no.17/13/dpsp jakarta, 5 juni 2015 surat edaran · sistem peserta kliring yang selanjutnya...

175
No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5704), perlu diatur ketentuan pelaksanaan mengenai penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM Dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal adalah kegiatan dalam rangka memproses perhitungan hak dan kewajiban antar Peserta Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia yang setelmennya dilakukan pada waktu tertentu. 2. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia yang selanjutnya disingkat SKNBI adalah infrastruktur yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal untuk memproses Data Keuangan Elektronik pada Layanan Transfer Dana, Layanan Kliring Warkat Debit, Layanan Pembayaran Reguler, dan Layanan Penagihan Reguler. 3. Penyelenggara SKNBI yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah Bank Indonesia. 4. Peserta SKNBI yang selanjutnya disebut Peserta adalah pihak yang telah memenuhi persyaratan dan telah memperoleh persetujuan dari Penyelenggara sebagai Peserta. 5. Layanan Transfer Dana adalah layanan dalam SKNBI yang memproses pemindahan sejumlah dana antar Peserta dari 1 (satu) pengirim kepada 1 (satu) penerima. 6. Layanan …

Upload: duonghanh

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015

SURAT EDARAN

Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh

Bank Indonesia

Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor

17/9/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring

Berjadwal oleh Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5704), perlu diatur ketentuan pelaksanaan mengenai

penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal oleh Bank Indonesia

dalam Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut:

I. KETENTUAN UMUM

Dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini yang dimaksud dengan:

1. Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal adalah

kegiatan dalam rangka memproses perhitungan hak dan

kewajiban antar Peserta Sistem Kliring Nasional Bank

Indonesia yang setelmennya dilakukan pada waktu tertentu.

2. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia yang selanjutnya

disingkat SKNBI adalah infrastruktur yang digunakan oleh

Bank Indonesia dalam Penyelenggaraan Transfer Dana dan

Kliring Berjadwal untuk memproses Data Keuangan Elektronik

pada Layanan Transfer Dana, Layanan Kliring Warkat Debit,

Layanan Pembayaran Reguler, dan Layanan Penagihan Reguler.

3. Penyelenggara SKNBI yang selanjutnya disebut Penyelenggara

adalah Bank Indonesia.

4. Peserta SKNBI yang selanjutnya disebut Peserta adalah pihak

yang telah memenuhi persyaratan dan telah memperoleh

persetujuan dari Penyelenggara sebagai Peserta.

5. Layanan Transfer Dana adalah layanan dalam SKNBI yang

memproses pemindahan sejumlah dana antar Peserta dari 1

(satu) pengirim kepada 1 (satu) penerima.

6. Layanan …

Page 2: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

2

6. Layanan Kliring Warkat Debit adalah layanan dalam SKNBI

yang memproses penagihan sejumlah dana yang dilakukan

antar Peserta dari 1 (satu) pengirim tagihan kepada 1 (satu)

penerima tagihan, disertai dengan fisik Warkat Debit.

7. Layanan Pembayaran Reguler adalah layanan dalam SKNBI

yang memproses pemindahan sejumlah dana antar Peserta dari

1 (satu) atau beberapa pengirim kepada 1 (satu) atau beberapa

penerima.

8. Layanan Penagihan Reguler adalah layanan dalam SKNBI yang

memproses penagihan sejumlah dana antar Peserta dari 1

(satu) pengirim tagihan kepada beberapa penerima tagihan.

9. Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disingkat DKE

adalah data keuangan dalam format elektronik yang digunakan

sebagai dasar perhitungan dalam penyelenggaraan SKNBI.

10. DKE Transfer Dana adalah DKE yang dibuat berdasarkan

perintah transfer dana dan digunakan sebagai dasar

perhitungan dalam Layanan Transfer Dana.

11. DKE Warkat Debit adalah DKE yang dibuat berdasarkan

perintah transfer debit dan digunakan sebagai dasar

perhitungan dalam Layanan Kliring Warkat Debit.

12. DKE Pembayaran adalah DKE yang dibuat berdasarkan

perintah transfer dana dan digunakan sebagai dasar

perhitungan dalam Layanan Pembayaran Reguler.

13. DKE Penagihan adalah DKE yang dibuat berdasarkan perintah

transfer debit dan digunakan sebagai dasar perhitungan dalam

Layanan Penagihan Reguler.

14. Warkat Debit adalah alat pembayaran nontunai yang

diperhitungkan atas beban nasabah atau Bank melalui

Layanan Kliring Warkat Debit.

15. Kliring Penyerahan adalah kegiatan untuk memperhitungkan

DKE Warkat Debit yang disampaikan oleh Peserta pengirim

kepada Peserta penerima melalui Penyelenggara.

16. Kliring Pengembalian adalah kegiatan untuk memperhitungkan

DKE Warkat Debit yang diperhitungkan dalam Kliring

Penyerahan namun ditolak oleh Peserta penerima berdasarkan

alasan-alasan…

Page 3: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

3

alasan-alasan yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

17. Penyerahan Tagihan adalah kegiatan untuk memperhitungkan

DKE Penagihan yang disampaikan oleh Peserta pengirim

kepada Peserta penerima melalui Penyelenggara.

18. Pengembalian Tagihan adalah kegiatan untuk

memperhitungkan DKE Penagihan yang diperhitungkan dalam

Penyerahan Tagihan namun ditolak oleh Peserta penerima

berdasarkan alasan-alasan yang ditetapkan oleh

Penyelenggara.

19. Peserta Langsung Utama yang selanjutnya disingkat PLU

adalah Peserta yang mengirimkan DKE ke Penyelenggara secara

langsung dengan menggunakan infrastruktur SKNBI dan

Setelmen Dana dilakukan ke Rekening Setelmen Dana Peserta

yang bersangkutan.

20. Peserta Langsung Afiliasi yang selanjutnya disingkat PLA

adalah Peserta yang mengirimkan DKE ke Penyelenggara secara

langsung dengan menggunakan infrastruktur SKNBI dan

pelaksanaan Setelmen Dana dilakukan melalui Bank

Pembayar.

21. Peserta Tidak Langsung yang selanjutnya disingkat PTL adalah

Peserta yang mengirimkan DKE ke Penyelenggara dan

pelaksanaan Setelmen Dana dilakukan melalui Bank Penerus.

22. Bank Pembayar adalah Bank sebagai PLU yang ditunjuk oleh

PLA dalam rangka Setelmen Dana, penyediaan Prefund,

dan/atau pembayaran kewajiban lainnya dalam

penyelenggaraan SKNBI.

23. Bank Penerus adalah Bank sebagai PLU yang memenuhi

persyaratan dan telah memperoleh persetujuan dari

Penyelenggara untuk melaksanakan pengiriman DKE,

penyediaan Prefund, Setelmen Dana, dan/atau pembayaran

kewajiban lainnya untuk kepentingan PTL.

24. Rekening Setelmen Dana adalah rekening Peserta dalam mata

uang Rupiah yang ditatausahakan di Bank Indonesia.

25. Setelmen Dana adalah kegiatan pendebitan dan pengkreditan

Rekening Setelmen Dana melalui Sistem Bank Indonesia-Real

Time Gross Settlement yang dilakukan berdasarkan perhitungan

hak…

Page 4: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

4

hak dan kewajiban masing-masing Peserta yang timbul dalam

penyelenggaraan SKNBI.

26. Prefund adalah dana yang disediakan oleh Peserta untuk

memenuhi kewajiban dalam penyelenggaraan SKNBI.

27. Prefund Kredit adalah Prefund yang disediakan untuk Layanan

Transfer Dana dan Layanan Pembayaran Reguler.

28. Prefund Debit adalah Prefund yang disediakan untuk Layanan

Kliring Warkat Debit dan Layanan Penagihan Reguler.

29. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan termasuk

kantor cabang dari bank di luar negeri dan Bank Umum

Syariah termasuk Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan

syariah.

30. Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank adalah badan usaha

berbadan hukum Indonesia bukan bank yang telah

memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk menyelenggarakan

kegiatan transfer dana.

31. Sistem Sentral Kliring yang selanjutnya disingkat SSK adalah

infrastruktur SKNBI di Penyelenggara yang digunakan dalam

penyelenggaraan SKNBI.

32. Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah

infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK,

yang digunakan oleh Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI.

33. Jaringan Komunikasi Data yang selanjutnya disingkat JKD

adalah infrastruktur komunikasi data yang digunakan dalam

penyelenggaraan SKNBI yang menghubungkan SSK dengan

SPK.

34. Soft Token adalah sertifikat dalam bentuk file terproteksi yang

memuat identitas pemilik sertifikat, kunci enkripsi untuk

melakukan verifikasi tanda tangan digital pemilik, dan periode

sertifikat yang dihasilkan oleh infrastruktur kunci publik Bank

Indonesia.

35. Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement yang

selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS adalah infrastruktur yang

digunakan…

Page 5: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

5

digunakan sebagai sarana transfer dana elektronik yang

setelmennya dilakukan seketika per transaksi secara

individual.

36. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System yang

selanjutnya disebut BI-SSSS adalah infrastruktur yang

digunakan sebagai sarana penatausahaan transaksi dengan

Bank Indonesia, penatausahaan surat berharga yang

diterbitkan oleh pemerintah, penatausahaan transaksi pasar

keuangan, dan penatausahaan surat berharga dalam rangka

fasilitas likuiditas intrahari, yang dilakukan secara elektronik.

37. Keadaan Tidak Normal adalah situasi atau kondisi yang terjadi

sebagai akibat adanya gangguan atau kerusakan pada

perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi,

aplikasi, maupun sarana pendukung yang mempengaruhi

kelancaran penyelenggaraan SKNBI.

38. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar

kekuasaan Penyelenggara dan/atau Peserta yang menyebabkan

kegiatan operasional SKNBI tidak dapat diselenggarakan yang

diakibatkan oleh, tetapi tidak terbatas pada kebakaran,

kerusuhan massa, sabotase, dan bencana alam seperti gempa

bumi dan banjir yang dinyatakan oleh pihak penguasa atau

pejabat setempat yang berwenang, termasuk Bank Indonesia.

39. Fasilitas Guest Bank adalah fasilitas yang disediakan oleh

Penyelenggara di lokasi Penyelenggara dan Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Dalam Negeri (KPwDN) yang dapat digunakan

oleh Peserta apabila terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau

Keadaan Darurat di lokasi kantor Peserta.

40. Wilayah Kliring adalah suatu wilayah yang telah disetujui oleh

Penyelenggara untuk melaksanakan kegiatan pertukaran

Warkat Debit.

41. Wilayah Kliring Otomasi adalah Wilayah Kliring yang

melaksanakan kegiatan pertukaran Warkat Debit secara

otomasi.

42. Wilayah Kliring Manual adalah Wilayah Kliring yang

melaksanakan kegiatan pertukaran Warkat Debit secara

manual…

Page 6: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

6

manual.

43. Koordinator Pertukaran Warkat Debit yang selanjutnya disebut

Koordinator PWD adalah kantor Bank Indonesia yang

melaksanakan pertukaran Warkat Debit di suatu Wilayah

Kliring.

44. Koordinator Pertukaran Warkat Debit Selain Bank Indonesia

yang selanjutnya disebut Koordinator PWD Selain BI adalah

pihak selain Bank Indonesia yang telah memenuhi persyaratan

dan telah memperoleh persetujuan dari Penyelenggara atau

KPwDN untuk melaksanakan pertukaran Warkat Debit di suatu

Wilayah Kliring.

45. Perwakilan Peserta adalah kantor Peserta di suatu Wilayah

Kliring yang ditunjuk sebagai wakil Peserta untuk

melaksanakan pertukaran Warkat Debit yang dikliringkan di

Wilayah Kliring tersebut.

II. PENYELENGGARA

A. Organisasi Penyelenggara

1. Penyelenggara adalah Bank Indonesia c.q. Departemen

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran (DPSP).

2. Kegiatan korespondensi terkait penyelenggaraan SKNBI

ditujukan kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Kegiatan terkait kepesertaan dan operasional

penyelenggaraan SKNBI ditujukan ke alamat:

Bank Indonesia

Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

Divisi Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring

Gedung D Lantai 3

Jalan M.H. Thamrin No. 2

Jakarta 10350

b. Kegiatan korespondensi terkait pemantauan

kepatuhan Peserta terhadap ketentuan dan prosedur

dalam penyelenggaraan SKNBI ditujukan ke alamat:

Bank Indonesia

Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

Divisi…

Page 7: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

7

Divisi Kepatuhan Peserta, Informasi Sistem

Pembayaran Bank Indonesia dan Manajemen Intern

Gedung D Lantai 3

Jalan M.H. Thamrin No. 2

Jakarta 10350.

3. Penyelenggara menyediakan helpdesk untuk menangani

permasalahan operasional SKNBI yang dihadapi oleh

Peserta dengan nomor sebagai berikut:

a. telepon : 021 29818888

b. faksimile : 021 2311902

4. Dalam hal terdapat perubahan nama departemen, divisi,

dan/atau alamat sebagaimana dimaksud dalam angka 2

dan/atau perubahan nomor telepon dan/atau faksimile

sebagaimana dimaksud dalam angka 3 maka

Penyelenggara memberitahukan perubahan tersebut

melalui surat dan/atau sarana lainnya.

B. Tugas Penyelenggara

Dalam rangka penyelenggaraan SKNBI, Penyelenggara

melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. menetapkan ketentuan dan prosedur penyelenggaraan

SKNBI;

2. menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan

SKNBI sebagai berikut:

a. perangkat keras (hardware) dan aplikasi SSK

(software);

b. aplikasi SPK dan perubahannya serta buku pedoman

penggunaan aplikasi SPK yang disampaikan melalui

surat dan/atau sarana lain;

c. JKD utama yang menghubungkan SPK dengan SSK;

d. Fasilitas Guest Bank; dan

e. sarana dan prasarana pendukung lainnya;

3. melaksanakan kegiatan operasional SKNBI sesuai waktu

yang telah ditetapkan;

4. melakukan upaya untuk menjamin keandalan,

ketersediaan, dan keamanan penyelenggaraan SKNBI,

antara…

Page 8: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

8

antara lain sebagai berikut:

a. melakukan pengelolaan dan pengoperasian SSK;

b. menyediakan helpdesk untuk menangani masalah

sebagai berikut:

1) operasional penyelenggaraan SKNBI; dan/atau

2) JKD;

c. memberikan layanan yang berkaitan dengan

kepesertaan dalam penyelenggaraan SKNBI;

d. menetapkan jadwal penyelenggaraan SKNBI;

e. memiliki standar layanan minimum penyelenggaraan

SKNBI antara lain standar layanan waktu terkait

kepesertaan dan standar layanan dalam

penyelenggaraan SKNBI;

f. menetapkan dan memberlakukan ketentuan dan

prosedur penanganan Keadaan Tidak Normal

dan/atau Keadaan Darurat;

g. memberikan pelatihan kepada calon Peserta dan

pelatihan secara berkala kepada Peserta; dan

h. menetapkan status kepesertaan Peserta;

5. melakukan pemantauan kepatuhan Peserta dan

Koordinator PWD Selain BI terhadap ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan

transfer dana dan kliring berjadwal;

6. menetapkan dan mengenakan sanksi administratif kepada

Peserta;

7. menetapkan batas nilai nominal transaksi yang dapat

diperhitungkan dalam penyelenggaraan SKNBI; dan

8. menetapkan jenis dan besarnya biaya dalam

penyelenggaraan SKNBI, termasuk batas biaya paling

banyak yang dikenakan Peserta kepada nasabah.

III. KEPESERTAAN

A. Prinsip Umum

1. Pihak yang dapat menjadi Peserta yaitu:

a. Bank Indonesia;

b. Bank; dan

c. Penyelenggara…

Page 9: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

9

c. Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank.

2. Dalam hal Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir 1.b

merupakan Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional sekaligus melaksanakan kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk unit

usaha syariah maka kepesertaan dalam penyelenggaraan

SKNBI untuk kegiatan usaha secara konvensional harus

terpisah dari kepesertaan untuk kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah.

3. Jenis kepesertaan dalam SKNBI terdiri atas:

a. PLU;

b. PLA; atau

c. PTL.

4. Berdasarkan jenis kepesertaan, pihak sebagaimana

dimaksud dalam angka 1, diatur sebagai berikut:

a. Bank Indonesia hanya dapat menjadi PLU;

b. Bank hanya dapat menjadi PLU; dan

c. Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank hanya

dapat menjadi PLA atau PTL.

5. Berdasarkan jenis layanan, keikutsertaan pihak

sebagaimana dimaksud dalam angka 1 diatur sebagai

berikut:

a. Bank Indonesia dapat mengikuti seluruh layanan

dalam penyelenggaraan SKNBI.

b. Bank harus mengikuti seluruh layanan dalam

penyelenggaraan SKNBI.

c. Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank hanya

dapat mengikuti Layanan Transfer Dana dan/atau

Layanan Pembayaran Reguler.

6. Keikutsertaan Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank

dalam Layanan Pembayaran Reguler hanya berlaku bagi

Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank yang mengelola

rekening nasabah.

7. Penyelenggara berwenang untuk menetapkan ketentuan

dan persyaratan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan

dan…

Page 10: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

10

dan karakteristik untuk Peserta.

B. Persyaratan Menjadi Peserta

Calon Peserta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Persyaratan Sebagai PLU

a. memiliki surat izin usaha dari lembaga yang

berwenang yang masih berlaku;

b. tidak sedang dalam proses likuidasi atau kepailitan;

c. memiliki rekening giro di Bank Indonesia dan

ditatausahakan pada Sistem BI-RTGS;

d. pimpinan calon Peserta dinyatakan lulus dalam fit and

proper test yang dilakukan oleh lembaga pengawas

yang berwenang atau direksi telah disetujui oleh

otoritas pengawas Bank;

e. menyediakan infrastruktur SPK dengan spesifikasi

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.1; dan

f. memiliki laporan hasil security audit atas sistem

internal Peserta yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun

terakhir, dalam hal calon Peserta akan

menghubungkan sistem internal Peserta ke SSK.

2. Persyaratan Sebagai PLA

a. memiliki izin untuk melakukan kegiatan transfer dana

dari Bank Indonesia yang masih berlaku;

b. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak sedang

dalam proses likuidasi atau kepailitan;

c. pengurus calon Peserta tidak pernah dihukum atas

tindak pidana di bidang perbankan, keuangan,

dan/atau pencucian uang berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum

tetap;

d. menyediakan layanan transfer dana kepada nasabah

dan memiliki jaringan kantor yang luas di mayoritas

provinsi di Indonesia;

e. memiliki kinerja keuangan yang baik selama 2 (dua)

tahun terakhir;

f. memiliki aset paling sedikit Rp1.000.000.000.000,00

(satu…

Page 11: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

11

(satu triliun rupiah) atau modal paling sedikit

Rp500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah)

selama 1 (satu) tahun terakhir;

g. pengurus calon PLA tidak tercantum dalam daftar

kredit macet dan daftar hitam nasional yang

diterbitkan oleh lembaga yang berwenang;

h. menyediakan infrastruktur SPK dengan spesifikasi

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.1;

i. memiliki laporan hasil security audit atas sistem

internal Peserta yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun

terakhir, dalam hal calon Peserta akan

menghubungkan sistem internal Peserta ke SSK;

j. menunjuk 1 (satu) Bank Pembayar dalam rangka

pendebitan dan/atau pengkreditan dana untuk:

1) Setelmen Dana;

2) penyediaan Prefund Kredit;

3) pembebanan biaya dalam penyelenggaraan

SKNBI; dan

4) pembebanan sanksi kewajiban membayar atas

pelanggaran ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai penyelenggaraan transfer

dana dan kliring berjadwal; dan

k. memiliki perjanjian dengan Bank Pembayar yang

paling kurang memuat:

1) hak dan kewajiban calon PLA dan Bank

Pembayar;

2) mekanisme penyediaan Prefund Kredit;

3) tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau

penyalahgunaan informasi hasil Setelmen Dana;

dan

4) mekanisme penyelesaian perselisihan.

3. Persyaratan Sebagai PTL

a. memiliki izin untuk melakukan kegiatan transfer dana

dari Bank Indonesia yang masih berlaku;

b. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak sedang

dalam…

Page 12: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

12

dalam proses likuidasi atau kepailitan;

c. pengurus calon PTL tidak pernah dihukum atas

tindak pidana di bidang perbankan, keuangan,

dan/atau pencucian uang berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum

tetap;

d. pengurus calon PTL tidak tercantum dalam daftar

kredit macet dan daftar hitam nasional yang

diterbitkan oleh lembaga yang berwenang;

e. menunjuk 1 (satu) Bank Penerus; dan

f. memiliki perjanjian dengan Bank Penerus yang paling

kurang memuat:

1) hak dan kewajiban PTL dan Bank Penerus;

2) tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau

penyalahgunaan data dan informasi dalam

penyelenggaraan SKNBI;

3) mekanisme pelaksanaan:

a) penyediaan Prefund Kredit;

b) pengiriman DKE kepada Penyelenggara; dan

c) batas waktu penerusan hasil Setelmen Dana

dari Bank Penerus kepada PTL,

baik dalam keadaan normal, Keadaan Tidak

Normal, dan Keadaan Darurat pada Bank

Penerus;

4) pengaturan penyelesaian perselisihan;

5) biaya penggunaan infrastruktur yang dikenakan

kepada PTL; dan

6) pembebanan sanksi kewajiban membayar atas

pelanggaran ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai penyelenggaraan transfer

dana dan kliring berjadwal.

C. Prosedur untuk Memperoleh Persetujuan Menjadi Peserta

Prosedur untuk memperoleh persetujuan menjadi Peserta

diatur sebagai berikut:

1. Prosedur…

Page 13: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

13

1. Prosedur menjadi PLU

a. Calon PLU menyampaikan surat permohonan untuk

menjadi Peserta kepada Penyelenggara dengan

menggunakan format surat permohonan sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran I.2.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:

1) data Kepesertaan SKNBI sesuai dengan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.3;

2) Wilayah Kliring yang dipilih oleh calon PLU dalam

rangka pertukaran Warkat Debit;

3) fotokopi dokumen persetujuan izin usaha dari

lembaga berwenang yang masih berlaku dan telah

dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau

dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh pimpinan

calon PLU;

4) fotokopi Anggaran Dasar dan perubahan terakhir

yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang

berwenang atau dinyatakan sesuai dengan

aslinya oleh pimpinan calon PLU, bagi calon PLU

yang berkantor pusat di luar negeri;

5) fotokopi power of attorney pengajuan permohonan

untuk menjadi Peserta dari kantor pusat calon

PLU yang telah dilegalisasi oleh instansi yang

berwenang atau dinyatakan sesuai asli oleh

pimpinan calon PLU, bagi calon PLU yang

berkantor pusat di luar negeri;

6) surat pernyataan dari pimpinan calon PLU yang

menyatakan bahwa calon PLU tidak pernah

dinyatakan pailit atau tidak sedang dalam proses

kepailitan atau likuidasi dengan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.4;

7) fotokopi surat keputusan fit and proper test

pengurus calon PLU yang dikeluarkan oleh

lembaga pengawas atau susunan direksi sesuai

kondisi…

Page 14: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

14

kondisi terakhir yang disetujui oleh otoritas

pengawas Bank;

8) surat pernyataan dari pimpinan calon PLU

mengenai kesiapan infrastruktur SPK dengan

menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran I.5; dan

9) laporan hasil security audit atas sistem internal

calon PLU yang dilakukan oleh auditor internal

atau auditor independen, dalam hal sistem

internal calon PLU akan dihubungkan ke SSK.

Dalam hal security audit dilakukan oleh auditor

internal, laporan hasil security audit dilengkapi

dengan surat pernyataan dari pimpinan calon

PLU yang menyatakan bahwa security audit

dilaksanakan secara independen.

c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pimpinan calon PLU atau

pihak yang berwenang bertindak untuk dan atas

nama calon PLU dan disampaikan kepada

Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud

dalam butir II.A.2.a.

d. Bagi calon PLU yang berkantor pusat di wilayah kerja

KPwDN, surat permohonan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a disampaikan kepada Penyelenggara

dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir

II.A.2.a dengan tembusan kepada KPwDN yang

mewilayahi.

e. Dalam hal calon PLU telah menyampaikan dokumen

sebagaimana dimaksud dalam butir b.3), butir b.4),

butir b.5), dan butir b.7) kepada Bank Indonesia

terkait kepesertaan Sistem BI-RTGS atau BI-SSSS

maka calon PLU dapat tidak menyampaikan dokumen

dimaksud.

f. Dalam hal diperlukan, calon PLU wajib

memperlihatkan asli dari dokumen sebagaimana

dimaksud…

Page 15: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

15

dimaksud dalam butir b.3), butir b.4), butir b.5), dan

butir b.7) kepada Penyelenggara.

g. Berdasarkan surat permohonan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, Penyelenggara dapat

melakukan pemeriksaan lokasi kantor calon PLU

untuk memastikan, antara lain kesesuaian informasi

dalam dokumen yang disampaikan dan kesiapan

infrastruktur SPK.

h. Penyelenggara memberikan persetujuan atau

penolakan atas permohonan calon PLU sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, paling lama 14 (empat belas)

hari kerja terhitung sejak surat permohonan dan

dokumen diterima secara lengkap oleh Penyelenggara,

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Dalam hal permohonan calon PLU disetujui,

Penyelenggara menyampaikan surat persetujuan

sebagai PLU yang memuat antara lain hal-hal

sebagai berikut:

a) nama dan kode peserta;

b) kewajiban mengikuti kegiatan pelatihan;

c) kegiatan instalasi SPK yang meliputi

penyampaian aplikasi SPK, buku petunjuk

instalasi SPK, dan buku pedoman

penggunaan aplikasi SPK; dan

d) kewajiban PLU untuk memenuhi

kelengkapan dokumen administrasi dalam

rangka pelaksanaan kegiatan operasional.

2) Dalam hal permohonan calon PLU tidak disetujui,

Penyelenggara menyampaikan surat

pemberitahuan penolakan yang disertai

keterangan mengenai alasan penolakan.

i. Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam

butir h.1)d) meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Surat permohonan dari pimpinan PLU untuk

mendapatkan Soft Token.

2) Surat…

Page 16: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

16

2) Surat kuasa dari pimpinan PLU kepada pejabat

atau petugas di kantor pusat atau kantor cabang

PLU yang berkantor pusat di luar negeri, terkait

kepesertaan dan operasional dalam

penyelenggaraan SKNBI dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Surat kuasa dibuat dengan menggunakan

format sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran I.6.

b) Surat kuasa dibuat untuk melakukan

kegiatan sebagai berikut:

(1) penandatanganan surat menyurat,

laporan, dan/atau dokumen lain, baik

dokumen tertulis maupun dokumen

elektronik, yang terkait dengan

kepesertaan dan operasional dalam

penyelenggaraan SKNBI; dan/atau

(2) penyerahan certificate signing request

dan pengambilan Soft Token.

c) Jumlah pejabat atau petugas penerima

kuasa paling banyak 5 (lima) orang untuk

setiap PLU untuk masing-masing kantor

Bank Indonesia yang mewilayahi.

d) Surat kuasa sebagaimana dimaksud dalam

huruf a) dapat dibuat dalam 1 (satu) atau

lebih surat kuasa disesuaikan dengan

kebutuhan PLU.

e) Surat kuasa disertai dengan fotokopi

identitas diri yang masih berlaku dari

penerima kuasa antara lain:

(1) Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin

Mengemudi (SIM), atau paspor bagi

Warga Negara Indonesia (WNI); atau

(2) paspor, Keterangan Izin Tinggal

Sementara (KITAS), dan surat izin kerja

dari…

Page 17: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

17

dari instansi berwenang bagi Warga

Negara Asing (WNA).

Fotokopi identitas diri harus ditandatangani

oleh penerima kuasa.

Dalam hal PLU adalah kantor cabang dari Bank

yang berkedudukan di luar negeri maka surat

kuasa terkait kepesertaan dan operasional SKNBI

dapat diberikan oleh pimpinan kantor cabang

Bank yang berkedudukan di luar negeri.

3) Surat permohonan dari pimpinan PLU untuk

membuat spesimen tanda tangan bagi:

a) pimpinan PLU; atau

b) pejabat atau petugas penerima kuasa untuk

melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud

pada butir 2).b),

dengan menggunakan format sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran I.7.

PLU dapat menambah kewenangan pemilik

spesimen tanda tangan di Sistem BI-RTGS

dengan kewenangan dalam operasional SKNBI,

dengan menyampaikan surat mengenai

penambahan kewenangan pejabat dimaksud

kepada Penyelenggara dengan melampirkan

fotokopi surat kuasa terkait dengan kewenangan

operasional SKNBI. Surat pemberitahuan

mengenai penambahan kewenangan tersebut

menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran I.8.

j. PLU menyampaikan seluruh dokumen administrasi

sebagaimana dimaksud dalam huruf i kepada

Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud

dalam butir II.A.2.a.

k. Dalam hal terdapat kekurangan dokumen

administrasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan

operasional SKNBI, Penyelenggara menginformasikan

kepada…

Page 18: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

18

kepada PLU melalui surat, telepon, atau sarana

lainnya.

l. Berdasarkan dokumen administrasi yang disampaikan

PLU sebagaimana dimaksud dalam huruf i,

Penyelenggara menyampaikan surat yang

menginformasikan antara lain mengenai pembuatan

spesimen tanda tangan pimpinan dan pejabat atau

petugas penerima kuasa pimpinan dan waktu

pelatihan operasional SKNBI.

m. Berdasarkan surat sebagaimana dimaksud dalam

huruf l, PLU melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) mengikutsertakan pejabat atau petugas yang

akan menangani operasional pada PLU dalam

pelatihan operasional penyelenggaraan SKNBI;

2) melakukan uji koneksi SPK dengan SSK ; dan

3) menyediakan stempel kliring dan stempel kliring

dibatalkan untuk setiap kantor PLU di Wilayah

Kliring yang dipilih dengan contoh sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.1

n. PLU harus memenuhi dokumen administrasi

sebagaimana dimaksud dalam huruf i, paling lama 60

(enam puluh) hari kerja sejak tanggal surat

persetujuan sebagai PLU dari Penyelenggara

sebagaimana dimaksud dalam butir h.1).

o. Dalam hal PLU tidak dapat melengkapi dokumen

administrasi sesuai batas waktu sebagaimana

dimaksud dalam huruf n, maka:

1) persetujuan sebagai PLU yang telah dikeluarkan

oleh Penyelenggara menjadi tidak berlaku;

2) Bank wajib mengembalikan aplikasi SPK, buku

petunjuk instalasi SPK, dan buku pedoman

penggunaan aplikasi SPK kepada Penyelenggara

paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak persetujuan

tidak berlaku; dan

3) dalam…

Page 19: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

19

3) dalam hal Bank tetap ingin menjadi PLU, Bank

harus mengajukan permohonan baru kepada

Penyelenggara untuk menjadi PLU.

p. Penyelenggara memberitahukan persetujuan

operasional keikutsertaan sebagai PLU dan tanggal

efektif operasional sebagai PLU kepada:

1) PLU yang bersangkutan melalui surat;

2) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative

message dan/atau sarana lainnya; dan

3) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya

terdapat Perwakilan Peserta, melalui surat atau

sarana lainnya,

paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah PLU

melengkapi dokumen administrasi sebagaimana

dimaksud dalam huruf i.

2. Prosedur menjadi PLA

a. Calon PLA menyampaikan surat permohonan untuk

menjadi Peserta kepada Penyelenggara dengan

menggunakan format surat permohonan sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran I.9.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:

1) data Kepesertaan SKNBI sesuai dengan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.3;

2) fotokopi dokumen persetujuan izin dari Bank

Indonesia yang masih berlaku untuk melakukan

kegiatan transfer dana yang telah dilegalisasi oleh

pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai

dengan aslinya oleh pimpinan calon PLA;

3) fotokopi Anggaran Dasar perusahaan dan

perubahan terakhir dan telah dilegalisasi oleh

pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai

dengan aslinya oleh pimpinan calon PLA, bagi

calon PLA yang berkantor pusat di luar negeri;

4) surat…

Page 20: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

20

4) surat pernyataan dari pimpinan calon PLA yang

menyatakan bahwa calon PLA tidak pernah

dinyatakan pailit atau tidak sedang dalam proses

kepailitan atau likuidasi dengan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.4;

5) susunan pengurus sesuai kondisi terakhir dan

surat pernyataan pimpinan calon PLA bahwa

pengurus tidak pernah dihukum atas tindak

pidana di bidang perbankan, keuangan, dan/atau

pencucian uang berdasarkan putusan pengadilan

yang telah memiliki kekuatan hukum tetap;

6) rincian informasi mengenai lokasi kantor cabang

calon PLA termasuk mengenai cakupan kegiatan

transfer dana yang dilakukan oleh kantor cabang

calon PLA;

7) laporan keuangan calon PLA posisi 2 (dua) tahun

terakhir;

8) surat pernyataan dari pimpinan calon PLA yang

menyatakan bahwa pengurus calon PLA tidak

masuk dalam daftar kredit macet dan daftar

hitam nasional;

9) surat pernyataan dari pimpinan calon PLA

mengenai kesiapan infrastruktur SPK yang

memuat informasi spesifikasi infrastruktur SPK

sebagaimana yang telah ditetapkan oleh

Penyelenggara dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.5; dan

10) laporan hasil security audit atas sistem internal

calon PLA yang dilakukan oleh auditor internal

atau auditor independen, dalam hal sistem

internal calon PLA akan dihubungkan ke SSK.

Dalam hal security audit dilakukan oleh auditor

internal, laporan hasil security audit dilengkapi

dengan surat pernyataan dari pimpinan calon

PLA yang menyatakan bahwa security audit

dilaksanakan …

Page 21: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

21

dilaksanakan secara independen.

c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pimpinan calon PLA dan

disampaikan kepada Penyelenggara dengan alamat

sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a.

d. Bagi calon PLA yang berkantor pusat di wilayah kerja

KPwDN, surat permohonan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a disampaikan kepada Penyelenggara

dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir

II.A.2.a dengan tembusan kepada KPwDN yang

mewilayahi.

e. Dalam hal diperlukan, calon PLA wajib

memperlihatkan asli dari dokumen sebagaimana

dimaksud dalam butir b.2) dan butir b.3) kepada

Penyelenggara.

f. Berdasarkan surat permohonan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, Penyelenggara dapat

melakukan pemeriksaan lokasi kantor calon PLA

untuk memastikan antara lain kesesuaian informasi

dalam dokumen yang disampaikan dan kesiapan

infrastruktur SPK.

g. Penyelenggara memberikan persetujuan atau

penolakan atas permohonan calon PLA sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, paling lama 14 (empat belas)

hari kerja terhitung sejak surat permohonan dan

dokumen diterima secara lengkap oleh Penyelenggara,

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Dalam hal permohonan calon PLA disetujui,

Penyelenggara menyampaikan surat persetujuan

sebagai PLA yang memuat antara lain hal-hal

sebagai berikut:

a) nama dan kode Peserta;

b) kewajiban mengikuti kegiatan pelatihan;

c) kegiatan instalasi SPK yang meliputi

penyampaian aplikasi SPK, buku petunjuk

instalasi…

Page 22: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

22

instalasi SPK, dan buku pedoman

penggunaan aplikasi SPK; dan

d) kewajiban PLA untuk memenuhi

kelengkapan dokumen administrasi dalam

rangka pelaksanaan kegiatan operasional.

