norma yang mengatur tentang pelanggaran mengecat tembok

5
NORMA YANG MENGATUR TENTANG PELANGGARAN MENGECAT TEMBOK (MEMBUAT GRAFITY) SECARA SEMBARANGAN Pada saat ini saya mencoba mengangkat dan membahas suatu aturan yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat untuk di uji tentang bisa atau tidak nya aturan itu menjadi suatu hukum formal. Pada beberapa waktu yang lalu di kampung halaman saya tepatnya di JAMBI pernah terjadi suatu pelanggaran yang di lakukan oleh seorang warga dan menimbulkan kerugian bagi warga yang lain sehingga menimbulkan ketegangan- ketegangan di dalam masyarakat tersebut. Pelanggaran itu adalah mengecat pagar tembok rumah tetangga dengan membuat Lukisan– Lukisan atau yang biasa disebut dengan GRAFITY yang di anggap si pemilik rumah itu hanya membuat kotor dan memperburuk bentuk pagar rumahnya. Pelanggaran yang dilakukan itu di selesaikan dengan NORMA atau ATURAN yang berlaku di dalam masyarakat itu ,maka ketika yang melakukan pelanggaran itu ketahuan sedang mengecat-ngecat pagar tembok rumah warga itu, si pemilik rumah itu langsung marah dan menuntut ganti rugi serta langsung mengadukan nya ke pihak RUKUN TETANGGA ( RT ) sebagai pihak yang berkuasa . Hal ini langsung di tindak lanjut oleh ketua RT guna mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah ini termasuk juga dalam proses pemberian sanksi yang dituntut oleh si pemilik rumah tersebut yang merupakan kewajiban dari orang yang melakukan

Upload: anugerah-bewanolo

Post on 30-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Gravity on Wall

TRANSCRIPT

NORMA YANG MENGATUR TENTANG PELANGGARAN MENGECAT TEMBOK (MEMBUAT GRAFITY) SECARA SEMBARANGAN

Pada saat ini saya mencoba mengangkat dan membahas suatu aturan yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat untuk di uji tentang bisa atau tidak nya aturan itu menjadi suatu hukum formal. Pada beberapa waktu yang lalu di kampung halaman saya tepatnya di JAMBI pernah terjadi suatu pelanggaran yang di lakukan oleh seorang warga dan menimbulkan kerugian bagi warga yang lain sehingga menimbulkan ketegangan- ketegangan di dalam masyarakat tersebut. Pelanggaran itu adalah mengecat pagar tembok rumah tetangga dengan membuat Lukisan Lukisan atau yang biasa disebut dengan GRAFITY yang di anggap si pemilik rumah itu hanya membuat kotor dan memperburuk bentuk pagar rumahnya. Pelanggaran yang dilakukan itu di selesaikan dengan NORMA atau ATURAN yang berlaku di dalam masyarakat itu ,maka ketika yang melakukan pelanggaran itu ketahuan sedang mengecat-ngecat pagar tembok rumah warga itu, si pemilik rumah itu langsung marah dan menuntut ganti rugi serta langsung mengadukan nya ke pihak RUKUN TETANGGA ( RT ) sebagai pihak yang berkuasa . Hal ini langsung di tindak lanjut oleh ketua RT guna mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah ini termasuk juga dalam proses pemberian sanksi yang dituntut oleh si pemilik rumah tersebut yang merupakan kewajiban dari orang yang melakukan pelanggaran itu, si pemilik rumah menuntut agar orang itu bertanggung jawab dan membayar uang ganti rugi senilai Rp 1,5 juta dan harus mengecat kembali pagar tembok rumah itu menjadi seperti semula,tetapi si pelaku itu merasa keberatan karena hal itu di anggap tidak setimpal dan sanksi itu terlalu berat baginya, akhirnya ketua RT memutuskan agar si pelaku pelanggaran itu mengecat kembali pagar itu seperti semula dan membayar denda sebanyak Rp 100.000. di samping itu si pelaku tersebut juga sudah pasti mendapatkan sanksi berupa cemoohan dari warga yang lain dan di jauhi oleh tetangganya.

