obat kanker
DESCRIPTION
kankerTRANSCRIPT
3. Obat Anti Metabolit
Prinsip:
Anti purin dan anti pirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan
nukleosida, sehingga mengganggu berbagai reaksi penting dalam tubuh. Penggunaannya
sebagai obat kanker didasarkan atas kenyataan bahwa metabolisme purin dan pirimidin lebih
tinggi pada sel kanker dari pada sel normal. Dengan demikian, penghambatan sintesa DNA
sel kanker lebih dari terhadap sel normal.
Obat Anti Metabolit terbagi atas 3 golongan yaitu:
1. Antagonis Pirimidin
Contoh: 5-Fluorourasil, Sitarabin, 6-Azauridin, Floksuridin (FUDR)
2. Antagonis Purin
Contoh: 6-Merkaptopurin, 6-Tioguanid (T6)
3. Antagonis Folat
Contoh: Metotreksat
Antagonis Pirimidin
Misalnya 5-Fluorourasil, dalam tubuh diubah menjadi 5-fluoro-2-deoksiuridin-5’-
monofosfat (FdUMP) yang menghambat timidilat sintetase dengan akibat hambatan sintesis
DNA. Fluorourasil juga diubah menjadi fluorouridin monofosfat (FUMP) yang langsung
mengganggu sintesis RNA. Sitarabin diubah menjadi nukleosida yang berkompetisi dengan
metabolit normal untuk diinkorporasikan ke dalam DNA. Obat ini bersifat cell cycle specific
yang spesifik untuk fase S dan tidak berefek terhadap sel yang tidak berproliferasi.
Antagonis Purin
Misalnya Merkaptopurin merupakan antagonis kompetitif dari enzim yang
menggunakan senyawa purin sebagai substrat. Suatu alternatif lain dari mekanisme kerjanya
ialah pembentukan 6-metil merkaptopurin (MMPR), yang menghambat biosintesis purin,
akibatnya sintesis RNA, CoA, ATP dan DNA dihambat.
Antagonis Folat
Misalnya Metotreksat menghambat dihidrofolat reduktase dengan kuat dan
berlangsung lama. Dihidrofolat reduktase ialah enzim yang mengkatalis dihidrofolat (FH2)
menjadi tetrahidrofolat (FH4). Tetrahidrofolat merupakan metabolit aktif dari asam folat
yang berperan sebagai kofaktor penting dalam berbagai reaksi transfer satu atom karbon pada
sintesis protein dan asam nukleat. Efek penghambatan ini tidak dapat diatasi dengan
pemberian asam folat, tetapi dapat diatasi dengan leukovorin (asam folinat) yang tersedia
sebagai kalsium leukovorin. Antagonis folat membasmi sel dalam fase S, terutama pada fase
pertumbuhan yang pesat. Namun dengan efek penghambatan terhadap sintesis RNA dan
protein, metotreksat menghambat sel memasuki fase S, sehingga bersifat swabatas (self
limiting) terhadap efek sitotoksiknya.
Contoh Obat: Methotrexat Ebewe®
Kandungan : Methotrexat
Indikasi : Karsinoma payudara, koriokarsinoma, korioadenoma destruen, terapi
kombinasi pada leukemia limfoblastik akut, limfoma Burkitt, limfosarkoma,
mikosis fungoides stadium lanjut, kasus psoriasis yang berat.
Kontraindikasi: Gangguan hati atau ginjal yang parah, hipoplasia sumsum tulang,
leucopenia, diskrasia darah, trombositopenia atau anemia, psoriasispada pasien
dengan gizi buruk, rheumatoid arthritis dengan alkoholisme, wanita hamil, ibu
menyusui.
Efek Samping : Stomatitis ulseratif, tukak pada mulut, mual, diare, perasaan tidak
enak badan yang tidak jelas, rasa lelah, lemas, menggigil dan demsm, pusing,
penurunan kekebalan tubuh terhadap infeksi, trombositopenia, anemia, leucopenia,
reaksi kulit, mielosupresi.
