bab iv hasil penelitian dan pembahasan · 2013. 7. 11. · (0,478),nomer 18 dengan r hitung 0,409,...

33
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket/kuisioner kepada responden secara langsung kepada guru-guru SD yang bertugas pada SD di Gugus Nusa Kecamatan Kaloran Kabupaten Tamanggung, Jawa Tengah. Dari 106 kuisioner yang disebarkan, semua berhasil dikembalikan dan dapat di proses lebih lanjut. 4.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini meliputi guru-guru SD yang bertugas pada SD di Gugus Nusa Kecamatan Kaloran Kabupaten Tamanggung, Jawa Tengah. Dalam penelitian ini responden disajikan dalam jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja. Deskripsi subjek penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ���

    Bab IV

    Hasil Penelitian dan Pembahasan

    4.1 Deskripsi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan

    angket/kuisioner kepada responden secara langsung kepada

    guru-guru SD yang bertugas pada SD di Gugus Nusa

    Kecamatan Kaloran Kabupaten Tamanggung, Jawa Tengah.

    Dari 106 kuisioner yang disebarkan, semua berhasil

    dikembalikan dan dapat di proses lebih lanjut.

    4.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian

    Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini meliputi

    guru-guru SD yang bertugas pada SD di Gugus Nusa

    Kecamatan Kaloran Kabupaten Tamanggung, Jawa Tengah.

    Dalam penelitian ini responden disajikan dalam jenis kelamin,

    usia, tingkat pendidikan dan masa kerja. Deskripsi subjek

    penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut

  • ���

    Tabel 4.1

    Karateristik Responden

    Kategori

    Responden

    Jumlah

    Responden

    Prosentase

    Jenis

    Kelamin

    Laki-laki 63 59%

    Perempuan 43 41%

    Total 106 100%

    Usia 22-35tahun 22 21%

    36-49 tahun 44 41%

    50-60 tahun 40 38%

    Total 106 100%

    Tingkat

    Pendidikan

    D2 10 9%

    S1 94 89%

    S2 2 2%

    Total 106 100%

    Masa Kerja

  • ���

    menunjukkan bahwa usia responden sudah cukup matang

    dalam pengalaman pekerjaan. Dari Faktor Tingkat Pendidikan

    menunjukkan tingakat pendidikan S1 dengan jumlah 94

    (89%) lebih tinggi, menunjukkan bahwa Guru SD Gugus Nusa

    memiliki SDM yang tinggi.

    Dari Faktor Masa Kerja, tampak guru telah bekerja antara 11-

    21 tahun. Hal ini menunjukkan pengalaman kerja yang

    dimiliki oleh Guru sangat Tinggi.

    4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

    4.3.1. Uji Validitas

    Uji validitas bertujuan untuk mengetahui

    ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

    fungsi ukurnya. Penentuan validitas di anggap valid jika

    memiliki koefisien corrected item to total correlation

    ≥0,2.(saifuddin Azwar 2011). Pedoman penggambilan

    keputusannya adalah jika rxy ≥ 0,3 maka butir soaltersebut

    valid, tetapi apabila � 0,2 maka butir soal tersebut di nyatakan

    tidak valid.

