nilai-nilai pendidikan karakter dalam kisah umar bin

120
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN KHATTAB SEBAGAI KHALIFAH Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Oleh: Papat Siti Patimah NIM: 2116054 PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI TAHUN 1441 H/ 2020 M

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

KHATTAB SEBAGAI KHALIFAH

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Oleh:

Papat Siti Patimah

NIM: 2116054

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

TAHUN 1441 H/ 2020 M

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

i

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama/NIM : Papat Siti Patimah/ 2116054

Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 01 Oktober 1998

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / S1 Pendidikan Agama

Islam

Judul Skripsi : “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM KISAH UMMAR BIN KHATTAB

SEBAGAI KHALIFAH”

Menyatakan dengan sesungguhnya karya ilmiah (skripsi) saya dengan

judul diatas asli karya sendiri, maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum

yang berlaku dan gelar kesarjanaan dicabut sampai batas waktu yang ditentukan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 1 November 2020

( Yang menyatakan )

Papat Siti Patimah

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam

Kisah Umar Bin Khattab Sebagai Khalifah” yang di susun oleh Papat Siti

Patimah NIM.2116054, telah memenuhi persyaratan Ilmiah dan disetujui

untuk diajukan ke sidang Munaqasah.

Demkianlah persetujuan ini dibuat untuk dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, November

2020 Pembimbing

FAUZAN, M.Ag

NIP. 1975010220050110

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah

Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam

Kisah Ummar Bin Khattab Sebagai Khalifah”.

Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Habibullah junjungan umat

Nabi Muhammad saw. yang telah menyampaikan risalah kebenaran melalui

Alquran dan sunnah. Beliau merupakan suri tauladan yang paling baik serta pelita

penerang jalan di celah-celah kegelapan dalam kehidupan umat manusia hingga

akhir zaman.

Ucapan terima kasih yang sangat besar penulis sampaikan

kepadaAyahanda tercinta bapak Wawan Kartiawan dan Ibunda terkasih Mama

Munawaroh, atas semua do’a dan dukungan yang diberikan serta curahan kasih

sayang yang tiada henti melalui pengorbanan yang sangat besar, semoga Allah

Swt. selalu mencurahkan rahmat dan kasih sayang kepada keduanya. Tak terlupa

kehadiran suami tersayang Khaizil Padri serta buah hati Arslan Sayyed Alpadri

ditengah proses penulis menempuh studi sehingga menambah semangat dalam

menyelesaikan studi dan meraih cita-cita. Selain itu ucapan terima kasih juga

penulis sampaikan kepadasaudara kandung dan saudara ipar penulis yaitu teteh

Yeni Mulyanidan Aa BudiRahmat, teteh Irma Dewi dan bangRahmat Dona,

teteh Ucu Nurhasanah dan mas Likun yang telah memberikan dukungan dan

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

iv

motivasi baik moril maupun materialkepada penulis dalam rangka menyelesaikan

pendidikan. Ucapan terimakasih juga untuk Ayah mertua bapak Panin dan Ibu

mertua Ibu Nurbaiti yang menambah doa-doa dengan penuh kasih sayang kepada

penulis.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka menyelesaikan jenjang perkuliahan

di IAIN Bukittingi, dan menjadi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan

secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Humselaku Rektor IAIN Bukittinggi, Bapak Dr.

Asyari, S. Ag, M. Siselaku wakil rektor I, Bapak Dr. Novi Hendri, M. Ag

selaku wakil rektor II, dan Bapak Dr. Miswardi, M. Humselaku wakil rektor

III IAIN Bukittinggi.

2. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pdselaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, BapakDr. Iswantir, M, M.Agselaku wakil dekan I, Dr. Charles,

S. Ag, M. Pd. I, selaku wakil dekan II, Dr. Supratman, M. Pd, M Kom,

selaku dekan III Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

3. IbuSalmiwati, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis selama

menempuh perkuliahan di IAIN Bukittinggi.

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

v

4. Bapak Fauzan, M.Ag selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak

menasehati, membantu serta membimbing penulis selama menempuh

perkuliahan di IAIN Bukittinggi.

5. Bapak Fauzan, M.Ag,selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat penting dan bermanfaat bagi

penulis guna penyelesaian skripsi di IAIN Bukittinggi.

6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan dan karyawati Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan berbagai

ilmu pengetahuan.

7. Bapak/Ibu Kepala Perpustakaan serta karyawan dan karyawati perpustakaan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberikan

pelayanan dan memfasilitasi penulis dalam mencari literatur dan berbagai

kajian ilmu terkait penelitian yang penulis lakukan..

8. Rekan-rekan seperjuangan yaitu semua mahasiswa PAI B angkatan 2016 yang

tidak disebutkan namanya satu per satu yang telah banyak memberikan

semangat dan masukan dalam penyelesain skripsi ini.

9. Kepada semua mahasiswa dan mahasiswi di lingkungan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bukittinggi, dan teristimewa kepada mahasiswa dan mahasiswi

seangkatan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam berikut seluruh

mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Agama Islam yang telah banyak membantu penulis selama

perkuliahan.

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

vi

10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan studi di

IAIN Bukittinggi.

Semoga bimbingan dan bantuan yang bapak, ibu, keluarga dan teman-

teman berikan menjadi amal kebaikan dan mendapat balasan yang sesuai dari

Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari apa yang diharapkan,

mengingat sangat terbatasnya waktu dan kemampuan yang ada pada diri penulis.

Namun demikian penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

sendiri maupun bagi pihak lain, dan juga penulis menerima segala kritik dan saran

untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.

Terakhir penulis mendo’akan mudah-mudahan seluruh bentuk bantuan

yang telah penulis terima dari semua pihak, dibalas oleh Allah SWT dengan

kebaikan yang berlipat ganda, Aamiin..

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bukittinggi,15 Oktober 2020

Penulis,

Papat Siti Patimah

2116054

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah, ku persembahkan karya

kecilku ini untuk orang-orang yang Aku sayangi:

1. Kepada kedua orang tua yang sangat aku cintai dan sayangi yaitu

AyahandaWawan Kartiawan dan Ibunda O.Munawaroh yang tak pernah

bosan memotivasiku dan selalu mendo’akanku. Dukungan berupa materi

maupun non materi yang selalu beliau limpahkan kepadaku. Keduanya tidak

tidak henti-hentinya melimpahkan kasih sayangnya dan bersusah payah agar

penulis bisa kuliah dan menyelsaikan strata 1 atas izin Allah SWT. semoga

penulis juga bisa melanjutkan ke jenjang S2, Insyaa Allah. Jasa mereka tidak

akan pernah terbalaskan sampai kapanpu. Hanya Allah SWT yang akan

membalas semua kebaikan kedua orang tuaku.

2. Kepada suamiku terkasih dan Ayah dari anak-anak ku yaitu Abang Khaizil

Padri terimakasih untuk setiap pengertian yang diberikan sehingga

mengijinkan aku sedikit sibuk dengan studi ku, dan terimakasih untuk doa-doa

serta dukungan dan motivasinya. Semoga Allah SWT memberkahi keluarga

kita menjadi keluarga Sakinnah, Mawaddah, Warrahmah hingga Jannah, dan

Allah SWT menganugrahkan kita keturunan yang Shaleh dan Shalehah.

Aamiin Yaa Allah.

3. Kepada buah hati tersayang belahan jiwa Ummi yaitu Arslan Sayyed

Alpadri, terimakasih sayang karena telah hadir melengkapi semangat Ummi,

hadir ditengah proses Studi Ummi. Menemani Ummi dari mulai semester 6,

KKN, Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).didalam kandungan Ummi

hingga Ummi dapat menyelesaikan strata 1. Semoga Allah SWT menjadikan

kamu anak yang Shaleh, calon ulama besar dimasa depan yang hanif, calon

Ahlul Qur’an yang ta’at, dan menjadi asbab Ridha Allah SWT kepada Ummi

dan Abi. Aamiin Yaa Allah.

4. kepada saudara kandung dan saudara ipar penulis yaitu teteh Yeni Mulyani

dan Aa BudiRahmat, teteh Irma Dewi dan bang Rahmat Dona, teteh Ucu

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

viii

Nurhasanah dan mas Likun yang telah memberikan dukungan dan motivasi

baik moril maupun material kepada penulis dalam rangka menyelesaikan

pendidikan ini. Semoga Allah SWT membalas jasa-jasa kakak-kakak dengan

pahala yang berlipat ganda serta menjadikan keluarga kakak-kakak sebagai

keluarga yang Sakinnah, Mawaddah, Warrahmah hingga Jannah, dan Allah

SWT menganugrahkanketurunan yang Shaleh dan Shalehah. Aamiin Yaa

Allah.

5. Kepada Ayah mertua Ayahanda Panin dan Ibunda mertua Ibunda Nurbaiti

yang menambah doa-doa dengan penuh kasih sayang kepada penulis, sehingga

bertambah kemudahan dan semangat bagi penulis dalam rangka

menyelesaikan pendidikan ini.

6. Kepada keluarga besar PAI 2016 terkhusus PAI B yang selalu mewarnai

perjuangan penulis. Semoga Allah SWT memudahkan segala urusan kita.

Aamiin Yaa Allah.

7. Kepada sahabat penulis Susilawati Abdul, Meli Gustia, Fadhilah

Muharrami, Jaimanida, Mahdalena, Wahyuni, Kak Elvi, Haniah, Ilfa

Ahmalia, Novia Sulastri yang telah menjadi teman dalam seperjuangan yang

selalu memberi semangat di saat keputusasaan datang, yang merasakan senang

saat kesenangan menghampiri penulis serta membaitkan doa-doa kepada

penulis. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah dilakukan

serta memberkahi. Aamiin Yaa Allah.

8. Kepada guru pamong sewaktu penulis Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).

di SMP N 1 Ampek Angkek yaitu ibu Yenni Fithri, S.Pd.Iyang telah

memberikan kelapangan dan kemudahan kepada penulis, memahami dan

mengerti keadaan penulisserta memberi arahan kepada penulis, semoga Allah

SWT membalas kebaikan ibu dan memudahkan serta melapangkan urusan ibu

dan keluarga. Aamiin Yaa Allah.

9. Kepada kepala sekolah dan Wakil Kepala sekolah SMP N 1 Ampek Angkek

beserta majelis guru SMP N 1 Ampek Angkek, yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis dalam menyelasaikan Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL).

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

ix

ABSTRAK

Skripsi atas nama Papat Siti Patimah, NIM. 2116054. Skipsi ini

berjudul: “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH

UMAR BIN KHATTAB SEBAGAI KHALIFAH”.Maksud dari judul ini

adalah Suatu gambaran tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang dimiliki

Umar bin Khattab saat menjadi Khalifah.

Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang

memiliki akhlak dan kepribadian yang luar biasa. Allah SWT telah

memuliakan Umar bin Khattab dengan Islam yang menganugrahinya akidah

yang benar lagi murni. Umar bejalan diatas manhaj Rasulullah SAW dan

mendapatkan pendidikan langsung dari Rasulullah SAW. Sehingga Umar bin

Khattab memberikan teladan akhlak dan karakter yang mulia terkhusus setelah

ia masuk Islam dan menjabat menjadi Khalifah. Ia menunjukan bagaimana

karakter dan akhlak yang harus dimiliki seorang pemimpin sesungguhnya

serta memberikan teladan kepada rakyatnya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

kepustakaan (library reseach), yaitu pendalaman, penelaahan dan

pengidentifikasian pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan,

buku-buku referensi atau hasil penelitian lain). Adapun sumber data dalam

penelitian ini yaitu: sumber primer dan sumber sakunder. Sedangkan metode

penelitian menggunakan metode deskriptif analitik yaitu usaha yang tertuju

pada masalah yang ada pada masa sekarang dengan mengumpulkan data yang

ada pada masa sekarang kemudian di analisis.

Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat penulis simpulkan dalam

penelitian ini ada tiga belas, yaitu: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja

Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Menghargai Prestasi, Bersahabat/

Komunikatif, Cinta Damai, Peduli Sosial dan Tanggung Jawab.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

x

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS .....................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................vi

ABSTRAK .........................................................................................................ix

DAFTAR ISI .....................................................................................................x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .....................................................1

B. Batasan Masalah ................................................................11

C. Rumusan Masalah .............................................................11

D. Tujuan Penelitian ...............................................................12

E. Kegunaan Penelitian ..........................................................12

F. Penjelasan Judul .................................................................12

G. Sistematika Penulisan ........................................................14

H. Penelitian Relevan..............................................................15

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Nilai Pendidikan Karakter ................................................19

1. Pengertian Nilai Pendidikan Karakter ..........................19

2. Dasar-Dasar Pendidikan Karakter ................................24

3. Tujuan Pendidikan Karakter ........................................28

4. Urgensi Pendidikan karakter ........................................29

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................31

B. Kisah Umar Bin Khattab ...................................................35

1. Kepribadian umar bin Khattab ....................................35

a. Kelahiran , Nasab dan Sifat Jasmani Umar bin

Khattab

..............................................................................35

b. Umar bin Khattab Sebelum Masuk Islam .............37

c. Umar bin Khattab setelah Masuk Islam ................41

d. Keluarga Umar bin Khattab ..................................47

2. Umar bin Khattab saat Menjadi Khalifah ...................47

a. Proses Pengangkatan Umar sebagai Khalifah......47

b. Pidato Pertama Umar setelah Menjadi Khalifah ..49

c. Masa KeKhalifahan Umar bin Khattab ...............51

d. Wafatnya Umar bin Khattab ................................59

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................62

B. Sumber Data .....................................................................63

C. Metode Analisa Data ........................................................64

D. Teknik dan Pengumpulan Data .........................................64

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Religius .............................................................................65

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

xi

B. Jujur ..................................................................................71

C. Toleransi ...........................................................................73

D. Disiplin ..............................................................................77

E. Kerja Keras .......................................................................79

F. Kreatif ...............................................................................81

G. Mandiri ..............................................................................84

H. Demokratis .......................................................................88

I. Menghargai Prestasi ..........................................................92

J. Bersahabat/Komunikatif ...................................................94

K. Cinta Damai ......................................................................97

L. Peduli Sosial......................................................................100

M. Tanggung Jawab ...............................................................104

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................109

B. Saran .................................................................................110

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang

lain, tabiat, watak1.Dalam hal ini karakter merupakan istilah yang

menunjuk kepada aplikasi nilai-nilai kebaikan atau keburukan dalam

bentuk tingkah laku.

Membicarakan karakter merupakan hal yang sangat penting dan

mendasar.Karakter itu sama dengan akhlak dalam pandangan Islam, dan

sebagai penanda bahwa seorang itu layak atau tidak layak disebut

manusia2.Orang yang disebut berkarakter ialah orang yang dapat merespon

segala sesuatu secara bermoral, yang dimanifestasikan dalam bentuk

tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik. Dengan demikian dapat

dipahami bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri

seseorang yang akan terbentuk melalui pengalaman yang dilaluinya serta

pendidikan, sehingga munculah istilah pendidikan karakter.

Istilah character education(pendidikan karakter) relatif baru

berjalan dalam lingkungan praktisi pendidikan Islam dibandingkan

dengan istilah value education (pendidikan nilai). Pendidikan karakter

lebih memfokuskan cara membentuk peserta didik melalui moralnya,

1Agung Harapan, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: CV Agung

Harapan, 2003), hal.300 2Muchlas Samani dan Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

(Bandung : Remaja Rosda Karya,2011),hal.3

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

2

karena karakter sendiri adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi

ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama3. Sedangkan

pendidikan nilai hanya berfok

us pada pengetahuan dan ketrampilan siswa.

Pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan agama Islam

yaitu: untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta

pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada

Allah, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

Maka, terlihat jelas bahwa tujuan pendidikan karakter dengan

tujuan pendidikan agama Islam sangat berkaitan. Namun, pada

kenyataannya tidak sedikitmasyarakat terkhusus di Indonesia yang tidak

memahami bahwa pendidikan karakter itu sangatlah penting. Sehingga,

masyarakat mengesampingkan nilai-nilai pendidikan karakter dan lebih

mengutamakan pendidikan nilai. Sebagai contoh orang tua berlomba

menjadikan anaknya pintar secara akademisi, namun lupa tentang

pemeliharaan akhlaknya.

Hal semacam ini kemudian ber imbas pada kehidupan saat

ini.Bangsa kita, sepertinya kehilangan kearifan lokal yang menjadi

3Golemen, D. Kecerdasan Emosional. Terjemahan oleh Hermaya T. (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2001), hal.11

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

3

karakter budaya sejak berabad-abad lalu.Gaya hidup masyarakat yang

cenderung matrealistik sehingga menghalalkan segala cara untuk

memenuhi keinginannya mengakibatkan merebaknya kasus korupsi serta

meningkatnya kriminalitas. Bahkan ketidakadilan hukum sering terjadi

karena pada praktiknya hukum kita bisa diperjual belikan. Juga tawuran

yang terjadi dikalangan remaja, kekerasan dan kerusuhan dan lain

sebagainya adalah bentuk nyata dari akibat pendidikan karakter yang

dikesampingkan. Hal ini tidak terjadi secara spontan, melainkan telah

mengakar dari kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam waktu

lama.Penyebabnya bisa dari mana saja, namun parahnya bangsa ini miskin

figur yang bisa dijadikan contoh kontret, serta diteladani masyarakat.4

Padahal, karakter masyarakat disuatu bangsa akan memberikan

gambaran tentang suatu bangsa. Bangsa yangbesar adalah bangsa yang

berkarakter dan mampu membangun sebuah peradaban. Hal ini sesuai

dengan pendapat dariBung Karno :

Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan

karakter (character building), karena karakter inilah yang akan

membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, jaya dan

bermartabat. Kalau pembangunan karakter ini tidak dilakukan, maka

bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli.5

Sejalan dengan pernyataan Bung Karno tersebut, maka pemerintah

mencoba utuk mengkomposisikan pendidikan karakter dalam misi

pembangunan nasional yang dirumuskan oleh pemerintah

4Agus Wibowo, Pendidikan Karakter “Strategi Membangun Karakter Bangsa

Peradaban”,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012), hal. 15 5Muchlas Samani dan Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan Karakter…,hal.3

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

4

Reformasi.Disini pendidikan karakter menjadi misi pertama dari 8 misi

yang tercantum dan rencana pembangunan nasional tahun 2005-2025. Isi

dari rencana pembangunan tersebut adalah, terwujudnya karakter bangsa

yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan

pancasila, yang dirincikan dengan watak dan perilaku manusia dan

masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa

patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks6.

Sebagai upaya pencapaian visi pembangunan nasional, pendidikan

karakter sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan7.Oleh karena

itu, pendidikan karakter kini telah ditetapkan sebagai visi dan misi

kurikulum 2013 (KURTILAS).Dalam kaitanya dengan pendidikan

karakter sebagai kurikulum, penyusunan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL), baik SKL SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK , seluruh

komponennya baik secara implisit dan eksplisit mengandung nilai-nilai

karakter. Gagasan ini merupakan bentuk pembaharuan pendidikan guna

untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional

sertapembangunan nasional8. Sebagaimana tercantum dalam undang-

undang nomor 20 tahun 2003 sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

6Kemko Kesejahteraan Rakyat,Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa.(

Jakarta: Kemko Kesejahteraan Rakyat, 2010),hal.19 7Muchlas Samani dan Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan Karakter…,hal,27 8 Saudullah Uyoh, dkk, Pendagogik Ilmu Mendidik, (Bandung: Alfabeta,2014), hal.75

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

5

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap. Kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demikratis dan bertanggung jawab.9

Pendidikan karakter atau dalam pendidikan Islam disebut dengan

pendidikan akhlak sangat diutamakan oleh Islam. Didalam Islam terdapat

banyak kisah dari tokoh-tokoh yang berkarakter sangat indah, yaitu baik

para Nabi dan Rasul hingga para Sahabat.

Karena pendidikan karakter atau pendidikan akhlak itu sangat

penting, sehingga Nabi Muhammad SAW pun sangat memperhatikan

akhlak kepada umatnya.Iamengajarkan kepada umatnya terkhusus kepada

para sahabat dimasa itu untuk memiliki karakter dan akhlak yang

mulia.Baik melalui keteladanan yang beliau contohkan atau pun melalui

kisah-kisah yang terdapat dalam Alqur’an dan Hadist.

