nurbaya sukri: jurnal guru halaman 27-31

5
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 27 - 31 ISSN : 2459-9743 | 27 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Konsep Pecahan Biasa di Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Demonstrasi dan LKS Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sekayu Nurbaya Sukri Kepala SD Negeri 1 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015 ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi konsep pecahan biasa melalui metode demonstrasi dan LKS pada peserta didik kelas IV SDN 1 Sekayu. Penelitian dilaksanakan di kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 dengan kemampuan yang heterogen berjumlah 20 peserta didik yang terdiri dari 13 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Metode penelitian ini menggunakan demonstrasi dan LKS kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil ulangan harian pada siklus pertama dan siklus kedua. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran demonstrasi dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar yaitu 65% (13 orang) pada siklus pertama, menjadi 85% (17 orang) pada siklus kedua. . Kata Kunci: hasil belajar, pecahan biasa, metode demonstrasi, LKS. A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pada mata pelajaran Matematika dalam Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan 2006 dinamai mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Dinamai Matematika karena mata pelajaran Matematika di SD tidak bersifat keilmuan melainkan bersifat pengetahuan (Kosasih,1995 : 6) ini bermakna bahwa yang diajarkan bukanlah teori-teori sosial atau ilmu- ilmu sosial melainkan pengetahuan fungsional dan hal-hal praktis yang berguna bagi diri siswa dan kehidupannya sekarang maupun masa yang akan datang dalam berbagai lingkungan dan berbagai asspek kehidupan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran mata pelajaran Matematika siswa kelas IV SD negeri 1 Sekayu pada semester 2 tahun 2012 menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Permasalahan ini teridentifikasi 20 siswa kelas IV hanya 8 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 atau hanya 40 persen siswa yang menguasai minimal 60 persen pada pelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tidak kurang dari 75 persen. Hal ini menunjukan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika sangat rendah. selama pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif, kurang memperhatikan penjelasan guru. Jarang sekali siswa mengajukan pertanyaan mereka tidak bisa menjawab dengan benar. siswa kesulitan dalam mengerjakan soal soal ulangan sehingga nilai ulangan siswa rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran Matematika dikelas IV SD Negeri 1 Sekayu belum memuaskan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut,: apakah metode demonstrasi dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi konsep pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sekayu? 3. Cara Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah akan dilakukan tindakan kelas yaitu : a. Membuat RPP yang menggunakan metode demonstrasi dan LKS untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep

Upload: jurnal-guru

Post on 09-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)

TRANSCRIPT

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 27 - 31

    ISSN : 2459-9743 | 27

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

    Materi Konsep Pecahan Biasa di Mata Pelajaran Matematika

    Melalui Metode Demonstrasi dan LKS

    Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sekayu

    Nurbaya Sukri Kepala SD Negeri 1 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

    Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015

    ABSTRAK

    Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi konsep pecahan biasa melalui metode demonstrasi dan LKS pada peserta didik kelas IV SDN 1 Sekayu. Penelitian dilaksanakan di kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 dengan kemampuan yang heterogen berjumlah 20 peserta didik yang terdiri dari 13 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Metode penelitian ini menggunakan demonstrasi dan LKS kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil ulangan harian pada siklus pertama dan siklus kedua. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran demonstrasi dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar yaitu 65% (13 orang) pada siklus pertama, menjadi 85% (17 orang) pada siklus kedua. . Kata Kunci: hasil belajar, pecahan biasa, metode demonstrasi, LKS.

    A. Pendahuluan

    1. Latar Belakang

    Pada mata pelajaran Matematika dalam

    Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan 2006

    dinamai mata pelajaran Matematika

    merupakan salah satu mata pelajaran yang di

    ajarkan di Sekolah Dasar dan Madrasah

    Ibtidaiyah. Dinamai Matematika karena mata

    pelajaran Matematika di SD tidak bersifat

    keilmuan melainkan bersifat pengetahuan

    (Kosasih,1995 : 6) ini bermakna bahwa yang

    diajarkan bukanlah teori-teori sosial atau ilmu-

    ilmu sosial melainkan pengetahuan fungsional

    dan hal-hal praktis yang berguna bagi diri

    siswa dan kehidupannya sekarang maupun

    masa yang akan datang dalam berbagai

    lingkungan dan berbagai asspek kehidupan.

