osteomielitis

43
BAB I PENDAHULUAN Infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomielitis, dan dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi local yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang seringkali timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit (impetigo). Bakterinya (Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophylus influenzae) berpindah melalui aliran darah menuju metafisis tulang didekat lempeng pertumbuhan dimana darah mengalir ke dalam sinusoid. Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat peradangan yang terbatas ini akan terasa nyeri dan nyeri tekan. Perlu sekali mendiagnosis osteomielitis ini sedini mungkin, terutama pada anak- anak, sehingga pengobatan dengan antibiotika dapat dimulai, dan perawatan pembedahan yang sesuai dapat dilakukan dengan pencegahan penyebaran infeksi yang masih terlokalisasi dan untuk mencegah jangan sampai seluruh tulang mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan kelumpuhan. Diagnosis yang salah pada anak- anak yang menderita osteomilitis dapat mengakibatkan keterlambatan dalam memberikan pengobatan yang memadai. 1

Upload: ikrima-firda-maharani

Post on 20-Feb-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ortopedi

TRANSCRIPT

Page 1: Osteomielitis

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomielitis, dan dapat timbul akut

atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun

manifestasi local yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang

seringkali timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tempat-tempat lain seperti

infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit (impetigo). Bakterinya

(Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophylus influenzae) berpindah

melalui aliran darah menuju metafisis tulang didekat lempeng pertumbuhan

dimana darah mengalir ke dalam sinusoid.

Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat

peradangan yang terbatas ini akan terasa nyeri dan nyeri tekan. Perlu sekali

mendiagnosis osteomielitis ini sedini mungkin, terutama pada anak-anak,

sehingga pengobatan dengan antibiotika dapat dimulai, dan perawatan

pembedahan yang sesuai dapat dilakukan dengan pencegahan penyebaran infeksi

yang masih terlokalisasi dan untuk mencegah jangan sampai seluruh tulang

mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan kelumpuhan. Diagnosis yang

salah pada anak-anak yang menderita osteomilitis dapat mengakibatkan

keterlambatan dalam memberikan pengobatan yang memadai.

Pada orang dewasa, osteomilitis juga dapat awali oleh bakteri dalam aliran

darah, namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi.

Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani

dengan baik. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, osteomielitis sangan

resisten terhadap pengobatan dengan antibiotika. Infeksi tulang sangat sulit untuk

ditangani, bahkan tindakan drainase dan debridement, serta pemberian antibiotika

yang tepat masih tidak cukup untuk menghilangkan penyakit.

1

Page 2: Osteomielitis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Tulang

1.1 Tulang dalam garis besarnya dibagi atas: 1

Tulang panjang

Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan

humerus. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis. Plat epifisis

memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan

longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa mengalami kalsifikasi.

Ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada sendi-

sendinya. Sedangkan, daearah batas disebut diafisis dan daerah yang

berdekatan dengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan

suatu daerah yang sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit,

oleh karena daerah ini merupakan daerah metabolic yang aktif dan banyak

mengandung pembuluh darah. Kerusakan atau kelainan perkembangan

pada daerah lempeng epifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan

tulang. Tulang panjang disusun untuk menyagga berat badan dan gerakan.

Tulang pendek

Contoh dari tulang pendek antara lain tulang vetebra dan tulang-tulang

karpal

Tulang pipih

Yang termaasuk tulang pipih antara lain tulang iga, tulang scapula dan

tulang pelvis.

Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang

disebut korteks dan bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula

dan diluarnya dilapisi oleh periosteum. Periosteum pada anak lebih tebal dari

orang dewasa, yang memungkinkan penyembuhan tulang pada anak lebih

cepat dibandingkan orang dewasa. 1

2

Page 3: Osteomielitis

.

Gambar 1. Tulang Panjang

2. Pembagian Sel Tulang

Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-

selnya terdiri atas tiga jenis dasar—osteoblas, osteosit, dan osteoklas. 1,2

2.1. Osteoblast

Osteoblas merupakan salah satu jenis sel hasil diferensiasi sel

mesenkim yang sangat penting dalam proses osteogenesis atau osifikasi.

Sebagai sel, osteoblas dapat memproduksi sunstansi organik intraseluler atau

matriks, dimana kalsifikasi terjadi di kemidian hari. Tulang baru dibentuk oleh

osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pada matriks tulang bila

proses ini selesai osteoblast menjadi osteosit dan terperangkap dalam matriks

tulang yg mengandung mineral.1,2

2.2. Osteosit

Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang.2

2.3. Osteoclast

Sel yang bersifat multinukleus, tidak ditutupi oleh permukaan tulang

dengan sifat dan fungsi resorpsi serta mengeluarkan tulang. 1,2

Matriks tulang menyimpan kalsium, posfor, magnesium, dan fluor. Tulang

3

Page 4: Osteomielitis

mengandung 99% dari seluruh kalsium tubuh dan 90% dari seluruh fosfor tubuh.

Unit dasar dari kortek tulang disebut sistem haversian. Yg terdiri dari saluran

haversian (yang berisi pembuluh darah, saraf dan lymphatik), lacuna (berisi

osteosit), lamella, canaliculi (saluran kecil yang menghubungakan lacuna dan

saluran haversian). 1,2

Bagian luar tulang diselimuti oleh membran fibrus padat yang dinamakan

periosteum. Periosteum memberi nutrisi pada tulang dan memungkinkannya

tumbuh selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum

mengandung syaraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat

dengan tulang mengandung osteoblas yang merupakan sel pembentuk tulang. 1,2

Endosteum adalah membran vasculer tipis yang menutupi rongga sum-

sum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas

melarutkan tulang untuk memelihara rongga sum-sum terletak dekat endosteum

dan dalam lakuna howship. 2

Sumsum tulang merupakan jaringan vasculer dalam rongga sumsum

tulang panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di

dalam sternum vertebra dan rusuk pada tulang dewasa, bertanggung jawab pada

produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh

sumsum lemak kuning. 1,2

Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai 5

fungsi utama, yaitu: 1

1. Membentuk rangka badan

2. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot

3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan

alat-alat dalam, seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan

paru-paru.

4. Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium dan garam.

5. Sebagai organ yang berfugsi sebagai jaringan hemopoetik untuk

memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit.

4

Page 5: Osteomielitis

3. Osteomielitis

3.1. Definisi

Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat

disebabkan oleh bakteri, virus, atau proses spesifik (M. tuberkulosa, jamur ).