2) Dalam hal permohonan calon PLA tidak disetujui,

Penyelenggara menyampaikan surat

pemberitahuan penolakan yang disertai

keterangan mengenai alasan penolakan.

h. Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam

butir g.1)d) meliputi:

1) surat permohonan dari pimpinan PLA untuk

mendapatkan Soft Token;

2) surat kuasa dari pimpinan PLA kepada pejabat

atau petugas di kantor pusat PLA, terkait dengan

kepesertaan dan operasional SKNBI dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) Surat kuasa dibuat dengan menggunakan

format sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran I.6;

b) Surat kuasa dibuat untuk melakukan

kegiatan sebagai berikut:

(1) penandatanganan surat menyurat,

laporan, dan/atau dokumen lain, baik

dokumen tertulis maupun dokumen

elektronik, yang terkait dengan

kepesertaan dan operasional dalam

penyelenggaraan SKNBI; dan/atau

(2) penyerahan certificate signing request

dan pengambilan Soft Token.

c) Jumlah pejabat atau petugas penerima

kuasa paling banyak 5 (lima) orang untuk

setiap PLA untuk masing-masing kantor

Bank Indonesia yang mewilayahi.

d) Surat kuasa sebagaimana dimaksud dalam

huruf…

Page 23: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

23

huruf a) dapat dibuat dalam 1 (satu) atau

lebih surat kuasa disesuaikan dengan

kebutuhan PLA.

e) Surat kuasa disertai dengan fotokopi

identitas diri yang masih berlaku dari

penerima kuasa antara lain:

(1) Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin

Mengemudi (SIM), atau paspor bagi

Warga Negara Indonesia (WNI); atau

(2) paspor, Keterangan Izin Tinggal

Sementara (KITAS), dan Surat Izin kerja

dari instansi berwenang bagi Warga

Negara Asing (WNA).

Fotokopi identitas diri harus ditandatangani

oleh penerima kuasa.

3) Surat permohonan dari pimpinan PLA untuk

membuat spesimen tanda tangan bagi:

a) pimpinan PLA; atau

b) pejabat atau petugas penerima kuasa untuk

melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud

pada butir 2).b),

dengan menggunakan format sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran I.7.

4) Surat penunjukan Bank Pembayar yang

dilengkapi dengan:

a) surat konfirmasi dari Bank Pembayar; dan

b) surat kuasa pendebitan Rekening Setelmen

Dana dari Bank Pembayar kepada

Penyelenggara,

dengan format masing-masing sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran I.10, Lampiran I.11,

dan Lampiran I.12.

i. PLA menyampaikan seluruh dokumen administrasi

sebagaimana dimaksud dalam butir h kepada

Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud

dalam…

Page 24: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

24

dalam butir II.A.2.a.

j. Dalam hal terdapat kekurangan dokumen

administrasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan

operasional SKNBI, Penyelenggara menginformasikan

kepada PLA melalui surat, telepon, atau sarana

lainnya.

k. Berdasarkan dokumen administrasi yang disampaikan

PLA sebagaimana dimaksud dalam huruf h,

Penyelenggara menyampaikan surat yang

menginformasikan antara lain mengenai pembuatan

spesimen tanda tangan pimpinan dan pejabat atau

petugas penerima kuasa pimpinan dan waktu

pelatihan operasional SKNBI.

l. Berdasarkan surat sebagaimana dimaksud dalam

huruf k, PLA melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) mengikutsertakan pejabat atau petugas yang

akan menangani operasional pada PLA dalam

pelatihan operasional penyelenggaraan SKNBI;

dan

2) melakukan uji koneksi SPK dengan SSK.

m. PLA harus memenuhi dokumen administrasi

sebagaimana dimaksud dalam huruf h, paling lama 60

(enam puluh) hari kerja sejak tanggal surat

persetujuan sebagai PLA dari Penyelenggara

sebagaimana dimaksud dalam huruf g.1).

n. Dalam hal PLA tidak dapat melengkapi dokumen

administrasi sesuai batas waktu sebagaimana

dimaksud dalam huruf m maka:

1) persetujuan yang telah dikeluarkan oleh

Penyelenggara menjadi tidak berlaku;

2) Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank wajib

mengembalikan aplikasi SPK, buku petunjuk

instalasi SPK, dan buku pedoman penggunaan

aplikasi SPK kepada Penyelenggara paling lama 7

(tujuh) hari kerja sejak persetujuan tidak berlaku;

dan…

Page 25: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

25

dan

3) dalam hal Penyelenggara Transfer Dana Selain

Bank tetap ingin menjadi PLA, Penyelenggara

Transfer Dana Selain Bank harus mengajukan

permohonan baru kepada Penyelenggara untuk

menjadi PLA.

o. Penyelenggara memberitahukan persetujuan

operasional keikutsertaan sebagai PLA dan tanggal

efektif operasional sebagai PLA kepada:

1) PLA yang bersangkutan melalui surat;

2) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative

message dan/atau sarana lainnya; dan

3) KPwDN yang mewilayahi PLA,

paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah PLA

melengkapi dokumen administrasi sebagaimana

dimaksud dalam huruf h.

3. Prosedur menjadi PTL

a. Permohonan untuk menjadi calon PTL dilakukan

dengan prosedur sebagai berikut:

1) Penunjukan Bank Penerus

a) Calon PTL menyampaikan permohonan

kepada PLU yang akan ditunjuk sebagai

Bank Penerus dengan melampirkan

dokumen sebagai berikut:

(1) fotokopi dokumen persetujuan izin

usaha dari lembaga berwenang yang

masih berlaku untuk melakukan

penyelenggaraan kegiatan transfer dana

yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang

berwenang atau dinyatakan sesuai

dengan aslinya oleh pimpinan calon PTL;

(2) fotokopi Anggaran Dasar perusahaan

dan perubahan terakhir dan telah

dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang

atau dinyatakan sesuai dengan aslinya

oleh…

Page 26: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

26

oleh pimpinan calon PTL;

(3) surat pernyataan dari pimpinan calon

PTL yang menyatakan bahwa calon PTL

tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak

sedang dalam proses kepailitan atau

proses likuidasi dengan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

I.4;

(4) susunan pengurus sesuai kondisi

terakhir dan surat pernyataan pimpinan

calon PTL bahwa pengurus tidak pernah

dihukum atas tindak pidana di bidang

perbankan, keuangan, dan/atau

pencucian uang berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memiliki kekuatan

hukum tetap; dan

(5) surat pernyataan dari pimpinan calon

PTL yang menyatakan bahwa pengurus

calon PTL tidak masuk dalam daftar

kredit macet dan daftar hitam nasional.

b) Setelah menerima dokumen sebagaimana

dimaksud dalam huruf a), PLU yang ditunjuk

sebagai Bank Penerus melakukan verifikasi

atas kelengkapan dan kebenaran dokumen.

c) Berdasarkan verifikasi dokumen dan

pertimbangan aspek kredibilitas, kondisi

keuangan, dan kesiapan sistem calon PTL,

PLU yang ditunjuk sebagai Bank Penerus

dapat menyetujui atau menolak permohonan

calon PTL.

d) Dalam hal PLU yang ditunjuk sebagai Bank

Penerus menyetujui permohonan calon PTL

maka:

(1) PLU melakukan hal-hal sebagai berikut:

(a) membuat surat konfirmasi Bank

Penerus…

Page 27: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

27

Penerus sebagaimana Lampiran

I.11;

(b) surat kuasa pendebitan Rekening

Setelmen Dana Bank Penerus

sebagaimana Lampiran I.12;

(c) membuat perjanjian kerja sama

dengan PTL;

(d) meneruskan permohonan calon PTL

menjadi PTL kepada Penyelenggara

dengan menggunakan format

sebagaimana Lampiran I.13;

(2) Calon PTL membuat surat penunjukan

PLU untuk bertindak sebagai Bank

Penerus dengan format sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran I.10.

2) Permohonan sebagai PTL

a) PLU menyampaikan surat permohonan

untuk menjadi calon PTL sebagaimana

dimaksud dalam butir 1)a)(1)(d) kepada

Penyelenggara dengan alamat sebagaimana

dimaksud pada butir II.A.2.a yang dilengkapi

dokumen sebagai berikut:

(1) surat konfirmasi Bank Penerus

sebagaimana dimaksud dalam butir

1)d)(1)(a);

(2) surat kuasa pendebitan Rekening

Setelmen Dana Bank Penerus

sebagaimana dimaksud dalam butir

1)d)(1)(b); dan

(3) fotokopi perjanjian antara Bank Penerus

dengan calon PTL dimaksud dalam butir

1)d)(1)(c); dan

(4) surat penunjukan dari calon PTL kepada

PLU untuk bertindak sebagai Bank

Penerus…

Page 28: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

28

Penerus sebagaimana dimaksud dalam

butir 1)d)(2).

b) Surat permohonan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a) ditandatangani oleh pimpinan

atau pejabat yang berwenang yang telah

memiliki spesimen tanda tangan di Bank

Indonesia.

c) Dalam hal diperlukan, Penyelenggara

berwenang:

(1) meminta Bank Penerus untuk

memperlihatkan dokumen sebagaimana

dimaksud pada butir a.1)a) kepada

Penyelenggara; dan/atau

(2) melakukan pemeriksaan ke lokasi

kantor calon PTL untuk memastikan

antara lain kesesuaian informasi dalam

dokumen yang disampaikan.

3) Dalam hal PLU belum memperoleh persetujuan

sebagai Bank Penerus dari Penyelenggara maka

permohonan untuk menjadi Bank Penerus dapat

dilakukan bersamaan dengan proses permohonan

sebagai PTL sebagaimana dimaksud dalam angka

2).

b. Penyelenggara memberikan persetujuan atau

penolakan atas permohonan calon PTL sebagaimana

dimaksud dalam butir a.2)a), paling lama 14 (empat

belas) hari kerja terhitung sejak surat permohonan

dan dokumen diterima secara lengkap oleh

Penyelenggara, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Dalam hal permohonan calon PTL disetujui,

Penyelenggara menyampaikan surat persetujuan

sebagai PTL melalui Bank Penerus yang memuat

antara lain hal-hal sebagai berikut:

a) nama dan kode Peserta; dan

b) tanggal efektif menjadi PTL.

2) Dalam…

Page 29: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

29

2) Dalam hal permohonan calon PTL tidak disetujui,

Penyelenggara menyampaikan surat

pemberitahuan mengenai penolakan permohonan

melalui Bank Penerus disertai dengan alasan

penolakan.

D. Persyaratan dan Prosedur untuk Memperoleh Persetujuan

Menjadi Bank Penerus

1. PLU yang akan menjadi Bank Penerus harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

a. masuk dalam kategori Bank Umum berdasarkan

Kegiatan Usaha (BUKU) 2, BUKU 3, dan BUKU 4

sesuai penilaian terakhir yang dilakukan oleh otoritas

pengawasan Bank;

b. bagi Bank yang masuk dalam kategori BUKU 2 dan

BUKU 3 harus memiliki kantor cabang paling kurang

di 20 (dua puluh) provinsi di Indonesia;

c. memiliki teknologi informasi yang memadai yaitu

paling kurang memiliki kemampuan untuk:

1) melakukan pemrosesan dan pencatatan transaksi

PTL secara seketika; dan

2) menyampaikan informasi transaksi secara

terenkripsi;

d. memiliki unit khusus dengan didukung oleh sumber

daya manusia yang memadai untuk mengkoordinir

kegiatan sebagai Bank Penerus; dan

e. telah menerapkan manajemen risiko dengan mengacu

pada ketentuan yang mengatur mengenai penerapan

manajemen risiko bagi bank umum.

2. Prosedur untuk menjadi Bank Penerus adalah sebagai

berikut:

a. calon Bank Penerus menyampaikan surat

permohonan untuk menjadi Bank Penerus kepada

Penyelenggara dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.14;

b. surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf…

Page 30: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

30

huruf a harus dilengkapi dengan dokumen sebagai

berikut:

1) surat pernyataan dari pimpinan calon Bank

Penerus yang menyatakan bahwa Bank calon

Bank Penerus masuk Kategori BUKU 2, BUKU 3,

atau BUKU 4;

2) surat pernyataan dari pimpinan calon Bank

Penerus mengenai kesiapan teknologi informasi

yang mendukung operasional sebagai Bank

Penerus;

3) struktur organisasi Bank Penerus;

4) surat pernyataan dari pimpinan calon Bank

Penerus yang menyatakan bahwa Bank Penerus

telah menerapkan manajemen risiko; dan

5) daftar kantor cabang calon Bank Penerus di

seluruh Indonesia, dalam hal calon Bank Penerus

masuk kategori BUKU 2 atau BUKU 3.

3. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam butir 2

ditandatangani oleh pimpinan atau pejabat yang

berwenang calon Bank Penerus yang telah memiliki

spesimen tanda tangan di Bank Indonesia disampaikan

kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana

dimaksud dalam butir II.A.2.a.

4. Bagi calon Bank Penerus yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPwDN, surat permohonan sebagaimana dimaksud

dalam angka 3 disampaikan dengan tembusan kepada

KPwDN yang mewilayahi.

5. Berdasarkan surat permohonan sebagaimana dimaksud

dalam angka 3, Penyelenggara dapat melakukan

pemeriksaan lokasi calon Bank Penerus untuk

memastikan, antara lain kesesuaian informasi dalam

dokumen yang disampaikan dan kesiapan infrastruktur.

6. Penyelenggara memberikan persetujuan atau penolakan

atas permohonan calon Bank Penerus sebagaimana

dimaksud dalam angka 3, paling lama 25 (dua puluh lima)

hari…

Page 31: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

31

hari kerja terhitung sejak surat permohonan dan dokumen

sebagaimana dimaksud dalam angka 2 diterima secara

lengkap oleh Penyelenggara.

E. Perubahan Data Kepesertaan

Ruang lingkup perubahan data kepesertaan meliputi hal-hal

sebagai berikut:

1. Perubahan jenis kepesertaan

Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank dapat

melakukan perubahan jenis kepesertaan dari PTL menjadi

PLA atau sebaliknya. Perubahan jenis kepesertaan

dilakukan sesuai dengan persyaratan dan prosedur

sebagaimana dimaksud dalam huruf B dan huruf C.

2. Perubahan kode Peserta

Perubahan kode Peserta dapat disebabkan antara lain oleh

perubahan kode Peserta Sistem BI-RTGS dan perubahan

Peserta menjadi anggota Society Worldwide Interbank Fund

Transfer (SWIFT).

Prosedur perubahan kode Peserta diatur sebagai berikut:

a. Peserta mengajukan surat permohonan perubahan

kode Peserta kepada Penyelenggara dengan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.15 dengan

melampirkan dokumen pendukung yang

menunjukkan adanya perubahan kode Peserta.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda

tangan di Bank Indonesia dan disampaikan kepada

Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:

1) surat disampaikan ke alamat sebagaimana

dimaksud pada butir II.A.2.a.; atau

2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPwDN, surat permohonan disampaikan

dengan tembusan kepada KPwDN yang

mewilayahi.

c. Penyelenggara…

Page 32: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

32

c. Penyelenggara menyampaikan tanggapan melalui

surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan

faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja sejak surat

permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

diterima oleh Penyelenggara mengenai:

1) persetujuan perubahan kode Peserta dan tanggal

efektif perubahan kode Peserta; atau

2) penolakan perubahan kode Peserta dan alasan

penolakan.

d. Dalam hal Penyelenggara menyetujui permohonan

perubahan sebagaimana dimaksud dalam butir c.1),

Penyelenggara memberitahukan perubahan kode

Peserta kepada:

1) seluruh Peserta melalui administrative message

atau sarana lainnya; dan

2) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya

terdapat Perwakilan Peserta, melalui surat atau

sarana lainnya.

3. Perubahan Nama Peserta

Prosedur perubahan nama Peserta diatur sebagai berikut:

a. Peserta menyampaikan surat pemberitahuan kepada

Penyelenggara dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.15.

b. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, dilengkapi dengan dokumen pendukung yang

telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau

dinyatakan sesuai asli oleh pimpinan dari Peserta

yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Bank

Indonesia berupa:

1) fotokopi akta perubahan Anggaran Dasar untuk

badan hukum Indonesia;

2) fotokopi surat persetujuan perubahan Anggaran

Dasar dari instansi yang berwenang; dan

3) fotokopi surat keputusan dari otoritas yang

berwenang…

Page 33: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

33

berwenang tentang perubahan nama Peserta

dalam hal Peserta adalah Bank.

Khusus bagi Bank yang berkantor pusat di luar negeri

cukup menyampaikan surat keputusan sebagaimana

dimaksud dalam angka 3).

c. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda

tangan di Bank Indonesia dan disampaikan kepada

Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:

1) surat pemberitahuan disampaikan ke alamat

sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan

2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPwDN, surat pemberitahuan disampaikan

dengan tembusan kepada KPwDN yang

mewilayahi.

d. Penyelenggara menyampaikan tanggapan melalui

surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan

faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat

pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud

dalam huruf b diterima oleh Penyelenggara secara

lengkap mengenai:

1) tanggal efektif perubahan nama Peserta atau

tanggapan tertulis atas kelengkapan dokumen

kepada Peserta; dan/atau

2) permintaan untuk menyediakan stempel kliring

dan stempel kliring dibatalkan untuk setiap

kantor Peserta di Wilayah Kliring yang dipilih,

dengan contoh sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran II.1.

e. Penyelenggara memberitahukan perubahan nama

Peserta kepada:

1) seluruh…

Page 34: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

34

1) seluruh Peserta melalui administrative message

atau sarana lainnya; dan

2) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya

terdapat Perwakilan Peserta, melalui surat yang

penyampaiannya dapat didahului dengan

faksimile.

4. Perubahan Kegiatan Usaha

Perubahan kegiatan usaha Peserta dari bank konvensional

menjadi bank syariah dapat menyebabkan adanya

perubahan data kepesertaan antara lain nama Peserta,

kegiatan usaha Peserta, dan/atau kode Peserta. Prosedur

perubahan data kepesertaan karena adanya perubahan

kegiatan usaha Peserta diatur sebagai berikut:

a. Peserta menyampaikan surat pemberitahuan kepada

Penyelenggara dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.16.

b. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, dilengkapi dengan dokumen pendukung yang

telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau

dinyatakan sesuai asli oleh pimpinan dari Peserta

yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Bank

Indonesia berupa:

1) fotokopi akta perubahan Anggaran Dasar;

2) fotokopi surat persetujuan perubahan Anggaran

Dasar dari instansi yang berwenang; dan

3) fotokopi surat keputusan dari otoritas yang

berwenang mengenai perubahan kegiatan usaha

dari bank umum konvensional menjadi bank

umum syariah.

c. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda

tangan di Bank Indonesia dan disampaikan kepada

Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:

1) surat…

Page 35: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

35

1) surat pemberitahuan disampaikan ke alamat

sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a.; dan

2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPwDN, surat pemberitahuan disampaikan

dengan tembusan kepada KPwDN yang

mewilayahi.

d. Penyelenggara menyampaikan tanggapan melalui

surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan

faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat

pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud

dalam huruf b diterima oleh Penyelenggara secara

lengkap mengenai:

1) tanggal efektif perubahan kegiatan usaha Peserta

atau tanggapan tertulis atas kelengkapan

dokumen kepada Peserta; dan/atau

2) permintaan untuk menyediakan stempel kliring

dan stempel kliring dibatalkan untuk setiap

kantor Peserta di Wilayah Kliring yang dipilih,

dengan contoh sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran II.1.

e. Penyelenggara memberitahukan perubahan kegiatan

usaha Peserta kepada:

1) seluruh Peserta melalui administrative message

atau sarana lainnya; dan

2) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya

terdapat Perwakilan Peserta, melalui surat atau

sarana lainnya.

5. Perubahan Alamat Kantor Peserta

Prosedur perubahan alamat kantor Peserta diatur sebagai

berikut:

a. Peserta menyampaikan surat pemberitahuan kepada

Penyelenggara dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.15.

b. Surat…

Page 36: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

36

b. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, dilengkapi dengan dokumen pendukung

berupa fotokopi surat persetujuan atau penerimaan

pemberitahuan perubahan alamat kantor dari otoritas

yang berwenang yang telah dilegalisasi oleh pejabat

yang berwenang atau dinyatakan sesuai asli oleh

pimpinan dari Peserta yang telah memiliki spesimen

tanda tangan di Bank Indonesia.

c. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda

tangan di Bank Indonesia dan disampaikan kepada

Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:

1) surat pemberitahuan disampaikan ke alamat

sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan

2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPwDN, surat pemberitahuan disampaikan

dengan tembusan kepada KPwDN yang

mewilayahi.

d. Penyelenggara menyampaikan tanggapan melalui

surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan

faksimile kepada Peserta yang bersangkutan yang

menyatakan bahwa perubahan alamat kantor Peserta

telah dicatat dalam tatausaha Penyelenggara atau

tanggapan tertulis atas kelengkapan dokumen, paling

lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat

pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud

dalam huruf b diterima oleh Penyelenggara secara

lengkap.

6. Perubahan Pimpinan

Prosedur perubahan nama, kewenangan, dan/atau jabatan

pimpinan diatur sebagai berikut:

a. Peserta menyampaikan surat pemberitahuan kepada

Penyelenggara yang ditandatangani oleh pejabat yang

berwenang…

Page 37: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

37

berwenang dari Peserta yang telah memiliki spesimen

tanda tangan di Bank Indonesia dengan menggunakan

format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.17.

b. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, dilengkapi dengan dokumen pendukung yang

telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau

dinyatakan sesuai asli oleh pimpinan dari Peserta

yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Bank

Indonesia berupa:

1) fotokopi perubahan Anggaran Dasar mengenai

pengangkatan pimpinan, bagi Peserta yang

berbadan hukum Indonesia;

2) fotokopi bukti identitas diri pimpinan yang masih

berlaku, berupa:

a) Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Izin

Mengemudi (SIM) atau paspor, bagi Warga

Negara Indonesia (WNI); atau

b) paspor, Keterangan Izin Tinggal Sementara

(KITAS), dan surat izin kerja dari otoritas

berwenang, bagi Warga Negara Asing (WNA).

Fotokopi bukti identitas diri ditandatangani oleh

pimpinan yang bersangkutan;

3) bagi pimpinan baru Peserta, selain memenuhi

kelengkapan sebagaimana dimaksud dalam angka

1) dan angka 2), harus melengkapi persyaratan

dokumen pendukung berupa:

a) fotokopi surat dari otoritas yang berwenang

mengenai susunan pimpinan Peserta yang

tercatat pada tata usaha otoritas yang

berwenang;

b) keputusan fit and proper test, khusus bagi

pimpinan Peserta berupa Bank; dan

c) fotokopi surat kuasa (power of attorney) dari

pimpinan kantor pusat Bank yang

berkedudukan di luar negeri kepada

pimpinan …

Page 38: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

38

pimpinan kantor cabang berikut

terjemahannya dalam Bahasa Indonesia yang

dibuat oleh penerjemah tersumpah; dan

d) fotokopi struktur organisasi yang masih

berlaku, bagi kantor cabang dari Bank yang

kantor pusatnya berkedudukan di luar

negeri.

4) Dalam hal terdapat perubahan kewenangan

dan/atau jabatan pimpinan Peserta yang telah

tercatat pada tata usaha di Bank Indonesia, surat

pemberitahuan dilengkapi dengan surat

pernyataan bahwa spesimen tanda tangan

pimpinan tetap berlaku, dengan menggunakan

format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

I.18.

c. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda

tangan di Bank Indonesia dan disampaikan kepada

Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:

1) surat pemberitahuan disampaikan ke alamat

sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan

2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPwDN, surat pemberitahuan disampaikan

dengan tembusan kepada KPwDN yang

mewilayahi.

d. Dalam hal terdapat pimpinan baru, yang

bersangkutan harus membuat spesimen tanda tangan

di hadapan pejabat Penyelenggara setelah surat

pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf b

diterima oleh Penyelenggara secara lengkap.

e. Dalam hal Peserta yang mengajukan permohonan

perubahan pimpinan merupakan peserta Sistem

BI-RTGS dan pimpinan baru telah memiliki spesimen

tanda…

Page 39: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

39

tanda tangan di Sistem BI-RTGS maka Peserta dapat

meminta penambahan kewenangan operasional SKNBI

bagi pimpinan pemilik spesimen tanda tangan di

Sistem BI-RTGS, dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.17.

f. Spesimen tanda tangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf d berlaku efektif 5 (lima) hari kerja sejak

pembuatan spesimen tanda tangan.

g. Dalam kondisi tertentu, Peserta dapat menyampaikan

surat permohonan agar spesimen tanda tangan

berlaku efektif lebih cepat dari waktu yang ditetapkan

sebagaimana dimaksud dalam huruf f.

h. Spesimen tanda tangan bagi pimpinan yang sudah

dicabut kewenangannya terkait dengan kepesertaan

dalam SKNBI dinyatakan tidak berlaku terhitung sejak

tanggal surat pemberitahuan perubahan kewenangan

pimpinan diterima oleh Penyelenggara.

7. Perubahan Bank Pembayar

Prosedur perubahan Bank Pembayar diatur sebagai

berikut:

a. Peserta mengajukan surat permohonan perubahan

Bank Pembayar kepada Penyelenggara dengan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.19.a.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda

tangan di Bank Indonesia dilengkapi dokumen

pendukung sebagai berikut:

1) surat penunjukan Bank Pembayar dengan

menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran I.10;

2) surat konfirmasi Bank Pembayar dengan

menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran I.11; dan

3) surat kuasa pendebitan Rekening Setelmen Dana

Bank…

Page 40: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

40

Bank Pembayar dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.12.

c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a disampaikan kepada Penyelenggara dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) surat permohonan disampaikan ke alamat

sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan

2) bagi Peserta yang berkedudukan di wilayah kerja

KPwDN, surat permohonan disampaikan dengan

tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.

d. Penyelenggara menyampaikan tanggapan melalui

surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan

faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat

permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud

dalam huruf b diterima oleh Penyelenggara secara

lengkap mengenai:

1) persetujuan perubahan Bank Pembayar beserta

tanggal efektif perubahan Bank Pembayar; atau

2) penolakan perubahan Bank Pembayar beserta

alasan penolakan.

e. Bank Pembayar yang lama wajib tetap menjalankan

fungsinya sampai dengan hari kerja terakhir sebelum

tanggal penggantian Bank Pembayar baru berlaku

efektif sebagaimana dimaksud dalam butir d.1).

8. Perubahan Bank Penerus

Prosedur perubahan data Bank Penerus diatur sebagai

berikut:

a. Bank Penerus pengganti mengajukan surat

permohonan kepada Penyelenggara dengan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.19.b.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pimpinan atau pejabat

yang berwenang dari Bank Penerus pengganti yang

telah…

Page 41: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

41

telah memiliki spesimen tanda tangan di Bank

Indonesia dengan dilengkapi dokumen pendukung

sebagai berikut:

1) surat penunjukan Bank Penerus dengan

menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran I.10;

2) surat konfirmasi Bank Penerus dengan

menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran I.11;

3) surat kuasa pendebitan Rekening Setelmen Dana

dengan menggunakan format sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran I.12; dan

4) fotokopi perjanjian kerjasama antara PTL dengan

Bank Penerus pengganti.

c. Dalam hal PLU yang ditunjuk sebagai Bank Penerus

pengganti belum memperoleh persetujuan sebagai

Bank Penerus dari Penyelenggara maka permohonan

sebagai Bank Penerus pengganti dapat dilakukan

bersamaan dengan pengajuan sebagai Bank Penerus

sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf D.

d. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a disampaikan kepada Penyelenggara dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) surat permohonan disampaikan ke alamat

sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan

2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPwDN, surat permohonan disampaikan

dengan tembusan kepada KPwDN yang

mewilayahi.

e. Penyelenggara menyampaikan tanggapan melalui

surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan

faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat

permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan…

Page 42: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

42

dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud

dalam huruf b diterima oleh Penyelenggara secara

lengkap mengenai:

1) persetujuan Bank Penerus pengganti beserta

tanggal efektif Bank Penerus pengganti; atau

2) penolakan Bank Penerus pengganti beserta

alasan penolakan.

f. Bank Penerus yang lama wajib tetap menjalankan

fungsinya sampai dengan hari kerja terakhir sebelum

tanggal Bank Penerus pengganti berlaku efektif

sebagaimana dimaksud dalam butir e.1).

9. Perubahan Kuasa

Perubahan kuasa dilakukan dalam rangka penambahan,

pergantian, pencabutan kuasa, dan/atau perubahan

wewenang dari pejabat dan/atau petugas penerima kuasa.

Ketentuan dan prosedur perubahan kuasa diatur sebagai

berikut:

a. Dalam hal perubahan kuasa terjadi karena

penambahan dan/atau penggantian kuasa dari

pejabat dan/atau petugas, Peserta menyampaikan

surat pemberitahuan perubahan kuasa dengan

menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran I.20 dan permintaan pembuatan spesimen

tanda tangan dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.7, yang

disertai surat kuasa baru dengan mengacu pada

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir

C.1.i.2)b) dan butir C.2.h.2)b).

Penambahan dan/atau penggantian kuasa tersebut

berlaku efektif paling lama 5 (lima) hari kerja sejak

dokumen diterima secara lengkap dan spesimen tanda

tangan telah dipenuhi kelengkapannya.

b. Dalam hal perubahan kuasa terjadi karena

pencabutan seluruh atau sebagian kuasa kepada

pejabat penerima kuasa dan/atau petugas penerima

kuasa…

Page 43: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

43

kuasa, Peserta menyampaikan surat pernyataan

pencabutan seluruh atau sebagian kuasa yang

ditandatangani oleh pimpinan atau pemberi kuasa

dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran I.21, yang disertai dengan surat

kuasa baru dengan mengacu pada ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam butir C.1.i.2)b) dan

butir C.2.h.2)b).

Pencabutan seluruh atau sebagian kuasa tersebut

berlaku efektif terhitung sejak tanggal surat

pemberitahuan diterima secara lengkap oleh

Penyelenggara.

c. Dalam hal terjadi perubahan kewenangan dalam surat

kuasa yang diberikan kepada pejabat penerima kuasa

atau petugas, Peserta harus menyampaikan surat

pemberitahuan dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.17, yang

disertai surat kuasa baru dengan mengacu pada

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir

C.1.i.2)b) dan butir C.2.h.2)b).

d. Surat pemberitahuan perubahan surat kuasa

sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan

huruf c disampaikan kepada:

1) Penyelenggara ke alamat sebagaimana dimaksud

pada butir II.A.2.a untuk pejabat penerima kuasa

yang berada di wilayah kerja KPBI; dan

2) KPwDN yang mewilayahi untuk pejabat penerima

kuasa yang berada di luar wilayah kerja KPBI.

e. Dalam hal Peserta tidak memberitahukan perubahan

kewenangan pejabat atau petugas penerima kuasa

kepada Penyelenggara maka data yang telah

ditatausahakan di Penyelenggara dianggap masih

berlaku.

10. Perubahan Keikutsertaan Peserta dalam Layanan Kliring

Warkat Debit di Wilayah Kliring

Dalam…

Page 44: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

44

Dalam hal Peserta menambah atau menghentikan

keikutsertaannya dalam Layanan Kliring Warkat Debit di

suatu Wilayah Kliring berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta mengajukan surat permohonan penambahan

atau penghentian keikutsertaannya di suatu Wilayah

Kliring kepada Penyelenggara dengan alamat

sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a dengan

tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda

tangan di Bank Indonesia dengan menggunakan

format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.22.

c. Penyelenggara menyampaikan tanggapan melalui

surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan

faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja sejak surat

permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

diterima oleh Penyelenggara mengenai:

1) persetujuan dan tanggal efektif penambahan atau

penghentian keikutsertaan Peserta di Wilayah

Kliring dengan tembusan kepada KPwDN yang

mewilayahi; dan

2) penolakan penambahan atau penghentian

keikutsertaan Peserta di Wilayah Kliring dengan

tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.

d. Dalam hal Penyelenggara menyetujui permohonan

perubahan sebagaimana dimaksud dalam butir c.1),

Penyelenggara memberitahukan penambahan atau

penghentian keikutsertaan Peserta di Wilayah Kliring

kepada:

1) seluruh Peserta melalui administrative message

atau sarana lainnya; dan

2) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya

terdapat Perwakilan Peserta, melalui surat atau

sarana…

Page 45: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

45

sarana lainnya.

Dalam hal Peserta merupakan peserta Sistem BI-RTGS dan

dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam angka 1

sampai dengan angka 9 yang perlu disampaikan dalam SKNBI

sama dengan dokumen pendukung yang telah disampaikan

kepada Bank Indonesia sebagai penyelenggara Sistem BI-RTGS

maka Penyelenggara menggunakan dokumen pendukung yang

disampaikan Peserta kepada Bank Indonesia sebagai

penyelenggara Sistem BI-RTGS.

Dalam hal terdapat perbedaan antara tanda tangan pada

dokumen pendukung untuk perubahan data kepesertaan

dengan spesimen tanda tangan pejabat atau petugas penerima

kuasa yang ditatausahakan di Peserta maka Peserta harus

menyampaikan surat pernyataan mengenai perbedaan tanda

tangan dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran I.23.

F. Status Kepesertaan dan Perubahannya

1. Status Kepesertaan

Dalam penyelenggaraan SKNBI, berlaku 4 (empat) jenis

status kepesertaan yaitu:

a. Aktif

Peserta dengan status aktif dapat melakukan seluruh

fungsi dalam SKNBI sesuai jenis kepesertaan yang

bersangkutan.

b. Ditangguhkan

Peserta dengan status ditangguhkan dapat melakukan

berbagai fungsi kegiatan dalam SKNBI, namun

kegiatannya dibatasi sebagai berikut:

1) untuk Layanan Kliring Transfer Dana, Peserta

tidak dapat mengirim DKE Transfer Dana;

2) untuk Layanan Kliring Warkat Debit, Peserta

tidak dapat mengirimkan dan menerima DKE

Warkat Debit;

3) untuk Layanan Pembayaran Reguler, Peserta

tidak dapat mengirim DKE Pembayaran;

dan/atau …

Page 46: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

46

dan/atau

4) untuk Layanan Penagihan Reguler, Peserta tidak

dapat mengirim dan menerima DKE Penagihan.

c. Dibekukan

Peserta dengan status dibekukan tidak dapat

melakukan seluruh kegiatannya dalam layanan SKNBI

namun tetap memiliki hak akses terhadap informasi

terkait SKNBI.

d. Ditutup

Peserta dengan status ditutup dihentikan secara tetap

kepesertaannya dalam SKNBI dan tidak dapat

diaktifkan kembali sebagai Peserta.