    Berdasarkan hasil pengamatan terhadap

    proses pembelajaran mata pelajaran

    Matematika siswa kelas IV SD negeri 1 Sekayu

    pada semester 2 tahun 2012 menunjukan hasil

    yang kurang memuaskan. Permasalahan ini

    teridentifikasi 20 siswa kelas IV hanya 8 siswa

    yang memperoleh nilai 75 atau hanya 40

    persen siswa yang menguasai minimal 60

    persen pada pelajaran. Pembelajaran dapat

    dikatakan berhasil jika tingkat penguasaan

    siswa terhadap materi pelajaran tidak kurang

    dari 75 persen. Hal ini menunjukan bahwa

    tingkat penguasaan siswa terhadap materi

    pelajaran matematika sangat rendah. selama

    pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif,

    kurang memperhatikan penjelasan guru. Jarang

    sekali siswa mengajukan pertanyaan mereka

    tidak bisa menjawab dengan benar. siswa

    kesulitan dalam mengerjakan soal soal ulangan

    sehingga nilai ulangan siswa rendah. Dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa kualitas

    pembelajaran Matematika dikelas IV SD Negeri

    1 Sekayu belum memuaskan.

    2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di

    atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

    sebagai berikut,: apakah metode demonstrasi dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi konsep pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sekayu?

    3. Cara Pemecahan Masalah

    Untuk memecahkan masalah akan

    dilakukan tindakan kelas yaitu :

    a. Membuat RPP yang menggunakan metode

    demonstrasi dan LKS untuk meningkatkan

    hasil belajar siswa mengenai konsep

  • Nurbaya Sukri | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Konsep Pecahan Biasa

    28 | ISSN : 2459-9743

    pecahan biasa pada siswa kelas IV SD

    negeri 1 Sekayu.

    b. Membelajarkan siswa memahami konsep

    pecahan biasa menggunakan metode

    demonstrasi dan LKS.

    c. Membuat lembar pengamatan siswa untuk

    untuk mengetahui kemampuan siswa

    dalam memahami konsep pecahan biasa.

    d. Mengukur pemahaman siswa tentang

    membaca pemahaman konsep pecahan

    biasa sesudah proses pembelajaran.

    4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan dalam penelitian ini adalahh untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa konsep

    pecahan biasa melalui metode demonstrasi dan

    LKS kelas IV SD negeri 1 Sekayu. Penelitian ini

    diharapkan dapat bermanfaat bagi:

    a. Peserta didik, agar mengerti akan

    pentingnya belajar dengan menggunakan

    metode demonstrasi dan LKS agar siswa

    saling berinteraksi dan dapat

    meningkatkan hasil belajar.

    b. Guru, untuk memperbaiki kinerja guru,

    meningkatkan kualitas pembelajaran, dan

    meingkatkan profesionalisme guru.

    c. Sekolah, untuk dapat meningkatkan

    kualitas dan mutu sekolah melalui

    peningkatan hasil belajar siswa dan

    kinerja guru.

    B. Tinjauan Pustaka

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan bagian terpenting

    dalam pembelajaran. Sudjana (2009:3)

    mendefinisikan hasil belajar siswa pada

    hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

    sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

    lebih luas mencakup bidangkognitif, efektif dan

    psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:3-

    4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan

    hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

    tindak mengajar. Dari sisi guru,tindak belajar

    diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

    Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

    berakhirnya pengajaran dari puncak proses

    belajar.

    2. Metode Demonstrasi

    a. Pengertian metode

    Dalam kamus umum Bahasa Indonesia ,

    metode artinya cara yang telah diatur dan

    terfikir baik-baik untuk mencapai suatu

    maksud. (Poerwodarminto,2005:767). Slameto

    (2010:82) mengemukakan,metode adalah cara

    atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai

    suatu tujuan tertentu. Menurut Syaiful Bahri

    Djamarah dan Aswan Zain (2010:46), metode

    adalah suatu cafra yang digunakan untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari

    beberapa pendapat diatas, dapat penulis

    simpulkan bahwa metode adalah suatu cara

    yang telah diatur dan terpikir dengan baik

    untuk mencapai suatu tujuan yang telah

    ditetapkan.

