nuansa 28

28
nuasa_48.indd 1 nuasa_48.indd 1 4/15/2015 10:42:02 AM 4/15/2015 10:42:02 AM

Upload: gusryan-bima

Post on 21-Jul-2016

251 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

education magazine

TRANSCRIPT

Page 1: Nuansa 28

nuasa_48.indd 1nuasa_48.indd 1 4/15/2015 10:42:02 AM4/15/2015 10:42:02 AM

Page 2: Nuansa 28

DAFTAR ISI

3 RENUNGAN

4 SAJIAN UTAMA

5 SOSOK

7 NUANSA SEKOLAH

12 NUANSA BALI

14 NUANSA PENDIDIKAN

25 SENI & BUDAYA

26 RAGAM

27 USADA

Sembahyang Menjelang UN

NUANSA DEWATAedisi 63 / th. VI

Maret - April 2015 SEMBAHYANG adalah suatu bentuk kegiatan keagamaan yang menghendaki terjalinnya hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipuja, dengan melakukan kegiatan yang disengaja. Sembahyang dapat dilakukan secara bersama – sama atau perseorangan. Dalam be-berapa tradisi agama, sembahyang dapat melibatkan nyanyian, tarian, pembacaan naskah agama dengan dinyanyikan atau disenandungkan, atau ucapan spontan dari orang yang berdoa.

Seringkali sembahyang dibeda-kan dengan doa, doa lebih bersifat spontan dan personal, serta um-umnya tidak bersifat ritualistik. Meskipun demikian pada haki-katnya aktivitas ini sama, yakni sebuah bentuk komunikasi antara manusia dengan Tuhannya. Agama menggunakan salah satu cara dalam melaksanakan ritual perse-mbahyangannya, agama meritual-kan kegiatan ini dengan menerap-kan berbagai aturan seperti waktu, tata cara, dan urutan sembahyang. Ada juga yang menerapkan aturan ketat mengenai apa saja yang harus disediakan, misalnya benda perse-mbahan atau sesaji, serta kapan ritual itu harus dilakukan.

Istilah sembahyang berasal dari kata “sembah” dan “hyang” artinya menyembah atau memuja Ida San-ghyang Widhi Wasa. Dalam Hindu terdapat berbagai macam persemba-hyangan, doa (Sanskerta: prarthana) atau puja. Dilakukan berdasarkan beberapa hari suci dalam Agama Hindu atau pemujaan pada dewa atau arwah yang dihormati. Perse-mbahyangan dapat dilakukan dalam

pura keluarga maupun pura di lingkungannya. Ritual terkadang melibatkan api atau air sebagai lam-bang kesucian. Pembacaan suatu bait mantra terus menerus dengan notasi dan waktu tertentu, atau juga meditasi dalam yang diarahkan pada dewa yang dituju.

Pemujaan dalam Hindu dapat ditujukan kepada arwah seseorang suci yang dimuliakan, dewata, salah satu atau seluruh Trimurti dewa tertinggi dalam Hindu perwu-judan Tuhan Yang Maha Esa, atau meditasi untuk mencapai kebijak-sanaan sejati, mencari ketiadaan tak berbentuk seperti yang dilaku-kan para resi dan orang suci pada jaman dahulu. Beberapa tarian sakral juga dianggap sebagai salah satu prasyarat kelengkapan suatu upacara keagamaan. Kesemuanya ditujukan untuk memenuhi kebutu-han spiritual pribadi atau mencapai pencerahan spiritual.

Hindu dapat bersembahyang kepada kebenaran dan keberadaan tertinggi yang disebut Brahman, atau secara umum ditujukan ke-pada salah satu manifestasinya dalam Trimurti, yakni Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, Shiwa se-bagai dewa pelebur. Atau diarahkan pada Awatara, penitisan Wishnu di atas bumi yaitu Rama dan Krishna. Pemujaan juga dapat ditujukan pada shakti dewa, yakni dewi – dewi pasangan dewa. Umat Hindu biasanya bersembahyang dengan mengatupkan kedua telapak tan-gan dengan khidmat yang disebut “pranam” dalam bahasa Sanskerta. SemogA

Tajuk

Sembahyang

Rajawat panca warsesu dasa warsesu dasawat,Mitrawat sodasawarsa ityetat ptrasasanam.

Ar :Sampai umur lima tahun, orangtua harus

memperlakukan anaknya sebagai raja. Dalam sepuluh tahun berikutnya sebagai pelayan dan setelah umur enam belas tahun ke atas harus

diperlakukan sebagai kawan.

SLOKANTARA SLOKA 22 (48)

Danghyang Nirartha

nuasa_48.indd 2nuasa_48.indd 2 4/15/2015 10:42:03 AM4/15/2015 10:42:03 AM

Page 3: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 3

NO ISSN 2089-0389Perin s : (Alm.) Dewa Ngakan Gunayana, Pemimpin Umum: Ni Ketut Suriasih, Penanggung Jawab : Dewa Ngakan Udiana, Wakil Penanggung Jawab : AA. Gede Dharma Putra, Pemimpin Redaksi : Dewa Ngakan Udiana, Sekretaris Redaksi : Yuli Indriyani, Redaktur Eksekutif : Ni Ketut Suriasih, Redaktur Pelaksana : I Nyoman Susarjana, Redaktur : Suwardi, Koordinator Peliputan : Dony Parera, Reporter – Bali : M. Dahlan, Arifi n, Sumadi, Bogi Subiyanto, Gede Supartha, Ngurah W, Dewa AS, Jakarta : M. S Iwan, Banyuwangi : S. Adi, Jember : M. Imam, Surabaya : MS. Suryo, Bandar Lampung : Daniel N DharmawanAdministrasi dan Keuangan : Pande Ketut Juliasih,

Marke ng / Promosi : Dinar n, Lilik Sinawasih Sirkulasi : Ahun, Desainer / Lay Out : Agus Ryan, Penerbit : Pustaka Nuansa, Penasehat Hukum : Pande Made Purwata, S.Tp., SH, I Made Duana, SHAlamat Redaksi : Jalan Sakura II, Gang Jempiring, Nomor 1 X, Prigi, Br. Serongga Tengah, Serongga,

Gianyar 80511 Bali – Indonesia, Telpon / Fax : 0361 – 948094, 8511875, 8433454, 8080649, 081 337 700199E-mail : [email protected], [email protected] : h p//www.nuansadewata.blogspot.comPercetakan : BINTANG (isi diluar tanggungjawab percetakan)

Renungan

Nuansa Dewata terbit satu bulan sekali se ap tanggal 10 dan gan biaya cetak per-bulan sebesar Rp.15.000,-.Nuansa Dewata terbit sejak 01 Desember 2004

Wartawan Nuansa Dewata dalam menjalankan tugas jurnalis knya membawa tanda pengenal, dan dak dibenarkan meminta atau menerima sesuatu dari sumber berita.

Redaksi Nuansa Dewata menerima tulisan dan ar kel tentang pendidikan, hukum dan budaya.

KINI menjelang pelaksanaan Ujian Na-sional (UN) yang akan dilaksanakan secara serempak di Sekolah Menengah Atas (SMA),

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Bali pada Senin 13 April 2015, diiku 102 ribu siswa. Sementara sejumlah sekolah sudah memper-siapkan berbagai hal termasuk mengatur tempat ujian dilaksanakan.

Sembahyang memiliki penger an melakukan pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sembahyang juga diar kan melakukan penghormatan kepada para Dewa atau Tuhan Yang Maha Esa atau kepada sesuatu yang suci. Bersembahyang mengandung penger an menyerahkan diri atau menaklukan diri serta menghamba kepada yang disembah. Kitab suci Veda menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang sembahyang dikelompokan ke dalam ilmu yang disebut Upasana. Dalam bahasa sansekerta kata Upasana diar kan sebagai pelayanan, kebak an dan pemujaan.

Veda adalah kitab yang mengajarkan ajaran suci tentang kewa-jiban untuk melakukan sembahyang, dalam veda juga disiratkan men-genai cara – cara lain untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, seper dengan “Jnana” yaitu mendalami ilmu pengetahuan, melaksanakan Tapa, Brata, Yoga dan Samadhi, berbuat (karma), dan sujud bhak yoga. Mengenai cara mendekatkan diri dengan Tuhan ini disebutkan dalam kitab Bhagawadgita XII.2 yang bunyinya: ”Sribhagavan Uvacha, Many Avesya Mano Ye Mani Nityayukta Upasate. Sraddhaya Parayo

Oleh :DEWA NGAKAN UDIANA

Penanggung Jawab Nuansa Dewata

Sembahyang Menjelang UNPetas Te Me Yuktatama Matah”. Ar nya Sri Bhagawan berkata, yang menyatukan pikiran berbhak kepada-Ku, menyembah Aku, dan tawakal selalu memiliki kepercayaan yang sempurna, merekalah-Ku pandang terbaik dalam yoga.

Tujuan umat melaksanakan persembahyangan adalah untuk mewujudkan rasa bhak kehadapan Tuhan beserta segala manifesta-sinya, memohon keselamatan, pengampunan, dan petunjuk menuju hidup yang lebih baik. Menyerahkan diri secara bulat karena menyadari akan kelemahan dan keterbatasannya, untuk mengadakan penebu-san atas dosa yang dimiliki oleh umatnya, menyucikan diri secara lahir dan bathin. Menyeberangkan manusia dari keadaan sekarang menuju tujuan hidup yang utama yaitu dharma, artha, kama, moksa. Mendapat ngkat kesucian dan rahmat dari Tuhan, menolong dan menyelamatkan mahluk – mahluk lainnya menuju kelepasan dan hal – hal lain yang dak bertentangan dengan ajaran agama.

Sembahyang dalam hidup keseharian sering disebut dengan Mebhak atau Muspa, disebut dengan Mebhak karena in dari sembahyang adalah untuk mengungkapkan rasa bhak yang setulus –

tulusnya kepada Tuhan. Disebut dengan Muspa karena sarana pokok yang digunakan adalah bunga atau puspa. Adapun man-faat dari pelaksanaan sembahyang adalah dapat meningkatkan kesucian ha dan pikiran, menumbuhkan keikhlasan, rasa aman dan jiwa yang tenang, mengatasi perbudakan material, menumbuhkan cinta kasih, melestarikan alam semesta dan memelihara kesehatan jasmani.

Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional, semua sekolah siswanya serempak melakukan persembahyangan bersama di beberapa pura berbeda. Hal itu tampak di sejumlah seko-lah, terlihat sejumlah pelajar mengenakan pakaian adat Bali, mereka baru saja selesai sembahyang di sekolahnya masing – masing. Kepala Sekolah mengajak siswanya untuk melakukan sembahyang secara bersama sebelum menghadai UN, persiapan siswa mengikut UN sudah siap dengan melalui proses belajar di bangku sekolah. Namun, untuk memantap-kan mental untuk ikut UN akan bagus kalau mereka diajak sembahyang bersama.

Semua pelajar peserta UN disekolahnya supaya melakukan persembahyangan bersama di Padmasana atau pura sekolah,

tentunya untuk memohon kelancaran kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar siswa dibimbing sehingga mereka dapat melaksanakan UN dengan baik dan semuanya lulus dengan nilai yang memuaskan, tentunya belajar tetap menjadi kunci utamanya. Bagi sebagian siswa, mempersiapkan diri sebelum UN dak hanya belajar atau mengiku bimbingan belajar secara intensif, tetapi aspek spiritual juga tetap menjadi perha an mereka, dengan datang ke pura untuk memohon diberikan kelancaran dalam melaksanakan ujian nasional. SemogA

nuasa_48.indd 3nuasa_48.indd 3 4/15/2015 10:42:04 AM4/15/2015 10:42:04 AM

Page 4: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 20154

SSajian ajian UUtama tama

SEKOLAH ngkat SMA dan sederajat di kota Denpasar melakukan ujian nasional (UN). Untuk itu, menjelang pelaksanaan UN pulu-han pengajar maupun perwakilan sekolah, sibuk memeriksa kelengkapan soal UN yang sesuai dengan mata pelajaran, Seper yang terlihat di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di Jalan Mawar, Denpasar pada Jumat 10 April 2015. Hampir semua sekolah di Denpasar, serempak melakukan persemba-hyangan bersama di beberapa pura berbeda pada Sabtu 12 April 2014.

Di sepanjang jalan Kamboja, terlihat sejumlah pelajar mengenakan pakaian adat Bali, mereka baru saja selesai melakukan sembahyang di sekolahnya masing – masing, lalu melanjutkan persembahyangan ke Pura Agung Jagatnatha, Denpasar. “Tadi sudah selesai sembahyang di sekolah, sekarang akan ke Jagatnatha, Kami memohon kelancaran mengiku Ujian Nasional kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa, agar dibimbing, sehingga dapat melaksanakan ujian dengan baik dan lulus dengan nilai yang memuaskan,” kata

salah seorang siswa SMA Negeri 1 Denpasar.

Ribuan Pelajar Jayapura Berdoa BersamaSementara menjelang pelaksanaan Ujian

Nasional (UN) 2015, ribuan pelajar di Kota Jayapura, Papua menggelar doa bersama di Gedung Olahraga Waringin, Kotaraja, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua. Pelajar SMA, SMK dan MA. Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano mengatakan, UN bukan hanya tentang tes akademis melainkan kejujuran dan mental. Karena itulah, perlu kerja keras pelajar agar nan nya dapat memperoleh hasil yang memuaskan.

UN, kata Mano, juga merupakan bentuk lain dari evaluasi belajar tahap akhir nasional (Ebtanas) yang sudah dihapus. Ujian ini ber-fungsi sebagai alat pengendali mutu pendidi-kan secara nasional dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru. “Untuk itu, anak – anakku sekalian, saya meminta kepada kalian, bela-jarlah lebih giat agar kalian dapat memperoleh hasil yang memuaskan,” kata Mano.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, I Wayan Mudiyasa men-gatakan, acara pencanangan dan ikrar UN 2015 itu pertama kali digelar di Kota Jayapura dengan tujuan memberikan penyegaran bagi siswa yang akan mengiku UN nan . “Kami ingin mereka segar dan lebih santai mengha-dapi UN,” ucap Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura ini.

Salah seorang pelajar SMA Negeri 4 Jaya-pura, Anisha mengaku senang dengan acara doa bersama yang digelar Dinas Pendidikan Kota Jayapura. Pasalnya, dia merasa sangat stres menghadapi ujian. “Tetapi dengan acara doa bersama ini, kami lebih rileks. Selain itu itu kami juga bisa bertemu dengan teman – teman dari Kota Jayapura, dan bisa saling bertukar infomasi tentang UN,” ujarnya.

UN 2015 ngkat SMA/sederajat digelar pada 13 – 15 April dan diiku sekira tujuh juta siswa di Indonesia. Tahun ini, nilai UN dak menjadi penentu kelulusan siswa dan

UN hanya dipakai sebagai alat pemetaan pendidikan. rnd

Menjelang Ujian NasionalPelajar Gelar Persembahyangan Bersama

nuasa_48.indd 4nuasa_48.indd 4 4/15/2015 10:42:04 AM4/15/2015 10:42:04 AM

Page 5: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 5

SSosokosokNi Luh Gede Sri Mediastuti, S.E

Inspirasi Dari Tokoh PerempuanPENGARUH perempuan sepanjang perjalanan sejarah dak bisa diabaikan begitu saja. Kiprah

perempuan mendapat pengakuan dunia dalam berbagai bidang mulai dari bidang olahraga, lingkungan, petualangan, sosial, pengetahuan, seni, musik, kasusastraan dan bidang poli k. Tentunya ada sejumlah alasan yang mendasari perjuangan kaum perempuan. ”Hal ini dak dapat dipisahkan dari konteks sejarah di masa lalu, isu – isu yang menjadi daya dorong utama dalam pergolakan saat itu menjadi faktor pemicu untuk menghasilkan sebuah gebrakan dan karya. Dalam catatan sejarah sebelum perang dunia yang paling menonjol adalah perebutan kekuasaan dan poli k yang ditandai dengan keputusan perang. Selain itu, pada saat perbudakan dan ke daksetaraan gender yang berlangsung berabad – abad, mengakibatkan kaum perempuan yang sangat luar biasa dalam berbagai bidang kehidupan mengalami hambatan mewujudkan kiprahnya,” ungkap Ni Luh Gede Sri Mediastu , S.E kepada Nuansa Dewata.

Lebih lanjut Ni Luh Gede Sri Mediastu , S.E memaparkan, terpicu oleh perempuan – perempuan yang kiprahnya tercatat dalam sejarah di masa lampau itulah menjadi inspirasi bagi kaum perempuan dewasa ini. Kini, dalam kesetaraan gender, kaum perempuan sudah dak lagi asing bergelut dalam bidang yang selama ini didominasi oleh kaum laki – laki. Mulai dari Ketua RT/RW, Kepala Desa/Kelurahan, Camat, Bupa , Gubernur hingga menjadi Presiden bahkan di bidang lain yang dak lazim seper sopir, satpam, kini ditempa perempuan. Di Indonesia sendiri, tercatat R. A. Kar ni mempunyai kip-rah yang signifi kan dalam menghapus diskriminasi gender bagi kaum perempuan di tanah air. Perjuangan emansifasi Raden A. Kar ni menginspirasi kaum perempuan untuk terus mengembangkan diri seluas – luasnya tanpa harus meninggalkan kodrat kewanitaannya.

Di era kini,tampilnya Megawa Soekarnoputri yang mampu memimpin negara ini ditengah dominasi kaum laki – laki sungguh melecut nyali kaumnya untuk muncul se-bagai pemimpin negara. Walaupun bukan satu – satunya perempuan Indonesia yang tampil sebagai pemimpin. Sejarah masa lampau kiprah Ratu Tribuana Tunggadewi pada abad Ke-14 merupakan peletak dasar zaman keemasan Kerajaan Majapahit. Demikian pula halnya Sultan Saifatuddin Syah yang memerintah Aceh hingga 35 tahun. Luar biasa, dalam suksesi kepemimpinan Negara, tampilnya Megawa sebagai pemimpin Negara berpenduduk Islam terbesar di dunia merupakan inspirasi tersendiri bagi sosok Ni Luh Gede Sri Mediastu , S.E.

Ibu dari I Putu Wahana Suputra, Kadek Ari Somanjaya dan I Komang Pasek Tri Mahendra yang juga istri dari wiraswastawan I Wayan Wena ini selalu memasak sendiri hidangan bagi keluarganya, dan ak f di berbagai organisasi kemasyarakatan mulai dari lingkungan banjarnya hingga ngkat Kabupaten. Demi menggapai keinginannya, diapun membekali diri dengan berbagai pendidikan dan pela han, baik yang dilaksanakan oleh Partai Golkar dimana ia bergabung dalam saluran pol knya. Berbekal itulah calon tokoh perem-puan 2014 Kabupaten Badung ini makin berkibar di dunia poli k dengan terpilih menjadi anggota DPRD Badung periode 2014 – 2019.

Kini, perempuan kelahiran 20 Oktober 1959 yang nggal di Banjar Segara, Kelurahan Kuta, Badung ini lewat perannya sebagai wakil rakyat akan terus berjuang mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan di Kabupaten Badung. ”Dengan semakin majunya kaum perempuan, maka mereka pas dapat menjadi ibu yang hebat yang mampu mendidik anak – anaknya, se-hingga kelak menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Dengan demikian bangsa kita semakin bisa bersaing dengan bangsa – bangsa lain di dunia yang sudah lebih dahulu maju dibanding den-gan bangsa kita,” harap perempuan kelahiran 20 Oktober 1959 ini.

Karenanya, hal itu hanya terjadi jika pemerintah menyiapkan pendidikan generasi penerus dengan baik. Untuk saat ini, dia menilai program pemerintah dalam bidang pendidikan di Kabupaten Badung sudah cukup baik, namun perlu terus di ngkatkan di masa mendatang menyangkut sarana dan anggaran di bidang pendidikan. Kembali ke soal pendidikan anak dalam keluarga, menurutnya, sesibuk apapun kita sebagai orangtua harus tetap memperha kan buah ha nya. ”Dalam kelu-arga saya selalu membiasakan diri dengan makan bersama, sehingga tercipta suasana yang semakin akrab satu sama lain. Anak – anak biasanya curhat kepada kami orangtuanya jika mereka ada masalah. Dengan keterbukaan seper itu maka masalah yang mereka hadapi akan bisa dicarikan jalan keluar bersama,” pungkas Ni Luh Gede Sri Mediastu , S.E. rnd-13/*

nuasa_48.indd 5nuasa_48.indd 5 4/15/2015 10:42:04 AM4/15/2015 10:42:04 AM

Page 6: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 20156

Cover StoryCover Story

PENDIDIKAN inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah – sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman – teman seusianya. SD Negeri 1 Sukawa adalsah sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan se ap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak – anak didiknya berhasil.

