nur efiani 130462201170 jurusan akuntansi, fakultas...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, PROFITABILITASDAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP RISK MANAGEMENT DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015
NUR EFIANI
130462201170
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali
Tanjungpinang
Email : [email protected]
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of ownership structure (Ownership of domestic
institutions, Ownership of foreign institutions, public ownership) and Profitability and size of
the Company on risk management disclosures in listed manufacturing companies on
Indonesia Stock Exchange in 2012-2015.
This research uses purposive sampling in carry out sample selection.Total population in this
research are 132 manufacturing companies and the sample used in this research is 48
manufacturing companies in 2012-2015. The risk management disclosure in this study using
content analysis is based on identification of risk management disclosure phrases in the
annual report. The statistical method used to test the hypothesis is multiple regression
analysis.
The results of this study indicate that the ownership of foreign institutions significantly
influences the disclosure of risk management. While the ownership of domestic institutions,
public ownership, profitability and firm size have no significant effect on risk management
risk disclosure.
Keywords : risk management disclosure, domestic institutional ownership, foreign institution
ownership, public ownership, profitability and firm size.
PENDAHULUAN
Perusahaan di Indonesia yang telah go public / terdaftar di pasar modal wajib untuk
menyampaikan informasi mengenai kagiatan perusahaan dalam bantuk laporan keuangan maupun
tahunan. Laporan tahunan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan kepada
pemilik (pemegang saham) atas sumber ekonomi yang di percayakan kepadanya (SFAC No.1
paragraf 50, Ghozali dan Chairi, 2007 dalam Oktarina,2015 ). Kepercayaan itu memerlukan dasar
informasi yang berbentuk laporan keuangan. Untuk memenuhi kebutuhan Stakeholder atau calon
investasi, perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan yang lebih transparan dan
lengkap guna mendukung pengambilan keputusaan bisnis yang optimal. Laporan tahunan terdiri dari
komponen keuangan maupun non keuangan karena komponen keuangan saja tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan Stakeholder. Komponen non keuangan menyediakan informasi tambahan bagi
Stakeholder termasuk terkait dengan risiko perusahaan. Dalam dunia bisnis selalu tedapat risiko yang
2
timbul dari aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan. Risiko berbanding lurus dengan pengembalian
yang akan diperoleh, semakin besar risikonya maka akan semakin besar pula pengambalian yang
diperolehnya. Bagi sebagian perusahaan, risiko merupakan hal yang negatif dan tidak menguntungkan
banyak pihak. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan yang akan akan dilakukan perusahaan agar
meminimalisasi risiko yaitu dapat berupa penghindaran, pencegahan, pengurangan atau pengalihan
risiko tersebut kepada pihak lain. Kemungkinan-kemungkinan tersebut merupakan reaksi perusahaan
dalam menghadapi risiko dan ini merupakan hal yang sangat penting. Reaksi perusahaan dalam
menghadapi risiko dapat diminimalisasi dengan cara mengelola risiko tersebut. Mengelola risiko
perusahaan diperlukan kemampuan agar dapat mengurangi kerugian yang dihadapi. Salah satu cara
mengelola perusahaan adalah melakukan manajemen risiko. Manajemen risiko yang baik dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu diantaranya mencegah terjadinya risiko dan mengurangi
akibat yang ditimbulkannya yaitu kerugian. Aspek penting dari tindakan manajemen risiko salah
satunya adalah pengungkapan risiko.
Pengungkapan risiko berdasarkan informasi risiko yang timbul dari instrumen keuangan
dibagi menjadi dua yaitu pengungkapan kualitatif dan pengungkapan kuantitatif (PSAK No.60 Revisi
2010). Pentingnya pengungkapan risiko diatur oleh beberapa badan regulator di Indonesia. Aturan-
aturan yang dikeluarkan mensyaratkan perusahaan melaporkan informasi risikonya dalam laporan
tahunan perusahaan. PSAK 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan
Pengungkapan, menyatakan bahwa pengungkapan yang dipersyaratkan adalah yang menyediakan
informasi untuk membantu stakeholder dalam menilai tingkat risiko yang terkait dengan instrumen
keuangan. Aturan tersebut kemudian digantikan oleh PSAK 60 (revisi 2010). PSAK 60 mengatur
ketentuan atas pengungkapan instrumen keuangan dalam dua kategori, yaitu informasi mengenai
signifikansi instrumen keuangan untuk posisi dan kinerja keuangan; dan informasi mengenai sifat dan
tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan.
(Prayoga & Amilia, 2013) menemukan variabel kepemilikan intitusi domestik,
kepemilikan intitusi asing kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
manajemen risiko sedangkan kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh.
(Kristiono, 2014) menemukan variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan manajemen risiko sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan istitusional dan
struktur model tidak berpengaruh. (Aprilia & Wicaksono, 2015) menemukan ada hubungan signifikan
antara profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan manajemen risiko sedangkan
kepemilikan intitusi asing, kepemilikan publik, likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan.
Dari hasil penelitian-penelitian diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa pada penelitian yang
di lakukan selama ini terdapat perbedaan hasil penelitian. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat
perbedaan sempel maupun metode yang dilakukan dalam pengukuran setiap variabel. Perlunya
pengkajian ulang pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan tingkat profitabilitas
terhadap pengungkapan manajemen risiko. Penelitian ini merupakan mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh (Kusumaningrum, 2013) yang berfokus pada pengungkapan risiko pada perusahaan
manufaktur. Secara khusus studi ini berfokus pada manjemen risiko keseluruhan yang meliputi
pengungkapan dan mengukur tingkat risiko dengan cara checklist pengungkapan manajemen risiko.
