oleh - civas

23
DETEKSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (AI) PADA BURUNG MERPATI BALAP DI KOTA TASIKMALAYA, JAWA BARAT Oleh : Drh. Zulfi Arsan CENTER FOR INDONESIAN VETERINARY ANALYTICAL STUDIES 2009

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh - CIVAS

DETEKSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (AI)

PADA BURUNG MERPATI BALAP

DI KOTA TASIKMALAYA, JAWA BARAT

Oleh :

Drh. Zulfi Arsan

CENTER FOR INDONESIAN VETERINARY ANALYTICAL STUDIES

2009

Page 2: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung

Merpati Balap di kota Tasikmalaya, Jawa Barat

Disetujui Oleh :

Drh. Albertus T. Muljono

Direktur Eksekutif CIVAS

Page 3: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v

PENDAHULUAN............................................................................................ 1

Latar Belakang ........................................................................................... 1

Tujuan ........................................................................................................ 2

Manfaat ...................................................................................................... 2

METODE ....................................................................................................... 3

Waktu dan Tempat ..................................................................................... 3

Populasi Target .......................................................................................... 4

Unit Sampel: .............................................................................................. 4

Sampel ....................................................................................................... 5

Pengambilan Sampel ................................................................................. 5

Penanganan dan Pengujian Sampel .......................................................... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 6

Pemeriksaan Sampel Usap Kloaka dan Orofarings .................................... 6

Karakteristik Pemeliharaan ........................................................................ 6

Pemeliharaan Merpati Balap ...................................................................... 8

Kebersihan ............................................................................................... 13

Vaksinasi.................................................................................................. 15

Pensucihamaan Pekerja .......................................................................... 15

Tingkat Pengetahuan Pemelihara Merpati Mengenai Flu Burung ............. 16

KESIMPULAN ............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

Page 4: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kecamatan di Tasikmalaya dan jumlah sampel yang diambil ........... 3

Page 5: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sebaran titik koordinat sampel yang dipetakan pada peta .................. 4

Gambar 2. Gambaran Persentase tingkat pendidikan dari pemelihara

merpati balap di Kota Tasikmalaya ...................................................... 6

Gambar 3. Sebaran umur pemelihara merpati balap di Kota Tasikmalaya .......... 7

Gambar 4. Gambaran persentase lamanya pengalaman memelihara

merpati balap yang dimilki oleh pemelihara. ........................................ 7

Gambar 5. Lahan yang digunakan untuk pemeliharaan Merpati Balap ................ 8

Gambar 6. Sistem perkandangan yang dipakai untuk memelihara merpati

balap ..................................................................................................... 8

Gambar 7. Jumlah responden yang memelihara unggas lain selain merpati

balap ..................................................................................................... 9

Gambar 8. Jumlah merpati balap yang dipelihara ............................................... 10

Gambar 9. Tujuan Pemeliharaan Merpati Balap .................................................. 10

Gambar 10. Asal Bibit Merpati Balap ..................................................................... 11

Gambar 11. Asal Bibit Merpati Balap ..................................................................... 12

Gambar 12.. Pemisahan bururng sepulang dari lomba atau latihan ...................... 13

Gambar 13. Frekuensi pembersihan kandang ....................................................... 13

Gambar 14. Cara membersihkan kandang ............................................................ 14

Gambar 15. Gambaran pemelihara yang melakukan vaksinasi pada merpati

balap ................................................................................................... 15

Gambar 16. Gambaran pemelihara yang melakukan vaksinasi pada merpati

balap ................................................................................................... 15

Gambar 17. Gambaran pemelihara yang melakukan vaksinasi pada merpati

balap ................................................................................................... 16

Page 6: Oleh - CIVAS

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Avian Influenza adalah penyakit yang telah menimbulkan kerugian ekonomi

yang besar dan berbahaya bagi kesehatan manusia serta berpotensi menimbulkan

suatu pandemi. Sampai saat ini jutaan unggas telah dimusnahkan dan kerugian

yang terjadi mencapai triliunan rupiah di seluruh dunia. Penyakit ini juga terbukti

dapat menginfeksi manusia dan telah mengakibatkan kematian 261 orang dari 424

orang diseluruh dunia (WHO, Mei 2009). Di Indonesia sendiri, sampai dengan 15

Mei 2009, penyakit ini telah menginfeksi 141 orang dengan 115 diantaranya

meninggal dunia (CFR= 81.5%) (WHO, Mei 2009).

