observasi pedagang es kelapa
DESCRIPTION
Karakteristik sektor informal yaitu bentuknya tidak terorganisir, kebanyakan usaha sendiri, cara kerja tidak teratur, biaya dari diri sendiri atau sumber tak resmi, dapatlah diketahui betapa banyaknya jumlah anggota masyarakat memilih tipe usaha ini, karena mudah dijadikan sebagai lapangan kerja bagi masyarakat strata ekonomi rendah yang banyak terdapat di negara kita terutama pada kota besar maupun kecil.Kemampuan sektor informal dalam menampung tenaga kerja didukung oleh faktor-faktor yang ada. Faktor utama adalah sifat dari sektor ini yang tidak memerlukan persyaratan dan tingkat keterampilan, sektor modal kerja, pendidikan ataupun sarana yang dipergunakan semuanya serba sederhana dan mudah dijangkau oleh semua anggota masyarakat atau mereka yang belum memiliki pekerjaan dapat terlibat didalamnya. Selama ini banyak pekerja sektor informal di daerah ini belum mendapat perlindungan dan jaminan hidup layak saat dalam bekerja. Ketika mengalami kecelakaan saat bekerja, si pekerja informal menanggung sendiri biaya berobat. Keselamatan raga maupun jiwa mereka tak ada yang menjamin.Perkembangan pedagang kali lima dari waktu kewaktu sangat pesat jumlahnya, karena pedagang kaki lima dapat lebih mudah untuk dijumpai konsumennnya dari pada pedagang resmi yang kebanyakan bertempat tetap. Situasi tempat dan keramaian dapat dimanfaatkan untuk mencari rejeki halal sebagai pedagang kaki lima, misalnya makanan dengan memanfaatkan keterampilan yang dimiliki dapat dipakai sebagai salah satu modal untuk mencari ataupun menambah penghasilan. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sektor informal pedagang kaki lima mempunyai peranan yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian terutama masyarakat ekonomi lemah dan sektor ini juga menyerap tenaga kerja yang mempunyai keahlian yang relatif minim.B. RUMUSAN MASALAHBagaimanakah penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada pedagang kaki lima khususnya pada penjual es kelapa muda?C. TUJUANAdapun tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada PKL khususnya penjual es kelapa.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karakteristik sektor informal yaitu bentuknya tidak terorganisir, kebanyakan usaha
sendiri, cara kerja tidak teratur, biaya dari diri sendiri atau sumber tak resmi, dapatlah
diketahui betapa banyaknya jumlah anggota masyarakat memilih tipe usaha ini, karena
mudah dijadikan sebagai lapangan kerja bagi masyarakat strata ekonomi rendah yang banyak
terdapat di negara kita terutama pada kota besar maupun kecil.
Kemampuan sektor informal dalam menampung tenaga kerja didukung oleh faktor-
faktor yang ada. Faktor utama adalah sifat dari sektor ini yang tidak memerlukan persyaratan
dan tingkat keterampilan, sektor modal kerja, pendidikan ataupun sarana yang dipergunakan
semuanya serba sederhana dan mudah dijangkau oleh semua anggota masyarakat atau mereka
yang belum memiliki pekerjaan dapat terlibat didalamnya. Selama ini banyak pekerja sektor
informal di daerah ini belum mendapat perlindungan dan jaminan hidup layak saat dalam
bekerja. Ketika mengalami kecelakaan saat bekerja, si pekerja informal menanggung sendiri
biaya berobat. Keselamatan raga maupun jiwa mereka tak ada yang menjamin.