Kepala SD Negeri 1 Sukawa , I Wayan Sukarja, S.Ag., M.Pd.H ke-pada Nuansa Dewata di kantornya mengatakan, berdasarkan Permen-diknas Nomor 70 Tahun 2009 menyebutkan bahwa, pendidikan inklusif bertujuan memberikan kesempatan yang seluas – luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fi sik, emosional, mental dan sosial atau memiliki kecerdasan dan atau bakat is mewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya dan mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman dan dak diskrimina f bagi semua peserta didik. “Melalui pendidikan inklusif, peserta didik berkelainan dididik bersama – sama anak lain yang normal untuk mengop malkan potensi yang dimilikinya,” jelas Kepala SD Negeri 1 Sukawa ini.

Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang men-syaratkan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) belajar di SD Negeri 1 Sukawa di kelas biasa bersama teman – teman seusianya. SD Negeri 1 Sukawa sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. “SD Negeri 1 Sukawa menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan se ap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak didik berhasil,” urai I Wayan Sukarja, S.Ag., M.Pd.H.

Lebih lanjut I Wayan Sukarja, S.Ag., M.Pd.H menyatakan, seman-gat penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempa-tan atau akses yang seluas – luasnya kepada semua anak didik, untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik tanpa diskriminasi. Sekolah inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Pada sekolah inklusif se ap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara op mal dengan melakukan berbagai modifi kasi atau penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya. “Dengan kata lain pendidikan inklusif mensyaratkan pihak sekolah yang harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan individu peserta didik, bukan peserta didik yang menyesuaikan dengan sistem persekolahan,” kata I Wayan Sukarja, S.Ag., M.Pd.H.

Kepala SD Negeri 1 Sukawa menjelaskan, keuntungan dari pen-didikan inklusif anak berkebutuhan khusus maupun anak biasa dapat saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan tuntutan kehidupan sehari – hari di masyarakat, dan kebutuhan pendidikannya dapat terpenuhi sesuai potensinya masing – masing.

Pendidikan inklusif diselenggarakan bertujuan memberikan ke-sempatan yang seluas – luasnya kepada semua anak termasuk anak

SD Negeri 1 Sukawati

Deklarasi Pendidikan Inklusif

berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya, membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar, membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan menekan angka nggal kelas dan putus sekolah dan menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanek-aragaman, dak diskrimina f, ramah terhadap pembelajaran serta memenuhi amanat Undang – Undang Dasar 1945 khususnya pasal 32 ayat 1 yang berbunyi se ap warga negara negara berhak mendapat pendidikan dan ayat 2 yang berbunyi, se ap warga negara wajib mengiku pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Sasaran pendidikan inklusif secara umum adalah semua peserta didik yang ada di sekolah reguler, dak hanya mereka yang sering disebut sebagai anak berkebutuhan khusus, tetapi juga mereka yang termasuk anak normal. Kurikulum yang digunakan dalam penyeleng-garaan pendidikan inklusif pada dasarnya menggunakan kurikulum reguler yang berlaku di sekolah umum. Tenaga pendidik adalah pen-didik profesional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, mela h, meninlai dan mengevaluasi peserta didik pada satuan pendidikan tertentu yang melaksanakan program pendidikan inklusif. Tenaga pendidik melipu guru kelas, guru mata pelajaran pendidikan agama serta pendidikan jasmani dan kesehatan dan guru pendidikan khusus. “Sarana dan prasarana pendi-dikan inklusif adalah perangkat keras maupun perangkat lunak, yang dipergunakan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan inklusif pada satuan pendidikan,” tegas I Wayan Sukarja, S.Ag., M.Pd.H.

Sebelumnya Mendikbud RI yang diwakili Dirjen Pendidikan melakukan kunjungan ke SD Negeri 1 Sukawa dalam rangka melak-sanakan Deklarasi Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif, yang mana SD Negeri 1 Sukawa sebagai Penyelenggara Pendidikan Inklusif yang mensyaratkan Pendidikan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Prestasi yang berhasil diraih SD Negeri 1 Sukawa adalah Juara I ngkat provinsi pada Lomba Mewarnai Inklusif, Juara II ngkat provinsi Lomba Pakaian Adat ke Pura Inklusif, Juara II Lomba Nyanyi Lagu Solo Inklusif ngkat provinsi. “Pada hakekatnya pendidikan itu menjadi tanggung

jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan pemerintah,” pungkas Kepala SD Negeri 1 Sukawa . rnd/*

nuasa_48.indd 6nuasa_48.indd 6 4/15/2015 10:42:05 AM4/15/2015 10:42:05 AM

Page 7: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 7

Nuansa S

ekolah

KEPERCAYAAN masyarakat dalam hal ini orangtua siswa Kelas IX SMP terhadap SMK Tangeb semakin meningkat. Hal ini terlihat dari jumlah siswa SMK Tangeb yang terus meningkat secara signifi kan dari tahun ke tahun. ”Untuk menjaga kepercayaan masyarakat tentulah bukan hal yang mudah,” jelas Kepala SMK Tangeb, Drs. I Gus Agung Megayasa baru – baru ini di sekolah setempat.

Karenanya, menurut dia, kualitas pengelolaan sangat diperha kan untuk mendapatkan lulusan yang berkualitas. ”Omong kosong mendapatkan tamatan berkualitas, tanpa dibarengi dengan meningkatkan kualitas pengelolaan, seper pengelolaan proses belajar mengajar,” tegasnya. Agar proses belajar mengajar bisa berkualitas, perlu dibarengi dengan meningkatkan kualitas sarana prasarana serta kualitas sumber daya manusianya (SDM), khususnya para tenaga guru. Dalam kaitannya dengan peningkatan sarana prasarana, SMK Tangeb terus mempercan k diri dengan meningkatkan sarana prasarana yang dimiliki.

Seiring dengan peningkatan jumlah siswa yang cukup signifi kan, maka sejak bulan September 2014 telah dibangun empat ruang kelas baru di lantai dua dan memperluas Dapur/Kitchen menjadi berukuran 11x7 meter. ”Sekaligus disertai penambahan jumlah peralatan yang dise ng ala kitchen STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Nusa Dua Bali. Kemudian melengkapi sarana serta perluasan ruang restaurant men-jadi berukuran 7x9 meter yang baru selesai dikerjakan,” urai Agung Megayasa dengan semangat.

Ruang praktek untuk jurusan Akomodasi Perhotelanpun dak

luput dari perha an pihaknya, seper merehab kamar hotel yang dilengkapi fasilitas berupa AC dan Water Heater untuk

kamar mandinya. Juga merehab ruang Front Offi ce (Kan-tor Depan) yang ditata sedemikian rupa dengan pintu dan jendela kaca bening sehingga memberi nuansa penampilan ruang praktek mewah, luas, bersih serta elegan, karena siswa yang sedang praktek bisa terlihat dari luar. Sementara peralatan praktek untuk jurusan Seni Ukir (Kria Kayu) berupa mesin yang sudah lengkap dirawat dengan sangat baik, agar selalu siap dipakai oleh para siswa.

Agar sejalan dengan program ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana yang berkualitas, tentunya memer-

lukan SDM berkualitas pula. ”Untuk itu kualitas SDM yang ada di SMK Tangeb terus di ngkatkan melalui rekruitmen

tenaga – tenaga baru dan memberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan bagi para guru. Mereka juga mengiku penyelenggaraan workshop di sekolah dengan mendatangkan narasumber yang berkom-peten dan berkualitas di bidangnya dan mengiku pula workshop yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan,” ungkapnya.

Ditambahkan, dalam bulan Maret ini, pada 23 sampaidengan 25 Maret 2015, salah seorang petugas Perpustakaan SMK Tangeb bersama lima sekolah SMK lain di Bali berangkat ke Yogyakarta untuk mengiku Bimbingan Teknis Pengembangan Karir Tenaga Perpustakaan SMK yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. rnd-13/rnd16

SMK Tangeb Terus Mempercantik Diri

KEPALA SMP Negeri 9 Denpasar, Drs. I Made Arawan, M.M mengatakan, bahwa ujian nasional diiku 408 siswa, dimana dibagi ke dalam 21 ruangan dan diawasi dua orang guru pengawas. “Ujian nasional ini masih menerapkan KTSP. Dimana UN terdapat empat mata pelajaran yakni Bahasa Indonesia, Matema ka, IPA dan Bahasa Inggris,” kata Drs. I Made Arawan, M.M.

Lebih lanjut Kepala SMP Negeri 9 Denpasar menjelas-kan, pihak sekolah juga melaksanakan tryout sebanyak 20 paket, yang soalnya dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar maupun dari Provinsi. “Tryout

dari Kota Denpasar dilaksanakan pada 9 sampai 12 Maret lalu, dan dari provinsi dilaksanakan pada 25 sampai 28 Maret lalu,” jelasnya.

Dari pihak sekolah, juga melaksanakan Ujian Akhir Sekolah yang dimulai 6 April 2015, yang soalnya satu paket. “Pihak sekolah juga bekerjasama dengan Erlangga yang nota bena penerbit buku untuk melaksanakan tryout. “Dengan berbagai persiapan, pihak sekolah berharap kepada anak didiknya yang mengiku UN, agar mampu menempuh dan melaksanakan UN dengan baik sehingga harapan lulus 100 persen bisa terpenuhi,” pungkasnya. rnd-16

SMP Negeri 9 Denpasar

Laksanakan Ujian Nasional

Drs. I Gusti Agung Megayasa

nuasa_48.indd 7nuasa_48.indd 7 4/15/2015 10:42:05 AM4/15/2015 10:42:05 AM

Page 8: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 20158

Nuansa Sekolah

UN Online telah diberlakukan oleh negara – negara yang telah berkembang, maju pesat dalam industri, seper Singapura, Korea dan negara lain yang telah maju. Pesatnya perkembangan negeri tersebut yang tak lepas dari kesungguhan pemer-intahnya dalam memajukan pendidikan, yang nota-bena pendidikanlah yang membawa negeri mereka menjadi berkembang pesat dan besar.

Program Kementrian Pendidikan dan Kebu-dayaan RI telah mencanangkan untuk tahun 2015 UN menggunakan sistem Online, namun program tersebut bak tembakan jitu yang terpental. Hampir sebagian besar sekolah di Indonesia, khususnya di Bali belum bisa melaksanakan UN Online karena belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai terutama komputer yang masih minim jumlahnya, belum lagi akses internet yang masih mbul tenggelam.

Di kabupaten Badung, SMA Negeri 1 Kuta Utara ditunjuk untuk menjadi pilot projeck UN Online di tahun 2015, menimang sekolah ini sarat dengan prestasi dan juga pernah menjadi Sekolah Rin san Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI). Namun, tahun 2015 ini SMA Neg-eri 1 Kuta Utara belum bisa melaksanakan UN Online karena ada beberapa kendala yang mendasar.

Kepala SMA Negeri 1 Kuta Utara, Dr. Ketut Kerta mengatakan, kami belum memiliki tenaga ahli mengoperasikan peralatan dalam menjalankan UN Online, demikian juga sarana komputer masih sangat terbatas, yang hingga kini baru memiliki 80 unit komputer dibandingkan dengan jumlah peserta UN 2015 mencapai 444 orang siswa, oleh karenanya tahun ini SMA Negeri 1 Kuta Utara dak melaksanakan UN Online.

Pihaknya takut seper pada UKG (Uji Kompe-tensi Guru) sistem online sempat terkendala oleh jaringan teknis online, agar jangan sampai hal yang baru ini terjadi lagi kepada siswa, jika mereka telah meguasai dan siap secara materi namun jika adanya kesalahan dalam teknis, maka hasilnya juga akan -dak baik terkadang kendala signal internet. Bersama dewan guru, komite dan pihaknya selaku Kepala SMA Negeri 1 Kuta Utara sepakat untuk tahun ini dak melaksanakan ujian secara online. rnd-13

24 GROUP drumband TK se-Bali ambil bagian pada keg-iatan lomba drumband Bupa Gianyar Cup V serangkian Hut Kota Gianyar Ke-244, di GOR Kebo Iwa Gianyar pada 10 April 2015. Ketua Pani a Pe-nyelenggara Drumband Bupa Gianyar Cup V, Komang Suna-rjaya menjelaskan, kegiatan untuk kelima kali ini merupakan kerjasama Pemkab Gianyar dengan Ikatan Korp Musik Indonesia/Marching Band se-Bali. Kegiatan ini selain memeriahkan Hut Kota Gianyar juga sebagai media dalam menjaring krea fi tas anak – anak dalam bermain drumband. Selain ngkat TK, juga digelar kegiatan durmband ngkat SD, SMP dan SMA se-Bali. Kegiatan drumband untuk ngkat SD, SMP, SMA dilaksanakan pada Sabtu 11 April 2015, mengambil start di depan open stage Balai Budaya Gianyar dan Finish di GOR Kebo Iwa. Kegiatan akan dimulai pukul 09.00 wita diiku 11 group drumband SD, 5 group SMP, dan 5 group SMA.

Komang Sunarjaya menambahkan, untuk penilai lomba ngkat TK dibagi dalam 24 kriteria, masing – masing peserta mendapatkan piala dan uang pembinaan. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Tirta Ningrat menyampaikan, kegiatan lomba ini selain sebagai rangkaian kegiatan untuk memeriahkan HUT Kota Gianyar Ke-244, juga sebagai bagian untuk lebih menggelorakan Gianyar sebagai Kabupaten Layak Anak, sehingga menjadi ruang anak – anak dalam berkreasi dan krea fi tas. rnd-19

PERAYAAN HUT Ke-36 SMP Negeri 3 Denpasar, yang dilangsungkan di halaman sekolah setempat. Tampak hadir Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Den-pasar, I. G. N. EdyMulia., Kepala Dinas Tata Kota Denpasar., Kepala SMP Negeri 3 Denpasar, I Wayan Murdana. S.Pd., M.Psi selaku tuan rumah dan Komite SMP Negeri 3 Denpasar.

Acara pengukuhan Satgas Keamanan oleh Kanit Lantas Polsek Densel didampingi oleh Kepala SMP Negeri 3 Denpasar serta pemotongan tumpeng sebagai simbolik perayaan HUT Ke-36. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar, I. G. N. EdyMulia usai acara potong tumpeng men-gatakan, sebagai pusat pengembangan pendidikan karakter yang layak secara implementasi sudah terintegrasi dilak-sanakan SMP Negeri 3 Denpasar yakni disiplin, pembangunan lingkungan termasuk bank sampah dan juga keramahan anak – anak dalam menyambut tamu, jadi semua program sudah diimplementasikan dengan baik, sehingga SMP Negeri 3 Denpasar layak menjadi model pengembangan karakter budaya bangsa. rnd-13

SMA Negeri 1 Kuta Utara

UN Online Terkendala Sapras

SMP Negeri 3 Denpasar

Rayakan HUT Ke-36

24 Group Drumband TK Adu Kebolehan pada

Bupati Gianyar Cup V

nuasa_48.indd 8nuasa_48.indd 8 4/15/2015 10:42:06 AM4/15/2015 10:42:06 AM

Page 9: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 9

ACARA pelan kan Rektor Unwar Masa Jabatan 2015 – 2019 di Aula Widya Sabha Kampus setempat berlangsung pada Selasa 17 Maret 2015. Pengambilan sumpah Prof. Dr. I Dewa Putu Widjana, DAP., ISG menggan kan Prof. Dr. I Made Sukarsa, M.S dilakukan Ketua Yayasan Korpri Provinsi Bali, Dr. A. A. Wisnu Mur disaksikan sejumlah pejabat teras dari Pemprov Bali, Gubernur Bali diwakili Sekprov Bali, Tjokorda Ngurah Pemayun, S.H., M.H., Bupa Bangli, I Made Gianyar, S.H., M.Hum., Rektor Unud., Rektor Undiksha Sin-garaja dan Sekkot Denpasar, I. G. N. Rai Iswara.

Usai dilan k Prof. Dr. I Dewa Putu Widjana, DAP., ISG men-gatakan, pihaknya akan terus melanjutkan karya dari pendahulunya dalam memimpin Universitas Warmadewa yang merupakan salah satu universitas ternama di daerah Bali bahkan di Koper s Wilayah VIII Bali Nusra. Diapun menganalogikan memimpin Unwar dengan tugas seorang nahkoda kapal pesiar Queen Elisabeth yang ber-penumpang 5000, sedangkan student body Unwar pada saat ini mencapai 4.500 lebih. “Jadi menakodai Warmadewa yang besar ini sungguh sangat berat, tetapi saya yakin dengan bantuan Susuhunan Sri Kresna Warmadewa dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa saya yakin saya bisa,” tegasnya.

Ketua Yayasan Korpri Bali, Dr. A. A. Wisnu Mur mengatakan, pergan an pucuk pimpinan rektor adalah suatu hal yang lumrah dan harus kita lakukan demi tercapainya apa yang kita rencanakan. Ketua Koper s Wilayah VIII, Prof. Dr. Nengah Dasi Astawa, M.Si mengatakan, tugas seorang rektor sangat berat, namun hal ini harus

dilakukan karena ini sebagai amanah. Karena amanah, harus dilaku-kan dengan penuh tanggungjawab dan dengan sebaik - baiknya.

Gubernur Bali, Drs. I Made Mangku Pas ka dalam sambutan-nya yang dibacakan Sekprov Bali, Tjokorda Ngurah Pemayun, S.H., M.H mengatakan, pemerintah terus mendorong untuk mema-jukan dunia pendidikan nggi agar mampu menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas agar bisa bersaing dimasa depan. Sebagai lembaga pendidikan nggi milik Pemprov Bali, Universitas Warmadewa kiranya menjadi suatu lembaga yang terus berkem-bang, dan melahirkan inovasi – inovasi baru demi kemajuan di bidang pendidikan nggi,Unwar dibawah kepemimpinan rektor baru akan mampu membawa Unwar menjadi lembaga pendidikan nggi yang ternama. rnd-13

REKTOR Universitas Warmadewa (Unwar), Prof. Dr. I Dewa Putu Widjana, DAP., ISG me-lepas 484 lulusan dalam Wisuda Pascasarjana Ke-4 dan Sarjana Ke-51 di kampus Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Uni-versitas Warmadewa. “Kami mengharapkan para wisudawan/wisudawa mampu menga-plikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah dalam kehidupan masyarakat, sesuai bidang keahlian masing – masing,” ujar Prof. Dr. I Dewa Putu Widjana, DAP., ISG.

Menurut Prof. Dr. I Dewa Putu Widjana, DAP., ISG apabila para wisudawan mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengiku perkuliahan, pihaknya meyakini para wisudawan mampu berkompe si meraih impiannya di ngkat lokal, nasional maupun internasional. Para wisudawan dan wisu-dawa yang dilepas berasal dari program pas-casarjana yakni studi manajemen 19 orang, Magister Ilmu Hukum (empat) dan Magister

Linguis k (enam). Sedan-gkan yang lainnya pro-gram studi Sarjana (S1) 439 orang yakni Fakultas Hukum (68), Ekonomi (261), FISIP (20), Sastra (13), Teknik (18), Perta-nian (5), Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (54) dan Diploma Satu (D1) Ilmu Perpajakan.

Untuk lulusan terbaik diperoleh I Gede Astawa, mahasiswa Pascasarjana dari Pro-gram Studi Magister Linguis k dengan nilai indeks prestasi kumula f (IPK) sempurna 4,0 kemudian, dari S1 lulusan terbaik diraih I Putu Hariyana Putra dari FISIP dengan IPK 3,86 dan lulusan tercepat dari Program Studi Hukum diraih Elisa Wibowo yang menempuh pendi-dikan selama ga tahun. Selain itu, ia menu-turkan Unwar terus berupaya menggalakkan dan menumbuhkembangkan kualitas dosen, dengan memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada tenaga staf pengajar untuk mengambil program pendidikan pascasarjana di dalam maupun luar negeri. rnd-13

Nuansa S

ekolah

Rektor Unwar Dilantik Masa Jabatan 2015 – 2019

Universitas Warmadewa Lepas 484 Lulusan PP POLRI

(Persatuan Purnawirawan Kepolisian Negara RI)

Pengurus Cabang Gianyar

Menyelenggarakan :Lintas Gianyar

Fun Bike Membantu Sesama 2015

Hari/Tanggal : Minggu, 17 Mei 2015Pukul: 06.00 Wita – Selesai

Tempat: Start dan Finish Lapangan Umum As na Gianyar

Penda aran : Sekretariat PP Polri

Jalan Majapahit Nomor 31 Gianyar.Atau penda aran bisa dihubungi

via HP di 081 236 60023 dan 081 916 738401

2 Sepeda Motor 4 Sepeda Gunung 2 Handphone 2 Lemari Es 2 TV 21”

HA

DIA

H U

TAM

A

2 Kompor Gas 2 Kipas Angin Hadiah Hiburan

nuasa_48.indd 9nuasa_48.indd 9 4/15/2015 10:42:06 AM4/15/2015 10:42:06 AM

Page 10: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 201510

Nuansa Sekolah

TERCATAT sebanyak 447 orang kepala sekolah baik dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK dan MA, menjalani uji kompetensi (UK) untuk mengukur sejauhmana kualitas kepemimpinan mereka. Materi UK yang langsung diatur dari pusat, mes dituntaskan para Kasek (kepala sekolah), dengan cara menjawab pertanyaan secara online. Ratusan Kasek ini mes menjawab soal yang sama dari segala jenjang.