Unggas adalah inang utama dari virus Influenza A/H5N1, agen penyebab

penyakit Avian Influenza, dan dapat menularkannya ke unggas lain maupun ke

manusia. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, burung merpati dapat

tertular oleh virus Avian Influenza dan menimbulkan kematian.

Merpati balap yang sering dilombakan adalah salah satu jenis unggas yang

merupakan kekayaan hayati Indonesia yang sudah lama menjadi bagian dari

budaya sebagian masyarakat di Indonesia. Kota Tasikmalaya merupakan salah satu

daerah dimana masyarakatnya banyak memelihara burung merpati yang dilatih

menjadi merpati balap. Tingginya minat masyarakat ini kadang kurang diimbangi

dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya penyakit, terutama Flu Burung yang

beresiko tinggi. Tingkat keganasan virus, manajemen pemeliharaan dan tingkat

biosekuriti, serta kondisi lapangan lainnya juga ikut berperan dalam dinamika

penularan virus ini pada pemeliharaan merpati balap.

Dengan kenyataan pada saat berlangsungnya lomba terdapat mobilisasi

sejumlah merpati balap lintas kecamatan, kabupaten, propinsi, bahkan pulau di

Indonesia dan bercampur dengan populasi merpati balap dari daerah lain, maka

kegiatan ini diduga berpotensi menyebarkan virus Avian Influenza antar wilayah.

Penelitian in bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus Avian Influenza

pada burung merpati balap dan melihat peranan burung ini dalam penyebaran virus

AI terkait dengan berbagai karakteristik manajemen pemeliharaan yang diterapkan

oleh para pemelihara burung merpati balap di Tasikmalaya.

Page 7: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 2

Tujuan

1. Mendeteksi keberadaan virus Avian Influenza H5 pada burung merpati balap di

Kota Tasikmalaya.

2. Mengetahui karakteristik manajemen pemeliharaan merpati balap.

3. Mengetahui tingkat biosecurity pada pemeliharaan burung balap.

4. Mengetahui tingkat pengetahuan peternak terhadap Avian Influenza.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi utuk dijadikan

dasar pengambilan keputusan dan kebijakan dalam penanggulangan penyakit Avian

Influenza pada burung merpati balap pada khususnya di wilayah Tasikmalaya

Page 8: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 3

METODE

Waktu dan Tempat

Studi ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2009. Dan

pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan Agustus 2009.

Pengambilan sampel dilakukan di 10 kecamatan yang ada di Tasikmalaya,

dan ditentukan berdasarkan perkiraan jumlah pemelihara yang ada di kecamatan

tersebut.

Nomor Nama Kecamatan Jumlah Sampel

1 Bungursari 11

2 Cibeureum 6

3 Cihideung 4

4 Cipedes 7

5 Indihiang 7

6 Kawalu 3

7 Kotabaru 1

8 Mangkubumi 13

9 Tamansari 3

10 Tawang 4

TOTAL 59

Tabel 1. Kecamatan di Tasikmalaya dan jumlah sampel yang diambil

Page 9: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 4

Gambar 1. Sebaran titik koordinat sampel yang dipetakan pada peta

Populasi Target

Populasi target pada studi ini adalah burung merpati balap yang dipelihara

dan para pemelihara burung balap yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya

Unit Sampel:

Unit sampel yang akan di hitung adalah:

1. Sampel dari Burung (Usap Kloaka dan Orofaring) akan dihitung sebagai satu unit

sampel

2. Sampel dari peternak (Lembar Kuisioner) akan dihitung sebagai satu unit sampel

Page 10: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 5

Sampel

Besar sampel untuk sampel dari burung dihitung dengan menggunakan win

episcope 2.0.