Perhatian : Hati-hati dengan pasien terkena infeksi, tukak peptik, colitis ulseratif,
asites, efusi pleura, anak dan lansia. Pantau fungsi hati, ginjal, paru dan hitung darah.
Interaksi Obat : Efek metrotexat dapat diperkuat oleh salicylat, sulfonamide,
phenitoin, tetracycline, cloramphenikol dan aminobenzoic acid. Phenylbutazone dan
probenecid diperlemah oleh folic acid. Menyebabkan efek toksik fatal dengan
NSAID. Hindari pemberian metotrexat bersama alcohol dan obat lain yang berpotensi
menyebabkan hepatotoksik.
Kemasan : Dus 50 ampul, 10 ampul 5 mg/ml inj, 1 vial 50 mg/5 ml inj.
Penyimpanan : Simpan dalam wadah bertutup rapat dan berwarna coklat, terlindung
dari cahaya.
Dosis : Dosis Konvensional : 15-20 mg/m² melalui rute per oral, frekuensi
pemakaian dua kali dalam seminggu 30 - 50 mg/ m² melalui rute per oral atau i.v ,
frekuensi pemakaian setiap seminggu 15 mg/hari selama 5 hari melalui rute oral dan
IM , frekuensi pemakaian setiap 2-3 minggu • Dosis sedang : 50-150 mg/ m² melalui
i.v cepat, frekuensi pemakaian setiap 2-3 minggu 240 mg/ m² melalui i.v infus,
frekuensi pemakaian : setiap 4-7 hari 0.5-1 g/ m² melalui i.v infus, frekuensi
pemakaian setiap 2-3 minggu Dosis Tinggi : 1 – 25 g/m² melalui i.v infus, frekuensi
pemakaian setiap 1-3 minggu • Kanker payuadara 30-60mg/m2 1 dan 8 3-4 minggu •
Kanker Gastrix : iv : 1500 mg/m² setiap 4 minggu • Kanker kandung urin : iv :30
mg/m² hari 1 dan 8 setiap 3 minggu ; 30 mg/m² hari 1, 15 dan 22 setiap 4 minggu
Onset kerja: Antirematik: 3-6 minggu; tambahan perbaikan bisa dilanjutkan lebih
lama dari 12 minggu. Absorpsi: Oral: cepat : diserap baik pada dosis rendah (<30
mg/m2); tidak lengkap setelah dosis tinggi ; I.M.: Lengkap
Distribusi: Penetrasi lambat sampai cairan fase 3 (misal pleural efusi, ascites), eksis
lambat dari kompartemen ini (lebih lambat dari plasma), melewati plasenta, jumlah
sedikit masuk kelenjar susu, konsentrasi berangsur-angsur dikeluarkan di ginjal dan
hati. Ikatan protein: 50%. Metabolisme: <10%: Degradasi dengan flora intestinal pada
DAMPA dengan karboksipeptida, oksidasi aldehid konversi metotreksat menjadi 7-
OH metotreksat di hati; poliglutamat diproduksi secara mempunyai kekuatan
samadengan metotreksat, produksinya tergantung dosis, durasi dan lambat dieliminasi
oleh sel.. T ½ eliminasi: Dosis rendah: 3-10 jam; I.M.: 30-60 menit. Ekskresi: Urin
(44%-100%); feses (jumlah kecil)
Obat Kanker 5- Fluorourasil
Sediaan : Obat ini tersedia sebagai larutan 50 mg/mL dalam ampul 10 ml untuk iv.
Indikasi : Kanker payudara, kolon, esofagus, leher dan kepala, leukimia limfositik dan
mielositik akut, limfoma non-Hodgkin.
Kontra Indikasi : Depresi sum-sum tulang setelah radioterapi atau pemberian antineoplastik
lain, kehamilan dini.
