nim. 216430173 program studi pendidikan agama islam

82
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE AMTSILATI DALAM KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING (Studi Kasus Pondok Pesantren Alawiyah Tumenggungan) WONOSOBO-JAWA TENGAH TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Dalam Pendidikan Agama Islam oleh: Neneng Ulfiyah NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA MAGISTER (S2) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ) JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE AMTSILATI

DALAM KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING

(Studi Kasus Pondok Pesantren Alawiyah Tumenggungan)

WONOSOBO-JAWA TENGAH

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan (M.Pd) Dalam Pendidikan Agama Islam

oleh:

Neneng Ulfiyah

NIM. 216430173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCASARJANA MAGISTER (S2)

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ) JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE AMTSILATI

DALAM KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING

(Studi Kasus Pondok Pesantren Alawiyah Tumenggungan)

WONOSOBO-JAWA TENGAH

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan (M.Pd) Dalam Pendidikan Agama Islam

oleh:

Neneng Ulfiyah

NIM. 216430173

Pembimbing:

Prof. Dr. H. D. Hidayat, MA

Dr. H. Oka Gunawan, M,Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCASARJANA MAGISTER (S2)

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ) JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 3: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

i

Page 4: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ii

Page 5: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

iii

Page 6: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

iv

M O T T O

س اهم من الطريقة الطريقة اهم من المادة وروح المدر

“Metode itu lebih penting dari materi,

tetapi pribadi guru lebih penting daripada metode”.

Page 7: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

v

حيم حمن الر بسم الله الر

KATA PENGANTAR

وبه نستعين على أمور الدنيا والد ين. الصلاة والسلام ,الحمد لله رب العالمين

ا بعد( ,على أشرف النبياء والمرسلين …وعلى آله وصحبه اجمعين )أمAlhamdulillah, segala puji dan syukur hanya patut dipanjatkan atas ke

hadirat Allah Swt. Dzat yang Maha Indah, Maha Pengasih dan Maha

Sempurna atas segala karunia dan hidayah-Nya yang telah memberikan

pertolongan berupa kejernihan berfikir sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini dengan baik.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada teladan kita

Rasulullah Saw pembimbing dan pemimpin umat Islam yang berakhlak Al-

Qur’an.

Penulisan tesis ini sebagai bagian dari tugas akhir penulis dalam

menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

pada Prodi Pendidikan Agama Islam di Program Pascasarjana Institut Ilmu

Al-Qur’an Jakarta. Banyak hal yang telah penulis lewati dalam penyelesaian

tesis ini, kendala-kendala serta keterbatasan penulis dalam melakukan

penelitian merupakan bagian dari penyelesaian tesis ini yang akhirnya

dengan izin Allah tesis ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari dalam proses penulisan tesis ini banyak

memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA, Rektor Institut Ilmu

Al-Qur’an Jakarta.

2. Dr, KH, Ahmad Munif Suratmaputra, MA, Direktur Program

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta beserta staf dan

jajarannya.

Page 8: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

vi

3. Dr. H. Oka Gunawan, M.Ag, Kaprodi Pendidikan Agama Islam

Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur;an Jakarta, yang dengan

ikhlas dan sabar memberikan motivasi dan inspirasi.

4. Prof. Dr. H. D. Hidayat, MA (Pembimbing I) dan Dr. H. Oka

Gunawan, M.Ag (Pembimbing II) yang dengan ikhlas dan sabar

memberikan bimbingan, motivasi dan inspirasi serta meluangkan

waktu untuk penulis dalam penyusunan tesis ini.

5. Segenap Dosen Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta

yang telah memberikan pencerahan keilmuan dan inspirasi-inspirasi

kepada penulis.

6. K. Fatkhurrohman Pengasuh Pondok Pesantren Alawiyah Wonosobo,

beserta Wakil dan Guru-guru semua yang telah memberikan izin riset,

membantu dalam mengumpulkan data, memberikan serta sharing

informasi dan masukannya dalam proses penyelesaian penyusunan

tesis ini.

7. Suami tercinta Nurali, MA, yang dengan sabar dan ikhlas

mendampingi perjalanan penulisan tesis ini.

8. Anakku Alby Said Muhammad yang dengan kepolosannya

memberikan motivasi bagi penulis untuk segera menyelesaikan tesis

ini.

9. Helrahmi Yusman, sahabat yang selalu mendampingi penulis selama

penulisan tesis ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa program Pascasarjana Institut Ilmu Al-

Qur’an Jakarta khususnya Prodi Pendidikan Agama Islam angkatan

2016/2017.

11. Saudara-saudaraku M. Hasymi, Nurhudayah, Fathullah, Syafiuddin,

Siti Fauzah dan Kamaluddin Wahdi yang selalu memberikan do’a dan

motivasi.

Page 9: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

vii

12. Keluarga Besar MI Nurul Huda Pondok Karya yang telah

memberikan do’a, dukungan dan motivasi.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penyelesaian tesis ini.

Penulis hanya dapat berdo’a dan berharap semoga amal baik mereka

mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu Wata’ala dan dimudahkan

segala urusannya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

juga bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya serta dapat dijadikan

referensi untuk penelitian berikutnya secara umum yang lebih baik, Amiin.

Jakarta, 30 Juli 2018

Penulis

Neneng Ulfiyah

NIM. 216430173

Page 10: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................ xiv

ABSTRAK .............................................................................................. xvii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................. 1

B. Permasalahan .................................................................... 17

1. Identifikasi Masalah ..................................................... 17

2. Pembatasan Masalah .................................................... 17

3. Perumusan Masalah ...................................................... 18

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 18

D. Kegunaan Penelitian .......................................................... 18

E. Kajian Pustaka ................................................................... 19

F. Metodologi Penelitian ....................................................... 22

G. Sistematika Penulisan ........................................................ 27

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran ..................................................................... 29

1. Pengertian Pembelajaran ............................................. 29

2. Pembelajaran yang Efisien dan Efektif ....................... 39

Page 11: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ix

B. Pesantren dan Pendidikan Islam ........................................ 45

C. Kemampuan Membaca Kitab Kuning ............................... 49

D. Metode Amtsilati ............................................................... 62

1. Sejarah Perkembangan Metode Amtsilati .................... 62

2. Materi-materi dalam Metode Amtsilati ........................ 65

3. Sistem Pembelajaran Metode Amtsilati ....................... 66

4. Silabus Metode Amtsilati ............................................. 68

5. Tujuan Pembelajaran Amtsilati .................................... 75

BAB III: GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-

ALAWIYAH

A. Letak Geografis ................................................................. 76

B. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren .................. 77

C. Visi dan Misi ..................................................................... 86

D. Struktur Organisasi ............................................................ 90

E. Keadaan Pengasuh, Ustadz dan Santri .............................. 93

BAB IV: PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN METODE

AMTSILATI DI PONDOK PESANTREN AL-ALAWIYAH

A. Konsep Dasar Metode Amtsilati ....................................... 106

B. Penerapan Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Al-Alawiyah

1. Sejarah Penerapan Metode Amtsilati di Pondok

Pesantren Alawiyah ...................................................... 122

2. Sistem Pembelajaran Amtsilati di Pondok Pesantren

Alawiyah ...................................................................... 123

3. Efektifitas Pebelajaran Metode Amtsilati di Pondok

Pesantren Alawiyah ...................................................... 129

C. Hambatan-Hambatan yang terjadi pada Proses

Pembelajaran Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Al-

Alawiyah ........................................................................... 162

Page 12: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

x

D. Keberhasilan Pembelajaran Metode Amtsilati dalam

Kemampuan membaca Kitab kuning di Pondok

Pesantren Al-Alawiyah ..................................................... 165

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 168

B. Saran-saran ........................................................................ 170

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 172

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

xi

DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1 Tabel Materi Amtsilati Jilid 1 ............................................... 69

Tabel. 2.2 Tabel Materi Amtsilati Jilid 2 ............................................... 70

Tabel. 2.3 Tabel Materi Amtsilati Jilid 3 ............................................... 71

Tabel. 2.4 Tabel Materi Amtsilati Jilid 4 ............................................... 72

Tabel. 2.5 Tabel Materi Amtsilati Jilid 5 ............................................... 73

Tabel. 3.1 Tabel Jadwal Keseharian Santri ............................................ 105

Tabel. 4.1 Tabel Materi Amtsilati Jilid 1 ............................................... 108

Tabel. 4.2 Tabel Materi Amtsilati Jilid 2 ............................................... 110

Tabel. 4.3 Tabel Materi Amtsilati Jilid 3 ............................................... 112

Tabel. 4.4 Tabel Materi Amtsilati Jilid 4 ............................................... 114

Tabel. 4.5 Tabel Materi Amtsilati Jilid 5 ............................................... 116

Tabel. 4.6 Tabel Hasil Wawancara Sesi 1 .............................................. 136

Tabel. 4.7 Tabel Hasil Wawancara Santri .............................................. 140

Tabel 4. 8 Tabel Hasil Tes Soal No 1 .................................................... 144

Tabel 4. 9 Tabel Hasil Tes Soal No 2 .................................................... 145

Tabel 4. 10 Tabel Hasil Tes Soal No 3 .................................................. 147

Tabel 4. 11 Tabel Hasil Tes Soal No 4 .................................................. 148

Tabel 4. 12 Tabel Hasil Tes Soal No 5 .................................................. 149

Tabel 4. 13 Tabel Hasil Tes Soal No 6 .................................................. 150

Tabel 4. 14 Tabel Hasil Tes Soal No 7 .................................................. 152

Tabel 4. 15 Tabel Hasil Tes Soal No 8 .................................................. 153

Tabel 4. 16 Tabel Hasil Tes Soal No 9 .................................................. 154

Tabel 4. 17 Tabel Hasil Tes Soal No 10 ................................................ 155

Tabel 4. 18 Tabel Hasil Tes Soal No 11 ................................................ 156

