oksigenasi

21
LAPORAN PENDAHULUAN A. Oksigenasi 1. Definisi Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel ( Mubarak dkk,2008). 2. Fisiologi pernafasan a. Pernafasan eksternal Pernafasan eksternal (pernafasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan proses pertukaran Oksigen dan Karbondioksida antara lingkungan

Upload: budi-setiawan

Post on 29-Jun-2015

1.081 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OKSIGENASI

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Oksigenasi

1. Definisi

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2)

lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi

oksigen meningkat dalam tubuh.

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem

(kimia atau fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak

berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam

proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon

dioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang

melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak

yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel ( Mubarak

dkk,2008).

2. Fisiologi pernafasan

a. Pernafasan eksternal

Pernafasan eksternal (pernafasan pulmoner) mengacu pada

keseluruhan proses pertukaran Oksigen dan

Karbondioksida antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.

Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga langka,

yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta

transpor Oksigen dan Karbondioksida.

1) Ventilasi pulmoner. Saat bernafas, udara bergantian

masuk-keluar paru melalui proses ventilasi sehingga

terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan

alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu jalan nafas yang bersih, sistem syaraf pusat

dan sistem pernafasan yang utuh, rongga toraks yang

Page 2: OKSIGENASI

mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik,

serta komplians paru yang adekuat.

2) Pertukaran gas alveolar. Setelah Oksigen memasuki

alveolus, proses pernafasan berikutnya adalah difusi

Oksigen dari Alveolus ke pembuluh darah pulmoner.

Difusi adalah pergerakan molekul dari area

berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area

berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini

berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan

dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan

tekanan gas.

3) Transpor Oksigen dan Karbondioksida. Tahap ketiga

pada proses pernafasan adalah transpor gas-gas

pernafasan. Pada proses ini, Oksigen diangkut dari paru

menuju jaringan dan Karbondioksida diangkut dari

jaringan kembali menuju paru.

a) Transpor Oksigen, Proses ini berlangsung pada

sistem jantung dan paru-paru. Normalnya, sebagian

besar Oksigen (97%) berikatan lemah dengan

hemoglobin dan diangkut ke seluruh jaringan dalam

bentuk oksihemoglobin, dan sisanya terlarut dalam

plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi

(jumlah Oksigen yang masuk ke paru) dan perfusi

(aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah

yang membawa Oksigen di pengaruhi oleh jumlah

Oksigen dalam plasma, jumlah hemoglobin dan

ikatan oksigen dengan Hb.

b) Transpor Karbondioksida sebagai hasil metabolisme

sel terus-menerus diproduksi dan diangkut menuju

paru dan tiga cara: (1) sebagian besar

karbondioksida (70%) di angkut dalam sel darah

Page 3: OKSIGENASI

merah dalam bentuk bikarbinat; (2) sebanyak 23%

karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin

membentuk karbaminohemoglobin , dan (3)

sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di

dalam plasma dan dalam bentuk asam karbonat.

b. Pernafasan Internal

Pernfasan internal (pernafasan jaringan) mengacu pada

proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam

mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan

karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul

nutrien. Pada proses ini darah yang banyak mengandung

oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler

sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru,

pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti

penurunan gradien tekanan parsial.

3. Fungsi pernafasan

Pernafasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas

antara individu dan lingkungan. Fungsi utama pernapasan

adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel

tubuh dan mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat

bernafas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk

kemudian diangkut keseluruhan tubuh (sel-selnya) melalui

darah guna dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa

pembakaran berupa CO2 akan kembali diangkat olah darah ke

paru-paru untuk dibuang kelingkungan karena tidak berguna

lagi oleh tubuh.

4. Kebutuhan Oksigen

Kapasitas (daya muat) udara dalam paru-paru adalah 4.500-

5.000 ml (4,5-5,1). Udara yang diproses dalam paru-paru hanya

sekitar 10% (±

500ml), yakni yang dihirup (inspirasi) dan yang

Page 4: OKSIGENASI

dihembuskan (ekspirasi) pada pernafasan biasa (Mubarak,

2008).

