nyeri kepala_editor ika
DESCRIPTION
Nyeri KepalaTRANSCRIPT
Definisi
Nyeri kepala (headache atau chepalgia) merupakan salah satu keluhan fisik paling utama
pada manusia. Sakit kepala adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik
(neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka atau
kombinasi respon tersebut. Karena nyeri kepala sering menyertai pada penyakit-penyakit lainnya,
terkadang pasien mengobati sendiri nyeri kepalanya, padahal banyak nyeri kepala yang disebabkan
karena penyakit serius seperti infeksi dan tumor intracranial, meningitis, infeksi akut, cedera kepala,
hipoksia serebral, atau penyakit kronis dan akut pada mata, hidung, dan tenggorokan. Nyeri kepala
terjadi ketika area sensitif pada kepala di stimulus kemudian diproyeksikan ke permukaan dan
dirasakan di daerah distribusi syaraf yang bersangkutan. Area-area sensitive itu antara lain kulit
kepala, periosteum, syaraf kranial V, IX, X, daerah meningen
Tahapan diagnosis untuk nyeri (secara skematis) 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan Neurologik
Kesadaran
Saraf-saraf kranial
Motorik
Sensorik
Otonom
Fungsi luhur
3. Pemeriksaan Penunjang : elektrofisiologik, Quantitative Sensory Testing (QST),
neuroimaging, laboratorium
4. Catatan harian : berguna untuk evaluasi dan pemantauan
“ ” Dr. Tri Wahyuliati, Sp.S, M.Kes_
Senin, 7 Januari 2012_Editor gamma 10
Untuk dapat menentukan terapi yang tepat,
dokter harus dapat mendiagnosis dengan
tepat ya, jadi kita harus menggali informasi
selengkap-lengkap dari pasien menggunakan
hal-hal seperti diatas ^o^ soalnya nyeri kepala
itu penyebabnya beda-beda, terapinya pun
bisa beda-beda, soo be a good doctor guys xD
Saat kita melakukan anamnesis, kita perlu menanyakan Historynya (kayak yang di skill‟s lab lah
pokoknya), dan untuk pemeriksaan kita bisa menilai gejala dari peningkatan tekanan intra kranial
dan kelainan patologis cranial lainnya (udah juga di skill‟s lab :D)
Dibawah ini cara assesment nyeri, bisa dibaca sendiri..
Ini hal-hal yang harus ditanyakan
pada pasien yang memiliki nyeri
kepala seperti onset, factor
pencetus, lokasi, kualitas, kuantitas
dll (udah hafal semua kan??!
*yaeyalah baru OSCE :D)
Semoga nilai OSCEnya bagus-
bagus semua,,aminnn…
Jenis-jenis skala yang digunakan untuk mengetahui nyeri pasien
A. Visual Analogue Scale
Disini pasien kita suruh membayangkan kalo “0” itu gak sakit, terus 10 itu nyeri sekali
seperti nyeri yang pernah dirasakan pasien (misalnya nyeri melahirkan) atau nyeri yang masih
bisa di bayangkan lainnya (dilempar pake bata).
B. Numerical Rating Scale
Keterangan :
Skala ini menggunakan angka 0 s/d 10
Skala 0 : tidak nyeri sama sekali
1-3 : Nyeri Ringan
4-7 : Nyeri Sedang
8-10 : Nyeri Berat
10 : Nyeri yang paling sakit yang masih dapat dibayangkan.
C. FACE SCALE
Biasanya digunakan untuk anak-anak yang belum bisa di ajak bekerjasama
Face skale dilihat dari raut wajah.
Senyum berarti ngak nyeri, nangis berarti nyeri sekali.
Bagian Otak Yang sensitif terhadap Nyeri
A. Ekstra kranial
SCALP : Kulit kepala, jaringan subkutan, periosteum tulang tengkorak
Join Capsule : Sebagian cervikal dan temporo mandibular join
Muscle : scalp dan otot-otot paravertebra
Gigi
Ocular
B. Intra Kranial
Arteri, Vena, Sinus Venosus
Meninges (arachnoid, pia dan dura mater)
Nervus kranialis
Algoritma Diagnostic Sakit Kepala
Klasifikasi
1. Berdasarkan klasifikasi Internasional Nyeri Kepala Edisi 2 dari International Headache Society
(IHS) yang terbaru tahun 2004, nyeri kepala dibagi menjadi nyeri kepala Primer, nyeri kepala
Sekunder, other type headache or facial pain dan Non-classifiable headache.