Tabel 4. 19 Tabel Hasil Tes Soal No 12 ................................................ 157

Tabel 4. 20 Tabel Hasil Tes Soal No 13 ................................................ 159

Tabel 4. 21 Tabel Hasil Tes Soal No 14 ................................................ 160

Page 14: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

xii

Tabel 4. 22 Tabel Rata-rata Nilai ........................................................... 161

Page 15: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Foto Kitab Amtsilati Jilid 1 ................................................ 107

Gambar 4. 2 Foto Khulashoh alfiyah Ibn Malik .................................... 118

Gambar 4. 3 Foto Santri Sedang Belajar Amtsilati ................................ 131

Gambar 4. 4 Foto Santri Sedang Belajar Amstilati ................................ 132

Gambar 4. 5 Foto Santri Perempuan Sedang Muraja’ah ........................ 133

Gambar 4. 6 Foto Santri Sedang Belajar Malam ................................... 134

Gambar 4. 7 Foto Sedang Wawancara dengan Kyai Fatkhurohman ..... 136

Gambar 4. 8 Foto Sedang Wawancara dengan Khairul Yani ................ 137

Gambar 4. 9 Foto Sedang Wawancara dengan Ahmad Zata .................. 138

Gambar 4. 10 Foto Sedang Wawancara dengan Renita ......................... 139

Gambar 4. 11 Foto Santri Sedang Post test ............................................ 143

Page 16: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan tesis di IIQ, transliterasi Arab-

Latin mengacu pada pedoman berikut ini:

A. Konsonan

Arab Latin Arab Latin Arab Latin

q : ق z : ز a : ا

k : ك s : س b : ب

l : ل sy : ش t : ت

m : م sh : ص ts : ث

n : ن dh : ض j : ج

w : و th : ط h : ح

h : ه zh : ظ kh : خ

a : ء ` : ع d : د

y : ي gh : غ dz : ذ

f : ف r : ر

B. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a آ : â ي : ai

Kasrah : i ي : î و : au

Dhammah : u و : û

C. Kata Sandang

1. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contohnya :

al-Baqarah : البقرة

al-Madînah : المدينة

2. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya.

Page 17: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

xv

Contoh :

ad-Dârimî : الدارمى

as-Syams : الشمس

ar-Rajul : الرجل

as-Sayyidah : السيدة

3. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan

lambang ( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan huruf,

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan

ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh

huruf-huruf syamsiyah. Contoh :

الذي ن Inna al-ladzîna : ان

نابلله Ammanna billâhî : ا م

اء السف ه ن Âmana as-Sufahâ’u : آم

كع الر wa ar-rukka’i : و

4. Ta Marbûthah ( ة )

Ta Marbûthah ( ة ) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti

oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf “h”. Contoh :

al-Af’idah : الأفئدة

al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah : الجامعةالإسلامية

Sedangkan ta Marbuthah ( ة ) yang diikuti atau disambungkan

(di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh :

Âmilatun Nâshibah‘ : عاملة ناصبة

al-Âyat al-Kubrâ : الية الكبرى

Page 18: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

xvi

5. Huruf kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital,

akan tetapi apabila telah dialih aksarakan mka berlaku ketentuaan Ejaan

yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain,

ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,

seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan

lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,

maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata

sandangnya. Contoh ‘Ali Hasan al-‘Âridh, al’Asqallâni, al-Farmawi

dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur’an dan nama-

nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh Al-Qur’an, Al-

Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 19: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

xvii

ABSTRAK

Neneng Ulfiyah, 216430173, Efektifitas Pembelajaran Metode Amtsilati

dalam Kemampuan Membaca Kitab Kuning (Studi Kasus Pondok

Pesantren Alawiyah Tumenggungan) Wonosobo.

Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam Indonesia

yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam dan

mengamalkan sebagai pedoman hidup. Tantangan besar bagi setiap pesantren

adalah bagaimana mengajarkan bahasa Arab yang efektif agar bisa membaca

dan memahami kitab kuning sebagai materi utama pesantren dengan benar.

Metode pembelajaran kitab kuning di pesantren hampir seluruhnya sama,

yaitu dengan cara konvensional, guru membacakan dan murid menyimak,

pembelajaran seperti ini membutuhkan waktu yang lama hingga akhirnya

bisa membaca kitab kuning dengan benar. Belakangan muncul metode baru

dalam mempelajari kitab kuning yaitu metode Amtsilati. Metode Amtsilati

adalah kitab atau buku berisi metode membaca kitab kuning secara cepat,

yang digagas oleh KH Taufiqul Hakim pengasuh Pondok Pesantren Darul

Falah, Bangsri, Jepara, Jawa Tengah.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran

Amtsilati di Pesantren Alawiyah Wonosobo, efektivitas pembelajaran yang

meliputi efektivitas selama proses pembelajaran dan efektivitas sebagai

metode ajar yang menghasilkan tujuan yang diharapkan yaitu mampu

membaca dan memahami kitab kuning. Metode penelitian yang dipakai untuk

mengetahui dua hal tersebut adalah metode penelitan kualitatif, sedangkan

sumber data penelitian didapat dari wawancara, observasi, post test dan

dokumentasi.

Kata Kunci: Kitab Kuning, Amtsilati, Efektifitas, Metode Pembelajaran

Page 20: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

xviii

الاطروحة

امثلتي في قدراستطاع القراءة علي 216430173, رقم الطالب نينينج الفية "فعالية التعلم طريقة

لف )دراسة حالة في معهد الإسلام العلوية /كتاب الصفر "وونوسوبو (تمينجغوعن ,الس

من جانبين ، وونوسوبو معهد الإسلام العلوية في في أمثلتييمكن رؤية فعالية تعلم

نتائج التعلم. في عملية تعل فعالة جدا ، يتضح ذلك من أمثلتيم طريقة فعالية في عملية التعلم وفعالية

ب طالما أن الكاتب يلاحظ ويعتمد على نتائج المقابلات مع أمثلتي في دراس اهتمام وحماس الطلا

ب ومديرالمعهدالذين يقومو . في حين أن فعال أمثلتي ية باستخدام طريقة ن بتدريس اللغة العرب الطلا

بية ، ولكن من حيث اسلوب من حيث تحقيق نتائج التعلم ، هي فعالة جدا على مستوى فهم القواعد العر

قراءة الكتاب الصفر بسلاسة وترجمة جي دة فإنه ل يزال غير فعال.

ف علوم المعهد هو نوع من أنواع التربية الإسلامية في إندونيسيا بامر تقليدي لستكشا

ي لكل معهد الإسلام هو كيف كيفية تدريس اللغة العربية الفعالية من وممارسة دليل الحياة . كبير التحد

ئيسية /اجل القراءة وفهم الكتاب الصفر لف باعتبار المسألة الر في المعهد بصحيح.الس

لف في المعهد تكاد تكون متماثلة ، أي بطريقة التقليدية ، /طريقة تعلم الكتاب الصفر الس

ب ، وهذا النوع من التعلم م ويستمع الطلا يستغرق وقتا طويلا حتى يتمكن في الن هاية حيث يقرأ المعل

السلف بصحيح . ظهرت في وقت لحق طريقة جديدة في دراسة الكتاب /من قراءة الكتاب الصفر

لف هو طريقة امثلتي . طر \الصفر يقة امثلتي هي كتاب يحتوي على طريقة قراءة الكتاب الس

لف بسرعة ، بدأها كياهي الحاج توفيق الحكيم مرب ي معهد الإسلام دارالفلاح, بنجسري/الصفر , الس

جيفارا, جاوي الوسطي .

اد هذا البحث في معرفة كيف فاعلية التعلم في معهد الإسلام العلوية, تمينجغوعن, ار

كطريقة تدريس ينتج فعالية أثناء عملية التعلم وفعاليتهافيها وونوسوبو . فعالية التعلم التي تشمل

قراءة وفهم الكتاب الصفر/السلف . طريقة البحث المستعمل لمعرفة الالهدف المتوقع في استطاع على

ث من المقابلة والملاحظة واختبار آخر شيئين هي طريقة البحث النوعي , ومصدر بيانات البح

والوثائق .

ئيسية : م الكلمات الر كتاب الصفر/السلف, امثلتي, فعالية, طريقة التعل

Page 21: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

xix

ABSTRACT

Neneng Ulfiyah, 216430173, The Effectiveness of Amsilati Learning

Method on Reading Ability of Kitab Kuning (Case Study at

Alawiyah Tumenggungan Boarding School ) Wonosobo.

The effectiveness of Amtsilati learning in Alawiyah Islamic

boarding school in Wonosobo can be seen from two aspects,

effectiveness in the learning process and the effectiveness of learning

outcomes. In the process of learning the Amtsilati method is very

effective, this is evident from the interest and enthusiasm of students in

studying Amtsilati as long as the writer observes and based on theresults

of interviews with students and Kyai who teach Arabic using the

Amtsilati method. Whereas e fectivity in terms of achievement of

learning outcomes, is very effective at the level of understanding Arabic

rules, but in terms of reading the kitab kuning smoothly and translating

well it is still not effective.

Boarding school is one of Islamic education in Indonesia with

traditional character whose the pupose to seek islamic knowledge and

apply knowledge as a compass of life. Big challenge for every boarding

school is how to teach arabic language correctly as main subject in

boarding school. Mostly, kitab kuning learning method are equal with

conventional style, teacher center which is the teacher explains and the

students paid attention, this way are need a long time for student able to

read kitab kuning correctly. Latter, appear a new method for learning

kitab kuning, it is Amsilati method. Amsilati method is a book which

contain a method how to read kitab kuning fastly. This method

concepted by K.H. Taufiqul Hakim the guardian of Darul Falah

boarding school, Bangsri, Jepara, Central Java.

The purpose of this research are to know the effectiveness of

learning of Amsilati method in Alawiyah boarding school Wonosobo.