URAIAN BERDASARKAN ATTRIBUTES OF LAW 1. ATTRIBUTES OF AUTHORITYYaitu keputusan-keputusan melaui mekanisme yang diberi wewenang dan kekuasaan dalam masyarakat. Jika hal ini di uraikan dari attribute yang pertama: maka sudah terlihat sangat jelas bahwa keputusan-keputusan yang di ambil itu memang sudah melalui suatu mekanisme dari yang di berikan wewenang atau kekuasaan yang mana pihak yang berwenang itu adalah ketua RUKUN TETANGGA (RT) setempat sebagai penentu sekaligus yang mengambil keputusan yang sebaik-baiknya dengan cara mendengarkan cerita awal mula kejadian yang pada akhirnya memberi pemecahan terhadap ketegangan-ketegangan yang terjadi, yang tentunya juga memecahkan masalah ini dengan memberi sanksi yang sesuai dan membuat suatu jalan perdamaian antara dua belah pihak yang bertikai baik pihak yang di rugikan dan yang merugikan serta memberi pesan dan saran-saran kepada si pelaku agar hal yang serupa tidak terulang lagi.

2. ATTRIBUTES OF INTENTION OF UNIVERSAL APPLICATIONYaitu keputusan dari pihak berkuasa di maksudkan sebagai keputusan-keputusan yang mempunyai jangka waktu panjang dan yang harus di anggap berlaku terhadap peristiwa serupa di masa yang akan datang. Jika norma ini di uraikan dari attribute yang kedua : bahwa disini dapat dilihat keputusan-keputusan yang di ambil atau yang di beri oleh pihak yang berkuasa tidak bisa diberlakukan dalam jangka waktu yang panjang termasuk apabila terjadi pelanggaran yang serupa di masa yang akan datang . mengingat bahwa denda yang di berikan adalah Rp100.000 dan si pelaku hanya di tuntut untuk memperbaiki cat tembok tersebut dan mengecat kembali ke bentuk semula yang tentunya hal ini tidak setimpal bila tetap di berlakukan dalam jangka waktu yang panjang karena pelanggaran yang di lakukan ini masih harus melihat berapa luas diameter cat tembok yang dirusak tersebut, apabila semakin luas diameter tembok yang di rusak cat nya maka semakin besar kerugian yang di derita si pemilik rumah itu, jadi hal ini masih tergantung dari berapa banyak dan luas diameter cat tembok tersebut yang di rusak si pelaku.

3. ATTRIBUTES OF OBLIGATIONYaitu bahwa keputusan itu mengandung perumusan dari kewajiban dan hak kedua belah pihak. Dalam hal ini kedua pihak harus terdiri dari individu-individu yang hidup. Jika norma ini di uraikan berdasarkan attribute yang ketiga : maka dapat diketahui bahwa kedua belah pihak yang bertikai adalah masing-masing individu-individu yang hidup di dalam suatu masyarakat . dalam hal ini juga jelas terlihat adanya rumusan keputusan yang di ambil dari hak pihak kesatu untuk menuntut si pelaku dan kewajiban pihak kesatu untuk menerima ganti dari kerugian yang di deritanya, begitu juga sebalik nya adanya hak yang diterima dari pihak kedua untuk menolak apabila sanksi yang di tuntut lebih besar dan tidak sesuai dengan kerugian yang di deritanya , dari hal ini sudah dapat di ketahui bahwa pihak yang berkuasa cukup bijak dan adil dalam mengambil keputusan-keputusan yang di berikan dan sanksi yang di terima si pelaku.

4. ATTRIBUTES OF SANCTIONBahwa keputusan dari pihak berkuasa harus di kuatkan dengan sanksi dalam arti yang seluas-luasnya. Jika norma ini di uraikan dengan attribute yang ke empat : Dapat di lihat jelas bahwa keputusan yang di ambil sudah bisa di katakan tepat karena sudah sesuai dengan pelanggaran yang di lakukan dan juga sudah di lihat dari besar kecilnya pelanggaran yang terjadi, yang mana keputusan itu meliputi denda Rp100.000 dan si pelaku di tuntut untuk mengecat kembali tembok itu seperti semula . hal ini setimpal karena luas diameter yang di rusak cat nya atau yang di buat GRAFITY itu tidak terlalu luas dan tentunya tidak menyebabkan kerugian besar bagi si pemilik rumah tersebut.

KESIMPULAN : Dari uraian di atas tentang ATTRIBUTES OF LAW dengan NORMA TENTANG PELANGGARAN MENGECAT TEMBOK (MEMBUAT GRAFITY) SECARA SEMBARANGAN ini, dapat di simpulkan bahwa norma ini belum bisa di jadikan hukum formal yang di berlakukan di suatu daerah mengingat karena sanksi yang di berikan tidak bisa berlaku dalam jangka waktu yang panjang dan masih harus melihat seberapa besar pelanggaran ini dari luas diameter cat tembok yang di rusak dan berapa besar kerugian nya walaupun akan terjadi peristiwa yang serupa dalam jangka waktu yang akan datang.