Nyeri kepala Primer terdiri atas Migraine, Tension type Headache, Cluster Headache dan
chronic paroksismal hemicranialis
Nyeri kepala sekunder adalah sakit kepala yang disertai oleh penyakit tertentu, baik di
sekitar leher dan kepala maupun penyakit sistemik. sakit kepala sekunder dapat ditimbulkan
oleh beberapa keadaan, antara lain pasca-cedera kepala, gangguan pembuluh darah otak
seperti stroke berdarah, anomali pembuluh darah (aVm, aneurisma), tumor otak, infeksi dan
peradangan otak, peradangan sistemik atau di bagian tubuh lain, gangguan metabolik dan
sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan struktur di sekitar kepala, yaitu mata, gigi-geligi,
mulut, telinga, hidung, leher lain sebagainya.
2. Pembagian klinis nyeri kepala (Anthony, 1988)
A. Sakit kepala akut
• Intrakranial
– Meningitis / ensefalitis
– Perdarahan subaraknoid
– Hematoma subdural
– Tumor intrakranial
• Ekstrakranial
– Migren
– Sakit kepala tandan (cluster)
– Sakit kepala post trauma
– Glaucoma
– Neuritis optika
– Insufisiensiserebro-vaskuler
Nyeri Kepala Primer
Migren
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala berulang dengan
serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya 1 sisi (unilateral), sifatnya berdenyut,
intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperhebat oleh aktivitas dan dapat disertai mual dan
atau muntah dan perubahan visual. Fotopobia, dan fonofobia. Migren yang terjadi >3hari masuk
kedalam status migren.
Secara umum migren dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Migren tanpa aura (migren umum), pada migren yang jenis ini tidak ditemukan aura,
tetapi dapat ditemukan adanya gejala prodromal.
2. Migren dengan aura (migren klasik), pada migren jenis ini nyeri kepala didahului oleh
adanya gejala neurology fokal yang berlangsung sementara atau disebut juga aura. Aura
dapat berupa gangguan visual, hemisensorik, hemiparesis atau disfasia, ataupun kombinasi
dari semua gangguan tadi
KRITERIA DIAGNOSTIK untuk MIGREN
1. Migren tanpa Aura
1. Sedikitnya memenuhi 5 kriteria B dan D
2. Nyeri kepala berlangsung 4-72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil diobati)
3. Setidaknya diikuti 2 dari karakteristik nyeri
1. Lokasi unilateral
2. Berdenyut
3. Intensitasnya sedang hingga berat
4. Diperberat dengan berjalan menaiki tangga atau aktifitas fisik yang serupa
4. Saat nyeri kepala berlangsung, sedikitnya diikuti satu diantara
1. Mual dan/atau muntah
2. Fotophobia dan Phonophobia
2. Migren dengan Aura
A. Sedikitnya memenuhi 2 kriteria B
B. Sedikitnya diikuti 3 dari karakteristik sbb :
Patofisiologi
Vascular theory
Spreading depression or central theory
Neurogenic inflammatory theory
Migren headache merupakan gangguan nyeri kepala ditandai dengan adanya serangan
nyeri yang berkepanjangan dan tiba-tiba dengan vasokonstriksi yang diikuti dengan
vasodilatasi. Migren headache dapat diawali dengan adanya aura atau berbagai sensasi prodromal
seperti silau, penglihatan ganda dsb dimana ini merupakan indikasi adanya disfungsi serebral
fokal. Migren kemungkinan disebabkan oleh ketegangan emosional yang berkepanjangan. Ini akan
menyebabkan reflek vasospasmus dari beberapa arteri di kepala termasuk arteri yang mensuplai
otak. Vasospasmus akan menyebabkan sebagian otak menjadi iskemik dan menyebabkan gejala
prodromal. Iskemik yang berkepanjangan menyebabkan dinding vaskular menjadi flasik dan tidak
mampu mempertahankan tonus vaskular. Desakan darah menyebabkan pembuluh darah berdilatasi
dan terjadi peregangan dinding arteri sehingga menyebabkan nyeri atau migren
4 fase pada Migren
Ke-4 fase ini tidak harus muncul semua..