Dalam Al-qur’an disebutkan bahwa bagi mereka yang mempunyai

akal dan berfikir maka dalam suatu kisah pasti bisa diambil sebuah i’tibar

untuk dijadikan sebagai bahan renungan untuk memperbaiki diri, adapun

diantara ayat yang berkenaan dengan hal tersebut yakni terdapat pada surat

yusuf ayat 111 sebagai berikut :

كن تصديق يفترى ول ب ما كان حديثا ولي ٱللب ل لقد كان في قصصهم عبرة

١١١ٱلذي بين يديه وتفصيل كل شيء وهدى ورحمة لقوم يؤمنون

Artinya : Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat

pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu

bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan

(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,

dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

9 UU No.20 tahun 2003

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

6

Dari ayat tersebut bisa kita simpulkan, dengan melalui kisah-kisah

teladan yang telah dicontohkan oleh tokoh-tokoh Islam terdapat banyak

sekali pelajaran hingga nilai-nilai karakter yang bisa kita ambil. Seperti

halnya para sahabat yang hidup semasa Nabi Muhammad SAW.

Sahabat Rasulullah adalah orang yang bertemu langsung dengan

Rasulullah, mengikuti jejak dakwah Rasulullah, hingga membantu

jalannya dakwah Rasulullah.Mereka melihat dan mendapatkan pengajaran

langsung dari Rasulullah SAW.Oleh karena itu, banyak para sahabat

Rasulullah yang memiliki akhlak dan karakter yang patut dicontoh sebagai

hasil dari didikan dan pengajaran langsung dari Rasulullah SAW.

Salah seorang sahabat Rasulullah yang tergolong sahabat yang

paling utama adalah Umar bin Khattab setelah Abu Bakar Ash-Shidiq.

Beliau adalah sebai-baik orang saleh sesudah para nabi,para rasul, dan Abu

Bakar Ash-Shidiq, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah:

اقتدوا باللذين من بعدي : أبي بكر وعمر

Artinya: “Ikutilah jejak orang yang datang sesudahku: Abu Bakar

dan Umar.”(HR.At-Tarmidzi).10

Umar bin Khattab r.a. adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW

yangterkenal memiliki keistimewaan luar biasa dalam seluruh dimensi

kehidupannya, dintaranya:

1. Sahabat yang tergolong dijamin masuk Surga

Umar bin Khattab pada masa sebelum masuk Islam sangat

membenci Islam dan menentang dakwah Raslullah demi

10Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, (Jakarta: Pustaka Alkautsar,

2013)cet.2,hal.5

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

7

mempertahankan segala sesuatu yang sudah menjadi tradisi suku

Quraisy seperti ritual peribadatan dan sisiteim sosial.11Ia tidak

mempunyai belas kasihan kepada kaum muslimin dan selalu menkuti-

nakuti dengan penuh kekerasan. Kebiasaan Umar adalah menyerbu

umat Islam dan menangkap mereka dengan kekerasan12. Dan yang

paling mengerikan, Umar bin Khattab juga pernah bertekad untuk

membunuh Rasulullah SAW.13

Namun ketika cahaya hidayah telah masuk ke hatinya, Allah

SWT tanamkan rasa cinta dalam hatinya yang luar biasa terhadap

Islam sehingga ia pun tergolong sahabat yang dijamin Surga oleh Allah

SWT. Hal ini juga dibuktikan sabda Rasulullah SAW yang

menyaksikan istana Umar bin Khattab di dalam Surga.Rasullullah

bersabda, “Ketika aku tidur, aku bermimpi berada di dalam

surag.Tiba-tiba aku melihat seorang wanita yang sedang berwudhu’

disamping sebuah istana.Aku bertanya ‘untuk siapakah istana ini?’

Para malaikat menjawab ‘ Untuk Umar bin Khattab’. Aku pun teringat

akan kecemburuan Ummar, lalu aku pergi”.Mendengar han ini

Ummar menangis dan berkata “ Apakah aku cemburu padamu wahai

Rasulullah” (HR. Bukhari dan Muslim)14

2. Menjadi mertua Rasulullah

11Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, …,cet.2,hal.20 12Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga,

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2004),hal.85

13Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, …,cet.2,hal.23 14Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, …,cet.2,hal.96

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

8

Umar bin Khattab adalah orang terdekat dengan Rasulullah

SAW dan juga merupakan mertua dari Rasullah setelah menikahi

Hafsah binti Umar.15

Hafsah binti Umar adalah janda dari Khunais bin Hadzafah

Ash-Shami yang wafat di Madinah.Setelah masa iddah Hafshah usai,

Umar pun bergegas menemui Abu Bakar.Lantas diceritakanlah

peristiwa yang menimpa putrinya, dan kemudian ditawarkan kepada

Abu Bakar untuk menikahi putri tercintanya.Akan tetapi, Abu Bakar

tidak memberikan jawaban.

Umar kecewa dan langsung meninggalkan Abu

Bakar.kemudian Umar menemui Utsman bin Affan yang juga baru

kehilangan kekasihnya, Ummu Kultsum, putri Rasulullah. Sama

halnya kepada Abu Bakar, dia menceritakan tentang putrinya dan

menawarkan Utsman untuk menikah dengan putrinya.Tapi Utsman

terdiam, dan memberikan jawaban, "Kurasa, aku tidak ingin menikah

dahulu hari-hari ini."Umar kembali kecewa.

Dengan penuh gundah, Umar menemui

Rasulullah.Diungkapkan segala yang dialaminya.Dan tersenyum

Rasulullah yang lantas berkata, "Hafshah akan menikah dengan

seseorang yang lebih baik daripada Utsman, dan Utsman akan

menikah dengan seseorang yang lebih baik daripada Hafshah."

15 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga,(Jakarta: Pustaka Imam Asy-

Syafi’i,2011), hal. 101

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

9

Tak disangka, Rasulullah pun meminang Hafshah.Tak terkira

betapa gembiranya Umar.Seusai menikahkan Rasulullah dengan

putrinya, Umar segera mendatangi Abu Bakar untuk mengabarkan

peristiwa besar yang dia alami sebagai suatu kemuliaan dari Allah

diiringi dengan permintaaan maaf.Abu Bakar tersenyum mendengar

penuturan Umar.

"Barangkali waktu itu engkau sangat marah

padaku.Sesungguhnya aku tidak memberikan jawaban karena aku

telah mendengar Rasulullah SAW menyebut-nyebut Hafshah.Akan

tetapi, aku tidak ingin menyebarkan rahasia Beliau.Seandainya

Rasulullah tidak menikahinya, pasti aku akan menikah dengannya,"

demikian ungkap Abu Bakar.16

3. Pendapatnya sejalan dengan Al-Quran

Umar bin Khattab diberi oleh Allah Ilmu Pengetahuan yang

begitu luas, ia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dia juga

seseorang yang kerap mendapatkan ilham, perkataannya sering

bersesuaian dengan wahyu. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam

bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani

Israil ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan Nabi, jika

salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umar lah

orangnya ”. (HR. Bukhari)17

16Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, …,cet.2,hal.87 17Thaha Abdurra’uf Sa’ad dan Sa’ad Hasan Muhammad Ali, Keajaiban Para Sahabat,

(Solo: Ziyad Visi Media, 2008)hal,63

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

10

4. Orang pertama yang mendapat gelar Amirul Mukminin.18

5. Khalifah ke dua setelah Abu Bakar

Selama masa jabatan Khalifah Abu Bakar, Ummar adalah

penasihat yang tepat dan ikhlas sehingga Abu Bakar mengetahui bahwa

Umar memiliki sifat sebagai pemimpin Negara.Oleh sebab itu, ketika

mendekati ajalnya, Abu Bakar member wasiat kepada Umar agar

menjadi Khalifah.Akhirnya, kaum Muslimin pun menyetujui

pengangkatannya dan melantiknya.19

6. Memiliki prestasi yang gemilang disaat menjabat sebagai Khalifah

Berdasarkan latarbelakang dan pokok pikiran di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dan membahasnya

kedalam sebuah karya ilmiah dengan judul “ Nilai-nilai Pendidikan

Karakter Dalam Kisah Umar Bin Khattab Sebagai Khalifah”

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas agar pembahasan ini

tidak meluas dan tidak menyimpang dari permasalahan yang dibahas,

maka penulis memberikan batasan masalah, yaitu nilai-nilai pendidikan

karakterapa saja yang dimiliki oleh Umar bin Khattab sebagai Khalifah.

C. Rumusan Masalah

18 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga..,hal. 117

19 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,,hal.99

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

11

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang

dimiliki Ummar bin Khattab sebagai khalifah?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah: untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang

dimilikiUmmar bin Khattab sebagai khalifah.

E. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

a. Menambah khazanah ke ilmuan dunia pendidikan

b. Sebagai sumbangan pemikiran ilmiah dalam nuansa keilmuan di

bidang pendidikan Agama Islam

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan di Institut Agama iIslam Negeri Bukittinggi

b. Untuk merealisasikan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi

yaitu penelian dalam bidang ilmiah dan intelektual

F. Penjelasan Judul

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

12

Untuk menghindari kesimpang siuran dalam memahami judul

diatas, penulis menjelaskan sebagai istilah penting yang termuat dalam

judul ini, yaitu:

NilaiPendidikan Karakter :Nilai adalah segala sesuatu

tentang baik dan

buruk.20Sedangkan,

pendidikan karakter adalah

suatu sistem penanaman

nilai-nilai karakter kepada

peserta didik yang meliputi

komponen pengetahuan,

kesadaran, atau kemauan, dan

tindakan untuk melaksanakan

nilai-nilai tersebut, baik

terhadap Tuhan YME, diri

sendiri, sesame, lingkungan,

maupun kebangsaan

sehungga menjadi manusia

yang insan kamil.21

Umar bin Khattab sebagai Khalifah : Umar bin Khattab adalah

termasuk sahabat utama Nabi

20M. Arifin Hakim, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Pustaka Satya, 2001)hal, 21 21Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-

ruz Media,2013,hal.30

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

13

Muhammad SAW dan juga

sebagai khalifah kedua yang

berkuasa pada tahun 634-

644.22Khalifah adalah gelar

yang diberikan kepada

penerus Nabi Muhammad

dalam kepemimpinan umat

Islam.23

Dengan demikian, penjelasan judul yang dimaksudkan adalah

suatu penelitian yang berusaha memaparkan nilai-nilai pendidikan karakter

yang dimilikiUmmar bin Khattab sebagai khalifah.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima

bab yang dirincikan kedalam sub bab sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

penjelasan judul, dan sistematika penulisan.

Bab II adalah landasan teoritis atau kajian teori yang terdiri dari

pengertian nilai pendidikan karakter, dasar-dasar pendidikan karakter,

tujuan pendidikan karakter, urgensi pendidikan karakter, nilai-nilai

22https://Id.m.wikipedia.0rg . diambil pada hari sabtu, tanggal 22 agustus 2020, pukul

22.10 WIB. 23https://Id.m.wikipedia.0rg . diambil pada hari sabtu, tanggal 22 agustus 2020, pukul

22.12 WIB.

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

14

pendidikan karakter, kisah Umar bin Khattab, kepribadian Umar bin

Khattab, dan Umar bin Khattab saat menjadi Khalifah.

Bab III merupakan metode penelitian yang mengemukakan jenis

penelitian, sumber data, metode analisa data, serta teknik dan ala

pengumpulan data.

BAB IV merupakan hasil penelitian yang terdiri dari Nilai-nilai

karakter Umar bin Khattab sebagai Khalifah

BAB V merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

H. Penelitian Relevan

Umar bin Khattab adalah khalifah kedua yang berkuasa pada tahun

634 sampai 644. Dia juga digolongkan sebagai salah satu Khulafaur

Rasyidin.'Umar merupakan salah satu sahabat utama Nabi Muhammad

yang dijamin Surga dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi

Muhammad.

Dalam masa ke Khalifahannya, Umar bin Khattab kekuasaan Islam

tumbuh pesat. Umar bin Khattab juga memiliki kepribadian serta karakter

yang sangat mulia sebelum menjadi Khalifah bahkan selama menjadi

Khalifah.

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, telah pernah dilakukan penelitian

terhadap masalah yang dikemukakan penelitian ini. Penelitian yang relevan

tersebut, yaitu:

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

15

1. Achyar Mahmudi yang dilakukan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

pada tahun 2013 menggunakan penelitian kepustakaan (library

reseach) yaitu dengan judul skripsi Kepemimpinan Umar bin Khattab

Pada Film “Omar” Episode 22-24Hasil dari penelitian ini bahwa

kepemimpinan Umar bin Khattab menunjukan adanya kharismatik.

Tipe kepemimpinan kharismatik adalah suatu kemampuan

memengaruhi perasaan, pikiran dan tingkah laku orang lain sehingga

terlihat mengagumkan dan berwibawa.

2. Umi Mahmuda yang dilakukan di IAIN Ponorogo pada tahun 2019

menggunakan penelitian kepustakaan (library reseach) yaitu dengan

judul skripsi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Buku “Kisah

Hidup Umar Ibn Khattab” karya Dr. Mustafa Murad.Hasil dari

penelitian ini bahwa nilai-nilai pendidikam karakter Umar bin Khattab

didalam buku karya Dr. Mustafa Murad terdapat relevansi dengan

Pendidikan Agama Islam, seperti prinsip, tujuan, tugas, dan metode

pendidikan agama Islam.

3. Azda Aulia Fajri yang dilakukan di Universitas Islam Sultan Agung

pada tahun 2018 menggunakan penelitian kepustakaan (library

reseach) yaitu dengan judul skripsi Kebijakan Khalifah Umar Ibn

Khattab Dalam Menanggulangi Kemiskinan.Hasil dari penelitian ini

adalah :

a. Mayoritas perekonomian rakyat pada masa Khalifah Umar bin

Khattab adalah berdagang, bertani dan perindustrian.

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

16

b. Kebijakan Khalifah Umar untuk menanggulangi kemiskinan

adalah dengan menarik zakat, jizyah, kharaj, ‘usyur, khumus,

fai, dan rikaz.

c. Kebijakan khalifah Umaryang telah dimusyawarahkan lewat

majlis syuro langsung diaplikasikan dalam masyarakat.

d. Beberapa kebijakan khalifah Umar dalam menanggulangi

kemiskinan sesuai untuk diterapkan di Indonesia seperti pajak

proporsional orang kaya dan penarikan khraj (pajak tanaman)

Kesemua skripsi tersebut isi serta fokus masalahnya berbeda dari

skripsi yang diangkat penulis. Meskipun terdapat kemiripan namun fokus

permasalahannya berbeda. Dalam penulisan skripsi ini lebih menekankan

kepada nilai-nilai pendidikan karakter Dalam Kisah Umar bin Khattab saat

menjadi Khalifah.

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

17

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

1. Pengertian Nilai Pendidikan Karakter

Nilai berasal dari bahasa latinvale’re yang artinya berguna, mampu

akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sesuatu yang dipandang

baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau

sekelompok orang. Sutarjo berpendapat nilai adalah kualitas suatu hal

yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan

dapat membuat orang menghayatinya menjadi bermartabat.24

Menurut Soeparwoto nilai dapat pula diartikan sebagai standar

kebenaran sesuatu yang diyakini kebenaranya oleh individu atau kelompok

sosial dalam membuat suatu keputusan bagi sesuatu yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan.25

Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

nilai adalah dasar yang menjadi acuan seseorang untuk menentukan

kualitas sesuatu.

Istilah pendidikan karakter terdiri dari dua kata utama yaitu

“pendidikan” dan “karakter”. Jika kata tersebut digabungkan, maka akan

terbentuk suatu esensi dan tujuan utama dari pendidikan karakter itu

sendiri.

24 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai

Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajawali Pers,2013),hal.56 25 Soeparwoto, Psikologi Perkembangan, (Semarang: UPT UNNES Press, 2004), hal.100

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

18

Pendidikan berasal dari kata “didik” yang memiliki banyak arti,

diantaranya pelihara, bina, dan latih. Jika kata “didik” di imbuhi “pe-kan”

menjadi “pendidikan”, artinya proses atau tindakan dalam mendidik dan

melatih.26

Pendidikan sebagai suatu proses civilization berlangsung terencana

dan gradualistik tidak muncul dengan begitu saja ada penataan system atau

perangkat untuk mengoperasionalkannya. Penataan system ini harus

dilakukan secara holistic dan terintegrasi karena pendidikan sangat terkait

dengan perubahan mentalitas manusia.27

Menurut ki Hajar Dewantara dalam buku Syamsul Kurniawan yang

berjudul Pendidikan Karakter (Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan

Masyarakat), defenisi pendidikan adalah sebagai tuntutan segala kekuatan

kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan

anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan

yang setinggi-tingginya.28

Sejalan dengan pendapat Ki Hajar Dewantara, Azyumardi Azra

mengemukakan pendapat yang di kutip oleh Iswantir M, pendidikan

adalah suatu proses di mana suatu bangsa mempersiapkan generasi

26 Kak Hendri, Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng,( Bandung: PT Remaja

Rodaskarya, 2013), hal. 1 27 Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media,2013),hal 22 28 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.27

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

19

mudanya untuk menjalankan kehidupan untuk memenuhi tujuan hidup

secara efektif dan efisien.29

Maka, pada intinya pendidikan dapat diartikan sebagai usaha

memanusiakan manusia.Maksudnya adalah membentuk seorang manusia

menjadi manusia yang berbudaya.Untuk menjadikan manusia yang

berbudaya haruslah melalui pengembangan dan pembinaan jasmani dan

rohani melalui aktifitas dan pembinaan jasmani dan rohani yang dapat

dilakukan melalui pendidikan.

Sedangkan istilah Karakter dalam Kamus Poerwadaminta yang

dikutip oleh Wedra Aprison dan Junaidi, adalah tabi’at, watak, sifat-sifat

kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang membedakan seseorang dengan

orang lain.30

Menurut Battistich yang dikutip oleh Darul Ilmi bahwa karakter

mengacu pada serangkaian sikap (attitude), perilaku (behaviors), motivasi

(motivations), dan keterampilan (skills).31Karakter adalah perilaku manusia

yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, dan

lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan

perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya

dan adat istiadat.32

29 Iswantir M, Gagasan dan Pemikiran Serta Praksis Pendidikan Islam di Indonesia

(Studi Pemikiran dan Praksis Pendidikan Islam Menurut Azyumardi Azra), (Jurnal Educative:

Jurnal Of Educational Studies, Vol.2, No.2, Juli-Desember 2017), hal 168 30Wedra Aprison dan Junaidi, Pendekatan Saitifi: Melihat Arah Pembangunan Karakter

dan Peradaban Bangsa Indonesia,(Episteme, Vol.2, No.2, Desember 2017), hal.513 31Darul Ilmi, Mengembangkan karakter Peserta Didik Melalui Kecerdasan Spiritual.

(Education, 2 (2). pp. 53-68. ISSN 2354-7170, 2014), hal. 57 32 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.29

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

20

Pendapat Imam Ghazali yang dikutip oleh Aisyah dalam

Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya, menganggap bahwa

karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam

bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia, sehingga

ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.33 Kedekatan akhlak dan

karakter juga terlihat dari defenisinya, akhlak secara bahasa (bahasa Arab)

adalah bentuk jamak dari kata Khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,

tingkah laku, atau tabi’at.34

Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter adalah seperangkat nilai

yang telah menjadi kebiasaan hidup seseorang sehingga menjadi sifat yang

tetap dan menjadi cirri khas dari seseorang. Maka cara berpikir, bersikap

dan bertindak yang ditampilkan oleh seseorang merupakan gambaran

karakter dalam dirinya.

