manajemen lembaga pendidikan room - uny

396
Manajemen LEMBAGA PENDIDIKAN Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

i

ManajemenLEMBAGA PENDIDIKAN

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

2015

Page 2: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

ii

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN

© Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd; Temanggung, 2015

xii + 384 Halaman; 14,5 X 21 cmISBN: 978-602-14834-0-4

Cetakan I: 2015

Penata Isi: lu_cyDesain Cover: Agung

Hak cipta dilindungi undang-undangDilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentukapapun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi,rekaman dan lain-lain tanpa izin dari penerbit

Penerbit:Aswaja PressindoAnggota IKAPI No. 071/DIY/2011Jl. Plosokuning V No. 73 Minomartani,Ngaglik, Sleman YogyakartaTelp.: (0274) 4462377e-mail: [email protected]@yahoo.com

Website: www.aswajapressindo.co.id

Page 3: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

iii

PENGANTARProf. Dr. H. Mansur, MA

Assalamu’alaikum wr.wb.Rasa puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan beberapa nikmat sehingga dapatmelaksanakan tugas hidup di dunia ini yakni beribadah kepadaAllah antara lain dengan menjunjung tinggi pendidikan secaraumum maupun pendidikan Islam khususnya. Pendidikantersebut dapat dilaksanakan dengan baik harus dilengkapidengan perencanaan yang baik, sampai dengan pengawasanyang baik, oleh karena itu dalam pendidikan diperlukanmanajemen. Untuk mendukung hal itu maka diperlukan lit-erature atau buku yang mengupas tentang manajemen dalamlembaga pendidikan, maka sangat tepat penulis padakesempatan ini menyuguhkan buku yang berkaitan denganhal tersebut. Buku ini diharapkan dapat memungkinkanpembaca untuk melakukan peninjauan dan perumusankembali manajemen kependidikan yang melandasi penye-lenggaraan pendidikan secara umum maupun pendidikandalam nuansa Islam sekarang ini, agar penyelenggaraanpendidikan lebih dinamis, akan tetapi tetap bersandar padanilai-nilai dan norma-norma yang berlaku.

Page 4: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

iv

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Salah satu cermin dan citra ilmiah yang paling solid dalamkehidupan dunia kampus atau suatu lingkungan lembagailmiah adalah sebuah buku. Sebab melalui buku orang dapatmenambah pengalaman ilmiah seperti memperluas wawasan,memperluas cakrawala berpikir, orang menjadi kritis atausekurang-kurangnya berpindah dari tidak mengetahui menjadiorang mengetahui. Dengan memanfaatkan buku sebagaisebuah informasi, orang bahkan dapat mengkaji danmenemukan dinamika tertentu dan kemudian terdoronguntuk merancang sesuatu atau bertindak untuk menciptakansesuatu yang lebih baik dan berguna baik bagi dirinya, bangsadan negaranya. Sebagai suatu kewajiban moral bagi setiapinsan kampus untuk senantiasa memunculkan minat,motivasi, dan meningkatkan kemauan untuk selalu melekat-kan diri pada buku, untuk menghadirkan buku yangdibutuhkan masyarakat. Persembahan ini bukan hanya sebagaicermin sisi kreatif seorang ilmuan, tetapi juga sebagaipertanggungjawaban keberadaannya dalam ikut sertamencerdaskan kehidupan bangsa. Pencarian hakekatpendidikan merupakan persoalan akademis yang tidak pernahmengenal titik akhir. Lebih-lebih dalam era perkembanganpesat ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini, pendidikanmakin dirasakan tidak mampu berpacu dengan tuntutanperkembangan masyarakat. Karena itu setiap upaya kearahpencarian sistem pendidikan yang mampu merespon tuntutanmasyarakat perlu mendapatkan dukungan. Buku-buku tentangmanajemen pendidikan tidaklah terlalu banyak diterbitkan.Padahal informasi baru tentang bidang ini juga sangatdibutuhkan khalayak, terutama bagi mereka yang bergelutterhadap dunia pendidikan. Untuk itulah kiranya penulis bukuini merasa terpanggil untuk mengantisipasi dan mengisikekosongan atau kelowongan ini. Hal tersebut sebagairealisasi tanggung jawab untuk dapat memenuhi kebutuhan

Page 5: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

v

buku tentang manajemen lembaga pendidikan yangmemaparkan manajemen pendidikan pada umumnya maupunpendidikan khusus yang bernuansa Islam.

Mudah-mudahan buku ini menjadi sebuah sumbangsihyang bermanfaat bagi para mahasiswa, guru, dan masyarakatpada umumnya yang peduli terhadap pendidikan anak bangsa.Semoga kehadiran buku ini akan memberi manfaat ganda.Pertama, akan diterima Allah SWT sebagai ilmu yangbermanfaat bagi penulis, akan tetap mendapatkan pahalawalaupun sudah meninggal dunia. Kedua, diharapkan akandapat diterima sebagai sumbangan bagi khasanah ilmupengetahuan . Dengan segala keterbatasan dan kekurangannyayang masih ditemui dalam buku ini, tidak akan mengurangimaksud dan tujuan awal dari penulis, dan sekali lagi semogabermanfaat dan mendapatkan ridla Allah SWT. Amin.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Salatiga, Januri 2015

Prof.Dr.H. Mansur, M.A.

Guru Besar IAIN Salatiga

Pengantar

Page 6: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

vi

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

PENGANTAR PENULIS

Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memercikkansetetes dari keluasan lautan ilmu-Nya, sehingga

penulisan buku Manajemen Lembaga Pendidikan ini dapatdiselesaikan.

Buku ini merupakan salah satu sarana ikhtiar membantupara mahasiswa dalam menempuh mata kuliah ManajemenLembaga Pendidikan yang disusun berdasarkan silabi yangada dan pengembangannya yang disesuaikan denganpendidikan kekinian.

Pengembangan lembaga pendidikan memerlukan senidan ilmu tersendiri. Sehingga objek kajian manajemenpendidikan sangat penting dipelajari secara sistematis danmendalam untuk selanjutnya diimplementasikan dalamaktivitas dan proses pendidikan, baik dalam lembagapendidikan secara umum maupun lembaga-lembagapendidikan yang lainnya.

Buku ini menawarkan berbagai pemikiran konseptual-teoritik dan aplikasi-praktik untuk memudahkan guru ataupendidik dalam menerapkannya di sekolah. Pada bagianpertama memaparkan konsepsi dasar manajemen pendidikan;bagian kedua, mengungkapkan ruang lingkup manajemenpendidikan yang meliputi objek kajian manajemen lembaga

Page 7: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

vii

pendidikan dan bidang garapan manajemen pendidikan yangmerupakan dapur intinya yang terdiri dari 8 (delapan) bidanggarapan manajemen pendidikan di sekolah. Bagian ketigamembahas fungsi-fungsi manajemen dimana didalampengelolaan lembaga pendidikan terkait dengan perencanaan,pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Pada bagiankeempat mengupas kewenangan lembaga pendidikan untukmengembangkan aktivitas pendidikan yang lebih akuntabelmelalui Manajemen Berbasis Sekolah, yaitu suatu programpengembangan lembaga pendidikan dan peningkatan mutusekolah dengan merumuskan sistem pendidikan yang berbasispada kultur masyarakat dan muatan lokal diwilayah tertentu.

Bagian kelima mengkaji peran dan pentingnya keberadaanpemimpin atau manajer dalam suatu lembaga pendidikan.Bagian keenam, memaparkan suatu terobosan untukmemaksimalkan daya saing organisasi melalui TQM, yaitumanajemen mutu terpadu, merupakan salah satu pilihan yangtepat dalam pengelolaan lembaga pendidikaan saat ini. Dalamteori ini menawarkan manajemen perbaikan terus-menerusmeliputi produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.

Pada bagian ketujuh, delapan dan sembilan, memfokuskanpada kajian lembaga pendidikan bernuansa Islam meliputipendidikan Islam diera globalisasi dan pengelolaan pendidikandi madrasah maupun pesantren.

Sedangkan pada bagian kesepuluh dan sebelas, menguraikanpengelolaan perpustakaan sekolah. Dalam hal ini bertujuanmemberikan bekal kepada calon guru maupun guru agarterampil mengelola perpustakaan sekolah.

Dalam penyusunan buku ini tidak lepas dari bantuanbeberapa pihak, terutama Prof.Dr.H.Mansur,MA yang telahmemberikan pengantar buku ini dan kontribusi pemikirantentang manajemen lembaga pendidikan Islam. Kemudian

Pengantar Penulis

Page 8: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

viii

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Wiji Suwarno, S.PdI,MSi yang telah memberikan sumbanganpemikiran dalam manajemen pengelolaan perpustakaan dansemua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu, tidaklain penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya dandoa, semoga Allah SWT memberi berkah atas amal usahanya.Amin.

Karya ini penulis persembahkan sepenuhnya untukkeluarga tercinta, khususnya Drs.H.Ibnu Maksum Jaiz,MPd(suami) sebagai mitra diskusi yang kritis dan tajam serta anak-anakku Ikhma Novia Ummi Hana dan M.Irfan N.Fajar Albanayang menjadi sumber inspirasi dan tumpuan harapan penulis.

Akhirnya, ada secercah harapan yang senantiasadigantungkan, yaitu mudah-mudahan buku ini dapatmemberikan sedikit sumbangan berharga bagi pengembanganpendidikan, terutama sebagai bekal mengelola pendidikanbagi calon guru maupun guru yang sudah bertugas. Apresiasidalam bentuk kritik dan saran sangat penulis harapkan demipenyempurnaan buku ini.

Temanggung, Januari 2015

Penulis

Page 9: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

ix

DAFTAR ISI

HalamanPengantar Prof. Dr. H. Mansur, MA ........................... iiiPengantar Penulis .........................................................viDaftar Isi ....................................................................... ix

BAB IKONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ....... 1A. Pengertian Manajemen Pendidikan .......................... 1B. Urgensi Manajemen Pendidikan .............................. 5C. Model Manajemen Dalam Pendidikan ..................... 8D. Prinsip-prinsip Manajemen .................................... 18E. Perkembangan Teori Manajemen ........................... 22F. Isu-isu Manajemen Pendidikan .............................. 30

BAB IIRUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN .. 34A. Obyek Kajian Manajemen Lembaga Pendidikan .... 34B. Bidang Garapan Manajemen Pendidikan................ 36

1. Manajemen Peserta Didik ............................... 372. Manajemen Kurikulum ................................... 553. Manajemen Personalia .................................... 714. Manajemen Sarana dan Prasarana ................... 82

Page 10: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

x

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

5. Manajemen Pembiayaan Pendidikan ............... 916. Manajemen Tata Usaha (Tata Laksana)

Pendidikan .................................................... 1007. Manajemen Humas ....................................... 107

BAB IIIPELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMENDALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ........................ 119A. Perencanaan ......................................................... 120B. Struktur Organisasi dan Job Description ............. 125C. Komunikasi dan Koordinasi ................................. 131D. Pengawasan dan Pengendalian ............................. 132E. Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah 137

BAB IVMANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) ........ 145A. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ...... 145B. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) .. 149C. Sasaran dan Strategi Peningkatan Kualitas

Melalui MBS......................................................... 153D. Kendala-kendala Penerapan MBS ......................... 158E. Indikator Keberhasilan Penerapan MBS ............... 160

BAB VKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ........................... 161A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan ........... 161B. Pendekatan Kepemimpinan.................................. 165C. Fungsi Kepemimpinan ......................................... 169D. Gaya Kepemimpinan ............................................ 177E. Kepemimpinan Pendidikan .................................. 192

Page 11: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

xi

BAB VITOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)DALAM PENDIDIKAN ............................................ 208A. Konsep Total Quality Management ...................... 208B. Prinsip Total Quality Management ...................... 222C. Penerapan TQM Dalam Pendidikan ..................... 226D. Pemimpin Pendidikan Dalam Manajemen Mutu . 233

BAB VIIPENDIDIKAN ISLAM DALAM ERAGLOBALISASI ........................................................... 237A. Arti Pentingnya Pendidikan Islam ........................ 237B. Globalisasi dan Tantangan Pendidikan Islam ....... 241C. Peran Pendidikan Islam di Era Globalisasi ........... 246D. Pentingnya Peningkatan Kualitas

Pendidikan Islam .................................................. 249E. Perlunya manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Islam .................................................................... 252F. Kepemimpinan dalam Manajemen Sumber Daya

Manusia Era Globalisasi ....................................... 257

BAB VIIIMANAJEMEN DI LEMBAGA PENDIDIKANMADRASAH .............................................................. 261A. Keberadaan Madrasah dari Berbagai Pandangan .. 261B. Proses Manajemen dalam Pengelolaan Madrasah . 269C. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan

di Madrasah ......................................................... 270

Daftar Isi

Page 12: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

xii

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

BAB IXMANAJEMEN DI LEMBAGA PENDIDIKANPESANTREN ............................................................. 275A. Makna Pesantren .................................................. 275B. Perencanaan dalam Pendidikan Pesantren ........... 281C. Pengorganisasian dalam Pendidikan Pesantren .... 303D. Kepemimpinan dalam Pendidikan Pesantren ....... 305E. Pengendalian dalam Pendidikan Pesantren .......... 306F. Lembaga Pendidikan Pesantren Sub Sistem

Pendidikan Islam .................................................. 307

BAB XMANAJEMEN PERPUSTAKAAN ........................... 322A. Konsep Dasar Perpustakaan ................................. 322B. Perpustakaan Sebagai Sumber Daya Informasi .... 324C. Antara Perpustakaan, Lembaga Pendidikan dan

Informasi .............................................................. 325D. Pengertian Perpustakaan ...................................... 326E. Fungsi Perpustakaan ............................................ 330

BAB XIPENGELOLAAN BAHAN PUSTAKAJENIS BUKU .............................................................. 332A. Pengadaan Bahan Pustaka .................................... 332B. Pengolahan Bahan Pustaka................................... 334

DAFTAR PUSTAKA .................................................. 377

TENTANG PENULIS ................................................ 383

Page 13: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

1

BAB IKONSEP DASAR MANAJEMEN

PENDIDIKAN

A. Pengertian Manajemen PendidikanIstilah manajemen mempunyai konotasi dengan kata

pengelolaan maupun administrasi. Kata pengelolaanmerupakan terjemahan dari management dalam bahasaInggris,tetapi secara substansif belum mewakili, sehingga katamanagement dibakukan dalam bahasa Indonesia menjadimanajemen. Sedangkan kata administrasi apabila ditinjau daripenggunaannya lebih condong pada konteks ketatalaksanaanpendidikan; istilah manajemen lebih sering digunakan dalamkonteks pengelolaan pendidikan, seolah-olah menggantikanistilah administrasi setelah munculnya gerakan manajemenberbasis sekolah.

Oteng Sutisna (1999) menyatakan bahwa administrasilebih sesuai digunakan untuk lembaga-lembaga di bidangsosial seperti pendidikan,pemerintahan,rumah sakit dansejenisnya, sehingga pemimpinnya disebut administrator.Sedangkan manajemen cenderung digunakan oleh lembaga-lembagaatau organisasi yang bersifat komersil,sepertimisalnya di bidang industri atau perusahaan, sehinggapemimpinnya dinamakan manajer.Pendapat Mantja (2000)berbeda dengan argumen sebelumnya, bahwa dalam studi

Page 14: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

2

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

kepustakaan secara umum ada kecenderungan manajemenmerupakan bagian dari administrasi.Manajemen mengacupada hal-hal yang bersifat tehnis, sehingga ada istilahmanajerial tehnis.Keterampilan-keterampilan manajerialtehnis merupakan hal-hal mendasar yang memperkuatkegiatan administrasi yang dilakukan oleh administrator,meliputi perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan danpengendalian.

Pada kenyataannya penerapan kedua istilah tersebut tidakkonsisten, buktinya lembaga pemerintah seperti BUMN danBUMD menggunakan istilah manajer untuk pemimpinnya(Husaini, 2008). Sebenarnya para pakar pendidikan sekaliguspenggagas manajemen pendidikan sudah menetapkan bahwaistilah manajemen pendidikan merupakan penggantiadministrasi pendidikan karena dianggap mempunyai nilaikomersial dan lebih bergengsi. Oleh karenanya istilahmanajemen pendidikan lebih banyak digunakan dari padaistilah administrasi pendidikan.

Adapun pengertian manajemen sebagaimana dikemu-kakan oleh beberapa ahli berikut ini, A.F.Stoner mengemu-kakan manajemen adalah sebagai proses perencanaan,pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasiagar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (1982: 8). Definisitersebut senada dengan pendapat Terry dalam buku Principleof Management,bahwa “Management is distinct process consist-ing of planning,organizing,actuating and controlling,performed todetermine and accomplish stated objective by the use of human beingand other recorces”. (1977: 4). Menurut Terry tersebut bahwamanajemen adalah proses yang terinci tentang perencanaan,pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian suatuorganisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkandengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.

Page 15: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

3

Robbins (1996: 8) mengemukakan bahwa manajemenadalah proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikankegiatan kerja agar diselesaikan secara efektif dan efisienmelalui orang lain. Sedangkan Jonshon dalam Made Pidarta(1998: 15) memberikan definisi manajemen hampir samadengan pendapat Robbins,yaitu proses mengintegrasikansumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem totalmencapai tujuan.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut, maka dapatdisimpulkan bahwa manajemen mempunyai makna sebagaisuatu proses kegiatan yang melibatkan sejumlah orang untukmencapai tujuan tertentu yang ditetapkan secara efektif danefisien. Dalam manajemen terkandung unsur (1) proseskegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan dan kontrol, (2) sekelompok orang yang bekerjasama di dalam maupun di luar organisasi, (3) tujuan,bermaksud pencapaian sasaran yang ditargetkan, dan (4)efektif dan efisien mempunyai maksud bahwa efektif yaitukuantitas pencapaian hasil yang diharapkan, sedangkan efisienmemiliki arti sesuatu yang dikeluarkan dalam rangkapencapaian tujuan, bisa berupa biaya,barang maupunwaktu,sehingga semakin sedikit biaya yang dikeluarkan berartisemakin efisien.

Untuk sampai pada pemahaman manajemen pendidikan,perlu disinggung terlebih dahulu mengenai pengertianpendidikan. Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan Negara.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 16: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

4

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Mengacu pada pesan Undang-undang Sisdiknas tentangpendidikan tersebut, maka dalam operasionalisasinyadiperlukan manajemen yang solid dalam rangka mencapaitujuannya, yaitu manajemen pendidikan.

Tilaar (2004: 4) mengartikan manajemen pendidikansebagai suatu kegiatan yang mengimplikasikan adanyaperencanaan atau rencana pendidikan serta kegiatanimplementasinya. Manajemen pendidikan dapat puladidefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber dayapendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektifdan efisien. (Hartani, 2011: 8). Selanjutnya dikemukakanbahwa sumber daya pendidikan yang dimaksud adalahsesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraanpendidikan, baik dalam bentuk sumber daya manusia, sumberdaya finansial maupun sumber daya material, termasukdidalamnya informasi dan teknologinya. Sedangkan Mulyasa(2003: 20) mengemukakan bahwa manajemen pendidikanadalah proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang telahditetapkan baik jangka pendek, jangka menengah maupunjangka panjang. Suryosubroto memberikan definisi hampirsenada dengan pendapat sebelumnya bahwa manajemenpendidikan adalah sebagai proses untuk mencapai tujuanpendidikan dimana proses tersebut meliputi perencanaan,pengorganisasian, pengarahan,pemantauan dan penilaian.(2004: 16).

Merujuk dari beberapa pendapat tentang manajemenpendidikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa maknamanajemen pendidikanadalah suatu proses pengelolaansumberdaya pendidikan baik personal maupun materialsecara sistematis dan kontinuitas sebagai upaya pencapaiantujuan pendidikan dengan cara efektif dan efisien.

Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, perluditegaskan bahwa manajemen pendidikan berbeda dengan

Page 17: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

5

pendidikan, karena tidak semua kegiatan pencapaian tujuanpendidikan adalah manajemen pendidikan.Manajemenpendidikan lebih menyangkut kemampuan mengendalikankegiatan operasionalisasi pendidikan.Sedangkan pendidikanitu sendiri suatu program dalam lembaga pendidikan yangdidalamnya terjadi proses mempengaruhi, memotivasikreatifitas peserta didik dengan menggunakan alat-alatpendidikan, metode, media, sarana dan prasarana yangdibutuhkan dalam melaksanakannya. Sehingga manajemenpendidikan dapat dipahami sebagai pelayanan ataupengabdian terhadap pendidikan, karena pada dasarnyamanajemen pendidikan berhubungan dengan pekerjaan yangberkaitan dengan pengabdian dalam tugas penyelenggaraanpendidikan.

B. Urgensi Manajemen PendidikanManajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan

proses kerja sama dalam rangka mencapai tujuan pendidikanyang telah ditetapkan, sehingga keberadaannya menjadisangat penting dalam mengelola program pendidikan. Denganadanya kerja sama diantara personal lembaga pendidikan,maka akan memudahkan pelaksanaan kegiatannya. Demikianpula dalam menempatkan seseorang disesuaikan denganprofesi dan keahliannya (the right man in the right place). Sebagaicontoh, pada jenjang pendidikan tinggi dosen mengampumata kuliah yang bukan keahliannya. Hal itu berartimanajemen pendidikan pada lembaga pendidikan itukinerjanya buruk, sehingga tujuan pendidikan tidak tercapaidengan baik.

Jadi pentingnya manajemen pendidikan adalah untukmemudahkan pelaksanaan kegiatan pendidikan jugamenempatkan posisi personal sesuai dengan keahliannya,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 18: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

6

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

sehingga tujuan pendidikan akan tercapai secara optimal. Dantujuan pendidikan akan mudah diraih apabila diterapkanmanajemen pendidikan yang baik, sehingga perludilaksanakan fungsi manajemen dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:1. Menempatkan personalia pendidikan sesuai keahliannya.2. Mempersiapkan biaya pendidikan yang memadai.3. Menerapkan metode pendidikan yang tepat.4. Menyediakan alat-alat pendidikan yang memadai.5. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang efektif.6. Mengintegrasikan proses pendidikan antara teori dan

praktek.7. Menerapkan desain pembelajaran sesuai dengan

lingkungan obyek pendidikan.8. Sistem kontrol yang melekat terhadap tugas dan fungsi

kelembagaan secara internal maupun eksternal.9. Mempersiapkan daya serap pasar yang baik bagi lulusan

lembaga pendidikan. (Hikmat, 2009: 26).Mencermati perkembangan dunia pendidikan dewasa ini

sangat membutuhkan suatu manajemen atau pengelolaanyang semakin baik, H.A.R. Tilaar mengkritisi bahwa terjadinyakrisis pendidikan berkisar pada krisis manajemen. Apabilamanajemen pendidikan yang dirumuskan adalah sebagaimobilisasi semua sumber daya pendidikan untuk mencapaitujuan pendidikan yang ditetapkan, maka yang apayangdihadapi ialah berbagai hambatan yang menghadangpencapaian tujuan tersebut. Misalnya masalah pembiayaanpendidikan, masalah ketenagaan pendidikan,masalahpengangguran lulusan pendidikan tinggi dan menengah,masalah perguruan swasta, dan sebagai titik puncak darikeseluruhan masalah manajemen tersebut ialah masih

Page 19: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

7

rendahnya kualitas pendidikan. Manajemen menyangkutefisiensi dalam pemanfaatan sumber yang ada, sehingga masihlemahnya manajemen pendidikan menunjukkan sistempendidikan masih belum efisien. (2004: xii).

Berdasarkan pada pemikiran tersebut dapat ditarikbenang merah bahwa sistem pendidikan tidak hanyamembutuhkan konsep-konsep manajemen pendidikan yangmantap, tetapi juga memerlukan manajer-manajer pendidikanyang handal, mempunyai pengetahuan dan pengalaman luasyang secara sistematis bisa dikembangkan dan diterapkandalam situasi dan kondisi sosial ekonomi negara yangberaneka ragam. Oleh karenanya, studi tentang manajemenpendidikan menjadi sangat penting dengan alasan sebagaiberikut:1. Manajemen lembaga pendidikan merupakan bagian dari

usaha mencapai tujuan pendidikan.2. Pelaksanaan kepemimpinan dalam kependidikan

merupakan upaya mengintegrasikan aktifitas pendidikanagar semua kegiatan dapat dikendalikan dengan baik.

3. Pengembangan profesionalitas merupakan bagian dariproses pengembangan sumberdaya manusia yang akanmendorong laju perkembangan dan pertumbuhanpendidikan yang lebih optimal dan efektif bagi seluruhaktivitas akademik.

4. Kerjasama secara internal maupun eksternal merupakanproses mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.

5. Fokus kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran merupakanstrategi untuk meraih target pendidikan bagi semuapeserta didik.

6. Pengawasan dan evaluasi pendidikan akan memberikangambaran tentang keberhasilan pendidikan, sehingga

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 20: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

8

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

dapat dirumuskan perencanaan yang lebih baik di masadepan (Hikmat, 2009: 25).

7. Kebutuhan masyarakat sudah semakin tinggi tarafpendidikannya,maka sudah saatnya diperlukan pendidikanpara manajer pendidikan dan pelatihan yang professionalserta terbuka kemungkinan direkrutnya pimpinan lembagapendidikan dari para manajer perusahaan. Karenapendidikan dalam dunia industry modern merupakansuatu industri tersendiri,sehingga perlu dikelola paramanajer (perusahaan) yang professional yang tentu sajamempunyai kompetensi bidang pendidikan (Tilaar, 2004:182).

C. Model Manajemen Dalam PendidikanDalam prakteknya, melakukan manajerial dapat

menggunakan kemampuan atau keahlian dengan mengikutialur atau prosedur keilmuan secara ilmiah danada pula karenaberdasarkan pengalaman dengan lebih menonjolkan kekhasandalam mendayagunakan kemampuan orang lain. Padahakekatnya model-model manajemen dapat diterapkan padasemua bentuk organisasi termasuk lembaga pendidikan; akantetapi setiap lembaga atau organisasinya. Made Pidarta (2004:26) mengemukakan kajian model manajemen berdasarkanperspektif tujuan dan tinjauannya, sebagai berikut:1. Management By Objective,manajemen berdasarkan sasaran

atau tujuan yang akan dicapai, ciri-cirinya adalah:a. Semua aktivitas manajerial diarahkan pada tujuan yang

telah ditetapkanb. Fasilitas yang disediakan bersesuaian dengan tujuan

organisasi

Page 21: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

9

c. Pengembangan sumber daya manusia sebagai upayameningkatkan kualitas personal dalam melaksanakantugas dan fungsinya sehingga tujuan dapat dicapaidengan lebih baik dan optimal.

d. Sasaran yang dituju telah disepakati oleh seluruhanggota organisasi

e. Kerjasama diciptakan untuk memudahkan pelaksanaankegiatan agar tujuan tercapai dengan sebaik mungkin

f. Hasil yang dicapai dievaluasi dengan ukuran utamatujuan yang telah ditentukan.

g. Hasil evaluasi dijadikan sandaran perencanaanberikutnya.

h. Mengutamakan kontinuitas kerja organisasii. Dilakukan penjabaran terhadap tujuan agar memudah-

kan pencapaiannyaj. Fungsi-fungsi utama manajemen dianalisis secara

rasionaldan kondisional guna tercapainya tujuan.k. Organisasi dikelola secara sinergis.l. Seluruh anggota meningkatkan profesionalitas kerja.m. Pelaksanaan kegiatan didasarkan pada jenis-jenis

tujuan dan lama waktu yang dibutuhkan.n. Manajer bertindak sebagai pengarah dan pembina

seluruh pelaksana kegiatan organisasi.o. Konsep tentang tujuan organisasi dirumuskan secara

strategis dan berkesinambungan.p. Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada jumlah yang

akan dicapai, yaitu tujuan tunggal (single goals) dantujuan yang banyak (multiple goals). Berdasarkankejelasan tujuan, tujuan ada yang jelas dinyatakan(stated goals) dan tujuan yang actual atau nyata (realgoals). Berdasarkan keluasan dan waktu pencapaian,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 22: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

10

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

tujuan terdiri atas: (1) tujuan strategis (strategic goals);(2) tujuan taktis (tactical goals) dan (3) tujuanoperasional (operational goals).

q. Seluruh manajemen secara terus – menerus melakukanpengawasan dan evaluasi terhadap kinerja yangditerapkannya.

r. Diharapkan tidak ada kegiatan yang menyimpang darisasaran .

s. Memperbaiki sesegera mungkin terhadap pelaksanaankegiatan yang tidak relevan dengan tujuan.

t. Dalam melaksanakan kegiatan bersifat fleksibelterhadap perubahan situasi dan kondisi agar sasarantetap dapat dicapai dengan baik.

u. Mementingkan adaptabilitas terhadap jenis-jenis tugasyang diemban serta mengutamakan pendekatan yangrasional, kondisional, dan akomodatif.

v. Pembuatan jadwal yang teratur dan sistematis.w. Penganggaran biaya yang terukur dan memerhatikan

kemampuan finansial organisasi.x. Kritis terhadap perkembangan situasi dan kondisi.y. Menyiasati keadaan yang kadangkala bersifat tidak

menentu.Menurut George Odiorne, penulis buku Management by

Objective (1978: 2) bahwa manajemen sasaran harusmemperhatikan kerjasama dan keterkaitan tugas serta fungsipara pengelola organisasi. Demikian pula Hikmat (2009: 18)menyatakan bahwa manajemen berdasarkan sasaran dalammengelola organisasi sangat mementingkan kontinuitas kerja,maksudnya pelaksanaan kegiatan selalu berkelanjutan sesuaidengan target –target yang ditetapkan meurut urutan danukuran waktu dan biaya. Disamping itu, lembaga pendidikan

Page 23: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

11

yang menerapkan manajemen sasaran juga harus selalumembuat persamaan program organisasi sesuai denganstruktur unit kerja yang ada.Program kerja perlu dirumuskanoleh bidang – bidang yang menangani urusan tertentu denganskala prioritas.

Selanjutnya tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalammanajemen berdasarkan sasaran adalah sebagai berikut :a. Menentukan strategi pelaksanaan kegiatan secara target.b. Menentukan sasaran dengan pertimbangan prioritas yang

bebeda-beda.c. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.d. Menentukan rencana tindakan dalam bentuk kalender

kegiatan yang sistematis.e. Menentukan standar operasional kerja yang efektif dan

efisien didasarkan pada kemampuan dana organisasi.f. Menentukan standar evaluasi kinerja personalia sesuai

dengan tugas dan kewajibannya.g. Melaksanakan pembahasan dan diskusi tentang program

kerja dan berbagai strategi pelaksanaan kegiatan.h. Menentukan penempatan para pegawai secara hierarkis

sesuai dengan kedudukan, tugas dan kewajibannya, sertawewenannya masing-masing.

i. Melakukan evaluasi terhadap seluruh strategi pelaksanaankegiatan dan strategi pencapaian sasaran program.

j. Melaksanakan review secara berkala guna meningkatkanrelevansi antara strategi dengan tujuan yang hendakdicapai.

k. Melakukan revisi kegiatan seara berkesinambungan untukseluruh unit kerja.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 24: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

12

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

l. Merencanakan sasaran lanjutan berdasarkan hasil evaluasiyang kemudian dibentuk program kerja berikutnya.

m. Menentukan tahapan pelaksanaan lanjutan.

2. Manajemen Berdasarkan StrukturStruktur adalah organisasi, jadi strukturalisasi adalah

mengorganisasikan personalia dalam kedudukan, wewenang,jabatan, pangkat, tanggung jawab, dan semua hal yangmelekat pada personal yang duduk dalam struktur tertentu,sehingga ada perbedaan (misalnya insentif) antara strukturyang satu dengan lainnya.

Jadi manajemen berdasarkan struktur menekankan padapandangan bahwa organisasi adalah struktur personalia. Olehkarena itu, dalam lembaga pendidikan, pelaksanaanmanajerialnya disesuaikan dengan struktur yang ada mulaidari struktur yang paling atas (pejabat) sampai pada bawahan-bawahannya. Sehingga tugas dan fungsi pejabat strukturalsudah diatur secara organisatoris dan hierarkis. Dalampenempatan struktur secara hierarkis, mempunyai maksudbahwa setiap struktural memiliki tingkatan-tingkatan mulaidari pangkat, jabatan yang akhirnya berpengaruh pada besarkecilnya wewenang dan tanggungjawab masing-masingjabatan struktural (Johnson et.al, 1973: 32). Penempatanstruktur juga selalu berkaitan erat dengan keahlian,pengalaman, pendidikan, dan karier yang dicapai oleh parapersonalia organisasi.

Adapun karakteristik model manajemen denganpendekatan struktural adalah sebagai berikut:a. Tugas individu jelasb. Jabatan jelasc. Wewenang dan tanggungjawab yang jelas

Page 25: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

13

d. Deskripsi tugas dan kegiatan yang jelas sesuai denganspesifikasinya yang terperinci bagi masing – masingpetugas.

e. Hubungan antar unit dan antar tugas yang jelas (DavidEvans, 1981: 241)

3. Manajemen Berdasarkan TeknikModel manajemen berdasarkan teknik yaitu mengelola

organisasi atau lembaga yang mengacu pada teknikoperasional. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalammanajemen teknik kinerja organisasi ialah penguasaan teknik-teknik yang akan diterapkan dan semua fasilitas untukmenerapkan teknik juga telah disediakan. Tahap-tahappelaksanaan manajemen berdasarkan teknik adalah sebagaiberikut:a. Membahas semua rancangan kegiatanb. Menempatkan dan menugaskan personal yang akan

melakukan kegiatan.c. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta alat-alat yang

membantu pelaksanaan kegiatan.d. Melatih personal untuk meningkatkan keterampilan

teknisnya.e. Mengembangkan kerjasama di seluruh pelaksana teknis

kegiatan.

4. Manajemen Berdasarkan Personal OrganisasisYaitu model manajemen yang mengelola organisasi

dengan mempertimbangkan sumber daya manusiasepenuhnya yang ada dalam organisasi. Dengan kata laindapat dijelaskan bahwa dalam praktiknya, pemimpin ataumanajer suatu lembaga memberikan perhatian yang sangat

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 26: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

14

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

besar kepada bawahannya atau personalia yang ada. Hal iniberalasan bahwa setiap pemimpin berusaha agar mereka yangmenjadi bawahannya mau bekerja dengan baik dalammenyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.Padakenyataannya menunjukkan bahwa pemimpin itu mem-peroleh hasil-hasilnya melalui bawahan-bawahannya sehinggapemimpin semakin memberikan perhatian yang besar kepadabawahannya, bagaimana usaha agar para bawahan itumemberikan prestasi- prestasinya yang besar dalammerealisasi tujuan organisasi.

Adanya perhatian yang besar yang dicurahkan padabawahannya tersebut, membuktikan bahwa nyata-nyatamasalah kepegawaian dalam setiap lembaga atau organisasimerupakan fungsi pemimpin yang tidak dapat dielakkan. Tay-lor sendiri, dikenal sebagai bapak “scientific management”berpendapat bahwa salah satu “duties of management” ialahmemilih pekerja yang terbaik untuk setiap tugas tertentu danselanjutnya melatih dan mendidiknya (1961: 2-3).

Dengan uraian tersebut, jelaslah bahwa masalahpersonalia merupakan fungsi setiap manajer atau pemimpindalam setiap lembaga tanpa menjadi masalah tingkatpimpinannya. Ciri–ciri manajemen dengan pendekatanpersonalia adalah sebagai berikut :a. Membangun hubungan horizontal dengan seluruh

personil organisasi.b. Merencanakan tenaga kerjac. Membangum komunikasi dan memotivasi kerja seluruh

personal organisasid. Memperhatikan kesejahteraan dan kesehatan personal

meskipun bukan bagian langsung dari wewenangpersonalia.

Page 27: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

15

e. Menciptakan iklim kepegawaian yang dinamis dankepemimpinan yang ideal.

f. Mengurus pangkat dan peningkatan tunjangan, insentif,dan gaji pegawai.

g. Menilai prestasi kinerja personal organisasi.h. Mengumumkan seluruh berita yang berhubungan dengan

kepegawaian tepat waktu.i. Memberikan pengarahan, saran, dan petunjuk yang benar

tentang tata cara pengurusan jabatan dan pangkat pegawaij. Menunjukkan sikap adil dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya yang menyangkut masa depan para pegawai.(Hikmat, 2009: 37)

5. Manajemen Berdasarkan InformasiInformasi memberikan wacana yang baik bagi masa

depan organisasi (Johnson,1993: 109). Demikian puladikatakan oleh Shrode (1974 : 448) bahwa informasimerupakan agen yang menopang kehidupan organisasi.

Dengan adanya informasi dapat memberikan nilaimanfaat bagi lembaga atau organisasi, seperti dalammempercepat pengambilan keputusan, mempermudahsaluran kegiatan, dan pelaksanaan kegiatan yang tepat sasaran.Disamping itu, informasi yang diperoleh dapat dijadikanbahan perbincangan dalam rapat–rapat organisasi; sepertiinformasi perkembangan pasar global, informasi kompetisipendidikan, informasi hasil penelitian, informasi yangberkaitan dengan perubahan-perubahan kebijakanpemerintah, dan sebagainya. Jadi organisasi atau lembagaperlu mengembangkan manajemen berdasarkan informasiguna pengembangan usaha-usahanya. Apalagi dalam eraglobalisasi yang menghasilkan eksplosif informasi daya

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 28: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

16

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

didukung oleh kemajuan teknologi menjadikan lembaga(pendidikan) semakin tak terbatas. Informasi ilmupengetahuan yang diperoleh peserta-peserta didik di sekolahmenjadi tidak bermakna apabila tidak diiringi olehkemampuan untuk menyerap dan menerapkan teknologipendidikan.

6. Manajemen Berdasarkan LingkunganModel manajemen dengan pendekatan lingkungan lebih

mengedepankan human relation, yaitu hubungan secara inter-nal maupun eksternal.Hubungan internal organisasi adalahhubungan antar warga di dalam lembaga, seperti misalnyakepala sekolah dengan guru, guru dengan peserta didik, dansebagainya. Demikian pula yang berkaitan dengan alat-alatatau instrument organisasi, strategi perencanaan danpelaksanaan kegiatan organisasi.Sedangkan hubunganeksternal organisasi adalah hubungan organisasi atau lembagadengan lingkungan masyarakat di luar lembaga.Misalnyakerjasama antar lembaga, lingkungan lintas pimpinanlembaga, tokoh masyarakat, instansi terkait, dan sebagainya.

Lembaga pendidikan sangat perlu mengembangkanlingkungan organisasi secara internal maupun eksternalkarena menyangkut hubungan sinergis antar personalorganisasi dan dengan kondisi lingkungan personalnya.Misalnya sekolah yang letaknya berdekatan denganmasyarakat desa, maka keberadaan sekolah harus memberikannilai positif untuk kehidupan masyarakatnyadalam berbagaiaspek, seperti ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan agama.

Ada model manajemen selain yang dipaparkan di mukayaitu 5 (lima) model manajemen yang dikemukakan oleh TonyBush (2000: 40), yaitu:

Page 29: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

17

1. Model Manajemen Formal, yaitu model manajemen yangdalam struktur organisasi menekankan pentingnyastruktur hierarkis. Pengambilan keputusan diaturpemimpin, dan tertutup terhadap lingkungan luar. Sistemterbuka diterapkan hanya untuk kepentingan tertentu,misalnya untuk merespon kebutuhan komunitas, untukmenarik klien baru, sehingga menciptakan image yangpositif.

2. Model Manajemen Kebersamaan (Collegial), adalah modelmanajemen yang cenderung fokus pada hubungan lateralantar orang-orang profesional yang memiliki otoritaskeahlian. Pengambilan keputusan ataupun penetapantujuan ditentukan dalam sebuah kerangka kerja partisipa-toris berdasarkan kesepakatan.

3. Model Manajemen Politis, yaitu model manajemen yangmemandang bahwa struktur organisasi bisa dijadikandasar untuk melawan dan modal bersaing dengan lawanpolitiknya. Pengambilan keputusan dengan cara konflikdan hubungan lingkungan tidak stabil.

4. Model manajemen subjektif, adalah model manajemenyang lebih menekankan aspek kualitas personal individudaripada posisinya dalam struktur organisasi. Penentuantujuan ditetapkan secara subjektif, sehingga sering timbulpermasalahan dari pimpinan, karena disebabkan olehpemaknaan oleh individu tersebut.

5. Model Manajemen Ambigu, ialah model manajemendengan tujuan tidak jelas, status struktur organisasibermasalah dan hubungan dengan lingkungan juga kabur,sehingga selalu terjadi pergolakan dalam organisasi.Lembaga pendidikan sebagai bentuk institusi yang

memadukan semua kepentingan melalui penetapankonsensus tentang tujuan utama organisasi maka selayaknya

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 30: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

18

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

seorang pimpinan menerapkan tipe-tipe atau gayakepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi kondisi ;demikian pula dalam mengaplikasikan model manajemennya.Namun tentunya lebih mengutamakan sistem manajerial yangbersifat manusiawi.Karena dalam lembaga pendidikan,manusia adalah objek kajian utama.Eksistensi manusia bukanhanya ikut serta membangun sistem pendidikan yang baik,tetapi lebih dari itu, manusia menciptakan dan menentukansistem pendidikan yang terpadu.

D. Prinsip – prinsip ManajemenPrinsip – prinsip pengelolaan dalam manajemen menurut

Hikmat (2009:41) ada 5 (lima) yaitu:

1. Prinsip Efisiensi dan EfektifitasEfisiensi merupakan teknik atau cara membuat sesuatu

dengan benar (doing things right) yang menekankan padaperbandingan antara input atau sumber daya dengan output.Jadi kegiatan dikatakan efisien apabila tujuan dapat dicapaisecara optimal dengan penggunaan sumber daya yangminimal.Sumber daya yang dimaksud berkaitan dengantenaga, biaya dan waktu.

Sedangkanefektifitas berkaitan dengan keberhasilantujuan organisasi, dimana kenyataan hasil yang diperolehsesuai dengan hasil yang diharapkan. Kajian efektifitasmeliputi: (1) masukan yang merata; (2) kuantitas dan kualitaskeluaran yang tinggi; (3) ilmu dan keluaran yang relevankebutuhan masyarakat yang sedang membangun (4)pendapatan tamatan yang memadai (Engkoswara, 2011: 90)

2. Prinsip PengelolaanPrinsip pengelolaan tidak lain adalah fungsi manajerial

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengasahan

Page 31: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

19

dan kontrol. Apabila seorang manajer melakukan tahap-tahaptersebut dalam kegiatannya, maka akan mudah meraih tujuandengan baik.

Tahap perencanaan mengacu pada visi dan misiorganisasi, kemudian disusun program yang sistematis,berdasarkan pada skala prioritas untuk program jangkapanjang, jangka menengah dan jangka pendek. Pelaksanaanprogram tersebut sering berkaitan dan menunjang dalammencapai tujuan. Dengan demikian program jangka pendekdilakukan sebagai bagian awal dari program jangka menengah,sedangkan pelaksanaan program jangka menengahdilaksanakan sebagai awal menujuprogram jangka panjang.

Tahap pengorganisasian merupakan bagian tugasmanajer, dimana program kerja yang ada diorganisir sesuaidengan perencanaan, sehingga akan nampak hubungan antarprogram tersebut. Dengan demikian, pada tahap-tahappelaksanaan, efisiensi dan efektifitas dapat diterapkan dandiarahkan pada tujuan yang diterapkan. Selanjutnya padatahap pengawasan dan evaluasinya akan mudah terlaksana,sehingga dapat meminimalisir faktor resiko kegagalanpelaksanaan program.

3. Prinsip Pengutamaan Tugas PengelolaanPengutamaan tugas pengelolaan merupakan tanggung-

jawab manajer secara internal maupun eksternal. Keduabeban tanggungjawab didalam maupun keluar organisasisecara sinergis harus diarahkan pada tujuan yang ditargetkan.Seperti misalnya bagian produksi bekerja sama dengan bagianpromosi, dan bagian promosi berhubungan denganmasyarakat. Dengan demikian baik tujuan pengelolaan kedalam maupun keluar merupakan satu kesatuan pengutamaanpengelolaan yang saling mempengaruhi dan menunjangdalammencapai target.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 32: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

20

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

4. Prinsip Kepemimpinan EfektifSeorang pemimpin harus bisa mengembangkan

hubungan yang baik dengan semua anggotanya dan pandaimerealisasikanhuman relationship.Sehingga kepemimpinanefektif adalah kepemimpinan yang dipegang oleh seorangpemimpin yang memiliki kebijaksanaan dalam mengambilkeputusan, tegas, lugas, hemat waktu dan berkualitas.

Dengan demikian, pemimpin yang baik adalah pemimpinyang mengingatkan dan menyarankan, bukan menyalahkananggota ; dan anggota yang baik tidak pernah protes dan gusarkepada pimpinan, tetapi meluruskan dan menyadarkan dalamkonteks profesionalitas dan hubungan fungsional yang terkaitdalam upaya mencapai tujuan.

5. Prinsip KerjasamaPrinsip Kerjasama merupakan pemberian struktur dalam

penyusunan atau penempatan personal, kegiatan-kegiatan,materiil dan ide-ide di dalam struktur organisasi tersebut.Dalam operasionalisasinya ada pemberian tugas, wewenangdan tanggungjawab berdasarkan profesionalitas, sehinggakerjasama di antara karyawan berjalan sinergis danmempermudah tugas organisasi.

Selanjutnya, ditegaskan bahwa secara umum organisasimemiliki prinsip-prinsip dengan ciri-ciri sebagai berikut:a. Memiliki tujuan yang jelas.b. Tiap anggota bisa memahami dan menerima tujuan.c. Adanya kesatuan arah, termasuk kesatuan tindakan dan

pikiran.d. Adanya kesatuan perintah.e. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung-

jawab antar anggota.

Page 33: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

21

f. Pembagian tugas sesuai dengan kemampuan, keahlian, danbakat masing-masing, sehingga kerjasama menjadiharmonis dan kooperatif.

g. Pola organisasi relatif permanen dan struktur organisasisederhana sesuai kebutuhan, koordinasi, pengawasan danpengendalian.

h. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja.i. Gaji atau insentif sesuai dengan jasa atau pekerjaannya.j. Garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata

kerjanya jelas tergambar dalam struktur organisasi.(Ngalim Purwanto dalam Hikmat: 21)Dalam praktiknya, lembaga pendidikan sebagai bentuk

institusi yang memadukan berbagai kepentingan yangdiarahkan pada tujuan tertentu, sering terjadi konflikkepentingan dan kinerja organisasi. Hal ini ditemui misalnyapada faktor perbedaan keahlian, tugas dan kewajiban.Sehingga dalam suatu organisasi diperlukan suatu prinsipyang memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu danpraktiknya harus memperhatikan tujuan, orang- orang, tugas-tugas dan nilai-nilai. Hal ini selaras dengan apa yangdikemukakan oleh Douglass (1963 : 13) yang merumuskanprinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut:a. Mengutamakan tujuan organisasi daripada kepentingan

pribadi dan mekanisme kerja.b. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggungjawab.c. Memberikan tanggung jawab pada personal sekolah

hendaknya sesuai dengan sifat–sifat dan kemampuannya.d. Memahami dengan baik faktor-faktor psikologis manusia.e. Relatifitas nilai-nilai.

Berdasarkan pemahaman tentang prinsip-prinsipmanajemen tersebut, maka pada dasarnya manajemen

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 34: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

22

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

lembaga pendidikan mengelola sistem pendidikan yangterpadu. Dalam hal ini manajemen lembaga pendidikanberkaitan dengan psikologi pendidikan karena membicarakanpotensi motivasi kerja dan kepribadian seluruh pelakupendidikan, termasuk guru, peserta didik dan sebagainya.Demikian pula berkaitan dengan sosiologi pendidikan, karenaberbicara tentang sistem kerjasama secara terpadu dalam satusistem kependidikan yang berhubungan dengan masyarakat.Misalnya peserta didik berhubungan dengan orang tuanya,orang tua berhubungan dengan sekolah, dengan lingkungan-nya, dengan orientasi pendidikannya dalam mewujudkanharapan anak- anaknya yang berhubungan dengan pendidikan,dan sebagainya.

E. Perkembangan Teori ManajemenSejarah perkembangan teori manajemen terdiri dari 3

(tiga) fase, yaitu:

1. Fase Pra Sejarah (sebelum tahun 1 Masehi)Sebenarnya, manajemen telah ada sejak timbulnya

peradaban manusia.Hal ini terbukti pada zamanMesopotamia, uang logam telah menjadi alat tukar-menukaryang dapat memperlancar perdagangan.Zaman Babiloniamenandakan adanya “TamanTergantung”yang sulit ditandingioleh manusia modern. Zaman mesir kuno juga membuktikantelah berkembang manajemen pemerintahan, militer,perhubungan, dan pembangunannya pasti ada perencanaan,pengorganisasian, dan pengawasan. Disusul Tiongkok Kunodengan manajemen kepegawaiannya yang dikenal denganistilah “merit system”, yaitu sistem penilaian karyawan yangdikaitkan dengan sistem balas jasa (gaji, insentif dan bonus)yang digunakan sebagai dasar penetapan promosi. (Hikmat,2009: 74). Romawi kuno dikenal seorang filsuf yang bernama

Page 35: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

23

Cicero menciptakan buku berjudul”De Offici” (The Office) danDe Legibus (The Law).Yunani Kuno dengan konsepdemokrasinya, bahwa kekuasaan ada di tangan rakyat.

2. Fase Sejarah (Tahun 1 Masehi sampai dengan 1886)Berawal dari sumbangan gereja Katholik Roma yang telah

memiliki ajaran suci dan kerapian organisasi. Zaman ini telahmuncul tokoh-tokoh pengembangan manajemen, diantaranyaadalah George Van Zincke yang menulis karya ilmiah diantaranya tentang manajemen pertanian. Revolusi Industridi Inggris juga mempengaruhi sistem manajemen secaraluas.James Watt yang menemukan mesin uap, ikut andil dalampercepatan resolusi tersebut.

3. Fase ModernFase ini diawali tahun 1886, dimana manajemen

dipandang sebagai ilmu pengetahuan, sedangkan pada fasepra sejarah dan fase sejarah, manajemen dikenal sebagai seni.Sejarah perkembangan manajemen sebagai ilmu, semakinmelejit setelah munculnya aliran-aliran teori manajemen.Engkoswara (2010 : 96-99) memberikan gambaran pemikiranmanajemen sebagai praktik yang berlandaskan konsep teorisesuai dengan aliran-aliran ilmu manajemen pada kurunwaktu tertentu.

1. Teori Manajemen Ilmiah (Scientific ManagementTheory)Tokoh-tokoh teori manajemen ilmiah adalah Frederick

W. Taylor, Henry L. Gautt, Frank Bunker Gilberth dan LilianGilberth. Pemikiran-pemikiran mereka pada intinya suatukonsep untuk meningkatkan produktifitas dengan unsurpara pekerja menyangkut keterampilannya, sistem upahmaupun motivasi kerja.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 36: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

24

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Frederick W. Taylor menulis buku berjudul “ScientificManagement” sehingga dikenal sebagai “Bapak ManajemenIlmiah”.Sebagai penggagas prinsip dasar manajemen,menjelaskan secara ilmiah bahwa perlu ada metode untukmelaksanakan tugas, menyeleksi, melatih dan memotivasipekerja dengan teknik tertentu untuk mencapai efisiensi.

Teknik yang digunakan untuk melaksanakannya adalahdengan studi gerak dan waktu(time and motion studi),maksudnya menganalisis dan mengukur waktu darigerakan-gerakan pekerja dalam melakukan serangkaianpekerjaan. Taylor juga menerapkan sistem tarif berbeda,yaitu karyawan yang lebih produktif dan efisien mendapatupah lebih besar dari lainnya dengan tujuan memperbaikimetode kerja karyawan.

Prinsip dasar yang dirumuskan Taylor ada (empat),yaitu:a. Pengembangan teori manajemen ilmiah dapat disam-

paikan untuk menentukan metode dalam mencapaitujuan.

b. Seleksi karyawan dilakukan secara ilmiah, sehinggatugas dan tanggung jawabnya sesuai keahlian.

c. Pendidikan dan pengembangan karyawan.d. Hubungan yang harmonis antara manajemen dan

karyawan.Gantt memberikan kontribusinya dengan memper-

kenalkan metode grafik sebagai teknik scheduling,produksi untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasanproduksi yang disebut “Bagan Gantt” (Gantt Chart).Disamping itu juga mengemukakan sistem upah bagipekerja, yaitu pemberian bonus bagi pekerja yang bekerjaseharian dan prinsip pengupahan yang seimbang bagiseluruh prestasi karyawan.

Page 37: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

25

Kadariman dkk dalam Hikmat (2009:85) menambah-kan, bahwa masih ada tokoh-tokoh manajemen ilmiah lainmenyumbangkan pemikiran-pemikirannya, antara lain:• Robert Owen, mengemukakan bahwa peningkatan

kondisi kerja dapat meningkatkan produksi dankeuntungan. Oleh karenanya dasar terpenting adalahpekerja sebagai mesin utama dalam proses produksi.

• Charles Babbage, menjelaskan bahwa penerapanprinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja akanmeningkatkan produktivitas dan hemat biaya. Pekerjabisa dilatih keterampilan tertentu dengan pembagiankerja dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya sesuaidengan keterampilannya.

• Frank B. Gilbert dan Lilian Gilbert, mengemukakankonsep kelelahan dan gerak (fatique and motion).Ditegaskan bahwa sasaran akhir manajemen adalahmenolong pekerja untuk mencapai kemampuannyayang optimal sebagai manusia. Sehingga iamengembangkan rencana tiga kedudukan untukkeperluan promosi dan motivasi, yaitu pada saat yangsama pekerja melaksanakan tugas saat ini, juga bersiapdiri untuk jabatan lebih tinggi dan sekaligusmempersiapkan generasi pengganti (be a does, a leaderand a teacher).

• Manajemen Organisasi Klasik (Clasisical OrganiationTheory) atau Manajemen Operasional ModernTokoh teori manajemen operasional modern adalah

Henry Fayol yang dikenal dengan sebutan “Bapak Teorimanajemen Modern”. Fayol menulis buku berjudul “Gen-eral and Industrial – Management” yang membahas tentangpembagian aktifitas organisasi dalam 6 (enam) hal, yaitu

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 38: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

26

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

teknikal, komersial, keamanan, finansial, akuntansi danmanajerial.

Ia juga terkenal dengan empat belas prinsipmanajemen, yaitu:a. Pembagian kerjab. Wewenangc. Disiplind. Kesatuan perintahe. Kesatuan pengarahanf. Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan

pribadig. Imbalanh. Sentralisasii. Hierarkij. Order (susunan)k. Keadilanl. Stabilitas staf organisasim. Inisiatifn. Esprit de Corps (semangat corps)

Untuk menjadi manajer yang baik menurut Fayolharus menguasai keterampilan dan prinsip dasarmanajemen.

2. Aliran perilaku (Behavioral Sciences)Tokoh aliran perilaku adalah sebagai berikut:

• Elton Mayo dan FJ. Roesthlisberger, menemukan teoritentang kelompok kerja informal lingkungan sosialmempunyai pengaruh besar terhadap produktifitas.Penelitian keduanya tentang perilaku manusia dalamberbagai situasi kerja dilakukan di pabrik Hawthorne

Page 39: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

27

milik perusahaan Western Electric, sehingga dikenaldengan eksperimen Hawthorne.

• Mc Gregor, dikenal dengan teori X dan teori Y. iaberanggapan perlu adanya perhatian pada kebutuhansosial dan aktualisasi diri karyawan dengan menun-jukkan dua kategori manusia yaitu manusia yang harusselalu dalam pengawasan dalam pekerjaannya dansebaliknya manusia tipe Y adalah manusia pekerja yangmempunyai motivasi tinggi sebagai kesempatanmengaktualisasi diri tanpa pengawasan sekalipun.

• Abraham Maslow, Frederick Herzberg dan EdgarSchein. Ketiga tokoh tersebut mengembangkan aliranperilaku organisasi. Mereka berasumsi bahwahubungan manusia dalam manajemen berada padalingkup organisasi, yaitu interaksi antara pimpinan danbawahannya dengan suasana kerja dalam organisasiyang kondusif. Prinsip yang dicanangkan aliranperilakuorganisasi adalah:a. Organisasi merupakan satu kesatuan, bukan bagian

per bagian.b. Motivasi karyawan penting untuk komitmen

pencapaian sasaran organisasic. Manajemen adalah suatu proses yang fleksibel,

tetapi tidak lepas dari peranan, prosedur danprinsip.

3. Pendekatan sistem (System Approach)Pendekatan sistem adalah teori yang berasumsi bahwa

organisasi merupakan suatu kesatuansinergis yang terdiridari komponen – komponen atau bagian – bagian yangsaling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 40: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

28

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Tokoh pendekatan sistem, Chester I. Barnard dalamkaryanya “The Function of The Executive”, mengemukakanbahwa tugas manajer adalah mengupayakan kerjasamaorganisasi dengan menggunakan pendekatan sistem sosialkomprehensif dalam kegiatan “managing”.

Hubungan dalam pendekatan atau manajemen sistemadalah hubungan antar komponen atau bagian-bagian,yaitu:a. Hubungan fungsional,berkaitan dengan gerak dari

fungsi aktivitas organisasi.b. Hubungan timbal balik, yaitu hubungan saling

menguatkan dan memberi masukan untuk kepentinganorganisasi.

c. Hubungan sinergitas, ialah hubungan kerjasama antarbagian walaupun beda tugas dan kewajiban.

d. Hubungan umpan balik, berkaitan dengan hubunganyang saling melengkapi untuk penyempurnaan kinerjaorganisasi.

e. Hubungan sebab akibat, berkaitan dengan kegiatanorganisasi dengan hasil yang dicapai dan dampaknyaterhadap pekerja.

f. Hubungan normatif, adalah hubungan yang berkaitandengan peraturan organisasi yang harus ditaati olehpersonal organisasi (Hikmat, 2009: 93)Sistem merupakan himpunan komponen yang saling

berhubungan dan mampu mengatur diri serta menyesuai-kan diri lingkungan organisasi. Adapun ciri-ciri pokoksistem menurut William A. Schode dan Dan Voich Jr.(Hikmat, 94) adalah sebagai berikut:a. Mempunyai tujuan yang jelas.b. Mempunyai batas.

Page 41: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

29

c. Terbuka, dalam arti hubungan dengan lingkungan.d. Terdiri dari berbagai komponen yang saling mem-

pengaruhi dan berhubungan.e. Melakukan proses transformasi dari masukan (input)

menjadi keluaran (output).f. Melakukan kontrol berdasarkan umpan balik.

Mengacu pada ciri-ciri pokok sistem tersebut, makasesuatu dapat disebut sistem apabila memiliki keterbukaanterhadap lingkungan, mampu melakukan transformasi danevaluasi dari semua komponen yang saling berinteraksiuntuk mencapai tujuan bersama.

4. Pendekatan Kontingensi atau PendekatanSituasionalYaitu teori manajemen yang menitikberatkan pada

situasi dan kondisi tertentu, dalam mengembangkanberbagai pendekatan dan menerapkannya. Namun tidakmengharuskan untuk pendekatan yang sekiranya tidaksesuai untuk situasi dan kondisi yang ada. Oleh karenanya,dalam situasi dan kondisi tertentu bisa digunakanpendekatan yang cocok secaramanajerial.

5. Manajemen BirokrasiBirokrasi mempunyai makna kekuasaan ada pada

orang-orang yang berada dibelakang meja. BintoroTjokroamidjojo (Hikmat :98) berpendapat bahwa birokrasiadalah tipe organisasi yang digunakan di pemerintahanmodern untuk pelaksanaan tugas-tugas yang bersifatkhusus, dalam sistem administrasi aparatur negara.

Jadi manajemen birokrasi merupakan manajemen yangsyarat dengan muatan aturan sesuai dengan kapasitas per-sonal organisasi. Sehingga memiliki karakteristik sebagaiberikut : (1) pengelolaan organisasi teratur, (2) melayani

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 42: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

30

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

kepentingan umum, (3) berkaitan langsung secarabirokrasi, (4) organisasi maju dengan pesat, (5) disiplintinggi.

F. Isu – isu Manajemen PendidikanSuatu masyarakat industri dalam era informasi

merupakan masyarakat pembelajar (life long learning society),karena jika tidak terus- menerus belajar maka akan tertinggaldari laju ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepatperkembangannya. Oleh sebab itu pendidikan juga harusdisesuaikan dengan kebutuhan masyarakat industri modern,yaitu pendidikan berkualitas.

Untuk mewujudkan pendidikan berkualitas tidaksemudah membalikkan telapak tangan, namun membutuhkanpemikiran–pemikiran yang cerdas dan bijaksana dalammenyikapinya. Karena semakin canggih sistem pendidikan,maka semakin dibutuhkan pengelola pendidikan yangprofessional.Sehingga pendidikan dan pelatihan yangprofesional untuk para manajer pendidikan merupakan suatukeharusan dalam dunia industri modern ini.

Berpijak pada permasalahan-permasalahan tersebut,maka isu-isu utama manajemen pendidikan yang dapatdikemukakan antara lain sebagai berikut:• Isu terbaru yang menjadi perhatian dalam manajemen

pendidikan adalah mempertanyakan kompetensi manajerpendidikan yang menyongsong manajemen perubahan danteknologi pendidikan. Apabila suatu lembaga pendidikanberharap tetap eksis, maka diperlukan kemampuan untukmenyesuaikan secara kreatif dan pintar. Manajemenperubahan meliputi perubahan pola pikir (mindset),perilaku, penampilan, kebiasaan (abilitas), kemampuan(kapabilitas), keberhasilan, nilai dan keyakinan normatif,

Page 43: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

31

kultur, motivasi kerja, selera dan gaya hidup, serta karakter(Hartani, 2011: 34). Seorang manajer pendidikan harusresponsif dalam menyikapi konteks perubahan tersebut.

• Lahirnya undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003menandai terjadinya reformasi pendidikan. Terutama yangberkaitan denganmanajemen pendidikan dengan berharappendidikan mampu memberikan nilai lebih padapeningkatan kesejahteraaan masyarakat melalui prosespendidikan. Disamping itu pendidikan diharapkan mampubersaing ditingkat global. Oleh karena itu manajemenpendidikan di tingkat pusat maupun daerah adalahmerupakan pembantu yang melayani semua keperluanlembaga pendidikan, sedangkan manajemen pada lembagapendidikan (sekolah) sebagai pembantu belajar yangmempunyai tanggung jawab terhadap kualitas manajemendan lulusan pendidikan yang relevan dan kompetitif sertaunsur lain yang berkaitan dengan pendidikan.

• Munculnya manajemen berbasis sekolah (MBS)merupakan gagasan perubahan manajemen sekolah yangbertujuan meningkatkan mutu manajemen yng kompetitif,yaitu suatu pola manajemen sekolah yang memberdayakanpotensi semua unsur sekolah mulai dari pimpinan hinggapelaksana pendidikan tingkat bawah yang dilakukan secaraoptimal dan proporsional. Sehingga semua komponen disekolah adalah sebagai manajer terhadap tugas dantanggung jawabnya masing – masing.

• Manajemen pendidikan luar biasa perlu upaya peningkatandan pelayanan khusus, agar bisa lebih memberi kepeduliandan kesempatan anak – anak berkebutuhan khusus untukmengenyam pendidikan secara layak. Pengelolaanpendidikannya sudah saatnya ditata secara profesional,baik dari segi pendidiknya, sarana prasarana maupunseluruh unsur yang dibutuhkan dalam pendidikan,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 44: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

32

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

sehingga anak-anak tersebut tidak merasa sempit ruanggeraknya.

• Pembelajaran sistem klasikal masih sangat mendominasikegiatan belajar di sekolah. Padahal dalam lembagapendidikan (sekolah) perbedaan individual peserta didiksangat membutuhkan perhatian guru kaitannya denganmanajemen pengajaran, agar proses pembelajaran lancardan sukses. Perbedaan individu peserta didik meliputi (1)perbedaan biologis, yaitu berkaitan dengan fisik dankesehatan serta mental anak; (2) perbedaan inteligensi,ialah kemampuan dalam memahami dan menyesuaikandengan situasi baru dengan cepat dan efektf, kemampuanuntuk menggunakan konsep yang abstrak secara efektifdan kemampuan memahami hubungan dan mempela-jarinya dengan cepat; (3) perbedaan psikologis, terutamaberkaitan dengan minat dan perhatian peserta didikterhadap materi pelajaran yang berdampak pada motivasibelajarnya (Syaiful Sagala: 55).Dengan adanya fenomena tersebut, guru perlu mem-

perbaiki manajemen pembelajarannya dengan lebihmemahami jiwa dan watak peserta didik beserta keberadaan-nya dengan arif bijaksana, agar proses pembelajaran menjadikondusif. Sehingga berhasil membentuk dan membangunkepribadian peserta didik yang berguna bagi agama, nusa danbangsa.

Beberapa isu dan problematika manajemen pendidikantersebut memberi jawaban bahwa manajemen pendidikantidak hanya sekadar manajemen sekolah atau manajemenpembelajaran saja, namun lebih dari itu walaupun semuakebijakan manajemen pendidikan akhirnya berujung disekolah pada semua jenjang dan jenisnya.Jadi manajemenpendidikan yang terkait dengan pengambil kebijakan adalah

Page 45: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

33

pemerintah yang berhubungan dengan biaya pendidikan,standar kurikulum, standar personal pendidikan, akreditasi,pelayanan kebutuhan sekolah dan pendidikan latihan (diklat).

Adapun manajemen pendidikan pada satuan pendidikanberhubungan dengan aplikasi teori teori pembelajaran,konseling belajar, manajemen sekolah serta semua aktivitasyang turut menyukseskan kegiatan sekolah dalam rangkameraih tujuan yang telah ditetapkan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Page 46: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

34

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

BAB IIRUANG LINGKUP MANAJEMEN

PENDIDIKAN

Mempelajari ruang lingkup manajemen pendidikan akandilihat dari dua sudut pandang, yaitu pertama ditinjau

dari objek kajian manajemen lembaga pendidikan, keduaberdasarkan bidang garapan manajemen pendidikan.

A. Objek Kajian Manajemen Lembaga PendidikanObjek kajian manajemen lembaga pendidikan dilihat dari

beberapa aspek penting yang diperlukan dalam kelembagaanpendidikan:

Manajemen lembaga pendidikan pada aspek struktur,menjelaskan struktur organisasi pendidikan, analisis unitkerja,deskripsi tugas, spesifikasi pelaku pendidikan,otoritas, hierarkhis jabatan, dinamika lingkunganstruktural organisasi dan perbedaan profesionalitas pelakupendidikan serta semua aktifitasnya.Manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek teknikmeliputi proses perencanaan, kegiatan lembaga perwu-judan tugas-tugas dan strategi pelaksanaan pengembanganlembaga.

Page 47: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

35

Manajemen lembaga pendidikan dilihat dari unsurpersonalia, menekankan pada penempatan personalia,studi kelayakan guru dan lembaga pengelolanya,sumberdaya personal, hubungan antar personal, peevaluasi danpromosi serta kesejahteraan personalia.Manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspekinformasi, meliputi sistem informasi lembaga pendidikan,sistem kontrol internal dan eksternal lembaga,pengawasan pegawai dan respons manajerial terkaitmasalah di dalam maupun diluar lembaga.Manajemen lembaga pendidikan dilihat pada aspeklingkungan masyarakat,meliputi peran masyarakat dalampengembangan lembaga, hubungan lembaga pendidikandan masyarakat, peran pelaku pendidikan dalammasyarakat, kerja sama lembaga dan masyarakat,sosialisasilembaga dan kegiatan lembaga pendidikan yang mengikut-sertakan komponen masyarakat dan aparatur pemerintah.Manajemen lembaga pendidikan pada aspek keterampilanmanajerial, berhubungan dengan profesionalitas kerjapelaku pendidikan, keterampilan pemimpin dalamrancangan konsep, keterampilan manusiawi, keterampilantehnik,dan keterampilan proyeksi masa depan lembagadan out put lembaga.Manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspekpengembangan sumber daya manusia, terdiri dari pendi-dikan dan pelatihan manajerial kelembagaandankependidikan, mutu pimpinan berdasarkan kriteria ADdan ART (statuta), pengelolaan supervisi dan tipe instruksipimpinan lembaga yang berkaitan dengan intelektualitaspelaku pendidikan, baik secara struktural maupun kultural.(Hikmat,2009:155-156).

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 48: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

36

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Telaah manajemen lembaga pendidikan berdasarkantinjauan beberapa aspek tersebut memberikan gambaranbahwa manajemen lembaga pendidikan merupakanmanajemen pada suatu institusi pendidikan sebagai kegiatanutama yang membedakan satu institusi dengan institusi laindalam memenuhi pelayanan kepada manusia dalam bidangpendidikan.Dan pada hakekatnya objek kajian manajemenlembaga pendidikan merupakan sistem organisasi pendidikan,yaitu satu kesatuan utuh yang terdiri dari bagian-bagian yangtersusun secara sistematis, mempunyai hubungan antara satudengan lainnya sesuai konteksnya.

B. Bidang Garapan Manajemen PendidikanTinjauan manajemen pendidikan dilihat dari bidang

garapannya bertitik tolak pada aktifitas “dapur inti” yaituprogram pembelajaran di kelas, setidaknya ada 8 (delapan)bidang garapan manajemen, meliputi manajemen pesertadidik, manajemen kurikulum, manajemen personalia,manajemen pembiayaan pendidikan, manajemen sarana danprasarana, manajemen ketatalaksanaan,manajemen organisasidan manajemen humas. Di samping kedelapan bidang garapantersebut,ada unsur lain yang mempunyai fungsi membina danmengendalikan masing-masing atau pun keseluruhan bidanggarapan manajemen tersebut yaitu supervisi pendidikan. Padapembahasan berikutnya yang menjadi sentral adalah ruanglingkup menurut bidang garapan, sedangkan urutan kegiatandan pelaksana secara implisit diintegrasikan pada setiapbidang garapan tersebut.

Urutan kegiatan yang dimaksudkan adalah adanya asumsibahwa dalam pengertian manajemen terkandung maknaproses kegiatan yang berarti ada urutan kegiatan dari awalsampai akhir. Proses kegiatan tersebut tidak lain adalah fungsi

Page 49: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

37

manajemen yang secara umum diklasifikasikan menjadi tigakegiatan, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian(organizing) dan pengontrolan (controlling).

Sedangkan apabila manajemen dipandang dari pelaksa-nanya, maka ada anggapan bahwa yang bertanggung jawabmelaksanakan manajemen pendidikan hanyalah kepalasekolah dan staf tata usaha. Anggapan tersebut keliru, semuaunsur pendidikan terlibat dalam pengelolaan sekolah,melaksanakan manajemen pendidikan di sekolah. Di kelasmisalnya, guru harus melaksanakan kegiatan manajemenuntuk mengatur proses pembelajaran, mengatur kelas,mengatur peserta didik yang sedang belajar, mengaturperangkat-perangkat manajemen yang diperlukan, dansebagainya. Di sekolah, kepala sekolah adalah manajer,yangbertanggung jawab mengelola adalah semua unsur yang adadi sekolah.Misalnya mengatur guru, staf tata usaha, pem-bagian tugas mengajar termasuk penjadwalan menjaditanggung jawabnya dalam memegang manajemen sekolah,namun secara tehnis biasanya dibantu para wakilnya dan staftata usaha.

Jadi rangkaian kegiatan manajemen yang tidak lain adalahfungsi manajemen itu sendiri dan pelaksana manajemen akanmelekat pada masing-masing bidang garapan, artinya tidakdiadakan pembahasan secara khusus.

1. Manajemen Peserta DidikPeserta didik merupakan subyek pendidikan dimana

semua aktifitas yang dilakukan dilembaga pendidikan(sekolah) pada akhirnya bermuara. Sesuai dengan definisipeserta didik di dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20Tahun 2003 pasal 1 dinyatakan bahwa peserta didik adalahanggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensidiri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 50: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

38

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Mengacu padapernyataan tersebut, dalam mencermati upaya pengembanganpotensi diri, maka pendidikan yang dilakukan juga hendaknyamemperhatikan adanya ketidaksamaan potensi yangdimilikinya. Pemahaman berbagai karakteristik subyek didiksecara menyeluruh akan mengantarkan para guru ataupendidik kepada pemahaman dan penghayatan secaramendalam tentang keperbedaan individual subyek didik.Dengan demikian guru akan mampu menyelenggarakanproses pembelajaran secara arif dan bijaksana tanpamengenyampingkan keunikan dan potensi masing-masingpeserta didik .

Untuk mendukung paradigma tersebut, tidak sematamemberikan ruang yang setara dalam belajar, tapi mampumenjunjung tinggi kebebasan berpikir sesuai dengan kapasitaspotensi peserta didik.Apabila hal ini dapat digelar secarakongkrit dan praktis, maka sesungguhnya merupakan sebuahprestasi yang dinamis dan luar biasa dalam dunia pendidikan.

Akhirnya dengan mengalirnya nilai-nilai pembaharuanberimbas pada kegiatan manajemen peserta didik, dimanapeserta didik adalah manusia dinamis yang bisa dilibatkanbersama dalam menetapkan corak proses pendidikan masing-masing.

Manajemen peserta didik merupakan sebagian kegiatanmanajemen pendidikan yang berhubungan dengan pesertadidik yang berupa pengelolaan peserta didik atau data tentangpeserta didik dimulai sejak peserta akan masuk suatu lembagapendidikan hingga keluar dalam arti selesai studi (lulus) ataualasan yang lain. AL.Hartani (2011: 35) mengartikanmanajemen peserta didik sebagai proses perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan,pengarahan dan pengendalianpeserta didik mulai dari admisi (penerimaan), registrasi danketatausahaannya sampai peserta didik menyelesaikan

Page 51: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

39

pendidikannya dalam arti tamat belajar atau karena sebablain. Namun tidak semua kegiatan peserta didik masuk dalammanajemen peserta didik. Seperti proses pembelajaran dikelas adalah kegiatan peserta didik tetapi bukan manajemenpeserta didik, melainkan manajemen pembelajaran yangmenjadi ruang lingkup manajemen kurikulum.

Cakupan manajemen peserta didik meliputi pengelolaanpenerimaan peserta didik baru, pengelolaan bimbingan danpenyuluhan, pengelolaan Organisasi Siswa Intra Sekolah(OSIS) dan pengelolaan data peserta didik.

a. Pengelolaan Penerimaan Peserta DidikPenerimaan peserta didik baru merupakan momen-

tum penting bagi sekolah, karena merupakantitik awal yangmenentukan kelancaran aktifitas sekolah, mewarnai suksestidaknya usaha pendidikan di sekolah tersebut.Disampingitu kegiatan penerimaan peserta didik baru di Indonesiaini sudah menjadi fenomena sosial yang menarik perhatianmasyarakat maupun pemerintah. Asumsi masyarakat,pendidikan dipercaya sebagai alat strategis untukmeningkatkan taraf hidup manusia. Sehingga melaluipendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki keteram-pilan, perilaku hidup yang baik dan akhirnya dapat hidupbermasyarakat, membantu dirinya sendiri, keluarga danjuga masyarakat. Demikian pula, pendidikan menjadiinvestasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yangmenjadikan bangsa yang bermartabat dengan individu yangmemiliki derajat.

Berpijak pada paparan tersebut, maka tidak heranmasyarakat semakin cerdas dan sangat antusias dalammenyikapi momen penerimaan peserta didik baru sesuaidengan tingkat partisipasi dan wawasan kependidikannya.Masyarakat berusaha mengejar sekolah atau lembaga

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 52: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

40

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

pendidikan yang dipandang berkualitas, favorite danbergengsi. Disamping alasan lain misalnya terjangkaupendanaannya maupun transportasinya. Bahkan seringterjadi pemaksaan kehendak orang tua yang berambisimenyekolahkan anaknya di sekolah yang menjadipilihannya, maka dengan jalur persaingan yang tidak sehatpun ditempuh.