Menurut perjalanan waktunya, osteomielitis dikategorikan atas akut, sub-akut,

atau kronik dengan pembagian pada tiap tipe berdasarkan onset penyakit

(timbulnya infeksi). Osteomielitis akut berkembang dalam dua minggu setelah

onset penyakit, sedangkan osteomielitis sub-akut dalam dua minggu sampai

tiga bulan dan osteomielitis kronik setelah lebih dari tiga bulan. 3,4

3.2. Epidemiologi

Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II, tetapi dapat pula

ditemukan pada bayi dan neonatus. Insiden di amerika 1 dari 5000 anak, dan 1

dari 1000 pada neonatal. Pada keseluruhan insiden terbanyak pada negara

berkembang. Osteomielitis pada anak-anak sering bersifat akut dan menyebar

secara hematogen, sedangkan osteomielitis pada orang dewasa merupakan

infeksi subakut atau kronik yang berkembang secara sekunder dari fraktur

terbuka dan meliputi jaringan lunak. 5,6

Kejadian pada anak laki-laki lebih sering dibandingkan dengan anak

perempuan dengan perbandingan 4:1. Lokasi yang tersering ialah tulang-

tulang panjang, misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula.

Namun tibia menjadi lokasi tersering untuk osteomielitis post trauma karena

pada tibia hanya terdapat sedikit pembuluh darah. 5,6

Faktor-faktor pasien seperti perubahan pertahanan netrofil, imunitas

humoral, dan imunitas selular dapat meningkatkan resiko osteomielitis. 6

3.3. Klasifikasi

Osteomielitis merupakan penyakit yang kompleks, sehingga sistem

klasifikasi yang bervariasi telah dikembangkan disamping kategori umum

yaitu akut, sub-akut, dan kronik. System klasifikasi Waldvogel membagi

osteomielitis dalam kategori hematogenous, contiguous and chronic,

sedangkan klasifikasi yang lebih baru menurut sistem klasifikasi Cierny-

Mader berdasarkan status dari proses penyakit, bukan etiologi, kronisitas, atau

factor lainnya sehingga istilah akut dan kronik tidak dipergunakan pada

5

Page 6: Osteomielitis

system Cierny-Mader. Derajat pada system ini bersifat dinamik dan dapat

berubah-ubah sesuai sesuai kondisi medik pasien, keberhasilan terapi

antibiotic dan pengobatan lainnya. 7,8

Waldvogel Classification System for Osteomyelitis Hematogenous osteomyelitis

Osteomyelitis secondary to contiguous focus of infection

No generalized vascular disease

Generalized vascular disease

Chronic osteomyelitis (necrotic bone)

Information from Waldvogel FA, Medoff G, Swartz MN. Osteomyelitis: a review of clinical features, therapeutic considerations and unusual aspects (first of three parts). N Engl J Med 1970;282:198-206.

Cierny-Mader Staging System for Osteomyelitis Anatomic type Stage 1: medullary osteomyelitis Stage 2: superficial osteomyelitis Stage 3: localized osteomyelitis Stage 4: diffuse osteomyelitis Physiologic class A host: healthy B host: Bs: systemic compromise Bl: local compromise Bls: local and systemic compromise C host: treatment worse than the disease Factors affecting immune surveillance, metabolism and local vascularity - Systemic factors (Bs): malnutrition, renal or hepatic failure, diabetes mellitus, chronic hypoxia, immune disease, extremes of age, immunosuppression or immune deficiency - Local factors (Bl): chronic lymphedema, venous stasis, major vessel compromise, arteritis, extensive scarring, radiation fibrosis, small-vessel disease, neuropathy, tobacco abuse

Adapted with permission from Cierny G, Mader JT, Pennick JJ. A clinical

6

Page 7: Osteomielitis

staging system for adult osteomyelitis. Contemp Orthop 1985;10:17-37.

Ross dan Cole (1985) membagi

lesi-lesi ini sebagai yang bersifat agresif

atau rongga di dalam daerah metafisis

atau diafisis. Klasifikasi ini membantu

dalam perencanaan pengobatan sebagai

lesi yang sifatnya menyerang yang

seharusnya diobati dengan pembedahan

untuk mendiagnosisnya. Gledhill mengklasifikasikan osteomyelitis subakut

berdasarkan gambaran radiologinya (1973), dan klasifikasi ini telah dimodifikasi

oleh Robert, dkk pada tahun 1982. Klasifikasi ini berguna untuk pelaporan hasil

pengobatan berdasarkan lokasi dan ini bukan merupakan suatu prognosis atau

rencana pengobatan. 7,8

A. Tipe I adalah lesi metafisis

- Tipe Ia merupakan lesi di sentral metafisis sebagai gambaran

radiolusen, sering merupakan sugestif dari histiositosis sel Langerhans.

- Tipe Ib merupakan lesi di metafisis yang aneh yang berlokasi

pada erosi korteks, yang mungkin memberikan gambaran dari sarkoma

osteogenik.

B. Tipe II merupakan lesi diafisis

- Tipe IIa berlokasi di korteks dan reaksi periosteal meniru

osteoid osteoma.

- Lesi tipe IIb merupakan abses meduler diafisis tanpa perusakan

korteks tetapi merupakan reaksi periosteal yang menyerupai kulit bawang

mirip sarkoma Ewing.

C. Tipe III merupakan lesi epifisis

- Tipe IIIa merupakan osteomielitis primer pada epifisis dan

tampak sebagai gambaran konsentrik radiolusen. Tipe ini biasanya tampak

7

Page 8: Osteomielitis

pada anak-anak usia 4-5 tahun.

- Tipe IIIb adalah osteomielitis subakut yang menyilang epifisis

dan meliputi baik epifisis maupun metafisis.

D. Lesi tipe IV merupakan lesi yang sama dengan lesi metafisis, yang

didefinisikan sebagai bagian dari tulang yang rata atau ireguler yang dibatasi

oleh kartilago (pertumbuhan lempeng apofisis, kartilago artikuler, atau

fibrokartilago), seperti vertebra, pelvis, dan tulang-tulang pendek seperti

tulang tarsal dan klavikula (Nixon, 1978).

- Tipe IVa meliputi tulang belakang dengan proses erosi atau

destruksi.

- Tipe IVb meliputi penutup tulang dari pelvis dan paling

sklerotik tidak adanya proses erosi maupun destruksi. Ezra, dkk

menyebutkan tipe ini pada tahun 1993 dan 1997.