The learning effectiveness include the effectiveness along learning and

the effectiveness as a method which has the outcome purpose that

students are able to read and comprehend kitab kuning. The method of

this study is qualitative method. The data analysis of this study are

interview, observation, post-test and documentation.

Key words : Kitab kuning, Amsilati, effectiveness, and learning method

Page 22: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam

kehidupan manusia, setiap orang membutuhkan pendidikan demi

terwujudnya manusia yang utuh dan mandiri sekaligus menjadi

manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya. Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia dan

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.1 Pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok bagi manusia,

karena manusia saat dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun.2

Sepanjang sejarah kehidupan manusia telah terbukti bahwa

pendidikan adalah kunci kemajuan hidup manusia, namun tidaklah

berarti kehidupan manusia khususnya umat Islam kalau tidak

berakhlak mulia. Ajaran Islam telah menunjukkan bahwa tujuan

pendidikan Islam adalah memanusiakan manusia.3 Hal ini sesuai

dengan Undang Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2003, memuat Tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut:

Pendidikan Nasional bertujuan:

“… berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

1 Hasbulloh, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 4

2 Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), Cet. Ke-12,

h. 28. 3 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. I, h. 68.

Page 23: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”4

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam

kehidupan, sebab melalui pendidikan seseorang dapat menggali bakat

dan mengembangkan seluruh potensi serta membentuk kepribadian

anak. Salah satu pendidikan yang berperan penting dalam kehidupan

manusia adalah Pendidikan Agama Islam, karena Pendidikan Agama

Islam merupakan salah satu pelajaran yang mengajarkan bagaimana

siswa bertingkah laku sesuai dengan ajaran Agama Islam, selain itu

Pendidikan Agama Islam juga memberikan pelajaran dasar dan

tuntunan yang kaitannya dengan ibadah (hablum mina Allah) dan

hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).5

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui

ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia

dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama

Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan

agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan

dan kesejahteraan hidup di dunia maupun diakhirat kelak.6

Perjalanan pendidikan Islam dimulai ketika nabi Muhammad

SAW mendapatkan wahyu kemudian diutus menjadi rasul. Mulai dari

masa kemajuan, kemunduran, serta kebangkitan berbagai macam

corak pendidikan Islam dari masa ke masa yang terangkum dalam

sejarah pendidikan Islam. Hasan Langgulung dalam bukunya “

4 Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), h.7. 5 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran PAI, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2012), h. 13. 6 Zakiyah Darajat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),

Cet. VIII, h. 86.

Page 24: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

3

Manusia & Pendidikan Suatu Analisa Psikologis, Filsafat dan

Pendidikan” membagi empat periode sejarah perkembangan

pendidikan Islam.7

Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia antara lain

ditandai dengan adanya berbagai macam lembaga pendidikan secara

bertahap mulai dari yang sederhana hingga yang modern, mulai dari

surau, meunasah, masjid, pesantren, madrasah.8 Dikalangan umat

Islam yang berada di pedesaan, mereka terbiasa memanfaatkan

tempat-tempat ibadah sebagai lembaga pendidikan Islam, karena

berbagai keterbatasan fasilitas pendidikan Islam, sehingga langgar,

surau, masjid sering digunakan sebagai tempat transformasi ilmu

keislaman.9 Namun seiring dengan perkembangan zaman, Pendidikan

Islam yang awalnya dimulai di tempat-tempat ibadah telah beranjak

ke dalam suatu sistem pendidikan yang lebih mandiri yang disebut

dengan “Pesantren”.

Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam

Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama

Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian.10

Pesantren telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu, serta telah

menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim. Pesantren

telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut

mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa kolonialisme

7 Hasan Langgulung, Manusia&Pendidikan Suatu Analisa Psikologis, Filsafat dan

Pendidikan”(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 2004), h.10 8 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2009), Cet:ke 3, h.280 9 Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Emir, 2013),

h.58 10

A. Rofiq, Pemberdayaan Pesantren Pustaka Pesantren, (Yogyakarta: PT. Lkis

Pelangi Aksara, 2005) h. 1

Page 25: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

4

berlangsung, pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang

sangat berjasa bagi masyarakat dalam mencerahkan dunia pendidikan.

Menurut para pakar pendidikan Islam, bentuk pendidikan yang

indigenous adalah pesantren yang telah hidup dan berada dalam

budaya Indonesia sejak jaman prasejarah, kemudian dilanjutkan pada

masa Hindu Budha dan diteruskan pada masa kebudayaan Islam.11

Di

lembaga inilah muslim Indonesia mendalami doktrin dasar Islam,

khususnya yang menyangkut praktik kehidupan keagamaan bagi

masyarakat yang baru beralih menjadi muslim.12

Sejak semula, ketika pesantren didirikan pertama kali oleh

para wali (yang masyhur disebut dengan wali songo), adalah semata-

mata ditujukan untuk membentuk manusia paripurna.13

Sebagai

lembaga pendidikan keagamaan dan kemasyarakatan, melalui

saluran-salurannya sendiri pesantren ternyata berkomunikasi dengan

masyarakat sekitar. Oleh karena itulah timbul gagasan untuk

mengembangkan pesantren menjadi suatu lembaga yang berfungsi

sebagai “agent of change” terhadap masyarakat sekitar.14

Latar

belakang kemunculan pesantren pada dasarnya untuk mempersiapkan

kader-kader dai yang akan menyebarkan ajaran Islam di tengah

masyarakat.15

Islam telah memerintahkan kepada pemeluknya untuk

memperdalam pengetahuan tentang agama agar nantinya bisa

memberi pencerahan kepada masyarakat.

11

Tilaar, Pradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2004),

151. 12

Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Ciputat: Logos Wacana

Ilmu, 2001), h. 145. 13

Zainal Arifin Thoha, Runtuhnya Singgasa Kiai, (Yogyakarta: Kutub, 2003), h.36

14 Zamroni, Profil Pesantren, (Jakarta: Tim Lembaga Penelitian dan Pendidikan,

1982), h.131 15

Endin Mujahidin, Pesantren Kilat, Alternatif Pendidikan Agama di Luar Sekolah,

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), 16.

Page 26: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

5

Pondok pesantren memberikan pelayanan pendidikan agar

santri bisa belajar memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran–

ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama

sebagai pedoman hidup sehari-hari dalam masyarakat.16

Sehingga

tujuan utama pendidikan pesantren bukanlah untuk kepentingan

kekuasaan dan keagungan duniawi tetapi mengutamakan kepada

mereka, bahwa belajar adalah semata-semata kewajiban dan

pengabdian kepada Tuhan. Cita-cita pendidikan pesantren adalah

latihan untuk dapat berdiri sendiri, membina diri agar tidak

menggantungkan kepada orang lain kecuali pada Tuhan.17

Pendidikan pondok pesantren juga menghadapi tantangan

pada masa kemerdekaan Indonesia. Setelah penyerahan kedaulatan

pada tahun 1949, pemerintah Republik Indonesia mendorong

pembangunan sekolah umum seluas-luasnya dan membuka secara

luas jabatan-jabatan dalam administrasi modern bagi bangsa

Indonesia yang terdidik dalam sekolah-sekolah umum tersebut.

Dampak kebijaksanaan tersebut adalah bahwa kekuatan pesantren

sebagai pusat pendidikan Islam di Indonesia menurun. Ini berarti

bahwa jumlah anak-anak muda yang dulu tertarik kepada pendidikan

pesantren menurun dibandingkan dengan anak-anak muda yang ingin

mengikuti pendidikan sekolah umum yang baru saja diperluas.

Akibatnya, banyak sekali pesantren-pesantren kecil mati sebab

santrinya kurang cukup banyak.18

Pesentren sebagai lembaga pendidikan Islam pertama di

Indonesia telah banyak melahirkan generasi-generasi emas, Pondok

16

Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 78 17

Zuhairini Muhtarom, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 44. 18

Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai

(Jakarta: LP3ES, 1995), h. 41

Page 27: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

6

Pesantren telah menorehkan tinta emas dalam peradaban sejarah

bangsa Indonesia.19

Pesantren bukan saja lembaga tempat mencari

dan menuntut ilmu tetapi juga tempat penggemblengan karakter pada

diri santri, ketika lulus dari pesantren sang santri tersebut diharapkan

dapat menerapakan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan contoh

dan teladan bagi masyarakat. Hal ini yang tidak terdapat dalam

pendidikan umum, sekolah sekolah dan perguruan tinggi.

Pondok Pesantren di samping sebagai lembaga ilmu

pengetahuan agama, juga merupakan lembaga perjuangan dan

lembaga pelayanan masyarakat. Pada masa lalu para mu’alif (

pengarang kitab) pada awalnya juga belajar dengan gurunya di

Pondok Pesantren. Tujuan utama mereka belajar adalah untuk

menjadikan kader-kader ulama yang mampu menguasai berbagai

cabang ilmu pengetahuan antara lain : (1) melaksanakan ibadah

kepada Allah SwT (2) memajukan pendidikan Islam dalam arti yang

seluas-luasnya (3) meningkatkan dakwah Islam (4) mewujudkan

kesejahteraan umat Islam (5) membangun semangat untuk

terlaksananya persatuan dalam kalangan umat Islam (6) melakukan

kerjasama dengan organisasi lain guna memajukan Islam.20

Berkaitan dengan pendidikan, bahwa efektivitas berkenaan

dengan pencapaian tujuan dalam pengajaran. Proses pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik supaya peserta berilmu pengetahuan,

penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

19

Sonhaji Saleh. 1988. Dinamika Pesantren. Jakarta: CV Guna Aksara, 1988), h. 81 20

Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren. (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), h. 14

Page 28: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

7

kepercayaan diri pada peserta didik.21

Dengan kata lain, pembelajaran

adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan

pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam

konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar

dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu obyektif yang

ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan

sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang

peserta didik.22

Kegiatan pembelajaran di lingkungan pesantren memiliki

keunikan tersendiri, pembelajaran di pesantren berbeda dengan

kegiatan pembelajaran di sekolah, seperti yang dikemukakan oleh

Abdur Rahman Saleh bahwa pondok pesantren memiliki ciri sebagai

berikut: 1) Ada kyai yang mengajar dan mendidik, 2) Ada santri yang

belajar dari kyai, 3) ada masjid, dan 4) ada pondok/asrama tempat

para santri bertempat tinggal. Walaupun pesantren mengalami

perkembangan secara tuntutan kemajuan masyarakat, namun ciri khas

seperti yang disebutkan selalu nampak pada lembaga pendidikan

tersebut.23

Seperti juga yang diungkapkan oleh Nurcholis Madjid

bahwa: Pesantren itu terdiri dari lima elemen yang pokok, yaitu :

kyai, santri, masjid, pondok dan pengajaran kita-kitab Islam klasik.24

Kitab kuning yang sering disebut al-kutub al-qadimah,

merupakan materi kurikulum utama dalam proses pembelajaran di

Pondok Pesantren. Kitab kuning yang dikaji di pesantren itu pada

21

Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran (Bandung : Alfabeta, 2007), h.

