oksigen terlarut 2.doc
TRANSCRIPT
![Page 1: Oksigen Terlarut 2.doc](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/557213f8497959fc0b937316/html5/thumbnails/1.jpg)
Oksigen Terlarut (OT) / Dissolved Oxygen (DO)Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Umtuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia seperti aksigen terlarut (DO). Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen ) maka kualitas air semakin baik.jika kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi. Satuan DO dinyatakan dalam persentase saturasi. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (SALMIN. 2000). Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arcs, gelombang dan pasang surut. ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antar air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik. Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD, semakin tinggi BOD semakin rendah oksigen terlarut. Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada lems, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak. Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun. Idealnya, kandungan oksigen terlarut dan tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70 % (HUET, 1970). KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut ( ANONIMOUS,2004). Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan biologik yang dilakukan oleh organisme aerobik dan anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang ada pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa – senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga. Oksigen terlarut dapat dianalisis dengan 2 macam cara, yaitu :
a. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
b. Metoda elektrokimia
Analisis Oksigen TerlarutAnalisis oksigen terlarut dapat ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu :
![Page 2: Oksigen Terlarut 2.doc](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/557213f8497959fc0b937316/html5/thumbnails/2.jpg)
a. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis
terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H - KI, sehingga akan terjadi endapan
Mn02. Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut
kembali dan juga akanmembebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen
terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium
tiosulfat (Na2S203) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji). Reaksi kimia yang
terjadi dapat dirumuskan :
MnCI2 + NaOH ==> Mn(OH)2 + 2 NaCI
2 Mn(OH)2 + O2 ==> 2 MnO2 + 2 H20
MnO2 + 2 KI + 2 H2O ==> Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3 ==> Na2S4O6 + 2 NaI
b. Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara
langsung untukmenentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya
adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam
dalam larutan elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda
perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan
membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang
akan terjadi adalah
Katoda : O2 + 2 H2O + 4e ==> 4 HO-
Anoda : Pb + 2 HO- ==> PbO + H20 + 2e
Metode WinklerPrinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis
terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H - KI, sehingga akan terjadi endapan
Mn02. Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut
kembali dan juga akanmembebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen
terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium
tiosulfat (Na2S203) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji). Reaksi kimia yang
terjadi dapat dirumuskan :
MnCI2 + NaOH ==> Mn(OH)2 + 2 NaCI
Mn(OH)2 + O2 ==> 2 MnO2 + 2 H20
MnO2 + 2 KI + 2 H2O ==> Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
\I2 + 2 Na2S2O3 ==> Na2S4O6 + 2 NaI
Kelebihan dan Kelemahan Metode WinklerKelebihan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah
dimana dengan cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis, teliti dan
akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan
dala titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tio dan
penambahan indikator amilumnya. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan
standarisasi tio secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang
lebih akurat. Sedangkan cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel
yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi
penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya
![Page 3: Oksigen Terlarut 2.doc](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/557213f8497959fc0b937316/html5/thumbnails/3.jpg)
alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi
lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Alat DO meter masih
dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran.
Kelemahan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah
dimana dengan cara WINKLER penambahan indikator amylum harus dilakukan pada
saat mendekati titik akhir titrasi agar amilum tidak membungkus iod karena akan
menyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi
harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan karena I2mudah menguap. Dan
ada yang harus diperhatikan dari titrasi iodometri yang biasa dapat menjadi kesalahan
pada titrasi iodometri yaitu penguapan I2, oksidasi udara dan adsorpsi I2 oleh endapan.
Penanggulangan kelebihan/kekurangan kadar oksigen terlarutCara untuk menanggulangi jika kelebihan kadar oksigen terlarut adalah dengan
cara :
1. Menaikkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur naik maka kadar oksigen
terlarut akan menurun.
2. Menambah kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin kadar
oksigen terlarut akan menurun karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar
oksigen digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan – bahan organik dan
anorganik.
Cara untuk menanggulangi jika kekurangan kadar oksigen terlarut adalah dengan
cara :
1. Menurunkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur turun maka kadar oksigen
terlarut akan naik.
2. Mengurangi kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin
kadar oksigen terlarut akan naik karena proses fotosintesis semakin meningkat.
3. Mengurangi bahan – bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan
organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.
4. Diusahakan agar air tersebut mengalir.
Pencemaran air adalah penambahan unsur atau organisme laut kedalam air, sehingga
pemanfaatannya dapat terganggu. Pencemaran air dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan
sosial, karena adanya gangguan oleh adanya zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang
berlebih. Keadaan ini akan menyebabkan oksigen terlarut dalam air pada kondisi yang kritis, atau
merusak kadar kimia air. Rusaknya kadar kimia air tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari
air. Besarnya beban pencemaran yang ditampung oleh suatu perairan, dapat diperhitungkan
berdasarkan jumlah polutan yang berasal dari berbagai sumber aktifitas air buangan dari proses-
proses industri dan buangan domestik yang berasal dari penduduk.
