosi

kesehatan, perencanaan harus tediri dari masyarakat, professional kesehatan dan

prometer kesehatan. Kelompok ini harus bekerja bersama-sama dalam proses

peencanaan promosi kesehatan, sehingga dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam

biya (cost effective) dan berkesinambungan.

Perencanaan merupakan bagian dari sirkulasi administrasi yang terdiri dari 3

fase yakni : perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan dan evaluasi

promosi dan pengembangan adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah

suatu waktu dimana perencanaan di laksanakan.

Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil (outcome)

dari promosi kesehatan. Pada fase ini juga dilihat apakah perencanaan dan

implementasi yang telah dilakukan dapat dilanjutkan. Selain itu, evaluasi diperlukan

untuk pemantauan efficacy dan promosi kesehatan dan sebagai alat bantu untuk

membuat perencanaan selanjutnya.

Kesehatan merupakan harapan semua pihak. Maka untuk mewujudkan keadaan

tersebut banyak upaya yang dapat dilakukan, salah satunya dengan menyelenggarakan

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat berupa upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif yang bersifat terpadudan berkesinambungan untuk seluruh

masyrakat.

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat diperlukan peran

aktif dari pemerintah serta partisipasi diri masyarakat. Kecamatan Porong merupakan

salah satu wilayah di sidoarjo yang memilki masalah kesehatan. Berdasarkan data

demografi kecamatan porong memilki luas wilayah sebesar 1.263.054 ha, dan terdiri

dari 19 Kelurahan. Dari obsevasi ke penduduk Porong pola penyakit lebih mengarah

pada penyakit seperti PJK, Neuritis, Gastriris, Infeksi Kulit.

Masyarakat porong terdiri dari masyarakat pendatang serta karakteristik

masyarakat porong merupakan wilayah padat penduduk. Kader sangat berperan penting

Page 4: p2km Metode Dignan

terhadap beberapa kegiatan masyarakat, misalnya kegiatan posyandu, kegiatan rutinan

PKK tiap bulan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada malam hari karena penduduk

bekerja pada siang hari.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: “ Apa saja masalah yang ada di kecamatan porong dan

bagaimana cara penanganan menaggulanginya?”

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

1) Mempelajari karakteristik masyarakat, mengidentifikasi, dan memprioritaskan

masalah kesehatan masyarakat Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan tahapan model Dignan

2) Untuk mempelajaridan mengidentifikasi karakteristik masyarakat Porong

3) Untuk mempelajari dan mengidentifikasi masalah kesehatan di Kecamatan

Porong

1.4 MANFAAT

1.4.1 Manfaat Akademis

Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khusunya tentang

pentingnya kesehatan jantung, kebersamaan antar desa se-kecamatan dan

kesehatan tulang

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Profesi Kesehatan Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam hal menganalisa sebuah

masalah kesehatan.

2) Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi pada masyarakat, untuk mengetahui bahwa

menganalisa masalah kesehatan.

3) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan masukan untuk

mengetahui bagaiman cara menganalisa masalah kesehatan.

Page 5: p2km Metode Dignan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI PRECEDE

PRECEDE- PROCEED model adalah suatu model pendekatan yang digunakan

untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan mulai dari kebutuhan pendidikan

sampai pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan. Model ini dikembangkan

oleh Lawrence Green dan Marshall Kreuter. Model ini melibatkan kita melalui seluruh

proses pengembangan, inervensi, pelaksanaan dan evaluasi promosi kesehatan yang

terdiri dari 8 langkah yang berbeda.

PRECEDE (predisposing, reinforcing, and enabling causes in educational

diagnosis and evaluation) sendiri merupakan kerangka untuk membantu perencana

mengenal masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembngan program.

2.2 TUJUAN PRECEDE

Precede digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah, dan

tujuan program, sedangkan proceed sendiri digunakan untuk menetapkan sasaran dan

kriteria kebijakan serta implementasi dan evaluasi.

Page 6: p2km Metode Dignan

2.3 TAHAPAN

Digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan

program.

2.3.1 Diagnosis Sosial (Social Need Assessment)

Diagnosis masalah sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat

terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat

untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi dan penerapan

berbagai informasi yang didesain sebelumnya.

Untuk mengetahui masalah sosial digunakan indikator sosial. Penilaian

dapat dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistik yang ada maupun

dengan pengumpulan data secara langsung dari masyarakat. Bila pengumpulan

datanya dapat dilakukan dengan cara: wawancara dengan informan kunci, forum

yang ada di masyarakat, Focus Group Discussion (FGD) dan survei.

2.3.2 Diagnosis Epidemiologi

Pada fase ini dicari faktor kesehatan yang mempengaruhi kualitas hidup

seseorang atau masyarakat. Untuk itu masalah kesehatan harus digambarkan

secara rinci berdasarkan data yang ada, baik yang berasal dari data lokal,

regional, maupun naasional. Pada fase ini harus di identifikasi siapa atau

kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi,

suku dan lain-lain), bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan

tersebut (mortalitas, morbiditas, disability, tanda dan gejala yang ditimbulkan)

dan bagaimana cara untuk menanggulangi masalah tersebut (imunisasi,

perawatan/pengobatan, perubahan lingkungan maupun perubahan perilaku).

