kesesuaian ekologi mangrove untuk...

15
1 KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI SUNGAI NYIRIH KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU Thaibatul Mutrika Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Febrianti Lestari Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Fitria Ulfah Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian ekologi mangrove dan mengetahui potensi sosial masyarakat untuk pengembangan kawasan ekowisata mangrove di Sungai Nyirih. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai dengan Januari 2017. Dalam penentuan stasiun penelitian digunakan metode purposive sampling sehingga dapat mewakili populasi. Tingkat kesesuaian ekologi mangrove di tiap stasiun sampling di kawasan ekosistem mangrove Sungai Nyirih termasuk dalam kriteria sangat sesuai (S1) dengan persentase 80-100%. Hasil wawancara terhadap potensi sosial masyarakat berdasarkan persepsi, sikap dan keterlibatan masyarakat menunjukkan kawasan ekosistem mangrove Sungai Nyirih sesuai untuk pengembangan kawasan ekowisata mangrove. Kata kunci: Kesesuaian Ekologi Mangrove, Potensi Sosial Masyarakat, Pengembangan Ekowisata Mangrove, Sungai Nyirih

Upload: vunhi

Post on 06-Feb-2018

287 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

1

KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK PENGEMBANGAN

KAWASAN EKOWISATA DI SUNGAI NYIRIH

KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Thaibatul Mutrika

Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Febrianti Lestari

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Fitria Ulfah

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian ekologi mangrove dan mengetahui

potensi sosial masyarakat untuk pengembangan kawasan ekowisata mangrove di Sungai Nyirih.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai dengan Januari 2017. Dalam penentuan

stasiun penelitian digunakan metode purposive sampling sehingga dapat mewakili populasi.

Tingkat kesesuaian ekologi mangrove di tiap stasiun sampling di kawasan ekosistem mangrove

Sungai Nyirih termasuk dalam kriteria sangat sesuai (S1) dengan persentase 80-100%. Hasil

wawancara terhadap potensi sosial masyarakat berdasarkan persepsi, sikap dan keterlibatan

masyarakat menunjukkan kawasan ekosistem mangrove Sungai Nyirih sesuai untuk

pengembangan kawasan ekowisata mangrove.

Kata kunci: Kesesuaian Ekologi Mangrove, Potensi Sosial Masyarakat, Pengembangan

Ekowisata Mangrove, Sungai Nyirih

Page 2: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

2

CONFORMITY ECOLOGY MANGROVE TO REGIONAL

DEVELOPMENT ECOTOURISM IN A SUNGAI NYIRIH

KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA

THE PROVINCE RIAU ISLANDS

Thaibatul Mutrika

Student of Aquatic Resource Management, FIKP UMRAH, [email protected]

Febrianti Lestari

Lecture of Aquatic Resource Management, FIKP UMRAH, [email protected]

Fitria Ulfah

Lecture of Aquatic Resource Management, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRACT

Research aims to understand conformity ecology mangrove and examine the potential

community social to regional development ecotourism mangrove in a river nyirih. This study was

conducted in july 2016 to january 2017. In the determination of research station used method of

purposive sampling so that it can be represent population. The level of ecology mangrove in every

station sampling in the region ecosystem mangrove river nyirih including on the criteria very

appropriate (an undergraduate degree) with the 80-100%. The results of the interviews about the

potential of community social perceived, attitude and the involvement of people show area

mangrove ecosystem river nyirih appropriate for regional development ecotourism mangrove.

Password: Conformity Ecology Mangrove, Potential Community Social, Mangrove Ecotourism

Development, Sungai Nyirih

Page 3: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

3

I. PENDAHULUAN

Sungai Nyirih merupakan kawasan

pesisir yang terletak di Provinsi Kepulauan

Riau tepatnya di kota Tanjungpinang. Secara

administratif, Sungai Nyirih termasuk

bagian dari Kelurahan Kampung Bugis,

Kecamatan Tanjungpinang Kota. Pada

kawasan ini mengalir sungai dengan air yang

tergolong payau (Amin, 2013 dalam Amin,

2015). Di sepanjang kawasan sungai Nyirih

ditumbuhi oleh mangrove.

Ekosistem mangrove yang berada

di Sungai Nyirih memiliki luasan sekitar ±32

Ha. Berdasarkan observasi awal terlihat

ekosistem mangrove di Sungai Nyirih

terbilang masih dalam kondisi cukup baik.

Menurut Amin (2013) dalam Amin (2015),

vegetasi mangrove yang banyak ditemukan

adalah jenis dari family Rhizophoraceae.