- Tipe IVc meliputi tulang-tulang pendek, seperti tulang tarsal

dan klavikula.

Walaupun sistem klasifikasi osteomielitis membantu mendiskripsikan

infeksi dan menentukan diperlukan atau tidaknya pembedahan, namun kategori ini

tidak dapat digunakan pada keadaan tertentu (infeksi pada sendi prostetik,

material yang di implantasi, atau pada tulang-tulang kecil dan osteomielitis

vertebra). 7,8

3.4. Faktor Risiko

Osteomielitis biasanya tidak membedakan ras atau jenis kelamin. Tetapi

8

Page 9: Osteomielitis

beberapa orang memiliki resiko lebih untuk terkena penyakit ini, resiko tersebut

adalah : 3,6

Diabetes mellitus

Pasien yang mendapat hemodialisis

Orang yang daya tahan tubuhnya lemah/buruk

Sickel cell disease

Penyalahguna obat – obatan IV

Orang tua.

Alkoholisme

Penggunaan steroid jangka panjang

Penyakit sendi kronik

Trauma (pembedahan ortopedi atau fraktur terbuka)

Pemakaian prosthetic ortopedi

3.5. Etiologi

Organisme spesifik yang diisolasi dari osteomielitis seringkali

dihubungkan dengan usia pasien atau keadaan-keadaan tertentu yang

menyertainya (trauma atau riwayat operasi). Staphylococcus aureus terlibat pada

kebanyakan pasien dengan osteomielitis hematogenous akut dan bertangguang

jawab atas 90% kasus pada anak-anak yang sehat. Penyebab osteomielitis pada

anak-anak ialah Staphylococcus aureus (89-90%), Streptococcus (4-7%),

Haemophillus influenza (2-4%), Salmonella typhi dan Escherichia coli (1-2%).

Bakteri penyebab osteomielitis kronik terutama Staphylococcus aureus (75%),

atau Escherichia coli, Proteus atau Pseudomonas aeruginosa. Staphylococcus

epidermidis merupakan penyebab utama osteomielitis kronik pada operasi-operasi

ortopedi yang menggunakan implan. 5,6,9

Selain disebabkan bakteri piogenik, osteomielitis juga dapat disebabkan

oleh infeksi bakteri granulomatosa seperti tuberkulosis dan siphilis melalui proses

spesifik, oleh jamur seperti aktinomikosis yang pada awalnya seringkali bersifat

kronik. Selain itu juga dapat disebabkan oleh virus. 4,7,9

Organism Comments

9

Page 10: Osteomielitis

Staphylococcus aureus   Organism most often isolated in all types of osteomyelitis

Coagulase-negative staphylococci or Propionibacterium species

  Foreign-bodyassociated infection

Enterobacteriaceae species or Pseudomonas aeruginosa

  Common in nosocomial infections

Streptococci or anaerobic bacteria   Associated with bites, fist injuries caused by contact with another person's mouth, diabetic foot lesions, decubitus ulcers

Salmonella species or Streptococcus pneumoniae

  Sickle cell disease

Bartonella henselae   Human immunodeficiency virus infection

Pasteurella multocida or Eikenella corrodens

  Human or animal bites

Aspergillus species, Mycobacterium avium-intracellulare or Candida albicans

  Immunocompromised patients

Mycobacterium tuberculosis   Populations in which tuberculosis is prevalent

Brucella species, Coxiella burnetii (cause of chronic Q fever) or other fungi found in specific geographic areas

  Population in which these pathogens are endemic

Organisms Commonly Isolated in Osteomyelitis Based on Patient Age Infants (<1 year) Group B streptococci Staphylococcus aureus Escherichia coli

Children (1 to 16 years) S. aureus

10

Page 11: Osteomielitis

Streptococcus pyogenes Haemophilus influenzae

Adults (>16 years) Staphylococcus epidermidis S. aureus Pseudomonas aeruginosa Serratia marcescens E. coli

Adapted with permission from Dirschl DR, Almekinders LC. Osteomyelitis. Common causes and treatment recommendations. Drugs 1993;45:29-43.

3.6. Patogenesis

3.6.1 Osteomielitis primer

Osteomyelitis primer disebabkan penyebaran secara hematogen dari fokus

lain. Osteomyelitis primer disebabkan oleh implantasi mikroorganisme secara

langsung ke dalam tulang dan biasanya terbatas pada tempat tersebut. Fraktur

terbuka (compound fracture), luka tembus (terutama disebabkan oleh senjata api),

dan operasi bedah pada tulang merupakan kausa-kausa tersering. Terapi operatif

biasanya perlu dilakukan, terapi dengan obat antimikroba hanya sebagai pembantu

saja. 6

3.6.1.1. Osteomielitis akut

Osteomielitis hematogenous akut

Penyebaran osteomielitis dapat terjadi melalui dua cara yaitu: 3

1. Penyebaran umum melalui sirkulasi darah berupa bakterimia dan septikemia melalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi mltifokal pada

daerah-daerah lain2. Penyebaran lokal

subperiosteal abses, akibat penerobosan abses melalui periost selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di bawah

kulit penyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi artritis septik

11

Page 12: Osteomielitis

penyebaran ke medula tulang sekitarnya sehingga sistem sirkulasi dalam tulang terganggu. Hal ini menyebabkan kematian tulang lokal dengan terbentuknya tulang mati yang disebut sekuestrum.

Teori terjadinya infeksi pada daerah metafisis yaitu: 3

Teori vaskuler (trueta)Pembuluh darah pada daerah metafisis berkelok-kelok dan

membentuk sinus-sinus sehingga menyebabkan aliran darah menjadi lambat. Aliran darah yang lambat pada daerah ini memudahkan bakteri berkembang biak.

Teori fagositosis (rang)Daerah metafisis merupakan daerah pembentukan sistem

retikuloendotelial. Bila terjadi infeksi, bakteri akan difagosit oleh sel-sel fagosit matur di tempat ini. Meskipun demikian, di daerah ini juga terdapat sel-sel fagosit imatur yang tidak dapat memfagosit bakteri sehingga beberapa bakteri tidak difagosit dan berkembang biak di daerah ini.

Teori traumaBila trauma artifisial dilakukan pada binatang percobaan, maka

akan terjadi hematoma pada daerah lempeng epifisis. Dengan penyuntikan bakteri secara intravena, akan terjadi infeksi pada daerah hematoma tersebut.