Efek samping : Leokopeni, stomatitis, ulkus pada gastrointestinal, pendarahan pada
gastrointestinal, diare hebat, anemia, gangguan gastrointestinal, efek pada
kulit, alopeksia, neurotoksik sentral, iskemik miokard.
Indeks Keamanan pada wanita hamil :
Penelitian pada manusia dan hewan telah menunjukkan janin yang abnormal atau
kondisi yang berbahaya pada janin berdasarkan pengalaman pada manusia atau keduanya,
dan jelas penggunaan obat ini pada wanita hamil jelas melampaui keuntungannya Obat ini
dikontra indikasikan pada wanita yang sedang atau akan hamil.
Dosis :
Dewasa 12 mg/KgBB / hari intravena selama 4 hari. Maksimal 800 mg/ hari. Jika tidak ada
gejala toksik, 6 mg/KgBB / hari intra vena untuk hari ke 6, 8, 10 dan 12. Stop terapi setelah
12 hari.
Pasien dengan Nutrisi yang kurang atau kurang beresiko : 6 mg/ KgBB/ hari intra vena
selama 3 hari. Maksimal 400 mg/hari jika tidak ada gejala toksik, 3 mg/KgBB/ hari intra vena
pada hari ke 5, 7 dan 9. Dosis pemeliharaan : Ulangi dosis awal setelah 30 hari atau seminggu
10-15 mg/ KgBB secara intra vena, maksimal 1 gram/ minggu.
Mekanisme kerja : merupakan golongan antagonis pirimidi yang bekerja menghambat
sintesis pirimidin dan pembentuksn DNA.
SITARABINNAMA GENERIK
Sitarabin
NAMA KIMIA
4 -amino-1-D-arabinofuranosylpirimidin-2(IH)-one.
STRUKTUR KIMIA
C9H13N3O5
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih.
SUB KELAS TERAPI
Antineoplastik, Imunosupresan dan obat untuk terapi paliatif
FARMAKOLOGI
Distribusi: Vd: Cairan tubuh total, secara luas dan cepat sejak memasuki sel, melewati sawar
darah otak dengan level cairan serebrospinal antara 40%- 50% dari level
plasma.;Metabolisme: Primer di hati, arasitidin trifosfat adalah gugus aktif , sekitar 80%-96%
dosis dimetabolisme menjadi urasil arabinosa yang tidak aktif;T eliminasi: Inisial: 7-20
menit, terminal: 0.5-2.6 jam.;Ekskresi: Urin (~80% sebagai metabolit) selama 24-36 jam.
STABILITAS PENYIMPANAN
Serbuk rekonstitusi : simpan vial pada serbuk pada suhu kamar 15-30C. Rekonstitusi dengan
air bebas bakteriostatik. Larutan rekonstitusi dapat disimpan sampai 8 hari pada suhu
kamar. ;Larutan dalam D5W atau larutan NS stabil selama 8 hari pada suhu kamar
(25C).Larutan intratekal dalam 3-20 mL larutan Ringer laktat stabil selama 7 hari dalam suhu
kamar.Larutan infus I.V standar : dosis/ 250-1000 mL D5W atau larutan NaCl. ;Larutan
intratekal standar : dosis/3-5 mL larutan Ringer laktat + 12 mg metotreksat + 15-50 mg
hidrokortison.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas terhadap sitarabin maupun komponen lain dalam sediaan.