1. Jumlah pemelihara burung balap yang disurvei dihitung dengan rumus estimasi

proporsi:

Dengan populasi pemelihara burung balap sekitar 400, selang kepercayaan

95%, accepted error 5%, perkiraan prevalensi 5% maka jumlah pemelihara

burung balap yang disurvei sebanyak 60 pemelihara.

2. Dan untuk sampel dari burung akan dihitung dengan menggunakan rumus

deteksi penyakit:

Dengan jumlah burung per tempat sekitar 20 ekor, jumlah yang terinfeksi sekitar

12 ekor dan selang kepercayaan 95% diperoleh jumlah sampel per tempat

mencapai 4 ekor.

Jadi jumlah sampel dari burung yang diambil dalam penelitian ini = 60 tempat

x 4 ekor per tempat = 300 sampel. Sedangkan sampel dari peternak/pemelihara

adalah sebanyak 60 sampel.

Pengambilan Sampel

Sampel yang diambil dalam studi ini adalah usap orofaring dan kloaka.

Sampel tersebut disimpan secara individual. Sedangkan untuk pemeliharanya akan

dilakukan survey melalui kuisioner.

Penanganan dan Pengujian Sampel

Sampel usap kloaka dan orofaring akan ditransportasikan dalam keadaan

dingin dengan suhu 4°C ke Laboratorium Virologi Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor (FKH-IPB), sampel akan digabung dari 240 menjadi 60

sampel (4 sampel/pool), kemudian akan diuji terhadap keberadaan antigen H5N1

dengan tehnik Reverse Transcryptase Polymerase Chain Reaction (rt-PCR).

Hasil yang didapat dari data maupun pemeriksaan laboratorium akan

dianalisa secar deskriptif.

Page 11: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Sampel Usap Kloaka dan Orofarings

Hasil dari pemeriksaan semua sampel merpati balap dari Kota Tasikmalaya

yang dilakukan untuk menguji keberadaan antigen H5 dari Virus H5N1 pada tidak

ada yang menunjukkan hasil positif, demikian juga dengan terhadap pemeriksaan

Matriks antigen Virus Influenza A, dengan hasil tersebut maka pemeriksaan lanjutan

terhadap antigen N1 tidak dilakukan.

Hal ini dapat diasumsikan bahwa kejadian penyakit pada saat studi dilakukan

terjadi dibawah angka asumsi prevalensi sebesar 5%. Hal ini juga mungkin

dipengaruhi oleh kondisi musim kemarau yang mempengaruhi dinamika kejadian

penyakit Flu Burung di lapangan.

Karakteristik Pemeliharaan

Tingkat Pendidikan Peternak

Tingkat Pendidikan Pemelihara

SD

18

31%

SMP

14

24%

SMA

22

37%

PERG TINGGI

5

8%

SD

SMP

SMA

PERG TINGGI

Gambar 2. Gambaran Persentase tingkat pendidikan dari pemelihara merpati

balap di Kota Tasikmalaya

Dari hasil kuesioner yang dikumpulkan didapatkan gambaran bahwa tingkat

pendidikan dari para pemelihara merpati balap menunjukkan angka persentase:

Lulusan SMA 37%, SD 31%, SMP 24% dan Lulusan Perguruan Tinggi sebanyak

8%.

Page 12: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 7

Umur Pemelihara

2

11

26

16

4

0

5

10

15

20

25

30

Dibawah 21 Tahun 21 - 30 Tahun 31 - 40 Tahun 41 - 50 Tahun Diatas 50 Tahun

Gambar 3. Sebaran umur pemelihara merpati balap di Kota Tasikmalaya

Sebaran umur dari para pemelihara merpati balap di Kota Tasikmalaya

menunjukkan bahwa pemelihara merpati balap terbanyak berasal dari kelompok

umur produktif, yaitu antara 21 sampai dengan 50 tahun, sebanyak 90% responden

berada dalam kelompok ini, sedangkan sebanayak 3% responden beumur dibawah

21 tahun dan 7 persen responden berumur diatas 50 tahun. Sedangkan didalam

kelompok usia produktif, responden terbanyak (44%) berumur antara 31 sampai

dengan 40 tahun, kemudian kelompok umur 41-50 tahun sebanyak 27%, dan

kelompok umur 21-30 tahun sebanyak 19 %. Hal ini dapat diasumsikan bahwa

budaya memelihara merpati balap di Kota Tasikmalaya banyak diminati oleh

anggota masyarakat yang berusia produktif.