1. Fase Prodromal. Fase ini dialami 40-60% penderita migren. Gejalanya berupa perubahan
mood, iritabel, depresi atau euforia, perasaan lemah, letih, lesu, tidur berlebihan,
menginginkan jenis makanan tertentu (coklat) dan gejala lainnya. Gejala ini muncul beberapa
jam atau hari sebelum fase nyeri kepala. Fase in memberi pertanda kepada penderita atau
keluarga bahwa akan terjadi serangan migren.
2. Fase Aura. Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau
menyertai serangan migren. Fase ini mucul bertahap selama 5-20 menit, dan bertahan
kurang dari 60 menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual, sensorik, motorik, atau
kombinasi dari aura-aura tersebut.
Aura visual muncul pada 64% kasus dan merupakan gejala neurologis yang paling
umum terjadi. Yang khas untuk migren adalah scintillating scotoma : tampak bintik-bintik
kecil yang banyak, gangguan visual homonim, gangguan salah satu sisi lapangan
pandang, persepsi adanya cahaya berbagai warna yang bergerak pelan (fenomena
positif). Kelainan visual lainnya adalah adanya skotoma (fenomena negatif) yang bisa
timbul pada salah satu mata atau kedua mata. Kedua fenomena ini bisa timbul bersamaan
dan berbentuk zig-zag. Aura pada migren biasanya hilang dalam beberapa menit dan
kemudian diikuti dengan periode laten sebelum timbul nyeri kepala. Walaupun ada juga
yang melaporkan tanpa periode laten.
3. Fase Nyeri Kepala. Nyeri kepala migren biasanya berdenyut, unilateral dan awalnya
berlokasi di daerah frontotemporalis dan okular, kemudian setelah 1-2 jam menyebar
secara difus ke arah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada orang dewasa,
sedangkan pada anak-anak berlangsung pada 1-48 jam. Intensitas nyeri berkisar dari sedang
sampai berat dan dapat mengganggu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Fase Postdromal. Pasien mungkin merasa lelah, iritabel, konsentrasi terganggu, dan
perubahan mood. Akan tetapi, beberapa orang merasa „segar‟ atau euforia setelah serangan,
sedangkan yang lainnya merasa depresi dan lemas.
Menstrual migraine
Hampir 60% wanita pernah mengalami menstrual migraine
Dapat terjadi kapan saja pada saat siklus menstruasi, umumnya terjadi beberapa hari
sebelum menstruasi
Due to estrogen withdrawal rather than progesterone level
TENSION TYPE HEADACHE
Tension-type headache adalah suatu keadaan yang melibatkan sensasi leher atau rasa tidak
nyaman di kepala, kulit kepala, atau leher yang biasanya berhubungan dengan ketegangan otot
di daerah ini. Ini merupakan nyeri yang paling sering dan terjadi pada semua usia. Timbulnya TTH
dapat diinduksi oleh tension, contraction, stress dan ordinary headaches. Nyeri dirasakan
Bilateral meliputi region frontal kepala, leher, bahu serta tanpa gejala prodromal dan aura.
Tension type headache dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Episodic Tension-type Headache
Sekurang-kurangnya terdapat 10 serangan nyeri kepala yang memenuhi kriteria di
bawah ini dan dengan jumlah hari nyeri kepala <15 hari/bulan. Nyeri kepala berlangsung
antara 30 menit hingga 7 hari. Sekurang-kurangnya terdapat 2 karakteristik nyeri di bawah
ini:
• Terasa seperti ditekan atau diikat namun tidak berdenyut.
• Intensitasnya ringan ataupun sedang (dapat menganggu aktivitas tetapi tidak
menghalangi aktivitas).
• Lokalisasinya bilateral.
• Tidak bertambah berat saat naik tangga ataupun aktivitas fisik yang rutin dilakukan.
• Tidak ada mual ataupun muntah.
• Fotopobia dan fonofobia tidak ada atau hanya salah satu.
• Tidak ada nyeri kepala akibat sebab lain.
2. Chronic Tension-type Headache
Frekuensi dan rata-rata nyeri kepala > 15 hari/bulan dan berlangsung > 6 bulan serta
memenuhi kriteria diatas.