2. Perubahan Status Kepesertaan

a. Ketentuan perubahan status kepesertaan diatur

sebagai berikut:

1) Perubahan status kepesertaan dapat dilakukan

dari:

a) aktif menjadi ditangguhkan atau sebaliknya;

b) aktif menjadi dibekukan atau sebaliknya;

c) ditangguhkan menjadi dibekukan atau

sebaliknya;

d) aktif menjadi ditutup;

e) ditangguhkan menjadi ditutup; atau

f) dibekukan menjadi ditutup.

2) Perubahan status kepesertaan sebagaimana

dimaksud dalam angka 1), disebabkan hal-hal

sebagai berikut:

a) dilakukan dalam rangka pengenaan sanksi

oleh Penyelenggara;

b) dilakukan karena adanya perubahan status

kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;

c) dilakukan berdasarkan permintaan tertulis

dari pihak yang berwenang melakukan

pengawasan terhadap kegiatan Peserta,

antara lain Bank Indonesia sebagai otoritas

pengawas…

Page 47: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

47

pengawas makroprudensial dan sistem

pembayaran serta Otoritas Jasa Keuangan

sebagai otoritas pengawas mikroprudensial;

dan/atau

d) dilakukan berdasarkan permintaan tertulis

dari Peserta yang bersangkutan.

3) Perubahan status kepesertaan dalam rangka

pengenaan sanksi oleh Penyelenggara

sebagaimana dimaksud dalam butir 2)a) dapat

berupa:

a) aktif menjadi ditangguhkan atau sebaliknya;

b) aktif menjadi dibekukan atau sebaliknya;

c) ditangguhkan menjadi dibekukan atau

sebaliknya;

d) aktif menjadi ditutup;

e) ditangguhkan menjadi ditutup; atau

f) dibekukan menjadi ditutup.

4) Perubahan status kepesertaan karena adanya

perubahan status kepesertaan dalam Sistem BI-

RTGS sebagaimana dimaksud dalam butir 2)b)

dapat berupa:

a) aktif menjadi dibekukan atau sebaliknya;

b) aktif menjadi ditutup; atau

c) dibekukan menjadi ditutup.

5) Perubahan status kepesertaan atas permintaan

pihak yang berwenang melakukan pengawasan

kegiatan Peserta sebagaimana dimaksud dalam

butir 2)c) dapat berupa:

a) aktif menjadi dibekukan atau sebaliknya;

atau

b) aktif menjadi ditutup.

6) Perubahan status kepesertaan atas permintaan

dari Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir

2)d), hanya berupa perubahan status kepesertaan

dari aktif menjadi ditutup.

7) Dalam…

Page 48: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

48

7) Dalam hal dilakukan perubahan status

kepesertaan menjadi ditutup, Peserta harus

menyelesaikan seluruh kewajiban dalam

penyelenggaraan SKNBI.

8) Dalam hal perubahan status kepesertaan

sebagaimana dimaksud dalam angka 1) terjadi

pada PLU yang berfungsi sebagai Bank Pembayar

dan/atau Bank Penerus, maka:

a) PLA harus menunjuk PLU lainnya sebagai

Bank Pembayar pengganti; dan

b) PTL harus menunjuk PLU lainnya sebagai

Bank Penerus pengganti.

9) Penunjukan Bank Pembayar dan Bank Penerus

sebagaimana dimaksud dalam angka 8) mengacu

pada ketentuan dalam butir E.7 dan butir E.8.

b. Prosedur perubahan status kepesertaan diatur sebagai

berikut:

1) Perubahan status kepesertaan karena pengenaan

sanksi oleh Penyelenggara

a) Perubahan status kepesertaan sebagaimana

dimaksud dalam butir a.1) dapat dilakukan

oleh Penyelenggara berdasarkan hasil

pemantauan kepatuhan Peserta terhadap

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur

mengenai penyelenggaraan transfer dana dan

kliring berjadwal.

b) Penyelenggara dapat mengubah kembali

status kepesertaan dari ditangguhkan

menjadi aktif, dibekukan menjadi aktif, atau

dibekukan menjadi ditangguhkan, setelah

melakukan evaluasi atas pemantauan

kepatuhan Peserta yang bersangkutan.

c) Perubahan status kepesertaan dapat

dilakukan:

(1) pada…

Page 49: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

49

(1) pada jam layanan SKNBI; atau

(2) berdasarkan tanggal efektif perubahan

status yang ditetapkan oleh

Penyelenggara dan diberitahukan paling

lambat 1 (satu) hari kerja sebelumnya.

d) Penyelenggara menginformasikan perubahan

status kepesertaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf c) kepada:

(1) Peserta yang bersangkutan melalui surat

yang dapat didahului dengan faksimile;

(2) seluruh Peserta melalui administrative

message atau sarana lainnya;

(3) pihak yang berwenang melakukan

pengawasan kegiatan Peserta melalui

surat yang penyampaiannya dapat

didahului dengan faksimile; dan

(4) Koordinator PWD yang di wilayah

kerjanya terdapat Perwakilan Peserta,

melalui surat atau sarana lainnya.

2) Perubahan status kepesertaan dalam

penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.

a) Penyelenggara dapat menetapkan perubahan

status kepesertaan di SKNBI berdasarkan

perubahan status kepesertaan di Sistem BI-

RTGS.

b) Penyelenggara memberitahukan perubahan

status kepesertaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a) kepada:

(1) Peserta yang bersangkutan melalui surat

yang dapat didahului dengan faksimile;

(2) seluruh Peserta melalui administrative

message atau sarana lainnya;

(3) pihak yang berwenang melakukan

pengawasan kegiatan Peserta melalui

surat yang penyampaiannya dapat

didahului…

Page 50: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

50

didahului dengan faksimile; dan

(4) Koordinator PWD yang di wilayah

kerjanya terdapat Perwakilan Peserta,

melalui surat atau sarana lainnya.

3) Perubahan status kepesertaan atas permintaan

pihak yang berwenang melakukan pengawasan

kegiatan Peserta.

a) Pihak yang berwenang melakukan

pengawasan kegiatan Peserta dapat

menyampaikan permintaan tertulis untuk

mengubah status kepesertaan di SKNBI

kepada Penyelenggara.

b) Surat permintaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a) memuat antara lain hal-hal

sebagai berikut:

(1) nama Peserta dan perubahan status

kepesertaan yang diminta;

(2) alasan perubahan status kepesertaan;

dan

(3) tanggal efektif perubahan status

kepesertaan.

c) Surat permintaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a) disampaikan kepada

Penyelenggara dengan alamat sebagaimana

dimaksud dalam butir II.A.2.a.

d) Surat permintaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a) disertai dengan dokumen

pendukung yang menjadi dasar penetapan

perubahan status Peserta.

e) Dalam hal permintaan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) disetujui,

Penyelenggara memberitahukan perubahan

status kepesertaan kepada:

(1) pihak yang berwenang yang meminta

perubahan status kepesertaan dalam

SKNBI…

Page 51: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

51

SKNBI melalui surat yang

penyampaiannya dapat didahului

dengan faksimile;

(2) Peserta yang bersangkutan melalui surat

yang dapat didahului dengan faksimile;

(3) seluruh Peserta melalui administrative

message atau sarana lainnya; dan

(4) Koordinator PWD yang di wilayah

kerjanya terdapat Perwakilan Peserta,

melalui surat atau sarana lainnya.

4) Perubahan status kepesertaan atas permintaan

Peserta.

a) Peserta mengajukan surat permohonan

mengenai perubahan status kepesertaan dari

aktif menjadi ditutup, dilengkapi dokumen

pendukung yang mendasari perubahan

status kepesertaan dengan menggunakan

format sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran I.24.

b) Surat permohonan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a) dibuat dengan ketentuan

sebagai berikut:

(1) Untuk pengunduran diri menjadi

Peserta, surat permohonan harus

memuat tanggal efektif penghentian

kepesertaan dan alasan pengunduran

diri.

(2) Untuk self liquidation, surat permohonan

harus memuat tanggal efektif

penghentian kepesertaan.

(3) Untuk penggabungan usaha, surat

permohonan harus memuat:

(a) tanggal operasional penggabungan

usaha yaitu tanggal efektif

pengalihan hak dan kewajiban

Peserta…

Page 52: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

52

Peserta penggabungan usaha

lainnya kepada Rekening Setelmen

Dana Peserta yang dipertahankan;

(b) nama dan kode Peserta yang masih

dipertahankan sebagai Peserta; dan

(c) daftar Wilayah Kliring yang

dipertahankan.

(4) untuk peleburan usaha, surat

permohonan harus memuat:

(a) tanggal operasional peleburan

usaha yaitu tanggal efektif

pengalihan hak dan kewajiban

Peserta peleburan usaha lainnya

kepada Rekening Setelmen Dana

Peserta baru hasil peleburan usaha;

(b) nama dan kode Peserta peleburan

usaha serta nama dan kode Peserta

hasil peleburan usaha; dan

(c) daftar Wilayah Kliring yang

dipertahankan.

(5) untuk pemisahan usaha, surat

permohonan harus dilengkapi dengan

informasi terkait permohonan untuk

menjadi Peserta dengan mengacu pada

ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam huruf B dan huruf C.

c) Surat permohonan sebagaimana dimaksud

pada huruf a) ditandatangani oleh pimpinan

atau pejabat yang berwenang dan

disampaikan kepada Penyelenggara dengan

alamat sebagaimana dimaksud dalam butir

II.A.2.a dengan tembusan kepada KPwDN

yang mewilayahi.

d) Berdasarkan surat permohonan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) yang telah disetujui

oleh…

Page 53: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

53

oleh Penyelenggara, selanjutnya

Penyelenggara memberitahukan kepada:

1) Peserta yang bersangkutan melalui surat

yang penyampaiannya dapat didahului

dengan faksimile mengenai perubahan

status kepesertaan dan hal-hal lain yang

diperlukan dalam rangka perubahan

status kepesertaan.

2) seluruh Peserta melalui administrative

message atau sarana lainnya yang

ditetapkan oleh Penyelenggara;

3) pihak yang berwenang melakukan

pengawasan kegiatan Peserta melalui

surat yang penyampaiannya dapat

didahului dengan faksimili; dan

4) Koordinator PWD yang di wilayah

kerjanya terdapat Perwakilan Peserta,

melalui surat atau sarana lainnya.

3. Dampak Perubahan Status Kepesertaan dalam Operasional

SKNBI

Dalam hal terdapat perubahan status kepesertaan dari

aktif menjadi ditangguhkan atau ditangguhkan menjadi

dibekukan, yang dilakukan pada jam operasional, berlaku

ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk Layanan Transfer Dana dan/atau Layanan

Pembayaran Reguler

1) DKE Transfer Dana dan/atau DKE Pembayaran

yang telah diterima sebelum perubahan status

Peserta, tetap diteruskan dan diperhitungkan

sepanjang didukung dengan dana yang cukup.

2) Dalam hal dana yang dimiliki Peserta tidak

mencukupi maka DKE Transfer Dana dan/atau

DKE Pembayaran tidak diperhitungkan oleh

Penyelenggara (unconfirmed DKE Transfer Dana

dan/atau DKE Pembayaran) maka Peserta harus

menyelesaikan…

Page 54: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

54

menyelesaikan unconfirmed DKE Transfer Dana

dan unconfirmed DKE Pembayaran.

b. Untuk Layanan Kliring Warkat Debit dan/atau

Layanan Penagihan Reguler

1) DKE Warkat Debit dan/atau DKE Penagihan yang

telah diterima sebelum perubahan status Peserta,

tetap diteruskan dan diperhitungkan sepanjang

didukung dengan dana yang cukup.

2) Dalam hal dana yang dimiliki Peserta tidak

mencukupi maka DKE Warkat Debit dan/atau

DKE Penagihan tidak diperhitungkan oleh

Penyelenggara (unconfirmed DKE Warkat Debit

dan/atau DKE Penagihan) maka Peserta harus

menyelesaikan unconfirmed DKE Warkat Debit

dan unconfirmed DKE Penagihan.

3) Dalam hal DKE Warkat Debit dan/atau DKE

Penagihan telah diterima oleh Penyelenggara dan

telah diteruskan kepada Peserta penerima namun

tidak dapat diperhitungkan oleh Penyelenggara

sebagai akibat dari adanya perubahan status

Peserta maka penyelesaian perhitungan DKE

Warkat Debit dan/atau DKE Penagihan

diselesaikan antar Peserta.

c. Untuk PLU yang berfungsi sebagai Bank Penerus

dan/atau Bank Pembayar maka PLU yang

bersangkutan harus memberitahukan secara tertulis

kepada PLA dan PTL mengenai perubahan status PLU

sesegera mungkin dan menyelesaikan kewajibannya

sesuai ketentuan yang berlaku.

G. Tindak Lanjut Administrasi Kepesertaan oleh Koordinator PWD

atau Koordinator PWD Selain BI

Dalam hal terdapat Peserta baru atau perubahan data

kepesertaaan yang berdampak pada administrasi kepesertaan

dalam kegiatan pertukaran Warkat Debit maka Koordinator

PWD atau Koordinator PWD Selain BI melakukan hal-hal

sebagai…

Page 55: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

55

sebagai berikut:

1. memberitahukan secara tertulis kepada Perwakilan

Peserta di Wilayah Kliring mengenai adanya Perwakilan

Peserta baru atau perubahan data kepesertaaan berikut

tanggal efektif yang ditetapkan oleh Penyelenggara; dan

2. menyiapkan Tanda Pengenal Petugas Kliring (TPPK) dengan

contoh sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.2.

H. Kewajiban Peserta

Dalam penyelenggaraan SKNBI, Peserta wajib:

1. Menjaga kelancaran dan keamanan penggunaan SKNBI.

Dalam rangka menjaga kelancaran dan keamanan

penggunaan SKNBI, Peserta melakukan hal-hal sebagai

berikut:

a. Menyusun Kebijakan dan Prosedur Tertulis (KPT) yang

mendukung sistem kontrol internal yang baik dalam

pelaksanaan operasional SKNBI, termasuk prosedur

pengamanan penggunaan SKNBI di lingkungan

internal Peserta, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) KPT ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di internal

Peserta dan berlaku sebagai pedoman operasional

SKNBI di Peserta.

2) KPT wajib dibuat paling lama 6 (enam) bulan

sejak tanggal efektif kepesertaan di dalam

penyelenggaraan SKNBI dan harus dievaluasi

oleh audit internal Peserta.

3) KPT wajib dibuat dalam Bahasa Indonesia,

dengan mengacu pada ketentuan terkait

penyelenggaraan SKNBI dan asosiasi sistem

pembayaran yang telah disetujui oleh Bank

Indonesia, paling kurang memuat materi sebagai

berikut:

a) pendahuluan;

b) organisasi pengoperasian SPK;

c) ketentuan dan prosedur operasional SPK;

d) pengawasan…

Page 56: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

56

d) pengawasan operasional SPK;

e) penanganan Keadaan Tidak Normal dan/atau

Keadaan Darurat; dan

f) perlindungan konsumen.

Rincian cakupan minimum materi KPT diatur

dalam “Pedoman Penyusunan Kebijakan dan

Prosedur Tertulis” sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran II.3.

4) Dalam hal terjadi perubahan materi terkait butir

3).b) sampai dengan butir 3).f) dan/atau

perubahan ketentuan yang dikeluarkan oleh

Penyelenggara dan/atau asosiasi sistem

pembayaran yang telah disetujui oleh Bank

Indonesia, yang berdampak pada materi KPT,

Peserta harus melakukan pengkinian terhadap

KPT dimaksud.

5) Pengkinian terhadap KPT sebagaimana dimaksud

pada angka 4) wajib dilakukan dalam waktu

paling lama 6 (enam) bulan sejak terjadinya

perubahan materi dan ketentuan tersebut.

b. Melakukan pemeriksaan internal terhadap

operasional SKNBI, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Pemeriksaan internal dilakukan oleh satuan kerja

pengawas internal Peserta.

2) Pemeriksaan internal terhadap kegiatan SKNBI

bertujuan untuk menjamin keamanan

operasional SKNBI yang dilakukan oleh Peserta.

3) Pelaksanaan pemeriksaan internal paling kurang

mencakup ruang lingkup materi penilaian

kepatuhan yang disampaikan oleh Penyelenggara.

c. Melakukan security audit, dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Security audit bertujuan untuk memastikan

keamanan dan keandalan teknologi informasi

internal Peserta, hubungan (interface) antara SPK

dengan…

Page 57: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

57

dengan sistem internal Peserta serta kondisi

lingkungan Peserta dalam melakukan kegiatan

operasional.

2) Security audit dilakukan paling kurang 1 (satu)

kali dalam 3 (tiga) tahun terhitung sejak menjadi

Peserta atau setiap terjadi perubahan dalam

sistem teknologi informasi internal Peserta yang

terkait dengan SKNBI.

3) Pelaksanaan security audit dapat dilakukan oleh

auditor internal Peserta maupun auditor

eksternal.

d. Memiliki pedoman BCP dan DRP, dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Pedoman BCP atau DRP memuat prosedur yang

dilakukan oleh Peserta dalam hal terjadi Keadaan

Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat atau

upaya lainnya yang perlu dilakukan dalam hal

sistem cadangan tidak dapat digunakan, untuk

memastikan bahwa operasional SKNBI di Peserta

tetap dapat dilakukan.

2) Pedoman BCP sebagaimana dimaksud dalam

angka 1) paling kurang memuat hal-hal sebagai

berikut:

a) unit kerja penanggung jawab;

b) mekanisme koordinasi apabila penanggung

jawab terdiri dari beberapa unit;

c) langkah-langkah bisnis yang dilakukan

untuk menjamin kegiatan operasional SKNBI

tetap berjalan;

d) mekanisme pengujian prosedur BCP;

e) mekanisme pelaporan dan monitoring; dan

f) petugas operasional (termasuk data nomor

telepon yang dapat dihubungi).

3) Pedoman DRP sebagaimana dimaksud pada

angka 1) paling kurang memuat hal-hal sebagai

berikut…

Page 58: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

58

berikut:

a) unit kerja penanggung jawab;

b) mekanisme koordinasi apabila penanggung

jawab terdiri dari beberapa unit;

c) prosedur penyiapan infrastruktur cadangan

untuk menjamin kegiatan operasional SKNBI

tetap berjalan;

d) mekanisme pelaporan dan monitoring; dan

e) petugas operasional (termasuk data nomor

telepon yang dapat dihubungi).

e. Menggunakan aplikasi SPK sesuai dengan buku

pedoman penggunaan aplikasi SPK.

f. Menjamin SPK utama dan SPK cadangan berfungsi

dengan baik.

Untuk menjamin SPK utama dan SPK cadangan

berfungsi dengan baik, Peserta harus melakukan hal-

hal sebagai berikut:

1) Memastikan petugas yang menangani SKNBI

memahami sistem dan prosedur operasional

SKNBI yang telah ditetapkan baik oleh

Penyelenggara maupun internal Peserta, antara

lain melalui pelatihan secara reguler.

2) Mengatur dan menetapkan user dan kewenangan

user yang melakukan operasional SKNBI dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) pengaturan kewenangan user dengan

memperhatikan rentang kendali (span of

control) untuk meminimalisasi kesalahan

manusia (human error) dan penyalahgunaan

wewenang;

b) pembuatan sampai dengan pengiriman DKE

dilakukan secara berjenjang sesuai dengan

tingkat kewenangan petugas;

c) pengaturan petugas pengganti untuk user

sesuai dengan perannya masing-masing;

d) penetapan…

Page 59: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

59

d) penetapan dan penatausahaan data user

yang mengelola Soft Token sesuai ketentuan

internal Peserta; dan

e) memastikan keamanan penggunaan dan

penyimpanan Soft Token sesuai ketentuan

internal Peserta.

3) Melakukan pemeliharaan data dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Data yang disimpan dalam media elektronik

harus mendapat pengamanan yang memadai

dan terjaga kerahasiaannya, antara lain

terlindung dari akses petugas yang tidak

berhak.

b) Data sebagaimana dimaksud dalam huruf a)

antara lain meliputi data transaksi, aplikasi

SPK yang diberikan oleh Penyelenggara, Soft

Token, dan/atau ketentuan dan prosedur

yang diberikan oleh Penyelenggara.

c) Pencadangan data sebagaimana dimaksud

dalam huruf a) ke dalam media elektronik.

d) Peserta harus memastikan bahwa data yang

tersimpan dalam media elektronik

sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan

cadangannya sebagaimana dimaksud dalam

huruf c) tidak rusak antara lain dengan cara

melakukan pemeliharaan atau pengecekan

secara berkala.

e) Seluruh data yang tersimpan dalam media

elektronik sebagaimana dimaksud dalam

huruf a) dan cadangannya sebagaimana

dimaksud dalam huruf c) harus

didokumentasikan dengan baik.

4) Menyediakan dan mengelola sistem cadangan

untuk SKNBI di Peserta dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Pemilihan…

Page 60: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

60

a) Pemilihan jenis dan lokasi SPK cadangan

serta JKD cadangan diserahkan kepada

Peserta.

b) Pemilihan jenis dan lokasi SPK, serta JKD

cadangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a) dilakukan berdasarkan

pertimbangan antara lain:

(1) volume transaksi Peserta dan tingkat

urgensi SKNBI bagi Peserta; dan

(2) pengendalian internal guna memitigasi

risiko operasional di Peserta.

c) Penyediaan JKD cadangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) harus dilayani oleh

provider yang berbeda dengan JKD utama.

5) Menjamin sistem cadangan berfungsi dengan

dengan baik, antara lain dengan cara sebagai

berikut:

a) Peserta wajib ikut serta dalam uji coba SKNBI

yang dilaksanakan oleh Penyelenggara

dengan menggunakan sistem cadangan milik

Peserta paling kurang 1 (satu) kali dalam 1

(satu) tahun.

b) Peserta melakukan uji coba koneksi sistem

cadangan secara berkala dengan ketentuan

sebagai berikut:

(1) Uji coba koneksi sistem cadangan

mencakup uji coba terhadap SPK

cadangan, JKD cadangan, dan/atau

data cadangan.

(2) Uji coba koneksi sistem cadangan

sebagaimana dimaksud dalam angka (1)

dapat dilakukan dengan menggunakan:

(a) environment testing Penyelenggara

selama jam operasional SKNBI; atau

(b) environment production

Penyelenggara…

Page 61: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

61

Penyelenggara dengan jadwal yang

ditetapkan oleh Penyelenggara yaitu

setiap bulan pada hari Jumat

minggu pertama atau minggu ketiga

setelah proses akhir hari SKNBI di

Penyelenggara berakhir dan

pelaksanaannya dilakukan paling

lama 1 (satu) jam.

(3) Uji coba koneksi sistem cadangan

dilakukan dengan tata cara sebagai

berikut:

(a) Peserta menyampaikan permohonan

uji coba koneksi sistem cadangan

melalui fasilitas administrative

message kepada Penyelenggara; dan

(b) Penyelenggara memberitahukan

persetujuan uji coba koneksi sistem

cadangan kepada Peserta melalui

sarana administrative message.

c) Mengoperasikan sistem cadangan untuk

kegiatan operasional SKNBI dalam kondisi

normal dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Kegiatan operasional dalam kondisi

normal dilakukan secara berkala, paling

kurang 1 (satu) kali dalam setahun.

(2) Pengoperasian sistem cadangan untuk

kegiatan operasional dalam kondisi

normal dapat mencakup pengoperasian

SPK cadangan dan/atau JKD cadangan.

(3) Tata cara penggunaan sistem cadangan

untuk kegiatan operasional dalam

kondisi normal adalah sebagai berikut:

(a) Peserta menyampaikan permohonan

melalui fasilitas administrative

message kepada Penyelenggara; dan

(b) Penyelenggara…

Page 62: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

62

(b) Penyelenggara memberitahukan

persetujuan penggunaan sistem

cadangan pada kondisi normal

kepada Peserta melalui sarana

administrative message.

6) Menjamin keamanan dan keandalan dari JKD

yang digunakan untuk menghubungkan SPK

dengan:

a) perangkat komputer Peserta yang digunakan

untuk operasional SKNBI; dan

b) sistem komputer internal Peserta, apabila

Peserta menghubungkan SPK utama

dan/atau SPK cadangan dengan sistem

komputer internal Peserta,

sehingga bebas dari segala kemungkinan hal-hal

yang dapat merusak SKNBI termasuk tetapi tidak

terbatas pada kemungkinan pemalsuan,

pembobolan data elektronis (hacking), serta

perusakan sistem dengan cara membanjiri sistem

dengan data dan pesan pembayaran.

7) Melaporkan pengembangan aplikasi internal yang

terkait dengan SKNBI kepada Penyelenggara

secara tertulis dengan alamat sebagaimana

dimaksud dalam butir II.A.2.a paling lama 1

(satu) bulan sebelum aplikasi tersebut

diimplementasikan.

8) Melakukan langkah preventif yang diperlukan

sehingga perangkat keras berfungsi dengan baik

dan perangkat lunak aplikasi yang digunakan

dalam SKNBI dan/atau dalam kaitannya dengan

SKNBI bebas dari segala jenis virus.

9) Menjamin integritas database SKNBI yang ada

pada SPK utama dan SPK cadangan termasuk

data cadangan yang disimpan dalam bentuk

compact disk (CD), tape, cartridge, flashdisk,

dan/atau …

Page 63: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

63

dan/atau media lainnya.

10) Melakukan instalasi setiap terjadi perubahan

aplikasi SPK utama dan/atau SPK cadangan

sesuai dengan buku pedoman penggunaan

aplikasi SPK.

11) Menyimpan dengan baik aplikasi SPK, termasuk

setiap terdapat perubahan aplikasi SPK dan Soft

Token yang diberikan oleh Penyelenggara, di

tempat yang aman dan bebas dari berbagai hal-

hal yang dapat merusak aplikasi SPK dan Soft

Token.

2. Bertanggung Jawab atas Kebenaran DKE dan Seluruh

Informasi yang Dikirim Peserta kepada Penyelenggara

melalui SKNBI.

Dalam rangka memastikan kebenaran DKE dan seluruh

informasi yang dikirim kepada Penyelenggara, Peserta

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. membuat DKE dan batch sesuai dengan buku

pedoman penggunaan aplikasi SPK; dan

b. mengirimkan batch DKE sesuai jadwal yang

ditetapkan Penyelenggara.

3. Melaksanakan perjanjian dengan Penyelenggara apabila

diperlukan dalam rangka penyelenggaraan SKNBI.

4. Menginformasikan biaya transaksi melalui SKNBI kepada

nasabah secara transparan.

Dalam rangka transparansi biaya transaksi melalui SKNBI

kepada nasabah, Peserta mengumumkan secara tertulis

mengenai biaya transaksi melalui SKNBI pada tempat yang

mudah terlihat oleh nasabah.

5. Memberikan data dan informasi terkait penyelenggaraan

SKNBI kepada Bank Indonesia.

Dalam rangka pemberian data dan informasi terkait

penyelenggaraan SKNBI kepada Bank Indonesia, Peserta

memberikan data dan informasi yang diminta oleh

Penyelenggara termasuk namun tidak terbatas pada

dokumen…

Page 64: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

64

dokumen asli dan/atau salinan dokumen yang berupa

warkat dan/atau data elektronik terkait dengan

pelaksanaan SKNBI.

6. Mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh asosiasi sistem

pembayaran yang telah disetujui oleh Bank Indonesia.

7. Mematuhi ketentuan lain terkait operasional

penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal.

Dalam rangka memenuhi ketentuan mengenai

penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal dan

ketentuan terkait lainnya, berlaku ketentuan sebagai

berikut:

a. pimpinan dan/atau pejabat yang berwenang wajib

melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan

untuk memastikan ketaatan Peserta terhadap

ketentuan lainnya yang terkait dengan operasional

penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal.

b. Peserta menatausahakan perintah transfer dana,

perintah transfer debit, hasil perhitungan SKNBI,

dalam bentuk elektronik dan/atau hasil cetaknya,

serta Warkat Debit sesuai dengan ketentuan

pengarsipan yang berlaku di internal Peserta dan

masa retensi sesuai peraturan perundang-undangan

yang mengatur mengenai dokumen perusahaan.

I. Penggunaan Soft Token dalam SKNBI

1. Prinsip Penggunaan Soft Token

a. Dalam operasional SKNBI, Peserta harus memiliki Soft

Token yang merupakan salah satu sarana

pengamanan dalam melakukan koneksi antara SPK

dengan SSK.

b. Soft Token sebagaimana dimaksud dalam huruf a

terdiri atas:

1) Bank Indonesia Certificate of Authentification (BI-

CA);

2) sertifikat SSK; dan

3) sertifikat SPK.

c. BI-CA…

Page 65: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

65

c. BI-CA sebagaimana dimaksud dalam butir b.1) dan

Sertifikat SSK sebagaimana dimaksud dalam butir

b.2) memiliki masa aktif yang ditetapkan oleh

Penyelenggara.

d. Dalam hal masa aktif BI-CA dan sertifikat SSK

sebagaimana dimaksud dalam huruf c berakhir,

Penyelenggara akan mengganti dan menyampaikan

BI-CA dan sertifikat SSK dengan yang baru paling

lama 1 (satu) bulan sebelum masa aktif berakhir.

e. Sertifikat SPK sebagaimana dimaksud dalam butir

b.3), memiliki masa aktif paling lama 2 (dua) tahun

sejak tanggal efektif.

f. Peserta dapat mengajukan perpanjangan masa aktif

sertifikat SPK dan penggantian Soft Token yang hilang,

rusak, atau tidak dapat digunakan karena sebab

apapun.

g. Soft Token yang telah diserahkan oleh Penyelenggara

kepada Peserta digunakan sesuai ketentuan internal

Peserta dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Peserta yang bersangkutan.

2. Prosedur Permohonan Penggunaan Soft Token,

Penggantian Soft Token, dan Perpanjangan Masa Aktif

Sertifikat SPK

a. Peserta mengajukan surat permohonan kepada

Penyelenggara untuk mendapatkan Soft Token,

penggantian Soft Token, dan perpanjangan masa aktif

sertifikat SPK, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan Soft Token, surat

permohonan paling kurang memuat informasi

sebagai berikut:

a) nama Peserta; dan

b) kode Peserta.

2) Untuk penggantian Soft Token, surat permohonan

paling kurang memuat informasi sebagai berikut:

a) nama Peserta;

b) kode…

Page 66: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

66

b) kode Peserta; dan

c) alasan penggantian.

3) Untuk perpanjangan masa aktif sertifikat SPK,

surat permohonan paling kurang memuat

informasi sebagai berikut:

a) nama Peserta;

b) kode Peserta; dan

c) tanggal berakhirnya sertifikat SPK.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a disertai dengan file certificate signing request

yang disimpan dalam compact disc. Pembuatan file

certificate signing request mengacu pada buku

pedoman penggunaan aplikasi SPK.

c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.4 dan ditandatangani oleh pejabat

yang berwenang dari Peserta yang memiliki spesimen

tanda tangan di Bank Indonesia serta disampaikan

kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Surat permohonan disampaikan kepada

Penyelenggara dengan alamat sebagaimana

dimaksud dalam butir II.A.2.a.

2) Bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPwDN, surat permohonan disampaikan

kepada Penyelenggara dengan tembusan kepada

KPwDN yang mewilayahi.

3) Bagi Peserta yang mengajukan permohonan

perpanjangan masa aktif sertifikat SPK, surat

permohonan disampaikan paling lama 1 (satu)

bulan sebelum masa aktif Sertifikat SPK berakhir.

d. Penyelenggara memberitahukan kepada Peserta

melalui administrative message atau sarana lainnya

untuk pengambilan Soft Token, Soft Token pengganti,

atau sertifikat SPK yang telah diperpanjang masa

aktifnya…

Page 67: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

67

aktifnya paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak

surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a diterima secara lengkap oleh Penyelenggara.

e. Peserta melakukan pengambilan Soft Token, Soft

Token pengganti, atau sertifikat SPK sebagaimana

dimaksud dalam huruf d dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPBI, pengambilan dilakukan di

Penyelenggara.

2) Bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah

kerja KPwDN, pengambilan dilakukan di KPwDN

setempat.

3) Pengambilan dilakukan oleh pejabat yang

berwenang yang telah memiliki spesimen tanda

tangan di Bank Indonesia.

f. Peserta melakukan instalasi Soft Token, Soft Token

pengganti, atau sertifikat SPK yang diperoleh dari

Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam huruf e

ke server SPK yang menghasilkan certificate signing

request.

g. Peserta harus menginformasikan tanggal pelaksanaan

instalasi Soft Token pengganti atau sertifikat SPK yang

diperpanjang masa aktifnya kepada Penyelenggara.

Dalam hal Peserta tidak menginformasikan tanggal

instalasi tersebut maka segala risiko dan akibat yang

timbul menjadi tanggung jawab sepenuhnya Peserta

yang bersangkutan.

3. Penghapusan Sertifikat SPK

a. Penghapusan sertifikat SPK dapat dilakukan atas

dasar:

1) inisiatif Penyelenggara; atau

2) permintaan Peserta.

b. Penghapusan sertifikat SPK atas dasar inisiatif

Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam butir

a.1)…

Page 68: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

68

a.1) antara lain dilakukan dalam hal Peserta telah

dihentikan kepesertaannya dalam penyelenggaraan

SKNBI.

c. Penghapusan sertifikat SPK atas dasar permintaan

Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir a.2)

diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Peserta mengajukan surat permohonan

penghapusan sertifikat SPK kepada

Penyelenggara dengan menyatakan tanggal efektif

penghapusan sertifikat SPK tersebut paling lama

1 (satu) bulan sebelum tanggal efektif dimaksud.

2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

angka 1) ditandatangani oleh pejabat yang

berwenang dari Peserta yang memiliki spesimen

tanda tangan di Bank Indonesia.

3) Surat permohonan penghapusan sertifikat SPK

sebagaimana dimaksud dalam angka 1)

menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.4 dan dapat disampaikan

terlebih dahulu melalui faksimile.

d. Penyelenggara menyampaikan surat pemberitahuan

kepada Peserta mengenai penghapusan sertifikat SPK

paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah

pelaksanaan penghapusan sertifikat SPK.

IV. WAKTU OPERASIONAL SKNBI

A. Prinsip Umum

1. Penyelenggara menetapkan waktu operasional SKNBI yang

mencakup:

a. hari operasional;

b. jam operasional;

c. jam layanan; dan

d. periode waktu kegiatan.

2. Hari operasional sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a

yaitu hari yang ditetapkan oleh Penyelenggara sebagai hari

diselenggarakannya operasional SKNBI.

3. Jam…

Page 69: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

69

3. Jam operasional sebagaimana dimaksud dalam butir 1.b

yaitu jam yang ditetapkan oleh Penyelenggara sebagai

waktu diselenggarakannya operasional SKNBI pada setiap

hari operasional.

4. Jam layanan sebagaimana dimaksud dalam butir 1.c yaitu

jadwal yang ditetapkan oleh Penyelenggara untuk setiap

layanan dalam SKNBI, misalnya jam Layanan Transfer

Dana, jam Layanan Kliring Warkat Debit, jam Layanan

Pembayaran Reguler, dan jam Layanan Penagihan Reguler.

5. Periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam

butir 1.d yaitu jangka waktu yang ditetapkan oleh

Penyelenggara untuk melaksanakan kegiatan operasional

setiap layanan dalam SKNBI, misalnya periode waktu

untuk pengiriman DKE dan periode waktu untuk

penyediaan Prefund.