Perkembangan pedagang kali lima dari waktu kewaktu sangat pesat jumlahnya,
karena pedagang kaki lima dapat lebih mudah untuk dijumpai konsumennnya dari pada
pedagang resmi yang kebanyakan bertempat tetap. Situasi tempat dan keramaian dapat
dimanfaatkan untuk mencari rejeki halal sebagai pedagang kaki lima, misalnya makanan
dengan memanfaatkan keterampilan yang dimiliki dapat dipakai sebagai salah satu modal
untuk mencari ataupun menambah penghasilan. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa
sektor informal pedagang kaki lima mempunyai peranan yang sangat besar untuk
meningkatkan perekonomian terutama masyarakat ekonomi lemah dan sektor ini juga
menyerap tenaga kerja yang mempunyai keahlian yang relatif minim.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada pedagang kaki lima
khususnya pada penjual es kelapa muda?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja pada PKL khususnya penjual es kelapa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GAMBARAN LOKASI
PKL khususnya penjual es kelapa muda ini terletak di pinggiran Jl. Jamin Ginting,
tepat di dekat lampu merah Simpang Pos.
1. SEJARAH PENDIRIAN
Kios es kelapa muda ini didirikan oleh Ibu Minar (50 tahun). Usaha ini digelutinya
sejak tahun 2011, awal didirikannya kios ini diawali atas dasar coba-coba. Akan tetapi beliau
melihat adanya peluang yang akan memberikan untung yang lumayan, akhirnya beliau
kemudian melanjutkan usahanya tersebut sampai sekarang. Apalagi lokasi kiosnya sangat
strategis karena terletak di pinggiran jalan Jamin Ginting dan tepat di depan Simpang Pos
Medan.
2. JUMLAH TENAGA KERJA
Mulai dari awal dirintisnya hingga sekarang ibu Minar bekerja di kios tersebut
bersama anaknya serta gerobaknya yang berukuran tak cukup dua meter, belasan gelas
khusus, seperangkat kursi plastik ala kadarnya, puluhan kelapa muda, es batu, cairan gula
merah, dan beberapa kaleng susu kental manis, ia pun memulai bisnisnya dengan semangat
dan sejumput harapan, semoga dagangannya laris.
Berjualan dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam. Ia menjual es kelapa mudanya
dengan harga pergelas 3.000 rupiah. Dipotong biaya bahan baku. Beliau tidak mengaji tenga
kerja karena, beliau berpikir untung yang didapatkan tidak terlalu banyak. Sehingga beliau
memutuskan untuk berkerja hanya dengan dibantu oleh anak-anaknya.
3. PROSES PRODUKSI
Awal produksi pembuatan es kelapa muda dimulai dengan pembelian kelapa muda,
apabila ada pelanggan yang singgah, maka beliau akan membelah buah kelapa tersebut
dengan parang, kemudian mengeroknya dengan tutup botol. Setelah itu, hasil kerokan di
masukkan ke dalam gelas kemudian ditambahkan es batu, susu dan gula merah untuk
menambah rasa manis dan tambahkan air kelapa untuk memberi rasa yang lebih nikmat
.
No Kegiatan Potensi Hazardz Upaya
Pencegahan
1 Saat membelah kelapa Luka/teriris/terpotong Pakai sarung
tangan
Kaki keram karena
lama jongkok
Pakai tempat duduk
agar kaki tidak
tertindis
Sakit punggung Pakai tempat duduk
agar posisi
ergonomis
2 Saat berjualan Panas Kipas angin
Debu dan polusi
dari kendaraan
Pakai masker
Pengambilan es
batu dengan tangan
Mengambil dengan
sendok
Kontaminasi bahan
jualan dengan
semut, kecoa dan
lalat serta asap-asap
kendaraan yang
lewat
Menutup jualan
dengan kain bersih
ataupun penutup
lain yang bias
menghindarkan
minuman dari
kontaminasi semut,
kecoa ataupun lalat
serta polusi yang
dihasilkan
kendaraan yang
lewat
B. TINJAUAN UMUM
a. Tinjauan umum tentang buah kelapa muda
1. Pengertian kelapa muda
Kelapa muda adalah salah satu produk kelapa yang bernilai ekonomi tinggi, karena
mengandung nilai gizi yang tinggi dan sangat baik untuk kesehatan manusia. Di negaranegara
tropis, seperti India dan Bangladesh dilaporkan bahwa sepertiga produksi buah kelapanya
digunakan untuk konsumsi kelapa muda, terutama air kelapa untuk minuman sehat. Buah
kelapa yang dipanen untuk kelapa muda adalah yang berumur 7 - 8 bulan, bahkan pada saat
suhu udara yang sangat tinggi di Bangladesh, konsumsi kelapa muda meningkat terutama
untuk air kelapa sebagai pengganti air tubuh yang hilang, yaitu buah kelapa yang berumur 6 -
6,5 bulan. Buah kelapa pada umur ini belum membentuk daging buah, sehingga yang
dikonsumsi memang hanya air kelapanya, bahkan kadar sukrosa masih sangat rendah.
Berbeda dengan buah kelapa tua yang pemanfaatannya sangat beranekaragam, daging
buah kelapa muda umur 7 - 8 bulan umumnya hanya terbatas sebagai bahan baku untuk
minuman es kelapa. Sedangkan air kelapa muda dikonsumsi langsung sebagai minuman segar
bersama dengan daging buahnya atau dicampur buah-buahan segar lainnya. Komponen
daging buah dan air kelapa terkandung potensi gizi yang cukup baik.
b. Tinjauan Umum Tentang Pembuatan Es Kelapa Muda
Dalam pembuatan es kelapa muda ada beberapa bahan yang harus disiapkan yaitu
1. Daging kelapa muda
Daging kelapa muda yang rasanya gurih, mengandung lemak sekitar 5,59 - 7,86%,
protein 1,29 - 1,701%, abu 0,51 - 2,64, karbohidrat 3,39 - 6,67%, serat pangan 2,25 - 3,53%
dan air 85,26 - 87,24% .
Jika dibandingkan dengan produk tanaman hortikultura, maka kadar air, lemak dan
protein daging buah kelapa muda mendekati komposisi buah alpukat, yakni kadar air 84,3%,
lemak 6,5% dan protein 0,9%. Mungkin dengan kemiripan ini, sehingga mengkonsumsi
kelapa muda sering ditambah dengan gula merah, sama dengan kebiasaan konsumen yang
mengkonsumsi buah alpukat. Untuk mengetahui mutu lemak dapat dilihat dari susunan asam
lemaknya. Sedangkan untuk mengetahui mutu protein dapat dilihat dari susunan asam amino.
2. Air kelapa muda
Air kelapa muda bila diminum segar rasanya manis karena mengandung total gula
5,6%, selain itu memiliki sejumlah makro dan mikromineral, juga mengandung vitamin dan
protein meskipun dalam jumlah yang kecil. Kandungan protein air kelapa muda meskipun
hanya 0,1%, tetapi ARG (12,75%), ALA (2,41%), CYS (1,17%), dan SER (0,91%),
merupakan 4 jenis asam amino yang lebih tinggi dibanding yang terkandung pada protein
susu sapi. Selanjutnya dari 12 jenis asam amino pada air kelapa, 7 di antaranya adalah
esensial, yaitu : ARG, LEU, LYS, TYR, HIS, PHE dan CYS. Sedangkan GLU adalah jenis
asam amino tertinggi dan seperti yang dijelaskan pada nilai gizi daging buah kelapa muda,
GLU (14,50%) juga yang paling tinggi dimana asam amino tersebut merupakan nutrisi
penting untuk otak. Komposisi mineral berturutturut dari yang paling tinggi adalah Kalium
(7,300 mg/l), Chlorida (1,830 mg/l), Kalsium (994 mg/l), Nitrogen (432 mg/l), Magnesium
(262 mg/l) dan Fosfor (186 mg/l). Selain itu mengandung sejumlah vitamin, di antaranya
vitamin C (2,2 - 3,4 mg/100 ml).
Manfaat kelapa muda untuk kesehatan yaitu Air kelapa muda (tender coconut water)
secara teknis merupakan cairan endosperm, kaya nutrisi dan alami. Minuman air kelapa muda
dapat mengatasi masyarakat di daerah tropis dalam menghadapi pengaruh udara panas.
Berikut ini sejumlah sifat dan khasiat dari air kelapa muda dalam mengatasi berbagai jenis
penyakit, diantaranya : 1) Baik sebagai makanan bayi yang menderita gangguan yang
berhubungan dengan usus, 2) Mencegah dehidrasi, 3) Mengandung senyawa organik yang
memiliki sifat-sifat pertumbuhan, 4) Menjaga tubuh tetap dingin, 5) Mencegah tubuh dari
biang keringat, yang dapat menyebabkan cacar air, campak dan lain-lain, 6) Dapat
membunuh cacing dalam usus, 7) Adanya sifat garam albumen membuat air kelapa muda
sebagai minuman baik untuk kasus kolera, 8) Merupakan minuman tonik yang terbaik untuk
orang sakit dan manula, 9) Perawatan bagi orang yang kekurangan nutrisi, 10) Diuretic, 11)
Efektif dalam perawatan ginjal dan batu ginjal, 12) Dapat disuntik melalui urat nadi pada
keadaan darurat (sebagai infus), 13) Sebagai substitusi plasma darah yang steril, tidak
menghasilkan panas, tidak merusak sel darah merah dan siap diterima tubuh, 14) Membantu
penyerapan yang cepat terhadap obat dan membuat konsentrasi puncak dalam darah menjadi
lebih mudah karena adanya efek elektrolitik, 15) Pencegah infeksi saluran air kencing dan
menghilangkan pengaruh mineral yang bersifat racun.
Mengingat peranan gizi daging dan air kelapa sangat beragam untuk membantu
memenuhi kebutuhan gizi dan juga memiliki banyak khasiat, maka perlu penanganan khusus
untuk buah kelapa muda, sehingga lebih banyak konsumen yang mengkonsumsi buah kelapa
muda, dibanding buah-buahan impor yang banyak beredar di Indonesia.
3. Gula merah
Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang
dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti
kelapa, aren, dan siwalan. Bunga (mayang) yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang
dipres dengan dua batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga
menjadi terhambat. Sari makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga
menumpuk menjadi cairan gula. Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan
berhenti, batang mayang diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan
biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma tersebut. Cairan yang
ditampung diambil secara bertahap, biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan
dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-
mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap dipasarkan. Gula merah sebagian besar
dipakai sebagai bahan baku kecap manis. Gula merah digunakan sebagai pemanis pada es
kelapa muda.
4. Gula pasir/tebu
Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama
bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang
terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida)
untuk menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan dengan
belerang dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah
yang mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan
dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke
cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi. Gula ini
digunakan sebagai penambah rasa manis pada makanan.
5. Susu kental maniz
Susu kental, atau lebih umum susu kental manis, adalah susu sapi yang airnya
dihilangkan dan ditambahkan gula, sehingga menghasilkan susu yang sangat kental dan dapat
bertahan selama satu tahun bila tidak dibuka. Susu kental manis sering ditambahkan pada
hidangan penutup, pada umumnya kue. Di Rusia, susu kental manis dikenal sebagai
"cгущёнка" (sguschyonka). susu kental manis ini umumnya tidak cocok untuk bayi atau
anak-anak karena sudah ditambahkan gula dan lemak pada kandungan susu telah dikurangi.
Susu kental manis ini biasanya ditambahkan sebagai pewarna dan penambah rasa
manis pada es kelapa, khususnya pada susu coklat.
6. Es batu kristal
Es batu Kristal merupakan es batu yang berbentuk Kristal yang dicampurkan pada es
kelapa untuk untuk memberi efek rasa dingin pada minuman tersebut. Agar pelanggan yang
mengkonsumsi merasa segar kembali.
Dalam pembuatan es kelapa muda, digunakan beberapa alat yaitu:
1. Parang
Digunakan untuk membelah kelapa yang akan dikeruk isinya
2. Tutup botol
Digunakan untuk mengeruk isi kelapa muda
3. Gelas
Digunakan sebagai wadah atau tempat penyimpanan daging kelapa muda yang
telah dikeruk.
4. Sendok
Digunakan untuk mengaduk es kelapa muda yang telah dibuat.
c. Tinjauan Umum Tentang Cara Pembuatan Es Kelapa Muda
Cara pembuatan es kelapa muda yaitu:
Bahan :
2 buah kelapa muda
Air kelapa muda dari 2 buah kelapa muda
Susu kental manis
Gula merah dan gula pasir/tebu
Es batu
Cara Membuat :
a. Keruk daging buah kelapa dengan sendok atau dengan serutan buah
b. Campur daging buah kelapa, air kelapa,susu kental manis dan gula merah yang
telah dikeruk
c. Tambahan es batu saat dihidangkan
d. Tinjauan Umum Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
1. Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja
adalah:
a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang
diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan
penerangan.
Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja :
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga.
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau
perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan
atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi
kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa
cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan
dan atau mengadakan pengawasan yang ketat.
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan
yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian
secara cermat dilakukan atau tidak.
2. Determinan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Determinan kesehatan kerja mencakup:
1. Beban kerja
Beban kerja merupakan beban yang ditanggung oleh para pekerja. Beban kerja terdiri
dua yaitu;
a. beban fisik, contoh pada kuli bangunan
b. beban mental dan sosial, contoh pada pegawai perusahaan.
2. Beban tambahan
Beban yang diterima pekerja akibat lingkungan yang mengganggu pekerja.ada lima
faktor beban tambahan yaitu;
a. faktor fisik, contoh pencahayaan yang kurang, suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah, kebisingan, dan sebagainya.
b. faktor kimia, bahan-bahan kimia. Contoh: bau gas, uap atau asap, debu, dan sebagainya.
c. faktor biologi, binatang atau hewan dan tumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak
enak. Contoh: nyamuk, lalat, taman yang tidak teratur dan sebagainya.
d. faktor fisiologis, peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh pekerja.f
e. faktor sosial-psikologis, suasana kerja yang tidak harmonis. Contoh: gossip, cemburu,
dan sebagainya.
3. Kemampuan Kerja
Kemampuan kerja merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan.
Kemampuan kerja setiap pekerja bebeda. Kemampuan kerja ditentukan umur, gizi,
keturunan, dan sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan, saya mendapatkan bahwa penjual es
kelapa muda yang terletak di pinggiran jalan Jamin Ginting tidak mempunyai pengetahuan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Kondisi Lingkungan Kerja
1. Potensial Bahaya Lingkungan Fisik
Di kios es kelapa muda tersebut sudah ada pencahayaan yang akan membantu pak
hasan dalam bekerja, tetapi cahayanya tidak terlalu terang sehingga agak menyulitkan beliau
saat membelah kelapa pada saat malam hari. Agar menghindari bahaya supaya tangannya
tidak terkena parang saat membelah buah kelapa pada malam hari maka harusnya
pencahayaannya ditambah.
Ibu Minar juga rentan terkena bising karena kiosnya terletak dipinggir jalan raya yang
setiap harinya dilewati oleh berpuluh-puluh kendaraan dari arah manapun yang dapat akan
dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan
komunikasi bahkan kebisingan yang serius dapat mengakibatkan kematian. Semakin lama
telinga mendengar kebisingan, makin buruk pula dampak yang diakibatkannya, diantaranya
adalah pendengaran dapat semakin berkurang. Oleh karena itu sebaiknya beliau memakai
penutup telinga untuk mengurangi efek dari bising tersebut.
Untuk menghindari agar rambut dan sejenisnya tidak jatuh pada es kelapa, maka
sebaiknya beliau memakai penutup kepala, celemek agar baju yang dipakai tidak ikut kotor
serta memakai pakaian pendek untuk menghindari agar pakaian tidak tercelup pada minuman
yang dibuat.
2. Potensial Bahaya Lingkungan Kimia
Karena kios es kelapa muda ini terletak di pinggiran jalan maka debu dan polusi asap
kendaraan sangat rentan pada tubuh sang penjual. Partikel debu akan berada di udara dalam
waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang layang di udara kemudian masuk ke dalam
tubuh manusia melalui pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga
dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan dapat mengadakan berbagai reaksi kimia
sehingga komposisi debu di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan
campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda beda. Oleh
karena itu, untuk meminimalisir dampak debu dan polusi udara maka sebaiknya bu Minar
memperbaiki struktur bangunan kios agar lebih tertutup atau dengan memakai masker.
3. Potensial Bahaya Lingkungan Biologis
Di kios es kelapa muda tersebut rentan terhadap binatang-binatang kecil seperti
semut, kecoa dan lalat yang juga dapat membawa bibit penyakit pada tubuh manusia.
Sebaiknya pak hasan rutin mensterilkan tempat-tempat yang rawan didatangi binatang-
binatang kecil tersebut serta memakai alas kaki untuk menghindari mikroorganisme yang ada
di tanah tempat sekitar beliau berjualan.
4. Potensial Bahaya Lingkungan Fisiologis
Sebaiknya ibu Minar memperhatikan posisinya pada saat bekerja, misalnya posisi
yang baik dan ergonomis pada saat membelah kelapa dan proses pembuatan es kelapa
tersebut untuk menghindari rasa lelah. Dan sebaiknya beliau memperhatikan jam kerjanya.
Karena berdasarkan pengakuannya, ibu Minar mulai bekerja pada pukul 8 pagi sampai
dengan pukul 10 malam.
5. Potensial Bahaya Lingkungan Psikologis
Dalam usaha kios ini, bu Minar mengaku sering dilanda kecemasan. Beliau takut jika
dagangannya tidak laku. Beliau juga sering dilanda stress apabila penghasilan atau
pemasukannya lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluarannya.
C. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, penjual tidak memakai alat
pelindung diri. Sebaiknya beliau memakai tutup kepala untuk mencegah rambutnya jatuh
pada es kelapa yang dibuat, masker untuk menghindari debu dan polusi dari jalan raya,
sarung tangan saat membuat es kelapa serta memakai kain pada saat membelah kelapa untuk
menghindari lecet pada tangan.
D. Pencegahan/Pengendalian Kecelakaan Kerja
a. Dari Lingkungan Fisik
Penerangan yang cukup dan diatur dengan baik juga akan membantu menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan
kerja. Telah kita ketahui hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata,
dimana sering kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu agar
tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati obyek yang sedang dikerjakan. Intensitas
penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannnya jelas akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
b. Dari Lingkungan Kimia
Debu dan polusi yang berada disekitar kios dapat diminimalisir dengan pemakaian
masker oleh penjual es kelapa.
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari
kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat
pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola
emisi menjadi rumit.
Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin
maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena
perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan
bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor
dengan bahan bakar bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak
berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi didalamnya terkandung juga
senyawa lain dengan jumlah yang cukup be sar yang dapat membahayakan gas buang
membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat
didalam gas buang buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai
senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu
termasuk timbel (PB). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik,
dilepaskan keudara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar. Lalu lintas kendaraan
bermotor, juga dapat meningkatkan kadar partikular debu yang berasal dari permukaan jalan,
komponen ban dan rem.
Setelah berada di udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang
kendaraan bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar
matahari dan uap air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama lain.
Proses reaksi tersebut ada yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu juga di
lingkungan jalan raya, dan adapula yang berlangsung dengan lambat. Reaksi kimia di
atmosfer kadangkala berlangsung dalam sua tu rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan
menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif atau lebih lemah dibandingkan senyawa
aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi di udara yang mengubah nitrogen monoksida (NO)
yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2 )
yang lebih reaktif, dan reaksi kimia antara berbagai oksida nitrogen dengan senyawa
hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat menyebabkan asap awan
fotokimi (photochemical smog). Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di tempat asal
sumber (kota), tetapi dapat terbentuk di pinggiran kota. Jarak pembentukan smog ini
tergantung pada kondisi reaksi dan kecepatan angin.
Pengaruh bahan pencemar yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko atau
penyakit atau kondisi medik lainnya pada seseorang ataupun kelompok orang. Pengaruh ini
tidak dibatasi hanya pada pengaruhnya terhadap penyakit yang dapat dibuktikan secara klinik
saja, tetapi juga pada pengaruh yang pada suatu mungkin juga dipengaruhi faktor lainnya
seperti umur misalnya. Telah banyak bukti bahwa anak-anak dan para lanjut usia merupakan
kelompok yang mempunyai resiko tinggi di dalam peristiwa pencemaran udara. Anak-anak
lebih peka terhadap infeksi saluran pernafasan dibandingkan dengan orang dewasa, dan
fungsi paru-paru nya juga berbeda. Para usia lanjut masuk di dalam kategori kelompok resiko
tinggi karena penyesuaian kapasitas dan fungsi paru-paru menurun, dan pertahanan
imunitasnya melemah. Karena kapasitas paru-paru dari penderita penyakit jantung dan paru-
paru juga rendah, kelompok ini juga sangat peka terhadap pencemaran udara.
Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan pencemar yang
terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor digolongkan sebagai berikut :
1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang termasuk
dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen, ozon dan oksida lainnya.
2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon
monoksida dan timbel/timah hitam.
3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrokarbon.
4. Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll.
c. Dari Lingkungan Biologis
Kecoa merupakan Merupakan vektor pembawa penyakit seperti : diare, keracunan
makanan akibat bakteri Staphylococcus sp., dll serta merupakan Indikator kurang baiknya
sanitasi di tempat tersebut.
Semut merupakan binatang kecil yang selalu meninggalkan jejak berupa feromon
yang merupakan alat petunjuk bagi semut lain untuk mengikuti jejak rekannya. Semut sangat
tertarik dengan makanan yang aromatik dan manis. Menyukai tempat-tempat yang lembab
dan sarang biasanya terdapat pada celah dekat sumber makanan baik yang berupa cairan
maupun padat.
Beberapa species semut dapat menggigit dan menyengat, keberadaannya mengganggu
kehidupan manusia, serta menimbulkan pemandangan atau dekorasi ruangan menjadi tidak
sedap dipandang.
Lalat merupakan binatang kecil yang aktif hanya di siang hari, sedangkan pada malam
hari mereka akan beristirahat di tempat-tempat : tanaman, pagar, langit-langit, kabel listrik
dan sudut bangunan. Lokasi istirahatnya tidak jauh dari lokasi mereka mencari makanan.
Biasanya 1 – 3 meter di atas permukaan tanah.
Sesuai dengan bentuk mulutnya lalat hanya makan dalam bentuk cairan atau makanan
basah dengan cara menghisap. Air merupakan sesuatu yang vital bagi kehidupan lalat, karena
tanpa air lalat hanya dapat hidup tidak lebih dari 48 jam, lalat sangat menyukai berbagai
macam sayuran dan buah-buahan, daging segar, ikan, sisa makanan, sampah, kotoran
manusia dan kotoran binatang serta ingkai dimana umumnya lalat dapat meletakkan telurnya.
Masalah yang dapat ditimbulkan yaitu merupakan vektor pembawa penyakit seperti :
thypoid, demam dan kolera. Mengkontaminasi makanan dan minuman., keberadaannya
mengganggu kehidupan manusia.
d. Lingkungan Fisiologis
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin.
Beban fisik yang dibenarkan umumnya tidak melebihi 30-40% kemampuan
maksimum seorang pekerja dalam waktu 8 jam sehari. Untuk mengukur kemampuan kerja
maksimum digunakan pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 kali per
menit di atas denyut nadi sebelum bekerja. Di Indonesia beban fisik untuk mengangkat dan
mengangkut yang dilakukan seorang pekerja dianjurkan agar tidak melebihi dari 40 kg setiap
kali mengangkat atau mengangkut.
Sikap pekerjaan harus selalu diupayakan agar merupakan sikap ergonomik. Sikap
yang tidak alamiah harus dihindari dan jika hal ini tidak mungkin dilaksanakan harus
diusahakan agar beban statis menjadi sekecil-kecilnya. Untuk membantu tercapainya sikap
tubuh yang ergonomik sering diperlukan pula tempat duduk dan meja kerja yang kriterianya
disesuaikan dengan ukuran anthropometri pekerja.
e. Lingkungan Psikologis
Untuk meningkatkan pendapatannya, pak hasan harus menjaga kebersihan kiosnya
agar pelanggan tertarik untuk singgah. Serta meningkatkan promosi agar pendapatan lebih
meningkat lagi.
