oleh dina mardiana p00320015062 kementerian … dina... · 2018. 9. 19. · gambaran asuhan...

86
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM SECTIO CAESAREA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN DI RUANG MUTIARA RSU DEWI SARTIKA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan OLEH DINA MARDIANA P00320015062 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM

    SECTIO CAESAREA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN

    RASA NYAMAN DI RUANG MUTIARA

    RSU DEWI SARTIKA KENDARI

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program

    Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

    Jurusan Keperawatan

    OLEH

    DINA MARDIANA

    P00320015062

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

    JURUSAN KEPERAWATAN

    TAHUN 2018

  • ii

  • iii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Dina Mardiana

    Nim : P00120015062

    Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan

    Judul KTI : GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

    PASIEN POST PARTUM SECTIO CAESAREA

    DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA

    NYAMAN DI RUANG MUTIARA RSU DEWI

    SARTIKA KENDARI

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

    benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

    pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

    Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

    jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

    Kendari, 27 Maret 2018

    Yang membuat pernyataan,

    Dina Mardiana

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis diberi kekuatan,

    kesehatan, dan kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ilmah ini sebagai

    salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan politeknik

    kesehatan kendari dengan judul “ gambaran asuhan keperawatan pada pasien

    post partum sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuah rasa nyaman di ruang

    mutiara RSU Dewi Sartika Kendari.

    Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan masih jauh dari

    kesempurnaan, meskipun pada prinsipnya penulis telah berupaya semaksimal

    mungkin dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk

    mewujudkan penulisan ini. Seiring pula rasa terima kasih yang setinggi –

    tingginya kepada khusunya Ibu lena atoy SST, MPH. Selaku pembimbing I dan

    bapak muslimin L., A.Kep.,SPd., Msi selaku pembimbing II yang telah rela

    dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

    penulis selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

    1. Ibu Askrening, S.KM.,M.Kes selaku direktur politeknik kesehatan kendari

    2. Kepala Badan Riset Provinsi Sulawesi tenggara yang telah menerbitkan

    surat izin penelitian.

    3. Direktur Rumah Sakit Umum Dewi Sartika kendari

  • v

    4. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns.,M.Kes. selaku ketua jurusan

    keperawatan politeknik kesehatan kendari.

    5. Dewan penguji yang terhormat H. Taamu, A.Kep.,SPd.,M.Kes selaku

    penguji I, ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah. SKp., M.Kes selaku penguji II, dan

    bapak Abdul Syukur Bau. S.Kep., Ns.,MM selaku penguji III terima kasih

    atas masukkannya dalam penyempurnaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

    6. Para dosen politeknik kesehatan kemenkes kendari. Yang telah banyak

    membimbing dan membagi ilmu selama penulisan mengikuti proses

    belajar dibangku kuliah dan seluruh staf tata usaha yang telah banyak

    membantu sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

    7. Kedua orang tua ayahanda Herman dan ibunda Gustin yang telah

    membesarkan, mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan terima

    kasih atas doa, dukungan, motivasi, pengorbanan yang begitu besar kepada

    penulis ini.

    8. Dewi sinta SPd, selaku saudara peneliti yang telah memberikan semangat

    ketika penulis putus asa dalam mengerjakan karya tulis ilmiah.

    9. Seluruh rekan – rekan perawat muda terima kasih sudah mau berbagi

    semangat dan atas segala dukungan serta kebersamaan kita.

    Harapan penulis semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada

    kita semua, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan

    mempersembahkan karya tulis ilmiah ini semoga bermanfaat.

    Kendari 1 Agustus 2018

    penulis

  • vi

    ABSTRAK

    DINA MARDIANA (NIM POO320015062). Gambaran asuhan keperawatan

    pada pasien post partum sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuhan rasa

    nyaman diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari. Dibawah bimbingan ibu

    Lena atoy SST., MPH dan bapak Muslimin L.,A.Kep., SPd., Msi.

    Latar belakang : peraslinan sectio caesarea di Ruang mutiara RSU Dewi Sartika

    Kendari pada tahun 2015 tecatat 318 orang, tahun 2016 tecatat 496 orang, dan

    ditahun 2017 tercatat 679 orang. Persalinan sectio caesarea adalah suatu

    persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding depan perut dan

    dinding rahim, ceasarea mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan

    melahirkan bayi dengan membuka dinding perut dan dinding rahim ibu.

    Tujuan penelitian : Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien post

    partum sectio caesarea dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di ruang

    Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

    Metode penelitian : jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif,

    populasi yang digunakan ibu hamil yang melakukan tindakan persalinan sectio

    caesarea.

    Hasil penelitian : Masalah yang sering timbul pada ibu nifas sectio caesarea

    yaitu rasa nyeri, rasa tidak nyaman, gelisah,sebagian besar penyebab nyeri

    diakibatkan karena tindakan pembedahan /operasi. Nyeri adalah sebuah

    pengalaman yang tidak menyenangkan baik secara sensoris maupun emosional

    yang disebabkan oleh kerusakan jaringan di tubuh

    Kata kunci : sectio caesarea

  • vii

    MOTTO

    Ilmu adalah senjata yang paling hebat yang bisa kamu gunakan untuk mengubah

    dunia. Tidak ada kata menyerah sebelum berhasil, lebih baik mencoba dari

    pada tidak sama sekali,ikhtiar menuju tawakal dan berhasil keterharuan

    atas kesabaran

    .

    Keberhasilan tidak datang secara tiba – tiba tapi karena usaha dan kerja keras,

    hidup itu layaknya waktu yang terus berjalan dan tak kan pernah bisa

    kembali,orang yang mampu belajar dari kegagalan adalah pemenang,namu orang

    yang selalu menutupi kegagalan adalah pencundang.

  • viii

    RIWAYAT HIDUP

    A. Identitas

    1. Nama : DINA MARDIANA

    2. Nim : POO320015062

    3. Tempat tanggal lahir : Puupi, 19 Oktober 1995

    4. Jenis kelamin : Perempuan

    5. Agama : Islam

    6. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

    7. Alamat : Desa puupi, kec. Kolono. Kab. Konsel.

    B. Riwayat pendidikan

    1. SD Negeri 2 puupi kecamatan kolono tamat tahun 2009

    2. SMP Negeri 3 waworano tamat tahun 2012

    3. SMA Negeri 1 kolono tamat 2014

    4. Politehnik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan masuk tahun 2015

    sampai sekarang.

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...... ........................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

    KEASLIAN PENELITIAN ...................................................................... iv

    ABSTRAK ..................... ........................................................................ v

    MOTTO.......................... ........................................................................ vi

    KATA PENGANTAR .... ........................................................................ vii

    DAFTAR ISI .................. ........................................................................ viii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

    A. Latar belakang ..... ........................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

    D. Manfaat Penelitian........................................................................ 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8

    A. Konsep keperawatan kebutuhan rasa nyaman ............................... 8

    1. Pengertian rasa nyaman .......................................................... 8

    2. Fisiologi nyeri ........................................................................ 8

    3. Mekanisme nyeri .................................................................... 10

    4. Pengkajian nyeri ..................................................................... 11

    5. Riwayat nyeri ........................................................................ 11

    6. Diagnosa keperawatan ............................................................ 13

    7. Perencanaan keperawatan ....................................................... 13

    8. Pelaksanaan keperawatan........................................................ 13

    9. Evaluasi ......... ........................................................................ 15

    B. Konsep keperawatan kehamilan, persalinan dan sectio caesarea ... 16

    1. Fisiologi kehamilan ............................................................... 16

    a. Fertilisasi . ........................................................................ 16

    b. Pembelahan zigot .............................................................. 16

    2. Pengertian persalinan .............................................................. 19

    a. Bentuk persalinan ............................................................ 19

    b. Proses persalinan ............................................................. 20

    3. Pengertian persalinan sectio caesarea dan penyebabnya .......... 21

  • x

    C. Konsep Asuhan keperawatan post partum sectio caesarea ............. 22

    a. Pengkajian .... ........................................................................ 22

    b. Diagnosa keperawatan ............................................................ 25

    c. Rencana keperawatan ............................................................. 26

    BAB III METODE STUDI KASUS ......................................................... 33

    A. Rancangan studi kasus .................................................................. 33

    B. Subjek studi kasus ........................................................................ 33

    C. Fokus studi kasus ........................................................................ 34

    D. Definisi operasional fokus studi kasus .......................................... 34

    E. Tempat dan waktu studi kasus ...................................................... 35

    F. Pengumpulan data ........................................................................ 35

    G. Penyajian data ..... ........................................................................ 36

    H. Etika studi kasus .. ........................................................................ 36

    BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ........................ 38

    A. Hasil studi kasus . ........................................................................ 38

    1. Pengkajian ........................................................................ 38

    2. Diagnosa keperawatan ..................................................... 42

    3. Rencana keperawatan........................................................ 42

    4. Implementasi .................................................................... 43

    5. Evaluasi ... ........................................................................ 44

    B. Pembahasan ........ ........................................................................ 45

    1. Pengkajian ....................................................................... 45

    2. Diagnosa keperawatan ....................................................... 47

    3. Rencana keperawatan ........................................................ 47

    4. Implementasi keperawatan ................................................ 48

    5. Evaluasi keperawatan ........................................................ 48

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 49

    A. Kesimpulan ......... ........................................................................ 49

    B. Saran ................... ........................................................................ 50

    Daftar pustaka

    Lampiran

  • xi

    Daftar lampiran

    Lampiran 1. Jadwal Kegiatan

    Lampiran 2. Informasi & Pertanyaan Persetujuan (informed consent)

    Lampiran 3. Bukti Proses Bimbingan

    Lampiran 4. Instrumen Studi Kasus

    Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur Terapi Musik

    Lampiran 6. Lembar observasi

    Lampiran 7. Surat izin penelitian

    Lampiran 8. Surat pengantar izin penelitian

    Lampiran 9. Surat permohonan izin penelitian

    Lampiran 10. Surat izin pengambilan data awal penelitian

    Lampiran 11. Surat keterangan telah melakukan penelitian

    Lampiran 12. Surat bebas administrasi

    Lampiran 13. Surat bebas pustaka

    Lampiran 14. Lembar konsul

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Persalinan normal merupakan proses dari mulai mulesnya ibu sampai

    pada keluarnya bayi dengan kondisi kepala dahulu melalui vagina, dengan

    lama persalinan lebih dari 24 jam (Whalley, 2008). Proses ini kadang tidak

    berjalan semestinya dan janin tidak lahir secara normal karena beberapa

    faktor, yaitu komplikasi kehamilan, disproporsi sefalo – pelvik, partus ruptur

    lama, riptur uteri, cairan ketuban yang tidak normal, kepala panggul. Keadaan

    tersebut perlu tindakan medis berupa operasi sectio caesarea (padilla, et

    al.2008).