6. Peserta wajib melakukan kegiatan operasional SKNBI

sesuai dengan waktu operasional yang ditetapkan oleh

Penyelenggara.

7. Dalam kondisi tertentu, Keadaan Tidak Normal, dan/atau

Keadaan Darurat, Peserta dapat tidak ikut serta dalam

kegiatan SKNBI berdasarkan persetujuan dari

Penyelenggara.

8. Prosedur permohonan Peserta yang tidak ikut dalam

kegiatan SKNBI sebagaimana dimaksud dalam angka 7

adalah sebagai berikut:

a. Peserta mengajukan permohonan melalui surat yang

ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari

Peserta yang memiliki spesimen tanda tangan di Bank

Indonesia ke alamat II.A.2.a yang dapat didahului

dengan faksimile atau administrative message.

b. Penyelenggara memberitahukan persetujuan atau

penolakan atas permohonan Peserta sebagaimana

dimaksud dalam huruf a melalui surat yang dapat

didahului administrative message atau sarana lainnya.

c. Dalam hal permohonan disetujui, Penyelenggara

menginformasikan…

Page 70: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

70

menginformasikan Peserta yang tidak ikut dalam

kegiatan operasional SKNBI kepada seluruh Peserta

melalui administrative message.

9. Untuk permohonan tidak ikut serta dalam kegiatan SKNBI

dikarenakan kondisi tertentu, permohonan diajukan paling

lama 7 (tujuh) hari kerja sebelumnya. Alasan pengajuan

permohonan antara lain sebagai berikut:

a. kantor pusat Peserta berada dalam wilayah KPwDN

tertentu yang menerapkan hari operasional sebagai

libur fakultatif; dan/atau

b. kondisi tertentu yang disetujui oleh Penyelenggara.

10. Dalam hal KPwDN di Wilayah Kliring tertentu menerapkan

hari operasional sebagai libur fakultatif maka Peserta

tidak dapat melakukan pengiriman DKE Warkat Debit ke

Wilayah Kliring tersebut dan kegiatan pertukaran Warkat

Debit di wilayah tersebut ditiadakan.

11. Waktu operasional SKNBI sebagaimana dimaksud dalam

angka 1 dapat diubah sewaktu-waktu oleh Penyelenggara.

B. Penetapan Waktu Operasional SKNBI

1. Operasional SKNBI dilaksanakan pada setiap hari kalender

yang ditetapkan sebagai hari operasional oleh

Penyelenggara.

2. Jam operasional SKNBI adalah pukul 06.30 WIB sampai

dengan pukul 20.00 WIB.

3. Penyelenggara menetapkan jam layanan sebagaimana

dimaksud pada butir A.1.c dan periode waktu kegiatan

sebagaimana dimaksud pada butir A.1.d yang berlaku

secara nasional dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk Layanan Transfer Dana

1) Jam Layanan Transfer Dana yaitu pukul 06.30

Waktu Indonesia Barat (WIB) sampai dengan

pukul 16.15 WIB.

2) Dalam Layanan Transfer Dana, Penyelenggara

menetapkan periode waktu kegiatan sebagai

berikut:

a) penyediaan…

Page 71: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

71

a) penyediaan Prefund Kredit;

b) pengiriman DKE Transfer Dana ke SSK;

c) penyediaan informasi awal;

d) download confirmed incoming DKE Transfer

Dana;

e) Setelmen Dana; dan

f) download DKE Transfer Dana outgoing,

dengan rincian periode waktu kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

b. Untuk Layanan Kliring Warkat Debit

1) Jam Layanan Kliring Warkat Debit ditetapkan

dalam 4 (empat) zona, yaitu:

a) Zona 1, mulai pukul 08.00 WIB sampai

dengan pukul 13.30 WIB;

b) Zona 2, mulai pukul 08.00 WIB sampai

dengan pukul 14.30 WIB;

c) Zona 3, mulai pukul 08.00 WIB sampai

dengan pukul 16.30 WIB; dan

d) Zona 4 dilaksanakan dalam 2 (dua) hari

kerja, yaitu:

(1) hari kerja pertama mulai pukul 08.00

WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB;

dan

(2) hari kerja kedua mulai pukul 08.00 WIB

sampai dengan pukul 13.00 WIB,

yang merupakan satu kesatuan.

2) Dalam setiap zona, Penyelenggara menetapkan

periode waktu kegiatan sebagai berikut:

a) pengiriman DKE Warkat Debit untuk

kegiatan:

(1) Kliring Penyerahan; dan

(2) Kliring Pengembalian;

b) proses pertukaran Warkat Debit untuk:

(1) Kliring Penyerahan; dan

(2) Kliring Pengembalian;

c) download…

Page 72: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

72

c) download DKE Warkat Debit incoming untuk:

(1) Kliring Penyerahan; dan

(2) Kliring Pengembalian;

d) download DKE Warkat Debit incoming dan

confirmed outgoing dalam kegiatan Kliring

Penyerahan;

e) penyediaan informasi awal;

f) penambahan Prefund Debit;

g) Setelmen Dana; dan

h) download DKE Warkat Debit outgoing untuk

Kliring Penyerahan dan Kliring

Pengembalian,

dengan rincian periode waktu kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

c. Untuk Layanan Pembayaran Reguler

1) Jam Layanan Pembayaran Reguler ditetapkan

dalam 2 (dua) periode, yaitu:

a) periode 1 dilaksanakan dalam 2 (dua) hari

kerja, yaitu:

(1) hari kerja pertama mulai pukul 06.30

WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB;

dan

(2) hari kerja kedua mulai pukul 06.30 WIB

sampai dengan pukul 08.00 WIB,

yang merupakan satu kesatuan.

b) periode 2, mulai pukul 08.00 WIB sampai

dengan pukul 15.15 WIB.

2) Dalam setiap periode, Penyelenggara menetapkan

periode waktu kegiatan sebagai berikut:

a) penyediaan Prefund Kredit;

b) pengiriman DKE Pembayaran ke SSK;

c) penyediaan informasi awal;

d) download DKE Pembayaran confirmed

incoming;

e) Setelmen Dana; dan

f) download…

Page 73: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

73

f) download DKE Pembayaran outgoing,

dengan rincian periode waktu kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

d. Untuk Layanan Penagihan Reguler

1) Jam Layanan Penagihan Reguler yaitu pukul

08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.

2) Dalam Layanan Penagihan Reguler,

Penyelenggara menetapkan periode waktu

kegiatan sebagai berikut:

a) pengiriman DKE Penagihan untuk kegiatan:

(1) Penyerahan Tagihan; dan

(2) Pengembalian Tagihan.

b) download DKE Penagihan incoming untuk:

(1) Penyerahan Tagihan; dan

(2) Pengembalian Tagihan.

c) download DKE Penagihan incoming dan

confirmed outgoing dalam kegiatan

Penyerahan Tagihan.

d) penyediaan informasi awal;

e) penambahan Prefund Debit;

f) Setelmen Dana; dan

g) download DKE Penagihan outgoing untuk

Penyerahan Tagihan dan Pengembalian

Tagihan,

dengan rincian periode waktu kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

C. Perubahan Waktu Operasional SKNBI

1. Penyelenggara dapat melakukan perubahan waktu

operasional SKNBI sebagaimana dimaksud dalam butir A.1

berdasarkan pertimbangan antara lain sebagai berikut:

a. adanya Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan

Darurat di Penyelenggara;

b. adanya perubahan jam operasional Sistem BI-RTGS

dan/atau BI-SSSS;

c. adanya kepentingan Bank Indonesia dalam rangka

menjaga…

Page 74: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

74

menjaga kelancaran sistem pembayaran;

d. adanya permohonan perpanjangan periode waktu

kegiatan dari Peserta; dan/atau

e. adanya permohonan perubahan jam Layanan Kliring

Warkat Debit di suatu Wilayah Kliring dari

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI.

2. Permohonan perpanjangan periode waktu kegiatan dari

Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir 1.d dapat

dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Permohonan dapat diajukan apabila Peserta

mengalami Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan

Darurat yang mengakibatkan adanya kebutuhan

perpanjangan periode waktu kegiatan pengiriman DKE

dan/atau penyediaan Prefund.

b. Permohonan perpanjangan periode waktu kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a disampaikan

oleh Peserta kepada Penyelenggara dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Peserta mengajukan surat permohonan

perpanjangan periode waktu kegiatan kepada

Penyelenggara yang dapat didahului dengan

faksimile, administrative message, dan/atau

sarana lainnya.

2) Surat sebagaimana dimaksud dalam angka 1)

ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang dari

Peserta yang memiliki spesimen tanda tangan di

Bank Indonesia yang penyampaiannya dapat

didahului dengan faksimile.

3) Penyelenggara memberitahukan persetujuan atau

penolakan atas permohonan perpanjangan

periode waktu kegiatan kepada Peserta melalui

surat yang dapat didahului dengan faksimile,

administrative message, dan/atau sarana lainnya.

4) Dalam hal permohonan perpanjangan periode

waktu kegiatan disetujui, Penyelenggara

memberitahukan…

Page 75: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

75

memberitahukan perpanjangan periode waktu

kegiatan pengiriman DKE dan/atau penyediaan

Prefund kepada seluruh Peserta melalui

administrative message dan/atau sarana lainnya.

5) Perpanjangan periode waktu kegiatan pengiriman

DKE atas permintaan Peserta dikenakan biaya

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.6.

3. Permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit

di suatu Wilayah Kliring oleh Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI sebagaimana dimaksud dalam

butir 1.e dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan

Darurat di suatu Wilayah Kliring yang mengakibatkan

Peserta tidak dapat mengikuti jam Layanan Kliring

Warkat Debit yang ditetapkan.

b. Perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit yang

dapat disetujui adalah sebagai berikut:

1) Untuk Wilayah Kliring yang terdaftar pada zona 1

dan zona 2, perubahan jam layanan dilakukan

dengan mengacu pada jam Layanan Kliring

Warkat Debit pada zona berikutnya.

Sebagai contoh, apabila terjadi Keadaan Tidak

Normal pada Wilayah Kliring zona 1 maka

perubahan jam layanan pada zona tersebut

dilakukan dengan penyesuaian jam layanan

dengan mengacu pada jam layanan pada zona 2.

2) Untuk Wilayah Kliring yang terdaftar pada zona 3

dan zona 4, perubahan jam layanan dilakukan

dengan perpanjangan jam Layanan Kliring Warkat

Debit pada zona tersebut.

c. Permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat

Debit sebagaimana dimaksud dalam huruf a

disampaikan oleh Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI kepada Penyelenggara dengan

ketentuan…

Page 76: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

76

ketentuan sebagai berikut:

1) Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

mengajukan surat permohonan mengenai

perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit

disertai dengan alasan kepada Penyelenggara,

yang dapat didahului dengan faksimile atau

sarana lainnya.

2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

angka 1) disampaikan kepada Penyelenggara

dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam

butir II.A.2.a.

3) Penyelenggara memberitahukan persetujuan atau

penolakan atas permohonan perubahan jam

Layanan Kliring Warkat Debit di suatu Wilayah

Kliring kepada Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI melalui surat dan/atau sarana

lainnya.

4) Dalam hal permohonan perubahan jam Layanan

Kliring Warkat Debit disetujui, Penyelenggara

memberitahukan perubahan jam Layanan Kliring

Warkat Debit di suatu Wilayah Kliring kepada

seluruh Peserta melalui administrative message

dan/atau sarana lainnya.

V. PREFUND

A. Jenis dan Pengelolaan Prefund

1. Jenis Prefund

a. Jenis Prefund dalam SKNBI terdiri atas:

1) Prefund Kredit berupa dana tunai (cash Prefund);

dan

2) Prefund Debit dapat berupa:

a) dana tunai (cash Prefund); dan/atau

b) surat berharga (collateral Prefund).

b. Jenis surat berharga (collateral Prefund) yang dapat

disediakan dalam Prefund Debit sebagaimana

dimaksud dalam butir a.2).b) mengacu pada

ketentuan…

Page 77: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

77

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai

tata cara penggunaan fasilitas likuiditas intrahari.

c. Surat berharga (collateral Prefund) sebagaimana

dimaksud dalam butir a.2).b) hanya berlaku untuk

PLU.

2. Pengelolaan Prefund

a. Dana tunai (cash Prefund) yang disediakan oleh PLU

dan PLA untuk Prefund Kredit dan Prefund Debit,

ditatausahakan pada Sistem BI-RTGS dalam rekening

milik Penyelenggara yang khusus menampung dana

tunai (cash Prefund). Dana tunai (cash Prefund) untuk

masing-masing PLU dan PLA ditatausahakan oleh

Penyelenggara di SSK.

b. Surat berharga (collateral Prefund) yang disediakan

oleh PLU ditatausahakan pada BI-SSSS dalam

rekening surat berharga masing-masing PLU yang

digunakan khusus untuk menampung surat berharga

(collateral Prefund) sebagaimana diatur dalam

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai

BI-SSSS.

B. Nilai Minimum Nominal Prefund

Penyelenggara menetapkan besarnya Prefund yang harus

disediakan oleh masing-masing Peserta dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Penyelenggara tidak menetapkan nilai minimum nominal

Prefund Kredit yang wajib disediakan oleh Peserta.

2. Penyelenggara menetapkan nilai minimum nominal

Prefund Debit yang wajib disediakan oleh Peserta.

3. Nilai minimum nominal Prefund Debit yang wajib

disediakan oleh Peserta sebagaimana dimaksud dalam

angka 2 ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta wajib menyediakan Prefund Debit sebelum jam

Layanan Kliring Warkat Debit dan Layanan Penagihan

Reguler dimulai, dengan jumlah paling sedikit sebesar

nilai nominal yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

b. Nilai…

Page 78: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

78

b. Nilai minimum nominal Prefund Debit adalah sebesar

total tagihan harian terbesar Peserta dalam Layanan

Kliring Warkat Debit dan Layanan Penagihan Reguler

dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir,

dengan mengecualikan data transaksi yang nilai

nominalnya di luar kebiasaan (outlier). Khusus untuk

bulan ke-12 (dua belas), data yang diperhitungkan

adalah data transaksi sampai dengan tanggal 25.

Apabila tanggal 25 pada bulan ke-12 (dua belas) jatuh

pada hari libur maka data yang diperhitungkan

adalah data transaksi sampai dengan hari kerja

terakhir sebelum tanggal 25 pada bulan yang

bersangkutan. Contoh perhitungan minimum Prefund

Debit sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.7.

c. Data transaksi yang nilai nominalnya di luar

kebiasaan (outlier) sebagaimana dimaksud dalam

huruf b merupakan nilai rata-rata total tagihan harian

(incoming debit) per Peserta ditambah 3 (tiga) standar

deviasi.

d. Nilai minimum nominal Prefund Debit sebagaimana

dimaksud dalam huruf b yang wajib disediakan oleh

Peserta, dapat diakses oleh Peserta melalui SPK pada

tanggal 26 setiap bulannya. Apabila tanggal 26 jatuh

pada hari libur maka besarnya nilai minimum nominal

Prefund Debit dapat diakses oleh Peserta melalui SPK

pada hari kerja berikutnya.

e. Dalam hal terdapat Peserta baru dan belum memiliki

data historis transaksi Layanan Kliring Warkat Debit

dan Layanan Penagihan Reguler, besarnya minimum

nilai nominal Prefund Debit yang wajib disediakan oleh

Peserta tersebut diatur dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Pada hari pertama keikutsertaan Peserta, nilai

minimum nominal Prefund Debit yang harus

disediakan adalah sebesar Rp0,00 (nol rupiah).

2) Pada…

Page 79: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

79

2) Pada hari kerja berikutnya di bulan yang sama

dengan tanggal keikutsertaan Peserta, nilai

minimum nominal Prefund Debit yang harus

disediakan oleh Peserta ditetapkan berdasarkan

data total tagihan harian (incoming debit) terbesar

Peserta pada hari kerja sebelumnya.

3) Nilai minimum nominal Prefund Debit untuk

bulan berikutnya ditetapkan dengan

memperhatikan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam huruf b sesuai dengan data

historis yang dimiliki Peserta. Dalam hal data

historis yang dimiliki oleh Peserta kurang dari 12

(dua belas) bulan maka data historis yang

digunakan adalah data yang tersedia pada

periode tersebut.

f. Dalam hal terdapat Peserta yang melakukan

penggabungan atau peleburan usaha, nilai minimum

nominal Prefund Debit yang harus disediakan oleh

Peserta hasil penggabungan atau peleburan usaha

diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Sejak tanggal efektif penggabungan atau

peleburan usaha sampai dengan akhir bulan yang

bersangkutan, nilai nominal Prefund Debit yang

harus disediakan adalah sebesar total nilai

nominal Prefund Debit dari Peserta yang

melakukan penggabungan atau peleburan usaha,

yang telah ditetapkan pada awal bulan ketika

Peserta tersebut belum melakukan penggabungan

atau peleburan usaha.

2) Nilai nominal Prefund Debit untuk bulan

berikutnya ditetapkan berdasarkan total tagihan

harian terbesar Peserta hasil penggabungan atau

peleburan usaha untuk Layanan Kliring Warkat

Debit dan Layanan Penagihan Reguler dengan

mengecualikan data transaksi yang nilai

nominalnya…

Page 80: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

80

nominalnya di luar kebiasaan (outlier), dalam

bulan sebelumnya terhitung sejak tanggal efektif

penggabungan atau peleburan usaha.

3) Nilai minimum nominal Prefund Debit untuk

bulan berikutnya ditetapkan dengan

memperhatikan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam angka 2) sesuai dengan data

historis yang dimiliki oleh Peserta hasil

penggabungan atau peleburan usaha. Dalam hal

data historis yang dimiliki oleh Peserta hasil

penggabungan atau peleburan usaha kurang dari

12 (dua belas) bulan maka data historis yang

digunakan adalah data yang tersedia pada

periode tersebut.

g. Dalam hal terdapat perubahan kegiatan usaha Peserta

dari konvensional menjadi syariah, nilai minimum

nominal Prefund Debit yang harus disediakan oleh

Peserta menggunakan data historis 12 (dua belas)

bulan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam

huruf b.

C. Tata Cara Penyediaan Prefund

1. Penyediaan Prefund Kredit

Dalam melakukan kewajiban penyediaan Prefund Kredit,

berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta menyediakan Prefund Kredit sesuai periode

waktu kegiatan penyediaan Prefund Kredit yang

ditetapkan oleh Penyelenggara.

b. Dalam melakukan penyediaan Prefund Kredit

sebagaimana dimaksud dalam huruf a, berlaku

ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk PLU, penyediaan Prefund Kredit dilakukan

oleh Peserta yang bersangkutan.

2) Untuk PLA, penyediaan Prefund Kredit dilakukan

melalui Bank Pembayar.

3) Untuk PTL, penyediaan Prefund Kredit dilakukan

oleh…

Page 81: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

81

oleh Bank Penerus.

c. Nilai nominal Prefund Kredit yang disediakan oleh

Peserta minimal sebesar total DKE Transfer Dana

dan/atau DKE Pembayaran keluar (outgoing)

dikurangi total DKE Transfer Dana dan/atau DKE

Pembayaran masuk (incoming) dari Peserta lain yang

didukung oleh dana yang cukup (confirmed incoming).

d. Penyediaan Prefund Kredit dalam bentuk dana tunai

(cash Prefund) dilakukan melalui Sistem BI-RTGS

dengan cara melakukan transfer dana dari Rekening

Setelmen Dana PLU atau Rekening Setelmen Dana

Bank Pembayar ke rekening milik Penyelenggara yang

digunakan khusus untuk menampung dana tunai

(cash Prefund) dengan mengacu pada ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan

Sistem BI-RTGS.

2. Penyediaan Prefund Debit

Dalam melakukan kewajiban penyediaan nilai minimum

nominal Prefund Debit, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Penyediaan Prefund Debit dalam bentuk dana tunai

(cash Prefund) dilakukan melalui Sistem BI-RTGS

dengan cara melakukan transfer dana dari Rekening

Setelmen Dana PLU ke rekening milik Penyelenggara

yang digunakan khusus untuk menampung dana

tunai (cash Prefund) dengan mengacu pada ketentuan

Bank Indonesia yang mengatur mengenai

penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.

b. Penyediaan Prefund Debit dalam bentuk surat

berharga (collateral Prefund) dilakukan melalui BI-

SSSS, dengan prosedur sebagaimana diatur dalam

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai

penyelenggaraan BI-SSSS.

D. Tata Cara Penambahan Prefund

1. Penambahan Prefund Kredit

a. Peserta wajib melakukan penambahan Prefund Kredit

dalam…

Page 82: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

82

dalam hal Prefund Kredit yang disediakan oleh Peserta

sebagaimana dimaksud dalam butir C.1 tidak

mencukupi untuk memenuhi kewajiban Peserta dalam

Layanan Transfer Dana dan/atau Layanan

Pembayaran Reguler.

b. Penambahan Prefund Kredit sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dilakukan sesuai dengan periode waktu

penambahan Prefund Kredit yang ditetapkan oleh

Penyelenggara.

c. Mekanisme penambahan Prefund Kredit sebagaimana

dimaksud dalam huruf a mengacu pada ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam butir C.1.

2. Penambahan Prefund Debit

a. Peserta wajib melakukan penambahan Prefund Debit

dalam hal nilai minimum nominal Prefund Debit

sebagaimana dimaksud dalam butir C.2 tidak

mencukupi untuk memenuhi kewajiban Peserta dalam

Layanan Kliring Warkat Debit dan/atau Layanan

Penagihan Reguler.

b. Penambahan Prefund Debit sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dilakukan sesuai dengan periode waktu

penambahan Prefund Debit sebagaimana dimaksud

pada Lampiran II.5.

c. Mekanisme penambahan Prefund Debit sebagaimana

dimaksud dalam huruf b mengacu pada ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam huruf C.2.

E. Pengembalian Prefund

1. Pengembalian Prefund Kredit

Dalam hal setelah jam layanan pada Layanan Transfer

Dana dan Layanan Pembayaran Reguler berakhir, Peserta

masih memiliki saldo dana tunai (cash Prefund) yang tidak

dipergunakan dalam perhitungan Layanan Transfer Dana

dan/atau Layanan Pembayaran Reguler maka saldo dana

tunai (cash Prefund) tersebut dikembalikan oleh

Penyelenggara ke Rekening Setelmen Dana PLU dan/atau

Rekening…

Page 83: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

83

Rekening Setelmen Dana Bank Pembayar.

2. Pengembalian Prefund Debit

Setelah jam layanan pada Layanan Kliring Warkat Debit

dan Layanan Penagihan Reguler berakhir, Penyelenggara

melakukan pengembalian dana tunai (cash Prefund) ke

Rekening Setelmen Dana PLU, dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Dalam hal saldo dana tunai (cash Prefund)

menunjukkan nilai positif, Penyelenggara

mengembalikan saldo dana tunai (cash Prefund)

sebesar nilai positif ke Rekening Setelmen Dana PLU.

b. Dalam hal surat berharga (collateral Prefund) tidak

digunakan maka:

1) Peserta dapat memindahkan kembali surat

berharga (collateral Prefund) tersebut ke rekening

surat berharga PLU sesuai ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai

penyelenggaraan BI-SSSS.

2) Dalam hal Peserta tidak memindahkan kembali

surat berharga (collateral Prefund) ke rekening

surat berharga PLU maka surat berharga

(collateral Prefund) tersebut akan diperhitungkan

sebagai komponen Prefund Debit untuk hari kerja

berikutnya.

3. Periode pengembalian Prefund

Pengembalian Prefund Kredit sebagaimana dimaksud

dalam angka 1 dan pengembalian Prefund Debit

sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dilakukan sesuai

dengan periode waktu kegiatan pengembalian Prefund

sebagaimana dimaksud pada Lampiran II.5.

VI. LAYANAN TRANSFER DANA

A. Prinsip Umum

1. Dalam hari operasional, Layanan Transfer Dana dilakukan

sesuai dengan jam layanan yang ditetapkan oleh

Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.5…

Page 84: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

84

II.5.

2. Jenis transfer dana yang dapat diperhitungkan dalam

Layanan Transfer Dana adalah transfer dana yang berasal

dari:

a. perintah transfer dana dari Peserta kepada Peserta

lainnya;

b. perintah transfer dana dari Peserta kepada nasabah

Peserta lainnya dan sebaliknya; dan

c. perintah transfer dana dari nasabah Peserta kepada

nasabah Peserta lainnya.

3. Transfer dana sebagaimana dimaksud dalam butir 2.a

merupakan transaksi selain yang telah ditetapkan dalam

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai

penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.

4. Nasabah sebagaimana dimaksud dalam butir 2.b dan butir

2.c dapat berupa nasabah yang memiliki rekening di

Peserta maupun nasabah yang tidak memiliki rekening di

Peserta.

5. Nilai nominal transfer dana sebagaimana dimaksud dalam

angka 2 dibatasi sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.8.

6. Transfer dana sebagaimana dimaksud dalam angka 2

diproses pada Layanan Transfer Dana dalam bentuk DKE

Transfer Dana yang dihasilkan dari SPK.

7. DKE Transfer Dana yang telah diterima oleh Penyelenggara

tidak dapat diubah atau dibatalkan oleh Peserta.

8. Perhitungan Layanan Transfer Dana dilakukan

berdasarkan DKE Transfer Dana yang didukung dengan

dana yang cukup.

9. Setelmen Dana atas perhitungan sebagaimana dimaksud

dalam angka 8 dilakukan ke Rekening Setelmen Dana PLU

dan/atau Rekening Setelmen Dana Bank Pembayar.

10. Setelmen Dana sebagaimana dimaksud dalam angka 9

dilakukan 5 (lima) kali dalam 1 (satu) hari operasional.

B. Operasional…

Page 85: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

85

B. Operasional Layanan Transfer Dana

1. Pembuatan dan Pengiriman DKE Transfer Dana dan Batch

DKE Transfer Dana

a. Pembuatan DKE Transfer Dana

1) Pembuatan DKE Transfer Dana dilakukan oleh

Peserta dengan cara sebagai berikut:

a) input DKE Transfer Dana secara manual

melalui SPK; atau

b) interface DKE Transfer Dana dengan cara:

(1) import file dari media rekam elektronik

ke SPK; atau

(2) Straight Through Processing (STP) dari

sistem internal Peserta ke SPK.

2) Pembuatan DKE Transfer Dana sebagaimana

dimaksud dalam angka 1) mengacu pada buku

pedoman penggunaan aplikasi SPK.

b. Pembuatan batch DKE Transfer Dana

1) Pembuatan batch DKE Transfer Dana dilakukan

melalui SPK atau sistem internal Peserta.

2) Pembuatan batch DKE Transfer Dana oleh Peserta

mengacu pada buku pedoman penggunaan

aplikasi SPK.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

DKE Transfer Dana dan batch DKE Transfer Dana

1) Pengisian field kode transaksi pada DKE Transfer

Dana harus mengacu pada kode transaksi

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.9.

2) Field kode kota asal wajib diisi dengan kode kota

di mana DKE Transfer Dana tersebut dikirim oleh

Peserta pengirim.

3) 1 (satu) batch DKE Transfer Dana paling banyak

berisi 200 (dua ratus) transaksi atau 1 (satu)

batch DKE Transfer Dana paling banyak

Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

d. Pengiriman…

Page 86: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

86

d. Pengiriman batch DKE Transfer Dana ke SSK

Batch DKE Transfer Dana sebagaimana dimaksud

dalam huruf b dikirim ke SSK dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Pengiriman batch DKE Transfer Dana oleh Peserta

dilakukan melalui SPK dengan ketentuan sebagai

berikut:

a) batch DKE Transfer Dana yang dikirim oleh

PLU dapat berupa:

(1) batch DKE Transfer Dana milik PLU

yang bersangkutan; dan/atau

(2) batch DKE Transfer Dana milik PTL

dalam hal PLU berfungsi sebagai Bank

Penerus;

b) batch DKE Transfer Dana yang dikirim oleh

PLA hanya milik PLA yang bersangkutan.

2) Pengiriman batch DKE Transfer Dana dapat

dilakukan secara bertahap sesuai dengan periode

waktu kegiatan pengiriman batch DKE Transfer

Dana yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

3) Dalam hal terjadi kegagalan pengiriman batch

DKE Transfer Dana maka Peserta dapat

mengirimkan kembali batch DKE Transfer Dana

tersebut selama periode waktu pengiriman batch

DKE Transfer Dana belum berakhir.

4) Atas pengiriman batch DKE Transfer Dana

sebagaimana dimaksud dalam angka 1), SSK

akan mengirimkan konfirmasi status pengiriman

batch DKE Transfer Dana ke SPK.

2. Mekanisme Perhitungan dalam Layanan Transfer Dana

a. Selama periode waktu kegiatan pengiriman DKE

Transfer Dana, SSK melakukan perhitungan setiap

batch DKE Transfer Dana yang diterima dengan

memperhatikan kecukupan dana yang dimiliki oleh

Peserta.

b. Dana…

Page 87: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

87

b. Dana yang dimiliki oleh Peserta sebagaimana

dimaksud dalam huruf a bersumber dari:

1) dana tunai (cash Prefund) yang disediakan dalam

Prefund Kredit; dan

2) confirmed incoming DKE Transfer Dana, yaitu

DKE Transfer Dana masuk dari Peserta lainnya

yang telah didukung dengan dana yang dimiliki

oleh Peserta lain tersebut.

c. DKE Transfer Dana yang dikirim oleh Peserta dan

didukung dengan dana sebagaimana dimaksud dalam

huruf b dinyatakan sebagai confirmed outgoing DKE

Transfer Dana.

3. Informasi Perhitungan Layanan Transfer Dana

a. Penyelenggara menyediakan informasi hasil

perhitungan dalam Layanan Transfer Dana

sebagaimana dimaksud dalam butir 2.a yang dapat

diperoleh Peserta melalui SPK secara seketika.

b. Dalam hal PLU berfungsi sebagai Bank Penerus maka

informasi hasil perhitungan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a mencakup hasil perhitungan PLU dan

PTL.

c. Apabila berdasarkan informasi sebagaimana

dimaksud dalam huruf a masih terdapat DKE Transfer

Dana yang belum dapat diperhitungkan (unconfirmed

DKE Transfer Dana) karena belum didukung dengan

dana yang cukup maka Peserta wajib menambah

Prefund Kredit sampai batas waktu yang ditetapkan

oleh Penyelenggara. Tata cara penambahan Prefund

Kredit sebagaimana dimaksud dalam butir V.D.

4. Setelmen Hasil Perhitungan Akhir dalam Layanan Transfer

Dana

a. Setelah batas waktu penambahan Prefund Kredit

berakhir, Penyelenggara melakukan perhitungan akhir

untuk masing-masing Peserta.

b. Dalam hal setelah berakhirnya batas waktu

sebagaimana…

Page 88: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

88

sebagaimana dimaksud dalam huruf a Peserta masih

memiliki unconfirmed DKE Transfer Dana maka

mekanisme penyelesaiannya mengacu pada ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam angka 5.

c. Dalam hal PLU berfungsi sebagai Bank Penerus maka

hasil perhitungan akhir sebagaimana dimaksud dalam

huruf a mencakup hasil perhitungan akhir PLU dan

PTL.

d. Penyelenggara melakukan Setelmen Dana atas hasil

perhitungan akhir sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ke Rekening Setelmen Dana PLU dan/atau

Rekening Setelmen Dana Bank Pembayar sebesar nilai

hasil perhitungan akhir Layanan Transfer Dana.

5. Penyelesaian Unconfirmed DKE Transfer Dana

a. Dalam hal terdapat unconfirmed DKE Transfer Dana

sebagaimana dimaksud dalam butir 4.b, berlaku

ketentuan sebagai berikut:

1) apabila unconfirmed DKE Transfer Dana terjadi

sebelum Setelmen Dana terakhir maka

unconfirmed DKE Transfer Dana tersebut akan

diperhitungkan secara otomatis ke Setelmen

Dana berikutnya; dan

2) apabila pada Setelmen Dana terakhir masih

terdapat unconfirmed DKE Transfer Dana maka

unconfirmed DKE Transfer Dana tersebut tidak

diperhitungkan oleh SSK.

b. Penyelesaian unconfirmed DKE Transfer Dana

sebagaimana dimaksud dalam butir a.2) dapat

dilakukan dengan mengirimkan kembali unconfirmed

DKE Transfer Dana tersebut pada hari kerja

berikutnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Peserta pengirim melaporkan hasil penyelesaian

unconfirmed DKE Transfer Dana kepada

Penyelenggara paling lama 2 (dua) hari kerja sejak

tanggal penyelesaian, dengan menggunakan

format…

Page 89: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

89

format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.10.

2) Peserta pengirim memberikan kompensasi, jasa,

dan/atau bunga kepada nasabah dengan

mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai perlindungan nasabah

pengguna SKNBI.

6. Penerusan Dana kepada Nasabah Penerima

Peserta penerima wajib meneruskan dana kepada nasabah

penerima sesuai amanat dalam DKE Transfer Dana yang

diterima dari Peserta pengirim, sesuai batas waktu yang

ditentukan dalam ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai penyelenggaraan transfer dana dan

kliring berjadwal.

VII. LAYANAN KLIRING WARKAT DEBIT

A. Prinsip Umum

1. Dalam 1 (satu) hari operasional, Layanan Kliring Warkat

Debit dilakukan dalam 4 (empat) zona sesuai dengan jam

layanan yang ditetapkan oleh Penyelenggara sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.5.

2. Layanan Kliring Warkat Debit dalam setiap zona terdiri

atas Kliring Penyerahan dan Kliring Pengembalian, yang

merupakan satu kesatuan siklus Layanan Kliring Warkat

Debit.

3. Warkat Debit yang dapat diperhitungkan dalam Layanan

Kliring Warkat Debit adalah Warkat Debit berupa cek,

bilyet giro, nota debit, dan Warkat Debit lainnya yang telah

disetujui oleh Penyelenggara untuk dikliringkan.

4. Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam angka 3 dapat

dikliringkan oleh Peserta ke seluruh Wilayah Kliring

sepanjang Peserta yang menerbitkan Warkat Debit

memiliki Perwakilan Peserta di wilayah tersebut.

5. Nilai nominal Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam

angka 3 dibatasi sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam…

Page 90: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

90

dalam Lampiran II.8.

6. Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam angka 3

diproses pada Layanan Kliring Warkat Debit dalam bentuk

DKE Warkat Debit yang dihasilkan dari SPK.

7. DKE Warkat Debit yang telah diterima oleh Penyelenggara

tidak dapat diubah atau dibatalkan oleh Peserta.

8. DKE Warkat Debit yang telah dikirim oleh Peserta harus

diikuti dengan penyampaian Warkat Debit kepada Peserta

penerima di Wilayah Kliring dimana Warkat Debit tersebut

dikliringkan.

9. Penyampaian Warkat Debit kepada Peserta penerima

sebagaimana dimaksud dalam angka 8 dilakukan melalui

pertukaran Warkat Debit sesuai mekanisme sebagaimana

diatur dalam angka XI.

10. Perhitungan Layanan Kliring Warkat Debit dilakukan

berdasarkan DKE Warkat Debit yang didukung dengan

dana yang cukup.

