p-drug lbp tgas fix.docx
DESCRIPTION
halooTRANSCRIPT
P-DRUG
LOW BACK PAIN
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Kepaniteraan Senior Farmasi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh:
Swietenia Rambu Sabati 22010112210126
Fathurrahman Andiyoga 22010112210159
Nabila Amalina 22010112210185
Muhamad Tsalis Fithrony 22010112210187
Naomi Ditya Sari 22010112210188
Anis Kurahmawati 22010111200189
Marisa Rachim 22010111200190
BAGIAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. MM
Umur : 78 tahun
Jenis kelamin : perempuan
A. Anamnesis
Autoanamnesis dengan penderita
Keluhan utama
Nyeri pinggang tidak kunjung hilang
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke klinik neurologi untuk memfollow up nyeri pinggang yang
telah dideritanya pasca kecelakaan mobil 10 tahun lalu. Detail tentang
kecelakaan tersebut sangat terbatas, tetapi pasien mengaku telah sempat
menjalani operasi Laminektomi untuk menghilangkan nyeri yang dirasakannya
segera setelah kecelakaan. Tidak jelas adanya riwayat herniasi atau ruptur
diskus. Pasien telah mencoba berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri
termasuk injeksi obat anestesi lokal dan TENS namun keluhan tidak kunjung
menghilang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes mellitus tipe 2 sejak 8 tahun lalu
Hipertensi sejak 15 tahun lalu
Edema pada lengan dan tungkai
Ischialgia sebelah kiri sejak 20 tahun lalu
Insomnia
Depresi
Riwayat serangan jantung (tidak ada data)
Riwayat Penyakit Keluarga
-
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal di rumah bersama suaminya. Pasien sering hanya duduk-duduk
saja, menetap di kasur atau kursi selama hampir seharian. Pasien tidak
merokok dan konsumsi alkohol disangkal.
Riwayat Medikasi
Lanoxin 0,125 mg per oral 1x sehari
Atenolon 25 mg per oral 2 hari 1x
Aspirin 325 mg per oral 1x sehari
Maxzide 25/50 per oral 1x sehari
OsCal 500 mg per oral 2x sehari
Humulin 70/30 30 unit pada Q AM dan 40 unit pada Q PM ( sebelumnya
dengan glyburide)
Zoloft 75 mg per oral sebelum tidur
Percodan 2 tablet tiap 4 jam
Halcion 0,25 mg per oral sebelum tidur
Riwayat Alergi
Meperidine → bronkospasme, gatal-gatal
Penisilin → alergi saat kanak-kanak
Flurbiprofen → intoleransi gastrointestinal
Review dari Sistem
Nyeri punggung sedang hingga berat disertai perasaan seperti ditusuk-tusuk
jarum pada tungkai kiri. Tidak ada keluhan.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Wanita 78 tahun, keadaan umum baik
Tanda Vital
Tekanan darah 104/72, nadi 72, RR 15, suhu 37,4oC, tinggi 5 inci dan berat 68
kg
Kepala, Telinga, Mata, Hidung dan Tenggorokan
Pupil isokor, bulat, rangsang cahaya positif dan akomodasi normal. Pergerakan
mata bebas. Membran timpani intak.
Leher
Supel, distensi vena jugular (-),bruit (-)
Respirasi
Dalam batas normal, Ronkhi (-), wheezing (-)
Thoraks
Kifosis terlokalisir dengan lordosis berlebihan dari segmen lumbalis. Nyeri
pada palpasi daerah lumbal bawah. Fleksi dari segmen lumbosakral 60°
dengan ekstensi lumbal 0°. Laterofleksi ke kanan dan kiri serta rotasi trunkus
terbatas.
Kardiovaskuler
Irama jantung normal, S1-2 normal, murmur (-), gallop (-)
Payudara
Tidak ada kelainan
Abdomen
Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba, BU(+) N
Genital
Berak darah (-), pemeriksaan lain belum dilakukan
Ekstremitas
Edema pada lengan dan tungkai. Gait abnormal (+). Pergerakan panggul dalam
batas normal. Berjalan jinjit dan berjalan dengan tumit tidak bisa.