    Suatu kegiatan belajar mengajar tidak

    akan dapat tercapai tujuan yang diharapkan

    tanpa adanya metode yang pengajaran yang

    baik. Untuk itu diperlukan suatu metode agar

    tujuan yang diharapkan dapat terwujud.

    seringkali hasil yang diharapkan dalam

    kegiatan belajar mengajar tidak

    maksimal,karena tidak efektipnya metode yang

    digunakan dalam pembelajaran. maka memilih

    metode yang tepat,efektif dan efisien mutlak

    untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

    Metode demonstrasi adalah dimana

    seorang guru ataupun peserta didik

    memperagakan langsung suatu hal yang

    kemudian diikuti oleh peserta didik sehingga

    ilmu keterampilan yang didemonstrasikan

    lebih dapat bermakna dalam ingatan masing

    masing peserta didik.

    b. Tujuan dan Fungsi Metode Demonstrasi

    Tujuan pokok penggunaan metode

    demonstrasi menurut Roestiyah (2008:83)

    adalah untuk memperjelas pengertian konsep

    dan memperlihatkan (meneladani) cara

    melakukan sesuatu atau proses terjadinya

    sesuatu,Ditinjau dari sudut tujuan

    penggunaanya dapat dikatakn bahwa metode

    demonstrasi bukan metode yang dapat

    diimplementasikan dalam proses belajar

    mengajar secara independen.

    c. Langkah Langkah Penerapan Metode

    Demonstrasi

    Untuk melaksanakan metode demonstrasi

    yang baik atau efektif , ada beberapa digunakan

    langkah langkah yang harus dipahami dan

    digunakan oleh guru,yang terdiri dari

    perencanaan,uji coba dan pelaksanaan oleh

    guru lalu diikuti oleh peserta didik dan diakhiri

    dengan evaluasi. Menurut Muhamad Ali

    (2010:85-86) langkah langkah penerapan

    metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

    1) Merumuskan kecakapan atau

    keterampilan yang hendak dicapai setelah

    demonstrasi.

    2) Mempertimbangkan penggunaan metode

    yang tepat dan efektif untuk mencapai

    tujuan yang dirumuskan.

    3) Memilih alat yang mudah didapat,dan

    mencobanya sebelum didemonstrasikan

    supaya tidak gagal saat diadakan

    demonstrasi.

    4) Menetapkan langkah langkah yang akan

    dilaksanakan.

    5) Memperhitungkan waktu yang tersedia.

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 27 - 31

    ISSN : 2459-9743 | 29

    6) Pelaksanaan demonstrasi

    7) Membuat perencanaan penilaian terhadap

    kemajuan peserta didik.

    3. Lembar Kerja Siswa

    a. Pengertian LKS

    Sumber belajar adalah merupakan

    bahan/materi untuk menambah ilmu

    pengetahuan yang mengandung hal baru bagi

    siswa. Ardiwinata (Djamarah,1995:49)

    berpendapat bahwa sumber sumber belajar itu

    dapat berasal dr manusia ,buku,media massa,

    lingkungan dan media pendidikan. dengan

    demikian,LKS dapat dikategorikan sebagai

    salah satu sumber belajar yang dapat

    digunakan siswa.

    b. Manfaat LKS

    Menurut Tim Instruktur PKG

    (Andayani,(2005:10),manfaat LKS dalam

    pengajaran matematika adalah :

    1) Merupakan alternatif bagi guru untuk

    mengerahkan pengajaran atau

    memperkenalkan suatu kegiatan tertentu

    sebagai variasi belajar mengajar

    2) Dapat mempercepat dan mempersingkat

    waktu penyajian materi pelajaran sebab

    LKS ini dapat disiapkan diluar jam

    pelajaran

    3) Memudahkan penyelesaian tugas

    perorangan,kelompok,atau klasikal karena

    tidak setiap peserta didik dapat

    memahami persoalan itu pada keadaan

    bersamaan

    4) Mengoptimalkan penggunaan alat bantu

    pengajaran.

    5) Membangkitkan minat belajar siswa jika

    LKS disusun secara menarik.

    c. Jenis jenis LKS

    1) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur

    Lembar kerja tak bersturuktur adalah

    lembaran yang berisi sarana untuk

    materi pelajaran,sebagai alat bantu

    kegiatan peserta didik yang dipakai

    untuk menyampaikan pelajaran

    2) Lembar Kerja Siswa Berstruktur

    Lembar Kerja Siswa berstruktur

    memuat informasi , contoh dan tugas-

    tugas

    4. Konsep Pecahan Biasa

    a. Pengertian pecahan biasa

    Pecahan yang dipelajari anak ketika di SD,

    sebetulnya merupakan bagian dari bilangan

    rasional yang dapat ditulis dalam bentuk

    dengan a dan b merupakan bilangan bulat dan

    b tidak sama dengan nol. Secara simbolik

    pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu

    dari: (1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal,

    (3) pecahan persen dan (4) pecahan campran.