2.3.3 Diagnosis Perilaku Lingkungan

Pada fase ini selain diidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi

masalah kesehatan juga sekaligus diidentifikasi masalah lingkungan (fisik dan

sosial) yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan ataupun kualitas

hidup seseorang atau masyarakat. Disini seorang perencana harus dapat

membedakan antara masalah perilaku yang dapat dikontrol secara individual

maupun yang harus dikontrol melalui institusi.

Langkah yang harus dilakukan dalam diagnosis perilaku dan lingkungan

adalah: 1) memisahkan faktor perilaku dan non perilaku penyebab timbulnya

masalah kesehatan, 2) mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah

Page 7: p2km Metode Dignan

timbulnya masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan tindakan

perawatan/pengobatan, sedangkan untuk faktor lingkungan yang harus

dilakukan adalah mengeliminasi faktor non perilaku yang tidak dapat diubah,

seperti faktor genetis dan demografis, 3) urutkan faktor perilaku dan lingkungan

berdasarkan besarnya pengaruh terhadap kesehatan, 4) urutkan faktor perilaku

dan lingkungan berdasarkan kemungkinan untuk diubah, 5) Tetapkan perilaku

dan lingkungan yang menjadi sasaran program. Setelah itu tetapkan tujuan

perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai program.

Dalam menentukan objective goals selalu harus memenuhi syarat :

1) Who : siapa yang kita harap berubah perilakuya

2) What : perilaku apa yang kita harapkan tercapai

3) When : kapan perilaku itu dapat tercapai

4) How much : berapa banyak orang yang kita harapkan berubah

perilakunya

2.3.4 Diagnosis Pendidikan dan Organisasional

Determinan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau

masyarakat dapat dapat dilihat dari faktor antara lain: predisposisi (predisposing

factor) seperti: pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai atau norma

yang diyakini seseorang, 2) faktor pemungkin (enabling factor), yaitu faktor

lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang dan 3) faktor penguat

(reinforcing factor) seperti perilaku orang lain yang berpengaruh (tokoh

masyarakat, guru, peugas kesehatan, orang tua, pemegang keputusan yang dapat

mendorong orang untuk berperilaku.

Pada fase ini setelah diidentifikasi faktor pendidikan dan organisasional,

maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai berdasarkan faktor predisposisi yang telah diidentifikasi. Selain itu,

berdasarkan faktor pemungkin dan penguat yang telah diidentifikasi ditetapkan

tujuan organisasional yang akan dicapai melalui upaya pengembangan

organisasi dan sumber daya.

2.3.5 Diagnosis Administratif dan Kebijakan

Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya dan peraturan yang

berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan program

promosi kesehatan.

Page 8: p2km Metode Dignan

“Kebijakan” yang dimaksud disini adalah seperangkat peraturan yang

digunakan sebagai petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan. Sedangkan

“peraturan” adalah penerapan kebijakan dan penguatan hukum serta perundang-

undangan dan “organisasional” adalah kegiatan memimpin atau mengkoordinasi

sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program.

Pada diagnosis administratif dilakukan 3 penilaian, yaitu: sumber daya yang

dibutuhkan untuk melaksanakan program, sumber daya yang ada di organisasi

dan masyarakat serta hambatan pelaksanaan program. Sedangkan pada

diagnosis kebijakan dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis,

peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program dan pengembangan

lingkungan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi

kesehatan.

2.4 METODE DIGNAN

Program perencanaan promosi kesehatan yang lain yaitu menurut teori Digna

adalah :

2.4.1 Analisis Komunitas

Menganalisis bagaimana keadaan komunitas tersebut. Meliputi pendidikan,

pekerjaan, umur, keadaan geografis, yang nantinya akan difokuskan pada satu

masalah kesehatan.

2.4.2 Targeted Assement

Target yang akna dicapai dalam program ini sebagai bentuk berhasil atau

tidaknya program yang dijalankan ini.

2.4.3 Program Plan Development

Fase ini yaitu program plan development akan disusun melalui tahap :

1) Mengambil perencanaan anggota group (recruit planning group members)

2) Mengembangkan tujuan program (develop program goals)

3) Mengembangkan objektif untuk tujuan (develop objectives for goals)

4) Menggali sumber dan hambatan (select method and activities)

5) Memilih etode dan kegiatan (select methods and activities)

6) Rencana untuk pelaksanaan (plan for imlemantation)

7) Rencana untuk evaluasi (plan for evaluation)