  • ���

    a. Uji Validitas Instrumen Sikap Guru

    Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,

    Instrumen Sikap terdiri dari 5 butir soal yang memiliki

    nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 1 dengan r hitung

    (0,261),nomer 2 dengan r hitung 0,340 , nomer 3 dengan r

    hitung 0,245, nomer 4 dengan r hitung 0,268, nomer 5

    dengan r hitung 0,211.Dengan demikian instrumen Sikap

    di nyatakan valid seluruhnya. Hasil uji Sikap secara

    lengkap dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini

    Tabel 4.2

    Hasil Perhitungan validitas Instrumen Sikap Guru

    b. Uji validitas Instrumen Norma Subyektif

    Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,

    Instrumen Norma Subyektif terdiri dari 5 butir soal yang

    memiliki nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 6

    dengan r hitung (0,362),nomer 7 dengan r hitung

    0,329 , nomer 8 dengan r hitung 0,594, nomer 9 dengan r

    hitung 0,295, nomer 10 dengan r hitung 0,203.Dengan

    Item

    Pertanyaan

    CorrectedItem_total

    Correlation

    Keterangan

    Sikap 1 ,261 Valid

    Sikap 2 ,340 Valid

    Sikap 3 ,245 Valid

    Sikap 4 ,268 Valid

    Sikap 5 ,211 Valid

  • ���

    demikian instrumen Norma Subyektif di nyatakan valid

    seluruhnya. Hasil uji Norma Subyektif secara lengkap

    dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini

    Tabel 4.3

    Hasil Perhitungan validitas Instrumen Norma Subyektif

    c. Uji validitas Instrumen Kontrol

    Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,

    Instrumen Kontrol terdiri dari 6 butir soal yang memiliki

    nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 11 dengan r hitung

    (0,479),nomer 12 dengan r hitung 0,575 , nomer 13

    dengan r hitung 0,410, nomer 14 dengan r hitung 0,655,

    nomer 15 dengan r hitung 0,374, nomer 16 dengan r

    hitung 0,284 .Dengan demikian instrumen Kontrol di

    nyatakan valid seluruhnya. Hasil uji Kontrol secara

    lengkap dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini

    Item

    Pertanyaan

    CorrectedItem_total

    Correlation

    Keterangan

    Norma 6 ,362 Valid

    Norma 7 ,329 Valid

    Norma 8 ,594 Valid

    Norma 9 ,295 Valid

    Norma 10 ,203 Valid

  • ���

    Tabel 4.4

    Hasil Perhitungan validitas Instrumen Kontrol

    Item

    Pertanyaan

    CorrectedItem_total

    Correlation

    Keterangan

    Kontrol 11 ,479 Valid

    Kontrol 12 ,575 Valid

    Kontrol 13 ,410 Valid

    Kontrol 14 ,655 Valid

    Kontorl 15 ,374 Valid

    Kontrol 16 ,284 Valid

    d. Uji validitas Instrumen Intensi

    Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,

    Instrumen Intensi terdiri dari 6 butir soal yang memiliki

    nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 17 dengan r hitung

    (0,478),nomer 18 dengan r hitung 0,409, nomer 19 dengan

    r hitung 0,246, nomer 20 dengan r hitung 0,401, nomer 21

    dengan r hitung 0,355, nomer 22 dengan r hitung 0,239

    .Dengan demikian instrumen Intensi di nyatakan valid

    seluruhnya. Hasil uji Intensi secara lengkap dapat dilihat

    pada tabel 4.5 di bawah ini

  • ��

    Tabel 4.5

    Hasil Perhitungan validitas Instrumen Intensi

    Item

    Pertanyaan

    CorrectedItem_total

    Correlation

    Keterangan

    Intensi 17 ,478 Valid

    Intensi 18 ,409 Valid

    Intensi 19 ,246 Valid

    Intensi 20 ,401 Valid

    Intensi 21 ,355 Valid

    Intensi 22 ,239 Valid

    e. Uji validitas Instrumen Perilaku

    Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,

    Instrumen Perilaku terdiri dari 6 butir soal yang memiliki

    nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 23 dengan r hitung

    (0,478),nomer 24 dengan r hitung 0,409, nomer 25 dengan

    r hitung 0,246, nomer 26 dengan r hitung 0,401, nomer

    27dengan r hitung 0,355, nomer 28 dengan r hitung 0,239

    .Dengan demikian instrumen Intensi di nyatakan valid

    seluruhnya. Hasil uji Intensi secara lengkap dapat dilihat

    pada tabel 4.6 di bawah ini

  • ��

    Tabel 4.6

    Hasil Perhitungan validitas Instrumen Perilaku

    Item

    Pertanyaan

    CorrectedItem_total

    Correlation

    Keterangan

    Perilaku 23 ,539 Valid

    Perilaku 24 ,359 Valid

    Perilaku 25 ,547 Valid

    Perilaku 26 ,225 Valid

    Perilaku 27 ,209 Valid

    Perilaku 28 ,208 Valid

    4.3.2 Uji Reliabilitas

    Reliabilitas Instrumen dimaksudkan untuk mengetahui

    tingkat ketepatan (konsisten) instrumen dari variable yang

    hendak diukur.Pengukuran reliabilitas instrument penelitian

    dilakukan dengan cara menganalisis koefisien cronbach’s

    alpha. Koefisien cronbach’s alpha yang mendekati satu

    menandakan reliabilitas konsistensi tinggi.Saifuddin azwar

    (2011) berpendapat bahwa sebuah instrument dapat

    digunakan jika sekurang-kurangnya menunjukkan koefisien

    Alpha 0,70.

  • ���

    Tabel 4.7

    Hasil Uji Reliabilitas

    Cronbach's Alpha

    Cronbach's Alpha

    Based on Standardized Items

    N of Items

    ,807 ,806 28 Berdasarkan hasil uji Reliabilitas diatas, tampak

    seluruh variable memiliki koefisien alpha cronbach 0,70. Maka

    seluruh instrumen dinyatakan reliable

    4.4 Statistik Deskriptif

    Sebelum menguji hipotesis, diperlukan melihat statistik

    deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan seberapa

    besar prosentase dan tingkatan kategori dari masing-masing

    variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

    4.4.1 Sikap Guru

    Skala sikap Guru ini menggambarkan suatu evaluasi

    umum yang dibuat oleh Guru terhadap dirinya sendiri, orang

    lain. Pengukuran sikap dapat diukur dengan menilai

    pernyataan sikap seseorang.Pernyatan sikap dapat diartikan

    respondedn mengevaluasi dirinya untuk menilai ataupun

    merespon sejauh mana Sikap Guru dalam

    mengimplemantisakan Kurikulum KTSP.

    Frekuensi dan prosentase hasil pengukuran variabel

    Sikap Guru berdasarkan kategori tersebut dapat dilihat pada

    tebel 4.8

  • ���

    Tabel 4.8

    Distribusi Frekuensi Sikap Guru

    Kategori Rentang

    Skor

    Frekuensi Persentase

    Sangat Tinggi

    (ST)

    17 – 20 1 0,96 %

    Tinggi (T) 13 – 16 3 2,83%

    Sedang (S) 9 – 12 49 46,22 %

    Rendah (R) 4 – 8 50 47,16 %

    Sangat

    Rendah (SR)

    0 – 3 3 2,83 %

    Dari Tabel 4.8. tampak bahwa dari keseluruhan

    responden penelitian sejumlah 106 guru di Gugus Nusa

    Kecamatan Temanggung menunjukkan tingkat sikap

    berkaitan dengan perubahan kurikulum KTSP berada pada

    kategori “ Sangat Tinggi “ 1 guru (0,96 %), kategori “ Tinggi “

    3 (2,83 % ), kategori “ Sedang “ 49 guru ( 46,22 % ), kategori “

    Rendah “ 50 guru (47,16%) dan “ Sangat Rendah “ 3 guru

    (2,83%).