    Tindakan sectio caesarea merupakan pilihan utama bagi tenaga medis

    untuk menyelamatkan ibu dan janin. Meskipun 90% persalinan termaksud

    kategori normal atau tanpa komplikasi persalinan, namun apabila terjadi

    komplikasi maka penanganan selalu berpegang teguh pada prioritas

    keselamatan ibu dan bayi. Indikasi operasi caesar dilakukan jika kelahiran

    pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin,

    dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan sectio caesarea proses

    persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (Dystasia).

    Operasi sectio caesarea ini merupakan pilihan persalinan, yang terakhir

    setelah dipertimbangan cara - cara pervagina tidak bisa lagi dikerjakan

    (Akhmad, 200; Asamoah et.al, 2011).

  • 2

    Di indonesia Angka kejadian sectio caesarea mengalami peningkatan

    pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%, tahun

    2001 sebesar 45, 19%, tahun 2002 sebesar 47, 13, tahun 2003 sebesar 46, 87,

    tahun 2004 sebesar 53, 2% tahun 2005 sebesar 51, 59%, dan tahun 2006

    sebesar 53, 68%, dan tahun 2007 belum terdapat jumlah yang signifikan

    (Grace, 2007). Survei Nasional pada tahun 2009, 921.000 persalinan dengan

    sectio caesarea dari 4,039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh

    persalinan.

    Tindakan operasi sectio caesarea menyebabkan nyeri dan

    mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya

    pembedahan. Pada proses operasi digunakan anestesi agar pasien tidak

    merasakan nyeri pada dibedah. Namun setelah operasi selesai dan pasien

    mulai sadar, akan merasakan nyeri di daerah sayatan yang membuat sangat

    terganggu (Whalley, dkk 2008).

    Menurut Maslow, seorang pelopor psikologis mengatakan bahwa

    kebutuhan rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar setelah kebutuhan

    fisiologis yang harus terpenuhi. Seorang yang mengalami rasa nyeri akan

    berdampak pada aktifitas sehari- harinya, Orang tersebut akan terganggu

    pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidurnya, pemenuhan individual, juga

    aspek interaksi sosialnya yang dapat berupa menghidari percakapan, menarik

    diri, dan menghindari kontak. Selain itu, seseorang yang mengalami nyeri

    hebat akan berkelanjutan, apabia tidak di tangani pada akhirnya dapat

    mengakibatkan syok neurologik orang tersebut ( Istichomah, 2010 ).

  • 3

    Sebagian besar penyebab nyeri diakibatkan karena tindakan

    pembedahan /operasi. Nyeri adalah sebuah pengalaman yang tidak

    menyenangkan baik secara sensoris maupun emosional yang disebabkan oleh

    kerusakan jaringan di tubuh (Merskey & Bogduk, 1994 dalam Kinsel, 2008).

    Nyeri persalinan merupakan pengaman subjektif tentang sensasi fisik yang

    terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta

    penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi

    peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil,

    dan ketegangan otot (Arifin 2008).

    Pengendalian yang sering digunakan untuk menurunkan nyeri post

    sectio caesarea berupa penggunaan farmakologi, biasanya untuk

    menghilangkan nyeri digunakan analgetik yang terbagi menjadi dua golongan

    yaitu analgesik dan non narkotik dan analgesik narkotik. Pengendalian nyeri

    secara farmakologi efektif untuk nyeri sedang dan berat, Namun pemberian

    farmakologi tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien sendiri

    untuk mengontrol nyerinya (Van Kooten, 1999 dalam Anggorowati dkk,

    2007).

    Penatalaksaan non farmakologi terdiri dari berbagai tindakan

    mencakup intervensi perilaku kognitif meliputi tindakan distraksi, tehnik

    relaksasi, imajinasi terbimbing, umpan balik biologis (biofeedback), hypnosis

    dan setuhan terapeutik (Bernatzky, 2011).

    Salah satu penanganan untuk mengatasi rasa nyaman nyeri adalah

    tehnik distraksi. Tehnik distraksi dapat mengalihkan fokus perhatian pasien

  • 4

    yang mengalami nyeri sehingga dapat menjadi strategi yang sangat berhasil.

    Keefektifan tehnik distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk

    menerima dan membangkitkan infut sensori, distraksi dapat mengatasi nyeri

    berdasarkan teori Gate Control bahwa implus nyeri dapat diatur atau

    dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Tehnik

    distraksi khususnya distraksi pendengaran dapat merangsang peningkatan

    hormon endorfin yang merupakan subtansi sejenis morfin disuplai oleh tubuh.

    Individu dengan endorfin banyak, lebih sedikit merasakan nyeri dan individu

    dengan endorfin sedikit merasakan nyeri lebih besar, sehingga inilah yang

    menyebabkan adanya perbedaan perubahan intensitas nyeri sebelum dan

    setelah diberikan intervensi berupa distraksi pendengaran.

    Salah satu tehnik distraksi yang efektif adalah terapi (mendengarkan

    bacaan ayat-ayat suci Al – Qur’an), yang dapat menurunkan nyeri fisiologis,

    stres, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari rasa nyeri

    (potter & perry, 2010). Distraksi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an

    adalah dapat memberikan manfaat dan obat yang mujarab bagi seseorang

    yang mengalami kegudaan hati keputusaan, kecemasan dan mengurangi rasa

    sakit (Syarbini & Jamhari, 2012). Al – Qur’an memberikan ketenangan

    terhadap sistem dan unsur tubuh manusia (Syarbini & Jamhari 2012).

    Lantunan Al – Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia. Suara

    manusia merupakan instrumen penyembuhan didengar menggunakan cd kaset

    (Thalba 2013). Mendengar ayat – ayat suci Al – Qur’an dapat meurunkan

    hormon – hormon stres, mengatifkan hormon endorfin alami, meningkatkan

    perasaan rileks, danmengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, tegang.

  • 5

    Memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta

    memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas

    gelombang otak (Basuki 2010).

    Penelitian sebelumnya Rohmi handayani (2014) menemukan

    penurunan skala nyeri setelah di berikan terapi Mendengarkan ayat – ayat

    suci Al – Qur’an, dari data respon yang peneliti temukan dapat terlihat bahwa

    sebagian besar skala nyeri berkurang setelah diberikan terapi mendengarkan

    ayat – ayat suci Al – Qur’an dimana sebelum di berikan terapi mendengarkan

    ayat – ayat suci Al – Qur’an skala nyeri yang tertinggi adalah 10 dan terendah

    6,tetapi setelah di berikan terapi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an

    skala nyeri menurun menjadi 8 hingga 4

    Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari,

    jumlah persalinan sectio caesarea tahun 2015, sebanyak 318 orang, tahun

    2016, sebanyak 496 orang dan tahun 2017 sebanyak 679 orang.

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk

    melakukan studi kasus dengan judul “ Gambaran Asuhan Keperawatan pada

    pasien post partum Sectio Caesarea dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa

    Nyaman di ruangan mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

  • 6

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dari kasus diatas “Bagaimanakah gambaran asuhan

    keperawatan pada pasien post partum Sectio Caesarea dalam pemenuhan

    kebutuhan rasa nyaman di ruangan mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika

    Kendari.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum:

    Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien post partum sectio

    caesarea dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di ruang Mutiara

    Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

    2. Tujuan khusus:

    a. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian asuhan keperawatan pada pasien

    post partum sectio caesarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari

    b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien post partum sectio

    caesarea diruag mutiara RSU Dewi Sartika Kendari

    c. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada pasien post partum sectio

    caesarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari

    d. Untuk mengetahui implementasi dan evaluasi keperawatan pada post

    partum sectio caeasarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari

  • 7

    D. Manfaat Penulisan

    1. Bagi masyarakat

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

    tentang asuhan tentang asuhan keperawatan pada post partum sectio

    caesarea dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

    2. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi

    Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan salah satu

    bagian dari pembelajaran asuhan keperawatan pada pasien post partum

    sectio caesarea dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

    3. Bagi penulis

    Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan

    khususnya dibidang maternitas tentang pelaksanaan pemenuhan rasa

    nyaman pada pasien post partum sectio caesarea.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Konsep keperawatan kebutuhan rasa nyaman

    1. Pengertian

    Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya

    kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu

    kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan

    (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang suatu yang

    melebihi masalah dan nyeri).

    Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional

    yang berhubungan dengan resiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh,

    timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut

    bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri (Andarmoyo, 2013).

    2. Fisiologi Nyeri

    Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.

    Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung

    saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki

    tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian,

    dinding arteri, hati, dan kantung empedu. Reseptor nyeri dapat

    memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi

    tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin,

    prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat

  • 9

    kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain

    dapat berupa termal, listrik, atau mekanis (Alimul, 2013).

    Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan

    berupa impul-impuls nyeri kesum-sum tulang belakang oleh dua jenis

    serabut yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban

    (serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A

    mempunya isi fatinhibitor yang ditransmisikan keserabut C. Serabut-

    serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root)

    sertasinaps pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau

    laminae yang saling bertautan. Diantara lapisan dua dan tiga terbentuk

    substantia gelatinosa yang merupakansaluranutamaimpuls. Kemudian

    impuls nyeri menyebrangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan

    bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur

    spinothalamic tract (STT) atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract

    (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses

    transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate

    dan jalur nonopiate. Jalur opiate adalah ditandai oleh pertemuan reseptor

    pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang

    melalui otak tengah dan medula ketanduk dorsal dari sumsum tulang

    belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotin

    merupakan neurotransmiten dalam impuls supresif. Sistem supresif lebih

    mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh serabut A.

    Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan respon

  • 10

    terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya (Barbara

    C. Long, 1989 dalam alimul, 2013)

    3. Mekanisme nyeri

    Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi,

    sensitasi perifer, perubahan penotip, sentisasi sentral, eksitabilitas ektopik,

    reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Nyeri pada pasien post

    operasi sectio caesarea diakibatkan dari robeknya lapisan kulit dan

    jaringan di bawahnya akibat pembedahan. Nosisepsi adalah mekanisme

    yang menimbulkan nyeri nosiseptif dan terdiri dari proses transduksi,

    konduksi, modulasi, dan persepsi.

    1) Transduksi merupakan proses perubahan rangsangan nyeri menjadi

    suatu aktivitas listrik yang akan diterima ujung – ujung saraf.

    Rangsangan ini dapat berupa stimulus fisik, kimia ataupun panas, dan

    dapat terjadi diseluruh jalur nyeri

    2) Transmisi adalah proses penyaluran implus listrik yang dihasilkan oleh

    proses transduksi sepanjang jalur nyeri, di mana molekul – molekul

    dicelah sinaptip menstramisi informasi dari satu neuron ke neuron

    berikutnya.

    3) Modulasi adalah proses modifikasi terhadap rangsangan. Modifikasi

    ini dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama

    sampai ke korteks serebri. Modifikasi ini dapat berupa augmentasi

    (peningkatan) ataupun inhibisi (penghambatan)

  • 11

    4) Pesepsi adalah proses terakhir saat stimulus tersebut sudah mencapai

    korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya di

    terjemahkan dan ditindaklanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri

    4. Pengkajian Nyeri

    Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri

    yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan

    dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu,maka seperti faktor

    fisiologis, psikologis, perilaku, emosional,dan sosiokultural. Pengkajian

    nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni

    a. riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien

    b. observasi langsung pada respon prilaku dan fisiologis klien. Tujuan

    pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap

    pengalaman subjektif.

    Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :

    P :Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri

    Q : Quality atau kualitas nyeri (mis, tumpul, tajam)

    R : Region atau daerah yaitu daerah perjalanan kedaerah lain

    S : Saverity atau keganasan, yaitu intensitasnya

    T : Time ata waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan dan sebab

    5. Riwayat Nyeri

  • 12

    Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberi kesempatan

    klien untuk mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri dan situasi

    tersebut dengan kata-kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu

    perawat memahami makna nyeri meliputi beberapa aspek antara lain :

    a. Lokasi. Untuk menetukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien

    menunjukan area nyerinya. Pegkajian ini bisa dilakukan dengan bantuan

    gambar tubuh. Klien bisa menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri.

    Ini sangat bermanfaat, terutama untuk klien yang memiliki lebih dari satu

    sumber nyeri.

    b. Skala nyeri yang dirasakan pasien bisa diukur menggunakan angka,

    dimulai dari angka 10 nyeri sangat berat, angka 7 – 9 nyeri berat, angka 4

    – 6 nyeri sedang, angka 1 – 3 nyeri ringan dan angka 0 nyeri tidak

    diraskan.

    c. Kualitas nyeri. Terkadang nyeri bisa terasa seperti “dipukul-pukul “ atau

    “ditusuk-tusuk”.

    d. Pola nyeri meliputi waktu , durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri

    e. Faktor prespitasi. Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu munculnya

    nyeri.

    f. Gejala yang menyertai. Gejala ini meliputi mual, muntah,pusing dan diare

    g. Pengaruh pada aktivitas sehari-hari. Dengan mengetahui sejauh mana

    nyeri memengaruhi aktivitas harian klien akan membantu perawat

    memahami perspektif klien tentang nyeri.

    h. Sumber koping. Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda

    dalam menghadapi nyeri.

  • 13

    i. Respon afektif. Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung

    pada situasi, derajat dn durasi nyeri, interprestasi tentang nyeri, dan

    banyak faktor lainya.

    6. Diagnosa Keperawatan

    Terdapat beberapa diagnosis yang berhubungan dengan masalah nyeri,

    diantaranya :

    a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan saraf pada daerah

    bekas luka operasi

    b. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive

    c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka bekas operasi

    d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

    7. Perencanaan keperawatan

    a. Mengurangi dan membatasi factor-faktor yang menambah nyeri

    b. Menggunakan berbagai teknik non invasive untuk memodifikasi nyeri

    yang dialami.

    c. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti

    memberikan analgesic sesuai dengan program yang ditentukan

    8. Pelaksanaan keperawatan

    a. Mengurangi factor yang dapat menahan nyeri, misalnya menggunakan

    tehnik distraksi, relaksasi, pemberian obat analgetik dan pemberian

    stimulator listri antara lain :

    a) Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik

    seperti:

    (1) Teknik Distraksi (latihan pengalihan)

  • 14

    a. Menonton televisi

    b. Berbincang-bincang dengan orang lain

    c. Mendengarkan musik.

    d. Terapi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an

    (2) Teknik relaksasi

    Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi

    paru-paru dalam udara, menghembuskannya secara perlahan,

    melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta

    mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga

    didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks.

    Stimulasi kulit

    e. Menggosok dengan halus pada daerah nyeri

    f. Menggosok punggung

    g. Menggunakan air hangat dan dingin

    h. Memijat dengan air mengalir.

    (3) Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna menganggu atau

    memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi

    dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri.

    (4) Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau

    mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang kurang

    dirasakan.

  • 15

    9. Evaluasi

    Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan

    dalam merespons rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya perasaan nyeri,

    menurunnya intensitas nyeri, adanya respons fisiologis yang baik, dan

    pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri

  • 16

    B. Konsep keperawatan kehamilan, persalinan dan sectio caesarea

    1. Fisiologi kehamilan

    a. Fertilisasi

    Proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi didaerah ampula tuba

    fallopi, sekitar 200 – 500 juta sel sperma berhasil mencapai sel telur, namun

    hanya 1 sperma yang dapat membuahi sel telur. Terdapat berbagai rintangan

    yang menghambat jalan sperma, lapisan keras yang melindungi ovum sangat

    sukar untuk di tembus, namun sperma di lengkapi sistem khusus untuk

    membantunya memasuki sel telur yaitu di bawah lapisan pelindung pada

    kepala sperma terdapat kantung – kantung kecil yang berisi enzim – enzim

    pelarut yaitu enzim – enzim akrosom. Sperma melepas enzim- enzim akroson

    untuk menembus zonz pellusida yaitu sebuah perisai glikoprotein disekeliling

    sel telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan

    menginduksi reaksi akrosom. Reaksi akrosom yaitu reaksi yang terjadi

    setelah penempelan ke zona pellusida dan induksi oleh protein- protein zona.

    Penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput

    yang meliputi bagian belakang sperma.

    b. Pembelahan zigot

    Setelah pebuahan terjadi mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat

    berlangsung karena sitoplasma ovum banyak mengandung banyak zat asam

    amino dan enzim. Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjadi

    pembelahan mitosis, mengakibatkan bertambahnya jumlah sel denga cepat.

    Sel yang menjadi semakin kecil ini disebut blastomer dan sampai tingkat

  • 17

    delapan sel, sel- selnya membentuk sebuah gumpalan longgar. Segera setelah

    pembelahan ini terjadi maka, pembelahan- pembelahan selanjutnya berjalan

    dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel- sel embrio

    yang termanfaatkan kemudian membelah lagi, kemudian hasil konsepsi

    berada pada stadium morula dengan 16 sel. Morula terdiri dari inner cell mass

    (kumpulan sel- sel sebelah dalam, yang tumbuh menjadi jaringan embrio

    sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sebelah luar yang akan membentuk

    trofoblast yang tumbuh menjadi plasenta)

    Pada stadium morulla energi untuk pembelahan ini diperoleh dari

    vitelus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh

    morula. Dengan demekian, zona pellusida tetap utuh, dengan perkataan lain,

    besarnya hasil konsepsi disalurkan melalui saluran tuba yang sempit dan terus

    kearah cavum uteri kira-kira pada waktu morula memasuki rongga rahim,

    cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang

    ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur antar sel menyatu, dan akhirnya

    terbentuklah sebuah rongga, bastokel, pada saat ini mudigah disebut

    blastokista. Sel-sel didalam massa sel dalam, yang sekarang disebut

    embrioblast, terletak pada salah satu kutub, sedangkan sel – sel dimassa sel

    luar atau trofoblast, menipis dan membentuk dinding epitel blastokista. Zona

    pellusida sekarang menghilang, sehingga implantasi dapat dimulai. Dengan

    demikian, menjelang akhir minggu pertama perkembangan, zigot telah

    melewati tingkat morula dan blastokista dan sudah mulai berimplantasi di

    selaput lendir rahim.