2.4.4 Implemantion

Page 9: p2km Metode Dignan

Fase berikutnya adalah implementasi (yang juga merupakan fase keenam dari

kerangka procede disusun melalui tahap

1) Gain acceptance for the program

2) Specify task and estimate resource needs

3) Develop specific plans for program activities

4) Establish mechanism for program management

5) Put plans into actions

2.4.5 Evaluation

Tahap evaluasi ini menyatakan berhasil atau tidak target terpenuhi

Page 10: p2km Metode Dignan

BAB 3

PEMBAHASAN

MASALAH KESADARAN KESEHATAN JANTUNG DAN KESEHATAN TULANG

DI KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

3.1 TEMPAT

Pengamatan dilaksanakan di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo

3.2 WAKTU

Bulan November 2012

3.3 METODE PERENCANAAN

Menggunakan metode dignan dan dalam penentuan analisis komunitas menggunakan

metode precede

3.4 PEMBAHASAN

3.4.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH

1) Profil Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo

a) Lokasi

Kecamatan Porong dengan luas wilayah sebesar 1.263.054 ha, dan terdiri

dari 19 Kelurahan, yaitu Kebonagung, Porong, Mindi, Jatirejo, Renokenongo,

Glagaharum, Plumbon, Siring, Gedang, Juwetkenongo, Kedung Solo, Kebakalan,

Kesambi, Pamotan, Wunut, Candipari, Lajuk, Kedungboto dan Pesawahan. Dari 19

kelurahan 10 kelurahan termasuk dalam wilayah kerja puskesmas Porong yaitu

Porong, Mindi, Jatirejo, Renokenongo, Glagaharum, Plumbon, Siring, Gedang,

Juwetkenongo dan Pamotan.

b) Batas Wilayah

- Sebelah Utara : Kecamatan Tanggulangin

- Sebelah Selatan : Kecamatan Gempol

- Sebelah Barat : Kecamatan Krembung

- Sebelah Timur : Kecamatan Jabon

c) Data Kependudukan

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Porong Dari Tahun 2009-2011No. Kelurahan/Desa Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1. Kebonagung 5081 5176 5536

2. Porong 5352 5393 6799

Page 11: p2km Metode Dignan

3. Mindi 4540 4598 5605

4. Jatirejo 3530 4564 5184

5. Renokenongo 4754 4755 6224

6. Glagaharum 3697 4704 5423

7. Plumbon 1229 1232 1251

8. Siring 4321 1115 1097

9. Gedang 5605 5696 4886

10. Juwetkenongo 4448 4446 4708

11. Kedung solo 3075 3093 3360

12. Kebakalan 1672 1654 1621

13. Kesambi 3529 3598 4847

14. Pamotan 2621 3611 4278

15. Wunut 3808 3812 3770

16. Candipari 2938 2937 3342

17. Lajuk 3771 3763 4687

18. Kedungboto 1936 1967 1899

19. Pesawahan 2054 2062 2054

Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong

3.4.2 ANALISIS KOMUNITAS (PRECEDE)

a. Fase 1 : Diagnosis Sosial

Dari Kecamatan Porong dapat dilihat bahwa kualitas hidup masyarakat masih

rendah. hal ini dapat dibuktikan dari data sekunder data profil yang terkait dengan geografis

wilayah, mata pencaharian penduduk, tingkat pendidikan dan sarana sanitasi yang ada.

Page 12: p2km Metode Dignan

1) Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Penggunaan

a) Penggunaan Tanah

Tabel 3.2 Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Penggunaan

No. Uraian Penggunaan Luas (Ha)

1. Pertanian Sawah

a. Sawah Irigasi

b. Sawah setengah teknis

c. Sawah tadah hujan

d. Sawah pasang surut

5140

2150

3420

-

2. Ladang / tegalan 2180

3. Untuk bangunan

a. Perkantoran

b. Sekolah

c. Jalan

20

2

15

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

b) Topografi atau Bentang Lahan

Tabel 3.3 Luas Wilayah Menurut Topografi Atau Benteng Alam Kecamatan Porong

No Uraian Luas (Ha)

1 Dataran 200

2 Perbukitan/Pegunungan -

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

c) Lahan Kritis dan Terlantar

Tabel 3.4 Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Lahan Kritis dan Terlantar

No. Kondisi Lahan Lauas (Ha)