Inilah perlunya faktor kehati-hatian seorang manajeratau kepala sekolah dalam memprakarsai pembentukanpanitya penerimaan peserta didik baru (biasa disingkatPPDB), sehingga tidak merusak citra sekolah dan tujuanpendidikan itu sendiri.

Hal-hal yang perlu diperhatikandalam pengelolaanpenerimaan peserta didik baru adalah pembentukanpanitya PPDB, persyaratan calon peserta didik baru,pendaftaran, testing, seleksi, dan pengumuman hasilseleksi.

1) KepanitiaanKegiatan panitia ini meliputi urusan pendaftaran,

penyelenggaraan tes masuk, seleksi dan pengumumanhasil seleksi.Unsur-unsur personalia yang ada dalamkepanityaan harus memiliki kompetensi untukmendukung kegiatan-kegiatan tersebut. Selanjutnyapanitya merumuskan program kerja yang terdiridari:macam kegiatan, jadwal waktu kegiatan, pembagiantugas, beberapa aspek yang berkaitan dengan seleksi,jumlah calon yang akan diterima, sarana dan prasaranayang diperlukan, dan rencana anggaran.

2) Persyaratan calon peserta didikPersyaratan yang dikenakan bagi calon peserta didik

sangat bervariatif, karena jenis sekolah yang beraneka

Page 53: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

41

ragam,masing-masing lembaga pendidikan mempunyaikepentingan tertentu, sehingga persyaratan yangditetapkan menjadi berbeda-beda. Namun secara umumberkaitan dengan indikator-indikator berikut: usia,kesehatan, prestasi akademik dan persyaratan admin-istratif lainnya.

Bagi calon peserta didik SD/MI menurut ketentuanUU Sisdiknas No 20 tahun 2003 sekurang-kurangnyaberusia 6 tahun. Artinya di bawah usia 6 tahun termasukdalamprogram pendidikan pra sekolah yaitu PendidikanAnak Usia Dini (PAUD). Pengelompokan programpendidikannya berdasarkan faktor usia, yaitu usia 4-6tahun untuk Taman Kanak-Kanak dengan pembagianTK A usia 4-5 tahun dan TK B usia 5-6 tahun. Sedangkananak berusia di bawah 4 tahun masuk dalam kelompokbermain (play group).

Di masyarakat kadang-kadang masih menunjukkangejala pemaksaan orang tua untuk memasukkananaknya ke sekolah sebelum mencapai usia siap sekolahdengan alasan anaknya sudah pintar, atau dari pada dirumah tidak ada yang menjaga. Misalnya anaknya baruberusia 3 tahun dipaksakan untuk memasuki pendidikanTK, atau anak usia baru 5 tahun didaftarkan ke jenjangpendidikan SD dan sebagainya. Hal tersebut seringdilakukan para orang tua dengan caramelobby pihaksekolah dengan dalih yang bermacam-macam. Karenaobsesi dan keinginan orang tua yang tidak terkendali,sehingga menimbulkan potensi praktek pungutan liar.

Tentu saja hal tersebut tidak dibenarkan. Disamping mengotori image sekolah, ada sesuatu yanglebih penting dari itu, yaitu berkaitan dengan kondisipsikhis anak. Berdasarkan tinjauan psikhologis, apabilaseorang anak dipaksakan untuk menduduki bangku

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 54: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

42

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

sekolah tidak sesuai dengan usia matang pada jenjangpendidikan tertentu maka si anak akan mengalami“kejenuhan sekolah” pada level-level tertentu. Misalnyaanak usia 4,5 tahun duduk di kelas satu SD, maka dikelas-kelas di atasnya dia akan menunjukkan gejalabosan sekolah bahkan tidak mau sekolah.

Kemudian persyaratan untuk masuk kelas satu SDtidak ada keharusan untuk memiliki sertifikat TK.Demikian pula tidak diperkenankan adanya tes calistungatau dalam bentuk lain dalam persyaratan masuk jenjangpendidikan sekolah dasar. Karena hal ini sudah tentubertentangan dengan prinsip pendidikan nasional.

Sedangkan persyaratan untuk memasuki jenjangpendidikan SMP/MTs, SMA/SMK/MA pada umumnyaadalah Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), salinan raportkelas tertinggi, akte kelahiran, surat keterangankesehatan, pas photo ukuran 3x4 atau 4x6 , sejumlahyang dibutuhkan, mengisi blangko pendaftarandanmembayar biaya pendaftaran. Persyaratan apapun yangditetapkan oleh sekolah hendaknya sebelum waktupendaftaran sudah disosialisasikan kepada masyarakatuntuk ketertiban dan kelancaran proses pendaftarancalon peserta didik.

3) PendaftaranDalam prakteknya pendaftaran calon peserta didik

baru untuk jenjang pendidikan dasar yaitu meliputi SD/MI dan SMP/MTs biasanya dikelola oleh masing-masinglembaga pendidikan. Sedangkan untuk jenjangmenengah yang terdiri dari SMA/MA/SMK/MAK atauyang sederajat, kadang-kadang dikelola per wilayah dandiberlakukan menyeluruh bagi lembaga pendidikan yangberada dalam wilayah tersebut. Hal ini untuk

Page 55: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

43

menghindari terjadinya ketimpangan animo pendaftar,sehingga pembagian calon siswa secara merata ada padasemua lembaga pendidikan, tidak ada lembaga pendi-dikan yang kelebihan animo, demikian pula tidak adalembaga pendidikan yang kekurangan animo.

Manajemen pendaftaran yang kerap diterapkanpada jenjang pendidikan menengah adalah pengelolaanmandiri, dimana tidak ada ketentuan bersama antarlembaga pendidikan menengah. Sehingga kesanterjadinya ajang kompetitif nampak lebih menonjol.

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi yangsudah membumi sangat membantu lembaga pendidikandalam melakukan manajemen pendaftaran peserta didikbaru. Via jalur internet dengan tehnik online calonpeserta didik bisa mengisi data yang dipersyaratkantanpa harus antri datang di sekolah. Fitur yang tersediabiasanya meliputi persyaratan dan prosedur; schedulepelaksanaan pendaftaran, tes dan pengumuman;alurpendaftaran; data pendaftar; daya tampung; sistemorderisasi rangking nilai UN, prestasi raport dan nilaitambahan di luar akademik; info sekolah; arsip hasilPPDB tahun lalu; dan sebagainya.

Dengan manajemen pendaftaran sistem online ini,panitya PPDB menjadi ringan tugasnya, tidak banyakkerja yang sifatnya manual dan lebih hemat dari segipembiayaannya. Bagi calon peserta didik jugaberuntung, karena cukup memantau di rumah atau diwarnet melalui internet tentang alur penerimaan pesertadidik baru termasuk kondisi lembaga pendidikan yangmenjadi pilihannya.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 56: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

44

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

4) TestingSalah satu kegiatan penerimaan peserta didik baru

adalah menyelenggarakan tes sebagai upaya untukmendapatkan skala nilai bagi calon peserta didiksehingga dapat ditetapkan diterima atau tidak dalamlembaga yang dipilihnya.

Untuk jenjang pendidikan SD/MI diharapkansemua pendaftar yang memenuhi persyaratan usia bisaditerima dengan memperhatikan daya tampung sekolah.Sedangkan untuk jenjang pendidikan dasar SMP/MTsdan jenjang pendidikan menengah SMA/MA/SMK/MAK dan pendidikan yang sederajat pada tahun-tahunterakhir ini pada umumnya tidak menerapkan testertulis yang mengukur prestasi akademik.Untukmelihat kemampuan hasil belajarnya dari Nilai UjianNasional/NUN (istilah dahulu NEM) yang dilampirkan.Namun untuk melengkapi pertimbangan diterimatidaknya calon peserta didik, diadakan tes kepribadian,tes bakat dan minat serta wawancara. Hal ini pentingdilakukan untuk mengukur sikap dan perilaku jugapotensi yang dimiliki calon peserta didik, sehinggasekolah benar-benar mendapatkan input yang baik, tidaksemata-mata mempunyai intelegensi tinggi.

5) SeleksiTahap seleksi diadakan setelah selesai pelaksanaan

tes.Dari hasil seleksi inilah yang menentukan diterimatidaknya calon peserta didik. Untuk jenjang pendidikanSD/MI cara menyeleksi calon peserta didik adalahpertama mencatat dan menerima semua pendaftar yangberusia 6 tahun; kedua apabila masih ada kuota yangtersisa, maka prioritas penerimaan diurutkan mulai dariusia 7 tahun, 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun dan 11 tahun.

Page 57: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

45

Seleksi calon peserta didik baru untuk jenjangpendidikan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK danyang sederajat dilakukan secara transparan, yaituberdasarkan Jumlah NUN ditambah nilai teskepribadian, tes bakat dan wawancara ditambah lagidengan nilai prestasi di luar akademik (jika ada),misalnya juara olimpiade,mengikuti jambore pramuka,pelajar teladan, dan sebagainya. Nilai tersebut dikemasdalam jurnal harian yang dapat dipantau setiap saatsampai dengan hari terakhir seleksi, sebelumpengumuman. Dalam masa seleksi tersebut setiap haridapat dilihat calon peserta didik yang tereliminasi dancalon peserta didik yang masih bertahan. Calon pesertadidik yang memiliki jumlah nilai rendah, berada padaurutan dibawah kuota, maka dengan sendirinya gugurdan tidak diterima atau mungkin dapat masuk lagisebagai cadangan. Sedangkan bagi calon peserta didikyang mempunyai jumlah nilai yang bisa masuk dalamjumlah kuota sampai akhir masa seleksi dengansendirinya lolos atau bisa diterima, namun adakemungkinan tidak lolos apabila pada saat tertentuposisinya tergeser oleh calon peserta didik yang lainyang memiliki jumlah nilai lebih baik.

Selain ditetapkan sejumlah calon peserta didik yangditerima sesuai kuota, ditentukan pula sejumlah calonpeserta didik (biasanya berkisar 5 orang) diterimasebagai cadangan. Calon peserta didik cadangan inilahyang nantinya akan menggantikan posisi calon pesertadidik yang diterima tetapi mengundurkan diri.

6) Pengumuman hasil seleksiHal yang paling penting dalam kaitannya dengan

pengumuman adalah ketepatan waktu sesuai schedule

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 58: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

46

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

yang telah diinformasikan.Sehingga tidak meresahkancalon peserta didik, terutama yang tidak diterima. Sebabmereka yang gagal masih ada kemungkinan untukmenindaklanjuti berbagai peluang mendaftar di lembagapendidikan yang lain. Bagi calon peserta didik yangditerima pun ingin segera berbenah, mempersiapkansegala sesuatunya berkaitan dengan peserta didik baru.

Ada dua macam sistem pengumuman yang bisadilakukan yaitu dengan sistem terbuka dan sistemtertutup. Pengumuman dengan sistem terbuka biasanyaditempel di papan pengumuman yang ditempatkan padaposisi yang strategis, bisa ditaruh di dalam maupun diluar sekolah, sekiranya bisa dijamin keamanannya.Disamping itu juga bisa memanfaatkan media cetakuntuk menyebarluaskan pengumuman tersebut.Tetapiuntuk jenjang pendidikan di bawah jenjang pendidikantinggi lebih memilih pengumuman yang dipajang dipapan pengumuman sekolah.

Adapun pengumuman dengan sistem tertutup,biasanya menggunakan amplop tertutup kemudiandiserahkan pada peserta tes masuk calon peserta didikbaru yang datang ke sekolah, atau bisa dilakukan dengancara dikirimkan melalui Pos. Ada satu cara lain yanglebih efektif dan efisien yaitu melalui internet.

b. Pengelolaan Bimbingan dan KonselingDalam konteks bidang garapan manajemen peserta

didik,bimbingan konseling yang dimaksudkan terutamapada aspek pengelolaannya.Pembahasan pengelolaanbimbingan dan konseling meliputi pedoman pelaksana-annya, tenaga (konselor),dan pengelolaan data pribadipeserta didik.

Page 59: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

47

1) Pedoman pelaksanaan bimbingan dankonseling.Program bimbingan dan konseling hendaknya

dilaksanakan berdasarkan pada pedoman sebagaiberikut:a) Penanggungjawab utama dalam perencanaan dan

pelaksanaan program bimbingan dan konselingadalah kepala sekolah.

b) Program bimbingan konseling meliputi bimbinganpribadi, bimbingan belajar, bimbingan sosial danbimbingan karir.

c) Pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknyadilakukan secara kontinu untuk program yangmembutuhkan penanganan secara terus-menerusdan berkelanjutan, sedangkan bimbingan yangmunculnya sewaktu-waktu bisa dilakukan secarainsidental.

d) Perencanaan program bimbingan dan konselingdirumuskan secara cermat sepadan dengankeperluan sekolah.

e) Pelaksanaan bimbingan dan konseling berdasarkanpada pendekatan perseorangan maupun kelompoktergantung permasalahan dan pemecahannya.

f) Diperlukan adanya kerjasama dengan konselor ataupsikolog maupun lembaga-lembaga terkait lainnyauntuk memperlancar proses bimbingan dankonseling.

g) Waktu bimbingan yang sifatnya rutin sangatpenting untuk dialokasikan. Karena programbimbingan dan konseling ini justru sangat mem-bantu mengatasi kesulitan peserta didik dalammengikuti pembelajaran. Inilah nilai manfaat pro-

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 60: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

48

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

gram bimbingan konseling yang selama ini sekolahlebih mementingkan waktu untuk prosespembelajaran, semakin banyak materi yangdisampaikan kepada peserta didik semakin baiklahpeserta didik tersebut. Oleh karena itu sekolahperlu memperhatikan jadwal tertentu, misalnyaseminggu sekali masuk kelas,hingga memungkin-kan bimbingan dan konseling bisa berjalan kontinu.

h) Deskripsi tugas masing-masing pelaksanabimbingan konseling (guru-guru BK) harus jelasdan teratur.

i) Data pendukung proses bimbingan konseling harusselalu menyertai dan memadai.

j) Supervisi terhadap pelaksanaan program bim-bingan dan konseling perlu dilakukan untuk koreksidan penyempurnaan program yang akan datang.

2) Petugas Bimbingan dan KonselingPengelolaan program bimbingan dan konseling di

sekolah ditangani oleh guru yang memiliki kompetensidalam bidang bimbingan konseling, disebut guru BK.Namun dari segi kuantitas keberadaan guru BK disekolah biasanya kurang memadai. Dalam kenyataannyadari jumlah petugas berkisar 2-3 orang mustahil bisamenangani sekian peserta didik dalam satu sekolah.

Pada hakekatnya program bimbingan di sekolahmenjadi tanggung jawab semua aparatur sekolah mulaidari kepala sekolah, dewan guru dan tenaga tata usaha.Semua itu ikut aktif membimbing, mengarahkan,menasehati, membina peserta didik dalam rangkamengantarkan mereka menuju kesuksesan studi.Sehingga tugas guru tidak hanya mentrasferpengetahuan saja tetapi juga membentuk karakter

Page 61: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

49

peserta didik. Dalam mengevalusi hasil belajar pesertadidik pun akhirnya tidak melulu menilai kemampuanotak saja tetapi juga bagaimana sikap dan perilakunya.

Dengan demikian, semua guru yang ada di sekolahmeliputi guru bidang studi,guru wali kelas, kepalasekolah, ditambah karyawan tata usaha dan termasukguru bimbingan dan konseling itu sendiri mempunyaitugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan bimbingandan konseling di sekolah sesuai dengan obyek garapandan kapasitas masing-masing. Pembagian tugas dantanggung jawab hendaknya diatur dengan jelas dantertib untuk menghindari terjadinya tumpang tindih(over Lapping) dan kesemrawutan dalam pelaksanaannya.

Kepala sekolah sebagai penanggungjawab utamadalam pengelolaan program bimbingan dan konselingkaitannya dengan perencanaan program, penyatuanprogram bimbingan dalam program pembelajaran,supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dankonseling, merekomendasikan pemberian alokasiwaktu, dana dan sarana lain.

Sedangkan guru bimbingan dan konseling (guruBK) sebagai petugas yang dibebani sebagai penanggungjawab penuh dalam pelaksanaan bimbingan dankonseling. Adapun tugasnya adalah menghimpun datapeserta didik yang bersumber dari guru bidang studiyang terkait dengan prestasi dan selanjutnya menen-tukan program bimbingan yang akan dilaksanakan. Disamping itu juga mengumpulkan data dari guru wali(kelas) yang berkaitan dengan masalah pelanggaran,tatatertib sekolah, dan kasus-kasus penyimpangan pesertadidik hingga perlu penanganan guru bimbingankonseling. Termasuk menjalin kerjasama denganlembaga diluar sekolah terutama untuk menyelesaikan

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 62: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

50

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

masalah yang sulit dipecahkan, misalnya minta bantuantenaga psikologi.

Adapun guru wali bertanggung jawab terhadappelaksanaan program bimbingan dan konseling pesertadidik khusus di kelas yang diampunya.Masalah yangditangani seputar persoalan akademis maupun diluarakademis yang nantinya data yang diperoleh dilaporkankepada guru bimbingan dan konseling. Apabila masalahyang dialami peserta didik cukup pelik hingga tidak bisadiselesaikan secara tuntas, maka diteruskan pada ahlinyayaitu guru bimbingan dan konseling.

Guru bidang studi bertugas memberikan bimbingandalam pembelajaran khususnya di bidang studi yangdiampunya. Data spesifikasi peserta didik yang mem-butuhkan penanganan lebih lanjut diserahkan kepadaguru bimbingan dan konseling.

Sedangkan tenaga tata usaha secara tehnis mem-bantu program bimbingan dan konseling dalam halpenyediaan fasilitas, pendataan peserta didik maupunpemberian informasi terkait permasalahan peserta didikdi dalam mapun di luar sekolah.

3) Data Pribadi Peserta DidikSebagai landasan pelaksanaan program bimbingan

dan konseling dibutuhkan data pribadi peserta didik.Data tersebut harus tersimpan rapi dan tertutup untukumum, sehingga terjaga kerahasiaannya. Tentu saja datapendukung yang lengkap dan detail sangat membantukelancaran proses bimbingan dan konseling. Berikutbeberapa hal yang berkaitan dengan data pribadi pesertadidik:a). Identitas peserta didik, berisi nama peserta didik,

tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, bidang

Page 63: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

51

studi yang disenangi, bidang studi yang tidakdisukai, partisipasi dalam pembelajaran di sekolah,waktu belajar di rumah, keikutsertaan dalamekstrakurikuler,dan hobby.

b). Latar belakang orang tua,mencakup identitas or-ang tua, pekerjaan, kepedulian terhadap pendidikananaknya, perhatiannya terhadap belajar anaknya dirumah, pengamatan orang tua terhadap sikap anakdan kegiatan sehari-harinya.

c). Keterlibatan peserta didik dalam prosespembelajaran di kelas.

d). Kelainan-kelainan sikap peserta didik di dalamkelas.

e). Kebiasaan dan tingkah laku peserta didik di luarkelas.

f). Keakraban dengan teman sekolah dan di rumah.g). Ragam masalah yang berkaitan dengan agama,

moral, sosial, kesehatan, kesukaan, hubunganlawan jenis, kehidupan keluarga, adaptasi dengankondisi sekolah, cita-cita, dan sebagainya.

h). Frekwensi kunjungan rumah (home visit) dantemuan yang diperoleh.Data pendukung tersebut mempunyai nilai positif

sebagai penentu kebijakan proses bimbingan dankonseling. Oleh karena itu, untuk memperjelaspemahaman tentang keterangan yang diperolehalangkah baiknya data tersebut dikemas dalam bentukmatriks, sehingga konselor bisa lebih cepat mempelajarikondisi peserta didik yang sebenarnya.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 64: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

52

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

c. Pengelolaan Organisasi Siswa Intra SekolahSelama peserta didik mengenyam pendidikan di suatu

sekolah, maka dengan sendirinya menjadi anggota OSISdi lembaga pendidikan tersebut. Dengan OSIS makapeserta didik diharapkan mampu melatih diri untukberorganisasi dibawah bimbingan dan pengawasan 2 (dua)aspek, yaitu pertama aspek keorganisasiannya, dan keduaaspek kegiatannya. Dilihat dari segi keorganisasiannya,maka di dalam OSIS harus ada hal-hal berikut ini:1). Bagan Struktur kelembagaan OSIS.2). Pengurus OSIS terpilih berdasarkan seleksi.3). Fungsi, wewenang dan deskripsi tugas masing-masing

divisi.4). Susunan rencana kerja OSIS.

Untuk melatih dan membina peserta didik tentangkeorganisasian biasanya melalui kegiatan Latihan DasarKepemimpinan (LDK) yang diperuntukkan bagi pengurusOSIS.

Ditinjau dari aspek kegiatannya, diklasifikasikanmenjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:1). Kelompok pengembangan pengetahuan dan kemam-

puan penalaran peserta didik, meliputi kegiatandiskusi, seminar, penelitian, karyawisata, menuliskarya ilmiah.

2). Kelompok kegiatan pengembangan keterampilansesuai minat dan hobby peserta didik, seperti:kepramukaan, PMR, UKS, Dokter kecil,seni music,teatre, tata boga, tata busana, olah raga, pencinta alam,keterampilan tehnik elektro, mesin dan sebagainya.

3). Kelompok pengembangan sikap dan perilaku meliputi:pengadaan bank sampah, menghimpun dana sosial,

Page 65: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

53

amal jum’at, memperingati hari besar nasional dankeagamaan, majelis taklim, kerja bakti bersamamasyarakat, jum’at bersih,dan sebagainya.Kegiatan-kegiatan tersebut perlu dipersiapkan dengan

perencanaan di awal tahun ajaran, agar tidak terjadi overlapping atau tumpang tindih dengan kegiatan pembelajaran.Beberapa aspek yang harus ditentukan dalam perencanaandi antaranya schedule program kegiatan, jenis kegiatan,kegiatan wajib bagi seluruh peserta didik, kegiatan pilihan,koordinator, guru Pembina, tenaga ahli dari luar, dananggaran program kegiatan.

Kegiatan OSIS pada sebagian besar sekolah masih dibawah bimbingan dan arahan tim guru Pembina OSISmaupun Waka Kesiswaan. Sehingga nampak keterlibatanpeserta didik dalam kegiatan tersebut masih kurang, karenasangat bergantung pada instruksi Pembina sesuai dengankapasitasnya sebagai motor penggerak. Berbeda denganbeberapa sekolah yang sudah mulai menyerahkan kegiatanOSIS sepenuhnya kepada peserta didik yang terpilih dalamseleksi pengurus OSIS, maka peserta didik lebih aktif danbertanggungjawab. Namun tentu saja masih dalampengawasan sekolah, artinya apabila ada kegiatan tertentuharus sepengetahuan Pembina sebatas sebagai konsultan.

d. Pengelolaan Data Peserta DidikPengelolaan data peserta didik merupakan salah satu

bidang garapan manajemen peserta didik yang harusada.Setiap peserta didik sebagai warga sekolah mulai dariproses pendaftaran, registrasi, mengikuti pendidikanhingga selesai atau hal lain yang menyebabkan pesertadidik tersebut meninggalkan sekolah harus dicatat datanyasecara tertib dan teratur. Karena data peserta didik mem-

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 66: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

54

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

punyai arti penting terutama bagi sekolah untukdipergunakan dalam berbagai ragam kepentingan.

Pada dasarnya data yang perlu dikelola dapatdiklasifikasikan menjadi 4(empat), yaitu:1). Data Identitas peserta didik,memuat tentang segala

sesuatu yang berkaitan dengan diri pribadi pesertadidik.

2). Data Hasil Belajar peserta didik, berisi tentang daftarbidang studi yang ditempuh peserta didik danperolehan nilai serta keterangan penting lainnya dariawal sampai akhir pendidikan.

3). Data Presensi pesrta didik, yaitu data kehadiran pesertadidik dan beberapa catatan penting yang menyertainyayang bisa dibuat per bulan berdasarkan data presensiharian.

4). Data Tata tertib dan Skoring Pelanggaran, berisi datatentang tata tertib sekolah dan skor pelanggaran yangdimiliki peserta didik beserta beberapa ketentuansangsi akibat pelanggaran tata tertib tersebut.Data identitas siswa biasanya dicatat dalam buku

Induk dibantu dengan buku Klapper, sebagai catatanpelengkap. Namun dewasa ini melalui komputerisasipencatatan maupun penyimpanannya menjadi lebihmudah, rapi dan aman.Tetapi tidak ada salahnya untukmengantisipasi sesuatu hal yang tidak diinginkan, alangkahbaiknya apabila pencatatan data disamping di dalam filecomputer, juga dicatat secara manual.

Adapun manfaat data peserta didik adalah pertamasebagai dasar pertimbangan dalam bimbingan konseling;kedua sebagai bahan pertimbangan untuk menyampaikansaran kepada orang tua peserta didik tentang belajaranaknya; ketiga untuk menetapkan keputusan sekolah

Page 67: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

55

tentang beberapa hal yang berkenaan dengan peserta didik;keempat sebagai bahan rekomendasi bagi peserta didikuntuk kelanjutan studi atau melamar pekerjaan; kelimauntuk kepentingan pengecekan data, apabila dikemudianhari terdapat kesalahan atau mungkin terjadi pemalsuan;keenam untuk kepentingan mutasi ke sekolah lain, sehinggamempermudah pembinaan terhadap peserta didik yangbersangkutan dan ketujuhsebagai bahan pertimbangan bagisekolah untuk menentukan punishman atau punreward padapeserta didik, agar pemberian penghargaan maupunhukuman berdampak positif.

2. Manajemen KurikulumManajemen kurikulum merupakan salah satu bidang

garapan manajemen pendidikan yang sangat penting. Karenapada dasarnya kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuanpendidikan nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Sisdiknas. Dan lebih khusus lagi kurikulummerupakan instrumen dalam rangka meraih tujuan institu-sional sesuai dengan ragam dan jenjang pendidikan, tujuankurikuler bidang-bidang studi, dan tujuan pembelajaran yangdisusun atas prakarsa guru di RPP (Rencana PelaksanaanPembelajaran). Semua tujuan itu tidak akan tercapai tanpaadanya kurikulum, sehingga kurikulum harus dikelola denganbaik dan benar.

S.Nasution menegaskan bahwa kualitas bangsa di masayang datang sangat bergantung pada pendidikan yangdirasakan anak-anak saat ini, terutama dalam pendidikan for-mal di sekolah.Realitas apapun yang dicapai sekolah,ditentukan oleh kurikulum sekolahnya.(2003:1). Sehinggabisa dikatakan bahwa siapa pun yang menguasai kurikulum,maka dialah yang mempunyai peran penting dalam mengaturbangsa dan Negara di kemudian hari.Sedangkan pendapat

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 68: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

56

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

S.Bellen (2000: 49) agak sedikit berbeda, bahwa menurutnyakurikulum bukan satu-satunya penentu kualitas pendidikandan bukan pula perangkat tunggal penjabaran visi pendidikan.Karena fungsi kurikulum dalam peningkatan kualitas danpaparan visi sangat tergantung pada kecerdasan guru dalammemahami substansi kurikulum yang tertuang pada buku ajardan proses evaluasi belajar.Jadi dapat dipahami bahwa sekolahsebagai pelaksana kurikulum terutama pendidik atau guruharus bisa memahami dan mengembangkan kurikulum secarainspiratif, inovatif dan progresif dalam skala kelas.

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indone-sia mengalami perkembangan sebagai berikut:

Tahun 1964: perencanaan kurikulum sekolah dasar.Tahun 1973: kurikulum sekolah PPSP (Proyek PerintisSekolah Pembangunan).Tahun 1975: dikenal dengan Kurikulum 1975,yaituKurikulum SD.Tahun 1984: Kurikulum 1984Tahun 1994: Kurikulum 1994Tahun 1997: revisi kurikulum 1997Tahun 2004: rintisan KBK (Kurikulum BerbasisKompetensi).Tahun 2006: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).Tahun 2013: Kurikulum 2013, yang mulai diimple-mentasikan pada tahun ajaran 2013/2014.Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari

kurikulum 2006 yang berlandaskan pada pemikiran tentangtantangan abad 21 yang dikenal dengan abad ilmupengetahuan, knowledge-based society dan kompetensi masadepan.Disamping itu alasan yang sangat mendasar adalah

Page 69: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

57

pertama perlu adanya perubahan proses pembelajaran (darisiswa diberi tahu menjadi mencari tahu) dan perubahanproses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis prosesdan output), kedua perlu penambahan jam pelajaran, karenabanyak Negara mengalokasikan jam pelajaran lebih banyak,sedangkan Indonesia relatif lebih singkat. (Pedoman DiklatKurikulum 2013: 2).

Implementasi kurikulum 2013 dimulai bulan Juli 2013dan dilaksanakan secara bertahap, untuk jenjang pendidikanSD/MI kelas I dan IV, jenjang SMP/MTs kelas VII dan jenjangSMA/MA/SMK kelas X. Selain kelas-kelas tersebut masihmenggunakan kurikulum 2006 sampai dengan batas yangbelum ditentukan.

Adapun manajemen kurikulum mencakup kegiatanperencanaan,pelaksanaan sampai dengan evaluasi terhadappelaksanaan kurikulum tersebut.Kegiatan perencanaan telahdilakukan oleh Pusat, yaitu Kementerian Pendidikan danKebudayaan, dalam hal ini yang berwenang adalah PusatKurikulum dan Perbukuan di bawah naungan Badan Penelitiandan Pengembangan. Pusat Kurikulum dan Perbukuan bertugasmelakukan penyusunan kebijakan tehnis,pengembangankurikulum, metodologi pembelajaran dan perbukuanpendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikanmenengah, pendidikan non formal dan pendidikan informal.Oleh karena itu, pembahasan selanjutnya lebih fokus padamanajemen pelaksanaan kurikulum di sekolah.

Telah disinggung di atas bahwa yang dimaksudmanajemen kurikulum adalah semua proses perencanaan,pengorganisasian,dan pengontrolan kurikulum dalam rangkamencapai tujuan pendidikan nasional secara umum dan tujuanpeningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Dengan demikiandalam manajemen pelaksanaan kurikulum di sekolah akandibahasberturut-turut tentang struktur kurikulum,

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 70: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

58

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

pengelolaan pelaksanaan kurikulum dan evaluasi programpembelajaran serta evaluasi hasil belajar.Pembahasanbeberapa hal tersebut mengacu pada Kurikulum 2013,bahwasanya kurikulum 2013 menekankan pada usaha yangterpadu antararekonstruksi kompetensi lulusan, kesesuaiandan kecukupan serta keluasan dan kedalaman materi, revolusipembelajaran, dan reformasi penilaian.(Kemendikbud-Implementasi Kurikulum 2013). Sedangkan inti kurikulumitu sendiri pada pasal 38 Undang-Undang Sisdiknas No 20tahun 2003 dinyatakan sebagai seperangkat rencana danpengaturan tentang tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta carayang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatanpembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwamunculnya kurikulum 2013 merupakan perubahan mind setterhadap kurikulum terutama pada perubahan kultur sekolah,sebagai pelaksana kurikulum, lebih-lebih sebagai agenpembelajaran. Sehingga sekolah dituntut untuk bisamenciptakan anak bangsa yang mempunyai kecerdasan sikap,keterampilan dan pengetahuan yang memadai agar bermaknabagi dirinya,bangsanya serta dunia dan peradabannya. Halini sesuai dengan tujuan kurikulum 2013, yaitu memper-siapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidupsebagai pribadi, dan warga Negara yang berilmu, produktif,kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi padakehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, danperadaban dunia.

a. Struktur KurikulumStruktur kurikulum merupakan salah satu indikator

komponen kurikulum yang mencakup kompetensi inti,kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajarandan beban belajar. Komponen kurikulum juga memuat

Page 71: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

59

indikator lain, meliputi kerangka dasar, silabus danRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penjabaranstruktur kurikulum pada setiap jenjang pendidikanmengacu pada ketentuan sebagai berikut:Sekolah Dasar (SD):

Secara holistik berbasis sains (alam, sosial dan budaya).Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6.Jumlah jam bertambah 4 jam pelajaran per minggu,akibat perubahan pendekatanpembelajaran.

Sekolah Menengah Pertama (SMP):TIK menjadi media semua mata pelajaran.Pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler.Jumlah mata pelajaran dari 12 menjadi 10.Jumlah jam bertambah 6 jam pelajaran sebagai dampakdari perubahan pendekatan pembelajaran.

Sekolah Menengah Atas (SMA):Perubahan sistem, yaitu adanya mata pelajaran wajibdan mata pelajaran pilihan sesuai bakat dan minatnya.Terjadi pengurangan mata pelajaran.Jumlah jam bertambah 1 jam pelajaran per minggusebagai akibat pendekatan pembelajaran.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK):Adanya penyesuaian jenis keahlian berdasarkanspektrum kebutuhan terkini.Pengurangan adaptif dan normatif,ada penambahanproduktif.Produktif disesuaikan dengan trend perkembanganterkini.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 72: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

60

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Adapun penjabaran struktur kurikulum untuk jenjangpendidikan dasar dan menengah sesuai dengan Permendikbudadalah sebagai berikut:

SD/MI:No. Komponen I II III IV V VI1 . Pendidikan Agama 4! 4! 4! 4! 4! 4!2 . PPKn 5! 6! 6! 5! 5! 5!3. Bahasa Indonesia 8! 8! 10! 7! 7! 7!4. Matematika 5 6 6 6 6 5

I P A - - - 3! 3! 3!I P S - - - 3! 3! 3!

5. Sn Budaya & Prakarya 4! 4! 4! 4! 4! 4!6. Pend.Jasmani,Or.&Kes. 4! 4! 4! 4! 4! 4!

30! 32! 34! 36! 36! 36!

Fenomena alam, sosial dan budaya sebagai obyekpembelajaran.Oleh karena itu secara substantif tetapdiajarkan, meskipun tidak ada mata pelajaran IPA dan IPSuntuk kelas I, II dan III.Tetapi diintegrasikan ke matapelajaran lainnya.Sedangkan mata pelajaran Seni budayadan Prakarya, PJOK serta bahasa Daerah bisa dimasukkandalam muatan lokal.

SMP/MTs :No.Komponen VII VIII IX1. Pendidikan Agama 3! 3! 3!2. Pend.Pancasila dan Kewarg. 3! 3! 3!3. Bahasa Indonesia 6! 6! 6!4. Matematika 5! 5! 5!5. I P A 5! 5! 5!6. I P S 4! 4! 4!

Page 73: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

61

7. Bahasa Inggris 4! 4! 4!8. Seni Budaya (Mulok) 3! 3! 3!9. P J O K (Mulok) 3! 3! 3!10. Prakarya (Mulok) 2! 2! 2!

38 38 38

Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah.

SMA/MA/SMK/MAK :Kelompok A (Wajib): X XI XII1. Pendidikan Agama 3! 3! 3!2. Pend. Pancasila dan Kewarg. 2! 2! 2!3. Bahasa Indonesia 4! 4! 4!4. Matematika 4! 4! 4!5. Sejarah Indonesia 2! 2! 2!6. Bahasa Inggris 2! 2! 2!

Kelompok B (Wajib):7. Seni Budaya 2! 2! 2!8. P J O K 3! 3! 3!9. Prakarya dan Kewirausahaan 2! 2! 2!Jumlah jam pelajaran kel.A dan B 24! 24! 24!

Kelompok C (Peminatan): X XI XIIMata pelajaran akademik (SMA) 18! 20! 20!Mata pelajaran peminatan 24! 24! 24!akademik dan Vokasi (SMK)Jumlah jam pelajaran per minggu 42! 44! 44!(SMA)Jumlah jam pelajaran per minggu 48! 48! 48!(SMK)

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 74: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

62

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Sedangkan Struktur Kurikulum Peminatan SMA/MAadalah sebagai berikut:

Mata Pelajaran Kelas X XI XIIKelompok A dan B (wajib) 24! 24! 24!

Kelompok C (peminatan):I. Peminatan Matematika dan Ilmu Alam1. Matematika 3! 4! 4!2. Biologi 3! 4! 4!3. Fisika 3! 4! 4!4. Kimia 3! 4! 4!

II. Peminatan Ilmu Sosial1. Geografi 3! 4! 4!2. Sejarah 3! 4! 4!3. Sosiologi dan Anthropologi 3! 4! 4!4. Ekonomi 3! 4! 4!

III. Peminatan Ilmu Bahasa Dan Budaya1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3! 4! 4!2. Bahasa dan Sastra Inggris 3! 4! 4!3. Bahasa dan Sastra asing lainnya 3! 4! 4!4. Antropologi 3! 4! 4!

Mata Pelajaran Pilihan:Pilihan lintas kelompok atau 6! 4! 4!pendalaman minatJumlah jam pelajaran yang 68! 72! 72!tersedia per mingguJumlah jam pelajaran yang harus 42! 44! 44!ditempuh per minggu

Page 75: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

63

(Sumber: Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013-Kemendikbud).

b. Pengelolaan Pelaksanaan KurikulumKegiatan pengelolaan pelaksanaan kurikulum di

sekolah meliputi 1)pembagian tugas guru dan penyusunanjadwal pelajaran, 2)proses pembelajaran,3)penyusunansilabus dan RPP.

1) Pembagian Tugas Gurudan penyusunan jadwalpelajaran.Kegiatan yang berkaitan dengan tugas mengajar

diadakan pada saat akan dimulainya semester baru,biasanya melalui agenda rapat dewan guru. Tentusajapembagian tugas guru ini mengacu pada jadwalpelajaran yang telah tersusun. Sehingga guru mem-peroleh beban mengajar sesuai dengan keahliannya.Kepala sekolah sebagai penanggungjawab utama dalampembagian tugas guru, biasanya dibantu oleh beberapaguru yang bertindak sebagai koordinator pelaksana,yaitu:a) Waka Kurikulum, bertugas mengatur dan

mengkoordinasikan semua kegiatan pembelajarandi sekolah secara keseluruhan, dan membantukepala sekolah dalam merencanakan dan menyusunjadwal pelajaran.

b) Waka Kesiswaan,bertugas membina kegiatanekstrakurikuler atau kegiatan tambahan diluarakademik.

c) Guru Koordinator Jurusan, yaitu mengkoordina-sikan kegiatan pembelajaran di jurusan.

d) Guru Bimbingan dan Konseling, bertugas membinaaktifitas bimbingan dan konseling.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 76: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

64

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

e) Guru Wali, bertugas mengelola kelas yang menjadibeban tugasnya.

f) Guru Piket, yaitu guru yang diberi tugas untukmelakukan pengawasan atau kontrol pelaksanaanpembelajaran sehari-hari sesuai dengan jadwalpiketnya.

g) Guru Bidang Studi,yaitu yang bertanggungjawabatas pelaksanaan pembelajaran sesuai bidang studimasing-masing.Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam

pembagian tugas guru adalah aspek perimbangan bobottugas yang diemban masing-masing guru dan perbedaanhak dan wewenang sesuai dengan pangkat guru, apabiladiberlakukan sistem kredit dalam kenaikan pangkatnya.

Adapun jadwal pelajaran di sekolah disusunberdasarkan struktur kurikulum untuk tiap jenjang dandan jenis sekolah yang berisi macam program, bidangstudi dan alokasi waktu untuk tiap-tiap periode penyam-paiannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalammenyusun jadwal pelajaran adalah sebagai berikut:a) Penyusunan jadwal pelajaran mengacu pada

kurikulum yang sedang berlaku, terutama mengenaijumlah mata pelajaran dan alokasi waktu pelajaranatau bobot jam pelajaran.

b) Program penyampaian menggunakan sistem semes-ter yang berkisar rata-rata 120 hari efektif.

c) Materi belajar yang sifatnya wajib hendaknyadijadwalkan pada hari Senin sampai Jum’at,sedangkan pada hari Sabtu untuk materi pilihanatau yang bersifat rekreatif.

Page 77: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

65

d) Susunan mata pelajaran tidak berurutan terus-menerus agar tidak menimbulkan kejenuhan,sehingga perlu diselingi mata pelajaran lain.

e) Mata pelajaran yang membutuhkan pemikirantingkat tinggi dijadwalkan pada jam-jam awal,sedangkan jam-jam akhir untuk pelajaran yangbersifat praktis atau kerja fisik.

f) Waktu istirahat harus disediakan secukupnya.g) Perlu dikondisikan ketenangan belajar di masing-

masing kelas,sehingga pemasangan mata pelajarandibuat sedemikian rupa agar tidak menganggupembelajaran di kelas yang lain.

h) Jadwal pelajaran harus disesuaikan dengan keahlianguru pengampu,setidaknya yang paling mendekatipotensi guru dengan pembagian beban mengajaryang merata.

2) Proses PembelajaranProses pembelajaran merupakan aktifitas peserta

didik dan guru dalam rangka meningkatkan potensipeserta didik,agar menjadi pribadi yang mampu berpikirdan bertindak yang berorientasi pada kompetensi sikap,keterampilan dan pengetahuan.Adapun prinsip prosespembelajaran adalah a).memberdayakan semua potensipeserta didik untuk meningkatkan pemahamannyatentang materi yang dipelajarinya,sehingga akan nampakkemampuannya dalam berpikir logis, kritis dan kreatif;2).belajar melalui perbuatan dengan cara mengembang-kan kreatifitas peserta didik, menciptakan kondisimenyenangkan dan menantang, mengembangkanberagam kemampuan yang bermuatan nilai danmenyediakan pengalaman belajar yang beragam.(AL.Hartani,2011:81). Dan proses pembelajaran akan

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 78: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

66

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

lebih sempurna apabila digunakan berbagai macammetode yang bisa merespons semua indera sesuai dengansifat materi yang dipelajari.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam prosespembelajaran yang disesuaikan dengan kekinian adalahsebagai berikut:a) Standar proses pembelajaran dahulu berfokus pada

eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi; sekarangdilengkapi dengan mengamati, menanya,mengolah,menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.

b) Belajar tidak hanya di dalam kelas,tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat.

c) Sumber belajar tidak hanya guru, namun mencakupsemua aspek yang sangat luas.

d) Mengedepankan kompetensi sikap melalui contohdan teladan,dan tidak diajarkan secara verbal.

e) Guru perlu memperhatikan perkembangan psikologianak, lingkup dan kedalaman materi, kesinam-bungan dan lingkungan.Sedangkan proses pembelajaran yang mengacu pada

kurikulum 2013 memiliki karakteristik berikut ini;a). Berorientasi pada 3 (tiga) kompetensi, yaitu:

1) Sikap(menerima, menjalankan, menghargai,menghayati dan mengamalkan).

2) Keterampilan(mengamati, menanya, mencoba, menalar,menyaji dan mencipta).

Page 79: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

67

3) Pengetahuan(mengetahui, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi dan mencipta).

b). Menggunakan pendekatan saintifik, karakteristikkompetensi sesuai jenjang pendidikan:SD : tematik terpadu.SMP : tematik terpadu, IPA-IPS dan Mapel.SMA : tematik dan mapel.

c). MengutamakanDiscovery learning dan Project Basedlearning.Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk ketiga

ranah atau kompetensi dirumuskan sebagai berikut:Sikap, yaitu pribadi yang beriman, berakhlak mulia,

percaya diri,dan bertanggungjawab dalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitarserta dunia dan peradabannya.

Keterampilan, yaitu pribadi yang berkemampuanpikir dan tindakan yang produktif dan kreatif dalamranah abstrak dan konkrit.

Pengetahuan, yaitu pribadi yang menguasai ilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban.

3). Penyusunan Silabus Dan RPPSilabus merupakan rencana pembelajaran pada

mata pelajaran atau tema tertentu yang meliputikompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembel-ajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktudan sumber belajar.

Dalam penyusunannya mengacu pada pedomanpengembangan silabus yang dirumuskan oleh

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 80: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

68

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Pemerintah, dalam hal ini Dikdasmen-Kemendikbudyang bertugas mempelajari kurikulum untuk diwujud-kan dalam silabus, kemudian menyebarluaskan silabuske daerah dan terakhir memantau silabus sekaliguspenerapannya di tingkat kabupaten/kota. Sedangkan ditingkat sekolah, berdasarkan silabus tersebut dibuatrambu-rambu pengembangan silabus sesuai kebutuhansekolah oleh tim pengembang silabus sekolah. (Hartani,2011:86).

Tiap-tiap sekolah mempunyai rumusan silabus yangberbeda-beda tergantung dengan ciri khas masing-masing sekolah.Dalam penyusunannya pun tidak adaaturan mengenai isi maupun formatnya,sehinggasekolah dan guru bisa leluasa mengekspresikanpemikirannya dengan penuh tanggungjawab. Sekolahjuga dapat mengundang beberapa aparat terkait diluarsekolah,seperti instansi pemerintah dan swasta, dewanpendidikan, pemerhati pendidikan dan lain-lain untukikut menuangkan aspirasinya dalam menyusun silabus.

Adapun Rencana Program Pembelajaran (RPP)merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan pembe-lajaran yang memuat komponen-komponen sebagaiberikut:a) Identitas Sekolah yaitu nama satuan pendidikan.b) Identitas Mata pelajaran atau tema/sub tema.c) Kelas/Semesterd) Materi Pokoke) Alokasi waktuf) Tujuan Pembelajarang) Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian

kompetensi.

Page 81: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

69

h) Materi pembelajarani) Metode Pembelajaranj) Media Pembelajarank) Sumber Belajarl) Langkah-langkah pembelajaranm) Penilaian hasil pembelajaran.

RPP dibuat oleh masing-masing guru disesuaikandengan mata pelajaran yang diampu dan sejumlahbidang studi yang menjadi beban tugasnya. PenyusunanRPP mengacu pada silabus yang telah disusun timpengembang silabus tingkat sekolah.

c. Evaluasi Program Pembelajaran Dan Hasil BelajarMengevaluasi program pembelajaran dan hasil belajar

peserta didik merupakan bagian dari evaluasi pelaksanaankurikulum.Sehingga bisa dijadikan sebagai dasar penentukebijakan pendidikan di tingkat pusat, daerah maupunsekolah untuk perbaikan dan penyempurnaan hasil yanglebih maksimal.

Secara operasional yang menjadi basis pelaksanaankurikulum di sekolah adalahproses pembelajaran yangdilaksanakan guru di kelas. Oleh karenanya, bentukevaluasi program pembelajaran pada hakekatnya adalahevaluasi terhadap proses kinerja guru.

Evaluasi program pembelajaran terdiri dari 2 (dua)hal, evaluasi perencanaan program pembelajaran danevaluasi pelaksanaan program pembelajaran. Tahap-tahapyang harus diikuti dalam evaluasi tersebut adalah sebagaiberikut:1)mengidentifikasi aspek-aspek yang dievaluasi,2)menentukan indikator, 3)menetapkan kriteria keber-hasilan, 4)merumuskan skor, 5)menentukan hasil skor daninterpretasinya,dan 6)rekomendasi dan follow upnya.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 82: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

70

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Supervisor evaluasi program pembelajaran bisa KepalaSekolah, Pemilik Sekolahmaupun Pengawas Sekolah ataupun kolega (teman sesama guru). Hal yang urgen dalamevaluasi program pembelajaran,disamping untukmengetahui seberapa jauh upaya pelaksanaan kurikulumdi sekolah,juga adanya kepentingan untuk meningkatkanprofesionalisme guru dalam mengampu mata pelajaranyang menjadi beban tugasnya.

Sedangkan evaluasi hasil belajar pada hakekatnya jugamerupakan salah satu bentuk evaluasi kurikulum yangsecara langsung mengukur ketercapaian tujuan pembe-lajaran yang telah ditetapkan. Jadi obyek yang dikenaievaluasi hasil belajar adalah peserta didik. Hal ini sesuaidengan tujuan akhir setiap program pembelajaran yaitukompetensi tertentu yang harus dimiliki peserta didikseperti rumusan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Evaluasi hasil belajar juga dapat digunakan untuk: 1)memberikan feedback atau umpan balik kepada guru, 2)menetapkan kemajuan belajar peserta didik, 3) membantupenempatan peserta didik (misalnya untuk penjurusan)dan 4)membantu program bimbingan dan konseling untukkepentingan pembinaan peserta didik.

Mengacu elemen penilaian hasil belajar padakurikulum 2013 diantaranya adalah sebagai berikut:1) Penilaian berbasis kompetensi.2) Menggunakan authentic assessment,yaitu mengukur

semua kompetensi sikap,keterampilan dan pengeta-huan berdasarkan proses dan hasil.

3) Memperkuat Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitupencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skoryang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).

Page 83: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

71

4) Penilaian tidak hanya pada level Kompetensi Dasar(KD), tetapi juga kompetensi inti dan StandarKompetensi Lulusan (SKL).

5) Mendorong pemanfaatan portopolioyang dibuatpeserta didik sebagai instrumen utama penilaian.

6) Rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengeta-huan dan deskripsi kualitatif tentang sikap danketerampilan.

3. Manajemen PersonaliaIstilah Manajemen Personalia dimaknai sebagai suatu

ilmu yang mempelajari cara bagaimana memberikan fasilitasuntuk perkembangan pegawai dan rasa partisipasi pegawaidalam suatu unit kegiatan. Sedangkan Manajemen Personaliayang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah manajemenpendidik dan tenaga kependidikan sebagai penyelenggaraprogram pendidikan di sekolah.

Dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional Pasal 39 dijelaskan bahwa tenagakependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelola-an, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan tehnis untukmenunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Padapasal selanjutnya disebutkan bahwa pendidik merupakantenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksa-nakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan danpelatihan, serta melakukan penelitan dan pengabdian kepadamasyarakat,terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.Sebutan pendidik meliputi guru, dosen, tutor, widyaiswara,instruktur,fasilitator, konselor dan lain-lain. Sedangkan tenagakependidikan meliputi kelompok manajer lembaga pendi-dikan seperti kepala sekolah,ketua, direktur, dan rektor;kelompok tenaga fungsional pendidikan seperti penilik,pengawas, peneliti dan pustakawan; kelompok tenaga tehnis

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 84: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

72

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

pendidikan seperti staf ketatausahaan pendidikan, tehnisisumber belajar dan tehnisi laboratorium pendidikan.

Sebutan guru merupakan pendidik yang mengajar padasatuan pendidikan dasar dan menengah. Sesuai denganpernyataan di dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005pasal 1 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugasutama mendidik, mengajar, membimbing,mengarahkan,melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik padapendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikandasar, dan pendidikan menengah. Secara khusus gurumempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional yangberfungsi meningkatkan martabat dan perannya sebagai agenpembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikannasional. Selanjutnya kedudukan tersebut bertujuanmelaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkantujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlakmulia, sehat,berilmu,cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yangdemokratis dan bertanggungjawab.(pasal 6).

Telah disinggung di atas bahwa profesi guru merupakanbidang pekerjaan khusus, sehingga dalam pelaksanaannyaharus memenuhi prinsip-prinsip profesionalitas sebagaiberikut:a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendi-

dikan, keimanan, ketakwaan,dan akhlak mulia.c. Memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan

sesuai dengan bidang tugas.d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan

bidang tugas.

Page 85: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

73

e. Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugaskeprofesionalan.

f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai denganprestasi kerja.

g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkankeprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajarsepanjang hayat.

h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalammelaksanakan tugas keprofesionalan.

i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenanganmengatur hal-hal yang berkaitan yang berkaitan dengantugas keprofesionalan guru.Disamping itu, dalam melaksanakan tugas keprofe-

sionalan, guru harus memenuhi kewajiban-kewajiban berikut:a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu, serta menilai danmengevaluasi hasil pembelajaran.

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademikdan kompetensi secara berkelanjutan sejalan denganperkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasarpertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisifisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan statussosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan,hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama danetika.

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuanbangsa. (UU No.14 Th.2005pasal 20).Adapun kompetensi yang wajib dimiliki guru meliputi

pertama kompetensi pedagogik; kedua kompetensi kepribadian;

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 86: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

74

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

ketiga kompetensi sosial dan keempat kompetensi profesional.Maksud kepemilikan kompetensi-kompetensi tersebutadalahbahwa guru harus mampu mengelola pembelajaranpeserta didik; mempunyai pribadi yang mantap, berakhlakmulia,arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.Selanjutnya guru harus mampu berkomunikasi dan berinte-raksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesamaguru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitarjuga guru harus menguasai materi pelajaran secara luas danmendalam.

Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan se-perangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yangharus dimiliki, dihayati,dan dikuasai oleh guru dalammelaksanakan tugas keprofesionalan. Sedangkan istilahprofesional itu sendiri berarti suatu pekerjaan atau aktifitasyang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilankehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, ataukecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentuserta memerlukan pendidikan profesi. Guru mempunyaikedudukan sebagai tenaga profesional, sehingga memperolehsertifikat pendidik sebagai bukti formalnya. Tentu sajasertifikat pendidik yang dimaksud diberikan kepada guruapabila telah memenuhi persyaratan yang berlaku.Guru yangtelah memiliki sertifikat pendidik mendapatkan tunjanganprofesi dari pemerintah setara dengan 1 (satu) kali gaji pokokguru.

Ruang Lingkup Manajemen Personalia PendidikanPada dasarnya proses memenej personel khususnya di

sekolah meliputi tahap-tahap:Pengadaan (perekrutan), penempatan (penugasan),

pemeliharaan, pembinaan dan pengembangan, pemutusanhubungan kerja dan pensiun.

Page 87: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

75

a. Tahap Pengadaan (Perekrutan)Proses aktifitas pengadaan personel atau perekrutan

dilakukan karena adanya formasi yang harus diisi. Formasiadalah susunan pegawai sesuai dengan jumlah dan pangkatyang diperlukan untuk mampu melaksanakan tugas di suatulembaga.Adanya formasi bisa dikarenakan adanya tuntutankebutuhan lembaga akibat bertambahnya beban tugas danatau terjadi mutasi personel.

Kegiatan pengadaan personel baik tenaga pendidikmaupun tenaga kependidikan yang lain biasanya dimulai daripengumuman kebutuhan, menyeleksi sampai pada pengang-katannya. Hal ini sesuai dengan pasal 41 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pengangkatan, penempatandan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan diatur olehlembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuanpendidikan formal. Bagi sekolah swasta aktifitas perekrutanini dilakukan secara mandiri.Berbeda dengan sekolah negeri,biasanya personelnya merupakan jatah dari daerah atau pusat,sehingga sekolah tinggal memenej saja.

b. Tahap Penempatan (Penugasan)Prinsip dasar penempatan (penugasan) adalah kesesuaian

tugas dengan kemampuan yang dimiliki personel (the rightman in the right place).Dalam tahap ini dibutuhkan kecermatandalam menempatkan dan menugaskan personel sesuai denganlatar belakang pendidikan, kemampuan, pengalaman dankesanggupannya.

c. Tahap Pemeliharaan PersonelDalam tahap pemeliharaan personel sekolah ini memuat

tentang kewajiban dan hak personel yang mengacu pada UUSisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 40 (ayat 1 dan 2),dinyatakan bahwa:

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 88: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

76

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

1). Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:a) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.b) mempunyai komitmen secara professional untuk

meningkatkan mutu pendidikan.c) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga

profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaanyang diberikan kepadanya.

2). Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:a) penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang

pantas dan memadai.b) penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.c) pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengem-

bangan kualitas.d) perlindunganhukum dalam melaksanakan tugas dan

hak atas hasil kekayaan intelektual.e) kesempatan untuk menggunakan sarana dan prasarana

serta fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaranpelaksanaan tugas.

Berdasarkan ketentuan dalam pasal tersebut, makatenaga pendidik dan kependidikan harus memenuhi tuntutankewajiban dan sekaligus memperoleh haknya.

Adapun yang dimaksud dengan penghasilan yang pantasdan memadai adalah penghasilan yang mencerminkanmartabat tenaga profesional di atas Kebutuhan Hidup Mini-mum (KHM).Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimumdimaknai sebagai pendapatan yang cukup memenuhikebutuhan hidup personel dan keluarganya secara wajar, baiksandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi, danjaminan hari tua.

Page 89: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

77

Di samping itu, secara umum tenaga kependidikan yangberstatus PNS juga memperoleh hak cuti, seperti cutitahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, cuti karenaalasan penting dan cuti di luar tanggungan Negara.

d. Tahap Pembinaan (Pengembangan) PersonelMaksud pembinaan atau pengembangan personel yaitu

usaha-usaha yang dilakukan untuk memajukan danmeningkatkan mutu serta efisiensi kerja semua tenagapersonalia yang berada di lingkungan lembaga baik pendidikmaupun tenaga kependidikan yang lain. Pembinaan danpengembangan personel menurut UU Sisdiknas no.20 tahun2003 pasal 43 ditegaskan bahwa promosi dan penghargaanbagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkanlatar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, danprestasi kerja dalam bidang pendidikan. Selanjutnya dalampasal 44 dijelaskan bahwa pembinaan dan pengembangantenaga kependidikan pada satuan pendidikan menjaditanggungjawab pemerintah dan pemerintah daerah danpenyelenggara pendidikan serta masyarakat.

Promosi dimaknai sebagai kenaikan pangkat yangmerupakan salah satu jenis usaha peningkatan dan pembinaanpersonel, meliputi sistem karier dan sistem prestasi kerja.Sistem karir merupakan sistem kepegawaian, dimana untukpengangkatan pertamanya berdasarkan atas kecakapan yangbersangkutan, tetapi untuk pengembanganselanjutnya denganmemperhitungkan masa kerja, pengalaman, kesetiaan,pengabdian dan syarat-syarat yang lain. Sedangkan sistemprestasi kerja adalah suatu sistem pengangkatan kepegawaianberdasarkan atas kecakapan dan prestasi kerja yang dibuktikansecara nyata.

Bentuk pembinaan dan pengembangan personalia yanglain adalah kenaikan pangkat. Ada berbagai macam jenis

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 90: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

78

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

kenaikan pangkat, yaitu kenaikan pangkat regular, istimewa,pilihan, pengabdian, anumerta, dalam tugas belajar, menjadipejabat Negara, dalam penugasan di luar lembaga, dalamwajib militer, dan penyesuaian ijazah.

Pembinaan dan pengembangan khusus tenaga pendidik(guru) termaktub dalam UU nomor 14 tahun 2005 tentangGuru dan Dosen pasal 32. Didalam pasal tersebut ditegaskanbahwa pembinaan dan pengembangan guru meliputipembinaan dan pengembangan profesi dan karier.Untukpembinaan dan pengembangan profesi meliputi kompetensipedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dankompetensi profesional yang dilakukan melalui jabatanfungsional. Sedangkan pembinaan dan pengembangan karierguru meliputi penugasan, kenaikan pangkat dan promosi.Adapembinaan dan pengembangan guru dalam bentukpenghargaan. Guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasadan atau bertugas di daerah khusus berhak memperolehpenghargaan. Demikian pula guru yang gugur dalam melaksa-nakan tugas di daerah khusus memperoleh penghargaan daripemerintah, pemerintah daerah dan /atau masyarakat.Penghargaan dapat diberikan pada tingkat satuan pendidikan,tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat propinsi,tingkat nasional, dan/atau tingkat internasional dalam bentuktanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagammaupun bentuk yang lain.

e. Tahap Pemutusan Hubungan KerjaMaksud pemutusan hubungan kerja adalah pember-

hentian seorang pegawai, sehingga yang bersangkutankehilangan statusnya sebagai pegawai. Seorang pegawai (PNS)diberhentikan karena alasan-alasan sebagai berikut:

Page 91: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

79

1) mencapai batas usia tahun pensiun. Dilakukan pada usia60 (enam puluh) tahun untuk pendidik (guru) dan 58(lima puluh delapan) untuk tenaga kependidikan yang lain.

2) Pemberhentian atas permintaan sendiri (pensiun dini).3) Pemberhentian karena melakukan penyelewengan atau

pelanggaran.4) Pemberhentian karena penyederhanaan organisasi.5) Pemberhentian tidak sehat jasmani dan rohani, sehingga

tidak dapat menjalankan tugas secara terus-menerusselama 12 (dua belas) bulan atau.

6) Pemberhentian karena tidak melaksanakan tugas selama1 (satu) bulan atau lebih secara terus-menerus.

7) Pemberhentian karena meninggal dunia.8) Pemberhentian karena sebab-sebab lain.

Penilaian personalia (PNS) mengacu pada PP No.46Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerja PNS dan PERBA BKNNo.1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Penilaian Prestasi KerjaPNS yang diberlakukan mulai 1 Januari 2014. Aspek yangdinilai terdiri dari:a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah rencana kerja dan

target yang akan dicapai oleh seorang pegawai yang dibuatdiawal tahun (kontrak kerja antara bawahan danpimpinan). Bobot nilainya sebesar 60%.Target yang dinilai meliputi:1) kuantitas/output2) kualitas/mutu kerja3) waktu4) biaya(apabila diperlukan dalam menyelesaikan

pekerjaan)

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 92: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

80

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

b. Perilaku Kerja Pegawai (PKP) adalah setiap tingkah laku,sikap, tindakan yang seharusnya atau tidak seharusnyadilakukan pegawai sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Bobot nilai sebesar 40%.Target yang dinilai meliputi:1) orientasi pelayanan2) integritas3) komitmen4) disiplin5) kerja sama6) kepemimpinan (bagi pejabat struktural).Sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja pegawai dibuat

berdasarkan karakteristik, sifat dan jenis kegiatan padamasing-masing unit kerja.

Adapun rincian kegiatan yang dapat dinilai dalam SasaranKerja Pegawai adalah sebagai berikut:1) Rincian/uraian tugas jabatan sehari-hari yang dapat

diukur, relevan, jelas, memiliki target waktu dan dapatdicapai.

2) Tugas Tambahan, yaitu tugas yang diberikan pimpinanataupejabat penilai yang berkaitan dengan tugas jabatandandibuktikan melalui surat keterangan.

3) Menunjukkan kreatifitas yang bermanfaat bagi organisasidalam melaksanakan tugas jabatan dan dibuktikan dengansurat keterangan.Sedangkan penilaian untuk perilaku kerja pegawai

berdasarkan pada pengamatan antara pejabat penilai terhadappegawai yang dinilai.

Ada 3 (tiga) macam blangko yang harus dibuat dalamproses penilaian prestasi kinerja pegawai:

Page 93: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

81

1) SKP (Sasaran Kerja Pegawai), yaitu kontrak kerja diawaltahun.

2) PSK (Penilaian Sasaran Kerja), yaitu penilaian realisasidiakhir tahun.

3) PPK (Penilaian Prestasi Kerja), yaitu raport hasil prestasikerja.

4) Rumus perhitungan dalam penilaian SKP adalah sebagaiberikut:a) Penghitungan aspek output/Kuantitas : RO/TO x 100b) Penghitungan aspek Mutu/Kualitas : RK/TK x 100c) Penghitungan aspek Waktu : 100% - (RW/TW x 100%)d) Penghitungan aspek Biaya : 100% - (RB/TB x 100%)Keterangan:RO : Realisasi Output ; TO : Target OutputRK : Realisasi Kualitas; TK : Target KualitasRW: Realisasi Waktu; TW: Target WaktuRB : Realisasi Biaya; TB: Target Biaya

Nilai Prestasi Pegawai dinyatakan dengan angka dansebutan sebagai berikut:

No. Angka Sebutan1). 91 – keatas Sangat Baik2). 76 – 90 Baik3). 61 – 75 Cukup4). 51 – 60 Kurang5). 50 kebawah Buruk

(Sumber: PP No.46 Th.2011 tentang PPK PNS).

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 94: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

82

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

4. Manajemen Sarana Dan Prasaranaa. Konsep Manajemen Sarana dan Prasarana

1. Pengertian Manajemen Sarana dan PrasaranaPada dasarnya manajemen sarana dan prasarana

pendidikan terdiri dari dua unsur, yaitu sarana danprasarana. Menurut Mulyasa, sarana pendidikan adalahperalatan dan perlengkapan yang secara langsungdipergunakan dan menunjang proses pendidikan,khususnya proses pembelajaran, seperti papan tulis,spidol, penghapus, alat tulis, buku, dan media penga-jaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prasaranapendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsungmenunjang jalannya suatu proses pendidikan ataupengajaran di suatu lembaga pendidikan, sepertigedung, ruang kelas, halaman, kebun sekolah, jalanmenuju sekolah, dan sebagainya. Namun, apabilaprasarana tersebut digunakan secara langsung untukkegiatan pembelajaran, misalnya kebun sekolahdigunakan untuk kegiatan belajar biologi maka kebunsekolah menjadi sarana pendidikan. (Baharudin dkk,2010: 84)

Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatukegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana danprasarana pendidikan secara efektif dan efisien dalamrangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengandemikian, manajemen sarana dan prasarana adalahproses kerjasama pendayagunaan semua sarana danprasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah secaraefektif dan efisien. Tugas manajemen sarana danprasarana yaitu mengatur dan menjaga sarana danprasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusisecara optimal dan berarti dalam proses pendidikan.

Page 95: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

83

2. Tujuan Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikanPada dasarnya manajemen sarana dan prasarana

pendidikan memiliki tujuan sebagai berikut:a) Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih,

rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi wargasekolah atau madrasah.

b) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadaibaik secara kualitas maupu kuantitas dan relevandengan kepentingan dan kebutuhan pendidikan.Secara lebih rinci Tim Pakar Manajemen Universi-

tas Negeri Malang mengidentifikasi beberapa halmengenai tujuan sarana dan prasarana pendidikan yaitu:a) Untuk mengupayakan pengadaaan sarana dan

prasarana pendidikan melalui sistem perencanaandan pengadaan secara hati-hati dan saksama,sehingga sekolah atau madrasah memiliki saranadan prasarana yang baik sesuai dengan kebutuhandana yang efisien.

b) Untuk mengupayakan pemakaian sarana danprasarana sekolah itu harus secara tepat dan efisien.

c) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana danprasarana pendidikan secara teliti dan tepat,sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebutakan selalu dalam keadaaan siap pakai ketika akandigunakan atau diperlukan. (Tim,2010:85)Jadi, tujuan manajemen sarana dan prasarana

pendidikan yaitu agar dapat memberikan kontribusiyang optimal terhadap proses pendidikan dalammencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 96: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

84

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

3. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana danPrasarana PendidikanMenurut Hunt Pierce sebagaimana dikutip Barnawi

dkk.(2012:82) bahwa prinsip dasar dalam manajemensarana dan prasarana di sekolah sebagai berikut:1. Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah

harus menggambarkan cita dan citra masyarakatseperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dantujuan pendidikan.

2. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknyamerupakan pancaran keinginan bersama dandengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukupcakap yang ada di masyarakat.

3. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapanperabot sekolah hendaknya disesuaikan danmemadai bagi kepentingan peserta didik, demiterbentuknya karakter mereka dan dapat melayaniserta menjamin mereka diwaktu belajar, bekerja,dan bermain sesuai dengan bakat.

4. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapanperabot sekolah serta alat-alatnya hendaknyadisesuaikan dengan kepentingan pendidikan yangbersumber dari kepentingan serta kegunaan ataumanfaat bagi peserta didik dan guru.

5. Sebagai penanggung jawab harus membantu pro-gram sekolah secara efektif, melatih para petugasserta memilih alatnya dan cara menggunakannyaagar mereka dapat menyesuaikan diri sertamelaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan fungsidan profesinya.

Page 97: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

85

6. Seorang penanggung jawab sekolah harus mem-punyai kecakapan untuk mengenal, baik kualitatifmaupun kuantitatif serta menggunakan dengantepat fungsi bangunan dan perlengkapannya.

7. Sebagai penanggung jawab harus mampu meme-lihara dan menggunakan bangunan dan tanahsekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujud-nya kesehatan, keamanan, kebahagiaan sertakemajuan sekolah dan masyarakat.

8. Sebagai penanggung jawab, sekolah bukan hanyamengetahui kekayaan sekolah yang dipercayakankepadanya, melainkan harus memperhatikanseluruh alat-alat pendidikan yang dibutuhkan olehpeserta didiknya.

b. Proses Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikanManajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,dan evaluasi kegiatan pengadaaan barang, pembagian danpenggunaan barang, perbaikan barang, dan tukar tambahmaupun penghapusan barang. (Mulyono, 2010:157)

Proses yang dilakukan dalam manajemen sarana danprasarana pendidikan memiliki beberapa tahap, yaitusebagai berikut:

1) Perencanaan sarana dan prasarana pendidikanPerencanaan sarana atau alat pelajaran tidak

semudah perencanaan prasarana (meja kursi) yanghanya mempertimbangkan selera dan dana yangtersedia. Untuk proses pengadaan sarana harusmempertimbangkan lebih banyak dan semuanya bersifatedukatif. Adapun tahap-tahap perencaaan sarana (alatpelajaran) sebagai berikut:

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 98: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

86

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

a. Mengadakan analisis tentang mata pelajaran apasaja yang membutuhkan sarana dalam penyampaianpembelajarannya. Hal ini dilakukan oleh para gurubidang studi.

b. Apabila kebutuhan sarana yang diajukan para gurumelampaui kemampuan daya beli sekolah, makadiadakan seleksi yang berdasarkan pada prioritasterhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya.

c. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau me-dia yang telah ada. Alat yang sudah ada ini perluditinjau lagi, dan mengadakan re-inventarisasi.

d. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran/mediayang masih dapat dimanfaatkan, baik denganreparasi atau modifikasi maupun tidak.

e. Mencari dana apabila masih kekurangan dana dalampengadaaan sarana pendidikan.

f. Menunjuk seseorang dalam melaksanakanpengadaan sarana dan prasarana. Penunjukkan inisebaiknya berdasarkan pada keahlian, kelincahanberkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya.

2) Pengadaan Sarana dan PrasaranaPengadaan sarana pendidikan merupakan kegiatan

yang bertujuan untuk memperoleh sarana pendidikanyang dibutuhkan untuk kelancaran proses pendidikandan pengajaran. Pengadaan sarana pendidikan dapatdilakukan dengan cara sebagai berikut:a. Pembelian artinya sarana pendidikan tersebut harus

dibeli sesuai dengan ketentuan yang berlaku.b. Membuat sendiri yaitu sarana pendidikan dapat

dibuat sendiri oleh sekolah.

Page 99: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

87

c. Menerima hibah atau bantuan atau sumbangan daripihak lain, dan menyewa atau meminjam artinyasarana pendidikan yang diperlukan disewa ataudipinjam dari pihak lain dalam jangka waktutertentu.

d. Guna susun artinya suatu pengadaan barang denganmenggunakan barang-barang yang sudah tidakbisadipakai kemudian disusun kembali sehinggamenjadi sarana pendidikan atau daur ulang.

3) Pemeliharaan dan Penyimpanan Sarana danPrasaranaKegiatan setelah proses pengadaan adalah penca-

tatan, penyimpanan, dan pemeliharaan sarana pendi-dikan. Pencatatan atau yang lebih dikenal denganinventarisasi harus dilaksanakan secara terperinci.Tujuan dari inventarisasi adalah sebagai berikut:a. Tertib administrasi dan tertib sarana pendidikanb. Pendaftaran, pengendalian dan pengawasan setiap

saranac. Usaha untuk memanfaatkan penggunaan setiap

saranad. Menunjang proses pembelajaran

4) Penggunaan Sarana dan PrasaranaSarana pendidikan yang disediakan dimaksudkan

untuk memperlancar proses pembelajaran. Saranapendidikan ditinjau dari fungsinya dapat digolongkanmenjadi:a) Sarana pendidikan yang langsung digunakan dalam

proses pembelajaran, seperti alat pelajaran, alatperaga, dan media pendidikan.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 100: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

88

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

b) Sarana pendidikan yang tidak langsung terlibatdalam proses pendidikan (pra sarana) sepertigedung, perabot kantor, kamar mandi dansebagainya.Pengaturan penggunaan sarana pendidikan

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:a) Banyaknya sarana pendidikan untuk tiap-tiap

jenisnya.b) Banyaknya kelas masing-masing level.c) Banyaknya peserta didik dalam tiap-tiap kelas.d) Banyaknya ruang atau kelas yang ada di sekolah.e) Banyaknya guru atau karyawan yang terlibat dalam

penggunaan sarana pendidikan.Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas

penggunaan sarana pendidikan dapat diatur sebagaiberikut:a) Sarana pendidikan untuk kelas tertentu.

Maksudnya suatu alat yang hanya digunakan untukkelas tertentu sesuai dengan materi kurikulum, jikabanyaknya alat untuk mencukupi banyaknya kelas,maka sebaiknya alat-alat disimpan di kelas agarmempermudah penggunaan.

b) Sarana pendidikan untuk beberapa kelas.Apabila jumlah alat yang tersedia terbatas, padahalyang membutuhkan lebih dari satu kelas, maka alat-alat tersebut terpaksa digunakan bersama secarabergantian atau dibuat jadwal penggunaan.

c) Sarana pendidikan untuk semua kelas.Penggunaan alat untuk semua kelas dapat dilakukandengan membawa ke kelas yang membutuhkan

Page 101: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

89

secara bergantian atau siswa yang akan menggu-nakan mendatangi ruangan tertentu.

d) Sarana pendidikan yang dapat digunakan olehumum.Sarana pendidikan yang digunakan untuk beberapakelas dan semua peserta didik, dan mereka yangakan membutuhkannya akan dibawa ke ruang ataukelas tersebut disebut kelas berjalan.

5) Penghapusan Sarana dan PrasaranaKerusakan kecil pada sarana pendidikan masih

mungkin diperbaiki tetapi apabila kerusakan besardiperbaiki sudah tidak ekonomis, efektif dan efisien,sarana tersebut sebaiknya dihapuskan. Penghapusansarana dari daftar inventaris berfungsi sebagai berikut:a) Mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih

besar.b) Mengurangi pemborosan biaya.c) Meringankan beban kerja inventarisasi.d) Membebaskan tanggung jawab satuan organisasi

terhadap suatu barang atau sarana pendidikan.Beberapa pertimbangan yang dapat dipakai sebagai

alasan penghapusan sarana pendidikan adalah sebagaiberikut:a) Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat

dipergunakan atau diperbaiki lagi.b) Perbaikan memerlukan biaya yang besar sehingga

tidak ekonomis.c) Kegunaan sarana pendidikan tidak sebanding

dengan biaya pemeliharaan dan perbaikannya.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 102: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

90

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

d) Penyusutan sarana di luar kekuasaan pengurussarana.

e) Tidak sesuai dengan kebutuhan saat ini.f) Barang kelebihan, jika disimpan lebih lama akan

rusak dan tidak terpakai lagi.g) Adanya penurunan efektifitas kerja.h) Barang atau sarana pendidikan sudah tidak ada,

karena dicuri, terbakar atau hilang.Penghapusan barang atau sarana pendidikan dapat

dilakukan dengan berbagai macam antara lain:a) Penjualan, barang atau sarana pendidikan dijual.b) Tukar menukar barang, barang yang tidak dipakai

ditukarkan dengan barang baru atau sarana baru.c) Dihibahkan, barang atau sarana pendidikan yang

tidak dipakai dihibahkan kepada lembaga lain yangmembutuhkan.

d) Dibakar, barang yang tidak mungkin dijual ataudihibahkan bisa dibakar.Sebelum tahap penghapusan, sebenarnya ada tahap

pengendalian, apabila dibutuhkan.Maksudnya sebelumdilakukan penghapusan barang atau sarana maupunprasarana pendidikan, maka dievaluasi terlebih dahuluatau dikendalikan.Hal tersebut bertujuan penghematananggaran, yaitu barang yang sudah rusak kalaumemungkinkan bisa diperbaiki, sehingga dapatdigunakan kembali.Inilah yang disebut sebagai tahappengendalian, dimana harus dilakukan penyortiranbarang sebelum penghapusan.

Pengawasan (supervisi) terhadap sarana danprasarana pendidikan di sekolah menjadi tanggungjawab pemimpin pendidikan yaitu kepala sekolah

Page 103: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

91

beserta waka sarana prasarana. Supervise bisa dilakukansetiap saat maupun secara periodik (berkala), sehinggamanajemen sarana dan prasarana akan tertata dengantertib, dan dapat difungsikan sebagai penunjang prosespembelajaran sebagaimana mestinya.

5. Manajemen Pembiayaan PendidikanPembiayaan pendidikan merupakan unsur yang sangat

penting bagi penyelenggaraan pendidikan. Sehingga prosespendidikan tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa ditopangbiaya.

