offshore

9
Indonesia Telat Kembangkan Lapangan Minyak Lepas Pantai Dengan menipisnya sumber minyak di daratan, maka telah terjadi perubahan paradigma minyak dan gas (migas) di Indonesia yaitu bergesernya pengembangan migas ke deep water atau laut dalam. Seperti yang kutip dalam situs resmi Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (9/1/2013). Saat ini, telah ditandatangani 71 Kontrak Kerja Sama (KKS) laut dalam di Indonesia. Sedangkan di dunia, pengembangan laut dalam sudah cukup lama dilakukan. "Antara lain di Norwegia dan beberapa negara lainnya," kutip situs tersebut. Beberapa proyek laut dalam yang terbilang sukses adalah Pertama, Lapangan Ormen Lange di Norwegia. Proyek laut dalam pertama di Norwegia ini merupakan salah satu pengembangan migas terbesar di dunia. Ditemukan oleh Hydro tahun 1997, terletak di Laut Norwegia, 100 km di lepas pantai barat laut Norwegia. Kedalaman air 850 hingga 1.100 meter, dengan recoverable gas mencapai 397 miliar square meter cubic (Sm3) dengan kondensat 28,5 juta Sm3. Kedua, Lapangan Agbami ditemukan pada 1998 oleh perusahaan pengeboran Glomar Explorer. Lapangan ini mempunyai luas sekitar 45.000 hektar dan terletak sekitar 70 mil (113 km) lepas pantai Delta Sungai Niger. Kedalaman air di Lapangan Agbami adalah 4.500 kaki atau sekitar 1.372 meter. Lapangan Agbami onstream pada Juli 2008, menghasilkan minyak lebih dari 100 ribu barel per hari dan mencapai puncak produksi sebesar 250 ribu barel per hari pada Agustus 2009. Lapangan ini merupakan penemuan laut dalam terbesar hingga saat ini Nigeria dengan perkiraan cadangan 900 juta barel. Lapangan Jack dan ST. Malo berada di wilayah Walker Ridge dan sedang dikembangkan bersama dengan menggunakan fasilitas produksi terapung

Upload: andi-nurul-hidayah

Post on 19-Feb-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PE

TRANSCRIPT

Page 1: Offshore

Indonesia Telat Kembangkan Lapangan Minyak Lepas Pantai

Dengan menipisnya sumber minyak di daratan, maka telah terjadi perubahan paradigma minyak dan gas (migas) di Indonesia yaitu bergesernya pengembangan migas ke deep water atau laut dalam.

Seperti yang kutip dalam situs resmi Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (9/1/2013). Saat ini, telah ditandatangani 71 Kontrak Kerja Sama (KKS) laut dalam di Indonesia. Sedangkan di dunia, pengembangan laut dalam sudah cukup lama dilakukan. "Antara lain di Norwegia dan beberapa negara lainnya," kutip situs tersebut.

Beberapa proyek laut dalam yang terbilang sukses adalah Pertama, Lapangan Ormen Lange di Norwegia. Proyek laut dalam pertama di Norwegia ini merupakan salah satu pengembangan migas terbesar di dunia.

Ditemukan oleh Hydro tahun 1997, terletak di Laut Norwegia, 100 km di lepas pantai barat laut Norwegia. Kedalaman air 850 hingga 1.100 meter, dengan recoverable gasmencapai 397 miliar square meter cubic (Sm3) dengan kondensat 28,5 juta Sm3.

Kedua, Lapangan Agbami ditemukan pada 1998 oleh perusahaan pengeboran Glomar Explorer. Lapangan ini mempunyai luas sekitar 45.000 hektar dan terletak sekitar 70 mil (113 km) lepas pantai Delta Sungai Niger. Kedalaman air di Lapangan Agbami adalah 4.500 kaki atau sekitar 1.372 meter.

Lapangan Agbami onstream pada Juli 2008, menghasilkan minyak lebih dari 100 ribu barel per hari dan mencapai puncak produksi sebesar 250 ribu barel per hari pada Agustus 2009. Lapangan ini merupakan penemuan laut dalam terbesar hingga saat ini Nigeria dengan perkiraan cadangan 900 juta barel.

Lapangan Jack dan ST. Malo berada di wilayah Walker Ridge dan sedang dikembangkan bersama dengan menggunakan fasilitas produksi terapung (floating production unit/FPU) yang berada diantara dua lapangan di kedalaman air 7 ribu kaki atau 2.134 meter.

