p2km metode dignan
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE DIGNAN DALAM
MENGANALISA KONDISI WILAYAH KEC. PORONG KAB. SIDOARJO
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah perencanaan dan evaluasi P2KM pada semester gasal ini
DisusunOleh :
Kelompok 6 Kelas A
Alih Jenis Kesehatan Masyarakat Umum (Sore)
1. Andrea T Pradana 101211123083
2. Bintang Cahyoadi Wicaksono 101211123092
3. Enny Mar’atus Sholihah 101211123087
4. Fitri Saraswati 101211123091
5. Razvi Yudatama 101211123088
6. Ritma Sari Wulandari 101211123095
7. Sischa Yuli Hartanti 101211123084
8. Siska Ludiah Pramita 101211123035
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkah dan rahmahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
mengenai metode Dignan dalam menganalisa kondisi wilayah Porong untuk memenuhi
tugas perencanaan dan evaluasi P2KM di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga Surabaya.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, akhirnya kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi semua pembaca pada
umumnya.
Surabaya, 22 Nopember 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab
masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk
mencapai suatu tujuan. Oleh sebab itu, dalam membuat perencanaan promosi
kesehatan, perencanaan harus tediri dari masyarakat, professional kesehatan dan
prometer kesehatan. Kelompok ini harus bekerja bersama-sama dalam proses
peencanaan promosi kesehatan, sehingga dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam
biya (cost effective) dan berkesinambungan.
Perencanaan merupakan bagian dari sirkulasi administrasi yang terdiri dari 3
fase yakni : perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan dan evaluasi
promosi dan pengembangan adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah
suatu waktu dimana perencanaan di laksanakan.
Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil (outcome)
dari promosi kesehatan. Pada fase ini juga dilihat apakah perencanaan dan
implementasi yang telah dilakukan dapat dilanjutkan. Selain itu, evaluasi diperlukan
untuk pemantauan efficacy dan promosi kesehatan dan sebagai alat bantu untuk
membuat perencanaan selanjutnya.
Kesehatan merupakan harapan semua pihak. Maka untuk mewujudkan keadaan
tersebut banyak upaya yang dapat dilakukan, salah satunya dengan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat berupa upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang bersifat terpadudan berkesinambungan untuk seluruh
masyrakat.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat diperlukan peran
aktif dari pemerintah serta partisipasi diri masyarakat. Kecamatan Porong merupakan
salah satu wilayah di sidoarjo yang memilki masalah kesehatan. Berdasarkan data
demografi kecamatan porong memilki luas wilayah sebesar 1.263.054 ha, dan terdiri
dari 19 Kelurahan. Dari obsevasi ke penduduk Porong pola penyakit lebih mengarah
pada penyakit seperti PJK, Neuritis, Gastriris, Infeksi Kulit.
Masyarakat porong terdiri dari masyarakat pendatang serta karakteristik
masyarakat porong merupakan wilayah padat penduduk. Kader sangat berperan penting
terhadap beberapa kegiatan masyarakat, misalnya kegiatan posyandu, kegiatan rutinan
PKK tiap bulan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada malam hari karena penduduk
bekerja pada siang hari.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: “ Apa saja masalah yang ada di kecamatan porong dan
bagaimana cara penanganan menaggulanginya?”
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
1) Mempelajari karakteristik masyarakat, mengidentifikasi, dan memprioritaskan
masalah kesehatan masyarakat Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan tahapan model Dignan
2) Untuk mempelajaridan mengidentifikasi karakteristik masyarakat Porong
3) Untuk mempelajari dan mengidentifikasi masalah kesehatan di Kecamatan
Porong
1.4 MANFAAT
1.4.1 Manfaat Akademis
Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khusunya tentang
pentingnya kesehatan jantung, kebersamaan antar desa se-kecamatan dan
kesehatan tulang
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Profesi Kesehatan Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam hal menganalisa sebuah
masalah kesehatan.
2) Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi pada masyarakat, untuk mengetahui bahwa
menganalisa masalah kesehatan.
3) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan masukan untuk
mengetahui bagaiman cara menganalisa masalah kesehatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI PRECEDE
PRECEDE- PROCEED model adalah suatu model pendekatan yang digunakan
untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan mulai dari kebutuhan pendidikan
sampai pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan. Model ini dikembangkan
oleh Lawrence Green dan Marshall Kreuter. Model ini melibatkan kita melalui seluruh
proses pengembangan, inervensi, pelaksanaan dan evaluasi promosi kesehatan yang
terdiri dari 8 langkah yang berbeda.
PRECEDE (predisposing, reinforcing, and enabling causes in educational
diagnosis and evaluation) sendiri merupakan kerangka untuk membantu perencana
mengenal masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembngan program.
2.2 TUJUAN PRECEDE
Precede digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah, dan
tujuan program, sedangkan proceed sendiri digunakan untuk menetapkan sasaran dan
kriteria kebijakan serta implementasi dan evaluasi.
2.3 TAHAPAN
Digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan
program.
2.3.1 Diagnosis Sosial (Social Need Assessment)
Diagnosis masalah sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat
terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat
untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi dan penerapan
berbagai informasi yang didesain sebelumnya.
