otitis media efusi

21
BAB I PENDAHULUAN Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. 1  Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (otitis media media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi/OME). 1  Mas ing -mas ing gol ongan mempun yai ben tuk aku t dan kro nis , yai tu oti tis media supuratif akut (otitis media akut=OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK/OMP). Begitu pul a otitis med ia serosa ter bag i men jadi oti tis med ia ser osa aku t (ba rot rauma = aerotitis) dan otitis media serosa kronis. Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, seperti otitis media tuberku losa atau otitis media sifilitika. Otitis media yang lain ialah otitis media adhesive. 1,2 Otitis media non sup uratif nama lain adalah otitis media musino sa, otitis media efusi, otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media mucoid (glue ear). 1,2,3 Otitis media efusi (OME) adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media den gan efusi. Apa bil a efusi ter seb ut encer dis ebu t oti tis med ia ser osa dan apa bil a efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (  glue ear ). 1,2,3 OME adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak. Pada populasi anak, OME dapat timbul sebagai suatu kelainan  short-term menye rtai suatu infeksi saluran  pernapasan atas (ISPA), ataupun sebagai proses kronis yang disertai gangguan dengar berat, keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, gangguan keseimbangan, hingga perubahan struktur membrana timpani dan tulang pendengaran. 3 BAB II 1

Upload: rudy-

Post on 06-Jul-2015

764 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 1/21

 

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba

eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.1 

Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis

media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (otitis media media

serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi/OME).1 

Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis, yaitu otitis media

supuratif akut (otitis media akut=OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK/OMP).

Begitu pula otitis media serosa terbagi menjadi otitis media serosa akut (barotrauma =

aerotitis) dan otitis media serosa kronis. Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, seperti

otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika. Otitis media yang lain ialah otitis media

adhesive.1,2

Otitis media non supuratif nama lain adalah otitis media musinosa, otitis media efusi,

otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media mucoid (glue ear).1,2,3

Otitis media efusi (OME) adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telinga

tengah, sedangkan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media

dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi

tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid ( glue ear ).1,2,3

OME adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak. Pada populasi

anak, OME dapat timbul sebagai suatu kelainan  short-term menyertai suatu infeksi saluran

 pernapasan atas (ISPA), ataupun sebagai proses kronis yang disertai gangguan dengar berat,

keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, gangguan keseimbangan, hingga perubahan

struktur membrana timpani dan tulang pendengaran. 3

BAB II

1

Page 2: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 2/21

 

PEMBAHASAN

II.I ANATOMI TELINGA

Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu

1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.

2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh

tulang ke telinga dalam.

3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan

melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung

organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.4 

Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus

akustikus eksternus) dan selaput gendang (membran timpani), bagian telinga ini berfungsi

untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga

menyebabkan bergetarnya membran timpani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari

telinga luar sampai membran tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran

yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh

tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh

kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah

mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang

 berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan

yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan

mencegah infeksi.4,5

2

Page 3: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 3/21

 

Gambar 1. Telinga Luar 

Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membran tympani. Dia

diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi olehepitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri

atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran

atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell. 4,5

Telinga Tengah (Cavum Timpani)

Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis)

yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang

landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian.

Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran timpani, sedangkan bagian

kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes

 berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut

fenestra ovalis (tingkap jorong/fenestra vestibule). Di bawah fenestra ovalis terdapat tingkap

 bundar atau  fenestra kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran timpani

sekunder .4,5

3

Page 4: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 4/21

 

Gambar 2. Telinga Tengah

Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria

yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat

dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara .

Maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng. 4,5

Gendang telinga atau membran timpani adalah selaput atau membran tipis yang

memisahkan telinga luar dan telinga dalam. Ia berfungsi untuk menghantar getaran suara dari

udara menuju tulang pendengaran di dalam telinga tengah. Gendang telinga secara anatomi

dibagi 2 yaitu pars tensa (tegang) dan pars flaksida,

1. Pars tensa, sebagain besar gendang telinga merupakan pars tensa, terdiri dari 3 lapis,

 bagian luar lanjutan kulit liang telinga, di tengah jaringan ikat, dan bagian dalam yang

mengarah ke telinga tengah, merupakan lanjutan mukosa telinga tengah.