Pendidikan dipandang sebagai sektor publikyang dapatmelayani masyarakat dengan berbagai pembelajaran,bimbingan dan latihan yang dibutuhkan oleh peserta didik.Manajemen pembiayaan dalam lembaga pendidikan berbedadengan manajemen pembiayaan perusahaan yang berorientasiprofit atau laba. Organisasi pendidikan dikategorikan sebagaiorganisasi publik yang nirlaba (non profit).Oleh karena itu,manajemen pembiayaan memiliki keunikan sesuai denganmisi dan karakterisrik pendidikan.

Penerapan peraturan dan sistem manajemen pembiayaanyang baku dalam lembaga pendidikan tidak dapat disangkallagi. Permasalahan yang terjadi didalam lembaga terkaitdengan manajemen pembiayaan pendidikan diantaranyasumber dana yang terbatas, pembiayaan program yangserampangan, tidak mendukung visi, misi dan kebijakansebagaimana tertulis didalam rencana strategis lembagapendidikan. Disatu sisi, lembaga pendidikan perlu dikeloladengan tata pamong yang baik (good governance), sehinggamenjadikan lembaga pendidikan yang bersih dari berbagaimalfungsi dan malpraktik pendidikan yang merugikanpendidikan.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 104: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

92

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

a. Pengertian manajemen pembiayaan pendidikanPada dasarnya, manajemen pembiayaan pendidikan

merupakan kegiatan yang berkaitan dengan sumber,penggnaan dan pertanggungjawaban dana disuatu lembagapendidikan.

Adapun Badrudin dkk (2004:62) memberikan definisiadministrasi pembiayaan adalah pengelolaan biaya yangberhubungan dengan pendidikan mulai dari tingkatperencanaan sampai pada pengukuran biaya yang efisiendalam proses pendidikan. Sedangkan Masyhud (2005:187)mengemukakan bahwa administrasi pembiayaan dalam artiluas, yaitu suatu kebijakan dalam pengadaan keuanganuntuk mewujudkan kegiatan kerja yang berupa perenca-naan, pengurusan dan pertanggungjawaban lembagaterhadap penyandang dana, baik individual maupunlembaga.

Istilah administrasi pada kedua pengertian tersebutdalam hal ini dikonotasikan dengan manajemen ataupengelolaan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalammanajemen pembiayaan pendidikan terdapat kegiatan yangmeliputi perencanaan pembiayaaan pendidikan ataupenyusunan anggaran, pelaksanaan pembiayaan pendi-dikan atau pembukuan dan pengawasan serta pertanggung-jawaban.

b. Prinsip manajemen pembiayaan pendidikanManajemen pembiayaan pendidikan mengacu pada

prinsip-prinsip sebagai berikut:1. Sesuai dengan rencana anggaran2. Terarah dan terkendali diselaraskan dengan rencana

kegiatan3. Transparan atau terbuka

Page 105: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

93

4. Efisien dan efektif sesuai petunjuk dan tehnis(juknis).5. Berusaha memanfaatkan produksi dalam negeri

c. Sumber-sumber pembiayaan pendidikanDalam UUD 1945 pasal 31, ayat 1 dan 2 mengamanat-

kan bahwa :setiap warga Negara berhak mendapatkanpengajaran, pemerintah mengusahakan dan melaksanakan satusystem pengajaran nasional.Jika perhatikan secara seksamadari pengertian diatas bahwa yang menjadi sumber biayauntuk terlaksananya pendidikan dan pengajaran bagisemua warga negaranya.Akan tetapi pada dewasa ini masihbanyak orang yang belum merasakan kesempatan belajar.Oleh karena itu dalam Undang-Undang Sistem PendidikanNasional No. 20 tahun 2003, ditegaskan secara jelas bahwapengadaaan dan pendayagunaan sumber-sumber dayapendidikan dilakukan oleh semua pihak termasukdidalamnya adalah pemerintah, masyarakat, serta keluargapeserta didik, untuk mempermudah dalam memberikesempatan belajar bagi semua warga negaranya.

Sedangkan Supriadi (2003:5) mengatakan bahwasumber-sumber biaya pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Dari Pemerintah Pusat dan DaerahPada tingkat pusat (nasional) berasal dari a) sektor

pajak; b) sektor pajak, seperti pemanfaatan sumber dayaalam (gas atau non migas); c) keuntungan dari eksporbarang dan jasa; d) investasi saham pada perusahaanNegara (BUMN), dan e) bantuan dalam bentuk hibah(grant) dan pinjaman luar negeri (loan) dari lembaga-lembaga keuangan internasional (Bank Dunia, ADB,IMF, IDB) maupun kerja sama multilateral atau bilat-eral.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 106: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

94

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Sedangkan pada tingkat propinsi dan kabupaten/kota (Daerah), pembiayaan pendidikan sebagian besardari dana yang diturunkan pemerintah pusat ditambahdengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dituangkandalam Rencana Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (RAPBD).

Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah (eradesentralisasi) sekarang, tanggungjawab pengalikasiandana diserahkan sepenuhnya kepada daerah dalambentuk paket yaitu Dana Alokasi Umum (DAU) danDana Alokasi Khusus (DAK).

Pada daerah-daerah yang mempunyai sumber dayaalam yang dikuasai Negara (misal hasil tambang) sepertiAceh, Riau, Kalimantan Timur, Irian Jaya), disampingpendapatan dari PADS dan DAU juga dari bagi kasilyang diturunkan pemerintah pusat ke Daerah (propinsi)kemudian diteruskan ke tingkat kabupaten/kota.Sehingga daerah-daerah tersebut sangat mungkin untukmengalokasikan dana yang lebih besar untuk bidangpendidikan.

2) Pada level satuan pendidikan (sekolah), biayapendidikan diperoleh dari subsidi pemerintah pusatmelalui pemerintah daerah yang disebut BantuanOperasional Sekolah (BOS). BOS diterima sekolahsetiap 3 bulan sekali, dengan nominal yang bervariasi,disesuaikan dengan jumlah peserta didik di sekolah,semakin banyak jumlah peserta didik makapenerimaannya semakin besar. Namun tidak semuasekolah mau menerima BOS, karena konsekuensipenerima BOS tidak boleh menarik biaya pendidikandari orang tua peserta didik. Hal ini sejalan denganprogram pemerintah tentang wajib belajar 12 tahun.Artinya proses pendidikan dari jenjang pendidikan

Page 107: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

95

dasar sampai menengah gratis. Pada sekolah-sekolahtertentu (misal sekolah unggulan) yang sudah terbiasamenghabiskan biaya operasional sekolah yang tinggi,maka lebih memilih menarik Sumbangan PembinaanPendidikan (SPP) dari orang tua peserta didik dari padamengandalkan kontribusi pemerintah (BOS) yangjumlahnya relative kecil. Dalam realitasnya, banyaksekolah yang menerima BOS, tetapi masihmemanfaatkan iuran keluarga peserta didik melaluimusyawarah komite sekolah.

Sumber pembiayaan yang lain adalah penerimaansumbangan-sumbangan sukarela dari masyarakat,seperti lembaga swasta atau perusahaan, peroranganmaupun keluarga. Sumbangan yang diberikan tidakhanya berupa finansial, tetapi juga tanah, tenaga, danbahan bangunan untuk kepentingan mendirikanbangunan sekolah.

d. Kegiatan Dalam Manajemen PembiayaanPendidikan

1) PerencanaanMenyusun suatu perencanaan pembiayaan atau

rencana anggaran perlu memperhatikan hal-hal sebagaiberikut:a) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan selama periode anggaran.b) Mengidentifikasikan sumber-sumber yang

dinyatakan dalam uang, jasa, dan barangc) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang

sebab uang pada dasarnya merupakan pernyataanfinansial

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 108: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

96

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

d) Memformulasikan anggaran dalam bentuk formatyang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansitertentu

e) Menyusun usulan anggaran untuk memperolehpersetujuan pihak yang berwenang

f) Melakukan revisi usulan anggarang) Persetujuan revisi anggaranh) Pengesahan anggaran

Kegiatan perencanaan dituangkan dalam RencanaAnggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) yangmencerminkan power sekolah dalam membiayaiprogram pendidikannya, dan kadang-kadang dijadikangambaran status sosial ekonomi keluarga pesertadidik.RAPBS terdiri dari rencana pendapatan danrencana pengeluaran (belanja sekolah). Dalam rencanapendapatan, terdapat beberapa komponen sumberpembiayaan (sudah dipaparkan dimuka). Sedangkandalam rencana pengeluaran terdiri dari komponen gajiguru/pegawai, dan non gaji yaitu pemeliharaan,pengadaan sarana penunjang seperti alat peraga,pelaksanaan proses pembelajaran dan programekstrakurikuler.

2) PelaksanaaanPelaksanaan administrasi keuangan terdiri dari hal-

hal sebagai berikut:a) Pengurusan Keuangan. Hal-hal yang berkenaan

dengan pengurusan keuangan adalah:1) SK Bendaharawan Sekolah2) Bendaharawan bukan Guru atau Kepala Tata

Usaha

Page 109: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

97

3) Penunjukkan Bendaharawan memenuhipersyaratan

4) Pemeriksaan keuangan oleh Kepala Sekolah5) Pemisahan antara bendaharawan: Rutin, BOS,

SPP, Komite Sekolahb) Kelengkapan Tata Usaha keuangan sekolah,

meliputi:1) Daftar Gaji2) Daftar lembur dan atau daftar honorarium3) Buku kas tabelaris, buku kas dan buku kas

pembantu4) Tempat penyimpanan uang, kertas berharga dan

tanda bukti pengeluaran5) Brand kas

c) Pencatatan Keuangan, Pencatatan keuangan terdiridari:1) Pengerjaan pembukuan kas umum/tabelaris

sesuai dengan peraturan yang berlaku2) Penerimaan SPMU otorisasi rutin, dibukukan

pada buku register SPMU, sedangkanpenerimaan OPP dalam buku tersendiri

3) Penerimaan dan penyetoran SPP dibukukansesuai dengan peraturan yang berlaku (tandabukti setoran)

4) Penerimaan dan penggunaan DPP dibukukansesuai dengan peraturan yang berlaku

5) Penerimaan dan penyetoran PPh dan PPndibukukan pada buku kas umum/tabelaris

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 110: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

98

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

6) Penerimaan dan penggunaan dana bantuanpemerintah setempat atau dari Komite Sekolahdibukukan dalam buku kas khusus

7) Telah dibuat berita acara penutupan kas padasaat penutupan buku kas setiap tiga bulan(inspeksi mendadak minimal tiga bulan sekali)

8) Tanda bukti pengeluaran (surat pertanggunganjawab disampaikan ke KPKN, tidak melewatitanggal 10 bulan berikutnya)

9) Laporan penggunaan keuangan menurutsumbernya kepada atasan yang bersangkutan

10)Peringatan/teguran tertulis kepada Bendaha-rawan apabila ada penggunaan uang yang tidaksesuai dengan tanda bukti yang ada danpenggunaan diluar rencana

11)Perlu diperhatikan/diteliti ada tidaknyatunggakan untuk pembayaran listrik, telepon,air, atau gas pada sekolah yang bersangkutan

3) PengawasanPengawasan adalah usaha untuk mencegah terjadi-

nya penyimpangan dari aturan, prosedur atau ketentuandengan pengawasan (controlling) diharapkan penyim-pangan yang mungkin terjadi dapat ditekan sehinggakerugian dapat dihindari. Pengawasan dapat ditempuhmelalui:Pemeriksaan Kas

Pemeriksaan adalah suatu proses sistematis untukmemperoleh bukti secara objektif tentangpernyataan-pernyataan berbagai kejadian/kegiatansekolah dengan tujuan untuk menetapkan tingkatkesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut

Page 111: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

99

dengan kriteria yang telah ditetapkan, danpenyampaian hasil-hasilnya kepada yangberkepentingan.Prosedur pemeriksaan kas yang biasa dilakukanadalah sebagai berikut :a) Dilakukan dengan tiba-tibab) Bendaharawan wajib mengeluarkan uang yang

dikuasainya dalam lingkup tanggung jawabatasnya

c) Adakah bukti-bukti pembayaran yang belumdibukukan

d) Adakah surat-surat berhargae) Bendaharawan harus membuat surat pernyataan

dengan bentuk yang sudah dibaukanf) Adakah bukti-bukti pengeluaran yang belum

disahkan oleh kepala sekolahg) Sisa kas harus sama dengan sisa kas di buku

umumh) Setelah selesai pemeriksaan kas, perlu dibuat

register penutupan buku kasi) Selanjutnya buku ditutup dan ditandatangani

oleh bendahara dan kepala sekolahj) Buat berita acara pemeriksaan kas dengan for-

mat yang telah ditentukank) Sampaikan berita pemeriksaan kas

4) PertanggungjawabanPertanggungjawaban dapat disampaikan kepada

kepala sekolah (pimpinan), sumber pemberi danamaupun kepada personil sekolah untuk dapat diketahuibersama. Hal ini perlu dilakukan mengingat “keuangan”

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 112: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

100

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

adalah hal yang sangat sensitive. Ketidakjelasan laporanpertanggungjawaban keuangan sekolah akan menambahanggapan negative terhadap kepala sekolah dalam halpenyelenggaraan keuangan sekolah yang tidak tertib.

Masalah pembiayaan pendidikan di Indonesiasangat kompleks, karena sistem anggarannya yangrumit, birokratis, kaku dan melibatkan banyak instansidengan aturannya masing-masing. Pada era otonomidaerah sekarang ini juga belum banyak perubahan.Anggaran pendidikan tetap sangat kompleks perma-salahan, sehingga sering terjadi kebocoran maupunpemborosan dalam pengelolaannya.

6. Manajemen Tata Usaha (Tata Laksana) Pendidikana. Pengertian Manajemen Tata Usaha

Tata Usaha (Tata Laksana) merupakan unit kerjapendukung dalam suatu organisasi (sekolah) yangmempunyai kedudukan penting dan strategis dalampencapaian tujuan suatu lembaga.

Sedangkan Manajemen Tata Usaha adalah kegiatanpengelolaan teknis surat-menyurat sesuai denganfungsinya yaitu mulai dari menerima (menghimpun),mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim, danmenyiapkan semua bahan informasi yang diperlukanorganisasi (sekolah).

b. Fungsi Tata UsahaBerdasarkan pengertian Tata Usaha, maka fungsi tata

usaha tidak lain mencakup 6 (enam) kegiatan yangberkaitan dengan clerical work atau pekerjaan tulis-menulis,yaitu:1) Menghimpun: yaitu kegiatan-kegiatan mencari data,

mengusahakan tersedianya segala keterangan yang

Page 113: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

101

tadinya beluma ada, sehingga siap untuk dipergunakanbilamana diperlukan.

2) Mencatat: yaitu kegiatan membubuhkan denganberbagai peralatan tulis keterangan yang diperlukansehingga terwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirimdan disimpan. Dalam perkembangan teknologi mod-ern, maka dapat termasuk alat-alat perekam suara.

3) Mengolah: bermacam kegiatan mengerjakanketerangan-keterangan dengan maksud menyajikandalam bentuk yang lebih berguna.

4) Menggandakan: yaitu kegiatan memperbanyak denganberbagai cara dan alat.

5) Mengirim: yaitu kegiatan menyampaikan denganberbagai cara dan alat dari satu pihak kepada pihaklain.

6) Menyimpan: yaitu kegiatan menaruh dengan berbagaicara dan alat di tempat tertentu yang aman.

c. Ruang Lingkup Kegiatan Tata Usaha SekolahDi sekolah memerlukan kegiatan Tata Usaha yang

tertib dan terarah.Pada lembaga pendidikan yang belumada bagian tata usaha, maka kegiatan tehnis persekolahanbiasanya diserahkan kepada masing-masing guru kelas danbertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah. Ruanglingkup kegiatan tata usaha sekolah secara global meliputihal-hal sebagai berikut:1) Menyusun Program Kerja tata usaha sekolah2) Pengelolaan keuangan sekolah3) Pengurusan manajemen ketenagaan dan peserta didik4) Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata

usaha sekolah5) Penyusunan manajemen perlengkapan sekolah

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 114: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

102

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

6) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah7) Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K

(Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, Ketertiban,Keindahan, Kekeluargaan dan Keseimbangan)

8) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan, pengurusanketatausahaan secara berkala

9) Pengurusan manajemen persuratan10)Pengelolaan perpustakaan11)Pengelolaan laboratorium12)Pengelolaan Tugas Pokok Pesuruh atau Penjaga Sekolah

Secara terperinci kegiatan-kegiatan tersebut menjaditugas pokok atau job description masing-masing bagian, diantaranya:

a) Tugas Pokok Bendaharawan SekolahMelaksanakan seluruh Manajemen Keuangan

Sekolah, meliputi keuangan rutin atau UYHD (UsahaYang Harus Dipertanggungjawabkan) atau BOPS (BiayaOperasional Penyelenggaraan Sekolah), Dana BOS,Dana Komite Sekolah dan Dana dari sumber lainnya,bertanggung jawab langsung kepada Kepala Tata Usaha,dengan rincian tugas sebagai berikut:• Menyimpan Dokumen, Rekening Giro atau Bank

Keuangan sekolah• Mengajukan Pembayaran• Membuat Laporan Penggunaan Keuangan BOPS,

BOS, Komite Sekolah dan sumber lainnya.• Melaksanakan Pengambilan dan Pengembalian

serta pembayaran Keuangan Negara sesuaipetunjuk.

• Menyimpan arsip/dokumen dan SPJ Keuangan

Page 115: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

103

• Membuat Laporan posisi anggaran (daya serap)• Membuat Lembar Hasil Waskat• Menjadi / melaksanakan tugas kebendaharaan dari

setiap kepanitiaan yang dibentuk sekolah. mem-bentuk keuangan berdasarkan sumber keuangan-nya pada buku kas umum, pembantu dan tabelaris.

b) Tugas pokok urusan inventarisasi danperlengkapanMelaksanakan Manajemen Inventarisasi dan

Kelengkapan sekolah bertanggung jawab kepada KepalaTata Usaha, dengan rincian tugas sebagai berikut:• Mencatat Penerimaan Barang Inventaris dan Non

Iventaris• Mengisi Buku Induk Iventaris• Mengisi Buku Golongan Inventaris• Membuat Buku Penerimaan dan Pengeluaran

Barang Non Inventaris• Membuat Buku Pengeluaran / Penggunaan Barang

Inventaris• Membuat Kode/Sandi pada Barang Inventaris• Membuat Laporan Keadaan Barang Inventaris• Mengisi Kartu Barang• Membuat Berita Acara Penghapusan Barang

Inventaris• Menyimpan Dokumen Kepemilikan Barang-barang

Inventaris dan dokumen lainnya• Membuat Daftar kebutuhan Sarana atau Prasarana

atau ruang• Membuat Daftar Pengumuman Barang Inventaris

pada setiap ruangan

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 116: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

104

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

c) Tugas Pokok Urusan Manajemen Kepegawaian• Mengisi Buku Induk Pegawai• Membuat DUK. R7/R6 (F-3) dan DSO (F-1,2) guru

atau pegawai• Membuat Daftar Prediksi Kenaikan Tingkat atau

Golongan gaji Berkala Guru/Pegawai• Membuat dan mengajukan berkas usul permo-

honan kenaikan Gaji Berkala Guru atau Pegawai• Membuat Daftar hadir Guru dan Pegawai• Menyimpan Berkas data atau arsip Kepegawaian• Membuat SK Pembagian Tugas dan Surat Tugas• Membuat Daftar Gaji• Membuat Daftar Pembayaran Honorarium dan

Kesejahteraan

d) Tugas Pokok Urusan Manajemen Peserta DidikMelaksanakan Manajemen Peserta Didik, ber-

tanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha, denganrincian tugas sebagai berikut:• Membuat Daftar Nomor Induk Peserta Didik• Mengisi Buku Klaper Peserta Didik• Mengisi Buku Induk Peserta Didik• Mengisi Buku Mutasi Peserta Didik• Membuat Daftar Keadaan Peserta Didik• Membukukan Daftar Keadaan Peserta Didik• Membukukan Daftar Peserta Didik• Mencatat Pendaftaran Peserta Didik• Membuat usulan peserta ujian• Menyimpan daftar Lulusan

Page 117: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

105

• Menyimpan Daftar Penerimaan atau penyerahanSTTB

• Menyimpan Daftar kumpulan nilai (leger)• Menyediakan Blanko Pemanggilan Orang Tua

Peserta Didik• Membuat Surat keterangan dan surat mutasi

Peserta Didik• Menyediakan Blanko izin keluar masuk kelas• Mengisi papan data keadaan Peserta Didik

e) Tugas Pokok Urusan Manajemen persuratanMelaksanakan Manajemen Persuratan, bertanggung

jawab kepada Kepala Tata Usaha, dengan rincian tugassebagai berikut:• Membuat Nomor Agenda Surat Masuk dan keluar• Mengisi Buku Agenda Surat Masuk dan Keluar• Menggandakan surat atau dokumen sekolah• Mengisi Buku Ekspedisi• Menyimpan Arsip dan menyampaikan surat• Memelihara dan menata kearsipan dan dokumen

surat keputusan, laporan dan lainnya.• Membantu kelancaran manajemen sekolah• Menyimpan dan menjaga kerahasiaan data sekolah

f) Tugas Pokok Pengelola perpustakaanMelaksanakan Manajemen Perpustakaan, ber-

tanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha, denganrincian tugas sebagai berikut:• Mengisi buku induk Perpustakaan dan Buku Paket• Membuat Nomor/Kode Klasifikasi Buku• Membuat Buku Pengunjung Perpustakaan

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 118: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

106

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

• Membuat Kelengkapan Kartu, Date due slip,Katalog Anggota Peminjam

• Membuat Statistik/Grafik Pengunjung danpeminjam

• Membuat Laporan Keadaan Buku• Membuat Daftar penggunaan barang inventaris di

perpustakaan

g) Tugas Pokok Pengelola LaboratoriumMelaksanakan Manajemen Laboratorium, ber-

tanggung jawab kepada kepala Tata Usaha, denganrincian sebagai berikut:• Mencatat/Membukukan barang-barang labora-

torium• Menyediakan Buku Penggunaan barang labora-

torium• Membuat daftar penggunaan laboratorium• Melayani kebutuhan alat-alat praktikum• Menata, menjaga, dan merawat alat-alat labora-

torium• Membuat daftar laporan keadaan dan mutasi alat-

alat• Membuat daftar kebutuhan bahan praktikum

h) Tugas Pokok Pesuruh atau Penjaga sekolahMelaksanakan Kegiatan kebersihan dan pengamanan

sekolah, bertanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha,dengan rincian sebagai berikut:• Menjaga dan melaksanakan kebersihan ruang

seluruh bangunan sekolah

Page 119: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

107

• Membantu menyediakan kebutuhan guru/pegawai• Menyiapkan air minum• Mencuci dan menyimpan alat-alat minum dan

makan• Membuka dan mengunci seluruh ruangan• Kebersihan toilet• Kebersihan dan kerapihan taman Sekolah• Melaksanakan piket malam, dan sebagainya.

Kegiatan Tata Usaha harus menjunjungfungsimanajemen, sehigga perlu direncanakan, diarahkan,dikoordinasikan, dikontrol dan dikomunikasikan secaraefektif dan efisien. Demikian pula, kegiatan Tata Usahasering disebut sebagai Manajemen perkantoran, (officemanagement), namun tidak sekedar berkaitan dengantugas tulis-menulis, akan tetapi menyangkut pula unsur-unsur pengaturan dan penyediaan tempat kerja, lokasibelajar yang nyaman dengan sistem kerja yang efektif.

7. Manajemen Hubungan Masyarakata. Pengertian Manajemen Hubungan Sekolah

Dengan MasyarakatIstilah hubungan sekolah dengan masyarakat

merupakan terjemahan dari Public School Relations yangbermakna hubungan timbal balik antara lembagapendidikan (sekolah) dengan masyarakat atau lingkunganterkait.

Kegiatan humas di sekolah dimaksudkan sebagaihubungan masyarakat internal dan eksternal.Dalamhubungan internal terjadi komunikasi antar warga sekolahyang terdiri dari Kepala Sekolah, Dewan guru, Tenaga Tatausaha dan peserta didik. Sedangkan humas eksternalmerupakan hubungan sekolah dengan masyarakat di luar

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 120: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

108

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

sekolah, meliputi instansi terkait, lembaga-lembagapendidikan, komite sekolah, tokoh-tokoh masyarakat danmasyarakat pada umumnya.

b. Pentingnya Kegiatan HumasKeberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh

proses pendidikan di sekolah dan tersedianya sarana danprasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungankeluarga dan atau masyarakat. Karena itu pendidikanadalah tanggung jawab bersama antara pemerintah(sekolah), keluarga dan masyarakat. Ini berarti mengisya-ratkan bahwa orang tua peserta didik dan masyarakatmempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turutmemikirkan dan memberikan bantuan dalam penye-lenggaraan pendidikan di sekolah.

Tingkat partisipasi yang tinggi dari orang tua pesertadidik dalam pendidikan di sekolah merupakan salah satuciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauh manamasyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikandi sekolah adalah indikator terhadap manajemen sekolahyang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat dalampendidikan ini merupakan sesuatu yang esensial bagipenyelenggaraan sekolah yang baik. Tingkat partisipasimasyarakat dalam proses pendidikan di sekolah inimemberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan sekolah,kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang padaakhirnya akan bermuara pada kemajuan dan prestasi belajarpeserta didik di sekolah.

Tentu saja keterlibatan masyarakat termasuk orang tuapeserta didik sangat bergantung pada usaha dan kreatifitassekolah dalam memberdayakannya sebagai mitra untukmenuju pendidikan yang berkualitas. Hal ini penting sekali,sebagai permulaan munculnya perhatian dan dukungan.

Page 121: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

109

Oleh karenanya komunikasi sekolah terhadap masyarakatinternal maupun eksternal sekolah harus selalu dibangun,agar mereka turut serta memikirkan dan memberikandukungan demi suksesnya pendidikan di sekolah.

Seperti di Negara-negara maju, sekolah memangdikreasikan oleh masyarakat, sehingga mutu sekolahmenjadi pusat perhatian mereka dan selalu merekaupayakan untuk dipertahankan. Hal ini dapat terjadi karenamereka sudah meyakini bahwa sekolah merupakan caraterbaik dan meyakinkan untuk membina perkembangandan pertumbuhan anak-anak mereka. Mengingat keyakinanyang tinggi akan kemampuan sekolah dalam pembetukananak-anak mereka dalam membangun masa depan yangbaik tersebut membuat mereka berpartisipasi secara aktifdan optimal mulai dalam perencanaan, pelaksana maupunpengawasan terhadap pengelolaan dan penyelenggaraansekolah, karena kesadaran yang tinggi dari masyarakat yangbersangkutan.

Sehingga hubungan sekolah dengan masyarakatmempunyai kepentingan yang menguntungkan antarakedua pihak tersebut.Bagi sekolah, dari informasi danpenjelasan yang diberikan kepada masyarakat, makaterbentuklah opini terhadap sekolah. Di samping itusekolah mendapatkan berbagai macam sumber dayamasyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk prosespembelajaran dan kegiatan pendidikan yang lain-lain.Demikian pada masyarakat dapat menggunakan hasil-hasilpemikiran dan perkembangan pengetahuan serta teknologiyang bermanfaat bagi masyarakat.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 122: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

110

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

c. Model dan Tehnik Hubungan Sekolah DenganMasyarakatDalam manajemen Humas, ada 5 (lima) model

kegiatan humas dengan berbagai pihak, termasuk tehnikhubungan yang bisa dilakukan. Berikut, paparanAbdurrahman Mala berdasarkan materi kuliah Adminis-trasi Pendidikan (tidak diterbitkan):

1) Hubungan Sekolah dengan Komite SekolahPerubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan

dalam era reformasi, dan era otonomi penyelenggaraanpendidikan sampai pada tingkat kabupaten.kota danbahkan otonomi pada tingkat sekolah, memberikankeleluasaan bagi setiap sekolah untuk berkreasi danberinovasi dalam penyelenggaraan sekolah. Dengandemikian diharapkan akan memacu percepatanpeningkatan mutu penyelenggaraan sekolah yang padagilirannya mempercepat peningkatan mutu hasil belajarsecara keseluruhan. Konsekuensi dari paradigmapendidikan yang memberikan otonomi sampai padatingkat sekolah menuntut sekolah untuk member-dayakan semua sumber daya yang dimilikinya.Salah satusumber daya yang sangat potensial dan dimiliki olehsekolah adalah masyarakat dan orang tua peserta didik.

Di Amerika Serikat, pengembangan sekolah dipedesaan atau di daerah-daerah urban berada di tangandewan masyarakat sekolah (SCC-School CommunityCouncil).Dewan ini terdiri dari unsur-unsur tenaga pro-fessional pendidikan dan anggota masyarakat, dalamrangka pengembangan staf.Aspek struktural daripelibatan masyarakat berarti adanya kesamaan ataukeseimbangan antar struktur yang terlibat dalampembuatan keputusan.Aspek prosedural pelibatan

Page 123: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

111

masyarakat berarti mengandung makna adanyakesamaan masukan dari kelompok professional dananggota-anggota masyarakat dalam menentukanaktivitas pengembangan staf untuk meningkatkanpraktek-praktek penyelenggaraan seolah yangberkualitas. Secara organisatoris dewan SCC inimemiliki tanggung jawab bersama sekolah untukmeningkatkan mutu pelayanan sekolah. Di sisi lain SCCini ternyata juga mempunyai tanggung jawab untukmelakukan analisis kebutuhan sekolah dan kebutuhanmasyarakat melalui survey yang dilakukannya.

Hasil analisis yang dilakukan dewan ini didiskusi-kan bersama pihak sekolah denga melibatkan para ahliseperti konsultan dan sebagainya untuk diterjemahkanmenjadi kebijakan dan program sekolah. Kebijakanmodel pelibatan masyarakat dalam pendidikan melaluilembaga SCC seperti di Amerika ini sebenarnya sudahsejak lama dikenal dan dilakukan oleh pendidikan danpersekolahan di Indonesia, mulai dari POM, POMG,BP3, hingga sekarang yang dikenal dengan KomiteSekolah. Tetapi hasilnya belum terlalu nampak karenaketerlibatan mereka lebih banyak pada membantukeuangan sekolah. Akhir-akhir ini pemerintah Indone-sia dalam hal ini Kemendikbud membuat kebijakan barudengan mengganti istilah BP3 menjadi DewanPendidikan di tingkat Kabupaten/Kota dan KomiteSekolah di tingkat sekolah.

2) Komunikasi dengan masyarakat dan lingkungandi luar sekolahKeberadaan sekolah berlandaskan kemauan baik

negara dan masyarakat yang mendukungnya. Olehkarena itu orang-orang bekerja di sekolah mau tidak

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 124: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

112

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

mau harus bekerja sama dengan masyarakat. Masyarakatdapat berwujud orang tua peserta didik, badan-badan,organisasi-organisasi, baik negeri maupun swasta.Salahsatu alasan mengapa sekolah perlu dukungan darimasyarakat tempat sekolah itu berada ialah karenasekolah harus dibiayai. Tugas sekolah ialah bagaimanamenumbuhkan rasa ikut memiliki (senseaf belonging) danrasa ikut bertanggung jawab (senseresponsibility)masyarakat terhadap sekolah. Dalam hal ini perhim-punan administrator sekolah di Amerika Serikat (theAmerican Association of School Administrators) telahmengumpulkan beberapa indikator (petunjuk) tentanghubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu bahwa parakepala sekolah harus memahami:1. Unsur-unsur penting pada anggota masyarakat

lingkungan sekolah, kesetiaan, kepatuhan danperasaan terikat yang ada pada masyarakat, cara-cara beraksi, menangani ide baru.

2. Tradisi dan adat-istiadat.3. Organisasi anggota masyarakat.4. Kepemimpinan/struktur kekuatan yang terdapat

dalam masyarakat.5. Situasi fisik masyarakat, ciri-ciri pengelompokkan

formal dan hubungan ciri-ciri populasi.Jika para kepala sekolah memperoleh keterangan –

keterangan di atas, berarti ia mendapat informasi yangdiperlukan untuk mengembangkan hubungan yangsehat dan sukses antara sekolah dan masyarakat.

Page 125: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

113

3) Hubungan Sekolah dengan Pemerintah danLembaga Masyarakat

a) Hubungan Sekolah dengan PemerintahDalam era otonomi sekolah, khususnya denganimplementasi pendekatan manajemen sekolahberbasis masyarakat, sekolah memang memilikikeleluasaan dan atau otonomi yang lebih luas.Otonomi pemerintahan yang berbasis padapemerintah daerah Kabupaten/Kota meletakkanpembinaan dan penyelenggaraan pendidikan beradadi tingkat Kabupaten dan Kota, sehingga nampak-nya peranan Pemerintah provinsi dan pusat tidakdominan.Meskipun demikian bukan berarti pusatdan propinsi tidak memiliki tanggung jawabterhadap pendidikan.Dalam paradigma otonomiseperti sekarang diperlukan kemampuan sekolah(kepala sekolah) untuk membangun kerjasama yangharmonis dengan berbagai institusi pemerintahanmulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkatKabupaten/kota/Kecamatan bahkan kelurahan.Di samping institusi pemerintahan, sekolah jugaperlu membangun kerjasama yang sinergis denganlembaga masyarakat seperti karang taruna,kepramukaan dan berbagai lembaga LSM yangbergerak dalam membantu dan membangunpendidikan.Hal yang sangat penting untukdiperhatikan dalam kerjasama dengan lembaga iniadalah jangan sampai sekolah larut dan dapatdibawa kepada masalah-masalah lain selain untukkepentingan pendidikan.Sekolah tidak bolehterbawa arus kepada kegiatan politik praktis dankepentingan kelompok tertentu.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 126: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

114

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Kerjasama dengan berbagai institusi tersebut di atasmenjadi kemutlakan bagi sekolah dalam upayamengembangkan sekolah secara optimal, sebabsekolah adalah lembaga interaksi sosial yang tidakbisa lepas dari masyarakat secara keseluruhan,khususnya masyarakat di sekitarnya.Banyak halyang tidak dapat dilakukan sekolah tanpa bantuanmasyarakat tersebut, katakanlah sekolah mengada-kan perayaan ulang tahun sekolah, untuk menjagakeamanan, maka sekolah mutlak meminta bantuankepolisian atau petugas keamanan lingkungansetempat. Berbagai bentuk atau tehnik kerjasamayang dapat dikembangkan dengan berbagai institusitersebut antara lain:1. Pemberian dan atau penggunaan fasilitas

bersama. Berbagai fasilitas yang tidak dimilikioleh sekolah mungkin saja terdapat dan dimilikioleh lembaga tertentu. Untuk menunjangkegiatan pendidikan sekolah dapat membangunkerjasama dengan pemilik fasilitas tersebut.Misalnya tempat pameran, gedung olah raga danlain-lain.

2. Pelaksana kegiatan peningkatan kemampuanpeserta didik. Misalnya sekolah inginmeningkatkan pemahaman dan kemampuanpeserta didik tentang kesehatan, dapatbekerjasama dengan puskesmas, dalammemanfaatkan berbagai fasilitas kesenian (alat-alat seni, seperti seni tradisional) sekolah bisamenjalin kerja sama dengan komunitas seni danbudaya di masyarakat.

3. Pemanfaatan sumber daya manusia secaramutualism, sekolah dapat memanfaatkan

Page 127: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

115

sumber daya manusia di masyarakat dansebaliknya masyarakat dapat memanfaatkansumber daya manusia yang dimiliki sekolah.

b) Hubungan Sekolah Dengan Lembaga MasyarakatPada saat ini sangat banyak masyarakat yang

mengikat dirinya dalam satu kelompok organisasi, baikyang bersifat organisasi sosial, organisasi profesi,organisasi untuk community tertentu yang bersifatkedaerahan maupun organisasi yang mementingkanlaba. Dari berbagai organisasi tersebut banyak sekaliyang sangat peduli terhadap pendidikan, tetapi tidaksedikit juga organisasi yang menjadi stressor bagi duniapendidikan.Disadari bahwa organisasi-organisasitersebut sangat besar peranannya dalam membantupendidikan apabila diberdayakan secara optimal danmurni. Beberapa organisasi yang memfokuskan dirinyaterhadap pendidikan antara lain: Ikatan SarjanaPendidikan Indonesia (IPSI), Ikatan Sarjana ManajemenPendidikan Indonesia (ISMAPI), Persatuan GuruRepublik Indonesia (PGRI), Masyarakat PeduliPendidikan Indonesia, Asosiasi Bimbingan KonselingIdonesia (ABKINS), Gerakan Nasional Orang Tua Asuh(GN OTA) 65, Himpunan Masyarakat Psikologi Indo-nesia (HIMAPSI), Kelompok Budayawan, Seni Tari danMusik, dan lain-lain.

Organisasi tersebut sangat besar manfaatnyaapabila sekolah mampu menjadikannya sebagai mitrabagi pengembangan dan peningkatan mutu sekolah.Sebagai contoh, kalau sekolah ingin meningkatkanbagaimana implementasi manajemen berbasis sekolahyang berkualitas, maka Ikatan sarjana ManajemenPendidikan Indonesia yang ada di masing-masing daerah

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 128: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

116

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

dapat dimanfaatkan sebagai mitra, baik dalampengembangan konsep, implementasi kegiatan maupundalam pembinaan sehari-hari. Hal yang sama juga dapatdilakukan kerjasama dengan kelompok seni tari,misalnya kalau sekolah menyelenggarakan ekstrakurikuler seni tari musik atau drama. Sangat mungkinsuatu sekolah pada masa sekarang ingin meningkatkanperan guru di samping sebagai pengajar juga sebagaipembimbing. Untuk meningkatkan kemampuan gurutersebut sekolah dapat bekerja sama dengan asosiasibimbingan ABKINS (Asosiasi Bimbingan KonselingIndonesia), atau juga dengan HIMAPSI (HimpunanMasyarakat Psikologi Indonesia).

Dalam kenyataan sehari-hari sering terjadiorganisasi masyarakat melaksanakan kegiatannya justrumenggunakan sekolah sebagai sasarannya, sepertipengabdian masyarakat mereka tentang penyuluhanNARKOBA. Hal ini harus dimanfaatkan oleh sekolahsebagai peluang dalam pembinaan pesrta didik disekolahnya. Oleh sebab itu tidak salah kalau sekolahselalu memprogramkan berbagai kegiatan tersebutsebagai upaya meningkatkan mutu di sekolah.

4) Hubungan antara Sekolah dengan Orang TuaPeserta Didik (Hubungan Edukatif)Hubungan efektif sekolah, orang tua dan

masyarakat dapat dilakukan melalui:• Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan

kelompok masyarakat untuk memperkenalkan diri.Jelaskan kepada mereka makna keragaman dalamkelas dan pelajaran yang ramah.

• Jadwalkan diskusi informal, satu atau dua kalidalam setahun dengan orang tua dan komite

Page 129: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

117

sekolah untuk menggali potensi belajar pesertadidik mereka. Tunjukkan contoh hasil karya pesertadidik, tekankan bakat dan prestasi yang dimilikipesesrta didik, dan bicarakan bagaimana agar dapatbelajar lebih baik jika ia bisa mengatasihambatannya.

• Kirim hasil karya peserta didik ke rumahnya agarorang tuanya mengetahui perkembangan potensipeserta didik kemudian mintalah pendapat mereka.

• Biasakanlah peserta didik membahas apa yang telahdipelajari di rumah dengan memanfaatkan infor-masi pelajaran yang diperoleh dari sekolah. Jugakomunikasikan dengan orang tua bagaimana danapa yang telah dipelajari di kelas dengan mengait-kan kegiatan dan perannya di rumah. Dengan katalain, tunjukkan bagaimana pengetahuan yangdiperoleh di kelas bisa digunakan di rumah dan dimasyarakat.

• Lakukan kunjungan sumber belajar di masyarakatatau minta peserta didik mewawancarai orangtua-nya, atau kakek neneknya tentang kegiatan saatmasa kanak-kanak dalam kehidupan ber-masyarakat.

5) Memberi pengertian kepada masyarakat tentangfungsi sekolah melalui teknik-teknikkomunikasi.

a) Media-media hubungan Sekolah denganMasyarakat• Media visual (majalah, gambar, posterposter dan

sebagainya).• Media Audio (microphone, telephone,

handphone, radio dan lain-lain).

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Page 130: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

118

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

• Media Audio Visual (televisi, film, dansebagainya).

b) Jalur-jalur komunikasi Sekolah dengan MasyarakatAda beberapa jalur yang dapat ditempuh walaupundemikian jalur yang paling menguntungkan adalahjalur yang langsung berhubungan dengan pesertadidik dan situasi pertemuan langsung (face to face),diantaranya adalah:• Peserta didik• Surat-surat selebaran dan buletin sekolah.• Mass Media (Media Masa)• Pertemuan Informal• Laporan Kemajuan• Kontak FormalPada dasarnya, lembaga pendidikan bukanlah

lembaga yang berdiri sendiri dalam membina pertum-buhan dan perkembangan peserta didik, tetapi sekolahmerupakan bagian yang tidak terpisahkan darimasyarakat yang luas, dan bersama masyarakat mem-bangun dan meningkatkan segala upaya untukmemajukan sekolah.

Page 131: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

119

BAB IIIPELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSIMANAJEMEN DALAM LEMBAGA

PENDIDIKAN

Dalam mengoperasionalisasikan fungsi-fungsi manajemen,pendidikan membutuhkan perencanaan pengelolaan yang

baik, sebagaimana adanya pengorganisasian, pengarahan, danpengawasan untuk semua kegiatan pendidikan. Fungsi-fungsimanajemen yang lazim diterapkan pada lembaga atauorganisasi termasuk pendidikan mengacu pada pendapatHenry Fayol, seorang pakar ilmu manajemen yang memerincisecara sistematis, yaitu meliputi: (1) planning (perencanaan),(2) organizing (pengorganisasian), (3) coordinating(pengoordinasian), (4) commanding (pengarahan), dan (5)controlling (pengawasan). (Hikmat, 2009 : 39). Di sampingmemaparkan fungsi manajemen, Henry Fayol jugamemunculkan azas-azas manajemen yang meliputi (1) azaspembagian kerja, (2) azas wewenang dan tanggung jawab,(3) disiplin, (4) kesatuan perintah, (5) kesatuan arah, (6)azas kepentingan umum, (7) pemberian janji yang wajar, (8)pemusatan wewenang, (9) azas keteraturan, (10) azaskeadilan, (11) kestabilan masa jabatan, (12) inisiatif, (13)azas kesatuan.

Page 132: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

120

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Pemaparan dalam bab ini meliputi perencanaan, strukturorganisasi dan job description, komunikasi dan koordinasi,pengawasan dan pengendalian serta diakhiri denganpengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

A. PerencanaanPerencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang telah

ditetapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan tertentu.Sedang Hartani (2011: 23) menjelaskan bahwa perencanaanpendidikan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yangakan datang untuk mencapai tujuan pendidikan. Perencanaanmengandung unsur-unsur (1) sejumlah kegiatan yangditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses (3) hasil yang ingindicapai, (4) menyangkut masa depan dalam kurun waktutertentu.

Mengamati pelaksanaan perencanaan program pendi-dikan, kepala sekolah bersama-sama stakeholder sekolahmerumuskan dan menetapkan visi-misi sekolah sebagai praperencanaan merupakan tolak ukur atau acuan dalammelakukan program perencanaan pendidikan.

Visi Sekolah:• Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan

segenap pihak yang berkepentingan pada masa yangakan datang;

• Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatanpada warga sekolah dan segenap pihak yangberkepentingan;

• Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai wargasekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selarasdengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikannasional;

Page 133: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

121

• Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpinoleh kepala sekolah dengan memperhatikan masukankomite sekolah;

• Disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenappihak yang berkepentingan;

• Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuaidengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Misi Sekolah:• Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;• Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun

waktu tertentu;• Menjadi dasar program pokok sekolah;• Menekankan padamutu layanan peserta didik dan

mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah;• Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan

dengan program sekolah;• Memberikan keluwesan dan ruang gerak

pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolahyang terlibat;

• Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihakyang berkepentingan termasuk komite sekolah dandiputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpinoleh kepala sekolah;

• Disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenappihak yang berkepentingan;

• Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuaidengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Secara substansial, perencanaan pendidikan mengandung3 (tiga) hal yang mendasar, yaitu: (1) tujuan pendidikan,

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 134: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

122

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

(2) pertimbangan kebijakan, (3) pelaksanaan rencanapendidikan. Tujuan pendidikan perlu dirumuskan,ditetapkan dan dikembangkan, karena merupakan targetyang akan dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan.

Tujuan pendidikan:• Menggambarkan tingkat kualitas dan kuantitas yang

perlu dicapai dalam jangka pendek, menengah,maupun panjang;

• Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikannasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

• Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudahditetapkan oleh sekolah dan pemerintah;

• Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yangberkepentingan termasuk komite sekolah dandiputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpinoleh kepala sekolah;

• Disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenappihak yang berkepentingan.

Dalam mempertimbangkan kebijakan pendidikan secaraumum, perencanaan pendidikan harus mengacu padaUndang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. Di dalam BAB II Pasal 2, dinyatakanbahwa,

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam pasal 3 dijelaskan bahwa pendi-dikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yag bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuanuntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

Page 135: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

123

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Di samping itu, lebih ditegaskan lagi bahwa sistempendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataankesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansidan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapitantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,nasional dan global, sehingga perlu perubahan pendidikanterencana dan berkesinambungan.

Rencana pendidikan di sekolah dijadikan sebagai dasarpengelolaan sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian,kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.Sedangkan isi perencanaan pendidikan tersebut harusmemuat bidang garapan manajemen pendidikan di sekolahyang meliputi kesiswaan, kurikulum, tenaga personalia,sarana, dan pra sarana, pembiayaan, budaya, dan lingkungansekolah, hubungan masyarakat dan kemitraan, dan TataLaksana. Secara terperinci, Husaini (2010: 641) memaparkanpedoman pelaksanaan rencana pendidikan di sekolah sebagaiberikut:• Sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur

berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudahdibaca oleh pihak-pihak yang terkait.

• Perumusan pedoman sekolah:1) Mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan sekolah;2) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai

dengan perkembangan masyarakat.• Pedoman pengelolaan sekolah meliputi:

1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);2) Kalender pendidikan/akademik3) Pembagian tugas diantara guru;

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 136: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

124

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

4) Pembagian tugas diantara tenaga kependidikan;5) Peraturan akademik;6) Tata tertib sekolah;7) Kode etik sekolah;8) Biaya operasional sekolah.

• Pedoman sekolah sebagai petunjuk pelaksanaanoperasional.

• Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan, danpembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikandievaluasi dalam skala tahunan, sementara lainnyadievaluasi sesuai kebutuhan.Beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan

perencanaan pendidikan di sekolah:• Kegiatan sekolah dilaksanakan berdasarkan macam kerja

minimal satu tahun.• Dilaksanakan dan penanggung jawab kegiatan berdasarkan

sumber daya yang ada.• Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan

rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapatkanpersetujuan melalui rapat dewan pendidik dan komitesekolah;

• Kepala sekolah mempertanggungjawabkan pelaksanaanpengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidikdan bidang non akademik pada rapat komite sekolah dalambentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikansebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.

Page 137: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

125

B. Struktur Organisasi dan Job DescriptionOrganisasi secara umum dapat diartikan memberi

struktur atau susunan yakni orang-orang dalam satukelompok kerjasama, dengan maksud menempatkan masing-masing/penentuan struktur, hubungan tugas, dan tanggungjawab itu dimaksudkan agar tersusun suatu pola kegiatanuntuk menuju kepadatercapainya tujuan bersama.Sekolahsebagai suatu lembaga pendidikan yang didalamnya terdapatkepala sekolah, guru-guru, pegawai tata usaha, dan murid-murid, memerlukan adanya organisasi yang baik agar jalannyasekolah itu lancar menuju kepada tujuannya.

Perlunya organisasi sekolah yang baik adalah karenatugas-tugas di sekolah tidak hanya mengajar saja, jugapegawai-pegawai tata usaha, pesuruh dan penjaga sekolah,dan lain-lain, semuanya harus bertanggung jawab dandiikutsertakan dalam menjalankan roda sekolah itu secarakeseluruhan.Dengan demikian agar jangan terjadi overlapping(tabrakan) dalam memegang atau menjalankan tugasnyamasing-masing, diperlukan organisasi sekolah yang baik danteratur.Dengan organisasi sekolah yang baik dimaksudkanagar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat meratakepada semua orang sesuai dengan kecakapan dan fungsinyamasing-masing. Tiap orang mengerti dan menyadari tugasyadan tempatnya dalam struktur organisasi itu.Dengandemikian, dapat dihindari pula adanya tindakan yangsewenang-wenang atau otoriter dari kepala sekolah, dansebaliknya dapat diciptakan adanya suasana yang demokratisdidalam menjalankan roda sekolah itu.

Struktur organisasi sekolah adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) yang ada di sekolah. Strukturorganisasi tersebut menunjukkan adanya pembagian kerja dariberbagai unit kegiatan yang berbeda-beda dapat dikondisikan,digerakkan dan diserasikan sesuai dengan sumber daya

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 138: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

126

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

pendidikan di sekolah. Dengan adanya Struktur OrganisasiSekolah, semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikanlainnya mempunyai tugas wewenang, dan tanggung jawabyang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan manajemensekolah.

Sebuah sekolah terdiri dari berbagai bagian-bagian yangkeseluruhannya memerlukan pengaturan dan uraianpekerjaan pada masing-masing bagian tersebut.Olehkarenanya diperlukan uraian kerja masing-masing. Job descrip-tion (uraian pekerjaan) merupakan dokumen formal organisasiyang berisi ringkasan informasi penting mengenai suatujabatan untuk memudahkan dalam membedakan pekerjaanyang satu dengan yang lain dalam suatu organisasi. Uraianpekerjaan tersebut disusun dalam suatu format yangterstruktur sehingga informasi mudah dipahami oleh setiappihak yang berkaitan di dalam organisasi.

Pada hakikatnya, uraian pekerjaan merupakan bahan bakudasar dalam pengelolaan SDM di organisasi, dimana suatupekerjaan dijelaskan dan diberikan batasan. Informasi dasardan penting mengenai jabatan ini diperlukan oleh banyakpihak, mulai dari pemegang jabatan (agar ia mengerti apayang dituntut dari jabatan tersebut), perekrut (agar mengertiorang seperti apa yang sesuai untuk mengisinya), alasan(supaya memahami apa yang ia tuntut dari pekerjaanbawahannya dan menjadi dasar yang objektif untukmengkomunikasikan ekspektasi organisasi terhadapbawahannya, serta dasar untuk pengukuran kinerja), hinggabagi pengelola pelatihan (agar mengerti kompetensi apa yangperlu dimiliki oleh setiap pemegang jabatan). Penyusunanuraian jabatan harus dilakukan dengan baik agar mudahdimengerti. Untuk itulah diperlukan suatu proses yangterstruktur pula yang dikenal dengan analisis jabatan.

Page 139: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

127

Analisa jabatan adalah sebuah proses untuk memahamisuatu jabatan dan kemudian menyadurnya ke dalam formatyang memungkinkan orang lain untuk mengerti tentangjabatan tersebut. Ada 3 tahap penting dalam proses analisisjabatan, yaitu (1) mengumpulkan informasi, (2) menganalisisdan mengelola informasi jabatan, dan (3) menyusun informasijabatan dalam suatu format yang baku. Analisis jabatan yangdilakukan dengan baik akan menghasilkan uraian jabatan yangbaik pula, dan kemudian dapat dijadikan bahan baku yangbaik untuk proses pengelolaan SDM yang lain (evaluasijabatan, rekrutmen dan seleksi, manajemen kinerja,penyusunan kompetensi, pelatihan).

Ada sejumlah prinsip penting yang harus dipegangadalam melakukan proses analisis jabatan. Pertama, prosesanalisis dilakukan untuk memahami apa tanggung jawabsetiapjabatan dan kontribusi hasil jabatan tersebut terhadappencapaian hasil atau tujuan organisasi. Dengan analisis ini,maka nantinya uraian jabatan akan menjadi daftar tanggungjawab, bukan daftar tugas atau aktivitas. Kedua, yang dianalisisadalah jabatan, bukan pemegang jabatan yang saat inikebetulan sedang memangku jabatan tersebut. Ini pentinguntuk menghindari kebiasaan menganalisis jabatanberdasarkan kemampuan, kinerja, gaya atau metode kerja daripemegang jabatan saat ini. Yang perlu dianalisis adalah standardesain jabatan tersebut berdasarkan struktur organisasi yangada saat ini.Ketiga, kondisi jabatan saat ini berdasarkan faktayang ada sesuai rancangan strategi dan strukturorganisasi.Prinsip-prinsip ini penting untuk dipahami karenasering terjadi di banyak organisasi, uraian jabatan dibuatberdasarkan “selera” masing-masing atasan, atau bahkandiserahkan untuk dibuat oleh pemegang jabatan.Ini membuattidak adanya standar batasan jabatan yang sebenarnyadiinginkan oleh organisasi. Jika hal ini terjadi, maka akan

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 140: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

128

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

mudah untuk diperkirakan munculnyabanyak masalahmengenai tumpang tindih tanggung jawab antar jabatan, ataurangkap tanggung jawab oleh karena ada beberapa tanggungjawab yang ternyata tidak tercakup di jabatan apapun. Jugaakan dapat terjadi adanya jabatan yang beban yangtanggungjawabnya sangat besar/luas, sementara jabatan lainterlihat sangat sempit dan ringan, sehingga tidak adaperimbangan cakupan pekerjaan, yang dapat menimbulkanbanyak masalah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam job de-scription (uraian pekerjaan) diantaranya sebagai berikut : 1.Perumusan fungsi, tugas atau kegiatan yang jelas dan tegas,2. Penempatan orang secara tepat yaitu atas dasar pertim-bangan yang obyektif. 3. Kejelasan dan ketegasan wewenangserta tanggung jawab. 4. Kejelasan pertanggungjawaban darimasing-masing anggota seperti laporan kegiatan, keuangandan lain-lain. 5. Membebaskan pucuk pimpinan (top man-agement).

Perlunya Job Description Dalam Organisasi Sekolah.Tidak dapat dipungkiri bahwa di lingkungan sekolah

adalah lingkungan orang-orang yang memiliki sumber dayamanusia yang cukup dalam bidang masing-masing, namuntidak dapat dielakkan juga kenyataan bahwa denganperbedaan latar belakang pengetahuan dan disiplin ilmutersebut mengakibatkan lingkungan sekolah rentan dengankonflik yang tidak perlu.Ini bisa saja diakibatkan oleh mismanajemen.Oleh karenanya manajemen sumber dayamanusia sangat dibutuhkan di sekolah, dimana dalam MSDMtersebut berbicara tentang seni mengatur dan mengelolaSDM.

Sumber daya manusia memiliki perbedaan-perbedaanmeskipun latar belakang spesialisasi ilmu yang sama apalagi

Page 141: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

129

jika berangkat dari spesialisasi dan latar belakang disiplin ilmuyang berbeda. Sebagai ilustrasi bahwa pemberian perintahkepada dua orang dengan perintah yang sama danpenyampaian yang sama akan dapat ditafsirkan berbeda olehdua orang tesebut menurut tingkat pemikiran dan kehalusanperasaan masing-masing dan hal ini tentunya akan sangatberpengaruh dalam mencapai tujuan organisasi sekolahtersebut. Oleh karenanya maka benar bahwa manajemensumber daya manusia merupakan seni dan sekaligus ilmu,karena itu menuntut bagaimana dapat melakukan suatupengelolaan dengan cara yang dapat diterima oleh semuaorang dengan pemahaman yang diharapkan sama sehinggatujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Kenyataan ini menguatkan bahwa dalam sebuahorganisasi sekolah yang di dalamnya terdapat berbagai tugasmanajemen, diantaranya manajemen kurikulum, manajemenkesiswaan, manajemen personalia, manajemen keuangan, danmanajemen perawatan preventif sarana dan prasarana, semuaharus dapat memastikan bahwa pembagian tugas dapatterdistribusi dengan baik. Karena job description (uraianpekerjaan) adalah sebagai dokumen formal organisasi sekolahyang memuat uraian kerja maka ini menjadi sangat perluadanya sehingga dapat dijadikan sebagai dokumen kontrolpelaksanaan pekerjaan bagi masing-masing pegawai, yangsekaligus juga dapat dijadikan sebagai kontrol keberhasilanpekerjaan karyawan atau pegawai tersebut.Selain itu, bagiorganisasi sekolah sendiri ini dapat dijadikan sebagaipegangan apabila terjadi rolling atau mutasi pegawai sehinggapegawai baru dapat melaksanakan tugasnya dengan mudah.

Berikut, beberapa contoh pembagian tugas dan job de-scription Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan KepalaTata Usaha:

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 142: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

130

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Kepala sekolah, bertugas memimpin dan mengkoor-dinasikan semua pelaksanaan rencana kerja harian, mingguan,bulanan, semester, dan tahunan.Juga mengadakan hubungandan kerjasama dengan pejabat-pejabat resmi setempat dalamusaha pembinaan sekolah. Wakil Kepala Sekolah BidangKurikulum, bertugas membuat perencanaan dan mengkoor-dinasikan pembagian tugas guru-guru per semester merekapdaya serap dan target pencapaian kurikulum per semesterdan per tahun pelajaran, serta segala kegiatan yangberhubungan dengan urusan kurikulum dan pengajaranbidang intra-kurikuler. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaanbertugas membuat perencanaan penerimaan siswa baru,mutasi siswa dan pendaftaran ulang siswa, membina danmembimbing OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) danmengkoordinasikan semua yang berkaitan dengan kegiatansiswa di bidang ekstra kurikuler. Wakil Kepala Sekolah BidangSarana dan Prasarana Pendidikan, bertugas mengkoordinasikansegala kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan,pemeliharaan dan penghapusan barang-barang inventaris/noninventaris baik fisik maupun non-fisik milik sekolah.KepalaTata Usaha, bertugas mengkoordinasikan seluruh kegiatanyang berkaitan dengan manajemen sekolah, meliputipenyusunan program tahunan, kepegawaian, keuangan,pelaporan, inventaris dan kesiswaan.

Semua gambaran ini memperjelas bahwa job decriptiondalam sebuah sekolah sangat diperlukan adanya, olehkarenanya pihak sekolah harus benar-benar memperhatikandan merumuskan dengan baik tentang uraian pekerjaan sesuaidengan tujuan yang diinginkan, serta selalu terbuka denganpengaruh perkembangan teknologi sehingga dapatmenyesuaikan diri dengan arus globalisasi di era teknologiyang lebih pesat sekarang ini.

Page 143: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

131

C. Komunikasi dan KoordinasiUntuk menuju manajemen yang baik diantaranya

diperlukan komunikasi dan koordinasi yang lancar dan tepat.Pengertian komunikasi adalah proses penyampaian dan

penerimaan dari seseorang kepada orang lain secara tertulis,lisan maupun isyarat baik secara langsung (face to face)maupun tidak langsung (melalui media tertentu).

Dalam proses komunikasi terdapat unsur-usur sebagaiberikut:(1)Pengirim pesan (sender) atau komunikator dan materi (isi)

pesan,(2)Bahasa pesan (coding)(3)Media (Telepon, TV, radio) mikrofon, surat, memo, com-

puter, internet, dan sebagainya(4)Menginterprestasikan pesan(5)Penerima pesan(6)Respons (balikan penerima pesan)(7)Gangguan komunikasi (error) (Hartani, 2011: 25)

Komunikasi ini sangat diperlukan untuk mengantisipasikesalahpahaman penerima pesan tentang isi pesannya.

Menurut Amstrong seperti dikutip Hartani (2011: 26)bahwa seorang manajer yang baik adalah manajer yang lebihbanyak mendengar dari pada bicara. Pada dasarnya manajeradalah komunikator; sehingga seorang manajer perlumenguasai tehnik berkomunikasi yang baik, cara mengatasikendala berkomunikasi dan terampil menjadi pendengar yangbaik.

Selanjutnya, koordinasi dapat didefinisikan sebagaitindakan kerjasama antar personil, unit atau bagian tentangsegala sesuatu dalam hubungan yang harmonis dan produktifuntuk mencapai suatu tujuan. Rencana program pendidikan

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 144: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

132

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

di sekolah sangat kompleks dan saling berkaitan antara bidangsatu dan lainnya, sehingga dibutuhkan adanya koordinasi.Koordinasi tersebut perlu untuk mengatasi kemungkinanadanya duplikasi tugas, menyatukan satu pemahaman,mengantisipasi perebutan hak dan tanggung jawab,kesimpangan dalam menjalankan tugas dan kewajiban dansebagainya.

D. Pengawasan dan Pengendalian1. Pengawasan (Controlling)

Istilah pengawasan sering dikaitkan dengan kata evaluasi(evaluating), koreksi (correcting), sepervisi (supervision), danpemantauan.Semua istilah tersebut lebih tepatnya sebagaitehnik dalam kegiatan pengawasan.Secara umum pengawasanmerupakan kunci keberhasilan manajemen.Karena adanyapengawasan suatu organisasi, perencanaan, kebijakan danupaya peningkatan mutu dapat dilaksanakan dengan baik.

Pengertian pengawasan menurut Jhonson (Syaiful, 2006:59) adalah sebagai fungsi sistem yang melakukan penyesuaianterhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan sistem hanya dalam batas-batas yangdapat ditoleransi. Sedangkan Engkoswara (2011: 219)mengemukakan bahwa pengawasan pada dasarnyamembandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnyaterjadi. Jadi bila dalam proses terjadi penyelewengan atauhambatan segera dilakukan tindakan koreksi. Pengawasantidak hanya dilakukan pada akhir proses manajemen, tetapipada setiap tahap kegiatan sehingga lebih efektif.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkanbahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemenyang melakukan penyelesaian terhadap rencana dan sebagai

Page 145: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

133

kontrol terjadinya penyelewengan-penyelewengan, sehinggakegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.

Tujuan PengawasanSecara umum pengawasan tidak bertujuan untuk mencari

kesalahan ataupun memberi hukuman dari pimpinan padabawahannya, tetapi pengawasan mempunyai tujuan sebagaidasar bagi pimpinan untuk menentukan kebijakan danmengambil keputusan yang strategis, menuju organisasi yanglebih baik.

Tujuan pengawasan berdasarkan konsep sistemmanajemen adalah membantu mempertahankan hasil atauoutput yang sesuai sistem. Artinya melalui pengawasan apayang telah ditetapkan dalam rencana dan program, pembagiantugas dan tanggung jawab, pelaksanaannya serta evaluasinya,senantiasa dipantau dan diarahkan sehingga tetap beradadalam ketentuan. (Fattah, 1996: 103).

Sedangkan Engkoswara (2011: 221) menjabarkan tujuanpengawasan sebagai berikut:• Agar pihak yang diawasi merasa terbantu, sehingga visi

dan misi organisasi bisa tercapai secara efektif dan efisien.• Agar tercipta suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi,

saling percaya dan akuntabilitas.• Untuk meningkatkan kelancaran kegiatan organisasi• Untuk memotivasi terwujudnya good governance

Dengan kata lain, tujuan pengawasan adalah untukmenentukan solusi yang tepat, efisien, dan efektif dalammengatasi berbagai problema organisasi (kependidikan).

Fungsi pengawasanMenurut Donn (Engkoswara, 2011: 221) pengawasan

mempunyai 4 (empat) fungsi, yaitu:

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 146: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

134

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Fungsi eksplanasi : menjelaskan bagaimana kegiatandilakukan meliputi hambatan dankesulitan serta alasan adanyaperbedaan hasil kegiatan.

Fungsi akuntansi : dilakukan auditing terhadappenggunaan sumber daya dantingkat out put yang dicapai. Halini bermanfaat untuk melakukanprogram lanjutan atau bahkanuntuk pengembangan program.

Fungsi pemeriksaan : mengkaji kesesuaian pelaksanaankerja nyata dengan rencana.

Fungsi kepatuhan : mulai sejauh mana ketaatan per-sonal dengan aturan, sehinggadapat (coomplience) diketahuitingkat kedisiplinannya.

Selanjutnya dikatakan bahwa pengawasan yang efektifberfungsi sebagai “Early warning system” yaitu sistemperingatan dini, untuk memberikan informasi awal tentangpersiapan, pelaksanaan dan keberhasilan program.

Prinsip pengawasanPengawasan mempunyai prinsip tidak hanya dilakukan

dari pihak pimpinan kepada bawahan, tetapi juga bisasebaliknya, sebatas mengingatkan. Massic dalam Syaiful(2006:60) mengemukakan prinsip-prinsip pengawasan yangperlu diperhatikan, meliputi:

Pengawasan tertuju pada kunci strategis mencapai sasaranyang menentukan keberhasilanPengawasan harus menjadi umpan balik (feed back) sebagaibahan revisi dalam mencapai tujuan.

Page 147: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

135

Pengawasan harus harus fleksibel dan responsif terhadapperubahan kondisi dan lingkungan.Pengawasan cocok diterapkan untuk organisasi sistemterbuka misalnya pendidikanPengawasan lebih dijadikan sebagai kontrol diri sendiri.Pengawasan lebih bersifat langsung, artinya control ditempat pekerjaanPengawasan lebih memperhatikan hakekat manusia dalammengontrol personal.

Proses pengawasanAda 4 langkah dasar proses pengawasan:

• Menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja,penentuan standar berdasarkan padatujuan atau sasaransecara spesifik dan mudah diukur. Sedangkan pengukuranprestasi dapat diambil berdasarkan standar dan metodekerja.

• Mengukur prestasi kerja. Dilakukan berdasarkanpengamatan langsung atau melalui penggunaan instru-ment beberapa indikator efektifitas kerja

• Menetapkan keserasian prestasi kerja dengan standar.Hasil pengukuran dijadikan informasi untuk dibandingkanantara standar dengan keadaan di lapangan.

• Menentukan tindakan korektif, apabila diketahui terjadipenyimpangan pada hasil pengukuran. (Mockler dalamEngkoswara 2011: 220).Pada intinya proses pengawasan meliputi 3 (tiga) tahap,

meliputi penetapan standar pelaksanaan, pengukuranpelaksanaan dan membandingkan antara pelaksanaan denganstandar dan rencana.

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 148: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

136

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Jenis PengawasanJenis pengawasan yang lazim dilakukan di lembaga

pendidikan (sekolah) pada umumnya meliputi :• Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai

top leader dan supervisor di sekolah. Hal ini dilakukansebagai upaya pengabdian, agar pimpinan bisa memonitorefektivitas proses manajemen dan dapat mengambiltindakan korektif sesuai kebutuhan.

• Pengawasan yang dilakukan oleh seorang penilik ataupengawas sekolah sebagai pengawas fungsional, yaitumelaksanakan pembinaan terhadap personal sekolah, agarprofesional dan dapat mengembangkan diri secara opti-mal.

2. PengendalianPada umumnya proses pengendalian dikaitkan dengan

proses pengawasan. Dalam proses pengendalian ada upayauntuk membina dan meluruskan dalam rangka mengendali-kan mutu suatu organisasi.

Mengendalikan organisasi yaitu menciptakan organisasisecara kondusif bisa mencapai tujuan secara efektif danefisien.Apabila terjadi penyelewengan harus dilakukan upayamengembalikan ke arah semula sesuai dengan hasil evaluasi.

Pengertian pengendalian dalam hal ini adalah proses yangmenetapkan kepastian bahwa kegiatan yang dilakukan sesuaidengan perencanaan. Tahap-tahap pengendalian meliputi:• Menetapkan standar kinerja• Mengukur kinerja• Membandingkan hasil kerja dengan standar kinerja• Menentukan tindakan korektif apabila terjadi penye-

lewengan.

Page 149: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

137

E. Pengambilan Keputusan dan Pemecahan MasalahSemua fungsi manajemen seperti perencanaan,

pengorganisasian, motivasi, kepemimpinan, komunikasi,koordinasi, pengawasan, dan pengendalian memerlukanpengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Perubahan situasi dan kondisi yang sangat cepat menjadifaktor yang harus dipertimbangkan dalam manajemen yangmendorong manajer untuk mampu membuat sejumlahkeputusan yang tepat dan cepat.Untuk mampu mengimbangicepatnya perubahan waktu, seorang manajer harus sanggupmenghadapi minimal tiga tantangan yaitu (1) keadaan yangsangat kompleks, (2) keadaan yang tidak menentu, (3)tuntutan untuk dapat bertindak luwes.

Kualitas suatu keputusan merupakan cermin dari dayapikir manajer.Oleh karena itu, berfikir dalam hubungannyadengan mengambil keputusan dan memecahkan masalahharus diusahakan agar kegiatan manajemen efektif dan efisien.

Pengertian Pengambilan KeputusanPengambilan keputusan ialah proses memilih sejumlah

alternatif. Artinya pengambilan keputusan penting bagimanajer pendidikan karena proses pengambilan keputusanmempunyai peran penting dalam memotivasi, kepemimpinan,komunikasi, koordinasi, dan perubahan organisasi. Keputusanyang diambil berpengaruh terhadap pelanggan pendidikanterutama peserta didik.Oleh karena itu, setiap manajerpendidikan harus memiliki keterampilan mengambilkeputusan secara cepat dan tepat. (Husaini, 2006: 321-322).

Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadapsuatu pernyataan. Keputusan harus dapat menjawabpertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannyadengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 150: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

138

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencanasemula.(Hasan, 2004).

James A. F..Stoner (1996) memberikan definisi ataupengertian keputusan sebagai pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu :1) Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan2) Ada beberapa alternatif yang harus ada dan dipilih salah

satu yang terbaik3) Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin

mendekatkan pada tujuan tertentu.Keputusan adalah sutau reaksi terhadap beberapa solusi

alternatif yang dilakukan secara sadar dengan caramenganalisis kemungkinan-kemungkinan dari alternatiftersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akanmembuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atauopini.Itu semua bermula ketika perlu untuk melakukansesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untukitu keputusan dapat dikatakan rasional atau irrasional dandapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah.

Model-model pengambilan KeputusanDitinjau dari karakteristiknya, keputusan diklarifikasikan

menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:• Keputusan Otoritatif

Keputusan otoritatif adalah setiap keputusan yangdipaksakan oleh seorang kepala sekolah kepada orang lain,seperti guru dan staf tata usaha. Keputusan semacam inibiasanya berupa kebijakan yang dibuat oleh pimpinansekolah yang otoriter, yang pelaksanaannya dipaksakankepada bawahan yang tidak berdaya. Manajemen sekolahyang membuat keputusan secara otoriter tidak mengenalbawahan yang banyak bicara. Bawahan tidak diberi

Page 151: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

139

kesempatan untuk membuat alasan apakah dia menerimaatau menolak keputusan yang telah dibuatnya.Bawahan,oleh pimpinan atau manajer, hanya dianggap sebagai aparatpelaksana atau “sapi perahan” yang dapat dikendalikansedemikian rupa.

• Keputusan PribadiKeputusan pribadi adalah setiap keputusan yang

diambil oleh individu atas nama pribadi. Kalau hal itudiambil oleh orang uang sedang menjabat, keputusan iniharus benar-benar terpisah dari statusnya sebagai pejabat,meski statusnya sedang menduduki jabatan tertentu.Ketika seorang pejabat membuat keputusan itu benar-benaratas nama pribadi. Jika tidak ada ketegasan semacam itu,akanmelahirkan dilema bagi organisasi. Bahkan denganmenyebut bahwa keputusan yang diambil itu atas namapribadi, seringkali dikaitkan dengan posisinya sehinggamelahirkan problema organisasional.

• Keputusan OrganisasiSetiap keputusan yang diambil oleh organisasi

formal.Keputusan organisasi merupakan keputusankolektif, ketika personal organisasional harus mematuhikebijakan itu.Keputusan kepala sekolah mutlak diperlukan,karenakeberlangsungan organisasi ditentukan oleh sampaiseberapa jauh organisasi itu dapat membuat keputusan-keputusan baru.

Adakalanya ketiga jenis keputusan ini dikacaukan.Pada situasi tertentu, misalnya dalam keadaan memaksa,seorang pimpinan membuat keputusan otoritatif karenatidak ada pilihan lain.

Keputusan organisasi telah menjadi tanggung jawabindividu atau kelompok yang ada di dalam organisasi.

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 152: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

140

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Mungkin saja keputusan hanya diambil oleh pimpinanpuncak, tetapi kesiapan personal organisasional secarakeseluruhan mutlak diperlukan untuk merealisasikankeputusan itu.

Sedang model-model pengambilan keputusan yang lainadalah sebagai berikut :• Model Mintzberg, Drucker, dan Simon

Mintzberg, et al. (1976) memberikan tiga tahap dalamproses pengambilan keputusan yaitu:1) Pada tahap identifikasi, pengambilan keputusan

memahami dan peluang membuat diagnosis.2) Pada tahap pengembangan, mengambil keputusan

mencari standar prosedur yang tersedia ataupemecahan masalah sebagai desain baru.

3) Sedangkan pada tahap pemilihan, pengambilankeputusan dapat memilih dengan menggunakanpertimbangan, analisis logis, basis sistematis, ataubargain.

Drucker (1993) seorang ahli pemimpin organisasimemberikan enam langkah dalam pengambilankeputusan, yaitu:1) Mengidentifikasi masalah2) Menganalisis masalah3) Mengembangkan alternatif pemecahan masalah4) Memutuskan atau pemecahan masalah terbaik5) Merencanakan tindakan yang efektif6) Memantau dan menilai hasilnya.Simon (1997) pemenang Nobel teori pengambilankeputusan menggambarkan proses pengambilankeputusan dalam tiga tahap, yaitu:

Page 153: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

141

1) Kegiatan inteligen, pengambilan keputusan diawalidengan mengintai dan mengidentifikasi situasi dankondisi lingkungan.

2) Kegiatan desain, mengambil keputusan mene-mukan, mengembangkan dan menganalisiskemungkinan dari aksi yang akan diambil.

3) Kegiatan pemilihan, pengambilan keputusandengan memilih satu yang terbaik dari sejumlahalternatif.

Dari ketiga pendapat tersebut, maka dapat disimpulkanbahwa proses pengambilan meliputi tiga kegiatan, yaitu (1)kegiatan yang menyangkut pengenalan, penentuan dan diag-nosis masalah, (2) kegiatan yang menyangkut pengembanganalternatif pemecahan masalah, dan (3) kegiatan yangmenyangkut evaluasi dan memilih pemecahan masalahterbaik.

Keputusan rasionalKeputusan dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu :a. Keputusan terprogram ialah keputusan yang selalu

diulang kembali. Contohnya : keputusan kenaikan kelaspeserta didik, pengangkatan, penetapan gaji pegawaibaru, keputusan pensiun, dan sebagainya.

b. Keputusan tidak terprogram ialah keputusan yangdiambil untuk menghadapi masalah yang rumit ataubaru. Contohnya : keputusan lembaga baru, keputusanterjadinya musibah kebakaran, robohnya bangunansekolah, dan sebagainya.

Keputusan berdasarkan lapanganModel ini paling banyak digunakan sekolah karena inginmelibatkan partisipasi warga sekolah dalam mengambil

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 154: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

142

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

keputusan. Empat teknik penting dalam pengambilankeputusan berdasarkan lapangan adalah:1) Curah pendapat (brainstorming),2) Teknik grup nominal,3) Teknik Delphi,4) Pembela yang menantang apa yang dianggap baik

(devil‘s advocate).Keputusan Pokok MasalahMasalah yang dihadapi adalah buruknya manajemen,akibatnya adalah rendahnya mutu.Penyebabnya adalahperencanaan tidak mantap, pelaksanaan tidak tepat,pengawasan tidak ketat.Dipilih lagi satu penyebab yang prioritas misalnyapelaksanaan tidak tepat.Penyebab pelaksanaan tidak tepatadalah rendahnya motivasi kerja, lemahnyakepemimpinan, lambatnya memecahkan masalah, kurangbaiknya komunikasi, dan kurang baiknya koordinasi.Penyebab pelaksanaan tidak tepat tidak bolehsamamaknanya, misalnya lemahnya koordinasi, yang lainlagi kurang baiknya koordinasi atau koordinasi belumefektif.

Penyebab Terjadinya Kesulitan Pengambilan Keputusan• Kurang lengkapnya informasi dan data yang diperlukan• Kesulitan menggunakan tolak ukur• Munculnya tujuan ganda• Adanya lebih dari satu orang yang berwenang mengambil

keputusan

Pemecahan Masalah dalam Manajemen PendidikanPemecahan masalah ialah suatu proses pengamatan dan

pengenalan serta usaha mengurangi perbedaan antara keadaan

Page 155: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

143

sekarang (das sein) dengan keadaan yang akan datang yangdiharapkan (das sollen). Pemecahan masalah mengusahakanpendekatan antara jurang pemisah kesenjangan yangada.Masalah ialah perbedaan das sein dengan das sollen.

Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, manajerselalu berhadapan dengan berbagai masalah karena masalahmerupakan dinamika kehidupan.Manusia masih hidup,selama itu pula masalah pasti ada, baik itu masalah besaratau masalah kecil.Jika masalah satu telah berhasildipecahkan, maka timbul pula masalah lainnya.Tidak jarangpemecahan masalah satu belum selesai, justru menimbulkanmasalah baru. Demikian seterusnya, permasalahan yangmungkin dihadapi oleh manajer sekolah antara lain ialahmasalah proses pembelajaran, kesiswaan, ketenagaan, sarana,prasarana, keuangan, laboratorium, perpustakaan, danhubungan sekolah dengan masyarakat. Agar permasalahanitu di atasi secara efektif dan efisien, manajer pendidikan harusmampu mengintegrasikan permasalahan yang dihadapinyadan mensinkronisasikan ketatalaksanaannya.Oleh sebab itu,manajer pendidikan perlu dibekali kemampuan mengatasimasalah dan mensinkronisasikan ketatalaksanaannya melaluiteori pemecahan masalah.

Langkah-langkah pemecahan masalah yang dapatdilakukan adalah sebagai berikut:1) Menemukan persoalan

• Mengetahui mengapa persoalan itu harus dipecahkan.• Mengetahui mana yang harus benar-benar bermakna.• Membedakan persoalan dengan petunjuk adanya

persoalan.2) Mencari sebab persoalan

Mencari semua penyebab yang memungkinkan terjadinyapermasalahan.

Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan

Page 156: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

144

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

3) Mencari faktor yang paling berpengaruh• Menemukan penyebab utama dari semua penyebab

yang mungkin.• Mengakibatkan penyelesaian masalah yang paling

bermakna.4) Merencanakan langkah-langkah yang tepat

• Menentukan tindakan yang perlu dilakukan denganmenggunakan 5W + 1H.

5) Menjalankan sesuai rencana6) Memeriksa hasilnya

• Membandingkan hasil dengan rencana.• Mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi.7) Mencegah timbulnya persoalan yang sama

• Apabila rencana terdapat buat standarisasi• Apabila ada penyimpangan buat tindakan korektif dan

perbaikan8) Memperhatikan persoalan yang masih ada.

• Melihat kembali persoalan yang belum terselesaikan.• Untuk memulai kembali dengan langkah (1).

Page 157: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

145

BAB IVMANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

(MBS)

A. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)Sejak dimulainya otonomi daerah (Otda) Januari 2001,

Pemerintah menggulirkan reformasi dan demokratisasipendidikan yaitu pemberdayaan sekolah di semua jenjangpendidikan. Husaini (2010: 622) menjelaskan bahwa:

Tujuan otda di bidang pendidikan antara lain 1)meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih dekat, cepat,mudah, dan sesuai kebutuhan masyarakat denganmenekankan pada prinsip demokratis dan berkeadilan, tidakdiskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa(memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah),sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna; 2)pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjanghayat ; 3) memberikan keteladanan, membangun kemauan ;4) mengembangkan kreativitas peserta didik; 5)mengembangkan budaya membaca, menulis, berhitung, danmemberdayakan seluruh komponen masyarakat (peran sertamasyarakat); 6) pemerataan dan keadilan; 7) meningkatkankesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan; 8)akuntabilitas publik; 9) transparansi; 10) memperkuat

Page 158: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

146

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

integritas bangsa (memelihara hubungan yang serasi antarapusat dan daerah dan antar daerah dalam rangka keutuhanNegara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI; 11)meningkatkan daya saing di era global. Jika tujuan ini tercapaimaka hal-hal inilah yang menjadi dampak positif otdaterhadap input pendidikan.

Dengan adanya kebijakan otonomi daerah, kewenanganpengelolaan pendidikan sebagian diserahkan ke pemerintahdaerah, meliputi administrasi pegawai, pembiayaan,perlengkapan, dan sarana pendukungnya. Dampak positifpemerintah tersebut sampai tingkat ke sekolah, denganmenuntut pemerintah untuk memberikan otonomipengelolaan sekolah. Depdiknas (sekarang Kemendikbud)kemudian terdorong untuk melakukan reorientasi ManajemenBerbasis Sekolah/MBS (School Based Management / SBM)atau site based management. Hal ini disadari, bahwakenyataan menunjukkan bahwa rendahnya mutu sekolahdipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalahjeleknya manajemen pendidikan.

Edward Sallis (1993 : 7), mengatakan bahwa salahsatunya tantangan yang dihadapi sekolah adalah kualitasmanajemennya. Pendapat ini sejalan degan aturan 85/15 yangdikemukakan oleh Juran seperti dikutip Edward Sallis (1993:52), bahwa 85 % masalah dalam suatu organisasi ditentukanoleh mutu manajemennya dan 15 % dari faktor lainnya.

1. Pengertian MBSIstilah manajemen berbasis sekolah merupakan

terjemahan dari “school based management”. MBSmerupakan paradigma baru pendidikan yang memberikanotonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat)dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

Page 159: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

147

Menurut Edmond yang dikutip Suryosubroto (2004)merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yanglebih menekankan kepada kemandirian dan kreatifitassekolah. Sedangkan Nurcholis(2003) mengatakan Manajemenberbasis sekolah (MBS) adalah bentuk alternatif sekolahsebagai hasil dari desentralisasi pendidikan.

Secara umum, manajemen peningkatan mutu berbasissekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai model manajemenyang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah danmendorong pengambilan keputusan partisipatif yangmelibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru,siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, danmasyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkankebijakan pendidikan nasional.

Otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelolasumber daya dengan mengalokasikannya sesuai denganprioritas kebutuhan serta agar lebih tanggap terhadapkebutuhan lingkungan setempat. Masyarakat dituntutpartisipasinya agar mereka lebih memahami kompleksitaspendidikan, membantu serta turut mengontrol pengelolaanpendidikan. Adapun kebijakan nasional yang menjadi prioritaspemerintah harus pula diperhatikan oleh kepala sekolah.Dengan demikian sekolah dituntut memiliki akuntabilitasbaik kepada masyarakat maupun pemerintah, karenakeduanya merupakan penyelenggara pendidikan di sekolah.

2. Tujuan MBS• Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan

inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakansumber daya yang tersedia;

• Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakatdalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilankeputusan bersama;

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Page 160: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

148

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

• Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua,masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya;dan

• Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentangmutu pendidikan yang akan dicapai.

3. Manfaat MBSMBS memberikan beberapa manfaat diantaranya :

Dengan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkankesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasipada tugasnya;Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan dalammenyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorongprofesionalisme kepala sekolah dalam peranannya sebagaimanajer maupun pemimpin sekolah;Guru didorong untuk berinovasi;Rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempatmeningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuaidengan tuntutan masyarakat sekolah dan peserta didik.

4. Prinsip MBSPrinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam

melaksanakan MBS antara lain sebagai berikut:Komitmen kepala sekolah dan warga sekolah harusmempunyai komitmen yang kuat dalam upayamenggerakkan semua warga sekolah untuk ber-MBS.Kesiapan, semua warga sekolah harus siap fisik dan men-tal untuk ber-MBS.Keterlibatan, pendidikan yang efektif melibatkan semuapihak dalam mendidik anak.Kelembagaan, sekolah sebagai lembaga adalah unitterpenting bagi pendidikan yang efektif.

Page 161: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

149

Keputusan, segala keputusan sekolah dibuat oleh pihakyang benar-benar mengerti tentang pendidikan.Kesadaran, guru-guru harus memiliki kesadaran untukmembantu dalam pembuatan keputusan programpendidikan dan kurikulum.Kemandirian, sekolah harus diberi otonomi sehinggamemiliki kemandirian dalam membuat keputusanpengalokasian dana.Ketahanan, perubahan atau bertahan lebih lama apabilamelibatkan stakeholders sekolah.(Husaini, 2010 : 624).

B. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)Prasyarat penerapan MBS yang perlu dipenuhi sekolah

adalah sebagai berikut:• MBS harus mendapat dukungan staf sekolah.• MBS lebih mungkin berhasil jika diterapkan secara

bertahap .• Staf sekolah dan kantor dinas harus memperoleh pelatihan

penerapannya pada saat yang sama juga harus belajarmenyesuaikan diri dengan peran dan saluran komunikasiyang baru.

• Harus disediakan dukungan anggaran untuk pelatihan danpenyediaan waktu bagi staf untuk bertemu secara teratur.

• Pemerintah pusat dan daerah harus mendelegasikanwewenang kepada kepala sekolah, dan kepala sekolahselanjutnya berbagi kewenangan ini dengan para guru danorang tua murid.Sedangkan langkah-langkah penerapan MBS meliputi 10

(sepuluh) tahap berikut ini. (Suryosubroto, 2004).

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Page 162: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

150

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

1. SosialisasiSekolah mensosialisasikan konsep MBS kepada seluruh

warga sekolah dan masyarakat melalui berbagai kegiatanantara lain seminar, lokakarya, diskusi, rapat kerja. Kegiatanmensosialisasikan MBS dapat dilakukan dengan cara:a. Melakukan identifikasi dan mengenalkan sistem, budaya,

dan sumber daya yang diperlukan untuk menye-lenggarakan MBS.

b. Membuat komitmen secara rinci jika terjadi perubahansistem, budaya, dan sumber daya yang cukup mendasar.

c. Mengklarifikasikan visi, misi dan tujuan, sasaran rencanadan program-program penyelenggara MBS.

d. Memberikan penjelasan secara rinci mengapa diperlukanmanajemen berbasis sekolah.

e. Mendorong sistem, budaya, dan sumber daya manusiayang mendukung penerapan MBS dan memberipenghargaan kepada warga sekolah yang menerapkannya.

f. Mengarahkan proses perubahan agar sesuai dengan visi,misi, tujuan, sasaran, rencana, dan program-programsekolah.

2. Identifikasi tantangan sekolah.Sekolah mengidentifikasi tantangan yang dihadapi.

Tantangan adalah selisih antara hasil yang diharapkan di masayang akan datang, contoh hasil prestasi akademik dan nonakademik. Tantangan sekolah bersumber dari hasil sekolahyang dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu kualitas,produktivitas, efektivitas, dan efisien.

Page 163: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

151

3. Visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahSetiap sekolah memiliki visi yang berisi tentang:

a. Wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dandigunakan untuk memandu perumusan misi sekolah.

b. Pandangan jauh ke depan kemana sekolah akan dibawac. Gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah agar

sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsunganhidup dan perkembangannya.

4. Identifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan.Fungsi-fungsi yang digunakan untuk mencapai sasaran

dan yang masih perlu tingkat kesiapannya, antara lain fungsiproses pembelajaran, pengembangan kurikulum, perencanaandan evaluasi, ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi pelayanankesiswaan, pengembangan iklim akademik sekolah, fungsihubungan sekolah masyarakat, dan fungsi pengembanganfasilitas.

5. Analisis SWOTAnalisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,

Threat) dilakukan untuk mengetahui tingkat kesiapan setiapfungsi dari keseluruhan fungsi sekolah untuk mencapaisasaran yang ditetapkan. Analisis SWOT dilakukan terhadapkeseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor yangtergolong internal maupun eksternal. Fungsi yang memadaisebagai kekuatan dan fungsi yang kurang dinyatakan sebagaikelemahan, untuk faktor internal dan ancaman.

6. Alternatif Pemecahan MasalahTindakan tersebut merupakan upaya untuk mengatasi

kelemahan maupun ancaman, agar menjadi kekuatan ataupeluang, yakni dengan memanfaatkan faktor lain yang menjadikekuatan atau peluang, yakni dengan memanfaatkan faktorlain yang menjadi kekuatan atau peluang.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Page 164: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

152

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

7. Rencana dan Program SekolahRencana harus menjelaskan secara detail aspek-aspek

yang ingin dicapai, kegiatan yang harus dilakukan siapa,kapan, dan dimana dilaksanakan, serta biaya yang diperlukanuntuk melaksanakan kegiatan tersebut. Program adalahbentuk dokumen untuk menggambarkan langkah dalammewujudkan keterpaduan dalam pelaksanaan.

8. Implementasi rencana dan Program SekolahDalam kaitannya dengan implementasi Rencana dan

Program sekolah, kepala sekolah dan guru hendaknyamendayagunakan sumber daya pendidikan yang tersediasemaksimal mungkin semata-mata untuk kualitaspembelajaran.

9. Evaluasi pelaksanaanSekolah harus melakukan evaluasi pelaksanaan program,

baik jangka pendek (akhir semester), jangka menengah (satutahun) dan jangka panjang untuk mengetahui seberapa jauhprogram sekolah memenuhi tuntutan pasar. Hasil evaluasidibuat laporan meliputi laporan teknis yang menyangkut pro-gram pelaksanaan dan hasil MBS serta laporan keuangantentang penggunaan uang serta pertanggungjawabannya.

10. Sasaran baruHasil evaluasi untuk menentukan sasaran baru untuk

tahun yang akan datang. Setelah sasaran baru ditetapkan,kemudian dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui tingkatkesiapan masing-masing fungsi di sekolah.

Page 165: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

153

C. Sasaran dan Strategi Peningkatan Kualitas MelaluiMBSSasaran MBS meliputi komponen pendidikan dan

perlakuannya pada setiap tahap input, proses dan out-put-nya. Pada tahap input pendidikan, sasarannya meliputi:1. Pendidikan memiliki kebijakan, tujuan dari sasaran pro-

gram yang jelas.Kebijakan tujuan dan sasaran sekolah harusdisosialisasikan kepada semua warga sekolah, sehinggatertanam pemikiran, tindakan, kebiasaan, dan karakteryang kuat oleh warga sekolah.

2. Sumber daya yang tersedia.Sekolah harus memiliki sumber daya yang kuat baiksumber daya manusia maupun sumber daya lainnyaberupa uang, peralatan, perlengkapan, bahan dan lain-lain.

3. Staf yang kompeten dan dedikasi tinggi.4. Memiliki harapan prestasi yang tinggi

Kepala sekolah memiliki komitmen dan dedikasi yangtinggi untuk mencapai prestasi serta peserta didik jugamempunyai motivasi untuk selalu meningkatkan diriuntuk berprestasi sesuai dengan bakat dankemampuannya.

5. Fokus pada pelangganPeserta didik merupakan fokus utama semua kegiatanproses pembelajaran yang dikerahkan di sekolah dengantujuan utama untuk meningkatkan mutu dan kepuasanpeserta didik.

6. ManajemenKelengkapan dan kejelasan manajemen dibutuhkansekolah untuk membantu kepala sekolah mengelolasekolahnya dengan efektif.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Page 166: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

154

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Dalam bidang pendidikan biasanya penekanannya pada:1. Proses pembelajaran yang efektifitasnya tinggi.

Proses pembelajaran yang menekankan pada bekerja,belajar hidup bersama dan belajar menjadi diri sendiri.

2. Kepemimpinan sekolah yang tangguh.Kepala sekolah yang memiliki kemampuan dankepemimpinan yang tangguh, kuat, dan mampumeningkatkan mutu sekolah sesuai dengan visi, misi,tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

3. Lingkungan sekolah yang tertib, aman, dan nyaman.4. Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif.5. Sekolah memiliki budaya mutu.

Sekolah memiliki kualitas informasi untuk perbaikan hasildiikuti penghargaan atau sanksi, warga merasa aman,warga sekolah merasa memiliki sekolah.

6. Sekolah memiliki kebersamaan yang kompak.Sekolah memiliki budaya kerjasama antar individu tanpaadanya kelompok-kelompok tertentu yang dapatmenghambat kemajuan sekolah.

7. Sekolah memiliki kewenangan.Kewenangan sekolah merupakan kesanggupan kerja dantidak menggantungkan orang lain. Kepala sekolahmempunyai kreatifitas yang tinggi untuk menuju sekolahyang lebih baik.

8. Partisipasi warga sekolah dan masyarakatHubungan antara sekolah dan masyarakat merupakanbagian kehidupan sekolah yang paling tinggi terutama dibidang non akademik dan akademik.

Page 167: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

155

9. Keterbukaan (transparansi) manajemen.Masalah manajemen perlu keterbukaan antara wargasekolah dan masyarakat terutama komite sekolah. Apalagimanajemen tersebut menyangkut perencanaan anggaran(RAPBS) dan penggunaan uang sekolah. Komite sekolahharus tahu terutama menyangkut anggaran sekolah.

10.Sekolah memiliki kemauan untuk berubah.Perubahan sekolah diharapkan menuju yang lebih baik.Perubahan tersebut dapat berupa perubahan fisik sekolah,prestasi akademik dan non akademik.

11.Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan.Evaluasi bukan sekedar untuk memenuhi daya serap siswamenerima pelajaran. Namun, evaluasi dapat dipakai tolakukur untuk meningkatkan mutu sekolah pada prosespembelajaran selanjutnya. Sekolah harus selalu melaksa-nakan evaluasi secara terus-menerus baik berupapengayaan maupun perbaikan untuk siswa demipeningkatan mutu di sekolah.

12.Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.Sekolah harus mampu mengantisipasi setiap kejadian yangada di sekolah terutama menyangkut mutu sekolah.Sekolah tidak pasif melainkan antisipatif mencari kesekolah-sekolah lain atau ke lembaga-lembaga pendidikandengan kata lain menjemput bola demi kemajuan sekolah.

13.Sekolah memiliki komunikasi yang baik.Sekolah memiliki komunikasi yang baik terutama antarawarga sekolah. Kebersamaan antar warga sekolah dapatmengantar sekolah ke hal-hal yang lebih bermutu. ContohKelompok Kerja Guru disetiap Gugus Sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Page 168: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

156

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

14.Sekolah memiliki Akuntabilitas.Sekolah memiliki tanggung jawab atas keberhasilanpelaksanaan penyelenggaraan program sekolah.Akuntabilitas berbentuk laporan prestasi yang harusdilaporkan kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat.Berdasarkan laporan hasil program, pemerintah dapatmenilai apakah program MBS dapat mencapai tujuan atautidak. Jika mencapai tujuan maka diberi penghargaan atausebaliknya jika tidak berhasil perlu diberikan sanksi atauteguran atas kinerjanya yang tidak memenuhi syarat.Sedangkan para orang tua murid dapat memberikanpenilaian terhadap program MBS yang dapat meningkat-kan prestasi anak-anaknya atau kinerja sekolahnya. Jikaberhasil, orang tua dapat memberikan dorongan dansemangat kepada sekolah, atau sebaliknya jika tidakberhasil orang tua dapat meminta pertanggungjawabandan penjelasan sekolah atas kegagalan yang telahdilakukan.Pada out put pendidikan, dengan adanya MBS diharapkansekolah mendapatkan prestasi akademik maupun nonakademik. Prestasi akademik seperti NEM, lomba karyailmiah, olympiade, siswa berprestasi, guru berprestasi,kepala sekolah teladan, dan sebagainya. Sedangkanprestasi non akademik berupa kesenian, olah raga,pramuka, lingkungan, dan sebagainya.

Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui PenerapanMBS.

Konsep MBS merupakan kebijakan baru yang sejalandengan paradigma desentralisasi dalam pemerintahan.Strategi apa yang diharapkan agar penerapan MBS dapatbenar-benar meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu

Page 169: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

157

strategi adalah menciptakan prakondisi yang kondusif untukdapat menerapkan MBS, yakni:

Peningkatan kapasitas dan komitmen seluruh wargasekolah, termasuk masyarakat dan orang tua siswa. Upayauntuk memperkuat peran kepala sekolah harus menjadikebijakan yang mengiringi penerapan kebijakan MBS.Membangun budaya sekolah (school culture) yangdemokratis, transparan, dan akuntabel. Termasuk mem-biasakan sekolah untuk membuat laporan pertanggung-jawaban kepada masyarakat. Model memajangkan RAPBSdi papan pengumuman sekolah yang dilakukan oleh Man-aging Basic Education (MBE) merupakan tahap awal yangsangat positif. Juga membuat laporan secara insidentalberupa booklet, leaflet, atau poster tentang rencanakegiatan sekolah. Alangkah serasinya jika kepala sekolahdan Ketua Komite Sekolah dapat tampil bersama dalammedia tersebut.Pemerintah pusat lebih memainkan peran monitoring danevaluasi. Dengan kata lain, pemerintah pusat danpemerintah daerah perlu melakukan kegiatan bersamadalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan MBSdi sekolah, termasuk pelaksanaan block grant yangditerima sekolah.Mengembangkan model program pemberdayaan sekolah.Bukan hanya sekedar melakukan pelatihan MBS, yanglebih banyak dipenuhi dengan pemberian informasikepada sekolah. Model pemberdayaan sekolah berupapendampingan atau fasilitasi dinilai lebih memberikanhasil yang lebih nyata dibandingkan dengan pola-pola lamaberupa penalaran MBS.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Page 170: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

158

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

D. Kendala-kendala Penerapan MBSBeberapa hambatan yang mungkin dihadapi pihak-pihak

berkepentingan dalam penerapan MBS adalah sebagai berikut:

1. Tidak berminat untuk terlibatSebagian orang tidak menginginkan kerja tambahan

selain pekerjaan yang sekarang mereka lakukan. Mereka tidakberminat untuk ikut serta dalam kegiatan yang menurutmereka hanya menambah beban. Anggota dewan sekolahharus lebih banyak menggunakan waktunya untuk dalam hal-hal yang menyangkut perencanaan dan anggaran. Akibatnyakepala sekolah dan guru tidak memiliki banyak waktu lagiyang tersisa untuk memikirkan aspek-aspek lain daripekerjaan mereka. Tidak semua guru akan berminat dalamproses penyusunan anggaran atau tidak ingin menyediakanwaktunya untuk urusan itu.

2. Tidak efisienPengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif

adakalanya menimbulkan frustasi dan seringkali lebih lambandibandingkan dengan cara-cara yang otokratis. Para anggotadewan sekolah harus dapat bekerja sama dan memusatkanperhatian pada tugas, bukan pada hal-hal lain di luar itu.

3. Pikiran kelompokSetelah beberapa saat bersama, para anggota dewan

sekolah kemungkinan besar akan semakin kohesif. Di satusisi hal ini berdampak positif karena mereka akan salingmendukung satu sama lain. Di sisi lain, kohesivitas itumenyebabkan anggota terlalu kompromis hanya karena tidakmerasa enak berlainan pendapat dengan anggota lainnya. Padasaat inilah dewan sekolah mulai terjangkit “pikirankelompok.” Ini berbahaya karena keputusan yang diambilkemungkinan besar tidak lagi realistis.

Page 171: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

159

4. Memerlukan PelatihanPihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar

sama sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkanmodel yang rumit dan partisipatif ini. Mereka kemungkinanbesar tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan tentanghakikat MBS sebenarnya dan bagaimana cara kerjanya,pengambilan keputusan, komunikasi, dan sebagainya.

5. Kebingungan atas peran dan tanggung jawab baru.Pihak-pihak yang terlibat kemungkinan besar telah sangat

terkondisi dengan iklim kerja yang selama ini mereka geluti.Penerapan MBS mengubah peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang berkepentingan. Perubahan yang mendadakkemungkinan besar akan menimbulkan kejutan dankebingungan sehingga mereka ragu untuk memikul tanggungjawab pengambilan keputusan.

6. Kesulitan koordinasiSetiap penerapan model yang rumit dan mencakup

kegiatan yang beragam mengharuskan adanya koordinasi yangefektif dan efisien. Tanpa itu, kegiatan yang beragam akanberjalan sendiri ke tujuannya masing-masing yangkemungkinan besar sama sekali menjauh dari tujuan sekolah.

Apabila pihak-pihak yang berkepentingan telah dilibatkansejak awal, mereka dapat memastikan bahwa setiap hambatantelah ditangani sebelum penerapan MBS. Dua unsur pentingadalah pelatihan yang cukup tentang MBS dan klarifikasiperan dan tanggung jawab serta hasil yang diharapkan kepadasemua pihak yang berkepentingan. Selain itu, semua yangterlibat harus memahami apa saja tanggung jawabpengambilan keputusan yang dapat dibagi, oleh siapa, danpada level mana dalam organisasi.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Page 172: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

160

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

E. Indikator Keberhasilan Penerapan MBSMBS dikatakan sukses apabila sekolah bisa menunjukkan

hal-hal sebagai berikut:1. Adanya kemandirian sekolah yang kuat.2. Adanya kemitraan sekolah yang efektif .3. Adanya partisipasi yang kuat dari masyarakat.4. Adanya keterbukaan yang bertanggung jawab dan meluas

dari pihak sekolah dan masyarakat.5. Adanya akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan

oleh sekolah dari program peningkatan mutu. (Husaini,2010 : 629).Dalam menerapkan program MBS, Komite Sekolah,

Dewan Pendidikan Sekolah dan Dinas Pendidikan di Daerahseharusnya merupakan mitra kerja yang saling mendukung.Karena tujuan diadakannya komite dan dewan pendidikanmenurut Kemendikbud adalah mewujudkan cita-citapendidikan yang ideal.

Page 173: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

161

BAB VKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

A. Pengertian Pemimpin dan KepemimpinanBanyak definisi pemimpin dan kepemimpinan dari para

ahli menurut cara pandang yang berbeda-beda. Pada dasarnyapemimpin dan kepemimpinan merupakan seni dan ketram-pilan seseorang dalam memanfaatkan kekuasaannya untukmempengaruhi orang lain agar melakukan kegiatan tertentusesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Semua manusia menurut kodrat dan iradatnya dilahirkanmenjadi pemimpin, minimal pemimpin bagi dirinya sendiri,karena mempunyai akal dan hati.Akal dan hati perlu dipimpinke jalan yang lurus dengan mengacu pada sistem nilai yangberlaku dan ilmu pengetahuan.Nabi Muhammad SAW jugabersabda bahwa semua manusia adalah pemimpin dan kelakdiminta bertanggungjawab dari kepemimpinannya.

Istilah pemimpin, dalam bahasa Inggris leader adalahsubjek atau pelaku dari unsur-unsur yang terdapat dalamkepemimpinan, yaitu kekuasaan, pengaruh, kekuatan,penanggungjawab utama bagi semua kegiatan yang dilakukanbawahannya. (Thoha, 1995: 3).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dibagi beberapaunsur penting, yaitu:

Page 174: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

162

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

• Adanya unsur kekuasaan, artinya orang yang menguasaiorganisasi dan sekaligus mengendalikannya.

• Adanya unsur intruksional, artinya mempunyai wewenangmemberikan tugas, perintah kepada bawahannya.

• Adanya unsur responsibility, artinya penanggungjawabutama atas kinerja organisasi.

• Adanya unsur pendelegasian, artinya berhak danberwenang mengalihkan tugasnya kepada bawahan.

• Adanya unsur supervisi, artinya mempunyai kewajibanmembina dan mengarahkan bawahannya.

• Adanya unsur strategi, artinya orang yang mempunyaipower dalam mengembangkan organisasi.

• Adanya unsur budaya, artinya orang yang menciptakanmodel dan pola perilaku dalam organisasi.

• Adanya unsur kharismatika, artinya memiliki wibawa yangterbentuk secara formal struktural maupun kultural.Pengertian pemimpin lainnya, dikemukakan olehHikmat

(2009: 249) berikut ini; Pemimpin adalah:1. Orang yang berwenang mengendalikan organisasi dan

semua struktur yang ada.2. Orang yang memiliki kemampuan meningkatkan sumber

daya manusia dan organisasi.3. Orang yang paling berpengaruh di dalam organisasi.4. Orang mempunyai kedudukan tertinggi dalam organisasi.5. Orang yang paling bertanggung jawab atas seluruh kinerja

organisasi.Dari beberapa pengertian pemimpin tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang memilikikemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukankegiatan sesuai dengan harapannya dan tujuan organisasi.

Page 175: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

163

Sedangkan istilah kepemimpinan, dalam Bahasa InggrisLeadership yang dapat diartikan sebagai hubungan yang eratantara seseorang dan kelompok manusia, karena adakepentingan sama. Hubungan yang dimaksud adalah tingkahlaku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin dan yangdipimpin.(Ensiklopedia, 1993).

Pengertian kepemimpinan dari beberapa ahli dapatdikemukakan berikut ini:1. Kepemimpinan adalah suatu proses individu dalam

mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum.(P.G.Northouse, 2003: 3).

2. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkankeyakinan dan memperoleh dukungan dari anggotaorganisasi untuk mencapai tujuan organisasi. (A.J.Dubrin,2001: 3).

3. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian (personality)seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompokorang-orang untuk mencontohnya atau mengikutinya,atau yang memancarkan suatu pengaruh tertentu, suatukekuatan atau wibawa yang sedemikian rupa, sehinggamembuat sekelompok orang mau melakukan apa yangdikehendakinya. (Prajudi Atmosudirdjo dalam Ngalim P,1990).

4. Kepemimpinan adalah sebagai proses pemimpin mencip-takan visi, mempengaruhi sikap, perilaku, pendapat, nilai-nilai, norma dan sebagainya dari pengikut untukmerealisasikan visi. (Wirawan, 2001: 18).Mengacu pada pengertian tersebut, pada dasarnya dalam

kepemimpinan mengandung beberapa indikator: 1) prosesmempengaruhi orang lain; 2) mengarahkan kegiatan untukmencapai tujuan organisasi; 3) meyakinkan orang lain untukmemperoleh dukungannya; 4) faktor kepribadian sebagai

Kepemimpinan Pendidikan

Page 176: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

164

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

perilaku yang bisa mengarahkan aktifitas organisasi ; 5) prosesrealisasi visi organisasi.

Kepemimpinan merupakan pelaksanaan ketrampilanmengelola orang lain, mengelola sumber daya manusia danorganisasi dalam tinjauan secara umum. Oleh karenanyasetiap pemimpin harus memiliki managerial skill yang sangatberpengaruh pada kekuasaan yang dimilikinya. Sehinggakeahlian utama kepemimpinan adalah terampil mengenda-likan situasi dan kondisi organisasi, yaitu dengan menentukankonsep masa depan organisasi dalam bentuk kerangka kerjayang visioner. Adanya pendelegasian tugas kepada bawahan-nya merupakan bagian dari kepemimpinan, sehingga bisamenjalin komunikasi, interaksi dan dapat diketahui mentalitasdan kinerjanya agar dapat bekerja sama dalam mencapaitujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berdasarkanpandangan-pandangan tersebut, maka dapat disimpulkanbahwa kepemimpinan adalah rangkaian kemampuan dankepribadian seseorang untuk dapat meyakinkan sekelompokorang, agar mereka mau mengikuti dan bekerjasama dalamrangka mencapai tujuan organisasi.

Dengan demikian antara pemimpin dan kepemimpinandapat dipahami bahwa pemimpin adalah orang yang memilikikedudukan utama dalam menjalankan suatu organisasisebagai motivator, stabilisator, katalisator, kreatordalamorganisasi. Sedangkan kepemimpinan adalah prosespelaksanaan tugas dan kewajiban pemimpin, termasuksifatnya sebagai bentuk atau pola kepemimpinannya. Adapunmemimpin adalah melaksanakan niat tertentu untukmemenuhi tujuan, tetapi yang mengerjakan orang lain, yaituorang yang dipimpin dengan kata lain orang yang diperintah,dipengaruhi, dan diatur oleh ketentuan yang berlaku secaraformal maupun non formal.

Page 177: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

165

B. Pendekatan KepemimpinanDalam studi kepemimpinan terdapat beberapa pende-

katan atau teori kepemimpinan.Engkoswara dkk (2010: 179)merangkum pendekatan-pendekatan tersebut menjadi 3 (tiga)pendekatan, yaitu pendekatan sifat (Thraits approach),pendekatan perilaku (behavioral approach) dan pendekatansituasional (kontingensi).

• Pendekatan sifat (Thraits approach)Pendekatan ini lebih menekankan pada pemikiran bahwa

keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifatatau watak.Kualitas pribadi yang dimiliki, banyak ahli yangberusaha meneliti dan mengemukakanpendapatnya tentangsifat-sifat baik manakah yang diperlukan bagi seorangpemimpin agar sukses dalam kepemimpinannya.Pemimpinyang memiliki ciri kepemimpinan adalah seseorang yangmemiliki kualitas diri yang baik tercermin dari sifat-sifat atauwatak.Secara umum sifat utama seorang pemimpin adalahkecerdasan, energik, bijaksana, tanggung jawab, jujur, dapatdipercaya.

Hikmat (2009: 253) mengemukakan sifat-sifat kepemim-pinan sebagai berikut:1. Energik, artinya memiliki semangat yang tinggi dan terbaik

dibandingkan dengan bawahannya;2. Emosinya stabil, yairu telaten dalam melaksanakan tugas-

tugasnya;3. Mampu membangun relasi dengan semua bawahannya

dan lingkungan eksternal organisasinya;4. Memiliki motivasi yang kuat di dalam jiwanya untuk

memimpin dengan baik;5. Idealis, artinya memiliki gagasan dan cita-cita yang tinggi

untuk diri dan organisasinya;

Kepemimpinan Pendidikan

Page 178: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

166

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

6. Mampu membimbing dan mengarahkan bawahannya;7. Rasional dalam memecahkan masalah;8. Memiliki moralitas tinggi yang patut diteladani;9. Inovatif, kreatif, dan konstruktif;10.Berwawasan luas;11.Sehat jasmani dan rohani;12.Memiliki keahlian tehnis, dan konseptor andal;13.Jujur dan amanah;14.Bertanggung jawab;15.Demokratis, bisa memahami situasi dan kondisi bawahan.

Sedangkan Davis dalam Engkoswara (2010: 179)mengikhtisarkan 4 sifat utama yang dapat mempengaruhikeberhasilan pemimpin, yaitu: (1) kecerdasan, (2) kedewasa-an dan keluasan hubungan sosial, (3) motivasi dan doronganberprestasi, (4) sikap-sikap hubungan manusiawi.

Meskipun telah banyak pendidikan tentang sifat-sifatkepemimpinan, tetapi hingga kini para peneliti tidak berhasilmenemukan satu atau sejumlah sifat yang dapat dipakaisebagai ukuran untuk membedakan pemimpin dan bukanpemimpin. Hal ini menunjukkan bahwa hanya denganmenggunakan pendekatan sifat saja, masalah kepemimpinantidak akan dapat dipahami dan diselesaikan dengan baik.

••••• Pendekatan Perilaku (behavioral approach)Pendekatan perilaku (behavioral approach) merupakan

pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilanatau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gayakepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin yangbersangkutan. Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampakdalam kegiatannya sehari-hari, dalam hal bagaimana carapemimpin itu memberi perintah, membagi tugas dan

Page 179: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

167

wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorongsemangat kerja bawahan, cara menyelenggarakan danmemimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dansebagainya. Sehingga pendekatan ini memandang bahwakepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku bukandari sifat-sifat pemimpin, bahwa sifat seseorang sulitdiidentifikasi secara pasti. Di samping itu, teori ataupendekatan perilaku ini juga beranggapan bahwa kepemim-pinan diciptakan oleh hubungan antar manusia.Olehkarenanya keberhasilan seorang pemimpin ditentukan olehkemampuan pemimpin sendiri bersama bawahannya.

• Pendekatan Situasional (Kontingensi)Pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keber-

hasilan kepemimpinan bergantung pada situasi dankondisi.Suatu organisasi atau lembaga memiliki ciri-cirikhusus dan keunikan tersendiri.Demikian pula padaorganisasi atau lembaga yang sejenis pun akan menghadapimasalah yang berbeda karena lingkungan yang berbeda,semangat dan watak bawahan yang berbeda. Situasi dankondisi ini harus dihadapi dengan pola kepemimpinan yangberbeda pula.Banyak kemungkinan yang dapat diterapkandalam pola kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisiorganisasi, sehingga pendekatan ini dinamakan jugapendekatan kontingensi yang berarti kemungkinan.

Pendekatan situasional ini dikembangkan lebih lanjutoleh Fred E. Fielder dan Hersey. Menurut Fielder (1973),seorang pemimpin cenderung berhasil dalam menjalankankepemimpinannya apabila menerapkan model kepemimpinanyang berlainanuntuk menghadapi situasi dan kondisi yangberbeda. Selanjutnya dikemukakan bahwa menentukan efektiftidaknya kepemimpinan tergantung dengan 3 (tiga) variabel,yaitu (1) hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin,

Kepemimpinan Pendidikan

Page 180: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

168

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

artinya hubungan mereka harus baik, pemimpin disenangioleh anggotanya dan ditaati segala perintahnya; (2) derajatstruktur tugas, maksudnya struktur tugas-tugas terperincidengan jelas dan bisa dipahami oleh anggotanya, setiapanggota memiliki wewenang dan tanggung jawab masing-masing secara jelas sesuai dengan fungsinya; (3) kedudukankekuasaan pimpinan, maksudnya pemimpin harus kuat dankelas kedudukan kekuasaannya secara formal, sehinggamemperlancar usaha untuk mempengaruhi anggotanya.

Hersey dan Blanchard dalam Engkoswara (2011: 184)mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhiefektivitas kepemimpinan, yaitu (1) kepribadian, pengalamanmasa lampau dan harapan pemimpin, (2) harapan danperilaku atasan; (3) tuntutan tugas yang diberikan; (4)harapan dan perilaku rekan sejawat; (5) karakteristik, harapandan perilaku bawahan; (6) kultur dan kebijakan organisasi.Selanjutnya dijelaskan bahwa kepemimpinan yang palingefektif adalah sesuai dengan kematangananggota organisasi,yaitu kesiapan anggota menerima tanggung jawab dan tugasserta memiliki motivasi untuk berprestasi. Seorang pemimpinperlu menerapkan pola kepemimpinannya dengan caramenyesuaikan perkembangan setiap tahap kematangananggota. Untuk melaksanakannya ada 4 (empat) tipe tahapanberikut ini:

Tahap Direktif atau Telling: pemimpin sebagai pengambilkeputusan dan memberi komando atau perintah kepadaanggota, sehingga terjadi komunikasi hanya satu arah sajadari atas ke bawah.

Tahap Konsultatif atau Selling: pemimpin masih sebagaipenanggung jawab dan pengambil keputusan, tetapi sudahmulai ada komunikasi dua arah.

Page 181: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

169

Tahap Partisipatif: pemimpin menciptakan interaksidengan anggotanya (komunikasi dua arah) berdasarkanrespek dan kepercayaan. Sehingga dalam pengambilankeputusan, pemimpin mulai melibatkan anggotanya dan yakinbahwa anggota sudah memiliki kematangan untukmenyelesaikan tugas dengan baik.

Tahap Delegasi: pemimpin yakin bahwa apabila anggotaorganisasi diberi kepercayaan dan tanggung jawab, makamampu untuk memecahkan masalah dan bisa mengambilkeputusan dengan tepat.

Keempat tahap tersebut hendaknya dilaksanakan sesuaidengan situasi dan kondisi, baik berupa jenis pekerjaan,waktu, watak anggota, harapan dan keinginan anggota, arahdan tujuan organisasi, tingkat kematangan anggota, dansebagainya.Sehingga pemimpin harus menerapkan polakepemimpinannya disesuaikan dengan situasi yangdihadapinya.

C. Fungsi KepemimpinanKepemimpinan bukan monopoli individu pemimpin,

melainkan sebagai fungsi struktur kelompok.Dalam kelompoktersebut dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuanuntuk menggerakkan, membimbing, mengarahkan,memotivasi, memberikan inspirasi dan mengajak dengan sukarela terhadap orang lain dalam rangka mencapai tujuanorganisasi. Sehingga diperlukan adanya seorang pemimpinyang efektif.Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yanganggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan merekaterpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi,kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal maupunkebutuhan lainnya yang pantas didapatkannya.Dankepemimpinan akan terjadi secara efektif apabila pemimpin

Kepemimpinan Pendidikan

Page 182: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

170

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

dapat melakukan fungsi utamanya, yaitu menjalankankepemimpinannya dengan baik dan benar berdasarkan aturanyang ditetapkan organisasi.

Fungsi utama kepemimpinan yaitu (1) berhubungandengan Tugas (task-related) atau fungsi pemecahan masalah,dan (2) berhubungan dengan pembinaan kelompok (groupmaintenance) atau fungsi sosial. (Engkoswara dan AanKomariah, 2011: 180). Fungsi tugas untuk memudahkankoordinasi kelompok dan memecahkan masalah secaramufakat.Sedangkan fungsi sosial untuk membantukegiatankelompok lebih lancar, menjembatani perbedaan pendapat,meredam konflik, dan dapat memberikan perasaan bahagiadan empati kepada anggota.

Pada umumnya, fungsi pemimpin dalam suatu lembagaatau organisasi adalah sebagai:1. Manajer organisasi, yaitu pengelola utama dari

perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban kegiatanorganisasi. Sehingga pemimpin harus memiliki 3 (tiga)ketrampilan, yaitua. Tehnical skillsb. human skillsc. conceptual skills

2. Pengambil keputusan (Decision making). Prosespengambilan keputusan dimulai pada saat seorangpimpinan menyadari adanya suatu masalah yang perludipecahkan dan berakhir pada saat ia menggerakkananggotanya untuk melaksanakan keputusan yang telahdiambil. Pengambilan keputusan ini akan mempengaruhiperkembangan dan kemajuan organisasi serta kesejah-teraan anggotanya.

Page 183: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

171

Dalam hubungannya dengan teknik pengambilankeputusan oleh seorang pimpinan, ada dua kategoripengambilan keputusan yang dapat dilakukannya, yaitu(1) keterampilan analisis dan (2) keterampilanoperasional.Ada sepuluh macam keterampilan analisis yang harusdimiliki oleh seorang pimpinan yaitu sebagai berikut.(1)Kemampuan untuk menemukan suatu frame of refer-

enceSuatu frame of reference memang tidak terbentuk begitusaja, tetapi melalui suatu proses yang lama yangdiperoleh dari observasi, informasi dan pengalamanyang langsung mempengaruhi cara berpikir dan carabertindak seseorang dalam menghadapi suatu masalah.

(2)Kemampuan mengasosiasikanKemampuan untuk melihat keserupaan, salinghubungan, dan interpedensi antara sesuatu hal denganhal yang lain yang disebut kemampuanmengasosiasikan.

(3)Persepsi urutanKemampuan untuk melakukan persepsi urutansebenarnya berkenaan dengan dimensi waktu.Dimensiwaktu yang dimaksud adalah kemampuan untukmenghubungkan masa lalu yang dimanifestasikan olehpengalaman dengan masa sekarang dan dapatdiantisipasikan untuk masa mendatang.

(4)ElaborasiKemampuan untuk mengisi suatu kerangka secarasistematis adalah kemampuan untuk mengelaborasisesuatu.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 184: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

172

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

(5)GeneralisasiKemampuan untuk dapat menggali dari sesuatu yangbanyak merupakan tuntutan pimpinan dalammeningkatkan keterampilan pengambilan keputusan.Generalisasi merupakan upaya untuk merumuskankebijaksanaan.

(6)MengorganisasiArtinya memiliki keterampilan untuk membagi-bagikeseluruhan sehingga keseluruhan ini mempunyaihubungan yang logis.

(7)Kemampuan melihat hal-hal yang strategisIni merupakan kemampuan seseorang untuk dapatmengantisipasi sehingga pengambilan keputusannyatepat.

(8)Orientasi kepada tujuanApa yang dilakukan pimpinan dalam tindakannyaselalu dihubungkan dengan tujuan. Oleh sebab itupemahaman terhadap tujuan organisasi sangat pentingbagi pengambilan keputusan.

(9)Objektivitas dan skeptimismeKemampuan seseorang untuk menerima pendapat or-ang lain dan menelitinya sebelum ia menerima adalahhubungan untuk terciptanya keputusan yang tepat.

(10) Kemampuan membangun relasi secara internalmaupun eksternal organisasi.Dengan memahami aspirasi anggota dan harapan sertakepentingan lingkungan di luar organisasi menjadi halyang sangat urgen bagi ketepatan pengambilankeputusan.

Keterampilan Operasional meliputi hal-hal sebagaiberikut:

Page 185: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

173

(1) Penugasan para bawahan secara jelas.(2) Pendelegasian wewenang.(3) Penentuan sumber-sumber informasi supaya

mudah dalam pemecahannya.(4) Menyediakan media komunikasi yang cukup.(5) Mengendalikan disiplin.(6) Penciptaan iklim kerja yang baik.(7) Menyediakan kegiatan-kegiatan penunjang yang

mempercepat kepentingan keputusan.(8) Memelihara ketertiban operasional sehingga

terdapat suasana saling menghargai danmenghormati anatara unsur-unsur pelaksana didalam organisasi.

(9) Kesadaran tentang pentingnya pelaksanaankegiatan, termasuk pengambilan keputusansecara institusional.

(10) Kemampuan mengorganisasi diri sendiri(11) Kemampuan untuk mengetahui alat apa yang

diperlukan untuk suatu kegiatan(12) Kemampuan dalam berkomunikasi baik tertulis

maupun lisan, karena melalui media komuni-kasilah ide, perintah, dan keputusan disampaikanoleh orang lain.

(13) Membina kepribadian yang antion-oriented dankurang kepada legal orientation.

(14) Kemampuan bersifat tentang dalam halmenghadapi kesulitan operasional.

(15) Kemampuan mendisiplinkan diri sendiri.3. Motivator, yaitu memiliki motivasi yang kuat di dalam

jiwanya untuk memimpin dengan baik dan mampu

Kepemimpinan Pendidikan

Page 186: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

174

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

memberikan dukungan penuh pada anggotanya untukbekerja secara optimal.Sebagai upaya motivasi, pemimpin dapat melakukankegiatan untuk meningkatkan gairah kerja, disiplin,kesejahteraan, prestasi kerja, moral kerja dan tanggungjawab terhadap tugas, produktifitas dan efisiensi kerja.Adapun tujuan pelaksanaan motivasi menurut Hasibuan(1991 : 96), adalah :a. Menyesuaikan perilaku anggota sesuai harapan

pemimpinb. Meningkatkan gairah kerjac. Meningkatkan disiplind. Meningkatkan prestasi kerjae. Meningkatkan moral kerjaf. Meningkatkan kesejahteraang. Meningkatkan tanggung jawabh. Meningkatkan loyalitas kepada perusahaan atau

lembagai. Meningkatkan produktifitas dan efisiensij. Meningkatkan partisipasi pegawai.Pada dasarnya motivasi merupakan proses psikologis yangmenggambarkan interaksi sikap, kebutuhan, persepsi, dankeputusan yang berasal dari faktor dalam diri sendiri danfaktor dari luar dirinya. Sehingga jenis motivasi dapatdibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:• Motivasi intrinsik

Yaitu keinginan bertindak karena adanya faktorpendorong dari dalam dirinya sendiri. Misalnya sikap,kepribadian, pendidikan, pengalaman, cita-cita atauharapan masa depan.

Page 187: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

175

• Motivasi ekstrinsikYaitu hasrat melakukan sesuatu disebabkan adanyapengaruh rangsangan dari luar; bisa dari pimpinan,sejawat, lingkungan dan berbagai sumber yang lain.Pemimpin suatu organisasi atau lembaga perlumemiliki skill untuk bisa memotivasi anggotanya,sehingga tercapai tujuan secara produktif. Tehnik-tehnik motivasi tersebut, diantaranya adalah :• Pemberian gaji yang memadai, sesuai dengan aturan• Pemberian insentif dengan tepat sesuai bentuk

kinerja• Memperdulikan kebutuhan sosial.• Menghargai anggota.• Menciptakan suasana damai.• Menempatkan anggota pada posisi yang tepat.• Memberi kesempatan untuk menambah

pengetahuan.• Memberikan fasilitas yang menyenangkan.• Mengikutsertakan anggota untuk bermusyawarah

(Nitisemiko dalam Engkoswara, 2011 : 218)4. Evaluator: pemimpin memiliki fungsi sebagai evaluator

atau penilaiyaitu menilai kinerja anggotanya danmemberikan penghargaan bagi prestasi kerjanya sertasekaligus memperbaiki kinerja yang tidak sesuai program,prosedur maupun tujuan organisasi. Penilaian yangkontinu adalah penting, karena menjadi landasan usahaperbaikan dan penyesuaian kembali pada semua subsistem lembaga atau organisasi sesuai keputusanperbaikan yang dibutuhkan.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 188: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

176

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

5. Dinamisator dan katalisator organisasi.Maksudnya pemimpin berfungsi sebagai orang yangmampu memajukan organisasi secara kreatif dan inovatif.Sedangkan fungsi katalisator mempunyai maksud bahwaseorang pemimpin harus bisa mengendalikan situasi dankondisi yang akan berpengaruh terhadap kemajuan ataukemunduran organisasi.Pemimpin yang dinamis, sangat menghargai perubahansecara kreatif dan inovatif. Hal ini memberi makna bahwaseorang pemimpin yang selalu berupaya untuk majumampu menciptakan sesuatu yang baru dari hal-hal yangsudah ada dan mampu merubah gagasan atau ide menjadisesuatu (barang atau jasa).Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang yangkreatif tetapi tidak inovatif.Orang yang demikian, idenyasangat berlimpah tetapi tidak mampu merubah idenyamenjadi kenyataan.Pemimpin sebagai katalisator organisasi artinya harusmampu menjembatani situasi dan kondisi yang terjadipada organisasinya.Situasi dan kondisi yang berbeda-bedamenyebabkan tuntutan yang berbeda-beda terhadappemimpin. Berarti tingkah laku pemimpin pada situasidan kondisi tertentu akan berbeda dengan tingkah lakupemimpin pada situasi dan kondisi yang lain.

6. Stabilisator. Artinya seorang pemimpin harus mempunyaikapabilitas terkuat dalam mempertahankan eksistensiorganisasi. Di samping itu juga perlu dilandasi oleh filsafatkeoptimisan, bahwa segala problema pasti dapatdiselesaikan.

7. Supervisor. Yaitu orang yang membantu, membina,membimbing, melatih, mendidik, mengawasi, menilai dan

Page 189: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

177

turut serta dalam usaha-usaha perbaikan dan peningkatanmutu.Dalam berbagai aktifitasnya supervisor turut sebagaipartisipan, pimpinan (leadership) dan menstimulirkerjasama anggota. Di samping itu juga mempunyai fungsisebagai penilai (evaluator) dengan cara penelitian (re-search) dan merupakan usaha perbaikan (improvement).

D. Gaya KepemimpinanIstilah gaya sering diidentikkan dengan kata model, tipe,

style ataupun sikap. Kata mana yang dipilih dari semua katatersebut, mengandung makna dan maksud yang sepadan,yaitu pola perilaku pemimpin dalam memperagakankepemimpinannya.

Kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik,karena dalam kepemimpinan diperlukan gaya yang sesuaidengan situasi dan kondisi organisasi atau lembaga. Tetapipada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya masalah gayayang di tampilkan oleh pemimpin, karena tidak satu gayapun yang dapat diterapkan secara konsisten pada beragamsituasi kondisi organisasi. Beberapa ahli kepemimpinanmenyatakan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang baikuntuk semua situasi, karena masing-masing memilikikeunggulan yang berbeda-beda. Oleh karenanya, penerapangaya kepemimpinan tidak lebih penting daripada masalahkemampuan pemimpin dalam memperlakukan anggotanyasecara manusiawi, sehingga tugas dapat diselesaikan tepatwaktu dan berkualitas sesuai dengan standar yang diterapkan.

Sejumlah ahli teori kepemimpinan mengemukakan gayakepemimpinan yang berbeda-beda, sesuai dengan carapandang masing-masing.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 190: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

178

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

• Engkoswara dan Aan Komariah (2011 : 180)mengemukakan 2 (dua) macam gaya kepemimpinan,yaitu:1. Gaya dengan orientasi tugas (task oriented)2. Gaya dengan orientasi pada anggota (employee-ori-

ented)Gaya kepemimpinan berorientasi tugas berkeinginanuntuk menyelesaikan pekerjaan dengan memuaskan, tepatwaktu, dan sempurna.Pemimpin dalam hal ini benar-benarmengendalikan anggotanya agar konsisten dan seriusdalam pekerjaannya, bahkan kadang-kadang tidak pedulidengan urusan pribadi anggotanya.Sedangkan gaya kepemimpinan yang berorientasi padaanggota, pemimpin berusaha memberikan motivasi,membimbing dan mengarahkan secara empati danmempercayai anggota untuk bekerja dengan karya sendiri.

• Fred E. Fielder, dikenal dengan gaya kontingensi,dinyatakan bahwa kepemimpinan yang efektif ditentukanoleh 3 (tiga) variabel, yaitu:1. Human relationship atau hubungan antara pemimpin

dengan yang dipimpin.2. Staffing dan organizing yang efektif dan professional.3. Otoritas pemimpin yang kuat dan tegas. (Ngalim

Purwanto : 1990 : 39)Jadi keberhasilan kepemimpinannya dipengaruhi olehhubungan atasan dan bawahan yang harmonis, derajatstruktur tugas yang tepat, dan kedudukan kekuasaanpimpinan yang tegas.

• Sondang P. Siagian (1990: 41), ada 4 (empat) gayakepemimpinan, yakni:

Page 191: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

179

1. Gaya kepemimpinan Otokratis2. Gaya kepemimpinan Demokratis3. Gaya kepemimpinan militeristis4. Gaya kepemimpinan PaternalistisDalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindaksebagai penguasa mutlak dan anggota melaksanakan tugasberdasarkan perintahnya secara patuh.Karakteristikpemimpin otokratis, adalah:a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

pemimpin.b. Tidak suka didebat maupun meminta pendapat

anggotac. Anggota dipandang sebagai alat yang dapat

diperdayakand. Menetapkan tujuan pribadi sebagai tujuan organisasi.e. Memimpin dengan cara paksa.f. Merendahkan makna musyawarah dan menolak

partisipasi anggota.Gaya kepemimpinan demokrasi dilandasi filsafatkebersamaan dalam semua hal.Pemimpin dan anggotaterlibat bersama dalam penetapan policy atau kebijakanorganisasi.Mereka bekerja sama untuk mencapai tujuanbersama. Ciri-ciri pemimpin yang demokrasi adalah:a. Menekankan pada hubungan interpersonal yang baik.b. Mengambil keputusan berdasarkan musyawarah.c. Menghargai pendapat anggota.d. Memberi kesempatan anggota untuk mengembangkan

inisiatif dan kreasi anggota.e. Mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung

jawab kepada anggota.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 192: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

180

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

f. Berupaya membimbing, mengarahkan danberpartisipasi dalam kegiatan organisasi.

Gaya kepemimpinan militeristis hampir serupa dengankepemimpinan otokrasi, sebagai ciri khas keduanya yangpaling menonjol adalah pemimpin sebagai penguasatunggal.Seorang pemimpin yang bergaya militeristis ialahseorang pemimpin yang mempunyai ciri-ciri berikut:a. Memerintah berdasarkan instruksi.b. Pangkat dan jabatan sebagai alat untuk memaksa

anggotanya untuk melaksanakan tugas.c. Tidak suka dikritik.d. Disiplin kaku.e. Formalistik dalam pelaksanaan tugas.Gaya kepemimpinan paternalistik ini beranggapan bahwaanggota adalah anak kecil yang masih membutuhkanperlindungan.Sehingga pemimpin bertindak seperti orangtua terhadap anaknya. Ciri-ciri pemimpin dengan gayapaternalistikadalah:a. Terlalu melindungi (over protective) dan kesan

memanjakan anggota.b. Tidak menghargai kemampuan anggota.c. Sikap kebapakansangat menonjol hingga mematikan

kreatifitas anggota.d. Menghandle semua program kerja.e. Manajemen organisasi ditangan pemimpin.

• Max Weber, seperti dikutip Syaiful Sagala (2010 : 150)dikenal dengan teorinya tentang gaya kepemimpinan yangdidasari tradisi turun-temurun, kharisma dan wibawa. Haltersebut disebabkan adanya karakteristik pribadi yangistimewa dan aturan-aturan yang logis atau perpaduanantara keturunan, kharisma dan kewibawaan.

Page 193: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

181

Gaya kepemimpinan yang kharismatik, dibedakan menjadi2 (dua) macam, yaitu:a. Kewibawaan alamiah; maksudnya kewibawaan yang

telah melekat pada diri pemimpin.b. Kewibawaan non alamiah (buatan), yaitu kewibawaan

yang diciptakan oleh jabatan dan kekuasaan. (Hikmat,2009 : 258).

• Vroom dan Yetton, dikenal sebagai pencetus gayakepemimpinan (kontinum); dinyatakan bahwa kepemim-pinan didasarkan pada 2 (dua) macam kondisi utama,yaitu: (1) tingkat keefektifan tehnis diantara anggota, dan(2) tingkat motivasi serta dukungan anggota. Dalampengambilan keputusan kadang-kadang pemimpinbertindak sendiri, karena mendesak dan terukur olehprofesionalitas kepemimpinannya, tetapi adakalanyamelibatkan anggota dalam rangka kemajuan organisasi.Selanjutnya dijelaskan bahwa berdasarkan pada keduakondisi tersebut, maka pemimpin bisa memilih salah satudari gaya kepemimpinan yang diterapkan berkaitan denganpengambilan keputusan.a. Apabila tingkat keefektifan tehnis anggota tinggi, tetapi

motivasi rendah, maka pemimpin memilih gaya mem-buat putusan secara konsultatif, pimpinan berkonsultasidengan anggota.

b. Apabila tingkat keefektifan tehnis anggota rendah,tetapi motivasi tinggi, maka pemimpin memilih gayamendelegasikan (delegate) kepada anggota. Dengan katalain pemimpin membuat keputusan, kemudianmelimpahkan tanggung jawab kepada anggota untukmelaksanakannya.

c. Apabila tingkat keefektifan tehnis anggota maupunmotivasinya tinggi, maka pemimpin memilih gaya

Kepemimpinan Pendidikan

Page 194: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

182

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

membuat putusan bersama (share decision) ataubermusyawarah. (Ngalim Purwanto, 1990 : 45).

• Gaya kepemimpinan Kendali Bebas atau disebut Leizess-faire.Pemimpin dalam hal ini memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada semua anggota untuk melaksanakantugasnya.Pemimpin membiasakan mereka berinisiatifsendiri, membuat kebijakan sendiri, dan mengatur strategitugasnya tanpa dorongan, bimbingan, pengarahan danpengawasan dari pimpinan. Gaya kepemimpinaniniseolah-olah tidak adaherarkhi struktural, pembagian tugastidak jelas, dan tidak ada proses kepemimpinan secarafungsional maupun struktural.Gaya kendali bebas atau Laizess-faireini mendasarkan padapemikiran bahwa segala aktifitas dalam organisasi agarberjalan lancar dan sukses mencapai tujuan yangditetapkan, apabila anggotanya dalam melaksanakan tugasdiberi keleluasaan untuk memutuskan semua yangdikehendaki kemudian melaksanakan sesuai dengankeinginannya pula.Gaya ini dianggap tidak mempunyainilai manfaat, tetapi menjadi efektif dalam kelompokprofesional yang termotivasi tinggi.

• Gaya Kepemimpinan Pscudo demokratisatau demokrasi semu(manipulasi demokrasi). Gaya ini menampakkan duawajah. Seolah-olah kepemimpinan yang diterapkandemokratis, namun sebenarnya dilaksanakan kepemim-pinan yang otokratis. Para anggota diajak untukmenetapkan policy yang sebenarnya telah dibuat olehpimpinan, sehingga seolah-olah policy tersebut milikbersama. Namun dalam prakteknya, policy pemimpinlahyang dijadikan pegangan pelaksanaan tugas. Jadi bukanlagi kebijakan bersama dari hasil musyawarah.

Page 195: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

183

• Gaya kepemimpinan dalam era perubahan sosialPerubahan sosial yang sering terjadi dan akan terjadi,sangat mempengaruhi keadaan dan kehidupan organisasi.Hal ini antara lain mencakup:1) Perubahan peran dan tujuan organisasi,2) Membesar dan makin kompleksnya organisasi,3) Penggunaan teknologi yang lebih maju,4) Adanya bentuk organisasi baru,5) Perubahan pandangan terhadap manusia

Demikian pendapat Margulies dalam Engkoswara (2011:188), kemudian lebih tegas lagi pandangan Benis, bahwaperubahan itu akan memberikan pengaruh yang kuat terhadapiklim organisasi, gaya kepemimpinan, dan hakekat kehidupanorganisasi.

Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 32 tahun2004 tentang Pemerintah Daerah, terjadi perubahan sistemmanajemen sentralistik menjadi desentralistik. Sehinggamenuntut adanya perubahan komponen organisasi dan jugagaya kepemimpinan. Maksudnya dalam era perubahan inimemberi peluang besar kepada para pemimpin untukmengembangkan nilai-nilai kepemimpinannya.

Pada era desentralisasi ini diperlukan pemimpin yangbisa menyelesaikan situasi dan kondisi dengan komitmenkualitas dan selalu memperbaharuinya sesuai dengankebutuhan masyarakat.Selanjutnya Engkoswara (2011: 190)mengemukakan 3 (tiga) jenis kepemimpinan yang dianggaprepresentatif dengan tuntutan era desentralisasi, yaitukepemimpinan transaksional, kepemimpinan transfor-masional, dan kepemimpinan visioner. Ketiganya mempunyaikarakteristik sesuai dengan jenis masalah dan mekanismekerja yang dihadapi.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 196: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

184

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

a. Kepemimpinan transaksionalYaitu kepemimpinan yang menekankan pada tugas

anggota.Pemimpin sebagai desainer pekerjaan sekaligusmekanismenya, sedangkan anggota yang melaksanakan tugassesuai kemampuan dan keahlian.

Ciri-ciri kepemimpinan transaksional adalah:1) Peran pemimpin sebagai manajer.2) Sesuai diterapkan pada anggota-anggota yang belum

matang.3) Fokus pada pelaksanaan tugas untuk mendapatkan

insentif, bukan aktualisasi diri.4) Pola hubungan berdasar timbal balik (transaksi).5) Adanya anggapan bahwa anggota lebih senang diarahkan

dengan prosedur dan pemecahan masalahnya dari padatanggungjawab atas tindakan dan keputusan yang diambilsendiri.

6) Menerapkan sistem reward dan punishment dalam kontrakkerja yang telah disepakati.

7) Tidak mau berbagi pengetahuan kepada anggota dansedikit menyepelekan kepribadian manusia.Berikut skematik model kepemimpinan transaksional

menurut Hoover dan Leitwood (Engkoswara,2011:191).Gambar tersebut menunjukkan bahwa anggota atau bawahanberusaha menghindari pekerjaan jika ada kesempatan untukitu, sehingga merasa senang tanpa pekerjaan dan tanggungjawab. Pemimpin dalam hal ini harus senantiasa mengontrol,mengarahkan, dan mengancam kalau perlu dalam upayauntuk memaksa individu menjadi produktif.

Page 197: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

185

b. Kepemimpinan Transformasional.Kepemimpinan transformasional adalah sebagai agen

perubahan dan bertindak sebagai katalisator. Maksudnyapemimpin tersebut berperan meningkatkan sumber dayamanusia yang ada dan berusaha memberikan reaksi yangmemunculkan semangat dan daya kerja cepat serta optimal,selalu tampil sebagai pelopor dan perubahan.

Banyak pakar kepemimpinan mengungkapkan bahwakepemimpinan transformasi adalah kepemimpinan yang idealdi era desentralisasi ini.Hal ini berhubungan denganberkembangnya teknologi informasi yang harus ditransfor-masikan secara komprehensif pada anggota. Sejalan dengan

Kepemimpinan Pendidikan

Page 198: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

186

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

pemikiran Luthans (Engkoswara, 192) yang mengidentifikasikarakteristik pemimpin di abad XXI, adalah:1) Innovates (menciptakan sesuatu yang baru).2) An original (asli dari pemimpin).3) Develops (mengembangkan).4) Focuses on people (terkonsentrasi pada manusia).5) Inspires trust (menghidupkan rasa percaya).6) Long range perpective (memiliki perpektif jangka

panjang).7) Asks what and why (ia menanyakan apa dan mengapa).8) Eye on the horizon (berpandangan sama pada

sesamanya).9) Challenges the status quo (menentang kemapanan).10) Own person (mengakui tanggung jawab ada pada

pemimpin).11) Does the right thing (mengerjakan yang benar).

Seiring dengan kemajuan pemikiran dan teknologidizaman yang penuh perubahan ini, maka karakteristikpemimpin tersebut sangat berpengaruh pada perilakupemimpin.Pemimpin transformasional menjawab tantanganitu untuk berbuat yang terbaik sesuai dengan kajianperkembangan manajemen dan kepemimpinan secara utuhmelalui motivasi terhadap anggota dan menyerukan cita-citayang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan,keadilan, dan kemanusiaan.

Selanjutnya Bass dan Aviola dalam Engkoswara (193)mengemukakan kader kepemimpinan transformasional yangdisebut empat dimensi atau konsep”4i” (empat i),maksudnya:

Page 199: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

187

“I” pertama :idealized influence (kharisma) yaitu perilakuyang memunculkan rasa hormat (respect) dan rasa percayadiri (trust) dari orang yang dipimpinnya. Idealizedinfluencemempunyai makna saling berbagi resiko, melaluipertimbangan kebutuhan anggota di atas kebutuhan pribadidan perilaku moral secara etis.

“I” kedua :inspirational motivation, tergambar dalamperilaku yang selalu bersifat tantangan bagi tugas yangdilakukan anggota dan mempedulikan arti tugas bagiangggota. Pemimpin menunjukkan komitmen terhadapsasaran organisasi melalui perilaku yang bisa diamati anggota,sehingga ia adalah seorang motivator yang bersemangat untukselalu membangkitkan aktualisme dan optimisme anggota.

“I” ketiga :intellectual stimulation: maksudnya sikap danperilaku kepemimpinan berdasarkan pada ilmu pengetahuanyang berkembang dan secara intelektual ia mampumenerapkannya dalam bentuk kinerja yang produktif.Pemimpin senantiasa menjadi ide-ide baru dari orang-orangyang dipimpinnya dan sekaligus mendorong pendekatan barudalam melakukan tugas.

“I” keempat :individualism consideration, direfleksikan olehpemimpin yang selalu mendengarkan dengan penuh perhatiandan memberikan atensi khusus kepada kebutuhan prestasikerja dan kebutuhan anggota.

Berikut gambar model kepemimpinan Transformasionalmenurut Bass dan Aviola kemudian disadur oleh AlHamdani(2003) seperti dikutip Engkoswara (2011:194). Kepemim-pinan transformasional bisa dilihat secara makro dan danmikro.Dipandang secara makro,kepemimpinan transfor-masional merupakan proses memobilisasi kekuatan untukmengubah sistem sosial dan mereformasi kelembagaan.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 200: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

188

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Sedangkan secara mikro, kepemimpinan transformasionalsebagai proses yang mempengaruhi antar individu.

Sumber : Bass dan Aviola

Gambar Model Kepemimpinan Transformasional

c. Kepemimpinan VisionerYaitu kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumus-

kan, mengkomunikasikan dan mengimplementasikanpemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau hasilinteraksi sosial diantara anggota dan stakeholders yang diyakinisebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus dicapaimelalui komitmen semua personil.

Pemimpin visioner adalah pemimpin yang memilikiwawasan yang jauh ke depan dan berupaya memperbaiki danmengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi di masadatang. Dampak positif dari kepemimpinan yang visioner padasuatu lembaga akan tampak pada cara ia menentukan kebijakandan keputusan, dasar pengambilan keputusan, cara yang sesuai

Page 201: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

189

dengan aturan dan sesuai pula bagi pihak yang menerimadelegasi, acuan sikap dalam bekerja, dan acuan pengawasan.• Konsep Kepemimpinan Visioner

1) Harus memahami Konsep VisiVisi merupakan tindakan, kekuatan, kecakupan ataukemampuan untuk melihat dan memahami untukberimajinasi dalam mempersiapkan masa datang.

2) Harus memahami Karakteristik dan Unsur VisiKarakteristik visi adalah:a) Arah dan tujuan jelas, mudah dipahami.b) Terkandung cita-cita tinggi.c) Menumbuhkan semangat, inspirasi, kegairahan dan

komitmen.d) Tidak sekedar kepentingan pemimpin, tetapi juga

untuk anggota.e) Mempunyai gagasan brilian.f) Memperhatikan lingkungan sekitar atau penelitian

sejarah perkembangan masyarakat.3) Harus memahami Tujuan Visi

Tujuan visi adalah memperjelas arah perubahan tertentuuntuk masa mendatang yang mengandung cita-cita,nilai, semangat motivasi, niat yang jelas, wawasan dankeyakinan.

• Langkah-langkah Kepemimpinan Visoner1) Penciptaan Visi

Visi diciptakan berdasarkan pemikiran bersama antarapemimpin dan anggotanya berupa gagasan dan idecemerlang tentang cita-cita memajukan organisasi dimasa depan.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 202: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

190

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

2) Perumusan visiVisi dirumuskan dalam pernyataan yang jelas, tegas,sehingga memudahkan lembaga atau organisasi untukmenetapkan cara-cara untuk mencapainya. Berikutkriteria merumuskan visi, sebagai berikut:(1)Mudah diingat.(2)Singkat, maksimal 8 (delapan) kata.(3)Menarik perhatian warga internal lembaga dan stake-

holders.(4)Memberi inspirasi menantang untuk mencapai

prestasi di masa yang akan datang.(5)Berfungsi sebagai titik temu dengan stakeholders.(6)Menyatukan esense yang jelas tentang seharusnya

bagi lembaga.(7)Memungkinkan fleksibilitas dan keluwesan dalam

pelaksanaannya. (Husaini Usman, 2010 : 625)3) Transformasi Visi

Maksudnya adalah bahwa rumusan visi organisasi harusmemiliki nilai kepercayaan bagi lembaga yang diatasnyamaupun stakeholders.

4) Implementasi visiVisi merupakan keadaan dimasa depan yang ingindicapai, jadi semakin jelas suatu visi, semakin mudahmengimplementasikannya. Cara mengimplementasikanvisi disebut misi.Dalam hal ini pemimpin dituntut untukmampu memerinci visi menjadi visi atau tindakan untukmewujudkan visi.Sehingga dibutuhkan kepemimpinan yang kuat,mempunyai vision (visi) yang jelas, dalam artisebenarnya. Gutric & Reed menyatakan dalam artisingkatan, VISION adalah pemimpin harus memiliki

Page 203: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

191

vision (visi), inspiration (memberi ilham), Strategy Orien-tation (orientasi jangka panjang), integrity (integritas),Organizatinal sophisticated (memahami dan berorganisasidengan canggih), dan Nurturing (memeliharakeseimbangan, keharmonisan antara tujuan lembaga,dengan tujuan individu anggota atau peka terhadapkebutuhan anggota. (Husaini, 2010 : 626).

Berikut gambar model kepemimpinan visioner yangdikembangkan Locke (1997). (Engkoswara, 2011 : 197):

Gambar Model Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan Pendidikan

Page 204: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

192

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

E. Kepemimpinan Pendidikan1. Konsepsi Kepemimpinan Pendidikan

Pemimpin pendidikan secara hakiki mencakup semuaorang yang bergerak di bidang penanaman pengaruh danbimbingan serta ajakan dalam mengelola pendidikan. Dalampendidikan formal maupun non formal, pemimpin pendidikanmeliputi guru, kepala sekolah, dosen, rektor, kyai, ulama,ustadz, kepala kantor Kementerian Pendidikan danKebudayaan dari jenjang paling bawah sampai atas, peniliksekolah, pengawas sekolah, dan sebagainya.

Kepemimpinan dalam pendidikan mempunyai figurtersendiri dibandingkan dengan kepemimpinan padaumumnya.Hal tersebut mempunyai makna bahwa pemimpinpendidikan harus mampu mengedepankan uswah khasanah(teladan yang baik),berjiwa penuh kasih sayang dan bijaksana.Adanya slogan guru –”di gugu lan di tiru”, ternyata benar apayang dicontohkan atau dilakukan gurunya, murid akanmenirunya. Bahkan mungkin lebih dari itu, “guru kencingberdiri, murid kencing berlari”.

Jadi, tingkah laku pemimpin pendidikan tidak hanyamendapat evaluasi dari atasan, tetapi juga menjadi penilaianmasyarakat.

Mempertimbangkan idealisme kepemimpinan yang ingindiraih lembaga pendidikan, sebaiknya mengacu pada tingkahlaku dan sifat Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikanbarometer oleh semua lembaga pendidikan, yaitu shidik(jujur), amanah (terpercaya), tabligh (komunikatif), danfathanah (cerdas).

Nabi Isa a.s adalah pemimpin umat yang penuh dengankasih sayang; berkorban untuk kehidupan yang layak danmemiliki harga diri yang tinggi.Kepemimpinan Nabi Isa iniideal bagi lembaga pendidikan.

Page 205: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

193

Nabi Musa a.s dikenal sebagai nabi yang berani, tegas,tanpa pandang bulu dalam mengadili orang salah.Beliauberani menghancurkan Fir‘aun dan pasukannya serta tidakgentar menghadapi orang-orang yang menzalimi.Kepemimpinan seperti ini patut dikembangkan dan dicontohsebagai pemimpin ideal untuk lembaga pendidikan, yaitupemimpin yang tegas, tidak menganut KKN (Korupsi, Kolusi,dan Nepotisme), sehingga akan tercipta lembaga pendidikanyang maju, berkarakter dan berkualitas.

Apabila kepemimpinan Nabi Isa dan Nabi Musadipadukan, muncullah kepemimpinan yang sempurna, yaitukepemimpinan Nabi Muhammad SAW,sebagai rahmat bagiseluruh alam, namun tegas terhadap orang-orang kufur.

Para ahli memberikan definisi kepemimpinan pendidikandengan memadukan pengertian kepemimpinan danpendidikan. Pengertian kepemimpinan sudah disampaikan dimuka, dengan demikian dapat disimpulkan bahwakepemimpinan pendidikan adalah proses mempengaruhi,memerintah secara persuasif, memberi contoh, danbimbingan kepada orang lain seperti guru, konselor, danprofesi kependidikan lainnya untuk mencapai tujuan yangtelah ditetapkan. (Syaiful, 2010 : 147). Dengan kata lain,kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan mem-pengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk melaksanakantugas dengan berhasil mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan pengertian di atas ada komponen-komponenkepemimpinan pendidikan yang penting, yaitu:a. Adanya proses rangkaian tindakan dalam sistem

pendidikan.b. Mempengaruhi dan memberi teladan.c. Memberi perintah dengan cara persuasi dan manusiawi

tetapi tetap menjunjung tinggi disiplin dan aturan.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 206: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

194

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

d. Anggota patuh pada perintah sesuai wewenang dantanggung jawab.

e. Menggerakkan semua anggota untuk menyelesaikan tugas,sehingga tercapai tujuan. (148).Selanjutnya untuk memenuhi kriteria kepemimpinan

tersebut diperlukan kepemimpinan yang visioner,kepemimpinan yang efektif dalam penentuan kebijakan,kepemimpinan yang tepat dalam mengambil keputusan,kepemimpinan yang mampu melakukan pendelegasian secaratepat dan kepemimpinan yang demokratis.

2. Karakteristik kepemimpinan pendidikanKepemimpinan pendidikan memiliki karakteristik

dengan ciri-ciri sebagai berikut:a. Manusiawi.b. Memandang jauh ke depan (visioner).c. Inspiratif.d. Percaya diri (Sharplin, 1985 : 149)

Sementara (Hikmat,2009 : 261) mengidentifikasi sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin yang ideal untuklembaga pendidikan berikut ini,a. Capacity, meliputi :

1) Kecerdasan.2) Kewaspadaan.3) Kemampuan bicara.4) Keterampilan.5) Kemampuan evaluasi.

b. Achievement, meliputi :1) Titel atau gelar pendidikan.2) Pengetahuan.