Untuk mengetahui masalah sosial digunakan indikator sosial. Penilaian
dapat dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistik yang ada maupun
dengan pengumpulan data secara langsung dari masyarakat. Bila pengumpulan
datanya dapat dilakukan dengan cara: wawancara dengan informan kunci, forum
yang ada di masyarakat, Focus Group Discussion (FGD) dan survei.
2.3.2 Diagnosis Epidemiologi
Pada fase ini dicari faktor kesehatan yang mempengaruhi kualitas hidup
seseorang atau masyarakat. Untuk itu masalah kesehatan harus digambarkan
secara rinci berdasarkan data yang ada, baik yang berasal dari data lokal,
regional, maupun naasional. Pada fase ini harus di identifikasi siapa atau
kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi,
suku dan lain-lain), bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan
tersebut (mortalitas, morbiditas, disability, tanda dan gejala yang ditimbulkan)
dan bagaimana cara untuk menanggulangi masalah tersebut (imunisasi,
perawatan/pengobatan, perubahan lingkungan maupun perubahan perilaku).
2.3.3 Diagnosis Perilaku Lingkungan
Pada fase ini selain diidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi
masalah kesehatan juga sekaligus diidentifikasi masalah lingkungan (fisik dan
sosial) yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan ataupun kualitas
hidup seseorang atau masyarakat. Disini seorang perencana harus dapat
membedakan antara masalah perilaku yang dapat dikontrol secara individual
maupun yang harus dikontrol melalui institusi.
Langkah yang harus dilakukan dalam diagnosis perilaku dan lingkungan
adalah: 1) memisahkan faktor perilaku dan non perilaku penyebab timbulnya
masalah kesehatan, 2) mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah
timbulnya masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan tindakan
perawatan/pengobatan, sedangkan untuk faktor lingkungan yang harus
dilakukan adalah mengeliminasi faktor non perilaku yang tidak dapat diubah,
seperti faktor genetis dan demografis, 3) urutkan faktor perilaku dan lingkungan
berdasarkan besarnya pengaruh terhadap kesehatan, 4) urutkan faktor perilaku
dan lingkungan berdasarkan kemungkinan untuk diubah, 5) Tetapkan perilaku
dan lingkungan yang menjadi sasaran program. Setelah itu tetapkan tujuan
perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai program.
Dalam menentukan objective goals selalu harus memenuhi syarat :
1) Who : siapa yang kita harap berubah perilakuya
2) What : perilaku apa yang kita harapkan tercapai
3) When : kapan perilaku itu dapat tercapai
4) How much : berapa banyak orang yang kita harapkan berubah
perilakunya
2.3.4 Diagnosis Pendidikan dan Organisasional
Determinan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau
masyarakat dapat dapat dilihat dari faktor antara lain: predisposisi (predisposing
factor) seperti: pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai atau norma
yang diyakini seseorang, 2) faktor pemungkin (enabling factor), yaitu faktor
lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang dan 3) faktor penguat
(reinforcing factor) seperti perilaku orang lain yang berpengaruh (tokoh
masyarakat, guru, peugas kesehatan, orang tua, pemegang keputusan yang dapat
mendorong orang untuk berperilaku.
Pada fase ini setelah diidentifikasi faktor pendidikan dan organisasional,
maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai berdasarkan faktor predisposisi yang telah diidentifikasi. Selain itu,
berdasarkan faktor pemungkin dan penguat yang telah diidentifikasi ditetapkan
tujuan organisasional yang akan dicapai melalui upaya pengembangan
organisasi dan sumber daya.
2.3.5 Diagnosis Administratif dan Kebijakan
Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya dan peraturan yang
berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan program
promosi kesehatan.
“Kebijakan” yang dimaksud disini adalah seperangkat peraturan yang
digunakan sebagai petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan. Sedangkan
“peraturan” adalah penerapan kebijakan dan penguatan hukum serta perundang-
undangan dan “organisasional” adalah kegiatan memimpin atau mengkoordinasi
sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program.
Pada diagnosis administratif dilakukan 3 penilaian, yaitu: sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan program, sumber daya yang ada di organisasi
dan masyarakat serta hambatan pelaksanaan program. Sedangkan pada
diagnosis kebijakan dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis,
peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program dan pengembangan
lingkungan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi
kesehatan.
2.4 METODE DIGNAN
Program perencanaan promosi kesehatan yang lain yaitu menurut teori Digna
adalah :
2.4.1 Analisis Komunitas
Menganalisis bagaimana keadaan komunitas tersebut. Meliputi pendidikan,
pekerjaan, umur, keadaan geografis, yang nantinya akan difokuskan pada satu
masalah kesehatan.
2.4.2 Targeted Assement
Target yang akna dicapai dalam program ini sebagai bentuk berhasil atau
tidaknya program yang dijalankan ini.