Keberadaan ekosistem mangrove di

Sungai Nyirih yang cukup luas dapat

dijadikan sebagai tujuan objek wisata

mangrove. Selain sebagai fungsi ekologi,

keberadaan mangrove juga mampu

menunjang kehidupan masyarakat sekitar

dalam segi perekonomiannya. Hal ini

berkenaan dengan wacana atau isu

pemerintah untuk menjadikan Sungai Nyirih

sebagai kawasan ekowisata. Kegiatan

ekowisata mangrove dapat menjadi salah

satu alternatif untuk melibatkan masyarakat

dalam melestarikan lingkungan pesisir.

Untuk mengetahui sesuai atau

tidaknya ekosistem mangrove Sungai Nyirih

yang akan dijadikan kawasan ekowisata,

maka perlu dilakukan pengkajian mengenai

kesesuaian ekologi mangrove untuk

pengembangan kawasan ekowisata. Hal ini

juga berkaitan dengan tidak tersedianya

referensi mengenai kesesuaian mangrove

yang sangat dibutuhkan untuk

pengembangan ekowisata mangrove di

daerah tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kesesuaian ekologi

mangrove untuk pengembangan

kawasan ekowisata di Sungai

Nyirih.

2. Mengetahui potensi sosial

masyarakat untuk pengembangan

kawasan ekowisata mangrove di

Sungai Nyirih.

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Memberikan informasi mengenai

adanya kawasan mangrove yang

dapat dijadikan sebagai kawasan

ekowisata sekaligus sebagai bahan

pertimbangan bagi pemerintah

dalam pengambilan keputusan

sebagai upaya mempromisikan

pengembangan daerah.

2. Memberikan pemahaman kepada

masyarakat setempat mengenai

dampak positif apabila ada kegiatan

pengembangan kawasan ekowisata

mangrove baik di segi lingkungan,

sosial, dan ekonominya yang dapat

memberikan pendapatan alternatif

untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat setempat.

Page 4: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan

ekosistem utama dalam mendukung

kehidupan di wilayah pesisir karena

memiliki produktifitas dan kompleksitas dari

ekologi lingkungan yang khas, sehingga

menjadikan ekosistem mangrove memiliki

fungsi yang sangat kompleks dari segi fisik,

ekologi, ekonomi dan sosial budaya

(Gufron, 2012 dalam Azkia, 2013).

Ekowisata

Definisi ekowisata pertama kali

diperkenalkan oleh organisasi The

Ecotourism Society pada tahun 1990 sebagai

suatu bentuk perjalan wisata ke area alami

yang dilakukan dengan tujuan

mengkonservasi lingkungan dan

melestarikan kehidupan dan kesejahteraan

penduduk setempat. Semula ekowisata

dilakukan oleh wisatawan pencinta alam

yang menginginkan di daerah tujuan wisata

tetap utuh dan lestari. disamping budaya dan

kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga

(Yulianda, 2007 dalam Djunaedi, 2011).

Namun dalam perkembangannya, bentuk

ekowisata ini terus berkembang karena

banyak digemari oleh wisatawan.

Wisatawan ingin berkunjung ke area alami,

yang dapat menciptakan kegiatan bisnis.

Ekowisata kemudian didefinisikan sebagai

bentuk dari perjalanan bertanggung jawab ke

area alami dan berpetualang yang dapat

menciptakan industri pariwisata.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Juli 2016 sampai dengan Februari

2017. Lokasi penelitian dilakukan di

kawasan mangrove Sungai Nyirih

Kecamatan Tanjungpinang Kota, Provinsi

Kepulauan Riau (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi Penelitian Sungai Nyirih

Alat dan bahan yang digunakan

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel

1 dan 2.

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam

Penelitian

No Alat Kegunaan

1

GPS (Global

Positioning

System)

Mengetahui posisi

stasiun penelitian

atau transek

2 Sampan

Alat transportasi

menuju lokasi

penelitian

3 Tali Rafia Membuat garis

transek dan plot

4

Tali Berskala

yang diberi

Pemberat

Mengukur

kedalaman pasang

surut

5 Roll Meter Mengukur jarak

antar transek

6 Kamera Dokumentasi

7 Alat Tulis Mencatat data

penelitian

8

Buku

identifikasi

mangrove

Panduan

mengindentifikasi

jenis mangrove

9 Parang Memotong kayu

untuk transek

Page 5: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

5

10 Kantong

Plastik Wadah sampel

11 Kertas Label Memberi tanda

sampel

12 Lembaran

Kuisioner

Bahan wawancara

masyarakat

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam

Penelitian

No Bahan Kegunaan

1 Mangrove Sebagai sampel

penelitian

2 Biota Asosiasi Sebagai sampel

penelitian

3 Masyarakat Sebagai objek

(tujuan kuesioner)

Stasiun penelitian ditentukan

berdasarkan observasi awal sebelum

penelitian dilakukan. Stasiun penelitian

ditentukan dengan menggunakan metode

purposive sampling, yaitu penentuan lokasi

berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan

sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri

sehingga dapat mewakili populasi (Arikunto,

2006 dalam Rozalina, 2014). Dalam hal ini

tujuan peneliti untuk melihat kesesuaian

ekologi mangrove untuk pengembangan

kawasan ekowisata Sungai Nyirih. Guna

membandingkan kesesuaian kawasan

ditetapkan tiga stasiun pengamatan dengan

rincian sebagai berikut :

1. Stasiun I terletak di kawasan daerah

hulu Sungai Nyirih, dengan titik

koordinat x 104, 474923o dan y 0,

97500o. Daerah yang letaknya jauh

dari permukiman masyarakat dan

terdapat aktivitas penangkapan.

