obat sistem saraf
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
OBAT SISTEM SARAF
- Obat yg bekerja pada susunan saraf pusat, mempunyai efek luas , merangsang atau menghambat aktifitas SSP .
- Beberapa obat mempunyai selektifitas yg jelas misal Analgesik antipiretik yg mempengaruhi pusat pengatur suhu dan pusat nyeri , anestesi umum dan hipnotik sedatif merupakan penghambat SSP bersifat umum sehingga dosis besar akan disertai koma
ANALGESIK
- Analgesik : senyawa yg dalam dosis terapi dapat meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum
- Penggolongan :- Analgesik khasiat kuat : bekerja pada pusat/ hipoanalgetika
/kelompok opiat- Analgesik khasiat lemah sampai sedang : bekerja terutama pada
perifer dg sifat antipiretika ,antiinflamasi ,antireumatik
ANALGETIKA KUAT (HIPOANALGETIKA / OPIAT)
1. OPIUM- Didapat dari getah kapsula biji Papaver somniferum yg belum matang
mengandung alkaloid : morfin, narkotin, kodein, papaverin,tebain, narsein
- Dulu digunakan dalam bentuk tinktur untuk menenangkan usus diare
2. MORFIN- Digunakan pada nyeri berat kronis, misal pada pasien tumor dan nyeri akut - Dosis : 5-20mg tiap 4-6 jam oral/iv/rectal
3. PETIDIN- Paling banyak digunakan , khasiat analgetika 5 kali lebih lemah dibanding morfin- Potensi ketergantungan kurang - Tidak memiliki efek spasmolitik- Lama kerja lebih singkat dibanding morfin Oral/ IM,/SK : Dewasa : Dosis lazim 50–150 mg setiap 3-4 jam jika perlu, Injeksi intravena lambat : dewasa 15–35 mg/jam. Anak-anak oral/IM/SK : 1.1–1.8 mg/kg setiap 3–4 jam jika perlu. Untuk sebelum pembedahan : dosis
dewasa 50 – 100 mg IM/SK- Dosis : - Bentuk sediaan : ampul 50mg/ml
- 4. LEVOMETADON- Berkhasiat 4 kali lebih kuat dan lebih lama dibanding morfin
5. FENTANIL- Analgetika yg mempunyai khasiat paling kuat(100 x morfin)- Dalam dosis tinggi menyebabkan depresi pernafasan atau
berhentinya pernafasan- Dosis : 1-3 ug /kg BB- Kemasan : Inj 50 ug/ml
6. TRAMADOL (Tradosik, Tragesik)- Merupakan analgetika yg bekerja sedang sampai kuat, potensi 1/10 – 1/5
morfin- Senyawa ini tidak menekan pernafasan spt morfin dan bahaya
ketergantungan relatif rendah- Dosis : 50 -100 mg secara oral atau parenteral
ANALGETIKA LEMAH SAMPAI SEDANG- Disebut juga analgetika perifer atau kecil- Disamping analgetika juga menunjukkan kerja antipiretika, antiflogistika- Tidak mempunyai sifat2 psikotropika dan sifat sedasi spt hipnoanalgetika
sehingga pemakaiannya lebih luas dan banyak digunakan- Mekanisme kerja : menghambat sintesis prostaglandin yg berperan dalam
terjadinya nyeri,demam dan reaksi radang- Indikasi : nyeri ringan sampai sedang misal sakit kepala atau gigi,migrain,
demam,antiflogistik (untuk rematik yg disertai radang)- Efek samping : gangguan saluran cerna,pendarahan saluran cerna,retensi
natrium dan retensi air- Kontra indikasi : luka lambung usus ,diatesis hemoragis/sakit pendarahan
TURUNAN ASAM SALISILAT Asam salisilat (jarang digunakan ) - Etenzamid Asam asetilsalisilat (aspirin) - Salasetamid Benzorilat - Diflusinat
ASAM ASETIL SALISILAT Merupakan bentuk ester asam asetat Dibanding asam salisilat, penerimaan tubuh lokal lebih baik dan kerja
analgetik,antipiretik dan antiflogistik lebih kuat Eliminasi melalui ginjal Dosis :1,5-3 g/hari pada nyeri dan demam 4