Jika kata “pendidikan” dan “karakter” disatukan, akan membentuk

suatu defenisi yang saling mendukung dan satu tujuan. Pendidikan

karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta

didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan

33Aisyah, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya, ( Jakarta: Prenada Media

Group, 2018),Cet .1, hal 11 34 Nuraisyah dan Syafwan Rozi, Penerapan Nilai-nilai Akhlak Dalam Peraturan dan

Hukum Formal (Studi Terhadap Kode etik Mahasiswa STAIN Bukittinggi Tahun 2014), (Vol.1,

NO.1, Januari-juni 2016), hal. 59

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

21

YME, diri sendiri, sesame manusia, lingkungan sehingga menjadi manusia

insan kamil.35

Albertus menyatakan dalam buku Aisyah yang berjudul

Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya, pendidikan karakter

adalah diberikannya tempat bagi kebebasan individu dalam mennghayati

nilai-nilai yang dianggap sebagai baik, luhur, dan layak diperjuangkan

sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi berhadapan

dengan dirinya, sesama dan Tuhan. 36

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu

yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan

tindakan (action).37Khan juga mendefenisikan pendidikan karakter sebagai

proses kegiatan yang dilakukan dengan segala daya dan upaya secara sadar

dan terencana untuk mengarahkan anak didik.38

Berdasarkan pengertian dari beberapa pendapat tersebut, maka

dapat dikatakan nilai pendidikan karakter merupakan kegiatan yang

dilakukan secara sadar dan terencana untuk menanamkan nilai-nilai

karakter serta mengarahkan kepada peserta didik mana yang benar dan

salah agar, sehingga peserta didik memiliki karakter atau akhlak yang baik.

2. Dasar-dasar Pendidikan Karakter

35 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.30

36 Aisyah, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya…,Cet .1, hal 12 37 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.31 38 Aisyah, Pendidikan Karakter Islam: Konsep dan Implementasinya…,Cet .1, hal 12

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

22

Dasar pendidikan karakter sejatinya didasarkan pada

pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup dan ideologi

bangsa Indonesia.Pendidikan karakter di Indonesia memiliki nilai-nilai

yang dikembangkan, dan diidentifikasikan dari 4 sumber yaitu agama,

pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional.39 Dari keempat sumber

dasar tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Agama

Agama adalah tiang penyangga manusia. Seseorang yang

memeluk agama maka ia akan menyelami hingga mengetahui

agama yang dianutnya. Begitu pula kehidupan kenegaraan yang

dilandasi dari nilai-nilai dan norma-norma yang berasal dari agama.

b. Pancasila

Negara Indonesia memiliki prinsip-prinsip kehidupan

berbangsa yang disebut pancasila menjadi nilai yang mengatur

kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan budaya dan

seni.Sedangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan

mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik yang

mampu menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik.

c. Budaya

Suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup

bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang

diakui masyarakat itu.Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam

39Aisyah, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya,…,Cet .1, hal 11

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

23

pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi

antaranggota masyarakat itu.Posisi budaya yang demikian penting

dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber

nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

d. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai

kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Menurut

Pasal 3, UU Sisdiknas,

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.”40

Dalam prespektif Islam, pendidikan karakter identik dengan

akhlak.Karakter atau akhlak mulia merupakan buah yang dihasilkan dari

proses penerapan syariah (ibadah dan muamalah) yang dilandasi oleh

fondasi aqidah yang kokoh. Seorang Muslim yang memiliki aqidah atau

iman yang benar pasti akan terwujud pada sikap dan perilaku sehari-hari

yang didasari oleh imannya. Sebagai contoh, orang yang memiliki iman

yang benar kepada Allah ia akan selalu mengikuti seluruh perintah Allah

dan menjauhi seluruh larangan-larangan-Nya. Hal yang sama juga terjadi

dalam hal pelaksanaan syariah. Semua ketentuan syariah Islam bermuara

40Undang-undang No.20 tahun 2003

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

24

pada terwujudnya akhlak atau karakter mulia. Seorang yang melaksanakan

shalat yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, misalnya, pastilah akan

membawanya untuk selalu berbuat yang benar dan terhindar dari

perbuatan keji dan munkar. Hal ini dipertegas oleh Allah dalam al-Quran

Surah al-Ankabut ayat 45, yaitu:

ه فأنجى قوه حر أو ٱقتلوه قالوا أن إل قومهۦ جواب كان فما

ت لقوم يؤمنون لك لي من ٱلنار إن في ذ ٢٤ٱلل

Artinya: “Bacalah kitab (Alqur’an) yang telah diwahyukan

kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah Shalat. Sesungguhnya

shalat itu mencegah dari ( perbuatan) keji dan mungkar.”

Baik buruk karakter manusia tergantung pada tata nilai yang

menjadi pijakannya. Abu Al-A’la Al-Maududi dalam buku yang ditulis

oleh Marzuki berjudul “Pendidikan Karakter Islam” membagi sistem

moralitas menjadi dua yaitu moral agama dan moral sekuler.41

a. Moral agama yaitu dapat ditemukan pada sistem moralitas Islam

(akhlak Islam). Hal ini karena Islam menghendaki

dikembangkannya al-akhlaq al-karimah yang pola perilakunya

dilandasi dan untuk mewujudkan nilai Iman, Islam, dan Ihsan.

Keharusan menjunjung tinggi karakter mulia (akhlaq karimah) lebih

dipertegas lagi oleh Nabi saw. dengan pernyataan yang

menghubungkan akhlak dengan kualitas kemauan, bobot amal, dan

jaminan masuk surga. Sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh

41Marzuki, Pendidikan Karakter Islam , (Jakarta: Amzah, 2017), cet.2, hal.25-28

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

25

Abdullah Ibn Amr: “Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik

akhlaknya …” (HR. al-Tirmidzi).

b. Moral sekular adalah sistem yang dibuat atau sebagai hasil

pemikiran manusia (secular moral philosophies) dengan

mendasarkan pada sumber-sumber sekular, baik murni dari hukum

yang ada dalam kehidupan, intuisi manusia, pengalaman, maupun

karakter manusia.

Misi pendidikan karakter sama dengan misi pendidikan akhlak dan

moral, yaitu tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang

salah, tetapi juga menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik

sehingga peserta didik paham, mampu merasakan, dan mau

melakukannya.42 Sehingga kebiasaan-kebiasaan yang dilalui akan menjadi

sebuah pengalaman yang menjadi faktor pembentukan dan pengalaman

karakternya. Di sinilah pendidikan karakter mempunyai peran yang

penting dan strategis bagi manusia dalam rangka melakukan proses

internalisasi dan pengalaman nilai-nilai karakter mulia di masyarakat.

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan adalah hasil akhir yang diinginkan dalam suatu kegiatan.

Untuk itu tujuan dirasa sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa

adanya tujuan maka sama saja dengan berjalan tanpa mengetahui arah

yang dituju, untuk itu jelas pendidikan karakter mempunyai tujuan sebagai

tolak ukur keberhasilan dalam penerapanya.

42 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam …,cet.2, hal.23

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

26

Menurut Frankena dalam Sutarjo Adisusilo yang berjudul

Pembelajaran Nilai Karakter: Kontruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi

Pendekatan Pembelajaran Afektif merumuskan tujuan pendidikan moral

(karakter) sebagai berikut :

a. Membantu peserta didik untuk dapat mengembangkan tingkah

yang secara moral baik dan benar.

b. Membantu peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan

refleksi secara otonom, dapat mengendalikan diri, dapat

meningkatkan kebebasan moral spiritual dan mampu mengkritisi

prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang sedang berlaku.

c. Membantu pserta didik untuk dapat menginternalisasi nilai-nilai

moral, norma-norma dalam rangka menghadapi kehidupan

konkretnya.

d. Membantu peserta didik untuk mengadopsi prinsi-prinsip universal

fundamental, nilai-nilai kehidupan sebagi pijakan untuk

pertimbangan moral dalam membentuk suatu keputusan.

e. Membantu peserta didik untuk mampu membuat keputusan yang

benar, bermoral, dan bjaksana. 43

Sedangkan menurut Abdul Majid, tujuan pendidikan karakter

sejatinyaa dalah merubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan,

sikap dan keterampilan.44

43Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai

Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif…,hal.65 44Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter dalam Prespektif Islam,

(Bandung: PT Remaja Rodaskarya,2011) hal.11

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

27

Dapat disimpulkan, menurut penulis pendidikan karakter bertujuan

untuk membentuk moral dan spiritual yang kokoh pada pribadi seseorang

sehingga memberikan efek positif yang berguna bagi kehidupannya.

4. Urgensi Pendidikan Karakter

Pembangunan karakter perlu dilakukan oleh manusia sebagai

wujud usaha paling penting yang pernah diberikan kepada

manusia.Pembangunan karakter merupakan tugas yang dibebankan kepada

orangtua dan guru, dilingkungan keluarga dan dilingkunan sekolah.45

Di Indonesia, pendidikan karakter sebenarnya sudah lama

diimplementasikandalam pembelajaran disekolah-sekolah, khususnya

dalam pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan sebagainya.

Namun implementasinya belum optimal, karena pendidikan karakter

bukan hanya berkaitan dengan menghafal materi melainkan memerlukan

pembiasaan.Pembiasaan berlaku jujur, malu bersikap curang, malu

bersikap malas, malu membiarkan lingkungan kotor.Karakter tidak dapat

dilakukan secara instan, tetapi harus dilatih dan dibentuk sedini mungkin.46

Dunia pendidikan di Indonesia kini bisa dikatakan sedang

memasuki masa-masa pelik.Kucuran anggaran pendidikan yang besar

disertai berbagai program terobosan sepertinya belum mampu

memecahkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan, yaitu

45 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.31

46 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.38

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

28

membentuk dan mencetak alumni pendidikan yang unggul, beriman,

bertakwa, professional dan berkarakter. Karena karakter masyarakat

disuatu bangsa akan memberikan gambaran tentang suatu bangsa. Bangsa

yang besar adalah bangsa yang berkarakter danmampu membangun

sebuah peradaban.

Namun, kita tentu tidak boleh berputus asa.Jika bangsa ini

konsisten dan mempunyai tekad kuat tentu pendidikan karakter bisa

direalisasikan.Syaratnya pendidikan karakter harus dilakukan secara

terpadu, yaitu dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan

desain demikian, diharapkan pendidikan karakter akan senantiasa hidup

dan sinergi dalam setiap rongga pendidikan. Sejak anak lahir bahkan

masih dalam kandungan, ketika berada di lingkungan sekolah, kembali ke

rumah, dan bergaul dalam lingkungan sosial masyarakatnya, akan selalu

menjadi tempat bagi anak-anak untuk belajar, mencontoh, dan

mengaktualisasikan nilai-nilainya yang dipelajari atau dilihatnya itu.

5. Nilai-nilai Pendidikan Karater

Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai yang

mencangkup Sembilan nilai dasar yang saling terkait, hal ini

diungkapkan oleh Daniel Golemen dalam buku Sutarjo Adisusilo,

yang berjudul Pembelajaran Nilai Karakter: Kontruktivisme dan VCT

Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif . Sembilan nilai

dasar tersebut adalah:

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

29

a. Tanggung jawab

b. Rasa hormat

c. Keadilan

d. Keberanian

e. Kejujuran

f. Rasa kebangsaan

g. Disiplin diri

h. Peduli

i. Ketekunan.47

Jika pendidikan nilai berhasil menginternalisasikan kesembilan

nilai dasar tersebut dalam diri peserta didik, maka akan terbentuk

pribadi yang berkarakter dan berwatak.

Melengkapi uraian diatas, Mengawati pencetus pendidikan

karakter di Indonesia dalam buku Mulyasa yang berjudul Manajemen

Pendidikan Karakter telah menyusun Sembilan pilar karakter mulia

yang selayaknya diajdikan acuan dalam pendidikan karakter, baik di

sekolah maupun di luar sekolah, yaitu sebagai berikut:

a. Cinta Allah dan kebenaran

b. Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri

c. Amanah

d. Hormat dan santun

47 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Kontruktivisme dan VCT Sebagai

Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif…,hal.80

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

30

e. Kasih sayang, peduli, dan kerja sama

f. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah

g. Adil dan berjiwa kepemimpian

h. Baik dan rendah hati

i. Toleran dan cinta damai

Seiring dengan itu, pakar pendidikan mengusulkan 18 karakter

yang bersumber dari Agama, Pancasila, budaya, dan tujuan

pendidikan nasional yang harus diinternalisasikan , yaitu:48

No Nilai Deskripsi

1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan

ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan.

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,

sikap, dan tindakan orang lain yang

48Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

31

berbeda dari dirinya.

4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai ketentuan

dan peraturan.

5 Kerja Keras Tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai ketentuan

dan peraturan.

6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah

tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya

dan orang lain.

9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

10 Semangat

Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan

yang menempatkan kepentingan bangsa

dan negara di atas kepentingan diri dan

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

32

kelompoknya.

11 Cinta Tanah Air Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan

yang menempatkan kepentingan bangsa

dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

12 Menghargai

Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui,

serta menghormati keberhasilan orang lain.

13 Bersahabat/

Komunikatif

Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui,

serta menghormati keberhasilan orang lain.

14 Cinta Damai Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan

orang lain.

15 Gemar

Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

16 Peduli

Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan

alam di sekitarnya, dan mengembangkan

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

33

upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi.

17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

18 Tanggung

Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa.

B. KISAH UMAR BIN KHATTAB

1. Kepribadian Umar bin Khattab

a. Kelahiran , Nasab dan Sifat Jasmani Umar bin Khattab

Nama lengkap Umar adalah Umar bin Khattab Ibn Nufail Ibn

Abd al-‘Uzza Ibn RiyahIbn Qurth Ibn Razah Ibn ‘Adiy Ibn Ka’ab Ibn

Lu’aiy al-Qurasyiy al-‘Adawiy.49 Jarak usia Umar dan Rasullullah

adalah 13 tahun, karena Ummar lahir pada tahun 13 pasca tahun

gajah.50

Umar memiliki nama kun-yah atau nama panggilan yaitu Abū

Ĥafsh dan mendapat laqab (julukan) al-Faruq. Umar terkenal dengan

keberanian, kegagahan dan ketegasan sikapnya.51

Ayah ummar bernama Al-Khaththab bin Nufail Al-Mahzumi

Al-Quraisyi, sedangkan ibunya bernama Ĥantamah binti Hāsyim bin

49 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2, hal.14 50 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.14 51 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…, hal. 101

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

34

al-Mughīrah.52Ummar berasal dari kalangan mulia suku Quraisy.Umar

menjadi orang yang dipilih sebagai duta dari kabilahnya pada masa

Jahiliyyah.Jika terjadi perselisihan di antara para kabilah, maka Umar

lah orang yang diutus untuk melerai dan mendamaikan. Garis

keturunan Umar bin Khaththab bertemu dengan Nabi Muhammad

Saw. pada leluhurnya generasi kedelapan yaitu Ka’ab.53Penelusuran

garis keturunan ini tidaklah sulit ditelusuri dikalangan bangsa Arab.

Hal itu disebabkan kaerena sudah menjadi tradisi masyarakat tersebut

untuk mengabadikan daris keturunan mereka dalam bnetuk syi‟ir dan

hafalan.

Umar bin al-Khaththab memiliki wajah putih agak kemerahan,

kedua lengannya kokoh dengan kaki yang lebar sehingga jalannya

cepat sehungga orang yang menyertainya tak dapat mengikuti

langkahnya yang cepat itu. Dikala marah, ia bagaikan seribu pemuda

yang sedang marah.54Sedangkan rambutnya berombak, dan jenggotnya

yang tebal dan nampak kekuning-kuningan sebab disemir. Ketika ia

berbicara maka suaranya lantang dan jika ia memukul maka

pukulannya menyakitkan.55

Beranjak dari masa remaja ke masa pemuda sosok tubuh Umar

tampak berkembang lebih cepat dibandingkan teman-teman sebayanya,

lebih tinggi dan lebih besar. Ketika Auf bin Malik melihat orang

52 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.15 53 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.14 54 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.83-

84 55 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.15

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

35

banyak berdiri sama tinggi, hanya ada seorang yang tingginya jauh

melebihi yang lain sehingga sangat mencolok. Jika ia menanyakan

siapa orang itu dijawab: “Dia adalah „Umar bin al-Khaththab”.

b. Umar bin Khattab Sebelum Masuk Islam

Ummar tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang

keras.Ia juga termasuk orang yang beruntung, karena ia tidak seperti

umumnya anak-anak Quraisy yang tidak mendapatkan kesempatan

untuk belajar baca tulis, bahkan hal itu sangat jarang sekali terjadi

dikalangan mereka. Sejak kecil Ummar sudah terbiasa memikul

tanggung jawab.Ayahnya, Al-Khattab membawanya ke dunia

kehidupan yang keras, yakni dunia gembala.Ia mengembala unta milik

ayahnya.Perlakuan keras ayah nya ini telah mewariskan pengaruh yang

buruk pada diri Ummar.Hal ini dikenangnya seapanjang hidupnya.

Dalam buku Ali Muhammad Ash-shalabi yang berjudul

Biografi Ummar bin Khattab juga dijelaskan, bahwa pada masa

jahiliyah Ummar tidak hanya melakoni pekerjaannya sebagai

pengembala, tetapi sejak muda ia sudah mahir dan terampil dalam

berbagai bidang olahraga. Seperti bermain gulat dan pandai

menunggang kuda. Disamping itu ia juga pandai dalam

mendendangkan syair. Ia juga sering berkunjung ke pasar-pasar bangsa

Arab , karena ia termasuk orang yang menaruh perhatian terhadap

masalah sejarah dan urusan kaum Quraisy. Kunjungan ke pasar-pasar

ia pun manfaatkan untuk berdagang. Sehingga ia menekuni dunia

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

36

perdagangan. Ia meraih untung yang sangat besar dari profesinya, dan

menghantarkan ia menajdi salah satu diantara orang terkaya di

Mekkah.56

Seperti pemuda-pemuda dan laki-laki lain di Mekah, Umar

gemar sekali meminum khamar (minuman keras) sampai berlebihan.

Bahkan barangkali melebihi yang lain. Juga waktu mudanya itu ia

tergila-gila kepada gadis-gadis cantik. Meskipun memiliki keturunan

dan nasab serta kedudukan yang terhormat di keluarganya,tetapi pada

masa jahiliyyah Umar radhiyallahu‘anhu dikenal memiliki sifat yang

kejam, bengis. Pada masa jahiliyyah dia menikahi banyak wanita,

danmemiliki anak yang banyak. Akan tetapi sebagian besar isterinya

tersebut meninggal dunia.Diantara anak-anaknya yang menonjol

adalah Abdullah bin Umar dan Ummul Mukminin Hafshah.

Umar memiliki kecerdasan yang luar biasa, bahkan dikatakan

mampu memprakirakan hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan

datang. Umar menjadi orang yang dipilih sebagai duta dari kabilahnya

pada masa Jahiliyyah.Jika terjadi perselisihan di antara para kabilah,

maka Umar lah orang yang diutus untuk melerai dan

mendamaikan.Hal ini menandakan bahwa Umar memiliki kecerdasan,

keadilan, serta kebijaksanaan.

Sebelum Ummar masuk Islam, ia sangat menentang dakwah

Rasulullah, sikap nya kasar kepada ummat muslim. Hal ini juga

56 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.19

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

37

dipaparkan dalam buku Muhammad Ali Al-Quthub berjudul “10

Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga”, bahwa Ummar

memiliki adat kebiasaan yang sangat kejam terhadap Ummat Islam,

yaitu menyerbu Ummat Islam dan menangkap mereka dengan

kekerasan. Bahkan disuatu pasar bernama pasar Ukaz sepanjang

harinya selalu disibukan dengan peristiwa Ummar dan Kaum

Muslimin.Ia tidak mempunyai belas kasihan kepada kaum Muslimin

dan selalu menakut-nakuti mereka dengan penuh kekerasan.57

Ummar juga pernah memukul seorang hamba sahaya

perempuan yang telah menganut agam Islam sampai kedua tangannya

letih dan cambuknya yang ia gunakan terjatuh dari tangannya. Ia baru

berhenti memukul hamba sahaya itu ketika ia merasa lelah. Saat itu,

Abu Bakar lewat dan melihat Ummar.Abu Bakar lalu membeli hamba

sahaya perempuan itu dan memerdekakannya.58

Ummar dengan gigih mempertahankan segala sesuatu yang

sudah menjadi tradisi suku Quraisy berupa ritual peribadatan dan

sistim sosial.Ia rela melakukan apa saja demi mempertahankan apa

yang sudah diyakininya. Bahkan ia sempat khawatir ketika Islam

dating. Ia khawatir agama baru ini meruntuhkan sistim sosial politik

dan budaya Makkah yang sudah mapan. Oleh karena itulah ia sangat

menentang Agama Islam.

