no. 1a tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)

8
BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR IA TAHUN 201 1 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUGA (BTT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. Mengingat : 1. b. BUPATI PAKPAK BHARAT, bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 4g ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dipandang perlu menetapkan pedoman umum penggunaan Belanja Tidak rerduga di Kabupaten Pakpak Bharat; bahwa untuk memenuhi sebagaimana dimaksud pada huruf "a" diatas, dipandang perlu menetapkan pedoman penggunaan Belanja Tidak Terduga (BfD dalam suatu peraturan Bupati. Undang-undang Nomor g rahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias selatan, Kabupaten pakpak Bharai dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi sumatera Utara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 2g, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 2TZ); undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 42g6); undang-Undang Nomor 1 Tahun 2oo4 tentang perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Repubrik rndonesia Tahun 2oa4 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Repubrik rndonesia Nomor 4355) ; Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2oo4 tentang pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negira (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2oo4 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor aOg; undang-Undang Nomor 32 Tahun 2oo4 tentang pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik rndonesia Tahun 2oo4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4432) sebagaimana tela.h {ubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 20og tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun zoo+ tentang pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tah-un 2o0g Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor agaa); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2oo4 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah pusat dan pemeri-ntahan Dae-rah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2OO4 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 443g); 2. 3. 4. 5. 6.

Upload: kabupatenpakpakbharat

Post on 04-Aug-2015

79 views

Category:

Government & Nonprofit


12 download

TRANSCRIPT

BUPATI PAKPAK BHARATPERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT

NOMOR IA TAHUN 201 1

TENTANGPEDOMAN UMUM PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUGA (BTT)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a.

Mengingat : 1.

b.

BUPATI PAKPAK BHARAT,

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 4g ayat (1)dan (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dipandang perlumenetapkan pedoman umum penggunaan Belanja Tidak rerdugadi Kabupaten Pakpak Bharat;

bahwa untuk memenuhi sebagaimana dimaksud pada huruf "a"diatas, dipandang perlu menetapkan pedoman penggunaan BelanjaTidak Terduga (BfD dalam suatu peraturan Bupati.

Undang-undang Nomor g rahun 2003 tentang pembentukanKabupaten Nias selatan, Kabupaten pakpak Bharai dan KabupatenHumbang Hasundutan di Provinsi sumatera Utara (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 2g, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 2TZ);

undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 42g6);

undang-Undang Nomor 1 Tahun 2oo4 tentang perbendaharaanNegara (Lembaran Negara Repubrik rndonesia Tahun 2oa4 Nomor5, Tambahan Lembaran Negara Repubrik rndonesia Nomor 4355) ;

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2oo4 tentang pemeriksaanPengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negira (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun 2oo4 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor aOg;undang-Undang Nomor 32 Tahun 2oo4 tentang pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik rndonesia Tahun 2oo4 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4432)sebagaimana tela.h {ubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 20og tentang perubahan Kedua atasUndang-Undang Nomor 32 Tahun zoo+ tentang pemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tah-un 2o0g Nomor59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor agaa);Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2oo4 tentang perimbanganKeuangan antara Pemerintah pusat dan pemeri-ntahan Dae-rah(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2OO4 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 443g);

2.

3.

4.

5.

6.

7- undang-Undang Nomor 24 Tahun zooT tentang penanggutanganBencana (Lembaran Negara Republik rndonesia Tahun zoozNomor 66, Tambahan Lembaran Negara Repubrik rndonesia Nomor4723 );

8. Peraturan Pemerintah, ,t,tuSatr dg'r flfl ttt ?f '{Ah,r,rrr -.}*lS

39q5 tentang StandarNegara

Tahun 2005 Nomor 49, Tambahanlndonesia Tahun 2005 Nomor aS03);

Lembaran Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2o0s tentang pengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Negara Repubrik lndbnesii Tahun2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik tndonesiaNomor 4578);

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporanKeuangan dan Kinerja Instansi pemerintah (Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan LembiranNegara Republik lndonesia Nomor ilg;Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2oor tentang pembagianUrusan Pemerintahan Antara Pemerintahan Daerah provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4T3T);

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2009 tentang pendanaandan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor a82g);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5g rahun 2aoz tentangPerubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;Peraturan Kepala Badan Nasional penanggulangan BencanaNomor 4 Tahun 2008 tentang pedoman penyusunan RencanaPenanggulangan Bencana;

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang pokok-pokokPengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah(Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 200g Nomor11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten pakpak BharatNomor 64);

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang organisasi danTata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah KabupatenPakpak Bharat (Lembaran Daerah Kabupaten pakpak FjharatTahun 2010 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah KabupatenPakpak Bharat Nomor 87).

lndonesiaRepublik

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15

16.