    Menurut Teori Planned Behavior (Ajzen.1995.,2005),

    sikap hakikatnya adalah kecenderungan untuk bereaksi

    secara afektif terhadap suatu perilaku, dalam bentuk suka

    atau tidak suka pada perilaku tertentu.

    Berpijak pada teori ini dan dari data di atas dapat

    dijelaskan bahwa lebih dari 50 % guru (50 guru, 47,16%)

    memilki kecenderungan perasaan tidak suka

    mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP. Artinya

  • ���

    bahwa lebih dari 50% guru yang memiliki kecenderungan

    tidak mau mengembangkan silabus, RPP, melaksanakan

    pembelajaran dan melakukan asesmen pembelajaran sesuai

    dengan rambu-rambu KTSP.

    4.4.2 Norma Subyektif guru

    Instrumen ini digunakan untuk mengukur sejauh mana

    Guru memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang

    terhadap perilaku yang akan dilakukannya.

    Tabel 4.9

    Distribusi Frekuensi Norma Subyektif Guru

    Kategori Rentang

    Skor

    Frekuensi Persentase

    Sangat Tinggi

    (ST)

    17 – 20 2 1,89 %

    Tinggi (T) 13 – 16 33 31,13%

    Sedang (S) 9 – 12 50 47,16 %

    Rendah (R) 4 – 8 20 18,86%

    Sangat

    Rendah (SR)

    0 – 3 1 0,96 %

    Dari Tabel 4.9 tampak bahwa dari keseluruhan

    responden penelitian sejumlah 106 guru di Gugus Nusa

    Kecamatan Kaloran Temanggung menunjukkan tingkat

    Norma Subyektif berkaitan dengan perubahan kurikulum

    KTSP berada pada kategori “ Sangat Tinggi “ 2 guru (1,89 %),

    kategori “ Tinggi “ 33 guru (31,13 % ), kategori “ Sedang “ 50

  • ���

    guru ( 47,16 % ), kategori “ Rendah “ 20 guru (18,86%) dan “

    Sangat Rendah “ 1 guru (0,96%).

    Norma subyektif merupkan kompenen yang sangat

    penting dalam menumbuhkan intensi perilaku tertentu

    (Ajzen.1995.,2005). Dalam konteks penelitian ini, data

    tersebut di atas dapat menjelaskan bahwa hampir 50% (50

    guru, 47,16%) yang memilki norma subyektif yang cukup kuat

    untuk mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP.

    Artinya bahwa dari seluruh guru hampir 50% yang memiliki

    kecenderungan yang hanya cukup untuk mengembangkan

    silabus, RPP, melaksanakan pembelajaran dan melakukan

    asesmen pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu KTSP.

    4.4.3 Kontrol Guru

    Instrumen ini digunakan untuk mengungkapkan

    keyakinan bahwa Guru pernah melaksanakan atau tidak

    pernah mengimplementasikan Kurikulum KTSP

    Tabel 4.10

    Distribusi Frekuensi Kontrol Guru

    Kategori Rentang

    Skor

    Frekuensi Persentase

    Sangat Tinggi (ST) 20 – 24 5 4,72%

    Tinggi (T) 15 – 19 52 49,1%

    Sedang (S) 10 – 14 35 33%

    Rendah (R) 5 – 9 10 9,43%

    Sangat Rendah

    (SR)

    0 – 4 4 3,77%

  • ���

    Dari Tabel 4.10. tampak bahwa dari keseluruhan

    responden penelitian sejumlah 106 guru di SD-SD Gugus

    Nusa Kecamata Kaloran Kabupaten Temanggung

    menunjukkan tingkat Kontrol keperilakuan berkaitan dengan

    perubahan kurikulum KTSP berada pada kategori “ Sangat

    Tinggi “ 5 guru (4,72 %), kategori “ Tinggi “ 52 guru (49,1 % ),

    kategori “ Sedang “ 35 guru ( 33 % ), kategori “ Rendah “ 10

    guru (9,43%) dan “ Sangat Rendah “ 4 guru (3,77%).

    Kontrol keperilakuan yang dihayati guru merupakan

    komponen pembentuk intensi yang dapat digunakan untuk

    memprediksi perilaku tertentu. Dalam konteks penelitian ini

    berarti prediksi perilaku mengimplementasikan perubahan

    kurikulum KTSP. Data frekuensi tingkat kontrol keperilakuan

    guru tersebut di atas dapat menjelaskan bahwa hampir 50 %

    guru (52 orang, 49, 1% ) memilki kontrol keperilakuan yang

    kuat untuk mengimplementasikan perubahan kurikulum

    KTSP. Artinya bahwa ada hampir 50% guru diprediksi

    memiliki kecenderungan tinggi mau mengembangkan silabus,

    RPP, melaksanakan pembelajaran dan melakukan asesmen

    pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu KTSP

  • ���

    4.4.4 Intensi Guru

    Tabel 4.11.