2.4.3 Program Plan Development
Fase ini yaitu program plan development akan disusun melalui tahap :
1) Mengambil perencanaan anggota group (recruit planning group members)
2) Mengembangkan tujuan program (develop program goals)
3) Mengembangkan objektif untuk tujuan (develop objectives for goals)
4) Menggali sumber dan hambatan (select method and activities)
5) Memilih etode dan kegiatan (select methods and activities)
6) Rencana untuk pelaksanaan (plan for imlemantation)
7) Rencana untuk evaluasi (plan for evaluation)
2.4.4 Implemantion
Fase berikutnya adalah implementasi (yang juga merupakan fase keenam dari
kerangka procede disusun melalui tahap
1) Gain acceptance for the program
2) Specify task and estimate resource needs
3) Develop specific plans for program activities
4) Establish mechanism for program management
5) Put plans into actions
2.4.5 Evaluation
Tahap evaluasi ini menyatakan berhasil atau tidak target terpenuhi
BAB 3
PEMBAHASAN
MASALAH KESADARAN KESEHATAN JANTUNG DAN KESEHATAN TULANG
DI KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO
3.1 TEMPAT
Pengamatan dilaksanakan di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
3.2 WAKTU
Bulan November 2012
3.3 METODE PERENCANAAN
Menggunakan metode dignan dan dalam penentuan analisis komunitas menggunakan
metode precede
3.4 PEMBAHASAN
3.4.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH
1) Profil Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
a) Lokasi
Kecamatan Porong dengan luas wilayah sebesar 1.263.054 ha, dan terdiri
dari 19 Kelurahan, yaitu Kebonagung, Porong, Mindi, Jatirejo, Renokenongo,
Glagaharum, Plumbon, Siring, Gedang, Juwetkenongo, Kedung Solo, Kebakalan,
Kesambi, Pamotan, Wunut, Candipari, Lajuk, Kedungboto dan Pesawahan. Dari 19
kelurahan 10 kelurahan termasuk dalam wilayah kerja puskesmas Porong yaitu
Porong, Mindi, Jatirejo, Renokenongo, Glagaharum, Plumbon, Siring, Gedang,
Juwetkenongo dan Pamotan.
b) Batas Wilayah
- Sebelah Utara : Kecamatan Tanggulangin
- Sebelah Selatan : Kecamatan Gempol
- Sebelah Barat : Kecamatan Krembung
- Sebelah Timur : Kecamatan Jabon
c) Data Kependudukan
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Porong Dari Tahun 2009-2011No. Kelurahan/Desa Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
1. Kebonagung 5081 5176 5536
2. Porong 5352 5393 6799
3. Mindi 4540 4598 5605
4. Jatirejo 3530 4564 5184
5. Renokenongo 4754 4755 6224
6. Glagaharum 3697 4704 5423
7. Plumbon 1229 1232 1251
8. Siring 4321 1115 1097
9. Gedang 5605 5696 4886
10. Juwetkenongo 4448 4446 4708
11. Kedung solo 3075 3093 3360
12. Kebakalan 1672 1654 1621
13. Kesambi 3529 3598 4847
14. Pamotan 2621 3611 4278
15. Wunut 3808 3812 3770
16. Candipari 2938 2937 3342
17. Lajuk 3771 3763 4687
18. Kedungboto 1936 1967 1899
19. Pesawahan 2054 2062 2054
Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong
3.4.2 ANALISIS KOMUNITAS (PRECEDE)
a. Fase 1 : Diagnosis Sosial
Dari Kecamatan Porong dapat dilihat bahwa kualitas hidup masyarakat masih
rendah. hal ini dapat dibuktikan dari data sekunder data profil yang terkait dengan geografis
wilayah, mata pencaharian penduduk, tingkat pendidikan dan sarana sanitasi yang ada.
1) Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Penggunaan
a) Penggunaan Tanah
Tabel 3.2 Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Penggunaan
No. Uraian Penggunaan Luas (Ha)
1. Pertanian Sawah
a. Sawah Irigasi
b. Sawah setengah teknis
c. Sawah tadah hujan
d. Sawah pasang surut
5140
2150
3420
-
2. Ladang / tegalan 2180
3. Untuk bangunan
a. Perkantoran
b. Sekolah
c. Jalan
20
2
15
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
b) Topografi atau Bentang Lahan
Tabel 3.3 Luas Wilayah Menurut Topografi Atau Benteng Alam Kecamatan Porong
No Uraian Luas (Ha)
1 Dataran 200
2 Perbukitan/Pegunungan -
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
c) Lahan Kritis dan Terlantar
Tabel 3.4 Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Lahan Kritis dan Terlantar
No. Kondisi Lahan Lauas (Ha)
1. Lahan Kritis 215
2. Lahan Terlantar 100
3. Lahan Gambut -
4. Lahan pasang surut -
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
d) Orbitasi
Tabel 3.5 Luas Wilayah Kecamatan Porong Menurut Orbitasi
No Uraian Keterangan
1. Jarak Ke Ibu Kota terdekat 5 km
2. Lama tempuh ke Ibu Kota terdekat 15 menit
3. Jarak Ke Ibu Kota Kabupaten / kota terdekat 25 km
4. Lama tempuh ke Ibu kota Kabupaten/ kota terdekat
30 menit
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
2) Sumber Daya Alam
a) Pertanian
Tabel 3.6 Hasil Tanaman Palawija Kecamatan Porong
No. Jenis Palawija Luas (Ha)Hasil Panen
Ton/ Ha Rupiah
