obat-obat pada sistem syaraf otonom

18
BAB V OBAT-OBAT SYARAF OTONOM Pengertian Susunan saraf otonom adalah susunan saraf yang bekerja tanpa mengikuti kehendak kita. Misalnya detak jantung, mata berkedip, kesadaran, pernafasan maupun pencernaan makanan. Menurut fungsinya, susunan saraf otonom dibagi menjadi 2 bagian, antara lain: Susunan saraf simpatis (adrenergik dan adrenolitik) Susunan saraf parasimpatis (kolinergik dan anti kolinergik) Pada umumnya kedua saraf ini bekerja berlawanan tetapi dalam beberapa hal khasiatnya berlainan sekali atau bahkan bersifat sinergis. Rangsangan dari susunan saraf pusat untuk sampai ke ganglion efektor memerlukan suatu penghantar yang disebut transmiter neurohormon atau neurotransmiter. Bila rangsangan tersebut berasal dari saraf simpatis maka neurohormon yang bekerja adalah noradrenalin (adrenalin) atau norepinephrin (epinefrin). Sebaliknya apabila rangsangan tersebut berasal dari saraf parasimpatis, maka yang neurohormon yang bekerja adalah asetilkolin. 129

Upload: ika-lismayani

Post on 08-Apr-2016

66 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Obat-obat pada sistem syaraf otonom

TRANSCRIPT

Page 1: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

BAB V OBAT-OBAT SYARAF OTONOM

PengertianSusunan saraf otonom adalah susunan saraf yang bekerja

tanpa mengikuti kehendak kita. Misalnya detak jantung, mata berkedip, kesadaran, pernafasan maupun pencernaan makanan. Menurut fungsinya, susunan saraf otonom dibagi menjadi 2 bagian, antara lain:

Susunan saraf simpatis (adrenergik dan adrenolitik) Susunan saraf parasimpatis (kolinergik dan anti kolinergik)

Pada umumnya kedua saraf ini bekerja berlawanan tetapi dalam beberapa hal khasiatnya berlainan sekali atau bahkan bersifat sinergis. Rangsangan dari susunan saraf pusat untuk sampai ke ganglion efektor memerlukan suatu penghantar yang disebut transmiter neurohormon atau neurotransmiter. Bila rangsangan tersebut berasal dari saraf simpatis maka neurohormon yang bekerja adalah noradrenalin (adrenalin) atau norepinephrin (epinefrin). Sebaliknya apabila rangsangan tersebut berasal dari saraf parasimpatis, maka yang neurohormon yang bekerja adalah asetilkolin.

Untuk menghindarkan kumulasi dari neurohormon yang dapat mengakibatkan perangsangan saraf terus menerus maka neurohormon harus diuraikan oleh enzim khusus yang terdapat dalam darah maupun jaringan. Untuk neurohormon noradrenalin diuraikan oleh enzim metil transferase dan didalam hati oleh Mono Amin Oksidase (MAO) sedangkan neurohormon asetilkolin diuraikan oleh enzim kolinesterase.

Obat-obat otonom bekerja mempengaruhi penerusan impuls dalam susunan saraf otonom dengan jalan mengganggu sintesa, penimbunan, pembebasan atau penguraian neurohormon tersebut dan khasiatnya atas reseptor spesifik.

129

Page 2: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

PenggolonganBerdasarkan khasiatnya obat-obat saraf otonom dibagi

menjadi :A. Obat yang berkhasiat terhadap saraf simpatis:

1. Simpatomimetik / adrenergik, yaitu obat yang meniru efek perangsangan dari saraf simpatis (oleh noradrenalin), contohnya efedrin, isoprenalin dll

2. Simpatolitik / adrenolitik, yaitu obat yang meniru efek bila saraf parasimpatis ditekan atau melawan efek adrenergik, contohnya alkaloida sekale, propanolol, dll

B. Obat yang berkhasiat terhadap saraf parasimpatis:1. Para simpatomimetik / kolinergik, yaitu obat yang meniru

perangsangan dari saraf parasimpatis oleh asetilkolin, contohnya pilokarpin dan phisostigmin.