- 6 g/hari pada rematik Efek samping : keluhan pada lambung dan pendarahan mikro mukosa
lambung, retensi asam urat
TURUNAN ANILIN – FENASETIN DAN PARASETAMOL kerja analgetik dan antipiretik baik tetapi kerja antiflogistik sangat
rendah Efek analgesik selain karena perifer juga komponen sentral ikut
berperan Fenasetin : metabolit ada yg membentuk senyawa nitroso yg
menimbulkan pembentukan methemoglobin pada bayi dan anak2 dibawah 6 tahun karena belum sempurnanya sistem enzim pereduksi
Pada anak dibawah 6 tahun sebaiknya diberikan parasetamol yang tidak membentuk methemoglobin sebagai pengganti fenasetin
Dosis tunggal : Fenasetin 250-500 mg, Parasetamol 500-1000 mg Toksisitas akut : - Fenasetin - keadaan terangsang, delirium, kejang2
- Parasetamol –kerja hepatotoksik,dosis besar nekrosis hati
Efek samping pemberian kronik Fenasetin : anemia hemolitik, kerusakan ginjal
2.FENILBUTAZON Memiliki kerja analgesik, antipiretik,antiinflammasi
Sebagai garam natrium larut baik dan dapat digunakan oral maupun
penyuntikan , pemakaian oral diabsorbsi sempurna dan berikatan dgn
protein (98%), waktu paruh plasma 70 jam, eliminasi diginjal
Efek samping sering terjadi , sehingga hanya boleh digunakan pada
serangan pirai akut
Dosis untuk pirai akut 400-800 mg /hari selama 3 hari , maksimal 1 minggu
Interaksi :mengurangi efek antikoagulan Dikumarol, bahaya pendarahan
3. OKSIFENBUTAZON Merupakan metabolit pokok fenilbutazon, kerja dan efek berbeda sedikit
dibanding fenilbutazon
4. SULFINPIRAZON Terutama untuk antipirai serta profilaksis berulangnya infark jantung
KOLKISIN Merupakan alkaloid Colchicum autumnale ,sejenis bunga leli Tidak memiliki efek analgesik, mempunyai sifat antiradang spesifik
terhadap penyakit pirai Kerja dengan menurunkan aktifitas fagositosis leukosit dan dengan
demikian memutuskan rangkaian reaksi yang menimbulkan pirai akut Merupakan obat terpilih untuk pengobatan pirai Dosis : akut 0,5-0,6mg/jam sampai gejala berkurang atau sampai gejala
toksik muncul(gangguan sal.cerna)
URIN
Probenesi d KOLKHISIN
Sulfinpirazol
Inhibitor
Xantin
Oksidase
(Allopurinol)
ANTI
FLOGISTIK
PengendapanAsam urat
Autolisis Sel
FAGOSITOSIS
PH menurun
Gangguan membran Lisosom
Pengeluaran enzimLisosom kedalam
JaringanReaksi
Peradangan
Nyeri Lesi jaringan
HIPOXANTIN
XANTIN
ASAM URAT
Contoh Lembar Persetujuan
PROBENESID
Meningkatkan eliminasi asam urat dalam urin dg menghambat reabsorbsi tubulus ginjal sehingga menurunkan asam urat darah
Diabsorbsi cepat pada pemakaian oral
Dosis : 0,5 g/hari pada minggu pertama, 1 g/hari pada minggu berikutnya ,setelah 1 bulan 2 g perhari
Untuk mencegah mengendapnya kristal asam urat dapat diberikan natrium hidrogenkarbonat atau kalium sitrat,dan banyak minum air
Efek samping : gangguan saluran cerna
SULFINPIRAZOL
Mempunyai kerja yg sama dgn Probenesid
Dosis : 200-600 mg perhari
Efek samping : gangguan saluran cerna ,lekopenia , trombopenia,eksantema/pemerahan kulit
ANTI EMETIKA-Muntah terjadi karena :
- Impuls aferen dari saluran cerna bagian atas menuju pusat muntah
(medula oblongata)
- Rangsangan kemoreseptor pada medula oblongata
- Rangsang Vestibularis
Penyebab :
- penyakit pada lambung, kandung empedu, pankreatitis kronis, uremia,
koma hepatika, peningkatan tekanan di otak (tumor otak) ,infeksi akut.