Pengukuran ini menguji kembali pengaruh struktur kepemilikan, profitabilitas dan ukuran perusahaan
pada pengungkapan manajemen risiko. Dalam penulisan ini, penulis mengacu pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia pada periode 2012-2015.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitin
dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Risk Management Disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Priode 2012-2015).
3
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Teori Stakeholder
Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi
untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada stakeholders seperti para
pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analisis dan pihak lainnya.
Oleh karena itu, keberadaan perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh
stakeholder (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Agustina, 2014).
Teori stakeholder umumnya berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan dalam
mengelola stakeholders. Salah satu cara perusahaan dalam memuaskan kepentingan stakeholder
yaitu dengan melakukan pengungkapan yang lebih luas termasuk dalam pengungkapan risiko
perusahaan. Tujuannya adalah sebagai pemenuh kebutuhan informasi yang diinginkan oleh
stakeholders. Sebagai contoh, investor misalnya, akan menggunakan kedudukannya untuk
mengumpulkan banyak informasi terkait risiko yang diperlukan dari perusahaan dengan tujuan
membuat keputusan investasi yang rasional (Taures, 2011 dalam Agustina, 2014). Berdasarkan teori
stakeholder, perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi, akan mengungkap lebih banyak
informasi terkait risiko untuk menyediakan pembenaran dan penjelasan mengenai apa yang terjadi
dalam perusahaan kepada para stakeholder (Amran et al., 2009 dalam Doi, 2014).
Manajemen Risiko
Menurut (Djohanputro, 2013:28) Risiko merupakan potensi penyimpangan dari sasaran
sebagai akibat dari kejadian yang tidak direncanakan. Risiko dipandang sebagai kemungkinan yang
dihadapi, dapat menyebabkan terjadinya kerugian yang tidak diperhitungkan. Dengan kata lain, risiko
merupakan sesuatu yang tidak pasti yang dapat mempengaruhi masa depan. Hal ini dapat terjadi
karena kurang atau tidak tersedianya informasi tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Agar
risiko yang negatif tidak menghalangi aktivitas perusahaan, risiko harus dikelola dengan baik oleh
manajemen perusahaan. Pihak manajemen perlu menjawab pertnyaan-pertanyaan mengenai apa saja
risiko yang akan di hadapi perusahaan, apa dampak risiko tersebut bagi perusahaan, risiko mana yang
harus di hadapi sendiri oleh perusahaan dan mana yang harus dipindahkan ke pihak lain serta metode
apa yang tepat untuk menanggulangi risiko-risiko tersebut. Menurut Smith (1990) dalam Oktarina
(2015) manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan
dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang
dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan tersebut.
Manajemen risiko memang sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam mengelola suatu
risiko yang dimiliki. Manajemen risiko yang dipilih setiap perusahaan umumnya berbeda satu sama
lain, walaupun perusahaan-perusahaan tersebut dalam industri yang sejenis yang mungkin
menghadapi risiko yang serupa. Hal ini dikarenakan manajemen yang berbeda memiliki strategi
pengelolaan, toleransi terhadap risiko, dan tujuan yang berbeda pula, sehingga penting bagi investor
untuk lebih memperhatikan kunci risiko bisnis dan bagaimana setiap risiko dikelola oleh perusahaan.
Pengungkapan Manajemen Risiko
Aspek penting dalam pengelolaan risiko adalah pelaporan risiko (pengungkapan risiko dalam
laporan tahunan). (Chariri dan Ghozali, 2007 dalam Agustina, 2014) menjelaskan arti kata disclosure
yaitu tidak menutupi atau tidak menyembunyikan, sehingga jika dikaitkan dalam laporan keuangan,
disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberi informasi dan penjelasan yang
cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Informasi tersebut harus lengkap, jelas, dan dapat
4
mengambarkan secara tepat kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit
usaha tersebut. Perusahaan dikatakan telah mengungkapkan risiko jika pembaca laporan tahunan
diberi informasi mengenai kesempatan atau prospek, bahaya, kerugian, ancaman atau eksposur, yang
akan berdampak bagi perusahaan sekarang maupun masa mendatang (Linsley dan shrives, 2006
dalam Kusumaningrum, 2013). Tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang di pandang
perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang
mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.
Pengungkapan risiko manajemen dikategorikan menjadi dua elemen yaitu pengungkapan
wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan
wajib adalah informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal
suatu negara. Setiap emiten atau perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek wajib menyampaikan
laporan tahunan secara berkala dan informasi material lainnya kepada Bapepam dan publik.
Pengungkapan sukarela yaitu penyampaian informasi yang diberikan secara sukarela oleh
perusahaan di luar pengugkapan wajib. Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan informasi
yang melebihi persyaratan minimum dari peraturan pasar modal yang berlaku. Perusahaan memiliki
keleluasaan dalam melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan
adanya keragaman atau variasi luas pengungkapan sukarela antara perusahaan. Pengungkapan
sukarela pada manajemen risiko terkait. Dengan sistem pengendalian internal yang dimiliki dengan
menggunakan COSO Fremework. Definisi pengendalian internal menurut COSO adalah sebagai
sistem yang dirancang memberikan keyakinan yang memadai terhadap pencapaian tujuan efektivitas
dan efisiensi operasi, keandalan informasi keuangan dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku. Model COSO terdiri atas lima komponen pengendalian internal :
1. Penilaian risiko (Risk asseeement)
2. Pengendalian lingkungan (Control Environment)
3. Pengendalian aktivitas (Information and Communication)
4. Informasi dan komunikasi (information and Communication)
5. Pemantauan (Monitoring)
Struktur Kepemilikan
Kepemilikan Institusi Domestik
Kepemilikan institusi domestik yaitu kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh
instansi non-pemerintah atau biasanya berbentuk perseroan terbatas. Adanya kepemilikan institusi
domestik merupakan bagian dari pemilik perusahaan, sehingga dapat berfungsi untuk memberikan
pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Widiastuti, 2012 dalam Riski dkk, 2013).