  • 18

    1) Proses Implantasi

    Kemudian blastula tersebut berimplantasi dalam endometrium dengan

    bagian dimana bagian inner cell mass berlokasi, hal ini yang menyebabkan

    tali pusat berpangkal sentral atau prasentral. Bila nidasi terjadi mulailah

    diferensiasi sel-sel blastula . Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat dengan

    ruang eksoselom, membentuk ruangan amnion.

    2) Perkembangan Trofoblast:

    a) Pembentukan plasenta

    b) Pembentukan tali pusat

    c) Selaput janin (Amnion dan Korion)

    c. Tanda- tanda kehamilan

    1. Tanda tidak pasti kehamilan

    a. Amenorhoe (berhentinya menstruasi pada seorang wanita

    b. Mual dengan atau tanpa muntah(mual emesi dan muntah vomiting)

    c. Ngidam

    d. Sering kencing

    e. Kostipasi atau obstipasi

    f. Sinkope/ pingsan

    g. Payudara Tegang

    h. Pigmentasi Kulit

    i. Epulis

    j. Varices

    k. Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan

    2 Tanda Pasti Kehamilan

  • 19

    Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan:

    a. Denyut jantung janin, dengan stetoskop pada usia kehamilan 17-19

    minggu, dengan Doppler pada usia kehamilan 10 minggu, dengan

    elektrokardiografi dapat mendeteksi sejak 48 hari setelah HPHT

    terakhir

    b. Persepsi Gerakan Janin, Gerakan janin terdeteksi oleh pemeriksa

    setelah usia kehamilan sekitar 20 minggu

    c. Deteksi kehamilan secara Ultrasonograi Setelah 6 minggu denyut

    jantung sudah terdeteksi. Kantung gestasi mulai dapat dilihat sejak

    usia kehamilan 4 – 5 minggu sejak menstruasi terakhir dan pada

    minggu ke- 8, usia gestasi dapat diperkirakan secara cukup akurat.

    2. Pengertian Persalinan

    Persalinan adalah proses dimana janin, plasenta dan selaput ketuban

    keluar dari uterus ibu (Depkes, 2008). persalinan adalah proses membuka dan

    menipisnya serviks, dan janin turun kejalan lahir (sumara 2009)

    a. Bentuk persalinan

    1) Bentuk persalinan spontan adalah Persalinan yang berlansung dengan

    kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.

    2) Persalinan Bantuan adalah Persalinan dengan rangsangan yang

    dibantu dengan tenaga dari luar ekstraksi dengan forcep atau dengan

    dilakukan sectio caesarea.

    3) Persalinan Anjuran adalah Persalinan yang tidak di mulai dengan

    sendirinya, baru belangsung setelah pemecahan ketuban.

  • 20

    b. Proses persalinan

    Proses persalinan terdiri dari 4 kala:

    1) Kala I, disebut kala pembukaan dimulai dengan pembukaan serviks

    sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses pembukaannya serviks

    disebabkan oleh HIS persalinan/ kontraksi.

    Tanda dan gejala kala I

    a) HIS sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit

    b) Penipisan dan pembukaan serviks

    c) Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah.

    2) Kala II, Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

    lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal

    juga sebagai kala pengeluaran

    Tanda dan gejala kala II :

    a) Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya

    kontraksi.

    b) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau

    vaginamya.

    c) Perineum terlihat menonjol.

    d) Vulva – vagina dan singter ani terlihat membuka.

    e) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

    3) Kala III persalinan dimulai setelah setelah lahirnya bayi dan berakhir

    dengan lahirnya plasenta.

    Tanda dan Gejala lepasnya plasenta:

  • 21

    a) Perubahan ukuran dan bentuk uterus

    b) Tali pusat memanjang

    c) Semburan darah tiba – tiba

    4) Kala IV , Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan

    amplitude 60 sampai 80 mmHg, kekuatann kontraksi ini tidak diikuti

    oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan

    membentuk thrombus melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan

    thrombus terjadi penghentian pengeluaran darah post partum.

    Tanda dan gejala kala IV:

    a) Bayi dan plasenta telah lahir

    b) Tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat

    3. Pengetian sectio caesarea dan penyebab terjadinya sectio caesarea

    Persalinan pada pasien post operasi sectio caesarea adalah suatu

    persalinan dimana janin dildahirkan melalui insisi pada dinding depat perut

    dan dinding rahim, tindakan sectio ceasarea mengacu pada tindakan

    pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut

    dan dinding rahim ibu. Penyebab persalinan dengan bedah sectio caesarea:

    1. Bayi sungsang

    2. Sebagian kasus mulut tertutup plasenta

    3. Bayi kembar

    4. Kehamilan pada usia lanjut

    5. Persalinan berkepanjangan

    6. Bayi belum lahir lebih dari 24 jam sejak ketuban pecah

  • 22

    7. Kontraksi terlalu lemah

    C. Konsep Asuhan Keperawatan post partum Sectio Caesarea

    a. Pengkajian

    Pengkajian adalah pengumpulan data yang cermat tentang klien, keluarga

    atau kelompok perawat mendapatkan data dengan melakukan

    wawancara, observasi dan pemeriksaan terdapat dua jenis pengkajian

    yaitu wawancara skrining penerimaan dan pengkajian fokus (Dermawan,

    2012).

    1) Identitas

    Pada penderita dengan indikasi section caesarea dapat terjadi pada

    setiap umur kehamilan yang dapat dilihat pada kehamilan muda.

    2) Keluhan Utama

    Pada klien dengan post operasi keluhan utamanya yaitu klien

    mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, badannya lemah, tidak berani

    bergerak, dan rasa haus yang berlebihan.

    3) Riwayat Penyakit Sekarang

    Pada riwayat penyakit sekarang yang harus dikaji yaitu jam selesa i

    operasi, kesadaran klien, keadaan umum, letak dan ukurandari luka

    operasi.

    4) Riwayat Penyakit Dahulu

    Apakah klien pernah mengalami riwayat tindakan operasi

    sebelumnya.

    5) Riwayat Penyakit Keluarga

  • 23

    Peranan keluarga atau keturunan merupakan factor penyebab penting

    yang perlu dikaji yaitu penyakit berat yang pernah diderita salah satu

    anggota yang ada hubungannya dengan operasi misalnya : TBC, DM,

    dan Hypertensi.

    6) Riwayat Obstetri

    Untuk mengetahui riwayat obstetri yang perlu diketahui adalah :

    a) Keadaan haid

    Perlu ditanyakan kapan datangnya menarche siklus haid, hari pertama

    haid terakhir untuk dapat diketahui yang keluar darah muda atau darah

    tua, encer atau menggumpal, lamanya nyeri atau tidak, pada sebelum

    atau sesudah haid, berbau atau tidak, dimana untuk mengetahui

    gambaran tentang keadaan alat kandungan

    b) Perkawinan

    Berapa kali kawin dan berapa lama dengan suami sekarang.

    c) Kehamilan

    Riwayat kehamilan pada klien dengan partus biasa terdapat pada

    primi/multigravida.

    d) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

    Ditanyakan kelangsungan dari kehamilan dan persalinan serta nifas

    yang lalu, bagaimana keadaan bayi yang dilahirkan, apakah cukup

    bulan atau tidak, kelahirannya normal atau tidak, siapa yang menolong

    persalinan dan dimana melahirkannya, sehingga mendapat gambaran

    yang jelas tentang riwayat kehamilan, persalinan yang lalu.

    e) Pola Kebiasaan Sehari-harimenurut Virginia Henderson

  • 24

    1) Respirasi

    Pada kasus post sectio caesarea penyulit yang sering ditemukan

    adalah obstruksi jalan nafas, respirasi yang tidak adekuat dan

    respirasi arrest.

    2) Nutrisi

    Klien setelah selesai operasi pemenuhan nutrisinya selama puasa

    melalui infuse dan setelah 6 jam baru diberikan minum secara

    bertahap dan setelah 8 jam baru diberikan makanan lunak, tapi

    bila klien dengan lumbal fungsi langsung diberi makan, minum

    seperti biasanya, bahkan dianjurkan banyak minum.

    3) Eliminasi

    Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, warna, bau, dan lien

    dengan post sectio caesarea, untuk BAK melalui dawercateter

    yang sebelumnya telah terpasang.

    4) Istirahat/tidur

    Pada pasien dengan post sectio caesarea mengalami gangguan

    istirahat tidur karena adanya rasa nyeri pada daerah operasi dan

    ada rasa yang tidak enak pada uretra akibat terpasangnya dower

    cateter.

    5) Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi

    Pada pasien dengan post op section caesarea mengalami

    gangguan dalam hal temperature tubuh, suhu tubuh>37,

    6) Kebutuhan personal hygiene

  • 25

    Klien dengan post sectio caesarea pada hari pertama dan hari

    kedua sebelum kateter dibuka klien membutuhkan orang lain

    untuk membersih kandiri dalam hal ini klien harus dimandikan.

    7) Aktivitas

    Pola aktivitas dapat terganggu dengan adanya rasa nyeri pada

    daerah operasi sehingga klien membatasi gerakan.

    b. Diagnosa keperawatan

    Diagnosa keperawatan pada klien persalinan post sectio caesarea

    indikasi letak sungsang, Post operasi

    1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan

    2) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive yang ditandai

    dengan klien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan umum lemah.

    3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka bekas

    operasi ditandai dengan klien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan

    umum lemah kebutuhan aktivitas klien tampak dibantu.