1. Kedelai - - -
2. Kacang Tanah - - -
3. Koro Bangkok - - -
4. Kacang Panjang - - -
5. Sorgum - - -
6. Kacang Hijau 50 120 Rp.120.000.000,-
7. Jagung 75 250 Rp.275.000.000,-
8. Ubi bakar 12 100 Rp.200.000.000,-
9. Talas 2 50 Rp. 50.000.000,-
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong
Tabel 3.7 Hasil Tanaman Padi Kecamatan Porong
No. Jenis Padi Luas (Ha)Hasil Panen
Ton Rupiah
1. Padi Sawah 1200 2500 Rp.23.540.000,-
2. Kacang Tanah - - -
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong
Tabel 3.8 Hasil Tanaman Buah-buahan Kecamatan Porong
No. Jenis Palawija Luas (Ha)Hasil Panen
Ton/ Ha Rupiah
1. Jeruk 5 15 Rp. 25.000.000,-
2. Alpukat - - -
3. Mangga 15 56 Rp.120.000.000,-
4. Rambutan - - -
5. Manggis - - -
6. Salak 5 25 Rp. 50.000.000,-
7. Apel - - -
8. Pepaya 4 10 Rp. 10.000.000,-
9. Belimbing 7 20 Rp. 12.000.000
10. Durian - - -
11. Sawo 5 15 Rp. 8.000.000,-
12. Duku 8 12 Rp.12.000.000,-
13. Nanas - - -
14. Melon - - -
15. Pisang 15 28 Rp. 20.000.000,-
16. Markisa - - -
17. Lengkeng - - -
18. Semangka 10 20 Rp. 15.000.000,-
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong
Tabel 3.9 Status Kepemilikan Pertanian Tanaman Pangan, Kecamatan Porong
No. Status Jumlah
1. Pemilik Tanah Sawah 246
2. Pemilik Tanah Tegalan / Ladang 115
3. Penyewa / Pengarap 50
4. Penyekap -
5. Buruh Tani 1085
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong
Tabel 3.11 Prasarana Irigasi Kecamatan Porong
No. Jenis PrasaranaKeterangan
Ada /Tidak Baik / Rusak
1. DAM / Bendungan Ada Rusak
2. Saluran Primer Ada Rusak
3. Saluran Sekunder Ada Rusak
4. Saluran Tersier - -
5. Sumur Ladang Ada Baik
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong
b) Peternakan
Tabel 3.12 Potensi Ternak Kecamatan Porong
No. Jenis PeternakanKeterangan
Ada /Tidak Jumlah (Ekor)
1. Sapi Ada 365
2. Kerbau - -
3. Sapi Perah - -
4. Kuda - -
5. Kambing Ada 250
6. Babi - -
7. Domba - -
8. Ayam Buras - -
9. Ayam Ras - -
10 Itik - -
11. Ayam Potong Ada 12.500
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong
Tabel 3.13 Status Kepemilikan Usaha Peternakan Kecamatan Porong
No. Status Jumlah
1. Pemilik Usaha Ternak Sapi Perah -
2. Pemilik Usaha Ternak Sapi Potong 250 orang
3. Pemilik Usaha Ternak Kambing 135 orang
4. Pemilik Usaha Ternak Kerbau -
5. Pemilik Usaha Ternak Kuda -
6. Pemilik Usaha Ternak Ayam Buras -
7. Pemilik Usaha Ternak Ayam Ras -
8. Pemilik Usaha Ternak Itik -
9. Pemilik Usaha ternak domba -
10. pemilik usaha ternak babi -
11. buruh peternakan -
12. ayam potong 600 orang
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Porong
3) Sumber Daya Manusia
a) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Porong
Tabel 3.14 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan porong
No. Uraian Jumlah
1. Laki-laki 45.061 jiwa
2. Perempuan 315.10 jiwa
3. Kepala Keluarga 18.700 Kepala Keluarga
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
b) Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Tabel 3.15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Kecamatan Porong
No. Uraian Jumlah
1. 0 – 1 tahun 206
2. 1-10 tahun 319
3. 11-20 tahun 20034
4. 20-35 tahun 48948
5. 36-50 tahun 12055
6. >50 tahun 1009
Jumlah 76571
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
c) Pertumbuhan Penduduk
Tabel 3.16 Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Keterangan Jumlah
1. Jumlah Penduduk Tahun ini 87585
2. Jumlah Penduduk Tahun lalu 76571
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
d) Struktur Mata pencaharian Penduduk
Tabel 3.16 Struktur Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Porong
No. Keterangan Jumlah
1. Petani 2875 jiwa
2. Pekerja di sektor Jasa /Perdagangan
2460 jiwa
3. Pekerja di sektor Industri 1253 jiwa
4. PNS 359 jiwa
5. Wiraswasta 789 jiwa
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
e) Tingkat Pendidikan Penduduk
Tabel 3.17 Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Porong
No. Keterangan Jumlah
1. Penduduk usia 10 tahun keatas yang buta huruf
998 jiwa
2. Penduduk tidak tamat SD / sederajat 13024 jiwa
3. Penduduk tamat SMP / sederajat 29254 jiwa
4. Penduduk tamat SMA / sederajat 18862 jiwa
5. Penduduk tamat SD / sederajat 26915 jiwa
6. Penduduk tamat D1 45875 jiwa
7. Penduduk tamat DII 23658 jiwa
8. Penduduk tamat DIII 35678
9. Penduduk tamat S1 2798
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
f) Tingkat Pendidikan formal
Tabel 3.18 Tingkat Pendidikan Formal Kecamatan Porong
No. Jenis Prasarana Keterangan
Ada/Tidak Baik/Rusak
1 Taman Kanak-Kanak Ada Baik
2 SD / Sederajat Ada Baik
3 SLTP / Sederajat Ada Baik
4 SLTA / Sederajat Ada Baik
