non kayu kina.docx

7
TUGAS TEKNOLOGI HASIL HUTAN NON KAYU PENGOLAHAN KINA Oleh : Taufiq 125100301111019 Kelas P Dosen Pengampu: Ika Atsari Dewi, STP., MP. JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: taufiq-thok

Post on 17-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Non Kayu Kina.docx

TUGAS TEKNOLOGI HASIL HUTAN NON KAYU

PENGOLAHAN KINA

Oleh :

Taufiq 125100301111019

Kelas P

Dosen Pengampu: Ika Atsari Dewi, STP., MP.

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Non Kayu Kina.docx

A. Definisi Kina

Kina merupakan alkaloid yang ditemukan dalam kulit pohon Cinchona. Tumbuhan Kina (Chincona sp.) merupakan bahan baku farmasi yang sangat dinilai dan terkenal luas sebagai salah satu jenis tanaman obatobatan berkhasiat dan sudah lama digunakan sebagai obat anti malaria. Pada struktur kinin terdapat 2 bagian yaitu cincin kinin dan kinolin.

Gambar 1. Struktur Kina

Pada cincin kinolin terdapat 2 atom C asimetrik sehingga produknya berupa campuran dengan struktur dalam ruang yang berebeda. Khasiat tanaman ini, sabagai anti malaria berasal dari senyawa alkaloid kuinina (alkaloid chincona) terutama senyawa kuinina (C20H24N2O2), kuinidina (isomer dari kuinina), sinkonina (C19H22N2O), dan sinkonidina (isomer dari sinkonina). Hampir keseluruhan bagian tanaman kina (akar, batang, daun, dan kulit) mengandung senyawa alkaloid kiunina tersebut dalam persentase yang berbeda.

Kina disintesis dari triptofan melalui 16 tahap dengan menggunakan 16 enzim untuk menghasilkan Kina. Dalam proses sintesis perlu dilakukan penambahan zat induser yang diinokulasikan secara bersamasama dengan mediumnya. Zat induser adalah suatu zat yang memiliki komponen nutrisi yang serupa dengan tanaman inangnya dan dapat menstimulasi pertumbuhan mikroba endofit dalam memproduksi senyawa bioaktif sebagai hasil metabolisme sekunder.

Deskrifsi tanaman kina yaitu berupa pohon dengan tinggi hingga 17 m, cabang berbentuk galah yang bersegi 4 pada ujungnya, mulamula berbulu padat dan pendek kemudian agak gundul dan berwarna merah. Daun letaknya berhadapan dan berbentuk elips, lama kelamaan menjadi lancip atau bundar, warna hijau sampai kuning kehijauan, daun gugur berwarna merah. Tulang daun terdiri dari 11-12 pasang, agak menjangat, berbentuk galah, daun penumpu sebagian berwarna merah, sangat lebar. Ukuran daun panjang 24-25 cm, lebar 17-19 cm. Kelopak bunga berbentuk tabung, bundar, bentuk gasing, bergigi lebar bentuk segitiga, lancip. Bunga wangi, bentuk bulat telur sampai gelendong. Klasifikasi tanaman kina adalah sebagai berikut :

Page 3: Non Kayu Kina.docx

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Keluarga : Rubiaceae

Genus : Chinchona

Spesies : Chinchona spp.

B. Teknologi Prosesing Pengolahan Kina

Bagian tanaman kina yang biasa diambil hasilnya adalah bagian kulit batang, dahan, cabang dan ranting. Produk ranting dapat dimulai saat tanaman berumur 6-7 tahun, dengan bagian yang terkecil diambil adalah kulit cabang yang diameternya lebih dari 1 cm. Ranting yang diameternya kurang dari 1 cm memiliki kadar kinin sulfat (SQ) yang rendah, dan biaya pengambilannya relatif mahal. Umur tanaman yang siap panen untuk panen cara tebangan adalah 9-11 tahun dan untuk panen cara penjarangan adalah 3,5, 5, 6, 7, 8,12, 18 dan 24 tahun dengan jumlah tanaman yang dicabut untuk masing-masing penjarangan adalah 12,5% dari total tanaman.

