optimasi daya dan waktu reaksi amidasi etil p...

78
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P-METOKSISINAMAT DENGAN DIMETIL FORMAMIDA MENGGUNAKAN IRRADIASI MICROWAVE SKRIPSI AHMAD THANTOWI 1112102000085 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA AGUSTUS 2016

Upload: others

Post on 24-Oct-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI

ETIL P-METOKSISINAMAT DENGAN DIMETIL

FORMAMIDA MENGGUNAKAN IRRADIASI

MICROWAVE

SKRIPSI

AHMAD THANTOWI

1112102000085

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2016

Page 2: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI

ETIL P-METOKSISINAMAT DENGAN DIMETIL

FORMAMIDA MENGGUNAKAN IRRADIASI

MICROWAVE

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

AHMAD THANTOWI

1112102000085

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2016

Page 3: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

HALAMAN PERI\IYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama

NIM

Tanda Tangan

Tanggal

Ahmad Thantowi

I 1 12102000085

MAgustus 2016

iii

Page 4: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

Nama

NIM

Program Studi

Judul

HALAMAN PERSETUJUAII PEMBIMBING

Ahmad Thantowi

I I 12102000085

Strata-l Fannasi

Optimasi Daya dan Waktu Reaksi

P-Metoksisinamat dengan Dimetil

Menggunakan Irradiasi Microwave

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Amidasi Etil

Formamida

Ismiarni Komala- M.Sc..Ph.D.*A,pt.NrP. 197806301006042001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

,4),4,Dr. Nurmeilis. M.Si.. Apt.

NIP. 1 9740302005012003

IV

Page 5: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama

NIM

Program Studi

Judul

Pembimbing I

Pembimbing II

Penguji I

Penguji II

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Famrasi

pada Program studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (tItr\i) Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

HALAMAN PENGESAHA}{

Ahmad Thantowi

I I 1210200008s

Sftata-l Farmasi

Optimasi Daya dan Waktu Reaksi Amidasi Etil

P-Metoksisinamat dengan Dimetil Fonnamida

Menggnnakan Irradiasi Mi cr ow av e

Supandi, M.Si.,Apt. (

Ismiarni Komala, M.Sc., Ph.D.,Apt. (

Lina Elfita M.Si., Apt. (

Hendri Aldrat, M.Si., Ph.D., Apt. (

Page 6: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

vi

ABSTRAK

Nama

Program Studi

Judul

: Ahmad Thantowi

: Strata-1 Farmasi

: Optimasi Daya dan Waktu Reaksi Amidasi Etil

P-Metoksisinamat dengan Dimetil Formamida

Menggunakan Irradiasi Microwave

Etil p-metoksisinamat merupakan senyawa metabolit sekunder utama yang

terdapat dalam rimpang kencur. Tujuan dari penelitian ini adalah memodifikasi

struktur senyawa etil p-metoksisinamat (EPMS) dengan mengganti gugus ester

menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave yang

optimum untuk mendapatkan senyawa hasil modifikasi. Amidasi senyawa etil p-

metoksisinamat dilakukan dengan mereaksikannya dengan dimetil formamida

(DMF) menggunakan NaOH sebagai katalis dan etanol sebagai pelarut. Dari

reaksi tersebut diperoleh senyawa N,N-dimetil-4-metoksi sinamamida. Senyawa

tersebut telah diidentifikasi dan dikonfirmasi menggunakan KLT, GCMS dan 1HNMR.

Kata Kunci: Etil p-metoksisinamat, dimetil formamida, amidasi.

Page 7: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

vii

ABSTRACT

NamE

Programme Study

Tittle

: Ahmad Thantowi

: Strata-1 Farmasi

: Optimization Power and Time Amidation Reaction Ethyl

P-methoxycinnamate with Dimethyl Formamide Using

Microwave Irradiation

Ethyl p-methoxycinnamate is a major secondary metabolites which is found in

kencur. The aims of this study were to modify the structure of ethyl p-

methoxycinnamate (EPMC) by replacing the ester group into amide groups using

the optimum microwave irradiation power and time to obtain compounds

modified. Amidation of ethyl p-methoxycinnamate was prepared using dimethyl

formamide (DMF) with NaOH as catalyst and ethanol as a solvent. N,N-dimethyl-

4-metoxy cinnamamide was obtained from the reaction. The compound was

identified and confirmed using TLC, GCMS and 1HNMR.

Keywords: ethyl p-methoxycinnamate, dimethyl formamide, amidation

Page 8: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

mencurahkan segala rahmat-Nya kepada kita semua, khususnya penulis dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul “optimasi daya dan waktu reaksi amidasi etil

p-metoksisinamat dengan dimetil formamida menggunakan irradiasi microwave”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini tentu banyak berbagai kesulitan dan halangan

yang menyertai, sehingga penulis tidak terlepas dari doa, bantuan, dan bimbingan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Supandi, M.Si., Apt. dan Ibu Ismiarni Komala, M.Sc., Ph.D., Apt

selaku pembimbing skripsi saya yang telah memberikan ilmu, nasehat,

waktu, tenaga, dan dukungan moral maupun material selama masa

perkuliahan, penelitian, hingga penulisan skripsi.

2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M. Kes. Selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam (UIN) Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt. atas dedikasi dan profesionalitas beliau

sebagai ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Azri Fitria, M.Si, Apt. selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan selama masa perkuliahan

5. Bapak Hendri Aldrat, M.Si., Ph.D., Apt. dan ibu Lina Elfita, M.Si., Apt.

sebagai dosen penguji skripsi saya yang telah memberikan banyak nasehat,

bimbingan serta saran dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu staf pengajar, serta karyawan yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan selama menempuh pendidikan di Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

ix

7. Ibunda Siti Ena tercinta yang selalu ikhlas menemani suka duka,

memberikan dukungan moral, material, motivasi, nasehat-nasehat,

inspirasi serta lantunan doa yang tiada henti.

8. Yunda Rahmah Utami, kakanda Ahmad Syaifudin, yunda Try Juliasniar

dan adinda Ayu Aisyah Permatasari yang selalu memberikan dukungan,

motivasi serta senyum semangat untuk meraih cita.

9. Tiara Indriani yang selalu menemani, memberikan dukungan semangat

dan doa selama penyelesaian skripsi ini.

10. Kawan-kawan seperjuangan EPMS Ranger: Beny, Ghilman, Muti, Nufus,

Cony, Nita, Atul, Ani, Elsa, Windi atas dukungan, keceriaan,bantuan dan

kerjasama yang telah diberikan.

11. Kawan-kawan Kontrakan Ceria: Boy, Galih, Okin, Santo, Brendy, Ivan,

Ghilman, Irham, Adia, Gunawan, Beny, Agung sebagai keluarga kecil

yang selalu tersenyum memberikan keceriaan dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Kawan-kawan Digoxyn Farmasi 2012 yang telah menjadi kepingan

memori yang sangat berharga dalam dunia perkuliahan di Farmasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian

dan penulisan.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan

penulis nantikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

Ciputat, Agustus 2016

Penulis

Page 10: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

I{ALAMAN PERI{YATAAI{ PERSETUJUAI\ PUBLIKASI

TUGAS AKIIIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEIIyIIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (tltr{) Syarif HidayatullahJakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

NIMProgram Studi

Fakultas

Jenis Karya

Ahmad ThantowiI 1 12102000085

Strata-l Farmasi

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Skripsi

demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,

denganjudul:

OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETILP-METOKSISINAMAT I}ENGAI\T DIMETIL FORMAMIDA

MENGGUNAKAIY IRRADIASI MIC ROWAYEUntuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (Uh{) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pemyataan persetujuan publikasi karya ihniah ini saya buat dengan

sebenarnya..

Dibuat di: Jakarta

Pada Tanggal: Agustus 2016

(Ahmad Thantowi)

Yang menyatakan.

Page 11: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

DAFTAR ISTILAH ................................................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan penelitian ...................................................................................... 3

1.4 Manfaat penelitian .................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4

2.1 Tanaman Kencur ...................................................................................... 4

2.1.1 Klasifikasi....................................................................................... 4

2.1.2 Tempat tumbuh .............................................................................. 5

2.1.3 Kandungan ..................................................................................... 5

2.1.4 Manfaat kencur ............................................................................... 6

2.2 Senyawa Etil p-metoksisinamat ............................................................... 6

2.3 Ester .......................................................................................................... 8

2.4 Amida ...................................................................................................... 9

2.5 Dimetil Formamida ................................................................................ 11

Page 12: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

xii

2.6 Natrium Hidroksida ................................................................................. 12

2.7 Identifikasi ............................................................................................... 12

2.7.1 Kromatografi .................................................................................. 12

2.7.2 Spektrofotometri............................................................................. 16

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................ 18

3.1 Tempat dan waktu .................................................................................... 18

3.1.1 Tempat ............................................................................................ 18

3.1.2 Waktu ............................................................................................. 18

3.2. Alat dan bahan ......................................................................................... 18

3.2.1 Alat ................................................................................................. 18

3.2.2 Bahan .............................................................................................. 18

3.3 Prosedur penelitian ................................................................................... 19

3.3.1 Preparasi sampel ............................................................................ 19

3.3.2 Isolasi etil p-metoksisinamat ......................................................... 19

3.3.3 Optimasi amidasi etil p-metoksisinamat dengan dimetil

formamida ................................................................................... 20

3.3.4 Identifikasi Senyawa ..................................................................... 21

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 22

4.1 Hasil isolasi senyawa etil p-metoksisinamat ............................................ 22

4.1.1 Hasil determinasi ............................................................................ 22

4.1.2 Hasil penyiapan bahan ekstraksi .................................................... 22

4.1.3 Isolasi etil p-metoksisinamat .......................................................... 23

4.1.4 Identifikasi etil p-metoksisinamat .................................................. 24

4.2 Optimasi amidasi etil p-metoksisinamat .................................................. 26

4.3 Identifikasi senyawa hasil modifikasi ...................................................... 30

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 37

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 37

5.2 Saran ......................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 38

LAMPIRAN ....................................................................................................... 44

Page 13: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Rimpang kencur .................................................................................... 4