Keberadaan kepemilikan institusional dianggap mampu menjadi mekanisme pengawasan
yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan kepemilikan
intitusional terlibat dalam pengambilan strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan
manipulasi laba. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena
dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih
optimal. Pengawasan tersebut akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Pengaruh
kepemilikan institusional sebagai agen pengawasan di tekan melalui investasi mereka yang cukup
besar dalam pasar modal. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan meningkat usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak kepemilikan institusional sehingga dapat menghindari
perilaku opportunistic/mementingkan diri sendiri.
5
Kepemilikan Institusi Asing
Menurut undang-undang No.25 tahun 2007 pada pasal 1 ayat 6 kepemilikan asing adalah
perseorangan warga negara asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia.
Semakin banyak pihak asing yang memiliki saham di perusahaan domestik maka perusahaan mungkin
dapat berkembang menjadi perusahaan multinasional. Peran kepemilikan institusi asing adalah
sebagai prinsipal yang mengawasi perilaku manajemen dalam menjalankan perusahaan (Indriyani,
2014)
Kepemilikan Publik
Kepemilikan publik adalah proporsi saham yang dimiliki oleh masyarakat umum atau pihak
luar. Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham perusahaan oleh masyarakat umum atau atau oleh
pihak luar. kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan besar dalam perusahaan,
karena dapat mempengaruhi perusahaan melalui media masa baik berupa kritikan maupun komentar
yang semuanya dianggap sebagai suara publik atau masyarakat. Suatu struktur kepemilikan yang
memiliki proporsi besar untuk kepemilikan publik dapat menekan manajemen agar menyajikan
informasi secara tepat waktu karena ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan ekonomi (Febriantina, 2010 dalam Fathimiyah, 2013).
Profitabilitas
profitabilitas merupakan Rasio yang digunakn untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengahasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya (Hery, 2016:192). Mengambarkan
perusahaan dalam menghasilkan laba melalui kemampuan sumber daya yang dimilikinya, yaitu bersal
dari kegiatan penjualan, penggunaan aset, maupun penggunaan modal. Untuk dapat menjaga
kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan
(Profitable). Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari
luar. Rasio profitabilitas dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat efektivitas kinerja
manajer.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk
menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan
menyebabkan para investor menarik dananya.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Salah satu
tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva perusahaan tersebut.
Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi maupun
investasi perusahaan. Pada umumnya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula
kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. Perusahaan dengan ukuran besar
memiliki kegiatan usaha yang lebih kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang lebih
besar terhadap masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga dilakukan risk management disclosure
yang lebih untuk menunjukkan pertanggungjawaban perusahaan kepada publik (Kristiono, 2014).
Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun publik secara umum.
Mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai risk management merupakan bagian dari upaya
perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik.
6
Kerangka pemikiran
Pengembangan Hipotesis
H1 : Pengaruh Kepemil1ikan Intitusi Domestik Terhadap Risk Management Disclosure
Kepemilikan institusi domestik adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk
institusi, seperti bank, perusahaan asuransi , dana pensiun dan institusi lainnya. Kepemilikan institusi
domestik memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan
institusi akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Pengawasan tersebut tentunya
akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusi domestik
sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.
Tingkat kepemilikan institusi domestik yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih
besar oleh pihak kepemilikan institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic
manajer dalam risk management disclosure (Kristiono, 2014).
H2 : Pengaruh Kepemil1ikan Intitusi Asing Terhadap Risk Management Disclosure
Menurut undang-undang nomor.25 tahun 2007 pada pasal 1 ayat 6 kepemilikan asing adalah
perseorangan warga negara asing, badan usaha asing dan pemerintahan asing yang melakukan
penanaman modal diwilayah Republik Indonesia. Peningkatan kepemilikan asing memberikan
kontribusi untuk kinerja perusahaan, karena kepemilikan asing memainkan peran monitoring dalam
mekanisme tata kelola perusahaan (Phung & Le, 2013 Dalam Aprilia, 2015). Menurut Kim & Yoo
dalam Apriliani dan Wicaksono, 2015, menemukan bahwa investor asing cenderung memilih
perusahaan dengan tingkat transparansi yang tinggi dan perusahaan yang sedang tumbuh, baik dalam
periode pembatasan kepemilikan asing dan periode tidak adanya pembatasan kepemilikan asing.
7
Maka dari itu perusahaan dirasa sangat penting untuk mengungkapkan risikonya sebagai informasi
yang relevan tentang pengungkapan proses bisnisnya.
H3 : Pengaruh Kepemil1ikan Publik Terhadap Risk Management Disclosure
Menurut Prayoga (2013) menyatakan bahwa semakin besar porsi saham yang dimiliki publik,
maka akan semakin besar tekanan yang diterima perusahaan untuk menyediakan informasi lebih
banyak dalam laporan tahunannya yang di dalamnya terdapat pula pengungkapan tentang manajemen
risiko. Dengan adanya kepemilikan saham publik pihak perusahaan semakin dituntut untuk
memberikan laporan yang transparan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap investor.