KRITERIA DIAGNOSTIK untuk TTH
A. Sedikitnya ada 10 episode nyeri kepala sebelumnya yang memenuhi kriteria B hingga D, dengan
jumlah hari untuk nyeri kepala seperti itu kurang dari 180 hari per tahun
B. Nyeri Kepala berlangsung 30 menit hingga 7 hari
C. Setidaknya diikuti 2 karakteristik
Kualitas nyeri kepalanya seperti di tekan atau diikat (tidak berdenyut)
Nyeri Ringan hingga sedang
Lokasinya Bilateral
Tidak memburuk saat berjalan menaiki tangga dan aktifitas fisik yang serupa
D. Diikuti oleh 2 karakteristik
Tidak ada mual muntah (anoreksia dapat terjadi)
Fotophobia dan phonophobia tidak ditemukan, atau ditemukan salah satu tapi tidak
keduanya
Gejala klinis yang dapat ditemukan pada tension-typeheadache adalah:
1. Tidak ada gejala prodromal ataupun aura.
2. Nyeri dapat ringan hingga sedang maupun berat.
3. Tumpul, seperti ditekan atau diikat. Tidak berdenyut.
4. Menyeluruh atau difus (tidak hanya pada satu titik atau satu sisi), nyeri lebih hebat di daerah
kulit kepala, oksipital, dan belakang leher.
5. Terjadi secara spontan.
6. Memburuk atau dicetuskan oleh stres dan kelelahan.
7. Adanya insomnia.
8. Iritabilitas.
9. Gangguan konsentrasi.
10. Kadang-kadang disertai vertigo.
11. Beberapa orang mengeluh rasa tidak nyaman di daerah leher, rahang, temporomandibular
Patofisiologi
Tidak dimengerti sepenuhnya. Beberapa teori mengatakan sama dengan migren.
Tension headache merupakan nyeri kepala yang pada umumnya disebabkan oleh ketegangan
dan kontraksi otot-otot leher dan kepala. Ini akan menyebabkan tekanan pada serabut syaraf dan
konstriksi pembuluh darah pada dasar leher yang pada gilirannya akan makin menambah tekanan
dan menyebabkan buangan sisa (asam laktat) menumpuk. Akumulasi ini menyebabkan timbulnya
nyeri. Ketegangan otot ini pada umumnya merupakan reaksi yang tidak disadari terhadap stres.
Akan tetapi, aktifitas-aktifitas yang membutuhkan kepala harus bertahan pada satu posisis dapat
menyebabkan nyeri kepala jenis ini, ataupun tidur dengan letak leher yang tidak benar (tegang)
dapat merupakan penyebab tension headache.
Cluster headache Nyeri kepala cluster merupakan nyeri kepala vaskuler, dikenal dengan istilah nyeri kepala
Harton, nyeri kepala histamine, migren merah. Nyeri kepala ini dirasakan sesisi seperti ditusuk-
tusuk pada separuh kepala, pada area bola mata, pipi, hidung, langit-langit, gusi, dan menjalar
ke frontal, temporal, dan oksipital. Sisi yang terkena konjungtivanya menjadi merah, timbulnya
lakrimasi, ptosis, edema mata, sebelah hidung tersumbat, dan hipersaliva.
Nyeri kepala ini terjadi pada waktu-waktu tertentu, umumnya pada dini hari dan biasanya
pasien akan terbangun karena nyeri. Serangannya ini berlangsung 15 menit sampai 3 jam dan terjadi
beberapa kali selama 2-6 minggu. Factor pencetus nyeri kepala cluster adalah vasodilator seperti
minuman yang beralkohol, nitroglycerin, histamin dan makanan. Jarang terjadi, <1 % populasi.
Umumnya pada laki-laki dengan perbandingan 6:1. Resisten terhadap farmakoterapi. Tidak
berhubungan dengan fektor keturunan.
KRITERIA DIAGNOSTIK untuk CLUSTER HEADACHE
A. Sedikitnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B hingga D
B. Nyeri pada orbital unilateral yang parah, supraorbital dan/atau nyeri temporal berlangsung
15-180 menit (untreated)
C. Nyeri kepala diikuti dengan satu dari beberapa tanda pada sisi yang terkena, yaitu
1. Injeksi Konjungtiva
2. Lakrimasi
3. Nasal kongesti
4. Rinorhea
5. Berkeringat
6. Miosis
7. Ptosis
8. Edem kelopak mata
D. Frekuensi serangan : one attack every other dayto eight attack per days
Gambar di bawah ini lokasi nyeri yang dirasakan pada beberapa tipe nyeri kepala. Untuk info aja,
misalnya migren nyerinya bersifat unilateral. Disini unilateral bukan berarti satu sisi itu terasa sakit
semua, bisa aja nyerinya cuma pada satu titik tapi disisi kanan atau kiri aja..
