obat hipoglikemik oral

Upload: aris

Post on 18-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

12

a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)1) SulfonilureaObat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara :a) Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.b) Menurunkan ambang sekresi insulin.c) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan berat badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih.Korpropamid kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orang tua karena resiko hipoglikemia yang berkepanjangan, demikian juga glibenklamid. Untuk orang tua dianjurkan preparat dengan waktu kerja pendek (Tolbutamid, glikuidon). Glikuidon juga diberikan pada pasien DM dengan gangguan fungsi ginjal atau hati ringan.2) BiguanidBiguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien gemuk (Indeks masa tubuh/IMT > 30) sebagai obat tunggal. Pada pasien dengan berat lebih (IMT 27-30), dapat dikombinasikan dngan obat golongan sulfonilurea.3) Inhibitor glukosidaseObat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase di dalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia pascapandrial.4) Insulin sensitizing agentThoazolidinediones adalah goloongan obat baru yang mempunyai efek farmakologi meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga bisa mengatasi masalah resistensi insulin dan berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.a. Penatalaksanaan dengan tindakan bedah (Cangkok pankreas)b. InsulinIndikasi penggunaan insulin pada NIDDM adalah :1) DM dengan berat badan menurun cepat/kurus2) Ketoasidosis, asidosis laktat, dan koma hiperosmolar3) DM yang mengalami stres berat (Infeksi sistemik, operasi berat, dan lain-lain)4) DM dengan kehamilan/DM gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan5) DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis maksimal atau ada kontraindikasi dengan obat tersebut.

Tabel 2.2 Preparat Insulin yang Tersedia

Jenis KerjaPreparat

Kerja pendek

Actrapid Human 40/HumulinActrapid Human 100

Kerja sedang

Monotrad Human 100InsulatardNPH

Kerja panjang

PZI (tidak dianjurkan karena risiko hipoglikemi)

Campuran kerja pendek dan sedang/panjangMixtard

Sumber : Arif Mansjoer 2000Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah, lalu dinaikkan perlahan-lahan sesuai dengan hasil glukosa darah pasien. Jika pasien sudah diberkan sulfonilurea atau metformin sampai dosis maksimal namun kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dianjurkan penggunaan kombinasi sulfonilurea dengan metformin. Jika cara ini tidak berhasil juga, dipakai kombinasi sulfonilurea dengan metformin. Jika cara ini tidak berhasil juga, dipakai kombinasi sulfonilurea dan insulin.2.1.1 Hubungan Makanan dan Kenaikan Glukosa DarahGula yang terdapat di dalam darah bukanlah gula pasir yang kita pakai sehari-hari, melainkan sebagai glukosa. Tubuh kita memerlukan glukosa sebagai sumber energi, yang akan dibakar di dalam sel-sel tubuh, misalnya sel-sel otot, agar suhu tubuh tetap dapat dipertahankan , agar kita dapat lari, bekerja, berpikir, sehingga kita dapat hidup.

2.1.2 Apa yang meningkatkan konsentrasi glukosa darah?Bahan makanan selain dari zat-zat mineral , vitamin dan air, terdiri dari komponen utama, yaitu :a. Karbohidrat, misalnya di dalam gula pasir, nasi, roti, ubi;b. Protein, misalnya didalam daging, telur, ikan, ayam;c. Lemak, misalnya yang mengandung karbohidrat yang dapat meningkatkan glukosa darah.

2.1.3 Karbohidrat meningkatkan glukosa darahHanya karbohidrat yang akan meningkatkan glukosa darah meningkat. Karbohidrat dibagi dalam 2 kelompok karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Karbohidrat kompleks misalnya terdapat di dalam nasi, kentang, mie, ubi. Contoh-contoh karbohidrat sederhana adalah gula pasir, glukosa, maltosa, laktosa. Karbohidrat kompleks diubah di dalam usus melalui proses pencernaan menjadi bagian lebih kecil seperti gluoksa. Kedua macam karbohidrat ini mempunyai dampak yang sama terhadap konsentrasi glukosa dalam darah.

