no - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4094/3/audina irna kartika bab ii.pdf · 10 kalsium...
TRANSCRIPT
29
29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Susu Ibu (ASI)
1. Definisi ASI
Menurut khasanah (2011) menjelaskan bahwa ASI adalah cairan
putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-
garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna bagi
makanan bayi (Khamzah, 2012).
2. Komposisi ASI
Tahapan produksi ASI adalah kolostrum, ASI transisi dan ASI matur.
Kolostrum adalah ASI yang berwarna kekuningkuningan atau jernih dan
lebih kental, dan hanya diproduksi sekali pada hari pertama bayi lahir
(Depkes RI, 2007). ASI transisi merupakan ASI peralihan dari kolostrum ke
ASI biasa sampai hari ke-14, warnanya mulai memutih, sedangkan ASI
matur sudah berwarna putih dan merupakan makanan lengkap untuk bayi
(Indiarti & Sukaca, 2009).
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
Komposisi kolostrum dan ASI dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah
ini.
Tabel 2.1 Komposisi Kolostrum dan ASI
(setiap 100 ml)
No
Zat-zat Gizi Satuan Kolostrum ASI
1 Energi Kkal 58.0 70
2 Protein G 2.3 0.9
3 Kasein Mg 140.0 187.0
4 Laktosa G 5.3 7.3
5 Lemak G 2.9 4.2
6 Vitamin A Ug 151.0 75.0
7 Vitamin B1 Ug 1.9 14.0
8 Vitamin B2 Ug 30.0 40.0
9 Vitamin B12 Mg 0.05 0.1
10 Kalsium Mg 39.0 35.0
11 Zat Besi (Fe) Mg 70.0 100.0
12 Fosfor Mg 14.0 15.0
Sumber: Depkes RI, 2007
3. Manfaat ASI
a. Manfaat yang diberikan ASI bagi bayi
Menurut Khasanah (2011) manfaat yang diberikan ASI untuk
bayi adalah sebagai berikut :
1) ASI baik bagi pertumbuhan emas otak bayi
Otak bayi membesar dua kali lipat dalam tahun pertama
kehidupan. Sel-sel otak yang banyaknya 14 miliar sel, tidak bisa
tumbuh dan berkembang secara alami saja sehingga ia
membutuhkan nutrisi. ASI mengandung AA (Asam Arakhidonat)
yang termasuk kelompok omega-6 dan DHA (Asam Dekosa
Heksanoat) kelompok omega-3 dan nutrisi lain seperti protein,
laktosa, dan lemak lainnya yang merupakan zat yang dapat
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
merangsang pertumbuhan otak bayi. Makanan yang paling bagus
dan dapat menunjang pertumbuhan otak bayi tidak ada selain ASI
eksklusif.
2) ASI sebagai sumber gizi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan
bayi pada masa pertumbuhan. Jika proses menyusui dilakukan
dengan teknik yang tepat dan benar, produksi ASI seorang ibu akan
cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampai dengan
usia 6 bulan. Selain nutrisinya yang lengkap, jumlah atau volume
dan komposisi ASI juga akan menyesuaikan kebutuhan bayi.
3) ASI meringankan pencernaan bayi
Kondisi system pencernaan bayi pada bulan-bulan pertama
belum berfungsi secara sempurna. Sehinggga nutrisi yang masuk
tidak boleh yang memperberat kerja system pencernaan. Selain ASI
mengandung nutrisi yang lengkap, ASI juga dilengkapi dengan
enzim-enzim yang membantu proses pencernaan sehingga
meringankan kerja system pencernaan bayi.
4) ASI meningkatkan kekebalan tubuh bayi
Disamping memenuhi kebutuhan nutrisinya, ASI juga
melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. ASI mengandung
faktor kekebalan tubuh yang diperlukan bagi tubuh, ASI awal
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
mengandung faktor kekebalan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan
ASI yang keluar selanjutnya.
5) ASI menghindari bayi dari alergi
Alergi adalah suatu bentuk penolakan tubuh yang berlebihan
atas masuknya zat asing kedalam tubuh. Alergi sering terjadi pada
bayi karena sistem pengamanan tubuh yang belum terbentuk
sempurna. Bayi yang diberi ASI terhindar dari alergi karena ASI
mengandung antibody IgA tinggi dalam ASI yang berfungsi sebagai
pencegahan sistem imun terhadap zat pemicu alergi.
6) ASI tidak menimbulkan karies gigi pada bayi
Kandungan selenium yang banyak dalam ASI mampu
melindungi bayi terhadap timbulnya karies gigi. Karies gigi pada
bayi yang terdapat pada susu formula jauh lebih tinggi dibanding
yang terdapat pada ASI.
b. Manfaat yang diberikan ASI bagi ibu
Manfaat memberikan ASI tidak hanya dirasakan oleh bayi saja,
tetapi menyusui juga banyak memberikan manfaat bagi ibu, adapun
manfaat bagi ibu menurut Khasanah (2011) adalah :
1) Menguntungkan secara ekonomi
Dengan ibu menyusui bayinya maka tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi, dengan demikian menyusui dapat
menghemat pengeluaran rumah tangga. Biaya bisa dialokasikan
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
untuk memberikan makanan yang bergizi bagi ibu karena
menyusui memerlukan zat gizi yang lebih
2) Timbul rasa percaya diri
Menyusui dapat memberikan rasa percaya diri bahwa ibu
mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk
bayinya
3) Menyusui dapat menunda kehamilan
Menyusui dapat dijadikan cara Keluarga Berencana (KB) yang
paling efektif untuk mencegah kehamilan jika dilakukan secara
tepat dengan beberapa syarat, yaitu belum mengalami menstruasi,
pemberian ASI-nya tidak boleh dihentikan sama sekali. Dengan
menyusui dapat menunda haid dan kehamilan sehingga hal ini bisa
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum
dikenal dengan Metode Amenorea Laktasi (MAL)
4) Mempercepat pengecilan ukuran Rahim
Saat menyusui, terdapat hormone oksitosin yang berperan
dalam produksi ASI, hormone tersebut juga berfungsi membantu
rahim kembali lebih cepat dibandingkan ibu yang tidak menyusui.
5) Mengurangi resiko berat badan berlebih
Dengan menyusui, lemak yang ada di tubuh akan diubah
menjadi ASI sehingga tidak menyebabkan kegemukan dan cepat
mengembalikan bentuk tubuh seperti sebelumnya. Menyusui
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
membutuhkan energi sekitar 500 kalori per hari sehingga ibu tidak
perlu mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi.
6) Mengurangi resiko kanker payudara
Diperkirakan zat innate immune system yang terdapat dalam
ASI memberikan perlindungan terhadap jaringan payudara ibu
sehingga bisa terhindar dari ancaman kanker payudara.
7) Mengurangi stress dan kegelisahan
Hormon oksitosin akan keluar saat ibu menyusui bayinya,
hormone ini berguna untuk mengurangi stress yang dialami
sehingga ibu yang menyusui akan memiliki perasaan yang positif
dan dapat melakukan lebih banyak hal-hal positif lainnya.
c. Manfaat ASI bagi Negara
Menurut Prasetyo (2009) manfaat ASI bagi Negara adalah
sebagai berikut:
1) Menghemat devisa Negara karena tidak perlu mengimpor susu
formula dan peralatan lainnya.
2) Bayi sehat membuat Negara lebih sehat.
3) Menghemat pada sector kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit
hanya sedikit.
4) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka
kematian.
5) Melindungi lingkungan lantaran tidak ada pohon yang digunakan
sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu, dan perlengkapannya.
6) ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus diproduksi.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
B. Susu Formula
1. Definisi Susu Formula
Susu formula adalah susu buatan yang diproduksi oleh pabrik
sebagai substitusi atau pengganti ASI karena ASI tidak ada atau tidak bisa
diberikan (Lisal, 2008).
Susu formula menurut WHO (2013) yaitu susu yang diproduksi
oleh industri untuk keperluan asupan gizi yang diperlukan bayi. Susu
formula kebanyakan tersedia dalam bentuk bubuk. Perlu dipahami susu
cair steril sedangkan susu formula tidak steril.
Pemberian susu formula diindikasikan untuk bayi yang karena
sesuatu hal tidak mendapatkan ASI atau sebagai tambahan jika produksi
ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Penggunaan susu formula ini
sebaiknya meminta nasehat kepada petugas kesehatan agar
penggunaannya tepat (Nasar, dkk, 2010).
Walaupun memiliki susunan nutrisi yang baik, tetapi susu sapi
sangat baik hanya untuk anak sapi, bukan untuk bayi. Oleh karena itu,
sebelum dipergunakan untuk makanan bayi, susunan nutrisi susu formula
harus diubah hingga cocok untuk bayi. Sebab, ASI merupakan makanan
bayi yang ideal sehingga perubahan yang dilakukan pada komposisi nutrisi
susu sapi harus sedemikian rupa hingga mendekati susunan nutrisi ASI
(Khasanah, 2011).
2. Komposisi Susu Formula
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
Secara umum, komposisi utama susu formula adalah susu sapi yang
mengandung laktosa dan/atau sukrosa sebagai sumber karbohidrat, protein
susu sapi, dan biasanya ditambahkan minyak nabati sebagai sumber lemak,
khususnya sumber Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA). Ada pula susu
formula khusus yang disediakan untuk bayi/anak yang memiliki penyakit
tertentu (Wardlaw and Hampl, 2007). Susu formula umum ada beberapa
jenis, yaitu:
a. Adapted Formula (AF), susu formula yang disesuaikan dengan
kebutuhan bagi bayi yang baru lahir samapi umur 6 bulan (Khasanah,
2011).
b. Complete Starting Formula (CSF), susu formula dengan susunan zat
gizinya lengkap dan pemberiannya dapat dimulai setelah bayi
dilahirkan.
c. Follow Up Formula (FUF), susu formula lanjutan yang gunanya
mengganti formula bayi yang sedang dipakai dengan formula tersebut.
d. Susu formula Premature, susu formula yang digunakan untuk bayi
yang lahir premature.
e. Susu Hipoalergenik (Hidrolisat), susu formula yang diberikan kepada
bayi yang mengalami gangguan pencernaan protein.
f. Susu Soya, susu formula bebas laktosa untuk bayi dan anak yang
mengalami alergi terhadap protein susu sapi (Khamzah, 2012).
g. Kid formula (1+), susu formula untuk anak berusia di atas 1 tahun.
Kandungan proteinnya lebih tinggi dengan vitamin dan mineralnya
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
sebab kebutuhan bayi juga bertambah. Komposisi masing-masing
susu formula tersebut bila dibandingkan dengan susu sapi dan ASI
dapat dilihat dalam tabel 2.2 sebagai berikut.
Tabel 2.2 Perbandingan Komposisi antara Susu Sapi (SS), Air Susu Ibu
(ASI), Adapted Formula (AF).
Zat Gizi Susu Sapi ASI AF
Energi (kkal) 65 65-70 67-67,6
Protein (g) 3,4 0,9-1,4 1,5-1,6
Kasein/whey (g) 1-1,2 0,7-1,5 0,9-0,96
Kasein (g) - 0,4-0,5 0,6-0,64
Laktamil bumil (mg) - 161 -
Laktoferin (mg) - 167 -
Ig (A) - 142 -
Laktosa (g) 4,3 7,3 -
Lemak (g) 3,9 3,0-5,5 3,4-3,64
Vitamin A (mg) 41 75 -
Vitamin B1 (mg) 43 14 -
Vitamin B2 (mg) 145 40 -
Asam Nikotinmik
(mg)
82 160 -
Vitamin B6 (mg) 64 12-15 -
Asam pantotenik (mg) 340 246 -
Biotin (mg) 2,8 0,6 -
Asam folat (mg) 0,13 0,1 -
Vitamin B12 (mg) 0,02 0,1 -
Vitamin C (mg) 1,1 5 -
Vitamin D (mg) 0,02 0,04 -
Vitamin Z (mg) 0,07 0,25 -
Vitamin K (mg) 6 1,5 -
Mineral (g) - 0,2 0,25-0,3
Kalsium (mg) 130 30-35 44,4-60
Kalium (mg) - 40 55-72
Klorin (mg) 108 30-40 37-41
Tembaga (mg) 14 40 -
Zat besi atau ferum
(mg)
70 100 0,5-1,3
Magnesium (mg) 12 4 4,6-5,3
Potassium (mg) 145 57 -
Sodium (mg) 58 15 -
Sulfur (mg) 30 14 -
Fosfor (mg) - 30 28,3-34
Natrium (mg) - 10 15-24
Sumber : Nur Khasanah (2011) & Siti Nur Khamzah (2012)
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
Beberapa bahan dasar yang sering ditambahkan untuk keperluan
tertentu termasuk kelengkapan nutrisi, di antaranya adalah (Widodo,
2009):
a. Susu bubuk skim. Susu bubuk skim yang ditambahkan memiliki
padatan total 96,81% (protein 34,11%, kadar lemak 1,33% dan kadar
air 3,19%). Penambahan skim bertujuan untuk meningkatkan kadar
lemak.
b. Potasium kaseinat, merupakan bahan tambahan kadar yang kadar
protein 84,15%, lemak 0,63%, padatan total 95,63, dan kadar air
4,37%. Penambahan potasium kaseinat bertujuan mengatur kadar
protein pada produk akhir.
c. Butter oil, ditambahkan bila produk akhir yang dikehendaki memiliki
kadar lemak yang tinggi.
d. Vitamin premik, merupakan campuran vitamin (A, D, E, K, kalsium
pantotenat, thiamin monositrat, nikotinamida, piridoksin,
hidroklorida, asam folat, sodium askorbat dan Dbiotin).
e. Mineral sebagai elemen yang sering ditambahkan pada susu formula
bubuk untuk memenuhi nutrisi bayi.
f. Lesitin, merupakan bioemulsifier yang mampu menggabungkan
gugus polar dan non polar sehingga susu bubuk dapat larut air.
g. Raftilosa, malto dekstrin dan Frukto Oligosakarida (FOS), diberikan
sebagai prebiotik.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
h. Madu dan sukrosa, diberikan untuk memberi rasa manis pada susu,
terutama susu formula bubuk untuk balita.
i. Kalsium karbonat, penambahannya bertujuan untuk pengkayaan
kalsium pada susu formula bubuk.
3. Kelemahan Susu Formula
Siti Nur Khamzah (2012) menjelaskan beberapa kelemahan atau
kekurangan yang ada pada susu formula yaitu :
a. Kandungan susu formula tidak selengkap ASI
b. Susu formula mudah tercemar
c. Menimbulkan diare dan sering muntah
d. Menimbulkan alergi
e. Obesitas
f. Pemborosan
g. Kurang vitamin dan zat besi
h. Terlalu banyak mengandung garam
i. Kandungan lemak dan protein yang tidah cocok
j. Menimbulkan alergi
Sutomo dan Anggraini (2010) juga menjelaskan susu formula
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain; kurang praktis karena harus
dipersiapkan terlebih dahulu, tidak dapat bertahan lama, mahal dan tidak
selalu tersedia, cara penyajian harus tepat dapat menyebabkan alergi.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
4. Efek atau dampak negatif pemberian susu formula
Roesli (2008) menjelaskan berbagai dampak negatif yang terjadi
pada bayi akibat dari pemberian susu formula, antara lain:
a. Gangguan saluran pencernaan (muntah, diare)
Judarwanto (2007) menjelaskan bahwa anak yang diberi susu
formula lebih sering muntah/gumoh, kembung, “cegukan”, sering
buang angin, sering rewel, susah tidur terutama malam hari. Saluran
pencernaan bayi dapat terganggu akibat dari pengenceran susu
formula yang kurang tepat, sedangkan susu yang terlalu kental dapat
membuat usus bayi susah mencerna, sehingga sebelum susu dicerna
oleh usus akan dikeluarkan kembali melalui anus yang mengakibatkan
bayi mengalami diare (Khasanah, 2011).
b. Infeksi saluran pernapasan
Gangguan saluran pencernaan yang terjadi dalam jangka
panjang dapat mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang sehingga
mudah terserang infeksi terutama ISPA (Judarwanto, 2007). Susu sapi
tidak mengandung sel darah putih hidup dan antibiotik sebagai
perlindungan tubuh dari infeksi. Proses penyiapan susu formula yang
kurang steril dapat menyebabkan bakteri mudah masuk (Khasanah,
2011).
c. Meningkatkan resiko serangan asma
ASI dapat melindungi bayi dari penyakit langka botulism,
penyakit ini merusak fungsi saraf, menimbulkan berbagai penyakit
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
41
pernapasan dan kelumpuhan otot (Nasir, 2011). Peneliti sudah
mengevaluasi efek perlindungan dari pemberian ASI, bahwa
pemberian ASI melindungi terhadap asma dan penyakit alergi lain.
Sebaliknya, pemberian susu formula dapat meningkatkan resiko
tersebut (Oddy, dkk, 2003) dalam (Roesli, 2008).
d. Meningkatkan kejadian karies gigi susu
ASI mengurangi penyakit gigi berlubang pada anak (tidak
berlaku pada ASI dengan botol), karena menyusui lewat payudara ada
seperti keran, jika bayi berhenti menghisap, otomatis ASI juga akan
berhenti dan tidak seperti susu botol. Sehingga ASI tidak akan
mengumpul pada gigi da menyebabkan karies gigi (Nasir, 2011).
e. Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif
Susu formula mengandung glutamate (MSG-Asam amino) yang
merusak fungsi hypothalamus pada otak – glutamate adalah salah satu
zat yang dicurigai menjadi penyebab autis (Nasir, 2011).
Penelitian Smith, dkk (2003) dalam Roesli (2008), bayi yang
tidak diberi ASI mempunyai nilai lebih rendah dalam semua fungsi
intelektual, kemampuan verbal dan kemampuan visual motorik
dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI.
f. Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)
Kelebihan berat badan pada bayi yang mendapatkan susu
formula diperkirakan karena kelebihan air dan komposisi lemak tubuh
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
42
yang berbeda dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI (Khasanah,
2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Amstrong,dkk (2002) dalam
Roesli (2008) membuktikan bahwa kegemukan jauh lebih tinggi pada
anak-anak yang diberi susu formula. Kries dalam Roesli (2008)
menambahkan bahwa kejadian obesitas mencapai 4,5%- 40% lebih
tinggi pada anak yang tidak pernah diberikan ASI.
g. Meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah
ASI membantu tubuh bayi untuk mendapat kolesterol baik,
artinya melindungi bayi dari penyakit jantung pada saat sudah dewasa.
ASI mengandung kolesterol tinggi (fatty acid) yang bermanfaat untuk
bayi dalam membangun jaringan-jaringan saraf dan otak. Susu yang
berasal dari sapi tidak mengandung kolesterol ini (Nasir, 2011).
Hasil penelitian Singhal, dkk (2001) dalam Roesli (2008);
menyimpulkan bahwa pemberian ASI pada anak yang lahir prematur
dapat menurunkan darah pada tahun berikutnya.
h. Meningkatkan resiko infeksi yang berasal dari susu formula yang
tercemar
Pembuatan susu formula di rumah tidak menjamin bebas dari
kontaminasi mikroorganisme patogen. Penelitian menunjukkan
bahwa banyak susu formula yang terkontaminasi oleh
mikroorganisme patogen (Sidi, et al. 2003).
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
43
Kasus wabah Enterobacteri zakazakii di Amerika Serikat,
dilaporkan kematian bayi berusia 20 hari yang mengalami demam,
takikardia, menurunnya aliran darah dan kejang pada usia 11 hari
(Weir (2002) dalam Roesli, 2008).
i. Meningkatkan kurang gizi
Pemberian susu formula yang encer untuk menghemat
pengeluaran dapat mengakibatkan kekurangan gizi karena asupan
kurang pada bayi secara tidak langsung. Kurang gizi juga akan terjadi
jika anak sering sakit, terutama diare dan radang pernafasan (Roesli,
2008).
j. Meningkatkan resiko kematian
Chen dkk (2004) dalam Roesli (2008), bayi yang tidak pernah
diberi ASI berisiko meninggal 25% lebih tinggi dalam periode
sesudah kelahiran daripada bayi yang mendapat ASI. Pemberian ASI
yang lebih lama akan menurunkan resiko kematian bayi.
Praptiani (2012), menyusui adalah tindakan terbaik karena
memberikan susu melalui botol dapat meningkatkan resiko kesehatan
yang berhubungan dengan pemberian susu formula diantaranya yaitu;
Peningkatan infeksi lambung, infeksi otitis media, infeksi
perkemihan, resiko penyakit atopik pada keluarga yang mengalami
riwayat penyakit ini, resiko kematian bayi secara mendadak, resiko
diabetes melitus bergantung insulin, Penyakit kanker dimasa kanak-
kanak
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
44
5. Faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula
Arifin (2004), menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan yaitu:
a. Faktor pendidikan
Seseorang yang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas
akan lebih bisa menerima alasan untuk memberikan ASI eksklusif
karena pola pikirnya yang lebih realistis dibandingkan yang tingkat
pendidikan rendah (Arifin, 2004).
b. Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif adalah hal yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang, salah satunya kurang
memadainya pengetahuan ibu mengenai pentingnya ASI yang
menjadikan penyebab atau masalah dalam peningkatan pemberian
ASI (Roesli, 2008).
c. Pekerjaan
Bertambahnya pendapatan keluarga atau status ekonomi yang
tinggi serta lapangan pekerjaan bagi perempuan berhubungan dengan
cepatnya pemberian susu botol. Artinya mengurangi kemungkinan
untuk menyusui bayi dalam waktu yang lama (Amirudin, 2006).
Penelitian Erfiana (2012), ibu yang tidak memberikan susu
formula sebagian besar oleh ibu yang tidak bekerja yaitu sebanyak 32
responden (88,9%) sehingga status pekerjaan dapat mempengaruhi
pemberian susu formula pada bayi.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
45
d. Ekonomi
Hubungan antara pemberian ASI dengan ekonomi/
penghasilan ibu dimana ibu yang mempunyai ekonomi rendah
mempunyai peluang lebih memilih untuk memberikan ASI dibanding
ibu dengan sosial ekonomi tinggi kerena ibu yang ekonominya rendah
akan berfikir jika ASI nya keluar maka tidak perlu diberikan susu
formula karena pemborosan (Arifin, 2004).
e. Budaya
Budaya modern dan perilaku masyarakat yang meniru negara
barat mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih
air susu buatan atau susu formula sebagai jalan keluarnya (Arifin,
2004).
f. Psikologis
Ibu yang mengalami stres dapat menghambat produksi ASI
sehingga ibu kurang percaya diri untuk menyusui bayinya (Kurniasih,
2008). Ibu yang tidak memberikan susu formula sebagian besar
dilakukan oleh ibu yang kondisi psikologi baik yaitu sebanyak 33
responden (89,2) sehingga psikologis ibu mempengaruhi pemberian
susu formula pada bayi (Erfiani, 2012).
g. Informasi susu formula
Ibu yang tidak memberikan susu formula sebagian besar yang
tidak terpapar produk susu formula sebanyak 4 responden (36,4%)
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
46
sehingga iklan produk susu formula dapat mempengaruhi pemberian
susu formula.
h. Kesehatan
Ibu yang menderita sakit tertentu seperti ginjal atau jantung
sehingga harus mengkonsumsi obat-obatan yang dikhawatirkan dapat
mengganggu pertumbuhan sel-sel bayi, bagi ibu yang sakit tetapi
masih bisa menyusui maka diperbolehkan untuk menyusui bayinya
(Kurniasih, 2008).
i. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
Terdapat anggapan bahwa ibu yang menyusui akan merusak
penampilan. Padahal setiap ibu yang mempunyai bayi selalu
mengalami perubahan payudara, walaupun menyusui atau tidak
menyusui (Arifin, 2004).
j. Ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI
Cara menyusui yang benar dan pemasaran yang dilancarkan
secara agresif oleh para produsen susu formula merupakan faktor
penghambat terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan
ASI eksklusif (Nuryati, 2007).
k. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu
botol
Persepsi masyarakat gaya hidup mewah membawa dampak
menurutnya kesediaan menyusui. Bahkan adanya pandangan bagi
kalangan tertentu bahwa susu botol sangat cocok untuk bayi dan
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
47
dipengaruhi oleh gaya hidup yang selalu ingin meniru orang lain
(Khasanah, 2011).
l. Peran petugas kesehatan
Masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan
tentang manfaat pemberian ASI (Roesli, 2008).