Gambar 2.2 Struktur Senyawa ................................................................................... 6

Gambar 2.3 Jalur sikimat untuk menghasilkan etil p-metoksisinamat ...................... 7

Gambar 2.4 Struktur umum senyawa ester ................................................................ 8

Gambar 2.5 Prinsip Reaksi ......................................................................................... 9

Gambar 2.6 Reaksi pembuatan amida ........................................................................ 9

Gambar 2.7. Reaksi pembuatan amina primer .......................................................... 10

Gambar 2.8 Reaksi pembuatan amina sekunder ....................................................... 10

Gambar 2.9 Skema Kromatografi Lapis Tipis .......................................................... 14

Gambar 4.1 Rimpang kencur ..................................................................................... 22

Gambar 4.2. Serbuk simplisia kencur ........................................................................ 23

Gambar 4.3 Kromatografi Lapis Tipis ....................................................................... 24

Gambar 4.4. Spektrum GC senyawa etil p-metoksisinamat ...................................... 25

Gambar 4.5. Fragmentasi MS etil p-metoksisinamat ................................................. 25

Gambar 4.6. Pola Fragmentasi etil p-metoksisinamat ............................................... 26

Gambar 4.7 Optimasi reaksi amidasi dengan daya 300 watt ..................................... 28

Gambar 4.8 Optimasi reaksi amidasi dengan daya 450 watt ..................................... 29

Gambar 4.9 Optimasi reaksi amidasi dengan daya 600 watt ..................................... 29

Gambar 4.10 Proses reaksi amidasi yang terjadi antara etil p-metoksisinamat dan

dimetil formamida ...................................................................................................... 29

Gambar 4.11 Hasil KLT ............................................................................................. 30

Gambar 4.12 Organoleptis Senyawa .......................................................................... 31

Page 14: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

xiv

Gambar 4.13 Spektrum GC senyawa hasil amidasi ................................................... 32

Gambar 4.14 Fragmentasi senyawa hasil amidasi ..................................................... 32

Gambar 4.15 Pola fragmentasi senyawa hasil amidasi .............................................. 33

Gambar 4.16 Data pergeseran kimia (δ) spektrum 1H-NMR senyawa hasil amidasi

(CDCl3, 500 MH) ....................................................................................................... 34

Gambar 4.17. Struktur senyawa ................................................................................. 35

Page 15: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Variasi daya dan lama reaksi menggunakan microwave .......................... 20

Tabel 4.1 Variasi daya dan lama reaksi menggunakan microwave ........................... 28

Tabel 4.2 Data pergeseran kimia spektrum 1H NMR senyawa hasil amidasi ............ 35

Page 16: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kerangka Penelitian ............................................................................... 44

Lampiran 2. Skema Isolasi Etil p-metoksisinamat ..................................................... 45

Lampiran 3. Sertifikat Determinasi Kaempferia galanga L ...................................... 46

Lampiran 4. Hasil Optimasi Jumlah Natrium Hidroksida (NaOH)

yang Digunakan ......................................................................................................... 47

Lampiran 5. Spektrum GCMS Senyawa Etil p-metoksisinamat ................................ 48

Lampiran 6. Spektrum 1H-NMR Senyawa Etil p-metoksisinamat ............................ 46

Lampiran 7. Spektrum GCMS Senyawa hasil amidasi Etil p-metoksisinamat dan

Dimetil Formamida .................................................................................................. 55

Lampiran 8. Spektrum 1H-NMR senyawa hasil amidasi ........................................... 57

Lampiran 9. Perhitungan reaksi ................................................................................. 60

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 61

Lampiran 11. Tabel komparasi senyawa etil p-metoksisinamat dan N,N-dimetil-4-

metoksi sinamamida ................................................................................................... 62

Page 17: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tanaman obat atau dikenal dengan obat herbal dari zaman dahulu telah

digunakan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan dan

penyembuhan dari penyakit oleh masyarakat di Indonesia. Pengetahuan

tentang penggunaan tanaman obat di kalangan masyarakat Indonesia hanya

berdasarkan pengalaman dan keterampilan yang diwariskan secara turun-

temurun dari generasi ke generasi selanjutnya. Saat ini di masyarakat

Indonesia, tanaman obat sangat populer dan banyak diminati dan bahkan

dianggap sebagai solusi dari berbagai penyakit. Kekayaan alam tumbuhan

obat Indonesia terdiri atas 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis

tumbuhan di dunia, dimana 940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan

berkhasiat obat dan jumlah ini merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat di

kawasan Asia (BPOM RI, 2009).

Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati serta kaya akan

tanaman obat, masih sedikit tanaman obatnya yang dibudidayakan. Dari

sekian banyak jenis tanaman obat, baru 20-22% yang dibudidayakan.

Sedangkan sekitar 78% diperoleh melalui pengambilan langsung (eksplorasi)

dari hutan (Masyhud, 2010). Sedikitnya budidaya tanaman obat disebabkan

oleh banyak faktor, diantaranya sumber daya manusia yang belum sadar akan

pentingnya budidaya tanaman obat, lama pembudidayaan, biaya yang relatif

mahal, lahan yang masih sedikit, bahkan ada beberapa tanaman yang

membutuhkan kondisi tanah khusus untuk pembudidayaan serta cuaca ekstrim

yang sering terjadi membuat hasil yang didapatkan belum tentu sesuai dengan

yang diharapkan dari budidaya tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan upaya

mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku obat dari tanaman.

Termasuk diantaranya adalah upaya untuk meningkatkan penelitian dan

pengembangan terhadap potensi alam Indonesia untuk mendapatkan hasil dan

aktivitas obat yang lebih baik dengan biaya yang layak secara ekonomi,

1

Page 18: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kemudian berkembang untuk mendapatkan obat dengan aktivitas optimal dan

efek samping yang minimal (aman digunakan).

Salah satu tanaman obat yang perlu dikembangkan adalah kencur

(Kaempferia galanga L). Di Indonesia kencur banyak digunakan sebagai

bahan masakan dan tanaman obat. Secara empirik kencur berkhasiat sebagai

obat untuk batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, perut kembung, mual, masuk

angin, pegal-pegal, pengompres bengkak/radang, tetanus dan penambah nafsu

makan (Miranti, 2009). Selain itu rimpang kencur juga dapat digunakan untuk

mengobati hipertensi, rematik dan asma (Sulaiman et al., 2009).

Uji aktivitas kencur telah dilaporkan dari berbagai penelitian

sebelumnya, antara lain ekstrak etanol kencur sebagai antiinflamasi dan

analgesik (Vittalro, 2011), sebagai penyembuh luka (Tara, 2006), sebagai

antioksidan (Mekseepralard, 2010), aktivitas antibakteri (Tewtrakul et al.,

2005) dan antijamur (Gholib Djaenudin, 2009). Sebagai pendukung dari

khasiatnya, kencur mengandung metabolit sekunder beta-sitosterol (9,88%),

asam propionat (4,71%), pentadekan (2,08%), asam tridekanoat (1,81%),

1,21-dokosadiena (1,47%) dan etil p-metoksisinamat (80,05%) (Umar et al.,

2012).

Sebagai metabolit sekunder utama pada kencur, isolasi dan pemurnian

etil p-metoksisinamat relatif mudah untuk dilakukan. Etil p-metoksisinamat

juga telah dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi dengan

menghambat aktivitas COX-1 dan COX-2 (Umar et al., 2012). Selain itu etil

p-metoksisinamat memiliki gugus yang reaktif sehingga banyak menarik para

peneliti melakukan pengembangan senyawa ini terutama di bidang kimia

medisinal.

Dalam rangka mengeksplorasi sintesis turunan dari etil p-

metoksisinamat ini, maka perlu dilakukan penelitian mengenai amidasi

senyawa etil p-metoksisinamat. Untuk mendapatkan hasil yang optimum dari

reaksi etil p-metoksisinamat, maka perlu dilakukan optimasi pengaruh

perbedaan daya dan lamanya waktu irradiasi microwave.

Penggunaan microwave dalam reaksi kimia memiliki beberapa

keunggulan. Diantaranya, hasil yang lebih baik dan waktu yang lebih singkat

Page 19: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(kim et al., 2009). Selain itu penggunaan pelarut yang banyak dalam reaksi

dapat diminimalisir dengan penggunaan microwave (kappe, 2004). Reaksi

juga dapat dilakukan dalam kondisi bebas pelarut sehingga proses reaksi lebih

ramah lingkungan dan mendukung proses green chemistry (Shakil et al.,

2010).

1.2.Rumusan Masalah

Apakah senyawa etil p-metoksisinamat dapat diamidasi dengan bantuan

katalis natrium hidroksida melalui irradiasi microwave?

1.3.Tujuan Penelitian

a. Melakukan optimasi daya dan lama waktu reaksi amidasi etil p-

metoksisinamat dengan dimetil formamida menggunakan irradiasi

microwave.

b. Melakukan elusidasi struktur senyawa hasil amidasi etil p-metoksisinamat

dengan dimetil formamida.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan data dan penelitian

mengenai metode amidasi senyawa etil p-metoksisinamat dengan dimetil

formamida melalui irradiasi microwave.

Page 20: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tanaman Kencur

Kencur (Kaempferia galanga L) adalah tanaman yang berasal dari

India dan banyak tumbuh di Asia Tenggara terutama di Indonesia. Di

Indonesia kencur banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan

sebagai bumbu dalam masakan sehingga tanaman ini banyak dibudidayakan.

Umumnya bagian yang digunakan adalah buah akar yang tinggal di dalam

tanah yang biasa disebut rimpang atau rizoma.

Rimpang kencur terdapat di dalam tanah bergerombol dan bercabang-

cabang dengan induk rimpang di tengah. Kulit ari berwarna coklat dan bagian

dalam putih berair dengan aroma yang tajam. Rimpang yang masih muda

berwarna putih kekuningan dengan kandungan air yang lebih banyak dan

rimpang yang lebih tua ditumbuhi akar pada ruas rimpang berwarna putih

kekuningan (Backer, 1986).

