nomer 10

8
HIDROLOGI ANALISA HASIL PERHITUNGAN A. ANALISIS PERHITUNGAN SOAL NO.2 Hujan Harian Maksimum Tahunan Untuk Masing-Masing Stasiun Hujan Mencari data curah hujan harian maksimum tahunan untuk masing-masing stasiun hujan, dimana stasiun yang ditentukan adalah : Wagir * Tumpang Tirtoyudo * Pagelaran Kepanjen * Lawang Jabung * Pujon karangploso * Poncokusumo Data hujan maksimum diperoleh dengan menggunakan cara sepuluh harian, dimana untuk masing-masing stasiun diambil satu nilai curah hujan tertinggi selama sepuluh hari, sehingga dalam satu bulan didapatkan tiga nilai curah hujan. Dari ketiga nilai curah hujan tersebut, diambil rata-rata. Nilai hujan harian maksimum untuk stasiun tersebut diambil dari nilai curah hujan yang paling maksimum yang terjadi dalam tahun tersebut. Cara yang sama dilakukan pada 9 stasiun yang lain sehingga diperoleh data hujan harian maksimum tahunan untuk masing-masing stasiun hujan yang telah ditentukan. B. ANALISIS PERHITUNGAN SOAL NO.3 RIZKI A. T. CAHYANI (105060100111025)

Upload: rizki-amalia-tri-cahyani

Post on 07-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisa struktur

TRANSCRIPT

HIDROLOGI

HIDROLOGI

ANALISA HASIL PERHITUNGAN

A. ANALISIS PERHITUNGAN SOAL NO.2Hujan Harian Maksimum Tahunan Untuk Masing-Masing Stasiun HujanMencari data curah hujan harian maksimum tahunan untuk masing-masing stasiun hujan, dimana stasiun yang ditentukan adalah : Wagir* Tumpang Tirtoyudo* Pagelaran Kepanjen* Lawang Jabung* Pujon karangploso* Poncokusumo

Data hujan maksimum diperoleh dengan menggunakan cara sepuluh harian, dimana untuk masing-masing stasiun diambil satu nilai curah hujan tertinggi selama sepuluh hari, sehingga dalam satu bulan didapatkan tiga nilai curah hujan. Dari ketiga nilai curah hujan tersebut, diambil rata-rata. Nilai hujan harian maksimum untuk stasiun tersebut diambil dari nilai curah hujan yang paling maksimum yang terjadi dalam tahun tersebut. Cara yang sama dilakukan pada 9 stasiun yang lain sehingga diperoleh data hujan harian maksimum tahunan untuk masing-masing stasiun hujan yang telah ditentukan.

B. ANALISIS PERHITUNGAN SOAL NO.3Uji Konsistensi dengan Metode Lengkung Massa GandaMetode Lengkung Massa Ganda ini digunakan untuk menguji konsistensi data-data presipitasi (misalnya data curah hujan) serta perubahan-perubahannya karena pemindahan stasiun, pergantian pengamat, prosedur yang baru serta perubahan kondisi disekitar pengamatan.

Dalam soal ini pengujian dilakukan dengan membandingkan stasiun-stasiun DAS yang ada dengan stasiun pembanding lain pada kondisi topografi yang sama. Hal yang harus diperhatikan adalah: Jumlah stasiun yang ada Faktor ketelitian penentuan data hujan harian maksimum Faktor ketelitian penggambaran grafik Faktor ketelitian pengamatan penyimpangan grafik lengkung massa ganda

Ada dua cara perbaikan data yaitu :a. Cara Regresi dengan perhitungan menggunakan komputer. Angka koreksi diperoleh dari membandingkan data perbaikan dengan data mula-mula.b. Cara Manual, yaitu menghubungkan titik awal pada grafik dengan titik akhir. Kemudian, dari garis tersebut dicari dua titik yang paling lurus. Dari dua titik tersebut, dicari persamaannya. Lalu titik-titik yang berada di luar garis tersebut, dikoreksi dengan cara memasukkan data kedalam persamaan yang telah dibuat.

Dari kedua cara tersebut, cara regresi dengan komputer menghasilkan perhitungan yang lebih akurat daripada perhitungan dengan cara manual, karena didapatkan garis yang benar-benar lurus. Tetapi, dalam uji konsistensi ini, semua stasiun diuji dengan cara manual.

C. ANALISIS PERHITUNGAN SOAL NO.4Perhitungan Curah Hujan Maksimum dengan Metode Thiessen dan Metode Tinggi Rata-rata Metode Tinggi Rata-rataMetode tinggi rata-rata mengasumsikan bahwa curah hujan pada semua stasiun adalah sama, sehingga curah hujan rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai curah hujan masing-masing stasiun kemudian dibagi dengan jumlah seluruh stasiun. Dari tiap stasiun diambil satu nilai maksimumnya. Metode ThissenPada metode Thiessen diperlukan koefisien Thiessen yang didapat dengan membagi luasan daerah pengaruh tiap stasiun penakar dengan luasan DAS total. Hal yang perlu diperhatikan: Pada metode ini dianggap bahwa masing- masing penakar mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-garis tegak lurus terhadap garis penghubung dua penakar. Metode ini sesuai untuk kawasan dengan jarak antar penakar tidak merata. Memerlukan stasiun pengamatan pada stasiun tersebut. Pemindahan atau penambahan stasiun akan mengubah seluruh jaringan. Tidak memperhitungkan topografi. Dipandang lebih teliti dengan cara perhitungan tinggi rata-rata karena metode ini memperhitungkan luas masing-masing daerah pengaruh stasiun pada DAS.Setelah itu cari curah hujan maksimum setiap stasiun dan bandingkan dengan curah hujan stasiun lain pada tanggal, bulan, dan tahun yang sama. Kemudian dikalikan dengan koefisien Thiessen dan dijumlahkan. Hasil yang diperoleh antara dua metode ini tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok. Karena metode Thiessen dianggap lebih teliti, maka selanjutnya akan digunakan dalam menghitung hujan rancangan.

Data curah hujan maksimum tiap-tiap tahun dapat dilihat pada tabel berikut :TahunCurah Hujan Maksimum

Tinggi Rata - RataPolygon Thiessen

1995117.700114.606

199691.80092.794

199778.40078.812

199886.00086.821

1999137.000139.931

200092.00092.604

200185.60086.132

200293.40093.435

200384.80085.753

2004120.900121.660

200574.70074.651

D. ANALISIS PERHITUNGAN SOAL NO.5Perhitungan Besar Hujan Rancangan dengan Metode Gumbel dan Metode Log Pearson Type III dan Metode Smirnov-Kolmogorov sebagai pengujiPada metode Gumbel, kita menggunakan data curah hujan maksimum dari perhitungan curah hujan maksimum metode Polygon Thiessen. Metode Gumbel dipengaruhi oleh hubungan antara Redused Mean (Yn) dengan Redused Standard Deviation (Sn) dengan besar sampel (n). Yn untuk sampel n=11 adalah 0.4996 dan Sn adalah 0.9676.Pada metode Log Pearson Type III, data yang digunakan tetap data curah hujan maksimum seperti pada metode Gumbel. Pada metode ini dipengaruhi oleh koefisien kemiringan (G) yang didapat dari table dengan melihat harga Cs-nya terlebih dahulu. Karena nilai Cs yang diperoleh adalah 0.90836 sementara di table nilai yang ada hanya 0.9 dan 1, maka dilakukan interpolasi sehingga diperoleh nilai G. Perbandingan hasil antara kedua metode diatas dapat dilihat pada table berikut :Perbandingan Curah Hujan Rancangan (mm) antara dua metode

Kala Ulang TMetode GumbelMetode Log-Pearson III

10133.1578122.1650

25164.0442139.8086

100181.6623168.6814

200196.0181184.4706

Dari pengolahan data tampak bahwa hasil perhitungan dengan metode Gumbel dan Log Pearson III berbeda, hal ini disebabkan: Pada metode Log Pearson Type III tidak ada batasan khusus Harga Cs tidak sesuai dengan syarat Gumbel (syarat Cs = 1.2) Ketelitian dalam perhitungan

E. ANALISIS PERHITUNGAN SOAL NO.6Perhitungan Debit Banjir Rencana dengan Metode RasionalMetode Rasional adalah rumus tertua dan terkenal diantara rumus empiris yang ada dan dianggap paling relevan untuk menghitung debit banjir rancangan. Metode ini banyak digunakan pada sungai dengan pengaliran luas dan perencanaan drainase daerah pengaliran relatif sempit.

Pada metode ini debit rencana maksimum yang dicari sangat dipengaruhi oleh waktu konsentrasi (Tc), intensitas curah hujan (I), koefisien Run Off yang terjadi di tiap-tiap daerah yang telah ditentukan, dan juga luas DAS yang telah dihitung.

Dari perhitungan dengan metode rasional didapatkan debit banjir rencana sebagai berikut :Kala Ulang TQr (m3/s)

101168.1068

251439.0531

1001593.6053

2001719.5392

F. ANALISIS PERHITUNGAN SOAL NO.7Perhitungan Hidrograf Banjir Rancangan dengan Metode Hidrograf Satuan Sintetik NakayasuUntuk menyelesaikan hidrograf dengan metode ini, dicari tenggang waktu dari puncak banjir dengan memperhatikan panjang DAS yang diketahui. Kemudian dicari tenggang waktu yang diperlukan oleh penurunan debit sampai 30% dari puncak. Setelah itu dihitung debit dengan memperhatikan bagian lengkung naik dan bagian lengkung turun untuk menentukan ordinat hidrograf satuan. Dari hasil perhitungan di grafik dapat disimpulkan bahwa semakin besar hujan netto yang mengakibatkan timbulnya debit maka akan semakin tinggi puncak hidrograf satuan. Perhitungan hidrograf satuan dipengaruhi oleh luas DAS dan panjang sungai.

G. ANALISIS PERHITUNGAN SOAL NO.9Perhitungan Rating CurveRating curve merupakan grafik hubungan antara tinggi air suatu aliran pada suatu penampang dengan debitnya. Pada soal no. 9 ini diminta persamaan rating curve antara Q dan H dalam bentuk persamaan Q = aHb

Dari perhitungan dengan pendekatan regresi, diperoleh persamaan debit :

Sehingga pada saat H1, Q1 = 0 m3/s dan pada saat H21, Q21 = 404.866 m3/s.

RIZKI A. T. CAHYANI (105060100111025)