57 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.85 58 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.20

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

38

Ummar telah menjalani kehidupan pada masa jahiliyah.Ia telah

mengenal betul hakekat dari adat kebiasaan tradisi jahiliyah.Ia

mempertahankannya dengan segenap kemampuan yang ada. Oleh

karena itu , ketika ia masuk Islam, ia mengenal betul keindahan dan

hakekat Islam. Ia sangat mengenali perbedaan antara petunjuk dan

kesesatan, antara kufur dan iman, dan antara haq dan yang bathil.

Karenanya, dalam sebuah ungkapan ia pernah mengatakan “ikatan

Islam akan terurai ikatan demi ikatan bila tumbuh dalam Islan orang

yang tidak mengenal jahiliyah”.59

c. Umar bin Khattab setelah Masuk Islam

Dalam buku Muhammad Ali Al-Qutub yang berjudul ”10

Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga” mengutip sepenggal

kisah yaitu, pada suatu ketika Ummar berbincang-bincang bersama

pemimpin golongan Quraisy tentang adanya dakwah Nabi Muhammad

SAW. Tampilah salah seorang diantara mereka yang meinta agar Nabi

Muhammad dibunuh dan dilarang berdakwah.Pada saat itu, yang

dipilih untuk membunuh Nabi Muhammad adalah Ummar. Karena

Ummar bin Khattab jika ia sedang marah ia tidak punya rasa kasihan.

Ia berani menakut-nakuti, mengancam, dan melarang bagaikan

harimau ganas.

Salah seorang yang sedang berkumpul ada yang tidak setuju

dengan ditunjuknya Ummar untuk membunuh Nabi Muhammad,

59 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.21

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

39

seraya ia berkata “Wahai Ummar, urusilah keluargamu sendiri! Sebab

saudarimu Fatimah dan suaminya telah pindah agama dan memeluk

Islam. Maka yang baik bagimu adalah meluruskan kebengkokan

keduanya”

Seketika itu juga Umar mendadak menjadi marah dan

geram.Umar segera bertandang ke rumah adiknya. Sesampainya disana

Ummar mendengar suara yang tidak keras, yang semakin terdengar

jelas bila ia maju selangkah demi selangkah. Ia merasa tentram.

Setellah suara Fatimah berhenti, ia pun berteriak dan kemarahannya

diluapkan pada adiknya, Umar pun menampar Fatimah dan suaminya.

Di puncak kemarahannya, Umar lalu melihat sebuah lembaran yang

bertuliskan ayat Al-Qur’an, yaitu QS.Thaha ayat 1-5:

١طه لتشقى ٱلقرءان عليك أنزلنا يخشى ٢ما لمن تذكرة ٣إل

ٱلعلى ت و وٱلسم ٱلرض خلق ن م م ٱلعرش ٤تنزيل على ن حم ٱلر

٥ٱستوى

Artinya: 1. Thaahaa. 2. Kami tidak menurunkan Al Quran ini

kepadamu agar kamu menjadi susah. 3. tetapi sebagai

peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),4. Yaitu

diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit

yang tinggi.5. (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah.yang

bersemayam di atas 'Arsy.

Umar kemudian mengambil lembaran tersebut dan membaca

ayat tersebut. Setelah membacanya, Umar r.a pun merasakan damai

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

40

dan tenang di hatinya, seakan amarahnya hilang tak tersisa. Lantas

Umar r.aingin menemui Nabi Muhammad SAW di rumah al-Arqam.60

Waktu itu Nabi Muhammad SAW sedang melaksanakan

dakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah Al-Arqam. Sesampainya

di sana, para sahabat yang berada di dalam rumah Al-Arqam pun

menjadi ketakutan, kecuali Hamzah bin Abdul Muttalib, paman Nabi

Muhammad SAW. Akan tetapi dengan tetap tenang dan berwibawa,

Nabi Muhammad SAW menerima kedatangan Umar, dan dengan

sikap yang ditunjukkan oleh Nabi tersebutlah Umar menjadi lunak dan

takut.Nabi kemudian memerintahkan Umar untuk masuk Islam.Dan

seketika itu juga Umar kemudian menyatakan masuk Islam dan

mengucapkan dua kalimat syahadat.61

Umar masuk Islam pada tahun ke enam dari kenabian Nabi

yaitu tepatnya 27 tahun.62Masuknya Umar bin Khattab ke dalam Islam

merupakan kekuatan yang sangat besar dan berharga bagi dakwah

Islam. Umar memberikan masukan kepada Nabi Muhammad SAW

untukmelakukan syi’ar Islam secara terang-terangan, bukan secara

diam-diam seperti yang selama ini dijalankan oleh Nabi Muhammad

SAW.Sehingga sejak itulah Islam disebarkan secara terang-terangan.63

60 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.87-

89 61 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.89-

90 62 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.30 63 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.29-30

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

41

Setelah keislamannya umat Islam di Makkah mulai berani

terang-terangan dalam beribadah dan mereka sangat bersyukur dengan

keIslamannya sebagaimana pengakuan dari shahabat Ibn Mas’ud

sendiri: “Kami semua tidak berani shalat di depan ka‟bah sampai

akhirnya „Umar masuk Islam, ketika masuk Islam ia lalu memerangi

kaum Quraisy dan sesudah itu ia shalat di depan ka‟bah dan kami

mengikutinya”64

Setelah Ummar masuk Islam, ia menjadi sangat dekat dengan

Rasulullah SAW. Umar bin Khattab juga menjadi penasihat terdekat

Nabi Muhammad SAW.65

Faktor utama Ummar r.a masuk Islam adalah buah dari do’a

Rasulullah SAW, do’a tersebut adalah : “ Yaa Allah muliakanlah

Islam dengan orang yang paling Engkau cintai dari kedua orang ini,

dengan Abu Jahl bin Hisyam atau Ummar bin al-Khattab”(HR

Tarmidzi). Dan orang yang paling dicintai oleh Allah diantara

keduanya adalah Ummar bin al-Khattab.66

Keberanian Ummar sanngat tidak diragukan lagi. Bahkan

dalam proses hijrah ke Madinah, ia dengan tanpa rasa takut berhijrah

secara terang-terangan. Ketika hendak hijrah ia mengangkat

pedangnya, menaruh anak panah pada busurnya, menyiapkan anak-

anak panah ditangannya, menghimpit tongkatnya, lalu berjalan

menuju Ka’bah dan pelataran orang-orang Quraisy. Ia melakukan

64 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.29-30 65 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.93 66 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.23

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

42

tawaf tujuh kali dengan tenang, dan berhenti disetiap lingkaran satu

persatu.67

Ummar berkata kepada mereka “Wajah-wajah yang buruk,

Allah pasti akan mengalahkan para musuh-Nya.Barang siapa

menginginkan ibunya menangis meratapinya, aatau anaknya menjadi

yatim, atau istrinya menjadi janda, maka hendaklah menemuiku

dibalik lembah ini”.Ali berkata “maka tak ada satupun yang berani

menemuinya kecuali kaum lemah yang telah diajari kebenaran, lalu

simpati mengikutinya”68

Bahkan peran Umar r.a diberbagai medan jihad bersama

Rasulullah sangat penting. Beberapa kali ia mengikuti perang bersama

Rasulullah, seperti perang Badar, perang Uhud, perang Bani

Musthaliq, perang khandaq, perjanjian hudaibiyah, perang Hawadzan,

perang Khaibar, pembebasan Makkah, perang Hunain dan perang

Tabuk.69

Tatkala berita tentang wafatnya Rasulullah sampai kepada para

sahabat, maka terjadilah keguncangan yang dasyat dihati mereka,

khususnya bagi Ummar bin Khattab.

Tentang hal ini, Abu Hurairah menceritakan, “tatkala Nabi

SAW wafat, Ummar berkata dihadapan kaum muslimin, “orang-orang

munafik mengira bahwa Rasulullah telah meninggal dunia, ketahuilah

67 Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2003),cet.1, hal.35 68 Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal.35 69 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.60

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

43

bahwa Rasulullah tidak meninggal dunia. Tapi beliau sedang

menghadap Allah sebagaimana dulu Musa bin Imran yang

meninggalkan kaumnya selama 40 hari, hingga kaumnya mengira

beliau meninggal dunia. Demi Allah, Rasulullah akan kembali

sebagaimana dulu Musa bin Imran. Barang siapa yang mengira

Rasulullah meninggal, maka akan ku potong kaki dan

tangannya”.Lalu Abu Bakar datang dan mendapati Ummar sedang

berbicara didepan mesjid kepada kaum muslimin.Lalu Abu Bakar

masuk kerumah putrinya Aisyah untuk melihat jenazah

Rasulullah.Setelah selesai, Ummar masih tetap berbicara. Kemudian

Abu Bakar menghampiri Ummar bin Khattab dan menjawab dengan

Firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 144:

ٱلمنكر عن وينهون بٱلمعروف ويأمرون ٱلخر وٱليوم بٱلل يؤمنون

لحين ئك من ٱلص ت وأول رعون في ٱلخير ١١٤ويس

Artinya: 144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul,

sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah

jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?

Barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat

mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan

memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

Lalu kaum muslimin terdiam dan Ummar pun terdiam dan

tersungkur ke tanah seolah mereka baru pertama kali mendengar ayat

itu dari Abu Bakar, padahal ayat tersebut sudah mereka hafal.70

d. Keluarga Umar Bin Khattab

70 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.100-101

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

44

Berikut nama istri serta anak-anak dari Ummar bin al-Khattab

r.a, yaitu:

1) Zainab binti Mazh’un, beliau melahirkan Abdullah, Hafsah dan

Abdurrahman senior

2) Mulaikah al-Khuza’iyah, beliau melahirkan Ubaidullah

3) Ummu Hakim binti al-Harits al-Makhzumiyyah, beliau

melahirkan Fathimah

4) Jamilah binti Tsabit, beliau melahirkan Ashim

5) Ummu Kultsum binti Fathimah az-Zahra’, beliau melahirkan

Zaid senior dan Ruqayyah

6) Luhayyah, beliau adalah wanita Yaman yang melahirkan

Abdurrahman junior

7) Atikah binti Zaid bin Amr bin Nufail.71

2. Umar Bin Khattab saat Menjadi Khalifah

a. Proses Pengangkatan Umar sebagai Khalifah

Sewaktu Khalifah Abū Bakr al-Shiddiq sedang sakit, ia telah

ditanya tentang bakal penggantinya. Kemudian ia memanggil Utsmān

bin Affān yang merupakan Penasihat Negara untuk menuliskan wasiat

tersebut. Abu Bakar sebenarnya telah memiliki pilihan, yakni

Umar.Namun, ia meminta pertimbangan terlebih dahulu sahabat-

sahabat terkemuka lainnya, seperti Abdurrahman ibn Auf, Utsman ibn

71 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 116

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

45

Affan, dan Thalhah ibn Ubaidillah. Akhirnya, semua sepakat bahwa

Ummar ibn Khattab akan menjadi khalifah selanjutnya. Setelah para

sahabat yang hadir setuju, Abu Bakar pun lalu membuat bai’at yang

berisi penunjukan Umar bin Khattab sebagai penggantinya, dan

dengan demikian orang-orang mukmin harus patuh terhadapnya.72

Selanjutnya, Abu Bakar meminta Utsman menyegel suratnya

dengan stempel Khalifah dan menyimpannya sebagai dokumen

negara. Abu Bakar kemudian mendiktekan surat wasiat kekhalifahan

kepada Ustman ibn Affan untuk dibacakan di hadapan kaum Muslim.

Pembaiatan kepada Umar sebagai khalifah pun dilakukan.

Umar bin Khattab dilantik menjadi khalifah hari selasa, tanggal

8 Jumadil Akhir 13H. Beliau memerintah umat Islam selama kurang

lebih sepuluh tahun, yaitu pada tahun 634-644 Masehi.73

Setelah proses baiat itu, Abu Bakar kembali memanggil Umar

dan berwasiat kepadanya untuk senantiasa menegakkan agama Allah,

untuk meneruskan perang di Irak dan Syam, dan selalu berpegang

pada kebenaran.

Langkah-langkah yang ditempuh Abu Bakar dalam memilih

calon khalifah penggantinya tidak keluar dari pinsip muasyawarah,

kendati proses yang dilaksanakan tidaksama dengan proses yang

ditempuh ketika pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah. 74

72Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.114-120 73Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 116

74Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.120

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

46

b. Pidato Pertama Umar bin Khattab setelah Menjadi Khalifah

Sayyidina Umar mengawali pidatonya dengan mengucapkan

hamdalah, shalawat, dan memaparkan beberapa jasa Sayyidina Abu

Bakar.Setelah itu, dia baru menyampaikan pidato intinya. Berikut

pidato lengkapnya:

“Saudara-saudara!Saya hanya salah seorang dari kalian.

Kalau tidak karena segan menolak tawaran Khalifah Rasulullah

(Sayyidina Abu Bakar) saya pun akan enggan memikul tanggung

jawab ini. Allahumma ya Allah, saya ini sungguh keras, kasar, maka

lunakkanlah hatiku.Allahumma ya Allah saya sangat lemah, maka

berikanlah kekuatan.Allahumma ya Allah saya ini kikir, jadikanlah

saya orang dermawan bermurah hati.”Tiba-tiba Sayyidina Umar

berhenti sejenak.Setelah orang-orang lebih tenang, dia melanjutkan

pidatonya.“Allah telah menguji kalian dengan saya dan menguji saya

dengan kalian.Sepeninggal sahabat-sahabatku, sekarang saya yang

berada di tengah-tengah kalian. Tidak ada persoalan kalian yang

harus saya hadapi lalu diwakilkan kepada orang lain selain saya, dan

tak ada yang tak hadir di sini lalu meninggalkan perbuatan terpuji

dan amanat. Kalau mereka berbuat baik akan saya balas dengan

kebaikan, tetapi kalau melakukan kejahatan terimalah bencana yang

akan saya timpakan kepada mereka”.Setelah menyampaikan pidato

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

47

pertamanya sebagai khalifah kedua, Sayyidina Umar turun dari

mimbar dan langsung mengimami Shalat Dzuhur.75

Ada beberapa poin penting yang bisa disimpulkan dari pidato

pertama Ssayyidina Umar bin Khattab tersebut. Pertama, Jabatan

adalah sebuah tanggung jawab yang tidak perlu diperebutkan.Apalagi

sampai meneteskan darah manusia.Kedua, Sayyidina Umar mengakui

kalau dirinya keras, kasar, lemah, dan penuh dengan kekurangan.Oleh

karena itu, dia berdoa kepada Allah untuk selalu membimbingnya

menjalankan amanah tersebut.Ketiga, menjadi pemimpin dan yang

dipimpin adalah ujian.Sayyidina Umar sadar bahwa menjadi

pemimpin itu adalah ujian.Begitupun mereka yang dipimpin. Oleh

sebab itu, baik pemimpin atau yang dipimpin harus saling

mengingatkan agar apa yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Allah.

Keempat, tugas pemimpin adalah menyelesaikan persoalan

rakyatnya.Kelima, siapa yang berbuat baik maka akan mendapatkan

balasan yang baik. Begitupun sebaliknya.

c. Masa Kekhalifahan Umar bin Khattab

Masa pemerintahan Ummar bin Khattab adalah 10 tahun,

sekitar tahun 634 sampai 644. Masa pemerintahan Umar bin Khattab

merupakan masa yang gemilang bagi perkembangan dan kemajuan

agama Islam. Meskipun hanya menjabat khalifah selama kurang lebih

75https://islam.nu.or.id/post/read/106492/pidato-pertama-sayyidina-umar-bin-khattab-

setelah-jadi-khalifah, diambil pada hari Rabu tanggal26 Agustus 2020, pukul.22.12 WIB

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

48

sepuluh tahun, akan tetapi banyak sekali prestasi yang telah diraih

pada masa itu. Prestasi yang dicapai meliputi banyak bidang, seperti

dalam bidang perluasan wilayah, penataan administrasi negara, bidang

perekonomian, keamanan dan ketertiban masyarakat, dan sebagai nya.

Umar adalah seorang yang berkharisma tinggi, dan mempunyai

sifat yang adil amat disegani terutama terhadap orang yang

mengenalnya. Salah satu bukti atas besarnya kharisma dan keadilan

Umar dihadapan pengikutnya adalah kebijaksanaannya ketika

memecat Khalid bin Walid yang digelari Rasulullah saw dengan gelar

pedang Allah yang amat dikagumi kawan maupun lawan. Pemecatan

itu sendiri dilakukan sewaktu umat Islam sangat membutuhkan

seorang panglima perang sehebat Khalid bin Walid. Tunduknya

Khalid kepada kebijakan Umar itu menunjukkan betapa hebatnya

kharisma Umar bin Khattab di mata kaum muslimin.

Pemecatan Khalid bin Walid dialatarbelakangi oleh perbedaan

pendapat antara Ummar bin Khattab dengan Abu Bakar dalam

memberikan kebebasan kepada gubernur dan pegawai. Abu Bakar

memberikan kebebasan penuh kepada para gubernur dalam

menerapkan kebijaksanaannya, berbeda dengan Ummar bin Khattab

yang berpendapat bahwa seorang Khalifah harus membatasi gubernur

dalam menjalankan tugasnya.76

76Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.538

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

49

Ketika Ummar bin Khattab menjabat sebagai Khalifah, dia

bermaksud mengharuskan semua pejabatnya agar menerapkan semua

kebijaksanaannya. Sebagian pejabat setuju dan sebagian lain menolak.

Diantara pejabat yang menolak kebijaksanaannya adalah Khalid bin

Walid.77

Setelah Abu Bakar menyelesaikan tugas kekhalifaannya dan

menyusul kepergian Rasulullah SAW. Kehadirat Allah SWT. Umar

meneruskan langkah-langkahnya untuk membangun kedaulatan Islam

sampai berdiri tegak.Kemmpuannya dalam melaksanakan

pembangunan ditandai dengan keberhasilannya diberbagai bidang.

Pemerintahan dibawah kepemimpinan Umar dilandasi prinsip-

prinsip musyawarah.Untuk melaksanakan prinsip musyawarah itu

dalam pemerintahannya, Umar senantiasa mengumpulkan para

sahabat yang terpandang dan utama dalam memutuskan sesuatu bagi

kepentingan masyarakat.Karena pemikiran dan pendapat mereka

sangat menentukan bagi perkembangan kehidupan kenegaraan dan

pemerintahan.Umar menempatkan mereka dalam kedudukan yang

lebih tinggi dari semua pejabat negara lainnya. Hal ini tidak lain

karena dilandasi rasa tanggung jawab kepada Allah SWT.

Di zaman Umar gelombang ekspansi secara besar-besaran

pertama terjadi, ibukota Syiria, Damaskus ditaklukkan dan setahun

kemudian (636 M), setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran

77Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.539

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

50

Yarmuk, seluruh daerah Syiriah jatuh ke bawah kekuasaan Islam.

Dengan memakai Syiria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di

bawah pimpinan Amr bin Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa’ad

bin Abi Waqash. Iskandaria ditaklukkan pada tahun 641 M. Dengan

demikian, Mesir jatuh di bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah,

sebuah ibukota dekat Hirah di Irak, ditaklukkan pada tahun 637 M,

dari sana serangan dilanjutkan ke ibukota Persia, al-Madain

ditaklukkan pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Musol dapat

dikuasai. Pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab ra, wilayah

kekuasaan Islam sudah meliputi jazirah Arabiah, Palestina, Syiriah,

sebagian besar wilayah Persia dan Mesir.78

Umar mengajak dunia memeluk Islam dengan ajakan yang baik

dan penuh hikmah. Setelah pasukan muslim menaklukkan Persia,

Umar berwasiat kepada Sa’ad ibn Abi Waqash untuk mengajak

mereka masuk Islam dengan cara yang baik tanpa paksaan sebelum

memulai pertempuran. Umar juga berwasiat kepada para pemimpin

pasukan agar tidak memaksa penduduk setempat untuk mengganti

agama mereka dengan Islam.Umar justru berwasiat agar umat Islam

dapat memuliakan mereka dan tidak mengganggu praktik-praktik

ibadahmereka.79

78Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), Jilid

1, cet.V, hal.58

79Musthafa Murad, Umar ibn al-Khattab, terj. Ahmad Ginanjar Sya’ban dan Lulu

M.Sunman, Kisah Hidup Umar Bin Khattab ..,cet.1,hal.15

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

51

Seiring dengan berkembang dan meluasnya wilayah kekuasaan

Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab mengharuskan ia

mengatur adminstrasi pemerintahannya dengan cermat. Dalam sejarah

umat Islam, Umar bin Khattab dipandang sebagai Khalifah yang

cukup berhasil mengembangkan dan mewujudkan tata pemerintahan

dan sistem adminstrasi kenegaraan yang baik. Baik dalam kehidupan

sosial kemasyarakatan, politik, hukum maupun ekonomi.