Page 207: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

195

3) Keberhasilan.4) Kesehatan jasmani rohani.

c. Responsibility, meliputi:1) Mandiri dan inisiatif.2) Tekun.3) Agresif.4) Percaya diri.5) Futuristik.

d. Participation, meliputi:1) Aktif.2) Relationship.3) Cerdas membangun team works.4) Adaptif.

e. Status, meliputi:1) Kedudukan sosial ekonomi.2) Popularitas.

f. Situation, meliputi:1) Mental baik.2) Skill.3) Energik.4) Fleksibel.5) Goal oriented.Seorang pemimpin pendidikan perlu mempunyai sikap

peduli dalam pengelolaan pendidikan dan benar-benarmemahami bahwa manajemen pendidikan tidak bisa lepasdari pembaharuan yang serba cepat mengikuti arus zaman,yaitu tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan sebagaibagian dari dinamika pendidikan. Dampak dari pembaharuandan perkembangan ilmu pengetahuan tesebut, sebagai

Kepemimpinan Pendidikan

Page 208: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

196

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

konsekuensinya pemimpin perlu kesiapan bereaksi danmotivasi yang kuat dengan aktifitas yang penuh tanggungjawab agar tidak tertinggal oleh pembaharuan dalam dinamikapendidikan yang kompetitif.

Bagaimanakah agar pemimpin pendidikan bisamemunculkan sikap kritis dan peduli terhadap pembaharuan.Kepedulian itu memberi gambaran bahwa seorang pemimpincepat bereaksi, tanggap, dan merespon hal-hal yang sekiranyamemberi kontribusi terhadap mutu lembaga yangdipimpinnya sebagai bagian dari pembaharuan.

Berikut ini tabel sikap kritis dan kepribadian kepemim-pinan yang dikembangkan Harold T.Smith (Timpe) dalamSyaiful (2006 : 169), diharapkan bisa membantu parapemimpin pendidikan untuk lebih memusatkan perhatiannyadalam memahami kinerja lembaga.

Tabel Sikap Kritis dan Kepedulian kepemimpinan

Page 209: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

197

3. Prinsip-prinsip Kepemimpinan PendidikanPrinsip kepemimpinan yang dikembangkan dalam dunia

pendidikan menganut sikap demokratik. Makna demokrasidalam Kamus Besars adalah sebagai berikut:

a. Prinsip partisipasiPemimpin berusaha meningkatkan dan memupuk

kesadaran pada setiap anggotanya agar rela dan ikutbertanggung jawab serta aktif berpartisipasi dalammemikirkan serta memecahkan masalah-masalah yangberkaitan dengan perencanaan strategi programpendidikan.

b. Prinsip KooperasiDalam prinsip kooperasi ini, partisipasi harus

ditingkatkan menjadi kerja samayang dinamis. Setiapanggota disamping bertanggung jawab dalam tugasnyamasing-masing, juga harus merasa berkepentingan padamasalah yang berkaitan dengan suksesnya tugas anggotalain. Adanya kesadaran dan perasaan seperti itumemungkinkan anggota akan sering bantu-membantu

Kepemimpinan Pendidikan

Page 210: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

198

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

serta kerja sama dalam setiap usaha serta memecahkanmasalah yang timbul dalam lembaga yang barangkali bisamenjadi kendala lembaga dalam mencapai tujuan.

c. Prinsip Human RelationPerlu diciptakan suasana persahabatan dan persau-

daraan yang harmonis serta perlu dipupuk sikap salingmenghormati. Pemimpin juga harus menjadi teladan bagiterciptanya suasana semacam itu, tidak boleh bersikapsebagai majikan terhadap bawahan, melainkan harus dapatmenempatkan diri sebagai sahabat tanpa melupakan unsur-unsur formal jabatannya.

d. Prinsip PendelegasianPemimpin perlu mendelegasikan kekuasaan,

wewenang dan tanggungjawabnya pada anggota sesuaikapasitasnya masing-masing, agar proses kerja secarakeseluruhan dapat berjalan lancar, efektif, dan efisien.

Pemimpin harus yakin dan percaya bahwa setiapanggota mempunyai kemampuan dan potensi yang dapatbermanfaat bagi lembaga kerjanya.

e. Prinsip fleksibilitas organisasi dan tata kerjaTujuan penyusunan program dan tata kerja organisasi

adalah untuk mengatur kegiatan dan hubungan kerja yangharmonis, dinamis, efektif, dan efisien.Dalam hal ini perludiperhatikan bahwa hendaknya struktur organisasi danhubungan serta tata kerja tersebut tidak menimbulkansuasana kaku, sehingga membawa dampak negatif yangdapat menghambat perencanaan dan pelaksanaan program.

Fleksibilitas organisasi akan menjamin hubungan kerjadan tata kerja yang sesuai dengan kenyataan dan masalahbaru yang muncul dan selalu berubah. Perubahan itu tidak

Page 211: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

199

bisa lepas dari berbagai hubungan kemanusiaan diantaraanggota.

f. Prinsip kreatifitasGuilford dalam Alma (2002 : 47) mengemukakan 5

(lima) ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu:1) Fluency (kelancaran) adalah kemampuan melahirkan

banyak ide atau gagasan.2) Flexibility (keluwesan) yaitu kemampuan

mengemukakan berbagai macam pemecahan ataupendekatan masalah.

3) Originality (keaslian) ialah kemampuan menciptakangagasan yang bersifat asli, tidak klise.

4) Elaboration (penguraian) adalah kemampuanmenguraikan secara terperinci.

5) Redefinition (perumusan kembali) yaitu kemampuanmerumuskan kembali suatu persoalan perspektif yangberbeda dengan apa yang telah ada.Seorang pemimpin minimal memiliki ciri-ciri tersebut

kaitannya dengan kreatifitas sekaligus berusahamendorong usaha kreatif anggotanya. Tanpa adanyakreatifitas dalam organisasi, maka organisasi tesebut akanselalu tertinggal oleh kemajuan dan tuntutan masyarakatyang selalu berubah. Dari sikap kreatif ini akan munculide-ide baru yang dapat membantu kemajuan organisasi.

4. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin PendidikanPendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agarpeserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

Kepemimpinan Pendidikan

Page 212: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

200

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,dan Negara.

Implikasi pendidikan sebagaimana tertuang di dalam UUSisdiknas tersebut tidak dapat terwujud begitu saja tanpadikelola melalui lembaga-lembaga pendidikan di sekolah danluar sekolah sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan dicanangkannya gerakan mutu pendidikantanggal 2 Mei 2002, maka sekolah mau tidak mau harusmengawali dengan mereformasi penyelenggaraan pendidikanuntuk memenuhi harapan pendidikan yang bermutu.Reformasi sekolah tidak hanya terbatas pada pengelolaansekolah saja, tetapi penataan kembali semua institusi yangberkaitan langsung maupun tidak langsung terhadap sekolah.

Kepala sekolah, guru, konselor dan tenaga kependidikanlain adalah tenaga professional yang harus terus-menerusberinovasi untuk kemajuan sekolah, bukan birokrat yangsekedar patuh menjalankan tugas sesuai petunjuk atasan.Dengan demikian tercipta konsep sekolah efektif, yaitusekolah yang memiliki profil yang kuat, mandiri, inovatif, danmemberikan iklim yang kondusif bagi civitas academika untukmengembangkan sikap kritis, kreatif, dan motivasi. Konsepsekolah sebagaimana dijelaskan tersebut, memiliki kerangkaakuntabilitas yang kuat kepada peserta didik dan wargasekolah yang lain melalui pemberian layanan yang berkualitasdan bukan semata-mata akuntabilitas pemerintah karenaketaatannya.

Bertitik tolak dari kondisi dan penataan kembalimanajemen sekolah tersebut, peran apa yang harus dimainkankepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan pada satuanpendidikannya dalam rangka memiliki tuntutan pendidikanyang bermutu?

Page 213: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

201

Pengelolaan pendidikan dengan menciptakan lingkunganbelajar yang kondusif berkelanjutan merupakan komitmendalam pemenuhan janji sebagai pemimpin pendidikan.Kepalasekolah mempunyai peran yang sangat penting dalammenentukan operasional kerja harian, mingguan, bulanan,semesteran dan tahunan yang dapat memecahkan berbagaiproblematika pendidikan di sekolah.

a. Peran kepala Sekolah menghadapi persainganmutu:

1) Kepala sekolah yang semula otoriter, mereformasidirinya menjadi kepala sekolah yang kolaboratif,sehingga menumbuhkan iklim sekolah yangdemokratis yang dapat mengakomodir aspirasi seluruhwarga sekolah.

2) Memenuhi kebutuhan civitas academika secara pro-fessional.Kepala sekolah harus mengetahui persis kebutuhanpara guru dan tenaga pendidikan lainnya dalammelaksanakan tugas profesionalnya.

3) Memposisikan diri untuk mewakili masyarakatpendidikan.Hal ini untuk tujuan memperbaiki sistem yangdipandang tidak memberdayakan pendidikan, sepertiperlakuan pada birokrat pemerintah bahwa kepalasekolah diperlakukan sebagai pelaksana tehnis dari unitkerjanya, sehingga tidak memiliki otonomi atas dasarkeprofesionalannya.

4) Belajar menanggulangi kekuatan yang non linier,maksudnya dalam upaya meningkatkan kualitaspembelajaran, tidakbisa menyepelekan hal-hal yangkecil, karena bisa jadi hal itulah yang menghambatkesuksesan.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 214: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

202

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

5) Sebagai “learning person”, yaitu seseorang yang selaluberusaha menambah pengetahuan dan keterampilan-nya.

6) Sebagai pemerhati hati lingkungan sekolah secarakomprehensif.Perhatian kepala sekolah meliputi keseluruhanlingkungan fisik sekolah, kegiatan dan interaksifungsionalnya mulai dari gedung sampai sudut-suduthalamannya,kantor, ruang kelas, kantin, toilet, parkir,taman, dan sebagainya.

7) Membuka ruang kreatifitas dan otonomi guru seluas-luasnya dan proportional guru. Kepala sekolahmemberikan kesempatan kepada guru dan tenaga nonguru untuk memaksimalkan pemikiran dan keteram-pilannya dalam rangka memajukan sekolah.

8) Membudayakan tradisi “disiplin diri” dengan sepenuhhati.Kepala sekolah berusaha membiasakan diri denganikhlas berada di sekolah sebelum orang lain datangdan masih berada di sekolah sesudah orang lain pulang.Disiplin adalah begitu penting dilaksanakan dengantulus, bukan karena takut pada atasan. Oleh karenanyajika kepala sekolah akan memenuhi dengan niatdisiplin diri tersebut, maka guru dan karyawan akanmengikuti teladan pimpinannya.Dalam upaya peningkatan mutu yang kompetitif yaitumodel manajemen sekolah tentu tidak cukup denganperan kepala sekolah saja, tetapi juga denganmemberdayakan potensi sumber daya sekolah denganmemberikan fungsi yang optimal dan proporsionalbagiseluruh elemen sekolah baik tingkat pimpinanmaupun operasional dengan menjadikan semua unsur

Page 215: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

203

di sekolah adalah manajer terhadap tugas dan tanggungjawabnya.

b. Kriteria Kepala SekolahHusaini (2010 : 653), memerinci kriteria kepala

sekolah sebagai pemimpin pendidikan sebagai berikut:1) Setiap sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala

sekolah/madrasah.2) Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala

Sekolah-Madrasah berdasarkan ketentuan dalamstandar pendidik dan tenaga kependidikan.

3) Kepala SD/MI, SMP/MTs/SMPLB dibantu minimaloleh satu orang wakil kepala sekolah madrasah.

4) Kepala SMA/MA dibantu minimal tiga wakil kepalasekolah/madrasah untuk bidang akademik, sarana danprasarana, dan kesiswaan. Sedangkan Kepala SMKdibantu empat wakil kepala sekolah untuk bidangakademik, sarana dan prasarana, kesiswaan, danhubungan dunia usaha dan dunia industri. Dalam haltertentu atau sekolah/madrasah yang masih dalamtaraf pengembangan, kepala sekolah/madrasah dapatmenugaskan guru untuk melaksanakan fungsi wakilkepala sekolah/madrasah.

5) Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh dewanpendidik, dan proses pengangkatan serta keputusan-nya, dilaporkan secara tertulis oleh kepala sekolah/madrasah kepada institusi di atasnya. Dalam halsekolah/madrasah swasta, institusi dimaksud adalahpenyelenggara sekolah/madrasah.

6) Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memilikikemampuan memimpin yaitu seperangkat pengeta-huan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki,

Kepemimpinan Pendidikan

Page 216: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

204

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya dalammelaksanakan tugas keprofesionalan sesuai denganStandar Pengelolaan Satuan Pendidikan.

7) Kepala sekolah/madrasah dapat mendelegasikansebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepalasekolah/madrasah sesuai dengan bidangnya.Sedangkan dalam konteks perguruan tinggi, kriteria

pemimpin yang didambakan adalah pemimpin yangmemiliki wawasan keilmuan tinggi, (minimal guru besar).Disamping itu juga mempunyai keterampilan-keterampilansebagai berikut:1) Menguasai bahasa asing yang aktif, seperti bahasa

Inggris, bahasa Arab.2) Hubungan yang luas dengan lembaga pendidikan di

dalam maupun luar negeri.3) Memiliki keahlian dan keilmuan yang mumpuni.4) Konseptor yang andal.5) Dipilih oleh wakil-wakil dosen (senat) secara

demokratis.6) Memiliki visi dan misi yang jelas dan mudah

diimplementasikan dalam kegiatan akademik danmanagerial lembaga.

7) Bijaksana, jujur, dan amanah8) Pandai menempatkan karyawan sesuai kapabilitas dan

profesionalitasnya.9) Tidak bergantung pada politik praktis. (Hikmat, 2009:

263)Tentu saja keterampilan-keterampilan pemimpin

lembaga pendidikan tesebut harus diimbangi dengankecerdasan dalam memecahkan masalah yang dihadapilembaga. Pemimpin yang cerdas dan tanggap terhadap

Page 217: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

205

permasalahan lembaga akan mencermati latar belakangmunculnya masalah dengan cara mengumpulkan data yangakurat dan menyelesaikan permasalahan secara ilmiah danrasional.

c. Tugas Kepala Sekolah/MadrasahTugas Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan

di satuan pendidikannya tidak semudah menambahkantelapak tangan, tetapi sangat berat, luas dan dalam sesuaidengan beratnya tuntutan mutu pendidikan yang harusdipenuhi. Berikut Husaini (2010 : 654) secara globalmengemukakan tugas-tugas kepala sekolah/madrasah,yaitu:1) Menjabarkan visi ke dalam target mutu.2) Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan

dicapai.3) Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan,

kelemahan Sekolah/Madrasah.4) Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja

tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu.5) Bertanggung jawab dalam membuat keputusan

anggaran sekolah/madrasah.6) Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan

keputusan penting sekolah/madrasah. Dalam halsekolah/madrasah swasta, pengambilan keputusantersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah.

7) Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensifdari orang tua peserta didik dan masyarakat.

8) Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidikdantenaga kependidikan dengan menggunakan sistem

Kepemimpinan Pendidikan

Page 218: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

206

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

pemberian penghargaan atas prestasi dan sanksi ataspenyelenggaraan peraturan dan kode etik.

9) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektifbagi peserta didik.

10) Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatifmengenai pelaksanaan kurikulum.

11) Melaksanakan dan merumuskan program supervisi,serta memanfaatkan hasil supervisi untukmeningkatkan kinerja sekolah/madrasah.

12) Meningkatkan mutu pendidikan.13) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga,

profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaanyang diberikan kepadanya.

14) Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, danpelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasidengan baik dan didukungoleh komunitas sekolah/madrasah.

15) Membantu, membina, dan mempertahankanlingkungan sekolah/madrasah dan programpembelajaran yang kondusif bagi proses belajarpeserta didik dan pertumbuhan profesional para gurudan tenaga kependidikan yang lain.

16) Mengelola menajemen organisasi dan pengoperasiansumber daya sekolah/madrasah untuk menciptakanlingkungan belajar yang aman, efisien, dan efektif.

17) Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didikdan masyarakat, dan komite sekolah/madrasahmenanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitasyang beragam, dan memobilisasi sumber dayamasyarakat.

Page 219: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

207

18) Memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggungjawab.

Kepala sekolah yang memimpin tanpa ilmukependidikan dan hanya bermodalkan kekuasaan dankedekatan dengan atasannya serta kebiasaan menakut-nakuti para guru dan peserta didiknya untuk menerimahukuman jika tidak patuh padanya, sudah selayaknya tidakmenduduki jabatan kepala sekolah.Kepemimpinan sepertiinilah yang mematikan kreatifitas dan otonomi gurumaupun peserta didiknya.Oleh karenanya diperlukanadanya penilaian terhadap kepemimpinan kepala sekolah.

Penilaian yang kontinu terhadap kinerja pimpinanmenjadi hal yang urgen, karena menjadi landasan usahaperbaikan program, prosedur, dan usaha mencapai tujuan.Dengan menggunakan penilaian tersebut, efektifitaskinerja semua sub sistem sekolah bisa ditentukan dankualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, sehingga padaakhirnya kualitas pendidikan dapat diperbaiki,disinilahtampak jelas peran kepala sekolah sebagai pemimpinpendidikan.

Kepemimpinan Pendidikan

Page 220: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

208

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

BAB VITOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

DALAM PENDIDIKAN

A. Konsep Total Quality ManagementManajemen yang berorientasi kepada kualitas dan

memenuhi kepuasan pelanggan adalah Total Quality Manage-ment (TQM) atau manajemen mutu terpadu, merupakanpilihan yang tepat dalam pengelolaan lembaga pendidikansaat ini. Dengan falsafah holistik yang dibangun berdasarkankonsep kualitas, team work produktifitas serta kepuasanpelanggan, pendekatan ini nanti akan menggantikan posisimanajemen konvensional. Dengan terus mencoba untukmemaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan atauproduk jasa, manusia, proses dan lingkungan.

Sebagai pencetus TQM, Deming (Sashkin dan Kiser,1993: 56) mengemukakan, bahwa “Quality is What the custom-ers says it is”. Dalam konteks pendidikan, TQM adalah suatucara untuk menjamin kualitas standar dalam pendidikan(Sallis, 1993: 8). Lembaga pendidikan mempunyai peran yangsangat penting dan strategis dalam menyiapkan sumber dayamanusia untuk menghadapi tantangan global pada mileniumke-tiga ini. Sejalan dengan pendapat di atas, Feigenbaum(Gunawan, 2004: 11-12) mengatakan bahwa faktor kunci

Page 221: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

209

dalam menentukan kualitas lulusan adalah kualitaspendidikan yang diperolehnya selama belajar, sedangkankualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas lembaga tempatlulusan belajar.

TQM is a philosophy of continuous improvement, which canprovide any educational institution with a set of practical toolsfor wiving meeting and exceeding present and future custom-ers needs, wants, and expectations. (Edward Sallis, 1993 :34)

Pendapat tersebut mengandung pengertian bahwa TQMadalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus-menerusyang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiapinstitusi pendidikan dalam menambahi kebutuhan, keinginan,dan harapan para pelanggannya saat ini dan masa yang akandatang.

1. Sejarah Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau TotalQuality Management (TQM)Akibat Perang Dunia II, industri Jepang hancur total.

Untuk membangun kembali dan bangkit dari kehancuranindustrinya tersebut, pada tahun 50-an Asosiasi InsinyurJepang mengundang Dr. W. Edward Deming untuk melatihpara insinyur Jepang dalam bidang manajemen untukmencapai kualitas, yang kemudian dikenal sebagai Total QualityManagement (TQM).

Deming mengajarkan bahwa, barang atau jasa yangberkualitas adalah yang dapat memenuhi kebutuhanpelanggan. Oleh karena itu, dalam usaha mengadakan barangatau jasa yang berkualitas, kebutuhan pelanggan harusdiketahui lebih dahulu dengan sebaik-baiknya. Berdasarkanpengetahuan itulah dibuat rencana pengadaan barang ataujasa, dan pembuatannya harus sesuai dengan rencana itu,

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 222: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

210

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Karena kebutuhan pelanggan berubah-ubah dari waktu kewaktu, maka kualitas barang atau jasa juga berubah. Sebabitu, kualitas tidak absolut, tidak berakhir pada kualitas itusendiri, tetapi harus ditingkatkan terus-menerus, sehinggaselalu dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Kualitas yangdemikian ini adalah kualitas yang bersifat relatif. Inilahpengertian kualitas dalam TQM (Sallis, 1993:23).

Konsep Deming tersebut cukup berhasil di Jepang, justrudi negaranya sendiri Amerika Serikat- tidak mendapatkanperhatian sebelum Perang Dunia II, karena para industriawanAmerika Serikat telah puas dengan keberhasilan mereka.Tetapi setelah industri Jepang, terutama industri mobil,merajai pasar dunia, baru mereka sadar akan pentingnyapikiran Deming. Mereka mulai mempelajarinya kembali danmengimplementasikannya, termasuk dalam duniapendidikan.

Dalam sejarah perkembangan manajemen kualitas, pal-ing tidak ada tiga jenis sistem yang utama, yaitu a)Pengendalian kualitas (Quality Control), b) Jaminan Kualitas(Quality Assurance), dan c) Manajemen Kualitas Terpadu (To-tal Quality Manajemen) (Sallis, 1993 : 26).

Pengendalian Kualitas (Quality Control) adalah sistemmanajemen kualitas yang dilakukan dengan prosedur ataupendekatan pemeriksaan pada produk (barang atau jasa) yangsudah jadi, untuk menentukan apakah kualitasnya sudahsesuai dengan standar yang telah ditentukan. Jika tidak sesuai,produk itu tidak akan dipasarkan, tetapi dipelajari denganteliti apa kelemahan- kelemahannya. Berdasarkan datakelemahan itu, perbaikan kualitas dibuat pada produk-produkberikutnya. Yang melakukan pemeriksaan umumnya adalahinspektur atau pengawas yang telah terdidik dan terlatihuntuk tugas itu. Dalam sistem ini yang jelas barang yang sudahdiproduk tersebut tidak dapat diperbaiki lagi, yang diperbaiki

Page 223: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

211

adalah barang atau jasa yang diproduk berikutnya, tentu halini akan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Inilahkelemahan pokok dalam manajemen ini. Jadi tujuan utamadari manajemen ini adalah perbaikan kemudian. (Sallis, 1993: 26).

Jaminan Kualitas (Quality Assurance) adalah sistemmanajemen kualitas yang berkembang kemudian. Dalamsistem ini tujuan utamanya ialah pencegahan kesalahan.Karena itu, dalam proses pengadaan barang atau jasa harusdiusahakan agar setiap langkah dilaksanakan dengan cermatsejak permulaan dan terus diawasi selama proses. Apabilaada kesalahan, pada pemrosesan juga diusahakanperbaikannya. Sistem inilah yang sesuai dengan prinsipCrosby-Zero defects (tanpa cacat). Kekuatan sistem ini ialahbahwa kualitas produk memang lebih terjamin, dan tidakmungkin ada produk yang sesuai kualitasnya. Kelemahansistem ini adalah perencanaan umumnya lebih sulit, danmemerlukan sumber daya manusia yang benar-benarberkualitas, yang sudah tentu memerlukan biaya. Namundalam jangka panjang, tetap dianggap lebih menguntungkan.(Sallis, 1993 : 26).

Total Quality Manajemen adalah prinsip manajemen yangberkembang periode berikutnya. Dalam sistem ini ada prinsipyang dijadikan sebagai acuan dan dipegang, yaitu (1)memahami kebutuhan pelanggan sebaik-baiknya, (2)menterjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam perencanaandan proses untuk menghasilkan produk (barang atau jasa),dan (3) memadukan partisipasi semua pihak terkait dalamusaha untuk peningkatan kualitas yang harus dilakukan secaraterus-menerus. Dalam sistem ini, prinsip jaminan kualitasjuga diintegrasikan. Tujuan pokok sistem ini ialah mencegahterjadinya kesalahan dan perbaikan kualitas terus-menerussesuai dengan kebutuhan pelanggan. (Sallis, 1993 : 26-27).

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 224: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

212

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

2. Kualitas PelayananKualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa

merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik.Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk dankenerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalamrangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baiksebagai pemimpin pasar maupun sebagai strategi untuk terustumbuh. Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantungdari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasatersebut. Apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginankonsumen atau belum.

Menurut Goetsh dan Davis (Fandy Tjiptono, 2002 : 51)“Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhu-bungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkunganyang memenuhi atau melebihi harapan”. Sedangkan menurutElthaitammy (Fandi Tjiptono, 2002 : 58). “Service excellenceatau pelayanan yang unggul yakni suatu sikap atau carakaryawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan”. Jadikualitas pelayanan adalah kesesuaian antara harapanpelanggan dengan pelayanan suatu perusahaan.

Sehubungan dengan contact personnel yang sangat pentingdalam menentukan kualitas jasa, setiap perusahaanmemerlukan service excellence. Fandy Tjiptono (2002 : 58)menyatakan bahwa secara garis besar terdapat empat unsurpokok dalam komponen memberikan service excellence, yaitukecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan. Keempatkomponen tersebut merupakan satu kesatuan pelayanan yangterintegrasi, maksudnya pelayanan atau jasa menjadi tidakexcellence bila ada komponen yang kurang.

Pimpinan dan karyawan untuk mencapai tingkat excel-lence harus memiliki keterampilan tertentu, diantaranyaberpenampilan baik dan rapi, bersikap ramah, memperlihat-

Page 225: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

213

kan gairah kerja dan sikap selalu siap untuk melayani, tentangdalam bekerja, tidak tinggi hati karena merasa dibutuhkan,menguasai pekerjaannya baik tugas yang berkaitan denganbagian atau departemennya maupun bagian lainnya, mampuberkomunikasi dengan baik, bisa memahami bahasa isyarat(gesture) pelanggan, dan memiliki kemampuan menanganikeluhan pelanggan secara professional. Dengan demikian,upaya mencapai excellence bukanlah pekerjaan yang mudah.Akan tetapi bila hal tersebut dapat dilakukan, makaperusahaan yang bersangkutan akan dapat meraih manfaatbesar, terutama berupa kepuasan dan loyalitas yang besar.

Istilah kualitas tetap digunakan dalam berkomunikasisehari-hari baik lisan maupun tulisan. Dalam interaksi sosialdi dalam masyarakat pemahaman kualitas terhadap pelayananjasa dan atau terhadap sebuah barang semakin meningkat.Untuk itu melalui pendidikan dan pemahaman / pengamalanagama akan diketahui makna yang dinamakan “kualitas”.Tetapi kesadaran akan berkualitas yang demikian sering tidakberkembang. Apabila kesejahteraan ekonomi dan pendidikanmeningkat, maka kesadaran akan kualitas atas segala sesuatujuga meningkat. Masyarakat akan memilih berbagaikebutuhan akan jasa dan barang dengan predikat yangberkualitas dan halal, karena sudah menjadi pilihan yangalami.

Definisi kualitas berlaku untuk barang dan jasa, tetapiada perbedaan terutama berkaitan dengan sifat kualitas barangdan jasa yang dimaksud. Menurut Tjiptono (2002 : 8) sifatkualitas barang dan jasa dapat dibedakan yaitu kualitas barangbersifat objektif, berwujud, berukuran metrik, menggunakanperhitungan waktu penyampaian, terbuat dari materi dandapat dihitung. Sedangkan kualitas jasa bersifat subjektif,tidak selalu berwujud, umumnya berukuran afektif,mengutamakan perhatian, terdiri dari non materi (reputasi,

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 226: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

214

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

sikap, etika, dll) dan tidak dapat dihitung tetapi dirasakandan diyakini.

Menurut Sallis (1993) perbedaan antara jasa danproduksi adalah jasa memerlukan kontak langsung antaracustomer dan penyedia jasa. Disampaikan langsung orang perorang oleh para staf junior, sehingga terjadi hubunganlangsung. Dalam produksi tidak ada kontak langsung dantidak ada kebersamaan antara penyedia dan pengguna. Jasasangat terkait dengan waktu, merupakan elemen dari kualitasjasa, seperti halnya dalam produk adalah spesifikasi barang.Bila terjadi cacat dalam jasa tidak bisa diperbaiki karena jasaditerima langsung oleh pelanggan, oleh karenanya orang yangmelayani atau memberi sebuah jasa harus betul-betulmempunyai komitmen yang tinggi. Jasa tidak kasat mata baikbentuk maupun kualitasnya dan berbeda dengan produk yangbisa langsung dilihat mata.

Menurut Fandy Tjiptono(1997:14) sifat kualitas jasaadalah (a) reability (kepercayaan) sesuai yang dijanjikan yaitujujur, aman, tepat waktu, kesediaan (b) Assurance (jaminan)yaitu kompentensi, percaya diri, menimbulkan keyakinan,kebenaran (objektif) (c) Tangible (penampilan) yaitukebersihan, baik dipandang, teratur dan rapi, harmonis, cantik(d) Empaty (perhatian) antara lain mencakup penuh perhatianterhadap pelanggan, melayani pelanggan dengan ramah danmenarik, memahami aspirasi pelanggan, berkomunikasidengan baik dan benar, bersikap dengan penuh simpati (e)Responsiveness (ketanggapan) tanggap terhadap permintaan /kebutuhan pelanggan dan cepat memberi perhatian danmengatasi keluhan-keluhan yang disampaikan oleh pelanggan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahamantentang kualitas jasa yang dimaksud, lembaga pendidikandalam proses pembelajaran harus benar-benar menggunakanprinsip-prinsip kualitas jasa pada setiap aspek pelayanan

Page 227: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

215

kepada para pelanggannya. Hal ini dimaksudkan agar kualitasproses pembelajaran di lembaga akan sangat tergantung padasejauh mana mampu memberikan pelayanan denganmemperhatikan prinsip kualitas jasa yang seutuhnya.

3. Hakikat Total Quality Management (TQM)“Total Quality is the most important, though provoking

revolution in the world of modern management”(www.crossroad.to, 2005). Mutu terpadu merupakan revolusiyang paling penting di dunia manajemen modern.

Menurut Tjiptono (1996: 4) Total Quality Management(TQM) adalah “Suatu pendekatan dalam menjalankan usahayang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasimelalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia,dan lingkungan”.

Menurut Sashkin dan Kiser (1993: 39) dalam bukunyaPutting Total Quality Management to Work memberi definisi TQMsebagai berikut : “TQM means that organization`s culture is de-fined by and supports the constant attainment of customers satisfac-tion through an integreated system of tools, techniques, and training.This involves the continuous improvement of organization processes,resulting in high quality products and services”. TQM merupakanbudaya organisasi yang mendukung pencapaian kepuasanpelanggan secara konstan melalui sistem peralatan, teknik,dan pelatihan yang terintegrasi. Hal ini menyangkut perbaikanproses-proses organisasi yang kontinu guna menghasilkanproduk dan jasa yang berkualitas tinggi.

Menurut Azhar Arsyad (2002 : 48) Total Quality Manage-ment (TQM) adalah “Penerapan metode kuantitatif danpengetahuan kemanusiaan untuk (a) memperbaiki materialdan jasa yang menjadi masukan pada organisasi, (b)memperbaiki semua proses penting dalam organisasi, dan(c) memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 228: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

216

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

produk dan jasa pada masa kini dan masa mendatang”.Dengan demikian filosofi yang terkandung dalam TQM adalahbahwa dalam setiap usaha, pemenuhan kebutuhan pelanggandengan sebaik mungkin adalah masalah yang sangat prima.Jadi diperlukan pengelolaan mutu (kualitas) secara totalterpadu.

Paradigma manajemen tradisional mempunyaikarakteristik sentralisasi, organisasi fungsional, dan birokrasidibangun berdasarkan atas paradigma lingkungan yang stabil,persaingan tidak tajam, pengendalian merupakan fokusmanajemen. Dengan perubahan lingkungan bisnis yangberkarakteristik : customers take charge, competition intensifities,dan change becomes constants, radical, fast, and pervasive makadiperlukan paradigma baru yang sesuai dengan keadaan, yaitu: customer value, continuous improvement, dan organizational sys-tem (Mulyadi, 1998: 20).

Produsen produk dan jasa dalam manajemen tradisionalberpandangan bahwa kelangsungan hidup dan perkembanganorganisasi tersebut di dalam memproduksi dan menyediakanproduk dan jasa, terlepas dari apakah produk dan jasa tersebutmenghasilkan manfaat bagi customers atau tidak, sehinggaungkapan yang sering didengar adalah : “kami menjual apayang dapat kami buat”. Dalam manajemen kontemporer,dengan paradigma customers value memandang bahwa suatuorganisasi akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupdan memiliki kesempatan untuk berkembang, jika organisasitersebut mampu memproduksi dan menyediakan produk danjasa yang menghasilkan value bagi customers. Dengan demikian,ungkapan yang digunakan adalah : “kami membuat apa yangdibutuhkan oleh customer”. Dengan demikian makapelangganlah yang memegang kendali bisnis, karenaparadigma customer value memfokuskan semua sumber dayayang dikuasai oleh organisasi untuk menghasilkan value untuk

Page 229: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

217

memenuhi kebutuhan pelanggan. Paradigma customers valuemembangkitkan kegairahan di dalam diri personil organisasiuntuk menghasilkan manfaat dalam keseluruhan prosespemanfaatan produk oleh pelanggan, yang lebih besar daripada pengorbanan yang dilakukan oleh pelanggan di dalammemperoleh manfaat tersebut (Mulyadi, 1998: 35).

Paradigma customers value mengarahkan semua prosesbisnis dan organiasi untuk menghasilkan value bagi custom-ers. Customers value mengubah arah perhatian manajer, darifokus untuk memuaskan kepentingan diri sendiri, menjadimemuaskan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian, dalamsetiap tahapan proses manajemen, kegiatan di tujukan untukmenghasilkan value bagi pelanggan. Karena proses manajemenyang berhasil adalah proses yang mampu menghasilkan satis-fied customers.

Menurut Sander, et al. (Mulyadi, 1998: 41) paradigmacustomers value perlu diwujudkan ke dalam keyakinan dasaryang kuat yang harus ditanamkan kepada seluruh personilorganisasi, bahwa : (1) bisnis merupakan suatu mata rantaiyang menghubungkan pemasok dengan customers, (2) customersmerupakan tujuan pekerjaan, (3) sukses merupakan hasilpenilaian terhadap suara customer. Di samping keyakinan dasar,untuk mewujudkan paradigma customer value perlu jugaditanamkan personal value yang cocok dengan paradigmatersebut, yang meliputi : (1) integritas, (2) kerendahan hati,dan (3) kesediaan untuk melayani.

Dari pengertian tersebut, maka falsafah TQM adalah :(1) reaksi berantai untuk perbaikan kualitas, (2) transformasiorganisasional, (3) peran esensial pimpinan, (4) hindaripraktek-praktek manajemen yang merugikan, dan (5)penerapan system of profound knowledge, yang mencakuporientasi pada sistem, teori variasi, teori pengetahuan, danpsikologi. Pada akhirnya, aplikasi pendekatan ilmiah untuk

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 230: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

218

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

memperbaiki kualitas meliputi karakteristik dan penggunaan;plan,Do- Check-Act, cycle (Handjosoedarmo, 1999).

Menurut Shaskin dan Kiser (1993: 39) budaya organisasi(organization‘s culture) terdiri dari dua komponen, yaitu nilai(values) dan keyakinan (belief). Keyakinan dan nilai-nilaitersebut ditentukan dan diekspresikan melalui kepemimpinanyang kemudian diikuti oleh anggota organisasi. Keyakinanmeliputi pertanyaan atau ungkapan “if …..., than……”.Misalnya, “Jika saya melaksanakan ini, maka hasilnya adalah……” (Shaskin dan Kiser, 1993: 76).

Sashkin dan Kiser (1993: 77) memilah elemen budayatersebut menjadi delapan elemen, yaitu :a. Informasi yang berkaitan dengan kualitas harus digunakan

untuk perbaikan, bukan untuk menghukum ataumengawasi seseorang.

b. Kewenangan harus seimbang dengan tanggung jawab.c. Harus ada penghargaan atas keberhasilan.d. Kerjasama, bukan kompetisi, harus menjadi landasan kerja

sama.e. Pekerja harus memiliki jaminan akan keamanan

pekerjaannya.f. Harus ada iklim keterbukaan.g. Pemberian kompensasi harus adil, wajar dan pantas.h. Pekerja harus ikut memiliki andil dalam usaha.

Sebagai suatu konsep yang berupaya melaksanakansistem manajemen berkualitas, maka diperlukan perubahan-perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatuorganisasi. Oleh karenanya, Hensler dan Brune (FandyTjiptono dan Anastasia Diana, 1998: 14) mengemukakan adaempat prinsip utama dalam TQM, yaitu (1) kepuasanpelanggan, (2) respek pada setiap orang, (3) manajemen

Page 231: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

219

berdasarkan fakta, dan (4) perbaikan kesinambungan.Sementara itu, menurut Azhar Arsyad (2002: 50) di dalamTQM ada lima tiang (pillar), yaitu (1) membina tekad yangkuat dari pimpinan sampai tingkat paling bawah dari seluruhjajaran yang ada untuk meningkatkan mutu, (2) perbaikanproses. Dengan kata lain, memperbaiki mutu secara bertahapdan terus-menerus. (3) pemberdayaan setiap orang dalamlembaga atau organisasi. (4) membantu setiap orang untukdapat melakukan pekerjaannya dengan baik. (5) berfokus padapelanggan.

Tiga aspek mendasar dalam TQM sebagai philosophy ofmanagement yaitu counting, customers, and culture. Countingmerupakan alat, teknik, dan pelatihan yang digunakan untukpenganalisisan, pemahaman, dan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan kualitas. Customers merupakankualitas untuk pelanggan sebagai pendorong (driving force)dan menjadi konsentrasi utamanya. Culture menyangkut nilai-nilai dan keyakinan bersama, yang diekspresikan olehpemimpin, untuk mendukung kualitas (Sashkin dan Kiser:1993).

Menurut Deming (Sallis, 1993: 48) ada empat belasprinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan acuan untukmencapai produktivitas yang berfokus pada kepuasanpelanggan, yaitu:a. Memiliki tekad kuat untuk terus-menerus memperbaiki

kualitas produk atau jasa.b. Gunakan filosofi kerja yang tidak bisa menerima

keterlambatan, kesalahan, cacat materi dan cacatpekerjaan.

c. Hentikan pemeriksaan kualitas pekerjaan hanya pada akhirproses; ganti dengan adanya proses perbaikan sejak awalsampai akhir guna mendapatkan hasil yang berkualitas.

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 232: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

220

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

d. Jangan terkecoh oleh besarnya biaya saja; yang mahalbelum tentu baik dan yang murah belum tentu jelek. Olehkarenanya utamakan kualitas.

e. Lakukan terus-menerus dan selamanya usaha perbaikankualitas dalam setiap kegiatan.

f. Lembagakan pembinaan dalam bentuk on-the-job traininguntuk semua orang (pimpinan, guru, karyawan, dan lain-lain) agar masing-masing dapat selalu meningkatkankualitas kerjanya.

g. Lembagakan kepemimpinan yang membentuk setiap or-ang untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik(membina, memfasilitasi, membantu mengatasi kendala,dan lain-lain).

h. Hilangkan sumber-sumber yang menyebabkan orangmerasa takut dalam organisasi, agar orang dapat bekerjasecara efektif dan efisien.

i. Hilangkan segala yang menghambat komunikasi antarbagian dan antar individu dalam organisasi, agar merekadapat bekerja sama dengan baik.

j. Hilangkan slogan dan peringatan untuk kerja lebih keraskepada para pelaksana, sebab itu hanya akan menimbulkanhubungan yang kurang baik; penyebab rendahnya kualitasdan produktivitas bukan ada pada pihak pelaksana, tetapiada pada sistem organisasi.

k. Hilangkan target kerja (quota) bagi para pelaksana, danhilangkan angka-angka tujuan bagi para pimpinan.

l. Singkirkan penghalang yang merebut hak para pemimpindan pelaksana untuk bangga atas hasil kerjanya.

m. Lembagakan program yang kuat untuk pendidikan,pelatihan dan pengembangan diri bagi semua orang.

Page 233: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

221

Tenaga-tenaga profesional sadar bahwa dirinya harusselalu meningkatkan kemampuan dirinya.

n. Ciptakan struktur yang memungkinkan semua orang bisaikut serta dalam usaha memperbaiki kualitas.Menurut Philip Crosby (Sallis, 1993: 55) ada empat belas

langkah yang harus ditempuh untuk melaksanakan TQMdalam sebuah organisasi, yaitu:a. Komitmen dari pimpinan.b. Bentuk tim perbaikan kualitas.c. Pengukuran kualitas: tentukan base line data dan tentukan

standar kualitas yang diinginkan.d. Menghitung biaya untuk kualitas: mengulang pekerjaan

yang cacat, dan lain-lain.e. Membangkitkan kesadaran akan kualitas.f. Melakukan tindakan perbaikan.g. Perencanaan kerja tanpa cacat.h. Adanya pelatihan bagi unsur pimpinan dan kemudian juga

bagi semua pegawai/karyawan.i. Adakan hari-hari tanpa cacat (zero-defects).j. Masing-masing tim menentukan tujuan perbaikan-

perbaikan yang akan dicapai.k. Menghilangkan penyebab kesalahan, berarti melakukan

usaha perbaikan.l. Mengakui atas partisipasi dan prestasi dalam bentuk

bukan-uang.m. Bentuk komisi kualitas secara professional akan usaha-

usaha perbaikan kualitas dan memonitor secaraberkelanjutan.

n. Lakukan berulang lagi.

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 234: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

222

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Dengan berpedoman kepada uraian di atas, sebuahorganisasi khususnya lembaga pendidikan, akan mencapaimaksud dan tujuan yang maksimal dalam pengembangan diridengan kualitas dan hasil yang sangat memuaskan bagikepentingan bersama.

B. Prinsip Total Quality Management (TQM)Prinsip-prinsip TQM dalam pendidikan adalah sebagai

berikut:

1. Produk ditentukan oleh visi-misi dan tujuanorganisasiBeberapa patokan diberikan oleh Patricia Jones dan Larry

Kahanar untuk membuat dan melaksanakan visi-misiperusahaan. Pertama, pernyataan tersebut tidak harus pendek,tetapi sederhana sehingga mudah dipahami baik dari dalamperusahaan maupun luar perusahaan. Kedua, susunan dannada kata-kata mencerminkan kepribadian perusahaan daningin menjadi apa perusahaan ini. Ketiga, sosialisasikan visi-misi ini dengan cara kreatif sehingga setiap orang mengetahuiapa yang harus dikerjakan dan apa yang diharapkan daridirinya. Manajemen harus mengatakan, melaksanakan, danmenilai karyawan dengan berpatokan pada visi dan misi.(1999 : 302).

Selama ini visi-misi dan tujuan lembaga lebih banyaksebagai slogan daripada sebagai nilai yang harus diperjuang-kan. Hal ini sangat merugikan karena nilai, idealisme, dancita-cita organisasi yang luhur dapat menjadi sumber inspirasi,semangat, dan tuntutan organisasi. Dan pernyataan misiperusahaan merupakan alat paling penting bagi manajerperusahaan. Oleh sebab itu, sudah saatnya pimpinan lembagamerencanakan secara sistematis dan taktis pemahaman dan

Page 235: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

223

pelaksanaan visi-misi dalam kurikulum, kebijakan, danperaturan organisasi.

2. Konsentrasikan pada prosesTQM bertujuan untuk secara berkesinambungan

meningkatkan kualitas produk dengan melibatkan setiap or-ang dalam proses produksi (belajar dan mengajar).(P.Jones,1999:5).

Untuk itu, diperlukan komitmen kepemimpinan yangtinggi, pemanfaatan sumber daya yang ada, terutama sumberdaya manusia, dan mengurangi variasi yang tidak perlu. Adabeberapa sumber variasi, seperti latar belakang siswa,kemampuan belajar siswa, kemampuan guru, dan cara gurumengajar yang sifatnya individual. Hal-hal seperti ini harussegera teridentifikasi karena dapat menghambat prosespeningkatan mutu.

Meskipun cara TQM ini telah berhasil diterapkandiberbagai bidang, di bidang pendidikan perlu disadari bahwafaktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajarmengajar sangat kompleks. Beberapa kesulitan, antara lainhubungan peserta didik dan guru bersifat dinamis dan sulitdinilai serta menentukan keinginan masyarakat tidaklahmudah. Kerja sama tim yang merupakan salah satu faktorkunci TQM tidak begitu dikenal, misalnya dalam perguruantinggi yang umumnya dosennya bersifat otonom danindividualis. Mereka terbiasa bekerja sendiri dan mendapatkanpengakuan akan keberhasilan usahanya. Mereka juga sulitmenerima pandangan luar (seperti masyarakat penggunalulusan, praktisi) karena selama ini mereka beranggapanbahwa mereka yang paling tahu akan mutu dan mereka yangmenentukan standar mutu tersebut.

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 236: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

224

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

3. Kualitas ditentukan oleh pelangganTujuan dan sasaran pendidikan ialah memberikan daya

kepada manusia untuk menghadapi berbagai persoalan hidup.Ia mampu mengembangkan berbagai daya yang ada di dalamdirinya sehingga mencapai tingkat yang paling optimal.Selama ini pendidikan yang ada adalah pendidikan yangberdasarkan hafalan, bukan berdasarkan penyadaran sehinggalulusan yang ada secara teori sangat pintar, tetapi dalampraktik lapangan tidak mampu mengaplikasikan ilmu yangdipelajarinya.

Untuk mengatasi kesenjangan ini dibuatlah kurikulumberbasis kompetensi. Berdasarkan visi dan misi dari lembaga,program studi dapat membuat analisis kebutuhan darimasyarakat pengguna, industri, dan profesi mengenaikompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk lulusannya.Diharapkan dengan cara ini dihasilkan lulusan yang memilikikualitas di bidang kemampuan kognitif (keilmuan),keterampilan, dan sikap (kearifan, karakter, dan kematanganemosi) yang siap untuk masuk ke dunia kerja.

Kendala dalam penyusunan dan implementasi pendi-dikan berbasis kompetensi, antara lain adalah sebagai berikut.Pertama, mayoritas guru atau pun dosen hampir tidak pernahbekerja di luar dunia akademis apalagi pengalaman kerja yangsesuai dengan bidang studi yang digelutinya. Kedua, kalanganindustri dan masyarakat pengguna kurang concern terhadapdunia pendidikan. Model kerja praktik lapangan dianggapmengganggu proses produksi.

Oleh sebab itu, perlu dijalin kerja sama antara lembagadan dunia kerja untuk memecahkan masalah ini. Duniapendidikan membutuhkan masukan dari dunia kerja tentangkompetensi lulusan dan juga dana pengembangan pendidikan,

Page 237: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

225

sedangkan dunia kerja mendapatkan lulusan dengan kualitasyang diinginkan.

4. Perbaikan berkesinambungan (Continuousimprovement)Dalam konsep ini yang diperhatikan bukanlah

memastikan apakah kualitas itu tercapai atau belum, tetapipada usaha memperbaiki hasil yang telah dicapai. Selalu adacelah untuk memperbaiki dan menyempurnakan apa yangtelah dikerjakan. Pemantauan kualitas senantiasa dilakukandengan melibatkan semua pihak dan dengan segera dilakukan.Data yang terkumpul dianalisis, dipelajari bersama bukanuntuk mencari kesalahan, melainkan untuk mencaripemecahan. Dengan demikian, diharapkan keterbukaan darisemua pihak untuk memberikan data dan terlibat aktifmemecahkan masalah. Salah satu metode yang seringdigunakan adalah PDCA (plan-do-check-act).

Konsep perbaikan berkesinambungan tidaklah mudahditerapkan karena umumnya staf lembaga merasa sudahcukup puas dengan hasil selama ini, merasa kurang gairahberkompetisi, munculnya raja-raja kecil, dan tidak adakeinginan untuk berubah. Oleh sebab itu, pimpinan harusdapat menggunakan nilai-nilai pokok akademis, seperti ilmupengetahuan, penalaran kritis, kebebasan akademis, integritaspersonal, dan desentralisasi sebagai dasar proses perubahan.

Dalam pengelolaan lembaga, esensi penting tidak hanyakomitmen dan efisiensi, tetapi sumber daya manusia yangunggul juga harus tersedia sebagai motor penggerakorganisasi. Untuk itu, perlu senantiasa dilakukan perbaikankondisi kualitas kehidupan kerja (quality of work life), yaituiklim kerja yang diciptakan dan dikembangkan secara sengaja,berencana, dan sistematik untuk menimbulkan kepuasankerja, perasaan senang, dan mendapat perlindungan dalam

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 238: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

226

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

bekerja. Beberapa aspek penting dalam peningkatan kualitaskehidupan kerja, ialah pengembangan karier, kompensasi(upah/gaji) yang layak, pekerjaan yang menarik,menyenangkan dan menantang, kondisi kerja yang baik(jaminan keselamatan kerja, kesehatan), dan jaminan hari tua.(Nawawi, 2003: 236).

C. Penerapan TQM Dalam PendidikanUntuk keberhasilan penerapan Total Quality Manage-

ment (TQM) dalam pendidikan memang tidak mudah,diperlukan kebutuhan dan kerja sama yang baik antara pihakterkait dan lembaga pendidikan setempat sebagai pihak yangberhubungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena ituperlu adanya kejelasan secara sistematik dalam memberikankewenangan antar institusi terkait. Jika manajemen iniditerapkan sesuai dengan ketentuan yang ada dengan segaladinamika dan fleksibilitasnya, maka akan menjadi perubahanyang cukup efektif bagi pengembangan dan peningkatan mutupendidikan.

Langkah-langkah penerapan TQM:Edward Sallis, terjemahan (2012 : 245-253) memaparkan

langkah-langkah penting sebagai berikut:a. Kepemimpinan dan komitmen mutu.

Pemimpin sekolah harus menunjukkan komitmenyang kuat dan selalu memotivasi wakil kepala sekolah danpejabat-pejabat lainnya agar berupaya keras dan optimal.Apabila kepala sekolah tidak peduli terhadap kepemim-pinan dan komitmen mutu tersebut, maka sekolahterancam akan gagal menerapkannya.

Page 239: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

227

b. Menggembirakan pelanggan.Tony Henry, Kepala sekolah East Birmingham College

mengatakan bahwa mutu lebih menekankan padakegembiraan dan kebahagiaan pelanggan dan bukansekedar kepuasan pelanggan. Ia lebih menekankan padaketerlibatan seluruh staf dan tidak bersifat hirarchis. Iajuga lebih menekankan pada perbaikan mutu secara terus-menerus dan bukan sekedar lompatan mutu yang tempo-ral. Ia adalah tentang hidup, cinta, perjuangan, pemelihara-an, tangis, tawa... (kutipan Sallis dan Hilngley dalam Ed-ward Sallis, terjemahan 2012). Keterlibatan pelanggandalam proses ini sangat penting, karena pandanganmerekalah yang harus diutamakan.

c. Menentukan fasilitator mutuTanggung jawab fasilitator adalah mempublikasikan

program dan memimpin kelompok pengendali mutu dalammengembangkan program mutu. Fasilitator mutu jugaharus menyampaikan perkembangan mutu langsungkepada kepala sekolah.

d. Membentuk kelompok pengendali dankoordinator mutu.Kelompok pengendali mutu adalah pengembang dan

inisiatur proyek mutu, sehingga bertugas mengarahkan danmendorong proses peningkatan, mutu. Sedangkankoordinator mutu berperan membantu dan membimbingtim dalam menemukan cara baru dalam menangani danmemecahkan permasalahan.

e. Seminar manajemen senior untuk evaluasiprogram.Perlu dibangun tim manajemen senior yang baik dan

integral, karena mereka harus memberi contoh pada tim

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 240: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

228

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

dalam mamajukan institusi. Manajer senior diharapkan bisamerubah pola kerjanya dalam rangka mengembangkanmetode kerja baru, sehingga mampu menurunkan peranmutu ke tingkat bawah.

f. Merencanakan strategis mutuKegiatan ini meliputi analisis dan diagnosis situasi

yang ada pada institusi. Alat yang umum digunakan untukmerencanakan mutu yaitu analisis SWOT (Strategic,Weekness, Opportunity, dan Threat). Analisis ini bertujuanuntuk menemukan aspek-aspek penting dalam memak-simalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, meredukasiancaman, dan membangun peluang.

g. Melibatkan konsultan eksternalJika konsultan digunakan, maka perlu seleksi ide dan

pendekatan yang sesuai dengan institusi. Konsultan dapatmemberi petunjuk dan nasehat awal dalam rangka mem-bakar semangat civitas akademik; melatih para staf; diajakuntuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan institusi.

h. Pelatihan mutu bagi stafPelatihan harus digunakan sebagai motor perubahan

strategis. Hal ini sebagai tahap implementasi awal yangsangat penting. Staf membutuhkan pengetahuan tentangbeberapa alat kunci yang mencakup tim kerja, metodeevaluasi, pemecahan masalah, dan tehnik membuatkeputusan. Strategi, relevansi, dan keuntungan TQM jugaharus dikomunikasikan secara efektif.

i. Menghitung biaya mutuDisamping mengukur biaya mutu juga diperlukan

pengujian biaya pengabaian mutu. Hal ini pentingdilakukan sebagai suatu upaya untuk menyoroti usaha

Page 241: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

229

peningkatan mutu dan memberikan motivasi agar institusiterus berpegang pada yang telah ditetapkan.

j. Mengoptimalkan alat dan tehnik mutu melaluipengembangan kelompok kerja yang efektif.Tim kerja bisa memulai dengan menganalisis tuntutan

kerja, proses, metode, dan hasilnya. Proses analisis tersebutmenyoroti bagian-bagian yang perlu ditingkatkan denganmemberikan agenda awal program peningkatan.

k. Evaluasi program secara rutin.Review dan evaluasi yang teratur dan rutin harus

menjadi bagian yang integral dalam program. Kelompokpengarah harus berusaha melakukan review bulanan secarateratur dan tim manajemen senior perlu mempertim-bangkan laporan berdasarkan hasil pengawasannya.

Sedangkan Syafaruddin (2002:16) dalam buku“Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan” memapar-kan bahwa pendidikan saat ini dituntut untuk bisamenciptakan sekolah yang berkualitas, sehingga harusmemenuhi aspek-aspek penting berikut ini, a)perbaikanmanajemen sekolah, b)persediaan tenaga kependidikanyang professional, c)perubahan budaya sekolah seperti visi,misi, tujuan dan nilai, d)peningkatan pembiayaanpendidikan, dan e)optimalisasi dukungan masyarakatterhadap sekolah.

Mengacu pada paparan tersebut, maka untukmemenuhi tuntutan peningkatan mutu, pendidikan perlumengimplementasikan Total Quality Management.Selanjutnya dijelaskan oleh Syafaruddin (49) bahwa pokokimplementasi TQM dalam pendidikan meliputi faktorkepemimpinan, pemberdayaan guru, kelompok kerja, alatdan tehnik serta strategi penerapan mutu.

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 242: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

230

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

a. Kualitas KepemimpinanUntuk mencapai kualitas pendidikan dibutuhkan

pemimpin yang efektif, komitmen terhadap perbaikanmutu. Kepala sekolah sebagai top leader harus bisamenjadi pendorong perubahan lembaga pendidikanyang dipimpinnya. Dukungan dari anggota akan munculapabila pimpinannya bermutu dan manajemennyaefektif.

b. Pemberdayaan GuruMakna pemberdayaan guru tidak hanya sekedar

kewenangan dalam mengajar, tetapi lebih pada tuntutanpengembangan potensi secara kreatif dan inovatif sertakontinu yang diimplementasikan melalui pembinaansekaligus pembentukan karakter peserta didik.

c. Kelompok Kerja (team work) untuk MeraihMutuDalam meraih mutu yang diinginkan, kelompok

kerja perlu diciptakan untuk membangun semangatkerja tim, meningkatkan kualitas komunikasi,penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan yangtepat.

d. Alat dan Teknik Perbaikan MutuUntuk menuju Manajemen Mutu Terpadu dibutuh-

kan alat atau instrumen sekaligus teknik penggunaan-nya. Sebagaimana pendapat Schangel, bahwa denganalat dan teknik penggunaannya untuk perbaikan mutuakan dapat diketahui masalah yang dihadapi danpenyebabnya, sehingga dapat membantu untuk mencarisolusinya.(Syafaruddin,2002:71).

Page 243: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

231

e. Strategi Implementasi Manajemen MutuLembaga pendidikan perlu strategi yang kuat untuk

meraih tujuan yang diharapkan, sehingga dibutuhkanproses pengembangan strategi tersebut yang meliputi:1)misi yang jelas, 2)fokus pada pelanggan internalmaupun eksternal, 3)ada strategi untuk meraih misi,4)semua pelanggan terlibat dalam mengembangkanstrategi, 5)pemberdayaan semua komponen dengan caramenghapus hambatan dan membantu memberikankontribusi seoptimal mungkin melalui pengembangankelompok kerja yang efektif, dan 6)penilaian danevaluasi efektifitas lembaga dalam mencapai tujuan yangberkaitan dengan pelanggan.(Edward Sallis, terj. 2012:244).

Kelima pokok implementasi TQM dalam pendi-dikan tersebut merupakan sumber-sumber kualitas yangmendukung terwujudnya kualitas proses dan hasil yangakan dicapai.

Penerapan TQM dalam pendidikan tidak terjadisecara spontan, namun harus direncanakan secaramatang, terus menerus dan maju berkelanjutan. Olehkarena itu Field (Syafaruddin,2002:81) mengemukakan10(sepuluh) langkah yang harus ditempuh dalammengimplementasikan mutu dalam pendidikan, yaitu:a. Mempelajari dan memahami manajemen mutu

terpadu secara menyeluruh.b. Memahami filosofi perbaikan terus-menerus.c. Menilai jaminan mutu saat ini dan program

pengendalian mutu.d. Membangun sistem mutu, meliputi kebijakan

mutu, rencana strategis mutu, implementasirencana, rencana pelatihan, organisasi dan struktur,

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 244: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

232

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

prosedur perbaikan dan memaknai terhadap nilaimutu.

e. Memperdayakan semua komponen untukperubahan, menilai budaya mutu untuk perbaikandan melatih bekerja dalam team work.

f. Menggunakan alat dan tehnik TQM dalammengatasi masalah dan menerapkan tindakanperbaikan.

g. Menentukan proyek percontohan untukdiaplikasikan dengan TQM.

h. Menetapkan prosedur tindakan perbaikan danmengakui keberhasilannya.

i. Pimpinan menciptakan komitmen dan strategimutu terpadu yang benar.

j. Menjaga jiwa mutu terpadu dalam penelitian danaplikasi pengetahuan yang luas.Tahap-tahap tersebut harus diikuti secara seksama,

sinergi dan konsekwen sesuai dengan komitmenbersama yang dibangun untuk menciptakan mutudengan budaya perbaikan terus menerus.

Sedangkan untuk mengetahui bahwa implementasiTQM dalam lembaga pendidikan itu berhasil, menurutHadari Nawawi (2005:47) apabila institusi tersebutmenampakkan fenomena berikut:a. Tingkat konsistensi produk dalam memberikan

pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunanuntuk kepentingan peningkatan kualitas sumberdaya manusia terus meningkat.

b. Kekeliruan dalam bekerja yang berdampakmenimbulkan ketidakpuasan dan komplainmasyarakat yang dilayan semakin berkurang.

Page 245: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

233

c. Semakin meningkat kedisiplinan kerja dan waktu.d. Inventarisasi aset lembaga semakin sempurna,

terkendali dan tidak berkurang.e. Kontrol berlangsung efektif dari atasan langsung,

sehingga menghemat biaya, mencegah penyim-pangan dalam memberikan pelayanan secara inter-nal maupun eksternal.

f. Peningkatan keterampilan dan keahlian bekerjaterus dilaksanakan, sehingga tehnik bekerja selalumampu mengadaptasi perubahan dan perkem-bangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Metodebekerja demikian merupakan cara bekerja yang pal-ing efektif, efisien, dan produktif, sehingga kualitasproduk dan pelayanan terus meningkat.Berdasarkan tuntutan peningkatan mutu pendi-

dikan, mutu institusi pendidikan perlu menerapkanTotal Quality Management (TQM) atau ManajemenMutu Terpadu (MMT). TQM tidak hanya mengatasiproblem pendidikan, tetapi sekaligus sebagai modelyang mengutamakan perbaikan terus-menerus.

D. Pemimpin Pendidikan Dalam Manajemen MutuPada sekolah yang menerapkan TQM, kepala sekolah

memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan,menggerakkan, dan menyerasikan sumberdaya pendidikanyang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salahsatu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapatmewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnyamelalui program-program yang dilaksanakan secara terencanadan bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut untukmemiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yangtangguh agar mampu mengambil keputusan dan inisiatif atau

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 246: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

234

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Secara umum,kepala sekolah yang tangguh memiliki kemampuansumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah.

Peters dan Austin dalam Edward Sallis (terj. 2012:170),menyatakan bahwa yang menentukan mutu dalam sebuahlembaga adalah pemimpinnya, yaitu gaya kepemimpinannyayang disingkat MBWA (Management By Walking About) ataumanajemen dengan melaksanakan gaya kepemimpinan inimementingkan komunikasi visi dan nilai-nilai lembaga kepadapihak-pihak lain dan bersama-sama dengan anggota dan parapelanggan. Sehingga untuk menuju mutu tidak bisa dikomuni-kasikan dari balik meja saja.

Selanjutnya Peters dan Austin menganjurkan bahwapemimpin pendidikan yang sudah komitmen terhadap mutuharus memperhatikan perspektif-perspektif berikut:• Visi dan simbol-simbol, yaitu kepala sekolah harus

mengkomunikasikan nilai-nilai lembaga kepada dewanguru, peserta didik dan komunitas yang lebih luas.

• MBWA merupakan gaya kepemimpinan yang dibutuhkanbagi lembaga.

• Peserta didik sebagai pelanggan utama.• Pemimpin pendidikan harus melakukan inovasi beserta

anggotanya, dan siap mengantisipasi kegagalan dalaminovasi tersebut.

• Pemimpin harus menciptakan rasa kekeluargaan diantaracivitas akademica dan orang tua peserta didik (komitesekolah).

• Sifat-sifat ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas danantusiasme merupakan mutu personal esensial bagipemimpin.

Page 247: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

235

Sedangkan kepala sekolah untuk menerapkan TQMsecara spesifik, Ilyas Mudakir dalam “Manajemen MutuTerpadu TQM”, (Buletin, 1998 No. 13) mengemukakan 13karakter yang harus ada pada pemimpin dalam TQM, yaitu :1. Membuat keputusan berdasarkan data, tidak hanya

pendapat saja.2. Pimpinan merupakan fasilitator dan pelatih bagi anggota.3. Selalu aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang

dihadapi anggota.4. Harus bisa membangun komitmen, sehingga bisa

dipahami visi, misi, nilai dan target yang jelas.5. Dapat membangun dan memelihara kepercayaan.6. Harus memahami betul ucapan “terima kasih” kepada

anggota yang sukses.7. Mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan

secara aktif dan terprogram.8. Berorientasi pada pelanggan internal dan eksternal.9. Menilai situasi dan kemampuan orang lain secara cerdas

dan tepat.10.Selalu menciptakan suasana kerja yang sangat

menyenangkan.11.Mau mendengar dan menyadari kesalahan.12.Banyak berimprovisasi dan memperbaiki sistem.13.Berusaha untuk belajar kapan dan dimana saja.

Demikian pentingnya peran kepala sekolah dalamimplementasi TQM, sehingga menjadikannya sebagai motorpenggerak proses peningkatan mutu secara kontinu. Untukmenjalani proses tersebut pemimpin perlu memainkan gayakepemimpinan dalam konteks TQM. Gaya kepemimpinanyang tepat dalam TQM menurut Fandy Tjiptono dkk.

Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan

Page 248: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

236

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

(2000:163) adalah kepemimpinan partisipatif yang lebihtinggi tingkatannya.

Kepemimpinan partisipatif yang dimaksudkan yaitumeliputi upaya mencari masukan dari anggota yangdiberdayakan, mempertimbangkan masukan tersebut, danbertindak berdasarkan masukan itu. Gaya kepemimpinanpartisipatif model TQM bisa diterapkan dengan baik apabilamendapat dukungan anggotanya, mulai dari loyalitas, respekpada pimpinan sampai pada kesediaan mengikutinya.

Beberapa karakteristik yang perlu dimiliki seorangpemimpin, agar anggotanya respek kepadanya adalah : 1) rasatanggung jawab yang besar; 2) disiplin pribadi; 3) jujur; 4)memiliki kredibilitas tinggi; 5) menggunakan akal sehat (com-mon sense), fleksibel tapi tegas; 6) memiliki energi danstamina tinggi; 7) memegang teguh komitmen terhadaptujuan lembaga, orang yang bekerja sama, secara pribadi danprofesional serta berkelanjutan; 8) setia dan tabah dalamsegala kesulitan.

Komitmen terhadap mutu harus menjadi peran utamabagi seorang pemimpin, karena TQM adalah proses atas kebawah (top-down). Sering terjadi kegagalan dalam mutukarena pemimpin yang kurang mendukung proses dankomitmen untuk inisiatif tersebut. Memang masalahpeningkatan mutu merupakan hal yang sangat berat bagipemimpin, karena ia menganggap bahwa pelimpahantanggungjawab pada anggota mempengaruhi kewibawaannya.Itulah sebabnya mengapa kepemimpinan yang kuat danberpandangan jauh ke depan diperlukan dalam kesuksesanpeningkatan mutu.

Page 249: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

237

BAB VIIPENDIDIKAN ISLAM DALAM

ERA GLOBALISASI

A. Arti Pentingnya Pendidikan IslamPendidikan dapat dilaksanakan dalam sebuah lembaga

pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan suatu lembagayang senantiasa diperlukan oleh masyarakat, namun tidaksemua lembaga pendidikan diminati masyarakat, ada beberapalembaga pendidikan yang semakin tahun semakin menurunbaik jumlah siswa maupun kualitasnya sampai akhirnyaditutup, sebaliknya tidak sedikit lembaga pendidikan yangsemakin tahun semakin eksis dan semakin maju. Pendidikanjika dikaitkan dengan keberadaan dan hakikat kehidupanmanusia, yakni untuk membentuk kepribadian manusia,mengembangkan manusia sebagai makhluk individu,makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk religius.

Maka berbicara masalah pendidikan adalah berbicaratentang sesuatu yang penting, karena pendidikan merupakanpemberdayaan manusia dalam menjalani kehidupan dansekaligus untuk memperbaiki masa depan. Di samping itupendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yangakan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalanikehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradabanumat manusia. (Mansur, 2004: 1). Tanpa pendidikan manusia

Page 250: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

238

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

sekarang tidak akan berbeda dengan manusia masa lampau,bahkan malah lebih rendah atau jelek kualitasnya. (Mansur,2004: hlm. 8). Masyarakat yang dicita-citakan dapatdiwujudkan antara lain dengan melalui peningkatanpendidikan umatnya. Hal ini berlaku juga bagi bangsa Indo-nesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. (AzwarAnas, 1993: xiii). Yakni mendidik generasi muda Islam agarmereka dapat menjadi orang modern (tidak kalah dalampersaingan) tetapi tetap memiliki rasa keimanan, ketakwaandan akhlak mulia. (Arif Furchan, 2004: 10).

John Dewey berpendapat bahwa pendidikan diartikansebagai social continuity of life. Ada juga yang berpendapatbahwa pendidikan adalah it more narrowly as transmission fromsome person to others of the skills, the arts and the sciences. (KingsleyPrice, 1965: 4). Adapun Kant mengartikan pendidikan sebagaicare, discipline, and instruction. Dengan melalui pendidikan Is-lam manusia akan mampu mengembangkan dirinya danmeningkatkan potensinya untuk memperbaiki kehidupan dimasa depannya. Oleh karena itu institusi pendidikan Islamperan sertanya untuk perbaikan aspek kehidupan sangatpenting dan dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya.Dewasa ini , dunia sedang mengalami proses yang seringdisebut dengan istilah globalisasi, proses mendunia akibatkemajuan-kemajuan di bidang ilmu pengetahuan danteknologi terutama bidang komunikasi dan transportasi yangmengakibatkan dampak positif maupun negatif.

Di era globalisasi terjadinya krisis di berbagai bidang disetiap lapisan negara, terutama krisis moralitas. Denganterjadinya krisis tersebut tidak semata-mata hanya tanggungjawab pemerintah, namun kondisi krisis tersebut merupakantanggung jawab bersama. Lembaga pendidikan Islam dituntutperannya untuk peduli dalam rangka memperbaiki kehidupanmasyarakat menghadapi era globalisasi. Berikut akan dikaji

Page 251: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

239

apa yang dimaksud globalisasi dan bagaimana tantanganpendidikan Islam.

Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakanmanusia, pada dasarnya adalah untuk mengembangkankemampuan dan potensi manusia sehingga bisa hidup layak,baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.Pendidikan juga bertujuan mendewasakan anak, kedewasaantersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moraltidak semata-mata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikanadalah proses sosialisasi untuk mencapai kompetensi pribadidan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan potensidirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. (NanaSudjana, 1995: 3).

Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yangdapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan.Setelah anak dilahirkan mulai terjadi proses belajar pada dirianak dan hasil yang diperoleh adalah kemampuan menyesuai-kan diri dengan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan.Pendidikan membantu agar proses itu berlangsung secaraberdaya guna dan berhasil guna. Maka dari itu anak sebagaiharta yang dibina dan dipupuk sejak dini, ia membutuhkanpendidikan untuk menyiapkan diri menatap masa depansehingga menjadi manusia dewasa yang berkualitas.

Dalam pandangan Islam anak adalah amanat yangdibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena ituorang tua harus memelihara dan menyampaikan amanatkepada yang berhak menerima. Dengan demikian pelaksanaanpendidikan merupakan tanggung jawab orang tua untukmembimbing anak sejak dini. Keteledoran dan penyele-wengan pendidikan anak dari manhaj yang telah ditentukanmerupakan pengkhianatan terhadap amanat besar itu. Anakdilahirkan dalam keadaan suci, sebagaimana pendapat tokohdari aliran Empirisme (John Locke) mengajarkan bahwa

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 252: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

240

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor lingkunganterutama pendidikan. Ia mengemukakan bahwa tiap individulahir sebagai kertas putih dan lingkunganlah yang menulisikertas itu. (Hery Noer Aly, 1999: 14).

Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 2disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasiladan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun1945. Pasal 3 Pendidikan Nasional berfungsi:

Mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukmengembangkan potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab.

Setiap potensi yang dimiliki manusia akan dikembangkanmelalui jalur pendidikan, institusi pendidikan merupakanwadah untuk membentuk manusia yang cerdas, beriman,cakap, berwatak dan menjunjung harkat martabat bangsa.Jalur pendidikan nasional tidak hanya bersifat formal ataunon formal saja, tetapi juga bersifat informal. Dilihat darijalur Pendidikan Nasional, Pesantren menjadi lembagapendidikan Islam yang bersifat non formal, yaitu pendidikanluar sekolah yang merupakan proses berlangsungnyapewarisan norma, budaya, agama maupun keterampilansecara situasional dan wajar dengan perencanaan danpengorganisasian, pendidikan Islam merupakan proses sosialpsikologis untuk mengembangkan dan mendewasakankepribadian manusia seutuhnya, secara fisik, intelektual,emosional, moral, dan spiritual sedemikian rupa sehingga

Page 253: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

241

sebagai muslim kompeten untuk melaksanakan ajaran-ajaranIslam.

B. Globalisasi dan Tantangan Pendidikan IslamPada umumnya sistem pendidikan dewasa ini

dihadapkan pada berbagai tantangan, baik tantangan inter-nal (nasional) maupun tantangan eksternal (globalisasi).(Mastuhu, 2003: 31). Istilah globalisasi sering diberi artiberbeda-beda antara satu dengan yang lain, namun padaprinsipnya dalam era globalisasi ini terjadi pertemuan dangesekan nilai-nilai budaya dan agama di seluruh dunia yangmemanfaatkan jasa komunikasi, transformasi dan informasiyang dapat melahirkan tatanan kehidupan dari hasilmodernisasi teknologi yang mengakibatkan dampak positifdan negatif. (A.Qodri Azizy, 2004: 20). Jadi, dalam eraglobalisasi, selain menghasilkan peluang positif untuk hidupmudah, nyaman, murah, indah dan maju, juga dapatmenghadirkan peluang negatif sekaligus menimbulkankeresahan, penderitaan, dan penyesatan. Dengan kata laindewasa ini telah terjadi banjir pilihan dan peluang terserahkemampuan seseorang untuk memilikinya.

Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan tantanganyang berasal dari internal yakni sistem pendidikan berjalankurang sesuai dari cita-cita semula yaitu mengembangkansifat-sifat pendidikan yang demokrasi. Pendidikan yangberjalan masih ada yang kurang memperhatikan kehidupanmanusia secara menyeluruh yang sejalan dengan tujuanpendidikan itu sendiri. Secara umum pendidikan Islam diIndonesia selama ini terkesan agak terhambat oleh berbagaimasalah mulai dari persoalan dana sampai tenaga ahli.Pendidikan Islam dewasa ini terlihat goyah karena orientasiyang semakin tidak jelas. (Muslih Usa, 1991: 11-13). Maka

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 254: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

242

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

tantangan utama yang dihadapi umat Islam sekarang adalahpeningkatan mutu sumber daya manusia (SDM). (Mansur,2005: 8). Adapun faktor eksternal sistem pendidikan kurangberdaya saing, oleh karena itu sistem pendidikan yang berjalanperlu dikelola secara seimbang dan sinergis antara pusat dandaerah.

Sistem pendidikan yang berlaku sekarang hendaknyamenghindari unsur diskriminatif. Waktu penerimaan siswaatau tenaga pendidik baru juga perlu menghindari unsurdiskriminatif. Berlakunya sistem pendidikan nasional,hendaknya memikirkan kebutuhan masyarakat dankebutuhan pasar. Dalam UUSPN tahun 2003 telah banyakmengalami kemajuan atau perubahan dibanding dengansebelumnya. Strategi pendidikan nasional diupayakan untukmembekali generasi muda agar mampu membawa bangsa inisejajar dengan bangsa maju. Pemerintah dalam hal ini telahmencanangkan gerakan peningkatan mutu pendidikan danlebih fokus lagi setelah diamanatkan dalam UU nomor 20tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Namundalam kenyataan sistem operasionalnya tidak semudahmembalikkan telapak tangan atau sesuai yang dicita-citakan.Sebagai output pendidikan hendaklah cenderung kepadapencarian ilmu yang setinggi-tingginya namun tetap dilandasikeimanan yang kuat sebagai wujud pendidikan berwajahinsani yang mampu mengoptimalkan kecerdasan IQ, EQ, danSQ sebagai bekal kehidupan dalam menghadapi globalisasi,bukan semata-mata bersifat materialistik. (Mansur,“Menyeimbangkan IQ, EQ, SQ dalam Pendidikan BewajahInsani”, dalam Millah, Jurnal Ilmiah Program Pascasarjana UIIYogyakarta, Vol. V, No. 1, Agustus 2005: 140).

Dalam menyelenggarakan sistem pendidikan sistemkerjanya hendaknya tidak hanya di bawah otoritas kekuasaantetapi secara profesional, karena dalam lembaga pendidikan

Page 255: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

243

atau akademik bukan lembaga yang menyelenggarakanadministrasi kenegaraan seperti kantor kelurahan ataukecamatan. Perguruan tinggi dikenal adanya eselonisasijabatan atau kepegawaian, sehingga dapat dikatakan tidak adabedanya antara menyelenggarakan lembaga pendidikandengan kantoran. Misalnya Perguruan Tinggi, rektormenempati eselon tertinggi, sebaliknya ketua jurusan atauprogram studi berada di eselon bawah. Padahal bonafidtidaknya suatu perguruan tinggi adalah sangat bergantungpada kemampuan dan keahlian ketua jurusan atau programstudi karena merekalah yang lebih mengetahui ilmunya danlangsung menggeluti permasalahan dan kendala dalamkegiatan pendidikan. Lain dengan penyelenggaraan di kantorbirokrasi adanya kepemimpinan yang hirarkis yang manadisusun berdasarkan menurut umur, masa jabatan dankekuasaan. Dengan demikian berarti sistem kerja lingkunganakademik hendaknya yang menentukan adalah tinggirendahnya keilmuan seseorang. Dapat dikatakan bahwasistem pendidikan nasional jika dikatakan idealitas seperti diatas hendaknya pendidikan yang berlaku sekarang ini adalahuntuk memajukan manusia agar sejahtera hendaknyapendidikan mempunyai sifat-sifat membaur akrab danmemenuhi kebutuhan dari semua lapisan yang ada.