NB : Trigeminal Neuralgia itu bukan nyeri kepala, tapi Nyeri wajah..
Ini Gak atau apaan, pokoknya
Analgesic rebound headache ini
disebabkan oleh berkurangnya
5-HT
Patofisiologi
Tidak sepenuhnya diketahui
Berhubungan dengan norepinephrine
Focus patofisiologi di arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus
perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus,
ganglia servikalis superior/SCG (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinum/SPG
(parasimpatetik). Diperkirakan focus iritatif di dan sekitar pleksus membawa impuls-impuls
ke batang otak dan mengakibatkan rasa nyeri di daerah periorbital, retroorbital dan dahi.
Nyeri Kepala Sekunder
Brain Tumors
Trias gejala tumor otak adalah nyeri kepala, nausea dan/atau muntah dan papilledema. Pada tumor
otak akan terjadi peningkatan tekanan intracranial.
Treatment itu sendiri
ada yang abortif dan
prefentif. Abortif
diberikan saat
serangan sedang
berlangsung
sedangkan preventif
untuk mencegah
kekambuhan
Sub-Arachnoid Hemorrhage
TREATMENT
Acute treatment
Goal : to decrease the severity or completely abolish the
migraine and return the patient back to functionality as quickly
as possible with fewest side effects
Some clinicians discourage early treatment of attacks because
some attacks may not progress in intensity or may resolve
Goals for pain relief
Reversal of cranial blood vessel dilation
Inhibition of activated peripheral trigeminal nerve terminals
Reduction in neuronal activity in central trigeminal neurons
Clinical investigation for pain relief
5-HT 1B/1D receptors
Dopamine
Gamma-aminobutyric acid (GABA)
Norepinephrine
N-methyl-D-aspartate (NMDA)
Preventive Management Nonpharmacological strategies
healthy lifestylle : smoke, alcohol, exercise, regular schedule
headache diary
relaxation / stress techniques
education
psychological support
Preventative therapy Goal:
1. severity, frequency & duration of migraine attack
2. outcomes of acute treatment drugs
3. improve function & reduce disability
For whom: patients have frequent attacks requiring frequent acute attacks
1. > 2-3 attacks/month & each attack >48 hrs
2. abortive treatment is inadequate or produces intolerable adverse effects
3. uncommon headache condition
Drug choices :
1. do not exacerbate the comorbid illness
2. cost
3. drug interaction
Farmakoterapi Acute treatment of migraine attack
Tension-Type Headache
Pharmacological therapy
Abortive : NSAIDs and rest if needed
Preventive : Tricyclic (or SSRI), ? Depakote
Psychophysiological therapy
Stress management / relaxation / Physical tx
Modality tx (heat, cold, ultrasound electrical)
Stretching, exercise, traction
Trigger point injections and occipital nerve blocks
Chronobiological regulation (exercise, meals, sleep)
Simple analgesics & NSAIDs
Aspirin & acetaminophen: mild-moderate migraine
Advantages
1. Ease of administration
2. Minimal potential for abuse
3. Ketorolac may offer the greatest benefit in treating menstrual migraine attack
Antiemetic agents
Chlorpromazine, prochloperazine, droperidol
Adverse effects
- Common : hypotension, drowsiness
- Severe : EPS, blood dyscrasias, hepatotoxicity
- Chronic use: tardive dyskinesia
Rectal suppositories for patients developing nausea, vomiting with migraine attack
Ergot derivatives (I)
Ergotamine tartrate (ET) Dihydroergotamine mesylate (DHE)
5-HT 1A, 1B, 1D, 1F, 2, dopaminergic ------ agonist -adrenergic receptors ------ antagonists
Comparison
Ergot derivatives (II)
Caution: overuse analgesic rebound headache
Contraindication
- Pregnancy
- Coronary heart disease,
- Myocardial infarction
- Severe hypertension
- Peripheral vascular disease
- Impaired renal or hepatic function
These agents should not be administered within 24 hrs of administering 5-HT 1B/1D agents
Triptans
5-HT 1B/1D agonist : sumatriptan, zolmitriptan, naratriptan, rizatriptan, almotriptan,