    Begitu pula pecahan dapat dinyatakan menurut

    kelas evaluasi yang tak terhingga banyaknya:

    =

    =

    =

    = . . . . . . . . . . pecahan biasa adalah

    lambang bilangan pecahan dan rasio

    (perbandingan).

    b. Mengenal konsep pecahan

    Pecahan dapat diperagakan dengan

    cara melipat kertas berbentuk lingkaran atau

    persegi, sehingga lipatannya tepat menutupi

    satu sama lain. Selanjutnya bagian yang dilipat

    dimuka dan diarsir sesuai bagian yang

    dikehendaki, sehingga akan didapat gambar

    daerah yang diarsir seperti dibawah ini :

    Pecahan dibaca setengah atau per-dua

    atau seperdua. 1 disebut pembilang yaitu

    merupakan bagian pengambilan atau 1 bagian

    yang diperhatikan dari keseluruhan bagian

    yang sama. 2 bagian yang diperlukan dari

    kesimpulan. Peragaan tersebut di atas dapat

    dilanjutkan untuk pecahan an,

    an dan

    sebagainya, seperti gambar di bawah ini:

    Pecahan

    dibaca tiga per delapan 3

    disebut yaitu pembilang yaitu merupakan 3

    bagian yang diambil atau 3 bagian yang

    diperhatikan dari keseluruhan bagian yang

    sama 8 disebut penyebut yaitu merupakan 8

    bagian yang sama dari keseluruhan. Selain

    melipat dan mengarsir pada kertas,peragaan

    dapat pula menggunakan pita atau tongkat

    yang dipotong dengan pendekatan pengukuran

    panjang,yang dapat pula untuk mengenalkan

    letak pecahan pada garis bilangan.

    Pita di potong menjadi 2 bagian sama

    panjang untuk memperagakan pecahan

  • Nurbaya Sukri | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Konsep Pecahan Biasa

    30 | ISSN : 2459-9743

    Pengenalan terletak pecahan pada garis

    bilangan tersebut sangat bermanfaat untuk

    mencari pencerahan yang senilai.

    C. Pembahasan

    1. Deskripsi Per-Siklus

    Pada bagian ini memuat deskripsi data

    dan pengolahan data yang diperoleh

    berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas

    belajar siswa dan hasil evaluasi yang

    dilaksanakan dalam proses pembelajaran

    Matematika di kelas IV SD Negeri 1 Sekayu.

    a. Hasil Observasi

    Hasil observasi yang dilakukan guru

    terhadap aktifitas siswa sebelum

    perbaikan pembelajaran dan setelah

    pembelajaran tersaji pada tabel 1.

    Tabel 1

    Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV

    dalam Pembelajaran Matematika

    Keterangan :

    Terlibat aktif, artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh aktif bertanya, dan menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran.

    Terlibat Pasif, artinya siswa menyimak dgan sungguh-sungguh tetapi tidak aktif bertanya, dan menjawab pertanyaan seadanya.

    Tidak terlibat, artinya siswa duduk dan diam saja. Tidak mau bertanya maupun menjawab pertanyaan.

    Berdasarkan tabel I diatas terlibat

    bahwa jumlah siswa dan persentase siswa

    yang terlihat aktif dalam pembe1ajar

    belum perbaikan pembelajaran dan

    setelah perbaikan pembelajaran

    menunjukkan adanya kenaikan. Sebelum

    perbaikan pembelajaran siswa yang

    terlibat aktif hanya 7 orang (3 5%),

    kemudian pada siklus ke II naik menjadi

    14 orang (70%) dan pada siklus ke III

    menjadi 18 orang (80%). Hal mi

    menunjukkan bahwa aktivitas belajar

    siswa dalam pembelajaran Matematika

    mengalami pengingkatan.

    Peningkatan aktivitas belajar siswa

    sebelum perbaikan pembelajaran dan

    pada setiap siklus pembelajaran lebih jelas

    tersaji pada grafik 1.

    Grafik 1

    Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV Dalam

    Pembelajaran Matematika

    b. Hasil Evaluasi

    Hasil evaluasi yang dilakukan guru

    sebelum perbaikan pembelajaran dan

    pada setiap siklus pembelajaran tersaji

    pada tabel 2 Hasil Belajar Siswa. Keadaan

    sebelum penelitian Tindakan Kelas,

    jumlah siswa yang mencapai ketuntasan

    belajar atau memperoleh nilai > 75 barn

    mencapai 8 orang (40%) kemudian

    meningkat menjadi 13 orang (65%) pada

    siklus I dan pada siklus II berjumlah 17

    orang (85%). Peningkatan ketuntasan

    belajar siswa dan keadaan sebelum

    perbaikan pembelajaran ke setiap siklus

    pembelajaran secara lebth jelas dapat di

    lihat pada grafik 2 berikut.