5. Nilai-nilai normal perkembangan pada pernafasan bayi dan

dewasa

Keterangan Bayi Dewasa

Frekuensi pernafasan (RR)

Pola nafas

Bunyi nafas

Bentuk dada

30- 60 x

Kedalaman dan frekuensi tidak teratur

Pernafsan perut

Keras, terdengar kasar pada akhir ispirasi

Bundar

16-20x

Pernafasan dada teratur

Bersih

Elips

6. Pengkajian

Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data

yang meliputi:

a. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan).

Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan

pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin

dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan

pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan

tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap

pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.

b. Keluhan utama dan riwayat keluhan. Keluhan utama adalah

keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien

pada saat perawat mengkaji.

c. Riwayat penyakit dahulu

d. Riwayat kesehatan keluarga

Page 5: OKSIGENASI

Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga

yang mengalami masalah / penyakit yang sama.

e. Riwayat sosial

Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya,

misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan

lingkungan, faktor-faktor alergen dll.

f. Riwayat psikologis

Disini perawat perlu mengetahui tentang :

1) Perilaku / tanggapan klien terhadap

masalahnya/penyakitnya

2) Pengaruh sakit terhadap cara hidup

3) Perasaan klien terhadap sakit dan therapy

4) Perilaku / tanggapan keluarga terhadap

masalah/penyakit dan therapy

g. Riwayat spiritual

Mengenai kepercayaan yang di anut Pasien

h. Pemeriksaan fisik

1) Hidung dan sinus

Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi,

mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan

hidung.

Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris

2) Faring

Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak

3) Trakhea

Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien,

letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan

raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping

sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.

Page 6: OKSIGENASI

4) Thoraks

Inspeksi :

a) Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah

pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi

ke atas.

b) Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang

dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar

dengan diameter antero-posterior sama dengan

diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa

perbandingan diameter antero-posterior dan

tranversal adalah 1:2. Beberapa kelainan bentuk

dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada

yang ditandai dengan diameter tranversal sempit,

diameter antero-posterior membesar dan sternum

sangat menonjol ke depan. Funnel chest

merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri

berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum

menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior

mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter

antero-posterior dan tranversal sama atau

perbandingannya 1:1.Kelainan tulang belakang

diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana

punggung melengkung/cembung ke belakang.

Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau

punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu

tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.

c) Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji

kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan

klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana

Page 7: OKSIGENASI

kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan

tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau

tachipnea yaitu pernapasan yang cepat,

frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea

yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang

dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan

terhentinya pernapasan. Perlu juga dikaji volume

pernapasan apakah hiperventilasi yaitu

bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang

ditandai dengan pernapasan yang dalam dan

panjang ataukah hipoventilasi yaitu berkurangnya

udara dalam paru-paru yang ditandai dengan

pernapasan yang lambat. Perlu juga dikaji sifat

pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan

dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan

pengembangan dada, ataukah pernapasan perut

yaitu pernapasan yang ditandai dengan

pengembangan perut. Perlu juga dikaji ritme/irama

pernapasan yang secara normal adalah reguler atau

irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan

cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat

kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi

apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan

yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu

pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak

teratur dan diselingi periode apnea. Perlu juga

dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea

yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan

oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu

kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi

duduk atau berdiri. Perlu juga dikaji bunyi napas,

Page 8: OKSIGENASI

dalam hal ini perlu dikaji adanya

stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya

obstruksi jalan napas bagian atas, atau stidor yaitu

bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat

inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti

orang bersiul, atau rales yaitu bunyi yang

mendesak atau bergelembung dan didengar saat

inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang

kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.

Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah

klien mengalami batuk produktif yaitu batuk yang

diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu

batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah

hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah

d) Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart

rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut

nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi

yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt. Juga perlu

dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu

tekanan darah arteri yang tinggi, ataukah hipotensi

yaitu tekanan darah arteri yangrendah.

Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah

terjadi anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah

oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia

yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam

darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya

persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan

internal atau eksternal, atau sianosis yaitu warna

kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau

kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb,

ataukah clubbing finger yaitu membesarnya jari-

Page 9: OKSIGENASI

jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu

yang lama.

Palpasi:

Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri

tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan

taktilvremitus.

Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan

melalui sistem bronkhopulmonal selama seseorang

berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada apeks

paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan

lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara

pria besar.

Perkusi:

Secara umum, perkusi dilakukan untuk menentukan

ukuran dan bentuk organ dalam serta untuk mengkaji

adanya abnormalits, cairan atau udara didalam paru.