EFEK SAMPING
>10%;Terapi toksisitas dosis tinggi: toksisitas serebral, konjungtivitas (pastikan pasien
menggunakan obat tetes mata steroid selama terapi), korneal keratitis, hiperbilirubinemia,
pulmonari edema, perikarditis, dan tamponade.;SSP: Seizure( ketika diberikan IT), serebral
toksisitas (ataksia, dysarthia, dan dysdiadokokinesia, tergantung dosis);Dermatologi: Rash,
oral/anal ulterasi.GI: Mual, muntah, anooreksia, stomatitis, mukositis. ;Emetik potensial: ;<
500 mg: Sedang lambat (10%-30%).500 mg sampai 1500 mg: Sedang tinggi (60%-90%);>1
1.5 g: tinggi (>90%);Waktu mual muntah: Onset: 1-3 jam; durasi: 3-8 jam.Hematologi:
Pendarahan, leukopenia, trombositopenia.;Myelosupresif: terjadi selama minggu pertama
pengobatan, selama 10-14 hari primer manifestasi sebagai granulositopenia, tetapi anemia
bisa juga terjadi.;Sel darah putih: berat. Pletelet: berat, Onset: 4-7 hari. Nadir: 14-18
hari.recovery: 21-22 hari.;Hati: Disfungsi fungsi hati, jaundice sedang, peningkatan
transaminase.;1% - 10%;Kardiovaskular: Kardiomegali.SSP: Pusing, sakit kepala,
kebingungan, neuritis, malaise.;Dermatologi: bercak-bercak pada kulit, gatal, alopesia, selulit
pada lokasi suntikan.;Endokrin dan metabolik: Hiperurikemia atau asam urat neuropati.;GI:
Esophagus, diare. Genitourinari: Retensi urinari. Hematologi: Anemia
megaloblastik.;Hepatik: Hepatotoksisitas. Lokal: Tromboflebitis.Neuromuskular dan skeletal:
Myalgia, nyeri tulang, neuropati perifer.;Respiratori: Sindrom tekanan pernafasan tiba-tiba
yang berkembang menjadi edem pulmonari, pneumonia.;Miscelleneous: Sepsis.;<1% (limited
dan berhubungan dengan kehidupan);Dermatolgi: Rash, kulit bersisik, bisa terjadi setelah
pemberian sitarabin.;GI: Mual hebat dan muntah, mukositis, diare.;Neurologi: Toksisitas
serebral: nystagmus, disarthria, dysdiadokokinasea, bicara tidak jelas.;Serebral toksisitas:
Somnolence, kebingungan.Okular: Fotophobia, pendengaran terbatas, pandangan kabur,
ketidaknyamanan lokal, konjungtivitas kimia.;Respiratori: Pulmonari non kardiogenik edema
(onset 22-27 hari setelah penyelesaian terapi ).
INTERAKSI OBAT
Efek peningkatan/toksisitas: Zat alkilasi,radiasi dan analog purin ketika
digunakan bersamaan dengan sitarabin dapat menyebabkan peningkatan
efek toksis. ;Metotreksat diberikan prior dengan sitarabin dapat
menggantikan efikasi dan toksisitas dari sitarabin. Beberapa kombinasi
(misalnya hiper CVAD) pernah didesain untuk mendapatkan keuntungan
dari interaksi ini.;Efek menurunkan: menurunkan efek gentamisin, flusitosin.
Menurunkan absorbsi tablet digoksin oral
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko : D
PENGARUH MENYUSUI
Ekskresi sitarabin dalam air susu tidak diketahui, tidak direkomendasikan
untuk ibu menyusui.
BENTUK SEDIAAN
Vial 100 mg/ml;Vial 1 g/10 ml
PERINGATAN
FDA menyarankan untuk perhatian dalam penanganan dan disposal dari
antineoplasma. Perhatian bila digunakan pada pasien dengan kerusakan
ginjal dan fungsi hati
MEKANISME AKSI
Inhibisi DNA sintesis.Sitosin memasuki sel melalui proses carrier dan harus
mengalami perubahan menjadi senyawa aktifnya : arasitidin trifosfat. Sitosin
adalah analog purin dan bergabung ke dalam DNA, sehingga, ;cara kerja
utamanya adalah inhibisi DNA polimerase yang mengakibatkan penurunan
sintesis dan perbaikan DNA. ;Tingkat toksisitasnya mempunyai korelasi
linear dengan masuknya sitosin ke dalam DNA, bergabungnya DNA dengan
sitosin berpengaruh terhadap aktivitas obat dan toksisitasnya.