    Klasifikasi Distribusi Frekuensi intensi berkaitan

    dengan perubahan kurikulum KTSP

    Kategori Rentang

    Skor

    Frekuensi Persentase

    Sangat Tinggi

    (ST)

    20 – 24 2 1,887%

    Tinggi (T) 15 – 19 30 28,3%

    Sedang (S) 10 – 14 67 63,21%

    Rendah (R) 5 – 9 7 6,604%

    Sangat

    Rendah (SR)

    0 – 4 0 0%

    Dari Tabel 4.11. tampak bahwa dari keseluruhan

    responden penelitian sejumlah 106 guru di SD-SD Gugus

    Nusa Kecamatan Kaloran Temanggung menunjukkan tingkat

    Intensi berkaitan dengan perubahan kurikulum KTSP berada

    pada kategori “ Sangat Tinggi “ 2 guru (1,887 %), kategori “

    Tinggi “ 30 guru (28,3 % ), kategori “ Sedang “ 67 guru ( 63,21

    % ), kategori “ Rendah “ 7 guru (6,604%) dan “ Sangat Rendah

    “ 0 guru (0%).

    Intensi (intention) adalah niat untuk melakukan

    perilaku atau kecenderungan seseorang untuk memilih

    melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan

    tertentu. Dalam konteks penelitian ini adalah intensi

    berkaitan dengan kecenderungan guru dalam

    mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP. Data

  • ���

    distribusi frekuensi intensi tersebut di atas dapat dijelaskan

    bahwa ada 67 guru ( 63,21 %) yang memiliki intensi cukup

    kuat untuk mengimplementasikan perubahan kurikulum

    KTSP. Artinya bahwa lebih dari 50 % guru yang memiliki

    kecenderungan cukup mau mengembangkan silabus, RPP,

    melaksanakan pembelajaran dan melakukan asesmen

    pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu KTSP.

    4.4.5 Perilaku Guru

    Tabel 4.12.

    Klasifikasi Distribusi Frekuensi perilaku menerima

    perubahan kurikulum KTSP

    Kategori Rentang

    Skor

    Frekuensi Persentase

    Sangat Tinggi

    (ST)

    20 – 24 1 0,943%

    Tinggi (T) 15 – 19 44 41,51%

    Sedang (S) 10 – 14 53 50%

    Rendah (R) 5 – 9 8 7,54%

    Sangat

    Rendah (SR)

    0 – 4 0 0%

    Dari Tabel 4.12. tampak bahwa dari keseluruhan

    responden penelitian sejumlah 106 guru di SD-SD Gugus

    Nusa Kecamatan Kaloran Temanggung menunjukkan tingkat

    perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP berada pada

    kategori “ Sangat Tinggi “ 1 guru (0,943 %), kategori “ Tinggi “

    44 guru (41,51% ), kategori “ Sedang “ 53 guru ( 50,21 % ),

  • ���

    kategori “ Rendah “ 8 guru (7,54%) dan “ Sangat Rendah “ 0

    guru (0%). Data deskriptif perilaku menerima dan

    mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP ini dapat

    dijelaskan bahwa ada lebih dari 50 % guru ( 53 guru, 50,21 %

    ), yang memiliki perilaku cukup intens dalam

    mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP. Artinya

    bahwa lebih dari 50 % orang guru yang hanya cukup intens

    mau mengembangkan silabus, RPP, melaksanakan

    pembelajaran dan melakukan asesmen pembelajaran sesuai

    dengan rambu-rambu KTSP

    Rekapitulasi persentase tingkat sikap berkaitan dengan

    perubahan kurikulum KTSP (X1), norma keperilakuan

    berkaitan dengan perubahan kurikulum KTSP (X2), kontrol

    perilaku (X3), intensi (X4) dan perilaku menerima perubahan

    kurikulum KTSP (Y) dapat dilihat dalam Tabel 4.13.

  • ��

    Tabel 4.13.

    Rekapitulasi Persentase Frekuensi tingkat

    sikap (X1), norma (X2), kontrol perilaku (X3),

    intensi (X4) dan perilaku menerima perubahan

    kurikulum KTSP (Y)

    Kategori Rentang

    Skor

    Sikap

    (X1)

    Norma

    (X2)

    Kontrol

    (X3)

    Intensi

    (X4)

    Perilaku

    (Y)

    Sangat

    Tinggi

    (ST)

    20 – 24 0,96 1,89 4,72 1,887 0,94

    Tinggi

    (T)

    15 – 19 2,83 31,13 49,1 28,3 41,51

    Sedang

    (S)

    10 – 14 46,22 47,16 33 63,21 50

    Rendah

    (R)

    5 – 9 47,16 18,86 9,43 6,604 7,54

    Sangat

    Rendah

    (SR)

    0 – 4 2,83 0,96 3,77 0 0

  • ��

    4.5 Uji Normalitas

    Uji normalitas data dimaksudkan untuk

    memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi

    yang berdistribusi normal. Dalam penbelitian ini digunakan

    uji Kolmogorov-smirnov.

    � Asym. Sig (2-tailed) > 0.05. maka data telah

    berdistribusi normal

    � Asym. Sig (2-tailed) < 0.05. maka data tidak

    berdistribusi normal

    Tabel 4.14. Hasil uji normalitas data tingkat sikap (X1), norma (X2),

    kontrol perilaku (X3), intensi (X4) dan perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)

    (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)

    Skorsik

    ap

    Skornor

    ma

    skorkont

    rol skorintensi

    skorperila

    ku

    N 106 106 106 106 106

    Normal

    Parameters(a,

    b)

    Mean

    8,36 10,92 14,22 13,40 13,58

    Std.

    Deviation 2,500 3,030 3,964 2,787 2,898

    Most Extreme

    Differences

    Absolute ,101 ,096 ,117 ,112 ,113

    Positive ,097 ,066 ,067 ,112 ,096

    Negative -,101 -,096 -,117 -,076 -,113

    Kolmogorov-Smirnov Z 1,042 ,989 1,204 1,157 1,163

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,227 ,282 ,110 ,138 ,133

    a Test distribution is Normal.

    b Calculated from data.

  • ���

    Tabel 4.14. mendeskripsikan hasil uji statistik terhadap

    penyebaran data skor tingkat sikap (X1), norma (X2), kontrol

    perilaku (X3), intensi (X4) dan perilaku menerima perubahan

    kurikulum KTSP (Y) dengan teknik One –Sample Kolmogorov-

    Smirnov Test .

    Dari tabel tersebut nampak bahwa : 1) uji terhadap skor

    tingkat sikap X1 diperoleh (Asymp.Sig. 2-tailed ) adalah

    0,227.Angka 0,227 lebih besar dari 0,05 .Artinya bahwa

    distribusi skor sikap pada populasi adalah normal; 2) uji

    terhadap skor tingkat norma X2 (Asymp.Sig. 2-tailed ) adalah

    0,282. Angka 0,282 lebih besar dari 0,05 .Artinya bahwa

    distribusi skor norma pada populasi adalah normal; 3) Seperti

    halnya langkah uji normalitas pada variabel skor tingkat sikap

    dan norma tersebut di atas, maka secara berturut-turut

    nampak Asymp.Sig. 2-tailed ) untuk variable kontrol perilaku ,

    intensi dan perilaku mengimplementasikan perubahan

    kurikulum KTSP adalah 0,110, 0,138, dan 0,133. Angka

    0,110, 0,138, dan 0,133 semuanya lebih besar dari 0,05

    .Artinya bahwa distribusi skor kontrol perilaku , intensi dan

    perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP pada populasi

    adalah normal

    4.6. Uji Linieritas Data

    Uji linieritas dilakukan dilakukan dengan mencari

    persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap variabel

    terikat Y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat,

    selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta

    linieritasnya. Dalam penelitian ini uji linieritas hanya

  • ���

    dilakukan antara skor intensi (X4) dengan perilaku menerima

    perubahan kurikulum KTSP (Y). Gambaran tentang hasil uji

    linieritas tersebut terangkum dalam Tabel 4.15 berikut.

    Tabel 4.15 Hasil uji linieritas data tingkat intensi (X4) dan perilaku

    menerima perubahan kurikulum KTSP (Y) ANOVA Table

    Sum of

    Squares df

    Mean

    Square F Sig.

    skorperilaku *

    skorintensi

    Betwee

    n

    Groups

    (Combine

    d) 282,705 13 21,747 3,33

    9

    ,00

    0

    Linearity 201,995 1

    201,99

    5

    31,0

    14

    ,00

    0

    Deviation

    from

    Linearity

    80,710 12 6,726 1,03

    3

    ,42

    6

    Within Groups 599,191 92 6,513

    Total 881,896 105

    Dari Tabel 4.15 tersebut nampak bahwa dalam uji

    linieritas tersebut diperoleh F = 1,033 α = ,426. Jika dirumuskan

    hipotesis Ho : model hubungan regresi linier serta Ha : model

    hubungan tidak regresi linier, maka H0 diterima Angka 0,426

    lebih besar dari 0,05 . Artinya bahwa model hubungan regresi (X4)

    dan perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP (Y) adalah

    linier.

  • ���

    4.7 Pengujian Hipotesis

    4.7.1 Pengujian Hipotesis Sikap Guru terhadap Intensi

    mengimplementasikan Kurikumum KTSP

    Tabel 4.16. berikut ini merangkum data komputasi

    regresi sederhana antara sikap guru (X1) dan intensi menerima

    perubahan kurikulum KTSP (X4).

    Tabel 4.16

    Koefisien regresi antara sederhana antara sikap guru (X1)

    dan intensi mengimplementasikan kurikulum KTSP(X4)

    Coefficients(a)

    Mode

    l

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardize

    d

    Coefficients T Sig.

    B

    Std.

    Error Beta

    Zero-

    order Partial

    1 (Constan

    t) 9,984 ,887 11,257 ,000

    Skorsika

    p ,408 ,102 ,366 4,014 ,000

    a Dependent Variable: skorintensi

    Hipotesi pertama yang akan diuji adalah:

    1 Ho

    :

    Tidak ada pengaruh positif dan signifikan

    antara sikap guru dan intensi

    mengimplementasikan perubahan kurikulum

    KTSP

    Ha

    :

    Terdapat pengaruh positif dan signifikan

    antara sikap guru dan intensi

    mengimplementasikan perubahan kurikulum

    KTSP

  • ���

    Data dalam Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa

    nilai t hitung sebesar 11,257 pada taraf pengujian 5 %

    diperoleh angka koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000.