11. Setelmen Dana atas perhitungan sebagaimana dimaksud

dalam angka 10 dilakukan ke Rekening Setelmen Dana

masing-masing Peserta.

12. Setelmen Dana sebagaimana dimaksud dalam angka 11

dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) hari operasional

untuk setiap zona.

B. Operasional Layanan Kliring Warkat Debit pada setiap Zona

1. Pembuatan dan Pengiriman DKE Warkat Debit dan Batch

DKE Warkat Debit

a. Kliring Penyerahan

1) Pembuatan DKE Warkat Debit

a) Pembuatan DKE Warkat Debit dilakukan oleh

Peserta dengan cara sebagai berikut:

(1) input DKE Warkat Debit secara manual

melalui SPK; atau

(2) interface DKE Warkat Debit dengan cara:

(a) import file dari media rekam

elektronik ke SPK; atau

(b) Straight…

Page 91: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

91

(b) Straight Through Processing (STP)

dari sistem internal Peserta ke SPK.

b) Pembuatan DKE Warkat Debit sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) mengacu pada

buku pedoman penggunaan aplikasi SPK.

2) Pembuatan batch DKE Warkat Debit

a) Pembuatan batch DKE Warkat Debit

dilakukan melalui SPK atau sistem internal

Peserta.

b) Pembuatan batch DKE Warkat Debit oleh

Peserta harus memenuhi persyaratan sesuai

dengan buku pedoman penggunaan aplikasi

SPK.

3) Pengiriman batch DKE Warkat Debit ke SSK

Batch DKE Warkat Debit sebagaimana dimaksud

dalam angka 2) dikirim ke SSK dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Pengiriman batch DKE Warkat Debit ke SSK

dilakukan melalui SPK.

b) Pengiriman batch DKE Warkat Debit

sebagaimana dimaksud dalam huruf a) harus

diikuti dengan penyampaian fisik Warkat

Debit kepada Peserta penerima.

c) Pengiriman batch DKE Warkat Debit dapat

dilakukan secara bertahap sesuai dengan

periode waktu kegiatan pengiriman batch

DKE Warkat Debit yang ditetapkan oleh

Penyelenggara.

d) Dalam hal terjadi kegagalan pengiriman batch

DKE Warkat Debit maka Peserta dapat

mengirimkan kembali batch DKE Warkat

Debit tersebut sepanjang periode waktu

kegiatan pengiriman batch DKE Warkat Debit

belum berakhir.

e) Atas pengiriman batch DKE Warkat Debit

sebagaimana…

Page 92: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

92

sebagaimana dimaksud dalam huruf a), SSK

akan mengirimkan konfirmasi status

pengiriman batch DKE Warkat Debit ke SPK.

b. Kliring Pengembalian

1) Proses Verifikasi

a) Peserta melakukan verifikasi terhadap DKE

Warkat Debit yang diterima dari SSK pada

Kliring Penyerahan.

b) Dalam hal terdapat DKE Warkat Debit

sebagaimana dimaksud dalam huruf a) yang

harus dikembalikan maka pengembalian DKE

Warkat Debit tersebut dilakukan melalui

Kliring Pengembalian sesuai dengan alasan

penolakan DKE Warkat Debit sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II.11.

2) Pembuatan DKE Warkat Debit

a) Pembuatan DKE Warkat Debit pada Kliring

Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam

butir 1)b) dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

(1) input DKE Warkat Debit secara manual

melalui SPK; atau

(2) interface DKE Warkat Debit dengan cara:

(a) import file dari media rekam

elektronik ke SPK; atau

(b) Straight Through Processing (STP)

dari sistem internal Peserta ke SPK.

b) Pembuatan DKE Warkat Debit sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) disertai alasan

penolakan dengan mengacu pada buku

pedoman penggunaan aplikasi SPK.

3) Pembuatan Batch DKE Warkat Debit

a) Pembuatan batch DKE Warkat Debit

dilakukan melalui SPK atau sistem internal

Peserta.

b) Pembuatan…

Page 93: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

93

b) Pembuatan batch DKE Warkat Debit oleh

Peserta harus memenuhi persyaratan sesuai

dengan buku pedoman penggunaan aplikasi

SPK.

4) Pengiriman batch DKE Warkat Debit ke SSK

Batch DKE Warkat Debit sebagaimana dimaksud

dalam angka 3) dikirim ke SSK dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Pengiriman batch DKE Warkat Debit ke SSK

dilakukan melalui SPK.

b) Pengiriman batch DKE Warkat Debit

sebagaimana dimaksud dalam huruf a) harus

diikuti dengan penyampaian fisik Warkat

Debit kepada Peserta pengirim.

c) Pengiriman batch DKE Warkat Debit dapat

dilakukan secara bertahap sesuai dengan

waktu periode pengiriman batch DKE Warkat

Debit yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

d) Dalam hal terjadi kegagalan pengiriman batch

DKE Warkat Debit maka Peserta dapat

mengirimkan kembali batch DKE Warkat

Debit tersebut sepanjang periode waktu

kegiatan pengiriman batch DKE Warkat Debit

belum berakhir.

e) Atas pengiriman batch DKE Warkat Debit

sebagaimana dimaksud dalam huruf a), SSK

akan mengirimkan konfirmasi status

pengiriman batch DKE Warkat Debit ke SPK.

2. Mekanisme Perhitungan Dalam Layanan Kliring Warkat

Debit

a. Setelah jam Layanan Kliring Pengembalian berakhir,

Penyelenggara melakukan perhitungan Layanan

Kliring Warkat Debit dengan memperhatikan

kecukupan dana yang dimiliki oleh masing-masing

Peserta.

b. Perhitungan…

Page 94: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

94

b. Perhitungan Layanan Kliring Warkat Debit

sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut:

1) Melakukan perhitungan tagihan atas DKE Warkat

Debit outgoing pada Kliring Penyerahan dengan

DKE Warkat Debit incoming pada Kliring

Pengembalian untuk masing-masing Peserta

pengirim.

2) Melakukan perhitungan kewajiban atas DKE

Warkat Debit incoming pada Kliring Penyerahan

dari Peserta lain dengan DKE Warkat Debit

outgoing pada Kliring Pengembalian yang dikirim

oleh Peserta yang bersangkutan.

3) Melakukan netting antara hasil perhitungan

sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dengan

hasil perhitungan sebagaimana dimaksud dalam

angka 2).

c. Hasil perhitungan sebagaimana dimaksud dalam butir

b.3) dapat berupa:

1) net kredit yaitu apabila total tagihan lebih besar

daripada total kewajiban Peserta;

2) net nihil yaitu apabila total tagihan sama dengan

total kewajiban Peserta; atau

3) net debit yaitu apabila total tagihan lebih kecil

daripada total kewajiban Peserta.

d. Dalam hal hasil perhitungan kliring menunjukkan net

debit sebagaimana dimaksud dalam butir c.3) maka

dilakukan perhitungan terhadap dana pada Prefund

Debit. DKE Warkat Debit yang dikirim oleh Peserta

serta didukung dengan dana yang cukup dinyatakan

sebagai confirmed outgoing DKE Warkat Debit. DKE

Warkat Debit yang diterima dari Peserta lain serta

didukung dengan dana yang cukup dinyatakan

sebagai confirmed incoming DKE Warkat Debit.

3. Informasi…

Page 95: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

95

3. Informasi Perhitungan Layanan Kliring Warkat Debit

a. Penyelenggara menyediakan informasi hasil

perhitungan Layanan Kliring Warkat Debit

sebagaimana dimaksud dalam butir 2.c yang dapat

diperoleh Peserta melalui SPK sesuai periode waktu

yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

b. Apabila berdasarkan informasi sebagaimana

dimaksud dalam huruf a ketersediaan dana Prefund

Debit tidak mencukupi untuk menyelesaikan

perhitungan net debit maka Peserta wajib menambah

Prefund Debit sampai dengan batas waktu yang

ditetapkan oleh Penyelenggara dengan mengacu pada

ketentuan mengenai penambahan Prefund Debit

sebagaimana dimaksud dalam angka IV.

4. Setelmen Dana Hasil Perhitungan Akhir dalam Layanan

Kliring Warkat Debit

a. Setelah batas waktu penambahan Prefund Debit

berakhir, Penyelenggara melakukan perhitungan akhir

untuk masing-masing Peserta.

b. Dalam hal Peserta tidak melakukan penambahan

Prefund Debit sampai dengan batas waktu yang

ditetapkan oleh Penyelenggara maka DKE Warkat

Debit yang tidak didukung dengan Prefund Debit yang

cukup (unconfirmed DKE Warkat Debit) tidak

diperhitungkan dan selanjutnya dibatalkan oleh SSK.

c. Penyelenggara melakukan Setelmen Dana atas

perhitungan akhir sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ke Rekening Setelmen Dana masing-masing

Peserta dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Apabila hasil perhitungan akhir menunjukkan net

kredit maka Setelmen Dana dilakukan dengan

mengkredit Rekening Setelmen Dana Peserta

sebesar total nilai net kredit.

2) Apabila hasil perhitungan akhir menunjukkan net

nihil maka Setelmen Dana dilakukan dengan

mengkredit…

Page 96: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

96

mengkredit Rekening Setelmen Dana Peserta

sebesar nilai net nihil.

3) Apabila hasil perhitungan akhir menunjukkan net

debit maka penyelesaian atas net debit tersebut

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a) Posisi net debit akan mengurangi saldo dana

tunai (cash Prefund).

b) Dalam hal hasil pengurangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) menunjukkan

selisih positif atau selisih nihil maka

Setelmen Dana dilakukan sebesar nilai nihil.

c) Dalam hal hasil pengurangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) menunjukkan

selisih negatif maka Setelmen Dana

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(1) Mendebit Rekening Setelmen Dana

Peserta yang bersangkutan sebesar

selisih negatif tersebut.

(2) Dalam hal Rekening Setelmen Dana

Peserta yang bersangkutan sebagaimana

pada angka (1) tidak mencukupi untuk

menutup selisih negatif tersebut maka

kekurangan dari selisih negatif yang

telah diperhitungkan dengan dana pada

Rekening Setelmen Peserta, dipenuhi

dengan surat berharga (collateral

Prefund). Mekanisme penggunaan surat

berharga (collateral Prefund) mengacu

pada ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai tata cara

penggunaan fasilitas likuiditas intrahari.

5. Penyelesaian Unconfirmed DKE Warkat Debit

a. Unconfirmed DKE Warkat Debit merupakan DKE

Warkat Debit yang tidak diperhitungkan karena tidak

didukung dengan dana yang cukup dari Peserta

penerima…

Page 97: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

97

penerima.

b. Warkat Debit dari unconfirmed DKE Warkat Debit

harus dikembalikan oleh Peserta penerima kepada

Peserta pengirim melalui Perwakilan Peserta, dalam

hal Warkat Debit tersebut tidak memenuhi

persyaratan untuk dilakukan pembayaran.

c. Peserta pengirim yang menerima unconfirmed DKE

Warkat Debit harus menyelesaikan kewajiban

pembayaran Warkat Debit sepanjang Warkat Debit

tersebut memenuhi persyaratan untuk dilakukan

pembayaran dan tersedia dana nasabah penarik yang

cukup pada Peserta penerima.

d. Penyelesaian kewajiban pembayaran Warkat Debit

sebagaimana dalam huruf c dilakukan segera dengan

memperhatikan kesepakatan antar Peserta

sebagaimana diatur dalam peraturan asosiasi sistem

pembayaran di Indonesia.

e. Peserta penerima sebagaimana dimaksud dalam huruf

a harus melaporkan tindak lanjut dan hasil

penyelesaian unconfirmed DKE Warkat Debit kepada

Penyelenggara paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak

tanggal penyelesaian unconfirmed DKE Warkat Debit,

sebagaimana contoh pada Lampiran II.10.

6. Penerusan Dana kepada Nasabah Penerima

Peserta pengirim wajib meneruskan dana kepada nasabah

penerima sesuai amanat dalam Warkat Debit, sesuai batas

waktu yang ditetapkan dalam ketentuan Bank Indonesia

yang mengatur mengenai penyelenggaraan transfer dana

dan kliring berjadwal.

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operasional

Layanan Warkat Debit:

a. Pembuatan DKE Warkat Debit dan batch DKE Warkat

Debit

1) Pengisian field kode transaksi pada DKE Warkat

Debit harus mengacu pada kode transaksi

sebagaimana…

Page 98: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

98

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.9.

2) Field kode kota asal wajib diisi dengan kode kota

di mana Warkat Debit tersebut dikliringkan oleh

Peserta pengirim.

3) 1 (satu) batch DKE Warkat Debit paling banyak

berisi 200 (dua ratus) transaksi atau 1 (satu)

batch DKE Warkat Debit kurang dari

Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).

b. Penolakan Warkat Debit karena adanya tindak pidana

Dalam hal Warkat Debit ditolak karena diduga

terdapat suatu tindak pidana sesuai dengan surat

keterangan dari pihak yang berwenang, berlaku

ketentuan sebagai berikut:

1) Peserta penerima harus menahan Warkat Debit

dan membuat surat keterangan yang menyatakan

bahwa Peserta penerima telah menerima serta

menahan Warkat Debit tersebut karena diduga

terkait tindak pidana sesuai bukti lapor yang

dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, dengan

menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.12.

2) Pada saat Kliring Pengembalian, Peserta penerima

menyampaikan:

a) surat keterangan sebagaimana dimaksud

dalam angka 1) dalam rangkap 2 (dua);

b) fotokopi bukti lapor yang dikeluarkan oleh

pihak yang berwenang; dan

c) fotokopi Warkat Debit,

kepada Peserta pengirim.

3) Berdasarkan dokumen yang diterima Peserta

pengirim dari Peserta penerima pada Kliring

Pengembalian, Peserta pengirim menyampaikan

surat keterangan asli sebagaimana dimaksud

dalam butir 2)a) kepada nasabah penyetor.

c. Penolakan…

Page 99: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

99

c. Penolakan Warkat Debit di luar mekanisme Kliring

Pengembalian

Dalam hal Peserta penerima dalam Kliring Penyerahan

tidak dapat melakukan penolakan Warkat Debit yang

seharusnya ditolak melalui mekanisme Kliring

Pengembalian, antara lain karena adanya Keadaan

Tidak Normal di Peserta penerima maka Peserta

penerima harus segera menginformasikan kepada

Peserta pengirim yang bersangkutan untuk

diselesaikan secara bilateral.

VIII. LAYANAN PEMBAYARAN REGULER

A. Prinsip Umum

1. Dalam 1 (satu) hari operasional, Layanan Pembayaran

Reguler dilakukan sebanyak 2 (dua) periode sesuai dengan

jam layanan yang ditetapkan oleh Penyelenggara

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

2. Jenis transfer dana yang dapat diperhitungkan dalam

Layanan Pembayaran Reguler adalah transfer dana yang

berasal dari:

a. perintah transfer dana dari 1 (satu) Peserta pengirim

kepada beberapa nasabah di Peserta penerima;

b. perintah transfer dana dari beberapa nasabah di

Peserta pengirim kepada 1 (satu) Peserta penerima;

c. perintah transfer dana dari 1 (satu) nasabah di Peserta

pengirim kepada beberapa nasabah di Peserta

penerima; dan

d. perintah transfer dana dari beberapa nasabah di

Peserta pengirim kepada 1 (satu) nasabah di Peserta

penerima.

3. Nasabah sebagaimana dimaksud dalam angka 2 adalah

nasabah yang memiliki rekening di Peserta.

4. Nilai nominal transfer dana sebagaimana dimaksud dalam

angka 2 dibatasi sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam pada Lampiran II.8.

5. Transfer…

Page 100: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

100

5. Transfer dana sebagaimana dimaksud dalam angka 2

diproses pada Layanan Pembayaran Reguler dalam bentuk

DKE Pembayaran yang dihasilkan dari SPK.

6. DKE Pembayaran yang telah diterima oleh Penyelenggara

tidak dapat diubah atau dibatalkan oleh Peserta.

7. Perhitungan Layanan Pembayaran Reguler dilakukan

berdasarkan DKE Pembayaran yang didukung dengan

dana yang cukup.

8. Setelmen Dana atas perhitungan sebagaimana dimaksud

dalam angka 7 dilakukan ke Rekening Setelmen Dana PLU

dan/atau Rekening Setelmen Dana Bank Pembayar.

9. Setelmen Dana sebagaimana dimaksud dalam angka 8

dilakukan 1 (satu) kali dalam setiap periode Layanan

Pembayaran Regular.

B. Operasional Layanan Pembayaran Reguler pada Setiap Periode

1. Pembuatan dan Pengiriman DKE Pembayaran dan Batch

DKE Pembayaran

a. Pembuatan DKE Pembayaran

1) Pembuatan DKE Pembayaran dilakukan oleh

Peserta dengan cara sebagai berikut:

a) Input DKE Pembayaran secara manual

melalui SPK; atau

b) interface DKE Pembayaran dengan cara:

(1) import file dari media rekam elektronik

ke SPK; atau

(2) Straight Through Processing (STP) dari

sistem internal Peserta ke SPK.

2) Pembuatan DKE Pembayaran sebagaimana

dimaksud dalam angka 1) mengacu pada buku

pedoman penggunaan aplikasi SPK.

b. Pembuatan batch DKE Pembayaran

1) Pembuatan batch DKE Pembayaran dilakukan

melalui SPK atau sistem internal Peserta.

2) Pembuatan batch DKE Pembayaran oleh Peserta

mengacu pada buku pedoman penggunaan

aplikasi…

Page 101: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

101

aplikasi SPK.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

DKE Pembayaran dan batch DKE Pembayaran

1) Pengisian field kode transaksi pada DKE

Pembayaran harus mengacu pada kode transaksi

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.9.

2) Field kode kota asal wajib diisi dengan kode kota

di mana DKE Pembayaran tersebut dikirim oleh

Peserta pengirim.

3) 1 (satu) batch DKE Pembayaran paling banyak

berisi 10 (sepuluh) DKE Pembayaran atau 1 (satu)

batch DKE Pembayaran paling banyak

Rp500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah).

4) Dalam 1 (satu) DKE Pembayaran paling banyak

berisi 100 (seratus) transaksi.

d. Pengiriman batch DKE Pembayaran ke SSK

Batch DKE Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam

huruf b dikirim ke SSK dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Pengiriman batch DKE Pembayaran oleh Peserta

dilakukan melalui SPK diatur dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) batch DKE Pembayaran yang dikirim oleh

PLU dapat berupa:

(1) batch DKE Pembayaran milik PLU yang

bersangkutan; dan/atau

(2) batch DKE Pembayaran milik PTL dalam

hal PLU berfungsi sebagai Bank Penerus.

b) batch DKE Pembayaran yang dikirim oleh

PLA hanya milik PLA yang bersangkutan.

2) Pengiriman batch DKE Pembayaran dapat

dilakukan secara bertahap sesuai dengan periode

waktu kegiatan pengiriman batch DKE

Pembayaran yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

3) Dalam hal terjadi kegagalan pengiriman batch

DKE…

Page 102: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

102

DKE Pembayaran maka Peserta dapat

mengirimkan kembali batch DKE Pembayaran

sepanjang periode waktu pengiriman batch DKE

Pembayaran belum berakhir.

4) Atas pengiriman batch DKE Pembayaran

sebagaimana dimaksud dalam angka 1), SSK

akan mengirimkan konfirmasi status pengiriman

batch DKE Pembayaran ke SPK.

2. Mekanisme Perhitungan Dalam Layanan Pembayaran

Reguler

a. Selama periode waktu kegiatan pengiriman DKE

Pembayaran, SSK melakukan perhitungan setiap

batch DKE Pembayaran yang diterima dengan

memperhatikan kecukupan dana yang dimiliki oleh

Peserta.

b. Dana yang dimiliki oleh Peserta sebagaimana

dimaksud dalam huruf a bersumber dari:

1) dana tunai (cash Prefund) yang disediakan dalam

Prefund Kredit; dan

2) confirmed incoming DKE Pembayaran, yaitu DKE

Pembayaran masuk dari Peserta lainnya yang

telah didukung dengan dana yang dimiliki oleh

Peserta lain tersebut.

c. DKE Pembayaran yang dikirim oleh Peserta dan

didukung dengan dana sebagaimana dimaksud dalam

huruf b dinyatakan sebagai confirmed outgoing DKE

Pembayaran.

3. Informasi Perhitungan Layanan Pembayaran Reguler

a. Penyelenggara menyediakan informasi hasil

perhitungan Layanan Pembayaran Reguler

sebagaimana dimaksud dalam butir 2.a yang dapat

diperoleh Peserta melalui SPK secara seketika.

b. Dalam hal PLU berfungsi sebagai Bank Penerus maka

informasi hasil perhitungan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a mencakup hasil perhitungan PLU dan

PTL…

Page 103: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

103

PTL.

c. Apabila berdasarkan informasi sebagaimana

dimaksud dalam huruf a masih terdapat DKE

Pembayaran yang belum dapat diperhitungkan

(unconfirmed DKE Pembayaran) karena belum

didukung dengan dana yang cukup maka Peserta

wajib menambah Prefund Kredit sampai batas waktu

yang ditetapkan oleh Penyelenggara. Tata cara

penambahan Prefund Kredit sebagaimana dimaksud

dalam butir V.D.

4. Setelmen Hasil Perhitungan Akhir dalam Layanan

Pembayaran Reguler

a. Setelah batas waktu penambahan Prefund Kredit

berakhir, Penyelenggara melakukan perhitungan akhir

untuk masing-masing Peserta.

b. Dalam hal setelah berakhirnya batas waktu

sebagaimana dimaksud dalam huruf a Peserta masih

memiliki unconfirmed DKE Pembayaran maka

mekanisme penyelesaiannya mengacu pada ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam angka 5.

c. Dalam hal PLU berfungsi sebagai Bank Penerus maka

hasil perhitungan akhir sebagaimana dimaksud dalam

huruf a mencakup hasil perhitungan akhir PLU dan

PTL.

d. Penyelenggara melakukan Setelmen Dana atas hasil

perhitungan akhir sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ke Rekening Setelmen Dana PLU dan/atau

Rekening Setelmen Dana Bank Pembayar sebesar nilai

hasil perhitungan akhir Layanan Pembayaran Reguler.

5. Penyelesaian Unconfirmed DKE Pembayaran Reguler

a. Dalam hal terdapat unconfirmed DKE Pembayaran

pada periode pertama maka unconfirmed DKE

Pembayaran tersebut tidak secara otomatis akan

diteruskan ke periode selanjutnya. Peserta harus

mengirimkan kembali unconfirmed DKE Pembayaran

tersebut…

Page 104: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

104

tersebut pada periode kedua.

b. Dalam hal terdapat unconfirmed DKE Pembayaran

pada periode kedua maka Peserta harus mengirimkan

kembali unconfirmed DKE Pembayaran tersebut pada

hari kerja berikutnya.

c. Dalam hal penyelesaian unconfirmed DKE Pembayaran

sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan pada

hari kerja berikutnya, berlaku ketentuan sebagai

berikut:

1) Peserta pengirim melaporkan hasil penyelesaian

unconfirmed DKE Pembayaran kepada

Penyelenggara paling lama 2 (dua) hari kerja sejak

tanggal penyelesaian, dengan menggunakan

format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.10.

2) Peserta pengirim memberikan kompensasi, jasa,

dan/atau bunga kepada nasabah dengan

mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai perlindungan kepada

nasabah pengguna SKNBI.

6. Penerusan Dana kepada Nasabah Penerima

Peserta penerima wajib meneruskan dana kepada nasabah

penerima sesuai amanat dalam DKE Pembayaran yang

diterima dari Peserta pengirim, sesuai batas waktu yang

ditentukan dalam ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai penyelenggaraan transfer dana dan

kliring berjadwal.

IX. LAYANAN PENAGIHAN REGULER

A. Prinsip Umum

1. Dalam 1 (satu) hari operasional, Layanan Penagihan

Reguler dilakukan dalam 1 (satu) periode sesuai dengan

jam layanan yang ditetapkan oleh Penyelenggara

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

2. Layanan…

Page 105: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

105

2. Layanan Penagihan Reguler terdiri atas Penyerahan

Tagihan dan Pengembalian Tagihan, yang merupakan satu

kesatuan siklus Layanan Penagihan Reguler.

3. Transfer debit yang dapat diperhitungkan dalam Layanan

Penagihan Reguler adalah transfer debit berupa tagihan

rutin berdasarkan perjanjian dengan 1 (satu) nasabah di

Peserta pengirim untuk mendebit beberapa rekening

nasabah di Peserta penerima.

4. Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam angka 3

merupakan perjanjian antara Peserta pengirim dengan

billing company untuk menagih kepada Peserta penerima

yang telah menerima kuasa pendebetan rekening dari

nasabah Peserta penerima yang mempunyai kewajiban

pembayaran tagihan kepada billing company.

5. Nilai nominal transfer debit sebagaimana dimaksud dalam

angka 3 dibatasi sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.8.

6. Transfer debit sebagaimana dimaksud dalam angka 3

diproses pada Layanan Penagihan Reguler dalam bentuk

DKE Penagihan yang dihasilkan dari SPK.

7. DKE Penagihan yang telah diterima oleh Penyelenggara

tidak dapat diubah atau dibatalkan oleh Peserta.

8. Perhitungan Layanan Penagihan Reguler dilakukan

berdasarkan DKE Penagihan yang didukung dengan dana

yang cukup.

9. Setelmen Dana atas perhitungan sebagaimana dimaksud

dalam angka 8 dilakukan ke Rekening Setelmen Dana

masing-masing Peserta.

10. Setelmen Dana sebagaimana dimaksud dalam angka 9

dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) hari operasional.

B. Operasional Layanan Penagihan Reguler

1. Pembuatan dan Pengiriman DKE Penagihan dan Batch

DKE Penagihan

a. Penyerahan Tagihan

1) Pembuatan DKE Penagihan

a) Pembuatan…

Page 106: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

106

a) Pembuatan DKE Penagihan dilakukan oleh

Peserta dengan cara sebagai berikut:

(1) input DKE Penagihan secara manual

melalui SPK; atau

(2) interface DKE Penagihan dengan cara:

(a) import file dari media rekam

elektronik ke SPK; atau

(b) Straight Through Processing (STP)

dari sistem internal Peserta ke SPK.

b) Pembuatan DKE Penagihan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) mengacu pada

buku pedoman penggunaan aplikasi SPK.

2) Pembuatan batch DKE Penagihan

a) Pembuatan batch DKE Penagihan dilakukan

melalui SPK atau sistem internal Peserta.

b) Pembuatan batch DKE Penagihan oleh

Peserta harus memenuhi persyaratan sesuai

dengan buku pedoman penggunaan aplikasi

SPK.

3) Pengiriman batch DKE Penagihan ke SSK

Batch DKE Penagihan sebagaimana dimaksud

dalam angka 2) dikirim ke SSK dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Pengiriman batch DKE Penagihan ke SSK

dilakukan melalui SPK.

b) Pengiriman batch DKE Penagihan dapat

dilakukan secara bertahap sesuai dengan

periode waktu kegiatan pengiriman batch

DKE Penagihan yang ditetapkan oleh

Penyelenggara.

c) Dalam hal terjadi kegagalan pengiriman batch

DKE Penagihan maka Peserta dapat

mengirimkan kembali batch DKE Penagihan

tersebut sepanjang periode waktu kegiatan

pengiriman batch DKE Penagihan belum

berakhir…

Page 107: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

107

berakhir.

d) Atas pengiriman batch DKE Penagihan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a), SSK

akan mengirimkan konfirmasi status

pengiriman batch DKE Penagihan ke SPK.

b. Pengembalian Tagihan

1) Proses Verifikasi

a) Peserta melakukan verifikasi terhadap DKE

Penagihan yang diterima dari SSK pada

Penyerahan Tagihan.

b) Dalam hal terdapat DKE Penagihan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a) yang

harus dikembalikan maka pengembalian DKE

Penagihan tersebut dilakukan melalui

Pengembalian Tagihan sesuai dengan alasan

penolakan DKE Penagihan sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II.13.

2) Pembuatan DKE Penagihan

a) Pembuatan DKE Penagihan pada

Pengembalian Tagihan sebagaimana

dimaksud dalam butir 1)b) dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

(1) input DKE Penagihan secara manual

melalui SPK; atau

(2) interface DKE Penagihan dengan cara:

(a) import file dari media rekam

elektronik ke SPK; atau

(b) Straight Through Processing (STP)

dari sistem internal Peserta ke SPK.

b) Pembuatan DKE Penagihan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) disertai alasan

penolakan dengan mengacu pada buku

pedoman penggunaan aplikasi SPK.

3) Pembuatan batch DKE Penagihan

a) Pembuatan batch DKE Penagihan dilakukan

melalui…

Page 108: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

108

melalui SPK atau sistem internal Peserta.

b) Pembuatan batch DKE Penagihan oleh

Peserta harus memenuhi persyaratan sesuai

dengan buku pedoman penggunaan aplikasi

SPK.

4) Pengiriman batch DKE Penagihan ke SSK

Batch DKE Penagihan sebagaimana dimaksud

dalam angka 3) dikirim ke SSK dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Pengiriman batch DKE Penagihan ke SSK

dilakukan melalui SPK.

b) Pengiriman batch DKE Penagihan dapat

dilakukan secara bertahap sesuai dengan

periode waktu kegiatan pengiriman batch

DKE Penagihan yang ditetapkan oleh

Penyelenggara.

c) Dalam hal terjadi kegagalan pengiriman

batch DKE Penagihan maka Peserta dapat

mengirimkan kembali batch DKE Penagihan

tersebut sepanjang periode waktu kegiatan

pengiriman batch DKE Penagihan belum

berakhir.

d) Atas pengiriman batch DKE Penagihan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a), SSK

akan mengirimkan konfirmasi status

pengiriman batch DKE Penagihan ke SPK.

2. Mekanisme Perhitungan Dalam Layanan Penagihan

Reguler

a. Setelah jam Layanan Penagihan Reguler berakhir,

Penyelenggara melakukan perhitungan Layanan

Penagihan Reguler dengan memperhatikan kecukupan

dana yang dimiliki oleh masing-masing Peserta.

b. Perhitungan Layanan Penagihan Reguler

sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut:

1) Melakukan…

Page 109: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

109

1) Melakukan perhitungan tagihan atas DKE

Penagihan outgoing pada Penyerahan Tagihan

dengan DKE Penagihan incoming pada

Pengembalian Tagihan untuk masing-masing

Peserta pengirim.

2) Melakukan perhitungan kewajiban atas DKE

Penagihan incoming pada Penyerahan Tagihan

dari Peserta lain dengan DKE Penagihan outgoing

pada Pengembalian Tagihan yang dikirim oleh

Peserta yang bersangkutan.

3) Melakukan netting antara hasil perhitungan

sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dengan

hasil perhitungan sebagaimana dimaksud dalam

angka 2).

c. Hasil perhitungan sebagaimana dimaksud dalam butir

b.3) dapat berupa:

1) net kredit yaitu apabila total tagihan lebih besar

daripada total kewajiban Peserta;

2) net nihil yaitu apabila total tagihan sama dengan

total kewajiban Peserta; atau

3) net debit yaitu apabila total tagihan lebih kecil

daripada total kewajiban Peserta.

d. Dalam hal hasil perhitungan menunjukkan net debit

sebagaimana dimaksud dalam butir c.3) maka

dilakukan perhitungan terhadap dana pada Prefund

Debit. DKE Penagihan yang dikirim oleh Peserta serta

didukung dengan dana yang cukup dinyatakan

sebagai confirmed outgoing DKE Penagihan. DKE

Penagihan yang diterima dari Peserta lain serta

didukung dengan dana yang cukup dinyatakan

sebagai confirmed incoming DKE Penagihan.

3. Informasi Perhitungan Layanan Penagihan Reguler

a. Penyelenggara menyediakan informasi hasil

perhitungan Layanan Penagihan Reguler sebagaimana

dimaksud dalam butir 2.c yang dapat diperoleh

Peserta…

Page 110: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

110

Peserta melalui SPK sesuai periode waktu yang

ditetapkan oleh Penyelenggara.

b. Apabila berdasarkan informasi sebagaimana

dimaksud dalam huruf a ketersediaan dana Prefund

Debit tidak mencukupi untuk menyelesaikan

perhitungan net debit maka Peserta wajib menambah

Prefund Debit sampai dengan batas waktu yang

ditetapkan oleh Penyelenggara dengan mengacu pada

ketentuan mengenai penambahan Prefund Debit

sebagaimana dimaksud dalam angka IV.

4. Setelmen Dana Hasil Perhitungan Akhir dalam Layanan

Penagihan Reguler

a. Setelah batas waktu penambahan Prefund Debit

berakhir, Penyelenggara melakukan perhitungan akhir

untuk masing-masing Peserta.

b. Dalam hal Peserta tidak melakukan penambahan

Prefund Debit sampai dengan batas waktu yang

ditetapkan oleh Penyelenggara maka DKE Penagihan

yang tidak didukung dengan Prefund Debit yang

cukup (unconfirmed DKE Penagihan) tidak

diperhitungkan dan selanjutnya dibatalkan oleh SSK.

c. Penyelenggara melakukan Setelmen Dana atas

perhitungan akhir sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ke Rekening Setelmen Dana masing-masing

Peserta dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Apabila hasil perhitungan akhir menunjukkan net

kredit maka Setelmen Dana dilakukan dengan

mengkredit Rekening Setelmen Dana Peserta

sebesar total nilai net kredit.

2) Apabila hasil perhitungan akhir menunjukkan net

nihil maka Setelmen Dana dilakukan dengan

mengkredit Rekening Setelmen Dana Peserta

sebesar nilai net nihil.

3) Apabila hasil perhitungan akhir menunjukkan net

debit maka penyelesaian atas net debit tersebut

dilakukan…

Page 111: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

111

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a) Posisi net debit akan mengurangi saldo dana

tunai (cash Prefund).

b) Dalam hal hasil pengurangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a) menunjukkan

selisih negatif maka Setelmen Dana

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(1) Mendebit Rekening Setelmen Dana

Peserta yang bersangkutan sebesar

selisih negatif tersebut.

(2) Dalam hal Rekening Setelmen Dana

Peserta yang bersangkutan sebagaimana

pada angka (1) tidak mencukupi untuk

menutup selisih negatif tersebut maka

kekurangan dari selisih negatif yang

telah diperhitungkan dengan dana pada

Rekening Setelmen Peserta, dipenuhi

dengan surat berharga (collateral

Prefund). Mekanisme penggunaan surat

berharga (collateral Prefund) mengacu

pada ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai fasilitas likuiditas

intrahari.

d. Pelaksanaan Setelmen Dana pada perhitungan akhir

sebagaimana dimaksud dalam butir a dilakukan

apabila Prefund Debit setiap Peserta telah dapat

menutup kewajiban atas hasil perhitungan masing-

masing Peserta.