Gambar 2.1. Rimpang kencur

2.1.1. Klasifikasi

Klasifikasi kencur (Kaempferia galanga L) menurut USDA

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Trecheobionta

Super divisi : Spematophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commenlinidae

Ordo : Zingiberales

4

Page 21: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Famili : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferian galanga Linn.

2.1.2. Tempat tumbuh

Kencur dapat tumbuh di berbagai tempat di dataran rendah

hingga pegunungan dengan ketinggian daerah antara 80-700 meter

dari permukaan laut. Tanaman ini menghendaki tanah yang subur dan

gembur. Kencur tumbuh lebih baik pada tempat yang sedikit

terlindung (Syukur, Hernani, 2001). Tumbuhan kencur yang ditanam

pada ketinggian lebih dari 600 m dpl mempunyai resiko pertumbuhan

yang kurang baik. Selain itu, peta curah hujan di Jawa menunjukkan

bahwa kencur dapat beradaptasi di daerah yang basah (9 bulan basah)

maupun yang sedang (5-6 bulan basah dan 5-6 bulan kering) dan

mencakup area kira-kira 60% dari luas pulau Jawa (Roemantyo,

1996).

2.1.3. Kandungan

Tumbuhan kencur (Kaempferia galanga L) mengandung asam

propionat (4,71%), pantadekan (2,08%), asam tridekanoat (1,81%),

1,21-dokosadiena (1,47%), beta-sitosterol (9,88 %), dan etil p-

metoksisinamat sebagai komponen terbesar (80,05%) (Umar et al,

2012). Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Tewtrakul et al.

(2005) juga dipaparkan bahwa terdapat kandungan α-pinen, kamphen,

karvon, benzen, eukaliptol, borneol, dan metil sinamat dalam tanaman

kencur.

Page 22: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.2 Struktur Senyawa dari (a) beta-sitosterol (b) etil p-metoksisinamat

(c) pentadekan (d) asam tridekanoat (Nugraini, 2015)

2.1.4. Manfaat Kencur

Secara empirik, kencur berkhasiat sebagai obat untuk batuk,

gatal-gatal pada tenggorokan, perut kembung, mual, masuk angin, pegal-

pegal, pengompres bengkak/radang, tetanus dan penambah nafsu makan

(Miranti, 2009). Sulaiman dkk. (2007), menyatakan bahwa rimpang

kencur dapat digunakan untuk hipertensi, rematik dan asma. Penelitian

yang dilakukan Sulaiman dkk. (2007) ini juga melaporkan bahwa ekstrak

air daun kencur mempunyai aktivitas antiinflamasi yang diuji pada

radang akut yang diinduksi dengan karagenan. (Sulaiman, dkk., 2007)

2.2.Senyawa Etil p-metoksisinamat

Etil p-metoksisinamat (EPMS) atau C12H14O3 merupakan salah satu

senyawa yang dihasilkan dari isolasi rimpang kencur (Kaempferia galanga

L). Etil p-metoksisinamat termasuk senyawa turunan asam sinamat yang

dengan demikian jalur biosintesis senyawa EPMS adalah melalui jalur

biosintesis asam sikhimat.

(a) (b)

(c) (d)

Page 23: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.3 Jalur sikimat untuk menghasilkan etil p-metoksisinamat

Etil p-metoksisinamat termasuk ke dalam senyawa ester yang

mengandung cincin benzen dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan

juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga

dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai

variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, metanol, air dan n-heksan (Barus,

2009). Hasil penelitian pada pemilihan pelarut pada suhu kamar didapat

bahwa heksan adalah pelarut yang paling sesuai ditandai dengan persen hasil

isolasi tertinggi yaitu 2,111 % yang diikuti dengan etanol yatu 1,434 %, dan

Page 24: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

etil asetat 0,542% sedangkan dengan aquades tidak terdapat kristal

(Taufikkurohmah et al., 2008).

2.3.Ester

Gambar 2.4 Struktur umum senyawa ester

Penamaan ester terdiri dari dua kata, kata pertama adalah nama gugus

alkil yang terikat pada oksigen ester sedangkan kata kedua berasal dari nama

asam karboksilatnya, dengan membuang kata asam (Inggris: -ic acid menjadi

–ate) (Siswandono, 2008). Ester adalah suatu senyawa organik yang

terbentuk melalui pergantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus

karboksil dengan suatu gugus organik. Kebanyakan ester tersebar luas pada

semua senyawa alam. Sebagai contoh, metil butanoat ditemukan pada minyak

nanas dan isopentil asetat merupakan senyawa pokok minyak pisang (Mc

Murry, 2008). Pada dasarnya ester merupakan asam karboksilat dengan

menghilangkan gugus hidrogen dan digantikan oleh gugus R dan ester

merupakan senyawa yang mempunyai aroma yang enak dan aroma yang

tercium dari buah-buahan, misalnya : propil pentanoat (nanas), etil butanoat

(Winter, A., 2005).

Esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester. Esterifikasi yang

melibatkan alkohol dan asam karboksilat dengan adanya katalis asam dan

basa, hanya akan memberikan hasil yang baik terhadap alkohol primer,

sedangkan dengan alkohol sekunder dan tersier tidak memberikan hasil yang

diharapkan (Kammoun, dkk., 1997).

Page 25: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.Amida

Amida ialah senyawa yang mempunyai nitrogen trivalent yang terikat

pada suatu gugus karbonil. Suatu amida diberi nama dari asam karboksilat

induknya, dengan mengubah imbuhan asam …-oat (atau –at) menjadi –amida.

Gambar 2.5. Contoh penamaan Amida

Amida disintesis dari derivat asam karboksilat dan amonia atau amina

yang sesuai. Reaksi pembentukan sebagai berikut:

Gambar 2.6. Reaksi pembuatan amida

(Sumber: Fessenden & Fessenden, 1999)

Reaksi pembentukan amida dapat dilakukan secara industri

maupun secara laboratorium. Amida asam lemak pada industri oleokimia

dapat dibuat dengan mereaksikan asam lemak atau metil ester dengan

suatu amina (Maag, 1984). Amida asam lemak dibuat secara sintesis pada

industri oleokimia dalam proses batch, dimana amonia dan asam lemak

bebas bereaksi pada suhu 200oC dan tekanan 345-690 kPa selama 10-12

Page 26: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

jam. Dengan proses tersebutlah dibuat amida primer seperti lauramida,

stearamida dan lain-lain.

Amida primer juga dibuat dengan mereaksikan amonia dengan

metil ester asam lemak. Reaksi ini mengikuti konsep HSAB dimana H+

dari amonia merupakan asam kuat yang mudah bereaksi dengan basa kuat

CH3O- untuk membentuk metanol. Sebaliknya NH2

- lebih basa lemah

dibandingkan dengan CH3O- akan terikat dengan R-CO

+ yang lebih asam

lemah dibandingkan H+ membentuk amida.

Gambar 2.7. Reaksi pembuatan amida primer

Pembuatan amida sekunder dilakukan dengan mereaksikan asam

lemak dengan amina.

Gambar 2.8. Reaksi pembuatan amida sekunder

Senyawa amina yang digunakan untuk reaksi tersebut antara lain

etanolamin, urea, anilin, dietanolamin, asetamid dan lain-lain yang jika

direaksikan dengan asam lemah pada suhu tinggi, 150o C – 200

oC akan

membentuk suatu amida dan melepaskan air.

Senyawa amida mempunyai banyak kegunaan dalam bidang-

bidang tertentu, salah satu contoh yang paling nyata adalah senywa

sulfonamida. Sulfonamida adalah suatu senyawa kemoterapeutik yang

digunakan didalam pengobatan untuk mengobati bermacam-macam

penyakit infeksi, antara lain disentri baksiler yang akut, radang usus dan

untuk mengobati infeksi yang telah resisten terhadap antibiotik (Nuraini,

W., 1998) dan juga N-steroyl glutamida yang berguna sebagai surfaktan

dan antimikroba (Miranda, 2003).

Page 27: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Amida berperan untuk mempengaruhi polimer yang melebur agar

terlepas dari permukaan wadah logam pengolahan resin. Sebagai pelumas

internal, amida berperan untuk mengurangi gaya kohesi dari polimer dan

meningkatkan aliran polimer pada proses pengolahanya (Reck, 1984).

2.5.Dimetil Formamida

Dimetilformamida merupakan senyawa organik dengan rumus

C3H7NO. Biasa disingkat DMF (meskipun akronim ini kadang-kadang

digunakan untuk dimetilfuran), cairan tak berwarna ini dapat bercampur

dengan air dan sebagian besar cairan organik. DMF adalah pelarut umum

untuk reaksi kimia. Dimetilformamida murni tidak berbau sedangkan

dimetilformamida grade atau terdegradasi teknis sering memiliki bau amis

karena pengotor dimetilamin. Namanya berasal dari kenyataan bahwa itu

adalah turunan dari formamida, amida dari asam format.

Dimetilformamida adalah pelarut polar (hidrofilik) aprotik dengan

titik didih tinggi. Dimetilformamida dapat disintesis dari metil format dan

dimetilamin atau dengan reaksi dimetilamin dengan karbon monoksida.

Dimetilformamida tidak stabil dengan adanya basa kuat seperti natrium

hidroksida atau asam kuat seperti asam klorida atau asam sulfat dan

dihidrolisis kembali ke format asam dan dimetilamin, terutama pada

temperatur tinggi.

Penggunaan utama adalah dimetilformamida sebagai pelarut dengan

tingkat penguapan yang rendah. DMF digunakan dalam produksi serat akrilik

dan plastik. Hal ini juga digunakan sebagai pelarut dalam coupling peptida

untuk obat-obatan, dalam pengembangan dan produksi pestisida, dan dalam

pembuatan perekat, kulit sintetis, serat, film dan lapisan permukaan. Selain

itu digunakan sebagai reagen dalam sintesis aldehida Bouveault dan reaksi

Vilsmeier-Haack, metode lain yang berguna membentuk aldehida. DMF juga

merupakan katalis yang umum digunakan dalam sintesis asil halida,

khususnya sintesis asil klorida dari asam karboksilat menggunakan oksalil

atau tionil klorida. DMF menekan plastik dan membuatnya menggelembung.