Perkusi sendiri dilakukan dengan menekankan jari

tengah(tangan non-Dominan) pemeriksaan mendatar di

antara dada pasien.Kemudian jari tersebut diketuk-

ketukdengan menggunakan ujnmg jari tengah atau jari

telunjuk tangan sebelahnya. Normalnya, dada

menghasilkan bunyi resonan atau gaung perkusi pada . .

pada tertentu (Pnemonia,emfisima), ada udaranya pada

dada dan paru menimbulkan hipersonan atau bunyi

drum, sedangkan bunyi pekak atau kempis terdengar

apabila perkusi dilakukan di atas area yang mengalami

atelektasis.

Auskultasi:

Askultasi adalah proses mendengarkan suara yang

dihasilkan didalam tubuh. Askultasi dapat dilakukan

langsung atau dengan menggunakan stetoskop. Bunyi

Page 10: OKSIGENASI

yang didengar digambarkan berdasarkan nada,

intensitas, durasi dan kualitasny.Untuk mendapatkan

hasil yang lebih valid dan akurat, auskultasi sebaiknya

dilakukan oleh lebih dari satu kali. Pada pemeriksaan

fisik paru, auskultasi dilakukan untuk mendengarkan

bunyi nafas vesikuler, bronkial, bronkovesikuler, rales.

Ronkhi, juga untuk mengetahui adanya perubahan

bunyi nafas serta lokasi dan waktu terjadinya.

i. Diagnosa yang mungkin muncul

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

penumpukan sekresi (sputum).

2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan

otot pernafasan

3) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan

kebutuhan.

j. Intervensi keperawatan

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

penumpukan sekresi (sputum).

Tujuan : Jalan nafas kembali efektif

KH : - Suara nafas bersih

-Pasien dapat batuk efektif dan

mengeluarkan lendir

- Tidak adanya dyspnoe dan sianosis.

- Tidak dijumpai adanya retraksi otot-otot

bantu nafas

- RR 16-20 x/menit

Page 11: OKSIGENASI

Intervensi :- Atur posisi setengah duduk (semi fowler)

- Monitor bunyi nafas

- Mengukur jumlah pernafasan

- Beri minum air hangat

- Ajarkan cara batuk efektif

- Motivasi pasien untuk berlatih batuk

efektif sendiri

- Lakukan fisioterapi dada

- Berikan oksigen secara adekuat

- Kolaborasi dalam pemberian obat

(bronkodilator)

2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan

otot pernafasan.

Tujuan : Pola nafas kembali efektif

KH : - RR 16- 20 x/menit

- Tidak ada dypsnoe, tachipnoe, sianosis

- Irama pernafasan teratur

Intervensi : - Atur posisi semi fowler

- observasi jumlah, irama dan kedalaman

pernafasan

- Observasi gerak dan perkembangan dada

- Berikan oksigen secara adekuat

- Kolaborasi dalam pemberian obat

(Mukolitik).

3) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan

kebutuhan.

Tujuan : klien dapat meningkatkan aktifitas sesuai

dengan kebutuhan dan dapat beradaptasi dengan

kondisinya

Page 12: OKSIGENASI

KH : -TTv dalam batas normal

- Tidak ditemui tanda pucat sianosis

- Keluhan pusing tidak ada

- Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai

kondisi

- Pasien dapat tidur dengan lelap

Intervensi :- Catat irama jantung, tekanan darah dan

nadi sebelum, selama dan sesudah

melakukan aktivitas.

- Anjurkan pada pasien agar lebih banyak

beristirahat terlebih dahulu

- Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap

aktivitas yang boleh dilakukan oleh

pasien.

- Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan

ADL dan dukung kearah kemandirian

anak pasien

- Jadwalkan aktivitas sesuai dengan usia,

kondisi dan kemampuan pasien.

Page 13: OKSIGENASI

B. Daftar Pustaka

Alimul, aziz.2006. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep

dan Proses Keperawatan. Jakarta: salemba medika.

Anonim.2002.Diagnosa keperawatan Nanda. Jogjakarta:

Mahasiswa PSIK-B FK UGM Angkatan

Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan

konsep, proses dan praktik. Jakarta: EGC

Mubarak wahit iqbal &Nurul chahyatin.2008. Buku Ajar

Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika