edisi 86 (april 20122)

Upload: serikat-petani-indonesia

Post on 06-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    1/16

    [email protected] www.spi.or.id Edisi 86, April 2011

    M I M B A R K O M U N I K A S I P E T A N I

    Delegasi La Via Campesina dan Serikat Petani Indonesia (SPI) mengunjungi sebuah desa di Bali sebagai rangkaian dari acara traktat benih yang diprakarsai oleh FAO

    Wujudkan Hak Petani Atas Benih:Solusi bagi Krisis Pangan, Iklim dan

    Biodiversitas

    Kebijakan Pertanian

    Makin Semrawut

    Jardin du Chorrotons,Koperasi Gaya Baruala Swiss

    Sekolah Anak Petanioleh SPI NTB

    Fransisca Mong,Majelis Nasional Petani SPI

    "Petani Perempuan adalah

    Kartini Indonesia"3 13 14

    INDEKS BERITA

    BALI. Di dunia saat ini, petani adalah korban dari sebuah petempuran penguasaan atas benih. Pertanian terancam oleh industriyang menguasai benih dengan segala cara. Hasil akhir pertempuran ini akan menentukan masa depan manusia, karena kehidupansemua manusia bergantung pada benih yang merupakan bagian dari pangan utama manusia. Salah satu aktor dalam pertempuranini adalah industri benih, ahli genetik, tekhnologi hibrida, dan agrokimia untuk meningkatkan keuntungan dan memaksa petaniuntuk menggunakan benih produksi mereka sehingga menjadi tergantung pada industri benih. Oleh karena itu penguasaan benih

    oleh petani adalah mutlak untuk masa depan manusia di muka bumi ini.

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    2/16

    Penanggung Jawab: Henry Saragih Pemimpin Umum: Zaenal Arin Fuad Pemimpin Redaksi: Tita Riana Zen Redaktur Pelaksana & Sekre-

    taris Redaksi: Hadiedi Prasaja Redaksi: Achmad Yakub, Ali Fahmi, Agus Rully, Cecep Risnandar, Tejo Pramono, Muhammad Ikhwan, Wilda

    Tarigan, Syahroni Reporter: Yoseph Pencawan, Elisha Karni Samon, Susan Lusiana, Yudha Fathoni, Wahyu Agung Perdana, Tri Es Ningrum,

    Megawa, Andriana Keuangan: Sri Wahyuni Sirkulasi: Supriyanto, Gunawan Penerbit: Serikat Petani Indonesia (SPI) Alamat Redaksi:

    Jl. Mampang Prapatan XIV No. 5 Jakarta Selatan 12790 Telp: +62 21 7993426 Email: [email protected] Website: www.spi.or.id

    D A P U R T A N I

    -Henry Saragih -

    PEMBARUAN TANIEDISI 86APRIL 20112

    PIDATO POLITIK HENRY SARAGIH DALAM PETISI KEDAULATAN PANGAN (24 FEBRUARI 2011) (BAGIAN II)

    Saudara-saudara sekalian.

    20 yang disebut Green Giants itu saya satu kebetulan dipilih, salah satunya itu juga direktur dari Friends of the Earth,dimana Walhi berada di disitu. Jadi saudara-saudara sekalian, kita sangat punya kekuatan, untuk melakukan perlawanantersebut. Hari ini, kita akan bacakan petisi kita. Setelah kita bacakan petisi ini, kita akan bawa petisi ini ke ujung Indonesia, di

    Barat sana, dari Sabang sana, untuk menyatakan agar pangan ditegakkan di bumi kita ini, agar kedaulatan pangan ditegakkan.Berbagai kegiatan juga akan kita lakukan. Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, sampai ke Indonesia Timursana, sampai ke Marauke yang hari ini dikembangkan Food Estate.

    Food Estate ini hanyalah akal-akalan saja, saudara-saudara sekalian. Ini hanya-akal-akalan mereka untuk membuka hutantropis kita yang ada di Merauke untuk mengembangkan kebun kelapa sawit yang jumlah sudah jutaan hektar. Hanya akal-akalan mereka untuk membuka kebun-kebun yang sangat luas di Merauke sana. Kalaupun itu nanti ditanam beras, beras ituhanya untuk makan buruh-buruh pada perkebunan tersebut, tidak mungkin untuk makanan rakyat Indonesia. Saya sudah hi-tung, jarak dari Merauke ke Jakarta, itu lebih jauh dibandingkan jarak dari Jakarta ke Hanoi. Itu artinya apa? Kalau nanti berasdiproduksi di Merauke itu tidak akan mungkin untuk memberikan makan rakyat Indonesia yang sebagian besar, 60 sampai 70persen berada di Indonesia bagian barat ini. Karena pasti beras dari Hanoi, akan lebih murah, beras dari Vietnam akan lebihmurah, beras yang dari Thailand akan lebih murah.

    Jadi inilah yang sama-sama saya pikir bisa kita lawan karena saya percaya kekuatan SPI saja, walaupun kita merasa sudahbanyak berbuat, itu pun tidak cukup. Negri kita ini luas, seluas daratan Eropa, sejauh dari sini sampai ke Jepang sana. Berbagaikegiatan akan kita lakukan. Petisi ini tidak menunggu seberapa banyaknya. Saudara-saudaraku dari SPI, pulang ke kampung

    bawa petisi ini, para anggota SPI sudah ada ratusan ribu orang, maka kita harapkan seluruh anggota SPI menandatanganinya,anggota Walhi, anggota Serikat Hijau Indonesia, anggota Aliansi Petani Indonesia, anggota serikat buruh yang ada, saya pikirjumlahnya bisa sampai jutaan, saudara-saudaraku sekalian.

    Petisi ini akan kita serahkan kepada pemerintah daerah, kepada kepala desa, kepada gubernur, kepada presiden, dan jugakepada DPR, baik ditingkat pusat maupun di daerah. Mungkin bagi banyak perjuangan, apalah itu arti petisi. Sudah banyakorang buat petisi, tapi tidak bisa membawa revolusi negeri ini. Karena itu bagaimana dengan petisi kedaulatan pangan ini, kitabisa membawa perubahan rakyat Indonesia. Dan kita harus percaya, tergusurnya pedagang kaki lima saja pun di Tunisia bisamenjatuhkan sebuah rejim. Jadi sebuah petisi mungkin bisa lebih dari itu, menjatuhkan rejim yang ada yang telah menjualnegri kita ini untuk membangun bangsa kita ini.

    Saudara-saudaraku sekalian.

    Nanti setelah saudara-saudaraku yang hadir di sini memberikan kata sambutan, kita akan sama-sama membacakan petisiini, saya tidak akan membacakannya di sini, nanti saudara saya yang dari Manggarai, yang mana dia salah satu saudara kitayang berjuang mempertahankan lahan-lahan, tanah-tanah, hutan-hutan kopi kita, saudara-saudara mungkin pernah dengarperistiwa berdarah di Manggarai, dia merupakan salah satu wakil yang akan membacakan petisi kita ini. Sekaligus mencanan-gkan bagaimana agar NTT itu bebas dari kelaparan, karena NTT selalu dijadikan tempat dimana seolah-olah kelaparan itutidak bisa berakhir. Padahal dari hasil kunjungan saya melihat tanah-tanah perjuangan yang sudah diperjuangkan oleh ang-gota SPI, tanah-tanah kita yang ada di Maumere sana, dan tanah-tanah kita yang di pedalaman NTT sana, sangat-sangat cukupuntuk memberi makan rakyat di NTT bahkan di bagian lain negara kita ini.

    Akhirnya, saudara-saudaraku sekalian, terima kasih yang sebesar-besarnya, saya ucapkan atas kehadirannya pada malamhari ini, dan saya mengajak saudara-saudara sekalian, untuk terus mengorganisir diri, untuk melakukan berbagai aksi-aksi.Hari ini kita canangkan pada tanggal 24 Februari ini maka nanti pada tanggal 17 April di jakarta ini akan kita buat juga panelpara ahli-ahli pangan kita, kemudian pada tanggal 20 April, bersamaan dengan hari Hak Asasi Petani Indonesia akan kitalakukan suatu kegiatan mobilisasi massa buruh, tani, nelayan, untuk menyerahkan petisi ini. Dan selanjutnya pada tanggal 24September sebagai puncak dari kampanye kadulatan pangan di negeri kita ini. Saya pikir demikian yang dapat saya sampai-kan. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan-rekan yang telah menyelenggarakanacara ini, yang telah hadir di acara ini. Kalaupun ada penghargaan-penghargaan ataupun nominasi yang diberikan kepadakita, kepada saya khususnya, itu adalah hasil perjuangan kita bersama, sebagai bukti bahwasanya perjuangan kita selama initelah benar. Sekarang bagaimana agar perjuangan itu bisa diteruskan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Republik Indo-nesia ini, yaitu masyarakat adil, makmur dan berkeadilan sosial.

    Hidup Petani !!Hidup Buruh !!

    Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    3/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86

    APRIL 2011P E M B A R U A N A G R A R I A 3

    JAKARTA. Dewan PengurusPusat Serikat Petani Indonesia(DPP SPI) menilai pengamananproduksi beras nasional olehpemerintah tidak cukup ha-

    nya melalui Instruksi Presiden(Inpres) Nomor 5 tahun 2011meskipun regulasi itu mem-bantu ganti rugi petani yangmengalami gagal panen.

    Henry Saragih, KetuaUmum DPP SPI mengatakanpengamanan produksi berasnasional tidak cukup dilakukanhanya dengan memberikanbantuan ganti rugi Rp2,6 jutaper hektar terhadap lahan per-tanian yang gagal panen akibatcuaca ekstrim. Masalah yang

    paling mendasar untuk menga-mankan produksi beras nasio-nal adalah pembebasan imporpangan. Itu yang harus dicabutdulu karena regulasi tersebutmerupakan bencana yang per-manen bagi para petani, tegasHenry di Jakarta.

    Seperti diketahui, sejak2 Maret 2011 pemerintah te-lah memberlakukan InpresNo.5/2011tentang Pengaman-an Produksi Beras Nasionaldalam Menghadapi Cuaca Es-

    ktrim, yang diarahkan kepada

    Kebijakan Pertanian Makin Semrawut

    11 institusi pemerintah terkait.Antara lain Kepala Kepoli-sian RI, Panglima TNI, BadanMetereologi Klimatologi, danGeoisika (BMKG), Badan Per-

    tanahan Nasional (BPN), Ba-dan Nasional PenanggulanganBencana (BNPB) serta Guber-nur dan Wali Kota.

    Dalam Inpres tersebut di-antaranya mengatur, Kemen-terian Pertanian ditugaskanmenyediakan dan menyalur-kan bantuan benih, pupuk danpestisida secara cepat kepadapetani yang mengalami gagalpanen (puso) dan bagi petaniyang mengalami puso diberi-kan bantuan usaha tani. Ban-

    tuan usaha tani itu diberikanuntuk mengganti biaya tenagakerja yang telah digunakandalam proses produksi sebe-sar Rp2,6 juta per hektar den-gan penghitu- ngan kerusakan(puso) minimal 75% per hek-tar.

    Henry mengatakan, pemer-intah seharusnya terlebih da-hulu mencabut kebijakan imporpangan, baru mengeluarkankebijakan-kebijakan strategisjangka pendek, menengah dan

    panjang untuk mengamankan

    produksi beras nasional.Tanpa mencabut pembe-

    basan impor pangan, lanjut-nya, implementasi Inpres No.5itu akan sulit mengamankanproduksi beras nasional ka-rena para petani tetap tidakmemiliki ketahanan khususnyapada saat paska produksi, ter-lebih daya serap Bulog sejauhini masih sangat rendah. Selainitu, pengamanan produksi be-ras nasional juga harus diiringidengan pendampingan danpemberian pengetahuan yanginstens kepada para petani da-lam menghadapi cuaca yangekstrim.

    Setelah hal itu dilakukanpemerintah, katanya, barulahInpres No.5 itu bisa diharap-kan secara efektif dapat mem-bantu mengamankan produksiberas nasional yang tengahterancam akibat perdaganganbebas, penggunaan pangan un-tuk biofuel & industri ternak,pertumbuhan penduduk dan

    iklim ekstrim.

    Awasi Kebocoran

    Seperti yang dialami olehpara petani anggota SPI di NusaTenggara Timur (NTT) barubaru ini dimana puluhan hek-tar lahan pertaniannya menga-lami gagal panen akibat hamawereng yang dipengaruhi olehcuaca ekstrim.

    Banyak anggota kita yanggagal panen tahun ini, 3 musim

    tanaman, kata Oktavianus,Ketua Dewan Pengurus Cabang(DPC) SPI Manggarai Barat,NTT.

    Menurutnya, gagal panenyang menimpa para petaniakibat hama wereng yang me-nyerang padi pada saat menje-lang panen dimana kondisi ituterjadi di Kecamatan Lembor,Kabupaten Manggarai Barat,dengan luasan lahan puso lebihdari 25 hektar, atau padi yanggagal dipanen sedikitnya 75

    ton. Dengan situasi seperti itu

    dia berharap pemberian gantirugi dapat segera diimplemen-tasikan ke seluruh wilayah per-tanian di Indonesia agar parapetani di NTT dapat tetap me-nanam padi di lahan pertanian-nya.

    Selain itu, Achmad Yakub,Ketua Departemen kajian Stra-tegis Nasional DPP SPI, me-minta kepada pemerintahuntuk menekan potensi kebo-coran seperti dengan menye-derhanakan proses birokrasipenyalurannya.

    Potensi kebocoran harusditekan dan penyalurannyaharus diawasi lebih ketat ka-rena penyimpangan atau ke-bocoran hampir selalu terjadidi setiap pemberian bantuandana kepada rakyat, ujarnya.

    Dalam Inpres No.5/2011diatur, pemberian bantuan di-lakukan dengan dua cara, yaitumekanisme pasif dan aktif, di-mana dalam mekanisme pasif,petani yang mengalami puso

    mengajukan bantuan melaluikelompok tani ke Dinas Per-tanian dan diajukan ke pusat,dana akan ditransfer ke reke-ning poktan. Sedangkan dalammekanisme aktif, pemerintahpusat mendatangi daerah yangmengalami puso dan kemudianmemberikan bantuan.

    Saya berharap mekanismeteknis bantuannya itu janganterlalu ribet, praktis, terukurdan aman bagi petani dan pe-merintah. Aman dari keboc-

    oran, imbuhnya.Kemudian Achmad Yakub

    juga berharap agar pemerin-tah memberikan bantuan gantirugi puso bukan saja kepadapara petani padi, namun ter-hadap petani yang menanamkomoditas pertanian lainnyakarena saling berkaitan. Meng-ingat anjloknya produksi salahsatu komoditas pertanian,terutama yang tergolong sem-bako, biasanya akan sangatmemengaruhi stabilitas harga

    komoditas pertanian lainnya di

    Kebijakan pertanian Indonesia haruslah mengutamakan kepenngan petani kecil

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    4/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86APRIL 2011

    K E D A U L A T A N P A N G A N4

    Petani SPI Mengikuti Pertemuan Petani Benih Sedunia

    BALI. 15 orang petani anggotaSerikat Petani Indonesia (SPI)dari Jawa Timur, Bogor, ber-sama petani Bali mengikutipertemuan petani benih in-ternasional La Via Campesina.Benih Petani dalam Perlawan-an, demikian tema pertemuanyang dimulai tanggal 7-18Maret 2011 di Bali.

    Dalam pembukaan per-temuan tersebut, Henry Sara-gih Ketua Umum SPI yangjuga koordinator umum LaVia Campesina menyampaikanpentingnya keterlibatan petanidalam Traktat Benih FAO. Hen-

    (Kiri) Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) dan Koordinator Umum La Via Campesina memberikan kata sambutannya dalam pembukaan per-

    temuan benih sedunia. (Kanan) Peserta pertemuan traktat benih sedunia mengikui salah satu sesi pertemuan.

    ry juga berharap pertemuanpetani La Via Campesina iniakan menghasilkan dan mem-perkuat posisi La Via Campe-sina untuk melindungi benihdan keanekaragaan hayati. Ha-sil pertemuan akan dipresenta-sikan di hadapan pemerintahpada Traktat Benih FAO.

    Alberto Gomez, salah satukoordinator komite interna-sional yang juga merupakankoordinator komite keanekara-gaman hayati dan sumberdayagenetik La Via Campesina kem-bali menekankan pentingnyaperjuangan petani melindungi

    benih.Saat ini kita menghadapi

    krisis multidimensi, dan duniapertanian kita berada di pusatkrisis namun pada saat yangsama menjadi bagian pentingdalam solusi menghadapi kri-sis tersebut. Melindungi benihlokal merupakan salah satubentuk perjuangan kita meng-hadapi krisis, ujar Alberto.

    Banyak petani di seluruhdunia menghadapi kriminal-isasi karena mengembangkandan mempertukarkan benihlokal, seperti juga yang dialamipetani di Indonesia. Di Jawa

    Timur, sejumlah petani meng-hadapi tuntutan hukum karenamengembangkan dan menyil-angkan benih jagung. Sementa-ra itu petani merasakan secaralangsung dampak dari menghi-langnya kekayaan hayati akibatbenih hibrida dan trasngenik.Padahal tanpa benih tidak adapertanian, tanpa pertaniantidak ada makanan dan tanpamakanan tidak akan ada ma-nusia. Pertemuan ini juga di-harapkan dapat memperkuatkampanye global La Via Campe-sina untuk pertukaran benih ditingkat nasional.

    TOLAK

    USUT TUNTASKriminalisasi Petani !!!

    www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    5/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86

    APRIL 2011K E D A U L A T A N P A N G A N 5

    SPI Kembangkan Sayap Organisasi di Lebak

    BANTEN. Serikat Petani Indo-nesia (SPI) melakukan pengem-bangan organisasinya denganmembentuk Dewan PengurusCabang (DPC) SPI di Kabu-paten Lebak, Banten, melaluipenyelenggaraan deklarasi di

    Desa Cileles pada Kamis siang(03/03).

    Pembentukan DPC SPI Ka-bupaten Lebak saat ini didu-kung oleh para petani dari de-lapan Kecamatan diantaranyaCileles, Wanasalam, Ciriteun,Luwidamar, Cijaku, BojongMainik, Muncang, dan Keca-matan Malingping. PanitiaPersiapan Cabang (PPC) ber-hasil menggalang delapan desahanya dalam waktu enam bu-lan setelah surat mandat dike-

    luarkan, ujar Ali Fahmi, KetuaDepartemen Penguatan Organ-isasi, Dewan Pengurus Pusat(DPP) SPI.

    Perwakilan petani dari de-lapan desa itu lah yang mende-klarasikan berdirinya DPC SPIKabupaten Lebak pada pun-cak acara yang dihadiri lang-sung oleh Henry Saragih, Ket-ua Umum DPPI SPI yang jugaKoordinator Umum GerakanPetani Internasional La ViaCampesina. Selain itu, acara

    yang padati oleh ribuan petani

    Keceriaan anak-anak petani Lebak dengan hadirnya Rumah Pintar Petani.

    (Bawah) Deklarasi DPC SPI Lebak

    itu juga dihadiri oleh Jaro Dai-nah, Kepala Desa Kenekes yangjuga selaku Kepala Adat SukuBadui yang wilayahnya ber-batasan langsung dengan desa-desa tersebut.

    Dalam sambutannya, Hen-

    ry Saragih menyampaikanbahwa kehadiran SPI di Lebakbertujuan untuk memperbaikikehidupan yang lebih baik ke-pada para petani di sana.

    Sesungguhnya krisis pan-gan yang terjadi bukan karenakita para petani karena petanisendiri saat ini sudah sulitmemproduksi makanan. Tetapikarena yang memproduksi ma-kanan tersebut adalah perusa-haan-perusahaan besar, mer-eka lah yang mempermainkan

    harga beras menjadi mahal,tegasnya.

    Tanah-tanah yang subur,menurutnya, tidak lagi diguna-kan untuk lahan pertanian gunamemenuhi pangan, namun di-tanami tanam-tanaman yangberorientasi ekspor, khususnyapohon karet dan kelapa sawit.

    Saya pikir kehadiran SPIdi sini salah satunya adalahbagaimana untuk mengatasimasalah pangan, masalahketertinggalan dan masalah

    kemiskinan. Data statistik

    menunjukkan, desa-desa yangada di Lebak ini masih terka-tegori masih menjadi desa tert-inggal, paparnya.

    Di lebak, lanjutnya, ada 112desa yang masih berstatus seba-gai desa tertinggal dan banyakpetani yang sulit mendapatkanbahan pangan yang memadai.Karena itu Henry meminta ke-pada para pengurus DPC SPILebak, harus secara konkritmerumuskan cara yang fektifuntuk menyelesaikan masalah-masalah pertanian yang ada didaerah tersebut, begitu jugamengatasi masalah kelaparan,kemiskinan dan ketertinggalanyang ada.

    Kalau ini tidak bisa kitaatasi maka sesungguhnya tidakada gunanya SPI datang kedaerah ini. Kita tidak usah ter-lampau khawatir bagaimanamenjalankan SPI ini nanti, ka-rena sebenarnya yang terpen-ting adalah hati nurani kita dankecintaan kita terhadap sesama

    di sini, kata Henry.SPI di Kabupaten Lebak,

    lanjutnya, harus bertekad da-lam lima tahun kedepan sudahmampu mengurangi wargamiskin dan sudah harus dapatmemastikan tidak ada lagi war-ga yang kelaparan atau tidakcukup makan di sana.

    Henry juga berharap ke-pada para petani yang hadirdalam kegiatan untuk tetapmemiliki harapan besar untukdapat merubah keadaan, bah-

    wa pada masa yang akan da-tang, dengan terus melakukanperjuangan,tidak adaa n c a m a nk e l a p a r a nyang akanm e n i m p ag e n e r a s iyang akandatang.

    S a y atidak maus a u d a r a -

    s a u d a r a

    sekalian menjadi orang yangkecewa, orang-orang yang su-dah putus harapan. Janganmenjadi seperti 60 juta orangyang kelaparan di Indonesiayang sudah putus harapan, te-gasnya.

    Jaro Dainah, Kepala AdatSuku Badui, mengungkapkansaat ini populasi masyarakatBadui di daerah tersebut se-banyak 2.260 kepala keluargadan semuanya adalah petanidan sejauh ini masih dapat me-menuhi kebutuhan pangannya.

    Tapi saya melihat sekarangini banyak warga yang inginmenjadi TKW, meninggalkankeluarga pergi ke luar negeri.Padahal saudara-saudara kitayang bekerja ke menjadi TKIbanyak yang mengalami na-sib buruk yang lebib buruk,ujarnya.

    Kondisi itu menurutnyatidak perlu terjadi jika di desamasih tersedia lahan pertanianyang memadai untuk bercocok

    tanam guna memenuhi kebu-tuhan pangan dan keperluanhidup sehari-hari.

    Karena itu tolonglah, pe-merintah berikan tanah-tanahkepada petani yang tidak pu-nya tanah. Kami masyarakatBadui sendiri akan terus mem-pertahankan lahan pertaniankami dan mempertahankankawasan hutan yang selamaini memberikan mata air danmenjaga aliran sungai di daer-ah ini, katanya.#

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    6/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86APRIL 2011

    H A K A S A S I P E T A N I6

    Aksi SPI dan Karam Tanah

    Menolak RUU Pengadaan Tanah

    JAKARTA. Serikat Petani In-donesia (SPI) bersama KoalisiRakyat Anti Perampasan Ta-nah (Karam-Tanah) melakukan

    aksi long march menolak Ran-cangan Undang-Undang (RUU)Pengadaan Tanah Untuk Pem-bangunan (24/03). Aksi dimu-lai dari mesjid istiqlal menujuIstana Negara.

    Agus Ruli Ardiansyah, se-laku Ketua Departemen Poli-tik, Hukum, dan Keamanan SPImenuturkan bahwa banyakpasal dalam RUU ini yang da-pat semakin merampas tanahrakyat kecil di Indonesia. RUUini disinyalir merupakan reg-ulasi pesanan dari sebagiankelompok masyarakat. KarenaRUU ini merupakan salah saturekomendasi penting dari Na-tional Summit2009.

    Pertemuan lintas pengu-saha dan pemerintah di awal

    pemerintahan SBY-Boedionoini menyimpulkan bahwasalah satu kendala pemban-gunan sehingga pertumbuhan

    ekonomi lamban adalah sulit-nya memperoleh tanah untukproyek, khususnya proyek in-frastruktur. Menurut pengusa-ha bahwa masalah utama pen-gadaan tanah adalah : sulitnyamelaksanakan UU No.20/1961tentang pencabutan hak atastanah; penetapan ganti rugiberdasarkan musyawarah, danpemerintah tidak dapat men-gendalikan resiko waktu danbiaya pengadaan tanah.

    Dengan lahirnya undang-undang pengadaan tanah,maka perampasan dan peng-gusuran atas tanah-tanah dansumber daya alam yang selamaini telah menjadi kejadian se-hari-hari akan semakin banyakterjadi. Tentu saja potensi ter-

    jadinya kekerasan pelanggaranhak asasi manusia di dalamnyasangat besar, ungkap Ruli.

    Ruli menambahkan bahwa

    Fungsi sosial atas tanah se-bagaimana tercantum dalamUndang-Undang Pokok Agraria(UUPA) bukan sekedar menjadidasar legalitas pengambilan ta-nah privat oleh Negara untukkepentingan publik, tetapi se-cara lebih mendasar harus di-maknai sebagai jaminan peng-gunaan dan pengadaan tanahbagi sebesar-besar kemakmu-ran rakyat dan menghindaripenghisapan rakyat golonganlemah.

    Oleh sebab itu pembangu-nan yang disebut untuk kepen-tingan umum, harus diukur sifatpubliknya berdasarkan kelu-asan akses manfaat. Kemitraanmodal asing dan privatisasipembangunan infrastruktur

    sangat diragukan kemampuan-nya dalam memenuhi fungsisosial atas tanah.

    Jadi kami meminta agar

    pemerintah mencabut danmembatalkan RUU PengadaanTanah Untuk Pembangunanini. Tanah hakikinya adalah un-tuk rakyat. Jalankan ReformaAgraria sesuai dengan UUPAtegas Ruli.

    Koalisi ini terdiri atas: KPA,Bina Desa, SPI, API, Solidari-tas Perempuan, HUMA, JKPP,AMAN, Epistema Institut, KI-ARA, IHCS, YLBHI, KontraS,Sawit Watch, WALHI, JATAM,Kp SHK, IGJ, Serobot, SMI, ABM,

    RACA Institute, KPOP, PPI, Ser-ikat Petani Karawang, FPBJ,SPKAJ, Pergerakan, LBH Jak,Pusaka, EISAM, ARC, FPPI, PRP,AGRA, KAU, PBHI, FMN, PUSA-KA, SAINS, UPC, KM UIN.#

    (Kiri) dan (Tengah) Foto aksi SPI dan Karam Tanah menolak RUU Pengadaan Tanah di Jakarta, (Kanan) Agus Ruli Ardiansyah melakukan orasi menolak RUU Pengadaan

    Tanah

    Untuk Merebut Kembali Kedaulatan Pangan Rakyat Indonesia,silahkan klik dan tandatangani :

    http://www.petitiononline.com/daulat

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    7/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86

    APRIL 2011 7

    Pesan La Via Campesina bagi Traktat Benih FAO:Petani dalam Perlawanan Mempertahankan Hak atas Benih

    BALI. Delegasi La Via Campe-

    sina, dari Brazil, Chili, El Salva-dor, Prancis, Indonesia, India,Mexico, Madagaskar, dan KoreaSelatan berpartisipasi dalamthe Fourth Regular Session ofthe Governing Body of the In-ternational Treaty on PlantGenetic Resources for Food andAgriculture (Traktat Benih) diNusa Dua, Bali dari tanggal 14-18 Maret 2011. Mereka hadiruntuk menyampaikan suarapetani kecil produsen benih diseluruh dunia.

    Perjanjian tersebut telahsukses memfasilitasi akses in-dustri terhadap benih. Namunhingga hari ini gagal mengim-plementasikan hak petani danhanya menawarkan dana ilusifmelalui benefit sharing, danayang diperoleh dengan men-geluarkan paten atas sumberdaya genetik yang difasilitasioleh perjanjian tersebut.

    Kami menolak beneitsharing, karena kami tidak in-gin industri terus melanjutkan

    pencurian dan privatisasi atasbenih kami, ungkap Titis Pri-yowidodo, perwakilan SPI.

    Seminggu sebelum dimu-lainya pertemuan traktat benihini, anggota SPI bersama ang-gota La Via Campesina lain-nya telah bertemu di Bali un-tuk mengevaluasi situasi parapetani terkait isu benih danmemperkuat jaringan benihkami. Mereka berbagi pengala-man mengenai benih industriyang telah menyebabkan keru-

    sakan yang serius, termasuk

    kriminalisasi petani yang

    melakukan penangkaran benihdan melakukan seleksi benih-nya sendiri.

    Hak kekayaan intelektualindustri yang diakui oleh per-janjian tersebut sejalan denganperaturan kekayaan industriWTO telah secara serius men-ghukum petani yang meng-gunakan kembali benih yangdipatenkan. Hak paten bukan-lah satu-satunya masalah; da-lam sistem UPOV petani harusmembayar royalti setiap kali

    menggunakan kembali benihkomersil di lahan mereka.

    Dominasi benih industritelah menciptakan masalahyang mempengaruhi kehidu-pan, lingkungan dan kesehatanpetani. Benih industri dihasil-kan dengan cara sedemikianrupa sehingga benih tersebuttidak dapat tumbuh tanpa in-put bahan-bahan kimia.

    Keanekaragaman hayatitelah diseragamkan dan mem-buat benih-benih tanaman

    menjadi tidak tahan hamadan tidak mampu beradaptasidengan kondisi lingkunganyang berbeda dan iklim yangberubah. Keseragaman benihtersebut juga telah mengurangidiversivikasi pangan global.

    Dalam prosesnya, ribuanvarietas lokal telah hilang, danmenyebabkan petani menjadibergantung dengan benih daninput industri. Telah terjadiperkembangan yang sangatpesat dalam pemusatan benih

    industri dan sekarang, tiga be-

    sar perusahaan benih mengua-sai 53 persen penjualan benihkomersil global, kata Titis Pri-yowidodo, seperti yang diala-matkannya dalam pembukaanGoverning Body Senin pagi.

    Sementara ke-127 negara

    yang menandatangani perjanji-an mengakui hak petani pemu-lia benih namun memfasilitasi

    bersambung ke hal 10

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    8/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86APRIL 2011

    C A M P E S I N O S8

    Melindungi Benih Lokal Melalui Pertanian Keluarga;

    Jalan Keluar Krisis Pangan, Iklim dan Biodiversitas

    BALI. Pertemuan tingkat men-teri menghadapi krisis pa-ngan, iklim dan biodiversitasdigelar di Nusa Dua, Bali, 11Maret 2011 sebelum berlang-sungnya Pertemuan Tahunanke-4 Governing Body of theInternational Treaty on Plant

    Genetic Resources for Food andAgriculture, yang juga dikenalsebagai Traktat Benih (14-18Maret 2011).

    Pertemuan tingkat menteriini bertujuan mengatasi krisispangan, biodiversitas dan pe-rubahan iklim. Awal tahun iniFAO melaporkan bahwa berba-gai krisis ini telah menyebab-kan 925 juta orang menderitakelaparan di seluruh dunia.Parahnya, sebagian besar pen-derita kelaparan ini tinggal

    di pedesaan yang merupakan

    pusat pertanian. Oleh kare-na itu, kami delegasi La ViaCampesina, gerakan petani in-ternasional yang berpartisipasidalam traktat benih, menyesal-kan bahwa petani, yang beradadi pusat krisis multidimensi initidak mendapat ruang untuk

    menyuarakan pendapat me-reka dalam pertemuan tingkatmentri ini.

    Pengalaman petani kecildari seluruh dunia telah mem-buktikan bahwa sistem per-tanian agroekologi dan pasarpangan lokal adalah solusiyang sangat kuat dan strategismengatasi krisis multidimensitersebut. Pertanian agroekolo-gi sangat adaftif terhadap pe-rubahan iklim. Sistem perta-nian ini juga menangkap gas

    rumah kaca di tanah dan meng-

    gunakan jauh lebih sedikit ba-han bakar fosil dibandingkanindustri pertanian, yang meng-gunakan bahan bakar fosilbukan hanya untuk produksimakanan tapi juga untuk trans-portasi dan produksi pupukkimia. Hal tersebut membuatindustri pertanian menjadi pe-nyumbang besar terhadap pe-rubahan iklim. Di sisi lain, per-tanian agroekologi menjaminproduksi pangan bagi keluargapetani dan serta bagi pasarlokal maupun di perkotaan. Haltersebut juga meningkatkandan menjaga keanekaragamanhayati yang mendukung diver-siikasi pangan.

    La Via Campesina sejaklama telah menyatakan bahwaindustri pertanian skala besardan sistem monokultur meru-pakan akar permasalahan kri-sis pangan, biodiversitas daniklim yang terjadi saat ini. Kamiakan melanjutkan perjuanganmelawan industrialisasi perta-

    nian ini dan mempertahankanpertanian agroekologis yangdikembangkan keluarga-kelu-arga petani. La Via Campesinajuga akan terus melindungibenih lokal dari penguasaan in-dustri pertanian dalam sistembenih neoliberal. Petani kecilmemiliki kemampuan untukmengembangkan varietas yanglebih tahan terhadap hamadan beradaptasi lebih baik ter-hadap perubahan iklim.

    Bagi La Via Campesina ren-

    cana dan implementasi darifood estate, agrofuel, dan pasarkarbon merupakan solusi yangkeliru bagi krisis multidimensiyang terjadi.

    Henry Saragih, KetuaUmum Serikat Petani Indone-sia (SPI) yang juga Koordina-tor umum La Via Campesinamengatakan bahwa solusi yangkeliru tersebut meniru modelperampasan sumberdaya alammasa kolonial.

    Hal ini hanya akan men-

    ingkatkan konlik agraria dan

    kriminalisasi terhadap petanikecil, ungkapnya.

    Terkait dengan pertemuantingkat menteri dan traktatbenih FAO yang akan berlang-sung, Francisca Rodriquez dariCLOC (Organisasi Tani Spanyolanggota La Via Campesina) me-nyatakan bahwa dibawah mod-el neoliberal ini ribuan petanikecil di seluruh dunia masihmengalami kriminalisasi kar-ena melakukan pemuliaan danpertukaran benih. Mereka jugakehilangan hak untuk men-gakses dan menguasai benihmereka sendiri. Lebih jauh lagi,sumberdaya genetik tanamandan keanekaragaman hayatimenghilang akibat perkemban-gan benih transgenik dan hi-brid. Saat ini produksi pangandan benih telah dirampas daritangan petani kecil. Para petaniterusir dari tanah mereka dankehilangan benihnya.

    Alberto Gomez dari La ViaCampesina mengatakan bah-

    wa sekarang adalah waktunyauntuk memperluas dan mem-perkuat perjuangan kita atasbenih. Sangat penting untukterus menyuarakani hak kita,para petani, untuk menanamdan memutuskan sendiri benihyang akan kita tanam.

    Delegasi La Via Campesinaakan terus mendorong agar hakpetani atas benih dan pengeta-huan untuk mengembangkan-nya yang telah diakui dalamTraktat Benih dihormati dan

    dilaksanakan dalam undang-undang nasional di semuanegara penandatangan traktattersebut, termasuk Indonesia.

    SPI mendesak agar UU12/1992 tentang Sistem Bu-didaya Tanaman dan UU No.29/2000 tentang PerlindunganVarietas Tanaman untuk direvi-si dengan mengakui hak petaniatas benih, terlebih mengingatbahwa Indonesia telah mer-atiikasi Traktat ini melalui UUNo. 4/2006.#

    Seorang petani Bali sedang menanam padi lokal yang masih banyak digunakan

    oleh petani disana

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    9/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86

    APRIL 2011C A M P E S I N O S 9

    Galeri Foto ITPGRFA-La Via Campesina, Bali

    (Kiri Atas) Delegasi La Via Campesina dari berbagai negara mengumpulkan benih pertaniannya beserta bendera organisasi sebagai simbolisasi dimulainya acara

    (Kanan Atas) Rapat dan diskusi delegasi La Via Campesina untuk menyiapkan bahan yang akan disampaikan dalam forum traktat benih FAO

    (Kiri Tengah) Petani di Bali menjelaskan kepada delegasi La Via Campesina tentang benih padi lokal yang mereka gunakan

    (Kanan Tengah) Delegasi La Via Campesina melakukan kunjungan ke desa Jaluwih Bali

    (Kiri Bawah) Penyerahan kenang-kenangan dari perwakilan delegasi La Via Campesina kepada petani lokal

    (Kanan Bawah) Delegasi La Via Campesina dalam forum traktat benih-ITPGRFA FAO

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    10/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86APRIL 2011

    C A M P E S I N O S10

    Solidaritas La Via Campesina atas Gempa Jepang

    akses industri terhadapbenih, mereka tidak melaku-kan apa-apa terhadap hakhak petani, komentar Ba-sawareddy, perwakilan dariorganisasi tani KRRS, India.

    Karena alasan terse-but, La Via Campesina, yangmewakili 150 organisasipetani di 70 negara yangberbeda,termasuk di In-donesia menuntut traktatdengan segera menetapkanimplementasi dari Hak-hakPetani. Hal ini harus diter-apkan dalam legislasi seka-ligus melalui pendanaanlangsung atas pengemban-gan benih in situ di lahanpetani di bawah kontrol or-ganisasi petani.

    Kami juga menun-tut akses terhadap semuakoleksi benih yang ada da-lam sistem multilateraltraktat benih, karena sistemini telah mmerampas benih-benih yang berasal dari

    lahan kami, ungkap Ba-sawareddy.

    Jika negara-negara pen-andatangan traktat tidaksegera memperbaiki situ-asi ini, kami akan berhentiberkolaborasi dengan trak-tat benih. Dan kami akanterus mengembangkan,memuliakan, dan memper-tukarkan benih lokal kamibagi masa depan manusiadan bumi, tambah Titis.#

    JAKARTA. Keluarga besar LaVia Campesina menyatakanrasa simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluargakorban gempa dan tsunami diJepangyangb telah kehilangankeluarga, teman, rumah, matapencaharian.

    Henry Saragih, KoordinatorUmum La Via Campesina men-gungkapkan bahwa organisasigerakan petani internasional iniakan memperluas duku- ngan,solidaritas serta mengajak ger-akan sosial, masyarakat sipiluntuk turut membantu korbanbencana alam di Jepang.

    "Tugas kita sekarang ada-lah adalah berdiri bersama

    orang-orang Jepang pada saatmereka membutuhkan. Kamimenghimbau anda semua un-tuk membantu dalam caraapapun yang Anda bisa. Setiapbantuan yang anda berikanwalaupun jumlahnya kecil akandapat membuat perbedaan,"ungkap Henry.

    Sebelumnya, pada Jumat,11 Maret 2011, gempa 9,0 ska-la Richter menghantam Jepangutaradan memicu tsunami yangmencapai ketinggian 10 meter.

    Ini adalah gempa bumi terkuatdalam sejarah Jepang dan mer-upakan gempa keempat yangdicatat terkuat sejak tahun1900. Gempa bumi yang diikutitsunami ini menghancurkanbeberapa kota di Jepang.

    Sampai dengan 15 Maretkorban tewas telah menca-pai 2.475 orang. Para pejabatmemperkirakan jumlah iniakan meningkat, mengingatpencarian dan penyelamatanmasih terus dilakukan. Ribuan

    masih hilang dan setidaknya

    Sambungan dari hal. 7, Pesan..

    viacampesina.orgviacampesina.org

    SaatnyaKedaulatan Pangan!!!

    TimeforFoodSove-reignty

    GlobalizeHopeGlobalizeStruggle

    450.000 sekarang tinggal ditempat penampungan.

    Ada laporan tentangkekurangan pangan dan airserta gempa susulan yang ter-us menerus, dengan besarnyamencapai 6,0 skala richter. Yangmembuat keadaan memburukadalah masyarakat dihadap-kan dengan kebocoran radiasidan ancaman dari krisis nuklir.Pemerintah Jepang mengerah-kan segala upaya untuk mendi-nginkan dan menghentikan ke-bakaran di pembangkit listriktenaga nuklir di Fukushima.

    Di lain sisi, petani Jepangcukup terpukul akibat dampaktsunami ini. Seperti ditunjuk-kan dalam laporan berbagaimedia, banyak pemukimanyang hancur bersama denganlahan pertanian dan perika-nan.

    Nouminren, Gerakan Kelu-araga Petani Jepang - anggotadari La Via Campesina - sendiripada awalnya tidak dapat men-

    capai anggotanya di wilayahpaling terpukul segera setelahterjadinya bencana. NamunNouminren telah mendirikanPosko-posko bantuan sebagaitempat untuk mengorganisirbantuan dan pencarian.

    "Posko-posko ini digunakanuntuk mendistribusikan maka-nan dan air , serta, bersama-sa-ma dengan organisasi keseha-tan menyelamatkan kehidupandan kesehatan masyarakatyang terkena dampak," ungkap

    Shinya Takeda, salah seoranganggota Nouminren.

    Melanjutkan Solidaritas

    Banyak dari kita yang sudahtidak asing lagi terhadap trage-di dan bencana alam. Oleh kar-ena itu kita dapat sama-samamenyadari bahwa respon dancepat dukungan yang diberi-kan dapat menguatkan merekayang tertimpa musibah. Na-

    mun yang lebih penting ada-

    lah komitmen jangka panjangdan solidaritas yang berusahamembantu membangun kem-bali kehidupan dan memberiharapan untuk masa depanyang lebih baik.

    Henry Saragih menambah-kan bahwa kita sebagai petani,percaya bahwa hal itu adalahdengan membangun kembalipenghidupan dan peternakandan perikanan yang akan mem-bantu orang mendapatkankembali penghasuilan mereka

    "Kami juga berharap bah-wa pembangunan kembali iniakan mengarah kepada sebuahenergi bebas dan bersih nuklirtidak hanya bagi Jepang tetapijuga untuk seluruh dunia. Kamipercaya bahwa dengan soli-daritas Anda, kita akan dapatmemberikan harapan kepadarakyat Jepang dan membantumereka mengambil langkahpertama untuk membangunkembali kehidupan mereka, "tambah Henry.

    Bagi yang ingin mendonasi-kan bantuan bisa langsung ke:

    Nama: Nouminundozen-kokurengoukaiBank : MIZUHO BANK LTD.Cabang : IKEBUKURO NISHI-GUCHI BRANCHAlamat : 1-15-2 NISHI IKEBU-KURO, TOSHIMA-KU,TOKYOACCOUNT NO : 229 1775644Swiftcode : MHBKJPJT

    atau kunjungi websitenya di:

    ww.:http://earlybirds.ddo.jp/earlybirds/saigai/?lang=en

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    11/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86

    APRIL 2011K E D A U L A T A N P A N G A N 11

    Klik

    www.spi.or.id

    Untuk Mendapatkan

    Tabloid Pembaruan

    Tani Versi

    Elektronik

    Pidato Delegasi SPI di Sidang FAO tentang Benih

    BALI. Pada hari pertama(14/03) Sesi Tahunan ke-4,Sekretariat Perjanjian Inter-nasional Sumberdaya Hayatiatas Pangan dan Pertanian (IT-PGRFA) yang diikuti 127 nega-ra penandatangan Traktat ini,La Via Campesina dan Organ-isasi Masyarakat Sipil lainnyamembuat tanggapan bersama(intervensi) terhadap laporanSekretariat yang diwakili olehSPI (Titis Priyowidodo- KetuaPusat Perbenihan NasionalSPI).

    Berikut adalah isi pidatonyayang telah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia:

    Kami mengucapkan terimakasih kepada Sekretaris. Sayaseorang petani dari Indonesia.Anda tidak bisa mendengarsuara saya, karena saya berbi-cara dengan bahasa saya. Iniadalah penterjemah saya. San-gat disayangkan, bahwa traktatini belum mampu menghargai

    bahasa yang dipakai di negara

    tempat dia bertemu.Saya bicara atas nama, La

    Via Campesina dan seluruh or-ganisasi masyarakat sipil.

    Pada pertemuan badanpemerintahan yang kedua,masyarakat sipil menyarank-an agar traktat ditunda dulu,daripada meneruskan bekerjatanpa sumberdaya. Pada per-temuan ketiga, kami tetap op-timis dan menekankan padaprogram dan berasumsi negaraperatiikasi traktat akan ber-tanggungjawab melaksanakan-nya. Sekarang, kami juga masihmengharapkannya.

    Tujuan dari pertemuan iniadalah untuk mendorong kon-servasi, penggunaan berkelan-jutan dan pertukaran sumber-daya genetik tanaman dalamrangka memberi pangan gen-erasi sekarang dan mendatang,juga untuk menjawab perubah-an iklim. Traktat mengakui se-jarah pentingnya petani hingga

    saat ini, untuk mencapai cita-

    cita ini dan menjelaskan men-genai elemen Hak Petani.

    Sampai dimana kita seka-rang?

    Terdapat beberapa kema-juan. Pemerintah makin sadarpentingnya keragaman hayatitanaman. Terdapat kemajuansubstantif jumlah spesiestanaman dalam koleksi. Ter-dapat keterlibatan petani danmasyarakat sipil dalam konser-vasi pertanian.

    Namun tidak semuanyaberupa berita bagus.

    Konsentrasi perusahaandalam industri benih tumbuhsubstansial. Tahun 2004, 10perusahaan benih terbesarmengontrol 50% perdaganganbenih. Sekarang, mereka men-gontrol 73%.

    Saat kita bicara saat ini, pe-merintah masih belum setujutentang mekanisme kepatuhanatau pangaturan pembiayaanyang baik. berharap bahwa pe-

    rusahaan multinasional akan

    sukarela mendonasikan ses-uatu. Tetapi kemanapun danaperusahaan diarahkan dibawahtraktat, membuat traktat ter-gantung dari para lembaga/pribadi pengucur dana.

    Sekarang setidaknya 261aplikasi paten multi-genomeyang mengancam monopoliatas standar DNA umum padaspesies umum pertanian. 77%dari klaim ini dilakukan oleh 6perusahaan.

    Saat traktat mulai berlaku,memerlukan 13 tahun dan bia-ya 3 milyar dollar untuk meme-takan 1 genome. Hari ini hanyabutuh 10 hari dan biaya 5000Dolar. Dalam 2 tahun hanya bu-tuh 15 menit. Sekali dipetakan,maka ia menjadi sequence digi-tal yang bisa dipakai oleh ahlibiologi tanpa tergantung plas-ma nutfah. Teknologi ini secarafundamental akan membuatturunnya minat pada gen bankdan keragaman hayati.

    Inilah gambaran suram,

    meski demikian kita tidak ke-hilangan harapan. Kita mencaritanda-tanda untuk perubahannyata. Kita tahu secretariatmengerjakan terbaik. Tetapitanpa signal yang jelas kita bisatersesat.

    Terima kasih. Madam Presi-dent, saya berikan seluruh teksdeklarasi ini ke seluruh organ-isasi masyarakat sipil.

    Tis Priyowidodo (paling depan, dua dari kanan) membacakan pidato SPI di depan sidang FAO di Bali.

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    12/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86APRIL 201112 L A W A N N E O L I B

    Satu Lagi Warung Petani

    Hadir di Bogor

    Kabar Dari Jepang

    BOGOR. Setelah sebelumnya te-lah membuka beberapa warungtani di wilayah di Bogor, kali iniKoperasi Serikat Petani Indo-nesia (KSPI) kembali membukasebuah warung tani di daerahSukaraja, Bogor (19/03).

    Nama warungnya adalahWarung Sahabat Petani, yang

    bekerjasama dengan koperasimasyarakat di komplek PondokAren, Sukaraja-Bogor ini ung-kap Putro Santoso Kurniawan,Ketua KSPI Bogor.

    Putro menjelaskan bahwakonsep penjualan di WarungSahabat Petani ini tetap meng-gunakan metode penjualanlangsung (direct selling) seh-ingga memberikan tanggungjawab kepada petani (sebagaiprodusen) dan konsumennya.Apabila petani mengetahui sia-

    pa saja konsumennya maka diaakan lebih bertanggung jawabterhadap apa yang ditanamnyaseperti tidak menggunakanbahan kimia. Sebaliknya, kon-sumen pun akan lebih meng-hargai jerih payah petani den-gan harga produk pertanianyang pantas.

    Warung ini menjual berasorganik, sayuran organik, olah-an rosella seperti sirup rosella,hingga kebutuhan pokok lain-nya, ungkap Putro.

    Syahroni, Ketua Departe-

    JAKARTA. Bencana gempasekuat 8,9 skala richterdan tsunami yang mener-pa Jepang (Jumat, 11/03)memberikan duka bagi se-luruh penduduk dunia. Ser-ikat Petani Indonesia (SPI)yang bergabung dalam LaVia Campesina (GerakanPetani Internasional) secarakhusus juga menyampaikanrasa duka terhadap kaumtani Jepang yang kehilan-gan keluarganya serta lahanpertaniannya.

    Henry Saragih, KetuaUmum SPI menyampaikanbahwa dia sangat bersedihatas bencana yang menim-pa Jepang ini.

    Berikut ini adalah kabarterkini dari para petaniJepang yang tergabung da-lam Nouminren (OrganisasiPetani Jepang-Anggota LaVia Campesina):

    Dear Mr Henry Saragihdan semua teman-teman

    dari La Via Campesina. Kamimengucapkan terima kasihuntuk pesan Anda yangpenuh rasa solidaritas. Kamisegera mengirimkan pesan Anda kepada semua ang-gota NOUMINREN.

    Sudah banyak gempabumi dan tsunami yangmenghantam Jepang dimasa lalu. Tapi gempa terja-di kali ini adalah yang terbe-sar yang pernah . Kekuatan gempa kali ini sekitar 9,0

    skala Richter dengan tsu-nami setinggi lebih dari10 meter. Ini sama kuat-nya dengan gempa bumi diSumatera dan tsunami diSamudera Hindia yang lalu.Karena bencana ini sangatbesar, sangat sulit bagi kamiuntuk mengetahui situasiterkini di seluruh Jepang. Se- jauh ini, berita mengatakanbahwa jumlah korban seki-tar 2.000 orang, sedangkan yang hilang mencapai lebih

    dari 10.000 orang. Banyak

    Foto bersama para petani SPI di depan Warung Sahabat Petani di Bogor

    men Pendidikan, Pemuda, Buda-ya, dan Kesenian SPI mengung-kapkan bahwa dengan semakinbanyaknya warung tani yangmenggunakan konsep penjualanlangsung ini secara tidak lang-sung berkontribusi bagi tercip-tanya kedaulatan pangan di Bo-gor, bahkan di Indonesia secara

    umum.Kehadiran warung tani

    ini secara tidak langsung akanmampu menjawab persoalan kri-sis pangan dunia dan mencipta-kan kedaulatan pangan. Apalagikita sama-sama tau kalau SPImenerapkan sistem pertanianberkelanjutan yang bebas darisenyawa kimia sehingga tentusaja lebih aman untuk dikonsum-si, tambah Syahroni.

    Satu hal yang membahagia-kan bahwa semua produk yang

    dijual di Warung Sahabat Petaniini langsung ludes hanya 30menit setelah peresmiannya.

    Saya merasa lebih terjaminmembeli sayuran organik yanglangsung dijual oleh petaninya,harganya juga tidak mahal kok,ucap seorang ibu yang tinggaldekat dari lokasi Warung ini.

    Kehadiran Warung SahabatPetani ini juga bekerjasama den-gan Aliansi Organis Indonesia(AOI) dan Koalisi Rakyat untukKedaulatan Pangan (KRKP).

    rumah yang hancur, begitu juga peternakan dan perikanan. Se-lain itu, bocornya sumber nuk-lir di Jepang membuat keadaanmenjadi lebih buruk bagi setiaporang.

    Kami dari Nouminren, men-galami dampak kerusakan yangcukup parah juga. Nouminren,juga telah menggalang solidari-tas untuk memberikan bantuankepada masyarakat yang terke-na dampak, dengan mendirikan posko bantuan di kantor pusatNouminren. Kami selalu men- jaga dan berkomitmen dengantradisi Nouminren, yang selaluberada dimana pun masyarakatmembutuhkan. Kami men- girimkan makanan dan air kedaerah-daerah yang terkenabencaa dan sekarang berko-laborasi dengan serikat buruhdan organisasi medis untuk me-nyelamatkan dan memberikankesehatan bagi mereka yangterluka dan terkena dampakyang parah akibat bencana ini.

    Sayangnya, bersamaan den-gan jalannya waktu, kerusakanakan lebih jelas dan lebih ban-yak berita tragis akan didengar.Namun, kita perlu segera bang-kit dari duka ini dan melakukanupaya sebaik mungkin untukmenyelamatkan masyarakatyang terkena dampak dan mer-ekonstruksi daerah bencana.Kami akan terus mengawal pemerintahan Jepang, baik dpusat maupun di daerah untukmelakukan setiap hal yang ber-

    guna bagi mereka yang palingmenderita akibat bencana gem- pa ini .Akhirnya, kami kembaliharus mengatakan bahwa kamibenar-benar menghargai soli-daritas kuat yang telah Andaberikan kepada kami, dan kamiakan menyambut semua du-kungan yang Anda akan mem-berikan kami untuk mengatasitragedi ini melalui penguatanpersatuan dan solidaritas.Ketua Gerakan KeluargaPetani Jepang (NOUMINREN)

    Junichi Shiraishi

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    13/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86

    APRIL 2011L A W A N N E O L I B 13

    Jardin du Chorrotons, Koperasi Gaya Baru ala Swiss

    SWISS. Di sela-sela aktivitasmengusung hak asasi petanidi tengah sidang ke-16 DewanHAM Perserikatan Bangsa-Bangsa, Serikat Petani Indo-nesia berkesempatan mengun- jungi koperasi milik Uniterre,organisasi petani anggota LaVia Campesina di Swiss (12/03).Berikut ini petikannya, dicerita-kan oleh Mohammed Ikhwan:

    Tanah seluas dua setengahhektar itu sepi, hanya ada se-lada-selada kecil dan beberapatanaman herbal. Karena masihtransisi dari musim dingin kemusim semi, aktivitas di ko-perasi Jardin du Chorroton punmasih lengang.

    Ini bukan tanah milikpetani dan konsumen di sini,ujar Irene (29) enteng. Empattahun lalu, kami mengambilnyakarena ditelantarkan, kata dia

    lagi. Alkisah, tanah ini dulunya

    ditanami ala pertanian konven-sional lengkap dengan pupukdan racun kimia. Pertaniandi sebelah pun masih konven-sional, ini (menunjuk batastanah antara kedua lahan) ada-lah perbedaan antara kematiandan kehidupan.

    Tanah pertanian di sebelahJardin du Chorroton dimilikipekerja imigran dari Portugal.Berbeda dari tanah yang dikel-ola Irene, tanahnya kelihatansangat kering dan gersang.

    Ada 140 keluarga yangmenjadi anggota koperasi ini.Pada tahun 2007, mereka sepa-kat membuat koperasi denganpetani yang bekerja di lahantersebut dengan model Perta-nian yang didukung konsumen(Consumer Supported Agricul-ture).

    Uniknya dari sistem ini

    adalah konsumen membayar

    di muka sebesar 1.400 FrancSwiss (sekitar Rp 13,2 juta) pertahun. Semua itu untuk produkyang disetujui antara anggotakoperasi untuk ditanam di ta-nah tersebut. Dengan sistemini, petani yang bekerjaseki-tar enam orang, Irene salahsatunyamendapatkan kepas-tian gaji per bulan.

    Produk pangan yang di-hasilkan resikonya ditanggungbersama: Jika produksi ber-limpah, konsumen mendapat

    banyak. Jika produksi susutseperti musim dingin, kon-sumen juga mendapat sedikit.Seluruh produk dikemas dalamkeranjang dan didistribusikankoperasi dalam setiap min-ggu ke titik-titik pengambilan(drop points) di kota Jenewa.Konsumen secara mandirimengambil keranjang bagianmereka. Oh, sebagai tambah-an, konsumen juga diwajibkanbekerja di atas lahan selama 16jam per tahun.

    Perlu konsumen yang ter-cerahkan untuk menjadi bagiansistem ini, ujar Irene.

    Dia juga menyatakan saatini banyak keluarga di Jenewayang ingin menjadi bagian ko-perasi gaya baru ini. Namununtuk kendali mutu dan ket-erbatasan produksi di tanahsempit tersebut, mereka den-gan terpaksa menolak. Sebagaiinformasi, saat ini ada puluhankoperasi dengan adopsi Con-sumer Supported Agriculture diSwiss.

    Jangan anda bandingkancara kita mengolah pertaniandengan mereka. Di Jardin duChorroton, hampir seluruh tatakelola sudah termekanisasi.

    Mereka punya hampirsepuluh green house dengankonstruksi yang cukup baik,lengkap dengan sistem irigasi.Mereka punya bermacam alatmulai dari traktor tangan hing-ga traktor besar, mesin-mesinuntuk membajak, menggem-burkan tanah, menggaris be-

    deng untuk penanaman benih,

    dan sebagainya. Karena ber-tani dengan sistem pertanianberkelanjutan, proses men-gangkat kompos (dan jugaproses limbah) juga cukup ter-mekanisasi.

    Salah satu teman saya yangbekerja di sini agak tergila-giladengan mesin, kata Irene sam-bil terkekeh.

    Salah satu budaya tradis-ional yang mereka pertahank-an adalah kereta yang ditarikkuda. Mereka punya beberapa

    ekor kuda yang mereka peliharauntuk bekerja di lahan. Merekabisa membajak, mengangkathasil pertanian, bahkan untukdemonstrasi. Dari situ pulanama Chorroton (kereta kuda)berasal.

    Siang itu tampak satu orangkonsumen sedang memetikdaun saige (sejenis tanamanherbal) dan bekerja di sebi-dang tanah. Biasanya di akhirminggu, para konsumen men-gajak keluarga mereka, teru-tama anak-anak untuk belajardan bermain di Jardin du Chor-roton.

    Pola koperasi produksidan konsumsi pangan sepertiini memang sedang berkem-bang di seluruh dunia. Jikakita lihat selain Swiss, Jepang,Amerika Serikat dan Spanyoladalah beberapa negara dima-na Community Supported Agri-culture sedang naik daun. Jikadirata-rata, harga yang dida-pat tak berbeda jauh denganpasar konvensional. Nilai leb-

    ihnya adalah penekanan padaproduk lokal, konsumen tahukendali mutu, dan pendeknyarantai dagang. Di sisi petani,disamping harga yang terjaminmereka juga meraih penda-patan yang cukup dari sistemtersebut. Petani juga aman dariresiko gagal panen atau turun-naiknya harga.

    Petani anggota koperasi Jardin du Chorrotons di lahan pertanian organik miliknya.

    bersambung ke hal 15

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    14/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86APRIL 2011

    L A W A N N E O L I B14

    Sekolah Anak Petani oleh SPI NTB

    LOMBOK UTARA. Dewan Pen-gurus Wilayah (DPW) SerikatPetani Indonesia (SPI) NusaTenggara Barat (NTB) mendi-rikan sebuah Sekolah AnakPetani di Desa Sigar Penjalin,Kecamatan Tanjung, KabupatenLombok utara berhasil berdiri.

    Sekolah ini berada di Ba-

    sis Sire, dibangun berdasarkanide dan kondisi masyarakatSire, dimana sebagian besarmasyarakatnya hidup sebagainelayan dan petani kecil. Ide inimuncul ketika para orang tuaterkesan kurang memperhati-kan pendidikan anak-anaknya.Hal ini disebabkan karenamereka terlalu sibuk berkon-sentrasi untuk mencari sesuapnasi dan mencukupi kebutuhansehari-harinya.

    Anak-anak yang ikut ber-

    sekolah kebanyakan berasaldari keluarga petani miskindan buruh tani, karena untukmemasukkan anaknya ke Ta-man Kanak-Kanak (TK) sangatmahal. Jarak TK dengan rumahpenduduk juga sangat jauh,sekitar 5 Km.

    Sekolah Anak Petani inididirikan pada 28 februari2011, dengan murid awalnyasekitar 20 anak. Tempat men-gajarnya masih cukup seder-hana, dengan menumpangdi salah satu rumah anggota

    Komite Panitia Kerja PetaniPerempuan (PKPP) SPI.

    Wilda Tarigan, Ketua De-partemen Petani PerempuanSPI menyatakan bahwa nanti-nya isi kurikulum pendidikandi Sekolah Anak Petani ini bu-

    kan hanya tentang pengenalanhuruf dan angka.

    Nantinya akan banyakdiberikan pengetahuan ten-tang pola hidup bersih, penge-tahuan tentang agama, menge-nalkan mereka tentang hidupsecara bersama/kolektif, danyang terpenting mengenalkan

    mereka dengan SPI, ungkapWilda.

    Hatini, anggota PKPP SPINTB mengungkapkan bahwasekolah anak petani ini masihsangat kekurangan tenaga ajardan peralatan untuk mendu-kung proses belajar mengajar(seperti buku tulis, buku gam-bar, pensil, papan tulis dan alatpermainan lainya ).

    Sekolah Anak Petani ini te-lah diterima dengan sangat baikoleh masyarakat Sire, khusus-

    nya para orang tua yang tidakmampu membiayai anak-anakmereka menikmati pendidikandi bangku TK, sehingga keber-daan sekolah ini bisa sedikitmembantu mereka, ungkapHatini.#

    Foto-foto yang menunjukkan akvitas di sekolah anak petani, di NTB. Kehadiran

    sekolah ini diharapkan mampu menghadirkan pendidikan berkualitas untuk anak-

    anak petani

    TOLAK FOOD ESTATE !!!

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    15/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86

    APRIL 2011R A G A M

    TEKA TEKI SILANG PEMBARUAN TANI - 004

    15

    MENDATAR

    2. Negara kita tercinta 8. Lawan kanan 10. Daging, ikan, dsb (selain sayur) yg dimakan sbg teman nasi13. Ksatria Jepang 15. Berasa ingin makan 17. Keterangan tentang bahan dan cara memasak obat(makanan) 19. Institut Kesenian Jakarta 20. Jalan Bebas Hambatan 22. Malu 23. Harapan24. Tumbuhan menjalar atau berupa perdu yg berumbi besar 26. Daerah Aliran Sungai28. Olahraga beladiri 32. Teknik memasak tanpa minyak goreng 34. Orang yg mata pencaharianutamanya adalah menangkap ikan (di laut) 37. Kostum wisuda 40. Minuman khas Jepang42. Dasar negara kita

    MENURUN

    1. Organisasi tani terbesar di Indonesia 2. Dengki 3. Gaya dalam olahraga renang 4. Kelapa5. Sejenis kepiting 6. Semua (Inggris) 7. Kata ganti orang pertama 8. Tanaman keras 9. Jenis musik11. Susut karena tergesek 12. Paham perekonomian yang berdasarkan pasar bebas 13. Sekolah Rakyat14. Insinyur 16. Anak Buah Kapal 18. Rasa sadar akann diri sendiri 19. Surga terletak di bawah telapakkakinya 21. Teknik menyambung besi 25. Air meluap 27. Alat untuk menumbuk padi29. Sales Promotion Girl 30. Ujian Nasional 31. Sejenis tarian 32. Mata uang Kroasia (singkatan)33. Kantor Urusan Agama 35. Taman syurga (Inggris) 36. Tulen 38. Minyak (Inggris) 39. Pangkatdalam kepolisian 40. Bertemu, berjumpa 41. Sejenis ikan hias

    Ketentuan Menjawab:Tulis lengkap nama, alamat, nomor identitas, nomor telepon yang bisa dihubungi serta asal basis SPI (jika ada). Tulis jawabandi selembar kartu pos. Jangan lupa untuk mencantumkan kupon TTS Pembaruan Tani 004 di sudut kanan atas kartu pos, lalukirimkan ke alamat redaksi Pembaruan Tani (Jalan Mampang Prapatan XIV No. 5 Jakarta Selatan, 12790 Indonesia). Jawabanjuga bisa dikirimkan ke email redaksi [email protected] subyek: TTS Pembaruan Tani 004. Jawaban diterimaredaksi selambat-lambatnya akhir Juni 2011. Untuk setiap edisinya redaksi akan memilih tiga orang yang beruntung untukmendapatkan suvenir dari Pembaruan Tani. Nama pemenang edisi kali ini akan diumumkan pada Pembaruan Tani edisi 89,

    Juli 2011.

    KUPON 004TTS Pembaruan Tani

    Dengan sistem yang ba-

    gus seperti ini tentu pertan-yaan yang muncul adalah: Bi-sakah sistem seperti ini kitakembangkan di organisasikita? Dan di Indonesia secaraluas? Kami tunggu pendapatanda!

    Keterangan tambahan:Nama Koperasi: Jardin duChorroton Anggota koperasi: 140 kelu-argaJumlah petani: 6 orang

    Luas tanah: 2,5 hektarLokasi: Ziplo, Jenewa, SwissPrinsip koperasi: Kecintaanterhadap produk panganlokal, menciptakan sistemyang adil antara konsumendan produsen. Consumer Sup-ported AgricultureProduksi: Sayur-sayuran (ter-gantung musim), tanamanherbal, buah-buahan kecil(tergantung musim), roti, se-lai, minuman tradisionalSifat pendanaan: Mandiri (di-

    awali dari konsumen) den-gan simpanan pokok. Tidakada support dari pihak luarPembayaran produksi: 1,400CHF (Rp 13,2 juta per tahun)per keluarga. Pembayaran dimukaDistribusi produksi: Keran-jang makanan, per minggu.Tidak ada yang dijual ke luaranggota koperasiSistem pertanian: Berkelan-jutan, tanpa agrokimiaKendali mutu: Kontrak antaraanggota koperasi dan pekerja,dengan spesiikasi jenis tana-man yang diproduksi, kuanti-tas minimum dan mutu yangdisetujui kedua belah pihak.Kontrak tidak boleh dilang-gar, bagian dari sistem kop-erasiKewajiban anggota: Bekerjadi lahan 16 jam per tahun.Kampanye (memberitahukanteman atau keluarga)

    Sambungan dari hal. 13, Jardin..

  • 8/3/2019 Edisi 86 (April 20122)

    16/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 86APRIL 2011

    T E K N I S P E R T A N I A N16

    Metode Penanaman Padi SRI Organik:

    Panen Melimpah, Biaya Murah (Bagian 1)

    BOGOR. Tanaman padi merupakantanaman utama yang sebagian besar dibu-

    didayakan oleh para petani di Indonesia.Namun demikian, budidaya tanaman initidak selalu memberikan keuntungan yanglayak bagi petani. Seringkali petani menda-patkan untung yang tidak seberapa setelahmelalui proses budidaya yang memakanwaktu 3-4 bulan. Hal ini disebabkan kare-na biaya produksi yang tinggi, panen yangkurang optimal dan diperparah denganharga jual yang jatuh. Terlepas dari harusadanya perombakan dalam kebijakan danpolitik perberasan untuk berpihak ke-pada petani, petani sendiri bisa merubahkondisi tersebut menjadi lebih baik salahsatunya dengan mengaplikasikan metodapenanaman SRI (System of Rice Intensii-cation) organik.

    Mendengar nama SRI dalam metodapenanaman padi seakan tidak jauh den-gan nama Dewi Sri yang kita kenal seba-gai dewi padi. Sebagai dewi padi, dewi Sridianggap sebagai pembawa berkah yangidentik dengan panen berlimpah oleh se-bagian besar petani di Indonesia. Tak bedajauh dengan anggapan tersebut, metodeSRI mampu memberikan produktivitasyang meningkat dan juga mampu mene-kan pengeluaran yang biasanya digunakandalam memproduksi padi.

    Susan Lu-siana, penang-gung jawab Pus-diklat (PusatPendidikan danPelatihan) Na-sional SPI men-gungkapkan bah-wa Jika dilihatdari hasil studipusdiklat, me-

    tode penanamanSRI bisa mem-berikan hasil 2kali lipat lebihbanyak diband-ingkan metodekonvensional .Selain karenabiaya produk-sinya lebih ren-dah, metode SRIorganik meng-

    hasilkan produksi yang lebih banyak dankarena produknya akhirnya adalah beras

    organik, maka harganya juga lebih tinggi."Untuk saat ini kisaran beras organikmampu diserap dengan harga antara Rp.10.000-20.000/Kg sementara beras nonorganik diharga dengan kisaran Rp. 6.000-8000/Kg," ungkapnya.

    Beberapa keunggulan dari SRI organikdiantaranya Pertama, Tanaman hemat air,Selama pertumbuhan dari mulai tanamsampai panen memberikan air max 2 cm,paling baik macak-macak sekitar 5 mm danada periode pengeringan sampai tanah re-tak ( Irigasi terputus). Kedua, Hemat biayakarena hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidakmemerlukan biaya pencabutan bibit, tidakmemerlukan biaya pindah bibit, tenagatanam kurang dll. Ketiga, Hemat waktu,karena ditanam bibit muda 5 - 12 hss, danwaktu panen akan lebih awal. Keempat,Produksi meningkat, di beberapa tempatmencapai 11 ton/ha, untuk saat ini di Pus-diklat prduktivitasnya baru mencapai 6.4ton/Ha bisa jadi dikarenakan tanah yangdigunakan masih merupakan tanah peral-ihan konvensional ke organik. Keunggulanyang terakhir adalah Ramah lingkungankarena tidak menggunaan bahan kimiadan digantikan dengan mempergunakanpupuk organik (kompos, kandang dan

    Mikro-oragisme Lokal), begitu juga peng-gunaan pestisida.

    Susan menjelaskan bahwa untukmelakukan budidaya padi dengan metodaSRI Organik, ada beberapa prinsip yangharus diketahui; antara lain adalah :1. Bibit yang digunakan adalah bibit mudaberusia kurang dari 12 hari setelah semai(hss) ketika bibit masih berdaun 2 helai.Pada usia ini biji padi masih menempeldibadan bibit, biji padi ini berfungsi seba-

    gai cadangan makanan bagi tanaman padiyang akan ditanam selagi tanaman terse-but beradaptasi dilingkungan baru. Selainitu pada usia tersebut akar belum begitubanyak sehingga akan menngurangi keru-sakan struktur akar. Hal ini berbeda den-gan metode konvensional dimana bibitnyaadalah biit berusia lebih dari 20 hari sEt-elah semai.2. Bibit ditanam satu pohon perlubangdengan jarak minimal 25 x 25 cm. Hal inidimaksudkan untuk memberiak ruangantar pohon yang akan mencegah ter-jadinya penularan penyakit dan memung-kinkan sinar matahari untuk meneroboske bagian bawah batang.3. Pindah tanam harus sesegera mungkin(kurang dari 30 menit) dan harus hati-hatiagar akar tidak putus.4. Penanaman padi secara dangkal. Untukmemudahkan akar muda mendapatkannutrisiya.5. Manajemen air ( Pemberian air mak-simal 2 cm (macak-macak) dan tanahtidak diairi secara terus-menerus sampaiterendam dan penuh, namun hanya lem-bab) (Irigasi berselang/terputus). Hal inidisesuikan dengan karakter tanaman padiyang sebenarnya menginginkan air yanghanya bersifat macak-macak dan tidakmenyukai air yang tergenang.6. Peningkatan aerasi tanah dengan pem-bajakan mekanik untuk meningkatkan ak-tivitas mikroorganisme dan untuk mem-permudah penyerapan nutrisi.7. Penyiangan sejak awal ketika anakansudah mencapai sekitar 14 anakan hal inidimaksudkan untuk menghidari kompeti-si akses nutrisi ketika tanaman beranjakmembesar.8. Menjaga keseimbangan biologi tanahdengan menggunakan pupuk organik. #

    Praktek penanaman SRI di Pusdikalat Nasional SPi di Bogor.