2. Stasiun II terletak di pertengahan

Sungai Nyirih, dengan titik

koordinat x 104, 488246o dan y 0,

981269o. Daerah yang letaknya

berdekatan dengan permukiman

masyarakat.

3. Stasiun III terletak di kawasan

daerah hilir Sungai Nyirih, dengan

titik koordinat x 104, 498506o dan y

0, 978496o.

Pengamatan vegetasi di kawasan

hutan mangrove dilakukan dengan cara

mengambil contoh-contoh bagian tumbuhan,

seperti ranting, daun, dan buahnya kemudian

mencatat nama daerah, ciri-ciri, tempat

tumbuhnya yang kemudian diidentifikasi

dengan melihat buku petunjuk yang ada,

serta menghitung kerapatannya. Dasar

penentuan jenis mangrove beracuan pada

buku Panduan Pengenalan Mangrove

Indonesia (Noor, 2006).

Berdasarkan Kepmeneg LH No.

201 tahun 2004 tentang kriteria baku dan

pedoman penentuan kerusakan mangrove,

metode yang digunakan untuk mengetahui

kondisi mangrove adalah dengan

menggunakan Metode Transek Garis dan

Petak Contoh (Line Transect Plot).

Pengumpulan data biota mangrove

dilakukan dengan cara pengamatan secara

langsung di lapangan, dengan cara

mengambil contoh biota yang ada di

ekosistem mangrove seperti kepiting, ikan

kemudian mencatat kemudian mencatat

nama daerah, ciri-ciri jenis biota tersebut,

dan melakukan wawancara kepada nelayan

yang beraktivitas melakukan penangkapan

ikan di kawasan mangrove tersebut.

Pengumpulan data sosial

masyarakat ditujukan bagi masyarakat

Sungai Nyirih dari kategori kepala keluarga,

Page 6: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

6

pelaku usaha, dan kelompok usaha bersama

di Sungai Nyirih yang bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat persepsi,

sikap, dan keterlibatan masyarakat.

Tabel 3. Pengumpulan Data Responden

Sumbe

r

Respon

den

Jumlah

Respon

den

Metod

e

Sampl

ing

Alasan

Masyar

akat

Sungai

Nyirih

dari

kategori

kepala

keluarg

a

30

responde

n

Rando

m

sampli

ng

Berkaitan

dengan

kesempata

n yang

sama

dalam

masyaraka

t.

Pengusa

ha

1. Pelak

u

usaha

(hom

e

indust

ry)

peror

angan

,

terdiri

dari 1

orang

.

Purpo

sive

sampli

ng

Berdasark

an

observasi

awal pada

lokasi

penelitian,

menunjuk

kan bahwa

jumlah

pengusaha

tidak

terlalu

banyak

sehingga

memungki

nkan

untuk

diambil

dari

keseluruha

n total

pengusaha

yang ada

di Sungai

Nyirih

2. Kelo

mpok

usaha

bersa

ma,

terdiri

dari 1

kelo

mpok

usaha

Sumber: Data primer (2016)

Total responden yang diambil

dengan kuesioner sebanyak 30 responden

dianggap cukup memenuhi minimal 30

responden (Gay dan Diehl, 1996 dalam

Setiawan, 2013). Menurut Burn (1993)

dalam Mirawati (2013), jumlah responden

sebanyak 30 orang merupakan dasar

penentuan jumlah sampel bagi peneliti

pemula agar mudah dianalisis, selain itu

pengumpulan sebanyak 30 responden juga

dikarenakan waktu yang terbatas dan data

yang diambil hanya sebagai data pendukung.

Perhitungan kerapatan mangrove

yang dihitung hanya jenis pohon (mangrove

sejati) yang berdiameter 10 cm atau lebih,

dengan ukuran petak atau sub-petak yang

digunakan untuk pohon adalah 10 x 10 m.

Data yang akan diambil terdiri dari 34 plot.

Rumus yang digunakan untuk menghitung

kerapatan mangrove sebagai berikut :

Di = ni

A

Keterangan :

Di = Kerapatan jenis i (pohon/ha)

ni = Jumlah total tegakan dari jenis

i (pohon)

A = Luas area total pengambilan

contoh (ha)

Pengukuran lebar sungai

menggunakan software yaitu google earth.