Lembaga pendidikan pada realitasnya masih ada yangbelum berpengalaman mengelola pendidikan yang terpaduantara ilmu-ilmu agama dengan ilmu pengetahuan yanglainnya. Pada hakekatnya ilmu adalah bagian esensial dariIslam, oleh karena itu pada dasarnya pendidikan Islam hanyasatu dan tidak ada pendidikan agama dan tidak ada pendidikanumum, semua pendidikan apapun jenis dan jenjangnya adalahsama yaitu bertujuan untuk mengembangkan human dignity.Padahal Islam merupakan sumber dasar yang menjiwai nilai-nilai ilmu. Lembaga pendidikan Islam maupun lembaga

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 256: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

244

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

pendidikan nasional lainnya muatan pendidikan seringbersifat verbal dan kurang inovatif dari segi metodologi. Halini tidak boleh berkelanjutan, sehingga kita harus mengambillangkah untuk menghindari timbulnya kesan indoktrinasi.(Ismail SM (ed.), 2000: 10).

Dapat juga dikatakan bahwa secara eksternal sistempendidikan telah ketinggalan kereta api globalisasi dan secarainternal sistem pendidikan berjalan kurang sesuai dengan cita-cita semula. Oleh karena itu wajarlah terdapat kritik yangdisampaikan dari berbagai pihak bahwa kegiatan pendidikandari tahun ke tahun tidak pernah konsisten dan tidak bisamenjamah seluruh aspek manusia secara utuh dan langsung.

Tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikantermasuk lembaga pendidikan Islam pada era globalisasiadalah bagaimana mempersiapkan input, pengajar, fasilitas,termasuk juga pengembangan kurikulum dan pengembangansilabus. (Mansur, “Materi Seminar/Lokakarya PengembanganSilabus Pengawas SMP se Jateng”, di Hotel Dibya PuriSemarang, Selasa 19 September 2006: 1). Hal itu perlu dicaripenyelesaiannya agar dapat mengantisipasi beberapa hal yaitumengadaptasi dan mengelola peradaban, mengembangkankemampuan diri dan mengembangkan kreatifitas lembagapendidikan sebagai learning organization and creative centre.(Teuku Amirudin, 2000: 87). Pendidikan dari berbagaitingkatan akan mengalami berbagai tantangan bahkan duniasemakin tua maka semakin tinggi pula perubahannya. Olehkarena itu manusia hendaknya siap menghadapi perubahanzaman, namun realitanya manusia cenderung menolakterjadinya perubahan karena ada hal-hal yang perlu direnung-kan. Setiap perubahan mengandung ketidakpastian terhadaphasil yang akan dicapai. Perubahan dapat mengganggu suatusistem yang telah mapan dan perubahan mengandungancaman, memberikan rasa tidak aman terhadap orang yang

Page 257: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

245

sulit menyesuaikan diri dengan perubahan, perubahan inipasti mengandung resiko untung maupun rugi dalamberkehidupan.

Masyarakat memang selalu berubah dan memang harusberubah. Sejarah telah mencatat perubahan-perubahan itumulai dari zaman primitif sampai zaman kontemporersekarang ini. Masyarakat yang tidak mau berubah akanketinggalan jika dibandingkan dengan masyarakat yang mauberubah. Kita tidak dapat menghalangi perubahan itu karenadi dunia ini hanya perubahan itulah yang pasti terjadi.Persoalannya barangkali kita merasa perubahan-perubahanyang terjadi akhir-akhir ini begitu cepat sehingga kita pontangpanting untuk menyesuaiakn diri. Oleh karena perubahanitu tidak bisa ditolak karena pengaruh tersebut bisa masukmelalui berbagai cara, maka umat Islam akan kurang siapmenghadapi gagasan itu jika tidak dipersiapkan sejak dini.Oleh karena itu pendidikan Islam perlu mempersiapkangenerasi agar mampu menghadapai era globalisasi itu denganbijaksana, waspada, dan selektif dengan tidak meninggalkanjati dirinya. Pada era globalisasi, akal dan materi sebagaisimbol kekuatan yang mengontrol kehidupan, hal ini sesuaidengan pendapat Gary Zukav yakni:

Money is symbol eksternal power those who have the mostmoney have the most ability to control their environment andthose within it, while those who the least money have the leastwithin it. Money is acquired lost stolen inheried and foughtfor. (Gary Zukav, 1991: 24).

Dengan demikian salah satu ciri arus globalisasi yakniadanya desakan dahsyat dari negara maju melanda negara-negara yang kurang kuat, seperti negara-negara berkembang.Di samping itu tata kehidupan menjadikan akal dan materisebagai simbol kekuatan yang mengontrol kehidupan,

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 258: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

246

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Dampak negatif globalisasi di dunia pendidikan: 1) rusaknyaorientasi hidup beragama, 2) runtuhnya nilai agama, nilaimoral dan nilai tradisi. Pendidikan Islam dewasa ini mendapatsorotan tajam dari masyarakat. Ada yang berpendapat bahwakrisis ekonomi dan politik yang melanda masyarakat Indo-nesia secara berkepanjangan disebabkan terutama oleh krisismoral yang menandakan bahwa pendidikan Islam telah gagalmembina masyarakat, khususnya masyarakat peserta didikuntuk menjadi insan yang beriman dan bertakwa yang mampumencegah umat Islam dari praktek korupsi, kolusi, dannepotisme yang didorong oleh sikap hidup konsumeristik,materialistik dan hedonistic.

Dengan demikian, siapa yang mempunyai uang ataumateri, merekalah yang memegang kendali dan begitu pulasebaliknya. Oleh karena itu, tantangan yang kita hadapi adalahbagaimana kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkindampak positif (peluang) globalisasi itu dan meminimalkandampak negatif (ancaman) nya. Dari uraian di atas munculpertanyaan, bagaimana peran pendidikan Islam di eraglobalisasi? Oleh karena itu berikut akan dikaji bagaimanaperan pendidikan Islam dalam menyiapkan lulusan yang akanmampu survive dalam era globalisasi ini, tetap dapatmemainkan peranan penting dalam kehidupan global tanpakehilangan jati dirinya sebagai muslim Indonesia.

C. Peran Pendidikan Islam di Era GlobalisasiUmat Islam harus mempersiapkan dalam menghadapi

arus globalisasi di tengah-tengah isu krisis di berbagai bidangyang dahsyat penuh dengan berbagai tantangan, di sampingitu telah terbukti bahwa umat Islam sering dituduh sebagaisarang terorisme serta pihak penghambat kemajuan olehpihak-pihak negara adi kuasa. Oleh karena itu umat Islam

Page 259: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

247

seyogyanya mempersiapkan sedini mungkin untukmenghadapi keadaan itu yang dimulai dari peningkatankualitas pendidikan Islam yang lebih konkrit dan realistis danpendidikan sebagai lembaga untuk meluruskan teori yangsalah misalnya harta benda dianggap segala-galanya. Padadasarnya harta benda hanyalah sebagai sarana yangdiamanatkan bagi manusia sebagai pelaku-pelaku kehidupandi dunia.

Pendidikan Islam mempunyai tanggung jawab dalammenghadapi globalisasi, maka lembaga pendidikan Islamhendaknya berperan aktif untuk memberdayakan manusiamelalui pendidikan Islam, karena pendidikan Islammerupakan lapangan untuk mencetak generasi-generasi masadepan yang lebih handal dan yang lebih kompeten untukmembumikan prinsip-prinsip Islam. Pendidikan Islam perlumenciptakan dan mengembangkan sistem pendidikan yangdapat menghasilkan lulusan yang mampu memilih tanpakehilangan peluang jati dirinya. (Mansur, 2005: 1). PendidikanIslamlah yang bisa menghadapi arus globalisasi dan dampaknegatifnya. Oleh karena itu sekarang waktunya lembagapendidikan Islam menyumbangkan perannya untukmembantu masyarakat dalam menghadapi globalisasi.Adapun peran pendidikan Islam dalam era globalisasi diantaranya:

Pertama, Islami. Peranan strategis pendidikan Islamsebagai lembaga yang mampu menyiapkan para alumninyayang berkepribadian, beriman, dan bertawakal. Jadi,pendidikan Islam mempunyai peran membentuk anak didikmempunyai kepribadian utama atau insan kamil sesuai denganajaran Islam (Islami). Dengan demikian seorang guruseharusnya bukan hanya sekedar tenaga pengajar, tetapisekaligus sebagai pendidik. Karena itu dalam Islam, seorang

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 260: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

248

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

dapat menjadi guru bukan hanya karena ia telah memenuhikualifikasi keilmuan dan akademis saja, tetapi lebih pentinglagi ia harus terpuji akhlaknya. Dengan demikian seorang gurubukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan saja, tetapilebih penting pula membentuk watak dan pribadi anakdidiknya dengan akhlak dan ajaran-ajaran Islam. (AzyumardiAzra, 1998: 167). Oleh karena itu pendidikan Islam mampumembentuk output-outputnya bisa mengimplementasikannilai-nilai Islam dalam kondisi zaman yang penuh terbukaini agar tetap menjadi insan kamil yang tangguh.

Kedua, populis. Pendidikan Islam mempunyai perankemasyarakatan (populis), artinya pendidikan Islam berperanmembantu pemerintah dalam ikut berperan sertamenyukseskan pemerataan pendidikan, mampu memberikankesempatan kepada seluruh rakyat atau merakyat, hal ini telahterbukti bahwa pendidikan Islam mampu memasuki semuapenjuru atau lini kehidupan dan sampai ke pelosok tanah air,jadi pendidikan Islam bukanlah milik some selected few dalammasyarakat dengan segala hak-hak istimewa (privelege) nya.Pendidikan Islam berperan mengangkat harkat dan martabatmasyarakat pada umumnya secara sosial, ekonomi, intelektualdan agama tentunya. Apabila masyarakat secara menyeluruhbisa mengenyam pendidikan Islam maka akan mampumenghadapi kehidupan di era globalisasi.

Ketiga, peningkatan kualitas. Peranan strategis pendidikanIslam sebagai lembaga mampu menyiapkan para alumninyayang bisa hidup mandiri dan berkualitas. Pendidikan Islamberperan meningkatkan kualitas masyarakat atau bangsauntuk siap bersaing di bidang apa saja yang mereka masuki,tetap bisa eksis dalam zaman globalisasi. Hal ini dimaksudkanagar tidak terpinggirkan oleh lulusan pendidikan yang laindalam memperebutkan tempat dan peran di era globalisasi.Bahkan pada era globalisasi perlu adanya daya saing yang

Page 261: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

249

unggul yakni aspek kualitas yang perlu dijamin dari semuabidang baik ekonomi, politik maupun pendidikan dan lain-lain. Terutama dalam dunia pendidikan perlu ditingkatkankualitas pendidikan dalam era globalisasi bukan berartipendidikan berorientasi pasar bebas yang identik denganliberalisme, sebagai warga negara Indonesia yang baik tetapmendukung adanya pasar bebas tetapi dalam negeri perluadanya integritas domestik di semua bidang. Terutama dalamdunia pendidikan Islam tidak menutup diri dari arusglobalisasi yang identik dengan pasar bebas namun terlebihdahulu yang perlu dilakukan adalah integritas domestik. Jikapendidikan Islam mampu berperan meningkatkan kualitasmasyarakat dan bangsa, maka mereka akan mampumenghadapi kehidupan di era globalisasi. Keberadaanpendidikan Islam di tengah-tengah arus globalisasi agar dapatmencapai kondisi ideal maka diperlukan peningkatankualitasnya. (Mansur, dkk., 2006: 107. Dengan demikian ditengah-tengah era globalisasi lembaga pendidikan Islam perluberupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yangada. Peran pendidikan Islam memiliki tanggung jawab untukmenghadapi globalisasi, lembaga pendidikan Islam ikutberperan aktif mengadakan perubahan di berbagai aspekkehidupan tetapi tetap bertendensi pada nilai-nilai Islam. Olehkarena itu berikut akan dikaji tentang pentingnya peningkatankualitas pendidikan Islam.

D. Pentingnya Peningkatan Kualitas Pendidikan IslamUntuk mewujudkan peran pendidikan Islam di atas maka

diperlukan peningkatan internal pendidikan Islam itu sendiri.Dalam menghadapi era globalisasi ini perlu adanya gagasanbaru pendidikan Islam dalam masa yang akan datang, antaralain perlu mengubah paradigma lama menjadi paradigmabaru. Artinya meninggalkan yang sudah tidak sesuai dengan

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 262: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

250

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

tuntutan era reformasi dan demokrasi. Perlu mengembangkannilai-nilai lama yang sekiranya masih dapat dimanfaatkan,dan ciptakan pandangan baru yang sesuai dengan kebutuhanatau tantangan zaman, al-muhafadhatu alal qadim al-shalih waal-akhadzu ala al-jadid al-ashlah. Untuk itu perlu ada tawarangagasan menata ulang sistem pendidikan yang mampumenghadapi perubahan zaman di era globalisasi. Dalammenghadapi era globalisasi ini diperlukan terobosan dalamberpikir, penyusunan konsep, serta tindakan-tindakan atauparadigma dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang baru.Sebab apabila tuntutan-tuntutan baru tersebut dihadapidengan menggunakan paradigma lama, maka segala usahayang dijalankan akan mengalami kegagalan. Dalam pendidikanIslam masih terdapat beberapa kelemahan yang secepatnyaperlu diperbaiki antara lain:

Pertama, manajemen. Dunia pendidikan Islam dalambidang manajemen perlu perubahan yang dinamis dan baikyang dilakukan secara terus-menerus agar tujuan untukmeningkatkan kualitas pendidikan Islam tercapai. Manajemendalam pendidikan Islam hendaknya diperhatikan rencanapendidikan jangka pendek, menengah dan jangka panjang agardapat dievaluasi keberhasilan dan kemajuan dalam pengelola-an pendidikan Islam. Manajemen hendaknya berorientasipada pelayanan yang dinamis dan baik terhadap semua elemenyang terkait dalam dunia pendidikan baik peserta didikmaupun internal pendidikan, adanya hubungan yang inte-gral dalam dunia pendidikan Islam. Manajemen dalampendidikan Islam perlu diperbaiki lagi dari tahun ke tahunagar semakin baik dan manajemen yang tidak sesuai zamanperlu ditinggalkan. Dengan manajemen atau pengelolaan yangfair dan berorientasi pada kemajuan eksternal dan internalpendidikan akan tetap unggul di tengah-tengah derasnya arusglobalisasi dan ditambah lagi adanya krisis global.

Page 263: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

251

Kedua, pembelajaran. Karena pendidikan pada hakekatnyamengembangkan potensi daya manusia menuju kedewasaansehingga mampu hidup mandiri dan mampu mengembangkantata kehidupan bersama yang lebih baik sesuai dengantantangan atau kebutuhan zamannya. Dengan kata lainpendidikan pada hakekatnya mengembangkan human dignityyang memanusiakan manusia sehingga benar-benar mampumenjadi khalifatullah fi al-ardhi. Oleh karena itu berikan ruanglebih banyak bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkanjati diri dan menempuh cita-citanya. Pemerintah telahmenetapkan standar minimal kompetensi dan arah dasar agartidak keluar dari Pancasila dan UUD 1945 sebagai akidahdan syariah negara. Untuk mencapai basic kompetensitersebut serahkan pada masing-masing pihak. Untukmenghadapi tantangan arus globalisasi maka harus mengem-bangkan daya kreatifitas lembaga pendidikan sebagai learn-ing organization and creative centre. Yang memerlukan upayasungguh-sungguh agar produk atau outputnya tetapberorientasi intelektual, emosional dan spiritual. Lingkunganpendidikan Islam hendaklah mampu mengembangkan dayakreatifitas untuk mempersiapkan input pendidikan dapatmenyesuaikan diri dengan alam sekitarnya untuk dapatmemberi arti pada kehidupan di dunia yang penuh perubahandengan begitu cepatnya. (Mansur, 2001: 22). Oleh karenanyaguru harus berupaya untuk menumbuh dan mengembangkansikap kreatif dalam mengelola pembelajaran dengan memilihdan menetapkan berbagai pendekatan, metode, mediapembelajaran yang relevan dengan kondisi siswa danpencapaian kompetensi.

Ketiga, sarana/prasarana. Pendidikan Islam masih banyakmengalami permasalahan dalam bidang sarana dan prasaranadan ditambah adanya bongkar pasang untuk melengkapisarana pendidikan. Dalam hal ini berarti kurang efisien dalam

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 264: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

252

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

melengkapi sarana sebagai penunjang untuk meningkatkankualitas pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya kiat untukmemperbaiki agar tidak terkesan bongkar pasang, sehinggaawal proses melengkapi sarana tersebut harus direncanakanlebih matang lagi apalagi didukung adanya instrumen otonomidaerah. Otonomi pendidikan perlu diberikan agar leluasamengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar danmengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan sertalebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Namundemikian, peran pemerintah tetap diperlukan untuk menjadiwasit yang adil dalam memberikan motivasi, fasilitas danpolitik penyelenggaraan pendidikan yang sungguh-sungguhdan jujur pada pihak-pihak yang lemah agar mampu bangkitdalam persaingan yang terbuka dan bermutu. Di samping itumengingatkan pada penyelenggara pendidikan agar tidakmenjadikan wahana pendidikan sebagai usaha perdaganganyang sering disebut bisnis pendidikan. Melihat beberapakelemahan yang ada, oleh karenanya sarana prasarana dalampendidikan Islam perlu diperbaiki dan ditingkatkan baikkualitas maupun kuantitasnya.

E. Perlunya Manajemen dalam Lembaga PendidikanIslamTrend pendidikan di era reformasi bernafaskan otonomi

daerah, oleh karena itu pendidikan Islam dalam pengem-bangan dan pendewasaan kepribadian manusia seutuhnyaserta proses sosial psikologis dengan pendalaman ilmu-ilmuagama (tafaqohu fiddin), hendaknya berpusat pada potensi-potensi lokal, potensi masyarakat atau potensi daerah, baikpotensi alam lingkungan maupun SDM. (AbdurrahmanMas’ud, 2004L: 34)

Page 265: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

253

Berdasarkan hal itu jalur pendidikan Islam termasukpesantren merupakan alternatif pilihan yang tepat bagipendidikan luar sekolah karena pesantren menerapkanpembelajaran dengan pola sehari semalam dan berada ditengah-tengah masyarakat.

Institusi pesantren merupakan salah satu lembagapendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islamdengan menekankan pentingnya moral keagamaan yangdikembangkan sebagai pedoman perilaku dalam kehidupansehari-hari. Pengertian tradisional di atas bukan berarti tidakmengalami penyesuaian, tetapi menunjukkan bahwa lembagaini hidup sejak ratusan tahun (300-400 tahun) yang lalu dantelah menjadi bagian yang mendalam dari sistem kehidupansebagian besar umat Islam Indonesia, karena padaperkembanganya pesantren telah mengalami perubahan darimasa ke masa sesuai dengan perjalanan umat.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, pesantrendapat dilihat dari unsur-unsur yang membentuknya yaitu:(1) pelaku terdiri dari kiai, ustad, santri, dan pengurus. (2)sarana perangkat keras: misalnya masjid, rumah kiai, rumahustad, pondok, gedung sekolah, gedung-gedung lain untukpendidikan seperti perpustakaan, aula, kantor penguruspesantren, kantor organisasi santri, keamanan, koperasi,gedung-gedung keterampilan dan lain-lain. (3) saranaperangkat lunak: kurikulum, buku-buku dan sumber belajarlainya cara belajar-mengajar (bandongan, sorogan, halaqoh, danmenghafal), evaluasi belajar mengajar. Unsur terpenting darisemua itu adalah kiai, ia adalah tokoh utama yangmenentukan corak kehidupan pesantren. Semua wargapesantren patuh pada kiai.

Sistem manajemen pendidikan pesantren adalah sistempendidikan yang sangat ideal dan merupakan sumber dasar

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 266: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

254

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

pendidikan nasional, karena sesuai dan selaras dengan jiwadan kepribadian bangsa Indonesia.Tetapi sekarang persoalansudah kompleks ilmu yang ada dipesantren berhadapandengan astronomi modern, matematika dan logika modern,hal ini tidak perlu disesali bahwa mereka kehilanganperspektif terhadap ushul al-figh, dan seharusnya falak hisabdan mantiq tetap dipelajari bahkan harus dikembangkandengan memperhatikan perkembangan baru dalam bidangilmu itu sehingga bisa menghubungkan antara materi danmetodologi. (Nurcholis Madjid, tt,: 12).

Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berkembangdi Indonesia dan sebagai lembaga pendidikan Islamtradisional, memiliki akar sejarah panjang di Indonesia. Prosespembelajaran yang berlangsung selama 24 jam penuhmenyatu antara kiai, badal dan santri dalam satu komplek(lingkungan pesantren), sehingga sangat efektif dalam upayapembentukan tiga kecerdasan yaitu: (1) kecerdasan spiritual;(2) kecerdasan emosional; (3) kecerdasan akal. Sehubungandengan ketradisionalan pesantren, Mas’ud dalam Ismail(Ismail SM (ed.), 2000: 33) mengatakan bahwa:

Dengan menunjuk pada dinamika keilmuan pesantrendalam sejarah, agaknya istilah ‘’konservatif ’’ yangdialamatkan pada komunitas atau tradisi pesantrenselama ini perlu ditinjau kembali. Konservatif padaumumnya identik dengan statis, jumud (kolot) sertaimplikasi-implikasi fatalis menyerah saja kepada nasiblainnya. Dengan demikian tradisionalitas pesantrenselayaknya ditujukan pada suatu tradisi luhur dalamberbagai hal termasuk tradisi intelektual pesantren yangtidak pernah berhenti sampai sekarang.

Pesantren adalah fenomena sosiokultural yang unik padadataran historis. Pesantren merupakan sistem pendidikan

Page 267: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

255

tertua khas Indonesia yang eksistensinya telah teruji olehsejarah dan berlangsung hingga kini. Ia bisa dibidik daridimensi pendidikan, sejarah, agama, sosiologi, antropologi,psikologi, hukum, ekonomi, politik dan dimensi. Pesantrenbukan hanya mampu bertahan, tetapi lebih dari itu denganpenyesuaian akomodasi dan konsesinya pesantren padagilirannya juga mampu mengembangkan diri dan bahkankembali menempatkan diri pada posisi yang penting dalamSistem Pendidikan Nasional Indonesia secara keseluruhan.Itulah sebabnya, dunia pesantren senantiasa identik dengandunia keilmuan dewasa ini dan makna penting dari keilmuandunia pesantren agaknya tidak tergeser. Seorang tokohmodernis, Dawam Raharjo misalnya, menaruh kepercayaanbesar terhadap alumni-alumni pesantren yang memperolehpendidikan di dunia barat dan bekerja di berbagai sektor.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yangmultifungsi yang keberadaannya tetap diakui sebagai salahsatu lembaga pendidikan yang dapat mencetak sumber dayamanusia (SDM) yang mumpuni baik dari segi ilmupengetahuan, moral, maupun spiritual. Lembaga ini memilikibanyak kelebihan dan keunikan dibanding dengan lembagapendidikan formal.

Sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya,pondok pesantren perlu dikembangkan bidang-bidang yangtercakup di dalamnya. Untuk itu diperlukan suatu manajemenyang tepat. Stoner sebagaimana dikutip oleh Handoko (HaniHandoko, 2001: 9) menyebutkan bahwa “manajemen adalahproses perencanaan, perngorganisasian, pengarahan danpengawasan usaha-usaha para anggota organisasi danpengunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agarmencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Fungsimanajemen meliputi: perencanaan (planning), pengorganisa-

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 268: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

256

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

sian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian(controlling.

Sebenarnya banyak definisi yang disampaikan oleh paraahli, namun bila dicermati fungsi-fungsi manajemen yangdipaparkannya dapat memberikan gambaran tentangperbedaan fungsi manajemen yang dikembangkan para ahlitersebut, yakni pada prinsipnya setiap manusia memiliki ilmudan seni tersendiri dalam menggerakkan orang, terutamadalam rangka menetapkan tujuan yang telah ditetapkan.Sungguhpun terdapat perbedaan, namun fungsi-fungsimanajemen itu mempunyai makna yang sama, dan di sisilain setiap pemimpin harus mampu menempatkannya dalamsituasi dan kondisi tertentu. Dari batasan-batasan manajemenyang beragam, dapat disampaikan bahwa manajemenmerupakan suatu usaha mencapai tujuan tertentu denganmendayagunakan segala sumber daya baik manusia maupunnon-manusia. Segala sumber daya yang semula tidakberhuhungan satu dengan yang lainnya lalu diintegrasikan,dihimpun menjadi sistem menyeluruh, secara sistematis,terkoordinasi, kooperatif, dengan maksud agar tujuanorganisasi dapat tercapai, melalui pembagian kerja, tugas dantanggungjawab yang seimbang. Dalam hal ini, pengertianmanajemen yang digunakan adalah manajemen dengan empatfungsi tersebut di atas yakni perencanaan (planning), pengor-ganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), danpengendalian (controlling). Dari fungsi dasar manajementersebut, kemudian dilakukan tindak lanjut setelah diketahuibahwa tujuan yang telah ditetapkan “tercapai” atau “belumtercapai”.dengan fungsi manajemen tersebut juga harusmemadukan kemampuan SDM yang profesional yang berpacudengan waktu dan dengan lembaga-lembaga pendidikan yangsemakin berkembang. Perpacuan dengan lembaga pendidikanlain bisa menghasilkan kompetetif maupun distributif.

Page 269: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

257

Kemampuan berpacu kompetitif jika pesantren menanganiberbagai macam disiplin ilmu, misalnya dengan caramendirikan perguruan tinggi, perpacuan secara kompetitiftergantung pada kualitas yang dikembangkan. Berpacudistributif yakni pengkhususan diri dalam satu bidang danmenyerahkan penanganan bidang keilmuan selebihnya kepadalembaga lain atau mengambil ahli lain yang ahli dalambidangnya.

F. Kepemimpinan dalam Manajemen Sumber DayaManusia Era GlobalisasiKepemimpinan merupakan jenis kegiatan manajerial yang

memusatkan pada interaksi antar pribadi antara pemimpindan bawahan dengan maksud memperbesar efektivitasperusahaan. Pemimpin yang profesional dalam perusahaanharus mempunyai seperangkat kompetensi atau keterampilanmanajerial. Terdapat tiga macam keterampilan manajerial yangdiperlukan oleh seorang manajer (pimpinan) dalam mengelolasumber daya perusahaan yaitu: “(a) keterampilan konseptual(conceptual skill), (b) keterampilan hubungan manusia (Hu-man skill), dan (c) keterampilan teknikal (technical skill)”.

Keterampilan konseptual adalah “keterampilan untukmemahami dan mengoperasikan perusahaan. Keterampilanini antara lain meliputi kemampuan dalam menentukanstrategi, kebijakan, merencanakan suatu yang baru danmengambil keputusan”. Keterampilan kemanusiaan atauhubungan manusia adalah “keterampilan untuk bekerjasama,memotivasi dan memimpin”. Kegiatan perusahaanmerupakan kegiatan hubungan manusia dan interaksi antaranggota perusahaan untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan. Dalam kegiatan keseharian sering terjadihubungan yang kurang harmonis antar individu dalam

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 270: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

258

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

perusahaan, hal ini disebabkan komunikasi kurang lancar ataudikarenakan tujuan individu berbeda dengan tujuanperusahaan. Karena itu, untuk menjalin kerjasama yang baikperlu diciptakan hubungan secara harmonis di antara anggotaperusahaan. Jadi, keterampilan hubungan manusiamerupakan kemampuan seseorang untuk bekerja sama,berkomunikasi dan memahami individu di dalam perusahaandengan tujuan untuk meningkatkan kinerja bawahan.Keterampilan hubungan manusia di dalam perusahaan,diartikan sebagai “kemampuan untuk bekerja denganmemahami dan memotivasi orang lain baik sebagai individumaupun kelompok dengan tujuan agar manajer (pimpinan)memperoleh partisipasi secara aktif oleh anggota perusahaandalam pencapaian tujuan”. Apabila hal tersebut diterapkandi dalam suatu perusahaan, maka perilaku hubungan yangdilakukan oleh pimpinan perusahaan adalah:- Menjalin hubungan komunikasi dan kerjasama dengan

para bawahan dalam perusahaan, demi terbitnyahubungan kerjasama yang baik antara pimpinan denganbawahan sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai denganmudah.

- Memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesai-kan tugas bawahan untuk memperlancar pelaksanaantugas mereka dalam perusahaan.

- Membangkitkan semangat kerja para bawahan, khususnyabagi bawahan yang belum berhasil menyelesaikan tugas,maka menjadi kewajiban pimpinan perusahaan untukmenumbuhkan kepercayaan diri bagi bawahan agarmereka berhasil dalam menyelesaikan tugasnya.

- Memberikan penghargaan kepada bawahan yangberprestasi sebagai pengakuan terhadap prestasi yang telah

Page 271: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

259

diraih dalam usahanya yang maksimal sehingga dapatmempertahankan dan meningkatkan prestasinya.

- Menyelesaikan segala permasalahan maupun konflik didalam perusahaan, agar masalah dan konflik yang terjaditidak berlarut-larut dan semakin kompleks.

- Mengikutsertakan bawahan dalam merumuskanpengambilan keputusan, agar keputusan dapat diterimaoleh semua pihak. Meskipun permasalahan dan konfliktidak bisa dihindarkan, namun pimpinan perusahaan harusmengelola permasalahan dan konflik itu secara baik.

- Membangun kebiasaan semua SDM perusahaan baik pim-pinan maupun bawahan untuk menghormati peraturanperusahaan.

- Menciptakan iklim komparatif yang sehat diantara sesamabawahan. Perlu dipahami bahwa sebagai manusia,bawahan berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupesensialnya, seperti mendapatkan promosi, kenaikan gajiatau penghargaan lainnya.Dengan keterampilan teknikal memungkinkan pimpinan

perusahaan melaksanakan mekanisme yang diperlukan untukmelakukan pekerjaan khusus sebagai pimpinan perusahaan-nya. Keterampilan teknikal (technical skill) adalah kemampuanuntuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-proseduratau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, sepertiakuntansi, permesinan dan sebagainya.

Kepemimpinan yang efektif mempengaruhi keberhasilanperusahaan, karena kepemimpinan berada di barisan yangpaling depan dalam suatu perusahaan. Hal itu memberikansinyal bagi para pemimpin perusahaan, bahwa tugas pemim-pin sangat kompleks dan berat. Peranan pimpinan dalamperusahaan sangat besar, di samping harus menyelenggarakankegiatan perusahaan yang konsisten sesuai dengan rencana,

Pendidikan Islam dalam Era Globalisasi

Page 272: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

260

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

maka ia harus mampu menetapkan standar kerja, upayamempengaruhi kinerja, melakukan monitoring, mengevaluasidan juga harus mampu melakukan koreksi. Itulah sebabnya,seorang pemimpin harus berbekal seperangkat keterampilan,paling tidak, mencakup keterampilan konseptual (conceptualskill), keterampilan hubungan manusia (human skill), danketerampilan teknikal (technical skill)”.

Page 273: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

261

BAB VIIIMANAJEMEN DI LEMBAGAPENDIDIKAN MADRASAH

A. Keberadaan Madrasah dari Berbagai PandanganMadrasah dalam pengertian bahasa diartikan sebagai

tempat untuk belajar para pelajar. (Abu Luwis al-Yasu’i, t.t.,:211). Dalam perkembangannya madrasah mempunyaibeberapa pengertian, seperti aliran, madzhab, kelompokfilosof, dan ahli pikir tertentu pada metode dan pemikiranyang sama. Penggunaan nama madrasah sebagai lembagapendidikan memiliki sejarah yang sangat panjang. ImamTholkhah, mengutip pendapat Al-Maqrizî mengatakan, bahwamadrasah yang pertama kali berdiri adalah Al-Baihaqiyah diNisapur yang didirikan oleh Abû Hasan ‘Alî Al Baihaqi (ImamTholkhah, 1998: 8). Madrasah sudah menjadi fenomena yangmenonjol sejak awal abad ke-11 M/abad ke-5 H, yaitu ketikaWazir Bani Saljuk Nizam al-Mulk mendirikan MadrasahNizâmiyah di Baghdad yang dijadikan sebagai salah satu cirikhas tradisi pendidikan dalam Islam yang terbesar terutamabagi kaum Sunni. (Maksum, 1999: 79). Melalui perjalananyang sangat panjang, pada abad ke-19 lembaga kependidikanmadrasah mulai berkembang di Indonesia, yaitu dimulai dariberdirinya Madrasah Adabiyah oleh Abdullah Ahmad diPadang Panjang, (Malik Fadjar, 1999: vii).

Page 274: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

262

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Munculnya madrasah sebagai lembaga pendidikan Islampada awalnya berupa pendidikan informal dakwah Islamiyahdan berlangsung di rumah-rumah yang dikenal dengan Dâral-Arqâm sebagai lembaga pendidikan Islam yang pertama(Mansur, 2004: 84). Selanjutnya pendidikan berlangsung dimasjid-masjid yang dikenal dengan halaqah. Dalam halaqahini tidak dikenal sistem klasikal, tidak dibedakan antara usiadan jenjang pendidikannya. Dalam masa kebangkitanpendidikan Islam, lembaga pendidikan diselenggarakan dilingkungan pesantren berbentuk klasikal yang dikenal dengansebutan madrasah. (Ilman Nafi’a, 2002: 297)

Pada awal kemunculannya, madrasah di Indonesia lebihmemfokuskan perhatian pada pengajaran agama Islam(‘ubûdiyyah) sebagaimana dipraktikkan dalam pendidikan dimasjid, surau, dan pesantren, sehingga pelajaran yang bersifatkemasyarakatan, seperti sosial, politik, ekonomi, dan budayatidak mendapat perhatian yang sewajarnya. Hal itu disebabkanantara lain karena tekanan penjajah yang sengaja menutupkesempatan bagi umat Islam untuk maju. (Mahmud Yunus,1979: 33-34). Akibatnya, madrasah kurang mendapatperhatian pemerintah dan masyarakat secara umum, lulusanmadrasah tidak mendapat kesempatan yang sama denganlulusan sekolah umum dalam masalah kesempatan kerja baikdi instansi pemerintah maupun swasta. Di samping itu,lulusan madrasah juga mengalami kendala yang cukup berat,tidak dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah umum yanglebih tinggi.

Keberadaan madrasah mendapat pengakuan resmipemerintah sejak terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB)Tiga Menteri; Menteri Agama, Menteri Pendidikan danKebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 24Maret 1975 yang menegaskan, bahwa kedudukan madrasahadalah sejajar dengan sekolah formal lain. Yang dimaksud

Page 275: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

263

sejajar adalah, keberadaan madrasah (MI, MTs, MA) yangberada di bawah naungan Kemeneteian Agama diakui dandisejajarkan kedudukannya dengan sekolah (SD, SMP, SMA)di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Implikasinya adalah siswa madrasah dapat pindah ke sekolahumum lain dan sebaliknya atau siswa madrasah dapatmelanjutkan sekolah umum lain yang jenjangnya lebih tinggi.(Zakiah Daradjat, dalam “Tokoh di Balik Lahirnya SKB TigaMenteri”, Jurnal Madrasah Dirjen Binbaga Islam DepartemenAgama RI, Dirjen Binbaga Islam, Jakarta, Vol. 1, 1996: 50-51).

Madrasah Ibtidaiyah (MI) sejajar dengan Sekolah Dasar(SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) sejajar dengan SekolahMenengah Pertama (SMP), dan Madrasah Aliyah (MA) sejajardengan Sekolah Menengah Atas (SMA). SKB Tiga Menteriini menguatkan posisi madrasah dan sekaligus mengubah citramadrasah sehingga mendapat simpati masyarakat. Dengandemikian, status Madrasah Aliyah (MA) setara dengan SekolahMenengah Umum (SMU) maupun Sekolah MenengahKejuruan (SMK). Implikasi dari terbitnya SKB Tiga Menteritersebut antara lain berubahnya kurikulum pendidikanmadrasah dengan memasukkan pelajaran umum padapendidikan madrasah dengan komposisi 70% pelajaranagama dan 30% pelajaran umum.

Kebijakan pemerintah tentang Sistem PendidikanNasional segera ditindaklanjuti dengan terbitnya PP. No. 29Tahun 1990 dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan danKebudayaan No. 0489/U/1992 tentang Sekolah MenengahUmum, yang secara tegas menyebutkan bahwa MadrasahAliyah adalah Sekolah Menengah Umum berciri khas agamaIslam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama.(Zamakhsyari Dhofier (ed.), 1996: 12). Dengan lahirnyakebijakan tersebut, Departemen Agama memberlakukan

Manajemen di Lembaga Pendidikan Madrasah

Page 276: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

264

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

semua madrasah untuk melaksanakan kurikulum pendidikandengan komposisi 100% pelajaran agama dan 100% pelajaranumum.

Dengan demikian, tuntutan terhadap kualitas pendidikanmadrasah sangat penting mengingat bobot pendidikan umumpada Madrasah Aliyah harus sama dengan SMU, tanpamengurangi muatan pendidikan agama Islam sebagai cirikhasnya. Hal yang demikian merupakan tantangan yang tidakringan bagi pendidikan agama, Pendidikan madrasah sebagaisub sistem pendidikan nasional dituntut untuk tetap dapatmempertahankan kualitas pendidikan agama dan memacukualitas pendidikan umum sekaligus.

Dilema yang dihadapi oleh pendidikan madrasahsebenarnya tidak hanya terletak pada pencapaian tujuanpendidikan umum dan agama secara seimbang, tetapi justrudihadapkan pada persoalan rendahnya mutu pendidikanmadrasah, di mana kualitas keluaran (out put) pendidikanmadrasah dinilai sangat memprihatikan. Sebab, dalam matapelajaran umum belum seimbang dengan keluaran sekolahumum, sementara untuk mata pelajaran agama masihtertinggal dengan keluaran pondok pesantren. Pemberdayaanmadrasah, menurut Malik Fadjar, merupakan keharusan yangtidak boleh ditunda tunda lagi agar lembaga pendidikan Is-lam mampu mengangkat peserta didik menjadi generasi yangdiperhitungkan di masa depan.

Gagasan pemberdayaan madrasah belum dapatmenjawab permasalahan rendahnya mutu pendidikan padalembaga pendidikan Islam selama pemberdayaan itu sendiribelum menyentuh persoalan mendasar pembinaan mutupendidikan madrasah. Pemberdayaan merupakan salah satukomponen peningkatan mutu pendidikan yang bergantungpada kemampuan madrasah dalam melakukan inovasipemikiran dan pengembangan kurikulum pendidikannya.

Page 277: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

265

Sejalan dengan pernyataan tersebut di atas, K.H. M.A. SahalMahfudz mengatakan bahwa madrasah pada masa esok akancerah atau suram tergantung kemampuan madrasah dalammengembangkan kurikulum pendidikan sekaligus memecah-kan masalah masalah yang dilematis. (KH. M.A. SahalMahfudz, 1994: 298). Muchtar Buchori lebih tegas menjelas-kan, bahwa kelemahan mendasar pendidikan madrasah adalahkurang memperhatikan pendidikan sains, keterampilan, danteknologi. (Muchtar Buchori, 1996:. 20-22).

Secara sepintas, program-program keterampilan yangditawarkan oleh madrasah-madrasah tersebut cukup relevandengan kebutuhan masyarakat di lingkungan masing-masingmadrasah. Terdapat fenomena yang menarik untuk dikaji,antara lain bahwa Madrasah Aliyah Program Keterampilanmampu merubah kesan (image) masyarakat terhadapkeberadaan Madrasah Aliyah secara umum.

Tulisan tentang madrasah telah dilakukan oleh beberapapenulis. Karel A. Steenbrink misalnya menulis buku berjudulPesantren, Madrasah, dan Sekolah. Ia melakukan tinjauan historisatas pesantren, madrasah, dan sekolah dari zaman kolonialBelanda hingga zaman kemerdekaan Indonesia, profil guruagama modern, perubahan dalam materi pengajaran agama,dan penghargaan agama terhadap pendidikan umum.Penelitian tersebut dilakukan dalam rentan waktu antaratahun 1970 sampai dengan 1974. (Karel A. Steenbrink, 1974:vii-xv).Dalam tulisan ini diperkaya dengan data baru yangberkembang hingga tahun 1985.

Selanjutnya Maksum melakukan penulisan berjudulMadrasah: Sejarah dan Perkembangannya. Dalam penulisan iniia membahas tentang konsep dan karakteristik pendidikanIslam, madrasah pada masa Islam klasik, sejarah pertumbuhanmadrasah di Indonesia, perkembangan madrasah dankebijakan pemerintah. Dari hasil kajian secara mendalam,

Manajemen di Lembaga Pendidikan Madrasah

Page 278: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

266

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Maksum menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkem-bangan madrasah pada awal abad 20 merupakan bagian daripembaharuan Islam di Indonesia, yang memiliki kontak cukupintensif dengan gerakan pembaharuan di Timur Tengah.

Eksistensi lembaga madrasah itu sudah berkembangsejak masa Islam klasik, dan terus berkembang hingga masamodern dengan segala bentuk penyesuaian dan pemba-haruannya. (Maksum, 1999: 82). Ia menjelaskan pula bahwaperkembangan dan pertumbuhan madrasah di Indonesia tidakdapat dilepaskan dari perkembangan masyarakatnya.

Mengenai sejarah madrasah di Indonesia, A. Malik Fajarantara lain menulis, bahwa pada abad 19 Abdullah Ahmadtelah mendirikan Madrasah Adabiyah di Padang Panjang. (A.Malik Fajar, 1999: vii). Mengenai hal yang sama, Karel A.Steenbrink mencatat bahwa pendidikan di MadrasahAdabiyah diselenggarakan dengan sistem klasikal. Di sampingpelajaran agama, di madrasah ini juga diajarkan pelajaranmembaca dan menulis latin dan ilmu hitung.

Karel A. Steenbrink menulis bahwa pada tahun-tahunpertama sesudah 1945 Departemen Agama mengambilkeputusan untuk menyesuaikan diri dengan sistempendidikan Barat dengan melakukan propaganda untukmemasukkan mata pelajaran umum di madrasah. DepartemenAgama dalam hal ini memiliki kewenangan atas sistem danpengajaran agama yang diberikan dengan sistem sekolah.Tujuan utamanya adalah untuk menghapuskan perbedaanantara sistem sekolah dan madrasah. Melalui konvergensiyang secara perlahan-lahan diharapkan kedua sistempendidikan yang terpisah sejak permulaan abad XX ini dapatdipersatukan lagi. Lebih lanjut ia berpendapat bahwa menurutkriteria pengetahuan agama yang mendalam, madrasah tidakmerupakan suatu alternatif yang memuaskan. Pengetahuan

Page 279: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

267

umum yang diberikan di madrasah juga tidak memenuhisyarat yang diminta. Dari kalangan madrasah modern seringmuncul keluhan bahwa para alumninya tidak begitu mudahmendapatkan pekerjaan.

Orang yang melihat mata pelajaran umum di madrasahmenyetujui bahwa mata pelajaran tersebut tidak berbedadari yang ada di sekolah umum, hanya tingkatannya sajarelatif lebih rendah dibandingkan dengan sekolah umum.Oleh karena tingkatannya tersebut, maka lulusan madrasahbiasanya tidak mendapatkan penghargaan yang sama denganlulusan sekolah umum, meskipun dinyatakan bahwamadrasah sederajat dengan sekolah umum. Tentang kualifikasitenaga kependidikan Utami Munandar menjelaskan, bahwapendidikan menuntut tingkat kemampuan kreatif yang lebihtinggi dari para pendidik agar dapat memenuhi tuntutan darikebutuhan peserta didik. (Utami Munandar, 1977: 2).

Utami lebih lanjut menjelaskan, bahwa prosespembelajaran yang didukung oleh kreativitas guru akanmendorong semangat belajar anak sekaligus dapat memenuhituntutan masa depan peserta didik. Tuntutan masa depananak antara lain terwujud dalam bentuk nyata, yaituterpenuhinya kebutuhan lapangan kerja bagi lulusannya.Dengan demikian, model pendidikan madrasah yang baik dimasa mendatang adalah madrasah yang dapat menyiapkanlulusannya menjadi tenaga terampil dan siap berkompetisidalam dunia kerja. Model pendidikan tersebut tidak dapatdilepaskan dari sejarah perkembangan pemikiran dan modelkurikulum yang dikembangkan.

Selanjutnya mengenai kualitas pembelajaran, FatchulArief melakukan penelitian dengan judul Kontribusi OrientasiProfesional dan Persepsi tentang Sumber Belajar terhadap PerilakuPembelajaran. Dari hasil kajiannya Arief menjelaskan, bahwaguru yang profesional memiliki pengetahuan yang luas serta

Manajemen di Lembaga Pendidikan Madrasah

Page 280: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

268

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

memiliki persepsi yang baik tentang metode dan sumberbelajar. Kemudian pada akhir penelitiannya, Arief menemukankorelasi yang signifikan antara guru yang profesional terhadapperilaku pembelajaran. Hal ini menunjukkan, bahwa semakinprofesional seorang guru, maka ia akan semakin baikmengelola pengajaran dan pada akhirnya akan menghasilkanprestasi belajar yang baik pula.

Hal itu memperkuat, bahwa guru yang profesional akanmengetahui tugas-tugas sebagai pendidik dan mampumengarahkan peserta didik dengan baik. (Robert Houston,1972: 4). Mengenai figur tenaga kerja yang berwawasanIslami, Hamzah Ya’qub menulis dalam sebuah buku yangberjudul Etos Kerja Islami. Ia menjelaskan bahwa sejalandengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasaini tidak sedikit manusia yang cerdas akalnya tetapi tidakberakhlak. (Hamzah Ya’qub, 2003: 2-3). Lebih lanjut iamenjelaskan, bahwa dalam era modern seperti ini dibutuhkantenaga ahli yang terampil, jujur dan amanah, sehingga dapatmenghasilkan pekerjaan yang baik dan optimal. Oleh karenaitu munculnya tenaga terampil dari lulusan Madrasah yangsekaligus memiliki wawasan agama yang luas, akan dapatmembantu para pengusaha dalam menyediakan tenaga kerjayang ahli dan terpercaya, serta meningkatkan produktifitasusahanya.

Perkembangan masyarakat yang semakin modern inimenuntut madrasah untuk menyesuaikan diri, baik dari aspekperubahan filosofi pemikiran, kurikulum, maupun aksinyadalam kegiatan pembelajaran. Tuntutan perubahan tersebutadalah sesuai dengan harapan masyarakat terhadapkeberadaan madrasah sesuai tuntutan zamannya. Madrasahyang dapat menyiapkan lulusannya menjadi tenaga terampildan dapat memasuki dunia kerja serta mampu berwirausahaakan semakin mendapat tempat di hati masyarakat.

Page 281: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

269

Sebaliknya, madrasah yang hanya menghasilkan alumni yangmenjadi pengangguran akan dihindari oleh masyarakat.

B. Proses Manajemen dalam Pengelolaan MadrasahProses manajemen dalam madrasah tidak berbeda dengan

organisasi atau lembaga lembaga lainnya, yaitu dimulai dariproses perencanaan dan diakhiri evaluasi. Proses manajemenitu sendiri masing masing ahli memiliki pandangan yangberbeda, Iwa Sukiswa, misalnya, berpendapat bahwa prosesmanajemen itu sangat halus dan tidak terpisah antara satudengan lainnya, sehingga tidak dapat dianalisa ke dalamkomponen komponen tertentu. Dengan kata lain bahwaproses manajemen sebenarnya merupakan suatu keseluruhantindakan dalam mencapai tujuan dan masing masing prosesyang ada hanyalah sekedar suatu tahapan saja.

Proses manajemen pada dasarnya tidak dapat dilepaskandari fungsi manajemen itu sendiri. Setiap tahapan tahapanyang ada pada proses manajemen selalu menunjukkan fungsidari proses manajemen masing masing. Fungsi manajemensecara sederhana dibedakan menjadi dua, yaitu fungsiperencanaan dan fungsi kontrol. Sondang P. Siagian membagifungsi manajemen menjadi lima macam, yaitu perencanaan,pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian.(Sondang P. Siagian, 1989: 44).

Proses model manajemen yang efektif di madrasahhendaknya meliputi beberapa hal:a. Perencanaan, yaitu suatu tahapan di mana seorang manajer

berusaha memahami tujuan yang akan dicapai sertaprospek ke depan madrasah yang dipimpin, kemudianmenyusun perkiraan program atau rencana program yangsesuai dengan tujuan dimaksud.

Manajemen di Lembaga Pendidikan Madrasah

Page 282: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

270

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

b. Pengorganisasian, yaitu suatu langkah strategis yangdilakukan oleh pimpinan dalam menetapkan dan mengaturkegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan,mengadakan pembagian pekerjaan, menempatkan orangorang yang ahli sesuai dengan bidang masing masing.

c. Pelaksanaan, yaitu suatu proses pelaksanaan dari programyang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan pro-gram ini dikerjakan oleh staf atau orang orang yang telahdiberi tugas dan tanggung jawab, serta pimpinan yangtelah diberikan kewenangan menjalankan tugas organisasi.

d. Pengawasan, yaitu tindakan yang bertujuan untukmemberikan pengamatan, pembimbingan, serta evaluasiterhadap tugas yang telah diberikan oleh pimpinan kepadastaf. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung, yaitupengawasan terhadap proses pelaksanaan kegiatannya ataupengawasan secara tidak langsung, di mana seorang kepalamadrasah tidak melihat proses kegiatannya tetapi melihathasil yang dicapai.Unsur-unsur manajemen tersebut di atas diterapkan

dalam teori model yang digunakan di madrasah. Dengandemikian manajemen pendidikan yang digunakan di madrasahselain mengacu pada tujuan nasional juga menggunakanmanajemen sesuai situasi dan kondisi (fleksibel). Artinyasetiap madrasah memiliki keunggulan teori model yangdimiliki.

C. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan di MadrasahSebagaimana diketahui bahwa tingkat kemajuan suatu

lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh sejauh manakualitas out put atau keluaran madrasah yang bersangkutan.Kemudian kualitas keluaran suatu lembaga pendidikan terkaiterat dengan penerapan prinsip prinsip manajemen, seperti

Page 283: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

271

efektifitas, transparansi, demokratis, peningkatan mutu dantepat waktu.

Prinsip prinsip manajemen sebagaimana tersebut di ataspada dasarnya sudah cukup baik, tetapi untuk kontekspendidikan madrasah masih perlu ditambah dengan prinsipmoralitas atau keislaman yang sekarang sering disebutkecerdasan spiritual atau spiritual quostion (SQ). (AbdullahSukarta, 1999: 20). Sebab pada kenyataannya penyelenggaraanpendidikan tanpa diikuti manajemen dengan prinsip moralitasatau etika keislaman maka masih terdapat penyimpanganpenyimpangan dan keterpurukan mental anak. Dengandemikian manajemen yang ideal untuk lembaga pendidikanmadrasah adalah manajemen yang menggunakan prinsipprinsip manajemen modern dan tidak meninggalkan prinsipmanajemen yang berdasarkan nilai nilai etika ke-islaman.

Prinsip prinsip manajemen yang ideal untuk pendidikanmadrasah adalah:

1. Prinsip Efektif dan Efisien.Penyelenggaraan pendidikan akan berhasil dan sukses

bila mengacu kepada prinsip prinsip efisiensi dan efektifitas.Dalam konteks ini ajaran agama Islam sangat menganjurkansetiap muslim untuk berperilaku memanfaatkan waktu danmengerjakan suatu pekerjaan sampai tuntas. Pertimbanganpemanfaatan waktu dengan sebaik baiknya merupakan halyang sangat penting untuk mewujudkan manajemenmadrasah yang efektif dan efisien, di mana waktu merupakansalah satu tolok ukurnya. Berkaitan dengan pemanfaatanwaktu al Quran telah memberikan anjuran dalam surat alAshr.

Kesadaran untuk memanfaatkan sumber sumber yangada dalam lembaga pendidikan dengan efektif dan efisien akanmembuahkan produktivitas yang tinggi, sebaliknya bila

Manajemen di Lembaga Pendidikan Madrasah

Page 284: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

272

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

sumber sumber sistem pendidikan tanpa disertai denganmanajemen yang efektif dan efisien, maka yang akan terjadiadalah pemborosan dalam pelaksanaannya.

Untuk menentukan taraf efisiensi dan efektifitas,penyelenggara pendidikan madrasah harus mampumengadakan perbandingan antara hasil yang diperoleh denganusaha yang dikeluarkan, yakni suatu kegiatan dikatakan efisienjika hanya dengan usaha minimal dapat mencapai hasil yangmaksimal.

2. Prinsip Transparansi dan DemokratisPrinsip keterbukaan menghendaki agar dalam pelaksa-

naan proses pendidikan menghindari adanya sekat sekat danrahasia antara pemimpin dan yang dipimpin, tetapi harusmengembangkan adanya sikap saling percaya antara satudengan yang lainnya. Dalam mengemukakan kebijaksanaan,pemimpin harus dapat bersikap terbuka, tidak perlu takutpendapatnya dilecehkan oleh bawahannya dan mencobamenjadikannya sebagai lontaran dan mengembangkannyasebagai pendapat dan keputusan bersama.

Prinsip keterbukaan sebagaimana di atas sangat berkaitandengan prinsip demokrasi, di mana keterbukaan yang terjalindengan saling adanya kesadaran akan bermuara padaterbentuknya suasana demokrasi, baik dalam hal kepemim-pinan sekolah maupun dalam segala hal yang berkaitandengan proses perumusan dan penetapan keputusan.Berkaitan dengan prinsip di atas, maka penyelenggaramadrasah mempunyai tugas dan kewajiban bersama samauntuk menerapkan dan mengembangkannya sebagai landasanpokok dalam me manage pelaksanaan pendidikan yangdiselenggarakan.

Page 285: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

273

3. Prinsip Peningkatan MutuPenyelenggaraan pendidikan akan berkembang dengan

baik apabila dari awal dilandasi oleh niat yang bulat untukmeningkatkan mutu penyelenggaraannya, tidak sekedar asalasalan. Penyelenggara madrasah dalam mengembangkanmanajemen hendaknya berorientasi pada peningkatan mutu.

Kesadaran akan pentingnya orientasi pada pengem-bangan kualitas ini pada gilirannya akan meningkatkan kinerjapengelola dan penyelenggara pendidikan di madrasah,sehingga dengan bertahap akan membawa lembaga pendi-dikan madrasah menjadi lembaga pendidikan yang mampuberkompeten dengan lembaga lain dan dibutuhkan olehmasyarakat.

4. Prinsip KomitmenPelaksanaan pendidikan yang dilandasi oleh adanya

komitmen yang tinggi oleh masing masing penyelenggaralembaga pendidikan yang terkait atas tugas dan tanggungjawab masing masing merupakan modal pokok yang harusdikembangkan. Prinsip komitmen ini dapat tercermin dalamdedikasi dan disiplin kerja.

Dengan dedikasi dan disiplin kerja yang tinggi dalammengelola madrasah, maka akan tercipta manajemen yangberkualitas dan merupakan salah satu ciri manajemen mod-ern. Tanpa adanya komitmen dengan dedikasi dan disiplinkerja maka mustahil tercipta suatu penyelenggaraanpendidikan madrasah yang berkualitas, dan hanya merupakanimpian dan harapan saja.

5. Prinsip Etika dan Moralitas.Prinsip moral dan etika merupakan ciri khusus yang harus

diterapkan dalam manajemen pendidikan madrasah.Pengembangan manajemen madrasah yang mengutamakan

Manajemen di Lembaga Pendidikan Madrasah

Page 286: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

274

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

moral dan etika sosial keagamaan hendaknya direalisasikandalam berperilaku sehari hari oleh masing--masingpenyelenggara pendidikan dalam tata hubungan sosial.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang bercirikanagama Islam harus mengutamakan dan selalu berpegangteguh pada prinsip prinsip moral dan etika ajaran agama dalamsegala aspeknya, termasuk pengelolaan manajemennya. Etikadan moral yang dimaksud adalah etika yang dikembangkanoleh Rasulullah yang tertuang dalam al Quran dan al -Haditsdengan keimanan dan ketakwaan sebagai landasannya.Keberhasilan lembaga pendidikan madrasah dalammengembangkan manajemen berbasis moral dan etika sosialkeagamaan akan melahirkan dan memperkokoh keberadaanmadrasah sebagai lembaga pendidikan alternatif bagimasyarakat masa depan.

Page 287: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

275

BAB IXMANAJEMEN DI LEMBAGAPENDIDIKAN PESANTREN

A. Makna PesantrenPesantren secara fisik mengalami kemajuan yang cukup

fundamental, begitu pula pesantren dapat dilihat daripertumbuhannya yang semula “rural based instituation” menjadipendidikan urban, misalnya bermunculan pesantren di kotaseperti Bandung, Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan lain-lain.Pendidikan pesantren semakin all-out dengan pemerintahketika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden.(Ismail, 2000: 127).

Pondok pesantren pada hakikatnya adalah pendidikankeagamaan yang mempunyai tujuan yang searah denganpendidikan lainnya, yakni mewujudkan tujuan pendidikannasional melalui jalur keagamaan. Status pondok pesantrendikaitkan dengan sistem pendidikan nasional dijelaskan padaPasal 30 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, yaitu:(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah

dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama,sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

(2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapan pesertadidik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan

Page 288: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

276

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/ataumenjadi ahli ilmu agama;

(3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalurpendidikan formal, nonformal, dan informal;

(4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah,pesantren, pabhaja samanera, dan bentuk lain yangsejenis.Pemerintah sendiri melalui Kementerian Agama RI telah

menunjukkan kepeduliannya dengan membuat danmenerbitkan berbagai pedoman bagi pembinaan pondokpesantren, antara lain: (1) Pembakuan Sarana Pendidikan;(2) Petunjuk Teknis; (3) Manajemen Pondok Pesantren; (4)Panduan Organisasi Santri; (5) Kewirausahaan Santri; (6)Panduan Palang Merah Remaja (PMR) Santri; (7) Visi, Misi,Strategi dan Program Ditpekapontren (Direktorat PendidikanKeagamaan dan Pondok pesantren); (8) Pedoman KegiatanBelajar Mengajar Paket A, Paket B, dan Paket C di PondokPesantren; dan sebagainya.

Kondisi pesantren dewasa ini khususnya pesantrentradisional masih menghadapi problema yang nyata baiksecara internal maupun eksternal. Karena itu, upaya maksimaluntuk mencari solusinya dari berbagai pihak selaludiperlukan. Dalam kaitannya dengan hal ini, akan dicobamencermati manajemen pembinaan santri di pondokpesantren.

Perkembangan pesantren di masa datang akan sangatditentukan oleh kemampuannya mengantipasi dan mengatasikesulitan, tantangan dan dilema yang selama inimenyelimutinya. Oleh karena itu, agar tidak terpaku padakondisi status quo dan bahkan mundur ke belakang, maka satu-satunya kemungkinan yang tidak bisa ditawar-tawar lagiadalah adanya kesadaran langkah antisipasi ke depan dengan

Page 289: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

277

melakukan inovasi dan pengembangan pesantren. Dengandemikian, pesantren akan semakin eksis dalam menganti-sipasi perubahan sosial dan bahkan berperan mengarahkanperubahan yang terjadi seiring dengan menggelindingnya eramodernisasi dan globalisasi (Ismail,2000: 61). Sehubungandengan hal itu, Sudirman Tebba yang dikutip oleh Ismailmengemukakan alasannya:(1) Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan,dakwah

dan social dirasakan oleh banyak pihak memiliki potensiyang besar untuk memberikan sumbangan pemikirandalam bidang pendidikan dan pengembanganmasyarakat;

(2) Jumlah pesantren potensial terbukti telah melaksanakanusaha kreatif yang bersifat rintisan;

(3) Usaha ini perlu dikembangkan sambil terus melakukanupaya pembenahan terhadap masalah utama yangdihadapi pesantren, baik yang bersifat internal maupuneksternal.Harapan terhadap pesantren agar dapat berperan aktif

dan memberi kontribusi yang berbobot di dalam social engi-neering (rekayasa social) dan transformasi sosial kultural, makapesantren harus memiliki ciri pembaharuan, meskipun ciritradisional yang masih relevan dipertahankan. Untukmencapai hal itu ada dimensi-dimensi yang perlu diperhati-kan, sebagaimana dikemukakan oleh Ismail (Ismail: 63-64),yakni: dimensi kultural, dimensi edukatif, dan dimensi sosial.Dimensi kultural, dalam konteks ini watak mandirimerupakan ciri kultural yang harus dipertahankan meskipunharus dijaga agar tidak berkembang kearah pengucilan diri.Oleh karena itulah solidaritas spontan dan tak terarah perluditingkatkan menjadi solidaritas yang terorganisasikan dalamsuatu hubungan akademis yang fungsional antar pesantren.

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 290: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

278

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Dimensi edukatif, dalam konteks ini antara lain dapat terlihatpada output pendidikan. Secara tradisional proses pendidikandi pesantren menghasilkan pimpinan keagamaan (religiousleader) atau setidak-tidaknya religious people yang berorientasipada masyarakat setempat. Makin berkembangnyadiferensiasi, spesialisasi, dan adanya tuntutan kebutuhan barudalam proses pembangunan, makin berkembang pulakebutuhan masyarakat. Peranan pesantren akan lebih besardan kontribusinya pada proses transformasi social cultural akanmakin bermakna bila pesantren dapat menjawab tuntutankebutuhan baru. Dimensi sosial, dalam konteks ini pesantrendapat dikembangkan menjadi lembaga pusat kegiatan belajarmasyarakat (community learning centre) yang berfungsimenyampaikan teknologi baru yang cocok buat masyarakatsetempat dan memberikan pelayanan sosial maupunkeagamaan. Disisi lain, masyarakat setempat dapat berfungsisebagai “laboratorium sosial” di mana pesantren melakukaneksperimentasi pengembangan masyarakat. Dengan demikianterciptalah hubungan timbal balik antara pesantren danmasyarakat setempat yang bersifat simbiose mutualistis.

Masa depan pesantren sangat ditentukan oleh faktormanajerial Globalisasi menempatkan pula nasib umatmanusia sebagai keseluruhan menjadi tanggung jawabbersama. Hubungan antar sesama manusia yang dekat akanmenumbuhkan perasaan ingin sederajat dalam kehidupanantar negara. Oleh karena itu, arus globalisasi menuntutpengembangan manusia yang bermutu. Pendidikan yangbermutu menjadi motto bagi arus globalisasi. Realitas inilahyang menuntut adanya pengelolaan lembaga pendidikansesuai dengan tuntutan zaman. Untuk bisa memenuhituntutan seperti itu, lembaga pendidikan harus dikelola secaraprofesional dan harus menganalisa kondisi dan posisi umat

Page 291: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

279

dewasa ini dan diikuti dengan upaya-upaya perbaikan yangterus menerus dilakukan. (Teuku Amiruddin, 2000: 91)

Keperluan akan profesionalitas manajemen itu karenalembaga pendidikan ini ibaratnya sebuah industri. Ibaratsebuah industri, lembaga pendidikan pesantren berusahamengolah para santri sebagai input untuk dididik menjadimanusia terdidik sesuai tujuannya sebagai output.dari prosespendidikan. Tuntutan profesionalitas manajerial pesantrenseperti dalam pengelolaan industri itu karena petapermasalahan pendidikan kita sangat kompleks yangmenyangkut bukan saja masalah teknis pendidikan, tetapijuga meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan, pendanaan, danefisiensi dari sistem itu sendiri Berkaitan dengan hal itu, santridi pondok pesantren pun harus dikelola sedemikian rupadengan mengerahkan segenap sumber daya pesantren.Pembinaan terhadap santri ini merupakan bagian daripembinaan terhadap lembaga pendidikan. Kiai sebagaimanajer dalam proses pembinaan santri di pondok pesantren,bertanggungjawab mengintegrasikan segala bentuk unsur-unsur kegiatan pembinaan. Kiai dapat berperan sebagaimanajer, dan selaku manajer, kiai harus berupaya mengkoor-dinasikan kegiatan-kegiatan ke arah pencapaian tujuanorganisasi agar terjadi perubahan tingkah laku santri sesuaitujuan yang diinginkan. Kiai harus dapat mengelola semuakomponen yang diperlukan dalam pembinaan santri,bagaimana agar santri menjadi generasi muslim yang mampuberkembang dalam menghadapi permasalahan yang ada dalammasyarakat yang begitu komplek. Untuk itu diperlukanmanajemen yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasipondok pesantren.

Untuk mencapai keberhasilan organisasi/lembagamemang diperlukan kemampuan manajemen yang profesionaldalam mengelola semua sumberdaya pendukung yang ada.

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 292: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

280

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Oleh karena itu manajemen merupakan hal yang sangatpenting dikuasai oleh seorang pemimpin baik itu secarateoretis maupun secara praktis sehingga dapat mengelolaorganisasinya secara efektif dan efisien. Kegiatan manajerialsebagai gambaran dari fungsi manajemen pada umumnyameliputi banyak aspek, namun aspek utama dan sangatesensial adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (or-ganizing), kepemimpinan (leading) dan pengawasan (control-ling).

Selama ini berbagai permasalahan menyangkut upaya-upaya pengembangan pondok pesantren cukup kompleks.Misalnya, ada kekeliruan persepsi bahwa pondok pesantrenyang tradisional (salaf) sulit mengalami kemajuan dan sulituntuk mengembangkan ilmu-ilmu kemasyarakatan karenapondok pesantren lebih menekankan pada pendalaman ilmu-ilmu agama (tafaqqohu fiddin). Kekeliruan persepsi tersebutmemperbesar hambatan pada kemajuan pondok pesantrentermasuk kemajuan para santrinya karena kurang mendapatdukungan dari masyarakat. Pengelolaan pondok pesantrendiharapkan dapat berhasil bila dilakukan paduan secaraproposional antara Pesantren Based Management (PBM) danCommunity Based Educational (CBE). Namun perpaduanmanajemen tersebut sulit dilaksanakan sehingga masih adakesan bahwa pondok pesantren menerapkan manajementradisional, yang teridentifikasi masih lambatnya perkem-bangan berbagai pondok pesantren. Peranan pengelola dalampembinaan santri melalui manajemen yang tepat akan sangatefektif, karena santri bukan hanya siswa di pondok, tetapilebih dari itu, mereka diharapkan dapat berbaur denganmasyarakat. Namun penerapan manajemen harus dilakukanoleh kiai yang profesional sebagai manajer, dan didukung olehfasilitas pondok yang memadai. Perubahan pesantren darirural based institution ke pendidikan urban diharapkan

Page 293: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

281

pesantren masih tetap mampu berpegang pada jati diripesantren tafaqqohu fiddin serta bisa menjadi “agent of change”yang dapat mewujudkan manusia-manusia modern danmemiliki orientasi ke depan dan sanggup menjadi bingkaikultur secara agamis. Namun proses perubahan tersebut tidakdidukung oleh komunikasi dengan masyarakat yang cukupsehingga pondok pesantren masih dikenal masyarakat sebagairural based institution. Dengan kegiatan bahtsul masail danmunadloroh yang dilaksanakan pondok pesantren akanmemberikan wawasan berpikir yang luas serta kebebasanberpikir santri sebagai bentuk ijtihad, karena akan berhadapanlangsung dengan budaya masyarakat yang beragam namuntidak lepas dari koridor tafaqqohu fiddin. Permasalahannyaadalah bahwa pelaksanaan dari kegiatan tersebut memerlukanpendekatan yang benar-benar efektif terhadap masyarakatsebagai sosiokultural. Permasalahan lain yang sangat pentingbagi pengembangan pondok pesantren adalah menyangkutpembinaan santri. Dalam hal ini, dengan upaya pembinaansantri diharapkan santri menjadi aktif, kreatif, dinamis, danmemiliki kepekaan sosial yang tinggi.

B. Perencanaan dalam pendidikan pesantrenKegiatan perencanaan dalam fungsi manajemen

pendidikan Islam ini dapat disusun berdasarkan rumus 5 Wdan 1 H, yaitu: What, Why, When, Where, Whow, dan How.What : apa program kegiatan yang akan dilaksanakanWhy : mengapa kegiatan dilaksanakanWhen : kapan kegiatan dilaksanakanWhere : di mana kegiatan dilaksanakanWho : siapa yang melaksanakanHow : bagaimana melaksanakan kegiatan itu.

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 294: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

282

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Kiai dituntut mempunyai kemampuan mengelola semuakomponen pendidikan Islam. Prinsip pendidikan Islam adalahpembinaan terhadap segenap kebutuhan santri selama merekabelajar di pondok pesantren. Hal tersebut mencakup: saranaprasarana, sumber daya manusia, dan pendanaannya.

Esensi kebutuhan manusia termasuk santri meliputi: (1)kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan keamanan, (3) kebutuhansosial, (3) kebutuhan prestise/penghargaan, dan (5)aktualisasi diri (physiological, safety, social, esteem, and self actu-alization needs). Kebutuhan esensial kehidupan santri di dalampondok pesantren tersebut, tentu tidak boleh lepas dariperencanaan. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhanuntuk mempertahankan hidup, misalnya kebutuhan akansandang, papan dan pangan. Kebutuhan keamanan atau rasaaman mencakup keamanan fisik maupun psikis, misalnyatidak ada perasaan takut terhadap sesama santri maupunterhadap kiai, adanya suasana yang menggairahkan untukbelajar, kebebasan mengeluarkan pendapat, dan lain-lain.Kebutuhan sosial, dalam manifestasinya antara lain diterimalingkungannya, memperoleh kesempatan untuk maju, danlain-lain. Kebutuhan perstise/penghargaan biasanyadiwujudkan dalam sikap, kondisi belajar yang menyenangkan,dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan aktualisasi dirimerupakan kebutuhan mewujudkan dirinya agar seluruhpotensi yang dimilikinya menjadi kenyataan, misalnyamemperoleh kedudukan yang layak, dan berkesempatanuntuk mengikuti kegiatan pengembangan diri.

Santri sebagai manusia pun mempunyai kebutuhan-kebutuhan sebagaimana tersebut di atas. Dalam kerangkapendidikan Islam, kebutuhan esensial santri harusdiperhatikan, karena itu perlu disusun perencanaan mengenaihal-hal sebagai berikut:

Page 295: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

283

(1)Kebutuhan Fisiologis Santri(a) Kebutuhan Sandang bagi Santri(b)Kebutuhan Papan/Tempat Pemondokan Santri(c) Kebutuhan Pangan bagi Santri

(2)Kebutuhan Keamanan/Rasa Aman Santri(a) Kondisi Tempat Belajar bagi Santri(b)Lingkungan Belajar bagi Santri(c) Hubungan Santri dengan Kiai(d)Hubungan Santri dengan Santri(e) Kebebasan Berpendapat bagi Santri

(3)Kebutuhan Rasa Sosial Santri(a) Sikap Kiai terhadap Santri(b)Sikap Santri terhadap Santri(c) Sikap Masyarakat terhadap Santri(d)Persaingan antar Santri(e) Kesempatan untuk Maju bagi Santri

(4)Pembinaan terhadap Kebutuhan Prestise bagi Santri(a) Kondisi Belajar yang Menunjang Proses Pembelajaran

Santri(b)Penghargaan terhadap Prestasi Santri

(5)Aktualisasi Diri bagi Santri(a) Kesempatan untuk mengekspresikan diri bagi Santri(b)Kesempatan untuk mengikuti Kegiatan Pengembangan

Diri bagi Santri(6)Kurikulum Pembelajaran

(a)Visi dan Missi Pondok PesantrenVisi mencerminkan apa yang diinginkan untuk dicapai

oleh pesantren, hendaknya dapat memberikan arah dan

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 296: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

284

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

fokus strategi yang jelas, mampu menjadi perekat danmenyatukan berbagai gagasan strategis, memiliki orientasiterhadap masa depan, mampu menumbuhkembangkankomitmen dari semua unsur dan mampu menjaminkesinambungan kepemimpinan organisasi di pesantren.Berdasarkan visi tersebut, maka perlu direncanakan missipondok pesantren, misalnya: melaksanakan pendidikandan pengajaran yang berkualitas dengan kompetensipencapaian tertentu; dan menyiapkan santri berkualitasdan berkepribadian Islam.

(b) Tujuan Pendidikan Pondok PesantrenTujuan pendidikan di pondok pesantren memuat

gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benardan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikandi pondok pesantren mempunyai dua fungsi, yaitu: (1)memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan(2) merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenapkegiatan pendidikan pondok pesantren. Tujuan pendidikanmenduduki posisi terpenting, sebab segenap komponendari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mataterarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuanpendidikan yang berwawasan demokrasi dan kebangsaandalam perspektif Siyasah Islamiyah (Ismail Sm-Abdul Mukti(ed), 2000: 40). Tujuan pendidikan pesantren perludirumuskan dengan berdasar pada tujuan pendidikannasional dan bermisi khusus, misalnya: (1) melaksanakanpendidikan dan pengajaran yang berkualitas dengankompetensi tafaqqohu fiddin; (2) menyiapkan santri menjadiakrom-saleh.

(c)Kurikulum Pendidikan Pondok PesantrenKegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh

setiap guru selalu bermula dari dan bermuara pada

Page 297: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

285

komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalamkurikulum. Pernyataan ini didasarkan pada kenyataanbahwa kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan olehsetiap guru merupakan bagianj utama dari pendidikan for-mal yang syarat mutlaknya adalah adanya kurikulumsebagai pedoman. Dengan demikian, guru dalam meran-cang program pembelajaran maupun melaksanakan prosespembelajaran akan selalu berpedoman pada kurikulum.Demikian pula halnya di dalam pondok pesantren, dalammenyelenggarakan pembelajaran terhadap santri, kiaiseharusnya berpedoman pada kurikulum pendidikan dipondok pesantren.

Banyak ahli pendidikan yang masing-masing berbedadalam mendefinisikan kurikulum ini, ada yangmengandung makna luas dan ada yang mengandung maknaterbatas. Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakansebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan.Kurikulum sebagai wahana belajar-mengajar yang dinamissehingga perlu dinilai dan dikembangkan secara terus-menerus dan berkelanjutan sesuai dengan perkembanganyang ada dalam masyarakat. Pasal 36 Ayat (2) UU RINomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalmenyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang danjenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifi-kasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, danpeserta didik. Dalam penjelasannya disebutkan pengem-bangan kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkanuntuk memungkinkan penyesuaian program pendidikanpada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasanpotensi yang ada di daerah. (Mulyasa, 2004: 37) Kurikulummengandung berbagai komponen, seperti: tujuan, bahanajar, strategi mengajar, media mengajar, evaluasipengajaran, dan penyempurnaan pengajaran. (Muhaimin,

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 298: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

286

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

2002: 186). Pedoman kurikulum pondok pesantrendisusun untuk menentukan garis-garis besar kurikulum,setidaknya pedoman tersebut mencakup: (1) apa yang akandiajarkan (ruang lingkup, scope); (2) kepada siapadiajarkan; (3) apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa; dan(4) dalam urutan yang bagaimana.