C. Tumbuh kembang pada Bayi
1. Pengertian Tumbuh Kembang
Menurut Siti Nur Khamzah (2012) makna tumbuh dan kembang
sebenarnya merupakan proses yang berbeda, namun keduanya tidak
berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Pertumbuhan adalah
bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intra seluler, bersifat
kuantitatif sehingga dapat diukur menggunakan satuan panjang, satuan
berat, dan ukuran kepala. Adapun yang dimaksud dengan perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, bersifat kualitatif, pengukuran dalam dilakukan menggunakan
skrining perkembangan.
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan pertambahan jumlah dan
ukuran sel secara kuantitatif, dimana sel-sel tersebut mensintesis protein
baru yang nantinya akan menunjukkan pertambahan seperti umur, tinggi
badan, berat badan dan pertumbuhan gigi (Maryunani, 2010).
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
48
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan keahlian
(kualitas) dan merupakan aspek tingkah laku pertumbuhan. Contohnya :
Kemampuan berjalan, berbicara dan berlari (Marni dan Rahardjo, 2012).
2. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan bayi
Hampir tidak ada dua bayi yang sama dalam pertumbuhan, ada
yang tetap tumbuh kecil, tetapi ada juga yang menjadi besar, tumbuh
sacara berlebihan diantara kedua pertumbuhan tersebut dinamakan
”pertumbuhan rata-rata” (Maryunani, 2010). Pertumbuhan rata-rata
seorang bayi dipengaruhi oleh:
1) Faktor keturunan
2) Faktor gizi (makanan)
3) Faktor kemampuan oran tuannya (sosial-ekonomi)
4) Faktor kelamin
5) Faktor ras/suku bangsa
Untuk menilai pertumbuhan anak, baik bayi maupun balita
dapat diambil ukuran-ukuran “Antropometri“. Pengukuran
antopometri merupakan hal yang penting dalam menilai status gizi
dan perawatan bayi, pengukuran ini cepat, tidak mahal, tidak invasive.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometri ini
adalah : untuk penapisan status gizi pada orang yang berkebutuhan
khusus, survei status gizi untuk memperoleh gambaran status gizi
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
49
masyarakat pada saat tertentu dan pemantauan bermanfaat sebagai
gambaran perubahan status gizi dari waktu ke waktu (Arisman, 2009).
Menurut Jellife, (1966) dan Vaughan, (1979) dalam Santoso
dan Ranti (2009) pemeriksaan fisik antropometri yang bertujuan
untuk penilaian status gizi termasuk hal-hal sebagai berikut : berat
badan tinggi badan , lingkar kepala,lingkar dada, lingkar lengan atas,
ketebalan lipatan kulit.
1) Berat Badan
Ukuran ini merupakan yang terpenting, dipakai pada setiap
kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap kelompok
umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan seluruh jaringan
tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya. Ukuran ini
merupakan indikator tunggal yang terbaik pada waktu ini untuk
keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang (Samsudin, 1985
dalam Santoso dan Ranti 2009).
Table 2.3 Kenaikan Berat Badan Anak pada Tahun Pertama
Kehidupan
Usia Bayi Kenaikan Berat Badan
0-3 bulan 700-1000 gr/bulan
4-6 bulan 500-600 gr/bulan
7-9 bulan 350-450 gr/bulan
10-12 bulan 250-350 gr/bulan
Sumber : Soetjiningsih (1995) dalam Khasanah (2011)
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman
(1992) dalam Soetjiningsih (2010). Untuk memperkirakan berat
badan ideal anak seperti berikut:
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
50
a) Berat Badan Ideal (BBI) bayi (usia 0-12 bulan)
BBI=Umur (bulan)+4
2
b) BBI anak (umur 1-10 tahun)
BBI=(umur [tahun] x 2 ) + 8
c) Remaja dan Dewasa
BBI = (TB – 100) – (BB – 100) x 100 atau BBI = (TB – 100)
x 90%
d) Body Massa Index (BMI)
BMI andalah suatu rumus kesehatan dimana berat badan
seseorang (Kg) dibagi dengan tinggi badan (TB)2 dalam satuan
(m)
BMI = BB
(TB)²
BBI < 18,5 = berat badan kurang (underweight)
BBI 18,5-24 = normal
BBI 25-29 = kelebihan berat badan (overweight)
BBI >30 = obesitas
2) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan
panjang badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. rumus
prediksi tinggi anak sesuai dengan potensi berdasarkan data tinggi
badan orang tua, dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal
sesuai dengan potensinya adalah sebagai berikut :
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
51
TB anak perempuan = (TB ayah−13cm)+TB ibu
2 ±8,5 cm
TB anak laki-laki = (TBibu+13cm)+ TB ayah
2 ±8,5 cm
Keterangan : 13 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan antara
dua orang dewasa laki-laki dan perempuan di inggris, dan 8,5 cm
adalah nilai absolute tentang tinggi badan.
3) Lingkar kepala
Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm. antara usia 0
sampai 6 bulan lingkar kepala bertambah 1,32 cm per bulan. Antara
usia 6-12 bulan lingkar kepala meningkat 0,44 cm per bulan,
lingkar kepala meningkat sepertiganya dan berat otak bertambah
2,5 kali dari berat lahir. Pada umur 6 bulan lingkar kepala rata-rata
adalah 44 cm.
4) Lingkar dada
Ukuran normal lingkar dada sekitar 2 cm lebih kecil dari pada
lingkar kepala. Pengukuran dilakukan dengan mengukur lingkar
dada sejajar dengan puting.
5) Lingkar lengan atas
Lingkar lengan atas terdiri otot, lemak dan tulang. Lingkar
lengan atas sensitif untuk menilai status gizi dan sering digunakan
bersama pengukuran ketebalan otot bisep dan trisep.