    Oleh karena nilai t positif dan 0,000 < dari 0,050, maka Ho

    ditolak dan diterima Ha. Artinya bahwa terdapat pengaruh

    positif dan signifikan antara sikap guru dan intensi menerima

    perubahan kurikulum KTSP.Artinya bila skor Sikap Guru

    meningkat maka Intensi Guru dalam mengimplementasikan

    Kurikulum KTSP juga akan meningkat, dan bila Sikap Guru

    menurun maka Intensi Guru dalam mengimplementasikan

    Kurikulum KTSP juga akan menurun

    4.7.2 Pengujian Hipotesis Norma Subyektif terhadap

    Intensi

    Tabel 4.17. berikut ini merangkum data komputasi

    regresi sederhana antara norma subyektif (X2) dan intensi

    menerima perubahan kurikulum KTSP (X4)

    Tabel 4.17 Koefisien regresi antara sederhana antara norma subyektif guru

    (X2) dan intensi mengimplementasikan kurikulum KTSP (X4) Coefficients(a)

    Mode

    l

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardize

    d

    Coefficients t Sig.

    B

    Std.

    Error Beta

    Zero-

    order Partial

    1 (Constant

    ) 8,975 ,917 9,791 ,000

    Skornorm

    a ,405 ,081 ,440 5,004 ,000

    a Dependent Variable: skorintensi

  • ���

    2 Ho

    :

    Tidak ada pengaruh positif dan signifikan

    antara norma subyektif guru dan intensi

    mengimplementasikan perubahan kurikulum

    KTSP

    Ha

    :

    Terdapat pengaruh positif dan signifikan

    antara norma subyektif guru dan intensi

    mengimplementasikan perubahan kurikulum

    KTSP

    Data dalam Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai t

    hitung sebesar 9,791 pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh

    angka koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000. Oleh karena

    nilai t positif dan 0,000 < dari 0,050, maka Ho ditolak dan

    diterima Ha. Artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan

    signifikan antara norma subyektif guru dan intensi menerima

    perubahan kurikulum KTSP.

    4.7.3 Pengujian Hipotesis Kontrol terhadap Intensi

    Tabel 4.18. berikut ini merangkum data komputasi

    regresi sederhana antara kontrol keperilakuan guru (X3) dan

    intensi menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)

  • ���

    Tabel 4.18

    Koefisien regresi sederhana antara kontrol keperilakuan

    guru (X3) dan intensi menerima perubahan kurikulum KTSP

    (x4)

    Coefficients(a)

    Mode

    l

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardize

    d

    Coefficients t Sig.

    B

    Std.

    Error Beta

    Zero-

    order Partial

    1 (Constant

    ) 8,046 ,859 9,367 ,000

    skorkontr

    ol ,376 ,058 ,535 6,463 ,000

    a Dependent Variable: skorintensi

    3 Ho

    :

    Tidak ada pengaruh positif dan signifikan

    antara kontrol keperilakuan guru dan

    intensi mengimplementasikan perubahan

    kurikulum KTSP

    Ha

    :

    Terdapat pengaruh positif dan signifikan

    antara kontrol keperilakuan guru dan

    intensi mengimplementasikan perubahan

    kurikulum KTSP

    Data dalam Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai t

    hitung sebesar 9,367 pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh

    angka koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000. Oleh karena

    nilai t positif dan 0,000 < dari 0,050, maka Ho ditolak dan

    diterima Ha. Artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan

    signifikan antara kontrol keperilakuan guru dan intensi

  • ���

    menerima perubahan kurikulum KTSP.Artinya bila skor

    Kontrol keperilakuan guru meningkat maka skor Intensi

    mengimplementasikan Kurikulum KTSP juga akan meningkat,

    tetapi bila skor Kontrol keperilakuan guru menurun maka

    skor Intensi mengimplementasikan Kurikulum KTSP juga

    akan menurun.

    4.7.4 Pengujian Hipotesis Koefisien regresi ganda antara

    sikap (X1), norma subyektif (X2) dan kontrol

    keperilakuan guru (X3) dengan intensi (X4)

    menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)

    Tabel 4.19

    Koefisien regresi ganda antara sikap (X1), norma

    subyektif (X2) dan kontrol keperilakuan guru (X3) dengan

    intensi menerima perubahan kurikulum KTSP (X4)

    Mode

    l

    Unstandardiz

    ed

    Coefficients

    Standar

    dized

    Coeffici

    ents T Sig.

    B

    Std.

    Error Beta

    Zero-

    order

    Parti

    al

    1 (Cons

    tant) 6,979 1,00

    3 6,957 ,000

    skorsi

    kap ,123 ,107 ,110 1,151 ,252

    skorn

    orma ,143 ,098 ,155 1,460 ,147

    skork

    ontrol ,270 ,078 ,384 3,444 ,001

  • ���

    4 Ho

    :

    Tidak ada pengaruh positif dan signifikan

    antara sikap guru, norma subyektif dan

    kontrol keperilakuan secara simultan dengan

    intensi mengimplementasikan perubahan

    kurikulum KTSP

    Ha

    :

    Terdapat pengaruh positif dan signifikan

    antara sikap guru, norma subyektif dan

    kontrol keperilakuan secara simultan dengan

    intensi mengimplementasikan perubahan

    kurikulum KTSP

    Data Tabel 4.20 berikut menggambarkan nilai F dan

    probabilitas model koefisien regresi.