Lapangan Jack ditemukan pada Juli 2004 melalui pemboran sumur eksplorasi Jack-1 dengan kedalaman 29 ribu kaki menembus kolom minyak setebal 350 kaki. Sedangkan lapangan St. Malo ditemukan pada Oktober 2003, menembus kolom minyak setebal 1.400 kaki.

AS Umumkan Larangan Pengeboran Minyak Lepas Pantai

Pemerintah Amerika telah menerbitkan sebuah moratorium baru untuk pengeboran minyak lepas pantai, yang menggantikan larangan yang dibatalkan oleh sebuah pengadilan federal minggu lalu.

Page 2: Offshore

Larangan baru ini, diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri Ken Salazar, akan berlaku sampai akhir November, dan tidak seperti pendahulunya, tidak didasarkan pada kedalaman air melainkan pada teknologi yang dipergunakan dalam prosesnya.

Seorang jurubicara Gedung Putih mengatakan pemerintah Obama yakin, larangan ini akan lolos uji pengadilan.

Dalam mengumumkan moratorium itu, Salazar mengatakan sebuah penundaan dalam pengeboran bawah laut “penting dan tepat” unuk melindungi masyarakat, pesisir, serta flora dan fauna, dari risiko yang diakibatkan pengeboran. Ia mengatakan buktinya semakin kuat bahwa industri minyak tak mampu mengatasi sebuah ledakan katastropik, menanggapi tumpahan minyak atau mengoperasikannya secara aman.

Bush Tuntut Cabut Larangan Pengeboran Minyak Lepas Pantai

eratnya beban kenaikan harga BBM dirasakan di hampir seluruh penjuru dunia. Di Amerika Serikat,

inilah alasan Presiden Bush mendesak Kongres untuk mencabut larangan eksplorasi dan pengeboran

minyak lepas pantai.

Empat langkah dicanangkan oleh Presiden, George W Bush untuk menjamin pasokan minyak bumi dan

harga bensin yang murah bagi rakyat Amerika Serikat. Peningkatan produksi minyak bumi, pencabutan

larangan eksplorasi dan pengeboran minyak lepas pantai, pembukaan kawasan eksplorasi baru dan

meningkatkan kapasitas produksi kilang minyak.

Mengutip data sejumlah pakar, Bush menyampaikan tuntutannya kepada Kongres dengan berapi-api:

“Produksi minyak bumi harus ditingkatkan dengan membuka akses ke kawasan lepas pantai Kontinental.

Kawasan ini diperkirakan setiap tahunnya bisa menghasilkan 18 milyar barel minyak bumi, sama dengan

produksi BBM Amerika Serikat saat ini.”

Tahun 1981, Kongres Amerika Serikat menetapkan larangan eksplorasi dan pengeboran minyak lepas

pantai. Namun Bush menilai situasi sudah berubah. Ia menegaskan, demi keamanan negara pencabutan

larangan perlu segera dilakukan.

Bush mengatakan, “Sekarang kemajuan teknologi yang kita miliki, berhasil merancang eksplorasi dan

pengeboran minyak di kawasan lepas pantai yang aman, tanpa merusak terumbu karang dan kehidupan

di sekitarnya, tanpa terjadi pertumpahan minyak yang merusak lingkungan. Kemajuan ini, serta

Page 3: Offshore

terjadinya kenaikan harga BBM yang drastis, menunjukan bahwa larangan Kongres itu kuno dan

merugikan.”

Bush juga melihat peluang besar bila kawasan lepas pantai Timur dan Barat Amerika Serikat dibuka

untuk menghasilkan minyak bumi. Ia bahkan menyarankan dibukanya kawasan lindung di Alaska untuk

kepentingan tersebut dan menjamin bahwa usulnya bisa membebaskan Amerika Serikat dari

ketergantungan pasokan dari luar.

Tegasnya, “Dengan empat langkah ini, kita dapat mengurangi yang mendorong naiknya harga bensin.

Kita dapat memperkuat keamanan nasional dengan mengurangi ketergantungan pada pasokan minyak

asing. Hal ini juga akan meningkatkan peluang kerja bagi para pekerja AS di berbagai bidang, seperti

konstruksi, tehnik dll.”

Harga bensin di Amerika Serikat saat ini telah memecahkan rekor tertinggi. Kecemasan rakyat sangat

tinggi. Oleh sebab itu, masalah harga bensin dan pasokan minyak bumi merupakan tema besar dalam

kampanye pemilu Presiden yang kini berlangsung. Tak heran pula, bila kedua partai bersaing memiliki

pendapat yang bertolak belakang.