6) Ketebalan Lipatan kulit
Ketebalan lipatan kulit memperkirakan simpanan lemak
subkutan pada tempat-tempat tertentu. Pengukuran tebal kulit ini
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
52
didaerah trisep dan subskapula diukur bersama dan
mengidentifikasikan cadangan lemak tubuh secara keseluruhan.
b. Perkembangan bayi
Menurut Wong (2008) proses tumbuh kembang dibagi
berdasarkan teori-teori perkembangan sebagai berikut :
1) Teori Perkembangan kognitif (Jean Piaget)
Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan
perubahan-perubahan yang terkait usia yang terjadi dalam
aktifitas mental. Ia juga menyebutkan bahwa kesuksesan
perkembangan kognitif mengikuti prosses yang urutannya
melewati empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), fase
pra-operasional (2-7 tahun), fase operasional (7-11 tahun) dan
fase operasional formal (>11 tahun) (Wong, 2008).
Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk
dalam fase praoperasional, fase pra-operasional anak belum
mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui
tindakan dalam pikiran anak (Wong, 2008).
2) Teori Perkembangan Psikososial (Erikson)
Menurut Santrock (2011), Teori perkembangan ini
dikemukakan oleh Erikson yang mengemukakan bahwa
perkembangan anak selalu dipengaruhi oleh motivasi sosial dan
mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang
lain. Untuk mencapai kematangan kepribadian psikososial anak
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
53
harus melewati beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak
percaya (1-3 tahun), tahap kemandirian versus malu-malu (2-4
tahun), tahap inisiatif versus rasa bersalah (3-6 tahun), tahap
terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identidas versus
kebingungan peran (12-18 tahun).
Dalam teori perkembangan psikososial anak prasekolah
termasuk dalam tahap perkembangan inisiatif versus rasa
bersalah. Pada tahap ini anak mulai mencari pengalaman baru
secara aktif. Apabila anak menapat dukungan dari orang tuanya
untuk mengekplorasikan keingintahuannya maka anak akan
mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan,
tetapi bila dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan
bersalah pada diri anak (Santrock, 2011)
3) Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan
oleh Sigmun Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk
menjelaskan segala kesenangan seksual. Selama masa kanak-
kanak bagian-bagian tubuh tertentu memiliki makna psikologik
yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan konflik baru
yang secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian
tubuh lain pada tahap-tahap perkembangan tertentu. Dalam
perkembangan psikoseksual anak dapat melalui tahapan yaitu:
tahap oral (0-1 tahun), tahap anal (1-3 tahun), tahap falik (3-6
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
54
tahun), tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun)
(Wong, 2008).
Dalam teori perkembangan psikoseksual anak prasekolah
termasuk dalam tahap phalilc, dalam tahap ini genital menjadi
area tubuh yang menarik dan sensitif anak mulai mengetahui
perbedaan jenis kelamin dan menjadi ingin tahu tentang
perbedaan tersebut (Wong, 2008).
4) Teori Perkembangan Moral (Kohlberg)
Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg
dengan memandang tumbuh kembang anak ditinjau dari segi
moralitas anak dalam menghadapi kehidupan, tahapan
perkembangan moral yaitu: tahap prakonvensional (orientasi
pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional (orientasi
instrumental bijak), tahap konvensional, tahap pasca
konvensional (orientasi kontak sosial) (Wong, 2008).
Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk
dalam tahap prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini
anak terorientasi secara budaya dengan label baik atau buruk,
anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu tindakan dari
konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak
memiliki konsep tatanan moral, mereka menentukan prilaku yang
benar terdiri atas sesuatu yang memuaskan kebutuhan mereka
sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang lain. Hal tersebut
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
55
diinterprestasikan dengan cara yang sangat konkrit tanpa
kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong, 2008)
Menurut Siti Nur Khamzah (2012) Proses perkembangan bayi
dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
1) Bayi usia 1 bulan
a) Pada hari-hari pertama, bayi masih belum bisa membuka
matanya. Kemudian, selang beberapa waktu, ia bisa melihat
dalam jarak 20 cm.
b) Tahap bayi mulai beradaptasi dengan lingkungan baru.
c) Gerakan yang dikuasainya merupakan gerakan refleks alami.
d) Sangat peka terhadap sentuhan
e) Menggerakkan kepala kea rah bagian tubuh yang disentuh.
f) Sudah bisa tersenyum.
g) Menangis adalah bahasa komunikasinya. Semakin lama,
bunda akan tahu dengan sendirinya arti dari menangis sang
bayi, baik tangisan itu karena lapar, gerah, atau yang lainnya.
h) Memegang jari yang disentuhkan ke tangannya.
i) Menghabiskan sebagian waktunya dengan tidur.
2) Bayi usia 2 bulan
a) Sudah bisa membedakan muka dan suara.
b) Kualitas penglihatannya meningkat.
c) Matanya bisa mengikuti gerakan benda yang dekat
dengannya.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
56
d) Akan mengisap setiap benda yang dipegangnya.
e) Bisa miring ke kiri dan ke kanan.
f) Menggerak-gerakkan tangan dan kaki ketika meminta
perhatian.
3) Bayi usia 3 bulan
a) Dapat mengangkat kepala dan tubuh saat tengkurap.
b) Matanya sudah memperhatikan lingkungan sekitar.
c) Menangis jika ditinggal.
d) Mencari arah suara yang didengarnya.
e) Dapat duduk beberapa waktu jika ditunjang.
f) Menyukai bayangannya di cermin.
g) Semakin mahir menggunakan tangannya.
h) Mulai mengenali wajah orang dan benda yang akrab
dengannya.
4) Bayi usia 4 bulan
a) Mulai mengoceh dan tertawa.
b) Menginjak-injakkan kaki jika diberdirikan.
c) Dapat menggerakkan atau menggeser tubuhnya untuk meraih
benda.
d) Mengamati ekspresi wajah orang dan menirunya.
5) Bayi usia 5 bulan
a) Menangis jika mendengar suara ibunya.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
57
b) Dapat memindahkan barang dari satu tangan ke tangan yang
lain.
c) Menangis jika mainannya diambil.
d) Senyum dan mengoceh saat meminta perhatian.
e) Dapat memasukkan kaki kemulutnya.
f) Bereksperimen dengan suaranya. Membuat suara yang
berbeda-beda untuk mengomunikasikan keinginannya,
misalnya lapar, haus, marah, dan lain sebagainya.
g) Sangat suka ditegakkan dalam posisi duduk.