5 Universitas / Sekolah Tinggi Ada Baik
6 Pondok Pesantren Ada Baik
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
g) Kesejahteraan Penduduk
Tabel 3.19 Kesejahteraan Penduduk kecamatan Porong
No. Uraian Keterangan
1. Keluarga Pra Sejahtera 4890
2. Keluarga Sejahtera I 2500
3. Keluarga Sejahtera II 6456
4. Keluarga Sejahtera III 2340
5. Keluarga Sejahtera III plus 2514
Sumber :Data Sekunder Dinas Kependudukan Kab.Sidoarjo
4) Sarana Sanitasi Masyarakat
a) Prasarana Pembuangan Limbah
Tabel 3.20 Prasarana pembuangan limbah kecamatan porong
No. Jenis Prasarana Keterangan
Ada/Tidak Baik/Rusak
1. Penampungan Air Ada Baik
2. PAM Ada Baik
3. Sumur Gali Ada Baik
4. Perpipaan Ada Baik
5. Sumur Pompa Ada Baik
6. Mata air Ada Baik
Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong
b) Prasarana Kesehatan
Tabel 3.21 Prasarana Kesehatan Kecamatan Porong
No. Jenis Prasarana Keterangan
Ada/Tidak Baik/Rusak
1. Rumah sakit umum Ada Baik
2. Rumah sakit bersalin Tidak -
3. Rumah sakit swasta Ada Baik
4. Puskesmas Ada Rusak
5. Puskesmas pembantu Ada Rusak
6. Klinik Ada Baik
Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong
c) Sarana Penunjang Kesehatan
Tabel 3.21 Sarana Penunjang Kesehatan Kecamatan Porong
No Jenis sarana Keterangan
Ada/Tidak Baik/Rusak
1. Lapangan Kecamatan Ada Rusak
2 Lapangan Desa Ada Rusak
3 Lapangan Futsal Ada Baik
4 Lapangan Tenis Ada Baik
5 Tempat Fitness Ada Baik
Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong
d) Cakupan Pemenuhan Air Bersih
Tabel 3.22 Cakupan Pemenuhan Air Bersih
No. Keterangan Uraian
1. Rumah tangga menggunakan sumur gali 2240 KK
2. Rumah tangga menggunakan PAM 2500 KK
3. Rumah tangga menggunakan sumur pompa
3450 KK
4. Rumah tangga menggunakan perpipaan air
2340 KK
5. Rumah tangga menggunakan hidran umum
2514 KK
6. Rumah tangga menggunakan air sungai 2650 KK
7. Rumah tangga menggnakan air pah 3006 KK
Sumber :Data Sekunder Kecamatan Porong
b. Fase 2 : Diagnosis Epidemiologi
Masalah Kesehatan yang timbul di Kecamatan Porong
1) Data Penyakit
Tabel 3.23 Data Penyakit Kecamatan Porong
No. Penyakit Jumlah
1. PJK 1025 jiwa
2. Osteoporosis 250 jiwa
3. Diare 1450 jiwa
4. ISPA 255 jiwa
5. Hipertensi 145 jiwa
6. Penyakit mata 2300 jiwa
7. Asma bronchial 1125 jiwa
8. Penyakit kulit alergi 1189 jiwa
9. DM 2445 jiwa
10. GGK 2232 jiwa
Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo
2) Kematian Penduduk
Tabel 3.24 Penyebab Kematian Penduduk
No. Keterangan Jumlah
1. PJK 34 jiwa
2. Hipertensi 212 jiwa
3. DM 112 jiwa
4. GGK 213 jiwa
Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo
3) Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel. 3.24 Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Porong
No. Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 21
2. Perempuan 13
Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo
4) Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Umur
Tabel 3.25 Kematian Akibat Kejadian PJK Berdasarkan Umur Kecamatan Porong
No. Umur Jumlah
1 0-11 bulan -
2 1-10 tahun -
3. 11-20 tahun -
4. 21-30 tahun -
5. 31-40 tahun -
6. 41-50 tahun 8 jiwa
7. 51-60 tahun 7 jiwa
8. > 60 tahun 19 jiwa
Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo
5) Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.26 Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Porong
No. Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 111 jiwa
2. Perempuan 139 jiwa
Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo
6) Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Umur
Tabel 3.27 Kejadian Osteoporosis Berdasarkan Umur
No. Jenis Kelamin Jumlah
1 0-11 bulan -
2 1-10 tahun -
3 11-20 tahun -
4 21-30 tahun -
5 31-40 tahun -
6 41-50 tahun 30 jiwa
7 51-60 tahun 20 jwa
8 > 60 tahun 120 jiwa
Sumber : Data Sekunder Dinas Kesehatan Kab.Sidoarjo
c. Fase 3 : Diagnosis Perilaku dan Lingkungan
1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tabel 3.28 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Kecamatan Porong
No. Keterangan Jumlah (KK)
1. Jumlah rumah memilki WC 12000
2. Jumlah rumah memilki jamban 6565
3. Jumlah rumah yang tak memilki keduanya 135
Sumber : Data Sekunder kecamatan porong
2) Perilaku Pola Makan Masyarakat
Tabel 3.29 Perilaku Pola Makan Masyarakat Kecamatan Porong
No. Pola makan Jumlah
1. Makan sehat dan tidak sembarangan 43571 jiwa
2. Makan tidak sehat dan sembarangan 33000 jiwa
Sumber : Data Sekunder kecamatan porong
d. Fase 4 : Diagnosis Pendidikan dan Organisasi
1) Predisposing Factors
a) Kurangnya kesadaran masyrakat akan pentingnya menjaga kesehatan jantung
dan tulang, dalam upaya pencegahan PJK dan osteoporosis sejak dini.