    Tabel 4.20

    Nilai F dan probabilitas model koefisien regresi.

    ANOVA(b)

    Mod

    el

    Sum of

    Square

    s Df

    Mean

    Square F Sig.

    1 Regressi

    on

    256,05

    1 3 85,350 15,565 ,000(a)

    Residual 559,30

    8 102 5,483

    Total 815,35

    8 105

    a Predictors: (Constant), skorkontrol, skorsikap,

    skornorma

    b Dependent Variable: skorintensi

  • ��

    Data regresi berganda dalam Tabel 4.20 menunjukkan

    bahwa nilai F hitung sebesar 15,565 pada pada taraf

    pengujian 5 % diperoleh angka koefisien probabilitas Alpha

    sebesar 0,000. Oleh karena nilai F positif dan 0,000 < dari

    0,050, maka Ho ditolak dan diterima Ha. Artinya bahwa

    terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sikap guru,

    norma subyektif dan kontrol keperilakuan secara simultan

    dengan intensi menerima perubahan kurikulum KTSP.

    4.7.5 Pengujian Hipotesis antara intensi (X4) sebagai

    variable independen dan perilaku menerima

    perubahan kurikulum KTSP (Y)

    Tabel 4.21. berikut ini merangkum data komputasi

    regresi antara intensi (X4) sebagai variable independen dan

    perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)

    Tabel 4.21 Koefisien regresi antara intensi (X4) sebagai variabel

    independen dan perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)

    Coefficients(a)

    Mode

    l

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardize

    d

    Coefficients t Sig.

    B

    Std.

    Error Beta

    Toleranc

    e VIF

    1 (Constant

    ) 6,908 1,225 5,639 ,000

    Skorinten

    si ,498 ,090 ,479 5,559 ,000

    a Dependent Variable: skorperilaku

  • ��

    5 Ho

    :

    Tidak ada pengaruh positif dan signifikan

    antara intensi menerima perubahan

    kurikulum KTSP dan perilaku

    mengimplementasikan perubahan kurikulum

    KTSP

    Ha

    :

    Terdapat pengaruh positif dan signifikan

    antara intensi menerima perubahan

    kurikulum KTSP dan perilaku

    mengimplementasikan perubahan kurikulum

    KTSP

    Data dalam Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai t

    hitung sebesar 5,639 pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh

    angka koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000. Oleh karena

    nilai t positif dan 0,000 < dari 0,050, maka Ho ditolak dan

    diterima Ha. Artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan

    signifikan antara intensi menerima perubahan kurikulum

    KTSP dan perilaku mengimplementasikan perubahan

    kurikulum KTSP. Artinya bahwa bila Skor Intensi Guru

    meningkat maka Skor Perilaku mengimplementasikan

    Kurikulum KTSP juga meningkat, tetapi bila Skor Intensi

    Guru menurun maka Skor Perilaku mengimplementasikan

    Kurikulum KTSP juga menurun.

    Tabel 4.22 di bawah ini akan memaparkan besarnya

    sumbangan yang di berikan oleh masing-masing variabel

    terhadap intensi mengimplementasikan perubahan kurikulum

    KTSP,Sikap guru memberi pengaruh signifikan sebesar 13, 5%

    (β=0,110), Norma Subyektif memperi pengaruh yang signifikan

  • ���

    sebesar 22,1% (β=0,155),Kontrol terhadap Perilaku Guru

    memberi pengaruh yang signifikan sebesar 10,37% (β=0,384)

    Tabel 4.22

    Ringkasan Sumbangan Tiap Variabel

    Keterangan Sumbangan

    Efektif

    Total Sumbangan

    Variabel Sikap 13,5% 29%

    Variabel Norma

    Subyektif

    22,1% 49%

    Variabel Kontrol 10,37% 22%

    Total 45,1% 100%

    4.8. Pembahasan Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil penelitian dengan teknik regresi

    sederhana maupun berganda dan uji hipotesis yang telah

    dipaparkan sebelumnya, dapat dikemukakan temuan-temuan

    utama penelitian berikut :

    1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sikap

    guru-guru SD di Gugus Nusa Kabupaten Temanggung

    dan intensi menerima perubahan kurikulum KTSP.

    Besarnya nilai t hitung adalah 11,257 pada taraf

    pengujian 5 % diperoleh angka koefisien probabilitas

    Alpha sebesar 0,000.

    2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara norma

    subyektif guru-guru SD di Gugus Nusa Kabupaten

    Temanggung dan intensi menerima perubahan

    kurikulum KTSP. Besarnya t hitung sebesar 9,791

  • ���

    pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh angka

    koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000.

    3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

    kontrol keperilakuan guru-guru SD di Gugus Nusa

    Kabupaten Temanggung dan intensi menerima

    perubahan kurikulum KTSP. Nilai t hitung sebesar

    9,367 pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh angka

    koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000.

    4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sikap

    guru, norma subyektif dan kontrol keperilakuan

    guru-guru SD di Gugus Nusa Kabupaten Temanggung

    secara simultan dengan intensi menerima perubahan

    kurikulum KTSP. Nilai koefisien regresi berganda atau

    nilai F hitung sebesar 15,565 pada pada taraf

    pengujian 5 % diperoleh angka koefisien probabilitas

    Alpha sebesar 0,000.