Pengalaman memelihara merpati balap

Pengalaman

1

2%

6

10%

52

88%

< 1 Tahun

1-3 tahun

> 3 Tahun

Gambar 4. Gambaran persentase lamanya pengalaman memelihara merpati

balap yang dimilki oleh pemelihara.

Page 13: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 8

Dari segi pengalaman memelihara merpati, sebanyak 88 % responden

memiliki pengalaman diatas 3 tahun dan 10% memiliki pengalaman antara 1 sampai

3 tahun dan hanya 2% responden yang memiliki pengalaman kurang dari 1 tahun

Pemeliharaan Merpati Balap

Lahan dan Perkandangan

Lahan Pemeliharaan

41

69%

18

31%

Halaman Rumah

Lahan Khusus

Gambar 5. Lahan yang digunakan untuk pemeliharaan Merpati Balap

Untuk memelihara merpati balap, para pemelihara menggunakan halaman

rumah atau lahan kosong yang berdekatan dengan rumah atau menggunakan lahan

khusus yang terpisah dari rumah tinggal yang dipersiapkan untuk memelihara

merpati balap. Sebanyak 69% responden memelihara merpati balapnya di dalam

halaman rumah atau pekarangan rumah, dan 31% responden memliki lahan khusus

yang terpisah dari rumah tinggal untuk memelihara merpati balap.

Kandang

1

2%

49

83%

6

10%

2

3%

1

2%

1. Kandang dan Umbaran Bersama

2. Kandang Pasangan dan Umbarn

Bersama

3. Kandang dan Umbaran Khusus

Pasangan

Kombinasi 1 dan 2

Kombinasi 1, 2 dan 3

Gambar 6. Sistem perkandangan yang dipakai untuk memelihara merpati

balap

Page 14: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 9

Sedangkan untuk sistem perkandangannya, sebanyak 83% pemelihara

membuat sistem perkandangan dimana tiap pasang merpati mempunyai kandang

tersendiri, tetapi merpati tersebut mempunyai tempat umbaran yang dipakai

bersama-sama yang memungkinkan adanya interaksi dengan pasangan merpati

lainnya. Sepuluh persen responden membuat sistem kandang dimana tiap pasang

merpati mendapatkan satu kandang sendiri, dan juga mempunyai tempat umbaran

sendiri yang terpisah dari pasangan merpati yang lain. Sedangkan 2% responden

memiliki satu sistem kandang dimana semua merpatinya dikandangkan dalam satu

kandang secara bersama-sama dan tempat umbaran yang sama juga, yang

memungkinkan tinggnya interaksi antar individu merpati.

Selain itu, sebanyak 19% pemelihara memelihara unggas jenis lain yang

dipelihara secara bercampur dengan pemeliharaan merpati balap, hal ini juga

memungkinkan terjadinya interaksi antar spesies yang memungkinkan terjadinya

pertukaran banyak pathogen, dalam hal ini virus avian influenza. Sebanyak 15%

memelihara unggas jenis lain, tetapi tidak mencampurnya dengan pemeliharaan

merpati balap. Dan sisanya, sebanyak 66% responden tidak memelihara unggas

lain.

Unggas Lain

20

34%

39

66%

9

15%

11

19%

Tidak Memelihara

Memelihara

Campur

Pisah

Gambar 7. Jumlah responden yang memelihara unggas lain selain merpati

balap

Page 15: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 10

Jumlah Merpati Balap

Jumlah Merpati Balap

12

20%

40

68%

7

12%

Sampai dengan 10 ekor

11 - 50 ekor

Diatas 50 ekor

Gambar 8. Jumlah merpati balap yang dipelihara

Untuk jumlah merpati balap yang dipelihara, 20% responden memelihara

merpati balap dengan skala kecil yaitu sepuluh ekor atau kurang, 68% responden

memelihara merpati balap dengan jumlah 11 sampai dengan 50 ekor (skala sedang),

dan 12% responden memelihara merpati balap diatas 50 ekor (skala besar).