    4) Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

  • 26

    c. Rencana keperawatan

    1) Dianosa keperawatan:

    a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ditandai dengan:

    (1) DS : Klien mengatakan nyeri perut bekas operasi sectio caesarea

    (2) DO : Ekspresi wajah klien meringis

    2) Tujuan (Noc)

    a) Setelah dilakukan tindakan keperawatan hal yang diharapkan, klien dapat:

    (1) Mengontrol nyeri (pain control) dengan kriteria hasil

    (a) Klien dapat mengetahui penyebab nyeri, onset nyeri,

    (b) Klien mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi

    nyeri dan tindakan peencengahan nyeri.

    (c) Klien melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

    (2) Menunjukkan tingkat nyeri (pain level):

    (a) Klien melaporkan nyeri dan pengaruhnya pada tubuh

    (b) Klien mampu mengenal skala, intensitas, frekuensi, dan lamanya episode

    nyeri

    (c) Klien mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

    (d) Tanda – tanda vital dalam batas normal

    (e) Ekspresi wajah tenang

    3) Intevensi keperawatan

  • 27

    a) Manajemen nyeri (paint management):

    1) Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik,

    onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri dan faktor –

    faktor prespitasi

    2) Observasi syarat non verbal dari ketidaknyaman, khususnya

    ketidakmampuan komunikasi secara efektif

    3) Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri.

    4) Ajarkan penggunaan tehnik non farmakologi (misalnya: napas dalam,

    tehnik distraksi, atau massage)

    5) Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah di

    gunakan

    6) Tingkatkan istirahat yang cukup

    7) Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon klien

    8) Monitor kenyamanan klien terhadapa manajemen nyeri

    9) Libatkan keluarga untuk mengurangi nyeri

    10) Informasikan kepada tim kesehatan lainnya/ anggota keluarga saat

    tindakan non farmakologi dilakukan untuk pendekatan preventif

    11) Pemberian analgetik (analgetic administration) : tentukan lokasi nyeri,

    karakteristik, kualitas, dan keparahan sebelum pengobatan.

    b) Berikan obat, memakai prinsip 5 benar cek alergi obat

  • 28

    (1) Libatkan klien dalam pemulihan analgetik yang akan digunakan

    (2) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik pertama kali

    (3) Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala (efek samping)

    1) diagnosa keperawatan

    a) resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive yang di tandai

    dengan :

    (1) DS : klien mengeluh sakit bila bergerak

    (2) DO : keadaan umum lemah

    2) Tujuan noc

    (1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama...x 24 jam diharapkan

    klien dapat meningkatkan pertahanan tubuh (immune status) dengan

    kriteria hasil:

    (a) Klien tidak menunjukkan tanda – tanda infeksi

    (b) Suhu tubuh normal (36 – 37 derajat celcius)

    (c) Nadi normal (70 – 80 x/ menit)

    (d) Frekuensi napas normal (20 x/ menit)

    (e) Tekanan darah normal 120 / 70 mmHg

    (f) Cairan ketuban tidak berbau busuk

    3) Intervensi keperawatan (noc)

  • 29

    1) Pengendalian infeksi (infection control) dan perlindungan terhadap infeksi

    (infection protection) :

    (a) Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya : suhu tubuh, keadaan luka post

    operasi, kondisi vulva, kelelahan dan malaise)

    (b) Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi (misalnya : usia lanjut,

    status imun menurun dan malnutrisi)

    (c) Pantau hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi)

    (d) Ajurkan klien atau keluarga untuk menjaga personal hygiene dan

    melindungi tubuh terhadap infeksi)

    (e) Ajarkan klien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi)

    (f) Bersihkan lingkungan secara tepat setelah digunakan klien

    (g) Batasi jumlah pengunjung

    (h) Tingkatkan asupan nutrisi dan cairan

    (i) Pertahankan tehnik aseptic

    (j) Pertahankan tehnik isolasi sesuai kebutuhan.

    1) Diagnosa keperawatan

    a) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka bekas operasi

    ditandai dengan :

    (1) Ds : klien mengeluh sakit bila bergerak,

    (2) Do : keadaan umum lemah, kebutuhan aktivitas klien tampak dibantu

  • 30

    2) Tujuan (nic)

    1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam hal yang

    diharapkan mobilitas klien meningkat (mobility level) dengan kriteria

    hasil:

    (a) Aktivitas fisik meningkat

    (b) Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dan kemampuan dalam

    bergerak

    3) Intervensi keperawatan (noc)

    1) Exercise therapy : ambulation ( terapi latihan : ambulasi)

    (a) Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilitas

    (b) Observasi penyebab gangguan mobilitas yang dialami klien

    (c) Monitor dan catat kemampuan klien dalam mentoleransi aktivitas dan

    penggunaan keempat ekstremitasnya

    (d) Jika memungkinkan observasi tindakan yang di lakukan untuk nyerinya

    dan gangguan musculokeletal

    (e) Ajarkan latihan ROM secara pasif/ aktif sesuai kondisi klien

    2) Positionning :

    a) Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami

    b) Pastikan baju klien longgar

    c) Lindungi klien dari trauma selama latihan

  • 31

    d) Berikan reinforcement positif

    e) Kolaborasi dengan fisioterapi

    f) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik

    1) Diagnosa keperawatan

    a) Defisit perawatan diri mandi/ kebersihan berhubungan dengan kelemahan

    fisik

    2) Tujuan (nic)

    (1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama...x 24 jam klien dapat

    menunjukkan perawatan diri : aktivitas kebutuhan sehari – hari : mandi

    dengan kriteria :

    (a) Klien menerima bantuan atau perawatan total dari pemberian perawatan

    jika diperlukan

    (b) Klien mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh

    dan hygiene mulut

    3) Intervensi keperawatan (noc)

    a) Bantu perawatan diri (self care assitance) :

    (1) Kaji kemampuan klien untuk menggunakan alat bantu

    (2) Pantau adanya perubahan kemampuan fungus

    (3) Pantau kebutuhan klien terhadap perlengkapan alat – alat untuk kebersihan

    diri, berpakaian dan makan

  • 32

    (4) Berikan bantuan sampai klien mampu untuk melakukan perawatan diri

    b) Bantu perawatan diri : mandi (self care assistance : bathing)

    (1) Kaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh setiap hari

    (2) Kaji kondisi kulit saat mandi

    (3) Pantaun kebersihan kuku, berdasarkan kemampuan perawatan diri klien

    (4) Berikan bantuan sampai klien mampu secara penuh untuk melakukan

    perawatan diri

  • 33

    BAB III

    METODE STUDI KASUS

    A. Rancangan studi kasus

    Desain penelitian ini adalah Deskriptif dengan bentuk studi kasus.

    Metode penilitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan secara intensif,

    terperinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi(individu) tujuan dari

    peenelitian deskriptif adalah mengambarkan masalah penelitian yang terjadi

    pada studi kasus asuhan keperawatan pada pasien post partum sectio

    caesaraea diruangan mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

    B. Subjek studi kasus

    1. Definisi kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari suatu populasi atau

    target yang akan di jadikan subjek. Kriteria inkluisi yaitu:

    a. Pasien berjenis kelamin perempuan

    b. Ibu hamil.

    c. Ibu hamil yang akan menjalani operasi sectio caesarea

    d. Berstatus menikah

    e. Bersedia untuk dijadikan responden.

    2. Definisi kriteria ekskluisi adalah anggota populasi yang tidak bisa

    dijadikan sebagai subjek penelitian ( notoatmodjo 2010).

    a. Pasien yang tidak hamil

    b. Berjenis kelamin laki- laki

    c. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

  • 34

    C. Fokus studi kasus

    1. Kebutuhan Rasa Nyaman pada pasien sectio caesarea

    2. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian asuhan keperawatan pada pasien

    post partum sectio caesarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari

    3. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien post partum sectio

    caesarea diruag mutiara RSU Dewi Sartika Kendari

    4. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada pasien post partum sectio

    caesarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari

    5. Untuk mengetahui implementasi dan evaluasi keperawatan pada post

    partum sectio caeasarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari.

    D. Definisi operasional fokus studi kasus

    Definisi operasional fokus studi kasus

    1. Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya

    kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu

    kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari – hari), kelegaan

    (kebutuhan yang telah terpenuhi), dan traspenden (keadaan tentang suatu

    yang melebihi masalah dan nyeri).

    2. Tehnik distraksi dapat mengalihkan fokus perhatian pasien yang

    mengalami nyeri sehingga dapat menjadi strategi yang sangat berhasil.

    Keefektifan tehnik distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk

    menerima dan membangkitkan infut sensori, distraksi dapat mengatasi

    nyeri.

    3. Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional

    yang dirasakan pasien nyeri yang dirasakan dapat diukur menggunakan

  • 35

    P : penyebab nyeri

    Q : qualitas nyeri

    R : region nyeri

    S : skala nyeri

    T : time/ waktu

    Skala nyeri yang dirasakan pasien bisa diukur menggunakan angka,

    dimulai dari angka 10 nyeri sangat berat, angka 7 – 9 nyeri berat, angka 4

    – 6 nyeri sedang, angka 1 – 3 nyeri ringan dan angka 0 nyeri tidak

    diraskan.

    4. Persalinan sectio caesarea adalah suatu persalinan dimana janin dilahirkan

    melalui insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim, ceasarea

    mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi

    dengan membuka dinding perut dan dinding rahim ibu.

    5. Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada

    praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien

    di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, yang terdiri dari pengkajian,

    klasifikasi data, analisa data, diagnosa keperawatan. intervensi

    keperawatan,implementasi dan evaluasi keperawatan. intervensi yang

    diterapkan dalam penangan nyeri yaitu memberikan terapi mendengarkan

    ayat – ayat suci al – quran, terapi ini di berikan 3 jam setelah operasi,

    frekuensi minimal 3 kali dalam sehari, lama pemberian terapi kurang lebih

    20 menit, pemberian terapi diberikan dalam durasi 5 jam setelah

    pemberian obat. Hal yang di evaluasi adalah perubahan tingkat nyeri yang

    dirasakan setelah pemberian terapi tersebut.