2.1.4 Insulin menurunkan glukosa darahInsulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas , sebuah organ yang terletak di dalam rongga perut bagian atas, di belakang lambung. Di dalam pankreas terdapat pulau-pulau sel (pulau-pulau langerhans) yang membentuk insulin. Dalam keadaan normal, bila glukosa darah naik, maka pulau-pulau sel tersebut mengeluarkan insulin lebih banyak ke dalam aliran darah untuk menurunkan glukosa darah kekeadaan semula.

2.2 KONSEP SENAM DIABETES MELLITUS2.2.1 Pengertian Senam Diabetes MellitusPengelolaan Diabetes Melitus bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal, dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan terapi nonfarmakologis. Pengelolaan nonfarmakologis meliputi pengendalian berat badan, diet, olahraga, sedangkan terapi farmakologisnya yaitu dengan pemberian insulin dan obat anti diabetik oral. Terapi ini diberikan jika terapi nonfarmakologis tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah dan dijalankan dengan tidak meninggalkan terapi nonfarmakologis yang sudah diterapkan (Yunir & Soebardi, 2007). Latihan jasmani merupakan langkah awal dalam mencegah, mengontrol dan mengatasi diabetes. Latihan jasmani secara langsung dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif dan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor insulin menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh pada penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes (Ilyas, 2007). Latihan olahraga berdasarkan teori keperawatan merupakan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi dalam mengatasi masalah keperawatan yang timbul akibat dari diabetes (Potter & Pery, 2005). Mengatasi masalah keperawatan pasien diabetes dengan latihan jasmani atau olahraga merupakan hal penting. Perawat dalam melakukan perannya dituntut agar latihan jasmani bisa dilakukan pasien dengan baik. Hal ini sesuai dengan peran perawat spesialisasi medikal bedah yaitu sebagai koordinator, pemberi layanan, perencana keperawatan berkelanjutan, edukator, advokat, dan agen perubahan (Ignativicus & Workman). Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (PERSADIA, 2000).Pada waktu latihan jasmani otot-otot tubuh, sistem jantung dan sirkulasi darah serta pernafasan diaktifkan. Oleh sebab itu metabolisme tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa harus menyesuaikan diri. Otot otot akan menggunakan asam lemak bebas dan glukosa sebagaisumber tenaga atau energi. Bila latihan jasmani dimulai glukosa yang berasal dari glikogen di otot-otot pada waktu latihan jasmani mulai dipakai sebagai sumber tenaga. Apabila latihan jasmani terus ditingkatkan maka sumber tenaga dan glikogen otot berkurang, selanjutnya akan terjadi pemakaian glukosa darah dan asam lemak bebas. Makin ditingkatkan porsi olahraga makin meningkat pula pemakaian glukosa yang berasal dari cadangan glikogen hepar. Apabila latihan ditingkatkan lagi, maka sumber tenaga terutama berasal dari asam lemak bebas dan lipolisis jaringan lemak (PERSADIA, 2000). Pada saat latihan jasmani ringan, pemakaian asam lemak bebas dan glukosa tidak tergantung insulin, apabila olahraga ditingkatkan menjadi berintensitas sedang maka insulin akan menurun dan adrenalin akan meningkat. Selanjutkan bila latihan jasmani dalam intensitas yang lebih berat maka non adrenalin akan meningkat dan menghambat sekresi insulin dan bersaman dengan itu terjadi peningkatan glucagon (PERSADIA, 2000). Perubahan-perubahan metabolik dan sistem hormonal selama latihan tersebut adalah reaksi fisiologis tubuh untuk penyediaan energi yang dibutuhkan oleh otot-otot dari glukosa dan asam lemak bebas dan penyesuaian sistem kardiovaskular serta sistem respirasi (PERSADIA, 2000).