Sedangkan tujuan pemeliharaan adalah untuk dilatih dan dilombakan saja

tanpa adanya pembibitan atau adanya usaha mendapatkan keturunan dari merpati

tersebut (49%), yang kedua adalah untuk dilatih dan dilombakan serta adanya

usaha untuk mendapatkan keturunan dari merpati balap tersebut, responden yang

melakukan kegiatan ini adalah sebanyak 49%, dan yang terakhir adalah pemelihara

yang hanya melakukan pembibitan saja dari merpati balap, tanpa mengikuti latihan

atau lomba (1%).

Tujuan Pemeliharaan

29

49%

29

49%

1

2%

Dilombakan Saja

Dilombakan dan Pembibitan

Pembibitan Saja

Gambar 9. Tujuan Pemeliharaan Merpati Balap

Page 16: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 11

Asal Bibit Merpati Balap

Asal Bibit

15 15

35

24

59 59 59 59

Luar Daerah Kecamatan Lain Lingkungan Sekitar Pembibitan Sendiri

Gambar 10. Asal Bibit Merpati Balap

Untuk bibit merpati balap, para pemelihara mempunyai beberapa alternatif

cara untuk mendapatkan bibit merpati balap yang akan dipelihara, yaitu dari luar

daerah Kota Tasikmalaya, dari kecamatan lain di Kota Tasikmalaya, dari

pemelihara di lingkungan sekitar (dalam kecamatan yang sama), atau melakukan

pembibitan sendiri.

Untuk pilihan yang pertama, yaitu mendapatkan bibit dari luar Kota

Tasikmalaya, sebanyak 25% responden melakukan hal tersebut. Jumlah

responden yang sama juga menjawab untuk pilihan alternatif kedua, yaitu

mendapatkan bibit dari kecamatan lain di wilayah Kota Tasikmalaya. Sedangkan

60% responden mendapatkan bibit merpati balapnya dari pemelihara lain di

lingkungan sekitarnya, selain itu juga, 40% responden mendapatkan bibit merpati

balapnya dari pembibitan yang dilakukan sendiri.

Page 17: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 12

Latihan/Lomba Merpati Balap

Frekuensi Lomba

6

10%

47

80%

6

10%

Setiap Minggu

Setiap Dua Minggu

Setiap Bulan

Gambar 11. Asal Bibit Merpati Balap

Dalam latihan atau lomba merpati balap, burung biasanya dituntut untuk

terbang lebih cepat daripada burung lain yang juga mengikuti lomba atau latihan

tersebut, dengan berkumpulnya merpati balap dari berbagai tempat dan latar

belakang cara pemeliharaan, diduga kegiatan ini juga memungkinkan terjadinya

penularan penyakit Flu Burung antar Merpati balap. Intensitas burung mengikuti

lomba dapat menjadi faktor tingginya resiko burung tersebut terinfeksi pada saat

mengikuti lomba.

Sebanyak 10% responden mengikuti lomba atau latihan sebanyak sekali

setiap minggu, 80% responden mengikuti lomba setiap dua minggu sekali dan 10%

responden mengikuti lomba sebanyak sekali setiap bulannya.

Sebanyak 68% pemelihara tidak memisahkan burung merpati yang baru

pulang dari lomba atau latihan, sebanyak 22% hanya memisahkan dengan sekat di

dalam kandang yang sama, dan 7% memisahkannya di kandang terpisah, dengan

lokasi yang berdekatan, sedangkan sisanya sebanyak 2% memisahkannya di lokasi

yang berlainan dengan area pemeliharaan.

Hal ini juga menyangkut terhadap biosekuriti yang dilakukan pada

pemeliharaan merpati balap, dimana merpati balap yang baru datang seharusnya

dipisahkan dulu dari merpati yang sudah ada di dalam area pemeliharaan.

Kebanyakan pemelihara tidak melakukan hal tersebut, sehingga dapat

meningkatkan faktor resiko terinfeksi Flu burung dari burung yang sering mengikuti

lomba.