UK berlangsung pada 24 – 26 Maret, terbagi ga sesi dengan mengambil lokasi SMA Negeri 1 Amlapura dan SMA Negeri 2 Amlapura. Kepala Bidang Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dis-dikpora Kabupaten Karangasem, I Ketut Sudana mengatakan, dari 447 kasek itu berasal dari 363 Kasek SD, 54 Kasek SMP, 20 Kasek SMA dan 10 Kasek SMK. Materi untuk UK, menyangkut kualifi kasi kepala sekolah, perangkat hukum yang mengatur standar kasek, kualifi kasi khusus, dimensi kompetensi, tata cara menyusun peren-canaan sekolah, menyangkut managerial, inovasi, dan lain – lain.

Kasek juga wajib menyusun visi dan misi, diuji juga menyang-kut tujuan pembelajaran di sekolah, rencana kerja sekolah, menyu-sun perencanaan evaluasi program sekolah dan memberdayakan sumber daya manusia. “Kasek juga diuji tata cara mengelola guru dan staf. Juga pen ngnya menugaskan guru sesuai kompeten-sinya,” kata, I Ketut Sudana.

Tugas kasek yang lain, diuji dalam UK, adalah bagaimana caranya mela h guru atau staf dalam menyusun laporan profe-sional, juga sejauh mana pen ngnya memberikan pencerahan terhadap peserta didik. Kasek yang ikut UK, baik yang telah lulus ser fi kasi maupun yang belum. Sehingga kedepan terungkap se-jauh mana kualitas kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah. “Nan akan ketahuan hasilnya, UK juga sebagai bagian pemetaan kualitas pendidikan bidang kepemimpinan,” tambahnya.

Juga dilakukan UK untuk para pengawas, yang tugasnya men-gawasi sekolah. UK tersebut diselenggarakan pusat, Disdikpora Karangasem hanya menyediakan fasilitas. Seluruh materi test diatur pusat melalui online. Walau materi testnya sama, untuk semua kepala sekolah, tetapi se ap sesi materi soalnya diacak. Pada in nya, materi UK menyangkut pengetahuan umum, ten-tang kepemimpinan sebagai kepala sekolah. “Cakupannya cukup luas, selain pengetahuan bidang pendidikan, ketentuan hukum mes diketahui, juga tata cara mengambil kebijakan di sekolah,” lanjutnya. rnd-21

UN (Ujian Nasional) ngkat SMA/SMK hari pertama di SMK PGRI 3 Denpasar berlangsung lancar. Jumlah peserta UN di sekolah kejuruan tersebut sebanyak 755 orang siswa dengan menggunakan 38 ruangan dan melibatkan 72 pengawas secara bersilang. “Persia-pan sudah dilakukan dan saat ini adalah fi nalnya. Kami percayakan semua kepada siswa dengan harapan kelulusannya mencapai seratus persen,” kata Kepala SMK PGRI 3 Denpasar, Drs. I Nengah Madiadnyana, M.M pada Senin 13 April 2015.

Dari pantauan Nuansa Dewata sejak pagi siswa dengan ter- b masuk ke ruangan. Pengawas sudah berada di ruangan untuk

membagikan soal kepada siswa. Drs. I Nengah Madiadnyana, M.M menyatakan, untuk UN tahun ini jumlah soal sebanyak lima paket, ini berbeda dengan tahun sebelumnya sebanyak 20 paket soal. “Kita mengiku ketentuan dari pemerintah, dan tahun ini 5 paket soal UN. Semuanya sudah kita siapkan sungguh – sungguh melalui pemantapan dan tryout,” kata Kepala SMK PGRI 3 Denpasar ini.

Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, S.E sempat memantau pelaksanaan UN di SMK PGRI 3 Denpasar. Wa-likota Rai Mantra berharap sekolah tetap berintegritas dan kredibel dalam menyelenggarakan UN. Apalagi, tahun ini nilai ujian nasional bukan satu – satunya penentu kelulusan. Dengan perubahan yang ada, menurut Walikota Rai Mantra, siswa seharusnya lebih tenang mengerjakan soal – soal, sehingga hasilnya juga lebih maksimal. “Integritas perlu dijaga untuk hasil yang kredibel,” kata Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, S.E. rnd-13

DALAM rangka pemenuhan SDM di bidang pendidikan, Pemerintah Kabupaten Klungkung menjalin kerjasama dengan Yayasan Kresna Andhi Mandiri Bangli. Kerjasama den-gan yayasan yang mewadahi Sekolah Tinggi Keguruan dan ilmu Pendidikan (STKIP) Suar Bangli ini ditandai dengan penandatanganan MoU di ruang rapat Bupa Klungkung pada Jumat 10 April 2015.

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, S.Pd., M.M mengatakan, pendidikan meru-pakan hal pen ng sebagai pondasi dalam mem-bangun daerah. Menurutnya, Klungkung yang saat ini sedang mengembangkan pariwisata, mengharapkan STKIP Bangli bisa menempat-kan mahasiswanya KKN di Klungkung untuk

mengimbangi pembangunan pariwisata. Selain itu, Bupa Suwirta berharap kerjasama ini dak hanya sekedar simbolis atau formalitas semata, melainkan memahami isi dari kerjasama itu sendiri. “Pahami isi perjanjian, jangan sekedar formalitas saja,” ujar Bupa Suwirta.

Ketua Yayasan Kresna Andhi Mandiri Bangli, Wayan Coklat Arsana menyebutkan, Sekolah Tinggi Keguruan dan ilmu Pendidikan (STKIP) Suar Bangli yang berdiri sejak tahun 2009 me-miliki ga jurusan program studi. Diantaranya program Bahasa Inggris, program Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra serta program PGSD. “Salah satu tujuan kerjasama ini adalah untuk mempermudah dalam penempatan KKN atau praktek mahasiswa,” ujarnya. rnd-20

Pemkab Klungkung Jalin Kerjasama Dengan STKIP Bangli

447 Kepala Sekolah Jalani Uji Kompetensi

SMK PGRI 3 DenpasarWalikota Pantau UN, Harapkan Kelulusan

Seratus Persen

nuasa_48.indd 10nuasa_48.indd 10 4/15/2015 10:42:07 AM4/15/2015 10:42:07 AM

Page 11: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 11

Nuansa S

ekolah

GUBERNUR Bali, Drs. Made Mangku Pas ka mengharapkan adanya bantuan dari pusat baik dana maupun administrasi, ter-kait keluarnya UU Nomor 23 Tahun 2014 yang mengatur tentang beralihnya kewenangan atas SMA/SMK yang sebelumnya dibawah wewenang pemerintah Kabupaten/Kota menjadi wewenang pemer-intah provinsi. Demikian disampaikan Gubernur Pas ka yang diwakili Sekda Provinsi Bali, Cok Ngurah Pemayun saat menerima kunjungan kerja dari Komisi X DPR RI dalam rangka peninjauan langsung bidang pendidikan persiapan Ujian Nasional Tahun 2015 di Ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali pada Kamis 9 April lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, Tia Kusuma Wardhani mengatakan, terkait UU yang dimaksud SKPD yang dipimpinnya sedang melaksanakan proses inventarisasi aset, sarana prasarana dan pendanaan SMA/SMK yang akan diserahterimakan ke pemprov. Sesuai terbitnya Surat Edaran Kemendagri tanggal 16 Janu-ari 2015 yang mengamanatkan waktu pendataan dibatasi sampai 2 Oktober 2016 dan per-tanggal 1 Januari 2017 kewenangan atas SMA/

SMK sudah sepenuhnya di bawah Pemprov Bali. Demi memperlan-car penyelenggaraan UU Nomor 23 Tahun 2014, Kadisdikpora juga mengharapkan adanya surat edaran kepada Kabupaten/Kota yang mengintruksikan untuk dak melakukan mutasi baik aset maupun tenaga pendidik selama batas waktu pendataan yang diberikan, karena jika terjadi mutasi bisa mengganggu keakuratan data yang sudah diinventarisasi dan akan mempengaruhi penganggaran dana yang akan dialokasikan untuk mengelola SMA/SMK yang menjadi wewenang pemprov.

Kunker Pra Ujian Nasional ini dilaksanakan selama 3 hari dari 8 sampai 10 April 2015, diiku oleh anggota Komisi X DPR RI diketuai oleh Wakil Ketua Komisi X, Ridwan Hisyam serta didampingi Tim Ahli dan Staf Sekretariat DPR RI. Beberapa pertanyaan disampaikan peserta kunker diantaranya Ridwan Hisyam mengenai mekanisme pelaksanaan Ujian Nasional 2015, serta dari anggota Komisi X, Es Wijayan mengenai ketersediaan soal Ujian Nasional bagi siswa dengan kebutuhan khusus.

Secara umum Kadisdikpora Provinsi Bali, Tia Kusuma Wardhani menyampaikan, pelaksanaan Ujian Nasional 2015 untuk jenjang SMA/sederajat dilaksanakan pada 13 sampai 15 April 2015 dan untuk jenjang SD dan SMP/sederajat dilaksanakan pada 4 sampai 6 Mei 2015, pelaksanaannya berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini lebih kepemetaan kualitas dan prestasi yang dimiliki siswa untuk itu sistem penilaian diserahkan ke sekolah – sekolah yang lebih mengetahui perkembangan anak didiknya.

Untuk keterlibatan pihak perguruan nggi hanya sebatas pemin-daian hasil jawaban Ujian Nasional yang dilaksanakan di Universitas Udayana, dan pengawasan ujian akan dilakukan secara sistem silang antar sekolah. Mengenai soal Ujian Nasional bagi siswa dengan kebutuhan khusus, Kadisdikpora menjelaskan, jadwal dan jumlah sudah dibagi serta tempat pelaksanaanya diarahkan ke sekolah – sekolah umum terdekat agar mau menerima anak dengan kebutuhan khusus. rnd-17

Pusat Diharapkan Bantu Tangani SMA/SMK Se-Bali

Yang Mana Menjadi Wewenang Pemerintah Provinsi Bali

DEKLARASI Paket GIPAR (I Made Gianyar, S.H., M.Hum dan Ngakan Made Kutha Parwata) di deklarasikan di Lapangan Kintamani pada Kamis 26 Maret 2015 dihadiri dak kurang dari 1.600 tokoh masyarakat dari berbagai elemen yang datang dari penjuru Kabupaten di Bangli. Kehadiran tokoh – tokoh masyarakat yang men-gusung bakal calon Bupa dan bakal calon Wakil Bupa Periode 2015 – 2020 untuk mendapat-kan rekomendasi dari DPD Bali dan DPP PDIP di Jakarta. Hal tersebut diungkapkan I Made Gianyar, S.H., M.Hum di rumah jabatan Bupa Bangli ditemui media ini usai acara di Kintamani. Dipaketkan dirinya dengan Ngakan Made Kutha Parwata (Ketua DPRD Bangli) menurutnya, se-lain dorongan dari masyarakat terlebih karena keduanya memiliki visi dan misi yang sama dalam membangun Bangli lima tahun kedepan.

Menurut I Made Gianyar, S.H., M.Hum saat ini masih menjabat Bupa Bangli yang akan mengakhiri masa jabatannya pada akhir tahun 2015 ini mengatakan, sebenarnya saya dak begitu menginginkan adanya acara deklarasi. “Namun atas prakarsa anggota masyara-

kat yang masih mempercayai kami untuk melanjutkan pembangunan di Bangli ya kami iku ,” jelasnya ke ka media ini menanyakan apakah ada deklarasi lanjutan di tempat lain selain deklarasi di Kintamani. Dilain pihak, ditemui usai acara deklarasi di Kintamani, Ketua Pani a, Ketut Wasana mengatakan, pihaknya mengambil inisia f bersama tokoh – tokoh masyarakat di Kabupaten Bangli untuk mendeklarasikan Paket I Made Gianyar dan Ngakan Kutha Parwata (GIPAR) supaya DPD dan DPP PDIP memberikan rekomendasi ke-pada paket ini. ”Dengan adanya deklarasi ini, kami berharap rekomendasi diberikan kepada paket GIPAR ini,” harapnya.

Alasan pihaknya mendeklarasikan paket GIPAR ini dikatakan agar program pembangunan yang sudah dilaksanakan Bupa I Made Gianyar yang sudah berjalan hampir lima tahun ini akan terus di-lanjutkan. ”Seper program Gerbangdessigot yang sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Bangli agar diteruskan,” terangnya. rnd-13/rnd-16

Masyarakat Bangli Deklarasikan Paket GIPAR

nuasa_48.indd 11nuasa_48.indd 11 4/15/2015 10:42:07 AM4/15/2015 10:42:07 AM

Page 12: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 201512

Nuansa Bali

DALAM memberikan peluang kepada anak didik untuk menampil-kan kompetensi dasarnya sesuai dengan talenta yang dimiliki, maka diadakanlah kegiatan Gebyar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Denpasar yang dirangkai dengan peringatan hari Aksara Internasional Ke-50 Kota Denpasar tahun 2015 pada Jumat 10 April di Lapangan I Gus Ngurah Made Agung Denpasar. Acara tersebut dihadiri Walikota Denpasar, I. B. Rai Dharmawijaya Mantra. Kegiatan diisi dengan peny-erahan piala pada para pemenang serta pentas krea vitas anak didik dan pendidik PAUD, serta menyuguhkan pameran life skill pendidikan Non formal peserta didik dari kelompok belajar usaha dari masing – masing kecamatan se-Kota Denpasar, dan stand pameran di njau langsung Walikota Denpasar.

Ketua Pani a Gebyar PAUD dan Peringatan Hari Aksara Internasi-onal, I Nyoman Gde Arnawa mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat atau orangtua anak didik tentang pen ngnya pendidikan anak usia dini yang dimulai dari usia 0 – 6 tahun. Dimana usia ini merupakan usia yang sangat rentan terhadap rang-sangan eduka f dan penuntasan keaksaraan fungsional sebagaimana

yang telah diamanatkan dalam Kemendiknas Nomor 36 tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal yang melipu , Pendidikan PAUD merupakan satuan pendidikan dengan program layanan lain yakni TK, KB, TPA dan SPS/Posyandu.

Pendidikan Nonformal dan Informal yakni, lembaga kursus dan pela han, pendidikan keaksaraan, peningkatan budaya baca ma-syarakat, pemberdayaan perempuan dan layanan pendukung lainnya. “Dengan dilaksanakannya kegiatan ini kami berharap bisa membentuk anak yang berkualitas dan siap menyongsong pendidikan formal, serta mampu meningkatkan wawasan dan keterampilan pendidikan non formal Kota Denpasar,” ungkap Arnawa.

Walikota Denpasar, I. B. Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan, pihaknya menyambut baik dilaksanakannya acara tersebut, dengan adanya kegiatan seper ini bisa menghasilkan generasi yang berkuali-tas serta bisa membentuk anak – anak yang berkualitas dan mampu meningkatkan wawasan serta pendidikan baik itu formal maupun non formal. rnd-18

KUNJUNGAN Bupati Bangli, I Made Gianyar, S.H., M.Hum ke Desa Banua pada Jumat 27 Maret 2015 disambut masyarakat setempat dengan antusias. Kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Bangli ke desa yang berpenduduk 210 KK atau setara dengan 699 jiwa didampingi pejabat teras dari dinas terkait Pemkab Bangli. Bupati Bangli dalam kunjungan kerjanya di desa ini dalam program Gerakan Pembangunan Desa Sistem Gotong – Royong (GERBANG-DESSIGOT) melakukan aksi bedah rumah untuk keluarga prasejahtera masing – masing dua unit rumah. Yang beruntung dibedah rumahnya adalah I Wayan Sukanama (65) dan I Wayan Kardi (55).

Adapun program Gerbangdessigot adalah suatu program Bupa Bangli, I Made Gianyar, S.H., M.Hum dalam memimpin Kabupaten Bangli yang juga selaras dengan Program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (GERBANGSADU) Pemprov Bali yang dicanangkan Gubernur Bali, Drs. Made Mangku Pas ka. Sesuai dengan visi dan misinya pro-gram Gerbangdessigot ada lain adalah untuk memajukan desa yang ada di Kabupaten Bangli khususnya untuk mengentaskan kemiskinan warga desa. Tujuan yang mulia adalah untuk melestarikan semangat kegotongroyongan sesama warga yang ada dalam satu desa. Profi l Desa Banua secara keseluruhan adalah pertanian, hal tersebut sesuai dengan keadaan topografi s dan geografi s daerah Kabupaten Bangli yang terdiri dari pegunungan dengan iklim yang rata – rata bersuhu dingin sehingga sangat cocok dengan pertanian.

Pada umumnya menggarap sawah dan ladangnya, hasil padi dan jagung desa ini sedikit sekali lantaran kurangnya lahan untuk sawah. Namun, hasil pertanian yang paling menonjol adalah tanaman jeruk. Selain jeruk ada juga tanaman buah manggis, durian dan lain – lain. Pada kesempatan tersebut Bupa Bangli, I Made Gianyar, S.H., M.Hum yang juga akan mencalonkan diri menjadi bakal calon Bupa Bangli periode 2015 – 2020 berpasangan dengan Ngakan Made Kutha Par-wata mengatakan, akan terus menyempurnakan program Gerbang-dessigot karena program ini sangat menyentuh kepen ngan rakyat

Bangli. Deklarasi sebagai Balon Bupa dan Balon Wakil Bupa sudah dilakukan di Lapangan Kintamani dihadiri 1.600 orang dari berbagai elemen masyarakat di seluruh Bangli. Bupa Made Gianyar saat itu menyerahkan bantuan bedah rumah senilai masing – masing Rp20 juta kepada I Wayan Kardi (55) dan I Wayan Sukanama (65).

Adapun Wayan Kardi yang ditemui di rumahnya yang sempat dikunjungi Bupa Made Gianyar mengatakan, sangat bahagia dan ber-terimakasih atas bantuan yang diberikan Bupa . ”Bantuan ini sangat bernilai bagi saya dan semoga Bapak Bupa dapat terus melanjutkan karyanya untuk mengabdi kepada rakyat Bangli,” jelasnya. Dilain pihak Perbekel Desa Banua, I Ketut Tileh melaporkan beberapa hal yang dilakukan pihaknya sebagai pemimpin pemerintah di desa setempat. Dikatakan APBDes Desa Banua tahun 2014 sebesar Rp.893.748.000,- yang terdiri dari ADD sebesar Rp.539.659.000,-. Bantuan Keuangan Rp.311.589.000,-. Silpa Desa Rp.39.684.000,- dan Pendapatan Desa Rp.2.816.000,-.

Dari keseluruhan APBDes tersebut terserap kedalam empat pilar pembangunan yakni bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan,” jelas Ketut Tileh. Selain pengeluaran keempat pilar ini, pihaknya dalam penggunaan dana Gerbangdessigot dimana 90 persen juga untuk perbaikan drainase yang ada di jalan utama desa dan trotoarisasi di depan Pura Puseh. “Hal ini untuk penataan wajah desa,” pungkasnya. rnd-13/rnd-16

Bupati Bangli Serahkan Bantuan Bedah Rumah di Desa Banua

Rai Mantra Hadiri Gebyar PAUD Dan Peringatan Hari Aksara Internasional Ke-50

nuasa_48.indd 12nuasa_48.indd 12 4/15/2015 10:42:08 AM4/15/2015 10:42:08 AM

Page 13: Nuansa 28

Nuansa B

ali

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 13

SEMPITNYA pel-uang kerja bagi para penderita disabilitas menjadi keprihatinan serius bagi Menteri Sosial RI, Khofifah In-dar Parawansa. Untuk memberikan kesempa-tan kerja bagi disabili-

tas, kemensos memperjuangkan RUU penyandang disabilitas agar segera disahkan menjadi Undang – Undang. Hal itu diungkapkan Mensos Khofi fah Indar Parawansa saat kunjungan kerjanya ke Pan Sosial Bina Netra Mahatmiya Bali di Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan pada Jumat 10 April 2015. “Pembahasan RUU penyandang Disabilitas sudah masuk dalam agenda program nasional (proleg-nas). Nan nya jika disahkan RUU ini menjadi acuan dan payung hukum dalam pemberdayaan penyandang disabilitas,” terang Menteri Khofi fah.

Selain RUU, menurut Khofi fah pihaknya juga sedang memper-juangkan agar penyandang disabilitas di Indonesia mendapatkan kartu khusus disabilitas. Dengan adanya kartu ini akan memudah-kan penyandang disabilitas untuk mengakses kebutuhan dasar mereka mulai dari kesehatan hingga pendidikan. Langkah kedua yang hendak dicapai adalah menyiapkan Inpres yang mengatur soal mengutamakan penyandang disabilitas dalam pembangunan. Lewat Inpres nan nya rencana proses pembangunan baik yang dilakukan dinas, sektor, kementerian maupun kelembagaan memperhitungkan keramahan bagi penyandang disabilitas. “Termasuk adalah output

outcome dan penerima manfaat dari seluruh proses pembangunan akan dirasakan secara setara oleh penyandang disabilitas,” ujarnya.