Patologi yang terjadi pada osteomielitis hematogen akut tergantung pada

umur, daya tahan penderita, lokasi infeksi, serta virulensi kuman. Infeksi terjadi

melalui aliran darah dari fokus tempat lain dari tubuh pada fase bakterimia dan

dapat menimbulkan septikemia. Embolus infeksi kemudian masuk ke dalam juxta

epifisis pada daerah metafisis tulang panjang. Proses selanjutnya terjadi hiperemi

dan udem di daerah metafisis disertai pembentukan pus di tulang panjang.

Terbentuknya pus dalam tulang di mana jaringan ulang tidak dapat berekspansi

akan menyebabkan tekanan dlam tulang bertambah, peninggian tekanan dalam

tulang mengakibatkan terganggunya sirkulasi dan timbul trombosis pada

pembuluh darah tulang yang akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. Di samping

proses yang disebutkan di atas, pembentukan tulang baru yang ekstendsif terjadi

pada bagian dalam periostem sepanjang diafisis (terutama pada anak-anak)

sehingga terbentuk lingkungan tulang seperti peti mayat yang disebut involukrum

dengan jaringan sekuestrum di dalamnya. Proses ini terlihat jelas pada akhir

12

Page 13: Osteomielitis

minggu kedua. Apabila pus menembus tulang, maka terjadi pengaliran pus atau

(discharge) dari involukrum keluar melalui lubang yang disebut kloaka atau

melalui sinus pada jaringan lunak dan kulit. 3

Direct or contigous inoculation osteomyelitis

Direct or contigous inoculation osteomyelitis disebabkan kontak langsung

antara jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma terbuka dan

tindakan pembedahan. Manisfestasinya terlokalisasi dan lebih jelas dari pada

hematogenous osteomyelitis.6

Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti diabetes melitus,

anemia sel sabit, AIDS, penggunaan obat-obatan intra vena, alkoholisme,

penggunaan steroid yang berkepanjangan, imunosupresan dan penyakit sendi

yang kronik. Pemakaian prostetik adalah salah satu faktor resiko, begitu juga

dengan pembedahan ortopedi dan fraktur terbuka.6

3.6.1.2. Osteomyelitis subakut

Osteomyelitis subakut adalah bentuk lain dari osteomyelitis, dan abses

Brodie adalah salah satu tipe yang paling umum dari osteomyelitis subakut. Abses

ini biasanya ditemukan dalam spongiosa tulang dekat ujung tulang. Bentuk abses

ini biasanya bulat atau lonjong dengan pinggiran skleroti, kadang-kadang terlihat

sekuester. Abses tetap terlokalisasi dan kavitas dapat secara bertahap terisi

jaringan granulasi. Abses Brodie juga dapat ditemukan pada osteomielitis kronik. 8,9

Osteomyelitis subakut terjadi lebih banyak pada tulang-tulang

dibandingkan dengan tipe akut, dan itu terjadi pada bermacam-macam daerah

diantara tulang-tulang yang terinfeksi. Ekstremitas bawah terinfeksi lebih banyak

dibandingkan ekstremitas atas. Tibia terinfeksi lebih sering dibandingkan femur.3,8

Osteomyelitis subakut mungkin hanya terjadi pada epifisis, yang

merupakan kebalikan dari yang dipercaya bahwa infeksi tulang pertama tidak

terjadi di epifisis. Diafisis kadang-kadang terinfeksi, meskipun lebih sering pada

dewasa dibandingkan pada anak-anak; daerah yang paling sering terinfeksi adalah

metafisis. Daerah lain yang dilaporkan sebagai osteomielitis subakut adalah

metafisis sesuai lokasi, seperti di pelvis, tulang belakang, calcaneus, clavicula,

13

Page 14: Osteomielitis

dan talus. Osteomyelitis subakut yang terjadi pada tulang tarsal biasanya terjadi

pada daerah subkondral atau batas apofisis dari calcaneus. Lesi subakut dari

tulang belakang terjadi lebih sering pada orang dewasa dibandingkan pada anak-

anak. Pada osteomyelitis subakut yang terjadi pada tulang panjang pada orang

dewasa, diafisis sering terkena sama seperti metafisis, sedangkan lutut jarang

terkena.8,9

3.6.1.3. Osteomielitis kronik

Osteomyelitis akut yang tidak diterapi secara adekuat, akan berkembang

menjadi osteomyelitis kronik. Organisme yang biasa berperan adalah

Staphylococcus aureus (75%), Escherichia coli, Streptococcus pyogenes, Proteus,

dan Pseudomonas. Kebanyakan penyebab dari osteomielitis polimikroba.

Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan tidak

menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau beberapa tahun. 3,4

Destruksi tulang tidak hanya pada fokus infeksi tetapi meluas. Kavitas

berisi potongan tulang mati (sekuestra) yang dikelilingi jaringan vaskular, dan di

luar jaringan vaskular tersebut ada daerah sklerosis, hasil dari reaksi kronis

pembentukan tulang baru.

Sekuester berperan sebagai substrat bagi adesi bakteri, lama-kelamaan

terbentuk sinus. Destruksi tulang dan dengan meningkatnya sklerosis berakibat

terjadinya fraktur patologis. Gambaran histologis berupa sebukan sel radang

kronis di sekitar daerah aselular tulang atau sekuestra.

3.6.2. Osteomyelitis sekunder

Osteomyelitis sekunder (perkontinuitatum/hematogen akut) yang

disebabkan penyebaran kuman dari sekitarnya, seperti bisul dan luka; melalui

aliran darah. Kadang-kadang, osteomielitis sekunder dapat disebabkan oleh

perluasan infeksi secara langsung dari jaringan lunak di dekatnya atau dari

arthritis septic pada sendi yang berdekatan.

Infeksi di jaringan lunak kaki atau tangan, terutama di jari kaki atau jari

tangan dapat menjalar ke dalam tulang dan menyebabkan osteomielitis.