(7) Proses PembelajaranDalam suatu pembelajaran, harus diperhatikan/direnca-

nakan beberapa hal pokok, yaitu: (a) pembelajaran apa yangakan dilaksanakan; (b) mengapa pembelajaran itu diberikankepada santri; (c) kapan pembelajaran itu dilaksanakan; (d)di mana pembelajaran akan dilakukan; (e) siapa yangmelakukan pembelajaran; dan (f) bagaimana melaksanakanpembelajaran itu. Perlu diingat bahwa ada komponen-komponen pembelajaran yang harus ada dalam suatupembelajaran sehingga terjadi suatu interaksi pembelajaranyang disebut sebagai “interaksi edukatif ’ sehingga diperolehhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.Kemudian, bagaimana mengevaluasi pembelajarannya, dansebagainya harus direncanakan dengan matang.

Dalam suatu interaksi edukatif terdapat komponen-komponen seperti: (1) bahan yang menjadi isi proses; (2)ada tujuan yang akan dicapai; (3) ada pelajar yang aktifmengalami; (4) ada guru yang melaksanakan; (5) ada metodetertentu untuk mencapai tujuan; dan (6) proses interaksitersebut berlangsung dalam ikatan situasional. Suatu sistempada hakikatnya adalah suatu kesatuan yang terdiri atassejumlah komponen yang berhubungan satu dengan yang laindan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Secaraumum, pendekatan sistem dirumuskan dalam bentuk tujuandan standar perilaku tertentu yang diharapkan. Pembelajaranmerupakan suatu sistem, karena dalam pembelajaran terdapat

Page 299: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

287

komponen-komponen yang saling berhubungan danberinteraksi. Berdasarkan pendekatan sistem, maka konseppembelajaran terdiri atas komponen-komponen seperti:tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi.

(a) Tujuan PembelajaranTujuan pembelajaran adalah rumusan yang menun-

jukkan dan menjelaskan hal yang ingin dicapai. Tujuantersebut menunjukkan atau menjelaskan perubahan apayang harus terjadi dan dialami oleh siswa (orang yangmelakukan tindakan belajar), seperti pola pikir, perasaan,tingkah lakunya. Sumber belajar harus dapat membuatperubahan itu terjadi. (Anissatul Mufarrok, 2009: 3).

Untuk itu ia perlu memikirkan bahan pembelajaranyang dibutuhkan agar terjadinya perubahan-perubahanserta bagaimana cara menangani bahan pembelajaranyang dimaksud secara baik dan tepat.

Sebagai persiapan untuk menciptakan pembelajaranyang efektif, maka dibuatlah suatu perencanaan mengajar.Tujuannya adalah mengantisipasi dan memperkirakan apayang akan dilakukan dalam pembelajaran sehingga terciptasituasi yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yangbaik, dan dapat mengantarkan santri mencapai tujuan yangdirencanakan. Perencanaan itu adalah: (1) tujuan apa yanghendak dicapai, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku yangdimiliki oleh santri; (2) bahan pembelajaran yang dapatmengajak santri mencapai tujuan; (3) bagaimana prosespembelajaran yang akan diciptakan oleh sumber belajaragar santri mencapai tujuan secara efektif dan efisien; (4)bagaimana menciptakan dan menggunakan alat untukmengetahui dan mengukur tujuan itu tercapai atau tidak.

Upaya yang dilakukan agar tujuan belajar dapatdicapai, maka perlu dikondisikan sistem lingkungan belajar

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 300: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

288

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

yang kondusif. Hal ini sangat berhubungan erat dengansituasi pembelajaran. Membelajarkan diartikan sebagaisuatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang me-mungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkunganbelajar dipengaruhi oleh berbagai komponen yang salingmempengaruhi. Komponen tersebut misalnya tujuanbelajar yang hendak dicapai, materi pembelajaran yangingin diajarkan, sumber belajar dan siswa itu sendiri.

Komponen-komponen lingkungan tersebut salingmempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwabelajar memiliki profil tertentu yang unik dan kompleks.Masing-masing lingkungan belajar menentukan tujuan-tujuan tertentu pula. Situasi belajar dipengaruhi oleh faktorsumber belajar, siswa, kurikulum, dan lingkungan.

Dalam suatu kegiatan pembelajaran dikenal tujuanpembelajaran yang secara umum dikenal sebagai tujuaninstruksional. Tujuan ini merupakan tuntunan kearah manapembelajaran hendak dituju. Tujuan belajar tercapaimelalui kegiatan pembelajaran di bawah bimbingan sumberbelajar/tutor dalam situasi dan kondisi yang mendukung-nya.

Tujuan pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu: TujuanPembelajaran Umum (TPU) dan Tujuan PembelajaranKhusus (TPK). Tujuan pembelajaran umum adalah tujuanpembelajaran yang sifatnya umum dan luas. Tujuan initercapai melalui tujuan pembelajaran khusus, yaitu tujuanpembelajaran yang bersifat spesifik yang menyangkutkemampuan-kemampuan khusus dapat diukur atau dapatdiamati hasilnya secara konkret.

Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajarankhusus dapat dirumuskan melalui dua cara, yaitu: denganmenggunakan kata-kata dan menggunakan luas sempitnya

Page 301: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

289

materi. Kata-kata yang digunakan dalam tujuanpembelajaran umum dapat dipilih kata-kata yang memilikipengertian secara luas dan umum, misalnya memahami,menghayati, mengetahui, menyadari, dan sebagainya.Sedangkan pada tujuan pembelajaran khusus dapatdigunakan kata-kata yang sifatnya khusus dan operasional,misalnya menyebutkan, melakukan, menjelaskan,menerangkan, menunjukkan, dan sebagainya. Perumusandengan berpijak pada luas sempitnya materi, dapatdilakukan dengan menyesuaikan sasaran materi luas atauumum, sedangkan untuk tujuan pembelajaran khususdirumuskan dengan materi yang merupakan penjabaranatau bagian-bagian dari materi yang ada pada tujuanpembelajaran umum. Merumuskan tujuan khususpembelajaran ada tiga sifat, yaitu (1) berpusat padaperubahan tingkah laku siswa; (2) mengkhususkan dalambentuk-bentuk terbatas; dan (3) realistis bagi kebutuhanperkembangan siswa.

(b) Materi PembelajaranMateri atau bahan pembelajaran adalah materi yang

harus dipelajari oleh siswa dalam proses belajar. Materitersebut merupakan untuk mencapai tujuan belajar dansuatu program belajar yang telah ditentukan. Isi materipembelajaran dapat meliputi sebagian atau keseluruhanprogram belajar. Materi pembelajaran adalah salah satusumber belajar bagi siswa. Materi yang dapat disebutsebagai sumber belajar ini merupakan sesuatu yangmembawa pesan untuk tujuan pembelajaran. Materipembelajaran harus memenuhi kriteria, yaitu kesesuaian,kemudahan dan kemenarikan.

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 302: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

290

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Dalam proses pembelajaran, materi pembelajaranmemiliki arti yang sangat penting, sebab dari materitersebut substansi tujuan pembelajaran termuat danterjabarkan sesuai dengan keinginan pihak siswa (santridi pondok pesantren). Materi pembelajaran adalahsubstansi yang disampaikan dalam proses pembelajaran,dan tanpa materi itu proses pembelajaran tidak berjalan.Karena itu, dalam pembelajaran, pengajar (pembelajar)harus menguasai materi pembelajaran yang akandisampaikan dalam kegiatan mengajarnya. Penggunaanmateri pembelajaran disesuaikan dengan kondisi dankebutuhan belajar, serta pelaksanaannya diharapkan dapatmemberi motivasi dan minat siswa.

Terdapat dua permasalahan berkenaan denganpenguasaan materi pembelajaran ini, yaitu penguasaanmateri pembelajaran pokok dan materi pembelajaranpelengkap. Materi pembelajaran pokok adalah materipembelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegangoleh tutor sesuai dengan profesi atau disiplin ilmunya.Sedangkan materi pembelajaran pelengkap adalah materipembelajaran yang menunjang penyampaian materipembelajaran pokok.

(c) Metode PembelajaranProses pembelajaran terjadi karena ada interaksi antara

sumber belajar/tutor dengan siswa. Dalam prosespembelajaran kelompok, interaksi yang terjadi antara siswadengan sumber belajar, atau antara siswa denganlingkungannya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan olehtutor selaku sumber belajar bertujuan agar setiap usahayang dilakukan oleh sumber belajar merupakan kegiatanbelajar. Upaya pembelajaran itu mempunyai nama danpenerapan yang beraneka ragam, misalnya berupa bantuan,

Page 303: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

291

dorongan atau bimbingan belajar yang arahnya adalah agarwarga belajar dapat secara aktif dan efektif melakukankegiatan belajar.

Dalam proses interaksi pembelajaran bagi para santri,kedua belah pihak, yaitu kiai (guru) dan santri menam-pilkan perannya masing-masing dan tiap individu memilikirespon yang berbeda-beda. Perbedaan respon tersebutdilatarbelakangi oleh pengalaman individu, pendidikan danstatus. Karena itu, agar pembelajaran terhadap santri dapatberjalan secara baik dan efektif, maka prasyarat penguasaanteknik pembelajaran mutlak bagi sumber belajar (kiai/guru). Salah satu usaha untuk mencapai keberhasilanpembelajaran adalah ketepatan dalam pemilihan metodepembelajaran, sebab kemampuan dan kecakapan sumberbelajar terhadap penguasaan metode mengajar berbeda-beda. Masing-masing individu (kiai/guru) memiliki senidan cara yang berlainan satu sama lainnya. Hal inidipengaruhi oleh materi, situasi dan kondisi prosespembelajaran.

Metode pembelajaran merupakan cara sebaik-baiknyadalam menyampaikan materi pembelajaran untukmencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Banyak pilihan metode pembelajaran yang sesuai dengantujuan pembelajaran. menyampaikan berbagai metodepembelajaran dalam interaksi edukatif, yaitu: (1) metodeproyek, (2) metode eksperimen, (3) metode pemberiantugas dan resitasi, (4) metode diskusi, (5) metode bermainperan, (6) metode sosiodrama, (7) metode demonstrasi,(8) metode karyawisata, (9) metode tanya jawab, (10)metode latihan, (11) metode bercerita, dan (12) metodeceramah. Masing-masing metode pembelajaran tersebutmempunyai kelebihan dan kekurangan. Karena itu, dalampelaksanaannya digunakan paduan antara berbagai metode.

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 304: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

292

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Sebagaimana halnya pada pelaksanaan pembelajarandi sekolah umum, pelaksanaan pembelajaran terhadapsantri di pondok pesantren dapat digunakan kombinasidari beberapa metode sekaligus agar pembelajaran dapatberjalan secara efektif. Metode pembelajaran mempunyaiperanan yang amat penting karena dapat membangkitkanperhatian dan minat belajar. Metode pembelajaranberfungsi sebagai: (1) Penuntun dalam penyampaian ataupembahasan isi pesan belajar; (2) Pembangkit perhatiandan minat belajar; (3) Pencipta peluang berinteraksi bagisiswa; (4) Memproses perubahan individu siswa; (5)Pencipta iklim belajar yang menyenangkan dan mendukungproses belajar.

Pemilihan metode pembelajaran dipengaruhi olehbeberapa faktor, yaitu: (1) tujuan belajar, apakah bersifatkognitif, afektif, ataukah psikomotorik; (2) materi yangdiajarkan; (3) keadaan siswa; (4) alokasi waktupembelajaran; (5) sarana belajar; dan (6) kecakapan sumberbelajar. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah interaksisiswa dengan pembelajar (sumber belajar) dalam upayamencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Interaksiyang diharapkan tentunya adalah keaktifan siswa dalamkegiatan belajarnya dan terjadinya situasi yang komunikatif.Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran terjadiinteraksi antara siswa dengan komponen-komponenbelajar melalui proses komunikasi, dan metodelah sebagaialat komunikasinya.

(d) Alat dan Media PembelajaranAlat pembelajaran adalah semua bahan yang

digunakan untuk pembelajaran, seperti buku dan mediapembelajaran. Alat pembelajaranberfungsi untukmembantu pencapaian tujuan pembelajaran. Semakin

Page 305: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

293

majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat diciptakanalat-alat khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran.Demikian pula, tidak semua metode pembelajaransenantiasa mengunakan alat-alat yang berupa bendakonkrit.

Alat-alat pembelajaran ini juga berupa media yangdigunakan dalam pembelajaran. Bahwa media adalahsesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesandari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsangpikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikianrupa sehingga proses belajar terjadi. Sehubungan denganhal itu, media pembelajaran adalah segala sesuatu yangdapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapatmendorong terjadinya proses belajar pada diri pesertadidik. Media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknikyang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkankomunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalamproses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Nustikasarimenyebutkan bahwa media pembelajaran adalah segalasesuatu yang dapat menyalurkan informasi yang dapatmenyalurkan informasi dari sumber informasi kepadapenerima informasi .Dari beberapa pengertian tersebut,dapat diambil pengertian umum media pembelajaran,yaitu segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapatmerangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didiksehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar padadiri peserta didik.

Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah untukmemperjelas materi atau bahan belajar yang disampaikanoleh pembelajar. Kesulitan-kesulitan yang terdapat dalammateri belajar dapat disederhanakan pengertiannyasehingga mudah untuk dimengerti. Namun yang harus

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 306: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

294

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaranadalah kesesuaiannya dengan isi dan tujuan pembelajaranyang dirumuskan. Tujuan pembelajaran menjadi acuandasar terhadap pemilihan dan penggunaan mediapembelajaran. Karena itu, pemilihan dan penggunaanmedia pembelajaran harus tetap berdasar pada tujuanutama pembelajaran yang telah dirumuskan agar peranmedia dapat ditempatkan sebagaimana mestinya, yaitusebagai alat bantu penyalur pesan.

Sebagai alat bantu, media pembelajaran berfungsisebagai jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Halini berarti penggunaan media pembelajaran adalah untukmendukung proses pembelajaran dan untuk mencapai hasilyang lebih baik. Setiap media memiliki kelebihan dankekurangan, karena itu, pembelajar dituntut cakap memilihatau menentukan media mana yang paling cocok untuksalah satu kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkanagar jangan salah dalam memilih atau menentukan mediapembelajaran tersebut. Peranan media pembelajaranadalah: (1) alat untuk memperjelas materi/bahanpembelajaran pada saat pembelajar menyampaikan materitersebut; (2) alat untuk menimbulkan persoalan yang akandikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh siswa dalam prosesbelajar-mengajar; (3) sumber belajar bagi siswa, artinyamedia tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajarisiswa baik secara individual atau kelompok.

Secara umum, kegunaan media pembelajaran yangdisebut oleh Sadiman sebagai media pendidikan ini adalahsebagai berikut:(1)Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis.(2)Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

Page 307: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

295

(3)Dengan menggunakan media pendidikan secara tepatdan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.

(4)Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambahlingkungan dan pengalaman yang berbeda sedangkankurikulum dan materi pembelajaran ditentukan sama,maka pembelajar akan mengalami kesulitan bilamanasemuanya itu harus diatasi sendiri, apalagi bilalingkungan dan pengalaman pembelajar berbedadengan siswa. Masalah ini dapat diatasi dengan metodependidikan, yaitu dalam kemampuannya dalam: (a)memberikan perangsang yang sama; (b) menyamakanpengalaman; (c) menimbulkan persepsi yang sama.Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan sebagai sarana penyampai pesan yangfungsinya untuk memperjelas informasi dari pembelajarkepada siswa dalam suatu proses pembelajaran. mediapembelajaran berpola: (1) bahan-bahan cetakan ataubacaan seperti buku, koran, komik, majalah, pamflet, danlain-lain; (2) alat-alat audio-visual; (3) sumber-sumbermasyarakat seperti obyek-obyek, peninggalan sejarah,dokumentasi, dan lain-lain; (4) kumpulan benda-bendaseperti potongan kaca, daun, bibit, dan lain-lain; (5)kelakuan yang dicontohkan oleh guru.

Macam media yang digunakan dalam pendidikanumum tersebut dapat pula digunakan dalam pembelajarankepada santri di pondok pesantren, namun sudah barangtentu kebutuhan media pembelajaran disesuaikan dengantujuan pembelajarannya.

(e) Evaluasi PembelajaranEvaluasi merupakan bagian integral dari proses

pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran tersebutsumber belajar harus mengetahui seberapa jauh tujuan

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 308: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

296

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

pembelajaran telah tercapai. Evaluasi belajar akanbermakna apabila dalam prosesnya memenuhi prinsip-prinsip dan persyaratan tertentu. Evaluasi berarti menilaitetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwaterdapat dua macam evaluasi yang bisa diterapkan dipondok pesantren, yaitu evaluasi proses dan evaluasiproduk. Evaluasi proses diarahkan untuk menilaibagaimana pelaksanaan proses pembelajaran yang telahdilakukan, apakah dalam proses tersebut ditemui kendaladan bagaimana kerja sama setiap komponen pembelajaranyang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran. Evaluasiproduk adalah suatu evaluasi yang diarahkan untukmengetahui hasil yang telah dicapai oleh santri setelahmenerima pelajaran.

Fungsi evaluasi dalam pembelajaran dapat dimanfaat-kan dalam berbagai tindakan pendidikan. penilaian evaluasibermakna baik bagi siswa, guru dan sekolah. Di pondokpesantren, santri memperoleh hasil yang memuaskan danmempunyai motivasi untuk belajar lebih giat agar lain kalimendapat hasil yang lebih memuaskan lagi. Bagi kiai(guru), dengan hasil penilaian yang diperoleh kiai( (guru)dapat mengetahui santri-santri mana yang sudah berhakmelanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasaibahan dan yang belum menguasai bahan. Bagi pondokpesantren, apabila para kiai (guru) mengadakan penilaiandan diketahui bagaimana hasil belajar santrinya, dapatdiketahui pula apakah kondisi belajar santri yang diciptakanoleh pondok pesantren sudah sesuai dengan harapan ataubelum.

Prinsip-prinsip tesebut menunjukkan bahwapengukuran psikologis bersifat indirect instrument, artinyamengukur hasil belajar tidak dapat secara langsung tetapi

Page 309: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

297

harus diungkap lebih dahulu dengan jumlah pertanyaan/perintah yang disebut tes.

Evaluasi hasil belajar dalam konteks pembelajaranmenurut tujuannya dapat dibedakan menjadi: evaluasiformatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif bertujuanmengetahui hasil belajar siswa dalam rangka mencari bahanuntuk perbaikan proses pembelajaran. Adapun evaluasisumatif bertujuan untuk mengetahui hasil belajar santridalam rangka menentukan perkembangan hasil belajarselama proses pembelajaran tertentu.

Dalam rangka mengumpulkan informasi hasil belajardapat ditempuh melalui dua cara, yaitu melalui cara tesdan non tes, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. TesTes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian

yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan olehsantri sehingga menghasilkan suatu nilai tentangtingkah laku atau prestasinya yang dapat dibandingkandengan nilai yang dicapai oleh santri lainnya denganstandar yang ditetapkan. Pengertian tes secara umumadalah sejumlah pertanyaan atau perintah yang harusdijawab atau dilakukan oleh testee (orang yang dites)dalam keadaan dikuasai oleh tester (orang yangmengetes).

Tes sebagai alat evaluasi hasil belajar dilihat daripola jawaban diklasifikasikan menjadi: (1) tes obyektifpilihan ganda, menjodohkan dan benar salah; (2) tesjawaban singkat, isian, melengkapi, memberi nama; dan(3) tes uraian jawaban terpimpin, jawaban terbatas, danjawaban terbuka.

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 310: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

298

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

b. Non TesNon tes mengandung makna bahwa pengumpulan

informasi atau pengukuran dalam rangka kegiatanevaluasi hasil belajar dapat juga dilakukan melaluiobservasi, wawancara, dan angket. Tentu saja informasiyang akan diungkap dalam non tes ini lebih banyakdigunakan untuk mengungkapkan kemampuanpsikomotorik, hasil belajar afektif yang bersifatkualitatif.

Menyusun tes hasil belajar yang baik memerlukanpemikiran yang cermat karena kegiatan ini berkaitandengan beberapa hal yang perlu dipahami terlebihdahulu. Hal-hal yang dimaksud adalah prinsip dasar,yaitu sebagai berikut: (1) mengukur secara jelas hasilbelajar; (2) mengukur sampel yang representatif darihasil belajar materi yang digunakan; (3) mencakup tipeitem tes yang cocok untuk mengukur hasil belajar yangdiinginkan; (4) didesain sesuai dengan kegunaantertentu untuk memperoleh hasil yang diinginkan; (5)dibuat sereliabel mungkin sehingga selanjutnya dapatdiuji validitasnya; (6) digunakan untuk memperolehcara belajar bagi siswa dan cara pembelajaran sumberbelajar yang melakukan pembelajaran.

Akhirnya dapat disimpulkan, bahwa dalampengertian umum, yang dimaksud dengan evaluasiadalah suatu kegiatan sistematis untuk mengumpulkan,mengolah, dan menyajikan informasi yang diperlukansebagai bahan masukan untuk penetapan keputusanpeningkatan hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran.

(8) PendanaanPendanaan merupakan salah satu sumber daya yang

secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi

Page 311: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

299

pengelolaan pendidikan. Demikian pula di pondok pesantren,pendanaan tersebut secara langsung menunjang efektivitasdan efisiensi pengelolaan pendidikan di pondok pesantren.Karena itu, pimpinan pondok pesantren dituntut untukmeningkatkan kemampuannya dalam mengelola keuangan,baik dalam perencanaan, penggunaan, serta pertanggung-jawabannya. Komponen dana di pondok pesantren harusdikelola dengan baik dan benar agar dana yang ada dapatdimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainyatujuan pendidikan di pondok pesantren. Dana pendidikandapat diartikan semua jenis pengeluaran berkenaan denganpenyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uangmaupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan denganuang. Sumber dana di pondok pesantren antara lain berasaldari pemerintah, orang tua peserta didik, serta masyarakat.Sedangkan pembiayaan meliputi pengeluaran operasional danpengeluaran pembangunan. Pengeluaran operasional meliputigaji pengurus, alat tulis kantor, biaya perawatan dan biayaperjalanan, sedangkan pengeluaran pembangunan antara lainpembangunan gedung/pondok, perbaikan gedung/pondok,pengadaan tanah, dan lain-lain. Pimpinan pondok pesantrensebagai manajer berfungsi sebagai otorisator dan dilimpahifungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran, namuntidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan.

Dana merupakan sumber daya yang terpenting dalamhal ini, karsena setiap kegiatan pendidikan di pondokpesantren memerlukan dana. Penyediaan dana pendidikandan tanggung jawab pemdanaan pendidikan secara umumtermasuk penyediaan dana di pondok pesantren telah di aturdalam peraturan perundangan yang berlaku. UU RI No 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XIIIpasal 46 menyatakan bahwa:

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 312: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

300

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

(1)Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersamaantara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

(2)Pemerintah dan Pemeritah Daerah bertanggung jawabmenyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diaturdalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945.

(3)Ketentuan mengenai tanggung jawab pendanaanpendidikan sebagai-mana dimaksud dalam ayat (1) danayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah”.Selama ini dana pendidikan yang bersumber dari

Pemerintah sangatlah terbatas jumlahnya. Keterbatasankemampuan pemerintah dalam mengalokasikan dana APBNbidang pendidikan merupakan kendala besar dalam suksesnyapenyelenggaraan pendidikan yang berkualitas termasukpendidikan di pondok pesantren.

Studi pendanaan dalam kaitannya dengan upayameningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan sangatpenting. Ketika kualitas dan kuantitas pendidikan meningkat,keuangan secara umum juga perlu ditingkatkan. Begitu pulaketika dukungan keuangan terbatas, maka kualitas dankuantitas pendidikan juga terbatas.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa, dalam kondisiyang ideal, ketersediaan dana yang memadai denganpendanaan yang lebih baik dapat menyumbangkanpeningkatan hasil pendidikan, baik dilihat dari kuantitas(jumlah) ataupun kualitasnya. Dana pendidikan di pondokpesantren mencakup satuan dana untuk satu bangku yangditempati oleh seorang santri dalam satu tahun ajaran.

Dana pendidikan merupakan seluruh pengeluaran yangberupa sumber daya (input) baik berupa barang (natura) atauberupa uang yang ditujukan untuk menunjang kegiatan prosesbelajar mengajar. Dana pendidikan di pondok pesantren

Page 313: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

301

merupakan pengeluaran atau pemanfaatan uang untukkeperluan penyelenggaraan pendidikan yang sumbernyaberasal dari pemerintah, perseorangan dan masyarakat/duniausaha.

Jenis dana pendidikan di pondok pesantren, terbagi atas:a) Dana langsung (direct cost)

Dana yang langsung menyentuh aspek dan prosespendidikan, seperti gaji kiai (guru) dan pengelola,pengadaan fasilitas belajar, misal: ruang kelas, kantor,sarana ibadat, gudang, laboratorium, WC, alat tulis kantor,buku rujukan kiai (guru), buku-buku santri, dll.

b) Dana tidak langsung (inderect cost)Pengeluaran yang tidak secara langsung menunjangpenyelenggaraan pendidikan, namun memungkinkankelancaran proses pendidikan. Misalnya: dana hidupsantri, dana transportasi ke pondok pesantren, danakesehatan, uang saku dan lain-lain.

c) Dana kesempatan (opportunity cost)Dana kesempatan juga disebut earning forgone, yaitu potensipendapatan seorang santri selama mengikuti pendidikan.Pendanaan pendidikan mengandung makna kegiatan

dalam penyelenggaraan pendidikan mencakup pada aspek darimana sumber pendanaan pendidikan itu (revenue), aspekalokasi atau distribusi yang mengungkap masalah-masalahbagaimana mengalokasikan dan mendistribusikan dana yangdiperoleh dari berbagai revenue untuk kepentinganpenyelenggaraan pendidikan.

Dalam menentukan dana satuan terdapat duapendekatan, yaitu pendekatan Makro dan pendekatan Mikro.Pendekatan makro dalam menganalisis dana pendidikan didasarkan pada perhitungan keseluruhan pengeluaran yang

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 314: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

302

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

diterima dari berbagai sumber dibagi jumlah santri.Pendekatan mikro dalam menganalisis dana pendidikanberdasarkan perhitungan dana pengeluaran perkomponenyang dipergunakan santri untuk tiap-tiap komponen berbedasatu dengan yang lain seberapa pengaruhnya terhadappencapaian hasil belajar.

Sistem pendanaan pendidikan antara pondok pesantrenyang satu tentu berbeda dengan pondok pesantren yang lain,namun secara umum pendanaan pendidikan dari sisipenerimaan diperoleh dari berbagai sumber yang sama yaitudari pemerintah, orang tua siswa, dan masyarakat/duniausaha. Penerimaan dari pemerintah diperoleh dari pemerintahpusat dan daerah. Pendanaan pendidikan pemerintah yangmungkin diadakan ialah: pusat dan daerah; pusat dan wilayah;atau campuran dari ketiganya itu. Rencana pendanaangabungan dari pemerintah pusat dan daerah (provinsi maupunkabupaten), masing-masing dapat mendanai bagian-bagiansistem tertentu agar tidak terjadi tumpang tindih dalampelaksanaanya. Setiap pondok pesantren dituntut memilikikemampuan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi danmempertanggungjawabkan secara transparan. Oleh karenasumber dana merupakan potensi yang sangat menemukandan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajianpengelolaan pendidikan di pondok pesantren, maka sangatmemerlukan pemikiran bersama dari para pengelolanya.Pondok pesantren juga perlu melakukan kegiatan-kegiatanyang mendatangkan penghasilan (income generating activities)sehingga sumber keuangan tidak semata-mata tergantungpada pihak lain.

Sesuai gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa danaatau pendanaan pendidikan pondok pesantren merupakansegala pengeluaran baik berupa barang ataupun uang yangdiperoleh dari pemerintah dan masyarakat untuk keperluan

Page 315: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

303

dan kemaslahatan pendidikan di pondok pesantren. Sistempendanaan pendidikan di pondok pesantren merupakanbentuk kegiatan, bagaimana cara menggali dan mengelolasemua dana pendidikan untuk proses kegiatan pendidikan dipondok pesantren.

C. Pengorganisasian dalam Pendidikan PesantrenPengorganisasian adalah suatu proses pembentukan

hubungan perilaku efektif antara dua orang atau lebih dalambekerja bersama-sama dengan menggunakan suatu cara yangterstruktur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Sebagaimana disebutkan oleh Handoko ( 2001:24) bahwakegiatan-kegiatan dalam pengorganisasian, yaitu: (1)penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan yangdibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi; (2)perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akandapat melaksanakan tugas untuk hal-hal tersebut kearahtujuan; (3) penugasan tanggung jawab tertentu; dan (4)pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugasnya. Fungsi inimenciptakan struktur formal di mana pekerjaan ditetapkan,dibagi, kemudian dikoordinasikan.

Berkenaan dengan pengorganisasian dalam majemenpendidikan Islam, maka perlu ditentukan dulu bidang apayang akan diorganisir. Misalnya dalam hal pembelajaran, makaperlu diorganisir mulai dari materi, fasilitas yang diperlukan,kiai yang akan melakukan pembelajaran, siapa yangbertanggung jawab atas pelaksanaan pembelajaran itu, dansebagainya.

Pelaksanaan pengorganisasian ini diperlukan adanyakoordinasi yang baik. Koordinasi merupakan prosesmempersatukan kontribusi berbagai orang, bahan dan sumber

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 316: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

304

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

lainnya ke arah tercapainya maksud-maksud yang telahditetapkan. Koordinasi memegang peranan penting dalampelaksanaan pekerjaan bila dilakukan secara kelompok. Peranpimpinan menjadi sentral dalam menggerakkan setiap orangataupun unit tertentu sehingga koordinasi diantara merekaberlangsung secara baik.

Segala sesuatu yang telah ditetapkan pada perencanaandalam kerangka pendidikan Islam di atas, kemudiandiorganisir, yaitu siapa saja yang harus menangani apa sajayang diperlukan dan bagaimana menciptakan hal-hal yangberkaitan dengan:(1)Kebutuhan fisiologis santri (sandang, papan/tempat

pemondokan, dan Pangan);(2)Kebutuhan keamanan/rasa aman santri (kondisi/tempat

belajar, lingkungan belajar, hubungan santri dengan kiai,hubungan Santri dengan Santri, dan kebebasanberpendapat bagi santri;

(3)Kebutuhan rasa sosial santri (sikap kiai terhadap santri,sikap santri terhadap santri, sikap masyarakat terhadapsantri dan sebaliknya, persaingan antar santri, dankesempatan untuk maju bagi santri);

(4)Pembinaan terhadap kebutuhan prestise bagi santri(kondisi belajar yang menunjang proses pembelajaran, danpenghargaan terhadap prestasi santri);

(5)Kebutuhan aktualisasi diri bagi santri (kesempatan untukmengekspresikan diri dan kesempatan untuk mengikutikegiatan pengembangan diri bagi santri);

(6)Pembinaan kurikulum pembelajaran (Visi dan missipondok pesantren, tujuan pendidikan pondok pesantren,kurikulum pendidikan pondok pesantren.

(7)Proses Pembelajaran (dalam suatu pembelajaran harusdiperhatikan/direncanakan beberapa hal pokok, yaitu: (a)

Page 317: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

305

pembelajaran apa yang akan dilaksanakan; (b) mengapapembelajaran itu diberikan kepada santri; (c) kapanpembelajaran itu dilaksanakan; (d) di mana pembelajaranakan dilakukan; (e) siapa yang melakukan pembelajaran;dan (f) bagaimana melaksanakan pembelajaran itu. Perludiingat bahwa ada komponen-komponen pembelajaranyang harus ada dalam suatu pembelajaran sehingga terjadisuatu interaksi pembelajaran yang disebut sebagai“interaksi edukatif ’ sehingga diperoleh hasil sesuai dengantujuan pembelajaran yang ditetapkan. Kemudian,bagaimana mengevaluasi pembelajaran-nya, danseterusnya harus direncanakan dengan matang. Konseppembelajaran ini pada hakikatnya terdiri atas komponen-komponen seperti: tujuan, materi, metode, media, danevaluasi.

(8)Pendanaan

Dalam pengorganisasian ini, pendanaan perlu diperiksakesesuaiannya dengan kebutuhan pendidikan Islamsebagaimana tercantum dalam pengorganisasian nomor (1)sampai dengan (7) di atas.

D. Kepemimpinan dalam Pendidikan PesantrenFungsi ini sebagai tindakan mengarahkan pekerjaan yang

perlu dilaksanakan di dalam sebuah organisasi. Karena itu,menggerakkan harus dikaitkan dengan fungsi-fungsimanajemen lainnya, misalnya perencanaan, organisasi danpengawasan agar tujuan organisasi tercapai. Pada dasarnya,kepemimpinan (mengarahkan dan mempengaruhi) iniditunjang oleh perilaku lebih banyak bekerja dari padaberbicara dari pimpinannya.

Setelah program kegiatan ditetapkan dan dilakukanpengorganisasian terhadap segala sesuatu yang terlibat dalam

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 318: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

306

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

kegiatan tersebut, maka langkah berikutnya adalah dilakukanpengarahan, pemberian motivasi, dan sebagainya yang padaintinya menggerakkan semua personil atau sumber daya yangdiberi tugas dan wewenang (baik kiai maupun santri) agardapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh sederhana dalamhal pembelajaran santri, maka perlu digerakkan kiai yangmelakukan pembelajaran, personil yang mempersiapkanfasilitas pembelajaran (tempat, perlengkapan, dan lain-lain),termasuk memberi arahan terhadap proses pembelajaranseharusnya berlangsung.

Berkenaan dengan pemberian motivasi, ada suatumotivasi yang sangat bagus untuk diterapkan “ilmu motivasi”di Indonesia bukanlah serangkaian teknik mengotak-atik anakbuah oleh manajer atau pimpinan, tetapi lebih merupakanseni memimpin yang mementingkan dan memeliharahubungan dengan bawahan sedemikian rupa sehinggabawahan mau menjadi produktif.

Setelah segala sesuatu yang diperlukan untuk pendidikanIslam ditetapkan dalam perencanaan, kemudian diorganisirpersonil yang melakukan dengan segala kebutuhannya dalampengorganisasian, kemudian dilaksanakan pengarahan,instruksi dan motivasi agar semuanya bekerja secara ikhlasdan terarah untuk mencapai tujuan pembinaan.

E. Pengendalian dalam Pendidikan PesantrenPengendalian meliputi pemeriksaan apakah segala

sesuatunya telah berjalan sesuai dengan rencana, instruksi-instruksi, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Hal inidimaksudkan agar dapat ditemukan kelemahan-kelemahandan kesalahan-kesalahan, kemudian dibetulkan dan dicegahagar tidak terulang. Sebagai contoh sederhana dalam hal

Page 319: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

307

pembelajaran santri, perlu dilihat apakah materinya telahdapat disampaikan kepada santri secara tuntas, apakahmetode yang digunakan sesuai atau tidak untuk menyampai-kan pesan dan sesuai dengan tujuan pembelajarannya, apakahpara santri dapat memahami dan menyerap segenap ilmu yangdibelajarkan, dan sebagainya. Baik tujuan pembelajarantersebut tercapai atau belum karena ternyata ada kelemahan-kelemahan mengenai hal itu, maka perlu ditentukan tindaklanjut atau langkah-langkah berikutnya.

F. Lembaga Pendidikan Pesantren Sub SistemPendidikan IslamDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

pesantren adalah tempat santri atau tempat murid-muridbelajar mengaji. (Mahfudz, M.A. Sahal, 1994:. 1) menginden-tifikasikan pesantren lebih luas lagi, yaitu sebagai lembagapendidikan dan lembaga sosial keagamaan dimana pengasuh-nya juga menjadi “pimpinan” dan menjadi “sumber rujukan”umat. Dalam memberikan legitimasi terhadap tindakan umatatau warganya, sudah barang tentu pesantren mempunyaidasar pijakan yang sifatnya keagamaan dalam melakukantindakan umatnya yang dinggap baru oleh masyarakat.

Istilah “pondok” pada pondok pesantren memberikangambaran bahwa pesantren mempunyai fasilitas pemondokanbagi para santri yang bermaksud menetap di dalam pesantrenselama masa pendidikannya. Pondok dalam pesantren padadasarnya merupakan dua kata yang sering penyebutannyatidak dipisahkan, yaitu menjadi “Pondok Pesantren”, yangberarti keberadaan pondok dalam pesantren merupakanpenggemblengan, pembinaan dan pendidikan sertapengajaran ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan.

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 320: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

308

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Kedudukan pondok bagi para santri sangat esensial sebabdi dalamnya santri tinggal belajar dan ditempa diri pribadinyadengan kontrol seorang ketua asrama atau kiai yang memim-pin pesantren. Kiai dengan mudah mendidik dan mengajarkansegala bentuk atau jenis ilmu yang telah ditetapkan sebagaikurikulumnya. Keberadaan santri di pondok, mereka dapatmelatih diri dengan ilmu-ilmu praktis seperti kepandaianberbahasa Arab, Inggris, menghafal Al-Qur’an, dan lain-lain.

Ada beberapa jenis pondok pesantren, yaitu: (1) pondokpesantren tradisional; (2) pondok pesantren modern; dan (3)pondok pesantren komprehensif. Pondok pesantrentradisional masih tetap mempertahankan bentuk aslinyadengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis olehulama abad ke 15 dengan menggunakan bahasa Arab. Polapengajarannya dengan menerapkan sistem halaqah, denganmetode sorogan dan bandongan. Seorang kiai mengajari santri-santrinya berdasarkan pada kitab-kitab klasik yang ditulisdalam bahasa Arab abad pertengahan dengan sistemterjemahan. yang dilaksanakan di masjid atau surau. Hakikatdari sistem pengajaran halaqah adalah penghafalan yang titikakhirnya dari segi metodologi cenderung kepada terciptanyasantri yang menerima dan memiliki ilmu. Artinya ilmu itutidak berkembang kearah paripurnanya ilmu itu, melainkanhanya terbatas pada apa yang diberikan oleh kiainya.Kurikulumnya tergantung sepenuhnya kepada para kiaipengasuh pondoknya. Santrinya ada yang menetap di dalampondok (santri mukim), dan santri yang tidak menetap didalam pondok (santri kalong).

Pondok pesantren semacam ini steril dari ilmupengetahuan umum, orang biasanya menyebutnya denganpondok salaf (tradisional) seperti al-Anwar Sarang Rembang,Pacul Gowang Jombang, dan Lirboyo-Ploso Kediri. Pesantrenmodel ini mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: (1) hanya

Page 321: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

309

mengaji kitab kuning (salaf); (2) intensifikasi musyawarahatau bathsul Masai’l; (2) berlakunya sistem diniyah (klasikal),biasanya tempat dan lingkunganya mencerminkan masa lalu,seperti kemana-mana memakai sarung, songkok dan banyakyang masak sendiri, kultur dan paradigma berpikirnyadidominasi oleh term-term klasik, seperti tawadhu yangberlebihan, puasa dawud (puasa sehari, buka sehari), Zuhud,Qonaah, barakah, kuwalat dan biasanya akhirat oriented.Betapapun demikian, ada beberapa kelebihan dari pesantrenmodel ini, yaitu: semangat mengarungi hidup yang luar biasa,mental kemandirian yang tinggi, terjaga moralitas danmentalitasnya dari pengaruh modernitas, mampu mencipta-kan insan dinamis, kreatif dan progresif, karena dia tertantangdengan untuk menghadapi hidup dengan tanpa fomalitasijazah, tumbuhnya mental enterpreneurship (kewirausahaan)dan berani sakit dan menderita demi suksesnya sebuah cita-cita.

Pondok pesantren modern merupakan pengembangantipe pesantren tradisional karena orientasi belajarnyacenderung mengadopsi seluruh sistem belajar klasik danmeninggalkan sistem belajar tradisional. Penerapan sistembelajar modern ini terutama nampak pada penggunaan kelas-kelas belajar, baik dalam bentuk madrasah maupun sekolah.Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum sekolah ataumadrasah yang berlaku secara nasional. Santrinya ada yangmenetap ada yang tersebar di daerah sekitar pondokpesantren. Kedudukan para kiaisebagai koordinator pelaksanaproses belajar mengajar dan sebagai pengajar berlangsung dikelas. Perbedaannya dengan sekolah madrasah terletak padaporsi pendidikan agama dan bahasa Arab lebih menonjolsebagai kurikulum lokal.

Pondok pesantren ini telah memasukkan pendidikanumum ke pesantren SMP, SMA, SMK seperti pesantren

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 322: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

310

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Tebuireng, Mathaliul Falah Kajen dan Futuhiyyah MranggenDemak. Karakteristik pesantren model ini adalah adapengajian kitab salaf (seperti taqrib, jurumiyah, ta’limulmuta’allim, dan lain-lain, ada kurikulum modern (sepertibahasa Inggris, matematika, manajemen dan sebagainya),mempunyai independensi dalam menentukan arah dankebijakan, ada ruang kreatifitas yang terbuka lebar untuk parasantri (seperti berorganisasi, membuat buletin, majalah,mengadakan seminar, diskusi, bedah buku, dan lain-lain).

Pondok pesantren ini juga mengintegrasikan sistemmadrasah ke dalam pondok pesantren dengan segala jiwa,dan atribut-atribut lainya. Di dalam pengajaranya memakaisistem beberapa metode dan sistem evaluasi pada setiap se-mester. Dan pengajarannya memakai sistem klasikal ditambahdengan disiplin yang ketat dengan full asrama atau santridiwajibkan berdiam di asrama. Pondok modern ini antara lainseperti Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, ZaitunIndramayu Jawa Barat, Darun Najah dan Darur RahmanJakarta. Karakteristik pesantren model ini adalah penekananpada penguasaan bahasa asing (Arab dan Inggris), tidak adapengajian kitab-kitab kuning (salaf), kurikulumnyamengadopsi kurikulum modern, lenturnya term-termtawadhu, kuwalat, barakah dan sejenisnya, dan penekanan padarasionalitas, orientasi masa depan, persaingan hidup danpenguasaan teknologi.

Pondok pesantren pada umumnya lemah terhadappenguasaan khazanah klasik, bahkan mayoritas output tidakmampu membaca kitab kuning dengan standar pesantren salafseperti penguasaan nahwu, sharaf, balaghah, ‘arudh, mantiq, ushuldan qawaid. Namun demikian bukan berarti pondok modernmempunyai kelemahan tetapi ada keseimbangan antara salafdengan pembelajaraan lain yang diatur melalui kurikulumpondok pesantren. Pondok pesantren komprehensif, disebut

Page 323: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

311

demikian karena merupakan sistem pendidikan danpengajaran gabungan antara yang tradisional dan yang mod-ern. Artinya, di dalamnya diterapkan pendidikan danpengajaran kitab kuning dengan metode sorogan, bandongandan wetonan, namun secara reguler sistem persekolahan terusdikembangkan. Bahkan pendidikan keterampilan pundiaplikasikan sehingga menjadikannya berbeda dengantipologi kesatu dan kedua. Lebih jauh dari pada itu,pendidikan masyarakat pun menjadi garapannya, dalam artisedemikian rupa dapat dikatakan bahwa pondok pesantrenlebih berkiprah pada pembangunan sosial kemasyarakatan.

Ketiga tipe pondok pesantren tersebut memberikangambaran bahwa pondok pesantren merupakan lembagapendidikan sekolah, luar sekolah, dan masyarakat yang secaralangsung dikelola oleh masyarakat, bahkan merupakanlembaga pendidikan sekolah milik masyarakat karena tumbuhdari dan oleh masyarakat. Lembaga pendidikan sekolah sesuaidengan pengertian sekolah padas umumnya. Sebagai lembagapendidikan luar sekolah, nampak dari adanya kegiatanpendidikan baik dalam bentuk keterampilan tangan, bahasamaupun pendalaman pendidikan agama Islam yangdilaksanakan melalui kegiatan sorogan, bandongan, dan wetonan,bahkan kegiatan pengajian dilaksanakan oleh para kiai didalam pondoknya. Sedangkan sebagai lembaga pendidikanmasyarakat, terlihat dari kegiatan kemasyarakatan yangdilakukan oleh pondok pesantren dalam mengikutiperkembangan masyarakat lingkungannya.

Keberadaan pondok pesantren dan masyarakat memangmerupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan karenakeduanya saling mempengaruhi. Bahwa sebagian besarpesantren berkembang dari adanya dukungan masyarakat, dansecara sederhana muncul atau berdirinya pesantrenmerupakan inisiatif masyarakat baik secara individual maupun

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 324: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

312

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

kolektif. Sebaliknya, perubahan sosial dalam masyarakatmerupakan dinamika kegiatan pondok pesantren dalampendidikan dan kemasyarakatan.

Konsep pesantren menjadi cerminan pemikiranmasyarakat dalam mendidik dan melakukan perubahan sosialterhadap masyarakat. Dampak yang jelas adalah terjadinyaperubahan orientasi kegiatan pesantren sesuai denganperkembangan masyarakat. Dengan demikian pondokpesantren berubah tampil sebagai lembaga pendidikan yangbergerak di bidang pendidikan dan sosial

Dimensi kegiatan sistem pendidikan yang dilaksanakanoleh pondok pesantren bermuara pada satu sasaran utama,yaitu perubahan, baik secara individual maupun kolektif.Karena itu, pondok pesantren dapat juga dikatakan sebagaiagen perubahan, artinya pondok pesantren sebagai lembagapendidikan agama yang mampu melakukan perubahanterhadap masyarakat. Perubahan itu berwujud peningkatanpemahaman (persepsi) terhadap agama, ilmu dan teknologi,serta dalam bentuk pengalaman atau praktek yang cenderungmembekali masyarakat ke arah kemampuan masyarakat siappakai. Kemampuan siap pakai yang dimaksud adalah sumberdaya manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yangdimiliki masyarakat. Hal ini berarti masyarakat cenderungmengatasi persoalannya dengan potensi sendiri. Tradisiakademik pondok pesantren merujuk pada suatu prosespembelajaran yang tuntas yang dapat menampilkan suatusosok lulusan pesantren yang berwawasan luas, berkepri-badian matang, dan berkemampuan tinggi dalam melakukaknrekayasa sosial. Pondok pesantren adalah suatu lembaga yangtidak identik dengan makna ke-Islam-an tetapi jugamengandung makna keaslian Indonesia (Indegeneous). Sebagailembaga indegeneous, pesantren muncul dan berkembang daripengalaman sosiologis lingkungannya.

Page 325: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

313

Dari pandangan-pandangan di atas dapat disimpulkanbahwa pesantren adalah suatu bentuk “indigeneous Culture”atau bentuk kebudayaan asli Indonesia, sebab lembagapendidikan dengan pola kiai, santri, dan asrama telah dikenaldalam kisah rakyat Indonesia, khususnya Jawa. Pondokpesantren menjadi pencetak ulama sebagai panutan danrujukan umat serta mampu meberikan sikap tepat, jelas, dantegas dalam menghadapi waqi’ah. Ulama dapat memberikansikap yang tepat dan jelas di dalam menghadapi waqi’ah(peristiwa), mana yang benar dan mana yang salah, manayang boleh dan mana yang dilarang, mana yang esensial danmana yang tidak esensial. Tradisi akademik pesantren merujukpada proses pembelajaran “tuntas” sehingga “mutakharijin”(alumni)-nya memiliki wawasan luas dengan kepribadianmatang dan berkembang tinggi dalam rekayasa sosial.

Pondok pesantren adalah pendidikan non-formal yangbertujuan utama menyelenggarakan pendidikan agama(tafaqqohu fiddin), yang memberikan pendidikan masyarakatagar mampu menjadikan diriny sebagai “khoiru al umat” (umayyang baik). Mengingat masalah “ad din” mempunyai kaitanlangsung dengan “kehidupan umatnya”, maka tafaqqohu fiddin”harus memenuhi kapasitas yang diperlukan oleh realitasumatnya dalam menghadapi berbagai macam kebutuhan dankemajuan hidupnya. Untuk itu santri harus dibina untukmenjadi generasi muslim intelektual. Cara seperti iniberfungsi agar tidak menjadi doktrin agama serta pola pikeryang bersifat taqlid (mengikuti pendapat orang tanpamengetahui dasar-dasar hukumnya) sehingga diharapkansantri memilki wawasan pemikiran yang luas.

Keterlibatan santri dalam kegiatan forum bahtsul masa’ildan munadloroh (forum perdebatan umum yang mungujikekuatan teori dan pandangan ulama) adalah cara mem-bangun generasi muslim yang intelektual, yang dimiliki

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 326: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

314

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

kebebasan berpikir, aktif, kritis, dan dinamis. Secara umummunadloroh telah menyediakan jalan berpikir bagi santri.Sedikitnya ada enam aspek dalam munadloroh:(1)Penguasaan tesis dan tesis balasan dalam hal ini adalah

pendapat-pendapat mazhab;(2)Penguasaan argumen atau dalil yang mendukung

pendapatnya;(3)Kemampuan untuk menolak argumen;(4)Kemampuan untuk memberikan respon atas penolakan;(5)Penguasaan argumen bayangan dalam kaitannya dengan

tesis balasan;(6)Memberikan respon untuk mengelola bayangan lawan.

Berdasarkan hal tersebut, tuntunan membangunlingkungannya merupakan panggilan dakwah bagi para santrisebagai pengejawantahan ajaran agama. Dakwah telahdipahami tidak terbatas pada sekadar menyampaikan Al-Qur’an dan Hadist belaka, tetapi secara kontekstual usahaagamawi sekaligus komitmen moral dan sosial yang terencanadengan pendekatan yang lebih kontekstual, dalammengimplementasikan ajaran agama secara konkrit dalamkehidupan sehari-hari untuk mencapai khasanah di akhirat.Makna ini jelas sejalan dengan pembangunan yangberorientasi pada usaha perubahan yang menuju kepada hariesok yang lebih baik. Keduanya merupakan sisi mata uangyang saling berkaitan dan melengkapi. Antara dakwah danpembangunan masyarakat di sekitar pesantren salingmenunjang. Pembangunan terhadap masyarakat sekitarnyamerupakan lahan yang memungkinkan tumbuh danberkembangnya dakwah, sebaliknya, dakwah yang dilakukanoleh pesantren merupakan media yang mendekatkanmasyarakat terhadap tujuan pembangunan manusiaseutuhnya.

Page 327: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

315

b. Munculnya lembaga pendidikan IslamDi tengah-tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan

umat ini, secara langsung menempatkan pesantren sebagaikompetisi kultural (munafasat tsaqofiyat), pesantren menjadisalah satu dari sekian banyak pilihan. Dalam posisi demikianpesantren harus lebih memahami secara tepat visinya, hakekattujuan misinya, masalah-masalah yang dihadapinya, kekuatanyang masih dimilikinya, kelemahan yang dialaminya danlangkah-langkah konkrit yang dapat dilakukannya.Mempunyai rasa “kebanggaan masa lalu” (syarafin qodim) saja,tentunya tidak akan memecahkan masalah, tanpa disertaikemampuan kratif membangun prestasi-prestasi baru sesuaidengan perkembangan waktu (aqama linafsih syarafan jadidan).Sebagai lembaga yang berada di tengah-tengah masyarakatdan masih menjadi harapan besar masyarakat, peluang untukbangkit kembali (revival) dan maju masih berpeluang besar.

Sistem Pendidikan Nasional yang ada sekarang,keberadan pondok pesantren diakui oleh pemerintah danrespon masyarakat semakin bagus. Hal ini karena pendidikandi pesantren berjalan secara dinamis sebagai respon atassituasi dan kondisi yang terus berkembang yang padagilirannya membangkitkan inspirasi dan gairah kaummuslimin dalam bidang-bidang lain seperti politik, ekonomi,dan kebudayaan.Lapisan intelektual di lingkungan kaummuslimin (pesantren) secara bertahap mengalami konsolidasidan ekspansi (melebar). Ini juga disebabkan, Islam bukanhanya sekedaar sebuah agama dalam pengertian biasa, tetapijuga sebuah kerangka sosial, politik, pandangan keduniaan,dan pandangan hidup yang mencakup semua aspek fisik,mental dan spiritual manusia.

Pondok pesantren sebagai institusi non formal di bidangpendidikan, senantiasa memandang ke depan yang mampumeneropong apa yang akan terjadi. Kemampuan untuk

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 328: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

316

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

melihat segala kemungkinan yang akan terjadi dan yang akandiinginkan merupakan hal yang benar-benar penting bagisebuah pondok pesantren untuk membawa santrinya ke arahyang dituju.Untuk membawa pesantren ke arah kemajuan,pengaruh (kiai) telah membawa tuntutan perkembanganzaman dan lingkungan, menganalisis SWOT yaitu kekuatan(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dantantangan (threat) yang merupakan dasar-dasar dariperwujudan visi dan misi pondok pesantren.

Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkutke mana pondok pesantren harus dibawa dan diarahkan agarara santri menjadi insan akrom-saleh dan berkualitas. Karenavisi juga merupakan suatu gambaran tentang keinginan yangharus dicapai pada masa yang akan datang yang berisikancita dan citra yang hendak diwujudkan. Oleh sebab itu visiyang mencerminkan apa yang diinginkan untuk dicapai olehpesantren, hendaknya dapat memberikan arah dan fokusstrategi yang jelas, mampu menjadi perekat dan menyatukanberbagai gagasan strategis, memiliki orientasi terhadap masadepan, mampu menumbuhkembangkan komitmen darisemua unsur dan mampu menjamin kesinambungankepemimpinan organisasi di pesantren. Dengan visi yang jelasdiharapkan mampu menarik masyarakat dan mampumenggerakan orang, menciptakan makna bagi kehidupansantri dan masyarakat, menciptakan standar keunggulan danmenjembatani keadaan sekarang dengan masa yang akandatang.

Untuk mengembangkan visi tersebut, pondok pesantrenmemiliki misi sebagai suatu yang harus diemban ataudilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.Karenanya misi hendaknya melingkupi semua pesan yang adapada visi pesantren, memberikan petunjuk terhadap tujuan

Page 329: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

317

yang akan dicapai serta memberikan petunjuk kelompoksasaran mana yang akan dilayani oleh pesantren.

Berdasarkan kerangka visi dan misi pondok pesantren,maka harapan yang diinginkan oleh pesantren adalah:a. Mewujudkan Sumber daya Insani (SDI) yang berkualitas

melalui pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dengankompetensi tafaqqohu fiddin.

b. Kompetensi tafaqqohu fiddin dengan peran kitab kuning(KK) sebagai salah satu unsur mutlak dari pendidikan,pembelajaran intelektual dan moralitas kesalehan (kualitaskeberagamaan) dan keakroman pada santri/thalib.

c. Penyiapan santri menjadi insane akrom dan saleh artinyaupaya mewujudkan santri pesantren Maslakuh Huda yangmemliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sertamampu menjadi kholifah fil ardli dengan mewarisi bumidan mahkluknya untuk dikelola dengan sebaik-baiknya.

d. Untuk menjadi kholifah fil ardli, santri harus belajar secaraaktif, kreatif, kritis, dinamis dan meiliki kepekaan sosialyang tinggi serta mampu berijtihad dalam penerapan fiqhsosial dan fiqh tekstual menjadi kontekstual, karenamereka hidup di tengah-tengah kuluarga dan masyarakatyang heterogen.

e. Santri sebagai calon ulama mampu mengubah tradisipemahaman fiqh secara tekstual menjadi kontekstual, darikecenderungan berdakwah dengan ceramah (dakwah billisan), dakwah dengan amal perbuatannya (dakwah bil haal),dan dari kecenderungan kesalehan ritual (habl min Allah)menjadi kecenderungan kesalehan sosial (habl min al naas).Sehingga ulama dituntut mampu mengaplikasikanperalatan yang sudah biasa digunakan oleh umat dalamlingkungan masing-masing.

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 330: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

318

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Pondok pesantren adalah suatu bentuk “Indegenous Cul-ture” atau benduk kebudayaan asli bangsa Indonesia, sebablembaga pendidikan dengan pola kiai, santri dan asrama telahdikenal dalam kisah dan cerita rakyat maupun dalam sastraklasik Indonesia Khususnya di pulau Jawa. Para kiai (ulama)menyiarkan agama Islam dengan menggunakan pesantrenyang telah ada memang ternyata banyak tumbuh danberkembang serta berakar di masyarakat.

Pada proses pembudayaan, sekurang-kurangnya ada duaalasan yang menyebabkan mengapa perkembangan agamaIslam di Indonesia amat tergantung pada lembaga pendidikan.Pertama, karena nilai ajaran agama itu sendiri sah, bersifatlegal dan terbuka bagi setiap orang, serta tersusun dalamnaskah tulisan yang jelas. Ini mebedakan dengan ajaran lain-nya yang umumnya pada waktu itu terbatas bagi masyarakattertentu saja., dan disampaikan dalam bahasa lisan. Kedua,ialah karena pada masa itu tidak ada lembaga sosial lainnyadalam menyebaran agama Islam di Indonesia yang lebih efektifdalam melaksanakan fungsinya. Pesantren sebagai suatulembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat, sekaligus memadukan tiga unsurpendidikan yang amat penting, yaitu:(a) Ibadah untuk menanamkan iman(b) Tabligh untuk menyebaran ilmu, dan(c) Amal untuk mewujudkan kegiatan kemasyarakatan dan

kehidupan sehari-hari.Selama kurang lebih lima abad, pesantren berkiprah di

tengah-tengah perjalanan bangsa Indonesia, dan telahmemberikan sumbang besar baik dalam bidang keilmuan,kemasyarakatan, kenegaraan, dan lain ebagainya, sehinggapesantren disegani dan di hormati. Kekuatan pesantren padamasa itu, lebih tertumpu pada kebesaran dan kualitas “kiai

Page 331: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

319

pengasuhnya”(Dawam Raharjo, tt. 28) dari padakelembagaannya sendiri, dengan kadar: (1) keilmuannya yangluas dan dalam; (2) kearifan wataknya yang disegani; (3) sikaplaku amaliyahnya yang teladani; (4) keikhlasan juangnya yangdirasakan; (5) pengayomannya kepada umat setiap saat.

Sosok “kiai pengasuh pesantren” menjadi parameterhampir dalam segala sisi kehidupan. Mengidentifikasikanmasalah utama yang dihadapi pondok pesantren dewasa inimenjadi empat aspek, yaitu:1. Masalah indentitas diri pondok pesantren dalam

hubungannya dengan kemandiriannya terhadap lembaga-lembaga lain di masyarakat.

2. Masalah jenis pendidikan yang dipilih dan dikelolanya.3. Masalah pemeliharaan sumber-sumber daya internal yang

ada dalam pemanfaatannya bagi pengembangan pesantrenitu sendiri.

4. Masalah antisipasi ke masa depan dalam hubungannyadengan peranan-peranan dasar yang dilaksanakan.Dengan terbentuknya RMI (Robithoh Al Ma’ahid Al Islamy)

sebagai organisasi yang didirikan untuk menjembatani danmenampung kemungkinan-kemungkinan yang bisa direalisa-sikan dalam kerangka hubungan antar pesantren danpencarian solusi terhadap problematika yang dihadapinya diseluruh Indonesia. Walaupun dalam perkembangan dilapangan, organisasi ini belum bekerja secara optimal tapisudah ada kontribusi yang signifikan, sisi lain adalah belumsemua pesantren mau bergabung dengan organisasi RMI ini.

Kondisi pendidikan pondok pesantren dewasa ini masihmenghadapi problematika yang nyata baik secara internalmaupun secara eksternal. Oleh karenanya pondok pesantrenharus dapat mengaktualisasi diri dalam memasuki eraglobalisasi, milinium ketiga ini, sebab itu perlu output yang

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 332: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

320

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

menjadi target pesantren tradisional untuk masa depan, yaitu:Pertama, Relegious skillful People, yang akan menjadi tenaga-tenaga trampil tetapi sekaligus mempunya iman yang teguhdan utuh, sehingga religius dalam sikap dan perilaku yangmengisi kebutuhan tenaga diberbagai sektor pembangunan.Kedua, religious Community Leader, yang akan menjadi penggerakdinamis dalam trasformasi sosial kultural dan sekaligusmenjadi gawang terhadap akses pembangunan dan mampumembawakan aspirasi masyarakat terutama golongan lemahserta melakukan pengendalian sosial (social control). Ketiga,Relegious Intellectual, yang mempunyai integritas kukuh sertacakap melakukan analisis ilmiah dan concern terhadap masalahsosial.

Untuk mewujudkan pondok pesantren sebagai lembaganon formal yang peka di tengah-tengah kemajuan teknologidan informasi, maka secara makro pondok pesantrendiharapkan dapan berperan aktif dan memberi kontribusi yangberbobot di dalam social engineering (rekayasa sosial) dantranformasi sosial kultural, maka pesantren harusmengadakan pembaharuan. Meskipun demikian ciri-ciri lamayang masih relevan harus masih tetap dipertahankan, yaituada tiga dimensi utama pesantren, yaitu, Pertama, dimensikultural dengan watak kemandirian, kebersamaan (gotongroyong). Kedua, dimensi edukatif yang dapat dilihat dari outputdan outcome-nya yang bisa diterima masyarakat, dan yangketiga, dimensi sosial, diharapkan pesantren sebagai pusatkegiatan belajar masyarakat (Community Learning Center) dandisisi lain masyarakat setempat dapat berfungsi sebagailaboratorium sosial di mana pesantren melakukan eksperimenpengembangan masyarakat.

Page 333: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

321

Kepekaan pondok pesantren terhadap perubahanmasyarakat pendukungnya harus dijaga baik-baik, sehinggaterjadi keselarasan antara pesantren dengan masyarakat,sebab eksistensi pondok pesantren tidak bisa lepas daripenghargaan dan dukungan masyarakat kepadanya. Pondokpesantren juga diharapkan tetap mampu menjaga identitasnya(kepribadiannya) sebagai wadah pendidikan Islam dan pusatkajian ilmu syari’ah, namun pondok pesantren diharapkanpula memiliki sikap keterbukaan, berwawasan lebih luas,kritis dan selektif, sehingga benar-benar menjadi lembagapendidikan yang mampu melakukan ‘pelestarian nilai-nilailama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebihbaik (al muhafadhatu ala al-qadim al-salih wa al-akhadzu bi al-jadid al-ashlah).

Manajemen di Lembaga Pendidikan Pesantren

Page 334: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

322

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

BAB XMANAJEMEN PERPUSTAKAAN

A. Konsep Dasar PerpustakaanPerpustakaan di era modern seperti sekarang ini bukan

lagi seperti penilaian mayoritas orang-orang masa lalu.Perpustakaan itu adalah tempat buku yang dijaga oleh petugasyang berkaca mata tebal, yang dengan setia menjaga bukudan memberikan peluang kepada siapa saja yang meminjambuku. Pustakawan di perpustakaan hanya ditemani buku-bukukumal dan ruang ber-”AC, Angin C(J)endela”. Setelah ribuantahun hidup dengan teknologi cetak, ratusan tahun denganteknologi analog, kelahiran dan perkembangan pesatteknologi digital menimbulkan revolusi mendasar dalamkehidupan manusia, khususnya bagi kalangan pustakawan.Artinya pustakawan sesungguhnya berperan besar dalammemberikan sumbangan dalam perkembangan peradaban.Tetapi perannya tidak terlihat oleh sebagian besar masyarakat.Masalahnya, ketika orang melihat perpustakaan, seolah-olahpustakawan terhalang oleh deretan koleksi yang semakin harisemakin menua dan semakin menjauhi unsur kekiniannya.

Konon, ketika menyebut kata perpustakaan atau library,pemikiran orang merujuk pada suatu medium peradabanmanusia, yaitu buku. Untuk waktu yang sangat lama, buku

Page 335: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

323

menjadi sumber daya pengetahuan yang utama, yangdihimpun oleh perpustakaan. Hal ini terjadi karena posisiperpustakaan dianggap hanya sebagai tempat penyimpanansaja, dan ternyata hingga abad modern anggapan yangdemikianpun masih belum bisa dihilangkan.

Fenomena semacam ini pernah diteliti oleh KornelizaPert tahun 2002 dengan mempertanyakan kepada sebagianwarga masyarakat Kroasia menyangkut profesi yangdiminatinya untuk dijadikan sebagai mata pencaharian.Ternyata hasil yang didapat, pustakawan berada di urutan ke6 (enam) dari tujuh profesi yang paling diminati setelahdokter, guru, konstruktor, ekonom, pengacara, dan yangkeenam adalah pustakawan (librarian), sedangkan yangterakhir ditempati system engineer atau programmer. Bahkanmenurut Hovart dalam Pert (2002), profesi pustakawan seringdianggap hanya sebagai batu loncatan atau alternatif pekerjaansebelum mendapatkan profesi yang sesungguhnya diinginkan.

Hal ini tentu memberikan gambaran bahwa anggapanpustakawan sebagai profesi yang “diminorkan” tidak hanyamelekat pada masyarakat Indonesia, tetapi juga di negara lain.Posisi pustakawan yang demikian ini seringkali diperparahdengan tidak adanya perhatian institusi terkait (pemerintah)terhadap gerak majunya perpustakaan. Maka menjadi tidakaneh ketika menengok pada kasus seperti ini, yang kemudiandisimpulkan menjadi bagian dari kendala bagi pustakawanuntuk loyal dan berfikir untuk kemajuan perpustakaantempatnya bekerja.

Sejalan dengan perkembangannya, beberapa tahunterakhir sejak dikeluarkannya UU Nomor 43 tahun 2007,perpustakaan seperti memperoleh angin segar, perpustakaanmulai mendapat mendapat perhatian dari pemerintah terkaitdengan eksistensinya maupun perkembangannya.Perpustakaan mulai diberikan ruang untuk melakukan

Manajemen Perpustakaan

Page 336: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

324

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

berbagai kegiatan, terutama untuk kepentingan pendidikan.Bahkan dikatakan bahwa setiap. lembaga pendidikan,diwajibkan untuk menyelenggarakan perpustakaan.

B. Perpustakaan Sebagai Sumber Daya InformasisPerpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi

menjadi tulang punggung gerak majunya suatu institusiterutama institusi pendidikan, dimana tuntutan untukadaptasi terhadap perkembangan informasi sangat tinggi. Halini dikarenakan pengguna (user) dominan dari kalanganakademisi yang kebutuhannya akan informasi begitu kuat,sehingga mau tidak mau perpustakaan harus pula berfikiruntuk berupaya mengembangkan diri guna memenuhikebutuhan penguna (user).

Perpustakaan seperti sebuah “permata” yang hilang dantelah ditemukan. Dulu, perpustakaan telah ada bahkandimana ada sekolah, di situ perpustakaan ada. Tetapiperpustakaan dulu hanya sebagai tempat buku saja, bahkanmungkin hanya sebagai pelengkap dunia pendidikan. Tradisidi sekita buku dan jurnal tercetak ini luar biasa tertanamdalam budaya masyarakat, yang membentuk sebuah “duniateks” yang melandasi semua upaya manusia memperluas ilmupengetahuannya. Beberapa dasawarsa terakhir ini dunia teksmendapat tantangan dari teknologi-teknologi baru. Sejalandengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,perpustakaan pun ternyata tidak luput dari perhatian peme-rintah yang selama ini me-nomorsekian-kan perpustakaan.Perpustakaan telah menemukan jati dirinya sebagai tempatperubahan (agen of change), tempat dimana berbagai informasidisimpan, dan tempat dimana embrio intelektual diciptakan.Betapa tidak, dulu perpustakaan yang dianggap sebagaitempat buku saja, kini berkembang menjadi pusat sumber

Page 337: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

325

daya informasi. artinya, perpustakaan tidak lagi sebagaipenyimpanan buku semata, melainkan menjadi tampatdimana pengguna (user) mampu menciptakan lagi sesuatuyang mampu dibaca dan digunakan orang lain.

C. Antara Perpustakaan, Lembaga Pendidikan danInformasiPerpustakaan menurut fungsinya, memposisikan diri

sebagai tempat yang menyediakan berbagai informasi, baikyang berkaitan dengan sosial,politik maupun ekonomi, daninformasi lainnya. Di Perguruan Tinggi, perpustakaan seringdiistilahkan sebagai “jantungnya perguruan tinggi”. Hal iniberarti perpustakaan memiliki peranan penting di duniapendidikan. Jika jantungnya lemah, tubuh lainnya juga akanmenjadi lemah. Ini artinya jika perpustakaan perpustakaanlemah, akan berpengaruh pula terhadap institusi tempatperpustakaan bernaung, sebaliknya jika jantungnya baik, makaakan membuat baik pula tubuhnya. Sehingga jika perpustaka-an baik, maka akan baik pula lembaga/institusinya. Pemisalanlain, perpustakaan dan lembaga pendidikan sekarang iniseperti dua sisi mata uang. Keduanya akan menjadi bernilaijika keduanya ada. Demikian pula dengan informasinya.Perpustakaan dengan informasi juga tidak boleh dipisahkan,sebab kekuatan perpustakaan ada pada informasi yangdisajikannya.

Hubungan kedua hal tersebut dapat dilihat pada baganberikut:

Manajemen Perpustakaan

Page 338: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

326

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa perpustakaanmemiliki kaitan dengan lembaga pendidikan, dimanahubungan itu secara kasat mata dapat dilihat dari pendekatankelembagaan. Sedangkan baik perpustakaan dan lembagapendidikan, keduanya memiliki tugas yang sama, yaitumenyebarkan informasi. Perbedaannya, lembaga pendidikanmemberikan informasi kepada para siswa melalui prosespembelajaran dengan informasi yang mengacu kepadakurikulumnya, sedangkan perpustakaan menyebarkaninformasi secara langsung kepada pemustaka tanpa terikatlangsung oleh kurikulum.

Namun demikian perpustakaan yang bernaung di bawahinstitusi pendidikan, bergerak maju mengikuti polaperkembangan kurikulum. Hal ini dapat dimaklumi karenaperpustakaan di sini berperan sebagai pendukung programlembaga induknya. Pergeseran paradigma lembaga pendidikanmenandakan gerak dinamisnya pendidikan itu sendirisekaligus sebagai jawaban dari konsekuensi logis sebagaiupaya beradaptasi dengan tuntutan jaman yang juga selaluberkembang. Agar pendidikan dapat menjalankan fungsinyadengan baik harus ada perubahan dan pembaruan paradigma.

D. Pengertian PerpustakaanPerpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia pustaka artinya kitab, buku(Depdikbud: 1980). Dalam bahasa Inggris dikenal denganlibrary. Istilah ini berasal dari kata librer atau libri, yang artinyabuku (Sulistyo Basuki: 1991, 3). Dari kata latin tersebutterbentuklah istilah librarius, tentang buku. Dalam bahasaasing lainnya perpustakaan disebut bibliotheca (Belanda), yangjuga berasal dari bahasa Yunani biblia yang artinya tentangbuku, kitab.

Page 339: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

327

Dengan demikian, batasan istilah perpustakaan adalahsebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itusendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitanlainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentuuntuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual (SulistyoBasuki: 1991, 3). Atau, suatu unit kerja yang substansinyamerupakan sumber informasi yang setiap saat dapatdigunakan oleh pengguna jasa layannya. Selain buku, didalamnya juga terdapat bahan cetak lainnya seperti majalah,laporan, pamflet, prosiding, manuskrip atau naskah, lembaranmusik, dan berbagai karya media audiovisual seperti film,slide, kaset, piringan hitam, serta bentuk mikro sepertimikrofilm, mikrofis, dan mikroburam (micro-opaque).

Definisi ini mengisyaratkan bahwa perpustakaanmemiliki spesifikasi tersendiri mengenai fungsi dan peranan-nya. Ini dapat dilihat dari pengertiannya yang memilikibeberapa poin penting yang perlu digarisbawahi, yaitu:

Perpustakaan sebagai suatu unit kerjaPerpustakaan sebagai tempat pengumpul, penyimpan, danpemelihara berbagai koleksi bahan pustakaBahan pustaka itu dikelola dan diatur secara sistematisdengan cara tertentuBahan pustaka digunakan oleh pengguna secara kontinuPerpustakaan sebagai sumber informasiSepanjang sejarah manusia, perpustakaan bertindak

selaku penyimpan khazanah hasil pemikiran manusia. Hasilitu kemudian dituangkan dalam bentuk cetak, noncetakataupun dalam bentuk elektronik (digital). Hasil pemikiranmanusia yang dicetak dalam bentuk buku dalam arti luasmencakup bentuk cetak atau grafis, bentuk noncetak yangmencakup hasil rekayasa teknologi dalam bentuk elektronikatau digital, ini sering diasosiasikan dengan kegiatan belajar.

Manajemen Perpustakaan

Page 340: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

328

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Yaitu sebagai alat bantu manusia dalam belajar. Karenaperpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sementara bukudekat dengan kegiatan belajar, maka perpustakaan pun sangatdekat dengan kegiatan belajar. Hanya saja, perpustakaanbukan tempat sekolah dalam arti formal.

Karena adanya kegiatan belajar yang berbeda jenjangnya,dari prasekolah hingga universitas, ditambah dengankepentingan membaca yang berbeda-beda, maka muncullahperpustakaan dengan berbagai bentuk dan jenisnya demimenyesuaikan kebutuhan penggunanya tersebut. Ada yangdisebut dengan perpustakaan umum untuk melayani masyarakatumum, dan perpustakaan khusus untuk melayani pengguna darikomunitas di mana perpustakaan itu didirikan.

Istilah lain yang berkaitan dengan pustaka adalahkepustakawanan, librarianship. Istilah ini menyangkutpenerapan pengetahuan (baca: ilmu perpustakaan) dalam halpengadaan, penggunaan serta pendayagunaan buku (baca:bahan pustaka) dalam arti luas, serta perluasan jasaperpustakaan.

Berikut ini beberapa tujuan kepustakawanan (SulistyoBasuki: 1991, 67), yaitu:1. Penyimpanan. Artinya, perpustakaan bertugas menyimpan

buku atau bahan pustaka yang diterimanya. Tujuan ininyata sekali pada perpustakaan nasional, yaituperpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang untukmenyimpan semua terbitan dari suatu negara.

2. Penelitian. Artinya, perpustakaan bertugas menyediakanbuku untuk keperluan penelitian. Penelitian ini mencakuparti luas karena dapat dimulai dari penelitian sederhanahingga penelitian yang rumit dan canggih. Untuk keperlu-an penelitian ini, perpustakaan bertugas menyediakan jasayang membantu keberhasilan sebuah penelitian, misalnya

Page 341: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

329

menyediakan daftar buku mengenai suatu subjek,menyusum daftar artikel majalah mengenai suatu masalah,membuat sari karangan artikel majalah maupun pustakalainnya, dan menyajikan laporan penelitian dalam bidangyang berkaitan.

3. Informasi. Artinya, perpustakaan menyediakan informasiyang diperlukan pengguna jasa layanan perpustakaan.Pemberian informasi ini dilakukan baik atas permintaanmaupun tidak diminta. Hal terakhir ini dilakukan bilaperpustakaan menganggap informasi yang tersedia sesuaidengan minat dan keperluan pengguna.

4. Pendidikan. Artinya, perpustakaan dalam arti umummerupakan tempat belajar publik seumur hidup, terutamabagi mereka yang tidak lagi ada di bangku sekolah. Sebab,jika mengandalkan perpustakaan suatu instansi tertentu,tentu penggunaannya terbatas. Misalnya perpustakaansekolah, hanya terbatas pada saat menjadi anggotakomunitas sekolah tersebut. Atau, perpustakaan khusus,yang hanya memberikan layanan perpustakaan kepadapengguna terkait dengan cakupan keanggotaan yangterbatas oleh ketentuan perpustakaan tersebut.

5. Kultural. Artinya, perpustakaan menyimpan khazanahbudaya bangsa atau masyarakat tempat perpustakaanberada dan juga meningkatkan nilai dan apresiasi budayamasyarakat sekitarnya melalui proses penyediaan bahanbacaan. Bacaan yang disediakan perpustakaan, terutamaperpustakaan umum, dapat berupa bacaan serius maupunbacaan ringan. Bacaan serius artinya bacaan yang bertujuanmenambah pengetahuan maupun membantu keperluanpembaca dalam pencarian informasi penting, dansejenisnya. Sedangkan bacaan ringan adalah bacaan yangsifatnya menghibur atau bacaan rekreasi.