Kritik dilontarkan oleh kubu Demokrat. Edward Mackey tokoh Demokrat dari Massachusetts

menyebutkan, Gedung Putih telah menjadi kaki tangan industri minyak dan gas bumi dan bersedia

menghancurkan kawasan lindung yang paling berharga.

Peristiwa tumpahnya minyak dari tanker Exxon Valdez di tahun 1989 mendorong George Bush senior

untuk menguatkan kembali larangan eksplorasi dan pengeboran lepas pantai. Kasus Exxon Valdez

menyebabkan pencemaran lingkungan terhebat di Alaska dan menjadi salah satu penyebab ditutupnya

sejumlah kawasan yang diketahui kaya minyak bumi, termasuk Alaska. (ek)

Membicarakan Natuna akan terpikir sebuah kabupaten yang terdiri dari ribuan pulau terletak di ujung utara Indonesia dengan jarak lebih dari 1.250 km dari Jakarta.

Kepulauan Natuna memiliki cadangan gas alam terbesar di kawasan Asia Pasifik bahkan di Dunia. Di dalam perut buminya juga bergelimang minyak. Tak hanya itu, di kepulauan yang terletak di teras depan Negara Indonesia ini menghampar aneka jenis terumbu karang yang sangat memukau.

Dimana kita bisa menemukan berbagai material tambang seperti gas alam, minyak bumi, dan pasir kuarsa dalam jumlah besar? Jawabnya, Kepulauan Natuna. Kekayaan mineral tambang tersebut bukan hanya terhampar di darat, tetapi juga tersebar bertaburan di bawah dasar laut.

Menurut hitungan pemerintah, Natuna memiliki cadangan gas alam terbesar di kawasan Asia Pasifik Hal ini merujuk pada salah satu ladang gas yang terletak 225 kilometer (km) sebelah utara Natuna.

Page 4: Offshore

Di sini tersimpan cadangan gas alam dengan volume sebesar 222 triliun kaki kubik (TCT). Selain itu, gas hidrokarbon yang bisa ditambang mencapai 46 TCT. Angka itu tentu saja belum termasuk cadangan gas alam yang terdapat di bagian barat Natuna yang dikelola juragan minyak raksasa kelas dunia.

Bukan hanya berjaya di sektor gas alam. Natuna juga diselimuti minyak bumi yang seolah tiada pernah ada habisnya. Sumur-sumur off shore yang berada di bagian timur Natuna itu terus memancarkan minyaknya.

Jadi, wajar saja kalau sektor migas di Kabupaten Natuna ini menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Migas yang berasal dari pelapukan fosil binatang laut selama jutaan tahun silam itu memberi kontribusi sekitar 10,11 persen dari perekonomian Kepri Pengeboran minyak lepas pantai.

Pendapatan dari penambangan migas di seluruh sumur eksplorasi di Natuna sangatlah menggiurkan. Pada tahun 2007 misalnya, nilainya mencapai 21,8 triliun rupiah. Betapa makmur dan sejahteranya bila semua hasil eksplorasi ini dinikmati sepenuhnya oleh bangsa Indonesia.Sayangnya, sebagian besar hasil eksplorasi tersebut dikuasai oleh perusahaan swasta asing. Maklum, baik modal, tenaga ahli, maupun peralatan hampir seluruhnya disuplai oleh Exxon Mobil, Conoco Philips, Star Energy, dan Primer Oil.

Praktis, pembagian keuntungan dari bisnis tersebut sebagian besar dinikmati oleh mereka. Sedangkan Indonesia sebagai pemilik kekayaan alam tersebut hanya mendapat sedikit keuntungan.

Bayangkan, dari total pendapatan yang mencapai puluhan triliun rupiah itu, Kabupaten Natuna hanya kecipratan Rp 225 miliar. Sementara itu, pemerintah pusat kebagian sekitar Rp 525 miliar. Sedangkan triliunan rupiah lainnya menjadi hak milik perusahaan asing .