Panarisium subkutan menyebabkan osteomielitis falang terminal. Yang sering

14

Page 15: Osteomielitis

ditemukan adalah osteomielitis tulang tangan atau kaki karena neuropati perifer,

misalnya pada lepra atau diabetes mellitus.4

3.7. Gambaran Klinik

3.7.1 Gambaran klinik Osteomielitis Akut

Pada awal penyakit, gejala sistemik seperti febris, anoreksia, dan malaise

menonjol, sedangkan gejala lokal seperti pembengkakan atau selulitis belum

tampak. Pada masa ini dapat terjadi salah diagnosis sebagai demam tifoid. Nyeri

spontan lokal yang mungkin disertai nyeri tekan dan sedikit pembengkakan serta

kesukaran gerak dari ekstremitas yang terkena, merupakan gejala osteomielitis

hematogen akut. Pada anak – anak, seringkali orang tua baru menyadari setelah

anak tampak tidak mau menggunakan salah satu anggota geraknya atau tidak mau

disentuh. Mungkin saja sebelumnya didapatkan riwayat infeksi seperti kaki yang

terluka, nyeri tenggorokan, atau keluarnya cairan dari telinga. 4,6,7

Pada bayi baru lahir, bayi tampak gelisah, dan irritable. Biasanya lebih

sering terjadi pada bayi dengan ’risiko tinggi’ seperti prematur, berat badan

kurang, bayi riwayat persalinan yang sulit atau pemasangan kateter arteri tali

pusat. 9

Pada orang dewasa, predileksi tempat tersering adalah pada vertebra

thorakolumbal. Dapat saja menyerang penderita dengan riwayat masalah pada

traktus urinarius. Nyeri lokal bukanlah gejala yang menonjol, dan pemeriksaan x

ray baru akan berarti beberapa minggu kemudian. Tulang pada daerah lain

biasanya terlibat pada penderita Diabetes Mellitus, malnutrisi, ketergantungan

obat, dan imunodefisiensi. 6

3.7.2. Gambaran klinik Osteomielitis subakut

Osteomielitis Hematogen Subakut biasanya ditemukan pada anak-anak

dan remaja. Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri lokal,

sedikit pembengkakan, dan dapat pula penderita menjadi pincang. Terasa rasa

nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau berbulan-bulan.

Suhu tubuh penderita biasanya normal. 5

3.7.3. Gambaran klinik Osteomielitis kronik

Bentuk kronik dari osteomielitis seringkali timbul pada dewasa. Umumnya

15

Page 16: Osteomielitis

infeksi tulang ini merupakan infeksi sekunder dari luka terbuka, dan paling sering

pada trauma terbuka pada tulang dan jaringan sekitarnya. Biasanya terdapat

riwayat osteomilitis pada penderita. Nyeri tulang yang terlokalisir, kemerahan,

dan drainase disekitar area yang terkena seringkali timbul. Pada pemeriksaan fisik

ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan,

deformitas, instabilitas, dan tanda-tanda dari gangguan vaskularisasi, jangkauan

gerakan, dan status neurologis. Mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang

menonjol keluar.3

3.8. Diagnosis

Diagnosis dari osteomielitis pada awalnya didasarkan pada penemuan

klinik, melalui data dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

laboratorium memberikan data dimana respon terapi dapat diukur. Lekositosis,

peningkatan laju endap darah, dan C-reaktif protein harus diperhatikan. Kultur

darah akan positif pada setengah dari anak-anak dengan osteomielitis akut. 4

Jika tulang teraba, maka evaluasi mikrobiologi dan histologi langsung

dilakukan untuk mengkonfirmasi terdapatnya osteomielitis, setelah itu

pengobatannya. Pemeriksaan penunjang lainnya tidak diperlukan lagi. 7

16

Page 17: Osteomielitis

Radiografi

Dalam osteomielitis pada ekstremitas, foto radiografi polos dan scintigrafi

tulang adalah alat pemeriksaan utama. Bukti radiograf dari osteomielitis tidak

akan muncul sampai kira-kira dua minggu setelah onset dari infeksi.4,9

Kuman biasanya bersarang dlam spongiosa metafisis dan membentuk pus

sehingga timbul abses. Pus menjalar ke arah diafisis dan korteks, mengangkat

periost dan kadang-kadang menembusnya. Pus meluas di daerah periost dan pada

tempat-tempat tertentu membentuk fokus skunder. Nekrosis tulang yang timbul

dapat luas dan terbentuk sekuester. Periost yang terangkat oleh pus kemudian

akan membentuk tulang di bawahnya, yang dikenal sebagai reaksi periosteal. Juga

di dalam tulang itu sendiri dibentuk tulang baru, baik pada trabekula dan korteks,

sehingga tulang terlihat lebih opak dan dikenal sebagai sklerosis. Tulang yang

17

Page 18: Osteomielitis

dibentuk di bawah periost ini membentuk bungkus bagi tulang yang lama dan

disebut involukrum. Involukrum ini pada berbagai tempat terdapat lubang tempat

pus keluar, yang disebut kloaka. 9

Seringkali reaksi periosteal yang terlihat lebih dahulu, baru kemudian

terlihat daerah-daerah yang berdensitas lebih rendah pada tulang yang

menunjukkan adanya dekstruksi tulang, dan disebut rarefikasi. 9

Pada osteomielitis kronik tulang akan menjadi tebal dan sklerotik dengan

gambaran hilangnya batas antara korteks dan medula. Dalam tulang yang

terinfeksi akan terdapat sekuestra dan area destruksi. Kadang-kadang suatu abses,

dikenal dengan brodie’s abscess akan terlihat sebagai daerah lusen yang

dikelilingi area sklerotik. 3,9

Scintigrafi tulang

Untuk pencitraan nuclir, Technetium Tc-99m metilen difosfonat adalah agen

pilihan utama. Sensitivitas pemeriksaan ini terbatas pada minggu pertama dan

sama sekali tidak spesifik. 4

MRI (Magnetic resonance imaging)

Magnetic resonance imaging (MRI) sangat

membantu dalam mendeteksi osteomielitis. MRI

lebih unggul jika dibandingkan dengan

radiografi, CT scan dan scintigrafi tulang MRI

memiliki sensitifitas 90-100% dalam mendeteksi

osteomielitis. MRI juga memberikan gambaran

resolusi ruang anatomi dari perluasan infeksi. 6

18

Page 19: Osteomielitis

Ultrasonografi dan CT (computed tomographic) scan

Pemeriksaan ultrasonografi dan CT

(computed tomographic) scan dapat membantu

menegakkan diagnosa osteomielitis. USG dapat

menunjukkan perubahan sedini mungkin 1-2 hari

setelah timbulnya gejala. USG dapat

menunjukkan ketidakabnormalan termasuk abses

jaringan lunak atau penumpukan cairan (seperti

abses) dan elevasi periosteal. 6

USG juga dapat digunakan untuk menuntun dalam melakukan aspirasi. Tapi, USG

tidak digunakan untuk mengevaluasi cortex tulang.