Sampling lebar sungai yang akan dihitung

dipilih secara acak dari hulu ke hilir.

Pengolahan data untuk lebar sungai yaitu

dengan menghitung nilai rata-rata dari

sampling lebar sungai sebagai berikut :

Lebar sungai =

Nilai persentase responden didapat

menggunakan rumus (Tuwo, 2011), sebagai

berikut.

TPM = n/N x 100

Page 7: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

7

Keterangan : TPM = Tingkat Persepsi Masyarakat (%)

n = Jumlah responden Persepsi ke-I

(orang)

N = Jumlah Total Responden (orang)

Kesesuaian ekowisata ekosistem

mangrove untuk pengembangan dalam

kegiatan ekowisata memerlukan analisis

suatu kelayakan, oleh karena itu dalam

penelitian ini mempertimbangkan 11

parameter dengan 4 kategori penilaian yaitu

Kategori S1 (sangat sesuai), kategori S2

(sesuai), kategori S3 cukup sesuai dan

kategori SN (tidak sesuai).

Rumus yang digunakan untuk

kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari

adalah :

IKW = Σ (Ni/Nmaks) x 100 %

Keterangan:

IKW = Indeks kesesuaian ekosistem untuk

wisata mangrove

Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor)

Nmaks = Nilai maksimum dari kategori wisata

mangrove

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Wilayah Penelitian

Sungai Nyirih terletak di Kelurahan

Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang

Kota, Provinsi Kepulauan Riau. Jarak dari

pusat pemerintah Kecamatan sekitar 15 km.

Sungai Nyirih memiliki batas wilayah

administrasi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Batas Administrasi Sungai Nyirih

No Letak Desa/Kelurahan

1 Sebelah

Utara

Berbatasan dengan Desa

Tembeling

2 Sebelah Berbatasan dengan

Selatan Kelurahan

Tanjungpinang Kota

3 Sebelah

Barat

Berbatasan dengan

Kelurahan Senggarang

4 Sebelah

Timur

Berbatasan dengan

Kelurahan Air Raja

Sumber: Arsip Sungai Nyirih (2016)

Potensi Biologi Kesesuaian Ekosistem

Mangrove

Ketebalan Mangrove

Gambar 2. Ketebalan Mangrove Sungai

Nyirih

(Sumber: Data Primer (2016))

Kerapatan Mangrove

Gambar 3. Kerapatan Mangrove Sungai

Nyirih

(Sumber: Data Primer (2016))

Jenis Mangrove

Tabel 6. Jenis – jenis Mangrove yang

ditemukan di Sungai Nyirih

N

o Nama Lokal Spesies

Stasiun

1 2 3

1 Teruntun Aegiceras

corniculatum - - +

2 Mange- Aegiceras + + +

Page 8: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

8

kasihan floridum

3 Burus Bruguiera

cylindrical + - +

4 Pertut Bruguiera

gymnorrhiza + + +

5 Tengar Ceriops tagal - - +

6 Teruntum

merah

Lumnitzera

littorea + + +

7 Bakau minyak Rhizophora

apiculata + + +

8 Bakau hitam Rhizophora

mucronata + + +

9 Bakau Rhizophora

stylosa + + +

10 Duduk

Scyphiphora

hydrophyllace

ae

+ - +

11 Nyireh Xylocarpus

granatum + + +

12 Nyirih Xylocarpus

moluccensis + + +

Keterangan: (+) ditemukan, (-) tidak ditemukan

Sumber: Data Primer (2016)

Objek Biota

Tabel 7. Jenis Biota yang ditemukan di

Ekosistem Mangrove Sungai Nyirih

Kelom

pok

Fauna

Objek

Biota Jenis Biota

Daratan

/terresti

al

Burung

Elang (Haliaeetus

sp.)

Bangau

(Ciconiidae sp.)

Punai (Treron sp.)

Wallet (Collocalia

sp.)

Reptil

Biawak (Varanus

salvator)

Buaya

(Crocodylus sp.)

Ular bakau

(Chrysopelea sp.)