Neurologis
Kesadaran dan orientasi dalam batas normal. Reflek patella (+2) bilateral,
reflek achilles berkurang pada sisi kiri, test Laseque normal, sensasi dalam
batas normal.
Laboratorium
Na 144 mEq/L
K 3,9 mEq/L
Cl 103 mEq/L
CO2 31 mEq/L
BUN 16 mg/dL
Cr 1,6 mg/L
Glu 53 mg/dL (puasa)
HbA1C 9,1 %
Ca 9,8 mg/dL
Bilirubin total 0,2 mg/dL
Protein total 8,1 g/dL
Albumin 3,8 g/dL
AST 30 IU/L
ALT 15 IU/L
Alk Phos 182 IU/L
MRI
Terdapat penyakit degeneratif ringan pada diskus intervertebra, tidak ada
gambaran spinal stenosis atau HNP.
DEXA Scan
Skor vertebra lumbal -3,73
Skor tulang panggul kiri -3,57
Assessment
1. Nyeri pinggang sedang hingga berat yang disebabkan oleh kecelakaan mobil 10
tahun lalu dengan peningkatan kebutuhan obat anti nyeri
2. Diabetes tak terkontrol
3. Osteoporosis yang tidak tertangani, akan mulai diberikan alendronate
4. Edema lengan dan tungkai
5. Riwayat hipertensi, insomnia, depresi, dan curiga infark miokard
DISKUSI
1. a. Buatlah list problem obat pasien tersebut
Aspirin dan Percodan yang diberikan tidak efektif
Diabetes tidak terkontrol, kemungkinan karena ketidakpatuhan minum obat
b. Apa saja informasi yang mengindikasikan keparahan nyeri kronis non-maligna
pada pasien ini?
Dari anamnesis didapatkan nyeri pinggang pasca kecelakaan mobil 10 tahun
lalu. Sempat menjalani operasi laminektomi namun nyeri tidak menghilang.
Telah mencoba berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri termasuk injeksi
obat anestesi lokal dan TENS namun keluhan tidak kunjung menghilang.
Pasien mengeluh telah menderita ischialgia sejak 20 tahun lalu. Di rumah
pasien sering hanya duduk-duduk saja, menetap di kasur atau kursi selama
hampir seharian.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kifosis terlokalisir dengan lordosis
berlebihan dari segmen lumbalis. Terdapat nyeri pada palpasi daerah lumbal
bawah. Fleksi dari segmen lumbosakral 60° dengan ekstensi lumbal 0°.
Laterofleksi ke kanan dan kiri serta rotasi trunkus terbatas. Gait abnormal (+).
Tes berjalan jinjit dan berjalan dengan tumit sulit dilakukan. Dari pemeriksaan
MRI vertebra didapatkan penyakit degeneratif ringan pada diskus
intervertebra. Dari pemeriksaan Dexa Scan didapatkan skor vertebra lumbal -
3,73 dan skor tulang panggul kiri -3,57.
c. Apakah problem pasien ini dapat disebabkan oleh pengobatannya?
Problem pasien dapat disebabkan oleh pengobatannya. Efek samping
pemberian NSAID dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Efek
samping beta bloker (Atenolol) pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan
insomnia dan depresi. Pemberian benzodiazepine (Halcion) dengan dosis
hipnotik dapat menimbulkan efek samping inkoordinasi motorik dan ataksia
seperti yang dialami pasien ini. Obat hipertensi golongan diuretik (Maxzide)
memiliki efek samping peningkatan kadar gula darah. Terapi humulin pada
manula harus berhati-hati karena dapat menimbulkan efek hipoglikemi.
d. Tambahan informasi apa yang dibutuhkan untuk menilai nyeri pada pasien ini?
- Bagaimana sifat nyerinya?
- Nyeri dirasakan kapan saja?
- Apakah nyeri pernah berkurang setelah pemberian aspirin? Sejak kapan
nyeri muncul kembali meskipun telah konsumsi obat?
