operating room

Upload: mammy-nya-allya

Post on 09-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

koordinasi yang dilakukan oleh perawat

TRANSCRIPT

OPERATING ROOM

CIRCULATING NURSE

Circulating Nurse adalah seorang perawat yang teregistrasi yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengawasi, dan berpartisipasi dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien selama di Kamar Operasi.Hasil ObservasiNo.Uraian Tugas

YaTidak

1.2.3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Mengetahui anatomi, fisiologi & prosedur operasiMempersiapkan Kamar OperasiMenjamin tersedianya peralatan dan obat-obatan yang diperlukan selama operasi

Mengecek sebelum operasi bahwa semua alat yang akan digunakan untuk operasi aman dan berfungsi dengan baik

Mempersiapkan meja operasi dengan memasang bantalan jellyuntuk mencegah nyeri tekan saat klien dioperasi dan memasang bantalan pemanas untuk mencegah hipotermia

Jika Perawat Penanggung Jawab Kamar Operasi tidak ada, maka Circulating Nurse menggantikan tugas-tugasnya.

Membantu tim Kamar Operasi memindahkan klien ke meja operasi

Membantu Dokter Anestesi dalam melakukan induksi untuk persiapan anestesi.

Melakukan skin prep pada klien sesuai daerah yang akan dioperasi sebelum ditutup dengan duk steril

Mengawasi jalannya kelancaran operasi

Mengkaji dan mencatat jumlah urin dan darah klien yang keluar pada saat operasi

Meyakinkan tim operasi untuk mempertahankan teknik steril

Mendokumentasikan tindakan, kejadian, intervensi dan temuan selama operasi berlangsung

Mencatat lokasi drain atau kateter, lamanya operasi, serta menghitung jumlah kassa daan instrument operasi yang telah digunakan selam operasi

Menginformasikan ke perawat RR perkiraan waktu kedatangan klien dan peralatan apa saja yang perlu dipersiapkan.

Sumber : Ignativicius, D. (1999). Medical surgical nursing; Aross the health continuum.

SCRUB NURSE

Hasil ObservasiNo.Uraian Tugas

YaTidak

1.2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Mempersiapkan daerah yang sterilMembantu memasangkan duk, sarung tangan atau baju steril pada klien

Membantu memberikan instrumen steril kepada operator maupun asisten operasi

Bersama Circulating Nurse menghitung jumlah kassa, instrument tajam, serta cairan irigasi yang digunakan selama operasi

Mengawasi teknik aseptic dan antiseptic

Menghitung jumlah cairan irigasi untuk mengetahui junlah perdarahan

Mencatat jumlah obat anestesi local dan adrenalin yang dipakai

Menguasai ilmu anatomi dan fisiologi untuk mengetahui jenis jahitan yang akan dilakukan oleh operator dan mempersiapkan benang dan jarum jahitan sesuai yang diperlukan operator

Sumber: Lewis, Heitkemper & Dircksen (2000). P. 377

JENIS-JENIS ANESTESI

Definisi AnestesiMerupakan tindakan menginduksi obat-obat anestesi sehingga timbul keadaan hilangnya sensasi sebagian atau total, serta disertai/tidak dengan adanya penurunan kesadaran pada klien.

Tujuan Anestesi: Menghambat transmisi impuls saraf Menekan refleks Merelaksasikan otot Mengontrol tingkat kesadaran

Pertimbangan dalam memilih jenis anestesi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini; Jenis dan lamanya prosedur operasi Lokasi atau daerah tubuh yang akan dioperasi Apakah prosedur bersifat emergensi atau tidak Lamanya waktu klien untuk puasa pre operasi Posisi operasi sesuai dengan indikasi

1. Anestesi UmumMerupakan anestesi yang bersifat reversible, dimana klien akan kehilangan kesadaran sebagai akibat dari dihambatnya impuls saraf yang terdapat di otak, yaitu dengan menekan SSP sehingga klien tidak akan merasakan nyeri, tidak mampu mengingat, kehilangan kesadaran, serta kehilangan tonus otot dan refleks.