Berdasarkan data Susenas 2012, penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 6 juta orang dimana 92 persennya masuk dalam golongan dak mampu. “Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua agar bisa mewujudkan kesamaan hak bagi penderita disabilitas sehingga bisa mandiri dan mampu turut serta dalam pembangunan,” tutur Khofi fah. Sementara itu untuk di Tabanan sendiri, baik infrastruktur maupun lembaga pendidikan menurut Kepala Dinas Sosial Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan belum memiliki fasilitas terhadap penyandang disabilitas. “Arah kesana tentu ada. Saat ini Tabanan memiliki 4.048 orang penyandang disabilitas,” ujarnya.

Untuk mendukung penyamarataan hak dalam pembangunan, pihak Dinsos Tabanan telah menggelar berbagai pela han dan membuka kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas di Tabanan. Salah satunya dengan memberikan dana usaha ekonomi produk f (UEP). “Tahun ini kami sudah ajukan proposal untuk dana UEP bagi kelompok disabilitas yang hendak membuka usaha. Besaran dan-anya rata – rata 10 juta per-kelompok,” papar Gunawan.

Usai mengunjungi Pan sosial bina netra Mahatmiya, Menteri Khofi fah melihat langsung keluarga 4 Kepala Keluarga penerima ban-tuan PKH (Program Keluarga Harapan) di Banjar Delod Puri, Desa Kediri, Kecamatan Kediri. Ketut Mas adi (36) dan Juwita Mar ni (30) pasutri yang menerima bantuan PKH mengaku senang dikunjungi menteri sosial. Apalagi dia telah diberikan bantuan PKH yang total dalam satu tahun diterimanya sebesar Rp1 Juta. “Bantuannya cair ga bulan sekali,” terangnya. rnd-18

APEL Disiplin di Kabupaten Karangasem terasa berbeda bulan ini, karena sekaligus untuk memperingati Deklarasi Gerakan Nasional Rehabilitasi pecandu Narkoba di Ka-bupaten Karangasem. Penyalahgunaan nar-koba merupakan permasalahan yang sangat kompleks baik dilihat dari faktor penyebab maupun akibatnya, karena dapat berdampak pada kehidupan Bangsa dan Negara. Maka dari itu Presiden Jokowi mengambil langkah – langkah strategis terhadap bahaya narkoba dengan menyatakan Indonesia dalam keadaan “sangat darurat narkoba”. Hal Tersebut disampaikan Bupa Karangasem, I Wayan Geredeg, S.H selaku Pembina Upacara saat Apel di Lapangan Tanah Aron pada Senin 6 April 2015.

Dikatakannya, Provinsi Bali umumnya dan Kabupaten Karan-gasem khususnya sebagai des nasi pariwisata dunia, dak bisa terlepas dari permasalahan itu. Didukung dengan perkembangan transportasi global sehingga sangat mudah budaya asing masuk ke wilayah dan berpengaruh sangat besar terhadap pertumbuhan pariwisata juga ekonomi. Deklarasi ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk penyamaan persepsi, menyamakan langkah dari semua unsur, komponen pemerintah maupun swasta serta seluruh masyarakat di Kabupaten karangasem untuk mengambil peran dalam mengamankan wilayah dari ancaman narkoba.

Langkah – langkah strategis dan sinergis tersebut diantaranya, melakukan pencegahan dari diri sendiri dan lingkungannya masing

– masing, percepatan rehabilitasi pecandu perlu didukung dengan penyiapan sarana prasarana rehab serta memanfaatkan rumah sakit daerah dan puskesmas yang ada, agar dapat menerima pasien pecandu baik rawat jalan maupun rawat inap. BNNP Bali dan BNK Kabupaten Karangasem sebagai instansi terdepan dalam penanganan permasalahan ini diharapkan mampu mengkoordinasikan seluruh komponen termasuk para tokoh adat, tokoh masyarakat dan majelis desa

pakraman dalam mengentaskan ancaman narkoba.Apel diisi dengan pembacaan Deklarasi oleh Wakil Bupati

Karangasem sekaligus sebagai Kepala Badan Narko ka Kabupaten Karangasem, I Made Sukerana, S.H. Usai pembacaan Deklarasi, Apel dilanjutkan penandatanganan Deklarasi Gerakan Nasional Rehabili-tasi 100.000 Penyalahguna Narkoba Kabupaten Karangasem oleh Bupa Karangasem, Kepala Badan Narko ka Kabupaten Karangasem, Wakapolres, Kadis Kesehatan, Kadis Sosial disaksikan oleh Badan Narko ka Provinsi Bali. Adapun isi deklarasi tersebut diantaranya menyatakan saat ini Indonesia dalam keadaan darurat narkoba. Kedua, penyalahgunaan dan pecandu narkoba yang melapor ke in-s tusi penerima wajib lapor dak dituntut pidana dan mendapatkan perawatan agar pulih seper sediakala. Ke ga, Pemerintah bersama seluruh rakyat Indonesia akan melaksanakan gerakan secara sinergis untuk merehabilitasi 100.000 penyalahguna narkoba dalam rangka mewujudkan Indonesia bersih dari Narkoba. rnd-10

Apel Deklarasi Gerakan Nasional RehabilitasiPecandu di Kabupaten Karangasem Gawat Narkoba

Buka Lapangan Kerja Bagi DisabilitasMensos Perjuangkan RUU Penyandang Disabilitas

nuasa_48.indd 13nuasa_48.indd 13 4/15/2015 10:42:08 AM4/15/2015 10:42:08 AM

Page 14: Nuansa 28

Nuansa Pendidikan

edisi 63/ th. VI / Maret - April 201514

SISWA sebagai individu dalam usahanya untuk merealisir tujuan hidup pada umumya, khususnya dalam usahanya untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan pendidikan di sekolah seringkali menghadapi berbagai bentuk rintangan, kesulitan, hambatan baik hambatan yang ringan, sedang, maupun hambatan yang berat. Hambatan ringan mungkin saja akan menimbulkan masalah yang sederhana, sedangkan hambatan yang berat dapat menimbulkan masalah yang serius bagi seseorang. Wali kelas / guru pembimbing dalam rangka memberikan bantuan pemecahan masalah pada para siswanya, mungkin sudah bisa dipecahkan hanya dalam satu atau dua kali konsultasi saja, apabila ma-salahnya yang dihadapi oleh klien dak terlalu komplek. Tetapi apabila konselor menghadapi masalah siswa yang komplek, maka siswa yang bersangkutan perlu ditangani secara khusus dalam bentu studi khusus.

Tingkah laku yang dak wajar ini (gagap), cepat marah, bolos merupakan gangguan yang memperlihatkan gejala khusus tersendiri. Apabila gejala ini dak mendapat pertolongan, maka akan berpengaruh nega f terhadap belajar anak dimasa mendatang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prof. Dr. Kusumanto Setyonogoro (pada Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa, FKUI Jakarta, 24-2-1976.77) me-nyatakan, suatu gejala khusus yang menjadikan akibat suatu kelainan jiwa atau psihopatologi tertentu, antara lain yang digolongkan kondisi seper kelainan berbicara tertentu (gagap dan sebagainya), kelainan ini paling dak akan berpengaruh terhadap belajar seseorang. Meli-hat akibat dari gangguan berbicara atau gagap yang demikian besar, maka penulis berusaha lebih mendalam untuk mengetahui tentang masalah klien. Cara untuk mengetahui in atau sumber masalah ada bermacam – macam metode, metode tersebut antara lain observasi, dokumentasi, wawancara, dan lain – lain.

Data Angka Hasil Murni Ujian Nasional SD/MI Tahun 2010/2011

Nilai Ini Disalin Dari Kelas VII H Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012Nama Siswa : I Kadek PariasaAlamat : Br. Roban, BiteraNo Induk : 7412

Nilai Ulangan Tengah Semester II 2012

Penyelidikan Kasus (Case Study) Pada Siswa Kelas VII HSMP Negeri 2 Gianyar

Tahun Pelajaran 2011/2012

Oleh :Drs. I Nyoman SadraNIP. 195812311986031292Guru SMP Negeri 2 Gianyar

No

Mata Pelajaran

Semester I Rata-rata

KKM NILAI Diskripsi Kemampuan Belajar

1 Pendidikan Agama 78 79 Terlampaui 83,57 2 PPKN 75 75 Tercapai 81,43 3 B. Indonesia 75 75 Tercapai 79,46 4 B. Inggris 72 72 Tercapai 76,25 5 Matematika 74 75 Terlampaui 76,89 6 IPA 74 74 Tercapai 74,62 7 IPS 75 75 Tercapai 77,11 8 Seni Budaya 73 75 Terlampaui 76,32 9 Penjaskes 75 75 Tercapai 77,57 10 Tikom 70 70 Tercapai 75,00 11 Mulok Bahasa Bali 77 79 Terlampaui 82,32 12 Mulok Budi Pekerti 76 78 Terlampaui 78,86 13 Mulok IRT 75 75 Tercapai 76,18 Jumlah 977 Rangking 27/28

Kegiatan Pengembangan diri

Jenis Nilai Keterangan

Paski Braka

C Wajib

Akhlak : cukup Kepribadian : cukup Kehadiran S : - I : 3 Tanpa Keterangan : 20

No

Mata Pelajaran

Semester II KKM NILAI Diskripsi Kemauan

Belajar 1 Pendidikan Agama 78 80 Terlampaui 2 PPKN 75 80 Terlampaui 3 B. Indonesia 75 78 Terlampaui 4 B. Inggris 72 72 Tercapai 5 Matematika 74 75 Terlampaui 6 IPA 74 75 Terlampaui 7 IPS 75 76 Terlampaui 8 Seni Budaya 73 80 Terlampaui 9 Penjaskes 75 80 Terlampaui 10 Tikom 70 78 Terlampaui 11 Mulok Bahasa Bali 77 84 Terlampaui 12 Mulok Budi Pekerti 76 80 Terlampaui 13 Mulok IRT 75 75 Tercapai Jumlah 1020 Rangking 27/28

No Mata Pelajaran Nilai a Bahasa Indonesia 8,60 b Matematika 9,00 c Pengetahuan Alam 9,00

Jumlah 26,60 Rata – Rata 8,86

nuasa_48.indd 14nuasa_48.indd 14 4/15/2015 10:42:09 AM4/15/2015 10:42:09 AM

Page 15: Nuansa 28

Nuansa P

endidikan

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 15

Hasil Yang Diperoleh Oleh Klien Dalam Test Bakat Berganda

Konfrensi kasus dihadiri tenaga ahli dalam bimbingan yaitu konselor sekolah dan guru. Tenaga ahli terdiri dari ga orang konselor sekolah. Sedangkan guru terdiri dari satu guru Matema ka, guru Bahasa Indone-sia, guru IPS Geografi sekaligus sebagai Wali Kelas VII H Tahun Pelajaran 2011/2012, guru Bahasa Inggris, urusan kurikulum dan urusan kesiswaan. Data yang diperoleh dari konfrensi kasus adalah sikap siswa dalam kelas sering acuh tak acuh, kurang memperha kan guru yang sedang menjelas-kan. Hal ini disebabkan karena siswa dak memahami tujuan belajar. Hasil ulangan hariannya hampir semua kurang/rendah, karena orangtuanya kurang memperha kan belajar anak karena bapaknya jarang di rumah (bekerja), ibunya sibuk mengurus anaknya yang masih kecil. Klien sering menggangu ketenangan kelas, dan klien dalam berbicara gagap serta pendengarannya agak kurang jelas. Kalau ditanyakan tentang keluarganya oleh guru bidang studi klien dak mau menjawab.

Dugaan sementara masalah klien adalah tuntutan orangtuanya yang terlalu nggi dibandingkan dengan kemampuannya yang dak begitu nggi, kemampuan yang dak terlalau nggi ini terlihat dari prestasi yang

sedang pada waktu semester I di Kelas VII tahun 2011/2012. Sebagai akibat dari tuntutan yang dak proporsionil dengan kemampuan klien, ditambah dengan musibah yang dihadapi keluarga, maka klien merasa rendah diri, di rumah dak pernah mengutarakan kesulitan yang dihadapi kepada orangtuanya. Seandainya yang menjadi sumber masalah adalah tuntutan orangtua yang terlalu nggi dibandingkan dengan kemampuan klien, maka disarankan untuk mengarahkan orangtua klien agar tuntutan-nya disesuaikan dengan kemampuan klien. Sehingga klien dak memfor-sir diri dalam memenuhi harapan orangtua, dan seper diharapkan agar klien dapat berkembang sesuai dengan tugas – tugas perkembangannya.

Tujuan dari pengolahan data adalah agar dalam memandang ma-salah klien menjadi lebih jelas, sehingga usaha – usaha pertolongan yang diberikan menjadi efek f dan bermanfaat bagi klien. Pengolahan data bermula atau ber k tolak dari hasil observasi dimana klien menunjuk-kan penyimpangan ngkah laku dalam mengiku pelajaran. Dari hasil observasi kemudian dihubungkan dengan data – data lain dari berbagai faktor data yang terkumpul dan kemudian dianalisa akan nampak dengan jelas pernyataan – pernyataan yang menunjang dalam usaha mengetahui sumber masalah. Tetapi ada kalanya pernyataan tersebut bertentangan, pernyataan yang bertentangan akan dipakai penulis sebagai kreteria untuk menilai sejauhmana keobjek fan informasi yang didapat, yang barangkali ditafsirkan secara subjek f.

Sesuai dengan hakekat suatu masalah yang bersifat psikologis yang dapat diketahui dari adanya sintom – sintom yang muncul, dimana sin-tom yang satu dengan yang lain merupakan sebab dan akibat. Sehingga dari hasil observasi dapat ditemukan sintom yang kalau dibiarkan akan mengakibatkan pengaruh yang nega ve terhadap prestasi belajar anak maupun dalam anak memutuskan untuk mengambil program – program mendatang. Dalam peneli an kasus ini yang dimaksud dengan faktor intelek p adalah faktor yang berhubungan dengan kemampuan, bakat dan ciri – ciri kepribadian yang lain dari klien. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor non intelek p adalah hubungan klien dengan lingkungan, hubungan dengan teman – temannya, hubungan dengan guru, hubungan dengan keluarga, hubungan dengan emosi, sosial dan ekonomi serta cara belajar dan lain – lain. Meskipun antara faktor intelek p dengan faktor non intelek p secara kasar dapat dipisahkan namun berdasarkan kenyataan faktor – faktor tersebut biasanya saling kait mengkait satu sama lain, sehingga sukar untuk dispisahkan.

Faktor intelek f secara jelas dapat dilihat dari prestasi belajar klien, hasil pengamatan intui p penulis selama mengadakan kontak dengan klien disamping laporan dari guru penasehat. Dari hasil tes bakat berganda menunjukkan bahwa kemampuan intelektual klien adalah sedang. Persen l test berpikir abstrak 20, kemampuan verbal, numerical dan skolas k klien

menunjukkan prosen l 55 yang berar klien mempunyai kemampuan verbal, numerical dan skolas k sedang. Disamping itu hasil tes tersebut menunjukkan bahwa klien mempunyai potensi yang cukup nggi dalam bidang mekanik dengan presen l 85, sedangkan kecepatan dan keteli an menunjukan bahwa klien normal dengan presen l 60, ini berar bahwa pengamatan wali kelas dak ada korelasinya dengan hasil test ini.

Kalau dilihat dari nilai NEM SD klien termasuk siswa yang berprestasi, demikian pula kalau dilihat dari nilai raport semester I dan II Kelas VII SMP Negeri 2 Gianyar tahun pelajaran 2011/2012 prestasi belajar siswa tergolong sedang, hanya ada 2 bidang studi yang memperoleh nilai kurang yaitu nilai matema ka dan bahasa Inggris. Kalau berdasarkan pengamatan penulis dan berdasar juga laporan guru wali kelas pada waktu konperensi kasus yang menunjukkan bahwa klien mempunyai cara berpikir lambat. Maka berdasar atas analisis sepintas tersebut dak terbuk , klien termasuk anak yang normal hanya dak begitu

cerdas dan berdasar riwayat kecerdasan dan kecendrungan klien, kecil kecendrungannya dalam mata pelajaran ilmu pas . Dan ini sesuai dengan keputusan yang nan nya diambil oleh klien untuk memilih jurusan IPS kalau ia masuk ke SMA (hasil konseling session ke 5).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis dapat dilaporkan bahwa klien termasuk anak yang acuh tak acuh terhadap pelajaran, hal ini menurut penulis merupakan manifestasi dari ke daktahuan manfaat dari pelajaran tersebut, mengganggu teman di kelas diakibatkan oleh dak mampunya klien menguasai pelajaran. Berdasarkan hasil ungkap

masalah klien menunjukkan masalah sosial, pengajaran, kebiasaan bela-jar, ulangan, sehingga sukar memusatkan perha an, merasa tertekan di rumah dan di sekolah, dak dapat menggunakan waktu, sulit memulai suatu pekerjaan. Dari pernyataan itu sebagian besar sesuai dengan apa yang diucapkan klien dalam konseling bahwa klien belum tahu cara belajar yang baik. Berdasarkan analisis dan pengolahan data dapat dis-impulkan bahwa klien menghadapi masalah sosial dia mempunyai geng yang kurang posi f, karena kurang adanya mo vasi belajar dan belum mengetahui cara belajar yang baik.

Tujuan dari treatmen atau usaha pertolongan adalah membantu klien untuk mengetahui kelemah – kelemahan dan kelebihan atau dapat dikatakan untuk mengetahui tentang dirinya, dengan memahami dirinya sendiri diharapkan klien dapat memecahkan masalahnya sendiri. Berdasarkan analisa, problem yang di hadapi oleh klien adalah tuntutan orangtua yang terlalu nggi dibandingkan dengan kemampuan anak, kurangnya mo vasi belajar dan belum mengetahui cara belajar yang baik dan problem ke dakmampuan menghadapi kenyataan yang di alami oleh ayahnya. Adapun bantuan yang penulis berikan adalah bantuan terhadap kurangnya penger an tentang cara belajar yang baik, bantuan terhadap tuntutan terhadap orangtua yang dak profesional dengan kemampuan klien, dan bantuan terhadap ke dakmampuan menghadapi kenyataan.

Penulis menggemukakan mengenai cara memusatkan perha an dalam belajar, cara membagi waktu untuk belajar, dan cara berkomunikasi dengan orangtua. Hasil dari pemberian bantuan mengenai cara belajar yang baik, klien mulai mempraktekkan cara belajar yang disarankan penulis (konseling ke 3), dan mbul niat dari klien akan belajar dengan teratur, kalau bisa akan belajar kelompok, khusus untuk mata pelajaran bahasa Inggris dan matema ka. Tu-juan konseling adalah agar klien memahami dirinya, memahami problemnya disamping mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Sehingga klien mampu mengambil keputusannya. Untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapi, mampu menentukan pilihan studi lanjut dan akhirnya mampu menentukan sendiri masa depannya.

Tujuan memberikan saran kepada orangtua, agar orangtua menge-tahui gambaran lebih jelas mengenai anaknya dan selanjutnya diharap-kan agar orangtua dak menuntut lebih banyak dibandingkan dengan kemampuannya.

Orangtua hendaknya memperlakukan klien sesuai dengan ciri – ciri pribadi klien, jangan bandingkan dengan orang lain, sebab ap orang mempunyai kemampuan yang berbeda, dan masing – masing orang mem-punyai kelebihan dan kekurangan. Tujuan saran kepada para guru, agar guru memahami keadaan klien dan memberikan perha an yang lebih baik, sehingga diharapkan klien dapat lebih maju dalam belajarnya dan dak mengganggu temannya lagi. Tujuan konseling lanjutan, agar klien

lebih mantap dalam memahami dirinya, sehingga ia dalam mengambil keputusan realis s sesuai dengan kemampuannya. Tujuan follow up agar klien mendapatkan pengawasan lebih lanjut mengenai perkembangan dan kemungkinan kemunduran supaya segera dapat diketahui, sehingga usaha bantuan dapat diefek an.***

No Kemampuan Skor mentah Percentil 1 Verbal 25 55 2 Numerikal 23 55 3 Skolastik 48 55 4 Mekanik 44 85 5 Berpikir Abstrak 25 20 6 Relasi Ruang 25 40 7 Kecepatan dan ketelitian 61 60

nuasa_48.indd 15nuasa_48.indd 15 4/15/2015 10:42:09 AM4/15/2015 10:42:09 AM

Page 16: Nuansa 28

Nuansa Pendidikan

edisi 63/ th. VI / Maret - April 201516

Oleh :Ni Putu SumiarniGuru SMP Negeri 1 Kerambitan

MATA Pelajaran Bahasa Inggris pada siswa Kelas VIII E Semester 1 SMP Negeri 1 Kerambitan? Kendala – kendala apakah yang dihadapi dalam mengaplikasikan pembelajaran koop-eratif dengan pendekatan struktural tipe Numered -Head-Together (NHT) pada siswa Kelas VIII E Semester 1 SMP Negeri 1 Kerambitan? Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian

ini, dapat dirumuskan yakni untuk mengetahui apakah implementasi model pembelajaran koopera f pe numered-head- together dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa Kelas VIII E Se-mester 1 SMP Negeri 1 Kerambitan, untuk mengetahui kendala – ken-dala yang dihadapi dalam mengaplikasikan pembelajaran koopera f pe Numered-Head-Together (NHT) pada siswa Kelas VIII E Semester

1 SMP Negeri 1 Kerambitan. Manfaat penelitian tentunya dapat membantu siswa dalam

mengupayakan meningkatkan kualitas pembelajaran, serta dapat membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Bagi guru sebagai acuan dalam upaya mernper mbangkan penggunaan model pembelajaran koopera f pe Numered-Head-Together untuk mening-katkan hasil belajar siswa. Dan juga sebagai acuan bagi guru yang ingin melaksanakan peneli an ndakan kelas (classroom ac on reseach). Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan ap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban itu. Guru memanggil nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab per-tanyaan untuk seluruh kelas. Dalam mencapainya, siswa dak boleh menerima bantuan dari anggota kelompoknya.