Keberadaan komposisi pemegang saham publik akan memudahkan monitoring, intervensi, atau
beberapa pengaruh kedisiplinan lain pada manajer, yang pada akhirnya akan membuat manajer
bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham (Handayani, 2007 dalam Aprilia dan
Wicaksono, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Prayoga dan Amilia (2013) menemukan pengaruh
yang signifikan kepemilikan publik terhadap pengungkapan manajemen risiko.
H4 : Pengaruh Profitabilitas Terhadap Risk Management Disclosure
profitabilitas merupakan suatu indikator kemajuan perusahaan. Menurut (Anisa, 2012 dalam
Melani dan Amin, 2015) semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan makan akan
menyebabkan ketertarikan untuk membeli saham perusahaan tersebut. Tingkat profitabilitas
merupakan tolak ukur kemajuan perusahaan dilihat dari laba yang dihasilkan. Perusahaan yang
memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi diikuti dengan risiko yang tinggi. Tingginya risiko yang
dimiliki perusahaan akan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi risiko yang
semakin luas. Terdapat hubungan positif antara tingkat profitabilitas dan pengungkapan risiko karena
manajer perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dapat memberikan informasi yang lebih besar
untuk meningkatkan kepercayaan investor. Penelitian yang dilakukan oleh (Rizki dkk, 2013)
menunjukkan hasil positif yang berarti ada hubungan antara tingkat profitabilitas dengan risk
management disclosure.
H5 : Pengaruh Ukuran perusahaan Terhadap Risk Management Disclosure
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko. Besar kecil suatu
perusahaan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengungkapan informasi didalam
perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih banyak mengungkapkan informasinya
dibandingkan dengan perusahaan kecil dikarenakan perusahaan besar memiliki siklus bisnis yang
lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil (Hackston dan Milne, 1996 dalam Doi, 2014). Dengan
makin besarnya perusahaan maka stakeholder yang berkepentingan didalam perusahaan pun makin
banyak. Sesuai teori stakeholder apabila semakin besar stakeholder yang berkepentingan didalamnya
maka semakin besar pula pengungkapan yang harus dilakukan oleh perusahaan (Amran et al., 2009
dalam Doi, 2014). Dalam penelitian Aprilia dan wicaksono, 2015 mengenai pengungkapan risiko
bahwa adanya hubungan antara jumlah pengungkapan dan ukuran perusahaan dan dari penelitian-
penelitian dahulu banyak menunjukan hasil yang konsisten mendukung hipotesis adanya hubungan
positif antara jumlah pengungkapan risiko dan ukuran perusahaan.
8
METODOLOGI PENELITIAN
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dependen
Mengacu pada PSAK No. 60 (Revisi 2010), pengungkapan manajemen risiko yang
disyaratkan menyediakan informasi untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam menilai
tingkat risiko yang terkait dengan instrumen keuangan. Intrumen keuangan atau pengungkapan wajib
(mandatory disclosure).
Untuk pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), penelitian ini menggunakan sistem
pengendalian internal dengan framework COSO. Berdasarkan PP No 60 tahun 2008 tentang
Penerapan Good Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus memelihara internal
control
No Jenis Risiko
Pengungkapan wajib (Modarory Disclosur)
1 Risiko mata uang (Currency)
2 Risiko tingkat bunga atas nilai wajar (Interest Rate)
3 Risiko harga (Prince)
4 Risiko kredit (Credit)
5 Risiko likuiditas (Liquidity)
Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure)
6 Penilaian risiko (Risk Assessment)
7 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
8 Kegiatan/Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
9 Informasi dan komunikasi (Information and Communication)
Pengukuran variabel dependen ini dengan menggunakan jumlah pengungkapan risiko yang
disajikan dalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan risiko ini dikelompokkan kedalam 9
(sembilan) jenis risiko yang diungkapkan oleh perusahaan dan kemudian di dalam tabel
pengelompokkan risiko akan diberikan nilai 1 (satu) jika perusahaan tersebut melakukan
pengungkapan risiko, dan jika tidak melakukan pengungkapan risiko diberikan nilai 0 (nol). Rumus
perhitungan indeks pengungkapan manajemen risiko sebagai berikut (Kusumaningrum, 2013):
Pengungkapan risiko
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 × 100%
Pengelompokkan risiko menurut jenis risiko yang diungkapkan oleh manajemen risiko ini
dapat dijadikan untuk mengetahui seberapa banyak kalimat pengungkapan risiko perusahaan dalam
laporan tahunan. Milne dan Adler (dalam Amran et al, 2009) menyatakan, penggunaan kalimat
sebagai dasar untuk pengkodean dikarenakan kalimat dinilai lebih dapat diandalkan daripada unit
analisis lain. Penelitian ini juga melakukan perhitungan persentase pengungkapan risiko untuk
menjelaskan berapa jumlah persentase pengungkapan yang telah dilakukan oleh perusahaan.