2. Pars flaksida, bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya terdiri dari dua lapis

tanpa jaringan ikat di bagian tengah. 4,5,6

4

Page 5: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 5/21

 

Gambar 3. Membran Thympani (kanan) normal yang dilihat dengan menggunakan otoskop

Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran Eustachius (tuba

auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membran

timpani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan.

Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk 

mencegah pecahnya membran timpani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka

dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan

tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran timpani.4,5,6

Pleksus tympanicus

Pleksus tympanicus berasal dari n. tympani cabang dari nervus glosofaringeus dan

dengan nervus caroticotympani yang berasal dari pleksus simpatetik di sekitar arteri carotis

interna. Saraf dari pleksus ini dan kemudian berlanjut pada :

1. Cabang-cabang pada membrana mukosa yamg melapisi cavum timpani, tuba

Eustachius, antrum mastiod dan sel-sel mastoid.

2. Sebuah cabang yang berhubungan dengan nervus petrosus superfisial mayor.

3. Pada nervus petrosus superfisial minor, yang mengandung serabut-serabut

 parasimpatis dari N. IX. Saraf ini meninggalkan telinga tengah melalui suatu saluran

yang kecil dibawah m. tensor tympani kemudian menerima serabut saraf parasimpatik 

dari N. VII dengan melalui cabang dari ganglion geniculatum. Secara sempurna saraf 

 berjalan melalui tulang temporal, di lateral sampai nervus petrosus superfisial mayor,

diatas dasar fossa cranial media, di luar duramater. Kemudian berjalan melalui

foramen ovale dengan nervus mandibula dan arteri meningeal accessori sampai

5

Page 6: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 6/21

 

ganglion optic. Kadang-kadang saraf ini tidak berjalan pada foramen ovale tetapi

melalui foramen yang kecil sampai foramen spinosum.5 

Serabut post ganglion dari ganglion optic menyuplai serabut-serabut sekremotor pada

kelenjar parotis melalui nervus aurikulotemporalis.5 

Vaskularisasi Cavum Timpani

Pembuluh-pembuluh darah yang memberikan vaskularisasi cavum timpani adalah

arteri-arteri kecil yang melewati tulang yang tebal. Sebagian besar pembuluh darah yang

menuju cavum timpani berasal dari cabang arteri carotis eksterna. Pada daerah anterior 

mendapat vaskularisasi dari a. tympanica anterior, yang merupakan cabang dari a. maksilaris

interna yang masuk ke telinga tengah melalui fissura petrotympanica.5 

Pada daerah posterior mendapat vaskularisasi dari a. tympanika posterior, yang

merupakan cabang dari a. mastoidea yaitu a. stilomastoidea. Pada daerah superior mendapat

vaskularisasi dari cabang a. meningea media juga a. petrosa superior, a. tympanica superior 

dan ramus inkudomalei. Pembuluh vena cavum timpani berjalan bersama-sama dengan

 pembuluh arteri menuju pleksus venosus pterigoid atau sinus petrosus superior.5

 

Pembuluh getah bening cavum timpani masuk ke dalam pembuluh getah bening

retrofaring atau ke nodulus limfatikus parotis.5 

Telinga Dalam (Labirin)

Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-

rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa

membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe , sedangkan rongga-rongga

tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa).

Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan

dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunan perilimfe mirip dengan cairan

serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran

 jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun

terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.4,5,8

6

Page 7: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 7/21

 

Gambar 4. Telinga Dalam

Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, choclea (rumah siput)

dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).

Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang choclea dan di

depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta

ovalis (fenestra vestibule). Vestibula bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu

sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut

makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan

gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh

sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-

 butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang

menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang

vestibular dari saraf vestibulochoclea yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang

akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.4 

Canalis semisirkularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang

vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut

ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Cristaacustik, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh

dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam

crista acustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di

sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika

kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel

rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf.