b) Persepsi masyarakat yang masih rendah. Mereka berfikir penyakit PJK dan
osteoporosis merupakan penyakit yang melanda kalangan atas.
c) Kebiasaan
Masyarakat porong terbiasa mengkonsumsi makanan yang mengandung
banyak kolesterol, merokok selain itu masyarakat porong tingkat
mobilitasnya tinggi sehingga tidak mempunyai waktu untuk berolahraga.
2) Enabling Factors
Penyediaan sarana olahraga seperti lapangan untuk jogging, tempat futsal sudah
tersedia dan jarak dan aksesnya dari kecamatan Porong mudah dijangkau tetapi
masyarakat tidak memanfaatkannya dengan baik dikarenakan tingkat mobilitas
masyarakat yang tinggi.
3) Reinforcing Factors
Kegiatan Rutin Pemeriksaan Rekam Jantung
a) Petugas kesehatan Puseksmas bersama petugas dari polindes telah
melakukan kegiatan rutin setiap seminggu sekali untuk pemeriksaan rekam
jantung secara gratis untuk masyarakat kecamatan Porong.
d. Fase 5 : Diagnosis Administrasi dan Kebijakan
1) Diagnosis Administrasi
a) Tersedianya fasilitas untuk berolahraga namun masyarakat tidak
memanfaatkannya dikarenakan tingkat mobilitas masyarakatnya yang tinggi.
b) Hambatan yang ada dalam antara lain :
(1) Masyarakat tidak peduli dengan kesehatan mereka.
(2) Kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan serta kesulitan dalam
merubah kebiasaan merokok mayarakat kecamatan porong.
2) Diagnosis Kebijakan
a) Ada penyuluhan dari koordinasi dari tokoh masyarakat namun tidak
terkoordinasi dengan baik.
3.4.3 TARGET ASSESSEMENT
Target pencapaian dari program ini adalah perubahan pola fikir dan
perubahan perilaku kearah positif tentang bagaimana pencegahan dan penanganan
PJK dan Oestoporosis yang ditunjukkan dengan pencegahan PJK dan tulang di
Kecamatan Porong pada tahun berikutnya. Berhasilnya program ini di tandai dengan
penurunan angka kejadian PJK dan penyakit tulang di wilayah Kecamatan Porong.
3.4.4 PROGRAM PLAN DEVELOPMENT
Step 1 : Recruit planning group members
Merekrut Ketua RW/RT, Kepala Dusun, Kepala Desa dan Kepala Puskesmas
dari masing-masing desa untuk melakukan kegiatan Jalan Sehat Bersama.
Step 2 : Develop program goals
Menentukan tujuan program dengan cara memberikan informasi dengan
melibatkan praktisi kesehatan, tokoh masyarakat yang meliputi ketua dusun, ketua
RW, ketua RT. Program yang didiskusikan berupa alternatif pemecahan masalah
seperti :
1) Program pemecahan masalah tentang PJK ( Penyakit Jantung Koroner )
2) Program pemecahan masalah tentang Oestoporosis
3) Program pemecahan masalah tentang bahaya merokok
Setelah diskusi dilakukan dengan melihat prioritas pada precede maka
program yang akan dijalankan adalah program pemecahan masalah tentang PJK dan
Oestoporosis dengan melakukan kegiatan jalan sehat bersama masyarakat
kecamatan Porong.
Step 3 : Develop Objective for Goals
Dari hasil diskusi tentang program pemecahan masalah tentang PJK dan
Oestoporosis dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa program yang akan dijalankan
yaitu :
1. Kegiatan jalan sehat bersama masyarakat kecamatan Porong guna
meminimalisasi PJK dan Oestoporosis.
2. Diskusi tentang pentingnya mengkonsumsi susu tulang sejak dini sebagai
upaya untuk pencegahan oestoporosis.
3. Diskusi tentang bahaya merokok bagi kesehatan jantung.
Step 4 : Explore Resources And Contraints
Mengeksplorasi sumber daya yang ada di masyarakat Kecamatan Porong
dengan biaya dan waktu.
1. Kegiatan jalan sehat bersama masyarakat kecamatan Porong guna
meminimalisasi PJK dan oestoporosis.