2

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEooIIIAN UMUII,I

PENGGUNAAN BELANJA NDAK TERDUGA (BTT}

BAB I

KETENTUAN U]IIUIUI

Pasal I

Dalam Perafuran Bupati iniyang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat;

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Perangkat Daerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintah Daerah;

3. Kepala Daerah adalah Bupati Pakpak Bharat;

4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut BPBD adalahPerangkat Daerah yang dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi untukmelaksanakan penanggulangan bencana;

5. lnstansillembaga terkait adalah instansi/lembaga yang terkait dengan penanggulangan

bencana;

6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daenah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana

keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujuioleh Dewan perwakilan RakyatDaerah;

7 - Belania Tidak Terduga (BTT) adalah belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidakbiasaltanggap darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap stabilitaspenyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan dan ketertiban di daerahdan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencanasosjal yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihanpenerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang didukung dengan bukti-bukti yang

sah;

8. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik olehfaktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban iiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan

dampak psikologis;

9. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaianperistiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung

meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor;

10. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaianperistiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompokatau antar komunitas masyarakat dan teror;

3

11. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputipenetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatanpencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi;

12. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segerapada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang

meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan

kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan sertapemulihan prasarana dan sarana;

13. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik sampaitingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuknormalisasi semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayahpascabencana;

14. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakatdan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembalikelembagaan, prasarana dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi;

15. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatuwilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa

terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dangangguan kegiatan masyarakat;

16. Bantuan Darurat Bencana adalah bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar korbanbencana pada saat keadaan darurat;

17. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan olehPemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberitugas untuk menanggulangi bencana;

18. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggaldunia akibat bencana;

19. Kelompok rentan adalah bayi, anak usia di bawah lima tahun, anak-anak, ibu hamilatau menyusui, penyandang cacat dan orang lanjut usia;

20. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat ppKD adalah Kepala

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakanpengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah;

21. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat

daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang;

22. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran

untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sKpD yang dipimpinnya;

23. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakansebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan

fungsi SKPD;

24. Peiabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adatah pejabatpada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatuprogram sesuai dengan bidang tugasnya;

25. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang

menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagaidasar penerbitanSPP;

26. Surat Permintaan Pembayaran yang setanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang

diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.

BAB II

PENGANGGARAN

Pasal 2

BTT dianggarkan dalam APBD Kabupaten Pakpak Bharat setiap tahun pada Belanja

Tidak Langsung DPA - PPKD.

Pasa! 3

(1) Jenis Bencana yang didanai dari BTT sebagaimana dimaksud dalam pasat 2ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(2) Besaran BTT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan suatuKeputusan Bupati.

BAB III

PENGGUNAAN BTT

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 4(1) Penggunaan BTT dilaksanakan oleh SKPD teknis yang ditetapkan dengan Keputusan

Bupati.

(2) BTT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan belanja untuk kegiatan yang

sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berutang seperti penanggulangan bencana

alam dan bencana sosialyang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian

atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

(3) BTT digunakan untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana yaitu pada saat

tanggap darurat dan pascabencana.

(4) Pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah

ditutup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus didukung dengan bukti-bukti yang

sah.

(5) Kegiatan yang sifatnya tidak biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu untuktanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitaspenyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan

ketertiban masyarakat di daerah.

5

Bagian Kedua

Tanggap Darurat Bencana

Pasal 5

Penggunaan BTT pada saat tanggap darurat, meliputi:

a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian dan sumber

daya yang rusak akibat bencana;

b. pembentukan komando tanggap darurat bencana;

c. pencarian, penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;

d. pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana;

e. perlindungan terhadap kelompok rentan;

f. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

BAB IV

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN BTT

Pasal 6

(1) Pengajuan BTT untuk bencana alam dan bencana sosial didahului dengan laporan

hasil kajian secara cepat dan tepat melalui identifikasi terhadap cakupan tokasi

bencanq, ju-mlah korban bencana, kerusakan prasarana dan sarana oleh KepalaBPB-D kepada Bupati sebagai dasar untuk menetapkan status keadaan daruratbencana.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan

kewenangannya, Bupati menetapkan status skala bencana yang didukung oleh bukti-buktiyang sah.

(3) Pada saat status keadaan darurat bencana ditetapkan oleh Bupati, Kepala BpBDmengajukan rencana aksi (proposal) berisi kegiatan penanggulangan bencana dengan

rincian biaya yang diperlukan kepada Bupati melatui Sekretaris Daerah untuk

mendapat persetujuan.

(4) Berdasarkan proposalyang diajukan Kepala BPBD sebagaimana dirnaksud pada ayat(2), Bupati dapat memberikan persetujuan penggunaan dana BTT dengan

mencantumkan besaran nominal.

(5) Untuk melaksanakan ayat (1), (2), (3) dan (4) lebih laniut ditetapkan SOP dalam suatu

Keputusan Bupati.

Pasal 7

(1) Berdasarkan Ketentuan dalam Pasal 6 ayat (3) SKPD terkait menyiapkan rancangan

surat keputusan bupatitentang penggunaan dana BTT.

(21 Setelah ditetapkannya Keputusan Bupatisebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPBD

memberitahukan kepada SKPD pelaksana BTT untuk segera melaksanakan kegiatan.

6

(3) Setelah SKPD pelaksana menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) segera melaksanakan kegiatan sesuai dqngan prosedur yang al16n ditetapkanlebih lanjut dengan SOp.

Pasal IPenyaluran BTT untuk bencana alam dan bencana sosial yang ditaksanakan oleh pihakpenyedia barang{asa ditakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (Spp-LS)yang disertaidengan:

a. keputusan Bupati tentang hasil verifikasi oleh tim instansi/lembaga terkait yang

dikoordina.sikan oleh Kepala BPBD;

b. berita a0?ra pemeriksaan verifikasi oleh tim instansi/lembaga terkait tentang besaranbantuan yang akan diberikan;

c. salinan SPD;

d. salinan rekomendasidari SKPD terkait;

e- SPP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani wajib paiak dan

t. surat perjaniian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/kuasa pengguna

anggaran dergan pihak ketiga serta mencantumkan nomor rekening bank pihakketiga;

g. berita acara penyelesaian pekerjaan;

h. berita a'erra serah terima barang dan jasa;

i. berita a@ra pembayaran;

j. kwitansi bermaterai, nota faktur yang ditandatangani penyedia barang{asa denganPPTK sefta disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;

k. suratiaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluakan oleh bank atau lembagakeuangan non bank;

l. berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh penyedia barangliasa serta unsurpanitia pemeriksa barang berikut lampiran daftar barang yang diperiksa; ., ..'l

m.suratpemberitahuanpotongandendaketerlambatanpekerjaandariPPTKqii,9.bila,

n. foto/buku/dokumentasitingkat kemajuan/penyelesaian pekerjadn. : ;.

BAB V

PERTANGGUNGJAI'UABAN DAN PELAPORAN

Pasal 9

(1) Pertanggungjawaban pengelolaan dan pelaporan dana menjadi tanggungjawab SKPDpelaksana dana Bfi sesuaidengan perundang-undangan yang berlaku.

(2) SKPD pelaks-ana dana BTT menjadiobjek pemeriksaan.

7

!|

BAB VI

KETENruAN PENUTUP

Pasal 10

Dengan bedakunya Peraturan Bupati ini maka Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2010tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Tidak Terduga (BTT) Tahun Anggaran 2o1odinyatakan dicab-ut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 11

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenaipelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Keputusan Bupati.

Pasal 12

Peraturan Bupati ini berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan denganpenempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten pakpak Bharat.

Ditetapkan di Salak

pada tanggal tQ Vaauari 2011

BUPATI PAKPAK BHARAT,

REMIGO YOLANDO BERUTU

Diundangkan di Salak

Pada tanggal rg fianuari 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT,uGANDI WARTHA ]I'IANIK

BERITA DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2011

NOMOR \A

I