62. 22

Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta:Kencana, 2008), h. 216. 23

Abdur Rahman Saleh, Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren,

(Jakarta:Departemen Agama RI, 1982) h. 10 24

Nurcholis Madjid, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 63

Page 29: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

8

dasarnya adalah kitab-kitab yang materinya dianggap relevan dengan

tujuan pesantren sendiri, yakni mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu

agama Islam, sebagai upaya mewujudkan manusia yang tafaqquh fi

al-din, memiliki keyakinan yang kuat dan memiliki kesadaraan

keberagamaan. Kitab kuning dalam tardisi pesantren merupakan

karya para ulama dalam menginterpretasikan Al-Qur’an dan al-Hadis

dan menjadi kitab yang dianggap memiliki nilai barokah jika

mempelajarinya. Kitab ini layaknya guru yang paling sabar dan tidak

pernah marah, harus dihormati dan dihargai atas jasanya yang telah

banyak mengajar santri.25

Kitab kuning dan pondok pesantren merupakan dua sisi yang

tidak bisa dipisahkan, dan tidak bisa saling meniadakan. Ibarat mata

uang, antara satu sisi dengan yang lainnya saling terkait erat.

Eksistensi kitab kuning dalam sebuah pesantren menempati posisi

yang urgen, sehingga dipandang sebagai salah satu unsur yang

membentuk wujud pesantren itu sendiri. Di pesantren, kitab kuning

sangat dominan, ia tidak saja sebagai khazanah keilmuan tetapi juga

kehidupan serta menjadi tolok ukur keilmuan dan kesalehan.26

Kitab kuning adalah faktor penting yang menjadi karakteristik

pesantren. Kitab kuning difungsikan oleh kalangan pesantren sebagai

referensi yang kandungannya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.

Kenyataan bahwa kitab kuning yang ditulis sejak lama dan terus

dipakai dari masa ke masa menunjukkan bahwa kitab kuning sudah

teruji kebenarannya dalam sejarah yang panjang. Kitab kuning

dipandang sebagai pemasok teori dan ajaran yang sudah sedemikian

25

Abudin Nata, sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga

Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 176. 26

Binti Maunah, Tradisi Intelektual Santri (Dalam Tantangan dan Hambatan

Pendidikan Pesantren di Masa Depan), (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 38.

Page 30: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

9

rupa dirumuskan oleh ulama-ulama dengan bersandar pada Al-Qur’an

dan Hadits nabi.

Kitab kuning sebagai sumber belajar santri disajikan dengan 3

pola yaitu kitab dasar (matn atau mukhtashar), kitab menengah

(syarah atau mutawasithah) kitab besar (hasyiyah atau muthawalah).

Penyajian secara bertahap ini menurut Ibnu Kholdun sangat penting

untuk mempermudah penerimaan bahan ajar. Menurutnya ada tiga

tahap dalam penyampain bahan ajar.27

Kitab kuning sebagai kitab keagamaan yang ditulis dalam

Bahasa Arab merupakan pelajaran pokok di pesantren dan madrasah

untuk mengembangkan pengajaran agama Islam, karena kitab kuning

pada umumnya dipahami sebagai kitab berbahasa Arab,

menggunakan teks Arab yang dihasilkan oleh para ulama dan pemikir

muslim di masa lampau khususnya yang berasal dari Timur Tengah.28

Peran bahasa Arab selain sebagai alat komunikasi antar

manusia dengan manusia, juga merupakan alat komunikasi antar

manusia dengan Allah SwT yang terwujud dalam bentuk sholat, do’a

dan sebagainya, perlu diketahui bahwa salah satu tradisi pendidikan

Islam yang kuat di Indonesia adalah tradisi pengajaran agama Islam di

Pesantren, yang mana alasan masuknya Pesantren di Indonesia adalah

untuk mentransmisikan islam tradisional. Sebagaimana yang terdapat

dalam kitab-kitab klasik yang ditulis berabad-abad yang lalu dengan

menggunakan bahasa Arab yang dikenal dengan sebutan kitab

kuning.29

27

Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pola Pengembangan Pondok

Pesantren (DitPeka Pontren. 2003), h. 33. 28

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium

Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002), Cet ke-IV, h. 112 29

Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat Tradisi Islam di

Indonesia, (Bandung : Mizan, cet II, 1995), h. 17

Page 31: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

10

ا لع نا عربي ه قرء لكم تعقلون إنا أنزلن

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran

dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Q.S Yusuf

[12]:2)

Menjadikan kitab kuning sebagai referensi tidak berarti

mengabaikan kedua sumber pokok ajaran Islam yatu Al-Qur’an dan

Hadits, melainkan justru pada hakikatnya mengamalkan ajaran

keduanya. Kepercayaan bahwa kedua kitab itu merupakan wahyu

Allah menimbulkan kesan bahwa Al-Qur’an dan Hadits tidak boleh

diperlakukan dan dipahami sembarangan. Cara paling aman untuk

memahami kedua sumber utama itu agar tidak terjerumus dalam

kesalahan dan kekeliruan adalah mempelajari dan mengikuti kitab

kuning. Sebab, kandungan kitab kuning merupakan penjelasan yang

siap pakai dan rumusan ketentuan hukum yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Hadits yang dipersiapkan oleh para mujtahid di segala

bidang. Kitab kuning sangatlah penting bagi pesantren untuk

memfasilitasi proses pemahaman keagamaan yang mendalam

sehingga mampu merumuskan penjelasan yang segar tetapi tidak

ahistoris mengenai ajaran Islam, Al-Qur’an dan Hadits. Kitab kuning

mencerminkan pemikiran keagamaan yang lahir dan berkembang

sepanjang sejarah peradaban Islam.30

Mempelajari atau membaca kitab kuning, seperti kitab-kitab

hadits ataupun kitab-kitab tafsir Al-Qur’an bukanlah pekerjaan yang

mudah, perlu ketekunan dan dibutuhkan ilmu-ilmu lain seperti ilmu

Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, dan lain sebagainya.31

Seseorang

30

Said Aqiel Siradj, Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan

Transformasi Pesantren, (Bandung:Pustaka Hidayah,1999), h. 236 31

Ali Hasan Al-‘Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir, (Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada,1994) cet II, h. 4-5

Page 32: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

11

dikatakan mampu membaca kitab kuning apabila ia mampu

menerapkan ketentuan-ketentuan dalam ilmu nahwu dan sharaf. Ilmu

nahwu adalah ilmu yang membahas tentang perubahan akhir kalimat,

sedangkan ilmu sharaf adalah ilmu yang membahas tentang

perubahan-perubahan bentuk kalimat.

Kendala dalam pembelajaran kitab kuning merupakan

persoalan yang selalu digelisahkan oleh guru adalah menyangkut

keaktifan seorang santri. Sebagai orang yang bertugas mengelola

kegiatan belajar dan mengajar, guru seringkali dihadapkan dengan

masalah rendahnya keaktifan santri dalam mengikuti proses

pembelajaran serta terlalu singkatnya para santri dalam pencarian

ilmu di pondok pesantren. Proses pembelajaran merupakan

transformasi pengetahuan, sikap dan ketrampilan dengan melibatkan

aktivitas fisik dan mental dari peserta didik. Maka, keterlibatan

peserta didik baik secara fisik maupun mental sebagai bentuk

pengalaman yang sangat penting di dalam proses pembelajaran.

Sedangkan, di beberapa lembaga pesantren, para guru sering

dihadapkan pada kenyataan bahwa santri mengalami kebosanan dan

penurunan ketertarikan dalam belajar dan terlalu singkatnya masa

santri di Pesantren, sehingga proses belajar tidak terlaksana secara

efektif. Oleh karena itu, guru sebagai seorang pendidik yang

profesional diharapkan mampu mengembangkan aktivitas belajar

santri, baik aktivitas fisik maupun mental guna menciptakan suasana

belajar yang berkualitas. hal tersebut bisa dilihat dari keaktifan santri

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Dalam meningkatkan keaktifan tersebut terutama didalam

peningkatan kemampuan baca kitab kuning bagi santri baru, seorang

pendidik dituntut untuk melakukan perubahan yang sifatnya inovatif

Page 33: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

12

dan kreatif. Berbagai metode dijalankan oleh pendidik untuk memacu

keaktifan belajar santri. Namun dalam kenyataanya, tidak jarang guru

mengalami kesulitan dalam pemilihan metode yang tepat

penerapannya dalam kegiatan tersebut. Sebab, kurangnya daya

dukung metode tentu berimbas pada kurangnya efektifitas dan

efisiensi dalam kegiatan pembelajaran.