5. Penyelesaian Unconfirmed DKE Penagihan pada Layanan

Penagihan Reguler

a. Unconfirmed DKE Penagihan merupakan DKE

Penagihan yang tidak diperhitungkan karena tidak

didukung dengan dana yang cukup dari Peserta

Penerima.

b. Peserta…

Page 112: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

112

b. Peserta pengirim yang menerima unconfirmed DKE

Penagihan harus menyelesaikan kewajiban

pembayaran sepanjang transfer debit memenuhi

persyaratan untuk dilakukan pembayaran dan

tersedia dana nasabah penarik yang cukup pada

Peserta penerima.

c. Peserta penerima sebagaimana dimaksud dalam huruf

a harus melaporkan tindak lanjut dan hasil

penyelesaian unconfirmed DKE Penagihan kepada

Penyelenggara paling lama 2 (dua) hari kerja sejak

tanggal penyelesaian unconfirmed DKE Penagihan,

sebagaimana contoh pada Lampiran II.10, serta

memperhatikan ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai perlindungan nasabah pengguna

SKNBI

6. Penerusan Dana kepada Nasabah Penerima

Peserta pengirim wajib meneruskan dana kepada nasabah

penerima sesuai amanat dalam DKE Penagihan, sesuai

batas waktu yang ditetapkan dalam ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan

transfer dana dan kliring berjadwal.

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan DKE

Penagihan dan batch DKE Penagihan

a. Pengisian field kode transaksi pada DKE Penagihan

harus mengacu pada kode transaksi sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.9.

b. Field kode kota asal wajib diisi dengan kode kota di

mana DKE Penagihan tersebut dikirim oleh Peserta

pengirim.

c. 1 (satu) batch DKE Penagihan paling banyak berisi 10

(sepuluh) DKE Penagihan atau 1 (satu) batch DKE

Penagihan paling banyak Rp500.000.000.000,00 (lima

ratus miliar rupiah).

d. Dalam 1 (satu) DKE Penagihan paling banyak berisi

100 (seratus) transaksi.

X. PENYEDIAAN …

Page 113: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

113

X. PENYEDIAAN INFORMASI DALAM PENYELENGGARAAN SKNBI

A. Data Individual Penyelengggaraan SKNBI

1. Penyelenggara menyediakan data hasil proses dalam

penyelenggaraan SKNBI yang dapat diakses oleh masing-

masing Peserta.

2. Data hasil proses dalam penyelenggaraan SKNBI

sebagaimana dimaksud dalam angka 1 yang disediakan

oleh Penyelenggara adalah data hasil proses 90 (sembilan

puluh) hari kalender terakhir.

3. Data sebagaimana dimaksud dalam angka 1, terdiri atas

data hasil proses pada:

a. Layanan Transfer Dana;

b. Layanan Kliring Warkat Debit;

c. Layanan Pembayaran Reguler; dan

d. Layanan Penagihan Reguler.

4. Data hasil proses sebagaimana dimaksud dalam angka 3

dapat diperoleh Peserta dengan cara download dari SSK

yang meliputi:

a. DKE confirmed outgoing;

b. DKE confirmed incoming;

c. DKE incoming;

d. DKE outgoing;

e. DKE yang di-reject oleh SSK;

f. status pengiriman DKE; dan

g. laporan-laporan hasil perhitungan DKE,

dilakukan sesuai jam layanan SKNBI sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.5.

B. Data Hasil Perhitungan Secara Agregat

1. Penyelenggara menyediakan fasilitas data hasil

perhitungan setiap layanan SKNBI secara agregat.

2. Data hasil perhitungan dalam layanan SKNBI secara

agregat sebagaimana dimaksud dalam angka 1 yang

disediakan oleh Penyelenggara adalah data hasil

perhitungan 90 (sembilan puluh) hari kalender terakhir.

3. Peserta yang akan menggunakan fasilitas sebagaimana

dimaksud…

Page 114: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

114

dimaksud dalam angka 1 harus mengajukan permohonan

kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta mengajukan surat permohonan yang

ditandatangani oleh pimpinan atau pejabat yang

berwenang yang mempunyai spesimen tanda tangan

di Penyelenggara dengan mengacu pada format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.14.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditujukan kepada Penyelenggara dengan

alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a.

4. Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam

angka 3, Penyelenggara memberikan tanggapan atas

permohonan Peserta secara tertulis paling lama 7 (tujuh)

hari kerja sejak surat permohonan diterima secara

lengkap.

5. Dalam hal Peserta akan mengakhiri penggunaan fasilitas

sebagaimana dimaksud dalam angka 1, Peserta harus

mengajukan permohonan penghentian penggunaan

fasilitas tersebut kepada Penyelenggara dengan mengacu

pada mekanisme sebagaimana dimaksud dalam angka 3.

XI. WARKAT DEBIT DAN DOKUMEN KLIRING

A. Warkat Debit

1. Jenis Warkat Debit

Jenis Warkat Debit yang dapat diperhitungkan dalam

Layanan Kliring Warkat Debit terdiri atas:

a. cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang (KUHD) yang ditarik baik atas beban

nasabah Peserta atau atas beban Peserta;

b. bilyet giro sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai bilyet giro;

c. nota debit yaitu Warkat Debet yang digunakan untuk

menagih dana pada Peserta lain untuk untung

nasabah Peserta atau Peserta yang menyampaikan

Nota Debit tersebut; dan

d. Warkat…

Page 115: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

115

d. Warkat Debit lainnya yang disetujui oleh

Penyelenggara untuk dikliringkan.

2. Spesifikasi teknis Warkat Debit

Jenis Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam angka 1

wajib memenuhi spesifikasi teknis sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.15.

B. Dokumen Kliring

Dokumen kliring adalah dokumen yang berfungsi sebagai alat

kontrol dalam pelaksanaan pertukaran Warkat Debit.

1. Jenis dokumen kliring

a. Jenis dokumen kliring di Wilayah Kliring Otomasi

terdiri atas:

1) Bukti Penyerahan Warkat Debit Kliring

Penyerahan (BPWD-Kliring Penyerahan);

2) Bukti Penyerahan Warkat Debit Kliring

Pengembalian (BPWD-Kliring Pengembalian); dan

3) kartu batch.

b. Jenis dokumen kliring di Wilayah Kliring Manual

terdiri atas:

(1) Rincian Warkat Debit yang Diserahkan pada

Kliring Penyerahan (RWD-Kliring Penyerahan);

dan

(2) Rincian Warkat Debit yang diserahkan pada

Kliring Pengembalian (RWD-Kliring

Pengembalian).

2. Spesifikasi teknis dokumen kliring

a. Dokumen kliring sebagaimana dimaksud dalam butir

1.a wajib memenuhi spesifikasi teknis sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.16.

b. Dokumen kliring sebagaimana dimaksud dalam butir

1.b harus menggunakan format sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.17.

C. Prosedur Permohonan Pencetakan Warkat Debit dan/atau

Dokumen Kliring

1. Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam butir A.1

wajib…

Page 116: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

116

wajib dicetak di perusahaan percetakan dokumen sekuriti

yang telah memperoleh izin dari otoritas yang berwenang.

2. Dokumen kliring sebagaimana dimaksud dalam butir B.1

dapat dicetak di perusahaan percetakan dokumen sekuriti

yang telah memperoleh izin dari lembaga yang berwenang.

3. Sebelum melakukan pencetakan Warkat Debit dan/atau

dokumen kliring, Peserta mengajukan surat permohonan

pencetakan Warkat Debit dan/atau dokumen kliring

dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.18.a, ke alamat sebagaimana dimaksud dalam butir

II.A.2.a atau KPwDN yang mewilayahi.

4. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 3

dilampiri dengan:

a. fotokopi surat keterangan dari instansi yang

berwenang yang menyatakan bahwa kertas yang

digunakan dalam Warkat Debit telah sesuai dengan

spesifikasi teknis Warkat Debit;

b. surat pernyataan dari PPDS sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.18.b; dan

c. spesimen Warkat Debit dan/atau dokumen kliring

masing-masing sebanyak 135 (seratus tiga puluh lima)

lembar dengan ketentuan sebagai berikut:

1) seluruh spesimen harus memenuhi ketentuan

spesifikasi teknis Warkat Debit dan/atau

dokumen kliring sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran II.15 dan Lampiran II.16;

2) seluruh spesimen harus dibubuhi tambahan

tulisan “spesimen”, ”specimen”, ”speciment”,

”cetak coba” atau tulisan lain yang semakna,

dengan ukuran tulisan yang relatif besar dan

menggunakan warna yang terang atau jelas.

Tulisan tersebut ditulis pada bagian depan

Warkat Debit dan/atau dokumen kliring,

sehingga mudah dibedakan dengan Warkat Debit

dan/atau dokumen kliring yang bukan

merupakan spesimen Warkat Debit dan/atau

dokumen kliring;

3) seluruh…

Page 117: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

117

3) seluruh lembar spesimen Warkat Debit harus

telah dipisahkan dari lembar pertinggal; dan

4) apabila spesimen Warkat Debit dan/atau

dokumen kliring akan digunakan oleh Peserta di

Wilayah Kliring Otomasi maka:

a) pada bagian depan dari 5 (lima) lembar

spesimen Warkat Debit dapat ditambahkan

informasi dummy dalam bentuk tulisan yang

antara lain mencakup nama penerima,

jumlah nominal dalam angka dan huruf,

tempat dan tanggal penerbitan atau

penarikan, tanda tangan serta nama jelas

penandatangan untuk dilakukan uji

perekaman data spesimen Warkat Debit

dalam bentuk salinan (image);

b) pada clear band spesimen Warkat Debit

dan/atau dokumen kliring harus dibubuhi

informasi Magnetic Ink Character Recognition

(MICR) code line guna dilakukan pengujian

oleh Penyelenggara; dan

c) pencantuman informasi MICR code line

sebagaimana dimaksud dalam huruf b) harus

sesuai dengan tata cara pencantuman MICR

code line sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran II.19.

5. Spesimen Warkat Debit dan/atau dokumen kliring yang

telah diisi informasi MICR code line sebagaimana dimaksud

dalam butir 4.b.4)b) harus memenuhi syarat pengujian

oleh Penyelenggara atau KPwDN, sebagai berikut:

a. tingkat penolakan Warkat Debit dan/atau dokumen

kliring paling tinggi sampai dengan 2% (dua persen);

dan

b. salinan (image) spesimen Warkat Debit yang telah

diambil rekaman gambarnya menunjukkan hasil yang

baik yaitu tulisan pada salinan (image) Warkat Debet

dapat…

Page 118: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

118

dapat terlihat cukup jelas.

6. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 3,

Penyelenggara atau KPwDN memberikan persetujuan atau

penolakan kepada Peserta paling lama 14 (empat belas)

hari kerja sejak surat permohonan diterima secara lengkap

dan benar.

7. Penolakan sebagaimana dimaksud dalam angka 6

dilakukan antara lain apabila hasil pengujian tidak

memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam

angka 5.

8. Dalam hal terdapat perubahan nama Peserta yang

mengakibatkan perubahan Warkat Debit dan/atau

dokumen kliring, permohonan pencetakan Warkat Debit

dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta yang berubah nama karena penggabungan

atau peleburan harus mengajukan surat permohonan

persetujuan pencetakan Warkat Debit dan/atau

dokumen kliring dengan nama Peserta yang baru

sebelum Warkat Debit dan/atau dokumen kliring lama

diperkirakan habis, sesuai ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 5.

b. Warkat Debit dan/atau dokumen kliring dengan nama

Peserta yang lama masih dapat dipergunakan dalam

penyelenggaraan SKNBI sampai dengan persediaan

Warkat Debit dan/atau dokumen kliring yang lama

habis, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) memperhatikan aspek risiko keamanan dan risiko

reputasi (corporate image) serta aspek

kepercayaan nasabah terkait rencana

penggunaan Warkat Debit;

2) mencoret nama Peserta yang lama pada Warkat

Debit dan/atau dokumen kliring dan

menambahkan nama Peserta yang baru dengan

menggunakan ketikan, stempel, atau dengan cara

sejenis lainnya;

3) khusus…

Page 119: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

119

3) khusus untuk perubahan nama Peserta yang

diikuti dengan perubahan sandi kliring maka

sandi kliring lama dalam bentuk MICR code line

untuk Warkat Debit yang akan dikliringkan di

Wilayah Pertukaran Otomasi harus disesuaikan

menjadi sandi kliring yang baru dengan

menggunakan stiker paling lama 3 (tiga) bulan

sejak tanggal efektif perubahan nama yang

dikeluarkan oleh Penyelenggara; dan

4) untuk Warkat Debit berupa cek, bilyet giro,

dan/atau Warkat Debit lainnya, antara lain

voucher perjalanan (traveller’s cheque), voucher

cinderamata (gift cheque), dengan nama Peserta

lama yang telah beredar di masyarakat dan

perubahan nama Peserta tersebut diikuti pula

dengan perubahan sandi kliring maka Peserta

penerima yang bermaksud melakukan penagihan

cek, bilyet giro, dan/atau Warkat Debit lainnya

dalam Layanan Kliring Warkat Debit harus

menyesuaikan sandi kliring lama menjadi sandi

kliring baru dengan menggunakan stiker.

D. Tata Cara Penulisan Warkat Debit

Dalam penulisan Warkat Debit perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1. Nilai nominal Warkat Debit dinyatakan dalam mata uang

Rupiah.

2. Pencantuman nilai nominal Warkat Debit dalam mata

uang Rupiah ditulis secara lengkap dengan angka dan

huruf dalam Bahasa Indonesia dan apabila diperlukan,

dapat ditambahkan padanan katanya dalam Bahasa

Inggris.

3. Penulisan nilai nominal dalam angka dan huruf serta

pengisian redaksional Warkat Debit dilakukan dengan

menggunakan huruf latin, kecuali untuk tanda tangan.

4. Penulisan dan/atau penandatanganan cek, bilyet giro,

dan/atau …

Page 120: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

120

dan/atau Warkat Debit lainnya hendaknya menggunakan

alat tulis atau sarana yang:

a. tidak menyebabkan kerusakan dan/atau

menyebabkan tulisan dalam cek , bilyet giro, dan/atau

Warkat Debit lainnya sulit terbaca dengan jelas;

dan/atau

b. tidak mudah diubah.

5. Tambahan penulisan nilai nominal dengan peralatan

apapun yang dimaksudkan untuk memperjelas nilai

nominal, baik dalam angka dan huruf, misalnya dengan

menggunakan peralatan tertentu seperti cheque-writer

(protectograph) dianggap tidak ada, karena hasilnya dapat

menimbulkan bermacam-macam penafsiran.

6. Penulisan cek, bilyet giro, dan Warkat Debit lainnya

disarankan untuk tidak diperjelas dengan menggunakan

fluorescent pen karena akan menimbulkan kesulitan untuk

mendeteksi perubahan penulisan. Di samping itu,

penggunaan alat tersebut pada angka nominal dapat

menimbulkan cahaya sehingga akan menyulitkan

penelitian dalam hal terjadi perubahan nilai nominal.

Dalam hal masih terdapat Warkat Debit yang

menggunakan fluorescent pen maka sebelum Peserta

melakukan pembayaran hendaknya terlebih dahulu

menghubungi nasabah yang bersangkutan untuk

konfirmasi.

XII. PERTUKARAN WARKAT DEBIT

A. Prinsip Umum

1. Pertukaran Warkat Debit dilakukan oleh Koordinator PWD

atau Koordinator PWD Selain BI sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan oleh Koordinator PWD atau Koordinator PWD

Selain BI di Wilayah Kliring tersebut.

2. Pertukaran Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam

angka 1 dapat dilakukan secara otomasi atau manual.

3. Peserta harus menunjuk salah satu kantor Peserta di

Wilayah…

Page 121: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

121

Wilayah Kliring sebagai Perwakilan Peserta.

4. Dalam rangka pertukaran Warkat Debit, Perwakilan

Peserta harus menunjuk petugas kliring untuk melakukan

kegiatan penyerahan, penerimaan, dan/atau pengambilan

Warkat Debit pada Kliring Penyerahan dan Kliring

Pengembalian.

5. Petugas kliring sebagaimana dimaksud dalam angka 4

dapat merupakan petugas internal Perwakilan Peserta atau

petugas perusahaan jasa kurir yang diberi kuasa atau

wewenang tertentu.

6. Perusahaan jasa kurir sebagaimana dimaksud dalam

angka 5 harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan

oleh Penyelenggara.

B. Tanggung jawab Koordinator PWD atau Koordinator PWD

Selain BI

1. Menyusun KPT mengenai pelaksanaan pertukaran Warkat

Debit

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI harus

menyusun KPT mengenai pelaksanaan pertukaran Warkat

Debit dengan ketentuan sebagai berikut:

a. KPT merupakan aturan tertulis yang ditetapkan oleh

pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan

yang berlaku di internal Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI dan berlaku sebagai

pedoman dalam kegiatan pertukaran Warkat Debit.

b. KPT dibuat paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal

efektif sebagai Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI.

c. KPT dibuat dalam Bahasa Indonesia, dengan mengacu

pada ketentuan terkait penyelenggaraan SKNBI paling

kurang memuat materi sebagai berikut:

1) pendahuluan;

2) struktur pelaksana pertukaran Warkat Debit;

3) ketentuan dan prosedur pertukaran Warkat

Debit;

4) pengawasan…

Page 122: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

122

4) pengawasan pertukaran Warkat Debit; dan

5) penanganan Keadaan Tidak Normal dan/atau

Keadaan Darurat.

2. Dalam hal terjadi perubahan ketentuan yang dikeluarkan

oleh Penyelenggara yang berdampak pada materi KPT,

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI harus

melakukan pengkinian KPT paling lama 6 (enam) bulan

sejak terjadinya perubahan materi dan ketentuan tersebut.

3. Menjaga kelancaran pelaksanaan pertukaran Warkat Debit

Dalam menjaga kelancaran pelaksanaan pertukaran

Warkat Debit, Koordinator PWD atau Koordinator PWD

Selain BI melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut:

a. memantau pelaksanaan pertukaran Warkat Debit

sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Koordinator PWD

atau Koordinator PWD Selain BI; dan

b. menetapkan langkah yang harus dilakukan apabila

terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan

Darurat dengan sejauh mungkin menghindari

alternatif penghentian pelaksanaan pertukaran

Warkat Debit.

4. Mengelola administrasi kepesertaan pertukaran Warkat

Debit

Dalam rangka mengelola administrasi kepesertaan

pertukaran Warkat Debit di Wilayah Kliring, Koordinator

PWD atau Koordinator PWD Selain BI melakukan antara

lain hal-hal sebagai berikut:

a. mengadministrasikan data Perwakilan Peserta dan

petugas kliring; dan

b. menginformasikan penambahan dan/atau perubahan

data Perwakilan Peserta.

5. Menyediakan sarana dan prasarana dalam rangka

pertukaran Warkat Debit

Dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana

pertukaran Warkat Debit, Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI menyediakan fasilitas

pertukaran…

Page 123: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

123

pertukaran warkat sebagai berikut:

a. Untuk Wilayah Kliring Otomasi paling kurang:

1) mesin penera waktu;

2) telepon;

3) sarana penerimaan Warkat Debit;

4) mesin pilah Warkat Debit; dan

5) sarana pengarsipan.

b. Untuk Wilayah Kliring Manual paling kurang:

1) mesin penera waktu;

2) telepon;

3) ruangan dan fasilitas pendukung untuk

pelaksanaan pertukaran Warkat Debit, antara

lain berupa meja dan kursi;

4) daftar hadir; dan

5) sarana pengarsipan.

6. Menyediakan fasilitas penyelesaian permasalahan dalam

proses Warkat Debit

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

menyediakan fasilitas penyelesaian permasalahan dalam

pelaksanaan pertukaran Warkat Debit bagi Perwakilan

Peserta.

7. Menyediakan fasilitas kontinjensi bagi Peserta pada saat

terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat

Fasilitas kontijensi adalah sarana dan prasarana yang

harus disediakan oleh Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI pada saat terjadi Keadaan Tidak Normal

dan/atau Keadaan Darurat agar kegiatan pertukaran

Warkat Debit tetap dapat dilaksanakan.

C. Pendaftaran atau Perubahan Perwakilan Peserta

1. Pendaftaran Perwakilan Peserta

a. Calon Perwakilan Peserta di suatu Wilayah Kliring

mengajukan surat permohonan pendaftaran sebagai

Perwakilan Peserta dengan menggunakan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.25.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf…

Page 124: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

124

huruf a ditandatangani oleh pimpinan calon

Perwakilan Peserta dan disampaikan kepada:

1) Koordinator PWD di wilayah Jakarta dengan

alamat sebagaimana dimaksud dalam butir

II.A.2.a, bagi calon Perwakilan Peserta yang

berada di wilayah kerja KPBI; atau

2) Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

di Wilayah Kliring yang bersangkutan, bagi calon

Perwakilan Peserta yang berada di luar wilayah

kerja KPBI.

c. Berdasarkan surat permohonan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI melakukan hal-hal sebagai

berikut:

1) menetapkan tanggal efektif menjadi Perwakilan

Peserta;

2) memberitahukan tanggal efektif secara tertulis

kepada calon Perwakilan Peserta paling lama 5

(lima) hari kerja sebelum tanggal efektif menjadi

Perwakilan Peserta;

3) memberitahukan tanggal efektif perubahan

Perwakilan Peserta paling lama 5 (lima) hari kerja

sebelum tanggal efektif kepada:

a) Perwakilan Peserta lama; dan

b) seluruh Perwakilan lama di Wilayah Kliring

yang bersangkutan;

4) memberikan TPPK kepada Perwakilan Peserta.

2. Perubahan Perwakilan Peserta

a. Peserta dapat melakukan perubahan Perwakilan

Peserta di suatu Wilayah Kliring karena pertimbangan

internal Peserta.

b. Dalam hal Peserta akan melakukan perubahan

Perwakilan Peserta maka Perwakilan Peserta lama

mengajukan surat permohonan perubahan Perwakilan

Peserta dengan menggunakan format sebagaimana

dimaksud…

Page 125: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

125

dimaksud dalam Lampiran I.25.

c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh pimpinan Perwakilan

Peserta lama dan disampaikan kepada:

1) Koordinator PWD di wilayah Jakarta dengan

alamat sebagaimana dimaksud dalam butir

II.A.2.a, bagi calon Perwakilan Peserta yang

berada di wilayah kerja KPBI; atau

2) Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

di Wilayah Kliring yang bersangkutan, bagi calon

Perwakilan Peserta yang berada di luar wilayah

kerja KPBI.

d. Berdasarkan surat permohonan sebagaimana

dimaksud dalam huruf c, Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI melakukan hal-hal sebagai

berikut:

1) menetapkan tanggal efektif perubahan Perwakilan

Peserta;

2) memberitahukan tanggal efektif perubahan

Perwakilan Peserta paling lama 5 (lima) hari kerja

sebelum tanggal efektif kepada:

a) Perwakilan Peserta lama; dan

b) seluruh Perwakilan lama di Wilayah Kliring

yang bersangkutan;

3) memberitahukan tanggal efektif secara tertulis

atau sarana lainnya kepada seluruh Perwakilan

Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan;

dan

4) memberikan TPPK kepada Perwakilan Peserta

penganti apabila perubahan Perwakilan Peserta

tersebut berdampak pada perubahan TPPK.

e. TPPK Perwakilan Peserta Pengganti akan diberikan

dengan menukarkan TPPK Perwakilan Peserta lama

kepada Koordinator PWD atau Koordinator PWD

Selain BI. Dalam hal TPPK Perwakilan Peserta lama

hilang…

Page 126: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

126

hilang atau tidak dikembalikan maka Perwakilan

Peserta lama harus membuat surat pernyataan

mengenai hal itu dan segala risiko menjadi tanggung

jawab Peserta.

D. Tata Cara Pertukaran Warkat Debit di Wilayah Kliring Otomasi

1. Kegiatan di Perwakilan Peserta

Dalam rangka kegiatan pertukaran Warkat Debit yang

akan diperhitungkan dalam Kliring Penyerahan dan/atau

Kliring Pengembalian, kegiatan di Perwakilan Peserta

adalah sebagai berikut:

a. Mencantumkan informasi MICR code line pada Warkat

Debit dan dokumen kliring dengan tata cara sesuai

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.19.

b. Membubuhkan stempel kliring pada setiap Warkat

Debit dan dokumen kliring dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) stempel kliring tidak boleh mengenai clear band;

2) stempel kliring tidak boleh menutupi angka

nominal; dan

3) dalam hal pada Warkat Debit telah terdapat

stempel kliring maka stempel kliring yang

terdahulu harus dibatalkan dengan stempel

kliring dibatalkan dan diparaf oleh pejabat yang

berwenang dari Perwakilan Peserta yang

bersangkutan.

4) Khusus untuk zona 4, tanggal kliring yang

dicantumkan dalam stempel kliring adalah

tanggal DKE Warkat Debit diperhitungkan oleh

Penyelenggara.

Contoh format stempel kliring dan stempel kliring

dibatalkan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.1.

c. Menyusun bundel Warkat Debit dengan urutan

sebagai berikut:

1) BPWD-Kliring Penyerahan atau BPWD-Kliring

Pengembalian;

2) kartu batch; dan

3) Warkat Debit.

d. Jumlah…

Page 127: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

127

d. Jumlah nominal dalam 1 (satu) bundel Warkat Debit

sebagaimana dimaksud dalam huruf c kurang dari

Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).

2. Kegiatan di Kantor Koordinator PWD

Kegiatan pertukaran Warkat Debit di kantor Koordinator

PWD dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Petugas kliring melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mencantumkan waktu penyerahan bundel Warkat

Debit pada BPWD-Kliring Penyerahan atau

BPWD-Kliring Pengembalian.

2) Menyerahkan bundel Warkat Debit kepada

petugas Koordinator PWD dengan menunjukkan

TPPK.

b. Petugas Koordinator PWD melakukan kegiatan sebagai

berikut:

1) Memastikan adanya TPPK.

2) Menerima bundel Warkat Debit dari petugas

kliring.

3) Memeriksa persyaratan kelengkapan informasi

pada BPWD-Kliring Penyerahan atau BPWD-

Kliring Pengembalian dan kartu batch, yang

meliputi:

a) pencantuman waktu penyerahan bundel

Warkat Debit sesuai dengan jadwal

pertukaran Warkat Debit;

b) pencantuman stempel kliring;

c) pencantuman nama dan tanda tangan; dan

d) pencocokan kode Peserta dengan kode

Peserta yang terdapat pada TPPK.

Pemeriksaan dilakukan hanya untuk memeriksa

kelengkapan, bukan untuk memeriksa keabsahan

informasi yang tercantum dalam BPWD-Kliring

Penyerahan atau BPWD-Kliring Pengembalian.

Keabsahan informasi pada BPWD-Kliring

Penyerahan atau BPWD-Kliring Pengembalian

termasuk…

Page 128: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

128

termasuk kebenaran tanda tangan dan nama

yang tercantum pada BPWD-Kliring Penyerahan

atau BPWD-Kliring Pengembalian, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab Peserta dan bukan

merupakan tanggung jawab Koordinator PWD

atau Koordinator PWD Selain BI.

4) Dalam hal persyaratan kelengkapan informasi

pada BPWD-Kliring Penyerahan atau BPWD-

Kliring Pengembalian sebagaimana dimaksud

dalam angka 3) telah dipenuhi, melakukan hal-

hal sebagai berikut:

a) mengembalikan BPWD-Kliring Penyerahan

atau BPWD-Kliring Pengembalian yang telah

disetujui secara otomasi oleh petugas

Koordinator PWD atau Koordinator PWD

Selain BI kepada petugas kliring sebagai

tanda terima bundel Warkat Debit;

b) memilah Warkat Debit berdasarkan Peserta

penerima secara otomasi; dan

c) mendistribusikan Warkat Debit dan laporan

hasil pilah Warkat Debit kepada Perwakilan

Peserta penerima sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan oleh Koordinator PWD.

5) Dalam hal persyaratan kelengkapan informasi

pada BPWD-Kliring Penyerahan atau BPWD-

Kliring Pengembalian sebagaimana dimaksud

dalam angka 3) tidak dipenuhi, melakukan hal-

hal sebagai berikut:

a) membatalkan waktu penyerahan BPWD,

dengan cara mencoret dan menuliskan

alasan pembatalan serta membubuhkan

paraf pada BPWD-Kliring Penyerahan atau

BPWD-Kliring Pengembalian; dan

b) mengembalikan BPWD-Kliring Penyerahan

atau BPWD-Kliring Pengembalian dan bundel

Warkat…

Page 129: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

129

Warkat Debit kepada petugas Perwakilan

Peserta.

c. Dalam hal proses persetujuan BPWD-Kliring

Penyerahan atau BPWD-Kliring Pengembalian secara

otomasi tidak dapat dilakukan, Koordinator PWD

melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) menginformasikan mekanisme penyerahan

bundel Warkat Debit Kliring Penyerahan atau

Kliring Pengembalian dengan menggunakan

daftar bundel Warkat Debit yang diserahkan

dalam Kliring Penyerahan atau Kliring

Pengembalian sebagai pengganti BPWD-Kliring

Penyerahan atau BPWD-Kliring Pengembalian;

dan

2) membuat daftar bundel warkat debit

sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dalam

rangkap 2 (dua) dengan mengacu pada format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.20.

d. Dalam hal pada saat proses pemilahan Warkat Debit

sebagaimana dimaksud dalam butir b.4)b) terdapat

Warkat Debit yang tidak dapat diproses secara

otomasi (Warkat Debit reject) lebih dari 2% (dua

persen), Koordinator PWD atau Koordinator PWD

Selain BI mengenakan biaya atas kelebihan Warkat

Debit yang tidak dapat diproses.

3. Fasilitas yang disediakan oleh Koordinator PWD

a. Fasilitas pengujian kualitas MICR code line

1) Dalam rangka menjaga kelancaran pertukaran

Warkat Debit secara otomasi, Koordinator PWD

menyediakan fasilitas pengujian kualitas MICR

code line pada Warkat Debit dan kartu batch.

2) Dalam hal Peserta akan memanfaatkan fasilitas

sebagaimana dimaksud dalam angka 1), Peserta

mengajukan surat permohonan pemanfaatan

fasilitas dimaksud kepada Koordinator PWD di

Wilayah…

Page 130: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

130

Wilayah Kliring Otomasi.

3) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

angka 2), dilengkapi dengan spesimen Warkat

Debit dan/atau kartu batch yang akan dilakukan

pengujian masing-masing sebanyak 135 (seratus

tiga puluh lima) lembar.

4) Koordinator PWD menyampaikan hasil pengujian

atas spesimen Warkat Debit dan/atau kartu batch

yang disampaikan oleh Peserta sebagaimana

dimaksud dalam angka 2) paling lama 14 (empat

belas) hari kerja sejak permohonan diterima

secara lengkap.

b. Fasilitas salinan Warkat Debit

Koordinator PWD dapat menyediakan salinan Warkat

Debit yang telah diproses secara otomasi bagi Peserta

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Permintaan salinan Warkat Debit diajukan secara

tertulis oleh pejabat Peserta yang berwenang

dengan menyebutkan alasan permintaan dengan

menggunakan format sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.21.

2) Permintaan salinan Warkat Debit sebagaimana

dimaksud dalam angka 1) dilakukan paling lama

7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak Warkat Debit

tersebut dikliringkan.

3) Dalam hal salinan Warkat Debit tidak dapat

diberikan akibat kerusakan pada mesin sortasi

Warkat Debit dan Peserta dapat membuktikan

bahwa Warkat Debit tersebut telah diproses oleh

Koordinator PWD maka Koordinator PWD

memberikan surat keterangan bahwa Warkat

Debit tersebut telah diproses sebagai pengganti

salinan Warkat Debit.

4) Apabila Peserta penerima menggunakan salinan

Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam

angka…

Page 131: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

131

angka 3) sebagai dasar pembukuan rekening

nasabah maka segala konsekuensi yang timbul

atas pembukuan tersebut merupakan tanggung

jawab Peserta.

5) Dalam hal Peserta penerima akan melakukan

penolakan terhadap DKE Warkat Debit, namun

Warkat Debit yang telah diproses secara otomasi

dalam Kliring Penyerahan hilang sebelum Kliring

Pengembalian maka Peserta penerima dapat

menolak DKE Warkat Debit yang hilang tersebut

melalui mekanisme Kliring Pengembalian dengan

melampirkan salinan Warkat Debit dan surat

keterangan hilang dari Peserta penerima yang

ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari

Peserta penerima.

E. Tata Cara Pertukaran Warkat Debit di Wilayah Kliring Manual

1. Kegiatan di Perwakilan Peserta

Dalam rangka kegiatan pertukaran Warkat Debit yang

akan diperhitungkan dalam Kliring Penyerahan dan/atau

Kliring Pengembalian, kegiatan di Perwakilan Peserta

adalah sebagai berikut:

a. Memilah Warkat Debit berdasarkan Peserta penerima.

b. Menyiapkan RWD-Kliring Penyerahan atau RWD-

Kliring Pengembalian sebanyak 2 (dua) rangkap.

Format RWD-Kliring Penyerahan atau RWD-Kliring

Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran II.17.

c. RWD-Kliring Penyerahan atau RWD-Kliring

Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam huruf b

dibubuhi stempel kliring dan tanda tangan serta

nama petugas Peserta.

d. Membubuhkan stempel kliring pada setiap Warkat

Debit dengan ketentuan sebagai berikut:

1) stempel kliring tidak boleh menutupi angka

nominal; dan

2) dalam…

Page 132: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

132

2) dalam hal pada Warkat Debit telah terdapat

stempel kliring maka stempel kliring yang

terdahulu harus dibatalkan dengan stempel

kliring dibatalkan dan diparaf oleh pejabat yang

berwenang dari Peserta yang bersangkutan.

Contoh format stempel Kliring dan stempel Kliring

dibatalkan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.1.

2. Kegiatan di Kantor Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI

Kegiatan pertukaran Warkat Debit di kantor Koordinator

PWD atau kantor Koordinator PWD Selain BI dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Petugas kliring melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mencantumkan waktu penyerahan pada RWD-

Kliring Penyerahan atau RWD-Kliring

Pengembalian.

2) Menyerahkan kepada petugas kliring penerima:

a) Warkat Debit; dan

b) lembar pertama RWD-Kliring Penyerahan

atau RWD-Kliring Pengembalian.

3) Menerima dari petugas kliring pengirim:

a) Warkat Debit; dan

b) lembar kedua RWD-Kliring Penyerahan atau

RWD-Kliring Pengembalian.

4) Membubuhkan tanda tangan dan mencantumkan

nama petugas kliring pada lembar pertama RWD-

Kliring Penyerahan atau RWD-Kliring

Pengembalian yang diterima dari petugas kliring

lainnya dan mengembalikan kepada petugas

kliring yang menyerahkan sebagai bukti

penyerahan Warkat Debit.

b. Petugas Koordinator PWD atau Koordinator PWD

Selain BI memantau dan memastikan pelaksanaan

pertukaran Warkat Debit dilakukan sesuai jadwal

yang…

Page 133: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

133

yang ditetapkan.

