nomor 63 tahun 2018 tentang petunjuk ......no. 63, 2018 c. bahwa untuk melaksanakan kebijakan...

54
No. 63, 2018 BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 63 TAHUN 2018 NOMOR 63 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPAN INDEKS K DAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat yang memiliki usaha perkebunan di Kalimantan Barat, perlu dibuat kebijakan terkait dengan penentuan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit; b. bahwa kebijakan sebagaimana dimaksud huruf a, dalam upaya untuk memberikan kepastian, perlindungan dan menghindari persaingan tidak sehat dalam penentuan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat; 1 SALINAN

Upload: others

Post on 26-Jan-2020

58 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

No. 63, 2018

BERITA DAERAHPROVINSI KALIMANTAN BARAT

NOMOR 63 TAHUN 2018

NOMOR 63 TAHUN 2018

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPAN INDEKS KDAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR

KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN KALIMANTANBARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAGUBERNUR KALIMANTAN BARAT

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatankesejahteraan dan memberikanperlindungan kepada masyarakat yangmemiliki usaha perkebunan diKalimantan Barat, perlu dibuatkebijakan terkait dengan penentuanharga tandan buah segar (TBS) kelapasawit;

b. bahwa kebijakan sebagaimanadimaksud huruf a, dalam upaya untukmemberikan kepastian, perlindungandan menghindari persaingan tidak sehatdalam penentuan harga tandan buahsegar (TBS) kelapa sawit di ProvinsiKalimantan Barat;

1SALINAN

No. 63, 2018

c. bahwa untuk melaksanakan kebijakansebagaimana dimaksud dalam huruf b,telah ditetapkan Peraturan GubernurNomor 86 Tahun 2015 tentang PetunjukPelaksanaan Penetapan Indeks K danHarga Pembelian Tandan Buah Segar(TBS) Kelapa Sawit Produksi PekebunKalimantan Barat;

d. bahwa dengan telah ditetapkannyaPeraturan Menteri Pertanian Nomor01/PERMENTAN/KB.120/1/2018, tentangPedoman Penetapan Harga PembelianTandan Buah Segar Kelapa SawitProduksi Pekebun, Peraturan GubernurNomor 86 Tahun 2015 dimaksud sudahtidak sesuai dengan kondisi saat inisehingga perlu diganti;

e. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud huruf a, huruf b,huruf c dan huruf d, maka perlumenetapkan Peraturan Gubernurtentang Petunjuk PelaksanaanPenetapan Indeks K dan HargaPembelian Tandan Buah Segar KelapaSawit Produksi Pekebun KalimantanBarat;

Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1956tentang Pembentukan Daerah – DaerahOtonom Provinsi Kalimantan Barat,Kalimantan Selatan dan KalimantanTimur (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1956 Nomor 65,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1106);

2SALINAN

No. 63, 2018

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992tentang Sistem Budidaya Tanaman(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1992 Nomor 46, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3478);

3. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999tentang Larangan Praktik Monopoli danPersaingan Tidak Sehat (LembaranNegara Tahun 1999 Nomor 33Tambahan Lembaran Negara Nomor3817);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004tentang Perimbangan Keuangan AntarPemerintah Pusat dan Daerah(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5324);

6. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2013tentang Perlindungan dan PemberdayanPetani (Lembaran Negara Tahun 2013,Tambahan Lembaran Negara Tahun2013 Nomor 131);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerahsebagaimana telah diubah beberapa kalidan terakhir dengan Undang-UndangTahun 2014 Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

3SALINAN

No. 63, 2018

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintah Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);

8. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014tentang Perkebunan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014Nomor308 Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5613);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun1997 tentang Kemitraan (LembaranNegara Tahun 1997 Nomor 79,Tambahan Lembaran Negara Nomor3718);

10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor98/Permentan/OT.140/9/2013 tentangPedoman Perizinan Usaha Perkebunan,Jun Peraturan Menteri Pertanian Nomor:29/Permentan/KB.410/5/2016, JuntoPeraturan Menteri Pertanian Nomor21/Permentan/KB.410/6/2017;

11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor11/PERMENTAN/OT.140/3/2015 tahun2015 tentang Sistem Sertifikat KelapaSawit Berkelanjutan Indonesia;

12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor01/PERMENTAN/KB.120/1/2018tentangPedoman Penetapan Harga PembelianTandan Buah Segar Kelapa SawitProduksi Pekebun (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2018 Nomor85);

13. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1994tentang Penyelenggaraan Perusahaan

4SALINAN

No. 63, 2018

Inti Rakyat Perkebunan (LembaranDaerah Provinsi Daerah Tingkat IKalimantan Barat Tahun 1994 Nomor 3Seri D Nomor 3);

14. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016tentang Pembentukan SusunanPerangkat Daerah Provinsi KalimantanBarat (Lembaran Daerah ProvinsiKalimantan Barat Tahun 2016 Nomor 8,tambahan Lembaran Daerah ProvinsiKalimantan Barat Nomor 6);

Memperhatikan : 1. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun1986 tentang PengembanganPerkebunan dengan PolaPerusahaan Inti Rakyat yangdikaitkan dengan Transmigrasi;

2. Instruksi Menteri Dalam NegeriNomor 30 Tahun 1984 tentangUsaha Peningkatan ProduksiPerkebunan;

3. Instruksi Menteri Dalam NegeriNomor5 Tahun 1991 tentangPembinaan dan PengamananPengembangan Perkebunandengan Pola PIR;

M E M U T U S K A N:

Menetapkan :PERATURAN GUBERNUR TENTANGPETUNJUK PELAKSANAANPENETAPAN INDEKS K DAN HARGAPEMBELIANTANDAN BUAH SEGAR

5SALINAN

No. 63, 2018

KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUNKALIMANTAN BARAT.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Barat.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagaiunsur penyelenggara Pemerintah Daerah yangmemimpin pelaksanaan unsur Pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah otonom.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota adalahPemerintah Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat.

4. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Barat.

5. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota seKalimantan Barat.

6. Pekebun adalah perseorangan warga NegaraIndonesia yang melakukan usaha perkebunan kelapasawit dengan skala usaha tidak mencapai skalatertentu.

7. Kemitraan usaha perkebunan kelapa sawitadalah kerjasama usaha antaraperusahaanperkebunan kelapa sawit denganmasyarakat sekitar perusahaan dan atau pekebunkelapa sawit berdasarkan pada azas manfaat,berkelanjutan yang saling menguntungkan, salingmenghargai, saling bertanggung jawab, dan salingmemperkuat. Serta dilakukan secara tertulis dalambentuk perjanjian yang diketahui oleh Bupati danatau Kepala Dinas yang membidangi PerkebunanKabupaten/Kota.

6SALINAN

No. 63, 2018

8. Perusahaan perkebunanadalah badan usahayang berbadan hukum, yang didirikan menuruthukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesiayang mengelola usaha perkebunan kelapa sawitdengan skala tertentu yang melakukankemitraandengan pekebun kelapasawit/kelembagaan pekebun kelapa sawit.

9. Kelembagaan pekebun kelapa sawitadalahlembaga yang ditumbuhkembangkan dari, danolehpekebun kelapa sawitguna memperkuat danmemperjuangkan kepentingan pekebun kelapa sawitsesuai dengan ketentuan yang berlaku yang meliputiKoperasi Pekebun; Kelompok Pekebun dan GabunganKelompok Pekebun.

10. Kelompok pekebun kelapa sawit adalahkumpulan pekebun kelapa sawit dalam suatuhamparan yang terkait secara non formal yangbekerja sama atas dasar saling asah, saling asih, dansaling asuh untuk keberhasilan usaha taninya yangdipimpin oleh seorang ketua.

11. Pekebun kelapa sawit mitra inti plasmaadalah pekebun kelapa sawit yang kebunnyadibangunkan oleh perusahaan perkebunan sebagaimitra.

12. Pekebun kelapa sawit swadaya adalahpekebun kelapa sawit yang membangun sendiriusaha perkebunannya.

13. Tandan Buah Segar kelapa sawit selanjutnyadisingkat TBS adalah tandan buah segar kelapa sawitsejak dipanen tidak lebih dari 24 (dua puluh empat)jam tiba di pabrik pengolahan.

7SALINAN

No. 63, 2018

14. Indeks K adalah Indeks proporsi yangdinyatakan dalam persentase (%) yang menunjukkanbagian yang diterima oleh pekebun.

15. Minyak Sawit Kasar (Crude Palm Oil) yangselanjutnya disingkat CPO adalah minyak dagingbuah.

16. Inti Sawit (Palm Kernel) yang selanjutnyadisingkat PK adalah inti biji sawit.

17. Rendemen CPO adalah berat CPO yang dapatdihasilkan pabrik dibagi dengan berat TBS yangdiolah dan dikalikan 100% (seratus persen).

18. Rendemen PK adalah berat PK yang dapatdihasilkan pabrik dibagi dengan berat TBS yangdiolah dan dikalikan 100% (seratus persen).

19. Free on Board (FOB) Eksportir menanggungbiaya pengiriman ke pelabuhan tujuan.

20. Cost Insurance and Freight (CIF) Eksportirmenanggung biaya pengiriman sampai ke pelabuhantujuan, termasuk biaya asuransi.

21. Dokumen harga adalah kontrak penjualanCrude Palm Oil(CPO) dan atau Palm Kernel(PK) yangtelah ditandatangani oleh penjual dan pembeli,bermaterai cukup serta telah dibubuhkancap/stempel penjual dan pembeli.

22. Tanggal dokumen kontrak CPO dan PK yangdigunakan dalam perhitungan Indeks K adalahtanggal saat kontrak CPO dan PK ditandatangani,bukan tanggal penyerahan.

23. Tim Verifikasi Usulan Indeks K yangselanjutnya disebut Tim Kabupaten adalah Tim yangbertugas melakukan verifikasi keabsahan datapendukung penetapan Indeks K yang disampaikan

8SALINAN

No. 63, 2018

oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di masing-masing Kabupaten.

24. Tim Penetapan Harga Tandan Buah SegarKelapa Sawit Produksi Pekebun Kelapa SawitKalimantan Barat yang selanjutnya disebut TimProvinsi adalah Tim yang bertugas menetapkanIndeks K dan Harga Pembelian TBS Kelapa SawitProduksi Pekebun Kalimantan Barat.

25. Dinas adalah Dinas yang membidangiperkebunan.

26. Kepala Desa adalah Kepala PemerintahanDesa.

27. Kepala Dusun adalah Perangkat Desa yangmembantu Pemerintah Desa dan membawahibeberapa RW (Rukun Wilayah) dan RT (RukunTetangga).

28. Ketua RT adalah orang yang ditunjuk olehwarga untuk memfasilitasi kepentingan warga(Rukun Tetangga).

29. Petugas Perkebunan Kecamatan adalahpetugas yang ditunjuk untuk melaksanakan tugasdan fungsi perkebunan dalam wilayah Kecamatanatau beberapa Desa dalam Kecamatan.

30. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesiayang selanjutnya disingkat GAPKI adalah gabunganpelaku usaha industri sawit secara kelembagaanatau suatu wadah organisasi yang berfungsi sebagairefresentasi, wadah komunikasi danadvokasiterhadap industri kelapa sawit dalam danluar negeri.

31. Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesiayang selanjutnya disingkat GPPI adalah kelembagaanindustri perkebunan yang bertumpu pada kemitraan

9SALINAN

No. 63, 2018

perkebunan besar, menengah dan kecilsebagai salahsatu pilar ekonomi untuk menciptakan masyarakatyang lebih sejahtera.

32. Assosiasi Pekebun Kelapa Sawit Indonesiayang disingkatAPKASINDO adalah kumpulan dariPekebunKelapa Sawit dan atau gabungan dariKelompok PekebunKelapa Sawit untukmemperjuangkan kepentingan Pekebun KelapaSawit.

33. Serikat Petani Kelapa Sawit yang disingkatSPKSmerupakan organisasi rakyat yang berbentukSerikat Petani yang didirikan atas dasar kebutuhanbersama petani kelapa sawit.

34. Izin Usaha Perkebunan untuk Budidaya yangselanjutnya disingkatIUP-B adalah Izin tertulis dariPejabat yang berwenang dan wajib dimiliki olehperusahaan perkebunan yang melakukan usahabudidaya perkebunan.

35. Izin Usaha Perkebunan untuk Pengolahanyang selanjutnya disingkatIUP-P adalah Izin tertulisdari Pejabat yang berwenang dan wajib dimiliki olehperusahaan perkebunan yang melakukan usahaindustri pengolahan hasil perkebunan.

36. Izin Usaha Perkebunan yang selanjutnyadisingkat IUP adalah Izin tertulis dari Pejabat yangberwenang dan wajib dimiliki oleh perusahaanperkebunan yang melakukan usaha budidayaperkebunan yang terintegrasi dengan usaha industripengolahan hasil perkebunan.

37. Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untukBudidaya yang selanjutnya disingkat STD-B adalahketerangan budidaya yang diberikan kepadapekebun.

10SALINAN

No. 63, 2018

38. Pabrik Kelapa Sawit yang selanjutnyadisingkat PKS adalah suatu pabrik yang berfungsisebagai tempat pengolahan tandan buah segar (TBS)kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawitkasar/Crude Palm Oil (CPO), inti kelapa sawit(Kernel), fiber, dan tempurung sawit.

BAB IIMAKSUD,TUJUANDAN FUNGSI

Pasal 2

(1) Maksud Peraturan Gubernur ini adalah sebagai dasarhukum bagi Tim Provinsidalam PelaksanaanPenetapan Indeks K dan Harga Pembelian TBS KelapaSawit Produksi Pekebun.

(2) Tujuan Peraturan Gubernur ini untuk memberikanperlindungan dan kepastian harga kepada pekebunkelapa sawit akibat adanya perbedaan perlakuanharga pembelian TBS pekebun kelapa sawit olehPKSdan mencegah terjadinya persaingan yang tidaksehat diantara PKS yang ada.

(3) Fungsi Peraturan Gubernur ini adalah sebagaipedoman dan acuan oleh Tim Provinsidalammemproses penetapan Indeks K dan harga TBSkelapa sawit produksi pekebun Kalimantan Barat,sehingga di dapat angka dan harga yang wajar dandapat dikontrol secara transparan.

11SALINAN

No. 63, 2018

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi:a. Indeks K;b. Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit

produksi pekebun;c. Kemitraan Pengolahan dan Pembelian harga TBS

kelapa sawit produksi pekebun;d. Pembinaan; dane. Pengawasan;

BAB IIIINDEKS K

Bagian KesatuPenetapan Indeks K

Pasal 4

(1) Penetapan Indeks K dilakukan satu kali dalam satubulan.

(2) Rapat penetapan Indeks Ksebagaimana dimaksudpada ayat (1), paling lambat dilaksanakan padatanggal 15 setiap bulan, sepanjang tidak adaketentuan lain.

Bagian KeduaKomponen Penetapan Indeks K

Pasal 5

(1) Penetapan Indeks K menggunakan15(lima belas)komponen, terdiri dari:

12SALINAN

No. 63, 2018

a. Harga penjualan CPO dan PK (FOB) eksport danlokal periode sebelumnya termasuk PPn;

b. Pajak penjualan CPO dan PK;c. Biaya pemasaran CPO dan PK;d. Harga CPO dan PK (FOB bersih);e. Pengangkutan ke pelabuhan CPO dan PK;f. Harga bersih CPO dan PK di pabrik;g. Rendemen CPO dan PK;h. Harga TBS;i. Persentase volume penjualan CPO dan PK;j. Harga TBS rata-rata ex pabrik;k. Biaya pengolahan;l. Penyusutan;m. Nilai TBS ditimbangan pabrik;n. Biaya Operasional Tidak langsung maksimal

2,63%;dano. Nilai TBS di pabrik;

(2) Uraian ke 15 (lima belas) komponen PenetapanIndeks K sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanGubernur ini.

Bagian KetigaRumus Penetapan Indeks K

Pasal 6

(1) Penetapan indeks K menggunakan rumus indeks K.

13SALINAN

No. 63, 2018

(2) Rumus penetapan indeks K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

HTBS(P-1)

K (P-1) = -------------------------------------------- x 100 %

((HCPO(P-1) x RCPO (Akt PKS)) + (HPK(P-1) x RPK(Akt PKS)) dengan pengertian:

HTBS(P-1) = Nilai TBS di pabrik periodesebelumnya

HCPO(P-1) = Nilai realisasi rata-ratatertimbang penjualan ekspordan lokal minyak sawit kasar(harga FOB bersih) pada periodesebelumnya

HPK(P-1) = Nilai realisasi rata-ratatertimbang penjualan ekspordan lokal PK periodesebelumnya

RCPO (AktPKS) = Rendemen CPO aktual dipabrikselama dalam periodesebelumnya

RPK (Akt PKS) = Rendemen PKaktual dipabrikselama dalam periodesebelumnya

(3) Komponen penetapan indeks K sebagaimanadimaksud dalam pasal 5 ayat (1) huruf a sampaidengan o, tabel perhitungan indeks K, rumus untukmenghitung biaya penyusutan diuraikan secaralengkap sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, IIdan III Peraturan Gubernur ini.

14SALINAN

No. 63, 2018

Bagian KeempatMekanisme Penetapan Indeks K

Pasal 7

(1) Mekanisme penetapan Indeks Kdilakukan melalui 3 (tiga) tahapan.

(2) Tahap penetapan indeks Ksebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:a. Tahap verifikasi usulanindeks K antara

perusahaan yang bersangkutan dengankelembagaan pekebun/Koperasi Pekebun dandisampaikan ke Tim Kabupaten.

b. Tahap verifikasiusulan indeks K sebagaimanadimaksud huruf adilakukan di tingkat Kabupatendan dituangkan dalam Berita Acara sertaditandatangani peserta rapat dan bersifat final,sepanjang tidak ada catatan dan disampaikanke Tim Provinsi.

c. Tahap penetapan indeks K sebagaimanadimaksud huruf b dilakukan oleh Tim Provinsi.

(3) Tim Kabupaten sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b melakukan verifikasiusulan indeks K yang disampaikan perusahaan.

(4) Data pendukung usulan indeks K yangtelah diverifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf bdisampaikan Tim Kabupaten ke SekretariatTim Provinsi di Dinas Perkebunan Provinsi KalimantanBarat setelah ditandatangani oleh penanggung jawabperusahaan, diketahui oleh Kepala Dinas yangmembidangi Perkebunan Kabupaten.

(5) Data pendukung usulan Indeks Ksebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) sudah

15SALINAN

No. 63, 2018

dapat diterima oleh Sekretariat Tim Provinsi palinglambat tanggal 12 setiap bulan.

(6) Dalam proses penetapan indeks K, harusmemperhatikanhal-hal sebagai berikut:a. penetapan Indeks K harus mengacu pada rumus

penetapan Indeks K;b. harga CPO dan PK (FOB) yang disampaikan

perusahaan merupakan harga penjualan CPOdan PK FOB Pontianak termasuk PPn yangdilengkapi dengan bukti perjanjian jual beli CPOdan PK pada periode 1 (satu) bulan sebelumnya;

c. apabila terdapat penjualan CPO dan PKmenggunakan penjualan CIF, maka biaya angkutdari pelabuhan ke tempat tujuan tidak bolehdibebankan dalam perhitungan Indeks K;

d. besaran biaya CIF sebagaimana huruf c diatas,dapat dicantumkan dalam kontrak penjualansesuai dengan lokasi tujuan dan/atau tabelperhitungan harga CPO dan/atau inti sawit.

e. apabila besaran biaya CIF sebagaimana huruf cdiatas tidak tercantum, maka biaya CIFdituangkan dalam Berita Acara saat penetapanindeks K dan harga TBS.

f. perusahaan menyampaikan data pendukungusulan penetapan indeks K kepada TimKabupaten paling lambat H-2 setiap bulan;

g. perusahaan yang tidak melakukan kontrakpenjualan CPO dan/atau PK harus melaporkansecara tertulis yang menyatakan perusahaannyatidak melakukan penjualan CPO dan/atau PKkepada Tim Provinsi dan Tim Kabupaten palinglambat H-2. Perusahaan ini tidak diikutsertakandalam penetapan indeks K, akan tetapi wajibmenghadiri rapat Tim Provinsi;

16SALINAN

No. 63, 2018

h. perusahaan yang hanya melakukan penjulanCPO, tetapi tidak melakukan penjualan PK, makaperhitungan indeks K menggunakan dataperhitungan PK periode yang lalu.

i. perusahaan yang tidak melakukan penjualanCPO, tetapimelakukan penjualan PK, makaperusahaan tersebut tidak perlu mengusulkanindeks K, tetapi wajib melaporkan penjualan PKsecara tertulis dan wajib menghadiri rapat TimProvinsi.

j. apabila indeks K suatu perusahaan terjadideviasi lebih dari 2,5% dari indeks K rata-ratasaat perhitungan, baik batas atas maupunbatas bawah, maka indeks K perusahaantersebut tidak diikutkan dalam penetapan indeksK.

k. data dari Perusahaan yang telah diverifikasi TimKabupaten untuk penetapan indeks K ditabulasidan dianalisa oleh Tim Provinsi;

l. apabila terdapat catatan dari TimKabupaten/Kota, maka Tim Provinsi dapatmelakukan verifikasi data yang telahdiverifikasi Tim Kabupaten;

m. apabila Tim Provinsi tidak dapat melakukanklarifikasi terhadap perusahaan tersebut, makaperusahaan tersebut tetap diikutsertakan dalampenetapan indeks K dengan menggunakanindeks K tertinggi perusahaan yang ikut padaperiode yang bersangkutan sebelum dikurangideviasi 2,5%.

n. apabila perusahaan terlambat (menyampaikandata pada H-2) atau tidak menyampaikan datasama sekali (sepanjang tidak termasuk hurupdayat ini) tetap diikutsertakan dalam penetapanIndeks K,menggunakan indeks K tertinggi

17SALINAN

No. 63, 2018

perusahaan yang ikut pada periode yangbersangkutan sebelum dikurangi deviasi 2,5%;

o. perusahaan yang tidak melakukan kontrakpenjualan CPO dan atau PK akan tetapi tidakmelaporkan atau terlambat melaporkan tidakmelakukan kontrak penjualan sebagaimanabatas waktu yang ditentukan tersebut hurupfayat ini, dianggap melakukan penjulan CPO danPK sehingga perusahaan tersebut tetapdiikutsertakan dalam penetapan indeks Kdengan menggunakan indeks K tertinggiperusahaan yang ikut pada periode yangbersangkutan sebelum dikurangi deviasi 2,5%.

p. Perusahaan perkebunan wajib ikut serta dalampenetapan indeks K adalah yang memilikikemitraan usaha perkebunan dan dalam posisipabrik sudah operasional.

q. Apabila 3 (tiga) kali berturut-turut perusahaantidak menyampaikan data dan atau tidakmenghadiri rapat tanpa pemberitahuan, makaTim Provinsi akan melakukan peninjauanlangsung ke perusahaan untuk melakukanklarifikasi data, yang biaya TimProvinsiditanggung oleh perusahaan yangbersangkutan;

r. Pejabat yang ditunjuk perusahaan untukmenghadiri rapat penetapanindeks K adalahpejabat yang mempunyai kewenangan untukmemutuskan indeks K perusahaan yangbersangkutan;

s. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerahwajib menyampaikan harga CPO dan PK duniapaling kurang dua kali setiap bulan kepada TimProvinsi.

18SALINAN

No. 63, 2018

BAB IVPENETAPAN HARGA PEMBELIAN TBS KELAPA SAWIT

PRODUKSI PEKEBUN KALIMANTAN BARAT

Pasal 8

Data yang diperlukan untuk penetapan harga pembelian TBS kelapa sawit produksi Daerah adalah :

a. kontrak penjualan CPO dan PK periode dua minggusebelumnya dan harus sudah dicap danditandatangani oleh pembeli dan penjual.

b. tanggal dokumen kontrak CPO dan PK yangdigunakan dalam perhitungan harga TBS adalahtanggal saat kontrak CPO dan PK ditandatangani,bukan tanggal penyerahan.

c. harga penjualan CPO dan PK yang dilengkapidengan bukti perjanjian jual beli CPO dan PKpadaperiode dua minggu sebelumnya yang telahdikurangi PPn;

d. daftar rekapitulasi seluruh penjualan CPO dan PKpada periode dua minggu sebelumnya, dan

e. rendemen CPO dan PK perumur tanaman.

Pasal 9

(1) Penetapan harga TBS kelapa sawit produksipekebun kelapa sawit Kalimantan Barat dilakukan 2(dua) kali dalam satu bulan.

(2) Penetapan harga TBS kelapa sawit sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim Provinsidan dihadiri oleh Tim Kabupaten.

19SALINAN

No. 63, 2018

(3) Penetapan harga TBS kelapa sawit paling lambattanggal 15 dan akhir bulan berjalan, sepanjang tidakada ketentuan lain.

(4) Pemberlakuan harga TBS kelapa sawit untukpenetapan periode I tanggal 15 bulan berjalan adalahuntuk pembelian TBS kelapa sawit tanggal 1 sampaidengan 15 bulan berjalan dan penetapanan hargaTBS kelapa sawit untuk periode II akhir bulan adalahuntuk pembelian TBS sejak tanggal 16 sampaidengan akhir bulan berjalan.

(5) Penetapan harga TBS menggunakan rumus :

HTBS{P} = K{((HCPO(P) x RCPO(tab)} + {HPK(P) xRPK(tab))}

Dengan keterangan:

HTBS(P) : Harga TBS yang diterima olehpekebun di tingkat pabrik,dinyatakan dalam Rp/Kg, padaperiode berjalan.

K(P-1) : Indeks proporsi yang menunjukkanbagian yang diterima oleh pekebun,dinyatakan dalam persentase (%)pada periode sebelumnya.

HCPO(P) : Harga rata-rata CPO tertimbangrealisasi penjualan ekspor (FOB) danlokal masing-masing perusahaanpada periode dua minggusebelumnya, dinyatakan dalamRp/Kg.

HKP(P) : Harga rata-rata PK tertimbangrealisasi penjualan ekspor (FOB) danlokal masing-masing perusahaanpada periode dua minggu

20SALINAN

No. 63, 2018

sebelumnya, dinyatakan dalamRp/Kg.

RCPO(Tab) : Rendemen CPO table dinyatakandalam persentase (%)

RPK(Tab) : Rendemen PKtable dinyatakandalam persentase (%).

(6) Dalam penetapan harga TBS, harus memperhatikanhal-hal sebagai berikut: a. perusahaan mengirimkan data penjualan CPO

dan PK kepada Sekretariat Tim Provinsi palinglambat pada H-2;

b. perusahaan yang tidak melakukan penjualan CPOdan atau PK tetap membuat laporan tidakmelakukan penjualan CPO dan atau PK danmenyampaikannya kepada Sekretariat TimProvinsi paling lambat H-2, perusahaan yangbersangkutan tidak diikutsertakan dalamperhitungan harga CPO dan atau PK, akan tetapiwajib mengikuti rapat Penetapan Harga PembelianTBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun KalimantanBarat;

c. data penjualan CPO dan atau PK dari Perusahaanakan dianalisa oleh Sekretariat Tim Provinsi;

d. apabila data yang disampaikan oleh perusahaantersebut diragukan maka Sekretariat Tim Provinsidapat melakukan klarifikasi kepada perusahaanyang bersangkutan;

e. apabila Sekretariat Tim Provinsi mengalamikesulitan dalam melaksanakan klarifikasi terhadapperusahaan tersebut maka perusahaan tersebuttidak diikutsertakan dalam perhitungan hargapembelian TBS;

f. perusahaan yang tidak mengirimkan datapenjualan CPO dan/atau PK atau terlambat

21SALINAN

No. 63, 2018

menyampaikan data penjualan CPO dan/atau PKperiode sebelumnya sesuai tenggat waktupenyampaian data yang telah ditetapkan, makaperusahaan tersebut akan tetap diikutsertakandalam perhitungan penetapan harga TBS denganmenggunakan data harga penjualan CPO dan atauPK tertimbangdari peserta pada saat itu;

g. apabila harga penjualan CPO dan atau PK yangdilaporkan perusahaanterjadi deviasi lebih dari2,5% dari rata-rata CPO dan atau PK yang meliputibatas atas dan batas bawah, maka harga CPOdan atau PK perusahaan tersebut tidakdiikutsertakan dalam perhitungan hargapembelian TBS; dan

h. pejabat yang ditunjuk perusahaan untukmenghadiri rapat perhitungan harga pembelianTBS adalah pejabat yang mempunyai kewenanganuntuk memutuskan harga pembelian TBSperusahaan yang bersangkutan.

Pasal 10

(1) Tim Penetapan Indeks K dan Harga TBS Kelapa Sawitsebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) hurufc adalah Tim Provinsi yang dibentuk oleh Gubernurdengan keanggotaan terdiri dari:a. Dinas Perindustrian Provinsi dan Dinas

Perindustrian Kabupaten/Kota;b. Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten / Kota;c. Perusahaan Perkebunan yang

mempunyai PKS yang sudah operasional danmelakukan kemitraan;

22SALINAN

No. 63, 2018

d. Gabungan Pengusaha Kelapa SawitIndonesia (GAPKI);

e. Gabungan Perusahaan PerkebunanIndonesia (GPPI);

f. Wakil pekebun dan atau kelembagaanpekebun dan atau koperasi pekebun (KUD) padamasing – masing perusahaan yang ikut Tim TBS1 (satu) orang;

g. ApkasindoProvinsi dan Kabupaten/Kota;dan

h. SPKS Kabupaten/Kota.

(2) Tim Verifikasi Usulan Indeks K sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf btimkabupaten dibentuk oleh Bupati/Walikota dengankeanggotaan terdiri dari:a. Pemerintah Kabupaten/Kota;b. Dinas Kabupaten/Kota;c. Perusahaan Perkebunan yang mempunyai PKS

yang sudah operasional dan melakukankemitraan;

d. Wakil pekebun dan atau kelembagaan pekebun/koperasi pekebun pada masing – masingperusahaan (1 orang);

e. Apkasindo Kabupaten/Kota; danf. SPKS Kabupaten/Kota.

(3) Tugas dan fungsi Tim Provinsi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan tugas dan fungsi TimKabupaten/Kota sebagaimana dimaksud ayat (2)diatur dengan Keputusan Gubernur.

(4) Biaya Operasional untuk Tim sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) bersumber padaAPBDProvinsi dan APBD Kabupaten/Kota.

23SALINAN

No. 63, 2018

BAB VKEMITRAAN PENGOLAHAN DAN PEMBELIAN HARGATBS KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN PROVINSI

KALIMANTAN BARAT

Pasal 11

(1) Semua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang ada dalamDaerah wajib membeli TBS pekebun kelapa sawitmelalui kelembagaan pekebun kelapa sawit dan ataukelompok pekebun kelapa sawitsesuai dengan hargayang ditetapkan oleh Tim.

(2) Kewajiban pembelian TBS pekebun kelapa sawitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahpekebun kelapa sawit mitra inti plasma dan pekebun– pekebun kelapa sawit swadaya yang beradadisekitar kebun inti radius maksimal 30 KM dari PKSdan sudah dimitrakan oleh Kepala Dinas yangmembidangi perkebunan di Kabupaten/Kota.

(3) Kelembagaan pekebun kelapa sawit dan ataukelompok pekebun kelapa sawit wajib menjualseluruh TBS kepada perusahaan mitra.

(4) Terhadap pekebun swadaya yang belum bermitraagar dimitrakan oleh Bupati/Walikota yangpelaksanaannya dilakukan oleh Dinas yangmembidangi Perkebunan Kabupaten/Kota setempatmelalui kelembagaan pekebun (Kelompok pekebundan atau koperasi pekebun).

(5) Kewajiban membeli TBS pekebun kelapa sawitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikanapabila bahan baku PKS sudah mencapai maksimumkapasitas.

24SALINAN

No. 63, 2018

(6) Bahan baku PKS sudah mencapai maksimumkapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (4)diatas yaitu bahan baku TBS yang berasal dari kebunkelapa sawit perusahaan sendiri dan TBS pekebunkelapa sawit mitra yang sudah ada, dan kondisinyata ditetapkan oleh Tim Verifikasi Usulan Indeks Kdan dilaporkan kepada Gubernur tembusan kepadaKepala Dinas.

Pasal 12

(1) PKS suatu perusahaan dilarang membeli TBSpekebun kelapa sawit yang telah terikat kemitraandengan PKS perusahaan lain.

(2) Pembelian TBS pekebun kelapa sawit yang dimaksudpada ayat (1) dilakukan secara langsung oleh PKSmelalui kelembagaan pekebun dan tidak dibenarkandiluar kelembagaan pekebun.

(3) Jika terjadi sesuatu yang memaksa PKS kebun kelapasawit mitra tidak dapat beroperasi,maka TBS dapatdialihkan ke PKS lain setelah ada koordinasi dandiketahui oleh Kepala Dinas yang membidangiPerkebunan Kabupaten/Kota.

Pasal 13

(1) Kelompok pekebun kelapa sawit swadaya adalahkumpulan pekebun kelapa sawit swadaya dalamsuatu hamparan kebun, minimal 25 hektar yangterikat secara informal, dan bekerjasama atas dasarsaling asah, saling asih, dan saling asuh untukkeberhasilan usaha perkebunannya yang terdiri dariKetua, Sekretaris dan beberapa anggota;

25SALINAN

No. 63, 2018

(2) Kelompok pekebun kelapa sawit swadayasebagaimana dimaksud pada ayat (1), lokasi danletak kebun harus diketahui oleh Kepala Desasetempat pada wilayah kebun kelapa sawit swadayatersebut;

(3) Kelompok pekebun kelapa sawit swadayasebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3)bermitra dengan perusahaan yang telah mempunyaiPKS yang dilengkapi dengan perjanjian tertulis dalampengolahan dan penjualan TBS, pekebun kelapasawit dan diketahui oleh Kepala Dinas yangmembidangi perkebunan sesuai dengankewenangannya;

(4) Perjanjian kemitraan pengolahan dan penjualan TBSkelompok pekebun kelapa sawit swadayasebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukanberdasarkan pada azas manfaat dan berkelanjutanyang saling menguntungkan, saling menghargai,saling bertanggungjawab dan saling memperkuat.

(5) Format perjanjian kemitraan sebagaimana dimaksudpada ayat (4), tercantum dalam lampiran IV yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanGubernur ini.

Pasal 14

(1) Ketua kelompok pekebun kelapa sawitswadaya mempunyai kewajiban:a. Mengajukan permohonan kemitraan

pengolahan dan pemasaran hasil TBS kepadaperusahaan kelapa sawit calon mitra yang sudahpunya PKS, tembusan permohonan disampaikankepada Dinas yang membidangi PerkebunanKabupaten/Kota setempat;

26SALINAN

No. 63, 2018

b. Membina anggota kelompok untukmelaksanakan teknis budidaya tanaman sesuaidengan kriteria yang telah ditetapkan olehPeraturan Direktorat Jenderal Perkebunan danpetunjuk dari perusahaan mitra; dan

c. Melaporkan setiap perubahan luaskebun kelompok dan jumlah anggota kepadaperusahaan mitra untuk mendapat persetujuan.

(2) Untuk kelancaran operasional kelompok,maka semua anggota dan pengurus mempunyaikewajiban berkontribusi yang sama mengumpulkandana dari hasil penjualan TBS setiap bulan yangbesarnya sesuai dengan kesepakatan di kelompok.

(3) Dana operasional yang terhimpunsebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibukukandan dipergunakan untuk kelancaran pembinaan dankepentingan kelompok serta dilaporkan setiap akhirtahun kepada semua anggota oleh ketua kelompok.

(4) Dinas yang membidangi PerkebunanKabupaten/Kota wajib menyampaikan laporanrekapitulasi kemitraan yang telah dilaksanakanantara kelompok pekebun kelapa sawit swadayadengan perusahaan kelapa sawit.

Pasal 15

(1) Kelompok pekebun kelapa sawit swadaya, yang letakhamparan kebunnya berada diluar radius 30 KM dariPKS yang terdekat harus mendapat Rekomendasidari Dinas yang membidangi Perkebunan Kabupaten/Kota setempat;

(2) Permohonan Rekomendasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1), yang berada diluar wilayahadministrasi Kabupaten dapat diajukan oleh

27SALINAN

No. 63, 2018

Perusahaan Calon Mitra dan/atau Ketua KelompokPekebun Kelapa Sawit Swadaya kepada Kepala Dinasyang membidangi Perkebunan Kabupaten/Kotasetempat dan tembusan permohonan disampaikankepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota wilayahkeberadaan PKS.

Pasal 16

(1) Terhadap perusahaan kelapa sawit yang mempunyaiizin IUP-B, pembelian TBS pekebun kelapa sawit yangsudah bermitrawajib mengikuti harga yangditetapkan oleh Tim Provinsi.

(2) Terhadap perusahaan kelapa sawit yang mempunyaiizin IUP-P, pembelian TBS pekebun kelapa sawit yangsudah bermitra wajib mengikuti harga yangditetapkan oleh Tim Provinsi.

(3) Bupati/Walikota memfasilitasi kemitraan petanidengan pabrik terdekat diwilayahnya.

BAB VIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 17

(1) Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaanPeraturan Gubernur ini dilakukan oleh Gubernur danBupati/Wali Kota yang dalam pelaksanaannyadilakukan oleh Tim Provinsi bersama Tim Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.

(2) Pembinaan dan Pengawasan terhadap pekebunkelapa sawit, kelompok pekebun kelapa sawit danatau koperasi pekebun kelapa sawit yang sudah

28SALINAN

No. 63, 2018

bermitra dilakukan oleh instansi terkait danperusahaan mitra.

(3) Pembinaan dan Pengawasan yang dimaksud padaayat (2) tentang teknis budidaya dan manajemenkelembagaan pekebun kelapa sawit.

BAB VIISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 18

(1) Perusahaan Perkebunan dan PKS yang tidakmelaksanakan ketentuan dalam Pasal 7 ayat (2)huruf a huruf b,ayat(4) dan ayat(5), Pasal 11 ayat(1) dan (2), Pasal 12 ayat (1) dan (2),Pasal 16 ayat(1) dan (2)diberikan sanksi administrasi berupateguran tertulis kesatu dan kedua dalam tenggangwaktu 1 (satu) bulan untuk melakukan perbaikan.

(2) Apabila setelah peringatan kedua sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak dipenuhi maka atasusulan oleh Tim Provinsi dan atau TimKabupaten/Kotauntuk diberikan tindakan sanksipencabutan izin usaha oleh pemberi izin.

(3) Penerapan sanksi administrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan olehGubernur, Bupati / Wali Kota sesuai dengankewenangannya.

(4) Pekebun Kelapa Sawit / Kelompok Pekebun KelapaSawit dan Perusahaan Kelapa Sawit apabila tidakmemenuhi ketentuan yang telah disepakatidikenakan sanksi sesuai dengan perjanjiankerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (4).

29SALINAN

No. 63, 2018

BAB VIIIPENUTUP

Pasal 19

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku,Peraturan Gubernur Nomor 86 Tahun 2015 tentangPetunjuk Pelaksanaan Penetapan Indeks K dan HargaPembelian Tandan Buah Segar Kelapa Sawit ProduksiPekebun Kalimantan Barat (Berita Daerah ProvinsiKalimantan Barat Tahun 2015 Nomor 86) dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Pasal 20

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan. Agar setiap orang mengetahuinyamemerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur inidengan penempatannya dalam Berita Daerah ProvinsiKalimantan Barat.

Ditetapkan di Pontianakpada tanggal 10 Okt0ber 2018

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

T.T.D

SUTARMIDJI

Diundangkan di Pontianakpada tanggal 10 Oktober 2018

30SALINAN

No. 63, 2018

Plh. SEKRETARIS DAERAHPROVINSI KALIMANTAN BARAT

T.T.D

SYARIF KAMARUZAMAN

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARATTAHUN 2018 NOMOR 63

LAMPIRAN I

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR 63 TAHUN 2018

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPANINDEKS K DAN HARGA PEMBELIANTANDAN BUAHSEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUNKALIMANTAN BARAT

KOMPONEN PENETAPAN INDEKS K

31SALINAN

No. 63, 2018

Komponen penetapan indeks K terdiri dari 15 komponensebagai berikut :

1. Harga penjualan CPO dan PK adalah Harga penjualanCPO dan PK (FOB) ekspor dan lokal pada periodesebelumnya (termasuk PPn) didukung dengandokumen kontrak penjualan perusahaan.

2. Pajak adalah seluruh pajak yang dikenakansehubungan dengan pelaksanaan penjualan CPO danPK eksport dan lokal.

3. Biaya pemasaran adalah jumlah pengeluaran seluruhbiaya pemasaran sesuai dengan pengeluaran riilmasing-masing perusahaan yang terdiri dari :a. sewa tangki timbun (bagi perusahaan yang tidak

memiliki tangki timbun) atau biaya operasional(bagi yang mempunyai tangki timbun);

b. instalasi/pemompaan CPO;c. asuransi barang/produksi;d. ongkos pemuatan pelabuhan(OPP);e. provisi bank;f. analisa dan sertifikasi CPO dan PK.

4. Harga CPO dan PK (FOB bersih) diperoleh dari hasilpengurangan Harga penjulan CPO dan PK (FOB)eksport dan lokal periode sebelumnya dikurangipajak dan dikurangi biaya pemasaran (no 4 = no 1-no 2 - no 3). Termasuk biaya angkut dari pelabuhanPontianak ke Pelabuhan Tujuan (CIF). Besaran biayatersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.

5. Pengangkutan ke pelabuhan adalah biayapengangkutan CPO dan PK dari pabrik ke pelabuhanyang dihitung menurut pengeluaran riil.

32SALINAN

No. 63, 2018

6. Harga bersih CPO dan PK di Pabrik diperoleh darihasil pengurangan Harga CPO dan PK (FOB bersih)dikurangi biaya pengangkutan (no 6 = no 4 – no 5);

7. Rendemen CPO dan PK menggunakan rendemenaktual di pabrik pengilahan kelapa sawit;

8. Harga TBS diperoleh dari harga bersih CPO dan PK dipabrik dikalikan dengan rendemen CPO dan PK ( no8 = no 6 x no 7);

9. Persentase volume penjualan menggunakan rata-rata persentase volume penjualan CPO dan PKeksport dan lokal pada periode terakhir penjualan;

10. Harga TBS rata-rata ex pabrik diperoleh darimenjumlahkan hasil perkalian harga TBS danpersentase volume penjualan (no 10 = penjumlahanhasil perkalian no 8 x no 9);

11. Biaya pengolahan merupakan jumlah seluruh biayapengolahan yang dikeluarkan pada periode 1 (satu)bulan sebelumnya, yang terdiri dari :a. Biaya Umum dan Lingkungan, antara

lain meliputi:1) Biaya alat tulis kantor, perlengkapan,

cetakan, pengiriman surat, pelaporan,komputer;

2) Biaya komunikasi, konsumsi, pemelihraanalat dan mesin kantor, keamanan;

3) Biaya perjalanan dinas karyawan,operasional pemeliharaan kendaraan,alokasi transport;

4) Biaya sumber daya manusia, pencegahankebakaran dan penelitian;

5) Pengolahan/pengelolaan limbah.b. Gaji dan Tunjangan, terdiri dari:

33SALINAN

No. 63, 2018

1) Gaji dan tunjangan pegawaistaf di pabrik;

2) Gaji dan upah pegawai nonstaf di pabrik

c. Biaya Langsung, terdiri dari:1) Alat-alat dan perkakas kecil;2) Bahan kimia dan perlengkapan untuk

pengolahan;3) Bahan dan alat analisa;4) Bahan bakar dan minyak pelumas;5) Penerangan dan air;6) Pengangkutan dalam pabrik (forklift).

d. Pemeliharaan, terdiri dari:1) Pemeliharaan bangunan pabrik yang

dilakukan secara rutin;2) Pemeliharaan mesin, instalasi, alat

angkutandi pabrik dan perlengkapanlainnya

e. Biaya Pengepakan / kemasan PK

12. Biaya penyusutan pabrik dihitung denganmenggunakan metode penyusutan satuan hasilproduksi (service out put). Berdasarkan metode inibesarnya biaya penyusutan diperoleh melalui caramembagi harga perolehan (aktiva) pabrik secaraproporsional (dari nilai investasi) dikurangi nilai sisadengan perkiraan jumlah produksi selama umurekonomis. Untuk memudahkan perhitungan biayapenyusutan dapat mengacu pada Neraca PerusahaanHasil Audit tahun sebelumnya.

13. Nilai TBS ditimbangan pabrik diperoleh dariHarga TBS rata-rata ex pabrik dikurangi biayapengolahan dan biaya penyusutan (no 13 = no 10 –no 11 – no 12);

34SALINAN

No. 63, 2018

14. Biaya Operasional Tidak Langsung:Jumlah seluruh biaya operasional tidak langsungyang dikeluarkan pada periode sebelumnya yaituyang terdiri dari cost of money (bunga dan biayabank pembelian TBS Petani, asuransi keamananpengiriman uang), Penyusutan timbanganCPO/ PKdalam transportasi, dan overhead kebun plasma(kegiatan penetapan harga TBS, pembinaan pekebundan kelembagaan pekebun). Nilai biaya operasionaltidak langsung maksimal 2,63% dari nilai TBSditimbangan pabrik (2,63% x Nomor 13)

15. Nilai TBS di pabrik merupakan nilai TBS ditimbanganpabrik Nomor 13.

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

SUTARMIDJI

LAMPIRAN II

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR 63 TAHUN 2018

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPANINDEKS K DAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAHSEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUNKALIMANTAN BARAT

TABEL PERHITUNGAN INDEKS K

No Uraian Minyak Sawit Inti Sawit TB Keterangan

35SALINAN

No. 63, 2018

SEkspor

Lokal

Ekspor

Lokal

1 2 3 4 5 6 7 81. Harga MS

(CPO) dan IS(PK) FOB

X X X X - Hargapenjualan CPOdan PK padapriodesebelumnya

2. Pajak X X X X Seluruh pajakyangdikenakansehubungandenganpelaksanaanpenjualan msdan ls

3. Biayapemasaran

X X X X Sesuai denganpengeluaranrill

4. Harga MS(CPO) dan IS(PK) FOBbersih

X X X X No 1 – 2 – 3

5. Pengangkutan kepelabuhan

X X X X Dihitungmenurutpengeluaranrill

6. Harga bersihMS (CPO)dan IS (PK) dipabrik

X X X X No 4 – 5

7. Rendemen …..% …..%

…..% …..%

Rendemenactual dipabrikselama dalamperiodesebelumnya.

8. Harga TBS X X X X No. 6 x 79. Persentase

volumepenjualan

…..% …..%

…..% …..%

Rata-ratapersentasevolumepenjualanpada priodesebelumnya

10.

Harga TBSrata-rata expabrik

X Harga rata-rata TBStertimbanguntuk ekspordan lokal

36SALINAN

No. 63, 2018

(penjumlahanhasil perkalianNo. 8 x 9)

11.

Biayapengolahan

X Jumlah seluruhbiayapengolahanyangdikeluarkanpada periodesebelumnya

12.

Penyusutan X Dihitungmenurut hargaperolehanpabrik secaraproporsionaldikurangi nilaisisa dibagidenganperkiraanjumlahproduksiberdasarkankapasitaspabrik. Umurekonomispabrik selama15 tahun

13.

Nilai TBS ditimbanganpabrik

X Dihitung 10 –11 – 12

14.

Biayaoperasionaltidaklangsung

X Jumlah seluruhbiayaoperasionaltidak langsungyangdikeluarkanpada priodesebelumnyayaitu yangterdiri dari costof money(asuransikeamananpengirimanuang) (0-1,33%),penyusutantimbangan

37SALINAN

No. 63, 2018

CPO/PK dalamtransportasi(0-0,30%),overheadkebun plasma(kegiatanpenetapanharga TBS,pembinaanpekebun dankelembagaanpekebun) (0-1%). Nilaibiayaoperasionaltidak langsungmaksimal2,63% darinilai TBSditimbanganpabrik (2,63%x No. 13)

15.

Nilai TBS dipabrik

X Dihitung No.13 – 14

15Keterangan Indek “K”

=X 100%

4 x 7 MS (CPO) + 4 x 7 IS (PK)

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

38SALINAN

No. 63, 2018

SUTARMIDJI

LAMPIRAN III

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR 63 TAHUN 2018

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPANINDEKS K DAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAHSEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUNKALIMANTAN BARAT

39SALINAN

No. 63, 2018

RUMUSAN UNTUK MENGHITUNG BIAYA PENYUSUTAN

Harga perolehan pabrik – nilaisisa

Biaya Penyusutan = ………………………………………..Perkiraan jumlah produksi

Dengan Pengertian:

Harga perolehan pabrik dihitung berdasarkan seluruhbiaya pembangunan pabrik mulai dari harga belimesin dan peralatan, biaya pemasangan dan biaya ujicoba serta biaya bangunan.

Nilai sisa dihitung berdasarkan harga pabrik setelahmelewati umur ekonomisnya dan besarnya sangattergantung kepada kondisi masing – masing pabrik,tetapi nilai sisa minimal 5% dari harga perolehanpabrik.

Perkiraan jumlah produksi dihitung berdasarkankapasitas pabrik selama umur ekonomis sesuaiketentuan yang berlaku. Umur ekonomis pabrikselama 15 tahun.

Realisasi tambahan investasi baru dihitung dalamtotal biaya penyusutan.

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

40SALINAN

No. 63, 2018

SUTARMIDJI

LAMPIRAN IV

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR 63 TAHUN 2018

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPANINDEKS K DAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAHSEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUNKALIMANTAN BARAT

41SALINAN

No. 63, 2018

SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN PENGOLAHAN DANPEMBELIAN BERKELANJUTAN INDUSTRI PENGOLAHAN

TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT KELOMPOKPEKEBUN DENGAN PABRIK KELAPA SAWIT (PKS)

PT. ……………………………………….

Pada hari ini ......... tanggal ...... tahun ...... bertempatdi ........................................., kami yang bertandatangandibawah ini:N a m a : ............................................................Jabatan : ............................................................Alamat : ............................................................Bertindak untuk dan atas namaPT. ........................................................ yang selanjutnyadisebut PIHAK KESATU.N a m a : ............................................................Jabatan : ............................................................Alamat : ............................................................Bertindak untuk dan atasnama ........................................................ (Kelembagaanpekebun dan kelapa sawit atau koperasi) yangselanjutnya disebut PIHAK KEDUA.Selanjutnya atas dasar Perda No. 8 Tahun 1994 ProvinsiKalimantan Barat Tentang Penyelenggaraan PIRBUN,Permentan No. 98 / Permentan / OT.140 / 9 / 2013tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan, JunctoPermentan No. 29 / Permentan / OT.140 / 5 / 2016, JunctoPermentan No. 21 / Permentan / OT.140 / 6 / 2017,Permentan No. 01 / PERMENTAN / KB.120 / 1 / 2018tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian TandanBuah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun, dan atauatas kesepakatan bersama para pihak dengan ini sepakatuntuk membuat perjanjian pengolahan dan penjualanTandan Buah Segar (TBS) dengan syarat-syarat sebagaiberikut:

42SALINAN

No. 63, 2018

Pasal 1HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK KESATU mempunyai kewajiban:

a. Menerima bahan baku TBS dari pihak kedua yangvolume, mutu, frekuensi dan waktunya, sesuaidengan uraian dalam lampiran ini;

b. Melakukan pembayaran kepada pihak keduasesuai dengan harga, volume, mutu TBS danwaktunya sesuai dengan uraian dalam pasalberikut;

c. Bersama-sama dengan Bupati/Walikotamemberikan pembinaan teknis budidaya, teknispenetapan waktu panen, pengenalan kualitas,penanganan pasca panen,.........dts.

(2) PIHAK KESATU mempunyai hak:a. Menolak bahan baku / TBS yang dikirimkan pihak

kedua apabila tidak sesuai dengan mutu,sebagaimana uraian dalam lampiran IV.aperjanjian ini;

b. Mendapatkan mutu bahan baku / TBS sesuaidengan lampiran 4 perjanjian ini;

c. Memutuskan perjanjian secara sepihak, apabiladalam waktu 1 (satu) bulan secara berturut-turuttanpa pemberitahuan tidak ada pengirimanTandan Buah Segar (TBS) dari pihak Kedua, dankeputusan perjanjian tersebut ditembuskankepada Kepala Dinas yang MembidangiPerkebunan Kabupaten/Kota setempat.

(3) PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban:a. Memberikan bahan baku / TBS kepada pihak

pertama yang volume, mutu, frekuensi dan waktu

43SALINAN

No. 63, 2018

pengiriman sesuai dengan lampiran IV.aperjanjian ini;

b. Melakukan teknik budidaya yang sesuai denganstandar mutu teknis sehingga memperolehkualitas bahan baku yang baik;

c. Melakukan panen pada waktu yang tepat dansesuai dengan teknik pemanenan yang benar;

d. Menjamin bahwa TBS yang dijual berasal darikebun sendiri dan atau dari anggotakelompoknya, dan bukan TBS dari pihak lain danatau bukan TBS curian;

e. Menghargai dan menjunjung tinggi etikakaryawan PT. ……………………… sebagaimanatertulis dilampiran IV.b perjanjian ini;

f. Pihak kedua wajib secara berkesinambunganmengirimkan Tandan Buah Segar (TBS) kepadapihak pertama.

(4) PIHAK KEDUA mempunyai hak:a. Menerima pembayaran dari pihak pertama sesuai

dengan harga, volume, mutu dan waktu sesuaidengan uraian pada pasal 2 lampiran ini;

b. Mendapatkan bimbingan dari pihak pertamatentang teknik budidaya, teknik dan penetapanwaktu pemanenan, pengenalan kualitas,penanganan pascapanen;

c. Mendapatkan informasi harga dari pihak pertamasecara langsung melalui SMS/Email/Tertulissecara preodik sesuai waktu penetapan hargaTim Provinsi.

Pasal 2PENETAPAN HARGA TBS PEKEBUN

44SALINAN

No. 63, 2018

(1) Harga TBS yang disepakati kedua belah pihak adalahberdasarkan harga yang ditetapkan oleh PemerintahProvinsi secara preodik dengan mutu / standar TBSyang ditetapkan oleh Dirjenbun (Perdirjenbun);

(2) Sebelum ditandatangani Surat Perjanjian KemitraanBerkelanjutan Pengolahan dan Pembelian TandanBuah Segar (TBS) Kelapa Sawit Kelompok Pekebun,Pihak PKS harus menganalisa rendemen rata-ratakelompok pekebun;

(3) Rendemen rata-rata kelompok pekebunsebagaimana dimaksud ayat (2) dapat dilanjutkansecara periodik;

(4) Apabila rendemen yang dihasilkan sebagaimanadimaksud ayat (2) dan ayat (3) lebih rendah dan ataulebih tinggi dari rendemen rata-rata yang dikeluarkanoleh Dirjen Perkebunan dipakai sebagai koreksi atassebagaimana dimaksud ayat (1);

(5) Nilai harga TBS yang dibayar kepada pekebun adalahnilai yang diperoleh dari jumlah Tandan Buah Segar(TBS) yang diterima Pabrik Kelapa Sawit (PKS)setelah dikoreksi sebagaimana dimaksud ayat (4)dan dikurangi Grading (seleksi kualitas mutu), biayatransfer dan potongan pajak yang diatur pemerintah;

(6) Grading (seleksi kwalitas mutu TBS) sebagaimanadimaksud ayat (2) adalah:- Buah mentah 0%- Buah matang Min 95%- Buah lewat matang Maks 5%- Janjang kosong 0%- Abnormal Maks 5%- Tangkai panjang Tidak ada- Buah Dura Maks. 2%

45SALINAN

No. 63, 2018

- Berondolan Min. 12,5% (harus bebasdari sampah, tanah, pasiratau benda lain)

- Berat TBS Min. 3 kg/tandan

Dan kriteria Grading secara lengkap sesuai denganlampiran IV.a perjanjian ini.

(7) Bila TBS yang dikirim pekebun memenuhipersyaratan kualitas mutu sebagaimana ayat (6),kepada pekebun diberikan insentif sebesar 4% dariTBS yang diterima pabrik.

Pasal 3PENGIRIMAN TANDAN BUAH SEGAR

DARI PEKEBUN KE PABRIK

(1) Pengiriman Tandan Buah Segar (TBS) oleh pihakkedua dilakukan setiap hari kerja dengan angkutansendiri sampai lokasi Loading Ramp, dan ataudermaga perusahaan / PKS Pihak pertama;

(2) Pengiriman Tandan Buah Segar (TBS) oleh pihakkedua ke PKS pihak pertama, dalam kondisi SegarPanen (Maks 24 jam setelah panen dengan volumeminimal 2 ton;

(3) Pengiriman Tandan Buah Segar (TBS) oleh pihakkedua dilengkapi dengan Surat Pengangkutan Buah(SPB);

(4) Secara bersama – sama pihak pertama dan pihakkedua melakukan penimbangan dan grading TBS;

(5) Tandan Buah Segar (TBS) pekebun / kelompokpekebun pihak kedua terletak di RT. ………….. Dusun.……….. Desa. ………………… Kecamatan. ……………..dan Kabupaten / Kota. …………….dengan total luas.………. Ha, Tahun Tanam. ………..s/d ……………….Berasal dari bibit ……………………

46SALINAN

No. 63, 2018

Pasal 4PEMBAYARAN

(1) Pembayaran oleh pihak pertama kepada pihak keduadilakukan dengan transfer ke Rekening Bank pihakkedua;

(2) Pembayaran TBS pekebun dilakukan 1 (satu) kalisetiap bulan sesuai dengan harga yang telahditetapkan tim, paling lambat dua minggu setelahbulan berjalan, penyerahan tagihan yang dilampiriSurat Pengantar Buah (SPB) Slip Copy Timbangandan Invoice dari pihak kedua kepada pihak pertama;

(3) Total pembayaran Tandan Buah Segar (TBS) yangdibayarkan pihak pertama kepada pihak keduaadalah berdasarkan berat TBS yang diterima dipabriksetelah dipotong / sortasi mutu, biaya transfer pajakyang diatur pemerintah.

Pasal 5JANGKA WAKTU PERJANJIAN KEMITRAAN

PEMBELIAN DAN PENGOLAHAN TANDAN BUAHSEGAR PEKEBUN

(1) Perjanjian pembelian dan pengolahan Tandan BuahSegar (TBS) antara pihak pertama dengan pihakkedua berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh)tahun sejak tanggal ……… sampai dengan tanggal………..

(2) Jangka waktu perjanjian sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat ditinjau kembali paling singkatsetiap 2 (dua) tahun.

Pasal 6PENYELESAIAN PERSELISIHAN

47SALINAN

No. 63, 2018

(1) Bila terjadi perselisihan diantara kedua pihak, makaakan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat;

(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah antarapihak kesatu dan pihak kedua tidak berhasildilakukan maka dilakukan penyelesaian denganmelibatkan pihak Pemerintah Kabupaten/Kotasebagai mediator;

(3) Apabila penyelesaian dengan mediasi pihakPemerintah Kabupaten/Kota tidak berhasil dilakukan,maka dilakukan penyelesaian melalui PengadilanNegeri setempat sesuai dengan peraturan berlaku.

Pasal 7FORCE MAJEURE

(1) Apabila pihak kedua terlambat atau gagal memenuhikewajibannya yang disebabkan karena keadaandiluar kemampuan pihak kedua seperti gempa bumi,banjir, badai, sabotase, huru hara, dan peperangan,maka pihak kedua wajib memberitahukan kepadapihak pertama secara tertulis dalam jangka waktu 2X 24 jam;

(2) apabila terjadi kerusakan atau perbaikan PKS yangdapat menyebabkan PKS tidak dapat menerima TBSdari pihak kedua secara optimal, maka pengaturanpenerimaan TBS dari pihak kedua akan diatur olehpihak pertama atas kesepakatan kedua belah pihak.

Pasal 8ADENDUM

Hal – hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akandiatur kemudian berdasarkan kesepakatan kedua belahpihak dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariperjanjian ini, sebelum dan sesudah perjanjian ini ditanda

48SALINAN

No. 63, 2018

tangani kedua belah pihak telah sepakat mengetahuiserta memahami isi, maksud dan tujuan perjanjian ini.

Pasal 9SANKSI

(1) Apabila PIHAK PERTAMA tidak melaksanakankewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1ayat (1) maka ...................................... (ditentukanbersama oleh para pihak)

(2) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajibansebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3), maka........................................... (ditentukan bersamaoleh para pihak)

Pasal 10PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dalam kesepakatan ini akandiatur kemudian sesuai dengan kesepakatan para pihak

Demikianlah penjanjian ini dibuat dalam tiga rangkapbermaterai cukup, masing-masing pihak mendapat saturangkap yang semuanya memiliki kekuatan hukum yangsama dan ditandatangani oleh para pihak dengandiketahui oleh Kepala Dinas yang membidangiperkebunan di Kabupaten/Kota.

Para Pihak :

49

PIHAK KEDUA

(......................................)

PIHAK KESATU

(....................................)

SALINAN

No. 63, 2018

Surat Perjanjian Kemitraan Pengolahan BerkelanjutanIndustri Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa

Sawit Pekebun dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT..........................................

Standar Mutu Tandan Buah Segar (TBS) yang dikirimPihak Kedua adalah sebagai berikut:

1. Kualitas TBS:

50

Mengetahui,

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota

(.............................................)

SALINAN

No. 63, 2018

- Buah mentah Standar 0%- Buah Matang Standar Min. 95%- Buah Lewat Matang Standar Max. 5%- Tandan Kosong Standar Tidak ada- Tangkai Panjang Standar Tidak ada- TBS Dura Standar Max 2%- Buah Abnormal Standar Max 5%- Brondolan Standar Min. 12,5%- Berat TBS Standar Min. 3 kg/tandam

2. Umur Tanaman- Umur 3 tahun- Umur 4 tahun- Umur 5 tahun- Umur 6 tahun- Umur 7 tahun- Umur 8 tahun- Umur 9 tahun- Umur 10-20 tahun- Umur 21 tahun- Umur 22 tahun- Umur 23 tahun- Umur 24 tahun- Umur 25 tahun

Kriteria1. Buah Mentah : adalah dalam 1 (satu) TBS tidak

ada brondolan yang lepas (tidakmembrondol) atau jumlahbrondolan 0 (Nol)

51SALINAN

No. 63, 2018

2. Buah Kurang Matang: apabila dalam 1 (satu) TBSterdapat 1 sampai 5 buahbrondolan baru yang lepas.

3. Buah Matang : apabila dalam 1 (satu) TBSterdapat lebih dari 5 buahbrondolan baru yang lepassampai 100% lapisan luar(pertama) Membrondol.

4. Buah Lewat Matang : apabila 1 (satu) TBS didapatibrondolan yang lepas darilapisan kedua (bagian dalam)dan lapisan luar max: 5% (20Brondolan).

5. Tandan Kosong : apabila 1 (satu) TBS terdapat±20% brondolan yangtertinggal dalam tandan atautandan benar-benar kosong(100% Kosong) dan atau buahpartinokarpi yang 80%termasuk kriteria tandankosong.

6. Tangkai Panjang : apabila buah tersebut panjangtankainya lebih dari 2,5 cmdiukur dari pangkal gagang.

7. Buah Abnormal : apabila buah tersebut beratnyalebih kecil dari 3Kg dan ataubuah Landak yang masihbercampur dengan Partinokarpidiatas 50% dan atau buah yangsakit pada bagian ujung saja,busuk sebagian, total diatas50%.Buah hitam, brondolan lebihdari 5 brondolan baru (hitam dipangkal brondolan). Buah

52SALINAN

No. 63, 2018

dimakan tikus/rusak bekaslama) diatas 25% lapisan luar.

8. Dura : Buah yang intinya kecil,cangkangnya tebal.

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini,

Nama : ...............................................(selaku ketua kelompok tani)

Pekerjaan : Pekebun

53SALINAN

No. 63, 2018

Alamat Tinggal : ...............................................Hamparan Kebun: ...............................................

Dengan ini menyatakan:

1. Tidak menawarkan, menjanjikan dan atau memberihadiah baik berupa uang maupun barang kepadakaryawan PT...................... dengan tujuan apapun.

2. Tidak akan berupaya mempengaruhi, membujuk,mengajak dan memaksa karyawan PT......................untuk bekerja sama melakukan tindakan-tindakanyang merugikan PT......................

3. Tidak melaksanakan upaya-upaya yang tidak sehatdan tidak melanggar hukum, tidak melakukan upayarekayasa, manipulasi baik terhadap cara kerja,prosedur, spesifikasi teknis untuk mendapatkankeuntungan secara ridak wajar atas kerja sama yangdiperoleh.

Ketua Kelompok / Koperasi…..

………………..

GUBERNUR KALIMANTANBARAT,

T.T.D

SUTARMIDJI

54SALINAN