Adapun sistem yang beliau terapkan dalam keihidupan sosial

kemasyarakatan ialah menerapakan perlunya menghargai hak-hak

individu dalam kehidupan masyarakat.Hal itu tampak pada

masyarakat yang ditaklukkannya.Beliau memberikan kelonggaran

dalam menjalankan ibadah menurut ajaran agamanya masing-masing.

Dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan dan kenegaraan,

Umar menyelesaikan tiap permasalahan yang dihadapi tidak cukup

dengan pengamatan fisik semata-mata.Semua diselesaikan dengan

peelitian yang cermat, teliti dan seksama.Kebijakan ini diberlakukan

ke seluruh wilayah yang menjadi tanggung jawab kekhalifaannya.

Lebih jauh lagi, Umar berhasil menghapuskan sistem feodal

Roma yang diterapkan di Suria, dan kemudian membagi-bagikan

tanah di situ kepada penggarap yang asli, yang memang penduduk

Suriah,.

Wilayah kekuasaan yang sangat luas itu mendorong Umar

untuk segera mengatur administrasi negara. Administrasi

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

52

pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi, yaitu: Mekah,

Madinah, Syiriah, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina dan Mesir, dan

yang menjadi pusat pemerintahannya adalah Madinah. Sehingga dapat

dikatakan bahwa Umar bin Khatab telah menciptakan sistem

desentralisasi dalam pemerintahan Islam.

Sejak pemerintahan Umar, telah dilengkapi adminstrasi

pemerintahan dengan beberapa lembaga yang diperlukan sesuai

dengan perkembangan negara pada waktu itu. Lembaga-lembaga

penting itu antara lain adalah; Dewan al-Kharaj (lembaga pajak)

yang mengelolah adminstrasi pajak tanah di daerah-daerah yang telah

ditaklukkan. Dewan al-Hadts (lembaga kepolisian) yang berfungsi

untuk memelihara ketertiban dan menindak pelanggar-pelanggar

hukum yang nantinya akan diadili oleh qadhi. Beliau juga telah

merintis lembaga pekerjaan umum (Nazarat al-Nafiah), lembaga ini

bertangung jawab atas pembangunan dan pemeliharaan gedung-

gedung pemerintah, saluran-saluran irigasi, jalan-jalan, rumah-rumah

sakit dan sebagainya.80

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar juga telah didirikan

pengadilan, untuk memisahkan antara kekuasaan eksekutif dan

yudikatif yang pada pemerintahan Abu Bakar, khalifah dan para

pejabat adminstratif merangkap jabatan sebagai qadhi atau hakim.

Awalnya konsep rangkap jabatan trersebut juga diadopsi

80Musthafa Murad, Umar ibn al-Khattab, terj. Ahmad Ginanjar Sya’ban dan Lulu

M.Sunman, Kisah Hidup Umar Bin Khattab …., cet.1,hal.145

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

53

pemerintahan Umar. Tetapi, seiring dengan perkembangan keukasaan

kaum muslimin, dibutuhkan mekanisme administraif yang

mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan yang baik81

Setidaknya ada 3 faktor penting yang ikut andil mempengaruhi

kebijakan-kebijakan umar dalam bidang hukum yaitu militer, ekonomi

dan demografis (multi suku)

1) Faktor Militer

Penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan Umar

adalah fakta yang tak dapat difungkiri.Beliau menaklukan Irak,

Syiria, Mesir, Armenia dan daerah-daerah yang ada di bawah

kekuasaan Romawi dan Persia.82Untuk mewujudkan dan

menyiapkan pasukan profesional, Umar menciptakan suatu sistem

militer yang tidak pernah dikenal sebelumnya yaitu seluruh

personil militer harus terdaptar dalam buku catatan negara dan

mendapat tunjangan sesuai dengan pangkatnya.Pembentukan

militer secara resmi menuntut untuk melakukan mekanimisme baru

yang sesuai dengan aturan-aturan militer.

2) Faktor Ekonomi

Dengan semakin luasnya daerah kekuasaan Islam, tentu

membawa dampak pada pendapatan negara.Sumber-sumber

ekonomi mengalir ke dalam kas negara, mulai dari kharaj (pajak

81Musthafa Murad, Umar ibn al-Khattab, terj. Ahmad Ginanjar Sya’ban dan Lulu

M.Sunman, Kisah Hidup Umar Bin Khattab …., cet.1,hal.145 82Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 151

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

54

tanah), jizyah (pajak perlindungan), ghanimah (harta rampasan

perang), Fai’ (harta peninggalan jahiliyah), tak ketinggalan pula

zakat dan harta warisan yang tak terbagi.Penerimaan negara yang

semakin bertumpuk, mendorong Umar untuk merevisi kebijakan

khalifah sebelumnya (Abu Bakar).Umar menetapkan tunjangan

yang berbeda dan bertingkat kepada para rakyat sesuai dengan

kedudukan sosial dan kontribusinya terhadap Islam. Padahal

sebelumnya, tunjangan diberikan dalam porsi yang sama.

3) Faktor Demografis

Faktor ini juga sangat berpengaruh pada kebijakan-

kebijakan yang diambil oleh Umar.Jumlah warga Islam non-Arab

semakin besar setelah terjadi penaklukan sehingga kelompok sosial

dalam komunitas Islam semakin beragam dan kompleks sehingga

terjadi asimilasi antara kelompok. Terlebih lagi setelah kota Kufah

dijadikan sebagai kota pertemuan antarsuku baik dari utara maupun

selatan. Perbauran inilah yang membawa pada perkenalan institusi

baru.

Dari uraian faktor-faktor yang ikut andil mempengaruhi

kebijakan-kebijakan Umar di atas, dapat dipahami dan disimpulkan

bahwa metodologi Umar dalam menetapkan hukum dipengaruhi oleh

dua sikap yaitu beradaptasi dengan kemajuan zaman dengan kreatif

dan berorientasi pada sejarah secara kontekstual

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

55

Dalam pemerintahan Umar seluruh pejabat dan pegawai

pemerintahan harus mampu melaksnakan tugas dengan baik, karena

Umar juga menggunakan petugas intelejen untuk mengawasi mereka,

serta selalu mencari keterangan tentang kemungkinan penyalahgunaan

wewenang atau tindakan yang tidak adil terhadap penduduk.

Umar adalah seorang khalifah yang bersikap keras dan tegas

kepada kepada para gubernurnya (pembantunya). Dia begitu khawatir

mereka akan bertindak dengan tindakan yang akan membuat rakyat

takut kepada mereka, mau menghinakan diri dan dengan demikian

berarti mereka telah dididik menjadi pengecut dan berkarakter tidak

baik. Untuk itu ia selalu membuka diri untuk menerima berbagai

keluhan dari para pembantunya, lalu hal tersebut disampaikan kepada

masyarakat luas dalam khutbanya.

Dan hal yang paling penting juga bahwa pada masa

pemerintahan Umar bin Khattab penetapan kalender Hijriah dimulai

sebagai kalender Islam, dengan peristiwa hijrah sebagai titik awal

penghitungan sistem kalender dalam Islam.

d. Wafatnya Umar bin Khattab

Dalam buku berjudul “30 Sahabat yang Dijamin Masuk

Surga” oleh Musthafa Murad, terdapat pula kisah tentang wafatnya

Ummar bin Khattab. Pada suatu hari Ummar pergi ke pasar.Ia bertemu

dengan Abu Lu’luah budak al-Mughirah bin Syu’ban. Ia adalah

seorang Nasrani, ia berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tolonglah aku

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

56

atas Al-Mughirah bin Syu’ban, aku dibebankan pajak yang berat

olehnya”. Ummar menjawab, “berapa pajak engkau dan apa

pekerjaanmu?” lalu Abu Lu’luah menjawab kembali “dua dirham

setiap hari, aku seorang tukang batu, tukang gambar dan tukang

besi”, Umar pun menjawab, “Aku tidak melihat bahwa pajak engkau

terlalu banyak”.

Abu Lu’luah bertanya kepada Umar, “telah sampai kepadaku

berita, benarkah engkau akan membuat tempat peristirahatan? Maka

akan ku lakukan” . Umar menjawab, “Iya, kalau begitu tolong

buatkan peristirahatan untukku” Abu Lu’luah pun menjawab

kembali, “ kalau aku sehat akan aku buatkan untukmu peristirahatan.

Orang di timur dan di barat akan memperbincangkannya”.Umar pun

bergumam, “Seorang budak tadi telah berjanji kepadaku”.Setelah itu

Ummar r.a kembali kerumahnya.83

Keesokan harinya Ka’ab bin Ahbar datang kepada Umar dan

berkata, “Wahai Amirul Mukminin, ketahuilah engkau akan

meninggal dalam waktu tiga hari”.Umar menjawab,“darimana

engkau tahu?”, ka’ab menjawab, “dari kitab Taurat”.Umar pun

bertanya, “Allah! Engkau mendapatkan Umar bin Khattab dalam

Kitab Taurat?” ka’ab menjawab, “Tidak, akan tetapi aku

mendapatkan sifat dan dua bajumu. Ketahuilah! Telah dating

ajalmu”. Pada saat itu Umar sama sekali tidak dalam merasakan sakit.

83 Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal.56-57

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

57

Keesokan hari Ka’ab bin Ahbar mendatanginya dan berkata,

“Satu hari telah berlalu dan tinggal dua hari lagi yang tersisa”.Hari

berikutnya Ka’ab datang lagi dan berkata, “dua hari telah berlau dan

tinggal satu hari lagi, dan kesempatan untukmu tinggal sampai pagi

hari”.84

Ketika datang waktu subuh Umar keluar untuk melaksanakan

Shalat berjama’ah.Ia menyuruh orang-orang merapatkan barisannya

dalam shalat.Ketika barisan sudah lurus dan rapat, Ummar pun

memulai takbir.Abu Lu’luah masuk dalam jamaah shalat.Ditangannya

terdapat pisau berkepala dua.Tusukannya ditengah.Ia menusuk Umar

enam kali, satu diantara tusukannya mengenai perut Ummar dibagian

bawah pusar.Tusukan inilah yang membunuh Ummar.85

Ketika Ummar merasakan panasnya tusukan, ia terjatuh seraya

berkata, “Apakah di antara kalian ada Abdurrahman bin Auf?”.

Mereka menjawab “ ada wahai Amirul Mukminin”. Umar berkata, “

maju dan teruskan menjadi Imam Shalat”. Abdurrahman bin Auf pun

melanjutkan shalat dan Umar pun tergeletak lalu dibawa kerumahnya.

Umar bin Khattab wafat pada malam Rabu, tanggal 3

Dzulhijjah tahun 331H (1 November 644M).86umar meninggal dalam

usia 63 tahun dan dikuburkan dekat dengan makam Nabi Muhammad

SAW.

84 Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal.57 85Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal.58 86 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga …, hal. 229

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

58

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

59

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Untuk menyelesaikan semua permasalahan yang terdapat dalam

judul ini, maka penulis menggunakan jenis penelitian Library Research

yaitu pendalaman, penelaahan, dan pengidentifikasian pengetahuan yang

ada dalam kepustakaan (sumber bacaan buku-buku referensi atau hasil

penelitian lain) yang berhubungan dengan pembahasan yang diteliti.87

Menurut Fraenkel dalam buku Wina Sanjaya yang berjudul

”Penelitian Pendidikan”, ada beberapa langkah dalam mengkaji bahan

pustaka yaitu:

1. Mendefinisikan masalah penelitian (define the research problem).

2. Mempelajari sumber kedua (secondary sources).

3. Menyeleksi referensi umum (select general reference).

4. Merumuskan istilah penelitian (kata kunci) (formulate search term).

5. Menjelajah referensi umum untuk menentukan sumber pertama

(search the general reference).

6. Membaca sumber pertama yang relevan dan membuat ringkasannya

(obtain and read relevant primary sources).88

Dalam penelitian ini akan mengkaji dan mendeskripsikan tentang

nilai-nilai pendidikan karakter Ummar bin Khattab sebagai Khalifah.

B. Sumber Data

87Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,2011),hal.121 88Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prena Media Group, 2014), Cet II, h.lm

219

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

60

Dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, Maka

pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menelusuri buku-buku

yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang dimilikiUmmar

bin Khattab sebagai khalifah. Proses pengumpulan data ini dilakukan

dengan bahan-bahan dokumen yang ada, yaitu melalui pencarian buku-

buku, jurnal, dan lain-lain dikatalog beberapa perpustakaan dan mencatat

sumber data yang dapat digunakan dalam studi sebelumnya.

Terdapat dua kategori dalam penelitian kepustakaan yaitu data

primer (primary data) dan datasekunder (secondary data).89

1. Sumber Primer

Sumber primer merupakan sumber yang diperoleh langsung

oleh peneliti dari objek penelitian, yaitu berupa buku tentang kisah

Ummar bin Al-Khattab karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi,

berjudul “Biografi Ummar bin al-Khattab”.

2. Sumber Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber

lain yang masih berkaitan dengan masalah penelitian, dan memberi

interprestasi terhadap sumber primer.90 Sumber data sekunder

yangpenulis gunakan adalah buku-buku yang berkaitan dengan

pendidikan karakter serta buku-buku yang berkaitan dengan kisah

Ummar bin Khattab.

C. Metode Analisa Data

89Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, ( Jakarta: Rineka

Cipta,1989),hal.11 90Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek…,hal.23

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

61

1. Induktif, yaitu dimulai dengan pernyataan yang bersifat khusus dan

penalaran yang mempunyai ciri khas dan terbatas ruang lingkupnya

dan kemudian ditarik suatu konklusi yang bersifat umum.91

2. Deduktif, yaitu cara berpikir dimulai dengan teori dan diakhiri dengan

fenomena atau hal khusus. Pemikir bertolak dari pernyataan yang

bersifat umum dan kemudian menarik kesimpulan yang bersifat

khusus.92

3. Komparatif, yaitu membandingkan beberapa pendapat yang lebih

tepat. Pengambilan kesimpulan dari data yang dikemukakan para ahli

diambil diantara pendapat yang lebih tepat.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Usaha mengumpulkan data dan menyelesaikan penelitian ini,

teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan cara

membaca dan menganalisa serta menelaah buku tentang Umar bin Khattab

serta buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan karakter.

Teknik pengumpulan data yang tepat dalam penelitian Library

research adalah dengan mengumpulkan buku-buku, makalah, artikel,

jurnal, majalah dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang

dikaji.Langkah ini biasanya dikenal dengan metode

91A.Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014),hal.19 92 A.Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan…,hal.18

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

62

dokumentasi.Suharsimi berpendapat bahwa dokumentasi adalah mencari

data dari catatan, manuskrip, buku-buku agenda dan sebagainya.93

93Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...,hal.206

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Sebagai Khalifah yang bergelar Amirul Mukminin serta sahabat

Rasulullah SAW, Umar bin Khattab memiliki banyak nilai-nilai karakter

yang patut diteladani oleh Umat Muslim terkhusus pada zaman sekarang.

Berikutadalah hasil dari penelitian penulis tentang Nilai-nilai Karakter

Dalam Kisah Umar Bin Khattab Sebagai Khalifah, yaitu:

A. Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.94Karakter religius ini

adalah bukti keta’atan kita terhadap agama yang kita anut.Dan karakter ini

penting dimiliki oleh setiap manusia.

Umar bin Khattab sebagai Khalifah ke dua memberikan cerminan

berkaitan karakter religius ini. Iamemiliki hubungan yang sangat baik

kepada Allah SWT. Hal ini bisa dilihat betapa religiusnya kepribadian

Umar.Bahkan salah satu kunci kepribadian Umar adalah keimanannya

kepada Allah SWT. Iman inilah yang menyebabkan adanya keseimbangan

dan daya tarik dalam kepribadian Umar, sehingga ia memiliki kepribadian

yang tidak menyimpang dari keadilan, kekuasaannya tidak membuatnya

menyimpang dari kasih sayangnya dan kekayaannya tidak membuatnya

94Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

64

menyimpang dari sikap rendah dirinya. Maka pengaruh keimanannya yang

mendalam itu pun terpantul dalam kehidupannya.95

Ummar adalah sosok yang sangat takut kepada Allah SWT.Ia

selalu mengintropeksi dirinya sebagai bentuk rasa takutnya kepada Allah

SWT. Ummar pernah mengatakan, “Perbanyaklah mengingat

neraka!Sebab, apinya sangat panas, dasarnya snagat dalam, dan tempat

pijakannya adalah besi”.96

Dari Abdullah bin Isa menegaskan“Pada wajah Ummar bin

Khattab terdapat dua garis hitam (yakni di bawah kedua matanya), karena

beliau sering menangis”97

Al-Ahnaf bin Qais r.a bercerita, suatu ketika saat Ummar sibuk

dengan pekerjaannya, seorang lelaki mendatanginya dan berkata, ” Si

fulan telah menzhalimiku. Engkau hendaknya menuntut balas untukku.”

Umar r.a. segera mengambil sebatang cambuk dan memukul lelaki itu

sambil berkata, “Ketika kusediakan waktuku untukmu, kamu tidak datang.

Sekarang, aku sedang sibuk dengan urusan lain, kamu datang dan

memintaku untuk menuntutkan balas.”Lelaki itu pun pergi. Setelah tidak

terlihat lagi, Umar r.a. menyuruh sesorang untuk memanggil kembali

lelaki tersebut. setelah datang, Umar r.a. memberikan cambuk kepadanya

dan berkata, ”Balaslah aku”. Lelaki itu menjawab “Tidak, aku lebih

menyerahkan urusan ini kepada Allah”.

95Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.173 96Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.173 97Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 113

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

65

Kemudian, lelaki itu pulang kerumahnya, Al-Ahnaf bin Qais dan

Umar r.a. mengikutinya. Sesampai dirumahnya lelaki tersebut

mengerjakan shalat dua rakaat, setelah itu lelaki tersebut duduk bersama

Ummar dan Al-Ahnaf seraya berkata “Hai Umar, dahulu kamu rendah,

sekarang Allah meninggikan derajatmu. Dahulu kamu sesat, lalu Allah

memberimu hidayah.Dahulu kamu hina, lalu Allah memuliakanmu, dan

Dia telah menjadikanmu sebagai raja bagi manusia.Sekarang telah

datang seorang laki-laki yang mengadukan nasibnya dan berkata,” Aku

telah dizhalimi, balaskanlah untukku, tetapi kamu telah memukulnya.

Kelak pada hari Kiamat, apa jawabanmu di hadapan Rabbmu?”.Sejak

saat itu Ummar terus-menerus mencela dirinya dan merasa bersalah.98

Kereligiusan serta keimanan Umar adalah buah dari didikan serta

dakwah Rasulullah yang ia terima secara langsung. Umar berjalan di atas

manhaj Rasulullah dalam mensucikan dan menjernihkan hati dengan

berbagai jenis ibadah.Allah SWT telah memuliakan Umar dengan Islam

yang menganugrahinya akidah yang benar lagi murni.99

Dalam kepemimpinannya sebagai Khalifah, Umar bin Khattab ia

mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diserukan kepada umat Muslim,

baik itu pelarangan atau pun perintah. Namun sebelum kebijakan itu

diserukan kepada umat Muslim, ia akan terlebih dahulu menyerukannya

kepada keluarganya. Ibnu Sa’ad juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia

menceritakan bahwa apabila Ummar ingin melarang kaum Muslimin

98Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 133

99Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.44

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

66

melakukan sesuatu, Ummar terlebih dahulu berseru kepada keluarganya:

“Tidaklah aku memberitahukan seseorang dari keluargaku agar tidak

melakukan sesuatu yang ku larang melainkan akan dilipat gandakan

hukuman atas orang yang melanggarnya”.100

Keteguhan iman Umar benar-benar lebih kuat daripada syahwat

dan segala sesuatu yang mendorongnya pada kesesatan.Bahkan, seakan-

akan dia terpelihara dari setiap kesalahan. Namun kendatipun demikian

sang Khalifah senantiasa takut, waspada, dan malu kepada Allah.101

Kereligiusan Ummar bin Khattab juga tercermin dari praktek

ibadahnya kepada Allah. Hari-hari Ummar sangat sibuk menjalankan tugas

sebagai Khalifah, namun ketika larut malam telah datang iagemar

mendirikan Sahalat. Sa’id bin al-Musayyib pernah menyatakan, “Ummar

bin Khattab senang mengerjakan Shalat ketika larut malam, yakni pada

pertengahan malam”102Seusai Shalat Umar lalu membangunkan

keluarganya. “Dirikanlah Shalat! Dirikanlah Shalat!” kata Umar

membangunkan mereka sambal membaca firman Allah SWT dalam QS

thaha ayat 132:

ة وٱصطبر عليها ل نس لو للتقوى وأمر أهلك بٱلص قبة لك رزقا نحن نرزقك وٱلع

١٣٢

132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan

bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta

rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan

akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa

100Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 110 101Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 134 102Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 113

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

67

Dalam buku karya Ali Muhammad Ash-Shalabi yang berjudul

Biografi Ummar bin Khattab, kereligiusan Umar juga terlihat dari

bagaimana ia rajin beribadah lainnya seperti wirid, zakat, haji, sedekah ,

puasa ramadahan serta perhatiannya terhadap pentingnya khusu’ dalam

shalat.103

Umar adalah seorang yang ahli zikir.Ia pernah mengatakan

“Hendaklah kalian berzikir mengingat Allah, karena zikir adalah

obat.Dan janganlah kalian mengingat-ngingat manusia, karena ia adalah

penyakit”.Jika didapati Umar tidak sempat melakukan zikir dan wirid

dimalam hari, Umarbiasanya menggantinya pada waktu siang harinya.