  • 36

    E. Tempat dan waktu studi kasus

    1. Tempat :Penelitian dilaksanakan di Ruangan Mutiara Rumah Sakit Umum

    Dewi Sartika Kendari

    2. Waktu : waktu penelitian dilaksanakan 09 sampai 12 juli 2018

    F. Pengumpulan data

    1. Wawancara (interview) metode wawancara ini akan mendapatkan

    informasi yang valid dan langsung dari sumbernya, melalui percakapan

    yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interview) yang

    mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe).

    Tehnik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur,

    yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang sistematis

    dan diajukan pertanyaan yang telah di susun.

    2. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti secara

    langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang diteliti.

    Dalam observasi ini dilakukan observasi penelitian secara lansung ,

    dalam kegiatan observasi secara langsung pada pasien post partum sectio

    caesarea di ruangan mutiara rumah sakit umum dewi sartika kendari.

    G. Penyajian data

    Penyajian data yang sesuai dalam penelitian studi kasus deskriptif, data yang

    didapatkan dari responden dengan wawancara kemudian disajikan dalam

    bentuk narasi dan mengambil kesimpulan dari suatu data, data yang dicantum

    dalam bentuk narasi atau tekstuler. Penyajian data bentuk narasi yaitu

    penyajian dalam bentuk kalimat.

  • 37

    Dalam penelitian ini setelah data terkumpul dari data wawancara dan data

    dari observasi tentang pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada pasien post

    partum sectio caesarea kemudian disajikan dalam bentuk narasi

    H. Etika studi kasus

    Dalam melakukan penelitian ini peneliti harus mendapatkan

    persetujuan dari direktur rumah sakit dan kepala ruangan tempat penelitian.

    Setelah mendapatkan persetujuan dari direktur rumah sakit dan kepala

    ruangan tempat penelitian, selanjutnya pertanyaan disampaikan kepada pasien

    dengan menekankan etika yaitu :

    1. Informemed consent (lembar persetujuan)

    Peneliti meminta izin kepada pasien untuk mendatangani lembar

    persetujuan penelitian setelah pasien menyatakan ketersedian untuk

    berpartisipasi dalam penelitian

    2. Anonimity (tanpa nama)

    Untuk menjaga kerahasian pasien, maka dalam lembar pengumpulan

    data tidak di cantumkan nama tapi kode.

    3. Confidentiality ( kerahasian)

    Kerahasian informasi yang telah dikumpulkan dari partisipasi dijaga

    oleh peneliti. Data hanya disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok

    yang berhubungan dengan penelitian ini.

  • 38

    BAB IV

    HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Pengkajian

    Hasil penelitian menunjukkan Ny. H, usia 37 tahun, jenis kelamin

    perempuan, status perkawinan menikah, agama islam, pendidikan terakhir SD

    dan dirawat diruang inap diruang mutiara rumah sakit umum dewi sartika

    dengan diagnosa medis sectio caesarea.

    Ny. H masuk di RSU Dewi Sartika pada tanggal 8 juli 2018 pada jam

    10 : 00 Wita melalui IGD dengan keluhan nyeri perut tembus sampai

    belakang, dengan hasil USG mengandung anak kembar posisi kedua janin

    sungsang sehingga dokter mengatakan Ny H, akan direncakan untuk operasi

    jam 12 : 15 wita.

    Persalinan sectio caesaraea dilakukan pada tanggal 09 juli 2018 pukul

    12 : 20 malam. melahirkan anak kembar berjenis kelamin laki – laki dengan

    berat badan bayi, 2700 gram, 1700 gram dan panjang badan 45 cm. Pada

    pengkajian riwayat ginekologi Ny H Mengatakan tidak ada masalah, Ny H

    mengatakan menggunakan KB yaitu KB implan,dan status obstetrikus

    G4P4O0.

  • 39

    Ketika dilakukan pengkajian pada tanggal 09 juli 2018 jam 10 : 12

    WITA. Keluhan utama yang dirasakan Ny H nyeri di daerah perut bekas

    jahitan operasi.

    Riwayat kehamilan Ny H. Pada anak pertama dengan persalinan

    normal sekarang berumur 20 tahun, anak kedua berumur 18 tahun, anak

    ketiga berumur 14 tahun tahun dan anak keempat berumur 8 tahun pada anak

    pertama,kedua, ketiga dan keempat Ny H mengatakan masalah sewaktu hamil

    tidak ada. Ny H tidak pernah memeriksa kehamilan kerumah sakit ataupun

    kepuskesmas tetapi hanya memeriksa kandungan kedukun bearanak

    dikampungnya.

    Dalam pengkajian pemeriksaan fisik didapat hasil bahwa klien dengan

    keadaan umum lemah, kesadaran composmentis GCS: E5 V5 M 5 atau dalam

    kesadaran penuh, berat badan 55 kg, tinggi badan 160 cm, pengukuran

    tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5oC, nadi 76x/menit, pernapasan

    18x/menit.

    Pada pemeriksaan kepala sampai leher, didapatkan hasil bahwa kepala

    simetris, rambut hitam, tidak ada ketombe, rambut lepek, mata , tidak ada

    edema, sclera putih, konjungtiva anemis, hidung bersih, tidak ada secret,

    mulut bersih, tidak ada stomatitis, bibir lembab, telingah bersih, tidak ada

    serumen, leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thiroid

    Pada pemeriksaan dada (jantung) inspeksi ictus cordis tidak tampak,

    tidak ada bunyi tambahan, pada pemeriksaan paru – paru inspeksi didapatkan

    bentuk dada simetris, kanan dan kiri, palpasi vokal permitus pengembangan

  • 40

    dada kanan dan kiri sama, perkusi sonor, auskultasi suara napas vesikuler,

    tidak ada suara napas tambahan.

    Hasil pemeriksaan payudara simetris kanan dan kiri, bersih, puting

    susu menonjol besar, pengeluaran air susu ibu ( ASI) sedikit, acrola berubah

    menjadi hitam. Pada pemeriksaan abdomen Ny H mengeluh nyeri pada

    daerah bekas jahitan luka operasi, masih tertutup kasa.Ny H mengeluh sakit

    ketika bangun dari tempat tidur dan ketika disaat duduk dan kemudian berdiri

    tegak, penilaian nyeri NSR nyeri setelah operasi, quality nyeri seperti tersaya-

    sayat, region nyeri didaerah perut, scala 8, time, hilang timbul, fundus uterus

    tiga jari di bawah pusat,

    Pemeriksaan perineum dan genetalia, tidak ada kerusakan intregitas

    kulit pada vagina, tidak ada edema tidak ada hematom, tidak ada tanda –

    tanda REEDA, perineum utuh, terdapat lochea rubra, bau khas, konsistensi

    cair, tidak ada hemoroid.

    Pada pemeriksaan ekstremitas atas tidak ada edema, tangan kiri

    terpasang infus RL, posisi tangan lurus, jari – jari bisa digerakkan perabaan

    akral hangat. Ekstremitas bawah kaki kanan dan kiri tidak terdapat luka, jari –

    jari dapat digerakkan, perabaan akral hangat tidak terdapat varises, tidak

    terdapat edema, dan kaki kanan sering kram.

    Pada pengkajian eliminasi selama di rawat dirumah sakit buang air

    kecil ( BAK) Ny H terpasang kateter, jumlah urine 1500 cc. Bau khas, warna

    kuning, Ny H selama setelah operasi belum pernah BAB.

  • 41

    Pada pengkajian istirahat dan kenyamanan Ny H mengatakan tidak

    kebiasaan khusus sebelum tidur, klien mengatakan susah tidur selama dirawat

    dirumah sakit karena nyeri dan kegerahan.

    Pada pemeriksaan mobilisasi dan latihan klien sebelum melahirkan

    kemampauan merawat diri, makan dan minum, toileting, berpakaian,

    berpindah posisi dengan mandiri, pada hari pertama setelah melahirkan

    dengan persalinan sectio caesarea kemampuan merawat diri, makan, minum,

    berpindah tempat dengan bantuan suaminya.tetapi pada hari kedua Ny H

    sudah bisa makan, minum, berpakaian dan duduk dengan mandiri tanpa

    bantuan suaminya.

    Pada pengkajian nutrisi dan cairan, asupan nutrisi, Ny H mengatakan

    makan 3x sehari, dengan nasi, lauk pauk, sayuran, porsi makan dihabiskan,

    Ny H tidak memilih- milih makanan,dan minum air putih 1 liter dan teh

    hangat.

    Pada pengkajian keadaan mental adaptasi psikologis Ny H

    mengatakan sangat cemas dan kaget ketika dokter mengatkan untuk dioperasi

    dan bayinnya kembar. untuk pertama kalinya Ny H menjalani operasi, dan

    untuk pertama kalinya Ny H melahirkan di rumah sakit.anak – anak

    sebelummnya Ny H mengatakan melahirkan dirumah dengan bantuan dukun

    beranak dikampungnya.

    Riwayat keluarga didapatkan hasil klien mengatakan dalam anggota

    keluarganya tidak ada yang melahirkan secara sectio caesarea tetapi kalau

  • 42

    melahirkan kembar ada yaitu ipar klien, Ny H mengatakan tidak mempunyai

    riwayat asma, jantung, alergi serta penyakit yang menular.