Maka dalam hal ini, metode memainkan peran penting dalam

terlaksanaanya kegiatan pembelajaran. Bahkan, ada sebuah pepatah

yang diungkapkan oleh Prof. Dr Armai Arief, bahwa dalam dunia

Proses Belajar Mengajar, yang disingkat dengan PBM, dikenal

dengan ungkapan “Metode jauh lebih penting daripada materi”.32

Sedangkan menurut KH. Imam Zarkasyi seorang pendiri pondok

modern Gontor juga pernah menyatakan bahwa:

س اهم من الطريقة ا لطريقة اهم من المادة وروح المدر

(metode itu lebih penting dari materi, tetapi pribadi guru lebih

penting daripada metode).

Ungkapan tersebut artinya bahwa seorang guru yang

mengajarkan keimanan, bisa saja mengajarkan konsep-konsep

keimanan dengan materi yang lengkap, dalam, luas dan akurat. Akan

tetapi kemampuan guru menguasai metode bagaimana menyampaikan

materi yang dikuasai yang akan menjadi kunci kesuksesannya dalam

mengajar. Beda mengajar beda mendidik. Kalau tujuannya untuk

mendidik, apalagi mendidik keimanan, maka penguasaan materi dan

metode tidaklah cukup, akan tetapi haruslah materi keimanan itu

“terpribadi” dalam diri guru. Artinya guru akan berhasil mendidik

keimanan kalau gurunya benar-benar beriman. Disinilah transfer dan

“setruman” iman akan terjadi dan membuahkan hasil. Dan ini akan

32

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam, (Ciputat: Press,

002),h. 26

Page 34: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

13

semakin sempurna apabila “keimanan” guru ini benar-benar

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya, jadi suritauladan

bagi murid-murid dan masyarakat. Hal tersebut cukup rasional karena

secara tidak langsung cara yang digunakan akan sangat

mempengaruhi proses pembelajaran kitab kuning.33

Menurut pandangan Kyai Zarkasyi, pendiri PP Gontor yang

dikutip oleh H.M. Amin Haedari, metode pembelajaran di pesantren

merupakan hal yang selalu mengalami perkembangan dan perubahan

sesuai dengan penemuan metode yang lebih efektif dan efisien untuk

mengajarkan masing-masing cabang ilmu pengetahuan.34

Untuk

menghadapi perkembangan metode yang diterapkan dalam lembaga

pendidikan pada umumnya, berbagai metode pendidikan pesantren

yang bersifat tradisional dipandang perlu disempurnakan. Artinya,

perlu diadakan penelitian yang seksama terhadap efektivitas, efisiensi,

dan relevansi metode-metode tersebut untuk menemukan kelemahan

dan keunggulannya. Segi kelemahannya diperbaiki sedangkan segi

keunggulannya dipertahankan. Seruan yang sama disampaikan

Abdurrahman Wahid yang diungkapkan kembali oleh Bruinessen.35

Metode tidak hanya berfungsi sebagai penarik minat peserta didik

dalam belajar dan mengurangi kebosanan santri dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran, melainkan juga meningkatkan kualitas dan

kemampuan baca kitab kuning.

Metode yang diterapkan pesantren pada prinsipnya mengikuti

selera kyai, yang dituangkan dalam kebijakan-kebijakan

33

Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren, (Yogyakarta:

Lkis, 2010), Cet. Ke- 3, h. 6 34

H.M. Amin Haedari, Masa Depan Pesantren dalam Tantangan Modernitas dan

Tantangan Kompleksitas Global, (Jakarta:IRD PRESS, 2004), h. 40 35

Martin Van Bruinessen, NU Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru,

terj.LKiS, (Yogyakarta: LKiS, 1994), h. 185

Page 35: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

14

pendidikannya. Dari perspektif metodik, pesantren terbagi menjadi

tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok pesantren yang

hanya menggunakan metode yang bersifat tradisional dalam

mengajarkan kitab-kitab Islam klasik. Kelompok kedua adalah

pesantren yang hanya menggunakan metode-metode hasil

penyesuaian dengan metode yang dikembangkan pendidikan formal.

Kelompok ketiga adalah kelompok pesantren yang bersifat tradisional

dan mengadakan penyesuaian dengan metode pendidikan yang

dipakai yang dipakai dalam lembaga pendidikan formal.36

Pondok Pesantren Alawiyah merupakan salah satu pondok

pesantren yang ada di kabupaten Wonosobo. Awalnya pondok

pesantren ini merupakan sebuah asrama yang di dalamnya terdapat

kegiatan-kegiatan keislaman seperti di pondok pesantren, kemudian

asrama ini diresmikan secara kelembagaan menjadi pondok pesantren

pada tahun 2012.

Sejak awal berdirinya pondok pesantren Alawiyah, pengasuh

pondok pesantren yaitu K. Fatkhurohman berharap santri lulusan

pondok pesantren tersebut benar-benar menjadi santri yang

berkualitas dalam berbagai bidang dan bisa terjun di masyarakat

dengan bekal pengetahuan agama islam yang mumpuni terutama agar

santri pandai membaca dan memahami kitab kuning, karena hazanah

pengetahuan islam banyak yang bersumber dari kitab-kitab tersebut.

Namun pada saat itu banyak santri yang belum bisa membaca

dan memahami kitab-kitab (kitab kuning) yang telah diajarkan kepada

mereka, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

(1) para santri berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda-

36

Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi menuju Demokrasi

Institusi, h. 150

Page 36: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

15

beda sebelumnya, (2) santri belum pernah mempelajari ilmu alat yang

akan digunakan untuk membaca dan memahami kitab kuning, (3)

belum adanya guru khusus di Pondok Pesantren Alawiyah untuk

mengajarkan ilmu-ilmu alat seperti nahwu, Saraf, (4) Metode yang

digunakan belum tepat, dsb.

Dari berbagai permasalahan tersebut, maka pengasuh pondok

pesantren memutuskan untuk menerapkan metode Amtsilati untuk

diajarkan kepada para santri sebagai bekal agar bisa membaca dan

memahami tulisan-tulisan arab termasuk kitab suci Al-Qur’an dan

kitab-kitab klasik yang biasa disebut dengan kitab kuning.

Metode Amtsilati adalah suatu cara atau alat yang digunakan

dalam membaca serta memahami Kitab Kuning, dimana kitab

tersebut merupakan suatu kitab yang terprogram dan sistematis

sekaligus menjadi terobosan baru dalam mempermudah membaca

Kitab Kuning.37

Amtsilati mulai digunakan dan diajarkan di Pondok Pesantren

Alawiyah pada tahun 2016. Pada awalnya pengasuh mengajukan

permohonan untuk mengirimkan dua orang ustadz dari Pondok

Pesantren Darul Falah Jepara (pondok pesantren pusat Amtsilati)

untuk mengajarkan Amtsilati di Pondok Pesantren Alawiyah

Tumenggungan-Wonosobo. Permohonan tersebut diberikan oleh

pihak Pondok Pesantren Darul Falah dengan mengirimkan dua orang

ustadz yaitu ustadz Usman dan ustadz Wahid. Pihak pondok

pesantren menganggap bahwa metode tersebut sangat efektif dalam

membantu para santri untuk bisa membaca dan memahami kitab

kuning dan memahami kaidah bahasa Arab.

37

Taufiqul Hakim,Amtsilati Jilid . (Jepara: Al Falah offset, 2004), h. 4

Page 37: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

16

Metode Amtsilati diyakini sebagai metode yang andal untuk

membaca kitab kuning, bahkan metode ini digadang-gadangkan bisa

membaca kitab kuning hanya dalam kurun waktu enam bulan, dengan

kata lain metode ini diyakini mampu membuat santri bisa membaca

kitab kuning dalam waktu yang relatif singkat, mengingat betapa

susah dan lamanya penguasaan cara membaca kitab kuning pada

umumnya. Jika benar adanya bahwa belajar kitab kuning dengan

menggunakan metode Amtsilati lebih efektif dan memakan waktu

yang singkat tentulah semua pesantren berbondong-bondong

menggunakan metode ini dalam pengajaran kitab kuning, namun

realitasnya tidak demikian, lantas apa kelebihan metode amtsilati

sehingga K. Fatkhurohman sebagai pengasuh pondok pesantren

Alawiyah memutuskan menerapkan metode ini dalam pengajaran

kitab kuning, seberapa jauh penguasaan santri terhadap pembacaan

kitab kuning dengan menggunakan metode amtsilati, dan kenapa

dalam waktu yang singkat seseorang bisa membaca kitab kuning

dengan menggunakan metode Amtsilati, beberapa pertanyaan seputar

ke-efektifan penerapan metode amtsilati ini lah yang

melatarbelakangi penulis untuk mengkaji dan melakukan penelitian

dengan judul “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE

AMTSILATI DALAM KEMAMPUAN MEMBACA KITAB

KUNING (Studi Kasus Pondok Pesantren Alawiyah Tumenggungan)

WONOSOBO-JAWA TENGAH.”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Page 38: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

17

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan

masalahnya sebagai berikut:

a. Efektivitas pembelajaran bahasa Arab di pondok pesantren

b. Rendahnya minat santri untuk mendalami pelajaran bahasa Arab.

c. Motivasi santri belajar bahasa Arab

d. Kurangnya daya dukung metode pembelajaran bahasa Arab

e. Kurangnya efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan pembelajaran

bahasa Arab

f. Prestasi belajar santri berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab

g. Amtsilati sebagai metode pembelajaran bahasa Arab

h. Efektivitas pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan

metode Amtsilati

i. Hasil belajar bahasa Arab yang diinginkan

j. Kemampuan santri membaca kitab kuning setelah belajar bahasa

Arab.

2. Pembatasan Masalah

Dari sejumlah masalah yang diidentifikasi, agar pembahasan tidak

terlalu luas dan peneliti lebih bisa fokus. Maka peneliti membatasi pada:

Penerapan metode Amtsilati untuk dapat membaca dan memahami tulisan-

tulisan arab termasuk kitab suci Al-Qur’an dan kitab-kitab klasik yang biasa

disebut dengan kitab kuning serta keefektivan pembelajaran Amtsilati dalam

membantu para santri untuk bisa membaca dan memahami kitab kuning dan

memahami kaidah bahasa Arab.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah,

antara lain:

Page 39: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

18

a. Bagaimana efektivitas penerapan metode pembelajaran Amtsilati

di Pondok Pesantren Alawiyah Tumenggungan-Wonosobo?

b. Bagaimana efektivitas hasil pembelajaran Amtsilati dalam

kemampuan membaca kitab kuning di Pondok Pesantren

Alawiyah Tumenggungan-Wonosobo?

c. Apa saja hambatan-hambatan dari pembelajaran Amtsilati di

Pondok Pesantren Alawiyah?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang dan perumusan masalah diatas,

maka tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisa efektivitas pemebalajaran

Amtsilati di Pondok Pesantren Alawiyah Tumenggungan-

Wonosobo

2. Untuk mengetahui dan menganalisa kemampuan santri membaca

kitab kuning di Pondok Pesantren Alawiyah yang menerapkan

metode Amtsilati sebagai metode ajar bahasa Arab.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa hambatan-hambatan dari

pembelajaran Amtsilati di Pondok Pesantren Alawiyah

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari

penelitian ini adalah:

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan telaah khususnya pada peneliti sendiri dan

umumnya kepada para pendidik, untuk meningkatkan dedikasi

dan loyalitas terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai

Page 40: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

19

pendidik, terutama di pondok pesantren Alawiyah

Tumenggungan-Wonosobo.

2. Praktis

Diharapkan dari hasil penelitian Metode Amtsilati ini:

a. Sebagai bahan acuan untuk memberikan rekomendasi dan

menjadi pengetahuan dasar dalam membaca Kitab Kuning.

b.Dapat memperkaya dan memperbarui metode-metode yang

telah ada serta sebagai tambahan wawasan dan khazanah

keilmuan.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka berupa buku,

hasil penelitian, karya ilmiah atau sumber lain yang dijadikan penulis

sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang penulis

laksanakan.

Dalam hal ini penulis mengambil beberapa sumber sebagai

rujukan perbandingan.

1. Tesis karya Mulky Solahudin (2013), Mahasiswa Program

Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (Iain) Syekh Nurjati

Cirebon yang berjudul “Pembelajaran Metode Tamyiz Terhadap

Kemampuan Menterjemahkan Al-Qur’an Dan Membaca Kitab

Kuning Di SMP Negeri 2 Kedokanbunder Indramayu.” Tujuan

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang

pembelajaran Metode Tamyiz di SMPN 2 Kedokanbunder

Indramayu, proses pembelajaran metode Tamyiz di SMPN 2

Kedokanbunder Indramayu dan faktor pendukung dan

penghambat dalam pembelajaran metode Tamyiz di SMPN 2

Kedokanbunder Indramayu. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode kualitatif.

Page 41: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

20

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah metode pembelajaran dan obyek penelitian.

2. Tesis karya Akmal (2014), Mahasiswa Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran

Bahasa Arab Pada Pondok Pesantren Darul Huffadh Kab. Bone

(Analisis Terhadap Penguasaan Mahārah al-Lugah).” Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang

digunakan Pondok Pesantren Darul Huffadh Kab. Bone. Metode

penelitian adalah kuantitatif teknik analisis data berkenaan

dengan perhitungan

Fokus penelitian di atas adalah pembelajaran Bahasa Arab,

sedangkan fokus penulis adalah pembelajaran kitab kuning.

3. Jurnal karya Azuma Fela Sufa (2014), Mahasiswa PAI STIA

Alma Ata Yogyakarta yang berjudul “Efektifitas Metode

Pembelajaran Kitab Kuning Di Madrasah Diniyah Pondok

Pesantren Al-Mahalli Brajan Wonokromo Pleret Bantul Tahun

Ajaran 2013/201.” Latar belakang penelitian ini, metode-metode

yang digunakan pada umumnya belum sepenuhnya membantu

santri dalam memahami kitab kuning. Oleh karena itu, para

ustadz pondok pesantren berusaha menggali kreatifitas mereka

untuk mencari metode-metode lain yang bisa menunjang

pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren Al-Mahalli.

Penelitian ini termasuk jenis kualitatif naturalistik.

Hampir ada kemiripan dalam penelitian ini, namun ada sedikit

perbedaan dalam metode pembelajaran kitab kuning. Di

penelitian ini metode pembelajarannya tidak disebutkan secara

khusus.

Page 42: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

21

4. Tesis karya Taufik Rahman (2015), Mahasiswa Pascasarjana

IAIN Antasari Banjarmasin yang berjudul “Pembelajaran Kitab

Kuning Berbahasa Arab pada Mata Pelajaran Fiqih di Pondok

Pesantren Al Falah Putera Banjarbaru Kalimantan Selatan.”

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pembelajaran kitab

kuning berbahasa Arab, Apa problematika dalam pembelajaran

kitab kuning berbahasa Arab dan apa upaya pihak-pihak terkait

untuk mengatasi problem dalam pembelajaran kitab kuning

berbahasa Arab pada mata pelajaran fiqih di Pondok Pesantren

Al Falah Putera, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini ialah studi kasus melalui

pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembelajaran fiqih di Pondok Pesantren al Falah Putera

menggunakan dua sistem pembelajaran yaitu klasikal dan

pengajian. Sedangkan upaya-upaya yang telah dilakukan untuk

menanggulangi problem yang dihadapi: mengupayakan

pembuatan dokumen silabus; memberikan tambahan

pembelajaran fiqih diluar jam belajar; menyelesaikan materi

kitab fiqih pada tiap kelas dan jenjang; melaksanakan program

metode amtsilati (metode cepat membaca kitab).

Ada kemiripan dalam penelitian ini, sama-sama menggunakan

metode amtsilati dalam menanggulangi problematika dalam

pembelajaran kitab kuning. Hanya saja dalam penelitian ini

dikhususkan kitab kuning pada mata pelajaran Fiqih.

5. Jurnal karya Ahmad dkk (2017), Dosen Prodi Hukum Pidana

Islam STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan yang berjudul

“Efektivitas Penerapan Metode Al-Miftah Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Baru Di Pondok

Page 43: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

22

Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan Madura.”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan

metode Al-Miftah dalam membaca kitab kuning bagi santri baru.

Penelitian ini termasuk jenis kuantitatif. Hasil analisa data

menunjukkan bahwa penerapan metode Al-Miftah sangat baik

dan efektif untuk kemampuan membaca kitab kuning bagi santri

baru di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Madura.

Ada perbedaan dalam penggunaan metode pembelajaran

dalam membaca kitab kuning.

Kelima pembahasan tersebut mempunyai kemiripan dengan

penelitian penulis yaitu tentang efektifitas pembelajaran membaca

kitab kuning. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya yaitu metode yang digunakan dan objek

penelitiannya.

F. Metodologi Penelitian

Metode mengandung makna yang lebih luas menyangkut

prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk

memecahkan atau menjawab masalah penelitian.

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif

deskriptif, Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

atau memiliki karakteristik. Bahwa datanya dinyatakan dalam

keadaan sewajarnya atau sebagimana adanya (natural setting)

dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau

bilangan.

2. Sumber data

Page 44: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

23

Sumber data adalah subyek dari mana saja diperoleh.38

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud

sumber data adalah darimana peneliti akan mendapatkan dan

menggali informasi yang berupa data-data yang diperlukan,

sehingga mendukung penelitian ini. Ada 2 sumber penelitian

dalam penelitian ini yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung

dari sumbernya dan diperoleh sendiri oleh suatu organisasi

atau perorangan.39

Adapun yang menjadi data primer dalam

penelitian ini adalah pondok pesantren Alawiyah tentang

penerapan metode Amtsilati dalam membaca kitab kuning

serta keadaan pengajaran yang ada di pondok pesantren

Alawiyah.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh oleh suatu

organisasi dalam bentuk yang sudah jadi. Datanya adalah data

tentang jumlah santri, data pengajar dan susunan pengurus

pesantren Alawiyah serta sistem kegiatan pengajian yang di

terapkan dalam kelas.

3. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data tanpa mengetahui metode

pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan dalam

38

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid I (Yogyakarta:Andi Offset, 2000), h. 107. 39

Supranto, Metode Ramalan Kuantitatif. (Jakarta: Rineka Cipta), h. 8.

Page 45: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

24

penelitian kualitatif, metode pengumpulan data lebih banyak

pada observasi berperan serta wawancara mendalam dan

dokumentasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode-metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data

melalui pengamatan dan pencatatan mengenai fenomena –

fenomena yang diselidiki. Jadi observasi adalah cara

mengumpulkan data dengan pengamatan dan pencatatan

terhadap fenomena yang diselidiki.40

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para

ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu data

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi,

melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna

dari perilaku tersebut. Maka dari itu dalam penelitian ini

observasi menjadi metode pengumpulan data yang bersifat

primer. Metode observasi ini, penulis gunakan untuk

memperoleh data mengenai proses pelaksanaan model

amtsilati dalam proses pembelajaran kitab kuning di Pondok

Pesantren Alawiyah Tumenggungan-Wonosobo.

b. Wawancara

Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan

berlandaskan pada tujuan penelitian.41

Wawancara digunakan

data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga

40

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 309. 41

Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1998), cet. III, h. 63.

Page 46: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

25

apabila peneliti ingin hal-hal dari responden yang lebih

mendalam, Metode pengumpulan data ini mendasarkan diri

pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan dan keyakinan pribadi.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data

dengan cara mengadakan wawancara dengan orang-orang

yang penulis anggap penting yang berhubungan dengan data

penelitian. Penulis menggunakan metode wawancara ini untuk

memperoleh data tentang aplikasi model amtsilati dalam

proses pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren

Alawiyah Tumenggungan-Wonosobo.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu untuk mendapatkan data yang lebih akurat selain

diperoleh dari sumber manusia juga diperoleh dari dokumen.