Sebagai responnya, otot-otot berkontraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada

 posisi yang baru.4 

7

Page 8: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 8/21

 

Koklea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk 

seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi

 bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang Koklea menunjukkan bahwa

koklea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:

1. Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir 

 pada tingkap jorong.

2. Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir 

 pada tingkap bulat.

3. Saluran choclear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani,

mengandung endolimfe.4,8 

Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran

reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.4,5 

FISIOLOGI TELINGA

Telinga luar berfungsi mengumpulkan suara dan mengubahnya menjadi energi getaran

sampai ke gendang telinga. Getaran suara ditangkap oleh aurikel yang diteruskan keliang

telinga sehingga menggetarkan membran tympani.9 

Telinga tengah menghubungkan gendang telinga sampai ke kanalis semisirkularis yang

 berisi cairan. Di telinga tengah ini, gelombang getaran yang dihasilkan tadi diteruskan ke

tulang tulang pendengaran, stapes akhirnya menggerakkan foramen oval yang juga

menggerakkan perilymph dalam skala vestibuli. Dilanjutkan melalui membran vestibuler 

yang mendorong endolymph dan membran basal ke arah bawah, perilimfe dalam skala

timpani akan bergerak sehingga mendorong foramen rotundum ke arah luar.

9

 

Telinga dalam merupakan tempat ujung-ujung saraf pendengaran yang akan

menghantarkan rangsangan suara tersebut ke pusat pendengaran di otak manusia. Skala

media yang menjadi cembung mendesak endolimfe dan mendorong membran basal dan

menggerakkan perilimfe pada skala timpani. 9 

Pada saat istirahat, ujung sel rambut berkelok-kelok dan dengan berubahnya membran

 basal, ujung sel rambut menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan

ion kalium dan natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan ke nervus VIII yang diteruskan

8

Page 9: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 9/21

 

ke pusat sensorik pendengaran diotak ( area 39-40) melalui saraf pusat yang ada dilobus

temporalis.5,9 

II.2 ETIOLOGI OME

1. Kegagalan fungsi tuba Eustachi. Disebabkan oleh:

a. Hiperplasia adenoid

 b. Rinitis kronik dan sinusitis

c. Tonsilitis kronik. pembesaran tonsil akan menyebabkan obstruksi mekanik pada

 pergerakan palatum molle dan menghalangi membukanya tuba Eustachi.

d. Tumor nasofaring yang jinak dan ganas. Kondisi ini selalu menyebabkan timbulnya

otitis media unilateral pada orang dewasa.

e. Defek palatum, misalnya celah pada palatum atau paralisis palatum.11

2. Alergi

Alergi inhalans atau ingestan sering terjadi pada anak-anak. Ini tidak hanya

menyebabkan tersumbatnya tuba eustachi oleh karena udem tetapi juga dapat mengarah

kepada peningkatan produksi sekret pada mukosa telinga tengah.11

3. Otitis media yang belum sembuh sempurna

Terapi antibiotik yang tidak adekuat pada OMSA dapat menonaktifkan infeksi tetapi

tidak dapat menyembuhkan secara sempurna. Akan menyisakan infeksi dengan grade yang

rendah Proses ini dapat merangsang mukosa untuk menghasilkan cairan dalam jumlah

 banyak. Jumlah sel goblet dan kelenjar mukus juga bertambah.11 

4. Infeksi virus

Berbagai virus adeno dan rino pada saluran pernapasan atas dapat menginvasi telinga

tengah dan merangsang peningkatan produksi sekret.11 

II. 3 EPIDEMIOLOGI OME

9

Page 10: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 10/21

 

Infeksi telinga tengah menjadi masalah medis yang paling sering pada bayi dan anak-

anak umur pra sekolah, dan diagnosa utama yang paling sering pada anak-anak yang lebih

muda dari usia 15 tahun yang diperiksa di tempat praktek dokter.10 

Sebagaimana halnya dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), otitis

media juga merupakan salah satu penyakit langganan anak. Di Amerika Serikat, diperkirakan