Page 28: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DMF digunakan sebagai pelarut untuk memulihkan olefin seperti 1,3-

butadiena melalui distilasi ekstraktif. Hal ini juga digunakan dalam

pembuatan pewarna pelarut sebagai bahan baku penting.

2.6.Natrium Hidroksida

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida merupakan jenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida

terbentuk dari oksida basa natrium oksida yang dilarutkan dalam air. Natrium

hidroksida membentuk larutan alkali yang kuat ketika dilarutkan dalam air.

Natrium hidroksida digunakan dalam berbagai macam bidang industri.

Kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses industri bubur kayu,

kertas, tekstil, air minum, sabun, dan deterjen. Selain itu natrium hidroksida

juga merupakan basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium

kimia.

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam

bentuk pelet, serpihan, butiran dan larutan jenuh 50%. NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH

juga sangat larut dalam air dan akan melepaskan kalor ketika dilarutkan

dalam air. Larutan NaOH meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

2.7.Identifikasi

2.7.1. Kromatografi

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat

terlarut oleh suatu proses nitrasi migrasi diferensial dinamis dalam

sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya

bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya

zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya

perbedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran

molekul atau kerapatan muatan ion. Dengan demikian masing-masing

zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik

(Departemen Kesehatan, 1995).

Page 29: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tehnik kromatografi umum membutuhkan zat terlarut

terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya fase diam, yang lainnya

fase bergerak. Fase bergerak zat terlarut melalui media, hingga terpisah

dari zat terlarut lainnya, yang terelusi lebih awal atau lebih akhir.

Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh aliran

suatu pelarut berbentuk cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam

dapat bertindak sebagai zat seperti penyerap alumina yang diaktifkan,

silikagel, dan resin penukar ion, atau dapat bertindak melarutkan zat

terlarut sehingga menjadi partisi antara fase diam dan fase gerak. Dalam

proses terakhir ini suatu lapisan cairan pada suatu penyangga yang iner

berfungsi sebagai fase diam. Partisi merupakan mekanisme pemisahan

yang utama dalam kromatografi gas, cair, kertas, dan bentuk

kromatografi kolom yang disebut kromatografi cair-cair. Dalam

praktek, seringkali pemisahan disebabkan oleh suatu kombinasi efek

adsorpsi dan partisi. (Departemen Kesehatan, 1995).

a. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan bentuk

kromatografi planar. Berbeda dengan kromatografi kolom yang mana

fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi

lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada

permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat

aluminium atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar

ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom

(Gandjar dan Rohman, 2007)

Prinsip KLT yaitu perpindahan analit pada fase diam karena

pengaruh fase gerak. Proses ini disebut elusi. Semakin kecil ukuran

rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase

diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efeisiensi dan

resolusinya. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan

bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada

Page 30: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pengembangan ke atas (ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada

pengembangan secara menurun (descending) (Rohman, 2007).

Diantara berbagai jenis teknik kromatografi, kromatografi lapis

tipis adalah yang paling banyak digunakan untuk analisis obat di

laboratorium farmasi. Metode ini hanya memerlukan investasi kecil

untuk perlengkapan dan menggunakan waktu yang singkat untuk

menyelesaikan analisis (15-60 menit), memerlukan jumlah cuplikan

yang sangat sedikit (kira-kira 0,1 g). Selain itu, hasil palsu yang

disebabkan oleh komponen sekunder tidak mungkin terjadi, kebutuhan

ruangan minimum, dan penanganannya sederhana (Stahl Egon dalam

Khoirunni’mah, 2012).

Gambar 2.9. Skema Kromatografi Lapis Tipis (Mufidah, 2014)

KLT dapat dipakai dengan tujuan dipakai selayaknya sebagai

metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif atau preparatif dan

dipakai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan

dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi

(Gritter, 1991). Nilai Rf dapat dihitung dengan menggunakan

perbandingan sebagaimana dalam persamaan:

Page 31: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nilai maksimum Rf adalah 1 dan ini dicapai ketika sampel

mempunyai perbandingan distribusi (D) dan faktor retensi (k’) sama

dengan 0 yang berarti sampel bermigrasi dengan kecepatan yang sama

dengan fase gerak. Nilai minimum Rf adalah 0 dan ini teramati jika

sampel tertahan pada posisi titik awal permukaan fase diam. (Syahid

Ali, 2015)

b. Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan

kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam

campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu keran

di bagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair. Ukuran

kolom bergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan.

Pemisahan tergantung kepada kesetimbangan yang terbentuk pada

bidang antar muka antara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak

serta kelarutan relatif komponen pada fase geraknya (Yazid, E. 2005)

Tujuan kromatografi kolom adalah memisahkan komponen

cuplikan menjadi pita atau fraksi yang lebih sederhana, ketika cuplikan

itu bergerak melalui kolom. Zat penyerap dalam keadaan kering atau

bubur, dimampatkan ke dalam tabung kaca atau tabung kuarsa dengan

ukuran tertentu dan mempunyai lubang pengalir tertentu dengan ukuran

tertentu (Departemen Kesehatan, 1979).

Alat yang diperlukan untuk kromatografi kolom sangat

sederhana, terdiri dari tabung kromatografi dan sebuag batang

pemampat yang diperlukan untuk memadatkan wol kaca atau kapas

pada dasar tabung jika diperlukan, serta untuk memadatkan penjerap

atau campuran zat penjerap dan air secara merata di dalam tabung

(Departemen Kesehatan, 1995).

Fraksi yang diperoeh dari kolom kromatografi ditampung dan

dimonitor dengan kromatografi lapis tipis. Fraksi-fraksi yang memiliki

pola kromatogram yang sama digabung kemudian pelarutnya diuapkan

Page 32: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sehingga akan diperoleh beberapa fraksi. Noda pada plat KLT dideteksi

dengan lampu UV panjang gelombang 254/365 nm untuk senyawa-

senyawa yang mempunyai gugus kromofor, dengan penampak noda

seperti larutan iod, FeCl3, dan H2SO4 dalam metanol 10% (Stahl, 1985).

2.7.2. Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan pengukuran suatu interaksi antara

radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia.

Teknik yang sering digunakan dalam analisis farmasi meliputi

spektrofotometri serapan ultraviolet, cahaya tampak, infamerah dan

serapan atom (Departemen Kesehatan, 1995).

a. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis merupakan pengukuran interaksi

antara radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit

dan mendekati monokromatik, dengan molekul atau atom dari suatu zat

kimia. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa molekul selalu

mengabsorpsi cahaya elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut

sama dengan frekuensi getaran dari molekul tersebut. Elektron yang

terikat dan elektron yang tidak terikat akan tereksitasi pada suatu daerah

frekuensi yang sesuai dengan cahaya ultraviolet dan cahaya tampak

(UV-Vis) (Roth et al., 1994).

Prinsip spektroskopi UV-Vis adalah semakin besar angka

molekul yang mampu menyerap cahaya dari panjang gelombang yang

diberikan, semakin besar perluasan absorpsi cahaya. Selan itu, semakin

efektif suatu molekul menyerap cahaya dari panjang gelombang yang

diberikan, semakin besar perluasan absorpsi (Pavia et al., 2001).

Area spektrum absorpsi adalah sekitar 220 nm sampai 880 nm

dan dinyatakan sebagai spektrum elektron. Suatu spektrum ultraviolet

meliputi daerah bagian ultraviolet (190-380 nm), spektrum Vis (Visible)

bagian sinaR tampak (380-780 nm). (Nugraini, 2015)

Page 33: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti

Resonansi magnetik nuklir (Nuclear Magnetic Resonance)

adalah metode spektrofotometri yang penting bagi ahli kimia organik.

Banyak inti dapat dipelajari dengan teknik NMR, tetapi hidrogen dan

karbon yang paling umum tersedia. NMR memberikan informasi

mengenai jumlah atom magnetis yang berbeda dari jenis yang dipelajari

(Mufidah, 2014).

NMR dapat menentukan jumlah masing-masing jenis yang

berbeda dari inti hidrogen serta memperoleh informasi mengenai sifat

dasar dari lingkungan terdekat dari masing-masing jenis. Informasi

yang sama dapat ditentukan untuk inti karbon. Kombinasi IR dan data

NMR seringkali cukup untuk menentukan secara benar struktur

molekul yang tidak diketahui (Pavia et al., 2008).

Page 34: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Obat dan Pangan

Halal, Laboratorium Kimia Obat, dan Laboratorium Farmakognosi dan

Fitokimia, Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.1.2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai

dengan Agustus 2016.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Vacuum rotary evaporator (SB-1000 Eyela), digital water

bath (SB-100 Eyela), spektrometri 1H-NMR (500 Hz, JEOL), lemari

pendingin, Gas Chromatography Mass Spectrometer (GCMS QP2010

Shimadzu), timbangan analitik, pelat aluminium KLT silika gel 60

F254 (Merck), microwave oven (samsung), lemari asam, erlenmeyer,

gelas piala, rak, labu reaksi, labu ukur, corong, corong pisah, pipet

eppendorf, pipet tetes, blender, termometer, chamber KLT,

mikropipet, batang pengaduk, pinset, spatula, pH meter, kertas saring,

kapas, aluminium foil, vial, dan botol.

3.2.2. Bahan

Tanaman kencur (Kaempferia galanga L.) yang diperoleh dari

kebun Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balitro) Bogor

pada 16 November 2015, dimetil formamida, asam klorida 15%,

etanol p.a (Merck) natrium hidroksida (Merck), pelarut dan bahan

pembantu lain seperti aquades, etil asetat, n-heksan, metanol, etanol

dan air es.