1. Lahan Kritis 215

2. Lahan Terlantar 100

Page 13: p2km Metode Dignan

3. Lahan Gambut -

4. Lahan pasang surut -

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

d) Orbitasi

Tabel 3.5 Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Orbitasi

No Uraian Keterangan

1. Jarak Ke Ibu Kota terdekat 5 km

2. Lama tempuh ke Ibu Kota terdekat 15 menit

3. Jarak Ke Ibu Kota Kabupaten / kota terdekat 25 km

4. Lama tempuh ke Ibu kota Kabupaten/ kota terdekat

30 menit

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

2) Sumber Daya Alam

a) Pertanian

Tabel 3.6 Hasil Tanaman Palawija Kecamatan Porong

No. Jenis Palawija Luas (Ha)Hasil Panen

Ton/ Ha Rupiah

1. Kedelai - - -

2. Kacang Tanah - - -

3. Koro Bangkok - - -

4. Kacang Panjang - - -

5. Sorgum - - -

6. Kacang Hijau 50 120 Rp.120.000.000,-

7. Jagung 75 250 Rp.275.000.000,-

8. Ubi bakar 12 100 Rp.200.000.000,-

9. Talas 2 50 Rp. 50.000.000,-

Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong

Page 14: p2km Metode Dignan

Tabel 3.7 Hasil Tanaman Padi Kecamatan Porong

No. Jenis Padi Luas (Ha)Hasil Panen

Ton Rupiah

1. Padi Sawah 1200 2500 Rp.23.540.000,-

2. Kacang Tanah - - -

Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong

Tabel 3.8 Hasil Tanaman Buah-buahan Kecamatan Porong

No. Jenis Palawija Luas (Ha)Hasil Panen

Ton/ Ha Rupiah

1. Jeruk 5 15 Rp. 25.000.000,-

2. Alpukat - - -

3. Mangga 15 56 Rp.120.000.000,-

4. Rambutan - - -

5. Manggis - - -

6. Salak 5 25 Rp. 50.000.000,-

7. Apel - - -

8. Pepaya 4 10 Rp. 10.000.000,-

9. Belimbing 7 20 Rp. 12.000.000

10. Durian - - -

11. Sawo 5 15 Rp. 8.000.000,-

12. Duku 8 12 Rp.12.000.000,-

13. Nanas - - -

14. Melon - - -

15. Pisang 15 28 Rp. 20.000.000,-

16. Markisa - - -

17. Lengkeng - - -

18. Semangka 10 20 Rp. 15.000.000,-

Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong

Page 15: p2km Metode Dignan

Tabel 3.9 Status Kepemilikan Pertanian Tanaman Pangan, Kecamatan Porong

No. Status Jumlah

1. Pemilik Tanah Sawah 246

2. Pemilik Tanah Tegalan / Ladang 115

3. Penyewa / Pengarap 50

4. Penyekap -

5. Buruh Tani 1085

Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong

Tabel 3.11 Prasarana Irigasi Kecamatan Porong

No. Jenis PrasaranaKeterangan

Ada /Tidak Baik / Rusak

1. DAM / Bendungan Ada Rusak

2. Saluran Primer Ada Rusak

3. Saluran Sekunder Ada Rusak

4. Saluran Tersier - -

5. Sumur Ladang Ada Baik

Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong

b) Peternakan

Tabel 3.12 Potensi Ternak Kecamatan Porong

No. Jenis PeternakanKeterangan

Ada /Tidak Jumlah (Ekor)

1. Sapi Ada 365

2. Kerbau - -

3. Sapi Perah - -

4. Kuda - -

5. Kambing Ada 250

6. Babi - -

7. Domba - -

8. Ayam Buras - -

Page 16: p2km Metode Dignan

9. Ayam Ras - -

10 Itik - -

11. Ayam Potong Ada 12.500

Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong

Tabel 3.13 Status Kepemilikan Usaha Peternakan Kecamatan Porong

No. Status Jumlah

1. Pemilik Usaha Ternak Sapi Perah -

2. Pemilik Usaha Ternak Sapi Potong 250 orang

3. Pemilik Usaha Ternak Kambing 135 orang

4. Pemilik Usaha Ternak Kerbau -

5. Pemilik Usaha Ternak Kuda -

6. Pemilik Usaha Ternak Ayam Buras -

7. Pemilik Usaha Ternak Ayam Ras -

8. Pemilik Usaha Ternak Itik -

9. Pemilik Usaha ternak domba -

10. pemilik usaha ternak babi -

11. buruh peternakan -

12. ayam potong 600 orang

Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong

3) Sumber Daya Manusia

a) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Porong

Tabel 3.14 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan porong

No. Uraian Jumlah

1. Laki-laki 45.061 jiwa

2. Perempuan 315.10 jiwa

3. Kepala Keluarga 18.700 Kepala Keluarga

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

Page 17: p2km Metode Dignan

b) Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Tabel 3.15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Kecamatan Porong

No. Uraian Jumlah

1. 0 – 1 tahun 206

2. 1-10 tahun 319

3. 11-20 tahun 20034

4. 20-35 tahun 48948

5. 36-50 tahun 12055

6. >50 tahun 1009

Jumlah 76571

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

c) Pertumbuhan Penduduk

Tabel 3.16 Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Keterangan Jumlah