Pembelajaran koopera f Tipe Numered-Head-Together pada dasarnya berbeda dengan diskusi kelompok. Ciri khasnya adalah hanya menginginkan suatu siswa yang mewakili kelompoknya tapi tanpa menginformasikan sebelumnya kepada kelompok tersebut siapa yang akan menjadi wakilnya. Sebagaimana yang dikemukakan Dimya dan Moedjiono (1994:4) bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi ndak mengajar atau ndak belajar”. Sedangkan Kar Soe-harto (1984:40) menyatakan bahwa belajar ditandai oleh ciri – ciri yaitu disengaja dan bertujuan, tahan lama, bukan karena kebetulan, bukan karena kematangan dan pertumbuhan. Demikian pula dalam kamus umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berar pendapat atau perolehan (Poerwadarininta, 1996 : 337).

Berdasarkan pernyataan diatas, dalam kontek peneli an ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi dalam proses belajar mengajar atau

proses pembelajaran. Hasil belajar Bahasa Inggris adalah siswa mampu memecahkan masalah dengan memanfaatkan obyek – obyek Bahasa Inggris yang dipelajari, baik obyek langsung (fakta, konsep, prinsip, skil) maupun dak langsung misalnya pola berpikir (Peraturan Dirjen Dikdasmen, dalam Surata, 2007: 12). Buku laporan siswa pencapaian kompetensi Bahasa Inggris siswa SMP yang harus dilaporkan kepada orangtua dikelompokkan menjadi ga aspek yaitu aspek pemahaman konsep (di dalamnya sudah termasuk prosedur), aspek penalaran dan komunikasi, aspek pemahaman masalah (Peraturan Dirjen Dikdas-men, 2004). Dalam peneli an ini yang dibahas dua aspek yaitu aspek pemahaman konsep (di dalamnya sudah termasuk prosedur), aspek penalaran dan komunikasi, maka hasil belajar Bahasa Inggris yang dicapai siswa sangat ditentukan oleh banyak faktor.

Menurut Dimya dan Mudjiono hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor utama yaitu faktor intern (faktor dari diri siswa) seper intelegensi dan kemampuan yang dimiliki, kemapuan menggali hasil yang tersimpan, kemampuan berhasil atau unjuk hasil belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, mo vasi belajar dan konsentrasi belajar. Fak-tor – faktor inilah sangat mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksteren (faktor dari luar siswa) seper guru sebagai pembina belajar, prasa-rana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah maupun di rumah, dan kurikulum sekolah (Dimya dan Mudjiono, 2002 :260). Hasil belajar siswa di sekolah 70 persen dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 persen dipengaruhi oleh lingkungan (Clak dalam Sujana, 2005).

Dengan demikian, apabila guru dapat mendorong siswa agar senan asa ak f dan proak f dalam proses belajar mengajar maka siswa akan lebih bergairah serta termo vasi untuk belajar, siswa untuk men-capai kepuasan dan kualitas proses belajar dapat di ngkatkan. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar guru hendaknya berpikir bagaimana menyajikan isi pelajaran supaya dapat mengak an siswa. Secara klasikal ketuntasan belajar siswa Kelas VIII E Semester 1 SMP Negeri 1 Kerambitan adalah (95%). Hal ini menunjukkan bahwa sudah melebihi kriteria keberhasilan yaitu dengan ketuntasan minimal (70%). Rata – rata hasil belajar siswa secara klasikal (80,42) sudah mencapai hasil yang diharapkan. Daya serap siswa mencapai (80,42%) yang be-rada pada kategori nggi, dan sudah mencapai hasil yang diharapkan yaitu minimal 70%.

Hasil belajar yang dicapai siswa sudah op mal karena dalam proses pembelajaran dengan metode kooperatif tipe NHT, siswa sudah terlibat secara ak f dan sudah dapat diterapkan dengan baik. Berdasarkan uraian diatas jika dibandingkan dengan hasil tes akhir dapat dijelaskan bahwa, pada siklus II ini semua siswa nilainya sudah meningkat (95%) 38 orang siswa nilainya sudah tuntas dan (5%) 3 orang belum tuntas . Nilai ter nggi yang dicapai siswa yaitu 88 dan terendah 57, maka ditampilkan ringkasannya pada tabel 11 berikut.

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numered-Head-

Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris

nuasa_48.indd 16nuasa_48.indd 16 4/15/2015 10:42:09 AM4/15/2015 10:42:09 AM

Page 17: Nuansa 28

Nuansa P

endidikan

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 17

Tabel 11. Ringkasan Analisis Data Tes Awal dengan Tes Akhir Siklus I-II

Adanya peningkatan rata – rata, daya serap, dan ketuntasan basil belajar pada tes awal dan tes akhir. Oleh kerena itu, hasil yang diperoleh dari pelaksanan ndakan siklus II sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya baik dari segi proses maupun hasil, disamping itu semua kendala yang dihadapi sudah dapat diatasi dengan baik dan permasalahan yang dikemukakan pada awal peneli an sudah terjawab, maka pada saat refl eksi akh-irnya diputuskan peneli an ini diakhiri. Dari penjelasan diatas jelas terlihat bahwa ak vitas dalam pembelajaran dengan pendekatan struktural pe NHT lebih ak f dan krea f, hal ini disebabkan karena

tanggungjawab yang dibebankan pada masing – masing siswa yang mengharuskan mereka ak f, menemukan penyelesaian dari se ap permasalahan tersebut.

Dengan meningkatnya ak vitas siswa dalam menemukan peny-elesaian dari ap permasalahan yang diberikan, maka secara lang-sung akan bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa tersebut. Selain itu ada kendala – kendala yang dihadapi selama penerapan model pembelajaran koopera f dengan pendekatan struktural Tipe NHT, namun semua kendala tersebut bisa diatasi dengan baik. Sulit mengkondisikan siswa agar terbiasa dengan suasana pembelajaran yang diterapkan. Hal ini tampak jelas pada pertemuan pertama dimana siswa belum memahami benar cara kerja dan tugas mereka dalam proses pembelajaran, kurangnya perha an mereka terhadap nomornya masing – masing, serta saat siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya siswa tampak kurang bersemangat dengan orientasi kepada guru dan bukan seluruh siswa dan kendala ini sudah dapat diatasi dengan baik.

Berdasarkan sajian hasil yang diperoleh implementasi model pembelajaran Kooperatif Tipe Numered-Head-Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa Kelas VIII E Semester 1 SMP Negeri 1 Kerambitan. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan model pembelajaran koopera f Tipe numered-head-together (NHT) adalah siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang mereka6 terima, beberapa siswa masih bingung karena terbiasa dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil peneli an sebagaimana disimpulkan diatas, berikut ini dike-mukakan beberapa saran berdasarkan kesimpulan diatas, peneli mengajukan saran bagi rekan guru Bahasa Inggris agar dalam proses pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran koopera f dengan pendekatan struktural pe NHT untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi rekan guru hendaknya selalu mencari ino-vasi baru dalam pembelajaran sehingga suasana di kelas menjadi berkualitas, dak membosankan bagi siswa.***

“Gianyar Kota Pusaka” menjadi tema HUT Kota Gianyar Ke-244 tahun 2015. Tema ini di-maknai sebagai sebuah kebijakan dan langkah aksi Kabupaten Gianyar dalam melestarikan dan memberdayakan pusaka warisan leluhur untuk kesejahteraan masyarakat Gianyar.

Bupa Gianyar, Anak Agung Gde Agung Bharata, S.H saat jumpa pers mengatakan, tema ini ditetapkan sebagai wujud nyata Pemkab Gianyar atas cetak biru atau blue print “Revitalisasi Gianyar Menuju Kabupaten Unggul Dalam Bidang Seni Budaya” yang telah disusun oleh para budayawan, akademisi, prak si dan tokoh – tokoh seni dan budaya yang ada di Kabupaten Gianyar. “Berbagai kegiatan perayaan diharapkan makin menggemakan Gianyar sebagai kota pusaka serta makin menggugah masyarakat untuk melestarikan dan menjaga pusaka yang ada di Kabupaten Gianyar di tengah gerusan globalisasi sehingga kedepan Gianyar makin kaya dengan pusaka,” terang Bupa Agung Bharata.

Kegiatan jumpa pers menghadirkan I Wayan Geria (Ketua Tim Penyusun Blue Print), Anak Agung Rai (Ketua Lis bya Gianyar “Arma”), I Wayan Dibia, I Ketut Budiana, instasi terkait dan ketua pani a masing – masing kegiatan. I Wayan Griya dalam kesempatan tersebut menjelas-kan, Kabupaten Gianyar sebagai kabupaten seni dan budaya memiliki pusaka yang beraneka ragam baik bersifat benda maupun non benda, dan tersebar di tujuh kecamatan. Kota Gianyar di masa lalu merupakan pusat pemerintah Kerajaan Gianyar dengan kota raja yang bersifat

tradisional kemudian tumbuh dan berkembang berdampingan dengan pengaruh modernisasi tetapi tetap mempertahankan nilai – nilai luhur yang telah diwariskan turun – temurun.

Untuk lebih mengukuhkan dan upaya penyelematan terhadap peninggalan – pening-galan tersebut, Gianyar telah terda ar sebagai angggota JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia) nomor urut 38 serta mengusulkan Gianyar

menjadi anggota P3KP (Program Pelestarian dan Penataan Kota Pusaka) Kementrian PU dan Perumahan Rakyat. “Perayaan HUT Kota Gianyar sebagai media untuk memperkuat karakter pusaka Kabupaten Gianyar dengan sentuhan khas Gianyar, dan mengajak masyarakat untuk bersama – sama dengan pemerintah melestarikan aset – aset pusaka Gianyar,” terang Wayan Griya.

HUT Kota Gianyar dilaksanakan berbagai kegiatan, pertunjukan, lomba dan hiburan yang mengacu pada tema, diantaranya, lomba Penjor Merah Pu h, melukis sepanjang 1 km, pementasan Tari Pucuk Kolosal dengan melibatkan 1.000 penari, pementasan Tari Pendet Mas-sal melibatkan 300 hingga 500 peserta berasal dari unsur Dharmawa-nita Kabupaten Gianyar. Selain itu juga digelar pertunjukan calonarang kolosal dari Perbekel se- Kecamatan Blahbatuh. Sebagai kelanjutan dari Gianyar Culinary Fes val pada perayaan HUT Kota tahun lalu, dilaksanakan “Fes val Pawon Bali” menampilkan berbagai kuliner khas Gianyar sebagi asset pusaka Gianyar, demo Chef, lomba bartender dan juggling, pameran UKM, pertanian dan sebagainya. rnd-10

“Gianyar Kota Pusaka”, Untuk Melestarikan Pusaka Warisan Leluhur

nuasa_48.indd 17nuasa_48.indd 17 4/15/2015 10:42:10 AM4/15/2015 10:42:10 AM

Page 18: Nuansa 28

Nuansa Pendidikan

edisi 63/ th. VI / Maret - April 201518

KITA semua tahu bahwa manusia harus mengikuti jalan kebenaran, dalam keadaan apa-pun ia tidak boleh menempuh jalan yang tidak benar. Apapun yang terjadi dalam hidup, kita mesti menganggap itu sesuatu yang baik untuk kita. Seandainya ada orang yang mengecam, kita harus berpandapat bahwa hal itu yang terbaik untuk kita. Bila kita menganggap segala sesuatu sebagai hal yang baik, maka segala sesuatu akan menjadi baik. Tuhan dak berada di dunia luar, Ia ada

dalam kesadaran manusia masing – masing. Demiki-an pula kebenaran (satya), kebajikan (dharma) , keda-maian (shant i ) , kasih (prema) dan

tanpa kekerasan (ahimsa) dak berada di dunia luar. Mereka ada di dalam diri kita, bila kita menjadi marah, kita kehilangan ketentraman ba n. Karena itu, kita harus selalu tetap tenang dan bahagia.

Sebagai manusia kita harus mempunyai sifat – sifat kemanu-siaan. Manusia seja adalah orang yang dijiwai oleh kebenaran, kebajikan, kedamaian, dan kasih. Bila kita meningkatkan nilai – nilai kemanusiaan, kita akan selalu menikma ketentraman ba n. Kemudian senyum akan selalu tersungging di wajah. Akan tetapi, bila pikiran kita kacau, kita dak dapat memiliki ketentraman ba n. Kita bukan sekadar manusia, Tuhan ada dalam kesadaran kita, kita mes menyadari kebenaran ini. Selama kita menganggap diri sebagai manusia biasa, kita dak terhindar dari kesalahan. Perubahan terjadi dalam diri karena makanan dan ngkah laku, kadang – kadang sifat buruk seper kemarahan dan rasa iri mbul dalam diri. Akan tetapi, jangan pernah diberi kesempatan cacat

cela bercokol dalam diri, misalkan kita membangun sebuah rumah dan memasang pintu.

Hanya karena sudah memasang pintu, apakah kita akan mem-biarkan segala jenis binatang dan serangga masuk ke rumah itu? Sama sekali dak! Seandainya mereka mencoba masuk, kita akan segera menutup pintu dengan rapat. Demikian pula, pengendalian diri dapat diibaratkan dengan pintu ha kita masing – masing. Bila kita tutup pintu ha untuk sifat – sifat buruk, mereka dak dapat memasukinya. Jangan pernah marah kepada siapapun, juga jangan mengecam, melukai, menjaha atau merugikan siapapun. Bila karena suatu sebab mbul situasi yang membuat kita merasa marah, kendalikan diri. Bila rasa marah mbul, anggaplah sebagai musuh dan segera padamkan. Ada dikatakan, rasa marah adalah musuh, kesadaran adalah tameng perlindungan, dan kebahagiaan adalah surga. Penuhi ha dengan kasih dan belas kasihan. Bila kita memiliki kasih dalam ha , kita akan melihat Tuhan dimana – mana, tanpa kasih kita hanya akan melihat iblis dan setan.

Bila dipupuk keyakinan yang teguh bahwa Tuhan ada dalam diri, bahwa kita adalah perwujudan Tuhan, dan tubuh ini adalah persemayaman Tuhan, maka rasa marah, dengki, angkuh dan sebagainya sama sekali tidak akan mendapat peluang untuk mengganggu. Oleh karenanya, masyarakat harus meningkatkan kasih dan belas kasihan, itu adalah kebenaran. Kebenaran itu dak berubah, dak terpengaruh oleh ruang dan waktu. Dimanapun kita berada, kebenaran adalah kebenaran, kasih adalah kasih! Dewasa ini, kebenaran banyak yang dimanipulasi. Bila kita memiliki kasih, dengan sendirinya kebenaran akan menjadi bagian dari hidup kita dan sebaliknya.

Manusia lahir dengan kasih, namun sayangnya sementara kita tumbuh dewasa, sedikit demi sedikit kasih yang ada dalam diri mulai berkurang, sedangkan kebencian dan kedengkian mulai meningkat. Kedengkian adalah sifat yang sangat buruk. Cacat itu dak hanya merugikan orang lain, tetapi juga akan merugikan diri

sendiri. Karena itu, sifat buruk semacam itu sama sekali jangan diberikan kesempatan untuk bercokol dalam diri. Berusahalah terus meningkatkan keutamaan seper kasih dan kejujuran. Hanya dengan demikianlah kita akan dapat menghaya ketentraman ba n dengan ada putusnya.***

Oleh :Anak Agung Gede Raka, S.Pd

Guru SD Negeri 3 Ketewel – Sukawa

Jangan Biarkan Sifat – Sifat Buruk Bercokol di Hati

GUBERNUR Bali, Drs. Made Mangku Pas ka menerima kun-jungan silahturahmi dari Konsulat Jendral Jepang di Denpasar yang baru Noboru Nomura di Ruang Kerja Gubernur Bali pada 7 April lalu. Pada kesempatan tersebut, Gubernur Pas ka memperkenalkan SMA Bali Mandara yang merupakan sebuah sekolah bertaraf inter-nasional yang dimiliki Bali yang menerima siswa didik dari kalangan kurang mampu di Bali. Ia berharap selain menjaga hubungan Indo-nesia dan Jepang khususnya Bali tetap berjalan harmonis, Konsul Jepang juga bisa ikut berpar sifasi terhadap SMA tersebut seper penyelenggaraan beasiswa.

Selain itu, menurutnya melalui dunia pendidikan merupakan momen yang baik untuk menjalin hubungan harmonis dengan sebuah negara. “Saya ingin mereka menyambung hubungan saya dengan Jepang, melalui dunia pendidikan saya rasa momen yang sangat baik untuk mempererat hubungan,” ujarnya.

Konsulat Jendral Jepang di Denpasar, Noboru Nomura men-gakui sangat tertarik dengan ide penyelenggaraan sekolah ini. Menurutnya, sekolah yang bisa mendidik siswanya dengan disiplin nggi, terlebih dengan backgroud siswa yang dak biasa maka akan

menciptakan “future leader”. Oleh karenanya, ia meminta kepada Gubernur untuk bisa mengunjungi sekolah tersebut secara lang-sung, sekaligus melihat secara langsung situasi belajar mengajar. Selanjutnya, mengenai beasiswa, ia mengatakan bahwa Jepang telah menyediakan beasiswa untuk D1, D2 dan D3 ke Jepang untuk mahasiswa Indonesia se ap tahun pada bulan April dan Oktober.

Ia berharap dengan adanya SMA ini, bisa dimunculkan kembali beasiswa – beasiswa lain dari Jepang untuk Indonesia khususnya Bali. Selain itu, ia juga meminta petunjuk dan masukan Gubernur selama dirinya menjabat sebagai Konsul Jendral di Denpasar, agar tercipta hubungan harmonis antara Bali dan Jepang. nd-17

Bertemu Konsul Jepang, Gubernur Kenalkan SMA Bali Mandara

nuasa_48.indd 18nuasa_48.indd 18 4/15/2015 10:42:10 AM4/15/2015 10:42:10 AM

Page 19: Nuansa 28

Nuansa P

endidikan

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 19

Oleh : I Nyoman Jendra, A.Ma.Pd

Guru SDN 1 Petak Kaja, Gianyar-Bali

KESEMUANYA Dharma (tindakan tepat), Artha (keamanan sosial), Kama (kenyamanan dasar) dan moksha atau ke-bebasan lazimnya dianggap sebagai empat purushartha, empat pilar terpen ng dari struktur kehidupan manusia. Purusharta berasal dari bahasa Sansekerta, sebenarnya terdiri atas dua kata, purusha dan artha. Pu-rusha biasanya diterjemahkan sebagai pria, tapi makna ini dapat diperluas mencakup wanita juga. Jadi Purusha ialah keduanya, laki – laki dan perempuan.

Artha dapat berar kekayaan, uang dan bahkan makna. Ini ialah sesuatu yang memberi ar bagi hidupmu. Jadi keempat Purushartha semuanya mem-beri makna pada kehidupan. Kita semua butuh untuk tahu apa yang tepat dan apa yang dak tepat. Kita semua membutuh-kan sesuatu seper keamanan sosial,

kenyamanan dan kebebasan. Itulah kebutuhan dasar dan lazim dari semua manusia, bagaimana kita memenuhi kebutuhan itu? Bagaimana kita menggapainya?

Leluhur kita menasehati kita untuk memulainya dengan dharma, seseorang harus tahu apa yang tepat, dan apa yang dak tepat dilakukan. Dengan pemahaman semacam ini, seseorang harus memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dan keahlian untuk menjalankan bidang ndakan yang dipilih. “Dahulukan yang pen ng”, begitulah nasehat yang dipopulerkan Stephen Covey. Pertama, kita harus mendapatkan dharma, tanpa kebijaksanaan untuk memilah apa yang tepat dan apa yang tak tepat, kita tak dapat berhasil dalam hidup. Dan untuk mengembangkan kebijak-sananaan semacam itu, sangatlah pen ng bahwa kita memiliki sebuah pikiran yang tajam dan kemauan untuk belajar.