Terdapat dua cara pemanenan tanaman kina yaitu dengan penebangan dan penjarangan. Pemanenan dengan cara penebangan dengan cara kina ditebang hati -hati dengan gergaji pada ketinggian 20-30 cm dari sambungan, atau leher akar dengan kemiringan 45 derajat. Batang kina dari batas ini dipotong sampai ketinggian 2 meter. Kulit kina dilepaskan dari batang dengan cara dipukul-pukul. Panen tebangan pertama disebut stumping 1. Dari tunggul diharapkan tumbuh tunas-tunas baru, dan dipelihara maksimum 4 tunas untuk dipanen berikutnya. Penen berikutnya disebut stumping 2 dan seterusnya. Setelah 4 kali stumping tanaman dibongkar. Panen tebangan yang baik pada awal musim penghujan, hindari terik matahari. Pemanenan secara penjarangan dilakukan dengan cabutan untuk memanen secara bertahap dalam persentase yang telah direncanakan. Pemilihan tanaman yang akan dibongkar tergantung persentase panenan setiap periode. Apabila tanaman akan dibongkar adalah 10%, maka dari 10 tanaman diambil 1 tanaman secara rata-rata.

Tahapan pengolahan kina sebelum dipasarkan meliputi penyortiran basah dan pencucian, pengeringan, penyortiran kering, pengemasan, dan penyimpanan. Proses tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penyortiran Basah dan Pencucian

Batang yang akan diambil kulitnya dikumpulkan di suatu tempat yang teduh. Cabang dan ranting dipotong tepat pada pertautan cabang dengan batang, Cabang atau ranting yang ukuran garis tengahnya di atas 1 cm dibersihkan dari ranting kecil dan daun-daun. Setelah itu batang tersebut dibersihkan, kemudian dipotong sepanjang 40-50 cm untuk diambil kulitnya. Pencucian pada kulit batang dilakukan dengan air bersih, jika air bilasannya masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi dan dihindarkan dari pencucian

Page 4: Non Kayu Kina.docx

yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung di dalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena di khawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri atau penyakit. Setelah pencucian selesai, di tiriskan dalam tray atau wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastic atau ember.

2. Pengeringan

Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas atau oven. Pengeringan kulit batang dilakukan selama kira-kira 2-3 hari atau setelah kadar airnya dibawah 8%. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan di atas tikar atau rangka pengering, pastikan bahan tidak saling menumpuk. Selama pengeringan kulit batang harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Bahan tersebut dilindungi dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC- 60oC. Kulit batang yang akan dikeringkan ditaruh diatas tray oven dan di alasi dengan kertas koran dan pastikan bahwa tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, dilakukan penimbangan utuk mengetahui jumlah yang dihasilkan.

3. Penyortiran Kering

Selanjutnya dilakukan sortasi kering pada bahan yang dikeringkan dengan memisahkannya dari benda-benda asing atau kotoran-kotoran lain. Dilakukan penimbangan jumlah bahan hasil penyortiran untuk menghitung rendemennya.

4. Pengemasan

Setelah bersih, bahan yang kering dikumpulkan dalam wadah yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya), dapat berupa kantong plastik atau karung. Pemberian label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor atau kode produksi, nama atau alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.

5. Penyimpanan

Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC, dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup namun dihindarkan dari sinar matahari langsung, serta bersih dan terbebas dari hama gudang.

C. Potensi Pengolahan Kina

Kulit kina merupakan bahan baku obat penyakit malaria dan penyakit jantung. Obat tersebut sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Di samping sebagai bahan obat, kina sebagai bahan baku kosmetika, minuman penyegar dan industri penyamakan. Prospek agribisnis kulit kina sangat cerah, dan permintaan pasar internasionalpun semakin meningkat tetapi belum bisa terpenuhi. Dengan mengingat mutu kina Indonesia yang sangat prima,

Page 5: Non Kayu Kina.docx

Perkebunan kina kita akan menjadi sektor agribisnis yang diperhitungkan. Manfaat lain dari kulit kina ini antara lain adalah untuk depuratif, influenza, disentri, diare, dan tonik.

Kina yang digunakan untuk obat malaria sebanyak 2 gram serbuk kulit batang Cinchona Succirubra. Serbuk tersebut diseduh dengan satu gelas air matang panas, dan setelah dingin disaring. Hasil saringan tersebut sudah dapat langsung digunakan sebagai obat. Hasil saringan tersebut dibagi dua sama banyak, dan minumlah dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore hari. Kinin berbentuk serbuk bergranul atau mikrokristalin, berwarna putih atau praktis putih, tidak berbau, rasanya sangat pahit, menggelap jika terpapar cahaya, dan sedikit mengembang di udara kering. Satu gram kinin dapat larut dalam 1900 mL air, 760 mL air mendidih, 0,8 mL alkohol, 250 mL eter, 1,2 mL kloroform, 80 mL benzena (18 mL benzena pada 50oC), dan 20 mL gliserol. Kinin memiliki jarak lebur 173-175oC dan rotasi optik pada suhu kamar (25oC) adalah -165o (C=2 dalam larutan etanol 97%), -169o (C=2 dalam larutan etanol 97%) pada temperatur 15oC. Kinin stabil pada suhu kamar, tetapi bersifat fotosensitif.