CT scan dapat menggambarkan kalsifikasi abnormal, osifikasi dan

ketidaknormalan intrakortikal. CT scan mungkin dapat membantu dalam

mengevaluasi lesi pada tulang vetebra. CT scan juga lebih unggul dalam area

dengan anatomi yang kompleks, contohnya pelvis, sternum, dan calcaneus. 6

Pemeriksaan histopatologi dan mikrobiologi

Pemeriksaan histopatologi dan mikrobiologi merupakan gold standard dalam

mendiagnosa osteomielitis. Kultur dari sediaan sinus tidak dapat dipercaya

sepenuhnya untuk mengidentifikasi etiologi dari osteomielitis, sehingga biopsi

merupakan anjuran untuk menentukan etiologi dari osteomielitis. Namun

keakuratan biopsi seringkali terbatas oleh kurangnya pengumpulan spesimen yang

sama dan penggunaan antibiotik sebelumnya. 7

Diagnosis of Acute Osteomyelitis* -Pus on aspiration -Positive bacterial culture from bone or blood -Presence of classic signs and symptoms of acute osteomyelitis -Radiographic changes typical of osteomyelitis

*--Two of the listed findings must be present for establishment of the diagnosis. Information from Peltola H, Vahvanen V. A comparative study of osteomyelitis and purulent arthritis with special reference to aetiology and recovery. Infection

19

Page 20: Osteomielitis

1984;12(2):75-9.

3.9. Diagnosa Banding

Diagnosis banding pada masa akut adalah demam reumatik dan selulitis.

Pada demam reumatik, nyeri cenderung berpindah dari satu sendi ke sendi

lainnya. Bisa terdapat carditis, nodul-nodul rematik, atau erythema marginatum.

Pada selulitis, terdapat kemerahan superfisial yang melebar, terjadi limfangitis.

Arthritis supuratif akut dibedakan dari osteomielitis hematogen akut berdasarkan

adanya nyeri yang difus , dan semua pergerakan sendi terbatas karena adanya

spasme otot. 6

Pada Gaucher’s Disease. Pseudo-osteitis dapat timbul dengan manifestasi

klinis yang sangat mirip dengan osteomielitis. Diagnosis ditegakkan terutama

dengan adanya pambesaran hati dan lien. 6

Gambaran Radiologik osteomielitis dapat menyerupai gambaran penyakit-

penyakit lain pada tulang, diantaranya yang terpenting adalah tumor ganas primer

tulang. Destruksi tulang, reaksi periosteal, pembentukan tulang baru, dan

pembengkakan jaringan lunak, dijumpai juga pada osteosarkoma dan Ewing

sarkoma.9

Osteosarkoma, seperti halnya osteomielitis, biasanya mengenai metafisis

tulang panjang sehingga pada stadium dini sangat sukar dibedakan dengan

osteomielitis. Pada stadium yang lebih lanjut, kemungkinan untuk membedakan

lebih besar karena pada osteosarkoma biasanya ditemukan pembentukan tulang

yang lebih banyak serta adanya infiltrasi tumor yang disertai penulangan

patologik ke dalam jaringan lunak. Juga pada osteosarkoma ditemukan segitiga

Codman. 9

Pada tulang panjang, Ewing Sarkoma biasanya mengenai diafisis; tampak

destruksi tulang yang bersifat infiltratif, reaksi periosteal yang kadang-kadang

menyerupai kulit bawang yang berlapis-lapis dan massa jaringan lunak yang

besar. 9

3. 10. Penatalaksanaan

3. 10. 1 Osteomielitis akut

20

Page 21: Osteomielitis

Begitu diagnosis secara klinis ditegakkan, ekstremitas yang terkena

diistirahatkan dan segera berikan antibiotik. Antibiotik spektrum luas yang efektif

terhadap gram positif maupun gram negatif diberikan langsung sambil menunggu

hasil biakan kuman. Antibiotik diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat

keadaan umum dan laju endap darah penderita. Bila dengan terapi intensif selama

24 jam tidak didapati perbaikan, dianjurkan untuk mengebor tulang yang

terkena.3,4

Bila ada cairan yang keluar perlu dibor di beberapa tempat untuk

mengurangi tekanan intraosteal. Cairan tersebut perlu dibiakkan untuk

menentukan jenis kuman dan resistensinya. Bila terdapat perbaikan, antibiotik

parenteral diteruskan sampai 2 minggu, kemudian diteruskan secara oral paling

sedikit 4 minggu. 3,4

Penyulit berupa kekambuhan yang dapat mencapai 20%, cacat berupa

dekstruksi sendi, gangguan pertumbuhan karena kerusakan cakram epifisis, dan

osteomielitis kronik.

Indikasi untuk melakukan tindakan pembedahan ialah:5

a. Adanya abses.

b. Rasa sakit yang hebat.

c. Adanya sekuester.

d. Bila mencurigakan adanya perubahan ke arah keganasan (karsinoma

epidermoid).

Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila

involukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur pasca

pembedahan. 5

3. 10. 2. Osteomielitos subakut

Pengobatan osteomyelitis subakut tergantung dari diagnosis. Kebanyakan

1/3 kasus tidak dapat dibedakan dari keganasan primer dari tumor tulang. Biopsi

dan kuretase diperlukan untuk penegakan diagnosis pada kasus-kasus ini. Pada

saat diagnosis ditegakkan, pemberian antibiotik yang sesuai dengan kelompok

gram, kultur, dan sensitivitas harus sudah dimulai secara intravena selama 2-7

hari, diikuti dengan antibiotik oral selama 6 minggu. 8

21

Page 22: Osteomielitis

Kegagalan gejala untuk timbulnya perbaikan setelah 6 minggu pengobatan

dengan antibiotik atau perburukan kondisi selama pengobatan harus dipikirkan

untuk mengevaluasi ulang dan mendiagnosis secara bakteriologis, diikuti

penatalaksanaan operasi dan antibiotik yang sesuai. Indikasi lain untuk operasi

adalah perubahan bentuk sinus yang selanjutnya dan drainase ke dalam sendi

sinovial. Tanda-tanda klinis dari pus subperiosteal atau sinovitis mengindikasikan

bahwa infeksi subakut telah berubah menjadi komponen akut, dan ini harus

dilakukan drainase secara bedah.8

Indikasi tindakan bedah :

a. Kegagalan gejala untuk memperbaiki setelah lebih dari 6

bulan dilakukan pengobatan dengan antibiotik atau perburukan kondisi selama

pengobatan.

b. Lesi yang cepat berkembang (tidak dapat dibedakan dari

keganasan tulang).

c. Perubahan bentuk sinus atau drainase ke dalam sendi

sinovial.

d. Tanda-tanda klinis dari pus subperiosteal atau sinovitis.