Kebijaksanaan ialah buah dari pembelajaran. Kita belajar dari buku, kita juga belajar dari mengama orang lain dan pengalaman hidup mereka. Yang terpen ng, kita belajar dari pengalaman kita sendiri. Dalam beberapa tahun pertama kehidupan kita, kita be-lajar dengan mengama orang lain, itu yang kita lakukan saat kita masih anak – anak. Kita tak dapat membaca, kita tak bisa menulis, tapi kita bisa mengama . Membaca dan menulis datang kemudian yang pertama ialah observasi. Anak – anak, yang kekurangan ke-mampuan pengamatan ini umumnya tak terlalu ingin tahu, mereka dak banyak bertanya. Kita mungkin menganggapnya sebagai anak

yang ber pe pendiam, kita mungkin merasa senang dengan hal

tersebut, karena mereka tak menggangu kita seper halnya pe anak yang suka bertanya.

Kenda demikian, hal ini tak bagus. Anak – anak yang kurang observasi tak hanya tumbuh secara kurang bijaksana, tapi juga kurang dinamis. Inilah alasan kenapa kita mempunyai banyak mo vator di hari – hari belakangan ini. Sebagian dari kita yang kurang mengobservasi saat masa kanan – kanak tak bisa melakukan apa – apa tanpa mereka. Kita perlu dimo vasi, dan didorong untuk mencapai tujuan kita dalam kehidupan, untuk memenuhi dan meraih segalanya. Ama anak – anak anda dan periksa seberapa kerap ia melakukan observasi. Anak yang observan bukanlah anak yang nakal dan bandel, tapi ia yang selalu bertanya, “apa ini? apa itu?”. Ini ialah pikiran yang bertanya yang membantu anak mekar menjadi manusia yang utuh. Tanpa pikiran yang bertanya, kita tetaplah separuh manusia.

Pikiran yang kri s bertanya, kenda demikian, tak dapat diper-budak. Memang ada komunitas, masyarakat dan sistem sosial yang tak suka dengan pikiran yang kri s. Mereka melecehkan intelegensia, mereka mengharapkan pikiran yang tumpul yang dapat diarahkan dan dikuasai. Penguasa di manapun, dan di bidang apapun menentang orang cerdas, karena mereka tak bisa diperbudak. Purushaartha, sep-er yang diwariskan leluhur kita, ialah bukan untuk para budak. Selain perbudakan, mereka tak punya pilihan lain dalam hidup. Perbudakan ialah satu – satunya makna dalam hidup mereka. Mereka tak dapat meraih dharma, artha, kama dan moksa. Mereka tak bebas melakukan apapun. Mereka telah diperbudak begitu lama sehingga mereka tak lagi merasa berharga, atau bahkan memahami, ar kebebasan dan kemerdekaan itu sendiri.

Untuk menggapai keempat purushaartha ialah untuk me-matahkan rantai perbudakan, dan membebaskan pikiran kita. Tapi seper yang telah penulis uraikan, jika kita terlalu lama diperbudak, kita bahkan bisa jadi tak memahami ar kebebasan. Kita mungkin malah menikma perbudakan, dan merasa nyaman. Oleh sebab itu, dari waktu ke waktu, kita membutuhkan seorang Krishna, atau seorang Gandhi untuk menunjukan pada kita jalan keluar dari perbudakan. Para avatar atau apapun sebutan anda bagi mereka sebenarnya “orang bebas”. Mereka mengetahui ar kebebasan, mereka ialah manusia dengan pikiran yang tajam dan intelegensia super. Mereka bisa merangkul keempat Purushartha dan menghaya kehidupan dengan gayanya sendiri, dan mereka hendak berbagi dengan kita jenis kebebasan yang mereka nikma . Mereka menghampiri kita untuk menunjukkan pada kita jalan keluar dari perbudakan. Ya, itu ialah apa yang mereka tepatnya lakukan, mereka “menunjukkan” pada kita jalan menuju kebe-basan, kemandirian, kemerdekaan dan keadilan untuk semua, kita masih harus menapaki jalan itu.***

Makna Hidup

nuasa_48.indd 19nuasa_48.indd 19 4/15/2015 10:42:10 AM4/15/2015 10:42:10 AM

Page 20: Nuansa 28

Nuansa Pendidikan

edisi 63/ th. VI / Maret - April 201520

SERINGKALI kita setiap tidur punya bunga dur alias bunga mimpi atau komplek terabstrak berangsur – angsur (step bay step), selangkah demi selangkah kita menuju kearah kesuksesan yang kita ingin capai, seringkali kita terlalu fokus pada bunga tidur kita, sehingga tidak

mempunyai waktu, kesempatan untuk memikirkan, mengapa kita harus mencapai sukses apa kendala kita untuk sukses dan apapula alasan kita untuk sukses? Apakah kita betul – betul menginginkan? Ini adalah bagian dari rencana (Job Scrip ons), hidup kita sukses terkait erat dengan rencana pen ng dalam hidup kita seper kelu-lusan, kenaikan ngkat mendapatkan penghargaan, mendapatkan pekerjaan, kedudukan yang layak atau yang diidamkan, memulai usaha bisnis atau hubungan baru.

Target pencapaian terhadap rencana – rencana ini adalah kesuksesan bagi kita. Poin dari pencapaian tersebut membawa perasaan (fi ling) emosional, ambisius yang posi f karena kita mengetahui bahwa rencana – rencana tersebut telah berhasil terpenuhi dan itu menandakan bahwa kita telah membuat sebuah kemajuan yang riil (nyata). Pilar – pilar penunjang kesuksesan hidup antara lain niat, kemauan, keberanian., ilmu pengetahuan (sains)., ketrampilan (skill)., pengalaman (eksperient)., mimpi (dream). Membangun budi peker , moral, sikap mental yang tahan ban ng: berpikir posi f, fokus pada solusi, bukan pada masalah, jangan hidup dimasa lalu, jadilah pendengar yang baik (budiman). Bersyukur, mensyukuri, berdoa dan yang lebih urgen (pen ng) tetap berusaha, berusaha dan berusaha.

Dengan mo vasi, inovasi diri yang nggi, harus memiliki rasa ingin tahu yang nggi, percaya pada kemampuan diri sendiri (to be your selff ) instropeksi diri mempunyai desiplin yang nggi. Konsep – konsep hidup sukses: memulai dari hal terkecil dan sederhana, pantang menyerah, selalu berusaha, tetap bangun dan bangun, menyukai tantangan, senang dengan masalah, jangan masalah dipermasalahkan, belajar dari orang lain (sering pendapat) dan keuletan, ketekunan, untuk meraih sukses.

Memanfaatkan Dari Suatu Kesuksesan Dalam berbagai banyak hal kita ingin merasakan manfaat

yang didapat sehubungan dengan pencapaian suatu kesuksesan dalam pikiran kita, yang telah tertanam suatu pernyataan bahwa ada suatu ikatan yang kuat antara sukses yang diraih dengan manfaat yang didapat ikatan dan pertalian ini menyebabkan kes-uksesan menjadi sangat kita inginkan, nikma melalui prosesnya. Kemenangan perasaan disukai atau pencapaian kesuksesan adalah sebuah ilustrasi atau sebuah pengalaman yang sangat posi f, yang menambah nilai pada diri kita sendiri atau melambungnya ego kita, boleh juga dikatakan sebuah kemenangan pribadi. Orang – orang menyukai kemenangan, ini adalah suatu fi lling yang sangat wajar.

Suatu contoh ke ka seorang anak bermain game, masing – masing dari mereka menginginkan suatu kemenangan meskipun ada hadiahnya yang diperebutkan, dia dak terlalu menghiraukan. Jauh dalam lubuk ha kita, termasuk kedua anak itu, kita menyu-

kai perasaan menjadi pemenang. Mo vasi, mo vator atau dorongan dalam hidup kita, mengetahui bahwa ada mimpi ada tujuan yang ingin kita raih, akan merangsang kita ber ndak semakin menantang mimpi/tujuan tersebut. Semakin kuat juga perasaan untuk sukses, hal inilah yang akan membuat hidup kita selalu bersemangat. Kita akan termo vasi untuk pencapaian mimpi dan tujuan yang lebih besar yang menantang. Secara otoma s diri kitapun akan selalu berkembang menjadi lebih baik dan lebih baik ke jenjang yang lebih nggi.

Kompensasikan kegagalan di masa lampau, kita pasti semua pernah mempunyai, mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut sangatlah dak mengenakkan dan merupakan suatu hal yang dak bisa dihindari dalam kehidupan kita, tetapi dari se ap kegagalan tersebut selalu terdapat pembelajaran yang posi f. Kegagalan tersebut dapat lebih mengobarkan api penyemangat dalam meraih mimpi. Kita mengalami kekalahan adalah penundaan untuk menang dalam mo o, tapi kita menginginkan kemenangan di saat akhir. Sebuah kemenangan akan mengkompensasi semua pengalaman pahit kita saat mengalami kegagalan, kegagalan pilar penunjang untuk sebuah kesuksesan hidup.

Ilmu (sains) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelediki, menemukan, menemukan, memahami, menjabarkan, meng-gambarkan, mengimplementasikan, menuangkan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Sendi – sendi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan – rumusan yang pas . Ilmu adalah memberikan kepas an dengan membatasi ruang lingkup sudut pandangnya dan kepas an ilmu, ilmu diperoleh dari keterbatasan, ilmu adalah serapan dari bahasa Arab “ILM” yang berar memahami, menger atau mengetahui masalah – masalah sosial, organisasi – organisasi, perkumpul – perkumpulan, kelompok – kelompok yang bersifat sosial secara umum dan lain sebagainya (id.wikipedia.org).

Manusia atau orang yang berilmu derajatnya lebih nggi daripada orang dak berilmu alias kebodohan adalah aib, hanya kebodohanlah yang dak malu akan kebodohannya. Dengan il-mulah kita bisa berpikir, beramal, berahlak, bermoral, punya budi peker , moral, akal sehat dan ilmu dak akan lapuk termakan usia. Ku pan kalimat diatas betapa sangat pen ngnya ilmu bagi umat manusia, makin nggi ilmu yang dimiliki seseorang harus makin nggi pula ilmu agama, moral, budi peker yang dimiliki. Karena

menempa seseorang akan menjadi arif dan bijak, baik dalam ber-pikir maupun ber ndak. Bahkan menurut ilmu hukumnya wajib, dak ada batasan usia untuk menuntut ilmu. Ilmu pengetahuan

bisa didapat dari bangku sekolah, universitas, riset, seminar, lontar, masyarakat, pengalaman, kursus, dari cerita pewayangan, dharma wacana, penjernihan – penjernihan yang bersifar spiritual akan menjadikan aura – aura fi brasi yang bersih.

Orang haus ilmu akan selalu dan selalu berusaha mencari tahu dan memiliki rasa yang lebih nggi. Seper itukah yang kita rasakan? Berbahagialah orang tersebut. Sebab ada banyak orang yang merasa bodoh akan ilmu, orang seper ini akan ter nggal dan tereliminasi dalam persaingan hidup. Contoh siswa dengan rasa ingin tahunya sangat nggi, dia akan selalu bertanya apa saja yang dipelajarinya. Se ap pergi ke sekolah, dia kembali pulang atau membawa ilmu yang baru, mempelajari kembali dan menganali-sisnya. Mereka ingin memiliki nilai lebih dari sekedar tuntas. Pada dasarnya dan saat nan segala ndakan, perbuatan akan selalu dibarengi dan menggunakan kerangka berpikir dan ilmu yang ia pelajari, begitu seharusnya.

Proses KBM di bangku sekolah akan berhasil, tergantung pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai mo vator pendukung pem-belajaran walupun siswa diajar oleh guru dengan mo vasi, itu jauh akan lebih baik asalkan siswa memiliki mo vasi belajar nggi.***

Pembelajaran Meraih Sukses (1)Oleh :

I Wayan Diksa, S.PdGuru SMP Negeri 3

Tegallalang – Gianyar

nuasa_48.indd 20nuasa_48.indd 20 4/15/2015 10:42:11 AM4/15/2015 10:42:11 AM

Page 21: Nuansa 28

”MORI Wa Umi No Koibito” hutan adalah kekasihnya laut, itulah novel non-fi ksi yang menjadi bacaan wajib bagi murid SD. Mereka diajak berpikir bukan hanya sebatas “cortex memory” berupa hapalan – hapalan, namun lebih ke arah “metak-ogni f” untuk dapat menangkap hakikat makna dari kegiatan – kegiatan yang telah mereka lakukan semenjak dini. Bronfen-brenner mengatakan bahwa perkemban-gan anak amat dipengaruhi oleh konteks mikrosistem (keluarga, sekolah dan teman sebaya), konteks mesosistem (hubungan keluarga dan sekolah, sekolah dengan

sebaya, dan sebaya dengan individu), konteks ekosistem (latar sosial orang tua dan kebijakan pemerintah), dan konteks makrosistem (pengaruh lingkungan budaya, norma, agama, dan lingkungan

sosial di mana anak dibesarkan), ar nya kegiatan KMDM ini mes dilakukan secara holis k.

Mampukah kita mendidik dalam konteks mikrosistem, me-sosistem, dan ekosistem? Tentu saja diawali dengan mendidik anak – anak sebagai individu yang saat ini berada di TK dan SD. Bukankah 10 tahun kemudian mereka akan menjadi bagian dari masyarakatnya, dan bangsa? Disinilah peran guru yang mampu menghadirkan berbagai tema terkait dengan kesadaran lingkun-gan hidup. Is lah “Integrasi” digunakan untuk menegaskan ga aspek yang sangat pen ng dalam proses pembelajaran, yakni berpikir, merasa dan berbuat, yang selama ini dikenal ga ranah Taxonomy Bloom (kogni f, afek f, dan psikomotor). Berfi kir ar nya apa yang kita pelajari, Merasa ar nya apresiasi terhadap apa yang dipelajari, sementara Berbuat adalah pengalaman berbuat dan dak hanya cukup melalui diskusi tentang apa masalah yang dipelajari.

Mengintegrasikan nilai – nilai KMDM dalam pembelajaran merupakan sebuah proses pergelutan anak dengan semesta alam. Dimana anak akan tercelup untuk melakukan prak k – prak k nyata dengan lingkungannya. Konsep pendidikan berwawasan lingkungan telah diaplikasikan dalam pendidikan jauh sebelum Indonesia merdeka. Kearifan lokal yang dianut berbagai suku/etnis yang ada di Indonesia memberikan kon-tribusi yang signifi kan dalam membangun pendidikan di masa lalu. Menurut Hyland (1994) kurikulum yang dibutuhkan untuk kehidupan di abad 21 adalah kurikulum yang mengakomodir nilai – nilai yang ada dan dianut masyarakatnya. Seper berpiki-ran terbuka, dapat melihat jauh ke depan (futuris), demokra s, dan menyediakan kesempatan kehidupan di berbagai bidang. Tentu saja, kondisi diatas telah diadopsi ke dalam dokumen resmi yang bernama Kurikulum yang telah disosialisasikan pada tahun 2006 lalu.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) demikian na-manya, telah memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mengelola proses pembelajaran sesuai dengan kondisi wilayah

mereka masing – masing yang mengacu pada upaya mendidik para siswa menjadi manusia seutuhnya (holis k). Hal ini tentu saja memberi peluang akan pemahaman isu lingkungan secara kontekstual. Menjadikan murid – murid yang cerdas spiritual, cerdas akademik, cerdas fi sik, cerdas emosi, cerdas sosial, dan krea f merupakan tujuan yang hendak diraih tujuan pendidikan nasional kita. Sekolah hijau merupakan sekolah berwawasan lingkungan dimana para murid, tenaga kependidikan dan komite sekolah memiliki kesadaran akan lingkungan dimana mereka berdiam, serta mewujudkannya melalui perilaku yang ramah lingkungan untuk meningkatkan mutu hidup. Sekolah memiliki komitmen dan secara sistema s mengembangkan program untuk menginternalisasikan nilai – nilai lingkungan ke dalam seluruh ak fi tas sekolah.

Konsep dan kegiatan yang dikembangkan bertumpu pada nilai – nilai luhur kehidupan seper kemanusiaan, kese akawa-nan, kejujuran, keadilan, dan kesimbangan alam. Prinsip dasar sekolah hijau adalah Par sipa f, Berkelanjutan, dan Menyelu-ruh. Par sipa f, semua warga sekolah berhak memperoleh informasi yang memadai dan terlibat dalam keseluruhan proses sesuai tanggungjawab dan perannya. Berkelanjutan, seluruh kegiatan memiliki manfaat dalam jangka panjang. Menyeluruh, seluruh warga sekolah selalu memper mbangkan seluas – luas-nya aspek kehidupan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sehingga dapat memberikan kontribusi yang sebesar – besarnya bagi lingkungan. Jenjang TK dan SD memiliki program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dapat menjadi ”perekat” dengan kesadaran lingkungan hidup. Memanfaatkan halaman dan kebun sekolah untuk menanam berbagai tanaman obat, buah – buahan, tananam langka, dan aneka tanaman palawija.

Semua kegiatan KMDM dapat dikaitkan dengan proses pembejaran yang ada dalam kurikulum, misalnya dalam mata pelajaran Agama dapat dikaitkan dengan ayat – ayat yang berte-makan kerusakan alam dan lingkungan. Bahasa Indonesia dapat menggunakan tema lingkungan alam untuk menggairahkan aspek membaca, berdiskusi, menulis, dan apresiasi sastra. Matema ka dapat diprak kkan langsung dengan menerapkan kondisi nyata terkait dengan kesadaran akan lingkungan (bunga, biji, kerang, dsbnya). Kunci Kebajikan (virtues): Cinta Tuhan dan CiptaanNya, Amanah, Disiplin, Hemat, Kepedulian, Persatuan, Percaya diri, Tanggungjawab, Kejujuran, Kerjasama, Kasih say-ang, dan krea vitas.

KMDM bukanlah subjek namun bagian dari se ap subjek. KMDM merupakan bagian yang mengisi kehidupan akademik dan kehidupan sosial se ap anak. KMDM dapat ditampilkan dalam ndakan/aksi nyata seper ”Sekolah Hijau” yang melibat-kan rasa tanggungjawab, respek, dan kerjasama. KMDM adalah pendidikan untuk berbuat! KMDM dapat saja berlangsung dalam forum – forum diskusi dan simulasi. Namun kita mes in-gat apa tujuan pendidikan nasional kita untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, krea f, mandiri dan menjadi warga negara yang demokra s serta bertanggungjawab.***

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru dan Pegawai di SD Negeri 5 Singapadu KalerUntuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Dalam Lomba Usaha Kesehatan Sekolah dan Kecil Menanam Dewasa Memanen

Tingkat Sekolah Dasar (4)

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 21

Nuansa P

endidikan

Oleh :I Wayan Nestra, S.Pd, M.Pd

Kepala SDN 5 Singapadu Kaler

nuasa_48.indd 21nuasa_48.indd 21 4/15/2015 10:42:11 AM4/15/2015 10:42:11 AM

Page 22: Nuansa 28

Nuansa Pendidikan

edisi 63/ th. VI / Maret - April 201522

Oleh : Ni Ketut ArianiGuru SD No 2 Baturi

PROSES belajar mengajar akan sangat efek f apabila guru melaksanakannya dengan mema-hami peran, fungsi dan kegunaan mata pelajaran yang diajarnya. Mata pelajaran Matema ka ber-peran untuk pengembangan in-telektual, sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju keberhasilan

dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Fungsi mata pelajaran Matema ka adalah sebagai suatu bidang kajian untuk mempersiapkan siswa mampu merefl eksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan – gagasan dan perasaan serta memahami beragam nuansa makna, sedang kegunaannya adalah untuk membantu siswa mengenal dirinya, mengemukakan gagasan dan perasaan, menemukan serta menggunakan kemampuan anali c dan imajina f yang ada dalam dirinya.

Disamping mengetahui peran, fungsi dan kegunaan, sebagai seorang guru juga diperlukan untuk mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga paradigma pengajaran dapat dirubah menjadi paradigma pembelajaran sebagai tuntutan peraturan yang disampai-kan pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, Permen No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifi kasi Guru). Seper yang telah penulis uraikan diatas menunjukkan betapa pen ngnya model untuk diterapkan dalam mencapai suatu keberhasilan, begitu pula terhadap kegunaan model – model pembelajaran. Sebelum ada model, dikembangkan terlebih dahulu teori yang mendasari model tersebut. Model baik model – model fi sika, model – model komputer, model – model matema ka, semua mempunyai sifat “jika – maka”, dan model – model ini terkait sekali pada teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5).

Model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkat-kan prestasi belajar siswa Kelas I SD No 2 Baturi ? Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu dari banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Model ini mempunyai langkah – langkah yang mendorong keak fan siswa dalam belajar dengan cara memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih banyak mengama objek atau materi pelajaran, menemu-kan sendiri hal – hal yang perlu, baik menyangkut materi, meneli , dan memeriksa materi. Secara teori s, hasil peneli an ini diharapkan akan bermanfaat sebagai acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Sedangkan secara prak s peneli an ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah, khususnya SD No 2 Baturi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar Matema ka.