Dirawikan Ummar juga bersedekah tiap tahun dengan kain penutup

Ka’bah dan membagi-bagikannya kepada jama’ah haji.Selain itu Umar

juga sangat memperhatikan masalah zakat, ia mengatur masalah zakat

dengan baik.

Umar sering melakukan ibadah dan ijtihad dalam berbagai

perbuatan keta’atan. Khususnya di akhir hayatnya, ia banyak bersedekah

dan menunaikan haji. Terutama saat menjabat menjadi Khalifah ia

menunaikan ibadah haji setiap tahun.

Dari beberapa kisah yang penulis jelaskan diatas, seperti kuatnya

ke imanan Umar bin Khattab, rasa takutnya Umar kepada Allah SWT,

103Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 237-244

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

68

serta ia selalu melaksanakan ibadah wajib dan sunah, hal ini membuktikan

Umar bin Khattab memiliki karakter religius.

B. Jujur

Karakter jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan dan pekerjaan.104

Karakter mulia Umar bin Khattab juga ditunjukan dengan

kejujuran yang ia miliki, serta kejujuran Umar bin Khattab tidak diragukan

lagi. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu

Dawud dengan sanad Shahih, bahwa Rasullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan dan hati

Umar.Dialah Al-Faruq (pemisah) yang memisahkan antara yang hak dan

bathil”.105

Pada masa ke Khalifahannya, harta-harta yang didapat oleh Negara

sangat melimpah.Kemewahan-kemewahan terbentang dihadapan Umar.

Jika Umar tidak memiliki sifat dan sikap jujur, ia bisa saja menjadi

seorang Khalifah yang tamak yang memakan dan menggunakan harta-

harta tersebut untuk kemewahannya karena kesempatan untuk melakukan

korupsi sangat besar. Namun ia tetap berjalan di jalan kebenaran.106

Hal ini dibuktikan dengan kisah, suatu ketika Umar bin Khattab

didatangi harta berupa uang. Lalu Hafsah putrid Umar mendengarnya. Ia

pun bergegas menemui ayahnya dan berkata, “Wahai Amirul Mukminin,

104Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41 105Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 116 106 A li Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.181

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

69

didalam harta/uang ini terdapat hak para kerabatmu. Allah tela

mewasiatkan agar sebagian dari harta tersebut diberikan kepada kaum

kerabatmu.”.mendengar ucapan putrinya, Umar menjawab “Wahai

putriku, hak kaum kerabatku terdapat dalam hartaku, sedang ini adalah

hak kaum muslimin. Kamu telah khianati ayahmu dan kamu nasehati

kaum kerabatmu, pergilah”.Terlihat Umar begitu kokoh berada dalam

kebenaran dan amanah.

Umar bin Khattab lebih memilih hidup sederhana dengan gaji

hanya sebatas makanan pokok dan lebih memilih kesederhanaan sebagai

perhiasan dirinya.Sang Khalifah pernah berkata “sesungguhnya hubungan

ku dengan harta kalian seperti wakil anak yatim.Aku tidak akan

menggunakan harta itu jika tidak memerlukannya melainkan sesuai

kebutuhanku”107.

Khalifah Umar juga pernah berjanji akan membelanjakan hasil

pungutan pajak rakyat dan harta rampasan perang secara proposional108

Umar bin Khattab memberikan teladan sikap jujur kepada

rakyatnya. Dirawikan, Umar pernah melihat seorang laki-laki di tengah-

tengah pasar sedang mencampur susu dengan air. Lalu Umar

menumpahkannya.109

Kisah-kisah diatas menggambarkan karakter jujur yang dimiliki

Umar, hal ini terlihat dari ke amanahan dan kehati-hatian Umar dalam

107Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 123 108 A li Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.126 109 A li Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.245

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

70

mengelola harta Negara.Serta Umar telah memberikan teladan kepada

rakyatnya tentang pentingnya bersikap jujur.

C. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

merupakan defenisi dari karakter toleransi.110Sikap toleransi adalah sikap

yang sangat penting terkhusus dalam berhubungan dengan sesama

manusia, dan sikap tersebut juga dicontohkan oleh Umar bin Khattab.

Dalam kepemimpinannya sebagai Khalifah, Ummar bin Khattab menjamin

kebebasan beragama dalam negara yang dipimpinnya. Karena Umar tahu

bahwa Islam merupakan agama yang tidak ada paksaan didalamnya.

Agama Islam menyuruh agar umat Muslim membantah manusia dengan

cara baik.111Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-baqarah ayat

256:

بٱلل ويؤمن غوت بٱلط يكفر فمن ٱلغي من شد ٱلر تبين قد ين ٱلد في إكراه ل

سميع عليم ٢٥٦فقد ٱستمسك بٱلعروة ٱلوثقى ل ٱنفصام لها وٱلل256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang

sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan

beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang

kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

Para Ahli Kitab yang berada dibawah pimpinan Ummar bin

Khattab tetap menganut agama mereka. Rumah-rumah ibadah mereka

110Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41 111Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.147

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

71

dibiarkan berdiri seperti kondisi semula dan tidak dihancurkan.Hal ini

selaras dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Hajj ayat 40:

ٱلناس ولول دفع ٱلل أن يقولوا ربنا ٱلل رهم بغير حق إل ٱلذين أخرجوا من دي

جد يذكر فيها ٱس ت ومس مع وبيع وصلو مت صو كثيرا بعضهم ببعض لهد م ٱلل

لقوي عزيز من ينصرهۥ إن ٱلل ٤٠ولينصرن ٱلل40. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman

mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata:

"Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak

(keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain,

tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja,

rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di

dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti

menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya

Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa

Ath-Thabari merawikan, Umar pernah menulis sebuah perjanjian

dengan penduduk Alia (Al-Quds). Dalam surat perjanjian tersebut, Umar

menjelaskan tentang pemberian jaminan keamanan bagi penduduk Alia

terhadap diri, harta, salib, dan gereja-gereja mereka.112

Sikap toleran Umar juga terlihat dari bagaimana ia menghadapi

rakyatnya. Ia tidak membeda-bedakan keadilan meski rakyatnya bukan

Agma Islam. Dikisahkan seorang pria Mesir beragama Kristen Koptik

(salah satu aliran Kristen yang berkembang di Mesir) mendatangi Umar

bin al-Khattab di Madinah, yang kala itu sebagai pemimpin kaum Muslim,

untuk mencari keadilan.

“Wahai Amirul Mukminin, aku mencari perlindunganmu dari

penindasan,” kata pria Mesir itu. “Kamu telah mencari perlindungan di

mana ia seharusnya dilindungi,” jawab Umar.“Ketika aku sedang

berlomba pacuan kuda dengan putra Amr bin Ash, aku berhasil

112Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.147

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

72

mengalahkannya. Namun lantas dia memukuliku dengan cambuknya dan

berkata: ‘aku adalah putra bangsawan’!” cerita pria Mesir mengadu.

Mendengar pengaduan itu, Umar yang dikenal adil dan bijaksana

itu marah.Ia ingin memberikan keadilan pada orang Kristen Koptik itu.

Umar lalu menulis surat untuk Amr bin Ash (Gubernur Mesir saat itu) dan

memerintahkannya segera menghadap beserta putranya yang telah

melakukan penganiayaan terhadap pria Kristen itu.

Setelah Amr bin Ash dan putranya datang menghadap Ummar,

Umar lantas bertanya pada ‘Amr bin ‘Ash; “Sejak kapan kamu

memperbudak rakyatmu, padahal ibu-ibu mereka telah melahirkan mereka

sebagai orang-orang merdeka?”

Kemudian Umar berkata pada Pria Mesir itu, ”pukulkan lah

cambuk ini kepada putra yang mulia ini”. Setelah terlaksana Ummar

kembali berkata.Pria Mesirmenjawab dengan bingung “Ya Amiral

Mukminin, yang menganiaya aku itu putranya, dan aku telah menyamakan

kedudukanku dengannya. Aku sudah puas,” jawabnya merasa cukup dan

berkenan memaafkannya.113

Umar telah berupaya sungguh-sungguh untuk melaksanakan

prinsip kebebasan beragam sebagai wujud sikap tolerannya ditengah-

tengah masyarakat.Umar juga membebaskan pemungutan pajak kepada

113 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk

Surga…,,hal.104

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

73

mereka yang tidak mampu sekalipun mereka non Muslim.114Hal ini adalah

bukti bahwa ia tidak membeda-bedakan rakyatnya.

Kisah-kisah Umar yang penulis jelaskan diatas seperti menjamin

keamanan agama lain, memperlakukan rakyatnya dengan adil meski

rakyatnya non muslim, serta memegang prinsip kebebasan beragama,

adalah bukti dan gambaran bahwa khalifah Umar bin Khattab memiliki

karakter toleransi.

D. Disiplin

Karakter disiplin merupakan karakter yang ditunjukan dengan

perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.115

Sosok Khalifah Umar yang sangat istimewa tidak terlepas dari

karakter disiplinnya.Hal ini tercermin dari bagaimana ia rajin beribadah,

baik ibadah wajib dan ibadah sunnah, ia sering melaksanakan shalat

malam,116Ini membuktikan keta’atan dan kepatuhan Umar terhadap agama

yang dianutnya.

Kedisiplinan Umar juga ia terapkan kepada keluarga dan

rakyatnya. Ketika Umar bin Khattab melarang rakyatnya melakukan

sesuatu, maka ia akan menemui keluarganya dan menyampaikan kepada

mereka, “Aku telah melarang rakyat untuk melakukan ini dan itu. Rakyat

akan melihat tindak-tanduk kalian sebagaimana seekor burung melihat

sepotong daging. Bila kalian melanggar maka mereka akan melanggar.

114Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.150 115Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41 116Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.242

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

74

Dan bila kalian takut melakukannya, maka mereka juga akan takut

melakukannya. Demi Allah, bila salah seorang di antara kalian

diserahkan kepada saya karena ia melanggar appa yang sudah saya

larang, maka saya akan melipatgandakan hukuman kepadanya, karena ia

kerabat saya. Siapa diantara kalian yang ingin melanggar, silahkan! Dan

siapa yang ingin mematuhinya, juga silahkan!.117

Contoh lain dari sikap disiplin Umar adalah ta’at hukum. Ia akan

sangat menghormati dan menta’ati hukum. Ketika memutuskan suatu

hukum, Umar selalu bertindak adil.Ia tidak perduli status orang yang

mengajukan perkara kepadanya, apakah ia kaya atau miskin, musuh atau

sahabat dan rakyat biasa atau bahkan keluarganya sendiri. Ia juga

menerapkan hukuman-hukuman kepada para pelanggar hukum dengan

hukuman sesuai Syara’.

Dalam sebuah riwayat, Amr bin Ash menjatuhkan hukuman had

kepada salah seorang putra Umar bin Khatab yang ada di Mesir yang

bernama Abdur-Rahman. Anaknya di Mesir meminum khamar hingga ia

mabuk bersama Abu Sarwa’ah. Meskipun mereka sudah dihukum oleh

Gubernur Amr bin Ashdengan hukuman cambuk dan dicukur kepalanya

didalam rumah.

Namun Umar menganggap itu masih tidak adil karena tidak

dihukum sebagaimana mestinya yaitu didepan umum. Maka itu

Umarmengirim surat kepada Amr bin Ash yang berisi kemarahan kepada

117Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.188-189

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

75

Amr bin Ash karena sudah melanggar perintah khalifah yaitu

memperlakukan hukuman kepada anaknya tidak seperti kaum Muslimin

yang lain.

Umar kemudian memerintahkan kepada Amr bin Ash untuk

mengirim Abdurrahman denganmengenakan mantel yang lebar hingga dia

tahu bahwa keburukan perbuatan yang telah dilakukannya.Setelah itu,

Abdurrahman digiring disebuah lapangan di pusat kota, lalu di hukum

cambuk oleh Amr bin Ash didepan publik..118Begitulah Umar bin Khattab,

ia memperlakukan semua orang sama didepan hukum.

Penulis menyimpulkan dari sederet kisah diatas, mewakili bukti

bahwa Umar bin Khattab adalah sosokkhalifah yang disiplin. Hal ini

terpatri dari kebiasaannya dalam beribadah, didikannya yang kosisten

terhadap keluarga, gubernur dan rakyatnya, serta keta’atannya kepada

hukum.

E. Kerja Keras

Dalam mencapai sesuatu yang diingikan perlu adanya usaha dan

kerja keras. Allah SWT berfirman dalam Qs At-Taubah ayat 105 berkaitan

tentang perintah bekerja keras, yaitu :

➔◆❑➔☺◆

⬧◼◆➔❑

◆◆⧫❑⬧☺◆

◆◆◼⧫

⧫◆

⧫⬧☺

⧫❑➔☺➔⬧

118 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.143

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

76

105. dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-

Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan

kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan

yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa

yang telah kamu kerjakan.

Perintah Allah SWT tersebut sejalan dengan apa yang dilakukan

Umar bin Khattab. Pada masa kekhalifahan Umar, iasangat bersemangat

dalam melaksanakan tugasnya sehingga banyak pekerjaan mulia yang

terlaksana.

Usaha-usaha yang dilakukan Umar bin Khattab pada ke

Khalifahannya adalah membentengi pelabuhan-pelabuhan dan menangkal

bahaya serangan musuh., tidak menugaskan para prajurit yang berjaga di

benteng-benteng pertahanan diatas kemampuan mereka, ketika prajurit

pergi ke medan perang, khalifah Umar dan para aparatnya lah yang akan

melindungi keluarga serta anak-anak para prajurit., serta mengembangkan

lembaga militer dengan baik sehingga menjadi sebuah kekuatan militer

yang tangguh dan tidak ada tandingannya di dunia pada masa itu.119

Dengan kegigihan Umar bin Khattab dan melalui kedua tangannya,

Allah SWT menaklukan dua imperium besar, yaitu Persia dan

Romawi.Dimasanya pula, pembebasan-pembebasan wilayah berkembang

pesat.

Sepanjang perjalanan untuk berjihad, pasukan-pasukannya dihiasi

dengan kemenangan.Semua diupayakan guna menyebarkan aqidah tauhid

serta menebarkan prinsip-prinsip kebaikan, keadilan dan rahmat ke segala

penjuru negeri. Bahkan pada tahun 14 Hijriah, seluruh wilayah kota

119Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.126

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

77

Damaskus berhasil dibebaskan oleh pasukan Muslimin, baik melalui

perdamaian ataupun kekerasan.120

Selain itu, Umar telah bekerja keras menanamkan hakekat iman di

tengah-tengah masyarakat muslim, Umar bin Khattab juga telah

memelihara aspek tauhid, memerangi aneka perbuatan menyimpang,

menegakan aneka ritual ibadah di tengah-tengah masyarakat, serta

menegakkan amar makruf nahi mungkar.121Umar tidak segan-segan

menegur bahkan menghukum umat muslim yang menyimpang dari ajaran

agama Islam.122

Dari kisah-kisah tersebut, usaha yang dilakukan Umar bin Khattab

sehingga tercapaikeberhasilan-keberhasilannya yang dapat

membentangkan kekuasaan Islam dan memelihara aspek tauhid rakyatnya

adalah buah dari karakter kerja keras yang ia miliki

F. Kreatif

Karakter kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.123

Banyak hal-hal baru yang ditemukan pada masa Khalifah Umar bin

Khattab, Ia merupakan soosok yang cerdas dan kreatif sehingga banyak

ide-ide baru yang Ia kemukakan demi kemaslahatan, seperti:

1. Awal penetapan kalender Hijriah

120Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 151 121Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.230 122Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.235 123Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

78

Berawal dari surat-surat tak bertanggal, yang diterima Abu

Musa Al-Asy-‘Ari radhiyahullahu’anhu; sebagai gubernur Basrah kala

itu, dari khalifah Umar bin Khatab.Abu Musa mengeluhkan surat-surat

tersebut kepada Sang Khalifah.

Oleh karena itu, Umar lalu memerintahkan pelaksanaan

musyawarah yang melibatkan para ahli dan sahabat Nabi

SAW, untuk menyusun penanggalan yang khusus berlaku dalam

Islam.Di musyawarah itu, ada yang mengusulkan kepada Umar untuk

menjadikan peristiwa bi’tsah Nabi Muhammad SAW sebagai awal

penanggalan. Sementara di riwayat lain Umar disebut sebagai orang

yang mengusulkan agar kalender Islam mengacu pada waktu kelahiran

atau pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah.

Namun, Ali bin Abi Thalib tidak menyetujui usul tersebut. Ali

kemudian mengusulkan awal kalender dalam Islam dimulai dari tahun

terjadinya hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.

Usul ini ternyata diterima peserta musyawarah dan Umar lalu

menetapkan penggunaan kalender resmi milik umat Islam pada tanggal

8 Rabi’ul Awal tahun 17 H. Nama kalender milik umat Islam ini

adalah Hijriah karena menjadikan peristiwa hijrah Nabi SAW sebagai

permulaan penanggalan. 124

124Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.169-170

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

79

2. Pada masa ke Khalifahannya, Umar membentuk lembaga keuangan.

Setelah Baitul Mal didirikan di Madinah, didirikan juga berbagai kota

penting dan di pusat pemerintahan yang terdapat pegawai.125

3. Pembukuan administrasi juga terjadi pertama kali di ke Khalifahannya

Umar bin Khattab. Hal ini dikarenakan semakin luasnya kekuasaan

Islam membuat jumlah pasukan semakin bertambah, mereka harus

dicatat nama-namanya serta pembagian gajinya. Selain itu, harta

rampasan perang semakin banyak, jadi guna mengetahui jumlah

tersebut, Umar mengeluarkan ide agar semua itu di catat dalam

pembukuan administrasi.126

4. Pada masa Umar pula, pemerintahan yudikatif dan eksekutif mulai

dipisahkan, serta penyelesaian sengketa antar masyarakat harus

berdasarkan Al-Quran, Assunah, Ijma’, Qiyas dan Ijtihad.

5. Pada masa ke Khalifahan Umar dibentuk lembaga-lembaga pendidikan

Umar bin Khattab adalah sosok yang sangat mementingkan

ilmu, olehkarena itu disaat penaklukan Islam semakin meluas, Umar

mendirikan lembaga pendidikan dan pengajaran di kota-kota besar,

seperti Kufah, Bashrah dan Fusthath.127

6. Umar juga orang pertama yang membuat gudang penyimpanan tepung,

terigu,kurma, dan kismis128

125Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.394 126Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.394 127Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.294 128Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 117

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

80

Dari data dan fakta diatas, tergambar sosok Umar sebagai Khalifah

yang cerdas dengan ide gemilangnya sehingga tercipta sesuatu hal baru

yang kreatif demi kemaslahatan umat dan rakyatnya, seperti membuat

kalender hijriah, buku administrasi, lembaga keuangan, lembaga

pendidikan hingga gudang penyimpanan makanan.