Literatur yang ada tidak dapat mendukung pengobatan pada orang dewasa,

dikarenakan penyakit ini paling banyak menyerang kelompok usia anak. Operasi

diindikasikan dalam pengobatan pada orang dewasa. 8

3. 10. 3 Osteomielitis kronik

Pengobatan Osteomielitis Kronik: : 3

1. Pemberian antibiotik

Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan antibiotik semata-mata

Pemberian antibiotik ditujukan untuk:

Mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya

Mengontrol eksaserbasi

2. Tindakan operatif

Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah

pemberian dan pemayungan antibiotik yang adekuat.

Operasi yang dilakukan bertujuan:

22

Page 23: Osteomielitis

Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan lunak maupun

jaringan tulang(sekuestrum) sampai ke jaringan sehat sekitarnya.

Selanjutnya dilakukan drainase dan irigasi secara kontinu selama

beberapa hari. Adakalanya diperlukan penanaman rantai antibiotik di

dalam bagian tulang yang infeksi

Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotik

mencapai sasaran dan mencegah penyebaran osteomielitis lebih

lanjut

Kegagalan pemberian antibiotik dapat disebabkan oleh : 5

a. Pemberian antibiotik yang tidak sesuai dengan

mikroorganisme penyebab

b. Dosis tidak adekuat

c. Lama pemberian tidak cukup

d. Timbulnya resistensi

e. Kesalahan hasil biakan (laboratorium)

f. Antibiotik antagonis

g. Pemberian pengobatan suportif yang buruk

h. Kesalahan diagnostik

Initial Antibiotic Regimens for Patients with Osteomyelitis

OrganismAntibiotic(s) of first

choice Alternative antibiotics

Staphylococcus aureus or coagulase-negative (methicillin-sensitive) staphylococci

  Nafcillin (Unipen), 2 g IV every 6 hours, or clindamycin phosphate (Cleocin Phosphate), 900 mg IV every 8 hours

   First-generation cephalosporin or vancomycin (Vancocin) 

S. aureus or coagulase-negative (methicillin-

  Vancomycin, 1 g IV every 12 hours

  Teicoplanin (Targocid),*

23

Page 24: Osteomielitis

resistant) staphylococci trimethoprim- sulfamethoxazole (Bactrim, Septra) or minocycline (Minocin) plus rifampin (Rifadin)

Various streptococci (groups A and B b-hemolytic organisms or penicillin-sensitive Streptococcus pneumoniae)

  Penicillin G, 4 million units IV every 6 hours

  Clindamycin, erythromycin, vancomycin or ceftriaxone (Rocephin)

Intermediate penicillin-resistant S. pneumoniae

  Cefotaxime (Claforan), 1 g IV every 6 hours, or ceftriaxone, 2 g IV once daily

  Erythromycin or clindamycin

Penicillin-resistant S. pneumoniae

  Vancomycin, 1 g IV every 12 hours

  Levofloxacin (Levaquin)

Enterococcus species   Ampicillin, 1 g IV every 6 hours, orvancomycin, 1 g IV every 12 hours

  Ampicillin-sulbactam (Unasyn)

Enteric gram-negative rods

  Fluoroquinolone (e.g., ciprofloxacin [Cipro], 750 mg orally every 12 hours)

  Third-generation cephalosporin

Serratia species or Pseudomonas aeruginosa

  Ceftazidime (Fortaz), 2 g IV every 8 hours (with an aminoglycoside given IV once daily or in multiple doses for at least the first 2 weeks)

  Imipenem (Primaxin I.V.), piperacillin-tazobactam (Zosyn) or cefepime (Maxipime; given with an aminoglycoside)

Anaerobes   Clindamycin, 600 mg IV or orally every 6

  For gram-negative anaerobes: amoxicillin-

24

Page 25: Osteomielitis

hours clavulanate (Augmentin) or metronidazole (Flagyl)

Mixed aerobic and anaerobic organisms

  Amoxicillin-clavulanate, 875 mg and 125 mg, respectively, orally every 12 hours

  Imipenem

IV = intravenous. *--Currently available only in Europe.

Adapted with permission from Lew DP, Waldvogel FA. Osteomyelitis. N Engl J Med 1997;336:999-1007, and Mader JT, Shirtliff ME, Bergquist SC, Calhoun J. Antimicrobial treatment of chronic osteomyelitis. Clin Orthop 1999;(360):46-65.

3. 11. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada osteomielitis hematogen akut adalah: 3,4

Septikemia

Dengan makin tersedianya obat-obatan antibiotik yang memadai, kematian

akibat septikemia pada saat ini jarang ditemukan.

Infeksi yang bersifat metastatik

Infeksi dapat bermetastatik ke tulang/ sendi lainnya, otak, dan paru-paru,

dapat bersifat multifokal dan biasanya terjadi pada penderita dengan

status gizi yang jelek

Artritis Supuratif

Artritis Supuratif dapat terjadai pada bayi muda karena lempeng epifisis

bayi (yang bertindak sebagai barier) belum berfungsi dengan baik.

Komplikasi terutama terjadi pada osteomielitis hematogen akut di

daerah metafisis yang bersifat intra-kapsuler (misalnya pada sendi

panggul) atau melalui infeksi metastatik

Gangguan Pertumbuhan

Osteomielitis hematogen akut pada bayi dapat menyebabkan kerusakan

25

Page 26: Osteomielitis

lempeng epifsisis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan, sehingga

tulang yang terkena akan menjadi lebih pendek.