    5) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara intensi

    menerima perubahan kurikulum KTSP guru-guru SD

    di Gugus Nusa Kabupaten Temanggung dan perilaku

    menerima perubahan kurikulum KTSP. Nilai t hitung

    sebesar 5,639 dan angka koefisien probabilitas Alpha

    sebesar 0,000.

    Temuan hasil penelitian dan uji hipotesis ini

    menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan

    antara sikap guru, norma subyektif dan kontrol keperilakuan

    baik secara parsial maupun secara simultan dengan intensi

    menerima perubahan kurikulum KTSP. Demikian juga

  • ���

    terdapat pengaruh antara intensi menerima perubahan

    kurikulum KTSP dengan perilaku menerima perubahan

    tersebut. Temuan ini sejalan dengan teori Theory of Planned

    Behavior (TPB) yang dikemukakn Ajzen (et al 2005).

    Dalam konteks perilaku guru untuk menerima dan

    melaksanakan perubahan kurikulum KTSP, behavioral beliefs

    berujud sikap tertentu sebagai hasil evaluasi atau reaksi

    perasaan suka tidak suka terhadap perubahan kurikulum.

    Sikap seorang guru terhadap perubahan kurikulum KTSP

    hakikatnya adalah perasaan mendukung atau memihak

    (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak

    memihak (unfavorable) pada perubahan tersebut. Sikap

    mendukung atau tidak mendukung perubahan kurikulum

    tersebut sangat tergantung pada keyakinan guru tersebut

    tentang sisi positif atau negatifnya bila akan melaksanakan

    kurikulum KTSP dalam pembelajaran. Temuan penelitian ini

    membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan

    antara sikap guru dengan intensi atau niatan untuk

    melaksanakan perubahan kurikulum KTSP. Hal ini sejalan

    dengan penelitian sebelumnya.

    Komponen kedua, normative beliefs, menurut Ajzen (et

    al 2005), faktor lingkungan sosial khususnya orang-orang

    yang berpengaruh bagi kehidupan individu (significant others)

    dapat mempengaruhi keyakinan individu untuk memutuskan

    berperilaku tertentu atau tidak. Wujud normative beliefs

    adalah norma subyektif, yaitu sejauh mana seseorang

    memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap

  • ���

    perilaku yang akan dilakukannya (Normative Belief). Individu

    menentukan apa yang akan dia lakukan, bukan ditentukan

    oleh orang lain disekitarnya, maka dia akan mengabaikan

    pandangan orang tentang perilaku yang akan dilakukannya

    (Fishbein & Ajzen ,1975). Dalam kaitan dengan penelitian ini,

    norma subyektif ini hakikatnya adalah sejauhmana orang-

    orang yang ada dalam lingkungan sekolah, seperti siswa,

    teman sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah dan kepala

    dinas berpengaruh kepada guru untuk memutuskan

    menerima perubahan kurikulum KTSP atau tidak.

    Temuan bahwa norma subyektif berpengaruh terhadap

    intensi berperilaku menerima perubahan kurikulum KTSP

    terbukti dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan teori

    Ajzen.

    Komponen ketiga teori Ajzen, control beliefs

    menghasilkan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan.

    Dalam konteks penerimaan perubahan kurikulum KTSP,

    hakikatnya adalah seberapa kuat tingkat yang dimiliki guru

    dalam menampilkan perilaku menerima perubahan

    kurikulum. Individu guru akan mengontrol sejauh mana

    implementasi perubahan kurikulum KTSP itu pernah

    dilakukan atau belum pernah dilakukan, mengontrol

    sejauhmana pemahaman dirinya tentang perubahan

    kurikulum tersebut dan seberapa mampu guru mengestimasi

    kemampuannya untuk melaksanakan perubahan kurikulum

    KTSP tersebut. Temuan bahwa kontrol keperilakuan

  • ���

    berpengaruh terhadap intensi menerima perubahan

    kurikulum KTSP ini sejalan dengan penelitian terdahulu.

    Uji regresi berganda pengaruh sikap guru, norma

    subyektif dan kontrol keperilakuan secara simultan dengan

    intensi menerima perubahan kurikulum KTSP dalam

    penelitian ini secara signifikan. Artinya bahwa sikap guru,

    norma subyektif dan kontrol keperilakuan secara simultan

    dapat dipakai sebagai prediktor munculnya intensi menerima

    dan tentunya pada gilirannya akan melaksanakan perubahan

    kurikulum KTSP.

    Uji hipotesis terakhir dalam penelitian ini yang

    menyatakan bahwa intensi menerima perubahan kurikulum

    KTSP berpengaruh terhadap perilaku menerima dan

    melaksanakan perubahan kurikulum KTSP juga terbukti

    signifikan. Maknanya bahwa teori bahwa intensi adalah niatan

    berperilaku nampaknya memang terbukti secara empirik.

    Sejalan dengan temuan ini, penelitian Marrone (2005)

    menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang

    signifikan antara intensi untuk memberikan pelayanan yang

    secara kultural sesuai untuk pasien Muslim Arab dengan

    perilaku pelayanan yang secara kultural sesuai untuk pasien

    Muslim Arab. Perbedaan yang signifikan juga ditemukan

    antara mereka yang memiliki intensi dan tidak memiliki

    intensi memberikan pelayanan yang secara kultur sesuai

    terhadap pasien Muslim Arab.