1. Jumlah Penduduk Tahun ini 87585

2. Jumlah Penduduk Tahun lalu 76571

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

d) Struktur Mata pencaharian Penduduk

Tabel 3.16 Struktur Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Porong

No. Keterangan Jumlah

1. Petani 2875 jiwa

2. Pekerja di sektor Jasa /Perdagangan

2460 jiwa

3. Pekerja di sektor Industri 1253 jiwa

4. PNS 359 jiwa

5. Wiraswasta 789 jiwa

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

Page 18: p2km Metode Dignan

e) Tingkat Pendidikan Penduduk

Tabel 3.17 Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Porong

No. Keterangan Jumlah

1. Penduduk usia 10 tahun keatas yang buta huruf

998 jiwa

2. Penduduk tidak tamat SD / sederajat 13024 jiwa

3. Penduduk tamat SMP / sederajat 29254 jiwa

4. Penduduk tamat SMA / sederajat 18862 jiwa

5. Penduduk tamat SD / sederajat 26915 jiwa

6. Penduduk tamat D1 45875 jiwa

7. Penduduk tamat DII 23658 jiwa

8. Penduduk tamat DIII 35678

9. Penduduk tamat S1 2798

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

f) Tingkat Pendidikan formal

Tabel 3.18 Tingkat Pendidikan Formal Kecamatan Porong

No. Jenis Prasarana Keterangan

Ada/Tidak Baik/Rusak

1 Taman Kanak-Kanak Ada Baik

2 SD / Sederajat Ada Baik

3 SLTP / Sederajat Ada Baik

4 SLTA / Sederajat Ada Baik

5 Universitas / Sekolah Tinggi Ada Baik

6 Pondok Pesantren Ada Baik

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

Page 19: p2km Metode Dignan

g) Kesejahteraan Penduduk

Tabel 3.19 Kesejahteraan Penduduk kecamatan Porong

No. Uraian Keterangan

1. Keluarga Pra Sejahtera 4890

2. Keluarga Sejahtera I 2500

3. Keluarga Sejahtera II 6456

4. Keluarga Sejahtera III 2340

5. Keluarga Sejahtera III plus 2514

Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo

4) Sarana Sanitasi Masyarakat

a) Prasarana Pembuangan Limbah

Tabel 3.20 Prasarana pembuangan limbah kecamatan porong

No. Jenis Prasarana Keterangan

Ada/Tidak Baik/Rusak

1. Penampungan Air Ada Baik

2. PAM Ada Baik

3. Sumur Gali Ada Baik

4. Perpipaan Ada Baik

5. Sumur Pompa Ada Baik

6. Mata air Ada Baik

Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong

b) Prasarana Kesehatan

Tabel 3.21 Prasarana Kesehatan Kecamatan Porong

No. Jenis Prasarana Keterangan

Ada/Tidak Baik/Rusak

1. Rumah sakit umum Ada Baik

2. Rumah sakit bersalin Tidak -

3. Rumah sakit swasta Ada Baik

4. Puskesmas Ada Rusak

Page 20: p2km Metode Dignan

5. Puskesmas pembantu Ada Rusak

6. Klinik Ada Baik

Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong

c) Sarana Penunjang Kesehatan

Tabel 3.21 Sarana Penunjang Kesehatan Kecamatan Porong

No Jenis sarana Keterangan

Ada/Tidak Baik/Rusak

1. Lapangan Kecamatan Ada Rusak

2 Lapangan Desa Ada Rusak

3 Lapangan Futsal Ada Baik

4 Lapangan Tenis Ada Baik

5 Tempat Fitness Ada Baik

Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong

d) Cakupan Pemenuhan Air Bersih

Tabel 3.22 Cakupan Pemenuhan Air Bersih

No. Keterangan Uraian

1. Rumah tangga menggunakan sumur gali 2240 KK

2. Rumah tangga menggunakan PAM 2500 KK

3. Rumah tangga menggunakan sumur pompa

3450 KK

4. Rumah tangga menggunakan perpipaan air

2340 KK

5. Rumah tangga menggunakan hidran umum

2514 KK

6. Rumah tangga menggunakan air sungai 2650 KK

7. Rumah tangga menggnakan air pah 3006 KK

Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong

Page 21: p2km Metode Dignan

b. Fase 2 : Diagnosis Epidemiologi

Masalah Kesehatan yang timbul di Kecamatan Porong

1) Data Penyakit

Tabel 3.23 Data Penyakit Kecamatan Porong

No. Penyakit Jumlah

1. PJK 1025 jiwa

2. Osteoporosis 250 jiwa

3. Diare 1450 jiwa

4. ISPA 255 jiwa

5. Hipertensi 145 jiwa

6. Penyakit mata 2300 jiwa

7. Asma bronchial 1125 jiwa

8. Penyakit kulit alergi 1189 jiwa

9. DM 2445 jiwa

10. GGK 2232 jiwa

Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

2) Kematian Penduduk

Tabel 3.24 Penyebab Kematian Penduduk

No. Keterangan Jumlah

1. PJK 34 jiwa

2. Hipertensi 212 jiwa

3. DM 112 jiwa

4. GGK 213 jiwa

Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

Page 22: p2km Metode Dignan

3) Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel. 3.24 Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Porong

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 21

2. Perempuan 13

Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

4) Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Umur

Tabel 3.25 Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Umur Kecamatan Porong

No. Umur Jumlah

1 0-11 bulan -

2 1-10 tahun -

3. 11-20 tahun -

4. 21-30 tahun -

5. 31-40 tahun -

6. 41-50 tahun 8 jiwa

7. 51-60 tahun 7 jiwa

8. > 60 tahun 19 jiwa

Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

5) Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.26 Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Porong

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 111 jiwa

2. Perempuan 139 jiwa

Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

Page 23: p2km Metode Dignan

6) Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Umur

Tabel 3.27 Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Umur

No. Jenis Kelamin Jumlah

1 0-11 bulan -

2 1-10 tahun -

3 11-20 tahun -

4 21-30 tahun -

5 31-40 tahun -

6 41-50 tahun 30 jiwa

7 51-60 tahun 20 jwa

8 > 60 tahun 120 jiwa

Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo

c. Fase 3 : Diagnosis Perilaku dan Lingkungan

1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tabel 3.28 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Kecamatan Porong

No. Keterangan Jumlah (KK)

1. Jumlah rumah memilki WC 12000

2. Jumlah rumah memilki jamban 6565

3. Jumlah rumah yang tak memilki keduanya 135

Sumber : Data Sekunder kecamatan porong

2) Perilaku Pola Makan Masyarakat

Tabel 3.29 Perilaku Pola Makan Masyarakat Kecamatan Porong

No. Pola makan Jumlah

1. Makan sehat dan tidak sembarangan 43571 jiwa

2. Makan tidak sehat dan sembarangan 33000 jiwa

Sumber : Data Sekunder kecamatan porong

Page 24: p2km Metode Dignan

d. Fase 4 : Diagnosis Pendidikan dan Organisasi

1) Predisposing Factors

a) Kurangnya kesadaran masyrakat akan pentingnya menjaga kesehatan jantung

dan tulang, dalam upaya pencegahan PJK dan osteoporosis sejak dini.

b) Persepsi masyarakat yang masih rendah. Mereka berfikir penyakit PJK dan

osteoporosis merupakan penyakit yang melanda kalangan atas.

c) Kebiasaan

Masyarakat porong terbiasa mengkonsumsi makanan yang mengandung

banyak kolesterol, merokok selain itu masyarakat porong tingkat

mobilitasnya tinggi sehingga tidak mempunyai waktu untuk berolahraga.