Dokumentasi ini dapat berupa catatan-catan , trankrip, buku,

surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya.42

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data

berupa foto-foto, dokumen-dokumen, peraturan dan kebijakan

tentang aplikasi model amtsilati dalam proses pembelajaran

kitab kuning di Pondok Pesantren Alawiyah Tumenggungan-

Wonosobo.

4. Analisis data

Analisisis data merupakan upaya mencari dan menata

secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan

lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang

42

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), Cet. Ke-14 h. 206.

Page 47: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

26

kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai sebuah

temuan.43

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan

kedalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,

memililih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh sendiri

maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan

sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan

setelah selesai dilapangan. Namun dalam penelitian kualitatif,

analisis lebih difokuskan selama proses di lapangan

bersamaan dengan pengumpulan data.

Sebagai metode analisis data dalam penelitian ini,

penulis menggunakan deskriptif kualitatif, penjelasannya

sebagai berikut:

a. Metode deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki, menggambarkan atau melukiskan

keadaan objek ponelitian pada saat sekarang,

berdasarkan fakta- fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya.44

43

Noeng Muhadjir, Metode penelitian kualitatif, (Yogyakarta:Rake Sarasin, 1996), h.

104. 44

Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosda

Karya,2002), h. 3.

Page 48: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

27

b. Metode Kualitatif, yaitu metode menganalisis hasil

data dengan landasan teoritis yang telah ditetapkan.45

G. Sistematika Penulisan

Penulis membagi sistematika pembahasan penelitian ini

menjadi lima bab dengan rincian tiap bab sebagai berikut:

Bab pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

permasalahan meliputi: identifikasi masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian

pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab kedua, landasan teori yang berisi tentang : pembelajaran

yang meliputi pengertian pembelajaran, pembelajaran yang efesien

dan efektif, Pesantren dan Pendidikan Islam, kemampuan membaca

kitab kuning dan metode Amtsilati yang meliputi sejarah

perkembangan metode Amtsilati, materi-materi dalam metode

Amtsilati, sistem pembelajaran metode Amtsilati, silabus metode

Amtsilati dan tujuan pembelajaran metode Amtsilati.

Bab ketiga, berisi tentang gambaran umum pondok pesantren

Alawiyah yang meliputi letak geografis, sejarah singkat berdirinya,

visi dan misi, struktur organisasi serta keadaan pengasuh, ustadz dan

santri.

Bab keempat, berisi tentang pembelajaran bahasa arab

dengan metode amtsilati di pondok pesantren Alawiyah yang

meliputi: konsep dasar metode amtsilati, penerapan metode amtsilati

di pondok pesantren Alawiyah yang meliputi sejarah penerapan

metode Amtsilati, sistem pembelajaran Amtsilati dan efektifitas

pembelajaran metode Amtsilati, hambatan-hambatan yang terjadi

pada proses pembelajaran metode amtsilati di pondok pesantren

45

Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 23.

Page 49: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

28

Alawiyah, dan keberhasilan pembelajaran metode amtsilati dalam

kemampuan membaca kitab kuning di pondok pesantren Alawiyah.

Bab kelima , penutup berisi tentang kesimpulan dan saran-

saran dari penulis untuk perbaikan-perbaikan yang mungkin dapat

dilakukan.

Page 50: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

29

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah maka efektivitas pembelajaran

Amtsilati di pondok pesantren Alawiyah di Wonosobo bisa dilihat dari

dua aspek:

1. Efektivitas dalam masa dan proses pembelajaran Amtsilati. Pada

aspek ini pembelajaran Amtsilati sangat efektif, hal ini terbukti dari

minat dan semangat santri dalam mempelajari Amtsilati selama

penulis melakukan observasi dan berdasarkan hasil wawancara

terhadap santri.

Berdasarkan observasi penulis selama tujuh hari di pesantren

Alawiyah, proses pembelajaran metode Amtsilati di pesantren ini

sangat teratur dan efektif, para santri yang belajarpun kelihatan

senang dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar

Amtsilati. Meskipun para santri di pondok pesantren Alawiyah

Wonosobo masih terbilang sedikit, hal ini mungkin dikarenakan

pesantren ini adalah pesantren yang baru lahir, akan tetapi proses

pembelajaran sangat teratur dan disiplin, khususnya pada pelajaran

Amtsilati. Dari cara santri belajar, mendengarkan materi dari guru,

muraja’ah dan belajar kelompok sesama santri bisa diketahui betapa

tinggi semangat dan minat santri dalam mempelajari Amtsilati

Berdasarkan wawancara dengan pengasuh pondok pesantren

Alawiyah yaitu Kyai Fatkhurohman, yang keseharian beliau bersama

santri serta ikut dalam mengajarkan Amtsilati juga, beliau

menyatakan bahwa pelajaran Amtsilati sangat menyenangkan bagi

santri, beliau juga melihat semangat dan minat para santri dalam

Page 51: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

30

belajar Amtsilati, semangat dan minat ini menurut beliau timbul

dikarenakan pembelajaran Amtsilati menyenankan bagi santri dan

tidak menjenuhkan.

Hasil wawancara dengan beberapa santri juga mengindikasikan minat

dan semangat mereka terhadap pelajaran Amtsilati, para santri

antusias mengatakan pelajaran amtsilati menyenangkan dan mudah

dipelajari ketika ditanya pandangan mereka terhadap proses

pembelajaran Amtsilati.

Efektivitas proses pembelajaran Amtsilati di pondok pesantren

Alawiyah berdasarkan penelitian penulis adalah sangat efektif.

2. Efektivitas dari segi hasil belajar. Hasil evaluasi belajar Amtsilati

melalui tes yang dijelaskan di atas sangat efektif pada tataran

mengerti qawaid bahasa Arab, hal itu terbukti dari kemampuan santri

dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan kaedah

bahasa Arab dengan hanya belajar selama kurun waktu tujuh bulan,

namun dari segi membaca kitab kuning dengan lancar dan

menerjemahkan dengan baik masih belum efektif, karena salah satu

tujuan dari pembelajaran Amtsilati adalah mampu membaca kitab

kuning dan menerjemahkannya.

Penguasaan qawaid bahasa Arab tentunya bagian dari membaca kitab

kuning dan bahasa Arab itu sendiri, untuk bisa membaca kitab kuning

harus mengerti terlebih dahulu qawaid bahasa Arab, oleh sebab itu

penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran Amtsilati yang mengarah

kepada keefektifan hasil dari pembelajaran di Pesantren Alawiyah

Wonosobo cukup efektif, mesikipun keefektifan ini masih pada

tataran mengerti qawaid bahasa Arab.

3. Hambatan Pembelajaran Bahasa Arab. Sebagaimana biasanya proses

pembelajaran pada umumnya, selalu ada yang namanya hambatan-

Page 52: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

31

hambatan dalam proses pembelajaran. Hambatan itu bisa datang dari

guru sendiri, dari peserta didik, lingkungan keluarga ataupun karena

faktor fasilitas. Dalam proses pembelajaran Amtsilati di pondok

pesantren Alawiyah, penulis mengelompokkan hambatan-hambatan

yang dihadapi oleh santri dalam proses pembelajaran menjadi dua,

yaitu faktor penghambat internal dan faktor penghambat eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang disebabkan oleh diri santri sendiri

dalam proses pembelajaran, faktor internal tersebut antara lain: (1)

Kesulitan dalam menghafal dan kurang fokus. (2) Faktor eksternal :

Faktor eksternal adalah hambatan yang datang dari luar diri santri

dalam proses pembelajaran Amtsilati.

B. Saran-saran

1. Untuk Pondok Pesantren Alawiyah hendaknya santri yang belajar

metode Amtsilati sering dilatih membaca kitab kuning dan

menerjemahkannya agar tujuan dari pembelajaran amstilati

tercapai dengan maksimal.

2. Masih banyak pesantren yang menggunakan metode Amtsilati

selain pesantren Alawiyah Wonosobo, seperti Pondok Pesantren

Adh-Dhuha Karang Tengah Ciledug Tangerang, oleh sebab itu

penelitian tentang efektivitas pembelajaran Amtsilati ini masih

terbuka lebar untuk diteliti.

3. Pada kajian Amtsilati selain efektivitas pembelajaran, masih

banyak lagi hal-hal penting yang harus diteliti, misalnya pada

bagian materi ajar Amtsilati, tujuan dan kegunaan metode

Amtsilati, dll.

Page 53: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

32

4. Penelitian-penelitan selanjutnya diharapkan bisa membandingkan

metode Amtsilati dengan metode pembelajaran kitab kuning

lainnya.

Page 54: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

33

DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Aridl, Ali Hasan Sejarah dan Metodologi Tafsir, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada,1994.

Aly, Abdullah. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren, Yokyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011.

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam, Ciputat:

Press, 2002.

___________ Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: CRSD PRESS, 2005.

Arifin, M. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Sekolah dengan

Rumah Tangga, Jakarta: Bulan Bintang, 2013.

Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta, 2003

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju

Millenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002

Bruinessen, Martin Van. Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat Tradisi Islam

di Indonesia, Bandung : Mizan, cet II, 1995.

___________________. NU Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana

Baru, terj.LKiS, Yogyakarta: LKiS, 1994.

Dahlan, Abdul Aziz. (et.al), Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ictiar Baru Van

Hoeve, 1996.

Darajat, Zakiyah dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2009

Dhofier, Zamakhsari Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup

Kyai Jakarta: LP3ES, 1995.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,

2014

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar dan Mengajar,

Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Page 55: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

34

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan Jakarta: PT Grasindo,

2002.

Hadi, Sutrisno Metodologi Research, Yogyakarta:Andi Offset, 2000.