Mamalia

Monyet (Macaca

fascicularis)

Tupai (Tupaia

javanica)

Peraira

n/akuat

ik

Ikan

Mata kucing

(Psammoperca

waigiensis)

Pinang-pinang

(Upeneus

sulphureus)

Crustacea

Kepiting bakau

(Scylla serrata)

Udang galah

(Macrobrachium

rosenbergii)

Moluska

Siput isap/nenek

(Cerithidea

quadrata)

Siput betina

(Nerita undata)

Sumber: Data Primer (2016)

Potensi Fisik Kesesuaian Ekosistem

Mangrove

Kedalaman Sungai

Tabel 8. Kedalaman Sungai Nyirih

Stasiun Kedalaman (m)

I 4,2

II 4,5

III 3,6

Sumber: Data Primer (2016)

Pasang Surut

Gambar 4. Grafik Pasang Surut

(Sumber: DISHIDROS (2015))

Lebar Sungai

Tabel 9. Lebar Sungai Nyirih

Stasiun Lebar Sungai (m)

I 219

II 85

III 468

Sumber: Data Primer (2016)

Panjang Sungai

Panjang sungai diukur untuk

mengetahui panjang lintasan tour Sungai

Page 9: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

9

Nyirih dengan menggunakan tool path pada

google earth. Panjang sungai di perairan

Sungai Nyirih yaitu ±3 km. Panjangnya

sungai di perairan Sungai Nyirih nantinya

dapat dimanfaatkan bagi wisatawan untuk

menikmati telusur sungai dalam kegiatan

kawasan ekowisata mangrove.

Sumber Air Tawar

Tabel 10. Jarak Sumber Air Tawar Sungai

Nyirih

Stasiun Jarak Sumber Air

Tawar (km)

I ± 1 km

II ± 0,24 km

III ± 2 km

Sumber: Data Primer (2016)

Aksesibilitas

Berdasarkan hasil pengamatan,

aksesibilitas untuk menuju Sungai Nyirih

sangatlah mudah. Dua jalur alternatif sudah

disediakan untuk menempuh jalan ke Sungai

Nyirih yaitu jalan darat dan jalan laut. Untuk

jalur darat dapat dilalui dari arah Lintas

Barat ke arah Tanjunguban sedangkan untuk

jalur laut dapat dilalui dari dermaga Desa

Madung.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di

Sungai Nyirih terbilang masih kondisi cukup

memadai. Tersedianya fasilitas yang

dibutuhkan masyarakat, seperti: fasilitas

kebersihan dan kesehatan meliputi tong

sampah umum, WC umum, kamar mandi

umum, sumur umum), serta fasilitas

pendukung seperti: taman bermain anak-

anak, pondok bersalin, dan rumah ibadah

(masjid).

Potensi Sosial Masyarakat

Persepsi, Sikap, dan Keterlibatan

Masyarakat

Gambar 5. Persepsi masyarakat tentang

mangrove

Page 10: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

10

Gambar 6. Persepsi masyarakat tentang

ekowisata

Gambar 7. Persepsi masyarakat tentang

biota asosiasi mangrove

Gambar 8. Sikap responden tentang

ekowisata

Persepsi Pelaku Usaha dan Kelompok

Usaha

Wawancara dilakukan pada satu

pelaku usaha yang menjalani usaha pabrik

tahu dan pada satu kelompok usaha bersama

(KUBE) perikanan yaitu budidaya.

Berdasarkan hasil wawancara, dimana untuk

pelaku usaha yang menjalani usaha pabrik

tahu mengatakan usaha pabrik tahu sudah

Page 11: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

11

berjalan >5 tahun dengan melibatkan

masyarakat Sungai Nyirih. Dalam usaha

tahu ini tidak ada campur tangan

pemerintah, yang artinya usaha berdiri dari

modal pribadi tanpa ada campur tangan

pihak lain. Sedangkan untuk kelompok

usaha bersama perikanan yaitu budidaya,

mengatakan usaha yang dijalani sekitar

kurang lebih 5 tahun berjalan. Masyarakat

sungai nyirih pun ikut terlibat dalam KUBE

ini, sekitar 5 orang. Adanya campur tangan

dari pihak pemerintah membuat usaha ini

terus berkembnag pesat, dimana mereka

mendapatkan bibit ikan untuk budidaya ikan

yang mereka jalani.

Mengenai adanya rencana akan

dikembangkannya Sungai Nyirih menjadi

kawasan ekowisata, baik dari pelaku usaha

dan KUBE di Sungai Nyirih ini sangat

setuju. Alasannya usaha mereka dapat ikut

berpartisipasi dalam kuliner yang akan

dijajakan dan mereka sudah lama

mengetahui isu tentang pemerintah yang

akan menjadikan kawasan mangrove Sungai

Nyirih sebagai kawasan ekowisata, dan

mereka sangat diuntungkan dengan

pengembangan itu. Selain itu juga, dari

KUBE sendiri selain hasil pembibitan yang

akan menambah pasokan kuliner, juga

mengatakan keberadaan keramba budidaya

yang ada di perairan Sungai Nyirih juga

dapat dijadikan daya tarik

wisatawan/pengunjung untuk melihatnya.