2.2.2 Manfaat Senam Diabetes Manfaat senam diabetes yaitu meningkatkan kepekaan insulin pada otot-otot dan hati yang bisa menyebabkan penurunan pada dosis obat-obat hipoglikemi oral atau insulin yang dibutuhkan orang tersebut, profil lipid juga cendurung diperbaiki. Selain itu kadar kolestrol HDL yang sangat membantu makin bertambah dan mungkin penurunan trigliserida sehingga menurunkan resiko aterosklerosis. Diduga bahwa kurangnya olahraga dapat mengakibatkan resiko langsung bagi perkembangan resistensi terhadap insulin pada diabetes tipe 2, dan kemampuan fisik yang tetap aktif selama hidup merupakan salah satu sarana bagi perlindungan dan pencegahan penyakit (McWright, 2008 dalam Nugrahini, 2010). Latihan jasmani pada diabetes mellitus tipe 2 berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Pada tipe ini produksi insulin umumnya tidak terganggu terutama pada awal menyandang penyakit ini. Masalah utama adalah kurangnya respon reseptor insulin terhadap insulin sehingga insulin tidak dapat dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh kecuali otak. Otot yang terkontraksi atau aktif tidak memerlukan insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel karena pada otot yang aktif sensitivitas reseptor insulin meningkat. Oleh karena itu latihan jasmani pada diabetes mellitus tipe 2 akan menyebabkan berkurangnya kebutuhan insulin eksogen. Selain bermanfaat dalam mengontrol kadar glukosa darah, latihan jasmani pada diabetes mellitus tipe 2 diharapkan dapat menurunkan berat badan dan ini merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai, bahkan sebagian ahli menganggap bahwa manfaat latihan jasmani bagi diabetes mellitus tipe 2 akan lebih jelas bila disertai dengan penurunan berat badan (Ilyas, 2005).

2.2.3 Keadaan Yang Perlu Diwaspadai Akibat Senam Ada beberapa keadaan yang perlu diwaspadai akibat senam diabetes antara lain berhubungan dengan metabolisme, gula darah malah meninggi dan adanya ketosis, dan terjadinya hipoglikomi pada penderita yang mendapat suntikan insulin atau minum obat oral anti diabetik. Berhubungan dengan mikrovaskular, dapat terjadi perdarahan retina meningkatnya proteinuria, dan perdarahan jaringan lunak setelah latihan.Keadaan lain yang perlu diwaspadai yaitu berhubungan dengan sistem kardiovaskular, dekompensasi jantung dan aritmia disebabkan oleh PJK, tekanan darah meningkat dalam latihan, hipotensi orthostatik setelah latihan Berhubungan dengan trauma, ulkus pada kaki, penyakit-penyakit sendi terutama pada orang tua, trauma tulang dan otot sehubungan dengan adanya neuropati, osteoporosis, dan osteoarthritis ( Ilyas, 2005 ).

2.2.4 Tahapan Dalam Latihan Senam Diabetes Menurut Ilyas (2005) ada beberapa tahapan (urutan kegiatan) dalam melakukan senam diabetes yang harus diperhatikan setiap kali melakukan kegiatan senam diabetes, tahapan-tahapan tersebut antara lain : a. Pemanasan (Warming Up) Dilakukan sebelum melakukan latihan yang bertujuan untuk mempersiapkan berbagai sistem tubuh sebelum memasuki latihan. Selain itu pemanasan perlu untuk mengurangi kemungkinan terjadinya cedera akibat olahraga lama. Pemanasan biasanya 5-10 menit. b. Senam Kaki Diabetes Mellitusc. Latihan inti (Conditioning) Pada tahap ini heart rate diusahakan mencapai target heart rate (THR) d. Pendinginan (Cooling Down) Pendinginan adalah untuk mencegah terjadinya penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot sesudah berolah raga atau pusing karena darah masih terkumpul pada otot yang aktif. Lama pendinginan kurang lebih 5-10 menit. e. Peregangan (Streching)Dilakukan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih tegang dan lebih elastis.

2.2.5 Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Melakukan Senam Diabetes Pada penyandang diabetes yang mendapat terapi insulin, keadaan hipoglikemia disertai kadar insulin yang berlebihan merupakan keadaan yang perlu mendapat perhatian ketika melakukan latihan jasmani terutama pada waktu tahap pemulihan. Kemungkinan hipoglikemia lebih besar bila insulin disuntikkan pada lengan atau kaki sebelum melakukan latihan jasmani, sebagai akibat meningkatnya hantaran insulin melalui darah karena efek pemompaan otot pada waktu berkontraksi. Oleh karena itu dianjurkan agar penyuntikan insulin sebelum melakukan latihan jasmani dilakukan didaerah abdomen, juga dianjurkan agar latihan jasmani dilakukan setelah makan ketika kadar glukosa darah pada puncaknya. Pagi hari merupakan saat yang paling baik untuk melakukan latihan jasm Latihan jasmani dengan durasi yang lama pada penyandang diabetes yang mengalami defisiensi insulin disertai kadar gula darah yang tidak terkendali akan menyebabkan peningkatan penglepasan bahan berbahaya yaitu benda-benda keton, berbagai hal ini membutuhkan pengawasan yang ketat bila penyandang diabetes melakukan latihan jasmani. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani secara berkelompok (Ilyas, 2005 ).