Ilustrasi sarana perlengkapan untuk proses pengeboran minyak di Natuna

Selain banyak pantai dan pulau masih “perawan” Natuna juga super kaya dengan kandungan gas maupun minyak bumi. Terasa tak lengkap jika membicarakan Natuna tanpa kandungan alam gas alam yang disebutkan oleh para ahli, memiliki cadangan terbesar Asia Pasifik bahkan di dunia.Yaitu Blok Natuna D-Alpha merupakan blok gas dan minyak yang menyimpan sekitar 500 juta barel. Total potensi gas diperkirakan mencapai 222 triliun kaki kubik, dan inilah cadangan terbesar di dunia yang tidak akan habis dieksplorasi 30 tahun ke depan.Potensi gas yang recoverable sebesar 46 tcf (46,000 bcf) atau setara dengan 8,383 miliar barel minyak (1 boe, barel oil equivalent = 5.487 cf ).

Page 5: Offshore

Dengan potensi sebesar itu, dan asumsi harga rata-rata minyak US$ 75 / barel selama periode eksploitasi, nilai potensi ekonomi gas Natura adalah US$ 628,725 miliar atau sekitar Rp 6.287,25 triliun (kurs US$/Rp = Rp 10.000). Bandingkan dengan APBN 2010 yang hanya Rp 1.047,7 triliun.Terhitung 2 November 2010 hingga 2 Maret 2011, Premier Oil telah mendeteksi kandungan minyak dan gas di kawasan Blok D Alpa Natuna.Premier Oil perusahaan pengeboran minyak dan gas yang berkantor pusat di Inggris itu bakal melakukan pengeboran selama 30 tahun sesuai dengan kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia mulai tahun 2007.Pelaksanaannya secara bertahap, masa penjajakan potensi 10 tahun jika tidak menemukan potensi Migas yang bernilai ekonomis, maka pengeboran dihentikan.

Goverment Affairs, Manager PT Premier Oil, Nina Marlina menjelaskan, butuh waktu hingga 2 Maret 2011 untuk mendeteksi kandungan Migas Blok yang berada di utara laut Natuna. Hal itu dia paparkan di aula kantor bupati Natuna di Ranai beberapa waktu lalu.Saat itu, Nina hadir juga Kepala Humas dan Hubungan Kelembagaan, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan gas (BP. Migas), Elan Biantoro bersama jajaran Kontraktor Premier Oil.

Terkait hal itu, guna menunjang pelaksanaan proses eksploitasi, Premier Oil meminta kepada pemerintah Natuna untuk menyiapkan kelengkapan. Misalnya kantor Bea Cukai, Sah Bandar, Petugas Karantina dan Imigrasi, karena awal November ini kapal-kapal pembawa logistik dan lain nya mulai beroperasi di Natuna.Plt Bupati Natuna, Raja Amirullah menyambut baik kunjungan kerja BP Migas dan Premier Oil ke daerahnya.(dari berbagai sumber/pulo lasman simanjuntak)

AS Akan Larang Pengeboran Lepas Pantai

WASHINGTON, KOMPAS.com — Beberapa hari mendatang Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan

mengeluarkan larangan pengeboran minyak di laut dalam. Hal ini penting karena sebelumnya seorang

hakim mencabut larangan yang sempat berlaku hanya setengah tahun.

Pencabutan itu seakan membenarkan pendapat perusahaan-perusahaan yang menjadi korban, yang

memprotes tindakan tersebut. Mereka berpendapat, larangan itu bisa mengakibatkan banyak

pengangguran. Perusahaan-perusahaan minyak sendiri mengkhawatirkan larangan itu bisa membuat

minyak langka.

Radio Nederland, Rabu (23/6/2010), melaporkan, larangan sementara pengeboran minyak itu

diberlakukan sehubungan dengan bencana kebocoran minyak di Teluk Meksiko. Pemerintah ingin

memberi waktu kepada industri minyak untuk mencari metode pengeboran yang lebih baik.

Page 6: Offshore

Bantu Kami Bebaskan Aktivis Greenpeace

# ActivistIsNotCrime # FreeTheArctic30

Forumhijau.com - Pada 18 September 2013, dua aktivis penggiat lingkungan Greenpeace International ditangkap saat mereka memprotes pengeboran minyak Arktik di kilang minyak lepas pantai Gazprom, Prirazlomnaya, di Laut Pechora di lepas pantai Rusia.

Mereka ditahan tanpa tuntutan jelas atau perwakilan hukum di kapal pasukan khusus Rusia.