Model pembelajaran problem based learning (pembelajaran berbasis masalah), awalnya dirancang untuk program graduate bidang kesehatan oleh Barrows, Howard (1986) yang kemudian diadaptasi da-lam bidang pendidikan oleh Gallagher (1995). Problem based learning dise ng dalam bentuk pembelajaran yang diawali dengan sebuah ma-salah dengan menggunakan instruktur sebagai pela han metakogni f dan diakhiri dengan penyajian dan analisis kerja siswa. Tujuan pem-belajaran dirancang untuk dapat merangsang dan melibatkan pelajar dalam pola pemecahan masalah dan mengiden fi kasi permasalahan.

Dalam hal ini ada dua hal yang harus terpenuhi. Pertama, harus dapat memunculkan konsep – konsep atau prinsip – prinsip yang relevan dengan contentdomain yang dibahas. Kedua, permasalahan hendaknya riil sehingga memungkinkan terjadinya kesamaan pandang antar siswa. Ada dua hal pokok dalam mempresentasikan permasalahan. Pertama, jika siswa dilibatkan dalam pemecahan masalah yang auten k. Kedua, adalah bahwa data yang ditampilkan dalam presentasi permasalahan dak menyoro faktor – faktor utama dalam masalah tersebut.

Dalam hal ini peran guru sebagai fasilitator adalah mengembang-kan krea vitas berpikir siswa dalam bentuk keahlian dalam pemecahan masalah dan membantu siswa untuk menjadi mandiri. Belajar Berbasis Masalah (BBM) adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan masalah kehidupan yang bersifat dak tentu (ill-structured), terbuka dan mendua (Fogarty, dalam Arnyana, 2004). Belajar Berbasis Ma-salah memiliki ciri – ciri yakni mengajukan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan auten k. BBM mengharuskan siswa melakukan penyelidikan auten k untuk mencari penyelesaian masalah secara nyata, menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya, kerjasama (Ibrahim dan Nur, 2000: 5-6).

Prestasi belajar mempunyai ar dan manfaat yang sangat pen ng bagi anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan berguna dalam pengambilan keputusan atau ke-bijakan terhadap siswa yang bersangkutan maupun sekolah. Model pembelajaran Problem Based Learning dise ng memiliki bentuk yang diawali dengan sebuah masalah dimana instruktur sebagai pela h, diakhiri penyajian dan kerja siswa. Pemusatan masalah disekitar materi pelajaran, kemampuan siswa mewujudkan hipotesis. Dengan paparan diatas, dapat disampaikan hipotesis atau dugaan sementara yang bunyinya, langkah – langkah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar Siswa Kelas I SD No 2 Baturi pada Semester I Tahun pelajaran 2012/2013.

Peneli an yang dilakukan termasuk peneli an ndakan. Peneli an ndakan didasarkan pada fi losofi bahwa se ap manusia dak suka atas

hal – hal yang sta s, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 6-7). Untuk peneli an ini penulis memilih rancangan peneli an ndakan yang disampaikan oleh Mc Kernan seper terlihat pada gambar berikut.

Gambar 01. Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan, 1991 (dalam Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 54)

Prestasi Belajar Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

TINDAKAN DAUR I

Tindakan perlu perbaikan DAUR 2

Penerapan Definisi masalah

Evaluasi tindakan

Need assessement

Implementasi tindakan

Hipotesis ide

Develop action plan T 1

Penerapan Redefine problem

Evaluate action

Need assessement

Impl. Revise plan

New hypothesis

Revise action plan T 2

dst

nuasa_48.indd 22nuasa_48.indd 22 4/15/2015 10:42:11 AM4/15/2015 10:42:11 AM

Page 23: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 23

Subjek peneli an ini adalah semua siswa kelas I SD No 2 Baturi . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 03. Nama – nama siswa Kelas I SD No 2 Baturi

Yang menjadi objek peneli an adalah peningkatan prestasi belajar siswa kelas I SD No 2 Baturi setelah diterapkan model problem based learning dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil peneli an ini adalah metode deskrip f. Untuk data kuan ta f dianalisis dengan mencari mean, median, modus, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan grafi k. Dalam peneli an ini diusulkan ng-kat keberhasilan per-siklus yaitu pada siklus I prestasi belajar siswa mencapai nilai rata – rata 67,17 dengan ketuntasan belajar sebesar 60,00% dan pada siklus II mencapai nilai rata – rata 75,08 atau lebih

dengan ketuntasan belajar minimal 100%.Pengamatan dilakukan setelah proses pembelajaran dilaksana-

kan dalam 3 kali pertemuan dengan memberikan tes prestasi belajar. Data awal yang diperoleh dengan rata – rata 64,58 menunjukkan bahwa, kemampuan anak/siswa dalam mata pelajaran Matema ka masih sangat rendah mengingat kriteria ketuntasan belajar siswa un-tuk mata pelajaran ini di kelas I SD No 2 Baturi adalah 70. Penerapan metode/model problem based learning yang benar sesuai teori yang ada, peningkatan rata – rata prestasi belajar anak/siswa pada siklus I dapat diupayakan dan mencapai rata – rata 67,17. Namun rata – rata tersebut belum maksimal karena hanya 5 siswa memperoleh nilai di atas KKM sedangkan yang lainnya belum mencapai KKM. Sedangkan prosentase ketuntasan belajar mereka baru mencapai 60,00. Model pembelajaran problem based learning belum maksimal dapat dilaku-kan disebabkan penerapan model/metode tersebut baru dicobakan sehingga guru masih belum mampu melaksanakannya sesuai alur teori yang benar.

Pada siklus ke II perbaikan prestasi belajar siswa diupayakan lebih maksimal dengan peneli membuat perencanaan yang lebih baik, menggunakan alur dan teori dari metode/model problem based learning dengan benar dan lebih maksimal. Akhirnya dengan semua upaya tersebut peneli mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada siklus II menjadi rata – rata 75,08. Dari semua data pendukung pembuk an pencapaian tujuan pembelajaran dapat disampaikan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan peneli an ini.***

PELANTIKAN pejabat struktural di lingkungan IKIP PGRI Bali periode 2015 – 2019 dilakukan Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum disaksikan pengurus teras YPLP IKIP PGRI Bali dianta-ranya Ketua YPLP IKIP PGRI Bali, Drs. IGB. Arthanegara, S.H., M.Pd. Pengambilan sumpah disesuaikan agama dan keper-cayaannya masing – masing berlangsung di Aula Redha Gunawan lantai III kampus setempat pada Rabu 1 April 2015. Surat keputusan pengangkatan para pejabat baru tersebut No.359/J/Um/IV/IKIP-PGRI/2015 tertanggal 1 April 2015, berisi tentang pemberhen an dan pengangka-tan pejabat di lingkungan IKIP PGRI Bali.

Ada enampuluh pejabat yang dilan k diantaranya Drs. Pande Wayan Bawa, M.Si dan Drs. I Dewa Putu Juwana, M.Si masih menem-pa posisinya masing – masing sebagai PR I dan PR II IKIP PGRI Bali. Se-dangkan Dr. Drs. I Wayan Citrawan, M.Pd menempa posisi sebagai PR III menggan kan Drs. I Gus Bagus Ardana Adnya, M.Si yang mendapat promosi menjadi Kepala Biro Administrasi Umum. Sedangkan untuk posisi dekan masing – masing Dekan FIP, Drs. I Nyoman Waga, M.Si., Dekan FPBS, Dr. I Ketut Yarsama, M.Hum., Dekan FPIPS, Drs. I Dewa Made Alit, M.Pd., Dekan FPOK Dr. Drs. I Wayan Adnyana, M.M., M.Erg., Dekan FMIPA, Dra. Ni Nyoman Parmithi, M.M.

Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum mengatakan, terimakasihnya kepada semua pihak yang telah mempersiapkan dengan baik acara pelan kan ini, sehingga bisa terselenggara dengan baik. Pelan kan ini mengandung unsur tugas dan tanggungjawab yang dibebankan agar sesuai dapat dilaksanakan tupoksinya masing – masing. Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum menilai dalam menjalankan proses pemilihan ini, langkah demokra s telah dapat dijalankan den-gan sebaik – baiknya. ”Ini yang pertama kali dialami di IKIP PGRI Bali bahwa pemilihan berlangsung secara demokra s, dak ada protes,” ujarnya. Bagi lembaga ini dikatakan, lembaga tergantung pada orang yang menempa posisinya di kelembagaan. Karenanya, apapun yang

kita semua mau, menjadi apa IKIP kede-pan itu tergantung kepada kita masing – masing.

Karenanya pula, para pejabat yang diambil sumpahnya pada hari ini henda-knya bekerja keras dan berbuat sesuatu sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas demi kemajuan lembaga ini,” tegasnya. Lebih baik kita berbuat daripada dak sama sekali. Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum dak lupa mengucapkan rasa terimakasihnya kepada para pejabat yang telah menyelesaikan tugasnya selama ini. ”Kepada para pejabat yang dak diperpanjang tugasnya kami ucap-

kan terimakasih atas pengabdiannya,” pintanya. Diapun dengan bangga menyebutkan berbagai capaian prestasi yang telah dicapai oleh para mahasiswa IKIP PGRI Bali yang telah ikut serta mengharumkan nama bangsa di kancah nasional dan Internasional dalam bidang olahraga khususnya.

Pihaknya menggelorakan semangat kepada semua komponen yang ada di lembaga ini untuk tetap berkarya karena lebih baik berkarya daripada dak sama sekali. Rektor IKIP PGRI Bali ini juga menggemari olahraga sepak bola, badminton dan juga seniman ini menutup sambutannya dengan sebuah pantun di Belaluan membeli durian dengan berjuta rasa. Tak ada kekuatan tanpa persatuan, ber-sama kita pas bisa.

Ketua YPLP IKIP PGRI Bali, Drs. IGB. Arthanegara, S.H., M.Pd mengatakan, kalau tadi pak Rektor mengatakan kita pas bisa, saya mengatakan kita harus bekerja bekerja dan bekerja. Analogi soal bekerja dicontohkan, Singapura dak punya sumber daya apa – apa tapi mereka bisa hidup makmur lantaran mereka bekerja keras. Oleh karena itu, saya juga kembali menekankan agar para pejabat yang dilan k ini hendaknya bekerja keras agar lulusan IKIP PGRI Bali mampu bersaing bukan hanya di ngkat regional tapi juga di ngkat ASEAN. Ingat MEA sudah di depan mata, karenanya mau dak mau harus kita hadapi bersama. rnd-13/rnd-16

Nuansa P

endidikan

Nomor Subjek Penelitian

Nama Siswa

1 I KADE AGUS WINASA 2 NI KADEK AYU VINA WULANDARI 3 AYU VIRA AMELIA PUTRI 4 NI PUTU INTAN DANIARI 5 I PUTU KRISNA DANANJAYA ARDI PUTRA 6 NI MADE MIA ARIASTINI 7 NI PUTU SAYU MERI WIDYANINGSIH 8 I MADE NGARDI ANA TIKA 9 NI LUH PUTU PUSPA WATI 10 NI PUTU VINA AYU LESTARI 11 NI LUH WINDA TRISNA ADNYANI 12 NI MADE WULAN PRATIWI

Rektor IKIP PGRI Bali Lantik Enam Puluh Pejabat Baru

nuasa_48.indd 23nuasa_48.indd 23 4/15/2015 10:42:12 AM4/15/2015 10:42:12 AM

Page 24: Nuansa 28

Nuansa Sejarah

edisi 63/ th. VI / Maret - April 201524

SEBAGAI alasan mengapa ia men-gajukan tuntutan agar BFO menunda mengambil keputusan untuk mendukung atau menolak keinginan Beel, Sultan Hamid mengatakan bahwa atas Resolusi 3 Maret delegasi Sumatra Timur (dr. T. Mansur) telah mengajukan keberatan – keberatan yang diajukan oleh pihak Sumatra Timur itu pada dasarnya menyangkut pengakuan atas Pemerintah RI dan pengembalian para pemimpin RI ke Yogya. Keberatan – keberatan tertulis oleh Sultan Hamid dianggap sebagai lampiran – lampiran dari Resolusi 3 Maret.

Menanggapi penjelasan Sultan Hamid, Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung menam-bahkan (terjemahan dari bahasa Belanda oleh penulis) : “Tuan Ketua. Saya bermak-sud menanamkan masalah ini dan menge-mukakan sebagai berikut, bahwa dalam hal ini BFO telah menentukan pendirian-nya, seper yang anda sendiri katakan tadi. Lampiran – lampiran yang anda sebutkan tadi adalah lampiran yang salah satunya diusulkan oleh delegasi Sumatra Timur yang telah saya buat amandemennya dengan tujuan, bahwa lampiran – lampi-ran itu belum diterima oleh sidang. Kalau masalah itu dilihat dari sudut ini, maka saya bisa menerima apa yang anda dan Tuan Djumhana katakan, yaitu bila nan kelak ada perkembangan baru, maka kalau perlu BFO bisa menentukan pendirian lain, yang harus diterima oleh seluruh sidang”.

Kemudian menyusul perdebatan yang panjang mengenai apakah lampiran – lampiran dianggap juga berlaku bersama Resolusi 3 Maret. Sultan Hamnid II ngotot bahwa lampiran – lampiran itu harus dili-hat sebagai bagian integral dari Resolusi 3 Maret. Namun Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung menolak pendapat itu dengan meng-ingatkan bahwa lampiran – lampiran itu belum dibicarakan dan belum diterima oleh sidang, sedangkan Resolusi 3 Maret sudah disyahkan oleh rapat. Wali Negara Sumatra Timur, dr. T. Mansur malah ikut mendukung Sultan Hamid II dengan mengatakan, kalau lampiran itu dak diterima, maka ia akan menarik dukungan Sumatra Timur.

Ia menambahkan : “Setelah pembi-caraan yang intensif dan seksama yang telah saya lakukan di Sumatra Timur dengan rekan – rekan saya para delegasi, disampaikan kepada saya bahwa kalau resolusi itu seper yang diterima terdahulu tetap dipertahankan, maka persetujuan dari Sumatra Timur terpaksa ditarik kembali. Saya bersedia mengadakan kom-promi, tetapi saya minta pada sidang agar dak memaksa saya untuk menggunakan

perintah yang telah disampaikan kepada saya itu untuk menarik kembali persetu-juan yang diberikan Sumatra Timur”.

Kemudian mbul dialog yang panjang antara Sultan Hamid dan Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung. Pada dasarnya Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung menginginkan agar Sultan Hamid mengakui saja bahwa apa yang telah dikatakannya dalam perte-muan dengan Beel sehari sebelumnya itu adalah in dari Resolusi 3 Maret. Ketua BFO menekankan bahwa dalam pertemuan den-gan Beel ia telah mengemukakan dua prin-sip dari BFO yaitu, bahwa (1) para pemimpin RI harus kembali ke Yogya, dan (2) bahwa UNCI harus ikut serta dalam KMB. Dialog panjang antara Sultan Hamid II dan Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung bertujuan agar Sultan Hamid secara resmi mengakui bahwa apa yang dikatakannya kepada Beel sehari sebelumnya pada dasarnya adalah in dari Resolusi 3 Maret 1949.

Namun Sultan Hamid II, seper hal-nya dr. T. Mansur, nampaknya belum mau menerima pernyataan Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung, alasannya adalah kalau mereka menerima Resolusi itu, maka itu berar bahwa BFO telah mengemukakan pendiriannya dan dak perlu menunggu keputusan berikut dari Dewan Keamanan. Sebagian dari dialog mengenai masalah itu diku p dibawah ini. Dr. Mr. Ide Anak

Agung Gde Agung bertanya pada Sultan Hamid apakah keterangan yang diberikan-nya kepada Beel kemarin itu sesungguhnya adalah in dari Resolusi 3 Maret. Sultan Hamid mencoba mengelak dengan men-gatakan (terjemahan dari bahasa Belanda oleh penulis) : “Ketua: sekarang juga saya mau mengambil sikap yang formal. Saya telah bertanya dengan baik – baik dan jelas: Apakah anda semua setuju dengan apa yang saya katakan itu? Maka karena dak ada yang menolak, maka saya telah

mengetuk palu”.“Tuan Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde

Agung: prinsip – prinsip seperti tertera dalam resolusi, itulah pendapat saya dan sesuai pendapat itulah saya mengatakan, ya”. “Ketua: anda mengajukan pertanyaan anda setelah palu diketuk. Saya telah bertanya apakah anda semua bisa setuju. Tuan – tuan jawabannya adalah ya. Dan sekarang, Yang Mulia, sikap anda adalah seper pihak yang menentang”. “Tuan Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung: Tidak saya tadi senantiasa mengajukan pendapat bahwa saya setuju dengan prinsip – prin-sip itu seper tercantum dalam resolusi”. “Ketua: Tidak. Itu dak benar. Sidang bisa menjadi saksi. Bagi saya masalah ini telah resmi diterima”. “Tuan Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung: Tadi pada pengambi-lan suara saya dengan tegas mengatakan saya menerima prinsip – prinsip itu seper kemarin yang anda jelaskan kepada Wakil Tinggi Mahkota dan seper yang tercan-tum dalam resolusi. Tuan Kruytholf masih bertanya: resolusi yang mana? Lalu anda mengatakan resolusi 3 Maret”.

“Ketua: prinsip – prinsip yang kemarin saya kemukakan di Istana, dan prinsip – prinsip saya ambil dari resolusi tersebut”. “Tuan Dr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung: Saya menginginkan agar jelas tercatat dalam notulen, bahwa saya mendukung hal itu dan saya menyetujui prinsip – prin-sip itu seper tercantum dalam resolusi dari 3 Maret”. “Ketua: Itulah maksud saya”.

Jadi akhirnya Sultan Hamid terpaksa mengakui juga bahwa kedua prinsip yang diajukan dalam pertemuan dengan Beel kemarin itu pada dasarnya adalah in dari Resolusi 3 Maret 1949. Karena kekacauan mengenai diterima atau dak diterimanya Resolusi 3 Maret itu juga sudah mencuat dalam pers, maka rapat memutuskan agar Sultan Hamid sebagai Ketua BFO mengelu-arkan suatu pernyataan yang menandas-kan bahwa Resolusi 3 Maret 1949 adalah sikap resmi dari BFO.***

Mengenang Perjuangan Putra GianyarDr. Mr. Ide Anak Agung Gde Agung (42)

Oleh :Drs. I Wayan Kartawan

Pengamat Sosial Budaya & Guru BK

SMPN 2 Tampaksiring, Gianyar-Bali

nuasa_48.indd 24nuasa_48.indd 24 4/15/2015 10:42:12 AM4/15/2015 10:42:12 AM

Page 25: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 25

Seni & Budaya

DANGHYANG Nirartha juga dikenal dengan sebutan Pedanda Sak Wawu Rauh atau Danghyang Dwijendra adalah seorang tokoh agama Saivis di Bali dan seorang pengelana Hindu abad Ke-16 Masehi. Pada awal Tahun 1537, Danghyang Nirartha meninggalkan Kota Blam-bangan bersama dengan keluarganya untuk menjadi kepala penasihat Raja Gelgel, Dalem Waturenggong. Beliau meninggalkan wilayah Kera-jaan Blambangan, beberapa legenda menuliskan bahwa perjalannya dari Jawa ke pulau Bali dilakukan dengan menduduki labu.

Setelah kedatangannya di Bali, Danghyang Nirartha ba di ling-kungan Kerajaan Raja Dalem Waturenggong. Danghyang Nirartha merupakan pencipta arsitektur padmasana untuk pura Hindu di Bali. Semasa perjalanan Danghyang Nirartha, jumlah pura di pesisir pantai di Bali bertambah dengan adanya padmasana. Danghyang Nirartha juga menciptakan sistem ga pura untuk desa – desa di Bali. Pura untuk Brahma di selatan, Wishnu di bagian utara dan sebuah Pura untuk Siwa di bagian tengah desa, sistem ini digunakan untuk memperkokoh konsep Trimur dalam Agama Hindu.

Pada akhir abad ke – 15, Kerajaan Majapahit mengalami keruntu-han selain disebabkan karena faktor dari dalam, faktor dari luar juga menjadi penyebab keruntuhan salah satu Kerajaan Hindu terbesar ini, yakni serangan dari Kerajaan Demak yang beragama Islam. Akibat dari hal tersebut, agama Hindu akhirnya surut oleh pengaruh agama Islam, dimana penduduk di Majapahit dan sekitarnya serta pulau Jawa pada umumnya akhirnya beralih keyakinan ke Agama Islam. Orang – orang Majapahit yang dak mau beralih agama dari Hindu ke Islam akhirnya memilih meninggalkan Majapahit.

Mereka memilih tinggal di daerah Pasuruan, Blambangan, Banyuwangi, dimana sebagian besar masyarakatnya masih memeluk agama Hindu. Selain itu beberapa diantara mereka bahkan menetap di daerah pegunungan, seper Pegunungan Tengger, Bromo, Kelud, Gunung Raung (Semeru). Sedangkan beberapa dari mereka yang masih tergolong arya dan para rohaniawan memilih untuk pergi ke Bali, hal itu disebabkan karena saat itu di Bali pengaruh Agama Hindu masih sangat kuat. Oleh karena itu mereka mencari perlindungan di Bali, selain untuk melarikan diri dari Majapahit dan pengaruh Islam di Jawa.