Page 18: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 13

Pemisahan Burng Pulang Lomba

40

68%

13

22%

4

7%

2

3%

Tidak

Hanya disekat

Kandang terpisah,

berdekatan

Kandang terpisah dan lokasi

terpisah

Gambar 12.. Pemisahan bururng sepulang dari lomba atau latihan

Kebersihan

Faktor kebersihan kandang dan alat kandang juga memainkan peran dalam

timbulnya suatu penyakit, semakin jarang dibersihkan, semakin tinggi resiko

timbulnya suatu penyakit.

Frekuensi Pembersihan Kandang

2

3%

6

10%

28

48%

23

39%

Tidak

< Sekali Seminggu

Sekali Seminggu

> Sekali Seminggu

Gambar 13. Frekuensi pembersihan kandang

Page 19: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 14

Dari pemelihara yang ada di sebanyak 10% membersihkan kandang

merpatinya kurang dari sekali seminggu, 48% membersihkan kandang merpatinya

sekali seminggu, 39% responden membersihkan kandangnya lebih dari sekali

setiap minggunya. Ada juga pemelihara yang tidak pernah membersihkan kandang

merpatinya, hal ini dilakukan oleh 3% responden yang ada.

Dan juga dari responden yang melakukan pembersihan kandangnya secara

rutin, sebanyak 23% melakukannya hanya dengan cara kering saja, yaitu dengan

menyapu kandang atau mengangkat kotoran yang ada. Sebanyak 32%

melakukannya dengan cara kering lalu juga dibersihkan dengan menyemprot air

saja. Jumlah terbanyak adalah pemelihara yang memebersihkan kandangnya

dengan cara kering dan lalu di tambah dengan mebersihkannya dengan

menggunakan air sabun atau desinfektan, kelompok ini diwakili oleh 45%

responden.

Cara Membersihkan Kandang

18

32%

13

23%

26

45%

Kering/Saja

Kering Lalu disiram air

saja

Kering lalu disram

dengan

air+desinfektan/sabun

Gambar 14. Cara membersihkan kandang

Page 20: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 15

Vaksinasi

Vaksinasi

52

88%

7

12%

4

7%

3

5%

Tidak Pernah

Pernah

Vaksinasi Sendiri

Petugas Dinas

Gambar 15. Gambaran pemelihara yang melakukan vaksinasi pada merpati

balap

Vaksinasi terhadap penyakit flu burung pada unggas dimaksudkan untuk

memberikan kekebalan pada unggas tersebut terhadap penyakit flu burung, dengan

demikian akan meminimalkan dampak buruk serangan penyakit tersebut. Pada

pemeliharaan merpati balap di Kota Tasikmalaya, sebagian besar (88%) dari

pemelihara tidak pernah melakukan vaksinasi terhadap penyakit flu burung pada

merpati balap peliharaannya.

Sebanyak 5% melakukan vaksinasi sendiri pada merpati balapnya dan

sebanyak 7% vaksinasi dilakukan oleh petugas dinas.

Pensucihamaan Pekerja

Sucihama Pekerja

48

82%

4

7%5

8%2

3%

Tidak

1. Cuci Tangan dengan Air

Saja

2. Cuci Tangan Dengan

Sabun

3. No2 ditambah dnegan alas

kaki khusus kandang

Gambar 16. Gambaran pemelihara yang melakukan vaksinasi pada merpati

balap

Page 21: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 16

Proses pensucihamaan orang yang masuk maupun keluar dari area

pemeliharaan merpati balap juga memegang perana penting dalam proses

penularan penyakit antar pemeliharaan merpati balap. Sebanyak 82 responden

tidak melakukan hal tersebut pada area pemeliharaan merpati balapnya, sedangkan

7% hanya melakukannya dengan menggunakan air saja. Sedangkan 5%

melakukan proses ini dengan menggunakn air dan sabun, dan 3% melakukan

proses tersebut, dengan ditambah penggunaan alas kaki khusus (sandal) yang

hanya digunakan di dalam kandang.