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pengaruh air buangan industri dan limbah penduduk
terhadap organisme perairan, terutama pengaruhnya terhadap ikan. Akibat yang ditimbulkan antara
lain dapat menyebabkan kelumpuhan ikan, karena otak tidak mendapat suplai oksigen serta
kematian karena kekurangan oksigen (anoxia) yang disebabkan jaringan tubuh ikan tidak dapat
mengikat oksigen yang terlarut dalam darah.
Untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa
![Page 4: Oksigen Terlarut 2.doc](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/557213f8497959fc0b937316/html5/thumbnails/4.jpg)
parameter kimia:
- DO (Dissolved Oxygen)
- BOD (Biochemical Oxygen Demand)
- COD (Chemical Oxygen Demad), dan
- Jumlah total Zat terlarut
DO/ Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
A. PENGERTIAN OKSIGEN TERLARUR (DO)
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air (ppt).
Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air
hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan
parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan masssa air serta
merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi . Kadar oksigen yang terlarut
bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen
terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada pencampuran
(mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dam limbah
(effluent) yang masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang
dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada
kadar oksigen di perairan tawar. Peningkatan suhu sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi
oksigen sekitar 10.
Menurut Boyd (1990), jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme akuatik tergantung spesies,
ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktivitas, suhu, dan lain-lain. Konsentrasi oksigen yang
rendah dapat menimbulkan anorexia, stress, dan kematian pada ikan. Menurut Swingle dalam
Boyd (1982), bila dalam suatu kolam kandungan oksigen terlarut sama dengan atau lebih besar
dari 5 mg/l, maka proses reproduksi dan pertumbuhan ikan akan berjalan dengan baik. Pada
perairan yang mengandung deterjen, suplai oksigen dari udara akan sangat lambat sehingga
oksigen dalam air sangat sedikit.
Oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis
tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang
dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
B. MANFAAT OKSIGEN TERLARUT (DO)
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup inilah beberapa
manfaatnya :
• Untuk pernapasan
• proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan
dan pembiakan.
• oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik.
• Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas
dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.
![Page 5: Oksigen Terlarut 2.doc](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/557213f8497959fc0b937316/html5/thumbnails/5.jpg)
Oksigen juga memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen
terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu,
oksigen juga menentukan khan biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik.
Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik
dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan.
Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia
menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah
maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran
pada perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan
air buangan industri dan rumah tangga.
Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan pereduksi
bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun. Disamping
itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu,
seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi
senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air
buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya
kadar oksigennya.
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air,
suhu,
salinitas,
pergerakan massa, air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.
Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang
dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi,
karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis.
Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut,
karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan
untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan organisme
terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan
oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan
pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari
udara bebas, memiliki daya tahan yang lebih terhadap perairan yang kekurangan oksigen terlarut.
C. KANDUNGAN IDEAL OKSIGEN TERLARUT
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak
tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup
mendukung kehidupan organisme. Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari
1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70 %. KLH
![Page 6: Oksigen Terlarut 2.doc](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/557213f8497959fc0b937316/html5/thumbnails/6.jpg)
menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan
biota laut.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part
per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang
kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian
besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam
bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang
dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu apakah
penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang
merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
KEBUTUHAN OKSIGEN BIOLOGI (BOD)
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh
organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik
diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan
energinya diperoleh dari proses oksidasi. Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk
menentukan tingkat pencemaranair buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri
aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu
prosedur bioassay yang menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh
organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan,
pada kondisi yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di alam. Selama pemeriksaan BOD,
contoh yang diperiksa harus bebas dari udara luar untuk rnencegah kontaminasi dari oksigen yang
ada di udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus berada pada suatu
tingkat pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut selalu ada selama
pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas dan
hanya berkisar ± 9 ppm pads suhu 20°C
KESIMPULAN
1. Oksigen sangat dibutuhkan oleh semua jasad hidupuntuk pernapasan dan proses metabolisme.
Dalam perairan oksigen berperan dalam proses oksidasi den reduksi bahan kimia menjadi
senyawa yang lebih sederhana sebagai nutrien yang sangat dibutuhkan organisme perairan.
Sumber utama oksigen diperairan berasal dari proses difusi udara bebas dan hasil proses
fotosintesis.
2. Untuk mengetahui kualitas suatu perairan, parameter oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan
oksigen biokimia (BOD) memegang peranan penting. Prinsip penentuannya bisa dilakukan dengan
cara