2.2.6 Langkah langkah dalam Senam Diabetes Dalam melaksanakan senam diabetes ada beberapa langkah yang harus dilakukan, menurut Sumarni (2008) langkah-langkah tersebut antara lain: a. Pemanasan 1 Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke atas seluruh bahu, kedua tangan bertautan, lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh. b. Pemanasan 2 Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu, kemudian gerakkan kedua jari seperti hendak meremas, lalu buka lebar. Lakukan secara bergantian namun tangan di angkat ke kanan kiri tubuh hingga lurus bahu. c. Senam Kaki Diabetes Mellitusd. Inti 1 1) Gerakkan 1 :Lakukan 2 kali : Berjalan ditempat sambil angkat tangan kanan ke depan tubuh lalu tangan kiri, lipat tangan kanan lalu kiri, angkat tangan kanan lalu kiri seperti gerakan takbir, tepuk tanan 3 kali.a) Lakukan 4 kaliLakukan 4 kali : Tekuk kedua lengan tangan ke atas lalu ke bawah bersamaan (Membuka dan menurup) sambil kaki kanan selangkah ke depan lalu ke belakang bergantaian dengan kaki kiriLakukan 2 kali : Angkat tangan sejajar pundak lalu tekuk kedua tangan membentuk sudut 90 derajat lalu angkat kekanan / kesamping sambil 2 langkah ke kiri lalu ke kanan bergantian.2) Gerakkan 2 :Lakukan 2 kali : Berjalan ditempat sambil angkat tangan kanan ke depan tubuh lalu tangan kiri, lipat tangan kanan lalu kiri, angkat tangan kanan lalu kiri seperti gerakan takbir, tepuk tanan 3 kali.a) Lakukan 4 KaliLakukan 4 kali : Angkat ke dua tangan bersamaan ke atas kepala lalu turunkan ke bawah sambil kaki maju selangkah lalu mundur selangkah.Lakukan 4 kali : angkat ke dua tangan sejajar pundak dan gerakkan tangan ke kanan atau ke kiri (Membuka dan menutup).Lakukan 2 kali : tubuh menghadap ke kanan lalu tangan kanan seperti melakukan gerakan pukulan lurus ke depan se banyak 2 kali sambil kaki kiri bergerak ke samping kiri (Membuka menutup). Lalu bergantian menghadap kanan.

3) Gerakkan 3 :Lakukan 2 kali : Berjalan ditempat sambil angkat tangan kanan ke depan tubuh lalu tangan kiri, lipat tangan kanan lalu kiri, angkat tangan kanan lalu kiri seperti gerakan takbir, tepuk tanan 3 kali.a) Lakukan 4 kaliLakukan 2 kali : Maju selangkah sambil ke dua tangan yang sejajar pundak bergerak maju lalu tarik kembali, maju selangkah sambil ke dua tangan diangkat lurus ke atas lalu tarik kembali, mundur selangkah sambil ke dua tangan yang sejajar pundak bergerak maju lalu tarik kembali, mundur selangkah sambil renggangkan ke dua tangan lebar ke kanan atau kekiri (Membuka).Lakukan 4 kali : Tekuk ke dua tangan ke atas lalu lempar tangan ke belakang ke bawah sampai ke belakang tubuh sambil kaki kanan selangkah ke belakang. Lakukan bergantian dengan kaki kiri.Lakukan 4 kali : angkat tangan kanan lurus ke samping kanan sedangkan tangan kiri hanya setegah lengan sambil kaki kanan diangkat. Lakukan bergantian dengan sebelah kiri.4) Gerakkan 4 :Lakukan 2 kali : Berjalan ditempat sambil angkat tangan kanan ke depan tubuh lalu tangan kiri, lipat tangan kanan lalu kiri, angkat tangan kanan lalu kiri seperti gerakan takbir, tepuk tanan 3 kali.

4