F. Kehadiran Petugas Kliring pada saat Kliring Penyerahan dan

Kliring Pengembalian

1. Pertukaran Warkat Debit secara otomasi

a. Pada saat Kliring Penyerahan dan Kliring

Pengembalian, petugas kliring harus hadir dan

menyerahkan Warkat Debit kepada Koordinator PWD

atau Koordinator PWD Selain BI pada tempat dan

jadwal yang telah ditetapkan.

b. Dalam hal petugas kliring menyerahkan Warkat Debit

setelah batas akhir jadwal pertukaran warkat yang

telah ditetapkan Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI maka:

1) petugas Koordinator PWD atau Koordinator PWD

Selain BI dapat menolak Warkat Debit Peserta

yang bersangkutan; dan

2) dalam hal Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI menolak Warkat Debit Peserta

sebagaimana dimaksud dalam angka 1), petugas

kliring yang bersangkutan bertanggung jawab

untuk mendistribusikan Warkat Debit yang

terlambat tersebut kepada Peserta penerima.

c. Petugas kliring harus menerima Warkat Debit sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Koordinator

PWD atau Koordinator PWD Selain BI.

2. Pertukaran Warkat Debit secara manual

a. Pada saat Kliring Penyerahan dan Kliring

Pengembalian, petugas kliring harus hadir dan

menyerahkan dan/atau menerima Warkat Debit pada

tempat dan jadwal yang telah ditetapkan oleh

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI.

b. Dalam hal petugas kliring hadir melewati batas akhir

jadwal pertukaran warkat yang ditetapkan

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI,

petugas kliring bertanggung jawab untuk

menyerahkan…

Page 134: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

134

menyerahkan Warkat Debit secara langsung kepada

Perwakilan Peserta penerima.

c. Petugas kliring dinyatakan tidak hadir apabila petugas

kliring tidak datang pada tempat dan jadwal yang

telah ditetapkan oleh Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI sampai dengan 30 (tiga

puluh) menit sejak batas akhir jadwal pertukaran

Warkat Debit.

d. Dalam hal petugas kliring tidak hadir atau dinyatakan

tidak hadir sebagaimana dimaksud dalam huruf c

maka petugas Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI akan meminta petugas kliring pengirim

untuk mengambil Warkat Debit yang sebelumnya

akan diserahkan kepada petugas kliring yang tidak

hadir. Segala risiko dan dampak akibat

ketidakhadiran petugas kliring dimaksud menjadi

tanggung jawab Perwakilan Peserta yang

bersangkutan sepenuhnya.

G. Penggunaan Perusahaan Jasa Kurir

Perwakilan Peserta dapat menunjuk wakil dalam kegiatan

pertukaran Warkat Debit di Wilayah Kliring Otomasi kepada

perusahaan jasa kurir dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Ruang lingkup kegiatan perusahaan jasa kurir

Kegiatan Perwakilan Peserta yang dapat dilakukan oleh

perusahaan jasa kurir meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. penyerahan bundel Warkat Debit kepada petugas

Koordinator PWD pada Kliring Penyerahan dan Kliring

Pengembalian;

b. penerimaan BPWD-Kliring Penyerahan dan/atau

BPWD-Kliring Pengembalian dari petugas Koordinator

PWD;

c. penerimaan Warkat Debit yang telah diproses secara

otomasi dan laporan hasil proses Warkat Debit pada

Kliring Penyerahan dan Kliring Pengembalian dari

petugas Koordinator PWD;

d. penerimaan…

Page 135: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

135

d. penerimaan salinan Warkat Debit hasil Kliring

Penyerahan dari petugas Koordinator PWD; dan/atau

e. penerimaan surat pemberitahuan dan/atau surat

yang bersifat tidak rahasia dari Koordinator PWD.

2. Persyaratan perusahaan jasa kurir

Perusahaan jasa kurir yang dapat ditunjuk oleh

Perwakilan Peserta harus berbentuk Perseroan Terbatas

dan terdaftar di instansi yang berwenang sebagai

perusahaan jasa kurir yang dibuktikan dengan Tanda

Daftar Perusahaan yang masih berlaku.

3. Persyaratan penggunaan perusahaan jasa kurir

a. Penggunaan perusahaan jasa kurir oleh Perwakilan

Peserta harus mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

1) efisiensi, keamanan, dan kecepatan dalam

penyampaian Warkat Debit dengan tidak

mengurangi jam pelayanan kepada nasabah;

2) jumlah Perwakilan Peserta lain yang telah

dilayani oleh perusahaan jasa kurir tersebut; dan

3) kredibilitas perusahaan jasa kurir serta pengurus

perusahaan jasa kurir.

b. Dalam hal Perwakilan Peserta menggunakan

perusahaan jasa kurir maka kegiatan pertukaran

Warkat Debit harus dilakukan oleh petugas jasa kurir

kecuali terjadi Keadaan Darurat dan/atau kondisi

tertentu berdasarkan pertimbangan Koordinator PWD,

yang mengakibatkan perusahaan jasa kurir tidak

dapat melakukan kewajibannya.

c. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf b, kegiatan pertukaran Warkat Debit

dilakukan oleh petugas internal Perwakilan Peserta.

d. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf c, petugas internal Perwakilan Peserta

menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPWD.

Surat pemberitahuan tersebut harus ditandatangani

oleh…

Page 136: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

136

oleh pimpinan Perwakilan Peserta yang bersangkutan

dengan menyebutkan alasan dan nama petugas yang

ditunjuk untuk melakukan kegiatan pertukaran

Warkat Debit dan disampaikan paling lambat pada

saat melakukan kegiatan pertukaran Warkat Debit

dengan menunjukkan kartu identitas pegawai yang

menggunakan foto.

4. Tata Cara Penggunaan Perusahaan Jasa Kurir

a. Penggunaan perusahaan jasa kurir harus didasarkan

pada perjanjian antara Peserta atau Perwakilan

Peserta dengan perusahaan jasa kurir yang paling

kurang memuat pengaturan mengenai hal-hal sebagai

berikut:

1) Kewajiban petugas jasa kurir untuk

mencocokkan:

a) jumlah bundel Warkat Debit yang diserahkan

kepada Koordinator PWD pada saat Kliring

Penyerahan dengan jumlah BPWD-Kliring

Penyerahan yang diterima dari Koordinator

PWD.

b) jumlah bundel Warkat Debit yang diserahkan

kepada Koordinator PWD pada saat Kliring

Pengembalian dengan jumlah BPWD-Kliring

Pengembalian yang diterima dari Koordinator

PWD.

2) Kewajiban perusahaan jasa kurir untuk

melakukan tindakan pencegahan terhadap

kemungkinan terjadinya penyalahgunaan

ataupun kesalahan yang dapat merugikan

Perwakilan Peserta, nasabah, maupun

masyarakat luas baik secara langsung maupun

tidak langsung.

3) Kewajiban perusahaan jasa kurir untuk

memperhatikan aspek keamanan dalam

penggunaan…

Page 137: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

137

penggunaan sarana yang dipakai dalam

pengemasan bundel Warkat Debit dan laporan

hasil proses pertukaran Warkat Debit.

4) Pemberian kuasa dari Perwakilan Peserta kepada

perusahaan jasa kurir untuk melakukan

penyerahan dan penerimaan dalam kegiatan

pertukaran Warkat Debit.

b. Penunjukan dan penggantian perusahaan jasa kurir

wajib diberitahukan kepada Koordinator PWD paling

lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal efektif

penggunaan perusahaan jasa kurir oleh Perwakilan

Peserta, dengan melampirkan fotokopi perjanjian

sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

5. Kewajiban Perwakilan Peserta dalam Penggunaan

Perusahaan Jasa Kurir

a. Sebelum bundel Warkat Debit diserahkan kepada

petugas perusahaan jasa kurir, Perwakilan Peserta

wajib mengisi informasi secara lengkap pada BPWD,

kartu batch, dan Warkat Debit.

b. Peserta bertanggung jawab penuh kepada Koordinator

PWD terhadap segala akibat yang timbul dari setiap

penyimpangan yang dilakukan oleh petugas

perusahaan jasa kurir.

c. Perwakilan Peserta melaporkan penyimpangan secara

tertulis kepada Koordinator PWD dalam waktu paling

lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal

terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh petugas

jasa kurir sebagaimana dimaksud dalam huruf b

beserta langkah penanganan yang telah dilakukan

dan Perwakilan Peserta harus memberikan keterangan

apabila diminta oleh Koordinator PWD.

d. Perwakilan Peserta harus memberikan pengarahan

dan pembinaan kepada petugas perusahaan jasa kurir

untuk mematuhi segala tata tertib selama berada di

lokasi Koordinator PWD. Apabila dalam pelaksanaan

pertukaran…

Page 138: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

138

pertukaran Warkat Debit petugas jasa kurir melanggar

tata tertib, Koordinator PWD dapat meminta Peserta

untuk mengganti petugas perusahaan jasa kurir.

e. Dalam hal Peserta tidak memenuhi permintaan

Koordinator PWD untuk mengganti petugas

perusahaan jasa kurir sebagaimana dimaksud dalam

huruf d, Koordinator PWD dapat menolak petugas

perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh Peserta yang

bersangkutan untuk melakukan kegiatan pertukaran

Warkat Debit. Selanjutnya kegiatan tersebut

dilaksanakan sendiri oleh petugas internal Peserta.

H. Tanda Pengenal Petugas Kliring (TPPK)

1. Penggunaan TPPK

a. Selama mengikuti kegiatan pertukaran Warkat Debit

di lokasi KPWD, petugas kliring harus menggunakan

TPPK.

b. Petugas kliring harus menunjukkan TPPK pada saat

menyerahkan bundel Warkat Debit dan pada saat

menerima laporan pertukaran Warkat Debit.

c. Apabila diperlukan, selain menunjukkan TPPK

sebagaimana dimaksud dalam huruf b, petugas

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

sewaktu-waktu dapat meminta Petugas Kliring untuk

memperlihatkan kartu identitas pegawai Bank atau

Perusahaan Jasa Kurir.

d. Dalam hal petugas kliring tidak dapat menunjukkan

TPPK sebagaimana dimaksud dalam huruf b atau

kartu identitas sebagaimana dimaksud dalam huruf c

maka:

1) untuk Wilayah Kliring secara Otomasi, petugas

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

tidak mengikutsertakan petugas kliring yang

bersangkutan dalam proses penerimaan dan

penyerahan Warkat Debit; atau

2) untuk Wilayah Kliring secara manual melarang

petugas…

Page 139: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

139

petugas kliring yang bersangkutan untuk

mendistribusikan Warkat Debit kepada petugas

kliring lainnya.

e. Peserta bertanggung jawab atas penggunaan TPPK

yang diterbitkan oleh Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI.

2. Spesifikasi TPPK

a. TPPK tanpa foto

1) Bagi petugas internal Perwakilan Peserta, bagian

depan TPPK memuat informasi sebagai berikut:

a) nama Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI;

b) nama Peserta; dan

c) kode Peserta.

2) Bagi petugas perusahaan jasa kurir, bagian

depan TPPK memuat informasi sebagai berikut:

a) nama Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI;

b) nama perusahaan jasa kurir;

c) nama Peserta yang diwakili; dan

d) kode Peserta yang diwakili.

3) Bagian belakang TPPK sebagaimana dimaksud

dalam angka 1) dan angka 2) memuat nama dan

tanda tangan pejabat Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI.

b. TPPK dengan menggunakan foto

1) Pada bagian depan, TPPK memuat:

a) nama Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI;

b) nama Peserta;

c) nama petugas internal Peserta; dan

d) pas foto petugas internal Peserta.

2) Pada bagian belakang, TPPK memuat:

a) kode Peserta;

b) alamat Peserta;

c) nama…

Page 140: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

140

c) nama dan tanda tangan pejabat Koordinator

PWD atau Koordinator PWD Selain BI; dan

d) nama dan tanda tangan petugas internal

Peserta.

c. Contoh TPPK sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.2.

d. Apabila terdapat perubahan spesifikasi TPPK,

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

memberitahukan secara tertulis kepada seluruh

Peserta.

3. Tata Cara Memperoleh TPPK

a. Permohonan TPPK untuk petugas internal Peserta

1) Untuk pertama kali, permohonan TPPK bagi

petugas internal Peserta diajukan oleh calon

Perwakilan Peserta kepada Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI.

2) Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

memberikan 2 (dua) buah TPPK bagi petugas

internal sebagaimana dimaksud dalam angka 1).

b. Permohonan TPPK untuk Perusahaan Jasa Kurir

1) Untuk pertama kali, permohonan TPPK bagi

petugas perusahaan jasa kurir diajukan oleh

Perwakilan Peserta secara tertulis kepada

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain

BI, dengan melampirkan fotokopi perjanjian

antara Perwakilan Peserta dengan perusahaan

jasa kurir.

2) Setiap perusahaan jasa kurir hanya mendapatkan

paling banyak 3 (tiga) buah TPPK untuk masing-

masing Perwakilan Peserta yang diwakilinya.

3) TPPK untuk perusahaan jasa kurir sebagaimana

dimaksud dalam angka 2) diserahkan oleh

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

kepada Perwakilan Peserta yang mengajukan

permohonan.

4) Tanggal…

Page 141: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

141

4) Tanggal efektif penggunaan TPPK ditetapkan oleh

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain

BI.

c. Dalam hal TPPK akan menggunakan foto, maka

Permohonan TPPK kepada Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI, harus dilampiri pas foto

ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar untuk

masing-masing petugas kliring yang didaftarkan.

d. Dalam hal Perwakilan Peserta telah memiliki TPPK

untuk petugas internal kemudian menunjuk

perusahaan jasa kurir maka Perwakilan Peserta yang

bersangkutan harus mengembalikan TPPK yang telah

dimiliki kepada Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI pada tanggal efektif penggunaan

perusahaan jasa kurir. Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI tidak akan memberikan

TPPK yang baru untuk perusahaan jasa kurir sebelum

TPPK untuk petugas internal Perwakilan Peserta

dikembalikan.

e. Dalam hal TPPK hilang, Peserta harus segera

mengajukan permohonan penggantian TPPK secara

tertulis kepada Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI dengan melampirkan surat keterangan

kehilangan dari Kepolisian. Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI memberikan TPPK baru

paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah

permohonan diterima.

f. Dalam hal TPPK rusak, Perwakilan Peserta dapat

mengajukan permohonan secara tertulis kepada

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

untuk mengganti TPPK. Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI memberikan TPPK baru

paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah

permohonan diterima. Pemberian TPPK baru

dilakukan setelah TPPK yang rusak dikembalikan.

g. Dalam…

Page 142: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

142

g. Dalam hal TPPK hilang sebagaimana dimaksud dalam

huruf e atau rusak sebagaimana dimaksud dalam

huruf f adalah TPPK yang menggunakan foto,

permohonan penggantian TPPK dilampiri pas foto

ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar dari petugas

kliring.

h. Selama Perwakilan Peserta belum memperoleh

penggantian atas TPPK yang hilang sebagaimana

dimaksud dalam huruf e atau TPPK yang rusak

sebagaimana dimaksud dalam huruf f, petugas kliring

Perwakilan Peserta dapat menggunakan fotokopi surat

permohonan penggantian TPPK yang dilegalisasi oleh

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

sebagai pengganti TPPK dalam mengikuti

penyelenggaraan SKNBI. Legalisasi tersebut dilakukan

dengan cara membubuhkan stempel Koordinator PWD

atau Koordinator PWD Selain BI dan tandatangan

pejabat Koordinator PWD atau Koordinator PWD

Selain BI.

i. Perwakilan Peserta dikenakan biaya penggantian atas

pembuatan TPPK.

XIII. PROSEDUR PEMBUKAAN WILAYAH KLIRING DI WILAYAH YANG

TIDAK TERDAPAT KANTOR BANK INDONESIA

A. Prinsip Umum

1. Pembukaan Wilayah Kliring di wilayah yang tidak terdapat

kantor Bank Indonesia didasarkan pada kebutuhan dan

kesepakatan beberapa kantor Peserta di wilayah yang

bersangkutan.

2. Salah satu kantor Peserta sebagaimana dimaksud dalam

angka 1 ditunjuk sebagai Koordinator PWD Selain BI atas

kesepakatan seluruh kantor Peserta di wilayah yang

bersangkutan dan dengan persetujuan dari Penyelenggara.

3. Masing-masing kantor Peserta menunjuk salah satu

kantornya sebagai Perwakilan Peserta.

B. Persyaratan…

Page 143: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

143

B. Persyaratan Pembukaan Wilayah Kliring

Persyaratan pembukaan Wilayah Kliring paling kurang sebagai

berikut:

1. Jumlah kantor Peserta paling kurang 4 (empat) kantor

Peserta yang berbeda. Kantor Peserta dapat berupa kantor

cabang, kantor cabang pembantu, dan/atau kantor kas.

2. Dalam periode 6 (enam) bulan terakhir, jumlah Warkat

Debit yang beredar di wilayah tersebut rata-rata paling

kurang 30 (tiga puluh) Warkat Debit per hari.

3. Terdapat kantor Peserta yang bersedia sebagai Koordinator

PWD Selain BI.

C. Persyaratan untuk Menjadi Koordinator PWD Selain BI

Kantor Peserta yang dapat diusulkan menjadi Koordinator PWD

Selain BI harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. kantor Peserta dapat berupa kantor cabang, kantor cabang

pembantu, dan/atau kantor kas;

2. mampu menyediakan sarana dan prasarana dalam rangka

pertukaran Warkat Debit;

3. memiliki lokasi yang mudah dijangkau oleh kantor Peserta.

Lokasi pelaksanaan pertukaran Warkat Debit tidak harus

berada pada lokasi yang sama dengan lokasi kantor

Peserta yang diusulkan sebagai Koordinator PWD Selain

BI; dan

4. memperoleh persetujuan dari kantor pusat Peserta yang

bersangkutan untuk diusulkan sebagai Koordinator PWD

Selain BI.

D. Tata Cara Permohonan Pembukaan Wilayah Kliring

Permohonan pembukaan Wilayah Kliring diatur sebagai

berikut:

1. Kesepakatan Tertulis

a. Dengan memperhatikan pemenuhan persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam huruf C, beberapa

kantor Peserta di suatu wilayah membuat

kesepakatan tertulis mengenai kebutuhan pertukaran

Warkat Debit di wilayah tersebut termasuk usulan

kantor…

Page 144: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

144

kantor Peserta yang akan ditunjuk sebagai

Koordinator PWD Selain BI.

b. Kesepakatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam

huruf a ditandatangani oleh seluruh pimpinan kantor

Peserta yang mendukung pembukaan Wilayah Kliring.

2. Pengajuan Permohonan

a. Calon Koordinator PWD Selain BI menyampaikan

surat permohonan rencana pembukaan Wilayah

Kliring dengan format sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran II.22 yang dilampiri dengan dokumen

sebagai berikut:

1) kesepakatan tertulis sebagaimana dimaksud

dalam angka 1;

2) daftar nama dan alamat kantor Peserta yang

mendukung pembukaan Wilayah Kliring;

3) usulan jadwal pertukaran Warkat Debit yang

dibuat dengan mengacu pada jam operasional

Layanan Kliring Warkat Debit sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.5;

4) surat persetujuan dari kantor pusat Peserta

untuk menjadi Koordinator PWD Selain BI; dan

5) informasi tertulis yang menunjukkan rata-rata

Warkat Debit yang beredar di wilayah tersebut

paling kurang 30 (tiga puluh) Warkat Debit per

hari dalam periode 6 (enam) bulan terakhir.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a disampaikan kepada:

1) Penyelenggara dengan alamat sebagaimana

dimaksud dalam butir II.A.2.a, apabila

pembukaan Wilayah Kliring berada di wilayah

kerja KPBI; atau

2) KPwDN apabila pembukaan Wilayah Kliring

berada di luar wilayah kerja KPBI.

c. Persetujuan atau penolakan atas permohonan

pembukaan Wilayah Kliring oleh Penyelenggara atau

KPwDN…

Page 145: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

145

KPwDN diberikan paling lama 14 (empat belas) hari

kerja terhitung sejak dokumen permohonan diterima

secara lengkap.

3. Persetujuan Permohonan

a. Dalam hal permohonan pembukaan Wilayah Kliring

disetujui maka Penyelenggara atau KPwDN

mengeluarkan surat persetujuan yang antara lain

memuat penetapan mengenai:

1) Wilayah Kliring;

2) Koordinator PWD Selain BI;

3) jadwal pertukaran Warkat Debit; dan

4) tanggal efektif pembukaan Wilayah Kliring.

b. Surat persetujuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a disampaikan kepada kantor Peserta yang

ditetapkan sebagai Koordinator PWD Selain BI dengan

tembusan kepada:

1) kantor pusat dari kantor Peserta yang ditetapkan

sebagai Koordinator PWD Selain BI; dan/atau

2) Penyelenggara apabila persetujuan pembukaan

Wilayah Kliring diberikan oleh KPwDN.

4. Penolakan Permohonan

a. Dalam hal permohonan pembukaan Wilayah Kliring

ditolak maka Penyelenggara atau KPwDN

menyampaikan secara tertulis kepada calon

Koordinator PWD Selain BI mengenai penolakan

disertai dengan alasan penolakan.

b. Alasan penolakan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a adalah sebagai berikut:

1) persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf

B dan huruf C tidak dipenuhi;

2) dokumen permohonan sebagaimana dimaksud

dalam butir 2.a tidak lengkap; dan/atau

3) terdapat faktor lain yang menurut pertimbangan

Penyelenggara atau KPwDN belum layak untuk

dilakukan pembukaan Wilayah Kliring.

c. Surat…

Page 146: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

146

c. Surat penolakan sebagaimana dimaksud dalam huruf

a disampaikan kepada kantor Peserta yang diusulkan

sebagai Koordinator PWD Selain BI dengan tembusan

kepada:

1) Kantor Pusat dari kantor Peserta yang diusulkan

sebagai Koordinator PWD Selain BI; dan/atau

2) Penyelenggara apabila persetujuan pembukaan

Wilayah Kliring diberikan oleh KPwDN.

d. Apabila penolakan dikarenakan persyaratan tidak

dipenuhi dan/atau dokumen permohonan tidak

lengkap, kantor Peserta yang diusulkan sebagai

Koordinator PWD Selain BI dapat mengajukan

permohonan kembali setelah memenuhi persyaratan

dan dokumen yang ditetapkan.

E. Tindak Lanjut atas Persetujuan Pembukaan Wilayah Kliring

Berdasarkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam butir

D.3, kantor Peserta yang ditetapkan sebagai Koordinator PWD

Selain BI melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyampaikan informasi secara tertulis kepada seluruh

Perwakilan Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan

mengenai:

a. persetujuan pembukaan Wilayah Kliring;

b. jadwal penyelenggaraan pertukaran Warkat Debit;

c. tanggal efektif pembukaan Wilayah Kliring; dan

d. permintaan untuk:

1) menyiapkan stempel Kliring dan stempel Kliring

Dibatalkan dengan contoh sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.1; dan

2) menyampaikan contoh stempel kliring dan

stempel Kliring dibatalkan sebagaimana

dimaksud dalam angka 1), paling lama 2 (dua)

hari kerja sebelum tanggal efektif.

2. Menyediakan sarana dan prasarana pertukaran Warkat

Debit antara lain:

a. ruangan dan peralatan yang diperlukan dalam

pertukaran…

Page 147: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

147

pertukaran Warkat Debit; dan

b. TPPK dengan format sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran II.2.

3. Mengadministrasikan data Perwakilan Peserta dan petugas

kliring.

F. Penggantian Koordinator PWD Selain BI

1. Penggantian Koordinator PWD Selain BI dapat dilakukan

berdasarkan persetujuan lebih dari 50% (lima puluh

persen) kantor Peserta di Wilayah Kliring tersebut yang

disertai dengan usulan penunjukan Koordinator PWD

Selain BI baru.

2. Berdasarkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam

angka 1, Koordinator PWD Selain BI atau kantor Peserta

yang diusulkan menjadi Koordinator PWD Selain BI

menyampaikan surat kepada Penyelenggara atau KPwDN

yang memuat:

a. pemberitahuan mengenai penggantian Koordinator

PWD Selain BI; dan

b. permohonan mengenai penggantian Koordinator PWD

Selain BI,

disertai alasan dan usulan tanggal efektif penggantian

Koordinator PWD Selain BI.

3. Surat sebagaimana dimaksud dalam angka 2 disampaikan

kepada:

a. Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud

dalam butir II.A.2.a, apabila calon Koordinator PWD

Selain BI pengganti berada di wilayah kerja KPBI.

b. KPwDN apabila calon Koordinator PWD Selain BI

pengganti berada di luar wilayah kerja KPBI,

dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.23.

4. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam butir 2.b

dilampiri dengan dokumen:

a. persetujuan tertulis lebih dari 50% (lima puluh

persen) Perwakilan Peserta sebagaimana dimaksud

dalam …

Page 148: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

148

dalam angka 1 yang ditandatangani oleh seluruh

pimpinan Perwakilan Peserta yang menyetujui

penggantian Koordinator PWD Selain BI; dan

b. surat persetujuan untuk diusulkan sebagai

Koordinator PWD Selain BI pengganti dari kantor

pusat yang bersangkutan.

5. Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 2,

Penyelenggara atau KPwDN memberikan persetujuan atau

penolakan atas penggantian Koordinator PWD Selain BI

paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen

permohonan diterima secara lengkap.

6. Dalam hal permohonan penggantian Koordinator PWD

Selain BI disetujui, Penyelenggara atau KPwDN

menyampaikan surat persetujuan sebagai Koordinator

PWD Selain BI pengganti.

7. Surat persetujuan sebagaimana dimaksud dalam angka 6

disampaikan kepada kantor Peserta yang disetujui sebagai

Koordinator PWD Selain BI pengganti dengan tembusan

kepada:

a. Kantor Pusat dari Koordinator PWD Selain BI

pengganti;

b. Kantor Pusat dari Koordinator PWD Selain BI lama;

dan/atau

c. Penyelenggara apabila persetujuan penggantian

Koordinator PWD Selain BI diberikan oleh KPwDN.

8. Dalam hal permohonan penggantian Koordinator PWD

Selain BI ditolak, Penyelenggara atau KPwDN

menyampaikan surat pemberitahuan penolakan disertai

dengan keterangan alasan penolakan.

9. Surat pemberitahuan penolakan sebagaimana dimaksud

dalam angka 8 disampaikan kepada kantor Peserta yang

ditolak sebagai Koordinator PWD Selain BI pengganti

dengan tembusan kepada:

a. Kantor Pusat dari Koordinator PWD Selain BI

pengganti yang ditolak;

b. Kantor…

Page 149: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

149

b. Kantor Pusat dari Koordinator PWD Selain BI lama;

dan/atau

c. Penyelenggara apabila persetujuan penggantian

Koordinator PWD Selain BI diberikan oleh KPwDN.

10. Berdasarkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam

angka 6 Koordinator PWD Selain BI pengganti

menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan

pertukaran Warkat Debit, antara lain mencakup:

a. ruangan dan peralatan yang diperlukan dalam

pertukaran Warkat Debit; dan

b. TPPK dengan format sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran II.2.

11. Koordinator PWD Selain BI lama harus tetap menjalankan

fungsinya sampai dengan hari kerja terakhir sebelum

tanggal penggantian Koordinator PWD Selain BI pengganti

berlaku efektif.

G. Penutupan Wilayah Kliring

Permohonan penutupan Wilayah Kliring diatur dengan

ketentuan sebagai berikut:

1. Penutupan Wilayah Kliring dapat dilakukan berdasarkan:

a. kesepakatan tertulis dari kantor Peserta di Wilayah

Kliring tersebut; atau

b. kebijakan Penyelenggara.

2. Dalam hal penutupan Wilayah Kliring dilakukan

berdasarkan kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam

butir 1.a berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Koordinator PWD Selain BI mengajukan surat

permohonan mengenai pengunduran diri sebagai

Koordinator PWD Selain BI dan/atau penutupan

Wilayah Kliring dengan memberitahukan alasan dan

tanggal efektif penutupan Wilayah Kliring kepada:

1) Penyelenggara dengan alamat sebagaimana

dimaksud dalam butir II.A.2.a, apabila Wilayah

Kliring berada di wilayah kerja KPBI; atau

2) KPwDN…

Page 150: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

150

2) KPwDN apabila Wilayah Kliring berada di luar

wilayah kerja KPBI.

Format surat permohonan penutupan Wilayah Kliring

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.24.

b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a yang ditandatangani oleh seluruh pimpinan

Perwakilan Peserta di Wilayah Kliring yang

bersangkutan dan dilampiri dengan dokumen

mengenai kesepakatan tertulis sebagaimana dimaksud

dalam butir 1.a.

c. Atas surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf b, Penyelenggara atau KPwDN memberikan

persetujuan atas pengunduran diri sebagai

Koordinator PWD Selain BI dan/atau penutupan

Wilayah Kliring paling lama 14 (empat belas) hari kerja

sejak dokumen permohonan diterima secara lengkap.

d. Dalam hal permohonan pengunduran diri sebagai

Koordinator PWD Selain BI dan/atau penutupan

Wilayah Kliring disetujui, Penyelenggara atau KPwDN

menyampaikan surat persetujuan kepada kantor

Peserta yang sebelumnya menjadi Koordinator PWD

Selain BI dengan tembusan kepada:

1) Kantor Pusat dari kantor Peserta yang

sebelumnya menjadi Koordinator PWD Selain BI;

dan/atau

2) Penyelenggara apabila persetujuan pengunduran

diri sebagai Koordinator PWD Selain BI dan/atau

penutupan Wilayah Kliring diberikan oleh

KPwDN.

e. Berdasarkan persetujuan sebagaimana dimaksud

dalam huruf d, kantor Peserta yang sebelumnya

menjadi Koordinator PWD Selain BI menyampaikan

informasi mengenai tanggal efektif pengunduran diri

sebagai Koordinator PWD Selain BI dan/atau

penutupan Wilayah Kliring kepada seluruh Perwakilan

Peserta…

Page 151: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

151

Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan.

f. Koordinator PWD Selain BI harus tetap menjalankan

fungsinya sampai dengan hari kerja terakhir sebelum

tanggal pengunduran diri sebagai Koordinator PWD

Selain BI dan/atau penutupan Wilayah Kliring berlaku

efektif.

g. Setelah Wilayah Kliring tersebut ditutup, pertukaran

Warkat Debit di wilayah tersebut tetap dapat

dilaksanakan secara bilateral sesuai kesepakatan.

3. Dalam hal penutupan Wilayah Kliring dilakukan

berdasarkan kebijakan Penyelenggara sebagaimana

dimaksud dalam butir 1.b, Penyelenggara menyampaikan

pemberitahuan secara tertulis mengenai tanggal efektif

penutupan Wilayah Kliring dan penghentian bantuan

keuangan kepada Koordinator PWD Selain BI dengan

tembusan kepada seluruh Perwakilan Peserta di Wilayah

Kliring serta KPwDN yang mewilayahi Wilayah Kliring

tersebut paling lama 1 (satu) bulan sebelum tanggal efektif

penutupan Wilayah Kliring tersebut. Setelah Wilayah

Kliring tersebut ditutup, pertukaran Warkat Debit di

wilayah tersebut tetap dapat dilaksanakan secara bilateral

sesuai kesepakatan.

H. Bantuan Keuangan

Dalam pelaksanaan pertukaran Warkat Debit yang

dilaksanakan oleh Koordinator PWD Selain BI, Penyelenggara

memberikan bantuan keuangan dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Nominal dan Kriteria Bantuan Keuangan

a. Terhitung sejak kantor Kordinator PWD Selain BI

tersebut efektif menyelenggarakan pertukaran Warkat

Debit, Penyelenggara memberikan bantuan keuangan

kepada KPWD Selain BI setiap bulan.

b. Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a diberikan sesuai kriteria sebagaimana

dimaksud pada Lampiran II.25.

c. Nilai…

Page 152: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

152

c. Nilai nominal bantuan keuangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a ditetapkan oleh

Penyelenggara dengan Keputusan Kepala Departemen

yang melaksanakan fungsi penyelenggaraan sistem

pembayaran di Bank Indonesia.

d. Salinan Keputusan sebagaimana dimaksud dalam

huruf c disampaikan kepada kantor pusat dari

Koordinator PWD Selain BI.

2. Mekanisme Pemberian Bantuan Keuangan

a. Pemberian bantuan keuangan sebagaimana dimaksud

dalam butir 1.a. disampaikan oleh Penyelenggara

kepada kantor pusat Koordinator PWD Selain BI

paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah akhir bulan.

b. Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a diberikan dengan cara mengkredit Rekening

Setelmen Dana kantor pusat Koordinator PWD Selain

BI di Bank Indonesia.

3. Bantuan Keuangan Bagi Koordinator PWD Selain BI Yang

Baru

a. Dalam hal Peserta bertindak sebagai Koordinator PWD

Selain BI di Wilayah Kliring yang baru dibentuk maka:

1) untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama sejak

tanggal efektif pembentukan Koordinator PWD

Selain BI tersebut diberi bantuan setiap bulan

sebesar 100% (seratus persen) dari nilai nominal

yang ditetapkan oleh Kepala Departemen yang

melaksanakan fungsi penyelenggaraan sistem

pembayaran di Bank Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam butir 1.c. Penetapan jangka

waktu 3 (tiga) bulan pertama diatur dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) apabila tanggal efektif pembentukan Wilayah

Kliring ditetapkan pada tanggal 1 sampai

dengan tanggal 15 bulan berjalan maka masa

3 (tiga) bulan pertama dihitung sejak bulan

yang…

Page 153: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

153

yang bersangkutan; atau

b) apabila tanggal efektif pembentukan Wilayah

Kliring ditetapkan setelah tanggal 15 bulan

berjalan maka masa 3 (tiga) bulan pertama

dihitung sejak bulan berikutnya;

2) bantuan keuangan per bulan yang akan diberikan

kepada Koordinator PWD Selain BI setelah masa 3

(tiga) bulan tersebut disesuaikan dengan kriteria

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.25.

b. Dalam hal kantor Peserta bertindak sebagai

Koordinator PWD Selain BI pengganti maka:

1) bantuan keuangan diberikan sesuai dengan

kriteria sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

II.25;

2) pemberian bantuan keuangan kepada

Penyelenggara Koordinator PWD Selain BI yang

mengalami perubahan diatur sebagai berikut:

a) apabila tanggal efektif pengalihan

dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan

tanggal 15 bulan berjalan maka bantuan

keuangan sebagaimana dimaksud pada

angka 1) untuk bulan yang bersangkutan

diberikan kepada KPWD Selain BI yang

menerima pengalihan; atau

b) apabila tanggal efektif pembentukan Wilayah

Kliring ditetapkan setelah tanggal 15 bulan

berjalan maka bantuan keuangan

sebagaimana dimaksud pada huruf a) untuk

bulan yang bersangkutan diberikan kepada

KPWD Selain BI yang mengalihkan.

Contoh perhitungan pemberian bantuan

keuangan kepada Koordinator PWD Selain BI

yang baru adalah sebagaimana dalam Lampiran

II.26.

4. Penetapan…

Page 154: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

154

4. Penetapan Iuran di Luar Bantuan Keuangan oleh

Penyelenggara

a. Apabila bantuan keuangan yang diberikan oleh

Penyelenggara atau KPwDN tidak dapat menutupi

seluruh biaya operasional Koordinator PWD Selain BI

dalam pertukaran Warkat Debit, Koordinator PWD

Selain BI dapat menetapkan iuran kepada kantor

Peserta di Wilayah Kliring.

b. Besarnya iuran sebagaimana dimaksud dalam huruf

a, ditetapkan berdasarkan selisih biaya operasional

yang dikeluarkan Koordinator PWD Selain BI dalam

rangka pertukaran Warkat Debit.

c. Biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam

huruf b antara lain mencakup biaya tenaga kerja serta

biaya penyediaan sarana dan prasarana pertukaran

Warkat Debit.