75% anak mengalami setidaknya satu episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan

hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25%

anak mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun. Di negara tersebut otitis

media paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun.5 

Pada tahun 1990, 12.8 juta kejadian otitis media terjadi pada anak-anak usia di bawah 5

tahun. Anak-anak dengan usia di bawah 2 tahun, 17% memiliki peluang untuk kambuh

kembali. 30-45% anak-anak dengan OMA dapat menjadi OME setelah 30 hari, dan 10%

lainnya menjadi OME setelah 90 hari, sedikitnya 3.84 juta kasus OME terjadi pada tahun

tersebut; 1.28 juta kasus menetap setelah 3 bulan.10 

Statistik menunjukkan 80-90% anak prasekolah pernah menderita OME. Kasus OME

 berulang (OME rekuren) pun menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi terutama pada anak 

usia prasekolah, sekitar 28-38%.2,3

 

II. 4 PATOFISIOLOGI OME

OME dapat terjadi sepanjang stadium resolusi dari OMA setelah melewati stadium

hiperemis. Pada anak-anak yang menderita OMA, sebanyak 45% akan menjadi efusi yang

 persisten setelah 1 bulan, tetapi jumlah ini berkurang menjadi 10% setelah 3 bulan.10

Dalam kondisi normal, mukosa telinga bagian dalam secara konstan mengeluarkan

sekret, yang akan dipindahkan oleh mukosiliari ke dalam nasopharynx melalui tuba Eustachi.

Sebagai konsekuensi, faktor yang mempengaruhi produksi sekret yang berlebihan, klirens

sekret yang optimal, atau kedua-duanya dapat mengakibatkan pembentukan suatu cairan di

telinga tengah.11

Infeksi (peradangan) yang disebabkan bakteri dan virus dapat mendorong peningkatan

 produksi dan kekentalan sekret di dalam mukosa telinga tengah. Infeksi yang mengarah

kepada peradangan mukosa yang edema dapat menyebabkan obstruksi tuba Eustachi.

10

Page 11: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 11/21

 

Kelumpuhan silia yang sementara yang disebabkan oleh eksotoksin bakteri akan menghambat

 proses penyembuhan dari OME.11 

Ada dua mekanisme utama yang menyebabkan OME:

1. Kegagalan fungsi tuba Eustachi.

Kegagalan fungsi tuba Eustachi untuk pertukaran udara pada telinga tengah dan juga

tidak dapat mengalirkan cairan.

2. Peningkatan produksi sekret dalam telinga tengah.

Dari hasil biopsi mukosa telinga tengah pada kasus OME di dapatkan peningkatan

 jumlah sel yang menghasilkan mukus atau serosa.12 13

 

OME dapat terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga

kesterilan telinga tengah. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas

seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran

Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di

saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran

menyebabkan transudasi, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel

darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai

hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar 

saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di

 belakang gendang telinga.5 

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang

telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di

telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya

sekitar 24 dB (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan

 pendengaran hingga 45 dB (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa

nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek 

gendang telinga karena tekanannya.5 

Saat lahir tuba Eustchius berada pada bidang paralel dengan dasar tengkorak, sekitar 10

derajat dari bidang horisontal, dan memiliki lumen yang pendek dan sempit. Semakin

 bertambah usia, terjadi perubahan bermakna, terutama saat mencapai usia 7 tahun, di mana

lumen tuba Eustchius lebih panjang dan lebar, serta ujung proksimal tuba Eustchius di

11

Page 12: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 12/21

 

nasofaring terletak 2-2.5 cm di bawah orifisium tuba Eustchius di telinga tengah atau

membentuk sudut 45 derajat terhadap bidang horisontal telinga. Dengan struktur yang

demikian, pada anak usia < 7 tahun, sekresi dari nasofaring lebih mudah mencapai telinga

tengah dan membawa kuman patogen ke telinga tengah. Selain itu inflamasi ringan saja

sudah dapat menyumbat lumen tuba Eustchius yang sempit. Selain itu terdapat pula beberapa

faktor resiko pada anak, antara lain:2,11

1. Faktor resiko anatomi: anomali kraniofasial, down syndrome, celah palatum,

hipertrofi adenoid, dan GERD.