2. Parasimpatolitik / anti kolinergik, yaitu obat yang meniru bila saraf parasimpatis ditekan atau melawan efek kolinergik, contohnya alkaloida belladonna

A. Saraf Simpatis1. Adrenergik (simpatomimetik)

Berdasarkan titik kerjanya pada sel-sel efektor dari organ ujung adrenergik dibagi menjadi reseptor (alfa) dan (beta), dan berdasarkan efek fisiologisnya dibagi menjadi 1 (alfa-1) dan 2 (alfa-2) serta 1 (beta-1) dan 2 (beta-2). Pada umumnya stimulasi pada reseptor menghasilkan efek-efek sebagai berikut: Alfa-1, mengaktivasi organ-organ efektor seperti otot-otot

polos (vasokontriksi) dan sel-sel kelenjar dengan efek bertambahnya sekresi ludah dan keringat.

Alfa-2, yaitu menghambat pelepasan noradrenalin pada saraf-saraf adrenergik dengan efek turunnya tekanan darah.

Beta-1, yaitu memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung.

Beta-2, yaitu bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak

130

Page 3: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

PenggunaanPenggunaan obat-obat adrenergik, antara lain: Shock, dengan memperkuat kerja jantung (1) dan melawan

hipotensi (), contohnya adrenalin dan noradrenalin Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (2), contohnya

salbutamol dan turunannya, adrenalin dan efedrin. Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari

dinding pembuluh melalui penghambatan pelepasan noradrenalin (2 ), contohnya metildopa dan klonidin.

Vasodilator perifer, dengan menciutkan pembuluh darah di pangkal betis dan paha (claudicatio intermitens).

Pilek (rhinitis), guna menciutkan selaput lendir yang bengkak () contohnya imidazolin, efedrin dan adrenalin.

Midriatikum, yaitu dengan memperlebar pupil mata (), contohnya fenilefrin dan nafazolin.

Anoreksans, dengan mengurangi napsu makan pada obesitas (2), contohnya fenfluramin dan mazindol.

Penghambat his dan nyeri haid (dysmenore) dengan relaksasi pada otot rahim (2), contohnya isoxuprin dan ritordin.

Zat tersendiri Adrenalin atau epinefrin

Memiliki semua khasiat adrenergik dan dengan efek lebih kuat seperti stimulasi jantung dan bronkodilatasi. Obat ini digunakan pada - Kolaps, shock, atau jantumg berhenti - Asma (diberikan dalam bentuk injeksi karena terurai oleh

asam lambung)- Glaukoma dengan efek midriatik- Pilek dan hidung tersumbat dengan efek dekongestif- Anestetika lokal guna memperpanjang efeknyaEfek samping pada dosis tinggi adalah nekrosis jaringan menjadi mati karena vasokontriksi, dan akhirnya kolaps.

131

Page 4: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

DopaminBekerja meningkatkan tekanan sistolik pada penderita

shock serta meningkatkan aliran darah ginjal dan glomerulus. Efek samping pada dosis tinggi menimbulkan efek adrenergik yang hebat dengan efek lain berupa nausea, muntah, takikardia, aritmia, nyeri dada, kepala dan hipertensi.

EfedrinAlkaloida dari tumbuhan Ephedra vulgaris yang

sekarang ini dibuat secara sintetis. Digunakan pada penderita asma atas dasar efek bronkodilatasinya yang lama, dekongestiv dan midriatik. Efek samping dosis tinggi pada jantung yaitu cemas, gelisah, sukar tidur, gemetaran dan takikardia serta kerja sentral.

Pseudo efedrin merupakan isomer efedrin yang dikombinasikan dengan dengan obat-obat batuk dan pilek sedangkan norefedriun adalah turunan efedrin yang dikombinasikan dengan obat-obat asma dan batuk.

IsoprenalinMemiliki efek bronkodilatasi dan stimulasi jantung

maka digunakan untuk pengobatan dan pencegahan serangan asma. Karena absorbsi dalam usus tidak sempurna maka biasanya digunakan dalam bentuk sublingual, inhalasi atau spray.

Efek samping dosis tinggi pada jantung adalah berdebar, gelisah, gemetaran dan muka merah. Turunan yang paling sering digunakan adalah feneterol, terbutalin dan salbutamol.