I. Besarnya iuran dan perhitungan biaya operasional yang

menjadi dasar penetapan iuran wajib disampaikan kepada dan

disetujui oleh seluruh Perwakilan Peserta di Wilayah Kliring.

1. Penyampaian Laporan

Kantor Pusat dari Koordinator PWD Selain BI wajib

menyampaikan laporan bulanan mengenai pendistribusian

dan besarnya nilai nominal bantuan keuangan

sebagaimana dimaksud dalam H.1.c paling lambat pada

akhir bulan berikutnya.

Laporan bulanan sebagaimana dimaksud dalam angka 1

disampaikan kepada Penyelenggara dengan alamat

sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a dengan

menggunakan format laporan sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.27.

2. Koordinator PWD Selain BI yang menetapkan iuran kepada

seluruh Peserta, wajib menyampaikan laporan triwulanan

kepada Penyelenggara dan seluruh Peserta mengenai

penggunaan bantuan keuangan dan iuran Peserta dalam

pelaksanaan pertukaran Warkat Debit paling lambat akhir

bulan…

Page 155: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

155

bulan berikutnya dengan format laporan sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.28.

XIV. BIAYA DALAM PENYELENGGARAAN SKNBI

A. Prinsip Umum

1. Peserta dikenakan biaya dalam penyelenggaraan SKNBI.

2. Penyelenggara dapat tidak mengenakan biaya kepada

Peserta dalam Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan

Darurat.

3. Peserta dapat mengenakan biaya transaksi melalui SKNBI

kepada Nasabah.

4. Penyelenggara menetapkan batas maksimal biaya yang

dapat dikenakan Peserta kepada Nasabah.

B. Biaya Penyelenggaraan SKNBI yang Dikenakan kepada Peserta

1. Jenis dan besarnya biaya

a. Jenis biaya dalam penyelenggaraan SKNBI terdiri atas:

1) Biaya proses DKE meliputi:

a) Biaya proses DKE Transfer Dana;

b) Biaya proses DKE Warkat Debit;

c) Biaya proses DKE Pembayaran; dan

d) Biaya proses DKE Penagihan.

2) Biaya akses informasi data agregat.

3) Biaya penggunaan Fasilitas Guest Bank.

4) Biaya perpanjangan periode waktu pengiriman

DKE.

5) Biaya sortasi Warkat Debit.

6) Biaya Warkat Debit reject.

7) Biaya pembuatan dan/atau penggantian TPPK.

b. Besar biaya sebagaimana dimaksud dalam huruf a

mengacu pada rincian biaya sebagaimana dimaksud

dalam Lampiran II.6.

c. Besarnya biaya sebagaimana dimaksud dalam huruf b

tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2. Perhitungan dan Pembebanan Biaya

a. Perhitungan dan pembebanan biaya sebagaimana

dimaksud dalam butir 1.a.1) sampai dengan butir

1.a.4)…

Page 156: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

156

1.a.4) dilakukan oleh Penyelenggara dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Biaya proses DKE sebagaimana dimaksud dalam

butir 1.a.1) dan PPN dihitung setiap bulan atas

dasar total DKE yang diterima dan

diperhitungkan oleh Penyelenggara.

2) Biaya akses informasi data agregat sebagaimana

dimaksud dalam butir 1.a.2) dan PPN dihitung

setiap bulan dan hanya dibebankan kepada

Peserta yang terdaftar sebagai pengguna fasilitas

informasi.

3) Biaya penggunaan Fasilitas Guest Bank

sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a.3) dan

PPN dihitung atas dasar durasi waktu

penggunaan fasilitas tersebut setiap 1 (satu) jam

berdasarkan absensi yang telah ditandatangani

oleh Penyelenggara dan Peserta.

4) Biaya perpanjangan pengiriman DKE

sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a.4) dan

PPN dihitung atas dasar durasi waktu

perpanjangan kegiatan tersebut setiap 30 (tiga

puluh) menit.

5) Pembebanan biaya sebagaimana dimaksud dalam

angka 1) sampai dengan angka 4) dilakukan oleh

Penyelenggara dengan cara mendebit Rekening

Setelmen Dana Peserta dan/atau Rekening

Setelmen Dana Bank Pembayar, dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) biaya sebagaimana dimaksud dalam angka 1)

dan angka 2) dibebankan setiap akhir bulan

paling lama 7 (tujuh) hari kerja pada bulan

berikutnya;

b) biaya sebagaimana dimaksud dalam angka 3)

dan angka 4) dibebankan paling lama 1

(satu) hari kerja setelah Peserta

menggunakan…

Page 157: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

157

menggunakan Fasilitas Guest Bank dan/atau

perpanjangan periode waktu pengiriman

DKE;

b. Perhitungan dan pembebanan biaya sebagaimana

dimaksud dalam butir 1.a.5) sampai dengan butir

1.a.7) dilakukan oleh Koordinator PWD atau

Koordinator PWD Selain BI dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Biaya sortasi Warkat Debit sebagaimana

dimaksud dalam butir 1.a.5) dihitung atas dasar

total Warkat Debit dalam Kliring Penyerahan yang

diserahkan oleh Peserta dan diproses oleh

Koordinator PWD yang melakukan pertukaran

Warkat Debit secara otomasi.

2) Biaya Warkat Debit reject sebagaimana dimaksud

dalam butir 1.a.6) dihitung dan dibebankan oleh

Koordinator PWD yang melakukan pertukaran

Warkat Debit secara otomasi dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Warkat Debit reject adalah Warkat Debit

dalam Kliring Penyerahan yang tidak dapat

diproses secara otomasi.

b) Biaya Warkat Debit reject dikenakan apabila

total Warkat Debit reject harian melebihi 2%

(dua persen) dari total Warkat Debit yang

diproses oleh Koordinator PWD.

c) Biaya Warkat Debit reject sebagaimana

dimaksud dalam huruf b) dibebankan kepada

Peserta penerima.

3) Biaya pembuatan dan/atau penggantian TPPK

sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a.7)

dihitung oleh Koordinator PWD atau Koordinator

PWD Selain BI untuk setiap permohonan

pembuatan dan/atau penggantian TPPK.

4) Pembebanan biaya sebagaimana dimaksud dalam

angka…

Page 158: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

158

angka 1), angka 2), dan angka 3) dilakukan oleh

Koordinator PWD atau Koordinator PWD Selain BI

setiap akhir bulan paling lama 7 (tujuh) hari kerja

pada bulan berikutnya dengan ketentuan sebagai

berikut:

a) Dalam hal pertukaran Warkat Debit

dilakukan oleh Koordinator PWD maka

pembebanan biaya dilakukan dengan cara

mendebit Rekening Setelmen Dana Peserta.

b) Dalam hal pertukaran Warkat Debit

dilakukan oleh Koordinator PWD Selain BI

maka pembebanan biaya dilakukan sesuai

dengan prosedur yang ditetapkan oleh

Koordinator PWD Selain BI.

C. Biaya transaksi melalui SKNBI yang dikenakan kepada

Nasabah Peserta

1. Dalam rangka mendukung kelancaran penyelesaian

transaksi melalui SKNBI, Peserta dapat menetapkan dan

mengenakan biaya transaksi kepada nasabah dengan

batas maksimal yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

2. Biaya transaksi yang dikenakan oleh Peserta kepada

nasabah sebagaimana dimaksud dalam angka 1

ditetapkan paling banyak Rp5.000,00 (lima ribu rupiah).

3. Peserta wajib mengumumkan:

a. besarnya biaya transaksi SKNBI yang ditetapkan dan

dikenakan oleh Peserta kepada nasabah; dan

b. besarnya biaya transaksi SKNBI yang ditetapkan

Penyelenggara.

4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan

angka 2 mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai perlindungan nasabah pengguna

SKNBI.

XV. PENANGANAN…

Page 159: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

159

XV. PENANGANAN KEADAAN TIDAK NORMAL DAN/ATAU KEADAAN

DARURAT

A. Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat di

Penyelenggara

Dalam rangka menjaga kelangsungan operasional SKNBI

apabila terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan

Darurat di Penyelenggara berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. Keadaan Tidak Normal di Penyelenggara

Dalam hal Keadaan Tidak Normal pada penyelenggaraan

SKNBI terjadi di lokasi Penyelenggara yang mempengaruhi

kelancaran penyelenggaraan SKNBI maka penanganan

dilakukan sebagai berikut:

a. Penyelenggara memberitahukan kepada seluruh

Peserta melalui administrative message dan/atau

sarana lainnya mengenai Keadaan Tidak Normal dan

langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) menghentikan sementara kegiatan pengiriman

DKE dan kegiatan lainnya yang terhubung ke

SSK;

2) melakukan koneksi ulang ke SSK;

3) melakukan query status batch DKE yang telah

dikirim ke SSK; dan/atau

4) melakukan pengiriman ulang dalam hal terdapat

batch DKE yang masih belum berhasil dikirim.

b. Dalam hal Keadaan Tidak Normal sebagaimana

dimaksud dalam huruf a mengakibatkan SKNBI tidak

dapat beroperasi sampai dengan batas waktu yang

ditentukan oleh Penyelenggara maka Penyelenggara

menetapkan kebijakan dan prosedur penanganan

Keadaan Tidak Normal dan memberitahukan kepada

Peserta mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh

Peserta.

2. Keadaan…

Page 160: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

160

2. Keadaan Darurat di Penyelenggara

Dalam hal terjadi Keadaan Darurat di lokasi Penyelenggara

yang menyebabkan SKNBI tidak dapat beroperasi maka

Penyelenggara menetapkan kebijakan dan prosedur

penanggulangan Keadaan Darurat dan memberitahukan

kepada seluruh Peserta mengenai Keadaan Darurat serta

hal-hal yang harus dilakukan oleh Peserta.

B. Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat di Peserta

Dalam rangka menjaga kelangsungan operasional SKNBI

apabila terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan

Darurat di Peserta berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. Dalam hal terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau

Keadaan Darurat di Peserta yang menyebabkan

terganggunya kelancaran operasional SKNBI maka Peserta

harus memberitahukan kepada Penyelenggara mengenai

terjadinya Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan

Darurat.

2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1

disampaikan kepada:

a. Helpdesk SKNBI melalui sarana telepon paling lama

30 (tiga puluh) menit sejak terjadinya Keadaan Tidak

Normal dan/atau Keadaan Darurat; dan

b. Penyelenggara melalui surat yang didahului dengan

faksimile dalam hal memerlukan tindak lanjut

perpanjangan periode waktu kegiatan pengiriman DKE

sesuai dengan prosedur sebagaimana dimaksud dalam

butir IV.A.5.

3. Dalam hal Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan

Darurat sebagaimana dimaksud dalam angka 1

menyebabkan Peserta tidak dapat melakukan kegiatan

operasional SKNBI maka Peserta dapat menggunakan

Fasilitas Guest Bank.

4. Dalam hal Peserta memutuskan untuk tidak melakukan

kegiatan operasional SKNBI maka Peserta harus segera

memberitahukan kepada Penyelenggara melalui surat yang

dapat…

Page 161: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

161

dapat didahului dengan faksimile atau sarana lain.

5. Dalam hal terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau

Keadaan Darurat di Peserta, Penyelenggara dapat

menetapkan kebijakan, prosedur, dan hal-hal lain yang

diperlukan untuk penyelesaian transaksi oleh Peserta

melalui SKNBI.

C. Penggunaan Fasilitas Guest Bank

Dalam Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat di

Peserta, penyelesaian transaksi melalui SKNBI oleh Peserta

dapat dilakukan dengan menggunakan Fasilitas Guest Bank

dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Untuk menggunakan Fasilitas Guest Bank, Peserta

mengajukan surat permohonan dengan format

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.29.

2. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1

paling kurang memuat:

a. alasan untuk menggunakan Fasilitas Guest Bank;

b. lokasi penggunaan Fasilitas Guest Bank; dan

c. pernyataan bahwa Peserta yang bersangkutan

membebaskan Penyelenggara atau KPwDN dari

tanggung jawab atas segala kerugian yang timbul

pada Peserta (indemnity) terkait dengan penggunaan

Fasilitas Guest Bank.

3. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1

ditandatangani oleh pimpinan atau pejabat yang memiliki

spesimen tanda tangan di Bank Indonesia dan dapat

disampaikan terlebih dahulu kepada Penyelenggara

melalui faksimile ke alamat sebagaimana dimaksud dalam

butir II.A.2.a.

4. Untuk Peserta yang berada di wilayah kerja KPwDN, surat

sebagaimana dimaksud dalam angka 1, disampaikan

kepada Penyelenggara dengan tembusan kepada KPwDN

yang menyediakan Fasilitas Guest Bank, dengan

memperhatikan jam kerja KPwDN.

5. Persetujuan…

Page 162: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

162

5. Persetujuan atau penolakan atas permohonan

sebagaimana dimaksud dalam angka 1 disampaikan

melalui administrative message atau sarana lainnya.

6. Dalam hal surat permohonan sebagaimana dimaksud

dalam angka 1 disetujui, Peserta harus menyiapkan data

transaksi dan hal-hal lain yang diperlukan dalam

penggunaan Fasilitas Guest Bank sesuai dengan buku

pedoman penggunaan aplikasi SPK.

7. Penyelenggara dapat menetapkan batas maksimal waktu

dan/atau urutan penggunaan Fasilitas Guest Bank, dalam

hal jumlah Peserta yang mengajukan permohonan

penggunaan Fasilitas Guest Bank melebihi kapasitas yang

tersedia.

XVI. PEMANTAUAN KEPATUHAN

Pelaksanaan pemantauan kepatuhan Peserta dan Koordinator PWD

Selain BI diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Penyelenggara melakukan pemantauan kepatuhan:

a. Peserta; dan

b. Koordinator PWD Selain BI,

terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

2. Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dilakukan

secara langsung dan tidak langsung.

3. Dalam rangka pemantauan tidak langsung, berlaku ketentuan

sebagai berikut:

a. Pemantauan kepatuhan kepada Peserta

1) Pemantauan secara tidak langsung kepada Peserta

dilakukan dengan cara melakukan analisis dan

evaluasi terhadap:

a) laporan berkala dan/atau laporan sewaktu-waktu

yang disampaikan oleh Peserta kepada

Penyelenggara; dan

b) data, informasi, dan/atau dokumen yang

diperoleh dari:

(1) Peserta yang bersangkutan;

(2) sistem Penyelenggara; dan/atau

(3) pihak…

Page 163: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

163

(3) pihak lain.

2) Peserta wajib menyampaikan laporan kepada

Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Laporan Berkala berupa Laporan Hasil Penilaian

Kepatuhan (LHPK)

(1) LHPK merupakan laporan tahunan hasil

penilaian pemeriksaan internal sebagaimana

dimaksud dalam butir III.H.1.b.2) untuk

periode 1 Januari sampai dengan 31

Desember.

Format LHPK ditetapkan oleh Penyelenggara

dan disampaikan kepada Peserta melalui

surat dan/atau sarana lain.

(2) Laporan LHPK sebagaimana dimaksud dalam

angka (1) disampaikan oleh Peserta paling

lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya.

(3) Dalam hal batas waktu penyampaian

sebagaimana dimaksud dalam angka (1)

jatuh pada hari Sabtu atau hari libur maka

batas waktu penyampaian adalah hari kerja

berikutnya.

(4) LHPK sebagaimana dimaksud dalam angka

(1) disampaikan kepada Penyelenggara

melalui surat dan/atau sarana lain yang

ditetapkan oleh Penyelenggara.

b) Laporan sewaktu-waktu atas permintaan

Penyelenggara.

Selain laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf b, Peserta dapat menyampaikan laporan

kepada Penyelenggara atas inisiatif sendiri,

misalnya laporan gangguan SKNBI pada Peserta.

3) Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dan

angka 2) disampaikan kepada Penyelenggara dengan

alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.b.

4) Berdasarkan…

Page 164: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

164

4) Berdasarkan hasil pemantauan tidak langsung

sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Penyelenggara

dapat melakukan klarifikasi dan/atau konfirmasi

kepada Peserta atas data, informasi, dan/atau

dokumen.

5) Dalam hal berdasarkan hasil pemantauan tidak

langsung terdapat hal-hal yang perlu ditindaklanjuti

oleh Peserta, Penyelenggara menyampaikan surat

pemberitahuan kepada Peserta untuk melakukan

upaya perubahan dalam rangka pemenuhan

ketentuan yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

b. Pemantauan kepada Koordinator PWD Selain BI

1) Pemantauan secara tidak langsung kepada

Koordinator PWD Selain BI dilakukan dengan cara

melakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan

bulanan dan/atau laporan berkala yang disampaikan

oleh Koordinator PWD Selain BI.

2) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud dalam angka

1) merupakan laporan yang memuat informasi jumlah

Perwakilan Peserta, jumlah transaksi, jumlah nominal

transaksi, dan jadwal pelaksanaan pertukaran Warkat

Debit, dengan menggunakan format sebagaimana

dimaksud dalam Lampiran II.30.

3) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada angka

1) disampaikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja pada

bulan berikutnya kepada:

a) Penyelenggara dengan alamat sebagaimana

dimaksud dalam butir II.A.2.b, apabila

Koordinator PWD Selain BI berada di wilayah

kerja KPBI; atau

b) KPwDN apabila Koordinator PWD Selain BI

berada di luar wilayah kerja KPBI.

4. Pemantauan…

Page 165: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

165

4. Pemantauan Langsung

Dalam rangka pemantauan langsung, berlaku ketentuan

sebagai berikut:

a. Pemantauan kepatuhan kepada Peserta

1) Pemantauan secara langsung dilakukan melalui

kunjungan ke lokasi Peserta secara periodik atau

sewaktu-waktu apabila diperlukan.

2) Dalam kunjungan pemeriksaan di lokasi Peserta,

berlaku ketentuan dan prosedur sebagai berikut:

a) Petugas Penyelenggara yang melakukan

pemeriksaan di lokasi Peserta dilengkapi dengan

surat tugas dari Penyelenggara.

b) Peserta wajib memberikan akses kepada petugas

Penyelenggara, paling kurang berupa:

(1) data, informasi, dan/atau dokumen yang

diperlukan, termasuk namun tidak terbatas

pada dokumen asli dan/atau salinan

dokumen yang berupa warkat, dan/atau data

elektronik yang terkait dengan pelaksanaan

SKNBI sesuai dengan permintaan petugas

Penyelenggara; dan/atau

(2) sarana fisik dan aplikasi pendukung yang

terkait dengan operasional SKNBI di Peserta,

antara lain SPK serta interface dari dan ke

sistem internal Peserta.

3) Penyelenggara dapat menunjuk pihak lain untuk dan

atas nama Penyelenggara untuk melaksanakan

pemeriksaan Peserta sebagaimana dimaksud dalam

angka 1). Pihak lain yang ditugaskan tersebut

dilengkapi dengan surat penugasan dari

Penyelenggara.

4) Petugas Penyelenggara melakukan exit meeting dengan

Peserta yang dituangkan dalam laporan hasil exit

meeting yang ditandatangani oleh Penyelenggara dan

Pejabat Peserta yang berwenang.

5) Penyelenggara…

Page 166: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

166

5) Penyelenggara menyampaikan surat pemberitahuan

kepada Peserta untuk melakukan tindak lanjut dan

mendorong Peserta untuk melakukan upaya

perubahan dalam rangka pemenuhan ketentuan yang

ditetapkan oleh Penyelenggara sesuai dengan laporan

hasil exit meeting sebagaimana dimaksud dalam angka

4).

b. Pemantauan kepatuhan kepada Koordinator PWD Selain BI

1) Pemantauan secara langsung dilakukan melalui

kunjungan ke lokasi Koordinator PWD Selain BI

secara periodik atau sewaktu-waktu apabila

diperlukan.

2) Dalam kunjungan pemeriksaan di lokasi Peserta,

berlaku ketentuan dan prosedur sebagai berikut:

a) Petugas Penyelenggara yang melakukan

pemeriksaan di lokasi Peserta dilengkapi dengan

surat tugas dari Penyelenggara.

b) Peserta harus memberikan akses kepada petugas

Penyelenggara, paling kurang berupa data,

informasi, dan/atau dokumen yang diperlukan

terkait dengan pelaksanaan pertukaran Warkat

Debit sesuai dengan permintaan petugas

Penyelenggara.

c) Petugas Penyelenggara melakukan exit meeting

dengan Peserta yang dituangkan dalam laporan

hasil exit meeting yang ditandatangani oleh

Penyelenggara dan Pejabat Peserta yang

berwenang.

d) Penyelenggara menyampaikan surat

pemberitahuan kepada Peserta untuk melakukan

tindak lanjut dan mendorong Peserta untuk

melakukan upaya perubahan dalam rangka

pemenuhan ketentuan yang ditetapkan oleh

Penyelenggara sesuai dengan laporan hasil exit

meeting sebagaimana dimaksud dalam huruf c).

5. Dalam…

Page 167: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

167

5. Dalam rangka pemantauan kepatuhan Peserta, Penyelenggara

dapat meminta Peserta untuk melakukan pengujian terhadap

infrastruktur Peserta yang digunakan dalam operasional

SKNBI.

6. Peserta dan Koordinator PWD Selain BI wajib menindaklanjuti

hasil pemantauan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 dan

angka 4.

XVII. TATACARA PENGENAAN SANKSI

A. Sanksi Terkait Pembuatan DKE

1. Peserta yang tidak memenuhi ketentuan mengenai

pembuatan DKE sebagaimana dimaksud dalam butir

VI.B.1.c.1), butir VI.B.1.c.2), butir VII.B.7.a.1), butir

VII.B.7.a.2), butir VIII.B.1.c.1), butir VIII.B.1.c.2), butir

IX.B.7.a, dan/atau butir IX.B.7.b dikenakan sanksi

kewajiban membayar sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu

rupiah) per DKE dengan jumlah kewajiban membayar

paling banyak sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta

rupiah) per 1 (satu) periode pemantauan.

2. Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam angka 1

dilakukan dengan mendebit Rekening Setelmen Dana

Peserta atau Rekening Setelmen Dana Bank Pembayar.

B. Sanksi Terkait Penyediaan dan Penambahan Prefund

1. Bagi Peserta yang tidak memenuhi ketentuan mengenai

penyediaan minimum nominal Prefund Debit sebagaimana

dimaksud dalam butir V.B.3 yang dikarenakan kelalaian

Peserta, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta dikenakan sanksi berupa kewajiban

membayar sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Pengenaan sanksi dilaksanakan paling lama 1 (satu)

hari kerja berikutnya, dengan mendebit Rekening

Setelmen Dana Peserta.

b. Terhadap Peserta yang dikenakan sanksi sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, Penyelenggara melakukan

pemantauan selama 6 (enam) bulan.

c. Apabila selama periode pemantauan sebagaimana

dimaksud…

Page 168: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

168

dimaksud dalam huruf b Peserta tidak memenuhi

kewajiban penyediaan Prefund Debit sebanyak 6

(enam) kali maka Peserta dapat dikenakan sanksi

berupa penurunan status kepesertaan dari aktif

menjadi ditangguhkan.

d. Penyelenggara dapat mengubah kembali status

Peserta dari ditangguhkan menjadi aktif berdasarkan

kebijakan Penyelenggara.

e. Penyelenggara menginformasikan perubahan status

Peserta sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan

huruf d kepada:

1) Peserta yang bersangkutan melalui surat;

2) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative

message dan/atau sarana lainnya; dan

3) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya

terdapat Perwakilan Peserta melalui surat atau

sarana lainnya.

2. Bagi Peserta yang tidak memenuhi ketentuan penyediaan

minimum nominal Prefund Debit sebagaimana dimaksud

dalam butir V.B.3 dikarenakan ketidakmampuan dalam

penyediaan Prefund Debit, berlaku ketentuan sebagai

berikut:

a. Peserta dikenakan sanksi penurunan status

kepesertaan dari aktif menjadi ditangguhkan.

b. Penyelenggara dapat mengubah kembali status

Peserta dari ditangguhkan menjadi aktif apabila

Peserta dapat memenuhi kewajiban penyediaan

minimum nominal Prefund Debit.

c. Penyelenggara menginformasikan perubahan status

Peserta sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

huruf b kepada:

1) Peserta yang bersangkutan melalui surat;

2) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative

message dan/atau sarana lainnya; dan

3) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya

terdapat…

Page 169: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

169

terdapat Perwakilan Peserta, melalui surat atau

sarana lainnya.

3. Bagi Peserta yang tidak memenuhi ketentuan penambahan

Prefund sebagaimana dimaksud dalam butir VI.B.3.c, butir

VII.B.3.b, butir VIII.B.3.c, dan/atau butir IX.B.3.b, berlaku

ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta dikenakan sanksi kewajiban membayar

sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per DKE

dengan jumlah kewajiban membayar paling banyak

sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per 1

(satu) hari kerja.

b. Pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dilakukan paling lama 1

(satu) hari kerja berikutnya, dengan mendebit

Rekening Setelmen Dana Peserta atau Rekening

Setelmen Dana Bank Pembayar.

C. Sanksi Terkait Penolakan Warkat Debit dan/atau DKE Warkat

Debit

Dalam hal Peserta melakukan penolakan Warkat Debit atau

DKE Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam butir

VII.B.1.b.1)b), berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. Peserta pengirim, Peserta penerima, atau nasabah

dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar

Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per DKE Warkat Debit

yang ditolak.

2. Pengenaan sanksi kewajiban membayar kepada Peserta

pengirim, Peserta penerima, atau nasabah sebagaimana

dimaksud dalam angka 1 dilakukan berdasarkan alasan

penolakan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.31.

3. Pembebanan sanksi kewajiban membayar sebagaimana

dalam angka 1 dilakukan dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Sanksi yang dikenakan kepada nasabah Peserta

dibebankan oleh Penyelenggara dengan cara mendebit

Rekening Setelmen Dana Peserta. Selanjutnya, Peserta

membebankan…

Page 170: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

170

membebankan sanksi tersebut kepada nasabahnya.

b. Sanksi yang dikenakan kepada Peserta dibebankan

oleh Penyelenggara dengan cara mendebit Rekening

Setelmen Dana Peserta. Peserta dilarang

membebankan biaya pengenaan sanksi tersebut

kepada nasabahnya, mengingat alasan penolakan

Warkat Debit atau DKE Debit tersebut disebabkan

oleh kekeliruan Peserta.

D. Sanksi Terkait Pemantauan Kepatuhan

1. Bagi Peserta yang tidak memenuhi ketentuan kewajiban

menjaga kelancaran dan keamanan penggunaan SKNBI

sebagaimana dimaksud dalam butir III.H.1 dikenakan

sanksi sebagai berikut:

a. Peserta yang tidak memenuhi ketentuan kewajiban

menjaga kelancaran dan keamanan penggunaan

SKNBI dikenakan sanksi administratif berupa teguran

tertulis.

b. Dalam hal Peserta tidak menindaklanjuti sanksi

teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari

sejak teguran tertulis diterima, dapat dikenakan

sanksi berupa penurunan status kepesertaan.

2. Bagi Peserta yang tidak menginformasikan biaya transaksi

dalam penyelenggaraan SKNBI kepada nasabah secara

transparan sebagaimana dimaksud dalam butir III.H.4

dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis.

3. Bagi Peserta yang tidak mencetak Warkat Debit di

perusahaan percetakan dokumen sekuriti sebagaimana

dimaksud dalam butir XI.C.1 dikenakan sanksi

administratif berupa teguran tertulis.

4. Bagi Peserta yang tidak mencetak Warkat Debit sesuai

dengan spesifikasi teknis sebagaimana dimaksud dalam

butir XI.A.2, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta yang tidak mencetak Warkat Debit sesuai

dengan spesifikasi teknis dikenakan sanksi

administratif…

Page 171: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

171

administratif berupa teguran tertulis.

b. Dalam hal Peserta tidak menindaklanjuti sanksi

teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam huruf a

sehingga mengganggu proses pertukaran Warkat Debit

secara otomasi, Koordinator PWD dapat tidak

memproses Warkat Debit Peserta dalam pertukaran

Warkat Debit

5. Bagi Peserta yang tidak memberikan data, informasi,

dan/atau dokumen terkait penyelenggaran SKNBI

sebagaimana dimaksud dalam butir III.H.5 dikenakan

sanksi administratif berupa teguran tertulis.

6. Bagi Peserta yang tidak memberikan akses kepada

Penyelenggara untuk melakukan pemeriksaan secara

langsung sebagaimana dimaksud dalam butir XVI.4.b.2),

berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta yang tidak memberikan akses kepada

Penyelenggara untuk melakukan pemeriksaan secara

langsung dikenakan sanksi administratif berupa

teguran tertulis.

b. Dalam hal Peserta tidak menindaklanjuti sanksi

teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak

teguran tertulis diterima, dapat dikenakan sanksi

penurunan status kepesertaan.

7. Bagi Peserta yang tidak menindaklanjuti hasil pemantauan

sebagaimana dimaksud dalam butir XVI.6, berlaku

ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta yang tidak menindaklanjuti hasil pemantauan

dikenakan sanksi administratif berupa teguran

tertulis.

b. Dalam hal Peserta tidak menindaklanjuti sanksi

teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam huruf

a, dapat dikenakan sanksi penurunan status

kepesertaan.

8. Bagi…

Page 172: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

172

8. Bagi Peserta yang terlambat menyampaikan laporan

berkala sebagaimana dimaksud dalam butir XVI.3.a.2)a)

berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta dikenakan sanksi kewajiban membayar

sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per

hari kerja keterlambatan sejak batas waktu

penyampaian pelaporan, dengan jumlah kewajiban

membayar paling banyak sebesar Rp15.000.000,00

(lima belas juta rupiah).

b. Pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dilakukan dengan mendebit

Rekening Setelmen Dana Peserta atau Rekening

Setelmen Dana Bank Pembayar.

c. Dalam hal Peserta terlambat menyampaikan laporan

berkala sesuai batas waktu, Peserta tetap wajib

menyampaikan laporan berkala paling lama 30 (tiga

puluh) hari kerja sejak batas waktu penyampaian

laporan berkala yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

d. Dalam hal Peserta tidak menyampaikan laporan

berkala sebagaimana dimaksud dalam huruf c,

Peserta dikenakan sanksi teguran tertulis.

e. Peserta yang tidak menindaklanjuti sanksi teguran

tertulis sebagimana dimaksud dalam huruf d, dapat

dikenakan sanksi penurunan status kepesertaan.

9. Dalam hal Penyelenggara mengenakan sanksi penurunan

status kepesertaan, Penyelenggara menginformasikan

kepada:

a. Peserta yang bersangkutan melalui surat;

b. seluruh Peserta melalui fasilitas administrative

message dan/atau sarana lainnya; dan

c. Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya terdapat

Perwakilan Peserta, melalui surat atau sarana lainnya.

XVIII. KETENTUAN …

Page 173: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

173

XVIII. KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Penyelenggara Kliring Lokal beralih fungsi sebagai berikut:

a. Penyelenggara Kliring Lokal Bank Indonesia beralih fungsi

menjadi Koordinator PWD.

b. Penyelenggara Kliring Lokal Selain Bank Indonesia beralih

fungsi menjadi Koordinator PWD Selain BI.

2. Penggantian dan penggunaan stempel kliring dan stempel

kliring dibatalkan sesuai dengan format dalam Surat Edaran

Bank Indonesia ini dapat dilakukan secara bertahap paling

lama sampai dengan tanggal 31 Desember 2015.

3. Penggantian TPPK sesuai dengan format dalam Surat Edaran

Bank Indonesia ini dapat dilakukan secara bertahap paling

lama sampai dengan tanggal 31 Desember 2015.

4. Penunjukan Perwakilan Peserta di setiap Wilayah Kliring dapat

dilakukan secara bertahap paling lama tanggal 31 Desember

2015.

5. Penyelenggara Kliring Lokal Selain BI yang sebelum berlakunya

Surat Edaran Bank Indonesia ini telah menetapkan iuran

kepada Perwakilan Peserta dapat melakukan penyesuaian

iuran dengan mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam butir XIII.H.4 dan harus melaporkan penyesuaian iuran

tersebut paling lama 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Surat

Edaran Bank Indonesia ini.

6. Pada tahap awal implementasi penyelenggaraan SKNBI:

a. Layanan SKNBI terbatas pada Layanan Transfer Dana dan

Layanan Kliring Warkat Debit.

b. Kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank.

7. Implementasi SKNBI untuk Layanan Pembayaran Reguler dan

Layanan Penagihan Reguler, serta keikutsertaan Penyelenggara

Transfer Dana selain Bank sebagai Peserta diatur dalam Surat

Edaran Bank Indonesia.

XIX. KETENTUAN PENUTUP

1. Ketentuan mengenai bantuan keuangan kepada Koordinator

PWD Selain BI sebagaimana dimaksud dalam butir XIII.H mulai

berlaku…

Page 174: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

174

berlaku pada 1 Juli 2015.

2. Ketentuan mengenai pengenaan biaya penggunaan akses data

agregat hasil perhitungan SKNBI sebagaimana dimaksud dalam

butir XIV.B.1.a.2) mulai berlaku pada 1 Januari 2016.

3. Ketentuan mengenai batas maksimal biaya transaksi melalui

SKNBI yang dikenakan oleh Peserta kepada nasabah

sebagaimana dimaksud dalam butir XIV.C.2 mulai berlaku

pada 1 Januari 2016.

4. Pada saat Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku:

a. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/35/DASP tanggal

22 Desember 2006 perihal Warkat Debit dan Dokumen

Kliring serta Pencetakannya pada Perusahaan Percetakan

Warkat dan Dokumen Kliring dalam Penyelenggaraan

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia;

b. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/35/DASP tanggal

18 Desember 2007 perihal Penyelenggaraan Kliring Antar

Wilayah;

c. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/13/DASP tanggal

4 Mei 2009 perihal Batas Nilai Nominal Nota Debet dan

Transfer Kredit dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia;

d. Ketentuan mengenai pelaksanaan Treasury Single Account

melalui SKNBI sebagaimana diatur dalam Surat Edaran

Bank Indonesia Nomor 10/12/DASP tanggal 5 Maret 2008

perihal Penetapan Biaya Penggunaan Sistem Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement dan Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia dalam rangka Penetapan

Treasury Single Account;

e. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/15/DASP tanggal

18 Juni 2009 perihal Penyelenggaraan Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia oleh Penyelenggara Kliring Lokal

Selain Bank Indonesia;

f. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/8/DASP tanggal

24 Maret 2010 perihal Sistem Kliring Nasional Bank

Indonesia;

g. Surat…

Page 175: No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN · Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK, yang digunakan

175

g. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/34/DASP tanggal

22 Desember 2010 perihal Perubahan atas Surat Edaran

Bank Indonesia Nomor 12/8/DASP perihal Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia; dan

h. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/19/DASP tanggal

26 Juni 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 11/15/DASP perihal Penyelenggaraan

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia oleh Penyelenggara

Kliring Lokal Selain Bank Indonesia,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal

...................

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman

Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

BANK INDONESIA,

BRAMUDIJA HADINOTO

KEPALA DEPARTEMEN PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN