obstruksi saluran kemih

14
1. Etiologi buang air kecil tidak tuntas Obstruksi : a) Hiperplasia Prostat Benigna a) Pengertian Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika . BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat ( secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun ) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius ( Purnomo, 2011) . b) Etiologi Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain : 1).Dihydrotestosteron

Upload: muhammad-iqbal-anand

Post on 16-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

urologi

TRANSCRIPT

1. Etiologi buang air kecil tidak tuntas Obstruksi :

a) Hiperplasia Prostat Benigna

a) Pengertian

Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika . BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat ( secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun ) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius ( Purnomo, 2011) .

b) Etiologi

Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain :

1). Dihydrotestosteron

Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi .

2). Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron

Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma.3). Interaksi stroma - epitel

Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan penurunan transforming growth factor beta menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.

4). Berkurangnya sel yang mati

Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat.

5). Teori sel stem

Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit ( Purnomo, 2011)

c) Patofisiologi

Pada BPH terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk terjadinya gejala yaitu komponen mekanik dan komponen dinamik. Komponen mekanik ini berhubungan dengan adanya pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga terjadi gangguan aliran urine (obstruksi infra vesikal) sedangkan komponen dinamik meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya, yang merupakan alpha adrenergik reseptor. Stimulasi pada alpha adrenergik reseptor akan menghasilkan kontraksi otot polos prostat ataupun kenaikan tonus. Komponen dinamik ini tergantung dari stimulasi syaraf simpatis, yang juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik. Berbagai keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan dan resistensi uretra. Selanjutnya hal ini akan menyebabkan sumbatan aliran kemih. Untuk mengatasi resistensi uretra yang meningkat, otot-otot detrusor akan berkontraksi untuk mengeluarkan urine. Kontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi ( Purnomo, 2011). Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejala-gejala prostatismus. Dengan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravesikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal ( Purnomo, 2011).

d) Gejala Klinis

Gejala klinis yang ditimbulkan oleh Benigne Prostat Hyperplasia disebut sebagai Syndroma Prostatisme. Syndroma Prostatisme dibagi menjadi dua yaitu :

1) Gejala Obstruktif yaitu :

a. Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli memerlukan waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika.

b. Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran kencing yang disebabkan karena ketidakmampuan otot destrussor dalam pempertahankan tekanan intra vesika sampai berakhirnya miksi.

c. Terminal dribling yaitu menetesnya urine pada akhir kencing.

d. Pancaran lemah : kelemahan kekuatan dan kaliber pancaran destrussor memerlukan waktu untuk dapat melampaui tekanan di uretra.

e. Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum puas. 2) Gejala Iritasi yaitu :

a. Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.

b. Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada malam hari (Nocturia) dan pada siang hari.

c. Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing. ( Purnomo, 2011)2. Batu Saluran Kemih

a) Pengertian

Batu saluran kemih adalah benda padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai zat terlarut dalam urin pada saluran kemih dan dapat ditemukan disetiap bagian ginjal sampai dengan kandung kemih dan ukurannnya bervariasi dari deposit granuler yang kecil disebut pasir atau kerikil sampai dengan batu sebesar kandung kemih yang berwarna orange ( Purnomo, 2011).

Pendapat lain menyebutkan batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu saluran kemih adalah Kristal padat dari larutan mineral urine, biasa ditemukan di dalam ginjal atau ureter. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan nephrolithiasis, urolithiasis, atau renal calculi ( Purnomo, 2011). b) Klasifikasi

Klasifikasi batu saluran kemih menurut Basuki B Purnomo, 2011 adalah:

1. Batu Kalsium

Batu kalsium merupakan jenis batu terbanyak, batu kalsium biasanya terdiri dari fosfat atau kalsium oksalat. Dari bentuk partikel yang terkecil disebut pasir atau kerikil sampai ke ukuran yang sangat besar staghorn yang berada di pelvis dan dapat masuk ke kaliks.

Faktor penyebab terjadinya batu kalsium adalah:

a) Hypercalsuria (peningkatan jumlah kalsium dalam urin) biasanya disebabkan oleh komponen:

(1) Peningkatan resopsi kalsium tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroid primer atau pada tumor paratiroid(2) Peningkatan absorbs kalsium pada usus yang biasanya dinamakan susu-alkali syndrome, sarcoidosis(3)Gangguan kemampuan renal mereabsorbsi kalsium melalui tubulus ginjal

(4) Abnormalitas struktur biasanya pada daerah pelvikalises ginjal

b)Hiperoksaluri: eksresi oksalat urine melebihi 45 gram perhari. Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink, jeruk sitrun, sayuran berdaun hijan banyak terutama bayam

c)Hipositraturi: di dalam urin sitrat akan bereaksi menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Karena sitrat dapat bertindak sebagai penghambat pembentukan batu kalsium. Hal ini dapat terjadi karena penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretic golongan thiazid dalam jangka waktu yang lama.

d)Hipomagnesuri: magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium, karena didalam urin magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan kalsium oksalat ( Purnomo, 2011)2. Batu struvit

Batu struvit dikenal juga dengan batu infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea atau urea spilitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana ini memudahkan garam-garam magnesium, ammonium fosfat, dan karbonat membentuk batu magnesium ammonium fosfat (MAP). Kuman-kuman pemecah urea adalah proteus spp, klabsiella, serratia, enterobakter, pseudomonas, dan stapillokokus ( Purnomo, 2011). 3. Batu asam urat

Factor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah:

a) Urin yang terlalu asam yang dapat disebabkan oleh makanan yang banyak mengandung purine, peminum alcohol.

b)Volume urin yang jumlahnya sedikit (