2) Enabling Factors

Penyediaan sarana olahraga seperti lapangan untuk jogging, tempat futsal sudah

tersedia dan jarak dan aksesnya dari kecamatan Porong mudah dijangkau tetapi

masyarakat tidak memanfaatkannya dengan baik dikarenakan tingkat mobilitas

masyarakat yang tinggi.

3) Reinforcing Factors

Kegiatan Rutin Pemeriksaan Rekam Jantung

a) Petugas kesehatan Puseksmas bersama petugas dari polindes telah

melakukan kegiatan rutin setiap seminggu sekali untuk pemeriksaan rekam

jantung secara gratis untuk masyarakat kecamatan Porong.

d. Fase 5 : Diagnosis Administrasi dan Kebijakan

1) Diagnosis Administrasi

a) Tersedianya fasilitas untuk berolahraga namun masyarakat tidak

memanfaatkannya dikarenakan tingkat mobilitas masyarakatnya yang tinggi.

b) Hambatan yang ada dalam antara lain :

(1) Masyarakat tidak peduli dengan kesehatan mereka.

Page 25: p2km Metode Dignan

(2) Kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan serta kesulitan dalam

merubah kebiasaan merokok mayarakat kecamatan porong.

2) Diagnosis Kebijakan

a) Ada penyuluhan dari koordinasi dari tokoh masyarakat namun tidak

terkoordinasi dengan baik.

3.4.3 TARGET ASSESSEMENT

Target pencapaian dari program ini adalah perubahan pola fikir dan

perubahan perilaku kearah positif tentang bagaimana pencegahan dan penanganan

PJK dan Oestoporosis yang ditunjukkan dengan pencegahan PJK dan tulang di

Kecamatan Porong pada tahun berikutnya. Berhasilnya program ini di tandai dengan

penurunan angka kejadian PJK dan penyakit tulang di wilayah Kecamatan Porong.

3.4.4 PROGRAM PLAN DEVELOPMENT

Step 1 : Recruit planning group members

Merekrut Ketua RW/RT, Kepala Dusun, Kepala Desa dan Kepala Puskesmas

dari masing-masing desa untuk melakukan kegiatan Jalan Sehat Bersama.

Step 2 : Develop program goals

Menentukan tujuan program dengan cara memberikan informasi dengan

melibatkan praktisi kesehatan, tokoh masyarakat yang meliputi ketua dusun, ketua

RW, ketua RT. Program yang didiskusikan berupa alternatif pemecahan masalah

seperti :

1) Program pemecahan masalah tentang PJK ( Penyakit Jantung Koroner )

2) Program pemecahan masalah tentang Oestoporosis

3) Program pemecahan masalah tentang bahaya merokok

Setelah diskusi dilakukan dengan melihat prioritas pada precede maka

program yang akan dijalankan adalah program pemecahan masalah tentang PJK dan

Oestoporosis dengan melakukan kegiatan jalan sehat bersama masyarakat

kecamatan Porong.

Page 26: p2km Metode Dignan

Step 3 : Develop Objective for Goals

Dari hasil diskusi tentang program pemecahan masalah tentang PJK dan

Oestoporosis dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa program yang akan dijalankan

yaitu :

1. Kegiatan jalan sehat bersama masyarakat kecamatan Porong guna

meminimalisasi PJK dan Oestoporosis.

2. Diskusi tentang pentingnya mengkonsumsi susu tulang sejak dini sebagai

upaya untuk pencegahan oestoporosis.

3. Diskusi tentang bahaya merokok bagi kesehatan jantung.

Step 4 : Explore Resources And Contraints

Mengeksplorasi sumber daya yang ada di masyarakat Kecamatan Porong

dengan biaya dan waktu.

1. Kegiatan jalan sehat bersama masyarakat kecamatan Porong guna

meminimalisasi PJK dan oestoporosis.

Waktu : Minggu, 18 November 2012 pukul 08.00 – 10.00 WIB

Alat dan bahan : Surat ijin pengadaan jalan sehat, microfone, sound

system, spanduk, baliho, stiker, pin, kupon, souvenir,

kamera, LCD, brosur, sewa panggung dan snack.

Biaya : Baliho 5 buah : Rp. 1000.000

Spanduk 100 buah : Rp.500.000-.

