osteo malasia

12
Osteomalasia Kelompok 12

Upload: wydhy-nugraha

Post on 17-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Osteomalasia

OsteomalasiaKelompok 12Osteomalasia merupakan penyakit rakitis pada orang dewasa dan seperti pada riketsia, gangguan ini terjadi terkait gangguan deposisi kalsium pada matriks tulang (Rasjad, 2012).EtiologiPenyebab utama ostemalasia yaitudefisiensi vitamin D dan asidosis tubulis renalis.DefinisiKekurangan vitamin D merupakan penyebab umum terjadinya osteomalacia pada orang dewasa.Populasi yang beresiko termasuk tinggal di rumah tua yang mendapatkan sedikit pajanan matahari, pasien dengan malabsorpsi yang berhubungan dengan operasi bypass gastrointestinal atau penyakit celiac, dan imigran dari iklim hangat ke iklim yang lebih dingin, terutama perempuan yang memakai cadar tradisional atau gaun yang mencegah paparan sinar matahari.Resistensi vitamin D yang diidentifikasi di masa kecil, berhubungan dengan osteomalacia pada orang dewasa, tetapi gangguan ini kurang umum (Al-Shoha, 2009; Kennel, 2010).

EpidemiologiSeseorang dengan osteomalasia mengalami penurunan matriks kalsifikasi dan peningkatan matriks non-kalsifikasi (osteoid). Gambaran foto rontgen memperlihatkan penipisan (rarefraksi) tulang panjang. Secara progresif tulang akan menjadi rapuh dan berkembang menjadi deformitas (Rasjad, 2012).Pada pemeriksaan mikroskopis dapat ditemukan pelebaran daerah osteosit disekitar tulang yang mengalami kalsifikasi. Sindroma milkman (pseudofraktur) dapat ditemukan pada penderita osteomalasia berat (Rasjad, 2012).

PatofisiologiUmumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan lemah.Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha. Manifestasi yang paling sering terlihat adalah perawakan tubuh yang pendek, nyeri punggung dan adanya deformitas pada tulang pada 10 pasien (58.82%), deformitas yang menyebabkan kelumpuhan pada 5 pasien (29.4%), diikuti dengan nyeri pada persendian 9 pasien (52.94%), fraktur pada 5 pasien (29.4%), mudah sekali mengalami fraktur, terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau tulang kaki, dan abnormalitas pada gigi (tooth loss, abses) pada 4 pasien (23.5%) (Bhadada et al, 2010).

Manifestasi KlinisPada foto x ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang sangat nyata. Berdasar dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur kompresi dengan nyeri pada ujung vertebra. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium dan jumlah fosfor serta kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium dan creatinin lambat.

DiagnostikGambar 4. Pada gambaran radiografi menunjukkan adanya fraktur patologis dari femur dan deformitas dari kepala, dan leher dari femur (Bhadada et al, 2010)

Penatalaksanaan medikJika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin

TatalaksanaPenatalaksanan non medik Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.

PrognosisPenyakit akan membaik bila diberikan vitamin D dan kalsium dosis tinggi untuk meningkatkan kalsifikasi pada matriks (Rasjid, 2012).KomplikasiKomplikasi yang dapat terjadi yaitu deformitas pada skeletal dan fraktur skeletal tanpa disebabkan oleh sesuatu.

Al-Shoha A, Qiu S, Palnitkar S, Rao DS. Osteomalacia with bone marrow fibrosis due to severe vitamin D deficiency after a gastrointestinal bypass operation for severe obesity. Endocr Pract 2009; 15:528. Bhadada SK, Bhansali A, Upreti V, Dutta P, Santosh R, Das S, Nahar U. 2010. Hypophosphataemic rickets/osteomalacia: A descriptive analysis. Indian Journal of Medicine. Caruso TJ, Fuzaylov G. 2013. Severe Vitamin D Deficiency Rickets.New England Journal of Medicine. Med369;9 p11. Avaible at http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMicm1205540 [Diakses pada 1 Juni 2015Chapman T, Sugar N, Done S, Marasigan J, Wambold N, Feldman K. 2009. Fractures in infants and toddlers with rickets. Pediatr Radiol. 140-51. Avaible at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20012034 [Diakses pada 1 Juni 2015]Dimitri P, Bishop N, 2007. Rickets. Symposium Of Metabolic Medicine. Paediatrics And Child Health 17:7. Available at http://faculty.ksu.edu.sa/dr.reem/PDF/Rickets.pdf [June, 1st 2015] Holick, MF, 2007. Vitamin D Deficiency. The New England Journal of Medicine. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17634462 [June, 1st 2015]Institute of Medicine (US) Committee to Review Dietary Reference Intakes for Vitamin D and Calcium. Ross AC, Taylor CL, Yaktine AL, Del Valle HB eds. Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D. Washington DC: Indian J Med Res 13 pp 399-404. Avaible at: http://icmr.nic.in/ijmr/2010/march/0305.pdf [Diakses pada 1 Juni 2015]Kennel KA, Drake MT, Hurley DL. Vitamin D deficiency in adults: when to test and how to treat. Mayo Clin Proc 2010; 85:752.DAFTAR PUSTAKANational Academies Press; 2011.Borst R, 2014. Metabolic bone disease osteomalacia. Z Rheumatol. 2014 May;73(4):316-22. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24811356 [June, 1st 2015]zkan B, 2010. Nutritional Rickets. J Clin Res Ped Endo 2010;2(4):137-143. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3005686/ [June, 1st 2015]Rasjad C. 2012. Kelainan Metabolik dan Endokrin pada Tulang. Dalam Buku Pengantar Ilmu Bedah dan Ortopedi. Jakarta: PT. Yarsif Watampone. Hal. 178-193Schwarz S.M. (2014, April 18 Last Updated), Rickets. (Emedicine), Available from: http://emedicine.medscape.com/article/985510-overview#a0104 (Accessed: 2015, May 31)Shore RM, Chesney RW. 2013. Rickets: Part II. Pediatr Radiol. Avaible at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23208530 [Diakses pada 1 Juni 2015]