Manajemen Perpustakaan

Page 342: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

330

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

E. Fungsi PerpustakaanPerkembangan jaman menuntut perubahan pola pikir

masyarakat agar mampu beradaptasi dengan baik pada situasidan kondisi yang ada. Demikian pula dengan paradigmaperpustakaan yang dituntut mampu mengikuti perkembanganIlmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Suwarno (2010)melihat paradigma perpustakaan juga sebagai fungsiperpustakaan era sekarang ini, sebagaimana beberapa halberikut:

Simpan saji karya, yaitu fungsi perpustakaan sebagaitempat menyimpan suatu karya, yang kemudian menyajikankarya tersebut sebagai informasi yang bisa diakses olehpemustakanya. Sebagaimana yang tertuang dalam UU No.43Tahun 2007 bahwa koleksi perpustakaan diseleksi, dilayankan,disimpan dan dikembangkan sesuai dgn kepentinganpemustaka.

Pusat Sumber Daya Informas (SDI), yaitu fungsiperpustakaan yang menggali dan mengelola informasi, yangdapat menjadi bahan bagi pemustaka untuk menghasilkankarya baru yang dapat diakses oleh pemustaka lainnya sebagaiinformasi yang baru. Sebagaimana yang tertuang dalam UUNo.43 Tahun 2007 bahwa koleksi perpustakaan diseleksi,dilayankan, disimpan dan dikembangkan sesuai dgnkepentingan pemustaka dengan memperhatikan perkem-bangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hal initerdapat dua pesan bagi pustakawan agar mengembangkansystem cari – kelola informasi, dan sekaligus cepat tanggapterhadap informasi baru.

Pusat sumber belajar, penelitian masyarakat, yaitu fungsiperpustakaan sebagai tempat belajar dan penelitian bagimasyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang cerdas danberpengetahuan luas. Pasal 2 UU No.43 Tahun 2007

Page 343: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

331

menyebutkan bahwa perpustakaan diselenggarakanberdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat. Dalam ayatlainpun dijelaskan bahwa perpustakaan bertujuanmemberikan layanan kepada pemustaka, serta memperluaswawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupanbangsa

Rekreasi dan Re-kreasi, yaitu fungsi perpustakaan sebagaitempat yang nyaman dan menyajikan informasi-informasiyang sifatnya menyenangkan, serta sebagai tempat yangmenghasilkan kreasi (karya) baru yang berpijak dari karya-karya orang lain yang telah dipublikasikan.

Mengembangkan kebudayaan, yaitu fungsi perpustakaansebagai tempat mengembangkan kebudayaan melaluiinformasi yang disajikan, serta penanaman nilai-nilai kepadamasyarakat melalui berbagai kegiatan-kegiatannya. Seperti:pemutaran film dokumenter, belajar menari, les bahasa, storytelling, dan lain-lain.

Berkaitan dengan nilai, dikembangkan pula sikappelayanan dengan semakin ditekankannya pustakawan untukmemahami karakter pemustaka. Tidak disangkal lagi bahwatrend centre dari pelayanan ini merujuk pada pelayanan Bank,dimana pelayanan terhadap nasabah yang berorientasikepuasan pelanggan sangat diperhatikan, sehingga dikenalslogan pelayanan 4 S, yaitu senyum, sapa, sopan dan santun.

Manajemen Perpustakaan

Page 344: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

332

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

BAB XIPENGELOLAAN BAHAN PUSTAKA

JENIS BUKU

A. Pengadaan Bahan PustakaPerpustakaan yang berfungsi sebagai pusat sumber daya

informasi, dituntut harus siap menyediakan koleksi bahanpustaka yang up to date bagi pemustakanya. Koleksiperpustakaan merupakan sumber informasi yang tidak hanyamewakili hasil karya manusia masa lampau dan masasekarang, namun juga masa yang akan datang. Artinya bahwakoleksi ini adalah koleksi yang selalu berkembang. SehinggaRangganathan mengatakan bahwa perpustakaan ini adalahthe growing organism, perpustakaan merupakan organismeyang tumbuh dan berkembang. Bila koleksi perpustakaandikembangkan tidak mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, maka lambat laun perpustakaanakan ditinggalkan penggunanya

Sebuah paradigma baru menyimpulkan, salah satukriteria penilaian layanan perpustakaan yang bagus adalahdilihat dari kualitas koleksinya. Koleksi yang dimaksud tentusaja mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkem-bangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaanterhadap media rekam informasi. Setiap kegiatan lain diperpustakaan akan bergantung pada pemilikan koleksi

Page 345: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

333

perpustakaan yang bersangkutan. Selanjutnya, bahan pustakadapat dikatakan bermanfaat bagi masyarakat apabila informasitersebut dapat didayagunakan masyarakat penggunanya, makainformasi tersebut dianggap memiliki nilai guna bagimasyarakat.

Agar pengadaan bahan pustaka benar-benar sesuaidengan kebutuhan informasi masyarakat, maka perpustakaanharus mampu:(1)mengkaji dan mengenali siapa masyarakat pemakainya dan

informasi apa yang diperlukan,(2)berusaha menyediakan layanan jasa yang diperlukan saat

itu, serta(3) mendorong pemakai untuk menggunakan fasilitas yang

disediakan oleh perpustakaan. Sehingga pengadaan koleksiyang akan dilakukan benar-benar mutakhir dan relevandengan kebutuhan informasi masyarakat tersebut.Adapun pengadaan bahan perpustakaan dapat dilakukan

dengan berbagai cara, diantaranya:(1) Pembelian, untuk meringankan biaya pembelian, kita bisa

melakukan pembelian di bursa buku-buku bekas ataumenelusuri pameran-pameran buku karena pameran bukubiasanya memberikan diskon besar-besaran, kesempatanseperti ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagipengelola perpustakaan.

(2)Tukar-menukar, kita bisa melakukan kerja sama denganperpustakaan yang lain dengan tukar-menukar koleksidengan cara peminjaman jangka panjang. Sehingga pemustaka bisa memanfaatkan koleksi dari perpustakaanyang lain.

(3)Hadiah, untuk mendapatkan buku secara cuma-cuma/hadiah, maka perpustakaan dan pustakawan harus proaktif bekerja sama dalam mencari unit kerja atau instansi

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 346: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

334

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

atau LSM mana yang dapat menghadiahkan buku-bukunyabagi keperluan perpustakaan. Pendekatan ini sangatdiperlukan, karena dengan adanya permohonan yang resmidari pejabat perpustakaan akan memudahkan prosespustakawan dalam memperoleh buku-buku yang diperlukan perpustakaan secara cuma-cuma.

(4) Sumbangan, perpustakaan dan pustakawan harus pro aktifmencari perpustakaan yang akan mengadakan penyiangankoleksi, sehingga bisa membuat permohonan buku-bukuhasil penyiangan tersebut bisa disumbangkan dandimanfaatkan oleh perpustakaan kita.

(5) kerjasama, kita bisa mendapatkan bahan pustaka denganmelakukan kerjasama, misalnya dengan penerbit danpenulis dengan mendapatkan harga buku-buku yangserendah-rendahnya dengan kualitas yang sama denganbuku yang bagus dan mahal.Cara-cara pengadaan bahan pustaka diatas dapat dilaku-

kan dengan catatan tetap memperhatikan kebutuhaninformasi masyarakat dengan cara memberikan bahan pustakayang uptodate, mutakhir dan relevan sesuai dengan kebu-tuhan pengguna perpustakaan. Walaupun cara-cara tersebutdiatas bertujuan untuk meminimalisir pembiayaan pengadaankoleksi, tapi tidak menutup kemungkinan dengan cara-caratersebut kita akan mendapatkan bahan pustaka yangberkualitas, bagus dan bermanfaat untuk masyarakat.

B. Pengolahan Bahan Pustakaa. Analisis subjek

Analisis subjek merupakan kegiatan awal pengolahandalam rangka menentukan subjek dari sebuah bahan pustaka.Analisis subjek merupakan hal yang sangat penting danmemerlukan kemampuan intelektual, karena di sinilah bahan

Page 347: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

335

pustaka ditentukan tempatnya dalam golongannya. Kekeli-ruan dalam menentukan subjek dapat menyesatkan pengguna(baca: pembaca buku). Jadi, setiap dokumen harus dianalisisisinya. Kegiatan yang demikian inilah yang dikatakan sebagai“analisis subjek”. Selanjutnya, subjek tersebut diterjemahkanke dalam kode tertentu berdasarkan suatu sistem, sehinggasetiap bahan pustaka akan mempunyai identitas subjektertentu pula. Kegiatan ini dinamakan dengan “deskripsiindeks”.

Untuk melakukan analisis subjek, penganalisis perlumengetahui prinsip-prinsip dasarnya. Prinsip-prinsip tersebutdibagi menjadi tiga bagian besar, yang kemudian diperincikembali dalam bagian-bagian yang lebih kecil, yakni sepertiyang dapat dilihat dalam bagan berikut.

Bagan 1Prinsip Dasar Analisis

Tiga bagian besar analisis subjek adalah pada disiplin ilmu,yaitu buku yang dianalisis harus masuk ke dalam disiplin ilmutertentu; objek bahasan atau fenomena, yaitu setelah ditemukan

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 348: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

336

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

disiplin ilmu tertentu buku tersebut harus jelas membahastentang suatu kajian atau fenomena tertentu dalam disiplinilmu tersebut; dan bentuk, yaitu setelah ditemukan bentukobjek kajian atau fenomenanya buku harus disajikan dalamsuatu bentuk tertentu.

a. Disiplin ilmuDisiplin ilmu adalah istilah yang digunakan untuk satu

bidang atau satu cabang keilmuan. Misalnya, Hukum,Kimia, atau sosiologi. Masing-masing adalah disiplin ilmuyang merupakan bidang atau cabang keilmuan.

Dalam analisis subjek, pertama kali yang harusditentukan adalah disiplin ilmu atau bidang ilmu pengeta-huan yang dicakup oleh bahan pustaka yang dianalisistersebut. Sebagai contoh, buku berjudul “PerkembanganKoperasi Sepuluh Tahun Terakhir”. Maka dapat ditentukanbahwa disiplin ilmu untuk buku ini adalah “ekonomi”.Kemudian dapat ditentukan pula objek pembahasannyayang juga sebagai fasetnya adalah “koperasi”. Dan padakonsep ketiga, yang harus ada adalah bentuk, maka bentukpenyajian buku ini adalah sejarah, mengingat unsur waktuatau perkembangan dari waktu ke waktu sangat dominan.

Disiplin ilmu dapat dibedakan atas dua kategori.Pertama, disiplin fundamental (fundamental disciplines).Disiplin fundamental merupakan bagian utama ilmupengetahuan. Dalam hal ini, para ahli berbeda pendapattentang ciri-cirinya, pengelompokan dan jumlahnya, tetapiterdapat kesepakatan umum mengenai eksistensi bidang-bidang pengetahuan dasar ini.

Kedua, subdisiplin. Subdisiplin merupakan bidangspesialisasi dalam suatu disiplin fundamental. Misalnya,dalam kelompok ilmu-ilmu alamiah, subdisiplin yang

Page 349: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

337

merupakan spesialisasi atau cabang antara lain ialah fisika,kimia, biologi, sosiologi, ekonomi, dan politik.

b. Objek pembahasan atau fenomenaObjek pembahasan atau fenomena ialah benda atau

wujud yang menjadi titik kajian dari suatu disiplin ilmu.Misalnya, dalam buku berjudul “pendidikan wanita”,pendidikan merupakan disiplin ilmu dan wanitamerupakan objek atau titik kajiannya dari disiplin ilmupendidikan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwaobjek kajian merupakan bagian dari disiplin ilmu, ataudengan kata lain fenomena atau objek kajian dapatditentukan setelah disiplin ilmu dalam suatu bahan pustakasudah ditentukan.

Fenomena yang sama dapat dikaji oleh disiplin ilmuyang berbeda, tetapi penentu golongan utama adalahdisiplin ilmu yang membawahi fenomena tersebut. Dengankata lain, fenomena berperan sebagai konsep subjek dalamanalisis subjek. Konsep subjek menunjukkan tema suatubahan pustaka.

Fenomena yang dikaji oleh berbagai disiplin ilmu dapatdibedakan atas dua kategori. Pertama, Objek Konkret.Misalnya gedung, meja, buku, dan lain-lain. Kedua, ObjekAbstrak. Misalnya moral, hukum, adab, dan lain-lain.

Fenomena dapat dikaji dari satu atau beberapa disiplinilmu. Fenomena yang dikaji tersebut dikelompokkanberdasarkan suatu ciri yang dimiliki bersama. Ciripembagian itu disebut dengan “faset”.

Suatu disiplin ilmu pengetahuan dapat ditinjaumenurut sejumlah faset. Misalnya, bidang sosial dapatditinjau antara lain menurut demografi, yang akandiperoleh: lingkungan, kependudukan, dan lain-lain. Atau,

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 350: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

338

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

jika ditinjau dari interaksi sosial akan diperoleh:komunikasi, psikologi sosial, dan lain-lain

Menurut Ranganathan, seorang ilmuwan danpustakawan dari India yang pernah menciptakan sistemklasifikasi yang disebut “Colon Classification”, untukmembantu para pengklasifikasi bahan pustaka dalammelakukan analisis subjek, suatu fenomena/faset dapatdianalisis dengan memberikan urutan faktor-faktornya,yang disingkat PMEST. Yaitu, (P) personality, (M) Matter,(E) Energy, (S) Space, dan (T) Time.

Sebagai contoh buku yang berjudul “Pendekatan dalamPenyusunan Organisasi Sekolah Tahun 2005 di Indone-sia”, urutannya dapat ditentukan sebagai berikut.

(P) Personality : Sekolah(M) Matter : Organisasi(E) Energy : Penyusunan(S) Space : Indonesia(T) Time : Tahun 2005

Secara lengkap susunan analisis subjek adalah:

DISIPLIN/PMEST/BENTUK

c. BentukPembahasan mengenai “bentuk” berbeda dengan

konsep subjek yang menunjukkan mengenai tema atau isisuatu bahan pustaka. Konsep bentuk lebih merujuk padabagaimana penyajian suatu kajian dari bahan pustaka itu.Dalam hal ini, dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk, yaitu:1) Bentuk Fisik, yaitu sarana yang digunakan dalam

menyajikan suatu subjek. Misalnya dalam bentuk buku,majalah, pita rekaman, mikrofilm, mikrofis, dan lain-lain. Bentuk fisik tidak memengaruhi isi dokumen

Page 351: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

339

bahan pustaka. Misalnya, subjek “agama” dapatdisajikan dalam berbagai bentuk, tapi isinya tetap pada“agama”. Majalah tentang agama, subjeknya adalahagama tapi bentuknya adalah majalah. Bentuk fisikdalam analisis subjek sering diabaikan. Padahal bentukfisik yang dicantumkan dalam analisis subjekmenunjukkan bahwa bahan pustaka itu mempunyaitempat khusus di perpustakaan.

2) Bentuk Penyajian, yaitu bentuk yang ditekankan padapengaturan atau organisasi isi dokumen bahan pustaka.Dalam hal ini dikenal tiga bentuk penyajian, yaitu:a) Penyajian yang menggunakan lambang-lambang,

seperti bahasa (dalam bahasa Indonesia, Inggris,Arab dan lain-lain), gambar, dan sebagainya.

b) Penyajian yang memperlihatkan tata susunan,bentuk, kumpulan, dan peragaan tertentu, misalnyaabjad, kronologis, sistematik, esei, pidato,bibliografi, dan sebagainya.

c) Penyajian untuk kelompok tertentu, misalnyaBahasa Inggris untuk pemula, Psikologi untuk iburumah tangga. Kedua dokumen bahan pustaka ituadalah mengenai bahasa Inggris dan Psikologi,bukan mengenai pemula atau ibu rumah tangga.

3) Bentuk Intelektual, yaitu aspek yang ditekankan padasuatu subjek. Misalnya buku yang berjudul “FilsafatHukum”, di sini yang menjadi subjeknya adalah“Hukum”, sementara “Filsafat” adalah bentukintelektual yang menjadi titik tekan dalam pembahasansubjek “Hukum” tersebut. Sehingga bentuk yang dapatdisajikan adalah bentuk intelektual.

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 352: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

340

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Dalam melakukan analisis subjek seseorang sangatdipengaruhi oleh subjektivitas dan latar belakangnya.Karena itu, hasilnya sering kali berbeda antara satu orangdengan yang lainnya, meskipun bahan pustaka yangdikajinya sama. Bahkan, kadang-kadang bahan pustakayang sama dianalisis orang yang sama dalam waktu yangberbeda dapat menghasilkan subjek yang berbeda.

Untuk mengurangi subjektivitas dalam melakukananalisis subjek dan agar dapat dilakukan secara taat asas,perlu dikenali jenis-jenis subjek yang terdapat dalam bahanpustaka yang akan dianalisis. Pada pokoknya terdapatempat jenis subjek yang memiliki kaidah, yaitu:

1) Subjek DasarSubjek dasar adalah subjek yang merupakan bidang

pengetahuan secara umum tanpa ada suatu fenomenatertentu. Contoh: “Pengantar Ilmu Pendidikan”. Subjekjudul tersebut dapat dirangkum dengan “Pendidikan”saja, tanpa fenomena. Contoh lain, “Dasar-Dasar IlmuSosial”. Subjek judulnya cukup “Sosial” saja, tidakdiikuti dengan fenomena lain.

2) Subjek SederhanaSubjek sederhana adalah subjek yang membahas

disiplin ilmu tertentu yang disertai dengan satu fasetaja. Atau dengan kata lain, subjek dasar yang disertaidengan satu fenomena.

Contoh: “Sekolah Dasar”, subjek ini dapat diuraimenjadi:Disiplin ilmu = PendidikanFenomena = Pendidikan Dasar

Contoh lain, buku tentang “Penyakit Menular”,dapat dirangkum menjadi:

Page 353: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

341

Disiplin ilmu = KedokteranFenomena = Penyakit Menular

3) Subjek MajemukSubjek majemuk adalah jika subjek dasar disertai

fokus-fokus yang berasal dari dua faset atau lebih. Atau,jika subjek dasar disertai lebih dari satu fenomena. Contoh,buku yang berjudul “Perguruan Tinggi di Indonesia”, dapatdirangkum menjadi:

Disiplin ilmu = PendidikanFenomena (Faset) 1 = Perguruan TinggiFenomena (Faset) 2 = Indonesia

4) Subjek KompleksSubjek kompleks adalah suatu bahan pustaka yang

memiliki dua atau lebih disiplin ilmu. Contoh, buku yangberjudul “Dasar-Dasar Pendidikan Ilmu Perpustakaan”,dapat dirangkum menjadi:Disiplin ilmu 1 = PendidikanDisiplin ilmu 2 = Perpustakaan

Dalam melakukan analisis subjek terhadap subjekkompleks ini harus dilakukan pemilihan secara taat asassubjek-subjek yang diutamakan atau yang perlu dihimpundi perpustakaan. Yang perlu diperhatikan adalah hubunganinteraksi atau hubungan fase antar subjek-subjek yang ada.Sebab dalam subjek kompleks ini terdapat empat hubunganfase-fase, yaitu:a) Fase Bias, yaitu jika suatu subjek digunakan untuk

kelompok tertentu. Dalam hal ini, yang diutamakanadalah subjek yang digunakan.

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 354: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

342

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Contoh : “Koperasi untuk SekolahDasar”

Rangkuman : EKONOMI/KOPERASI/PENDIDIKAN/SEKOLAHDASAR

Disiplin ilmu : EkonomiFenomena 1 : KoperasiFenomena 2 : Sekolah DasarRangkuman pilihan : EKONOMI/KOPERASI

b) Fase Pengaruh, yaitu jika terdapat subjek dasar yangmemengaruhi subjek dasar yang lain. Dalam hal ini,yang diutamakan adalah subjek yang dipengaruhi.Contoh : “Pengaruh Pendidikan di Desa”Disiplin Ilmu 1 : PendidikanDisiplin ilmu 2 : SosiologiFenomena : Desa (dari faset struktur

kemasyarakatan)Rangkuman : SOSIOLOGI/DESA

c) Fase Alat, yaitu jika subjek dasar digunakan sebagaialat untuk menjelaskan atau membahas subjek dasaryang lain. Dalam hal ini, yang diutamakan adalahsubjek yang dijelaskan atau yang dibahas.Contoh : “Penggunaan Statistik pada

Perkembangan Keluarga Berenca-na di Indonesia”

Disiplin ilmu 1 : StatistikDisiplin ilmu 2 : SosiologiFenomena 1 : KB (dari faset kependudukan)Fenomena 2 : Indonesia (dari faset tempat)

Page 355: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

343

d) Fase Perkembangan, yaitu jika dalam satu bahan pustakaterdapat dua subjek atau lebih yang berasal dari duadisiplin ilmu atau lebih. Hubungan fase dapat bersifatperbandingan baik secara jelas maupun samar. Dalamsubjek kadang-kadang hubungan antarsubjek tersebutsama sekali tidak terasa, sehingga hanya berupagabungan dua subjek atau lebih, atau gabungan daridua disiplin ilmu atau lebih.

Contoh : “Islam dan Ilmu Pengetahuan”Disiplin ilmu 1 : IslamDisiplin ilmu 2 : Ilmu PengetahuanRangkuman : ISLAM/ILMU PENGETAHUAN

Untuk memilih subjek-subjek yang diutamakan, adabeberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya:1) Subjek ditentukan pada tekanan pembahasan, atau

subjek yang dibahas lebih banyak.Contoh: “Matematika dan Biologi”Kedua subjek merupakan subjek dasar dari disiplinilmu yang berbeda. Untuk menentukan subjeknya,maka pengklasifikasi harus mengetahui subjek manayang dominan atau yang lebih banyak dibahas.

2) Subjek ditentukan pada subjek yang erat relevansinyadengan perpustakaan tempat pengklasifikasi bekerja.Contoh: “Pendidikan dan Kesehatan”Keduanya merupakan subjek dasar. Tapi karenaperpustakaan yang ditempati merupakan perpustakaanilmu keguruan atau pendidikan, maka subjek yangdimunculkan adalah pendidikan. Sedangkan subjekkesehatan merupakan subjek alternatif.

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 356: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

344

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

3) Subjek ditentukan pada subjek yang dibahas pertamadalam bahan pustaka tersebut. Hal ini dilakukan jikapembahasan subjek-subjek yang ada sama berat dantidak ada pertimbangan kepentingan perpustakaan.Contoh: “Statistik dan Pendidikan”Kedua subjek berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.Maka, jika pembahasan subjek tersebut sama berat dankepentingan perpustakaan terhadap subjek tersebutjuga sama, pilihan ditentukan pada Statistik, karenasubjek ini lebih awal dibahasnya dibanding denganpendidikan.

b. Penentuan notasiNotasi adalah symbol tertentu berupa angka atau yang

lainnya yang memiliki arti sama dengan subjek bahan pustaka.Seperti 000 merupakan notasi dari semua karya umum, 100merupakan notasi dari semua bahan pustaka yang bersubjekfilsafat, 200 tentang agama, dan seterusnya. Notasi ini akanbisa diketahui manakala mengenali subjek suatu bahanpustaka sudah dilakukan, sehingga memudahkan pula bagipustakawan/ pengelola perpustakaan dalam melakukanklasifikasi.

Dalam kehidupan sehari-hari sesungguhnya pekerjaanklasifikasi telah banyak dilakukan orang. Kalau kita di pasaratau di pusat perbelanjaan lain misalnya, kita dapat memer-hatikan bagaimana para pedagang memilah dan memisahkanbarang yang sejenis dan memiliki harga yang sama, jugamemilah dan memisahkan ukuran besar atau kecilnya, merekdan sebagainya. Perhatikan juga penjual buah yangmemisahkan buah yang sejenis semisal jeruk dipisahkan dariapel, dipisahkan pula dengan salak, semangka atau buah yanglainnya. Atau juga dalam rumah tangga, seorang ibumemisahkan antara piring, gelas, sendok di dalam rak, tidak

Page 357: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

345

disatukan dalam satu tempat, melainkan dikelompokkanmenurut jenisnya.

Ilustrasi kecil di atas bisa menjadi titik awal kitamemahami klasifikasi, yang dapat kita asumsikan sebagai carauntuk mempermudah dalam kegiatan pencariannya ketikabarang itu akan digunakan.

Di perpustakaan berbagai jenis bahan pustakadikumpulkan, baik melalui pembelian, hadiah ataupun tukar-menukar. Tujuannya ialah agar semua jenis bahan pustakaitu dapat didayagunakan semaksimal mungkin oleh pemakaiatau pengguna. Untuk itu, kegiatan klasifikasi menjadikebutuhan bagi perpustakaan.

Klasifikasi di perpustakaan juga dimaksudkan untukmemudahkan masyarakat pemakai dalam memilih danmendapatkan buku atau bahan pustaka yang diperlukan secaracepat dan tepat. Untuk setiap buku yang dimiliki perpustakaanharus melalui proses klasifikasi sebelum dilayankan kepadamasyarakat. Untuk melakukan proses klasifikasi diperpustakaan sudah ada cara-cara tertentu yang merupakanhasil kesepatakatan secara nasional maupun internasional.

Klasifikasia. Pengertian dan fungsi klasifikasi

Jika memerhatikan pengelompokan barang yangdilakukan para pedagang atau ibu rumah tangga pada ilustrasidi atas, kita dapat menyimpulkan bahwa klasifikasi adalahpengelompokan barang-barang atau objek berdasarkan tingkatpersamaannya. Dengan demikian, klasifikasi merupakankegiatan pemisahan benda-benda atau objek lain berdasarkantingkat perberbedaannya. Fungsi klasifikasi ini adalah untukmempermudahkan kita dalam penelusuran terhadap benda-benda yang ingin kita peroleh secara cepat dan cepat.

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 358: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

346

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Adapun benda-benda yang dapat kita klasifikasikan diperpustakaan adalah bahan pustaka yang merupakan koleksiperpustakaan. Bahan-bahan pustaka memiliki beberapa ciri,misalnya pengarang, bentuk fisik, subjek ukuran besar ataukecilnya, warna kulit atau sampulnya, dan lain-lain. Setiapdokumen dapat dikelompokkan pada setiap ciri tersebut.

Secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis, yaitu:a. Klasifikasi artifisial (artificial classification), yaitu klasifikasi

bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secarakebetulan ada pada bahan pustaka tersebut. Misalnya,bahan pustaka berdasarkan warna kulit buku: buku yangberwarna merah dikelompokkan dengan warna merah,warna kuning dengan warna kuning, dan sebagainya. Ataumungkin bahan pustaka yang dikelompokkan berdasarkantinggi bukunya: buku yang tingginya 20 cm dikelompokkandengan buku 20 cm, 25 cm dengan 25 cm, dan seterusnya.Pengelompokan semacam ini hanya baik untuk buku-bukutertentu saja, seperti skripsi suatu jurusan ditentukanwarna, sehingga pengelompokannya dominan berdasarkanwarna. Sementara untuk buku-buku umum, pengelom-pokan ini tidak efektif digunakan, apalagi pada saatperkembangan modern sekarang ini.

b. Klasifikasi fundamental (fundamental classification), yaituklasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi atau subjek buku,yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka sekali punkulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah.Klasifikasi kedua inilah yang paling sesuai digunakandalam era sekarang ini. Dengan ini dapat diperolehkeuntungan sebagai berikut.a. Buku-buku yang sama atau mirip isinya akan terletak

berdekatan

Page 359: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

347

b. Memudahkan dalam mengadakan perimbangan koleksiyang dimiliki

c. Memudahkan dalam mengadakan penelusuranterhadap bahan pustaka menurut subjek

d. Memudahkan dalam pembuatan bibliografi menurutpokok masalah.

Dari kedua jenis klasifikasi di atas, dapat diketahuikegunaan klasifikasi bagi perpustakaan, yaitu:b. Untuk menyusun buku-buku dalam penyimpanannya di

rak. Untuk kepentingan ini, buku diberi label yang berisitanda buku yang salah satu unsurnya adalah notasiklasifikasi.

c. Untuk menyusun katalog berdasarkan nomor klasifikasi(classified catalog).

b. Alat bantu klasifikasiDalam sistem klasifikasi ini Dewey membagi seluruh

bidang ilmu pengetahuan menjadi 9 bidang pengetahuan.Masing-masing bidang diberi simbol berupa angka Arab: 1—9. Karena dalam sistem klasifikasi DDC ini suatu notasisekurang-kurangnya terdiri atas 3 buah angka Arab, makadalam pembagian pertama ditambah 00 menjadi 100–900.Di samping itu, terdapat satu bidang yang bersifat umumyang diberi simbol 000, sehingga menjadi 10 bidang.Kesepuluh bidang ini merupakan pengelompokan pertamadalam sistem DDC, dan menjadi kelas utama (main classes),yaitu:000- Karya Umum100- Filsafat200- Agama300- Ilmu Sosial

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 360: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

348

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

400- Bahasa500- Ilmu Murni600- Ilmu Terapan700- Kesenian800- Kesusasteraan900- Sejarah dan Geografi

Setiap kelas utama dibagi lagi secara desimal menjadi 10divisi yang merupakan subordinasi dari kelas utama tersebut.Misalnya, kelas utama 300 (Ilmu Sosial) dibagi menjadi 10divisi sebagai berikut:300- Ilmu-Ilmu Sosial310- Statistik320- Politik330- Ekonomi340- Hukum350- Administrasi Umum360- Masalah Sosial dan Pelayanan Sosial370- Pendidikan380- Perdagangan, Komunikasi, dan Transportasi390- Adat Istiadat, Cerita Rakyat

Selanjutnya, divisi dapat dibagi ke dalam seksi-seksisecara desimal. Misalnya, divisi 370 (Pendidikan) dibagimenjadi 10 seksi sebagai berikut:370- Pendidikan371- Faktor-faktor Pendidikan372- Pendidikan Dasar373- Pendidikan Menengah374- Pendidikan Dewasa

Page 361: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

349

375- Kurikulum376- Pendidikan Wanita377- Sekolah dan Agama378- Pendidikan Tinggi379- Pendidikan dan Negara

Setiap seksi dapat dibagi lagi menjadi 10 subseksi yangmerupakan subordinasi dari seksi. Misalnya, untuk kelas 371(Faktor-faktor Pendidikan) dibadi menjadi 10 subseksi sebagaiberikut:371 - Faktor-faktor Pendidikan371.1 - Mengajar dan Pengajar371.2 - Administrasi Pendidikan371.3 - Metode Belajar dan Mengajar371.4 - Bimbingan dan Penyuluhan371.5 - Disiplin Sekolah371.6 - Sarana Fisik Sekolah371.7 - Kesehatan dan Keselamatan Sekolah371.8 - Peserta Didik (Siswa)371.9 - Pendidikan Khusus

Perlu diingat, jika dalam sistem DDC notasinya melebihi3 angka, penulisan notasi angkanya menggunakan tanda titik(.) setelah angka ketiga seperti 371.1, 371.2, 371.3 dansebagainya.

Masing-masing subseksi dapat dibagi lagi menjadi 10bagian yang lebih kecil. Demikian seterusnya hingga semakinspesifik suatu subjek akan mendapat notasi yang lebih panjangsesuai hierarki atau tingkat pembagiannya. Notasi-notasi yangtelah dikembangkan untuk seluruh bidang pengetahuan telah

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 362: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

350

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

terdaftar dalam bagan DDC dan merupakan notasi-notasidasar yang siap digunakan (enumerated).

Di samping menyediakan notasi-notasi yang siap pakaitadi, DDC juga memberi kemungkinan untuk membentuknotasi dengan menggunakan notasi dasar ditambah dengannotasi tambahan yang tersedia dalam DDC sebagaikelengkapan bagan.

Sering suatu subjek dari hasil analisis subjek tidak cukupdicerminkan dengan notasi dasar yang siap pakai inisebagaimana telah tersedia dalam bagan klasifikasi. Karenanyaperlu pembentukan notasi sesuai dengan sistem klasifikasiDDC. Misalnya, jika suatu subjek mengandung aspek bentuk,apakah bentuk penyajian, bentuk fisik atau intelektual, aspekbentuk tersebut sedapat mungkin harus diwujudkan dalamnotasi.

Dalam sistem klasifikasi DDC, pembentukan notasi dapatdilakukan dengan fasilitas notasi-notasi tambahansebagaimana yang tercantum dalam tabel-tabel tambahan atausesuai dengan petunjuk yang terdapat dalam notasi dasar,yaitu:- Tabel 1 Notasi Subdivisi Standar (Standar Subdivision)- Tabel 2 Notasi Wilayah (Area Table)- Tabel 3 Notasi Bentuk Sastra- Tabel 4 Notasi Bentuk Bahasa- Tabel 5 Notasi Ras, Etnis dan Kebangsaan- Tabel 6 Notasi Bahasa-bahasa sesuai petunjuk yang

terdapat dalam bagan DDC.Pada DDC Edisi XXII, tabel 7 (kelompok orang)

ditiadakan dan penggunaannya diintegrasikan dengan tabel1. Cara menggabungkan notasi-notasi tambahan pada notasidasar dari bagan klasifikasi adalah sebagai berikut:

Page 363: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

351

1. Tabel 1 Notasi Subdivisi StandarNotasi bentuk ini diambil dari notasi tambahan

Subdivisi Standar yang secara ringkas meliputi bentuksebagai berikut:-01 : Filosofi-02 : Bunga Rampai-022 : Manual, Pedoman, Petunjuk-03 : Kamus, Ensiklopedi-04 : Kekhususan-05 : Majalah-06 : Organisasi-07 : Belajar Mengajar-072 : Hasil Penelitian-08 : Kumpulan-09 : Sejarah

Dalam sistem klasifikasi DDC terdapat 5 cara untukpenggunaan Subdivisi Standar ini.

a. Tidak terdapat petunjuk (instruksi)Adakalanya pada suatu notasi terdapat petunjuk

untuk menambahkan notasi Subdivisi Standar, tapikebanyakan notasi tidak disertai petunjuk penggu-naannya.1) Notasi Dasar dengan angka terakhir 0

Jika suatu notasi terakhir dengan angka 0, sebelumditambahi notasi Subdivisi Standar (SS), terlebihdahulu angka 0 pada notasi dasar dibuangkemudian ditambah notasi Subdivisi Standar yangdiperlukan. Contoh:

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 364: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

352

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

720 - Arsiktektur-03 - Kamus (notasi S S)72 + 03 = 720.3 - Kamus Arsitektur

2) Notasi Dasar tanpa angka akhir 0Notasi Dasar yang tanpa angka akhir 0, cukupdigabung dengan notasi Subdivisi Standar (SS) yangdiperlukan. Contoh:334 - Koperasi-05 - Majalah (notasi SS)334 + 05 = 334.05 - Majalah Koperasi

b. Ada petunjuk penggunaan notasi SubdivisiStandar

1) Terdaftar di dalam baganAdakalanya dalam bagan terdapat Notasi Dasaryang telah tergabung dengan Notasi SubdivisiStandar. Dalam hal ini tidak perlu lagi melakukanpenggabungan notasi. Gunakan saja notasi yangtelah terdaftar dalam bagan. Contoh:101 - Teori Filsafat109 - Sejarah Filsafat

2) Terdaftar sebagian dalam baganJika sebagian Notasi Dasar telah terdaftar disertainotasi Subdivisi Standar, gunakan seperti pola yangtelah terdaftar apa adanya. Contoh:551.1 - Geologi, Metereologi, Hidrologi551.2 - Struktur dan Sifat-sifat Bumi

3) Jika terdapat petunjuk, sedangkan belum adacontoh yang terdaftar, ikuti sesuai petunjuk.

Page 365: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

353

2. Tabel 2 Notasi Wilayah (Area Table)Tabel Notasi Wilayah secara ringkas adalah sebagai

berikut:-4 Eropa-42 Inggris/ Britania Raya-43 Jerman dan sekitarnya-44 Perancis dan Monaco-45 Italia-46 Jazirah Liberia, Spanyol dan Portugal-47 Eropa Timur dan Rusia-48 Scandinavia-49 Bagian Eropa lainnya-5 Asia-51 Cina dan wilayah sekitarnya-52 Jepang dan wilayah sekitarnya-53 Jazirah Arab dan wilayah sekitarnya-54 Asia Selatan dan India-55 Iran-56 Timur Tengah-57 Siberia-58 Asia Tengah Afganistan-59 Asia Tenggara-591 Burma-593 Thailand-594 Laos-595 Malaysia, Brunai, Singapore-596 Kamboja-597 Vietnam

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 366: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

354

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

-598 Indonesia-599 Philipina-6 Afrika-61 Afrika Utara, Tunisia, Libya-62 Mesir dan Sudan-64 Afrika Barat-7 Amerika Utara-71 Canada-72 Amerika Tengah dan MexicoGuatemala, Honduras, El Salvador, Nikaragua,Kostarika, Kuba, Jamaika, Poerto Rico, Haiti-73 Amerika Serikat-8 Amerika Selatan-9 Bagian dunia yang lain-94 Australia-95 Papua Nugini-96 Polinesia, Mikronesia, Hawaii(selengkapnya, lihat pada tabel 2 DDC)

Kadang-kadang suatu subjek mempunyai aspekgeografis yang perlu dinyatakan dalam notasi. Seperti,“Angkatan Laut Indonesia” dalam notasi perlu dinyatakanselain Notasi Dasarnya (Angkatan Laut) juga notasiwilayah “Indonesia”. Untuk keperluan wilayah ini, DDCmempunyai tabel wilayah (tabel 2) yang mendaftar notasi-notasi wilayah di seluruh dunia.

Notasi wilayah (NW) seperti halnya notasi SubdivisiStandar (SS) dalam penggunaannya tidak pernah berdirisendiri, melainkan ditambahkan pada Notasi Dasar (ND)dengan cara tertentu sebagai berikut:

Page 367: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

355

a. Ada petunjuk penggunaanAdakalanya suatu notasi disertai petunjuk penggunaanNW yang berbunyi “Add area notations from table 2 tobase number…” tambahkan notasi wilayah dari tabel 2pada Angka Dasar, kadang-kadang didahului “Geo-graphical Treatment”, dan sebagainya. Seperti:

334, 335, 346

Tambahkan notasi wilayah 3-9 dari tabel 2 pada AngkaDasar.Dalam hal ini, penambahan ND dengan NW dilakukandengan mengikuti petunjuk sepenuhnya. Seperti:Hukum Pidana di Indonesia 345+598 = 345.598

b. Tidak terdapat petunjuk penggunaan NWJika tidak dijumpai petunjuk penggunaan NW,penambahan NW pada ND dilakukan sebagai berikut:1. Terlebih dahulu ND ditambah dengan -09 dari SS2. NW ditambahkan pada ND + 09

Contoh, “Angkatan Laut Indonesia”359 - Angkatan laut-09 - Notasi SS-598 - NW Indonesia359.095 98 - Angkatan Laut Indonesia

c. Menentukan notasi geografi wilayahNotasi geografi suatu wilayah dapat ditentukan denganmenggunakan NW dari tabel 2 DDC dengan carasebagai berikut:

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 368: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

356

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

1. Tentukan ND 9102. Buang angka terakhir 03. Tambahkan NW yang bersangkutan

Contoh: Geografi Jepang910 - Geografi-52 - NW Jepang dari tabel 2 DDC91 + 52 = 915.2 - Geografi Jepang

d. Menentukan notasi sejarah dengan NWSubjek sejarah yang dikaitkan dengan wilayah, dalamDDC mendapat notasi 930–999, sementara geografikewilayahan memperoleh notasi 913–919. Jikadikaitkan dengan tabel 2 (NW), terdapat mekanismeyang hampir sama, yaitu ND ditambah dengan NW.Bedanya, dalam pembentukan notasi sejarah suatuwilayah digunakan ND 9(00), sedangkan padapembentukan notasi geografi suatu wilayah, ND-nyaadalah 91(0).Bandingkan notasi-notasi di bawah ini:

-52, -598, dan -42, masing-masing adalah NW untukJepang, Indonesia dan Inggris. Pembentukan notasitersebut perlu dilakukan apabila dalam bagan belumterdapat notasi geografi maupun sejarah dari suatuwilayah yang bersangkutan.

Page 369: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

357

3. Tabel 3 Notasi Bentuk Sastra (NBS)Dalam notasi 800 (Sastra) dikenal notasi-notasi

bentuk penyajian sastra (Subdivision of Individual Literatures),yaitu:- 1 Puisi-2 Drama-3 Fiksi-4 Esai-5 Pidato-6 Surat-menyurat-7 Satire dan Humor-8 Bunga Rampai

Notasi Bentuk Sastra (NBS) dalam DDC terdapatdalam tabel 3. Penggunaannya hanya dapat ditambahkanpada ND sastra bahasa yang bersangkutan apabila dalambagan belum terdapat notasi bentuk sastra dari bahasa yangbersangkutan. Mekanisme pembentukannya adalah:Notasi Dasar Sastra (NDS) tanpa angka terakhir 0 + NBS.Seperti:

Drama Belanda = Sastra Belanda + NBSDrama = 839.31 + -2 = 839.312Novel Belanda = 839.31 + -3 = 839.313

4. Tabel 4 Notasi Subdivisi Bahasa (NSB)Dalam kelas 4000 (bahasa) terdapat notasi-notasi yang

disertai notasi-notasi Subdivisi Bahasa (NSB). Secara de-tail Subdivisi Bahasa sebagaimana yang tercantum dalamtabel 4 yaitu:-1 Kode Bahasa Lisan dan Tulis-2 Etimologi

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 370: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

358

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

-3 Kamus-5 Tata Bahasa-6 Prosodi-7 Bahasa Tidak Baku-8 Bahasa Baku-9 Lain-lain

NSB hanya dapat ditambahkan pada ND yang terterapada bagan DDC yang belum disertai notasi bentuk bahasa.Mekanisme penambahannya adalah dengan cara menam-bahkan NSB pada ND tanpa angka terakhir 0. Contoh:Tata Bahasa Belanda = ND Belanda + NSB439.31 + -5 = 439.315Kamus Bahasa Belanda = 439.31 + -3 = 439.313

Dengan NSB dapat dibentuk kamus Dwibahasa danKamus Poliglot, yang caranya sebagai berikut:a. Kamus Dwibahasa : Kamus Inggris – Perancis

ND Bahasa (4) + Notasi Bahasa I + NSB + NotasiBahasa II4 + 2 (Inggris) + -3 + 4 (Perancis) = 423.4

b. Kamus Poligot: Kamus Inggris-Perancis-BelandaND Bahasa 41(0) + NSB Kamus =41 + -3 = 413

5. Tabel 5 Notasi Ras, Bangsa dan Kelompok Etnik(NRE)Garis besar notasi ras, bangsa dan kelompok etnis

adalah sebagai berikut:-1 Ras/etnik Amerika Utara-2 Anglo Saxon, Inggris

Page 371: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

359

-3 Nordies-4 Latin Modern-5 Rumania-6 Spanyol, Portugis-7 Italia-8 Yunani-9 Kelompok lain

(untuk lebih lengkap rinciannya dapat dilihat padatabel 5 DDC)

Adapun cara pembentukan notasinya sebagai berikut:a. Terdapat petunjuk

Jika terdapat petunjuk atau instruksi pada ND, ikutisaja sesuai dengan petunjuk.Contoh: Subjek Ethnopsychology of CandiansPada ND 155.84 Ethnopsychology, terdapat petunjuksebagai berikut: Add racial, ethnic, national groups 01 –99 from table 5 to base number 155.84. (Tambahkan ras,etnik, kelompok kebangsaan 01 – 99 dari tabel 5 padangka dasar 155.84).Jadi, hasilnya 155.84 + -11 (ethnic Canada) = 155.8411

b. Tidak terdapat petunjukJika tidak terdapat petunjuk pada ND, notasinya dapatdibentuk sebagai berikut: ND + 089 (SS) + NREContoh:Untuk subjek Ceramic Arts of Bengalis783 ND Ceramic Arts-089 SS untuk Ras (dari tabel 1)

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 372: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

360

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

-914 4 Ras Bengalis (dari tabel 5)hasilnya = 738.089 914 4 Subjek Ceramic Arts ofBengalis

6. Tabel 6 Notasi Bahasa-Bahasa (NBB)Garis besar Notasi Bahasa-bahasa individual adalah:

-1 Bahasa Indonesia-2 Bahasa Inggris-3 Bahasa Jerman-4 Bahasa Perancis-5 Bahasa Italia-6 Bahasa Spanyol-7 Bahasa Latin-8 Bahasa Yunani-9 Bahasa-bahasa lain-91 Bahasa Sanskerta-92 Bahasa Ibrani-927 Bahasa Arab-951 Bahasa Cina-952 Bahasa Jepang

(untuk lebih lengkap lihat pada tabel 6 DDC)

Cara pembentukan notasinya:a. Terdapat petunjuk

Jika terdapat petunjuk atau instruksi pada ND, ikutisaja sesuai dengan petunjuk.Contoh:Subjek Alquran dengan Terjemah dalam bahasa Inggris

Page 373: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

361

2X1.2 Notasi untuk Alquran dan Terjemah. Adapetunjuk: Tambahkan notasi bahasa dari tabel 6 DDC padanotasi 2X1.2-2 adalah notasi bahasa untuk bahasa InggrisJadi, subjek di atas memiliki notasi 2X2.22

b. Tidak terdapat petunjukJika tidak terdapat petunjuk pada ND, notasinya dapatdibentuk sebagai berikut: ND + -0175(SS) + NBBContoh:Untuk subjek Kitab Injil dalam bahasa Jerman220 Kitab Injil-0175 Notasi SS aspek bahasa (dari tabel 1)-3 Notasi NBB untuk bahasa JermanJadi, hasilnya = 220.175 3 Kitab Injil dalam bahasaJerman

7. Pembentukan Notasi dengan Petunjuk untukMembagi Lebih LanjutSelain dengan notasi tambahan yang tercantum dalam

tabel 1 (Subdivisi Standar = SS), tabel 2 (Notasi Wilayah= NW), tabel 3 (Notasi Bentuk Sastra = NBS, tabel 4(Notasi Bentuk Bahasa = NBB), tabel 5 (Notasi SubdivisiBahasa = NSB), tabel 5 (Notasi Ras, Bangsa, dan KelompokEtnis = NRE), dan tabel 6 (Notasi Bahasa-Bahasa = NBB),pembentukan notasi juga dapat dilakukan sesuai petunjukapabila pada ND terdapat petunjuk lain untukmengembangkan/membentuk notasi.a. Jika pada ND terdapat petunjuk untuk membagi ND

tersebut seperti perincian pada ND yang lain, ikutiuntuk memerinci sesuai petunjuk.

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 374: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

362

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

373.1 Generalities of Secondary EducationAdd to base number 373.1 the numbers following 373in 373.1 - 373.8373.112 Professional Qualifications of Teachers in Sec-ondary Education.

b. Jika pada ND terdapat petunjuk untuk menambah NDdengan ND yang lain, ikuti pembentukan notasinyasesuai petunjuk.028.27 Acquisition of Materials, ada petunjuk sebagaiberikut:Add 001-999 to base number 028.27300 Social Sciences028.273 Acquisition Material in Social Sciences

b. Jika pada ND terdapat petunjuk untuk menambah NDdengan NW dan angka sebagian dari ND yang lain,ikuti pembentukan notasinya sesuai petunjuk.345 Criminal Law345.3–345.9 Special Jurisdiction and Areas, adapetunjuk sebagai berikut:Add Areas Notation 3 – 9 to base number 345, then tothe result add the numbers following 345 in 345.01 –345.087345.06 Evidence-094 NW untuk Australia345.940 Law of Evidence in Australia

Untuk melakukan klasifikasi dengan menggunakanDDC, maka lebih lengkapnya dapat menggunakan alatbantu buku bagan klasifikasi persepuluhan Dewey.

Page 375: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

363

Deskripsi BibliografiIstilah bibliografi berasal dari kata Yunani “biblion” yang

artinya buku dan “graphein” yang artinya menulis (SulistyoBasuki: 1991, 421). Jadi, secara etimologis, bibliografi berartipenulisan buku. Pengertian yang dimaksud dalam operasionalperpustakaan adalah teknik sistematik untuk membuat daftardeskriptif cantuman tertulis atau yang diterbitkan. Maka,bibliografi merupakan daftar yang dihasilkan dari kegiatantersebut.

Dengan demikian, bibliografi merupakan daftar bahanpustaka yang lengkap, dengan tidak memberikan komentarkritis (Sulistyo Basuki: 1991, 421). Tapi, dalam kondisisesungguhnya tidak ada bibliografi yang lengkap sesuaidengan definisi tersebut. Ketidaklengkapan ini terjadi karenapertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam arti sempit,daftar bacaan sebenarnya tidak memenuhi persyaratan definisibibliografi namun dalam praktiknya daftar bacaan tetapdianggap sebagai bibliografi.

a. Konsep Pengawasan BibliografiPengawasan bibliografi ialah usaha pengembangan dan

pemeliharaan suatu sistem pencatatan bagi semua bentukbahan, baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan,yang berbentuk bahan tercetak, bahan audiovisual dan bentukyang lainnya, yang menambah khazanah pengetahuan daninformasi. Pengawasan diperlukan agar informasi rekam dapatdimanfaatkan seoptimal mungkin. Kemajuan segala bidang,budaya, sains dan teknologi, ilmu sosial, humaniora maupunsemua aspek kehidupan sehari-hari, sangat bergantung dariadanya sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang dikeloladengan baik sehingga dapat dengan mudah dan cepat diaksessaat diperlukan.

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 376: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

364

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Kesadaran bahwa pengawasan bibliografi yangmenyeluruh sangat perlu, bukanlah hal yang baru. Sejak akhirabad ke-19 sudah ada upaya untuk merealisasikan gagasanpengawasan bibliografi tersebut. Paul Otlet dan Henri LaFontaine merintis adanya gerakan pengawasan ini. Merekamengharapkan pengawasan bibliografi ini tidak terbatas padabuku saja, melainkan juga mencakup akses ke bagian daribuku, artikel dalam jurnal, laporan penelitian, brosur, paten,terbitan pemerintah, dokumen kearsipan, foto, dan suratkabat.

Mereka memprakarsai suatu konferensi yang diadakandi Brussels pada tahun 1982 untuk membahas bibliografiuniversal ini. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalahdengan didirikannya Institus International de Bibliographie (IIB)yang bertugas menyusun bibliografi universal. Untuk itu, stafIIB mengumpulkan dan menelusuri sebanyak mungkinbibliografi, katalog perpustakaan, katalog penerbit, dan tokobuku, serta daftar-daftar lain, untuk mengidentifikasi terbitan-terbitan di seluruh dunia. Hingga tahun 1929, hampir 60 jutaentri disalin pada kartu dengan tulisan tangan lalu disusunmenurut subjek. Pada awalnya, untuk penyusunan itudigunakan sistem Dewey Decimal Classification. Kemudian Uni-versal Decimal Classification dibuat khusus untuk menyusunbibliografi universal tersebut. (Irma U Aditirto: 1).

Sampai tahun empat puluhan pelaksanaan pengawasanbibliografi masih bertolak dari pendekatan sentralisasi.Unesco, misalnya, dalam program pengawasan bibliografinyamerencanakan pembentukan suatu pusat bibliografi yang akanmenangani koordinasi semua kegiatan perpustakaan danbadan bibliografi seluruh dunia dan menerbitkan berbagaisarana bibliografi, seperti katalog induk dan bibliografi.Namun, tidak lama kemudian fokus berubah, karena mulai

Page 377: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

365

timbul kesadaran bahwa keterlibatan badan-badan atau pusat-pusat nasional sangat perlu.

Tahun 1958 diadakan pertemuan Symposium of NationalLibraries in Europe, bertempat di Wina Austria, danmenghasilkan peran perpustakaan nasional dan tanggungjawabnya dalam pengembangan pengawasan bibliografinasional, yaitu:1. Perpustakaan Nasional bertanggung jawab atas pengadaan

dan pelestarian seluruh hasil produk tercetak di negaranya.2. Perpustakaan Nasional harus mengoordinasikan usaha-

usaha untuk mendapatkan bahan luar negeri yang pentingbagi negaranya.

3. Perpustakaan Nasional harus menggalakkan penggunaanperaturan standar untuk penyusunan katalog.

4. Perpustakaan Nasional bertanggung jawab atas jasa danlayanan bibliografi negaranya.

5. Perpustakaan Nasional harus menyusun bibliografinasional yang up to date.Tahun 1961 suatu konferensi internasional diadakan di

Paris, yaitu International Conference on Cataloging Principle(ICCP) yang membahas prinsip-prinsip penentuan entri dantajuk untuk katalog pengarang dan judul. Hasil konferensiini dikenal dengan Paris Principles, yang mencakup beberapaprinsip, antara lain:- Fungsi katalog - Kepengarangan tunggal- Struktur katalog - Kepengarangan ganda- Jenis-jenis entri - Kata utama- Fungsi dari jenis entri - Entri pada badan korporasi- Pemilihan tajuk

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 378: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

366

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Sebagai pedoman pengatalogan internasionalperpustakaan tahun 1967, disusunlah buku Anglo AmericanCataloging Rules (AACR) yang merupakan follow up dari ParisPrinciples setelah banyak melalui proses. Dan, edisi keduanyadicetak tahun 1978, lalu beberapa tahun kemudian munculedisi revisinya yaitu tahun 1988, 1998, dan terakhir tahun2002.

b. Garis Besar Susunan DeskripsiDeskripsi bibliogafi disusun atas 8 (delapan) daerah

pokok. Yaitu:1. Daerah judul dan pengarang

- Judul sebenarnya/asli- Judul sejajar, judul lain, atau anak judul- Pernyataan pengarang

2. Daerah edisi- Pernyataan edisi- Pernyataan pengarang sehubungan dengan edisi

3. Daerah data khusus4. Daerah impresum/imprint

- Tempat terbit- Nama penerbit- Tahun terbit

5. Daerah kolasi- Jumlah halaman- Pernyataan ilustrasi- Ukuran buku

6. Daerah seri monograf- Pernyataan seri- Pernyataan anak seri

Page 379: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

367

- Pernyataan nomor seri- Seri disertasi- Standar internasional nomor terbitan berseri

7. Daerah catatan/anotasi8. Daerah ISBN

- Standar internasional nomor buku

Delapan daerah di atas adalah uraian atau deskripsi darisuatu bahan pustaka monograf yang diperinci dalam suatukatalog. Dengan asumsi, deskripsi ini merupakan suatuinformasi yang setiap saat bisa digunakan oleh penggunauntuk mencari atau mengetahui informasi suatu bahanpustaka, khususnya monograf.

Contoh:Pada suatu ketika, perpustakaan menerima buku yang ditulis

oleh Wiji Suwarno yang berjudul “Perpustakaan dan Buku”.Buku itu dicetak pertama kali dan terbit tahun 2009 di Jakartaoleh penerbit Sagung Seto. Ketebalannya kurang lebih 170halaman, dengan panjang (tinggi) 21 cm. nampaknya bukuitu sudah terdaftar di Perpustakaan Nasional RI karena sudahada nomor standarnya 978-9793-288-643. Subjek buku ituadalah kecerdasan dan bakat. Buku ini perlu tentunya perludiolah sedemikian rupa, sehingga ketika nanti pemustakaingin menggunakan, dia akan mudah mencarinya diantararibuan buku yang dimiliki perpustakaan. Bagaimanamenentukan deskripsi bibliografinya?

Jawab:Perhatikan tetap pada 8 (delapan) daerah bibliografi.

Kemudian masing-masing daerah bibliografi tersebut diisidengan informasi yang ada pada buku. Jika tidak ada

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 380: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

368

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

informasinya, maka daerah tersebut tidak perlu diisi, tetapisusunan urutan daerah lainnya tidak boleh diacak.1. Judul dan penanggung jawab : Perpustakaan dan Buku /

Wiji Suwarno2. Daerah Edisi : cet.13. Data Khusus : -4. Impresum : Jakarta: Sagung Seto,

20095. Kolasi : 170 hlm.; Ilus.; 21 cm.6. Seri : -7. Catatan/ Anotasi : -8. Nomor Standar (ISBN) : 978-9793-288-643

Dari delapan daerah deskripsi bibliografi yang sudahterinci tersebut kemudian dapat dituliskan dalam bentukdeskripsi sebagai berikut:

PengataloganSetelah memahami proses klasifikasi, penentuan tajuk

subjek dan deskripsi bibliografi, langkah selanjutnya untukmelengkapi sistem pengolahan adalah dengan membuatkatalog, yaitu kartu yang berisi keterangan-keteranganmengenai sebuah buku yang dilayankan. Ukuran katalogadalah 7.5 cm x 12.5 cm dengan tata pengetikan tertentusesuai dengan sistem atau aturan yang berlaku.

Kartu katalog menurut jenisnya ada lima macam, yaitu:kartu katalog pengarang, judul, subyek, shelflist, dan kartukatalog subyek klasifikasi. Untuk setiap buku setidaknya

Page 381: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

369

memiliki empat jenis, yaitu katalog pengarang, judul, subjek,dan shelflist (Sumardji: 1978, 41). Katalog bisa dituangkandi mana saja sesuai selera pengelola bahan pustaka. Hanyasaja, perlu dipertimbangkan kebutuhan pemakai dan jumlahkoleksi yang dimiliki. Misalnya, kalau koleksi dalam jumlahkecil (baca: perpustakaan pribadi), katalog cukup ditulis padabuku atau kertas yang difungsikan untuk temu baliknya, tetapijika dibuat katalog sebenarnya itu lebih baik.

Untuk perpustakaan, idealnya katalog diketik dalamkertas khusus katalog. Tata pengetikan kartu katalog tersebutdiatur sebagai berikut:a) Call Number atau nomor panggil

Call Number diketik di sudut kiri atas, dengan mengetiknomor kelas yang kira-kira berjarak 1/2 cm dari tepi kiridan 1/2 cm dari atas. Kemudan di bawahnya diketikkan 3(tiga) huruf kependekan nama pengarang, dan kemudiandiketikkan pula 1 (satu) huruf kecil yang diambil dari hurufpaling depan judul yang dicantumkan. Seperti:

b) Nama PengarangNama pengarang diketik mulai dari indensi pertama sejajardengan 3 huruf kependekannya pada call number.Pengetikan nama pengarang diutamakan lebih dahulunama keluarganya, kemudian nama kecilnya (namadepan), dan ditulis dengan huruf kapital untuk katapertama nama yang dicantumkan. Seperti:

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 382: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

370

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Nama sebenarnya= Syarifudin AmirNama di katalog = AMIR, Syarifudin

c) JudulJudul diketik pada indensi kedua baris berikutnya di bawahhuruf ke-4 cantuman nama pengarang. Jika ada judultambahan atau anak judul, diberi tanda titik dua (:) setelahjudul utama dicantumkan. Kemudian diketik pula namapengarang tanpa dibalik dengan dibatasi tanda garis mir-ing (/) kemudian diteruskan dengan mengetik keteranganedisi yang dibatasi dengan tanda titik dan strip panjangatau dua strip (.—). Contoh:

- Jalan Menuju Surga/Jalaludin Saktinaga.—Edisi ke-2.—- Hukum Perkawinan: Aspek dan proses penetapan/

Romly Kartika.—Edisi ke-1.—

d) Impresum atau ImprintImpresum atau Imprint diketik setelah pengetikan judul,pengarang dan keterangan edisi (bila ada) yang dibatasidengan tanda “.—” sebelum imprint ini dicantumkan.Contoh:- Hukum Perkawinan: Aspek dan proses penetapan/

Romly Kartika.—Edisi ke-1.—Jakarta: Gramedia, 2006.

e) KolasiKolasi diketik mulai indensi kedua baris berikutnya (dibawah huruf ke-4). Jika tidak cukup diketik pada 1 baris,lanjutannya diketik pada baris berikutnya mulai indensipertama. Contoh:

ix, 241 hlm.: Ilus.; 21 cm.

Page 383: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

371

f) Anotasi atau catatanAnotasi diketik di bawah kolasi dan diberi jarak satu spasi.Anotasi ini tidak selalu digunakan di setiap katalog, karenahanya sebagai catatan khusus bagi buku yang memilikiciri khusus dan perlu diberikan catatan. Contoh:- Catatan: Buku ini berdasarkan KBK

g) Tracing atau JejakanTracing adalah keterangan lebih lanjut mengenai buku yangbersangkutan. Diketik lurus dengan indensi pertama padadeskripsi bibliografi di atasnya. Ditulis dengan angkauntuk menuliskan subjek atau kata kunci temu baliknya,dan angka romawi untuk keterangan judul, dan pengarangsetelah pengarang utama. Contoh:

1. Ekonomi 2. Akuntansi I. JudulII. Aris, Yudi III. Rambe, Arifin

Jadi, pengetikan katalog bisa dilakukan jika konsepkerangka penulisannya telah dibuat atau diketahui. Berikutbagan kerangka penulisan dalam katalog:

Contoh(lihat kembali pada contoh pada saat pembahasan deskripsibibliografi)

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 384: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

372

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Dari contoh tersebut sudah diperoleh deskripsibibliografi. Sehingga untuk katalog, tinggal menentukantajuk subjeknya dan notasi untuk nomor panggil.

Diketahui bahwa daerah deskripsi bibliografi adalahsebagai berikut

1. Judul dan penanggung jawab : Perpustakaan dan Buku/Wiji Suwarno

2. Daerah Edisi : cet.13. Data Khusus : -4. Impresum : Jakarta: Sagung Seto,

20095. Kolasi : 170 hlm.; Ilus.; 21 cm.6. Seri : -7. Catatan/ Anotasi : -8. Nomor Standar (ISBN) : 978-9793-288-643

Dari delapan daerah deskripsi bibliografi yang sudahterinci tersebut kemudian dapat dituliskan dalam bentukdeskripsi sebagai berikut:

Untuk menentukan subjeknya menggunakan analisissubjek bahwaDisiplin ilmu : FilsafatFenomena : Perpustakaan dan bukuFaset : -Fokus : -Bentuk : Buku

Page 385: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

373

Atau bisa juga menggunakan model pendekatan PMEST(P) Personality : Perpustakaan(M) Matter : Perpustakaan dan buku(E) Energy : -(S) Space : -(T) Time : -

Sehingga susunannya adalah sebagaimana rumusDISIPLIN/ PMEST/ BENTUK

Adalah sebagai berikut

FILSAFAT/ PERPUSTAKAAN, PERPUSTAKAAN DANBUKU/ BUKU

Jadi intinya, buku yang berjudul “Perpustakaan DanBuku” ini termasuk pada :Kategori kelas utama : FILSAFATSubjeknya adalah PERPUSTAKAAN.Bentuk penyajiannya adalah berupa BUKU.

Adapun notasinya dapat merujuk ke bagan klasifikasiDDC di kelas utama filsafat (100) yang membahas tentangperpsutakaan (120).

Maka ditemukan notasi dari buku tersebut adalah 120.Sehingga nomor panggil untuk buku itu adalah disusun

sebagai berikut:Nomor panggil : 1203 huruf awal nama akhir pengarang (kalau dibalik): SUW1 hurup pertama judul buku : pPenulisannya pada katalog adalah sebagai berikut

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 386: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

374

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Maka antara deskripsi bibliografi, notasi dan nomorpanggil, serta subjeknya dapat dicantumkan dalam katalogsebagai berikut:

Pelabelan dan Atributnyaa. Pelabelan

Pelabelan adalah pemasangan label pada punggung bukuyang berisi call number sesuai dengan yang tertulis dalamkatalog. Pelabelan ini sebaiknya diketik pada kertas labelputih, atau pada kertas HVS biasa yang digunting satu ukuran(seragam), sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.Pemasangan dilakukan setelah call number sudah dicantumkan,dan tinggi label pada buku harus sama (misalnya 3 cm daribawah), agar jika buku dijajarkan akan tampak rapi.

Page 387: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

375

Pelabelan adalah berdasarkan nomor panggil yang sudahditentukan, maka jika melihat contoh yang dikemukakansebelumnya, label untuk buku “Perpustakaan dan Buku”adalah”

b. Blanko kartu bukuBlanko kartu buku ini berukuran tertentu yang berisi isian

ataupun kolom untuk diisi dengan keterangan-keteranganyang berfungsi sebagai kartu kendali atau arsip peminjaman.

Blanko itu memuat keterangan-ketarangan seperti:- Call number - Nama peminjam- Nama pengarang - Tanggal peminjaman- Judul buku - Tanggal kembali- Nomor induk buku - Paraf

Pengelolaan Bahan Pustaka Jenis Buku

Page 388: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

376

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

c. Pemasangan kantong kartu bukuKantong kartu buku dibuat dari kertas yang agak lebih

tebal dan dibuat dengan perkiraan bisa untuk tempat kartubuku. Kantong ini berfungsi sebagai tempat kartu buku yangditempel di bagian belakang (sampul) dalam buku.

Kantong ini ada baiknya jika ditandai pula denganketerangan seperti call number, nama pengarang, dan judulbuku yang berfungsi sebagai kontrol untuk kartu buku yangtidak sesuai.

Sebagai catatan khusus, bagi perpustakaan yang telahmenggunakan sistem komputerisasi atau automasi, kartukatalog berikut kelengkapan buku seperti kartu buku, kantongkartu ada baiknya tetap digunakan. Paling tidak, sebagaialternatif kendali jika suatu ketika listrik padam atau pro-gram automasi mengalami gangguan.

Page 389: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

377

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Logos, Jakarta, 1999.Amirudin, Teuku, Reorientasi Manajemen Pendidikan Islam di Era

Indonesia Baru, UII Press, Yogyakarta, 2000.Anas, Azwar (ed.), Kompetensi Perguruan Tinggi Islam Swasta

dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, TiaraWacana, Yogyakarta, 1993.

Atmodiriwo, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia,Ardadizya Jaya, Jakarta, 2000.

Azizy, A.Qodri, Melawan Globalisasi, Reinterpretasi Ajaran Is-lam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004.

Azra, Azyumardi, Esei-Esei Intelektual Muslim dan PendidikanIslam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1998.

Dubrin, A, Leadership: Research Findings, Practices andSkills,Third, 2001.

Arsyad, Azhar, Pokok-pokok Manajemen, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 2002.

Badrudin dkk., Administrasi Pendidikan, Insan Mandiri,Bandung, 2004.

Barmawi & Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah,Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2004.

Chirzin, Habib, Dari Nilai Salaf Hingga Etik Baru, P3M, Jakarta,tt.

Page 390: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

378

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Dhofier, Zamakhsyari (ed.), Kebijakan Departemen Agama dariMasa ke Masa dalam Kurun Setengah Abad, Balitbang DepagRI, RaharjoJakarta, 1996.

Engkoswara & Aan Komariah, Administrasi Pendidikan,Alfabeta, Bandung, 2011.

Evans, David, Supervisory Management, : Holf,Rinchart andWiston, London, 1981.

Fadjar, Malik, Madrasah dan Tantangan Modernitas, Mizan,Bandung, 1999.

Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, PT. RemajaRosdakarya Bandung, 2000.

Feisal, Jusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, Gema InsaniPress, Jakarta, 1995.

Furchan, Arif, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, GamaMedia, Yogyakarta, 2004.

Gary Zukav, The Seat of The Soul, An Inspiring Vision of Humanity’sSpiritual Destiniy, Rider and Co., London, 1991 .

George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Bumi Aksara,Jakarta, 2003.

Hardjosoedarmo, Soewarso, Total Quality Management, Andi,Yogyakarta, 1999.

Hartani, A, Manajemen Pendidikan, LaksBang PRESSindo,Yogyakarta, 2011.

Hasan, Ani M.”Pengembangan Profesional Guru Di abadPertengahan”. Pendidikan Network 24 Maret 2006.

Hasibuan, Malayu SP., Manajemen (Dasar, Pengertian danMasalah), CV. Haji Masagung, Jakarta, 1993.

_________________, Manajemen Sumber Daya Manusia, CV. HajiMasagung, Jakarta, 1994.

Hasyim, Dahlan, Madrasah dan Tantangan Modernitas, Mizan,Bandung, 1999.

Page 391: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

379

Henry L. Sisk, Principle of Management, South Western Pub-lishing Company, Ohio, 1969.

Hikmat, Manajemen Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2009.Houston, Robert, Competency Based Education, Science Research

Associates, US RaharjoA, 1972.Ismail SM (ed.), Pendidikan Islam, Demokrasi dan Masyarakat

Madani, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000.Kadarmansi dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992.Komarudin, Ensiklopedia manajemen Pendidikan, Alumni,

Bandung, 1972.Luthans, Fred, Organizational Behavior, MC.Graw-Hill,

America, 1992.Mahfudz, M.A. Sahal, Madrasah dari Masa ke Masa, dalam

Nuansa Fiqh Sosial, LKiS, Yogyakarta, 1994.Maksum, Madrasah; Sejarah dan Perkembangannya, Logos

Wacana Ilmu, Jakarta, 1999.Mansur, Diskursus Pendidikan Islam, Global Pustaka Utama,

Yogyakarta, 2001 .______, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, Global Pustaka

Utama, Yogyakarta, 2004.______, Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2004.______, Pendidikan dan Globalisasi, Pilar Humania, Yogyakarta,

2005.______, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, DepagPusat, Jakarta, 2005 .

______, “Materi Seminar/Lokakarya Pengembangan SilabusPengawas SMP se Jateng”, di Hotel Dibya PuriSemarang, Selasa 19 September 2006 .

Daftar Pustaka

Page 392: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

380

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Mansur dkk., Implementasi KBK Pada Madrasah Tsanawiyah diJawa Tengah, Kantor Wilayah Departemen AgamaProvinsi Jawa Tengah, 2006.

Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasionaldalam Abad 21, Safiria Insani Press, Yogyakarta, 2003.

Mas’ud, Abdurrahman, Antologi Studi Agama dan Pendidikan,Aneka Ilmu, Semarang 2004.

Mufarrok, Anissatul, Strategi Belajar Mengajar, Teras,Yogyakarta, 2009.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya MengefektifkanPendidikan Agama Islam di Sekolah, Remaja Rosdakarya,Bandung, 2002.

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakter danImplementasi, Rosdakarya, Bandung, 2004.

Mulyono.2010. ManajemenAdministrasidanOrganisasiPendidikan.Solo: AR-RUZZ.

Munandar, Utami, Creativity and Education, UI, Jakarta, 1977.Muslih Usa, (ed.), Pendidikan Islam di Indonesia, Antara Cita

dan Fakta, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1991.Muttowi, Ibrahim Isnad, Al Ushul al Idariyah li at Tarbiyah,

Daral Suruqi, Riyadh, 1996.Nawawi, Hadari, ManajemenStategik, UGM Press, Yogyakarta,

2005.Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, PT. Gunung Agung,

Jakarta, 1996 .Nurcholis, Manajemen BerbasisSekolah, Jakarta, Gramedia Widia

Sarana, 2003.Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, BinaAksara,

Jakarta, 1988.____________,ManajemenPendidikan Indonesia, Rineka Cipta,

Jakarta, 2004.

Page 393: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

381

Price, Kingsley, Education and Philoshopical Thought, Allyn andBacon, USA, 1965.

Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,Remaja Rosdakarya, Bandung,1998.

Raharjo, Dawam, Kyai dalam Perubahan Social, P3M, Jakarta,tt.

Sagala, Syaiful, AdministrasiPendidikanKontemporer, Alfabeta,Bandung, 2010.

Salis, Edward, Total Quality Management in Education, KoganPage, London, 1993.

Sashkin,Marshall and Kisser Kenneth,Putting Total QualityManagement to Work, Berret- Kohler Publisher, San Fran-cisco, 1993.

Siagian, Sondang P, FilsafatAdministrasi, CV. Hajimasagung,Jakarta, 1990.

Soetopo, Hendiat dkk., Pengantar Operasional AdministrasiPendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1982.

Steenbrink, Karel A., Pesantren, Madrasah, dan Sekolah:Pendidikan Islam dalam Kurun Modern LP3ES, Jakarta,1974.

Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah,Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1995.

Sukiswa, Iwa, Dasar Dasar Umum Manajemen Pendidikan,Tarsito, Bandung, 1986.

Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untukPraktik Profesional, Penerbit Angkasa, Bandung, 1999.

Suryosubroto, ManajemenPendidikan di Sekolah, RinekaCipta,Jakarta, 2004.

Sulistyo, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Gramedia Jakarta, 1991.Suwarno, Wiji, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan, Arruz Media,

Yogyakarta, 2006.

Daftar Pustaka

Page 394: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

382

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

————————- Pengetahuan Dasar Kepustakaan: Sisi PentingPerpustakaan dan Pustakawan, Ghalia Indonesia, Jakarta,2009.

————————- Ilmu Perpustakaan dan Kode EtikPustakawan, Arruz Media, Yogyakarta, 2010.

Syafarudin, ManajemenMutuTerpaduDalamPendidikan: KonsepStrategis dan Aplikasi, PT.GramediaWidiasarana Indone-sia, Jakarta, 2002.

Thoha, Miftah, Kepemimpinan Dalam Manajemen: SuatuPendekatan Perilaku, PT Raja Grapindo Persada, Jakarta,1995.

Tholkhah, Imam, Sejarah Perkembangan Madrasah, ProyekPeningkatan Madrasah Aliyah, Jakarta, 1998.

Tilaar, HAR, Manajemen Pendidikan Nasional, Rosdakarya,Bandung, 2004.

__________, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasionaldalam Perspektif Abad 21, Tera Indonesia, Magelang, 1998.

Usman, Husaini, Manajemen: Teori, PraktikdanRiset Pendidikan,BumiAksara, Jakarta, 2008.

____________,Manajemen: Teori, Praktek dan Riset Pendidikan,Bumi Aksara Jakarta, 2010.

Ya’qub, Hamzah, Etos Kerja Islami; Petunjuk Pekerjaan yang Halaldan Haram dalam Syariat Islam, Pedoman Ilmu Jaya,Bandung, 2003.

al-Yasu’I, Abu Luwis, al-Munjid fî al-Lughah al Munjid fî al-Alam,Dâr al-Masyriq, Beirut, t.t)

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Mutiara,Jakarta, 1979.

Page 395: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

383

TENTANG PENULIS

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd, lahir diBrebes, dari pasangan H.KalyubiHadisusanto dan Hj.Siti Roiyah Irfan.Pendidikan formal diawali di SD Negeri 1Brebes, SMP Negeri 1 Brebes, SMF(Sekolah Menengah Farmasi) Yogyakartadan SMA P Yogyakarta. Kemudianmelanjutkan ke IKIP Negeri Yogyakarta

(S1) dan Universitas Negeri Yogyakarta (S2).Pendidikan Non Formal diawali dengan ikut ngaji pada

Ustadz Ahsan Ali dan Ustadz Amu’i, di Kota Baru Brebes.Kemudian mengikuti pendidikan di Madrasah Diniyah diGandasuli dilanjutkan di Lembaga Pendidikan Ihsaniyah diKleben Brebes.

Pengalaman pekerjaan dimulai dari guru SPGPusponegoro Brebes, kemudian mengajar di SMAPusponegoro Brebes. Dilanjutkan menjadi dosen luar biasadi IAIN Sunan Gunung Djati Cirebon dan mengajar di SekolahTinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) “Islamic Centre” Cirebon. Setelahdiangkat menjadi CPNS di IAIN “SGD” Cirebon ditempatkansebagai staf perpustakaan sambil mengajar dengan statustenaga pengajar. Setahun kemudian (1989) menjadi dosen

Page 396: manajemen lembaga pendidikan room - UNY

384

Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

tetap di IAIN SGD Cirebon (sekarang IAIN Syekh NurjatiCirebon). Tahun 1998 mutasi ke STAIN Salatiga (sekarangIAIN Salatiga) sampai sekarang.

Organisasi yang digeluti saat ini antara lain PengurusWanita Islam PD.Kab.Temanggung, Pembina ForumMahasiswa Asal Temanggung di Salatiga (FORMATAS),Divisi penelitian dan pendidikan PSGK IAIN Salatiga dansebagainya.

Karya buku yang disusun, antara lain AdministrasiPendidikan, Evaluasi Pendidikan, Evaluasi Pembelajaranuntuk TK, Evaluasi pengajaran untuk PGMI/SD. ManajemenLembaga Pendidikan. Kemudian buku Menelisik JenderDalam Konstruksi Sosial (Tim) dan Madrasah dan LingkunganHidup (Tim). Disamping itu beberapa tulisan yang dimuatpada jurnal At Tarbiyah dan Mudarisa.