6) Bayi usia 6 bulan
a) Sudah banyak mengeluarkan suara.
b) Sudah bisa tengkurap sendiri.
c) Belajar menggunakan jari-jarinya untuk menggenggam
dengan baik, memukul, mengambil, dan memindahkan
benda.
7) Bayi usia 7 bulan
a) Sudah mahir duduk.
b) Sudah dapat mengangkat badannya dalam posisi merangkak.
c) Saat posisi merangkak, senang mengayunkan badannya ke
depan dan belakang.
d) Bermain dengan mainan yang disukai, dan marak jika
mainan tersebut diambil.
8) Bayi usia 8 bulan
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
58
a) Mampu berteriak untuk memanggil orang.
b) Sudah bisa merangkak dan duduk sendiri.
c) Membuang mainan yang tidak disukainya.
d) Sudah dapat berdiri dengan bantuan.
e) Dapat memegang botol minuman sendiri.
9) Bayi usia 9 bulan
a) Mulai bereaksi jika diperintah.
b) Mengenal beberapa kata.
c) Dapat berdiri dengan tangan dipegangi.
d) Aktif merangkak dan memanjat.
10) Bayi usia 10 bulan
a) Dapat berjalan dengan bantuan.
b) Merangkak dengan baik.
c) Mulai takut dengan orang yang tidak dikenal.
d) Mengerti yang diperintahkan kepadanya.
11) Bayi usia 11 bulan
a) Dapat menelan beberapa kali secara berturut-turut jika
minum dalam cangkir.
b) Berdiri lama tanpa bantuan.
c) Mempunyai lebih banyak kosakata.
d) Saatnya mengajarkan untuk berbagi, sebab pada usia ini bayi
memiliki sifat egosentris yang besar.
12) Bayi usia 12 bulan
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
59
a) Banyak berjalan, meskipun belum stabil.
b) Dapat berbicara 2-3 kata.
c) Mulai suka menggambar.
3. Ciri-ciri Tumbuh dan Kembang
Tumbuh kembang merupakan suatu proses utama yang hakiki dan
khas pada anak, dan merupakan suatu yang terpenting pada anak tersbut.
(Anik Maryunani. 2010) Tumbuh kembang anak ini mempunyai ciri-ciri
antara lain:
a. Bahwa manusia itu bertumbuh dan berkembang sejak dalam rahim
sebagai janin, akan berlanjur dengan proses tumbuh kembang anak,
dan kemudian proses tumbug krmbng dewasa.
b. Dalam priode tertentu, terdapat adanya periode perceptan atau periode
perlambatan, antara lain :
1) Pertumbuhan cepat terdapat pada masa janin.
2) Kemudian pertumbuhan cepat kembali pada masa akil balik (12-
16 tahun).
3) Selanjutnya pertumbuhan kecepatannya secara berangsur-angsur
berkurang sampai suatu waktu (sekitar usia 18 tahun) berhenti.
4) Terdapat adanya laju tumbuh-kembang yang berlainan diantara
organ-organ.
5) Tumbuh-kembang merupakan suatu proses yang dipengaruhi
oleh dua faktor penentu,yaitu faktor genetik yang merupakan
faktor bawaan,yan menunjukkan potensi anak dan faktor
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
60
lingkungan,yang merupakan faktor yang menentukan apakah
faktor genetik (potensi) anak akan tercapai.
6) Pola perkembangan anak mengikuti arah perkembangan yang di
sebut sefalokaudal (dari arah kepala ke kaki) dan proksimal-distal
(menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan
pusat,kemudian baru yang jauh).
7) Pola perkembangan anak sama pada setiap anak,tetapi
kecepatannya berbeda-beda.
4. Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan (Marni dan
Rahardjo, 2012)
a. Faktor Herediter/Genetik
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu
suku, ras, dan jenis kelamin (Marlow, 1998 dalam Suprtini, 2004).
Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dn tingi daripada
anak perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami pra-
pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memeiliki tubuh yang
lebih pendek dari pada orang eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit
hitam (Marni dan Kukuh Raharjo, 2012)
Faktor genetika atau herediter merupakan faktor yang dapat
diturunkan sebagai dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh-
kembang anak. Yang termasuk faktor genetik antara lain:
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
61
1) Faktor bawaan yang normal atau patologis, seperti kelainan
kromosom (Sindrom Down), kelainan Kranio-fasial (celah bibir)
2) Jenis kelamin:
a) Pada umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat berbeda
dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan
lain-lain.
b) Anak dengan jenis kelamin laki-laki pertumbuhannya
cenderung lebih cepat daripada anak perempuan.
c) Namun dari segi kedewasaan, perempuan menjadi dewasa
lebih dini, yaitu mulai adolesensi (remaja) pada umur 10 tahun,
sedangkan laki-laki mulai umur 12 tahun.
d) Keluarga : banyak dijumpai dalam satu keluarga ada yang
tinggi dan ada yang pendek.
e) Ras :
1.1. Beberapa ahli antropologi menyatakan ras kuning
cenderung lebih pendek dibanding dengan ras kulit
putih.
1.2. Suku Asmat di Papua berkulit hitam, sementara itu suku
Dayak di Kalimantan berkulit putih.
f) Bangsa : Bangsa Asaia cenderung bertubuh pendek dan kecil,
sementara itu bangsa Amerika cenderung tinggi dan besar.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
62
g) Umur : Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada
masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi (remaja)
(Maryunani, 2010).
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan pra-natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus
yang dapat menggangupertumbuhan dan pekembangan janin
antar lain gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat asupun
gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes militus), ibu
yang mendapat terapi sitostatika atau mengaami infeksi rubela,
toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor lingngan yang lain
adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada organn
otak janin.
2) Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perembangan setelah bayi lahir adalah :
a) Nutrisi
Nutrisi adalah salah atau komonen yang penting
dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.
Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpnuhi maka
dpat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
63
Aspan nutrisi yang berlebihan juga berdaampak buruk bagi
kesehatan anak, yaitu terajadi penumpukan kadar lemak yang
berlebihan dalam swl atau jarinngan bahkan pada pembulu
darah.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
1.1. Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif
1.2. Hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang
1.3. Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan
kebutuhan nutrisi
1.4. Stress emosi yang dapat menyebabkan menruunya nafsu
makan atau absorbsi makanan tidak adekuat
b) Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan
mempengaruhi bagaimana mereka dalam mempersepsikan
dan memahami kesehatan dan perilaku hisup sehat. Pola
perilaku ibu hamil diengaruhi oleh budaya yang dianutnya,
misalnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal
zat gizi tersebut dibuthkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Keyakinan untuk melahirkan di dukun
bernak dari pada d tenaga kesehatan. Setelah anak lahir
dibesarkan di lingkungn atau berdasrkan lingkungan budaya
mayarakat setempat.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
64
c) Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi
tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi
dengan dengan baik dibandingkan dengan anak yang
dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang.
Demikiain dengan status pendidikan orang tua, keluarga
dengan pendidikan tinggi akan lebih menerima arahan
terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan
perkembangan anak, penggunana fasilias kesehatan dan lain-
lain dbandingkan dengan keluarga dengan latar belakang
pendidikan rendah.
d) Iklim atau cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan
anak misalnya musim penghujan dapat menimbulkan banjir
sehingga menebabkakn transportasi untuk mendapatkan
makanan, timbul penyakit menular, dan penyakit kulit yang
dapat menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tingga di
daerah endemik misalnya endemik demam berdarah, jika
terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan
meningkat.
e) Olahraga atau latihan fisik
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
65
Manfaat olah raga atau latihan fisik yang teratur akan
meningkatkan sirkulai darah sehingga meningkatkan suplai
oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktifitas fisik dan
menstimulasi perkembangan otot jaringan sel.
f) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak
tengah atau anak anak bungsu akan mempengaruhi pola
perkembangan anak tersebut di asuh dan dididik dalam
keluarga.
g) Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat
terlihat apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih
mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.
h) Faktor hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan
dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon
tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubuh,
glukokotiroid yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel
interstisial dari tetis untuk memproduksi testosterondan
ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
66
tersebut akan menstimulasi perkembangan seks baik pada
anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran
hormonya.
c. Faktor Internal (Anik Maryunani, 2010)
Disamping faktor genetik dan lingkungan, faktor internal dalam
diri anak berikut ini juga dapat mempengaruhi proses tumbuh
kembang anak, yaitu :
1) Kecerdasan (IQ)
a) Kecerdasan dimiliki anak sejak dilahirkan
b) Anak dengan kecerdasan yang rendah tidak akan mencapai
prestasi yang cemerlang walaupun telah diberikan stimulus
yang tinggi.
c) Anak dengan kecerdasan tinggi dapat didorong oleh stimulus
lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang.
2) Pengaruh hormonal
Terdapat tiga hormon utama yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak, yaitu :
a) Hormon Somatotropin (Growth Hormon)
Atau hormon pertumbuhan, merupakan hormon yang
berpengaruh pada pertumbuhan tinggi badan karena
menstimulasi terjadinya proliferasi sel, kartilago dan skeletal.
Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan gigantisme
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
67
(pertumbuhan yang besar), sementara itu kekurangan hormon
ini menyebabkan dwarftisme (kerdil).
b) Hormon Tiroid,
Dimana hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh
kembang anak, karena mempunyai fungsi menstimulasi
metabolisme fungsi tubuh, yaitu metabolisme protein,
karbohidrat dan lemak. Kekurangan hormon ini (disebut
hipotiroidisme) dapat menyebabkan retardasi fisik dan mental
bila berlangsung terlalu lama. Sebaliknya, kelebihan hormon
ini (disebut hipertiroidisme) dapat mengakibatkan gangguan
pada kardiovaskular , metabolisme, otak, mata, seksual dan
lain-lain.
c) Hormon Gonadotropin (hormon Seks)
Dimana hormon ini terutama mempunyai peranan
penting dalam fertilisasi dan reproduksi. Hormon ini
menstimulisasi pertumbuhan interstisial dari tertis untuk
memproduksi testostron dan ovarium untuk memproduksi
ovum.
d) Pengaruh Emosi
1.1. Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat
anak belajar untuk bertumbuh dan berkembang.
Orangtua adalah model peran bagi anak.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
68
1.2. Jika orang tua memberi contoh perilaku emosional yang
baik atau buruk, anak akan belajar untuk meniru perilaku
orangtua tersebut.
1.3. Proses maturasi atau pematangan kepribadian anak
diperoleh melalui proses belajar dari lingkungan
keluarganya.
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
69
D. Kerangka Teori
Hubungan anara pemberian susu dengan tumbuh kembang bayi di
wilayah kerja puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.
Gambar 2.1 Kerangka Teoti Penelitian
Sumber : Khasanah (2011), Nasir (2011), Judarwanto (2007), Marni dan Rahardjo
(2012), Roesli (2008), Jellife, (1966) dan Vaughan, (1979) dalam Santoso dan
Ranti (2009)
Faktor yang mempengaruhi
Tumbuh Kembang Bayi
a. Faktor herediter /genetik
b. Faktor eksternal
c. Faktor internal
Sumber : Marni dan
Rahardjo (2012)
Manfaat ASI bagi bayi
a. Pertumbuhan otak bayi.
b. Sumber gizi bayi
c. Meringankan pencernaan
bayi
d. Meningkatkan kekebalan
bayi
Sumber : Khasanah (2011)
ASI EKSKLUSIF
TUMBUH KEMBANG
BAYI
ANTROPOMETRI
1. Berat Badan
2. Panjang badan
3. Lingkar dada
4. Lingkar lengan atas
5. Ketebalan lipatan kulit
6. Lingkar dada
DENVER II
KPSP
Sumber : Jellife, (1966) dan
Vaughan, (1979) dalam
Santoso dan Ranti (2009)
Dampak SUSU FORMULA
a. Gangguan saluran
pencernaan (muntah, diare)
b. Menurunkan perkembangan
kecerdasan kognitif
c. Meningkatkan kurang gizi
d. Obesitas
Sumber : Roesli (2008), Nasir
(2011), Judarwanto (2007)
SUSU FORMULA
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
70
E. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara pemberian
susu dengan tumbuh kembang bayi di wilayah kerja Puskesmas
Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.
Tumbuh Kembang
Bayi
Pemberian susu :
- Susu Formula
- ASI Eksklusif
- Susu formula dan ASI
Hubungan Antara Pemberian..., Audina Irna Kartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017