Souvenir : Rp. 15.000.000

Sewa Panggung : Rp.700.000

Sewa Sound : Rp.1000.000

Sticker : Rp.250.000

Pin : Rp.450.000

Page 27: p2km Metode Dignan

Kupon Jalan Sehat : Rp.200.000

Snack : Rp. 1.000.000

Poster 20 Buah :Rp. 500.000

3.4.5. FASE IMPLEMENTASI

Mewujudkan program dalam tindakan

Phase 1 : Gain acceptance for the program ( Bagaimana masyarakat bisa menerima

program)

Mengadakan jalan sehat yang diikutin oleh seluruh warga kecamatan Porong

yang bertujuan untuk menjaga kesehatan jantung dan kesehatan tulang sejak dini.

Phase 2: Specifying program task and estimating resource needs (mengestimasi

program apa saja, media dan sumberdaya)

a) Review of program activities

Masalah :Kurangnya kesadaran masyarakat kecamatan Porong

terhadappentingnya menjaga kesehatan jantung sejak dini.

Solusi : Mengadakan jalan sehat bersama BARRESSFI

b) Consideration of supply and equipment needs

1) Surat ijin kegiatan pelaksanaan jalan sehat

2) Baliho

3) Spanduk

4) Sewa panggung

5) Brosur

6) Stiker

7) Poster

8) Pin

9) Laptop

10) Microphone

11) Sound system

12) Kupon jalan sehat

c) Modification of program plan

Modification of program plan dalam jalan sehat dapat dilaksanakan dengan

berbagai cara diantaranya : dengan adanya jalan sehat memberikan beberapa

manfaat yaitu menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya

Page 28: p2km Metode Dignan

menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan tulang, dan menumbuhkan rasa

kebersamaan antar desa di kecamatan Porong.

d) Mass media communications

Media yang digunakan melalui Baliho, Spanduk, Brosur, Poster.

e) Direct education

Dengan mengadakan jalan sehat selain dapat menjaga kesehatan jantung dan

tulang tetapi juga mengganti kebiasaan perubahan sikap.

f) Budget

Tabel 3.30 Alat Dan Bahan Perlengkapan Jalan Sehat

No. Rincian Jumlah Biaya (Rp)

1. Baliho 1.000.000

2. Spanduk 500.000

3. Souvenir 15.000.000

4. Sewa Panggung 700.000

5. Sewa Sound 1.000.000

6. Stiker 250.000

7. Pin 450.000

8. Kupon Jalan Sehat 200.000

9. Snack 1.000.000

10. Poster 500.000

11. Susu tulang Dari sponsor

Jumlah 20.600.000

Phase 3 : Mengembangkan rencana spesifik untuk aktivitas program

Program : Pengadaan jalan sehat yang dilakukan oleh mahasiswa yang disponsori

oleh produsen susu.

Pada fase ini yaitu mengembangkan rencana spesifik untuk program jalan

sehat yaitu dengan cara 4P :

1) Product

Yang di maksud produk disini yaitu kegiatan jalan sehat yang akan

dilaksanakan pada masyarakat yang bertempat di kecamatan Porong. Kegiatan jalan

sehat ini dikemas semenarik mungkin sehingga masyarakat berantusias mengikuti

kegiatan jalan sehat.

Page 29: p2km Metode Dignan

2) Price

Dalam jalan sehat ini tidak dipungut biaya apapun sehingga dari semua

kalangan masyarakat dapat berpartisipasi mengikuti jalan sehat.

3) Place

Kegiatan jalan sehat dilaksanakan mulai dari lapangan yang berada di

kecamatan porong dan kembali ke lapangan lagi.

4) Promotion

Tahap promosi pada program ini tidak hanya dilakukan pemasangan Baliho,

spanduk, dan poster melainkan dibagikan brosur ke setiap rumah warga.

Phase 4 : Menetapkan mekanisme manajemen program

Program : Kegiatan jalan sehat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat

kecamatan Porong akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan

tulang.

Pada phase ini menetapkan mekanisme manajemen kegiatan jalan sehat dengan

rencana kegiatan sebagai berikut :

Page 30: p2km Metode Dignan

RENCANA KEGIATAN

A. PROGRAM KEGIATAN JALAN SEHAT BERSAMA BARRESSFI

Satuan Kegiatan Jalan Sehat

Pokok Bahasan : Jalan sehat untuk meminimalisasi PJK dan Oestoporosis

Sub Pokok bahasan : 1. Manfaat menjaga kesehatan jantung

2. Manfaat menjaga kesehatan tulang

3. Memelihara keakraban antar warga Kecamatan Porong

Sasaran : Seluruh warga masyarakat Kecamatan Porong Sidoarjo

Tempat : Lapangan Porong Sidoarjo

Waktu : 240 Menit

Hari : Minggu, 18 November 2012

Jam : 06.00 WIB – 10.00 WIB

Penyuluh : dr. M. Atoillah

Siska Ludiah

Razvi Yudatama

1. Tujuan instruksional umum

Setelah dilakukan kegiatan jalan sehat diharapkan masyarakat porong

memahami pentingnya menjaga kesehatan jantung dan tulang sehingga kejadian

PJK dan oestoporosis dapat diminimalisir.