Variabel Independen
9
Variabel independen disebut juga variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat) (Sugiyono, 2013). Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kepemilikan Institusi Domestik
Kepemilikan institusi domestik adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang
berbentuk institusi seperti yayasan, Bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana
pensiun, PT, dan institusi lainnya (Tamba, 2011 Rizki dkk, 2013). Adapun rumus yang dipakai
menurut yaitu :
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖 𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 =𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟× 100%
2. Kepemilikan Institusi Asing
Kepemilikan Institusi asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki
oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus diluar negeri
(Nur’Aeni, 2010 dalam Rizki dkk, 2013). Berdasarkan penelitian Prayoga (2013), variabel
kepemilikan saham asing dalam penelitian ini diukur dengan menghitung persentase kepemilikan
saham asing terhadap total saham yang dimiliki perusahaan, dengan rumus sebagai berikut :
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖 𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 =𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖 𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟× 100%
3. Kepemilikan Publik
Kepemilikan publik merupakan sumber pendanaaan eksternal perusahaan yang diperoleh
dari penyertaan saham oleh masyarakat. Kepemilikan publik menunjukan proposi kepemilikan
saham oleh masyarakat yang masing-masing kepemilikan kurang dari 5% . Formula yang
digunakan untuk menghitung struktur kepemilikan publik menurut Fatimiyah (2013) yaitu :
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑝𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟× 100%
4. Profitabilitas
Definisi profitabilitas adalah salah satu penilaian kinerja manajemen dalam mencapai
tujuan perusahaan yaitu kenaikan laba, sedangkan definisi tingkat profitabilitas adalah suatu cara
untuk menggambarkan posisi laba perusahaan. Tingkat profitabilitas dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan Return on Assets (ROA).
𝑅𝑂𝐴 =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
5. Ukuran Perusahaan
Pengertian ukuran perusahaan adalah tingkatan perusahaan yang di dalamnya terdapat
kapasitas tenaga kerja, kapasitas produksi dan kapasitas modal. Besar kecilnya perusahaan dilihat
dari ukuran perusahaan yang dapat dilihat dari total aset.
Size= total aset
10
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada priode 2012-2015. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 132.
Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pupulasi tersebut
(Sugiyono, 2013:149). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling agar
diperoleh sampel yang sesuai dengan yang di tentukan. Teknik Purposive sampling adalah teknik
penetuang sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:156). Kriteria pengambilan sampel
yang digunakan adalah :
a. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2012 – 2015 dan menggunakan
mata uang rupiah selama periode 2012-2015.
b. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan (annual report) secara berturut-turut tahun
2012-2015.
c. Perusahaan tersebut menyediakan informasi pengungkapan manajemen risiko dan variabel
independen seperti kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan
publik, tingkat profitabilitas dan ukuran perusahaan dalam laporan tahunan (annual report)
atau laporan keuangan tahun 2012 – 2015.
Berdasarkan kriteria diatas, maka didapat jumlah sampel sebanyak 48 perusahaan selama
periode 2012-2015 yang telah memenuhi kriteria yang ditepatkan penulis.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Statistik Deskriptif
b. Uji Asumsi Klasik yaitu uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas
dengan menggunakan uji Park dan uji autokorelasi dengan menggunakan uji run test.
c. Untuk mengetahui pengaruh setiap variabel yaitu kepemilikan institusi domestik, kepemilikan
institusi asing, kepemilikan publik, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan manajemen risiko dapat digunakan metode analisis regresi berganda dengan
persamaan regresi sebagai berikut :
PMR = α + 2KID + 3KIA+3KP + 4ROA + 5UK +
Keterangan :
PMR = Pengungkapan Manajemen Risiko
α = Konstanta
1.... 5 = Koefisien Regresi Variabel Independen
KID = Kepemilikan Institusi Domestik
KIA = Kepemilikan Institusi Asing
KP = Kepemilikan Publik
ROA = Profitabilitas
UK = Ukuran Perusahaan
11
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengambilan sampel dengan mengunakan metode Purposive sampling maka
didapat sampel sebanyak 12 perusahaan. Jumlah observasi adalah sebanyak 48 yang diperoleh dari
12x4 (perkalian antara jumlah perusahaan dengan periode pengamatan).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik adalah memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi,maksimum serta minimum dari variabel-variabel independen dan
variabel dependen yang menggunakan SPSS versi 20.0.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation
RMD 48 ,22 ,89 ,6296 ,18526
KID 48 ,130 ,701 ,38958 ,188242
KIA 48 ,010 ,762 ,35831 ,233618
KP 48 ,037 ,376 ,20101 ,128968
ROA 48 ,000097 ,596 ,09524 ,100355
UK 48 3115421 354000000000
0
8030372648
78,62500
954136882969,
382700
Valid N (listwise) 48
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Hasil Uji Kolmogrov-smirnoov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,15700467
Most Extreme Differences
Absolute ,132
Positive ,102
Negative -,132
Kolmogorov-Smirnov Z ,914
Asymp. Sig. (2-tailed) ,374
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil analisis metode One-Sample Kolmogrov-Smirnoov terlihat pada tabel 4.2
hasil uji normalitas menunjukan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,374 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
12
Uji Multikolonieritas
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleranc
e
VIF
1
(Constant) ,257 ,265 ,970 ,338
Risk Management
Disclosure ,129 ,309 ,131 ,418 ,678 ,174 5,754
Kepemilikan
institusi asing ,514 ,251 ,648 2,050 ,047 ,171 5,846
Kepemilikan publik ,490 ,328 ,341 1,492 ,143 ,327 3,058
Profitabilitas ,158 ,258 ,086 ,614 ,543 ,877 1,140
Ukuran perusahaan 3,042E-
014 ,000 ,157 1,101 ,277 ,844 1,185
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance variabel kepemilikan institusi
domestik, kepemilikan institusi asing, kepimilikan publik, profitabilitas dan ukuran perusahaan lebih
besar dari 0,1 dan nilai VIF dari semua variabel independen lebih kecil dari 10, sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas atau tidak terjadi hubungan antara variabel bebas.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -9,562 3,392 -2,819 ,007
Kepemilikan institusi domestik 5,380 3,951 ,470 1,362 ,181
Kepemilikan institusi asing 4,588 3,209 ,498 1,430 ,160
Kepemilikan publik 7,602 4,204 ,455 1,808 ,078
Profitabilitas -3,527 3,298 -,164 -1,069 ,291
Ukuran perusahaan -3,611E-013 ,000 -,160 -1,021 ,313
a. Dependent Variable: Lnu2i
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keenam variabel
bebas tidak ada gejala heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (0,181, 0,160, 0,078, 0,291 dan 0,313 > 0,05).