Keesokan harinya, tanggal 19 September 2013, Pasukan khusus Rusia kemudian secara ilegal menaiki kapal Greenpeace # ArcticSunrise saat berada di perairan internasional dan menangkap 25 aktivis di kapal dibawah todongan senjata. Kami menuntut pembebasan untuk semua# aktivis , penarikan segera pasukan dari kapal Arctic Sunrise, dan mengakhiri pengeboran minyak lepas pantai di # Arktik untuk selamanya.

Dalam misi melindungi Arktik dari bencana kebocoran minyak oleh perusahaan minyak seperti Gazprom dan Shell, Kapal Greenpeace Arctic Sunrise, diserbu oleh pasukan bersenjata Rusia di perairan internasional, menahan 30 aktivis didalamnya, mengambil alih kendali kapal, dan memutus komunikasi mereka dengan dunia luar hingga kini sejak 18 September lalu.

Kami butuh bantuan sobat greeners FHI untuk bebaskan penggiat lingkungan dan kapal Arctic Sunrise, kirim surat petisi kepada Kedutaan Besar Rusia dan Selamatkan Arktik,

Surat kepada Kedutaan Besar Rusia untuk membebaskan aktivis penggiat lingkungan dan mengakhiri pengeboran di Arktik untuk sebuah kebaikan.Dengan mengirimkan, sobat greeners FHI juga bergabung gerakan untuk menciptakan sebuah kawasan suaka global di Arktik dan larangan pengeboran lepas pantai dan industri merusak di wilayah tersebut.

AS perpanjang larangan gali minyak

Kebocoran minyak di dasar laut diatasi dengan memompa masuk lumpur

Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan memperpanjang moratorium pengeboran minyak lepas pantai selama enam bulan lagi.

Langkah ini diambil ditengah kritik terhadap penanganan bencana minyak tumpah di Teluk Meksiko oleh pemerintah Obama.

Larangan pengeboran lepas pantai akan tetap berlaku sementara satu komisi terus melakukan penyelidikan lebih jauh atas bencana di Teluk Meksiko.

Sementara itu BP mengatakan upaya terbaru untuk menghentikan aliran minyak dari sumur dasar laut setelah terjadi ledakan di anjungan lepas pantai, berjalan sesuai dengan rencana.

Setiap hari ribuan barel minyak menyembur ke perairan Teluk Meksiko pada kedalaman 1,6 km sejak anjungan lepas pantaiDeepwater Horizon meledak bulan April.

Page 7: Offshore

Prosedur baru

"[Obama] akan mengumumkan standar untuk memperkuat pengawasan industri dan meningkatkan keamanan, satu langkah pertama yang akan dilanjutkan oleh Komisi Presiden yang independen," ujar seorang sumber Gedung Putih seperti dikutip kantor berita Reuters.

PROSEDUR TOP KILL Memompa lumpur dari permukaan

Masuk ke alat pencegah aliran keluar

Jika tekanan dan kepekatan cukup, tumpahan minyak dan gas akan berhenti

"Sementara komisi itu menjalankan tugas dalam mencari jalan agar peristiwa ini tidak terulang lagi, moratorium dalam pemberian ijin penggalian sumur minyak di lepas pantai akan diperpanjang selama enam bulan."

Presiden Obama juga akan mengumumkan penundaan eksplorasi dan penggalian di lepas pantai Alaska, dan pembatalan pemberian ijin sewa di pantai Virginia.

Dia dijadwalkan berkunjung ke Teluk Meksiko untuk kedua kali pada hari Jumat. Hari Rabu (26/05) Obama mengatakan tumpahan minyak "yang menyedihkan" ini menggarisbawahi pentingnya mencari sumber energi alternatif.

Standar keamanan yang lebih ketat juga akan diajukan setelah laporan awal Departemen Dalam Negeri AS mengenai pengalaman yang bisa dipetik dari bencana minyak tumpah ini dirilis.

BP berusaha untuk menjalankan prosedur menghentikan sama sekali tumpahan minyak, di sebut top kill, yang meliputi memompa lumpur ke dalam sumur minyak.

Pemerintah Amerika Serikat mendukung prosedur yang tidak pernah diterapkan pada kedalaman laut seperti di Teluk Meksiko ini.

BP mendapat tekanan agar prosedur ini berhasil setelah sejumlah upaya yang dilakukan sebelumnya gagal.

Seorang pejabat BP mengatakan enam jam setelah prosedur itu dilakukan lumpur, bukan minyak, yang keluar dari pipa sumur yang rusak tersebut.

"Yang anda anda lihat keluar dari pipa itu kemungkinan besar lumpur," ujar Doug Suttles dari BP.