G. Mandiri

Defenisi dari nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku

tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,

pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. 129

Sikap kemandirian Umar ditunjukan sebagai contoh yang

dirawikan dari Abdullah bin Amir bin Rabi’ah, ia bercerita “aku pernah

berangkat menunaikan ibadah haji bersama Umar dari Madinah menuju

Mekkah. Kami tetap bersama hingga pulang. Saat itu, tidak ada tenda dan

kemah yang didirikan khusus untuk Umar. Ia tidur sambil mengenakan

pakaiannya dengan beralaskan permadani dari kulit dan berteduh

dibawah sebatang pohon.130

Tentu bukan tanpa alasan bagi seorang dengan gelar Amirul

Mukminin (pemimpin kaum Mukmin) yang kekuasaannya terbentang dari

Mesir sampai Irak untuk memilih bersikap seperti rakyat biasa.Umar

bukannya tidak mampu untuk hidup mewah bak seorang raja.Tetapi, Umar

lebih memilih kesederhanaan sebagai perhiasan dirinya dan mandiri dalam

memenuhi kebutuhan dirinya.

129https://Id.m.wikipedia.0rg . defenisi mandiri dan kemandirian. diambil pada hari Rabu,

tanggal 14 Oktober 2020, pukul 06.24 WIB. 130Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.181

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

81

Umar adalah khalifah yang memperoleh gaji hanya sebatas

kebutuhan pokoknya, memakan roti yang hampir mengeras, dan memiliki

dua belas tambalan pada pakaian lusuhnya.Ia adalah pemimpin yang

bergantian mengendarai keledai bersama budaknya dalam penaklukkan

Kota Al-Quds.Ia sangat tidak ingin memakan harta rakyat hingga

menyusahkan rakyatnya.

Sungguh, Umar telah mengajarkan kepada kita bahwa menjadi

pemimpin tak harus bergelimang fasilitas. Maka, ia pun tidak pernah

menuntut berbagai fasilitas untuk tugas kepemimpinannya. Karena ia tahu,

fasilitas-fasilitas yang ia nikmati tidak lain hanyalah ujian yang akan

dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak. Ia lebih memilih bersikap

sederhana dan mandiri untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam riwayat lain di suatu waktu siang musim panas, matahari

terasa membakar dan melumpuhkan kulit. Delegasi dari Iraq datang

mengunjungi Umar bin Khattab, di antara tamu-tamu itu adalah Al Ahnaf

bin Qais. Ummar sedang mencari seekor unta hasil pungutan zakat yang

lepas dari kandang.Umar berkata, "hai Ahnaf lepaskanlah baju

panjangmudan kemarilah bantu Amirul Mukminin untuk mencari unta ini.

Ketahuilah, ia salah satu unta sedekah. Dalam tubuhnya mengandung hak

anak yatim, para janda dan orang miskin."

Kemudian, seorang laki-laki dari mereka berkata, "Semoga Allah

mengampuni dosa-dosamu, wahai Amirul Mukminin.Mengapa engkau

tidak menyuruh budak atau hamba sahaya untuk mencari unta itu." Umar

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

82

bin Khattab berkata, "Budak mana yang lebih rendah derajatnya dari saya

dan Al-Ahnaf? Ketahuilah! setiap orang yang diberi amanah mengurus

kaum Muslimin, harus berlaku seperti seorang budak kepada tuannya,

memberi nasihat dan menjalankan amanah.”131

Demikianlah sang khalifah menjalankan tugasnya, turun tangan

langsung untuk mengurusi kebutuhan rakyatnya. Khalifah Umar bin

Khattab memang dikenal sebagai seorang Khalifah yang selalu melakukan

perbuatan-perbuatan baik secara diam-diam.132

Dalam kisah lain, seperti yang diriwayatkan dari Auza’i bahwa

Umar ibn Al-Khaththab keluar rumah pada tengah malam.Hal tersebut

dilihat oleh Thalhah.Umar masuk ke sebuah rumah, lalu ke rumah

lainnya.Ketika pagi menjelang, Thalhah mendatangi salah satu rumah itu

dan mendapati pemiliknya adalah seorang perempuan tua yang buta dan

lumpuh.“Apa urusan laki-laki tadi malam datang ke rumahmu?”tanya

Thalhah. Perempuan tersebut mengatakan pada Thalhah bahwa laki-laki

itu rutin mengunjunginya sejak lama.Dia memberikan sesuatu yang dapat

meringankan penderitaannya dan membersihkan kotorannya.133 Itulah

Ummar bin Khattab seorang pemimpin yang mulia akhlaknya dan mandiri.

Ia membantu perempuan tua tersebut sendiri tanpa harus dibantu

pengawalnya. Ia melakukan sendiri selama ia bisa menyelesaikan

pekerjaan itu sendiri.

131Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.259-260 132 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 105 133Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.,205-206

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

83

Rasulullah SAW juga pernah mengatakan ‘abqari (teladan pemuka

kaum), sebagaimana sabda beliau “aku tidak pernah melihat pemuka kaum

yang melakukan pekerjaannya sendiri ( selain Umar)”134

Sabda Rasulullah SAW ini terlihat seperti dalam kisah bahwa

Umar terkadang memanggul qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit)

milik janda-janda diatas pundaknya, kadang pula Umar memanggul harta

dari Baitul Mal untuk dibagikan kepada mereka, dan memerahkan susu

kambing untuk mereka, juga terkadang Umar membantu menyalakan api

dengan ubub mereka, meniupnya hingga berkobar, ataupun memanaskan

bara dan asapnya.135

Walaupun ia mampu untuk memerintah pengawal dan pelayannya

untuk menggantikannya melakukan tugas-tugas tersebut namun ia lebih

memilih untuk melakukannya sendiri karena ia merasa mampu untuk

melakukan pekerjaan tersebut sendiri dan tidak ingin menyusahkan orang

lain.

Benar-benar kekuasaan sama sekali tidak membuat Umar menjadi

kufur nikmat, bahkan jika ia hendak berjalan atau berpergian ia selalu

sendiri tanpa adanya penjagaan dan pengawalan.

Kesimpulannya, karakter mandiri yang ditunjukan Umar terlihat

dari bagaimana ia berusaha untuk tidak bergantung pada orang lain,

selama ia mampu ia akan berusaha sendiri dalam tugas ke khalifah.

H. Demokratis

134Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 121 135Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 123

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

84

Sistem politik dizaman pemerintahan Umar adalah sistem politik

demokratis dan bahkan mendekati republik. Oleh karena itu ia selalu

melibatkan rakyat nya dalam mengambil suatu kebijakan. Hal ini terlihat

bahwa pemerintahan dibawah kepemimpinannya dilandasi dengan prinsip

musyawarah.

Umar melakukan konsultasi dengan sahabat-sahabat nabi Saw

dalam beberapa kasus, tetapi ia tidak pernah memaksa atau mewajibkan

dirinya untuk mengikuti/melaksanakan sesuai pandangan mereka.Bahkan

ia pernah meminta pendapat seorang wanita, Ibnu siirih pernah berkata,

“Dulu, Umar selalu bermusyawarah untuk memutuskan suatu masalah.

Bahkan ia tidak segan-segan memintai pendapat seorang wanita. Sebab,

boleh jadi pendapat si wanita itu benar dan lebih baik”.Dalam data

sejarah disebutkan bahwa Umar pernah memintai pendapat Hafsah,

ummul mukminin.136

Metode Umar dalam menerapkan prinsip musyawarah sangat

bagus. Pertama-tama ia meminta dan mendengarkan pendapat publik, lalu

ia mengumpulkan para tokoh sahabat, kemudian ia memaparkan masalah

kepada mereka dan memintai pendapat mereka. Bila pendapat mereka

baik, maka ia akan melaksanakannya.137

Umar pernah berkata “ Tidak ada kebaikan dalam suatu urusan

yang diputuskan tanpa jalan musyawarah”.138

136Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal., 133 137Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal. 132 138Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,,hal. 130

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

85

Umar seantiasa mendorong para pemimpin perang untuk

melakukan musyawarah, bahkan ia mewajibkan kepada para

gubernurnya agar selalu bermusyawarah dengan orang-orang yang

bijaksana didaerah wilayahnya. Para gubernur melaksanakan perintah

Umar dan membentuk dewan yang terdiri dari wakil-wakil

masyarakat.Dewan ini bertujuan meminta pendapat kepada wakil-wakil

rakyat.139

Sikap demokratis Umar juga ditunjukan ketika ia menghadapi

wabah penyakit yaitu wabah Tha’un pada tahun 12 Hijriah. Suatu hari,

Khalifah Umar bin Khatab memimpin perjalanan bersama para sabahat

ke daerah Syam (saat ini Suriah) dari kota Madinah. Di tengah

perjalanan, ketika rombongan baru sampai di daerah Syargh, mereka

mendengar kabar tentang mewabahnya Tha’un di tempat tujuan

perjalanan itu.

Mendengar kabar menyedihkan tersebut, Khalifah Umar dengan

sangat bijaksana tidak bersikukuh untuk melanjutkan perjalanan begitu

juga tidak serta merta membatalkan perjalanan.Sebagai penerus

kepemimpinan Rasulullah, beliau Umar bin Khatab mencari solusi

dengan sangat demokratis. Beliau sempat berkonsultasi dengan para

sahabat apakah sebaiknya perjalanan diteruskan atau kembali saja ke kota

Madinah.

139Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal., 509

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

86

Mulanya, Khalifah Umar berkonsultasi dengan sahabat dari kaum

Muhajirin yang akhirnya mendapatkan dua jawaban yang berbeda dari

kaum tersebut.Sebagian menyarankan agar Khalifah Umar melanjutkan

perjalanan karena pentingnya agenda yang diemban, sebagian lagi

menyarankan untuk membatalkan perjalanan mengingat resiko yang

dihadapi begitu besar. Setelah itu, Khalifah Umar kembali berkonsultasi

dengan kaum Anshar dan mendapatkan jawaban yang sama dari

sebelumnya. Hingga akhirnya, solusi datang dari sesepuh kaum Quraisy

yang dahulu pernah ikut serta hijrah saat peristiwa Fathul

Makkah.Intinya, rombongan disarankan untuk berbalik arah dan tidak

mendatangi Syam karena wabah penyakit tersebut sangat beresiko. Umar

bin Khatab yang yakin dengan keputusannya itu kemudian

mengumumkan kepada rombongannya bahwa sebaiknya perjalanan ke

Syam tidak usah dilanjutkan.

Mengetahui keputusan itu, seorang panglima muslim, Abu

Ubaidah bin Jarrah menentang apa yang dikatakan Khalifah Umar. Ia

menganggap Khalifah Umar terlalu takut dan memilih lari dari ketentuan

Allah ta'ala. "Wahai Umar, apakah engkau melarikan diri dari ketentuan

Allah?" Dengan bijaksana Khalifah Umar mengandaikan keputusan yang

diambilnya itu dengan mengembala unta di dua tempat yang

berbeda.Umar berkata, "Apabila engkau menggembala unta-untamu di

tempat yang hijau dan subur, bukankah itu karena ketentuan

Allah?Demikian pula jika engkau menggembalakannya di tempat yang

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

87

kering kerontang." Jawaban tegas dari Khalifah Umar tersebut akhirnya

diterima dengan baik oleh Abu Ubaidah bin Jarrah dan sepakat dengan

keputusan itu. 140Lebih lagi, Khalifah Umar semakin yakin bahwa apa

yang diambilnya adalah tepat karena Abdurrahman bin Auf pernah

mendengar Rasulullah SAW melarang seseorang untuk mendatangi

daerah yang tengah dilanda penyakit. Apa yang dikatakan Abdurrahman

bin Auf itu terdapat dalam sebuah riwayat, "Apabila kalian mendengar

wabah tengah mendera suatu wilayah, maka janganlah kalian

memasukinya. Dan jika menyerang wilayah kalian, maka janganlah

engkau melarikan diri." (HR. Bukhari)141

Terlihat jelas bahwa Umar bin Khattab merupakan sosok

Khalifah yang demokratis. Salah satu contoh yang ia tunjukan adalah

dengan memutuskan suatu perkara atau masalah atau menentukan

kebijakan dengan jalan musyawarah. Hal ini menggambarkan bahwa

Umar adalah sosok yang sangat mementingkan kepentingan rakyatnya.

I. Menghargai Prestasi

Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai wujud dari sikap

menghargai prestasi seseorang, seperti dalam ungkapan pujian atau bahkan

memberikan hadiah.

Sebagai seorang Khalifah Umar pun memberikan contoh dalam

sikap karakter menghargai prestasi kepada rakyatnya.Untuk menghargai

prestasi para prajurit yang telah berhasil dalam peperangan, Umar

140Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.348-350 141Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.356

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

88

memberikan hadiah kepada mereka.Seperti dalam kisah kemenangan

kaum Muslim dalam perang di Qadasiyah.Umar memerintahkan agar

seperlima dari harta rampasan perang diberikan kepada para prajurit yang

bertempur di Qadasiyah.142

Selain itu Umar juga pernah mengirimkan empat pedang dan empat

kuda ke Irak agar diberikan kepada mereka yang berprestasi dalam

pertempuran. Tiga dari empat pedang dihadiahkan kepada tiga orang dari

suku Bani Asad, yaitu Hmmal bin Malik, Ribbil bin Amr dan Rabi’ah,

serta Thulaihah bin Khuwalid. Sedangkan pedang keempat diberikan

kepada Ashim bin Amr At-Tamimi. Sementara itu, satu dari keempat kuda

diberikan kepada Qada’ dan tiga sisa lainnya diberikan kepada tiga orang

dari suku Yarbu’ sebagai penghargaan kepada mereka dalam pertempuran

kedua.143

Umar berharap, dengan penghargaan-penghargaan tersebut para

prajurit bisa lebih semangat dalam menggapai kemenangan, keluhuran,

cita-cita dan tujuan-tujuan yang mulia.

Contoh lain bahwa Umar selalu menghargai prestasi adalah seperti

dalam kisah ketika Umar memuji kehebatan Khalid bin Walid. Seperti

yang kita ketahui tindakan Khalifah Umar bin Khattab dimasa awal

kepemimpinannya adalah memecat Khalid bin Walid. Meski demikian,

Umar bin Khatab tetap memuji dan menghargai sikap dan prestasi yang

dimiliki Khalid bin Walid. “Demi Allah, ia sangat mahir dan tepat dalam

142Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.651 143Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.651

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

89

menebas tengkuk-tengkuk musuh, ia adalah seorang tokoh yang

terpercaya.Demikianlah sikap Umar yang selalu memuji Khalid bin

Walid.144

Umar berharap, dengan penghargaan-penghargaan tersebut para

prajurit bisa lebih semangat dalam menggapai kemenangan, keluhuran,

cita-cita dan tujuan-tujuan yang mulia.

Penulis melihat dan menemukan bahwa sikap menghargai prestasi

yang ditunjukan Umar adalah berupa pemberian hadiah dan pujian kepada

orang-orang yang berprestasi.

J. Bersahabat/ komunikatif

Karakter bersahabat/komunikatif memiliki manfaat yang sangat

baik. Diantaranya, bisa menyesuaikan diri dalam segala situasi, disukai

orang, akrab, santun dalam berbicara, bergaul dan bisa bekerja sama

dengan orang lain.

Keutamaan dan keistimewaan Umar sangatlah banyak, seperti

karakter bersahaabat dan komunikatif yang ditunjukan Umar.Umar dalam

kesehariannya disenangi banyak orang dan mampu bergaul dengan siapa

saja. Seperti dalam kisah bahwa Umar mampu bersikap bersahabat kepada

anak muda.

Diriwayatkan dari Hasan Al-Basri ia bercerita, “Umar pernah

keluar di siang hari yang terik mentari sangat panas, sambil mengenakan

sorbannya, tiba-tiba seorang anak muda yang mengendarai keledai lewat.

144 Aunur Rafiq Shaleh Tahmid, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Robbani Pers, 1999), hal.545

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

90

‘Hai anak muda, boncenglah aku dibelakangmu!’ kata Umar.Anak muda

itu turun dan mempersilahkan Umar untuk menungganginya.‘Silahkan

anda tunggangi wahai Amirul Mukminin!’ kata anak muda itu. Umar

menjawab, ‘Tidak, silahkan anda tunggangi biar aku membonceng saja

dibelakangmu!Anda ingin aku duduk ditempat yang empuk sedang anda

duduk di tempat yang kasar’.Maka Umar pun membonceng dibelakang

anak muda itu.Tidak lama kemudian mereka sampai di Madinah.Orang-

orang tercengang melihat Umar membonceng dibelakang anak muda

tersebut”.145

Dari sepenggal kisah tersebut terlihat sikap Umar bin Khattab yang

mudah bergaul dengan anak muda tersebut dan meskipunia seorang

khalifah, ia tidak merasa tinggi derajatnya dari anak muda. Hal ini

dibuktikan ketika Umar menolak untuk duduk ditempat empuk untuk

menunggangi keledai dan memilih duduk ditempat kasar untuk dibonceng.

Karakter bersahabat/kumunikatif Umar juga ditunjukan dari

bagaimana ia bersosialisasi dengan rakyatnya. Meski ia seorang khalifah,

namun Umar bin Khattab sering makan bersama dengan masyarakat

umum.146Juga ia tidak membatasi dirinya dengan rakyatnya. Ia bersikap

terbuka, bahkan ia meminta rakyatnya agar memberikan nasihat

kepadanya apabila terdapat kesalahan dan kebengkokan pada dirinya.

Umar mengatakan kepada publik, “Hai sekalian manusia, siapa di antara

145Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.184 146Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.182

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

91

kalian yang melihat kebengkokan pada diri saya, maka hendaklah dia

meluruskannya”.147

Dalam memperlakukan rakyatnya hati Umar dipenuhi sikap lemah

lembut dan kasih sayang, hingga akhirnya ia disenangi rakyatnya.Karena

Umar menyadari bahwa bersikap keras lagi kasar, rakyat akan

menjauhinya.148 Allah SWT berfirman dalam QS.Al-Imran ayat 159,

yaitu:

☺⬧☺◆

⬧❑⬧◆→

⬧⬧❑

❑⬧

⧫⧫◆⚫

➔◆

⬧⬧⧫◆❑⧫⬧

◼⧫⧫⧫

◆❑⧫☺

159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi

berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,

dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Umar bin Khattab menunjukan karakter bersahabat/komunikatif

melalui contoh sikap mudah bergaul dengan siapapun, seperti kisah diatas.

Ia mencerminkan bahwa dalam kedudukan antara Khalifah dan rakyat

biasa itu sama. Ia bersikap terbuka dan lemah lembut terhadap rakyatnya,

hingga ia disenangi rakyatnya.

K. Cinta Damai

147Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.159 148Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.127

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

92

Karakter cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran

dirinya.149Karakter cinta damai juga diperlihatkan oleh Khalifah Umar bin

Khattab.

Ia membuat kebijakan-kebijakan yang membuat rakyatnya merasa

aman. Islam telah menetapkan hak keamanan dalam berbagai ayat Al-

Qur’an, seperti QS. Al-Baqarah ayat 193-194, yaitu

➔❑➔⬧◆⧫❑

⬧⧫❑⧫◆

⬧❑⧫☺

⬧⧫◆◼⧫⧫✓

⧫⧫

⧫⧫→⧫⧫

◆☺⬧

⧫◼⧫⧫

⬧◼⧫☺⧫

⧫◼⧫❑→

◆❑☺◼

◆⧫⧫✓

193. dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan

(sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika

mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada

permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.

194. bulan Haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang

patut dihormati, Berlaku hukum qishaash. oleh sebab itu

Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang

dengan serangannya terhadapmu. bertakwalah kepada Allah dan

ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Dari pijakan Al-Qur’an ini, khalifah Umar pun dalam masa

pemerintahannya menjamin hak keamanan bagi setiap

149Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

93

rakyatnya.Dihadapan publik Umar pernah bekata, “Aku tidak menugaskan

kepada kalian para pembantuku untuk mencambuk kulit kalian, menodai

kehormatan kalian, dan mengambil harta kalian.Tapi aku mengutus

mereka untuk ditugaskan mengajarkan Kitab Al-Qur’an dan Sunnah Nabi

kepada kalian. Barang siapa yang dianiaya oleh pembantuku, maka

hendaklah ia melaporkannya kepadaku”.150

Ia juga pernah mengatakan, “Seorang rakyatku tidaklah aman jika

aku menyakitinya serta menakut-nakutinya atau memenjarakan dia agar

dia mengakui perbuatan yang dilakukannya” 151

Ungkapan Khalifah Umar tersebut menunjukan bahwa tidak boleh

ada pemaksaan atau tekanan terhadap seseorang yang melakukan

kesalahan maupun tindak kejahatan.Baik itu berupa ancaman atau

menyakitinya.

Khalifah Umar juga sangat melindungi kaum wanita, ia

memperhatikan keadaan kaum wanita di tengah-tengah masyarakatnya.

Umar memberi hak-hak mereka dan mencegah tindak kezaliman kepada

mereka.152Seperti memperhatikan hak-hak para janda.Ia pernah berkata,

“Demi Allah, bila Allah masih memberi ku kesehatan, maka aku tidak

akan membiarkan para janda di Irak membutuhkan bantuan seorang pun

sesudahku selama-lamanya”153

150Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.155 151Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.155 152Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.211 153Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.205

Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

94

Disamping itu, Umar juga memperhatikan keluarga yang kepala

keluarganya pergi berjuang ke medan jihad. Ia memposisikan dirinya

sebagai kepala keluarga mereka. Ia akan mengetuk pintu rumah mereka

dan bertanya, “Apakah kalian membutuhkan sesuatu? Siapa diantara

kalian yang hendak membeli sesuatu?Saya tidak ingin kalian tertipu

dengan transaksi jual beli”.154

Umar lah yang membelikan kebutuhan-kebutuhan mereka ke pasar,

jika mereka tidak memiliki uang maka Umar akan membelikannya dari

uangnya sendiri. Dan bila ada utusan yang datang dari medan perang

membawa surat dari suami-suami mereka, maka Umar lah yang akan

mengantarkannya langsung ke rumah-rumah mereka.

Demi terwujudnya ketentraman dan kedamaian, Umar

mengantisipasi dan menghilangkan hal-hal yang dapat merusak

kehormatan para pejuang di jalan Allah.Ia pernah mengasingkan Abu

Dzu’aib pemuda Madinah yang paling tampan. Hal ini terjadi setelah

Umar bin Khattab mendengar sekelompok wanita yang sedang

bercengkrama dan membicarakan Abu Dzu’aib. Umar khawatir kaum

wanita Madinah termakan fitnah dan merusak kehormatan para pejuang

yang sedang berjihad.155

Dari sederet kisah yang penulis jelaskan, seperti sikap Umar yang

berusaha melindungi rakyatnya, menciptakan rasa aman, dan melindungi

154Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.212 155Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.253

Page 107: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

95

kaum wanita membuktikan bahwa Umar bin Khattab adalah Khalifah yang

memiliki karakter cinta damai.

L. Peduli Sosial

Umar sosok pemimpin yang sangat peduli terhadap rakyatnya.Dari

Zaid ibn Aslam meriwayatkan bahwa ayahnya berkata, “Aku berpergian

bersama Umar ke pasar.Ketika itu seorang perempuan muda

mendatanginya dan berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, suamiku

meninggal dunia dan meninggalkan seorang bayi perempuan yang demi

Allah akan tumbuh besar tanpa tanah, kebun, dan makanan.Aku khawatir

segala tentangnya.Aku adalah anak perempuan Khaffah ibn Ima’ Al-

Ghifari.Ayahku ikut sertadalam perang Hudaibiyyah bersama

Rasulullah.”

Kemudian Umar berhenti dan berkata, “Selamat datang

keluargaku.”Lalu dia mengambil dua kantong yang dipenuhinya dengan

bahan makanan pada seekor unta. Dia letakkan juga pakaian dan uang di

antara kedua kantong itu dan menyerahkan tali kekangnya kepada

perempuan tersebut seraya berkata, “Bawa ini semua, Insya Allah akan

mendatangkan kebaikan bagi dirimu”.

Kemudian ada seorang laki-laki melihatnya dan memprotes apa

yang dilakukan Umar. Ia mengatakan pada Umar bahwa pemberiannya

kepada perempuan tersebut terlalu besar. Mendengar perkataan laki-laki

tersebut Umar berkata, “Merataplah ibumu.Demi Allah yang kulihat

adalah ayah dan saudara laki-lakinya, mereka mengepung benteng selama

Page 108: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

96

beberapa waktu sehingga benteng tersebut dapat ditaklukan dan

sepertinya yang kita lakukan hanya memberikan rampasan perang kedua

orang tersebut kepadanya.156

Kepedulian Umar terhadap rakyatnya tak hanya itu saja, seperti

yang diriwayatkan dari Auza’i bahwa Umar ibn Al-Khaththab keluar

rumah pada tengah malam.Hal tersebut dilihat oleh Thalhah.Umar masuk

ke sebuah rumah, lalu ke rumah lainnya.Ketika pagi menjelang, Thalhah

mendatangi salah satu rumah itu dan mendapati pemiliknya adalah seorang

perempuan tua yang buta dan lumpuh.“Apa urusan laki-laki tadi malam

datang ke rumahmu?”tanya Thalhah. Perempuan tersebut mengatakan

pada Thalhah bahwa laki-laki itu rutin mengunjunginya sejak lama.Dia

memberikan sesuatu yang dapat meringankan penderitaannya dan

membersihkan kotorannya. Mendengar perkataan sang nenek Thalhah

berkata pada dirinya sendiri, “Celakalah engkau Thalhah, Umar tidak bisa

ditiru."157

Diriwayatkan dari Zaid Ibn Aslam dari ayahnya yang bercerita,

“Umar biasa berpuasa pada siang hari setahun penuh, ketika masa

paceklik. Ketika menjelang sore orang-orang akan makan roti yang

dihancurkan ke dalam minyak. Sampai pada suatu hari mereka

menyembelih unta untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak dan

menyisihkan bagian yang terbaik untuk Umar.Maka, bagian punuk dan

hati unta sembelihan tersebut diberikan kepada Umar.‘Apa ini?’ tanya

156 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.206-207 157 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.205-206

Page 109: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

97

Umar saat menerimanya. ‘Wahai Amirul Mukminin, ini bagianmu dari

unta yang kita sembelih hari ini,’ jawab mereka. Seketika Umar berkata,

‘Betapa buruknya aku sebagai pemimpin jika memakan bagian yang baik

dari sembelihan itu dan memberi rakyatku tulang belulangnya. Angkat

makanan ini dan berikanku makanan yang lain.’

Lalu mereka memberikan roti dan minyak samin kepadanya, Umar

menghancurkan sendiri roti tersebut untuk dicampurkan ke minyak samin,

tetapi dia berkata, ‘Wahai Yarfa’. Angkat mangkuk ini dan berikan ke

rumah ahli ba’it (keluarga) Nabi, karena aku belum memberikan apa pun

kepada mereka sejak tiga hari yang lalu dan mereka pasti tidak memiliki

persediaan makanan.158

Umar adalah Khalifah yang juga memperhatikan kesehatan

rakyatnya. Seperti contoh ia mengingatkan rakyatnya tentang dampak dan

bahaya obesitas. Kepada mereka Umar berkata, “Wahai rakyatku,

hindarilah sikap rakus dalam makan, karena hal tersebut akan membuat

malas shalat, merusak tubuh, dan menimbulkan penyakit.Allah tidak

menyukai seorang alim yang gemuk.Hendaklah kalian sederhana dalam

makan.Karena hal itu lebih dekat dengan kebaikan dan lebih jauh dari

keborosan serta lebih menguatkan tekad untuk beribadah kepada

158Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 106-107

Page 110: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

98

Allah.Seorang hamba tidak akan binasa hingga hawa nafsunya

mempengaruhi agamanya”.159

Kepedulian Umar terhadap rakyatnya juga tidak membeda-bedakan

rakyatnya, contohnyaia membebaskan pajak kepada rakyatnya yang tidak

mampu sekalipun rakyatnya non muslim.160

Dari kisah-kisah diatas, dapat mewakili dari cerminan sikap

kepedulian sosial Umar bin Khattab terhadap rakyatnya. Bahkan ia rela

berkorban demi rakyatnya, mementingkan kebutuhan mereka, bahkan

memperhatikan kesehatan mereka serta tidak membeda-bedakan

rakyatnya.

M. Tanggung Jawab

Setiap manusia di dunia ini akan Allah minta pertanggung jawaban

terhadap apa saja yang dikerjakan. Karakter tanggung jawab adalah sikap

dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang

seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat dan lingkungan

(alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan YME.161

Sebagai seorang Khalifah, Umar bin Khattab mencerminkan sikap

dan sifat tanggung jawabnya. Bukti sikap tanggung jawab Umar terlihat

dari bagaimana ia mendidik para pemimpin yang ia angkat.

Khalifah Umar pernah berkata, “Ketahuilah, demi Allah

sesungguhnya aku mengirimkan kalian bukan untuk menyakiti tubuh dan

159Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.226 160Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal 45 161Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41

Page 111: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

99

mengumpulkan harta. Aku mengirim kalian sebagai pegawai adalah untuk

mendirikan dan mengajarkan Al-Qur’an kepada masyarakat”162

Maka agar pemimpin tersebut dapat mendirikan dan mengajarkan

Al-Qur’an, Umar lalu mendidik para pemimpin untuk berilmu. Umar

berkata, “Milikilah ilmu sebelum kalian menjadi pemimpin, niscaya sikap

sombong terhadap ilmu akan menghalangi kalian sehingga kalian akan

terus bodoh”163

Untuk mengawasi kinerja para gubernurnya, Umar kemudian

mengangkat pengawas umum.Ia meminta kepada Muammad bin

Maslamah untuk membantunya dalam mengawasi dan meminta

pertanggung jawaban mereka. Selain itu Muhammad bin Maslamah

bertugas untuk menerima pengaduan dari rakyat jika terdapat kesalahan

yang dilakukan gubernurnya.164

Umar selalu mengevaluasi kinerja setiap gubernur yang

diangkatnya di wilayah-wilayah kekuasaan Islam, seperti mempertanyakan

dari mana harta yang diperolehnya. Umar melarang para gubernur

menindas rakyat dan ia memerintahkan agar membuka lebar-lebar pintu

rumah untuk menerima pengaduan rakyat.165

Ketika terdapat pemimpin daerah atau gubernur melakukan

pelanggaran, maka Umar dengan tegas menegur bahkan menghukum

162Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.501 163Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.265 164Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.516 165Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 123

Page 112: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

100

mereka.Serta Umar menerima pengaduan bagi siapa saja yang menerima

perlakuan tidak adil atau mendapati kesalahan gubernurnya.

Suatu ketika, Umar mendapati pengaduan bahwa terdapat gubernur

yang rumahnya menyalahi aturan.Umar menghendaki para gubernur

memiliki rumah tak berpintu dan pembatas. Namun, Sa’ad bin Abi

Waqqash membuat pintu dirumahnya. Hal ini karena rumah Sa’ad

berdekatan dengan pasar.Suara-suara bising dipasar sering

mengganggunya.Kemudian Sa’ad membuat pintu untuk menghalanginya,

sehingga orang-orang menyebutnya istana Sa’ad.

Mengetahui hal itu Umar kemudian menyuruh Muhammad bin

Maslamah untuk pergi ke Kufah dan membakar pintu rumah Sa’ad. Lalu

Muhammad bin Maslamah pun pergi ke Kufah dan membakar pintu rumah

Sa’ad bin Abi Waqqash.166

Rasa dan sikap tanggung jawab Umar bin Khattab juga terlihat dari

bagaimana ia merasa wajib untuk mendidik keluarganya. Umar sangat

ketat mengawasi dan memeriksa tindak tanduk anak-anak dan istri-

istrinya, serta kaum kerabatnya. Seperti dalam kisah, Abdullah bin Umar

bercerita, “Aku pernah membeli beberapa ekor unta, lalu ku giring mereka

ke tempat pengembalaan. Setelah mereka besar dan gemuk, akupun

mengambilnya. Tatkala Umar pergi kepasar, ia melihat beberapa ekor

unta yang gemuk, lalu ia bertanya ‘milik siapa unta-unta ini?’. ‘milik

abdullah’ jawab salah seorang yang berada di pasar. Lalu Umar

166Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.501

Page 113: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

101

menghampiriku dan berkata, ‘Abdullah anda putra amirul mukminin, ada

apa dengan unta-unta ini?, lalu aku menjawab ‘Dulu aku membelinya lalu

aku menggiringnya ketempat pengambalaan’. Mendengar jawaban itu

Umar berkata, ‘Abdullah, mereka pasti mengatakan gembalakanlah unta-

unta milik putra Amirul mukminin! Berilah minum, dan makan’. Lalu

Umar menegaskan ‘Hai Abdullah, ambilah modalmu terhadap unta-unta

ini, lalu sisanya masukanlah ke Baitul Mal kaum Muslimin’.167

Demikian lah cara Umar beratnggung jawab terhadap

keluarganhya, yaitu dengan cara mendidik mereka. Umar juga mendidik

rakyatnya.Jika ia melihat berbagai perlakuan menyimpang dari rakyatnya,

ia akan membimbing mereka menuju kebenaran.168

Ia mendorong rakyatnya untuk menganut akidah yang benar lagi

murni, memerangi syubhat-syubhat yang didakwakan para pelaku

penyimpangan dan membantah tipuan para musuh agama yang

menyiarkan akidah-akidah yang menyimpang dan aneka macam

Khufarat.169

Jika ia mendapati rakyatnya berbuat menyimpang, ia juga akan

menegur bahkan menghukumnya. Seperti dalam kisah, Ibnu Sa’ad

merawikan, dari Nafi ia berkata, “Umar pernah mendapat laporan bahwa

sekelompok orang mendatangi sebuah pohon (pohon ar-ridhwan) dan

mereka melakukan shalat disana. Umar mengancam mereka. Kemudian

167Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.189 168Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.224 169Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.224

Page 114: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

102

Umar menintruksikan untuk menebang pohon tersebut, akhirnya pohon itu

ditebang”170

Didikan Umar terhadap rakyatnya juga di aplikasikannya dengan

pengawasan terhadap pasar.Diriwayatkan Umar sangat ketat dalam

melakukan pengawasan di pasar.Ia berkeliling di pasar-pasar sambil

membawa cemeti dan menegur orang yang melanggar aturan dengan

cemeti tersebut. Dari Anas bin Malik, ia bercerita, “Suatu hari aku pernah

melihat Umar mengenakan sarung yang padanya terdapat sepuluh

tambalan, yang sebagiannya ditambal dengan benang warna merah, tidak

mengenakan gamis panjang, dan mengenakan sorban sambil membawa

cemeti. Saat itu, ia keliling pasar Madinah”.171

Itulah Umar bin Khattab, seorang Khalifah yang memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi terhadap apa yang ia pimpin. Hal ini terbukti

dari kisah-kisah diatas, seperti Umar yang mendidik dan mengawasi

kinerja para gubernus, mengawasi tindak-tanduk keluarganya, serta

mendidik dan membimbing rakyatnya.

170Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.232 171Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.244

Page 115: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tentang “Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Kisah

Umar bin Khattab sebagai Khalifah”, dapat diambil kesimpulan bahwa

nilai-nilai karakter yang dimiliki Umar bin Khattab dalam penelitian ini

berdasarkan nilai-nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila,

budaya serta tujuan pendidikan nasional, adalah religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, menghargai prestasi,

bersahabat/ komunikatif, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab.

B. Saran

Dengan selesainya skripsi ini, penulis bareharap agar skripsi ini

dapat memberikan manfaat serta wawasan bagi para pembaca, tentang

Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Kisah Umar Bin Khattab Sebagai

Khalifah.

1. kepada seluruh pembaca untuk dapat memahami pentingnya memiliki

karakter mulia didalam kehidupan terkhusus berakhlak, karena dengan

berakhlak kita dapat menuntun kehidupan yang lebih baik dan mulia di

sisi Allah, manusia dan lingkungan masyarakat.

Page 116: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

104

2. Bagi Pendidik terutama orang tua hendaknya menanamkan dan

memperhatikan pedidikan karakter kepada anak-anaknya yaitu sebagai

contoh melalui metode kisah tokoh-tokoh Islam yang luar biasa seperti

Ummar bin Khattab dan lainnya.

3. Bagi masyarakat, maka dari itu masyarakat juga dituntut untuk

memiliki karaker yang baik dan berakhlak mulia dalam lingkungan

masyarakatnya agar terciptanya lingkungan yang penuh dengan

kedamaian.

Page 117: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

105

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Adisusilo, Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT

sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Jakarta: Rajawali

Pers,2013

Aisyah, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya, Jakarta: Prenada

Media Group, 2018,Cet .1

Al-Qutub, Muhammad Ali, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk

Surga,Bandung: CV Pustaka Setia, 2004

Aprison, Wedra, dan Junaidi, Pendekatan Saitifi: Melihat Arah Pembangunan

Karakter dan Peradaban Bangsa Indonesia,Episteme, Vol.2, No.2,

Desember 2017

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, Jakarta: Rineka

Cipta,1989

Ash-Shalabi , Ali Muhammad, Biografi Ummar bin Khattab, Jakarta: Pustaka

Alkautsar, 2013,cet.2

D. Golemen, Kecerdasan Emosional. Terjemahan oleh Hermaya T. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2001

Hakim ,M. Arifin, Ilmu Budaya Dasar, Bandung: Pustaka Satya, 2001

Hanani, Silfia, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media,2013

Harapan, Agung, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, Surabaya: CV

Agung Harapan, 2003

Ilmi, Darul,Mengembangkan karakter Peserta Didik Melalui Kecerdasan

Spiritual.Education, 2 (2). pp. 53-68. ISSN 2354-7170, 2014

Isa , Muhammad Ahmad, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga,Jakarta: Pustaka Imam

Asy-Syafi’i,2011

Kak Hendri, Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng, Bandung: PT Remaja

Rodaskarya, 2013

Kurniawan , Syamsul, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan

Masyarakat, Yogyakarta: Ar-ruz Media,2013

Page 118: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

106

Majid, Abdul & Dian Andayani, Pendidikan Karakter dalam Prespektif Islam,

Bandung: PT Remaja Rodaskarya,2011

Marzuki, Pendidikan Karakter Islam ,Jakarta: Amzah, 2017, cet.2

M, Iswantir, Gagasan dan Pemikiran Serta Praksis Pendidikan Islam di Indonesia

(Studi Pemikiran dan Praksis Pendidikan Islam Menurut Azyumardi

Azra),Jurnal Educative: Jurnal Of Educational Studies, Vol.2, No.2, Juli-

Desember 2017

Murad, Mustafa ,30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga, Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2003

Nasution , Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press,

1985, Jilid 1, cet.V

Nuraisyah dan Syafwan Rozi, Penerapan Nilai-nilai Akhlak Dalam Peraturan

dan Hukum Formal (Studi Terhadap Kode etik Mahasiswa STAIN

Bukittinggi Tahun 2014),Vol.1, NO.1, Januari-juni 2016

Rakyat, Kemko Kesejahteraan, Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter

Bangsa.Jakarta: Kemko Kesejahteraan Rakyat, 2010

Sa’ad, Thaha Abdurra’uf dan Sa’ad Hasan Muhammad Ali, Keajaiban Para

Sahabat, Solo: Ziyad Visi Media, 2008

Samani, Muchlas dan Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan

Karakter.Bandung : Remaja Rosda Karya,2011

Soeparwoto, Psikologi Perkembangan, Semarang: UPT UNNES Press, 2004

Tahmid, Aunur Rafiq Shaleh, Sirah Nabawiyah,Jakarta: Robbani Pers, 1999

UU No.20 tahun 2003

Uyoh, Saudullah, dkk, Pendagogik Ilmu Mendidik, Bandung: Alfabeta,2014

Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter “Strategi Membangun Karakter Bangsa

Peradaban”,Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012

Yusuf, A.Muri, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan, Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014

https://Id.m.wikipedia.0rg . diambil pada hari sabtu, tanggal 22 agustus 2020,

pukul 22.10 WIB.

https://Id.m.wikipedia.0rg . defenisi mandiri dan kemandirian. diambil pada hari

Rabu, tanggal 14 Oktober 2020, pukul 06.24 WIB.

Page 119: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

107

https://islam.nu.or.id/post/read/106492/pidato-pertama-sayyidina-umar-bin-

khattab-setelah-jadi-khalifah, diambil pada hari Rabu tanggal26 Agustus

2020, pukul.22.12 WIB

Page 120: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN

108