13
Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea ,00406
Cases < Test Value 24
Cases >= Test Value 24
Total Cases 48
Number of Runs 30
Z 1,313
Asymp. Sig. (2-tailed) ,189
a. Median
Dari tabel 4.6 di atas menunjukan nilai signifikan 0,189 lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan model regresi telah terbebas dari autokorelasi.
Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Berganda
Model regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
(kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik, tingkat profitabilitas
dan ukuran perusahaan) terhadap variabel dependen (pengungkapan manajemn risiko).
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,257 ,265
,970 ,338
Kepemilikan institusi
domestik ,129 ,309 ,131 ,418 ,678
Kepemilikan institusi asing ,514 ,251 ,648 2,050 ,047
Kepemilikan publik ,490 ,328 ,341 1,492 ,143
profitabilitas ,158 ,258 ,086 ,614 ,543
Ukuran perusahaan 3,042E-014 ,000 ,157 1,101 ,277
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel diatas maka dapat di jelaskan :
PMR = 0,257 + 0.129KID + 0,514KIA + 0,490KP + 0,158ROA + 3,042UK + e
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kofisien regresi semua variable memiliki koefisien
dengan arah positif. Hal ini mendukung arah hubungan yang dihipotesiskan.
14
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui kontribusi dari variabel independen terhadap variabel dependen
dapat dilihat dari Adjusted R Square. Uji determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hasil uji koefisien dererminasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,531a ,282 ,196 ,16609
a. Predictors: (Constant), X5, X1, X4, X3, X2
Berdasarkan hasil pengujian dari tabel di atas menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar
0,196. Nilai Adjusted R Square ini menujukan bahwa besarnya kontribusi variabel independen
terhadap dependen adalah 19,6% sedangkan sisanya sebesar 80,4% ditentukan oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam model ini.
Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamaan terhadap variabel dependen/terikat.
Tabel 4.9
Hasil uji simultan (uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,455 5 ,091 3,296 ,013b
Residual 1,159 42 ,028
Total 1,613 47
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X5, X1, X4, X3, X2
Berdasarkan tabel 4.9, diperoleh Fhitung sebesar 3,296 sedangkan 2,01063 Ftabel dengan df
pembilang = 5 dan df penyebut = 48, sehingga Fhitung dan Ftabel tingkat signifikan 0,013, sig penelitian
< 0,05 maka (0,013 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, artinya kepemilikan institusi
domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara
bersamaan berpengaruh terhadap pengungkapan manajemen risiko.
15
Uji Parsial (Uji t)
Hasil Uji Persial (uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,257 ,265
,970 ,338
Kepemilikan institusi
domestik ,129 ,309 ,131 ,418 ,678
Kepemilikan institusi asing ,514 ,251 ,648 2,050 ,047
Kepemilikan publik ,490 ,328 ,341 1,492 ,143
Profitabilitas ,158 ,258 ,086 ,614 ,543
Ukuran perusahaan 3,042E-
014 ,000 ,157 1,101 ,277
a. Dependent Variable: Y
Hasil dan pengambilan keputusan dalam uji t variabel kepemilikan institusi domestik
berdasarkan analisis regresi diperoleh nilai Thitung sebesar 0,418 < Ttabel 2,01063 dan nilai
signifikan 0,678 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa maka dapat disimpulkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak, yang artinya kepemilikan institusi domestik secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan manajemen risiko.
Hasil dan pengambilan keputusan dalam uji t variabel kepemilikan institusi asing berdasarkan
analisis regresi diperoleh nilai Thitung sebesar 2,050 > Ttabel 2,01063 dan nilai signifikan 0,047 <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H2 diterima, yang artinya kepemilikan
institusi asing secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan manajemen risiko.
Hasil dan pengambilan keputusan dalam uji t variabel kepemilikan publik berdasarkan
analisis regresi diperoleh nilai Thitung sebesar 1,492 < Ttabel -2,01063 dan nilai signifikan 0,143 >
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H3 ditolak, yang artinya kepemilikan
publik secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen risiko.
Hasil dan pengambilan keputusan dalam uji t variabel profitabilitas berdasarkan analisis
regresi diperoleh nilai Thitung sebesar 0,614 < Ttabel 2,01063 dan nilai signifikan 0,543 > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H4 ditolak, yang artinya tingkat profitabilitas secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan manajemen risiko.
Hasil dan pengambilan keputusan dalam uji t variabel ukuran perusahaan berdasarkan analisis
regresi diperoleh nilai Thitung sebesar 1,101 < Ttabel 2,01063 dan nilai signifikan 0,277 > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H5 ditolak, yang artinya ukuran perusahaan secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen risiko.
Pembahasan
Pengaruh Kepemil1ikan Institusi domestik Terhadap Risk Management Disclosure
Kepemilikan institusi domestik tidak berpengaruh terhadap risk management
disclosure, hal ini dikarenakan rendahnya persentase jumlah saham oleh kepemilikan institusi
domestik yang memiliki kemampuan dalam mengendalikan pihak manajemen melalui proses
monitoring, menyebabkan kepemilikan saham oleh institusi tidak memliki wewenang dalam proses
risk management disclosure (Kristiono, 2014). Pengawasan yang dilakukan oleh pihak institusi
16
tersebut berguna untuk mengahalangi perilaku opportunistic manajer didalam risk management
disclosure. jumlah persentase kepemilikan akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
perusahaan didalam proses risk management disclosure. Selain itu pihak institusi domestik belum
mempertimbangkan bahwa risk management disclosure merupakan salah satu kriteria dalam
melakukan suatu investasi. Sehingga para stakeholder tersebut cenderung tidak memberikan tekanan
terhadap perusahaan untuk lebih detail dalam memberikan informasi mengenai risk management
disclosure di dalam laporan tahun perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(Kristiono, 2014) dan (Rizki dkk 2013) menunjukan hasil yang sama kepemilikan institusi domestik
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan manajemen risiko.
Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing Terhadap Risk Management Disclosure
kepemilikan institusi asing berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan manajemen
risiko. Kepemilikan institusi asing menjadikan pihak manajemen lebih meningkatkan mutu kinerjanya
karena pihak asing mempunyai standar yang tinggi sehingga semakin tinggi kepemilikan asing yang
dimiliki perusahaan, mereka akan menunjukan bagaimana cara-cara yang telah ditempuh untuk
menanggulani risiko-risiko yang dihadapi perusahaan. Selain itu adanya standar tinggi yang
diharapkan dari pihak asing tersebut membuat perusahaan dikelola lebih baik untuk mengurangi
kemungkinan risiko yang akan dihadapi perusahaan, sehingga nantinya manajemen risiko yang perlu
diungkapkan akan semakin sedikit pula. Semakin tingginya kepemilikan institusi asing dapat
dikatakan juga meningkatnya utang asing akibat dari aliran modal asing yang masuk keperusahaann,
hal ini meningkatkan pengungkapan manajemen risiko yang dibutuhkan oleh para pemegang saham
asing tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Prayoga & Amilia, 2013)
menunjukan hasil yang sama kepemilikan institusi asing berpengaruh terhadap pengungkapan
manajemen risiko.
Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Risk Management Disclosure
kepemilikan publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan manajemen
risiko. Hal ini di karenakan kepemilikan publik bukan merupakan internal perusahaan sehingga tidak
memberikan pengawasan yang optimal kepada manajemen untuk mengungkapan risiko. Dan semakin
banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan makan akan semakin banyak pula
poin-poin penting yang dituntut untuk dibuka oleh perusahaan secara luas. Di lain hal, ada dorongan
bagi manajemen untuk selektif dalam melakukan pengungkapan informasi karena pengungkapan
informasi mengandung biaya. Manajemen hanya akan mengungkapan informasi jika manfaat yang
diperoleh dari pengungkapan melebihi biaya pengungkapan informasi tersebut. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan (Rizki dkk, 2013) dan (Aprilia dkk, 2015). menunjukan hasil yang sama
kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan manajemen risiko.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Risk Management Disclosure
Tingkat profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan manajemen
risiko. Hal ini menjelaskan bahwa profitabilitas perusahaan mengalami penurunan. Suatu perusahaan
yang mengalami penurunan cendrung akan lebih sedikit mengungkapkan risiko. Karena semakin
rendahnya laba menunjukan bahwa kinerja perusahaan sedang tidak baik, menyebabkan perusahaan
tidak lengkap dalam melakukan pengungkapan risiko. Hal tersebut dikarenakan pihak manajemen
tidak ingin para investor ragu untuk menginvestasi modalnya. Selain itu, pengungkapan risiko dapat
memberikan informasi yang berguna kepada pesaing, dapat mempengaruhi posisi kompetitif
perusahaan dalam pasar. Pesaing akan mengetahui risiko-risiko apa saja yang sedang atau akan
dihadapi perusahaan, kemudian mengambil tindakan yang mungkin akan membahayakan posisi
perusahaan dalam pasar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (melani dan amin, 2016)
17
dan (Anisa dan Prastiwi, 2013) menunjukan hasil yang sama yaitu tingkat profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan manajemen risiko.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Risk Management Disclosure
ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan manajemen
risiko. Perusahaan yang memiliki aset yang besar sangat dimungkinkan memiliki kegiatan usaha yang
lebih banyak serta memiliki sumber daya lebih banyak (Kumalasari, dkk., 2014). Selain itu, semakin
luas pengungkapan yang dilakukan perusahaan akan berdampak pada banyaknya informasi yang
harus dipublikasikan serta biaya yang akan dikeluarkan perusahaan. Sehingga, beberapa perusahaan
yang memiliki total aset yang besar hanya melakukan pengungkapan sukarela. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan (Prayoga & Amilia, 2013)dan (Aprilia dkk, 2015) menunjukan hasil yang
sama ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan manajemen risiko.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusi Domestik, Kepemilikan Institusi
Asing, kepemilikan Publik, Tingkat Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Risk
Management Disclosure.
Berdasarkan hasil pengujian silmutan (uji F) membuktikan bahwa Kepemilikan
Institusi Domestik, Kepemilikan Institusi Asing, kepemilikan Publik, Tingkat Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan Terhadap Risk Management Disclosure pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2015. Hal ini dibuktikan dengan nilai
Thitung sebesar 3,296 dan Ttabel sebesar 2,01063 dengan tingkat signifikan 0,013, sig penelitian < 0,05
maka (0,000<0,005) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
PENUTUP DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti pada bab
sebelumnya, maka kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepemilikan institusi domestik tidak memiliki pengaruh terhadap risk management disclosure
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2015.
2. Kepemilikan institusi asing memiliki pengaruh terhadap risk management disclosure pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2015.
3. Kepemilikan publik tidak memiliki pengaruh terhadap risk management disclosure pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2015.
4. Profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap risk management disclosure pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2015.
5. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap risk management disclosure perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2015.
Keterbatasan penelitian
1. Keterbatasan dalam variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian hanya kepemilikan
institusi domestik, kepemilikan institusi asing, tingkat profitabilitas dan ukuran perusahaan.
2. Periode penelitian terbatas hanya 2012-2015.
3. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya agar dapat memperluas periode penelitian untuk memperoleh jasil
yang lebih akurat sehingga dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.
2. Memperbanyak sampel penelitian dari beberapa tau seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.
3. Mengunakan variabel yang berbeda yang memiliki pengaruh terhadap pengugkapan
manajemen risiko.
18
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, C. H. (2014). Pengaruh kompetisi, Corporate Governance, struktur kepemilikan terhadap
pengungkapan risiko. Skripsi. Universitas Diponegoro .
Anisa, W. G. (2012). analisis faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko (studi
empiris pada laporan tahunan perusahaan-perusahaan Nonkeuangan yang terdaftar di BEI tahun 2010.
Skripsi, Semarang : fakultas Ekonomika dan Bisnis. universitas Diponegoro .
Aprilia, F. T., & Wicaksono, A. (2015). Analisis Struktur Kepemilikan, Likuiditas, Profitabilitas dan
ukuran perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko. Universitas Bina
Nusantara Jakarta .
azlan amran, a. m. (2009). risk reporting an exploratory study management disclosure in malaysia
annual report. managerial auditing journal, vol. 24, no. 1 , 39-57.
Darwawi, H. (2016). Manajemen risiko. Jakarta: Bumi askara.
Djohanputro, B. (2013). Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi Panduan Penerapan dan
Pengembangan . Jakarta: Ppm Manajemen.
Doi, C. J. (2014). Analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadp pengungkapan risiko (studi
empiris pada perusahaaan non-finansial yang listing di bursa efek indonesia tahun 2010-2012.
Skripsi.Universitas diponogoro .
Fathimiyah, V., Zulfikar, R., & Fitriyani, F. (2013). Pengaruh struktur kepemilikan terhadapa Risk
Management Disclosure. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa .
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponogoro.
Hassan, & Mustofa, k. (2009). UAE Corporations-specific Characteristic and Level of Risk
Disclosure. Managerial Auditing Journa , 24, 668-687.
Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: PT Grasindo.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2010). Exposure Draft (ED) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 60 (Revisi 2010).
Indriyani, F. L. (2014). Analisi pengaruh struktur kepemilikan, komisaris independen, dan ukuran
perusahaan terhadap Risk Disclosure . Skripsi. Universitas Diponegoro .
Kristiono. (2014). Pengaruh struktur kepemilikan, struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap
risk management disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jom
Fekon Vol. 1 No. 2 Universitas Riau , 5.
Kusumaningrum, A. R. (2013). Pengaruh kepemilikan institusional dan karakteristik dewan komisaris
terhadap pengungkapan manajemen risiko (Studi Empiris Pada laporan tahunan
19
Perusahan-perusahaan Non-Keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2012. Skripsi. semarang : Fakultas
Ekonomika dan Bisnis. UNDIP .
Linsley, P. M., & Shrives, P. J. (2006). Risk Reporting : A Study of Risk Disclosure in the Annual
Reports of UK Companie. he Bristish Accounting Review, Vol. 38 , 387- 404.
Melani, U., & Amin, m. A. (2015). Pengaruh kepemilikan manajemen, jenis industri, diversifikasi
produk, profitabilitas dan umur perusahaan terhadap pengungkapan manajemen risiko papa industri
perbankan dan manufaktur. Universitas Muhammdiyah Magelang .
Ningsih, s., & Gunawan, B. (2016). Analisi faktor-faktor yang mempengaruhi risk management
disclosure (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014).
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .
Ningsih, S., & Gunawan, B. (2016). Anlisis faktor-faktor yang mempengaruhi risk management
disclosure (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun
2012-2014). Universitas muhammadiyah Yogyakarta .
Nur'Aeni, D. (2010). Pengaruh struktur kepemilikan saham terhadp kinerja perusahaan (studi kasus
pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI). Fakultas ekonomi Universitas Diponegoro .
Oktarina, M. (2015). Analisi pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan risiko pada
perusahaan-perusahaan yng listing di BEI tahun 2013. skripsi. Universitas dipenogoro .
Prayoga, E. B., & Amilia, L. S. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran perusahan
terhadap pengungkapan manajemen risiko. Akuntansi dan keuangan , 1-9.
Risk Reporting: An Exploratory Study on Risk Management Disclosure in Malaysian Annual Reports.
(2009). Managerial Auditing Journal , 24 (1), 39-57.
Rizki, A., Muslim, R. Y., & Rahmawati, N. (2013). pengaruh struktur kepemilikan dan tingkat
profitabilitas terhadap risk management disclosure (studi survei industri perbankan yang listing
dibursa efek indonesia tahun 2009-2011). fakultas ekonomi universitas bung hatta .
Sibagariang, R., & Setiana, E. (2013). Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal
Telaah Akuntansi , 15 (1), 17-31.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Yogyakarta: Alfabeta.
Tunggal, H. S. (2011). Pokok-Pokok Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Harvarindo .