eletriptan
All triptans ~ 60-70% headache relief (symptoms, clinical disability & headache recurrence)
Contraindication
- ischemic heart disease
- prinzmetal angina
- uncontrolled high blood pressure
- prior history of CVA
- triptans or ergot-containing products within 24 hrs
Caution - patients with heart disease
Skeletal muscle relaxants
As abortive or preventative treatment
1. Increasing GABA transmission e.g. metaxalone, baclofen, methocarbamol
2. Central 2 agonist e.g. tizanidine
Not associated with rebound headache
Beneficial in chronic daily headache
Antihistamines
Migraine attackincreased histamin level
Adjunctive therapy for nausea & vomiting
Results are controversial
Other treatments
Lidocaine
Oxygen
Sodium valproate
Corticosteroids
Controversial due to lack of evidence
Effective in braking the acute cluster cycle
Narcotic analgesics
-blockers
first-line therapy
First choice ---- propranolol, timolol
Second line ---- nadolol, metoprolol, atenolol
Mechanism: unclear, may be related to
1. -blockade
2. Agonist effect on 5-HT1 receptor
3. Antagonist effect on 5-HT2 receptor
Ideal choice for the patients with HTN, CAD, and may be helpful for patients with anxiety or
essential tumor
Propranolol reduce the metabolism of rizatriptan
Calcium channel blockers
Untuk migraine & cluster headache
second-line therapy for migraine
Firs-line therapy for the prophylaxis of cluster headache, khususnya verapamil
Antidepressants
Tricyclic antidepressants (TCA)
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
Monoamine oxidase inhibitors (MAOI)
Only amitriptyline has the highest rating for quality of evidence
Antidepressants (TCA)
Amitriptyline 30-150mg/day in various studies
Nortriptyline, protriptyline, desipramine
Optimal in patients with coexistent TTH, depression, insomnia, peripheral neuropathy
Caution: glaucoma, urinary retention, orthostatic hypotension
Antidepressants (SSRIs)
Fluoxetine --- second-line
Paroxetine, sertraline, fluvoxamine --- third-line
Other antidepressants
Bupropion, venlafaxine, trazodone = no scientific data
Antidepressants --- MAOI Phenelzine 15-90mg/day
For refractory headache
Recommended for severe, resistant migraine & chronic daily headache or severe
headache with concurrent depression or panic disorder
Mechanism : inh. 5-HT &NE breakdown
Drug-drug interaction : meperidine, triptans
Drug-food interaction : tyramine
Adverse effects: orthostatic hypotension, insomnia, peripheral edema, constipation, weight
gain, sexual dysfunction
Anticonvulsants
Divalproex untuk migraine, chronic daily headache, cluster headache
1-3g/hari, serum level 50-150g/ml
The only FDA-labeled use for migraine in all anticonvulsan
Mechanisme : not well understood, ~ GABA
Adverse effects: sedation, nausea, vomiting, ataxia, alopecia, tremor, thrombocytopenia,
weight gain, liver & pancreatic enzyme, serum ammonia level
Gabapentine
Umumnya digunakan untuk terapi nyeri kepala dan nyeri lainnya
Mekanisme aksinya tidak banyak diketahui, kelarutan lemak tinggi, tidak dimetabolisme
di hati, protein bindingnya rendah
Reaksi merugikan umumnya berupa mual, muntah, sedasi, Jarang : movement disorder
Topiramate
Untuk migraine, cluster & nyeri kronik kepala sehari-hari, 200-400mg/hari
Mekanisme aksinya dengan memblok kanal Natrium, potensiasi GABA, inhitor excitatory
amino acid release, mild carbonic anhydrase inhibition
Efek samping: disfungsi kognitif, sedasi, lemah, pusing, paresthesia, urolithiasis
Comorbidities
Kapan Kita Harus merujuk..??? i. Pasien meminta untuk di rujuk
ii. Pasien tidak merespon terhadap pengobatan
iii. Kondisi pasien tidak membaik atau memburuk (maaf bahasa inggris editor kurang bagus, liat
sendiri ya dibawah :D)
Maaf editannya kayak gini..dosennya masuk hari senin, deket2 ujian..jadi mohon maklum :D
Good luck,,