    2. Diagnosa keperawatan

    Pada tanggal 09 juli 2018 jam 12 : 20 wita diperoleh data subjektif Ny

    H mengatakan nyeri luka post sectio caeasarea, qualitas nyeri seperti tersayat

    – sayat , daerah nyeri dibagian perut ( abdomen) scala nyeri 8, nyeri dirasakan

    saat bergerak, nyeri dirasakan hilang timbul/sewaktu – waktu. Respon

    objektif Ny H tanpak meringis, gelisah, tanpak melindungi daerah nyeri,

    tanpak merubah posisi dan tanpak ada luka operasi didaerah perut.

    Berdasarkan data diatas menurut analisa peneliti mengangkat

    diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

    ditandai dengan : klien mengatakan nyeri luka post sectio caesarea, qualitas

    nyeri seperti tersayat- sayat, daerah nyeri daerah nyeri dibagian perut (

    abdomen) scala nyeri 8, nyeri dirasakan saat bergerak, nyeri dirasakan hilang

    timbul/sewaktu – waktu. Respon objektif Ny H tampak meringis, gelisah,

    tampak melindungi daerah nyeri, tanpak merubah posisi dan tanpak ada luka

    operasi didaerah perut.

    3. Rencana asuhan keperawatan

    Rencana tindakan keperawatan dilakukan pada klien mengacu pada

    Nanda 2015. Rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan peneliti

    yaitu menggunakan tehnik distraksi/ pengalihan. Salah satu tehnik distraksi

    yang diberikan adalah terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quraan

  • 43

    untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan Ny. H pemberian terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an, kolaborasi pemberian obat

    analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE(Health education). Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan selama 3x24 jam hal yang diharapkan: klien

    mengatakan merasa lebih tenang,rileks dan nyaman setelah pemberian terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci al –quran, kolaborasi pemberian obat

    analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE ( health education) sehingga nyeri

    sedikit berkurang, skala nyeri yang dirasakan yaitu 2.

    d. Implementasi keperawatan

    Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan.

    pemberian intervensi dilakukan selama 5. Pemberian terapi diberikan tiga kali

    dalam sehari setelah 5 jam pemberian obat analgetik (ranitidin).

    Hari pertama tanggal 09 juli 2018, tindakan yang dilakukan pukul

    17 : 00 wita, Pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci kurang lebih

    20 menit, pukul 18 : 00 wita diberikan kembali terapi mendengarkan ayat –

    ayat suci al – quran selama kurang lebih 15 menit, pukul 19 : 00 wita

    pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran kurang lebih 20

    menit,

    Hari kedua tanggal 10 juli 2018, dilakukan tindakan yang sama yaitu

    pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al quran, Pukul 10 : 12 wita

    pemberian terapi dilakukan selama kurang lebih 15, pukul 11 : 12 wita terapi

    diberikan kembali kurang lebih 20 menit, pukul 13 : 12 wita pemberian

    terapi mendengarkan ayat – ayat suci al quran selama kurang lebih 15 menit.

  • 44

    Hari ketiga pemberian terapi pukul 17 : 00 wita, pemberian terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an selama kurang lebih 15 menit

    pukul 18 : 00 wita, pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al –

    qur’an selama kurang 20 menit, pukul 19 : 00 wita pemberian terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an selama kurang lebih 15 menit.

    Dihari keempat terapi diberikan hanya satu kali pemberian pukul

    14:20 wita pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al –qur’an, pukul

    16 : 30 wita klien sudah diperbolehkan pulang.

    e. Evaluasi keperawatan

    Hasil yang di evaluasi adalah perubahan setelah pemberian terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci al-quran selama 4 hari.

    Pada tanggal 09 juli 2018 pukul 17 : 00 wita sebelum terapi diberikan

    mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an respon subjektif, klien

    mengatakan nyeri , penyebab nyeri bekas luka operasi, region( lokasi) perut

    bawah, scala nyeri 8, time( waktu) hilang timbul, masih tanpak gelisah dan

    meringis. Setelah pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al –

    qur’an, disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan

    pemberian HE oleh perawat hasil yang didapatkan klien masih merasa tidak

    nyaman, sehingga nyeri tidak berkurang ,skala nyeri masih tetap 8,

    Pukul 18 : 00 wita sebelum tindakan terapi mendengarkan ayat – ayat

    suci al – qur’an skala nyeri 8, setelah pemberian terapi mendengarkan ayat –

    ayat suci al – quran disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)

    dan pemberian HE oleh perawat, klien masih merasakan tidak nyaman,gelisah

    sehinga skala nyeri masih tetap 8.

  • 45

    Pukul 19 : 00 wita terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran

    kurang lebih 20 menit, setelah pemberian hasil yang didapatkan pemberian

    terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran disertai kolaborasi pemberian

    obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE oleh perawat, klien masih

    merasa tidak nyaman, gelisah tidak rileks sehingga skala nyeri yang dirasakan

    tidak berkurang.

    Pada tanggal 10 juli 2018 pukul 17 : 00 wita sebelum pemberian

    terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an dihari kedua , klien

    mengatakan masih merasakan nyeri, penyebab nyeri bekas luka operasi,

    region( lokasi) perut bawah, scala nyeri 7, time( waktu) hilang timbul, masih

    tanpak gelisah dan meringis, setelah pemberian terapi mendengarkan ayat –

    ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)

    dan pemberian HE, klien merasa sedikit lebih nyaman, tenang sehingga nyeri

    yang dirasakan berkurang, skala nyeri yang dirasakan yaitu 6.

    pukul 18 : 00 sebelum pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat

    suci al – qur’an, klien mengatakan masih merasa nyeri,sehingga skala nyeri

    yang dirasakan 6, setelah pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al

    – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan

    pemberian HE, klien mangatakan merasa nyaman,dan tanpak tenang

    sehingga nyeri yang dirasakan juga berkurang, skala nyeri yang dirasakan 5.

    Pukul 19 : 00 wita, sebelum pemberian terapi mendengarkan ayat –

    ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)

    dan pemberian HE skala nyeri 5, setelah pemberian terapi mendengarkan

    ayat- ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik

  • 46

    (ranitidin) dan pemberian HE klien mengatakan merasa tenang tetapi masih

    merasa nyeri sehingga skala yang dirasakan tidak menurun tetap 5.

    Pada tanggal 11 juli 2018 pukul 17 : 00 wita sebelum pemberian

    terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi

    pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE di hari ketiga hasil

    yang didapatkan, klien mengatakan masih merasa nyeri, skala nyeri yang

    dirasakan 5. Setelah pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al –

    qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian

    HE, klien mengatakan merasa lebih nyaman dan rileks sehingga nyeri yang

    dirasakan dapat berkurang, skala nyeri yang dirasakan 4.

    Pukul 18 : 00 wita sebelum pemberian terapi mendengarkan ayat –

    ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)

    dan pemberian HE, klien mengatakan nyeri masih dirasakan, skala nyeri yang

    dirasakan yaitu masih tetap 4. pukul 19 : 00 wita setelah pemberian terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat

    analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE, klien merasa lebih rileks dari

    sebelumnya sehingga nyeri yang dirasakan juga berkurang, skala nyeri yang

    dirasakan juga menurun yaitu 3.

    Pada tanggal 12 juli 2018 pukul 16 : 00 wita, sebelum pemberian

    terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi

    pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE, dihari keempat

    skala nyeri yang dirasakan 3, setelah pemberian terapi mendengarkan ayat –

    ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)

    dan pemberian HE, klien mengatakan merasa jauh lebih rileks dan nyaman

  • 47

    sehingga nyeri yang dirasakan juga semakin berkurang, skala nyeri yang

    dirasakan 2. Pukul 17 : 20 wita pemberian terapi sudah tidak diberikan lagi

    karena klien sudah pulang.

    B. Pembahasan

    Penulis akan membahas tentang pemberian tehnik distraksi, terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an terhadap penurunan intensitas

    nyeri pada asuhan keperawatan Ny H dengan post partum sectio caesarea di

    ruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari. Membahas tentang factor

    kesenjangan – kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang

    meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

    implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan

    a. Pengkajian

    Menurut prawirohardjo (2008) alasan melakukan sectio caesarea

    yang tidak direncanakan, meliputi bayi yang letaknya sunsang, bayi kembar,

    masalah dengan plasenta atau tali pusat menempatkan bayi pada resiko,bayi

    terlalu besar untuk dilkeluarkan dari vagina, pada saat di kaji Ny H

    mengatakan alasan yang menyebabkan dirinya melakukan persalinan dengan

    sectio caesarea karena posisi janin sungsang dan kembar, serta kondisi yang

    lemah sehingga tidak memungkinkan untuk persalinan normal.

    Masalah yang sering timbul pada ibu nifas sectio caesarea yaitu rasa nyeri,

    rasa tidak nyaman, gelisah,sebagian besar penyebab nyeri diakibatkan karena

    tindakan pembedahan /operasi. Nyeri adalah sebuah pengalaman yang tidak

    menyenangkan baik secara sensoris maupun emosional yang disebabkan oleh

    kerusakan jaringan di tubuh (Merskey & Bogduk, 1994 dalam Kinsel, 2008).

  • 48

    Menurut ( Herdman 2014) masalah pada klien dengan post sectio

    caesarea dengan batasan karakteristik adanya laporan verbal atau non verbal,

    menunjukkan perubahan posisi untuk nelindungi area nyeri, tingkah laku

    berhati – hati, gangguan pola tidur, dan tingkah laku ekspresif ( gelisah,

    meringis, dan lemah).