Salah seorang dari rohaniawan tersebut adalah Danghyang Ni-rartha atau Danghyang Dwijendra. Danghyang Nirartha datang ke Bali pada tahun 1489 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Sri Dalem Waturenggong. Danghyang Nirartha datang ke Bali dalam rangka dharmayatra, akan tetapi dharmayatranya dak akan pernah kembali lagi ke Jawa. Karena di Jawa (Majapahit) Agama Hindu sudah terde-sak oleh Agama Islam. Danghyang Nirartha adalah penganut Agama Hindu yang sempurna. Seper para leluhurnya, Danghyang Nirartha memeluk Agama Siwa, yang lebih condong ke Tantrayana. Agama Siwa yang diajarkan oleh Danghyang Nirartha adalah Siwa Sidhanta, dengan menempatkan Tri Purusa, yaitu Paramasiwa, Sadasiwa, dan Siwa. Dari ga aspek ini Sadasiwalah yang diagungkannya.

Untuk itu, dibuatkanlah pelinggih khusus yakni Padmasana, dari sinilah Sadasiwa atau Tuhan Yang Maha Esa,Yang Maha Kuasa, Yang Maha Ada, yang bersifat absolut, dan dipuja oleh semuanya. Oleh karena itu, se ap pura harus memiliki pelinggih Padmasana. Dengan demikian Danghyang Nirartha menjadi pembaharu Agama Hindu di Bali. Danghyang Nirartha merupakan pencipta arsitektur padmasana untuk pura Hindu di Bali. Pura – pura ini dianggap oleh para pengikut sebagai penjelmaan dari Siwa yang agung. Semasa perjalanan Dang-hyang Nirartha, jumlah pura – pura di pesisir pantai di Bali bertambah

dengan adanya padmasana.Pada waktu melakukan Dharmayatra ke Bali dari Daha, Jawa

Timur. Danghyang Nirartha banyak mendirikan Pura terutama di daerah selatan pulau Bali, seper Pura Rambut siwi, Pura Melan ng, Pura Er Jeruk, Pura Pe tenget dan lain – lain. Pura – pura yang didirikan Danghyang Nirartha ini dikenal dengan Pura Dang Kahyangan. Selain di Bali, Danghyang nirartha juga melakukan dharmayatra ke Lombok dan Sumbawa. Di Bali, Danghyang Nirartha menetap di Desa Mas, dari sinipun Danghyang Nirartha menikahi anak Bendesa Mas. Dari pernikahan ini Danghyang Nirartha memiliki putra yakni Ida Timbul, Ida Alangkajeng, Ida Penarukan, dan Ida Sigaran.

Dalam hal keyakinan (Agama Hindu) dapat dilihat peninggalannya berupa padmasana. Danghyang Nirarhta mengagungkan Sadasiwa, sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa, yang Maha Segalanya dan hampir di semua pura di Bali saat ini terdapat pelinggih padmasana untuk mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya setelah mendiksa semua putra – putranya menjadi pedanda, lalu Danghyang Nirartha menuju Pura Luhur Uluwatu dan mencapai moksa di sana. Hingga saat ini, peninggalan Danghyang Nirartha masih ada dilihat, seper pura – pura di Bali yang dikenal dengan nama Pura Dang Kahyangan. rnd-suriasih

nuasa_48.indd 25nuasa_48.indd 25 4/15/2015 10:42:13 AM4/15/2015 10:42:13 AM

Page 26: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 201526

Ragam

Bupati Suwirta Minta Kerajinan Klungkung Dipatenkan

BUPATI Klungkung, I Nyoman Suwirta,

S.Pd., M.M menginginkan agar semua kera-jinan yang dibuat oleh pengerajin Klungkung agar dipatenkan. Hal ini terungkap ke ka be-berapa pengerajin endek/rangrang dari Nusa Penida dan endek/songket dari Desa Gelgel Klungkung menghadap Bupati Suwirta di ruang kerjanya pada 6 April 2015. Pertemuan para pengerajin didampingi Kadiskoperindag, Gede Kusumajaya., Sekretaris Dekranasda, Made Karmajaya bertujuan pamitan untuk mengikuti pameran Inacraf (International Handicra Trade Fair) 2015 di Jakarta. Kei-kutsertaan Kabupaten Klungkung dalam Pa-meran Inacra yang diselenggarakan ASEPHI (Asosiasi Ekspor r dan Produsen Handicra Indonesia) merupakan yang pertama kali, pameran handicra diselenggarakan dari 8 April sampai 12 April 2015 di Jakarta Conven- on Center.

Dalam pertemuan tersebut, Bupa Su-wirta mengarahkan dalam mengiku pameran se daknya ada persiapan ga bulan sebelum-nya, mempersiapkan konsep apa yang akan dibuat disana sehingga nan nya dak akan mengecewakan. Bupa Suwirta juga menghim-bau untuk Dinas terkait (Diskoperindag) untuk dapat memanfaatkan dan mengembangkan UMKM dari para pengerajin, dak hanya seke-dar mengiku pameran saja tetapi ada ndak lanjutnya. Mengenai hak paten, Bupa Suwirta berharap agar Diskopperindag membantu para pengerajin untuk segera mematenkan hasil karyanya. “Kita dak mengeluh kalau produk kita dijiplak oleh orang lain, kita harus siap bersaing dan berani mengatakan itu ciptaan saya,” terang Bupa Suwirta.

Kadiskoperindag Kabupaten Klungkung, Gede Kusumajaya berharap dengan mengi-ku pameran ini produk kerajinan Klungkung dapat dikenal di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri serta dapat membuka wawasan dari para pengerajin sehingga dapat memberikan ide krea f serta konsep baru terhadap produk kerajinan yang akan mereka buat. rnd-17

Sekda Badung Terima Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI

KUNJUNGAN kerja spesifi k Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada Selasa 7 April 2015 ke Subak Liplip, Desa Canggu, Kecamatan Kuta utara, Kabupaten Badung diterima Sekda Badung, Kompyang R. Swandika didampingi Kabid PLA Dinas Pertanian Badung, Anak Agung Rai Wirawan, Camat Kuta Utara, Anak Agung Yuyun Hanura Eny diterima dihamparan sawah di depan balai Subak Liplip Desa Canggu.

Kunjungan kerja delapan orang ang-gota Komisi IV DPR RI yang bertujuan untuk melakukan peninjauan serta bertatap muka dengan petani terkait dengan alih fungsi lahan pertanian ini dipimpin Drs. H. Ibnu Multazam dari Fraksi PKB didampingi Sudin anggota komisi IV dari Fraksi PDIP, anggota komisi IV Yadi Srimulyadi dari Fraksi PDIP, Drs. I Made Urip dari Fraksi PDIP dan Efendi Sianipar dari Fraksi PDIP serta anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Gerindra.

Bupa Badung yang diwakili Sekda Ba-dung, Kompyang R. Swandika mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Badung dengan didu-kung secara penuh DPRD telah melakukan ber-bagai upaya dalam rangka menekan terjadinya alih fungsi lahan pertanian, diantaranya selain memberikan insentif berupa pembebasan pajak PBB, pemberian insen f berupa bibit dan benih serta sarana produksi dengan me-nyiapkan SDM di bidang pertanian. Menurut Sekda Badung, menyadari bahwa kehidupan sebagai petani saat ini bukan menjadi pilihan karena dinilai dak menjanjikan, sehingga dak akan ada generasi muda yang bertani, maka pemerintah dengan dukungan dewan telah menyiapkan SDM di bidang pertanian dengan membangun sekolah SMK Pertanian plus Pari-wisata di Petang. Saat ini animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMK Petang ini terus meningkat, karena terbuk tamatan-nya dapat langsung terserap di pasar kerja, baik sebagai bartender di hotel maupun melakukan usaha di perusahaan swasta.

Kompyang R. Swandika mengatakan, sebagai wujud komitmen menjaga alih fungsi lahan pertanian pemkab juga telah membangun jaringan irigasi secara permanen

termasuk dengan membuat terowongan irigasi sepanjang 8 km di Subak Pangsut Sari Petang, dengan terbangunnya terowongan ini akhirnya dapat membuka lahan sawah baru seluas 100 hektar lebih. rnd-17

Kelulusan Seratus Persen Ditentukan Oleh Sekolah

UN (Ujian Nasional) tahun 2015 dak lagi menjadi syarat kelulusan, tetapi sarana menguji integritas kejujuran sekolah. Auditor Madya Inspektorat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Candra Irawan didam-pingi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gianyar, Dewa Gede Alit Mudiarta, S.E., M.M saat meninjau pelaksa-naan UN di SMA Negeri 1 Gianyar pada Senin 13 April 2015 mengatakan, UN tahun 2015 akan menjadi alat ukur dalam menghitung indeks integritas serkolah, indeks tersebut akan memperlihatkan seberapa jujur sekolah dalam melaksanakan UN.

Auditor Madya Inspektorat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini memapar-kan, berbicara tentang pendidikan bukan hanya bicara komponen akademis, tapi juga komponen integritas, indeks integritas ini diharapkan dapat mengirim pesan kepada semua pelaku pendidikan bahwa jika ingin nilai hasil UN berwibawa maka sekolah harus jujur. Tentunya semakin besar indeks integritas, maka kejujuran di sekolah semakin nggi, indeks integritas juga akan menjadi

nilai tersendiri bagi se ap sekolah, karena masyarakat dak lagi menjadikan angka UN sebagai patokan dalam memilih sekolah, melainkan indeks integritasnya.

Auditor Madya Inspektorat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Candra Irawan menyatakan, dengan tidak dijadikan UN sebagai syarat kelulusan, ngkat kecemasan siswa menghadapi UN juga menurun dan di-harapkan dapat menanamkan perilaku siswa bahwa mengiku UN adalah semangat untuk mendapatkan prestasi yang baik.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gianyar, Dewa Gede Alit Mudiarta, S.E., M.M mengatakan, UN tahun 2015 kelulusan siswa seratus persen ditentu-kan oleh sekolah, karena yang dinilai adalah seluruh mata pelajaran termasuk perilaku siswa. UN tahun 2015 diikuti 2.544 orang siswa dari 15 SMA dan 4.481 orang siswa dari 27 SMK. rnd-11

nuasa_48.indd 26nuasa_48.indd 26 4/15/2015 10:42:13 AM4/15/2015 10:42:13 AM

Page 27: Nuansa 28

edisi 63/ th. VI / Maret - April 2015 27

PENYAKIT Perut sep-er Buh (Perut Membesar) bahan obat adalah biji tabu (waluh), pepaya matang, kentang, wortel, setengah sendok cuka, setengah sen-dok brem, setengah kecap manis.Cara pembuatan yakni biji tabu (waluh) dinyanyah kemudian digerus, pepaya matang, kentang, wortel dikikih kemudian dikukus airnya diambil ditambah-kan setengah sendok cuka, setengah sendok brem, setengah kecap manis lalu

diminum untuk obat. Penyaki Mag bahan obat adalah obat dalam yakni ketela bun (rambat), garam sedikit, air titisan. Cara pembuatannya ketela bun (rambat) diparut, ditambahkan garam sedikit, air san kemudian dimakan sehari empat kali. Obat luar bahan obat yakni kulit manggis, kesuna jangu, abu (arang) dan minyak kelapa Bali. Cara pembuatannya adalah kulit manggis, kesuna jangu, abu (arang) digerus sampai halus kemudian ditambahkan minyak kelapa Bali ditempelkan pada ulu ha .

Perut Panas dan atau dingin karena infeksi bahan obat adalah bidara upas.

Cara pembuatannya bidara upas direndam dengan air panas, setelah dingin diminum dengan dosis ga gelas dalam satu hari. Berak Darah bahan obatnya adalah sri kaya masak, es batu sampai din-gin, kemudian dimakan, dan babakan ja , bawang adas, asaban cenana digerus sampai alus kemu-dian disaring dijadikan loloh. Perut sakit bahan obat yakni kerikan buah, kerikan gedang, bangle ga iris, uyah areng. Cara pembuatannya kerikan

buah, kerikan gedang, bangle ga iris, uyah areng dipapak disimbuhkan dibagian perut yang sakit.

Sakit Tulang bahan obat adalah obat luar yakni akar kayu tulang, akar sambung tulang, akar kayu wang, akar liligundi, kelapa ental, sindrong jangkep. Cara pembuatannya akar kayu tulang, akar sambung tulang, akar kayu tiwang, akar liligundi, kelapa ental, sindrong jangkep digerus kemudian digoreng dipakai untuk boreh pada bagian yang sakit. Dan bata merah digambar den-gan Ongkara dipanaskan dan diatasnya diisi daun liligundi secukupnya selanjutnya diinjak dengan kaki yang sakit sampai keluar air pada kaki yang sakit. Obat dalam yakni daun paye puuh, kuncuk pule, daun ginten cemeng, temukus, akah kayu

angket, temu ireng, jahe pahit. Cara pembuatan-nya daun paye puuh, kuncuk pule, daun ginten cemeng, temukus, akah kayu angket, temu ireng, jahe pahit digerus kemudian ditambahkan air panas secukupnya dan disaring, air saringannya diminum ga kali dalam sehari.

Obat Sakit Kepala Puruh atau Belahan obat luarnya adalah kulit telur ayam, daun sembung, mesui, cekuh nunggal, buah base, daun dagdag. Cara pembuatannya kulit telur ayam, daun sem-bung, mesui, cekuh nunggal, buah base digerus sampai halus kemudian ditempelkan pada kepala ditutup dengan daun dagdag. Catatan dalam pengobatan tidak boleh kena asap, merokok, kena air. Dan untuk obat urutnya dipergunakan bawang merah, kayu pu h, limo diurut pada tulang belakang. Obat Rambut Rontok bahan obatnya yakni obat luar adalah kelabet, daun langir, daun mangkok, lidah buaya, pu h semangka pusuh. Cara pembuatannya kelabet, daun langir, daun mangkok, lidah buaya, pu h semangka pusuh di lablab kemudian disaring, airnya dimasukkan ke dalam botol ditutup kemudian didinginkan dalam air baru dipakai di kepala sampai kena kulit kepala. Obat dalam yakni daun jempiring, gula Bali cara pembuatannya daun jempiring, gula Bali digerus kemudian disaring dan diminum.

Penyakit Pada Wanita serperti Keputihan bahan obatnya obat luar yakni daun keliki, kulit manggis, bawang merah. Cara pembuatannya daun keliki, kulit manggis, bawang merah digerus ditempelkan pada perut. Obat dalam adalah akah kemogan, tain yeh, umbi ikose (sejenis isen). Cara pembuatannya akah kemogan, tain yeh, umbi ikose (sejenis isen) digerus dan ditambahkan air panas secukupnya kemudian disaring dan diminum sebagai loloh. Datang Bulan Tidak Lancar bahan obatnya obat luar yakni temako, lunak, minyak tandusan.

Cara pembuatannya temako, lunak, minyak tandusan digerus ditempelkan pada pusar pada malam hari. Obat dalam adalah daun isen, gula Bali, akah biu dang saba, blangsah buah, sari kun-ing. Cara pembuatannya daun isen, gula Bali, akah biu dang saba, blangsah buah, sari kuning digerus kemudian ditambah air panas dan disaring, airnya diminum untuk obat.

Vagina Sakit bahan obat yakni obat luar untuk mandi daun candi late direbus untuk air mandi. Dan untuk oles jagung muda, gadung cina, buah kem, umbi ilak, daun ilak, semuanya direbus disar-ing kemudian ditambahkan dengan perbandingan 1 : 1 air mawar. ***

Oleh :Jro Mangku WidianaGuru Spiritual Padma Nabe

(5)

untuk menjaga anakuntuk mencari

rezeki kehidupan

oleh :oleh :Jro Mangku WidianaJro Mangku Widiana

Alamat :Alamat :jln sakura no 41.jln sakura no 41.

Abianbase PekandelanAbianbase PekandelanGianyarGianyar

PENEKUN SPRIRITUALPENEKUN SPRIRITUAL

nuasa_48.indd 27nuasa_48.indd 27 4/15/2015 10:42:13 AM4/15/2015 10:42:13 AM

Page 28: Nuansa 28

SEBAGAI wujud kepedulian Pemerintah Daerah dalam du-nia pendidikan beberapa waktu lalu Bupa Bangli, I Made Gianyar, S.H., M.Hum menerima sekaligus melepas Maha-siswi dari Bangli yang lolos seleksi pada lomba karya ilmiah

di Leiden Belanda. Mahasiswi Luh Nyoman Ananda Mahaya yang di terima di Rumah Jabatan Bupa Bangli di dampingi orang tuanya I Gede Suartha dan Lembaga Peneli an dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana, Prof. DR. Drh. I Nyoman Suarsana.

Lembaga Peneli an dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayanan, Prof. DR. Drh. I Nyoman Suarsana menyam-paikan, kegiatan seper ini merupakan kegiatan yang terseleng-gara ru n se ap tahunnya menyangkut semua bidang baik bidang Pendidikan, Seni, Design dan yang lainya serta untuk tahun – tahun sebelumnya Universitas Udayana juga sudah beberapa kali lolos dalam ajang internasional dalam bidang yang lainnya. Untuk tahun ini Mahasiswa yang lolos adalah dalam bidang kedokteran dan yang berangkat adalah lima orang dari Tabanan dan Denpasar termasuk dari Kabupaten Bangli.

Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan yang dapat mengang-kat indeks prestasi dari sebuah ins tusi dalam hal ini Universitas udayana karena Indek Prestasi Universitas Udayana dapat diakui apabila mahasiswanya ada yang berprestasi di ngkat internasional. “Sebagai LPPM sangat bangga terhadap Luh Nyoman Ananda Mahaya dan semoga ini bisa menjadi mo vator bagi teman – temannya untuk bisa meningkatkan prestasi dibidangnya masing – masing,” katanya.

Rasa bangga juga disampaikan orangtua Luh Nyoman Ananda Mahaya , I Gede Suartha karena anaknya sudah mampu mewakili Almamaternya untuk ajang Internasional kami sekeluarga memang sangat konsen dengan pendidikan, karena kami sadari untuk dapat mengangkat derajat dan kualitas hidup diri kita dan keluarga adalah melalui pendidikan. Selain itu pendidikan bukan hanya tanggungjawab orangtua tetapi lebih daripada itu diperlukan peran pemerintah, un-tuk dapat memberi penghargaan kepada mahasiswi yang berprestasi entah dalam bentuk apapun. “Kebanggaan terbesar bagi mahasiswa adalah ke ka prestasinya dihargai oleh orang lain terlebih pemerintah daerah, sehingga lebih memo vasi untuk meningkatkan prestasi sesuai bidangnya,” harap orangtua Luh Nyoman Ananda Mahaya .

Sementara Luh Nyoman Ananda Mahayati mengaku sangat bangga dan bersyukur karya ilmiahnya yang dibuat dengan dua mnya mampu lolos ke ngkat Internasional, pada awalnya karya tersebut dikirim ke Universitas Leiden Belanda. Setelah melalui berbagai seleksi, akhirnya karya studi ilmiah dinyatakan lolos untuk bisa di presentasikan

pada lomba dengan seluruh mahasiswa dari seluruh dunia di Univer-sitas Leiden Belanda. Keberangkatan Luh Nyoman Ananda Mahaya dengan lima orang mahasiswa lainnya dari Tabanan dan Denpasar. “Kedatangan saya kali ini untuk memohon doa restu, agar dalam lomba di Leiden Belanda mampu membawa nama baik Almamater Universitas Udayana dan membawa nama baik Kabupaten Bangli, sehingga apa yang menjadi harapan para pembimbing kami dan orangtua dapat tercapai dan kami dapat berprestasi di ngkat Internasional,” harap Luh Nyoman Ananda Mahaya .

Bupa Bangli, I Made Gianyar, S.H., M.Hum sekaligus perpanjan-gan tangan Pemerintah Kabupaten Bangli sangat berbangga karena Putri Bangli ada yang mewakili Universitas Udayana di ajang Inter-nasional. Seper yang sering disampaikan tolak ukur keberhasilan dalam mengukir prestasi adalah, ke ka prestasi kita sudah mampu menembus ngkat internasional dan begitu juga indek prestasi dari sebuah intansi juga akan diakui ke ka anak didiknya mampu berkiprah di ngkat Internasional. Pemerintah juga sebagai orang tua sudah seha-rusnya mendukung anaknya meski dak banyak, namun semoga dapat bermanfaat untuk mendukung kegiatan di Leiden Belanda nan nya. “Saya ucapkan selamat jalan kepada Luh Nyoman Ananda Mahaya , jaga diri baik – baik dan ke ka pulang nan membawa kabar baik yaitu juara,” harap I Made Gianyar, S.H., M.Hum. rnd/*

Bupati Bangli, I Made Gianyar, S.H., M.Hum

Lepas Mahasiswa Untuk Konferensi dan Lomba Karya Ilmiah di Leiden Belanda

nuasa_48.indd 28nuasa_48.indd 28 4/15/2015 10:42:14 AM4/15/2015 10:42:14 AM