Indikasi Anestesi Umum:a.Operasi di daerah kepalab.Operasi di daerah leherc.Operasi di bagian anggota badan atasd.Operasi abdomen yang extensivee.Operasi dimana kondisi klien tidak kooperatif

Cara Pemberian Obat Anestesia Umum:a.InhalasiMerupakan metode yang paling terkontrol karena pemasukan dan pengeluaran obat bersamaan dengan pernafasan klien.Obat anestesi baik yang berupa gas maupun cairan volatile akan dihirup oleh klien melalui masker, sampai menembus membrane alveolus kemudian dibawa oleh aliran darah ke jaringan di seluruh tubuh dan dimetabolisme.Jenis Obat Anestesi Inhalasi:Berupa Gas ( N2O gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tidak mengiritasi)Berupa Cairan Volatile ( Halothane, Enflurane, Isoflurane, Desflurane, Sevoflurane)

b.Injeksi IntravenaMerupakan metode pemberian obat anestesi umum melalui jalur intravena untuk sampai ke seluruh sirkulasi tubuh, sifatnya lebih nyaman, cepat dan interaksi obat berjalan secara smooth. Konsentrasi obat akan lebih tinggi di organ-organ vital seperti otak, hepar dan ginjal.Jenis Obat Anestesi Injeksi:Barbiturat ( Sodium Penthothal )Ketamine ( Ketalar )Propovol ( Diprivan )Obat-obat tambahan seperti :-Hypnotics ( Ativan, Valium, Benzodiazepine )-Analgesik Opioid ( Morphin, Meperidine, Fentanyl, Sefentanil )-Neuromuscular Blocking agents ( Pavulon, Norcuron, Atracurium )

Komplikasi Anestesi Umum:1.Hipertermi malignant2.Overdosis3.Hypoventilasi4.Komplikasi dari obat-obat anestesi dan pemasangan intubasi

2. Anestesi Lokal atau RegionalMerupakan teknik memasukkan obat anestesi melalui topical dan infiltrasi local.Anestesi topical dilakukan dengan mengoleskan langsung obat anestesi di permukaan area yang akan dioperasi, sedangkan anestesi infiltrasi dengan cara menyuntikkan obat anestesi secara intrakutan maupun subkutan disekitar jaringan yang akan dilakukan operasi.

Anestesi Regional merupakan salah satu bentuk anestesi local, indikasinya adalah :a.Jika ada kontraindikasi anestesi umum ( mis: disritmia, penyakit pernafasan)b.Ada riwayat alergi terhadap obat-obat anestesi umumc.Sesuai keinginan klien bila memungkinkanJenis-Jenis Anestesi Regional:Blok daerah yang akan dioperasi ( mis; pada Herniorrhapy )Blok SarafSpinal AnestesiEpidural anestesi

Komplikasi Anestesi Lokal/Regional:Reaksi anafilaktikTeknik pemberian yang tidak sesuaiAbsorbsi yang terjadi secara sistemik ( depresi kardiovaskuler, pandangan kabur, penurunan kesadaran bicara inkoheren, sakit kepala, mual, muntah, tremor, kejang, HR , RR , BP , metallic taste sampai ke kardiak arrest )Overdosis

3. Hypnosis (Hypnoanesthesia)4. Cryothermia5. Accupuncture

RECOVERY ROOM

Informasi yang perlu didapatkan saat klien dipindahkan ke RR;Dari bagian Anestesiology harus menginformasikan sbb:Jenis dan lamanya tindakan operasiJenis anestesiToleransi klien terhadap jenis anestesi dan tindakan operasiRiwayat alergi klienKondisi patologis yang ditemukanStatus tanda-tanda vitalJenis dan jumlah cairan serta obat-obatan yang telah diberikanPerkiraan hilangnya darah (Estimated Blood Loss=EBL)Komplikasi intraopratif ( mis: pemasangan intubasi)Circulating Nurse harus menginformasikan sbb:Kapan klien mulai bicara dan mengalami perbaikan sensoryTingkat kecemasan klien sebelum dianestesiPermintaan khusus kilen sebelum dilakukan operasiKondisi pernafasan klien pre dan intraoperatifRiwayat kesehatan saat iniLokasi dan jenis insisi, balutan, kateter, selang, drain.Intake dan output, jumlah cairan yang sudah diberikan, EBLImobilsasi sendi dan ekstremitas yang dilakukan di kamar operasiPosisi saat operasi yang berkaitan dengan posisi postoperasiHal-hal lain yang terjadi saat operasi