Bagi pelaku usaha pabrik tahu mereka setuju

terhadap rencana pemerintah mengenai

pengembangan kawasan ekowisata di Sungai

Nyirih, hanya saja mereka membutuhkan

respon baik dari pemerintah, dimana mereka

membutuhkan sosialisasi mengenai tata cara

pengelolaan limbah tahu agar tidak

mencemari lingkungan, karena selama ini

pembuangan limbah hanya sebatas

pembuangan disekitar pabrik saja. Dalam hal

ini masyarakat juga mengatakan, limbah

yang dihasilkan dari tahu sangat

mengganggu aktivitas masyarakat setempat

dikarenakan menimbulkan bau yang tidak

sedap disebabkan tidak adanya penanganan

yang tepat terhadap limbah tahu tersebut.

Kesesuaian Ekowisata Mangrove

Dalam suatu pengembangan

ekowisata diperlukan analisis kesesuaian

terhadap semua kriteria yang berkaitan

dengan ekologi mangrove yang mencakup

potensi biologi (seperti: ketebalan

mangrove, kerapatan mangrove, jenis

mangrove, objek biota), serta potensi

fisiknya (seperti: kedalaman sungai, pasang

surut, aksesibilitas, sumber air tawar, lebar

sungai, panjang sungai, sarana dan

prasarana). Menurut Yulianda (2007) dalam

Rozalina (2014), penentuan kesesuaian

berdasarkan perkalian skor dan bobot yang

diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian

kawasan dilihat dari tingkat persentase

kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai

dari seluruh parameter.

Kesesuaian Ekologi Mangrove Stasiun I

Kesesuaian ekologi mangrove

untuk pengembangan kawasan ekowisata

mangrove pada stasiun I sangat sesuai,

dengan nilai diantara 80 – 100%. Dengan

Page 12: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

12

demikian, kondisi ekosistem mangrove

Sungai Nyirih pada stasiun I layak untuk

dijadikan kawasan ekowisata mangrove.

Dilihat dari 11 parameter dalam

penentuan kesesuian ekowisata mangrove,

perhitungan yang mendapat nilai tertinggi

adalah dari parameter jenis mangrove

dengan bobot 4. Dimana bobot 4 merupakan

parameter yang penting dalam menentukan

kesesuaian untuk pengembangan kawasan

ekowisata mangrove.

Kesesuaian Ekologi Mangrove Stasiun II

Pada stasiun II termasuk dalam

kriteria sangat sesuai dengan nilai 86%.

Dengan demikian, kondisi ekosistem

mangrove Sungai Nyirih pada stasiun II

layak untuk dijadikan kawasan ekowisata

mangrove. Sama halnya dengan stasiun I,

perhitungan analisis kesesuaian ekowisata

pada stasiun II dari parameter jenis

mangrove juga mendapat nilai tertinggi

dengan bobot 4 dan skor 4.

Kesesuaian Ekologi Mangrove Stasiun III

Pada stasiun III termasuk dalam

kriteria sangat sesuai dengan nilai 83%.

Dengan demikian, kondisi ekosistem

mangrove Sungai Nyirih pada stasiun III

sesuai untuk dijadikan kawasan ekowisata

mangrove. Perkalian antara bobot dengan

skor untuk stasiun III didapatkan nilai

tertinggi pada parameter jenis mangrove.

Dengan demikian, baik pada stasiun

I, stasiun II, maupun III dikategorikan sangat

sesuai dalam mendukung rencana

pengembangan kawasan ekowisata

mangrove. Hal ini berkaitan dengan potensi

sosial masyarakat, baik mengenai persepsi,

sikap, maupun keterlibatan masyarakat

dalam pengembangan kawasan ekowisata

mangrove. Mayoritas masyarakat sungai

Nyirih mengetahui benar tentang mangrove,

fungsi mangrove, biota asosiasi mangrove.

Menyikapi peredaran isu atau wacana

pemerintah mengenai akan menjadikan

Sungai Nyirih sebagai kawasan ekowisata

mangrove, direspon baik oleh masyarakat.

Mereka pun akan ikut terlibat dalam

kegiatan tersebut. Selain itu juga dilihat dari

beberapa potensi fisik, seperi aksesibilitas

maupun sarana dan prasarana, sumber air

tawar, dan sebagainya turut mendukung

pengembangan kawasan ekowisata

mangrove di Sungai. Dilihat dari akses jalan

yang diberikan. Jalur darat yang sudah di

aspal, sehingga masyarakat dapat mengakses

jalan tersebut dengan baik. Akan tetapi,

untuk jalur laut diperlukan perbaikan

dermaga yang saat ini ada namun tidak layak

lagi digunakan serta alat transportasi laut

yang harusnya dimiliki oleh sungai Nyirih

sendiri untuk memperlancar akses jalan laut,

karena untuk saat ini alat transportasi laut

diharapkan dari dermaga Desa Madung, baik

untuk transportasi anak sekolah ataupun

aktifitas masyarakat lainnya. Alat

transportasi laut saat ini hanya dimiliki oleh

beberapa nelayan, seperti sampan/pompong

yang digunakan untuk aktifitas

penangkapan.