18

Page 35: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Preparasi Sampel

a. Determinasi Tumbuhan

Determinasi tumbuhan kencur (Kaempferia galanga L.)

dilakukan di Pusat konservasi tumbuhan kebun raya bogor-LIPI,

Bogor, Jawa Barat.

b. Penyiapan Bahan untuk Ekstraksi

Sebanyak 55 kg kencur dibersihkan, dicuci dengan air

mengalir, kemudian dirajang sekitar 2-3 mm. Setelah itu kencur

dijemur selama 5-6 hari tanpa terkena sinar matahari. Setelah

kencur kering kemudian dihaluskan menggunakan blender (Barus,

2009).

3.3.2. Isolasi Etil p-metoksisinamat

Serbuk simplisia kencur dimaserasi dengan menggunakan

pelarut n-heksan yang telah didestilasi dengan waktu perendaman 5

hari sambil sesekali dilakukan pengocokan. Setelah 5 hari disaring

sehingga diperoleh ampas dan filtrat. Ampas dimaserasi ulang

sebanyak 4 kali hingga hasil maserasi menunjukkan warna hampir

menyerupai jernih. Seluruh filtrat hasil maserasi dipekatkan dengan

vacuum rotary evaporator. Kemudian filtrat pekat ini diendapkan

pada suhu kamar sampai terbentuk kristal. Kristal yang diperoleh

dimurnikan menggunakan n-heksan dan rekristalisasi dengan cara

melarutkan kristal dalam n-heksan dan beberapa tetes metanol dan

kemudian dibiarkan pada suhu kamar sehingga terbentuk kristal

kembali. Kristal dipisahkan dengan penyaringan. Kristal murni

dilarutkan dalam etil asetat dan dicek menggunakan KLT dengan

eluen n-heksan:etil asetat perbandingan 9:1. Lalu dilakukan

identifikasi terhadap kristal yang didapat. Kemudian dihitung

rendemennya:

Page 36: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.3. Optimasi Daya dan Lama Waktu Reaksi Amidasi Etil p-

Metoksisinamat dengan Dimetil Formamida

Sebanyak 400 mg (10 mmol) natrium hidroksida dilarutkan

dalam 2 ml etanol dan 2 ml dimetil formamida p.a dalam tabung

reaksi. Ditambahkan 206 mg (1 mmol) etil p-metoksisinamat dan

divortex. Proses amidasi dilakukan dengan diirradiasi microwave

dengan variasi waktu dan daya sebagai berikut:

Tabel 3.1. Variasi daya dan lama reaksi menggunakan microwave

Reaksi Kuat daya gelombang

mikro (watt)

Lama waktu reaksi

(menit)

1

300

1

2 3

3 5

4 10

5

450

1

6 3

7 5

8 10

9

600

1

10 3

Hasil amidasi kemudian diekstraksi dengan etil asetat dan air

(1:1) dalam corong pisah. Lapisan atas (etil asetat) diambil dan

dilakukan pengecekan menggunakan KLT dengan fase gerak

n-heksan:etil asetat (3:2).

Page 37: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.4. Identifikasi Senyawa

a. Identifikasi Organoleptis

Senyawa yang didapat baik senyawa murni etil p-

metoksisinamat maupun senyawa hasil amidasi diidentifikasi

warna, bentuk dan bau.

b. Pengukuran Titik Leleh

Senyawa yang didapat baik senyawa murni etil p-

metoksisinamat maupun senyawa hasil amidasi diidentifikasi titik

lelehnya menggunakan alat melting point apparatus.

c. Identifikasi senyawa menggunakan Gas Chromatography Mass

Spectrometer (GCMS)

Senyawa yang didapat baik senyawa murni etil p-

metoksisinamat maupun senyawa hasil amidasi dilarutkan dalam

metanol dan dimasukkan dalam vial untuk kemudian dianalisis

menggunakan GCMS. Kolom yang digunakan adalah HP-5MS (30

m x 0,25 mm ID x 0,25 μm); suhu awal 70ºC selama 2 menit,

dinaikkan ke suhu 285ºC dengan kecepatan 20ºC/menit selama 20

menit. Suhu MSD 285ºC. Kecepatan aliran 1,2 mL/menit dengan

split 1:100. Parameter scanning dilakukan dari massa paling

rendah yakni 35 sampai paling tinggi 550 (Umar et al., 2012).

d. Identifikasi senyawa menggunakan 1H-NMR

Sekitar 10 mg senyawa hasil amidasi dilarutkan dalam

pelarut bebas proton (khusus NMR), kemudian dimasukkan ke

dalam tabung khusus NMR untuk dianalisis.

Page 38: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan optimasi daya dan lama waktu reaksi

modifikasi senyawa etil p-metoksisinamat dengan mengubah gugus ester pada etil

p-metoksisinamat menjadi gugus amida dari senyawa dimetil formamida

menggunakan irradiasi microwave. Optimasi ini dilakukan agar kemudian dapat

menjadi informasi tambahan mengenai metode dan kondisi yang tepat untuk

melakukan amidasi terhadap senyawa etil p-metoksisinamat.

4.1.Hasil Isolasi Senyawa Etil p-metoksisinamat

4.1.1. Hasil Determinasi

Gambar 4.1. Rimpang kencur

Untuk memastikan kebenaran tumbuhan yang digunakan dalam

penelitian ini, maka dilakukan determinasi di pusat Konservasi Tumbuhan

Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor, Jawa Barat. Hasil determinasi menunjukkan

bahwa sampel merupakan spesies Kaempferia galanga L. Sertifikat hasil

determinasi dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.1.2. Hasil Penyiapan Bahan Ekstraksi

Rimpang kencur segar yang digunakan sebanyak 55 kg, setelah

dilakukan serangkaian proses pembuatan simplisia (Lampiran 2) diperoleh

serbuk simplisia kencur sebanyak 8 kg. Serbuk simplisia yang dihasilkan

berwarna kecokelatan.

22

Page 39: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.2. Serbuk simplisia kencur

4.1.3. Isolasi Etil p-metoksisinamat

Secara garis besar isolasi senyawa etil p-metoksisinamat dilakukan

dalam 3 tahap yakni preparasi simplisia, ekstraksi dan rekristalisasi senyawa

(skema isolasi pada Lampiran 2). Ekstraksi simplisia kencur dilakukan

dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksan. Ekstrak hasil

maserasi kemudian dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator. Ektrak

kental yang didapat disimpan pada suhu ruang. Senyawa etil p-

metoksisinamat akan mengkristal pada suhu ruang sehingga tahap isolasi bisa

menjadi lebih mudah. Hampir 80% dari ekstrak kental yang didapat

mengkristal saat dibiarkan di suhu ruang (Umar et al., 2012).

Rekristalisasi etil p-metoksisinamat dilakukan menggunakan

n-heksan dan metanol. Proses rekristalisasi ini dimaksudkan untuk

memurnikan kristal etil p-metoksisinamat. Kristal yang didapat berwarna

putih kemudian dilakukan pengecekan dengan KLT. Eluen yang digunakan

adalah heksan:etil asetat perbandingan 9:1, didapatkan nilai Rf= 0,7 seperti

pada gambar 4.3.

Nilai rendemen kristal :

Page 40: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.3. Kromatografi Lapis Tipis

4.1.4. Identifikasi Etil p-metoksisinamat

Senyawa Etil p-metoksisinamat memiliki karakteristik sebagai berikut:

Warna : putih

Bau : aromatik khas

Bentuk : kristal

Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat melting point.

Titik leleh senyawa etil p-metoksisinamat dari hasil pengukuran berada pada

rentang 49-52oC.

Analisa senyawa etil p-metoksisinamat dilakukan menggunakan

GCMS untuk mengetahui berat molekul senyawa serta fragmentasi massa.

Hasil analisa menggunakan GCMS menunjukkan bahwa senyawa etil p-

metoksisinamat muncul pada waktu retensi 9,878 dan memiliki berat molekul

206,0 g/mol dengan fragmentasi massa 161; 134; 117; 89. Hasil spektrum GC

dan MS adalah sebagai berikut:

Page 41: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.4. Spektrum GC senyawa etil p-metoksisinamat

Gambar 4.5. Fragmentasi MS etil p-metoksisinamat

Page 42: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Adapun pola fragmentasi yang terjadi pada senyawa tersebut adalah

sebagai berikut:

Gambar 4.6. Pola Fragmentasi etil p-metoksisinamat

Berdasarkan data hasil GCMS yang didapat, senyawa tersebut benar etil p-

metoksisinamat.

4.2.Optimasi Amidasi Etil p-metoksisinamat

Amidasi senyawa etil p-metoksisinamat dilakukan dengan

menggunakan reagen dimetil formamida. Dimetil formamida akan mudah

melepas gugus dimetilamin dengan adanya penambahan basa kuat (NaOH)

sebagai katalis yang selanjutnya gugus dimetilamin akan bereaksi dengan

gugus -OC2H5 dari etil p-metoksisinamat. Reaksi amidasi didasari oleh

prinsip HSAB (hard soft acid base). Dimana H+ dari gugus NH dari

dimetilamin merupakan asam kuat (hard acid) yang mudah bereaksi dengan

-OC2H5 dari etil p-metoksisinamat yang merupakan basa kuat (hard base).

NH- pada gugus NH dari dimetilamin merupakan basa lemah (soft base) akan

bereaksi membentuk ikatan dengan p-metoksisinamat (R-CO+) yang

merupakan asam lemah (soft acid) (Pearson, 1968).

Senyawa dimetil formamida lebih dipilih sebagai reagen dalam reaksi

amidasi ini dibandingkan langsung mereaksikan dengan dimetilamin

dikarenakan senyawa dimetilamin yang tersedia biasanya dalam bentuk gas

Page 43: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ataupun terlarut dalam air. Proses reaksi amidasi menggunakan irradiasi

microwave dengan reagen dimetilamin dalam bentuk gas akan sulit untuk

dilakukan. Sedangkan dimetilamin yang terlarut dalam air bila direaksikan

dengan etil p-metoksisinamat akan meningkatkan kemungkinan terjadinya

hidrolisis dari senyawa etil p-metoksisinamat karena kandungan air pada

reagen. Gugus ester akan mudah terprotonasi dengan adanya air. Protonasi

menyebabkan lepasnya gugus ester dari senyawa etil p-metoksisinamat

sehingga bersifat lebih elektrofilik dan akan menerima penambahan

nukleofilik OH dari air (Larson dan Weber, 1994). Sehingga penggunaan

dimetil formamida dalam proses reaksi lebih efektif digunakan dibanding

dengan langsung mereaksikan senyawa etil p-metoksisinamat dengan

dimetilamin.

Optimasi dilakukan dengan tujuan untuk melihat kondisi reaksi

optimal yang dapat menghasilkan hasil reaksi lebih baik. Optimasi reaksi

dilakukan dengan variasi daya dan lama irradiasi microwave. Proses reaksi

amidasi senyawa etil p-metoksisinamat dilakukan dengan mereaksikan antara

senyawa etil p-metoksisinamat (1 mmol) dengan dimetil formamida (2 ml)

menggunakan basa natrium hidroksida (10 mmol) sebagai katalis dan etanol

(2 ml) sebagai pelarut melalui irradiasi microwave. Jumlah natrium

hidroksida sebagai katalis yang digunakan dalam reaksi amidasi ini adalah

berdasarkan hasil optimasi yang sebelumnya telah dilakukan. (Lampiran 4)

Hasil reaksi amidasi berupa gumpalan serbuk putih yang kemudian

hasil reaksi diekstraksi menggunakan aquadest dan etil asetat (1:1). Lapisan

etil asetat diambil dan diuapkan. Hasil reaksi yang telah diuapkan berbentuk

serbuk putih. Hasil reaksi selanjutnya diamati dengan KLT menggunakan

eluen campuran n-heksan dan etil asetat perbandingan 3:2. Pelarut campuran

n-heksan dan etil asetat perbandingan 3:2 dipilih sebagai eluen optimum

setelah dilakukan optimasi perbandingan eluen sebelumnya. Saat penotolan,

hasil optimasi reaksi dibandingkan dengan senyawa asam p-metoksisinamat

karena Rf senyawa hasil reaksi amidasi hampir mirip dengan asam p-

metoksisinamat.

Page 44: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.1 Variasi daya dan lama reaksi menggunakan microwave

Reaksi Kuat daya gelombang mikro

(watt)

Lama waktu reaksi

(menit)

1

300

1

2 3

3 5

4 10

5

450

1

6 3

7 5

8 10

9

600

1

10 3

Gambar 4.7. Optimasi reaksi amidasi dengan daya 300 watt

1) 1 menit; 2) 3 menit; 3) 5 menit; 4) 10 menit; 5) APMS

1 2 3 5 4

3 Heksan : 2 Etil Asetat

Page 45: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.8. Optimasi reaksi amidasi dengan daya 450 watt

1) 1 menit; 2) 3 menit; 3) 5 menit; 4) 10 menit; 5) APMS

Gambar 4.9. Optimasi reaksi amidasi dengan daya 600 watt

1) 1 menit; 2) 3 menit; 3) APMS

Berdasarkan hasil optimasi, reaksi amidasi dengan daya 300 watt

selama 1 menit hasil reaksi telah optimal karena tidak terdapat spot etil p-

metoksisinamat pada plat KLT. Sehingga reaksi yang digunakan untuk

selanjutnya adalah 300 watt selama 1 menit karena lebih efisien

menggunakan daya yang terkecil dan waktu yang lebih singkat. Proses

reaksi amidasi etil p-metoksisinamat dengan dimetil formamida dapat

dilihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10. Proses reaksi amidasi yang terjadi antara etil p-

metoksisinamat dan dimetil formamida

1 2 3

5 4

3 Heksan : 2 Etil Asetat

1 2 3

3 Heksan : 2 Etil Asetat

Page 46: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Reaksi amidasi etil p-metoksisinamat dengan dimetil formamid

menghasilkan rendemen produk sebanyak 88,59 % dengan perhitungan

sebagai berikut:

4.3.Identifikasi Senyawa Hasil Modifikasi

Senyawa hasil modifikasi diidentifikasi dengan melihat perbandingan

nilai Rf senyawa pada KLT menggunakan eluen n-heksan dan etil asetat

perbandingan 3:2 (gambar 4.11). Nilai Rf yang didapat adalah sebagai

berikut:

Etil p-metoksisinamat : 0,925

Asam p-metoksisinamat : 0,375

Senyawa hasil amidasi : 0,3

Gambar 4.11. Hasil KLT 1) Hasil amidasi; 2) asam p-metoksisinamat;

3) etil p-metoksisinamat

Berdasarkan nilai Rf, dapat diketahui tingkat kepolaran dari

masing-masing senyawa. Etil p-metoksisinamat memiliki Rf tertinggi yang

mengindikasikan bahwa senyawa etil p-metoksisinamat memiliki polaritas

yang rendah. Senyawa hasil amidasi memiliki Rf terkecil yang

mengindikasi bahwa senyawa hasil amidasi memiliki polaritas paling

tinggi. Sedangkan senyawa asam p-metoksisinamat memiliki nilai Rf

yang sedikit lebih tinggi dari hasil amidasi tapi jauh lebih rendah daripada

etil p-metoksisinamat yang menunjukkan bahwa senyawa asam p-

3 Heksan : 2 Etil Asetat

1 2 3

Page 47: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

metoksisinamat memiliki polaritas diantara etil p-metoksisinamat dan hasil

amidasi. Senyawa hasil amidasi dapat berbeda kepolarannya dengan etil p-

metoksisinamat dikarenakan gugus ester pada etil p-metoksisinamat

diganti dengan gugus dimetilamina dari senyawa dimetil formamida dapat

meningkatkan polaritas dari senyawa tersebut.

Hasil identifikasi organoleptis senyawa hasil amidasi sebagai

berikut:

Warna : Putih

Bau : Tidak berbau

Bentuk : Serbuk

Gambar 4.12. a) Etil p-metoksisinamat; b) Senyawa hasil amidasi

Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat melting point.

Rentang titik leleh senyawa hasil amidasi etil p-metoksisinamat dan

dimetil formamida berada pada 132-135oC.

Elusidasi struktur senyawa hasil amidasi dilakukan dengan

menggunakan GCMS dan 1H-NMR. Hasil analisa menggunakan GCMS

menunjukkan bahwa senyawa hasil amidasi muncul pada waktu retensi

11,276 dan memiliki berat molekul 205,0 g/mol dengan fragmentasi massa

161; 133; 118; 103; 89 dan77. Hasil spektrum GC dan MS adalah sebagai

berikut:

a b

Page 48: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.13. Spektrum GC senyawa hasil amidasi

Gambar 4.14. Fragmentasi senyawa hasil amidasi

Page 49: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Adapun pola fragmentasi yang terjadi pada senyawa tersebut

adalah sebagai berikut:

Gambar 4.15. Pola fragmentasi senyawa hasil amidasi

Data analisa Interpretasi senyawa amidasi menggunakan GCMS

kemudian dikonfirmasi dengan analisa 1H-NMR. Interpretasi data dari

NMR berupa nilai pergeseran dalam satuan ppm (Pavia et al., 2008).

Adapun hasil analisis 1H-NMR senyawa hasil amidasi ditunjukan pada

gambar 4.16, 4.17 dan tabel 4.2 dengan nama N,N-dimetil-4-metoksi

sinamamida

Page 50: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.16. Data pergeseran kimia (δ) spektrum 1H-NMR senyawa hasil amidasi (CDCl3, 500 MH

Page 51: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(a)

(b)

Gambar 4.17. (a) senyawa hasil amidasi; (b) EPMS

Tabel 4.2 Data pergeseran kimia (δ) spektrum 1H-NMR senyawa hasil amidasi

(CDCl3, 500 MHz)

Senyawa hasil amidasi Etil p-metoksisinamat

Posisi Pergeseran kimia (δ,

ppm) Posisi

Pergeseran kimia (δ,

ppm)

- - 15 1,33 (t, 3H, J = 7,15)

- - 14 4,25 (q, 2H, J = 7,15)

15 3,06 (s, 3H) - -

14 3,16 (s, 3H) - -

2 6,77 (d, 1H, J =15) 2 6,31 (d, 1H, J = 15,6)

3 7,64 (d, 1H, J =15) 3 7,65 (d, 1H, J = 16,25)

5 & 9 6,90 (d, 2H, J =9,1) 5 & 9 6,90 (d, 2H, J = 9,05)

6 & 8 7,48 (d, 2H, J =8,5) 6 & 8 7,47 (d, 2H, J = 8,45)

11 3,83 (s, 3H) 11 3,82 (s, 3H)

Spektrum 1H-NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 3,82

ppm (3H) berbentuk singlet. Sinyal ini lebih downfield karena berikatan

dengan oksigen (-OCH3, metoksi). Kemudian pada pergeseran kimia 6,77

ppm dan 7,64 ppm berbentuk singlet dengan integrasi 1 proton dengan

nilai konstanta kopling 15,55 dan 14,9. Sinyal tersebut menunjukkan

gugus olefin pada senyawa hasil amidasi. Suatu puncak dengan konstanta

kopling (J) 11-18 Hz dapat mengindikasikan bahwa proton tersebut

memiliki konfigurasi trans (Pavia et al, 2008). Kemudian pada pergesaran

Page 52: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kimia 6,90 ppm – 7,48 ppm (4H) merupakan proton-proton dari benzen

dengan dua substitusi. Pola sinyal ini menunjukkan bahwa 2 proton yang

ekivalen terkopling secara ortho dengan 2 proton yang ekivalen lainnya,

yang kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini adalah sinyal dari H 5/9

dan H 6/8. Terakhir pergeseran kimia pada 1,33 ppm dan 4,25 ppm seperti

pada etil p-metoksisinamat sudah tidak muncul dan digantikan oleh sinyal

pada 3,06 dan 3,16 yang masing-masing berbentuk singlet dengan

integrasi proton 1 dimana itu menandakan bahwa gugus ester dari etil p-

metoksisinamat telah terganti dengan gugus dimetilamin.