f. Fasilitas Kesehatan
Selama bekerja di kios tersebut, bu Minar dan anaknya tidak pernah mengalami
penyakit yang serius. Mereka kebanyakan mengalami rasa pegal dan kelelahan saat bekerja
karena waktu bekerja mereka sekitar 15 jam/hari tanpa ada yang menggantikan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa lingkungan
yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada:
a. Lingkungan fisik yaitu pencahayaan yang tidak terlalu terang sehingga agak menyulitkan
beliau saat membelah kelapa pada saat malam hari. Agar menghindari bahaya supaya
tangannya tidak terkena parang saat membelah buah kelapa pada malam hari maka harusnya
pencahayaannya ditambah. Selain itu beliau juga rentan terkena bising karena kiosnya
terletak dipinggir jalan raya yang setiap harinya dilewati oleh berpuluh-puluh kendaraan dari
arah manapun yang dapat akan dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran,
dan menimbulkan kesalahan komunikasi. Oleh karena itu sebaiknya beliau memakai penutup
telinga untuk mengurangi efek dari bising tersebut. Untuk menghindari agar rambut dan
sejenisnya tidak jatuh pada es kelapa, maka sebaiknya beliau memakai penutup kepala,
celemek agar baju yang dipakai tidak ikut kotor serta memakai pakaian pendek untuk
menghindari agar pakaian tidak tercelup pada minuman yang dibuat.
b. Lingkungan kimia yaitu Karena kios es kelapa muda ini terletak di pinggiran jalan maka
debu dan polusi asap kendaraan sangat rentan pada tubuh sang penjual. Oleh karena itu,
untuk meminimalisir dampak debu dan polusi udara maka sebaiknya pak hasan memperbaiki
struktur bangunan kios agar lebih tertutup atau dengan memakai masker.
c. Lingkungan biologi yaitu di kios es kelapa muda tersebut rentan terhadap binatang-
binatang kecil seperti semut, kecoa dan lalat yang juga dapat membawa bibit penyakit pada
tubuh manusia. Sebaiknya pak hasan rutin mensterilkan tempat-tempat yang rawan didatangi
binatang-binatang kecil tersebut.
d. Lingkungan fisiologis yaitu Sebaiknya ibu Minar memperhatikan posisinya pada saat
bekerja, misalnya posisi yang baik dan ergonomis pada saat membelah kelapa dan proses
pembuatan es kelapa tersebut untuk menghindari rasa lelah. Dan sebaiknya beliau
memperhatikan jam kerjanya. Karena berdasarkan pengakuannya, ibu Minar mulai bekerja
pada pukul 8 pagi sampai dengan pukul 10 malam.
e. Lingkungan psikologis yaitu sering dilanda kecemasan. Beliau takut jika dagangannya
tidak laku. Beliau juga sering dilanda stress apabila penghasilan atau pemasukannya lebih
sedikit dibandingkan dengan pengeluarannya.
Mengenai pengetahuan tentang K3, beliau tidak mengetahui apa itu K3 dan sama sekali
belum menerapkannya.
B. SARAN
Meskipun usaha ini tergolong kecil, tetapi itu bukan merupakan alasan bagi pemilik
kios untuk tidak menerapkan K3 pada usahanya. Dan pemilik usaha setidaknya mengetahui
sedikit tentang masalah K3.
DAFTAR PUSTAKA
Bennefond, A., Harman, M., Hakola, T., Sallinen, M., Kandolin, I., dan Virkkala, J. (2006).
Interaction of age with shift-related sleep-wakefulness, sleepiness, performance and social
life, experimental aging research, 32, 185-208.
http://makalahkesehatankerja.info/pelayanan-kesehatan-kerja-di-indonesia/
http://ajago.blogspot.com/2007/12/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-di.html
Silalahi, B. N.B.S., dan Silallahi, R. B. (1991). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Suardi R. (2005). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, Penerbit PPM,
Jakarta.
Suma’mur P. K. (1993). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Haji Masagung,
Jakarta.
file:///J:/pengertian-keehatan-dan-keselamatan.html
file:///J:/resep-es-kelapa-muda.html