Hal-hal yang harus dikaji dan diobservasi saat klien di RR:1.Riwayat Kesehatan2.Pengkajian fisik dan gejala klinisMeliputi tanda-tanda vital, dikaji setiap 15 menit pada 4 x pertama, 30 menit pada 4 x berikutnya.3.Pengkajian sistem pernafasanMeliputi pengkajian jalan nafas, suara nafas, penggunaan otot-otot bantu nafas.4.Pengkajian system kardivaskulerMeliputi tanda-tanda vital, monitoring jantung, pengkajian pembuluh darah perifer ( dengan mengkaji pulsasi, warna, suhu, sensasi pembuluh darah perifer, serta capillary refill )5.Pengkajian system sarafMeliputi pengkajian fungsi umum serebral, fungsi sensorik dan motorik6.Pengkajian keseimbangan cairan dan elektrolitMeliputi pengkajian intake dan output cairan, status hidrasi, jenis dan jumlah cairan intravena yang telah diberikan7.Pengkajian keseimbangan asam-basaMngevaluasi hasil pemeriksaan AGD.8.Pengkajian system renal/perkemihan9.Pengkajian system pencernaanAdanya mual, muntah, kondisi peristaltic usus, pemasangan NGT10.Pengkajian system integumentMeliputi pengkajian kondisi luka, kondisi pemulikhan luka, jenis dan jumlah balutan atau drain serta kateter.11.Pengkajian nyeri/rasa nyamanMenggunakan pengkajian sklala nyeri dari 1 10.12.Pengkajian psikososial13.Pengkajian nilai-nilai laboratoriumKhususnya pemeriksaan elektyrolit, Hb, Ht, AGD, urinalisa.

Kriteria pemulangan klien ke ICU ( Intensive Care Unit ), menurut Luckman & Sorensen (1987):1. Klien yang mempunyai resiko mengalami komplikasi post operasi berat2. Klien yang mengalami operasi besar (seperti reseksi aneurisma aorta, operasi bedah jantung terbuka, transplantasi ginjal)3. Mengalami cardiac arrest atau apneu intraoperatif atau segera setelah operasi selesai

Kriteria pemulangan klien ke ruang rawat inap menurut Luckman & Sorensen (1987):1. Klien sudah pulih dari efek obat anestesi, biasanya setelah 2 jam di RR2. Tanda-tanda vital stabil3. Drainase yang lkeluar dari daerah operasi jumlanya sedikit/sedang4. Efek fisiologis dari obat-obat narkotik sudah stabil, biasanya waktunya 1,5 jam5. Klien mencapai tingkat kesadaran penuh6. Perawatan post operasi dasar sudah didilengkapi saat di RR7. Jika memungkinkan 1 perawat RR mengikuti klien sampai ke ruang rawat inap untuk pengawasan8. Urin output adekuat (minimal 30 cc/jam pada orang dewasa), awasi dan catat9. Perawat ruang rawat yang akan dituju sudah diberi informasi mengenai peralatan yang perlu dipersiapkan sebelum klien dipindahkan

Fokus pengkajian sebelum klien dipulangkan ke Ruang Rawat Inap dari RR:1. Jalan NafasApakah jalan nafas patenApakah leher dalam posisi alignmnet2. PernafasanBagaimana pola dan kualitas pernafasanLaju dan kedalaman nafasApakah klien terpasang O2, menggunakan alat apa, nilai SaO23. Status mentalApakah klien sadar, mudah dibangunkan, berorientasi baik.Apakah klien berespon dengan rangsang suara4. Lokasi insisi/pembedahanBagaimana kondisi balutanJumlah drainase yang keluar dari lukaApakah terjadi perdarahan atau drainase dari daerah insisiApakah drain terpasang secara tepat, tidak terlipat, tidak tertekan5. Tanda-tanda vitalApakah nilai TTV sesuai dengan kondisi klienApakah terjadi perbedaan bermakna dari nilai TTV saat di RR6. Cairan intravenaJenis cairan infuse yang digunakanJumlah cairan intravena yang tersisaBerapa jumlah tetesan infuse yang sesuai instruksi7. Pemasangan selang / drain lainApakah terpasang NGT/drain intertinalWarna, konsistensi, jumlah cairan drainase yang keluarApakah terpasang folley kateterWarna, jumlah, kejernihan dari urin yang keluar

Kriteria Umum Pemulangan Klien dari RR:Skala pemulihan anestesi 10Tanda-tanda vital stabilNormotermiaTidak ada perdarahanBerfungsinya kembali refleks gag, batuk, dan menelan

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.(2000).Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaandan pendokumentasian perawatan pasien. (edisi ke-3). EGC: Jakarta.Ignativicius, D. (1999).Medical surgical nursing : across the health carecontinuum.( 3rdedition). W.B. Saunders Company: Philadelphia.Lewis, Heitkemper & Dirksen. (2000).Medical surgical nursing: Assesment andmanagements clinical problems.(5thed.). Mosby Company.Luckman & Sorensen. (1995).Medical surgical nursing: A psychophysiologicapproach.(2nded.). WB Saunders Co.Reksoprojo, S. (1995).Kumpulan kuliah ilmu bedah. Bagian Bedah FKUI.Sjamsuhidajat, R. (1997).Buku ajar ilmu bedah.(edisi revisi). Jakarta: EGC.Smeltzer & Bare. (1996).Brunner & Suddarth textbook of medical surgicalNursing.(8thed.). Philadelphia: Lippincott-Raven.