Berdasarkan hasil penelitian, dalam

pertimbangan yang dilihat dari luasan

mangrove, lebar sungai, objek biota, jenis

Page 13: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

13

mangrove, serta potensi sosial

masyarakatnya, daerah yang sangat sesuai

untuk dijadikan kawasan ekowisata terletak

pada stasiun III. Mangrove pada stasiun III

cukup luas, dengan luasan sekitar ± 24 ha

yang letaknya berdekatan dengan muara

sungai, yang nantinya pemandangan tersebut

dapat dinikmati pengunjung pertama kali

apabila melalui jalur laut dari dermaga

madung. Berbagai aktivitas dapat dilakukan

disana, misalnya pengunjung dapat

menikmati pemandangan mangrove yang

cukup luas dengan jenis mangrove yang

beranekaragam serta atraksi dari biota

asosiasi mangrove, selain itu juga lebarnya

sungai pada stasiun III dapat dimanfaatkan

pengunjung untuk wisata pemacingan, hal

ini didukung potensi sosial masyarakat yang

mengatakan daerah tersebut seringkali

digunakan sebagai daerah penangkapan.

Berdasarkan pengamatan, stasiun III juga

terdapat ekosistem lamun yang masih dalam

kondisi cukup baik dimana biasanya selain

ekosistem mangrove, ekosistem lamun juga

dimanfaatkan oleh biota perairan untuk

berkembang biak, mencari makan, sehingga

memudahkan pengunjung mendapakan biota

perairan seperti ikan, udang, dan sebagainya.

V. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di Sungai Nyirih, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Hasil penilaian kesesuaian ekologi

mangrove di Sungai Nyirih

menunjukkan baik pada stasiun I,

stasiun II, maupun stasiun III

termasuk dalam kriteria sangat

sesuai (S1) untuk pengembangan

kawasan ekowisata mangrove.

2. Hasil wawancara terhadap potensi

sosial masyarakat berdasarkan

persepsi, sikap dan keterlibatan

masyarakat menunjukkan kawasan

ekosistem mangrove Sungai Nyirih

sesuai untuk pengembangan

kawasan ekowisata mangrove.

Saran

Untuk mewujudkan isu atau

wacana pemerintah mengenai

pengembangan kawasan ekowisata di Sungai

Nyirih, maka diperlukan promosi daerah,

infrastruktur terencana, serta penyediaan

aksesibilitas, pembangunan sarana dan

prasarana yang lebih baik dan memadai.

Selain itu juga, diperlukan penelitian

lanjutan mengenai analisis SWOT dan daya

dukung kawasan untuk mendukung

pengembangan kegiatan ekowisata tersebut.

Dan kajian untuk mengetahui jenis

ekowisata yang akan dilakukan di Sungai

Nyirih, dengan rekomendasi berdasarkan

hasil penelitian berkaitan dengan ekowisata

pemancingan.

Page 14: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

14

DAFTAR PUSTAKA

Amin, D. N, 2013, Kondisi Umum Ekosistem

Mangrove Sungai Nyirih Kelurahan

Kampung Bugis Kecamatan

Tanjungpinang Kota Kota

Tanjungpinang, Laporan Praktik

Lapang, Universitas Maritim Raja Ali

Haji, Tanjungpinang.

Amin, D.N, 2015, Hubungan Jenis

Substarat dengan kerapatan Vegetasi

Rhizopora sp. di Hutan Mangrove

Sungai Nyirih Kecamatan

Tanjungpinang Kota Kota

Tanjungpinang, Skripsi, Universitas

Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang.

Azkia, F. A, 2013, Kesesuaian Ekosistem

Mangrove dan Strategi

Pengembangan Ekowisata di Dukuh

Tambaksari Desa Bedono,

Kecamatan Sayung Kabupaten

Demak, Tesis, Program Magister

Ilmu Lingkungan Universitas

Diponegoro, Semarang.

Bahar, A, 2004, Kajian Kesesuaian dan

Daya Dukung Ekosistem Mangrove

untuk Pengembangan Ekowisata di

Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten

Takalar Sulawesi Selatan, Tesis,

Sekolah Pasca Sarjana Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan

Lautan, IPB, Bogor.

Budiman, E, 2015, Kajian Kesesuaian

kawasan mangrove untuk Ekowisata

Mangrove di Sungai Bintan Buyu

Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten

Bintan Provinsi Kepulauan Riau,

Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali

Haji, Tanjungpinang.

, 2015, Data Pasang Surut Selat

Kijang, Dinas Hidrologi dan

Oseanografi (DISHIDROS)

Darmadi et al., 2005, Struktur Komunitas

Vegetasi Mangrove Berdasarkan

Karakteristik Substrat di Muara

Harmin Desa Cangkring Kecamatan

Cantigi Kabupaten Indramayu,

Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Unpad

Desriana, 2015, Kajian Potensi Eksosistem

Mangrove untuk Pengembangan

Ekowisata Mangrove di Desa Kuala

Sempang Kecamatan Seri Kuala

LobamKabupaten Bintan, Skripsi,

Universitas Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang.