FenilefrinBerdasarkan khasiat vasokontriksi perifer maka

digunakan sebagai obat : - Hipotensi (kolaps)

132

Page 5: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

- Midriatik pada mata (5-10%)- Dekongestif untuk menciutkan mukosa hidung yang bengkak

Derivat imidazolinKhusus digunakan sebagai dekongestif untuk

menciutkan selaput lendir hidung dan mata pada keadaan pilek atau selesma (rhinitis dan sinusitis) dengan kerja lebih lama dari efedrin.

AmfetaminAdalah kelompok amin simpatomimetik yang

berkhasiat bronchodilatasi lemah. Memiliki khasiat kuat terhadap SSP terutama merangsang pusat pernafasan dengan meningkatkan kecepatan dan volume nafas. Digolongkan dalam psikostimulansia yaitu obat-obat yang merangsang aktivitas fisik dan mental berupa:- Mempertinggi inisiatif dan kelincahan- Memperbesar prestasi dan kepercayaan diri serta daya

konsentrasi- Hilangnya rasa mengantuk dan lelah- Dapat menimbulkan efek euforia atau rasa nyaman dan

bersifat adiksi- Menekan nafsu makan untuk anoreksansia atau anti

obesitas dan anti dotum pada intoksikasi obat tidurAdanya sifat adiktif dan euforia menyebabkan penyalahgunaan obat atau drug abuse terutama untuk meningkatkan prestasi dalam dunia olahraga (dopping). Efek samping obat tersebut ialah mulut kering, gelisah, sakit kepala dan tidak bisa tidur, sedangkan pada dosis tinggi dapat timbul rasa lelah, depresi, halusinasi dan tekanan darah naik.2. Adrenolitik (simpatolitik)Berdasarkan mekanisme kerjanya pada adrenoreseptor dapat digolongkan:

Alfa bloker

133

Page 6: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

Adalah zat-zat yang memblokir dan menduduki reseptor alfa sehingga melawan vasokontriksi perifer yang disebabkan noradrenalin. Efek utamanya adalah vasodilatasi perifer dan digunakan pada gangguan sirkulasi untuk memperlancar darah di bagian kulit. Contohnya derivat imidazolin (tolazin, fentolamin), derivat haloalkilamin(dibenamin, fenoksi-benzamin), alkaloida secale (ergotamin, rrgotoksin, dll), prazosin, tetrazosin dan yohimbin.

Beta BlokerZat-zat yang menduduki reseptor beta sehingga

melawan efek stimulasi noradrenalin pada jantung dan efek bronchodilatasinya. Digunakan pada pengobatan gangguan jantung (angina pectoris dan aritmia), hipertensi dan meringankan kepekaan jantung oleh rangsangan stress, emosional dan kerja berat. Contohnya propanol dan turunannya.

Penghambat neuron-neuron adrenergik post ganglionBekerja terhadap neuron-neuron post ganglion

adrenergik dengan mencegah pembentukan atau pembebasan neurohormon. Efeknya dilatasi otot-otot polos dari dinding pembuluh darah dan turunnya tekanan darah.

Obat-obat tersendiri Derivat Imidazolin

Yang digunakan sebagai alfa bloker adalah tolazin dan fentolamin. Memiliki bermacam-macam efek seperti anti hipertensi, anti histamin, adrenolitik dan adrenergik.

Derivat alkaloida sekaleTiga kelompok alkaloida secale adalah :- Ergotamin dan ergosin- Ergotoksin, yang terdiri dari ergokristin, ergokriptin dan

ergokornin- Argometrin atau ergonovin

134

Page 7: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

Khasiat yang terpenting adalah stimulasi otot polos terutama pembuluh darah perifer dan rahim dengan efek kontraksi otot uterus (oksitosik), vasokontriksi dan tekanan darah naik. Efek samping pada penggunaan lama dan dosis yang tinggi adalah matinya jaringan di ujung jari (gangrein) akibat vasokontriksi. Digunakan untuk menghentikan pendarahan setelah persalinan dan pada keadaan haid yang berlebihan.

ErgotaminKhasiat oksitosik dan vasokontriksinya kuat dengan khasiat adrenolitik lemah. Efektif diberikan secara sublingual, injeksi intra vena atau intra muskuler karena absorbsi di usus tidak teratur. Kombinasi dengan coffein dapat memperkuat efek vasokontriksi -nya dan digunakan sebagai obat anti migrain.Turunannya adalah dihidro ergometrin yang digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan migrain dan efektif untuk menaikan tekanan darah pada hipotensi.

Ergometrin atau ergonovinKhasiat oksitosiknya kuat tapi vasokontriksinya lemah, digunakan terutama pada pendarahan setelah persalinan (post partum) dan haid yang berlebihan (menralgia). Turunannya adalah metil ergometin yang berkhasiat oksitosiklebih kuat dan lama.

Ergotoksin / dihidroergotoksin atau kodergokrinTidak memiliki khasiat oksitosik dan vasokontriksi dengan efek adrenolitik yang lebih kuat. Efek vasodilatasi perifer terutama pada kulit dan otak. Penggunaan untuk memperbaiki gangguan sirkulasi darah pada otak dan kulit.

Prazosin

135

Page 8: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

Memblokir reseptor alfa dengan efek vasodilatasi pada dinding arteri dan vena sehingga dapat digunakan untuk pengobatan anti hipertensi.

PropranololDigunakan sebagai pengobatan anti hipertensi dan

gangguan jantung. Turunan dari propranolol yang berkhasiat sama adalah: atenolol, pindolol, sotalol dan lain-lain.

YohimbinAlkaloida dari Corynanthe yohimbe yang berkhasiat

adrenolitik lemah dan singkat dan digunakan sebagai anestetika lokal dan anti diuretika.

B. Saraf Parasimpatis

1. Kolinergik (parasimpatomimetik)Efek yang ditimbulkan oleh kolinergik adalah : Stimulasi aktivitas saluran cerna, peristaltik diperkuat,

sekresi kelenjar-kelenjar ludah, getah lambung, air mata dan lain-lain

Memperlambat sirkulasi darah dan mengurangi kegiatan jantung, vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.

Memperlambat pernafasan dengan menciutkan saluran nafas (bronkokontriksi) dan meningkatkan sekresi dahak.

Kontraksi otot mata dengan penyempitan pupil mata (miosis) dan menurunkan tekanan intra okuler dan memperlancar keluarnya airmata

Kontraksi kandung kemih dan ureter dengan efek memperlancar keluarnya air seni.

136

Page 9: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

Efek samping dari obat-obat kolinergik adalah mual, muntah, diare, sekresi ludah dahak, keringat dan airmata yang berlebihan, penghambatan kerja jantung (bradikardia), bronkokontriksi dan kelumpuhan pernafasan.

PenggunaanKolinergik terutama digunakan pada: Glaukoma, yaitu suatu penyakit mata dengan ciri tekanan

intra okuler meningkat dengan akibat kerusakan mata dan dapat menyebabkan kebutaan. Obat ini bekerja dengan jalan midriasis seperti pilokarpin, karbakol dan fluostigmin.

Myastenia gravis, yaitu suatu penyakit terganggunya penerusan impuls di pelat ujung motoris dengan gejala berupa kelemahan otot-otot tubuh hingga kelumpuhan. Contohnya neostigmin dan piridostigmin.

Atonia, yaitu kelemahan otot polos pada saluran cerna atau kandung kemih setelah operasi besar yang menyebabkan stres bagi tubuh. Akibatnya timbul aktivitas saraf adrenergik dengan efek obstipasi, sukar buang air kecil atau lumpuhnya gerakan peristaltik dengan tertutupnya usus (ielus paralitikus). Contohnya prostigmin (neostigmin)

Obat-obat tersendiri Asetilkolin

Sudah tidak dipergunakan dalam pengobatan karena kurang bermanfaat secara klinis, saat ini hanya digunakan untuk penelitian. Persenyawaan uretan dari asetilkolin yang dipergunakan adalah karbakol yang digunakan sebagai miotikum pada glaukoma dan atonia pada organ dalam.

Pilokarpin

137

Page 10: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

Alkaloida dari Pilokarpus jaborandi ini digunakan sebagai miotikum dan mencegah rambut rontok dalam bentuk lotion.

NeostigminDigunakan pada kelemahan otot seperti atonia kandung

kemih dan usus, melawan sifat toksis dari atropin, miotikum, myastenia gravis dan antidotum kurare (tubokurarin). Efek samping terhadap jantung dan peredaran darah lebih ringan.

EndrofoniumDigunakan sebagai antagonis kurare dan pengobatan

myastenia gravis.

PiridostigminSenyawa turunan Neostigmin yang khasiatnya lebih lemah dari Neostigmin yang digunakan sebagai myastenia gravis.

2. Antikolinergik (parasimpatolitik)Semua antikolinergik memperlihatkan kerja yang hampir

sama tetapi daya afinitasnya berbeda terhadap berbagai organ, misalnya atropin hanya menekan sekresi liur, mukus bronkus dan keringat pada dosis kecil, tetapi pada dosis besar dapat menyebabkan dilatasi pupil mata, gangguan akomodasi dan penghambatan saraf fagus pada jantung. Antikolinergik juga memperlihatkan efek sentral yaitu merangsang pada dosis kecil tetapi mendepresi pada dosis toksik.

PenggunaanObat-obat ini digunakan dalam pengobatan untuk

bermacam-macam gangguan, tergantung dari khasiat spesifiknya masing-masing, antara lain:

138

Page 11: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

Spasmolitika, dengan meredakan ketegangan otot polos, terutama merelaksasi kejang dan kolik di saluran lambung-usus, empedu dan kemih.

Midriatikum, dengan melebarkan pupil mata dan melemahkan akomodasi mata.

Borok lambung-usus, dengan menekan sekresi dan mengurangi peristaltik

Hiperhidrosis, dengan menekan sekresi keringat yang berlebihan

Berdasarkan efeknya terhadap sistim saraf sentral- Sedatif pada premedikasi operasi bersama anestetika

umum.- Parkinson

Obat-Obat tersendiri Alkaloida Belladonna

Alkaloida yang didapat dari tanaman Atropa Belladonnae seperti hiosiamin, atropin dan skopolamin. Didapatkan juga dari tanaman Datura stramonium dan Hyoscyamus niger

(1) AtropinKhasiat antikolinergiknya kuat, sedativa , bronkodilatasi ringan (guna melawan depresi pernafasan). Penggunaan sebagai midriatikum, spasmolitikum asma, batuk rejan, kejang pada lambung-usus serta antidotum yang paling efektif terhadap overdosis pilokarpin dan kolinergik lainnya. Turunan sintetiknya adalah Homatropin dan Benzatropin yang digunakan sebagai anti parkinson

.(2) SkopolaminAlkaloida ini lebih kuat dari atropin yang digunakan sebagai obat mabuk perjalanan, midriatikum dan pramedikasi operasi. Senyawa sintetiknya adalah metil dan butil skopolamin yang digunakan sebagai spasmolitik organ dalam seperti kejang pada usus, saluran empedu, saluran kemih dan uterus.

139

Page 12: Obat-obat pada sistem syaraf otonom

Senyawa-senyawa Ammonium KwartenerSenyawa ini mengandung Nitrogen bervalensi 5,

bersifat basa kuat dan terionisasi baik, maka sulit melewati sawar darah otak sehingga tidak memiliki efek sentral. Khasiat antikolinergiknya lemah dengan kerja spasmolitik yang lebih kuat dari atropin dan efek samping lebih ringan. Penggunaan untuk meredakan peristaltik lambung-usus dan meredakan organ dalam. Yang termasuk dalam golongan ini adalah: propantelin, oksifenium, mepenzolat, isopropamida dan ipratropium.

Zat-zat Amin Tersier- Adifenin berkhasiat sebagai anestetika lokal- Kamilofen (turunan adifenin) memiliki kerja khusus pada

saluran empedu dan kemih- Oksifensiklamin digunakan pada borok lambung dan

kejang-kejang di saluran empedu, lambung-usus serta organ urogenital.

Obat-Obat ParkinsonContoh: Levodopa atau Dopa, Difenhidramin dan

Triheksifenidil atau Benzheksol.

140