2. Tujuan instruksional khusus

Setelah dilakukan kegiatan jalan sehat dan diskusi mengenai pentingnya

minum susu bagi kesehatan tulangserta diskusi mengenai bahaya merokok

diharapkan masyarakat porong mampu:

a. Menjelaskan cara pencegahan dini terhadap PJK dan Oestoporosis

b. Menjelaskan pentingnya minum susu untuk menjaga kesehatan tulang sejak

dini

3. Metode

Metode yang digunakan:

a) Diskusi

b) Pemutaran video tentang manfaat minum susu untuk kesehatan tulang dan

bahaya merokok pada kesehatan jantung

4. Media

a. LCD

Page 31: p2km Metode Dignan

b. Laptop

c. Sound system

d. Mikrofon

5. Strategi pelaksanaan

Persiapan

a) Menyiapkan panggung dan sound system

b) Sambutan dari Bapak Camat Porong serta memberangkatkan peserta jalan

sehat

c) Pembagian kupon jalan sehat untuk mendapatkan souvenir

d) Menyiapkan video, laptop dan LCD untuk diskusi

e) Menyiapkan snack dan susu bagi para peserta jalan sehat

Pelaksanaan

NoRangkain

KegiatanMateri Metode Pelaksanaan

Estimasi

Waktu

1. Pembukaan A. Salam pembuka

B. Menjelaskan

tujuan dari

kegiatan Jalan

Sehat

Bapak camat mengucapakan salam

pembuka dan menjelaskan tujuan

dari kegiatan jalan sehat dan

memberangkatkan para peserta

jalan sehat

15 menit

2. Kegiatan inti A. Diskusi tentang :

- Pencegahan PJK

dan oestoporosis

- Pentingnya

mengkonsusmsi

susu untuk

kesehatan tulang

- Bahaya merokok

untuk kesehatan

jantung

Melakukan Diskusi Tentang:

- Pencegahan PJK dan

oestoporosis

- Pentingnya mengkonsusmsi

susu untuk kesehatan tulang

Bahaya merokok untuk

kesehatan jantung

60 menit

3. Penutup A. Mengadakan

evaluasi

B. Salam penutup

A. Menanyakan kembali diskusi

Mengucapkan salam penutup15 menit

Page 32: p2km Metode Dignan

6. Rincian Biaya kegiatan :

No. Rincian Jumlah Biaya (Rp)

1. Baliho 1.000.000

2. Spanduk 500.000

3. Souvenir 15.000.000

4. Sewa Panggung 700.000

5. Sewa Sound 1.000.000

6. Stiker 250.000

7. Pin 450.000

8. Kupon Jalan Sehat 200.000

9. Snack 1.000.000

10. Poster 500.000

11. Susu tulang Dari sponsor

Jumlah 20.600.000

7. Referensi

-

8. Evaluasi

1. Kognitif

a) Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan bahasanya

sendiri tentang rumah sehat

b) Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan bahasanya

sendiri tentang standar rumah sehat

2. Afektif

Audien berespon dan aktif dalam mengikuti penyuluhan

3. Psikomotor

Audien yang ditunjuk mampu mengaplikasikan syarat rumah sehat dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 33: p2km Metode Dignan

Phase 5 : Putting plans into action

A. Cek:

1. Kesiapan berubah

Setelah diberikan penjelasan cara pencegahan penyakit jantung koroner,

dilihat apakah masyrakat dapat menerima penjelasan yang diberikan dan

langsung menerapkannya atau malah menolak.

2. Resources

a) Penyediaan tempat penyuluhan yaitu Lapangan Kecamatan Porong

b) Sasaran masyarakat yaitu Tokoh masyarakat

c) Pemberi penyuluhan yaitu dokter

d) Pemberian materi tentang pencegahan dini penyakit jantung koroner dan

osteoporosis.

e) Konsumsi disediakan oleh mahasiswa Universitas Airlangga

3. Review plan

Pemeriksaan Rekam Jantung secara rutin.

4. Review managemen plan

Ada persyaratan tertentu dalam pencegahan penyakit jantung koroner, yaitu:

a) Pola hidup masyarakat Kecamatan Porong.

b) Masyarakat kecamatan porong yang mau (interest) merubah perilakunya.

B. Internal implementation

1. Target populasI : Warga masyarakat Kecamatan Porong

2. Design program : Penjelasan tentang cara pencegahan dini penyakit jantung

koroner dan osteoporosis oleh mahasiswa Universitas Airlangga

3. Objective : tokoh masyarakat

4. Time schedule : Minggu, 18 November 2012 / 06.00 sampai 10.00 WIB

3.4.6.EVALUASI

Pelaksanaan penyuluhan dihadiri oleh 80% warga. Penyampaian materi

disisipkan saat pembagian door price mengena sasaran dengan antusiasme warga

yang dubuktikan saat pemberi materi melakukan tanya jawab kepada warga, dan

warga antusias mengajukan pertanyaan

Page 34: p2km Metode Dignan

Pemeriksaan rekam jantung berhasil dilaksanakan. Warga juga diberi

penjelasan cara pencegahan PJK. Jumlah pasien PJK dan osteoporosis menurun

dari bulan sebelumnya

Page 35: p2km Metode Dignan

Daftar Pustaka

Green,LW dan Kreuter,MW.1991.Health promotion planning: an educational and

environmental approach. second edition. Toronto: Mayfield ublishing company

Notoadmodjo, S.2007. promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: rineka cipta