Djunaedi, O. S, 2011, Sumberdaya Perairan,

Potensi, Masalah dan Pengelolaan,

Widya Padjadjaran, Bandung.

Efriyeldi dan Zulkifli, 2015, Kelimpahan

dan Nisbah Kelamin Siput Bakau

(Telescopium telescopium) di

Ekosistem Mangrove Desa Darul

Aman Kecamatan Rupat Kabupaten

Bengkalis, Jurnal Perikanan dan

Kelautan, Universitas Riau

Feronika R, F, 2011, Studi Kesesuaian

Ekosistem Mangrove Sebagai Objek

Ekowisata di Pulau Kapota Taman

Nasiona Wakatobi Sulawesi

Tenggara, Skripsi, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor : 201 Tahun 2004

Tentang Kriteria Baku dan pedoman

Penentuan Kerusakan Mangrove

Kordi, K.M.G.H, 2012, Ekosistem

Mangrove: Potensi, Fungsi, dan

Pengelolan, PT. Rineka Cipta,

Jakarta.

Kustanti, A, 2011, Manajemen Hutan

Mangrove, IPB Press, Bogor.

Mirawati, 2013, Kajian Potensi Mangrove

Sebagai Daerah Ekowisata Di Desa

Sebong Lagoi, Skripsi, Universitas

Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang.

Muhtadi, A et al., 2016, Status ekologis

mangrove Pulau Sembilan,

Kabupaten Langkat Provinsi

Page 15: KESESUAIAN EKOLOGI MANGROVE UNTUK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, ... Tingkat kesesuaian ekologi

15

Sumatera Utara, Universitas

Sumatera Utara.

Noor, Y.R et al., 2006, Panduan

Pengenalan Mangrove Di Indonesia,

Wetlands International Indonesia

Programme, Bogor.

Nybakken, J.W, 1992, Biologi laut: Suatu

pendekatan ekologis, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Nybakken, 1988, Biologi Laut, PT.

Gramedia, Jakarta.

Putra, A.C et al., 2014, Strategi

Pengembangan Ekowisata Melalui

Kajian Ekosistem Mangrove di Pulau

Pramuka, Kepulauan Seribu, Jurnal

Saintek Perikanan, Universitas

Diponegoro.

Rozalina, N, 2014, Kesesuian Kawasan

Untuk Pengembangan Ekowiasata

Mangrove Berdasarkan Biofiik Di

Desa Tembeling Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan, Skripsi,

Universitas Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang.

Setiawan, E, 2013, Dampak Ekonomi

Ekowisata Keberadaan Taman

Wisata Alam Gunung Tangkuban

Perahu Terhadap Industri Pariwisata

dan Masyarakat Sekitarnya,

ICWRMIP – CWMBC, Bandung.

Setiawan, H, 2013, Status Ekologi Hutan

Mangrove Pada Berbagai Tingkat

Ketebalan, Jurnal Penelitian

Kehutanan Wallacea, Balai Penelitian

Kehutanan Makassar.

Situmorang, E.R, 2015, Kajian Potensi

Ekosistem Lamun untuk

Pengembangan Ekowisata Lamun di

Desa Batu Licin Kabupaten Bintan

Kepulauan Riau, Skripsi, Universitas

Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang.

Tahmid, M et al., 2015. Kualitas Habitat

Kepiting Bakau (Scylla serrate) pada

Ekosistem Mangrove Teluk Bintan,

Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.,

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan

Tropis, IPB, Bogor.

Tjandra, E dan Ronaldo, Y, 2011, Mengenal

Hutan mangrove, Pakar Media,

Bogor.

Tuwo, A, 2011, Pengelolaan Ekowisata

Pesisir dan Laut, Pendekatan Sosial

Ekologi, Sosial-Ekonomi,

Kelembagaan, dan sarana Wilayah,

Brillian Internasional, Surabaya.

Usman, L et al., 2012, Analisis Vegetasi

Mangrove di Pulau Dudepo

Kecamatan Anggrek Kabupaten

Gorontalo Utara, Jurnal Ilmiah

Perikanan dan Kelautan, Universitas

Negeri Gorontalo.

Wardhani, M.K, 2014, Analisis Kesesuaian

Lahan Konservasi Hutan Mangrove

di Pesisir Selatan Kabupaten

Bangkalan, Jurnal Kelautan,

Universitas Trunojoyo Madura.

Yulianda, F et al., 2010, Pengelolaan Pesisir

dan Laut Secara Terpadu, KOICA,

Bogor.