- Merupakan gejala utama Kinetosis (penyakit perjalanan),
- muntah terjadi juga pada hamil muda – muntah pagi hari (vomitus
matunitus) atau muntah saat hamil yg tak dapat dihindari (hiperemesis
gravidarum)
Akibat :
tergantung pada seringnya muntah.
Jika sering : gangguan metabolisme air dan elektrolit disertai alkalosis
hipokloremik,oliguria ( berkurangnya eskresi urin),eksikosis
(pengurangan cairan), naiknya suhu dan koma
Antiemetika :menekan rangsang muntah dan muntah itu sendiri
Alkaloid tropan (Skopolamin dan Hiosiamin - Buscopan)
- Saat ini sudah terdesak senyawa sintetik, tetapi akhir2 ini pemakaian
mengarah pada sediaan transdermal untuk kinetosis
Anti histaminika H-1
terutama digunakan sebagai anti emetik yaitu Difenhidramin serta
turunannya : Dimenhidrinat /antimo serta Klorfenoksamin dan
Meklozin
- Dimenhidrinat digunakan untuk profilaksis dan penanganan
Kinetosis/mabuk perjalanan
Fenotiazin
Efek antiemetik karena hambatan pada reseptor dopamin
Karena efek samping bermacam2 ,tidak boleh utk wanita hamil kecuali
pada indikasi yg benar2 perlu
ex : Perfenazin
Metoklopramid (Raclonit,Primperan) dan Domperidon(Vometa,Motilium)
- Bekerja anti emetik dengan memblok reseptor dopamin
- Pada kinetosis efek tidak cukup kuat
- Disamping sebagai anti emetika juga digunakan pada gangguan pengosongan lambung
Vitamin B-6
- Pada dosis 160 -600 mg perhari digunakan pada muntah saat hamil ,
efek masih diragukan
ANTI KONVULSI / ANTI EPILEPSI- Epilepsi : penyakit kambuhan kronis yg ditandai datangnya serangan
karena naiknya keterangsangan neuron pusat, dengan demikian terjadi penurunan nilai ambang rangsang pada sistem motorik korteks
- Serangan ditandai reaksi motorik abnormal (kejang tonik klonik, tarikan otot, reaksi stereotipe) dan atau gangguan kesadaran atau hilangnya kesadaran
- Penyebab : kerusakan otak pada usia muda (terutama trauma pada saat kelahiran) , luka pada otak, tumor otak, ensefalitis,
intoksikasi juga karena faktor keturunan
- Anti epilepsi : menangani secara simptomatis berbagai jenis epilepsi
- Kerja yg diharapkan : - menaikkan nilai ambang kejang tapi tidak mempengaruhi rangsangan motorik normal,
- mempunyai kerja hipnotik /sedatif yg kecil, - pemakaian lama efek samping kecil
-Macam : - Barbiturat - Hidantoin/Fenitoin - Oksazolidindion - Suksinimida - Benzodiazepin - Sultiam- Karbamazepin - Asam Valproat - Hormon
SENYAWA BARBITURAT
- Fenobarbital dan Metil Fenobarbital- Anti epileptik yg baik dengan sedikit efek tidur digunakan Fenobarbital
(Luminal) dan Metilfenobarbital- Indikasi utama : epilepsi mayor terutama epilepsi bangun tidur
(serangan grand mal pada atau setelah bangun tidur), serangan grandmall difus , status epileptikus yg resisten thd terapi
- Dosis : 0,1 – 0,4 g - Efek samping : efek sedasi
Desoksibarbiturat- Senyawa yg digunakan dalam kelompok ini : Primidon- Dalam organisme sebagian teroksidasi menjadi Fenobarbital- Dosis : 0,5 – 1,5 g- Efek samping : pusing ,nausea , muntah dan keadaan spt mabuk
HIDANTOIN
Digunakan Difenilhidantoin / Fenitoin- Bekerja antikonvulsif kuat (berbeda dr barbiturat), mempunyai sifat
sedatif lemah - Dosis harian : 200 -300 mg- Efek samping : sering terjadi pertumbuhan gusi (gingivahiperplasia) ,
hipertrikosis/pertumbuhan rambut tubuh, reaksi alergi pada kulit, osteoporosis
- Interaksi : Kloramfenikol, turunan kumarin, isoniazida ,sultiam meninggikan kadar fenitoin dalam darah
SUKSINIMIDA- Hanya berkasiat pada epilepsi tipe petit mal , sedangkan gejala grand
mal akan lebih diperkuat- Dosis : Mesuksimida 0,6 – 1,2 g
Etoksuksimida 0,5 - 1,5 g
OKSAZOLIDINDION- Indikasi sama seperti Suksinimida, toksisitas suksinimida lebih kecil- Dosis harian : 0,9 -2,4 g
BENZODIAZEPIN- Digunakan sebagai antiepileptika karena mempunyai kerja mencegah dan
menghilangkan kejang adalah terutama : - Diazepam (Valium, Stesolid )- Klonazepam (Rivotril) dan - Nitrazepam (Mogadon)
- Terutama digunakan pada epilepsi petit mal pada bayi dan anak2- Dosis : bayi 0,25-1 mg, Balita 0,5-3 mg, anak2 0,5-6 mg, dewasa 1-20 mg- Penggunaan Klonazepam pada bayi dan anak2 menyebabkan banyak
sekresi ludah dan hipersekresi paru
SULTIAM- Tidak menimbulkan kerja ikutan sedatif hipnotik- Dosis : 0,6 – 1,2 g sehari- Efek samping : parestesia , sakit kepala, mengantuk, gangguan nafas dan
saluran cerna
- KARBAMAZEPIN-Terutama digunakan pada serangan psikomotor dan grand mal epilepsi-Karena ada induksi sendiri pada metabolismenya, pada penggunaan beberapa kali akan dieliminasi jauh lebih cepat-Dosis Harian : 0,6-1,2 g-Efek samping : tak ada nafsu makan, rangsang muntah,nausea ,sakit kepala,reaksi alergi,leukopenia
-ASAM VALPROAT-Berkhasiat pada grand mal epilepsi dan mioklonik-Dosis : 1,2 -1,8 g tiap hari-Efek samping : keluhan sal cerna , rambut rontok, gangguan pembekuan darah
kerusakan hati
-HORMON-Glukokortikoid dan Kortikotropin bermanfaat pada terapi Petit mal, untuk perlindungan terhadap serangan grand mal , diberikan bersama Barbiturat
PSIKOTROPIK- Psikotropik : Obat yg bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis ,kelakuan atau pengalaman -Berdasarkan penggunaan klinik dibagi menjadi 4 golongan :
- 1. Antipsikosis (Mayor Tranquilizer ,Neuroleptik)- 2. Antiansietas (Antineurosis,Minor Tranquilizer)- 3. Antidepresi- 4. Psikotogenik (Psikotomimetik,Psikodisleptik,Halusinogenik)
NEUROLEPTIK /ANTIPSIKOSIS
- Bermanfaat untuk terapi psikosis akut maupun kronik- Ciri obat Neuroleptik :
- Berefek antipsikosis berguna untuk mengatasi agresifitas, hiperaktifitas dan labilitas emosi (efek ini tak berhubungan langsung dg efek sedasi)
- Dosis besar tidak menimbulkan koma ataupun anestesi- Dapat timbulkan gejala ekstrapiramidal yg reversibel maupun
irreversibel- Tidak ada ketergantungan fisik maupun psikis
ANTIPSIKOTIKKLORPROMAZIN (CPZ= Largactil) DAN DERIVAT FENOTIAZIN
Mempunyai efek antipsikosis terlepas dari efek sedasinya disertai efek acuh tak acuh terhadap rangsang dari lingkungan, pada pemakaian yg lama efek sedasi ditoleransi
Kepandaian pekerjaan tangan yg memerlukan kecekatan dan daya pemikiran berkurang
Klorpromazin menimbulkan efek menenangkan pada hewan buas Berbeda dg golongan barbiturat ,CPZ tidak mempunyai daya antikonvulsi CPZ dapat merelaksasi otot skelet yg dalam keadaan spastik Efek samping : batas keamanan cukup lebar sehingga obat ini cukup aman.
Dapat terjadi Ikterus,dermatitis, leukopenia. Efek samping neurologis pada dosis berlebihan ,semua turunan Fenotiazin sebabkan gejala ekstrapiramidal spt gejala Parkinsons
Indikasi : Skizofrenia gangguan psikosis. (ketegangan,hiperaktivitas,halusinasi,susah tidur,anoreksia, perhatian diri yg buruk,sifat menarik diri),daya ingat dan orientasi kurang)
Dosis : 10 mg 4 kali sehari, Rektal 60 mgsekali, IM 10 mg sekali maks 6x Fenotiazin lain : Perfenazin, Tioridazin, Flufenazin
ANTIPSIKOSIS- HALOPERIDOL Menenangkan keadaan mania penderita psikosis yg tak dapat diberikan
Fenotiazin Efek mirip golongan fenotiazin, mempunyai efek antipsikotik yg kuat.
Menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yg mengalami eksitasi. Haloperidol dapat sebabkan pandangan kabur (Blurring Vision) Efek samping : reaksi ekstrapiramidal dgn insiden yg tinggi Indikasi utama : untuk psikosis Obat Antipsikosis lain : Dibenzoxazepin , Dibenzodiazepin (Klozapin)
ANTI ANSIETAS Obat anti ansietas adalah obat yg secara umum memiliki sifat sedatif , yg
utama adalah golongan Benzodiazepin
BENZODIAZEPIN Benzodiazepin yg dianjurkan : Klordiazepoksid, Diazepam, Oksazepam,
Klorazepat, Lorazepam, Prazepam, Alprazolam, Halozepam Antiansietas Benzodiazepin yg digunakan meluas : Diazepam dan
klordiazepoksid Klordizepoksid selain bekerja sentral juga perifer pada susunan saraf
kolinergik dan adrenergik Efek samping : Depresi SSP (kantuk dan ataksia) Indikasi : derivat benzodiazepin digunakan untuk timbulkan sedasi,
menghilangkan rasa cemas, selain itu juga untuk hipnotik, antikonvulsi, pelemas otot dan induksi anestesi umum
Dosis : Klordiazepoksid :10-50 mg sehari dalam2-4 kali pemberian
Diazepam 2-20 mg sehari
Sediaan : Klordiazepoksid : tablet 5 dan 10 mg
Diazepam : tablet 2 dan 5 mg
ANTIDEPRESI Senyawa yg mampu melakukan perbaikan pada gejala depresi
1. Antidepresi penghambat Mono Amin Oksidase (MAO)
- MAO dalam tubuh berfungsi dalam proses deaminasi oksidatif katekolamin di mitokondria . Dengan penghambatan MAO kadar epineprin,norepineprin dan 5 HT dalam otak naik, hal ini mungkin sebabkan stimulasi psikis
- Selain menghambat MAO , juga menghambat enzim2 lain sehingga mengganggu banyak metabolisme di hati, sehingga efek samping golongan ini besar, sekarang jarang digunakan
- Antidepresi golongan inhibitor MAO :
Isokarboksazid tablet 10 mg
Nialamid tablet 25 dan 100 mg
- Telah dikembangkan inhibitor MAO yg spesifik ( tidak menghambat enzim lain) untuk pengobatan depresi yaitu :
MOKLOBEMID (Aurorix-Roche)
2. Antidepresan Trisiklik merupakan antidepresi klasik yg struktur kimianya trisiklik
- Obat yg digunakan : Imipramin dan Amitriptilin
- Banyak digunakan untuk mengurangi keadaan depresi terutama depresi endogen dengan perbaikan suasana perasaan (mood), aktivitas fisik bertambah, kewaspadaan mental, perbaikan nafsu makan, pola tidur yg lebih baik
- Berdasarkan rumus struktur dikembangkan turunan Antidepresan trisiklik :
Desipramin .Nortriptilin, Klomipramin, Doksepin, Opipramol, Trimipamin
3. Anti depresi lain : - Amoksapin - Maprotilin - Trazodon
- Fluoksetin - Bupropion - Nomifensin
- Mianserin - Garam litium (Litium Karbonat)
PSIKOTOGENIK Disebut juga Psikotomimetik atau Psikodisleptik :
senyawa yg jika dikonsumsi menyebabkan keadaan mirip skizoprenia yaitu gangguan hubungan dengan lingkungan dan gangguan rasa ego serta terjadinya halusinasi (keadaan nyata dan ilusi tidak dapat dibedakan)
Psikotogenik tidak digunakan dalam terapi atau diagnosis tetapi hanya untuk maksud penelitian keadaan psikosis
Meskalin
Didapat dari sejenis tanaman kaktus di Amerika Utara dan Meksiko. Rumus menyerupai epineprin. Dosis 5 mg pada orang normal menyebabkan rasa takut, halusinasi visual, tremor, hiperrefleksia, dan peningkatan efek simpatis
Dietilamid Asam Lisergat (LSD 25 )
Dosis 20 – 100 mikrogram pada orang normal sebabkan gejala mirip pemberian Meskalin, ditambah euporia, atau disforia, depersonalisasi, perasaan curiga dan agresifitas.
PERANGSANG SSP / ANALEPTIK / KONVULSAN Menstimulasi bagian sistem saraf pusat tertentu,terutama pusat pernafasan
dan pusat vasomotor dalam medula oblongata, pada dosis tinggi obat ini menyebabkan kejang
PENTETRAZOL (Cardiazol) : mempunyai kerja untuk membangunkan pada keracunan obat tidur,
pemakaian berbahaya karena dapat sebabkan kejang Obat ini cepat dieskresi , harus disuntikkan kadang2 dgn selang waktu
cepat Tidak memiliki kerja terhadap jantung
NIKETAMID Bekerja terutama pada pusat pernafasan, stimulasi pada pusat vasomotor
kurang menonjol
DOKSAPRAM Sifat mirip Niketamid, luas terapi sedikit lebih besar Pada keracunan dgn analgetik kuat Buprenorfin, doksapram digunakan
Doksapram sebagai antidot (0,5-1,5 mg IV lambat)
METIL FENIDAT Perangsang SSP ringan yg efeknya lebih menonjol terhadap aktivitas
mental dibandingkan aktivitas motorik Pada dosis besar menimbulkan perangsangan SSP umumnya Sifat farmakologi mirip amfetamin , oleh karena itu banyak disalahgunakan
seperti amfetamin Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan
SSP Efek samping : insomnia, mual, iritabel,nyeri abdomen,sakit kepala,
meningkatnya denyut jantung
XANTIN Derivat xantin : Kafein , Teofilin , Teobromin , adalah alkaloid dalam
tumbuhan kopi ,teh, cacao, cola Dari dulu digunakan sebagai minuman dengan khasiat stimulan Khasiat : relaksasi otot polos(bronkus), merangsang SSP, otot jantung dan
sebagai diuresis. Secara klinis teobromin paling rendah efek farmakologisnya ,Teofilin paling tinggi
Pada SSP : teofilin dan kafein merangsang kuat, teobromin kurang kuat/tidak aktif. Teofilin merangsang SSP lebih kuat dan
lebih berbahaya dibanding kafein. Orang minum kafein : tidak mengantuk, tidak lelah, daya pikir lebih cepat
dan lebih jernih tetapi kemampuan pekerjaan yang rapi , halus dan teliti berkurang
Efek samping : gugup, gelisah, insomnia, tremor, hiperestesia, kejang fokal, kejang umum
Indikasi : asma bronkial , Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD), pada penanganan keracunan depresan SSP (jarang)