Dari penelitian yang dilakukan Widyatmoko (2006), dilakukan

sintesis senyawa N,N-dimetil-4-metoksi sinamamida dari senyawa asam p-

metoksisinamat. Bila dibandingkan dengan sintesis yang dilakukan

Widyatmoko (2006), metode yang digunakan oleh penulis dalam hal ini

lebih efektif karena langsung mendapatkan senyawa target dengan

melakukan amidasi dari etil p-metoksisinamat dengan hasil rendemen

sebesar 88,59% dan proses reaksi yang dilakukan penulis dalam penelitian

ini lebih ramah lingkungan karena dalam proses reaksi menggunakan

pelarut yang lebih sedikit., sedangkan penelitian yang dilakukan

Widyatmoko (2006), senyawa target didapatkan dengan beberapa tahap

modifikasi mulai dari hidrolisis senyawa etil p-metoksisinamat yang

menghasilkan asam p-metoksisinamat, kemudian dilakukan pembentukan

klorida asam yang menghasilkan senyawa p-metoksisinamoil klorida, dan

tahap akhir baru dilakukan amidasi dari senyawa p-metoksisinamoil

klorida dengan rendemen hasil sebesar 40%.

Selain tahap sintesis, telah dilakukan juga uji aktivitas secara in

vivo senyawa N,N-dimetil-4-metoksi sinamamida sebagai antidepresan

oleh Loev et al. (1970). Dari penelitian yang dilakukan Loev et al. (1970)

senyawa N,N-dimetil 4-metoksi sinamamida yang merupakan turunan dari

senyawa sinamamida memiliki aktivitas sebagai antidepresan ED50 pada

konsentrasi 50 mg/kg BB.

Page 53: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Amidasi etil p-metoksisinamat dengan dimetil formamida telah

berhasil dilakukan melalui irradiasi microwave dengan daya optimum

300 watt selama 1 menit menghasilkan rendemen 88,59%.

b. Dari interpretasi menggunakan GCMS dan 1H-NMR, senyawa hasil

amidasi adalah N,N-dimetil-4-metoksi sinamamida dengan BM 205.

5.2. Saran

Perlu dilakukan uji aktivitas sebagai antiinflamasi dan antidepresan dari

senyawa hasil modifikasi baik in vitro maupun in vivo.

37

Page 54: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad Syahid. 2015. Modifikasi Struktur Senyawa Asam p-

metoksisinamat Melalui Proses Nitrasi Serta Uji Aktivitas Sebagai

Antiinflamasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

Ashley, Noah T. et al. 2012. Inflamation: Mechanisms, Costs and Natural

Variation. Annu. Rev. Ecol. Evol. Syst. 43. 385-406

Backer, C.A.R.C.B.Van den Briak. 1986. Flora of Java. Vol 2. Walters

Noordhoff.N.V.Groningen.P. hal. 33

Barus, Rosbina. 2009. Amidasi Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur

(Kaempferia galanga Linn). Universitas Sumatera Utara. Tesis.

BPOM RI. 2009. Kebuan Tanaman Obat Badan POM RI.

Chatterjee, Priyanka; Sangita Chandra; Protapditya Dey; Sanjib Bhattacharya.

2012. Evaluation of Anti-Inflammatory Effects of Green Tean and Black

Tea: A Comparative In Vitro Study. J. Adv. Pharm Technol Res Vol 3

(2) 136-138.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta.

Ekowati, Juni; Bimo A. Tejo; Shigeru Sasaki, et al. 2012. Structure Modification

of Ethyl p-Methoxycinnamate and Their Bioassay as Chemopreventive

Against Mice’s Fibrosarcoma. International Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Science. Vol 4.

Fessenden, R. J., Fessenden, J. S. (1999), Kimia Organik, Jilid 1, Edisi ketiga,

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gandjar, G.H., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Gholib, Djaenudin. 2009. Daya Hambat Ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.)

Terhadap Trichophyton Mentagrophytes dan Cryptococcus Neoformans

Page 55: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jamur Penyebab Penyakit Kurap pada Kulit dan Penyakit Paru. Bul.

Littro. Vol. 20 No. 1: 59 – 67.

Gritter FJ et al. 1991. Pengantar Kromatografi (terjemahan K. Padmawinata),

edisi 2. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Hal 107.

Kammoun, N.; Bigot, M. 1997. A New Simpliefied Mothod for Esterification of

Secondary and Tertiary Alcohols. J. Synth. Comm. 27. (16)

Kappe, C.O., 2004. Controlled microwave heating in modern organic synthesis.

Angew. Chem. Int. Ed. 43, 6250–6284.

Katzung, Bertram G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology, 10th Edition.

McGRaw Hill Lange.

Khoirunni’mah, Zulfa. 2012. Modifikasi Senyawa Metil Sinamat Melalui Proses

Nitrasi Serta Uji Toksisitas BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

Terhadap Hasil Senyawa Modifikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi.

Kim, C., Kim, H., Oh, M.-J., Hong, J.-H., 2009. Preparation and unequivocal

identification of chromophores-substituted carbosilane dendrimers up

to 7th generations. Bull. Korean Chem. Soc. 30, 873–881.

Larson, Richard A.; Eric J. Weber. 1994. Reaction Mechanisms In Environmental

Organic Chemistry. United States of America: Lewis Publisher

Loev, Bernard et al. 1970. Antidepressant N,N-dimethylcinnamamide

compositions and methods. US. Cl. 424-324

Masyhud. 2010. Lokakarya Nasional Tanaman Obat Indonesia. Siaran Pers

Nomor S.376/PIK-1/2010. Kementrian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan. http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/7044.

Diakses pada 27 Januari 2016.

Material Safety Data Sheet Sodium Ethoxide MSDS Akses online via

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924986.

McMurry, John. 2008. Organic Chemistry, Seven edition. USA : Brooks/Cole, a

Divion of Thomson Learning.

Page 56: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mekseeprlard; Chantana; Narisa Kamkaen; Jenny M.Wikinson. 2010.

Antimicrobial and Antioxidant Acktivities of Traditional Thai Herbal

Remedies for Aphthous Ulcers. Phytother. Res. 24: 1514-1519 (2010).

Miranti L. 2009. Pengaruh Kosentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia

galangal L.) dengan basis salep larut air terhadap sifat fisik salep dan

daya hambat bakteri staphylococcus aureus secara in vitro. Jurnal

Sains dan Teknologi Kimia. UMS. Semarang.

Mufidah, Syarifatul. 2014. Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat

yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn) Melalui

Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas sebagai Antiinflamasi.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi.

Mushlihin, Ahmad Arsyadul. 2015. Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas

(HKSA) Turunan Asam Sinamat Terhadap Sel P388. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Skripsi.

Nugraini, Indah Nunik. 2015. Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat

Melalui Proses Nitrasi-Esterifikasi dengan 1-butanol Serta Uji

Aktivitas Sebagai Antiinflamasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi.

Pavia, Donald L.; Gary M. Lampman; George S.Kriz; James R. Vyvyan. 2008.

Introduction to Spectroscopy Fourth Edition. USA: Brooks/Cole

Cengage Learning.

Pavia, D.L., Lampman, G.M., dan George S. Kris. 2001. Introduction to

Spectroscopy: A Guide for Students of Organic Chemistry (Thrid

Edition). Washington: Thomson Learning.

Prasetya, Andhika; Denny Widhiyanuriyawan, Sugiarto. Pengaruh Konsentrasi

Naoh Terhadap Kandungan Gas Co2 Dalam Proses Purifikasi Biogas

Sistem Continue. Malang: Universitas Brawijaya.

Reck. R. A. 1984. Marketing and Economic of Oleochemical to The Plastic Industry.

J. Am. Oil Chem. Soc.

Page 57: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Roemantyo, G; Somaatmadja. 1996. Analisis Terhadap Keanekaragaman dan

Konservasi Kencur di Jawa. Warta Tumbuhan Obat Indonesai Vol.3

No.2.

Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Roth, H.J. et al. 1994. Analisis Farmasi, cetakan kedua diterjemahkan oleh

Sardjono Kisman dan Slamet Ibrahim. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sen, S. Et al. 2010. Analgesic and Anti-inflammatory Herbs: A Potential Source

of Modern Medicine. India: IJPSR, Vol. 1 (11): 32-44, ISSN: 0975-

8232.

Setyarini, Holida. 2009. Uji Daya Antiinflamasi Gel Ekstrak Etanol Jahe 10%

(Zingiber officinale rocoe) yang Diberikan Topikal Terhadap Udem

Kaki Tikus yang Diinduksi Karagenan. Surakarta: Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Shakil, N.A. 2010. Microwave synthesis and antifungal evaluations of some

chalcones and their derived diarylcyclohexenones. Department of

Chemistry University of Delhi. ISSN: 0360-1234.

Siswandono dan Bambang Soekardjo, 2008. Kimia Medisinal Jilid I. Surabaya:

Airlangga Univerisity Press.

Sodium Ethoxide Pubchem Akses online via

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/2723922#section=U-

SExports.

Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung:

Institut Teknologi Bandung.

Sukari, M.A.; N.W.M. Sharif A.L.C. Yap; S.W. Tang; B.K. Neoh; M. Rahmani;

G.C.L.Ee, Y.H. Taufiq-Yap, and U.K.Yusof. 2008. Chemical

Constituens Variations of Essential Oils from Rhizomes of Four

Zingiberaceae Species. The Malaysian J. Anal. Sci., 12:3, 638-644.

Sulaiman, M.R.; Z.A.Zakaria; I.A.Daud; F.N.Ng; Y.C.Ng; M.T. Hidayat. 2008.

Antinociceptive and anti-inflammatory activities of the aqueous extract

Page 58: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

of Kaempferia galangan leaves in animal models. J.Nat Med 62:221-

227.