Tingkat Pengetahuan Pemelihara Merpati Mengenai Flu Burung

Tingkat Pengetahuan Pemelihara Mengenai Flu Burung

4

7%

33

56%

22

37%

Kurang

Sedang

Baik

Gambar 17. Gambaran pemelihara yang melakukan vaksinasi pada merpati

balap

Dari data yang diambil dari pemelihara merpati balap di Kota Tasikmalaya,

tingkat pengetahuan yang dimiliki mengenai Flu Burung adalah: Sebanyak 7% dari

responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai Flu burung, 56%

mempunyai tingkat pengetahuan sedang mengenai Penyakit Flu Burung, dan

sebanyak 37% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai flu

burung.

Page 22: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 17

KESIMPULAN

1. Hasil pemeriksaan sampel usap orofarings dan kloaka dari merpati balap

menunjukkkan hasil negatif.

2. Pemeliharaan merpati balap di Kota Tasikmalaya kebanyakan dilakukan oleh

masyarakat Tasikmaya dengan kisaran umur produktif antara 21 sampai 50

tahun, yang terbanyak adalah kisaran umur 31 sampai 40 tahun, dengan latar

belakang tingkat pendidikan merata, yaitu: SD, SMP dan SMA.

3. Sedangkan karakteristik pemeliharaan merpati balap, lahan yang digunakan

kebanyakan masih menggunakan halaman rumah, dengan sistem

perkandangan yang dibuat khusus untuk tiap pasangan merpati dengan

umbaran yang digunakan bersama-sama. Merpati balap dipelihara khusus tidak

bercampur dengan ternak unggas lain, dengan jumlah merpati antara 11 – 50

ekor, didapat dari pemelihara lain di lingkungan sekitar dan ditujukan untuk

dilombakan atau dilatih yang dilakukan setiap dua minggu sekali.

4. Faktor kebersihan kandang sangat diperhatikan, dan dibersihkan lebih dari satu

kali setiap minggu dengan menggunakan desinfektan atau sabun. Vaksinasi

tidak dilakukan, pemisahan burung baru maupun burung yang pulag dari lomba

juga tidak dilakukan. Pensucihamaan terhadap orang yang keluar masuk area

pemeliharaan juga tidak dilakukan. Dengan demikian, maka tingkat biosekuriti

yang dilakukan masih sangat rendah.

5. Tingkat Pengetahuan yang dimiliki oleh pemelihara merpati balap termasuk

dalam kategori cukup.

Page 23: Oleh - CIVAS

Deteksi Virus Avian Influenza (AI) pada Burung Merpati Balap di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat | 18

DAFTAR PUSTAKA

Indriani, R., N.L.P.I. Dharmayanti, L. Parede dan R.M.A. Adjid. 2006. Kajian

Vaksinasi Avian Influenza Subtipe H5N1 Pada Burung Puter

(Stretopelia bitorquata) dan Merpati (Columba livia). Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006.

http://peternakan.litbang.deptan.go.id/publikasi/semnas/pro06-

122.pdf [13 May 2009]

Klopfleisch, R. , O. Werner, E. Mundt, T. Harder and J. P. Teifke. 2006.

Neurotropism of Highly Pathogenic Avian Influenza Virus

A/Chicken/Indonesia/2003 (H5N1) in Experimentally Infected Pigeons

(Columbia livia f. domestica). Vet Pathol 43:463-470 (2006).

http://www.vetpathology.org/cgi/content/full/43/4/463 [13 May 2009]

Perkins LE, Swayne DE. 2002. Pathogenicity of a Hong Kong-origin H5N1

highly pathogenic avian influenza virus for emus, geese, ducks, and

pigeons. Avian Dis. 2002 Jan-Mar;46(1):53-63.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11924603

Werner, O., E. Starick, J. Teifke, R. Klopfleisch, T. Y. Prajitno, M. Beer, B. Hoffmann

and T. C. Harder. 2007. Minute excretion of highly pathogenic avian

influenza virus A/chicken/Indonesia/2003 (H5N1) from experimentally

infected domestic pigeons (Columbia livia) and lack of transmission to

sentinel chickens. J Gen Virol 88 (2007), 3089-3093;

DOI 10.1099/vir.0.83105-0.

http://vir.sgmjournals.org/cgi/content/full/88/11/3089 [13 May 2009]

WHO. 2009. http://www.who.int/ situs institusi [12 May 2009]