Waktu : Minggu, 18 November 2012 pukul 08.00 – 10.00 WIB
Alat dan bahan : Surat ijin pengadaan jalan sehat, microfone, sound
system, spanduk, baliho, stiker, pin, kupon, souvenir,
kamera, LCD, brosur, sewa panggung dan snack.
Biaya : Baliho 5 buah : Rp. 1000.000
Spanduk 100 buah : Rp.500.000-.
Souvenir : Rp. 15.000.000
Sewa Panggung : Rp.700.000
Sewa Sound : Rp.1000.000
Sticker : Rp.250.000
Pin : Rp.450.000
Kupon Jalan Sehat : Rp.200.000
Snack : Rp. 1.000.000
Poster 20 Buah :Rp. 500.000
3.4.5. FASE IMPLEMENTASI
Mewujudkan program dalam tindakan
Phase 1 : Gain acceptance for the program ( Bagaimana masyarakat bisa menerima
program)
Mengadakan jalan sehat yang diikutin oleh seluruh warga kecamatan Porong
yang bertujuan untuk menjaga kesehatan jantung dan kesehatan tulang sejak dini.
Phase 2: Specifying program task and estimating resource needs (mengestimasi
program apa saja, media dan sumberdaya)
a) Review of program activities
Masalah :Kurangnya kesadaran masyarakat kecamatan Porong
terhadappentingnya menjaga kesehatan jantung sejak dini.
Solusi : Mengadakan jalan sehat bersama BARRESSFI
b) Consideration of supply and equipment needs
1) Surat ijin kegiatan pelaksanaan jalan sehat
2) Baliho
3) Spanduk
4) Sewa panggung
5) Brosur
6) Stiker
7) Poster
8) Pin
9) Laptop
10) Microphone
11) Sound system
12) Kupon jalan sehat
c) Modification of program plan
Modification of program plan dalam jalan sehat dapat dilaksanakan dengan
berbagai cara diantaranya : dengan adanya jalan sehat memberikan beberapa
manfaat yaitu menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan tulang, dan menumbuhkan rasa
kebersamaan antar desa di kecamatan Porong.
d) Mass media communications
Media yang digunakan melalui Baliho, Spanduk, Brosur, Poster.
e) Direct education
Dengan mengadakan jalan sehat selain dapat menjaga kesehatan jantung dan
tulang tetapi juga mengganti kebiasaan perubahan sikap.
f) Budget
Tabel 3.30 Alat Dan Bahan Perlengkapan Jalan Sehat
No. Rincian Jumlah Biaya (Rp)
1. Baliho 1.000.000
2. Spanduk 500.000
3. Souvenir 15.000.000
4. Sewa Panggung 700.000
5. Sewa Sound 1.000.000
6. Stiker 250.000
7. Pin 450.000
8. Kupon Jalan Sehat 200.000
9. Snack 1.000.000
10. Poster 500.000
11. Susu tulang Dari sponsor
Jumlah 20.600.000
Phase 3 : Mengembangkan rencana spesifik untuk aktivitas program
Program : Pengadaan jalan sehat yang dilakukan oleh mahasiswa yang disponsori
oleh produsen susu.
Pada fase ini yaitu mengembangkan rencana spesifik untuk program jalan
sehat yaitu dengan cara 4P :
1) Product
Yang di maksud produk disini yaitu kegiatan jalan sehat yang akan
dilaksanakan pada masyarakat yang bertempat di kecamatan Porong. Kegiatan jalan
sehat ini dikemas semenarik mungkin sehingga masyarakat berantusias mengikuti
kegiatan jalan sehat.
2) Price
Dalam jalan sehat ini tidak dipungut biaya apapun sehingga dari semua
kalangan masyarakat dapat berpartisipasi mengikuti jalan sehat.
3) Place
Kegiatan jalan sehat dilaksanakan mulai dari lapangan yang berada di
kecamatan porong dan kembali ke lapangan lagi.
4) Promotion
Tahap promosi pada program ini tidak hanya dilakukan pemasangan Baliho,
spanduk, dan poster melainkan dibagikan brosur ke setiap rumah warga.
Phase 4 : Menetapkan mekanisme manajemen program
Program : Kegiatan jalan sehat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat
kecamatan Porong akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan
tulang.