Suzana; Nunuk Irawati; Tutuk Budiati. 2011. Synthesis Octyl p-

Methoxycinnamate as Sunblock by Transesterification Reaction with

The Starting Material Ethyl p-methoxycinnamate. Indonesian Journal of

Cancer Chemoprevention 2(2):216-220.

Syukur. C, Hernani, 2001. Budidaya Tanaman Obat Komersial Penebar Swadaya.

Jakarta.

Tamagaki, Hiroaki et al. 2010. First Sequential Mukaiyama-Michael

Reaction/Cross-Claisen Condensation Using Two Molar Ketene Silyl

Acetals and One Molar α,β-unsatuted Esters Promoted by a NaOH

Catalyst. Department of Chemistry, School of Science and Technology,

Kwansei Gakuin University. DOI: 10.1039.

Tara V., Shanbag; Sharma Candrakala; Adiga Sachidananda; Bairy Laximinaraya

Kurady; Shenoy Smita; Shenoy Ganesh. 2006. Wound Healing Activity

of Kaempferia galanga in Wistar Rats. Indian J.Physiol Pharmacol 50

(4) : 338-390.

Taufikurohmah, T.; Rusmini, Nurhayati. 2008. Pemilihan Pelarut Optimasi Suhu

pada Isolasi Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) dari Rimpang

Kencur Sebagai Bahan Tabir Surya pada Industri Kosmetik.

Tewtrakul, Supinya et al. 2005. Chemical Components and Biological Activities

of Volatile Oil of Kaempferia galanga Linn. Songklanakarin J. Sci.

Technol. Vol 27 (Suppl.2) : Thai Herbs

Umar, Muhammad Ihtisam; Mohd Zaini Asmawi; Amirin Sadikun; Item J.

Atangwho I; Mun Fei Yam; Rabia Altaf; Ashfaq Ahmed. 2012.

Bioactivity-Guided Isolation of Ehtyl-p-methoxycinnamate, an Anti-

inflammatory Constituent, from Kaempferia galanga L. Extracts.

Molecules. ISSN 1420-3049.

Page 59: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

USDA (United States Department of Agriculture). Natural Resource

Conservation Service. Akses online via

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=KAGA2. Diakses pada

tanggal 21 Januari 2016.

Vittalro, Amberkar Monhabu; Tara Shanbag; Meena Kumari K; K.L. Bairy; Smita

Shenoy. 2011. Evaluation of Antiinflamatory and Analgesic Activities

of Alcoholic Extract of Kaempferia galanga in Rats. Indian J.Physiol

Pharmacol 55 (1) : 13-24.

Widyatmoko, Tony. 2006. Sintesis N,N-dimetil-p-metoksisinamamida dari asam

p-metoksisinamat melalui senyawa antara p-metoksisinamoil klorida.

Akses online via http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-

2006-widyatmoko-1706&q=sinamamida. Diakses pada tanggal 10

Agustus 2016.

Williams, LAD. Et al. 2008. The In Vitro Anti-denaturation Effects Induced by

Natural Product and Non-steroidal Compounds in Heat Treated

(Immunogenic) Bovine Serum Albumin is Proposed as a Screening

Assay for The Detection of Anti-inflammatory Compounds, Without The

Use of Animals, In The Early Stages of The Drug Discovery Process.

West Indian Medical Journal 57 (4): 327.

Winter. A. 2005. Organic Chemistry for Dummies. Wiley Interscience. New

York.

Yazid, E. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 60: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Kerangka Penelitian

Isolasi etil p-metoksisinamat dari kencur (Kaempferia galanga L.)

Senyawa etil p-metoksisinamat

Optimasi daya dan waktu amidasi

Senyawa hasil amidasi

Identifikasi senyawa

Page 61: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampran 2. Skema Isolasi Etil p-metoksisinamat

Rimpang

kencur segar

55 kg

Dibersihkan dari tanah yang

menempel dan dicuci

menggunakan air

Dirajang

dan

dikeringkan

dengan

diangin-

anginkan di

udara Sortasi kering

Dihaluskan dengan blender

Simplisia kencur

Maserasi dengan n-heksan

Filtrasi

Ampas Filtrat

Dipekatkan dengan vacum rotary evaporator

Filtrat pekat didiamkan pada suhu kamar

Terbentuk kristal

Rekristalisasi dengan n-heksan dan etanol

Kristal etil p-metoksisinamat murni

Page 62: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Sertifikat Determinasi Kaempferia galanga L

Page 63: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Hasil Optimasi Jumlah Natrium Hidroksida (NaOH) yang

Digunakan

Reaksi Optimasi dilakukan dengan mereaksikan masing-masing bahan

berikut dengan menggunakan irradiasi microwave dengan daya 300 watt selama 1

menit.

Reaksi Jumlah

NaOH

Jumlah etil

p-metoksisinamat

Jumlah

dimetil

formamida

Hasil

1 40 mg

(1mmol) 206 mg (1 mmol) 2 ml

Tidak terjadi

amidasi

2 200 mg

(5 mmol) 206 mg (1 mmol) 2 ml

Tidak terjadi

amidasi

3 400 mg

(10 mmol) 206 mg (1 mmol) 2 ml

Terjadi

amidasi

Hasil reaksi kemudian diekstraksi dengan etil asetat dan air (1:1) dalam

corong pisah. Lapisan atas (etil asetat) diambil dan dilakukan pengecekan

menggunakan KLT dengan fase gerak heksan:etil asetat (4:1). Hasil pengecekan

dengan KLT dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Jumlah NaOH 40 mg

1) Hasil amidasi; 2)EPMS

Jumlah NaOH 40 mg

1) Hasil amidasi; 2)EPMS

Jumlah NaOH 400 mg

1) Hasil amidasi; 2)EPMS

1 2 1 2 1 2

Page 64: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Spektrum GCMS Senyawa Etil p-metoksisinamat

Page 65: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Page 66: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Page 67: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Spektrum 1H-NMR Senyawa Etil p-metoksisinamat

Page 68: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Page 69: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Hasil analisis 1H-NMR menggunakan pelarut CDCl3 menunjukkan nilai

pergeseran kimia (δ) sebagai berikut:

Posisi Pergeseran Kimia

(δ, ppm) CDCl3)

1 6,90 (d, 1H, J=9,05)

2 7,47 (d, 1H, J=8,45)

4 7,47 (d, 1H, J=8,45)

5 6,90 (d, 1H, J=9,05)

7 7,65 (d, 1H, J=16,25)

8 6,31 (d, 1H, J=15,6)

11 4,25 (q, 2H, J=7,15)

12 1,33 (t, 3H, J=7,15)

15 3,82 (s,3H)

Struktur Etil p-metoksisinamat

Spektrum 1H-NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 1,33 ppm

(3H) berbentuk triplet dan juga pada 4,25 ppm (2H) berbentuk quartet. Sinyal ini

lebih downfield karena berikatan dengan oksigen yang berperan sebagai senyawa

penarik elektron. Spektrum 1H-NMR juga memberikan sinyal pada pergeseran

kimia 3,82 ppm (3H) berbentuk singlet. Sinyal ini lebih downfield karena

berikatan dengan oksigen (-OCH3, metoksi). Pergeseran kimia 6,31 ppm (1H)

berbentuk doublet memiliki hubungan dengan puncak pada pergeseran kimia 7,65

ppm (1H) berbentuk doublet, dengan rentang nilai konstanta kopling yang dekat

yaitu 15,6 dan 16,26 Hz. Bentuk tersebut adalah olefin dengan proton

berkonfigurasi trans. Kemudian pada pergeseran kimia 6,9 ppm-7,4 ppm (4H)

merupakan proton-proton dari benzen dengan dua subtitusi. Pola sinyal ini

menunjukkan bahwa 2 proton yang ekivalen terkopling secara ortho dengan 2

proton yang ekivalen lainnya, yang kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini

adalah sinyal H 1,5 dan H 2,4.

Page 70: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Spektrum GCMS Senyawa hasil amidasi Etil p-metoksisinamat dan Dimetil Formamida

Page 71: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Page 72: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Page 73: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Spektrum 1H-NMR Senyawa Hasil Amidasi

Page 74: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Page 75: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Page 76: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Perhitungan Reaksi

a. Etil p-metoksisinamat yang digunakan dalam reaksi sebesar 1 mmol

mol = 1 mmol

BM = 206 g/mol

Terpakai = mol x BM

= 1 mmol x 206 g/mol

= 206 mg

b. NaOH yang digunakan dalam reaksi sebesar 1 mmol

mol = 10 mmol

BM = 40 g/mol

Terpakai = mol x BM

= 10 mmol x 40 g/mol

= 400 mg

Page 77: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Rimpang Kencur

Gambar 2. Kencur yang telah dirajang

Gambar 3. Simplisia Kencur

Gambar 4. Kristal etil p-

metoksisinamat

Gambar 5. Bahan yang digunakan

Gambar 6. microwave yang digunakan

Gambar 7. Alat GCMS yang digunakan

Gambar 8. Perbandingan senyawa hasil

amidasi dan EPMS

Gambar 9. Proses penimbangan

Page 78: OPTIMASI DAYA DAN WAKTU REAKSI AMIDASI ETIL P ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37282/1/AHMAD... · menjadi gugus amida menggunakan daya dan waktu irradiasi microwave

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Tabel komparasi senyawa etil p-metoksisinamat dan N,N-dimetil-4-metoksi sinamamida

Parameter etil p-metoksisinamat N,N-dimetil-4-metoksi sinamamida

Rumus Kimia C12H14O3 C12H15NO2

Bentuk Kristal Serbuk

Warna Putih Putih

Bau Aromatik khas Tidak berbau

Titik Leleh 49-52oC 132-135

oC

Rf KLT dengan eluen

n-heksan:etil asetat (3:2) 0,925 0,3

Waktu retensi pada GC 9,878 11,2

BM 206 g/mol 205 g/mol

Pergeseran kimia pada

1H-NMR (ppm)

1,33; 4,25; 6,31; 7,65; 6,9; 7,47; 3,82 3,06; 3,16; 6,77; 7,64; 6,9; 7,48; 3,83

Struktur senyawa