    Grafik 2

    Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV Dalam

    Pembelajaran Matematika

    2. Pembahasan dari Setiap Siklus

    Berdasarkan evaluasi hasil belajar

    Matematika di kelas IV SD negeri 1 sekayu

    perbaikan pembelajaran terlihat jumlah siswa

    yang memperoleh nllai > 75 hanya 8 orang

    (40%) dan hanya 7 orang (34%) siswa yang

    terlibat secara aktif pembelajaran. Hal ini

    menunjukkan bahwa aktivitas belajar dan hasil

    belajar siswa kurang memuaskan, belum

    memenuhi target yang diinginkan. Dan hasil

    observasi dan refleksi terhadap pembelajaran

    kemudian dilakukan diskusi dengan supervisor

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 27 - 31

    ISSN : 2459-9743 | 31

    dan teman sejawat diperoleh temuan antara

    lain bahwa penjelasan materi pelajaran terlalu

    abstrak sehingga sulit dimengerti siswa dan

    hasil belajar siswa sangat rendah. Hal ini

    dilakukan karena guru tidak menggunakan

    media pembelajaran. Sehubungan dengan itu

    maka dikalukan upaya perbaikan pembelajaran

    dengan fokus pada penggunaan media gambar.

    Proses pembelajaran berikutnya dilakukan

    melalui Penelitian Tmdakan Kelas (PTK) uang

    dilakukan dalam 2 siklus.

    Pada pembelajaran siklus I dilakukan

    upaya perbaikan dengan menggunakan media

    gambar. Hasil observasi dan hasil evaluasi

    pada siklus I menunjukkan adanya kenaikan

    aktifitas belajar dan hasil belajar siswa. Siswa

    yang terlibat aktif dalam pembelajaran

    sebanyak 14 orang (70%). Walaupun telah

    menunjukkan adanya peningkatan aktifitas

    belajar maupun hasil belajar siswa, namun

    pembelajaran belum dapat dikalakan berhasil

    atau masih ka memuaskan.

    Upaya perbaikan pada pembelajaran

    siklus II dengan menggunakan media gambar

    lebih ditingkatkan, dan menunjnkkan siswa

    aktif dalam pembelajaran sebanyak 18 siswa

    (90%). Berdasarkan hasil pengamatan

    terhadap upaya perbaikan pembelajaran pada

    siklus I dan II ternyata penggunaan media

    gambar garis bilangan pada pembelajaran

    Matematika di kelas IV SD Negeri 1 Sekayu

    cukup efektif meningkatkan pemahaman siswa

    terhadap materi pelajaran.

    D. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pembelajaran yang

    dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK) dapat disimpulkan bahwa penggunaan -

    media gambar dalam pembelajaran Matematika

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

    dapat dibuktikan dengan hasil yang diperoleh

    siswa selama kegiatan perbalk pembelajaran,

    yaitu:

    1. Pada Siklus I, siswa yang terlibat aktif dan

    yang telah mencapai ketuntasan

    pembelajaran berjumlah 14 siswa (70%).

    Hal ini menunjukkan adanya kenaikan bila

    dibanding dengan hasil-hasil yang

    diperoleh sebelum perbaikai

    pembelajaran dilakukan.

    2. Pada Siklus II menunjukkan adanya

    peningkatan baik aktifitas maupun basil

    belajar siswa bila dibandingkan dengan

    basil yang dicapai pada siklus I. Hal ini

    terlihat dan jumlah siswa yang tenlibat

    aktif dan telah mencapai ketuntasan

    belajar berjumlah 18 orang (90%).

    3. Dengan demikian terjadi adanya

    peningkatan pada setiap siklus

    pembelajaran Matematika dengan

    menggunakan media gambar, hal ini dapat

    dikatakan pembelajaran berhasil.

    Daftar Pustaka

    Andayani, Dkk. 2007. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

    Dahar, R.W. 1995. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

    Mendikbud. 1995. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Ditjen Dikdas Depdikbud.

    Mendikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kompetensi Dasar mata Pelajaran Matematika SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang.

    Wardani, I.G., Dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.