2. Faktor resiko fungsional: serebral palsy, down syndrome, kelainan neurologis lainnya,

dan imunodefisiensi.

3. Faktor resiko lingkungan: bottle feeding , menyandarkan botol di mulut pada posisi

tengadah ( supine position), rokok pasif, status ekonomi rendah, banyaknya anak yang

dititipkan di fasilitas penitipan anak.2,3 

Terjadi penurunan yang tajam dari prevalensi terjadinya OME pada anak-anak dengan

usia diatas 7 tahun, yang menandakan meningkatnya fungsi tuba Eustachi dan matangnya

sistem imun.12,13 

Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba diluar 

telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau penyelam, yang menyebabkan tuba gagal

untuk membuka. Apabila perbedaan tekanan melebihi 90 cmHg, maka otot yang normal

aktivitasnya tidak mampu membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga

telinga tengah, sehingga cairan keluar dari pembuluh kapiler mukosa dan kadang-kadang

disertai ruptur pembuluh darah, sehingga cairan di telinga tengahdan rongga mastoid

tercampur darah.1 

II.5 DIAGNOSIS OME

Diagnosis OME seringkali sulit ditegakkan karana prosesnya sendiri yang kerap tidak 

 bergejala (asimptomatik), atau dikenal dengan  silent otitis media. Dengan absennya gejala

12

Page 13: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 13/21

 

seperti nyeri telinga, demam, ataupun telinga berair, OME sering tidak terdeteksi baik oleh

orang tuanya, guru, bahkan oleh anaknya sendiri.10

Gejala klinik meliputi:

a. Berkurangnya fungsi pendengaran. Keadaan ini sering ditemukan dan kadang-kadang

satu-satunya gejala. Onsetnya tersembunyi dan jarang melebihi 40 dB. Ketulian bisa

saja tidak terdeteksi oleh orang tua dan mungkin ditemukan secara tidak sengaja pada

saat dilakukan skrining tes audiometri.

  b. Percakapan yang lambat dan bisu. Disebabkan oleh ketulian, perkembangan dari

fungsi percakapan menjadi lambat atau bisu.

c. Sakit pada telinga tengah. Hal ini mungkin disebabkan adanya infeksi pada saluran

 pernapasan atas.12

Lazimnya diagnosis OME dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik telinga dengan

menemukan cairan di belakang membran timpani yang normalnya translusen.

Pemeriksaan otoskopik dapat memperlihatkan:

Membran timpani yang retraksi (tertarik ke dalam), nyeri tumpul, dan opaqueyang ditandai dengan hilangnya refleks cahaya

− Warna membran timpani bisa merah muda cerah hingga biru gelap.

− Processus brevis maleus terlihat sangat menonjol dan Processus longus tertarik 

medial dari membran timpani.

− Adanya level udara-cairan (air fluid level ) membuat diagnosis lebih nyata.2,10

Pada gambar ini terlihat distorsi dari membran thympani, dilatasi pembuluh darah di bagian

atas membran, dengan nyeri tumpul yang terdapat pada bagian bawah membran. Di bagian

atas membran juga terdapat pembengkakan dan garis dari maleus tidak dapat terlihat.

13

Page 14: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 14/21

 

Gambar 5. Membran Timpani Penderita OME

Beberapa instrumen penunjang juga membantu menegakkan diagnosis OME, antara lain:

−  Pneumatic otoscope

Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan gendang

telinga dengan jelas). Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang

menggembung, perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan

suram, serta cairan di liang telinga.2,3,5 

Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik 

(pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan

 pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara).