- Nyeri bertambah ketika apa? Nyeri berkurang ketika apa?
- Apakah pernah ada keluhan nyeri pada ulu hati? Mual? Muntah?
- Apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan herbal?
2. Apakah tujuan terapi pasien ini?
Tujuan terapi pada pasien ini adalah untuk mengatasi rasa nyeri yang
dirasakan pasien. Nyeri pinggang yang dirasakan pasien diduga disebabkan
oleh penyakit degeneratif yaitu osteoporosis. Namun pada usia lanjut seperti
pada pasien ini, sepertinya terapi untuk mengatasi osteoporosis sudah tidak
efektif. Sehingga yang dapat dilakukan adalah mengatasi nyeri, yang
merupakan keluhan utama dari pasien ini.
Dengan memperhatikan prinsip pengobatan pada lansia, yaitu :
- Riwayat pemakaian obat yang lengkap, termasuk obat herbal/
tradisional/ obat bebas
- Hindari pemberian obat bila keuntungannya kecil, atau ada alternatif
pengobatan non farmakologis
- Pertimbangkan harga
- Start low, go slow, but get there!
- Buat cara pemberian yang sederhana
- Tulis cara pemakaian sejelas mungkin
- Minta penderita membawa seluruh obat yang sedang diminum setiap
kali periksa
- Pertimbangkan pemakaian kotak obat harian (mediset)
- Hentikan pemakaian obat yang tidak jelas keuntungannya, atau risiko
efek samping lebih merugikan
- Hati-hati pemakaian obat baru
- Hindari penggunaan obat lebih dari 5 macam
3. a. Terapi non farmakologis apa yang dapat dilakukan pada pasien ini?
- Terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas postur, dan
keseimbangan untuk mencegah jatuh dan memaksimalkan fungsi fisik
- Terapi okupasional untuk mengurangi risiko jatuh
b. Bandingkan alternatif farmakoterapi yang tersedia untuk terapi nyeri pada pasien
ini!
Golongan Obat Farmakodinamik Farmakokinetik Kontra indikasi dan Efek Samping
Non Opioid
NSAID Sebagai analgesik, golongan
ini hanya efektif terhadap
nyeri dengan intensitas
rendah sampai sedang. Misal
sakit kepala, mialgia,
artralgia, dan nyeri lain yang
berasal dari integumen, juga
efektif terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi.
Efek analgesiknya jauh lebih
lemah daripada opiat, namun
obat ini tidak menimbulkan
ketagihan dan tidak
menimbulkan efek samping
sentral yang merugikan.
Obat golongan ini hanya
mengubah persepsi modalitas
sensorik nyeri, tidak
mempengaruhi sensorik lain.
Kebanyakan obat pada
golongan ini di absorbsi
cepat dan sempurna melalui
saluran cerna. Konsentrasi
tertinggi didalam plasma
dicapai dalam waktu 1/2
hingga 2 jam dan masa
paruh plasma 1-3 jam. Obat
ini dimetabolisme dihati dan
diekskresi di ginjal.
Kontra Indikasi:
hipersensitif/alergi, gangguan fungsi hati berat,
gangguan fungsi ginjal.
Efek samping :
Induksi tukak lambung, tukak peptik, anemia sekunder
akibat perdarahan saluran cerna, gangguan fungsi
trombosit, reaksi hipersensitivitas berupa rinitis
vasomotor, edema angioneurotik, urtikaria luas, asma
bronkial, hipotensi hingga keadaan pre syok dan syok.
Golongan Obat Farmakodinamik Farmakokinetik Kontra indikasi dan Efek Samping
Opioid
Obat golongan ini
menghilangkan nyeri dengan
meningkatkan ambang rasa
nyeri pada tingkat medula
spinalis, dan yang lebih
penting lagi dengan
mengubah persepsi otak
terhadap nyeri. Golongan ini
dapat mengatasi nyeri yang
berasal dari organ dalam
maupun dari integumen, otot,
dan sendi.
Absorpsi lambat di saluran
cerna. Metabolisme linta
spertama terjadi di hati.
Dapat menembus sawar
darah uri dan
mempengaruhi janin.
Ekskresi melalui ginjal dan
sebagian kecil lewat
empedu. Konsentrasi
tertinggi didalam plasma
dicapai dalam waktu 1-4
jam dan masa paruh plasma
3 jam hingga 1,5 hari.
Kontra Indikasi:
Hipersensitivitas opioid, ibu hamil, gangguan fungsi
ginjal, gangguan fungsi hati
Efek samping :
Tremor, kedutan otot, konvulsi, depresi napas, muntah,
disforia, alergi yang meningkatkan efek hipotensi,
ketergantungan.
P-drug Suitability (%)
20%
Efficacy (%)
30%
Safety (%)
30%
Cost total (%) 20%
Morfin (7x20%) (9x30%) (6x30%) 60 tab 10 mg Rp.
218.350,-
Meperidin (6x20%) (8x30%) (6x30%)
Metadon (5x20%) (8x30%) (6x30%)
Nalokson (1x20%) (1x30%) (7x30%) 5 amp 2ml
200.000,-
Pentazozin (3x20%) (6x30%) (5x30%)
Butorfanol (3x20%) (7x30%) (5x30%)
Buprenorfi
n
(3x20%) (8x30%) (6x30%)
Tramadol (4x20%) (5x30%) (7x30%) 20 tab 50 mg Rp.
38.729,-
4. a. Tentukan obat, dosis, sediaan, jadwal, dan durasi terapi yang paling tepat untuk
mengatasi nyeri pada pasien ini
Obat : morfin sulfat
Dosis obat : awal 20-30mg/12jam
Sediaan : Tablet 10mg; 15mg; 30mg; 60mg; 100mg
Schedule : Pemberian obat 2 kali dalam 1 hari, sekali minum 2 tablet @10mg,
diminum setelah makan
b. Alternatif apa yang sesuai jika terapi utama tadi gagal atau tidak dapat
digunakan?
Obat : meperidine
5. Parameter klinis dan laboratorium apakah yang perlu diperiksa secara reguler
untuk mengevaluasi terapi sesuai dengan tujuan terapi dan untuk mengetahui atau
mencegah efek samping?
Klinis :
1. Kualitas dan kuantitas nyeri
2. Frekuensi nafas
3. Gangguan gerak
4. Penurunan tekanan darah
5. Risiko jatuh
6. Mual dan muntah
Laboratorium : Ureum, Creatinine, LFT, GDI, GDII, elektrolit, EKG
6. Informasi apa yang harus diberikan kepada pasien untuk meningkatkan kepatuhan
minum obat, meningkatkan kesuksesan terapi, dan meminimalisir efek samping
obat?
Pasien harus rutin minum obat untuk mendapatkan efek terapinya karena
dosis yang diberikan kepada pasien adalah dosis rendah untuk
menghindari efek samping dari obat tersebut.
Jangan meminum obat melebihi dosis, karena akan menimbulkan efek
samping dari obat tersebut.
Pasien dianjurkan untuk mengikuti terapi non farmakologis, seperti terapi
fisik dan okupasi untuk meningkatkan keberhasilan terapi.
Setelah mengkonsumsi obat sebaiknya istirahat dan banyak berbaring
untuk mengurangi risiko jatuh karena efek hipotensi ortostatik.
Apabila muncul efek samping seperti pingsan, kelemahan otot, serta
mengantuk, kesemutan pada tangan dan kaki, kelelahan, segera
konsultasikan ke dokter.
Segera periksa ke dokter apabila obat habis atau keluhan bertambah berat.
Pembuatan Resep
Morfin Sulfat
- Sediaan : 10mg, 15mg, 30mg, 60mg, 100mg
- DM : -/-
- DL : 20-30mg/12jam
- DT sehari : 2x20mg
- DT sekali : 20mg 2 tab 10mg
R/ Morfin sulfat tab mg 10 fl no I
S o 12 h dd tab II