Pada phase ini menetapkan mekanisme manajemen kegiatan jalan sehat dengan
rencana kegiatan sebagai berikut :
RENCANA KEGIATAN
A. PROGRAM KEGIATAN JALAN SEHAT BERSAMA BARRESSFI
Satuan Kegiatan Jalan Sehat
Pokok Bahasan : Jalan sehat untuk meminimalisasi PJK dan Oestoporosis
Sub Pokok bahasan : 1. Manfaat menjaga kesehatan jantung
2. Manfaat menjaga kesehatan tulang
3. Memelihara keakraban antar warga Kecamatan Porong
Sasaran : Seluruh warga masyarakat Kecamatan Porong Sidoarjo
Tempat : Lapangan Porong Sidoarjo
Waktu : 240 Menit
Hari : Minggu, 18 November 2012
Jam : 06.00 WIB – 10.00 WIB
Penyuluh : dr. M. Atoillah
Siska Ludiah
Razvi Yudatama
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan kegiatan jalan sehat diharapkan masyarakat porong
memahami pentingnya menjaga kesehatan jantung dan tulang sehingga kejadian
PJK dan oestoporosis dapat diminimalisir.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan kegiatan jalan sehat dan diskusi mengenai pentingnya
minum susu bagi kesehatan tulangserta diskusi mengenai bahaya merokok
diharapkan masyarakat porong mampu:
a. Menjelaskan cara pencegahan dini terhadap PJK dan Oestoporosis
b. Menjelaskan pentingnya minum susu untuk menjaga kesehatan tulang sejak
dini
3. Metode
Metode yang digunakan:
a) Diskusi
b) Pemutaran video tentang manfaat minum susu untuk kesehatan tulang dan
bahaya merokok pada kesehatan jantung
4. Media
a. LCD
b. Laptop
c. Sound system
d. Mikrofon
5. Strategi pelaksanaan
Persiapan
a) Menyiapkan panggung dan sound system
b) Sambutan dari Bapak Camat Porong serta memberangkatkan peserta jalan
sehat
c) Pembagian kupon jalan sehat untuk mendapatkan souvenir
d) Menyiapkan video, laptop dan LCD untuk diskusi
e) Menyiapkan snack dan susu bagi para peserta jalan sehat
Pelaksanaan
NoRangkain
KegiatanMateri Metode Pelaksanaan
Estimasi
Waktu
1. Pembukaan A. Salam pembuka
B. Menjelaskan
tujuan dari
kegiatan Jalan
Sehat
Bapak camat mengucapakan salam
pembuka dan menjelaskan tujuan
dari kegiatan jalan sehat dan
memberangkatkan para peserta
jalan sehat
15 menit
2. Kegiatan inti A. Diskusi tentang :
- Pencegahan PJK
dan oestoporosis
- Pentingnya
mengkonsusmsi
susu untuk
kesehatan tulang
- Bahaya merokok
untuk kesehatan
jantung
Melakukan Diskusi Tentang:
- Pencegahan PJK dan
oestoporosis
- Pentingnya mengkonsusmsi
susu untuk kesehatan tulang
Bahaya merokok untuk
kesehatan jantung
60 menit
3. Penutup A. Mengadakan
evaluasi
B. Salam penutup
A. Menanyakan kembali diskusi
Mengucapkan salam penutup15 menit
6. Rincian Biaya kegiatan :
No. Rincian Jumlah Biaya (Rp)
1. Baliho 1.000.000
2. Spanduk 500.000
3. Souvenir 15.000.000
4. Sewa Panggung 700.000
5. Sewa Sound 1.000.000
6. Stiker 250.000
7. Pin 450.000
8. Kupon Jalan Sehat 200.000
9. Snack 1.000.000
10. Poster 500.000
11. Susu tulang Dari sponsor
Jumlah 20.600.000
7. Referensi
-
8. Evaluasi
1. Kognitif
a) Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan bahasanya
sendiri tentang rumah sehat
b) Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan bahasanya
sendiri tentang standar rumah sehat
2. Afektif
Audien berespon dan aktif dalam mengikuti penyuluhan
3. Psikomotor
Audien yang ditunjuk mampu mengaplikasikan syarat rumah sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
Phase 5 : Putting plans into action
A. Cek:
1. Kesiapan berubah
Setelah diberikan penjelasan cara pencegahan penyakit jantung koroner,
dilihat apakah masyrakat dapat menerima penjelasan yang diberikan dan
langsung menerapkannya atau malah menolak.
2. Resources
a) Penyediaan tempat penyuluhan yaitu Lapangan Kecamatan Porong
b) Sasaran masyarakat yaitu Tokoh masyarakat
c) Pemberi penyuluhan yaitu dokter
d) Pemberian materi tentang pencegahan dini penyakit jantung koroner dan
osteoporosis.
e) Konsumsi disediakan oleh mahasiswa Universitas Airlangga
3. Review plan
Pemeriksaan Rekam Jantung secara rutin.
4. Review managemen plan
Ada persyaratan tertentu dalam pencegahan penyakit jantung koroner, yaitu:
a) Pola hidup masyarakat Kecamatan Porong.
b) Masyarakat kecamatan porong yang mau (interest) merubah perilakunya.
B. Internal implementation
1. Target populasI : Warga masyarakat Kecamatan Porong
2. Design program : Penjelasan tentang cara pencegahan dini penyakit jantung
koroner dan osteoporosis oleh mahasiswa Universitas Airlangga
3. Objective : tokoh masyarakat
4. Time schedule : Minggu, 18 November 2012 / 06.00 sampai 10.00 WIB
3.4.6.EVALUASI
Pelaksanaan penyuluhan dihadiri oleh 80% warga. Penyampaian materi
disisipkan saat pembagian door price mengena sasaran dengan antusiasme warga
yang dubuktikan saat pemberi materi melakukan tanya jawab kepada warga, dan
warga antusias mengajukan pertanyaan
Pemeriksaan rekam jantung berhasil dilaksanakan. Warga juga diberi
penjelasan cara pencegahan PJK. Jumlah pasien PJK dan osteoporosis menurun
dari bulan sebelumnya
Daftar Pustaka
Green,LW dan Kreuter,MW.1991.Health promotion planning: an educational and
environmental approach. second edition. Toronto: Mayfield ublishing company
Notoadmodjo, S.2007. promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: rineka cipta