Gerakan gendang telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan

 pemeriksaan ini.3,5

−   Impedance audiometry (tympanometry): digunakan untuk mengukur perubahan

impedans akustik sistem Membran timpani telinga tengah melalui perubahan tekanan

udara di telinga luar. 2,5 

Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan terhadap

gendang telinga). Namun timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang anak. Indikasi

 perlunya timpanosentesis antara lain adalah OMA pada bayi di bawah usia enam minggu

dengan riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan kekebalan tubuh,

14

Page 15: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 15/21

 

anak yang tidak memberi respon pada beberapa pemberian antibiotik, atau dengan gejala

sangat berat dan komplikasi.5 

−  Pure tone Audiometry: juga banyak digunakan, terutama menilai dari sisi gangguan

dengar atau tuli konduktif yang mungkin berasosiasi dengan OME. Meski teknik ini

time consuming dan membutuhkan peralatan yang mahal, tetap digunakan sebagai

skrining, dimana tuli konduktif berkisar antara derajat ringan hingga sedang.2,10 

II. 6 PENATALAKSANAAN OME

Pengobatan OME langsung diarahkan untuk memperbaiki ventilasi normal telinga

tengah. Untuk kebanyakan penderita, kondisi ini diperoleh secara alamiah, terutama jika

 berasosiasi dengan ISPA yang berhasil disembuhkan. Artinya banyak OME yang tidak 

membutuhkan pengobatan medis. Akan lebih baik menangani faktor predisposisi-nya,

misalnya: jika dikarenakan barotrauma, maka aktivitas yang berpotensi untuk memperoleh

 barotrauma berikutnya, seperti: penerbangan atau menyelam, sebaiknya dihindarkan. Strategi

lainnya adalah menghilangkan atau menjauhkan dari pengaruh asap rokok, menghindarkan

anak dari fasilitas penitipan anak, menghindarkan berbagai alergen makanan atau lingkungan

 jika anak diduga kuat alergi atau sensitif terhadap bahan-bahan tersebut.2 

Pengobatan pada barotrauma biasanya cukup dengan cara konservatif saja, yaitu

dengan memberikan dekongestan lokal atau dengan melakukan perasat Valsava selama tidak 

terdapat infeksidi jalan napas atas. Apabila cairan atau cairan yang bercampur darah menetap

di telinga tengah sampai beberapa minggu, maka dianjurkanuntuk tindakan miringotomi dan

 bila perlu memasang pipa ventilasi (Grommet).1 

Usaha pereventif terhadap barotrauma dapat dilakukan dengan selalu mengunyah

  permen karet atau melakukan perasat Valsalva, terutama sewaktu pesawat terbang mulai

turun untuk mendarat.1 

15

Page 16: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 16/21

 

Jika OME ternyata menetap dan mulai bergejala, maka pengobatan medis mulai

diindikasikan, seperti:

1. Antihistamin atau dekongestan.

Rasionalisasi kedua obat ini adalah sebagai hasil komparasi antara sistem telinga tengah

dan mastoid terhadap sinus paranasalis. Karena antihistamin dan dekongestan terbukti

membantu membersihkan dan menghilangkan sekresi dan sumbatan di sinonasal, maka

tampaknya logis bahwa keduanya dapat memberikan efek yang sama untuk OME. Jika

ternyata alergi adalah faktor etiologi OME, maka kedua obat ini seharusnya memberikan efek 

yang menguntungkan terhadap OME.2,5,13 

2. Mukolitik .

Dimaksudkan untuk merubah viskoelastisitas mukus telinga tengah untuk memperbaiki

transport mukus dari telinga tengah melalui TE ke nasofaring. Namun demikian mukolitik ini

tidak memegang peranan penting dalam pengobatan OME.2 

3. Antibiotik .

Pemberian obat ini harus dipertimbangkan secara hati-hati. Karena OME bukanlah

infeksi sebenarnya (true infection). Meskipun demikian OME seringkali diikuti oleh OMA, di

samping itu isolat bakteri juga banyak ditemukan pada sampel cairan OME. Organisme

tersering ditemukan adalah S. pneumoniae,  H. influenzae non typable, M. catarrhalis, dan

grup A streptococci, serta Staphyllococcus aureus. Controlled studies menunjukkan

antibiotika golongan amoksisilin, amoksisilin-klavulanat, sefaklor, eritromisin, trimetropim-

sulfametoksazol, atau eritromisin-sulfisoksazole, dapat memperbaiki klirens efusi dalam 1

 bulan. Pemberian antibiotika juga meliputi dosis profilaksis yaitu ½ dosis yang digunakan

 pada infeksi akut. Namun demikian perlu dipertimbangkan pula hubungan antara antibiotika

 profilaksis dengan tingginya prevalensi dan meningkatnya spesies bakteri yang resisten. 2,5,13 

4. Kortikosteroid .

Beberapa klinisi mengusulkan pemberian kortikosteroid untuk mengurangi respon

inflamasi di kompleks nasofaring-tuba Eustachius dan menstimulasi agent-aktif di permukaan

tuba Eustachius dalam memfasilitasi pergerakan udara dan cairan melalui tuba Eustachius.

Pemberian dapat berupa kortikosteroid oral atau topikal (nasal), ataupun kombinasi.

Berdasarkan clinical guidance 1994, pemberian steroid bersama-sama antibiotika pada anak 

16

Page 17: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 17/21

 

usia 1-3 tahun mampu memperbaiki klirens OME dalam 1 bulan sebesar 25%. Namun

demikian karena hanya memberikan hasil jangka pendek dengan kejadian OME rekuren yang

tinggi, serta resiko sekuele maka kortikosteroid tidak lagi direkomendasikan.1,2,5 

5. Myringotomy

Anak-anak yang tidak dapat di terapi dengan antibiotik profilaksis atau dalam masa

infeksi/peradangan dapat disarankan untuk dilakukan operasi myringotomy. Prosedur ini

dilakukan di bawah anestesi umum.14 

Operasi yang disebut myringotomy meliputi pembukaan kecil ( small surgical incision :

melubangi gendang telinga untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk di belakangnya) ke

dalam gendang telinga untuk mengeluarkan cairan dan menghilangkan rasa sakit. Bukaan

(potongan/insisi) ini akan sembuh dalam beberapa hari tanpa tanda atau luka pada gendang

telinga.5,13,15 

Terkadang dibuat dua insisi pada membran timpani, insisi pertama di daerah

anteroinferior dan insisi kedua di daerah anterosuperior, untuk mengaspirasi sekret yang tebal

seperti lem.12

Myringotomy juga hanya dilakukan pada kasus-kasus khusus di mana terjadi gejalayang sangat berat atau ada komplikasi. Cairan yang keluar harus dikultur.5,13,15 

6. Pemasangan Tube Ventilasi (Grommet's Tube)

Terkadang tube ventilasi (umumnya dikenal sebagai Grommet’s tube) diletakan di

dalam bukaan tadi jika masalah tetap ada setelah jangka waktu yang lama.

Gambar 6. Grommet’s Tube

17

Page 18: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 18/21

 

Tube ventilasi ini dipasang sifatnya sementara, berlangsung 6 hingga 12 bulan di dalam

telinga hingga infeksi telinga bagian tengah membaik dan sampai tuba Eustachi kembali

normal. Selama masa penyembuhan ini, harus dijaga agar air tidak masuk kedalam telinga

karena akan menyebabkan infeksi lagi. Selain daripada itu, tube tidak akan menyebabkan

masalah lagi, dan akan terlihat perkembangan yang sangat baik pada pendengaran dan

 penurunan pada frekuensi infeksi telinga.15 

Terapi pembedahan (operatif) untuk faktor predisposisi, mungkin dibutuhkan

adenoidektomi, tonsilektomi dan mencuci (membersihkna) sinus maksillaris. Hal ini biasanya

dilakukan pada waktu dilakukannya myringoktomi.12 

II.7 KOMPLIKASI

Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

 permanen. Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran

anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.5

Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga tengah selama

3 bulan atau lebih.5

 

Komplikasi dapat berupa:

− Infeksi telinga akut

− Kista di telinga tengah

− Kerusakan permanen dari telinga dengan hilang fungsi pendengaran yang

 parsial/sebagian atau seluruhnya.

− Skar pada membran timpani (timpanosklerosis).

− Kesulitan berbicara dan berbahasa

− Kolesteatoma.12,17 

II.8 PROGNOSIS

18

Page 19: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 19/21

 

Otitis media efusi biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu minggu atau

 bulan. Penatalaksanaan yang tepat dapat mempercepat proses penyembuhan. Selama cairan

masih terakumulasi di tengah telinga, maka akan mengurangi fungsi pendengaran. Hal ini

dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak-anak. Gangguan ini tidak akan

menjadi ancaman bagi kehidupan tetapi dapat mengakibatkan komplikasi serius.17

19

Page 20: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 20/21

 

Daftar Pustaka

1. Soepardi, Efiaty Arsyad; Iskandar, Nurbaiti. Editor: Otitis Media Non-Supuratif.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-Tenggorokan Kepala Leher. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2001. p 58-60.

2. Megantara, Imam. 2008. Informasi Kesehatan THT: Otitis Media Efusi. [5 screens]

Cited 15 Juni 2009. Available from: http://www.perhati-kl.org/

3. Efendi, Harjanto; Santoso Kuswidayati. Editor: Penyakit Telinga Tengah dan

Mastoid. BOIES Buku Ajar Penyakit THT, Ed.6. Jakarta: EGC. 1996.p 97-98.

4. Jide. 2008. Indera Pendengaran dan Keseimbangan [8 screens] Cited 20 Juni 2009.

Available from: http://iqbalali.com/2008/11/12/indera-pendengaran-dan-

keseimbangan..

5. Media, Wiki. 2009. Telinga. [7 screens] Cited 20 Juni 2009. Available from:

http://id.wikipedia.org/wiki/Telinga.

6. Arifiani, Novi. 2004. Pengaruh Kebisingan terhadap Kesehatan Tenaga Kerja. [1

screens] Cited 18 Juni 2009. Available from:

http://www.Cerminduniakedokteran.com.

7. Elfa. 2008. Anatomi Fisiologi Sistem Pendengaran dan Keseimbangan. [4 screens]Cited 20 Juni 2009. Available from: http://elfa79.wordpress.com/2008/09/3/Anatomi-

Fisiologi-Sistem-Pendengaran-dan-Keseimbangan/

8. Thrasher, Richard D. 2009. Middle Ear, Otitis Media With Effusion [10 screens]

Cited 15 Juni 2009. Available from: http://www.emedicine.medscape.com/ 9Admin .

2009. Otitis Media Akut. [15 screens] Cited 20 Juni 2009. Available from:

http://www.medlinux.blogspot.com/2009/2/otitis-media-akut.html.

9. Lalwani K, Anil. Editor: Current Diagnosis and Treatment Otolaryngology Head and

 Neck Surgery , Ed.2. New York: McGraw Hill Lange . 2007.p 1-10.

10. Dhingra, PL. Editor: Otitis Media With Effusion. Disease of Ear, Nose and Throat.

 New Delhi: B.I.Churchill Livingstone Pvt ltd.1998.p 64-67.

11. Rauch, Daniel. 2009. Otitis Media With Effusion [4 screens] Cited 15 Juni 2009.

Available from: http://www.midlineplus/healthtopics.html.

12. Commerse.2009. Infeksi Telinga dan Tuli. [6 screens] Cited 21 Juni 2009. Available

from: http://www.entsurgery.com.sg/indo/index.php

13. Anonymus.2009. Otitis Media. [6 screens] Cited 22 Juni 2009. Available from:http://www.texasearcenter.com/eardisorders/om.asp

20

Page 21: Otitis Media Efusi

5/7/2018 Otitis Media Efusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/otitis-media-efusi-559abd0381638 21/21

 

14. Anonymus.2009. Ear Infections. [1 screens] cited 22 Juni 2009. Available from

http://www.akronent.com/infections.php

15. Ramakrishnan, Kalyanakrishnan. Editor. 2007. American Family Physician. [10

screeens]. Cited 22 Juni 2009. Available from :

www.aafp.org/afp//AFPprinter/20071201/1650.html

21