Pada anak yang lebih besar akan terjadi hiperemi pada daerah metafisis

yang merupakan stimulasi bagi tulang untuk bertumbuh. Pada keadaan

ini tulang bertumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya

pemanjangan tulang

Osteomielitis Kronik

Apabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka

osteomielitis akut akan berlanjut menjadi osteomielitis kronik

Fraktur Patologis

Ankilosis

3. 12. Prognosis

Angka mortalitas pada osteomielitis akut yang diobati adalah kira-kira 1

%, tetapi morbiditas tetap tinggi. Bila terapi efektif dimulai dalam waktu 48 jam

setelah timbulnya gejala, kesembuhan yang cepat dapat diharapkan pada kira-kira

2/3 kasus. Kronisitas dan kambuhnya infeksi mungkin terjadi bila terapinya

terlambat. 6

Empat faktor penting yang menentukan keefektifan terapi antimikroba

dalam terapi osteomielitis hematogenous akut, sehingga akan mempengaruhi

prognosis adalah :6

1. Interval waktu diantara onset penyakit dan permulaan terapi.

Terapi yang dimulai dalam 3 hari pertama adalah yang paling ideal karena

pada tahap ini area lokal dari osteomielitis masih belum menjadi iskemi.

Dengan pengobatan dini, organisme penyebab akan lebih sensitif terhadap obat

yang dipilih dan dapat mengontrol infeksi sehingga osteolisis, nekrosis tulang

dan pembentukan tulang baru akan dihambat. Dengan keadaan seperti ini maka

perubahan gambaran radiologik tidak akan muncul kemudian pengobatan

dalam tiga sampai tujuh hari akan mengurangi infeksi baik sistemik maupun

lokal, namun terlalu lambat untuk mencegah kerusakan tulang. Pengobatan

yang dimulai setelah satu minggu infeksi hanya dapat mengontrol septikemia

dan menyelamatkan jiwa, tetapi memiliki efek yang kecil dalam mencegah

kerusakan tulang lebih lanjut.

26

Page 27: Osteomielitis

2. Keefektifan obat antimikroba dalam melawan kuman penyebab

Hal ini bergantung pada jenis kuman penyebab yang bersangkutan apakah

kuman tersebut resisten atau sensitif terhadap antibiotik yang digunakan.

3. Dosis dari obat antimikroba

Faktor lokal dari vaskularisasi tulang yang terganggu memerlukan dosis

antibiotik yang lebih besar untuk osteomielitis daripada infeksi jaringan lunak.

4. Durasi terapi antimikroba

Penghentian terapi yang terlalu awal terutama bila kurang dari empat minggu akan

mengakibatkan terjadinya infeksi kronik dan rekuren dari osteomielitis.

27

Page 28: Osteomielitis

BAB III

KESIMPULAN

Osteomielitis dalah infeksi pada tulang yang biasanya lebih disebabkan

oleh kuman, termasuk mikrobakteria, tetapi teradan juga disebabkan oleh jamur,

dan mikroorganisme yang tersering menyebabkan oseomielitis ini adalah kuman

Staphylococcus aureus. Mikroorganisme tersebut dapat menginfeksi tulang

melalui beberapa cara diantaranya melalui aliran darah (bloodstream) dimana

membawa infeksi dari bagian tubuh lain kedalam tulang, Invasi langsung yang

biasanya terjadi pada fraktur terbuka, ataupun infeksi yang lokasinya erdekatan

dengan tulang dan jaringan lunak.

Osteomielitis umunya terjadi pada anak-anak dan orang tua, tetapi semua

lapisan usia pun dapat mempunyai resiko yang sama terjangkit penyakit ini.

Osteomielitis juga dapat tampak pada pemasangan plate pada pembedahan

ortophedi seperti pada operasi fraktur.

Gejala klinik pada osteomielitis berupa demam dalam beberapa hari, nyeri

ditempat yang terinfeksi. Area yang mengelilingi tulang dapat terihat luka, hangat,

dan membengkak dan bila digerakkan terasa sakit. Penderita dapat kehilangan

berat badan dan tampak lelah.

Osteomielitis kronik berkembang ketika osteomielitis tidak dapat

disembuhkan secara sempurna. Penyakit ini menetap lama dan sangat sulit sekali

untuk dibasmi. Terkadang osteomielitis tidak terdeteksi dalam beberapa lama.

Umumnya osteomielitis kronis menyebabkan nyeri tulang, infeksi berulang pada

soft tissue disekitarnya, dan tak henti-hentinya mengeluarkan nanah melalui kulit.

Pengobatan pada anak-anak dan dewasa yang infeksinya berkembang

melalui aliran darah, antibiotik merupakan salah satu pengobatan yang terefektif.

Jika bakteri yang menginfeksi tidaklah dapat diidentifikasi, antibiotic spectrum

luas dapatlah digunakan. Tergantung beratnya penyakit, lama pengobatannya pun

bervariasi. Tetapi jika sudah terbentuk abses. Pembedahan dapatlah diperlukan

untuk mengeluarkan abses tersebut..

28

Page 29: Osteomielitis

Prognosis seseorang dengan osteomielitis biasanya baik bila diberikan

pengobatan dini. Walau bagaimanapun, terkadang berkembang menjadi

osteomielitis kronis dan abses tulang dapat sembuh dalam beberapa bulan hingga

beberapa tahun belakangan.

Beberapa orang yang hendak diberikan penanaman metal pada tulang,

seharusnya diberikan tindakan preventif antibiotic sebelum pembedahan,

termasuk pembedahan gigi, karena orang tersebut dapat beresiko terkena infeksi

bakteri yang ada pada mulut dan bagian lain daripada tubuh.

29

Page 30: Osteomielitis

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C. Struktur dan fungsi Tulang. Dalam Pengantar Ilmu Bedah

Ortopedi. Edisi 3. Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta.2007. Hal 6-11

2. Anatomi Tulang. www.HealthForAll.com . Last update March 2009

3. Rasjad C., Infeksi dan Inflamasi. Dalam Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.

Edisi 3. Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta. 2007. Hal 132- 41.

4. Jong W., Sjamsuhidayat R. 2005. Infeksi Muskuloskeletal. In Buku Ajar

Ilmu Bedah. Edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal

903 – 910.

5. Siregar P. Osteomielitis. Dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian

Bedah Staff Pengajar FK UI. Binarupa Aksara. Jakarta. 1995. Hal 472 –

74

6. King R., Johnson D. Osteomyelitis. www.emedicine.com. Last updated:

Nov 4, 2008

7. Lew, Daniel P., Waldvogel, Francis A. 1997. Osteomyelitis. The New

England Journal of Medicine.

8. Khoshhal K., Letts R. M. Subacute Osteomyelitis (Brodie Abscess).

www.emedicine.com. Last updated: Jul 18, 2008.

9. Rasad S., Kartoleksono S, Ekayuda I. Infeksi Tulang dan Sendi. Radiologi

Diagnostik. Bagian Radilogi FKUI. Jakarta. 1995. Hal: 62-72.

30