    Menurut analisa peneliti teori sesuai dengan kasus. pada kasus Ny h

    keluhan utama yang dirasakan klien yaitu nyeri, perasaan tidak nyaman,

    gelisah, perubahan posisi untuk nelindungi area nyeri, tingkah laku berhati –

    hati, di hari kedua setelah persalinan sectio caesarea klien susah untuk tidur,

    dan tingkah laku ekspresif ( gelisah, meringis, dan lemah),

    b. Diagnosa keperawatan

    Hasil pengkajian dan analisa yang dilakukan pada Ny H peneliti

    mengangkat diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen

    cidera fisik, dengan batasan karekteristik yang ditemukan peneliti pada Ny H

    yaitu merasakan nyeri tersayat – sayat, merasa tidak nyaman, gelisah,skala

    nyeri 8, sikap melindungi area nyeri, gelisah, meringis, mendesah, perubahan

    posisi untuk menghindari nyeri.

    Diagnosa nyeri ditegakkan, Menurut Maslow, seorang pelopor psikologis

    mengatakan bahwa kebutuhan rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar

    setelah kebutuhan fisiologis yang harus terpenuhi. Seorang yang mengalami

    rasa nyeri akan berdampak pada aktifitas sehari- harinya, orang tersebut akan

    terganggu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidurnya.

  • 49

    c. Intervensi keperawatan

    Berdasarkan kasus Ny H tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan

    intervensi yang disusun pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan

    dengan agen cidera fisik.

    Intervensi yang dilakukan peneliti untuk mengatasi nyeri yaitu dengan

    Pendekatan non farmakologi untuk mengendalikan nyeri yaitu tehnik

    distraksi, salah satu tehnik distraksi yang diterapkan adalah pemberian terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci al – quran selama selama 4 hari,

    Menurut widayati (2011) mendengarkan ayat – ayat suci al – quran

    adalah salah musik yang memiliki pengaruh positif bagi pendengar, terapi ini

    dapat mempercepat penyembuhan. Hal ini telah dibuktikan oleh berbagai ahli

    seperti yang didilakukan Ahmad Al Khadi bahwa medengarkan ayat – ayat

    suci al – quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam penurunan intensitas

    nyeri.

    d. Implementasi keperawatan

    Implementasi keperawatan dengan diagnosa nyeri akut behubungan

    dengan agen cidera fisik. Salah satu tehnik distraksi yaitu pemberian terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci al – quran . Pemberian terapi mendengarkan

    ayat – ayat suci al – quran diberikan dihari pertama sampai dihari keempat

    setalah operasi. pemberian terapi ini dilakukan setelah 6 jam pemberian obat

    analgetik ( ranitidin ).

  • 50

    Rohmi handayani (2014) sebagian besar skala nyeri berkurang setelah

    diberikan terapi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an dimana sebelum di

    berikan terapi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an skala nyeri yang

    tertinggi adalah 10 dan terendah 6,tetapi setelah di berikan terapi

    mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an skala nyeri menurun menjadi 8

    hingga 4. Sebagaian besar rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan

    pada implementasi keperawatan.

    e. Evaluasi keperawatan

    Evaluasi keperawatan pada Ny H dengan masalah keperawatan nyeri

    akut berhungan dengan agen cedera fisik. Evaluasi yang didapat dari hasil

    pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran selama 4 hari.

    Tanggal 09 juli 2018 pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci

    al – quran, diberikan tiga kali dalam sehari, intensitas nyeri Masih tetap 8

    walaupun sudah diberikan terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran

    dihari pertama masalah belum teratasi.

    Tanggal 10 juli 2018 pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci

    al – quran disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan

    pemberian HE diberikan tiga kali dalam sehari, intensitas nyeri di hari kedua

    menurun, skala nyeri yang awalnya 7 turun menjadi 6, dari skala 6 turun

    menjadi 5, masalah teratasi sebagian.

    Tanggal 11 juli 2018 pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci

    al- quran disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan

  • 51

    pemberian HE dihari ketiga intensitas nyeri juga menurun dari skala 4 turun

    menjadi 3.

    Tanggal 12 juli 2018 di hari keempat intensitas nyeri semakin

    berkurang setelah pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci disertai

    kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE. skala nyeri

    yang dirasakan dari skala 3 turun menjadi 2. Dihari keempat pukul 16 : 30 wita

    klien sudah diperbolehkan pulang dengan kondisi baik dan skala nyeri 2 dalam

    intensitas ringan.

    Artikel kesehatan (2009) mengatakan bahwa tidak terjadi penurunan

    intensitas nyeri dihari pertama, hal ini dikarenakan pada hari pertama ( 24 jam

    setelah operasi ) luka post operasi masih dalam fase implamasi, di hari hari

    berikutnya penurunan intesitas nyeri dapat terjadi, dikarenakan kemampuan

    setiap individu berbeda dalam merespon dan mempresepsikan nyeri yang

    dialami.

  • 52

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Persalinan sectio caesarea adalah suatu persalinan dimana janin

    dilahirkan melalui insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim, ceasarea

    mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan

    membuka dinding perut dan dinding rahim ibu. Setelah melakukan asuhan

    keperawatan selama 4 hari pada Ny H dengan diagnosa medis sectio caesarea

    diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari penulis mengambil kesimpulan :

    1. Pengkajian terhadap masalah nyeri akut pada Ny H telah dilakukan secara

    komprehensif dan diperoleh hasil yaitu terdapat keluhan utama merasakan

    nyeri, nyeri yang dirasakan disebabkan adanya luka bekas operasi, nyeri

    seperti tersayat - sayat, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul, sikap melindungi

    area nyeri dan perubahan posisi untuk menghindari nyeri, tampak meringis

    dan mendesah.

    2. Diagnosa keperawatan yang dimucul pada Ny H adalah nyeri akut

    berhubungan dengan agen cidera fisik ditandai dengan klien mengatakan

    merasakan nyeri, nyeri yang dirasakan disebabkan adanya luka bekas

    operasi, nyeri seperti tersayat - sayat, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul,

    sikap melindungi area nyeri dan perubahan posisi untuk menghindari

    nyeri, tampak meringis dan mendesah.

  • 53

    3. Rencana keperawatan yang disusun untuk mengatasi masalah nyeri akut

    yaitu dengan memberikan tehnik distraksi pemberian terapi mendengarkan

    ayat – ayat suci al – quran dan stelah pemberian obat ranitidin..

    4. Implementasi keperawatan yang dilkakukan pada Ny H selama 4 hari.

    Implementasi sesuai dengan intervensi. Sebagaian besar rencana tindakan

    keperawatan dapat dilaksanakan pada implementasi keperawatan.

    5. Hasil evaluasi keperawatan dengan masalah nyeri akut pada Ny H belum

    dapat teratasi pada hari keempat pemberian terapi,tetapi klien sudah bisa

    pulang karena skala nyeri 2 dalam batasan ringan.

    B. Saran

    Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan

    diagnosa keperawatan nyeri akut, penulis memberikan usulan dan masukan

    yang positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :

    1. Bagi institusi pelayanan kesehatan ( Rumah Sakit )

    Hal ini di harapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan

    dan mempertahankan hubungan kerja sama antara tim kesehatan maupun

    klien. Sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan

    yang obtimal pada umumnya dan klien post partum sectio caesarea

    khususnya, diharapkan rumah sakit mampu menyediakan fasilitas serta

    sarana dan prasarana yang mendukung kesembuhan klien.

    2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

    Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam

    memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih maksimal,

  • 54

    khususnya pada klien dengan post partum sectio caesarea. Perawat

    diharapkan dapat memberikan pelayanan propesional dan komprehensif.

    3. Bagi institusi pendidikan

    Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas

    dan propesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,

    inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan

    secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

  • 55

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad, S.A. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan Persalinan dan Perawatan

    Bayi. Jogjakarta: Diglossia Media.

    Anggorowati, DKK. 2007. Efektifitas Pemeberian Interpensi Spritual “ Spirit

    Ibu” Terhadap Nyeri Post Sectio Caesarea (SC) Pada RS Sultan Agung

    dan RS Roemani Semarang. Jurnal Media Ners Vol 1, No 1.

    Arifin, L. 2008. Tehnik Akupuntur Pada Nyeri Persalinan.

    Http//Keperawatan Maternitas-Blosgpot.com/2008/0/4. Akupresur.

    Pada-Nyeri-Persalinan. HTM. Diakses Pada Tanggal 28 maret 2018

    Asomah, Et.Al. 2011. Distribution Of Causes Of Maternal Mortalilty Among

    Different Socio-Demographic Groups in Ghana; A Descriptive Study.

    BMC. Publik Health.

    Bernatzky, G. Presch M. DKK. Emotional Foundation Of Music as a Non-

    Pharmacologi Pain Management Tool Medicine. Neuroscience and

    Biobehayioral Reviews, 30(60):11. 2011

    Djohan. 2009. Psikologi Musik , Best Publisher, Yogyakarta.

    Depkes RI. 2008. Asuhan Persalina Normal. JNPK-KR. Jakarta.

    Hidayat, A. Aziz Alimul., & Uliyah, Usrifatul. (2014). Pengantar Kebutuhan

    Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

    Sumarah, DKK. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Keperawatan Pada

    Ibu Bersalin). Jakarta: Fitramaya.

    Padilla, Et.Al. 2008. Risk Factors In Caesarea Sectio. Ginocol Obstet Mex

    Article In Spanish.

    Walley J, DKK. 2008. Panduan Praktis Bagi Calon Ibu Kehamilan dan

    Persalinan. Jakarta: PT, Bhuana Ilmu Popular.

    Reni Yuli. 2017. Buku ajar Asuhan keperawatan Maternitas. Jakarta.

    Yuda, Trauna. 2008. Stres Hipertensi dan Terapi Musik dalam

    http://www.tanyadokter.com. Diakses tanggal 28 Maret 2018.

    http://www.tanyadokter.com/

  • 56