Haedari, Amin dkk. Masa Depan Pesantren dalam Tantangan Modernitas

dan Tantangan Kompleksitas Global, Jakarta: IRD Press, 2004.

Haedari, H.M. Amin. Masa Depan Pesantren dalam Tantangan Modernitas

dan Tantangan Kompleksitas Global, Jakarta:IRD PRESS, 2004

Hakim, Taufiqul. Amtsilati: Program Pemula Membaca Kitab Kuning,Jilid 1

Jepara: Al-Fallah Offset, 2003.

______________ Amtsilati: Program Pemula Membaca Kitab Kuning,Jilid 2

Jepara: Al-Fallah Offset, 2003.

______________ Amtsilati: Program Pemula Membaca Kitab Kuning Jilid

3, Jepara: Al-Fallah Offset, 2003.

______________ Amtsilati: Program Pemula Membaca Kitab Kuning,Jilid 4

Jepara: Al-Fallah Offset, 2003.

______________ Amtsilati: Program Pemula Membaca Kitab Kuning, Jilid

5 Jepara: Al-Fallah Offset, 2003.

______________ Sharfiyaah: Metode Praktis Memahami Sharof dan I’lal,

Jepara: Al-Fallah Offset, 2005

______________ Qa’idati: Rumus dan Qaidah, Jepara: Al-Fallah Offset,

2004.

_____________ Tawaran Revolusi Sistem Pendidikan Nasional Berbasis

Kompetisi, Jepara: PP Darul Falah, 2004.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta : PT. Bumi Aksara,

2002.

Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. STRATEGI PEMBELAJARAN

TERPADU: Teori, Konsep, dan Implementasi Yogyakarta: Familia,

2012.

Hasbulloh. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2009.

Page 56: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

35

http://republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/16/04/13/o5k8s635-

kembangkan-metode-pengajaran-kitab-kuning (diakeses pada hari

Rabu 11 April 2018, Pukul 09:30)

http://www.nu.or.id/post/read/40297/amtsilati-metode-baru-ngaji-nahwu

(Diakses, Kamis 19 April 2018, Pukul 21:05)

http://www.nu.or.id/post/read/40297/amtsilati-metode-baru-ngaji-nahwu

(Diakses, Kamis 19 April 2018, Pukul 21:05)

http://www.nu.or.id/post/read/40297/amtsilati-metode-baru-ngaji-nahwu

(Diakses, Kamis 19 April 2018, Pukul 21:05)

http://www.nu.or.id/post/read/40297/amtsilati-metode-baru-ngaji-nahwu

(Diakses, Kamis 19 April 2018, Pukul 21:05)

http://www.nu.or.id/post/read/40297/amtsilati-metode-baru-ngaji-nahwu

(Diakses, Kamis 19 April 2018, Pukul 21:05)

Jorgensen, Dany L. Partisipan Observation, New Delhi: Sage Publications,

1989.

Joyce, Bruce dan Marrsha Weil. Models of Teaching, London ; Allyn

Bacon,1996.

Kafrawi. Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren. Jakarta:

PTCemara Indah, 2001.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses pada tanggal 24 Mei 20018

Ladjid, Hafni. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Quantum Teaching, 2005.

Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islami, Jakarta: Al-Husna, 1987

________________ Manusia&Pendidikan Suatu Analisa Psikologis, Filsafat

dan Pendidikan”Jakarta: Pustaka Al-Husna, 2004.

Madjid, Nurcholis. Modernisasi Pesantren, Jakarta: Ciputat Press, 2002

Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran PAI, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012.

Page 57: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

36

Marimba, Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-

Ma’arif, 1989

Masyhud. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka, 2003.

Maunah, Binti. Tradisi Intelektual Santri (Dalam Tantangan dan Hambatan

Pendidikan Pesantren di Masa Depan), Yogyakarta: Teras, 2009.

Mochtar, Affandi. “Tradisi Kitab Kuning: Sebuah Observasi Umum”, dalam

Said Aqiel Sirajd (ed.), Pesantren Masa Depan: Wacana

Pemberdayaan dan Tranformasi Pesantren, Bandung: Pustaka

Hidayah, 1999

Moeleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosda

Karya,2002)

Muhadjir, Noeng. Metode penelitian kualitatif, Yogyakarta:Rake Sarasin,

1996.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2010.

Muhtarom, Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Mujahidin, Endin. Pesantren Kilat, Alternatif Pendidikan Agama di Luar

Sekolah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005

Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional: dalam Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi pendidikan Jogjakarta:

Ar-ruz Media, 2010.

Munawworah, Djunaidatul. Filsafat Pendidikan: Prespektif Islam dan

Umum, Tangerang: UIN Jakarta Press, 2003

Nafi’, M. Dian dkk. Praksis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta: Instite for

training and development (ITD) Amherst, 2007.

Nasir, Ridlwan. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok

Pesantren di Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta: Pustaka pelajar,

2005.

Nata, Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-isu Kontemporer

Pendidikan Islam, Jakarta: PT Rajagrapindo Persada, 2013.

Page 58: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

37

______________Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-

lembaga Pendidikan Islam di Indonesia Jakarta: Grasindo, 2001.

Nawawi, H. Dadari. Adminstrasi Pendidikan, Jakarta: H. Masagung, 1988.

Nazir, Moh. Metodologi Penelitian, Jakarta:Ghalia Indonesia, 1998.

Nizar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2009.

Pidarta, Made. Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan

Sistem, Jakarta: Rineka cipta, 1988.

Pondok Pesantren Alawiyah. Warta Singkat Pondok Pesantren Alawiyah

kalikajar, 2012.

Prayitno. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2009.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan Remaja Bandung: Remaja Rosda

Karya,1996.

Qomar, Mujamil. Dimensi Manajemen Pendidikan Islam, Malang: Emir,

2013

______________ Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga, 2006.

Rahim, Husni. Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Ciputat: Logos

Wacana Ilmu, 2001.

Ramayulis.“Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta: Kalam Mulia, 2015.

Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung:

Penerbit Alfabeta,2011.

Rofiq, A. Pemberdayaan Pesantren,Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara,

2005.

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model

Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan Jakarta:

Prenada Media, 2004

Ruswandi dan Badrudin. Pengembangangn Kepribadian Guru, Bandung:

Insan Mandiri, 2010

Page 59: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

38

Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum

teaching, 2005.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008.

_____________ Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

_____________ Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta:Kencana, 2008

Shaleh Abdur Rahman. Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren,

Jakarta:Departemen Agama RI, 1982.

Siradj, Said Aqiel. Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan

Transformasi Pesantren, (Bandung:Pustaka Hidayah,1999.

Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi, Jakarta:

rineka cipta, 1995.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998.

Soleh, Sonhaji. Dinamika Pesantren. Jakarta: CV Guna Aksara, 1988.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.

Supranto. Metode Ramalan Kuantitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Susilo, Muhammad Joko. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar ,2007.

Sutomo, dkk. Manajemen Sekolah, Semarang : Unnes Press, 2008

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islami, Bandung: Remaka Rosdakarya,

2015.

Thoha, Zainal Arifin. Runtuhnya Singgasa Kiai, Yogyakarta: Kutub, 2003.

Tilaar, Pradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Page 60: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

39

Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pola Pengembangan

Pondok Pesantren DitPeka Pontren. 2003.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Jakarta:

PT. Imtima, 2007.

Wahid, Abdurrahman. Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren,

Yogyakarta: Lkis, 2010.

Yafie, Ali. Kitab Kuning: Produk Peradaban Islam, dalam „Pesantren” jurnal

Vol. VI (1), Tahun 1988.

Yasmadi. Modernisasi Pesantren, Ciputat: Ciputat Press, 2005.

Zamroni, Profil Pesantren, Jakarta: Tim Lembaga Penelitian dan Pendidikan,

1982.

Zayadi, Ahmad dan Abdul Majid. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta: Rajawali Press,

2013.

Page 61: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Bimbingan Tesis

2. Surat Permohonan Data dan Informasi

3. Surat Keterangan Penelitian di Pondok Pesantren Alawiyah Wonosobo

4. Surat Keterangan Wawancara dengan Kyai

5. Surat Keterangan Wawancara dengan santri

6. Hasil Wawancara

7. Lembar Jawaban Santri

8. Foto-foto

Page 62: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 63: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 64: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 65: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 66: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 67: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 68: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 69: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 70: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 71: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 72: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 73: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 74: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 75: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 76: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Page 77: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Foto Pondok Pesantren Alawiyah Wonosobo

Foto bersama K. Fatkhurrohman dan santri putri

Foto bersama K. Fatkhurrohman dan santri putra

Page 78: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Foto santri sedang mengisi soal tes

Foto Proses pembelajaran di kelas

Page 79: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Foto Pembelajaran di luar kelas

Foto santri sedang shalat berjama’ah

Foto santri putri sedang tadarus Al-Qur’an

Page 80: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Foto Santri Putra Sedang Istirahat Sambil Mengulang Hafalan

Foto Santri Putri Sedang Istirahat Sambil Mengulang Hafalan

Foto Haflatuttasyakur wal Ikhtitam

Page 81: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Salah satu kegiatan kesenian di Pondok Pesantren Alawiyah

Juara II Lomba Murottal tingkat kabupaten Wonosobo

Santri Berprestasi

Page 82: NIM. 216430173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BIODATA PENULIS

Nama : Neneng Ulfiyah

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 14 Agustus 1979

Alamat : Jl. Masjid Al-Abror RT

001/01 no. 5A Pondok Karya

Kec. Pondok Aren

Kota Tangerang Selatan

Banten

Pendidikan Formal : MI Nurul Huda Pondok Karya

MTs Al-Hikmah Benda-Sirampog

MA Jamiyyah Islamiyah Pd. Aren

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendidikan Non Formal : Muallimat Al-Hikmah Benda - Sirampog

Alamat E-mail : [email protected]